pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian …digilib.unila.ac.id/40317/6/3. skripsi tanpa...

55
PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MIE SEDAAP DI BANDAR LAMPUNG Skripsi Oleh : FERGHINA ZHAVIRA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: others

Post on 19-Feb-2020

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

MIE SEDAAP DI BANDAR LAMPUNG

Skripsi

Oleh :

FERGHINA ZHAVIRA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

ABSTRAK

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

MIE SEDAAP DI BANDAR LAMPUNG

Oleh :

FERGHINA ZHAVIRA

Bermacam macam merek produk mie instan yang ditawarkan di pasaran membuat

konsumen akan semakin bebas memilih dan membandingkan produk mana yang

akan dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. PT Prakarsa

Alam Segar (Group Wingsfood) selaku perusahan penghasil Mie Sedaap berusaha

untuk meningkatkan penguasaan pasar. Perumusan masalahnya adalah apakah

Citra Merek berpengaruh pada keputusan membeli Mie Sedaap di Kota Bandar

Lampung. Tujuan penelitian untuk mengetahui besarnya pengaruh citra merek

terhadap keputusan membeli Mie Sedaap di Kota Bandar Lampung. Hipotesis

penelitian adalah Citra merek mempunyai pengaruh terhadap keputusan membeli

Mie Sedaap di Kota Bandar Lampung.

Berdasarkan hasil pembahasan, hipotesis tersebut dapat diterima dengan alasan

sebagai berikut. Hasil analisis regresi berganda membuktikan Citra Merek

berpengaruh terhadap konsumen dalam membuat keputusan membeli Mie Sedaap

di Kota Bandar Lampung, hal tersebut berdasarkan Uji - t dan uji- F. Hasil uji R

Square yaitu 0,525 yang berarti bahwa variabel bebas Citra Merek mampu

Ferghina Zhavira

mempengaruhi keputusan membeli Mie Sedaap di Kota Bandar Lampung sebesar

52,50%, sedangkan sisanya dipengaruhi variabel bebas lain di luar penelitian ini.

PT Prakarsa Alam Segar (Group Wingsfood)agar dapat memperhatikan Citra

Merek karena merupakan hal utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam

membuat keputusan pembelian Mie Sedaapdi Kota Bandar Lampung. Salah satu

cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah dengan selalu menjaga reputasi

perusahaan yang selama ini terjaga.

PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

MIE SEDAAP DI BANDAR LAMPUNG

Oleh

FERGHINA ZHAVIRA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Judul Skripsi : PENGARUH CITRA MEREK TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN MIE SEDAAP DI

BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa : Ferghina Zhavira

Nmor Pokok Mahasiswa : 1411011044

Jurusan : Manajemen

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Aripin Ahmad, S.E., M.Si.

NIP 19600105 198603 1 005

Afri Aripin, S.E., M.S.M.

NIP 19810218 201404 1 001

2. Ketua Jurusan Manajemen

Dr. R.R. Erlina, S.E., M.Si.

NIP 19620822 198703 2 002

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Aripin Ahmad, S.E., M.Si. …………….

Sekretaris : Afri Aripin, S.E., M.S.M. …………….

Penguji Utama : Driya Wiryawan, S.E., M.M. …………….

2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si.

NIP 19610904 198703 1 011

Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 29 Agustus 2018

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 8 Januari 1997, anak pertama

dari Bapak Muhammad Zaini, S.T., M.T. dan Ibu Siti Holijah S.H. Penulis

Memiliki 1 adik laki laki dan 1 adik perempuan. Penulis menyelesaikan

pendidikan di Taman kanak-kanak AL-Azhar 4 Bandar Lampung pada tahun

2002, Sekolah Dasar Al-Azhar 1 Bandar Lampung pada tahun 2008, Sekolah

Menengah Pertama Daar El-Qolam Bording School Gitung Jayanti Tanggerang

pada tahun 2011, Sekolah Menengah Atas Daar El-Qolam Bording School

Gintung Jayanti Tanggerang pada tahun 2014. Pada tahun 2014 penulis

melanjutkan jenjang pendidikan S1 di Universitas Lampung melalui jalur

SBMPTN jurusan Manajemen konsentrasi Manajemen Pemasaran. Pada tahun

2017 peneliti melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di desa Banjar Agung

Kecamatan Limau Kabupaten Tanggamus, yang dilaksanakan tanggal 26 Juli

2017 sampai dengan tanggal 31 Agustus 2017.

MOTTO

“Pengetahuan yang baik adalah yang memberikan manfaat.

Bukan yang hanya di ingat”

-Imam Al-syafi’i-

“Jangan terlalu bergantung pada siapapun di dunia ini.

Karena bayanganmu saja akan meninggalkan mu di saat

gelap”

-Ibnu Taymiyyah-

“Jangan Menunggu. Waktunya tidak akan pernah tepat ”

-Napoleon Hill -

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin puji syukur kepada Allah SWT. karena atas

izin-Nya terselesaikan karya tulis ilmiah ini.

Karya ini kupersembahkan kepada :

Orang tuaku tercinta Papah Hi.Muhammad Zaini S.T., M.T. dan Mamah

Hj.Siti Holijah S.H. telah mendidik, mengarahkan, pemberi semangat,

nasihat, perhatian, kasih sayang dan pengorbanan nya serta mendoakan

ku dalam meraih cita-cita.

Terimakasih untuk semangat dan doanya...

Semua Keluarga Besar, Sahabat dan Orang yang menyanyangiku...

Atas dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini...

Serta Terima kasih untuk Almamater tercinta, Universitas Lampung

SANWACANA

Bismillahirrohmaanirrohim,

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul“Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Mie Sedaap

Di Bandar Lampung”. Skripsi ini adalah salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Lampung.

Dalam skripsi ini, peneliti memperoleh bantuan dan bimbingan serta petunjuk dari

semua pihak. Maka dalam kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan ucapan

terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. R.R. Erlina, S.E., M.M. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Yuningsih, S.E., M.M., Selaku Sekretaris Jurusan Manajemen dan Sebagai

Pembimbing Akademik saya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lampung.

4. Bapak Aripin Ahmad, S.E., M.Si. selaku Pembimbing Utama atas kesediaan

nya memberikan waktu, pengetahuan, bimbingan, saran dan kritik, serta

kesabaran selama proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Afri Aripin , S.E., M.S.M. selaku Pembimbing Pendamping atas

kesediaan nya memberikan waktu, pengetahuan, bimbingan, saran dan kritik,

serta kesabaran selama proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Driya Wiryawan, S.E., M.M. selaku Penguji Utama pada ujian

komprehensif skripsi atas kesediannya dalam memberikan pengarahan dan

pengetahuan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Rinaldi Bursan, S.E., M.Si. selaku Pembimbing Akademik atas

kesediaan waktu, pengetahuan, bimbingan, saran dan kritik selama kuliah

sampai penyelesaian skripsi ini.

8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu nya

serta membimbing peneliti selama masa kuliah.

9. Bapak dan Ibu Staf Administrasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lampung yang telah membantu peneliti dalam segala proses administrasi.

10. Kedua orangtua ku tercinta, ayahanda Muhammad Zaini S.T., M.T. ibunda

Siti Holijah S.H., nenek ku tersayang terima kasih atas dukungan, kasih

sayang, pengorbanan, perhatian, cinta kasih, dan doa yang telah diberikan

demi kesuksesan peneliti semoga kelak di kemudian hari dapat

membahagiakan dan menjadi kebanggaan kalian.

11. Adik-adikku, M Farid Adji P dan Nabila Arzeti M terima kasih atas dukungan,

kasih sayang, pengorbanan, perhatian, cinta kasih, dan doa yang telah

diberikan demi kesuksesan iyay, semoga kalian menjadi orang sukses yang

berhasil dalam hidup serta dapat membahagiakan keluarga selamanya.

12. Tersayang Abdullatif terima kasih atas segala bantuan tenaga maupun waktu

yang kau luangkan untuk membantu ku menyelesaikan semua ini dan semoga

kamu bisa cepat menyusul

13. Sepupu alay ku Rifki Setia Kurniawan, Holisa safitri, Roihanah Saidah dan

Dina Farisah H terima kasih atas segala semangat dan doa kalian serta bantuan

kalian selama ini

14. Untuk sahabat dengor ku tersayang Mutiara Anggraini, Alma Andami dan

Widia ayu sari terima kasih atas segala bantuan dan semangat kalian yang

selalu mensuport di saat aku merasa lelah

15. Teman-teman seperjuangan awal kuliah Chibi-ChibiTumi, Yossi Nabilla,

Rizka Almira, Cyntia Caroline, Desta Dwi, Vina Sonia, Adinda Salsabila,

Zakia Atikah, Ellyzawati, Henni Aprilia, Triana Puspita, Malinda Noer, terima

kasih atas dukungan, doa, motivasi, saran dan pengalaman, semoga kita bias

sukses, cita-cita kita tercapai, dan kedepan nya harus semakin dewasa.

16. Terima Kasih banyak pada kakak-kakak tingkat Manajemen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, Kak Roland, Kak Adam, kak dini yang sudah membantu

dan memberikan ilmunya serta berbagi pengalaman untuk membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

17. Untuk sahabat ku tersayang, Pia, Sapira dan Cia terima kasih atas semua

dukungan, sukacita, doa, pengalaman, lelucon, kalian semua penyemangat ku

dan seperti keluarga ku sendiri, semoga kita semua selalu menjaga

silaturahmi.

18. Untuk sahabat 5liter ku, Emak iyas, Cebong dan yolan terima kasih atas

dukungan, doa, motivasi, pelajaran dan pengalaman dalam persahabatan, serta

bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

19. Terima kasih untuk Almamater Tercinta Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung.

20. Semua pihak yang telah membantu, memberikan motivasi serta doa kepada

peneliti yang tidak dapat disampaikan satu persatu saya ucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya.

Akhir kata, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi

kita semua.

Bandar Lampung, 11 Agustus 2018

Peneliti

Ferghina Zhavira

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i

DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v

I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ..................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 9

1. Bagi Perusahaan ..................................................................................... 9

2. Bagi Peneliti ........................................................................................... 9

3. Bagi peneliti selajutnya .......................................................................... 9

II. LANDASAN TEORI ................................................................................... 10

A. Pengertian Pemasaran ............................................................................... 10

B. Pengertian Produk ..................................................................................... 11

C. Pengertian Merek ...................................................................................... 12

D. Manfaat Merek .......................................................................................... 13

E. Pengertian Citra Merek ............................................................................. 15

F. Manfaat Citra Merek ................................................................................ 17

G. Proses Keputusan Pembelian .................................................................... 18

1. Pengenalan Kebutuhan ......................................................................... 19

2. Pencarian Informasi .............................................................................. 19

3. Evaluasi Alternatif ................................................................................ 20

4. Keputusan Pembelian ........................................................................... 20

5. Perilaku Pascapembelian ...................................................................... 21

H. Hubungan Citra Merek dengan Keputusan Pembelian ............................. 21

I. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 22

J. Hipotesis .................................................................................................... 24

ii

III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 25

A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 25

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ............................................... 25

1. Populasi ................................................................................................ 25

2. Teknik Pengambilan Sampel ................................................................ 26

C. Definisi Operasional Variabel ................................................................... 27

1. Variabel Independen (X) ..................................................................... 27

2. Variabel Dependen (Y) ......................................................................... 27

D. Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................................... 28

1. Uji Validitas .......................................................................................... 28

2. Uji Reliabilitas ...................................................................................... 29

E. Alat Analisis .............................................................................................. 30

1. Analisis Kualitatif ................................................................................. 30

2. Analisis Kuantitatif ............................................................................... 30

F. Pengujian Model ....................................................................................... 31

1. Uji Statistik F (Uji Simultan)................................................................ 31

2. Uji Statistik t (Uji Parsial) .................................................................... 31

IV. PEMBAHASAN ........................................................................................... 33

A. Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................................... 33

1. Uji Validitas .......................................................................................... 33

2. Uji Reliabilitas ...................................................................................... 34

B. Karakteristik Konsumen ............................................................................ 35

C. Analisis Tabulasi Variabel Penelitian ....................................................... 35

1. Dimensi Citra Merek (X1) .................................................................... 35

2. Dimensi Citra Produk (X2) ................................................................... 38

3. Dimensi Citra Pemakai(X3) .................................................................. 40

D. Analisis Regresi Berganda ........................................................................ 42

1. Pengujian Asumsi Otokorelasi, Multikolinieritas dan Normalitas ....... 43

2. Analisis Regresi Berganda.................................................................... 45

E. Uji Hipotesis Statistik ................................................................................ 46

1. Pengukuran Variabel Bebas secara menyeluruh .................................. 46

2. Uji Hipotesis Secara Parsial ................................................................. 47

V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 51

A. Kesimpulan ................................................................................................ 51

B. Saran .......................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 53

LAMPIRAN ......................................................................................................... 55

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Operasional Variabel ....................................................................................... 27

2. Validitas Indikator Penelitian Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan

Pembelian Konsumen Mie Sedaap di Bandar Lampung................................. 34

3. Reliabilitas Indikator Penelitian Pengaruh Citra Merek terhadap

Keputusan Pembelian Konsumen Mie Sedaap di Bandar Lampung. ............. 34

4. Tanggapan Konsumen terhadap Mie Sedaap merupakan Merek terkenal ..... 35

5. Tanggapan Konsumen terhadap Pernyataan Mie merupakan Makanan

yang Mudah Didapat ....................................................................................... 36

6. Tanggapan Konsumen terhadap Pernyataan Mie Sedaap merupakan

merek yang dapat dipercaya ............................................................................ 36

7. Tanggapan Konsumen terhadap Pernyataan dengan Merek Mie Sedaap

diinformasikan jelas ........................................................................................ 37

8. Tanggapan Konsumen terhadap Pernyataan Mie Sedaap memiliki Cita

Rasa yang enak. ............................................................................................... 38

9. Tanggapan Konsumen terhadap Pernyataan Mie Sedaap memiliki

Kemasan yang menarik ................................................................................... 38

10. Tanggapan Konsumen terhadap Pernyataan Mie Sedaap memiliki

Varian rasa yang cukup ................................................................................... 39

11. Tanggapan Konsumen terhadap Pernyataan Mie Sedaap merupakan

Makanan yang Praktis ..................................................................................... 40

12. Jawaban Konsumen tentang membeli Mie Sedaap dapat mencerminkan

gaya hidup ....................................................................................................... 41

iv

13. Jawaban Konsumen tentang membeli Mie Sedaap dapat menunjukkan

prestise yang tinggi ......................................................................................... 41

14. Jawaban Konsumen tentang Mie Sedaap sesuai dengan Kepribadian ............ 42

15. Hasil Uji Parsial Keputusan Konsumen Konsumen dalam Mie Sedaap

di Bandar Lampung ......................................................................................... 48

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Model Lima Tahap Proses keputusan Pembelian ........................................... 19

2. Kerangka Pemikiran ........................................................................................ 23

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dalam bidang ekonomi yang semakin pesat telah memberikan

pengaruh yang besar bagi kegidupan masyarakat dan perusahaan dalam

persaingan usaha. Persaingan tersebut akan mendorong perusahaan untuk

mengelola bisnisnya agar mampu menciptakan produk dan mengembangkan

perusahaan sehingga memperoleh laba yang optimal. Produk yang diciptakan dan

ditawarkan harus memiliki identitas yang membedakan produk tersebut berbeda

dengan produk lainnya yang disebut dengan merek.

Menurut American Marketing Assiciation (AMA) dalam Kotler dan Keller

(2014:258) :

Merek adalah nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya,

yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari satu penjual

atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari para pesaing.

Merek bukan hanya untuk membedakan produk dari pesaing dan menciptakan

daya tarik, tetapi juga sebagai alat untuk memenangkan persaingan. Dengan

demikian, setiap penjual atau pemasar harus mampu membangun misi untuk

merek tersebut dan visi harus menjadi seperti apa sebuah merek tersebut dan apa

yang harus dilakukannya terhadap merek tersebut (Kurniawan, 2009:23). Hal ini

penting karena konsumen pada umumnya lebih menyukai merek yang terkenal

2

meskipun terkadang harga yang ditawarkan lebih mahal. Pada tingkat persaingan

yang rendah, merek hanya membedakan antara satu produk dengan produk

lainnya atau merek hanya sebuah nama. Sedangkan pada tingkat persaingan yang

tinggi, merek memberikan kontribusi dalam menciptakan dan menjaga daya saing

sebuah produk.

Merek memiliki fungsi sebagai salah satu alat promosi yang menyebabkan merek

mempunyai peran penting dalam menarik minat konsumen akan produk yang

ditawarkan perusahaan, sehingga akan mendorong konsumen untuk melakukan

pembelian. Konsumen yang memutuskan untuk membeli, akan mencari informasi

mengenai merek apa yang baik atau citra yang tertanam pada merek tersebut. Citra

tidak mudah untuk dibentuk, sehingga apabila sudah terbentuk akan sulit untuk

mengubahnya. Citra yang dibentuk harus jelas dan memiliki keunggulan bila

dibandingkan dengan pesaingnya, pada saat perbedaan dan keunggulan merek

dihadapkan dengan merk lain.

Citra merupakan total persepsi terhadap suatu objek, yang dibentuk dengan

memproses informasi dari berbagai sumber di setiap waktu. Persepsi yang positif

setiap waktu pada produk akan membentuk citra merek yang positif. (Sitohang,

2011). Citra merek membuat konsumen dapat mengenal suatu produk,

mengevaluasi kualitas dari produk, serta dapat menyebabkan risiko pembelian.

Konsumen akan menjadikan citra merek suatu produk sebagai acuan sebelum

melakukan pembelian suatu produk. Perusahaan harus dapat menciptakan merek

yang menarik sekaligus menggambarkan manfaat produk yang sesuai dengan

3

keinginan dan kebutuhan konsumen, dengan demikian konsumen memiliki citra

yang positif terhadap merek.

Menurut (Biel, 1992) komponen citra merek terdiri atas 3 bagian, yaitu:

1. Citra pembuat, yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen

terhadap perusahaan yang membuat suatu produk atau jasa. Indikator citra

pembuat adalah reputasi perusahaan seperti nama baik yang dimiliki oleh

perusahaan. Popularitas perusahaan yaitu nama besar perusahaan yang sudah

banyak dikenal masyarakat, dan jaringan distribusi perusahaan yang luas.

2. Citra pemakai, yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen

terhadap pemakai yang menggunakan suatu produk atau jasa. Indikator citra

pemakai adalah gaya hidup yang mengikuti perkembangan trend

mencerminkan pribadi orang-orang pemakainya. Praktis seperti kemudahan

yang memberikan pemakai yang bermanfaat.

3. Citra produk, yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen

terhadap suatu produk atau jasa. Indikator citra produk adalah seperti harga

yang murah, rasa yang enak, produk yang tahan lama, dan nilai lebih yang

dimiliki dari produk.

Citra merek yang positif akan memudahkan konsumen untuk memutuskan dalam

melakukan pembelian. Hal tersebut disebabkan karena merek yang mempunyai

citra baik akan melekat dipikiran konsumen sehingga konsumen akan yakin untuk

membeli produk tersebut. Konsumen yang dihadapkan dengan beberapa pilihan

merek, pasti akan menitikberatkan pada merek yang mempunyai citra baik, yang

sebelumnya pernah digunakan, dan hasil yang memuaskan. Konsumen yang

4

mempunyai pengalaman positif terhadap suatu merek akan merespon lebih cepat

terhadap pemilihan suatu merek dalam melakukan keputusan pembelian.

Menurut Kotler dan Keller (2014:185) dalam melakukan keputusan pembelian,

konsumen akan melewati lima tahapan yaitu: pengenalan masalah, pencarian

informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.

Berdasarkan pendapat tersebut istilah keputusan pembelian dapat diartikan

sebagai bagian dari perilaku konsumen yang bertujuan untuk menentukan proses

pengembangan keputusan dalam membeli suatu barang atau jasa dimana individu

terlibat secara langsung dalam mendapatkan dan mempergunakan barang atau jasa

yang ditawarkan tersebut. Oleh karena itu, hal untuk melakukan pembelian,

terbentuk berdasarkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.

Umumnya perusahaan mengalami kesulitan dalam memonitor, memahami dan

menganalisis perilaku konsumen secara tepat dan benar, mengingat banyaknya

faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dan adanya perbedaan perilaku

untuk masing-masing individu. Dengan demikian perusahaan dituntut untuk dapat

memantau perubahan-perubahan perilaku konsumennya, termasuk perilaku

konsumen untuk mendapatkan atau memilih produk.

Produk mie instan sebagaimana diketahui adalah salah satu produk makanan cepat

saji yang semakin lama semakin banyak digemari masyarakat karena kemudahan

dalam hal penyajiannya. Demikian juga bagi kalangan mahasiswa yang sebagian

besar berdomisili jauh dari orang tua, produk ini merupakan makanan cepat saji

yang biasa dikonsumsi karena harganya yang terjangkau, mudah didapatkan dan

sifatnya yang tahan lama. Dengan semakin banyaknya mie instan yang ada di

5

pasaran berarti memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk memilih merk yang

sesuai dengan keinginannya. Oleh karena itu perlu bagi perusahaan untuk

menganalisis perilaku konsumen mie instan untuk mengetahui pola pembeliannya.

Dengan ini mendorong perusahaan bersaing mendapatkan calon konsumen

melalui berbagai strategi yang tepat. Lebih jauh lagi produsen dalam

mendistribusikan produknya ke pasar konsumen berusaha agar produknya dapat

diterima sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen.

Keanekaragaman konsumen dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dapat

dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari diri konsumen maupun

luar konsumen. Keinginanan konsumen yang beragam menyebabkan perusahaan

di tuntut untuk dapat menilai kembali apa yang menjadi keinginan konsumen di

masa sekarang dan masa yang akan datang.

Dengan semakin meningkatnya persaingan dalam produk mie instan, maka

perusahaan harus berlomba-lomba untuk dapat merebut pasar seluas-luasnya agar

dapat memuaskan kebutuhan konsumen tersebut diharapkan tujuan perusahaan

untuk menjaga kelangsungan hidup produk serta target dalam mendapatkan laba

akan dapat dicapai dengan optimal. Oleh karena itu untuk dapat memenangkan

persaingan, maka perusahaan harus dapat memahami perilaku konsumen pada

pasar sasaran merupakan tugas penting dari manajemen pemasaran, dimana

perusahaan dapat mengetahui apa yang dibutuhkan konsumen, bagaimana,

mengapa, kapan, dan dimana mereka membeli produk yang diinginkan. Pada

bidang pemasaran ini perusahaan melakukan kompetisi diantaranya pada aspek harga,

pelayanan dan merek dari suatu produk.

6

Menurut David A. Aaker yang dikutip Rangkuti (2014: 4) merek adalah nama atau

simbol yang bersifat membedakan (seperti logo, cap, atau kemasan) dengan maksud

mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual

tertentu. Jadi merek membedakan penjual, produsen, atau produk dari penjual,

produsen atau yang lain. Merek dapat berupa nama, merek dagang, penjual diberi hak

eksklusif untuk menggunakan mereknya. Jadi merek berbeda dengan aktiva yang lain

seperti paten atau hak cipta yang mempunyai batas waktu.

Merek diyakini mempunyai kekuatan yang besar untuk memikat orang untuk membeli

produk atau jasa yang diwakilinya. Merek menjadi lebih dipertimbangkan oleh

perusahaan dewasa ini, terutama pada kondisi persaingan merek yang semakin tajam.

Perusahaan semakin menyadari arti penting merek bagi suksesnya sebuah produk. Oleh

karenanya, aktivitas-aktivitas strategi mengelola merek, meliputi penciptaan merek,

membangun merek, memperluas merek untuk memperkuat posisi merek pada

persaingan menjadi sangat diperhatikan oleh perusahaan. Semua upaya tersebut

dimaksudkan untuk menciptakan agar merek yang dimiliki oleh perusahaan dapat

menjadi kekayaan atau ekuitas bagi perusahaan.

Sebuah merek dikatakan khusus jika konsumen merasa yakin bahwa merek-merek

tersebut benar-benar khusus. Merek memudahkan proses pengambilan keputusan

pembelian oleh konsumen, karena dapat membedakan produk yang akan dibelinya

dengan produk lain sehubungan dengan atribut yang melekat di dalamnya.

Penelitian ini dilakukan pada konsumen Mie Sedaap di Bandar Lampung. yang

dilakukan pada konsumen berbelanja di supermarket atau warung untuk membeli

7

kebutuhannya. Dengan merek yang menarik dan mudah diingat diharapkan akan

lebih memilih mengkonsumsi Mie Sedaap.

Strategi yang dilakukan oleh Mie Sedaap tersebut merupakan salah satu cara

untuk menarik minat konsumen dalam melakukan proses keputusan pembelian

yang dapat meningkatkan jumlah pangsa pasarnya. Kepemilikan citra merek yang

kuat merupakan suatu keharusan bagi setiap perusahaan, karena citra merek

merupakan aset perusahaan yang sangat berharga. Citra merek yang kuat dapat

mengembangkan citra perusahaan dengan membawa nama perusahaan. Dalam

penelitian Lin, Chien-Hsiung (2013), Lin, Nan-Hong (2007) mengungkapkan

bahwa citra merek memiliki efek positif pada keputusan membeli, oleh karna itu

penelitin ini mengangkat judul “Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan

Pembelian Mie Sedaap di Kota Bandar Lampung”

B. Perumusan Masalah

Aaker (1997:139) mengatakan bahwa citra merek terdiri dari tiga komponen yaitu

Product Attributs (atribut produk)yang merupakan hal-hal yang berkaitan dengan

merek itu sendiri seperti kemasan, isi produk, harga, rasa dan lain-lain; Consumer

Benefits (manfaat yang dirasakan konsumen) yang merupakan kegunaan produk

dari merek tersebut; dan Brand Personality (kepribadian merek) yang merupakan

asosiasi kepribadian sebuah merek apabila merek tersebut seorang manusia.

Yu et.al (2013) dalam penelitiannya yang mengevaluasi citra merek yang

dikembangkan oleh Keller (2013). Konsep citra merek menurut Keller (2013)

terdiri atas : fungsional, simbolik, dan pengalaman. Hasil penelitian tersebut

8

menunjukan bahwa citra merek berpengaruh positip terhadap keputusan membeli

Mie Sedaap di Kota Bandar Lampung.

Di sisi lain, Lin (2013) dalam penelitian tentang pengaruh citra merek pada niat

pembelian di industri ketring di Taiwan dengan memakai fungsi, simbolisme, dan

pengalaman di citra merek dan mengukur niat beli dengan cara

merekomendasikan ke teman untuk membeli, mempertimbangkan untuk membeli

dan dalam kemungkinan membeli dan korelasi antara variabel demografis. Hasil

penelitian tersebut menunjukan bahwa citra merek berpengaruh positif pada niat

beli dan akan merekomendasikan ke teman. Sehingga dalam mengukur citra

merek peneliti mengunakan penelitian Sondoh. et.al (2007). Keller (2013) dalam

penelitian Sondoh, et. al (2007 ; 87) menjelaskan bahwa citra merek dapat diukur

melalui manfaat merek yaitu manfaat pengalaman, simbolik, sosial, fungsional

dan meningkatkan penampilan, oleh karena itu perumusan masalah yang dapat

diangkat dalam penelitian ini adalah “Apakah Citra Merek Berpengaruh pada

Keputusan Membeli Mie Sedaap di Kota Bandar Lampung.”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah pengaruh citra merek

pada keputusan membeli Mie Sedaap di Kota Bandar Lampung.

9

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk :

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan yang bermanfaat bagi

perusahaan untuk mengetahui variabel–variabel mana yang belum sesuai dengan

keinginan dan kebutuhan konsumen sehingga perusahaan akan mudah untuk

melakukan pengembangan produk.

2. Bagi Peneliti

Menambah dan memperluas pengetahuan serta pengalaman peneliti dalam

menerapkan teori-teori yang diperoleh di perkuliahan khususnya yang

berhubungan dengan pengaruh citra merek terhadap keputusan membeli.

3. Bagi peneliti selajutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi pembaca dan

dapat memberikan informasi bagi penelitian lain yang berkaitan dengan bidang

pemasaran.

II. LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pemasaran

Pemasaran dapat didefinisikan dari berbagai sudut pandang seperti yang diuraikan

berikut ini.

Pengertian pemasaran menurut Kotler dan Keller (2014:5) :

Pemasaran adalah sabagai sebuah proses kemasyarakatan dimana individu

dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan

jasa yang bernilai dengan orang lain.

Pengertian pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) dalam

Kotler dan Keller (2014:5) :

Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk

menciptakan, mengomunikasikan, dan memberi nilai kepada pelanggan

untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan

organisasi dan pemangku kepentingannya.

Definisi di atas menunjukan bahwa pemasaran adalah suatu proses yang

melibatkan analisa, perencanaan, palaksanaan, dan pengawasan barang atau jasa.

Kegiatan pemasaran itu sendiri harus dikelola dengan cara yang lebih baik yang

dikenal dengan istilah manajemen pemasaran. Manajemen pemasaran adalah seni

dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta

menumbuhkan pelanggan dengan memciptakan, menghantarkan, dan

mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul (Kotler dan Keller, 2014:5).

11

B. Pengertian Produk

Pengertian produk menurut Kotler dan Keller (2014:4) :

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada sebuah pasar

untuk memuasakan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik,

jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, property, organisasi, infoemasi dan

ide.

Produk yang dipasarkan meliputi yang dapat dilihat atau memiliki bentuk fisik,

seperti barang, orang, tempat, properti, organisasi serta yang tidak dapat dilihat

atau tidak memiliki bentuk fisik seperti jasa, pengalaman, kegiatan, informasi dan

gagasan. Dari definisi di atas dapat dijelaskan bahwa produk adalah segala sesuatu

yang memiliki nilai untuk dipasarkan untuk dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi

untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan.

Dalam merencanakan penawaran pasarnya, pemasar harus memperhatikan atau

melihat lima tingkat produk. Lima tingkat produk yaitu sebagai berikut :

1. Tingkat pertama atau tingkat dasar adalah manfaat inti atau manfaat yang

benar-benar dibeli pelanggan. Pelanggan harus melihat diri mereka sendiri

sebagai penyedia manfaat.

2. Tingkat kedua, pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk dasar.

3. Tingkat ketiga, pemasar mempersiapkan produk yang diharapkan pembeli

ketika mereka membeli sebuah produk.

4. Tingkat keempat, pemasar menyiapkan produk tambahan yang melebihi

harapan pelanggan.

5. Tingkat kelima adalah produk potensial yang mencakup semua kemungkinan

tambahan dan transformasi yang mungkin dialami sebuah produk atau

penawaran dimasa depan.

12

C. Pengertian Merek

Masyarakat awam pada umumnya mengatakan merek adalah nama dari sebuah

produk, padahal nama merek merupakan sebagian kecil dari sebuah merek.

Sebuah merek yang terkenal dan terpercaya merupakan aset yang tidak ternilai.

Menurut UU Merek No.15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1 dalam Tjiptono (2015:2) :

Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata huruf-huruf, angka-

angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang

memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan

barang atau jasa.

Menurut American Marketing Assiciation (AMA) dalam Kotller dan Keller

(2014:258) :

Merek adalah nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya,

yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari satu penjual

atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari para pesaing.

Selain membedakan satu produk dengan produk yang lain, merek juga memberi

manfaat bagi konsumen diantaranya membantu mengidentifikasi manfaat yang

ditawarkan dan kualitas produk. Konsumen lebih mempercayai produk dengan

merek tertentu daripada produk tanpa merek meskipun manfaat yang ditawarkan

sama.

Merek adalah penggunaan nama, logo, serta slogan untuk membedakan

perusahaan - perusahaan dengan individu – individu satu sama lain dalam hal apa

yang mereka tawarkan. Penggunaan konsisten suatu merek, simbol, atau logo

membuat merek tersebut segera dapat dikenali oleh konsumen sehingga segala

sesuatu yang berkaitan dengannya tetap diingat (Kotler dan Keller, 2014: 23).

13

Dalam pemasaran, nama merek juga memilik peran yaitu:

1. Memotivasi orang untuk membeli, nama merek biasanya sering kali menjadi

alat untuk menarik perhatian konsumen.

2. Menjadikan produk mudah diingat, nama merek itu sendiri harus menempel di

ingatan orang. Banyak cara agar hal itu terjadi, seperti memilih nama merek

yang unik dan beda yang menimbulkan kesan meyakinkan.

3. Menciptakan titik fokus, nama merek harus memberikan daya tarik sentral

yang merangkum semuanya. Nama merek harus relevan dengan produk dan

fungsi serta idealnya harus memberi sejenis inspirasi atau petunjuk pada

seluruh komunikasi merek.

4. Menggambarkan hakikat atau fungsi produk, untuk beberapa merek, nama

menggambarkan segalanya.

D. Manfaat Merek

Menurut Tjiptono (2015:20), merek barmanfaat bagi produsen dan konsumen.

Bagi produsen merek berperan penting sebagai berikut :

1. Sarana indentifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakana

produk bagi perusahaan, terutama dalam pengorganisasian sediaan dan

pencatatan akuntansi.

2. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau produk unik.

3. Signal singkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa

dengan mudah memilih dan membelinya lagi di lain waktu.

4. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari

para pesaing.

14

5. Sumber keunggulan kompetitif, terutama melindungi perlindungan hukum,

loyalitas pelanggan, dan citra unik yang terbentuk dalam benak konsumen.

Manfaat merek bagi konsumen adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi, yaitu bisa dilihat dengan jelas, member makna bagi produk,

mudah mengidentifikasi produk yang dibutuhkan atau dicari.

2. Praktikalitas, yaitu memfasilitasi penghematan waktu dan energi melalui

pembelian ulang identik dan loyalitas.

3. Jaminan, yaitu memberikan jaminan bagi konsumen bahwa merek bisa

mendapatkan kualitas yang sama sekalipun pembelian dilakukan pada waktu

dan tempat yang berbeda.

4. Optimisasi, yaitu memberikan kepastian bahwa konsumen dapat membeli

alternatif terbaik dalam kategori produk tertentu dan pilihan terbaik untuk

tujuan spesifik.

5. Karateristik, yaitu mendapatkan konfirmasi mengenai citra diri konsumen atau

citra yang ditampilkannya kepada orang lain.

6. Kontinuitas, yaitu kepuasan terwujud meleui familiaritas dan intimasi dengan

merek yang telah digunakan atau dikonsumsi pelanggan selama bertahun-

tahun.

7. Hedonistik, yaitu kepuasan terkait dengan daya tarik merek, logo dan

komunikasinya.

8. Etis, yaitu kepuasan terkait dengan perilaku tanggung jawab merek

bersangkutan dalam hubungannya dengan masyarakat.

15

Merek merupakan salah satu keunggulan dalam bersaing. Membangun merek

yang kuat seperti membangun sebuah rumah yang kuat, dan diperlukannya

fondasi yang kuat juga. Menurut Rangkuti (2014:5) cara membangun merek

adalah sebagai berikut :

1. Memiliki positioning yang tepat, yaitu menempatkan semua aspek secara

konsisten sehingga selalu menjadi nomor satu dibenak pelanggan.

2. Memiliki brand value yang tepat. Brand value adalah nilai-nilai yang terdapat

dalam merek.

3. Memiliki konsep yang tepat, yaitu dengan mengkomunikasikan semua

elemen-elemen brand value dan positioning yang tepat, sehingga brand image

dapat terus-menerus ditingkatkan.

E. Pengertian Citra Merek

Citra merek dapat dianggap sebagai jenis persepsin yang muncul dalam benak

konsumen ketika mengingat suatu merek. Persepsi tersebut dapat muncul dalam

bentuk pemikiran atau citra tertenti yang dikaitkan dengan suatu merek seperti

sama halnya ketika diri kita berfikir tentang orang lain.

Menurut Rangkuti (2014:43) :

Citra merek (brand image) adalah sekumpulan asosiasi merek yang

terbentuk dibenak konsumen.

Sedangkan menurut Biel, (1992) :

Citra merek (brand image) adalah citra tentang suatu merek yang dianggap

sebagai sekelompok asosiasi yang menghubungkan pemikiran konsumen

terhadap suatu nama merek.

16

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa citra merek adalah

sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan oleh konsumen terhadap merek tertentu

dan dapat disampaikan melalui sarana komunikasi yang tersedia. Citra merek dapat

dibangun berdasarkan kesan, pemikiran ataupun pengalaman yang dialami seseorang

terhadap suatu merek yang pada akhirnya akan membentuk sikap terhadap merek

yang bersangkutan.

Tiga komponen pendukung dalam citra merek yaitu citra pembuat, citra pemakai,

dan citra produk itu sendiri (Biels,1992), yang dijelaskan sebagai berikut:

1. Citra Pembuat

Citra pembuat yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen

terhadap perusahaan yang membuat suatu produk atau jasa. Citra pembuat

merupakan citra yang ada dalam perusahaan itu sendiri. Perusahaan sebagai

organisasi berusaha membangun imagenya dengan tujuan agar nama perusahaan

ini bagus, sehingga akan mempengaruhi segala hal mengenai apa yang dilakukan

oleh perusahaan.

2. Citra Produk

Citra produk yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen

terhadap suatu produk atau jasa. Citra produk yang dapat berdampak positif

maupun negatif yang berkaitan dengan kebutuhan, keinginan, dan harapan

konsumen. Citra dari produk dapat mendukung terciptanya citra merek (brand

image) dari sebuah merek.

3. Citra Pemakai

Citra pemakai yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen

terhadap pemakai yang menggunakan suatu produk atau jasa. Citra pemakai

17

dapat dibentuk langsung dari pengalaman dan kontak dengan pengguna merek

tersebut. Manfaat adalah nilai pribadi konsumen yang diletakkan terhadap atribut

dari produk atau layanan yaitu apa yang konsumen pikir akan mereka dapatkan

dari produk atau layanan tersebut.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam sebuah citra merek

terkandung beberapa hal yang menjelaskan tentang merek sebagai organisasi,

merek sebagai produk, dan merek sebagai simbol pemakai. Citra merek bisa juga

tercipta dari faktor-faktor lainnya. Citra merek bisa tercipta dengan waktu yang

sangat lama dan bisa juga dengan waktu yang singkat. Hal ini tergantung dengan

perusahaan itu sendiri sebagai produsen dari merek yang dikeluarkan.

F. Manfaat Citra Merek

Merek merupakan hal yang penting dalam menentukan strategi pemasaran. Suatu

citra atau persepsi dapat membantu sebuah perusahaan untuk menentukan strategi

yang tepat untuk dilakukan. Menurut Rangkuti (2014:43), citra atau persepsi

masyarakat terhadap citra merek adalah strategi pemasaran dalam beberapa cara

yaitu:

1. Citra dapat dibuat sebagai tujuan didalam strategi perusahaan.

2. Citra dapat dipakai sebagai suatu dasar untuk bersaing dengan citra merek

produk lain yang sejenis yang dihasilkan oleh pesaing.

3. Citra merek juga dapat membantu memperbaharui penjualan suatu merek

4. Citra merek dapat dipergunakan untuk mengevaluasi efek kualitas strategi

perusahaan

18

Menurut Meenaghan dalam Nurmiyati (2009) mengemukakan bahwa citra merek

yang dikelola dengan baik akan menghasilkan manfaat yang positif, yaitu

meliputi :

1. Meningkatkan pemahaman pengetahuan terhadap aspek-aspek perilaku

konsumen dalam mengambil keputusan.

2. Memperkaya orientasi konsumen terhadap hal-hal yang bersifat simbolis lebih

dari pada fungsi-fungsi produk.

3. Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk.

4. Meningkatkan keunggulan bersaing berkelanjutan, mengingat inovasi

teknologi sangat mudah untuk ditiru oleh pesaing.

G. Proses Keputusan Pembelian

Perusahaan yang cerdas berusaha untuk memahami proses keputusan pembelian

pelanggan secara keseluruhan melalui semua pengalaman perusahaan dalam

pembelajaran, memilih, menggunakan dan bahkan menyingkirkan produk untuk

menaril konsumen dalam melakuakn pembelian. Proses keputusan pembelian

konsumen terdiri dari lima tahap yaitu : pengenalan kebutuhan, pencarian

informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.

Proses pembelian dimulai jauh sebelum pembelian sesungguhnya dan berlanjut

dalam waktu yang lama setelah pembelian. Tahap-tahap proses keputusan

pembelian yang dilakukan oleh konsumen dapat digambarkan seperti berikut ini:

19

Gambar 1. Model Lima Tahap Proses keputusan Pembelian

Sumber: Kotler dan Keller (2014:185)

1. Pengenalan Kebutuhan

Proses pembelian dimulai dengan pengenalan kebutuhan (need recognition)

pembeli yang menyadari suatu masalah atau kebutuhan. Kebutuhan dapat dipicu

oleh rangsangan internal ketika salah satu kebutuhan normal seseorang seperti,

rasa lapar, haus timbul pada tingkat yang cukup tinggi sehingga menjadi

dorongan. Kebutuhan juga bisa dipicu oleh rangsangan internal, contohnya suatu

iklan atau diskusi dengan teman bisa membuat orang berpikir untuk menemukan

jenis kebutuhan atau masalah apa yang timbul, apa yang menyebabkannya, dan

bagaimana masalah itu mengarahkan konsumen pada produk tertentu ini.

2. Pencarian Informasi

Konsumen yang tertarik mungkin mencari lebih banyak informasi atau mungkin

tidak. Jika dorongan konsumen itu kuat dan produk yang memuaskan ada di dekat

konsumen itu, konsumen mungkin akan membelinya kemudian. Jika tidak,

konsumen bisa menyimpan kebutuhan itu dalam ingatannya atau melakukan

pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan.

Konsumen dapat memperoleh informasi dari beberapa sumber, sumber-sumber ini

meliputi sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, rekan), sumber komersial

(iklan, wiraniaga, situs web, penyalur, kemasan, tampilan), sumber publik (media

Pengenalan

Kebutuhan

Pencarian

Informasi

Evaluasi

Alternatif

Keputusan

Pembelian

Perilaku

PascaPembelian

20

massa, organisasi, pemeringkat konsumen, pencarian internet) dan sumber

pengalaman (penanganan, pemeriksaan, pemakaian produk).

Ketika semakin banyak informasi yang diperoleh, kesadaran konsumen dan

pengetahuan akan merek dan fitur yang tersedia meningkat. Dalam pencarian

informasi, seseorang bisa belajar tentang beberapa merek yang tersedia. Informasi

itu juga dapat membantu seseorang menyingkirkan merek tertentu dari

pertimbangannya. Sebuah perusahaan harus mengidentifikasi sumber informasi

konsumen dan arti penting masing-masing sumber tersebut secara seksama.

3. Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternatif yaitu bagaimana konsumen memproses informasi untuk sampai

pada pilihan merek. Konsumen tidak menggunakan proses evaluasi yang

sederhana dan tunggal dalam semua situasi pembelian. Akan tetapi, beberapa

proses evaluasi dilaksanakan. Pemasar harus mempelajari pembeli untuk

menemukan bagaimana cara mereka sebenarnya dalam mengevaluasi pilihan

merek. Jika mereka tahu proses evaluasi apa yang berlangsung, pemasar dapat

mengambil langkah untuk mempengaruhi keputusan pembelian.

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen menentukan peringkat merek dan membentuk

niat pembelian. Pada umumnya, keputusan pembelian konsumen adalah membeli

merek yang paling disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan

keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Faktor kedua

adalah faktor situasional yang tidak diharapkan. Konsumen mungkin membentuk

21

niat pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan, harga, dan manfaat

produk yang diharapkan. Namun kejadian tak terduga bisa mengubah niat

pembelian. Oleh karena itu, preferensi dan niat pembelian tidak selalu

menghasilkan pilihan pembelian yang aktual.

5. Perilaku Pascapembelian

Pekerjaan pemasar tidak berakhir ketika produk telah dibeli. Setelah membeli

produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas dan terlibat dalam perilaku

pascapembelian yang harus diperhatikan oleh pemasar. Semakin besar

kesenjangan antara ekspektasi dan kinerja, semakin besar pula ketidakpuasan

konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa penjual hanya boleh menjanjikan apa

yang dapat diberikan mereknya sehingga pembeli terpuaskan.

H. Hubungan Citra Merek dengan Keputusan Pembelian

Citra merek mempunyai peran yang sangat penting untuk membedakan suatu

produk atau perusahaan dengan yang lain. Citra yang diyakini oleh konsumen

mengenai sebuah merek sangat bervariasai dari persepsi masing-masing individu.

Konsumen dapat memandang bahwa Mie instan adalah produk yang berkualitas,

dapat dipercaya dan berbagai kesan yang baik mengenai produk tersebut. Hal itu

dikarenakan produk tersebut telah teruji dan telah dirasakan kelebihan-

kelebihannya.

Kualitas dalam suatu merek memberikan citra yang kuat dan positif. Tanpa citra

yang kuat dan positif, perusahaan akan sulit untuk menarik pelanggan baru,

mempertahankan pelanggan pelanngan yang sudah ada. Citra terhadap merek

22

berhubungan dengan sikap terhadap suatu merek. Hal ini mempertimbangkan

merek mana yang harus dipertimbangkan dan merek mana yang akan dipilih dan

memutuskan pembelian. Apabila citra yang tertanam pada produk adalah baik,

maka konsumen akan membeli produk tersebut untuk dikonsumsi, namun

sebaliknya apabila citra yang tertanam dalam benak konsumen mengenai merek

tersebut negatif maka harapan setelah pembelian konsumen akan merasa tidak

puas karena tidak sesuai denga informasi yang diketahui dan tidak sesuai dengan

harapannya. Citra yang positif akan menjadi kekuatan bagi merek yang digunakan

suatu produk.

I. Kerangka Pemikiran

Merek merupakan salah satu atribut penting bagi perusahaan. Memberi merek

yang tepat terhadap suatu produk, berarti memberi nilai tambah bagi produk

tersebut. Konsumen modern bukan saja menganggap merek hanya sebagai sebuah

nama produk, tetapi terkadang menjadi identitas yang akan membedakannya

dengan produk lain yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan yang sama, dan

hal ini akan mempermudah konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.

Perusahaan harus memiliki merek yang baik agar mudah dikenali menciptakan

persepsi yang positif kepada konsumen. Persepsi konsumen dalam memberi kesan

positif terhadap suatu merek disebut sebagai citra merek.

Dalam konsep pemasaran, citra merek sering direferensikan sebagai aspek

psikologis yaitu citra yang dibangun dalam alam bawah sadar konsumen melalui

informasi yang diharapkan melalui produk atau jasa. Untuk itulah pembangunan

sebuah citra merek, terutama citra yang positif menjadi salah satu hal yang

23

penting. Sebab tanpa citra yang kuat dan positif, sangatlah sulit bagi perusahaan

untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan yang sudah ada, dan pada

saat yang sama meminta mereka membayar harga yang tinggi.

Citra merek merupakan salah satu pertimbangan penting bagi konsumen sebelum

melakukan pembelian. Citra yang ada dibenak konsumen sangat bervariasi, yaitu

berdasarkan persepsi masing-masing individu. Produk dengan citra merek yang

positif, diyakini konsumen dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dengan

sendirinya akan menumbuhkan keputusan pembelian dan sebaliknya produk

dengan citra merek yang negatif dalam pandangan konsumen akan menyebabkan

minat pembelian yang rendah. Menurut (Biel, 1992:8) komponen citra merek

terdiri atas 3 bagian, yaitu : citra pembuat, citra produk, dan citra pemakai.

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan, maka model kerangka pikir dalam

penelitian ini yaitu:

Gambar 2. Kerangka Pemikiran

Keputusan Pembelian

(Y)

Citra Merek (X)

Citra Pembuat (X1)

Citra Produk (X2)

Citra Pemakai (X3)

24

J. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, permasalahan dan kerangka pemikiran maka hipotesis

dalam penelitian ini adalah citra merek berpengaruh terhadap keputusan membeli

Mie Sedaap di Kota Bandar Lampung.

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survey, yaitu suatu model yang dilakukan

dengan tujuan untuk memperoleh fakta dari berbagai gejala yang ada dan mencari

keterangan secara fakta dari praktek yang sedang berlangsung, dengan desain

penelitian deskriptif verifikatif. Verifikatif karena menguji kebenaran hipotesis

yang telah dirumuskan sebelumnya, dan deskriptif karena dilakukan dengan cara

membuat deskripsi atau gambaran yang sistematis, faktual dan akurat mengenai

fakta atau sifat objek serta menginterpretasikan hubungan antar fenomena yang

diselidiki (Nazir : 2015: 86).

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015:72).

Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk Kota Bandar Lampung yang

membeli dan mengkonsumsi Mie Sedaap. Akibat terbatasnya kemampuan, dana,

26

dan waktu serta tidak terbatasnya populasi Mie Sedaap, maka untuk memperoleh

data dalam penelitian ini digunakan sampel dalam penelitian ini.

2. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karateristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Tidak terdapat data yang pasti mengenai jumlah penduduk Kota Bandar

Lampung yang pernah mengkonsumsi produk Mie Instan Sedaap., Tidak semua

anggota populasi akan menjadi responden pada penelitian ini, sehingga perlu

dilakukan pengambilan sampel. Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki

karakteristik yang relatif sama dan bisa dianggap mewakili populasi (Singarimbun

2011: 76), teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian ini adalah

accidental sampling. Accidental sampling dilakukan dengan memberikan kuesioner

untuk diisi kepada para responden yang pernah mengkonsumsi produk Mie Instan

Sedaap selama periode penelitian.

Penentuan jumlah sampel ditentukan dengan persyaratan yang ditentukan oleh

Jogiyanto, (2007, 48). menyatakan jumlah sampel yang diambil minimal 4 - 5 kali

dari jumlah parameter yang dipergunakan dalam penelitian. Penelitian ini

menggunakan 15 parameter yang berupa item-item pertanyaan/kuesioner, sehingga

jumlah sampel yang diambil adalah sebesar 15 x 5 = 75 responden dan dicukupkan

menjadi 100 responden.

27

C. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Independen (X)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

penyebab terjadinya perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah citra merek yang terdiri dari citra pembuat, citra

produk, dan citra pemakai.

2. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

keputusan pembelian.

Tabel 1. Operasional Variabel

Variabel Sub

Variabel Pengertian Indikator Skala

Citra

Merek

(X)

Citra

pembuat

(X1)

Citra yang ada

dalam perusahaan

itu sendiri.

1. Terkenal

2. Kemudahan

3. Dipercaya

4. Informasi jelas

Interval

Citra produk

(X2)

Citra konsumen

terhadap suatu

produk yang dapat

berdampak positif

maupun negatif

yang berkaitan

dengan kebutuhan,

keinginan, dan

harapan

konsumen.

1. Cita rasa

2. Kemasannya

3. Variannya

4. Praktis

5. Tahan lama

Interval

Citra

pemakai

(X3)

Citra yang

dibentuk langsung

dari pengalaman

dan kontak dengan

pengguna merek

tersebut.

1. Gaya hidup

2. Prestige

3. Kepribadian

Interval

28

Variabel Sub

Variabel Pengertian Indikator Skala

Keputusan

Pembelian

(Y)

adalah Keputusan

yang diambil

dalam

mengkonsumsi

sesuatu yang

dilakukan oleh

konsumen

Citra merek memberikan

pertimbangan dalam

keputusan pembelian.

Interval

D. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan

yang disebarkan kepada responden. Instrumen yang dibuat sebelum disebarkan

kepada responden yang menjadi sampel penelitian harus diuji kevalidan dan

kereliabelannya melalui analisis faktor dengan bantuan SPSS, agar daftar

pertanyaan yang dibuat tersebut benar-benar mampu menguak data sehingga

mampu menjawab permasalahan hingga tujuan penelitian tercapai.

Uji validitas dimaksudkan untuk memastikan seberapa baik suatu instrumen

mengukur konsep yang seharusnya diukur. Instrumen yang valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur secara tepat dan benar. Dengan

mempergunakan instrumen penelitian yang memiliki validitas yang tinggi, hasil

penelitian mampu menjelaskan masalah penelitian sesuai dengan keadaan atau

kejadian yang sebenarnya dengan signifikansi dibawah 0,05 dan Kaiser-Meyer-

Olkin (KMO) serta Measure of Sampling Adequacy (MSA) minimal 0.5 dinyatakan

valid dan sampel bisa di analisis lebih lanjut, Singgih (2012:101).

29

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen adalah ketepatan instrumen pengukur. Uji reliabilitas

dilakukan untuk mengetahui konsistensi dan ketepatan pengukuran, apabila

pengukuran dilakukan pada objek yang sama berulang kali dengan instrumen

yang sama. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini mengunakan rumus Alpha

Croanbach. Rumus dari Alpha Croanbach adalah sebagai berikut :

r 11 =

2

1

2

11

1

k

k

Keterangan :

r 11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyak butir pertanyaan

2

1 = Jumlah varians pertanyaan

2

1 = Varians total

Dimana 2

1 =

( )

n

n

XX

2

12

1

Sebuah instrumen dikatakan memiliki reabilitas yang tinggi jika nilai Cronbach’s

Coefficient Alpha >0,5 dan Cronbach’s Alpha If Item Deleted < Cronbach’s

Coefficient Alpha (Gozali, 2005:133).

30

E. Alat Analisis

1. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis permasalahan dan mencari jalan

pemecahan masalah dengan menggunakan data yang terkumpul dari hasil

kuesioner yang dihubungkan dengan teori-teori yang berkaitan dengan citra merek

dalam pembelian Mie Sedaap di Kota Bandar Lampung.

2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif yaitu analisis yang digunakan dengan menggunakan rumus

statistik. Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh antara

variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Penelitian ini menggunakan

analisis regresi berganda. Persamaan regresi linear berganda dirumuskan sebagai

berikut:

Y = a+ b1X1 + b2X2 + b3X3 + Et

Keterangan :

Y = Keputusan Pembelian

a = Konstanta

b1, b2, b3 = Koefisien regresi

X1 = Citra pembuat (corporate image)

X2 = Citra produk (product image)

X3 = Citra pemakai (user image)

Et = Error term

31

F. Pengujian Model

1. Uji Statistik F (Uji Simultan)

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan

dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap

variabel dependen (Ghozali, 2005:93). Uji ini dilakukkan dengan membandingkan

antara nilai F hitung dengan nilai F tabel dengan menggunakan tingkat signifikan

sebesar 5%. Jika nilai F hitung lebih besar dari F tabel maka secara bersama-sama

seluruh variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Selain itu, dapat

juga dengan melihat nilai probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada

0,05 (untuk tingkat signifikansi = 5%), maka variabel independen secara bersama-

sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas

lebih besar daripada 0,05 maka variabel independen secara serentak tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen.

2. Uji Statistik t (Uji Parsial)

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara

indivdual (parsial) dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,

2005:105). Hipotesis yang digunakan adalah :

• Ho : b1 = 0, artinya variabel independen X1 secara individual tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen Y.

• Ha : b1 ≠ 0, artinya variabel X1 secara individual berpengaruh terhadap

variabel dependen Y.

32

• Ho : b2 = 0, artinya variabel independen X2 secara individual tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen Y.

• Ha : b2 ≠ 0, artinya variabel X2 secara individual berpengaruh terhadap

variabel dependen Y.

• Ho : b3 = 0, artinya variabel independen X3 secara individual tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen Y.

• Ha : b3 ≠ 0, artinya variabel X3 secara individual berpengaruh terhadap

variabel dependen Y.

Sedangkan kriteria pengujian pada uji statistik t dilakukan dengan

membandingkan antara nilai t hitung dengan nilai t tabel dengan menggunakan

tingkat signifikansi sebesar 5%. Jika nilai t hitung lebih besar dari t tabel maka

secara individual variabel independen mempengaruhi variabel dependen (Ho

ditolak dan Ha diterima). Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas.

Jika nilai probabilitas lebih kecil daripada 0,05 (untuk tingkat signifikansi = 5%),

maka variabel independen secara individual berpengaruh terhadap variabel

dependen. Sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar daripada 0,05 maka

variabel independen secara individual tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, hipotesis awal yang diajukan

adalah dapat diterima dengan alasan sebagai berikut.

1. Hasil statistik regresi linear berganda menyatakan bahwa Citra Perusahaan

(X1), Citra Produk (X2) Citra Pemakai (X3) berpengaruh secara bersama-sama

dan masing-masing terhadap keputusan konsumen dalam membeli Mie

Sedaap di Kota Bandar Lampung.

2. Hasil analisis regresi berganda membuktikan bahwa Citra Produk (X2)

merupakan pengaruh paling besar bagi konsumen dalam membuat keputusan

pembelian Mie Sedaap di Kota Bandar Lampung, hal tersebut berdasarkan

nilai β sebesar 0,602. Begitu juga berdasarkan hasil analisis deskriptif, terlihat

bahwa pada Citra Produk dimensi yang memiliki pengaruh dominan terhadap

keputusan konsumen atas Mie Sedaap di Kota Bandar Lampung.

3. Hasil uji R Square yaitu 0,525 yang berarti bahwa variabel bebas Citra

Perusahaan (X1), Citra Produk (X2) Ciitra Pemakai (X3) berpengaruh secara

bersama-sama dan masing-masing terhadap keputusan konsumen dalam

membeli Mie Sedaap di Kota Bandar Lampung (Y) sebesar 52,50%,

sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel bebas lain di luar penelitian ini.

52

B. Saran

Saran yang dapat direkomendasikan dari hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1. Sebaiknya PT Prakarsa Alam Segar (Group Wingsfood) selaku perusahan

penghasil Mie Sedaap memperhatikan Citra Perusahan dan Citra Produk dan

Citraa Pemakai karena merupakan hal utama yang dipertimbangkan oleh

konsumen dalam membuat keputusan pembelian Mie Sedaap di Kota Bandar

Lampung. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah

dengan selalu menjaga reputasi perusahaan yang selama ini terjaga.

2. Memperhatikan hasil statistik regresi bahwa koefisen regresi yang paling kecil

adalah citra pemakai walaupun masih cenderung positip. Untuk itu diharapkan

PT Prakarsa Alam Segar (Group Wingsfood) dapat memperbaiki dan

meningkatkan mie instan sebagai mie favorit, dikarenakan hanya 75% yang

menyakan setuju sebagai mie favorit dan 25 % menyatakan cukup setuju. Ini

dapat memberikan indikasi bahwa konsumen dapat beralih ke merek mie

instan yang lain.

3. Diharapkan adanya peneliti selanjutnya yang dapat mengembangkan

penelitian ini pada model analisis, variabel-variabel lain yang belum dibahas

dalam penelitian ini, ataupun dapat mengembangkan pada obyek lain sehingga

dapat digunakan sebagai sumber bahan referensi.

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David A. 1996. Building Strong Brands, The Free Press, New York

Aaker, David A. 1997. Ekuitas Merek. Edisi Indonesia. Jakarta : Mitra Utama.

Biel, Alexander L. 1992. How Brand Image Driver Brand Equity. Journal of

Advertising Research. P.6-12.

Ghozali, Imam. 2005. Analisis Multivariate Lanjutan Dengan Program SPSS.

Badan Penerbit Universitas Diponerogo: Semarang

Jogiyanto, HM. 2007, Mtodologi Penelitian Bisnis, BPFE – UGM, Yogyakarta.

Kurniawan, Dedy. 2009. Analisis Pengaruh Kepercayaan Merek Terhadap

Loyalits Merek Di Kota Semarang. Fakultas Ekonomi Universitas

Diponegoro : Semarang.

Keller, Kevin Lane. 2003. Strategic Brand Management, Building Measurement

and Managing Brand Equity. Upper Sadle River. Pearson Education

Internasional, New Jersey.

Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller.2014. Manajemen Pemasaran. Jilid 1 dan

2. Erlangga : Jakarta.

Lin, Chien-Hsiung. (2013). The Effects of Brand Images on Purchase Intention in

Catering Industry. Pakistan Journal of Statistics. Vol 29(5). P. 745-754

Lin, Nan-Hong (2007). The Effect of Brand Image and Product Knowledge on

Purchase Intention Moderated by Price Discount. Journal of International

Management Studies. P 121-13.

Nazir, Moh. 2015. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Nurmiyati. 2009. Analisis Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk, dan Promosi

Penjualan terhadap Citra Perusahaan (Studi pada CV. Aneka Ilmu

Cabang Cirebon). Universitas Diponegoro : Semarang.

Rangkuty, Freddy. 2014. The Power of Brand. Cetakan Kedua PT. Gramedia :

Jakarta.

Santoso, Singgih. 2012. Statistik Multivariat.Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

54

Singarimbun , Masri, 2011, Metode Penelitian Survey, LPFE-UGM, Yogyakarta

Sitohang, Maslin. 2011. Pengaruh Citra merek (Brand Image) Terhadap

Keputusan Pembelian Produk Sophie Martin pada Mahasiswa Lembaga

Pendidikan Politeknik MBP Medan. Politeknik MBP : Medan.

Sondoh Jr, Stephen L., Omar, Maznah Wan., Wahid, Nabsiah Abdul, Ismail,

Ishak., & Harun Amran. (2007). The Effect of Brand Image on Overall

Satisfacation and Loyalty Intention in The Context of Color Cosmetic.

Asian Academy of Management Journal. Vol 12. No.1. P-g 83-107.

Sugiyono. 2015. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Tjiptono, Fandy. 2015. Brand Management & Strategy. Penerbit Andi :

Yogyakarta.