pengaruh ekstrak jahe terhadap penghambatan mikroba perusak pada ikan nila

12
Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 4, No. 1, Juni 2011: 80-91 80 PENGARUH EKSTRAK JAHE (Zingiber officinale) TERHADAP PENGHAMBATAN MIKROBA PERUSAK PADA IKAN NILA ( Oreochromis niloticus) Eni Purwani dan Setyo Wulang Nur Hapsari Program Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadyah Surakarta Jln A Yani Pabelan Kartasura Abstract Compared to Catfish, Tilapia fish (Oreochromis niloticus) is more prospective to be cultivated since it has higher nutritional value. Tilapia is classified perishable because it decays quickly. Several natural substances have ability to preserve fish because they contain some components that have antimicrobial effects, for example ginger that contains gingerol, shogaol and zingerone. The aim of this experiment was to understand the influence of ginger extract (Zingiber officinale) to inhibit decaying microbe of Tilapia fish. This research implemented experimental method with 4 treatments and each treatment was replicated 2 times. Data were analysed by classifying inhibition level of each treatment. It showed that of 16 isolate, 10 of them had been inhibited. It was revealed that there were 4 types of microorganism, 2 were classified as gram positive while the rest were gram negative. Based on classi- fying inhibition level of each treatment, the greatest inhibition zone was found at IB 7 which was 25 mm and concentration 50% with type of microbe Bacillus alvei. Regard to inhibition level, gram positive microorganisms were inhibited more effectively. It can be concluded that application of ginger extract provided significant difference compared to no-extract treatment. Meanwhile, between those three per- centages of ginger extract application (50%, 60% and 70%) significant difference was not found in term of inhibition level. Keyword: ginger extract, inhibitor microbe, indigo fish PENDAHULUAN Ikan merupakan suatu bahan pa- ngan yang cepat mengalami proses pe- mbusukan (perishable food). Hal ini di- sebabkan karena beberapa hal seperti kandungan protein yang tinggi dan kondisi lingkungan yang sangat sesuai untuk pertumbuhan mikroba pem- busuk. Kadar air yang terkandung di dalam ikan sebagai faktor utama pe- nyebab kerusakan bahan pangan. Se- makin tinggi kadar air suatu bahan pangan maka semakin besar kemung- kinan kerusakannya, baik sebagai aki- bat aktivitas biologis internal (metabo- lisme) maupun masuknya mikroba perusak (Pandit dkk, 2008). Ikan nila merupakan salah satu jenis ikan budidaya air tawar yang me- mpunyai prospek cukup baik untuk

Upload: denmaskoko-heru

Post on 21-Nov-2015

117 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

pengaruh ekstrak jahe terhadap penghambatan mikroba peerusak ikan nila

TRANSCRIPT

  • Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 4, No. 1, Juni 2011: 80-9180

    PENGARUH EKSTRAK JAHE (Zingiber officinale) TERHADAPPENGHAMBATAN MIKROBA PERUSAK PADA IKAN NILA

    (Oreochromis niloticus)

    Eni Purwani dan Setyo Wulang Nur Hapsari

    Program Gizi, Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadyah Surakarta

    Jln A Yani Pabelan Kartasura

    Abstract

    Compared to Catfish, Tilapia fish (Oreochromis niloticus) is more prospective to be cultivatedsince it has higher nutritional value. Tilapia is classified perishable because it decays quickly. Severalnatural substances have ability to preserve fish because they contain some components that haveantimicrobial effects, for example ginger that contains gingerol, shogaol and zingerone. The aim of thisexperiment was to understand the influence of ginger extract (Zingiber officinale) to inhibit decayingmicrobe of Tilapia fish. This research implemented experimental method with 4 treatments and eachtreatment was replicated 2 times. Data were analysed by classifying inhibition level of each treatment.It showed that of 16 isolate, 10 of them had been inhibited. It was revealed that there were 4 types ofmicroorganism, 2 were classified as gram positive while the rest were gram negative. Based on classi-fying inhibition level of each treatment, the greatest inhibition zone was found at IB 7 which was 25 mmand concentration 50% with type of microbe Bacillus alvei. Regard to inhibition level, gram positivemicroorganisms were inhibited more effectively. It can be concluded that application of ginger extractprovided significant difference compared to no-extract treatment. Meanwhile, between those three per-centages of ginger extract application (50%, 60% and 70%) significant difference was not found in termof inhibition level.

    Keyword: ginger extract, inhibitor microbe, indigo fish

    PENDAHULUAN

    Ikan merupakan suatu bahan pa-ngan yang cepat mengalami proses pe-mbusukan (perishable food). Hal ini di-sebabkan karena beberapa hal sepertikandungan protein yang tinggi dankondisi lingkungan yang sangat sesuaiuntuk pertumbuhan mikroba pem-busuk. Kadar air yang terkandung didalam ikan sebagai faktor utama pe-

    nyebab kerusakan bahan pangan. Se-makin tinggi kadar air suatu bahanpangan maka semakin besar kemung-kinan kerusakannya, baik sebagai aki-bat aktivitas biologis internal (metabo-lisme) maupun masuknya mikrobaperusak (Pandit dkk, 2008).

    Ikan nila merupakan salah satujenis ikan budidaya air tawar yang me-mpunyai prospek cukup baik untuk

  • Pengaruh Ekstrak Jahe (Zingiber officinale) Terhadap ... ( Eni Purwani dan Setyo Wulang NH) 81

    dikembangkan karena banyak di-gemari oleh masyarakat (Rostini, 2007).

    Ikan nila memiliki kandungangizi yang lebih baik bila dibandingkandengan ikan air tawar yang lain sepertiikan lele. Kandungan protein ikan nilasebesar 43,76%; lemak 7,01%; kadar abu6,80% dan air 4,28% per 100 gram beratikan, sedangkan lele memiliki kandu-ngan protein 40,28%; lemak 11,18%;kadar abu 5,52% dan air 3,64% (Leksonodan Syahrul, 2001). Untuk memper-panjang daya simpan atau membuatikan nila lebih awet, selain kadar airyang harus diturunkan maka perluadanya suatu pengawetan pada ikannila.

    Bahan-bahan alami memiliki po-tensi untuk pengawetan ikan nila.Syamsir (2007), melaporkan hal inidisebabkan karena bahan-bahan alamitersebut memiliki aktivitas meng-hambat mikroba yang disebabkan olehkomponen tertentu yang ada didalam-nya. Penelitian mengenai potensi pe-ngawet alami yang dikembangkan daritanaman rempah telah banyak dilaku-kan.

    Rempah-rempah yang mem-punyai efek sebagai antimikroba salahsatunya adalah jahe. Berbagai pene-litian membuktikan bahwa jahe mem-punyai sifat antimikroba. Beberapakomponen utama dalam jahe yaitugingerol, shogaol dan zingeron (Winartidan Nurdjanah, 2005). Komponen ter-sebut merupakan senyawa metabolitsekunder yang terdiri dari golongan

    fenol, flavonoid, terpenoid dan minyakatsiri yang terdapat pada ekstrak jahediduga merupakan golongan senyawabioaktif yang dapat menghambat per-tumbuhan mikroba (Nursal dkk, 2006).Komponen yang terkandung dalamrimpang jahe selain sebagai pengawetjuga mempunyai banyak kegunaan, di-antaranya sebagai rempah-rempah, in-dustri farmasi dan obat tradisional, in-dustri parfum, industri kosmetika danlain-lain (Paimin dan Murhananto,2004). Purwani dkk (2006) melaporkanbahwa, ekstrak jahe mempunyai efeksebagai antimikroba terutama pada mi-kroba Micrococcus varians, Leuconostocsp, Bacillus subtilis dan Pseudomonas sp.

    Berkaitan dengan adanya se-nyawa antimikroba pada jahe, makajahe dapat dimanfaatkan sebagai peng-awetan pangan, khususnya pada ikannila. Sehingga perlu penelitian yangmempelajari tentang pengaruh ekstrakjahe (Zingiber officinale) terhadap peng-hambatan mikroba perusak pada ikannila (Oreochromis niloticus).

    METODE PENELITIAN

    Bahan-bahan yang digunakanuntuk ekstraksi dalam penelitian iniadalah jahe emprit, larutan etanol 70%,larutan CMC Na 0,1% dan aquades. Se-dangkan bahan untuk isolasi mikrobadan uji daya hambat adalah ikan nilasegar yang diperoleh langsung dariBalai Budidaya dan Pembibitan Per-ikanan Darat di daerah Colomadu,media Nutrien Agar/NA dan aquades.

  • Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 4, No. 1, Juni 2011: 80-9182

    Penelitian pendahuluan dilaku-kan untuk menentukan besarnya kon-sentrasi ekstrak jahe yang akan diujidaya hambat pada mikroba hasil iso-lasi. Konsentrasi yang akan diujikanpada penelitian pendahuluan adalah25%, 40% dan 50%. Tahapan dalam pe-nelitian utama meliputi :1. Ekstraksi Jahe.2. Pembuatan Larutan/Pengenceran

    Ekstrak Jahe.3. Isolasi dan Identifikasi Mikroba

    pada Ikan Nila.a. Suspensi Ikan Nilab. Pengenceran Suspensi Ikan Nilac. Penanaman Mikroba dari Suspensi

    Ikan Nilad. Identifikasi Mikroba dari Koloni

    yang Berbedae. Pewarnaan Gram

    4. Uji Daya Hambat Mikroba padaEkstrak Jahe dengan Konsentrasiyang Berbeda

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Berdasarkan penelitian yang te-lah dilakukan pada 16 isolat ikan nila(Oreochromis niloticus), setelah dila-kukan identifikasi dan determinasi di-peroleh 7 spesies mikroba. Dari 16 iso-lat ikan nila tersebut hanya diperoleh10 isolat ikan nila yang mempunyairespon hambatan dan diperoleh 4 jenismikroba perusak dari 10 isolat ikan nilatersebut. Mikroba yang tidak merusakikan nila adalah jenis Klebsiella pneumo-niae, Enterobacter aerogenes dan Bacilluscereus (Purwani dkk, 2008). Mikroba iniadalah jenis mikroba patogen dan tidakterhambat pertumbuhannya oleh eks-trak jahe. Ketujuh jenis mikroba yangterdapat pada ikan nila, dapat dilihatpada tabel 1.

    Tabel 1. Hasil Isolasi Mikroba Ikan Nila

    No. Jenis Isolat Jenis Mikroba Perusak Jenis Gram

    1. IB 1, IB 3, IB 4, IB 6, IS 2 dan IS 7 Acinetobacter calcoaceticus Negatif

    2. IB 2 dan IB 5 Pseudomonas aerugenosa Negatif 3. IB 7 Bacillus alvei Positif 4. IS 1 dan IS 3 Bacillus licheniformis Positif 5. IS 6 Bacillus cereus Positif 6. IB 8 Enterobacter aerogenes Negatif

    7. IB 7, IS 4 dan IS 5 Klebsiella pneumoniae Negatif

  • Pengaruh Ekstrak Jahe (Zingiber officinale) Terhadap ... ( Eni Purwani dan Setyo Wulang NH) 83

    Jenis mikroba yang merusak ikannila berdasarkan jenis gramnya, dapatdideskripsikan sebagai berikut:1. Acinetobacter calcoaceticus

    Acinetobacter calcoaceticus adalahspesies mikroba gram negatif danbersifat aerob. Mikroba ini tersebarluas di tanah dan air.

    Acinetobacter biasanya tampakberbentuk kokobasil atau kokus. Mi-kroba ini ada yang berbentuk batangdan kadang-kadang tampak bersifatgram positif (Boel, 2004). Acineto-bacter tumbuh baik pada sebagianbesar media yang digunakan untukpembiakan mikroba (Jawetz dkk,2001). Acinetobacter calcoaceticus da-pat dilihat pada Gambar berikut:

    2. Pseudomonas aeruginosaPseudomonas aeruginosa merupa-

    kan suatu mikroba gram negatif ber-bentuk batang lurus atau meleng-kung, non sporulasi, tidak berkapsuldan umumnya memproduksi pig-men yang larut air. Pigmentasi me-ngandung pyocyanin (berwarnakebiru-biruan) dan fluorecein (warnakehijau-hijauan). Spesies dari Pseu-

    domonas umumnya ditemukan diair, tanah dan sering menyebabkankebusukan pada makanan. Pseudo-monas aeruginosa adalah salah satuspesies yang merupakan kontami-nan, umumnya terdapat pada kulitdan pada keadaan tertentu bersifatpatogenik (Supardi dan Sukamto,1999). Pseudomonas aeruginosa dapatdilihat pada Gambar berikut:

    3. Bacillus alveiBacillus dapat tumbuh dalam

    makanan dan menghasilkan entero-toksin yang menyebabkan keracun-an makanan. Kebanyakan anggotagenus ini adalah organisme saprofityang lazim terdapat dalam tanah,air, udara dan tumbuh-tumbuhan.Spesies ini ada dimana-mana dankarena mempunyai kemampuanmembentuk spora, dapat hidup dilingkungan selama bertahun-tahun.Mikroba ini termasuk batang besar,gram positif, aerob dan membentukrantai (Jawetz dkk, 2001). Bacillus alveidapat dilihat pada Gambar berikut:

  • Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 4, No. 1, Juni 2011: 80-9184

    4. Bacillus licheniformisBacillus licheniformis merupakan

    mikroba gram positif, berbentuk ba-tang dengan panjang antara 1,5 msampai 3 m dan lebar antara 0,6 msampai 0,8 m. Spora dari mikrobaini berbentuk batang silindris atauelips dan terdapat pada sentral atauparasentral. B. licheniformis merupa-kan species mikroba yang mampumenghasilkan protease dalam jum-lah yang relatif tinggi. Jenis proteaseyang dihasilkan oleh mikroba iniadalah enzim ekstraselular yang ter-golong proteinase serin karena me-ngandung serin pada sisi aktifnya(Haetami dkk, 2008). Bacillus liche-niformis dapat dilihat pada Gambarberikut:

    Irianto (2006) menyatakan bah-wa, untuk melihat mikroba denganjelas, tubuhnya perlu diisi dengan zatwarna, pewarnaan ini disebut penge-catan mikroba. Di antara bermacam-macam mikroba yang dicat, ada yangdapat menahan zat warna ungu dalamtubuhnya meskipun telah didekolori-sasi dengan alkohol atau aseton. Mikro-ba yang memberi reaksi semacam inidinamakan mikroba gram positif.Sebaliknya, mikroba yang tidak dapatmenahan zat warna setelah dekolori-sasi dengan alkohol akan kembali men-jadi tidak berwarna dan bila diberikanpengecatan dengan zat warna kontras,akan berwarna sesuai dengan zat warnakontras. Mikroba yang memperlihatkanreaksi semacam ini dinamakan mikrobagram negatif. Berdasarkan pengecatangram tersebut, mikroba dibagi dalamdua golongan besar, yaitu mikrobagram positif dan mikroba gram negatif.Besar daya hambat mikroba jenis gramnegatif dari masing-masing konsentrasiekstrak jahe dapat dilihat pada Tabel2.

    Berdasarkan Tabel di atas, ujidaya hambat mikroba gram negatif,diperoleh hasil terdapat 2 jenis mikro-ba perusak ikan nila yaitu spesies Aci-netobacter calcoaceticus dan Pseudo-monasaeruginosa. Berdasarkan klasifikasi res-pon hambatan mikroba, rata-rata dayahambat mikroba tergolong lemahhingga sedang. Sedangkan untuk ujidaya hambat mikroba jenis gram positifdapat dilihat pada tabel 3. Berdasarkan

  • Pengaruh Ekstrak Jahe (Zingiber officinale) Terhadap ... ( Eni Purwani dan Setyo Wulang NH) 85

    Tabel di atas, uji daya hambat mikrobagram positif, diperoleh hasil terdapat2 jenis mikroba perusak ikan nila yaituspesies Bacillus alvei dan Bacillus liche-niformis. Berdasarkan klasifikasi responhambatan mikroba, kategori daya ham-bat mikroba tergolong lemah hinggakuat. Respon hambatan yang palingkuat terdapat pada mikroba jenis Bacil-lus alvei.

    Mikroba gram positif lebih efek-tif dihambat pertumbuhannya olehekstrak jahe dibandingkan mikroba

    gram negatif. Hal ini disebabkan ka-rena mikroba gram negatif mempunyaiketahanan yang lebih baik terhadapsenyawa antimikroba. Mikroba gramnegatif memiliki sistem seleksi ter-hadap zat-zat asing yaitu pada lapisanlipopolisakarida. Struktur dinding selmikroba gram negatif relatif lebih kom-pleks, berlapis tiga yaitu lapisan luaryang berupa lipoprotein, lapisan te-ngah yang berupa lipopolisakarida danlapisan dalam berupa peptidoglikan.Sedangkan struktur dinding sel mikro-

    No. Isolat Jenis Mikroba Konsentrasi (%)

    Daya Hambat Zona Terang

    (mm) Kategori

    1. IB 1 A. calcoaceticus 0 50 60 70

    - 15,5 15 16

    - Sedang Lemah Sedang

    2. IB 2 P. aeruginosa 0 50 60 70

    - 14

    15,25 15

    - Lemah Sedang Lemah

    3. IB 3 A. calcoaceticus 0 50 60 70

    - 16,25 17,17

    16

    - Sedang Sedang Sedang

    4. IB 4 A. calcoaceticus 0 50 60 70

    - 16 15 16

    - Sedang Lemah Sedang

    5. IB 5 P. aeruginosa 0 50 60 70

    - 18,5 17 18

    - Sedang Sedang Sedang

    6. IB 6 A. calcoaceticus 0 50 60 70

    - 16

    16,75 17

    - Sedang Sedang Sedang

    7. IS 2 A. calcoaceticus 0 50 60 70

    - 13,5

    15,75 14,5

    - Lemah Sedang Lemah

    Tabel 2. Uji Daya Hambat Mikroba Gram Negatif

  • Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 4, No. 1, Juni 2011: 80-9186

    ba gram positif relatif lebih sederhanasehingga memudahkan senyawa anti-mikroba untuk masuk ke dalam sel danmenemukan sasaran untuk bekerja(Zuhud dkk, 2001).

    Secara keseluruhan zona peng-hambatan mikroba perusak ikan nilaberdasarkan klasifikasi respon hamba-tan pertumbuhan mikroba, diperolehzona hambatan paling besar ditunjuk-kan pada isolat IB 7 yaitu mencapai 25mm pada konsentrasi 50% dengan jenismikroba Bacillus alvei. Bacillus alveimerupakan mikroba gram positif. Res-pon hambatan mikroba gram positiflebih kuat dibandingkan mikroba gramnegatif. Hal ini sesuai dengan pene-litian yang dilakukan oleh Iskandardkk (2009), kemungkinan disebabkanoleh perbedaan komponen penyusundinding sel antara mikroba gram positifdan gram negatif. Dinding sel mikrobagram positif banyak mengandung tei-koat dan asam teikoronat serta molekulpolisakarida. Menurut Irianto (2006),

    komponen kimia ini melindungi seldari dari kegiatan lisis enzim, sedang-kan zat-zat lain menentukan reaksi selpada pengecatan gram dan ada pulayang menarik dan mengikat bakteri-ofage. Penelitian serupa telah dilaku-kan oleh Nursal dkk (2006), yang me-neliti tentang bioaktifitas ekstrak jahedalam menghambat pertumbuhan ko-loni mikroba Escherichia coli (jenis mi-kroba gram negatif) dan Bacillus subtilis(jenis mikroba gram positif). Penelitiantersebut menyatakan bahwa terjadinyapenghambatan terhadap pertumbuhankoloni mikroba diduga disebabkan ka-rena kerusakan yang terjadi pada kom-ponen struktural membran sel mikroba.Senyawa golongan terpenoid dapat ber-ikatan dengan protein dan lipid yangterdapat pada membran sel dan bahkandapat menimbulkan lisis pada sel. Volkdan Wheeler (1988), mengemukakanbahwa membran sel yang tersusun atasprotein dan lipid sangat rentan ter-hadap zat kimia yang menurunkan te-

    No. Isolat Jenis Mikroba Konsentrasi (%)

    Daya Hambat Zona Jernih

    (mm) Kategori

    1. IB 7 B. alvei 0 50 60 70

    - 25 24

    24,5

    - Kuat Kuat Kuat

    2. IS 1 B. licheniformis 0 50 60 70

    - 14,5 15,75 15,8

    - Lemah Sedang Sedang

    3. IS 3 B. licheniformis 0 50 60 70

    - 15

    15,25 14,75

    - Lemah Sedang Lemah

    Tabel 3. Uji Daya Hambat Mikroba Gram Positif

  • Pengaruh Ekstrak Jahe (Zingiber officinale) Terhadap ... ( Eni Purwani dan Setyo Wulang NH) 87

    gangan permukaan. Kerusakan mem-bran sel menyebabkan terganggunyatransport nutrisi (senyawa dan ion)melalui membran sel sehingga selmikroba mengalami kekurangan nutri-si yang diperlukan bagi pertumbuhan-nya. Berdasarkan Tabel 2 dan Tabel 3,diperoleh grafik rata-rata kategori zonabening pada daya hambat mikroba gr-am negatif dan gram positif padaGambar berikut:

    Hasil pengujian daya hambatmikroba dari ekstrak jahe menunjuk-kan bahwa semua konsentrasi ekstrakjahe (50%, 60% dan 70%) mampu meng-hambat pertumbuhan mikroba yangterdapat pada ikan nila. Respon ham-batan pertumbuhan mikroba tergolonglemah hingga kuat. Hal ini disebabkankarena adanya kandungan senyawametabolit sekunder yang terdapat padatanaman jahe, yaitu golongan fenol se-perti gingerol, paradol, shogaol, zingerone,resin dan minyak atsiri. Senyawa-senya-wa metabolit sekunder tersebut dapatmenghambat pertumbuhan mikrobapatogen dan perusak pangan (Nursaldkk, 2006). Menurut Jawetz dkk (2001),

    pertumbuhan mikroba yang terhambatatau kematian mikroba akibat suatu zatantimikroba dapat disebabkan oleh pe-nghambatan terhadap sintesis dindingsel, penghambatan terhadap fungsimembran sel, penghambatan ter-hadapsintesis protein atau peng-hambatanterhadap sintesis asam nukleat.

    Kerusakan yang dapat terjadipada sel mikroba akibat pemberian eks-trak jahe adalah penghambatan padasintesis dinding sel. Ini didasarkanpada adanya senyawa fenol (Ajizah dkk, 2007). Penghambatan pertumbuh-ansel mikroba oleh komponen fenol ataualkohol dari rempah-rempah disebab-kan kemampuan fenol untuk men-denaturasi protein dan merusak mem-bran sel dengan cara melarutkan lemakyang terdapat pada dinding sel, karenasenyawa ini mampu melakukan mi-grasi dari fase cair ke fase lemak. Bebe-rapa senyawa turunan fenol juga mam-pu menurunkan tegangan permukaansel (Rahayu, 2000). Hal ini disebabkankarena membran sel yang tersusun atasprotein dan lipid sangat rentan ter-hadap zat kimia (senyawa fenol). Keru-sakan membran sel menyebabkan ter-ganggunya transpor nutrisi (senyawadan ion) melalui membran sel sehinggasel mikroba mengalami kekurangannutrisi yang diperlukan bagi pertum-buhannya (Volk dan Wheeler, 1988).

    Proses perakitan dinding sel mi-kroba diawali dengan pembentukanrantai peptida yang akan membentukjembatan silang peptida yang meng-gabungkan rantai glikan dari pepti-

  • Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 4, No. 1, Juni 2011: 80-9188

    doglikan pada rantai yang lain sehinggamenyebabkan dinding sel terakit sem-purna. Jika ada kerusakan pada din-ding sel atau ada hambatan dalampembentukannya dapat terjadi lisispada sel mikroba sehingga mikroba se-gera kehilangan kemampuan mem-bentuk koloni dan diikuti dengan ke-matian sel mikroba. Pemberian anti-mikroba dari ekstrak jahe dapat meng-hambat perakitan dinding sel dan me-ngakibatkan penggabungan rantaiglikan tidak terhubung ke dalam pepti-doglikan dinding sel menuju suatustruktur yang lemah dan menyebabkankematian mikroba (Ajizah dkk, 2007).

    Setiap senyawa yang meng-halangi tahapan sintesis peptidoglikanakan menyebabkan dinding sel mikro-ba diperlemah dan sel menjadi lisis.Lisisnya sel mikroba tersebut dikarena-

    kan tidak berfungsinya lagi dindingsel. Dinding sel mempertahankan ben-tuk dan melindungi mikroba pada ling-kungan osmotik yang tinggi. Tanpadinding sel, mikroba tidak dapat ber-tahan terhadap pengaruh luar dan se-gera mati (Ajizah dkk, 2007).

    Jenis spesies mikroba yang samapada Tabel 3 dan Tabel 4 memiliki res-pon hambatan dengan kategori yangberbeda. Hal ini disebabkan karenapenelitian ini hanya meneliti sampaipada tingkat spesies dan tidak sampaipada tingkat strain/specimen mikroba.

    Analisis data tentang pengaruhekstrak jahe terhadap penghambatanmikroba perusak pada ikan nila dilaku-kan dengan menggunakan uji Anovasatu arah yang diperoleh hasil analisissebagai berikut:

    Konsentrasi Ekstrak Jahe

    Min Max Rata-rata p

    0% 50% 60% 70%

    0 13,50 15,00 14,50

    0 25,00 24,00 24,50

    0 16,4253,320 16,6922,695 16,7552,913

    0,000

    Tabel 4. Pengaruh Ekstrak Jahe terhadap PenghambatanMikroba Perusak pada Ikan Nila

    Berdasarkan tabel 4, dapat di-ketahui bahwa tingkat penghambatanmikroba pada ekstrak jahe 50% adalah16,425 mm, penghambatan mikrobapada ekstrak jahe 60% adalah 16,692mm dan penghambatan mikroba padaekstrak jahe 70% adalah 16,755 mm.Setelah dilakukan analisis meng-

    gunakan uji Anova diperoleh hasil,terdapat pengaruh pada peng-hambatan mikroba antara yang diberikonsentrasi dan tidak diberi konsen-trasi (p < 0,005). Oleh karena terdapatpengaruh, maka dilanjutkan dengan ujibeda menggunakan Duncan MultipleRange Test (DMRT) dan diperoleh hasil

  • Pengaruh Ekstrak Jahe (Zingiber officinale) Terhadap ... ( Eni Purwani dan Setyo Wulang NH) 89

    bahwa pada konsentrasi 0% memilikihambatan yang berbeda nyata denganhambatan pada konsentrasi 50%, 60%dan 70%. Hal ini menunjukkan bahwamikroba yang tidak diberi ekstrak jahememiliki hambatan pertumbuhan yangberbeda dengan mikroba yang diberikonsentrasi ekstrak jahe 50%, 60% dan70%.

    Pengaruh konsentrasi ekstrakjahe sebesar 50%, 60% dan 70% ter-hadap penghambatan mikroba perusakpada ikan nila berpengaruh signifikanterhadap penghambatan mikroba pe-rusak pada ikan nila (p < 0,05). Pening-katan daya hambat mikroba perusakpada ikan nila dapat dilihat pada Gam-bar berikut:

    Berdasarkan Gambar di atas, me-nunjukkan bahwa tidak ada perbedaanyang nyata pada penggunaan kon-sentrasi ekstrak jahe 50%, 60% dan 70%terhadap penghambatan mikroba pe-rusak pada ikan nila. Hal ini menun-jukkan bahwa mikroba dapat dihambatpada konsentrasi 50%, sedangkanpenggunaan konsentrasi yang lebihtinggi yaitu konsentrasi 60% dan 70%

    tidak memberikan efek yang berbedadengan konsentrasi 50%.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    1. Mikroba perusak pada ikan niladibagi menjadi 2 jenis yaitu bakterigram negatif (Acinetobacter calcoa-ceticus dan Pseudomonas aeruginosa)dan bakteri gram positif (Bacillus alveidan Bacillus licheniformis).

    2. Ekstrak jahe lebih efektif meng-hambat pertumbuhan mikroba grampositif dibandingkan mikroba gramnegatif. Respon hambatan palingkuat pada spesies Bacillus alvei de-ngan konsentrasi 50%.

    3. Berdasarkan uji statistik diperolehhasil bahwa terdapat pengaruh padapenghambatan mikroba antara yangdiberi konsentrasi dan tidak diberikonsentrasi (p < 0,005) dan berdasar-kan uji beda Duncan Multiple RangeTest (DMRT) diperoleh hasil bahwapada konsentrasi 0% memiliki ham-batan yang berbeda nyata denganhambatan pada konsentrasi 50%, 60%dan 70%.

    4. Berdasarkan uji statistik diperolehhasil bahwa tidak ada perbedaanyang nyata pada penggunaan kon-sentrasi ekstrak jahe 50%, 60% dan70% terhadap penghambatan mikro-ba perusak pada ikan nila.

    B. Saran

    1. Ekstrak jahe memiliki kemampuansebagai antimikroba sehingga dapat

  • Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 4, No. 1, Juni 2011: 80-9190

    DAFTAR PUSTAKA

    Ajizah, A., Thihana dan Mirhanuddin. 2007. Potensi Ekstrak Kayu Ulin(Eusideroxylon zwageri T et B) dalam Menghambat Pertumbuhan BakteriStaphylococcus aureus Secara In Vitro. Jurnal Ilmiah. 4(1) : 37-42.

    Boel, T. 2004. Infeksi Saluran Kemih dan Kelamin. Diakses pada tanggal 22 Oktober2009. http://library.usu.ac.id/download/fkg/fkg-trelia2.pdf

    Dzulkarnain, B., Sundari, D., dan Chozin, A. 1996. Tanaman Obat Bersifat Antibakteridi Indonesia. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2008. http://www.kalbefarma.com/files/cdk/files/cdk_110_penyakit_hati.pdf

    Fardiaz, S. 1995. Mikrobiologi Pangan. Jakarta : Gramedia.

    Haetami, K., Abun dan Yuniar, M. 2008. Studi Pembuatan Probiotik (Bacillus licheniformis,Aspergillus niger, dan Sacharomices cereviseae) sebagai Feed Suplement SertaImplikasinya terhadap Pertumbuhan Ikan Nila Merah. (Laporan Penelitian).Sumedang Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.

    Irianto, K. 2006. Menguak Dunia Mikrobiologi Jilid I. Bandung : Yrama Widya.

    Jawetz, M dan Adelbergs. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Dialihbahasakan oleh BagianMikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Jakarta : SalembaMedika.

    Leksono dan Syahrul. 2001. Studi Mutu dan Penerimaan Konsumen terhadap Abon.Jurnal Natur Indonesia. Vol 3(2) : 184.

    Nursal, Wulandari, S., dan Juwita, WS. 2006. Bioaktivitas Ekstrak Jahe (Zingiberofficinale Roxb.) dalam Menghambat Pertumbuhan Koloni BakteriEschericia coli dan Bacillus subtilis. Jurnal Biogenesis. Vol 2(2) : 64-66.

    dikembangkan untuk pengawetanpangan, khususnya ikan nila.

    2. Penelitian ini hanya mengetahuijenis mikroba perusak yang terdapatpada ikan nila, sehingga perlu ada-nya penelitian lebih lanjut mengenaijenis mikroba patogen yang terdapatbahan makanan yang lain (tidakhanya pada ikan nila).

    3. Penelitian ini hanya dilakukan padatingkat spesies, sehingga perlu ada-nya penelitian lebih lanjut mengenaiidentifikasi mikroba, khususnyaikan nila sampai pada tingkat strain/specimen.

    4. Untuk mengawetkan ikan nila se-baiknya menggunakan ekstrak jahedengan konsentrasi 50%.

  • Pengaruh Ekstrak Jahe (Zingiber officinale) Terhadap ... ( Eni Purwani dan Setyo Wulang NH) 91

    Paimin, FB. dan Murhananto. 2004. Budidaya, Pengolahan, Perdagangan Jahe. Jakarta :Penebar Swadaya.

    Pandit, IGS., Suryadhi NT., Arka IB. dan Adiputra, N. 2008. Pengaruh Penyiangandan Suhu Penyimpanan terhadap Mutu Kimiawi, Mikrobiologis, dan OrganoleptikIkan Tongkol (Auxis tharzard, Lac). (Thesis). Bali Fakultas PertanianUniversitas Warmadewa Program Pascasarjana Universitas Udayana.

    Purwani, E dan Muwakhidah. 2006. Efek Berbagai Pengawet Alami sebagai PenggantiFormalin terhadap Sifat Organoleptik dan Masa Simpan Daging dan Ikan. FakultasIlmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

    Purwani, E., Retnaningtyas, E., dan Widowati D. 2008. Pengembangan Model PengawetAlami dari Ekstrak Lengkuas (Languas galangal), Kunyit (Curcuma domestica) danJahe (Zingiber officinale) sebagai Pengganti Formalin pada Daging dan Ikan Segar.(Laporan Penelitian). Surakarta Jurusan Gizi Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiyah Surakarta.

    Rahayu, WP. 2000. Aktivitas Antimikroba Bumbu Masakan Tradisional Hasil OlahanIndustri terhadap Bakteri Patogen dan Perusak. Buletin Teknologi dan IndustriPangan. 11(2) : 42-48.

    Rostini, I. 2007. Peranan Bakteri Asam Laktat (Lactobacillus plantarum) terhadap MasaSimpan Filet Nila Merah pada Suhu Rendah. (Karya Ilmiah). Jatinangor FakultasIlmu Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran.

    Sudarmadji, S., Haryono, B., dan Suhardi. 1997. Prosedur Analisa untuk Bahan Makanandan Pertanian. Edisi keempat. Liberty: Yogyakarta.

    Supardi, I dan Sukamto. 1999. Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan.Bandung: Alumni.

    Syamsir, E. 2007. Pengawet Alami Pengganti Formalin: Adakah?. Diakses pada tanggal26 Agustus 2008. http://id.shvoong.com/exact-sciences/1786039-pengawet-alami-pengganti-formalin-adakah/

    Volk, W.A. dan Wheeler. 1988. Mikrobiologi Dasar Jilid I Edisi Kelima. Diterjemahkanoleh Markham. Jakarta: Erlangga.

    Winarti, C dan Nurdjanah, N. 2005. Peluang Tanaman Rempah dan Obat sebagaiSumber Pangan Fungsional. Jurnal Litbang Pertanian. 24(2) : 47-54.

    Zuhud, EAM., Rahayu, WP., Wijaya, CH., dan Sari, PP. 2001. Aktivitas AntimikrobaEkstrak Kedawung (Parkia roxburghii G. Don) terhadap Bakteri Patogen.Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 12(1) : 6-12.