pengaruh classroom management

25
PENGARUH CLASSROOM MANAGEMENT TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar mengajar merupakan satu kegiatan yang berada dalam pelaksanaan pendidikan. Bila kita perhatikan, sebenarnya proses belajar mengajar itu adalah dua bentuk kegiatan yang slaing berkaitan, karena belajar merupakan proses perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungannya. Sedangkan mengajar adalah “segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar seuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Tegasnya belajar mengajar merupakan dua konsep kegiatan yang terpadu antara guru dengan siswa pada saat pengajaran berlangsung efektif jika faktor-faktor yang mendukung berhasilnya kegiatan pembelajaran dapat diciptakan. Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan tersebut adalah iklim belajar yang kondusif atau maksimal atau yang dikenal dengan classroom management (pengelolaan kelas). Kelas adalah masyarakat mikro dengan siswa sebagai masyarakat, yang sebagian besar memiliki kepentingan yang saling berseberangan. Dengan demikian, peraturan, rutinitas, aturan dan prosedur menjadi bagian yang fundamental dalam infrastruktur sekolah. ketidakmampuan dalam mengelola kelas secara efektif sering merupakan satu-satunya alasan yang paling utama terjadinya kegagalan dalam mengajar. Masalah pengelolaan kelas seorang guru akan efektif, apabila ia dapat mengidentifikasikan dengan tepat hekikat masalah yang sedang dihadapi, sehingga pada gilirannya ia dapat memilih strategi penanggulangan yang tepat pula. Oleh karena itu, sehubungan dengan latar belakang tersebut, di sini penulis akan mengangkat sebuah tema tentang

Upload: arief-rahman

Post on 14-Jun-2015

867 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH CLASSROOM MANAGEMENT TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar mengajar merupakan satu kegiatan yang berada dalam pelaksanaan pendidikan. Bila kita perhatikan, sebenarnya proses belajar mengajar itu adalah dua bentuk kegiatan yang slaing berkaitan, karena belajar merupakan proses perubahan perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungannya. Sedangkan mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar seuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Tegasnya belajar mengajar merupakan dua konsep kegiatan yang terpadu antara guru dengan siswa pada saat pengajaran berlangsung efektif jika faktorfaktor yang mendukung berhasilnya kegiatan pembelajaran dapat diciptakan. Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan tersebut adalah iklim belajar yang kondusif atau maksimal atau yang dikenal dengan classroom management (pengelolaan kelas). Kelas adalah masyarakat mikro dengan siswa sebagai masyarakat, yang sebagian besar memiliki kepentingan yang saling berseberangan. Dengan demikian, peraturan, rutinitas, aturan dan prosedur menjadi bagian yang fundamental dalam infrastruktur sekolah. ketidakmampuan dalam mengelola kelas secara efektif sering merupakan satu-satunya alasan yang paling utama terjadinya kegagalan dalam mengajar. Masalah pengelolaan kelas seorang guru akan efektif, apabila ia dapat mengidentifikasikan dengan tepat hekikat masalah yang sedang dihadapi, sehingga pada gilirannya ia dapat memilih strategi penanggulangan yang tepat pula. Oleh karena itu, sehubungan dengan latar belakang tersebut, di sini penulis akan mengangkat sebuah tema tentang Pengaruh Classroom Management Terhadap Prestasi Belajar Siswa, guna untuk mengetahui seberapa besar pengaruh classroom management terhadap hasil belajar peserta didik selama pembelajaran berlangsung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana classroom management yang baik itu? 2. Bagaimana prestasi belajar siswa itu? 3. Bagaimanah pengaruh classroom management terhadap prestasi belajar siswa?

Hakikat Pengelolaan Kelas A. Hakikat Pengelolaan Kelas 1. Pengertian Pengelolaan kelas ( classroom management ) berdasarkan pendekatan menurut Weber diklasifikasikan kedalam dua pengertian, yaitu berdasarkan pendekatan otoriter dan pendekatan permisif. Berikut dijelaskan pengertian dari masing-masing pendekatan tersebut Pertama, berdasarkan pendekatan otoriter pengelolaan kelas adalah kegiatan guru untuk mengkontrol tingkah laku siswa, guru berperan menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara ketat ( Weber ) Bagi sekolah atau guru yang menganut pendekatan otoriter, maka dalam mengelola kelas guru atau sekolah tersebut menciptakan iklim sekolah dengan berbagai aturan atau ketentuan-ketentuan zang harus ditaati oleh warga sekolah/ kelas. Walaupun menggunakan pendekatan otoriter, berbagai aturan zang dirumuskan tentu saja tidak hanza didasarkan pada kemauan sepihak dari pengelola sekolah /kelas saja, melainkan dengan memasukan aspirasi dari siswa. Hal ini penting mengingat aturan zang dibuat diperuntukan bagi kepentingan bersama, zaitu untuk menunjang terjadinya proses pembelajaran zang efektif dan efisien. Kedua pendekatan permisif mengartikan pengelolaan kelas adalah uapaya zang dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan untuk siswa melekukan berbagai aktivitas sesuai dengan zang mereka inginkan. Pengertian kedua ini tentu saja bertolak belakang dengan pendapat pertama. Menurut pandangan permisif, fungsi guru adalah bagaimana menciptakan kondisi siswa merasa aman untuk melakukan aktivitas di dalam kelas, tanpa aharus merasa takut dan tertekan 2. Pengelolaan dan Pembelajaran Pengelolaan dan pembelajaran dapat dibedakan tapi memilki fungsi zang sama. Pengelolaan tekannya lebih kuat pada aspek pengaturan ( management ) lingkungan pembelajaran, sementara pembelajaran ( instruction ) lebih kuat berkenaan dengan aspek mengelola atau memproses materi pelajaran. Pada akhirnya dari kedua aktivitas tersebut, keduanya dilakukan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang sama yaitu tujuan pembelajaran Contoh aspek pengelolaan, jika di dalam kelas terdapat gambar yang di anggap kurang baik atau tidak apada tempatnya untuk ditempelkan di dinding karena akan menggangu konsentrasi siswa dalam belajar, maka guru tersebut memindahkannya dan menempatkan pada tempat yang di anggap paling cocok. Adapun pembelajaran, jika diperoleh siswa yang mengelami kesulitan belajar untuk materi-materi tertentu, maka guru mengidentifikasi sebab-sebabnya, dan membantu siswa mengahadapi kesulitan-kesulitan yang dihadapinya itu

B. Komponen-Komponen Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas dilakukan untuk mendukung terjadinya proses pembelajaran zang lebih berkualitas. Oleh karena itu pendekatan atau teori apapun zang dipilih dan zang dijadikan dasar dalam pengelolaan kelas, harus diorientasikan pada terciptanya proses pembelajaran secara aktif dan produktif. Untuk mendukung proses pembelajaran tersebut, maka aunsur-unsur pengelolaan meliputi dua tindakan, yaitu ; 1. Model tindakan a.Preventif , yaitu upaya yang dilakukan oleh guru untuk mencegah terjadinza gangguan dalam pembelajaran. Mencegah lebih baik dari pada mengobati. . Implikasi bagi guru melalui kegiatan preventif ini yaitu sedini mungkin guru mengidentifikasi hal-hal atau gejala-gejala zang dianggap akan mengganggu pembelajaran Beberapa upaya atau keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk mendukung terhadap tindakan prteventis antara lain ; 1. Tanggap /peka, sikap tanggap ini ditunjukan oleh kemampuan guru secara dini mampu dengan segera merespon terhadap berbagai perilaku atau aktivitas yang di anggap akan mengganggu pembelajaran atau berkembangnza sikap maupun sifat negatif dari siswa maupun lingkungan pembelajaran lainnya 2. Perhatian yaitu selalu mencurahkan perhatian pada berbagai aktivitas, lingkungan maupun segala sesuatu zang muncul. Perhatian merupakan salah satu bentuk keterampilan dan kebiasaan zang harus dimiliki oleh guru. b. Refrensif, keterampilan refrensif tidak diartikan sebagai tindakan kekerasan seperti halnya penanganan dalam gangguan keamanan. Keterampilan refrensif sebagai salah satu unsur dari keterampilan pengelolaan kelas c. Modifikasi tingkah laku Modifikasi tingkah laku yaitu bahwa setiap tingkah laku dapat diamati. Oleh karena itu bagaimana dengan tingkah laku yang muncul dengan positif, guru memberi respon positif agar kebiasaan baik itu lebih kuat dan dapat dipelihara Pengelolaan kelompok, untuk menangani permasalahan hendaknya dilakukan secara kolaborasi dan mengikutsertakan beberapa komponen atau unsur yang terkait Diagnisis yaitu suatu keterampilan untuk mencari unsur-unsur yang akan menjadi penyebab gangguan maupun unsur-unsur yang menjadi kekuatan bagi peningkatan proses pembelajaran

BAB PEMBAHASAN

II

A. CLASSROOM MANAGEMNET 1. Pengertian Classroom Management Pengelolaan kelas (classroom management) dalam konteks belajar mengajar diartikan sebagai jenis kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal untuk membelajarkan subyek didik. Berbagai kegiatan yang dimaksudkan adalah pengelolaan yang secara sengajar diciptakan agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik. Classroom management adalah methods used to organize classroom activities, instruction, physical structure and other features to make effective use of time, to create a happy and productive learning environment, and to minimizw behavior problems and other disruptions. Berdasarkan pandangan filosofis terdapat lima pendekatan dari pengelolaan kelas: a. Pendekatan otoriter. Adalah suatu proses pengontrolan anak siswa Contoh : Aku orang tua dan kamu anak. Yang kukatakan harus ditaati. Aku berharap kamu mendengarkan aku dalam situasi apapun. Jangan mempertanyakan otoritasku, terima saja. Aku tahu apa yang terbaik untukmu dan akan membuat sebanyak mungkin keputusan mengenai hidupmu. Walaupun pendekatan ini sukses diterapkan pada anak anak zaman dahulu kala, dewasa ini pendekatan seperti ini tidak memberikan hasil yang diharapkan (kecuali, mungkin di antara keluarga-keluarga tradisional yang menentang masyarakat modern dikarenakan latar belakang kultural atau religius). Dan sungguh, pendekatan ini bukanlah pendekatan yang terbaik. Bagi masyarakat zaman sekarang ini yang menempatkan nilai yang tinggi pada memotivasi para remaja dan membiarkan pendapat mereka didengar, pendekatan ini bertentangan dengan semua itu. Pendekatan ini menciptakan rintangan dalam berkomunikasi dan perasaan benci karena pendekatan ini mengatakan bahwa opini kaum remaja tidak perlu didengar. Orang tua yang menggunakan pendekatan ini menyampaikan pesan kepada anak anak mereka bahwa apa yang mereka pikirkan atau inginkan tidaklah penting. Dan akhirnya, anak anak yang dibesarkan dengan cara ini mungkin tumbuh sebagai orang tua yang suka menuntut dan berpikiran sempit ! Orang tua zaman sekarang ini harus mengusahakan rasa hormat yang mereka tuntut, melalui konsistensi, keterlibatan secara aktif dan mempraktekkan apa yang mereka kuliahkan. Hanya menekankan pada sikap hormat anak remaja Anda, tanpa memperdulikan bagaimana Anda memperlakukan mereka adalah sikap yang tidak realistis dan tidak adil.

Dan jika Anda menuntut ketaatan yang membabi buta, sering kali yang Anda terima adalah pemberontakan. Pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosio-emosional kelas yang positif. Sumber : Bagaimana Cara Membuat Anak Remaja Anda Terhindar dari Masalah dan Apa yang Harus Anda Lakukan Saat Usaha itu Gagal, Dr. Neil I. Bernstein, 2006 Suatu proses pengontrolan tingkah laku anak atau siswa. b. Pendekatan permisif adalah Pendekatan yang merupakan lawan dari pendekatan otoriter. Pendekatan yang primisif dalam pengelolaan kelas merupakan seperangkat kegiatanpengajar yang memaksimalkan kebebasan pembelajar untuk melakukan sesuatu. Sehingga pembelajar bila kebebasan ini dihalangi dapat menghambat perkembangan pembelajar. Berbagai bentuk pendekatan dalam peiaksanaan pengeiolaan kelas ini banyak menyerahkan segala inisiatif dan tindakan pada diri pembelajar. 1. Tindakan pendekatan pengalihan dan pemasabodohan merupakan tindakan yang bersifat premisif. Dari tindakan pendekatan ini muncul hal-hal yang kurang disadari oleh pembelajar diantaranya: meremehkan sesuatu kejadian, atau tidak melakukan apa-apa sama sekali memberi peluang kemalasan dan menunda pekerjaan . menukar dan mengganti susunan kelompok tanpa melalui prosedur yang sebenarnya menukar kegiatan salah satu pembelajar, digantikan oleh orang lain mengalihkan tanggung jawab kelompok kepada seorang anggota Melalui pendekatan ini pengajar memandang mudah, tak banyak risiko. Namun sebenarnya pengajar gegabah dalam mengambil cara pendekatan, terlalu memandang mudah mengalihkan, menukar, mengganti suatu tugas atau penanggung jawab. Padahal pembelajar memiliki harga diri pribadi serta pola berpikir yang masingmasing tidak sama. 2. Pendekatan membiarkan dan memberi kebebasan. Sekali lagi pengajar memandang pembelajar telah mampu meiakiikan sesuatu dengan prosedur yang benar. Biarlah mereka bekerja sendiri dengan bebas, demikian pegangan pengajar dalam mengelola kelas. Lebih kurang menguntungkan lagi kalau selama pembeiajar bekerja sendiri, pengajar juga aktif mengerjakan tugas sendiri dan pada saat waktu habis baru ditanyakan atau disusun. Percaya atau tidak bahwa hasil bekerja pembelajar belum memadai dan kurang terarah .

Akibat yang sering terjadi pembelajar merasa telah benar dengan tingkah laku dalam pengerjaan tugas, telah bertanggung jawab dalam kelompok atau kelas itu. Tapi ternyata setelah dibandingkan dengan kelompok lainnya kurang atau malahan lebih rendah. Kedua pendekatan inipun kurang menguntungkan, tanpa kontrol dan pengajar bersikap serta memandang ringan terhadap gejala-gejala yang muncul. Pihak pengajar dan pembelajar tampak bebas, kurang memikat. c. Pendekatan perbaikan tingkah laku Pendekatan ini memandang pengelolaan kelas sebagai proses perbaikan tingkah laku siswa. Pendekatan ini berdasar pada teori bahwa semua perilaku pembelajar baik yang disukai maupun yang tidak adalah hasil belajar. Melalui pendapat tersebut maka dapat dikenal prinsip-prinsip bahwa: Semua bentuk pendekatan yang berupa penguatan positif maupun negatif, hukuman, penghilangan berlaku dalam proses belajar bagi setiap tingkatan umur dan semua keadaan. Proses belajar sebagian atau bahkan seluruhnya dipengaruh oleh kejadiankejadian yang Berlangsung di lingkungan Pendekatan Penguatan

Teori pengubahan perilaku menyatakan bahwa penguatan perilaku tertentu sejalan dengan usaha belajar yang hasilnya akan memperoleh ganjaran. hadiah (penguatan atau pendorong). Contoh : Pada akhir tahun ajaran. kelas akan memberi hadiah bagi yang meraih kejuaraan. Usaha pemberian hadiah atau ganjaran ini ini dimaksud untuk memberi penguatan tertentuagar muncul suatu penampilan perilaku baru yang semakin mantap. kuat dan disetujui. Perilaku yang diperbuat berupa perilaku yang disukai maupun yang tidak disukai. Perilaku tertentu yang diberi ganjaran cenderung untuk diteruskan. Contoh : Di kelas seorang pembelajar menyenangi mata pelajaran Bahasa Indonesia, tetapi kurang menyenangi pelajarn Matematika. Kedua perilaku terhadap dua pelajaran yang disenangi perlu diperkuat untuk mencapai tujuan-tujuan belajar tertentu. Bila perilaku yang disukai menghasilkan suatu hasil belajar dengan pola perilaku yang baik perlu diberi penguatan berikutnya berupa ganjaran atau hadiah. Berarti hasil belajar yang berupa perilaku itu dapat diteruskan. Penguatan dapat diberikan dalam berbagai bentuk. Umumnya penguatan diberikan kepada pembelajar yang menampilkan tingkah laku yang baik dengan harapan agar perilaku tertentu yang dikuasai pembelajar disebut penguatan positif. Sebaliknya penguatan dengan jalan mengurangi atau menghilangkan perangsang yang tidak menyenangkan atau tidak memberi hasil kepada diri pembelajar disebut penguatan negatif. Pendekatan penghukuman dan penghilangan

Teori pengubahan perilaku melalui penggunaan perangsang yang tidak menyenangkan bentuk menghilangkan perilaku yang tidak menyenangkan disebut penghukuman untuk menghilangkan atau meniadakan. Pendekatan penghukuman ini dianggap bermanfaat bila untuk segera menghentikan, menghilangkan penampilan tingkah laku yang tak disukai untuk segera dan sambil melaksanakan sistem

penguatan yang tepat bagi kelayakan penampilan perilaku tertentu yang disukai. Para penganut pendekatan pengubahan perilaku berpendapat bahwa : Mengabaikan atau menghilangkan perilaku yang disukai dan memperlihatkan persetjuan terhadap perilaku yang disukai merupakan tindakan yang efektif untuk membina tingkah laku pembelajar dalam kelas, memperlihatkan persetujuan atas tingkah yang disukai merupakan kunci dalam pengelolaan kelas melalui pengubahan perilaku ini. Melalui empat proses yakni penguatan positif, penguatan negatif, penghukuman dan penghilangan maka tugas pengajar adalah menguasai, menerapkan proses tersebut secara tepat serta mengawasi tingkah laku pembelajar dengan penuh kewaspadaan. d. Pendekatan penciptaan iklim (Pendekatan Iklim Sosio Emosional) Pendekatan ini memandang bahwa pengelolaan kelas yang efektif merupakan fungsi dari hubungan yang baik antara pengajar dengan pembelajar, pembelajar dengan pembelajar. Hubungan diharapkan merupakan jalinan ke arah hubungan antara pribadi yangdipengaruhi oleh : a. Sikap keterbukaan dan tidak berpura-pura. b. Penerimaan dan kepercayaan pengajar kepada pembelajar dan sebaliknya. c. Rasa simpati pengajar terhadap pembelajarnya. Pengajar yang akan menerapkan pendekatan hubungan interpersonal (antar pribadi) perlu menyadari kenyataan bahwa Cinta dan rasa harga diri merupakan dua kebutuhan dasar yang ingin dimiliki oleh pembelajar jika pembelajir itu ingin mengembangkan perasaaii harga diri sukses. Suatu pengaiam sukses perlu muncul pada diri pembelajar dan pembelajar perlu belajar meraih sukses melalui ^engalaman sendiri. Tugas belajar dalam pengelolaan kelas adalah membuka kemungkinan sebesar-besarnya bagi pembelajar bertindak dan menghayati sendiri. Bagi pembelajar merupakan kesempatan untuk memandang .dirinya sebagai individu yang berharga. Oleh karena itu setiap pembelajar perlu dilayani dengan penuh penghargaan sehingga pengajar mengupayakan sejauh mungkin kemungkinan yang menimbulkan kegagalan yang efeknya bisa membunuh motivasi, kecemasan, tanpa harapan, dan menyingkirkan perangsang timbulnya tingkah laku menyimpang. Kelas yang diliputi oleh hubungan inter personal yang baik merupakan kondisi yang beriklim sosio emosional yang baik. Kelas yang berkondisi dan bersituasi demikian menjadikan pembelajar merasa mau dan tentram tanpa suatu ancaman atau dikejar-kejar oleh kekuasaan, penekatan tertentu. Penekanan sistem sosio emosional berakar dari pandangan yang menutamakan hubungan saling menerima, sikap empati sebagai sesama manusia. Melalui pendekatan ini pembelajar benar-benar percaya bahwa pengajar penuh dedikasi dalam membina belajarnya. Apabila pembelajar perilaku menyimpang maka pengajar dapat memisahkan kesalahan dari orang yang berbuat salah, dan menolak perbuatan yang menyimpang. Fungsi pengajar ialah mengembangkan hubungan baik dengan setiap pembelajar. Bila pengajar ingin secara maksimal membantu pembelajar belajar perlu melaksanakan sikap kesadaran diri sendiri, keterbukaan, sikap menerima, menghargai mau mengerti dan menaruh rasa empati. Ide-ide pokok pendekatan iklim sosio emosional ini dikemukakan

oleh Carl Rogers. Sebagai rangkuman Rogers mengemukakan kondisi-kondisi yang mempengaruhi keberhasilan belajar yakni: Sikap pengajar terhadap pembelajar dalam bentuk penampilan diri secara wajar, penerimaan diri, dan rasa empati. Ide ini diperkuat oleh pendapat Girrot bahwa komunikasi yang interaktif perlu diselenggarakan oleh pengajar yang berorientasi pada pembelajar. Menurut Glosser, penciptaan iklim sosio emosional terjadi bila tcrdapat keterlibatan pengajar dalam suasana belajar itu vmtuk mengembangkan tanggung jawab sosial dan merasa dirinya berarti bagi orang lain. Bagi mereka yang meiakukan perilaku meyimpang hendaknya dibantu untuk memperbaiki diri. Salah satu saran dan Glosser untuk mengatasi masalah kelas/kelompok hendaknya melalui pertemuan kelas untuk memecahkan masalah sosial.Pandangan Dreikurs terhadap iklim sosio emosional adalah : pentingnya suasana kelas yang demokratis pengajar, pengajar dan pembelajar bersama sama mewujudkan tanggung jawab terhadap kelas demi kelancaran belajar mengajar. pemikiran dan kewaspadaan terhadap pengaruh akibat-akibat tertenru baik akibat alamiah dan akibat logis. Contoh akibat alamiah dari kekurang hati-hatian bekerja di laboratorium tangan terbakar, kompor meiedak, sedang akibat logisnya ialah pembelajar yang bersangkutan mengganti alat yang dirusakkan, menanggung de.ia pada tangan yang terluka. Dengan pendekatan iklim sosio emosional ini pembelajar dipandang sebagai keseluruhan pribadi yang sedang berkembang, bukan semata-mata sebagai seorang yang mempelajari pelajaran tertentu saja Anggaran dasar dari pengelolaan kelas ini bahwa : Kegiatan pembeiajar di sekolah berlangsung dalam suatu kelompok tertentu. Kelas adalah suatu sistem sosial yang memiliki ciri-ciri sebagaimana dimiliki oleh sistem sosial lainnya. e. Pendekatan proses kelompok (groups process) Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif. Penggunaan pendekatan proses kelompok ini menekankan pentingnya ciri-ciri kelompok yang sehat yang terdapat dalam kelas yang didukung adanya saling berhubungan antar pembelajar dalam kelompok di kelas itu. Peranan pengajar diutamakan pada upaya mengembangkan dan mempertahankan ke eratan hubungan antar pembelajar semangat produktivitas, dan orientasi pada tujuan kelompok bukan tujuan pribadi. Dalam menghadapi masalah-masalah pengelolaan kelas pemakaian pemdekatan proses kelompok didasarkan atas pertimbangan bahwa perilaku yang menyirnpang pada dasarnya bukan peristiwa yang menimpa perorangan tetapi menyangkut banyak orang dalam kelompok berupa peristiwa sosial yang harus ditanggung oleh sekelompok orang. Tujuan utama dari pendekatan proses kelompok ini ialah membantu kelompok bertanggung jawab atas perbuatan kelompok anggota-anggotanya dalam kegiatan kelompok sendiri. Kelompok yang berfungsi secara efektif dapat melakukan pengawasan yang mantap terhadap terhadap anggota-anggotanya.

Dalam pelaksanaan pendekatan proses kelompok yang harus diperhatikan oleh pengajar ialah : Meningkatan daya tarik dan ikatan bagi anggota-anggotanya melalui menumbuhkan sikap saling menghargai, komunikasi yang tepat, Mengembangkan aturan-aturan dan norma kelompok yang menayangkan, produktif, diterima oleh semua anggota, kompak, bersatu dan bertanggungjawab. Menurut Schmuck dan Schmuck ada 6 unsur yang menyangkut pengelolaan kelas melalui proses kelompok yakni harapan, kepemimpinan, kemenarikan, norma, komunikasi dan keeratan hubungan. 1. Harapan merupakan persepsi yang ada pada pengajar dan pembelajar tentang hubungan mereka. Harapan yang akan menyangkut bagaimana anggota kelompok berperilaku amat berpengaruh terhadap suatu kelompok yang efektif. Harapan yang berkembang adalah harapan pada diri pengajar dan pembelajar yang realistik tepat. secara ielas dimengerti oleh pengajar dan pembelajar. Perilaku pengajar menampakkan harapan-harapan yang berkenaan dengan perilaku pembelajar, serta pembelajar berperilaku sesuai dengan harapan pengajar. Semestinya pengajar memiliki harapan agar pembelajamya berperilaku baik sesuai dengan norma kelompok kelasnya. 2. Kepemimpinan diartikan sebagai pola perilaku yang mendorong kelompok bergerak ke arah pencapaian tujuan yang diharapkan. Kepemimpinan tak dapai dipisahkan dengan : tindakan-tindakan anggota kelompok menumbuhkan norma kelompok menggerakkan kelompok untuk berbuat mengorganisasikan tindakan kelompok mejiingkatkan mutu interaksi antar kelompok Juga dalam membina keeratan kelompok. Suatu kelompok dalam kelas tercipta jika terdapat kepemimpinan yang didistribusikan pada semua anggota kelompok. Sehingga setiap anggota merasakan bahwa mereka mempunyai tanggung melaksanakan tugas kelompok dengan baik. Pengajar yang efektif dalam pengelolaan kelas proses kelompok ini adalah pengajar yang mampu menciptakan iklim di mana pembelajar mewujudkan fungsi-fungsi kepemimpinan dengan baik yang berorientasi pada tujuan. 3. Kemenarikan berkaitan erat dengan pola keakraban dalam hubungan kelompok. Kemenarikan dapat juga diartikan sebagai tingat hubungan persahabatan di antara para anggota kelompok. Tingkat kemenarikan ini tergantung pada hubungan interpersonal yang positif. Berarti melalui hubungan interpersonal yang baik, positif di antara para anggota kelompok memungkinkan dalam pengelolaan kelas dapat dihindari tingkah laku yang menyimpang. Untuk itu usaha pengajar meningkatkan sikap menerima dari para anggota terhadap situasi dan perubahan ataupun hadirnya orang lain akan membantu efektivitas pengelolaan kelas melalui proses kelompok. 4. Norma adalah suatu pedoman tentang cara berpikir, cara merasakan (menghayati), dan bagaimana bertingkah laku yang diakui bersama oleh anggota kelompok. Norma amat besar pengaruhnya dengan hubungan interpersonal, sebab

norma memberikan pedoman tentang apa yang diharapkan dari orang lain. Norma kelompok yang efektif adalah yang menjamin prpduktivitas kelompok dan sebaliknya. Tugas pengajar dalam membantu kelompok adalah mengembangkan, menerima dan mempertahankan norma norma kelompok yang produktif. Norma kelompok akan membantu pembelajar untuk bertingkah laku. Norma tidak dapat dipaksakan. Tetapi norma yang produktif akan berkembang sedang norma yang sah produktif akan disingkirkan kelompok. Diskusi kelompok salah satu penerapan metode untuk memberikan norma yang produktif. 5. Komunikasi baik vertikal maupun non verbal merupakan dialog antar anggota kelompok. Komunikasi melibatkan kemampuan individu untuk sdaling mengemukakan ide-ide dalam perasaan orang lain. Dengan komunikasi akan terjadilah interak,si antar anggota kelompok yang memungkinkan terjadinya proses kelompok yang efektif. Dalam komunikasi yang efektif terjadi bahwa penerima mampu menafsirkan informasi secara benar atau melalui proses yang benar. Tugas pengajar adalah menumbuhkan interaksi dan komunikasi ganda yakni membukakan saluran komunikasi yang memungkinkan semua pelajar secara bebas mengemukakan pikiran dan perasaan serta mau menrima pikiran dan perasaan yang dikumunikasikan oleh pengajar atau kepada pengajar. Untuk itu pengajar perlu mengembangkan kemampuan khusus berkomunikasi. 6. Keeratan berkaitan dengan rasa kebersamaan yang dimiliki oleh kelompok. Keeratan menekankan pada hubungan individu tehadap kelompok secara keseluruhan, bukan hubungan individu lain. Yang mendorong berkembangnya keeratan dalam kelompok adalah : adanya minat yang besar bertahap tugas-tugas kelompok. para anggota saling menyukai kelompok memberikan prestise tertentu kepada anggotanya. Keeratan kelompok dapat tumbuh apabila kebutuhan individu danat terpenuhi dengan jalan menjadi anggota kelompok itu. Pengajar dapat mengeiola kelas secara efektif karena ia mampu menciptakan kelompok yang erat dan memiliki Donna yang terarah pada tujuan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa implikasi dari pengelolaan kelas yang melalui proses kelompok harus berfungsi dan terarah pada tujuan dengan memperhatikan: pengajar mampu mengungkapkan harapan dalam hubungan interpersonal antar anggota/kelompok. pengajar mampu mewujuSkan pengarah-pengarcin pengajar memperlihatkan rasa kemenarikan dan empati dalam membantu pembelajar (saling menerima. saling memberi, menyediakan kesempatan). pengajar membantu pembelajar mengatasi konflik antara peraturan kelompok dengan norma kelompok, juga dengan sikap-sikap individu. pengajar mampu mewujudkan keterampilan berkomunikasi. pengajar mampu meningkatkan keeratan hubungan antar anggota dalam kelompok terhadap kelompok bukan untuk individu yang lain.

Sebagai pembanding anda pelajari jenis kegiatan pengelolaan kelas yang dikemukakan oleh Johnson dan Mary Bany, bahwa penglolaan kelas ditekankan adanya : Kemudahan (fasilitation), merupakan tingkah laku pengelolaan yang mengembangkan atau mempermudah perkembangan kondisi-kondisi positif di kelas, antara lain meliputi: (1) terbinanya kesatuan dan kerjasama (2) mengembangkan aturan dan prosedur kerja (3) menerapkan kondisi-kondisi positif (4) menyesuaikan dengan pola tingkah laku kelompok. Pertahanan, merupakan pola tingkah laku pengelolaan untuk memperbaiki dan mempertahankan kondisi yang efektif dalam kelas, antara lain: (1 ) mempertahankan semangat (2) mengatasi konflik (3) mengurangi masalah pengelolaan yang bersifat kelompok Melengkapi pendapat dari nilai-nilai tersebut Kounin mengemukakan tingkah laku yang penting dalam pengelaolaan kelas yang sukses yaitu kegiatan penghayatan, peliputan, gerak sesuai dengan target dan waktiu perhatian yang terpusat pada kelompok semua tingkah laku lebih menyangkut pembelajar sebagai kelompok kelas. Demikian efektivitas proses kelompok dalam pengelolaan kelas tergantung dari gerak dan dinamika kelompok. PROSEDUR PENGELOLAAN KELAS Apabila anda telah mempelajari uraian contoh pada setiap kegiatan utamanya pada kegiatan belajar 3 ini dapat anda memahami bahwa usaha pengelolaan kelas sebenarnya sukar dipisahkan pengertian dan prosedurnya. karena pengelolaan kelas berupa pekerjaan -yang harus dilahirkan dan acapkali muncul bahkan setiap pengajar mesti mengalami. Pelaksanaan suatu pekerjaan harus melalui prosedur sebagai tahap yang jelas. Prosedur adalah langkah-langkah untuk melakukan suatu pekerjaan. Pengelolaan kelas merupakan tindakan atau kegiatan yang dilakuikan oleh pengajar. Kegiatan-kegiatan mengelola kelas mengacu kepada tindakan yakni: Tindakan preventif (pencegahan), tindakan ini berupa kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Tindakan kuratif (penyembuhan), tindakan ini berupa kegiatan mengatasi atau memperbaiki kondisi karena terjadi tingkah laku pembelajar yang menyimpang baik secara individual maupun kelompok sehingga mengganggu dan menurunkan kondisi optimal dari proses belajar mengajar yang berlangsung. Dimensi tindakan kuratif dapat pula dibagi dalam dua aspek tindakan yakni: aspek tindakan yang segera diambil oleh pengajar kajena terjadi gangguan sewaktu waktu aspek tindakan terhadap tingkah laku yang telah terlanjur dalam beberapa lama berlangsung supaya tidak berlarut-larut. Prosedur pengelolaan kelas merupakan langkah langkah yang ditempuh untuk melakukan pekerjaan pengelolaan kelas dengan baik. Langkah-langkah yang akan diambil harus dipertimbangkan dengan masalah mulai dari merencanakan sampai menyusun suatu langkah-langkah operasional. Tindakan pencegahan merupakan lerapi yang tepat sebelum munculnya tingkah laku yang nienyimpang dan mengganggu kondisi belajar mengajar

dan kelima pengertian pengelolaan kelas di atas tidak ada salah satu diantaranya merupakan yang paling sempurna atau terbaik. Artinya setiap pengelolaan kelas dari setiap pendekatan akan efektif apabila diterapkan sesuai dengan kondisi kelas yang dihadapi. Dalam pengertian lain dijelaskan menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. 2. Tujuan Classroom Management Adapun tujuan dari classroom management adalah: a. Bagi siswa - Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya serta sadar untuk mengendalikan diri. - Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang wajar sesuai dengan ragam aktifitas kelas. b. Bagi guru - Mengembangkan pemahaman dalam penyajian pelajaran dengan pembukaan yang lancar dan kecepatan yang tepat. - Memiliki strategi remedial yang lebih komprehensif yang dapat digunakan dalam hubungannya dengan masalah tingkah laku anak didik yang muncul di dalam kelas. 3. Masalah-Masalah Dalam Classroom Management Bervariasinya karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh para siswa, mengakibatkan beberapa permasalahan dalam classroom management. Menurut Made Pidarta, perilaku anak didi adalah: a. Kurang kesatuan, misalnya dengan adanya kelompok-kelompok dan pertentangan jenis kelamin. b. Tidak ada standar perilaku dalam bekerja kelompok. c. Reaksi negari terhadap anggota kelompok. d. Tidak mampu menyesuaikan dengan lingkungan yang berubah. 4. Usaha-Usaha Mengatasi Masalah-Masalah Classroom Management Dalam usaha mengatasi masalah-masalah classroom management terdapat tindakan yang harus dilakukan yaitu tindakan pencegahan, yaitu dengan jalan menyediakan kondisi fisik maupun kondisi sosio-emosional, sehingga terasa benar oleh murid rasa kenyamanan dan keamanan untuk belajar. Kondisi dan situasi belajar mengajar: a. Kondisi fisik Leluasanya ruang untuk proses belajar mengajar. Tepatnya pengaturan tempat duduk. Cukupnya ventilasi dan pengaturan cahaya. Tepatnya pengaturan penyimpangan barang-barang. b. Kondisi sosio-emosional Tipe kepemimpinan guru mempengaruhi classroom management. - Sikap guru, guru diharapkan sabar dan memahami karakter murid-muridnya.

- Suara guru, guru harus memvariasikan tekanan suara agar tidak membosankan. B. TINJAUAN PRESTASI BELAJAR 1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah penguasaan, pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditujukan dengan nilai test atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan kegiatan yang tertuang dalam bentuk nilai setelah melakukan evaluasi. 2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Belajar sebagai proses yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Namun faktor tersebut dapat digolongakan menjadi dua faktor, yaitu: a. Faktor intern Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu dan faktor ini terdiri dari: 1) Faktor jasmaniah Faktor kesehatan Faktor tubuh 2) Faktor psikologis Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak. Faktor ini terbagi dalam: Intelegensi Perhatian Minat Motivasi Kematangan Kesiapan b. Faktor ekstern 1) Faktor keluarga Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: Cara orang tua mendidik Relasi antar anggota keluarga Suasana rumah Keadaan ekonomi keluarga Pengertian orang tua Latar belakang kebudayaan 2) Faktor sekolah Faktor-faktor sekolah ini mencakup: Guru, yang mencakup kepribadian guru, yaitu: Penghayatan nilai-nilai kehidupan (valves) Motivasi kerja Sifat dan sikap guru

Metode mengajar 3) Faktor masyarakat Masyarakat berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. C. PENGARUH CLASSROOM MANEGEMENT TERHADAP PRESTASI BELAJAR Prestasi belajar mengajar bertujuan mengembangkan potensi siswa secara optimal, yang memungkinkan siswa dapat mencapat tujuan yang diharapkan, dan bertanggung jawab sebagai anggota masyarakat. Dalam upaya pencapaian hal tersebut banyak faktor yang harus dipenuhi serta diperhatikan oleh guru baik secara langsung maupun tidak langsung, yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar. Kelas adalah salah satu dari lingkungan sekolah, penataan kondisi kelas (classroom management) yang baik jelas dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Kemampuan mengelola kelas bagi seorang guru merupakan ketrampilan guru dalam merancang, menata dan mengatur kurikulum, menjabarkannya ke dalam prosedur pengajaran dan sumber-sumber belajar serta menata lingkungan belajar yang merangsang untuk tercapainya suasana pengajaran yang efektif dan efisien. Kemampuan pengelolaan kelas sangat menentukan keberhasilan pembelajaran. Tanpa kemampuan pengelolaan kelas yang efektif segala kemampuan guru yang lain akan menjadi netral dalam artikan kurang memberikan pengaruh atau dampak positif terhadap pembelajaran siswa. Ketika interaksi edukatif itu berproses, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan mau memahami anak didiknya dengan segala konsekwensinya, semua kendala yang menjadi penghamat jalannya proses interaksi edukatif, baik yang berpangkal dari perilaku anak didik maupun yang bersumber dari luar diri anak didik harus dihilangkan dan bukan membiarkannya. Karena keberhasilan interaksi edukatif lebih banyak ditentukan oleh guru dalam mengelola kelas. Tanpa kemampuan dan ketrampilan guru mengelola kelas. Maka kegiatan pengajaran atau kegiatan instruktur tidak akan berlangsung baik dan mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kondisi belajar yang optimal hanya mungkin dicapai jika guru mampu mengatur siswa, sarana pengajaran dan mengendalikan sarana itu dalam suasana yang menyenangkan bagi berlangsungnya kegiatan-kegiatan instruksional. Dengan perkataan lain, kondisi belajar yang optimal merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar yang optimal untuk mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah ditentukan. Jadi pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat pengajaran yang efektif. Dari pengajaran yang efektif inilah prestasi belajar dapat diraih dengan baik atau maksimal. Maka makin jelaslah, bahwa classroom management yang baik dari seorang siswa akan sangat menentukan atau berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa-siswanya. Langkah-langkah dalam tindakan pencegahan bersifat strategis ian mendasar. Adapun prosedur pengelolaan kelas dimensi pencegahan sebagai: 1. Peningkatan kesadaran diri sebagai pengajar Peningkatan kesadaran diri sebagai pengejar inilah yang paling suategis dan mendasar karena mampu meningkatkan rasa tanggung jawab dan rasa memiliki

2.

3.

4.

5.

dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini untuk. menghilangkan sikap otoriter dan sikap permisif yang dipandanng kurang manusiawi dan kurang realistik. Peningkatan kesadaran siswa Peningkatan kesadaran pembelajar pada dirinya untuk menanggulangi sikap kemalasan, sikap menyerahkan tanggung jawab, kurang puas. Mudah kecewa, mudah tertekan oleh peraturan sekolah dan sebagainya. Oleh karena itu pembelajar perlu memahami hak dan kewajiban sebagai pembelajar dalam suatu kelompok, kelas aiau sekolah. Sikap tulus hati, kejujuran dari pengajar Sikap tulus hati, jujur, polos, terbuka adalah suatu modal untuk menciptakan kondisi yang optimal untuk membelajarkan pembelajar. Karena sikap pengajar inilah pembelajar menjadi semakin percaya dan merupakan stimulus yang positif Mengenal masalah dan menemukan alternatif pendekatan pengelolaan kelas. Seorang pengajar hendaknya mampu mengidentifikasi berbagai penyimpangan tingkah laku pembelajar yang sifatnya individual maupun kelompok. Tingkah luku yang menyimpang dari pembelajar kemungkinan disengaja. mungkin untuk menarik perhatian antara atau untuk merenksi negatif. Untuk itu pendekatan yang dimmakan dalam rnengatasi masalah penuelolaan kelas harus tepat pula Membuat kontak sosila, yang berarti mampu menyusun peraturan. norma. Nilai dan norma. Nilai dan norma terpadu datang dari pengajar dan pembelajar. Norma disusun -melalui kontak sosial yang baik dengan bentuk daftar aturan atau tata tertib serta sangsi yang mengatur kehidupan kelas. Kontak sosial ini merupakan standar tingkah laku individu maupun kelompok dalam kelas

Prosedur Pengelolaan kelas dimensi penyembuhan 1. Mengidentifikasi pembelajar yang mengalami kesulitan dalam kelas. Hal ini dengan melihat latar belakang keadaan pembelajar. Dalam langkah ini termasuk identifikasi penyimpangan atau pelanggaran itu. Membuat rencana yang diperkirakan (estimasi) paling tepat untuk menghadapi masalah penyimpangan atau pelanggaran tata tertib. Data dari langkah pertama sebagai dasar penyusunan rencana. Diupayakan rencana penanggulangan atau perbaikan setepatnya agar tidak menimbulkan reaksi negatif. 2. Menetapkan waktu pertemuan dengan pembelajar atas persetujuan bersama. Dalam langkah ini mengandung tiga pokok kegiatan : perlukan pertemuan ini diadakan, kapan ketetapan mengadakan pertemuan untuk mencari penyelesaian. 3. Mengemukakan tujuan pertemuan, manfaat yang diperoleh pembelajar dan sekolah. Maksud pertemuan dijelaskan agar pembelajar menyadari pentingnya pertemuan kelas. Manfaat pertemuan dijelaskan agar pembelajar dapat mengambil hikmahnya dalam tingkah laku dan hidupnya. 4. Kesadaran akan kekurangan pada manusia (pengajar-pembelajar). Pengajar bukanlah yang sempurna pembelajarpun demikian, yang penting bagi kita berusaha menghindari tingkah laku yang menyimpang. Kita menyadari kelemahan. Oleh karena itu tinggal bagaimana sikap kita menghadapi kelas dengan tingkah laku yang hetrogen sehingga akhirnya dari langkah ini pembelajar

merasa terhimbau untuk ikut menciptakan kondisi yang optimal bagi proses belajar mengajar. 5. Pengajar berusaha membawa pembelajar kepada pokok masalah terhadap pelanggaran peraturan yang berlaku. 6. Pengajar mengupayakan pembelajar berdiskusi seca.ra aktif dan pembelajar lebih responsif. Pertemuan pemecahan masalah sampai terjadi kontak individual dalam memperbaiki tingkah laku pembelajar. 7. Melakukan tindak lanjut dan pengawasan terhadap perubahan tingkah laku pembelajar untuk mendapatkan bahkan seperlunya. Bila disederhanakan 4 langkah tersebut terdiri dari : 1) Langkah identmkasi masalah 2) Langkah analisa masalah 3) Langkah alternatif pemecahan, pelaksanaan dan penilaian pemecahan masalah. 4) Langkah balikan dari hasil alternatif pemecahan masalah. 8. Melalui prosedur pengelolaan kelas dimensi pencegahan dan penyembuhan hendaknya para pengajar mampu melaksanakan dengan baik agar benar-benar kondisi tercipta dengan optimal untuk kelancaran proses belajar mengajar III

BAB PENUTUP

Kesimpulan Sebagai seorang pendidik, kemampuan pengelolaan kelas sangat menentukan keberhasilan pembelajaran peserta didik, karena tanpa kemampuan classroom management yang efektif segala kemampuan guru akan memberikan negative terhadap pembelajaran siswa. Siswa yang efektif dan kreatif dalam setiap proses belajar mengajar akan berpengaruh positif untuk classroom management yang dilakukan oleh guru. Kondisi belajar yang optimal merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar yang optimal untuk mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah ditentukan. DAFTAR GoolekiDewe.com piss! PUSTAKA