perakitan varietas salak -...
TRANSCRIPT
PERAKITAN VARIETAS SALAK :
SARI INTAN 48 : SK Mentan No.3510/Kpts/SR.120/10/2009
SARI INTAN 541 : SK Mentan No.3511/Kpts/SR.120/10/2009
SARI INTAN 295 : SK Mentan No.2082/Kpts/SR.120/5/2010
KERJASAMA ANTARA
BALAI PENELITIAN TANAMAN BUAH TROPIKA
DENGAN
DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN KAB. BINTAN
DAN
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN PROPINSI RIAU
2011
1
I. PENDAHULUAN
Ketersediaan varietas unggul bermutu baik, produktivitas tinggi, tahan terhadap
hama dan penyakit, toleran cekaman lingkungan, dan sesuai dengan kebutuhan konsumen,
menjadi syarat yang harus dipenuhi pada era industrialisasi pertanian dan liberalisasi
perdagangan bebas. Mengingat bahwa tanaman buah diharapkan menjadi pertumbuhan
baru disektor pertanian, maka upaya menghasilkan komoditi buah-buahan unggul bermutu
tinggi dengan keunggulan kompetitif yang tinggi dan potensi hasil yang tinggi pula, harus
menjadi landasan kerja yang utama saat ini.
Salak (Salacca zalacca) merupakan tanaman buah asli Indonesia (Mogea, 1984).
Salah satu kekuatan yang luar biasa pada komoditas salak bagi Indonesia adalah ragam
genetik yang tinggi yang tersebar hampir di setiap propinsi. Komoditas ini asli tropika
yang pusat asal dan persebarannya terdapat di Indonesia. Plasma nutfah dari genus Salacca
yang pernah ditemukan di dunia ± 20 spesies, 13 species diantaranya tersebar di asia
Tenggara, sebagian besar ditemukan di Indonesia. (Mogea, 1990). Tiga species diantaranya
enak dimakan, yaitu S zalacca, S. Sumatrana dan S. Affinis. Di Indonesia, salak
mempunyai keunggulan spesifik dibandingkan dengan komoditas buah-buahan yang lain,
yakni buahnya dapat dipanen 2-3 kali dalam satu tahun apabila pengelolaannya baik.
Akhir-akhir ini berkembang dua isu penting yang dapat dikaitkan dengan
pengembangan komoditas salak, (1) Perdagangan bebas globalisasi, yang memungkinkan
masuknya komoditas yang sama dari negara lain ke Indonesia. Hal ini menuntut adanya
perbaikan mutu dan produktivitas agar mampu bersaing dengan produk luar negeri, dan (2)
Secara nasional, daerah didorong untuk mengelola asetnya sendiri secara otonom.
Konsekuensi logis dari hal di atas adalah penerapan teknologi, di antaranya penerapan
teknologi penggunaan varietas unggul baru, baik unggul lokal/indigoneus maupun unggul
nasional.
Pada umumnya konsumen menyukai buah salak berdaging tebal, citarasa manis
sedikit ada rasa sepet, tahan lama disimpan dan sisik pada kulit buah tidak berduri – gundul
(Sunaryono, 1988). Sampai saat ini varietas salak yang mempunyai karakter seperti di atas
jumlahnya sangat terbatas. Oleh karena itu perlu dilakukan perakitan varietas salak untuk
mendapatkan dan menggabungkan karakter-karakter unggul tersebut ke dalam satu
varietas. Untuk merakit varietas unggul diperlukan tetua-tetua yang mempunyai
variabilitas genetik luas dan tersedianya tetua yang mempunyai karakter yang dituju. Dari
hasil penelitian tersebut diketahui tetua-tetua yang mempunyai karakter unggul, antara lain
karakter daging tebal dimiliki oleh salak Bali, karakter rasa manis buah tanpa sepet
dimiliki oleh salak Pondoh, karakter jumlah tongkol banyak dimiliki oleh salak
Sidempuan, dan karakter sisik buah tanpa duri dimiliki oleh salak Affinis.
Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika telah menghasilkan beberapa hibrida
salak hasil persilangan antara salak Bali, Pondoh, Mawar, Sidempuan, dan beberapa
varietas salak unggul lokal. Hibrida-hibrida salak tersebut telah dievaluasi daya adaptasi
dan stabilitas karakter-karakter pertumbuhan dan penduga hasilnya di berbagai wilayah,
salah satunya di Kab. Bintan . Varietas unggul yang dihasilkan biasanya lama sampai ke
pengguna. Pola pendekatan pemuliaan partisipatif dinyatakan lebih efektif daripada
2
pendekatan yang lain dalam upaya percepatan tergunakannya secara langsung varietas baru
yang dihasilkan pada pengguna. Pelaksanaan pemuliaan partisipatif langsung di
wilayah-wilayah pengembangan bekerja sama dengan mitra sehingga mempunyai nilai
sosial sebagai media pengenalan calon varietas unggul untuk mempercepat proses adopsi.
Mitra yang bekerja sama dalam perakitan varietas ini adalah Yayasan Tazagawa Bogor
(menyediakan pohon induk ), Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Riau dan
Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bintan Sejak tahun 2003, BPTP Riau telah
melakukan penelitian hibrida-hibrida salak tersebut untuk mengetahui adaptasinya di
Kabupaten Bintan, teknologi budidaya spesifik lokasi, perbanyakan bibit, dan
penyerbukan. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bintan memfasilitasi penggunaan
lahan dan melaksanakan pemeliharaan tanaman. Balitbu Tropika melaksanakan observasi,
penghimpunan data, evaluasi bersama-sama dengan BPTP Riau sebagai bahan usulan
pelepasan varietas. Dari hasil evaluasi tersebut telah terpilih calon varietas unggul dengan
karakter manis, berdaging tebal, dan aromanya harum
II. SILSILAH CALON VARIETAS
2.1. Asal usul calon varietas
Varietas salak Sari Intan 48 berasal dari populasi persilangan antara salak Bali Gula
Pasir x Pondoh. Tetua betina yaitu salak Bali Gula Pasir berasal dari Sibetan, Karangasem
dan tetua jantan yaitu salak Pondoh berasal dari Tempel, Sleman.
Varietas salak Sari Intan 295 berasal dari populasi persilangan antara salak Pondoh
dan salak Mawar. Tetua betina yaitu salak Pondoh berasal dari Tempel, Sleman.
Sedangkan tetua jantan yaitu salak Mawar berasal dari Bogor. Salak Mawar merupakan
hibrida hasil persilangan antara salak Pondoh x Sidempuan x Gula Pasir . Gambaran secara
proses perakitan varietas dapat dilihat pada Gambar 1.
Varietas salak Sari Intan 541 berasal dari populasi persilangan antara salak Bali
Gondok x Pondoh. Tetua betina yaitu salak Bali Gondok berasal dari Sibetan, Karangasem
dan tetua jantan yaitu salak Pondoh berasal dari Tempel, Sleman. Gambaran secara umum
proses perakitan varietas Sari Intan dapat dilihat pada Gambar 1.
3
Gambar 1. Bagan persilangan sampai evaluasi salak Sari Intan
4
2.2. Deskripsi tetua calon varietas
Deskripsi tetua calon varietas Sari Intan, yaitu salak Pondoh dan salak Mawar tertera
pada Tabel 1
Tabel 1. Deskripsi tetua calon varietas SARI INTAN
Varietas Salak Pondoh ( ♀ ) Salak Mawar ( ♂ )
Asal : Desa Tempel , Sleman ,
Jawa Tengah
Bogor
DAUN :
- Warna permukaan atas Hijau tua Hijau tua
- Warna permukaan
bawah
Hijau keabu-abuan
Hijau keabu-abuan
ANAK DAUN :
- Bentuk pangkal daun Membulat Membulat
- Bentuk ujung daun Runcing Runcing
- Pelipatan tepi daun Tidak ada ada
DURI :
- Warna duri Coklat hitam
- Bentuk duri Tipis, lancip, kecil Tipis, lancip, kecil
BUNGA :
- Warna mahkota Merah jambu Merah jambu
Jumlah buah per tongkol : 10 – 27 buah 30 – 33 buah
Bentuk buah : Segitiga, bulat telur
terbalik ujung meruncing
Segitiga, bulat telur
terbalik ujung meruncing
Bobot per buah : 30 - 100 g 52 – 70 g
Tebal daging buah : 0.2 – 1.5 cm 0.7 – 1.7 cm
Warna kulit buah : Coklat kekuningan Coklat kekuningan
Warna daging buah : Putih kapur Putih kekuningan
Rasa buah : Buah muda rasanya manis,
gurih keasaman, buah tua
rasanya manis, gurih, dan
masir.
Manis, sedikit rasa asam
Kadar air : 74.84 % 78.48 %
TSS : 19 - 20° Brix 20 – 21° Brix
Jumlah biji per buah : 1 – 3 butir 3 butir
5
2.3. Cara Seleksi Calon Varietas
Semua tanaman salak yang dievaluasi berasal dari perbanyakan generatif (biji),
yang mana keragaman genetik tanaman dalam satu populasi beragam. Sehubungan dengan
hal itu, maka cara seleksi yang dilakukan adalah per individu tanaman dengan
menggunakan metode ‘seleksi massa positif’, yaitu memilih tanaman yang mempunyai
karakter-karakter terbaik dari suatu populasi tanaman, dan membiarkan tanaman yang
tidak terseleksi untuk tetap tumbuh di lapang (Borojevic, 1990).
2.4. Proses dan kriteria seleksi
Seleksi dilakukan per individu tanaman pada populasi tanaman salak di kebun
Balai Benih Kab. Bintan selama dua tahun dengan cara mengevaluasi: (1) daya hasil
tanaman, meliputi produksi ( bobot buah, tebal daging, jumlah biji/buah, porsi dapat
dimakan) (2) kualitas buah (total asam, vitamin C, kadar tanin , kadar air, padatan total
terlarut (PTT), warna kulit dan daging buah dan (3) Citarasa dan kesukaan.
Kriteria seleksi berdasarkan produktivitas, ketebalan daging buah, rasa manis / TSS
tinggi, tidak ada rasa sepet, serta aroma. Nomor tanaman yang terpilih selanjutnya
didaftarkan ke BPSBTPH untuk mendapatkan nomor registrasi PIT, kemudian calon
varietas tersebut didaftarkan ke Pusat Perlindungan Varietas Tanaman (PVT), dan
selanjutnya diajukan ke Tim Pelepasan Varietas agar mendapatkan legalitas sebagai
varietas baru (Gambar 2)
Populasi hibrida :
Pondoh (♀) x Mawar (♂)
( 58 tanaman )
1 tanaman (nomor 295)
Seleksi
PIT No. 295 (Slk.Lk/RU/03/A/2008)
SARI INTAN 295
Gambar 2. Bagan seleksi salak SARI INTAN 295
Regristrasi Rumpun Induk Tunggal
Pendaftaran Var. ke PVT
Pengusulan pelepasan Var. ke TP2V
6
III. HASIL PENGUJIAN
3.1. Karakter kualitatif
Karakter kualitatif pada suatu tanaman biasanya kurang dipengaruhi oleh
lingkungan, karena dikendalikan oleh gen sederhana. Dari hasil evaluasi selama dua tahun
terlihat bahwa calon varietas SARI INTAN 295 mempunyai warna permukaan daun
bagian atas hijau tua, warna pelepah daun coklat kehijaun, bentuk pangkal daun membulat,
bentuk ujung daun runcing, tepi daun tidak melipat, warna duri coklat, bentuk duri ( tipis,
lancip, kecil), warna mahkota bunga merah muda, bentuk buah lonjong - agak bulat ,
warna kulit buah coklat kehitaman, warna daging buah putih krem, rasa sangat manis, tidak
sepet, dan aroma harum (Tabel 2). Penampilan karakter-karakter tersebut di atas relative
sama dari tahun ke tahun, berarti bahwa penampilan morfologi dan citarasa buah dari calon
varietas yang diusulkan relative stabil. Variasi hanya terlihat pada bentuk buah , yaitu
apabila jumlah buah dalam satu dompol sedikit maka bentuk buah cenderung agak bulat,
tetapi apabila jumlah buah dalam satu tandan banyak, maka bentuk buah cenderung
lonjong karena saling berdesakan satu sama lainnya. Bentuk biji pada buah salak
dipengaruhi oleh jumlah biji per buah. Apabila jumlah biji/buah adalah 1, maka bentuk
biji bulat; jumlah biji/buah : 2 , maka bentuk biji satu sisi datar dan satu sisi cembung;
jumlah biji/buah : 3, maka bentuk biji dua sisi datar dan satu sisi cembung.
Calon varietas SARI INTAN 295 mempunyai karakter kualitatif yang hampir mirip
dengan salak Pondoh, kecuali pada karakter kedudukan duri pada pelepah, yaitu pada
SARI INTAN 295 durinya berkelompok 3 baris dan salak Pondoh 2 baris, warna daging
buah lebih putih dibandingkan salak Pondoh. SARI INTAN 295 berbeda dengan salak
Gula Pasir pada karakter pelipatan tepi daun, duri (warna, bentuk), serta bentuk buah, dan
berbeda dengan salak Bali pada karakter warna daging buah, bentuk buah, serta citarasa
sepet buah (Tabel 2)
4.2. Karakter kuantitatif
Dari Tabel 3 terlihat bahwa terjadi peningkatan ukuran daun, duri, buah, jumlah
buah/tongkol, panjang buah, diameter buah, bobot buah, dan biji dari tahun ke tahun
sebagaimana yang diamati pada tahun 2007 dan 2008. Produksi meningkat seiring dengan
bertambahnya umur tanaman. Selain itu, kualitas buah seperti kadar gula, kadar air, total
asam, dan kadar tannin selama pengamatan dua tahun peningkatannya relative kecil ,
berarti kualitas buah dari calon varietas yang diusulkan tersebut relative stabil.
Calon varietas SARI INTAN 295 mempunyai karakter kuantitatif yang berbeda
dengan salak Pondoh pada karakter anak daun (jarak antar kelompok, panjang anak daun),
duri (jumlah duri, lebar duri), buah (panjang , bobot, tebal daging), dan bobot biji. SARI
INTAN 295 berbeda dengan salak Gula Pasir pada karakter anak daun (jumlah kelompok,
jarak antar kelompok, lebar dan panjang thothok), duri (jumlah, lebar), buah (jumlah
buah/tongkol, bobot, tebal daging), dan berbeda dengan salak Bali pada karakter panjang
dan bobot buah (Tabel 3).
17
Tabel 2. Karakter kualitatif calon varietas SARI INTAN 295 pada tahun 2007 dan 2008 serta varietas pembanding
Karakter SARI INTAN 295 Varietas Pembanding
Tahun 2007 Tahun 2008 Gula Pasir Pondoh Bali
DAUN :
- Warna utama pupus Coklat kehijauan Coklat kehijauan Coklat kehijauan Coklat kehijauan Coklat kehijauan
- Warna permukaan atas Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau tua Hijau tua
- Warna permukaan
bawah Abu-abu Abu-abu Abu-abu Abu-abu Abu-abu
Warna pelepah daun Coklat kehijauan Coklat kehijauan Coklat kehijauan Coklat kehijauan Coklat kehijauan
ANAK DAUN :
- Kekerasan Keras Keras Keras Keras Keras
- Bentuk pangkal daun Membulat Membulat Membulat Membulat Membulat
- Bentuk ujung daun Runcing Runcing Runcing Runcing Runcing
- Pelipatan tepi daun Tidak ada Tidak ada Ada Tidak ada Ada
DURI :
- Warna duri Coklat Coklat Hitam Coklat Coklat kehitaman -
hitam
- Bentuk duri Tipis, lancip, kecil Tipis, lancip, kecil Tebal, lancip, besar Tipis, lancip, kecil Tebal, lancip, besar
- Kedudukan duri pada
pelepah
Berkelompok (3 baris) Berkelompok (3
baris)
Berkelompok (3 baris) Berjajar 2 baris Berkelompok (3 baris)
- Sudut duri Ke atas Ke atas Datar Datar Datar
BUNGA :
- Warna mahkota Merah muda Merah muda Merah muda pucat Merah jambu Merah muda pucat
- Warna tangkai sari Merah muda Merah muda
- Warna kelopak bunga Coklat kehijauan Coklat kehijauan Coklat Coklat Coklat
- Warna kepala putik Merah muda pucat Merah muda pucat Merah muda Merah muda Merah muda
- Tipe bunga Dioceous Dioceous Hermaprodit Dioceous Hermaprodit
18
BUAH :
- Bentuk buah Lonjong- agak bulat Lonjong- agak bulat Bulat – bulat lonjong Bulat telur terbalik Bulat – bulat lonjong
- Warna kulit buah
Coklat kehitaman Coklat kehitaman
Coklat – coklat
kehitaman Coklat tua
Coklat kekuningan –
coklat kehitaman
- Warna daging buah Putih kapur Putih kapur Putih kapur Putih krem Kuning susu (krem)
- Citarasa manis Sangat manis Sangat manis Sangat manis Manis Sangat manis
- Citarasa sepet Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada
- Citarasa asam Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada
- Tekstur daging Agak renyah Agak renyah Agak renyah Keras Agak renyah - renyah
- Aroma buah Harum Harum Kurang tajam Kurang tajam Agak tajam
BIJI :
- Bentuk biji Terdapat sisi datar dan
cembung
Terdapat sisi datar
dan cembung
Terdapat sisi datar dan
cembung
Terdapat sisi datar dan
cembung
Terdapat sisi datar dan
cembung
- Warna biji Coklat tua Coklat tua Coklat kehitaman Coklat kehitaman Coklat kehitaman
19
Tabel 3. Karakter kuantitatif calon varietas SARI INTAN 295 pada tahun 2007 dan 2008, serta varietas pembanding
Karakter SARI INTAN 295 Varietas Pembanding
Tahun 2007 Tahun 2008 Gula Pasir Pondoh Bali
Lebar tajuk (cm) 260.3 390.5 500 - 689 350 - 600 550 - 750
Tinggi tanaman (cm) 320 397 400 – 558 400 – 700 (umur 4 th) 500 - 700
Tinggi batang (cm) 21.7 30.2 20 22
Jml tanaman/rumpun 3 3 5 6
Panjang pelepah daun (cm) 98 - 104 102 – 106 169 120-135
ANAK DAUN :
- Jumlah kelompok : 5 - 6 5 – 6 9 - 10 6 – 7 6 – 7
- Jarak antar kelompok (cm) 6.5 – 13.2 7.3 – 15.1 6.0 – 9.5 13.60 – 20.20 6 – 10
- Hilangnya anak daun (helai 1 - 2 1 – 2 1 1-2 1 – 3
- Jumlah anak daun/kelompok 4 – 8 4 – 8 3 - 11 4 – 12 3 – 11
- Lebar anak daun (cm) 4.2 - 4.8 4.5 – 5.0 4.0 – 4.2 4.9 – 5.5 3.3 – 3.7
- Panjang anak daun (cm) 45.5 – 50.8 53.4 – 56.6 59 - 60 70 – 73 54 – 55
- Lebar thothok (cm) 11.2 – 12.7 12.0 – 13.5 8 - 9 14 – 15 7.2 – 8.7
- Panjang thothok (cm) 25.8 – 40.2 35.4 – 40.7 28.0 – 28.5 35 30 – 33
DURI :
- Jumlah duri / 10 cm pelepah 110 - 125 129-135 70 61 – 72 98 – 105
- Panjang duri (cm) 0.5 - 7.5 0.5 – 6.6 4.3 – 7.0 0.5 – 7.6 0.5 – 5.5
- Lebar duri (cm) 0.1 - 0.25 0.1 – 0.44 0.8 – 0.95 0.2 – 0.9 0.5 – 0.8
BUNGA BETINA :
- Jumlah bunga 36 - 49 41 – 46 40 - 45 30 - 35
BUAH :
- Umur panen buah (hari sejak
penyerbukan) 160-170 160-170
- Jumlah tongkol/tandan 2 - 3 3 1 - 2 1 – 2
20
- Jumlah buah/tongkol 11 - 15 20 – 30 14 10 - 27 15 - 28
- Jumlah tandan/pohon 3 - 6 3 – 6 1 - 2 3-4
- Panjang tandan (cm) 13.5 26.4 – 31.6
- Lebar tandan (cm) 12 8 – 11
- Panjang buah (cm) 4.4 - 5.70 5.0 – 5.8 4.0 – 7.5 2.5 – 7.5 4.8 – 8.5
- Diameter buah (cm) 3.9 – 4.6 4.4 – 4.8 3.2 – 4.2* 4.5 – 5.0*
- Bobot buah (g) 34.89 – 49.00 46.0 – 60.7 45 - 75 30 - 100 40 - 105
- Bobot buah /pohon/tahun (kg) 8.8-12.0 10.8 - 14.2
- Bobot daging buah (g) 22.23 – 30.36 32.62 – 35.67 23.00 – 33.34* 33.32 - 40.67* 51.05 – 57.45
- Bobot kulit (g) 5.10 – 8.68 5.46 – 9.80 5.45 – 6.96* 5.42 - 7.98*
- Edible portion (%) 61.96 - 63.71 70,91 – 73,54 73.38 59.49 79.60
- Jumlah juring berbiji 1 - 2 2 – 3 1 - 2 1 - 3 1 - 2
- Jumlah juring tak berbiji 1 - 2 0 – 1 1 - 2 0 - 2 1 - 2
- Tebal daging (cm) 0.3 – 1.6 0.3 - 1.8 0.1 – 1.0 0.8 – 1.5 0.1 – 1.8
- Kadar gula (TSS) ° brix 20 - 21 19.4 – 20.8 18 – 19* 19 – 20* 18.0 – 19.5
- Kadar air (%) 79.02 77.30 74.08* 74.84* 82.81 – 83.04
- Kadar vitamin C (mg/100 g) 35.79 21.03 19.48* 10.02*
- Total asam (%) 1.03 0.51 0.30* 1.12*
- Kadar tanin (%) 0.20 0.21
4. Biji
- Bobot biji (g) 3.04 4.19 3.83 - 4.10* 5.10 – 6.56*
Sumber :
SK Mentan No. 584
/Kpts/ TP.240/7/1994
SK Mentan No. 272
/Kpts/TP.240/4/1988
SK Mentan No. 585
/Kpts / TP.240/7/1994
Keterangan : * = data hasil pengamatan
21
3.4. Analisis molekuler
Analisis molekuler dilakukan melalui teknik RAPD dengan menggunakan DNA
salak SARI INTAN 295 dibandingkan dengan DNA salak Gula Pasir dan Pondoh untuk
mengetahui apakah kandidat varietas unggul ini berbeda dengan varietas salak yang telah
dilepas sebelumnya. Dari Gambar 6 dapat dilihat bahwa salak SARI INTAN 295 berbeda
dengan salak Gula Pasir dan salak Pondoh pada primer 1 dan 2.
Gambar 4. Profil pita RAPD dari salak SARI INTAN 295 dibandingkan dengan varietas
pembanding dengan menggunakan dua primer ( Primer 1 : AAGAGCCCGT,
Primer 2 : AATCGGGCTG ), M : 1 kb DNA ladder ; A : SARI INTAN 295;
B : Salak Gula Pasir; dan C : salak Pondoh)
Gambar 3. Penampilan buah salak SARI INTAN 295 dan varietas pembanding
Primer 2
A B C M
Primer 1
M A B C
22
3.5. Keunggulan calon varietas yang diusulkan
Calon varietas salak SARI INTAN 295 mempunyai keunggulan dalam hal kualitas
buah, yaitu daging buah tebal (bagian buah yang paling tipis /dasar buah 0.3 cm, dan
bagian buah yang paling tebal/ ujung buah 1.6 – 1.8 cm), tidak ada rasa sepet/kelat, daging
buah manis (TSS: 19 – 21 °brix), tidak ada rasa asam, aroma buah harum, dan tektur buah
agak renyah.
Pada Tabel 3 terlihat bahwa calon varietas SARI INTAN 295 mempunyai beberapa
karakter unggul dibandingkan dengan varietas salak yang telah dilepas (pembanding).
Calon varietas SARI INTAN 295 mempunyai tebal daging buah berkisar 0.3 – 1.8 cm dan
lebih tebal bila dibandingkan dengan salak Gula Pasir dan Pondoh, tetapi lebih tipis atau
sama dengan salak Bali. Calon varietas SARI INTAN 295 yang diusulkan mempunyai sifat
buah yang sama seperti salak Gula Pasir dan Pondoh, yaitu manis – sangat manis, tetapi
tidak ada rasa sepetnya seperti yang dimiliki oleh salak Bali. Selain itu, calon varietas yang
diusulkan juga mempunyai aroma harum. Hal ini memberikan harapan bahwa calon
varietas yang diusulkan disukai oleh konsumen karena mempunyai daging buah yang tebal,
manis, dan aromanya harum.
Selain mempunyai keunggulan, Sari Intan 295 juga mempunyai kekurangan, antara
lain ukuran buah kecil, jumlah duri banyak, dan daun lunak. Ukuran buah yang belum
maksimal ini disebabkan oleh tanaman yang baru mulai berbuah dan belum dilakukan
penjarangan buah. Dengan bertambahnya umur tanaman dan disertai dengan penerapan
teknik budidaya yang baik diharapkan ukuran buah dapat ditingkatkan.
3.6. Penyediaan Benih Sumber
Penyediaan benih sumber dilakukan secara vegetatif dengan cara pemisahan
anakan secara langsung dan cangkokan anakan sejak pertengahan tahun 2006 yaitu sejak
tanaman induk diketahui menghasilkan buah yang memiliki sifat-sifat unggul. Benih dari
perbanyakan vegetatif mempunyai beberapa kelebihan, antara lain hasil buah dan jenis
kelamin mempunyai karakter yang sama seperti induknya, cepat berbuah, dan ukuran bibit
relatif seragam. Sebaliknya kerugiannya adalah cara perbanyakan lebih sulit dibandingkan
dari biji, dan jumlah tunas yang dapat dicangkok terbatas. Perbanyakan benih salak SARI
INTAN tidak dianjurkan dengan menggunakan biji.
Produksi benih penjenis telah dilakukan oleh Dinas Pertanian Kab. Bintan dengan
cara mencangkok anakan dari salak SARI INTAN di bawah bimbingan Balitbu Tropika
dan BPTP Riau serta diawasi oleh BPSB Propinsi Riau.