pengaruh dukungan sosial dan religiusitas terhadap...

102
PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING PADA PENSIUNAN PNS Skripsi DiajukanuntukMemenuhiPersyaratanMemperoleh GelarSarjanaPsikologi (S.Psi) Oleh: AuliaDeviraUtami NIM: 11130700000012 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H /2018

Upload: others

Post on 10-Feb-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS

TERHADAP SUBJECTIVE WELL-BEING

PADA PENSIUNAN PNS

Skripsi

DiajukanuntukMemenuhiPersyaratanMemperoleh

GelarSarjanaPsikologi (S.Psi)

Oleh:

AuliaDeviraUtami

NIM: 11130700000012

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H /2018

Page 2: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

2

Page 3: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta
Page 4: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta
Page 5: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta
Page 6: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

MOTTO

“ Perjuangan terbesar adalah melawan diri sendiri “

- Mario Teguh –

“ Janganlah membanggakan dan menyombongkan diri dari apa

yang telah kita peroleh,

turut dan ikutilah ilmu padi semakin berisi ia akan semakin

tunduk.

Bersyukurlah kepada Allah SWT yang telah

menciptakan kita “

- Damril Mukti -

Page 7: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) Mei 2018

C) Aulia Devira Utami

D) Pengaruh Dukungan Sosial dan Religiusitas Terhadap Subjective Well-

Being Pada Pensiunan PNS

E) xiii + 84 halaman + lampiran

F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial dan

religiusitas terhadap subjective well-being pada pensiunan PNS. Hipotesis

peneliti bahwa ada pengaruh dimensi dukungan sosial(dukungan

emosional, dukungan informasional, dukungan instrumental dan dukungan

persahabatan) dan dimensi religiusitas(keyakinan agama, konsekuensi

agama, pengetahuan agama, pengalaman agama dan praktek agama)

memiliki pengaruh terhadap subjective well being pada pensiunan PNS.

Populasi dalam penelitian ini yaitu pensiunan PNS di Provinsi Jambi.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 206 pensiunan

PNS yang diambil menggunakan teknik nonprobability sampling yaitu

accidental sampling. Validitas alat ukur diuji dengan menggunakan teknik

Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan software Lisrel 8.70 dan

untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan analisis regresi berganda

dengan menggunakan software SPSS 21. Hasil penelitian menggunakan

analisis regresi berganda menunjukan bahwa seluruh variabel bebas yang

digunakan berpenngaruh signifikan terhadap subjective well-being dengan

proporsi varian sebesar 50,6%, sedangkan sisanya 49,4% dipengaruhi oleh

variabel lain diluar penelitian. Sementara, hasil analisis masing-masing

variabel secara terpisah menunjukan bahwa variabel dukungan emosional,

dukungan informasional, dukungan instrumental, dukungan persahabatan

dan praktek agama berpengaruh signifikan terhadap subjective well being

pada pensiunan PNS. Sedangkan empat variabel keyakinan agama,

konsekuensi agama, pengalaman agama dan pengetahuan agama tidak

signifikan berpengaruh terhadap subjective well-being pada pensiunan

PNS.

G) Bahan Bacaan:30; jurnal:17 + buku: 8 + artikel: 5.

Page 8: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology

B) May 2018

C) Aulia Devira Utami

D) The influence of social support and Subjective Well-Being Against Religiosity

On Retired Civil Servants

E) xiii + 84 pages + annexes

F) This research was conducted to find out the influence of social support and

subjective well being against religiosity on retired civil servants. The researchers

hypothesized that there is an influence of dimensions of social support (emotional

support, informasional support, instrumental support and support friendship) and

dimensions of religiosity (religious beliefs, the consequences of religion, religious

knowledge, experience religion and religious practices) has an influence on

subjective well being on retired civil servants. The population in this study i.e.

retired civil servants in the province of Jambi. The samples used in the study

totalled 206 retired civil servants were taken using a nonprobability sampling

technique that is accidental sampling. The validity of the measuring instrument

tested using Confirmatory Factor Analysis (CFA) software with Lisrel 8.70 and to

test the hypothesis of research using multiple regression analysis using SPSS

software 21. The results of research using multiple regression analysis showed

that all the free variables used significant effect against the subjective well being

with the proportion of variants of 50.6%, while the remaining 49.4% are

influenced by variables other than research. Meanwhile, the results of the analysis

of each variable separately variable indicates that emotional support,

informasional support, instrumental support, friendship and support of influential

religious practice significantly to subjective well being on retired civil servants.

While the four variables of religious belief, the consequences of religion, religious

experience and religious knowledge not significant effect on subjective well-being

on retired civil servants.

G) reading material: 30; Journal: 17 + books: 8 + article: 5.

Page 9: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta
Page 10: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat Nya

kepada manusia. Banyak pihak yang telah membantu sehingga karya ini terselesaikan, maka

penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si., Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, serta para wakil dekan, Dr. Abdul Rahman

Shaleh, M.Si, Bapak Ikhwan Luthfi, M.Si, dan Dra. Diana Mutiah, M.Si.

2. Zulfa Indira Wahyuni, M.Psi selaku dosen pembimbing skripsi yang

telahmembimbing dan mengarahkan penulis dengan penuh ketulusan dankesabaran

serta memberikan wawasan baru terhadap penulis.Dr. Natris Indriyani, M.Si selaku

dosen pembimbing akademik yang telah memberikan nasihat selama perkuliahan

berlangsung.

3. Para dosen dan para staff Fakultas Psikologi yang telah memberikan ilmu, wawasan

baru dan membantu penulis dalam menyelesaikan perkuliahan hingga skripsi ini.

4. Pemerintah Provinsi Jambi yang telah memberikan masukan, arahan dan mengizinkan

penulis untuk mengambil data penelitian skripsi ini.

5. Drs. Damril Mukti, S.E dan Pidayan Sasnifa, M.Sy selaku orang tua penulis, adik

kandung tercinta M. Fadil Syahdan yang telah mendukung, mendo’akan, memberikan

perhatian, motivasi, nasehat, serta penyumbang materi terbesar dalam penyelesaian

skripsi ini.

6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta keluarga besar Siradj yang

selalu mendukung, mendoa’kan memberikan nasehat dan membantu penulis dalam

penyelesaian skripsi ini. Keluarga besar Dr. H. Nasrun Rusli, M.H dan Drs. Busman

Hamid yang telah memberikan do’a dan bantuannya selama penulis mengerjakan

skripsi

7. Teman kampus. Indah, Dian Sinurat, Arafat, Redo TW, Vivi, Erna, Rara, Destiana,

Maya Hillary, Fathya NA, Syifa, AnnisaMuf, Dewi T dan Psikologi Angkatan 2013

yang telah mewarnai kehidupan di dunia kampus dan memberikan canda tawa serta

dukungan di sela-sela penulisan skripsi ini. Terutama buat Amelia, Annisaa, Indah,

Page 11: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

Wuland, Yasmin, Icha Gumala, Kak Shafan dan Kak Kaffa yang telah banyak

memberikan dukungan dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabat penulis, Karlinda, Deby Rieva,Nitra I. Carindra, Doki, Sherly Maisa EP,

Faza, Kak Nia, Pewe yang telah memberikan bantuan, nasehat, motivasi, dan

dukungan kepada penulis agar semangat dalam menyelesaikan penulisan ini serta

mendengarkan keluh kesah penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telahmemberikan doa,

dukungan, serta bantuannya kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam karya ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan,

oleh karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.Penulis

berharap semoga karya ini dapat memberikan manfaat kepada penulis, pembaca,

pihak terkait, serta peneliti yang ingin mengelaborasi penelitian ini.

Jakarta, Mei 2018

Penulis

Page 12: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................ v

ABSTRAK ................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1-17

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2 Perumusan dan Pembatasan Masalah ...................................................... 13

1.2.1 Pembatasan masalah.................................................................. 13

1.2.2 Perumusan masalah ................................................................... 14

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................ 15

1.3.1 Tujuan penelitian ....................................................................... 15

1.3.2 Manfaat penelitian ..................................................................... 16

1.3.2.1 Manfaat Teoritis ......................................................... 16

1.3.2.1 Manfaat Praktis ........................................................... 16

BAB 2 LANDASAN TEORI ....................................................................... 18-37

2.1 Subjective Well-Being .............................................................................. 18

2.1.1 Definisi subjective well-being ................................................... 18

2.1.2 Dimensi-dimensi subjective well-being .................................... 19

2.1.3 Pengukuransubjective well-being .............................................. 21

2.1.4 Faktor-faktor subjective well-being........................................... 21

2.2Dukungan Sosial ....................................................................................... 25

2.2.1 Pengertian dukungan sosial ...................................................... 25

2.2.2 Dimensi-dimensi dukungan sosial ........................................... 26

2.2.3 Pengukuran dukungan sosial ..................................................... 27

2.3 Religiusitas ............................................................................................... 27

2.3.1 Pengertian religiusitas ............................................................... 27

2.3.2 Dimensi religiusitas ................................................................... 28

2.3.3 Pengukuran religiusitas ............................................................. 31

Page 13: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

xi

2.4 Kerangka Berpikir .................................................................................... 31

2.5 Hipotesis Penelitian .................................................................................. 36

BAB 3 METODE PENELITAN ................................................................ 37-57

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Data ................................... 37

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel .......................... 37

3.3 Instrumen Pengumpulan Data ................................................................. 39

3.4 Uji Validitas Konstruk ............................................................................ 42

3.4.1 Uji validitas konstruk subjective well-being ............................. 44

3.4.2 Uji validitas konstruk dukungan emosional .............................. 46

3.4.3 Uji validitas konstruk dukungan informasional ........................ 47

3.4.4 Uji validitas konstruk dukungan instrumental ......................... 48

3.4.5 Uji validitas konstruk dukungan persahabatan ......................... 49

3.4.6 Uji validitas konstruk keyakinan agama ................................... 50

3.4.7 Uji validitas konstruk konsekuensi agama ............................... 51

3.4.8 Uji validitas konstruk pengalaman agama ............................... 53

3.4.9 Uji validitas konstruk pengetahuan agama .............................. 54

3.4.10 Uji validitas konstruk praktek agama ..................................... 55

3.5 Metode Analisis Data .............................................................................. 56

BAB 4 HASIL PENELITIAN .................................................................... 58-72

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ....................................................... 60

4.1.1 Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin,

Sumber pendapatan, dan aktifitas setelah pensiun ............................ 60

4.2 Analisis Deskriptif .................................................................................. 60

4.3 Kategorisasi Skor .................................................................................... 61

4.3.1 Kategorisasi skor subjective well-being .................................... 61

4.3.2 Kategorisasi skor dukungan sosial ............................................ 62

4.3.3 Kategorisasi skor religiusitas ................................................... 63

4.4 Uji Hipotesis ........................................................................................... 63

4.4.1 Analisis regresi variabel penelitian ........................................... 63

4.4.2 Pengujian Proporsi Varian ........................................................ 69

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN ................................... 73-81

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 73

5.2 Diskusi .................................................................................................... 74

5.3 Saran ........................................................................................................ 79

5.3.1 Saran metodologis .................................................................... 79

5.3.2 Saran praktis ............................................................................ 79

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 82

Page 14: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

xii

LAMPIRAN ……………………………………………………………… 85

Page 15: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blue Print alat ukur subjective well-being ..................................... 40

Tabel 3.2Blue Print alat ukur dukungan sosial .............................................. 41

Tabel 3.3 Blue print alat ukur religiusitas ..................................................... 41

Tabel 3.4Muatan Faktor Item Skala Subjective Well-Being .......................... 45

Tabel 3.5Muatan Faktor Item Skala DukunganEmosional ............................ 46

Tabel 3.6Muatan Faktor Item Skala Dukungan Informasi............................. 48

Tabel 3.7Muatan Faktor Item Skala Dukungan Instrumental ........................ 49

Tabel 3.8Muatan Faktor Item Skala Dukungan Persahabatan ...................... 50

Tabel 3.9Muatan Faktor Item Skala Keyakinan Agama ................................ 51

Tabel 3.10Muatan Faktor Item Skala Konsekuensi Agama ........................... 52

Tabel 3.11Muatan Faktor Item Skala Pengalaman Agama ........................... 53

Tabel 3.12Muatan Faktor Item Skala Pengetahuan Agama .......................... 54

Tabel 3.13Muatan Faktor Item Skala Praktek Agama ................................... 55

Tabel 4.1 Gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin, sumber

pendapatan dan aktifitas setelah pensiun ................................... 58

Tabel 4.2 Deskripsi Statistik Variabel Penelitian .......................................... 60

Tabel 4.3 Norma Skor .................................................................................... 61

Tabel 4.4Kategorisasi subjek berdasarkan tingkatsubjective well-being ....... 61

Tabel 4.5 Kategorisasi skor berdasarkan tingkat dukungan sosial ................ 62

Tabel 4.6 Kategorisasi subjek berdasarkan tingkat religiusitas ..................... 63

Tabel 4.7 Proporsi varian dependent variable pada seluruh independent

variabel .......................................................................................... 64

Tabel 4.8 Anova pengaruh seluruh independent variable terhadap

dependent variabel ......................................................................... 65

Tabel 4.9 Koefisien Regresi Setiap Variabel ................................................. 66

Tabel 4.10 Proporsi Varian Masing-Masing Variabel ................................... 70

Page 16: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir .......................................................... 35

Page 17: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian Skripsi ……………………................ 85

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ………………………………….. …. 91

Lampiran 3 Syntax dan Path Diagram Uji Validitas Skala …………… 100

Lampiran 4 Tabel Output Regresi …………………………………….. 109

Lampiran 5 Indikator Setiap Variabel ………………………………… 111

Page 18: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pada saat ini umumnya individu diberikan kesempatan untuk bekerja baik pria

maupun wanita. Di Indonesia sendiri cukup banyak berbagai pekerjaan yang

ditawarkan mulai dari pekerjaan di pemerintahan maupun swasta. Berbagai

pekerjaan yang ditawarkan ini memberikan kesempatan kepada individu untuk

mencapai karir yang diinginkan, memperbaiki kondisi ekonomi, memberikan

konstribusi bagi pemerintah atau lingkungan, serta mengasah lagi kemampuan

baru. Semakin banyaknya kesempatan pekerjaan menimbulkan bertambahnya

jumlah individu yang ingin bekerja.

Salah satu pekerjaan yang banyak diminati oleh masyarakat di

Indonesia adalah Pegawai Negeri Sipil. Berdasarkan data dari Badan Pusat

Statistik pada tahun 2014 Pegawai Negeri Sipil(PNS) berjumlah 4.455.303

orang. Hal itu dikarenakan PNS memiliki fasilitas yang diberikan diantaranya

tunjangan gaji pokok, tunjangan kesehatan, fasilitas yang diberikan berupa

kendaraan dinas dan adanya jaminan di hari tua (pensiunan). PNS memiliki

masa kerja aktif dan masa pensiun yang telah ditentukan. PNS yang telah

memasuki batas usia pensiun akan diberhentikan secara hormat sebagai

seorang PNS. Seorang PNS akan pensiun apabila ia telah memiliki masa kerja

sekurang-kurangnya 10 tahun dan sudah berusia 58 tahun. Di Indonesia setiap

Page 19: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

2

tahunnya ada sekitar 500.000 orang PNS yang akan di pensiunkan dari

pekerjaannya.

Ketika memasuki masa usia pensiun, individu mengharapkan dapat

menjalani kehidupan saat pensiun dengan bahagia, dapat berkumpul bersama

keluarga, bebas dari rutinitas kerja, dan memiliki waktu untuk bersantai

(Cuomo dan Crossdale, 2017). Dampak positif lainnya dari pensiun juga dapat

memperpanjang usia individu dikarenakan dua hal. Pertama, pensiun

membebaskan individu memungkinkan menghabiskan banyak waktu untuk

investasi dalam kesehatan dan menjaga gaya hidup. Kedua tentunya

mengurangi stress karena bekerja, hipertensi, dan berbagai kondisi fatal

lainnya (cnbcindonesia.com, 29 Maret 2018). Bagi beberapa individu, pensiun

memiliki berbagai manfaat. Hal ini menyediakan cara bagi individu untuk

meningkatkan kualitas hidup dan menikmati waktu di usia lanjut.

Namun, disisi lain individu ini juga memiliki kecemasan, dikarenakan

belum siap secara emosi dan finansial untuk menghadapi kehidupan setelah

pensiun. Ketika memasuki pensiun, mungkin pemasukan rutin akan

berkurang, kehilangan peran sosial dimasyarakat, merasa kesepian, dan

penurunan fungsi kesehatan karena tidak adanya kegiatan rutin. Hal itu akan

meyebabkan timbulnya stress (Cuomo&Crossdale, 2017).Penelitian yang

diterbitkan oleh Institute of Economic Affairs (IEA), sebuah lembaga

penelitian yang berpusat di London, Inggris ini menemukan bahwa pensiun

dapat menyebabkan "penurunan kesehatan secara drastis" pada jangka

menengah dan panjang. Masa pensiun dinilai meningkatkan risiko depresi

Page 20: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

3

klinis sebesar 40% dan 60% kemungkinan untuk menderita secara fisik.

Dampak ini sama bagi perempuan maupun laki-laki, sementara risiko untuk

menjadi sakit akan meningkat seiring dengan panjangnya waktu selama masa

pensiun itu (bbc.com, 2013).

Di Indonesia sendiri berdasarkan hasil survey yang dilakukan Lembaga

ESQ dengan menggunakan ARS (Anxiety Rating Scale) ditemukan bahwa

lebih dari 63% para pegawai jelang pensiun merasakan kondisi cemas sedang

hingga panik. Sementara yang merasakan kecemasan ringan yang dapat

memotivasi mereka untuk dapat beraktivitas secara aktif pada masa pensiun

hanya 37% saja. Penyebab utama kecemasan adalah 51% kecemasan berasal

dari masalah emosional spiritual. Selain itu, terlihat pula bahwa kehilangan

sumber keuangan adalah kecemasan kedua sebanyak 29% dari seluruh

responden. Sementara penyebab kecemasan berikutnya dengan proporsi 20%

mengalami kecemasan yang disebabkan oleh menurunnya tingkat kesehatan

mereka (esqmpp.com, 2017).

Dampak pensiun yang dirasakan oleh individu akan mempengaruhi

kebahagiaan dan kesejahteraan dalam kehidupannya. Para pensiunan ini

sangat penting dapat merasakan kesejahteraan dalam hidupnya. Apabila pada

pensiunan ini tidak merasa adanya kesejahteraan pada lanjut usia dimana tidak

dijumpai keakraban, kelekatan, kedekatan, sebagaimana layaknya sebuah

keluarga akan menimbulkan permasalahan tersendiri bagi lanjut usia seperti

terjadinya kecemasan, stress, maupun frustasi. Selain itu, jika pensiunan tidak

merasakan kesejahteraan dalam hidupnya, ia akan mencari perhatian dari

Page 21: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

4

keluarganya dengan cara mengganggu aktifitas-aktifitas anggota keluarga

maupun perhatian dari lingkungan sekitar, melakukan tindakan yang dapat

membahayakan dirinya, tidak dapat melakukan aktifitas dengan baik dan

teratur.

Salah satu dampak lainnyaapabila pensiun tidak merasakan

kesejahteraan adalah permasalahan pada kesehatan. Jika pensiun ini tidak

merasakan kesejahteraan maka akan berdampak pula bagi kesehatannya

sehingga anggaran pengeluaran keuangan untuk BPJS kesehatan akan

mengalami peningkatan. Hal ini akan menjadi beban bagi Negara dikarenakan

biaya kesehatan bagi pensiunan masih ditanggung oleh Negara dengan adanya

pemberian fasilitas BPJS kesehatan (bkn, 2017).

Namun sebaliknya jika pensiunan merasakan kesejahteraan dalam

hidupnya dapat meningkatkan kulitas hidup dirinya termasuk memiliki

kesehatan yang baik, tidak merasa kesepian, dapat melakukan aktifitas dengan

baik, merasa disayangi dan diperhatikan oleh keluarga. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Dinie (2014) mengatakan bahwa pensiunan yang

merasakan kesejahteraan dalam hidupnya dapat mengambil peran aktif dalam

memenuhi kebutuhannya, bersikap mandiri, mampu bertahan pada tekanan

sosial, dan mampu menunjukan sikap positif terhadap dirinya.

Peneliti juga melakukan wawancara kepada para pensiunan. Diantara

sepuluh pensiunan yang diwawancarai, enam pensiunan mengatakan mereka

merasakan kesejahteraan hidup setelah pensiun. Para pensiunan tersebut

mengaku bahwa lebih merasa bahagia, berkurangnya rasa stress dalam

Page 22: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

5

kehidupan, tidak ada tekanan dan beban tugas dari atasan, lebih banyak

memiliki waktu untuk beribadah, berkumpul bersama keluarga, berobat,

melakukan aktifitas yang disukainya, dan dapat mengikuti kegiatan yang ada

di masyarakat. Namun empat pensiunan mengaku tidak merasakan

kesejahteraan hidup setelah pensiun. Hal ini dikarenakan mereka merasa sedih

karena tidak mendapatkan perhatian dari keluarga, tidak memiliki aktifitas

yang rutin, berkurangnya pemasukan keuangan, kehilangan status jabatan

fungsional di pekerjaan, beban sosial yang dialaminya, mengalami rasa

tertekan karena merasa dianggap tidak mampu lagi bekerja secara aktif,

dianggap memiliki kesehatan yang terus menurun, dan mereka merasakan

kesepian juga setelah pensiun karena tidak ada lagi interaksi dengan rekan

kerja yang biasa dilakukan.

Seorang inidvidu yang memasuki masa pensiun pastinya

mengharapkan dapat menjalani dan menikmati masa tuanya dengan bahagia.

Kebahagiaan tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan hidup seorang

pensiunan baik fisik dan psikis. Namun beberapa para pensiun tidak dapat

merasakan kesejahteraan hidupnya setelah memasuki masa pensiun

dikarenakan masalah kesehatan, kesepian, berkurangnya pemasukan

keuangan, sulit untuk penyesuaian diri dengan situasi yang baru, serta tidak

mendapatkan perhatian dan dukungan dari keluarga maupun lingkungan.

Fenomena diatas menunjukan bahwa seseorang dapat merasakan

kesejahteraan dalam hidupnya setelah pensiun disebabkan oleh berbagai faktor

yaitu kebahagiaan hidup, dukungan sosial, dan perasaan(mood). Faktor

Page 23: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

6

tersebut merupakan bagian dari Psikologi lebih spesifiknya bagian dari

Kesejahteraan Subjektif (Subjective Well-Being).

Subjective Well-Being(SWB) adalah evaluasi seseorang tentang kognitif

dan afektif didalam hidup mereka. Evaluasi ini meliputi reaksi emosional

untuk penilaian kepuasan dan pemenuhan kognitif. Subjective Well-

Beingadalah konsep luas yang mencakup pengalaman emosi yang

menyenangkan, tingkat mood negatif yang rendah, dan kepuasan hidup yang

tinggi(Diener, 2002). Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi subjective

well-being individu yaitu, religiusitas, dukungan sosial, kepribadian, tujuan

hidup, kesehatan dan faktor demografi.

Subjective well being terkait dengan rasa puas individu terhadap

kondisi hidupnya. Beberapa individu merasakan kepuasan dan kesejahteraan

dalam hidupnya dikarenakan individu tersebut mampu menyesuaikan diri

dalam kehidupan yang baru setelah memasuki masa pensiun. Penelitian

Barrett dan Kecmanovic (2013) mengatakan bahwa pensiun sebagai pemicu

kesejahteraan, karena dengan memasuki usia pensiun memungkinkan individu

untuk menikmati kehidupannya dengan berkumpul dengan keluarga atau

teman. Selain itu usia individu juga mempengaruhi subjective well-being yang

dirasakan. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Jivlaj et. al

(2014) mengenai pengaruh usia terhadap subjective well-being menunjukan

hasil bahwa individu dengan usia yang lebih tua memiliki subjective well-

being yang lebih baik dari pada individu yang berusia lebih muda. Penelitian

lainnya yang dilakukan Huxhold et. al (2013) menunjukan hasil bahwa

Page 24: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

7

kelompok usia setengah baya yang memiliki kegiatan dengan keluarga dan

teman dapat meningkatkan subjective well-being yang dirasakan dan

kelompok usia lanjut yang memiliki kegiatan dengan keluarga tidak

meningkatkan subjective well-being tetapi kegiatan dengan teman-teman dapat

meningkatkan subjective well-being yang dirasakan.

Memasuki masa Pensiun tidaklah mudah bagi beberapa individu,

terjadinya beberapa perubahan yang cukup signifikan diantaranya dari

awalnya bekerja hingga sekarang tidak bekerja lagi, perubahan pada

pemasukan keuangan, tanggungan hidup anak dan pasangan, status kesehatan,

dan lingkungan sosial. Perubahan tersebut membutuhkan dukungan sosial agar

mampu menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.

Penelitian mengenai faktor penyebab dari subjective well-beingini

semakin banyak dilakukan. Beberapa penelitian menyatakan bahwa salah satu

faktor penyebab dari subjective well-beingadalah dukungan sosial. Penelitian

yang dilakukan oleh Dai et. al (2012) menyatakan bahwa terdapat hubungan

positif antara dukungan sosial dan subjective well-being, artinya semakin

tinggi dukungan sosial seseorang maka semakin tinggi untuk mengalami

subjective well-beingdan sebaliknya. Penelitian lain yang dilakukan oleh

Pilkington et. al (2012) menunjukan bahwa para relawan merasakan subjective

well-beingyang cukup tinggi karena mendapatkan dukungan sosial terutama

dari keluarga dan teman-teman.

Page 25: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

8

Dukungan sosial yang bisa di dapat oleh individu setelah masa pensiun

adalah dukungan dari keluarga, dukungan dari teman dan dukungan dari

lingkungan. Keluarga adalah media yang paling dekat yang dapat memberikan

dukungan dalam bentuk perhatian, emosional maupun materi kepada individu

yang telah pensiun. Penelitian yang dilakukan oleh Karen et. al (2013)

menunjukan hasil bahwa dukungan sosial menjadi prediktor yang signifikan

terhadapsubjective well-being, terutama faktor keterikatan dukungan keluarga

yang memiliki pengaruh positif dengan subjective well-being. Penelitian

kedua yang dilakukan oleh Mandieta et. al (2013) menunjukan hasil bahwa

dukungan sosial memiliki pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan

subjective well being. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Chen dan Felley

(2014) menunjukan hasil bahwa jika semakin tinggi dukungan sosial yang

diterima oleh pensiunan maka semakin tinggi tingkat subjective well-

beingyang dirasakan, terutama dukungan emosional yang diterima dari

keluarga, pasangan dan teman.

Dukungan sosial mengacu pada kenyamanan, perhatian, harga diri,

atau bantuan yang tersedia bagi seseorang dari orang lain atau kelompok.

Dukungan tersebut bisa berasal dari banyak sumber seperti pasangan

seseorang, keluarga, teman, dokter, atau organisasi kemasyarakatan. Individu

yang mendapatkan dukungan sosial percaya bahwa mereka dicintai, dihargai,

dan individu tersebut merasa bagian dari jaringan sosial, seperti keluarga atau

komunitas Organisasi, yang bisa membantu pada saat dibutuhkan (Sarafino,

2011). Jadi, Dukungan sosial mengacu pada tindakan yang benar-benar

Page 26: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

9

dilakukan oleh orang lain atau individu yang mendapat dukungan dan persepsi

individu tentang kenyamanan, perhatian, serta bantuan yang

didapatkan.Bentuk dukungan sosial yaitudukungan informasi, dukungan

persahabatan, dukungan instrumental, dukungan emosi (Sarafino, 2011).

Penelitian yang dilakukan oleh Shinta dan Hastaning(2015)

menunjukan hasil bahwa dukungan sosial memiliki hubungan yang signifikan

dengan subjective well-beingpada Tenaga Kerja Wanita (TKW). Semakin

tinggi dukungan sosial yang didapatkan maka semakin tinggi pula subjective

well-beingyang dirasakan. Pada penelitian ini aspek dukungan emosional dan

dukungan informasional merupakan faktor yang paling kuat mempengaruhi

subjective well-being. Penelitian lain yang dilakukan oleh Ficret (2010)

menunjukan hasil bahwa dukungan sosial merupakan faktor yang

mempengaruhi subjective well-beingsiswa terhadap proses belajar di

Universitas terutama dukungan dari keluarga.

Dukungan sosial yang diberikan kepada individu yang telah pensiun

bisa memberikan dukungan emosi positif bahwa individu tersebut masih

dibutuhkan, mengurangi tekanan stress, mengurangi kesepian, memberikan

nasihat atau masukan, membantu individu untuk menentukan kegiatan apa

yang akan dilakukan setelah pensiun. Dukungan sosial juga bisa mengurangi

resiko kematian akibat stress yang berlebihan dan penyakit serius serta

menjadikan hidup lebih bermakna positif (Taylor, 2015).

Page 27: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

10

Selain dukungan sosial, faktor lain yang dapat meningkatkan

subjective well-beingseorang pensiun adalah religiuitas. Beberapapenelitian

yang dilakukan menyatakan bahwa salah satu faktor penyebab dari subjective

well-beingadalah religiusitas. Penelitian yang mendukung hal ini yaitu

penelitian yang dilakukan dilakukan oleh Diener dan Louis (2012)

menyatakan bahwa religiusitas sangat berkaitan dengan subjective well-being.

Religiuisitas akan meningkat pada saat individu memasuki lanjut usia.

Salah satu ciri religiusitas pada lanjut usia adalah tercapainya kemantapan

beragama. Hal ini dapat diasumsikan bahwa religiusitas pada lanjut usia

semakin meningkat (Jalaluddin, 2008).

Ketika religiusitas pada lansia muncul, maka para pensiunan akan

merasakan efek yang positif seperti dapat menerima keadaan dirinya dan

masa lalu yang dilewati dengan apa adanya tanpa ada rasa penyesalan, dapat

bergaul dengan lingkungan disekitar, mampu menjadi pribadi yang mandiri

sehingga tidak selalu meminta perhatian terus menerus dari orang sekitarnya,

adanya kepuasan hidup, memiliki tujuan dan makna hidup, sehingga terlihat

jelas bahwa ketika seseorang memiliki sikap religiusitas, maka ia akan

mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik dan mendapatkan kesejahteraan

psikologis (Jalaluddin, 2008). Hal ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Chintya dan Ima (2015) menunjukan bahwa religiusitas

dinyatakan berpengaruh secara signifikan terhadap subjective well-

beingwanita yang berperan ganda.

Page 28: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

11

Religiusitas adalahkeseluruhan dari fungsi jiwa individu mencakup

keyakinan, perasaan, dan perilaku yang diarahkan secara sadar dan sungguh-

sungguh pada ajaran agamanya dengan mengerjakan lima dimensi keagamaan

yang didalamnya mencakup tata cara ibadah wajib maupun sunat serta

pengalaman dan pengetahuan agama dalam diri individu (Glock dan Stark

dalam Jalaluddin, 2004). Dimensi-dimensi religiusitas yaitu dimensi

Keyakinan (the belief), Praktik agama (practice), Pengalaman (the

experience), Pengetahuan agama (the knowledge), Konsekuensi (the

consequence) (Glock&Stark, 1968).

Penelitian yang dilakukan oleh Khalek (2011) menunjukan bahwa

religiusita memiliki pengaruh yang signifikan terhadap subjective well-

beingpada mahasiwa di Mesir. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Hisham

dan Qutaiba (2015) menunjukan bahwa religiusitas hubungan yang signifikan

dengan subjective well-beingdimana dukungan sosial juga menjadi mediator

antara hubungan religiusitas dan subjective well-being.

Individu yang memiliki pengetahuan agama berbeda dengan orang

yang memiliki kesadaran beragama. Orang yang tahu agama belum tentu

melaksanakan kewajiban-kewajiban perintah agama karena agama hanya

sekedar pengetahuan tetapi tidak diamalkan, berbeda dengan orang yang

memiliki kesadaran beragama mereka akan melaksanakan seluruh perintah-

perintah agama dengan ikhlas tanpa paksaan dan berdampak pada

kesejahteraan pensiunan itu sendiri. Ketika kesadaran beragama pada

pensiunan meningkat maka akan mempengaruhi aktivitas mereka sehari-hari

Page 29: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

12

untuk melaksanakan seluruh perintah agama dan akan berdampak positif

dengan aktivitas yang mereka lakukan dalam menjalani hari-hari kedepannya.

Khalek (2012) menjelaskan bahwa terdapat perbedaan tingkat

religiusitas dan kebahagianyang dimiliki antara pria dan wanita. Dimana pria

merasa lebih bahagiadan kesehatannya secara mental lebih baik dibandingkan

wanita, sedangkan untuktingkat religiusitas lebih tinggi wanita dibandingkan

pria. Koenig (dalam Khalek, 2012) juga menyatakan bahwa seseorang yang

beriman serta tulus dalam menjalankan ibadahnya sesuai dengan aturan

agamanya maka ia akan lebih menikmati dan kesehatannnya secara fisik dan

psikis lebih baik.

Pengaruh Agama bagi pensiunan adalah memberi kemantapan batin,

rasa bahagia, rasa terlindungi dan puas yang merupakan aspek-aspek dari

kesejahteraan yang dimiliki individu tersebut. Perasaan positif ini lebih lanjut

akan menjadi pendorong bagi pensiunan untuk berbuat pada hal-hal yang

lebih positif. Agama dalam kehidupan pensiunan selain menjadi motivasi,

dapat juga merupakan harapan. Agama berpengaruh sebagai motivasi dalam

mendorong individu untuk melakukan aktifitas karena perbuatan yang

dilakukan dengan latar belakang agama dan mendorong individu untuk

bersikap ikhlas, menerima cobaan yang berat ataupun berdo’a (Jalaluddin,

2008).

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fouiza dan

Saima (2013) yang menunjukan hasil bahwa religiusitas memiliki pengaruh

Page 30: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

13

yang positif bagi kepuasan hidup dan kesejahteraan para lansia. Penelitian

lainnya yang mendukung yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nan sook et. al

(2013) menunjukan hasil bahwa para orang dewasa yang telah pensiun dan

memiliki tingkat religiusitas yang tinggi akan mempengaruhi kesejahteraan

hidup mereka terutama dalam kesehataan dan keuangan.

Pensiunan memiliki banyak waktu yang bisa dipergunakan untuk

menyibukkan diri dengan kegiatan rohani atau berbagi dengan sesama dalam

kegiatan sosial. Dengan demikian akan memberikan ketenangan dan

ketentraman psikis dan bathin sehingga individu dapat merasakan

kesejahteraan hidupnya sebagai pensiunan Pegawai Negeri Sipil.

Berdasarkan pemaparan diatas tersebut maka penulis tertarik untuk

mengangkat fenomena tersebut menjadi sebuah permasalahan pada penelitian

ini. Penulis ingin mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dukungan

sosial dan religiusitas terhadap subjective well-beingpada pensiunan PNS di

Provinsi Jambi.

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, penelitian ini dibatasi pada pengaruh

dukungan sosial dan religiusitas terhadap subjective well-being. Adapun

pengertian konsep yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Subjective Well-Beingyang dimaksud adalah evaluasi seseorang

tentang kognitif dan afektif didalam hidup mereka. Evaluasi ini

Page 31: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

14

meliputi reaksi emosional untuk penilaian kepuasan dan pemenuhan

kognitif. (Diener, 2002)

b. Dukungan sosial yang dimaksud adalah mengacu pada kenyamanan,

perhatian, harga diri, atau bantuan yang tersedia bagi seseorang dari

orang lain atau kelompok. Dukungan tersebut bisa berasal dari banyak

sumber seperti pasangan seseorang, keluarga, teman, dokter, atau

organisasi kemasyarakatan(Sarafino, 2011).

c. Religiusitas adalah keseluruhan dari fungsi jiwa individu mencakup

keyakinan, perasaan, dan perilaku yang diarahkan secara sadar dan

sungguh-sungguh pada ajaran agamanya dengan mengerjakan lima

dimensi keagamaan yang didalamnya mencakup tata cara ibadah wajib

maupun sunat serta pengalaman dan pengetahuan agama dalam diri

individu. Dimensi-dimensi religiusitas yaitu dimensi Keyakinan (the

belief), Praktik agama (practice), Pengalaman (the experience),

Pengetahuan agama (the knowledge), Konsekuensi (the consequence)

(Glock dan Stark, 1968).

d. Pensiunan yang dijadikan sampel adalah pada PNS di Pemerintahan

Provinsi Jambi yang sudah pensiun satu sampai lima tahun terakhir.

1.2.2 Perumusan Masalah

a. Apakah ada pengaruh yang signifikan dukungan sosial (dukungan

informasi, dukungan emosional, dukungan persahabatan, dukungan

instrumental) terhadap subjective well-beingpada pensiunan PNS?

Page 32: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

15

b. Apakah ada pengaruh yang siginifikan religiusitas (keyakinan agama,

praktek agama, pengalaman agama, pengetahuan agama, konsekuensi

agama) terhadap subjective well-beingpada pensiunan PNS?

c. Apakah ada pengaruh yang siginifikan dukungan sosial (dukungan

informasi, dukungan emosional, dukungan persahabatan, dukungan

instrumental) dan siginifikan religiusitas (keyakinan agama, praktek

agama, pengalaman agama, pengetahuan agama, konsekuensi agama)

terhadap subjective well-beingpada pensiunan PNS?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

a. Untuk mengetahui pengaruh siginifikan dukungan sosial

(dukungan informasi, dukungan emosional, dukungan

persahabatan, dukungan instrumental) terhadap subjective well-

being pada pensiunan PNS.

b. Untuk mengetahui pengaruh religiusitas (keyakinan agama,

praktek agama, pengalaman agama, pengetahuan agama,

konsekuensi agama) terhadap subjective well-beingpada pensiunan

PNS.

c. Untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial (dukungan informasi,

dukungan emosional, dukungan persahabatan, dukungan

instrumental) dan siginifikan religiusitas (keyakinan agama,

praktek agama, pengalaman agama, pengetahuan agama,

Page 33: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

16

konsekuensi agama)terhadap subjective well-beingpada pensiunan

PNS.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun praktis.

1.3.2.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan

dalam ilmu pengetahuan psikologi, khususnya pada psikologi

organisasi, psikologi perkembangan dan psikologi sosial. Penelitian ini

juga dapat mengembangkan teori dukungan sosial, religiusitas dan

subjective well-being. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

stimulus pada pemerhati dibidang ini untuk melakukan penelitian

selanjutnya yang diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik

lagi.

1.3.2.2 Manfaat Praktis

a. Memberikan informasi kepada masyarakat luas yang bertujuan

untuk memberikan pengetahuan tentang subjective well-beingpada

pensiunan PNS.

b. Memberikan informasi kepada individu yang telah pensiun

pentingnya dukungan sosial dan religiusitas terhadap subjective

well-being.

Page 34: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

17

c. Diharapkan dapat meningkatkan minat pembaca lainnya untuk

melakukan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan

pensiunan PNS.

Page 35: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

18

Page 36: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

18

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Subjective Well-Being

2.1.1 Definisi Subjective Well-Being

Subjective well-being didefinisikan sebagai evaluasi kognitif dan afektif individu

terhadap hidupnya. Evaluasi ini meliputi reaksi emosional (emosi positif dan

negatif) terhadap peristiwa yang terjadi, serta penilaian kognitif terhadap

kepuasaan hidup, pemenuhan kebutuhan, (Diener, 2002).

Diener (2003) mengatakan bahwa:

“ Subjective well-being (SWB) is the field in the behavioral sciences in

which people’s evaluations of their lives are studied. SWB includes diverse

concepts ranging from momentary moods to global judgments of life satisfaction

“.

Russel (2008) mendefinisikan subjective well-being sebagai

“ People’s perceptions of their existence or their subjective view of their

life experience”.

Subjective well-being dapat diartikan sebagai penilaian individu terhadap

kehidupannya yang meliputi penilaian kognitif mengenai kepuasan hidup dan

penilaian afektif mengenai mood dan emosi seperti perasaan emosional positif dan

negatif (Eddington&Shuman, 2008).

Page 37: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

19

Subjective well-being dapat diartikan sebagai penilaian individu terhadap

kehidupannya yang meliputi penilaian kognitif mengenai kepuasan hidup dan

penilaian afektif mengenai mood dan emosi (Diener&Lucas, 1999).

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

subjective well-beingadalah penilaian subjektif yang diberikan oleh individu

mengenai kehidupannya meliputi penilaian mengenai kepuasan hidup dan emosi.

Untuk penelitian ini, penulis memakai definisi dari Diener (2002), yaitu: “evaluasi

kognitif dan afektif individu terhadap hidupnya. Evaluasi ini meliputi reaksi

emosional terhadap peristiwa yang terjadi, serta penilaian kognitif terhadap

kepuasaan hidup, pemenuhan kebutuhan,”. Definisi ini dipilih karena lebih

menggambarkan komponen – komponen yang akan digunakan untuk mengukur

subjective well-beingdalam penelitian ini.

2.1.2 Dimensi-Dimensi Subjective Well Being

Dimensi Subjective Well Being terbagi atas dua komponen, yaitu komponen

kognitif (penilaian atau judgment) dan afektif (emosional) (Diener, 2002).

A. Dimensi Kognitif

Dimensi kognitif mencakup evaluasi terhadap kepuasan hidup yang

didefinisikan sebagai penilaian hidup individu. Evaluasi ini terbagi

menjadi dua yaitu:

a. Evaluasi hidup secara keseluruhan yaitu evaluasi individu terhadap

kehidupannya secara keseluruhan. Istilah kehidupan dapat

didefinisikan sebagai semua bidang kehidupan individu pada titik

dalam waktu tertentu, atau sebagai penilaian integratif tentang

Page 38: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

20

kehidupan indvidu sejak lahir. Kepuasan hidup individu secara

keseluruhan melibatkan persepsi individu terhadap perbandingan

kehidupannya dengan standar yang ditentukan oleh individu tersebut

(Diener, 2002).

b. Evaluasi kepuasaan terhadap domain tertentu adalah penilaian yang

dibuat oleh individu untuk mengevaluasi domain atau aspek tertentu

dalam kehidupannya, seperti kesehatan fisik dan mental, pekerjaan,

hubungan sosial, kehidupan dengan pasangan hidup dan kehidupan

dengan keluarga (Diener, 2002).

B. Dimensi Afektif

Dimensi afektif mencakup evaluasi terhadap emosi yang dirasakan oleh

individu dalam kehidupannya. Evaluasi ini terbagi menjadi dua yaitu:

a. Afek Positif merepresentasikan emosi yang bersifat menyenangkan

seperti cinta dan kasih sayang. Afek positif ini dapat merefleksikan

reaksi individu terhadap sejumlah peristiwa dalam hidup yang

menunjukan bahwa hidup berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan

(Diener, 2002).

b. Afek negatif merepresentasikan emosi yang bersifat tidak

menyenangkan dan merefleksikan respon negatif yang dialami

individu sebagai reaksinya terhadap kehidupan, kesehatan dan

peristiwa yang dialami oleh individu tersebut (Diener, 2002).

Afek negatif diperlukan dan seharusnya terjadi didalam kehidupan

agar hidup dapat berfungsi serta berjalan dengan optimal. Fungsi dari afek

Page 39: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

21

negatif yaitu mengarahkan individu untuk menghindari perilaku dan

situasi yang berbahaya. Afek negatif yang sering terjadi atau terjadi secara

berkepanjangan dapat mengindikasikan individu bahwa individu memiliki

penilaian yang buruk terhadap hidupnya. Pengalaman negatif yang

dirasakan oleh individu secara berkepanjangan akan menghambat individu

bertingkah secara efektif dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan

demikikan, individu menilai bahwa kehidupannya tidak menyenangkan

(Diener, 2002).

2.1.3 Pengukuran

Sebagian besar alat ukur yang digunakan untuk mengukur subjective well-

beingmengasumsikan bahwa kebahagiaan dan kepuasan hidup dapat disusun

dalam sebuah kontinum mulai dari “sangat bahagia” sampai dengan “sangat tidak

bahagia”. Salah satu skala yang memiliki nilai reliabilitas yang tinggi dan paling

sering digunakan adalah Satisfaction with Life Scale (Diener, 1985) untuk

mengukur nilai individu mengenai kepuasan hidupnya (kognitif). Skala yang

digunakan untuk penilaian afektif yaitu Scale of Positive and Negative Experience

(SPANE)yang disusun oleh Diener and Biswas (Diener dan Biswas, 2009). Pada

penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur dari dua skala tersebut.

2.1.3 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Subjective Well-Being

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi Subjective Well-Being yaitu:

a. Dukungan sosial

Dukungan Sosial mengacu pada kenyamanan, perhatian, harga diri,

atau bantuan yang tersedia bagi seseorang dari orang lain atau kelompok.

Page 40: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

22

Dukungan tersebut bisa berasal dari banyak sumber seperti pasangan

seseorang, keluarga, teman, dokter, atau organisasi

kemasyarakatan(Sarafino, 2011).

Individu-individu yang memperoleh dukungan sosial yang

memuaskan melaporkan bahwa mereka lebih sering merasa bahagia dan

lebih sedikit merasakan kesedihan. Hal ini dikarenakan pemikiran bahwa

individu memiliki tempat bersandar ketika mereka membutuhkan sesuatu

hal dan membuat individu merasa nyaman serta hal ini akan berkontribusi

pada afek positif yang dirasakan individu.

b. Kepribadian

Ciri-ciri yang paling konsisten dikaitkan dengan kesejahteraan

subjektif adalah ekstraversion dan neuroticism (Diener & Lucas, 1999).

c. Budaya

Diener, Oishi dan Lucas (2003) mengemukakan bahwa perbedaan

subjective well-beingdapat terjadi karena perbedaan kekayaan negara.

Negara yang kaya dinilai dapat membentuk subjective well-beingyang

tinggi pada penduduknya karena negara yang kaya cenderung menghargai

hak asasi manusia, memberikan angka harapan hidup yang lebih panjang

dan lebih demokratis.

d. Optimis

Diener, Lucas dan Suh (1996) mengungkapkan bahwa optimis

berkorelasi dengan subjective well-being seperti kepuasan hidup, pengaruh

menyenangkan dan pengaruh yang tidak menyenangkan. Scheier dan

Page 41: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

23

Carver (1993) menunjukkan bahwa optimis mempertahankan tingkat SWB

yang lebih tinggi saat menghadapi stressor (Eddington&Shuman, 2008).

e. Harga Diri (self esteem)

Menurut Eddington dan Shuman (2008) harga diri berhubungan

kuat secara positif di budaya barat.

f. Agama

Ellison (dalam Eddington&Shuman, 2008) mengatakan bahwa

manfaat agama terutama bersifat kognitif menawarkan kerangka interpretif

untuk memahami pengalaman hidup daripada menghilangkan kejadian

negatif. Religiusitas mengacu pada sistem simbol, sistem keyakinan,

sistem nilai, sistem perilaku yang terlembangkan dimana semuanya

berpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai sesuatu yang

paling maknawi (Glock&Stark,1968).

g. Hubungan sosial

Individu yang memiliki kesejahteraan lebih tinggi cenderung

memilikihubungan sosial yang lebih dekat dan lebih mendukung daripada

individu dengan kepuasan hidup awal yang rendah (Diener&Biswas,

2008).

h. Faktor demografis

Diener, Lucas dan Oishi (2002) mengatakan bahwa efek faktor

demografis (misalnya pendapatan, usia dan jenis kelamin, status

pernikahan dan pekerjaan) terhadap subjective well-beingbiasanya kecil.

Page 42: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

24

Berikut adalah penjelasan mengenai faktor demografis yang

mempengaruhi subjective well-being.

1. Pendapatan

Pendapatan tidak terlalu kuat pengaruhnya terhadap

subjective well-beingkarena kebanyakan orang yang memiliki

pendapatan lebih tinggi harus menghabiskan waktu lebih banyak

untuk bekerja dan memiliki sedikit waktu untuk bersenang –

senang dan berhubungan sosial (Diener, 2009).

2. Status pernikahan

Menurut Lucas (2005) Rata-rata tingkat kesejahteraan

individu yang menikah lebih tinggi dari pada individu yang belum

menikah. Individu yang telah bercerai menunjukkan tingkat

kesejahteraan yang lebih rendah dibawah rata-rata (dalam diener,

2009) Pernikahan memberikan dukungan emosional dan finansial

yang menghasilkan kondisi positif subjective well-being(Eddington

& Shuman, 2008).

3. Usia dan Jenis kelamin

Mroczek dan Spiro (2005) menemukan bahwa kepuasan

hidup sebenarnya meningkat dari usia 40 sampai 65 dan turun

ketika mendekati usia kematian (Diener, 2009). Perempuan dan

laki-laki secara substansial berbeda dalam hal subjective well

being. Wanita lebih merasakan sangat bahagia, bukti menunjukkan

bahwa representasi berlebihan ini disebabkan oleh fakta bahwa

Page 43: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

25

wanita mengalami emosi positif. Pria jarang merasakan bahagia

dan sering mengalami emosi negatif, (Diener, 2009).

4. Pendidikan

Kaitan antara kecerdasan yang diukur dengan tes IQ dan

subjective well beingtampaknya hampir tidak ada. Namun,

kecerdasan emosional berkaitan tinggi jika berkaitan dengan

subjective well-being(Diener, 2009).

2.2 Dukungan Sosial

2.2.1 Definisi Dukungan Sosial

Menurut Rietschlin dukungan sosial didefinisikan sebagai informasi dari individu

lain bahwa individu itu dicintai, diperhatikan, berharga dan bagian dari sebuah

jaringan komunikasi yang merupakan kewajiban dari orang tua, pasangan,

keluarga, teman dan komunitas sosial. Ketika dihadapkan pada masalah, individu

dengan tingkat dukungan sosial yang tinggi akan lebih sedikit merasakan stress

dan mampu melakukan coping dengan baik (Taylor, 2011).

Dukungan sosial menurut Sarafino (2011) adalah perasaan kenyamanan,

perhatian, penghargaan, atau bantuan yang diterima dari orang atau kelompok

lain. Individu-individu yang menerima dukungan sosial memiliki keyakinan

bahwa mereka dicintai, bernilai, dan merupakan bagian dari kelompok yang dapat

menolong mereka ketika membutuhkan bantuan.

Dukungan sosial dapat berupa informasi, dukungan emosi, ataupun materi

yang didapat dari hubungan sosial akrab yang dapat membuat individu merasa

diperhatikan, bernilai, dan dicintai. Dukungan sosial yang diterima dapat

Page 44: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

26

membuat individu merasa tenang, diperhatikan, timbul rasa percaya diri dan

kompeten (Taylor, 2011). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

dukungan sosial adalah perasaan nyaman, perhatian, rasa dihargai dan adanya

bantuan yang diperoleh individu dari orang lain, baik dari perorangan atau

kelompok.

2.2.2 Dimensi Dukungan Sosial

Cohen et. al (1985) menyimpulkan empat bentuk dukungan sosial yang

berpengaruh terhadap respon individu pada kondisi yang menekan, yaitu:

a. Dukungan Praktis (tangible support), atau bantuan-bantuan yang bersifat

pelayanan seperti membantu dalam melakukan kegiatan sehari-hari maupun

bantuan secara finansial.

b. Dukungan Informasi (appraisal support), atau suatu bentuk bantuan yang

membantu individu dalam memahami kejadian yang menekan dengan lebih baik

serta memberikan pilihan strategi coping yang harus dilakukan guna menghadapi

kejadian tersebut.

c. Dukungan Harga Diri (self-esteem), atau suatu bentuk bantuan dimana individu

merasakan adanya perasaan positif akan dirinya bila dibandingkan keadaan yang

dimiliki dengan orang lain, yang membuat individu merasa sejajar dengan orang

lain seusianya.

d. Dukungan Belonging, atau suatu bentuk bantuan dimana individu tahu bahwa

ada orang lain yang dapat diandalkan ketika ia ingin melakukan suatu kegiatan

bersama.

Menurut Sarafino (2011) ada empat dimensi dukungan sosial, yaitu:

Page 45: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

27

a. Dukungan Instrumental (instrumental support) adalah bantuan yang diberikan

secara langsung, seperti memberikan bantuan materi dan cara mengatasi

stress.

b. Dukungan Informasi (informational support) mencakup pemberian saran,

petunjuk atau umpan balik. Misalnya, individu yang sakit mungkin mendapat

informasi dari keluarga atau dokter tentang bagaimana cara mengobati

penyakit tersebut.

c. Dukungan Persahabatan (companion support) mengacu pada adanya

kebersamaan, kesediaan dan aktifitas sosial yang dilakukan bersama.

d. Dukungan Emosional (emotional support) mencakup ungkapan empati,

kepedulian dan perhatian terhadap individu. Dukungan ini diperoleh dari

pasangan atau keluarga, seperti memberikan pengertian terhadap masalah

yang sedang dihadapi.

2.2.3 Pengukuran dukungan sosial

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur yang

dikembangkan dari teori dukungan sosial Sarafino (2011) yang memiliki beberapa

dimensi instrumental support, informational support, companion support, dan

emotional support.

2.3 Religiusitas

2.3.1 Definisi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia religiusitas berarti taat pada agama.

Glock dan Stark (1968) mengartikan religiusitas adalah sistem simbol, sistem

keyakinan, sistem nilai, dan sistem perilaku yang terlembagakan, yang semuanya

Page 46: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

28

berpusat pada persoalan-persoalan yang dihayati sebagai sesuatu yang paling

maknawi.

Religiusitas adalah sesuatu yang lebih menitik beratkan pada masalah

perilaku, sosial dan merupakan sebuah doktrin dari setiap agama atau golongan.

Karenanya doktrin yang dimiliki oleh setiap agama wajib diikuti oleh setiap

pengikutnya (Fetzer, 1999).

2.3.2 Dimensi Religiusitas

Fetzer (1999) menjelaskan dua belas dimensi religiusitas, yaitu:

a. Daily Spiritual Experiences (dalam Fetzer, 1999) merupakan dimensi yang

memandang dampak agama dan spritual dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam hal ini Daily Spiritual Experinces merupakan persepsi individu

terhadap sesuatu yang berkaitan dengan transenden dalam kehidupan

sehari-hari dan persepsi terhadap interaksinya pada kehidupan tersebut,

sehingga Daily Spiritual Experinces lebih kepada pengalaman

dibandingkan kognitif.

b. Meaning mengacu pada sejauh mana agama dapat menjadi tujuan

hidupnya.

c. Value adalah pengaruh keimanan terhadap nilai-nilai hidup, seperti

mengajarkan tentang nilai cinta, saling tolong, saling melindungi, dan

sebagainya.

d. Belief merupakan sentral dari religiusitas. Religiusitas merupakan

keyakinan akan konsep-konsep yang dibawa oleh suatu agama.

e. Forgiveness mencakup lima dimensi turunan, yaitu :

Page 47: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

29

1. Pengakuan dosa (Confession).

2. Merasa diampuni oleh Tuhan (feeling forgiven by God).

3. Merasa dimaafkan oleh orang lain (feeling forgiven by others).

4. Memaafkan orang lain (forgiving others).

5. Memaafkan diri sendiri (forgiving one self)

f. Private religious practices merupakan perilaku beragama dalam praktek

agama meliputi ibadah, mempelajari kitab, dan kegiatan-kegiatan lain

untuk meningkatkan religiusitasnya.

g. Religious/spiritual coping merupakan coping stress dengan menggunakan

pola dan metode religius. Metode yang digunakan seperti berdoa,

beribadah untuk menghilangkan stres, dan sebagainya.

h. Religious support adalah aspek hubungan sosial antara individu dengan

pemeluk agama sesamanya.

i. Religious/spiritual history adalah seberapa jauh individu berpartisipasi

untuk agamanya selama hidupnya dan seberapa jauh agama

memepngaruhi perjalanan hidupnya.

j. Commitment adalah seberapa jauh individu mementingkan agamanya,

komitmen terhadap agamanya, serta berkontribusi kepada agamanya.

k. Organizational religiousness mengukur seberapa jauh individu ikut serta

dalam lembaga keagamaan yang ada di masyarakat dan beraktifitas di

dalamnya.

l. Religious preference mengacu sejauh mana individu membuat pilihan dan

memastikan pilihan agamanya.

Page 48: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

30

Menurut Glock dan Stark (1968) terdapat lima dimensi religiusitas

yaitu:

1. Keyakinan (the belief)adalah tingkatan sejauh mana seseorang

berpegang teguh, menerima, dan mengakui ajaran-ajaran dalam

agamanya. Setiap agama mempertahankan seperangkat kepercayaan di

mana para penganut diharapkan untuk taat.

2. Praktik agama (practice) dimensi ini melihat tindakan individu dalam

melaksanakan kewajiban-kewajiban praktik dalam agamanya. Dimensi

ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan dan pengabdian dalam

menjalani kewajiban agama, serta hal-hal yang menunjukkan

komitmen terhadap agama yang dianut individu tersebut. Praktik

agama terdiri dari dua hal yaitu ritual dan ketaatan. Ritual mencakup

kegiatan-kegiatan keagamaan, seperti menghadiri pengajian bagi umat

Muslim, menghadiri kegiatan israj mi’raj, mengadakan baptis dan

sekolah minggu bagi umat Kristiani. Sedangkan ketaatan mencakup

hal-hal utama dan merupakan suatu kewajiban untuk menjalankannya,

seperti shalat, membaca Al-Qur’an atau alkitab, menyanyikan puji-

pujian, dan lain-lain.

3. Pengalaman (the experience) dimensi ini mengatakan fakta bahwa

semua agama terdapat pengaharapan-pengharapan tertentu dan

pengalaman, perasaan, sensasi keagamaan yang pernah dialami serta

dirasakan individu atau di definisikan oleh suatu kelompok agama..

Page 49: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

31

4. Pengetahuan agama (the knowledge)mengacu kepada harapan

seberapa jauh seseorang mengetahui dan memahami ajaran-ajaran

agamanya dimulai dari dasar-dasar keyakinan, ritual atau tradisi yang

ada di dalam kitab suci, hadist,, dan lain-lain.

5. Konsekuensi (the consequence)membahas mengenai implikasi ajaran

agama yang dianut mempengaruhi perilaku individu dalam kehidupan

sosial. Konsekuensi juga mengacu pada identifikasi komitmen

terhadap agama terdiri dari keyakinan agama, praktik, pengalaman,

dan pengetahuan yang dimiliki.

2.3.3 Pengukuran Religiusitas

Pengukuran religiusitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala yang di

adaptasi dari teori religiuitas yang dikembangkan oleh Glock and Stark (1968)

yang mengacu pada dimensi keyakinan agama (the belief), praktik agama

(practice), pengalaman (the experience), pengetahuan agama (the knowledge),

konsekuensi agama(the consequence).

2.4 Kerangka Berpikir

Masa pensiun merupakan waktu yang diharapkan bagi beberapa individu. Hal ini

dikarenakan setelah pensiun, individu dapat terbebas dari rutinitas kerja, dapat

berkumpul dengan keluarga, memiliki waktu untuk bersantai dan memiliki waktu

untuk meningkatkan ibadah. Namun, tidak banyak pula pensiunan yang tidak siap

dengan masa pensiun. Hal ini dikarenakan mereka belum siap menghadapi

perubahan emosi, belum siap secara finansial, dan menyesuaikan dirinya dengan

Page 50: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

32

perubahan-perubahan setelah memasuki pensiun. Sehingga menimbulkan rasa

cemas, stress, bahkan depresi.

Memasuki masa pensiun individu mungkin akan merasakan kesepian,

berkurangnya harga diri, berkurangnya interaksi sosial dengan rekan kerja,

berkurangnya pemasukan. Selain itu, kurangnya perhatian dan dukungan dari

keluarga atau orang-orang terdekatnya, ditinggal meninggal oleh suami/istri,

saudara, atau anaknya terlebih dahulu, tidak bisa merasakan kebermaknaan dan

kepuasan dalam hidupnya dapat menyebabkan pensiunan tidak bisa merasakan

kesejahteraan.

Kesejahteraan hidup individu dapat dilihat secara keseluruhan.

Kesejahteraan keseluruhan itu dikenal dengan subjective well-being. Subjective

well-being didefinisikan sebagai evaluasi kognitif dan afektif individu terhadap

hidupnya. Evaluasi ini meliputi reaksi emosional yang meliputi emosi positif dan

negatif terhadap peristiwa yang terjadi, serta penilaian kognitif terhadap

kepuasaan hidup, pemenuhan kebutuhan (Diener, 2002). Subjective well-being ini

sangat berpengaruh bagi kehidupan individu setelah pensiun dikarenakan individu

tersebut dapat merasakan kepuasaan dalam hidupnya yang meliputi kepuasaan

emosi, kepuasan dalam peristiwa yang terjadi di kehidupan, kepuasan dalam

pencapaian tujuan hidup, kepuasan dalam kesehatan dan hubungan sosial. Hal ini

dipengaruhi oleh faktor dukungan sosial yang di dapat dari keluarga, rekan kerja

dan lingkungan serta faktor religiusitas.

Page 51: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

33

Dukungan sosial merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

kesejahteraan individu setelah pensiun. Dukungan Sosial mengacu

padakenyamanan, perhatian, harga diri, atau bantuan yang tersedia bagi seseorang

dari orang lain atau kelompok. Dukungan tersebut bisa berasal dari banyak

sumber seperti pasangan seseorang, keluarga, teman, dokter, atau organisasi

kemasyarakatan(Sarafino, 2011). Dukungan sosial yang diberikan kepada

individu dapat mengurangi rasa stress, membangkitkan semangat individu setelah

pensiun, memberikan nasehat atau masukan, memberikan rasa tenang,

memberikan rasa percaya diri, rasa dicintai, dan dihargai pada individu.

Dukungan sosial yang dapat diberikan yaitu berupa:

Dukungan informasi ini diberikan dalam bentuk nasehat, pemberian saran,

informasi tentang kesehatan atau informasi lain yang bermanfaat. Pemberian saran

dalam mengatasi suatu permasalahan dan informasi tentang kesehatan itu

sangatlah penting untuk diberikan kepada pensiunan. Misalnya, informasi

mengenai cara mencegah penyakit, informasi mengenai cara mengatasi stress, dan

pemberian saran yang digunakan untuk memecahkan masalah. Dengan pemberian

dukungan informasi kepada pensiunan tersebut merasa terbantu dalam kehidupan

sehari-harinya. Dukungan emosional yang diberikan dalam bentuk ungkapan

empati, perhatian dan kepedulian terhadap individu adalah salah satu cara untuk

meningkatkan kesejahteraan hidup seseorang. Bentuk dukungan emosional

tersebut membuat pensiunan merasa nyaman, dihargai, dicintai.

Dukungan instrumental yang diberikan berupa bantuan secara langsung,

misalnya dalam bentuk materi berupa uang saku. Bantuan dalam bentuk materi

Page 52: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

34

dapat digunakan oleh pensiun untuk digunakan di kehidupan sehari-hari, untuk

berobat, untuk membuka usaha agar ada pemasukan tambahan setelah pensiun.

Dukungan tersebut dapat membantu pensiunan mengurangi beban biaya hidup

dan biaya berobat. Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan pensiunan.

Dukungan persahabatan mengacu pada kebersamaan dan aktifitas sosial

yang dilakukan bersama. Dukungan tersebut bisa di dapat dari rekan kerja

maupun komunitas sosial yang diikuti sehingga pensiunan merasa individu lain

yang kesamaan dalam mengatai suatu permasalahan. Semakin tinggi dukungan

sosial yang diberikan kepada individu, maka semakin tinggi pula individu merasa

dihargai, diterima dilingkungan sehingga meningkatkan kesejahteraan individu

yang telah pensiun.

Selain faktor dukungan sosial yang mempengaruhi subjective well-

beingpada individu, terdapat faktor lainnya yaitu religiuitas. Individu yang dalam

kesehariannya berinteraksi dengan Tuhan secara tidak langung merasakan adanya

keterlibatan agama pada kehidupannya sehingga tanpa disadari dapat merasakan

kesejahteraan. Religiusitas adalah keluruhan fungsi jiwa individu mencakup

keyakinan, perasaan, dan perilaku yang diarahkan secara sadar dan sungguh-

sungguh pada ajaran agamanya dengan mengerjakan lima dimensi keagamaan

yang mencakup tata cara ibadah wajib maupun sunah serta pengalaman dan

pengetahuan dalam diri individu (Glock dan Stark, 1968).

Ketika religiusitas pada lansia muncul, maka para pensiunan akan

merasakan efek yang positif seperti dapat menerima keadaan dirinya dan masa

Page 53: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

35

lalu yang dilewati dengan apa adanya tanpa ada rasa penyesalan, adanya kepuasan

hidup, memiliki tujuan dan makna hidup yang lebih terarah, mampu mengatasi

stress dengan pendekatan religiusitas, mampu menerapkan nilai-nilai keagamaan

pada kehidupan sehari-hari. Sehingga terlihat jelas bahwa ketika seseorang

memiliki sikap religiusitas, maka ia akan mendapatkan kualitas hidup yang lebih

baik dan mendapatkan kesejahteraan psikologis (Jalaluddin 2008). Khalek (2006)

pun menjelaskan semakin tinggi tingkat religiusitas seseorang, maka ia akan

semakin lebih bahagia, kesehatan secara mental maupun fisik menjadi lebih baik.

Gambar 2.1

Skema Kerangka Berpikir

Dukungan Sosial

- Informational

Support

- Emotional

Support

- Instrumental

Support

- Companion

Support

Religiusitas

- Keyakinan (the

belief)

- Praktik agama

(practice)

- Pengalaman (the

experience)

- Pengetahuan

agama (the

knowledge)

- Konsekuensi (the

consequence)

Subjective Well-

Being

Page 54: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

36

2.5 Hipotesis Penelitian

Ho1 : Tidak ada pengaruh dukungan instrumental (tangible support)terhadap

subjective well-beingpada pensiunan PNS di wilayah Provinsi Jambi.

Ho2 : Tidak ada pengaruh dukungan informasi (appraisal support) terhadap

subjective well-beingpada pensiunan PNS di wilayah Provinsi Jambi.

Ho3 : Tidak ada pengaruh dukungan emosi (emotional support) terhadap

subjective well-beingpada pensiunan PNS di wilayah Provinsi Jambi.

Ho4 : Tidak ada pengaruh dukungan persahabatan (companion support) terhadap

subjective well-beingpada pensiunan PNS di wilayah Provinsi Jambi.

Ho5 : Tidak ada pengaruh Keyakinan (the belief)religiusitas terhadap subjective

well-beingpada pensiunan PNS di wilayah Provinsi Jambi.

Ho6 : Tidak ada pengaruh Praktik agama (practice)religiusitas terhadap

subjective well-beingpada pensiunan PNS di wilayah Provinsi Jambi.

Ho7 : Tidak ada pengaruhPengalaman (the experience)religiusitas terhadap

subjective well-beingpada pensiunan PNS di wilayah Provinsi Jambi.

Ho8 : Tidak ada pengaruhPengetahuan agama (the knowledge) religiusitas

terhadap subjective well being pada pensiunan PNS di wilayah Provinsi

Jambi.

Ho9 : Tidak ada pengaruhKonsekuensi (the consequence)religiusitas terhadap

subjective well-beingpada pensiunan PNS di wilayah Provinsi Jambi.

Page 55: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

37

BAB III

METODE PENELITIAN

1.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil(PNS) yang telah

pensiun di Provinsi Jambi. Adapun PNS yang menjadi kriteria populasi dalam

penelitian ini adalah PNS yang sudah pensiun 1-5 tahun.

Tidak seluruh populasi penelitian yang ada Provinsi Jambi yang dijadikan

sampel dalam penelitian ini. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu metode non-probabilitysamplingdengan menggunakan

accidental sampling. Metode ini dipilih karena wilayah pengambilan sampel yang

tersebar di beberapa wilayah dan tidak memungkinkan untuk mengumpulkan

sampel dalam satu tempat. Penyeberan kuesioner dilakukan kurang lebih dua

bulan pada bulan Januari hingga Februari 2018.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan satu variabel terikat dan dua variabel bebas. Variabel terikat pada

penelitian ini adalah subjective well-beingsedangkan variabel bebas pada

penelitian ini adalah dukungan sosial dan religiusitas.

Adapun definisi operasional dari setiap variabel dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

A. Subjective well-being adalah evaluasi kognitif dan afektif individu

terhadap hidupnya. Evaluasi ini meliputi reaksi emosional (emosi positif

Page 56: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

38

dan emosi negatif) terhadap peristiwa yang terjadi, serta penilaian kognitif

terhadap kepuasaan hidup, pemenuhan kebutuhan (Diener, 2002).

B. Dukungan Sosial mengacu pada perasaan kenyamanan, perhatian,

penghargaan, atau bantuan yang diterima dari orang atau kelompok lain.

Individu-individu yang menerima dukungan sosial memiliki keyakinan

bahwa mereka dicintai, bernilai, dan merupakan bagian dari kelompok

yang dapat menolong mereka ketika membutuhkan bantuan (Sarafino,

2011). Dimensi dukungan sosial yaitu:

a. Dukungan Instrumental (instrumental support) adalah bantuan yang

diberikan secara langsung kepada seseorang atau , seperti memberikan

bantuan materi dan cara mengatasi stress.

b. Dukungan Informasi (informational support) adalahpemberian saran,

petunjuk atau umpan balik yang diberikan dan diterima oleh seseorang.

c. Dukungan Persahabatan (companion support) mengacu pada adanya

kebersamaan, kesediaan dan aktifitas sosial yang dilakukan bersama.

d. Dukungan Emosional (emotional support) adalah ungkapan empati,

kepedulian dan perhatian terhadap individu. Dukungan ini diperoleh

dari pasangan atau keluarga, seperti memberikan pengertian terhadap

masalah yang sedang dihadapi.

C. Religiusitas adalah sebuah sistem simbol, sistem keyakinan, sistem nilai,

sistem perilaku yang terlembangkan dimana semuanya berpusat pada

persoalan-persoalan yang dihayati sebagai sesuatu yang paling maknawi

(Glock&Stark, 1968). Dimensi religiusitas yaitu:

Page 57: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

39

a. Keyakinan (the belief) adalah tingkatan sejauh mana seseorang

berpegang teguh, menerima, dan mengakui ajaran-ajaran dalam

agamanya. Setiap agama mempertahankan seperangkat kepercayaan di

mana para penganut diharapkan untuk taat.

b. Praktik agama (practice) adalah tindakan individu dalam melaksanakan

kewajiban-kewajiban praktik dalam agamanya. Dimensi ini mencakup

perilaku pemujaan, ketaatan dan pengabdian dalam menjalani

kewajiban agama, serta hal-hal yang menunjukkan komitmen terhadap

agama yang dianut individu tersebut.

c. Pengalaman agama (the experience) adalah peristiwa, kejadian,

perasaan, sensasi keagamaan yang pernah dialami serta dirasakan

individu atau di definisikan oleh suatu kelompok agama.

d. Pengetahuan agama (the knowledge) mengacu kepada harapan seberapa

jauh seseorang mengetahui dan memahami ajaran-ajaran agamanya

dimulai dari dasar-dasar keyakinan, ritual atau tradisi yang ada di dalam

kitab suci, hadist, dan lain-lain.

e. Konsekuensi (the consequence) membahas mengenai implikasi ajaran

agama yang dianut mempengaruhi perilaku individu dalam kehidupan

sosial.

3.2 Instrumen Pengumpulan Data

Metode yang akan digunakan untuk melakukan pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner. Instrument

pengumpulan data dengan menggunakan skala. Ada pun jenis skala yang

Page 58: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

40

digunakan adalah skala model Likert. Subjek diminta untuk memilih

pernyataan yang paling sesuai dan diberikan empat pilihan dalam

memberikan respon, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS),

dan Sangat Tidak Setuju (STS).

Terdapat tiga skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala

Dukungan Sosial, Religiusitas dan Subjective Well-Being.

1. Skala Subjective Well Being dalam penelitian ini, peneliti mengadaptasi

dari skala baku yaitu menggunakan skala Satisfaction with Life Scale

(SWLS) yang disusun oleh Diener (1985) untuk mengukur nilai individu

mengenai kepuasan hidupnya dan menggunakan Scale of Positive and

Negative Experience (SPANE)yang disusun oleh Diener and Biswas

(2009) untuk mengukur afek positif dan afek negative.

Table 3.1 Blue print alat ukur subjective well-being

Dimensi Nomor Item Jumlah Fav Unfav

Kognitif 1,2,3,4,5 - 5 Afek Negatif 11 12,13,14,15 5

2. Skala Dukungan Sosial dalam penelitian ini disusun peneliti dengan

memuat pernyataan-pernyataan berdasarkan teori dukungan sosial yang

dikembangkan oleh Sarafino (2011) yang mengacu pada dimensi

dukungan informasi (informational support), dukungan

instrumental(instrumental support), dukungan persahabatan(companion

support) dan dukungan emosional (emotional support).

Page 59: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

41

Tabel 3.2 Blue Print alat ukur dukungan sosial

Dimensi Nomor Item Jumlah Fav Unfav

Dukungan instrumental (instrumental support)

1,2,8,9,22 - 5

Dukungan informasi (informational support)

3,10,17,21,24

12,25 7

Dukungan Persahabatan (companion support)

4,5,14,15 19 5

Dukungan Persahabatan (companion support)

4,5,14,15 19 5

Dukungan Emosional (emotional support)

6,7,11,13 18,20,23 7

3. Skala religiusitas dalam penelitian ini mengadaptasi dari teori religiuitas

yang dikembangkan oleh Glock and Stark (1968)yang mengacu pada

dimensi Keyakinan (the belief), Praktik agama (practice), Pengalaman

(the experience), Pengetahuan agama (the knowledge), Konsekuensi (the

consequence).

Tabel 3.3

Blue Print alat ukur religiusitas

Dimensi Nomor Item Jumlah Fav Unfav

Keyakinan Agama 1,2,4,6,7,8,9 3,5 9 Praktek Agama 10,11,12,13,14,15 - 6 Pengalaman Agama 16,17,18,19 - 4 Pengetahuan Agama 20,21,22 - 3 Konsekuensi Agama 23,24,25,26,27 - 5

Page 60: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

42

3.4 Uji Validitas Konstruk Alat Ukur

Peneliti melakukan uji instrumen dengan sejumlah item dari 3 skala, yaitu

skala subjective well being, skala dukungan sosial, dan skala religiusitas. Uji

instrumen ini diberikan kepada seluruh sampel.

Untuk menguji validitas konstruk dari alat ukur yang digunakan

dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Confirmatory Factor Analysis

(CFA). Adapun prosedur uji validitas konstruk dengan CFA adalah sebagai

berikut (Umar, 2012):

1. Dibuat atau disusun suatu definisi operasional tentang konsep atau trait yang

hendak diukur. Untuk mengukur trait atau faktor tersebut diperlukan item

(stimulus) sebagai indikatornya.

2. Disusun hipotesis/teori bahwa seluruh item yang disusun (dibuat) adalah valid

mengukur konstruk yang didefinisikan. Dengan kata lain diteorikan (hipotesis)

bahwa hanya ada 1 faktor yang diukur yaitu konstruk yang didefinisikan

(model unidimensional).

3. Berdasarkan data yang diperoleh kemudian dihitung matriks korelasi antar

item, yang disebut matriks S.

4. Matriks korelasi tersebut digunakan untuk mengestimasi matriks korelasi yang

seharusnya terjadi menurut teori/model yang ditetapkan. Jika teori/hipotesis

pada butir 2 adalah benar, maka semestinya semua item hanya mengukur satu

faktor saja (unidimensional).

5. Adapun langkah-langkahnya adalah:

Page 61: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

43

- Dihitung (diestimasi) parameter dari model/teori yang diuji yang dalam

halini terdiri dari dari koefisien muatan faktor dan varian kesalahan

pengukuran (residual)

- Setelah nilai parameter diperoleh kemudian diestimasi (dihitung) korelasi

antar setiap item sehingga diperoleh matriks korelasi antar item

berdasarkan hipotesis/teori yang diuji (matriks korelasi ini disebut sigma).

6. Uji validitas konstruk dilakukan dengan menguji hipotesis bahwa S=∑ atau

dapat dituliskan Ho : S - ∑ = 0. Uji hipotesis ini misalnya dilakukan

menggunakan uji chi square, dimana jika chi square tidak signifikan (p>0.05)

maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil (Ho) tidak ditolak. Artinya,

teori yang mengatakan bahwa semua item hanya mengukur satu konstruk saja

terbukti sesuai (fit) dengan data.

7. Jika telah terbukti model unidimensional (satu faktor) fit dengan data maka

dapat dilakukan seleksi terhadap item dengan menggunakan 3 kriteria, yaitu:

- Item yang koefisien muatan faktornya tidak signifikan didrop karena tidak

memberikan informasi yang secara statistik bermakna.

- Item yang memiliki koefisien muatan faktor negatif juga didrop karena

mengukur hal yang berlawanan dengan konsep yang didefinisikan. Namun

demikian, harus diperiksa dahulu apakah item yang pernyataannya

unfavorable atau negatif sudah disesuaikan (direverse) skornya sehingga

menjadi positif. Hal ini berlaku khusus untuk item dimana tidak ada

jawaban yang benar ataupun salah (misalnya, alat ukur personality,

motivasi, persepsi, dsb).

Page 62: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

44

- Item dapat juga didrop jika residualnya (kesalahan pengukuran)

berkorelasi dengan banyak residual item yang lainnya, karena ini berarti

bahwa item tersebut mengukur juga hal lain selain konstruk yang hendak

diukur.

Jika langkah-langkah di atas telah dilakukan, maka diperoleh item-item

yang valid untuk mengukur apa yang hendak diukur. Dalam penelitian ini, penulis

tidak menggunakan raw score/skor mentah (hasil menjumlahkan skor item). Item-

item inilah yang diolah untuk mendapatkan faktor skor pada tiap skala. Dengan

demikian perbedaan kemampuan masing-masing item dalam mengukur apa yang

hendak diukur ikut menentukan dalam menghitung faktor skor (true score). True

score inilah yang dianalisis dalam penelitian ini.

Untuk kemudahan didalam penafsiran hasil analisis maka penulis

mentransformasikan faktor skor yang diukur dalam skala baku (Z score) menjadi

T score yang memiliki mean = 50 dan standar deviasi (SD) = 10 sehingga tidak

ada responden yang mendapat skor negatif. Adapun rumus T score adalah:

Rumus 3.1

T score = (10 x skor faktor) + 50

Untuk menguji validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan software

LISREL 8.70. Uji validitas tiap alat ukur akan dipaparkan dalam sub bab berikut.

3.4.1 Uji Validitas Konstruk Subjective Well Being

Peneliti menguji apakah 16 item dari SWB bersifat unidimensional, artinya benar

hanya mengukur SWB saja. Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan

Page 63: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

45

model satu faktor ternyata tidak fit, dengan Chi-Square=315.61, df=104, P-

value=0.00000, RMSEA=0.100.Oleh karena itu, penulis melakukan modifikasi

terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi

satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi sebanyak 18 kali, maka diperoleh

model fit dengan Chi-Square=92.59, df=86, P-value=0.29434, RMSEA=0.019.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang

perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut

signifikan dan sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran SWB

disajikan pada tabel 3.4berikut

Tabel 3.4 Muatan Faktor Item Skala Subjective Well-Being

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan item1 0.56 0.10 5.42 √ item2 0.73 0.10 7.38 √ item3 0.74 0.10 7.52 √ item4 0.59 0.10 5.85 √ item5 0.92 0.09 9.84 √ item6 0.87 0.10 9.12 √ item7 1.02 0.09 10.75 √ item8 1.03 0.09 10.97 √ item9 0.91 0.09 9.68 √ item10 0.56 0.10 5.47 √ item11 0.48 0.10 4.67 √ item12 0.45 0.10 4.37 √ item13 0.21 0.11 1.95 X item14 0.43 0.10 4.12 √ item15 0.06 0.11 0.53 X item16 0.00 0.11 -0.02 X

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Pada tabel di atas, ditemukan bahwa item yang memiliki nilai t > 1,96 berjumlah

13 item dan 3 item memiliki t < 1,96 yaitu item 13, item 15 dan item 16. Dengan

Page 64: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

46

demikian item 13, item 15 dan item 16 tersebut akan didrop dan tidak diikutkan

pada analisis berikutnya.

3.4.2 Uji Validitas Dukungan Emosional

Peneliti menguji apakah 7 item dari dukungan emosional bersifat unidimensional,

artinya benar hanya mengukur dukungan emosional saja. Dari hasil awal analisis

CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-

Square=330,96 df=14, P-value=0.00000, RMSEA=0.332.Oleh karena itu, penulis

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item

dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi sebanyak 13

kali, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 0.01, df = 1, P-value =

0.91798, RMSEA = 0.000.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang

perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut

signifikan dan sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran

dukungan emosional disajikan pada tabel 3.5berikut:

Tabel 3.5 Muatan Faktor Item SkalaDukunganEmosional

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan item1 0.28 0.09 3.02 √ item2 0.40 0.10 3.89 √ item3 0.40 0.10 4.06 √ Lanjutan Tabel 3.5 Muatan Faktor Item SkalaDukunganEmosional

Page 65: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

47

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan item4 0.74 0.20 3.74 √ item5 -0.56 0.12 -4.74 X item6 -0.93 0.20 -4.70 X item7 -0.72 0.14 -5.24 X

Keterangan: tanda √ = signifikan (t> 1,96) ; X = tidak signifikan

Pada tabel di atas, ditemukan bahwa item yang memiliki nilai t > 1,96 berjumlah 4

item dan 3 item memiliki t < 1,96 yaitu item 5, item 6 dan item 7. Dengan

demikian item 5, item 6 dan item 7 tersebut akan didrop dan tidak diikutkan pada

analisis berikutnya.

3.4.3 Uji Validitas Dukungan Informasi

Peneliti menguji apakah 6 item dari dukungan informasi bersifat unidimensional,

artinya benar hanya dukungan informasi saja. Dari hasil awal analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-Square=145.82

df=9, P-value=0.00000, RMSEA=0.272.Oleh karena itu, penulis melakukan

modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item dibebaskan

berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi sebanyak 8 kali, maka

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 0.01, df = 1, P-value = 0.93340,

RMSEA = 0.000.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang

perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut

signifikan dan sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran

dukungan infromasi disajikan pada tabel 3.6berikut:

Page 66: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

48

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Skala Dukungan Informasi

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan item1 0.58 0.15 3.96 √ item2 0.86 0.08 10.16 √ item3 -0.38 0.07 -5.16 X Item4 0.86 0.08 10.21 √

Item 5 -0.59 0.12 -4.94 X

Item 6 0.47 0.08 5.84 √ Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Pada tabel di atas, ditemukan bahwa item yang memiliki nilai t > 1,96 berjumlah 4

item dan 2 item memiliki t < 1,96 yaitu item 3 dan item 6. Dengan demikian item

3 dan item 6 tersebut akan didrop dan tidak diikutkan pada analisis berikutnya.

3.4.4 Uji Validitas Dukungan Instrumental

Peneliti menguji apakah 5 item dari dukungan instrumental bersifat

unidimensional, artinya benar hanya mengukur dukungan instrumental saja. Dari

hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak

fit, dengan Chi-Square=158.99 df=5, P-value=0.00000, RMSEA=0.388.Oleh

karena itu, penulis melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan

modifikasi sebanyak 5 kali, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 0.00,

df = 0, P-value = 1.00000, RMSEA = 0.000.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang

perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut

Page 67: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

49

signifikan dan sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran

dukungan instrumental disajikan pada tabel 3.7berikut:

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Skala Dukungan Instrumental

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan item1 0.46 0.07 6.13 √ item2 0.46 0.07 6.17 √ item3 0.75 0.08 9.78 √ item4 0.96 0.08 12.00 √ item5 0.46 0.07 6.34 √ Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa semua item bermuatan

positif dan signifikan. Sehingga semua item pada instrumen yang telah disebutkan

telah memenuhi kriteria yang telah dijelaskan setelah model fit dan akan diikutkan

pada analisis berikutnya.

3.4.5 Uji Validitas Dukungan Persahabatan

Peneliti menguji apakah 5 item dari dukungan persahabatan bersifat

unidimensional, artinya benar hanya mengukur dukungan persahabatan saja. Dari

hasil awal analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak

fit, dengan Chi-Square=227.04 df=9, P-value=0.00000, RMSEA=0.344.Oleh

karena itu, penulis melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan

pengukuran pada item dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan

modifikasi sebanyak 3 kali, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square = 0.03,

df = 2, P-value = 0.98752, RMSEA = 0.000.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang perlu di

drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien

Page 68: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

50

muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan dan

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran dukungan

persahabatan disajikan pada tabel 3.8berikut:

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Skala Dukungan Persahabatan

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan item1 0.48 0.08 3.67 √ item2 0.27 0.07 3.58 √ item3 0.86 0.08 10.51 √ item4 1.00 0.09 11.51 √ item5 0.97 0.09 11.21 √ Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa semua item bermuatan

positif dan signifikan. Sehingga semua item pada instrumen yang telah disebutkan

telah memenuhi kriteria yang telah dijelaskan setelah model fit dan akan diikutkan

pada analisis berikutnya.

3.4.6 Uji Validitas Keyakinan Agama

Peneliti menguji apakah 8 item dari keyakinan agama bersifat unidimensional,

artinya benar hanya mengukur keyakinan agama saja. Dari hasil awal analisis

CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-

Square=446,98 df=20, P-value=0.00000, RMSEA=0.324.Oleh karena itu, penulis

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item

dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi sebanyak 13

kali, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square =9.73 , df = 7, P-value =

0.20432, RMSEA = 0.044.

Page 69: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

51

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang

perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut

signifikan dan sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran

keyakinan agama disajikan pada tabel 3.9berikut:

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Skala Keyakinan Agama

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan item1 0.45 0.07 6.26 √ item2 0.30 0.07 4.51 √ Item4 0.51 0.07 7.25 √ Item5 0.48 0.07 6.97 √ Item6 0.42 0.06 6.56 √ Item7 1.18 0.07 16.89 √ Item8 0.81 0.07 11.83 √ Item9 1.14 0.07 15.95 √ Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa semua item bermuatan

positif dan signifikan. Sehingga semua item pada keyakinan yang telah disebutkan

telah memenuhi kriteria yang telah dijelaskan setelah model fit dan akan diikutkan

pada analisis berikutnya.

3.4.7 Uji Validitas Konsekuensi Agama

Peneliti menguji apakah 4 item dari konsekuensi agama bersifat unidimensional,

artinya benar hanya mengukur konsekuensi saja. Dari hasil awal analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-

Square=132.04 df=2, P-value=0.00000, RMSEA=0.563.Oleh karena itu, penulis

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item

Page 70: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

52

dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi sebanyak 2

kali, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square =0.00 , df = 0, P-value =

1.00000, RMSEA = 0.000.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang

perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut

signifikan dan sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran

konsekuensi disajikan pada tabel 3.10berikut

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Skala Konsekuensi Agama

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan item1 0.91 0.06 16.29 √ item2 1.05 0.05 20.65 √ item3 0.50 0.07 7.51 √ item4 0.68 0.06 10.90 √ Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa semua item bermuatan

positif dan signifikan. Sehingga semua item pada konsekuensi yang telah

disebutkan telah memenuhi kriteria yang telah dijelaskan setelah model fit dan

akan diikutkan pada analisis berikutnya.

3.4.8 Uji Validitas Pengalaman Agama

Peneliti menguji apakah 4 item dari pengalaman agama bersifat unidimensional,

artinya benar hanya mengukur pengalaman agama saja. Dari hasil awal analisis

CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-

Page 71: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

53

Square=33.95 df=2, P-value=0.00000, RMSEA=0.279.Oleh karena itu, penulis

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item

dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi sebanyak 2

kali, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square =0.00 , df = 0, P-value =

1.00000, RMSEA = 0.000.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang

perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut

signifikan dan sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran

pengalaman agama disajikan pada tabel 3.11berikut

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Skala Pengalaman Agama

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan item1 0.47 0.07 6.81 √ item2 0.74 0.07 10.92 √ item3 1.23 0.06 19.57 √ item4 1.09 0.16 6.81 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa semua item bermuatan

positif dan signifikan. Sehingga semua item pada konsekuensi yang telah

disebutkan telah memenuhi kriteria yang telah dijelaskan setelah model fit dan

akan diikutkan pada analisis berikutnya.

3.4.9 Uji Validitas Pengetahuan Agama

Peneliti menguji apakah 3 item dari pengetahuan agama bersifat unidimensional,

artinya benar hanya mengukur pengetahuan agama saja. Dari hasil awal analisis

Page 72: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

54

CFA yang dilakukan dengan model satu faktor maka diperoleh model fit dengan

Chi-Square =0.00 , df = 0, P-value = 1.00000, RMSEA = 0.000.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang

perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut

signifikan dan sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran

pengetahuan agama disajika n pada tabel 3.12berikut

Tabel 3.12 Muatan Faktor Item Skala Pengetahuan Agama

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan item1 0.82 0.06 12.94 √ item2 0.71 0.07 10.93 √ item3 0.87 0.06 13.92 √ Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa semua item bermuatan

positif dan signifikan. Sehingga semua item pada konsekuensi yang telah

disebutkan telah memenuhi kriteria yang telah dijelaskan setelah model fit dan

akan diikutkan pada analisis berikutnya.

3.4.10 Uji Validitas Praktek Agama

Peneliti menguji apakah 6 item dari praktek agama bersifat unidimensional,

artinya benar hanya mengukur praktek agama saja. Dari hasil awal analisis CFA

yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi-

Square=46.01 df=9, P-value=0.00000, RMSEA=0.142.Oleh karena itu, penulis

Page 73: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

55

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada item

dibebaskan berkorelasi satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi sebanyak 4

kali, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square =1.56 , df = 5, P-value =

0.90663, RMSEA = 0.000.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang

perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut

signifikan dan sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran

praktek agama disajikan pada tabel 3.13berikut

Tabel 3.13 Muatan Faktor Item Skala Praktek Agama

No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan item1 0.61 0.12 5.11 √ item2 0.60 0.12 5.11 √ Item3 0.81 0.12 6.88 √ Item4 1.01 0.11 8.97 √ Item5 0.84 0.11 7.70 √ Item6 0.55 0.12 4.68 √ Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa semua item bermuatan

positif dan signifikan. Sehingga semua item pada konsekuensi yang telah

disebutkan telah memenuhi kriteria yang telah dijelaskan setelah model fit dan

akan diikutkan pada analisis berikutnya.

3.5 Metode Analisis Data

Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah multi regresi.

Analisis multi regresi adalah suatu metode untuk mengkaji akibat-akibat dan

Page 74: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

56

besarnya akibat dari lebih satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat,

dengan menggunakan prinsip-prinsip korelasi dan regresi. Dengan dependent

variable yaitu subjective well being dan independent variable yaitu dukungan

sosial dan religiusitas, maka persamaan regresinya adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 +b9x9+ e

Dimana: Y = Nilai prediksi Y (SWB) a = Konstan intersepsi b = Koefisien regresi untuk masing-masing IV X1 = emosional X2 = infromasi

X3 = instrumental

X4 = persahabatan

X5 = keyakinan

X6 = konsekuensi

X7 = pengalaman agama

X8 = pengetahuan agama

X9 = praktek agama

e = Residual dari DV Untuk menilai apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model

yang paling sesuai (memiliki error terkecil), dibutuhkan beberapa pengujian dan

analisis sebagai berikut:

1. R2 (R square) untuk mengetahui berapa persen (%) sumbangan DV

yang dijelaskan oleh IV berpengaruh secara signifikan terhadap DV.

�� =����� ��

Keterangan: R2 = Proporsi varians SSreg = Sum of Square Regression (jumlah kuadrat regresi) SSy = Sum of Square Y (jumlah kuadrat Y)

2. Diketahui signifikan atau koefisien regresi dari masing – masing IV.

Page 75: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

57

Koefisien yang signifikan menunjukkan dampak yang signifikan dari

IV yang bersangkutan.

F = �²/ (� � ��)/(� � � �)

Keterangan: F = Taraf signifikans R2= Proporsi varians k = Jumlah independent variable

N = Jumlah sampel

3. Dapat diketahui besarnya sumbangan dari setiap IV dan

melihatsignifikansinya.

Keterangan: t = Taraf signifikansi b = koefisien regresi

Sb = standard error

Page 76: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

58

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS DATA

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Pada sub bab ini akan di bahas mengenai reponden yang digunakan dalam

penelitian ini. Responden dalam penelitian ini adalah 206 orang.Responden dalam

penelitian ini adalah Pensiunan PNS di wilayah Provinsi Jambi.

4.1.1 Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin, sumber

pendapatan dan aktifitas setelah pensiun

Untuk mendapatkan gambaran umum mengenai latar belakang subjek penelitian,

maka pada sub bab ini ditampilkan gambaran banyaknya subjek penelitian

berdasarkan jenis kelamin, sumber pendapatan dan aktifitas setelah pensiun.

Tabel 4.1

Gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin, sumber pendapatan

dan aktifitas setelah pensiun No. Kategorisasi berdasarkan Kategori Frekuensi Presentase

1 Jenis Kelamin Laki-Laki 129 62.6%

Perempuan 77 37.44%

2. Sumber Pendapatan Tunjangan Pensiun 147

71.4%

Tunjangan Pensiun dan

Bisnis

38 18.4%

Diberi oleh

keluarga

38

18.4%

Tunjangan Pensiun, dll 1 5%

Tunjangan Pensiun,

Diberi oleh keluarga

dan Bisnis

3 1.5%

Page 77: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

59

Lanjutan

Tabel

Gambaran umum responden berdasarkan jenis kelamin, sumber pendapatan

dan aktifitas setelah pensiun No. Kategorisasi berdasarkan Kategori Frekuensi Presentase

3. Aktifitas Setelah Pensiun Berkumpul

dengan

keluarga

171

17

83%

8.3% Berkumpul

dengan

keluarga dan

bisnis

Berkumpul

dengan

keluarga, dll

8

3.9%

Berkumpul

dengan

keluarga dan

sosialisasi

7

3.4%

Berkumpul

dengan

keluarga,

sosialisasi dan

bisnis

2

1%

Dll 1 5%

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa keseluruhan responden dalam

penelitian ini berjumlah 206 orang.Dengan rincian, responden dengan jenis

kelamin laki-laki berjumlah 129 orang (62.6%) dan perempuan berjumlah 77

orang (37.44%). Hal ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini, jumlah

responden laki-laki lebih banyak dari perempuan. Untuk rincian responden

dengan sumber pendapatan yang terdiri dari tunjangan pensiun berjumlah 147

orang (71.4%), tunjangan pensiun dan bisnis berjumlah 38 orang (18.4%),

tunjangan pensiun dan diberi oleh anak/keluarga berjumlah 16 orang (17.8%),

Page 78: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

60

diberi oleh anak/keluarga berjumlah 1 orang(5%), tunjangan pensiun dan lain-lain

berjumlah 1 orang (5%) dan tunjangan pensiun, bisnis, diberi oleh anak/keluarga,

berjumlah 3 orang (1.5%). Sedangkan rincian responden dengan aktifitas setelah

pensiun yang terdiri dari berkumpul dengan keluarga berjumlah 171orang (83%),

berkumpul dengan keluarga dan bisnis berjumlah 17orang (8.3%), berkumpul

dengan keluarga dan lain-lain berjumlah 8orang(3.9)%, berkumpul dengan

keluarga dan sosialisasi berjumlah 7 orang (3.4%), berkumpul dengan keluarga,

bisnis dan sosialisasi berjumlah 2 orang(1%), dan lain-lain berjumlah 1orang (5%)

4.2 Analisa Deskriptif Variabel Penelitian

Sebelum dilakukan uji hipotesis, penulis melakukan analisis deskriptif. Analisis

deskriptif tersebut bertujuan untuk menganalisis sejumlah data yang dikumpulkan

dalam penelitian guna memperoleh gambaran mengenai suatu variabel

Tabel 4.2

Deskripsi Statistik Variabel Penelitian

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Subjective Well Being 206 29.09 67.49 50.0000 9.84581

Emosional 206 25.73 69.57 49.9998 10.00097

Informasi 206 30.82 67.73 49.9995 10.00163

Instrumental 206 32.85 75.57 49.9987 10.00141

Emosional 206 25.73 69.57 49.9998 10.00097

Informasi 206 30.82 67.73 49.9995 10.00163

Instrumental 206 32.85 75.57 49.9987 10.00141

Persahabatan 206 45.31 76.67 50.000 9.50141

Keyakinan 206 35.84 61.10 50.000 9.57133

Konsekuensi 206 34.31 6872 50.000 10.000

Pengalaman Agama 206 36.44 63.73 50.000 10.000

Pengetahuan Agama 206 27.80 61.36 50.0010 10.0090

Praktek Agama 206 38.80 69.00 49.999 10.00129

Valid N (listwise) 206

Page 79: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

61

Berdasarkan tabel 4.2, diketahui deskripsi statistik pada setiap

variabel.Kolom N menjelaskan bahwa sampel pada setiap variabel berjumlah

206.Kolom minimum dan maximum menjelaskan nilai minimum dan maximum

pada setiap variabel.Dilihat dari kolom minimum diketahui variabel dukungan

emosional instrumenmemiliki nilai terendah dengan nilai 25.73.Sementara itu,

berdasarkan kolom maximum diketahui variabel pengalaman agamamemiliki

nilai tertinggi dengan nilai 36.44.

4.3 Kategorisasi Skor

Kategorisasi dalam penelitian ini dibuat menjadi dua kategori yaitu tinggi dan

rendah.Adapun norma kategorisasi tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3

Norma Skor Norma Intepretasi

X < Mean Rendah

X > Mean Tinggi

Setelah kategori tersebut didapatkan, maka akan diperoleh nilai persentasi

kategori masing-masing variabel penelitian. Masing-masing variabel akan

dikategorikan sebagai rendah dan tinggi.

4.3.1.Kategorisasi skor subjective well-being

Uraian mengenai gambaran kategorisasi skor variabel berdasarkan tinggi

danrendahnya variabel subjective well-being dijelaskan pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Kategorisasi subjek berdasarkan tingkat

Kategori Jumlah Persentase

Rendah 148 71.8%

Tinggi

Total

58

206

28.2%

100%

Page 80: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

62

Dari tabel tersebut diketahui bahwa terdapat 148 responden (71.8%)

memiliki skor subjective well being tinggi dan 58 responden (28.2%) memiliki

skor subjective well being diri rendah.

4.3.2 Kategorisasi skor dukungan sosial

Uraian mengenai gambaran kategorisasi skor variabel berdasarkan tinggi

danrendahnya variabel dukungan sosial dijelaskan pada tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

Kategorisasi skor dukungan sosial Variabel Rendah (%) Tinggi (%)

Dukungan Emosional 125 (60.7%) 81 (30.3%)

Dukungan Informasional 96 (46.6%) 110 (53.4%)

Dukungan Instrumental 116 (56.3%) 90 (43.7%)

Dukungan Persahabatan 175 ( 85%) 31 (15%)

Berdasarkan tabel 4.5 tersebut pertama untuk variabel dukungan

emosional diketahui bahwa terdapat 125 responden (60.7%) memiliki skor

dukungan emosi tinggi dan 81 responden (30.3%) memiliki skor emosional

rendah. Kedua berdasarkan table 4.5 tersebut diketahui bahwa terdapat 96

responden (46.6%) memiliki skor dukungan informasi tinggi dan 110 responden

(53.4%) memiliki skor dukungan informasi rendah. Ketiga berdasarkan table 4.5

tersebut diketahui bahwa terdapat 116 responden (56.3%) memiliki skor

dukungan instrumen tinggi dan 90 responden (43.7%) memiliki skor instrumen

rendah. Dan yang terakhir berdasarkan tabel 4.5 tersebut diketahui bahwa terdapat

Page 81: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

63

175 responden (85%) memiliki skor dukungan persahabatan tinggi dan 31

responden (15%) memiliki skor persahabatan rendah.

4.3.3 Kategori subjek berdasarkan tingkat religiusitas

Uraian mengenai gambaran kategorisasi skor variabel berdasarkan tinggi

danrendahnya variabel keyakinan agama dijelaskan pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

Kategorisasi subjek berdasarkan tingkat religiusitas

Variabel Rendah (%) Tinggi (%)

Keyakinan Agama

Konsekuensi Agama

Pengalaman Agama

Pengetahuan Agama

Praktek Agama

103 (50%)

123 (59.7%)

117 (56.8%)

95(46.1%)

118(57.3%)

103 (50%)

83 (40.3%)

89(46.2%)

111 (53.9%)

88(42.7%)

Berdasarkan tabel 4.6 tersebut diketahui bahwa terdapat 103 responden (50%)

memiliki skor keyakinan tinggi dan 103 responden (50%) memiliki skor

keyakinan rendah. Kedua berdasarkan tabel 4.6 tersebut diketahui bahwa terdapat

123 responden (59.7%) memiliki skor konsekuensi agama tinggi dan 83

responden (40.3%) memiliki skor konsekuensi rendah. Ketiga berdasarkan tabel

tersebut diketahui bahwa terdapat 117 responden (56.8%) memiliki skor

pengalaman agama tinggi dan 89 responden (46.2%) memiliki skor pengalaman

agama rendah. Keempat berdasarkan tabel 4.6 tersebut diketahui bahwa terdapat

95 responden (46.1%) memiliki skor pengetahuan agama tinggi dan 111

responden (53.9%) memiliki skor pengetahuan agama rendah. Dan yang terakhir

berdaarkan tabel 4.6 tersebut diketahui bahwa terdapat 118 responden (57.3%)

memiliki skor praktek agama tinggi dan 88 responden (42.7%) memiliki skor

praktek agama rendah.

Page 82: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

64

4.4 Uji Hipotesis

Selanjutnya, analisis uji hipotesis yang dilakukan untuk mengetahui

pengaruhmasing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dalam

penelitian ini adalah menggunakan teknik regresi berganda.Data yang dianalisis

adalah faktor score atau true score yang diperoleh dari hasil analisis faktor.Pada

tahapan ini penulis menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi berganda

dengan menggunakan software SPSS 17. Dalam regresi ada tiga hal yang dilihat,

yaitu melihat besaran R square untuk mengetahui berapa persen varians variabel

dependen yang dijelaskan oleh variabel independen, kedua apakah secara

keseluruhan variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen, dan yang ketiga adalah melihat siginifikan atau tidaknya koefisien

regresi dari masing-masing variabel independen.

4.4.1 Analisis regresi variabel penelitian

Pengujian hipotesis dilakukan dengan beberapa tahapan. Langkah pertama penulis

melihat besaran R square untuk mengetahui berapa persen varians variabel

dependen yang dijelaskan oleh variabel independen. Selanjutnya untuk table R

square dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .711a .506 .483 7.07873

a. Predictors: (Constant), praktek, persahabatan, informasi, pengetetahuan, keyakinan,

pengalaman, emosi, konsekuensi, instrumental.

Pada tabel 4.14 dapat dilihat bahwa diperoleh R-Square sebesar 0.506 atau

50.6%. Artinya, sebesar 50.6% variasi dari subjective well-being dapat dijelaskan

oleh variasi seluruh independent variabel (dukungan praktek, dukungan

Page 83: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

65

persahabatan, dukungan informasi, dukungan pengetetahuan, keyakinan agama,

pengalaman agama, dukungan emosi, konsekuensi agama, dukungan

instrumental) sedangkan 49.4% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar

penelitian ini.Langkah kedua peneliti menguji apakahseluruh independen variabel

memiliki pengaruh yang signifikan terhadapsubjective well-being.Adapun hasil uji

F dapat dilihat pada tabel 4.8

Tabel 4.8

Anova pengaruh seluruh IV terhadap DV

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 10051.472 9 1116.830 22.288 .000a

Residual 9821.387 196 50.108

Total 19872.709 205

a. Predictors: (Constant), praktek, persahabatan, informasi, pengetahuan, keyakinan,

pengalaman, emosi, konsekuensi, instrumental

b. Dependent Variable: swb

Berdasarkan uji F pada tabel 4.8, dapat dilihat bahwa taraf signifikan (p)

pada kolom paling kanan ialah sebesar 0,000 (p < 0,05). Hal ini berarti hipotesis

nihil yang berbunyi “tidak ada pengaruh dukungan sosial dan religiusitas terhadap

subjective well-being” ditolak.Artinya, terdapat pengaruh signifikan dukungan

sosial dan religisuitas terhadap subjective well-being. Langkah selanjutnya,

peneliti menghitung signifikansi dari setiap koefisien variabel menggunakan uji t.

Sama halnya dengan uji F, koefisien variabel dikatakan signifikan apabila p <

0,05, dapat dilihat pada table 4.9 berikut

Page 84: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

66

Berdasarkan tabel 4.9 terdapat lima koefisien independent variable yang

memiliki nilai p < 0,05 yaitu variabel dukungan emosi, dukungan infromasi,

dukungan instrumental, dukungan persahabatan dan praktek agama sedangkan

variabel lainnya memiliki pengaruh yang tidak signifikan. Maka dari itudukungan

emosi, dukungan infromasi, dukungan instrumental, dukungan persahabatan dan

praktek agamaberpengaruh signifikan terhadap subjective well-being.Berdasarkan

tabel koefisien regresi di atas, maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Subjective Well-Being = 5.730+ 0.550 dukungan emosional* +0.340 dukungan

informasi* + 0.525 dukungan instrumental* + 0.210 dukungan persahabatan*

- 0.064 keyakinan agama + 0.128 konsekuensi agama + 0.036pengalaman

agama - 0.072 pengetahuan agama +0.282 praktek agama*

Keterangan: tanda (*) menunjukkan variabel signifikan

Setelah memperoleh persamaan regresi penjelasan mengenai masing- masing

koefisien variabel adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9

Koefisien Regresi Setiap Variabel

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardize

d

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.730 3.683 1.556 .121

Emosi

Informasi

.550

.340

.100

.085

.559

.346

5.496

3.989

.000*

.000*

Instrumental

Persahabatan

Keyakinan

Konsekuensi

Pengalaman

.525

.210

-.064

.128

.036

.114

.070

.086

.085

.077

-.533

.203

.062

.130

.036

-4.596

2.996

-.745

1.508

.457

.000*

.003*

.457

.133

.641

Pengetahuan

Praktek

-.072

.282

.070

.090

-.073

.286

-1.037

.286

.301

.002*

a. Dependent Variable: SWB

Page 85: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

67

1. Variabel dukungan emosional memiliki nilai koefisien regersi sebesar

0,550 dan nilai p sebesar 0,000 (p <0,05). Dengan demikian, hipotesis

nihil yang menyatakan bahwa “tidak ada pengaruh dukungan emosional

terhadap subjective well-being” ditolak, sehingga ada pengaruh signifikan

dukungan emosional terhadap subjective well-being. Karena koefisien

regresi dukungan emosibernilai positif, berarti semakin tinggi skor

dukungan emosi ndividu mengenai subjective well-beingakan semakin

tinggi individu untukmengalami subjective well-being.

2. Variabel dukungan informasi memiliki nilai koefisien regersi sebesar

0.340 dannilai p sebesar 0,000 (p < 0,05). Dengan demikian, hipotesis

nihil yangmenyatakan bahwa “tidak ada pengaruh dukungan

informasiterhadap subjective well-being” ditolak, sehingga ada pengaruh

signifikan dukungan informas terhadap subjective well-being. Karena

koefisien regresi dukungan informasibernilai positif, berarti semakin tinggi

skor dukungan informasi ndividu mengenai subjective well-beingakan

semakin tinggi individu untukmengalami subjective well-being.

3. Variabel dukungan instrumental memiliki nilai koefisien regersi sebesar -

0.525 dan nilai p sebesar 0,000 (p <0,05). Dengan demikian, hipotesis

nihil yang menyatakan bahwa “tidak ada pengaruh dukungan instrumental

terhadap subjective well-being” ditolak, sehingga ada pengaruh signifikan

dukungan instrumental terhadap subjective well-being. Karena koefisien

regresi dukungan emosibernilai negatif, berarti semakin tinggi skor

Page 86: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

68

dukungan instrumental individu mengenai subjective well-beingakan

semakin rendah individu untukmengalami subjective well-being.

4. Variabel dukungan persahabatan memiliki nilai koefisien regersi sebesar

0,210 dan nilai p sebesar 0,003 (p < 0,05). Dengan demikian, hipotesis

nihil yang menyatakan bahwa “tidak ada pengaruh dukungan

persahabatan terhadap subjective well-being” ditolak, sehingga ada

pengaruh signifikan dukungan persahabatan terhadap subjective well-

being. Karena koefisien regresi dukungan persahabatanbernilai positif,

berarti semakin tinggi skor dukungan persahabatan ndividu mengenai

subjective well-beingakan semakin tinggi individu untukmengalami

subjective well-being.

5. Variabel keyakinan agama memiliki nilai koefisien regersi sebesar -0.064

dan nilai p sebesar 0,457 (p > 0,05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang

menyatakan bahwa “tidak ada pengaruh keyakinan terhadap subjective

well-being” diterima, sehingga tidak ada pengaruh signifikan keyakinan

agama terhadap subjective well-being.

6. Variabel konsekuensi agama memiliki nilai koefisien regersi sebesar 0,128

dan nilai p sebesar 0,133 (p > 0,05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang

menyatakan bahwa “tidak ada pengaruh konsekuensi agama terhadap

subjective well-being” diterima, sehingga tidak ada pengaruh signifikan

konsekuensi agama terhadap subjective well-being.

7. Variabel pengalaman agama memiliki nilai koefisien regersi sebesar 0,036

dan nilai p sebesar 0,641 (p > 0,05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang

Page 87: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

69

menyatakan bahwa “tidak ada pengaruh pengalaman agama terhadap

subjective well-being” diterima, sehingga tidak ada pengaruh signifikan

pengalaman agama terhadap subjective well-being.

8. Variabel pengetahuan agama memiliki nilai koefisien regersi sebesar

-0.072 dan nilai p sebesar 0,002 (p <0,05). Dengan demikian, hipotesis

nihil yang menyatakan bahwa “tidak ada pengaruh pengetahuan agama

terhadap subjective well-being” diterima, sehingga tidak ada pengaruh

signifikan pengetahuan agama terhadap subjective well-being.

9. Variabel praktek agama memiliki nilai koefisien regersi sebesar 0,282 dan

nilai p sebesar 0,002 (p <0,05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang

menyatakan bahwa “tidak ada pengaruh praktek agama terhadap

subjective well being” ditolak, sehingga ada pengaruh signifikan praktek

agama terhadap subjective well-being. Karena koefisien regresi praktek

agamabernilai positif, berarti semakin tinggi skor praktek agama ndividu

mengenai subjective well-beingakan semakin tinggi individu

untukmengalami subjective well-being.

4.4.2 Pengujian Proporsi Varian

Langkah selanjutnya ialah melihat proporsi varians untuk masing-

maisngindependent variable.Untuk mengetahui proporsi varians dari masing-

masingindependent variable, peneliti melakukan perhitungan nilai R2

Change

dengancara melakukan analisis regresi satu per satu., langkah ini dilakukan untuk

mengetahui besarnya R2Change setiap kali menambahkan independent variable

Page 88: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

70

kedalam analisis regresi. Adapun besar R2Change untuk masing-masing

independent variable pada penelitian ini dapat dilihat pada table 4.10 berikut:

Tabel 4.10

Proporsi Varian Masing-Masing Variabel Change Statistics

Model R Square R Square

Change

F Change df1 df2 Sig F.

Change

1 .332 .332 101.555 1 204 .000*

2 .362 .030 9.540 1 203 .002*

3 .381 .018 6.013 1 202 .015*

4 .416 .035 12.084 1 201 .001*

5 .449 .034 12.208 1 200 .001*

6 .476 .027 10.230 1 199 .002*

7 .481 .005 1.828 1 198 .178

8 .481 .000 .044 1 197 .834

9 .506 .024 9.711 1 196 .002*

Berdasarkan tabel 4.10, penjelasan untuk masing-masing R2 Change adalah

sebagaiberikut:

1. Variabel dukungan emosi memberikan sumbangan sebesar 0,332 atau

33,2%dalam proporsi varians subjective well-being. Sumbangan dukungan

emosi signifikan secara statistik karena nilai Sig F Change = 0.000 (p <

0,05)

2. Variabel dukungan informasimemberikan sumbangan sebesar 0,030 atau

3%dalam proporsi varians subjective well-being. Sumbangan dukungan

informasi signifikan secara statistik karena nilai Sig F Change = 0.002 (p <

0,05)

Page 89: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

71

3. Variabel dukungan instrumentalmemberikan sumbangan sebesar

0,018atau 1,8%dalam proporsi varians subjective well-being. Sumbangan

dukungan informasi signifikan secara statistik karena nilai Sig F Change

=0,015 (p < 0,05)

4. Variabel dukungan persahabatan memberikan sumbangan sebesar 0,035

atau 3,5%dalam proporsi varians subjective well-being. Sumbangan

dukungan informasi signifikan secara statistik karena nilai Sig F Change

=0,001 (p < 0,05)

5. Variabel keyakinanagama memberikan sumbangan sebesar 0,034 atau

3,4%dalam proporsi varians subjective well-being. Sumbangan keyakinan

agama signifikan secara statistik karena nilai Sig F Change = 0,001 (p

<0,05)

6. Variabel konsekuensi agamamemberikan sumbangan sebesar 0,027 atau

2,7%dalam proporsi varians subjective well-being. Sumbangan

konsekuensi agama signifikan secara statistik karena nilai Sig F Change

=0,002 (p < 0,05)

7. Variabel pengalaman agamamemberikan sumbangan sebesar 0,005 atau

5%dalam proporsi varians subjective well-being. Sumbangan pengalaman

agama signifikan secara statistik karena nilai Sig F Change = 0,178 (p

<0,05)

8. Variabel pengetahuan agamamemberikan sumbangan sebesar 0,000 atau

0%dalam proporsi varians subjective well-being. Sumbangan pengetahuan

Page 90: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

72

agama signifikan secara statistik karena nilai Sig F Change = 0,834 (p <

0,05)

9. Variabel praktek agamamemberikan sumbangan sebesar 0,024 atau

2,4%dalam proporsi varians subjective well-being. Sumbangan

konsekuensi agama signifikan secara statistik karena nilai Sig F Change =

0,002 (p < 0,05)

Page 91: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

73

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis, kesimpulan pertama yang diperoleh dari penelitian

ini adalah terdapat pengaruh dukungan sosial (dukungan emosional, dukungan

informasi, dukungan instrumental dan dukungan persahabatan)dan religiusitas

(konsekuensi agama, keyakinan agama, pengetahuan agama, praktek agama dan

pengalaman agama) terhadap subjective well-being Pensiunan PNS.

Berdasarkan hasil uji hipotesis minor yang menguji signifikansi masing-

masing koefisien regresi terhadap dependent variable, dapat diketahui bahwa

terdapat lima varibel yang nilai koefisien regresinya signifikan. Variabel yang

signifikan adalah dukungan emosional, dukungan informasi, dukungan

instrumental, dukungan persahabatan dan praktek agama. Sementara empat

variabel lain tidak signifikan.

Penulis menyimpulkan bahwa Subjective Well-Being dipengaruhi oleh

empat dimensi dari dukungan sosial yaitu dukungan emosional, dukungan

informasi, dukungan instrumental, dukungan persahabatan sementara dimensi

dari religiusitas yaitu praktek agama. Dukungan emosional, dukungan informasi,

dukungan persahabatan dan praktek agama secara signifikan berpengaruh positif

terhadap subjective well-being.Sementara, dukungan instrumental secara

signifikan berpengaruh negatif terhadap subjective well-being.

Page 92: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

74

5. 2 Diskusi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dukungan sosial dan

religiusitasterhadap subjective well-being pada Pensiunan PNS.Beberapa variabel

yang diduga berpengaruh terhadap subjective well-being adalah dukungan sosial

yang terdiri dari dimensi dukungan emosional, dukungan informasi, dukungan

instrumental, dukungan persahabatan; religiusitas terdiri dari dimensi praktek

agama.

Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, seluruh dimensi dari

dukungan sosial berpengaruh secara siginifikan terhadap subjective well-

beingpada pensiunan PNS.Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh

Diener dan Selligmen(2002) yang mengatakan bahwa dukungan sosial merupakan

predictor subjective well-being. Orang-orang yang memperoleh dukungan sosial

yang memuaskan melaporkan bahwa individu lebih sering merasa bahagia dan

memiliki tempat bersandar ketika mereka membutuhkan serta hal ini akan

berkontribusi pada afek positif yang dirasakan oleh individu. Tiga dari dimensi

dukungan sosial yaitu dukungan emosional, dukungan informasi dan dukungan

persahabatan memiliki pengaruh positif yang siginifikan terhadap subjective well

being yang artinya semakin tinggi dukungan emosional, dukungan informasi dan

dukungan persahabatan maka semakin tinggi pula subjective well-beingyang

dirasakan oleh pensiunan PNS.

Dimensi dukungan emosional pada penelititian ini memberikan

sumbangan pengaruh terhadap subjective well-beingyang artinya pensiunan PNS

merasakan adanya pengaruh dukungan emosional yang cukup tinggi terhadap

Page 93: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

75

subjective well-being. Dukungan emosional yang diterima oleh pensiunan PNS

pada penelitian ini lebih mengarah ke dukungan emosional dari keluarga dan

teman-teman. Dukungan emosional yang diterima oleh para pensiunan berupa

perhatian yang diberikan oleh keluarga seperti menanyakan kegiatan apa saja

yang dilakukan oleh para pensiunan, menemani para pensiunan berobat,

meluangkan waktu untuk bercengkrama dengan pensiunan, memperhatikan

asupan makanan dan memberikan masukan positif kepada para pensiunan. Hal

tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mandieta et. al(2012) yang

menunjukan bahwa dukungan emosional memiliki pengaruh yang paling kuat

terhadap subjective well-beingseseorang dibandingkan dengan dukungan

instrumental dan informasional.

Dimensi dukungan informasional pada penelitian ini memberikan

sumbangan pengaruh terhadapsubjective well-beingyang artinya adanya pengaruh

dukungan informasional yang tidak terlalu tinggi namun berpengaruh secara

signifikan terhadap subjective well-beingyang dirasakan oleh pensiunan PNS. Hal

ini disebabkan karena dukungan informasi yang diterima oleh pada pensiunan

seperti mendapatkan informasi dari dokter bagaimana cara mencegah penyakit

agar tidak kumat, cara mengelola stress dengan baik, keluarga mengatur dan

memperhatikan pola hidup sehingga pensiunan merasakan kepedulian dari

keluarga dan lingkungan sekitar.

Dimensi dukungan persahabatan pada penelitian ini memberikan

sumbangan pengaruh positif yang signifikan terhadap subjective well-beingyang

artinya semakin tinggi dukungan persahabatan yang diterima oleh pensiunan PNS

Page 94: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

76

maka semakin tinggi pula subjective well-beingyang dirasakan. Salah satu bentuk

dukungan persahabatan yang didapatkan oleh pensiunan yaitu adanya

perkumpulan para pensiunan. Para pensiunan ini sering berkumpul dan

mengadakan berbagai macam kegiatan seperti reunian akbar, kegiatan bakti sosial,

kegiatan peduli kesehatan seperti jalan santai, senam sehat, dan cek kesehatan.

Para pensiunan merasa kegiatan tersebut sangat bermnafaat bagi kesejahteraan

hidup mereka dimana mereka bisa bertemu dan berbagi dengan anggota sesama

pensiunan .

Salah satu dimensi dari dukungan sosial yaitu dukungan instrumental

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap subjective well-beingartinya

semakin tinggi dukungan instrumental yang diterima oleh pensiunan PNS maka

semakin rendah subjective well-beingyang dirasakan oleh pensiunan

PNS.Berdasarkan pengertian dukungan instrumental adalah pemberian

dukungan/bantuan secara langsung yang dapat digunakan untuk memecahkan

masalah-masalah secara praktis seperti memberikan bantuan berupa materi,

bantuan dalam jasa(Sarafino, 2011). Hal yang menyebabkan pensiunan PNS

merasa pemberian dukungan instrumental berpengaruh rendah terhadap subjective

well-beingyaitu individu tersebut merasa malu karena dinilai tidak mampu lagi

untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dinilai tidak mampu lagi

mengerjakan sesuatu pekerjaan yang berat, individu tersebut merasa dianggap

tidak memiliki kemampuan yang lebih, dan merasa dianggap tidak berdaya lagi.

Selain itu faktor lain yang menyebabkan rendahnya pengaruh dukungan

instrumental terhadap subjective well-beingadalah faktor budaya dimana para

Page 95: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

77

pensiunan menganggap harga diri mereka tidak begitu dinilai dan dihormati lagi

oleh para anggota keluarga atau lingkungan sekitar dikarenakan dianggap tidak

mampu lagi menghasilkan pemasukan finansial yang dapat mencukupi kebutuhan

hidup pensiunan.

Dukungan sosial berkaitan dengan pemberian bantuan baik itu berupa

bantuan materi, bantuan jasa, dan bantuan informasi. Dengan adanya dukungan

sosial yang diterima dari keluarga, teman ataupun pihak lainnya maka akan

membuat para pensiunan ini merasakan kesejahteraan dalam hidupnya. Para

pensiunan yang merasakan kesejahteraan dalam hidupnya dapat lebih

mengembangkan diri lagi dengan berbagai aktifitas yang positif dimana aktifitas

tersebut dapat meningkatkan kesehatan psikis dan fisik mereka.

Selanjutnya dimensi religiusitas yang berpengaruh siginifikan terhadap

subjective well-beingpada pensiunan PNS adalah dimensi praktek agama.Hal

tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Eryilmaz (2014)

menunjukan bahwa praktek agama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

subjective well-being.Berdasarkan pengertian praktek agama mencakup ibadah

dan pengabdian, sesuatu yang dilakukan orang-orang sebagai bentuk ketaatan

pada agama dan merupakan komitmen dalam agama yang dianutnya.Para

pensiunan PNS mengaku mereka merasakan ketenangan, kenyamanan ketika

melakukan praktek agama seperti melakukan ibadah malam, berdzikir, membaca

al-qur’an.Sehingga praktek agama yang dilakukan dapat meningkatkansubjective

well-beingpara pensiunan PNS.

Page 96: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

78

Sedangkan dimensi religiusitas lainnya yaitu konsekuensi agama,

keyakinan agama, pengetahuan agama dan pengalaman agama tidak berpengaruh

secara siginifikan terhadap subjective well being. Penelitian yang dilakukan oleh

Gull dan Dawood(2013) pada 100 subjek yang berusia diatas 60 tahun

menunjukan bahwa religiusitas memiliki pengaruh yang positif signifikan

terhadap subjective well-being.

Sementara empat dimensi dari religisuitas tidak memiliki pengaruh yang

signifikan. Pertama, dimensi keyakinan agama, tidak berpengaruhnya dimensi ini

mungkin disebabkan karena para pensiunan merasa agama yang dianutnya pasti

akan membawa kebahagiaan diakhir hidupnya. Apabila hanya mempercayainya

saja, namun tidak mengaplikasikannya maka kesejahteraan yang dirasakan dalam

hidupnya tidak terlalu. Kedua, dimensi konsekuensi agama pada penelitian ini

hanya memberikan sumbangan 2,7% namun tidak berpengaruh secara kuat

terhadap kesejahteraan para pensiunan. Konsekuensi agama adalah implikasi dari

ajaran agama yang dianut.Implikasi tersebut mempengaruhi perilaku dalam

kehidupan sosial.Ketiga, dimensi pengalaman agama tidak berpengaruh signifikan

mungkin dikarenakan para pensiunan di Provinsi Jambi tidak semua mendapatkan

dan merasakan pengalaman agama dalam hidupnya. Keempat, dimensi

pengetahuan agama pada penelitian ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan

dengan subjective well-beingdikarenakan pensiunan di Provinsi Jambi merasa apa

yang diajarkan oleh agama yang mereka anut jika tidak diimbangi dengan praktek

dengan mendekatkan diri secara langsung dengan Tuhan. Hal itu tidak begitu

memberikan dampak yang kuat bagi kesejahteraan hidup mereka.Jadi, keempat

Page 97: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

79

dimensi tersebut tidak begitu membawa dampak yang terlalu kuat terhadap

kesejahteraan para pensiunan jika tidak diimbangi dengan mendekatkan diri

kepada Tuhan secara langsung melalui praktek agama.

5.3 Saran

Pada penelitian ini, penulis membagi saran menjadi dua, yaitu saran metodologis

dan saran praktis.Penulis memberikan saran secara metodologis sebagai bahan

pertimbangan untuk perkembangan penelitian selanjutnya.Selain itu, penulis juga

menguraikan saran secara praktis sebagai bahan kesimpulan dan masukan bagi

pembaca sehingga dapat mengambil manfaat dari penelitian ini.

5.3.1. Saran Metodologis

1. Untuk penelitian selanjutnya, dapat menggunakan faktor-faktor lain yang

menarik yang dapat dijadikan variabel independent untuk melihat

pengaruhnya terhadap Subjective Well-Being pada Pensiunan, seperti

hubungan sosial, self disclosure, emotional attachmentvariabel lainnya.

2. Pada penelitian ini alat ukur yang digunakan untuk variabel dukungan

sosial menggunakan skala yang di adaptasi dari teori dukungan sosial yang

dikembangkan oleh Sarafino dan variabel religiusitas menggunakan skala

yang di adaptasi dari teori religiuitas yang dikembangkan oleh Glock and

Stark untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk lebih menyesuaikan

lagi item tersebut dengan budaya pada sampel yang akan diteliti.

5.3.2. Saran Praktis

Mengingatnya variabel-variabel yang dapat mempengaruhi subjective well-

beingpensiunan maka peneliti menyarankan beberapa hal yaitu:

Page 98: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

80

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan yang positif bagi

orangtua, keluarga, dan pihak lain yang terkait untuk lebih memperhatikan

faktor-faktoryang dapat mempengaruhi subjective well-beingterutama bagi

pensiunan PNS

2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dukungan instrumental

memiliki pengaruh yang signifikan bagi pensiunan. Jadi bagi keluarga atau

teman-teman para pensiunan sebaiknya menanyakan terlebih dahulu apa

saja kebutuhan dan bantuan yang diperlukan oleh pensiunan, sehingga

keluarga atau teman-teman tau apa saja yang dibutuhkan oleh pensiunan.

3. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukandukungan persahabatan

memiliki pengaruh yang signifikan bagi pensiunan sebaiknya para

pensiunan lebih aktif bersosialisasi dengan teman-teman para pensiunan

dan kelompok sosial yang lain sehingga dapat menambah jaringan

pertemanan ataupun jaringan sosial yang dapat menjadi tempat bertukar

pikiran, bertukar informasi, mendapatkan informasi terbaru dan dapat

meingkatkan rasa subjective well-being.

4. Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa religiusitas memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap subjective well-beingpensiunan

terutama praktek agama seperti beribadah di malam hari, berdo’a,

berdzikir, dll. Sehingga para pensiunan hendaknya lebih meningkatkan

kegiatan ibadah baik secara pribadi maupun berjama’ah yang dapat

meningkatkan rasa subjective well-being.

Page 99: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

81

5. Hendaknya para pensiunan dapat menambahkan wawasan baru tentang

beberapafaktor lainnya yang dapat meningkatkan subjective well-

beingmereka seperti kegiatan yang produktif, kesehatan, hubungan sosial,

dll.

6. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dukungan emosional

berpengaruh yang signifikan bagi pensiunan. Sehingga para anggota

keluarga dan teman-teman dapat meluangkan waktu untuk memberikan

perhatian sebagai bentuk kepedulian dan dukungan kepada anggota

mereka yang telah pensiun sehingga mereka tidak merasa kesepian,

merasa dicintai dan menambah wawasan baru tentang beberapafaktor yang

dapat meningkatkan subjective well-beingpara lansia terutama pensiunan

sehingga mereka dapat membimbing, merawat dan memberi dukungan

kepada pensiunan.

Page 100: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

82

DAFTAR PUSTAKA

Bbc Indonesia. (2013). Pensiun merugikan kesehatan.Diunduh pada tanggal 14

Juli 2018 dari https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2013/05/130517.

BKN.(2017). Civil apparatus policy brief konsepsi pembiayaan dan pola jaminan

pensiun pegawai negeri sipil.ISSN 25441-4267.Diunduh dari

http://www.bkn.go.id/wp-content/uploads/2014/06/11.Policy-Brief.pdf.

Barrett, G. F., & Kecmanovic, M. (2013). Changes in subjective well-being with

retirement: assessing savings adequacy. Applied Economics, 45(34-36),

4883–4893. doi: 10.1080/00036846.2013.806786

CNBC Indonesia.(2018). Pensiun dini bisa perpanjang hidup.Dipetik dari

https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20180329165757-33.

Cohen, S., Mermelstein, R.,et. al. (1985).Measuring the functional components of

social support. In I. G. Sarason, & B. R. Sarason (Eds.), Social Support:

Theory, Research and Applications. The Netherlands: Martinus Nijhoff

Publishers.

Cuomo, A. M., & Corinda, C. (2017).Self help guide to pre-retirement planning.

New York: New York State Office For The Aging.

Desiningrum, Dinie Ratrie. (2014). Kesejahteraan psikologis lansia dan duda

ditinjau dari persepsi terhadap dukungan sosial dan gender.Jurnal

Psikologi Undip, 13(2), 102-106.

Diener, E., Robert., A. E., Randy, J. L., et.al. (1985). The satisfaction with life

scale. Journal of Personality Assessment., 49 (1). 71-75.

Diener, E., Suh, E. M.,et. al. (1999). Subjective well-being: Three decades of

progress. Psychological Bulletin, 125, 276-302.

Diener, E., Lucas, R. E., & Oishi, S. (2002). Subjective well-being: The science of

happinessand life satisfaction. Dalam C. R. Snyder & S. J. Lopez (Eds.),

Handbook of positivepsychology (pp. 63-73). New York.: Oxford

University Press.

Eddington, N., & Shuman, R. (2008).Subjective well being (happiness).

California: Continuing Psychology Education Inc.

Esqmpp.(2017). Hasil survey kecemasan jelang pensiun.Diunduh pada tangga 14

Juli 2018 darihttp://esqmpp.com/hasil-survey-kecemasan-jelang-pensiun-

2016-2017.

Page 101: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

83

Fetzer, J. E. (1999). Multidimensional measurement of religiousness/ spirituality

foruse in health research: a report of the fetzer institute/ national institute

on aging working group. MI: Fetzer Institute.

Gatz, M, Symer,M. A.& Deborah, A. D (2016). Psychology’s contribution to the

well-being of older americans. American Psychological Association.71(4),

257–267.

Gianyarkab. (2017). HUT ke-55 PWRI tetap berkarya di usia senja. Diunduh pada

tanggal 08 Mei 08, 2018 dari https://gianyarkab.go.id/index.php/baca

berita/5833/HUT-kemin55-PWRIkoma-Tetap-Berkarya-di-Usia-Senja.

Gul, F., &Saima, D. (2013).Religiosity and subjective well-being

amongstinstitutionalized elderly in pakistan. Health Promotion Perspectives,

3(1), 124-128.

Gulacti, Ficrat. (2010). The effect of perceived social support on subjective well

being.Procedia Social and Behavioral Sciences. 2, 3844-3849.

Glock., C. Y., &Stark., R. (1968). American piety: The nature of religious

commitment. Berkeley: University of California Press

Huxhold, O., Miche, M., & Schuz, B. (2013).Benefits of having friends in older

ages: differentialeffects of informal social activities on well-being in

middle-aged and older adults.Journals ofGerontology, Series B:

Psychological Sciences and Social Sciences, 69(3), 366–375,

doi:10.1093/geronb/gbt029.

Jalaluddin.(2000). Psikologi agama.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Jivraj, S., Nazroo, J., Van Houtte, B & Chandola, T. (2014).Aging and subjective

well being in later life.Journals of Gerontology, Series B: Psychological

Sciences and Social Sciences, 69(6), 930–941,doi:10.1093/geronb/gbu006.

Khalek, Ahmad M. A. (2013). The relationships between subjective well being

health, and religiosity among young adults from Qatar.Mental Health,

Religion & Culture, 16(03), 306-318.

doi.org/10.1080/13674676.2012.660624

Khalek, Ahmad M. A. (2011). Subjective well-being and religiosity in egyptian

college students. Psychological Reports, 108(1), 54-58.

Khalek, Ahmad M. A. (2012). Subjective well being and religiosity: a

crosssectional study with adoslecents young and middle age adults. Mental

Health Religion and Culture, 15(1), 39-52.

Page 102: PENGARUH DUKUNGAN SOSIAL DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · skripsi ini. 6. H. Siradjuddin dan Hj. Suwarni selaku kakek nenek serta

84

Lun, V. M., &Bond, M. H. (2013).Examining the relation of religion and

spirituality to subjective well-being across national cultures.American

Psychology Association. 13. 1941-1022. doi: 10.1037/a0033641.

Mendieta, I., Martin, M. A.,& Jacinto, L. G. (2013).The relationship between

social support, loneliness, and subjective well-being in a spanish sample

from a multidimensional perspective.Spinger Science. 114, 1013–1034.

doi: 10.1007/s11205-012-0187-5.

Pilkington, P. D., Windsor, T. D., & Crisp, D. D. (2012).Volunteering and

subjective well-being in midlife and older adults: the role of supportive

social networks.Journals of Gerontology, Series B: Psychological

Sciences and Social Sciences, 67(2), 249–260,

doi:10.1093/geronb/gbr154.

Russell, J.E.A. (2008). Promoting subjective well being at work.Journal of

CareerAssessment, 16, 117 – 131. doi: 10.1177/1069072707308142.

Sarafino, E. N., & Timothy, W. S. (2011).Health pychology: biopsychosocial

interactions. New York: John Wiley&Sons Inc.

Shinta, K, S., & Hastaning, S. (2015). Dukungan sosial dan subjective well being

pada tenaga kerja wanita PT. Arni Family Ungaran. Jurnal Empati, 4(4),

208-216.

Siedlecki, K. L., Timothy, A. S.,et. al. (2013).The relationship between social

support and subjective well-being across age. NewYork:

Departement of Psychology.

Taylor, S.E. (2015). Health psychology. USA: McGraw-Hill Education.