pengaruh efisiensi operasional dengan kinerja...
TRANSCRIPT
PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL DENGAN KINERJA
PROFITABILITAS PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH
(Studi Kasus Bank Syariah Mandiri, Tbk)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Rohmatul Ummah
NIM : 105081002444
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431H/2010M
PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL DENGAN KINERJA
PROFITABILITAS PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH"
(Studi Kasus BSM,Tbk) Tahun 2004 – 2008)
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
ROHMATUL UMMAH NIM: 105081002444
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Arief Mufraini, Lc, M.Si. NIP. 195706171986031002 NIP. 197701222003121001
JURUSAN MANAJEMEN PERBANKAN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1431 H/2010
Hari ini Selasa, Tanggal 24 Bulan November Tahun Dua Ribu Sembilan telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Rohmatul Ummah NIM 105081002444,
dengan judul Skripsi “PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL DENGAN
KINERJA PROFITABILITAS PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH"
(Studi Kasus BSM,Tbk) Tahun 2004 – 2008). Memperhatikan penampilan
mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, November 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Indoyama Nasarudin,SE,MAB Suhendra,S.Ag,MM Ketua Sekretaris
Prof.Dr.Ahmad Rodoni,MM Penguji Ahli
Hari ini Selasa, Tanggal 23 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Sepuluh telah
dilakukan Ujian Skripsi atas nama Rohmatul Ummah NIM 105081002444,
dengan judul Skripsi "PENGARUH EFISIENSI OPERASIONAL DENGAN
KINERJA PROFITABILITAS PADA SEKTOR PERBANKAN SYARIAH" (Studi Kasus BSM,Tbk) Tahun 2004 – 2008. Memperhatikan penampilan
mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Maret 2010
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof. Dr. Abdul Hamid, Ms Arief Mufraini, Lc, M.Si Pembimbing I Pembimbing II
Prof.Dr.Ahmad Rodoni,MM Titi Dewi Warninda,SE,M.Si. Penguji Ahli I Penguji Ahli II
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama Mahasiswa : Rohmatul Ummah
NIM : 105081002444
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri yang
merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan
merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau penelitian orang lain.
Apabila terbukti skripsi ini merupakan plagiat atau replikasi, maka skripsi
dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi
baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari
menjadi tanggungjawab saya.
Jakarta, Maret 2010
(Rohmatul Ummah)
ABSTRACT
The aims of this research are first, to value the impact between a level of the operational efeciency and a banking performance profitability BSM, second to explain a level of the operational efeciency for giving the information about banking performance profitability at BSM. The sample of this research that is at BSM, an object is financial report from 2004 until 2008. A method for the research is regression multivariate linier model.
The result are firstly, from sig F is smaller than α so it could be said that the independent variable (operational efeciency) has an influence to the dependent variable (performance profitability). Secondly, it means that an operational efeciency variables can gives simultant contribution to performance profitability. Finally, MSDN and CAR variable on significance but BOPO and LDR do not have significane influence because significance to variable ROE.
Key Words : MSDN, BOPO,CAR, LDR, ROE.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah pertama untuk mengetahui pengaruh antara tingkat efisiensi operasional dengan kinerja profitabilitas BSM. Kedua, untuk mengetahui tingkat efisiensi operasional dalam memberikan informasi tentang kinerja perbankan pada BSM. Sampel dari penelitian ini adalah BSM. Sementara itu, sasaran dari laporan keuangan diambil dari tahun 2004 sampai 2008. Metode dalam penelitian adalah regresi linier berganda.
Hasil dari penelitian ini, pertama, nilai F lebih kecil dari α . Jadi, bisa dikatakan bahwa variabel independen (efisiensi operasional) mempengaruhi variabel dependen (kinerja profitabilitas). Kemudian, yang kedua adalah variabel tingkat efisiensi operasional bisa memberikan kontribusi secara simultan terhadap kinerja profitabilitas BSM.. Sehingga, variabel MSDN dan CAR signifikan. Sementara BOPO dan LDR tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel ROE.
Kata Kunci : MSDN, BOPO,CAR, LDR, ROE
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji syukur selalu terpanjat kehadirat ALLAH SWT, Tuhan
Yang Maha segalanya, semoga dengan rahmat dan hidayah-Nya selalu tercurah
kepada kita semua. Atas izin dan limpahan berkah-Nya lah akhirnya penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir untuk meraih gelar sarjana.
Sholawat serta Salam selalu terlimpah kepada pahlawan revolusi umat islam,
Nabi Muhammad SAW, dengan pengorbanan tiada pamrih membawa umatnya
kedalam kedamaian Islam seperti kita rasakan sekarang.
Sebagai manusia yang tidak sempurna, penulis sadar dalam pembuatan
skripsi yang berjudul “efisiensi operasional pada sector perbankan syariah (studi
kasus PT. BSM, Tbk) periode 2004-2008” tidak akan terlaksana dengan baik
tanpa adanya bantuan, motivasi dan do’a dari berbagai pihak. Dengan kerendahan
hati penulis menghaturkan ribuan terimakasih kepada:
1. Orang Tua Penulis, Ayahanda dan Ibunda tercinta Ahmad Abdu Salam dan
Emi, atas segala kasih sayang, kesabaran dan pengertiannya dengan tulus dan
ikhlas, yang selalu setia dalam iringan do’anya sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan berkah dan kasih sayang tiada terkira
kepadanya. Amin ya robbal alamin….No cayank bapak dan mami…..
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. Selaku dosen pembimbing I dan Bapak
Arief Muraini, Lc, M.Si. Selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan
begitu banyak pengarahan dan pengetahuan, dan telah meluangkan waktunya
sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah SWT
membalas semua kebaikan dan ketulusannya. Amin.
3. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM. selaku dosen penguji ahli I dan Ibu Titi
Dewi Warninda, SE, M.Si selaku dosen penguji ahli II dan Bapak Indoyama
Nasaruddin, SE, MAB. Selaku Ketua Jurusan Manajemen. Semoga Allah SWT
membalas semua kebaikannya. Amin.
4. Kakak-kakak dan keponakanku yang selalu memberikan tawa di saat
sedih,memberikan cerita disaat sepi.
5. My lovely yang tak pernah lelah memberikan semangat, slalu setia
mendengarkan curhatan, selalu setia mengantarkan saya disaat saya mencari
referensi dan semua bantuan sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
6. Teman-teman seperjuanganku, Anis, Ibah, Nova, Tuti, Lita and yeni yang udah
banyak membantu mengajarkan ngolah data dengan SPSS, ect....thank kalian
telah banyak member motivasi yang besar agar saya bisa menyelesaikannya.
Manajemen A angkatan 2005 selalu jaga kekompakan yah, terimakasih banyak
atas dukungannya.
7. Bagian Akademik terutama Mba Siska yang telah banyak membantu dan selalu
memberikan motivasi pada saya. Hal yang tak akan saya lupakan datang jam6
pagi karena mba siska. Terima kasih banyak walaupun sudah banyak
direpotkan tetapi tetap tersenyum.
8. Mba Uthe dan temen kosan semua, terima kasih atas canda dan tawanya...Ma
cayang kamu semua.....
9. Semua dosen yang telah dengan baik membagikan ilmunya kepada saya,
mudah-mudahan berguna bagi saya dan amal ibadahnya diterima oleh Allah
SWT.
Ciputat, Maret 2010
Rohmatul Ummah
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Lembar Pengesahan Skripsi
Lembar Pengesahan Komprehensif
Lembar Pengesahan Sidang Skripsi
Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................ i
Abstrack ............................................................................................................ ii
Abstrak .........................................................................................................…iii
Kata Pengantar ............................................................................................... .iv
Daftar Isi .................................................................................................... .......v
Daftar Tabel ..................................................................................................... vi
Daftar Gambar................................................................................................. vii
Daftar Lampiran ............................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 11
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Bank ............................................................................ 14
1. Definisi Bank Syariah ............................................................. 14
2. Landasan Pemikiran Bank Syariah ......................................... 15
B. Rasio Laporan Keuangan Perbankan ........................................... 17
1. Rasio Likuiditas ...................................................................... 18
2. Rasio Rentabilitas ................................................................... 19
3. Rasio Solvabilitas.................................................................... 21
C. Komponen Ekuitas ........................................................................ 23
D. Definisi Profitabilitas Bank Syariah ............................................. 24
E. Sistem Operasional Bank Syariah................................................. 25
F. Risiko-Risiko Bank ....................................................................... 28
G. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 29
H. Kerangka Pemikiran...................................................................... 31
I. Hipotesis........................................................................................ 33
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian.......................................................... 33
B. Metode Penentuan Sampel......................................................... 33
C. Metode Pengumpulan Data ........................................................ 34
D. Metode Analisis ......................................................................... 34
E. Operasional Variabel Penelitian................................................. 41
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian............................... 46
1. Sejarah Bank Syariah Mandiri ............................................. 46
2. Prinsip Operasi Bank Syariah Mandiri ................................ 46
B. Analisis Deskriptif ..................................................................... 49
C. Pemodelan Regresi..................................................................... 54
1. Uji Asumsi Klasik................................................................... 54
a. Uji Normalitas....................................................................54
b.Uji Autokorelasi.................................................................55
c. Uji Multikolonieritas..........................................................55
d.Uji Heterokedastisitas.........................................................56
2. Pemodelan Regresi Linier Berganda........................................57
3. Uji Statistik ............................................................................ 58
a. Uji F .................................................................................. 58
b.Uji t ................................................................................... 59
c. Koefisien Determinasi R 2 ................................................ 62
D. Interpretasi Hasil ........................................................................ 62
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
1. Kesimpulan .......................................................................... 66
2. Implikasi............................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 68 LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
4.1 Uji Autokorelasi DW dengan Dependen Variabel ROE 55
4.2 Uji Multikolinearitas dengan Dependen Variabel ROE 55
4.3 Pemodelan Regresi Linier Berganda 57
4.4 Uji F dengan Dependen Variabel ROE 58
4.5 Uji t dengan Dependen Variabel ROE 59
4.6 Koefisien Determinasi R 62 2
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran 31
4.1 Analisis Deskriptif Variabel MSDN 49
4.2 Analisis Deskriptif Variabel BOPO 50
4.3 Analisis Deskriptif Variabel CAR 51
4.4 Analisis Deskriptif Variabel LDR 52
4.5 Analisis Deskriptif Variabel ROE 53
4.1 Uji Normalitas dengan Dependen Variabel ROE 54
4.2 Uji Heterokedastisitas dengan Dependen Variabel ROE 55
DAFTAR LAMPIRAN Nomor Keterangan Halaman
1. Data Sempel Penelitian 72
2. Analisis Deskriptif 74
3. Hasil Output SPSS 71
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya
pembangunan ekonomi. Dalam pembangunan ekonomi diperlukan peran serta
lembaga keuangan untuk membiayai, karena pembangunan sangat
memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan lembaga keuangan
dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan.
Perusahaan perbankan merupakan lembaga keuangan yang berfungsi
sebagai perantara keuangan, selain itu bank juga sebagai lembaga yang
memperlancar lalu lintas pembayaran. Landasan kegiatan usaha bank adalah
kepercayaan dari nasabah, sebagai lembaga kepercayaan, bank dalam
operasinya lebih banyak menggunakan dana dari masyarakat dibanding
dengan modal sendiri dari pemilik atau pemegang saham, oleh karena itu
pengelola bank dalam melakukan usahanya dituntut untuk dapat menjaga
keseimbangan antara pemeliharaan likuiditas yang cukup dengan pencapaian
rentabilitas yang wajar, serta pemenuhan modal yang memadai, dengan
kondisi yang demikian maka kinerja keuangan bank dapat dikatakan baik
(Sumarta, 2000:50).
Krisis ekonomi menyebabkan merosotnya kepercayaan masyarakat
kepada lembaga perbankan, terutama setelah terjadinya penutupan sejumlah
bank.keadaan seperti ini mengakibatkan semakin terpuruknya sektor
perbankan, sehingga berdampak negatif kepada sektor perekonomian secara
1
keseluruhan. Sektor perbankan sangat diperlukan dalam sistem perekonomian
untuk mendukung pembiayaan pembangunan. Sumber dana perbankan dapat
berasala dari dalam amupun luar negeri. Berbagai peraturan dibuat oleh
pemerintah untuk menaikkan dana dari berbagai sumber. Paraturan yang
dimaksud untuk meningkatkan kinerja perbankan yang selama krisis kemarin
seolah-olah berada pada keadaan mati suri.
Sektor riil yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional
mengalami krisis, bersamaan dengan terjadinya krisis ekonomi dan moneter
yang melanda dunia perbankan nasional. Dari kenyataan ini jelas bahwa untuk
memutar kembali aktivitas dunia usaha dari setor riil dibutuhkan secara
mendesak sumber-sumber finansial yang sesuai dengan karakteristik dunia
usaha yang selama ini banyak tergantung pada perbankan nasional.
Pemulihan ekonomi akan sulit dilaksanakan tanpa terlebih dahulu
membenahi sektor perbankan agar berfungsi sebagai suatu lembaga
intermediasi. Bank Indonesia melaksanakan berbagai program dan kebijakan
untuk menyehatkan bank, dimana sasaran akhirnya bukan untuk memperkuat
individu bank itu sendiri, tetapi lebih pada perbaikan sektor perbankan
nasional, yang pada akhirnya dapat membantu memulihkan secara
keseluruhan.
Salah satu kebijakan ynag ditempuh Bank Indonesia adalah dengan
mengembankan perbankan syariah. Sistem perbankan syariah ini merupakan
suaru sistem yang dilandasi oleh ajaran-ajaran agama islam tentang
bermuamalah ynag komprehensif dan universal, sehingga sesuai diterapkan
yang mayoritas agama islam.
Penerapai sistem perbankan konvensional saat ini memiliki
keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat islam yang relatif teguh
menjalankan agama islam. Selain itu, karena dari sifat ajaran islam itu sendiri
yang universal dan komprehensif, maka memungkinkan sistem perbankan
syariah itu sendiri akan diterima oleh masyarakat Indonesia lainnya yang non-
muslim sebagai alternatif sistem perbankan yang menguntungkan, sehinggga
dengan mengembangkan sistem perbankan syariah tersebut di Indonesia,
diaharapkan dapat membantu memulihkan perekonomian nasional.
Alternatif sistem tersebut adalah sistem bagi hasil. Sistem perbankan
dengan pola bagi hasil ini dilandaskan oleh semangat Islam, dimana dalam
paraktek bisnis ( muamalah ) Islam menolak riba. Sistem ini juga tidak harus
diterapak oleh kalangan umat Islam itu sendiri, akan tetapi diluar umat Islam
pun dapat mempraktekannya. Sistem ini merupakan sebuah alternatif dalam
perbankan. ( Q.S. Al-Baqarah 278-279 ).
Berdasarkan pandangan inilah, maka perbankan syariah sama sekai
tidak diizinkan untuk menerima segala untuk keuntungan yang diterapkan
terlebih dahulu atas modal dalam suatu transaksi pinjam meminjam, kredit
ataupun hutang piutang maupun transaksi yang berbentuk pembiayaan.
Prinsip utama bank syariah terdiri dari larangan atas riba pada semua
jenis transaksi. Pelaksanaan aktivitas bisnis atas dasar kesetaraan, keadilan
dan keterbukaan. Pembentukan kemitraan yang saling menguntungkan, serta
keuntungan yang didapat harus dari usaha yang halal. (Q.S. Al-A'raf ayat
157). Ciri khas bank syariah adalah harus dari mengeluarkan dan
mengadministrasikan zakat guna membantu mengembankan lingkungan
masyarakat (IBI, hal 23, 2002).
Bank pemerintah yang berdasarkan prinsip syariah adalah Bank
Syariah Mandiri. Akhir tahun 1999 jumlah cabang BSM meningkat dari 8
cabang menjadi lebih dari 20 cabang di Indonesia (Syafi’i Antoni,
Muhammad, hal 27,2001). Akhir November 2002,menjadi 2 bank syariah
dengan total 110 bank syariah, 6 unit usaha syariah pada bank umum
konvensional yang tersebar dengan 25 kantor serta 83 BPRS (Biro Perbankan
Syariah Bank Indonesia, hal 3, 2002)
Dalam pengembangannya sistem perbankan syariah dapat
diklasifikasikan menjadi sistem perbankan yang menggunakan pola bagi hasil
ini memungkinkan nasabah untuk mengawasi langsung kinerja bank syariah
melalui monitoring atas jumlah bagi hasil yang diperoleh. Jumlah keuntungan
bank semakin besar maka semakin besar pula bagi hasil yang diterima
nasabah, demikian juga sebaliknya. Jumlah bagi hasil yang kecil atau
mengecil dalam waktu cukup lama menjadi indikator bahwa pengelolaan bank
merosot. Keadaan itu merupakan peringatan dini yang transfaran dan mudah
bagi nasabah. Berbeda dari perbankan konvensional, nasabah tidak dapat
menilai kinerja hanya dari indikator bunga yang diperoleh (Novita Wulandari,
2004).
Hal mendasar yang membedakan antara lembaga keuangan
konvensional dengan syariah adalah terletak pada pengembalian dan
pembagian keuntungan yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga
keuangan dan/atau yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada nasabah
(Muhammad, 2005). Kegiatan operasional bank syariah menggunakan prinsip
bagi hasil (profit and loss sharing).
Bank syariah tidak menggunakan bunga sebagai alat untuk
memperoleh pendapatan maupun membebankan bunga atas penggunaan dana
dan pinjaman karena bunga merupakan riba yang diharamkan. Tujuan
fundamental dari bisnis perbankan adalah memperoleh keuntungan optimal
dengan jalan memberikan layanan jasa keuangan kepada masyarakat. Bagi
pemilik saham menanamkan modalnya pada bank bertujuan untuk
memperoleh penghasilan berupa deviden atau mendapatkan keuntungan
melalui meningkatnya harga saham yang dimiliknya (Imam Gojali, 2007 dari
Mudrajad Kuncoro, 2002).
Suryo (2003) mengemukakan bahwa maraknya perbankan Islam
diduniapun bukan tanpa kecaman, justru kecaman itu datang dari para ilmuan
Islam sendiri. Mereka berpendapat bahwa perbankan Islam dalam
menjalankan transaksi-transaksi perbankan syariah justru telah
melaksanakanyya bertentangan dengan kata-kata dan sengant dari ketentuan
syariah.
Penyelenggaraan kegiatan usaha bank-bank Islam tersebut telah
menimbulkan masalah moralitas, sehingga yang perlu dipertanyakan apakah
penyelenggaraan kegiatan-kegiatan usaha bank-bank tersebut yang notaben
bermaksud untuk menghindarkan pungutan bung dan bermaksud agar dengan
tujuan memkul masalah bersama, memang telah diselenggarakan sesuai
dengan tujuan tersebut ataukah dalam pelaksanannaya ternyata hanya sekedar
penggantian istilah belaka.
Sejarah berdirinya perbankan dengan sistem bagi hasil, didasarkan
pada alasan adanya pandangan bahwa bunga bank pada bank konvensional itu
hukumnya haram karena termasuk dalam katagori riba yang dilarang agama,
bukan saja pada agama Islam tetapi juga pada agama samawi lainnya dan dari
aspek ekoniomi, penyaertaan risiko usaha terhadap salah satu phak dinilai
melanggar norma keadilan. Pada sistem perbankan konvensoanl akan
menyebankan pemnumpukan kekayaan pada sebagian orang yang memiliki
kapital besar.
Faktor utama yang membedakan bank syariah dan bank konvensional
adalah suku bunga sebagai balas jasa atas penyertaan modal yangditerapkan
paa bank konvensonal, semen tara pada bank syaraih bals jasa atas modal
diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau kerugian yang diperoleh
didasarkan pada akad dengan prinsip atas pemberi modal dan pemakai modal.
Prnsip ini berlaku baik bag kreditut ataupun debitur.
Prinsip bagi hasil dalam lembaga keuangan telah dikenal luas baik di
nedara Islam maupun non Islam. Bank syariah tidak berkaitan dengan ritual
keagamaan , tetapi lebih merupakan konsep pembagian hasil usaha antara
pemilik modal dengan pengelola modal. Dengan demikian pengelola bank
dengan prinsip syariah dapat di akses dan dikelola oleh seluruh masyarakat
yang berminat tidak terbatas pada masyarakat Islam. Dilihat dari aspek ini,
peluang pengembangan bank syariah d Indonesia cukup besar, karena
Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk muslim paling besar
didunia.
Bank berasal dari kata banco, bahasa Italia atau banque dalam bahasa
Perancis yang dapat berarti peti, lemari atau bangku. Pada abad 12 kata banco
di Italia merujuk pada meja, counter atau tempat usaha penukaran uang
(money changer), sebab pada waktu itu para penukar uang melakukan
pekerjaan di pelabuhan-pelabuhan tempat para kelasi kapal datang dan pergi,
para pengembara, dan wiraswastawan yang turun naik kapal.
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan, dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Undang-undang Nomor 7 Tahun
1992 tentang Perbankan).
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak (Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan)
Pelaku money changer itu meletakkan uang penukaran diatas sebuah
meja (banco) dihadapan mereka. Aktivitas penukaran uang diatas banco inilah
yang menyebabkan para ahli ekonomi dalam menelusuri sejarah perbankan,
mengaitkan kata banco dengan lembaga keuangan yang bergerak dalam
bidang ini dengan nama Bank. Bank disini berfungsi sebagai lembaga penukar
uang antar bangsa yang berbeda-beda dengan mata uang mereka (Zainul,
2002).
Lembaga perbankan merupakan salah satu tulang punggung
perekonomian suatu negara, karena memiliki fungsi intermediasi atau sebagai
perantara antara pemilik modal (fund supplier) dengan pengguna dana
(funduser). Di Indonesia, jumlah bank cukup banyak yaitu 240 buah bank
sebelum dilikuidasi tahap pertama pada tahun 1999. Namun dengan belum
berakhirkrisis moneter yang melanda Indonesia semakin banyak bank yang
bermasalahakibatnya bertambah banyak pula bank yang dilikuidasi.
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang mencapai 15,3% dari total
penyaluran dana. Sedangkan gambaran yang terjadi saat ini di tahun 2007
merupakan tahun yang berat bagi perbankan nasional (Info Bank, 2007).
Akhir tahun 2007,bank nasional harus memenuhi target modal minimum
Rp.80 miliar.
Penyaluran kredit perbankan masih dinilai lambat karena sektor riil tak
kunjung membaik. Akibatnya, kredit dari perbankan pun banyak yang tidak
diambil (undisbursed loan). Hingga triwulan kedua 2007, total kredit belum
dicairkan mencapai Rp.172 triliun atau 20% dari total kredit. Belum
berjalannya fungsi intermediasi dari perbankan juga mencerminkan rendahnya
Loan to Deposit Ratio (LDR) yang berada sekitar 43,7% per Maret 2004 atau
masih jauh dari posisi normal pada kisaran 85%- 110% (Surat Edaran Bank
Indonesia).
Di samping itu, terdapat pengaruh kebijakan moneter yang mengatur
mekanisme penyaluran dana. Hampir 36,2% sisi aktiva produktif perbankan
masih didominasi obligasi rekap, maka apabila LDR hendak dinaikkan maka
secara tidak langsung akan terjadi. Konversi dari obligasi rekap menjadi
kredit. Hal ini tentu membutuhkan waktu dan bergantung banyak hal seperti
kondisi pasar sekunder obligasi, faktor risiko,dan sebagainya.
Faktor lain yang menyebabkan rendahnya LDR adalah rendahnya
tingkat pencairan (credit disbursement) dibandingkan dengan fasilitas
pinjaman yang telah disepakati (credit approval). Data moneter menunjukkan
bahwa persetujuan kredit baru pada Maret 2004 meningkat 45,6% mencapai
sekitar Rp.23,5 triliun. Sedangkan realisasi kredit baru tercatat turun 2,7%
mencapai Rp.2,1 triliun. Berarti proporsi realisasi kredit baru menjadi lebih
rendah mencapai 9,17%.
Bank Indonesia sendiri memprediksi kredit perbankan dapat tumbuh
sekitar 20%-22% berarti terdapat peningkatan kredit 22,76% dari Rp.727,85
triliun periode yang sama tahun lalu menjadi Rp.893,49 triliun. Penilaian
terhadap faktor profitabilitas atau rentabilitas (Peraturan Bank Indonesia
No.6/10/PBI/2004) meliputi penilaian terhadap komponen-komponen atau
pencapaian Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), NetInterest
Margin (NIM) dan tingkat efisiensi bank. Kemudian penilaian dilakukan atas
perkembangan laba operasional, diversifikasi pendapatan, penerapan prinsip
akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya dan prospek laba
operasional.
Penelitian Kuncoro dan Suhardjono (2002) berusaha menguji
hubungan antara tingkat efisiensi operasional terhadap kinerja profitabilitas 40
bank umum swasta nasional devisa di Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga
berusaha untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kinerja antara bank umum
swasta nasional devisa di Indonesia per tahun pengamatan 1995-1999 dan
untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kinerja profitabilitas antarbank-
bank yang menjadi obyek penelitian.
Hasil penelitian ini memberi bukti semakin efisien kinerja operasional
suatu bank maka keuntungan yang diperoleh akan semakin besar. Bagi
manajemen bank, hal ini menunjukkan pentingnya memperhatikan
pengendalian biaya sehingga dapat menghasilkan rasio BOPO yang sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh otoritas moneter. Disamping itu,
semakin besar CAR maka keuntungan bank juga akan semakin besar. Dengan
kata lain, semakin kecil risiko suatu bank semakin besar keuntungan yang
diperoleh bank.
Nafiudin (2008) dengan judul "analiss faktor-faktor yang
mempengaruhi profitabilitas bank syariah" dalam penelitiannya tentang
profitabilitas membuktikan bahwa NPL dan BOPO berpengaruh terhadap
profitabilitas bank syariah, tetapi CAR dan LDR tidak berpengaruh terjadap
profitabilitas bank syariah yang menggunakan metode regresi linier berganda
selama 6 tahun.
Pada penelitian ini variabel yang digunakan adalah MSDN, BOPO,
CAR, dan LDR dan variabel ROE. Penelitian ini mengambil sampel laporan
keuangan dari tahun 2004 sampai 2008. ROE adalah ukuran yang lebih
penting karena merefleksikan kepentingan kepemilikan mereka (Zainul Arifin,
2006:60). ROE merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara
keseluruhan dalam menghasilkan aktiva yang tersedia dalam penelitian.
Sebagaimana diketahui, industri perbankan adalah industri yang
paling banyak diatur oleh peraturan-peraturan yang sekaligus menjadi ukuran
kinerja dunia perbankan. Capital Adequacy Ratio (CAR), Reserve
Requirement, Legal Lending Limit dan kredibilitas para pengelola bank adalah
contoh peraturan-peraturan yang sekaligus menjadi kriteria kinerja di dunia
perbankan. Berdasarkan prinsip kehati-hatian dalam operasional perbankan
syariah diatas peneliti tertarik mengambil judul “Pengaruh Efisiensi
Operasional dengan Kinerja Profitabilitas pada Sektor Perbankan
Syariah (studi kasus BSM,Tbk) tahun 2004 – 2008".
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh MSDN, BOPO, CAR dan LDR secara simultan
terhadap profitabilitas (ROE) perbankan syariah?
2. Bagaimana pengaruh MSDN, BOPO, CAR dan LDR secara parsial
terhadap profitabilitas (ROE) perbankan syariah?
3. Variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi kinerja profitabilitas
(ROE) bank syariah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini secara khusus akan menelaah lebih dalam
mengenai:
1. Mengukur pengaruh MSDN, BOPO, CAR dan LDR terhadap kinerja
profitabilitas perbankan syariah.
2. Menjelaskan pengaruh pengaruh MSDN, BOPO, CAR dan LDR terhadap
kinerja profitabilitas sehingga memberikan informasi terhadap perbankan
syariah.
Sedangkan manfaat penelitian ini diharapkan sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Untuk mengimplementasikan ilmu yang penulis peroleh selama dibngku
kuliah pada program S1 jurusan manajemen perbankan dan untuk
memperkaya khasanah studi empirs bagi peneliti yang berkecimpung
dalam kajian ekomoni bisnis dan dosen pengajar topik yang akan dijadikan
bahan ajar perkulaihan.
2. Bagi Masyarakat
Sebagai informasi tambahan yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan investsi bik dalam hal
menbung maupun dalam mengajukan pembiayaan pada bank Syariah dan
Konvensional.
3. Bagi Perusahaan
Penalitian ini akan menambah kepustakaan dibidang manajemen
perbankan dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan yang berisis suatu
studi perbankan yang bersifat karya ilmiah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan, khususnya tentag perbankan syarah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Bank
1. Definisi Bank Syariah
Prinsip syariah menurut Pasal 1 ayat 13 Undang-undang No.10
tahun 1998 tentang perbankan adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum
islam antara bank dengan pihak lain untuk penyimpanan dana atau
pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai
dengan syariah antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil
(mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal
(musyarakah), prinsip jual beli barang dengan keuntungan (murabahah),
atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa
pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas
barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).
Menurut Undang-undang Republik Indonesia No.10 Tahun 1998
Tanggal 10 Nopember 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuksimpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit ataubentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak.
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah dan tatacara beroperaasiannya mengacu kepada ketentuan-
14
ketentuan Al-qur’an dan Hadits (Karnaen Poerwaatmaja dan Muhammad
syafe’i Antoni, 1992 : 1 )
2. Landasan Pemikiran Bank Syariah
Landasan pemikiran terbentuknya bank syariah bersumber dari
adanya larangan riba didalam Al-Qur'an dan Al-Hadits. Dalam operasinya
perbankan syariah tidak menerapkan sistem bunga seperti bank
konvensional tetapi menerapkan sistem bagi hasil. Hal ini sesuai dengan
fatwa MUI tanggal 16 Desember 2003 yang menggolongkan bunga bank
termasuk riba, dan menurut Al-Qur`an riba adalah haram. Pernyataan ini
ditegaskan oleh ayat-ayat dalam Al-Qur`an antara lain sebagai berikut :
a. QS. Al Baqarah ayat 276 yang artinya “Allah memusnahkan riba dan
menyuburkan sedekah dan Allah tidak menyukai setiap orang yang
tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.”
b. QS. Al Baqarah ayat 278 yang artinya “Hai orang-orang yang
beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang
belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.”
c. QS. Al Baqarah ayat 279 yang artinya “Maka jika kamu tidak
mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah bahwa Allah
dan rasul-Nya akan memerangimu, dan jika kamu bertaubat (dari
pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu, kamu tidak
menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.”
d. QS. Al Imran ayat 130 yang artinya “Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan
bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan.”
e. QS. An Nissa ayat 161 yang artinya “Dan disebabkan mereka
memakan riba padahal sesungguhnya mereka telah dilarang
daripadanya dan karena mereka memakan harta benda orang dengan
jalan yang batil, Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang
kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.”
Selain itu dalam beberapa hadis juga disebutkan tentang riba
diantaranya: Dari Jubair ra, Rasulullah SAW mencela penerima dan
pembayar bunga, orang yang mencatat begitu pula yang menyaksikan.
Beliau bersabda; “Mereka semua sama-sama berada dalam dosa”.
(HR.Muslim,Tirmizi dan Ahmad dalam Heri Sudarsono,2003: 3)
Dari Ubaida bin Sami ra, Rasulullah bersabda; “emas untuk emas,
perak untuk perak, gandum untuk gandum. Barang siapa membayar lebih
atau menerima lebih dia telah berbuat riba, pemberi dan penerima sama
saja (dalam dosa)”. (HR Muslim dan Ahmad; dalam Heri Sudarsono,
2003; 3)
Riba itu ada dua macam yaitu riba nasiah dan riba fadhl. Riba
Nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang
meminjamkan. Riba Fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang
yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya Karena orang yang
menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan
emas, padi dengan padi, dan sebagainya.
Untuk menghindari perbuatan yang dilarang dalam Al-Qur`an
maupun Al-Hadis, maka bank-bank yang menganut prinsip syariah
menerapkan prinsip bagi hasil yang sesuai dengan syariah. Dan inilah
yang membedakan bank yang menganut prinsip syariah dengan bank
konvensional yang telah ada selama ini. Dimana bank konvensional masih
menerapkan bunga sebagai imbalan yang diterima oleh nasabahnya.
B. Rasio Laporan Keuangan Perbankan
Rasio laporan keuangan perbankan adalah suatu metode untuk
mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu, dalam neraca atau laporan laba
rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir
1995:37). Tujuan dari laporan keuangan perbankan adalah membantu
manajemen keuangan untuk memahami apa yang perlu dilakukan,
berdasarkan informasi yang sifatnya terbatas dari laporan keuangan. Analisa
ini membiasakan para manajer untuk membuat keputusan atau pertimbangan
tentang apa yang perlu dicapai oleh perusahaan dimasa yang akan datang.
Beberapa analisa yang biasanya digunakan dalam mengukur kinerja
keuangan suatu bank antara lain :
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Analisa ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank untuk
memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya atau kewajiban yang
telah jatuh tempo. Bank dikatakan likuid apabila bank yang bersangkutan
dapat memenuhi kewajiban utang-utangnya, dapat membayar kembali
semua deposannya serta dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan
tanpa terjadi penangguhan (Dahlan Siamat, 2110:113)
Loan to Deposit Ratio (LDR), yaitu rasio antara jumlah seluruh
kredit yang diberikan Bank dengan dana yang diterima oleh Bank. LDR
menyatakan seberapa jauh kemampuan bank untuk membayar kembali
penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalikan kredit
yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio tersebut
memberikan indikasi semakin rendahnya kemapuan likuiditas bank yang
bersangkutan..
Standar terbaik LDR menurut Bank Indonesia adalah 85%-110%.
Variabel ini diberi bobot nilai 15%. Skor nilai LDR ditentukan sebagai
berikut; Jika LDR bernilai :
a. Kurang dari 50%, skor nilai = 0
b. Antara 50% - 85%, skor nilai = 80
c. Antara 85% - 110%, skor nilai = 100
d. Lebih dari 110%, skor nilai = 90
Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari
LDR suatu bank adalah sekitar 80%. Namun batas toleransi berkisar antara
80% -110% (Slamet Riyadi, 2003:146)
Total Kredit
LDR = x 100%
Total Dana Pihak Ketiga
2. Rasio Rentabilitas ( Rentability Ratio)
Rasio ini untuk mengukur tingkat fesiensi usaha dan profitabilitas
yang dicapai oleh Bank yang ersangkutan. Selain itu, rasio-rasio dalam
kategori ini dapat pula igunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank.
Dalam perhitungan asio-rasio rentabilitas ini biasanya dicari hubungan
timbal balik antar pos yang terdapat pada laporan laba-rugi bank dengan
pos-pos pada neraca bank guna memperoleh berbagai indikasi yang
bermanfaat dalam mengukur tingkat efesiensi dan profitabilitas bank yang
bersangkutan (Kuncoro, 2002:551)
Return On Equity (ROE), yaitu perbandingan diantara laba bersih
bank dengan modal sendiri. ROE ini merupakan indikator yang amat
penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk mengukur
kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang dikaitkan dengan
pembagian deviden. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba
bersih dari bank yang bersangkutan.
Standar ROE menurut Bank Indonesia adalah 12%. Variabel ini
mempunyai bobot nilai 15%. Skor nilai ROE ditentukan sebagai berikut;
Jika ROE bernilai :
a. Kurang dari 8%, sor nilai = 0
b. Antara 8% - 10%, skor nilai = 80
c. Antara 10% - 12%, skor nilai = 90
d. Lebih dari 12%, skor nilai = 100
Bagi pemilik bank lebih tertarik pada berapa besar kemampuan
bank memperoleh keuntungan terhadap modal yang ia tanamkan. Untuk
mengukur kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan diliohat dari
kepentingan pemilik digunakan rasio Return On Equity (ROE) yaitu :
(Dahlan Siamat, 2001:102).
Laba setelah pajak
ROE = x 100%
Rata - rata ekuitas
Rasio Beban Operasional (BOPO), yaitu perbandingan antara
beban operasional dengan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan
untuk mengukur tingkat efisiensi bank dalam melakukan kegiatan
operasinya. Untuk bank syariah, pendapatan operasional bank terdiri atas
pendapatan bagi hasil, keuntungan atas kontrak jual-beli, fee, biaya
administrasi, dll.
Standar terbaik BOPO menurut Bank Indonesia adalah 92%.
Variabel ini mempunyai bobot nilai sebesar 15%. Skor nilai BOPO
ditentukan sebagai berikut; Jika BOPO bernilai :
a. Lebih dari 125%, skor nilai = 0
b. Antara 92% - 125%, skor nilai = 80
c. Antara 85% - 92%, skor nilai = 100
d. Kurang dari 85%, skor nilai = 90
Biaya operasional berupa overhad. Pendapatan opearsional adalah
penjumlahan dari pendapatan margin dan bagi hasil lalu dikurangi dana
pihak ketiga ataas hasil kamudian ditambah dengan pendapatan
operasional lainnya. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SEBI
No/3/30/DPNP tgl 14 Desember 2001)
Biaya Operasional
BOPO = x 100%
Pendapatan Operasional
3. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio)
Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka
pengembangan usaha bisnis dan menampung resiko kerugian, semakin
tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut utnuk
menanggung resiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika
nilai CAR tinggi (sesuai ketentuan BI 8%) berarti bank tersebut mampu
membiayai operasi bank, keadaan yang menguntungkan bank tersebut
akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas
(Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono , 2002: 573). Dalam menelaah CAR
bank syariah, terlebih dahulu harus dipertimbangkan, bahwa aktiva bank
syariah dapat dibagi (Zainul Arifin)
Capital Adequacy Ratio (CAR), adalah rasio yang memperlihatkan
seberapa jauh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan,
surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal
sendiri bank di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di
luar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (hutang), dll.
Besarnya jumlah modal bank yang harus dimiliki umumnya
ditentukan oleh penguasa moneter. Bank sentral sebagai penguasa moneter
menetapkan jumlah minimum modal yang harus dipenuhi oleh setiap
bank yang kemidian dihubungakan dengan total assetnya. Ketentuan
minimum permodalan tersebut biasanya digunakan suatau ukuran yang
disebut Capitan Eduquacy Ratio (CAR).(Dahlam Siamat, 2001:103).
CAR Menurut ketentuan Bank Indonesia suatu bank umum
sekurang- kurangnya harus memiliki CAR 8%. Variabel ini mempunyai
bobot nilai 20%. Skor nilai CAR ditentukan sebagai berikut; Jika CAR
bernilai :
a. Kurang dari 8%, skor nilai = 0
b. Antara 8% - 12%, skor nilai = 80
c. Antara 12%- 20%, skor nilai = 90
d. Lebih dari 20%, skor nilai = 100
Berdasarkan Deregulasi BI tertanggal 29 Februari 1993, bank yang
dinyatakan termasuk bank sehat (berkinerja baik) apabila memiliki CAR
paling sedikit sebesar 8%, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh
Bank for International Settlements (BIS).
Rasio ini dapat dirumuskan sebagi berikut (SE BI No 3/30DPNP
tgl 14 Desember 2001):
Modal Bank
CAR = x 100%
Total ATMR
C. Komponen Ekuitas ( modal )
Ekuitas atau modal sendiri (Dahlan Siamat 2001:104) terdiri atas
modal sendiri, modal pinjaman dari pihak luar, modal pinjaman dari
masyarakat.
1. Modal sendiri (dana pihak pertama), yang berasal dari pemegang saham
atau pemilik Bank, yang terdiri atas :
a. Modal disetor, jumlah valuta yang secara efektif disetor oleh
pemegang saham
b. Cadangan-cadangan, sebagai laba bank yang disisihkan dalam bentuk
cadangan modal dan cadangan lainnya yang dipergunakan untuk
menutup timbulnya resiko dikemudian hari.
c. Laba ditahan, laba yang tidak dibagikan sebagai deviden kepada
pemegang saham dan dimasukkan kembali ke dalam modal kerja
Bank.
2. Modal pinjaman dari pihak luar, adapun pinjaman tersebut antara lain :
a. Pinjaman dari bank-bank lain biasanya berupa call money.
b. Pinjaman dari Bank/lembaga keuangan dari luar negeri, dalam bentuk
pinjaman jangka menengah dan pinjaman jangka panjang
c. Pinjaman dari lembaga keuangan bukan bank (LKBB).
d. Pinjaman dari Bank Central, dalm bentuk kredit likuiditas.
3. Modal pinjaman dari masyarakat ( dana pihak ketiga) antara lain :
a. Giro (demand deposit), simpanan yang penarikannya dapat dilakukan
setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah
pembayaran lainnya atau pemindah bukuan.
b. Deposito (time deposit), simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah
penyimpan dengan bank
c. Tabungan, simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek dan bilyet giro.
D. Definisi Profitabilitas Syariah
Profitabilitas didefinisikan sebagai dasar dari adanya keterkaitan antara
efisiensi operasional dengan kualitas jasa yang dihasilkan oleh suatu bank.
Profitabilitas adalah ukuran spesifik dari performance sebuah bank, dimana ia
merupakan tujuan dari manajemen perusahaan dengan memaksimalkan nilai
dari para pemegang saham, optimalisasi dari berbagai tingkat return, dan
minimalisasi resiko yang ada.
Profitabilitas adalah: perbandingan laba (setelah pajak) dengan modal
(modal inti) atau laba (setelah pajak) dengan total assetyang dimiliki bank
pada periode tertentu. Agar hasil perhitungan rasio mendekati pada kondisi
yang sebenarnya (real) selama periode tertentu (Slamet Riyadi, 2004:37).
ROE adalah ukuran yang lebih penting karena merefleksikan kepemilikan
mereka (Zainul Arifin, 2006:60).
Tujuan profitabilitas sebuah bank adalah untuk mengukur tingkat
efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan
(Kuncoro, 2002).
Laba setelah pajak
ROE = x 100%
Rata - rata ekuitas
ROE menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola
modal yang tersedia untuk mendapatkan net income. Semakin tinggi return
semakin baik, berarti dividen yang dibagikan atau ditanamkan kembali
sebagai retained earning juga semakin besar (Kuncoro, 2002).
E. Sistem Operasional Bank Syariah
Pada sistem operasi bank syariah, pemilik dana menanamkan uangnya
di bank tidak dengan motif mendapatkan bunga, tapi dalam rangka
mendapatkan keuntungan bagi hasil. Dana nasabah tersebut kemudian
disalurkan kepada mereka yang membutuhkan (misalnya modal usaha),
dengan perjanjian pembagian keuntungan sesuai kesepakatan. Sistem
operasional tersebut meliputi:
1. Sistem Penghimpunan Dana
Metode penghimpunan dana yang ada pada bank-bank
konvensional didasari teori yang diungkapkan Keynes yang
mengemukakan bahwa orang membutuhkan uang untuk tiga kegunaan,
yaitu fungsi transaksi, cadangan dan investasi. Teori tersebut
menyebabkan produk penghimpunan dana disesuaikan dengan tiga fungsi
tersebut, yaitu berupa giro, tabungan dan deposito.
Berbeda halnya dengan hal tersebut, bank syariah tidak melakukan
pendekatan tunggal dalam menyediakan produk penghimpunan dana bagi
nasabahnya. Pada dasarnya, dilihat dari sumbernya, dana bank syariah
terdiri atas:
a. Modal
Modal adalah dana yang diserahkan oleh para pemilik (owner).
Dana modal dapat digunakan untuk pembelian gedung, tanah,
perlengkapan, dan sebagainya yang secara tidak langsung
menghasilkan (fixed asset/non earning asset). Selain itu, modal juga
dapat digunakan untuk hal-hal yang produktif, yaitu disalurkan
menjadi pembiayaan. Pembiayaan yang berasal dari modal, hasilnya
tentu saja bagi pemilik modal, tidak dibagikan kepada pemilik dana
lainnya.
Mekanisme penyertaan modal pemegang saham dalam
perbankan syariah, dapat dilakukan melalui musyarakah fi sahm asy-
syarikah atau
b. Titipan (Wadi’ah)
Salah satu prinsip yang digunakan bank syariah dalam
memobilisasi dana adalah dengan menggunakan prinsip titipan. Akad
yang sesuai dengan prinsip ini ialah al-wadi’ah. Dalam prinsip ini,
bank menerima titipan dari nasabah dan bertanggung jawab penuh atas
titipan tersebut. Nasabah sebagai penitip berhak untuk mengambil
setiap saat, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. Investasi (Mudharabah)
Akad yang sesuai dengan prinsip investasi adalah mudharabah
yang mempunyai tujuan kerjasama antara pemilik dana (shahibul
maal) dengan pengelola dana (mudharib), dalam hal ini adalah bank.
Pemilik dana sebagai deposan di bank syariah berperan sebagai
investor murni yang menanggung aspek sharing risk dan return dari
bank. Deposan, dengan demikian bukanlah lender atau kreditor bagi
bank seperti halnya pada bank konvensional.
2. Sistem Penyaluran Dana (Financing)
Produk penyaluran dana di bank syariah dapat dikembangkan
dengan tiga model, yaitu:
a. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang
dilakukan dengan prinsip jual beli. Prinsip jual beli ini dikembangkan
menjadi bentuk pembiayaan pembiayaan murabahah, salam dan
istishna’.
b. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa
dilakukan
dengan prinsip sewa (Ijarah). Transaksi ijarah dilandasi adanya
pemindahan manfaat. Jadi pada dasarnya prinsip ijarah sama dengan
prinsip jual beli, namun perbedaannya terletak pada obyek
transaksinya. Bila pada jual beli obyek transaksinya adalah barang,
maka pada ijarah obyek transaksinya jasa.
c. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk usaha kerjasama yang
ditujukan guna mendapatkan sekaligus barang dan jasa, dengan prinsip
bagi hasil. Prinsip bagi hasil untuk produk pembiayaan di bank syariah
dioperasionalkan dengan pola-pola musyarakah dan mudharabah.
d. Jasa Layanan Perbankan, yang dioperasionalkan dengan pola hiwalah,
rahn, al-qardh, wakalah, dan kafalah.
F. Risiko – Risiko Bank
Risiko usaha atau bussiness risk bank merupakan tingkat
ketidakpastian mengenai pendapatan yang diperkirakan akan diterima.
Pendapatan dalam hal ini adalah keuntungan bank. Semakin tinggi
ketidakpastian pendapatan yang diperoleh suatu bank, semakin besar
keuntungan risiko yang dihadapi. Risiko usaha yang dihadapi oleh bank antara
lain: a) risiko kredit, b) risiko investasi, c) risiko likuiditas, d) risiko
operasional, e) risiko penyelewengan, f) risiko fidusia, g) risiko tingkat bunga,
h) risiko solvensi, i) risiko valuta asing, j) risiko persaingan. (Dahlan Siamat,
2001:91)
G. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Imam Ghozali (2007) meneliti tentnag
"Pengaruh CAR, FDR, BOPO dan NPL terhadap profitabilitas bank syariah"
dalam variabel bebasnya adalah CAR, FDR, BOPO dan NPL dengan variabel
terikat ROE. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan uji MWD dan
Uji statistik hanya FDR dan BOPO yang berpengaruh positif dan signifikan
terhadap profitabilitas bank syariah, sedangkan CAR dan NPL tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas bank syariah
Penelitian Kesowo (2002) berusaha menguji "Hubungan antara
tingkat efisiensi operasional terhadap kinerja profitabilitas 40 bank umum
swasta nasional devisa di Indonesia". Selain itu, penelitian ini juga berusaha
untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kinerja bank umum swasta nasional
devisa di Indonesia per tahun pengamatan 1995- 1999, dan untuk mengetahui
ada tidaknya perbedaan kinerja profitabilitas antarbank-bank yang menjadi
obyek penelitian.
Hasil penelitian ini memberikan bukti semakin efisien kinerja
operasional suatu bank maka keuntungan yang diperoleh akan semakin besar.
Bagi manajemen bank, hal ini menunjukkan pentingya memperhatikan
pengendalian biaya sehingga dapat menghasilkan rasio BOPO yang sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh otoritas moneter.
Penelitian yang dilakukan oleh Haryati (2002) berusaha untuk
menganalisa apakah terdapat perbedaan bermakna kinerja keuangan yang
diukur dari rasio cadangan penghapusan kredit terhadap kredit, ROA, efisiensi
dan LDR antar bank dengan kelompok kategori A, B dan C dan apakah rasio
keuangan tersebut mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap
kemungkinan kebangkrutan bank-bank kategori A, B dan C.
Hasil dari penelitian ini adalah dari empat rasio keuangan tersebut
yang digunakan ternyata rasio ROA, efisiensi dan LDR mempunyai perbedaan
yang signifikan diantara bank-bank dalam kategori A, B dan C. Adapun rasio
cadangan penghapusan kredit terhadap kredit tidak mempunyai perbedaan
bermakna mengingat pengukuran rasio ini apabila digunakan untuk menilai
kualitas asset dari bank kurang tepat, yaitu tidak sesuai dengan pengukuran
sebagaimana ditentukan oleh Bank Indonesia.
Pengunaan rasio keuangan yang mempunyai perbedaan dalam model
logistic regression untuk menguji prediksi kebangkrutan bank-bank dalam
kategori bangkrut adalah akurat yang ditunjukkan dengan tingkat kemaknaan
0,00%. Dari ketiga rasio ROA, efisiensi dan LDR hanya rasio ROA yang
mempunyai pengaruh bermaka terhadap kemungkinan kebangkrutan bank.
Nafiudin (2008) dengan judul "Analiss faktor-faktor yang
mempengaruhi profitabilitas bank syariah" dalam penelitiannya tentang
profitabilitas membuktikan bahwa NPL dan BOPO berpengaruh terhadap
profitabilitas bank syariah, tetapi CAR dan LDR tidak berpengaruh terjadap
profitabilitas bank syariah yang menggunakan metode regresi linier berganda
selama 6 tahun.
H. Kerangka Pemikiran
Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap
perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan
perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Demikian
juga halnya dengan kinerja perbankan dapat diartikan sebagai hasil yang
dicapai suatu bank dengan mengelola sumber daya yang ada dalam bentuk
seefektif dan seefisien mungkin guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan
manajemen (Farid dan siswanto, 1998).
Salah satu cara ukuran untuk menilai kinerja bank yaitu dengan
efisiensi. Efisiensi adalah kemampuan menghasilkan output yang maksimal
dengan input yang ada, adalah merupakan ukuran kinerja yang diharapkan.
Masalah efisiensi dirasakan semakin penting pada saat ini dan di masa
mendatang karena adanya permasalahan yang mungkin timbul sebagai akibat
kompetisi usaha yang bertambah ketat, dan meningkatnya mutu kehidupan
yang berakibat pada meningkatnya standar kepuasan konsumen.
KERANGKA PEMIKIRAN
Laporan Keuangan Tahun 2004-2008
Kinerja Profitabilitas (ROE)
MSDN, BOPO, CAR, LDR
Regresi Linier Berganda
Uji Asumsi Klasik Normalitas
Autokorelasi Multikolinearitas Heterokedastisitas
R 2Uji t Uji F
Bank Syariah Mandiri, Tbk
Interpretasi Hasil
I. HIPOTESIS
Hipotesis adalah hubungan yang diperkirakan secara logis di antara
dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang
dapat diuji. Jaringan tersebutdiperkirakan tetap dalam jaringan asosiasi yang
ditertapkan dalam kerangka teoritis yang ditentukan untuk studi penelitian.
Dengan menguji hipotesis dan menegaskan, diharapkan bahwa solusi dapat
ditemukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi (Uma Sekaran: 135)
Variabel dalam penelitian ini adalah pangsa pasar DPK (MSDN),
Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Adequacy
Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) sebagai variabel independent dan
profitabilitas (ROE) sebagai variabel dependen pada Bank Syariah Mandiri
tahun 2004 sampai 2008.
Dari masalah yang telah diuraikan diatas, maka hipotesis yang dapat
dirumuskan adalah :
Ho : 1β = 0 = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
MSDN, BOPO, CAR dan LDR terhadap kinerja profitabilitas
(ROE) bank syariah.
Ha : 1β ≠ 0 = Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel MSDN,
BOPO, CAR dan LDR terhadap kinerja profitabilitas (ROE)
bank syariah.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
kan untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara
B. Metode Penentuan Sampel
etode penentuan sampel yang akan dilakukan
adalah
Penelitian ini diguna
variabel independen efisiensi operasional X (MSDN, BOPO, CAR dan
LDR) dengan kinerja profitabilitas Y (ROE) pada sektor perbankan syariah.
Penelitian ini dilakukan pada Bank Indonesia dengan menggunakan sampel
Bank Syariah Mandiri(BSM, Tbk), penelitian ini selama 5 tahun mulai tahun
2004 sampai dengan tahun 2008.
Pada penelitian ini m
purposive sampling yaitu metode penentuan sampel yang dipilih
berdasarkan karakteristik anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud
dan tujuan tertentu (Abdul Hamid, 2007:29). Sehingga sampel yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan representasi dari populasi sampel
yang ada dengan menggunakan data sekunder dan bersifat kuantitatif. Data
sekunder didapat dari laporan keuanganyang dipublikasikan oleh Bank
Indonesia (BI) dan Bank Syariah Mandiri (BSM) tahun 2004 sampai dengan
tahun 2008.
33
C. Metode Pengumpulan Data
eterangan atau informasi yang dapat
mengga
pengambilan sampel dilakukan secara time
series (
operasional (MSDN) BSM ,Tbk periode 2004– 2008.
D. Metode Analisis
si Linier Berganda
metode regresi time-series cross-
section
Data merupakan k
mbarkan suatu keadaan. Sel h data dalam penelitian ini adalah data
sekunder denagn jenis data time series jadi dengan mengumpulkan data yang
dikumpulkan dari bebagai sumber antara lain di Bank Indonesia (BI) dan
Bank Syriah Mandiri (BSM) periode 2004 sampai dengan 2008, dari jurnal-
jurnal, media cetak maupun elektronik, dan sumber lain yang terkait dengan
permasalahan dalam penelitian.
Sedangkan teknik dan
uru
waktu).
a. Data efisiensi
b. Data efisiensi operasional (BOPO) BSM ,Tbk periode 2004– 2008.
c. Data efisiensi operasional (CAR) BSM ,Tbk periode 2004– 2008.
d. Data efisiensi operasional (LDR) BSM ,Tbk periode 2004– 2008.
e. Data kinerja profitabilitas (ROE) BSM ,Tbk periode 2004 – 2008.
1. Analisis Regre
Penelitian ini menggnakan
(pooled regression). Regresi linier berganda membentuk hubungan
antara variabel bebas dan variabel terikat. Regresi linier berganda ini
menggunakan tingkat keyakinan (signifikasi) α = 5%.
Berdasarkan permasalahan dan perumusan hipotesis yang telah
disajikan, maka model dimodifikasikan menjadi: (Anto Dajan, 1973 :301)
Y = α + b X1 +b X 2 +b 3 X 3 +b 4 X + 1 2 4 ε ...
Dimana:
Y = Kinerja Prifitabilitas (ROE)
X1 = MSDN (pangsa pasar DPK)
X 2 = BOPO
X 3 = CAR
X 4 = LDR
α = konstanta
b1,b2,b3 = parameter
ε = Error
Dari hasil penolahan data akan dilakukan analisis secara deskriptis
dan pembuktian hipotesis.
Informasi Dari Hasil Analisis Berganda
a. Melakukan analsis regresi atas model yang digunakan, juga dengan
menggunakan program SPSS.16
b. R-squared yaitu menunjukan kemampuan model. Seberapa besar
pengaruh dari variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen
(terikat).
c. Adjusted R-squared nilai R 2 yang sudah disesuaikan. Semakin
banyak variabel independen yang dimasukan ke dalam persamaan
maka akan semakin memperkecil Adjusted R-squared .
d. Durbin Watson nilai uji Durbin Watson, digunakan untuk mengetahui
apakah ada autokorelasi (hubungan antara residiul).
e. Uji F adalah uji serempak berpengaruh semua variabel independen.
f. Prob (F-statistic) adalah probabilta nilai uji statistik F.
2. Uji Asumsi Klasik
Jika semua asumsi regresi linier klasik terpenuhi, maka parameter-
parameter dari model tersebut dapat ditaksir dengan cara yang lazim
dipakai dalan anlisis regresi adalah ANOVA dengan bantuan SPSS,
merupakan model regresi yang mengahsilkan estimasi linear yang bias
yang terbaik (Best Linear Unbias Entimation/BLUE). Kondisi ini akan
terjadi jika dipenuhi beberaa asumsi uji asumsi klasik, diantaranya:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah adalam model
regresi variabel dependen, independen atau keduanya terdistribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data
normal atau mendekati normal.
b. Uji Autokorelasi
Adalah hubungan antara variabel gangguan (error) dalam
regresi. Autokeralasi ini terjadi karena adanya perilaku variabel
ekonomi untuk data time series seringkali berhubungan (berkorelasi)
antar waktu. Apabila suatu model regresi mengandung autokorelasi
maka akan memberikan konsekuensi model regresi tersebut tidak
mempunyai varian yang minimum, varian yang tidak minimum akan
mengakibatkan kita tiadak bisa mengevaluasi hasil regresi baik melalui
uji t maupun uji F.
c. Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah hubungan linier antar variabel
independen didalam regresi berganda. Hubungan linier antar variabel
independen dapat terjadi dalam bentuk hubungan linier yang sempurna
(perfect) maupun hubungan linier yang kurang sempurna (imperfect).
Pengujian gejala Multikolinearitas dengan cara mengkorelasikan
variabel bebas yang satu denngan variabel bebas yang lainnya dengan
menggunakan SPSS
Imam Ghazali (2005) mengukur Multikolinearitas dapat dilihat
dari nilai tolerance dan Varianc Inflation Factor (VIF). Model regresi
dikatakan tidak dapat masalah Multikolinearitas apabila mempunyai
angka tolerance diatas 0,01 dan mempunyai VIF dibawah angka 10.
d. Heterokedatisitas
Homoskedastisitas (varian sama) merupakan fenomena di
mana pada nilai variabel independen tertentu masing–masing
kesalahan (ei) mempunyai nilai varian yang sama sebesar σ2, jika
model yang diperoleh ternyata tidak memenuhi asumsi atau fenomena
tersebut maka dalam model tersebut terjadi heteroskedatisitas.
Heteroskedastisitas ini mengakibatkan nilai estimator (koefisien
regresi) dari model tersebut tidak efisien meskipun estimator tersebut
tidak bias dan konsis.
3. Uji Signifikasi
Uji sinifikasi ini berguna untuk memeriksa atau menguji apakah
koefisien regresi yang didapat signifikan atau tidak. Untuk kepentingan
tersebut, maka semua koefisien regresi harus diuji. Ada 2 jenis hipotesis
yang dapat digunakan untuk menguji koefisien regresi yaitu uji F dan uji t.
a. Uji Serempak ( uji F )
Uji F digunakan untuk melakukan uji hipotesis koefisien (slope)
regresi secara bersamaan (serempak). Hipotesisnya dapat dituliskan
sebagai berikut:
OH : iβ = 0
Variabel independent secara bersama-sama tidak mempengaruhi
variabel dependen.
1H ≠ iβ = 0
Variabel independent secara bersama-sama mempengaruhi variabel
dependen.
Uji F statistik ini dalam regresi berganda dapat digunakan untuk
menguji signifikansi koefisien determinasi R2.
Dari uji F didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
a) Apabila Fhitung
> Ftabel
maka hipotesis H1 diterima (H
0 ditolak).
Artinya variasi dari model regresi berhasil menerangkan variasi
variabel secara keseluruhan, sejauh mana pengaruhnya terhadap
variabel terikat.
b) Apabila Fhitung
< Ftabel
maka hipotesis H1 ditolak (H
0 diterima).
Artinya variasi dari model regresi tidak berhasil menerangkan
variasi variabel secara keseluruhan, sejauj mana pengaruhnya
terhadap variabel terikat.
b. Uji Parsial ( Uji t )
Uji t merupakan suatu prosedur yang mana hasil sampel dapat
digunakan untuk verifikasi kebenaran atau kesalahan hipotesis nul
(Ho) (Agus Widarjono, 2005, 56). Keputusan untuk menerima atau
menolak Ho dibuat berdasarkan nilai uji statistik yang diperoleh dari
data. Uji t ini menguji hubungan variabel independen terhadap variabel
dependen secara terpisah sesuai dengan hipotesa atau teori yang ada.
Uji t dapat dirumuskan sebagai berikut :
thitung = )ˆ(
ˆ
0
0
βββ
seo−
ttabel ⎯→⎯ tertentu=α
df = n – k
Dimana: n = jumlah sampel
k = variabel independen ditambah konstanta.
Jika nilai t hitung
> t tabel
maka hipotesis H1diterima (H
0 ditolak)
Jika nilai t hitung
< t tabel
maka hipotesis H1ditolak (H
0 diterima
c. Koefisien Determinasi (R 2 )
Uji R atau uji koefisien determinasi digunakan unuk
mengukur sebaik mana variabel tidak bebas dijelaskan oleh variabel
total dan variabel bebas didalam model regresi. Ukuranyya adalah
semakin besar R maka garis regresi sampel semakin naik. Nilai R-
squared besarnya antara 0 (nol) persen sampai 100 (seratus) persen
(0% < r < 100%). Jika perhitungannya semakin mendekati nilai
100%, maka model regresi tersebut semakin baik, karena variabel-
variabel bebas dimaksud memang benar-benar memberikan pengaruh
atau kontrbusi variabel tidak bebas.
2
2
2
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen ( Y )
a. Kinerja Profitabilitas (ROE)
Kinerja profitabilitas diukur dengan ROE (Return on Equity)
dan rasio ini yang biasa digunakan untuk mengukur dan
membandingkan kinerja profitabilitas atau rentabilitas. ROE (Return
on Equity). Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja manajemen
bank dalam mengelolah modal yang tersedia untuk menghasilkan laba
setelah pajak. Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank
dalam kondisi bermasalah semakin kecil.
Laba setelah pajak adalah laba bersih dari kegiatan operasional
setelah dikurangi pajak sedangkan rata-rata total ekuitas adalah rata-
rata modal inti yang dimiliki bank, perhitungan modal inti dilakukan
berdasarkan ketentuan kewajiban modal minimum yang berlaku. Rasio
ini dirumuskan sebagi berikut (SE BI No 3/30DPNP tgl 14 Desember
2001):
Laba setelah pajak
ROE = x 100%
Rata - rata ekuitas
2. Variabel Independen Efisiensi Operasional (X)
a. Pangsa Pasar DPK (MSDN) ( X1 )
MSDN adalah pangsa pasar dana pihak ketiga yang dihimpun
oleh masing-masing bank secara individu.
Definisi varibel tersebut adalah: (Adiwarman A.Karim,
2004:291-303)
1) Giro Wadiah adalah titipan murni yang setiap saat dapat diambil
jika pemiliknya menghendaki.
2) Tabungan Mudharabah adalah tabungan yang dijalankan
berdasarkan akad mudharabah, dalam hal ini bank bertindak
sebagai mudharib (pengelola dana).
3) Deposito Mudharabah adalah simpanan berdasarkan prinsip bagi
hasil yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu
tertentu sesuai dengan kesepakatan.
b. BOPO ( Biaya Operasional terhadap Beban Operasional ) ( X 2 )
Rasio ini sering disebut rasio efisiensi digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya
operasional terhadap pendaptan operasional. Semakin kecil rasio ini
berarti semakin efisien biaya opearasional yang dikeluarkan bank yang
bersangkutan sehingga kamungkinan suartu bank dalam kondisi
bermasalah semakin kecil.
Biaya operasional berupa overhad. Pendapatan operasional
adalah penjumlahan dari pendapatan margin dan bagi hasil lalu
dikurangi dana pihak ketiga ataas hasil kamudian ditambah dengan
pendapatan operasional lainnya. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut
(SEBI No/3/30/DPNP tgl 14 Desember 2001)
Biaya Operasional
BOPO = x 100%
Pendapatan Operasional
c. CAR (Capital Eduquacy Ratio) (X3)
CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar
jumlah seluruh aktiva bank ynag mengandung unsur risiko (kredit,
pemnyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) yang ikut
dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari
sumber-sumber diluar bank. Dengan kata lain, CAR adalah rasio untuk
mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang
aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya kredit
yang diberikan.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berilut:
Modal Bank
CAR = x 100%
Total ATMR
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, Modal Bank terdiri
dari modal inti, yaitu: modal disetor, agio saham, cadangan umum, dan
laba di tahan. Ditambah dengan Modal pelengkap yang terdiri antara
lain: cadangan revaluasi aktiva tetap. Sedangkan ATMR terdiri atas
ATMR neraca ditambah ATMR rekening administrative (jika ada).
(Dahlam Siamat, 2001:105)
d. LDR (Loan to Deposit Ratio) ( X ) 4
Rasio ini digunakan untuk menilai likuiditas suatu bank
dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank terhadap
dana pihak ketiga. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendah
kemampaun likuiditas bank ynag bersangkutan sehingga kemungkinan
suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar.
Kredit yang diberikan tidakl termasuk kredit kepada bank
lain sedangkan untuk dana pihak ketiga adalah giro, tabunagn,
simpanan berjangka dan sertifikat deposito.
Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berilut (SE BI
No.3/30/DPNP tgl 14 desember 2001.)
Total Kredit LDR = x 100% Total Dana Pihak Ketiga
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umun Objek Penelitian
1. Sejarah Bank Syariah Mandiri (BSM, Tbk)
Latar belakang didirikannya Bank Syariah Mandiri (BSM) adalah
dengan adanya krisis moneter dan ekonomi pada tahun 1997 tepatnya
bulan Juli krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang
didorong oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat
parah yang menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil
tindakan untuk merekonstruksi dan merekapitalisasi sebagian bank
Indonesia.
Lahirnya Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998
tentangperubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang
perbankan, telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank
syariah di Indonesia. Undang-Undang tersebut telah memungkinkan baik
beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang
syariah.
PT. Susila Bakti yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan
Pegawai (YKP) PT. Bank Dagang Negara dan PT. Mandiri Prestasi
berupaya keluar dari krisis 1997-1999 dengan berbagai cara dari langkah-
langkah menuju merger sampai pada akhirnya memilih menjadi bank
46
syariah dengan suntikan modal dari pemilik. Dengan terjadinya merger
empat bank (Bank Dagang Negara, bank Daya, Bank Exim dan Bapindo)
ke dalam PT. Bank Mandiri pada tanggal 31 Juli 1999 rencana perubahan
PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah dengan nama Bank Syariah
Sakinah diambil alih oleh PT. Bank Mandiri (persero).
PT. Bank Mandiri (persero) selaku pemilik baru mendukung
sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT. Bank Susila Bakti
menjadi bank syariah dengan keinginan PT. Bank Mandiri (persero) untuk
membuka bank syariah, langkah awalnya adalah merubah anggaran dasar
tentang nama Bank Susilo Bakti menjadi menjadi PT Bank Syariah Sakinah
berdasarkan Notaris Ny. Machrani M. S, S.H, No. 29 pada tanggal 19 Mei
1999 kemudian melalui Akta No 23 tanggal 8 September 1999 notaris, nama
PT. Bank Syariah Sakinah Mandiri diubah menjadi PT. Bank Syariah Mandiri.
Pada tanggal 25 Oktober 1999 Bank Indonesia melalui surat keputusan
Gubernur Bank Indonesia No.1/24/KEP.BI/1999 telah memberikan perubahan
kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berupa prinsip syariah
kepada PT Bank Susila Bakti selanjutnya dengan surat keputusan deputi
Gubernur Bank Indonesia No.1/1/KEP. Dir, pada tanggal 25 Oktober 1999
Bank Indonesia telah menyetujui Bank Susila Bakti menjadi Bank Syariah
Mandiri (BSM), pada tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama
beroperasinya PT. Bank Syariah Mandiri (BSM).
Kelahiran Bank Syariah Mandiri (BSM) merupakan buah usaha dari
para perintis Bank Syariah di PT. Bank Susila Bakti dan menejemen PT.
Bank Mandiri (persero) memandang pentingnya kehadiran Bank Syariah di
lingkungan PT. Mandiri (persero). Bank Syariah Mandiri (BSM) hadir sebagai
bank yang mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang
melandasi operasinya.
2. Prinsip Operasi Bank Syariah Mandiri (BSM)
Bank Syariah Mandiri (BSM) menganut prinsip-prinsip operasi
sebagai berikut:
a. Prinsip Keadilan
Prinsip ini tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi hasil dan
mengambil margin keuntungan yang disepakati bersama.
b. Prinsip Kemitraan
Maksudnya adalah bahwa Bank Syariah Mandiri (BSM) menempatkan
nasabah penyimpan dana, nasabah pengguna dana maupun bank pada
kedudukan yang sama dan sederajat dengan mitra usaha, hal ini
tercermin dalam hak, kewajiban, resiko dan keuntungan yang
berimbang diantara nasabah penyimpan dana. Nasabah pengguna dana
maupun bank. Bank berfungsi sebagai intermediary institution lewat
skim-skim pembiayaan yang dimilikinya.
c. Prinsip Keterbukaan
Melalui laporan keuangan bank yang terbuka secara berkesinambungan
nasabah dapat mengetahui tingkat keamanan dana dan kualitas
menejemen bank.
d. Universalitas
Bank dalam mendukung operasionalnya tidak membeda- bedakan.
B. Analisis Deskriptif
Analisi data pada penelitian ini menggunakan bantuan Microsoft Excel
dan software SPSS 15.0. Analisis deskriptif ini untuk mengetahui nilai mean,
nilai standar deviasi, nilai minimum dan nilai maksimum dari variabel yang
diamati.
1. Variabel MSDN (Pangsa Pasar DPK)
Grafik 4.1
MSDN (Pangsa Pasar DPK) BSM Tahun 2004-2008
020000000400000006000000080000000
100000000120000000140000000160000000180000000
1 2 3 4 5
Series1
Sumber: Laporan Keuangan BSM, Data Diolah tahun 2004-2008 Dari grafik 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata MSDN BSM sebesar
8.163.522 atau sekitar 8,1 triliun rupiah. Dan jumlah MSDN tertinggi
sebesar 14.898.687 atau sekitar 14,8 triliun rupiah pada tahun 2008.
Sedangkan MSDN terendah pada awal tahun 2004 yaitu sebesar 3.283.845
atau sekitar 3,2 trilun rupiah.
Dari grafik di atas menunjukkan bahwa secara keseluruhan MSDN
BSM meningkat dari tahun ke tahun. Misalnya jumlah pembiayaan akhir
tahun 2006 lebih besar dibandingkan dengan akhir tahun 2005 sebesar 7,3
triliun rupiah. Peningkatan MSDN dari tahun ke tahun disebabkan oleh
jumlah nasabah yang semakin mempercayai BSM agar mengelola dana
mereka.
2. Variabel BOPO (Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional)
Grafik 4.2
BOPO BSM Tahun 2004-2008
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
1 2 3 4 5
Sumber: Laporan Keuangan BSM, Data Diolah tahun 2004-2008
Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO )yang
dihimpun BSM pada tabel di atas mempunyai nilai rata-rata sebesar
103.160 atau sekitar 103 miliar rupiah. Jumlah BOPO terendah terjadi
sebesar 204,0 atau sekitar 204 miliar. dan jumlah BOPO tertinggi adalah
320,21 atau sekitar 320 triliun rupiah pada tahun 2005. Grafik di atas
menunjukkan jumlah Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional tiap
tahun tidak menentu. Hanya pada tahun 2005 saja yang mengalami
peningkatan yang signifikan.
3. Variabel CAR (Capital Eduquency Ratio)
Grafik 4.3
CAR BSM Tahun 2004-2008
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
1 2 3 4 5
Series1
Sumber: Laporan Keuangan BSM, Data Diolah tahun 2004-2008
Grafik di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata CAR 12.451,5
atau sekitas 12,4 miliar rupiah, dan CAR terendah terjadi pada tahun 2005
sebesar 10,12 atau sekitar 10,1 miliar rupiah. Jumlah CAR tertinggi
sebesar 16,50 atau sekitar 16,5 miliar rupiah pada tahun 2007.
4. Variabel LDR (Loan to Deposit Ratio)
Grafik 4.4
LDR BSM Tahun 2004-2008
1060
1080
1100
1120
1140
1160
1 2 3 4 5
Series1
Sumber: Laporan Keuangan BSM, Data Diolah tahun 2004-2008
LDR (Loan to Deposit Ratio) yang dihimpun BSM pada tabel 4.4
mempunyai nilai rata-rata sebesar 92.962,7 atau sekitar 92,9 miliar rupiah.
Jumlah LDR terendah sebesar 78,88 atau sekitar 78,8 miliar dan jumlah
LDR tertinggi adalah 103.89 atau sekitar 103,8 triliun rupiah pada tahun
2005. Grafik di atas menunjukkan jumlah LDR tiap tahun tidak menentu.
Hanya pada tahun 2005 dan 2005 saja yang mengalami peningkatan yang
cukup signifikan.
5. Variabel ROE (Return On Equity)
Grafik 4.5
ROE BSM Tahun 2004-2008
0
50
100
150
200
250
300
1 2 3 4 5
Series1
ROE adalah rasio yang biasa digunakan untuk mengukur
profitabilitas dan rentabilitas bank. Semakin besar ROE, maka semakin
jauh bank tersebut dari kebangkrutan. Tabel di atas menunjukkan bahwa
ROE yang dihimpun BSM dalam bulanan. Jumlah ROE yang dihimpun
BSM setiap tahun peningkatanyya tidak tentu. Jumlah ROE yang terendah
terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 1.03 atau sekitar 1,03 triliun rupiah.
Sedangkan ROE yang tertinggi terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar
1.024,00 atau sekitar 10,24 triliun rupiah.
C. Pemodelan Regresi
1. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Gambar. 4.1
Uji Normalitas Dengan Dependen Variabel
Sumber : Laporan Keuangan BSM, Data Diolah tahun 2004-2008
Dengan melihat tampilan grafik normal plot, dapat
disimpulkan bahwa pada grafik plot terlihat titik-titik menyebar
disekitar garis diagonal secara merata. Grafik ini menunjukan bahwa
model regresi sesuai asumsi normalitas.
b. Uji Autokorelasi (Uji Durbin-Watson)
Tabel. 4.1 Uji Autokorelasi DW Dengan Variabel Dependen ROE
Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the Estimate Durbin-Watson
1
.679(a) .461 .422 4.98678 .867
a Predictors: (Constant), LDR, CAR, MSDN, BOPO b Dependent Variable: ROE Sumber : Laporan Keuangan BSM, Data Diolah tahun 2004-2008
Dari hasil perhitungan program komputer SPSS didapat
nilai Nilai DW sebesar 0,867 berada didaerah tidak ada autokorelasi
diantara angka -2 sampai +2 sehingga dapat disimpulkan bahwa pada
persamaan regresi tersebut tidak terdapat autokorelasi.
c. Uji Multikolinieritas
Tabel. 4.2 Uji Multikolonieritas Variabel Dependen ROE
Coefficient Correlations(a) Model LDR CAR MSDN BOPO
1 Correlations LDR 1.000 .027 .062 .162
CAR .027 1.000 .179 .139
MSDN .062 .179 1.000 .732
BOPO .162 .139 .732 1.000
Covariances LDR 2.66E-007 3.75E-006 1.34E-011 5.15E-006
CAR 3.75E-006 .074 2.05E-008 .002
MSDN 1.34E-011 2.05E-008 1.77E-013 1.89E-008
BOPO 5.15E-006 .002 1.89E-008 .004
a Dependent Variable: ROE
Sumber : Laporan Keuangan BSM, Data Diolah tahun 2004-2008
Melihat hasil besaran korelasi antara variable independen
tampak bahwa hanya variable MSDN yang mepunyai korelasi cukup
tinggi dengan variable BOPO dengan tingkat korelasi sebesar 0,732
atau sekitar 73,2 % oleh karena korelasi ini masih dibawah 95%, maka
dapat dikatakan tidak terjadi multikolonieritas yang serius dan baik
untuk digunakan.
d. Uji Heteroskedastisitas
Gambar. 4.2
Uji Heteroskedastisitas Dengan Dependen Variabel ROE
Sumber : Laporan Keuangan BSM, Data Diolah tahun 2004-2008
Dari grafik scatter plot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. hal ini
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas pada model
regresi, sehingga data yang disajikan pada penelitian ini layak dan baik untuk
diteliti.
2. Pemodelan Regresi Linier Berganda
Tabel. 4.3
Hasil Regresi Linier Berganda
Coefficients(a)
a Dependent Variable: ROE
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig. α 5%
B Std. Error Beta
Zero-
order Partial
1 (Constant) 10.092 8.025 1.258 .214
MSDN 1.85E-006 .000 .644 4.387 .000
BOPO .020 .062 .047 .321 .749
CAR -.601 .273 -.222 -2.206 .032
LDR .000 .001 .043 .431 .668
Sumber : BSM, hasil data diolah tahun 2004-2008
Dari hasil regresi linier berganda dapat disimpulkan sebagai berikut:
Y = α + ...332211 +++ XXX βββ
ROE = 10,092 + 1,85x10 MSDN + 0,020 BOPO + (-0,601)CAR +
0,000LDR
6−
Terlihat pada kolom signifikasi pada α 5%, variabel yang
mmpengaruhi ROE adalah variabel MSDN dan CAR, sedangkan variabel
BOPO dan LDR tidak signifikasi atau tidak mempegaruhi terhadap ROE
karena α lebih dari 0,05 atau 5%.
Berdasarkan dari hasil regresi linier berganda diatas, dapat dijelaskan
bahwa nilai konstanta sebesar 10.092 menyatakan bahwa jika variabel lain tak
ada, ROE adalah sebesar 10,092% atau dapat dikatakn apabila variabel
MSDN, BOPO, CAR, LDR dianggap konstanta apabila ROE 10,092%.
Kenaikan MSDN (pangsa pasar DPK), 1% akan menaikkan ROE
sebesar 1,85% dan variabel lain dianggap konstan. Berarti variabel MSDN
berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROE) bank syariah. variabel CAR
juga berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROE) bank syariah.
Sebagai mana pada profitabilitas (ROE) bank dipengaruhi oleh
variabel MSDN dan CAR, Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam
kondisi bermasalah semakin kecil.
3. Uji statistik
a. Uji Statistik F
Tabel. 4.4
Uji F Dengan Dependen Variabel ROE
ANOVA(b)
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1169.619 4 292.405 11.758 .000(a)
Residual 1367.737 55 24.868
Total 2537.356 59
a Predictors: (Constant), LDR, CAR, MSDN, BOPO
b Dependent Variable: ROE
Sumber : BSM, hasil data diolah tahun 2004-2008
Dari uji ANOVA atau F test didapati nilai probabilitas 0,000 karena
probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi efisiensi operasional (ROE) bank, atau dapat dikatakan bahwa
variable independent MSDN, BOPO, CAR, LDR., secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kinerja profitabilitas (ROE) bank dan dengan
membandingkan nilai F hitung dengan F tabel, didapat F hitung 11,758 lebih
besar dari pada F tabel 2,53 maka Ho ditolak dan Ha diterima.
b. Uji Signifikasi t
Tabel. 4.5
Uji-t Dengan Dependen Variabel ROE Coefficients(a)
Model
Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Correlations
B Std. Error Beta Zero- order
Partial Part B std. Error
1 (Constant) 10.092 8.025 1.258 .214
MSDN 1.85E-006 .000 .644 4.387 .000 .639 .509 .434
BOPO .020 .062 .047 .321 .749 -.426 .043 .032
CAR -.601 .273 -.222 -2.206 .032 -297 - .285 -.218
LDR .000 .001 .043 .431 .668 .093 .058 .043
a Dependent Variable: ROE
Sumber : BSM, hasil data diolah tahun 2004-2008
Untuk mengetahui Pengaruh Pangsa Pasar DPK (MSDN), Biaya
Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO), Capital Eduquancy Ratio
(CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial maka digunakan uji t dan
hipotesisnya adalah sebagai berikut:
1) Pengujian Hipotesis I
Ho : b1 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
MSDN, terhadap kinerja profitabilitas (ROE) bank syariah.
Ha : b1 ≠ 0 = Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel MSDN,
terhadap kinerja profitabilitas (ROE) bank syariah.
Berdasarkan uji t untuk variabel MSDN dengan ROE denagn nilai
signifikasi 0,000 lebih kecil dari nilai α 0,05 atau nilai t hitung 4,387 lebih
besar dari pada nilai t tabel 2,00, maka Ho ditolak Ha diterima, berarti
MSDN terdapat pengaruh yang signifikasi terhadap profitabilitas (ROE)
bank syariah.
2) Pengujian Hipotesis II
Ho : b = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel BOPO terhadap kinerja profitabilitas (ROE)
bank syariah.
2
Ha : b ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
BOPO terhadap kinerja profitabilitas (ROE) bank
syariah.
2
Berdasarkan uji t untuk variabel BOPO dengan ROE dengan nilai
signifikasi 0,749 lebih besar dari nilai α 0,05 atau nilai t hitung 0,321
lebih keail dari pada nilai t tabel 2,00, maka Ho diterima Ha ditolak, berarti
BOPO tidak terdapat pengaruh yang signifikasi terhadap profitabilitas
(ROE) bank syariah.
3) Pengujian Hipotesis III
Ho : b 3 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel CAR terhadap kinerja profitabilitas
(ROE) bank syariah.
Ha : b 3 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
CAR terhadap kinerja profitabilitas (ROE) bank
syariah.
Berdasarkan uji t untuk variabel CAR dengan ROE dengan nilai
signifikasi 0.032 lebih kecil dari nilai α 0,05 atau nilai t hitung -2.206 lebih
kecil dari pada nilai t tabel 2,00, maka Ho ditolah Ha diterima, berarti CAR
terdapat pengaruh yang signifikasi terhadap profitabilitas (ROE) bank
syariah.
4) Pengujian Hipotesis IV
Ho : b = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
variabel LDR terhadap kinerja profitabilitas (ROE)
bank syariah.
4
Ha : b ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
LDR terhadap kinerja profitabilitas (ROE) bank
syariah.
4
Berdasarkan uji t untuk variabel LDR dengan ROE dengan nilai
signifikas 0.668 lebih besar dari nilai α 0,05 atau nilai t hitung 0.431 lebih
kecil dari pada nilai t tabel 2,00, maka Ho diterima Ha ditolak, berarti CAR
tidak terdapat pengaruh yang signifikasi terhadap profitabilitas (ROE) bank
syariah.
c. Koefisien Determinasi R 2
Tabel. 4.6
Uji Koefisien Determinasi Dependen Variabel ROE
Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .679(a) .461 .422 4.98678 .867
a Predictors: (Constant), LDR, CAR, MSDN, BOPO
b Dependent Variable: ROE
Sumber : BSM, hasil data diolah tahun 2004-2008
Dari tampilan output SPSS model summary besarnya R Square 0,461,
hal ini berarti 46,1% variasi kinerja profitabilitas (ROE) bank dapat
dipengaruhi oleh variansi dari ke empat variable independen efisiensi
operasional (MSDN, BOPO, CAR, LDR). Sedangkan sisanya (100% - 46,1 =
53,9%) dipengaruhi oleh faktor-faktor yang lain diluar model.
D. Interpretasi Hasil
Penelitian yang dilakukan oleh Imam Ghozali (2007) meneliti tentang
"Pengaruh CAR, FDR, BOPO dan NPL terhadap profitabilitas bank syariah"
dalam variabel bebasnya adalah CAR, FDR, BOPO dan NPL dengan variabel
terikat ROE. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan uji MWD dan
Uji statistik hanya FDR dan BOPO yang berpengaruh positif dan signifikan
terhadap profitabilitas bank syariah, sedangkan CAR dan NPL tidak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas bank syariah.
Nafiudin (2008) dengan judul "analiss faktor-faktor yang
mempengaruhi profitabilitas bank syariah" dalam penelitiannya tentang
profitabilitas membuktikan bahwa NPL dan BOPO berpengaruh terhadap
profitabilitas bank syariah, tetapi CAR dan LDR tidak berpengaruh terjadap
profitabilitas bank syariah yang menggunakan metode regresi linier berganda
selama 6 tahun.
Penelitian yang dilakukan oleh Haryati (2002) berusaha untuk
menganalisa apakah terdapat perbedaan bermakna kinerja keuangan yang
diukur dari rasio cadangan penghapusan kredit terhadap kredit, ROA, efisiensi
dan LDR antar bank dengan kelompok kategori A, B dan C dan apakah rasio
keuangan tersebut mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap
kemungkinan kebangkrutan bank-bank kategori A, B dan C.
Hasil dari penelitian ini adalah dari empat rasio keuangan tersebut
yang digunakan ternyata rasio ROA, efisiensi dan LDR mempunyai perbedaan
yang signifikan diantara bank-bank dalam kategori A, B dan C. Adapun rasio
cadangan penghapusan kredit terhadap kredit tidak mempunyai perbedaan
bermakna mengingat pengukuran rasio ini apabila digunakan untuk menilai
kualitas asset dari bank kurang tepat, yaitu tidak sesuai dengan pengukuran
sebagaimana ditentukan oleh Bank Indonesia.
Pengunaan rasio keuangan yang mempunyai perbedaan dalam model
logistic regression untuk menguji prediksi kebangkrutan bank-bank dalam
kategori bangkrut adalah akurat yang ditunjukkan dengan tingkat kemaknaan
0,00%. Dari ketiga rasio ROA, efisiensi dan LDR hanya rasio ROA yang
mempunyai pengaruh bermaknA terhadap kemungkinan kebangkrutan bank.
Penelitian Kesowo (2002) berusaha menguji "Hubungan antara
tingkat efisiensi operasional terhadap kinerja profitabilitas 40 bank umum
swasta nasional devisa di Indonesia". Selain itu, penelitian ini juga berusaha
untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kinerja bank umum swasta nasional
devisa di Indonesia per tahun pengamatan 1995- 1999, dan untuk mengetahui
ada tidaknya perbedaan kinerja profitabilitas antarbank-bank yang menjadi
obyek penelitian.
Hasil penelitian ini memberikan bukti semakin efisien kinerja
operasional suatu bank maka keuntungan yang diperoleh akan semakin besar.
Bagi manajemen bank, hal ini menunjukkan pentingya memperhatikan
pengendalian biaya sehingga dapat menghasilkan rasio BOPO yang sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh otoritas moneter.
Penelitian yang dilakukan tentang "Pengaruh efisiensi operasional
dengan kinerja profitabilitas pada sektor perbankan" terdapat dua variabel
yang paling berpengaruh terhadap variabel Y (kinerja profitabilitas). yaitu X1
(MSDN) dengan nilai α sebesar 0,000 dibawah α 5% dan X (CAR) dengan
nilai
3
α sebesar 0,032. Sedangkan variabel X (BOPO) tidak terdapat
pengaruh yang signifikan. Berdasarkan dari hasil regresi linier berganda maka,
dapat dijelaskan bahwa nilai konstanta sebesar 10,092% menyatakan jika
2
variabel lain tak ada atau dapat dikatakan juga apabila variabel MSDN,
BOPO, CAR, LDR dianggap konstanta apabila ROE 10,092%.
Jika variabel MSDN 1% akan menaikkan ROE sebesar 1,85% dan
variabel lain dinaggap konstan, berarti variabel MSDN dan LDR berpengaruh
positif terhadap varaibel efisiensi operasional (ROE).
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil pengujian regresi terbukti bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel MSDN dan CAR terhadap kinerja profitabilitas
(ROE) sedangkan variabel BOPO dan LDR tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja profitabilitas (ROE).
2. Dari hasil Uji F dapat diketahui bahwa secara simultan variabel
independen yaitu MSDN, BOPO, CAR dan LDR berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen yaitu kinerja profitabilitas (ROE).
3. Dari hasil Uji-t bahwa secara parsial variabel independen BOPO dan LDR
tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja profitabilitas (ROE).
Sedangkan variabel independen MSDN dan CAR berpengaruh signifikan
terhadap kinerja profitabilitas (ROE).
B. Implikasi
1. Perusahaan perbankan
Pihak perbankan disarankan untuk lebih berhati-hati dalam mengambil
kebijakan karena kinerja profitabilitas (ROE) suatu bank akan bangkrut
jika tidak memperhatikan ekuitas (ROE) yang tersedia, tetapi akan jauh
66
dari kebangkrutan jika ekuitas (ROE) yang dimiliki suatu bank itu tinggi
dan bisa dikelola dengan baik maka bank tersebut akan jauh dari
kebangkrutan.
2. Investor
Bagi investor dalam menilai kesehatan bank sebagai tempat untuk
berinvestasi, selain menilai dari kinerja profitabilitas (ROE) bank
sebaiknya memperhatikan faktor- faktor yang datang dari luar yang dapat
mengancam kebangkrutan bank terutama bank syariah.
3. Akademisi
Dalam penelitian ini menggunakan variabel MSDN, BOPO, CAR, LDR
untuk menjelaskan pengaruhnya terhadap kinerja profitabilitas (ROE)
bank, disarankan untuk peneliti selanjutnya menggunakan variabel-
variabel lain diluar penelitian ini seperti Operating Profit Margin (OPM),
Debt Equity Ratio (DER) dan Long Term Debt to Asset Ratio, Non
Performing Loan (NPL), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio
(PER) dan Book Value Per Share (BV/s) dan variabel-vaiabel lainnya
yang bisa mempengaruhi efisiensi operasional (ROE).
Penelitian ini hanya menggunakan satu sampel bank dan 5 tahun waktu
penelitian. Diharapkan penelitian lain dapat meneliti lebih banyak sampel,
dan memperpanjang waktu penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Abiding, Zaenal. " Kinerja Efisiensi Pada Bank Umum", Jurnal Ekonomi , Vol 2, 2007.
Almilia, Luciana Spica dan Winny Herdinigtyas. 2003. Analisis Rasio CAMEL
Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Periode 2000-2002” . Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.7 No.2 Nopember 2005. Hal.131-147
Antonio Muhammad Syari’i, “Bank Syariah dari Teori ke Praktek”, Cetakan ke-1,
Gema Insani, Jakarta, 2001. Arifin, Zainul, "Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah", Edisi revisi, Pustaka
Alvabet, 2006. Astiyah, Siti dan Jardine A. Husman. 2006. Fungsi Intermediasi Dalam Efisiensi
Perbankan di Indonesia :Deviasi Fungsi Provit. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Volume 8, No. 4, Hal 529-543. Bank Indonesia. Jakarta.
Azizah, Amiratul. " Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio,
Dan Return On Assets Terhadap Perubahan Laba", Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, 2007
Bank Indonesia.2001. Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia
dari http//:www.bi.go.id . Bank Indonesia. 2002. Cetak Biru Perbankan Syariah Indonesia. Jakarta:
BankIndonesia. Baraba, Ahmad. "Prinsip Dasar Operasional Perbankan Syariah", Buletin
Ekonomi Moneter dan Perbankan, Desember 1999. Berger, Allen N; Hunter, William C; Timme, & Stephen G. "The Efficiency of
Financial Institution: A Review & Preview of Research Past Present and Future" Journal of Banking anf Finance. April. 1993.
Dajan, Anto, "Pengantar Metode Statistik II", Cetak II, LP3ES, 1986. Gozali Imam, "Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), FDR (Financing to
Deposit Ratio) BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) dan
64
Sodikin, Achmad, " NPL (Non Performing Loan) terhadap Profitabilitas Bank Syariah Mandiri (Januari: 2004 – Oktober: 2006)", Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, 2007.
Hamid, Abdul, “Panduan Penulisan Skripsi”, FEIS Uin Press, jakarta 2005. Hasibuan, Malayu SP. "Dasar-dasar Perbankan". Penerbit PT. Bumi
Aksara: Jakarta. 2005. Iswardono, S Permono. 2000. Analisis Efisiensi Industri Perbankan di Indonesia
(Studi Kasus Bank-bank Devisa di Indonesia tahun 1991-1996). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 15, No. 1, 1-3.
Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Penerbit PT. Raja Grafindo
Persada:Jakarta. Kasmir, “Manajemen Perbankan”, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007. Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. Manajemen Perbankan Teori dan
Aplikasi. Penerbit BPFE: Yoyakarta. 2002.
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2005.
, " Manajemen Dana Bank Syariah", Ekonosia, Yogyakarta, 2004
Nafiudin, "Analisi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank
Syariah", Skripsi FEIS UIN Jakarta, 2008.
Novita Wulandari, Keunggulan Komparatif Bank Syariah, Suara Merdeka, Senin 22 Nopember 2004.
Rodoni Ahmad, “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”, Center for Social and
Economic Studies (CSES) Press, Jakarta, 2006. Sekaran, Uma, "Metodologi Penelitian Untuk Bisnis", Penerbit Salemba Empat
Jakarta. Siamat, Dahlan. 1993. Manajemen Bank Umum. Penerbit Intermedia: Jakarta. Sumarta, H. Nurmadi. 2000. ”Evaluasi Kinerja Perusahaan Perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta dan Thailand”. Perspektif. Vol 5, No 2 Riyadi Slamet, “Banking Assets and Liability Management” , Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta, 2004.
LAMPIRAN
Data Sample Penelitian PT.BSM,Tbk tahun 2004-2008 BULAN MSDN (juta) BOPO (%) CAR (%) LDR (%) ROE (%) 2004 JAN 1802124 86.74 11.93 94.26 14.19 FEB 2258525 88.1 11.93 94.26 14.19 MAR 2636317 83.82 16.12 85.18 7.69 APR 2694514 80.96 15.5 88.22 8.02 MEI 2875044 80.7 14.53 90.75 10.24 JUNI 2895683 77.9 12.98 89.64 12.37 JULI 3125941 75.44 11.93 94.26 14.19 AGS 3368517 74.57 11.47 96.15 15.1 SEP 3409972 72.66 10.86 99.07 1.03 OKT 3611441 72.13 11.01 102.35 17.67 NOV 3674560 73.34 10.59 97.53 18.93 DES 4330564 70 10.57 92.5 22.28 2005 JAN 4157629 340.45 11.11 82.53 16.91 FEB 4114177 310.52 10.91 87.88 19.07 MAR 4308330 252.38 10.58 91.19 26.87 APR 4707415 273.5 10.35 103.89 25.76 MEI 4563341 298.84 10.12 103.4 25.8 JUNI 4793776 321.07 10.12 103.4 25.8 JULI 4850664 276.74 10.4 99.54 22.02 AGS 5002819 303.61 10.44 99.39 22.06 SEP 5180013 318.25 10.8 101.16 21.58 OKT 5298525 337.49 11.08 99.32 18.13 NOV 5358973 350.21 11.43 97.39 17.54 DES 5824329 58.29 11.88 83.09 14.56 2006 JAN 5686933 82.19 13.15 79.88 2.63 FEB 5432230 69.07 13.22 81.98 11.2 MAR 5419571 71.12 12.67 87.75 11.15 APR 5545239 62.56 12.28 90.54 11.34 MEI 5774285 67.57 11.96 91.52 7.86 JUNI 5831903 68.29 11.51 93.68 9.85 JULI 5902507 64.32 11.73 98.07 9.79 AGS 6057638 63.54 11.8 95.38 7.52 SEP 6354609 62.69 11.95 95.43 8.7 OKT 6621705 61.59 12.91 95.42 6.16 NOV 6665055 56.51 12.46 94.38 7.74 DES 6837431 48.56 12.56 90.18 1024 2007 JAN 6506169 44.84 15.11 86.42 37.93 FEB 6851276 44.13 15.99 85.97 26.99 MAR 7069942 45.28 16.5 87.32 20.04 APR 7088711 45.01 16.02 87.95 15.64 MEI 7321694 46.1 15.97 87.39 15.2 JUNI 7523357 47.06 14.8 95.64 17.49 JULI 7628221 47.41 14.14 95.59 16.3 AGS 7701200 47.58 14.1 96.62 16.5 SEP 7980621 48.09 13.71 94.23 16.57
OKT 8020308 53.07 13.27 93.06 15.5 NOV 8571770 38.23 12.93 95.3 15.22 DES 8800301 20.4 12.43 92.98 16.02 2008 JAN 8891572 38.23 13.51 89.01 22.43 FEB 9003411 20.4 12.86 89.53 22.49 MAR 9134198 35.58 12.03 91.05 22.64 APR 9317424 31.89 11.65 88.17 22.44 MEI 9372644 44.46 11.76 89.89 22.16 JUNI 9341601 45.12 12.28 89.21 22.78 JULI 9484218 46.77 12.04 91.98 22.94 AGS 9515373 49.99 11.92 98.9 22.14 SEP 9783836 46.34 11.54 99.11 22.18 OKT 9783331 53.6 11.35 97.47 21.8 NOV 9765970 45.87 11.68 95.29 21.53 DES 10091953 48.43 12.66 89.12 21.34
Variabel MSDN (Pangsa Pasar DPK)
MSDN (Pangsa Pasar DPK) BSM Tahun 2004-2008
020000000400000006000000080000000
100000000120000000140000000160000000180000000
1 2 3 4 5
Series1
Sumber: Laporan Keuangan BSM, Data Diolah tahun 2004-2008 Variabel BOPO (Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional)
BOPO BSM Tahun 2004-2008
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
1 2 3 4 5
Sumber: Laporan Keuangan BSM, Data Diolah tahun 2004-2008
Variabel CAR (Capital Eduquency Ratio) CAR BSM Tahun 2004-2008
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
1 2 3 4 5
Series1
Sumber: Laporan Keuangan BSM, Data Diolah tahun 2004-2008 LDR (Loan to Deposit Ratio)
LDR BSM Tahun 2004-2008
1060
1080
1100
1120
1140
1160
1 2 3 4 5
Series1
Sumber: Laporan Keuangan BSM, Data Diolah tahun 2004-2008
Variabel ROE (Return On Equity)
Grafik 4.5
ROE BSM Tahun 2004-2008
0
50
100
150
200
250
300
1 2 3 4 5
Series1
Sumber: Laporan Keuangan BSM, Data Diolah tahun 2004-2008
Hasil Output SPSS 17
Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .679(a) .461 .422 4.98678 .867
a Predictors: (Constant), LDR, CAR, MSDN, BOPO
b Dependent Variable: ROE
Coefficient Correlations(a)
Model LDR CAR MSDN BOPO
1 Correlations LDR 1.000 .027 .062 .162
CAR .027 1.000 .179 .139
MSDN .062 .179 1.000 .732
BOPO .162 .139 .732 1.000
Covariances LDR 2.66E-007 3.75E-006 1.34E-011 5.15E-006
CAR 3.75E-006 .074 2.05E-008 .002
MSDN 1.34E-011 2.05E-008 1.77E-013 1.89E-008
BOPO 5.15E-006 .002 1.89E-008 .004
Coefficients(a)
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig. α 5%
B Std. Error Beta
Zero-
order Partial
1 (Constant) 10.092 8.025 1.258 .214
MSDN 1.85E-006 .000 .644 4.387 .000
BOPO .020 .062 .047 .321 .749
CAR -.601 .273 -.222 -2.206 .032
LDR .000 .001 .043 .431 .668
ANOVA(b)
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1169.619 4 292.405 11.758 .000(a)
Residual 1367.737 55 24.868
Total 2537.356 59
a Predictors: (Constant), LDR, CAR, MSDN, BOPO
Coefficients(a)
Mod
el
Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t Sig.
Correlations
B Std. Error Beta Zero- order
Partial Part B std. Error
1 (Constant) 10.092 8.025 1.258 .214
MSDN 1.85E-006 .000 .644 4.387 .000 .639 .509 .434
BOPO .020 .062 .047 .321 .749 -.426 .043 .032
CAR -.601 .273 -.222 -2.206 .032 -297 - .285 -.218
LDR .000 .001 .043 .431 .668 .093 .058 .043
Model Summary(b)
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .679(a) .461 .422 4.98678 .867
a Predictors: (Constant), LDR, CAR, MSDN, BOPO
b Dependent Variable: ROE