pengaruh ekstrak kencur dan lama simpan terhadap

43
PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP CENDAWAN TERBAWA BENIH DAN VIABILITAS BENIH JERUK (Citrus sp.) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jurusan/ Program Studi Agronomi Diajukan Oleh : DEWI DEVY DAYUNI H1103005 Kepada FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2005

Upload: vuonglien

Post on 11-Jan-2017

224 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN

TERHADAP CENDAWAN TERBAWA BENIH DAN

VIABILITAS BENIH JERUK (Citrus sp.)

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna

memperoleh gelar Sarjana Pertanian Fakultas Pertanian

Universitas Sebelas Maret

Jurusan/ Program Studi Agronomi

Diajukan Oleh :

DEWI DEVY DAYUNI

H1103005

Kepada

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2005

Page 2: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN

TERHADAP CENDAWAN TERBAWA BENIH DAN

VIABILITAS BENIH JERUK (Citrus sp.)

Yang disiapkan dan disusun oleh

DEWI DEVY DAYUNI

H1103005

Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji

Pada tanggal……………………………..

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Tim Penguji

Ketua Anggota I Anggota II

Ir. Warsoko Wiryowidodo Salim Widono SP, MP Ir. Susilo Hambeg P, MSc

NIP : 130 786 672 NIP : 132 126 295 NIP : 131 633 339

Universiras Sebelas Maret

Fakultas Pertanian

Dekan

Prof. Dr. Ir. H Suntoro, MS

NIP. 131 124 609

Page 3: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T atas segala rahmat-Nya yang diberikan

kepada penyusun, sehingga dapat melaksanakan dan menyelesaikan penelitian

serta penyusunan skripsi dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Program Studi Agronomi,

Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusun menyadari akan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki

sehingga dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi ini dibantu oleh

beberapa pihak. Untuk itu selayaknya penyusun menyampaikan banyak terima

kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. H Suntoro, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta

2. Ir. Warsoko Wiryowidodo dan Salim Widono, SP MP selaku Pembimbing

Utama Dan Pembimbing Pendamping atas segala kesabaran dan bimbingan

serta pengarahannya kepada penyusun selama pelaksanaan penelitian dan

penyusunan skripsi

3. Almarhumah ibunda tercinta atas doa dan kasih sayang yang selama ini

diberikan sampai akhir hayat

4. Papah, Teh Eka, A Dolog, A Yoni dan Keluarga tercinta atas doa dan

dukungan moral maupun material yang selalu mengiringi setiap langkahku

5. Ina Zulaehah dan sahabat-sahabatku seperjuangan, semoga perjuangan kita

dapat bermanfaat bagi orang lain

Serta pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu

yang dengan ikhlas membantu penyusun baik berupa bimbingan dan pengarahan

serta tenaga sehingga pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi dapat

diselesaikan dengan baik. Akhirnya, penyusun berharap skripsi ini dapat

bermanfaat bagi Para pembaca.

Surakarta, Januari 2005

Penyusun

Page 4: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... ii

KATA PENGANTAR........................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................. vi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... vii

RINGKASAN........................................................................................ viii

SUMMARY........................................................................................... ix

I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .................................................................... 3

C. Tujuan penelitian ........................................................................ 4

D. Hipotesis.................................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 5

A. Cendawan Terbawa Benih ......................................................... 5

B. Eksrak Kencur Sebagai Fungisida Nabati................................... 8

C. Jeruk (Citrus sp.) ....................................................................... 10

D. Viabilitas Benih.......................................................................... 12

III. METODE PENELITIAN .............................................................. 13

A. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................... 13

B. Alat dan Bahan Penelitian ........................................................... 13

Page 5: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

C. Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 13

1. Persiapan Ekstrak Kencur ................................................ 13

2. Persiapan Benih Jeruk...................................................... 14

3. Penyimpanan Benih ......................................................... 14

4. Uji Cendawan Terbawa Benih ......................................... 15

5. Uji Perkecambahan Benih................................................ 15

D. Rancangan Percobaan ................................................................ 16

E. Peubah Pengamatan ................................................................... 17

F. Analisis Hasil ............................................................................ 18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 19

A. Cendawan Terbawa Benih .......................................................... 19

B. Kecepatan Tumbuh ..................................................................... 22

C. Daya Berkecambah ..................................................................... 24

D. Keserempakan Tumbuh .............................................................. 26

V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 28

A. Kesimpulan ............................................................................... 28

B. Saran ......................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 29

LAMPIRAN……………………………………………………………… 30

Page 6: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rata-rata persentase infeksi cendawan Aspergillus spp. dan Penicillium spp. setelah uji blotter test pada benih jeruk yang telah diberi perlakuan penyimpanan dengan ekstrak kencur……………………………………………………….. 20

Tabel 2. Persentase benih yang sehat dan benih terinfeksi pada uji

blotter test setelah pelakuan penyimpanan benih dengan

ekstrak kencur……………………………………………….. 21

Tabel 3. Hasil sidik ragam pengaruh ekstrak kencur dan lama simpan terhadap kecepatan tumbuh benih jeruk…………………….. 22

Tabel 4. Hasil uji jarak berganda Duncan pengaruh ekstrak kencur dan lama simpan terhadap kecepatan tumbuh benih jeruk….. 23

Tabel 5. Hasil sidik ragam pengaruh ekstrak kencur dan lama simpan terhadap daya berkecambah benih jeruk…………………….. 24

Tabel 6. Hasil uji jarak berganda Duncan pengaruh lama simpan

terhadap daya berkecambah benih jeruk…………………….. 24

Tabel 7. Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh ekstrak kencur dan lama simpan terhadap panjang akar dan panjang hipokotil benihjeruk……………………………………………………

26

Tabel 8. Hasil uji jarak berganda Duncan pengaruh lama simpan terhadap panjang hipokotil benih jeruk……………………... 26

Page 7: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran. 1 Gambar konidium Aspergillus spp. (a), Penicillium spp. (b) dan benih jeruk yang terinfeksi cendawan pada uji blotter test (c)………………………………………….. 30

Lampiran. 2 Gambar kriteria kecambah normal (a), abnormal (b) dan benih busuk atau mati (c)………………………………….. 31

Lampiran. 3 Rata-rata kecepatan tumbuh benih jeruk setelah diberi pelakuan penyimpanan dengan ekstrak kencur…………….. 32

Lampiran. 4 Rata-rata daya berkecambah benih jeruk setelah diberi pelakuan penyimpanan dengan ekstrak kencur…………….. 32

Lampiran. 5 Rata-rata panjang akar benih jeruk setelah diberi pelakuan penyimpanan dengan ekstrak kencur………………………. 33

Lampiran. 6 Rata-rata panjang hipokotil benih jeruk setelah diberi

pelakuan penyimpanan dengan ekstrak kencur…………….. 33

Lampiran. 7 Hasil sidik ragam pengaruh ekstrak kencur dan lama

simpan terhadap panjang akar benih jeruk ……………….... 34

Lampiran. 8 Hasil sidik ragam pengaruh ekstrak kencur dan lama

simpan terhadap panjang hipokotil benih jeruk……………. 34

Page 8: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAM SIMPAN TERHADAP CENDAWAN TERBAWA BENIH DAN VIABILITAS BENIH JERUK

(Citrus sp.)

RINGKASAN

DEWI DEVY DAYUNIH1103005

Benih rekalsitran mempertahankan kadar air tetap tinggi untuk menjaga viabilitasnya, sehingga menjadi kendala jika benih tersebut disimpan. Penyimpanan dengan kadar air benih yang tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan cendawan yang merugikan, namun penurunan kadar air benih pun tidak dapat dilakukan karena mengakibatkan benih kehilangan viabilitasnya. Benih jeruk sebagai salah satu benih rekalsitran perlu penyimpanan khusus dengan menggunakan ekstrak kencur guna melindungi benih jeruk dari serangan cendawan sekaligus untuk mempertahankan viabilitasnya.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsentrasi ekstrak kencur terbaik yang dapat melindung benih jeruk selama penyimpanan serta pengaruhnya terhadap jenis cendawan, persentase infeksi cendawan dan viabilitas benihnya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai November 2004 di laboratorium hama dan penyakit tanaman dan rumah kaca Fakultas Pertanian Unversitas Sebelas Maret. Benih jeruk yang digunakan berasal dari kebun Ponorogo dengan varietas keprok.

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 13 perlakuan : benih tanpa disimpan dan tanpa diberi perlakuan ekstrak kencur, benih disimpan selama 2 minggu dengan konsentrasi ekstrak kencur 100%, 75%, dan 50%, benih disimpan selama 4 minggu dengan konsentrasi ekstrak kencur 100%, 75% dan 50%, benih disimpan selama 6 minggu dengan konsentrasi ekstrak kencur 100%, 75% dan 50%, dan benih disimpan selama 8 minggu dengan konsentrasi ekstrak kencur 100%, 75% dan 50%. Data hasil pengamatan dianalisis dengan uji F taraf 5% dan 1%. Apabila terdapat beda nyata maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan taraf 5%.

Hasil penelitian menujukkan bahwa konsentrasi ekstrak kencur 50 persen memberikan hasil terbaik yang dapat melindungi benih jeruk dari cendawan selama 2 minggu penyimpanan benih. Penyimpanan benih jeruk lebih dari 2 minggu dengan pemberian ekstrak kencur mengakibatkan penurunan viabilitas benih. Jenis cendawan simpan yang dominan menyerang benih jeruk pada uji blotter test adalah Aspergillus spp. dan Penicillium spp.

Page 9: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

THE EFFECTS OF KAEMFERIA GALANGA EXTRACT AND PERIOD STORAGE TO SEED BORNE FUNGI AND CITRUS SEEDS VIABILITY

SUMMARY

DEWI DEVY DAYUNIH1103005

The recalcitrant seeds need a high moisture level during storage to prevent loss its viability. The storage at high moisture level is a favorable condition for fungi growth and the other hand low of seeds moisture level will loss the seeds viability. The citrus seeds as one of recalcitrant seeds need special storage using the Kaemferia galanga extract in order to protect the seeds against fungi during storage and preserve its viability.

The purpose of this research was to study : the best concentration of Kaemferia galanga extract which protect the citrus seeds against fungi as long as period storage, the kind of fungi and its percentage of infection, and the citrus seeds viability. This research was carried out in September until November in 2004 at Plant Pest and Disease laboratory and Greenhouse of Agricultural Faculty of Sebelas Maret University. The citrus seeds used was Keprok variety from Ponorogo.

The research design was RCBD (Randomized Completely Block Design), with treatments : the seeds without being stored and without being given Kaemferia galanga extract, the seeds were stored for 2 weeks long with 100%, 75% and 50% Kaemferia galanga extract, the seeds were stored for 4 weeks long with 100%, 75% and 50% Kaemferia galanga extract, the seeds were stored for 6 weeks long with 100%, 75% and 50% Kaemferia galanga extract, and the seeds were stored for 8 weeks long with 100%, 75% and 50% Kaemferia galangaextract. Data observation was analyzed by using F test with 5% and 1% level. If there was real differences then it continued by using Duncan multiple range test 5% level.

The results of this research showed that the Kaemferia galanga extract 50% was the best concentration that protect the citrus seeds against fungi for 2 weeks long of storage. The storage of citrus seeds with Kaemferia galanga extract more 2 weeks decreased seeds viability. The dominant kinds of fungi that attack citrus seeds in the storage were Aspergillus spp. and Penicillium spp, the method using blotter test.

Page 10: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Buah jeruk merupakan buah yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Selain

dapat dikonsumsi langsung buahnya, juga dapat dijadikan minuman penyegar

serta banyak dimanfaatkan sebagai salah satu bahan suplemen tubuh.

Kandungan vitamin C dalam buah jeruk sangat tinggi. Vitamin C inilah yang

dimanfaatkan sebagai bahan suplemen tubuh yang bekerja menjaga keutuhan

fungsi jaringan mesodermal yaitu kalogen,tulang, gigi dan pembuluh darah.

Selama ini perbanyakan vegetatif dianggap relatif lebih menguntungkan

dalam budidaya jeruk ataupun tanaman buah-buahan lainnya. Untuk

menghasilkan bibit vegetatif yang baik tentunya diperlukan batang bawah dan

batang atas yang baik pula. Batang atas diperoleh dari cabang-cabang

produktif dan sehat pada tanaman induk, sedangkan batang bawah diperoleh

dari tanaman yang tumbuh dari benih. Dengan harapan benih nantinya akan

tumbuh menjadi bibit yang mempunyai perakaran dalam dan kuat, sebagai

salah satu syarat batang bawah (Wudianto, 2001).

Benih jeruk termasuk dalam golongan benih rekalsitran, yang tidak

memiliki masa dormansi dan mempertahankan kadar air benih tetap tinggi.

Penurunan kadar air benih rekalsitran ini dapat mengakibatkan benih

kehilangan viabilitasnya, sehingga benih ini relatif sulit jika dilakukan

penyimpanan. Pada sisi lain kebutuhan batang bawah tidak hanya untuk

memenuhi kebutuhan lokal saja, tetapi juga luar daerah baik antar pulau

Page 11: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

maupun antar negara. Biaya pengiriman bibit yang lebih besar dibandingkan

pengiriman benih menjadi kendala dalam pengusahaan batang bawah yang

baik. Upaya untuk mengatasi hal ini, khususnya terhadap benih relaksitran

adalah dengan melakukan penyimpanan yang baik untuk mempertahankan

viabilitas benih tetap tinggi.

Menurut Sutopo (1985) kadar air yang tinggi di dalam benih dapat

memperpendek umur simpan benih tersebut, tetapi hal ini tidak berlaku untuk

benih jeruk (Citrus sp.) yang tergolong rekalsitran. Selain itu, benih dengan

kadar air tinggi dapat merangsang pertumbuhan cendawan. Serangan

cendawan terhadap benih dapat menyebabkan benih mengalami penurunan

viabilitasnya sebelum ditanam bahkan menyebabkan benih tidak dapat lagi

dikecambahkan. Oleh karena itu diperlukan praperlakuan benih untuk

mencegah timbulnya cendawan sebelum dilakukan penyimpanan. Peranan

fungisidalah yang dibutuhkan disini dalam melindungi benih dari gangguan

cendawan.

Penggunaan fungisida kimiawi dapat bersifat toksik sehingga merusak

benihn Selain itu penggunaan fungisida kimiawi yang kurang bijaksana

menurut Kardinan (2000) sering merugikan terhadap lingkungan, beberapa

kasus yang merugikan tersebut diantaranya; keracunan, polusi lingkungan

(kontaminasi air, tanah, udara) dan dalam jangka waktu panjang terjadi

kontaminasi terhadap manusia dan kehidupan yang lainnya. Oleh karena itu

penggunaan fungisida nabati mulai diperhitungkan dengan tujuan tetap

melindungi benih dan tidak memiliki dampak negatif yang berakibat

Page 12: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

merugikan, baik terhadap benih maupun lingkungan. Salah satu bahan yang

dapat dijadikan fungisida nabati adalah kencur, karena di dalamnya terkandung

zat-zat seperti: kurkumin dan kamper dapat menghambat pertumbuhan

cendawan dan bakteri (Kusnaedi, 1999), sedangkan minyak atsiri menjaga

kadar air benih karena dapat menghambat penguapan air (Guenther, 1987).

B. Rumusan Masalah

Benih rekalsitran mempertahankan kadar air tetap tinggi untuk menjaga

viabilitasnya, sehingga menjadi kendala jika benih tersebut disimpan.

Penyimpanan dengan kadar air benih yang tinggi dapat menyebabkan

pertumbuhan cendawan yang merugikan, namun penurunan kadar air benih

pun tidak dapat dilakukan karena mengakibatkan benih kehilangan

viabilitasnya. Sehingga perlu penyimpanan khusus yang dapat melindungi

benih jeruk dari serangan cendawan dengan penggunaan fungisida dan

mengkondisikan ruang simpan dengan menjaga kelembapan sehingga benih

jeruk tidak kehilangan viabilitasnya.

Penggunaan fungisida kimiawi sebagai pelindung benih selama

penyimpanan dapat berdampak buruk yaitu senyawa yang ada pada fungisida

tersebut dapat menjadi senyawa toksik yang merusak benih dan harganya

relatif mahal.

Page 13: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

Dengan alasan diatas, maka dilakukan penelitian tentang penggunaan

fungisida nabati yang melindungi benih dari cendawan dan tidak berdampak

buruk selama benih disimpan sehingga umur simpan benih dapat diperpanjang

serta petani dapat membuat fungisida nabati sendiri dengan biaya yang lebih

murah.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui konsentrasi ekstrak kencur terbaik yang dapat melindungi

benih jeruk dari cendawan selama penyimpanan benih

2. Mengetahui lama penyimpanan dari benih jeruk yang telah dilindungi

dengan ekstrak kencur

3. Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kencur dan lama simpan

terhadap jenis dan persentase infeksi cendawan terbawa benih serta

viabilitas benih jeruk

D. Hipotesis

Diduga pemberian ekstrak kencur sebagai fungisida nabati pada benih

jeruk akan memperpanjang lama simpan benih jeruk dan dapat menekan

jumlah cendawan terbawa benih serta mempertahankan viabilitas benih jeruk.

Page 14: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Cendawan Yang Terbawa Benih

Secara umum, komponen mutu benih dibedakan menjadi tiga, yakni

komponen mutu fisik, fisiologis, dan genetik. Sekarang, pasar sudah mendesak

dimasukkannya komponen mutu patologis. Adapun mutu patologis berkaitan

dengan ada tidaknya serangan patogen pada benih serta tingkat serangan yang

terjadi. Kerusakan yang ditimbulkan penyakit terbawa benih, selain

menimbulkan lingkungan penyimpanan yang tidak optimum, cendawan

umumnya menghasilkan produk beracun seperti aflatoksin yang akan meracuni

benih sehingga akan menurunkan aktivitas enzim saat benih dikecambahkan

(Wirawan dan Wahyuni, 2002).

Cendawan merupakan kelompok patogen yang paling banyak terbawa

benih. Bagian-bagian dari cendawan tersebut seperti spora atau miselium dapat

berada pada permukaan benih atau dalam jaringan benih sebagai miselium

istirahat (Resting Myselium). Penularan patogen yang terbawa benih dapat

dilakukan dengan beberapa cara antara lain: (1) infeksi embrional kemudian

dilanjutkan dengan infeksi sistemik, (2) infeksi embrional kemudian

dilanjutkan dengan infeksi lokal, (3) Infeksi di luar embrio dilanjutkan dengan

infeksi sistemik, (4) kontaminasi benih dilanjutkan dengan fase dormansi dan

selanjutnya menimbulkan infeksi lokal, (5) kontamionasi benih dilanjutkan

dengan hidup secara saprofitik kemudian menimbulkan infeksi sistemik, (6)

seluruh organ biji terinfeksi, kemudian patogen melanjutkan hidupnya secara

Page 15: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

saprofitik di luar tanaman inang yang selanjutnya menginfeksi biji secara

langsung (Sutakaria, 1984)1.

Menurut Neegrad (1976) ada beberapa gejala kerusakan yang disebabkan

oleh cendawan yang terbawa benih, seperti; (1) aborsi benih, (2) berkurangnya

ukuran biji, (3) pembusukan biji, (4) pembentukan skerotia dan stroma pada

biji, (5) nekrosa pada biji, (6) pewarnaan pada biji, (7) berkurangnya daya

kecambah, dan (8) perubahan sifat fisiologis biji.

Benih yang membawa patogen menjadi sumber patogen awal bagi

tanaman itu sendiri dan tanaman lain di lahan sekitarnya, yang kemudian

berkembang cepat bila kondisi lingkungan sesuai. Benih yang telah terinfeksi

oleh patogen juga dapat menjadi sumber inokulum pada pertanaman

selanjutnya saat inang atau kondisi lingkungan sesuai (Sutakaria, 1984)1.

Meskipun sekarang telah dikenal berbagai macam cara pengujian

kesehatan benih, tetapi menurut Sutakaria (1984)1 pada dasarnya dapat

digolongkan hanya dalam beberapa cara, yaitu sebagai berikut:

a. Pemeriksaan Biji Kering (dry seed examinatiaon)

Dengan metode ini sejumlah benih diperiksa apakah tercampur dengan

kotoran-kotoran seperti sisa-sisa tanaman, sklerotia, galls, insekta dan

sebagainya. Selain itu hendaknya diperhatikan pula adanya gejala penyakit

pada benih, adanya struktur patogen yang menempel atau yang tumbuh pada

permukaan benih seperti tubuh buah cendawan, miselia, spora dan

sebagainya.

1 Sutakaria, J. 1984. Penyakit Benih. Diktat Kuliah. Jurusan Ilmu Hama dan PenyakitTumbuhan. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Page 16: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

b. Cara Pencucian Biji

Sejumlah biji dalam air dengan volume tertentu digoyang-goyangkan dalam

waktu tertentu. Air cucian tersebut dapat diperiksa langsung dengan

mikroskop atau setelah disentrifugal terlebih dahulu.

c. Perhitungan Embrio

Untuk keperluan metode ini embrio dipisah-pisahkan dan diberi pewarna

dengan aniline blue. Dengan mikroskop stereobinokular dapat diamati

adanya miselium cendawan dalam embrio. Cara ini baik dilaksanakan untuk

mengetahui adanya miselium Ustilago nuda pada barley atau Ustilago tritici

pada gandum.

d. Cara Inkubasi

Pengujian dengan Kertas Hisap ( Blotter Test )

Cara ini didasarkan kepada pertumbuhan kecambah dan inokulum. Dengan

cara ini dapat dilihat macam patogen yang menyerang kecambah dan dapat

dihitung jumlah benih yang terinfeksi dan ditentukan persentasi infeksi

benih.

Pengujian dengan Medium Agar

Cara ini didasarkan pada pertumbuhan inokulum. Dengan cara ini dilakukan

pengamatan secara makroskopik terhadap koloni cendawan yang berasal

dari benih yang diletakkan di atas medium agar. Sama halnya dengan

metode kertas hisap, dalam metode agar ini akan dijumpai kesulitan dengan

adanya kemungkinan saling mempengaruhi pertumbuhan di antara berbagai

cendawan atau jasad renik lainnya, yamg tumbuh lebih cepat pada medium

Page 17: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

agar. Untuk mengatasi kesulitan tersebut seringkali dilakukan perawatan

benih atau menggunakan medium selektif yang khusus memberi keadaan

lingkungan yang baik untuk cendawan tertentu atau kelompok cendawan

tertentu.

Pengujian Gejala Sudah Melewati Masa Perkecambahan

(Growing On Test)

Cara ini didasarkan kepada pertumbuhan kecambah dan perkembangan

gejala penyakit sehingga dapat diperoleh gambaran mengenai akibat

serangan suatu patogen pada tanaman kecambah di lapangan. Media

pertumbuhan yang digunakan ialah tanah, pasir atau pecahan batu merah.

Metode ini seringkali digunakan untuk pengujian fungisida yang akan

digunakan untuk perawatan benih. Seringkali pertumbuhan tanaman diamati

sesudah masa perkecambahan bahkan sampai masa pembentukan biji. Cara

ini dilakukan karena gejala penyakit tertentu baru dapat terlihat pada waktu

menjelang fase generatif. Dibandingkan dengan kedua cara tersebut di atas,

maka cara ini memerlukan waktu yang lebih lama.

B. Ekstrak Kencur Sebagai Fungisida Nabati

Fungisida yang baik harus mempunyai kualitas, seperti: (1) penampilan

yang baik di lapang, (2) Stabil dalam penyimpanan, (3) stabil sesudah

diencerkan sampai kekuatan semprot, dan (4) toksisitas yang rendah terhadap

manusia dan hewan (Sastrosuwignyo, 1984)2.

Page 18: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

Perlakuan benih dengan fungisida adalah hal yang penting, karena

banyak patogen yang terbawa benih. Bila benih berkecambah, cendawan akan

ikut aktif dan menyebabkan bibit mati atau penyakit pada stadia bibit

selanjutnya. Maksud dari perlakuan benih yang menggunakan fungisida dan

bakterisida adalah untuk mematikan cendawan dan bakteri yang terbawa benih

yang menyebabkan blight pada kecambah, pembusukan benih atau penyakit

lainnya (Sugiharso, 1984)3.

Penggunaan empon-empon yang mengandung zat kurkumin dapat

menghambat pertumbuhan cendawan dan bakteri, bau empon-empon juga

tidak disenangi oleh hama. Berdasarkan sifat inilah maka jahe, kunyit,

temulawak, kencur dan bangle bisa dipakai sebagai bahan pengawet benih.

Cara penggunaan empon-empon dengan diparut atau dipotong–potong lalu

dicampur dengan benih dan disimpan di tempat yang tertutup (Kusnaedi,

1999).

Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa pestisida nabati yang

bersifat anti fungi cukup efektif dalam mengendalikan berbagai patogen

terbawa benih baik secara in vitro maupun in vivo ( Tjahjani et al., 2003).

Menurut Mugiono (2002) bahwa minyak sereh wangi dan minyak cengkeh

mampu menekan Aspergillus flavus dan Fusarium oxysporum pada benih

kedelai varietas Willis, Bromo dan Tambora serta tidak menimbulkan efek

fitotoksik terhadap perkecambahan benih.

2 Sastrosuwignya, S. 1986. Fungisida. Diktat Kuliah Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

3 Sugiharso. 1974. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman Diktat Kuliah. Jurusan Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Page 19: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

C. Jeruk (Citrus sp.)

Jeruk mempunyai akar tunggang panjang dan akar serabut serta akar-akar

rambut. Daun jeruk berwarna hijau-tua, posisi daun berhadapan atau berseling,

tangkai daun bersayap atau tidak bersayap dan permukaan daun berkelenjar

minyak yang transparan. Bunga jeruk berbentuk majemuk seperti anak payung,

tandan dan malai kebanyakan berkelamin dua. Pada umumnya bunga jeruk

berwarna putih, kecuali jeruk nipis dan jeruk purut bunganya berwarna agak

ungu sampai merah. Buah jeruk tergolong buah sejati, tunggal dan berdaging.

Oleh karena itu buah yang masak tidak pecah. Satu bunga menjadi satu bakal

buah saja. Dinding buah tebal dengan lapisan kulit luar yang kaku, bau

menyengat dan banyak mengandung minyak atsiri (Soelarso, 2003).

Kunci keberhasilan pengusahaan budidaya jeruk terutama berskala

industri sangat ditentukan oleh ketersediaan bibit bermutu baik dalam jumlah

yang mencukupi. Bibit jeruk yang bermutu baik adalah yang bebas penyakit,

mirip induknya, harga terjangkau dan tahap penangkarannya telah dilakukan

dengan benar dan tepat melalui program sertifikasi bibit (Soelarso, 2003).

Bibit jeruk bebas penyakit adalah yang bebas dari patogen sistemik.

Sedangkan bibit jeruk serupa induknya merupakan bibit hasil perbanyakan

secara vegetatif dengan menggunakan batang bawah dan batang atas yang

dijamin kemurniannya. Benih yang diambil sebagai batang bawah berasal dari

buah-buah yang baik, tidak cacat dan sudah tua/masak di pohon. Buah yang

jatuh sebaiknya tidak digunakan sebagai sumber benih batang bawah karena

biasanya telah tertular oleh penyakit tular tanah atau buah tersebut kurang

Page 20: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

sehat. Cendawan tular benih dan udara yang menyerang biji jeruk antara lain

Tubercolaria sp., Diplodia sp., Penicillium sp., Aspergillus sp., Rhizoctonia

sp., Mucor sp., Meliola sp., Phomapsia sp., dan Monolea sp. (Soelarso, 2003).

Penyemaian benih untuk batang bawah dapat dilakukan dalam bak

plastik atau pada bedengan. Persemaian di lapangan dilaksanakan pada

bedengan-bedengan dengan lebar 1 m, panjang 4 – 6 m, dan tinggi 30 cm.

Benih disebar di bedengan, kemudian ditutup dengan tanah halus dan pupuk

kandang yang telah diayak dan di atasnya dapat diberikan mulsa yang

bertujuan untuk menjaga kelembapan, mengurangi penguapan dan menekan

pertumbuhan gulma (Soelarso, 2003).

Persemaian di bak-bak plastik dapat dilakukan dengan menggunakan

media tumbuh campuran pupuk kandang dan pasir (2:1) atau pasir saja yang

sebelumnya sudah disterilisasi. Benih ditanam pada alur dengan jarak tanam

1 – 1,5 x 2 cm, dan benih ditanam dalam posisi bagian yang runcing dibagian

bawah. Setelah 27 – 30 hari, 50% benih biasanya sudah berkecambah. Semai

batang bawah berumur 3 – 5 bulan sudah dapat ditransplanting ke polybag atau

di lapangan. Biji jeruk bersifat poliembrioni, artinya dari satu biji dapat

tumbuh menjadi lebih dari satu semai (Soelarso, 2003).

Page 21: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

D. Viabilitas Benih

Ciri utama benih yang dapat membedakan adalah biji karena mempunyai

daya hidup yang disebut viabilitas. Menurut Sadjad et al. (1999) benih yang

ditanam memberi dua kemungkinan. Pertama, menghasilkan tanaman normal

dengan kondisi lingkungan alam tumbuhnya optimum. Kedua, tanaman

tumbuh abnormal atau mati, benih ini mempunyai daya hidup potensial atau

viabilitas potensial, karena hanya akan tumbuh normal menjadi tanaman

normal manakala kondisi alamnya optimum.

Benih yang masih mampu menumbuhkan tanaman normal, meskipun

kondisi alam tidak optimum atau sub optimum disebut benih memiliki vigor.

Benih yang vigornya tinggi akan menghasilkan produk di atas normal kalau

ditumbuhkan pada kondisi optimum ( Sadjad et al., 1999).

Menurut Mugnisyah (1999) kenormalan kecambah ditentukan oleh

kinerja struktur pentingnya, yaitu: sistem perakaran (akar primer, dalam hal

tertentu akar seminal); ‘poros taruk’ (shoot axis) (hipokotil, epikotil pada

rumput-rumputan tertentu, mesokotil, tunas terminal); kotiledon (satu hingga

beberapa); koleoptil (pada semua jenis rumput-rumputan). Kecambah normal

harus memenuhi salah satu kategori berikut: kecambah utuh atau lengkap,

kecambah dengan sedikit kerusakan dan kecambah yang terinfeksi sekunder.

Page 22: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di laboratorium hama dan penyakit tanaman

dan rumah kaca Fakutas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

dimulai pada bulan September sampai November 2004.

B. Alat dan Bahan Penelitian

Penelitian ini menggunakan alat-alat antara lain: ember besar, gelas

aqua, plastik pp 3 mm, karet gelang, parutan, saringan, petridish, pinset, oven,

mikroskop, dan bak persemaian. Sedangkan bahan yang digunakan antara

lain: benih jeruk, ekstrak kencur, kapas, abu gosok, aquadestilata, pasir, dan

kertas buram.

C. Pelaksanaan Penelitian

1. Persiapan Ekstrak Kencur

Rimpang kencur diperoleh dari pasar dan dipilih yang berukuran

sebesar ibu jari. Sediaan rimpang kemudian dikupas dan dibersihkan

dengan air yang mengalir. Rimpang yang telah bersih diparut

kemudian diperas dan disaring untuk diambil cairannya. Ekstrak

kencur yang diperoleh kemudian diencerkan dengan menambahkan

aquades sesuai perlakuan, sebagai berikut:

Page 23: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

Konsentrasi 100 % : murni cairan ekstrak

Konsentrasi 75 % : 75% cairan ekstrak dan 25% aquades

Konsentrasi 50% : 50% cairan ekstrak dan 50% aquades

2. Persiapan Benih Jeruk

Buah jeruk berasal dari kebun Ponorogo yang memiliki varietas

keprok dan dipilih yang berukuran seragam. Benih diambil dari buah

secara manual dengan cara mengupas buah dan mengeluarkan bijinya

menggunakan tangan. Biji yang terkumpul dibersihkan dari lendirnya

dengan abu gosok kemudian benih dicuci dengan air.

3. Penyimpanan benih

Penyimpanan benih jeruk dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Segumpal kapas dibasahi dengan cairan ekstrak kencur sesuai

dengan perlakuan dan ditiriskan

b. Setelah kapas ditiriskan kemudian dimasukkan ke dalam gelas

aqua sebagai pelapis wadah. Kemudian masing-masing gelas aqua

diisi 90 benih jeruk lalu ditutup plastik dan diikat dengan karet

gelang

c. Gelas-gelas aqua yang telah diisi benih dimasukkan kedalam

ember yang telah diberi air dan diatur sedemikian rupa sehingga

gelas-gelas aqua tersebut tidak bersinggungan langsung dengan air

kemudian ember ditutup.

d. Setelah itu ember yang telah diisi gelas-gelas aqua disimpan di

tempat yang aman dari gangguan tikus dan hama lainnya

Page 24: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

4. Uji Cendawan Terbawa Benih

Uji cendawan terbawa benih dilakukan dengan metode Blotter Test

sebagai berikut:

a. Tiga lembar kertas buram dicelupkan dengan aguades steril lalu

ditiriskan, kemudian dimasukan ke dalam cawan petri steril sebagai

dasar cawan petri.

b. Benih yang telah diberi pelakuan ekstrak kencur satu demi satu,

sebanyak 10 benih jeruk diletakkan diatas kertas buram dengan

posisi 1 benih di tengah petri dan 9 benih diatur satu dengan

lainnya terhadap lingkaran di tepi cawan petri. Setelah itu benih di

inkubasi selama 7 hari pada suhu kamar

c. Selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap jenis dan persentase

infeksi masing-masing cendawan yang menyerang benih dan

dihitung persentase benih terinfeksi

5. Uji Perkecambahan Benih

Bak persemaian diisi dengan pasir yang telah disterilkan. Kemudian

benih jeruk ditanam di bak persemaian. Benih yang disimpan

dikecambahkan setiap dua minggu sekali.

Page 25: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

D. Rancangan Percobaan

Rancangan Percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan 13 perlakuan dan

setiap perlakuan diulang 3 kali. Masing- masing perlakuan diambil 40 benih

jeruk untuk uji blotter test guna menentukan jenis cendawan yang menyerang

benih dan diambil 60 benih jeruk untuk uji viabilitas benih. Adapun

perlakuannya sebagai berikut :

P0 = Kontrol (Benih tanpa disimpan dan tanpa diberi perlakuan ekstrak

kencur)

P1 = Benih disimpan selama 2 minggu dengan konsentrasi ekstrak

kencur 100%

P2 = Benih disimpan selama 2 minggu dengan konsentrasi ekstrak

kencur 75%

P3 = Benih disimpan selama 2 minggu dengan konsentrasi ekstrak

kencur 50%

P4 = Benih disimpan selama 4 minggu dengan konsentrasi ekstrak

kencur 100%

P5 = Benih disimpan selama 4 minggu dengan konsentrasi ekstrak

kencur 75%

P6 = Benih disimpan selama 4 minggu dengan konsentrasi ekstrak

kencur 50%

Page 26: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

P7 = Benih disimpan selama 6 minggu dengan konsentrasi ekstrak

kencur 100%

P8 = Benih disimpan selama 6 minggu dengan konsentrasi ekstrak

kencur 75%

P9 = Benih disimpan selama 6 minggu dengan konsentrasi ekstrak

kencur 50%

P10 = Benih disimpan selama 8 minggu dengan konsentrasi ekstrak

kencur 100%

P11 = Benih disimpan selama 8 minggu dengan konsentrasi ekstrak

kencur 75%

P12 = Benih disimpan selama 8 minggu dengan konsentrasi ekstrak

kencur 50%

E. Peubah Pengamatan

Peubah yang diamati adalah sebagai berikut :

1. Jenis cendawan dan persentase infeksinya

Cendawan yang tumbuh dari benih diamati dengan mikroskop untuk

diketahui jenis dan persentase infeksinya. Jenis cendawan dapat

diketahui dari bentuk dan warna sporanya, disamping itu dipakai

pula sifat-sifat tubuh buah dari masing-masing type cendawan.

Sedangkan persentase infeksi dihitung dengan cara membandingkan

jumlah jenis cendawan tertentu dengan jumlah benih yang diinkubasi

kemudian dikalikan 100%

Page 27: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

2. Persentase benih terinfeksi

Persentase benih terinfeksi dihitung dengan cara membandingkan

jumlah benih yang terinfeksi dengan jumlah benih yang diinkubasi

kemudian dikalikan 100 %

3. Kecepatan Tumbuh

Kecepatan tumbuh dilihat dari jumlah persentase kecambah normal

setiap etmal (1 etmal = 24 jam). Pengamatan dilakukan setiap hari.

4. Keserempakan Tumbuh

Keserempakan tumbuh diamati berdasarkan penilaian terhadap

kecambah normal yang kuat atau lemah kemudian diukur panjang

akarnya dan dirata-ratakan serta diukur panjang hipokotilnya

5. Daya Berkecambah

Daya berkecambah dihitung dengan cara membandingkan jumlah

kecambah normal pada hari ke-14 dan ke-21 dengan jumlah seluruh

benih yang dikecambahkan kemudian dikalikan 100%

F. Analisis Hasil

Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan sidik ragam

dengan uji F taraf 5 % dan 1%, apabila terdapat beda nyata maka dilanjutkan

dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Page 28: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Cendawan Terbawa Benih

Sutakaria (1984)1 menyatakan bahwa biji sejak waktu dibentuk oleh

tanaman induknya sampai fase perkecambahan di persemaian untuk membentuk

tanaman baru selalu menjadi sasaran serangan berbagai patogen. Hal ini

disebabkan karena biji merupakan tempat penyimpanan bahan makanan dan

energi yang dapat digunakan oleh berbagai jasad renik untuk keperluan

hidupnya sehingga infeksi yang ditimbulkan sering kali merusak biji.

Pengujian kesehatan benih dengan metode blotter test dapat

mengidentifikasi dua jenis cendawan terbawa benih jeruk yaitu Aspergillus spp.

dan Penicillium spp. Streets (1972) menyatakan bahwa ciri kedua cendawan

tersebut sebagai berikut:

a. Penicillium spp memiliki konidiofor bercabang serta melingkar, baik

tunggal maupun ganda, dan menyerupai bentuk percabangan semak-

semak. konidium dihasilkan diujung dalam rangkaian-rangkaian,

bentuknya bulat-bulat, berjumlah banyak dan berwarna terang.

b. Aspergillus spp memiliki konidiofor terbentuk secara bebas, ujungnya

menggembung. Pada ujung ini terbentuk phialid (sel pembawa spora-

spora dengan ujung berbentuk tabung) secara langsung dan terdapat satu

lapisan sel-sel keseluruhannya merupakan bentuk kepala yang bulat.

Seringkali berwarna jika banyak jumlahnya, terletak dengan sterigmata

primer atau sekunder.

Page 29: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

Tabel 1. Rata-rata persentase infeksi cendawan Aspergillus spp. dan Penicilliumspp. setelah uji blotter test pada benih jeruk yang telah diberi perlakuan penyimpanan dengan ekstrak kencur

Konsentrasiekstrak kencur

Lama Simpan benih

Persentase Infeksi (%)

(%) (Minggu) Aspergillus spp Penicillium spp0 0 32.5 67.5

100 2 0 10075 2 0 10050 2 32.5 67.5100 4 5 37.575 4 2.5 90.7550 4 37.5 90

Tingginya persentase infeksi Penicilliun spp. pada benih jeruk dalam

penelitian ini disebabkan karena benih disimpan lama dalam suhu rendah dan

kadar air benih yang tinggi sehingga pertumbuhan Penicillium spp. meningkat

yang menyebabkan benih lebih cepat busuk. Menurut Sutakaria (1984)1 bahwa

penyimpanan Aspergillus spp. merupakan golongan cendawan yang dominan

pada kelembapan ruang simpan yang rendah, kemudian menyusul Penicillium

spp., A. hallophilicus dapat tumbuh pada benih dengan kadar air yang terlalu

rendah. Selanjutnya peningkatan kadar air benih dapat menyebabkan

pertumbuhan cendawan seperti A. restrictus, A. glaucus, A. candidus, A.

ochraelus, Penicillium spp dan A. flafus. Cendawan simpan tersebut di atas

tidak banyak dijumpai pada biji yang masih di lapang. Spora cendawan ini

dipancarkan melalui udara. Infeksi dapat terjadi melalui luka-luka, bekas

tangkai dan mungkin juga melalui permukaan kulit yang utuh (Semangun,

1989).

Page 30: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

Berbagai macam cendawan dapat menginfeksi dengan berbagai macam

cara. Tempat terjadinya infeksi dapat berlokasi di dalam embrio, di luar embrio

atau menempati seluruh jaringan biji (Sutakaria, 1984)1. Persentase benih jeruk

terinfeksi dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Persentase benih jeruk yang sehat dan benih terinfeksi pada uji blotter test yang setelah perlakuan penyimpanan dengan ekstrak kencur

KonsentrasiEksrak kencur

Lama SimpanBenih

PersentaseBenih Sehat

Persentase Benih Terinfeksi

Setelah uji blotter test(%) (Minggu) (%) (%)

Kontrol 0 100 77.5100 2 62.50 10075 2 62.50 10050 2 68.75 100

100 4 43.13 10075 4 29.38 10050 4 36.25 100

100 6 1.86 10075 6 18.13 10050 6 0 100

100 8 0 10075 8 0 10050 8 0 100

Berdasarkan Tabel diatas setelah benih jeruk diberi perlakuan 2 minggu

penyimpanan dengan berbagai konsentrasi ekstrak kencur, persentase benih

sehat masih di atas 50 persen walaupun setelah di uji blotter test ternyata benih

terinfeksi seluruhnya. Kemudian setiap 2 minggunya persentse benih sehat

mengalami penurunan, dan pada minggu ke 8 benih sudah membusuk

seluruhnya. Artinya pengaruh ekstrak kencur yang diberikan dapat mengurangi

kerusakan benih saat disimpan, karena pertumbuhan cendawan simpan

(Aspergillus spp. dan Penicullium spp.) dapat ditekan.

Page 31: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

Menurut Mugiono (2002) adanya Aspergillus sp dalam penyimpanan,

karena cendawan ini bersifat sangat saprofitik dan mempunyai daya adaptasi

yang luas (Kosmopolitan). Keberadaan Aspergillus sp memegang peranan

sebagai cendawan patogenik yang dominan dan mampu menurunkan kualitas

benih. Sedangkan Murthy dan Raveesha (1996) bahwa cendawan yang terbawa

benih kedelai di Karnataka adalah Aspergillus sp, Penicilliun sp dan

Rhizopus sp dan biasanya cendawan ini merupakan cendwan yang berkembang

pada penyimpanan.

B. Kecepatan Tumbuh

Hasil sidik ragam pengaruh ekstrak kencur dan lama simpan terhadap

kecepatan tumbuh benih jeruk dapat dilihat pada Tabel 3 dan uji lanjut jarak

berganda Duncan pada Tabel 4.

Tabel 3. Hasil sidik ragam pengaruh ekstrak kencur dan lama simpan terhadap kecepatan tumbuh benih jeruk

Sumber db JK KT F Hit F Tabel

5% 1%

Total 20 33.920 Kelompok 2 0.050 0.025 0.294ns 4.75 9.33Perlakuan 6 32.850 5.475 64.412** 3.00 4.82

Galat 12 1.02 0.085

Keterangan : ns Tidak berbeda nyata** Bebeda sangat nyata

Page 32: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

Tabel 4. Hasil uji jarak berganda Duncan pengaruh ekstrak kencur dan lama simpan terhadap kecepatan tumbuh benih jeruk

Konsentrasi ekstrak kencur

(%)

Lama Simpanbenih

(Minggu)

Purata Kecepatan Tumbuh(% kecambah normal

per ermal)0 0 3.65a

100 2 0.08b

75 2 0.17a

50 2 1.16a

100 4 0b

75 4 0b

50 4 0.08b

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda dalam satu kolom menunjukkan beda nyata pada taraf 5%

Pengaruh ekstrak kencur dan lama simpan yang menunjukkan hasil terbaik

adalah pada konsentrasi ekstrak kencur 50% dengan lama penyimpanan

2 minggu (1.16 %kecambah normal per etmal) daripada benih jeruk yang diberi

perlakuan ekstrak kencur 100% dan 75% dengan kecepatan tumbuh masing-

masing 0.08 %kecambah normal per etmal dan 0.17 %kecambah normal per

etmal. Hal ini juga terjadi pada benih jeruk yang telah disimpan 4 minggu,

benih jeruk dengan konsentrasi ekstrak kencur 50% menunjukkan hasil

0.08 %kecambah normal per etmal sedangkan benih jeruk dengan konsentrasi

ekstrak kencur 100% dan 75% tidak mengalami perkecambahan. Artinya

lingkungan simpan dengan perlindungan ekstrak kencur 50% terhadap benih

jeruk paling tidak cocok bagi pertumbuhan cendawan Aspergillus spp. dan

Penicillium spp. sedangkan kemunduran benih terjadi karena penyimpanan,

semakin lama benih jeruk disimpan kecepatan tumbuh benih jeruk semakin

rendah.

Page 33: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

C. Daya Berkecambah

Hasil sidik ragam pengaruh ekstrak kencur dan lama simpan terhadap daya

berkecambah benih jeruk dapat dilihat pada Tabel 5 dan uji lanjut jarak

berganda Duncan pada Tabel 6.

Tabel 5. Hasil sidik ragam pengaruh ekstrak kencur dan lama simpan terhadap daya berkecambah benih jeruk

Sumber db JK KT F Hit F Tabel

5% 1%

Total 20 8.666,67 Kelompok 2 16,67 8,33 0,67ns 4,75 9,33Perlakuan 6 8.500 1.416,67 113,33** 3,00 4,82

Galat 12 150 12,5

Keterangan : ns Tidak berbeda nyata** Bebeda sangat nyata

Tabel 6. Hasil uji jarak berganda Duncan pengaruh lama simpan terhadap daya berkecambah benih jeruk

Konsentrasi ekstrak kencur

(%)

Lama Simpanbenih

(Minggu)

Purata Daya Berkecambah(%)

0 0 60a

100 2 1.67b

75 2 6.67b

50 2 11.67a

100 4 0b

75 4 0b

50 4 1.67b

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda dalam satu kolom menunjukkan beda nyata pada taraf 5%

Page 34: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

Berdasarkan tabel hasil sidik ragam pada Tabel 5 pengaruh ekstrak kencur

dan lama simpan berbeda sangat nyata terhadap daya berkecambah benih jeruk.

Perlakuan ekstrak kencur 50% dengan lama penyimpanan 2 minggu

menunjukkan hasil paling baik (11,67%) daripada benih jeruk yang diberi

perlakuan 100% ekstrak kencur (1,67%) dan 75% ekstrak kencur (6,67%).

Untuk lama penyimpanan 4 minggu daya berkecambah benih jeruk terbaik juga

pada konsentrasi ekstrak kencur 50%, sedangkan konsentrasi ekstrak kencur

100% dan 75% benih jeruk tidak mengalami perkecambahan. Artinya semakin

lama benih jeruk disimpan daya berkecambah benihnya semakin menurun. Hal

ini diduga karena belum tepatnya kondisi lingkungan simpan yang baik untuk

benih jeruk yang tergolong benih rekalsitran. Sutakaria (1984)1 berpendapat

benih baik yang baru dipanen mempunyai potensi tinggi untuk berkecambah.

Potensi tersebut lambat laun menurun walaupun keadaan lingkungan tempat

penyimpanan diatur dalam keadaan yang sebaik-baiknya. Karena setelah benih

dipanen masih terjadi berbagai proses seperti: perubahan pada struktur protein,

berkurangnya cadangan makanan, pembentukan asam lemak, aktivitas enzim,

perubahan kromosom dan respirasi (Justice dan Bass, 1990).

Page 35: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

D. Keserempakan Tumbuh

Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh ekstrak kencur dan lama simpan

terhadap panjang akar dan panjang hipokotil benih jeruk dapat dilihat pada

Tabel 7 dan uji lanjut jarak berganda Duncan pada Tabel 8.

Tabel 7. Rekapitulasi hasil sidik ragam pengaruh ekstrak kencur dan lama simpan terhadap panjang akar dan panjang hipokotil benih jeruk

Sumber Panjang Akar (cm) Panjang Hipokotil (cm)Kelompok ns nsPerlakuan ns **

Keterangan : ns Tidak berbeda nyata** Bebeda sangat nyata

Tabel 8. Hasil uji jarak berganda Duncan pengaruh lama simpan benih jeruk terhadap panjang hipokotil benih jeruk

Konsentrasi ekstrak kencur

(%)

Lama Simpanbenih

(Minggu)

Purata Panjang Hipokotil(cm)

0 0 4.63a

100 2 0b

75 2 0.67a

50 2 3.03a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti huruf yang berbeda dalam satu kolom menunjukkan beda nyata pada taraf 5%

Pengaruh ekstrak kencur dan lama simpan terhadap panjang akar

menunjukkan hasil tidak berbeba nyata. Sedangkan berdasarkan panjang

hipkotil perlakuan konsentrasi ekstrak kencur dan lama simpan memberikan

pengaruh yang berbeda sangat nyata. Pada konsentrasi ekstrak kencur 50%

dengan lama penyimpanan 2 minggu menunjukkan hasil terbaik (3.03 cm)

daripada benih jeruk yang diberi ekstrak kencur 100% (0 cm) dan 75%

(0.67 cm). Artinya semakin tinggi konsentrasi ekstrak kencur pertumbuhan

hipokotil semakin terhambat. Benih jeruk yang diujikan untuk keserempakan

Page 36: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

tumbuh setelah disimpan 4 minggu tidak mengalami pertumbuhan. Hal ini

disebabkan banyaknya benih busuk yang terinfeksi cendawan saat benih

disimpanan baik secara langsung merusak jaringan benih. Kerusakkan benih

jeruk diduga juga disebabkan senyawa toksin yang dikeluarkan oleh cendawan

dan konsentrasi ekstrak kencur terbaik yang mampu mempertahankan viabilitas

benih. Sutopo (1985) menyatakan bahwa kerugian-kerugian yang dapat

disebabkan oleh patogen yang terbawa benih antara lain adalah menurunnya

pesentase perkecambahan disebabkan oleh benih busuk atau damfing of pada

kecambah akibat serangan patogen, turunnya kualitas benih yang diakibatkan

oleh kerusakan-kerusakan bentuk fisik dan warna benih serta patogen-patogen

tertentu tidak saja menurunkan kualitas benih, tetapi juga menyebabkan benih

yang terinfeksi menjadi sangat beracun; sebagai contoh : pada benih kacang

tanah yang terinfeksi oleh Aspergillus flavus menyebabkan terbentuknya

aflatoksin yang beracun.

Menurut Jastice dan Bass (1990) peralihan dari keadaan hidup sampai mati

pada benih dapat berlangsung dengan lambat dan cepat, tergantung pada jenis

benihnya, berat benih dan dibagian mana benih terluka; kelembapan dan suhu

lingkungan dilapang, sewaktu panen dan sewaktu disimpan; serta sebentar atau

lamanya benih terkena kondisi-kondisi buruk tersebut. Kodisi-kondisi itulah

yang menentukan masa hidup benih yang sebenarnya. Sehingga benih dapat

mati hanya dalam waktu beberapa hari atau minggu setelah saat kemasakannya

atau sebaliknya benih tetap segar selama bertahun-tahun setelah kemasakannya.

Page 37: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis keragaman dan pembahasan hasil penelitian ini

dapat disimpulkan :

1. Konsentrasi ekstrak kencur 50 persen memberikan hasil terbaik yang dapat

melindungi benih jeruk dari cendawan selama penyimpanan benih dengan

lama waktu simpan 2 minggu

2. Jenis cendawan simpan yang dominan menyerang benih jeruk adalah

Aspergillus spp. dan Penicillium spp. pada uji blotter tes

3. Penyimpanan benih jeruk dengan pemberian ekstrak kencur melebihi 2

minggu mengakibatkan penurunan viabilitas benih

B. Saran

1. Perlu dilakukan penyimpanan benih jeruk dengan pemberian empon-

empon yang sama tetapi dengan metode penyimpanan yang berbeda,

misalnya empon-empon tidak diekstrak tetapi hanya dirajang. Hal ini

didasarkan karena diduga pengekstrakkan empon-empon dengan cara di

parut dapat mengurangi zat-zat yang terkandung di dalam empon-empon

tersebut

2. Perlu dilakukan metode uji kesehatan benih yang lain, misalnya metode

inkubasi media agar sehingga diketahui kemungkinan adanya cendawan

lain yang terbawa benih jeruk. Serta perlu juga dilakuakan pengujian

in vitro untuk mengetahui pengaruh ekstrak kencur terhadap pertumbuhan

cendawan terbawa benih jeruk yang ditumbuhkan

Page 38: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

DAFTAR PUSTAKA

Guenther, E. 1987. Minyak Atsiri. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Justice, O. L dan Louis N Bass. 1990. Prinsip Praktek Penyimpanan Benih. Rajawali Press. Jakarta.

Kardinan, A. 2000. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasinya. Penebar Swadaya. Yogyakarta.

Kusnaedi. 1999. Pengendalian Hama Tanpa Pestisida. Penebar Swadaya. Jakarta.

Mugiono. 2002. Pengujian potensi Minyak Sereh Wangi dan Minyak Cengkah Untuk Mengendaliakan Cendawan patogenik Terbawa Benih Kedelai (Glycine max (L.) Merr): Aspergillus flavus (L.) dan Fusarium oxysporium (S.). Skripsi, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, IPB. Bogor.

Mugnisyah, W.R. 1999. Teknologi Benih. Materi Pokok Mekanisasi Pertanian;1-6; LUHT 4431/2 SKS; Universitas Terbuka. Jakarta.

Murthy YLK dan Raveesha K.A. 1996. Seed Mycoflora of Soy Bean in Karnataka. Plant Disease Research II (1): 78-82.

Neegaard, P. 1976. Seed Pathology. Vol I.. John Willey and Sons. New York.

Sadjad, S, Endang Murtiati dan Satrias Ilyas. 1999. Parameter Pengujian Vigor Benih dari Komparatif ke Simulatif. PT Grasindo. Jakata.

Semangun, H. 1989. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Gadjah Mada Press. Yogyakarta.

Soelarso, B. 2003. Budidaya Jeruk Bebas Penyakit. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Streets, R.B. 1972. Diagnosis Penyakit Tanaman. The University of Arizona

Press. Tuscon, Arizona, USA.

Sutopo, L . 1985. Teknologi Benih. Rajawali Press. Jakarta.

Tjahjani, A, Rahayu S dan Supartini. 2003. Pengaruh Ekstraksi Daun Mimba dan Daun Sirih terhadap Penyakit Antraknosa pada Buah Cabe Merah (Capsicum annuum). Prosiding Forum Komunikasi Ilmiah. Pemanfaatan Pestisida Nabati: Bogor, 9 – 10 November 1999.

Wudianto, R. 2001. Membuat Setek, Cangkok, dan Okulasi. Penebar Swadaya,. Jakarta.

Wirawan, B dan Sri Wahyuni. 2002. Memproduksi Benih Bersertifikat. Penebar Swadaya. Jakarta.

Page 39: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

Lampiran 1. Gambar konidium Aspergillus spp. (a), Penicillium spp. (b) dan benih jeruk yang terinfeksi cendawan pada uji blotter test (c)

a. Konidium Aspergillus spp.

b. Konidium Penicillium spp.

c. Benih jeruk yang terinfeksi cendawan pada uji blotter test

Page 40: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

Lampiran 2. Gambar kriteria kecambah normal (a), abnormal (b) dan benih busuk atau mati (c)

a. Kriteria kecambah normal benih jeruk

b. Kriteria kecambah abnormal benih jeruk

c. Kriteria benih jeruk busuk atau mati

Page 41: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

Lampiran 3. Rata-rata kecepatan tumbuh benih jeruk setelah diberi perlakuan penyimpanan dengan ekstrak kencur

Konsentrasi ekstrak kencur

(%)

Lama simpan benih

(Minggu)

Kecepatan Tumbuh (% Kecambah Normal Per Etmal)Ulang

an

1

Ulangan

2

Ulangan

3

Rata-

rata

0 0 3.86 3.64 3.45 3.65100 2 0 0.25 0 0.0875 2 0 0.25 0.25 0.1650 2 1.11 0.50 1.86 1.16100 4 0 0 0 075 4 0 0 0 050 4 0 0.24 0 0.08

Lampiran 4. Rata-rata daya berkecambah benih jeruk setelah diberiperlakuan penyimpanan dengan ekstrak kencur

Konsentrasi ekstrak kencur

(%)

Lama simpan benih

(Minggu)

Daya Berkecambah (%)Ulang

an

1

Ulangan

2

Ulangan

3

Rata-

rata

0 0 60 60 60 60100 2 0 5 0 1.6675 2 5 5 10 6.6750 2 10 5 20 11.67100 4 0 0 0 075 4 0 0 0 050 4 0 5 0 1.66

Page 42: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

Lampiran 5. Rata-rata panjang akar benih jeruk setelah diberi perlakuan penyimpanan dengan ekstrak kencur

Konsentrasi ekstrak kencur

(%)

Lama simpan benih

(Minggu)

Panjang Akar (cm)Ulang

an

1

Ulangan

2

Ulangan

3

R Rata-

rata

0 0 4.28 3.61 4.66 4.18100 2 0 0 0 075 2 2.85 0 03.1 0.9550 2 5.5 2 0 3.53100 4 0 0 0 075 4 0 0 0 050 4 0 0 0 0

Lampiran 6. Rata-rata panjang hipokotil benih jeruk setelah diberiperlakuan penyimpanan dengan ekstrak kencur

Konsentrasi ekstrak kencur

(%)

Lama simpan benih

(Minggu)

Panjang Hipokotil (cm)

Ulang

an

1

Ulang

an

2

Ulang

an

3

Rata-rata

0 0 4.50 4.89 4.51 4.63

100 2 0 0 0 0

75 2 2 0 0 0.66

50 2 3.1 4 2 3.03

100 4 0 0 0 0

75 4 0 0 0 0

50 4 0 0 0 0

Page 43: PENGARUH EKSTRAK KENCUR DAN LAMA SIMPAN TERHADAP

Lampiran 7. Hasil sidik ragam pengaruh ekstrak kencur dan lama simpan terhadap panjang akar benih jeruk

Sumber db JK KT F Hit F Tabel

5% 1%

Total 11 48.72 Kelompok 2 6.47 3.23 0.29ns 3.14 10.92Perlakuan 3 36.33 12.11 1.1ns 4.76 9.78

Galat 12 5.92 11.12

Keterangan : ns Tidak berbeda nyata

KK = 153.67%

Lampiran 8. Hasil sidik ragam pengaruh ekstrak kencur dan lama simpan terhadap panjang hipokotil benih jeruk

Sumber db JK KT F Hit F Tabel

5% 1%

Total 11 46.03 Kelompok 2 1.81 0.66 1.35ns 3.14 10.92Perlakuan 3 41.26 13.75 28.06** 4.76 9.78

Galat 12 5.92 11.12

Keterangan : ns Tidak berbeda nyata** Bebeda sangat nyata

KK = 33.70%