pengaruh dosis pupuk urea dan dosis pupuk kcl …digilib.unila.ac.id/55117/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN DOSIS PUPUK KCl TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL PRODUKSI JAGUNG MANIS
(Zea mays saccharata Sturt)
(Skripsi)
Oleh
ANISSA TUAH PUTRI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRAK
PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN DOSIS PUPUK KCl TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL PRODUKSI JAGUNG MANIS
(Zea mays saccharata Sturt)
Oleh
ANISSA TUAH PUTRI
Jagung manis ( Zea mays saccharata Sturt) merupakan salah satu bentuk hasil
panen jagung yang bernilai ekonomis dan banyak digemari masyarakat
Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari dosis
pupuk Urea dan dosis pupuk KCl terhadap pertumbuhan dan produksi jagung
manis pada varietas Dramaga SD-3 IPB. Penelitian ini dilaksanakan pada
Januari 2018 sampai dengan April 2018. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Kelompok dengan 8 perlakuan dan 3 kali pengulangan.
Faktor pertama yaitu dengan dosis urea 0 kg ha-1
, 150 kg ha-1
, 300 kg ha-1
, 450
kg ha-1
. Faktor kedua yaitu dengan dosis KCl 50 kg ha-1 dan 100 kg ha
-1. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pemupukan urea dengan dosis maksimum
300 kg ha-1
pada tanaman jagung manis memberikan tanaman jagung manis
menjadi lebih tinggi, panjang baris lebih banyak, bobot brangkasan kering
lebih besar, produksi per Ha lebih tinggi, jumlah biji perbaris lebih banyak,
tingkat kehijauan daun lebih tinggi, dan kandungan hara N lebih tinggi.
Pemupukan KCl dengan dosis rekomendasi 100 kg ha-1
pada tanaman jagung
manis memberikan tanaman jagung manis menjadi lebih panjang pada panjang
baris, dan kandungan hara K yang lebih tinggi.
Kata kunci : Jagung manis, Kalium KCl, Nitrogen, dan Urea.
Anissa Tuah Putri
PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN DOSIS PUPUK KCl TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL PRODUKSI JAGUNG MANIS
(Zea mays saccharata Sturt)
Oleh
Anissa Tuah Putri
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar
SARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Anissa Tuah Putri lahir di Bandar Lampung pada tanggal 12 Oktober 1996 dari
pasangan Bapak Najiullah Syarif, ST.MT. dan Ibu Dewi Triana, SE.MM. Penulis
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Adik pertama bernama Alfandre
Ridho Utama dan adik kedua bernama Muhammad Ceasar Aldafa. Penulis
sekarang bertempat tinggal di Jalan Albasyiah No. 1 Kota Sepang Bandar
Lampung. Penulis menyelesaikan sekolah di SDS Al-Kautsar Bandar Lampung
pada tahun 2008. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMPN 2 Bandar
Lampung pada tahun 2011, dan Sekolah Menengah Atas di SMAN 9 Bandar
Lampung pada tahun 2014. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Program Studi
Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada tahun 2014 melalui
jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Penulis melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Poncowarno,
Kecamatan Kalirejo, Kabupaten lampung tengah pada bulan Januari-Februari
2017. Penulis melaksanakan program Praktik Umum (PU) di PT. Nusantara
Tropical Farm (PT. NTF) Lampung Timur dengan judul “Sistem Budidaya dan
Pascapanen Tanaman Buah Naga Merah (Hylocereus pholyrizus) Di PT.
Nusantara Tropical Farm Lampung Timur” pada bulan Juli-Agustus 2017.
Penulis pernah menjadi asisten dosen untuk mata kuliah Teknik Budidaya
Tanaman dan Teknologi Pertanian Organik.
Alhamdulillahirobbil’alamin
Dengan rasa syukur atas ridho Allah SWT kupersembahkan karya sederhana ini
Untuk :
Keluarga tercinta Ayahku Najiullah Syarif, ST.MT., Ibuku Dewi Triana, SE.MM.,
serta kedua adikku Alfandre Ridho Utama dan Muhammad Ceasar Aldafa sebagai
wujud terima kasih atas segala doa, semangat, dan dukungan selama ini
Dr.Ir. Darwin H Pangaribuan, M.Sc. dan Ir. Yohannes Cahya Ginting, M.P. yang
telah membimbing, memberi arahan dan memotivasi
Serta
Almamater tercinta
Agroteknologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung
“Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya janji Allah adalah benar”
(Q.S Ar-Rum: 60)
“Tidak apa-apa untuk merayakan kesuksesan tapi lebih penting untuk
memperhatikan pelajaran tentang kegagalan”
(Bill Gates)
“Cobalah untuk tidak menjadi orang sukses, melainkan mencoba menjadi orang
yang berharga”
(Albert Einstein)
“Be yourself. No one can say you’re doing it wrong”
(Charles Schulz)
SANWACANA
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
hidayah serta karunia-Nya hingga dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan
skripsi.
Dengan selesainya pembuatan skripsi ini tentu tidak terlepas dari bantuan, arahan,
motivasi dan bimbingan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis
menuturkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si. selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Ir. Darwin H Pangaribuan, M.Sc., selaku pembimbing utama yang
telah memberikan bimbingan, nasihat, dan pengarahan selama proses
penelitian hingga penulisan skripsi ini.
3. Bapak Ir. Yohannes Cahya Ginting, M.P., selaku pembimbing kedua yang
telah membimbing saya serta dengan sabarnya memberi pengarahan dan
saran selama menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Ir. Agus Karyanto, M.Sc., selaku pembahas atas saran, nasihat,
bimbingan dan kritik yang membangun dalam penulisan skripsi ini.
5. Ibu Prof. Dr.Ir. Sri Yusnaini, M.Sc. selaku Ketua Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
6. Bapak Prof. Dr. Ir. Setyo Dwi Utomo, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Agronomi
dan Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
7. Ibu Prof. Dr. Ir. Ainin Niswati, M.S., M.Agr.Sc. selaku Dosen Pembimbing
Akademik.
8. Seluruh dosen di Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang sudah
memberikan ilmu dan keterampilan, motivasi serta nasihat selama menempuh
pendidikan di Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
9. Kedua orang tua, Ayah dan Ibu tercinta Bapak Najiullah Syarif, ST.MT. dan
Ibu Dewi Triana, SE.MM., serta kedua adik tersayang Alfandre Ridho Utama
dan Muhammad Ceasar Aldafa yang telah memberikan segala dorongan moril
maupun materiil kepada penulis.
10. Clara Alverina Rusman, sebagai teman senasib seperjuanganku atas tangis,
canda tawa dan emosi selama proses penelitian hingga penulisan skripsi.
11. Chatya dan Lamria, sebagai teman-teman setim seperjuangan selama
penelitian.
12. Sahabat-sahabat terbaikku semasa SMA Putri Dwi Maharani, Restu Bella
Sarpta, dan Cella Chintania yang telah menjadi tempat berbagi cerita dan
menjadi pendengar yang baik selama 7 tahun ini.
13. Teman-teman terdekatku semasa kuliah Desty Aulia Putrantri, Ayu Kurniati,
Charenina Palupi, Anggita Selviana Putri, Clara Alverina Rusman, dan
Chatya Novtri Anisa atas semangat, canda tawa, dan kebersamaan selama
dibangku perkuliahan.
14. Rekan-rekan angkatan 2014, kakak dan adik tingkat jurusan Agroteknologi
yang telah membantu saya selama ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Bandar Lampung, 12 Desember 2018
Penulis,
Anissa Tuah Putri
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................................
DAFTAR TABEL ...................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................................
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
1.3 Kerangka Pemikiran .................................................................................. 5
1.4 Hipotesis ...................................................................................................... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Jagung Manis.............................................................................. 9
2.2 Teknis Budidaya Jagung manis
2.2.1 Persiapan benih ................................................................................ 11
2.2.2 Persiapan lahan ................................................................................ 12
2.2.3 Penanaman ...................................................................................... 13
2.2.4 Pemeliharaan tanaman
2.2.4.1 Penyulaman......................................................................... 14
2.2.4.2 Penjarangan tanaman .......................................................... 15
2.2.4.3 Penyiangan dan Pembumbunan .......................................... 16
2.2.4.4 Pemupukan susulan ............................................................ 16
2.2.5 Panen Jagung manis ......................................................................... 16
2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Jagung Manis ................................................. 17
2.4 Pupuk Urea .............................................................................................. 18
2.5 Pupuk KCl ................................................................................................ 20
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 23
3.2 Bahan dan Alat ......................................................................................... 23
3.3 Metode Penelitian ..................................................................................... 24
3.4 Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Persiapan Lahan ............................................................................. 25
3.4.2 Pembuatan Petak Percobaan .......................................................... 26
3.4.3 Penanaman Jagung Manis .............................................................. 27
3.4.4 Pemupukan
3.4.4.1 Pemupukan SP-36 ............................................................... 27
3.4.4.2 Pemupukan Urea ................................................................. 28
3.4.4.3 Pemupukan KCl .................................................................. 29
3.4.5 Penyulaman .................................................................................... 29
3.4.6 Pemeliharaan .................................................................................. 30
3.4.7 Panen .............................................................................................. 31
3.5 Peubah Pengamatan
3.5.1 Tinggi tanaman ............................................................................. 32
3.5.2 Tingkat kehijauan daun ................................................................ 32
3.5.3 Bobot brangkasan kering 5 tanaman ........................................... 33
3.5.4 Jumlah baris pertongkol ............................................................... 33
3.5.5 Panjang baris ............................................................................... 33
3.5.6 Jumlah biji perbaris ..................................................................... 34
3.5.7 Produksi per Ha ........................................................................... 34
3.5.8 Kandungan hara N ...................................................................... 34
3.5.9 Kandungan hara K ....................................................................... 35
3.5.10 Pigmen klorofil ............................................................................. 35
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Analisis tanah awal ....................................................................... 36
4.1.2 Rekapitulasi hasil .......................................................................... 37
4.1.3 Tinggi tanaman .............................................................................. 38
4.1.4 Panjang baris ............................................................................... 39
4.1.5 Jumlah baris ................................................................................. 40
4.1.6 Bobot brangkasan kering 5 tanaman ............................................ 40
4.1.7 Produksi per Ha ........................................................................... 41
4.1.8 Jumlah biji perbaris ..................................................................... 42
4.1.9 Tingkat kehijauan daun ................................................................ 43
4.1.10 Kandungan hara K ....................................................................... 44
4.1.11 Kandungan hara N ....................................................................... 45
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengaruh dosis pupuk Urea dan KCl terhadap pertumbuhan
jagung manis ................................................................................. 46
4.2.2 Pengaruh dosis pupuk Urea dan KCl terhadap produksi jagung
manis.............................................................................................. 49
V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 53
5.2 Saran ......................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 54
LAMPIRAN
Tabel 13 - 50 .......................................................................................... 59-77
Lampiran 1. Benih Jagung Manis .................................................................. 80
Lampiran 2. Data Curah Hujan Januari ......................................................... 81
Lampiran 3. Data Curah Hujan Februari ....................................................... 82
Lampiran 4. Data Curah Hujan Maret ........................................................... 83
Lampiran 5. Data Curah Hujan April ............................................................ 84
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kombinasi perlakuan dan dosis pupuk .................................................... 25
2. Hasil analisis kimia tanah awal ................................................................. 36
3. Rekapitulasi hasil analisis ragam pada variabel pengamatan .................. 37
4. Pengaruh pupuk urea dan pupuk KCl terhadap tinggi tanaman .............. 38
5. Pengaruh pupuk urea dan pupuk KCl terhadap panjang baris .................. 39
6. Pengaruh pupuk urea dan pupuk KCl terhadap jumlah baris .................. 40
7. Pengaruh pupuk urea dan pupuk KCl terhadap bobot brangkasan kering 5
tanaman .................................................................................................. 41
8. Pengaruh pupuk urea dan pupuk KCl terhadap produksi per Ha ............. 42
9. Pengaruh pupuk urea dan pupuk KCl terhadap jumlah biji perbaris ....... 43
10. Pengaruh pupuk urea dan pupuk KCl terhadap tingkat kehijauan daun .. 44
11. Pengaruh pupuk urea dan pupuk KCl terhadap kandungan hara K ......... 45
12. Pengaruh interaksi pupuk urea dan pupuk KCl terhadap kandungan
hara N .......... ............................................................................................. 46
13. Data pengamatan Tinggi Tanaman 4 MST tanaman jagung manis akibat
perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan pupuk KCl .......................... 59
14. Uji homogenitas tinggi tanaman 4 MST tanaman jagung manis akibat
perlakuan pemberian dosis pupuk Urea dan pupuk KCl .......................... 59
15. Analisis ragam tinggi tanaman 4 MST tanaman jagung manis akibat
perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan pupuk KCl .......................... 60
16. Data pengamatan Tinggi Tanaman 5 MST tanaman jagung manis akibat
perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan pupuk KCl .......................... 60
17. Uji homogenitas tinggi tanaman 5 MST tanaman jagung manis akibat
perlakuan pemberian dosis pupuk Urea dan pupuk KCl .......................... 61
18. Analisis ragam tinggi tanaman 5 MST tanaman jagung manis akibat
perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan pupuk KCl .......................... 61
19. Data pengamatan Tinggi Tanaman 6 MST tanaman jagung manis akibat
perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan pupuk KCl .......................... 62
20. Uji homogenitas tinggi tanaman 6 MST tanaman jagung manis akibat
perlakuan pemberian dosis pupuk Urea dan pupuk KCl .......................... 62
21. Analisis ragam tinggi tanaman 6 MST tanaman jagung manis akibat
perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan pupuk KCl .......................... 63
22. Uji homogenitas panjang baris tanaman jagung manis akibat perlakuan
pemberian dosis pupuk Urea dan pupuk KCl .......................................... 63
23. Analisis ragam panjang baris tanaman jagung manis akibat perlakuan
pemberian dosis pupuk urea dan pupuk KCl ........................................... 64
24. Data pengamatan jumlah baris tanaman jagung manis akibat perlakuan
pemberian dosis pupuk urea dan pupuk KCl ........................................... 64
25. Uji homogenitas jumlah baris tanaman jagung manis akibat perlakuan
pemberian dosis pupuk Urea dan pupuk KCl .......................................... 65
26. Analisis ragam jumlah baris tanaman jagung manis akibat perlakuan
pemberian dosis pupuk urea dan pupuk KCl ........................................... 65
27. Data pengamatan bobot brangkasan kering 5 tanaman jagung manis akibat
perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan pupuk KCl .......................... 66
28. Uji homogenitas bobot brangkasan kering 5 tanaman jagung manis akibat
perlakuan pemberian dosis pupuk Urea dan pupuk KCl .......................... 66
29. Analisis ragam bobot brangkasan kering 5 tanaman jagung manis akibat
perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan pupuk KCl .......................... 67
30. Data pengamatan produksi per Ha tanaman jagung manis akibat perlakuan
pemberian dosis pupuk urea dan pupuk KCl ........................................... 67
31. Uji homogenitas produksi per Ha tanaman jagung manis akibat perlakuan
pemberian dosis pupuk Urea dan pupuk KCl .......................................... 68
32. Analisis ragam produksi per Ha tanaman jagung manis akibat perlakuan
pemberian dosis pupuk urea dan pupuk KCl ........................................... 68
33. Data pengamatan jumlah biji perbaris tanaman jagung manis akibat
perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan pupuk KCl .......................... 69
34. Uji homogenitas jumlah biji perbaris tanaman jagung manis akibat perlakuan
pemberian dosis pupuk Urea dan pupuk KCl .......................................... 69
35. Analisis ragam jumlah biji perbaris tanaman jagung manis akibat perlakuan
pemberian dosis pupuk urea dan pupuk KCl ........................................... 70
36. Data pengamatan tingkat kehijauan daun tanaman jagung manis akibat
perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan pupuk KCl .......................... 70
37. Uji homogenitas tingkat kehijauan daun tanaman jagung manis akibat
perlakuan pemberian dosis pupuk Urea dan pupuk KCl .......................... 71
38. Analisis ragam tingkat kehijauan daun tanaman jagung manis akibat
perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan pupuk KCl .......................... 71
39. Data pengamatan kandungan hara K tanaman jagung manis akibat perlakuan
pemberian dosis pupuk urea dan pupuk KCl ........................................... 72
40. Uji homogenitas kandungan hara K tanaman jagung manis akibat perlakuan
pemberian dosis pupuk Urea dan pupuk KCl .......................................... 72
41. Analisis ragam kandungan hara K tanaman jagung manis akibat perlakuan
pemberian dosis pupuk urea dan pupuk KCl ........................................... 73
42. Data pengamatan kandungan hara N tanaman jagung manis akibat perlakuan
pemberian dosis pupuk urea dan pupuk KCl ........................................... 73
43. Uji homogenitas kandungan hara N tanaman jagung manis akibat perlakuan
pemberian dosis pupuk Urea dan pupuk KCl .......................................... 74
44. Analisis ragam kandungan hara N tanaman jagung manis akibat perlakuan
pemberian dosis pupuk urea dan pupuk KCl .......................................... 74
45. Data pengamatan kandungan hara N trans inverse square 1 tanaman jagung
manis akibat perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan pupuk KCl ...... 75
46. Uji homogenitas kandungan hara N trans inverse square 1 tanaman jagung
manis akibat perlakuan pemberian dosis pupuk Urea dan pupuk KCl .... 75
47. Analisis ragam kandungan hara N trans inverse square 1 tanaman jagung
manis akibat perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan pupuk KCl ..... 76
48. Data pengamatan kandungan hara N trans inverse square 2 tanaman jagung
manis akibat perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan pupuk KCl ..... 76
49. Uji homogenitas kandungan hara N trans inverse square 2 tanaman jagung
manis akibat perlakuan pemberian dosis pupuk Urea dan pupuk KCl ..... 77
50. Analisis ragam kandungan hara N trans inverse square 2 tanaman jagung
manis akibat perlakuan pemberian dosis pupuk urea dan pupuk KCl ...... 77
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Skema kerangka pemikiran ....................................................................... 7
2. Tata letak percobaan penelitian................................................................. 26
3. Penanaman jagung manis .......................................................................... 27
4. Pengaplikasian pupuk SP-36 ..................................................................... 28
5. Pemupukan urea ...................................................................................... 28
6. Penimbangan pupuk KCl .......................................................................... 29
7. Sulaman jagung manis .............................................................................. 30
8. Pemeliharaan ............................................................................................ 31
9. Panen................................................................. ........................................ 31
10. Pengukuran tingkat kehijauan daun .......................................................... 32
11. Bobot brangkasan ...................................................................................... 33
12. Kandungan hara ........................................................................................ 34
13. Pengukuran Pigmen klorofil ..................................................................... 78
14. Perbandingan hasil produksi jagung manis antar perlakuan .................... 79
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas
hortikultura yang memiliki permintaan cukup tinggi. Tanaman jagung manis
memiliki rasa yang lebih manis dibandingkan dengan jagung biasa dan umur
produksinya yang lebih singkat. Jagung manis merupakan komoditi yang dapat
memberikan keuntungan karena bisa dijual dengan harga yang lebih mahal
dibandingkan dengan jagung biasa. Jagung manis dapat dimanfaatkan sebagai
salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan pangan, selain itu limbah panen
jagung dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak.
Kebutuhan benih jagung manis di Indonesia sebanyak 500-600 ton. Saat ini,
Indonesia masih mengimpor 250 ton benih jagung manis dari luar negeri.
Produktivitas jagung manis lokal saat ini rata-rata hanya mampu menghasilkan
sekitar 5 ton per hektar (ha). Padahal, potensi hasil jagung manis lokal dapat
mencapai 10-14 ton per ha. Data tersebut menunjukkan bahwa produktivitas
jagung manis di Indonesia potensial untuk ditingkatkan. Permintaan pasar
terhadap jagung manis terus meningkat seiring dengan munculnya pasar swalayan
baru yang membutuhkan dalam jumlah cukup besar. Kebutuhan untuk pasar
ekspor juga terus bertambah ditandai dengan adanya peningkatan volume ekspor
2 jagung manis. Kebutuhan pasar yang meningkat, produksi jagung manis lokal
yang masih rendah, dan harga jagung manis yang relatif tinggi merupakan faktor
pendorong agar petani dapat memgembangkan usaha jagung manis. Oleh karena
itu, jagung manis perlu diusahakan secara intensif dan komersial, sehingga
kualitas, kuantitas, dan kontinuitas produksinya pun dapat memenuhi standar
permintaan konsumen (pasar).
Tanaman jagung manis yang berproduksi tinggi dan berkualitas baik, tentunya
memerlukan ketersediaan unsur hara yang cukup di dalam tanah. Hal ini
mengingat kondisi lahan di daerah tropis seperti Indonesia yang memiliki tanah
jenis Ultisol yang cenderung kering dan tingkat kesuburan serta kandungan unsur
hara tanah rendah sehingga tanaman jagung manis sangat memerlukan suplai
unsur hara yang cukup. Ultisol di Indonesia cukup luas yaitu sekitar 38,4 juta
hektar atau sekitar 29,7% dari 190 juta hektar luas daratan Indonesia. Kelemahan-
kelemahan yang terdapat pada Ultisol adalah pH rendah, kapasitas tukar kation
rendah, kejenuhan basa rendah, kandungan unsur hara seperti N, P, K, Ca dan Mg
rendah dan tingkat Al-dd yang tinggi, mengakibatkan tidak tersedianya unsur hara
yang cukup untuk pertumbuhan tanaman (Subagyo dkk., 2002).
Upaya untuk meningkatkan ketersediaan unsur hara di dalam tanah dilakukan
melalui pemupukan. Menurut Suratmini (2009) jagung manis memerlukan unsur
hara nitrogen, fosfor, dan kalium yang cukup tinggi dibanding unsur hara lainnya.
Dengan pemupukan yang cukup tanaman akan mendapatkan unsur hara yang
dibutuhkan dalam meningkatkan produktifitas jagung manis. Menurut Marvelia
dkk (2006), pemupukan bertujuan untuk memelihara atau memperbaiki kesuburan
3 tanah sehingga tanaman dapat tumbuh lebih cepat, subur dan sehat. Tanaman
jagung manis adalah tanaman yang responsif terhadap pemupukan. Oleh karena
itu, ketersediaan N yang cukup selama fase pertumbuhannya perlu di perhatikan.
Urea ialah pupuk tunggal yang mengandung N tinggi yaitu sekitar 45-46%. Sifat
urea yang cepat terlarut menjadikannya cepat tersedia bagi tanaman (Sirajuddin
dan Lasmini, 2010).
Salah satu unsur hara yang dibutuhkan dalam pertumbuhan dan produksi jagung
manis adalah Nitrogen. Pada penelitian ini unsur hara N diberikan dalam bentuk
pupuk urea. Pupuk urea sebagai sumber nitrogen merupakan unsur hara utama
bagi pertumbuhan organ-organ tanaman karena merupakan penyusun asam amino,
amida dan nukleoprotein yang penting bagi pembelahan sel. Pembelahan sel yang
berlangsung baik akan menunjang pertumbuhan tanaman seperti bertambahnya
ukuran, volume, bobot dan jumlah sel. Selain itu unsur hara N berfungsi dalam
meningkatkan jumlah klorofil, sehingga apabila N tersedia dalam jumlah cukup,
maka akan meningkatkan laju fotosintesis (Kresnatita et al., 2013).
Nitrogen umumnya diserap tanaman dalam bentuk NH4+ atau NO3
-. Nitrogen
berperan dalam pembentukan klorofil pada daun, asam nukleat, protein dan enzim
pengatur reaksi biokimia. Nitrogen merupakan unsur hara yang diperlukan bagi
pertumbuhan tanaman terutama pada fase vegetatif. Unsur N dibutuhkan untuk
pembentukan bagian- bagian vegetatif seperti daun, batang dan akar (Sutedjo,
2010).
Pada penelitian ini unsur hara K diberikan dalam bentuk pupuk KCl. Kalium yang
terkandung dalam KCl merupakan salah satu unsur hara esensial yang diperlukan
4 tanaman dalam jumlah yang cukup banyak. Kalium dalam tanaman berfungsi
dalam proses pembentukan gula dan pati, translokasi gula, aktivitas enzim dan
pergerakan stomata (Pradipta, Wicaksono dan Guritno, 2014). Menurut Somputan
(2014) kalium dalam jaringan tanaman ada dalam bentuk kation dan bervariasi
sekitar 1,7-2,7% dari berat kering daun yang tumbuh secara normal. Ion K dalam
tanaman berfungsi sebagai aktivator dari banyak enzim yang mempengaruhi
dalam beberapa proses metabolisme tanaman.
Dalam kesuburan tanah, keseimbangan K dengan unsur lain penting untuk
diperhatikan karena sifat fisiologis tanaman yang sering memerlukan K yang
berimbang dengan unsur lain. Selain itu, K mempunyai sifat antagonis dengan
unsur lain. Ketidakseimbangan antara unsur K dan unsur lain menyebabkan
adanya gejala kekahatan pada salah satu unsur. Kehilangan kalium dalam tanah
dapat terjadi dengan beberapa cara seperti terangkut tanaman bersama
pemanenan, tercuci, tererosi, dan terfiksasi. Kehilangan kalium yang diangkut
tanaman disebakan oleh sifat kalium yang dapat diserap tanaman secara
berlebihan melebihi kebutuhan yang sebenarnya. Serapan yang berlebihan ini
tidak lagi meningkatkan produksi tanaman, sehingga menimbulkan pemborosan
penggunaan kalium tanah (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh pupuk Urea terhadap pertumbuhan dan produksi
jagung manis.
5 2. Mengetahui pengaruh pupuk KCl terhadap pertumbuhan dan produksi jagung
manis.
3. Mengetahui adakah pengaruh interaksi antara pupuk Urea dan pupuk KCl
terhadap pertumbuhan dan produksi jagung manis.
1.3 Kerangka Pemikiran
Tanah Ultisol termasuk bagian terluas dari lahan kering yang ada di Indonesia
yaitu 45.794.000 ha atau sekitar 25 % dari total luas daratan Indonesia. Namun
demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan bahan organik yang sangat
rendah sehingga memperlihatkan warna tanahnya berwarna merah kekuningan,
reaksi tanah yang masam, kejenuhan basa yang rendah, kadar Al yang tinggi, dan
tingkat produktivitas yang rendah. Tekstur tanah ini adalah liat hingga liat
berpasir, bulk density yang tinggi antara 1.3-1.5 g/cm3. Tanah ini memiliki unsur
hara makro seperti fosfor dan kalium yang sering kahat dan merupakan sifat-sifat
tanah Ultisol yang sering menghambat pertumbuhan tanaman (Mandasari, 2010).
Salah satu kendala karena sifat-sifat pada tanah Ultisol adalah kandungan bahan
organik yang rendah, sehingga menyebabkan kemantapan agregat menjadi rendah
atau kurang stabil. Kemantapan agregat yang rendah akan mengakibatkan struktur
tanah mudah hancur akibat pukulan butiran hujan. Hal ini menyebabkan pori-pori
tanah akan tersumbat oleh partikel-partikel agregat yang hancur sehingga tanah
mudah memadat dan tanah akan mudah tererosi. Tanah Ultisol karena bereaksi
masam dan miskin hara terutama unsur Nitrogen (N), Posfor (P) dan Kalium (K),
Oleh karena itu memerlukan pupuk yang banyak dan pengapuran agar tanah
Ultisol bisa lebih produktif (Prasetyo dan Suridikarta, 2006)
6 Dalam upaya meningkatkan pertumbuhan, produksi, dan kualitas hasil tanaman
jagung manis perlu dilakukannya pemupukan. Jagung manis memerlukan unsur
hara nitrogen, fosfor, dan kalium yang cukup tinggi dibanding unsur hara lainnya.
N, P dan K. Nitrogen (N) berguna bagi tanaman memacu pertumbuhan tanaman
secara umum, terutama pada fase vegetatif, berperan dalam pembentukan klorofil,
membentuk lemak, protein dan persenyawaan lain. Pada tanaman yang sering
dipangkas, kekurangan nitrogen akan berpengaruh terhadap pembentukan
cadangan makanan untuk pertumbuhan tanaman. Unsur kalium (K) juga sangat
berperan dalam pertumbuhan tanaman misalnya untuk memacu translokasi
karbohidrat dari daun ke organ tanaman.
Nitrogen berfungsi dalam meningkatkan jumlah klorofil, sehingga apabila N
tersedia dalam jumlah cukup, maka akan meningkatkan laju fotosintesis dan pada
akhirnya fotosintat yang terbentuk akan banyak. Hasil fotosintesis ini akan
ditranslokasikan keberbagai organ penyusun tanaman selama pertumbuhan.
Dengan cukup tersedianya nitrogen maka pertumbuhan organ-organ tanaman akan
sempurna dan fotosintat yang terbentuk akan meningkat, yang pada akhirnya
mendukung produksi tanaman (Kresnatita, 2004). Rosmarkam dan Yuwono
(2002) menyatakan bahwa unsur N digunakan untuk pertumbuhan organ tanaman.
Jika tanaman kekurangan N menyebabkan pertumbuhan akar terhambat, sehingga
dapat menyebabkan terhambatnya mekanisme penyerapan hara bagi tanaman
akibatnya pertumbuhan tanaman secara keseluruhan juga akan terhambat.
Kalium merupakan salah satu unsur hara yang tergolong dalam unsur hara makro
utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Kalium diperlukan tanaman
7 untuk berbagai fungsi fisiologis, termasuk di dalamnya adalah metabolisme
karbohidrat, aktivitas enzim, regulasi osmotik, efisiensi penggunaan air, serapan
unsur nitrogen, sintesis protein, dan translokasi asimilat. Kebutuhan K pada
tanaman jagung berubah sesuai dengan kebutuhan dari proses-proses yang
membutuhkan K, seperti fotosintesis dan fiksasi CO2, transfer fotosintat serta
hubungan dengan air dalam tanaman.
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan, maka skema kerangka pemikiran
dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
Budidaya Jagung Manis
Rendahnya Produktivitas Jagung Manis
Rendahnya Kesuburan Tanah
Urea
Memenuhi Unsur Hara Dalam Tanah
Pemupukan
KCl
Aplikasi
8
Gambar 1. Skema kerangka pemikiran
1.4 Hipotesis
Dari kerangka pemikiran yang telah dikemukakan dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut :
1. Pemberian pupuk Urea berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi
jagung manis.
2. Pemberian pupuk KCl berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi jagung
manis.
3. Terjadi interaksi antara pupuk Urea dan pupuk KCl sehingga mampu
meningkatkan pertumbuhan dan produksi jagung manis.
Meningkatkan Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Jagung Manis
Jagung manis merupakan tanaman semusim yang tergolong herba monokotil
(Rubatzky dan Yamaghuchi, 1998). Tanaman ini termasuk ke dalam famili
Gramineae sub famili Panicoidae serta tergolong suku Maydae. Tipe pembungaan
jagung manis tergolong monocious dengan bunga jantan tumbuh sebagai
pembungaan ujung (tassel) pada batang utama dan bunga betina tumbuh terpisah
sebagai pembungaan samping (tongkol) yang berkembang pada ketiak daun.
Jagung manis (Zea mays saccharata) termasuk dalam kelas Monocotyledone
famili graminae. Jagung manis dapat tumbuh baik di dataran rendah baik sawah
tadah hujan maupun sawah irigasi. Sebagian terdapat juga didaerah pegunungan
pada ketinggian 1.000—1.800 m di atas permukaan laut. Jagung manis
merupakan tanaman semusim (annual) satu siklus hidupnya diselesaikan dalam
80—100 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif
dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Berdasarkan tipe penyerbukan, jagung manis termasuk tanaman menyerbuk silang
dengan persentase penyerbukan silang sebesar 95%. Jagung manis memiliki tipe
10 pertumbuhan determinate. Secara fisik maupun morfologi sulit untuk
membedakan tanaman jagung manis dengan jagung biasa. Perbedaan biasanya
terletak pada warna bunga jantan dan bunga betina. Malai jagung manis berwarna
putih sedangkan malai jagung biasa berwarna kuning kecokelatan. Rambut jagung
manis berwarna putih sampai kuning keemasan sedangkan pada jagung biasa
berwarna kemerahan. Selain itu, tongkol jagung manis mempunyai dua atau tiga
daun yang tumbuh di sisi kiri dan kanan.
Jagung manis termasuk dalam keluarga rumput–rumputan, tanaman jagung manis
dalam sistematika (Taksonomi) tumbuhan dan diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Graminae
Famili : Graminaeae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays Saccharata Sturt L. (Rukmana, 2010).
Jagung manis umumnya dipanen kira-kira 18-24 hari setelah penyerbukan dan
biasanya ditandai dengan penampakan luar rambut yang mengering, keketatan
kelobot, dan kekerasan tongkol ketika digenggam. Panen dilakukan ketika biji
masih belum matang pada fase susu dan sebelum fase kental awal. Pada fase ini
biji mengandung lengas sekitar 72-75%. Kultivar dengan endosperma sh2 dipanen
pada kandungan lengas yang lebih tinggi tongkol dipanen dengan menarik
11 tongkol ke bawah menjauhi batang tanpa mematahkan batang utama. Membiarkan
batang utama tidak rusak memungkinkan tongkol yang tersisa terus berkembang
tanpa banyak terganggu untuk dipanen beberapa hari kemudian. Panen pada dini
hari atau malam hari dapat membantu menurunkan panas lapangan, dan
menghemat waktu dan energi untuk pendinginan pascapanen (Rubatzky, 1998).
Jagung manis merupakan tanaman hortikultura yang banyak disukai masyarakat,
karena memiliki kandungan sukrosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan
jagung biasa. Tanaman jagung manis mengandung gizi yang tinggi, yaitu energi
(96 kal), protein (3,5 g), lemak (1,0 g), karbohidrat (22,8 g), kalsium (3,09 mg),
fosfor (111,0 mg), besi (0,7 mg), vitamin A (400 SI), vitamin B (0,15 mg),
vitamin C (12 mg), dan air (72,7 g) (Pabbage, Zubachtirodin, dan Saenong, 2008).
2.2 Teknis Budidaya Jagung manis
2.2.1 Persiapan benih
Benih yang digunakan sebaiknya bermutu tinggi, baik mutu generik, fisik,
maupun fisiologisnya, berasal dari varietas unggul (daya tumbuh besar, tidak
tercampur benih/varietas lain, tidak mengandung kotoran, dan tidak tercemar
hama dan penyakit). Benih yang demikian dapat diperoleh bila menggunakan
benih bersertifikat. Pada umumnya benih yang dibutuhkan sangat bergantung
pada kesehatan benih, kemurnian benih dan daya tumbuh benih (Tim Karya Tani
Mandiri, 2010).
12 2.2.2 Persiapan lahan
Menurut Rukmana (2010), penyiapan lahan untuk tanaman jagung manis dapat
dilakukan dengan tiga cara, yaitu tanpa olah tanah (TOT) atau disebut Zerro
tillage, pengolahan tanah minimum (minimum tillage), dan pengolahan tanah
maksimum (maksimum tillage). Sistem TOT dapat dipraktekan pada bekas lahan
tebang, cara penyiapan lahan sistem TOT adalah melakukan pendongkelan sisa-
sisa pangkal batang tanaman sebelimnya, kemudian langsung ditanam benih
jagung manis. Keuntungan dari sistem TOT ini adalah menekan biaya pengolahan
tanah dan memperpendek waktu tanam.
Pengolahan tanah minimum (minimum tillage) dapat dipraktekkan pada tanah-
tanah berpasir atau tanah ringan. Hasil penelitian para pakar pertanian
menunjukkan bahwa pengolahan tanah minimum pada tanah Latosol dan Andosol
memberikan hasil jagung manis yang tidak berbeda nyata dengan pengerjaan
tanah cara petani. Cara pengolahan tanah minimum adalah mencangkul tanah
pada bidang yang akan dijadikan barisan tanaman jagung manis sedalam 15 cm –
25 cm atau sedalam mata cangkul hingga tanah menjadi gembur. Pengolahan
tanah minimum biasanya dilakukan karena waktu tanam mendesak. Cara ini
mempunyai keuntungan, antara lain dapat menekan biaya pengolahan tanah dan
mempercepat waktu penanaman, terutama menjelang musim kemarau tiba. Pada
tanah – tanah berat, lakukan pengolahan tanah secara maksimal (maksimum
tillage), pengolahan tanah dilakukan dua kali atau lebih. Mula-mula tanah
dicangkul atau dibajak hingga strukturnya gembur. Tahap berikutnya tanah
diolah ulang sambil membentuk petakan atau guludan.
13 2.2.3 Penanaman
Penanaman jagung manis merupakan kegiatan pembenaman benih kedalam tanah,
dapat dilakukan secara manual atau dengan bantuan alat, dan mesin pertanian
(Tim Karya Tani Mandiri, 2010). Menurut Rukmana (2010), penanaman jagung
manis pada umumnya dilakukan pada musim kering (kemarau), meskipun
demikian penanaman jagung manis kadang-kadang dilakukan pada musim hujan.
Jagung manis yang ditanam pada musim hujan mengalami banyak hambatan,
diantaranya terlalu jenuh air, resiko serangan hama dan penyakit cukup tinggi,
proses pengolahan pasca panen terganggu, dan produksinya cenderung turun.
Menurut Rukmana (2010), tata cara penanaman benih jagung manis secara
monokultur (satu jenis tanaman jagung manis), meliputi tahap-tahap sebagai
berikut:
1. Dibuat lubang tanam dengan menggunakan alat bantu tugal sedalam
2 cm – 5 cm.
2. Diatur lubang tanam yang lain dengan jarak tanam 100 cm x 40 cm atau
100 cm x 25 cm.
3. Ditanam benih jagung manis sebanyak 2 butir/ lubang tanam untuk jarak
tanam 100 x 40 cm atau 1 butir/lubang tanam bila jarak tanamnya
100 cm x 25 cm.
4. Ditutup lubang tanam tipis dengan pupuk kandang tanpa dipadatkan.
Bersamaan dengan penanaman benih jagung manis dilakukan pemupukan
dasar. Jenis dan dosis pupuk yang diberikan pada saat tanam adalah urea 100
14 kg, SP-36 100 Kg, dan KCl 50 Kg - 100kg per hektar, atau sekitar 5 – 6 gr
campuran pupuk per tanaman.
Cara pemberian pupuk dasar meliputi tahap-tahap sebagai berikut:
1. Dibuat lubang pupuk disebelah kiri dan kanan lubang tanam dengan alat
bantu tugal sedalam 5 cm – 10 cm pada jarak sekitar 7 cm dari lubang
tanam.
2. Dimasukkan campuran 2 gr pupuk SP-36 dan 1 – 2 gr pupuk KCl
kedalam lubang pupuk sebelah kiri lubang tanam.
3. Dimasukkan 2 gr pupuk urea ke lubang pupuk sebelah kanan
lubang tanam.
4. Ditutup lubang tanam dengan tanah tipis
Bersamaan dengan penanaman benih dilahan, benih jagung manis juga
disemaikan didalam polibag atau tempat persemaian lainnya. Tujuan dilakukan
persemaian didalam polibag atau tempat persemaian lainnya yaitu untuk
mengganti tanaman yang tidak tumbuh/ mati.
2.2.4 Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan tanaman jagung manis meliputi kegiatan dilapangan (lahan)
meliputi kegiatan pokok sebagai berikut.
2.2.4.1 Penyulaman
Penyulaman dilakukan satu minggu setelah penanaman dengan cara mengganti
benih yang tidak tumbuh (mati) atau tumbuh secara abnormal dengan benih
15 jagung manis yang disemaikan dipolibag atau tempat persemaian. Tujuan
dilakukannya penanaman yaitu agar jumlah tanaman persatuan luas tetap
optimum sehingga target produksi tercapai. Penyulaman dengan benih pasti tidak
mungkin dilakukan, apalagi ingin memindahkan tanaman jagung manis dari lahan
lain dengan mencabutnya, tentu saja itu merupakan usaha yang sia-sia. Untuk
itulah pemindahan tanaman jagung manis yang umurnya sama dari tempat lain
(media persemaian) dapat menjadi solusi (Tim Karya Tani Mandiri, 2010). Proses
transplanting dari media sulam sangat berguna terutama untuk penyulaman
langsung. Tata laksana penyulaman adalah mula-mula membuat lubang tugal pada
bekas tempat lubang tugal yang benihnya tidak tumbuh (mati), ambil kemudian
buka polibag dan pindahkan (transplanting) tanaman jagung manis dari media
semai kelubang tugal, tutup dengan menggunakan tanah permukaan lubang tugal
(Tim Karya Tani Mandiri, 2010).
2.2.4.2 Penjarangan tanaman
Pada waktu tanam, setiap lubang tanam diisi dengan 1-2 butir benih jagung manis,
bahan kadang-kadang 3 butir benih. Bila menginginkan tanaman jagung manis
tumbuh prima, perlu dilakukan penjarangan tanaman (Rukmana, 2010).
Penjarangan tanaman dilakukan 2-3 pekan setelah penanaman atau bersamaan
dengan kegiatan penyiangan dengan cara memotong batang tanaman yang
tumbuhnya kurang baik dan mempertahankan tanaman yang sehat kokoh. Tujuan
dilakukannya penjarangan agar tanaman tumbuh secara optimal dan tidak terjadi
persaingan Unsur hara tanaman (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).
16 2.2.4.3 Penyiangan dan Pembumbunan
Menurut Rukmana (2010), rumput liar (gulma) yang tumbuh diareal lahan jagung
manis merupakan pesaing dalam hal kebutuhan sinar matahari, air, unsur hara
(pupuk), dan lain-lain. Di samping itu rumput liar juga merupakan tempat
bersarangnya hama dan penyakit. Rumput liar harus segera disiangi (dibersihkan).
Penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur ±15 hari setelah penanaman
atau pertumbuhan tanaman setinggi lutut. Alat bantu penyiangan dapat
menggunakan tangan, koret, cangkul, atau alat lainnya. Cara penyiangan adalah
dengan membersihkan atau mencabut seluruh gulma secara hati-hati agar tidak
merusak akar tanaman. Penyiangan dan pembumbunan berikutnya dilakukan pada
waktu tanaman berumur 40 HST.
2.2.4.4 Pemupukan susulan
Menurut Rukmana (2010), selama pertumbuhan tanaman jagung manis di lahan
membutuhkan ketersediaan unsur hara yang memadai. Untuk memenuhinya
dilakukan pemupukan. Dosis pemupukan yang digunakan untuk tanaman jagung
manis adalah N 180 kg/ha (urea 400 kg/ha), P = 36 kg/ha (SP-36 100 kg/ha) dan
K sebanyak 116 Kg/ha ( KCl 200 kg/Ha).
2.2.5 Panen Jagung manis
Waktu panen tanaman jagung manis yaitu 75 – 80 HST dengan ciri – ciri biji
masak lunak atau masak susu akhir. Keadaan biji mulai agak keras sebab telah
terisi pati atau tepung sehingga sering disebut masak tepung. Kondisi seperti ini
17 biji mudah dipecahkan dan isinya berupa tepung basah. Ciri-ciri lainnya adalah
ujung daun bagian bawah mulai nampak kering, pembentukan makanan
dipusatkan kearah tongkol sehingga tongkol semakin berkembang dan beratnya
makin bertambah. Cara panen jagung manis dilakukan dengan cara manual, yaitu
memutar tongkol beserta kelobotnya atau dapat dilakukan dengan cara
mematahkan tangkai buah jagung manis. Pada lahan yang luas dan rata sangat
cocok bila menggunakan mesin pemetikan (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).
2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Jagung Manis
Jagung manis di Indonesia umumnya ditanam di dataran rendah baik di tegalan,
sawah tadah hujan maupun sawah irigasi. Tanah yang dikehendaki adalah tanah
gembur dan subur, karena tanaman jagung memerlukan aerasi dan drainase yang
baik. Jagung manis dapat tumbuh baik pada berbagai macam tanah. Tanah
lempung berdebu adalah yang paling baik bagi pertumbuhannya. Tanah dengan
kemiringan tidak lebih dari 8% masih dapat ditanami jagung dengan arah barisan
tegak lurus terhadap kemiringan tanah. Hal ini dilakukan untuk mencegah erosi
yang terjadi pada waktu turun hujan deras (Suratmini, 2009).
Keadaan suhu yang dikehendaki tanaman jagung adalah suhu yang optimal antara
23oC – 27
oC. Suhu sekitar 25
oC akan mengakibatkan perkecambahan biji jagung
lebih cepat dan suhu tinggi lebih dari 40oC akan mengakibatkan kerusakan embrio
sehingga tanaman tidak berkecambah. Keasaman tanah (pH) yang terbaik untuk
jagung manis adalah sekitar 5,5 –7,0. Faktor iklim yang terpenting adalah jumlah
dan pembagian sinar matahari, curah hujan, temperatur, kelembaban dan angin.
18 2.4 Pupuk Urea
Pupuk urea sebagai sumber nitrogen merupakan unsur hara utama bagi
pertumbuhan organ-organ tanaman karena merupakan penyusun asam amino,
amida dan nukleoprotein yang penting bagi pembelahan sel. Pembelahan sel yang
berlangsung baik akan menunjang pertumbuhan tanaman seperti bertambahnya
ukuran, volume, bobot dan jumlah sel. Selain itu Nitrogen berfungsi dalam
meningkatkan jumlah klorofil, sehingga apabila N tersedia dalam jumlah cukup,
maka akan meningkatkan laju fotosintesis dan pada akhirnya fotosintat yang
terbentuk akan banyak. Hasil fotosintesis ini akan ditranslokasikan ke berbagai
organ penyusun tanaman selama pertumbuhan. Dengan cukup tersedianya
nitrogen maka pertumbuhan organ-organ tanaman akan sempurna dan fotosintat
yang terbentuk akan meningkat, yang pada akhirnya mendukung produksi
tanaman (Kresnatita et al. 2013).
Hasil penelitian Kusuma (2010), jika unsur N yang tersedia lebih banyak, maka
proses fotosintesis berlangsung dengan baik maka fotosintat yang dihasilkan akan
meningkat pula, untuk kemudian ditranslokasikan ke bagian-bagian vegetatif
tanaman. Salah satu sumber daya dalam tanah yang mendukung pertumbuhan dan
perkembangan tanaman adalah ketersediaan unsur hara pada media tanam di
lahan, terutama nitrogen yang merupakan unsur hara makro penting bagi tanaman
yang diperlukan dalam pertumbuhan bagian bagian vegetatif tanaman seperti akar,
batang dan daun (Arif, Sugiharto dan Widaryanto, 2014). Tersedianya N yang
cukup menyebabkan adanya keseimbangan rasio antara daun dan akar, maka
pertumbuhan vegetatif berjalan manual dan sempurna. Pada kondisi demikian
19 akan berpengaruh pada tanaman untuk memasuki fase pertumbuhan generatif
(Made, 2010).
Menurut Arif dkk. (2014) nitrogen (N) diserap tanaman dalam bentuk nitrat
(N03–) amonium (NH4
+) anion nitrat karena perubahan bentuk N-NH4 menjadi
N-NO3 telah terjadi dalam tanah, dan bahan lebih komplek seperti asam amino
larut air dan asam nukleik. Nitrogen berperan besar dalam pembentukan sebagian
besar komposisi bagian tanaman dibandingkan nutrisi mineral lain karena
nitrogen berperan penting dalam pembentukan asam amino, protein, asam nukleat
dan fitokrom. Pada tanaman unsur nitrogen memegang peranan penting dalam
merangsang pertumbuhan organ-organ vegetatif tanaman seperti meningkatkan
pertambahan ruas batang. Ruas batang yang bertambah panjang mengakibatkan
tanaman jagung manis akan semakin tinggi (Tumewu dkk., 2012).
Menurut Sutedjo (2010), tanaman yang kekurangan unsur hara N dapat terlihat
gejalanya dimulai dari daunnya, pada daun yang tua terjadi klorosis dan yang
muda tetap hijau, hal ini membuktikan mobilitas N di dalam tanaman, apabila
akar tanaman tidak dapat mengambil N yang cukup untuk pertumbuhannya, maka
senyawa N didalam daun yang tua menjalani proses autolisis, yaitu protein
dirubah menjadi bentuk yang larut dan ditranslokasikan ke bagian – bagian muda
yang jaringan meristemnya masih aktif. Apabila kadar N rendah sekali, daun
menjadi coklat dan mati. Pada tanaman dewasa pertumbuhannya terhambat dan
ini akan berpengaruh terhadap pembuahannya, yang dalam hal ini buah menjadi
tidak sempurna dan umumnya kecil. Kekurangan nitrogen terjadi ditanaman
karena nitrogen dalam tanah tidak seimbang dengan kandungan nitrogen yang
20 dibutuhkan tanaman sehingga perlu mengefisienkan nitrogen dalam meningkatkan
produksi, serta sifat nitrogen yang sangat larut dan mudah hilang dalam air
Menurut Subekti (2007) pemupukan nitrogen sebagai starter pada awal
pertumbuhan jagung perlu dilakukan untuk pertumbuhan dalam satu minggu
pertama. Pada keadaan tersebut, akar tanaman belum berfungsi sehingga
tambahan nitrogen diharapkan dapat merangsang pembentukan akar. Hal ini akan
membuka kesempatan pembentukan akar. Selain itu, pada saat tanaman jagung
berumur antara 18-35 hari setelah berkecambah. Titik tumbuh sudah di atas
permukaan tanah, perkembangan meningkat dengan cepat. Pada fase ini bakal
bunga jantan (tassel) dan perkembangan tongkol dimulai. Tanaman mulai
menyerap hara dalam jumlah yang lebih banyak, karena itu pemupukan pada fase
ini diperlukan untuk mencukupi kebutuhan hara bagi tanaman (Novita, 2012).
2.5 Pupuk KCl
Pupuk KCl atau MOP mengandung kadar kalium (K2O) sebesar 60% serta klorida
sebesar 40%. Pupuk ini memiliki warna merah maupun putih, dengan tekstur yang
menyerupai kristal. Pupuk KCl memiliki sifat mudah larut dalam air. Pupuk KCl
memiliki konsentrasi nutrisi yang sangat tinggi. Oleh karena itu ia memiliki harga
yang relatif kompetitif dengan jenis-jenis pupuk lain yang mengandung kalium.
Unsur hara yang terdapat dalam pupuk KCl merupakan senyawa kalium yang
dapat dengan mudah diserap tanaman, namun sebelum dapat terserap dengan baik,
pupuk KCl akan terlebih dahulu terurai menjadi senyawa K2O dan ion Cl++
dalam
tanah. K2O memiliki berbagai macam manfaat untuk pertumbuhan dan
21 menguatkan daya tahan tanaman terhadap berbagai serangan penyakit, sedangkan
jika ion Cl++
diaplikasikan secara berlebih pada tanaman, justru dapat merugikan
tanaman (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
Kalium berperan memperkuat dinding sel dan terlibat dalam proses lignifikasi
jaringan sklerenkim. Kalium juga berperan dalam sistem enzimatis, ketahanan
tanaman, sintesa protein dan pengaturan pH (Amrutha et al. 2007). Gejala
kekurangan K adalah pertumbuhan lambat terjadi sebelum muncul gejala (biasa
disebut hidden hunger atau kelaparan tersembunyi). Karena K mobil, gejala
pertama terjadi pada daun yang lebih tua. Klorosis terjadi di sekitar tepi dan ujung
daun yang lebih tua dan menjadi hangus.
Sumber kalium yang terdapat dalam tanah berasal dari pelapukan mineral yang
mengandung K. Mineral tersebut apabila lapuk melepaskan K kelarutan tanah
dalam bentuk tertukar. Tanaman menyerap kalium dalam bentuk ion K+ hasil
pelapukan, pelepasan, dari situs pertukaran kation tanah dan dekomposisi bahan
organik yang terlarut dalam larutan tanah (Rosmarkam dan Yuwono, 2002)
Kadar kalium dalam tanah dibedakan menjadi tersedia dan tidak tersedia. Jumlah
K tersedia sekitar 1- 2% dari total K di dalam tanah, sementara jumlah K tidak
tersedia sekitar 90-98% dari total K di tanah (Hardjowigeno 2003). Unsur kalium
dalam tanah mudah tercuci sehingga di daerah yang curah hujannya tinggi akan
meningkatkan kehilangan hara tersebut. Kekurangan unsur K menyebabkan
pertumbuhan dan jumlah akar tanaman berkurang, sehingga pengambilan unsur
hara dan air menjadi terbatas. Kalium yang terkandung dalam KCl merupakan
salah satu unsur hara esensial yang diperlukan tanaman dalam jumlah yang cukup
22 banyak. Kalium dalam tanaman berfungsi dalam proses pembentukan gula dan
pati, translokasi gula, aktivitas enzim dan pergerakan stomata (Pradipta,
Wicaksono dan Guritno, 2014).
Menurut Somputan (2014) kalium dalam jaringan tanaman ada dalam bentuk
kation dan bervariasi sekitar 1,7-2,7% dari berat kering daun yang tumbuh secara
normal. Ion K dalam tanaman berfungsi sebagai aktivator dari banyak enzim yang
mempengaruhi dalam beberapa proses metabolisme tanaman. Kebutuhan K pada
tanaman jagung berubah sesuai dengan kebutuhan dari proses-proses yang
membutuhkan K, seperti fotosintesis dan fiksasi CO2, transfer fotosintat serta
hubungan dengan air dalam tanaman.
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan yang terletak di Kota Sepang Jaya,
Kecamatan Labuhan Ratu. Secara geografis, lokasi ini berada pada koordinat 1050
15’ 23” s.d. 1050 15’ 82” BT dan 5
0 21’ 86” s.d. 5
0 22’ 28” LS. Lahan penelitian
ini memiliki tanah dengan ordo Ultisol.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih jagung manis varietas
dramaga SD3 IPB (Lampiran 1), pupuk Urea, pupuk KCl, Pupuk SP-36 dan bahan
untuk analisis kandungan hara berupa sampel daun.
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cangkul, timbangan, timbangan
digital, mistar, gunting, selang air, meteran, oven, sendok, plastik bening, tali
rafia, karton, amplop, karung, minolta SPAD, dan alat tulis.
24 3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 4X2 yang
disusun secara faktorial dengan dua faktor, yaitu :
Faktor 1 :
Dosis pupuk Urea, yaitu :
N1 = 0 Urea kg ha-1
N2 = 150 Urea kg ha-1
N3 = 300 Urea kg ha-1
N4 = 450 Urea kg ha-1
Faktor 2 :
Dosis pupuk KCl, yaitu :
K1 = 50 kg ha-1
K2 = 100 kg ha-1
Dari perlakuan di atas diperoleh 8 kombinasi perlakuan (Tabel 1) yang diulang
sebanyak 3 kali. Homogenitas ragam antar perlakuan diuji dengan uji Bartlet dan
aditivitas diuji dengan uji Tukey. Bila Asumsi terpenuhi maka data dianalisis
ragam dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf 5%.
25 Tabel 1. Kombinasi Perlakuan dan Dosis Pupuk
Kombinasi Perlakuan Pupuk Urea (Kg ha-1
) Pupuk KCl (Kg ha-1
)
N1K1
N1K2
N2K1
N2K2
N3K1
N3K2
N4K1
N4K2
0
0
150
150
300
300
450
450
50
100
50
100
50
100
50
100
3.4 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa langkah, yaitu sebagai berikut :
3.4.1 Persiapan Lahan
Pengolahan lahan dilakukan pada 15 dan 16 Januari 2018. Lahan untuk penelitian
ini diolah dengan menggunakan cangkul dengan kedalaman tanah 15-20 cm.
Pengolahan dilakukan hingga tanah menjadi gembur, rata dan bersih dari sisa-sisa
gulma sehingga siap untuk penanaman (Gambar 1).
26
Gambar 1. Persiapan lahan
3.4.2 Pembuatan Petak Percobaan
Petak percobaan dibuat masing-masing dengan ukuran 3 m X 3 m dengan jarak
antar petak 30 cm. Jarak antar tanaman adalah 70 cm X 20 cm (Gambar 2).
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3
N1K2 N2K2 N3K2
N3K1 N3K2 N1K1
N1K1 N1K1 N2K2
N3K2 N4K1 N2K1
N2K2 N3K N4K1
N4K1 N2K1 N3K1
N4K2 N1K2 N4K2
N2K1 N4K2 N1K2
Gambar 2. Tata Letak Percobaan Penelitian
27 3.4.3 Penanaman jagung manis
Penanaman jagung menggunakan benih jagung manis varietas Dramaga SD-3 IPB
dilakukan pada 17 Januari 2018. Dalam satu dibuat lubang tanam dengan jarak
tanam 70 x 20 cm sehingga didapatkan 60 lubang tanam. Lubang tanam dibuat
dengan cara ditugal kemudian dilakukan penanaman 2 benih jagung manis
disetiap lubang tanam (Gambar 3).
(a) (b)
Gambar 3. Penanaman jagung manis: (a) benih varietas Dramaga SD3 IPB (b)
penanaman jagung manis
3.4.4 Pemupukan
3.4.4.1 Pemupukan SP-36
Pengaplikasikan SP-36 dilakukan pada 17 Januari 2018 bersamaan saat
penanaman jagung manis (Gambar 4). Pupuk SP-36 digunakan sebanyak 135
gr/petak yang diberikan sebagai pupuk dasar (Syukur, 2013). Setelah itu lubang
tugal ditutup kembali dengan tanah.
28
Gambar 4. Pengaplikasian pupuk SP-36
3.4.4.2 Pemupukan Urea
Pengaplikasikan urea dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada 31 Januari 2018
(2 MST) sebanyak 50% dari dosis perlakuan dan 21 Februari 2018 (5 MST)
sebanyak 50% dari dosis perlakuan dengan cara ditugal disekitar perakaran
tanaman (Gambar 5). Pengaplikasian dilakukan dengan dosis sesuai perlakuan.
Gambar 5. Pemupukan urea
29 3.4.4.3 Pemupukan KCl
Pengaplikasikan KCl dilakukan pada 31 Januari 2018 (2 MST) bersamaan saat
pemupukan 50% pertama Urea. Pupuk KCl digunakan sebanyak 45 gr/petak dan
90 gr/petak yang diberikan sebagai pupuk dasar (Syukur, 2013). Setelah itu
lubang tugal ditutup kembali dengan tanah (Gambar 6).
Gambar 6. Penimbangan pupuk KCl
3.4.5 Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada 31 Januari 2018. Benih untuk penyulaman ditanam di
dalam contong yang menggunakan plastik es yang telah ditanam bersamaan saat
penanaman jagung manis (Gambar 7).
30
Gambar 7. Sulaman jagung manis
3.4.6 Pemeliharaan
Pemeliharaan yang dilakukan ke tanaman jagung manis pada saat penelitian yaitu
pengairan, penyiangan, penjarangan, dan pembumbunan. Pengairan dilakukan
setiap hari pada tanaman jagung yang berumur satu hingga empat minggu. Pada
fase pembungaan dan pembentukan biji, pengairan perlu dilakukan secara
intensif. Penyiangan gulma dilakukan saat tanaman berumur satu hingga empat
minggu. Penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 3 MST, sehingga
tersisa satu tanaman sehat. Penjarangan dengan cara memotong bagian batang
bawah tanaman tepat berada di permukaan tanah dengan menggunakan gunting.
Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 4 MST dengan cara
menimbun akar tanaman jagung yang naik ke atas permukaan dengan
menggunakan tanah. Tujuan pembubunan agar tanaman tidak mudah rebah
(Gambar 8).
31
(a) (b)
Gambar 8. Pemeliharaan jagung manis: (a) penjarangan (b) pembumbunan
3.4.7 Panen
Pemanenan dilakukan pada 5 April 2018. Jagung manis yang siap panen ditandai
oleh rambut jagung manis yang sesudah berwarna coklat, kering, dan tidak dapat
diurai, ujung tongkol sudah terisi penuh, serta warna biji kuning mengkilap.
Jagung manis kemudian ditimbang bobot keseluruhan hasil panennya (Gambar 9).
(a) (b)
Gambar 9. Panen: (a) pemetikan jagung manis dari pohon (b) hasil panen
32 3.5 Peubah pengamatan
Peubah pengamatan yang diamati pada penelitian ini meliputi :
3.5.1 Tinggi Tanaman
Tinggi tanaman (cm) diukur dari leher akar sampai pangkal tangkai bunga jantan
sejak 4 MST pada setiap minggu.
3.5.2 Tingkat Kehijauan Daun
Tingkat kehijauan daun diukur hanya sekali pada daun kedua paling atas, dan
terletak diatas tongkol dengan menggunakan Minolta SPAD (Gambar 10) pada
saat umur vegetatif maksimum tanggal 7 Maret 2018 (7 MST).
(a) (b)
Gambar 10. Pengukuran tingkat kehijauan daun: (a) alat minolta SPAD (b)
pengukuran peubah tingkat kehijauan daun
33 3.5.3 Bobot Brangkasan Kering
Bobot brangkasan kering diukur pada tanggal 15 Maret sampai 18 Maret 2018
dengan mengoven semua bagian tanaman kecuali tongkol dan akar pada suhu
800C selama 3 hari sampai beratnya konstan (Gambar 11).
(a) (b)
Gambar 11. Bobot brangkasan: (a) bobot brangkasan segar 5 tanaman (b) bobot
brangkasan kering 5 tanaman
3.5.4 Jumlah Baris Pertongkol
Jumlah baris pertongkol didapat dengan menghitung jumlah baris biji pada setiap
tongkol pada hari panen tanggal 05 April 2018 (76 HST).
3.5.5 Panjang Baris
Panjang baris yaitu diukur dari pangkal muncul biji sampai ujung baris biji pada
tongkol pada hari panen tanggal 05 April 2018 (76 HST).
34 3.5.6 Jumlah Biji Perbaris/Kerapatan Biji
Menghitung jumlah biji perbaris pada setiap tongkol pada hari panen tanggal 05
April 2018 (76HST).
3.5.7 Produksi per ha
Pengukuran produksi per ha dilakukan dengan menimbang seluruh tongkol
berkelobot segar yang dipanen pada seluruh populasi pada hari panen tanggal 05
April 2018.
3.5.8 Kandungan hara daun N
Kandungan hara daun N diukur pada 14 Maret 2018 (8 MST) dengan cara
memetik 2 daun tanaman (tanaman sehat) daun di bawah tongkol, lalu dicacah
dan dimasukkan ke dalam amplop coklat untuk mengukur kadar kandungan hara.
Lalu bawa ke lab tanah untuk diukur kandungan hara N (Gambar 12).
(a) (b)
Gambar 12. Kandungan hara: (a) pengambilan sampel daun ke-7 (b) menimbang
bobot kering sampel daun
35 3.5.9 Kandungan hara daun K
Kandungan hara daun K diukur pada 14 Maret 2018 (8 MST) dengan cara
memetik 2 daun tanaman (tanaman sehat) daun di bawah tongkol, lalu dicacah
dan dimasukkan ke dalam amplop coklat untuk mengukur kadar kandungan hara.
Lalu bawa ke lab tanah untuk diukur kandungan hara K.
3.5.10 Pigmen klorofil
Pengukuran kadar pigmen klorofil dilakukan dengan menggunakan
spektofotometer berdasarkan prosedur Hendry dan Grime (1993). Sebelumnya
diambil sampel ujung, tengah, dan pangkal daun sebanyak 5 sampel tiap petak.
Daun tersebut dihancurkan menggunakan mortar dan ditambahkan larutan aceton
sebanyak 50 ml dan dimasukkan ke dalam shaker. Selanjutnya ekstrak
dimasukkan kedalam sentrifus selama 10 menit lalu diukur absorbansinya
menggunakan spektofotometer pada panjang gelombang 645 nm dan 663 nm
(Gambar 13). Penghitungan kadar klorofil (mol/g) menggunakan persamaan:
Klorofil total = (22.7*OD663+2.69*OD645)+(12.9*OD645+4.68*OD663)
OD = Optical Density
1 mol/L = 27.25 mg/L (Hendry dan Grime,1993).
Peubah pengamatan pigmen klorofil dilakukan dan dipublikasikan di jurnal.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pemupukan urea dengan dosis optimum 300 kg ha-1
pada tanaman jagung
manis memberikan tanaman jagung manis menjadi lebih tinggi, panjang baris
lebih banyak, bobot brangkasan kering lebih besar, produksi per ha lebih
tinggi, jumlah biji perbaris lebih banyak, tingkat kehijauan daun lebih tinggi,
dan kandungan hara N lebih tinggi.
2. Pemupukan KCl dengan dosis rekomendasi 100 kg ha-1
pada tanaman jagung
manis menghasilkan panjang baris biji lebih panjang, dan kandungan hara K
yang lebih tinggi.
3. Tidak ada interaksi antara pemupukan urea dan KCl terhadap seluruh peubah
pengamatan kecuali pada pengamatan kandungan hara N.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk memperhatikan cara pengendalian
hama dan penyakit sehingga tanaman yang akan ditanam selanjutnya tidak
terserang hama dan penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Amrutha, R.N.P., Nataraj, S., Rajeev, K.V., & Kavi, P.B.K. 2007, ‘Genome-wide
analysis and identification of genes related to potassium transporter families
in rice (Oryza sativa L.)’, J. Plant Sci., vol. 172, pp.708-21.
Argenta, G., P.R.F. Da Silva, and L. Sangoi. 2004. Leaf relative chlorophyll
content as indicator parameter to predict nitrogen fertilization in maize.
Cienca Rural. Santa Maria: 34(5):1379-1387
Arif, A., A. N. Sugiharto dan E. Widaryanto. 2014. Pengaruh umur
transplanting benih dan pemberian berbagai macam pupuk nitrogen
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis (Zea mays L.
saccharata Sturt). Jurnal Produksi Tanaman 2(1): 2-8.
Arnon, I. 1975. Mineral Nutrition of Maize. Int. Potash. Ints. Worbloufen. Bern
Switzerland.
Bangroo S.A., Bhat M.I., Ali T., Aziz M.A., Bhat M.A., Wani M.A. 2010.
Diagnosis and Recommendation Integrated System (DRIS). International
Journal of Current Research. Vol.10, pp. 084-097.
Hardjowigeno, S. 2003. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika
Pressindo. Jakarta. 250 hal.
Haris K. dan Askari K. 2008.Pertumbuhan dan produksi berbagai varietas
tanaman jagung pada dua dosis pupuk urea. Jurnal Agrisistem, Juni
2008, Vol. 4 No. 1 ISSN 1858- 4330.
Hastuti, P.B. 2001. Pengaruh dosis pupuk N dan populasi tanaman terhadap
pertumbuhan dan hasil jagung manis. Buletin Ilmiah INSTIPER
Yogyakarta. 8(1):15-24.
Hayati N. 2006. Pertumbuhan dan hasil jagung manis pada berbagai waktu
aplikasi bokashi limbah kulit buah kakao dan pupuk anorganik.
Agroland. 13 (3): 256- 259
55
Hendry, G.A.F. and Grime, J.P. 1993. Methods on Comparative Plant Ecology.
Laboratory Manual. London
Kresnatita, S. 2004. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik dan Nitrogen terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis. Universitas Brawijaya
Malang.
Kresnatita, S., Koesriharti dan M. Santoso. 2013. Pengaruh rabuk organic
terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Indonesia Green
Technology Journal 2(1) : 8 – 17.
Kusuma, M. E. 2010. Pengaruh dosis nitrogen dari tiga jenis pupuk hijauan
terhadap pertumbuhan tanaman jagung manis. Media Sains 2 (2) : 128 –
136.
Pradipta, R., K. P. Wicaksono dan B. Guritno, 2014. Pengaruh umur panen dan
pemberian berbagai dosis pupuk kalium terhadap pertumbuhan dan
kualitas jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.). Jurnal Produksi
Tanaman. 2(7):592- 599
Made, U. 2010. Respons berbagai populasi tanaman jagung manis (Zea mays
saccharata Sturt) terhadap pemberian pupuk urea. Jurnal Agroland 17 (2):
138-143.
Mandasari, E. 2010. Percetakan Kompos Berbagai Bentuk dengan menggunakan
Jenis Kompos yang Berbeda. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera
Utara. Medan.
Maruapey, A. dan Faesal. 2010. Pengaruh pemberian pupuk KCl terhadap
pertumbuhan dan hasil jagung pulut (Zea mays ceratina. L). Sulawesi
Selatan: Prosiding Pekan Serealia Nasional.
Marvelia, S.D. 2006. Produksi tanaman jagung manis (Zea mays Var
Saccharata Sturt) yang diperlakukan dengan kompos kascing dengan
dosis yang berbeda. Buletin Anatomi dan Fisiologi Vol. XIV (2).
Yogyakarta.
Novita, A.D. 2012. Pengaruh Sistem Olah Tanah Konservasi dan Pemupukam
nitrogen Janga Panjang Terhadap N-Total dan Nitrat Tanah pada Lahan
Pertanaman Jagung (Zea mays L.) di Kebun Percobaan Politeknik Negeri
Lampung. Skripsi. UNILA. Lampumg.
Pabbage, M.S., Zubachtirodin dan S. Saenong. 2008. Dukungan Teknologi dalam
Peningkatan Produksi Jagung. Dalam Prosiding Simposium V Tanaman
Pangan. Inovasi Teknologi Tanaman Pangan. Buku 1: Kebijakan
Penelitian dan Pengembangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
56
Pradipta, R., K. P. Wicaksono dan B. Guritno, 2014. Pengaruh umur panen dan
pemberian berbagai dosis pupuk kalium terhadap pertumbuhan dan
kualitas jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.). Jurnal Produksi
Tanaman. 2(7):592- 599.
Prasetyo, B.H. dan Suriadikarta, D.A. 2006. Karakteristik, potensi, dan teknologi
pengelolaan tanah ultisol untuk pengembangan pertanian lahan kering di
Indonesia. Litbang Pertanian. 2(25). 39 hal.
Putri H.A. 2011. Pengaruh Pemberian Beberapa Konsentrasi Pupuk Organik
Cair Lengkap (Pocl) Bio Sugih Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Tanaman Jagung Manis. Fakultas pertanian Universitas Andalas Padang.
Rosmarkam, A. dan N.W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius.
Yogyakarta. 224 hlm.
Rubatzky, V. E. dan M. Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia: Prinsip, Produksi dan
Gizi, Jilid 1. Penerbit ITB. Bandung. Hal 261-281.
Rukmana. 2010. Prospek Jagung Manis. Pustaka Baru Perss. Yogyakarta.
Setyamidjaja D. 1996. Pupuk dan Pemupukan. CV. Simplex – jakarta. 122 p.
Sirajudin, M dan Lasmini, Sri A. 2010. Respon pertumbuhan dan hasil jagung
manis (Zea mays saccharata) pada berbagai waktu pemberian pupuk
nitrogen dan ketebalan mulsa jerami. J. Agroland 17 (13) :184-191.
Fakultas Pertanian Universitas Tadulako. Sulawesi Tengah.
Somputan, S. 2014. Respons Pertumbuhan dan hasil jagung manis (Zea mays
saccharata Sturt) terhadap pemupukan. Jurnal Soil Environment 12(1):36
40.
Subagyo, H., S. Nata dan A.B. Siswanto. 2002. Tanah-Tanah Pertanian di
Indonesia dalam Sumberdaya Lahan Indonesia dan Pengelolaannya. Pusat
Penelitian Tanah dan Agroklimat, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, Departemen Pertanian. Bogor.
Subekti, N.A. Syafruddin, R. Efendi, dan S. Sunarti. 2007. Morfologi dan Fase
Pertumbuhan Jagung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Pangan. Jakarta.
Suratmini P. 2009. Kombinasi pemupukan urea dan pupuk organik pada jagung
manis di lahan kering. Jurnal Penelitian Tanaman Pangan 28 (2): 83-88.
Sutedjo, M.M. 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.
Sutoro, Y. Sulaeman, dan Iskandar. 1988. Budidaya tanaman jagung. Pusat
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.
57
Syukur, M. dan Azis R. 2013. Jagung Manis. Penebar Swadaya. Jakarta. 130 hal.
Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Budidaya Secara Hidroponik. CV.
Nuansa Aulia. Bandung.
Tumewu, P., P. Ch. Supit, R. Bawotong, A. E. Tarore dan S. Tumbekala. 2012.
Pemupukan urea dan paclobutrazol terhadap pertumbuhan tanaman jagung
manis (Zea mays saccharata Sturt). Jurnal Eugenia 18 (1): 40-43.
Utomo,M., T. Sabrina, Sudarsono, J. Lumbanraja, B. Rusman, Wawan. 2016.
Ilmu Tanah Dasar-dasar Pengelolaan. Kencana Prenada Media Group.
Jakarta.
Wardani A.K. 2009. Pengujian Pertumbuhan dan Potensi Hasil Beberapa
Genotipe Jagung Hibrida (Zea mays) Di Desa Keprabon, Kecamatan
Polanharjo, Kabupaten Klaten. Naskah Publikasi. Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta.