pengaruh efikasi diri, pola asuh, dan kelekatan...

112
PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN TERHADAP KESULITAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR SISWA SMA NEGERI 29 JAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh: Ulfa Hannani NIM : 1111070000033 Oleh : Dini Rizky Fadhilah NIM : 1111070000053 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015

Upload: trancong

Post on 14-May-2019

245 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN

TERHADAP KESULITAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KARIR SISWA SMA NEGERI 29 JAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

Ulfa Hannani

NIM : 1111070000033

Oleh :

Dini Rizky Fadhilah

NIM : 1111070000053

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H / 2015

Page 2: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

ii

PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN

TERHADAP KESULITAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KARIR SISWA SMA NEGERI 29 JAKARTA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

Dini Rizky Fadhilah

NIM: 1111070000053

Pembimbing

Solicha, M.Si

NIP. 19720415 199903 2 001

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H / 2015 M

Page 3: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN

KELEKATAN TERHADAP KESULITAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

KARIR SISWA SMA NEGERI 29 JAKARTA” telah diujikan dalam sidang

munaqosah Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta pada tanggal 7 Desember 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah

satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi.

Jakarta, 7 Desember 2015

Sidang Munaqasyah

Dekan/ Wakil Dekan/

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si Dr. Abdul Rahman Shaleh,M.Si

NIP. 19680614 199704 1 001 NIP. 19720823 199903 1 002

Anggota

Neneng T.Sumiati, M.Si, Psikolog Suta Haryanthi,M.Psi, T., Psikolog

NIP.19730328 200003 2 003 NIP. 19771209 200912 2 002

Solicha, M.Si

NIP. 19720415 199903 2 001

Page 4: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

iv

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Dini Rizky Fadhilah

NIM : 1111070000053

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGARUH EFIKASI

DIRI,POLA ASUH, DAN KELEKATAN TERHADAP KESULITAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR SISWA SMA NEGERI 29 JAKARTA”

adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak melakukan tindakan plagiat

dalam penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini

telah saya cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia melakukan

proses yang semestinya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku jika

ternyata skripsi ini sebagian atau keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang

lain.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.

Page 5: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

v

MOTTO

“Karena sesungguhnya sesudah

kesulitan itu ada kemudahan” (Al-quran, surat Al Insyiraah 5 – 8)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk kedua orang

tua dan sahabat-sahabatku tercinta.

Page 6: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

vi

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) Desember 2015

C) Dini Rizky Fadhilah

D) Pengaruh efikasi diri, pola asuh, dan kelekatan terhadap kesulitan

pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta

E) XIV + 101 Halaman+ Lampiran

F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh efikasi diri, pola asuh,

dan kelekatan terhadap kesulitan pengambilan keputusan karir siswa SMA

Negeri 29 Jakarta.

Subjek pada penelitian ini berjumlah 223 siswa dan siswi SMA

Negeri 29 Jakarta diambil dengan teknik total sampling. CFA

(Confirmatory Factor Analysis) digunakan untuk menguji validitas alat

ukur dan Multiple Regression Analysis digunakan untuk menguji hipotesis

penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh secara

bersama-sama dari pengaruh efikasi diri, pola asuh, dan kelekatan terhadap

kesulitan pengambilan keputusan karir siswa SMA Negeri 29 Jakarta.

Hasil uji hipotesis minor menunjukkan bahwa efikasi diri, pola asuh

(authoritaran), pola asuh (permisif) dan kelekatan ibu terhadap kesulitan

pengambilan keputusan karir siswa SMA Negeri 29 Jakarta. Hasil

penelitian juga menunjukkan proporsi varians dari kesulitan pengambilan

keputusan karir yang dijelaskan oleh seluruh variabel independen adalah

19,6%, sedangkan 80,4% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar

penelitian ini. Dari delapan IV, terdapat empat IV yang berpengaruh

secara signifikan terhadap kesulitan pengambilan keputusan karir, yaitu

efikasi diri, pola asuh (authoritarian). Pola asuh (permisif), dan kelekatan

ibu.

G) Bahan bacaan:44 jurnal, 6 buku, 3 artikel, 4 skripsi, 1 bahan ajar

perkuliahan, 1 sumber internet

Page 7: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

vii

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology

B) December 2015

C) Dini Rizky Fadhilah

D) The influence of self efficacy, parenting style, and attachment to career

decision making difficulties in students of 29 senior high school, Jakarta.

E) XIV + 101 pages + appendix

F) This study was conducted to determine the significance of the influence of

self efficacy, parenting style, and attachment to career decision making

difficulties in students of 29 senior high school, Jakarta.

The subject in this research are 223 students of SMA Negeri 29

Jakarta who taken with total sampling. CFA (Confirmatory Factor

Analysis) was used to test the validity of instrument and Multiple

Regression Analysis was used to test the research hypothesis.

The result showed that there is an effect of self efficacy, parenting

style, and attachment to career decision making difficulties in students of

29 senior high school, Jakarta. Minor hypothesis test result indicated that

self efficacy, parenting style (authoritarian). Parenting style (permissive),

and mother attachment have a significant effect on career decisioon

making difficulties. The result also showed the proportion of the variance

of career decision making difficulties described by all independent

variables was 19,6%, while 80,4% was influenced by other variables

outside of this research. To the dependent variable (DV). From the eight

IV, there are four IV which significantly career decision making

difficulties, i.e. self efficaci, parenting style (authoritarian), parenting style

(permissive) and mother attachment.

G) Reference: 44 Journal , 6 books ,3 article , 4 thesis, 1 lectures teaching

material, 1 web internet

Page 8: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin. Rasa syukur yang luar biasa peneliti panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya setiap

saat, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

efikasi diri, pola asuh, dan kelekatan terhadap kesulitan pengambilan

keputusan karir siswa SMA Negeri 29 Jakarta” Shalawat serta salam tak lupa

pula peneliti hanturkan kepada Nabi Muhammad SAW, atas segala perjuangannya

sehingga kita dapat merasakan indahnya hidup di bawah naungan Islam. Penulis

menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak dapat terlepas dari bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah peneliti untuk mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si., Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh wakil dekan dan jajaran dekanat

lainnya yang telah memfasilitasi pendidikan mahasiswa dalam rangka

menciptakan lulusan berkualitas.

2. Ibu Solicha M.Si., selaku dosen pembimbing skripsi dengan kesabaran dan

kesungguhan telah memberikan banyak saran dan kritik kepada peneliti

selama masa penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas waktu yang

berharga untuk membimbing dan memberikan masukan kepada peneliti.

3. Ibu Nia Tresniasari M.Si., selaku dosen pembimbing akademik. Terima

kasih atas bimbingan, masukan serta ilmu yang bermanfaat yang telah

diberikan kepada peneliti selama menjalani perkuliahan ini.

4. Kepada kedua penguji sidang munaqasyah Ibu Luh Putu Suta

Haryanthi,M.Psi, T., Psikolog dan Ibu Neneng T.Sumiati, M.Si, Psikolog

yang telah memberikan arahan dan masukan selama sidang hasil dan

munaqasyah.

5. Drs. Sugiatno selaku Wakli Kepala Sekolah SMA Negeri 29 Jakarta

bidang kurikulum, yang telah memberikan izin dan kemudahan kepada

peneliti untuk melakukan penelitian di SMA Negeri 29 Jakarta.

Page 9: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

ix

6. Kepada seluruh siswa dan siswi kelas 3 SMA Negeri 29 Jakarta, yang

telah menjadi responden dalam penelitian ini. Terima kasih karena

meluangkan waktunya untuk menjadi responden penelitian ini. Semoga

kebaikan kalian dibalas oleh Allah SWT. Amin.

7. Orang tua dan kedua kakak peneliti, Bapak Djunaedi Zakaria dan Ibu

Rachmawati, adik-adik, dan keluarga besar peneliti yang selalu

memberikan doa, kasih sayang, pengertian, perhatian, dan dukungan baik

moril maupun materil.

8. Seluruh dosen dan staf Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah mendidik, memberikan ilmu pengetahuan dengan penuh

kesabaran dan keikhlasan serta membantu dalam pelayanan administrasi

dan lain-lain. Semoga Allah SWT memberikan pahala yang berlipat ganda

atas ilmu yang diberikan.

9. Untuk teman-teman peneliti yang membantu selama mengerjakan

penelitian Siescha, Tiara Haeni, Ningrum, Intan SHA, Firdaus Amri, Dila,

Muhammad Iqbal, Afni Indira, dan GG.

10. Keluarga kelas B 2011 yang memberikan bantuan, dukungan, canda dan

tawa selama peneliti mengerjakan penelitian ini dan terimakasih untuk

empat tahun yang berharga.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

berkontribusi dalam penelitian ini. Pencapaian ini tidak akan terwujud

tanpa bantuan dari kalian semua.

Peneliti menyadari bahwa segala bentuk kekurangan yang disengaja maupun

tidak disengaja akan menjadi bahan perbaikan untuk menjadi lebih baik. Peneliti

berharap semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada setiap

pembaca.

Jakarta, 7 Desember 2015

Peneliti

Page 10: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................................... iii

MOTTO ....................................................................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................................... v

ABSTRACT ................................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR .................................................................................................. vii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................ 1-19

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ........................................... 16

1.2.1 Pembatasan masalah .......................................................................... 16

1.2.2 Perumusan masalah ........................................................................... 17

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................... 18

1.4 Tujuan penelitian ......................................................................................... 18

1.5 Manfaat penelitian ....................................................................................... 19

BAB 2 LANDASAN TEORI ...................................................................................... 20-44

2.1 Kesulitan Pengambilan Keputusan Karir .................................................... 20

2.1.1 pengambilan keputusan karir ............................................................. 20

2.1.2 Dimensi kesulitan pengambilan keputusan karir ............................... 22

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan pengambilan

keputusan karir .................................................................................. 25

2.1.4 Pengukuran pengambilan keputusan karir ......................................... 26

2.2 Efikasi Diri ................................................................................................. 28

2.2.1 Pengertian efikasi ............................................................................... 28

2.2.2 Dimensi efikasi .................................................................................. 29

2.2.3 Pengukuran efikasi diri ...................................................................... 30

2.3 Pola Asuh Orang Tua .................................................................................. 31

2.3.1 Pengertian pola asuh orang tua .......................................................... 31

2.3.2 Dimensi pola asuh orang tua .............................................................. 32

2.3.3 Pengukuran pola asuh orang tua ........................................................ 34

2.4 Kelekatan ..................................................................................................... 35

2.4.1 Pengertian kelekatan .......................................................................... 35

2.4.2 Dimensi kelekatan ............................................................................. 36

2.4.3 Pengukuran kelekatan ....................................................................... 38

2.5 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 39

2.6 Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 44

BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................................ 45-71

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel .................................. 45

Page 11: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

x

3.1.1 Populasi dan Sampel .......................................................................... 45

3.1.2 Karakteristik sampel .......................................................................... 45

3.1.3 Teknik pengambilan sampel .............................................................. 46

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel .............................. 46

3.2.1 Identifikasi variabel .......................................................................... 46

3.2.2 Definisi Operasional Variabel ........................................................... 46

3.3 Alat Ukur Pengumpulan Data ..................................................................... 49

3.3.1 Skala kesulitan pengambilan keputusan karir .................................... 50

3.3.2 Skala efikasi diri ................................................................................ 51

3.3.3 Skala pola asuh orang tua .................................................................. 52

3.3.4 Skala kelekatan .................................................................................. 53

3.4 Prosedur Pengujian Alat Ukur ................................................................... 54

3.4.1 Pengujian validitas konstruk ............................................................. 54

3.4.2 Uji validitas skala kesulitan pengambilan keputusan karir ................ 56

3.4.3 Uji validitas skala efikasi diri ............................................................ 58

3.4.4 Uji validitas pola asuh (authoritarian) .............................................. 59

3.4.5 Uji validitas pola asuh (otoritatif) ...................................................... 61

3.4.6 Uji validitas pola asuh (permisif) ..................................................... 62

3.4.7 Uji validitas kelekatan ayah .............................................................. 63

3.4.8 Uji validitas kelekatan ibu ................................................................ 64

3.4.9 Uji validitas teman sebaya ................................................................ 66

3.5 Metode Analisis Data ................................................................................. 67

3.6 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 70

BAB 4 HASIL PENELITIAN ................................................................................... 72-83

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian .......................................................... 72

4.2 Hasil Analisis Deskripsi ............................................................................. 72

4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian........................................................ 74

4.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian .................................................................... 76

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN .................................................. 84-94

5.1 Kesimpulan................................................................................................. 84

5.2 Diskusi ........................................................................................................ 85

5.3 Saran .......................................................................................................... 91

5.3.1 Saran teoritis ..................................................................................... 91

5.3.2 Saran praktis ..................................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 95-99

LAMPIRAN ................................................................................................................ 100-134

Page 12: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel Nilai Skor ................................................................................ 51

Tabel 3.2 Blue Print Skala Kesulitan Pengambilan Keputusan Karir .............. 52

Tabel 3.3 Blue Print Skala Efikasi Diri ............................................................ 53

Tabel 3.4 Blue Print Skala Pola Asuh .............................................................. 54

Tabel 3.5 Blue Print Skala Kelekatan .............................................................. 55

Tabel 3.6 Muatan Faktor Kesulitan Pengambilan Keputusan Karir ................ 59

Tabel 3.7 Muatan Faktor Efikasi Diri .............................................................. 61

Tabel 3.8 Muatan Faktor Pola Asuh (authoritarian) ......................................... 62

Tabel 3.9 Muatan Faktor Pola Asuh (otoritatif) ............................................... 63

Tabel 3.10 Muatan Faktor Pola Asuh (permisif) ................................................ 65

Tabel 3.11 Muatan Faktor Kelekatan Ayah ........................................................ 66

Tabel 3.12 Muatan Faktor Kelekatan Ibu ........................................................... 67

Tabel 3.13 Muatan Faktor Kelekatan Teman Sebaya ......................................... 69

Tabel 4.1 Gambaran Umum Responden .......................................................... 74

Tabel 4.2 Skor Variabel Penelitian ................................................................... 75

Tabel 4.3 Kategorisasi Skor Peneltian ............................................................. 76

Tabel 4.4 Tabel R Square ................................................................................. 78

Tabel 4.5 Tabel Anova ...................................................................................... 79

Tabel 4.6 Tabel Koefisien Regresi ................................................................... 80

Tabel 4.7 Proporsi Varians untuk Masing-masing Variabel Independen ........ 83

Page 13: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Taxonomy Kesulitan Pengambilan Keputusan Karir ...................... 22

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir ........................................................................... 43

Page 14: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran kuesioner .......................................................................................... 100

2. Lampiran syntax dan path diagram .................................................................. 110

3. Lampiran output regresi ................................................................................... 130

4. Lampiran email ................................................................................................ 132

4. Lampiran surat-surat ........................................................................................ 135

Page 15: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Dalam bab satu ini akan dibahas beberapa hal yaitu, latar belakang masalah,

identifikasi masalah, tujuan dan manfaat penelitian, pembatasan masalah, dan

sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan sehari-hari, seorang individu selalu dihadapkan pada banyak

pilihan dan diharuskan untuk menentukan sikap dan pilihannya. Maka dari itu,

idealnya seseorang harus memiliki kemampuan pengambilan keputusan yang

tepat dan cepat, karena pada dasarnya keputusan yang diambil oleh seorang

individu akan menentukan arah hidup dan masa depannya.

Seperti yang diungkapkan oleh Santrock (2007), sebagai individu yang

sedang menuju ke periode dewasa, siswa memiliki sejumlah tugas perkembangan,

yang salah satunya adalah mempersiapkan karir atau pekerjaan untuk masa

depannya. Oleh karena itu sebagai individu yang menjelang dewasa diharapkan

dapat memikirkan masa depannya dengan matang dan sungguh-sungguh. Menurut

Ginzberg bahwa pilihan karir siswa tersebut masuk ke dalam tahap tentatif yaitu

usia (11-18 tahun) dimana masa anak bersekolah di SMP dan SMA (dalam

Zunker 1990).

Studi tentang pengambilan keputusan karir dapat dilihat dari berbagai

pendekatan. Salah satu pendekatan menjelaskan pengambilan keputusan karir

Page 16: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

2

dilihat dari style atau gaya pengambilan keputusan karir (Harren, 1976). Gaya

pengambilan keputusan karir ini melihat dan menggambarkan cara individu

mengumpulkan, memahami, dan memproses informasi dari seluruh proses

pengambilan keputusan karir (Harren, 1976) yang dibagi menjadi tiga yaitu

rational, intuitive dan independent. Pendekatan lain melihat pengambilan

keputusan karir dari profile individu (Gati, 2009). Individu akan berbeda

karakteristiknya ketika mereka membuat keputusan karir, yang terlihat dalam

sebuah profil pengambilan keputusan karir. Selanjutnya pendekatan lain lagi,

dilihat dari kesulitan individu dalam pengambilan keputusan karir (Gati, Krausz &

Osipow, 1996). Menurut Gati et al. (1996) siswa seringkali mengalami kesulitan

ketika akan memutuskan ataupun selama pengambilan keputusan karir itu

berlangsung.

Penelitian Julien (1999) menemukan bahwa remaja yang menjadi sampel

dalam penelitiannya mengatakan 40% tidak tahu harus pergi kemana untuk

meminta bantuan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan (dalam Sovet

& Metz,2014). Albion dan Fogarty (2002) menemukan bahwa lebih dari 70%

dari siswa SMA mengatakan "agak" sampai "sangat ragu-ragu" mengenai pilihan

karir mereka.

Selain berdasarkan fenomena penelitian diatas, Direktur Jenderal

Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan juga memberikan

sebuah pernyataan melalui surat kabar, beliau mengatakan bahwa kontribusi

jumlah angka pengangguran pada lulusan tingkat SMA lebih tinggi dibandingkan

lulusan pada jenjang pendidikan lainnya dengan persentase 13,44%. Menurutnya,

Page 17: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

3

besarnya angka pengangguran yang dihasilkan SMA itu sebagai akibat dari tidak

maksimalnya kompetensi yang dimiliki siswa lulusan SMA untuk memasuki

dunia kerja. (http://repository.upi.edu/)

Koumoundourou dan Kassotakis (2007) menemukan sistem pendidikan di

Yunani sudah memberikan banyak dukungan untuk para siswanya, tetapi masih

banyak siswa yang menghadapi berbagai kesulitan pengambilan keputusan karir,

baik yang berasal dari sifat individu itu sendiri, seperti kurangnya persiapan

pengambilan keputusan karir, kekurangan mengenal diri, dan informasi karirnya.

Voutyra juga mengatakan adanya faktor relasional, seperti rendahnya kualitas

hubungan orang tua dengan remaja yang menjadikan remaja sulit dalam

mengambil keputusan karir (dalam Koumoundourou,Tsaousis, & Kounenou,

2011).

Terdapat beberapa remaja mengambil keputusan relatif dengan lebih

mudah, namun sebenarnya masih banyak remaja lain mengalami kesulitan

sebelum atau selama proses pengambilan keputusan. Kesulitan-kesulitan ini dapat

menyebabkan mereka untuk mencoba mengalihkan tanggung jawab untuk

membuat keputusan pada orang lain atau menunda dan bahkan menghindari

membuat keputusan tersebut. Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan kurang

optimal keputusan siswa tersebut. Selain itu, cara para siswa menangani

keputusan ini memiliki efek pada keputusan karir masa depan mereka (Gati &

Saka, 2001).

Friedman menemukan pengambilan keputusan pada remaja Israel (kelas 9

dan kelas 12) sangat memprihatinkan dan menemukan bahwa 43% masalah

Page 18: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

4

tersebut kebanyakan melibatkan pemilihan karir dan pendidikan pada remaja.

Begitu juga di dunia pendidikan, dan sebesar 48% masalah yang paling serius

untuk remaja adalah dalam memilih SMA, mata kuliah dan pemilihan jurusan

untuk perguruan tinggi (dalam Gati & Saka,2001). Padahal idealnya sudah bisa

untuk mengambil keputusan pemilihan karir merupakan salah satu keputusan

penting yang siswa harus lakukan selama rentang hidupnya khususnya bagi

remaja (Hussain & Rafique, 2013).

Lebih lanjut dalam tahapan perkembangan karir yang diungkapkan oleh

Super dan Hall (1978) remaja masuk ke dalam tahap eksploratory atau eksplorasi

yang merupakan masa transisi dari sekolah ke dunia kerja ( school to work

transition) dimana remaja merasa memilih pekerjaan dan karir sebagai aspek

penting untuk kehidupannya dan mulai mengidentifikasi minat yang menarik

perhatiannya serta kemampuannya.

Selain berdasarkan fenomena sulitnya siswa dalam pengambilan

keputusan di atas, peneliti juga melakukan wawancara dengan murid SMA Negeri

29 Jakarta tanggal 19 Februari 2015 yang bertempat di depan sekolah tersebut.

Dari hasil tujuh wawancara yang dilakukan lima diantara siswa mengalami

kesulitan pengambilan keputusan karir tersebut. Adapun hasil wawancara tersebut

adalah sebagai berikut :

Menurut M.Z siswa SMA Negeri 29 Jakarta mengatakan bahwa dia sudah

menentukan pilihan jurusan yang akan ia ambil, tetapi masih bingung dan sulit

karena pilihan jurusan yang ia mau dengan hasil psikotes yang dilakukan di

Page 19: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

5

sekolah berbeda, sehingga sulit untuk ia menentukan yang mana. Siswa lain, A.F

mengatakan bahwa dia belum menentukan jurusan yang akan diambil, karena

pilihan jurusan yang ia inginkan dengan pilihan orang tuanya berbeda sehingga

sulit baginya untuk menentukan pilihannya. Menurut I.M, ia belum menentukan

jurusan yang sesuai, ia mengatakan jurusan tidak terlalu dipikirkan dan apa saja

akan ia terima asalkan dirinya diterima dalam perguruan tinggi negeri favoritnya.

Selanjutnya K.L, mengatakan bahwa ia kesulitan dalam memlih jurusannya

karena ia memiliki pilihan jurusan lebih dari satu. G.H, mengatakan bahwa dia

kesulitan dalam memilih karirnya karena dia belum tahu akan melanjutkan kuliah

ataupun ingin bekerja. (Wawancara pribadi, 19 Februari, 2015).

Selain itu peneliti juga mewawancarai guru BK yang pernah mengajar di

sekolah tersebut pada tanggal 19 November 2015 di kediamannya. Adapun hasil

wawancara tersebut adalah sebagai berikut :

Menurut YN sebagai guru BK yang pernah bekerja di sekolah tersebut

mengatakan bahwa sekitar tahun 2007 sampai dengan 2010 hanya sekitar kurang

dari 20 % persen siswa yang diterima di universitas negeri baik di jakarta

maupun di luar jakarta, hal itu menurutnya dikarenakan kurangnya sosialisasi dan

sistem yang kurang matang, sistem penekanan pada pendalaman materi bidang

mata pelajaran tanpa dengan tes kemampuan akademiknya, padalah menurutnya

guru BK sudah memiliki jam tersendiri tetapi siswa tidak terlalu banyak dan

enggan yang mendatangi ruang BK untuk masalah karirnya. Dan sekitaran tahun

2011 sampai beliau keluar tahun 2015 awal ini mengatakan ada peningkatan

jumlah siswa yang memasuki perguruan tinggi negeri naik sekitar 30-35 %

Page 20: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

6

walaupun tidak terlalu signifikan, hal ini dikarenakan pergantian berbagai

kebijakan dengan mendata siswa yang mengalami kesulitan dalam menentukan

karirnya untuk ditangani lebih lanjut dengan anggota BK, serta diberikannya

program Career Day di setiap tahun dengan mendatangkan alumni dari berbagai

perguruan tinggi negeri untuk memotivasi siswa dan memberikan gambaran karir

dan kehidupan kampus. Program Career Day yang dilaksanakan di SMAN 29

Jakarta memberikan dampak yang positif terhadap kesulitan pengambilan

keputusan karir yang dialami siswa. Program Career Day diadakan satu hari

penuh untuk memfasilitasi siswa kelas tiga yang sudah maupun belum

menentukan karir kedepannya. Terbukti dari tahun ketahun mengalami kenaikan

dengan siwa yang memasuki Perguruan Tinggi Negeri. Hal ini dikarenakan

program tersebut memiliki beberapa susunan acara yang mendukung, seperti

dengan memberikan presentasi dari setiap universitas (negeri dan swasta),

memberikan tanya jawab dan setiap universitas juga membuka stand dengan

dekorasi yang menarik. Dengan program tersebut sekolah berharap akan

membantu siswa mengenal dunia perkuliahan dan dapat menentukan karir

kedepannya.

Fakta yang terjadi di lapangan ini menjadi masalah yang menarik untuk

peneliti teliti, karena seharusnya siswa yang masuk dalam masa remaja akhir ini,

dalam tahapan perkembangan karir sudah harus mulai mengambil keputusan

untuk karir kedepannya, yang dimulai dengan pemilihan jurusan. Tetapi yang

terlihat di lapangan banyak siswa dan siswi yang masih merasa kesulitan dan

belum bisa mengambil keputusan karirnya dengan baik.

Page 21: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

7

Berdasarkan fenomena diatas muncul sebuah pertanyaan. Mengapa banyak

siswa SMA yang masih mengalami kesulitan dalam memutuskan karirnya?

Padahal idealnya pada usia remaja mereka sudah harus mengambil keputusan

karirnya. Setiap individu memiliki karakteristik respon yang berbeda dalam

pengambilan keputusan, begitu juga dengan bagaimana individu tersebut

mengambil keputusan di dalam karirnya.

Kesulitaan - kesulitan yang dialami individu oleh Gati dan kawan-kawan

kemudian di kembangkan dalam sebuah taksonomi kesulitan dalam pembuatan

keputusan karir (Gati Krausz & Osipow, 1996). Taksonomi ini di dasarkan pada

teori pengambilan keputusan, yang memainkan peran penting dalam memahami

adanya kesulitan pengambilan keputusan karir. Taksonomi tersebut di dasarkan

pada penyimpangan yang terjadi dari model "pengambil keputusan karir yang

ideal." Pembuat keputusan karir yang ideal dapat didefinisikan sebagai individu

yang menyadari kebutuhannya dalam membuat keputusan karir, bersedia untuk

membuat keputusan seperti itu, dan mampu membuat keputusan yang "benar"

(yaitu sebuah keputusan yang didasarkan pada proses yang tepat dan sesuai

dengan tujuan individu dan sumber daya tersebut). Menurut Gati, et al. (1996)

setiap penyimpangan dari model pengambil keputusan karir yang ideal dianggap

sebagai sebuah potensi yang akan memunculkan kesulitan yang dapat

mempengaruhi proses pengambilan keputusan individu dalam salah satu dari dua

cara yaitu: (a) dengan mencegah individu dari membuat keputusan karir yang

salah atau (b) dengan mengarahkan untuk membuat keputusan karir yang optimal

(Gati, et al, 1996).

Page 22: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

8

Gati, et al. (1996) mendefinisikan kesulitan dalam pengambilan keputusan

karir kesulitan yang dapat menyebabkan kurang optimalnya dari pilihan karir

yang akan dibuat. Ketidak sesuaian ini dapat disebabkan oleh banyak faktor yang

mempengaruhi seseorang sulit menentukan keputusan pilihan karirnya. Kesulitan

para siswa yang nantinya yang akan segera lulus dalam dunia pendidikan dan

terjun ke dunia kerja yang akan digelutinya tentu dapat dihindari apabila memiliki

perencanaan karir yang baik. Menurut Dillard (1985) perencanaan karir yang baik

mencakup pemahaman diri, dapat mencapai kepuasan pribadi, mampu

mempersiapkan diri untuk memperoleh penempatan dan penghasilan yang sesuai,

dan efisiensi usaha dan juga dalam penggunaan waktu. Pemilihan karir yang salah

membuat orang merasa putus asa, frustasi dan menarik diri dalam mencari

identitas yang koheren (Agheli, Abedi, Nilforooshan & Baghdan, 2013).

Dalam sebuah makalah pengarahan diterbitkan pada tahun 1996, Institut

Nasional untuk Pemilik Pendidikan dan Konseling, UK (NICE) melaporkan

bahwa remaja dalam pengambilan keputusan karir dipengaruhi oleh berbagai

faktor dan isu-isu, termasuk orang tua dan kerabat lainnya, teman-teman dan

rekan-kelompok, spesialis karir, guru mata pelajaran, hubungan dengan

pengusaha, pengalaman kerja langsung, dan kepentingan individu dan nilai-nilai.

Selain itu, teman-teman dan rekan-rekan dapat memberikan ide-ide baru dan

memberikan informasi dalam pekerjaan, tapi mereka bisa juga menimbulkan

tekanan untuk menyesuaikan diri ketika membuat pilihan dan anak muda yang

ambivalen tentang pengaruh teman terhadap keputusan karir mereka (NICE

Briefing Paper, 1996). Menurut Kerka (2000), pilihan karir dipengaruhi oleh

Page 23: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

9

beberapa faktor termasuk kepribadian, minat, konsep diri, identitas budaya,

globalisasi, sosialisasi, panutan, dukungan sosial dan sumber daya yang tersedia

seperti informasi dan dukungan keuangan.

Secara garis besar pengambilan keputusan karir disebabkan oleh faktor

internal dan eksternal serta faktor demografi. Faktor internal dalam pengambilan

keputusan karir adalah efikasi keputusan karir (Sawitri, 2009), spiritualitas dan

locus of control (Oluwole dan Umar, 2013), efikasi diri dan gender (Morgan &

Ness),trait kepribadian (Di Fabio, Palazzeschi, Peretz & Gati, 2012) dan

kecerdasan emosional (Afzal, Atta & Shujja, 2013). Faktor eksternal yang

mempengaruhi pengambilan keputusan karir adalah perbedaan kultur (Mau,

2000), kelekatan teman sebaya dan orang tua (Nawaz dan Gilani, 2011),

keterlibatan keluarga (Oluwol dan Umar, 2013), pola asuh orang tua

(Onder,Kirdok & Isik, 2010), dan gaya kelekatan (Sawitri, 2009). Sedangkan

faktor demografi yang mempengaruhi pengambilan keputusan karir seperti

sekolah, keluarga, media, teman sebaya (Mudhovozi dan Chireshe, 2012).

Bandura (1977) menyatakan bahwa efikasi diri adalah keyakinan

seseorang tentang kemampuannya untuk berhasil melakukan tugas yang diberikan

atau perilaku dan dianggap mediator utama dalam perilaku dan perubahan

perilaku (dalam Reddan, 2014). Efikasi diri juga salah satu aspek kunci dari

kemajuan dalam pengambilan keputusan karir untuk mengeksplorasi lingkungan

pada remaja (Bandura, 1977). Efikasi diri yang rendah juga berpengaruh terhadap

perubahan perilaku tertentu yang dapat menyebabkan seseorang melakukan

penghindaran dari perilaku pengambilan keputusan karirnya, sedangkan efikasi

Page 24: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

10

diri yang tinggi akan berpengaruh lebih dalam menyebabkan individu untuk

mudah melakukan pengambilan keputusan karir tersebut (Reddan, 2014). Selain

itu, efikasi diri pada diri siswa juga bisa bertambah dengan adanya pengetahuan

dan informasi yang cukup dalam sebuah karir tertentu, penelitian yang dilakukan

Radden (2014) menemukan mayoritas siswa yaitu sekitar 87% menyatakan

bahwa mereka menjadi lebih memiliki prngrtahuan dan efikasi diri yang tinggi

saat mereka mengetahui tentang pekerjaan tertentu dengan mendapatkan berbagai

informasi yang ditujukan untuk mengetahui karir tertentu sesuai dengan yang

diinginkannya.

Menurut Taylor dan Betz (1983), efikasi diri dalam pengambilan

keputusan karir adalah aplikasi dari konsep efikasi diri dan kepercayaan diri yang

dibutuhkan untuk membuat keputusan karir. Taylor dan Betz menunjukkan bahwa

siswa dengan tingkat yang rendah dalam pengalaman efikasi dirinya ketika akan

membuat sebuah keputusan karir maka mereka akan kurang percaya diri tentang

pilihan kejuruan dan karirnya, dan tentunya akan sulit mengambil keputusan.

Luzzo menemukan bahwa efikasi diri itu memberikan dampak positif

terhadap sikap remaja untuk pengambilan keputusan karir, lulusan yang memiliki

efikasi diri yang tinggi akan lebih mudah dalam memilih karir yang menantang

baginya (dalam Yinghua Yi, 2014). Prapaskah, Brown, dan Hacket (1994) juga

menjelaskan bahwa efikasi diri secara langsung bertujuan dalam pilihan karir dan

tindakannya itu sendiri, seperti siswa dalam pengambilan keputusan karir. Sejalan

dengan itu, Yinghua Yi, (2014) berdasarkan hasil penelitiannya menemukan

bahwa efikasi diri mempengaruhi secara signifikan dengan pengambilan

Page 25: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

11

keputusan karir dengan cara memberikan program karir konseling yang akan

membuat siswa menemukan tujuan karirnya.

Dalam penelitian yang dilakukan Feather (1988) yang mempelajari

pengambilan keputusan karir mahasiswa menemukan bahwa efikasi diri menjadi

masalah dalam proses memilih karir tertentu ketika salah satu pilihan mereka

memerlukan pertimbangan yang lebih cermat (dimana diperlukan banyak

keterampilan dan kemampuan yang diperlukan) dan persiapan dibandingkan yang

lainnya (dalam Brown, 2002). Dengan adanya nilai-nilai dari karir tertentu yang

lebih diprioritaskan individu, menjadi faktor penentu terpenting dari pilihan karir.

Jika individu memprioritaskan nilai-nilai yang ada, maka individu tersebut

merasa tak terbatas untuk bereksplorasi atas dunia karir mereka. Untuk mereka

dapat memenuhi nilai-nilai kebutuhan karir mereka, yaitu nilai-nilai mengenai

informasi tentang pilihan karir yang tersedia, tingkat kesulitan pada pilihan karir

mereka, dan sumber daya yang tersedia cukup untuk mendukung pelaksanaan

pilihan karir yang sesuai. Perbedaan hasil ini yang menjadi alasan bagi peneliti

untuk mengkaji kembali efikasi diri terhadap kesulitan pengambilan keputusan

karir.

Faktor eksternal yang berpengaruh adalah keluarga khususnya orang tua

yaitu pola asuh orang tua atau parenting style. Pola asuh dapat secara langsung

mempengaruhi kemampuan pengambilan keputusan karir anak-anak karena

menuntut gaya yang ditandai dengan kontrol orang tua dan pengambilan

keputusan yang dilakukan secara mandiri (Lease & Dahlbeck, 2009).

Koumoundourou (2011) menyatakan bahwa pengaruh orang tua pada karir

Page 26: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

12

dengan melalui peran modeling, keterlibatan nyata dengan bimbingan, keterikatan

dan dukungan emosional, kebersamaan dalam kegiatan, memberikan dorongan

untuk pembentukan pengambilan keputusan karir, dan memberikan informasi

mengenai profesi (dalam Parishani & Nilforooshan, 2014). Fulya, Oguzhan dan

Erkan (2010) menyatakan bahwa keluarga memiliki pengaruh positif dan negatif

terhadap keputusan karir remaja. Pengaruh positifnya seperti memberikan

kepercayaan diri pada remaja untuk memilih karirnya, memberikan informasi

yang dibutuhkan remaja untuk karirnya, negatifnya jika pilihan yang di sarankan

orang tua tidak sesuai dengan kemauan anak, maka anak akan menjadi lebih sulit

dengan orang tua yang terlalu memaksakan kehendaknya. Pengaruh keluarga

tampaknya penting dalam memahami kompleksitas pengembangan dan proses

pengambilan keputusan karir remaja.

Studi Lamborn (1991) menunjukkan hasil yang positif dari pola asuh

orang tua otoritatif, dan dampak negatif dalam pola asuh permisif dalam

pengambilan keputusan karir. Penelitian Trusty (1998) menemukan bahwa pola

asuh orang tua dengan otoritatif memberikan kemampuan pengambilan keputusan

karir dengan memberikan emotional support dan kebebasan pada remaja untuk

bereksplorasi terhadap kemampuan dan pengambilan keputusan karirnya (dalam

Sovet & Metz, 2014). Sedangkan dengan tingkat kontrol yang ekstrim

(authoritarian) dari orang tua kepada remaja terkait dengan kesempatan dan

pengambilan keputusan karir tidak mendorong pencapaian pendidikan lebih lanjut

dan membuat sulit remaja untuk mengambil keputusan karirnya di dunia

pendidikan, tetapi hal tersebut dapat memoderasi dengan memberi masukan dan

Page 27: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

13

bimbingan dari orang tua mengenai keputusan karir yang berhubungan positif

dengan prestasi pendidikan anaknya (dalam Lease & Dahlbeck, 2009).

Sovet dan Metz (2014) menemukan bahwa gaya pengasuhan otoritatif

lebih efektif di kalangan remaja Perancis sedangkan pola asuh otoriter lebih

efektif di kalangan remaja Korea. Meskipun kedua anak laki-laki dan perempuan

Korea sama dalam pola asuh, anak laki-laki Perancis memiliki pengambilan

keputusan karir yang lebih baik ketika orang tua mereka memberi mereka

otonomi yang lebih besar dan anak perempuan Perancis ( Sovet & Metz, 2014).

Pomerantz & Wang (2009) mengatakan dalam pendekatan barat, orang tua yang

menggunakan kontrol yang berlebihan pada kehidupan anaknya akan

mengakibatkan tekanan, dan dengan dominasi yang mengakibatkan tekanan

psikologis anak (dalam Sovet & Metz, 2014). Gaya pengasuhan otoritatif

dianggap memberikan manfaat yang lebih besar kepada anak-anak di dunia barat

karena mendorong anak untuk lebih memiliki otonomi dan kebebasan memilih.

Perbedaan hasil penelitian ini menjadi salah satu alasan untuk dilakukan

penelitian kembali pola asuh dan kesulitan pengambilan keputusan karir.

Selain pola asuh orang tua, faktor pengaruh orang tua juga terdapat dalam

gaya kelekatannya terhadap orang tua. Bowlby menyatakan kelekatan umum

didefinisikan sebagai ''ikatan abadi rasa sayang tentang substansial Intensitas''

(dalam Armsden & Greenberg, 1987). Lerner ,Vondracek dan Schulenberg (1986)

menyatakan bahwa pengaruh relasional kelekatan keluarga pada pengembangan

karir, mungkin penting untuk lebih memahami dalam seluk-beluk pengembangan

karir (dalam Roach, 2010). Keluarga, khususnya kelekatan dengan orang tua,

Page 28: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

14

dapat memainkan peran utama dalam pemilihan kerja dan aspirasi karir anak-anak

mereka (Roach, 2010).

Gravino berpendapat bahwa siswa yang memiliki kelekatan kuat dengan

orang tua mereka (ayah dan ibu) akan lebih mudah mengalami perkembangan ke

arah selanjutnya, dimana mereka lebih bertanggung jawab dari pada siswa yang

tidak memiliki sifat ini akan lebih bergantung dengan melibatkan orang lain

dalam pengambilan keputusan karir (dalam Agheli, Abedi, Nilforooshan,

&Baghba, 2013).

Individu yang mempunyai hubungan baik dan kelekatan dengan orang tua

mereka akan menjadi mandiri dan terlibat dalam berbagai kegiatan pengambilan

keputusan yang mandiri akan mengembangkan tingkat kepercayaan yang

signifikan dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan karir (Obrein,

1996). Kesesuaian pilihan karir (sesuai antara kepentingan individu dan

lingkungan) dan realisme pilihan karir (antara kemampuan individu dan bakat

dalam mengenai pekerjaan) bisa berhubungan dengan ketersediannya dukungan

dan dorongan orang tua, dengan pilihan karir yang sehat yang ditandai dengan

kelekatan kepada kedua orang tua dan dukungan untuk individuasi (Obrein,

1996).

Para peneliti sebelumnya telah secara empiris meneliti efek tentang

hubungan kelekatan dengan berbagai aspek pengembangan karir dan pengambilan

keputusan (misalnya: Blustein,1991; Tokar, 2003; O'Brien, 2000; Wolfe & Betz,

2004). Blustein (1991) dalam penelitian mereka menemukan bahwa kelekatan

remaja dengan teman seusianya memberikan dampak yang signifikan dan

Page 29: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

15

berhubungan dengan komitmen yang lebih besar untuk pilihan karir di kalangan

mahasiswa, mereka lebih mudah menjalin komunikasi, bertukar fikiran, dan

berdiskusi mengenai karir yang sedang menjadi populer dikalangannya. O'Brien

(2000) melaporkan hampir terdapat hasil yang sama, kelekatan dengan ibu dan

independensi dari orang tua menyebabkan kemajuan yang lebih besar dalam

melaksanakan tugas pengambilan keputusan karir di antara para pelajar

perempuan. Hasil penelitian Felsman dan Blustein (1999) juga menunjukkan

bahwa keterikatan yang lebih besar dengan ibu mengarah ke kemajuan yang lebih

dalam untuk siswa berkomitmen dengan pilihan karir (dalam Kadir,Noah

&Hassan,2013). Ketterson dan Blustein (1997) mencatat bahwa kelekatan kepada

orang tua dikaitkan dengan besar tingkat eksplorasi yang berhubungan dengan

karir (dalam Lease & Dahlbeck, 2009).

Sebuah hasil penelitian lain oleh Wolfe dan Betz (2004) menunjukkan

bahwa memperoleh kelekatan dari orang tua dapat berhubungan negatif dengan

kekhawatiran akan komitmen di kalangan mahasiswa dalam mengambil

keputusan karir. Sedangkan penelitian yang dilakukan Wilson (2000) melaporkan

hubungan yang tidak signifikan antara kelekatan orangtua dan keraguan

keputusan karir mahasiswa.

Tokar dan rekan-rekannya (2003) meneliti gaya kelekatan dari pandangan

yang lebih luas. Studi mereka menunjukkan bahwa gaya kelekatan dewasa, yang

dipengaruhi oleh gaya kelekatan masa kanak-kanak, dikaitkan dengan tingkat

yang lebih rendah mengenai keraguan keputusan karir di kalangan mahasiswa

(dalam Kadir, Noah & Hassan,2013).

Page 30: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

16

Dalam penelitian ini peneliti ingin melihat pengambilan keputusan karir

individu dilihat dari faktor-faktor yang dipengaruhi dalam individu selama

pengambilan keputusan karir tersebut. Hal ini karena fenomena yang peneliti

temukan di lapangan dan berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya

menunjukkan siswa mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan karir.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis

menganggap perlu adanya penelitian lagi terkait hal tersebut. Oleh karena itu,

untuk merealisasikan hal tersebut peneliti melakukan penelitian dengan judul :

“Pengaruh efikasi diri, pola asuh dan kelekatan terhadap kesulitan pengambilan

keputusan karir siswa SMA Negeri 29 Jakarta.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan masalah

Untuk menghindari kesimpangsiuran dan kesalahan persepsi serta lebih

terarahnya pembahasan, maka penulis membatasi masalah kesulitan pengambilan

keputusan karir, yang dipengaruhi efikasi diri, pola asuh dan kelekatan. Adapun

pengertian konsep yang digunakan sebagai berikut :

1. Kesulitan pengambilan keputusan karir dalam penelitian ini adalah

kurangnya optimal dari pilihan karir individu yang dapat menyebabkan

kesulitan dalam pemilihan karir, yang meliputi lack of readiness, lack of

information dan inconsistent information (Gati, et al, 1996).

2. Efikasi diri dalam penelitian ini adalah efikasi diri pengambilan keputusan

karir yaitu keyakinan diri akan kemampuan untuk melakukan pemilihan

Page 31: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

17

karirnya, yang meliputi accurate self appraisal, gathering occupational

information, goal selection, making plans for the future, danproblem

solving.

3. Pola asuh dalam penelitian ini adalah sebuah aktivitas kompleks yang

dilakukan orang tua yang di dalamnya terdapat beberapa perilaku spesifik

yang dilakukan secara individu maupun bersama-sama yang bertujuan

untuk mempengaruhi perilaku anak (Baumrind,1991) mencakup tiga aspek

yaitu authoritarian, otoritatif, dan permisif.

4. Kelekatan disini menjelaskan kelekatan sebagai ikatan emosional yang

kuat yang bertujuan untuk mengikat satu orang ke orang lain dan ditandai

kecenderungan untuk mencari dan mempertahankan kedekatan tersebut,

baik secara fisik dan emosional dengan nilai tertentu yang memiliki ikatan

perkembangan (Bowlby, 1982) dan dibagi menjadi tiga jenis yaitu

kelekatan ibu, kelekatan ayah dan kelekatan teman sebaya .

5. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas tiga SMAN 29 Jakarta.

1.2.2 Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka perumusan

masalah yang akan disusun sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh efikasi diri, pola asuh dan kelekatan serta dimensi-

dimensinya terhadap kesulitan pengambilan keputusan karir?

2. Seberapa besar sumbangan kesulitan pengambilan keputusan karir yang

dapat diprediksi oleh variabel efikasi diri, pola asuh dan kelekatan serta

Page 32: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

18

dimensi-dimensinya secara bersama-sama?

3. Apakah terdapat pengaruh efikasi diri terhadap kesulitan pengambilan

keputusan karir?

4. Apakah terdapat pengaruh pola asuh (authoritarian) terhadap kesulitan

pengambilan keputusan karir?

5. Apakah terdapat pengaruh pola ash (permissive) terhadap kesulitan

pengambilan keputusan karir?

6. Apakah terdapat pengaurh pola asuh (authoritative) terhadap kesulitan

pengambilan keputusan karir?

7. Apakah terdapat pengaruh kelekatan ayah terhadap kesulitan pengambilan

keputusan karir?

8. Apakah terdapat pengaruh kelekatan ibu terhadap kesulitan pengambilan

keputusan karir?

9. Apakah terdapat pengaruh kelekatan teman sebaya terhadap kesulitan

pengambilan keputusan karir?

10. Apakah variabel yang paling berpengaruh terhadap kesulitan keputusan

pengambilan karir?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut : Untuk mengetahui pengaruh efikasi

diri, pola asuh, dan kelekatan orang tua terhadap kesulitan pengambilan keputusan

Page 33: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

19

karir serta mengetahui pengaruh masing–masing variabel dalam kesulitan

pengambilan keputusan karir.

1.3.2 Manfaat penelitian

Adapun manfaat teoritis dari penelitian ini adalah :

1. Memberikan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi kesulitan pengambilan keputusan karir pada siswa.

1. Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang kesulitan pengambilan

keputusan pada remaja khususnya bagi siswa SMA dan ornag tua.

Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah :

1. Siswa dapat lebih memahami pengambilan keputusan mengenai karir masa

depan .

2. Dapat memberikan wawasan kepada orang tua agar dapat lebih

memperhatikan dan membimbing anak-anaknya dalam menentukan karir

pada masa depan.

3. Memberikan masukan bagi konselor sekolah dan guru BK dalam

memaksimalkan dan melihat faktor internal dan eksternal yang dapat

mempengaruhi diri siswa dalam menentukan karirnya.

Page 34: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

20

BAB 2

LANDASAN TEORI

Pada bab dua ini akan dijelaskan landasan teori yang berkaitan dengan penelitian,

yaitu teori kesulitan pengambilan keputusan karir, efikasi diri, pola asuh, dan

kelekatan. Selanjutnya dalam bab ini juga akan dibahas mengenai kerangka

berpikir dan hipotesis penelitian.

2.1 KesulitanPengambilan Keputusan Karir

2.1.1Pengertian kesulitan pengambilan keputusan karir

Sebelum menjelaskan tentang kesulitan pengambilan keputusan karir, penulis

akan menjelaskan terlebih dahulu pengertian dari pengambilan keputusan. Wang

dan Ruhe (2007) mendefinisikan pengambilan keputusan sebagaisebuah proses

untuk memilih berbagai tindakan yang dipilih dari berbagai set alternatif

berdasarkan kriteria tertentu.Menurut Tiedeman pengambilan keputusan

didefinisikan sebagai perilaku atas reaksi dan persepsi dalam individu dalam

menghadapi masalahnya (dalam Harren, 1976). Pengambilan keputusan adalah

proses mengidentifikasi dan memilih dari berbagai solusi yang memungkinkan

untuk mengatasi problem berdasarkan situasi yang terjadi (Al-Tarawneh, 2012).

Berdasarkan teori pengambilan keputusan tersebut, Gati, Krausz dan

Osipow (1996) mengembangkan teori taksonomi berbasis kesulitan dalam

pengambilan keputusan karir. Taksonomi tersebut berkembang menjadi model

“pengambilan keputusan karir yang ideal”. Istilah ini mengacu pada individu yang

menyadari kebutuhan untuk membuat keputusan karir dalam hidupnya, bersedia

Page 35: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

21

untuk membuatnya, dan mampu membuat keputusan yang baik dan benar (yaitu

keputusan menggunakan proses yang tepat dan sesuai dengan tujuan individu).

Kompleksitas dari suatu proses pengambilan keputusan karir, seperti diketahui

sebelumnya banyak membuat kesulitan bagi kebanyakan orang untuk menemukan

pembuatan keputusan karir yang ideal.

Gati,et al.(1996) mendefinisikan kesulitan dalam pengambilan keputusan

karir adalah pilihan karir individu yang kurang optimal yang dapat menyebabkan

kesulitan dalam pemilihan karir. Definisi ini yang digunakan dalam penelitian ini.

Penelitian terhadap kesulitan pengambilan keputusan karir dalam penelitian

ini mengambil subyek remaja. Dalam tahapan perkembangan karir yang

diungkapkan Super (1909) remaja dalam penelitian ini masuk ke dalam tahap

eksplorasi. Menurut Super (1909) proses perkembangan karir pada seseorang

dibagi atas lima tahap , yaitu :

1. Tahap pengembangan (growth), yaitu dari saat manusia lahir sampai umur

kurang lebih 15 tahun, dimana anak mengembangkan berbagai potensi,

pandangan khas, sikap, minat dan kebutuhan-kebutuhan yang dipadukan

dalam struktur gambaran diri (self concept).

2. Tahap eksplorasi (exploration), yaitu dari umur 15-24 tahun, dimana orang

muda memikirkan berbagai alternatif jabatan, minat dan kemampuan

dalam memulai memikirkan keputusan karirnya untuk masa depan, tetapi

belum mengambil keputusan yang terlalu mengikat.

Page 36: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

22

3. Tahap pemantapan (establishment), yaitu dari umur 25-44 tahun, yang

bercirikan usaha tekun memantapkan diri melalui seluk beluk pengalaman

selama menjalani karir tertentu.

4. Tahap pembinaan (maintenance), yaitu dari umur 45-64 tahun, dimana

orang yang telah dewasa menyesuaikan diri dalam penghayatan

jabatannya.

5. Tahap kemunduran (decline), yaitu apabila orang telah memasuki masa

pensiun dan harus menemukan pola hidup baru sesudah melepaskan

jabatannya

2.1.2 Dimensi kesulitan pengambilan keputusan karir

Dimensi pengambilan keputusan karir disini akan dijelaskan dalam kesulitan

pengambilan keputusan karir yang dikembangkan oleh Gati, Krausz dan Osipow

(1996) yang digambarkan dalam sebuah taxonomy. Taxonomy tersebut

digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

Gambar 2.1Taxonomy kesulitan pengambilan keputusan karir

Prior to Engaging in

the Process

Lack of

Readinessdue to

General

Indecis-

iveness

Dysfunc-

tionalbeli

efs

During the Process

Lack of Information

about

Cdmproc

ess

Self Occu-

pations

Ways of

obtaining

info.

Inconsistent

Informationdue to to

Unreliable

Info.

Internal

conflicts

External

conflicts

Lack of

motivation

Page 37: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

23

Gati, et al. (1996) membagi kesulitan pengambilan keputusan karir dalam dua

fase, sebelum menentukan keputusan dan selama proses pengambilan keputusan.

Secara detail dijelaskan di bawah ini.

A. Sebelum proses pengambilan keputusan

1. Kurangnya kesiapan (lack of readiness)

Kurangnya kesiapan untuk mengambil keputusan karir terdiri dari tiga

sub aspek yaitu: kurangnya motivasi, yaitu kurangnya kemauan

seseorang untuk melakukan pengambilan keputusan karir. Selanjutnya

yang kedua adanya sifat ragu-ragu dalam mengambil keputusan karir

(indecisiveness), yaitu kesulitan umum dalam mengambil keputusan.

selanjutnya keyakinan disfungsional (disfunctional beliefs), yaitu

distorsi persepsi mengenai proses pengambilan keputusan karir,

pengharapan yang kurang masuk akal dan pemikiran yang keliru

mengenai suatu hal tertentu.

B. Selama proses pengambilan keputusan

1. Kurangnya informasi (Lack of Information)

Kurangnya informasi mengenai suatu pengambilan keputusan karir

juga memiliki empat sub aspek yaitu :

1) kurangnya informasi mengenai proses pengambilan keputusan

(lack of knowladge about the process), terutama pengetahuan

mengenai pengambilan keputusan secara bijak dan kurangnya

pengetahuan mengenai proses pengambilan keputusan karir.

Page 38: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

24

2) kurangnya pengetahuan mengenai diri sendiri ( lack of information

about self), ketika seseorang tidak memiliki cukup informasi

mengenai dirinya sendiri.

3) kurangnya informasi mengenai pekerjaan (lack of knowladge about

occupation), yaitu kurangnya informasi mengenai karir dan

alternatif-alternatif yang ada dalam karir, serta karakteristiknya.

4) kurangnya informasi dalam cara memperoleh informasi tersebut

(lack of ways additional information), ketika individu tidak

memiliki informasi yang cukup mengenai cara mendapatkan

informasi tambahan berkenaan dengan diri sendiri dan

pekerjaannya.

2. Informasi yang tidak konsisten (inconsistent information)

Informasi yang tidak konsisten mengenai diri sendiri ataupun karirnya

memiliki tiga sub aspek, yaitu:

1) informasi yang tidak reliabel (unrealible information), ketika

individu memiliki informasi yang kontradiktif mengenai dirinya

atau pilihannya.

2) konflik internal (internal conflict) ketika ada kebingungan yang

berakar pada kesulitan dalam mempertimbangkan banyak faktor

yang dipandang sangat penting.

3) konflik eksternal (external conflict) yaitu adanya kesenjangan

antara preferensi individu dan preferensi yang dikemukakan orang

Page 39: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

25

lain yang menurutnya signifikan, atau suatu yang kontradiksi

antara opini dari dua atau lebih orang yang dianggapnya signifikan.

2.1.3 Faktor- faktor yang mempengaruhi kesulitan pengambilan keputusan

karir

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa studi tentang pengambilan keputusan

karir dapat dilihat dari beberapa pendekatan salah satunya adalah dilihat dari

kesulitan pengambilan keputusan karir.Dengan demikian faktor-faktor yang

mempengaruhinya juga dapat ditinjau dari faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi pengambilan keputusan karir.

Menurut, Brown (2002) setidaknya ada empat hal yang mempengaruhi

pengambilan keputusan karir individu, yaitu :

1. Kesediaan untuk jujur dalam menggali pengetahuan tentang diri,

seperti nilai-nilai, kepentingan, dan keterampilan yang mengarahkan

kepada mengetahui identitas diri.

2. Motivasi untuk belajar dalam dunia kerja

3. kesediaan untuk belajar dan terlibat dalam pemecahan masalah karir

dan pengambilan keputusan.

4. Kesadaran tentang bagaimana pikiran dan perasaan negatif dapat

membatasi kemampuan untuk memecahkan suatu masalah,

pengambilan keputusan, kesediaan berbagi tanggung jawab dan

kemampuan untuk mengamati serta mengatur pemecahan masalah

beserta proses pengambilan keputusannya.

Page 40: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

26

Selain faktor yang disebutkan diatas, terdapat beberapa faktor yang

disebutkan Brown yang berasal dari berbagai penelitian (dalam Brown, 2002),

yaitu : variabel kontekstual seperti status sosial ekonomi (Hotchkiss & Borow,

1996;Sinha,1990), pengaruh keluarga atau pengaruh kelompok (Leong & Serifica,

1995;Johnson, Swartz, &Martin, 1995) Gender (M.Brown, 1995;Gottfredson,

1996; Melamed, 1995), bakat (Blau & Duncan, 1967;Jencks, Crouse, &Mueser,

1983; Phillips&Imhoff, 1997) termasuk kesehatan mental dalam pengambil

keputusan (Casserly, 1982;Pietromonaco& Rock, 1987).

Dalam penelitian ini penulis menitik beratkan pada variabel efikasi diri

dan pengaruh keluarga sebagai faktor yang mempengaruhi kesulitan pengambilan

keputusan karir. Pengaruh keluarga dilihat dari pola asuh orang tua dan kelekatan

orang tua.

2.1.4 Pengukuran pengambilan keputusan karir

Ada beberapa alat ukur yang digunakan untuk mengukur pengambilan keputusan

karir, seperti :

a. The career decision scale (CDS) (Osipow, Winer, Koschier & Yanico,

1975) untuk mengidentifikasi semua atau sebagian dalam menjelaskan

keragauan pengambilan keputusan karir mereka.

b. Assessment of career decision-making (Harren, 1976) mengukur

keraguan karir menggunakan teori Tiedeman dan (1963) kerangka

O'Hara untuk pengembangan karir,

c. Chartrand, Robbins, Morrill, dan Boggs (1990) menggunakan Career

Factors Inventory.

Page 41: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

27

d. Jones (1989) dengan career decision making profile Instrumen ini

menggunakan skala multidimensional.

e. Alat ukur yang dikembangkan oleh Gati, Krausz, danOsipow (1996)

Career Decision Difficulity Questioner (CDDQ) alat ini telah

berkembang dari sebuah taksonomi teoritis kesulitan yang dihadapi

dalam pengambilan keputusan karir, Struktur instrumen ini cocok

untuk tujuan yang sudah lama dicari dalam mencapai “berbeda dalam

masalah, berbeda pula konselingnya” dengan pendekatan karir

konseling. Setiap item dapat diperiksa secara terpisah dalam mencari

petunjuk untuk mengidentifikasi sumber masalah pengambilan

keputusan. CDDQ terdiri dari 44 item dan sekarang dikembangkan

dengan 34 item, masing-masing sesuai dengan kesulitan yang terdapat

dalam taxonomy.

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan alat ukur career decision

difficulties questionnaire (CDDQ) alat ini telah berkembang dari sebuah

taksonomi teoritis kesulitan yang dihadapi dalam pengambilan keputusan karir,

Struktur instrumen ini cocok untuk tujuan yang sudah lama dicari dalam mencapai

“berbeda dalam masalah, berbeda pula konselingnya” dengan pendekatan karir

konseling. Setiap item dapat diperiksa secara terpisah dalam mencari petunjuk

untuk mengidentifikasi sumber masalah pengambilan keputusan. CDDQ terdiri

dari 44 item, masing-masing sesuai dengan kesulitan yang terdapat dalam

taxonomy. Selanjutnya, atas dasar usulan 10 kategori kesulitan, didefinisikan 10

skala, yang masing-masing didasarkan pada set item tertentu yang mewakili

Page 42: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

28

himpunan kesulitan termasuk dalam kategori tersebut. Reliabilitas dari 10 skala

skor yaitu 0,78 dan 0,77 (dengan kisaran interkuartil dari 0,67-0,87 dan 0,60 -.87)

pada sampel Israel dan Amerika. Gati et al. (1996) melaporkan reliabilitas test-

retest dari 0,67, 0,74, 0,72, 0,80 dan untuk tiga kategori utama dan seluruh

masing-masing koesioner (Gati, Osipow, Krausz& Saka,2000).

2.2 Efikasi Diri

2.2.1 Pengertian efikasi diri

Efikasi diri mengacu pada keyakinan seseorang mengenai kemampuannya untuk

berhasil melakukan tugas atau perilaku tertentu dan dianggap mediator utama

dalam perilaku dan perubahan perilaku (Bandura, 1977). Efikasi diri juga

didefinisikan sebagai sebuah harapan yang bersangkutan dengan keyakinan

seseorang dalam kemampuannya untuk melakukan perilaku tertentu (Bandura,

1977).

Dalam teori efikasi diri, terdapat istilah yang disebut dengan efikasi diri

dalam pengambilan keputusan karir. Menurut Taylor dan Betz (dalam Kelly dan

Hatcher, 2011)teori tersebut berdasarkan teori besar efikasi diri Bandura (1997).

Efikasi diri pengambilan keputusan karir adalah aplikasi dari konsep self-efficacy

dan kepercayaan diri yang dibutuhkan untuk membuat keputusan karir.

Menggunakan teori self-efficacy, Taylor dan Betz menyatakan bahwa siswa

dengan rendahnya tingkat pengalaman efikasi diri dalam tantangan maka ketika

membuat keputusan karir akan kurang percaya diri dengan pilihan karirnya.

Selain itu, Brown dan Prapaskah (dalam Wu, 2009) mengatakan bahwa

orang yang mungkin kurang percaya diri dalam kemampuan mereka untuk

Page 43: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

29

membuat perencanaan dan pilihan karir yang baik mungkin mengalami frustrasi

dan dapat mengambil keputusan yang buruk.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, efikasi diri pengambilan

keputusan karir adalah keyakinan dari seorang individu terhadap kemampuan

yang ada dalam dirinya dalam mengambil keputusan untuk karirnya secara baik

dan tepat sesuai dengan tujuan. Dari beberapa teori diatas, penulis memutuskan

menggunakan definisi dariTaylor dan Betz tersebut sebagai landasan teori dalam

penelitian ini.

2.2.2 Dimensi efikasi diri

Taylor dan Betz (dalamWu, 2009) mengemukakan lima aspekdari efikasi diri

pengambilan keputusan karir, yaitu Accurate self appraisal, gathering

occupational information, goal selection, making plans for the future, dan

problem solving.

a. Accurate self appraisal (penilaian akurat mengenai diri)

Dalam hal ini mencakup sejauh mana individu mampu melakukan

asesmen atau pengukuran terhadap kemampuan, minat karirnya,

tujuannya, dan nilai-nilai yang dianutnya.

b. Gathering accupational information (mengumpulkan informasi mengenai

pekerjaan)

Dalam hal ini mencakup sejauh mana individu melakukan asesmen atau

pengukuran terhadap pengetahuan yang dimilikinya mengenai dunia

pekerjaan dan tugas-tugas dalam berbagai pekerjaan tertentu.

Page 44: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

30

c. Goal selection (pemilihan tujuan)

Dalam hal ini mencakup sejauh mana individu mampu melakukan

asesmen atau pengukuran terhadap kemampuannya dalam menyesuaikan

keadaan dirinya dengan karakteristik berbagai pekerjaan.

d. Making plans for the future (membuat rencana untuk masa depan)

Dalam hal ini mencakup sejauh mana individu mampu melakukan

perencanaan dengan baik dalam membuat keputusan karir masa depannya.

e. Problem solving (pemecahan masalah)

Dalam hal ini mencakup sejauh mana individu memiliki kemampuan

dalam mengatasi dan memecahkan masalah dalam menghadapi

permasalahan dalam pengambilan keputusannya.

2.2.3 Pengukuran efikasi diri

Untuk mengukur efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir, Taylor dan Betz

(1983) menciptakan Career Decision Making Self Efficacy Scale (CDMSE) dan

Career Decision Making Self Efficacy Scale –Short Form (CDMSE-SF) untuk

mengukur tingkat keyakinan individu bahwa ia bisa berhasil menyelesaikan tugas-

tugas yang diperlukan untuk membuat keputusan karir.

Dengan lima kompetensi pilihan karir yang dijelaskan dalam model Crites

tentang kematangan karir, sebagaimana dinilai dalam Career Maturity Inventory

(Crites, 1978), membentuk dasar konstruksi skala. Dengan demikian, isibutir

skala tersebut adalah (a) accurate self appraisal(b) gathering occupational

information(c) goal selection (d) making plans for the future, dan(e) problem

solving. Untuk skala yang asli, 10 item ditulis untuk mencerminkan masing-

Page 45: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

31

masing daerah kompetensi. Untuk penelitian ini, peneliti menggunakan career

decision making self efficacy – short form (CDMSE-SF) dari Betz Taylor dan

Betz(1983) mengembangkan sebuah survei 25 item yang terdiri dari lima item

masing-masing untuk lima skala penilaian diri, mengumpulkan informasi

pekerjaan, pemilihan tujuan, membuat rencana untuk masa depan, dan pemecahan

masalah. Skala menilai tingkat self-efficacy berhubungan dengan pengambilan

keputusan karir dan digunakan sebagai ukuran efikasi diri pengambilan keputusan

karir.

2.3 Pola Asuh

2.3.1 Pengertian pola asuh

Baumrind (1991) menjelaskan pola asuh biasanya digunakan untuk

menggambarkan variasi normal dimana orang tua untuk mengontrol kehidupan

sosial anak mereka, lebih lanjut Baumrind mendefinisikan parenting

(pengasuhan) adalah sebuah aktivitas kompleks yang di dalamnya terdapat

beberapa perilaku spesifik yang dilakukan secara individu maupun bersama-sama

yang bertujuan untuk mempengaruhi perilaku anak. Dalam menerapkan praktek

pengasuhan, setiap orang tua memiliki variasi dalam pola pengasuhannya yang

berbeda dengan lainnya sebagai upaya untuk mengontrol dan bersosialisasi

dengan anak mereka.

Sedangkan Huxley (2002) pola asuh merupakan cara dimana orangtua

menyampaikan atau menetapkan kepercayaan mereka tentang bagaimana menjadi

orangtua yang baik atau buruk. Sementara Gunarsa (1995) bahwa pola asuh

Page 46: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

32

merupakan cara orangtua bertindak sebagai orangtua terhadap anak-anaknya

dimana mereka melaksanakan serangkian usaha aktif (dalam indryiawati, 2010).

Dari beberapa definisi yang dijelaskan di atas, penulis menggunakan

definisi dari Baumrind (1991) mendefinsikan pola asuh adalah sebuah aktivitas

kompleks yang dilakukan orang tua dimana di dalamnya terdapat beberapa

perilaku spesifik yang dilakukan secara individu maupun bersama-sama yang

bertujuan untuk mempengaruhi perilaku anak.

2.3.2 Dimensi pola asuh

Menurut Baumrind (1996), pola asuh orang tua tergambar dalam dua dimensi

utama, yaitu :

a. Responsiveness dan Acceptance (warmth) / tanggap dan menerima

(kehangatan), Dalam dimensi ini menggambarkan keadaan dimana orang

tua sejauh mana membantu perkembangan anak, individualisasi, self

regulation dan self assertion dengan menyesuaikan dan

mempertimbangkan kemauan dari si anak. Dimensi ini meliputi

kehangatan, memberikan dukungan dan komunikasi yang bermanfaat.

b. Demandingness dan Control (strictness) / menuntut dan mengontrol

(ketegasan), Dalam dimensi ini mengacu pada keadaan dimana orang tua

membuat tuntutan dan mengawasi kegiatan anak anak mereka. Hal ini

membuat anak menjadi merasa terintegrasi ke dalam masyarakat dan

keluarga dengan peraturan perilaku untuk upaya pendisiplinan,

konfronmitas langsung, dan tuntutan kedewasaan. Kontrol orang tua

Page 47: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

33

berfungsi sebagai pelindung atau pencegah bagi anak untuk

menghindarkan perilaku yang negatif.

Selain berdasarkan dimensi, pola asuh juga memiliki jenis-jenisnya.Baumrind

(1966) mengklasifikasikan pola asuh menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Pola asuh otoritatif (demokratis)

Pola asuh ini memberikan kehangatan namun tegas. Orang tua

mendorong remaja untuk mandiri dengan tetap menjaga batas dan

kontrol pada tindakan mereka. Orang tua yang menggunakan pola

asuh otoriatif bersedia untuk menghibur, mendengarkan, dan

mempertimbangkan sudut pandang anak mereka. Orang tua terlibat

dalam diskusi dan perdebatan dengan anak mereka.

Penelitian menunjukkan bahwa remaja yang diasuh dengan

orang tua otoritatif dapat belajar bagaimana bernegosiasi dan terlibat

dalam diskusi. Mereka memahami bahwa pendapat mereka dihargai.

Akibatnya, mereka cenderung lebih berkompeten secara sosial dan

bertanggung jawab (Kopko, 2007).

b. Pola asuh autoritarian (otoriter)

Pola asuh ini menampilkan sedikit kehangatan dan penuh dengan

pengendalian. Orang tua yang menggunakan pola asuh ini memiliki

kedisiplinan yang ketat, mempunyai batasan, hukuman, dan bersikeras

bahwa anak mereka harus mengikuti aturan orang tua. Orang tua

autoritarian tidak terlibat dalam diskusi dengan anak remaja mereka.

Page 48: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

34

Orang tua yang otoriter percaya bahwa anak harus menerima tanpa

mempertanyakan peraturan yang mereka tetapkan.

Penelitian mengungkapkan bahwa remaja dari orang tua yang

menggunakan pola asuh autoritarian belajar bahwa mengikuti aturan

orangtua dan kepatuhan terhadap disiplin yang ketat dinilai atas

perilaku independen. Akibatnya, remaja dapat menjadi pemberontak

atau ketergantungan dengan orang tua. Mereka yang menjadi

pemberontak mungkin akan menampilkan perilaku agresif (Kopko,

2007).

c. Pola asuh permisif

Pola asuh ini sangat hangat namun bebas. Mereka memanjakan dan

pasif dalam pengasuhan mereka, dan percaya bahwa cara untuk

menunjukkan cinta mereka dengan cara membebaskan apa yang ingin

dilakukan oleh anak mereka. Orang tua permisif tidak ingin

mengatakan “tidak” atau tidak ingin mengecewakan anak-anak

mereka. Akibatnya, remaja diperbolehkan untuk membuat banyak

keputusan penting tanpa ada kontrol dari orang tua.

Berdasarkan penjelasan dimensi dan jenis-jenis pola asuh tersebut, peneliti

memakai jenis-jenis pola asuh untuk mengukur pola asuh dalam penelitian ini.

2.3.3 Pengukuran pola asuh

Berikut beberapa instrumen yang digunakan dalam mengukur pola asuh orang tua

diantaranya :

Page 49: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

35

1. The Parenting Style Inventory (PSI) dikembangkan oleh Lamborn,

Mounts, Steinberg, Dranbush (1991). Dikembangkna dengan 26

item menggunakan skala multidimensional. Dengan tiga aspek

yaitu : Acceptance, Stricness, Psychological Autonomy.

2. Parental Authority Questionnaire (PAQ) dikembangkan oleh Buri

(1991). PAQ terdiri dari 60 item (30 item per orang tua yaitu Ayah

dan Ibu) yang mengukur dengan menggunakan teori Baumrind

yaitu: permissive, authoritarian, and authoritative jenis pola asuh

orang tua. Item terdiri dari skala model Likert dengan 5-point

berkisar antara 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (Sangat Setuju).

Tiga skor subskala diperoleh untuk setiap orang tua. Skor yang

lebih tinggi menunjukkan lebih besar permissive, authoritarian,

danauthoritative.

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan Parental Authority

Questionnaire (PAQ) yang dikembangkan oleh Buri (1991), dalam mengukur

pola asuh orang tua, yang disusun berdasarkan teori Baumrind. Alat ukur

penelitian ini menggunakan skala model Likert. Reliabilitas alpha untuk permisif,

otoriter, dan authoritatif masing-masing adalah 0.53, 0 .74, dan 0,69.

2.4 Kelekatan

2.4.1 Pengertian kelekatan

Kelekatan (attachment) adalah adanya relasi antara suatu figur sosial tertentu

dengan suatu fenomena tertentu yang dianggap mencerminkan karakteristik relasi

yang unik (Santrock, 2010). Sedangkan Ainsworth (1978) mengatakan bahwa

Page 50: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

36

kelekatan sebagai ikatan, mengikat, atau hubungan yang abadi antara anak muda

dan ibunya. Weidman Shell, (2010) menjelaskan bahwa kelekatan adalah istilah

umum yang menggambarkan keadaan dan kualitas dari ikatan emosional individu

dengan orang lain. Jhon Bowlby (1982) mendefinisikan kelekatan sebagai ikatan

emosional yang kuat yang bertujuan untuk mengikat satu orang ke orang lain dan

ditandai oleh kecenderungan untuk mencari dan mempertahankan kedekatan

tersebut, baik secara fisik dan emosional dengan nilai tertentu yang memiliki

ikatan perkembangan.Kelekatan juga didefinisikan menjadi mediasi dengan cara

melihat, mendengar dan memegang serta melihat satu yang dicintainya melekat

dalam jiwanya, dan pendekatannya membangun antisipasi yang menyenangkan

(Holmes, 1993).

Dalam penelitian ini peneliti mengambil definisi dari Jhon Bowlby (1982)

yang mendefinisikan kelekatan sebagaiikatan emosional yang kuat yang bertujuan

untuk mengikat satu orang ke orang lain (biasanya orang tua dan anak) dan

ditandai oleh kecenderungan untuk mencari dan mempertahankan kedekatan

tersebut, baik secara fisik dan emosional dengan nilai tertentu yang memiliki

ikatan perkembangan. Dalam penelitian ini peneliti ingin memfokuskan kelekatan

yang terjadi dengan orang tua.

2.4.2 Dimensi kelekatan

Terdapat tiga jenis dimensi kelekatan pada orang tuayang bersumber dari desain

IPPA (Inventory of Parents and Peer Attachment) yang disusun oleh Bowlby,

Armsden, dan Greenberg. Desain ini untuk mengukur kualitas attachment remaja

pada orang tua (ayah dan ibu) dan teman sebaya mereka. Armsden dan Greenberg

Page 51: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

37

mengembangkan IPPA, dimana masing masing memiliki tiga bagian dimensi

dasar yaitu: kepercayaan (Trust), komunikasi (Communication), dan keterasingan

(Alienation) .

a. Kepercayaan (Trust)

Mengarah pada kepercayaan bahwa orang tua mengerti dan peduli pada

kebutuhan dan keinginan anak mereka. Kepercayaan akan muncul jika

terjadi hubungan kelekatan yang kuat.

b. Komunikasi (communication)

Komunikasi akan terjalin dengan baik jika antara orang tua dan anak

menjadi fokus dalam penelitian attachment. Komunikasi merupakan

persepsi bahwa orang tua sesnsitif dan responsif pada keadaan emosional

dan penilaian mengenai tingkat dan kualitas dan keterlibatan dari verbal

dengan anak. Dengan adanya komunikasi akan meningkatkan ikatan

emosional anak dan orang tua.

c. Keterasingan (Alienation)

Keterasingan berkaitan dengan perasaan yang terasing, marah, dan

pengalaman perpisahan dalam hubungan attachment dengan orang tua.

Selain berdasarkan dimensi kelekatan juga dapat dijelaskan menurut jenisnya,

Gay Armsden (1987) membagi kelekatan menjadi tiga jenis yaitu :

a. Kelekatan terhadap ayah

Kelekatan terhadap ayah adalah ikatan abadi rasa sayang mengenai

substensi intensitas individu dengan ibu mereka.

Page 52: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

38

b. Kelekatan terhadap ibu

Kelekatan terhadap ibu adalah ikatan abadi rasa sayang mengenai

substensi intensitas individu dengan ayah mereka.

c. Kelekatan terhadap teman sebaya

Kelekatan rekan sebaya adalah ikatan abadi rasa sayang mengenai

substensi intensitas individu dengan teman sebaya. Kelekatan teman

sebaya berkaitan dengan konsep diri sosial yang dinilai oleh skala konsep

diri pada remaja. Kelekatan pada rekan sebaya berkolerasi negatif dengan

keadaan dimana remaja merasa kesepian (dalam Greenberg, 2009).

Berdasarkan penjelasan dimensi dan jenis-jenis kelekatan tersebut, peneliti

memakai jenis-jenis kelekatan untuk mengukur kelekatan dalam penelitian ini.

2.4.3 Pengukuran kelekatan

Terdapat beberapa alat ukur dalam mengukur variabel ini. Diantaranya dengan

menggunakan Parental Attachment Questionnaire (PAQ) yang dibuat oleh

Kenny. Alat ukur ini digunakan untuk mengukur kelekatan pada remaja dan

dewasa awal.

Selanjutnya dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan alat ukur

yaitu IPPA (Inventory Parent Peer Attachment) yang dibuat oleh Armsden dan

Greenderg (1987) yang mengacu pada teori Jhon Bolwby. Alat ukur ini terdapat

tiga bagian yaitu mother attachment, father attachment dan peer attachment

dengan jumlah item masing masing 25 item.

Page 53: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

39

2.5 Kerangka Berfikir

Pengambilan keputusan karir sangatlah penting untuk menunjang dan menentukan

masa depan individu tersebut. Berdasarkan tahapan perkembangan karir, Super

(1990) menjelaskan bahwa remaja masuk kedalam tahapan eksploratori, dimana

remaja sudah harus memikirkan karir kedepannya berdasarkan minat dan

kemampuan yang dimilikinya.

Siswa menengah atas mulai memikirkan masa depan mereka dengan

memilih untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu kuliah ataupun

dengan bekerja. Pada akhir masa remaja ini, minat, ketertarikan dan

kemampuannya pada suatu karir yang jadi sumber pilihannya untuk menentukan

keputusan karirnya. Pada saat tersebut remaja mulai memikirkan apa yang benar-

benar diinginkannya dengan apa yang akan membuat masa depan karirnya

menjadi baik. Namun kerap kali mereka mengalami kesulitan dalam membuat

keputusan karir yang ideal.

Kesulitan-kesulitan tersebut yang dapat menjadi penghalang siswa untuk

menentukan keputusan karir yang ideal dengan dirinya. Siswa menjadi bimbang

dan ragu-ragu bahkan sulit dalam proses mengambil keputusan karirnya.

Kesulitan pengambilan keputusan karir. Gati, et al. (1996) mendefinsikan

kesulitan dalam kesulitan pengambilan keputusan karir sebagai kurangnya optimal

dari pilihan karir individu yang dapat menyebabkan kesulitan dalam pemilihan

karir Dengan definisi tersebut dapat dilihat bahwa kendala ataupun kesulitan

dalam pengambilan keputusan karir siswa dilihat dari prosesnya yaitu awal proses

itu dan selama proses berlangsung. Kesulitan itu yang menjadi kendala bagi siswa

Page 54: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

40

untuk membuat sebuah keputusan karir yang ideal. Namun demikian, perilaku

seseorang dapat membuat keputusan karir yang ideal tidak muncul dengan

sendirinya.Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

pengambilan karir. Faktor-faktor seperti efikasi diri, pola asuh, dan kelekatan

orang tua dan teman sebaya diduga dapat memprediksi kesulitan pengambilan

keputusan karir bagi siswa.

Efikasi diri adalah aplikasi dari konsep self-efficacy dan kepercayaan diri

yang dibutuhkan untuk membuat keputusan karir. Efikasi diri yang rendah

berpengaruh terhadap perubahan perilaku tertentu yang dapat menyebabkan

seseorang melakukan penghindaran dari perilaku pengambilan keputusan

karirnya, sedangkan efikasi diri yang lebih kuat akan berpengaruh lebih dalam

menyebabkan individu untuk melakukan pengambilan keputusan karir tersebut

(Reddan, 2014). Penelitian Yinghua Ye (2014) menemukan bahwa efikasi diri

dalam pengambilan keputusan karir memiliki dampak yang signifikan terhadap

membuat keputusan karir dengan menggunakan program konseling karir untuk

mendapatkan tujuan karirnya. Taylor dan Betz menyatakan bahwa siswa dengan

rendahnya tingkat pengalaman efikasi diri dalam tantangan maka ketika membuat

keputusan karir akan kurang percaya diri mengenai pemilihan karirnya. Ditambah

lagi bahwa individu yang tidak memiliki keyakinan akan kemampuan dirinya

sendiri dalam membuat perencanaan karir yang baik, menurut Brown dan Lent

(dalam Wu, 2009), akan lebih sulit dalam menentukan keputusan yang

baik.Amir& Gati, (2006) menemukan bahwa individu yang memiliki tinggi

efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir maka semakin rendah pula

Page 55: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

41

kesulitan yang dialami individu dalam pengambilan keputusan karir. Berdasarkan

hal tersebut, peneliti berasusmsi bahwa ada pengaruh yang signifikan antara

efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir dengan pengambilan keputusan

karir. Semakin tinggi efikasi diri individu maka semakin rendah pula kesulitan

individu untuk menentukan keputusan karirnya,dan sebaliknya.

Pola asuh juga merupakan faktor yang mempengaruhi pengambilan

keputusan karir adalah pola asuh. Peneltian yang dilakukan oleh Sovet danMetz

(2013) menjelaskan bahwa gaya pengasuhan yang dirasakan oleh anak secara

signifikan terkait dengan pengambilan keputusan karir anak. Studi Lamborn

(1991) menunjukkan hasil yang positif dari pola asuh orang tua otoritatif kepada

pengambilan keputusan karir remaja. Serta pola asuh permisif memiliki dampak

negatif pada pengambilan keputusan karir remaja, dikarenakan akan membuat

remaja banyak mengambil keputusan, sehingga tidak mengetahui mana keputusan

yang baik atau buruk untuknya (Kopko,2007). Selain itu, penelitian Trusty (1998)

menemukan bahwa pola asuh orang tua dengan otoritatif memberikan

kemampuan pengambilan keputusan karir dengan memberikan emotional support

dan kebebasan pada remaja untuk bereksplorasi terhadap kemampuan dan

pengambilan keputusan. Sedangkan pola asuh authoritarian tidak mendorong

pencapaian pendidikan lebih lanjut dan sulit membuat remaja untuk mengambil

keputusan karirnya dikarenakan siswa tidak memiliki waktu berdiskusi dengan

orang tuanya, sehingga membuat anak menjadi tidak percaya diri (Kopko, 2007).

Perbedaan lintas budaya yang terlihat jelas padapola pengasuhan otoritatif lebih

efektifdi kalangan remaja Perancis sedangkan pola asuh otoriter lebih efektif di

Page 56: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

42

kalangan remaja Korea dalam pengambilan keputusan karirnya. Temuan ini

menunjukkan bahwa ada pengaruh pola asuh terhadap pengambilan keputusan

karir individu. Berdasarkan hasil tersebut peneliti berhipotesis bahwa pola asuh

mempengaruhi kesulitan siswa dalam kesulitan pengambilan keputusan karir.

Kelekatan (attachment) juga dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi

pengambilan keputusan karir. Kelekatan adalah ikatan emosional yang kuat

bertujuan untuk mengikat satu orang ke orang lain (biasanya ibu dan anak) dan

ditandai oleh kecenderungan untuk mencari dan mempertahankan kedekatan

tersebut, baik secara fisik dan emosional dengan nilai tertentu yang memiliki

ikatan perkembangan (Bowlby, 1982). Penelitian yang dilakukan oleh Moigan

dan Kadir (2012) menunjukkan bahwa kelekatan dengan orang tua dan teman

secara signifikan berhubungan dengan pengambilan keputusan karir. Siswa yang

memiliki kelekatan lebih dengan orang tua (ayah dan Ibu) akan lebih mudah untuk

mendiskusikan kemauan dan keinginannya dalam pemilihan karir.Sedangkan

remaja yang memiliki kelekatan lebih dengan teman sebayanya membuat mereka

lebih mengenal lingkungan, bertukar pemikiran, dan mencari informasi mengenai

pemilihan karirnya (Moigan dan Kadir, 2012).

Dengan memiliki kelekatan yang cukup baik dengan orang tua maupun

teman sebaya akan lebih mudah dalam membuat keputusan karirnya. Remaja

bebas berbagi informasi dan berdiskusi dengan orang tua dan temannya dan lebih

mengenal dirinya dan kemampuan akan dirinya. Berdasarkan hasil tersebut

peneliti menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan kelekatan terhadap

pengambilan keputusan karir.

Page 57: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

43

Dengan demikian, dari semua variabel yang telah digambarkan tersebut,

maka peneliti berasumsi bahwa efikasi diri, pola asuh, dan kelekatan berpengaruh

terhadap kesulitan pengambilan keputusan karir. Dari kerangka berpikir di atas

dapat diilustrasikan kedalam bagan sebagai berikut :

Gambar 2.2kerangka berfikir pengaruh efikasi diri, pola asuh, dan

kelekatanorang tua terhadap kesulitan pengambilan keputusan karir

Efikasi diri

1. Accurate self appraisal

2. Gathering accopational information

3. Goal selection

4. Making plans for the future

5. Problem solving

Kesulitan Pengambilan

keputusan karir Kelekatan

1. kelekatan ibu

2. kelekatan ayah

3. kelekatan teman sebaya

Pola Asuh Orang Tua

1. Authoritarian

2. Authoritative

3. Permissive

Page 58: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

44

2.3 Hipotesis Penelitian

Karena penelitian ini diuji dengan analisis statistik, maka hipotesis yang akan diuji

adalah hipotesis, yaitu :

Hipotesis mayor

H1 : Ada pengaruh yang signifikan efikasi diri, pola asuh dan kelekatan

terhadap kesulitan pengambilan keputusan karir siswa SMA Negeri 29

Jakarta.

H2 : Ada pengaruh efikasi diri terhadap kesulitan pengambilan keputusan karir

siswa SMA Negeri 29 Jakarta”

H3 : Ada pengaruh aspek Authoritarian terhadap kesulitan pengambilan

keputusan karir siswa SMA Negeri 29 Jakarta”

H4 : Ada pengaruh aspek permisif terhadap kesulitan pengambilan keputusan

karir siswa SMA Negeri 29 Jakarta”

H5 : Ada pengaruh aspek otoritatif terhadap kesulitan pengambilan keputusan

karir siswa SMA Negeri 29 Jakarta”.

H6 : Ada pengaruh aspek kelekatan ayah terhadap kesulitan pengambilan

keputusan karir siswa SMA Negeri 29 Jakarta”

H7 : Ada pengaruh aspek kelekatan ibu terhadap kesulitan pengambilan

keputusan karir siswa SMA Negeri 29 Jakarta”.

H8 : Ada pengaruh aspek kelekatan teman sebayaterhadap kesulitan

pengambilan keputusan karir siswa SMA Negeri 29 Jakarta

Karena tahap selanjutnya adalah uji statistik, maka hipotesis pada penelitian ini

akan diubah menjadi hipotesis nol.

Page 59: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

45

BAB 3

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai metode penelitian yang akan digunakan.

Pembahasan tersebut meliputi beberapa bagian yaitu populasi, sampel, dan teknik

pengambilan sampel, variabel penelitian dan definisi operasional variabel,

instrumen pengumpulan data, uji validitas konstruk, teknik analisis data, dan

prosedur penelitian

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

3.1.1 Populasi dan sampel

Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Atas

Negeri 29 Jakarta, yang berjumlah 223 siswa, yaitu siswa kelas 3 SMAN 29

Jakarta jurusan MIA dan IIS.

3.1.2 Karakteristik sampel

Penelitian ini hanya dapat diikuti oleh siswa SMAN 29 Jakarta kelas tiga dengan

alasan siswa kelas tiga SMA akan segera lulus dari bangku sekolah dan

melakukan pemilihan karir selanjutnya. Adapun karakteristik sampel sebagai

berikut :

1. Responden berjumlah 223 berada dalam tahap perkembangan remaja

berusia 16-18 tahun.

Page 60: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

46

2. Responden siswa dan siswi kelas tiga Sekolah Menengah Atas karena

siswa dan siswi kelas tiga seharusnya sudah memutuskan karir

kedepannya.

3.1.3 Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total

sampling, dimana dalam memilih sampel peneliti menggunakan seluruh populasi

siswa kelas tiga yang hadir di SMA tersebut.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.2.1 Identifikasi variabel

Terdapat delapan variabel dalam penelitian ini, yaitu kesulitan pengambilan

keputusan karir, efikasi diri , authoritarian, otoritatif, permissive, kelekatan ayah,

kelekatan ibu, dan kelekatan teman sebaya. Variabel kesulitan pengambilan

keputusan karir sebagai DV (Dependen Variabel), dan variabel lainnnya sebagai

IV (Independen Variabel).

3.2.2 Definisi operasional variabel

Setelah menentukan variabel dependent dan variabel independent. Langkah

selanjutnya peneliti menentukan definisi operasional dari variabel yang akan

digunakan dalam penelitian ini. Adapun penjelasan definisi operasional variabel

diuraikan sebagai berikut:

1. Kesulitan dalam pengambilan keputusan karir adalah pilihan karir

individu yang kurang optimal yang dapat menyebabkan kesulitan

dalam pemilihan karir. Individu yang mengalami kesulitan

pengambilan keputusan karir tidak akan menyadari kebutuhannya

Page 61: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

47

dalam membuat keputusan karir, tidak bersedia untuk membuat

keputusan, dan tidak mampu membuat keputusan yang benar. Yang

diukur menggunakan skala kesulitan pengambilan keputusan karir

,meliputi lack of readiness, lack of information dan inconsistens

information.

2. Efikasi diri didefinisikan dengan keyakinan dari seorang individu akan

kemampuan yang ada dalam dirinya dalam mengambil keputusan

untuk karirnya secara baik dan tepat dengan tujuan. Individu yang

memiliki efikasi tinggi dalam pengambilan keputusan karir akan lebih

mudah dan percaya diri dalam menentukan karir. Yang diukur dengan

menggunakan skala career decision making self efficacy- short from

(CDMSE-SF) yang meliputi Accurate self appraisal, gathering

occupational information, goal selection, making plans for the future,

dan problem solving.

3. Pola asuh adalah adalah sebuah aktivitas kompleks yang di dalamnya

terdapat beberapa perilaku spesifik yang dilakukan secara individu

maupun bersama-sama yang bertujuan untuk mempengaruhi perilaku

anak. Meliputi:

a. Authoritarian, Pola asuh ini menampilkan sedikit

kehangatan dan penuh dengan pengendalian. Orang tua

yang menggunakan pola asuh ini memiliki kedisiplinan

yang ketat, mempunyai batasan, hukuman, dan bersikeras

bahwa anak mereka harus mengikuti aturan orang tua.

Page 62: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

48

b. Permissive, Pola asuh ini sangat hangat namun bebas.

Mereka memanjakan dan pasif dalam pengasuhan mereka,

dan percaya bahwa cara untuk menunjukkan cinta mereka

dengan cara membebaskan apa yang ingin dilakukan oleh

anak mereka.

c. Otoritatif, Pola asuh ini memberikan kehangatan namun

tegas. Orang tua mendorong remaja untuk mandiri dengan

tetap menjaga batas dan kontrol pada tindakan mereka.

Diukur menggunakan skala Parental Authority Questionaire yang

telah dimodifikasi

4. Kelekatan orang tua adalah ikatan emosional yang kuat yang bertujuan

untuk mengikat satu orang ke orang lain dan ditandai oleh

kecenderungan untuk mencari dan mempertahankan kedekatan

tersebut, baik secara fisik dan emosional dengan nilai tertentu yang

memiliki ikatan perkembangan. Skor diperoleh dengan menggunakan

skala IPPA (Inventory Parent Peer Attachment) yang telah

dimodifikasi, dimana melihat 3 jenis kelekatan:

a. kelekatan dari adalah ikatan abadi rasa sayang mengenai

substensi intensitas individu dengan ibu mereka

b. kelekatan ayah adalah ikatan abadi rasa sayang mengenai

substensi intensitas individu dengan ayah mereka

c. kelekatan teman sebaya, ikatan abadi rasa sayang mengenai

substensi intensitas individu dengan teman mereka.

Page 63: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

49

3.3 Alat ukur Pengumpulan Data

Alat ukur pengumpulan data yang digunakan berbentuk kuesioner yang berupa

skala yang diberikan secara langsung kepada subjek. Alat ukur pengumpulan data

dalam penelitian ini terdiri dari informed consent yang berisi perkenalan dan

permohonan kesediaan subjek untuk menjadi responden dalam penelitian,dan

biodata subjek penelitian. Isian ini berisi pertanyaan mengenai biodata subjek

penelitian seperti inisial nama, usia, tingkat kelas dan jenis kelamin, dan item-item

pernyataan masing-masing variabel. Skala ini menggunakan skala model Likert

yang memiliki rentangan yang berbeda-beda sesuai dengan skala baku yang telah

digunakan dalam penelitian-penelitian lain dengan memberikan tanda ceklis (v)

pada salah satu alternatif jawaban. Hal tersebut karena item-item yang terdapat

dalam skala ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu item pernyataan positif

(favorabel) dan item pernyataan negatif (unfavorable). Untuk item favorable pada

tipe skala model Likert, skor subjek dimulai dari 4,3,2,1. Sementara untuk item

unfavorable pada tipe skala Likert, skor subjek dimulai dari 1,2,3,4. Instrumen

pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari empat jenis alat ukur. Skor

untuk item favorable dan unfavorable dapat dilihat ditable 3.1.

Table 3.1 Nilai skor

Skor untuk pernyataan

Alternatif Jawaban Favorable Unfavorable

Sangat Sesuai (SS) 4 1

Sesuai (S) 3 2

Tidak Sesuai (TS) 2 3

Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4

Page 64: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

50

3.3.1 Skala kesulitan pengambilan keputusan karir

Alat ukur yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adala alat ukur yang

diadaptasi dari Gati (1996). Kuesioner kesulitan pengambilan keputusan karir ini

terdiri dari 44 item yang direvisi menjadi 27 item, masing-masing sesuai dengan

kesulitan yang terdapat dalam taxonomy. Alat ukur ini terdiri dari tiga skala yang

terdiri dari lack of readiness, lack of information dan inconsistent information.

Peneliti menggunakan skala model likert dengan cara pengerjaannya

peserta menggambarkan seberapa sulit dalam mengambil keputusannya masing

masing item terjadi.

Adapun distribusi dan penyebaran item dari skala kesulitan pengambilan

keputusan karir dapat dilihat di table 3.2 berikut :

Tabel 3.2

Blue print skala kesulitan pengambilan keputusan karir

No Dimensi Indikator Item

Jumlah Fav Unfav

1. Lack of

readiness

Kurang nya kesiapan

individu dalam awal

proses dalam mengambil

keputusan karirnya

1, 2, 3, 4,5 - 5

2. Lack of

information

Kurangnya informasi

yang diterima individu

selama proses mengenai

diri sendiri maupun

karirnya

6,7,8,9,10,11,

12,13,14,15,1

6,17

- 12

3. Inconsistent

information

Informasi yang tidak

relevan mengenai karir,

konflik internal dan

eksternal yang

mempengaruhi proses

pengambilan keputusan

karir individu

18,19,20,21,2

2,23,24,25,26

,27

10

Page 65: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

51

3.3.2 Skala efikasi diri

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner efikasi diri pengambilan keputusan

karir (short-Form) yang dibuat oleh Taylor dan Betz (1983) untuk mengukur

tingkat keyakinan individu bahwa ia bisa berhasil menyelesaikan tugas-tugas yang

diperlukan untuk membuat keputusan karir. Skala model Likert ini meliputi (a)

accurate self appraisal(b) gathering occupational information(c) goal selection

(d) making plans for the future, dan(e) problem solving. Masing-masing

menggunakan 5 item dengan jumlah 25. Adapun distribusi dan penyebaran item

dari skala efikasi diri pengambilan keputusan karir dapat dilihat pada table 3.3

Table 3.3

Blue print skala efikasi diri

No Dimensi Indikator Item

Jml Fav Unfav

1. Accurate Self

Appraisal

Mampu menilai

kemampuan,Menilai minat,

dan mampu melihat tujuan

karirnya

1,2,3,4,5 - 5

2.

Gathering

Occuputional

Information

Mampu menilai pengetahuan

yang dimilikinya mengenai

dunia pekerjaan 6,7,8,9,10 - 5

3. Goal Selection

1.Mampu menilai

kemampuannya dalam

menyesuaikan keadaan

dirinya dengan berbagai

karakteristik

2.Mampu memilih tujuan

yang sesuai dengan

kebutuhannya

11,12,13,14,

15 - 5

4. Making Plans

for the Future

Mampu melakukan

perencanaan dengan baik

dalam membuat keputusan

karir masa depannya.

16,17,18,19,

20 - 5

5. Problem

Solving

Mampu mengatasi masalah

dalam pengambilan keputusan 21,22,23,24,

25 - 5

Page 66: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

52

3.3.3 Skala pola asuh orang tua

Instrument yang digunakan adalah Parental Authority Questionnaire (PAQ)

dikembangkan oleh Buri (1991) menggunakan skala model Likert. PAQ terdiri

dari 60 item (30 item per orang tua yaitu Ayah dan Ibu), tetapi peneliti hanya

menggunakan 28 item. Peneliti menggunakan skala model Likert . Skala model ini

mengukur : permissive, authoritarian, and authoritative jenis pola asuh orang tua.

Adapun distribusi dan penyebaran item dari skala pola asuh dapat dilihat di tabel

3.4.

Table 3.4

Blue print skala pola asuh

No Dimensi Indikator Item

Jml Fav Unfav

1. Otoritatif

a.Seimbang hak dan

kewajiban orang tua dan

anak

b.Mendukung apa yang

dilakukan anak tanpa

membatasi potensi yang

dimiliki

c.Bersikap tegas saat anak

melakukan kesalahan

d.Mendengarkan pendapat

anak tetapi tetap

memberikan pengawalan

dan penjagaan yang sesuai.

1,2,3,4,5,

6,7,8,9,10 - 10

2. Permisif

a.Orang tua Memberi

kebebasan pada anak

b. Tidak menuntut tanggung

jawab anak

c.Orang tua tidak banyak

mengatur dan mengontrol

11,12,13,

14,15,

16,17,18

- 8

3. Authoritarian

a.Menerima hukuman ketika

melakukan kesalahan

b.Tidak dimintai pendapat

dan melibatkan

19,20,21,

22,23,24,

25,26,27,

28

- 10

Page 67: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

53

3.3.4 Skala kelekatan

Instrumen yang digunakan adalah IPPA (Inventory Parent Peer Attachment) yang

dibuat oleh Armsden dan Greenderg (1987) yang mengacu pada teori Jhon

Bolwby. Skala model Likert ini meliputi tiga bagian yaitu mother attachment,

father attachment dan peer attachment dengan jumlah item masing masing 24

item. Dengan jumlah seluruh item adalah 72. Peneliti menggunakan skala model

Likert ,dimana model Likert ini tidak ada jawaban yang dianggap paling benar

atau paling salah. Adapun distribusi dan penyebaran item dari skala pola asuh

dapat dilihat di tabel 3.5

Tabel 3.5

Blue print skala kelekatan

No Dimensi Indikator Item

Jml Fav Unfav

1. Kelekatan

Ayah

a. ayah menghargai

pendapat saya dan

menerima saya apa

adanya

b. ayah

mengkomunikasin

semua secara baik

c. ayah memiliki

ekspektasi lebih untuk

dirisaya

1,2,3,4,6,

11,12,14,15,18,

19,20,21,23,24

5,7,8,9,10

13,16,17,22 24

2. Kelekatan

Ibu

a. ibu menghargai

pendapat dan

menerima saya apa

adanya

b. ibu

mengkomunikasikan

semua secara baik

c. ibu memiliki

ekspektasi lebih dari

diri saya sendiri

1,2,3,4,6,

11,12,14,15,18,

19,20,21,23,24

5,7,8,9,10

13,16,17,22 24

3.

Kelekatan

Teman

Sebaya

a. Teman menghargai

pendapat dan meneima

saya apa adanya.

b. Teman

mengkomunikasikan

semua secara baik.

c. Teman memiliki

ekspektasi lebih dari

diri saya sendiri

1,2,3,5,6

7,11,12,13,14,1

5,16,18,19,20,2

3,24

4,8,9,10

17,21,22 24

Page 68: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

54

3.4 Prosedur Pengujian Alat Ukur

3.4.1 Pengujian validitas konstruk

Untuk menguji validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan CFA (Confirmatory Factor Analysis) dengan software Lisrel 8.70.

yang bertujuan untuk mengetahui apakah setiap item pada variabel valid dalam

mengukur apa yang hendak diukur. CFA digunakan dalam proses pengembangan

skala untuk memeriksa struktur laten dari suatu alat tes. Dalam konteks ini, CFA

digunakan untuk verifikasi jumlah dimensi yang mendasari instrument (faktor)

dan pola hubungan item dengan faktor (factor loading).

Dalam Confirmatory Factor Analysis (CFA), peneliti harus memiliki

gambaran yang spesifik mengenai (a) jumlah faktor, (b) variabel yang

mencerminkan suatu faktor, dan (c) faktor yang saling berkolerasi. Tahapan dalam

CFA diawali merumuskan model teoritis (hipotesis) tentang pengukuran variabel

laten, kemudian model tersebut diuji kebenarannya secara statistik menggunakan

data. CFA lebih tepat digunakan pada pengujian teori karena (a) langsung menguji

teori dan (b) tingkat fit pada model dapat diukur dalam berbagai cara. Adapun

logika dari CFA (Umar, 2011) adalah:

1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang

didefiniskan secara operasional sehingga disusun pertanyaan atau

pernyataan untuk mengukurnya. Kemampuan ini disebut faktor,

sedangkan pengukuran terhadap faktor ini dilakukan melalui analisis

terhadap respon atas item-itemnya.

Page 69: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

55

2. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor saja, begitupun

juga tiap subtes hanya mengukur satu faktor juga. Artinya baik item

maupun subtes bersifat unidimensional.

3. Dengan data yang tersedia dapat digunakan untuk mengestimasi

matriks korelasi antar item yang seharusnya diperoleh jika memang

unidimensional. Matriks korelasi ini disebut sigma (∑), kemudian

dibandingkan dengan matriks dari data empiris, yang disebut matriks

S. jika teori tersebut benar (unidimensional) maka tentunya tidak ada

perbedaan antara matriks ∑ – matriks S atau bisa juga dinyatakan

dengan ∑ – S = 0.

4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji

dengan chi square. Jika hasil chi square tidak signifikan (p . 0.05),

maka hipotesis nihil tersebut “tidak ditolak”. Artinya teori

unidimensionalitas tersebut dapat diterima bahwa item ataupun subtes

instrument hanya mengukur satu faktor saja.

5. Jika model fit, maka langkah selanjutnya apakah item signifikan atau

tidak mengukur apa yang hendak di ukur, dengan menggunakan t-test.

Jika hasil t-test tidak signifikan maka item tersebut tidak signifikan

dalam mengukur apa yang hendak diukur, bila perlu item yang

demikian di drop dan sebaliknya.

6. Terakhir, apabila hasil dari CFA terdapat item yang koefisien muatan

faktornya negatif, maka item tersebut harus di drop. Sebab hal ini

tidak sesuai dengan sifat item, yang bersifat positif (favorable).

Page 70: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

56

Kemudian setelah didapat model fit dihitung faktor skornya. Penggunaan

faktor skor ini adalah untuk menghindari hasil penelitian yang bias akibat dari

kesalahan pengukuran. Jadi skor yang dianalisis dalam penelitian ini bukanlah

skor yang diperoleh dari variabel pada umumnya, melainkan justru true score

yang diperoleh dnegan memperhitungkan perbedaan validitas dari setiap item.

Namun demikian, untuk menghindari faktor skor yang bertanda negatif dan positif

(Z-score) maka peneliti mentransformasikan faktor tersebut menjadi T-score

dengan rumusnya yaitu:

T skor = 50 + (10 x faktor skor)

Dalam hal ini, T-score akan memiliki mean = 50 dan SD = 10 dan

diharapkan seluruh skor merupakan bilangan positif yang memiliki renrangan

diperkiraan antara 0 dan 100. Setelah didaptkan faktor skor yang telah diubah

menjadi T-score, nilai baku inilah yang akan dianalisis dalam uji hipotesis

korelasi dan agresi. Adapun pengujian analisis CFA seperti ini dilakukan dengan

bantuan software LISREL.

3.4.2 Uji Validitas Skala Kesulitan Pengambilan Keputusan Karir

Peneltiti menguji apakah 27 item yang bersifat unidimensional, artinya item-item

tersebut benar-benar hanya mengukur kesulitan pengambilan keputusan karir.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata

tidak fit dengan Chi-Square=2306,16, df= 517, P-value=0.00000 dan RMSEA =

0,125. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran di beberapa item dibebaskan berkolerasi satu sama lainnya, maka

diperoleh model fit dengan P-value > 0,05 (signifikan). Artinya model satu faktor

Page 71: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

57

dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu

kesulitan pengambilan keputusan karir.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di drop atau tidak. Pengujiannya dilakuakan melihat nilai t bagi setiap

muatan faktor, jika nilai t > 1,96, maka item tersebut signifikan dan begitu juga

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item penilaian kesulitan pengambilan

keputusan karir dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6

Muatan faktor item skala kesulitan pengambilan keputusan karir Instrumen Goodness of fit No. Factor Std. T-Value Sig Penelitian Chi-Square Df P-Value Item Loading Error

1. 0,66 0,06 11,31 V

2. 0,15 0,06 2,38 V

3. 0,53 0,06 8,78 V

4. 0,25 0,07 3,37 V

5. 0,23 0,07 3,37 V

6. 0,69 0,06 11,89 V

7. 0,63 0,06 10,72 V

.8. 0,66 0,06 10,59 V

9. 0,83 0,05 15,12 V

10. 0,69 0,06 11,60 V

Kesulitan pengambilan

keputusan karir 218,70 187 0.05605

11. 0,56 0,07 8,61 V

12. 0,64 0,06 10,46 V

13. 0,52 0,06 8,15 V

14. 0,65 0,06 10,74 V

15. 0,56 0,06 8,94 V

16. 0,61 0,06 9,92 V

17. 0,60 0,06 9,85 V

18. 0,49 0,07 7,40 V

19. 0,60 0,07 9,60 V

20. 0,52 0,53 8,21 V

21. 0,53 0,06 8,51 V

22. 0,63 0,06 10,06 V

23. 0,47 0,06 7,52 V

24. 0,53 0,06 8,43 V

25. 0,51 0,06 7,90 V

26. 0,33 0,07 4,94 V

27. 0,46 0,06 7,34 V

Keterangan : V= signifikan (t>1.96); X= tidak signifikan (t<1.96)

Page 72: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

58

Berdasarkan tabel 3.6 diatas bahwa seluruh item yang mengukur

signifikan, 27 item yang signifikan dengan t > 1,96 dan bertanda positif. Artinya,

berdasarkan hasil pengujian ini tidak ada item yang di drop.

3.4.3 Uji validitas skala efikasi diri

Peneliti menguji apakah 25 item bersifat unidimensional, artinya item-item

tersebut benar-benar hanya mengukur efikasi diri pengambilan keputusan karir.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata

tidak fit dengan Chi-Square= 2250,75, df=275, P-value= 0,00000 dan RMSEA=

0,180. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran di beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperoleh model fit dengan P-value > 0,05 (signifikan). Artinya model satu faktor

dapat diterika, bahwan seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu efikasi

diri.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap muatan faktor, jika nilai t > 1,96, maka item tersebut signifikan dan

begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item efikasi diri dapat

dilihat pada tabel 3.7 berikut :

Page 73: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

59

Tabel 3.7

Muatan Faktor Item Skala Efikasi Diri

Instrumen Goodness of fit No. Factor Std. T-Value Sig

Penelitian Chi-Square Df P-Value Item Loading Error

1. 0,43 0,07 6,31 V

2. 0,26 0,07 3,81 V

3. 0,35 0,07 5,33 V

4. 0,29 0,07 4,33 V

5. 0,28 0,07 4,20 V

6. 0,29 0,07 4,22 V

7. 0,47 0,07 7,09 V

8. 0,21 0,07 2,92 V

9. 0,35 0,07 5,09 V

10 0,30 0,07 4,25 V

Efikasi 159,60 139 0.11142 11. 0,47 0,07 7,14 V

Diri

12. 0,60 0,06 9,55 V

13. 0,02 0,07 0,23 X

14. 0,33 0,07 4,85 V

15. 0,36 0,07 5,40 V

16. 0,02 0,07 0,34 X

17. -0,14 0,07 -2,06 X

18. 0,34 0,07 4,94 V

19. 0,60 0,06 9,62 V

20. 0,76 0,06 12,20 V

21. 0,72 0,06 12,06 V

22. 0,71 0,06 11,68 V

23. 0,63 0,06 9,80 V

24. 0,81 0,06 14,04 V

25. 0,74 0,06 12,25 V

Keterangan : V= signifikan (t>1.96); X= tidak signifikan (t<1.96)

Berdasarkan tabel 3.7 terlihat bahwa seluruh item yang mengukur efikasi

diri, 22 item yang signifikan dengan t>1,96 dan bertanda positif. Artinya,

berdasarkan hasil pengujian ini ada tiga item yang di drop t<1,96 (tidak

signifikan).

3.4.4 Uji validitas pola asuh (Authoritarian)

Peneliti menguji apakah sepuluh item yang bersifat unidimensional, artinya item-

item tersebut benar-benar hanya mengukur pola asuh(authoritarian). Dari hasil

awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit

Page 74: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

60

dengan Chi-Square=260,90, df=35, P-value = 0.00006 dan RMSEA = 0.171.

Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran di beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperoleh model fit dengan P-value > 0,05 (signifikan). Artinya model satu faktor

dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu pola

asuh (authoritarian)

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di drop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

muatan faktor, jika nilai t>1,96, maka item tersebut signifikan dan begitu juga

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pola asuh (authoritarian) dapat

dilihat pada tabel 3.8 berikut:

Tabel 3.8

Muatan Faktor Skala pola asuh (authoritarian)

Instrumen Goodness of fit No. Factor Std. T-Value Sig

Penelitian Chi-Square Df P-Value Item Loading Error

1. 0,37 0,06 5,85 V

2. 0,57 0,06 9,38 V

3. 0,51 0,07 7,54 V

4. 0,64 0,06 10,35 V

5. 0,88 0.05 16,17 V

Pola asuh (authoritarian)

33,70 24 0.09022 6. 0,79 0,06 13,97 V

7. 0,62 0,06 10,30 V

8. 0,64 0,06 10,07 V

9. 0,82 0,06 13,95 V

10 0,57 0,06 8,95 V

Keterangan : V= signifikan (t>1.96); X= tidak signifikan (t<1.9)

Berdasarkan tabel 3.8 terlihat bahwa seluruh item yang mengukur pola

asuh (authoritarian), 10 item yang signifikan dengan t > 1,96 dan bertanda positif.

Artinya, berdasarkan hasil pengujian ini tidak ada item yang di drop.

Page 75: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

61

3.4.5 Uji Validitas Pola Asuh (otoritatif)

Peneliti menguji apakah sepuluh item yang bersifat unidimensional, artinya item-

item tersebut benar-benar hanya mengukur pola asuh (otoritatif) . Dari hasil awal

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan

Chi-Square=91,72, df=35, P-value = 0.00000 dan RMSEA = 0.085. Namun,

setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran di

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan P-value>0,05 (signifikan). Artinya model satu faktor dapat diterima,

bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu pola asuh (otoritatif)

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di drop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

muatan faktor, jika nilai t > 1,96, maka item tersebut signifikan dan begitu juga

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pola asuh (otoritatif) dapat dilihat

pada tabel 3.9 berikut:

Tabel 3.9 Muatan Faktor Skala pola asuh (otoritatif)

Instrumen Goodness of fit No. Factor Std. T-Value Sig Penelitian Chi-Square Df P-Value Item Loading Error

1. 0.66 0.06 10,49 V

2. 0.58 0,07 8,78 V

3. 0.65 0.07 9,89 V

4. 0.77 0.06 12,70 V

5. 0.68 0.06 10,72 V

Pola asuh (otoritatif) 36,59 28 0.12813 6. 0,72 0,06 11,63 V

7. 0,77 0,06 12,67 V

8. 0,32 0,07 4,51 V

9. 0,13 0,07 1,80 X

10 0,25 0,07 3,48 V

Keterangan : V= signifikan (t>1.96); X= tidak signifikan (t<1.96)

Page 76: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

62

Berdasarkan tabel 3.9 terlihat bahwa seluruh item yang mengukur pola

asuh (otoritatif), 9 item yang signifikan dengan t > 1,96 dan bertanda positif.

Artinya, berdasarkan hasil pengujian ini ada satu item yang di drop t < 1,96 (tidak

signifikan).

3.4.6 Uji Validitas Pola Asuh (Permisif)

Peneliti menguji apakah delapan item yang bersifat unidimensional, artinya item-

item tersebut benar-benar hanya mengukur pola asuh (permisif). Dari hasil awal

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan

Chi-Square=137,44, df= 20, P-value = 0.00006 dan RMSEA = 0.163.

Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran di beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperoleh model fit dengan P-value > 0,05 (signifikan). Artinya model satu faktor

dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu pola

asuh (permisif).

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap muatan faktor, jika nilai t > 1,96, maka item tersebut signifikan dan

begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pola asuh (permisif)

dapat dilihat pada tabel 3.10 berikut:

Page 77: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

63

Tabel 3.10

Muatan Faktor Item Skala Pola Asuh (Permisif)

Berdasarkan tabel 3.10 diatas terlihat bahwa seluruh item yang mengukur

pola asuh (permisif), delapan item yang signifikan dengan t > 1.96 dan bertanda

positif. Artinya, berdasarkan hasil pengujian ini tidak ada item yang di drop.

3.4.7 Uji Validitas Skala Kelekatan Ayah

Peneliti menguji apakah 24 item yang bersifat unidimensional, artinya item-item

tersebut benar-benar hanya mengukur kelekatan ayah. Dari hasil awal analisis

CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-

Square=2078,66, df=252, P-value = 0.00000 dan RMSEA = 0.181. Namun,

setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran di

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan P-value > 0,05 (signifikan). Artinya model satu faktor dapat diterima,

bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu kelekatan ayah.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap muatan faktor, jika nilai t >1,96, maka item tersebut signifikan dan

Instrumen Goodness of fit No. Factor Std. T-Value Sig

Penelitian Chi-Square Df P-Value Item Loading Error

1. 0.56 0.07 7,94 V

2. 0.54 0,08 6,57 V

3. 0.55 0.07 7,92 V

4. 0.47 0.08 5,84 V

Pola asuh (permisif) 17,83 14 0.21472 5. 0.52 0.07 7,35 V

6. 0,20 0,08 2,68 V

7. 0,75 0,07 9,97 V

8. 0,23 0,08 2,80 V

Keterangan : V= signifikan (t>1.96); X= tidak signifikan (t<1.96)

Page 78: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

64

begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item aktivitas

menyenangkan dapat dilihat pada tabel 3.11 berikut

Tabel 3.11

Muatan Faktor Item Skala Kelekatan Ayah

Instrumen Goodness of fit No. Factor Std. T-Value Sig

Penelitian Chi-Square Df P-Value Item Loading Error

1. 0.86 0.06 14,96 V

2. 0.77 0.06 13,43 V

3. 0.80 0.06 13,67 V

4. 0.73 0.06 12,05 V

5. 0.28 0.06 4,54 V

6. 0,58 0,06 9,76 V

7. 0,57 0,06 9,03 V

8. 0,22 0,07 3,20 V

9. 0,32 0,06 5,01 V

Kelekatan Ayah 147,48 121 0.05114 10 0,21 0,07 3,17 V

11. 0,54 0,06 9,07 V

12. 0,49 0,06 7,61 V

13. 0,10 0,06 1,54 X

14. 0,74 0,06 12,72 V

15. 0,64 0,06 10,39 V

16. 0,40 0,07 6,09 V

17. 0,37 0,06 5,87 V

18. 0,56 0,06 9,34 V

19. 0,75 0,06 13,32 V

20. 0,55 0,06 9,13 V

21. 0,62 0,06 9,67 V

22. 0,29 0,06 4,40 V

23. 0,45 0,07 6,71 V

24. 0,52 0,06 8,06 V

25. 0,74 0,06 12,25 V

Keterangan : V= signifikan (t>1.96); X= tidak signifikan (t<1.96)

Berdasarkan tabel 3.11 terlihat bahwa seluruh item yang mengukur

kelekatan ayah, 23 item signifikan dengan t >1.96. Sedangkan, satu item lainnya

tidak signifikan dengan t< 1.96. Artinya, berdasarkan hasil pengujian ini terdapat

satu item yang di drop.

3.4.8 Uji Validitas Kelekatan Ibu

Peneliti menguji apakah 24 item yang bersifat unidimensional, artinya item-item

tersebut benar-benar hanya mengukur kelekatam Ibu. Dari hasil awal analisis

CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-

Page 79: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

65

Square=1548,46, df=252, P-value = 0.00000 dan RMSEA=0.152. Namun,

setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran di

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan P-value > 0,05 (signifikan). Artinya model satu faktor dapat diterima,

bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu kelekatan Ibu

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di drop atau tidak. Jika nilai t>1,96, maka item tersebut signifikan dan

begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item kelekatan Ibu dapat

dilihat pada tabel 3.12 berikut:

Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Skala Kelekatan Ibu

Instrumen Goodness of fit No. Factor Std. T-Value Sig

Penelitian Chi-Square Df P-Value Item Loading Error

1. 0,79 0.06 14,16 V

2. 0.84 0.06 15,60 V

3. 0.77 0.06 13,44 V

4. 0.57 0.06 9,29 V

5. 0.38 0.06 6,04 V

6. 0,45 0,06 7,25 V

7. 0,14 0,07 2,10 V

8. -0,07 0,07 -1,14 X

9. 0,66 0,06 11,14 V

Kelekatan ibu 197,06 167 0.05576 10 0,30 0,06 4,91 V

11. 0,80 0,06 14,16 V

12. 0,61 0,06 10,17 V

13. 0,16 0,07 2,27 X

14. 0,78 0,06 13,67 V

15. 0,59 0,06 9,66 V

16. 0,48 0,06 7,62 V

17. 0,47 0,06 7,58 V

18. 0,68 0,06 11,57 V

19. 0,83 0,06 14,97 V

20. 0,71 0,06 12,14 V

21. 0,65 0,06 10,87 V

22. 0,31 0,06 4,90 V

23. 0,37 0,06 5,65 V

24. 0,59 0,06 9,18 V

Keterangan : V= signifikan (t>1.96); X= tidak signifikan (t<1.96)

Page 80: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

66

Berdasarkan tabel 3.12 terlihat bahwa seluruh item yang mengukur

kelekatan ibu, 23 item signifikan dengan t>1.96. Sedangkan, satu item lainnya

tidak signifikan dengan t< 1.96. Artinya, berdasarkan hasil pengujian ini terdapat

satu item yang di drop.

3.4.9 Uji Validitas Kelekatan Teman Sebaya

Peneliti menguji apakah 23 item yang bersifat unidimensional, artinya item-item

tersebut benar-benar hanya mengukur kelekatam teman sebaya. Dari hasil awal

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan

Chi-Square=1982,98, df=252, P-value=0.00000 dan RMSEA=0.176. Namun,

setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran di

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan P-value > 0,05 (signifikan). Artinya model satu faktor dapat diterima,

bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu kelekatan teman

sebaya.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap muatan faktor, jika nilai t>1,96, maka item tersebut signifikan dan

begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item kelekatan teman

sebaya dapat dilihat pada tabel 3.13 berikut:

Page 81: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

67

Tabel 3.13

Muatan Faktor Item Skala Kelekatan Teman Sebaya

Instrumen Goodness of fit No. Factor Std. T-

Value Sig

Penelitian Chi-Square Df P-Value Item Loading Error

1. 0.44 0.06 6.78 V

2. 0.86 0.05 15.92 V

3. 0.53 0.06 8.51 V

4. 0.16 0.07 9.29 V

5. 0.42 0.07 6.46 V

6. 0.70 0.06 8.69 V

7. 0.70 0.06 11.59 V

8. -0.24 0.07 -3.74 V

9. 0.46 0.07 6.97 V

10 0.31 0.07 4.60 V

11. 0.41 0.07 6.02 V

12. 0.61 0.06 9.79 V

13. 0.50 0.06 8.17 V

Kelekatan Teman Sebaya

159,61 133 0.05774 14. 0.66 0.06 11.25 V

15. 0.66 0.06 10.74 V

16. 0.27 0.07 4.10 V

17. 0.08 0.07 1.14 X

18. 0.62 0.06 10.24 V

19. 0.71 0.06 12.06 V

20. 0.35 0.07 5.17 V

21. -0.13 0.07 -1.81 X

22. 0.24 0.07 3.68 V

23. 0.66 0.06 10.87 V

24. 0.67 0.06 11.33 V

Keterangan : V= signifikan (t>1.96); X= tidak signifikan (t<1.96)

Berdasarkan tabel 3.13 terlihat bahwa seluruh item yang mengukur

kelekatan teman sebaya, 22 item signifikan dengan t>1.96. Sedangkan, dua item

lainnya tidak signifikan dengan t<1.96. Artinya, berdasarkan hasil pengujian ini

terdapat dua item yang di drop.

3.5 Metode Analisis Data

Dalam rangka menguji hipotesis penelitian, peneliti menggunakan metode analisis

regresi berganda yaitu suatu metode untuk menguji signifikan atau tidaknya

pengaruh dari sekumpulan variabel indipenden terhadap variabel dependen.

Page 82: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

68

Berikut ini adalah persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini:

Y=a+b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+b7X7+e

Keterangan:

Y = Kesulitan Pengambilan Keputusan Karir

a = konstanta/intercept

b = koefisien regresi

X1 = efikasi diri

X2 = Authoritarian pada pola asuh

X3 = Authoritatif pada pola asuh

X4 = Permisif pada pola asuh

X5 = kelekatan Ayah pada Kelekatan

X6 = Kelekatan Ibu pada Kelekatan

X7 = Kelekatan Teman Sebaya pada Kelekatan

e = residu

Adapun data yang dianalisis dengan persamaan diatas adalah hasil dari

pengukuran yang sudah ditransformasi ke dalam true score. Dalam hal ini, true

score adalah faktor yang diukur dengan menggunakan software SPSS dengan

menggunakan item yang valid. Tujuan dari true score adalah agar koefisien

regresi tidak mengalami atenuasi atau underestimated (koefisien regresi yang

terhitung lebih rendah dari yang seharusnya sehingga tidak signifikan).

Dalam analisis regresi berganda, besarnya proporsi varians resiliensi yang

dipengaruhi oleh bervariasinya seluruh IV yang bisa diukur dengan rumus R²

(Umar, 2011),

Page 83: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

69

dimana:

Adapun jika R² signifikan (P<0.05) maka proporsi varians Y yang

dipengaruhi oleh ketiga faktor (efikasi diri, lingkungan kerja dan faktor

demografi) secara keseluruhan adalah signifikan.

Jika telah terbukti signifikan, maka peneliti akan menguji variabel mana

dari tujuh variabel indipenden tersebut yang signifikan. Dalam hal ini peneliti

menguji signifikan atau tidaknya koefisien regresi (b) dengan t-test. Jika memiliki

skor t> 1.96 maka koefisien regresi variabel tersebut dinyatakan signifikan,

sebaliknya jika t< 1.96 maka variabel tersebut dinyatakan tidak signifikan (dalam

taraf signifikansi 0.05 atau 5%).

Dalam regresi analisis berganda ini dapat diperoleh beberapa informasi,

yaitu:

1. R² yang menunjukan proporsi varian dari variabel dependen yang bisa

diterangkan oleh variabel indipenden.

2. Uji hipotesis mengenai signifikan atau tidaknya masing-masing koefisien

regresi. Koefisien yang signifikan menunjukkan dampak yang signifikan

dari variabel indipenden yang bersangkutan.

3. Persamaan regresi yang ditemukan bisa digunakan untuk membuat

prediksi tentang beberapa nilai Y jika nilai variabel indipenden diketahui.

Page 84: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

70

4. Sumbangan varian dari masing-masing aspek variabel independen yaitu

efikasi diri, pola asuh, dan kelekatan terhadap kesulitan pengambilan

keputusan karir.

3.1 Prosedur Penelitian

Pada penelitian ini terapat beberapa tahap dalam proses melakukan penelitian,

1. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan penelitian peneliti memulai dengan perumusan

masalah, menentukan variabel penelitian, melakukan studi pustaka

untuk mendapatkan gambaran dan landasan teoritis yang tepat,

menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang digunakan

dalam penelitian, yaitu skala efikasi diri,pola asuh,kelekatan dan

kesulitan pengambilan keputusan karir.

2. Tahap pengambilan data

Pada tahap ini peneliti mulai menentukan sampel penelitian,

memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian dan meminta

kesediaan responden untuk mengisi skala penelitian, melaksanakan

pengambilan data dengan memberikan skala yang telah disiapkan

responden penelitian

3. Tahap pengolahan data

Pada tahap ini, penelitian mulai melakukan skoring terhadap hasil skala

yang telah diisi oleh responden, selanjutnya menghitung dan mencatat

tabulasi data yang diperoleh kemudian membuat tabel data, dan pada

Page 85: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

71

tahap ini diakhiri dengan melakukan analisis data dengan menggunakan

metode statistik untuk menguji hipotesis penelitian.

4. Tahap analisis dan laporan

Pada tahap ini penulis membuat laporan hasil dan melihat item-item

yang baik serta membuat diskusi dan kesimpulan pada penelitian ini.

Page 86: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

72

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Dalam bab empat ini dibahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan.

Pembahasan tersebut meliputi tiga bagian yaitu, gambaran subjek penelitian,

analisis deskriptif dan pengujian hipotesis penelitian.

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Berikut ini akan diuraikan gambaran responden berdasarkan jenis kelamin, dan

usia. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sampel sebanyak 223 siswa

SMAN 29 Jakarta. Lihat tabel 4.1.

Tabel 4.1

Gambaran Umum Responden

Responden Persentase

Berdasarkan Jumlah (%)

Jenis Kelamin Laki-laki 104 46,64 %

Perempuan 119 53.36%

Jumlah 223 100%

Berdasarkan data yang terdapat pada tabel 4.1, dapat dilihat bahwa

responden laki-laki berjumlah 104 orang (46,64%) dan responden perempuan

berjumlah 119 orang (53,36%). Dengan demikian, responden yang terdapat dalam

penelitian ini sebagian besar berjenis kelamin perempuan.

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Dalam hasil analisis deskriptif ini akan disajikan nilai minimum, maksimum,

mean dan standar deviasi dari setiap variabel. Jadi, perhitungan skor faktor pada

Page 87: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

73

tiap variabel tidak menjumlahkan item-item seperti pada umumnya, tetapi

dihitung dengan maximum likelihood, skor ini disebut true score. Adapun true

score yang dihasilkan satuannya berbentuk Z score. Untuk menghilangkan

bilangan negatif dari Z score, semua skor ditransformasikan ke skala T yang

semuanya positif dengan menetapkan nilai mean = 50 dan standar deviasi = 10.

Pada tabel 4.2 digambarkan hasil deskriptif statistik dari seluruh variabel

kontinum yang berisi nilai mean, standar deviasi (SD), nilai maksimum dan

minimum dari masing-masing variabel.

Tabel 4.2

Skor variabel penelitian

Berdasarkan tabel 4.2, diketahui deskripsi statistik pada seluruh variabel

independen maupun variabel dependen dengan masing-masing nilai mean 50 dan

SD 10.

Nilai minimum untuk variabel kesulitan keputusan karir yaitu 21.78 dan

nilai maksimumnya yaitu 85.29. Variabel efikasi diri memiliki nilai minimum

22.92 dan variabel maksimum 71.29. Kemudian variabel pola asuh (otoritatif)

memiliki nilai minimum 29.82 dan nilai maksimum 78.07. Selanjutnya variabel

pola asuh (authoritarian) memiliki nilai minimum 11.74 dan nilai maksimum

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

Kesulitan pengambilan keputusan karir

223 21.78 85.29 50 9.57725

Efikasi diri 223 22.92 71.29 50 9.37460 Pola Asuh (otoritatif) 223 29.82 78.07 50 9.20226 Pola Asuh ( authoritarian ) 223 11.74 67.43 50 9.23671 Pola Asuh (permisif) 223 30.37 77.80 50 8.44794 Kelekatan Ayah 223 19.48 68.62 50 9.48410 Kelekatan Ibu 223 17.06 69.18 50 9.61131 Kelekatan TS 223 18.67 73.94 50 9.39708

Page 88: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

74

67.43. Untuk variabel pola asuh (permisif) memiliki nilai minimum 30.37 dan

nilai maksimum 77.80. Untuk variabel kelekatan ayah memiliki nilai minimum

19.48 dan nilai maksimum 68.62. Untuk variabel kelekatan ibu memiliki nilai

maksimum 17.06 dan nilai maksimum 69.18. Untuk variabel kelakatan teman

sebaya nilai minimum 18.67 dan nilai maksimum 73.94.

4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian

Kategorisasi variabel bertujuan untuk menempatkan individu ke dalam

kelompok- kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum

berdasarkan atribut yang diukur. Kontinum berjenjang ini contohnya adalah

dari rendah ke tinggi yang akan peneliti gunakan dalam kategorisasi variabel

penelitian.

Sebelum mengkategorisasi skor masing-masing variabel berdasarkan

tingkat rendah dan tinggi, peneliti terlebih dahulu menetapkan norma dari skor

dengan menggunakan nilai mean. Skor yang berada di bawah nilai mean termasuk

pada kategori rendah sedangkan skor yang berada di atas nilai mean termasuk

pada kategori tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 4.3

Kategorisasi Skor Penelitian Kategorisasi & Presentase Skor

No Variabel Rendah % Tinggi %

1 Kesulitan pengambilan keputusan karir 111 49.8% 112 50.2% 2 Efikasi diri 122 54.7% 101 45.3% 3 Pola asuh (otoritatif) 121 54.3% 102 45.7% 4 Pola asuh (authoritarian) 121 54.3% 102 45.7% 5 Pola asuh (permisif) 118 52,9% 105 47.1% 6 Kelekatan Ayah 111 49.8% 112 50.2% 7. Kelekatan Ibu 103 46.2% 120 53.8% 8 Kelekatan TS 134 60.1% 89% 39.9%

Page 89: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

75

Berdasarkan tabel 4.3, subjek yang berada di kategori rendah pada

variabel kesulitan pengambilan keputusan karir berjumlah 111 subjek (49.8%).

Pada kategori tinggi yaitu sebanyak 112 subjek (50.2%). Dengan demikian, dari

kategorisasi ini variabel kesulitan pengambilan keputusan karir lebih banyak

berada pada kategori tinggi.

Variabel efikasi diri pada kategori rendah berjumlah 122 subjek (54.7%)

sedangkan pada kategori tinggi berjumlah 101 subjek (45.3%). Artinya pada

variabel efikasi diri ini skor subjek lebih banyak pada kategori rendah.

Variabel pola asuh (otoritatif) yang berada pada kategori rendah

sebanyak 121 subjek (54.3%) sedangkan untuk kategori tinggi sebanyak 102

subjek (45,7%). Ini berarti pada variabel pola asuh (otoritatif) sebarannya

lebih banyak pada kategori rendah daripada kategori rendah.

Skor untuk variabel pola asuh (authoritarian) memiliki sebaran sebanyak

121 subjek (54.3%) pada kategori rendah dan 102 subjek (45.7%) pada kategori

tinggi. Hal ini menunjukkan kategori rendah lebih banyak daripada kategori

tinggi pada variabel pola asuh (authoritarian).

Skor untuk variabel pola asuh (permisif), hasilnya adalah sebanyak 118

subjek (52.9%) berada pada kategori rendah dan 105 subjek (47.1%) berada pada

kategori tinggi. Artinya subjek pada variabel pola asuh (permisif) lebih banyak

berada pada kategori rendah.

Skor untuk variabel kelekatan ayah, hasilnya adalah sebanyak 111 subjek

(49.8%) berada pada kategori rendah dan 112 subjek (50.2%) berada pada

kategori tinggi. Artinya subjek pada variabel kelekatan ayah lebih banyak berada

Page 90: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

76

pada kategori tinggi.

Skor untuk variabel kelekatan Ibu hasilnya adalah sebanyak 103 subjek

(46.2%) berada pada kategori rendah dan 120 subjek (53.8%) berada pada

kategori tinggi. Artinya subjek pada variabel kelekatan ibu lebih banyak berada

pada kategori tinggi.

Selanjutnya, skor untuk variabel kelekatan teman sebaya, hasilnya adalah

sebanyak 134 subjek (60.1%) berada pada kategori rendah dan 89 subjek (39.9%)

berada pada kategori tinggi. Artinya subjek pada variabel kelekatan teman sebaya

lebih banyak berada pada kategori rendah.

4.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian

Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi

berganda dengan menggunakan software SPSS 20. Dalam regresi ada tiga hal

yang dilihat, yaitu melihat besaran R square untuk mengetahui varians DV

yang dijelaskan oleh IV, kedua apakah secara keseluruhan IV berpengaruh

secara signifikan terhadap DV, terakhir melihat signifikan atau tidaknya

koefisien regresi dari masing-masing IV.

Langkah pertama peneliti melihat besaran R square untuk melihat

berapa persen (%) varians DV yang dijelaskan oleh IV Selanjutnya untuk

tabel R square dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4

Tabel R square

Model Summary

Model R R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,443a ,196 ,170 8,72433

Page 91: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

77

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa peroleh R square sebesar 0.196. artinya

proporsi varians dari kesulitan pengambilan keputusan karir yang dijelaskan oleh

efikasi diri, pola asuh (authoritarian), pola asuh (authoritatif), pola asuh

(permisif), kelekatan ayah, kelekatan ibu dan kelekatan teman sebaya adalah

sebesar 19,6 % sedangkan 80.4 % sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar

penelitian ini.

Langkah kedua peneliti menganalisis dampak dari seluruh variabel

independen terhadap kesulitan pengambilan keputusan karir. Adapun hasil uji

F dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut.

Tabel 4.5

Tabel Anova ANOVA

b

Model Sum of Squares Df

Mean Square

F Sig.

Regression 3998,166 7 571,167 7,504 0,000

Residual 16364,507 215 76,114

Total 20362,673 222

a. Dependent Variable: KESULITAN_PKK b. Predictors: (Constant), TEMAN_SEBAYA, OTORITATIF, IBU, EFIKASI_DIRI, PERMISIF, AUTHORITARIAN, AYAH

Berdasarkan pada tabel 4.6, diketahui bahwa nilai Sig= 0.000. Sedangkan

diketahui bahwa syarat terpenuhinya nilai signifikan adalah < 0,05, maka

hipotesis mayor yang menyatakan tidak ada pengaruh antara seluruh independent

variabel dengan dependent variabel ditolak. Artinya, ada pengaruh yang

signifikan dari efikasi diri, pola asuh (authoritarian), pola asuh (otoritatif), pola

asuh (permisif), kelekatan ayah, kelakatan ibu, dan kelakatan teman sebaya.

Langkah terakhir adalah melihat koefisien regresi tiap seluruh independen

variabel. Jika nilai t > 1,96 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang

berarti bahwa independent variabel tersebut memiliki dampak yang signifikan

Page 92: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

78

terhadap kesulitan pengambilan keputusan karir. Adapun penyajiannya

ditampilkan pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Koefisien Regresi

coefficientsa

Model

unstandardized coefficients

standardized coefficients

T sig. B std. error beta 1 (constant) 53,927 7,309 7,378 ,000

efikasi_diri -,329 ,066 -,322 -5,003 ,000

Otoritatif ,093 ,071 ,089 1,307 ,193

Authoritarian ,166 ,079 ,160 2,113 ,036

Permisif ,250 ,074 ,221 3,367 ,001

kelekatan_ayah -,077 ,080 -,076 -,959 ,339

kelekatan_ibu -,136 ,067 -,136 -2,034 ,043

kelekatan_ts -,045 ,069 -,045 -,657 ,512

Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.6, dapat disampaikan persamaan

regresi sebagai berikut : (* signifikan)

Kesulitan PKK = 53.927 - 0,329 efikasi diri* + 0.093 otoritatif +

0.166 authoritarian* + 0,250 permisif* - 0,077 kelekatan ayah – 0,136

kelekatan ibu* - 0.045 kelekatan teman sebaya.

Dari tabel 4.6, untuk melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi

yang dihasilkan, kita cukup melihat sig pada kolom paling kanan (kolom

keenam), jika p < 0.05, maka koefisien regresi yang dihasilkan, signifikan

pengaruhnya terhadap kesulitan pengambilan keputusan karir dan sebaliknya.

Dari hasil di atas hanya efikasi diri, pola asuh (authoritarian), pola asuh

(permisif) dan kelekatan ibu yang signifikan, sedangkan sisanya tidak. Hal ini

berarti dari 8 hipotesis minor hanya terdapat empat yang signifikan. Penjelasan

dari nilai masing-masing koefisien regresi independent variabel adalah sebagai

berikut :

Page 93: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

79

1. Variabel efikasi diri memiliki koefisien regresi sebesar -0.329 dengan

p < 0,05 dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada

pengaruh yang signifikan dari efikasi diri ditolak, artinya secara

positif efikasi diri memiliki pengaruh signifikan terhadap kesulitan

pengambilan keputusan karir. Arah yang negatif menunjukkan bahwa

jika skor efikasi diri tinggi maka skor kesulitan pengambilan

keputusan karir rendah, begitu sebaliknya.

2. Variabel pola asuh (otoritatif) memiliki koefisien regresi sebesar

0,093 dengan nilai signifikan p>0,05 dengan demikian hipotesis

nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari pola

asuh (otoritatif) tidak ditolak.

3. Variabel pola asuh (authoritarian) memiliki koefisien regresi sebesar

0.166 dengan p<0,05 dengan demikian hipotesis nihil yang

menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari pola asuh

(authoritarian) ditolak, artinya secara positif pola asuh (authoritarian)

memiliki pengaruh signifikan terhadap kesulitan pengambilan

keputusan karir. Arah yang positif menunjukan bahwa jika skor pola

asuh (authoritarian) tinggi maka skor kesulitan pengambilan

keputusan karir juga tinggi, begitupun sebaliknya.

4. Variabel pola asuh (permisif) memiliki koefisien regresi sebesar

0,250 dengan p<0,05 dengan demikian hipotesis nihil yang

menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari pola asuh

(permisif) ditolak, artinya pola asuh (permisif) memiliki pengaruh

Page 94: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

80

yang signifikan terhadap kesulitan pengambilan keputusan karir.

5. Variabel kelekatan ayah memiliki koefisien regresi sebesar -0.077

dengan p>0,05 dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan

tidak ada pengaruh yang signifikan dari kelekatan ayah tidak ditolak.

6. Variabel kelekatan ibu memiliki koefisien regresi sebesar -0.136

dengan p<0,05 dengan demikian hipotesis nihil yang menyatakan

tidak ada pengaruh yang signifikan dari kelekatan ibu ditolak, artinya

kelekatan ibu memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesulitan

pengambilan keputusan karir. Arah yang negatif menunjukan bahwa

skor kelekatan ibu tinggi, maka skor kesulitan pengambilan

keputusan karir rendah, begitu sebaliknya.

7. Variabel kelekatan teman sebaya memiliki koefisien regresi sebesar -

0,045 dengan p>0,05 dengan demikian hipotesis nihil yang

menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari kelekatan teman

sebaya tidak ditolak.

Pada pembahasan sebelumnya telah diketahui hanya terdapat empat

independent variable yang dampaknya signifikan terhadap kesulitan pengambilan

keputusan karir. Namun, peneliti juga ingin melihat varian dari masing-masing

independent variable yang memiliki kontribusi paling tinggi terhadap kesulitan

pengambilan keputusan karir. Oleh karena itu, peneliti melakukan analisis

regresi secara hirarkial. Awalnya peneliti memasukkan satu independent variable

kemudian memasukkan satu independent variable lagi dan begitu seterusnya

sehingga seluruh masing-masing independent variable dimasukkan. Berdasarkan

Page 95: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

81

hasil hitungan menggunakan program SPSS 20.0, berikut ini adalah tabel

proporsi varian kinerja yang terkait dengan independent variable, yaitu:

Tabel 4.7

Proporsi Varians untuk Masing-masing Variabel Independen

Model Summary

Model R Square Change Statistics

R Square Change

F Change Sig. F Change

1 0,099 0,099 24,349 0,000

2 0,127 0,028 7,037 0,009

3 0,132 0,004 1,127 0,290

4 0,169 0,037 9,798 0,002

5 0,180 0,011 2,793 0,096

6 0,195 0,015 4,077 0,045

7 0,196 0,002 0,431 0,512 a. Predictors: (Constant), EFIKASI_DIRI

b. Predictors: (Constant), EFIKASI_DIRI, OTORITATIF

c. Predictors: (Constant), EFIKASI_DIRI, OTORITATIF, AUTHORITARIAN

d. Predictors: (Constant), EFIKASI_DIRI, OTORITATIF, AUTHORITARIAN, PERMISIF

e. Predictors: (Constant), EFIKASI_DIRI, OTORITATIF, AUTHORITARIAN, PERMISIF, AYAH

f. Predictors: (Constant), EFIKASI_DIRI, OTORITATIF, AUTHORITARIAN, PERMISIF, AYAH, IBU

g. Predictors: (Constant), EFIKASI_DIRI, OTORITATIF, AUTHORITARIAN, PERMISIF, AYAH, IBU, TEMAN_SEBAYA

Pada tabel 4.7 diatas, kolom pertama ada IV yang dianalisis satu per satu,

kolom kedua merupakan penambahan varians dependent variable dari tiap

independent variable yang dianalisis satu per satu tersebut, kolom ketiga

merupakan nilai murni varians dependent variable dari tiap independent

variable yang dimasukan satu per satu, kolom keempat adalah nilai F hitung dari

independent variable yang bersangkutan, kolom df adalah derajat kebebasan dari

independent variable yang bersangkutan yang terdiri dari numerator dan

denumerator, kolom F tabel adalah kolom mengenai independent variable pada

tabel F dengan dependent variable yang telah ditentukan sebelumnya, nilai

kolom inilah yang akan dibandingkan dengan nilai kolom F hitung. Apabila

Page 96: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

82

nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, maka di kolom selanjutnya

akan ditulis signifikan, begitu pun sebaliknya. Dari tabel di atas dapat diperoleh

informasi sebagai berikut :

1. Variabel efikasi diri memberikan sumbangan sebesar 9,9 %

terhadap varians kesulitan pengambilan keputusan karir.

Sumbangan tersebut signifikan secara statistik karena nilai sig F

Change = 0,000 ( p < 0,05)

2. Variabel pola asuh (otoritatif) memberikan sumbangan sebesar

2,8 % terhadap varians kesulitan pengambilan keputusan karir.

Sumbangan tersebut signifikan secara statistik karena nilai sig F

Change = 0,009 ( p < 0,05)

3. Variabel pola asuh (authoritarian) memberikan sumbangan

sebesar 0,4 % terhadap varians kesulitan pengambilan keputusan

karir. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik karena

nilai sig F Change = 0,290 ( p > 0,05)

4. Variabel pola asuh (permisif) memberikan sumbangan sebesar 3,7

% terhadap varians kesulitan pengambilan keputusan karir.

Sumbangan tersebut signifikan secara statistik karena nilai sig F

Change = 0.002 ( p < 0,05)

5. Variabel kelekatan ayah memberikan sumbangan sebesar 1,1 %

terhadap varians kesulitan pengambilan keputusan karir.

Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik karena nilai sig

F Change = 0,096 ( p > 0,05 )

Page 97: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

83

6. Variabel kelekatan ibu memberikan sumbangan sebesar 1 , 5 %

terhadap varians kesulitan pengambilan keputusan karir.

Sumbangan tersebut signifikan secara statistik karena nilai sig F

Change = 0,045 ( p < 0,05)

7. Variabel kelekatan teman sebaya memberikan sumbangan sebesar

0 , 2 % terhadap varians kesulitan pengambilan keputusan karir.

Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik karena nilai sig

F Change = 0,512 ( p > 0,05 )

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat tujuh variabel

independen, yaitu efikasi diri, pola asuh (authoritarian), pola asuh (authoritatif),

pola asuh (permisif), kelekatan ibu, kelekatan ayah, dan kelekatan teman sebaya

jika dilihat dari besarnya pertambahan R Square yang dihasilkan setiap kali

dilakukan penambahan variabel independen (sumbangan proporsi varian yang

diberikan). Dari ketujuh variabel independen tersebut yang memberikan

sumbangan paling besar terhadap variabel dependen dilihat dari besarnya

pertambahan R Square yaitu variabel efikasi diri yang memberikan sumbangan

sebesar 9,9 % terhadap kesulitan pengambilan keputusan karir.

Page 98: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

84

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Pada bab lima peneliti memaparkan lebih lanjut hasil dari penelitian yang

dilakukan. Bab ini terdiri dari tiga bagian yaitu kesimpulan, diskusi dan saran.

5.1 Kesimpulan

Berdasakan hasil analisis data penelitian maka kesimpulan yang dapat diambil

dari penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan dari efikasi diri, pola asuh

(authoritarian), pola asuh (authoritatif), pola asuh (permisif), kelekatan ayah,

kelekatan ibu, dan kelekatan teman sebaya terhadap kesulitan pengambilan

keputusan karir secara bersama-sama. Berdasarkan hasil dari uji hipotesis yang

telah dilakukan, terdapat empat variabel independen yang signifikan pengaruhnya

terhadap kesulitan pengambilan keputusan karir yaitu efikasi diri, pola asuh

(authoritarian), pola asuh (permisif), dan kelekatan ibu terhadap kesulitan

pengambilan keputusan karir. Berdasarkan proporsi varians masing-masing

variabel, terdapat empat variabel yang signifikan yaitu efikasi diri pola asuh

(authoritarian),pola asuh (permisif), dan kelekatan ibu.

5.2 Diskusi

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh antara efikasi diri, pola asuh

(authoritarian), pola asuh (authoritatif), pola asuh (permisif), kelekatan ayah,

kelekatan ibu, dan kelekatan teman sebaya terhadap kesulitan pengambilan

keputusan karir, ada empat variabel yang memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kinerja, yaitu efikasi diri, pola asuh (authoritarian), pola asuh (permisif),

Page 99: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

85

dan kelekatan ibu.

Hasil penelitian ini sesuai teori yang menunjukan bahwa efikasi diri

memiliki pengaruh yang sigifikan dengan pengambilan keputusan karir (Yinghua

Yi, 2014) dan menunjukkan arah yang negatif terhadap kesulitan pengambilan

keputusan karir. Variabel efikasi diri memliki sumbangan yang terbesar terhadap

kesulitan pengambilan keputusan karir. Jadi dapat diartikan jika skor efikasi diri

tinggi maka skor kesulitan pengambilan keputusan karirnya rendah dan begitupun

sebaliknya. Hal ini sejalan dengan teori Bandura yaitu, efikasi diri juga salah satu

aspek yang menunjang untuk kemajuan individu dalam pengambilan keputusan

karir (Bandura, 1977). Taylor dan Betz (1983) menunjukkan bahwa siswa yang

memiliki tingkat efikasi diri yang rendah, ketika siswa tersebut akan membuat

keputusan karir maka mereka akan kurang percaya diri dalam pilihan

kejuruannya, dan sulit mengambil keputusan.

Luzzo juga menemukan bahwa efikasi diri itu cukup positif terhadap sikap

pengambilan keputusan karir (dalam Yinghua Yi, 2014). Efikasi diri pada siswa

dapat menimbulkan kepercayaan diri untuk bisa mengambil keputusan yang tepat

bagi dirinya, sehingga hal ini akan berdampak pada perilakunya seperti lebih giat

dalam belajar, mencari tahu jurusan yang favorit dan sesuai dengan keinginannya,

serta mempercayai dirinya bahwa ia mampu untuk mendapatkan jurusan yang

diinginkannya. Hal ini dapat berdampak pada persepsi dan motivasi siswa untuk

berusaha lebih giat dan memungkinkan siswa merasa lebih nyaman dalam

Page 100: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

86

pengambilan keputusan karirnya karena memiliki efikasi diri yang tinggi, sehingga

siswa mampu mengatasi kesulitan.

Pada variabel pola asuh terdapat tiga dimensi yaitu pola authoritarian,

otoritatif, dan permisif. Tetapi yang signifikan hanya dua yaitu pola asuh

authoritarian dan pola asuh permisif. Pola asuh (authoritarian) secara positif

mempengaruhi kesulitan pengambilan keputusan karir dan signifikan. Jadi, dapat

dikatakan semakin tinggi pola asuh (authoritarian) maka semakin tinggi kesulitan

pengambilan keputusan karir. Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian

yang dilakukan Sovet dan Metz (2014) menemukan bahwa gaya pengasuhan

authoritarian lebih efektif di kalangan remaja Korea dalam pengambilan

keputusan karir. Hal ini dikarenakan perbedaan kultur budaya Asia dan Eropa.

(Steinbergh et.al, 1994) bagi masyarakat Korea masih mempercayai dengan cara

menerapkan kewajiban anak yang ketat akan menambahkan prestasi akademik

anak tersebut dan akan membawa kehormatan untuk keluarganya. Sedangkan bagi

masyarakat Prancis orang tua hanya menekankan bagaimana kemandirian, harga

diri dan pertumbuhan pribadi bagi si anak. Selain itu Lamborn (1991) menyatakan

bahwa remaja dengan pola asuh authoritarian akan menghasilkan remaja yang

bergantung, pasif, kurang sosialisasi, kurang percaya diri dan memiliki prestasi

rendah. Pada penelitian ini pola asuh (authoritarian) orang tua menampilkan

sedikit kehangatan dan sangat mengendalikan. Mereka mempunyai aturan disiplin

yang ketat, menggunakan gaya hukuman, dan bersikeras bahwa remaja mereka

mengikuti arah orang tua tanpa mendiskusikannya dengan remaja (Kopko, 2007).

Page 101: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

87

Peneliti berasumsi bahwa perbedaan hasil penelitian yang mengatakan

bahwa remaja asia lebih cocok dalam pola asuh authoritarian dikarenakan

perbedaan waktu penelitian yang dilakukan (perkembangan zaman) dan telah

banyak masuknya budaya Barat ke Asia . Dengan pola asuh yang authoritarian

akan membuat remaja memiliki rasa kurang percaya diri dan bergantung kepada

orang lain, dengan kontrol orang tua yang kuat dan terlalu mamaksakan remaja

sehingga hal ini bisa mengakibatkan remaja lebih sulit untuk memutuskan suatu

hal secara mandiri dan sulit membuat keputusan khususnya dalam mengambil

karirnya.

Pola asuh (permisif) secara positif mempengaruhi kesulitan pengambilan

keputusan karir dan signifikan. Jadi, dapat di artikan semakin tinggi pola asuh

(permisif) semakin tinggi juga kesulitan pengambilan keputusan karir. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Onder, Kirdok, Isik (2010)

yang menyatakan bahwa orang tua yang memiliki pola asuh permisif akan

membuat anak lebih sulit untuk membuat keputusannya. Selain itu Kopko (2010)

mengatakan Orang tua yang memiliki pola asuh permisif tidak ingin mengatakan

tidak atau mengecewakan anak-anak mereka. Akibatnya, remaja diperbolehkan

untuk membuat banyak keputusan penting tanpa mendengarkan saran orang tua.

Dengan pola asuh permisif ini bisa membuat anak menjadi bimbang

dengan banyaknya keinginan yang ia ingin putuskan, selain itu remaja akan

merasa memiliki kesulitan mengontrol diri mereka dan menetapkan hal yang baik

dan buruknya bagi diri mereka karena orang tua mereka terlalu memanjakan.

Page 102: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

88

Pada variabel pola asuh (otoritatif) tidak memiliki pengaruh yang

signifikan dan memiliki arah yang positif dengan kesulitan pengambilan

keputusan karir. Pola asuh (ororitatif) adalah orang tua yang menampilkan

kehangatan namun tegas. Remaja yang diasuh dengan pola asuh (otoritatif) akan

belajar bagaimana bernegosiasi dan terlibat dalam diskusi, sehingga mereka

mampu memahami bahwa pendapat mereka dihargai (Kopko, 2007). Berbeda

dengan hasil penelitian ini. Hal ini dikarenakan hasil pada penelitian ini

menunjukkan kategorisasi yang rendah dalam pola asuh (otoritatif), jadi dapat

diartikan responden yang menerima pola asuh (otoritatif) ini sedikit dibandingkan

dengan responden yang tidak menerima pola asuh ini. Selain itu berdasarkan hasil

wawancara dengan siswa dan siswi dari sebelum dan selama pengambilan data

berlangsung mereka juga menyebutkan bahwa orang tua mereka masih kurang

menerima jurusan yang diajukan oleh siswa dan siswi di SMA Negeri 29 Jakarta.

Pada variabel kelekatan mempunya tiga dimensi, yaitu kelekatan ibu,

kelekatan ayah, dan kelekatan teman sebaya, tetapi dalam penelitian ini hanya

kelekatan ibu yang signifikan dengan kesulitan pengambilan keputusan akrir.

Kelekatan ibu secara negatif mempengaruhi kesulitan pengambilan keputusan

karir dan signifikan. Artinya, semakin tinggi kelekatan ibu maka semakin rendah

kesulitan pengambilan keputusan karirnya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Blustein (1991) bahwa kelekatan orangtua signifikan berhubungan

dengan komitmen yang lebih besar untuk pilihan karir di kalangan mahasiswa.

O'Brien (2000) melaporkan kelekatan dengan ibu menyebabkan kemajuan yang

lebih besar dalam melaksanakan tugas pengambilan keputusan karir di antara para

Page 103: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

89

pelajar perempuan. Dikarenakan perempuan lebih berekspetasi untuk memilih

karir yang sesuai dengan ketertarikannya dan lebih realistis dengan

kemampuannya. Hasil penelitian Felsman dan Blustein (1999) juga menunjukkan

bahwa keterikatan yang lebih besar dengan ibu mengarah ke kemajuan yang lebih

dalam untuk siswa berkomitmen dengan pilihan karir (dalam Kadir, Noah &

Hassan, 2013).

Peneliti berasumsi kelekatan dengan ibu dapat membuat anak lebih mudah

memahami dirinya dan kemampuannya karena sosok ibu adalah figur sentral

dalam tumbuh kembang anak. Sampel yang digunakan juga lebih banyak anak

perempuan dibandingkan laki-laki. Sejalan dengan penelitian yang sebutkan

sebelumnya perempuan lebih mudah mengambil keputusan karirnya jika lebih

memiliki kelekatan dengan ibunya. Figur lekat yang dipilih anak biasanya adalah

orang dewasa yang memenuhi persyaratan. Ibu menduduki peringkat pertama

figur lekat utama anak. Hal ini dapat dipahami karena ibu biasanya lebih banyak

berinteraksi dengan anak dan berfungsi sebagai orang yang memenuhi

kebutuhannya serta memberikan rasa nyaman (Ervika, 2005). Sehingga remaja

bisa mendiskusikan keinginannya dan kemampuannya lebih mudah dengan ibu

dan remaja tidak mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan karirnya.

Pada variabel kelekatan ayah tidak memiliki pengaruh yang signifikan

dengan kesulitan pengambilan keputusan karir. Menurut (Millar, 2006) kelekatan

ayah dengan anak sulit untuk dibangun dikarenakan banyak hal seperti ayah

adalah kepala keluarga yang tidak banyak menghabiskan waktu dirumah, dan

Page 104: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

90

anak beranggapan bahwa ayah adalah berwibawa, kuat, dominan dan kuat

sehingga membuat remaja enggan untuk berdiskusi dengan ayah mereka. Peneliti

berasumsi sama bahwa siswa dan siswi di SMA Negeri 29 Jakarta merasakan hal

yang sama kepada ayah mereka, hal ini membuat variabel kelekatan ayah tidak

signifikan dengan kesulitan pengambilan keputusan karir.

Selanjutnya pada variabel kelekatan teman sebaya juga tida memiliki

pengaruh yang signifikan dengan kesulitan pengambilan keputusan karir.

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini dalam kategorisasi

menunjukkan kelekatan siswa dan siswi SMA Negeri 29 Jakarta rendah dengan

teman sebayanya. Peneliti berasumsi hal ini dikarenakan dalam sekolah tersebut

setengah dari seluruh siswa dan siswi kelas tiga mengalami kesulitan pengambilan

keputusan karir. Sehingga, mereka akan merasa bingung dan enggan berdiskusi

dengan teman sebaya mereka mengenai karir karena mereka menganggap teman

sebaya tidak memberikan informasi dan solusi yang baik untuk pemilihan karir

mereka.

Pada penelitian ini terdapat keterbatasan dan kekurangan, yaitu : dengan

hanya mengambil sampel di satu sekolah saja, yang kurang menggambarkan

variasi kategorik dari tinggi rendahnya variabel tersebut. Terjadi kesulitan dalam

uji validitas karena item-item yang digunakan banyak sehingga untuk mencapai

item yang fit harus dilakukan banyak korelasi antar item.

Page 105: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

91

5.1 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyadari bahwa masih

terdapat banyak kekurangan di dalamnya. Untuk itu, peneliti memberikan

beberapa saran untuk pertimbangan sebagai penyempurnaan penelitian

selanjutnya, baik berupa saran teoritis dan saran praktis.

5.1.1 Saran Metodologis

1. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti lain yang tertarik meneliti

variabel dependen yang sama disarankan menggunakan faktor-faktor

menarik lainnya yang dapat dijadikan variabel independen untuk

melihat pengaruhnya terhadap kesulitan pengambilan keputusan karir.

2. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti disarankan untuk menggunakan

sampel dengan jumlah yang lebih banyak dan berbeda dari yang

peneliti ambil agar lebih seimbang dan mempresentasikan populasi.

3. Disarankan bagi penelitian selanjutnya untuk mengambil respoden dari

lembaga pendidikan ataupun pada perkantoran yang berbeda jenis dan

usianya. Dikarenakan dalam beberapa penelitian sebelumnya yang

dilakukan banyak menggunakan sampel karyawan dan mahasiswa

dalam kesulitan pengambilan keputusan karir.

5.1.2 Saran Praktis

Dalam penelitian ini, kesulitan pengambilan keputusan karir dipengaruhi oleh

efikasi diri, pola asuh (authoritarian), pola asuh (permisif) dan kelekatan ibu,

Page 106: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

92

oleh karena itu disarankan bagi orang tua dan guru terkait untuk:

1. Mengadakan konseling atau seminar mengenai efikasi diri yang

dilkasanakan oleh sekolah dengan guru BK. terutama pengambilan

keputusan karir untuk meningkatkan efikasi diri siswa, meingkatkan

efikasi diri dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti yang dikatakan

Bandura (1997) : Mastery Experience (pengalaman keberhasilan) contoh

dengan melakukan brainstroming oleh guru, siswa dituntut untuk

mengeluarkan pendapat, melatih kepercayaan diri,menambah pengalaman

keberhasilan, menumbuhkan keyakinan dan motivasi diri siswa. Vicarious

Experience (modeling) Efikasi tersebut didapat melalui social models yang

biasanya terjadi pada diri seseorang yang kurang pengetahuan tentang

kemampuan dirinya sehingga melakukan modeling. Disini guru dapat

memberikan contoh dengan menceritakan tokoh sukses untuk

meningkatkan efikasi siswa. Selanjutnya Social Persuasion (informasi

tentang kemampuan) yang disampaikan secara verbal oleh seseorang yang

berpengaruh biasanya digunakan untuk menyakinkan seseorang bahwa ia

cukup mampumelakukan suatu tugas. Guru ataupun orang tua disini

menjadi peran penting dalam keberhasilan. Guru dan orang tua dapat

berdiskusi secara rutin mengenai kegiatan maupun kendala yang dialami

siswa.

2. Lebih memperhatikan program dalam BK khususnya program bimbingan

dan konseling untuk karir siswa dan siswi dengan mengadakan seminar

Page 107: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

93

atau pertemuan rutin antara guru BK dan orang tua tentang bagaimana

cara memberikan pola asuh yang baik dengan lebih peduli terhadap anak-

anaknya dalam memilih karir ke depan selanjutnya, sehingga

memudahkan anak untuk memutuskan karir dan jurusan yang sesuai

kemauan anak. Dengan memberikan materi parenting dan karir terhadap

orang tua, sehingg dapat membebaskan anak memilih karir jurusannya

tetapi tetap memberikan pengawasan dan arahan kepada si anak. Tidak

memaksakan kehendak orang tua dalam pengambilan keputusan anak,

misalnya, dengan berdiskusi ringan secara teratur dengan anak,

mendengarkan kemauannya dan memberikan gambaran dengan pilihan si

anak. Dengan begitu anak akan lebih mudah melihat potensi dalam

dirinya sehingga mendapatkan karir jurusan yang sesuai seperti yang

diinginkan anak.

3. Mengintensitaskan dalam melakukan interaksi antara orang tua dan anak

sehingga menimbulkan kelekatan kepada si anak dan orang tua khususnya

dengan ibu dengan memperbanyak komunikasi, kepercayaan dan

kehangatan dengan si anak. Misalnya, dengan menanyakan keadaan anak

di sekolah dan lingkungannya, berkomunikasi mengenai jenis-jenis

pekerjaan dan karir untuk si anak, serta meluangkan waktu yang

berkualitas secara rutin dengan si anak, sehingga anak tidak segan untuk

berdiskusi mengenai pemilihan karirnya dan menciptakan kelekatan yang

lebih intim.

Page 108: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

95

DAFTAR PUSTAKA

Afzal,A.,Atta,M.,&Shujja,S.(2013). Emotional intelligence as predictor of career

decision making among university undergraduates. Journal of

Behavioural Sciences. 23 (1), 404-413.

Agheli, M., Abedi,M.R.,Nilforooshan,P. (2013). The study of relationship

between attachment styles and career decision making styles in

universities of isfahan students. Journal of Contemporary Research in

Business, 5 (6). 403-408.

Ainsworth, M. D. S., Blehar, M. C., Waters, E., & Wall, S. (2014). Patterns of

attachment: A psychological study of the strange situation. New York:

Psychology Press of the Taylor & Farncis Group. 76.

Albion, M,J, & Fogarty, G,J,. (2002). Factors influencing career decision

making in adolescents and adults. Journal of Career Assessment. 10 (1),

92-126.

Al-Tarawneh, A,H. (2012). The main factors beyond decision making. Journal

of Management Research. 4, 1-6.

Amir, T., & Gati, I. (2006). Facets of career decision-making difficulties. British

Journal of Guidance & Counselling, 34, 483-503.

Armsden, G. C., & Greenberg, M. T. (1987). The inventory of parent and peer

attachment: Individual differences and their relationship to psychological

well-being in adolescence. Journal of Youth and Adolescence, 16, 427-

454.

Bandura, A. (1977). Self-efficacy: Toward a unifying theory of behavioral

change. Psychological review. 84 (2), 191-192.

Bandura, A. (1997). Self-efficacy in changing societies. Cambridge: Cambridge

university press. 221.

Baumrind, D. (1991). The influence of parenting style on adolescent competence

and substance use. The Journal of Early Adolescence. 11(1), 56-95.

Baumrind, D. (2005). Patterns of parental authority and adolescent autonomy.

New Directions for Child and Adolescent Development, 61-69.

Brown, D. (2002). Career Choise and Development Fourth Edition. San

Fransisco: John Wiley & Sons. 169.

Brown, D. (2002). The role of work and cultural values in occupational choice,

satisfaction, and success: A theoretical statement. Journal of Counseling

& Development.80, 48-56.

Page 109: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

96

Buri, J. R. (1991). Parental authority questionnaire. Journal of Personality

Assessment. 57, 110-119.

Chartrand, J. M., Robbins, S. B., Morrill, W. H., & Boggs, K. (1990).

Development and validation of the career factors inventory. Journal of

Counseling Psychology.37(4), 491.

Ervika,E.(2005). Kelekatan (Attachment) pada anak. Skripsi. Universitas

Sumatra Utara.

Fabio,I,A. (2012). Career indecision versus indecisiveness: Associations with

personality traits and emotional intelligence. Journal of Career

Assessment.21,433-438.

Gati, I. (2009). From career decision-making styles to career decision-making

profiles: A multidimensional approach. Journal of Vocational

Behavior.76, 277–291.

Gati, I., & Saka, N. (2001). High school students' career-related decision making

difficulties. Journal of Counseling & Development. 79, 75-84.

Gati, I., Krausz, M., & Osipow, S. (1996). A taxonomy of difficulties in career

decision making. Journal of Counseling Psychology. 43, 510-526.

Gati, I., Krausz, M., &Osipow, H.S. (1996). A Taxonomy of difficulties career

decision making. Journal of Counselling Psychology. 43(4), 510-526.

Gati,I.,Amir,T.,&Landman,S.(2010). Career counsellors perceptions of the

severity of career decision-making. Journal of Counselling

Psychology.78,58-70.

Gorrese, A., & Ruggieri, R. (2012). Peer attachment: A meta analytic review of

gender and age differences and associations with parent attachment.

Journal of Youth and Adolescence.41, 650-672.

Harren, V. A. (1976). Tiedeman's approach to career development. Career

Development Review.25(7), 895-916.

Holmes, J. (1993). John Bowlby and attachment theory. British: Psychology

Press British Library Cataloguing in Publication Data.

Hughes, D, et.al. (2010). Attachment parenting: Developing connections and

healing children. A. Becker-Weidman, & D. Shell (Eds.). Jason Aronson.

Hussain,S.,&Rafique,R.(2013). Parental expectation, career salience and career

decision making. Journal of Behavioural Sciences. 23(2),89-112.

Indryawati,R.(2006). Pengaruh pola asuh orang tua terhadap perilaku

homoseksual .Skripsi. Universitas Gunadarma

Page 110: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

97

Jones, L. K. (1989). Measuring a three-dimensional construct of career

indecision among college students: A revision of the vocational decision

scale: The career decision profile. Journal of Counseling

Psychology.36(4), 477-482.

Kerka,S.(2000). Parenting and career development. Eric digest clearinghouse of

adult, career and vocational education. 214.

Kopko, K. (2007). Kimberly Kopko is an Extension Associate in the Department

of Policy Analysis and Management at Cornell University. US: Cornell

Cooperative Extension. 12.

Koumoundourou, G., Tsaousis, I., & Kounenou, K. (2011). Parental influences

on greek adolescents' career decision-making difficulties: The mediating

role of core self-evaluations. Journal of Career Assessment. 8, 89-97.

Lamborn, S., Mounts, N., Steinberg, L., & Dornbusch, S. (1991). Patterns of

competence and adjustment among adolescents from authoritative,

authoritarian, indulgent, and neglectful families. Journal of Child

Development.24,76-90.

Lease, S., & Dahlbeck, D. (2009). Parental influences, career decision making

attributions, and self efficacy: Differences for men and women?. Journal

of Career Development. 36, 95-113.

Mau, W. C. (2000). Cultural differences in career decision-making styles and

self-efficacy. Journal of Vocational Behavior. 57(3), 365-378.

Mojgan, F., Kadir, R., Noah, S., & Hassan, S. (2012). The relation of career

indecision and parental attachment among iranian undergraduate

students. International Journal for the Advancement of Counselling Int J

Adv Counselling. 35, 251-260.

Morgan,T,.&Ness,D.(2012).Career decision making difficulties of first year

studens. Journal of Vocational Behavior. 43, 218-232.

Mudhovozi,P., &Chireshe, R.(2012). Socio-demographic factors influencing

career decision-making among undergraduate psychology students in

south africa. Journal of Vocational Behavior31 (2), 167-176.

Nawaz, S., & Gilani, N. (2011). Relationship of parental and peer attachment

bonds with career decisionmaking self-efficacy among adolescents and

postadolescents. Journal of Behavioural Sciences. 21(1), 33-47.

O'brien, K. (1996). The Influence of psychological separation and parental

attachment on the career development of adolescent women. Journal of

Vocational Behavior. 48, 257-274.

Page 111: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

98

Oluwole,A,.&UmarT,I,.(2013). Psychological predictors of career decision

among school going adolescents in Katsina State, Nigeria. African

Journal for the Psychological Study of Social Issues. 16 (1),89-114.

Onder,C,F.,Kirdok,O.,& Isik,E.(2010).High school student career decision

making pattren across parenting styles and parental attachment level.

Journal of Psychology Counselling and Guidance. 8, 263-280.

Parishani, N., & Nilforooshan, P. (2014). Career indecision: predictive role of

parenting styles, emotional intelligence and career decision making self-

efficacy. Journal of Career Developmental. 9(2), 230-237.

Reddan , G. (2014). Improving exercise science students self-efficacy in making

positive career decisions. Journal of Career Development. 8,108-121.

Roach, K. L. (2010). The role of perceived parental influences on the career self-

efficacy of college students. Thesis. State University of New York.

Sandtrock, W,J. (2007).Adolescence, eleventh edition. Jakarta: Erlangga.45.

Sawitri, Sawitri, D. R. (2009). Pengaruh status identitas dan efikasi diri

keputusan karir terhadap keraguan mengambil keputusan karir pada

mahasiswa tahun pertama di universitas diponegoro. Junal Psikologi

Undip.5(2), 1-17

Sovet, L., & Metz, A. (2014). Parenting styles and career decision-making

among French and Korean adolescents. Journal of Vocational

Behavior.84, 345-355.

Steinberg, L., Mounts, N. S., Lamborn, S. D., & Dornbusch, S. M. (1991).

Authoritative parenting and adolescent adjustment across varied

ecological niches. Journal of Research on Adolescence. 1(1), 19-36.

Super, D. E. (1990). A life-span, life-space approach to career development.

Annual Review of Journal of Vocational Behavior.16,282-298

Super,D,.&Hall,S.(1978).Career development: exploration and planing. Journal

of Career Development.29, 333-372.

Taylor,M,K.,&Betz,E,N.(1983). Applications of self-efficacy theory to the

understanding and treatment of career indecision. Journal of Vocational

Behavior.22, 63-81

Wang, Y., & Ruhe, G. (2007). The cognitive process of decision making.

International Journal of Cognitive Informatics and Natural Intelligence.

2, 73-85.

Wolfe, J., & Betz, N. (2004). The relationship of attachment variables to career

decision-making self-efficacy and fear of commitment. The Career

Development Quarterly. 52, 363-369.

Page 112: PENGARUH EFIKASI DIRI, POLA ASUH, DAN KELEKATAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · pengambilan keputusan karir SMA Negeri 29 Jakarta E) XIV + 101 Halaman+

99

Wu, M. (2009). The relationship between parenting styles, career decision self-

efficacy, and career maturity of Asian American college students.

Doctoral dissertation, University of Southern California.

Ye, Y. (2014). Role of career decision making self efficacy and risk of career

options on career decision making of chinese graduates 1 and 2.

Psychological Reports. 2, 625-634.