pengaruh debt to equity ratio, bulan tutup buku dan penggantian auditor terhadap audit...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, BULAN
TUTUP BUKU DAN PENGGANTIAN AUDITOR
TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN
YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2008-2009
SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Reza Afif
NIM 7250406008
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Margunani M.P. Nanik Sri Utaminingsih, S.E, M.Si, Akt
NIP. 195703181986012001 NIP. 197112052006042001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Akuntansi
Drs. Fachrurrozie, M.Si.
NIP. 196206231989011001
ii
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ekonomi, Universitas Negeri Semarang pada :
Hari :
Tanggal :
Penguji Skripsi
Maylia Pramono Sari, SE, M.Si, Akt
NIP. 198005032005012001
Anggota I Anggota II
Dra. Margunani MP Nanik Sri Utaminingsih, SE, M.Si, Akt
NIP. 195703181986012001 NIP. 197112052006042001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi
Drs. S. Martono, M.Si
NIP. 196603081989011001
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian
atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang,
Reza Afif
NIM. 7250406008
iii
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Suatu perkara yang sangat saya takuti ialah perut buncit, penidur dan pemalas.
( Nabi Muhammad SAW)
Jangan pernah bercita-cita untuk menjadi orang sukses, tapi berpikirlah untuk
menjadi manusia yang bernilai.
(Albert Einstein)
Ragu-ragukanlah siapa pun sekehendak hatimu, tetapi jangan sekali-kali
meragukan dirimu sendiri.
(Bovee)
Persembahan:
Ku Persembahkan Skripsi ini untuk:
1. Almamater UNNES
2. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu
memberi kasih sayang, do’a dan dukungan
3. Keempat kakakku atas semangat dan
doanya.
4. Asri Ratnawaty atas dukungan dan
doanya.
5. Teman-temanku di kost Mataram dan
akuntansi ’06
iv
vi
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya
sehingga skripsi dengan judul “Pengaruh Debt To Equity Ratio, Bulan Tutup
Buku dan Penggantian Auditor Terhadap Audit Delay pada Perusahaan yang Go
Publik di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2009” dapat terselesaikan dengan
baik. Skripsi ini merupakan sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana
Strata I (SI) pada Universitas Negeri Semarang.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
dukungan, bimbingan dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si, Rektor Universitas Negeri
Semarang.
2. Drs. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang.
3. Drs. Fachrurrozie, M.Si, Ketua Jurusan Akuntansi beserta stafnya.
4. Dra. Margunani M.P dan Nanik Sri Utaminingsih, S.E, M.Si, Akt, Dosen
Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II.
5. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan ilmu, pengetahuan dan pengalaman
yang tak terlupakan selama perkuliahan.
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
memberikan dukungan moral maupun materi dalam penyusunan skripsi ini.
v
vii
Dengan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, penulis yakin bahwa
skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis
harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga
skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.
Semarang,
Reza Afif
NIM 7250406008
vi
viii
SARI
Afif, Reza. 2011. Pengaruh Debt To Equity Ratio, Bulan Tutup Buku dan
Penggantian Auditor Terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Yang Go Publik di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2009. Skripsi Jurusan Akuntansi. Fakultas
Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I : Dra. Margunani M.P.
Pembimbing II : Nanik Sri Utaminingsih, SE, M.Si, Akt.
Kata Kunci : Audit Delay, Debt to Equity Ratio (DER), Bulan Tutup Buku
dan Penggantian Auditor
Ketepatan waktu pelaporan keuangan auditan kepada publik dapat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain audit delay. Audit delay merupakan
lamanya proses pekerjaan audit. Audit delay diukur dari tanggal berakhirnya
tahun buku sampai dikeluarkannya laporan audit independen oleh auditor. Audit
delay dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya Debt to Equity Ratio,
bulan tutup buku dan penggantian auditor. Permasalahan dalam penelitian ini
adalah apakah faktor Debt to Equity Ratio, bulan tutup buku dan penggantian
auditor berpengaruh terhadap audit delay baik secara parsial maupun simultan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh
faktor Debt to Equity Ratio, bulan tutup buku dan penggantian auditor terhadap
audit delay baik secara parsial maupun simultan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2009. Metode pengambilan sampel
menggunakan purposive sampling. Sampel berjumlah 183 perusahaan yang
ditentukan menggunakan rumus slovin. Variabel penelitian terdiri dari variabel
bebas yaitu Debt to Equity Ratio (DER), bulan tutup buku (YE) dan penggantian
auditor (CHANGE) dan variabel terikat yaitu audit delay (AD). Metode
pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis regresi
berganda.
Hasil penelitian yang telah dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2009 menunjukkan bahwa secara parsial hanya
variabel Change yang berpengaruh signifikan terhadap audit delay, sedangkan
variabel DER dan YE tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Analisis
regresi secara simultan menunjukan DER, YE dan CHANGE secara bersama-
sama berpengaruh signifikan terhadap audit delay.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2009, dapat disimpulkan bahwa
analisis regresi secara simultan menunjukan DER, YE, dan CHANGE secara
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap audit delay, sedangkan secara
parsial hanya variabel Change yang berpengaruh signifikan terhadap audit delay.
Saran untuk peneliti berikutnya untuk menambah variabel penelitian tidak hanya
yang tidak dapat dikendalikan seperti pada penelitian ini.
vii
ix
ABSTRACT
Afif, Reza. 2011. Effect of Debt To Equity Ratio, The Month Closed The Book
and Auditor Change on Audit Delay in Companies Go Public on the Indonesia
Stock Exchange in 2008-2009. Thesis. Department of Accounting, Faculty of
Economics. State University of Semarang. Supervising I. Dra. Margunani M.P. II.
Nanik Sri Utaminingsih, S.E., M.Sc., Akt.
Keywords : Audit Delay, Debt to Equity Ratio (DER), The Month Closed
The Book and Auditor Change.
Timeliness of audited financial reporting to the public can be influenced
by various factors, among others, audit delay. Audit delay is the duration of the
audit work from the date of expiration of the fiscal year until the issuance of audit
reports by independent auditors. Audit delay is also influenced by various factors,
such as Debt to Equity Ratio, the month closed the book and auditor change. The
problem in this research is whether the factors Debt to Equity Ratio, the month
closed the book and auditor change affect audit delay either partially or
simultaneously. The purpose of this study was to obtain empirical evidence about
the influence of factors Debt to Equity Ratio, the month closed the book and
auditor change to audit delay either partially or simultaneously.
The population in this study are all companies listed in Indonesia Stock
Exchange in 2008-2009. Sampling method using purposive sampling. The sample
amounted to 183 companies that are determined using the formula slovin.
Research variables consist of independent variable Debt to Equity Ratio (DER),
the month closed the book (YE) and auditor change (CHANGE) and the
dependent variable is audit delay (AD). Methods of data collection using the
method of documentation. Analysis of the data used in this research is descriptive
analysis and multiple regression analysis.
The result of research that has been done on the companies listed in
Indonesia Stock Exchange in 2008-2009 showed that only partially CHANGE
variables that significantly influence audit delay, while the variable DER and YE
no significant effect on audit delay. Simultaneous regression analysis showed
DER, YE and CHANGE jointly significant effect on audit delay.
Based on the results of research that has been done on the companies listed
in Indonesia Stock Exchange in 2008-2009, it can be concluded that the
simultaneous regression analysis showed DER, YE, and CHANGE jointly
significant effect on audit delay, while only partially affecting CHANGE
significant impact on audit delay.Suggestions for the next researcher to study not
only adds a variable that can not be controlled as in this study.
viii
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii
PENGESAHAN KELULUSAN .................................................................... iii
PERNYATAAN .............................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
PRAKATA ...................................................................................................... vi
SARI ................................................................................................................ viii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 7
1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................. 7
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................ 8
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Audit Delay ........................................................................................ 9
2.2. Debt to Equity Ratio .......................................................................... 18
2.3. Bulan Tutup Buku ............................................................................. 22
2.4. Penggantian Auditor .......................................................................... 24
2.5. Kerangka Berpikir ............................................................................. 27
2.6. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Populasi ............................................................................................. 33
3.2. Sampel ............................................................................................... 33
3.3. Variabel Penelitian ............................................................................ 34
ix
xi
a) Variabel Dependen ....................................................................... 34
b) Variabel Independen .................................................................... 34
1) Debt to Equity Ratio ................................................................ 34
2) Bulan Tutup buku .................................................................... 35
3) Penggantian Auditor ................................................................ 35
3.4. Data Sekunder ................................................................................... 35
3.5. Teknik Analisis Data ......................................................................... 36
1) Analisis Deskriptif ........................................................................ 36
2) Analisis Inferensial ....................................................................... 36
a) Uji Prasyarat ............................................................................. 36
1) Linearitas ............................................................................. 36
2) Normalitas ........................................................................... 36
b) Analisis Regresi Berganda ....................................................... 37
c) Uji Asumsi Klasik .................................................................... 38
1) Multikolinieritas .................................................................. 39
2) Heteroskedastisitas .............................................................. 39
3) Autokorelasi ........................................................................ 40
d) Uji Hipotesis ............................................................................ 41
e) Koefisien Determinasi .............................................................. 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian ................................................................................. 44
a) Deskripsi Obyek Penelitian ........................................................... 44
b) Deskripsi Variabel Penelitian ....................................................... 46
1) Audit Delay .............................................................................. 46
2) Debt to Equity Ratio ................................................................ 47
3) Bulan Tutup Buku .................................................................... 48
4) Penggantian Auditor ................................................................ 48
c) Analisis Inferensial ....................................................................... 49
1) Uji Prasyarat ............................................................................ 49
a. Linearitas ............................................................................. 49
b. Normalitas ........................................................................... 50
x
xii
2) Analisis Regresi Berganda ....................................................... 51
3) Uji Asumsi Klasik .................................................................... 52
a. Multikolinieritas ................................................................... 52
b. Heteroskedastisitas .............................................................. 53
c. Autokorelasi ......................................................................... 54
4) Uji Hipotesis ............................................................................ 56
5) Koefisien Determinasi ............................................................. 59
4.2. Pembahasan ....................................................................................... 60
a) Hipotesis 1 : Ada Pengaruh Antara Debt to Equity Ratio Pada Audit
Delay Perusahaan Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia ........... 60
b) Hipotesis 2 : Ada Pengaruh Antara Bulan Tutup Buku Pada Audit
Delay Perusahaan Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia ........... 61
c) Hipotesis 3 : Ada Pengaruh Antara Penggantian Auditor Pada Audit
Delay Perusahaan Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia ........... 62
d) Hipotesis 4 : Ada Pengaruh Antara Debt to Equity Ratio, bulan tutup
buku dan penggantian auditor secara simultan Pada Audit Delay
Perusahaan Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia ..................... 63
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 65
5.2. Saran .................................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 67
LAMPIRAN
xi
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Kriteria Autokorelasi ...................................................................... 41
Tabel 4.1. Sektor Perusahaan Yang Listing di BEI ......................................... 44
Tabel 4.2. Jumlah Perusahaan Yang Listing dan Delisting Tahun 2008-2009 45
Tabel 4.3. Statistik Deskriptif Audit Delay ..................................................... 46
Tabel 4.4. Statistik Deskriptif Debt to Equity Ratio ........................................ 47
Tabel 4.5. Statistik Deskriptif Bulan Tutup Buku ........................................... 48
Tabel 4.6. Statistik Deskriptif Penggantian Auditor ........................................ 49
Tabel 4.7. Hasil Uji Linearitas ......................................................................... 50
Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 50
Tabel 4.9 Hasil Estimasi Regresi Berganda (Setelah ditransformasi) ............ 52
Tabel 4.10. Hasil Uji Multikolinieritas (Setelah ditransformasi) ...................... 53
Tabel 4.11. Hasil Uji Glejser (Setelah ditransformasi) ..................................... 54
Tabel 4.12. Nilai Durbin Watson (Setelah ditransformasi) ............................... 54
Tabel 4.13. Koefisien Parsial Debt to Equity Ratio ........................................... 57
Tabel 4.14. Koefisien Parsial Bulan Tutup Buku .............................................. 57
Tabel 4.15. Koefisien Parsial Penggantian Auditor ........................................... 58
Tabel 4.16. ANOVA .......................................................................................... 58
Tabel 4.17. Koefisien Determinasi .................................................................... 59
xii
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir ....................................................................... 32
Gambar 4.1. Histogram ..................................................................................... 51
Gambar 4.2. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual ............... 51
Gambar 4.3. Scatterplot (Setelah ditransformasi) ............................................ 53
xiii
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Sampel Data Sekunder Tahun 2008 ............................................. 69
Lampiran 2 Sampel Data Sekunder Tahun 2009 ............................................. 74
Lampiran 3 Uji Prasyarat ................................................................................. 79
Lampiran 4 Analisis Regresi Berganda (Setelah ditransformasi) .................... 81
Lampiran 5 Uji Asumsi Klasik (Setelah ditransformasi) ................................. 82
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Ketepatan waktu pelaporan keuangan auditan kepada publik
dipengaruhi oleh audit delay. Ini sesuai dengan pernyataan Hossain &
Taylor. Hal ini juga sesuai dengan teori agensi. Prinsip utama teori ini
menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang
(prinsipal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agensi)
yaitu manajer. Inti dari teori ini adalah adanya perbedaan “kepentingan
ekonomis” yang bisa saja disebabkan ataupun menyebabkan timbulnya
informasi asimetri (kesenjangan informasi) antara pemegang saham
(stakeholders) dan organisasi.
Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas
kepentingan mereka sendiri. Pemegang saham sebagai prinsipal diasumsikan
hanya tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka
di dalam perusahaan. Sedang para agen diasumsikan menerima kepuasan
berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang menyertai dalam
hubungan tersebut. Karena perbedaan kepentingan ini masing-masing pihak
berusaha memperbesar keuntungan bagi diri sendiri. Untuk bisa
mengakomodir kepentingan kedua belah pihak baik prinsipal maupun agen
maka audit atas laporan keuangan perlu dilaksanakan. Audit atas laporan
keuangan dilaksanakan oleh auditor yang netral terhadap kedua belah pihak,
1
2
baik pihak manajemen maupun pihak pemegang saham. Semakin lama
waktu audit semakin lama pula waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk
menyampaikan laporan keuangan auditan kepada publik dan begitu pula
sebaliknya.
Lamanya waktu yang dibutuhkan untu menyelesaikan suatu pekerjaan
audit dinamakan audit delay. Audit delay diukur dari tanggal berakhirnya
tahun buku sampai dikeluarkannya laporan audit independen oleh auditor.
Audit delay mempengaruhi waktu penyampaian laporan keuangan. Batas
waktu penyampaian laporan keuangan auditan kepada BAPEPAM paling
lambat akhir bulan keempat atau 120 hari setelah tutup buku. Hal ini diatur
dalam SK Ketua BAPEPAM No. 134/BL/2006. Berkaitan dengan peraturan
ini, dapat diketahui bahwa batas waktu maksimal audit delay selama 120
hari. Audit delay itu sendiri dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara
lain ukuran perusahaan, jenis perusahaan, laba atau rugi, ukuran auditor,
opini audit, lama perusahaan menjadi klien KAP, bulan tutup buku, Debt to
Equity Ratio (DER), penggantian auditor, dsb. Audit delay juga dapat
disebut “Timeliness” (Lawrence & Bryan dalam Prabandari & Rustiana)
ataupun juga “Reporting Lag” (Ansah).
Penelitian mengenai audit delay telah banyak dilakukan baik didalam
negeri (Wiwik, Prabandari & Rustiana, dsb) maupun luar negeri (Ahmad &
Abidin, Ahmad & Kamarudin dsb). Seperti dikutip dari temuan penelitian
Ahmad & Kamarudin, perusahaan yang menerima opini audit wajar tanpa
pengecualian dan mempunyai ratio hutang yang tinggi akan menyebabkan
3
audit delay semakin lama. Namun, faktor jenis perusahaan (finansial),
ukuran auditor (big five) dan bulan tutup buku (desember) akan
memendekkan audit delay. Ahmad & Abidin (2008) juga menyatakan bahwa
penyebab pendeknya audit delay juga dipengaruhi oleh sektor finansial,
dimana membutuhkan audit yang lebih sederhana dibanding sektor lain. Hal
itu dikarenakan perusahaan finansial mempunyai peraturan yang berbeda
dan tentunya juga di awasi dan di monitor dari dekat oleh para pembuat
peraturan yang bersangkutan.
Dalam melakukan audit, auditor mengikuti aturan dalam Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang telah disusun oleh IAI. Aturan
yang dimaksud adalah tentang standar pekerjaan lapangan. Audit yang
semakin sesuai dengan standar membutuhkan waktu yang semakin banyak.
Dan begitu pula sebaliknya, semakin tidak sesuai dengan standar
membutuhkan waktu yang lebih singkat.
Tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran
laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum di Indonesia (Mulyadi, 2002:72). Dalam proses
pengerjaan audit pasti terdapat adanya risiko audit. Risiko audit adalah
risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi
pendapatnya sebagaimana mestinya, atas laporan keuangan yang
mengandung salah saji material (Mulyadi, 2002:165). Menurut Mulyadi,
risiko audit itu sendiri terdiri dari tiga unsur yaitu risiko bawaan, risiko
4
pengendalian dan risiko deteksi. Risiko audit itu sendiri terbagi menjadi dua
macam yaitu :
a. Risiko audit keseluruhan (overall audit risk) yang berkaitan dengan
laporan keuangan sebagai keseluruhan.
b. Risiko audit individual yang berkaitan dengan setiap saldo akun
individual yang dicantumkan dalam laporan keuangan.
Signifikan atau tidaknya suatu risiko audit bergantung pada material
atau tidaknya kesalahan yang diperkirakan sebelumnya atau yang dapat
ditemukan oleh auditor dalam proses auditnya. Perbedaan lamanya audit
yang dilaksanakan oleh auditor terjadi karena sifat, waktu dan luasnya bukti
yang dipakai untuk mendukung opini audit yang akan dikeluarkan.
Salah satu indikator profesionalitas auditor adalah penyampaian
laporan audit yang tepat waktu. Kesesuaian waktu penyampaian laporan
keuangan oleh perusahaan kepada masyarakat umum dan tentunya
BAPEPAM sebagai pengawas pasar modal sangat tergantung pada lamanya
waktu untuk menyelesaikan pekerjaan audit oleh auditor. Hal ini berkaitan
dengan manfaat dari laporan keuangan yang bersangkutan. Laporan
keuangan akan kehilangan relevansinya dalam hal informasi yang
dikandungnya, jika terjadi penundaan yang tidak semestinya. Menurut
Givoly dan Palmon (1992) lamanya audit merupakan “single most important
of the timeliness of earnings announcement” yang mencerminkan bahwa hal
yang paling penting adalah penyajian pengumuman laba yang tepat waktu
kepada publik, sehingga diharapkan perusahaan tidak menunda penyajian
5
laporan keuangan (Prabandari & Rustiana, 2007:1). Para pemakai laporan
keuangan selain membutuhkan informasi yang relevan juga membutuhkan
informasi yang terbaru untuk kepentingan prediksi dan pengambilan
keputusan.
Keterlambatan penyampaian laporan keuangan akan berdampak buruk
bagi perusahaan yang bersangkutan, dampak itu bisa secara langsung
ataupun tidak langsung. Dampak tidak langsung misalnya para investor
perusahaan itu sendiri mungkin menanggapinya sebagai tanda yang buruk
bagi perusahaan. Dampak yang secara langsung dirasakan oleh perusahaan
tentu saja pengenaan denda dan sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan oleh undang-undang. Meskipun denda dan sanksi yang
dikenakan oleh BAPEPAM kepada perusahaan yang terlambat
menyampaikan laporan keuangannya cukup berat, tetapi tetap saja ada
perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangannya.
Carslaw & Kaplan (1991) dalam Ahmad & Abidin menyatakan bahwa
proses audit dari sebuah perusahaan dengan proporsi tinggi akan utang
terhadap ekuitasnya memakan waktu yang lebih dibandingkan pada sebuah
perusahaan dengan proporsi utang yang relatif rendah. Salah satu alasannya
adalah kenyataan bahwa sebuah perusahaan dengan proporsi tinggi akan
utang terhadap ekuitasnya berhubungan dengan tekanan keuangan dan
tentunya kecenderungan yang lebih besar akan kebangkrutan.
6
Perusahaan yang memiliki bulan tutup buku (akhir periode) yang sama
dengan bulan tutup buku perusahaan yang lainnya diperkirakan akan
memerlukan waktu pengerjaan audit yang lebih lama. Hal ini berdasarkan
kenyataan bahwa pekerjaan audit yang cukup banyak dengan akhir periode
yang sama akan mengakibatkan masalah dalam hal pembagian waktu untuk
auditor (Carslaw & Kaplan dalam Ahmad & Abidin). Akibat lainnya antara
lain sedikitnya anggota yang ditugaskan dalam setiap pekerjaan audit yang
ada karena keterbatasan jumlah anggota.
Penggantian auditor juga diperkirakan mempengaruhi audit delay.
Auditor baru membutuhkan waktu yang lebih lama dalam pekerjaan
auditnya. Hal ini berkaitan dengan fakta bahwa auditor baru membutuhkan
waktu untuk mempelajari dan memahami klien barunya dengan
memperbandingkan klien baru tersebut dengan klien yang telah menjalin
kerjasama dengan auditor yang bersangkutan.
Hasil penelitian-penelitian yang terdahulu menunjukkan adanya
ketidakkonsistenan hasil antara lain pada penelitian Ahmad dan Kamarudin
variabel bulan tutup buku berpengaruh signifikan terhadap audit delay
sedangkan pada penelitian Ahmad dan Abidin tidak. Begitu pula pada
variabel Debt to Equity Ratio, penelitian Ahmad dan Kamarudin
berpengaruh signifikan sedangkan pada penelitian Hossain dan Taylor, serta
Wiwik Utami tidak. Hal itu juga merupakan alasan lain penelitian ini
dilaksanakan.
7
Variabel-variabel tersebut dipilih sebagai variabel independen dengan
pertimbangan bahwa variabel-variabel tersebut masih belum digunakan
pada penelitian-penelitian di lingkungan UNNES. Berdasarkan uraian latar
belakang diatas maka penulis mengambil judul ”PENGARUH DEBT TO
EQUITY RATIO, BULAN TUTUP BUKU DAN PENGGANTIAN
AUDITOR TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN
YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-
2009”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah :
1. Apakah ada pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap audit delay pada
perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2009?
2. Apakah ada pengaruh bulan tutup buku terhadap audit delay pada
perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2009?
3. Apakah ada pengaruh penggantian auditor terhadap audit delay pada
perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2009?
4. Apakah ada pengaruh antara bulan tutup buku, Debt to Equity Ratio dan
penggantian auditor secara simultan terhadap audit delay pada perusahaan
yang go publik di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2009?
1.3. Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah diatas, maka dapat diketahui tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
8
1. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap
terhadap audit delay pada perusahaan yang go publik di Bursa Efek
Indonesia tahun 2008-2009.
2. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh bulan tutup buku terhadap
terhadap audit delay pada perusahaan yang go publik di Bursa Efek
Indonesia tahun 2008-2009.
3. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh penggantian auditor terhadap
terhadap audit delay pada perusahaan yang go publik di Bursa Efek
Indonesia tahun 2008-2009.
4. Untuk memperoleh bukti empiris pengaruh bulan tutup buku, Debt to
Equity Ratio dan penggantian auditor secara simultan terhadap terhadap
audit delay pada perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia
tahun 2008-2009.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Manfaat Teoritis
Sebagai tambahan pengetahuan yang berguna untuk semua pihak
khususnya civitas akademis mengenai faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi audit delay.
2. Manfaat Praktis
Sebagai wahana bagi peneliti untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
peneliti dapatkan selama perkuliahan ke dalam dunia nyata.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Audit Delay
Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan kepada publik akan
mempengaruhi informasi dalam laporan keuangan. Informasi tersebut
bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi para penggunanya. Ansah
(2000) menyatakan bahwa semakin lama waktu publikasi laporan keuangan
akan berdampak pada semakin besarnya kemungkinan informasi yang
terkandung dalam laporan keuangan itu bocor. Kebocoran informasi
tersebut bisa menyebabkan adanya insider trading dan rumor-rumor lain.
Lamanya waktu penyelesaian audit (audit delay) dapat disebabkan faktor-
faktor lain perusahaan. Namun, informasi yang tepat waktu juga kurang
menjamin informasi itu relevan dengan kebutuhan para penggunanya.
Informasi yang relevan mempunyai 3 ciri yaitu mempunyai nilai prediksi
dan umpan balik serta tepat waktu.
Audit yang dilakukan atas laporan keuangan tentunya harus sesuai
dengan standar auditing yang berlaku sehingga mempengaruhi waktu
penyelesaian audit. Hal itu juga akan mempengaruhi kualitas hasil audit.
Audit yang semakin sesuai dengan standar audit akan memakan waktu yang
lebih lama. Dan sebaliknya, audit yang semakin tidak sesuai dengan standar
audit akan memakan waktu yang lebih singkat. Dalam proses perencanaan
audit terdapat adanya penyusunan anggaran waktu yang secara sederhana
9
10
digunakan sebagai pedoman waktu bagi masing-masing bagian audit. Bila
anggaran waktu digunakan dengan tepat akan mempunyai manfaat sebagai
berikut : (Guy dkk, 2002:474-475)
a) Dapat memberikan metode yang efisien dalam menjadwal staf audit.
b) Dapat menjadi pedoman tentang berbagai bidang audit.
c) Memberikan insentif kepada staf audit untuk bekerja dengan efisien.
d) Dapat digunakan sebagai alat untuk menentukan honor audit.
Anggaran waktu dapat digunakan sebagai pedoman, tetapi tidak
absolut. Auditor dapat menyimpang dari program audit dikarenakan oleh
perubahan kondisi yang terjadi, maka auditor mungkin juga terpaksa
menyimpang dari anggaran waktu. Auditor terkadang mengalami tekanan
dalam memenuhi anggaran waktu untuk menunjukkan efisiensi kinerja
auditor dan untuk mengevaluasi kinerja auditor. Namun, jika auditor hanya
mengikuti anggaran waktu dirasa kurang tepat dengan tujuan utama audit
yaitu menyatakan pendapat yang sesuai dengan standar auditing yang
berlaku. Audit yang dilakukan untuk memenuhi tujuan utama audit bukan
untuk memenuhi anggaran waktu.
Selama auditnya, auditor mengumpulkan skedul pendukung (supporting
schedules) untuk mencatat hasil pengujian pengendalian dan pengujian
substantif serta jurnal penyesuaian. Informasi yang terkumpul dalam skedul
pendukung kemudian diringkas dalam skedul utama (lead schedules),
sedangkan jurnal penyesuaian dan penjelasannya diringkas dalam daftar
ringkasan jurnal. Informasi yang tercantum dalam skedul utama diringkas
11
dalam kertas kerja (working trial balance) untuk memudahkan penyusunan
laporan keuangan auditan. Sebelum menyusun draft laporan audit, auditor
perlu mereview peristiwa kemudian (subsequent event). Auditor perlu
menjelaskan adanya peristiwa kemudian ini dalam laporan auditnya, jika
diperkirakan dampak peristiwa kemudian ini material terhadap laporan
keuangan. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengambilan keputusan
yang salah oleh para pemakai laporan keuangan.
Peristiwa kemudian merupakan peristiwa yang terjadi dalam periode
sejak tanggal neraca sampai dengan tanggal selesainya pekerjaan lapangan
(Mulyadi, 2002:397). Peristiwa kemudian yang perlu dijelaskan dalam
laporan audit adalah yang jumlahnya material, merupakan peristiwa penting
dan bersifat luar biasa serta terjadi dalam periode sejak tanggal neraca
sampai dengan tanggal selesainya pekerjaan lapangan. Review terhadap
peristiwa kemudian ini bertujuan untuk menentukan apakah peristiwa
tersebut mempunyai dampak yang material terhadap penyajian informasi di
dalam laporan keuangan klien. Peristiwa kemudian yang mempunyai
dampak terhadap penyajian laporan keuangan klien dapat dibagi menjadi
dua golongan yaitu : (Mulyadi, 2002:398-399)
1. Peristiwa kemudian yang secara langsung mempengaruhi laporan
keuangan auditan, sehingga auditor berkewajiban mengusulkan
penyesuaian terhadap laporan keuangan tersebut kepada klien.
Peristiwa ini menyediakan informasi tambahan kepada manajemen
untuk menentukan saldo akun penilaian pada tanggal neraca dan kepada
12
auditor dalam memverifikasi saldo akun tersebut. Misalnya auditor
mengalami kesulitan dalam menentukan penilaian yang wajar terhadap
sediaan karena terjadinya keusangan pada kondisi sediaan tersebut.
Penjualan sediaan tersebut sebagai barang rongsokan pada periode
setelah tanggal neraca dapat digunakan untuk menentukan nilai yang
wajar bagi sediaan tersebut pada tanggal neraca. Nilai jual rongsokan
yang diketahui setelah tanggal neraca dapat dipakai oleh auditor untuk
membuat jurnal penyesuaian yang diusulkan kepada klien sebagai nilai
sediaan tersebut di dalam catatan dan laporan keuangan klien.
Dalam mempertimbangkan apakah suatu peristiwa kemudian perlu
diusulkan kepada klien untuk digunakan sebagai bahan penyesuaian
informasi dalam laporan keuangan klien, auditor harus membedakan
kondisi berikut ini :
a) Apakah kondisi yang menyebabkan terjadinya peristiwa kemudian
tersebut telah ada sebelum atau pada tanggal neraca? Jika jawabannya
“ya”, maka auditor berkewajiban untuk mengusulkan penyesuaian
terhadap informasi yang bersangkutan kepada klien. Sebagai contoh
pada tanggal neraca klien mempunyai piutang usaha kepada
pelanggan besar dan kecil. Piutang usaha kepada pelanggan besar ini
bersaldo besar dan pada tanggal neraca klien memperkirakan saldo
piutang tersebut 100% dapat ditagih. Namun pada saat berjalannya
audit, auditor memperoleh informasi pelanggan besar tersebut
mengajukan permohonan kepada pengadilan untuk dinyatakan
13
bangkrut usahanya karena kesulitan keuangan yang dialami. Peristiwa
kebangkrutan pelanggan besar ini mempengaruhi penentuan besarnya
cadangan kerugian piutang yang telah ditetapkan oleh klien, sehingga
auditor harus mengusulkan kepada klien agar meninjau kembali
penentuan besarnya cadangan tersebut. Penyebab terjadinya peristiwa
kebangkrutan pelanggan besar ini sebenarnya telah ada pada tanggal
neraca, hanya klien melakukan kesalahan dalam menaksir
kemungkinan tertagih atau tidaknya piutang kepada pelanggan besar
tersebut.
b) Jika keadaan yang menyebabkan terjadinya peristiwa kemudian
tersebut tidak ada sebelum atau pada tanggal neraca, maka peristiwa
kemudian tersebut tidak boleh digunakan untuk menyesuaikan
informasi di dalam laporan keuangan klien. Sebagai contoh penjualan
rongsokan sediaan yang terjadi setelah tanggal neraca dan penyebab
keusangan itu sendiri ada setelah tanggal neraca. Dalam hal ini
penjualan rongsokan tersebut tidak mempengaruhi penilaian sediaan
pada tanggal neraca sehingga auditor tidak perlu mengusulkan
penyesuaian untuk itu.
2. Peristiwa kemudian yang tidak memerlukan penyesuaian terhadap
laporan keuangan auditan, tetapi memerlukan komentar dalam bentuk
catatan kaki di dalam laporan keuangan klien atau komentar di dalam
laporan audit.
14
Penyebab terjadinya peristiwa kemudian dalam golongan ini tidak
ada sebelum tanggal neraca, tetapi peristiwa ini sangat penting sehingga
memerlukan penjelasan. Peristiwa kemudian ini tidak memerlukan
penyesuaian terhadap laporan keuangan klien. Umumnya peristiwa
kemudian ini sudah cukup dijelaskan dalam catatan kaki, tetapi kadang-
kadang peristiwa ini sangat penting artinya sehingga memerlukan
tambahan penjelasan riwayat terjadinya dan pernyataan akibat peristiwa
ini seandainya terjadi pada tanggal neraca. Contoh peristiwa kemudian
ini adalah :
a) Penurunan harga surat berharga yang dimiliki klien sebagai investasi
sementara.
b) Pengeluaran obligasi atau saham.
c) Penyelesaian perkara pengadilan yang peristiwa penyebabnya
terjadinya ada setelah tanggal neraca.
d) Penurunan nilai pasar sediaan sebagai akibat larangan pemerintah
terhadap penjualan suatu produk.
e) Kerugian akibat terbakarnya sediaan yang tidak diasuransikan.
Audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari
tanggal penutupan tahun buku sampai diterbitkannya laporan audit (Ahmad
& Kamarudin, 2001:5). Audit delay akan mempengaruhi waktu pelaporan
keuangan kepada publik. Sesuai dengan SK Ketua BAPEPAM No. KEP-
134/BL/2006, penyampaian laporan keuangan tahunan paling lambat akhir
bulan keempat atau 120 hari setelah tanggal tutup buku. Hal ini
15
menunjukkan bahwa batas waktu maksimal audit delay adalah 120 hari.
Reaksi pasar juga akan terpengaruh yang tercermin dari keputusan-
keputusan yang diambil oleh para pengguna laporan keuangan. Penerbitan
laporan keuangan auditan dituntut tepat waktu bagi perusahaan yang go
publik di pasar modal. Hal ini sangat penting mengingat perusahaan-
perusahaan tersebut menggunakan pasar modal sebagai salah satu sumber
pendanaan perusahaan. Para investor akan menunda pembelian maupun
penjualan sekuritas (surat berharga) yang dimiliki sampai diterbitkannya
laporan keuangan auditan. Hal ini berkaitan dengan isi informasi keuangan
tentang pengumuman laba. Manajer perusahaan yang menjadi klien KAP
mengharapkan auditor mampu menyelesaikan pekerjaan auditnya dengan
tepat waktu. Namun, auditor juga membutuhkan waktu yang cukup untuk
mengumpulkan bukti-bukti yang akan dijadikan pendukung dalam
pernyataan pendapatnya atas kewajaran laporan keuangan.
Audit delay disebut juga audit reporting lag didefinisikan sebagai
selisih waktu antara berakhirnya tahun fiskal sampai dengan tanggal
diterbitkannya laporan audit. Istilah reporting lag mengacu pada penelitian
yang dilakukan oleh Ansah (2000) dan Ahmad & Kamarudin (2001). Dyer
dan McHugh (1975) membedakan keterlambatan atau lag menjadi 3 jenis
yaitu : (Sale, 2003 : 23-24)
1) Preliminary lag merupakan interval antara berakhirnya tahun fiskal
sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan pendahulu oleh
pasar modal.
16
2) Auditor’s signature lag merupakan interval antara berakhirnya tahun
fiskal sampai dengan tanggal yang tercantum dalam laporan.
3) Auditor total lag merupakan interval antara berakhirnya tahun fiskal
sampai dengan tanggal diterimanya laporan keuangan tahunan publikasi
oleh pasar modal.
Audit delay itu sendiri dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi audit delay itu antara lain ukuran
perusahaan, jenis perusahaan, profitabilitas, ukuran auditor, opini audit,
Debt to Equity Ratio (DER), bulan tutup buku, penggantian auditor,
kompleksitas perusahaan dsb. Dari sekian banyak faktor tersebut, penelitian
ini akan mencoba meneliti tentang adanya pengaruh Debt to Equity Ratio
(DER), bulan tutup buku dan penggantian auditor terhadap audit delay.
Perusahaan yang memiliki DER yang tinggi menunjukkan bahwa
perusahaan yang bersangkutan sedang mengalami kesulitan ataupun tekanan
finansial. Para kreditur perusahaan tersebut memiliki resiko yang cukup
tinggi pula bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti penurunan nilai
aktiva yang dimiliki perusahaan atau perusahaan mengalami kerugian yang
cukup besar. Perusahaan tersebut tentunya akan mencari cara untuk dapat
menurunkan DER. Perusahaan dapat meminta bantuan dan pertimbangan
kepada auditornya untuk mencari solusi untuk masalah tersebut. Auditor
tersebut tentu memerlukan waktu tambahan untuk menemukan solusi itu,
selain juga melakukan pekerjaan audit atas laporan keuangan perusahaan.
17
Audit atas laporan keuangan tentunya dilakukan setelah laporan
keuangan selesai disusun pada akhir bulan tutup buku, dikarenakan kegiatan
pada saat itu peringkasan data keuangan menjadi laporan keuangan selesai
dilakukan oleh pihak perusahaan. Bulan tutup buku disetiap Negara
bervariasi, khususnya di Indonesia kebanyakan perusahaannya mempunyai
bulan tutup buku di bulan desember. Meskipun ada yang mempunyai bulan
tutup buku selain di bulan desember. Pada waktu tersebut terjadi terjadi
penumpukan permintaan pekerjaan audit atas laporan keuangan pada KAP
yang memiliki banyak klien, dimana klien tersebut membutuhkan laporan
keuangan auditan untuk memenuhi persyaratan peraturan BEI dan
BAPEPAM. Masalah-masalah pun muncul pada waktu tersebut, masalah
tersebut antara lain penjadwalan audit dan pembagian personil audit untuk
masing-masing pekerjaan audit. Logikanya dengan munculnya masalah-
masalah tersebut akan menambah audit delay pada perusahaan.
Penggantian auditor pada perusahaan yang go publik di BEI dapat saja
terjadi. Penyebab terjadinya pun bervariasi, misalnya ketidakpuasan pihak
manajemen perusahaan terhadap kinerja auditor ataupun adanya
ketidakcocokan dan ketidaksepahaman mengenai penyajian laporan
keuangan auditan antara pihak manajemen perusahaan dan auditor. Auditor
pengganti yang ditunjuk pihak perusahaan tidak dapat langsung menerima
perikatan sebelum meminta pertimbangan dari auditor pendahulunya. Ini
dilakukan untuk menekan risiko yang ditanggung auditor pengganti tersebut.
Auditor pengganti harus meminta pertimbangan dari auditor pendahulunya
18
terlebih dahulu. Setelah auditor pengganti memutuskan untuk menerima
perikatan, auditor pengganti tersebut tentunya membutuhkan waktu
tambahan untuk mempelajari seluruh aspek perusahaan yang menjadi
kliennya serta bila diperlukan dapat membandingkannya dengan klien lain
yang dalam industri sejenis.
2.2. Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio (DER) pada dasarnya termasuk dalam rasio
leverage. Rasio leverage sendiri digunakan untuk menjelaskan penggunaan
utang untuk membiayai sebagian dari aktiva perusahaan (Muslich, 2003:49).
Pembiayaan dengan utang akan berpengaruh terhadap perusahaan,
dikarenakan utang mempunyai beban yang bersifat tetap yaitu bunga.
Kegagalan perusahaan dalam melunasi bunga akan menyebabkan kesulitan
finansial yang bisa berakibat kebangkrutan perusahaan. Namun, penggunaan
utang juga memberikan subsidi pajak atas bunga yang dapat
menguntungkan pemegang saham. Oleh karena itu, penggunaan utang harus
diseimbangkan antara keuntungan dan kerugiannya.
Debt to Equity Ratio menunjukkan persentase penyediaan dana oleh
pemegang saham terhadap pemberi pinjaman (Darsono & Ashari, 2005:54).
Semakin tinggi rasio, semakin rendah pendanaan perusahaan yang
disediakan oleh pemegang saham. Begitu pula sebaliknya, Semakin rendah
rasio semakin tinggi pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang
saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang,
semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam
19
membayar kewajiban jangka panjang. Begitu pula sebaliknya, semakin
tinggi rasio akan semakin buruk pula kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka panjang. Rumusnya adalah :
DER = Saham Pemegang Ekuitas
UtangTotal (Horne & Wachowicz, 2005:209)
Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan hutang dengan modal
sendiri yang dipunyai perusahaan. Modal sendiri yang dimaksud disini
adalah sejumlah dana yang telah disetor oleh para pemegang saham
tentunya untuk kepentingan investasi dalam bentuk saham. Para kreditor
umumnya lebih menyukai tingkat DER yang rendah atau dengan kata lain
para pemegang saham lebih banyak menyediakan dana untuk kegiatan
operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan perlindungan terhadap kreditor
akan lebih besar jika terjadi penyusutan terhadap nilai aktiva ataupun ketika
perusahaan mengalami kerugian yang besar.
Debt to Equity Ratio mengindikasikan sejauh mana perusahaan dapat
menanggung kerugian tanpa harus membahayakan kepentingan kreditor.
Kreditor berhak mendapatkan hak klaim atas aset perusahaan dibandingkan
pemegang saham apabila perusahaan mengalami likuidasi. Dalam sudut
pandang kreditor, jumlah ekuitas merupakan katalisator. Jumlah ekuitas
dapat dijadikan aset yang memadai untuk menutup klaim pihak lain. Debt to
Equity Ratio yang tinggi menunjukkan bahwa jumlah aset yang dimiliki
tidak akan dapat menutup klaim secara penuh. Apabila perusahaan yang
memiliki Debt to Equity Ratio yang tinggi akan melakukan pendanaan
20
melalui pinjaman, kreditor akan mengenakan bunga yang tinggi untuk
melakukan perlindungan terhadap pinjaman tersebut.
Ukuran kunci dalam mengevaluasi struktur dan kapasitas jangka
panjang adalah rasio utang terhadap ekuitas. Jika rasio ini terlalu tinggi, bisa
jadi menunjukkan bahwa perusahaan telah menggunakan seluruh kapasitas
pinjamannya dan tidak mempunyai ruang gerak untuk menghadapi kejadian-
kejadian di masa mendatang. Jika rasio terlalu rendah, ini bisa terjadi
pengungkit yang tersedia tidak dimanfaatkan oleh pemilik. Jika rasio
bergerak naik, bisa diartikan bahwa laba terlalu rendah untuk menanggung
kebutuhan perusahaan. Dan, jika rasio bergerak turun, bisa diartikan
perusahaan berjalan dengan lancar dan siap untuk mengadakan perluasan
usaha (Arens dan Loebbecke et. al.).
Dalam hubungannya dengan struktur keuangan dan struktur kekayaan,
dikenal adanya pedoman atau aturan struktur keuangan yang konservatif,
baik vertikal maupun horisontal. aturan struktur finansial konservatif yang
horisontal memberikan batas imbangan antara besarnya modal sendiri disatu
pihak dengan besarnya aset tetap plus sediaan dilain pihak. Atau dengan
kata lain keadaan yang dianggap normal oleh aturan tersebut ialah keadaan
besarnya modal sendiri sama besarnya dengan jumlah aset tetap plus
sediaan. Sedangkan aturan struktur finansial (struktur keuangan) konservatif
yang vertikal memberikan batas imbangan yang harus dipertahankan oleh
suatu perusahaan mengenai besarnya modal asing (utang) dengan modal
sendiri. Berdasarkan anggapan bahwa pembelanjaan yang sehat itu pertama-
21
tama harus dibangun oleh modal sendiri, yaitu modal yang tahan risiko,
maka aturan tersebut menetapkan bahwa besarnya modal asing (utang)
dalam keadaan bagaimanapun juga tidak melebihi modal sendiri. Koefisien
utang, yaitu angka perbandingan antara jumlah modal asing dengan modal
sendiri tidak boleh melebihi 1:1. Setiap perluasan basis modal sendiri akan
memperbesar kemampuan perusahaan dalam menanggung risiko yang akan
dibelanjainya. Pandangan ini terutama didasarkan pada ”Prinsip
Keamanan”, hal ini akan memberikan pengaruh yang baik terhadap kreditor
maupun terhadap perusahaan sendiri (Nafarin et. al.).
Rasio hutang terhadap ekuitas dapat dijadikan indikator akan kesehatan
keuangan perusahaan dan kesulitan keuangan yang dialami. Rasio utang
terhadap ekuitas yang tinggi bisa mengindikasikan kesehatan keuangan
perusahaan. Rasio utang terhadap ekuitas yang tinggi akan cenderung
meningkatkan kesalahan dalam perusahaan. Oleh karena itu, biasanya
auditor akan lebih meningkatkan perhatian terhadap laporan keuangan. Hal
ini dikarenakan laporan keuangan kurang dapat dipercaya akan
kebenarannya. Lebih lanjut lagi, rasio hutang yang tinggi akan menambah
kecenderungan munculnya masalah-masalah baru seperti masalah likuiditas
dan masalah keberlangsungan hidup perusahaan yang mana memerlukan
audit yang lebih mendalam lagi.
Rasio utang terhadap ekuitas yang tinggi menunjukkan adanya resiko
keuangan yang tinggi pula. Begitu pula sebaliknya, rasio utang terhadap
ekuitas yang rendah menunjukkan resiko keuangan yang rendah pula. Rasio
22
utang terhadap ekuitas yang tinggi juga menunjukkan keadaan perusahaan
sedang mengalami kesulitan keuangan. Bila perusahaan mengalami
kesulitan keuangan, akan menjadi berita buruk bagi perusahaan. Hal itu
akan mengakibatkan pandangan yang buruk akan perusahaan di mata
masyarakat umum.
Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan akan membutuhkan
waktu yang lebih dalam penyelesaian proses audit akan laporan
keuangannya dibanding perusahaan yang tidak mengalami kesulitan
keuangan. Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan cenderung akan
menunda penyerahan laporan keuangan auditannya kepada instansi yang
berwenang. Hal ini disebabkan perusahaan membutuhkan waktu yang lebih
untuk bisa menekan Debt to Equity Ratio (DER) serendah-rendahnya
sampai batas yang mungkin bisa dicapai oleh perusahaan (Hassanudin
dalam Wiwik U).
Hasil penelitian Hossain & Taylor (1998), serta Wiwik Utami
menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh signifikan
terhadap audit delay. Namun, pada penelitian Ahmad & Kamarudin (2001)
yang dilakukan di Malasyia menunjukkan bahwa variabel ini berpengaruh
signifikan terhadap audit delay.
2.3. Bulan Tutup Buku
Bulan tutup buku merupakan bulan dimana perusahaan melakukan
aktivitas tutup buku. Bulan tutup buku dimasing-masing Negara berbeda
23
dikarenakan peraturan yang berlaku dimasing-masing Negara yang
bersangkutan. Di Indonesia sendiri umumnya perusahaan-perusahaan
menggunakan bulan desember sebagai bulan tutup bukunya. Meskipun ada
perusahaan yang mempunyai bulan tutup buku selain bulan desember.
Pada penelitian ini diperkirakan bulan tutup buku mempengaruhi audit
delay. Selain karena sesuai dengan persyaratan ketentuan yang berlaku yang
menyebutkan bahwa laporan keuangan harus diaudit tepat waktu, banyak
perusahaan dalam satu Negara mempunyai bulan tutup buku pada periode
waktu yang berdekatan juga akan mengakibatkan masalah pada pekerjaan
audit. KAP yang melayani berbagai klien yang mempunyai akhir tahun akan
mengalami dampak tersebut. Terutama KAP yang telah memiliki hubungan
atau telah berafilliasi dengan KAP ternama internasional (Big Four). Big
Four KAP yang dimaksud adalah KAP Delloit Thouch Tohmatsu, KAP
Ernst and Young, KAP Pricewaterhouse Coopers dan KAP Klynveld Peat
Marwick Goerdeler (KPMG). Hal ini terjadi karena umumnya KAP yang
telah berafilliasi dengan KAP tersebut dipandang kinerjanya memuaskan
sehingga mempunyai banyak klien. Di Indonesia, kondisi ini umumnya
terjadi pada bulan Desember yang umumnya menjadi bulan tutup buku di
banyak perusahaan.
Periode waktu ini menurut Ansah (2000) disebut “Musim Sibuk Audit”.
Masalah yang umumnya dialami KAP pada periode ini antara lain
permasalahan dalam penjadwalan audit dan terbatasnya personil audit yang
ada untuk ditugaskan pada masing-masing pekerjaan audit. Hal yang paling
24
penting dalam penyusunan staf audit adalah adanya auditor senior yang akan
bertanggungjawab atas supervisi kepada para staf akuntan. Unsur-unsur
supervisi yang berkaitan antara lain menginstruksikan asisten,
memberitahukan masalah-masalah penting yang dijumpai, menelaah
pekerjaan yang dilakukan, dan menyelesaikan perbedaan pendapat di antara
personil perusahaan. Pada waktu ini permintaan audit atas laporan keuangan
meningkat tajam sehingga KAP membutuhkan semua sumber daya yang
dimiliki untuk melaksanakan pekerjaan audit. Dikarenakan cukup berisiko
untuk menyelesaikan proses audit yang sesuai dengan jadwal pada “Musim
Sibuk Audit”, auditor dapat menunda audit terakhir (Ansah, 2000:13).
Beberapa penelitian yang meneliti tentang variabel ini pada audit delay
antara lain Ansah (2000), Ahmad & Kamarudin (2001) serta Ahmad &
Abidin (2008). Pada penelitian Ahmad & Kamarudin (2001), variabel ini
berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Namun, pada penelitian Ansah
(2000) serta Ahmad & Abidin (2008) variabel ini tidak berpengaruh
signifikan terhadap audit delay.
2.4. Penggantian Auditor
Pengambilan variabel penggantian auditor didasarkan pada asumsi
bahwa penggantian auditor diperkirakan mempengaruhi audit delay.
Meskipun pada penelitian yang dilakukan Ahmad dan Abidin (2008)
menyimpulkan variabel ini tidak mempengaruhi audit delay. Penggantian
auditor mungkin saja terjadi karena beberapa hal. misalnya adanya
ketidakpuasan klien terhadap kinerja auditor ataupun terjadi ketidakcocokan
25
antara auditor dengan klien yang bersangkutan. Auditor pengganti
memerlukan waktu untuk mempelajari dan memahami seluruh aspek
kliennya sebelum melakukan suatu pekerjaan audit. Auditor pengganti juga
bisa membandingkan klien baru dengan klien lamanya. Penggantian auditor
yang dimaksud disini adalah penggantian auditor pada tingkat partner. Atau
dengan kata lain penggantian kantor akuntan publiknya.
Pada umumnya perusahaan yang berkembang menjadi besar cenderung
untuk memilih mengganti auditornya dengan auditor yang bereputasi baik
(punya nama). Logika dari tindakan mengganti KAP dengan memilih KAP
bereputasi baik disebabkan karena perusahaan yang berkembang menjadi
semakin besar akan mendapatkan keuntungan dengan menggunakan jasa
auditor yang memiliki reputasi baik. Hal itu umumnya dimiliki oleh KAP
yang tergolong besar. Perpindahan ke KAP yang lebih prestisius
menghasilkan reaksi pasar yang positif, sementara perpindahan ke KAP
yang kurang prestisius memberikan reaksi pasar yang negatif (Dupuch &
Simunic dalam Nelly & Juniarti). Umumnya alasan pertimbangan yang
menjadikan auditor yang bukan merupakan Big Four tidak diperhitungkan
antara lain :
1. Kebutuhan auditor yang mempunyai kemampuan teknikal atau
pengetahuan yang sangat spesifik tentang industrinya.
2. Reputasi kantor akuntan.
3. Kapasitas yang dimiliki kantor akuntan.
26
Klien yang mengganti auditornya tanpa alasan yang jelas, mungkin
disebabkan oleh ketidakpuasan klien terhadap jasa yang diberikan oleh
auditor yang lama. Tetapi, seringkali terjadinya penggantian auditor tersebut
disebabkan oleh adanya perselisihan antara klien dengan auditor publiknya
mengenai laporan keuangan dan pengungkapannya. Klien baru yang telah
mengganti auditornya merupakan klien yang berisiko besar bagi auditor
penggantinya (Mulyadi et.al.). Perusahaan lebih memilih untuk mengganti
auditornya adalah karena mereka merasa tidak puas dengan jasa yang
diberikan oleh auditor sebelumnya atau mereka mempunyai beberapa
bentuk perselisihan dengan auditor sebelumnya. Oleh karena itu, perusahaan
melakukan pergantian auditor karena mempunyai harapan akan mengalami
peningkatan kepuasan atas jasa yang diberikan oleh auditor yang baru.
Sebelum menerima penugasan, auditor pengganti harus berkomunikasi
dengan auditor terdahulu berkaitan dengan apakah akan menerima
penugasan tersebut atau tidak. Hal ini termasuk dengan informasi yang
berkaitan dengan integritas manajemen, ketidaksetujuannya dengan
manajemen atas prinsip akuntansi, prosedur auditing, atau hal-hal signifikan
lainnya, berkomunikasi dengan komite audit atau yang setingkat tentang
kecurangan, tindakan melawan hukum oleh klien serta pengendalian internal
dan pemahaman auditor terdahulu tentang alasan penggantian auditor.
Auditor pengganti tidak dapat menerima penugasan ini sebelum dia
berkomunikasi dengan auditor terdahulu dan mengevaluasi tanggapannya
(Guy dkk, 2002:458-460).
27
Auditor pengganti memerlukan informasi mengenai klien untuk dapat
melakukan audit dengan baik dan lancar. Hal ini terutama berhubungan erat
dengan perencanaan audit yang dimulai dari pemahaman bisnis dan industri
klien sampai memahami pengendalian intern klien. Perencanaan audit
biasanya dilaksanakan tiga hingga enam bulan sebelum tahun fiskal klien
berakhir (Boynton dkk, 2003:270). Sesuai dengan standar pekerjaan
lapangan yang kedua, auditor perlu mendapatkan pemahaman yang
mencukupi atas pengendalian intern klien. Hal itu dapat dilakukan dengan
melakukan diskusi dengan auditor intern. Auditor intern merupakan sumber
informasi untuk memahami kekuatan dan kelemahan pengendalian intern
yang diterapkan dalam organisasi entitas dalam menjaga keandalan
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002:136).
Pemahaman atas pengendalian intern klien juga dapat dilakukan dengan
melaksanakan review terhadap laporan auditor intern. Keberhasilan audit
sangat bergantung pada perencanaan audit. Oleh karena itu, perencanaan
audit harus dilakukan dengan cermat dan seksama oleh auditor. Pada
akhirnya, kinerja auditor pengganti tersebut dapat dipandang memuaskan
oleh klien sehingga dapat menghindari terjadinya penggantian auditor lagi.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad dan Abidin (2008) di
Malasyia menunjukkan bahwa penggantian auditor tidak berpengaruh
signifikan terhadap audit delay.
28
2.5. Kerangka Berpikir
Pada masa sekarang ini dimana keberadaan pasar modal semakin
berperan penting, informasi keuangan perusahaan dibutuhkan untuk
memenuhi ketentuan yang berlaku. Pasar modal merupakan salah satu
sumber pendanaan bagi perusahaan-perusahaan yang go publik di dalamnya.
Informasi keuangan perusahaan tersebut disajikan dalam bentuk tertulis
yang disebut laporan keuangan. Laporan keuangan yang umumnya
dibutuhkan oleh para pelaku pasar modal antara lain neraca, laporan
laba/rugi, laporan arus kas, dll.
Keberadaan laporan keuangan itu sendiri mempunyai peranan yang
cukup penting bagi kegiatan investasi di pasar modal. Sebagai contoh
investor memerlukan informasi yang terkandung dalam laporan keuangan.
Informasi tersebut diperlukan untuk mendukung keputusan yang akan
diambilnya berkaitan dengan investasi. Informasi dapat dikatakan
bermanfaat apabila disajikan secara akurat dan tepat untuk para
penggunanya. Tepat disini maksudnya tepat waktu maupun tepat dalam hal
kelengkapan informasi yang dibutuhkan.
Informasi akan dikatakan usang apabila tidak dapat memberi manfaat
kepada penggunanya. Hal ini dapat disebabkan oleh keterlambatan waktu
penyajian laporan keuangan. Perusahaan diharapkan untuk tidak menunda
penyampaian laporan keuangannya kepada publik maupun instansi yang
berwenang. Oleh sebab itu, ketepatan waktu untuk menyampaikan laporan
29
keuangan sangat penting untuk menghindari berkurangnya atau bahkan
hilangnya manfaat informasi yang disajikan.
Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan berhubungan erat
relevansi dan keakuratan informasi yang diperlukan para pelaku bisnis
dalam pasar modal. Relevansi disini berkaitan dengan apakah informasi itu
pantas dijadikan bukti untuk mendukung keputusan yang akan diambil.
Keakuratan informasi keuangan juga merupakan hal yang penting untuk
menghindari kesalahan pemahaman oleh para pelaku bisnis pasar modal.
Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan dipengaruhi oleh lamanya
proses pengerjaan audit oleh auditor independen.
Lamanya proses pengerjaan audit dari tanggal tutup buku sampai
dikeluarkannya laporan audit disebut audit delay. Audit delay
mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan tahunan
kepada BAPEPAM. SK Ketua BAPEPAM No. KEP-134/BL/2006
mensyaratkan laporan keuangan tahunan harus disampaikan paling lambat
akhir bulan keempat atau 120 hari setelah tanggal tutup buku. Berkaitan
dengan hal itu dapat diketahui bahwa batas waktu maksimal audit delay
adalah 120 hari. Audit delay juga disebut audit reporting lag. Perbedaan
tanggal pada laporan keuangan dan laporan audit mengindikasikan adanya
audit delay. Audit delay itu sendiri dapat dipengaruhi oleh banyak faktor.
Pada penelitian ini faktor yang akan diteliti yaitu Debt to Equity Ratio,
bulan tutup buku dan penggantian auditor.
30
Sesuai dengan penelitian yang dilaksanakan Ahmad dan Kamarudin di
Malasyia yang menyatakan faktor Debt to Equity Ratio berpengaruh
signifikan terhadap audit delay, faktor ini diperkirakan berpengaruh
terhadap audit delay. Jika perusahaan semakin banyak menggunakan utang
untuk membiayai kegiatan operasionalnya, akan menimbulkan tekanan yang
lebih besar dalam hal ketepatan waktu penyampaian laporan keuangannya.
Hal itu disebabkan para kreditornya memerlukan informasi keuangan untuk
menganalisis apakah perusahaan mampu mengembalikan pinjamannya atau
tidak. Umumnya perusahaan yang memiliki rasio utang terhadap modal
yang tinggi akan menyampaikan laporan keuangannya lebih lama dibanding
dengan perusahaan dengan rasio utang terhadap modal yang rendah atau
bahkan tidak ada. Hal ini berkaitan dengan kepentingan menarik para
investor dan menyenangkan pemegang saham.
Pada perusahaan yang memiliki rasio utang terhadap modal yang tinggi
umumnya akan mengalami tekanan keuangan. Tekanan keuangan akan
menimbulkan kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan merupakan kabar
buruk yang dapat menurunkan citra perusahaan di mata publik. Perusahaan
cenderung untuk menunda penyampaian laporan keuangan yang berisi kabar
buruk. Perusahaan menggunakan waktu yang tersedia untuk menekan Debt
to Equity Ratio sampai batas terendah yang mampu dicapai. Hal ini tentu
saja akan membutuhkan waktu sehingga audit delay akan bertambah lama.
Mengacu pada penelitian yang dilakukan Ahmad dan Kamarudin di
Malasyia, faktor bulan tutup buku diperkirakan berpengaruh terhadap audit
31
delay. Sebelum menyampaikan laporan keuangannya kepada publik,
perusahaan yang go publik di pasar modal terlebih dahulu meminta auditor
independen untuk mengaudit laporan keuangannya. Hal ini dilakukan untuk
memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh pasar modal dan BAPEPAM.
Proses pekerjaan audit akan dapat dilakukan jika perusahaan telah selesai
menyusun laporan keuangan saat tutup buku. Meskipun disetiap Negara
bulan tutup buku berbeda-beda, tetapi pada saat itu terjadi penumpukan
permintaan pengerjaan audit. Di Indonesia umumnya hal itu terjadi pada
bulan desember. Penumpukan permintaan audit akan mengakibatkan
masalah pada proses pengerjaan auditnya. Masalah itu umumnya berkaitan
dengan penjadwalan audit dan pembagian anggota untuk masing-masing
pekerjaan audit. Dengan terbatasnya anggota auditor yang melaksanakan
pekerjaan audit dapat menyebabkan waktu pengerjaan audit cenderung
semakin lama.
Penelitian ini berusaha untuk menguji kembali variabel penggantian
auditor, apakah berpengaruh atau tidak pada audit delay. Meskipun pada
penelitian Ahmad dan Abidin (2008) variabel ini tidak berpengaruh
terhadap audit delay. Penggantian auditor bisa saja terjadi karena beberapa
hal, antara lain karena adanya ketidakpuasan klien terhadap kinerja auditor
ataupun terjadi ketidakcocokan antara auditor dengan klien yang
bersangkutan. Penggantian auditor diperkirakan mempengaruhi audit delay.
Hal ini dikarenakan seorang auditor baru memerlukan waktu untuk bisa
mempelajari, mengetahui dan memahami klien barunya utuk bisa
32
melakukan suatu pekerjaan audit. Selain itu, auditor itu juga bisa
memperbandingkan klien barunya dengan klien lamanya. Kerangka berpikir
diatas dapat digambarkan dalam bagan berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
2.6. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir diatas maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian seperti berikut ini :
H1 = Ada pengaruh antara Debt to Equity Ratio pada audit delay perusahaan
yang go publik di Bursa Efek Indonesia.
H2 = Ada pengaruh antara bulan tutup buku pada audit delay perusahaan
yang go publik di Bursa Efek Indonesia.
H3 = Ada pengaruh antara penggantian auditor pada audit delay perusahaan
yang go publik di Bursa Efek Indonesia.
Bulan Tutup
Buku Audit
Delay
Penggantian
Auditor
Debt to Equity
Ratio
33
H4 = Ada pengaruh antara Debt to Equity Ratio, bulan tutup buku dan
penggantian auditor secara simultan pada audit delay perusahaan yang go
publik di Bursa Efek Indonesia.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Populasi
Populasi adalah suatu keseluruhan yang diperhatikan atau dibicarakan,
yang daripadanya ingin diperoleh informasi atau data (Tarmudji, 1992:9).
Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan publik
yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2009. Pada tahun 2008
berjumlah 402 perusahaan dan pada tahun 2009 berjumlah 406 sehingga
total populasi berjumlah 808 perusahaan.
3.2. Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang diamati dan yang digunakan
sebagai dasar untuk membuat kesimpulan umum (Tarmudji, 1992:9).
Metode pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode
purposive sampling. Metode ini menggunakan kriteria-kriteria yang relevan
dengan penelitian ini. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Menyampaikan laporan keuangan ke BAPEPAM berturut-turut selama 2
tahun yaitu tahun 2008 dan 2009. Laporan keuangan tersebut disertai
laporan auditor independen.
2. Mempunyai data yang lengkap.
34
35
Penentuan jumlah sampel dapat ditentukan dengan rumus slovin dengan
asumsi populasi berdistribusi normal. Rumus slovin tersebut yaitu sebagai
berikut : (Umar, 2001:74)
n = 2Ne 1
N
Keterangan
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang dapat ditolerir sebesar 5%
3.3. Variabel Penelitian
a) Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel
yang lainnya. Dalam penelitian ini audit delay merupakan variabel
dependennya. Audit delay dapat diketahui dari perbedaan antara tanggal
tutup buku perusahaan dan tanggal diterbitkannya laporan audit. Audit
delay mempunyai satuan “Hari” dan hasilnya akan diketahui dalam ukuran
rata-rata waktu penyelesaian audit.
36
b) Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel
yang lainnya. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri dari 3 variabel yaitu :
1) Debt to Equity Ratio (X1)
Merupakan proporsi hutang terhadap ekuitas (modal). Variabel ini
diukur dengan rasio hutang terhadap ekuitas.
2) Bulan Tutup Buku (X2)
Merupakan bulan dimana perusahaan melakukan aktivitas tutup buku
dengan meringkas seluruh hasil operasi perusahaan dalam laporan
keuangan. Umumnya perusahaan di Indonesia melakukan tutup buku di
bulan desember tepatnya tanggal 31 desember. Variabel ini dinotasikan
dalam variabel dummy. Perusahaan yang melakukan aktivitas tutup
buku di bulan desember dinotasikan dengan angka (1) dan perusahaan
yang melakukan aktivitas tutup buku selain dibulan desember
dinotasikan dengan angka (0).
3) Penggantian Auditor (X3)
Bila perusahaan klien menggunakan auditor tertentu untuk tahun buku
tahun ini, tetapi mengganti auditornya untuk periode tahun buku tahun
depan. Variabel ini dinotasikan dengan variabel dummy. Perusahaan
yang mengganti auditornya diberi notasi (1) dan perusahaan yang tetap
memakai auditor sebelumnya diberi notasi (0).
37
3.4. Data Sekunder
Data diperoleh dengan mengumpulkan data yang dikumpulkan dari berbagai
sumber yang ada. Data yang diperlukan merupakan data sekunder yang
didapatkan dari pojok Bursa Efek Indonesia Universitas Diponegoro dan
website BEI yaitu www.idx.co.id. Data yang diperlukan dalam penelitian ini
antara lain :
1. Indonesian Capital Market Directory (ICMD) perusahaan publik untuk
tahun buku 2008 dan 2009.
2. Laporan auditor independen yaitu data tanggal laporan audit.
3. IDX Fact Book 2008, 2009 dan 2010.
3.5. Teknik Analisis Data
1) Analisis Deskriptif
Menurut Jogiyanto, analisis deskriptif merupakan analisis yang bertujuan
untuk menggambarkan fenomena atau karakteristik data. Karakteristik
data yang dimaksud adalah karakteristik distribusi seperti frekuensi,
deviasi standar dan rata-rata. Analisis ini mendeskripsikan data yang
terkumpul tanpa membuat kesimpulan yang bersifat umum.
2) Analisis Inferensial
a) Uji Prasyarat
Sebelum data diregresikan terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat.
Model uji prasyarat itu antara lain :
38
1) Uji Linearitas
Uji linearitas menurut Ghozali digunakan untuk melihat apakah
spesifik model yang digunakan sudah benar atau tidak. Linearitas
dapat diketahui dengan melihat Deviation from Linearity dari uji F
linearnya. Jika angka Deviation from Linearity lebih besar dari 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa hubungan prediktor dengan variabel
dependen linear (model linear).
2) Uji Normalitas
Menurut Ghozali, uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Suatu model regresi dapat dikatakan baik jika memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal. Salah satu cara untuk
mengetahui normalitas dengan melihat normal probability plot.
Dasar penentuannya adalah :
1. Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
2. Apabila data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak
menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
39
Cara lainnya untuk menguji kenormalan suatu data yang akan
diregresi adalah dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.
Apabila didapatkan nilai signifikansi > taraf signifikansi 5% (0,05)
dapat disimpulkan model regresi tersebut memenuhi asumsi
normalitas. Begitu pula sebaliknya, apabila didapatkan nilai
signifikansi < taraf signifikansi 5% (0,05) dapat disimpulkan model
regresi tersebut tidak memenuhi asumsi normalitas.
b) Analisis Regresi Berganda
Analisis ini digunakan untuk menunjukkan pengaruh antar variabelnya
yaitu pengaruh Debt to Equity Ratio, bulan tutup buku dan
penggantian auditor terhadap audit delay.
AD = 0 + 1DER + 2YE + 3Change + e
Keterangan
AD = Audit Delay
0 = Konstanta
1, 2, 3 = Koefisien Regresi
DER = Debt to Equity Ratio (Rasio hutang terhadap ekuitas)
YE = Bulan Tutup Buku
Kode (1) untuk perusahaan yang tutup buku di bulan
desember
40
Kode (0) untuk perusahaan yang tutup buku selain bulan
desember
Change = Penggantian Auditor
Kode (1) untuk perusahaan yang melakukan penggantian
auditor
Kode (0) untuk perusahaan yang tidak melakukan
penggantian auditor
e = Faktor lain diluar model
c) Uji Asumsi Klasik
Model regresi yang telah didapatkan dari data penelitian, selanjutnya
diuji lagi dengan uji asumsi klasik. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan model regresi yang BLUE (Best Linear Unbias
Estimator). Pengujian-pengujian itu antara lain:
1) Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali, uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2007:91). Salah satu
cara menentukan ada tidaknya multikoliniearitas pada suatu model
41
regresi antara lain dengan membandingkan nilai VIF (Variance
Inflation Factor) dan tolerancenya. Dasar penentuannya adalah :
a. Apabila nilai VIF > 10 atau nilai tolerance < 0,10 maka dapat
disimpulkan terjadi multikoliniearitas pada model regresi
tersebut.
b. Apabila nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0,10 maka dapat
disimpulkan tidak terjadi multikoliniearitas pada model regresi
tersebut.
2) Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali, uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Apabila variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut
homoskedastisitas. Sedangkan apabila berbeda disebut
heteroskedastisitas. Suatu model regresi dapat dikatakan baik jika
terjadi homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Salah satu cara menentukan ada tidaknya heteroskedastisitas adalah
dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen
(ZSPRED) dengan nilai residualnya (SRESID). Dasar
penentuannya adalah jika titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur misal bergelombang atau melebar kemudian
menyempit, maka dapat disimpulkan telah terjadi
heteroskedastisitas. Dan sebaliknya jika titik-titik yang ada
42
menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y atau tidak
membentuk pola tertentu, maka dapat disimpulkan tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Cara lain mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan
menggunakan uji glejser. Jika nilai signifikansi t > taraf
signifikansi 5% dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.
Dan begitupula sebaliknya, jika nilai signifikansi t < taraf
signifikansi 5% dapat disimpulkan terjadi heteroskedastisitas.
3) Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali, uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Model regresi yang baik adalah model regresi yang
tidak terjadi autokorelasi. Cara menentukan ada tidaknya
autokorelasi antara lain dengan uji Durbin Watson. Durbin Watson
berhasil menurunkan nilai kritis batas bawah (dL) dan batas atas
(dU) sehingga jika nilai dhitung terletak diluar nilai kritis maka ada
tidaknya autokorelasi positif maupun negatif dapat diketahui
(Rusdarti, 2007:47). Dasar penentuannya adalah :
Tabel 3.1. Kriteria Autokorelasi
Nilai Statistik d Keputusan
0 < d < dL atau Menolak hipotesis nol, ada
43
DW <1,54 autokorelasi positif
dL ≤ d ≤ dU atau
1,54 < DW < 1,66
Daerah keragu-raguan, tidak ada
keputusan
dU < d < 4 - dU atau
1,66 < DW < 2,34
Menerima hipotesis nol, tidak ada
autokorelasi positif maupun negatif
4 - dU < d < 4 - dL atau
2,34 < DW < 2,46
Daerah keragu-raguan, tidak ada
keputusan
4 - dU < d < 4 atau
2,46 < DW
Menolak hipotesis nol, ada
autokorelasi negatif
Sumber : Rusdarti, 2007 : 48
d) Uji Hipotesis
1) Hipotesis 1
Pengujian ini bertujuan untuk menguji hipotesis 1 yang telah
ditentukan sebelumnya. Hipotesis yang hendak diuji itu adalah :
H1 = Ada pengaruh antara Debt to Equity Ratio pada audit delay
perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia.
Pengujian ini dapat dilakukan dengan melihat taraf signifikansi t.
Taraf signifikansi yang digunakan pada penelitian ini sebesar 5%
(0,05). Dasar pengambilan keputusan uji :
1. Menerima H1 jika signifikan t ≤ Taraf signifikansi (0,05)
2. Menolak H1 jika signifikan t > Taraf signifikansi (0,05)
44
2) Hipotesis 2
Pengujian ini bertujuan untuk menguji hipotesis 2 yang telah
ditentukan sebelumnya. Hipotesis yang hendak diuji itu adalah :
H2 = Ada pengaruh antara bulan tutup buku pada audit delay
perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia.
Pengujian ini dapat dilakukan dengan melihat taraf signifikansi t.
Taraf signifikansi yang digunakan pada penelitian ini sebesar 5%
(0,05). Dasar pengambilan keputusan uji :
1. Menerima H2 jika signifikan t ≤ Taraf signifikansi (0,05)
2. Menolak H2 jika signifikan t > Taraf signifikansi (0,05)
3) Hipotesis 3
Pengujian ini bertujuan untuk menguji hipotesis 3 yang telah
ditentukan sebelumnya. Hipotesis yang hendak diuji itu adalah :
H3 = Ada pengaruh antara penggantian auditor pada audit delay
perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia.
Pengujian ini dapat dilakukan dengan melihat taraf signifikansi t.
Taraf signifikansi yang digunakan pada penelitian ini sebesar 5%
(0,05). Dasar pengambilan keputusan uji :
1. Menerima H3 jika signifikan t ≤ Taraf signifikansi (0,05)
2. Menolak H3 jika signifikan t > Taraf signifikansi (0,05)
45
4) Hipotesis 4
Pengujian ini dilakukan untuk menguji pengaruh yang diakibatkan
oleh keseluruhan variabel independen yang ada dalam model
regresi terhadap variabel dependennya. Hipotesis yang hendak
diuji itu adalah :
H4 = Ada pengaruh antara Debt to Equity Ratio, bulan tutup buku
dan penggantian auditor secara simultan pada audit delay
perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia.
Pengujian ini dapat dilakukan dengan melihat taraf signifikansi F.
Taraf signifikansi yang digunakan sebesar 5% (0,05). Dasar
pengambilan keputusan uji :
1. Menerima H1 jika signifikan t ≤ Taraf signifikansi (0,05)
2. Menolak H1 jika signifikan t > Taraf signifikansi (0,05)
e) Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2
adjusted) mencerminkan prosentase
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya. Nilai
koefisien determinasi berkisar antara 0 sampai dengan 1. Semakin
besar nilai R2, semakin kuat pengaruh variabel independen (Debt to
Equity Ratio, bulan tutup buku dan penggantian auditor) terhadap
variabel dependennya (audit delay) dan begitupula sebaliknya. Dengan
kata lain, semakin besar nilai R2, semakin kuat indikator menjelaskan
perubahan variabel independen terhadap variabel dependen.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
a) Deskripsi Obyek Penelitian
Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan
jangka panjang yang bisa diperjualbelikan baik dalam bentuk hutang
maupun modal sendiri yang diterbitkan pemerintah, publik maupun
swasta. Perkembangan perusahaan yang go publik dipasar modal semakin
tahun semakin bertambah yang diklasifikasikan dalam beberapa sektor.
Sektor-sektor perusahaan yang listing (go publik) di Bursa Efek Indonesia
adalah :
Tabel 4.1. Sektor Perusahaan Yang Listing di BEI
No Sektor Perusahaan Sub Sektor
1.
2.
3.
Agriculture
Mining
Basic Industry &
Crops, Plantation, Animal Husbandry,
Fishery, Forestry, Others.
Coal Mining, Crude Petroleum &
Natural Gas Production, Metal &
Mineral Mining, Land/Stone
Quarrying, Others.
Cement, Ceramics, Glass & Porcelain,
Metal & Allied Product, Chemicals,
Plastics and Packaging, Animal Feed,
Wood Industry, Pulp & Paper, Others.
46
47
4.
5.
6.
7.
8.
Chemical
Miscellaneous Industry
Consumer Goods
Industry
Property, Real Estate and
Building Construction
Infrastructure, Utilities
& Transportation
Finance
Machinery & Heavy Equipment,
Automotive & Components, Textile &
Garment, Footwear, Cable, Electronics,
Others.
Food and Beverages, Tobacco
Manufacturers, Pharmauceticals,
Cosmetics & Household, Houseware,
Others.
Property & Real Estate, Building
Construction, Others.
Energy, Toll Road, Airport, Harbor &
Allied Product, Telecomunication,
Transportation, Non Building
Construction, Others.
Bank, Financial Institution, Securities
Company, Insurance, Investment
Fund/Mutual Fund, Others.
Wholesale (Durable & Non-Durable
Goods), Retail Trade, Restaurant, Hotel
& Tourism, Advertising, Printing &
Media, Health Care, Computer &
Services, Investment Company, Others.
48
9.
Trade, Service and
Investment
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2010
Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh
perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 dan 2009.
Deskripsi perusahaan-perusahaan yang listing dan delisting di BEI pada
tahun 2008-2009 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2. Jumlah Perusahaan yang Listing dan Delisting Tahun 2008-
2009
No Tahun Jumlah Yang Listing Jumlah Yang Delisting
1.
2.
2008
2009
402
406
6
12
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2010
Berdasarkan pada tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2008
jumlah perusahaan yang listing (go publik) sebanyak 402 perusahaan,
sedangkan yang delisting (keluar) sebanyak 6 perusahaan. Begitupula pada
tahun 2009 jumlah perusahaan yang listing (go publik) sebanyak 406
perusahaan, sedangkan yang delisting (keluar) sebanyak 12 perusahaan.
49
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive
sampling. Kriteria yang digunakan adalah:
a. Perusahaan menyampaikan LK 2 tahun berturut-turut 360
b. Mempunyai data yang lengkap 337
Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus slovin.
Perhitungannya sebagai berikut:
n = 2Ne 1
N =
2337(0,05) 1
337 =
1,8425
337 = 182,904 = 183
b) Deskripsi Variabel Penelitian
1) Audit Delay
Audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur
dari tanggal penutupan tahun buku sampai diterbitkannya laporan audit
(Ahmad & Abidin, 2008:34). Audit delay disebut juga reporting lag.
Audit delay memiliki satuan hari dan dalam penelitian ini dinyatakan
dalam rata-rata waktu audit delay. Berikut statistik deskriptif audit
delay:
Tabel 4.3. Statistik Deskriptif Audit Delay
Minimum Maximum Mean Standar Deviasi
AD 30 113 68,5574 18,07202
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2010
Sesuai dengan tabel 4.3 diatas dapat dijelaskan bahwa variabel audit
delay memiliki nilai minimum 30 dan maksimum 113 serta mean
50
68,5574. Sedangkan standar deviasinya sebesar 18,07202. Perusahaan
yang mengalami audit delay paling lama adalah PT Nippress Tbk.
Sedangkan, perusahaan yang mengalami audit delay paling singkat
adalah PT Cahaya Kalbar Tbk dan PT Intanwijaya International Tbk.
Perusahaan yang mengalami audit delay ≤ 30 hari ada 2 perusahaan.
Perusahaan yang mengalami audit delay (31 hari < AD ≤ 60 hari) ada
121 perusahaan. Sedangkan, perusahaan yang mengalami audit (61 hari
< AD ≤ 90 hari) ada 205 perusahaan. Serta perusahaan yang mengalami
audit delay ≥ 91 hari ada 38 perusahaan.
2) Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio hutang terhadap modal.
DER yang tinggi mengindikasikan adanya tekanan keuangan yang
tinggi pula, dan sebaliknya. Berikut statistik deskriptif Debt to Equity
Ratio:
Tabel 4.4. Statistik Deskriptif Debt to Equity Ratio
Minimum Maximum Mean Standar Deviasi
DER -25,25 322,27 3,7625 20,93122
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2010
Sesuai dengan tabel 4.4 diatas dapat dijelaskan bahwa variabel Debt
to Equity Ratio memiliki nilai minimum -25,25 dan maksimum 322,27
serta mean 3,7625. Sedangkan standar deviasinya sebesar 20,93122.
Perusahaan yang mempunyai DER paling tinggi adalah PT Centex Tbk.
51
Sedangkan Perusahaan yang mempunyai DER paling rendah adalah PT
Panasia Filament Inti Tbk.
Perusahaan yang mempunyai DER ≤ 5 ada 222 perusahaan.
Perusahaan yang mempunyai DER (5 < DER ≤ 10) ada 24 perusahaan.
Sedangkan, perusahaan yang mempunyai DER ≥ 10 ada 20 perusahaan.
3) Bulan Tutup Buku
Umumnya perusahaan-perusahaan di Indonesia mempunyai bulan
tutup buku yang sama yaitu bulan Desember, meskipun ada sebagian
perusahaan yang memiliki bulan tutup buku selain bulan desember.
Berikut statistik deskriptif bulan tutup buku :
Tabel 4.5. Statistik Deskriptif Bulan Tutup Buku
Minimum Maximum Mean Standar Deviasi
YE 0,00 1,00 0,8907 0,31243
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2010
Sesuai dengan tabel 4.5 diatas dapat dijelaskan bahwa variabel bulan
tutup buku memiliki nilai minimum 0,00 dan maksimum 1,00 serta
mean 0,8907. Sedangkan standar deviasinya sebesar 0,31243. Dari data
sebanyak 366, ada sebanyak 326 data bulan desember sedangkan
sisanya sebanyak 40 data selain desember.
4) Penggantian Auditor
52
Keputusan perusahaan untuk mengganti auditornya atau tidak dapat
disebabkan oleh banyak hal seperti ketidakpuasan perusahaan terhadap
kinerja auditornya. Namun seringkali perusahaan mengganti auditornya
dikarenakan oleh adanya ketidaksepahaman antara perusahaan dengan
auditornya mengenai laporan keuangan auditannya. Berikut statistik
deskriptif penggantian auditor :
Tabel 4.6. Statistik Deskriptif Penggantian Auditor
Minimum Maximum Mean Standar Deviasi
CHANGE 0,00 1,00 0,2350 0,42456
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2010
Sesuai dengan tabel 4.6 diatas dapat dijelaskan bahwa variabel
penggantian auditor memiliki nilai minimum 0,00 dan maksimum 1,00
serta mean 0,2350. Sedangkan standar deviasinya sebesar 0,42456. Dari
data sebanyak 366, ada sebanyak 280 data tetap menggunakan data
auditor sebelumnya sedangkan sisanya sebanyak 86 data melakukan
pergantian auditor.
c) Analisis Inferensial
1) Uji Prasyarat
Suatu data yang akan diregresikan harus memenuhi beberapa
syarat. Setelah data tersebut memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut
barulah dapat diregresikan. Untuk mengetahui suatu data telah
53
memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut dilakukanlah beberapa
pengujian yaitu :
a. Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifik model
yang digunakan sudah benar atau tidak. Linearitas dapat diketahui
dengan melihat Deviation from Linearity dari uji F liniernya. Berikut
ini diberikan hasil uji linearitas dengan menggunakan SPSS :
Tabel 4.7. Hasil Uji Linearitas
Deviation From Linearity
F Sig
DER*AD
YE*AD
Change*AD
0,984
1,259
1,060
0,549
0,104
0,365
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2010
Berdasarkan tabel 4.7 diatas dapat disimpulkan bahwa model
regresi linear. Hal ini dapat dilihat dari setiap nilai signifikansi dari
Deviation from Linearity yang lebih besar dari 0,05.
b) Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Uji tersebut dapat dilakukan dengan melihat histogram,
grafik normal p-plot maupun nilai Kolmogorov Smirnov. Berikut ini
54
adalah tabel hasil pengujian normalitas dengan menggunakan SPSS
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas
Kolmogorov Smirnov
df Sig
Unstandarized Residual 1,259 0,084
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2010
Berdasarkan tabel 4.8 dapat disimpulkan data pada penelitian ini
berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi
residualnya yang sebesar 0,084. Nilai tersebut lebih besar dari taraf
signifikansi yang dapat ditolerir sebesar 0,05. Sedangkan gambar
histogram adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1
Dari gambar 4.1 hasil uji normalitas menunjukkan bahwa semua
variabel yang digunakan dalam penelitian terdistribusi normal. Hal
55
ini dapat dilihat dari bentuk grafik histogram yang menunjukkan pola
distribusi normal.
Gambar 4.2
Jika dilihat dari tampilan grafik normal plot pada gambar 4.2,
dapat ditarik kesimpulan bahwa data berdistribusi normal karena
titik-titik menyebar mendekati dan mengikuti garis diagonal.
2) Analisis Regresi Berganda
Data dapat diregresikan setelah dilakukan beberapa pengujian
untuk memastikan data yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan
tersebut. Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik ternyata model
regresi awal mengalami heteroskedastisitas. Oleh karena itu, model
ditransformasi untuk menghilangkan heteroskedastisitas. Masalah
heteroskedastisitas dalam regresi dapat dihilangkan antara lain dengan
cara membuat persamaan regresinya dalam bentuk persamaan logaritma
(Hasan, 2001:284). Berikut ini adalah hasil perhitungan dengan
menggunakan SPSS setelah model ditransformasi:
Tabel 4.9. Hasil Estimasi Regresi Berganda
56
Variabel Koef
Regresi
Standar
Error
Koef
Parsial t Sig
(Constant)
LnDER
YE
Change
4,113
0,013
0,002
0,112
0,047
0,012
0,049
0,034
0,056
0,003
0,176
88,401
1,035
0,048
3,261
0,000
0,301
0,962
0,001
Adj R square = 0,025 R square = 0,033
F hitung = 3,875 DW test = 1,797
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2010
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS pada
tabel 4.9 dapat disusun model persamaan sebagai berikut ini :
LnAD = 4,113 + 0,013LnDER + 0,002YE + 0,112Change + e
3) Uji Asumsi Klasik
Model regresi diatas selanjutnya diuji terlebih dahulu dengan uji
asumsi klasik untuk menghindari kemungkinan penyimpangan-
penyimpangan yang mungkin terjadi. Pengujian asumsi klasik tersebut
adalah :
a. Multikolinieritas
Tabel hasil pengujian multikonieritas dengan menggunakan
SPSS adalah sebagai berikut
57
Tabel 4.10. Hasil Uji Multikolinieritas
Model Collinearity
Tolerance VIF
LnDER
YE
Change
0,994
0,986
0,989
1,006
1,014
1,011
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2010
Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat disimpulkan tidak terjadi
multikolinieritas. Hal ini dapat dilihat dari nilai tolerance masing-
masing variabel independen, nilainya tidak ada yang kurang dari
0,10 dan nilai Variance Inflation Factors (VIF) tidak ada yang
melebihi 10.
b. Heteroskedastisitas
Gambar scatterplot hasil pengujian heteroskedastisitas dengan
menggunakan SPSS adalah sebagai berikut :
58
Gambar 4.3
Berdasarkan grafik scatterplot tersebut dapat disimpulkan tidak
terjadi heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat dari grafik scatterplot
diatas, titik-titik yang ada menyebar secara acak serta tersebar baik
diatas maupun dibawah sumbu Y. Selain itu, heteroskedastisitas
dapat diketahui dengan uji glejser. Berikut diberikan hasil uji glejser:
Tabel 4.11. Hasil Uji Glejser
Model
Unstandardized
Coefficient
Standardized
Coefficient t Sig.
B Std.
Error Beta
Constant
LnDER
YE
Change
0,211
2,91E-005
0,026
-0,010
0,027
0,007
0,028
0,020
0,000
0,050
0,027
7,870
0,004
0,912
-0,502
0,000
0,997
0,362
0,616
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2010
Berdasarkan tabel 4.11 dapat disimpulkan tidak terjadi
heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat dari nilai signifikansi setiap
variabel independennya yang lebih besar dari tingkat signifikansi
5%.
c. Autokorelasi
Tabel hasil pengujian autokorelasi dengan menggunakan SPSS
adalah sebagai berikut :
59
Tabel 4.12. Nilai Durbin Watson
Nilai DW hitung
1,797
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2010
Berdasarkan tabel 4.12 diatas dapat disimpulkan tidak terjadi
autokorelasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson yang
sebesar 1,797. Nilai DW hitung tersebut terletak diantara 1,66 dan
2,34 (1,66 < 1,797 < 2,34) sesuai kriteria yang telah ada pada tabel
3.1.
Dari pengujian yang telah dilakukan sebelumnya terhadap model
regresi tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut
merupakan model BLUE (Best Linear Unbias Estimator). Model
regresi itu adalah :
LnAD = 4,113 + 0,013LnDER + 0,002YE + 0,112Change + e
Model regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Nilai konstanta sebesar 4,113 artinya jika semua variabel
independen (DER, YE, Change) dianggap konstan atau bernilai 0,
maka nilai Ln dari audit delay sebesar 4,113 hari.
2) Koefisien Ln dari Debt to Equity Ratio (DER) sebesar 0,013
artinya jika DER mengalami perubahan sebesar 1 satuan
sedangkan variabel independen yang lain dianggap konstan, maka
60
nilai Ln dari audit delay akan mengalami kenaikan sebesar 0,013
hari.
3) Koefisien Bulan Tutup Buku (YE) sebesar 0,002.
a) Persamaan regresi estimasi perusahaan dengan bulan tutup
buku Desember (1) terhadap audit delay.
LnAD = 4,115 + 0,013LnDER + 0,112Change
Artinya jika variabel independen yang lain dianggap konstan,
maka nilai Ln dari audit delay pada perusahaan dengan bulan
tutup buku di bulan desember sebesar 4,115 hari.
b) Persamaan regresi estimasi perusahaan dengan bulan tutup
buku selain Desember (0) terhadap audit delay.
LnAD = 4,113 + 0,013LnDER + 0,112Change
Artinya jika variabel independen yang lain dianggap konstan,
maka nilai Ln dari audit delay pada perusahaan dengan bulan
tutup buku selain bulan desember sebesar 4,113 hari.
4) Koefisien Penggantian Auditor (Change) sebesar 0,112.
a) Persamaan regresi estimasi perusahaan yang telah mengganti
auditornya (1) terhadap audit delay.
LnAD = 4,225 + 0,013LnDER + 0,002YE
Artinya jika variabel independen yang lain dianggap konstan,
maka nilai Ln dari audit delay pada perusahaan yang telah
mengganti auditornya sebesar 4,225 hari.
61
b) Persamaan regresi estimasi perusahaan yang tetap
menggunakan jasa auditor sebelumnya (0) terhadap audit
delay.
LnAD = 4,113 + 0,013LnDER + 0,002YE
Artinya jika variabel independen yang lain dianggap konstan,
maka nilai Ln dari audit delay pada perusahaan yang tetap
menggunakan jasa auditor sebelumnya sebesar 4,113 hari.
4) Uji Hipotesis
a. Hipotesis 1
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh antara
Debt to Equity Ratio terhadap audit delay pada perusahaan yang go
publik di Bursa Efek Indonesia. Berikut diberikan hasil perhitungan
dengan SPSS :
Tabel 4.13. Koefisien Parsial Debt to Equity Ratio
Model
Unstandarized
Coefficient
Standarized
Coefficient t Sig
B Std. Error. Beta
(Constant)
LnDER
4,113
0,013
0,047
0,012
0,056
88,401
1,035
0,000
0,301
Sumber : Data sekunder yang diolah.
62
Dari tabel 4.13 dapat dilihat bahwa Debt to Equity Ratio secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hal ini
dapat dilihat dari nilai signifikan t yang sebesar 0,301. Nilai
signifikan t tersebut lebih besar dari taraf signifikan 5%.
b. Hipotesis 2
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh antara
bulan tutup buku terhadap audit delay pada perusahaan yang go
publik di Bursa Efek Indonesia. Berikut diberikan hasil perhitungan
dengan SPSS :
Tabel 4.14. Koefisien Parsial Bulan Tutup Buku
Model
Unstandarized
Coefficient
Standarized
Coefficient t Sig
B Std. Error. Beta
(Constant)
YE
4,113
0,002
0,047
0,049
0,003
88,401
0,048
0,000
0,962
Sumber : Data sekunder yang diolah.
Dari tabel 4.14 dapat dilihat bahwa Bulan tutup buku secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hal ini dapat
dilihat dari nilai signifikan t yang sebesar 0,962. Nilai signifikan t
tersebut lebih besar dari taraf signifikan 5%.
63
c. Hipotesis 3
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh antara
penggantian auditor terhadap audit delay pada perusahaan yang go
publik di Bursa Efek Indonesia. Berikut diberikan hasil perhitungan
dengan SPSS :
Tabel 4.15. Koefisien Parsial Penggantian Auditor
Model
Unstandarized
Coefficient
Standarized
Coefficient t Sig
B Std. Error. Beta
(Constant)
CHANGE
4,113
0,112
0,047
0,034
0,176
88,401
3,261
0,000
0,001
Sumber : Data sekunder yang diolah.
Dari tabel 4.15 dapat dilihat bahwa penggantian auditor secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Hal ini dapat
dilihat dari nilai signifikan t yang sebesar 0,001. Nilai signifikan t
tersebut lebih kecil dari taraf signifikan 5%.
d. Hipotesis 4
Pengujian ini dilakukan untuk menguji pengaruh yang diakibatkan
oleh keseluruhan variabel independen yang ada dalam model regresi
terhadap variabel dependennya. Berikut ini hasil perhitungan SPSS :
64
Tabel 4.16. ANOVA
Model Sum of
Square df Mean Square F Sig
Regresion
Residual
Total
0,942
27,318
28,261
3
337
340
0,314
0,018
3,875 0,010
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2010
Berdasarkan tabel 4.16 dapat dilihat nilai signifikansinya F sebesar
0,010. Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05. Maka dapat
disimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio, bulan tutup buku dan
penggantian auditor secara simultan (bersama-sama) berpengaruh
signifikan terhadap audit delay.
5) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi pada intinya adalah mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Namun, R2 mempunyai kelemahan yaitu dapat terjadi bias terhadap
jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model. Oleh
karena itu, untuk mengevaluasi model regresi lebih baik digunakan nilai
adjusted R2. Berikut ini tabel hasil pengujian koefisien determinasi :
Tabel 4.17. Koefisien Determinasi
Model R R square Adjusted R
square
Std. Error of
the Estimate
1 0,183 0,033 0,025 0,28472
65
Sumber : Data sekunder yang diolah, 2010
Berdasarkan tabel 4.17 nilai koefisien determinasi Adjusted R Square
menunjukkan angka 0,025. Hal ini berarti 2,50% variasi variabel
dependen dapat dijelaskan oleh ketiga variabel independen pada
penelitian ini. Sedangkan, sisanya sebesar 97,50% variasi variabel
dependen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti pada
penelitian ini. Hal ini diakibatkan karena hanya ada satu variabel
independen yaitu penggantian auditor yang berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen yaitu audit delay.
4.2. Pembahasan
Analisis data yang telah dibahas di atas mengupas hasil penelitian yang
telah dianalisis secara statistik menggunakan regresi linier berganda,
pembahasan selengkapnya mengenai penelitian tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Hipotesis 1 : Ada Pengaruh antara Debt to Equity Ratio pada audit delay
perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia.
Debt to Equity Ratio merupakan perbandingan utang terhadap modal
dan termasuk dalam rasio leverage. Penelitian ini menggunakan data audit
delay yang terdapat pada laporan audit dalam laporan keuangan auditan
yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan yang go publik di BEI.
Berdasarkan hasil analisis data sebelumnya menunjukkan tidak adanya
pengaruh yang signifikan antara Debt to Equity Ratio terhadap audit delay.
Hal ini dapat diketahui dari hasil pengujian yang mendapatkan signifikansi
66
t sebesar 0,301. Nilai signifikansi tersebut lebih besar dari taraf
signifikansi 5%. Hasil pengujian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh
yang signifikan antara Debt to Equity Ratio terhadap audit delay sehingga
H1 ditolak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Hossain & Taylor serta Wiwik Utami yang tidak berhasil membuktikan
adanya pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap audit delay. Namun, hasil
penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ahmad & Kamarudin yang berhasil membuktikan adanya pengaruh Debt
to Equity Ratio terhadap audit delay. Seperti yang telah dijelaskan pada
bab sebelumnya bahwa perusahaan dengan DER yang lebih tinggi akan
cenderung mengalami kesulitan (tekanan) finansial yang lebih tinggi pula
bila dibandingkan dengan perusahaan dengan DER yang lebih rendah.
Perusahaan dengan DER yang tinggi akan cenderung mengalami audit
delay yang lebih lama dibandingkan perusahaan dengan DER yang lebih
rendah. Hal ini dikarenakan perusahaan membutuhkan waktu untuk
menekan DER sampai titik terendah yang mampu dicapai.
b) Hipotesis 2 : Ada Pengaruh antara bulan tutup buku pada audit delay
perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia.
Bulan tutup buku merupakan bulan dimana perusahaan melakukan
aktivitas tutup buku. Perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia
umumnya mempunyai bulan tutup buku di bulan desember, meskipun ada
sebagian yang tidak. Berdasarkan hasil analisis data sebelumnya tidak
67
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara bulan tutup buku
terhadap audit delay. Hal ini dapat diketahui dari hasil pengujian yang
mendapatkan signifikansi t sebesar 0,962. Nilai signifikansi tersebut lebih
besar dari taraf signifikansi 5%. Hasil pengujian ini tidak menunjukkan
adanya pengaruh yang signifikan antara bulan tutup buku terhadap audit
delay sehingga H2 ditolak.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ahmad & Abidin serta Ansah yang tidak berhasil membuktikan adanya
pengaruh bulan tutup buku terhadap audit delay. Namun, hasil penelitian
ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad &
Kamarudin yang berhasil membuktikan adanya pengaruh bulan tutup buku
terhadap audit delay. Bulan tutup buku pada dasarnya dapat
mempengaruhi audit delay dengan asumsi bahwa jika dalam suatu negara
terdapat banyak perusahaan yang mempunyai bulan tutup buku yang
berdekatan serta auditornya juga sama akan terjadi penumpukan pekerjaan
audit pada KAP yang bersangkutan. Hal ini akan menimbulkan masalah
pada KAP tersebut. Masalah tersebut antara lain kesulitan dalam
penjadwalan pekerjaan audit dan pembagian personil audit yang akan
melakukan pekerjaan audit di masing-masing perusahaan yang menjadi
klien KAP yang bersangkutan.
c) Hipotesis 3 : Ada Pengaruh antara penggantian auditor pada audit delay
perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia.
68
Penggantian auditor merupakan peristiwa dimana perusahaan
mengganti auditor yang melakukan pekerjaan audit atas laporan keuangan
perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan hasil analisis data
sebelumnya menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara
penggantian auditor terhadap audit delay. Hal ini dapat diketahui dari hasil
pengujian yang mendapatkan signifikansi 0,001. Nilai signifikansi tersebut
jauh lebih kecil dari taraf signifikansi 5%. Hasil pengujian ini
menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara penggantian auditor
terhadap audit delay sehingga H3 diterima.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ahmad & Abidin yang tidak berhasil membuktikan adanya pengaruh
penggantian auditor terhadap audit delay. Penggantian auditor pun dapat
mempengaruhi audit delay. Hal ini dikarenakan bahwa pada dasarnya
auditor pengganti akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
mempelajari seluk beluk perusahaan klien yang baru ditanganinya
dibanding auditor yang telah menjalin perikatan dengan perusahaan pada
tahun-tahun sebelumnya. Auditor pengganti juga dapat membandingkan
klien yang baru ditanganinya tersebut dengan klien lamanya yang masih
dalam industri sejenis.
d) Hipotesis 4 : Ada Pengaruh antara Debt to Equity Ratio, bulan tutup buku
dan penggantian auditor secara simultan pada audit delay perusahaan yang
go publik di Bursa Efek Indonesia.
69
Hasil pengujian sebelumnya menunjukkan adanya pengaruh signifikan
antara Debt to Equity Ratio, bulan tutup buku dan penggantian auditor
secara bersama-sama (simultan) terhadap audit delay. Hal ini dapat dilihat
taraf signifikansi F yang sebesar 0,010. Nilai signifikansi tersebut lebih
kecil dari taraf signifikansi 5%. Hasil pengujian ini menunjukkan adanya
pengaruh yang signifikan antara Debt to Equity Ratio, bulan tutup buku
dan penggantian auditor secara bersama-sama (simultan) terhadap audit
delay sehingga H4 diterima.
Pengaruh ketiga variabel independen tersebut terhadap audit delay
sebesar 2,50%, sedangkan sisanya sebesar 97,50% dipengaruhi oleh
variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Faktor-faktor
lain yang mungkin mempengaruhi audit delay antara lain ukuran dan jenis
perusahaan, laba atau rugi, opini audit, ukuran auditor, lama menjadi
anggota klien KAP, kompleksitas perusahaan, umur perusahaan dsb.
Debt to Equity Ratio, bulan tutup buku dan penggantian auditor pada
dasarnya dapat mempengaruhi audit delay. Debt to Equity Ratio (DER)
dapat menunjukkan adanya kesulitan keuangan pada perusahaan. DER
yang tinggi akan menyebabkan adanya kesulitan keuangan. Perusahaan
dengan DER yang tinggi akan membutuhkan waktu yang lebih untuk
menurunkan DER sampai batas yang dapat dicapai sehingga akan
menambah audit delay. Bila banyak perusahaan mempunyai bulan tutup
buku yang sama misalnya bulan desember yang umumnya menjadi pilihan
di banyak perusahaan di Indonesia maka akan menambah audit delay. Hal
70
ini dikarenakan sumber daya yang dimiliki auditor terbatas sehingga tidak
sebanding dengan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
semua pekerjaan audit yang ada. Jika terjadi penggantian auditor pada
suatu perusahaan tentunya auditor pengganti memerlukan waktu tambahan
untuk terlebih dahulu mempelajari segala aspek pada perusahaan yang
menjadi klien barunya. Selain itu, auditor juga dapat membandingkan
klien barunya tersebut dengan klien lamanya yang masih dalam industri
yang sejenis. Atas dasar asumsi tersebut maka terjadinya penggantian
auditor akan menyebabkan audit delay semakin lama atau bertambah.
71
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya,
maka dapat disimpulkan :
1) Debt to Equity Ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
audit delay pada perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2008-2009.
2) Bulan tutup buku secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
audit delay pada perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2008-2009.
3) Penggantian auditor secara parsial berpengaruh signifikan terhadap audit
delay pada perusahaan yang go publik di Bursa Efek Indonesia Tahun
2008-2009.
4) Debt to Equity Ratio, bulan tutup buku dan penggantian auditor secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap audit delay pada perusahaan
yang go publik di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2009.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis dapat memberikan saran-saran
sebagai berikut :
71
72
1) Kepada peneliti yang selanjutnya, untuk menambah variasi variabel
independen tidak hanya yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable)
seperti yang telah diteliti pada penelitian ini.
2) Kepada auditor, untuk memperhatikan adanya faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi audit delay utamanya yang controllable seperti anggaran
waktu sehingga perencanaan pekerjaan audit dapat dilakukan dengan
sebaik-baiknya yang pada akhirnya pekerjaan audit dapat dilaksanakan
dengan efektif dan efisien.
3) Kepada perusahaan publik, untuk dapat bekerjasama dengan auditor dalam
hal pemberian informasi yang dibutuhkan untuk pekerjaan audit sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu.
73
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Ayoib Che dan Abidin, Shamharir. 2008. Audit Delay of Listed
Company : A Case of Malasyia. Dalam International Business Research,
Volume 1 No. 4. Kedah : Universiti Utara Malasyia.
Ahmad, Raja Adzrin Raja dan Kamarudin, Khairul Anuar. 2001. Audit Delay and
Timeliness of Corporate Reporting : Malasyian Evidence.
Ansah, Stephen Owusu. 2000. Timeliness Of Financial Reporting in Emerging
Capital Markets : Empirical Evidence From The Zimbabwe Stock
Exchange. Dalam Accounting & Business Research, Volume 30 No. 3.
Dhahran : King Fahd University of Petroleum & Minerals.
Arens, Alvin A dan Loebbecke, James K. 1997. Auditing : Pendekatan Terpadu.
Jakarta : Salemba Empat.
Boynton, William C., dkk. 2003. Modern Auditing Edisi 7 Jilid 1. Jakarta :
Erlangga.
Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan.
Yogyakarta : Penerbit Andi.
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Guy, Dan M, dkk. 2002. Auditing Jilid 1 Edisi 5. Jakarta : Erlangga.
Harahap, Sofyan Syafri. 1994. Auditing Kontemporer. Jakarta : Erlangga.
Hasan, M. Iqbal. 2001. Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensif).
Jakarta : Bumi Aksara.
Horne, James C. Van dan Wachowicz, John M., JR. 2005. Fundamentals of
Financial Management : Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta :
Salemba Empat.
Hossain, Monirul Alam dan Taylor, Peter J. An Examination of Audit Delay :
Evidence From Pakistan. Manchester : The University of Manchester.
Ismail, Ku Nor Izah Ku dan Chandler, Roy. The Timeliness of Quarterly Financial
Reports Of Companies In Malasyia.
74
Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalaman-
Pengalaman. Yogyakarta : BPFE.
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-134/BL/2006
tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten Atau
Perusahaan Publik.
Libby, Robert dkk. 2008. Akuntansi Keuangan. Yogyakarta : Penerbit Andi.
Messier, Glover, dan Prawitt. 2006. Auditing Services and Assurance : A
Systematic Approach Buku Satu Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat.
Mulyadi. 2002a. Auditing Buku 1 Edisi 6. Jakarta : Salemba Empat.
-----. 2002b. Auditing Buku 2 Edisi 6. Jakarta : Salemba Empat.
Muslich, Mohammad. 2003. Manajemen Keuangan Modern : Analisis,
Perencanaan dan Kebijaksanaan. Jakarta : Bumi Aksara.
Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan. Jakarta : Salemba Empat.
Prabandari, Jeane Deart Meity dan Rustiana. 2007. Beberapa Faktor Yang
Berdampak Pada Perbedaan Audit Delay (Studi Empiris Pada
Perusahaan-Perusahaan Keuangan Yang Terdaftar di BEJ). Yogyakarta :
Fakultas Ekonomi UAJY.
Rusdarti. 2007. Ekonometrika. Semarang : Pusat Penjamin Mutu UNNES.
Sale, J. Timothy. 2003. Advances in International Accounting Volume 16.
Oxford : Elsevier.
Simamora, Henry. 2000. Akuntansi : Basis Pengambilan Keputusan Bisnis.
Jakarta : Salemba Empat.
Tarmudji, Tarsis. 1992. Statistik Dunia Usaha. Yogyakarta : Liberty.
Tuannakota, Theodorus M. 2007. Setengah Abad Profesi Akuntansi. Jakarta :
Salemba Empat.
Tim Penelitian dan Pengembangan Wahana Komputer. 2005. Pengembangan
Analisis Multivariate Dengan SPSS 12. Jakarta : Salemba Empat.
Umar, Husein. 2001. Riset Akuntansi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Utami, Wiwik. 2006. Analisis Determinan Audit Delay Kajian Empiris di Bursa
Efek Jakarta.
76
SURAT REKOMENDASI
Yang bertanda tangan di bawah ini, Ketua Jurusan Akuntansi menerangkan bahwa
mahasiswa tersebut di bawah ini:
Nama : REZA AFIF
NIM : 7250406008
Jurusan/Prodi : AKUNTANSI / AKUNTANSI S1
Judul Skripsi : “PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, BULAN
TUTUP BUKU DAN PENGGANTIAN AUDITOR
TERHADAP AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN
YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA
TAHUN 2008-2009”.
Menerangkan bahwa mahasiswa tersebut telah menyelesaikan skripsi dan siap
diajukan pada sidang ujian skripsi.
Demikian surat rekomendasi ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Semarang,
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Margunani M.P. Nanik Sri Utaminingsih, S.E, M.Si, Akt
NIP. 195703181986012001 NIP. 197112052006042001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Akuntansi
Drs. Fachrurrozie, M.Si.
NIP. 196206231989011001
77
LAMPIRAN 1
Ringkasan Sampel Data Sekunder Tahun 2008
No Nama Perusahaan
Independen Dependen
DER (Rp
Milyar)
Bulan Tutup
Buku Auditor
Audit
Delay
1 PT Holcim Indonesia Tbk. 2.02 1 0 44
2 PT Jakarta Kyoei Works Tbk -1.72 1 1 86
3 PT Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk 0.37 0 0 86
4 PT Jasa Marga (Persero) Tbk 1.18 1 0 43
5 PT BAT Indonesia Tbk 1.11 1 0 83
6 PT Shcering-Plough Indonesia Tbk 22.9 0 0 92
7 PT Astra Graphia Tbk 1.21 1 0 51
8 PT Perdana Bangun Pusaka Tbk 2.22 1 0 90
9 PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk 0.82 1 0 56
10 PT Aqua Golden Misisipi Tbk 0.71 1 0 90
11 PT Pan Pacific International Tbk 0.32 1 0 58
12 PT Barito Pacific Tbk 1.22 1 0 80
13 PT Daya Sakti Unggul Corporation Tbk -2.7 1 0 79
14 PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk 5.53 1 0 47
15 PT Bisi International Tbk 0.73 1 0 42
16 PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 8.86 1 1 95
17 PT Sugi Samapersada Tbk 0.12 1 1 76
18 PT Zebra Nusantara Tbk 0.7 1 0 67
19 PT Argo Pantes Tbk. 14.33 1 1 84
20 PT Intraco Penta Tbk. 2.46 0 0 70
21 PT Bank Bumi Arta Tbk 4.2 1 0 35
22 PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk 0.73 1 0 56
23 PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk 3.17 1 0 78
24 PT Bank Negara Indonesia Tbk 12.07 1 0 53
25 PT Indospring Tbk 7.45 1 0 92
26 PT Jaya Pari Steel Tbk 0.48 1 0 83
27 PT TIFICO Tbk -4.59 0 0 83
28 PT Semen Gresik Persero 0.3 1 0 72
29 PT Jembo Cable Company Tbk 6.72 1 0 92
30 PT Indal Alumunium Industry Tbk 7.12 1 1 83
31 PT Prima Alloy Steel Tbk 3.84 1 0 56
78
32 PT Delta Djakarta Tbk 0.34 1 0 80
33 PT Gajah Tunggal Tbk 4.28 1 0 98
34 PT Lionmesh Prima Tbk 0.64 1 0 71
35 PT Ekadharma International Tbk 1.03 1 0 57
36 PT Inter Delta Tbk -2.04 1 1 49
37 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 3.11 1 0 79
38 PT Citra Tubindo Tbk 1.06 1 0 31
39 PT Modern International Tbk 1.49 1 1 68
40 PT Adaro Energy Tbk 1.41 1 1 42
41 PT Bank Victoria International Tbk 9.66 1 0 53
42 PT Cahaya Kalbar Tbk 1.45 1 0 30
43 PT Bentoel International Investama Tbk 1.58 1 0 46
44 PT Apac Citra Centertex Tbk 216.26 1 0 95
45 PT Mandom Indonesia Tbk 0.12 0 0 51
46 PT Sumi Indo Kabel Tbk 0.25 1 0 50
47 PT Tunas Ridean Tbk 2.5 1 0 90
48 PT Ades Water Indonesia Tbk 2.56 1 1 46
49 PT Indorama Syntetics Tbk 1.5 1 0 87
50 PT Karwell Indonesia Tbk -2.86 1 1 90
51 PT Selamat Sempurna Tbk 0.63 1 1 71
52 PT Multistrada Arah Sarana Tbk 0.85 1 0 84
53 PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk 0.34 1 1 91
54 PT Surya Intrindo Makmur Tbk -5.17 1 0 80
55 PT Resource Alam Indonesia Tbk 0.82 1 0 38
56 PT Nippress Tbk 1.64 1 0 87
57 PT Kedawung Setia Industrial Tbk 1.13 1 0 77
58 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 10.01 1 0 91
59 PT Astra International Tbk 1.21 1 0 56
60 PT Arwana Citramulia Tbk 1.58 1 0 57
61 PT Allbond Makmur Usaha Tbk 0.68 1 1 53
62 PT Intanwijaya Internasional Tbk 0.1 1 0 30
63 PT Citatah Tbk 3.46 1 0 97
64 PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 0.51 1 0 32
65 PT Indomobil Sukses Internasional Tbk 17.78 1 0 105
66 PT Intikeramik Alamsari Industry Tbk 1.28 1 0 85
67 PT Tunas Baru Lampung Tbk 2.15 1 0 56
68 PT Buana Finance Tbk 1.02 1 0 67
69 PT ATPK Resources Tbk 0.21 1 0 76
79
70 PT Panin Sekuritas Tbk 2.07 1 0 43
71 PT Bank Central Asia Tbk 9.55 1 0 91
72 PT Indo Kordsa Tbk 0.48 1 0 85
73 PT Pelita Sejahtera Abadi Tbk 1.33 1 0 68
74 PT Sekar Laut Tbk 1 1 0 79
75 PT Multiprima Sejahtera Tbk 1.21 1 0 90
76 PT Sekar Bumi Tbk -4.29 1 0 70
77 PT Betonjaya Manunggal Tbk 0.28 1 0 76
78 PT Sorini Argo Asia Corporindo 0.95 0 1 88
79 PT Smart Tbk 1.17 1 0 39
80 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk 1.63 1 0 66
81 PT Davomas Abadi Tbk 4.45 1 1 95
82 PT Asahimas Flat Glass Tbk 0.33 1 1 84
83 PT Mayora Indah Tbk 1.32 1 0 80
84 PT AKR Corporindo Tbk 1.81 1 0 85
85 PT Lion Metal Works Tbk 0.26 1 0 76
86 PT Asiaplast Industries Tbk 1.2 1 0 56
87 PT Polysindo Eka Perkasa Tbk -1.53 1 0 80
88 PT Tira Austenite Tbk 1.94 0 0 85
89 PT Unggul Indah Cahaya Tbk 1.29 1 0 47
90 PT Berlina Tbk 1.27 1 0 72
91 PT Alumindo Light Metal Industry Tbk 2.76 1 1 54
92 PT Hexindo Adiperkasa Tbk 2 0 0 62
93 PT Sunson Textile Manufacture Tbk 2.19 1 0 43
94 PT Astra Otoparts Tbk 0.45 1 0 50
95 PT Pelangi Indah Canindo Tbk 2.9 1 1 40
96 PT Pyridam Farma Tbk 0.42 1 0 93
97 PT Pudjiadi Prestige Tbk 0.17 0 0 65
98 PT Kalbe Farma Tbk 0.38 1 0 36
99 PT Multipolar Tbk 5.49 1 0 56
100 PT CENTEX Tbk 322.27 0 1 75
101 PT Eratex Djaja Tbk -2.26 1 0 96
102 PT Sat Nusapersada Tbk 0.87 1 0 56
103 PT Panca Global Securities Tbk -1.86 1 0 47
104 PT Pacific Utama Tbk 2.12 1 0 67
105 PT Delta Dunia Petroindo Tbk 0.19 1 0 42
106 PT Pool Advista Indonesia Tbk 0.09 0 0 37
107 PT Gema Grahasarana Tbk 4.95 1 0 48
80
108 PT Hanson International Tbk -1.01 1 1 91
109 PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk 0.76 1 0 47
110 PT Ever Shine Textile Industry Tbk 1.13 1 0 78
111 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 1.38 1 0 79
112 PT Adhi Karya (Persero) Tbk 7.75 1 0 56
113 PT Nusantara Infrastructure Tbk 3.22 1 0 48
114 PT Reliance Securities Tbk 1.45 1 0 83
115 PT Berlian Laju Tanker Tbk 3.24 1 0 82
116 PT Perusahaan Gas Negara Tbk 2.47 1 1 98
117 PT Tempo Inti Media Tbk 0.92 1 0 78
118 PT Summarecon Agung Tbk 1.31 1 0 56
119 PT Panasia Indosyntec Tbk 1.29 0 0 78
120 PT Roda Vivatex Tbk 0.35 1 0 71
121 PT Clipan Finance Indonesia Tbk 0.37 1 1 76
122 PT Goodyear Indonesia Tbk 2.45 1 0 72
123 PT Alfa Retailindo Tbk 0.55 0 0 83
124 PT Sepatu Bata Tbk 0.47 1 0 69
125 PT Arthavest Tbk 0.41 1 0 82
126 PT Sona Topas Tourism Industry Tbk 2.68 1 0 99
127 PT Kedaung Indah Chan Tbk 0.31 1 0 63
128 PT Panasia Filament Inti Tbk -25.25 1 1 90
129 PT Indosiar Karya Media Tbk 3.3 1 1 57
130 PT Surabaya Agung Industry Pulp Tbk -3.2 0 1 84
131 PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk 3.04 1 1 34
132 PT Fortune Mate Indonesia Tbk 0.89 1 1 76
133 PT Trust Finance Indonesia Tbk 0.92 1 0 75
134 PT Duta Anggada Realty Tbk 1.64 1 0 43
135 PT Bayan Resources Tbk 2.38 1 1 76
136 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 1.6 1 1 74
137 PT Ratu Prabu Energi Tbk 1.05 0 1 54
138 PT Bank OCBC NISP Tbk 8.43 1 0 34
139 PT Tembaga Mulia Semanan Tbk 14.61 1 0 91
140 PT Yanaprima Hestapersada Tbk 0.52 1 0 56
141 PT Sentul City Tbk 0.16 1 0 67
142 PT Jaya Real Property Tbk 0.75 1 0 45
143 PT Kageo Igar Jaya Tbk 0.38 1 0 65
144 PT Central Proteinaprima Tbk 1.8 1 0 64
145 PT Metrodata Electronics Tbk 2.74 1 0 85
81
146 PT Dynaplast Tbk 1.79 1 0 87
147 PT Elnusa Tbk 1.04 1 0 56
148 PT Langgeng Makmur Industry Tbk 0.43 1 1 32
149 PT Bank MEGA Tbk 11.15 1 0 102
150 PT Mulia Industrindo Tbk -1.75 1 0 76
151 PT Surya Toto Indonesia Tbk 1.84 1 0 80
152 PT Leyand International Tbk 1.54 1 0 65
153 PT Hero Supermarket Tbk 1.82 1 0 78
154 PT Cowell Development Tbk 0.74 1 1 34
155 PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk 2.55 1 0 53
156 PT International Nickel Indonesia Tbk 0.21 1 1 51
157 PT Anta Express Tour & Travel S. Tbk 2.02 1 1 46
158 PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk 2.91 1 0 61
159 PT Trias Sentosa Tbk 1.08 1 0 77
160 PT Eterindo Wahanatama Tbk 0.68 0 0 58
161 PT Garda Tujuh Buana Tbk 2.45 1 1 58
162 PT Pan Brother Tex Tbk 8.69 1 0 105
163 PT Mandala Multifinance Tbk 4.59 1 1 94
164 PT Titan Kimia Nusantara Tbk 1.48 1 1 57
165 PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk -1.5 1 0 85
166 PT Aneka Kemasindo Utama Tbk 0.62 1 0 83
167 PT Pakuwon Jati Tbk 2.46 1 0 45
168 PT Bank Kesawan Tbk 14.97 1 1 93
169 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk 3.56 1 1 36
170 PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 1.78 1 0 76
171 PT Lamicitra Nusantara Tbk 2.62 1 0 73
172 PT Duta Graha Indah Tbk 0.59 1 0 63
173 PT First Media Tbk 4.74 1 0 57
174 PT Argha Karya Prima Industry Tbk 1.17 0 0 46
175 PT Limas Centric Indonesia Tbk 3.12 1 0 78
176 PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk 4 0 0 93
177 PT Fast Food Indonesia Tbk 0.63 1 0 65
178 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 2.65 1 0 56
179 PT Metro Supermarket Realty Tbk 0.26 1 1 75
180 PT Maskapai Reasuransi Ina. Tbk 1.25 0 0 67
181 PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk 0.04 1 0 87
182 PT Verena Oto Finance Tbk 4.02 0 0 56
183 PT Lippo Karawaci Tbk 1.54 1 0 90
82
LAMPIRAN 2
Ringkasan Sampel Data Sekunder Tahun 2009
No Nama Perusahaan
Independen Dependen
DER (Rp
Milyar)
Bulan Tutup
Buku Auditor
Audit
Delay
1 PT Holcim Indonesia Tbk 1.19 1 0 73
2 PT Jakarta Kyoei Works Tbk 1.66 1 0 90
3 PT Taisho Pharmaceutical Tbk 0.21 0 0 80
4 PT Jasa Marga (Persero) Tbk 1.17 1 1 56
5 PT BAT Indonesia Tbk 2.24 1 0 43
6 PT Shcering-Plough Indonesia Tbk 9.49 0 0 91
7 PT Astra Graphia Tbk 1.03 1 0 49
8 PT Perdana Bangun Pusaka Tbk 3.22 1 0 78
9 PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk 0.65 1 0 65
10 PT Aqua Golden Misisipi Tbk 0.73 1 1 67
11 PT Pan Pacific International Tbk 0.28 1 1 68
12 PT Barito Pacific Tbk 1.17 1 1 82
13 PT Daya Sakti Unggul Corporation Tbk 3.38 1 0 75
14 PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk 7.85 1 0 70
15 PT Bisi International Tbk 0.34 1 0 86
16 PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 8.45 1 1 35
17 PT Sugi Samapersada Tbk 0.01 1 0 78
18 PT Zebra Nusantara Tbk 0.88 1 0 67
19 PT Argo Pantes Tbk 38.79 1 0 91
20 PT Intraco Penta Tbk 1.91 0 0 55
21 PT Bank Bumi Arta Tbk 4.8 1 0 76
22 PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk 0.91 1 0 54
23 PT Truba Alam Manunggal Engineering Tbk 2.16 1 0 63
24 PT Bank Negara Indonesia Tbk 10.88 1 0 33
25 PT Indospring Tbk 2.75 1 1 74
26 PT Jaya Pari Steel Tbk 0.3 1 1 39
27 PT TIFICO Tbk -12.14 1 0 77
28 PT Semen Gresik Persero 0.26 1 0 77
29 PT Jembo Cable Company Tbk 4.73 1 0 43
30 PT Indal Alumunium Industry Tbk 6.38 1 0 51
31 PT Prima Alloy Steel Tbk 4.36 1 1 73
83
32 PT Delta Djakarta Tbk 0.27 1 0 51
33 PT Gajah Tunggal Tbk 2.32 1 0 47
34 PT Lionmesh Prima Tbk 0.83 0 0 68
35 PT Ekadharma International Tbk 1.1 1 1 77
36 PT Inter Delta Tbk -1.95 1 0 85
37 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 2.45 1 0 78
38 PT Citra Tubindo Tbk 0.85 1 0 35
39 PT Modern International Tbk 1.35 1 0 82
40 PT Adaro Energy Tbk 1.43 1 1 97
41 PT Bank Victoria International Tbk 10.69 1 0 78
42 PT Cahaya Kalbar Tbk 0.89 1 1 65
43 PT Bentoel International Investama Tbk 1.45 1 0 82
44 PT Apac Citra Centertex Tbk 75.61 1 0 111
45 PT Mandom Indonesia Tbk 0.13 1 0 72
46 PT Sumi Indo Kabel Tbk 0.14 1 0 82
47 PT Tunas Ridean Tbk 0.77 1 0 76
48 PT Ades Water Indonesia Tbk 2.76 1 0 85
49 PT Indorama Syntetics Tbk 1.14 1 0 86
50 PT Karwell Indonesia Tbk -2.15 1 0 85
51 PT Selamat Sempurna Tbk 0.8 1 0 77
52 PT Multistrada Arah Sarana Tbk 0.74 0 0 73
53 PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk 0.62 1 1 85
54 PT Surya Intrindo Makmur Tbk -3.18 1 0 79
55 PT Resource Alam Indonesia Tbk 0.81 1 0 54
56 PT Nippress Tbk 1.21 1 1 113
57 PT Kedawung Setia Industrial Tbk 1.31 1 0 72
58 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 10.63 1 0 96
59 PT Astra International Tbk 1 1 0 54
60 PT Arwana Citramulia Tbk 1.38 1 0 68
61 PT Allbond Makmur Usaha Tbk 1.07 1 0 47
62 PT Intanwijaya Internasional Tbk 0.06 1 0 43
63 PT Citatah Tbk 2.04 1 0 56
64 PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk 0.4 1 1 41
65 PT Indomobil Sukses Internasional Tbk 11.71 1 0 52
66 PT Intikeramik Alamsari Industry Tbk 1.48 1 0 64
67 PT Tunas Baru Lampung Tbk 1.8 1 0 74
68 PT Buana Finance Tbk 0.57 1 0 34
69 PT ATPK Resources Tbk 0.24 1 1 42
84
70 PT Panin Sekuritas Tbk 1.37 1 0 45
71 PT Bank Central Asia Tbk 9.14 1 0 65
72 PT Indo Kordsa Tbk 0.23 1 1 79
73 PT Pelita Sejahtera Abadi Tbk 1.6 1 0 76
74 PT Sekar Laut Tbk 0.73 1 0 87
75 PT Multiprima Sejahtera Tbk 0.49 1 0 91
76 PT Sekar Bumi Tbk 0.35 1 0 56
77 PT Betonjaya Manunggal Tbk 0.08 1 1 65
78 PT Sorini Argo Asia Corporindo 0.78 0 0 32
79 PT Smart Tbk 1.13 1 0 39
80 PT Prasidha Aneka Niaga Tbk 1.44 1 0 65
81 PT Davomas Abadi Tbk 5.28 1 1 65
82 PT Asahimas Flat Glass Tbk 0.29 1 0 64
83 PT Mayora Indah Tbk 1.03 1 0 79
84 PT AKR Corporindo Tbk 2.2 1 0 71
85 PT Lion Metal Works Tbk 0.19 1 0 70
86 PT Asiaplast Industries Tbk 0.94 1 0 78
87 PT Asia Pacific Fibers Tbk -1.58 1 0 65
88 PT Tira Austenite Tbk 1.51 0 0 77
89 PT Unggul Indah Cahaya Tbk 0.81 1 0 87
90 PT Berlina Tbk 1.7 1 1 78
91 PT Alumindo Light Metal Industry Tbk 2.21 1 0 73
92 PT Hexindo Adiperkasa Tbk 1.5 0 0 43
93 PT Sunson Textile Manufacture Tbk 1.8 1 0 56
94 PT Astra Otoparts Tbk 0.39 1 0 49
95 PT Pelangi Indah Canindo Tbk 2.32 1 0 85
96 PT Pyridam Farma Tbk 0.37 1 0 49
97 PT Pudjiadi Prestige Tbk 0.25 0 0 76
98 PT Kalbe Farma Tbk 0.39 1 0 71
99 PT Multipolar Tbk 5.31 1 0 86
100 PT CENTEX Tbk 10.3 1 0 44
101 PT Eratex Djaja Tbk 4 1 0 45
102 PT Sat Nusapersada Tbk 0.93 1 0 66
103 PT Panca Global Securities Tbk 0.89 0 1 64
104 PT Matahari Department Store Tbk 5.38 1 1 47
105 PT Delta Dunia Petroindo Tbk 33.04 1 1 54
106 PT Pool Advista Indonesia Tbk 0.14 1 0 65
107 PT Gema Grahasarana Tbk 4.29 1 0 76
85
108 PT Hanson International Tbk -1.01 1 1 89
109 PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk 0.82 1 0 41
110 PT Ever Shine Textile Industry Tbk 1.02 1 0 77
111 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 1.22 1 0 98
112 PT Adhi Karya (Persero) Tbk 6.69 1 0 87
113 PT Nusantara Infrastructure Tbk 2.75 1 1 65
114 PT Reliance Securities Tbk 1.83 1 0 74
115 PT Berlian Laju Tanker Tbk 3.04 1 0 84
116 PT Perusahaan Gas Negara Tbk 1.35 1 0 53
117 PT Tempo Inti Media Tbk 0.93 1 1 64
118 PT Summarecon Agung Tbk 1.59 0 0 83
119 PT Panasia Indosyntec Tbk 0.99 1 1 46
120 PT Roda Vivatex Tbk 0.22 1 0 68
121 PT Clipan Finance Indonesia Tbk 0.35 1 0 41
122 PT Goodyear Indonesia Tbk 1.71 1 0 54
123 PT Alfa Retailindo Tbk 1.15 0 1 63
124 PT Sepatu Bata Tbk 0.38 0 0 51
125 PT Arthavest Tbk 0.44 1 1 73
126 PT Sona Topas Tourism Industry Tbk 1.69 1 0 64
127 PT Kedaung Indah Chan Tbk 0.39 0 0 78
128 PT Panasia Filament Inti Tbk -13.31 1 0 84
129 PT Indosiar Karya Media Tbk 2.95 1 0 67
130 PT Surabaya Agung Industry Pulp Tbk -3.98 0 0 72
131 PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk 7.78 1 1 78
132 PT Fortune Mate Indonesia Tbk 0.09 1 0 82
133 PT Trust Finance Indonesia Tbk 0.66 1 0 45
134 PT Duta Anggada Realty Tbk 3.83 1 0 67
135 PT Bayan Resources Tbk 1.95 1 1 78
136 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 2.14 1 0 100
137 PT Ratu Prabu Energi Tbk 1.74 0 1 87
138 PT Bank OCBC NISP Tbk 7.96 1 0 56
139 PT Tembaga Mulia Semanan Tbk 6.72 1 0 73
140 PT Yanaprima Hestapersada Tbk 0.55 1 1 77
141 PT Sentul City Tbk 0.22 1 1 67
142 PT Jaya Real Property Tbk 0.87 1 0 87
143 PT Kageo Igar Jaya Tbk 0.29 1 0 62
144 PT Central Proteinaprima Tbk 1.71 1 0 90
145 PT Metrodata Electronics Tbk 2.04 1 0 86
86
146 PT Dynaplast Tbk 1.65 1 0 79
147 PT Elnusa Tbk 1.2 1 0 43
148 PT Langgeng Makmur Industry Tbk 0.36 1 1 45
149 PT Bank MEGA Tbk 10.66 1 0 56
150 PT Mulia Industrindo Tbk -1.92 1 0 75
151 PT Surya Toto Indonesia Tbk 0.91 1 0 82
152 PT Leyand International Tbk 1.59 1 0 76
153 PT Hero Supermarket Tbk 2.05 1 0 45
154 PT Cowell Development Tbk 0.58 1 0 75
155 PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk 3.18 1 0 76
156 PT International Nickel Indonesia Tbk 0.29 1 1 78
157 PT Anta Express Tour & Travel S. Tbk 1.92 1 0 98
158 PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk 0.82 1 0 76
159 PT Trias Sentosa Tbk 0.68 1 0 78
160 PT Eterindo Wahanatama Tbk 1.03 1 1 78
161 PT Garda Tujuh Buana Tbk 0.76 1 1 38
162 PT Pan Brother Tex Tbk 5.23 1 1 72
163 PT Mandala Multifinance Tbk 3.35 1 0 67
164 PT Titan Kimia Nusantara Tbk 1.02 1 0 89
165 PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk -1.47 1 1 46
166 PT Aneka Kemasindo Utama Tbk 0.67 1 0 68
167 PT Pakuwon Jati Tbk 1.94 1 0 41
168 PT Bank Kesawan Tbk 12.15 1 0 98
169 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk 0.83 1 1 58
170 PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk 1.92 1 1 71
171 PT Lamicitra Nusantara Tbk 2.2 1 1 38
172 PT Duta Graha Indah Tbk 0.63 1 0 56
173 PT First Media Tbk 4.79 1 0 73
174 PT Argha Karya Prima Industry Tbk 0.98 0 0 97
175 PT Limas Centric Indonesia Tbk 4.59 1 0 45
176 PT JAPFA Comfeed Indonesia Tbk 1.76 0 0 94
177 PT Fast Food Indonesia Tbk 0.63 1 0 99
178 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 2.63 1 1 76
179 PT Metro Supermarket Realty Tbk 0.18 1 0 84
180 PT Maskapai Reasuransi Ina. Tbk 1.37 0 0 69
181 PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk 0.6 1 1 39
182 PT Verena Oto Finance Tbk 3.77 0 1 103
183 PT Lippo Karawaci Tbk 1.4 1 1 69
87
LAMPIRAN 3
UJI PRASYARAT
1) Linieritas
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
DER * AD Between
Groups
(Combined) 81511.997 266 306.436 ,985 ,546
Linearity 408.907 1 408,907 1,314 ,254
Deviation from
Linearity 81103.090 265 306,049 ,984 ,549
Within Groups 30797,000 99 311,081
Total 112308,997 365
YE * AD Between
Groups
(Combined) 7.669 66 .116 1.243 .116
Linearity .014 1 .014 .153 .696
Deviation from
Linearity 7.655 65 .118 1.259 .104
Within Groups 27.959 299 .094
Total 35.628 365
Change *
AD
Between
Groups
(Combined) 15.978 66 .242 1.229 .128
Linearity 2.403 1 2.403 12,197 .001
Deviation from
Linearity 13.575 65 .209 1.060 .365
Within Groups 58.899 299 .197
Total 74.877 365
2) Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 366
Normal Parameters(a,b) Mean ,0000000
Std. Deviation 17,12943223
Most Extreme Differences
Absolute ,066
Positive ,047
Negative -,066
Kolmogorov-Smirnov Z 1,259
Asymp. Sig. (2-tailed) ,084
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
89
LAMPIRAN 4
ANALISIS REGRESI BERGANDA
(Setelah di Transformasi)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .183 .033 .025 .28472
a Predictors: (Constant), Change, LnX1, YE
b Dependent Variable: LnY
Coefficients(a)
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t
Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.113 .047 88.401 .000
LnX1 .013 .012 .056 1.035 .301
YE .002 .049 .003 .048 .962
Change .112 .034 .176 3.261 .001
a Dependent Variable: LnY
ANOVA(b)
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .942 3 .314 3.875 .010(a)
Residual 27.318 337 .081
Total 28.261 340
a Predictors: (Constant), Change, LnX1, YE
b Dependent Variable: LnY
90
LAMPIRAN 5
UJI ASUMSI KLASIK
(Setelah di Transformasi)
1) Multikolinieritas
Coefficients(a)
Model
Collinearity Statistics
B Std. Error
1 LnX1 .994 1.006 YE .986 1.014
Change .989 1.011
a Dependent Variable: LnY
2) Heteroskedastisitas
Uji Glejser Coefficients(a)
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .211 .027 7.870 .000
LnX1 2.91E-005 .007 .000 .004 .997
YE .026 .028 .050 .912 .362
Change -.010 .020 -.027 -.502 .616
a Dependent Variable: aBrES