pengaruh citra merek dan merek perusahaan …

14
Jurnal Manajemen Inovasi, Volume. 11, Issue 1, pp. 32-45, 2020 E-ISSN: 2721-1452 jurnal.unsyiah.ac.id/JInoMan 32 PENGARUH CITRA MEREK DAN MEREK PERUSAHAAN TERHADAP PILIHAN KONSUMEN YANG DIMEDIASI EKUITAS MEREK (STUDI PADA MEREK PASTA GIGI PEPSODENT) RUDI PERMANA GINTING 1* , PERMANA HONNEYTA LUBIS 2 1,2) Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala 1*) corresponding email: [email protected] Abstract: The aim of this study is to investigate the effect of Brand Image and Corporate Branding on Costumer Choice with Brand Equity as Mediating variable. The present study was conducted on 100 costumer of Pepsodent in Banda Aceh. The sampling using probability sampling method. This study uses three variables, namely the independent variable, dependent variable, and mediating variable. HLM is used as a method of analysis to determine the effect of variables which involved in this research. Questionnaires measured using a Likert’s Scale. Test validity, reliability, normality, and analysis regression using SPSS Statistics 20. The findings indicate that Brand Image and Corporate Branding has positive influence on Brand Equity and Costumer Choice; Brand Equity mediate the relationship between Brand Image and Corporate Branding on Costumer Choice. Keywords: Brand Image, Corporate Branding, Costumer Choice, Brand Equity Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Citra Merek dan Merek Perusahaan terhadap Pilihan Konsumen dengan Ekuitas Merek sebagai variabel mediasi. Penelitian ini dilakukan pada 100 konsumen pasta gigi merek Pepsodent di Banda Aceh. Pengambilan sampel menggunakan metode probability sampling. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variabel mediasi. Metode analisis adalah HLM digunakan sebagai metode analisis untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel yang terlibat. Kuesioner diukur menggunakan Skala Likert. Uji validitas, reliabilitas, normalitas, dan analisis regresi menggunakan SPSS Statistics 20. Hasil menunjukkan Citra Merek dan Merek Perusahaan pengaruh secara positif terhadap Ekuitas Merek dan Pilihan konsumen, Citra Merek dan Merek Perusahaa memiliki memediasi hubungan antara Citra Merek dan Merek Perusahaan terhadap Pilihan Konsumen. Kata kunci: Citra Merek, Merek Perusahaan, Pilihan Konsumen, Ekuitas Merek PENDAHULUAN Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk serta meningkatnya daya beli konsumen guna memenuhi kebutuhan nya, menjadikan Indonesia sebagai pasar yang berpotensi untuk perusahaan dari dalam maupun luar negeri. Persaingan di pasar Indonesia menjadi semakin ketat karena semakin banyaknya produk yang beredar, baik barang impor maupun barang lokal. Karena kejadian tersebut menyebabkan perusahaan kecil, menengah, hingga besar mengambil kesempatan besar tersebut untuk bersaing. Salah satu manufaktur terbesar di Indonesia adalah Unilever, Unilever Indonesia telah tumbuh menjadi perusahaan terdepan untuk produk Home and Personal Care serta Foods & Ice Cream di Indonesia. Beragam item produknya di Indonesia seperti Lux, Pepsodent, dan yang lainnya. Unilever adalah perusahaan multinasional yang

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH CITRA MEREK DAN MEREK PERUSAHAAN …

Jurnal Manajemen Inovasi, Volume. 11, Issue 1, pp. 32-45, 2020

E-ISSN: 2721-1452

jurnal.unsyiah.ac.id/JInoMan

32

PENGARUH CITRA MEREK DAN MEREK

PERUSAHAAN TERHADAP PILIHAN KONSUMEN

YANG DIMEDIASI EKUITAS MEREK (STUDI PADA

MEREK PASTA GIGI PEPSODENT)

RUDI PERMANA GINTING1*, PERMANA HONNEYTA LUBIS2

1,2)Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Syiah Kuala 1*)corresponding email: [email protected]

Abstract: The aim of this study is to investigate the effect of Brand Image and

Corporate Branding on Costumer Choice with Brand Equity as Mediating variable. The

present study was conducted on 100 costumer of Pepsodent in Banda Aceh. The

sampling using probability sampling method. This study uses three variables, namely

the independent variable, dependent variable, and mediating variable. HLM is used as

a method of analysis to determine the effect of variables which involved in this research.

Questionnaires measured using a Likert’s Scale. Test validity, reliability, normality, and

analysis regression using SPSS Statistics 20. The findings indicate that Brand Image

and Corporate Branding has positive influence on Brand Equity and Costumer Choice;

Brand Equity mediate the relationship between Brand Image and Corporate Branding

on Costumer Choice.

Keywords: Brand Image, Corporate Branding, Costumer Choice, Brand Equity

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Citra Merek dan

Merek Perusahaan terhadap Pilihan Konsumen dengan Ekuitas Merek sebagai variabel

mediasi. Penelitian ini dilakukan pada 100 konsumen pasta gigi merek Pepsodent di

Banda Aceh. Pengambilan sampel menggunakan metode probability sampling.

Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu variabel bebas, variabel terikat dan

variabel mediasi. Metode analisis adalah HLM digunakan sebagai metode analisis untuk

mengetahui pengaruh dari variabel-variabel yang terlibat. Kuesioner diukur

menggunakan Skala Likert. Uji validitas, reliabilitas, normalitas, dan analisis regresi

menggunakan SPSS Statistics 20. Hasil menunjukkan Citra Merek dan Merek

Perusahaan pengaruh secara positif terhadap Ekuitas Merek dan Pilihan konsumen,

Citra Merek dan Merek Perusahaa memiliki memediasi hubungan antara Citra Merek

dan Merek Perusahaan terhadap Pilihan Konsumen.

Kata kunci: Citra Merek, Merek Perusahaan, Pilihan Konsumen, Ekuitas Merek

PENDAHULUAN

Seiring dengan bertambahnya

jumlah penduduk serta meningkatnya

daya beli konsumen guna memenuhi

kebutuhan nya, menjadikan Indonesia

sebagai pasar yang berpotensi untuk

perusahaan dari dalam maupun luar

negeri. Persaingan di pasar Indonesia

menjadi semakin ketat karena semakin

banyaknya produk yang beredar, baik

barang impor maupun barang lokal.

Karena kejadian tersebut menyebabkan

perusahaan kecil, menengah, hingga

besar mengambil kesempatan besar

tersebut untuk bersaing.

Salah satu manufaktur terbesar di

Indonesia adalah Unilever, Unilever

Indonesia telah tumbuh menjadi

perusahaan terdepan untuk produk

Home and Personal Care serta Foods &

Ice Cream di Indonesia. Beragam item

produknya di Indonesia seperti Lux,

Pepsodent, dan yang lainnya. Unilever

adalah perusahaan multinasional yang

Page 2: PENGARUH CITRA MEREK DAN MEREK PERUSAHAAN …

33

berkantor pusat di Rotterdam, Belanda

dan London. Unilever didirikan pada

tahun 1930 sebagai hasil penggabungan

dari produsen margarin dari Belanda,

Margarine Unie dan produsen sabun dari

Inggris, Lever Brothers. Penggabungan

ini sangatlah masuk akal, mengingat

sabun dan margarin sama-sama

berbahan baku minyak sawit, sehingga

proses impor bahan baku dari Afrika

dapat berjalan dengan lebih efisien.

Unilever merupakan produsen barang

rumah tangga terbesar ketiga di dunia,

jika didasarkan pada besarnya

pendapatan pada tahun 2012, di

belakang P&G dan Nestle. Unilever saat

ini menjual produknya ke lebih dari 190

negara termasuk Indonesia. Unilever

dibagi menjadi empat divisi utama,

yakni makanan, minuan dan eskrim,

perawatan tubuh, perawatan rumah

tangga.

Salah satu brand yang sudah

dikenal lama di Indonesia adalah produk

pasta gigi Pepsodent. Perjalanan

panjang Pepsodent menunjukkan

semakin kuatnya brand ini. Berbagai

upaya inovasi produk yang telah

dikembangkan Unilever seperti

kemasan, rasa, warna, ukuran dan

merancang produknya sesuai dengan

segmentasi pasarnya yakni anak-anak

dan dewasa guna melengkapi

kebutuhan konsumen nya berjalan

sukses.

Hal penting untuk menjaga

kesehatan gigi adalah pasta gigi.

Sekarang ini kesadaran untuk menjaga

kesehatan gigi sudah tinggi, dan dari hal

semakin banyak produsen

memproduksi pasta gigi yang beraneka

ragam. Selain Pepsodent, saat ini ada

beberapa merek terkenal di Indonesia

yaitu CloseUp, Sensodyne, Zact,

Systema nano, dll. Oleh sebab itu,

sebagai produsen pasta gigi tertua di

Indonesia harus bisa mengikuti

perkembangan untuk terus

mendapatkan eksistensi dan tetap

menjadi pilihan konsumen di Indonesia.

Agar dapat diterima oleh konsumen,

setiap perusahaan harus memiliki

pengetahuan tentang perilaku

konsumen. Hal yang paling tidak

terbatas dalam hal pemasaran terkait

dengan pesaingan perusahaan tidak

cukup dilihat dari kegunaan suatu

produk, karena adanya merek yang

mampu memberi pengaruh lebih

mendalam kepada penggunanya. Untuk

membedakan suatu produk/jasa dari

berbagai perusahaan melalui nama,

symbol, desain, dan tanda atau yang

biasanya disebut dengan merek. Dari

yang sudah dijelaskan, untuk lebih

dikenal konsumen merek dapat

digunakan sebagai pembeda. Untuk

melihat sejauh mana merek tersebut

diketahui oleh calon konsumen atau

pembeli bisa dilihat dari ekuitas merek

atau Kekuatan Merek.

Citra merek bisa dijelaskan

sebagai apa yang mewakili merek

melalui berbagai pendapat yang didapat

melalui pengalaman masa lalu.

Pembelian berulang-ulang yang

dilakukan oleh konsumen terhadap

suatu produk terjadi karena konsumen

tersebut memiliki citra positif terhdap

merek itu. Citra merek telah menjadi

variabel yang dapat mempengaruhi

konsumen dalam melakukan keputusan

pembelian suatu produk.

Beberapa contoh manfaat yang

didapatkan dari citra merek yang

pertama adalah produk bermerek pasti

ada dalam pikiran konsumen karena

sudah memiliki citra merek yang kuat.

Jika semakin berpengaruh citra merek

produk tersebut, menyebabkan niat beli

konsumen jadi lebih tinggi. Manfaat

citra merek yang kedua adalah lebih

mudah mendapatkan loyalitas

pelanggan, ketika sebuah perusahaan

telah memiliki citra merek yang kuat,

konsumen lah yang akan mencari

produk yang dikeluarkan perusahaan.

Manfaat ketiga dari citra merek adalah

Page 3: PENGARUH CITRA MEREK DAN MEREK PERUSAHAAN …

34

memberi perusahaan peluang untuk

menentukan harga yang lebih tinggi.

Apabila citra merek telah terbentuk kuat

dimata konsumen maka perusahaan

akan bisa menetapkan harga yang lebih

tinggi dengan tidak takut konsumen

akan berpaling atau berlaih ke merek

lain, dikarenakan loyalitas konsumen

tersebut. Ekuitas merek akan terbentuk

karena disebabkan oleh citra merek.

Yang dimaksud dengan ekuitas

merek itu terkait dengan nama dan

symbol, atau berbagai hal yang

menyangkut keyakinan terhadap merek

yang digunakan sehingga

mempengaruhi nilai dari produk atau

jasa, karena promosi yang dilakukan

terhadap merek sudah dikenal akan

lebih efektif.

Citra merek dan merek

perusahaan diduga merupakan faktor

yang dapat mempengaruhi ekuitas dari

merek. Dilihat dari hasil yang

dikemukan oleh Keller (2012:274) Citra

merek merupakan representasi

keseluruhan persepsi terhadap merek

dan dibentuk dari informasi dan

pengalaman masa lalu terhadap merek

itu. Citra terhadap merek berhubungan

dengan sikap berupa keyakinan dan

preferensi terhadap suatu merek.

Konsumen yang memiliki citra positif

terhadap suatu merek, akan lebih

memungkinkan untuk melakukan

pembelian.

Dari penjelasan tersebut unilever

merupakan perusahaan manufaktur

yang terus mendapatkan perhatian oleh

kompetitor untuk disaingi, jadi harus

menjaga kualitas dan meningkatkan

kebutuhan atau keinginan konsumen

yang terus berubah agar dapat bersaing

dengan perusahaan lain yang terus-

menerus muncul dengan variasi dan

kreatifitas yang baru dan semua itu

harus dilakukan untuk menarik

perhatian konsumen. Karena hal

tersebut peneliti tertarik untuk meneliti

variabel-variabel yang dapat membuat

konsumen memilih suatu produk pasta

gigi dari beberapa faktor yang bisa

mempengaruhinya.

Dalam literature branding

terhadap merek telah banyak dilakukan

penelitian, dimana para peneliti prihatin

tentang penilaian konsumen mengenai

merek dari produk. Namun, karena

masyarakat sudah memeliki

pengetahuan yang lebih mengenai

produk dan perusahaan, seperti

tanggung jawab social (CSR),

keterlibatan masyarakat, serta

lingkungan kerja pegawai perusahaan,

maka merek perusahaan menjadi

semakin penting dan mendapat

perhatian lebih dari para peneliti

pemasaran.

Melihat dari fenomena yang telah

telah dijelaskan, membuat penelitian ini

mengambil judul “pengaruh citra merek

dan merek perusahaan terhadap pilihan

konsumen melalui mediasi ekuitas

merek studi dilakukan pada pelanggan

merek pasta gigi pepsodent di Kota

Banda Aceh”.

Adapun dari uraian diatas

membuat peneliti ingin melakukan

penelitian lebih lanjut terkait pengaruh

citra merek, merek perusahaan, ekuitas

merek, dan keputusan pembelian

konsumen merek pasta gigi pepsodent

di Kota Banda Aceh, dengan tujuan : 1)

Untuk menganalisis pengaruh Citra

Merek terhadap Pilihan Konsumen pada

pelanggan merek pasta gigi Pepsodent

di Banda Aceh. 2) Untuk menganalisis

pengaruh Merek Perusahaan terhadap

Pilihan Konsumen pada pelanggan

merek pasta gigi Pepsodent di Banda

Aceh. 3) Untuk menganalisis pengaruh

Citra Merek terhadap Ekuitas Merek

pada pelanggan merek pasta gigi

Pepsodent di Banda Aceh. 4) Untuk

mengalisisis pengaruh Merek

Perusahaan terhadap Ekuitas Merek

pada pelanggan merek pasta gigi

Pepsodent di Banda Aceh. 5) Untuk

Menganalisis pengaruh Ekuitas Merek

Page 4: PENGARUH CITRA MEREK DAN MEREK PERUSAHAAN …

35

terhadap Pilihan Konsumen pada

pelanggan merek pasta gigi Pepsodent

di Banda Aceh. 6) Untuk menganalisis

pengaruh Citra Merek terhadap Pilihan

Konsumen melalui mediasi Ekuitas

Merek pada pelanggan merek pasta gigi

Pepsodent di Banda Aceh. 7) Untuk

menganalisi pengarus Merek

Perusahaan terhadap Pillihan Konsumen

melalui mediasi Ekuitas Merek pada

pelanggan merek pasta gigi Pepsodent

di Banda Aceh.

TELAAH PUSTAKA DAN HIPOTESIS

Pilihan Konsumen

Perilaku konsumen merupakan

proses dari seeorang sebelum membeli,

menggunakan, dan mengevaluasi

produk atau jasa setelah dikonsumsi

untuk memenuhi kebutuhannya.

Keputusan pembelian adalah tindakan

dari konsumen untuk mau membeli atau

tidak terhadap produk. Dari berbagai

faktor yang mempengaruhi konsumen

dalam melakukan pembelian suatu

produk atau jasa, biasanya konsumen

selalu mempertimbangkan kualitas,

harga dan produk yang sudah dikenal

oleh masyarakat. Sebelum konsumen

memutuskan untuk membeli, biasanya

konsumen melalui beberapa tahap

terlebih dahulu yaitu, (1) pengenalan

masalah, (2) pencarian informasi. (3)

evaluasi alternatif, (4) keputusan

membeli atau tidak, (5) perilaku pasca

pembelian (Kotler, 2017).

Ekuitas Merek

Keller (2013) menyatakan bahwa

brand equity atau ekuitas merek adalah

keinginan dari seseorang untuk

melanjutkan menggunakan suatu

merek atau tidak. Pengukuran dari

ekuitas merek sangatlah berhubungan

kuat dengan kesetiaan dan bagian dari

pengukuran dari pengguna baru

menjadi pengguna setia. Untuk

mengukur ekuitas merek, dapat

mengadopsi empat indicator yang

dibangun oleh (Aaker 1991) adalah

sebagai berikut : 1) Kesadaran Merek

(Brand Awareness), 2) Asosiasi Merek

(Brand associations), 3) Persepsi

Kualitas (Perceived Quality), 4)

Loyalitas Merek (Brand Loyalty).

Citra Merek

Menurur Keller (2000) citra merek

adalah persepsi konsumen terhadap

citra merek produk yang akan

dikonsumsi atau dipakai. Menurut Keller

(2013:97) indikator utama yang

membentuk citra sebuah merek, yaitu

1) Identitas Merek (Brand Identity)

mencakup : warna, logo, lokasi, nama

perusahaan, slogan, dan lain-lain. 2)

Personalitas Merek (Brand Personality)

mencakup : karakter tegas, kaku,

berwibawa, murah senyum, kreatif,

independen, dan lain-lain. 3) Asosiasi

Merek (Brand Association) mencakup :

sponsorship, social responsibility, isu-

isu yang kuat terkait dengan merek,

symbol, ataupun person, dan makna

yang sudah melekat kuat pada merek.

Merek Perusahaan

Merek perusahaan didefinisikan

sebagai proses sistematis yang

diterapkan oleh suatu organisasi untuk

menciptakan citra merek yang

menguntungkan dan mempertahankan

reputasi citra merek perusahaan melalui

interaksi dengan internal dan eksternal

pemangku kepentingan (Chang, et. al,

2009). Terdapat lima hal penting yang

harus diperhatikan dalam membangun

sebuah corporate branding yang akan

dibangun (Aaker, 2004) yaitu : 1)

People, 2) Values and Priorities, 3)

Innovation, 4) Perceived Quality, 5)

Concern for Costumers.

Dalam penelitan yang dilakukan

oleh Shamsuddoha M & Nedelea (2010)

membuktikan bahwa brand image

berpengaruh terhadap pengambilan

keputusan konsumen dalam membeli

Page 5: PENGARUH CITRA MEREK DAN MEREK PERUSAHAAN …

36

mobil. Seperti telah dijelaskan di atas,

bahwa brand image berhubungan

dengan persepsi konsumen. Oleh sebab

itu, jika suatu produk memiliki merek

yang unik dan terkenal, merek dari

produk tersebut akan tertinggal dalam

benak konsumen, pada akhirnya produk

tersebut akan dipertimbangkan untuk

dibeli.

Merek perusahaan tidak terikat

pada satu produk tertentu, tetapi

mengintegrasikan atribut korporasi

umum produk dan manfaat, hubungan

dengan banyak orang, program dan

nilai-nilai sosial dan serta kredibilitas

perusahaan (Keller, 1998). Menurut

Nizar Souiden et. Al (2008) dalam

jurnalnya yang berjudul “The Effect Of

Corporate Branding Dimensions On

Consumers' Product Evaluation: A

Cross-Cultural Analisis”, melalui empat

dimensi corporate branding yaitu

corporate name recognation, corporate

image, corporate reputation dan

corporate loyalty/commitment

menyatakan bahwa ada pengaruh

keempat dimensi tersebut yang

mempengaruhi keputusan pembelian

konsumen.

H1 :Citra Merek memiliki pengaruh

terhadap Pilihan Konsumen

H2 :Merek Perusahaan memiliki

pengaruh terhadap Pilihan

Konsumen

Keller (1993) mempertimbangkan

pengaruh sikap merek dan citra merek

terhadap ekuitas merek. Hasil

menunjukkan bahwa ekuitas merek

dapat mempengaruhi keputusan

pembelian kepada konsumen dan

hasilnya menyarankan agar fokus pada

konstruk itu yaitu menciptakan ekuitas

merek lebih relevan bagi manajer

daripada mencoba mengukurnya

sebagai hasil kinerja keuangan.

Menurut hasil penelitian yang

dilakukan oleh Methaq (2016)

mengeksplorasi peran variabel

independen (citra merek dan merek

perusahaan) pada ekuitas merek dan

dampak ekuitas merek pada pilihan

konsumen. Ketika pelanggan memiliki

aspek positif dari perusahaan dan

produknya, seperti brand image dan

corporate branding mereka biasanya

membentuk brand equity dan hal ini

menuntun mereka untuk memiliki

pilihan dari produk dan layanan

perusahaan.

H3: Citra Merek memiliki pengaruh

terhadap Ekuitas merek

H4: Merek Perusahaan memiliki

pengaruh terhadap Ekuitas Merek

Penelitian Methaq (2016)

mengeksplorasi variabel independen

Brand Image dan Corporate Branding

terhadap Costumer’s Choice pada 105

responden pengguna telepon pintar

telah menemukan citra merek dan

merek perusahaan pada ekuitas merek

dan dampak ekuitas merek pada pilihan

konsumen.

Penelitian lain yang masih terkait

dilakukan oleh Singgih Purnomo (2018)

menganalisis pengaruh brand image

dan corporate branding terhadap brand

equity dan dampaknya pada loyalitas

pelanggan pada 100 orang pelanggan

operator seluler telkomsel di kota

semarang menunjukkan variabel brand

image dan corporate branding signifikan

secara positif mempengaruhi brand

equity, dan corporate branding

signifikan mempengaruhi loyalitas

konsumen, brand image tidak

mempengaruhi loyalitas pelanggan,

hasil variabel lain brand equity sebagai

variabel yang turut campur

(intervening) menunjukkan memiliki

pengaruh terhadap loyalitas pelanggan.

H5 : Ekuitas Merek memiliki pengaruh

terhadap Pilihan Konsumen

Page 6: PENGARUH CITRA MEREK DAN MEREK PERUSAHAAN …

Jurnal Manajemen Inovasi, Volume. 11, Issue 1, pp. 32-45, 2020

E-ISSN: 2721-1452

jurnal.unsyiah.ac.id/JInoMan

37

H6 : Citra Merek memiliki pengaruh

terhadap Pilihan Konsumen yang

dimediasi oleh Ekuitas Merek

H7 :Merek Perusahaan memiliki

pengaruh terhadap Pilihan

Konsumen yang dimediasi oleh

Ekuitas Merek

Untuk memberikan gambaran yang

lebih jelas mengenai keterkaitan antara

setiap faktor/variabel yang

mempengaruhi faktor lainnya maka

dibentuk sebuah kerangka pemikiran

yang benar. Berdasarkan tinjauan dari

landasan teori dan penelitian

sebelumnya, maka dapat disusun suatu

kerangka pemikiran dalam penelitian

ini, yaitu dapat dilihat dari gambar yang

disajikan pada Gambar 1.

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Penelitian ini menggunakan

analisis pada level individual, sehingga

yang menjadi populasi adalah pengguna

pasta gigi merek Pepsodent di Kota

Banda Aceh. Dalam penelitian yang

dilakukan ini, sampel yang diambil dari

populasi adalah sebanyak 100 orang.

Karena menurut Roscoe (1975) yang

dikutip Sekaran (2006) ukuran sampel

yang baik adalah lebih dari 30 dan

kurang dari 500. Namun, jika sampel

dipecah kedalam subsampel:

(Pria/wanita, umur, dan sebagainya),

ukuran sampel yang baik adalah

minimum 30 untuk tiap kategori. maka

teknik pengambilan sampel dilakukan

secara non probability sampling yaitu

teknik pengambilan sampel yang tidak

memberikan peluang atau kesempatan

yang sama bagi setiap unsur atau

anggota populasi untuk dipilih menjadi

sampel. Jenis non probability sampling

yang dipilih adalah convenience

sampling yaitu teknik penentuan sampel

berdasarkan kebetulan, anggota

populasi yang ditemui peneliti dan

bersedia menjadi responden dijadikan

sampel (Sangadji & Sopiah, 2010).

Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan

informasi yang sesuai dengan objek

penelitian ini penulis melakukan

kegiatan metode pengumpulan data

dengan kuesioner. Dalam penelitian ini

peneliti menyebar kuesionernya

menggunakan dua cara yaitu secara

langsung dan secara online (seperti

WhatsApp, Line, dll) dalam bentuk

Google Form. Kuesioner tersebut berisi

pertanyaan ataupun pernyataan yang

berhubungan dengan variabel penelitian

yaitu Citra Merek, Merek Perusahaan,

Page 7: PENGARUH CITRA MEREK DAN MEREK PERUSAHAAN …

38

Ekuitas Merek, dan Pilihan Konsumen,

masing-masing pertanyaan atau

pernyataan akan disediakan pilihan

jawaban yang akan dipilih oleh

responden.

Dalam kuisioner responden

diminta untuk menyatakan tingkat

persetujuan mengikuti skala

pengukuran yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu dengan

menggunakan skala likert. Skala likert

adalah skala yang dirancang untuk

memungkinkan responden menjawab

berbagai tingkatan pertanyaan pada

setiap butir pertanyaan. Dalam skala

likert, jawaban yang mendukung

pertanyaan mendapat skor yang tinggi

sedangkan untuk jawaban yang tidak

atau kurang mendukung diberi skor

rendah dan satu pilihan dinilai (score)

dengan jarak interval 1 (Sugiyono,

2006:86). Dalam skala likert ada 5

(lima) tingkatan jawaban untuk

menentukan nilai.

Variabel Operasional

Dalam penelitian untuk mengukur

pengaruh Citra Merek dan Merek

Perusahaan terhadap Pilihan Konsumen

dengan Ekuitas Merek sebagai variabel

mediasi. maka peralatan yang

digunakan adalah Hierarchical Linear

Modelling (HLM). Variabel operasional

dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas (Independent)

Citra Merek (Brand Equity)

Merek Perusahaan (Corporate

Branding)

2. Variabel Terikat (Dependent)

Pilihan Konsumen (Costumer’s

Choice)

3. Variabel Mediasi (Intervening)

Ekuitas Merek (Brand Equity)

Peralatan Analisis Data

Untuk mengetahui Pengaruh Citra

Merek dan Merek Perusahaan terhadap

Pilihan Konsumen : Peran Mediasi oleh

Ekuitas Merek pada pelanggan merek

pasta gigi Pepsodent. Metode yang

digunakan dalam peneliti dalam

penelitian ini adalah Hierarchical Linear

Modelling (HLM), Baron dan Kenny

(1986), dengan bantuan SPSS 20 for

Windows.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Karakteristik responden dalam

penelitian ini merupakan ciri-ciri

responden yang diteliti. Mereka memiliki

jenis kelamin, status hubungan, umur,

pendidikan dan penghasilan. responden

dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak

58% (58 orang), dan responden

perempuan sebanyak 42% (42 orang).

Karakteristik usia menunjukkan jumlah

responden termuda dengan kelompok

umur 20-25 tahun sebanyak 39% (39

orang), dan responden tertua dengan

kelompok umur diatas 35 tahun

sebanyak 10% (10 orang). Jumlah

responden yang dilihat dari status

hubungan menunjukkan bahwa

responden yang telah menikah

sebanyak 45% (45 orang), dan

responden yang belum menikah

sebanyak 55% (55 orang). Karakteristik

keempat yaitu sektor pendidikan

menunjukkan bahwa jumlah terbanyak

terdapat pada kelompok berpendidikan

S1 dengan jumlah 61% (61 orang), dan

paling sedikit pada kelompok

berpendidikan S2, yakni 6% (6 orang).

karakteristik yang terakhir yaitu

responden yang dikelompokkan dari

hasil pendapatannya. Maka tabel

tersebut menunjukkan bahwa

responden yang berpenghasilan

dibawah Rp2.000.000-Rp2.999.999

menunjukkan jumlah terbanyak yakni

33% (33 orang), dan penghasilan

Rp5.000.000-lebih menunjukkan

jumlah yang sedikit yakni 5% (5 orang).

Uji Validitas

Page 8: PENGARUH CITRA MEREK DAN MEREK PERUSAHAAN …

39

Indikator masing-masing konstruk

harus memiliki muatan faktor (loading

factor) yang signifikan terhadap

konstruk yang diukur sehingga dalam

penelitian ini pengujian validitas

instrument yang digunakan adalah

Confirmatory Factor Analysis (CFA),

dimana setiap item pertanyaan harus

mempunyai loading factor yang lebih

dari 0,40 (Hair et. al, 2006). Dalam CFA

kita juga harus melihat pada output dari

component matrix atau rotated

component matrix yang harus diekstrak

secara sempurna. Selain itu, untuk

menguji variabel saling berhubungan

diperlihatkan oleh nilai determinasi (R)

yang mendekati 0, nilai KMO (Keiser-

Meyer-Olkin) harus lebih besar dari 0,5,

uji Bartlett dan uji MSA.

Pada tabel 1 menunjukkan hasil dari

analisis faktor dari variabel independen,

variabel mediasi dan variabel dependen

dengan menggunakan program SPSS 20

for windows. Variabel pada tabel

merupakan Pilihan Konsumen, untuk

dapat melihat konstruk dari variabel

diukur dengan empat pertanyaan. Hasil

dari pengujian tersebut menunjukkan

bahwa dari semua variabel item

pertanyaan memiliki korelasi konstruk

yang dapat menjadi suatu pengukuran

yang tepat. Hal ini dapat dilihat dari nilai

eigen sebesar 3,089 dengan loading

faktor yang memiliki interval 0,668

hingga 0,853.

Tabel 1. Matriks Principal Component Analysis Variabel Dependen (n=100)

Sumber : Data Primer (diolah), 2019

Tabel 2. Matriks Principal Component Analysis Variabel Independen (n=100)

No. Item Faktor Muatan Faktor

1. Pasta gigi merek Pepsodent sudah dikenal banyak orang. 0,710 2. Pasta gigi merek Pepsdoent adalah mudah diingat konsumen. 0,835

3. Pasta gigi merek Pepsodent dikembangkan di pabrik yang berteknologi tinggi.

0,797

4. Pasta gigi merek Pepsodent mudah diucapkan. 0,753 5. Pasta gigi merek Pepsodent mempunyai ciri khas disetiap produk. 0,720

Nilai Eigen 3,814

Varians yang dapat dijelaskan % 76,280 Kaiser-Meyer-Olkin Measure Of Sampling Adequacy 0,832 Barlet’s Test Of Sphericity 0,000

Sumber : Data Primer (diolah), 2019

Varian yang dapat dijelaskan

(varians explained) pada faktor sebesar

77,222%. Nilai Kaiser-Mayer-Olkin

Measure Of Sampling Adequacy pada

variabel dependen tersebut sebesar

0,796 dan hasil Uji Barlet’s Test Of

No. Item Faktor Pilihan Konsumen Muatan

Faktor

1. Saya membeli pasta gigi merek Pepsodent karena keinginan saya sendiri.

0,853

2. Saya membeli pasta gigi merek Pepsodent karena sudah terbiasa membelinya.

0,817

3. Saya membeli pasta gigi merek Pepsodent karena memberikan banyak variasi yang saya sukai.

0,751

4. Saya membeli pasta gigi merek Pepsodent karena keluarga dan

teman saya menggunakan merek tersebut. 0,668

Nilai Eigen 3,089 Varians yang dapat dijelaskan % 77,222 Kaiser-Meyer-Olkin Measure Of Sampling Adequacy 0,796

Barlet’s Test Of Sphericity 0,000

Page 9: PENGARUH CITRA MEREK DAN MEREK PERUSAHAAN …

40

Sphericity menunjukkan signifikan

0,000 (p < 0,01). Variabel independen

pertama pada penelitian ini merupakan

citra merek, untuk mengukur konstruk

dari variabel tersebut telah diukur

dengan lima item pertanyaan. Hasil

pengujian ini menunjukkan bahwa dari

variabel tersebut semua item

pertanyaan memiliki korelasi konstruk

sehingga dapat menjadi suatu

pengukuran yang tepat. Hal ini dapat

dilihat dari nilai eigen sebesar 3,814

dengan loading faktor yang memiliki

interval 0,710 hingga 0,835. Varian

yang dapat dijelaskan (varians

explained) pada faktor sebesar

76,280%. Nilai Kaiser-Mayer-Olkin

Measure Of Sampling Adequacy pada

variabel dependen tersebut sebesar

0,832 dan hasil Uji Barlet’s Test Of

Sphericity menunjukkan signifikan

0,000 (p < 0,01).

Variabel independen kedua pada

penelitian ini adalah Merek Perusahaan,

untuk mengukur konstruk dari variabel

tersebut telah diukur dengan 5 item

pertanyaan. Dari hasil

Tabel 3. Matriks Principal Component Analysis Variabel Independen (n=100)

No. Item Faktor Muatan

Faktor

1. Sumber daya manusia yang ada pada perusahaan Unilever

sudah sangat profesional. 0,837

2. Perusahaan Unilever adalah perusahaan yang

berkompetensi tinggi. 0,834

3. Perusahaan Unilever terus melakukan inovasi-inovasi yang

menarik. 0,872

4. Perusahaan Unilever dipercaya mempunyai produk yang

berkualitas tinggi. 0,818

5. Saya mengetahui dan mendukung program tanggung jawab

sosial yang dilakukan Unilever. 0,827

Nilai Eigen 3,510

Varians yang dapat dijelaskan % 70,197

Kaiser-Meyer-Olkin Measure Of Sampling Adequacy 0,855

Barlet’s Test Of Sphericity 0,000

Sumber : Data Primer (diolah), 2019

Tabel 4. Matriks Principal Component Analysis Variabel Mediasi (n=100)

No. Item Faktor Ekuitas merek Muatan

Faktor

1. Produk pasta gigi Pepsodent dapat diingat dengan baik. 0,686

2. Produk pasta gigi Pepsodent mempunyai warna yang

menarik dan bervariasi. 0,636

3. Produk pasta gigi Pepsodent memiliki karakterisitk yang

lebih baik dibandingkan dengan merek lain. 0,712

4. Saya dan keluarga selalu memakai pasta gigi merek

Pepsodent 0,745

Nilai Eigen 2,778

Varians yang dapat dijelaskan % 69,448

Kaiser-Meyer-Olkin Measure Of Sampling Adequacy 0,763

Barlet’s Test Of Sphericity 0,000

Sumber : Data Primer (diolah), 2019

pengujian menunjukkan bahwa dari

variabel tersebut semua item

pertanyaan memiliki korelasi konstruk

sehingga dapat menjadi suatu

pengukuran yang tepat. Hal ini dapat

Page 10: PENGARUH CITRA MEREK DAN MEREK PERUSAHAAN …

41

dilihat dari nilai eigen sebesar 3,510

dengan loading faktor yang memiliki

interval 0,669 hingga 0,760. Varian

yang dapat dijelaskan (varians

explained) pada faktor sebesar

70,197%. Nilai Kaiser-Mayer-Olkin

Measure Of Sampling Adequacy pada

variabel dependen tersebut sebesar

0,855 dan hasil Uji Barlet’s Test Of

Sphericity menunjukkan signifikan

0,000 (p < 0,01).

Variabel mediasi pada penelitian

ini adalah ekuitas merek, untuk

mengukur konstruk dari variabel

tersebut telah diukur dengan empat

item pertanyaan. Dari hasil pengujian

menunjukkan bahwa dari variabel

tersebut semua item pertanyaan

memiliki korelasi konstruk sehingga

dapat menjadi suatu pengukuran yang

tepat. Hal ini dapat dilihat dari nilai

eigen sebesar 2,778 dengan loading

faktor yang memiliki interval 0,636

hingga 0,745. Varian yang dapat

dijelaskan (varians explained) pada

faktor sebesar 69,448%. Nilai Kaiser-

Mayer-Olkin Measure Of Sampling

Adequacy pada variabel Mediasi

tersebut sebesar 0,763 dan hasil Uji

Barlet’s Test Of Sphericity menunjukkan

signifikan 0,000 (p < 0,01).

Uji Reliabilitas

Ukuran reliabilitas dianggap

handal berdasarkan pada Cronbach

Alpha 0,60 (Malholtra, 2003). Jika

derajat kehandalan data lebih besar dari

Cronbach Alpha (α), maka hasil

pengukuran dapat dipertimbangkan

sebagai alat ukur dengan tingkat

ketelitian dan konsistensi pemikiran

yang baik. Hasil uji reliabilitas dapat

dilihat pada tabel 6 .

Pengujian Hipotesis

Hasil analisis regresi menyatakan

bahwa citra merek memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap pilihan

konsumen dengan nilai koefisien 0,205

dengan probabilitas > 0,05, dan ini

membukti hipotesis 1 diterima. Hasil

analisis regresi menyatakan bahwa

merek perusahaan memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap pilihan

konsumen dengan nilai koefisien 0,194

dengan probabilitas > 0,05, dan itu

membuktikan hipotesis 2 diterima. Hasil

analisis regresi menyatakan bahwa citra

merek memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap ekuitas merek

dengan nilai koefisien 0,495 dengan

probabilitas > 0,05, dan ini

membuktikan hipotesis 3 diterima. Hasil

analisis regresi menyatakan bahwa

merek perusahaan memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap ekuitas

merek dengan nilai koefisien 0,464

dengan probabilitas > 0,05, dan ini

membuktikan hipotesis 4 diterima. Hasil

analisis regresi menyatakan bahwa

ekuitas merek berpengaruh positif dan

signifikan secara langsung dengan nilai

koefisien 0,502 dengan probabilitas >

0,05, dan ini membuktikan hipotesis 5

diterima. bahwa citra merek, Merek

Perusahaan berpengaruh signifikan

terhadap Pilihan Konsumen melalui

ekuitas merek sebagai pemediasi

dengan nilai koefisien regresi (β)

sebesar 0,205 dan 0,194 dengan

probabilitas < 0,05. Nilai (β) meningkat

dari 0,205 menjadi 0,249 dan 0,194

menjadi 0,233 ketika variabel mediasi

dimasukkan ke dalam model. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa

pengaruh citra merek dan Merek

Perusahaan terhadap Pilihan Konsumen

dengan ekuitas merek sebagai

pemediasi secara parsial

Page 11: PENGARUH CITRA MEREK DAN MEREK PERUSAHAAN …

42

Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas

No. Variabel Jumlah Item

Cronbach’s Alpha Keterangan

Hitung Standar

1. Pilihan Konsumen 4 0,899 0,60 Handal

2. Citra merek 5 0.920 0,60 Handal 3. Merek Perusahaan 5 0,892 0,60 Handal 4. Ekuitas merek 4 0,853 0,60 Handal

Sumber : data primer (diolah), 2019

Tabel 7. Ringkasan Hasil Analisis Regresi untuk Menguji Efek Mediasi dari

ekuitas merek

Ekuitas Merek Pilihan Konsumen

(Z) (Y)

Tahap Persamaan Tahap 1(β) Tahap 2(β) Tahap 3(β)

Citra Merek (X1) 0,495 0,205 0,249

Merek Perusahaan (X2) 0,464 0,194 0,233

Ekuitas Merek (Z) 0,502

R 0,763 0,534 0,864

R2 0,582 0,128 0,746 ∆R2 0,574 0,173 0,738

*Signifikan pada tingkat p < 0,01

Sumber : data primer (diolah), 2019

sehingga ketujuh hipotesis

diterima.Berdasarkan hasil pengujian

regresi linear diatas maka persamaan

pertama dapat diuraikan sebagai berikut

:

Y = 0,205 X1

Pada persamaan diatas

menjelaskan bahwa nilai beta koefisien

regresi Citra merek (X1) 0,205. Artinya

ketika Citra merek pada pengguna pasta

gigi merek pepsodent Banda Aceh

meningkat, maka pilihan konsumen

akan meningkat. Persamaan kedua

dapat dibuat garis persamaan sebagai

berikut :

Y = 0,194 X2

Dari Persamaan diatas

menjelaskan bahwa nilai beta koefisien

regresi Merek Perusahaan (X2) positif

0,194, artinya ketika Merek Perusahaan

(X2) pada pengguna pasta gigi merek

pepsodent di Banda Aceh meningkat,

maka Pilihan Konsumen (Y) akan

meningkat. Persamaan ketiga dapat

dibuat garis persamaan sebagai berikut

:

Z = 0,495 Y

Pada persamaan diatas

menjelaskan bahwa nilai beta koefesien

bernilai positif 0,495, artinya citra

merek pada pengguna pasta gigi merek

pepsodent di Banda Aceh meningkat,

maka ekuitas merek akan meningkat.

Persamaan keempat dapat dibuat garis

persamaan sebagai berikut:

Z = 0,464 X2

Pada persamaan diatas

menjelaskan bahwa nilai beta koefisien

regresi positif 0,464, artinya ketika

Merek Perusahaan pada pengguna pasta

gigi merek pepsodent di Banda Aceh

meningkat, maka ekuitas merek akan

meningkat. Persamaan kelima dapat

dibuat garis persamaan sebagai berikut

:

Y = 0,502 Z

Dari persamaan ini dapat

dijelaskan bahwa nilai beta koefisien

regresi ekuitas merek (Z) positif 0,502,

artinya ketika ekuitas merek pada

pengguna pasta gigi merek pepsodent

Banda Aceh meningkat, maka akan

Page 12: PENGARUH CITRA MEREK DAN MEREK PERUSAHAAN …

43

meningkatkan Pilihan Konsumen (Y).

Persamaan keenam dapat dibuat garis

persamaan sebagai berikut :

Y = 0,205 X1 + 0,495 Z

Pada persamaan diatas dijelaskan

bahwa nilai beta koefisien regresi citra

merek (X1) positif 0,205 dan Ekuitas

merek (Z) positif 0,495 artinya ketika

citra merek pada pelanggan merek

pasta pepsodent di Banda Aceh

meningkat akan meningkat juga Pilihan

Konsumen (Y). Koefisien Ekuitas merek

(Z) bernilai positif sebesar 0,495 artinya

ketika Ekuitas merek tinggi akan

meningkatkan tingkat Pilihan Konsumen

(Y) yang dialami oleh pengguna pasta

gigi merek pepsodent di Banda Aceh.

Persamaan terakhir dapat dibuat garis

persamaan sebagai berikut :

Y = 0,194 X2 + 0,464 Z

Maka dari persamaan tersebut

dapat menjelaskan bahwa nilai beta

koefisien regresi Merek Perusahaan (X2)

positif 0,194. Artinya ketika Merek

Perusahaan pada pengguna pasta gigi

merek pepsodent Banda Aceh

meningkat maka akan meningkatkan

Pilihan Konsumen (Y). Koefisien Ekuitas

merek (Z) bernilai positif sebesar 0,464

artinya ketika Ekuitas merek tinggi akan

meningkatkan tingkat Pilihan Konsumen

(Y) yang dialami oleh pengguna pasta

gigi merek pepsodent di Banda Aceh.

Hasil pengujian hipotesis 1

menunjukkan bahwa citra merek

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pilihan konsumen pada

pengguna pasta gigi merek pepsodent di

Banda Aceh. Ini sesuai dengan hasil

penelitian dari Methaq Ahmed Sallam

yang menemukan bahwa citra merek

dapat mempengaruhi pilihan konsumen.

Hasil pengujian hipotesis 2

menunjukkan merek perusahaan

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pilihan konsumen pada

pelanggan merek pasta gigi Pepsodent

di Banda Aceh. Ini sesuai dengan

penelitian Methaq Ahmed Sallam yang

menyatakan bahwa merek perusahaan

dapat mempengaruhi pilihan konsumen.

Hasil pengujian hipotesis 3

menunjukkan bahwa citra merek

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap ekuitas merek pada pelanggan

merek pasta gigi Pepsodent di Banda

Aceh. Ini sesuai dengan penelitian

Methaq Ahmed Sallam yang

menyatakan bahwa citra merek dapat

mempengaruhi ekuitas merek. Hasil

pengujian hipotesis 4 menunjukkan

bahwa merek perusahaan berpengaruh

positif terhadap ekuitas merek pada

pelanggan merek pasta gigi Pepsodent

di Banda Aceh. Ini sesuai dengan

penelitian Methaq Ahmed Sallam yang

menyatakan bahwa merek perusahaan

dapat mempengaruhi ekuitas merek.

Hasil pengujian hipotesi 5

menunjukkan bahwa ekuitas merek

berpengaruh positif terhadap pilihan

konsumen pada pelanggan merek pasta

gigi Pepsodent di Banda Aceh. Ini sesuai

dengan penelitian Agung Nugraha yang

menyatakan bahwa ekuitas merek

dapat mempengaruhi pilihan konsumen.

Hasil pengujian hipotesis 6 dan 7

menunjukkan bahwa citra merek

berpengaruh positif terhadap pilihan

konsumen melalui mediasi ekuitas

merek pada pelanggan merek pasta gigi

Pepsodent di Banda Aceh. Ini sesuai

dengan penetilitian Singgih Purnomo

yang menyatakan bahwa citra merek

dan merek perusahaan berpengaruh

terhadap ekuitas merek dimana ekuitas

merek menjadi berpengaruh lebih besar

terhadap pilihan konsumen sebagai

mediasi.

PENUTUP

Dari uraian pembahasan

penelitian yang telah dilakukan

mengenai pengaruh citra merek dan

merek perusahaan terhadap ekuitas

merek dan dampaknya terhadap pilihan

konsumen dapat diambil beberapa

Page 13: PENGARUH CITRA MEREK DAN MEREK PERUSAHAAN …

44

kesimpulan dan saran yang dianggap

penting dalam penenlitian ini antara

lain:

1. Citra merek dan merek

perusahaan merupakan prediktor

yang kuat terhadap ekuitas merek

pada pengguna pasta gigi merek

pepsodent di kota Banda Aceh.

Artinya ketika citra merek dan

Merek perusahaan di pandang

bagus atau tinggi oleh konsumen

maka ekuitas merek terhadap

produk tersebut akan meningkat.

2. Ekuitas merek merupakan

prediktor terhadap pilihan

konsumen pada pengguna pasta

gigi merek pepsodent di banda

aceh. Artinya ketika ekuitas merek

pada produk tersebut tinggi akan

membuat pilihan konsumen

meningkat.

3. Citra merek dan merek

perusahaan merupakan prediktor

terhadap ekuitas merek dan

kemudian berdampak terhadap

pilihan konsumen pada pengguna

merek pasta gigi pepsodent di

Kota Banda Aceh. Artinya ketika

citra merek dan Merek perusahaan

tinggi akan membuat ekuitas

merek menjadi kuat serta

selanjutnya berpengaruh secara

positif terhadap pilihan konsumen.

Guna kepentingan lebih lanjut,

ada beberapa saran yang diajukan oleh

penulis yang dapat dipertimbangkan

oleh peneliti selanjutnya dan pihak

sekolah, yaitu sebagai berikut:

1. Citra merek dan Merek

perusahaan harus menjadi

perhatian bagi manajemen

perusahaan. Manajemen Rumah

sakit harus menjaga citra merek

dan Merek perusahaan agar

produk nya tetap akan dibeli oleh

konsumen, karena variabel-

variabel tersebut telah terbukti

dapat mempengaruhi pilihan

konsumen.

2. Ekuitas merek merupakan variabel

lain yang dapat meperkuat

hubungan citra merek dan merek

perusahaan terhadap pilihan

konsumen. Pihak perusahaan

diharapkan terus melakukan

inovasi dan memperkuat ekuitas

merek untuk terus meningkatkan

keputusan pembelian.

REFERENSI

Aaker, D. A., & Biel, A. L. (1993). Brand

Equity & Advertising:

Advertising’s Role in Building

Strong Brands. Hillsdale:

Lawrence Erlbaum Associates.

Kotler, Amstrong. (2001). Prinsip-

prinsip pemasaran, Edisi

keduabelas, Jilid 1. Jakarta:

Erlangga

Aaker, D . A. (2004). Leveraging The

Corporate Brand. California

Management Review, Vol. 46(3),

6 – 18.

Chang, A, Chiang, H., & Han T. (2015).

Investigating the dual-route

effects of corporate branding on

brand equity. Asia Pacific

Management Review, Vol. 20,

120-129.

Chang, Hsin Hsin and Liu, Ya Ming.

(2009), “The Impact of Brand

Equity on Brand Preference and

Purchase Intentions in The

Service Industries”, The Service

Industries Journal, Vol. (29), No.

(12), 1687–1706.

Cooper, Donald R., dan Pamela, S.

Schindler. (2006). Metode Riset

Bisnis, Volume 1. PT Media

Global Edukasi. Jakarta.

Ghozali, Imam. (2005). Aplikasi Analisis

Multivariate dengan SPSS.

Semarang: Badan Penerbit

UNDIP

Hsieh, Y.M. and Hsieh, A.T. (2008),

“Enhancement of service quality

with job standardization”, The

Page 14: PENGARUH CITRA MEREK DAN MEREK PERUSAHAAN …

45

Service. Industries Journal, Vol.

21(3), 147-66.

James B.Faircloth, Louis M. Capella &

Bruce L. Alford. (2015). The

effect of brand attitude and

brand image on brand equity.

Journal of marketing theory and

practice, Vol (9), 61-75.

Keller, K. L. (2013). Conceptualizing,

measuring and managing

customer based brand equity.

Journal of Marketing, 57, 274.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller,

(2009). Manajemen Pemasaran,

Jilid 1, Penerbit Erlangga.

Jakarta.

Kotler, Philip. (2001). Manajemen

Pemasaran di Indonesia : Buku 1

Analisis Perencanaan,

Implementasi dan Pengendalian.

Jakarta : Salemba Empat.

Kotler, Amstrong. (2001). Prinsip-

prinsip pemasaran, Edisi

keduabelas, Jilid 1. Jakarta:

Erlangga

Kotler, Philip., dan Gary Armstrong.,

(2014), Dasar-Dasar

Pemasaran, Edisi kesembilan,

Jilid 1, dialih bahasakan oleh

Alexander Sindoro, Jakarta:

Indeks

Roy, D., & Banerjee, S. (2007). Caring

strategy for integration of brand

identity with brand image.

International Journal of

Commerce and Management,

17(1/2), 140-148.

Roscoe. (1975). dikutip dari Uma

Sekaran, (2006), Metode

Penelitian Bisnis, Salemba

Empat, Jakarta.

Schiffman, G Leon & Kanuk, L. Leslie.

(2000). Consumer Behavior.

Seventh Edition. Upper Saddle

River: Prentice Hall

International, Inc

Schmitt, Bernd dan Alex Simonson.

(1997). Marketing Aesthetics.

New York. The Free Press.

Schultz, Makjen., Yun, Mi antorini., &

Csaba, Fabian F. (2005).

Corporate Branding :

Purpose/People/Process:

Towards the second wave of

corporate branding. Denmark:

Narayana Press.

Sallam Methaq Ahmed. (2016). The

Impact of Brand Image and

corporate branding on

Consumer’s Choice: The Role of

Brand Equity. International

Journal of Marketing Studies.

Vol. 8(1)

Sangadji, Etta Mamang dan Sopiah.

(2010). Metodologi Penelitian –

Pendekatan Praktis dalam

Penelitian. Edisi I. Yogyakarta:

CV Andi Offset.

Singgih Purnomo. (2018). Analisis

pengaruh brand image dan

corporate branding terhadap

brand equity serta dampaknya

pada loyalitas pelanggan.

operator seluler telkomsel

di kota semarang.

http://eprints.undip.ac.id

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.

Bandung: Alfabeta.

Sangaji, Etta Mamang dan Sopiah.

(2010). Metodologi Penelitian. ANDI.

Yogyakarta.

Uma Sekaran, (2006). Metodologi

Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4,

Buku 2, Jakarta: Salemba

Empat.

Uma sekaran, (2006). Research

Methods For Business, Edisi 4,

Buku 1, Jakarta: Salemba

empat.