pengaruh daun seledri dan daun blimbing wuluh … · peningkatan jumlah lansia juga dapat...

77
i PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI DESA PONDOK KECAMATAN NGADIROJO KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh : HENY BUDI HASTUTI NIM: ST. 13 035 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

Upload: trinhque

Post on 25-Apr-2019

297 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

i

PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH TERHADAPTEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI DESA

PONDOK KECAMATAN NGADIROJOKABUPATEN WONOGIRI

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :

HENY BUDI HASTUTI

NIM: ST. 13 035

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATANSTIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA2015

Page 2: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

ii

Page 3: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Heny Budi Hastuti

NIM : ST.13 035

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1) Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan

gelar akademik (sarjana), baik di Stikes Kusuma Husada Surakarta

maupun di perguruan tinggi lain.

2) Skripsi ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa

bantuan pihak lain, kecuali arahan dari Tim Pembimbing dan masukan dari

Tim Penguji.

3) Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila di kemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka

saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang

telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma

yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Surakarta, Juli 2015

Yang membuat pernyataan.

Heny Budi Hastuti

NIM : ST.13035

Page 4: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan semesta alam,

karena berkat rahmat dan petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan

proposal skripsi yang berjudul : ”Pengaruh daun seledri dan daun blimbing wuluh

terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi di Desa Pondok Kecamatan

Ngadirojo Kabupaten Wonogiri”.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa tanpa dorongan,

bimbingan dan motivasi-motivasi dari berbagai pihak niscaya penulis tidak akan

mampu menulis skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis menyampaikan

terimakasih yang tak terhingga kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si., selaku Ketua Stikes Kusuma Husada

Surakarta, yang telah memberi izin penelitian kepada penulis.

2. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep,Ns,M.Kes., selaku Ketua Prodi S1

Keperawatan yang telah memberikan dukungan dan motivasi kepada semua

mahasiswanya.

3. Ibu bc. Yeti Nurhayati,M.Kes., selaku pembimbing utama, dan Ibu Alfyana

Nadya Rachmawati, S.Kep,Ns,M.Kep., selaku pembimbing pendamping, yang

telah memberikan bimbingan dan arahan penulis dengan penuh kesabaran

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Bapak dan Ibu Dosen Stikes Kusuma Husada Surakarta yang telah

memberikan segenap ilmu dan pengalamannya kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Page 5: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

v

5. Bapak Sadikan, selaku kepala desa Pondok yang telah memberikan ijin waktu

dan tempat kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

6. Keluargaku yang telah memberikan dukungan, doa, nasehat, kasih sayang dan

semangat bagi penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

7. Responden yang telah memberikan peran dalam membantu pengumpulan data

untuk penelitian ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

8. Teman-teman ST13 yang telah memberikan dukungan dan bantuannya,

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Tiada kata yang pantas penulis sampaikan kepada semuanya, kecuali ucapan

terima kasih yang tak terhingga serta iringan doa semoga amal baiknya mendapat

balasan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Semoga proposal skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juli 2015

Heny Budi Hastuti

NIM. ST. 13 035

Page 6: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ............................................................................. i

LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................. ..... iii

SURAT PERNYATAAN .......................................................................... iv

KATA PENGANTAR .............................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xii

ABSTRAK ... ............................................................................................ xiii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................... 1

2.1 Latar Belakang ................................................................ 1

2.2 Rumusan Masalah ............................................................ 4

2.3 Tujuan Penelitian ............................................................. 4

2.4 Manfaat Penelitian .......................................................... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori .................................................................. 7

2.2 Keasalian Penelitian ......................................................... 31

2.3 Kerangka Teori ................................................................. 33

2.4 Kerangka Konsep ............................................................. 34

2.5 Hipotesis ........................................................................... 34

Page 7: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

vii

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ....................................... 35

3.2 Populasi dan Sampel ......................................................... 36

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian .......................................... 38

3.4 Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran ..... 38

3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................... 39

3.6 Instrumen Penelitian ......................................................... 41

3.7 Uji Normalitas .................................................................. 41

3.8 Pengolahan Data dan Analisis Data ................................. 42

3.9 Etika Penelitian ............................................................... 44

BAB IV. HASIL PENELITIAN

4.1 Analisis Univariat ............................................................. 45

1. Karakteristik .................................................................. 45

2. Tekanan Darah pada Lansia Sebelum diberikan daun

seledri dan daun blimbing ............................................. 45

3. Tekanan Darah pada Lansia Sesudah diberikan daun

seledri dan daun blimbing ............................................. 47

4.2 Analisis Bivariate ............................................................. 48

4.2.1 Uji Normalitas ......................................................... 48

4.2.2 Tekanan darah sistolik pre test dan post test pada

lansia hipertensi di desa Pondok Kecamatan Ngadirojo

Kabupaten Wonogiri ................................................ 49

Page 8: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

viii

4.2.3 Tekanan darah diastole pre test dan post test pada

lansia hipertensi di desa Pondok Kecamatan Ngadirojo

Kabupaten Wonogiri ................................................ 50

BAB V. PEMBAHASAN

5.1 Analisis Univariat ............................................................. 51

1. Karakteristik .................................................................. 51

2. Tekanan Darah pada Lansia Sebelum diberikan daun

seledri dan daun blimbing ............................................. 52

3. Tekanan Darah pada Lansia Sesudah diberikan daun

seledri dan daun blimbing ............................................. 54

5.2 Analisis Bivariat................................................................ 56

5.2.2 Hasil tekanan darah sistolik pre test dan post test pada

lansia hipertensi di desa Pondok Kecamatan Ngadirojo

Kabupaten Wonogiri ................................................ 56

5.2.3 Hasil tekanan darah diastole pre test dan post test pada

lansia hipertensi di desa Pondok Kecamatan Ngadirojo

Kabupaten Wonogiri ................................................ 56

BAB VI. PENUTUP

8.1 Simpulan ........................................................................... 59

8.2 Saran.................................................................................. 59

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 9: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

2.1 Pengelompokan Resiko dan Terapi ......................................... 25

2.2 Modifikasi Gaya Hidup untuk Pencegahan dan Penatalaksanaan

Hipertensi ................................................................................ 26

2.3 Keaslian Penelitian .................................................................. 31

3.1 Desain dan Rancangan ............................................................. 38

4.1 Distribusi Frekuensi Umur ...................................................... 45

4.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin ........................................ 46

4.3 Distribusi Frekuensi Lama Hipertensi ..................................... 46

4.4 Deskripsi tekanan darah pada lansia sebelum diberikan daun

seledri dan daun blimbing wuluh di Desa Pondok, Ngadirojo

Wonogiri ................................................................................ 47

4.5 Deskripsi tekanan darah pada lansia sesudah diberikan daun

seledri dan daun blimbing wuluh di Desa Pondok, Ngadirojo

Wonogiri ................................................................................ 48

4.6 Hasil Uji Normalitas ............................................................... 49

4.7 Tekanan darah sistolik pre dan post test pada lansia hipertensi

di desa Pondok Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri . 49

4.8 Tekanan darah distole pre dan post test pada lansia hipertensi

di desa Pondok Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri . 50

Page 10: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman

2.1 Model Sederhana Komunikasi Personal ................................ 24

2.2 Kerangka Teori ........................................................................ 34

2.3 Kerangka Konsep ..................................................................... 34

Page 11: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden

Lampiran 2. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian/Lembar Observasi

Lampiran 4. Rekapitulasi Data Penelitian

Lampiran 5. Jadwal Penelitian

Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian dari Stikes Kusuma Husada Surakarta

Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian dari Kesbanglinmas Kabupaten Wonogiri

Lampiran 8. Surat keterangan Sudah Melakukan Penelitian dari Desa Pondok

Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri

Lampiran 9. Surat Ijin Studi Pendahuluan dari Stikes Kusuma Husada Surakarta

Lampiran 10. Lembar Konsultasi

Lampiran 11. Dokumentasi

Lampiran 12. Hasil Data SPSS

Page 12: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

xii

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATANSTIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2015

Heny Budi Hastuti

Pengaruh Daun Seledri dan Daun Blimbing Wuluh terhadap Tekanan Darahpada Lansia Hipertensi di Desa Pondok Kecamatan Ngadirojo

Kabupaten Wonogiri

Abstrak

Hipertensi sering disebut sebagai silent killer karena sifatnya asimtomatiksehingga hipertensi menjadi penyebab kematian nomor tiga setelah stroke dantuberkulosis. Masalah penelitian ini adalah masih tingginya angka penderitahipertensi di Desa Pondok Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri, olehkarena itu diperlukan tindakan selain farmakologi juga non farmakologi salahsatunya adalah pemberian daun seledri dan daun blimbing wuluh agar dapatmenekan peningkatan tekanan darah. Tujuan dari penelitian ini untukmendeskripsikan tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan daun seledri dandaun blimbing wuluh pada lansia hipertensi, dan mengetahui pengaruh daunseledri dan daun blimbing wuluh terhadap penurunan tekanan darah pada Lansiadi Desa Pondok Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekataneksperimen semu/quasi eksperimen dengan rancangan one group pre and post testdesign. Sampel yang digunakan sebanyak 34 lansia dengan teknik purposivesampling. Alat analisis yang digunakan dengan analisis paired-simple t-test.

Hasil tekanan darah sistole sebelum perlakuan 170,74 mmHg dan rata-ratatekanan darah diastole sebelum perlakuan sebesar 94,41 mmHg, hasil tekanandarah sistole sesudah perlakuan 153,38 mmHg dan rata-rata tekanan darahdiastole sesudah perlakuan sebesar 89,26 mmHg, dan terdapat pengaruh signifikandaun seledri dan daun blimbing wuluh terhadap penurunan tekanan darah padaLansia di Desa Pondok Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri.

Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapatpengaruh signifikan daun seledri dan daun blimbing wuluh terhadap penurunantekanan darah pada Lansia.

Kata kunci: Daun seledri dan daun blimbing wuluh, tekanan darah, lansiahipertensi.

Daftar Pustaka: 32 (2003 – 2014)

Page 13: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

xiii

BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCEKUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA

2015Heny Budi Hastuti

Effect of Celery and Blimbing Wuluh Leaves on Blood Pressure of theElderly with Hypertension in Pondok Village of Ngadirojo Sub-district,

Wonogiri Regency

ABSTRACT

Hypertension is often called the silent killer because it is symptomatic.Hypertension occupies the third place as the cause of death after stroke andtuberculosis. The problem of research deals with the high number of patients withhypertension in Pondok village of Ngadirojo Sub-district, Wonogiri. Therefore, inaddition to the pharmacological interventions, non-pharmacological ones are alsorequired. One of them is the administration of celery and blimbing wuluh leavesto suppress the increase in the blood pressure. The objective of this research is toinvestigate the effect of the celery and blimbing wuluh leaves on the bloodpressure of the elderly with hypertension in Pondok Village of Ngadirojo Sub-district, Wonogiri.

This research used the quasi experimental method with one group and pretest design. The samples of research consisted of 34 respondents and were takenby using the purposive sampling technique. The data were analyzed by using thepaired-simple t-test.

The result of this research shows that prior to the treatment the averagevalue of systolic blood pressure was 170.74 mm Hg, and that of diastolic bloodpressure was 94.41 mm Hg. Following the treatment, the former became 153.38mm Hg and the latter became 89.26 mm Hg. Thus, there was a significant effectof the celery and blimbing wuluh leaves on the blood pressure of the elderly withhypertension in Pondok Village of Ngadirojo District, Wonogiri.

Keywords: Celery and blimbing wuluh leaves, blood pressure, hypertensionelderly.

References: 32 (2003 – 2014)

Page 14: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemerintah telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang

dalam Pembangunan Nasional, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan

lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di

bidang medis dan ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan kualitas

kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan bertambah

cenderung lebih cepat (Bandiyah, 2009). Peningkatan jumlah lansia juga dapat

mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan

fisik, biologis, psikologis, sosial, dan munculnya penyakit degeneratif akibat

proses penuaan tersebut (Azizah, 2011).

Depkes 2009 dalam Maryam dkk (2011) menyebutkan bahwa penuaan

adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus

menerus, dan berkesinambungan yang selanjutnya akan menyebabkan

perubahan anatomis, fisiologis dan biokimia pada tubuh, sehingga akan

mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan. Secara

umum, menjadi tua atau menua (ageing process) ditandai oleh kemunduran-

kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik dan

kemunduran kemampuan kognitif yang seringkali menimbulkan masalah

kesehatan.

Penduduk lanjut usia beberapa tahun terakhir menglami peningkatan

yang signifikan. Tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta

Page 15: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

jiwa dan meningkat menjadi 20,55 pada tahun 2009. Jumlah lansia di

Indonesia termasuk terbesar keempat setelah China, India dan Jepang. Usia

harapan hidup perempuan lebih panjang dibandingkan laki-laki, maka jumlah

penduduk lanjut usia perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki (11,29

juta jiwa berbanding 9,26 juta jiwa). Permasalahan lanjut usia secara umum di

Indonesia didominasi oleh perempuan (Badan Pusat Statistik, 2011).

Penyakit yang erat hubungannnya dengan proses menua salah satunya

yaitu gangguan sirkulasi darah atau kardiovaskuler (Azizah, 2011). Komponen-

komponen utama pada sistem kardiovaskuler adalah jantung dan

vaskularisasinya. Pada lansia terjadi perubahan-perubahan normal pada jantung

(kekuatan otot jantung berkurang), pembuluh darah (arteriosklerosis; elastisitas

dinding pembuluh darah berkurang) dan kemampuan memompa dari jantung

bekerja lebih keras sehingga terjadi hipertensi (Maryam, dkk., 2011).

Penyakit yang paling sering dialami oleh lansia di Indonesia menurut

Dept. of Health Houshold Survey on Health yang dikutip dalam Azizah (2011)

yaitu hipertensi dengan prosentase sebesar 15,7% diperingkat pertama dan

penyakit muskuloskeletal dengan prosentase sebesar 14,5% diperingkat kedua

dan diikuti oleh penyakit lainnya. Menurut Triyanto (2014), bahwa hipertensi

adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah

di atas normal yang mengakibatkan angka kesakitan (morbiditas) dan angka

kematian/mortalitas.

Struktur penduduk dunia termasuk negara Indonesia saat ini menuju

proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi

penduduk lanjut usia (lansia). Jumlah lansia di Indonesia ada 19,3 juta (8,37%

dari total keseluruhan penduduk Indonesia) pada tahun 2009 (Komnas Lansia,

Page 16: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

3

2010). Jawa Tengah 11,16% menduduki peringkat ke 2 setelah Yogyakarta

yaitu 14,04% (BPS, 2011). Kabupaten Wonogiri, penderita hipertensi tahun

2012 sebanyak 37.865 kasus, dengan lansia hipertensi sebanyak 15.250 orang

(Dinkes Wonogiri, 2013).

Hasil penelitian Muzakar dan Nuryanto (2012), bahwa air daun seledri

dapat menurunkan tekanan /darah dan ada pengaruh pemberian air rebusan

seledri terhadap penurunan tekanan darah. Adanya pengaruh tersebut karena

daun seledri banyak mengandung apiin. Di samping seledri, daun belimbing

wuluh juga dimungkinkan dapat menurunkan tekanan darah. Telah dibuktikan

oleh Bipat et al., (2008) bahwa daun belimbing wuluh dapat menurunkan

tekanan darah melalui stimulasi diuretik. Daun blimbing wuluh dapat

menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh, melancarkan proses

pencernaan karena belimbing memiliki kandungan serat yang baik (Hernani,

2009).

Berdasarkan survey pendahuluan pada tanggal 2 November 2014 di

Puskesmas Ngadirojo diperoleh data bahwa pada Oktober 2014 terdapat lansia

hipertensi 257 lansia dari 11 desa yang ada, Desa Pondok merupakan urutan

pertama kasus hipertensi yaitu sebanyak 68 lansia yang terdiri dari 6 (enam)

Posyandu. Pada saat mengikuti posyandu pada bulan November 2014, setelah

dilakukan pemeriksaan tekanan darah dengan alat spigmomanometer terdapat

68 lansia yang mengalami hipertensi. Selain itu, berdasarkan data dari

Puskesmas Ngadirojo, hipertensi merupakan penyakit terbanyak nomor satu

dan berikutnya ISPA dan penyakit otot. Masalah tingginya penderita hipertensi

diantaranya lansia tidak rutin kontrol dan mahalnya obat hipertensi.

Page 17: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

Berdasarkan beberapa hal pada latar belakang di atas, maka peneliti

ingin meneliti tentang pengaruh daun seledri dan daun blimbing wuluh

terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi di Desa Pondok Kecamatan

Ngadirojo Kabupaten Wonogiri.

1.2. Rumusan Masalah

Data dari Puskesmas Ngadirojo diketahui bahwa hipertensi merupakan

penyakit terbanyak nomor 1 dan berikutnya baru ISPA dan penyakit otot,

tingginya penderita hipertensi tersebut disebabkan karena lansia tidak rutin

kontrol dan mahalnya obat hipertensi, oleh karena diperlukan obat non kimia

yaitu herbal untuk menurunkan tekanan darah pada lansia hipertensi.

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah : “Apakah ada pengaruh

daun seledri dan daun blimbing wuluh terhadap tekanan darah pada Lansia

hipertensi di Desa Pondok Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri?”.

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh daun

seledri dan daun blimbing wuluh terhadap tekanan darah pada Lansia

Hipertensi di Desa Pondok Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui karakteriktik responden terhadap daun seledri dan daun

blimbing wuluh pada lansia hipertensi di Desa Pondok Kecamatan

Ngadirojo Kabupaten Wonogiri.

Page 18: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

5

2. Mendeskripsikan tekanan darah sebelum diberikan daun seledri dan

daun blimbing wuluh pada lansia hipertensi di Desa Pondok

Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri.

3. Mendeskripsikan tekanan darah sesudah diberikan daun seledri dan

daun blimbing wuluh pada lansia di Desa Pondok Kecamatan

Ngadirojo Kabupaten Wonogiri.

4. Mengetahui pengaruh daun seledri dan daun blimbing wuluh terhadap

penurunan tekanan darah pada Lansia di Desa Pondok Kecamatan

Ngadirojo Kabupaten Wonogiri.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi peneliti

Mengaplikasikan teori metodologi penelitian untuk diterapkan dalam

kegiatan nyata di lapangan, khususnya mengenai pengaruh daun seledri

dan blimbing wuluh terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi.

b. Bagi peneliti berikutnya

Diharapkan dapat mengembangkan lagi penelitian tentang pengaruh

daun seledri dan daun blimbing wuluh terhadap tekanan darah pada

lansia hipertensi.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini memperkaya ilmu pengetahuan dalam bidang

keperawatan khususnya terapi non farmakologi untuk dimanfaatkan

sebagai sumber belajar.

Page 19: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

6

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Posyandu

Penelitian ini diharapkan memberi masukan pada pelayanan kesehatan

seperti di posyandu lansia untuk menginformasikan manfaat dari

mengkonsumsi daun seledri dan daun blimbing wuluh sebagai terapi

untuk mengintervensi kualitas tekanan darah.

b. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan memberi

wawasan yang ilmiah mengenai manfaat mengkonsumsi daun seledri

dan daun blimbing wuluh terhadap tekanan darah pada lansia

hipertensi sebagai pengobatan non farmakologi berupa herbal.

Page 20: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori

2.1.1. Lansia (Lanjut Usia)

2.1.1.1. Pengertian Lansia

Menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab I

pasal 1 ayat 2 dijelaskan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang

mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas (Azizah, 2011). Lanjut

usia menurut Hardywinoto (2005) terdiri dari 3 kategori, yaitu young

old (70 – 75 tahun), old (75 – 80 tahun) dan very old (di atas 80 tahun).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merumuskan batasan lanjut usia

sebagai berikut: 1) Usia pertengahan (middle age) yaitu antara usia 45 –

59 tahun; 2) Lanjut usia (elderly) yaitu antara usia 60 – 74 tahun; 3)

Lanjut usia tua (old) yaitu antara usia 75 – 90 tahun; 4) Usia sangat tua

(very old) yaitu di atas usia 90 tahun.

2.1.1.2. Proses Menua

Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di

dalam kehidupan manusia. Proses menua adalah suatu proses

menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk

memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya

sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki

kerusakan yang diderita (Padila, 2013).

Page 21: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

8

Menjadi tua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan

mempertahankan struktur dan fungsi normalnya. Keadaan ini

menyebabkan jaringan tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk

infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Disimpulkan bahwa

manusia secara perlahan mengalami kemunduran struktur dan fungsi

organ. Kemunduran struktur dan fungsi organ pada lansia dapat

mempengaruhi kemandirian dan kesehatan lanjut usia (Nugroho, 2008).

2.1.1.3. Perubahan yang Terjadi pada Lansia

Perubahan yang terjadi pada lansia terdiri dari perubahan fisik,

perubahan mental dan perubahan psikososial. Hal ini dapat dijelaskan

sebagai berikut :

1) Perubahan Fisik

Menurut Padila (2013), perubahan kondisi fisik pada lansia

umumnya mulai dihinggapi adanya kondisi fisik yang bersifat

patologis berganda (multiple pathology), misalnya tenaga

berkurang, energi menurun, kulit makin keriput, gigi makin rontok,

tulang makin rapuh, dan sebagainya. Secara umum kondisi fisik

seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami penurunan

secara berlipat ganda. Hal ini semua dapat menimbulkan gangguan

atau kelainan fungsi fisik, psikologis maupun sosial, yang

selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan ketergantungan

kepada orang lain.

Page 22: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

9

Menurut Hutapea (2005), perubahan fisik yang dialami oleh

lansia adalah :

a) Perubahan pada sistem kekebalan atau imunologi yaitu tubuh

menjadi rentan terhadap alergi dan penyakit.

b) Konsumsi energi turun secara nyata diikuti dengan menurunnya

jumlah energi yang dikeluarkan tubuh.

c) Air dalam tubuh turun secara signifikan karena bertambahnya

sel-sel yang mati yang diganti oleh lemak maupun jaringan

konektif.

d) Sistem pencernaan mulai terganggu, gigi mulai tanggal,

kemampuan mencerna makanan serta penyerapan mulai lamban

dan kurang efisien, gerakan peristaltik usus menurun sehingga

sering konstipasi.

e) Perubahan pada sistem metabolik, yang mengakibatkan

gangguan metabolisme glukosa karena sekresi insulin yang

menurun. Sekresi menurun juga karena timbunan lemak.

f) Sistem saraf menurun yang menyebabkan munculnya rabun

dekat, kepekaan bau dan rasa berkurang, kepekaan sentuhan

berkurang, pendengaran berkurang, reaksi lambat, fungsi

mental menurun, dan ingatan visual berkurang.

g) Perubahan pada sistem pernafasan ditandai dengan menurunnya

elastisitas paru-paru yang mempersulit pernafasan sehingga

dapat mengakibatkan munculnya rasa sesak dan tekanan darah

meningkat.

Page 23: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

10

h) Menurunnya elastisitas dan fleksibilitas persendian.

2) Perubahan Mental

Perubahan mental lansia dapat berupa perubahan sikap yang

semakin egosentrik, mudah curiga, dan bertambah pelit atau tamak

bila memiliki sesuatu. Lansia mengharapkan tetap diberi peranan

dalam masyarakat. Sikap umum yang ditemukan pada hampir setiap

lansia yaitu keinginan untuk berumur panjang. Jika meninggal pun,

mereka ingin meninggal secara terhormat dan masuk surga. Faktor

yang mempengaruhi perubahan mental yaitu perubahan fisik,

kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan dan lingkungan

(Nugroho, 2008).

3) Perubahan Psikososial

Nilai seseorang sering diukur melalui produktivitasnya

dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan. Bila mengalami

pensiun, seseorang akan mengalami kehilangan, yaitu kehilangan

finansial, kehilangan status, kehilangan teman dan kehilangan

pekerjaan (Nugroho, 2008).

4) Perubahan Kardiovaskular

Perubahan kardiovaskular yang sering terjadi pada lansia

yaitu : (Padila, 2013).

a. Hipertensi.

Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan darah sistolik

sama atau lebih tinggi dari 140 mmHg dan tekanan diastolik

lebih tinggi dari 90 mmHg, yang terjadi karena menurunnya

Page 24: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

11

elastisitas arteri pada proses menua. Bila tidak ditangani,

hipertensi dapat memicu terjadinya stroke, kerusakan pembuluh

darah, serangan/gagal jantung dan gagal ginjal.

b. Penyakit Jantung Koroner

Penyempitan pembuluh darah jantung sehingga aliran darah

menuju jantung terganggu. Gejala umum yang terjadi adalah

nyeri dada, sesak napas, pingsan, hingga kebingungan.

c. Disritmia

Insidensi distrimia atrial dan ventrikuler meningkat pada lansia

karena perubahan struktural dan fungsional pada penuaan.

Masalah dipicu oleh disritmia dan tidak terkoordinasinya

jantung sering dimanifestasikan sebagai perubahan perilaku,

palpitasi, sesak nafas, keletihan dan jatuh.

d. Penyakit Vaskular Perifer

Gejala yang paling sering adalah rasa terbakar, kram, atau nyeri

sangat yang terjadi pada saat aktivitas fisik dan menghilang

pada saat istirahat. Ketika penyakit semakin berkembang, nyeri

tidak lagi dapat hilang dengan istirahat.

e. Penyakit Katup Jantung

Manifestasi klinis dari penyakit katup jantung bervariasi dari

fase kompensasi sampai pada fase pascakompensasi. Selama

fase kompensasi tubuh menyesuaikan perubahan pada struktur

dan fungsi katup, menghasilkan sedikit tanda dan gejala yang

muncul.

Page 25: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

12

2.1.2. Hipertensi

2.1.2.1. Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami

peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan

peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian/

mortalitas. Tekanan darah 140/90 mmHg didasarkan pada dua fase

dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik 140 menunjukkan fase

darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90

menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung (Triyanto, 2014).

Menurut Rudianto (2013), hipertensi adalah suatu keadaan di

mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal

yang ditunjukkan oleh angka systole (bagian atas) dan angka bawah

(diastole) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur

tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa ataupun alat digital

lainnya.

Hipertensi pada lansia dibedakan menjadi dua macam yaitu

hipertensi dengan peningkatan sistolik dan diastolik dijumpai pada usia

pertengahan dan hipertensi sistolik pada usia di atas 65 tahun. Tekanan

diastolik meningkat pada usia sebelum 60 tahun dan menurun sesudah

usia 60 tahun. Tekanan sistolik meningkat dengan bertambahnya usia

(Kuswardhani, 2006).

Hipertensi menjadi masalah pada usia lanjut karena sering

ditemukan menjadi faktor utama penyakit koroner. Lebih dari separuh

kematian diatas usia 60 tahun disebabkan oleh penyakit jantung dan

Page 26: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

13

serebrovaskuler. Hipertensi pada usia lanjut dibedakan menjadi dua

macam yaitu hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari

140 mmHg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih 90 mmHg serta

hipertensi sistolik terisolasi tekanan sistolik lebih besar dari 160mmHg

dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg (Nugroho, 2008).

2.1.2.2. Kategori Hipertensi

Angka pengukuran tekanan darah hanya menunjukkan besarnya

tekanan arah pada saat diulakukan pengukuran (Djunaedi, dkk, 2013).

Kategori hipertensi dapat dibagi seperti tampak pada tabel berikut :

Tabel 2.1. Kategori Hipertensi

Kategori Sistolik Diastolik

Normal

Pre Hipertensi

Hipertensi derajat 1

Hipertensi derajat 2

120 mmHg

120 mmHg – 139 mmHg

140 mmHg – 159 mmHg

> 160 mmHg

< 80 mmHg

80 mmHg – 90 mmHg

90 – 99 mmHg

> 100 mmHg

Sumber: WHO-JNC (2005) dalam Triyanto (2014).

2.1.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Hipertensi

Menurut Babatsikou dan Assimina (2010) hipertensi dari

penyebabnya dibedakan menjadi 2 macam:

2.1.2.3.1 Hipertensi esensial atau hipertensi primer (idiopatik). Jenis

hipertensi ini masih belum diketahui penyebabnya, meskipun

begitu kasus hipertensi esensial ini memiliki beberapa faktor-

faktor resiko tertentu, seperti faktor keturunan, usia, ras,

obesitas, kurangnya aktivitas fisik, kurangnya asupan kalium,

magnesium, dan kalsium, komsumsi alkohol yang berlebihan,

dan kejadian ini terjadi lebih banyak pada lelaki. Gaya hidup

Page 27: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

14

yang tidak sehat dengan banyak mengkomsumsi garam juga

menjadi salah satu pemicu timbulnya hipertensi.

2.1.2.3.2 Hipertensi sekunder. Hipertensi sekunder dikenal juga dengan

hipertensi renal. Berikut ini adalah beberapa faktor pemicu

timbulnya hipertensi sekunder, antara lain penggunaan estrogen,

penyakit ginjal, tumor kelenjar hipofisis, produksi hormon yang

berlebihan, seperti hormon adrenal dan tiroid, tumor otak atau

gangguan yang melibatkan tekanan intra kranial meningkat.

2.1.2.4. Faktor Resiko Hipertensi

Menurut Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular

(2006) faktor risiko hipertensi yang tidak ditangani dengan baik

dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu faktor risiko yang tidak

dapat kontrol dan faktor risiko yang dapat dikontrol. Lewa, dkk

(2010) menjelaskan, faktor penyebab yang mempengaruhi hipertensi

pada lansia yang dapat atau tidak dapat dikontrol antara lain:

a) Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol

1) Jenis kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pada laki-laki sama

dengan perempuan. Namun perempuan terlindung dari

penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Perempuan yang

belum menopause dilindungi oleh hormon estrogen yang

berperan dalam meningkatkan kadar HDL (High Density

Lipoprotein). Kadar kolesterol yang tinggi merupakan faktor

pelindung dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis.

Hipertensi lebih banyak terjadi pada laki-laki bila terjadi pada

Page 28: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

15

usia dewasa muda. Perbandingan antara pria dan wanita,

ternyata wanita lebih banyak menderita hipertensi. Dari

laporan Sugiri di Jawa Tengah didapatkan angka prevalensi

6% dari pria dan 11% pada wanita. Di daerah perkotaan

Semarang didapatkan 7,5% pria dan 10,9 pada wanita

(Triyanto, 2014).

Di antara orang dewasa dan setengah baya, ternyata

kaum laki-laki lenbih banyak yang menderita hipertensi.

Namun, hal ini makan terjadi sebaliknya setelah berumur 55

tahun ketika sebagian wanita mengalami menopause,

hipertensi lebih banyak dijumpai pada wanita (Djunaedi, dkk,

2013).

2) Usia

Semakin tinggi usia seseorang semakin tinggi tekanan

darahnya, jadi orang yang lebih tua cenderung mempunyai

tekanan darah yang tinggi dari orang yang berusia lebih muda.

Hipertensi pada lansia harus ditangani secara khusus. Hal ini

disebabkan pada usia tersebut ginjal dan hati mulai menurun,

karena itu dosis obat yang diberikan harus benar-benar tepat.

3) Keturunan (Genetik)

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan

menyebabkan keluarga itu mempunyai resiko menderita

hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar

sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium

Page 29: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

16

terhadap sodium. Individu dengan orang tua dengan hipertensi

mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk menderita

hipertensi dari pada orang yang tidak mempnyai keluarga

riwayat dengan hipertensi. Selain itu didapatkan 70-80% kasus

hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga

(Kuswardhani, 2006).

b) Faktor resiko yang dapat dikontrol

Faktor resiko yang dapat dikontrol ini menurut Triyanto

(2014), yaitu :

1) Rokok. Meskipun efek jangka panjang merokok terhadap

tekanan darah masih belum jelas, namun efek sinergis

merokok dengan tekanan darah yang tinggi terhadap risiko

kardiovaskuler telah didokumentasikan secara nyata.

Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah. Perokok

berat dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden

hipertensi maligna.

2) Alkohol. Penggunaan alkohol secara berlebihan juga dapat

meningkatkan tekanan darah, mungkin dengan cara

meningkatkan katekolamin plasma. Kebiasaan minum

alkohol berlebihan termasuk salah satu faktor resiko

hipertensi.

3) Kurang Aktivitas Olahraga. Kurang aktifitas fisik dapat

mengakibatkan berbagai macam keluhan. Salah satunya pada

Page 30: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

17

sistem kardiovaskular yaitu ditandai dengan menurunnya

denyut nadi maksimal serta menurunnya jumlah darah yang

dipompa dalam tiap denyutan. Kurang aktifitas fisik juga

dapat meningkatkan tekanan darah, dengan latihan olahraga

yang rutin diharapkan akan menurunkan tekanan darah

dengan sendirinya.

4) Obesitas. Faktor yang diketahui dengan baik adalah obesitas,

dimana berhubungan dengan peningkatan volume

intravaskuler dan curah jantung. Pengurangan berat badan

sedikit saja sudah menurunkan tekanan darah. Obesitas dapat

memperburuk kondisi lansia. Kelompok lansia dapat memicu

timbulnya berbagai macam penyakit seperti atritis, jantung,

dan hipertensi.

5) Stress. Hubungan antara stres dengan hipertensi, diduga

terjadi melalui aktivasi saraf simpatis (saraf yang bekerja saat

beraktifitas). Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat

meningkatkan tekanan darah secara intermiten (tidak

menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibat-

kan tekanan darah menetap tinggi.

2.1.2.5. Penanganan Hipertensi

Upaya penanganan hipertensi pada dasarnya dapat dilakukan

melalui pengendalian faktor risiko dan terapi farmakologi (Direktorat

Pengendalian Penyakit Tidak Menular, 2006).

Page 31: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

18

a. Pengendalian Faktor Risiko

1) Mengatasi obesitas/menurunkan kelebihan berat badan.

Obesitas bukanlah penyebab hipertensi. Akan tetapi prevalensi

hipertensi pada obesitas jauh lebih besar. Risiko relatif untuk

menderita hipertensi pada orang-orang gemuk 5 kali lebih tinggi

dibandingkan dengan seorang yang badannya normal. Sedangkan,

pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20-33% memiliki berat

badan lebih (overweight). Dengan demikian obesitas harus

dikendalikan dengan menurunkan berat badan.

2) Mengurangi asupan garam di dalam tubuh.

Nasehat pengurangan garam, harus memperhatikan kebiasaan

makan penderita. Pengurangan asupan garam secara drastis akan

sulit dilaksanakan. Batasi sampai dengan kurang dari 5 gram (1

sendok teh) per hari pada saat memasak.

3) Ciptakan keadaan rileks

Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hipnosis dapat

mengontrol sistem syaraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan

darah.

4) Melakukan olah raga teratur

Berolahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45

menit sebanyak 3-4 kali dalam seminggu, diharapkan dapat

menambah kebugaran dan memperbaiki metabolisme tubuh yang

ujungnya dapat mengontrol tekanan darah.

Page 32: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

19

5) Berhenti merokok

Merokok dapat menambah kekakuan pembuluh darah sehingga

dapat memperburuk hipertensi. Zat-zat kimia beracun seperti

nikotin dan karbon monoksida yang dihisap melalui rokok yang

masuk ke dalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel

pembuluh darah arteri, dan mengakibatkan proses artereosklerosis,

dan tekanan darah tinggi. Pada studi autopsi, dibuktikan kaitan erat

antara kebiasaan merokok dengan adanya artereosklerosis pada

seluruh pembuluh darah. Merokok juga meningkatkan denyut

jantung dan kebutuhan oksigen untuk disuplai ke otot-otot jantung.

Merokok pada penderita tekanan darah tinggi semakin

meningkatkan risiko kerusakan pada pembuluh darah arteri. Tidak

ada cara yang benar-benar efektif untuk memberhentikan kebiasaan

merokok.

b. Terapi Farmakologis

Penatalaksanaan penyakit hipertensi bertujuan untuk mengen-

dalikan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit hipertensi

dengan cara seminimal mungkin menurunkan gangguan terhadap

kualitas hidup penderita. Pengobatan hipertensi dimulai dengan obat

tunggal , masa kerja yang panjang sekali sehari dan dosis dititrasi.

Obat berikutnya mungkin dapat ditambahkan selama beberapa bulan

pertama perjalanan terapi. Pemilihan obat atau kombinasi yang cocok

bergantung pada keparahan penyakit dan respon penderita terhadap

obat anti hipertensi. Beberapa prinsip pemberian obat anti hipertensi

sebagai berikut :

Page 33: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

20

1) Pengobatan hipertensi sekunder adalah menghilangkan penyebab

hipertensi.

2) Pengobatan hipertensi esensial ditujukan untuk menurunkan

tekanan darah dengan harapan memperpanjang umur dan

mengurangi timbulnya komplikasi.

3) Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan

obat anti hipertensi.

4) Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang, bahkan

pengobatan seumur hidup.

c. Jenis-jenis Obat Anti Hipertensi (OAH)

1) Diuretik

Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan mengeluarkan cairan

tubuh (Iewat kencing), sehingga volume cairan tubuh berkurang

mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan dan

berefek turunnya tekanan darah. Digunakan sebagai obat pilihan

pertama pada hipertensi tanpa adanya penyakit lainnya.

2) Penghambat Simpatis

Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktifitas

syaraf simpatis (syaraf yang bekerja pada saat kita beraktifitas).

Contoh obat yang termasuk dalam golongan penghambat

simpatetik adalah metildopa, klonodin dan reserpin. Efek samping

yang dijumpai adalah: anemia hemolitik (kekurangan sel darah

merah kerena pecahnya sel darah merah), gangguan fungsi hati dan

kadang-kadang dapat menyebabkan penyakit hati kronis. Saat ini

golongan ini jarang digunakan.

Page 34: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

21

3) Betabloker

Mekanisme kerja obat antihipertensi ini adalah melalui

penurunan daya pompa jantung. Jenis obat ini tidak dianjurkan

pada penderita yang telah diketahui mengidap gangguan

pernafasan seperti asma bronkhial. Contoh obat golongan

betabloker adalah metoprolol, propanolol, atenolol dan bisoprolol.

Pemakaian pada penderita diabetes harus hati-hati, karena dapat

menutupi gejala hipoglikemia (dimana kadar gula darah turun

menjadi sangat rendah sehingga dapat membahayakan

penderitanya). Pada orang dengan penderita bronkospasme

(penyempitan saluran pernapasan) sehingga pemberian obat harus

hati-hati.

4) Vasodilatator

Obat ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan

relaksasi otot polos (otot pembuluh darah). Yang termasuk dalam

golongan ini adalah prazosin dan hidralazin. Efek samping yang

sering terjadi pada pemberian obat ini adalah pusing dan sakit

kepala.

5) Penghambat enzim konversi angiotensin

Kerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat

angiotensin II (zat yang dapat meningkatakan tekanan darah).

Contoh obat yang termasuk golongan ini adalah kaptopril. Efek

samping yang sering timbul adalah batuk kering, pusing, sakit

kepala dan lemas.

Page 35: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

22

6) Antagonis kalsium

Golongan obat ini bekerja menurunkan daya pompa jantung

dengan menghambat kontraksi otot jantung (kontraktilitas). Yang

termasuk golongan obat ini adalah : nifedipin, diltizem dan

verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah : sembelit,

pusing, sakit kepala dan muntah.

7) Penghambat reseptor angiotensin II

Kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat

angiotensin II pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya

daya pompa jantung. Obat-obatan yang termasuk .golongan ini

adalah valsartan. Efek samping yang mungkin timbul adalah sakit

kepala, pusing, lemas dan mual. Tatalaksana hipertensi dengan

obat anti hipertensi yang dianjurkan :

a) Diuretik: hidroclorotiazid dengan dosis 12,5 - 50 mg/hari

b) Penghambat ACE/penghambat reseptor angiotensin II :

Captopril 25 - 100 mmHg

c) Penghambat kalsium yang bekerja panjang : nifedipin 30 - 60

mg/hari

d) Penghambat reseptor beta: propanolol 40 - 160 mg/hari

e) Agonis reseptor alpha central (penghambat simpatis): reserpin

0,05 - 0,25 mg/hari.

Tatalaksana pengendalian penyakit hipertensi dilakukan dengan

pendekatan:

Page 36: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

23

a) Promosi kesehatan diharapkan dapat memelihara, meningkat-

kan dan melindungi kesehatan diri serta kondisi lingkungan

sosial, diintervensi dengan kebijakan publik, serta dengan

meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat

mengenai prilaku hidup sehat dalam pengendalian hipertensi.

b) Preventif dengan cara larangan merokok, peningkatan gizi

seimbang dan aktifitas fisik untuk mencegah timbulnya faktor

risiko menjadi lebih buruk dan menghindari terjadi rekurensi

(kambuh) faktor risiko.

c) Kuratif dilakukan melalui pengobatan farmakologis dan

tindakan yang diperlukan. Kematian mendadak yang menjadi

kasus utama diharapkan berkurang dengan dilakukannya

pengembangan manajemen kasus dan penanganan

kegawatdaruratan di semua tingkat pelayanan dengan

melibatkan organisasi profesi, pengelola program dan

pelaksana pelayanan yang dibutuhkan dalam pengendalian

hipertensi.

d) Rehabilitatif dilakukan agar penderita tidak jatuh pada keadaan

yang lebih buruk dengan melakukan kontrol teratur dan

fisioterapi. Komplikasi serangan hipertensi yang fatal dapat

diturunkan dengan mengembangkan manajemen rehabilitasi

kasus kronis dengan melibatkan unsur organisasi profesi,

pengelola program dan pelaksana pelayanan di berbagai

tingkatan.

Page 37: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

24

d. Terapi Non Farmakologis

Pada hipertensi esensial ringan, penggunaan asupan garam dan

upaya penurunan berat badan dapat digunakan sebagai langkah awal

pengobatan hipertensi. Anjuran pengurangan asupan garam sebanyak

60 mmol/hari, berarti tidak ada penambahan asupan garam waktu

makan, memasak tanpa garam, menghindari penggunaan makanan

yang sudah diasinkan, menggunakan mentega yang bebas garam,

merupakan pengurangan garam dengan ketat dan akan mempengaruhi

kebiasaan makan penderita secara drastis, sehingga hal ini akan sulit

dilaksanakan (Djunaedi, dkk, 2013).

Pengobatan non farmakologis yang lain, yaitu menghindarkan

faktor risiko seperti merokok, minum alkohol, hiperlipidemia, dan

stres. Merokok dapat meningkatkan tekanan darah, walaupun pada

beberapa survei didapat pada kelompok perokok, tekanan darahnya

lebih rendah daripada kelompok yang tidak merokok. Alkohol

diketahui dapat meningkatkan tekanan darah, sehingga menghindari

alkohol berarti menghindari kemungkinan hipertensi. Olahraga yang

teratur dibuktikan dapat menurunkan tekanan perifer, sehingga dapat

menurunkan tekanan darah. Dengan olahraga, akan timbul perasaan

santai, dapat menurunkan berat badan, sehingga dapat menurunkan

tekanan darah (Rudianto, 2013).

Terapi non farmakologis harus selalu digunakan pada pasien

dengan hipertensi perbatasan dan tanpa kerusakan organ, terutama

pada orang yang kegemukan (obesitas). Terapi non farmakologis

Page 38: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

25

mencakup penurunan berat badan, pembatasan garam, latihan fisik,

dan pengubahan pola hidup mengurangi asupan lemak, menghentikan

kebasaan merokok, dan mengurangi konsumsi alkohol sampai kurang

dari 2 gelas bir per hari (Nugroho, 2007).

Mekanisme obesitas dapat dilakukan dengan: Penurunan BB

(Berat Badan) akan menurunkan TD (tekanan darah) melalui

penurunan tonus simpatis. Pada percobaan binatang yang dilakukan,

dimana binatang tersebut diberikan makanan yang sangat banyak

ternyata mengakibatkan naiknya TD. Itulah yang mendasari bahwa ada

hubungan obesitas dengan hipertensi.

Modifikasi gaya hidup dapat mempunyai pengaruh yang

mendasar terhadap morbiditas dan mortalitas. Diet yang kaya buah-

buahan, sayuran dan rendah lemak serta rendah lemak jenuh (diet

DASH) dapat menurunkan tekanan darah. Terapi tambahan dapat

mencegah atau mengurangi hipertensi akibat kardiovaskuler (Gofir,

2004). Pengelompokan resiko dan terapi non farmakologi dapat

dilakukan seperti tampak pada tabel 2.2. berikut.

Tabel 2.2. Pengelompokan Resiko dan Terapi

Derajattekanan darah

(mmHg)

Kelompokresiko A

(tidak adafaktor resiko)

Kelompok resikoB (paling sedikit1 faktor resiko,tidak termasuk

diabetes)

Kelompok resikoC (TOD/CCD

dan/atau diabetesdengan ada faktor

resikolainnya)Normal tinggi(130-139/85-

89)

Modifikasigaya hidup

Modifikasi gayahidup

Terapi obat

Derajat 1(140-159/80-

99)

Modifikasigaya hidup

Modifikasi gayahidup

Terapi obat

Page 39: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

26

Derajat 2 dan 3(≥160 / ≥100)

Terap obat Terapi obat Terapi obat

Sumber : Gofir (2004)

Tabel 2.3.Modifikasi Gaya Hidup Untuk Pencegahan dan Penatalak-sanaan Hipertensi

Modifikasi Gaya Hidup1. Kurangi berat badan jika berlebih2. Batasi asupan alkohol, etanol tidak lebih dari 1oz (30ml), bir misal

24 oz (720 ml), anggur 10 oz (300 ml) atau wiski 2 oz (60 ml) tiaphari atau 0,5 oz (15 ml) etanol tiap hari untuk wanita dan orangdengan berat badan yang lebih ringan

3. Tingkatkan aktivitas fisik aerobik (30-45 menit hampir tiap haridalam satu minggu)

4. Kurangi asupan natrium tidak berlebih dari 100 mmol/hari (2,4gram natrium atau 6 gram natrium klorida)

5. Pertahankan asupan kalium adekuat dalam diet (kira-kira 90mmol/hari)

6. Pertahankan intake kalsium dan magnesium yang adekuat dalamdiet untuk kesehatan secara umum

7. Berhenti merokok dan kurangi asupan lemak jenuh dalam diet dankolestrol untuk keseharan kardiovaskuler secara keseluruhan

Sumber: Lawrance M. Tierney (2004)

e. Terapi Hipertensi dengan Herbal

Penggunaan herbal dan bahan alami sudah banyak dilakukan

oleh masyarakat dunia untuk mengontrol dan mengobati penyakit.

Begitu pula dengan hipertensi. Banyak tanaman obat atau herbal yang

berpotensi dimanfaatkan sebagai obat antihipertensi. Beberapa

tanaman baik secara tradisional ataupun yang telah didukung dengan

pembuktian secara preklinis (pengujian terhadap hewan coba) maupun

secara klinis (pengujian terhadap manusia) dapat mengontrol atau

mengendalikan tekanan darah (Djunaedi, dkk, 2013).

Mekanisme secara umum tanaman obat dalam mengontrol

tekanan darah, antara lain memberikan efek dilatasi pada pembuluh

Page 40: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

27

darah dan menghambat efek dilatasi pada pembuluh darah dan

menghambat angiotensin converting enzyme (ACE). Selain itu, sediaan

herbal dapat pula berupa kombinasi antara efek diuretik (peluruh air

seni), efek penenang atau obat tidur, dan efek terapi yang lebih baik

(Mun’im dan Hanani, 2011).

Pengurangan volume cairan dalam darah dengan diuretik,

dapat menstimulasi penurunan jumlah natrium pada ginjal sehingga

tekanan darah menurun. Ginjal dapat menurunkan tekanan darah

melalui sistem renin-angiotensin. Ginjal akan mengekskresikan renin

dalam responnya untuk menurunkan natrium atau sinyal dari susunan

saraf simpatik. Renin akan membantu menghasilkan komponen

angotensin, suatu pegkonstriksi pembuluh darah yang kuat.

Penghambatan sistem renin-angiotensin memungkinkan dapat

menurunkan kemampuan ginjal dalam meningkatkan tekanan darah

(Mun’im dan Hanani, 2011).

Beberapa tanaman yang dapat dijadikan pengobatan secara

herbal meliputi :

1) Daun Seledri

Seledri (Apium graveolens, Linn.) merupakan tanaman

terna tegak dengan ketinggian lebih kurang dari 50 cm. Semua

bagian tanaman seledri memiliki bau yang khas, identik dengan

sayur sub. Bentuk batangnya bersegi, bercabang, memiliki ruas,

dan tidak berambut. Bunganya berwarna putih, kecil, menyerupai

Page 41: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

28

payung, dan majemuk. Buahnya berwarna hijau kekuningan

berbentuk kerucut. Daunnya memiliki pertulangan yang menyirip,

berwarna hijau, dan bertangkai. Tangkai daun yang berair dapat

dimakan mentah sebagai lalapan dan daunnya digunakan sebagai

penyedap masakan, seperti sayur sop (Djunaedi, dkk, 2013).

Contoh ramuan seledri secara sederhana sebagai berikut :

(Djunaedi, dkk, 2013)

Bahan : 1) 15 batang seledri utuh, cuci bersih

2) 3 gelas air

Cara membuat dan aturan pemakaian :

1) Potong seledri secara kasar

2) Rebus seledri hingga mendidik dan tinggal

setengahnya, minum air rebusan sehari 2 kali

setelah makan.

Hubungan dengan hipertensi, seledri berkhasiat menurun-

kan tekanan darah (hipotensif atau antihipertensi). Sebuah

percobaan perfusi pembuluh darah menunjukkan bahwa apigenin

mempunyai efek sebagai vasodilator perifer yang berhubungan

dengan efek hipotensifnya. Percobaan lainnya menunjukkan efek

hipotensif herba seledri berhubungan dengan integritas sistem saraf

simpatik (Mun’im dan Hanani, 2011).

Penelitian terbaru mengenai efek ekstrak etanol seledri

untuk menurunkan tekanan darah pada laki-laki dewasa dilakukan

Page 42: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

29

oleh Oddy Litanto (2010) dari Universitas Maranatha, Bandung,

hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan terhadap penurunan tekanan darah sukarelawan sebelum

dan setelah meminum ekstrak etanol seledri. Nilai rata-rata tekanan

darah sukarelawan setelah minum ekstrak etanol seledri, yaitu

tekanan darah sistole 109,40 dan tekanan darah diastole 70,20

mmHg sedangkan nilai rata-rata tekanan darah sebelum minum

ekstrak etanol seledri adalah tekanan darah sistole 116,02 dan

tekanan darah diastole 74,79 mmHg, dengan demikian, penelitian

ini menyimpulkan bahwa ekstrak etanol seledri dapat menurunkan

tekanan darah sistolik dan diastolik.

2) Daun Blimbing Wuluh

Pohon blimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) tergolong

kecil dengan tinggi tanaman mencapai 10 m. Batangnya kasar,

tidak terlalu besar, dan memiliki banyak tonjolan. Percabangan

sedikit, arahnya condong ke atas. Daun tersusun majemuk yang

terdri dari 21-45 pasang daun. Permukaan daun bagian atas

merambat jarang, sedangkan bagian bawah berambut padat seperti

beludru. Panjang daun 2-10 cm dan lebar 1,25 – 3 cm.

Secara empiris atau tradisional, daun blimbing wuluh telah

banyak digunakan untuk mengatasi hipertensi. Daun belimbing

wuluh dapat menurunkan tekanan darah melalui mekanisme

diuraikan pada hewan uji marmot, yakni mengurangi jumlah air

Page 43: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

30

dalam plasma darah dengan cara mengeluarkannya sebagai urine

(Mun’im dan Hanani, 2011).

Contoh ramuan daun blimbing wuluh dapat dijelaskan sebagai

berikut :

Bahan : 1) 50 gram daun blimbing wuluh, cuci bersih

2) 300 ml air.

Cara membuat dan aturan pemakaian :

1) Rebus daun blimbing wuluh hingga mendidik dan air tersisa

setengahnya.

2) Saring selagi hangat dan minum dua kali sehari setelah makan.

Penelitian yang dilakukan oleh Muniroh, L, dkk (2013),

yang meneliti tentang pengaruh pemberian jus buah blimbing dan

mentimun terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik

penderita hipertensi, hasil penelitian menunjukkan bahwa pada

kelompok perlakuan terdapat perbedaan antara tekanan darah

sistolik sebelum dan sesudah diberi perlakuan (p = 0,02), hal ini

berarti terdapat pengaruh pemberian jus buah blimbing dan

mentimun terhadap penurunan tekanan darah diastolik dan sistolik.

Ekstrak kasar etanol dengan dosis 25 mg/kg bobot badan

dapat menurunkan tekanan darah hingga 41,25 mmHg. Jika ekstrak

dimurnikan menggunakan pelarut heksan, penurunannya dapat

mencapai 51,5 mmHg. Pengaruh pemberian obat antihipertensi

sebaiknya tidak berlangsung terlalu cepat dalam menurunkan

darah. Lamanya penurunan tekanan darah setelah pemberian

Page 44: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

31

ekstrak kasar lebih cepat (0,99 menit) dibandingkan dengan ekstrak

(1,43 menit). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak

kasar ataupun ekstrak yang telah dimurnikan dari daun belimbing

wuluh memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai obat

antihipertensi.

2.2. Keaslian Penelitian

Sejauh penelusuran yang dilakukan, belum pernah ditemukan pada

penelitian yang sama, namun ada beberapa penelitian terdahulu yang dapat

dijadikan acuan, hal ini dapat disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 2.4. Hasil-Hasil Penelitian TerdahuluNo Nama Peneliti Judul Metode Hasil1 Muzakar dan

Nuryanto(2012)

Pengaruh pemberi-an air rebusanseledri terhadappenurunan tekanandarah padapenderita hipertensi

Jenis penelitiandeskriptif analitikdengan rancanganquasi eksperimen.Alat analisis yangdigunakan denganuji dua mean yaituuji t-test.

Hasil Uji statistikdidapatkan p value <0.05 disimpulkanbahwa ada pengaruhpemberian air rebusanseledri terhadappenurunan tekanandarah.

2 Muniroh, L,

dkk (2013)

Pengaruh

Pemberi-an Jus

Buah Belim-bing

dan Mentimun

terhadapPenurunanTekanan Darah.

Rancangan

penelitian dengan

quasy eksperimen

dengan desain

Randomized

Pretest-PosttestControl GroupDesign denganpemberiansecara Single

Blind. Alat

analisis data

dengan

independen t-test.

Tidak ada bedatekanan darah sistolikawal dan diastolikawal antara kelompokperlakuan dankelompok kontrol.Pada kelompokperlakuan terdapatperbedaan antaratekanan darah sistoliksebelum dan sesudahdiberi perlakuan.Demikian juga padatekanan darahdiastolik sebelum dansesudah perlakuan.Pada kelompok

Page 45: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

32

kontrol, tidakterdapat perbedaanantara tekanan darahsistolik sebelum dansesudah perlakuan.Demikian jugadengan tekanan darahdiastolik tidakterdapat perbedaan.Tidak terdapatperbedaan penurunantekanan darah sistolikantara kelompokperlakuan dankelompok kontrol.Sedangkan untuktekanan darahdiastolik terdapatperbedaan penurunanantara kelompokperlakuan dankelompok kontrol.

3 Pradana danJuanita (2014)

Perbedaan tekanandarah sebelum dansesudah pemberianinfusum belimbingwuluh padapenderitahipertensi diDusun BlungkanDesa Sendabgrejo

Jenis penelitianquasi eksperimendengan rancanganpra-paska testdengan satukelompok. Alatanalisis ujiwilcoxon signedranks test.

Hasil penelitian me-nunjukkan rata-ratatekanan darah sistoliksebelum pemberianinfusum belimbingwuluh adalah 171mmHg, rata-ratatekanan darah sistoliksesudah pemberianinfusum belimbingwuluh adalah 152mmHg, terdapatperbedaan tekanandarah sebelum dansesudah mengkon-sumsi infusumbelimbing wuluh.Hasil uji Paired t-testdidapatkan nilai p =0,000.

Page 46: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

33

2.3. Kerangka Teori

Hipertensi

Jenis Hipertensi

Etiologi

PenangananHipertensi

Jenis Hipertensi :

1. Normal2. Pre Hipertensi3. Hipertensi derajat 14. Hipertensi derajat 2

1. Faktor resiko yang tidakdapat dikontrol:a. Jenis kelaminb. Usiac. Keturunan

(genetik)2. Faktor yang dapat dikontrol

a. Kebiasaan merokokb. Stressc. Aktivitas olahragad. Alkohole. Obesitas

1. Farmakologia. Deuretikb. Penghambat simpatisc. Betablokerd. Vasodilatatore. Antagonis kalsiumf. Penghambat reseptor

2. Non Farmakologia. Mengurangi berat

badan jika berlebihb. Batasi asupan alkoholc. Aktifitas fisikd. Kurangi asupan

kalsium bila berlebihe. Herbal

1) Daun seledri2) Daun belimbing

Page 47: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

34

Gambar 2.1. Kerangka TeoriSumber: Lewa, dkk (2010), Lawrance M. T (2004), (Djunaedi, dkk, 2013)

2.4. Kerangka Konsep

Gambar 2.2.Kerangka Konsep

2.5. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak ada pengaruh daun seledri dan daun blimbing wuluh terhadap

tekanan darah pada lansia hipertensi di Desa Pondok Kecamatan

Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri.

Ha : Ada pengaruh daun seledri dan daun blimbing wuluh terhadap tekanan

darah pada lansia hipertensi di Desa Pondok Kecamatan Ngadirojo,

Kabupaten Wonogiri.

Tekanan Darah preintervensi

Penanganan nonfarmakologis: daun seledridan daun blimbing wuluh

Tekanan Darah postintervensi

Page 48: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

35

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan eksperimen

semu/quasi eksperimen yaitu rancangan percobaan tidak murni dengan

penelitian uji klinis tetapi melakukan perlakuan tehnik pendekatan dengan

terapi herbal yaitu pemberian rebusan daun seledri dan daun blimbing wuluh

pada lansia hipertensi. Penelitian ini menggunakan rancangan one group pre

and post test design yaitu rancangan perlakuan menggunakan satu kelompok

sampel yang sama dengan satu penilaian setelah perlakuan. Menurut

Sugiyono (2008), rancangan one-group pretest-posttest design merupakan

pengamatan pada satu kelompok sebelum diberi perlakuan dan sesudah

diberi perlakuan. Hal ini dapat digambarkan seperti tampak pada gambar 3.1.

berikut.

Subjek Pre Perlakuan Post

K O 1 O1

Keterangan :

K : Subjek, yaitu lansia hipertensi

O : Tahap pengukuran tekanan darah sebelum diberikan daun seledri dan

daun blimbing wuluh.

1 : Tahap perlakuan, yaitu saat dimana responden diberikan daun seledri

dan daun blimbing wuluh.

O1 : Tahap pengukuran tekanan darah sesudah diberikan daun seledri dan

daun blimbing wuluh.

Page 49: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

36

3.2. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia penderita hipertensi

yang ada di 6 posyandu lansia di wilayah Desa Pondok Kecamatan

Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri sebanyak 68 lansia.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

populasi (Arikunto, 2010). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan

pertimbangan tertentu. Pembagian sampel berdasarkan tujuan tertentu

yang tidak menyimpang dari kriteria yang sudah ditetapkan oleh peneliti.

Adapun criteria yang menjadi responden adalah :

a) Kriteria inklusi

1) Lansia yang tinggal di Desa Pondok Kecamatan Ngadirojo,

Kabupaten Wonogiri.

2) Lansia sehat jasmani dan rohani

3) Usia ≥ 60 tahun

4) Lansia yang menderita hipertensi yang tidak mengkonsumsi obat

hipertensi

b) Kriteria eksklusi

1) Lansia yang tidak kooperatif, tidak mengikuti kegiatan secara penuh

2) Lansia yang mempunyai penyakit kronis lain (misalnya : jantung dan

diabetes mellitus)

3) Dalam perawatan khusus, perawatan medis

Page 50: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

37

3. Besar sampel

Besar sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini ditentukan

dengan rumus menurut (Riyanto, 2011) sebagai berikut :

n =)1(..

)1(..22

2

PPZdN

PPZN

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = besar penyimpangan 0,1

P = Proporsi kejadian, jika belum diketahui = 0,5

Z = tingkat kepercayaan 95%= 1,96

Besar sampel dalam penelitian ini adalah :

n =)5,01(5,0.)96,1()1,0(.68

)5,01(5,0.)96,1(.6822

2

n =96,068

25,0.8416,3.68

n =76,1

83,76

n = 33,64 34 orang

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik

purposive sampling, yaitu dengan menentukan sampel terlebih dahulu

dengan syarat inklusi yang telah dijelaskan di muka, dan jumlah sampel

dalam penelitian ini ditentukan sebanyak 34 orang yang diberi

campuran rebusan daun seledri dan daun blimbing wuluh.

Page 51: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

38

3.3. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Pebruari-Maret 2015 dengan

mengambil tempat di Desa Pondok, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten

Wonogiri.

3.4. Variabel, Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua, yaitu variabel bebas

adalah variabel yang menyebabkan berubahnya nilai dari variabel terikat dan

merupakan variabel bebas (Setiadi, 2007), dalam penelitian ini adalah

pemberian campuran daun seledri dan daun blimbing wuluh. Adapun variabel

yang lain adalah variabel terikat yaitu variabel yang diduga nilainya akan

berubah karena pengaruh dari variabel bebas (Setiadi, 2007), variabel terikat

dalam penelitian ini adalah tekanan darah pada lansia hipertensi.

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang menjelaskan

bagaimana caranya menentukan variabel dan mengukur suatu variabel,

sehingga definisi operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan

membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Setiadi,

2007). Definisi operasional dalam penelitian ini dapat dikemukakan dalam

tabel berikut :

Page 52: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

39

3.5.Pengumpulan Data dan Rencana Jalannya Penelitian

Pengumpulan data merupakan langkah awal dalam mendapatkan data

penelitian. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan tahap sebagai

berikut:

1. Tahap persiapan

a. Peneliti mengajukan permohonan ijin penelitian kepada Kepala

desa Pondok kecamatan Ngadirojo kabupaten Wonogiri

b. Peneliti meminta ijin kepada Kepala Puskesmas untuk pengambilan

data di wilayah kerja Puskesmas Ngadirojo.

c. Mengajukan permohonan ijin penelitian kepada Kesbanglinmas.

No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur IndikatorPenilaian

Skala

1 Campuranrebusan daunseledri dandaunblimbingwuluh

Campuran dari daun seledri dandaun blimbing wuluh merupakancairan dari hasil rebusancampuran daun seledri dan daunblimbing wuluh yang diberikankepada lansia hipertensi denganmenggunakan gelas ukuran ±200 cc.

Gelas ukur. - -

3. Tekanandarah

Angka yang didapat dari hasilpengukuran tekanan darah padalansia dengan menggunakantensimeter air raksa yangdilakukan sebelum diberikancampuran rebusan daun seledridan rebusan daun blimbingwuluh.

TensimeterAir raksa

PengukuranSistole danDiastole

Interval

Page 53: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

40

2. Tahap pelaksanaan

a. Peneliti menetapkan responden yang sesuai dengan kriteria inklusi

penelitian.

b. Peneliti meminta bantuan pada kader posyandu dalam pengumpulan

responden

c. Melakukan wawancara pada responden tentang kesediaannya menjadi

responden.

d. Menjelaskan pada responden tentang tujuan,manfaat dan akibat menjadi

responden.

e. Calon responden yang setuju diminta tanda tangan pada lembar surat

pernyataan kesanggupan menjadi responden.

f. Memberi penjelasan kepada lansia tentang tata cara membuat,

komposisi, aturan minum air rebusan daun seledri dan daun belimbing

wuluh yang dilakukan dua kali sehari pada pagi dan sore hari.

g. Mengukur tekanan darah responden sebelum mengkonsumsi air rebusan

daun seledri dan daun belimbing wuluh.

h. Setelah 3 hari peneliti kembali melakukan pengukuran terhadap tekanan

darah responden setelah mengkonsumsi air rebusan daun seledri dan

daun belimbing wuluh .

i. Melakukan rekapitulasi data responden.

3. Tahap Pelaporan

Data yang telah selesai dianalisis kemudian disajikan dalam bentuk

tabel dan narasi. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

Page 54: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

41

a. Membuat tabel sesuai dengan kelompok data yang ada.

b. Mendeskripsikan data secara kuantitatif dari data yang ada.

c. Menginterpretasikan data-data tersebut dengan teori-teori dari

penelusuran kepustakaan yang ada.

3.6.Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk menunjang penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Tensi air raksa

2. Bolpoint

3. Kertas

4. Note Book

5. Rebusan daun seledri dan daun blimbing wuluh

3.7.Uji Normalitas

Pengujian mengenai hasil penelitian variabel tekanan darah sebelum

dan sesudah ada intervensi yaitu diberi campuran rebusan daun seledri dan

daun blimbing wuluh diuji dengan paired simple t-test dan wilcoxon signed

ranks test yang sebelumnya data diuji normalitas data dengan uji Saphiro

wilk. Hasil pengujian menunjukan data berdistribusi normal yang ditandai

dengan nilai p ≥ 0,05 dan data berdistribusi tidak normal yang ditandai

dengan nilai p < 0,05.

Page 55: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

42

3.8.Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan data

Data yang telah terkumpul dalam tahap pengumpulan data, perlu

dilakukan pengolahan data dengan tahapan sebagai berikut:

a. Editing

Proses editing dilakukan untuk meneliti kembali apakah isian

lembar kuesioner sudah lengkap atau belum. Editing dilakukan di

tempat pengumpulan data, sehingga apabila ada kekurangan dapat

segera di lengkapi.

b. Coding

Coding adalah usaha mengklasifikasi jawaban-jawaban/hasil-

hasil yang ada menurut macamnya. Klasifikasi dilakukan dengan jalan

manandai masing-masing jawaban dengan kode berupa angka,

kemudian dimasukkan dalam lembaran tabel kerja guna

mempermudah membacanya. Hal ini penting untuk dilakukan karena

alat yang digunakan untuk analisa data dalam komputer yang

memerlukan suatu kode tertentu.

c. Scoring

Pemberian nilai pada masing-masing jawaban dari pertanyaan

yang diberikan kepada responden sesuai dengan ketentuan penilaian

yang telah ditentukan. Hal ini penting untuk dilakukan karena alat

yang digunakan untuk analisa data dalam komputer melalui program

komputer yang memerlukan suatu kode tertentu. Adapun kode yang

dimaksud adalah:

Page 56: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

43

1) Karakteristik responden

a) Umur : - 60 - 65 tahun = 1

- 66 - 75 tahun = 2

- > 75 tahun = 3

b) Jenis Kelamin : - Laki-laki = 1

- Perempuan = 2

c) Lama hipertensi : - < 2 tahun = 1

- 2 – 4 tahun = 2

- > 4 tahun = 3

d. Tabulating

Kegiatan memasukkan data-data hasil penelitian ke dalam tabel-tabel

sesuai kriteria sehingga didapatkan jumlah data sesuai dengan

kuesioner

2. Analisa data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Analisis univariat

dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik lansia

(umur, jenis kelamin dan lama hipertensi), tekanan darah lansia

sebelum diberi campuran rebusan daun seledri dan daun blimbing

wuluh serta tekanan darah lansia sesudah diberi campuran rebusan

daun seledri dan daun blimbing wuluh.

Pada analisis univariat, data yang diperoleh dari hasil

pengumpulan dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi,

Page 57: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

44

ukuran tendensi sentral atau grafik. Tabel distribusi frekuensi

digunakan untuk menyajikan data yang bersifat interval dan ordinal

yaitu jenis kelamin dan umur. Ukuran tendensi sentral digunakan

untuk menyajikan data yang bersifat interval, dalam penelitian ini

adalah tekanan darah lansia sebelum diberikan intervensi dan tekanan

darah lansia setelah diberikan intervensi berupa pemberian campuran

rebusan daun seledri dan daun blimbing wuluh.

b. Analisis bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui pengaruh antara

variabel bebas dengan variabel terikat. Untuk dapat menguji hipotesis

dan menganalisa data yang diperoleh, menggunakan bebarapa uji

Paired Simple t-test (Notoatmodjo, 2010). Paired Simple t-test ini

digunakan untuk mengetahui perbedaan skor tekanan darah sebelum

dan setelah diberi terapi yang berupa pemberian rebusan daun seledri

dan daun blimbing wuluh. Jika data tidak berdistribusi normal maka

analisa data menggunakan uji Wilcoxon Rank Test.

3.9.Etika Penelitian

Etika penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting dalam

pelaksanaan penelitian, mengingat penelitian ini berhubungan langsung

dengan manusia maka dari itu penelitian ini harus benar-benar diperhatikan

karena manusia mempunyai hak asasi dalam kegiatan penelitian. Masalah

etika penelitian sebagai berikut :

Page 58: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

45

1. Informed Consent (persetujuan)

Lembar persetujuan diberikan kepada responden. Kemudian peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, dampak yang mungkin terjadi

selama dan setelah penelitian. Jika responden bersedia, maka harus

menandatangani lembar persetujuan.

2. Anomin (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak mencantumkan nama responden

tetapi diganti dengan kode atau insial responden.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi dari responden dijamin oleh peneliti.

Page 59: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daun seledri dan daun

blimbing wuluh terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi di Desa Pondok

Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri. Waktu penelitian dilakukan pada

bulan Pebruari – Maret 2015 dengan jumlah responden sebanyak 34 responden

yang terbagi dalam 2 kelompok pengukuran tekanan darah, yaitu kelompok

pengukuran sebelum diberikan daun seledri dan daun blimbing wuluh dan

kelompok pengukuran tekanan darah sesudah diberikan daun seledri dan daun

blimbing wuluh pada lansia.

4.1 Analisis Univariat

4.1.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini membahas tentang

umur, jenis kelamin, dan lama menderita hipertensi. Hal ini dapat

dikemukakan seperti tampak pada pembahasan berikut :

a. Umur

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi UmurUmur Jumlah (%)60 - 65 tahun 6 17.666 – 75 tahun 20 58.8> 75 tahun 8 23.5Jumlah 34 100.0

Tabel 4.1. menunjukkan bahwa sebagian kecil responden

mempunyai umur antara 60-65 tahun (17,6%) kemudian umur lebih

dari 75 tahun (23,5%) dan sebagian besar responden berumur antara

66-75 tahun (58,8%).

Page 60: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

47

b. Jenis Kelamin

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Jenis KelaminJenis Kelamin Jumlah (%)Laki-laki 11 32.4

Perempuan 23 67.6

Jumlah 34 100,0

Tabel 4.2. menunjukkan bahwa sebagian kecil responden

berjenis kelamin laki-laki (32,4%) dan sebagian besar responden

berjenis kelamin perempuan (67,6%).

c. Lama Hipertensi

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Lama Hipertensi

Lama Hipertensi Jumlah (%)< 2 tahun 6 17.62 – 4 tahun 13 38.2> 4 tahun 15 44.1Jumlah 34 100,0

Tabel 4.3. menunjukkan bahwa sebagian kecil responden

mempunyai lama hipertensi kurang dari 2 tahun (17,6%), kemudian 2-

4 tahun (38,2%) dan sebagian besar responden mempunyai lama

hipertensi lebih dari 4 tahun (44,1%).

4.1.2 Tekanan Darah pada Lansia Sebelum diberikan daun seledri dan

daun blimbing

Besaran nilai tekanan darah pada lansia sebelum diberikan rebusan

daun seledri dan daun blimbing dapat ditampilkan dalam tabel 4.4

Page 61: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

48

Tabel 4.4Deskripsi tekanan darah pada lansia sebelum diberikan rebusan daun

seledri dan daun blimbing wuluh di Desa Pondok, Ngadirojo Wonogiri

Tekanan Darah Mean SD Minimum Maximum

Sistolis 170,74 22,15 140 220

Diastolik 94,41 8,14 80 120

Tabel 4.4. diperoleh rata-rata nilai tekanan darah sistole pre test

sebesar 170,74 tergolong mempunyai tekanan darah tinggi, nilai standar

deviasi sebesar 22,16 dengan nilai tekanan darah sistole terendah sebelum

diberikan rebusan daun seledri dan daun blimbing wuluh yang dimiliki

responden sebesar 140 mmHg dan nilai tekanan darah sistole tertinggi

sebesar 220 mmHg, dengan nilai tekanan darah sistolis tertinggi 220

mmHg dan terendah 140 mmHg.

Nilai rata-rata tekanan darah diastole pre test sebesar 94,41

tergolong mempunyai tekanan darah tinggi, nilai standar deviasi sebesar

8,14 dengan nilai tekanan darah diastole terendah sebelum diberikan

rebusan daun seledri dan daun blimbing wuluh yang dimiliki responden

sebesar 80 mmHg dan nilai tekanan darah diastole tertinggi sebesar 120

mmHg, dengan nilai tekanan darah sistolis tertinggi 120 mmHg dan

terendah 80 mmHg.

4.1.3 Tekanan Darah pada Lansia Sesudah diberikan daun seledri dan

daun blimbing

Besaran nilai tekanan darah pada lansia sesudah diberikan rebusan

daun seledri dan daun blimbing dapat ditampilkan dalam tabel 4.5.

Page 62: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

49

Tabel 4.5Deskripsi tekanan darah pada lansia sesudah diberikan rebusan daun

seledri dan daun blimbing wuluh di Desa Pondok, Ngadirojo Wonogiri

Tekanan Darah Mean SD Minimum Maximum

Sistolis 153,38 22,45 100 200

Diastolik 89,26 7,40 70 100

Tabel 4.5. diperoleh rata-rata nilai tekanan darah sistole post test

sebesar 153,38 tergolong mempunyai tekanan darah tinggi, nilai standar

deviasi sebesar 23,45 dengan nilai tekanan darah sistole terendah sesudah

diberikan rebusan daun seledri dan daun blimbing wuluh yang dimiliki

responden sebesar 110 mmHg dan nilai tekanan darah sistole tertinggi

sebesar 200 mmHg.

Nilai rata-rata tekanan darah diastole pre test sebesar 89,26

tergolong mempunyai tekanan darah tinggi, nilai standar deviasi sebesar

7,40 dengan nilai tekanan darah diastole terendah sebelum diberikan

rebusan daun seledri dan daun blimbing wuluh yang dimiliki responden

sebesar 70 mmHg dan nilai tekanan darah diastole tertinggi sebesar 100

mmHg.

4.2 Analisis Bivariate

4.2.1 Uji Normalitas Data

Tujuan analisis normalitas data adalah untuk mengetahui adakah data

penelitian berdistribusi normal atau tidak. Data berdistribusi normal

memiliki nilai p-value > 0,05 (Sugiyono, 2011). Uji normalitas data

menggunakan uji Saphiro wilk. Hasil uji normalitas data ditampilkan

dalam tabel 4.6.

Page 63: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

50

Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas DataData Penelitian Z p-value Kesimpulan

Tekanan sistolik pre test 0,939 0,048 Tidak NormalTekanan sistolik post test 0,826 0,000 Tidak NormalTekanan diastolik pre test 0,945 0,089 NormalTekanan diastolik post test 0,849 0,000 Tidak Normal

Tabel 4.6 diperoleh data bahwa data tekanan darah sistolik sebelum

dan sesudah diberikan rebusan daun seledri dan daun blimbing wuluh

mempunyai nilai signifikan masing-masing (0,048 dan 0,000) yang

nilainya lebih dari 0,05 sehingga data tidak berdistribusi normal. Dari data

tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah diberikan rebusan daun

seledri dan daun blimbing wuluh mempunyai nilai signifikan 0,089 yang

berarti data berdistribusi normal namun pada data sesudah perlakuan

sebesar 0,000 yang nilainya lebih dari 0,05 sehingga data berdistribusi

tidak normal.Oleh karena data tidak berdistribusi normal maka pengujian

hipotesis yang digunakan dengan analisis Wilcoxon signed ranks test.

4.2.2 Tekanan darah sistolik pre test dan post test pada lansia hipertensi di desa

Pondok Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Wonogiri

Untuk mengetahui perbedaan rata-rata tekanan darah sistolik pre

test dan post test pada lansia hipertensi di desa Pondok Kecamatan

Ngadirejo Kabupaten Wonogiri menggunakan uji statistik paired sample t-

test ditampilkan dalam tabel 4.7.

Tabel 4.7.Tekanan darah sistolik pre dan post test pada lansia hipertensi di desa

Pondok Kecamatan Ngadirejo Kabupaten WonogiriTekanan Darah Mean t-test p-value Keputusan

Sistolik pre test-Sistolik Post test

170,749,120 0.000 Ho ditolak

153,38

Page 64: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

51

Tabel 4.7 diperoleh hasil uji paired simple t-test pada lansia

hipertensi sebelum diberikan daun seledri dan daun blimbing wuluh nilai

p-value = 0,000 < 0,05, hal ini menunjukkan Ho ditolak, sehingga

disimpulkan ada perbedaan rata-rata tekanan sistolik pre test dan post test

pada lansia hipertensi di desa Pondok Kecamatan Ngadirojo Kabupaten

Wonogiri.

4.2.3 Tekanan darah diastole pre test dan post test pada lansia hipertensi di desa

Pondok Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri

Untuk mengetahui nilai rata-rata tekanan darah diastole pre test dan

post test pada lansia hipertensi menggunakan uji statistik dengan Wilcoxon

signed ranks test ditampilkan dalam tabel 4.8.

Tabel 4.8.Tekanan darah diastole pre dan post test pada lansia hipertensi di desa

Pondok Kecamatan Ngadirojo Kabupaten WonogiriTekanan Darah Mean t-test p-value Keputusan

Diastole pre test-Diastole post test

94,415,104 0.000 Ho ditolak

89,26

Tabel 4.8 diperoleh hasil uji wilcoxon signed ranks test pada lansia

hipertensi sebelum diberikan daun seledri dan daun blimbing wuluh nilai

p-value = 0,000 < 0,05, hal ini menunjukkan Ho ditolak, sehingga

disimpulkan ada perbedaan rata-rata tekanan diastole pre test dan post test

pada lansia hipertensi di desa Pondok Kecamatan Ngadirojo Kabupaten

Wonogiri.

Page 65: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

52

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Analisis Univariat

5.1.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam penelitian ini membahas tentang

umur, jenis kelamin, dan lama menderita hipertensi. Hasil temuan

diketahui bahwa sebagian besar responden berumur antara 66-75 tahun

(58,8%), dan dilihat dari jenis kelamin sebagian besar berjenis kelamin

perempuan (67,6%). Perempuan yang usianya menuju pada menopause,

resiko terjadinya hipertensi meningkat. Hal ini disebabkan oleh faktor

hormonal. Pada wanita premenopause cenderung sensitif akibat perubahan

bentuk pola tubuh dan penurunan hormon estrogen. Menurut Wexler

(2005), penurunan estrogen pada perempuan akan mengalami peningkatan

tekanan darah, karena hormon estrogen juga bisa mengatur sebagian

pembuluh darah bagian tubuh.

Penambahan usia dapat meningkatkan resiko terjangkitnya

penyakit hipertensi (Sufrida,2006). Walaupun penyakit hipertensi biasa

terjadi pada segala usia, tetapi paling sering menyerang orang dewasa yang

berusia 35 tahun atau lebih. Meningkatnya tekanan darah seiring dengan

bertambahnya usia memang sangat wajar. Hal ini disebabkan adanya

perubahan alami pada jantung, pembuluh darah, dan hormon. Namun, jika

perubahan ini disertai dengan faktor resiko lain bisa memicu terjadinya

hipertensi.

Page 66: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

53

Dilihat dari lamanya responden menderita hipertensi, sebagian

kecil responden mempunyai lama hipertensi kurang dari 2 tahun (17,6%),

kemudian 2-4 tahun (38,2%) dan sebagian besar responden mempunyai

lama hipertensi lebih dari 4 tahun (44,1%). Perjalanan penyakit hipertensi

sangat perlahan. Penderita hipertensi mungkin tidak menunjukkan gejala

selama bertahun-tahun. Masa laten ini menyelubungi perkembangan

penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang bermakna (Wilson, 2005).

Dalam jangka waktu lama, lesi-lesi sklerotik yang terbentuk dari

kerusakan nefron semakin banyak sehingga dapat menimbulkan obliterasi

glomerulus, yang mengakibatkan penurunan fungsi ginjal lebih lanjut dan

menimbulkan lingkaran setan yang berkembang secara lambat dan

berakhir sebagai penyakit gagal ginjal terminal (Guyton and Hall, 2007).

5.1.2 Tekanan Darah pada Lansia Sebelum diberikan daun seledri dan

daun blimbing

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai tekanan darah

sistole pre test sebesar 170,74 tergolong mempunyai tekanan darah tinggi,

nilai standar deviasi sebesar 22,16 dengan nilai tekanan darah sistole

terendah sebelum diberikan rebusan daun seledri dan daun blimbing wuluh

yang dimiliki responden sebesar 140 mmHg dan nilai tekanan darah sistole

tertinggi sebesar 220 mmHg.

Nilai rata-rata tekanan darah diastole pre test sebesar 94,41

tergolong mempunyai tekanan darah tinggi, nilai standar deviasi sebesar

8,14 dengan nilai tekanan darah diastole terendah sebelum diberikan

rebusan daun seledri dan daun blimbing wuluh yang dimiliki responden

Page 67: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

54

sebesar 80 mmHg dan nilai tekanan darah diastole tertinggi sebesar 120

mmHg. Hal ini dapat diakibatkan oleh usia dan jenis kelamin.

Berdasarkan fakta bahwa sebagian besar dari penderita hipertensi

berusia 66-75 tahun (58,8%). Hipertensi lebih sering terjadi pada usia tua

dibandingkan usia muda. Penderita usia muda (di bawah 30 tahun)

umumnya mengidap hipertensi sekunder, yang penyebabnya sudah

diketahui pasti, seperti minum pil KB, gangguan fungsi ginjal, dan

gangguan keseimbangan hormon. Sementara hipertensi yang muncul

bersamaan dengan meningkatnya usia, stress, dan faktor keturunan,

disebut hipertensi primer (Anonimous, 2005). Pevalensi hipertensi

meningkat seiring dengan meningkatnya usia. Hal ini disebabkan karena

tekanan arterial yang meningkat sesuai dengan bertambahnya usia,

terjadinya regurgitasi aorta, serta adanya proses degeneratif, yang lebih

sering pada usia tua.

Dan dari segi jenis kelamin menunjukkan bahwa sebagian besar

responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 23 responden

(67,6%). Perempuan yang usianya menuju pada menopause, resiko

terjadinya hipertensi meningkat. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor

hormonal. Pada wanita premenopause cenderung sensitif akibat perubahan

bentuk pola tubuh dan penurunan hormon estrogen. Menurut Wexler

(2002) dalam Pradana, dkk (2014), penurunan estrogen pada perempuan

akan mengalami peningkatan tekanan darah, karena hormon estrogen juga

bisa mengatur sebagian pembuluh darah bagian tubuh.

Page 68: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

55

Teori di atas juga berhubungan dengan teori yang dikemukakan

oleh Sufrida (2006), bahwa penambahan usia dapat meningkatkan resiko

terjangkitnya penyakit hipertensi. Walaupun penyakit hipertensi biasa

terjadi pada segala usia, tetapi paling sering menyerang orang dewasa yang

berusia 35 tahun atau lebih. Meningkatnya tekanan darah seiring dengan

bertambahnya usia memang sangat wajar. Hal ini disebabkan adanya

perubahan alami pada jantung, pembuluh darah, dan hormon. Namun, jika

perubahan ini disertai dengan faktor resiko lain bisa memicu terjadinya

hipertensi.

5.1.3 Tekanan Darah pada Lansia Sesudah diberikan daun seledri dan

daun blimbing

Hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata nilai tekanan darah

sistole post test sebesar 153,38 tergolong mempunyai tekanan darah tinggi,

nilai standar deviasi sebesar 23,45 dengan nilai tekanan darah sistole

terendah sesudah diberikan rebusan daun seledri dan daun blimbing wuluh

yang dimiliki responden sebesar 110 mmHg dan nilai tekanan darah sistole

tertinggi sebesar 200 mmHg.

Adapun rata-rata tekanan darah diastole pre test sebesar 89,26

tergolong mempunyai tekanan darah tinggi, nilai standar deviasi sebesar

7,40 dengan nilai tekanan darah diastole terendah sebelum diberikan

rebusan daun seledri dan daun blimbing wuluh yang dimiliki responden

sebesar 70 mmHg dan nilai tekanan darah diastole tertinggi sebesar 100

mmHg.

Page 69: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

56

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat diketahui bahwa

rata-rata nilai tekanan darah sistole pre test lebih tinggi (170,74)

dibandingkan rata-rata tekanan darah post test (153,38), dengan nilai

tertinggi tekanan darah sistole pre test (220) lebih tinggi dibandingkan post

test (200) dan nilai terendah tekanan darah sistole pre test (140) lebih

tinggi dibandingkan post test (110). Adapun rata-rata nilai tekanan darah

diastole pre test lebih tinggi (94,41) dibandingkan rata-rata tekanan darah

post test (89,26), dengan nilai tertinggi tekanan darah diastole pre test

(200) lebih tinggi dibandingkan post test (120) dan nilai terendah tekanan

darah diastole pre test (80) lebih tinggi dibandingkan post test (70).

Hasil ini sesuai dengan penelitian Somali, (2009), bahwa konsumsi

2 batang seledri (40 gram) / hari selama satu minggu dapat menurunkan

tekanan darah dari 158 / 96 mmHg menjadi 118 / mmHg. Hal ini dapat

terjadi karena daun seledri banyak mengandung Apiin dan substansi

diuretik yang bermanfaat untuk menambah jumlah air kencing, penenang

(senyawa sedtif / Pthalides), karminatif dan mencegah penyempitan

pembuluh darah (Widyawaruyanti, 2009). Disamping kandungan Pthalides

dan magnesium, zat lain yang mampu menurunkan tekanan darah adalah

Apigenin yang bersifat kalsium antagonis yang sangat bermanfaat untuk

mencegah penyempitan pembulu darah. Serta perbandingan kalium dan

natrium yang mendekati rasio ideal (2,75 : 1) untuk mencegah hipertensi

(Khomsan, 2009 dan Hartati, 2009 ).

Page 70: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

57

5.2 Analisis Bivariat

Dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov yang dilakukan untuk mengetahui

distribusi normalitas data, didapatkan hasil bahwa distribusi data adalah

normal untuk tekanan darah sitolik dan tidak normal untuk tekanan darah

diastole, selanjutnya data dari hasil analisa paired t-test, didapatkan nilai p

adalah (0.000) dimana p < 0.05, sehingga H0 ditolak yang artinya terdapat

perbedaan antara tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian rebusan daun

seledri dan daun belimbing wuluh pada penderita hipertensi di desa Pondok

Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri.

5.2.1 Hasil Tekanan Darah Sistolik Sebelum dan Sesudah diberikan rebusan

daun seledri dan daun blimbing wuluh

Setelah data normal maka dilakukan uji paired t-test, dengan hasil

penelitian pada lansia hipertensi sebelum dan sesudah diberikan rebusan

daun seledri dan daun blimbing wuluh nilai p-value = 0,0001 < 0,05, hal

ini menunjukkan Ho ditolak, sehingga disimpulkan ada perbedaan rata-rata

tekanan sistolik pre test dan post test dengan pemberian daun seledri dan

daun blimbing wuluh pada lansia hipertensi di desa Pondok Kecamatan

Ngadirojo Kabupaten Wonogiri.

5.2.2 Hasil Tekanan Darah Diastolik Sebelum dan Sesudah diberikan rebusan

daun seledri dan daun blimbing wuluh

Tekanan darah diastole sebelum dan sesudah pemberian rebusan

daun seledri dan daun blimbing wuluh diperoleh hasil uji wilcoxon signed

ranks test pada lansia hipertensi dengan nilai p-value = 0,0001 < 0,05, hal

Page 71: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

58

ini menunjukkan Ho ditolak, sehingga disimpulkan ada perbedaan rata-rata

tekanan diastole pre test dan post test pada lansia hipertensi di desa

Pondok Kecamatan Ngadirojo Kabupaten Wonogiri.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ternyata terdapat pengaruh

signifikan pemberian rebusan daun seledri dan daun blimbing wuluh terhadap

penurunan tekanan darah baik sistole maupun tekanan darah diastole. Perlu

diketahui bahwa daun seledri dan daun blimbing wuluh selain kaya akan

vitamin dan mineral, belimbing juga merupakan obat yang murah bagi

penderita hipertensi karena buah ini mengandung zat yang dapat menurunkan

tekanan darah. Buah yang menyegarkan ini juga merupakan buah yang mudah

didapat di desa Pondok Kecamatan Ngadirojo Wonogiri. Selain itu, daun ini

juga merupakan penyedia serat yang sangat penting bagi pencernaan. Jika tiap

orang memakan sebuah belimbing yang beratnya 300 gram per hari secara

rutin, dijamin kesehatannya akan terpelihara (Purwaningsih, 2007).

Menurut Purwaningsih (2007), belimbing wuluh merupakan tanaman

multiguna yang memiliki sifat kimiawi dan efek farmakologis. Kandungan

kimia yang terdapat dalam buah belimbing wuluh yang berfungsi untuk

menurunkan tekanan darah yaitu kalium sitrat, yang mana mineral kalium

sitrat dapat berfungsi sebagai diuretik sehingga pengeluaran natrium cairan

meningkat, hal tersebut dapat membantu menurunkan tekanan darah. Maka, 3

buah belimbing wuluh ditambah dengan 1 sendok makan gula pasir yang

direbus dapat menurunkan tekanan darah.

Page 72: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

59

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Pradana dan Juanita (2014), dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-

rata tekanan darah sistolik sebelum pemberian infusum belimbing wuluh

adalah 171 mmHg, rata-rata tekanan darah sistolik sesudah pemberian

infusum belimbing wuluh adalah 152 mmHg, terdapat perbedaan tekanan

darah sebelum dan sesudah mengkonsumsi infusum belimbing wuluh. Hasil

uji Paired t-test didapatkan nilai p = 0,000.

Selain itu, hasil penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian yang

dilakukan oleh Muzakar dan Nuryanto (2012), menunjukkan bahwa baik

tekanan darah sistole maupun diastole terjadi penurunan secara bermakna

setelah diberikan air rebusan seledri + obat anti hipertensi selama 3 hari

berturut-turut. Rata-rata penurunan tekanan sistolik 20,32 mmHg dan

Diastolik 7,09 mmHg. Hasil Uji statistik didapatkan p value < 0.05

disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian air rebusan seledri terhadap

penurunan tekanan darah.

Page 73: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

60

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Karakteristik responden : sebagian besar responden berumur antara 66-75

tahun (58,8%), berjenis kelamin perempuan (67,6%), dan mempunyai

lama hipertensi lebih dari 4 tahun (44,1%).

2. Hasil pengukuran tekanan darah sistole sebelum perlakuan didapatkan data

rata-rata 170,74 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastole sebelum

perlakuan sebesar 94,41 mmHg.

3. Hasil pengukuran tekanan darah sistole sesudah perlakuan didapatkan data

rata-rata 153,38 mmHg dan rata-rata tekanan darah diastole sesudah

perlakuan sebesar 89,26 mmHg.

4. Terdapat pengaruh signifikan daun seledri dan daun blimbing wuluh

terhadap penurunan tekanan darah pada Lansia di Desa Pondok

Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri.

B. Saran-saran

1. Bagi Masyarakat

Dapat memanfaatkan tanaman yang terdapat di sekitar seperti daun seledri

dan belimbing wuluh yang hanya umum digunakan sebagai penambah rasa

asam pada masakan, dan supaya tidak ragu mencoba hal baru dalam

pengobatan alami yang tentunya telah dipelajari dan terbukti memiliki

manfaat.

Page 74: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

61

2. Bagi Institusi pendidikan

Penelitian ini dapat menambah wawasan baru dan informasi tentang

manfaat daun seledri dan daun belimbing wuluh dalam menurunkan

tekanan darah pada penderita hipertensi.

3. Bagi profesi keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi profesi

keperawatan dalam mengembangkan intervensi dan terapi alami

pemberian rebusan daun seledri dan belimbing wuluh atau Averrhoa

bilimbi L. bagi penderita hipertensi.

4. Bagi penelitian lain

Diharapkan dapat menambah beberapa variabel yang dapat mempengaruhi

perubahan dan penurunan tekanan darah selain faktor non farmakologi

(pemberian daun seledri dan daun blimbing wuluh) misalnya faktor pola

makan, stres, aktivitas fisik, genetik serta pengobatan farmakologis.

Page 75: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

59

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Tinjauan Praktek.Jakarta: Rineka Cipta.

Azizah, LM, (2011). Keperawatan Lanjut Usia, Yogyakarta: Graha Ilmu.

Babatsikou, F., & Assimina, Z. (2010). Epidemiology of Hypertension in theElderly. Journal Health Science, Greece, 4(13), 24-26.

Bipat, R., J.R. Tolsie, R.F. Joemnanbaks, J.M. Gummels, J. Klavermeide, N.Jhanjan, S. Orie, K. Rarajiawan, A. van Brusel, R.C. Soekhoe and D.R.A.Mans. 2008. Effects of plants populary used against hypertension onnornephineprinestimulated guinea pig atria. Pharmacognosy. 4 (13) : 12-19.

Badan Pusat Statistik, (2011). Statistik Indonesia. Statistical Yearbook ofIndonesia. Jakarta: BPS.

Bangun, A.P. (2003). Terapi Jus dan Ramuan Tradisional untuk Hipertensi.Jakarta: Agro Media Pustaka.

Bandiyah. (2009). Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik.Yogyakarta: NuhaMedika

Djunaedi, Edi, Yulianti S, dan Rinata MG. (2013). Hipertensi Kandas BerkatHerbal. Jakarta: FMedia.

Ghofir. (2004). Evidence Based Medicine Manajemen Stroke. Yogyakarta :Pustaka Cendikia Press

Hardywinoto. (2005). Panduan Gerontologi: Tinjauan Dari Berbagai Aspek. PT.Cetakan kedua. Gramedia Puataka Utama. Jakarta.

Hernani, Winarti C dan Marwati T. (2009). Pengaruh Pemberian Ekstrak DaunBelimbing Wuluh terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Hewan Uji.Jurnal Pascapanen 6(1) 2009: 54-61.

Hutapea. (2005). Sehat dan Ceria di Usia Senja. Jakarta: Rineka Cipta.

Khuswardhani. (2006). Penatalaksanaan Hipertensi pada Lanjut Usia, JurnalPenyakit Dalam, vol. 7, no. 2. hal. 135-140.

Lewa., Abdul, F., Dewa, P.P., & Bening, R. (2010). Faktor-faktor risiko hipertensisistolik terisolasi pada lanjut usia. Jurnal Berita Kedokteran Masyarakat,26 (4), 12-17.

Lawrence, Tierney M., McPhee Stephen J., Papadakis Maxine A. (2004).Diagnosis dan Terapi Kedokteraan (Penyakit Dalam) Current Medical

Page 76: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

60

Diagnosis & Treatment. Buku Satu. Jakarta: Salemba Medika. Hal 381-382, 391, 395-408.

Maryam, RS, Fatma E, Rosidawati, Junaidi A, dan Batubara. (2011), MengenalLanjut Usia dan Perawatannya, Jakarta: Salemba Medika.

Mun’im, A. & Hanani, E. (2011). Fitoterapi Dasar. Penerbit Dian Rakyat. Jakarta

Muniroh, L, dkk. (2013). Pengaruh Pemberian Jus Buah Belimbing dan Mentimunterhadap Penurunan Tekanan Darah. The Indonesian Journal of PublicHealth, Vol. 4, No. 1, Juli 2007: 25-34

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugroho, Andri. (2008). Hidup Sehat di Usia Senja. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Muzakar dan Nuryanto. (2012). Pengaruh Pemberian Air Rebusan Seledriterhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi. JurnalPembangunan Manusia. Vol.6 No.1 Tahun 2012.

Oddy. Litanto dan Krisanti, Kartika. (2010). Efek Ekstrak Etanol Seledri terhadapPenurunan Tekanan Darah pada Pria Dewasa. Jurnal Kesehatan. Bandung: Universitas Maranatha.

Padila. (2013). Buku ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nusa Medika.

Pradana dan Juanita. (2014). Perbedaan tekanan darah sebelum dan sesudahpemberian infusum belimbing wuluh pada penderita hipertensi di DusunBlungkan Desa Sendabgrejo. Jurnal Kesehatan, Vol. 2, No. 1, Mei 2012.

Purwanto, Budi. (2014). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Berbasis Herbal.Yogyakarta: D-Medika.

Riyanto, Agus. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta :Nuha Medika.

Rudianto. (2013). Menaklukan Hipertensi dan Diabetes. Yogyakarta:Sakkhasukma.

Setiadi, (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: GrahaIlmu.

Sopiyudin M, D (2013) Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:Salemba Medika.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, R & D. Bandung:Alfabeta.

Triyanto, Endang. (2014). Pelayanan Keperawatan bagi Penderita Hipertensisecara Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Page 77: PENGARUH DAUN SELEDRI DAN DAUN BLIMBING WULUH … · Peningkatan jumlah lansia juga dapat mempengaruhi aspek kehidupan mereka, antara lain perubahan-perubahan fisik, biologis, psikologis,

61

Wiryowidagdo, Sujaswadi & M. Sitahang. (2004). Tanaman Obat untuk PenyakitJantung, Tekanan Darah Tinggi dan Kolesterol. Tanggerang, Agro MediaPustaka.