pengaruh ekstrak daun binahong bab 1
TRANSCRIPT
Pengaruh Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia) Terhadap
Perkembangan Entamoeba hystolytica pada Dysentriae Amoeba
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dewasa Ini obat-obatan tradisional seringkali digunakan kembali oleh masyarakat
khususnya masyarakat Indonesia sebagai salah satu alternatif pengobatan (Rochani, 2009).
Bahan-bahan alami murni memiliki efek samping, tingkat bahaya dan resiko yang jauh lebih
rendah dibandingkan dengan obat kimia (Rochani, 2009). Selain harganya yang relatif lebih
murah, tidak memiliki efek samping jika penggunaannya sesuai anjuran, tanaman obat juga
efektif untuk penyembuhan penyakit tertentu yang sulit disembuhkan dengan pengobatan
modern, seperti kanker, tumor, dan lain-lain (Khalifah, 2010). Serta banyaknya penyakit infeksi
yang meluas karena mempunyai kemampuan menjalar atau menular kepada orang lain yang
sehat sehingga populasi penderita meningkat, serta penyebab penyakit ini yang adalah amoeba
dapat hidup dan berkembang menjalar dengan berbagai cara (Wattimena dkk, 1991). Binahong
(Anredera cordifolia) merupakan salah satu tanaman obat potensial yang memiliki beragam
khasiat sebagai obat yang telah telah diakui (Manoi, 2009). Rachmawati (2008) dalam penelitian
sebelumnya, menemukan adanya senyawa saponin, triterpenoid, flavonoid dan minyak atsiri
pada daun binahong. Flavonoid dalam tanaman binahong dapat mengurangi inflamasi
(Sumartiningsih, 2009). Selain itu, flavonoid dapat berperan langsung sebagai antibiotik dengan
mengganggu fungsi dari mikroorganisme seperti bakteri(Manoi, 2009).
Disentri amoeba adalah penyakit infeksi usus yang ditimbulkan oleh Entamoeba
histolytica, suatu mikroorganisme anaerob bersel tunggal (protozoon). Penyakit ini tersebar
diseluruh dunia dan yang banyak terjangkit adalah negara(sub) tropis dengan tingkat sosio-
ekonomi yang rendah dan kondisi hiegine yang belum memadai. Trichomoniasis adalah
penyakit infeksi pada urethra dan vagina yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis
(protozoon berekor) yang bermukim disaluran genital manusia yang terinfeksi. Penyebarannya
melalui makanan dan air minum manusia yang terinfeksi dan juga dapat berlangsung melalui
kontak seksual dan pada bayi (perinatal) yang dilahirkan dari ibu-ibu yang terinfeksi (Siegfried
Ebel, 1992; Tan Hoan Tjay dan Kirana Rahardja, 2007).
Rachmawati (2008) dalam penelitiannya, menemukan adanya senyawa saponin,
triterpenoid, flavonoid dan minyak atsiri pada daun binahong. Flavonoid dalam tanaman
binahong dapat mengurangi inflamasi (Sumartiningsih, 2009). Selain itu, flavonoid dapat
berperan langsung sebagai antibiotik dengan mengganggu fungsi dari mikroorganisme seperti
bakteri dan virus (Manoi, 2009). Triterpenoid merupakan senyawa terpenoid yang merupakan
hasil metabolit sekunder tumbuhan. Terpenoid berfungsi sebagai pelindung dari gangguan
hama bagi tumbuhan tersebut dan sekitarnya (Lenny, 2006). Pada proses kultur jaringan salah
satu hasilnya dapat berupa kalus, yaitu suatu jaringan yang bersifat meristematis akibat
timbulnya luka dan merupakan salah satu wujud dari dediferensiasi (Suryowinoto, 1996).
Senyawa flavonoid yang terkandung dalam binahong berfungsi sebagai antioksidan dan
hydrocortisone untuk menekan peradangan (Rachmawati, 2008). Ray-Yu Yang (2007)
menunjukkan adanya kandungan flavonoid (quercetin) 0,6 mg didalam 100 gram umbi
binahong dalam bentuk bubuk kering.
Banyaknya manfaat dari tanaman obat ini, serta kecenderungan kuat masyarakat untuk
kembali kepada cara pengobatan yang menerapkan konsep back to nature, menyebabkan
tumbuhan ini mempunyai prospek untuk dikembangkan.
2. Perumusan Masalah
Adakah pengaruh ekstrak daun pinahong terhadap aktivitas Entamoeba hystolytica?
3. Tujuan Penelitian
3.1. Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun binahong terhadap aktivitas Entamoeba
hystolytica.
3.2. Tujuan khusus
Untuk melihat jumlah Entamoeba hystolytica yang mati oleh Anredera cordifolia pada
dosis.
Melihat perbedaan jumlah tiap dosis Entamoeba hystolytica yang mati oleh Anredera
cordifolia.
4. Manfaat Penelitian
a) Manfaat teoritis
Daun pinahong sebagai tanaman obat potensial yang berguna sebagai antibakteri dan
mikroba.
b) Manfaat praktis
Penggunaan daun pinahong dapat mencegah dan menanggulangi dampak dari disentri
amoeba serta dapat digunakan sebagai opsi obat herbal untuk beberapa macam penyakit.