kajian sirah nabawiyah 04 | dari kelahiran nabi saw hingga kematian sang kakek

19
DARI KELAHIRAN NABI SAW HINGGA KEMATIAN SANG KAKEK Fais al-Fatih #KajianSirahNabawiyah04

Upload: fais-al-fatih

Post on 04-Aug-2015

181 views

Category:

Education


8 download

TRANSCRIPT

DARI KELAHIRAN NABI SAW HINGGA KEMATIAN SANG KAKEK

Fais al-Fatih#KajianSirahNabawiyah04

MASA KELAHIRAN

Ibnu Sa’ad meriwayatkan bahwa ibunda Rasulullah berkata, “Setelah bayiku keluar, akumelihat cahaya keluar, menyinari istana-istana di Syam.”

Diriwayatkan juga oleh Al-Baihaqi bertepatan dengan kelahiran beliau , adanya kejadianruntuhnya 14 balkon istana Kisra, padamnya api abadi yang biasa disembah kaum Majusi,serta runtuhnya beberapa gereja di sekitar Buhairah setelah gereja itu ambles ke tanah.

Diriwayatkan dari Hassan bin Tsabit , ia berkata: “Demi Allah, saat itu aku sudah kuat,sudah berumur tujuh atau delapan tahun, aku sudah bisa memahami apa yang akudengarkan. Aku mendengar seorang Yahudi berteriak kencang di atas benteng Yastrib,‘Wahai kaum Yahudi!’ Setelah kaumnya berkumpul, mereka berkata padanya, ‘Kamu iniapa-apaan, ada apa dengan kamu?’ Ia berkata, ‘Tadi malam bintang kelahiran Ahmadsudah terbit.’” (HR. Baihaqi)

Senin 12 Rabiul Awwal

Tahun 52 Sebelum Hijrah

Tahun 571 M Tahun Gajah

NASAB (GARIS KETURUNAN) NABI (HR. BUKHARI NO. 3851)

Adnan

Ma’add

Nizar

Mudhar

Ilyas Mudrikah

Khuzaimah

Kinanah

Nadhir

Malik Fihr

Ghalib

Luayy

Ka’b

Murah Kilab

Qushay

‘Abdu Manaf

Hasyim

Abdul Muthalib Abdullah

Muhammad

اصطفى من ول ن� ا�� اع إ م س يم إ اه ر ب يل د إ

اع م س د إة واصطفى من ول ن ا ن ي ك ن يل ب

ة ن ا ن ي ك ن ا واصطفى م واصطفى من ب ش ي ر ن قم واصط اش ي ه ن ش ب

ي ر ي ق ن ي من ب ن ا اش ف م هSesungguhnya Allah memilih

Kinanah dari keturunan Ismail, memilih Quraisy dari Kinanah,

memilih Bani Hasyim dari Quraisy, dan memilihku dari Bani

Hasyim. HR. Muslim no. 2276

ABDULLAH BIN ABDUL MUTHALIB

Abdullah bin Abdul Muthalib adalah putra yang paling dicintai oleh ayahnya. Setelah selamat dari penyembelihan dan ayahnya menebusnya dengan 100 ekor unta ia pun dinikahkan dengan wanita Mekkah yang paling mulia nasabnya. Dia adalah Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf bin Zuhrah bin Kilab.

Tidak berapa lama kemudian Abdullah wafat setelah Aminah mengandung Nabi . Abdullah dimakamkan di Madinah.

Ia wafat saat perjalanan pulang dari Syam untuk berdagang. Seolah-olah takdir berkata padanya: misi Anda dalam kehidupan telah berkakhir, dan bayi suci ini Allah yang akan mengurusnya dengan kebijaksanaan-Nya, rahmat-Nya, didikan-Nya dan persiapan-Nya untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya.

Melihat nasab Rasulullah , kita dapat melihat bukti nyata, betapa sesungguhnya Allah SWT telah mengistimewakan bangsa Arab di atas bangsa lain di dunia, sekaligus mengistimewakan suku Quraisy di atas semua suku Arab lainnya.

Rasulullah bersabda, “Aku adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib. Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk lalu menjadikan mereka dua bagian. Allah menjadikanku pada kelompok yang terbaik. Allah lalu menjadikan mereka bersuku-suku bangsa maka Dia menjadikanku pada suku yang terbaik. Allah lalu menjadikanku pada keluarga yang terbaik dan jiwa yang terbaik pula. (HR. Tirmidzi)

براهيم وبشارة ع بي ا� يسىدعوة ا�

Aku adalah (jawaban dari) doa ayahku Ibrahim dan kabar gembira saudaraku Isa.

HR. Al-Hakim (2/600)

DO’A NABI IBRAHIM

ي ل و ع ل ت م ي ه ن م

وال س م ر يه فث ع اب ا و ن ب� ح ر

اب وال ت كـ

م ال ه م

ل ع ي ك و ات يم ا م ه يه

ك ز ي ة و م ك

يز زعنت ال ك ا� ن� يم إ ك ح

ال

Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya

Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.

QS. Al-Baqarah: 129

KABAR GEMBIRA NABI ISA

س ي ر ن إيل ائ ر س ي إ ن ا ب م ي ي ر ن م ى اب يس ع

ال ق

ذ إ ن و ي ا ب م ا ل ق

د ص م م� ك يل إ ي� من ول ا�� د ي

ح ه ا� م ي اس د ع ن ب ي م تا� ول ي س ر ا ب ر ش ب اة وم ر و واالت�

ال ات ق ن ي ب

ال م ب

ه اء ا ج م� ل د ف ح م ا س ذ ين ه بر م�

Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira

dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)". Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti

yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata".

QS. Ash-Shaf: 6

PARA IBU SUSUAN NABI

Wanita yang mengasuh Nabi adalah Ummu Ayman, budak perempuan ayah beliau.

Wanita yang pertama kali menyusui Nabi adalah Tsuwaibah, budak perempuan paman Nabi , Abu Lahab. Wanita ini juga menyusui Hamzah bin Abdul Muthalib dan Abu Salamah bin Abdul Asad al-Makhzumi.

Setelah itu beliau dibawa ke Bani Sa’ad bin bin Bakar. Di sana beliau disusui oleh Halimah as-Sa’diyah.

DI TENGAH BANI SA’AD BIN BAKARSuatu hari Halimah pernah keluar dari kampungnya bersama suami dan anak yang disusuinya, serta bersama beberapa wanita dari Bani Sa’ad bin Bakar. Tujuan mereka adalah untuk mencari anak yang bisa disusui.

Saat itu terjadi masa paceklik, tidak banyak kekayaan yang tersisa. Mereka pergi Mekkah bersama seekor keledai betina, seekor unta yang sudah tua yang sudah tidak bisa diambil air susunya walau hanya setetes. Sepanjang malam mereka tidak bisa tidur, karena bayinya terus menangis kelaparan. Air susu Halimah juga tidak keluar sedikitpun.

Mereka pantang menyerah dan akhirnya tiba di kota Mekkah. Di sana mereka mencari bayi untuk disusui. Rasulullah pun ditawari ke beberapa wanita dari Bani Sa’ad tsb, namun mereka semua menolak. Alasannya adalah karena Rasulullah saat itu adalah anak yatim. Dengan menyusui bayi, mereka berharap mendapatkan imbalan yang cukup dari ayah bayi-bayi tsb.

DI TENGAH BANI SA’AD BIN BAKARSemua wanita dari rombongan – kecuali Halimah sendiri – sudah mendapatkan bayi yang akan disusui. Halimah pun berkata kepada suaminya untuk mendatangi dan mengambil anak yatim tsb, Rasulullah . Ia berkata, “Semoga Allah memberkahi kita dengan mengambil anak itu.”

Tatkala mencoba menggendong bayi tsb dan menyusuinya, air susu tiba-tiba keluar. Rasulullah kecil pun menyusu hingga kenyang, begitu pun anak Halimah yang sebelumnya kelaparan dan kehausan. Mereka pun tertidur pulas.

Ketika suami Halimah mendekati unta mereka yang tua, ternyata kantung susunya telah penuh. Mereka pun memerah dan meminum susunya hingga puas. Malam itu mereka juga merasa bahagia dan bisa tidur dengan pulas.

Keledai Halimah juga bertambah kuat dan perkasa. Teman-temannya dari rombongan yang sama merasa kaget dan berkata, “Demi Allah, keledaimu kini bertambah perkasa.”

DI TENGAH BANI SA’AD BIN BAKARKetika tiba di kediamannya di daerah Bani Sa’ad bin Bakar. Tanah-tanahnya pun menjadi subur. Domba-domba mereka menyongsong kedatangan Halimah dan keluarganya dalam keadaan kenyang dan kantung susu dalam keadaan penuh. Padahal domba-domba dari kaumnya yang lain tidak mengeluarkan susu walau hanya setetes.

Setiap pergi ke padang rumput, dombanya pulang dalam keadaan kenyang dan kantung susu dalam keadaan penuh. Begitu setiap hari. Halimah dan keluarga pun merasa mendapatkan keberkahan dan kebaikan dari Allah selama 2 tahun menyusui Nabi .

Setelah berusia dua tahun, Halimah pun menyapih (mengenalkan makanan) kepada Rasulullah SAW. Rasulullah tumbuh dengan baik, tidak seperti bayi-bayi pada umumnya.

DI TENGAH BANI SA’AD BIN BAKARSetelah itu, Nabi kemudian dibawa kembali kepada ibunya, meskipun ia berharap anak ini masih berada bersama mereka. Maka Halimah pun membujuk ibunda Rasulullah , Aminah untuk sudi membiarkan anaknya sampai besar bersama Halimah. Halimah berkata, “Aku khawatir dia terserang penyakit yang biasa menjalar di Mekkah.”

Aminah pun menyetujui. Rasulullah kembali ke tengah-tengah Bani Sa’ad bin Bakar dan terjadilah peristiwa pembelahan dada.

PEMBELAHAN DADA

Imam Muslim meriwayatkan dari Anas bahwa Rasulullah didatangi malaikat Jibril, yang saat itu beliau sedang bermain-main dengan beberapa anak kecil lainnya. Malaikat Jibril memegang dan membaringkan beliau, lalu membelah dadanya dan mengeluarkan hati beliau dan mengeluarkan segumpal darah dari dada beliau, seraya berkata, “Ini adalah setan yang ada pada dirimu.”

Lalu malaikat Jibril mencucinya di sebuah baskom emas dengan menggunakan air Zamzam, kemudian memasukkannya ke tempatnya semula. Anak-anak kecil lainnya berlarian mencari ibunya dan berkata, “Muhammad telah dibunuh!” Mereka pun datang menghampiri beliau yang wajahnya semakin berseri-seri.”

(Shahih Muslim, bab al-Isra’, I/92)

Adanya berkah dari Nabi yang dirasakan oleh Halimah as-Sa’diyah dan keluarganya. Berkah-berkah ini merupakan bentuk pemuliaan Allah terhadap Nabi .

Apapun yang diberikan Allah , kita mestinya ridha terhadap ketentuan dan pilihan-Nya.

Pengaruh lingkungan badui/perkampungan terhadap kesehatan tubuh, kemurnian jiwa dan cerdasnya pikiran. Di perkampungan Bani Sa’ad, Nabi belajar bahasa Arab yang fasih dan kemudian beliau pun menjadi orang yang paling fasih. Nabi pun tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, kuat, berani dan mampu menunggang kuda sejak kecil.

Pembelahan dada merupakan bagian dari pembersihan dari bagian setan yang ada pada Nabi . Ini adalah titik awal kenabian dan persiapan untuk mencegahnya dari keburukan dan penyembahan terhadap selain Allah. Hasilnya beliau tidak pernah berbuat dosa dan menyembah berhala.

Dalam pembelahan dada ini juga, Allah memberikan pada beliau sifat-sifat kesungguhan, ketelitian dan keberanian.

KEMBALI KE PANGKUAN IBU TERCINTA

Setelah terjadi pembelahan dada, Halimah mengembalikan Nabi kepada ibunya. Ia merasa khawatir terhadap keselamatannya. Rasulullah hidup bersama ibunya hingga berumur 6 tahun, kemudian ibunya wafat di ‘Abwa. ‘Abwa terletak di antara Mekkah dan Madinah.

Aminah wafat setelah sebelumnya membawa Nabi bertemu paman-pamannya dari Bani Adi bin Najjar. Aminah dimakamkan di ‘Abwa. Setelah ibunya wafat, Nabi kemudian diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib.

DALAM ASUHAN SANG KAKEK

Abdul Muthalib membawa Nabi kembali ke Mekkah. Perasaan kasih sayang terhadap cucunya yang telah yatim piatu ini semakin kuat. Ia lebih mengutamakan cucunya ini daripada anak-anaknya sendiri.

Di dekat Ka’bah sebuah dipan yang biasa digunakan oleh Abdul Muthalib untuk duduk. Tak ada seorang pun di antara kerabat-kerabatnya yang berani duduk di dipan tsb sebagai bentuk penghormatan pada Abdul Muthalib.

Suatu hari Nabi duduk di atas dipan tsb, maka paman-pamannya langsung memegang dan menahannya agar tidak duduk di sana. Tatkala Abdul Muthalib melihat kejadian itu, ia berkata, “Biarkan anakku ini. Demi Allah, sesungguhnya dia akan memiliki kedudukan yang agung.”

Pada saat Nabi berusia 8 tahun, kakeknya wafat di Mekkah. Sebelum wafat, ia berpesan untuk menitipkan pengasuhan sang cucu kepada pamannya, Abu Thalib.

Allah menghendaki Rasul-Nya tumbuh dalam keadaan yatim piatu. Hal ini dimaksudkan agar tak ada seorang pun yang menemukan celah untuk menghembuskan keraguan bahwasanya Nabi menimba pengetahuan berkenaan dengan apa yang didakwahkannya dari ayah, ibu maupun kakeknya.

Nabi tumbuh sebagai yatim yang ditangani dan ditolong oleh Allah . Tak ada tangan keluarga yang memanjakannya. Tak banyak pula harta yang bisa membuatnya nyaman. Hal ini agar Nabi tidak tumbuh menjadi sosok yang terlalu mencintai harta dan kedudukan.

Kehilangan kasih sayang ayah, ibu dan kakek membuatnya hati Nabi menjadi lembut, juga membersihkannya dari kotoran-kotoran, kesombongan, berbangga diri serta watak keras kepala.

REFERENSIAl-Qur’anul Karim

Ali Muhammad ash-Shalabi. 2014. Sirah Nabawiyah. Surakarta: Insan Kamil

Mahmud al-Mishri. 2014. Biografi 35 Shahabiyah Nabi SAW. Jakarta: Ummul Qura

Musthafa as-Siba’i. 2008. As-Sirah An-Nabawiyah: Durus wa Ibrah. Yogyakarta: Uswah

Said Ramadhan al-Buthy. 2010. Fikih Sirah. Jakarta: Hikmah

Shafiyyurrahman al-Mubarakfury. 2012. Ar-Rahiq Al-Makhtum. Jakarta: Ummul Qura