pengaruh faktor ekonomi, sosial dan demografi … · mobilitas penduduk adalah salah satu strategi...
TRANSCRIPT
TESIS
PENGARUH FAKTOR EKONOMI, SOSIAL DANDEMOGRAFI TERHADAP PENGIRIMAN REMITAN
MIGRAN WARGA DESA PANDAK GEDE YANGBERMUKIM DI KABUPATEN JEMBRANA
ANAK AGUNG ADISAVITRI
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2016
i
TESIS
PENGARUH FAKTOR EKONOMI, SOSIAL DANDEMOGRAFI TERHADAP PENGIRIMAN REMITAN
MIGRAN WARGA DESA PANDAK GEDE YANGBERMUKIM DI KABUPATEN JEMBRANA
ANAK AGUNG ADISAVITRINIM 1491461013
PROGRAM MAGISTERPROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2016
ii
PENGARUH FAKTOR EKONOMI, SOSIAL DANDEMOGRAFI TERHADAP PENGIRIMAN REMITAN
MIGRAN WARGA DESA PANDAK GEDE YANGBERMUKIM DI KABUPATEN JEMBRANA
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister padaProgram Magister, Program Studi Ilmu Ekonomi,
Program Pascasarjana Universitas Udayana
ANAK AGUNG ADISAVITRINIM 1491461013
PROGRAM MAGISTERPROGRAM STUDI ILMU EKONOMI
PROGRAM PASCASARJANAUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR2016
iii
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUITANGGAL 1 Oktober 2016
Pembimbing I,
Prof. Dr. Drs. I Ketut Sudibia, SUNIP. 194812311973021001
Pembimbing II,
Dr. A.A.I N Marhaeni, SE.,MSNIP. 196212311986012001
Mengetahui,
Prof. Dr. N Djinar Setiawina, SE.,MSNIP. 195307301983031001
Prof. Dr. dr. A.A Raka Sudewi, Sp.S(K)NIP. 195902151985102001
Ketua Program StudiMagister Ilmu EkonomiProgram PascasarjanaUniversitas Udayana
DirekturProgram PascasarjanaUniversitas Udayana
iv
Tesis Ini Telah Diuji padaTanggal 25 Agustus 2016
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana,
No : 3420/UN.14.4/HK/2016Tanggal : 28 Juli 2016
Ketua : Prof. Dr. Drs. I Ketut Sudibia, SU
Anggota :
1. Dr. A.A. I N Marhaeni, SE.,MS
2. Dr. I G W Murjana Yasa, SE., M.Si
3. Dr. I Gede Sudjana Budiasa, SE., M.Si
4. Dr. I B P Purbadharmaja, SE., ME
v
Surat Pernyataan Bebas Plagiat
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Anak Agung Adisavitri
NIM : 1491461013
Program Studi : Magister Ilmu Ekonomi
Judul Tesis : Pengaruh Faktor Ekonomi, Sosial, DanDemografi Terhadap Pengiriman RemitanMigran Warga Desa Pandak Gede YangBermukim di Kabupaten Jembrana
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.
Apabila di kemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan
Peraturan Perundang- Undangan yang berlaku.
Denpasar, Oktober 2016
(Anak Agung Adisavitri)
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur kehadapan
Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas segala rahmat dan petunjukNya tesis
yang berjudul “Pengaruh Faktor Ekonomi, Sosial dan Demografi Terhadap
Pengiriman Remitan Migran Warga Desa Pandak Gede Yang Bermukim Di
Kabupaten Jembrana” dapat penulis selesaikan.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
kepada Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD, sebagai Rektor Universitas
Udayana atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Magister Ilmu Ekonomi di Universitas
Udayana. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Direktur Program
Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S (K).,
atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa
Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Ucapan
terima kasih juga penulis tujukan kepada Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE.,
M.Si., sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Udayana atas ijin yang
diberikan. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. Dr.
Nyoman Djinar Setiawina, SE.,MS., sebagai Ketua Program Studi Magister Ilmu
Ekonomi, yang telah memberikan bantuan moral, pikiran, dan tenaga selama
proses pendidikan dan memberikan arahan serta bimbingan selama penelitian
sampai pada penyelesaian tesis ini.
vii
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada
Prof. Dr. Drs. I Ketut Sudibia, SU sebagai Pembimbing I dan Dr. A. A. I N
Marhaeni, SE., MS, sebagai Pembimbing II yang telah banyak memberikan
motivasi, semangat, bimbingan dan saran kepada penulis untuk penyelesaian
tesis ini. Ucapan yang sama juga penulis tunjukkan kepada Dr. I G W Murjana
Yasa, SE., M.Si., Dr. I Gede Sudjana Budiasa, SE., M.Si., Dr. I B P
Purbadharmaja, SE, ME., sebagai penguji yang telah banyak memberikan saran
dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Ucapan terima kasih
yang tulus juga penulis sampaikan kepada seluruh pengelola, dosen, dan pegawai
pada Program Studi Magister Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas
Udayana, yang telah banyak memberikan bantuan dan layanan selama proses
pendidikan sampai pada penyelesaian tesis ini. Rekan-rekan senasib
sepenanggungan Angkatan XXVI, yang tidak henti-hentinya saling memberikan
motivasi dan memacu semangat serta doa dalam kebersamaan baik suka
maupun duka sehingga selama menempuh proses pendidikan hingga akhir studi
dapat dilalui dengan baik. Keluarga penulis tercinta Tuaji, Ibu, Adik, Suami,
Anak serta Bapak I Wayan Warga dan I Putu Wiguna yang telah banyak
membantu dalam memberikan data dan informasi terkait tesis yang dibuat.
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dari awal proses pendidikan hingga
penyelesaian tesis ini.
Denpasar, Oktober 2016Penulis
viii
PENGARUH FAKTOR EKONOMI, SOSIAL DAN DEMOGRAFI
TERHADAP PENGIRIMAN REMITAN MIGRAN WARGA DESA
PANDAK GEDE YANG BERMUKIM DI KABUPATEN JEMBRANA
ABSTRAK
Pilihan melakukan mobilitas penduduk dilandasi oleh beberapa motif,dimana motif utama orang melakukan mobilitas adalah karena motif ekonomi.Mobilitas penduduk adalah salah satu strategi untuk mempercepat pemerataanpembangunan di daerah asal yang berbentuk transfer pendapatan ke daerah asalbaik dalam bentuk uang maupun barang, yang dalam teori migrasi dikenaldengan istilah remitan. Pengiriman remitan ke daerah asal mencerminkan masihkentalnya ikatan kekerabatan penduduk yang bermigrasi dengan daerah asalnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) rata-rata proporsiremitan yang dikirim ke daerah asal oleh migran yang bekerja di sektor pertaniandan non pertanian; 2) perbedaan rata-rata remitan yang dikirim oleh migran yangbekerja di sektor pertanian dan non pertanian; 3) pengaruh pendidikan,pengalaman kerja, lapangan pekerjaan dan umur terhadap pendapatan; 4)pengaruh pendidikan, pengalaman kerja, lapangan pekerjaan, umur, danpendapatan terhadap remitan; 5) menganalisis peran pendapatan dalammemediasi pengaruh pendidikan, pengalaman kerja, lapangan pekerjaan danumur terhadap remitan. Penelitian dilakukan di Kabupaten Jembrana denganmetode penentuan sampel yaitu proportional stratified random sampling. Migranyang menjadi sampel adalah migran permanen warga Desa Pandak Gede yangbermukim di Jembrana. Jumlah sampel sebanyak 92 responden. Teknik analisisdata menggunakan analisis deskriptif, analisis komparatif dan analisis asosiatifberupa path analysis dan uji Sobel.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa minimum proporsi remitan yangdikirim sebesar 0,39 persen dan maximum proporsi remitan sebesar 8,19 persendengan rata-rata sebesar 2,75 persen dari pendapatan. Ada perbedaan secarasignifikan remitan yang dikirim oleh migran yang bekerja di sektor pertanian dannon pertanian. Pendidikan, pengalaman kerja, lapangan pekerjaan dan umurberpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan. Pendidikan, pengalamankerja, lapangan pekerjaan, umur dan pendapatan berpengaruh positif dansignifikan terhadap remitan yang dikirim. Selain itu pendapatan merupakanvariabel mediasi dalam pengaruh pendidikan, pengalaman kerja, lapanganpekerjaan dan umur terhadap remitan yang dikirim ke daerah asal.Kata Kunci : Migran Permanen, Remitan, Pendapatan
ix
INFLUENCE FACTORS ECONOMIC, SOCIAL AND DEMOGRAPHICS
OF MIGRANT VILLAGERS DELIVERY REMITTANCE PANDAK
GEDE RESIDING IN THE JEMBRANA
ABSTRACT
The choice of population to move based on the multiple motives,where the primary motive of people to move is due to economic motives.Population mobility is the one srategy to accelerate equitable development bytheir home area both money and goods, which in migration theory known asremittances. The remittances that were sent to the area the origin indicate thetightly of kindship ties of the people who migrate with the area of origin.
This study aims to determine: 1) the average proportion of remittancessent to the region of origin by migrants working in agriculture and non-agricultural; 2) the average difference of remittances sent by migrants working inagriculture and non-agricultural; 3) the effect of education, work experience,employment and the age of the revenue; 4) the effect of education, workexperience, employment, age, and income on remittances; 5) analyze the role ofincome in mediating the effects of education, work experience, employment andthe age of the remittances. The study was conducted in Jembrana with samplingmethod is stratified random sampling. Migrants are being sampled is permanentmigrants Pandak Gede village residents who live in Jembrana. The total sampleof 92 respondents. Data were analyzed using descriptive analysis, comparativeanalysis and analysis of associative form of path analysis and Sobel test.
The results showed that the minimum proportion of remittances sentby 0,39 percent and the maximum proportion of remittances by 8.19 percent withan average of 2.75 percent from income. There are significant differences ofremittances sent by migrants working in agriculture and non-agriculture.Education, work experience, employment and age positive and significant impacton revenues. Education, work experience, employment, age and income positiveand significant impact on the remittances sent. In addition, revenue is mediatingvariables in the influence of education, work experience, employment and theage of the remittances sent to their home area.Keywords: Permanent Migrant, Remittance, Income
x
DAFTAR ISIHalaman
JUDUL........................................................................................................... iPRASYARAT GELAR.................................................................................. iiLEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iiiPENETAPAN PANITIA PENGUJI .............................................................. ivSURAT PERNYATAAN............................................................................... vUCAPAN TERIMA KASIH.......................................................................... viABSTRAK ..................................................................................................... viiiABSTRACT................................................................................................... ixDAFTAR ISI.................................................................................................. xDAFTAR TABEL.......................................................................................... xiiDAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiiiDAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xivBAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 11.1 Latar Belakang ........................................................................................ 11.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 81.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 91.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA......................................................................... 112.1 Konsep-konsep dan Definisi yang Digunakan........................................ 11
2.1.1 Mobilitas Penduduk dan Pembangunan Ekonomi......................... 112.1.2 Pilihan dalam Melakukan Mobilitas Penduduk............................. 152.1.3 Remitan.......................................................................................... 222.1.4 Pendapatan..................................................................................... 272.1.5 Lapangan Pekerjaan....................................................................... 282.1.6 Pengalaman Kerja.......................................................................... 302.1.7 Tingkat Pendidikan........................................................................ 302.1.8 Pengertian Umur............................................................................ 31
2.2 Teori-Teori Yang Relevan ...................................................................... 322.2.1 Teori Human Capital..................................................................... 322.2.2 Produktivitas Kerja ........................................................................ 332.2.3 Konsep Migrasi, Transmigrasi dan Urbanisasi.............................. 34
2.3 Keaslian Penelitian.................................................................................. 35
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESISPENELITIAN ................................................................................. 38
3.1 Kerangka Berpikir dan Konsep Penelitian.............................................. 383.1.1 Kerangka Berpikir Penelitian ........................................................ 383.1.2 Kerangka Konsep Penelitian ......................................................... 40
3.2 Hipotesis Penelitian ................................................................................ 43
xi
BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................ 454.1 Rancangan Penelitian.............................................................................. 454.2 Lokasi, Ruang Lingkup dan Waktu Penelitian ....................................... 484.3 Identifikasi Variabel................................................................................ 484.4 Definisi Operasional Variabel................................................................. 484.5 Jenis dan Sumber Data............................................................................ 504.6 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel .................................. 51
4.6.1 Populasi ......................................................................................... 514.6.2 Sampel ........................................................................................... 524.6.3 Metode Penentuan Sampel ............................................................ 53
4.7 Metode Pengumpulan Data..................................................................... 534.8 Teknik Analisis Data............................................................................... 54
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 665.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ....................................................... 665.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian .............................................................. 68
5.2.1 Karakteristik Responden Migran................................................... 685.3 Analisis Data ........................................................................................... 73
5.3.1 Analisis Validitas Model ............................................................... 735.4 Pembahasan............................................................................................. 85
5.4.1 Rata-rata proporsi remitan ............................................................. 865.4.2 Rata-rata pendapatan ..................................................................... 875.4.3 Rata-rata remitan yang dikirim...................................................... 885.4.4 Analisis Asosiatif menggunakan path analysis ............................. 89
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN............................................................. 976.1 Simpulan ................................................................................................. 976.2 Saran ....................................................................................................... 98
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 99LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................. 107
xii
DAFTAR TABEL
No Tabel Halaman
2.1 Bentuk-bentuk mobilitas penduduk ........................................................ 134.1 Distribusi sampel penelitian.................................................................... 535.1 Tingkat Pendidikan Responden Migran Warga Desa Pandak Gede Yang
Bermukim di Kabupaten Jembrana......................................................... 695.2 Pengalaman Kerja Responden Migran Warga Desa Pandak Gede Yang
Bermukim di Kabupaten Jembrana......................................................... 695.3 Lapangan Pekerjaan Responden Migran Warga Desa Pandak Gede Yang
Bermukim di Kabupaten Jembrana......................................................... 705.4 Tingkat Umur Responden Migran Warga Desa Pandak Gede Yang
Bermukim di Kabupaten Jembrana......................................................... 715.5 Pendapatan Responden Migran Warga Desa Pandak Gede Yang
Bermukim di Kabupaten Jembrana......................................................... 725.6 Remitan Yang Dikirim Responden Migran Warga Desa Pandak Gede
Yang Bermukim di Kabupaten Jembrana ............................................... 735.7 Analisis Deskriptif Migran Warga Desa Pandak Gede Yang Bermukim
di Kabupaten Jembrana........................................................................... 745.8 Perbedaan Rata-Rata Remitan yang dikirim oleh Migran Warga Desa
Pandak Gede Yang Bermukim di Kabupaten Jembrana MenggunakanUji Mann-Whitney Test ........................................................................... 75
5.9 Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja, Lapangan Pekerjaan,dan Umur terhadap Pendapatan Migran Warga Desa Pandak GedeYang Bermukim di Kabupaten Jembrana ............................................... 77
5.10Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja, Lapangan Pekerjaan,Umur dan Pendapatan terhadap Remitan Migran Warga DesaPandak Gede Yang Bermukim di Kabupaten Jembrana......................... 78
5.11Ringkasan Koefisien Jalur ...................................................................... 795.12Ringkasan Koefisien Jalur Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak
Langsung dan Pengaruh Total Antar Variabel........................................ 835.13Hasil Uji Mediasi .................................................................................... 85
xiii
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
2.1 Faktor-Faktor Determinan Mobilitas Penduduk Menurut Everett S.Lee 172.2 Faktor-Faktor Determinan Mobilitas Penduduk Menurut Robert E.Norris 192.3 Hubungan Antara Kebutuhan dan Pola Mobilitas Penduduk ................. 212.4 Pola Aliran Remitan Untuk Menyokong Keluarga................................. 252.5 Pola Aliran Remitan Menurut Penggunaannya, Kecuali Untuk Menyokong
Keluarga .................................................................................................. 263.1 Kerangka Berpikir Penelitian.................................................................. 403.2 Kerangka Konsep Penelitian................................................................... 434.1 Rancangan Penelitian Pengaruh Faktor Ekonomi, Sosial dan Demografi
Terhadap Pengiriman Remitan Migran Warga Desa Pandak Gede yangBermukim di Kabupaten Jembrana......................................................... 47
4.2 Diagram Jalur.......................................................................................... 585.1 Diagram Jalur Hubungan Langsung Antarvariabel Penelitian ............... 80
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Halaman
1. Kuisioner Penelitian................................................................................ 1072. Data Kuisioner ........................................................................................ 1103. Statistik Deskriptif Data Uji.................................................................... 1134. Uji Mann-Whitney Test ........................................................................... 1145. Regresi Sub-Struktur 1............................................................................ 1166. Regresi Sub-Struktur 2............................................................................ 1177. Perhitungan Uji Sobel ............................................................................. 118
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Migrasi merupakan salah satu dari komponen demografi yang mempengaruhi
laju pertumbuhan penduduk, selain kelahiran dan kematian. Migrasi adalah
perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain
melampaui batas wilayah administrasi seperti desa, kecamatan, kabupaten/kota,
provinsi, dan negara. Migrasi sering diartikan sebagai perpindahan yang relatif
permanen dari suatu daerah ke daerah lain.
Pada dasarnya manusia melakukan mobilitas dengan suatu tujuan yaitu untuk
dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Peningkatan kualitas hidup sangat berkaitan
erat dengan seberapa besar manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kebutuhan akan pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar, dan
selanjutnya jika kebutuhan pangan sebagai kebutuhan dasar telah dapat terpenuhi
maka mobilitas akan dilakukan dengan tujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan
sekunder dan kebutuhan tersiernya. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa
seseorang akan melakukan mobilitas dengan tujuan untuk memperoleh pekerjaan dan
mendapatkan penghasilan agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Kesempatan
kerja yang tersedia di suatu daerah merupakan salah satu faktor pendorong adanya
mobilitas penduduk, sehingga daerah tujuan mobilitas penduduk umumnya
merupakan daerah dimana terdapat peluang kerja yang lebih besar atau lebih baik
dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar daripada pendapatan
di daerah asal (Todaro dan Smith, 2006).
2
Pilihan untuk melakukan mobilitas tentu dilandasi oleh beberapa motif.
Kebanyakan para ahli menjelaskan bahwa motif seseorang melakukan mobilitas
adalah karena motif ekonomi. Diharapkan dengan melakukan mobilitas penduduk,
seseorang akan dapat mengubah nasib atau mengirim remitan bagi keluarganya yang
ada di daerah asal. Mantra (2003) menjelaskan bahwa motivasi utama orang
melakukan perpindahan dari daerah awalnya adalah motif ekonomi. Motif tersebut
berkembang karena adanya ketimpangan ekonomi antar daerah. Kondisi ini menjadi
pertimbangan, dimana individu melakukan mobilitas karena adanya harapan untuk
memperoleh pekerjaan dan memperoleh pendapatan yang lebih tinggi daripada yang
diperoleh di daerah asal desa. Namun demikian bukan hanya motif ekonomi yang
mendorong penduduk melakukan migrasi, tetapi juga motif-motif non ekonomi,
seperti motif sosial juga dapat mendorong terjadinya mobilitas penduduk. Tadjuddin
Noer Effendi (1988) dalam Murjana Yasa (1993) mengemukakan bahwa rumah
tangga yang tergolong baik status ekonominya menjadikan mobilitas penduduk
sebagai salah satu sarana untuk menaikkan status sosial melalui peningkatan
pendidikan dan keterampilan. Di pihak lain, bagi rumah tangga yang tergolong
rendah status ekonominya dapat memanfaatkan kesempatan-kesempatan di luar
daerah asalnya tanpa harus menetap.
Mobilitas penduduk yang terjadi di negara-negara sedang berkembang
telah memunculkan suatu fenomena untuk mempercepat pemerataan
pembangunan di daerah asal. Fenomena tersebut berbentuk transfer
pendapatan ke daerah asal, baik berupa uang atau pun barang, yang dalam
teori migrasi dikenal dengan istilah remitan (remittance). Remitan tidak
3
hanya berupa uang atau barang tetapi juga berupa ide, gagasan maupun
informasi yang berguna bagi pembangunan daerah asal.
Remitan pada dasarnya memiliki dua sisi yang berlawanan arah. Di
satu sisi, besarnya remitan yang dikirimkan ke daerah asal dapat berdampak
pada: (1) perbaikan kehidupan ekonomi rumah tangga di daerah asal,
peningkatan kesejahteraan keluarga migran di daerah asal. Peningkatan
pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi rumah tangga di daerah asal
akibat adanya peningkatan daya beli keluarga rumah tangga di daerah asal
dan; (2) Di sisi lain, dalam rangka memperbesar nilai remitan, para pekerja
migran akan melakukan pola adaptasi baru dalam memproteksi dirinya selama
berada di daerah tujuan. Para pekerja migran juga akan berupaya menghemat
pengeluaran-pengeluaran selama di daerah tujuan, sehingga dengan adanya pola
adaptasi dan penghematan biaya hidup sebagai wujud pengorbanan selama di daerah
tujuan, keberadaan mereka tentunya akan berdampak terhadap kehidupan sosial,
ekonomi dan lingkungan sekitarnya.
Keeratan hubungan antara migran dengan daerah asal baik yang diwujudkan
dalam bentuk kunjungan maupun pengiriman remitan ke daerah asal akan
berpengaruh terhadap perilaku migran dalam melakukan aktivitas di daerah tujuan.
Kiriman remitan ke daerah asal merupakan upaya migran dalam menjaga
kelangsungan ikatan sosial ekonomi dengan daerah asal, meskipun secara geografis
terpisah jauh. Selain itu migran mengirim remitan karena secara moral maupun sosial
memiliki tanggungjawab baik kepada keluarga atau daerah asal yang ditinggalkan.
Besar kecilnya pengiriman remitan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial
4
ekonomi seperti pendidikan, jenis pekerjaan, lama kerja, penghasilan, pola konsumsi
dan pola hidup secara keseluruhan, sedangkan faktor demografi meliputi jenis
kelamin, usia, status perkawinan dan beban tanggungan.
Pengiriman uang akan memberikan kontribusi terhadap pembangunan yaitu
pengiriman ini akan meningkatkan keinginan untuk mempertahankan ikatan sosial
antara migran dengan daerah asalnya. Remitan dianggap sebagai suatu cara yang
efisien untuk pengembalian investasi pada modal manusia dimana rumah tangga
secara sadar membuat keputusan dalam mendukung kualitas pendidikan anak-anak
yang meningkatkan peluang untuk bermigrasi. Migrasi dan pengiriman uang ke
daerah asal akan berkontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
pembentukan modal manusia. Berkaitan dengan sifat mobilitas dari pekerja, terdapat
kecenderungan pada mobilitas pekerja yang bersifat permanen, remitan lebih kecil
dibandingkan dengan yang bersifat non permanen (Connell, 2005). Selain itu, apabila
tidak ada tanggungan di daerah asal maka pengiriman uang ke daerah asal akan
menurun.
Dalam pendekatan mikroekonomi, teori Economic Human Capital berasumsi
bahwa seseorang memutuskan bermigrasi ke tempat lain untuk memperoleh
penghasilan yang lebih besar di daerah tujuan. Menurut teori ini, seseorang
memutuskan untuk berpindah ke tempat lain maka berarti orang tersebut telah
mengorbankan sejumlah pendapatan yang seharusnya diterima di tempat asal dan
akan menjadi opportunity cost untuk meraih sejumlah pendapatan yang lebih besar di
tempat tujuan migrasi.
5
Pendidikan dan pengalaman merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
human capital sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Seseorang dapat
meningkatkan penghasilannya melalui peningkatan pendidikan. Setiap tambahan satu
tahun sekolah, berarti di satu pihak akan meningkatkan kemampuan kerja dan tingkat
penghasilan seseorang namun dipihak lain akan menunda penerimaan penghasilan
selama satu tahun dalam mengikuti sekolah tersebut.
Pendidikan merupakan salah satu sumber modal manusia yang menjadi
perhatian sejak awal (Becker, 1993). Pendidikan adalah investasi modal manusia
dalam bentuk waktu dan biaya. Pendidikan juga dipandang sebagai salah satu bentuk
investasi modal manusia yang paling penting, khususnya untuk meningkatkan tingkat
pendapatan seorang karyawan. Secara teori, pendapatan seorang lulusan S3 akan
lebih tinggi dari lulusan S2, rata-rata pendapatan seorang lulusan S2 akan lebih tinggi
dari lulusan S1, dan rata-rata pendapatan seorang lulusan S1 akan lebih tinggi dari
lulusan D3, dan seterusnya. Dalam memilih investasi pada pendidikan, seseorang
harus dapat memilih dengan bijak bidang ilmu dan institusi pendidikan yang mampu
memberikan kompetensi yang dibutuhkan oleh tenaga kerja. Kesalahan dalam
memilih bidang ilmu atau institusi pendidikan akan menghabiskan waktu dan biaya
yang banyak tanpa memberikan peningkatan nilai modal manusia yang diharapkan.
Banyak cara yang dapat ditempuh oleh seseorang untuk menambah pendapatannya
melalui pendidikan yaitu dengan cara bersekolah di perguruan tinggi atau akademi
serta sekolah tertentu yang memiliki fasilitas yang memadai dan dapat juga melalui
program magang berupa pendidikan dan pelatihan untuk mendapatkan serta
meningkatkan keterampilan atau keahlian dalam pekerjaan.
6
Modal manusia yang secara alami berkembang seiring dengan investasi
seseorang adalah pengalaman. Seseorang yang sudah memiliki pengalaman pada
suatu bidang akan beradaptasi lebih cepat dan berkontribusi lebih banyak sehingga
dapat meminta gaji yang lebih tinggi daripada seseorang yang belum memiliki
pengalaman sama sekali. Zarutskie (2008) menemukan bahwa seseorang yang
memiliki pengalaman akan memiliki penampilan yang lebih baik dibandingkan
seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan MBA. Pengalaman kerja adalah
hasil dari waktu yang telah diinvestasikan untuk bekerja pada suatu profesi atau
posisi. Tambahan pengalaman yang diperoleh individu tiap tahun akan mengalami
diminishing return. Seseorang yang sudah bekerja selama 20 tahun pada suatu
pekerjaan belum tentu mendapatkan pengalaman kerja yang jauh lebih banyak
daripada orang yang baru bekerja selama 2-3 tahun saja pada pekerjaan yang sama.
Selain itu, sebagian besar modal manusia yang diperoleh dari pengalaman adalah
modal manusia spesifik yang belum tentu dapat ditransfer pada situasi kerja yang
lain. Perubahan situasi pekerjaan dapat mengakibatkan pengalaman yang sudah
dikumpulkan bertahun-tahun menjadi tidak bermanfaat. Oleh karena itu, seseorang
harus sangat berhati-hati dalam menginvestasikan waktu yang dimilikinya. Terlebih
lagi karena jumlah waktu yang dapat diinvestasikan terbatas dan ini adalah investasi
yang tidak dapat ditarik kembali.
Jenis lapangan pekerjaan dapat menyebabkan adanya perbedaan jumlah
pendapatan yang diterima oleh seseorang. Dimana seseorang yang bekerja pada
sektor non pertanian cenderung memiliki pendapatan yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan seseorang yang bekerja pada sektor pertanian. Sementara umur
7
mempunyai pengaruh terhadap tanggungjawab seseorang dalam hal penawaran
tenaga kerja. Semakin meningkat umur seseorang maka semakin besar penawaran
tenaga kerjanya selama masih dalam usia produktif. Hal ini disebabkan karena
semakin tinggi usia seseorang maka semakin besar tanggungjawab yang dimiliki dan
harus ditanggung oleh orang tersebut. Walaupun pada akhirnya yaitu pada titik
tertentu akan mengalami penurunan seiring dengan usia yang semakin bertambah.
Penelitian ini difokuskan pada warga Desa Pandak Gede yang bermukim di
Kabupaten Jembrana. Asal mula warga Desa Pandak Gede ini bermigrasi ke
Jembrana adalah karena sekitar tahun 1980-an tidak ada lapangan pekerjaan yang
memadai di Desa Pandak Gede dan garmen-garmen serta sektor pariwisata belum
berkembang seperti saat ini, sedangkan ketika berkeinginan untuk melanjutkan
sekolah, dorongan dari orang tua pada saat itu tidak ada karena sekolah
membutuhkan uang sedangkan apabila bekerja tentunya akan menghasilkan uang.
Berdasarkan pertimbangan inilah maka warga desa Pandak Gede ini kemudian
memilih untuk bermigrasi ke Jembrana karena melihat peluang untuk berusaha
cukup besar karena pada saat itu Jembrana masih merupakan daerah baru yang
belum banyak penduduknya. Jenis lapangan pekerjaan migran warga Desa Pandak
Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana sampai saat ini sebagian besar terdiri
dari pedagang dan sisanya penjahit, bertani, PNS/Polri, wiraswasta dan sopir.
(‘Putrayasa, 4 Januari 2016’) Karakteristik warga Desa Pandak Gede adalah
memiliki etos kerja yang sangat tinggi dibandingkan warga di daerah lain dan
kadang-kadang diberi sebutan “Cina Bali” serta dapat hidup berhemat untuk
mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Di pihak lain, mereka rela
8
meninggalkan pekerjaannya dan menyempatkan diri untuk hadir ketika ada
upacara agama terutama piodalan di Desa Pandak Gede tempat para migran
ini berasal. Hal ini disebabkan oleh warga Pandak Gede yang sadar
menghargai tempat kelahiran dan menghayati benar Tri Kahyangannya
sendiri sehingga mereka berbanjar adat dua yaitu di daerah asal dan di tempat
tujuan. Penelitian ini dilakukan karena sampai saat ini belum ada informasi
memadai mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengiriman remitan
migran warga desa Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana sehingga
hal ini menjadi penting untuk dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan pokok
permasalahan sebagai berikut.
1) Bagaimana rata-rata proporsi remitan yang dikirim oleh migran warga Desa
Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana ke daerah asal?
2) Adakah perbedaan rata-rata remitan yang dikirim oleh migran warga Desa
Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana yang bekerja di sektor
pertanian dan non pertanian?
3) Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan, pengalaman kerja, lapangan pekerjaan,
dan umur terhadap pendapatan migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim
di Kabupaten Jembrana?
4) Bagaimana pengaruh tingkat pendidikan, pengalaman kerja, lapangan pekerjaan,
umur dan pendapatan terhadap remitan yang dikirim oleh migran warga Desa
Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana?
9
5) Apakah pendapatan memediasi pengaruh tingkat pendidikan, pengalaman kerja,
lapangan pekerjaan, dan umur terhadap remitan yang dikirim ke daerah asal oleh
migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana?
1.3 Tujuan Penelitian
1) Untuk menganalisis rata-rata proporsi remitan yang dikirim oleh migran warga
Desa Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana ke daerah asal.
2) Untuk menganalisis perbedaan rata-rata remitan yang dikirim oleh migran warga
Desa Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana yang bekerja di
sektor pertanian dan non pertanian.
3) Untuk menganalisis pengaruh tingkat pendidikan, pengalaman kerja, lapangan
pekerjaan, dan umur terhadap pendapatan migran warga Desa Pandak Gede yang
bermukim di Kabupaten Jembrana.
4) Untuk menganalisis pengaruh tingkat pendidikan, pengalaman kerja, lapangan
pekerjaan, umur dan pendapatan terhadap remitan yang dikirim oleh migran
warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana.
5) Untuk menganalisis peran pendapatan dalam memediasi pengaruh tingkat
pendidikan, pengalaman kerja, lapangan pekerjaan, dan umur terhadap remitan
yang dikirim ke daerah asal oleh migran warga Desa Pandak Gede yang
bermukim di Kabupaten Jembrana
10
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini mencakup manfaat teoritis
dan manfaat praktis sebagai berikut :
1) Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan
dunia ilmu pengetahuan, khususnya referensi bagi penelitian berikutnya di
bidang kependudukan, dan juga merupakan sarana untuk membuktikan atau
memperkuat teori-teori atau penelitian-penelitian terdahulu mengenai faktor-
faktor ekonomi, sosial dan demografi yang mempengaruhi pengiriman remitan
oleh migran permanen untuk keluarganya di daerah asal.
2) Manfaat Praktis
Untuk memperoleh gambaran secara komprehensif tentang beberapa faktor
ekonomi, sosial dan demografi yang mempengaruhi pengiriman remitan oleh
migran permanen untuk keluarganya di daerah asal dan dapat mengetahui
informasi yang riil tentang kondisi ekonomi, sosial dan demografi migran
permanen asal Desa Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Konsep-konsep dan definisi
2.1.1 Mobilitas penduduk dan pembangunan ekonomi
Mantra (2003) mengungkapkan bahwa mobilitas penduduk dapat dibedakan
antara mobilitas penduduk vertikal dan mobilitas penduduk horizontal. Mobilitas
penduduk vertikal sering disebut dengan perubahan status, salah satu contohnya
adalah perubahan status pekerjaan. Mobilitas penduduk horizontal atau sering pula
disebut mobilitas penduduk geografis adalah gerak (movement) penduduk yang
melintasi batas wilayah tertentu dalam periode waktu tertentu. Penggunaan batas
wilayah dan waktu untuk indikator mobilitas penduduk horizontal ini mengikuti
paradigma ilmu geografi yang mendasarkan konsepnya atas wilayah dan waktu
(space and time concept). Pada umumnya batas wilayah yang dipergunakan adalah
propinsi, kabupaten, kecamatan, kelurahan atau pedukuhan.
Menurut bentuknya, mobilitas penduduk terdiri dari mobilitas penduduk
permanen dan mobilitas penduduk nonpermanen. Mantra (2003) mendefinisikan
perbedaan antara mobilitas permanen dan nonpermanen terletak pada ada atau
tidaknya niat untuk bertempat tinggal menetap di daerah tujuan. Mobilitas penduduk
permanen adalah gerak penduduk yang melintasi batas daerah asal ke daerah lain
dengan ada niatan menetap di daerah tujuan. Sebaliknya mobilitas penduduk
nonpermanen, adalah gerak penduduk dari satu daerah ke daerah lain dengan tidak
ada niat untuk menetap di daerah tujuan.
12
Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan mobilitas penduduk berdasarkan
dua dimensi, yakni dimensi ruang (space) dan dimensi waktu (time). Pada dimensi
ruang biasanya digunakan batas wilayah administratif sehingga batas wilayah
perpindahan bervariasi mulai dari negara, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan,
bahkan juga desa/kelurahan. Demikian pula dilihat dari dimensi waktu, juga sangat
bervariasi, seseorang dinyatakan melakukan mobilitas penduduk permanen
(menetap) apabila sudah memiliki lama tinggal enam bulan atau lebih, atau bisa juga
kurang dari enam bulan apabila sejak awal memutuskan untuk menetap di daerah
tujuan. Ditetapkannya batas waktu enam bulan untuk membedakan migran dan
bukan migran oleh Biro Pusat Statistik dalam pelaksanaan Sensus Penduduk maupun
SUPAS didasarkan pertimbangan, yaitu (1) dengan batas waktu tersebut diharapkan
agar kemungkinan terlewat cacah atau tercacah ilang dapat dihindarkan, atau paling
tidak diperkecil; (2) batas waktu enam bulan ini merupakan konvensi yang sudah
mulai digunakan pada Sensus Penduduk 1961; (3) pra-anggapan bahwa dalam waktu
enam bulan seseorang sudah menetap di tempat tinggalnya sekarang (BPS,
1984;1987 dalam Mantra 1992).
Menurut Mantra (2003), gerak penduduk yang nonpermanen (circulation) ini
juga dibagi menjadi dua, yaitu ulang-alik (commuting) dan menginap atau mondok di
daerah tujuan. Mobilitas ulang-alik adalah gerak penduduk dari daerah asal menuju
ke daerah tujuan dalam batas waktu tertentu dengan kembali ke daerah asal pada hari
itu juga. Sedangkan mobilitas penduduk mondok atau menginap merupakan gerak
penduduk yang meninggalkan daerah asal menuju ke daerah tujuan dengan batas
waktu lebih dari satu hari, namun kurang dari enam bulan.
13
Tabel 2.1Bentuk-bentuk Mobilitas Penduduk
Bentuk Mobilitas Batas Wilayah Batas WaktuUlang-alik (commuting) Dukuh (dusun) 6 jam atau lebih dan kembali
pada hari yang sama
Menginap/mondok didaerah tujuan
Dukuh (dusun) Lebih dari satu hari tetapikurang dari 6 bulan
Permanen/menetap didaerah tujuan
Dukuh (dusun) 6 bulan atau lebih menetap didaerah
Sumber : Demografi Umum, 2013
Dalam tulisan Prijono Tjiptoherijanto (2000), mobilitas penduduk merupakan
bagian integral dari proses pembangunan secara keseluruhan dan mobilitas ini telah
menjadi penyebab dan penerima dampak dari perubahan dalam struktur ekonomi dan
sosial suatu daerah. Proses pembangunan tidak akan terjadi tanpa adanya mobilitas
penduduk. Tetapi juga tidak akan terjadi pengarahan penyebaran penduduk yang
berarti tanpa adanya kegiatan pembangunan itu sendiri. Pembangunan ekonomi akan
mendorong terjadinya mobilitas dan perpindahan penduduk. Penduduk akan
berpindah menuju tempat yang menjanjikan kehidupan yang lebih berkembang
secara ekonomi dibandingkan dengan tempat asalnya.
Pola mobilitas penduduk dimasa mendatang akan banyak mengalami
perubahan sejalan dengan perkembangan tingkat sosial ekonomi masyarakat dan
semakin maraknya hubungan antar negara. Mobilitas internal yang bersifat antar
daerah dan perdesaan-perkotaan akan terus berlangsung sampai kesenjangan
pendapatan, kesempatan bekerja dan fasilitas sosial antar daerah semakin berkurang.
Jika tingkat kesenjangan pembangunan antar daerah relatif kecil, maka angka migrasi
penduduk akan menurun. Sebaliknya mobilitas sirkuler akan cenderung meningkat.
14
Hal ini disebabkan banyak penduduk yang bertempat tinggal cukup jauh dari tempat
bekerja atau pusat pendidikan sehingga perlu dikembangkan sistem pemantauan yang
mampu berperan sebagai masukan bagi penyusunan kebijaksanaan mobilitas
penduduk dan sekaligus bagi pengembangan pembangunan daerah dan wilayah
setempat.
Meningkatnya proporsi penduduk daerah perkotaan atau yang dikenal dengan
istilah urbanisasi merupakan pola mobilitas dan penyebaran penduduk yang
diperkirakan terus berkembang dimasa mendatang. Konsentrasi penduduk yang
berlebihan di kota tertentu akan memberikan dampak tertentu bagi perekonomian
negara secara keseluruhan dan bahkan dapat menimbulkan kejadian yang berakibat
negatif terhadap proses pembangunan. Pemusatan penduduk pada satu kota besar
saja sedapat mungkin dihindarkan. Selanjutnya perubahan pola hubungan ekonomi
antar bangsa menyebabkan persoalan migrasi internasional atau perpindahan
penduduk antar negara, khususnya migrasi tenaga kerja. Pembentukan fakta
perdagangan dan pemusatan kegiatan ekonomi, seperti APEC, AFTA, NAFTA dan
sebagainya serta meningkatnya perdagangan dan investasi bebas akan mempengaruhi
pola kecenderungan migrasi internasional di masa depan yang secara tidak langsung
berdampak terhadap pembangunan ekonomi di suatu negara.
Ursula Hikcs dan Schumpeter dalam Jhingan (1992) membedakan
pembangunan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan ekonomi mengacu
pada masalah yang dihadapi negara yang sedang berkembang sedangkan
pertumbuhan ekonomi mengacu kepada masalah yang dihadapi oleh negara maju.
Masalah negara berkembang berhubungan dengan pengembangan sumber-sumber
15
yang tidak atau belum digunakan sedangkan negara maju berhubungan dengan
keberadaan sumber-sumber ekonomi yang ada dan telah digunakan pada batas
tertentu. Pembangunan menurut Schumpeter dalam Jhingan (1992) adalah perubahan
spontan dan terputus-putus dalam keadaan tetap yang senantiasa mengubah dan
mengganti situasi keseimbangan yang ada sebelumnya sedangkan pertumbuhan
adalah perubahan jangka panjang secara perlahan dan mantap yang terjadi melalui
kenaikan tabungan penduduk. Menurut Profesor Bonne dalam Jhingan (1992)
pembangunan memerlukan dan melibatkan semacam pengarahan, pengaturan dan
pedoman dalam rangka menciptakan kekuatan-kekuatan bagi perluasan dan
pemeliharaan.
2.1.2 Pilihan dalam melakukan mobilitas penduduk
Beberapa pilihan yang melandasi keputusan seseorang dalam melakukan
mobilitas dapat dikaitkan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dari setiap individu.
Everet S. Lee (1976) menyebutkan volume migrasi di suatu wilayah berkembang
sesuai dengan tingkat keanekaragaman daerah wilayah tersebut. Selanjutnya Lee
menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan untuk bermigrasi dapat
dipengaruhi oleh empat faktor sebagai berikut :
1) Faktor-faktor yang berhubungan dengan tempat asal migran (origin).
2) Faktor-faktor yang berhubungan dengan tempat tujuan migran
(destination).
3) Faktor-faktor penghalang atau pengganggu (intervening factors).
4) Faktor-faktor yang berhubungan dengan individu migran.
16
Di daerah asal dan daerah tujuan ada faktor positif (+) maupun faktor negatif
(-), adapula faktor netral (o). Faktor positif adalah faktor yang memberikan nilai
menguntungkan kalau bertempat tinggal didaerah itu. Faktor negatif adalah faktor
yang memberikan nilai negatif pada daerah yang bersangkutan sehingga seseorang
ingin pindah dari tempat itu karena kebutuhan tertentu tidak terpenuhi. Faktor-faktor
di tempat asal migran misalnya dapat berbentuk faktor yang mendorong untuk keluar
atau menahan untuk tetap dan tidak berpindah. Di daerah tempat tujuan migran
faktor tersebut dapat berbentuk penarik sehingga orang mau datang kesana atau
menolak yang menyebabkan orang tidak tertarik untuk datang. Perbedaan nilai
kumulatif antara kedua tempat tersebut cenderung menimbulkan arus migrasi
penduduk.
Ketidaktersedian lahan serta penghasilan yang rendah di daerah tempat asal
migran merupakan faktor pendorong untuk pindah, namun adanya ikatan
kekeluargaan yang erat serta lingkungan sosial yang dinamis merupakan faktor yang
menahan agar seseorang tidak pindah. Adanya upah yang tinggi, ketersediaan
fasilitas pendidikan, iklim yang baik serta banyaknya kesempatan kerja yang menarik
di daerah tempat tujuan migran merupakan faktor penarik untuk datang kesana
namun ketidakpastian, resiko yang mungkin dihadapi, pemilikan lahan yang tidak
pasti dan sebagainya merupakan faktor penghambat untuk pindah ke tempat tujuan
migran tersebut. Transportasi dan komunikasi yang tidak lancar, jarak yang jauh,
ongkos pindah yang tinggi, birokrasi yang tidak baik, pajak yang tinggi, serta
informasi yang tidak jelas merupakan contoh faktor yang menghambat. Di pihak lain
adanya informasi tentang kemudahan, seperti kemudahan angkutan dan sebagainya
17
merupakan intervening faktor yang mendorong migrasi. Faktor yang tidak kalah
pentingnya adalah faktor individu, karena dialah yang menilai positif dan negatifnya
suatu daerah, dia pulalah yang memutuskan apakah akan pindah dari daerah asal atau
tidak, dan kalau pindah maka individulah yang akan memutuskan daerah mana yang
akan dituju.
Sumber : Demografi Umum, 2003
Gambar 2.1Faktor-Faktor Determinan Mobilitas Penduduk Menurut Everett S. Lee (1976)
Robert Norris (1972) dalam Mantra (2003) mengungkapkan bahwa diagram
Lee perlu ditambah dengan tiga komponen yaitu migrasi kembali, kesempatan
antara, dan migrasi paksaan (force migration). Kalau Lee menekankan bahwa faktor
individu adalah faktor terpenting diantara empat faktor tersebut. Norris berpendapat
lain bahwa faktor daerah asal merupakan faktor terpenting. Di daerah asal seseorang
lahir, dan sebelum sekolah orang itu hidup di daerah tersebut, maka dia tahu benar
tentang kondisi daerah asal, penuh dengan nostalgia ketika hidup dan berdomisili di
+ - + - + -- + - + - + -+ - + - + - +- + - + - + -+ - + - + - +
2. Rintangan Antara(Intaervening astacles)
1. Daerah Asal 4. Individu 3. Daerah tujuan
Keterangan : + = faktor dimana kebutuhan dapat terpenuhi- = faktor dimana kebutuhan tidak dapat terpenuhi0 = faktor netral
+ - + - + -- + - + - + -+ - + - + - +- + - + - + -+ - + - + - +
18
daerah asal dan bermain dengan teman-teman sebayanya. Itulah sebabnya, seseorang
sangat terikat dengan daerah asal, walaupun sesudah berumah tangga harus pindah
dan berdomisili di daerah lain, namun mereka tetap menganggap bahwa daerah asal
(daerah tempat mereka dilahirkan) merupakan home pertama, dan daerah tempat
mereka berdomisili sekarang merupakan home kedua. Berdasarkan hal diatas
dapatlah dikatakan bahwa penduduk migran adalah penduduk yang bersifat bi local
population, sehingga dimanapun mereka tinggal pasti mengadakan hubungan dengan
daerah asal.
Hubungan migran dengan pedesaan atau desa asal di negara-negara
berkembang dikenal sangat erat (Connel 1974 dalam Mantra 1994), sehingga
menjadi salah satu ciri fenomena migrasi di negara-negara sedang berkembang.
Hubungan tersebut antara lain diwujudkan dengan pengiriman uang, barang-barang,
bahkan ide-ide pembangunan ke desa asal baik secara langsung maupun tidak
langsung. Intensitas hubungan ini antara lain ditentukan oleh jarak, fasilitas
transportasi, lama merantau, status perkawinan, atau jarak hubungan kekeluargaan,
Mantra (1994) melihat adanya hubungan terbalik antara jarak dengan intensitas
hubungan. Semakin dekat tempat tinggal migran, maka semakin tinggi fekuensi
kunjungan ke desa asal.
Mantra (1992) mengungkapkan bahwa hubungan langsung mobilitas
penduduk dapat bersifat periodik dan insidental. Bersifat periodik artinya bahwa
kunjungan ke daerah asal bersifat rutin misalnya hari raya Galungan, Kuningan dan
Nyepi. Pada peristiwa-peristiwa tersebut ada semacam kewajiban moral bagi para
migran untuk berkunjung ke kampung halaman.
19
Galungan dan Kuningan merupakan peristiwa yang sangat penting yang
merupakan suatu kesempatan yang baik untuk membina hubungan antara migran
dengan keluarga yang lain, terutama dengan keluarga yang lebih tua yang masih
hidup. Selain itu Nyepi juga merupakan peristiwa penting yang hanya terjadi setahun
sekali, dimana pada hari raya tersebut para migran berkunjung ke kampung halaman
dengan tujuan untuk membina hubungan dengan kerabat serta mendoakan para
leluhur yang telah meninggal dunia. Namun tidak dipungkiri bahwa pada waktu itu
juga merupakan kesempatan yang baik untuk membina hubungan sosial dengan
keluarga atau kawan-kawan yang lain. Bersifat insidental menurut Mantra yaitu pada
saat tertentu migran berkunjung ke kampung halaman karena salah seorang famili
atau kawan meninggal dunia atau melaksanakan suatu upacara.
Rintangan antara
Sumber : Demografi Umum, 2003Gambar 2.2
Faktor-Faktor Determinan Mobilitas PendudukMenurut Robert E. Norris (1972)
- 0 -+ Daerah Asal +- 0 -
- + 0+ Daerah Tujuan +- + 0
Kesempatan Antara
Migrasi Paksaan
Migrasi Kembali
20
Rozy Munir (1990) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
migrasi ada dua, yakni faktor pendorong dan faktor penarik. Faktor pendorong
(daerah asal) tersebut misalnya makin berkurangnya sumber-sumber alam,
menyempitnya lapangan pekerjaan akibat masuknya teknologi yang menggunakan
mesin-mesin, tekanan atau diskriminasi politik dan SARA, tidak ada kecocokan
secara adat dan budaya, perkawinan atau pengembangan karier pribadi, dan bencana
alam. Faktor penarik (daerah perkotaan) antara lain adanya kesempatan kerja yang
lebih baik, kesempatan mendapat pendidikan yang lebih tinggi, situasi yang
menyenangkan di tempat tujuan, adanya tarikan dari orang yang diharapkan sebagai
tempat berlindung di tempat tujuan, dan adanya aktivitas hiburan di perkotaan.
Mantra (2003) mengungkapkan bahwa teori kebutuhan dan stres (need and
stress) menjadi salah satu dasar seseorang dalam mengambil keputusan bermobilitas.
Setiap individu mempunyai kebutuhan yang harus dipenuhi, seperti kebutuhan
ekonomi, sosial, dan psikologi. Apabila kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi
terjadilah tekanan (stress), dan tingkatan stress ini berbeda antara satu orang dengan
orang lainnya. Secara umum tinggi rendahnya stress yang dialami oleh seseorang
berbanding terbalik dengan proporsi pemenuhan kebutuhan tersebut.
Adapun stress yang dialami tersebut dapat dipilah menjadi dua, yaitu apabila
stress yang dialami seseorang masih dalam batas-batas toleransi, orang tersebut akan
memutuskan tidak akan pindah dan yang bersangkutan akan berusaha untuk
menyesuaikan kebutuhannya dengan kondisi lingkungan yang ada dan apabila stress
yang dialami seseorang sudah diluar batas toleransinya, orang tersebut akan mulai
21
memikirkan untuk mengambil keputusan untuk pindah ke daerah tujuan lain, yaitu
tempat dimana kebutuhannya dapat dipenuhi.
Gambar 2.3 memperlihatkan apabila kondisi kebutuhan seseorang tidak
terpenuhi atau terjadi stress namun masih dalam batas toleransi, yang bersangkutan
memutuskan tidak pindah dan akan terus berusaha untuk menyesuaikan
kebutuhannya dengan keadaan lingkungan yang ada dan memutuskan untuk
menetap.
Sumber : Demografi Umum, 2003
Gambar 2.3Hubungan Antara Kebutuhan dan Pola Mobilitas Penduduk
Secara garis besar mereka yang memutuskan untuk pindah ke daerah tujuan
baru karena kebutuhan hidupnya di daerah asal tidak terpenuhi, bahkan sudah di luar
batas toleransi akan melakukan mobilitas permanen dan mereka yang memutuskan
tidak pindah walaupun kebutuhan hidupnya di daerah asal tidak terpenuhi, namun
Menginap/mondok
Komuter(ulang-alik)
Kebutuhan (needs) dan aspirasi
Terpenuhi Tidak terpenuhi (stres)
Dalam batas toleransi Di luar batas toleransi
Tidak pindah Pindah
Mobilitas nonpermanen
Tidak pindah
Mobilitas permanen
22
masih dalam batas-batas toleransi akan melakukan mobilitas nonpermanen yakni
ulang alik (commuting) atau mondok di daerah tujuan.
2.1.3 Remitan
Pada mulanya istilah remitan (remittance) adalah uang atau barang yang
dikirim oleh migran ke daerah asal, sementara migran masih berada di tempat tujuan
(Connell, 1976). Namun definisi tersebut mengalami perluasan, tidak hanya uang dan
barang, tetapi keterampilan dan ide juga digolongkan sebagai remitan bagi daerah
asal (Connell 1980). Selanjutnya dalam mengaitkan antara remitan dengan mobilitas
penduduk, Connell membaginya menjadi dua tipe, yakni:
1) Tipe bebas (individual), dimana dalam hal ini migran mengambil keputusan
melakukan mobilitas bebas dari kebutuhan-kebutuhan dan kewajiban terhadap
keluarga di daerah asal.
2) Tipe terikat (linked), dimana dalam hal ini migran masih terikat akan kewajiban-
kewajiban dan kebutuhan-kebutuhan keluarganya di daerah asal.
International Monetery Fund (IMF) dalam Balance of Payment Manual 5
(BPM5) mendefinisikan remitan secara luas dan mengandung tiga unsur atau bagian,
yakni :
1) Kompensasi pekerja (compensation of employees), dimana terdiri dari upah, gaji
(salaries) dan keuntungan lainnya yang dihasilkan oleh seseorang dalam bentuk
cash (uang tunai) atau bentuk lainnya yang dibayarkan sendiri selama bekerja di
negara tersebut melebihi tempat tinggal asalnya.
23
2) Remitan tenaga kerja (workers’ remittances) atau transfer, dalam bentuk cash
(uang tunai) atau yang lainnya dari migran kepada anggota rumah tangga
asalnya.
3) Transfer migran (migrants transfers) adalah transfer capital (modal) dari aset-
aset keuangan selama mereka berpindah dari suatu negara ke negara lain dan
menetap sekurang-kurangnya setahun.
Dalam kaitannya dengan pengertian remitan, tampaknya relevan dikaitkan
dengan teori aliran kekayaan (wealth of theory) yang dikemukakan oleh Caldwell
(1976) dalam Hugo (1981). Teori aliran kekayaan ini umumnya diterapkan dalam
analisis penurunan fertilitas, bahwa aliran kekayaan akan terjadi antara orang tua dan
anak berupa aliran uang, barang, jasa dan jaminan orang tua kepada anak, dan begitu
juga sebaliknya dari anak kepada orang tua. Berkaitan dengan aliran kekayaan diatas,
dalam konteks dunia ketiga dewasa ini ditemukan adanya dua tipe aliran, yaitu :
1) Aliran hadiah-hadiah secara periodik, pembayaran secara teratur, dan jasa yang
ada sejak lama diantara individu dan kelompok yang bertempat tinggal dalam
suatu kelompok.
2) Aliran kekayaan yang terjadi diantara kelompok-kelompok atau individu-
individu yang disebabkan oleh adanya ikatan tetapi secara geografis tinggal
dalam masyarakat yang terpisah.
Curson (1981) dalam Sudibia (2007) mengungkapkan bahwa sedikitnya ada
delapan hal yang dipandang penting dalam studi remitan, yakni (1) masalah data,
dimana studi remitan tidak memberikan data yang rinci tentang besarnya remitan
maupun daerah asal dan daerah tujuan pengiriman; (2) sering dikacaukan antara
24
remitan dengan transaksi- transaksi ekonomi lainnya seperti pembayaran hutang,
pengiriman hadiah-hadiah, pembagian keuntungan, dan pemindahan barang dan jasa;
(3) pola aliran remitan yang ruwet dilihat dari keragaman institusi, agen dan individu
yang terlibat dalam pemindahan remitan dari migran ke daerah asalnya; (4) remitan
mencerminkan tipe mobilitas penduduk apakah individual ataukah family linked; (5)
remitan tergantung dari hubungan antara migran dengan sanak keluarganya, dilihat
dari segi kebutuhan, harapan, dan tanggung jawab; (6) remitan sangat sensitif
terhadap perubahan keadaan; (7) remitan bervariasi secara geografis; dan (8) remitan
mencerminkan hubungan emosional antara migran dengan sanak keluarganya di
daerah asal.
Pola aliran remitan dalam Gambar 2.4 dapat dijelaskan adanya tanggungan
keluarga di daerah asal lebih kepada adanya rasa tanggung jawab yang tinggi
terhadap keluarganya yang ditinggalkan. Besaran pemberian remitan yang
dikirimkan sangat tergantung kepada hubungan pekerja migran dengan keluarga
penerima remitan di daerah asal. Keluarga di daerah asal dapat dibagi atas dua
bagian besar, yaitu keluarga inti (batih) yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak
dan keluarga di luar keluarga inti, sehingga secara logis dapat dikemukakan bahwa
remitan akan lebih besar jika keluarga penerima remitan di daerah asal adalah
keluarga inti. Sebaliknya, remitan akan lebih kecil jika keluarga penerima remitan di
daerah asal bukan keluarga inti.
25
A1(1) Suami(2) Istri(3) Anak-anak(4) Orang tua
A2(1) Migran wanita(2) Anak-anak(3) Nenek
B(1) Anak-anak yang lebih tua(2) Orang tua(3) Kakek
C(1) Orang tua(2) Anak-anak yang lebih tua(3) Famili lain
D(1) Keluarga batih(2) Kakek dan nenek(3) Familiy lain
Keterangan : Aliran remitanMigrasi
Sumber : Curson (1981) dalam Sudibia (2007)
Gambar 2.4Pola aliran remitan untuk menyokong keluarga
Curson juga merumuskan enam tujuan pengiriman remitan oleh migran ke
daerah asalnya sebagai berikut (1) untuk menyokong kehidupan keluarga; (2)
perayaan siklus hidup keluarga; (3) aliran uang untuk migrasi berantai; (4)
pengembalian hutang-hutang; (5) investasi; dan (6) perencanaan pensiun. Curson
juga membahas pengaruh remitan terhadap kehidupan sosial ekonomi di daerah
pedesaan ke dalam tiga hal pokok, yakni (1) aliran remitan meningkatkan
26
ketergantungan ekonomi, keadaan ini berbahaya jika aliran remitan terganggu atau
putus; (2) aliran remitan berpengaruh terhadap perubahan sosial di wilayah desa
sebab remitan dapat meningkatkan pendapatan perkapita penduduk desa,
meningkatkan investasi, serta mobilitas sosial; dan (3) remitan dapat meningkatkan
emigrasi, dalam artian dapat menyedot kelebihan pertumbuhan penduduk.
1. Penggunaan untuk pembiayaan siklus hidup
Migran
Anggota keluarga /Keluarga dekat
2. Penggunaan uang untuk membayar tiket
Migran
Anggota keluarga /Keluarga dekat
3. Investasi untuk pensiun
Migran
Perumahan
Tanah
Usaha
4. Pengembalian hutang
Migran
Biaya perjalanan
Lain-lain
Keterangan : Aliran remitan
Sumber : Curson (1981) dalam Sudibia (2007)
Gambar 2.5Pola aliran remitan menurut penggunaanya, kecuali untuk
menyokong keluarga
27
2.1.4 Pendapatan
Pendapatan merupakan balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi
dalam jangka waktu tertentu. Balas jasa tersebut dapat berupa sewa, upah atau gaji,
bunga uang ataupun laba (Badan Pusat Statistik). Sadono Sukirno (1995) juga
berpendapat sama. Pendapatan pada dasarnya merupakan balas jasa yang diterima
pemilik faktor produksi atas pengorbanannya dalam proses produksi. Masing-masing
faktor produksi seperti: tanah akan memperoleh balas jasa dalam bentuk sewa tanah,
tenaga kerja akan memperoleh balas jasa berupa upah/gaji, modal akan memperoleh
balas jasa dalam bentuk bunga modal, serta keahlian termasuk para enterprenuer
akan memperoleh balas jasa dalam bentuk laba.
Pendapatan yang berupa balas jasa atas pemanfaatan faktor produksi ini
disebut dengan pendapatan yang didistribusikan. Dilihat dari pemanfaatan tenaga
kerja, pendapatan yang berasal dari balas jasa berupa upah atau gaji disebut dengan
pendapatan tenaga kerja (labour income). Disamping itu sebagai pendapatan
dimasukkan pula pendapatan yang bukan berasal dari balas jasa atas pemanfaatan
faktor produksi dan tidak bersifat mengikat. Pendapatan ini disebut dengan
pendapatan transfer (Sunuharyo, dalam Sumardi dan Evers, 1982). Pendapatan
transfer (transfer income) dapat berasal dari pemberian seseorang atau institusi
(misalnya pemerintah).
Aliran pendapatan transfer ini dapat positif dan dapat pula negatif tergantung
pada besarnya pembayaran atau penerimaan transfer dalam jangka waktu tertentu
(Kusnic dan Da Vanso, 1980 dalam Murjana Yasa, 1993). Dalam kenyataannya
membedakan antara pendapatan tenaga kerja (labor income) dan pendapatan bukan
28
tenaga kerja (non labor income) tidaklah selalu mudah dilakukan. Ini disebabkan
karena nilai output tertentu umumnya terjadi atas kerjasama dengan faktor produksi
lain. Oleh karenanya dalam perhitungan pendapatan migran dipergunakan beberapa
pendekatan tergantung pada lapangan pekerjaannya. Untuk yang bekerja dan
menerima balas jasa berupa upah atau gaji dipergunakan pendekatan pendapatan
(income approach), bagi yang bekerja sebagai pedagang, pendapatannya dihitung
dengan melihat keuntungan yang diperolehnya. Untuk yang bekerja sebagai petani,
pendapatannya dihitung dengan pendekatan produksi (Production Approach).
Dengan demikian berdasarkan pendekatan di atas dalam pendapatan pekerja
migran telah terkandung balas jasa untuk skill/kemampuan yang dimilikinya
(Murjana Yasa, 1993).
2.1.5 Lapangan Pekerjaan
Usia angkatan kerja di negara berkembang >15 tahun tetapi usia tersebut
sebenarnya masih tergolong anak-anak. Idealnya seseorang dapat bekerja mencari
penghasilan adalah usia di atas 17 tahun. Angkatan kerja di Indonesia kualitasnya
masih rendah karena sebagian besar lulusan tidak tamat SD & SMP. Pengertian
lapangan pekerjaan erat kaitannya dengan tempat di mana seseorang bekerja. Saat ini
sering kita dengar banyak orang yang menganggur artinya tidak punya tempat
bekerja, akibatnya dia tidak mempunyai pendapatan.
Jumlah pengangguran cukup tinggi menyebabkan beban bagi masyarakat
bahkan menimbulkan kemiskinan. Angka pengangguran tiap tahun terus bertambah
apalagi saat ini sering terjadi PHK. Terjadinya pengangguran disebabkan oleh tidak
adanya lapangan pekerjaan atau lapangan pekerjaan yang ada mempunyai
29
persyaratan tinggi, sehingga banyak tenaga kerja yang tidak bisa masuk. Akan tetapi
ada pula orang yang sudah bekerja tetapi di-PHK.
Lowongan kerja yang disediakan sebenarnya menyebar dalam arti tidak
hanya pada satu bidang atau sektor saja. Lowongan kerja menyebar dibeberapa
sektor lapangan pekerjaan yang ada. Lapangan pekerjaan, menurut sensus penduduk
2000, adalah bidang kegiatan dari usaha/perusahaan/instansi dimana seseorang
bekerja atau pernah bekerja.
Lapangan pekerjaan ini dibagi dalam 10 golongan, terdiri dari 5 sub sektor pertanian
dan 5 sektor lainnya,yaitu.
1) Sub sektor pertanian tanaman pangan
2) Sub sektor perkebunan
3) Sub sektor perikanan
4) Sub sektor peternakan
5) Sub sektor pertanian lainnya
6) Sektor industri pengolahan
7) Sektor perdagangan
8) Sektor jasa
9) Sektor angkutan
10) Sektor lainnya
Dari masing masing sektor lapangan pekerjaan itu tentu akan menyerap tenaga
kerja. Bagi yang sedikit kreatif tentu tidak hanya memiliki orientasi mencari kerja,
namun bisa melihat potensi dan peluang dari berbagai sektor lapangan kerja untuk
dijadikan peluang usaha.
30
2.1.6 Pengalaman kerja
Pengalaman kerja seseorang sangat mendukung keterampilan dan kecepatan
di dalam menyelesaikan suatu pekerjaan sehingga tingkat kesalahan akan semakin
kecil. Semakin lama pengalaman kerja atau semakin banyak pengalaman kerja yang
dimiliki oleh seseorang maka akan semakin terampil dan semakin cepat di dalam
menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya
(Simanjuntak, 1998). Selain itu pengalaman kerja merupakan tingkat penguasaan
pengetahuan serta keterampilan seseorang dalam pekerjaannya yang dapat diukur
dari masa kerja dan dari tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
Pengalaman kerja seseorang sangat ditentukan oleh rentang waktu lamanya
seseorang menjalani pekerjaan tertentu, dimana semakin tinggi pengalaman kerja
seseorang maka akan dapat meningkatkan pendapatannya (Ranupandojo, 1984).
2.1.7 Tingkat Pendidikan
Menurut Andrew E. Sikula dalam Mangkunegara (2003) tingkat pendidikan
adalah suatu proses jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan
terorganisir, yang mana tenaga kerja mempelajari pengetahuan konseptual dan
teoritis untuk tujuan umum. Hariandja (2002) menyatakan bahwa tingkat pendidikan
seseorang dapat meningkatkan daya saing perusahaan dan memperbaiki kinerja
perusahaan.
Menurut UU SISDIKNAS No.20 (2003), indikator tingkat pendidikan terdiri
dari jenjang pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan
pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan
yang akan dicapai, kemampuan yang dikembangkan, terdiri dari :
31
(1) Pendidikan dasar yaitu jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun
pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
(2) Pendidikan menengah yaitu jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.
(3) Pendidikan tinggi yaitu jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang
mencakup program sarjana, magister, doktor dan spesialis yang diselenggarakan
oleh perguruan tinggi.
Menurut Simanjuntak (2001) menyatakan bahwa hubungan antara tingkat
pendapatan terhadap tingkat pendidikan adalah karena dengan mengasumsikan
bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin tinggi pula tingkat
produktivitas kerja pekerja yang pada akhirnya mempengaruhi tingkat pendapatan
mereka. Pengertian ini dianut oleh golongan yang diberi nama teori Human Capital.
Teori ini berkeyakinan bahwa tingkat pendidikan yang tinggi akan menunjang
pertumbuhan ekonomi dan mereka juga memiliki anggapan bahwa pendidikan
formal adalah suatu investasi bagi individu maupun bagi masyarakat.
2.1.8 Pengertian umur
Usia atau umur diartikan dengan lamanya keberadaan seseorang yang diukur
dalam satuan waktu yang dipandang dari segi kronologis, individu normal yang
memperlihatkan derajat perkembangan anatomis dan fisiologik sama
(Nuswantari, 1998). Sedangkan menurut Hoetomo (2005) usia adalah lama waktu
hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan), usia sangat mempengaruhi
produktivitas tenaga kerja dalam melakukan aktivitasnya (dalam hal ini bekerja
untuk memperoleh upah atau pendapatan).
32
2.2 Teori-teori yang relevan
2.2.1 Teori human capital
Teori human capital berasumsi bahwa seseorang dapat meningkatkan
penghasilannya melalui peningkatan pendidikan. Setiap tambahan satu tahun sekolah
berarti disatu pihak meningkatkan kemampuan kerja dan tingkat penghasilan
seseorang, akan tetapi di pihak lain menunda penerimaan penghasilan selama satu
tahun untuk mengikuti sekolah tersebut dan berharap untuk meningkatkan
penghasilan dengan peningkatan pendidikan (Simanjuntak, 2001)
Menurut Ace Suryadi (1994), pendidikan memiliki pengaruh terhadap
partumbuhan ekonomi karena pendidikan berperan dalam meningkatkan
produktivitas kerja. Teori ini menganggap pertumbuhan masyarakat ditentukan oleh
produktivitas perorangan. Jika setiap orang memiliki penghasilan yang lebih tinggi
karena pendidikannya lebih tinggi, maka pertumbuhan ekonomi masyarakat dapat
ditunjang. Teori human capital menganggap pendidikan formal merupakan suatu
investasi baik bagi individu maupun masyarakat.
Hubungan tingkat pendidikan dengan kesempatan kerja yaitu untuk
memperoleh pekerjaan yang lebih terbuka bagi mereka yang mempunyai tingkat
pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena pada umumnya tingkat
kelangkaan dari kelulusan pendidikan yang lebih tinggi juga lebih akurat, sehingga
tingkat pesaingnya untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai juga lebih longgar.
Tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat pendapatan karena mereka yang
mempunyai pendidikan lebih tinggi cenderung memperoleh pendapatan yang tinggi
pula. Pada dasarnya pendapatan yang lebih tinggi dari mereka yang memiliki tingkat
33
pendidikan yang lebih tinggi bukanlah hasil langsung dari investasi yang lebih mahal
pada pendidikan mereka yang lebih tinggi melainkan dari sesuatu yang kompleks.
2.2.2 Produktivitas Kerja
Produktivitas kerja bagi suatu perusahaan sangatlah penting sebagai alat
pengukur keberhasilan dalam menjalankan suatu usaha. Semakin tinggi produktivitas
kerja maka pendapatan atau laba akan meningkat. International Labour Organization
(ILO) dalam Malayu S.P.Hasibuan (2005) mengungkapkan bahwa produktivitas
adalah perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah
setiap sumber yang dipergunakan selama produksi berlangsung. Sumber tersebut
dapat berupa : (1) tanah, (2) bahan baku dan bahan pembantu, (3) pabrik, mesin-
mesin dan alat-alat, dan (4) tenaga kerja.
Konsep produktivitas pada dasarnya dapat dilihat dari dua dimensi yaitu :
dimensi individu dan dimensi organisasi. Produktivitas dari dimensi individu tidak
lain melihat produktivitas terutama dalam hubungannya dengan karakteristik-
karakteristik kepribadian individu. Jadi pengertian produktivitas adalah sikap mental
yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu hari ini harus lebih baik dari hari
kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini (Kusnendi, 2003).
Muchdarsyah Sinungan (2005) membagi 2 (dua) kelompok produktivitas
perorangan yang tinggi yaitu : (1) kelompok pertama yang terdiri dari tingkat
pendidikan dan keahlian, jenis teknologi dan hasil produksi, kondisi kerja, kesehatan,
kemampuan fisik dan mental; (2) kelompok kedua yang terdiri dari sikap mental
terhadap tugas, teman sejawat dan pengawas, keanekaragaman tugas, sistem insentif
(sistem upah dan bonus) dan kepuasan kerja. Ditinjau dari dimensi keorganisasian,
34
maka konsep produktivitas secara keseluruhan merupakan dimensi lain daripada
upaya mencapai kualitas dan kuantitas suatu proses kegiatan berkenaan dalam ilmu
ekonomi. Jadi produktivitas ini selalu berorientasi kepada bagaimana berpikir dan
bertindak untuk mendayagunakan sumber masukan agar mendapat keluaran yang
optimum. Dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa produktivitas kerja adalah
kemampuan menghasilkan barang dan jasa dari berbagai sumberdaya atau faktor
produksi yang digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pekerjaan yang
dihasilkan.
2.2.3 Konsep migrasi, transmigrasi dan urbanisasi
Migrasi merupakan dimensi gerak penduduk permanen, sementara sirkulasi
dan komutasi merupakan gerak penduduk non permanen. Migrasi adalah suatu
bentuk gerak penduduk geografis, spatial, atau teritorial antara unit geografis
melibatkan perubahan tempat tinggal yaitu dari tempat asal ke tempat tujuan. Ada 2
(dua) jenis migrasi yaitu migrasi internal dan migrasi internasional. Emigrasi adalah
migrasi internasional dipandang dari negara asal atau pengirim sedangkan imigrasi
adalah migrasi internasional dipandang dari negara penerima (Rusli, 1981).
Transmigrasi merupakan bentuk migrasi yang direncanakan dan diseleksi dari
penduduk di pulau yang padat ke pulau yang jarang penduduknya. Transmigrasi
adalah salah satu bentuk migrasi internal di Indonesia, yaitu perpindahan penduduk
dari tempat tinggal permanen di Jawa keluar Pulau Jawa. Istilah transmigrasi tidak
hanya dikenakan pada migrasi yang disponsori pemerintah, tetapi juga migrasi atas
inisiatif sendiri. Keberhasilan program ini sangat dipengaruhi oleh informasi
35
keberhasilan migran terdahulu.Kekuatan sentripetal migran dapat menarik penduduk
dari daerah asal untuk bermigrasi.
Urbanisasi sangat terkait dengan mobilitas maupun migrasi penduduk.
Urbanisasi di Indonesia lebih banyak disebabkan oleh migrasi desa-kota. Perkiraan
ini didasarkan pada makin rendahnya pertumbuhan alamiah penduduk di daerah
perkotaan, relatif lambannya perubahan status dari daerah pedesaan menjadi daerah
perkotaan, serta relatif kuatnya kebijaksanaan ekonomi dan pembangunan yang
memperbesar daya tarik daerah perkotaan bagi penduduk yang tinggal di daerah
pedesaan. Dengan rendahnya tingkat kelahiran dan kematian, ukuran keluarga
menjadi kecil, kesejahteraan keluarga dan masyarakat meningkat akan mendorong
keinginan penduduk untuk melakukan mobilitas menuju daerah perkotaan. Arus
gerak penduduk dari desa ke kota di Indonesia meningkat dikarenakan perbaikan
sarana transportasi desa ke kota serta meningkatnya jasa angkutan umum yang
masuk desa-desa terpencil, meningkatnya pendapatan masyarakat sehingga mampu
membayar biaya perjalanan, dan mampu membeli kendaraan pribadi.
2.3 Keaslian penelitian
Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh faktor ekonomi, sosial dan
demografi terhadap pengiriman remitan migran warga Desa Pandak Gede yang
bermukim di Kabupaten Jembrana, yaitu keterkaitan hubungan variabel tingkat
pendidikan, pengalaman kerja, lapangan pekerjaan dan umur terhadap pendapatan
serta hubungan antara tingkat pendidikan, pengalaman kerja, lapangan pekerjaan,
umur dan pendapatan terhadap remitan dan untuk menganalisis peran pendapatan
dalam memediasi pengaruh tingkat pendidikan, pengalaman kerja, lapangan
36
pekerjaan dan umur terhadap remitan yang dikirim ke daerah asal oleh migran warga
Desa Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana serta mencari rata-rata
proporsi remitan yang dikirim dan perbedaan rata-rata remitan yang dikirim antara
migran yang bekerja di sektor pertanian dan non pertanian. Dalam penelitian ini
menggunakan sebanyak 92 responden dari 120 orang KK yang ada sebagai populasi.
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis deskriptif menggunakan rata-rata/mean dan standar deviasi serta analisis
komparatif menggunakan uji Mann-Whitney Test dan analisis asosiatif menggunakan
analisis jalur (path analysis). Tipe mobilitas penduduk pada penelitian ini yaitu tipe
family linked, dimana dalam tipe ini migran masih terikat dengan kewajiban
keluarganya di daerah asal walaupun telah cukup lama menetap di daerah tujuan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah kekhususan
penelitian yang fokus terhadap migran permanen, lokasi penelitian, periode
penelitian dan variabel penelitian yang diteliti.
Ditinjau dari segi studi mobilitas penduduk, penelitian-penelitian yang
berkaitan dengan pengiriman remitan kepada keluarga didaerah asal telah banyak
dilakukan. Fokus masalah dan alat analisis yang digunakan berbeda-beda disesuaikan
dengan masalah yang diteliti. Penelitian-penelitian terdahulu antara lain dapat
dijelaskan sebagai berikut yaitu hasil penelitian Ardana (2011) tentang besarnya
pengiriman remitan ke daerah asal studi kasus tenaga kerja magang asal Kabupaten
Jembrana di Jepang menyimpulkan, secara simultan variabel pendapatan,
pengeluaran konsumsi, jumlah anggota keluarga di daerah asal, dan keberadaan
orang tua berpengaruh signifikan terhadap pengiriman remitan ke daerah asal. Secara
37
parsial variabel pendapatan positif dan signifikan, pengeluaran konsumsi
berpengaruh negatif dan signifikan, jumlah anggota keluarga di daerah asal
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengiriman remitan ke daerah asal, dan
keberadaan orang tua tidak berpengaruh secara parsial terhadap pengiriman remitan
ke daerah asal. Pemanfaatan pengiriman remitan bagi keluarga di daerah asal
sebagian besar digunakan untuk pembayaran hutang, investasi dan pembangunan
rumah serta dalam bentuk tabungan. Untuk ide-ide atau gagasan yang dibawa sebatas
berupa pengalaman kerja atau keterampilan di bidang peternakan, membangun
rumah dan memelihara lingkungan. Selanjutnya adalah hasil penelitian Yomi
Octania (2014) tentang remitan dan faktor penentunya studi kasus : migran risen
Kelurahan Jimbaran Kecamatan Kuta Selatan menyimpulkan, pendapatan migran,
jumlah anggota keluarga yang ditanggung di daerah asal, dan pengeluaran konsumsi
migran berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap remitan; pendapatan
migran dan jumlah anggota keluarga berpengaruh positif signifikan terhadap remitan;
pendapatan migran berpengaruh positif signifikan terhadap pengeluaran konsumsi
migran; pendapatan migran, jumlah anggota keluarga yang ditanggung di daerah asal
dan pengeluaran konsumsi migran berpengaruh langsung terhadap remitan;
pendapatan migran berpengaruh tidak langsung terhadap remitan melalui
pengeluaran konsumsi migran dan alasan utama para migran mengirimkan remitan
kepada keluarga dan daerah asal adalah sebagai wujud atau bentuk keterikatan
keluarga dengan daerah asal dan sebuah tanggungjawab utama bagi para migran
untuk menciptakan kesejahteraan bagi keluarga yaitu istri, anak dan orang tua
sehingga taraf hidup keluarga menjadi meningkat.
38
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir dan Konsep Penelitian
3.1.1 Kerangka berpikir penelitian
Mobilitas penduduk merupakan salah satu upaya dari para migran untuk
meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka di daerah asal melalui peningkatkan
pendapatan yang akan mereka terima. Kecenderungan dari mobilitas penduduk
adalah bergerak menuju ke daerah perkotaan. Hal ini disebabkan karena daerah
perkotaan menawarkan kesempatan kerja yang lebih luas bagi para pekerja migran,
khususnya kesempatan kerja pada sektor informal. Mobilitas penduduk sebagai salah
satu usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya melalui adaptasi dalam
lingkungan yang baru dikenalnya dengan berusaha mendapatkan pekerjaan didaerah
tujuan, sehingga tujuan bermobilitas untuk dapat memperoleh akses hidup yang lebih
baik dapat terwujud.
Spengler dan Myers (1977) dalam Wood (1982) mengemukakan
bahwa migrasi dapat dipandang sebagai suatu proses yang membantu
pemerataan pembangunan yang bekerja dengan cara memperbaiki
ketidakseimbangan hasil faktor produksi antar daerah. Migrasi terutama di
negara-negara yang sedang berkembang diperkirakan lebih mempercepat
pemerataan pembangunan. Percepatan pembangunan tersebut dapat berupa
transfer pendapatan ke daerah asal (baik berupa uang ataupun barang), yang
dalam teori migrasi dikenal dengan istilah remitan (remittance). Menurut
Connell (1980) terdapat hubungan yang sangat erat antara migran dengan
39
daerah asalnya dan hal inilah yang memunculkan fenomena remitan. Remitan
pada dasarnya merupakan bagian dari penghasilan pekerja migran yang
disisihkan untuk dikirimkan ke daerah asal. Dengan demikian, secara logis
dapat dikemukakan bahwa semakin besar penghasilan pekerja migran maka
akan semakin besar pula remitan yang dikirimkan kepada keluarganya.
Dalam perspektif yang lebih luas, remitan dapat dipandang sebagai
suatu instrumen dalam memperbaiki keseimbangan pembayaran, dan
merangsang tabungan dan investasi di daerah asal. Oleh karenanya dapat
dikemukakan bahwa remitan dapat menjadi komponen penting dalam
mengkaitkan mobilitas pekerja dengan proses kehidupan di daerah asal.
Namun remitan yang dikirimkan oleh migran ke daerah asalnya secara tidak
langsung mempengaruhi pola dan perilaku hidup para migran di daerah
tujuan, sehingga kebanyakan pekerja migran sangat menghemat pendapatan
yang diperolehnya agar dapat memperbesar nilai remitan yang akan
diberikan.
Pemberian remitan kepada keluarga di daerah asal oleh migran
permanen ini diteliti untuk mengetahui keterkaitannya dengan kondisi
ekonomi, sosial, dan demografi pada daerah tujuan, khususnya di Kabupaten
Jembrana. Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan kerangka berpikir
penelitian sebagai berikut :
40
Gambar 3.1Kerangka Berpikir Penelitian
3.1.2 Kerangka konsep penelitian
Teori modal manusia memprediksi hubungan positif antara pendapatan
dan investasi dalam modal manusia melalui pencapaian pendidikan (Becker,
1964 dan Mincer 1974). Teori mobilitas pekerja menunjukkan keadaan yang
cenderung naik terhadap pertumbuhan pendapatan akibat dari tenaga kerja
yang terdidik dan berpendidikan. Bukti empiris menunjukkan bahwa pekerja
berpendidikan mendapat pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan
pekerja yang tidak terdidik.
Tingkat pendidikan migran lebih cenderung memiliki pengaruh yang
positif terhadap remitan, sehingga sangat logis apabila semakin tinggi tingkat
pendidikan migran, maka akan semakin besar remitan yang dikirimkan ke
daerah asal. Hal ini pada dasarnya berkaitan dengan fungsi remitan sebagai
pembayaran kembali (repayment) investasi pendidikan yang telah
ditanamkan keluarga kepada individu migran. Tinggi rendahnya tingkat
Mobilitas Penduduk Permanen
Remitan
Mobilitas Penduduk
41
pendidikan migran menunjukkan besar kecilnya investasi pendidikan yang
ditanamkan keluarga, dan pada tahap selanjutnya berdampak pada besar
kecilnya repayment yang diwujudkan dalam bentuk remitan.
Pengalaman memiliki pengaruh terhadap pendapatan. Teori mobilitas
pekerja merupakan perluasan dari teori modal manusia. Sicherman (1991)
dan Galor (1990) berteori bahwa individu memperoleh pengalaman dan
keterampilan pekerjaan dalam satu pekerjaan dalam upaya untuk berpindah
ke tingkat yang lebih tinggi dari suatu pekerjaan. Hal ini disebabkan karena
mengingat bahwa seseorang pastinya akan mengharapkan pendapatan yang
lebih tinggi berdasarkan pengalaman kerja yang dimilikinya. Rosen (1972)
menyatakan bahwa pengalaman kerja dihargai pada tingkat yang lebih rendah
karena adanya depresiasi modal manusia akibat dari rendahnya pelatihan
dalam pekerjaan. Van Smoorenburg dan Van Der Velden (2000) menemukan
kecenderungan untuk berpartisipasi dalam pelatihan yang diharapkan dapat
meningkatkan pengalaman kerja.
Penelitian Herwanti (2011) menemukan bahwa variabel pengalaman
kerja secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap remitan.
Semakin lama pengalaman kerja atau semakin banyak pengalaman kerja yang
dimiliki oleh seseorang maka semakin terampil dan semakin cepat orang
tersebut di dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang menjadi
tanggungjawabnya (Simanjuntak, 1998). Sedangkan hasil penelitian Fitranita
(2009) menemukan bahwa keputusan mengirimkan remitan dipengaruhi oleh
umur yaitu adanya hubungan yang positif dimana peningkatan umur akan
42
meningkatkan peluang pengiriman remitan, namun pada umur tertentu
peningkatan umur justru menurunkan peluang mengirimkan remitan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penduduk yang melakukan
mobilitas kebanyakan berusia muda, yaitu di bawah 35 tahun (Todaro, 2006).
Hal ini mungkin disebabkan pada usia produktif ini para pekerja migran akan
lebih mampu melakukan aktivitas kerja di daerah tujuan untuk mendapatkan
apa yang mereka harapkan.
Pengaruh positif ditemukan antara pendapatan migran dan remitan
(Wiyono, 1994). Remitan pada dasarnya adalah bagian dari pendapatan
migran yang disisihkan untuk dikirimkan ke daerah asal. Dengan demikian,
dapat dikemukakan bahwa semakin besar pendapatan migran maka akan
semakin besar remitan yang dikirimkan ke daerah asal.
Jadi dalam penelitian ini, adapun faktor ekonomi, sosial dan
demografi terhadap pengiriman remitan migran warga Desa Pandak Gede
yang bermukim di Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada kerangka konsep
penelitian yang ditunjukkan dalam Gambar 3.2
43
4
5
6
7
8
9
Gambar 3.2Kerangka Konsep Penelitian
3.2 Hipotesis
Berdasarkan pokok permasalahan maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut :
1) Ada perbedaan rata-rata remitan yang dikirim antara migran yang bekerja di
sektor pertanian dan non pertanian
2) Tingkat pendidikan, pengalaman kerja, dan umur berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pendapatan migran warga Desa Pandak Gede yang
bermukim di Jembrana
3) Migran yang bekerja di sektor non pertanian memiliki pendapatan yang lebih
tinggi daripada sektor pertanian
TingkatPendidikan
(X1)
LapanganPekerjaan
(X3)
Umur(X4)
Remitan(Y)
Pendapatan(X5)
Pengalaman Kerja(X2)
44
4) Tingkat pendidikan, pengalaman kerja, umur dan pendapatan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap remitan yang dikirim oleh migran warga Desa
Pandak Gede yang bermukim di Jembrana
5) Pendapatan memediasi pengaruh tingkat pendidikan, pengalaman kerja,
lapangan pekerjaan dan umur terhadap remitan yang dikirim oleh migran
warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Jembrana.
45
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan penelitian
Rancangan penelitian pada dasarnya menjelaskan prosedur penelitian
mulai dari tujuan penelitian sampai dengan penarikan simpulan. Rancangan
penelitian pengaruh tingkat pendidikan, pengalaman kerja, lapangan
pekerjaan, umur dan pendapatan terhadap pengiriman remitan migran warga
Desa Pandak Gede yang ada di Kabupaten Jembrana menggunakan dua
pendekatan yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Penelitian
ini termasuk penelitian kuantitatif yang memiliki tingkat eksplanasi asosiatif,
yaitu penelitian yang didasarkan jumlah banyaknya obyek yang diteliti, yang
didesain secara spesifik yaitu untuk mengetahui obyek tertentu. Penelitian ini
didukung dengan konsep teori yang relevan dan penelitian terdahulu dalam
merumuskan masalah untuk pengambilan hipotesis. Dalam penelitian ini
akan melihat hubungan variabel tingkat pendidikan, pengalaman kerja,
lapangan pekerjaan, dan umur berpengaruh terhadap variabel pendapatan dan
remitan. Pemilihan daerah Kabupaten Jembrana dipilih sebagai daerah
penelitian dengan pertimbangan bahwa perkembangan migran yang berasal
dari Desa Pandak Gede relatif berkembang cukup pesat. Selain itu migran
warga Desa Pandak Gede ini cukup lama bertempat tinggal di daerah tujuan
namun tidak meninggalkan daerah asal sehingga memungkinkan untuk
mendapatkan variasi jawaban.
46
Populasi dalam penelitan ini adalah migran warga desa Pandak Gede
yang memiliki niatan untuk menetap di Kabupaten Jembrana. Namun tidak
meninggalkan daerah asal karena adanya faktor pendorong di daerah asal dan
faktor penarik di daerah tujuan. Data tentang jumlah migran warga Desa
Pandak Gede yang ada di Kabupaten Jembrana tidak tersedia pada instansi
terkait sehingga pendataan dilakukan oleh peneliti.
Selanjutnya, untuk memperoleh data yang akurat akan dilakukan
wawancara mendalam (In-Depth Interview) kepada responden. Pertanyaan
yang diberikan adalah pertanyaan yang spesifik terkait dengan variabel-
variabel yang digunakan dalam penelitian. Selain menggunakan proses
pengumpulan data melalui kuesioner yang diberikan kepada masing-masing
responden. Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka selanjutnya yaitu
menganalisis data tersebut menggunakan analisis deskriptif berupa rata-
rata/mean dan standar deviasi dan menggunakan analisis komparatif yaitu uji
Mann-Whitney Test serta analisis asosiatif menggunakan path analysis
(analisis jalur) menggunakan SPSS versi 22 berdasarkan hipotesis yang
dibuat, dan yang terakhir yaitu membuat kesimpulan hasil penelitian yang
diperoleh dari hasil analisis data. Adapun rancangan penelitian dapat dilihat
dalam Gambar 4.1
47
Gambar 4.1Rancangan Penelitian Pengaruh Faktor Ekonomi, Sosial dan DemografiTerhadap Pengiriman Remitan Migran Warga Desa Pandak Gede Yang
Bermukim di Kabupaten Jembrana
Tujuan Penelitian
1. Menganalisis rata-rata proporsi remitan yang dikirim oleh migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana ke daerah
asal
2. Menganalisis perbedaan rata-rata remitan yang dikirim oleh migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana yang
bekerja di sektor pertanian dan non pertanian
3. Menganalisis pengaruh tingkat pendidikan, pengalaman kerja, lapangan pekerjaan dan umur terhadap pendapatan migran warga Desa Pandak
Gede yang bermukim di Kabupaen Jembrana
4. Menganalisis pengaruh tingkat pendidikan, pengalaman kerja, lapangan pekerjaan, umur dan pendapatan terhadap remitan yang dikirim oleh
migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana
5. Menganalisis peran pendapatan dalam memediasi pengaruh tingkat pendidikan, pengalaman kerja, lapangan pekerjaan, dan umur terhadap
remitan yang dikirim ke daerah asal oleh migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana
Hipotesis Penelitian1. Ada perbedaan rata-rata remitan yang dikirim antara migran yang bekerja di sektor pertanian dan non pertanian2. Tingkat pendidikan, pengalaman kerja, dan umur berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan migran warga
Desa Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana3. Migran yang bekerja di sektor non pertanian memiliki pendapatan yang lebih tinggi daripada sektor pertanian4. Tingkat pendidikan, pengalaman kerja, umur dan pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap remitan yang
dikirim oleh migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana5. Pendapatan memediasi pengaruh tingkat pendidikan, pengalaman kerja, lapangan pekerjaan dan umur terhadap remitan yang
dikirim oleh migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana
Variabel Penelitian1. Variabel Eksogen terdiri dari : t ingkat pendidikan, pengalaman kerja, lapangan pekerjaan dan umur2. Variabel antara/intervening yaitu : pendapatan3. Variabel Endogen yaitu : remitan
Penentuan SampelTeknik sampling yang digunakan adalah proportional stratified random sampling, dimana setelah dihitung menggunakan rumusSlovin dengan tingkat kesalahan 5 % didapat jumlah sampel sebanyak 92 orang KK
Metode Analisis Data
Analisis deskr ipt if, analis is komparat if yaitu uji Mann-Whitney Test dan analis is asosiat if yait u analis is ja lur ( path analysis)
Simpulan
Pengumpulan Data1. Primer2. Sekunder
48
4.2 Lokasi, ruang lingkup dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan mengambil sampel migran warga
Desa Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana. Penelitian ini
mengambil lokasi di 5 (lima) Kecamatan di Kabupaten Jembrana yang terdiri
dari Kecamatan Pekutatan, Kecamatan Mendoyo, Kecamatan Jembrana,
Kecamatan Negara, dan Kecamatan Melaya. Kriteria migran yang akan
menjadi responden dalam penelitian ini adalah KK migran warga Desa
Pandak Gede yang bermukim di Jembrana.
4.3 Identifikasi variabel
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka dalam
penelitian yang dilakukan menggunakan tiga jenis variabel yaitu variabel
eksogen, variabel antara/intervening dan variabel endogen. Variabel dalam
penelitian ini terdiri dari variabel eksogen yaitu tingkat pendidikan (X1),
pengalaman kerja (X2), lapangan pekerjaan (X3) dan umur (X4). Sedangkan
pendapatan (X5) merupakan variabel antara/intervening dan variabel endogen
dalam penelitian ini adalah remitan (Y).
4.4 Definisi operasional variabel
Adapun definisi operasional variabel adalah sebagai berikut:
1) Remitan (Y) adalah besarnya kiriman uang dan barang oleh migran permanen
kepada keluarganya di daerah asal migran yang di ukur dalam rupiah termasuk
tabungan yang dimiliki oleh migran yang tidak dimanfaatkan untuk keperluan
konsumsi di daerah tujuan. Untuk memperkecil unsur kealfaan dan
49
memperhatikan sistem pengiriman remitan oleh migran, pengiriman remitan
dihitung selama setahun terakhir.
2) Tingkat Pendidikan (X1) yang dimaksud adalah jenjang pendidikan terakhir
migran permanen yang ditamatkan, diukur dengan jumlah tahun sukses
pendidikan.
3) Pengalaman Kerja (X2) adalah lama waktu migran permanen menekuni
pekerjaannya yang dihitung dalam satuan tahun.
4) Lapangan Pekerjaan (X3) adalah jenis bidang pekerjaan yang dibedakan
menjadi pertanian dan non pertanian.
5) Umur (X4) adalah umur migran permanen pada saat penelitian, yakni jumlah
tahun yang dihitung berdasarkan ulang tahun terakhir.
6) Pendapatan (X5) terdiri atas pendapatan dari hasil kerja dan pendapatan non
kerja. Pendapatan dari hasil kerja (labour income) yaitu pendapatan responden
dari hasil pekerjaannya selama setahun terakhir yang diukur dalam ratusan ribu
rupiah. Dalam pendapatan ini termasuk fringe benefit yaitu pendapatan yang
dibayarkan dalam bentuk tunjangan makan, transport, kesehatan, perumahan
dan lainnya. Pendapatan non kerja (non labour income) yaitu pendapatan
responden yang berasal dari bukan hasil kerja seperti bunga, pemberian
perseorangan dan lainnya. Besarnya pendapatan ini diperhitungkan setahun
terakhir diukur dalam ratusan ribu rupiah. Pendapatan total migran permanen
yaitu pendapatan total migran permanen dalam setahun terakhir yang diukur
dalam ratusan ribu rupiah. Nilai variabel ini merupakan penjumlahan nilai
variabel pendapatan hasil kerja dan pendapatan non kerja.
50
Adapun skala pengukuran pada penelitian ini terdiri dari 2 (dua) yaitu : skala
nominal dan skala rasio. Skala nominal adalah data yang diperoleh dengan cara
kategorisasi atau klasifikasi, dimana variabel lapangan pekerjaan (X3)
merupakan skala nominal yang pengukurannya membedakan lapangan
pekerjaan yaitu migran permanen warga Desa Pandak Gede yang bermukim di
Kabupaten Jembrana yang bekerja di sektor pertanian diberi tanda 0 sedangkan
yang bekerja di sektor non pertanian diberi tanda 1. Berikutnya adalah skala
rasio yaitu data yang diperoleh dengan cara pengukuran, dimana jarak dua titik
pada skala sudah diketahui dan mempunyai titik nol yang absolut. Variabel
tingkat pendidikan (X1), pengalaman kerja (X2), umur (X4), pendapatan (X5)
dan remitan (Y) adalah skala rasio yang sudah jelas ukurannya sehingga tidak
perlu diberi tanda.
4.5 Jenis dan Sumber Data
1) Jenis Data
(1) Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka-angka yang dapat
diukur/dihitung, yaitu: nilai remitan, pendapatan, tingkat pendidikan,
pengalaman kerja, dan umur yang diperoleh dari hasil pengumpulan data.
(2) Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang tidak berbentuk angka-angka yang tidak
dapat dihitung dengan satuan hitung, tetapi data ini berupa keterangan atau
uraian. Data ini digunakan dalam memberikan penjelasan yang ada relevansi
51
dan mendukung penelitian ini, seperti : alasan melakukan migrasi dan
informasi tentang lapangan pekerjaan yang berkaitan dengan penelitian ini.
2) Sumber Data
(1) Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama seperti hasil
dari wawancara atau hasil pengisian kuisioner yang biasa dilakukan oleh
peneliti. Jadi dalam penelitian ini yang dimaksud dengan data primer adalah
data yang diperoleh dari hasil pengamatan secara langsung di lokasi
penelitian terhadap responden khususnya menyangkut nilai remitan,
pendapatan migran, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, lapangan
pekerjaan dan umur migran permanen.
(2) Data Sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Dalam
penelitian ini data sekunder merupakan data yang telah diolah oleh pihak lain,
sehingga sudah dapat langsung dimanfaatkan. Data sekunder dalam penelitian
ini antara lain data profil Desa Pandak Gede dan data profil Kabupaten
Jembrana
4.6 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek-obyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu (Sugiyono, 2009). Populasi penelitian
ini adalah migran permanen yang berasal dari Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri,
Kabupaten Tabanan yang menetap di Kabupaten Jembrana.
52
Informasi tentang jumlah migran yang berasal dari Pandak Gede dapat
ditelusuri melalui Pengurus Perkumpulan Warga Desa Pandak Gede yang saat ini
bermukim di Kabupaten Jembrana. Berdasarkan data pengurus perkumpulan tersebut
diperoleh sebanyak 120 KK migran warga Desa Pandak Gede, yang selanjutnya akan
digunakan sebagai dasar pengambilan sampel. Pengambilan sampel responden secara
proportional stratified random sampling menurut kecamatan yang bertujuan agar
sampel yang diambil dapat mewakili 5 (lima) Kecamatan yang ada di Kabupaten
Jembrana tempat migran ini bermukim dan dengan pertimbangan lapangan pekerjaan
yang heterogen sehingga pendapatan kemungkinan akan berbeda. Adapun
prosedurnya sebagai berikut :
1) Penentuan besar sampel
Besar sampel dihitung dengan menggunakan rumus Slovin dengan derajat
kesalahan (α) 5 persen, yaitu :
n = 2.1 eNN
.....................................................................(4.1)
Keterangan :n = ukuran sampelN = ukuran populasi, sebesar 120 KKe = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir yakni sebesar 5 persen (Sedarmayanti danSyarifudin Hidayat, 2002)
53
2) Berdasarkan jumlah populasi (N) dan toleransi kesalahan sebesar 5 persen dapat
diambil besar sampel penelitian, yaitu :
n = 205,0.1201120
n = 3,1120
n = 92
Dari 120 orang KK migran warga Desa Pandak Gede diperoleh sampel sebanyak 92
orang KK. Penentuan sampel responden penelitian menggunakan proportional
stratified random sampling menurut masing-masing kecamatan. Distribusi sampel
penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1 :
Tabel 4.1Distribusi Sampel Penelitian
No Kecamatan Jumlah KK Migran Sampel
1 Pekutatan 22 22/120 x 92 = 17
2 Mendoyo 27 27/120 x 92 = 21
3 Jembrana 27 27/120 x 92 = 21
4 Negara 12 12/120 x 92 = 9
5 Melaya 32 32/120 x 92 = 24
Jumlah 120 92
Sumber : Data Penelitian, 2015
4.7 Metode Pengumpulan Data
1) Observasi
Observasi non partisipasi merupakan pengamatan langsung yang peneliti
lakukan untuk mencari dan mengumpulkan data-data awal yang ada
kaitannya dengan permasalahan yang diangkat.
54
2) Wawancara terstruktur
Prosedur pengumpulan data yang diterapkan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode wawancara terstruktur yaitu pengumpulan
data yang dilakukan melalui tatap muka langsung dengan responden,
dengan berpedoman pada daftar pertanyaan yang disiapkan sebelumnya.
Data yang diperoleh melalui wawancara adalah nilai remitan, pendapatan
migran, tingkat pendidikan migran, pengalaman kerja, lapangan
pekerjaan dan umur.
3) Wawancara mendalam (In-Depth Interview)
Wawancara mendalam yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
wawancara terhadap responden sebagai informan kunci, yaitu tokoh-
tokoh masyarakat pengurus perkumpulan warga Desa Pandak Gede di
Jembrana, tujuannya untuk mendapatkan penjelasan yang lebih rinci dan
mendalam mengenai aspek yang diteliti.
4.8 Teknik Analisis Data
1) Analisis deskriptif
Penerapan statistik deskriptif dalam penelitian ini antara lain perhitungan
rata-rata/mean dan standar deviasi, tabel-tabel, gambar-gambar dan sebagainya yang
dibuat dengan Program SPSS dan Excel.
2) Analisis komparatif
Analisis komparatif dalam penelitian ini menggunakan uji Mann-Whitney
Test yang dipergunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian terkait tentang
adanya perbedaan rata-rata remitan yang dikirim oleh migran warga Desa Pandak
55
Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana yang bekerja di sektor pertanian dan
non pertanian
3) Analisis asosiatif menggunakan analisis jalur (path analysis)
Analisis jalur adalah suatu teknik pengembangan dari regresi linier berganda.
Teknik ini digunakan untuk menguji besarnya sumbangan (kontribusi) yang
ditunjukkan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal antar
variabel X1 X2 X3 X4 terhadap X5 serta dampaknya terhadap Y.
Analisis jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat
yang terjadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel
terikat tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung. Analisis jalur
merupakan pengembangan langsung bentuk regresi berganda dengan tujuan untuk
memberikan estimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan signifikansi (significance)
hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangkat variabel. Analisis jalur
menentukan pola hubungan antara tiga atau lebih variabel dan tidak dapat digunakan
untuk mengkonfirmasi atau mengolah hipotesis kausalitas imajiner. Diagram jalur
memberikan secara eksplisit menggambarkan hubungan kausalitas antara variabel
berdasarkan teori. Anak panah menggambarkan hubungan langsung antar variabel
(Suyana Utama, 2009).
Model perluasan regresi yang digunakan untuk menguji keselarasan matriks
korelasi dengan dua atau lebih model hubungan sebab akibat yang dibandingkan oleh
peneliti. Modelnya digambarkan dalam bentuk gambar lingkaran dan panah dimana
anak panah tunggal menunjukkan sebagai penyebab. Regresi dikenakan pada
masing-masing variabel dalam suatu model sebagai variabel tergantung (pemberi
56
respon) sedang yang lain sebagai penyebab. Pembobotan regresi diprediksikan dalam
suatu model yang dibandingkan dengan matriks korelasi yang diobservasi untuk
semua variabel dan dilakukan juga penghitungan uji keselarasan statistik.
Alasan penggunaan analisis jalur, yaitu:
1) Hipotesis yang diuji dikembangkan dengan model (kerangka konseptual) yang
semua hubungannya bersifat asimetri dan merupakan sistem, serta model dapat
dikategorikan bersifat rekursif sehingga metode yang paling tepat adalah analisis
jalur;
2) Analisis jalur memberikan metode langsung berkaitan dengan hubungan ganda
secara simultan (model struktural) sehingga memberikan efisiensi analisis
statistika;
3) Kemampuannya untuk menguji hubungan secara komprehensif dan memberikan
suatu bentuk transisi analisis exploratory menuju analisis confirmatory. Bentuk
transisi ini berkaitan dengan upaya yang lebih besar dalam semua lapangan studi
untuk mengembangkan suatu pandangan masalah secara lebih sistematis dan
holistik. Upaya seperti itu memerlukan kemampuan untuk menguji suatu
hubungan yang berantai yang membentuk model yang besar, seperangkat prinsip
dasar, atau suatu teori keseluruhan. Hal seperti ini sangat cocok diselesaikan
dengan analisis jalur.
Langkah-langkah Analisis Jalur dapat dilihat pada uraian berikut.
1) Pertama
Langkah pertama di dalam analisis jalur adalah merancang model berdasarkan
konsep dan teori, yaitu :
57
(1) Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pendapatan migran warga Desa
Pandak Gede yang bermukim di Jembrana
(2) Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap remitan yang dikirim warga Desa
Pandak Gede yang bermukim di Jembrana
(3) Pengalaman kerja berpengaruh terhadap pendapatan migran warga Desa
Pandak Gede yang bermukim di Jembrana
(4) Pengalaman kerja berpengaruh terhadap remitan yang dikirim warga Desa
Pandak Gede yang bermukim di Jembrana
(5) Lapangan pekerjaan berpengaruh terhadap pendapatan migran warga Desa
Pandak Gede yang bermukim di Jembrana
(6) Lapangan pekerjaan berpengaruh terhadap remitan yang dikirim warga Desa
Pandak Gede yang bermukim di Jembrana
(7) Umur berpengaruh terhadap pendapatan migran warga Desa Pandak Gede
yang bermukim di Jembrana
(8) Umur berpengaruh terhadap remitan yang dikirim warga Desa Pandak Gede
yang bermukim di Jembrana
(9) Pendapatan berpengaruh terhadap remitan yang dikirim warga Desa Pandak
Gede yang bermukim di Jembrana
58
Hubungan antar variabel berdasarkan uraian tersebut diatas dapat dilihat pada
Gambar 4.2
4
5 ß1
ß2
6
7 β β3 β6
8 ß7
β4
9 ß8
Gambar 4.2Diagram Jalur
Model tersebut juga dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan sehingga
membentuk sistem persamaan. Sistem persamaan ini ada yang menamakan sistem
persamaan simultan atau juga ada yang menyebut model struktural. Mengingat
model tersebut dikembangkan untuk menjawab permasalahan penelitian serta
berbasis teori dan konsep, maka dinamakan model hipotetik. Persamaan
strukturalnya dapat disajikan seperti dibawah ini.
(1) Hubungan antara X1, X2, X3 dan X4 terhadap X5
X5 = β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + ei....................................(4.3)
TingkatPendidikan
(X1)
LapanganPekerjaan
(X3)
Umur(X4)
Remitan(Y)
Pendapatan(X5)
Pengalaman Kerja(X2)
e2
e111
ß9
ß5
59
Keterangan :
β1 adalah koefesien jalur X1 dengan X5
β2 adalah koefesien jalur X2 dengan X5
β3 adalah koefesien jalur X3 dengan X5
β4 adalah koefesien jalur X4 dengan X5
X1 adalah tingkat pendidikan
X2 adalah pengalaman kerja
X3 adalah lapangan pekerjaan
X4 adalah umur
X5 adalah pendapatan
(2) Hubungan antara X1, X2, X3, X4 dan X5 terhadap Y
Y = β5X1 + β6X2 + β7X3 + β8X4 + β9X5 + e2...................................................(4.4)
Keterangan :
β5 adalah koefesien jalur X1 dengan Y
β6 adalah koefesien jalur X2 dengan Y
β7 adalah koefesien jalur X3 dengan Y
β8 adalah koefesien jalur X4 dengan Y
β9 adalah koefesien jalur X5 dengan Y
60
2) Kedua
Langkah kedua dari analisis jalur adalah pemeriksaan terhadap asumsi yang
melandasi, yaitu sebagai berikut.
(1) Di dalam model analisis jalur, hubungan antarvariabel adalah linier dan aditif.
(2) Hanya model rekursif dapat dipertimbangkan, yaitu hanya sistem aliran kausal ke
satu arah, sedangkan pada model yang mengandung kausal resiprokal tidak dapat
dilakukan analisis jalur.
(3) Variabel endogen minimal dalam skala ukur interval.
(4) Pengamatan diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid dan reliabel).
(5) Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar berdasarkan
teori-teori dan konsep-konsep yang relevan.
(6) Uji linieritas menggunakan curve fit dan menerapkan prinsip parsimony, atau
kesederhanaan yaitu bilamana seluruh model signifikan atau nonsignifikan
berarti dapat dikatakan model berbentuk linier.
3) Ketiga
Langkah ketiga di dalam analisis jalur adalah pendugaan parameter atau
koefisien path. Perhitungan koefisien pada gambar diagram jalur pada uraian
sebelumnya dijelaskan.
(1) Untuk anak panah bolak-balikkoefisiennya merupakan koefisien korelasi, r
(yang biasa dihitung dengan product moment methode).
(2) Untuk anak panah satu arah digunakan perhitungan regresi variabel yang
distandarkan, secara parsial pada tiap-tiap persamaan. Metode yang digunakan
adalah Ordinary Least Square (OLS), yaitu metode kuadrat terkecil biasa. Hal
61
ini dapat dilakukan mengingat modelnya rekursif (satu arah). Dari perhitungan
ini diperoleh koefisien jalur pengaruh langsung.
(3) Di dalam analisis jalur di samping ada pengaruh langsung juga terdapat
pengaruh tidak langsung dan pengaruh total. Koefisien beta dinamakan koefisien
jalur merupakan pengaruh langsung, sedangkan pengaruh tidak langsung
dilakukan dengan mengalikan koefisien beta dari variabel yang dilalui. Pengaruh
total dihitung dengan menjumlahkan pengaruh langsung dan pengaruh tak
langsung. Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilakukan perhitungan pengaruh tidak
langsung dan pengaruh total.
(a)Pengaruh langsung tingkat pendidikan terhadap remitan yang dikirim oleh
migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Jembrana sama
dengan β5
(b)Pengaruh tidak langsung tingkat pendidikan terhadap remitan yang dikirim
melalui pendapatan migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di
Jembrana sama dengan β1 x β9
(c)Pengaruh total tingkat pendidikan terhadap remitan yang dikirim melalui
pendapatan migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Jembrana
sama dengan β5 + (β1 x β9)
(d)Pengaruh langsung pengalaman kerja terhadap remitan yang dikirim oleh
migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Jembrana sama
dengan β6
62
(e)Pengaruh tidak langsung pengalaman kerja terhadap remitan yang dikirim
melalui pendapatan migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di
Jembrana sama dengan β2 X β9
(f) Pengaruh total pengalaman kerja terhadap remitan yang dikirim melalui
pendapatan migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Jembrana
sama dengan β6 + (β2 x β9)
(g)Pengaruh langsung lapangan pekerjaan terhadap remitan yang dikirim migran
warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Jembrana sama dengan β7
(h)Pengaruh tidak langsung lapangan pekerjaan terhadap remitan yang dikirim
melalui pendapatan migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di
Jembrana sama dengan β3 x β9
(i) Pengaruh total lapangan pekerjaan terhadap remitan yang dikirim oleh
migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Jembrana melalui
pendapatan sama dengan β7 + (β3 x β9)
(j) Pengaruh langsung umur terhadap remitan yang dikirim oleh migran warga
Desa Pandak Gede yang bermukim di Jembrana sama dengan β8
(k)Pengaruh tidak langsung umur terhadap remitan yang dikirim migran warga
Desa Pandak Gede yang bermukim di Jembrana melalui pendapatan sama
dengan β4 x β9
(l) Pengaruh total umur terhadap remitan yang dikirim migran warga Desa
Pandak Gede yang bermukim di Jembrana melalui pendapatan β8 + (β4 x β9)
63
(m) Pendugaan parameter β1, β2, β3, β4, β5, β6, β7, β8 dan β9 dilakukan dengan
metode Ordinary Least Square (OLS) untuk tiap-tiap model persamaan
dengan software SPSS dan selanjutnya dilakukan uji statistik.
4) Keempat
Langkah keempat di dalam analisis jalur adalah pemeriksaan validitas atau
kesahihan model. Sahih tidaknya suatu hasil analisis tergantung dari terpenuhi atau
tidaknya asumsi yang melandasinya. Terdapat dua indikator validitas model di dalam
analisis jalur, yaitu koefisien determinasi total dan theory triming.
(1) Koefisien Determinasi Total
Total keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model diukur dengan :
222
21
2 ...1 epeem PPPR ..................................................................... (4.5)
Dalam hal ini, interpretasi terhadap 2mR sama dengan interpretasi koefisien
determinasi (R2) pada analisis regresi.
Pei yang merupakan standard error of estimate dari model regresi dihitung
dengan rumus :
21 RPei ....................................................................... (4.6)
(2) Theory Triming
Uji validasi koefisien jalur pada setiap jalur untuk pengaruh langsung adalah sama
dengan pada analisis regresi, menggunakan nilai p (p value) dari uji t, yaitu
pengujian koefisien regresi variabel yang dibakukan secara parsial. Berdasarkan
theory triming, maka jalur-jalur yang nonsignifikan dibuang sehingga diperoleh
64
model yang didukung oleh data empiris, kecuali untuk model tertentu yang
didukung oleh konsep atau teori.
5) Kelima
Langkah terakhir di dalam analisis jalur adalah melakukan interpretasi hasil
analisis, yaitu menentukan jalur-jalur pengaruh yang signifikan dan
mengidentifikasi jalur yang pengaruhnya lebih kuat, yaitu dengan
membandingkan besarnya koefisien jalur yang terstandar.
Untuk mengetahui pengaruh variabel mediator yaitu pendapatan dengan
menggunakan Sobel Test. Suatu variabel disebut variabel intervening jika variabel
tersebut ikut mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan variabel
dependen. Pengujian hipotesis mediasi dapat dilakukan dengan prosedur yang
dikembangkan oleh Sobel (1982) dan dikenal dengan Uji Sobel (Sobel Test). Uji
Sobel ini dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel
independen (X) kepada variabel dependen (Y) melalui variabel intervening (M).
Pengaruh tidak langsung X ke Y melalui M dihitung dengan cara mengalikan jalur
X M (a) dengan jalur M Y (b) atau ab. Jadi koefesien ab = (c-c1), dimana c
adalah pengaruh X terhadap Y tanpa mengontrol M, sedangkan c1 adalah koefesien
pengaruh X terhadap Y setelah mengontrol M. Standar error koefesien a dan b ditulis
dengan Sa dan Sb, besarnya standar error tidak langsung (indirect effect) Sab
dihitung dengan rumus berikut ini :
Sab = √b2Sa2 + a2Sb2 ......................................................(4.7)
65
Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung maka menghitung nilai t dari
koefesien ab dengan rumus sebagai berikut :
z = ab .................................................................(4.8)Sab
Keterangan :a = koefesien variabel eksogenb = koefesien variabel mediatorSa = standard error variabel eksogenSb = standard error variabel mediatorSab = standard error indirect effect
Nilai t hitung dibandingkan dengan t tabel dan jika t hitung lebih besar dari
nilai t tabel maka dapat disimpulkan bahwa terjadi pengaruh mediasi. Untuk
mengetahui pengambilan keputusan uji hipotesa, maka dilakukan dengan cara
membandingkan p-value dan alpha (0,05), dengan ketentuan sebagai berikut :
Jika p-value < alpha (0,05) atau z hitung > z tabel (1,645), maka Ho ditolak yang
berarti pendapatan merupakan variabel mediasi.
Jika p-value ≥ alpha (0,05) atau z hitung ≤ z tabel (1,645), maka Ho diterima yang
berarti pendapatan bukan variabel mediasi.
66
BAB V
DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kabupaten Jembrana adalah satu dari sembilan Kabupaten/Kota yang ada di
Provinsi Bali yang terletak di ujung Barat Pulau Bali membentang dari arah Barat ke
Timur pada 8009'30"- 8028'02" LS dan 114025'53" - 114056'38" BT dengan
ibukotanya Negara. Luas wilayah Kabupaten Jembrana adalah 841,800 km2 atau
14,96 persen dari luas wilayah pulau Bali dengan total penduduk sebesar 269.859
jiwa dengan kepadatan penduduk atau mencapai 320,57 jiwa/km2. Secara
administrasi Kabupaten Jembrana terdiri atas 5 kecamatan yaitu Kecamatan Melaya
dengan luas wilayah 197,19 km2, Kecamatan Negara dengan luas wilayah 126,6 km2,
Kecamatan Jembrana dengan luas wilayah 93,87 km2, Kecamatan Mendoyo dengan
luas wilayah 294,49 km2 dan Kecamatan Pekutatan dengan luas wilayah 129,65 km2.
Jumlah keseluruhan desa/kelurahan yang dimiliki oleh Kabupaten Jembrana adalah
51 unit administrasi.
Ditinjau dari segi penggunaan tanah, Kabupaten Jembrana terdiri dari
kawasan hutan 39,17 persen, tanah tegalan/kebun 19,00 persen , tanah sawah 8,02
persen, pemukiman 7,00 persen, tambak 1,34 persen, pertambangan 0,00 persen,
industri 0,34 persen, pariwisata 5,50 persen, dan lain-lain 19,23 persen. Dengan
pemanfaatan lahan tersebut, maka Kabupaten Jembrana memiliki potensi ekonomi
dalam berbagai sektor seperti pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan,
industri mikro, industri kecil dan industri menengah hingga industri besar. Potensi
ekonomi Kabupaten Jembrana tersebut didukung oleh keharmonisan geografis,
67
dimana letak daratan antara dataran tinggi dan dataran rendah dan pantai dalam pola
“Nyegara Gunung” artinya harmoni keseimbangan alam pegunungan dan wilayah
laut.
Topografi wilayah meliputi daerah pegunungan di bagian Utara dan dataran
rendah (pantai) di bagian Selatan yang berbatasan dengan Samudera Indonesia dan
pada bagian tengah merupakan daerah perkotaan. Berdasaran ketinggian tanah di
bagian Utara wilayah Kabupaten Jembrana mempunyai morfologi dan fisiografi
pegunungan yang dibentuk oleh deretan pegunungan Penginuman, Gunung Klatakan,
Gunung Bakungan, Gunung Nyangkrut, Gunung Sanggang dan Gunung Batas.
Ketinggian tempat bervariasi antara 250-700 meter diatas permukaan laut (dpl).
Sementara di bagian Selatan wilayah Kabupaten Jembrana topografinya relatif datar
hingga bergelombang dengan ketinggian tempat berkisar antara 1-250 meter diatas
permukaan laut (dpl).
Berdasarkan tingkat kemiringan lereng, wilayah Kabupaten Jembrana dapat
dikelompokkan ke dalam 4 (empat) kelompok : (1) wilayah dengan kemiringan
lereng 0-2 persen (datar) seluas 210,47 km2, (2) wilayah dengan kemiringan lereng
2-15 persen (landai) seluas 85, 49 km2, (3) wilayah dengan kemiringan lereng 15-40
persen (bergelombang/berbukit) seluas 212,45 km2 sebagian besar merupakan
kawasan yang dikembangkan untuk hutan produksi dan hutan lindung, (4) wilayah
dengan kemiringan lereng >40 persen (curam sampai sangat curam) seluas 333,39
km2 merupakan kawasan lindung mutlak.
68
5.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian
5.2.1 Karakteristik Responden Migran
Pendidikan merupakan salah satu cara mengembangkan potensi diri secara
aktif sehingga memiliki kepribadian, kecerdasan dan keterampilan yang diperlukan
bagi dirinya dan masyarakat. Indikator tingkat pendidikan terdiri dari jenjang
pendidikan dan kesesuaian jurusan, dimana jenjang pendidikan adalah tahapan
pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik serta
tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan. Tingkat pendidikan
yang ditempuh oleh responden migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di
Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Berdasarkan Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan responden
migran warga Desa Pandak Gede yang paling banyak adalah sebesar 34,78 persen
dengan tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas sedangkan tingkat pendidikan
responden migran warga Desa Pandak Gede yang paling sedikit adalah sebesar 8,7
persen dengan tingkat pendidikan Sekolah Dasar. Secara umum migran warga Desa
Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana memiliki tingkat pendidikan
yang cukup baik yang dapat dilihat pada Tabel 5.1. Hal ini memberikan informasi
bahwa pendidikan memegang peranan yang sangat penting sehingga migran
berkeinginan meningkatkan pendidikannya demi tercapainya kualitas hidup yang
lebih baik.
69
Tabel 5.1Tingkat Pendidikan Responden Migran Warga Desa Pandak Gede
Yang Bermukim di Kabupaten Jembrana
No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase1 Tidak Tamat Sekolah Dasar 18 19,562 Sekolah Dasar 8 8,73 Sekolah Menengah Pertama 17 18,484 Sekolah Menengah Atas 32 34,785 Perguruan Tinggi 17 18,48
Jumlah 92 100Sumber : Lampiran 2
Pengalaman kerja merupakan suatu proses pembelajaran pengembangan
potensi baik dari pendidikan formal maupun non formal. Pengalaman kerja seseorang
sangat mendukung keterampilan dan kecepatan dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan sehingga tingkat kesalahan akan semakin berkurang dan kecil. Pengalaman
kerja migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana dapat
dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2Pengalaman Kerja Responden Migran Warga Desa Pandak Gede Yang
Bermukim di Kabupaten Jembrana
No Pengalaman Kerja (Tahun) Jumlah Persentase1 <5 33 35,872 5-9 32 34,783 10-14 20 21,744 15-19 7 7,61
Jumlah 92 100Sumber : Lampiran 2
Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dijelaskan bahwa pengalaman kerja migran
warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana yang memiliki
pengalaman kerja paling banyak adalah 35,87 persen pada kelompok <5 tahun
sedangkan yang memiliki pengalaman kerja paling sedikit adalah 7,61 persen pada
70
kelompok 15-19 tahun. Pengalaman kerja responden yang terkecil adalah 1 tahun
dan pengalaman kerja yang terbesar adalah 19 tahun.
Setiap manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mencari pekerjaan
sehingga memperoleh pendapatan sebagai hasil dari pekerjaan yang telah
dilakukannya. Lapangan pekerjaan responden sangat berpengaruh terhadap
pendapatan. Lapangan pekerjaan pada sektor pertanian memiliki kecenderungan
memperoleh pendapatan yang lebih kecil dibandingkan dengan lapangan pekerjaan
pada sektor non pertanian. Lapangan pekerjaan migran warga Desa Pandak Gede
yang bermukim di Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3Lapangan Pekerjaan Responden Migran Warga Desa Pandak Gede
Yang Bermukim di Kabupaten Jembrana
No Lapangan Pekerjaan Jumlah Persentase1 Pedagang 38 41,32 Penjahit 25 27,173 Petani 23 254 PNS/Polri 3 3,275 Wiraswasta 2 2,176 Sopir 1 1,09
Jumlah 92 100Sumber : Lampiran 2
Berdasarkan Tabel 5.3 dapat dijelaskan bahwa lapangan pekerjaan migran
warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana paling banyak
adalah pedagang sebanyak 41,3 persen sedangkan lapangan pekerjaan paling
sedikit adalah sopir sebanyak 1,09 persen. Lapangan pekerjaan yang dominan pada
penelitian ini yaitu sebagai pedagang dan penjahit. Responden migran warga Desa
Pandak Gede yang bekerja di sektor non pertanian berjumlah 69 orang sedangkan
yang bekerja di sektor pertanian berjumlah 23 orang.
71
Tingkat umur migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten
Jembrana berkisar antara 24-66 tahun, tingkat umur migran warga Desa Pandak
Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Berdasarkan Tabel 5.4 dapat dijelaskan tingkat umur migran warga Desa Pandak
Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana terbanyak 19,57 persen pada
kelompok umur umur 30-34 tahun sedangkan yang terkecil adalah 6,52 persen pada
umur 60 tahun keatas. Rata-rata umur responden migran warga Desa Pandak Gede
yang bermukim di Kabupaten Jembrana berada pada kelompok usia produktif untuk
bekerja, yang artinya bahwa secara fisik responden ini masih memiliki potensi yang
cukup besar untuk bekerja dan memperoleh penghasilan.
Tabel 5.4Tingkat Umur Responden Migran Warga Desa Pandak Gede Yang Bermukim
di Kabupaten Jembrana
No Umur (Tahun) Jumlah Persentase1 <30 10 10,882 30-34 18 19,573 35-39 9 9,784 40-44 13 14,135 45-49 12 13,046 50-54 15 16,307 55-59 9 9,788 ≥60 6 6,52
Jumlah 92 100Sumber : Lampiran 2
Pendapatan merupakan hasil kerja yang diperoleh atas suatu pekerjaan yang
telah dilakukan. Besarnya pendapatan migran berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya tergantung pada lapangan pekerjaan yang dijalankan. Migran yang bekerja di
sektor pertanian memiliki pendapatan yang lebih kecil dari migran yang bekerja di
sektor non pertanian. Pendapatan migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim
72
di Kabupaten Jembrana dalam setahun berkisar antara Rp. 14.400.000,- sampai
dengan Rp. 81.600.000,-yang untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5Pendapatan Responden Migran Warga Desa Pandak Gede Yang Bermukim di
Kabupaten Jembrana
No Pendapatan (Rupiah) Jumlah Persentase1 10.000.000-<20.000.000 7 7,612 20.000.000-<30.000.000 19 20,653 30.000.000-<40.000.000 9 9,784 40.000.000-<50.000.000 17 18,485 50.000.000-<60.000.000 18 19,576 ≥60.000.000 22 23,91
Jumlah 92 100Sumber : Lampiran 2
Berdasarkan Tabel 5.5 dapat dijelaskan bahwa pendapatan migran warga
Desa Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana yaitu pendapatan yang
tertinggi adalah sebanyak 23,91 persen pada kelompok 50.000.000-<60.000.000,-
sedangkan yang berpendapatan paling sedikit adalah sebanyak 7,61 persen pada
kelompok 10.000.000-<20.000.000. Upah Minimum Kabupaten (UMK) Kabupaten
Jembrana untuk tahun 2016 adalah Rp. 1.853.687,-. Apabila dibandingkan dengan
UMK maka responden migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di
Kabupaten Jembrana yang memiliki pendapatan dibawah UMK adalah sebanyak 13
orang sedangkan sisanya sebanyak 79 orang memiliki pendapatan diatas UMK.
Remitan dikirim karena adanya kesatuan ekonomi antara keluarga di daerah
asal dengan migran di daerah tujuan. Remitan dari sisi ekonomi sangat penting
karena mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga dan juga kemajuan
masyarakat penerimanya. Remitan yang dikirim migran warga Desa Pandak Gede
73
yang bermukim di Kabupaten Jembrana dalam setahun berkisar antara Rp.200.000,-
sampai dengan Rp.2.100.000,- yang untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.6
Tabel 5.6Remitan Yang Dikirim Responden Migran Warga Desa Pandak Gede Yang
Bermukim di Kabupaten Jembrana
No Remitan (Rupiah) Jumlah Persentase1 <500.000 5 5,432 500.000-<1.000.000 27 29,353 1.000.000-<1.500.000 33 35,874 1.500.000-<2.000.000 26 28,265 ≥2.000.0000 1 1,09
Jumlah 92 100Sumber : Lampiran 2
Berdasarkan Tabel 5.6 dapat dijelaskan bahwa remitan yang dikirim migran
warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana yaitu remitan
yang tertinggi adalah sebanyak 35,87 persen pada kelompok 1.000.000-
<1.500.000,- sedangkan remitan paling sedikit adalah sebanyak 1,09 persen pada
kelompok ≥2.000.000. Nilai remitan terendah yang dikirim migran warga Desa
Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana sebesar Rp. 200.000,- yaitu
pada responden yang bekerja di sektor pertanian, sedangkan nilai remitan tertinggi
yang dikirim sebesar Rp. 2.100.000,- yaitu pada responden yang bekerja di sektor
non pertanian.
5.3 Analisis Data
5.3.1 Analisis Validitas Model
Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini antara lain perhitungan rata-
rata/mean dan standar deviasi dengan menggunakan program SPSS versi 22 yang
dapat dilihat pada Tabel 5.7.
74
Tabel 5.7Analisis Deskriptif Migran Warga Desa Pandak Gede Yang Bermukim di
Kabupaten Jembrana
N Minimum Maximum Mean Std. DeviationRemitan 92 ,20 2,10 1,1841 ,44842Pendapatan 92 14,40 81,60 44,3478 17,49232Pendidikan 92 2,00 17,00 9,4130 3,48356Pengalaman Kerja 92 1,00 19,00 6,7826 4,44954Lapangan Pekerjaan 92 ,00 1,00 ,7500 ,43539Umur 92 24,00 66,00 42,9348 10,70258Proporsi Remitan 92 ,39 8,19 2,7595 ,77544Valid N (listwise) 92
Sumber : Lampiran 3
Tabel 5.7 mendeskripsikan bahwa variabel pendidikan memiliki nilai
minimum 2,00 yang berarti tidak menamatkan sekolah dasar dan maximum tingkat
pendidikan memiliki nilai 17,00 yang berarti tamat sarjana dengan rata-rata 9,4130
dan standar deviasi 3,48356. Variabel pengalaman kerja memiliki nilai minimum
1,00 dan maximum pengalaman kerja sebesar 19,00 dengan rata-rata 6,7826 dan
standar deviasi 4,44954. Variabel lapangan pekerjaan memiliki nilai minimum 0,00
berarti bekerja di sektor pertanian dan nilai maximum 1,00 berarti bekerja di sektor
non pertanian dengan rata-rata 0,7500 dan standar deviasi sebesar 0,43539. Variabel
umur memiliki nilai minimum sebesar 24,00 dan nilai maximum sebesar 66,00
dengan rata-rata sebesar 42,9348 dan standar deviasi sebesar 10,70258. Variabel
pendapatan memiliki nilai minimum sebesar 14,40 dan nilai maximum sebesar 81,60
dengan rata-rata 44,3478 dan standar deviasi sebesar 17,49232. Variabel remitan
memiliki nilai minimum sebesar 0,20 dan nilai maximum 2,10 dengan rata-rata
1,1841 dan standar deviasi sebesar 0,44842. Nilai minimum proporsi remitan sebesar
0,39 dan nilai maximum 8,19 dengan rata-rata 2,7595 dan standar deviasi sebesar
0,77544.
75
Analisis komparatif dalam penelitian ini menggunakan uji Mann-Whitney
Test yang dipergunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian terkait tentang
adanya perbedaan rata-rata remitan yang dikirim oleh migran warga Desa Pandak
Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana yang bekerja di sektor pertanian dan
non pertanian. Uji Mann-Whitney Test digunakan untuk mengetahui signifikansi
perbedaan antara dua populasi dengan menggunakan sampel random yang ditarik
dari populasi yang sama yang dapat dilihat pada Tabel 5.8 berikut
Tabel 5.8Perbedaan Rata-Rata Remitan Yang Dikirim Oleh Migran Warga Desa Pandak
Gede Yang Bermukim Di Kabupaten Jembrana Menggunakan Uji Mann-Whitney Test
RemitanMann-Whitney U 135,000Wilcoxon W 411,000Z -5,940Asymp.Sig.(2-tailed) ,000
Sumber : Lampiran 4
Perhitungan koefesien jalur dalam penelitian ini menggunakan regresi
sederhana, yaitu Ordinary Least Square (OLS). Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui dan menganalisis tingkat pendidikan, pengalaman kerja, lapangan
pekerjaan, umur terhadap pendapatan dan remitan, maka program yang digunakan
adalah SPSS versi 22 terhadap model persamaan struktural 4.3 dan 4.4 serta 4.5
seperti yang disajikan pada teknik analisis
76
1) Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja, Lapangan Pekerjaan dan Umurterhadap Pendapatan Migran Warga Desa Pandak Gede Yang Bermukim diKabupaten Jembrana
(1) Tingkat pendidikan, pengalaman kerja, lapangan pekerjaan, dan umurberpengaruh positif terhadap pendapatan migran warga Desa Pandak Gede yangbermukim di Kabupaten Jembrana
Berdasarkan hasil olahan data pada Lampiran 5 terlihat bahwa tingkat
pendidikan, pengalaman kerja, lapangan pekerjaan dan umur berpengaruh positif
terhadap pendapatan migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten
Jembrana yang dapat dilihat pada Tabel 5.9. Dari Tabel 5.9 dapat diketahui bahwa
variabel tingkat pendidikan, pengalaman kerja, lapangan pekerjaan dan umur
terhadap pendapatan berpengaruh positif dan signifikan. Persamaan regresinya dapat
ditulis sebagai berikut :
X5 = -1,780 + 1,991 (X1) + 0,617 (X2) + 9,766 (X3) + 0,370 (X4)…………(5.1)
Keterangan :X1 adalah tingkat pendidikanX2 adalah pengalaman kerjaX3 adalah lapangan pekerjaanX4 adalah umurX5 adalah pendapatan
Pada Tabel 5.9 dapat dijelaskan faktor dominan yang mempengaruhi
pendapatan migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten
Jembrana adalah tingkat pendidikan yang digambarkan oleh koefesien beta
terstandardisasi terbesar yaitu 0,396. Hal ini memberi petunjuk bahwa pendidikan
sangat penting untuk kualitas penduduk.
77
Tabel 5.9Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja, Lapangan Pekerjaan
dan Umur terhadap Pendapatan Migran Warga Desa Pandak Gede YangBermukim di Kabupaten Jembrana
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
T Sig.B Std. Error Beta1 (Constant) -1,780 5,229 -,340 ,734
Pendidikan 1,991 ,392 ,396 5,074 ,000Pengalaman Kerja ,617 ,290 ,157 2,128 ,036Lapangan Pekerjaan 9,766 3,549 ,243 2,752 ,007Umur ,370 ,149 ,226 2,476 ,015
Sumber : Lampiran 5
(2) Pengaruh tingkat pendidikan, pengalaman kerja, lapangan pekerjaan, umurdan pendapatan terhadap remitan migran warga Desa Pandak Gede yangbermukim di Kabupaten Jembrana
Berdasarkan hasil olahan data pada Lampiran 6 pengaruh tingkat pendidikan,
pengalaman kerja, lapangan pekerjaan, umur dan pendapatan terhadap remitan
migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana dapat
dilihat pada Tabel 5.10. Dari Tabel 5.10 dapat diketahui bahwa variabel tingkat
pendidikan, pengalaman kerja, lapangan pekerjaan, umur dan pendapatan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap remitan migran warga Desa Pandak
Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana. Hal ini ditunjukkan dengan taraf
signifikansi masing-masing sebesar 0,003, 0,000, 0,035, 0,003 dan 0,000
78
Tabel 5.10Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja, Lapangan Pekerjaan,Umur dan Pendapatan terhadap Remitan Migran Warga Desa Pandak
Gede Yang Bermukim di Kabupaten Jembrana
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
T Sig.BStd.
Error Beta1 (Constant) -,133 ,077 -1,725 ,088
Pendidikan ,020 ,007 ,159 3,109 ,003Pengalaman Kerja ,018 ,004 ,178 4,112 ,000Lapangan Pekerjaan ,116 ,054 ,113 2,138 ,035Umur ,007 ,002 ,166 3,065 ,003Pendapatan ,014 ,002 ,542 8,820 ,000
Sumber : Lampiran 6
Sesuai dengan koefesien masing-masing variabel penelitian pada Tabel 5.10
dapat disusun persamaan garis regresinya sebagai berikut :
Y = -0,133 + 0,020 (X1) + 0,018 (X2) + 0,116 (X3) + 0,007 (X4)
+ 0,014 (X5)………………………………………………………..(5.2)
Keterangan :X1 adalah tingkat pendidikanX2 adalah pengalaman kerjaX3 adalah lapangan pekerjaanX4 adalah umurX5 adalah pendapatanY adalah remitan
Dari Tabel 5.10 terungkap bahwa faktor dominan yang mempengaruhi
remitan adalah pendapatan. Hal ini direfleksikan oleh nilai koefesien beta
terstandardisasi terbesar yaitu 0,542.
79
1) Koefesien Jalur
Berdasarkan hasil olah data SPSS dengan menggunakan koefesien regresi
terstandar dapat dibuat ringkasan koefesien jalur hubungan antar variabel penelitian
seperti yang disajikan pada Tabel 5.11 berikut
Tabel 5.11
Ringkasan Koefesien Jalur Hubungan Antar Variabel Penelitian
Hubungan KoefesienRegresiStandar
StandardError
t hitung P value Keterangan
X1 X5 0,396 0,392 5,074 0,000 Positif dan Signifikan
X2 X5 0,157 0,290 2,128 0,036 Positif dan SignifikanX3 X5 0,243 3,549 2,752 0,007 Positif dan SignifikanX4 X5 0,226 0,149 2,476 0,015 Positif dan SignifikanX1 Y 0,159 0,007 3,109 0,003 Positif dan SignifikanX2 Y 0,178 0,004 4,112 0,000 Positif dan SignifikanX3 Y 0,113 0,054 2,138 0,035 Positif dan SignifikanX4 Y 0,166 0,002 3,065 0,003 Positif dan SignifikanX5 Y 0,542 0,002 8,820 0,000 Positif dan Signifikan
Sumber : Lampiran 5 dan Lampiran 6 (Diolah)
Keterangan :X1 = Tingkat PendidikanX2 = Pengalaman KerjaX3 = Lapangan PekerjaanX4 = UmurX5 = PendapatanY = Remitan
Berdasarkan ringkasan koefesien jalur pada tabel 5.11, maka dapat dibuat
diagram jalur hubungan langsung antarvariabel penelitian seperti gambar 5.1 sebagai
berikut :
80
β5 = 0,159
β1 = 0,396
β2 = 0,157 β9 = 0,542
β3 β3 = 0,243 β6 = 0,178
β7 = 0,113
β4 = 0,226
β8 = 0,166
Gambar 5.1Diagram Jalur Hubungan Langsung Antarvariabel Penelitian
Berdasarkan Gambar 5.1 dapat dijelaskan bahwa hubungan antar variabel
memberikan informasi hubungan yang positif. Pengujian dengan analisis path juga
menunjukkan besaran dari pengaruh total, pengaruh langsung, pengaruh tidak
langsung dari satu variabel terhadap variabel lainnya yang dapat diuraikan sebagai
berikut :
1) Pengaruh langsung tingkat pendidikan terhadap pendapatan = ρ1 = 0,396
2) Pengaruh langsung pengalaman kerja terhadap pendapatan = ρ2 = 0,157
3) Pengaruh langsung lapangan pekerjaan terhadap pendapatan = ρ3 = 0,243
4) Pengaruh langsung umur terhadap pendapatan = ρ4 = 0,226
5) Pengaruh langsung tingkat pendidikan terhadap remitan yang dikirim oleh
migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Jembrana = ρ5 = 0,159
TingkatPendidikan
(X1)
PengalamanKerja(X2)
LapanganPekerjaan
(X3)
Umur(X4)
Pendapatan(X5)
Remitan(Y)
e1
e2
81
6) Pengaruh langsung pengalaman kerja terhadap remitan yang dikirim oleh migran
warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Jembrana = ρ6 = 0,178
7) Pengaruh langsung lapangan pekerjaan terhadap remitan yang dikirim migran
warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Jembrana = ρ7 = 0,113
8) Pengaruh langsung umur terhadap remitan yang dikirim migran warga Desa
Pandak Gede yang bermukim di Jembrana = ρ8 = 0,166
9) Pengaruh langsung pendapatan terhadap remitan yang dikirim oleh migran warga
Desa Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana = ρ9 = 0,542
10) Pengaruh tidak langsung tingkat pendidikan terhadap remitan yang dikirim
melalui pendapatan migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di
Jembrana sama dengan ρ1 x ρ9 = 0,396 x 0,542 = 0,215
11) Pengaruh tidak langsung pengalaman kerja terhadap remitan yang dikirim
melalui pendapatan migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di
Jembrana sama dengan ρ2 X ρ9 = 0,157 x 0,542 = 0,085
12) Pengaruh tidak langsung lapangan pekerjaan terhadap remitan yang dikirim
melalui pendapatan migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di
Jembrana sama dengan ρ3 x ρ9 = 0,243 x 0,542 = 0,132
13) Pengaruh tidak langsung umur terhadap remitan yang dikirim migran warga Desa
Pandak Gede yang bermukim di Jembrana melalui pendapatan sama dengan ρ4 x
ρ9 = 0,226 x 0,542 = 0,122
14) Pengaruh total adalah penjumlahan dari pengaruh langsung dan seluruh pengaruh
tidak langsung
82
(a)Pengaruh total tingkat pendidikan terhadap remitan yang dikirim melalui
pendapatan migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Jembrana
sama dengan 0,159 + 0,215 = 0,374
(b) Pengaruh total pengalaman kerja terhadap remitan yang dikirim melalui
pendapatan migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Jembrana
sama dengan 0,178 + 0,085 = 0,263
(c)Pengaruh total lapangan pekerjaan terhadap remitan yang dikirim oleh migran
warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Jembrana melalui pendapatan
sama dengan 0,113 + 0,132 = 0,245
(d) Pengaruh total umur terhadap remitan yang dikirim migran warga Desa
Pandak Gede yang bermukim di Jembrana melalui pendapatan sama dengan
0,166 + 0,122 = 0,288
Menganalisis pengaruh tidak langsung variabel penelitian melalui variabel
mediasi dilakukan uji mediasi atau intervening. Analisis efek langsung, efek tidak
langsung, dan efek total dari variabel yang diteliti ditunjukkan untuk mengetahui
kekuatan pengaruh antar variabel, baik pengaruh langsung, tidak langsung maupun
pengaruh totalnya. Berdasarkan perhitungan maka dapat diketahui besarnya
pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung antar variabel. Pengaruh langsung
dan tidak langsung serta total pengaruh Tingkat Pendidikan (X1), Pengalaman Kerja
(X2), Lapangan Pekerjaan (X3), Umur (X4), Pendapatan (X5) terhadap Remitan (Y)
ditunjukkan seperti pada Tabel 5.12
83
Tabel 5.12Ringkasan Koefesien Jalur Pengaruh Langsung, Pengaruh Tidak
Langsung dan Pengaruh Total Antar Variabel
VARIABEL X1 X2 X3 X4 X5
PL PTL PT PL PTL PT PL PTL PT PL PTL PT PL
X5 0,396 - - 0,157 - - 0,243 - - 0,226 - - -
Y 0,159 0,215 0,374 0,178 0,085 0,263 0,113 0,132 0,245 0,166 0,122 0,288 0,542
Sumber : Hasil Olahan SPSS, 2016
Keterangan :PL : Pengaruh LangsungPTL : Pengaruh Tidak LangsungPT : Pengaruh TotalX1 : Tingkat PendidikanX2 : Pengalaman KerjaX3 : Lapangan PekerjaanX4 : UmurX5 : Pendapatan
Untuk menghitung varian variabel yang tidak diteliti dalam model (e1 dan e2)
dapat dilakukan persamaan sebagai berikut :
Persamaan Substruktur 1
Error Term (e1) =
= 0,636
Persamaan Substruktur 2
Error Term (e2) =
= 0,363
Dalam analisis jalur adalah melakukan pemeriksaan terhadap validitas model.
Terdapat indikator untuk melakukan pemeriksaan validitas model, yaitu koefesien
determinasi total hasilnya sebagai berikut:
84
(1) Hasil Koefesien determinasi total:
R2m = 1 – (e1)2 (e2)2
R2m = 1 – (0,636)2 (0,363)2
R2m = 0, 947
Berdasarkan hasil perhitungan rumus koefesien determinasi total, maka
diperoleh bahwa keragaman data yang dapat dijelaskan oleh model adalah sebesar
94,7 persen atau dengan kata lain informasi yang terkandung dalam data sebesar 94,7
persen dapat dijelaskan oleh model, sedangkan sisanya yaitu 5,3 persen dijelaskan
oleh variabel lain (tidak terdapat dalam model) dan error.
Pengujian variabel intervening dilakukan dengan menggunakan uji Sobel
(Sobel Test) sebagai berikut :
1. Formulasi Hipotesis
Ho: Variabel Pendapatan bukan sebagai variabel mediasi pengaruh Tingkat
Pendidikan, Pengalaman Kerja, Lapangan Pekerjaan, dan Umur terhadap
Remitan
Hi: Variabel Pendapatan sebagai variabel mediasi pengaruh Tingkat
Pendidikan, Pengalaman Kerja, Lapangan Pekerjaan, dan Umur terhadap
Remitan
2. Kriteria Pengujian
z hitung ≤ 1,645, maka Ho diterima yang berarti pendapatan bukan variabel
mediasi
z hitung > 1,645, maka Ho ditolak yang berarti pendapatan merupakan
variabel mediasi
85
3. Statistik Uji
z dihitung untuk mengetahui apakah pendapatan merupakan variabel mediasi
pengaruh tingkat pendidikan, pengalaman kerja, lapangan pekerjaan dan
umur terhadap remitan. Lebih jelas mengenai pengujian mediasi ini dapat
dilihat pada Tabel 5.13 berikut:
Tabel 5.13Hasil Uji Mediasi
VariabelEksogen
VariabelMediasi
VariabelEndogen
ab Sab z Keterangan
TingkatPendidikan
Pendapatan Remitan 0,039 0,015 2,490 Signifikan
Pengalaman Kerja
Pendapatan Remitan 0,011 0,005 1,923 Signifikan
LapanganPekerjaan
Pendapatan Remitan 1,132 0,662 1,709 Signifikan
Umur Pendapatan Remitan 0,002 0,001 2,025 SignifikanSumber : Lampiran 7
Tabel 5.13 dapat diketahui bahwa pendapatan memediasi secara signifikan
pengaruh tingkat pendidikan, pengalaman kerja, lapangan pekerjaan dan umur
terhadap remitan. Hal ini dapat dilihat dari hasil z hitung yang lebih besar dari 1,645
yang berarti Ho ditolak dan pendapatan merupakan variabel mediasi pengaruh
Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja, Lapangan Pekerjaan dan Umur terhadap
Remitan.
5.4 Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan,
pengalaman kerja, lapangan pekerjaan, umur dan pendapatan terhadap remitan
migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana. Model
teoritis dibangun melalui tinjauan pustaka dan pengembangan model yang didapat
86
adalah remitan migran warga Desa Pandak Gede dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan, pengalaman kerja, lapangan pekerjaan, dan umur melalui pendapatan,
tingkat pendidikan, pengalaman kerja, lapangan pekerjaan, umur dan pendapatan
akan berpengaruh terhadap remitan migran warga Desa Pandak Gede yang
bermukim di Kabupaten Jembrana.
5.4.1 Rata-rata proporsi remitan
1) Proporsi remitan minimum yang dikirim oleh migran warga Desa Pandak Gede
yang bermukim di Kabupaten Jembrana adalah sebesar 0,39 persen, sedangkan
proporsi remitan maximum yang dikirim oleh migran warga Desa Pandak Gede
yang bermukim di Kabupaten Jembrana adalah sebesar 8,19 persen dengan rata-
rata sebesar 2,75 persen dari pendapatan. Adapun rata-rata proporsi remitan yang
dikirim oleh migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten
Jembrana di sektor pertanian dalam setahun adalah sebesar Rp. 15.640.000,- :
Rp. 614.400.000,- x 100 persen = 2,55 persen dari pendapatan dan rata-rata
proporsi remitan yang dikirim oleh migran warga Desa Pandak Gede yang
bermukim di Kabupaten Jembrana di sektor non pertanian dalam setahun adalah
sebesar Rp. 93.270.000,- : Rp. 3.465.600.000,- x 100 persen = 2,69 persen dari
pendapatan. Rata-rata proporsi remitan yang dikirim oleh migran warga Desa
Pandak Gede baik yang bekerja di sektor pertanian maupun non pertanian
memiliki nilai kurang dari 5 persen, hal ini memberikan informasi bahwa
proporsi remitan yang dikirim tidak banyak karena kemungkinan keluarga yang
ada di daerah asal bukanlah keluarga inti sehingga remitan yang dikirim ke
daerah asal tidak terlalu besar jumlahnya.
87
5.4.2 Rata-rata pendapatan
1) Migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana
memiliki nilai pendapatan maximum sebesar Rp. 81.600.000,- dan pendapatan
minimum sebesar Rp. 14.400.000,-. Adapun rata-rata pendapatan migran warga
Desa Pandak Gede yang bekerja di sektor pertanian dan non pertanian dapat
dijelaskan sebagai berikut :
(1) Rata-rata pendapatan migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di
Jembrana di sektor pertanian dalam setahun sama dengan Rp. 614.400.000,- :
23 = Rp. 26.713.043,-
(2) Rata-rata pendapatan migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di
Jembrana di sektor non pertanian dalam setahun sama dengan Rp.
3.465.600.000,- : 69 = Rp. 50.226.087,-
Pendapatan yang diterima migran dialokasikan pada berbagai penggunaan,
baik untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, tabungan maupun
dialokasikan untuk remitan. Terdapat perbedaan rata-rata pendapatan bagi
migran yang bekerja di sektor pertanian dan non pertanian. Hal ini
disebabkan karena lapangan pekerjaan di sektor non pertanian yang lebih
beragam bila dibandingkan dengan sektor pertanian sehingga pendapatan
yang diperoleh di sektor non pertanian menjadi lebih besar dibandingkan
dengan di sektor pertanian.
88
5.4.3 Rata-rata remitan yang dikirim
1) Remitan yang dikirim oleh migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di
Kabupaten Jembrana memiliki nilai maximum remitan sebesar Rp. 2.100.000,-
dan nilai minimum remitan sebesar Rp. 200.000,. Adapun rata-rata remitan yang
dikirim oleh migran warga Desa Pandak Gede yang bekerja di sektor pertanian
dan non pertanian dapat dijelaskan sebagai berikut :
(1) Rata-rata remitan yang dikirim oleh migran warga Desa Pandak Gede yang
bermukim di Jembrana di sektor pertanian dalam setahun adalah sama dengan
Rp. 15.640.000,- : 23 = Rp. 680.000,-
(2) Rata-rata remitan yang dikirim oleh migran warga Desa Pandak Gede yang
bermukim di Jembrana di sektor non pertanian dalam setahun sama dengan
Rp. 93.270.000,- : 69 = Rp. Rp. 1.351.739,-
Tabel 5.8 dapat dijelaskan bahwa apabila probabilitas > 0,05, maka H0
diterima yang artinya bahwa remitan tidak berbeda secara signifikan dan jika
probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak yang artinya bahwa remitan berbeda
secara signifikan. Dari Tabel 5.8 terlihat bahwa pada kolom Exact. Sig. (2-
tailed)/significance untuk uji Mann-Whitney Test adalah 0,000, atau
probabilitas dibawah 0,05 (0,000<0,05), maka H0 ditolak yang berarti bahwa
pengiriman remitan yang dikirim oleh migran warga Desa Pandak Gede yang
bermukim di Kabupaten Jembrana yang bekerja di sektor pertanian dan non
pertanian berbeda secara signifikan. Tujuan utama pemberian remitan pada
penelitian ini, yaitu untuk kegiatan-kegiatan sosial seperti bantuan
pembangunan tempat ibadah di daerah asal, untuk investasi seperti
89
pembangunan rumah, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
tidak terlalu banyak.
5.4.4 Analisis asosiatif menggunakan path analysis dapat dijelaskan sebagaiberikut :
1) Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja, Lapangan Pekerjaan dan Umur
Terhadap Pendapatan
(1) Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Pendapatan
Tingkat pendidikan merupakan suatu faktor yang paling efektif di dalam
tersedianya waktu untuk bekerja dalam rangka meningkatkan pendapatan.
Dalam penelitian ini, hubungan tingkat pendidikan terhadap pendapatan
mempunyai pengaruh positif, dengan koefisien path sebesar 0,396 dan taraf
signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Ini berarti bahwa tingkat
pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan. Hasil
penelitian ini mendukung teori modal manusia yang dikemukakan oleh
Becker, 1964 dan Mincer 1974 yang menyebutkan bahwa adanya hubungan
positif antara pendapatan dan investasi dalam modal manusia melalui
pencapaian pendidikan. Selain itu mendukung penelitian Dwiandana Putri
(2013) dimana hasil penelitiannya pendidikan berpengaruh positif dan
signifikan secara parsial terhadap pendapatan. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian Ratna Juwita dan Retno Budi Lestari (2013) dimana diperoleh nilai
koefesien pendidikan sebesar 12,842 yang menyatakan bahwa pendidikan
memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan. Penelitian ini mendukung
tesis yang ditulis Hendra Ridho G. Siregar dalam Robinson Tarigan (2006)
dengan judul “Analisis Pengaruh Komuter terhadap Pengembangan Wilayah
90
di Kecamatan Medan Tembung Tahun 2005” yang memperoleh hasil bahwa
tingkat pendidikan berpengaruh terhadap tingkat pendapatan dengan
signifikansi yang cukup tinggi.
(2) Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Pendapatan
Pengalaman kerja merupakan keterampilan dan kecepatan di dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan sehingga kesalahan akan dapat dikurangi,
semakin lama pengalaman kerja yang dimiliki oleh seseorang maka semakin
terampil didalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Dalam penelitian ini,
pengalaman kerja memiliki pengaruh positif terhadap pendapatan dengan
koefisien path sebesar 0,157 dan taraf signifikansi sebesar 0,036 yang lebih
kecil dari 0,05. Ini berarti bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pendapatan, dan pengalaman memiliki pengaruh terhadap
pendapatan. Hasil penelitian ini mendukung Sicherman (1991) dan Galor
(1990) yang menyebutkan bahwa individu memperoleh pengalaman dan
keterampilan pekerjaan dalam satu pekerjaan dalam upaya untuk
meningkatkan pendapatan yang lebih tinggi dari suatu pekerjaan. Selain itu
mendukung hasil penelitian Wardhana (2014) dimana hasil penelitiannya
menyatakan pengalaman kerja secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pendapatan. Hal ini mendukung pula penelitian oleh
Lamia (2013) yang menyatakan bahwa pengalaman kerja secara positif dan
signifikan berpengaruh terhadap pendapatan usaha nelayan.
91
(3) Pengaruh Lapangan Pekerjaan Terhadap Pendapatan
Jenis lapangan pekerjaan akan berpengaruh terhadap pendapatan yang
diperoleh oleh seseorang. Seseorang yang bekerja di sektor non pertanian
cenderung memiliki pendapatan yang lebih tinggi daripada orang yang
bekerja pada sektor pertanian. Dalam penelitian ini, hubungan lapangan
pekerjaan terhadap pendapatan memiliki pengaruh positif dengan koefisien
path sebesar 0,243 dengan taraf signifikansi sebesar 0,007 yang lebih kecil
dari 0,05. Ini berarti bahwa lapangan pekerjaan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pendapatan migran warga Desa Pandak Gede yang
bermukim di Kabupaten Jembrana. Hal ini berarti bahwa pendapatan migran
warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana yang
bekerja di sektor non pertanian lebih besar dibandingkan dengan migran
warga Desa Pandak Gede yang bekerja di sektor pertanian. Penelitian ini
mendukung penelitian oleh Dwiandana Putri (2013) yang menyatakan bahwa
jenis pekerjaan berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap
pendapatan rumah tangga miskin di Desa Bebandem, Karangasem.
(4) Pengaruh Umur Terhadap Pendapatan
Faktor umur yang dimiliki migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim
di Kabupaten Jembrana berpengaruh di dalam menjalankan aktivitas
kerjanya. Dalam penelitian ini, hubungan umur terhadap pendapatan
mempunyai pengaruh yang positif dengan koefisien path sebesar 0,226 dan
taraf signifikansi sebesar 0,015 yang lebih kecil dari 0,05. Ini berarti bahwa
tingkat umur berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan.
92
Hipotesis ini mendukung hasil penelitian oleh Ratna Juwita dan Retno Budi
Lestari (2013) yang menyatakan pengaruh positif dan signifikan umur
terhadap pendapatan.
(5) Pengaruh Pendapatan Terhadap Remitan
Remitan pada dasarnya adalah bagian dari pendapatan migran yang
disisihkan untuk dikirimkan ke daerah asal. Dalam penelitian ini, hubungan
pendapatan terhadap remitan mempunyai pengaruh yang positif dengan
koefisien path sebesar 0,542 dan taraf signifikansi sebesar 0,000 yang lebih
kecil dari 0,05. Ini berarti bahwa pendapatan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap remitan yang dikirim oleh migran warga Desa Pandak
Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian oleh Wiyono (1994) yang menyatakan bahwa
ditemukan adanya pengaruh positif antara pendapatan dan remitan. Selain itu
mendukung penelitian oleh Octania (2014) dengan judul “Remitan dan
Faktor Penentunya Studi Kasus : Migran Risen Kelurahan Jimbaran
Kecamatan Kuta Selatan” yang memperoleh hasil bahwa pendapatan migran
berpengaruh positif dan signifikan terhadap remitan. Pengaruh ini juga
mendukung penelitian oleh Ardana (2011) yang memperoleh hasil bahwa
pendapatan berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap
pengiriman remitan ke daerah asal.
93
2) Pengaruh Tidak Langsung Variabel Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja,Lapangan Pekerjaan, Umur Terhadap Variabel Pendapatan dan Remitan MigranWarga Desa Pandak Gede Yang Bermukim di Kabupaten Jembrana
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa pengaruh tidak langsung antara
variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengaruh tersebut diantaranya sebagai
berikut :
(1) Pengaruh tidak langsung tingkat pendidikan terhadap remitan yang dikirim
melalui pendapatan migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di
Jembrana sama dengan ρ1 x ρ9 = 0,396 x 0,542 = 0,215. Ini berarti bahwa
tingkat pendidikan berpengaruh tidak langsung terhadap remitan yang dikirim
melalui pendapatan. Tingkat pendidikan migran lebih cenderung memiliki
pengaruh yang positif terhadap remitan, sehingga sangat logis apabila
semakin tinggi tingkat pendidikan migran, maka akan semakin besar remitan
yang dikirimkan ke daerah asal. Hal ini pada dasarnya berkaitan dengan
fungsi remitan sebagai pembayaran kembali (repayment) investasi pendidikan
yang telah ditanamkan keluarga kepada individu migran. Tinggi rendahnya
tingkat pendidikan migran menunjukkan besar kecilnya investasi pendidikan
yang ditanamkan keluarga, dan pada tahap selanjutnya berdampak pada besar
kecilnya repayment yang diwujudkan dalam bentuk remitan (Simanjuntak,
2001). Hal ini mendukung penelitian Stephani Mullet, dkk (2001) dalam
Ratna Juwita dan Retno Budi Lestari (2013) yang menggambarkan
pendapatan tenaga kerja yang berpendidikan lebih tinggi lebih besar
dibandingkan dengan tenaga kerja yang berpendidikan rendah. Hal ini berarti
bahwa apabila pendapatan yang diperoleh oleh seseorang tinggi maka
94
diharapkan remitan yang dikirim ke daerah asal menjadi lebih besar. Selain
itu mendukung penelitian yang diungkapkan oleh Larasaty (2003), bahwa
tingkat pendidikan berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan
wanita. Pendidikan selain mempunyai pengaruh langsung juga mempunyai
pengaruh tidak langsung terhadap remitan yang dikirim melalui pendapatan.
Ini berarti bahwa pendidikan berpengaruh tidak langsung terhadap remitan
yang dikirim melalui pendapatan. Hal ini disebabkan karena meningkatnya
pendidikan akan mempengaruhi remitan yang dikirim melalui pendapatan.
(2) Pengaruh tidak langsung pengalaman kerja terhadap remitan yang dikirim
melalui pendapatan migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di
Jembrana sama dengan ρ2 X ρ9 = 0,157 x 0,542 = 0,085. Ini berarti bahwa
pengalaman kerja berpengaruh tidak langsung terhadap remitan yang dikirim
melalui pendapatan. Pengalaman memiliki pengaruh terhadap pendapatan.
Penelitian Herwanti (2011) menemukan bahwa variabel pengalaman kerja
secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap remitan.
Semakin lama pengalaman kerja atau semakin banyak pengalaman kerja yang
dimiliki oleh seseorang maka semakin terampil dan semakin cepat orang
tersebut di dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang menjadi
tanggungjawabnya (Simanjuntak, 1998). Di dalam melakukan suatu
pekerjaan, pengalaman kerja sangat penting. Pengalaman kerja sangat
menentukan dalam melakukan suatu pekerjaan dimana terdapat hubungan
yang positif antara pengalaman kerja dengan pendapatan (Fadiah, 2008). Hal
ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Gupta (2011) yang
95
menyatakan bahwa pengalaman kerja meningkatkan pendapatan pekerja
perempuan di industri garmen kasus Desa Pandak Gede, Kecamatan Kediri,
Kabupaten Tabanan, dimana pengalaman mempunyai pengaruh positif
terhadap pendapatan. Pengalaman kerja berpengaruh tidak langsung dan
signifikan terhadap remitan yang dikirim melalui pendapatan. Hal ini
disebabkan karena meningkatnya pengalaman kerja akan mempengaruhi
remitan yang dikirim melalui pendapatan.
(3) Pengaruh tidak langsung lapangan pekerjaan terhadap remitan yang dikirim
melalui pendapatan migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di
Jembrana sama dengan ρ3 X ρ9 = 0,243 x 0,542 = 0,132. Ini berarti bahwa
lapangan pekerjaan berpengaruh tidak langsung terhadap remitan yang
dikirim melalui pendapatan. Jenis lapangan pekerjaan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi pendapatan (Cahyono, 1998). Jenis lapangan
pekerjaan seseorang akan dilihat sesuai dengan keterampilan dan keahlian
yang dimilikinya, dimana keterampilan dan keahlian ini nantinya akan
mempengaruhi jenis pekerjaan yang ditekuni oleh seseorang. Lapangan
pekerjaan berpengaruh tidak langsung dan signifikan terhadap remitan yang
dikirim melalui pendapatan. Hal ini disebabkan karena jenis lapangan
pekerjaan akan menentukan jumlah remitan yang akan dikirim ke daerah asal
melalui pendapatan yang diterima atas hasil kerja seseorang.
(4) Pengaruh tidak langsung umur terhadap remitan yang dikirim migran warga
Desa Pandak Gede yang bermukim di Jembrana melalui pendapatan sama
dengan ρ4 x ρ9 = 0,226 x 0,542 = 0,122. Ini berarti bahwa umur berpengaruh
tidak langsung terhadap remitan yang dikirim melalui pendapatan. Hasil
96
penelitian Fitranita (2009) menemukan bahwa keputusan mengirimkan
remitan dipengaruhi oleh umur yaitu adanya hubungan yang positif dimana
peningkatan umur akan meningkatkan peluang pengiriman remitan, namun
pada umur tertentu peningkatan umur justru menurunkan peluang
mengirimkan remitan. Umur berpengaruh tidak langsung dan signifikan
terhadap remitan yang dikirim oleh migran warga Desa Pandak Gede yang
bermukim di Kabupaten Jembrana melalui pendapatan. Hal ini disebabkan
karena meningkatnya umur akan mempengaruhi remitan yang dikirim
melalui pendapatan.
97
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya maka
disusun beberapa simpulan, yaitu :
1) Proporsi remitan minimum yang dikirim oleh migran warga Desa Pandak Gede
yang bermukim di Kabupaten Jembrana adalah sebesar 0,39 persen, sedangkan
proporsi remitan maximum yang dikirim oleh migran warga Desa Pandak Gede
yang bermukim di Kabupaten Jembrana adalah sebesar 8,19 persen dengan rata-
rata sebesar 2,75 persen dari pendapatan.
2) Ada perbedaan secara signifikan remitan yang dikirim oleh migran warga Desa
Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana yang bekerja di sektor
pertanian dan sektor non pertanian.
3) Tingkat pendidikan, pengalaman kerja, lapangan pekerjaan, dan umur
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan migran warga Desa
Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana.
4) Tingkat pendidikan, pengalaman kerja, lapangan pekerjaan, umur dan
pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap remitan yang dikirim
oleh migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di Kabupaten Jembrana.
5) Pendapatan memediasi pengaruh tingkat pendidikan, pengalaman kerja,
lapangan pekerjaan, dan umur secara signifikan terhadap remitan yang dikirim
ke daerah asal oleh migran warga Desa Pandak Gede yang bermukim di
Kabupaten Jembrana.
98
6.2 Saran
1) Pengiriman remitan oleh migran memberikan dampak positif baik bagi daerah
asal maupun daerah tujuan sehingga dapat mengurangi kesenjangan pendapatan
antara daerah tujuan dengan daerah asal.
2) Perlunya pemberdayaan bagi migran yang bekerja di sektor pertanian sehingga
migran dapat mengoptimalkan usaha taninya. Dengan demikian, mereka dapat
memperoleh pendapatan yang lebih besar sehingga kemampuan mengirim
remitan untuk keluarga dan daerah asalnya semakin besar.
99
DAFTAR PUSTAKA
Abdurachim, Iih. 1986. Pengantar Masalah Penduduk. Bandung: Alumni.
Ardana, I Ketut., I Ketut Sudibia, dan I Gusti Ayu Putu Wirathi. 2011. Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Besarnya Pengiriman Remitan ke Daerah AsalStudi Kasus Tenaga Kerja Magang Asal Kabupaten Jembrana di Jepang.Piramida Jurnal Kependudukan dan Pengembangan Sumber DayaManusia. Vol. IV No. 2 : 130-137. Denpasar: Pusat PenelitianKependudukan dan PSDM Universitas Udayana
Atamanov, A., M. Van Den Berg. 2010. Determinant Of Remittances In Central Asia: Evidence Base On Household Budget Survey In The Kyrgyz Republic.MGSoG Working Paper.
Azeez, A., Mustiari Begum. 2009. Gulf Migration, Remittances And EconomicImpact. Journal Social Science Vol 20, No. 1 : pp: 55-60
Asian Development Bank. 2006. Worker’s Remittance Flow in Southeast Asia.
Becker, G.S. 1964. Human Capital. (New York : National Bureau of EconomicResearch).
__________.1993. Human Capital: A Theoretical and Empirical Analysis, withSpecial Reference to Education. 3rd edition. The University of ChicagoPress: Chicago.
Bintarto, 1984. Urbanisasi dan Permasalahannya. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Cahyono, S. Andy. 1998. Karakteristik Sosial Ekonomi yang MempengaruhiPendapatan Rumah Tangga Penyadap Getah Pinus di Desa Somagede,Kebumen, Jawa Tengah. Jurnal UGM.
Connell, J., Biplab Dasgupta., Roy Laishley., Michael Lipton. 1976. Migration fromrural Areas. The Evidence from Village Studies. Delhi, Oxford UniversityPress : pp. 45-70
Connell, J.1980., “Remittances and Rural Development: Migration, Dependency andInequality in The South Pacific”, in Development Studies Centre No.22:1-66.
Connel, J., & Richard P.C. Brown. 2005. Remittances in the Pacific An Overview.Philippines: Asian Development Bank.
100
Curson, Peter.1981. Remittances and Migration The Commerce Of Movement, inGurdev Singh Gosal (ed), Population Geography Vol 3, No 2: hal 77-95
Dwiandana Putri, Arya. 2013. Pengaruh Umur, Pendidikan, Pekerjaan TerhadapPendapatan Rumah Tangga Miskin Di Desa Bebandem, Jurnal EkonomiPembangunan Universitas Udayana. Vol. 2. No. 4. April 2013.
Effendi, Tadjuddin Noer. 1998. Kesempatan Kerja Sektor Informal di daerahPerkotaan, Indonesia (Analisis Pertumbuhan dan Peranannya), dalamMajalah Geografi Indonesia. Th. 1, No. 2, September 1988, hal 1-10.
__________. 2004. Mobilitas Pekerja, Remitan dan Peluang Berusaha diPedesaan. Jurnal Ilmu Sosial dan Politik Vol. VIII No. 2.
Fadiah, Nasarudin. 2008. Pengaruh Pendidikan, Pelatihan dan PengalamanKerjaTerhadap Kualitas Penyajian Informasi Akuntansi Pada PT. BankNegara Indonesia. Jurnal Ichsan Gorontalo, 3(1): h:1411-1420.
Fitranita. 2009. Determinan Remitan Migrasi Desa Kota dan Pemanfaatannya:Studi Kasus di Kota Medan, Kota Tangerang, Kota Samarinda, danKota Makassar. Tesis. Program Studi Pasca Sarjana. KajianKependudukan dan Ketenagakerjaan. Universitas Indonesia. Depok.
Gujarati, Damodar N, 2003, Basic Ekonometrics, Fourtf Edition, McCrow-Hill,New York
Gupta, Gusti Bagus Wirya.2001. Perempuan pada Industri Garmen Kasus di DesaPandak Gede Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan. Tesis ProgramPasca Sarjana Universitas Gajah Mada.
Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia :Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian dan PeningkatanProduktivitas Pegawai, Grasindo Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Hasibuan, Malayu, S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi.Jakarta: Bumi Aksara.`
Herwanti, Titiek. 2011. Pengaruh Pendapatan, Lama Kerja dan Status FamiliTerhadap Remitan Tenaga Kerja Wanita Propinsi Nusa TenggaraBarat. Jurnal Ekuitas Vol. 15 No. 1. Fakultas Ekonomi UniversitasMataram
Hoetomo. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Jakarta : Mitra Pelajar.
Hugo, Graeme J. 1981. Population Mobility in West Java. Yogyakarta: GadjahMada University Press.
101
__________. 1995. International Labour Migration and the Family : SomeObservation from Indonesia dalam Asian and Pasifik Migration JournalVol 4 : (272 - 301).
Jhingan, M.L.1992. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: CV Rajawali
Juwita, Ratna dan Retno Budi Lestari. 2013. Kontribusi Tingkat PendidikanTerhadap Pendapatan Sektoral di Kota Palembang. Jurnal Ilmiah STIEMDP, Forum Bisnis dan Kewirausahaan. Vol.2 No.2 Maret 2013
Karagoz, Kadir. 2009. Workers Remittances and Economic Growth Evidence FromTurkey. Journal of Yasar University. No. 13 Vol 4
Karuniasari, Rima Jayanti. 2015. Analisis Prioritas Penggunaan Remittance Eks TKIKorea Selatan. Jurnal Ilmiah. Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomidan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
Kuncoro, Mudrajad, 2003, Ekonomi Pembangunan, Teori, Masalah dan Kebijakan,Edisi ketiga, UPP.AMP. YKPN, Yogyakarta.
Kusnendi. 2003. Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: PPUT.
Lamia, Karof Alfentino. 2013. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi TingkatPendapatan Nelayan Kecamatan Tumpaan Kabupaten Minahasa Selatan.Jurnal EMBA Universias Sam Ratulangi. Vol.1 No.4. Desember 2013.Hal 1748-1759.
Larasaty, Ni Made Umi. 2003. Analisis Alokasi Waktu Kerja Pekerja Wanita StudiKasus Dua Desa di Kabupaten Badung. Tesis Program Pasca SarjanaMagister Ekonomika Pembangunan Fakultas Ekonomi UniversitasUdayana.
Lee, Everett. S. 1976. Teori Migrasi. Yogyakarta: Pusat Penelitian KependudukanUGM
Mabogunje, System Approach to a Theory of Rural -Urban Migration, dalamGeographical Analysis, 2, 1970.
Mahmud, H. Sabur, M., Tamanna,S. 2009. International Migration,Remittances AndDevelopment. Journal Of Sustainable Development Vol 2 No.1
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2003. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia,Cetakan keenam. Bandung: Refika Aditama.
102
Manning, C., T .Noer Effendi,. 1996. Urbanisasi, Pengangguran, dan SektorInformal Di Kota. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Manning, Chris., T. Noer Effendi, Tukiran. 2001. Struktur Pekerjaan,Sektor Informaldan Kemiskinan di Kota. Cetakan kelima. Yogyakarta: PPK UGM.
Mantra,I.B. 1992. Pola dan arah migrasi penduduk antar propinsi di Indonesiatahun 1990. Jurnal Populasi. Vol III No.2.
__________. 1994. Mobilitas Sirkuler dan Pembangunan Daerah Asal. WartaDemografi. Vol. 3. 33-40
__________. 2003. Demografi Umum.Yogyakarta: Cetakan XVI.Edisi Kedua.Pustaka Pelajar Offset.
Mariyanti, T., E. Aswandy. 2005. Dinamika Penduduk, Teori & Penemuan Empirik.Jakarta. LPFE Universitas Trisakti.
Mincer, J. 1974. Schooling, Experience, and Earnings (New York : National Bureauof Economic Research).
Moertiningsih, Sri., Omas Bulan Samosir. 2013. Dasar-Dasar Demografi. Jakarta:Universitas Indonesia. Salemba Empat
Munir, Rozy dan Budiarto. 1990. Teknik Analisa Kependudukan. Penerbit RinekaCipta. Jakarta.
Murjana Yasa, I.G.W. 1993. Jam Kerja, Pendapatan Dan Pengeluaran PekerjaMigran Di Daerah Wisata Kuta, Bali. Tesis. Yogyakarta: UniversitasGadjah Mada.
__________. 2005. Pembangunan Berwawasan Kependudukan, Konsep DanKemungkinan Implementasinya. Dalam Jurnal Piramida, Vol 1, No 1.Denpasar : Pusat Penelitian Kependudukan dan PSDM UniversitasUdayana.
Nata Wirawan. 2001. Cara Mudah Memahami Statistik 1 (Statistik Deskriptif) UntukEkonomi dan Bisnis. Edisi Kedua. Denpasar: Keraras Emas.
Nopirin. 1997. Ekonomi Makro. Cetakan Keempat. BPFE: Yogyakarta
Nuswantari, Dyah. 1998. Dorland. Edisi 25. Jakarta. EGC.
Nyarko, Y., K. Gyimah-Brempong, 2010. Social Safety Nets: The Role ofEducation, Remittances and Migration, in ERD Regional Conference inDakar, Senegal.
103
Octania, Yomi., IGW Murjana Yasa. 2014. Remitan Dan Faktor Penentunya StudiKasus : Migran Risen Kelurahan Jimbaran Kecamatan Kuta Selatan, E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, Vol. 3, No. 9
Prihanto, Purwaka Hari. 2013. Pengaruh Status Pekerjaan dan Negara PenempatanTerhadap Remitansi Pekerja Migran Indonesia. Jurnal paradigmaEkonomika. Vol. 1 No. 7
Primawati, Anggraeni. 2011. Remitan Sebagai Dampak Migrasi Pekerja KeMalaysia. Sosiokonsepsia, Vol. 16 No. 02
Purnomo, Didit. 2009. Fenomena Migrasi Tenaga Kerja Dan Perannya Bagi DaerahAsal:Studi Empiris Di Kabupaten Wonogiri, Jurnal EkonomiPembangunan, Vol.10, No.1, Juni 2009, hal 84-102
Ranupandojo, H., dan Suad Husnan. 1984. Manajemen Personalia. Edisi III.Yogyakarta: BPFE.
Ratha, Dilip. 2013. The Impact of Remittances on Economic Growth and PovertyReduction. MPI (Migration Policy Institute, Policy Brief). No. 8
Rosen, S. 1972. Learning and experience in the labor market, Journal of HumanResources, 7(3), pp. 326-342.
Rubb, Stephen. Educational Mismatches and Earnings : Extensions of OccupationalMobility Theory and Evidence of Human Capital Depreciation.Education Economics. Vol. 14 No. 2. 135-154. June 2006
Rusli, Said. 1981. Pengantar Ilmu Kependudukan, Jakarta, LP3ES.
Sadono Sukirno. 1995. Pengantar Makroekonomi. Edisi Kedua. Jakarta. PT. RajaGrafindo Persada.
Saefullah, A. D. 1994. Mobilitas Penduduk dan Perubahan di Pedesaan, JurnalPrisma No.7 Juli 1994.
Salehudin, Imam. 2010. Aplikasi Konsep Human Capital Dari Sudut PandangKaryawan. Manajemen Usahawan Indonesia. No.06 Tahun XXXIX
Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat. 2002. Metodelogi Penelitian, CetakanPertama, Penerbit CV. Mandar Maju, Bandung.
Siddiqui, T. 2004. Efficiency of Migran Worker’s Remittances : The BangladeshCase, Asian Development Bank.
104
Sicherman, N. 1991. Overeducation in the labor market, Journal of LaborEconomics, 9(2), pp.101-122.
Sicherman, N. and Galor , O. 1990. A theory of career mobility, Journal of PoliticalEconomy, 98(1), pp. 169-192.
Simanjuntak, Payaman J. 1985. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.
__________. 1998. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: LembagaPenerbit Fakultas Ekonomi UI.
__________. 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: LembagaPenerbit Fakultas Ekonomi UI.
Singh,R.J., M. Haackaer, K. Lee 2009. Determinants and Macroeconomic Impact ofRemittances in Sub-Saharan Africa. IMF Working Paper.
Sinungan, Muchdarsyah. 2005. Produktivitas : Apa dan Bagaimana. Edisi Kedua.Bumi Aksara.
Sri Rahayu, Maria. 2008. Remitan Dan Dampaknya Dalam Kehidupan MasyarakatDesa Cabawan Kecamatan Margadana Tegal - Jawa Tengah (DimensiEkonomi, Sosial, Dan Budaya). Dalam Jurnal Piramida, Vol. 4, No 2.Denpasar : Pusat Penelitian Kependudukan dan PSDM UniversitasUdayana.
Sudibia, I Ketut. 1985. Mobilitas Penduduk dan Sumbangannya TerhadapPendapatan Rumah Tangga di Daerah Asal, Studi Kasus di DesaMengwi, Kabupaten Badung.
__________. 2004. Kebutuhan Pekerja Migran Nonpermanen di Sektor PertanianPada Masa Panen dan di Industri Genteng di Kabupaten Tabanan
__________. 2005. Kondisi Sosial Ekonomi Pekerja Migran Nonpermanen AsalJawa Timur di Daerah Perkotaan, Studi Kasus di Kelurahan Ubung,Kota Denpasar, Bali, dalam Dinamika Kebudayaan, Vol.VII, No.1.Denpasar: Lembaga Penelitian Universitas Udayana.
__________. 2007. Mobilitas Penduduk Nonpermanen dan Kontribusi RemitanTerhadap Kehidupan Ekonomi dan Sosial Rumah Tangga di DaerahAsal. Dalam Jurnal Piramida, Vol. 3, No.1. Denpasar : Pusat PenelitianKependudukan dan PSDM Universitas Udayana.
Sugiyono. 2009. Metodelogi Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatifdan R & D ). Bandung : CV Alfabeta
105
Suharsimini Arikunto.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. EdisiRevisi VI. Jakarta. Penerbit Rineka Cipta.
__________.2007. Mobilitas Penduduk Nonpermanen Dan Kontribusi RemitanTerhadap Kehidupan Ekonomi Dan Sosial Rumah Tangga Di DaerahAsal. Dalam Jurnal Piramida, Vol. 3, No 1. Denpasar : Pusat PenelitianKependudukan dan PSDM Universitas Udayana.
Sumardi, Mulyanto dan Hans Dieter Evers. 1982. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok.Jakarta: Rajawali.
Suryadi, Ace dan H.A.R. Tilaar. 1994. Analisis Kebijakan Pendidikan SuatuPengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Susilowati, S.H., 2001. Dampak Mobilitas Tenaga Kerja Terhadap PendapatanRumah Tangga Pedesaan. E-journal. Bogor : Pusat Litbang SosialEkonomi Pertanian. Dalam http://ejournal.unud.ac.id /abstrak/ (10)%20soca-sriherisusilawat-mobilitas%20tk.pdf
Suyana Utama, Made. 2009. Aplikasi Analisis Kuantitatif. Edisi Ketiga. Denpasar:Fakultas Ekonomi. Universitas Udayana.
Tarigan, Robinson. 2006. Jurnal Wawasan. Volume 11 Nomor 3. Pebruari 2006
Tjiptoherijanto, P. 1999. Keseimbangan Penduduk Manajemen Sumber DayaManusia Dan Pembangunan Daerah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
__________. 2000. Mobilitas Penduduk Dan Pembangunan Ekonomi. Naskah No.20 Juni-Juli 2000
Todaro, Michael P., & Smith, Stephen C. 2006. Pembangunan Ekonomi. EdisiKesembilan, Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Van Smoorenburg, M.S.M. and van der Velden, R.K.F. 2000. The training of schoolleavers : complementarity or substitution?, Economic of EducationReview, 19, pp.207-217.
Wardhana, Wahyu. 2014. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap PendapatanPengrajin Industri Batu Bata Di Desa Tulikup Kecamatan GianyarKabupaten Gianyar, Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) UniversitasUdayana Vol.3.No.2 Pebruari 2014.
Waridin. 2002. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Migrasi Tenaga KerjaIndonesia (TKI) ke Luar Negeri, Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP)Vol.3.No.2 Desember 2002.
106
Wiyono, N.H. 1994. Mobilitas Tenaga Kerja dan Globalisasi. Warta Demografi.Vol.3; 8-13
Wood, C.H. 1982. Equilibrium and Historical Structural PerspectivesMigration.International Migration Review Vol 2; 298-319
Zarutskie, R. 2008. The role of top management team human capital in venturecapital markets: evidence from first time funds. SSRN Accepted PaperSeries. http://ssrn.com/abstract=870501
__________. 2013. Remitansi : Determinan dan Dampak Terhadap PembangunanDaerah Asal. Program Pascasarjana Kajian Studi KependudukanKetenagakerjaan. Universitas Indonesia
__________. 2012. Pedoman Usulan Penelitian dan Tesis. Program Studi MagisterIlmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Udayana. Denpasar
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional. www.hukumonline.com.
107
Lampiran 1 Kuisioner Penelitian
JUDUL : Pengaruh Faktor Ekonomi, Sosial dan Demografi Terhadap Pengiriman
Remitan Migran Warga Desa Pandak Gede Yang Bermukim di Kabupaten Jembrana
Nomor Responden :
Responden penelitian migran permanen warga Desa Pandak Gede yang bermukim di
Kabupaten Jembrana sebagai berikut :
1. Nama Lengkap :
2. Alamat Responden:
a. Banjar/dusun :
b. Desa/kelurahan:
c. Kecamatan :
3. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
4. Tempat/tanggal lahir :
5. Umur : Tahun
6. Status perkawinan :
a. Belum kawin
b. Kawin
c. Janda/duda
7. Pekerjaan Bapak/Ibu Responden :
a. Pedagang
b. Penjahit
c. Petani
d. Lainnya
8. Lama tinggal di daerah tujuan :
…………………………………………………………………………………......
9. Keluarga yang ada di Desa Pandak Gede :
…………………………………………………………………………………......
10. Pendidikan terakhir (tahun sukses) :
…………………………………………………………...........................................
11. Pengalaman kerja (tahun) :
…………………………………………………………………………………......
108
12. Alasan melakukan migrasi ke Jembrana :
……………………………………………………………………………….........
13. Perincian pendapatan hasil kerja Bapak/Ibu (Rp/dalam sebulan)
a. …………………………… = …………………………
b. …………………………… = …………………………
c. …………………………… = …………………………
14. Apa ada pendapatan/penghasilan non kerja di luar pekerjaan :
1. Ada 2. Tidak
Apabila ada, berapa pendapatan/penghasilan tambahan tersebut (Rp/dalam
sebulan) Rp.………………………………………………………………………
Pendapatan dari : ……………………………………………………………........
15. Apakah Bapak/Ibu migran permanen menabung setiap bulan?
1. Ya 2. Tidak
Bila ya, berapa besar seluruh uang yang ditabung dalam setiap bulan?
Jawab : Rp. ……………………………………………………………………….
16. Dari besarnya uang yang Bapak/Ibu tabung setiap bulan apakah nantinya akan
dikirim atau dibawa ke daerah asal?
1.Ya 2. Tidak
17. Apakah Bapak/Ibu melakukan kiriman uang ke daerah asal?
1. Ya 2. Tidak
18. Dalam setahun berapakah jumlah kiriman uang untuk daerah asal tersebut?
Jawab : Rp. ……………………………………………………………………….
19. Kiriman uang untuk daerah asal dikirim lewat apa?
a. Dibawa sendiri setiap berapa bulan
b. Dikirim lewat pos wesel
c. Dititipkan kepada keluarga yang pulang
d. Dikirim lewat ATM
20. Apakah Bapak/Ibu migran permanen melakukan kiriman barang ke daerah asal?
1.Ya 2. Tidak
109
21. Kiriman barang untuk di daerah asal tersebut disampaikan setiap berapa bulan?
Jawab : ……………………………………………………………………………
22. Berapa besar kiriman barang tersebut dikirim ke daerah asal?
Jawab : Rp. ……………………………………………………………………….
23. Kiriman barang dikirim lewat apa?
a. Dibawa sendiri
b. Dikirim lewat jasa pengiriman (seperti : TIKI/JNE/POS)
c. Dititipkan pada keluarga yang pulang
24. Dari kiriman uang atau barang ke daerah asal dipergunakan untuk apa saja uang
tersebut?
a. Kebutuhan hidup sehari-hari
b. Biaya sekolah
c. Merawat orang tua
d. Pembangunan rumah
e. Biaya upacara
f. Lainnya
25. Menurut Bapak/Ibu apakah kondisi rumah tangga di daerah asal menjadi lebih
baik dengan adanya kiriman uang dan barang?
Jawab : ……………………………………………………………………………
26. Status kepemilikan rumah yang Bapak/Ibu migran permanen yang ditempati?
a. Milik sendiri
b. Sewa satu rumah
c. Sewa satu kamar
d. Lahan sewa, dibangun rumah sendiri/perumahan
e. Lainnya (sebutkan…………………………………………………………)
110
Lampiran 2
Responden Remitan(Jutaan Rp) Pendapatan
ProporsiRemitan
(%)Pendidikan Pengalaman
KerjaLapanganPekerjaan Umur
1 0.54 19.20 2.81 14 3 0 282 1.80 30.00 6.00 4 15 1 323 0.75 24.00 3.13 6 5 0 404 1.65 62.40 2.64 13 12 1 505 0.96 38.40 2.50 8 10 1 556 1.80 68.40 2.63 14 5 1 557 1.65 66.00 2.50 7 9 1 468 0.90 32.40 2.78 13 5 0 359 1.56 60.00 2.60 12 5 1 52
10 0.60 21.60 2.78 5 2 0 2911 1.26 48.00 2.63 10 10 1 4212 1.17 44.40 2.64 9 9 1 4313 1.56 60.00 2.60 12 8 1 5514 1.50 57.60 2.60 12 19 1 6215 0.69 25.20 2.74 6 2 0 2616 1.35 51.60 2.62 11 9 1 5317 1.95 75.60 2.58 5 16 1 6018 0.63 22.80 2.76 12 5 0 2919 1.38 52.80 2.61 11 3 1 5920 1.26 48.00 2.63 10 10 1 5321 1.50 57.60 2.60 12 12 1 5422 0.84 31.20 2.69 7 6 0 3223 1.71 66.00 2.59 14 2 1 5024 1.56 60.00 2.60 12 12 1 3625 1.86 72.00 2.58 15 8 1 4826 1.83 70.80 2.58 15 12 1 5327 1.77 21.60 8.19 14 16 1 6128 0.54 24.00 2.25 4 3 0 3029 0.96 36.00 2.67 8 6 1 4430 0.99 37.20 2.66 8 6 1 4231 1.20 45.60 2.63 10 12 1 5232 0.57 20.40 2.79 5 3 0 2833 1.44 55.20 2.61 12 7 1 4634 1.08 40.80 2.65 9 10 1 4035 1.56 60.00 2.60 12 11 1 4236 0.59 21.00 2.79 17 2 0 30
111
37 2.10 81.60 2.57 5 16 1 6038 1.80 69.60 2.59 14 2 1 4839 0.96 36.00 2.67 8 1 1 3240 0.78 28.80 2.71 6 2 0 3341 0.63 22.80 2.76 5 5 1 3442 0.63 22.80 2.76 5 3 0 2943 1.23 57.60 2.14 10 5 1 3744 1.56 60.00 2.60 12 9 1 3645 0.69 25.20 2.74 6 5 1 4546 1.20 45.60 2.63 10 6 1 3347 0.50 17.40 2.84 4 2 0 3148 1.65 63.60 2.59 13 4 1 5649 1.14 43.20 2.64 9 6 1 4050 1.80 69.60 2.59 14 18 0 3951 0.66 24.00 2.75 5 3 1 2852 0.48 16.80 2.86 4 3 0 3153 1.35 51.60 2.62 11 6 1 3354 1.95 75.60 2.58 16 10 1 4755 1.56 60.00 2.60 12 12 1 5356 1.23 46.80 2.63 10 10 1 4257 1.83 70.80 2.58 15 5 1 6458 0.59 21.00 2.79 5 2 1 6659 1.35 25.20 5.36 6 4 1 5960 0.20 51.60 0.39 2 1 0 2461 1.08 40.80 2.65 9 6 1 3362 0.48 16.80 2.86 4 3 0 2963 1.05 39.60 2.65 8 6 1 4064 1.11 42.00 2.64 9 5 1 4265 1.68 64.80 2.59 13 6 1 4966 1.38 52.80 2.61 11 2 1 5767 0.45 15.60 2.88 4 1 1 3068 0.57 20.40 2.79 5 2 0 2969 1.08 40.80 2.65 9 6 1 3970 1.23 46.80 2.63 10 12 1 3671 0.75 27.60 2.72 6 10 1 3172 0.93 34.80 2.67 7 12 1 3473 0.45 14.40 3.13 4 1 0 3074 1.49 57.00 2.61 12 10 1 5075 1.14 43.20 2.64 9 9 1 4576 1.08 40.80 2.65 9 8 1 3977 0.69 25.20 2.74 6 8 0 46
112
78 1.44 55.20 2.61 12 3 1 5879 1.50 57.60 2.60 12 16 1 4280 1.59 61.20 2.60 13 3 1 5181 1.62 62.40 2.60 13 4 1 5982 0.54 19.20 2.81 4 2 0 3083 0.71 25.80 2.73 6 5 0 3284 1.43 54.60 2.61 11 3 1 5485 1.35 51.60 2.62 11 2 1 5186 1.26 48.00 2.63 10 12 1 5187 1.29 49.20 2.62 10 12 1 5288 1.46 55.80 2.61 12 1 1 4989 1.37 52.20 2.61 9 3 1 4590 1.16 43.80 2.64 11 10 0 3991 1.37 52.20 2.61 11 2 1 4692 1.38 52.80 2.61 11 9 1 40
113
Lampiran 3
Statistik Deskriptif Data Uji
Descriptive StatisticsN Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Remitan 92 ,20 2,10 1,1841 ,44842Pendapatan 92 14,40 81,60 44,3478 17,49232Pendidikan 92 2,00 17,00 9,4130 3,48356Pengalaman Kerja 92 1,00 19,00 6,7826 4,44954Lapangan Pekerjaan 92 ,00 1,00 ,7500 ,43539Umur 92 24,00 66,00 42,9348 10,70258Proporsi Remitan 92 ,39 8,19 2,7595 ,77544Valid N (listwise) 92
114
Lampiran 4
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov TestRemitan
N 92Normal Parametersa,b Mean 1,1841
Std. Deviation ,44842Most Extreme Differences Absolute ,094
Positive ,094Negative -,090
Test Statistic ,094Asymp. Sig. (2-tailed) ,042c
a. Test distribution is Normal.b. Calculated from data.c. Lilliefors Significance Correction.
T-Test
Group StatisticsLapangan Pekerjaan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Remitan Pertanian 23 ,6800 ,30696 ,06401Non-pertanian 69 1,3522 ,35213 ,04239
Independent Samples TestLevene's Test for
Equality ofVariances t-test for Equality of Means
F Sig. t dfSig. (2-tailed)
MeanDifference
Std. ErrorDifference
95% ConfidenceInterval of the
DifferenceLower Upper
Remitan Equal variancesassumed 2,622 ,109 -8,172 90 ,000 -,67217 ,08226 -,83559 -,50875
Equal variances notassumed -8,755 42,865 ,000 -,67217 ,07677 -,82701 -,51733
NPar Tests
Descriptive StatisticsN Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Remitan 92 1,1841 ,44842 ,20 2,10Lapangan Pekerjaan 92 ,7500 ,43539 ,00 1,00
115
Mann-Whitney Test
RanksLapangan Pekerjaan N Mean Rank Sum of Ranks
Remitan Pertanian 23 17,87 411,00Non-pertanian 69 56,04 3867,00Total 92
Test Statisticsa
RemitanMann-Whitney U 135,000Wilcoxon W 411,000Z -5,940Asymp. Sig. (2-tailed) ,000a. Grouping Variable: Lapangan Pekerjaan
116
Lampiran 5
Regresi Sub-struktur 1
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method1 Umur, Pengalaman
Kerja, Pendidikan,Lapangan Pekerjaanb
. Enter
a. Dependent Variable: Pendapatanb. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R SquareStd. Error of the
Estimate1 ,771a ,595 ,576 11,38418a. Predictors: (Constant), Umur, Pengalaman Kerja, Pendidikan, Lapangan Pekerjaan
ANOVAa
ModelSum ofSquares df Mean Square F Sig.
1 Regression 16569,142 4 4142,286 31,962 ,000b
Residual 11275,167 87 129,600Total 27844,310 91
a. Dependent Variable: Pendapatanb. Predictors: (Constant), Umur, Pengalaman Kerja, Pendidikan, Lapangan Pekerjaan
Coefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.B Std. Error Beta1 (Constant) -1,780 5,229 -,340 ,734
Pendidikan 1,991 ,392 ,396 5,074 ,000Pengalaman Kerja ,617 ,290 ,157 2,128 ,036Lapangan Pekerjaan 9,766 3,549 ,243 2,752 ,007Umur ,370 ,149 ,226 2,476 ,015
a. Dependent Variable: Pendapatan
117
Lampiran 6
Regresi Sub-struktur 2
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method1 Pendapatan, Pengalaman
Kerja, Lapangan Pekerjaan,Pendidikan, Umurb
. Enter
a. Dependent Variable: Remitanb. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R SquareStd. Error of the
Estimate1 ,932a ,868 ,861 ,16736a. Predictors: (Constant), Pendapatan, Pengalaman Kerja, Lapangan Pekerjaan,Pendidikan, Umur
ANOVAa
ModelSum ofSquares df Mean Square F Sig.
1 Regression 15,890 5 3,178 113,456 ,000b
Residual 2,409 86 ,028Total 18,299 91
a. Dependent Variable: Remitanb. Predictors: (Constant), Pendapatan, Pengalaman Kerja, Lapangan Pekerjaan, Pendidikan, Umur
Coefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.B Std. Error Beta1 (Constant) -,133 ,077 -1,725 ,088
Pendidikan ,020 ,007 ,159 3,109 ,003Pengalaman Kerja ,018 ,004 ,178 4,112 ,000Lapangan Pekerjaan ,116 ,054 ,113 2,138 ,035Umur ,007 ,002 ,166 3,065 ,003Pendapatan ,014 ,002 ,542 8,820 ,000
a. Dependent Variable: Remitan
118
Lampiran 7
Perhitungan Uji Sobel :
1) Variabel Tingkat Pendidikana1 = 1,991 Sa1 = 0,392b1 = 0,020 Sb1 = 0,007
Sab =
Sab =
Sab = 0,015
z1 =
z1 =
z1 = 2,490
2) Variabel Pengalaman Kerjaa2 = 0,617 Sa2 = 0,290
b2 = 0,018 Sb2 = 0,004
Sab =
Sab =
Sab = 0,005
z2 =
z2 =
z2 = 1,923
119
3) Variabel Lapangan Pekerjaana3 = 9,766 Sa3 = 3,549
b3 = 0,116 Sb3 = 0,054
Sab =
Sab =
Sab = 0,662
z3 =
z 3 =
z3 = 1,709
4) Variabel Umura4 = 0,370 Sa4 = 0,149
b4 = 0,007 Sb4 = 0,002
Sab =
Sab =
Sab = 0,001
z4 =
z4 =
z4 = 2,025