pengaruh car, roa dan npl terhadap risiko ...viii abstrak st fatimah. 10525020814. 2014. pengaruh...
TRANSCRIPT
PENGARUH CAR, ROA DAN NPL TERHADAP RISIKO LIKUIDITAS
BANK SYARIAH MANDIRI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh GelarSarjana Hukum Ekonomi Syari’ah (S.H) Pada Program Studi
Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
ST FATIMAH 10525020814
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1439 H/2018 M
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum
mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri”
(Qs.Ar Ra’d :11)
“Hidup itu perjuangan, maka perjuangkanlah.
Dan, jika saja kemungkinan itu kecil, maka pastikan
Perjuangan itu besar”
“Sabar, Syukur dan Ikhlas”
PERSEMBAHAN
Untuk Ibuku Dariem, wanita nomor satu didunia
Untuk bapakku Slamet, pahlawan nomor satu yang kucintai
Dan untuk keluarga besar Matgasan family
Serta kupersembahkan skripsi ini untuk orang yang selalu bertanya:
“kapan skripsimu selesai?”
viii
ABSTRAK
ST FATIMAH. 10525020814. 2014. Pengaruh CAR, ROA dan NPL Terhadap
Risiko Likuiditas Bank Syariah Mandiri Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dibimbing oleh Hurriiah Ali Hasan,S.T.,M.E.,PhD dan Drs. Haery Mogat, M.M.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yaitu bertujuan untuk
menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset
(ROA), dan Non Performing Loans (NPL) Terhadap Risiko Likuiditas Bank
Syariah Mandiri Makassar. Penelitian ini menggunakan data dari bank
syariah mandiri Makassar periode 2013-2017. Teknik penentuan dilakukan
dengan melalui dua variabel yaitu variabel bebas berupa Capital Adequacy
Ratio (CAR), Return On Asset (ROA), dan Non Performing Loans (NPL) dan
variabel terikat yang berupa Risiko Likuiditas. Regresi berganda digunakan
untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Hasil pengujian pada tingkat kepercayaan 95%, menunjukkan
bahwa CAR memiliki pengaruh positif, ROA dan NPL memiliki pengaruh
negatif. Karena pada bank syariah terdapat sumber dana yang tidak
berbiaya, sehingga semakin besar rasio utang terhadap ekuitas bank syariah
maka semakin tinggi tingkat likuiditasnya tanpa harus meningkatkan biaya
modal dan risiko kekurangan likuiditas.
Kata Kunci : Bank Syariah Mandiri, Capital Adequacy Ratio (CAR),
Return On Asset (ROA), dan Non Performing Loans
(NPL).
ix
ABSTRACT
ST FATIMAH. 10525020814. 2014. Effect of CAR, ROA and NPL on Bank
Syariah Mandiri Liquidity Risk Muhammadiyah University of Makassar.
Supervised by Hurriiah Ali Hasan, S.T., M.E., PhD and Drs. Haery Mogat,
M.M.
This study uses a quantitative method which aims to analyze the
influence of Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Assets (ROA), and
Non Performing Loans (NPL) on the Liquidity Risk of Mandiri Syariah Bank
Makassar. This study uses data from Makassar's independent Islamic bank
for the period 2013-2017. The determination technique is done through two
variables, namely independent variables in the form of Capital Adequacy
Ratio (CAR), Return On Assets (ROA), and Non Performing Loans (NPL) and
the dependent variable in the form of Liquidity Risk. Multiple regression is
used to analyze the effect of independent variables on the dependent
variable. The test results at a 95% confidence level, indicate that CAR has a
positive influence, ROA and NPL have a negative influence. Because in
Islamic banks there are funding sources that are not costly, so that the
greater the debt to equity ratio of Islamic banks, the higher the level of
liquidity without having to increase capital costs and the risk of lack of
liquidity.
Keywords: Bank Syariah Mandiri, Capital Adequacy Ratio (CAR), Return
On Assets (ROA), and Non Performing Loans (NPL).
x
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang melimpahkan
rahmat, pertolongan dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi dengan judul : “Pengaruh CAR, ROA dan NPL
Terhadap Risiko Likuiditas Bank Syariah Mandiri Universitas
Muhammadiyah Makassar” Penulisan skripsi ini sebagai salah satu
syarat kelulusan program strata satu pada Fakultas Agama Islam Prodi
Hukum Ekonomi Syariah Universitas Muhammadiyah Makassar.
Pada kesempatan ini penyusun dengan ketulusan dan kerendahan
hati ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada yang terhormat :
1. Kedua orang tua tercinta Bapak Slamet. D dan Ibu Dariem, yang tiada
henti-hentinya mendoakan, memberi dorongan moral maupun materi
selama menempuh pendidikan.
2. Bapak Dr. H. Abd Rahman Rahim,SE, M.M selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Drs.Mawardi Pawangi M.Pd.I selaku Dekan FAI yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk menjadi Mahasiswa
Jurusan Hukum Ekonomi Syariah.
xi
4. Bapak Dr.ir.Muchlis Mappangaja M.P selaku Ketua Jurusan Ketua
Prodi Jurusan Hukum Ekonomi Syariah atas kesempatan yang
diberikan untuk menjadi mahasiswa jurusan hukum ekonomi islam
5. Ibu Hurriah Ali Hasan,S.T., M.E., PhD selaku Pembimbing I dan
Bapak Drs. Hery Mogat, M.M. selaku pembimbing II yang penuh
kesabaran membagi ilmu, pengarahan, saran dan bimbingan sehingga
terselesaikannya Skripsi ini;
6. Bapak dan Ibu dosen yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
atas ilmu yang telah dibagikan, motivasi, pengalaman, dan arahan
selama mengikuti pendidikan. Semoga Allah membalasmu dengan
kebaikan-kebaikan.
7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2014 jurusan Hukum Ekonomi
Syariah dan Seluruh pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu
persatu yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam
penyelesaian Skripsi ini.
Akhirnya, penyusun hanya dapat mendoakan semoga Allah
membalas kebaikan mereka. Harapannya karya ini berguna bagi
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya kemajuan Hukum Ekonomi
Syariah. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
Makassar, 20 Safar 1439 H 9 November 2017 M
Penulis
St Fatimah
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL…………………………………………………………. i
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………… ii
PENGESAHAN SKRIPSI……………………………………………………. iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH………………………………………….. iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………………..... v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI…………………………….. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………………. vii
ABSTRAK……………………………………………………………………… viii
KATA PENGANTAR……………………………………………………….... x
DAFTAR ISI………………………………………………………………….. xii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………. xv
DAFTAR GAMBAR................................................................................ xvi
BABI PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………….. 5
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………… 6
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Kajian Teori............................................................................... 7
1. Pengertian Bank.................................................................... 7
xiii
2. Fungsi Bank.......................................................................... 12
3. The Leability Management Theory………………….………… 14
4. Tarik Ulur (Trade-off) Likuiditas dan Profitabilitas.................. 15
5. The Anticipated Income Theory............................................ 17
6. Risiko Likuiditas..................................................................... 18
7. Manajemen Risiko Likuiditas.................................................. 21
8. Profitabilitas Perbankan.......................................................... 23
9. Faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas........................... 25
B. Kerangka Pikir............................................................................. 31
1. Pengaruh Capital Adequacy RatioTerhadapLikuiditas......... 32
2. Pengaruhi Return On Asset Terhadap Likuiditas................... 32
3. PengaruhNon-performing Loans (NPL) Terhadap Likuiditqas.. 32
C. Kerangka Konseptual.................................................................. 35
D. Hipotesis..................................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian…………………………… ………………………... 36
B. Lokasi dan Objek Penelitian……………………………………….. 36
C. Variabel Penelitian …………………………………………………. 37
D. Definisi Operasional Variabel...................................................... 37
E. Sumber Data............................................................................... 39
F. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 39
G. Teknik Analisis Data.................................................................... 40
xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum lokasi penelitian………………………………… 46
B. Hasil penelitian………………………………………………………. 50
C. Pembahasan…………………………………………………………. 59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………… 61
B. Saran………………………………………………………………….. 61
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 63
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Table 4.1 Uji Autokorelasi................................................................. 53
Table 4.2 Uji Multikolonieritas Nilai Tolerance dan VIF…………… 55
Table 4.3 Hasil Regresi Nilai coefficients, t dan sig…………………. 56
Table 4.4 Uji t……………………………………………………………. 58
Tabel 4.5 Uji F…………………………………………………………… 59
Table 4.6 Uji Koefisien Determinasi………………………………...... 60
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Uji Normalitas P-plot.......................................................... 52
Gambar 4.2 Uji Heterokedastisitas scatter plot..................................... 55
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat
dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup orang banyak. Kegiatan penghimpunan dana
berasal dari bank itu sendiri, dari deposan/nasabah, pinjaman dari bank
lain maupun bank Indonesia, dan dari sumber lainnya. Sedangkan,
kegiatan penyaluran dana dapat dilakukan dalam berbagai bentuk,
misalnya penyaluran kredit, kegiatan investasi, dan dalam bentuk aktiva
tetap dan inventaris.1
Keberadaan bank sangat penting bagi perekonomian suatu negara
karena bank berfungsi memperlancar lalu lintas keuangan yang berperan
dalam mobilitas pertumbuhan ekonomi suatu negara dan merupakan
bagian dari sistem moneter yang memiliki kedudukan strategis sebagai
penunjang pembangunan ekonomi.Fungsi tersebut dapat dikatakan
sebagai nafas bagi perkembangan perekonomian Negara2.
Selain itu bank berfungsi sebagai lembaga kepercayaan
masyarakat yang sebagian besar dananya berasal dari masyarakat
sekaligus sebagai agen pembangunan perekonomian masyarakat melalui
1Ismail, Menghimpun dan Menyalurkan dana (2009), h. 12
2Hasibuan, Perkembangan Perekonomian Negara (2009) h.3
2
penyaluran kredit. Dalam hal in risiko bank yaitu tertuju pada risiko
likuiditas.Risiko ini menjadi perhatian khusus pada usaha Perbankan.
Risiko ini terjadi akibat penarikan dana yang cukup besar oleh nasabah di
luar perhitungan bank, sehingga dapat mengakibatkan kesulitan likuiditas.
Hal ini akan mengurangi tingkat kesehatan bank dan kepercayaan
masyarakat. Dalam kondisi persaingan antar bank yang semakin ketat,3
bank-bank akan semakin sulit melakukan prediksi apa yang akan terjadi,
sehingga tingkat risiko yang dihadapi juga meningkat. Selain itu dalam
persaingan antar bank, bank membutuhkan manajemen umum yang
memadai dan pengelolaan risiko agar risiko yang ada dapat ditekan
seminimal mungkin, mengingat banyak bank yang ambruk karena
menanggung risiko yang besar.Oleh karena itu langkah-langkah risiko
perlu diperkuat agar stabilitas sistem keuangan tetap terjaga dengan
prospek yang positif.Apabila terjadi ketidakstabilan pada keuangan
Perbankan maka hal tersebut dapat mempengaruhi likuiditas perbankan,
juga mendorong terjadinya peningkatan kredit bermasalah sehingga
mengakibatkan perlambatan pertumbuhan kredit maupun pembiayaan
lainnya.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rasio keuangan terbukti
berperan dalam penilaian kinerja bank, termasuk risiko yang menyertai
dalam kegiatan usaha bank. Profitabilitas dalam beberapa penelitian
umumnya menggunakan rasio keuangan Return on Asset (ROA).
3Darmawi.Risiko Likuiditas dalam Peningkatan Kredit Bermasalah (2011) h.17
3
Salah satu komponen faktor permodalan adalah kecukupan modal.
Rasio untuk menguji kecukupan modal bank yaitu rasio CAR (Capital
Adequacy Ratio). Semakin efisien modal bank yang digunakan untuk
aktivitas operasional mengakibatkan bank mampu meningkatkan
pemberian kredit sehingga akan mengurangi tingkat risiko bank. Tingkat
CAR sangat mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap bank.
Tingkat CAR yang ideal akan meningkatkan kepercayaan masyarakat
sebagai pemilik dana terhadap bank sehingga masyarakat akan memiliki4
keinginan yang lebih untuk menyimpan dananya di bank, yang pada
akhirnya bank akan memiliki kecukupan dana untuk menjalankan kegiatan
operasionalnya seperti pemberian kredit kepada masyarakat yang
memungkinkan bank untuk dapat memperoleh laba lebih dari kenaikan
pendapatan bunga kredit.
Dengan mengetahui pentingnya CAR tersebut, maka pihak
manajemen bank perlu memperhatikan besarnya CAR yang ideal karena
apabila terlalu tinggi akan mengakibatkan meningkatnya dana yang
menganggur dan apabila terlalu rendah akan berdampak pada hilangnya
kepercayaan masyarakat. Artinya sebuah bank disibukkan oleh nasabah
bank yang ingin menarik kembali dananya di bank secara bersamaan dan
besar-besaran sehingga dana pihak ketiga dapat turun secara drastis,
sementarabesarnya penyaluran kredit bergantung kepada besarnya
simpanan (dana pihak ketiga) yang dapat dihimpun oleh bank. Sehingga
4Darmawi.Rasio Untuk Menguji Kecukupan Modal CAR (capital Aduquacy
Ratio).(2011).h. 91
4
kemudian dapat menjatuhkan likuiditas bank dan menghambat aktivitas
penyaluran kredit.
Selain memperhatikan besarnya Capital Adequacy Ratio CAR,
menajemen bank juga perlu untuk memperhatikan besarnya Non
Performing Loan (NPL). NPL (Non Performing Loan) adalah kredit yang
menunggak melebihi 90 hari. Mengingat bahwa kredit merupakan fokus
kegiatan utama perbankan dalam menjalankan fungsi intermediasinya dan
kredit merupakan sumber pendapatan keuntungan terbesar bagi bank,
maka perlu diwaspadai adalah kredit merupakan jenis kegiatan
penanaman dana yang sering kali justru menjadi penyebab utama bank
menghadapi masalah yang cukup serius. 5Manajemen kredit merupakan
usaha bank yang sangat dipengaruhi oleh keberhasilan mengelola kredit.
Apabila pengelolaan kredit berhasil, maka usaha bank dapat berkembang.
Apabila pengelolaan kredit bermasalah maka usaha bank akan
mengalami kemunduran.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas ,penulis menetapkan
judul penelitian ini “Pengaruh CAR, ROA dan NPL Terhadap Risiko
Likuiditas Bank Syariah Mandiri Universitas Muhammdiyah
Makassar”
5Ismail.Manajemen Kredit dalam Usaha Bank Yang di Pengaruhi Oleh Keberhasilan
Mengelolah Kredit.(2009).h.226
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan di atas
mengenai manajemen likuiditas pada perbankan syariah, dapat
disimpulkan menjadi rumusan masalah berikut:
1. Apakah CAR memiliki pengaruh terhadap risiko likuiditas bank
syariah mandiri Makassar ?
2. Apakah ROA memiliki pengaruh terhadap risiko likuiditas bank
syariah mandiri Makassar ?
3. Apakah NPL memiliki pengaruh terhadap risiko likuiditas bank
syariah mandiri Makassar ?
4. Apakah CAR, ROA dan NPL secara bersamaan berpengaruh
terhadap risiko likuiditas bank syariah mandiri Makassar ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
pengaruh risiko likuiditas terhadap pendapatan perbankan syariah, yaitu:
1. Untuk menganalisis pengaruh CAR terhadap risiko likuiditas bank
syariah mandiri makassar.
2. Untukmenganalisis pengaruh ROA terhadap risiko likuiditas bank
syariah mandiri Makassar.
3. Untuk menganalisis pengaruh NPL terhadap risiko likuiditas bank
syariah mandiri Makassar.
4. Untuk menganalisis CAR, ROA dan NPL secara bersamaan
terhadap risiko likuiditas bank syariah mandiri Makassar.
6
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah faktor-
faktor yang dapat dikelola oleh bank syariah dalam menghadapi
manajemen risiko likuiditas dan pengaruhnya terhadap
pendapatan bank.
2. Manfaat Praktis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat pada
tingkat kinerja perbankan syariah dilihat dari sisi pendapatan bank
yang berpengaruh pada tingkat risiko likuiditas.
3. Manfaat Akademis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
akademisi untuk tambahan referensi mengenai manajemen risiko
likuiditas perbankan syariah.
7
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KAJIAN TEORI
1. Pengertian Bank
Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga
keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro,
tabungan dan deposito. Kemudian bank juga di kenal sebagai tempat
untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang
membutuhkannya. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat
untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala
macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik,
telepon, air, pajak, uang kuliah, dan pembayaran lainnya.6
Menurut undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10
November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan BANK
adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.”7
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi
bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
6Slamet Haryono, Analisa Laporan Keuangan Perbankan Syariah, ( Yogyakarta: Pustaka
Sayid Sabiq,(2009). H. 81.
7Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan (Yogyakarta: BPFE, 1993)
h.161
7
8
keuangan artinya aktivitasperbankan selalu berkaitan dalam bidang
keuangan. Sehingga yang berbicara mengenai bank tidak terlepas dari
masalah keuangan.8
Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana
dari masyarakat luas yang dikenal dengan istilah di dunia perbankan
adalah kegiatan funding. Perngertian menghimpun dana maksudnya
adalah mengumpulkan atau mencari dana dengan cara membeli dari
masyarakat luas.
Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank
dengan cara memasang berbagai strategi agar masyarakat mau
menanamkan dananya dalam bentuk simpanan. Jenis simpanan yang
dapat dipilih oleh masyarakat adalah seperti giro, tabungan, sertifikat
deposito, dan deposito berjangka.
Agar masyarakat mau menyimpan uangnya di bank, maka pihak
perbankan memberikan ransangan berupa balas jasa yang akan
diberikan kepada si penyimpan. Balas jasa tersebut dapat berupa
bunga, bagi hasil, hadiah, pelayanan atau balas jasa lainnya. Semakin
balas jasa yang diberikan, akan menambah minat masyarakat untuk
menyimpan uangannya. Oleh karena itu, pihak perbankan harus
memberikan berbagai ransangan dan kepercayaan sehingga
masyarakat berminat untuk menanamkan dananya.
8Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Revisi(2014), h .24
9
Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari
masyarakat, maka oleh perbankan dana tersebut diputarkan kembali
atau dijualkan kembali ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau
lebih di kenal dengan istilah kredit (lending). Dalam pemberian kredit
juga dikenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit (debitur) dalam
bentuk bunga dan biaya administrasi. Sedangkan bagi bank yang
berdasarkan prinsip syariah dapat berdasarkan bagi hasil atau
penyertaan modal.
Besarnya bunga kredit sangat dipengaruhi oleh besarnya bunga
simpanan. Semakin besar atau semakin mahal bunga simpanan, maka
semakin besar pula bunga pinjaman dan demikian pula sebaliknya. Di
samping bunga simpanan pengaruh besar kecil bunga pinjaman juga
dipengaruhi oleh keuntungan yang diambil, biaya operasi yang
dikeluarkan, cadangan risiko kredit macet, pajak serta pengaruh
lainnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa kegiatan menghimpuan dana
(funding) dan menyalurkan dana (lending) ini merupakan kegiatan
utama perbankan.
Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah tidak dikenal istilah
bunga dalam memberikan jasa kepada penyimpan maupun peminjam.
Di bank ini jasa bank yang diberikan disesuaikan dengan prinsip
syariah sesuai dengan hukum Islam. Prinsip syariah yang diterapkan
oleh bank syariah adalah pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil
10
(mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip9penyertaan modal
(musyarakah) prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
(murabahah) atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip
sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau dengan adanya pilihan
pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank
oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). Sistem bank berdasarkan prinsip
syariah sebelumnya di Indonesia dan BPR syariah lainnya. Dewan ini
sesuai dengan undang-undang perbankan Nomor 10 tahun 1998 yang
baru bank umum pun dapat menjalankan kegiatan usahanya
berdasarkan prinsip syariah asal sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
ا إ أيها ٱلذين ءامنو ى فٱكتبوه ي سم أجل م ذا تداينتم بدين إلى
Terjemahnya :
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai (seperti berjualbeli, utang–piutang, sewa menyewa dan sebagainya) untuk waktu yang ditentukan,hendaklah kamu menuliskannya…”10
Di samping itu, perbankan juga melakukan kegiatan jasa-jasa
pendukung lainnya. Jasa-jasa ini diberikan untuk mendukung
kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana, baik yang
9Muhammad Ghafur W., “Pengaruh Tingkat bagi Hasil, Suku Bunga, dan Pendapatan
terhadap Simpanan Mudarabah di Bank syariah, Studi kasus di BMI,” Jurnal Ekonomi Syariah
Muamalah, No.1. Vol:1 (Oktober 2003),h. 9.
10Al-Baqarah: 282
11
berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun
tidak langsung. Jasa perbankan lainnya antara lain meliputi:11
Jasa Pemindahan Uang (Transfer)
Jasa Penagihan (Inkaso)
Jasa Kliring (Clearing)
Jasa Penjualan Mata Uang Asing (Valas)
Jasa Safe Deposit Box
Travellers Cheque
Bank Card
Bank Draft
Letter of Credit (L/C)
Bank Garansi dan Referensi Bank
Serta jasa bank lainnya.
Kelengkapan dari jasa yang ditawarkan sangat tergantug dari
kemampuan bank masing-masing. Dengan kata lain, semakin mampu
bank tersebut,maka semakin banyak ragam produk yang ditawarkan.
Kemampuan bank dapat dilihat dari segi permodalan, manajemen
serta fasilitas yang dimilikinya. Pembahasan masing-masing dari
kegiatan bank di atas akan dibahas dalam bab tersendiri.
11
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta:Ekonisia, 2008) h.
31.
12
2. Fungsi Bank
Secara umum, fungsi utama bank adalah menghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat
yang membutukan untuk berbagai tujuan atau sebagai Financial
Intermediary.secara lebih spesifik bank dapat berfungsi sebagai:12
a. Agent of Trust
Agent of Trust Yaitu lembaga yang landasannya
kepercayaan. Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan
(trust), baik dalam hal penghimpunan dana maupun dalam
penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank
apabila dilandasi oleh adanya unsur kepercayaan. Masyarakat
percaya sepenuhnya bahwa uangnya tidak disalahgunakan oleh
pihak bank, uangnya yakin akan dikelola dengan baik, bank tidak
akan bangkrut, dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan
tersebut dapat ditarik kembali dari bank. Begitu pula pihak bank
sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan dananya pada
debitur atau masyarakat apabila dilandasi oleh adanya unsur
kepercayaan. Pihak bank berharap atau percaya bahwa debitur tidak
akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dana
pinjaman dengan baik, debitur akan mempunyai kemampuan untuk
membayar pada saat jatuh tempo, dan debitur mempunyai niat baik
12
Ir. Adiwarman A. Karim, S.E.,M.B.A.,M.A.E.P, Bank Islam Analisis Fiqih dan
Keuangan.h. 135
13
untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat
jatuh tempo.13
b. Agent of Development
Agent of Developmentyaitu lembaga yang memobilisasi dana
untuk pembangunan ekonomi. Kegiatan perekonomian masyarakat
di sektor moneter dan di sektor rill tidak dapat dipisahkan kedua
sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling mempengaruhi satu
sama lain. Sektor rill tidak dapat bekerja dengan baik apabila sektor
moneter tidak dapat bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa
penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi
lancarnya kegiatan perekonomian di sektor rill. Kegiatan bank
tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi,
kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa,dimana
kegiatan investasi-distribusi-konsumsi ini tidak lain merupakan
kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat.
c. Agent of Service
Agent of Service, selain melakukan kegiatan penghimpunan
dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa
perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank
ini sudah tentu erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian
masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa
13
Triandaru, sigit dan totok budi santoso.Bank dan lembaga Keuangan lain Jakarta :
Salemba empat.(2008). h.93
14
pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan
bank, dan penyelesaian tagihan.
Ketiga fungsi bank tersebut diharapkan dapat memberikan
gambaran yang lengkap dan menyeluruh mengenai fungsi bank dalam
perekonomian, sehingga bank tidak hanya dapat diartikan sebagai
suatu lembaga perantara keuangan saja (financial intermediary
institution)14
Bank sebagai lembaga keuangan tidak berdiri sendiri, akan
tetapi dibina dan diawasi oleh bank sentral. Contohnya, apabila bank
kekurangan dana maka dapat mengajukan kredit likuiditas ke bank
sentral untuk memberikan pinjaman atau kredit kepada nasabahnya.
3. The Leability Management Theory/ Teori manajemen Leabilitas
Teori manajemen liabilitas merupakan teori bagaimana bank
dapat mengelola pasivanya sedemikian rupa sehingga pasiva tersebut
dapat menjadi sumber likuiditas. Likuiditas yang diperlukan bagi bank :
a) untuk menghadapi penarikan oleh nasabah
b) memenuhi kewajiban bank yang jatuh tempo
c) memenuhi permintaan pinjaman dari nasabah
Teori ini beranggapan bahwa suatu bank dalam menjaga
likuiditas minimumnya dilakukan dengan cara mempunyai jaringan
14
Agnes Sawir, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan
(Jakarta:Gramedia Pustaka Utama), h. 13
15
pinjaman yang cukup banyak, baik dari rekanan maupun dari call
money atau sumber lainnya. 15
4. Tarik Ulur (Trade-off) Likuiditas dan Profitabilitas
Lembaga perbankan, termasuk bank syariah, didirikansebagai
lembaga intermediary yang berfungsi sebagai perantara antara pemilik
dana dan pemakai dana. Dengan demikian, bank adalah lembaga
pengganti pemilik dana dan pemakai dana peran sebagai pemilik dana
adalah berkewajiban untuk membayar ke pemilik dana apabila
pemakai dana tidak melunasi kewajibannya dan peran sebagai
pemakai dana adalah apabila pemilik dana menarik dana menarik
dananya sebelum jatuh tempo atau sebelum waktu yang ditentukan.
Hal ini berarti, bank harus selalu menjaga penarikan dana dari
sumber dana yang dititpkannya dalam bentuk Giro, Tabungan dan
Deposito. Sementara dari sisi lain bank harus menjaga penarikan
permintaan dana seperti pembiayaan yang diberikan. Untuk menjaga
kemungkinan tersebut bank harus mempunyai aset yang likuid
sebanyak kewajibannnya. Namun aset likuid merupakan aset yang
tergolong sebagai non-earningasset (aset yang tidak memberikan
hasil). Oleh karena itu, jika bank memiliki aset likuid yang besar, maka
aspek profitabilitas bank yang bersangkutan akan terganggu.16
15
Sinungan, Muchdarsyah. 1993, Manajemen Dana Bank, Edisi Kedua, Jakarta : Bumi
Aksara. hlm.57 16
Imam Rusyamsi, Asset Liability Management: Strategi Pengelolaan Aktiva Pasiva Bank,
Yogyakarta:UPP AMP YKPN, 1999,hlm. 39
16
Disisi lain, profitabilitas yang tinggi dapat dicapai jika bank
memiliki aset yang menghasilkan pendapatan (earning asset) tinggi,
aset jagka panjang dan operasi bank ditopang dengan dana baru.
Namun dengan tindakan seperti ini adalah sangat berisiko apabila
dana yang terlanjur digunakan tidak dapat ditarik, sedang dana baru
yang diharapan tidak tersedia dan pada gilirannya mengganggu
likuiditas.
Gambaran di atas menunjukkan, bank dalam dunia perbankan
hubungan antara likuiditas dengan profitabilitas merupakan hubungan
yang saling mempengaruhi, dan biasanya terjadi tarik ulur (trade-off).
Dengan kata lain, jika likuiditas tinggi, maka profitabilitas bank akan
rendah. Namun, jika likuiditas rendah, maka profitabilitas bank akan
tinggi.17
Terdapat pertentangan antara likuiditas dan profitabilitas yang
akan dihadapi oleh bank yaitu satu sisi bank harus menjaga posisi
likuiditasnya dengan cara memperbesar cadangan kas. Namun hal ini
akan mengakibatkan sebagian dana menganggur (idle fund), sehingga
tingkat profitabilitas menurun. Sebaliknya apabila bank bertujuan
mencapai keuntungan yang besar, maka bank harus mengorbankan
likuiditas, karena cadangan kas digunakan untuk kepentingan bisnis,
sehingga menyebabkan likuiditas menurun. Teori ini mengatur tingkat
likuiditas dengan cara yang bertentangan dengan profitabilitas. Disatu
17
Muhammad, manajemen Bank Syariah, yogyakarta : UPP AMP YKPN, (2003). h. 64
17
sisi bank harus menjaga tingkat kestabilan alat likuiditasnya, namun di
sisi lain bank harus mencari keuntungan demi kelancaran usaha bank.
5. Teori Antisipasi Pendapatan (The Anticipated Income Theory)
Teori antisipasi pendapatan muncul dilatarbelakangi oleh
rendahnya permohonan kredit kepada bank yang mengakibatkan
terjadinya kelebihan likuiditas dan rendahnya keuntungan yang
diperoleh bank, khususnya pada saat terjadi depresiasi ekonomi. Teori
ini mendorong agar bank-bank lebih agresif dalam memberikan kredit
yang berjangka panjang. Teori menyatakan bahwa bank-bank
seharusnya dapat memberikan kredit jangka panjang, yang sama
peluasannya, yaitu cicilan pokok pinjaman dan bunga dapat
diharapkan dan dijadwalkan pembayarannya sesuai dengan jangka
waktu yang telah ditetapkan. Jadwal pembayaran kembali nasabah
akan memberikan cash flow secara teratur yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bank tersebut.
Kelemahan dari The Anticipated Income Theory adalah
menganggap semua kredit dapat ditagih sesuai waktu yang
dijadwalkan, tanpa memberikan kemungkinan terjadinya kegagalan
pengembalian kredit oleh debitur akibat faktor eksternal maupun
internal. Faktor eksternal dapat berupa resesi ekonomi yang
berkepanjangan, regulasi yang kurang mendukung, maupun bencana
alam. Faktor internal dapat berupa mismanagemen atau kurangnya
sumber daya manusia yang berpengalaman dan trampil. Teori ini
18
dirasa sulit diharapkan sebagai sumber likuiditas musiman dan
memenuhi kebutuhan permintaan kredit yang segera harus dipenuhi.
Dalam teori antisipasi pendapatan, bank layak memberikan
kredit jangka panjang yang pelunasannya dijadwalkan sesuai dengan
ketetapan waktu. Jadwal pembayaran dalam bentuk angsuran pokok
dan bunga akan menjadi supplier arus kas secara teratur dan akhirnya
kebutuhan likuiditas pun terpenuhi. Teori antisipasi pendapatan
mengutamakan likuiditas, sehingga bank dapat mengantisipasi
kewajiban sesegera mungkin dan memprediksikan alat-alat lancar
yang akan masuk. Teori ini mendorong bank untuk memperlakukan
pinjaman jangka panjang sebagai potensi sumber likuiditas.
6. Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)
Pemicu utama kebangkrutan yang dialami oleh bank, baik yang18
besar maupun yang kecil, bukanlah karena kerugian yang dideritanya,
melainkan lebih kepada ketidakmampuan bank memenuhi kebutuhan
likuiditasnya. Likuiditas secara luas dapat didefenisikan sebagai
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan
segera dan dengan biaya yang sesuai. Likuiditas penting bagi bank
untuk menjalankan transaksi bisnisnya sehari-hari, mengatasi
kebutuhan dana yang mendesak, memuasakan permintaan nasabah
18
Ali, Mashyud. Manajemen Risiko: Strategi Perbankan Dan Dunia Usaha Menghadapi
Tantangan Globalisasi Bisnis. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. h.79
19
akan pinjaman dan memberikan fleksibilitas dalam meraih kesempatan
investasi menarik dan menguntungkan. 19
Risiko likuiditas merupakan risiko akibat ketidakmampuan bank
untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan
arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat
diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank.
Dalam buku Badan Sertifikasi Manajemen Resiko, terdapat dua
macam risiko likuiditas yang berbeda yaitu likuiditas endogen
(endogenous liquidity) dan likuiditas eksogen (exogenous liquidity).
Likuiditas endogen adalah likuiditas yang melekat atau inheren pada
aset itu sendiri. Likuiditas endogen berhubungan dengan kemampuan
bank untuk menjual aset di pasar yang likuid secara cepat dan pada
bid/offer spread yang kecil dan tidak terlalu dipengaruhi oleh besarnya
transaksi. Sedangkan likuiditas eksogen merupakan likuditas yang
diciptakan melalui struktur kewajiban bank, bank dapat melihat
mismatch pendanaan tersebut dengan menggunakan liquidity ladder.
Likuiditas yang tersedia harus cukup, tidak boleh terlalu kecil
sehingga mengganggu kebutuhan operasional sehari-hari, tetapi juga
tidak boleh terlalu besar karena akan menurunkan efisiensi dan
berdampak pada rendahnya tingkat profitabilitas.
Risiko likuiditas muncul manakala bank mengalami
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan
19
Dadan Muttaqien dan Fakhruddin Cikman, Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah.
Ctk,1, Yogyakarta: Total Media, h.41
20
segera, dan dengan biaya yang sesuai, baik untuk memenuhi
kebutuhan transaksi sehari-hari maupun untuk memenuhi kebutuhan
dana yang mendesak. Besar kecilnya resiko ini banyak ditentukan
oleh:
a. Kecermatan perencanaan arus kas (cash flow) atau arus dana
(fund flow) berdasarkan prediksi pembiayaan dan prediksi
pertumbuhan dana-dana, termasuk mencermati tingkat fluktuasi
dana-dana (volatility of funds);
b. Ketepatan dalam mengatur struktur dana-dana termasuk
kecukupan dana-dana non bagi hasil;
c. Ketersediaan aset yang siap dikonversikan menjadi kas; dan
d. Kemampuan menciptakan akses ke pasar antar bank atau sumber
dana lainnya, termasuk fasilitas lender of last resort (pemberian
pinjaman terakhir).
Bank wajib menyediakan likuiditas tersebut dengan cukup dan
mengelolanya dengan baik, karena apabila likuiditas tersebut terlalu
kecil maka akan mengganggu kegiatan.
Risiko Likuiditas (Liquidity risk) adalah risiko yang antara lain
disebabkan oleh dari ketidakmampuan bank untuk memenuhi
kewajibannya pada saat jatuh tempo. Sebagaimana bank-bank pada
umumya, bank syariah juga menghadapi risiko likuiditas seperti berikut.
20
20
Dewi Nurul Musjtari, Penyelesaian Sengketa dalam Praktik Perbankan Syariah. h. 95
21
1) Turunnya kepercayaan nasabah terhadap sistem perbankan,
khususnya perbankan syariah.
2) Turunnya kepercayaan nasbah pada bank syaria yang
bersangkutan.
3) Ketergantungan pada sekelompok deposan.
4) Dalam mudharabah kontrak, memungkinkan nasabah untuk
menarik dananya kapan saja, tanpa pemberitahuan lebih dahulu.
5) Mismatching antara dana jangka pendek dengan pembiayaan
jangka panjang.
6) Keterbatasan instrumen keuangan untuk solusi likuiditas.
7) Bagi hasil antar bank kurang menarik, karena final settlement-nya
harus menunggu selesainya perhitungan cash basis pendapatan
bank yang biasanya baru terlaksana pada akhir bulan.
7. Manajemen Risiko Likuiditas
Dalam kegiatan operasional bank, manajemen risiko likuiditas
merupakan masalah yang sangat penting. 21Manajemen risiko likuiditas
merupakan komponen penting dari kerangka manajemen risiko dari
industri jasa keuangan, terutama lembaga keuangan. Bank sering
mengalami situasi yang sulit dimana bank harus memenuhi kebutuhan
penarikan dana oleh nasabah pada saat jatuh tempo atau pada saat
diminta, sementara dalam waktu yang sama bank harus menggunakan
dana tersebut dengan mengalokasikannya ke dalam berbagai bentuk
21
Arifin, Zainul, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah , Jakarta : Pustaka Alfabet(2005).
h.86
22
investasi untuk memperoleh laba guna membayar biaya-biaya dana
tersebut dan biaya operasional lainnya. Masalah ini merupakan
masalah dalam pengelolaan aset dan kewajiban suatu bank yang harus
mengorbankan antara likuiditas atau profitabilitas bank.
Manajemen risiko likuiditas menjadi kepercayaan inti dalam
sistem perbankan. Kerugian likuiditas yang terjadi pada suatu bank
akan mempengaruhi keseluruhan sistem. Oleh karena itu, pembuat
kebijakan likuiditas dan manajemen risiko likuiditas merupakan faktor
kunci dalam strategi bisnis. 22
Basel Committee on Bank Supervision menyatakan hal-hal
berikut ini:
a. Likuiditas adalah kemampuan bank untuk mendanai peningkatan
aset dan memenuhi kewajiban yang muncul, tanpa mengakibatkan
kerugian besar.
b. Peranan dasar bank dalam perubahan waktu jatuh tempo dari
deposito jangka pendek ke jangka panjang membuat bank rentan
terhadap risiko likuditas, baik yang bersifat institusi spesifik
maupun yang mempengaruhi pasar secara keseluruhan.
c. Setiap transaksi atau komitmen keuangan secara virtual memiliki
implikasi terhadap likuiditas bank.
d. Manajemen risiko likuiditas yang efektif dapat memastikan
kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban arus kas, yang tidak
22
Hennie van Greuning dan Sonja Brajovic Bratanovic, Analisis Risiko Perbankan (Jakarta
Salemba Empat,(2011), h. 163.
23
pasti karena kewajiban tersebut dipengaruhi oleh peristiwa-
peristiwa eksternal dan perilaku agen-agen lainnya.
e. Manajemen risiko likuiditas merupakan hal yang paling penting
karena keraguan atas likuiditas disatu institusi dapat memberikan
dampak terhadap seluruh sistem.
f. Perkembangan pasar keuangan pada dekade sebelumnya telah
meningkatkan kompleksitas risiko likuiditas dan manajemennya.
Manajemen risiko likuditas23 menjadi pusat kepercayaan dalam
sistem perbankan, karena bank-bank komersial merupakan institusi
yang sangat berpengaruh dengan rasio aset dan modal inti. Oleh
karena itu, manajemen risiko likuiditas mengatasi likuiditas pasar bukan
kepuasan. Implikasi risiko likuiditas adalah suatu bank dapat memiliki
dana aktual, tetapi dana tersebut memadai untuk memenuhi
kewajibannya.Risiko likuiditas biasanya dikelola oleh Aset-Liability
Management Committee (ALCO) bank, yang harus memiliki
pemahaman mengenai adanya hubungan antara likuiditas dan pasar
lain serta risiko kredit dalam neraca.
8. Profitabilitas Perbankan
Kinerja sebuah perusahaan perbankan dalam menjalankan
usahanya dilihat dari laba yang diraih dari kegiatan yang dilakukan.
Laba menjadi salah satu hal yang penting untuk diraih perbankan agar
mengetahui apakah perbankan telah menjalankan usahanya secara
23
Kasmir, Manejemen Perbankan (Jakarta: Rajawali, 2003), h. 106
24
efisien. Efesiensi dapat diketahui dengan membandingkan laba yang
diperoleh dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.
Kinerja bank yang efisien ditunjukkan dengan adanya
perkembangan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan
perbandingan antara laba perusahaan dengan investasi atau ekuitas
yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Profitabilitas
perusahaan yang semakin tinggi akan mengakibatkan efisiensi
perusahaan dalam memanfaatkan fasilitas semakin tinggi.
Analisis rasio profitabilitas yang biasa digunakan untuk
mengukur dan membandingkan kinerja profitabilitas bank adalah
Return On Equity (ROE) dan Return On Assets (ROA). Namun pada
penelitian ini, rasio yang digunakan adalah 23 Return On Assets (ROA).
Dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih
mementingkan penilaian besarnya ROA, karena Bank Indonesia
sebagai pembina dan pengawas perbankan, lebih mengutamakan nilai
profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang dananya
sebagian besar dari dana simpanan masyarakat. Dalam peraturan
Bank Indonesia, ketentuan untuk return on assets minimal 1,5% sudah
dinyatakan “sehat”.
Return On Assets (ROA) digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba)
secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar
25
pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dari segi
penggunaan aset. ROA dapat dirumuskan sebagai berikut :
9. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Likuiditas
Dalam penelitian ini penulis mengacu pada penelitian yang
memperkirakan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap likuiditas,
antara lain :24
a. Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR (Capital Eduquacy Ratio) adalah rasio kecukupan
modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang
kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR maka
semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko
dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi
maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan
memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas.
Besarnya suatu modal bank akan mempengaruhi tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank. Tingginya rasio
capital dapat melindungi nasabah sehingga dapat meningkatkan
kepercayaan nasabah terhadap bank.
Berdasarkan surat keputusan direksi BI No.26/20/Kep/DIR dan
SE BI No.26/2/BPPP masing-masing tanggal 29 Mei 1993, telah
24
Santoso, Arif L. dan Tekad S.,Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Likuiditas
Perbankan di Indonesia. h.175
ROA = (Laba sebelum pajak/Total aset) x 100%
26
ditetapkan kewajiban penyediaan modal minimum (CAR). Ketentuan
tersebut mengatur bahwa penyediaan modal minimum bank diukur dari
persentase tertentu terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
(ATMR) sebesar 8%. Kewajiban penyediaan modal minimum atau
Capital Aduquacy Ratio tersebut pada dasarnya suatu ukuran modal
yang diharapkan dapat menjamin bahwa bank yang beroperasi secara
internasional maupun nasional akan beroperasi secara baik.
b. Return on Equity (ROE)
ROE mencakup tiga pilar manajemen perusahaan;
profitabilitas manajemen aset, dan leverage keuangan. ROE
mengukur tingkat pengembalian atas kepemilikan (ekuitas) dari
pemilik saham biasa. Ini mengukur efisiensi suatu perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan dari setiap unit ekuitas. ROE
menunjukkan seberapa baik perusahaan menggunakan dana
investasi untuk menghasilkan pertumbuan laba. ROE antara 15%
dan 20% umumnya dianggap baik. Namun pada umumnya bank
yang mengejar profitabilitas yang tinggi akan mengalami kesulitan
likuiditas, sebaliknya jika bank terlalu berhati-hati dalam menjaga
likuiditasnya maka akan memperoleh profitabilitas yang rendah.
c. Return on asset (ROA)
ROA mengukur efektivitas keseluruhan dalam menghasilkan
laba melalui aktiva yang tersedia, daya untuk menghasilkan laba
dari modal yang diinvestasikan. Semakin besar ROA menunjukkan
27
kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat pengembalian
semakin besar. Apabila ROA meningkat, berarti profitabilitas
perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah
peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham.
Return on assets adalah sosok umum digunakan untuk
membandingkan kinerja lembaga keuangan, karena mayoritas aset
mereka akan memilki nilai tercatat yang dekat dengan nilai pasar
yang sebenarnya. Return on assets menggambarkan apa yang
perusahaan dapat lakukan dengan apa yang dimilikinya, yaitu
berapa banyak rupiah dari pendapatan mereka berasal dari setiap
rupiah aset yang mereka kontrol.
d. Non Performing Loan (NPL)
Penyaluran kredit merupakan penerimaan utama yang
diharapkan bank. Dalam penyaluran kredit, tidak semua kegiatan
tersebut dapat berjalan dengan baik. Suatu bank akan menghadapi
suatu masalah yaitu tidak terbayarnya sebagian atau keseluruhan
kredit yang telah disalurkan oleh bank, hal itu disebut Non
Performing Loan (NPL). Mengatakan bahwa kredit bermasalah
adalah salah satu dari risiko pembayaran, khususnya apabila
sumber pembayaran yang diharapkan tidak cukup tersedia untuk
membayar hutang. Selain itu, kredit bermasalah terjadi akibat
kegagalan pembayaran kembali dari kesepakatan yang dihasilkan
28
sehingga tertundanya penerimaan yang berpotensi munculnya
kerugian.
NPL merupakan kunci utama untuk menilai kinerja
perbankan. NPL dalam jumlah yang banyak akan mengakibatkan
tingkat kesehatan bank yang bersangkutan menjadi turun. Selain
itu, NPL akan berpengaruh terhadap menurunnya likuiditas bagi
sektor perbankan, karena tidak ada dana yang masuk baik berupa
pembayaran pokok maupun bunga pinjaman dari kredit-kredit yang
macet, sehingga akan berpengaruh terhadap hilangnya
pendapatan dari sektor kredit dan bank kehilangan kepercayaan
dari masyarakat karena tidak mampu mengelola dana nasabah
dengan aman. Oleh karena itu, bank dituntut untuk selalu menjaga
kreditnya agar tidak masuk dalam golongan kredit bermasalah
(NPL). Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang
lancar, diragukan dan macet. Bank Indonesia melalui Peraturan
Bank Indonesia (PBI) menerapkan bahwa rasio kredit bermasalah
(NPL) adalah sebesar 5%.
Mengkategorikan kredit bermasalah menjadi tiga dalam praktek
yang lazim di dunia perbankan internasional yaitu :
1) Terjadi keterlambatan pembayaran bunga dan atau kredit induk,
lebih dari 90 hari sejak tanggal jatuh tempo.
2) Kredit yang terhutang tidak dilunasi sama sekali.
29
3) Diperlukan negosiasi kembali atas syarat pembayaran kembali
kredit dan bunga yang tercantum dalam perjanjian kredit.
Kredit macet adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman
dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan lebih dari satu
tahun sejak jatuh tempo menurut jadwal yang telah diperjanjikan.
Sehingga kredit macet merupakan kredit bermasalah, tetapi kredit
bermasalah belum tentu kredit macet.
e. Rasio Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
BOPO merupakan rasio antara biaya operasi terhadap
pendapatan operasi. Biaya operasi merupakan biaya yag
dikelarkan oleh bank dalam rangka menjalankan aktivitas usaha
utamanya seperti biaya bunga, biaya pemesaran, biaya tenaga
kerja, dan biaya operasi lainnya. Pendapatan operasi merupakan
pendapatan utama bank yaitu pendapatan yang diperoleh dari
penempatan dana dalam bentuk kredit dan pendapatan operasi
lainnya. Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisiensi bank
dalam menjalankan aktivitas usahanya. Bank yang sehat rasio
BOPO-nya kurang dari satu sebaliknya bank yang kurang sehat,
rasio BOPO-nya lebih dari satu. Menurut ketentuan Bank Indonesia
efesiensi operasi diukur dengan BOPO.
BOPO menurut kamus keuangan adalah kelompok rasio
yang mengukur efesiensi dan efektivitas operasional suatu
perusahaan dengan jalur membandingkan satu terhadap lainnya.
30
Berbagai angka pendapatan dan pengeluaran dari laporan rugi laba
dan terhadap angka-angka dalam neraca. Rasio biaya
operasioanal adalah perbandingan antara biaya operasional dan
pendapatan operasional. Rasio pendapatan operasional digunakan
untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan operasi. Semakin rendah BOPO berarti
semakin efisien bank tersebut dalam mengendalikan biaya
operasionalnya, dengan adanya efisiensi biaya maka keuntungan
yang diperoleh bank akan semakin besar.
Rasio BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional
dengan pendapatan operasional dalammengukur tingkat efisiensi
dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.
Dalam hal ini perlu diketahui bahwa usaha utama bank adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan selanjutnya menyalurkan
kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit, sehingga beban
bunga dan hasil bunga merupakan porsi terbesar bagi bank. Rasio
ini dirumuskan dengan :
Semakin kecil rasio beban operasionalnya akan lebih baik,
karena bank yang bersangkutan dapat menutup beban operasional
dengan pendapatan operasionalnya.
31
B. Kerangka Pikir
Teori likuiditas perbankan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teori manajemen liabilitas (the leability management theory), teori
trade off antara likuiditas dengan profitabilitas (theory trade off between
liquidity and profitability), dan teori antisipasi pendapatan (the anticipated
income theory).25
Teori manajemen liabilitas merupakan teori bagaimana bank dapat
menegelola pasivanya sedemikian rupa sehingga pasivanya tersebut
dapat menjadi sumber likuiditas. Likuiditas yang diperlukan bagi bank
adalah untuk menghadapi penarikan oleh nasabah, memenuhi kewajiban
bank yang jatuh tempo, memenuhi permintaan jaminan pinjaman dari
nasabah. Teori trade off antara likuiditas dan profitabilitas merupakan teori
yang mengatur tingkat likuiditas dengan cara yang bertentangan dengan
profitabilitas. Disatu sisi bank harus menjaga tingkat kestabilan alat
likuiditasnya, namun disisi lain bank harus mencari keuntungan demi
kelancaran usaha bank. Dalam teori antisipasi pendapatan, bank layak
memberikan kredit jangka panjang yang pelunasannya dijadwalkan sesuai
dengan ketetapan waktu. Jadwal pembayaran dalam bentuk angsuran
pokok dan bunga akan menjadi suplier arus kas secara teratur dan
akhirnya kebutuhan likuiditas pun terpenuhi. Teori antisipasi pendapatan
25
Aditya Prayudi, Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL),
BOPO, Return On Asset (ROA) Dan Net Intrest Margin (NIM) Terhadap Loan To Deposit Ratio
(LDR)”, Tesis Universitas Gunadharma Jakarta (2013), h.20.
32
mengutamakan likuiditas, sehingga bank dapat mengatisipasi kewajiban
sesegera mungkin dan memprediksi alat-alat lancar yang akan masuk.
1. Pengaruh Capital Adequacy Ratio Terhadap Likuiditas
Capital Adequacy Ratio merupakan rasio yang menunjukkan
besarnya kecukupan modal yang dimiliki bank. Semakin tinggi
kecukupan modal bank, semakin besar pula kemampuan bank
dalam memenuhi kewajiban likuiditasnya. Penelitian Iqbal
menentukan CAR berpengaruhi positif dan signifikan terhadap
likuiditas dan bank syariah.26
2. Pengaruhi Return On Asset Terhadap Likuiditas
ROA menunjukkan efektivitas perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan mengoptimalkan aset yang
dimiliki semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula
posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset. Hasil dari
penelitian Iqbal menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif dan
signifikan terhadap likuiditas pada bank syariah.
3. Pengaruh Non-Performing Loans (NPL) Terhadap Likuiditas27
NPL merupakan rasio dari kredit yang bermasalah
dibandingkan dengan total kredit yang diberikan. Semakin kecil
NPL maka semakin baik kinerja bank tersebut.Hasil dari penelitian
27Aditya Prayudi, Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL),
BOPO, Return On Asset (ROA) Dan Net Intrest Margin (NIM) Terhadap Loan To Deposit Ratio
(LDR)”, skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2011), h.21.
33
menyatakan bahwa NPL memiliki hubungna negatif dan signifikan
terhadap likuiditas.Dari hasil penelitian tersebut diperoleh bahwa
NPL memiliki pengaruh negatif terhadap likuiditas.28
28
Kasmir, Menejemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali, 2003), h. 108-109
34
Gambar 1 : Kerangka Pikir
Al-Qur’an
Al-Baqarah : 282
Studi
Mengetahui
CAR,ROA dan NPL
Kesehatan Bank
Studi Teoritik
1. Kasmir (2014)
Bank dan
Lembaga
Keuangan.
2. Darmawi (2011)
Risiko Likuiditas
dalam
Peningkatan
Kredit
Bermasalah.
3. Muhammad
(2005)
Manajemen Bank
Syariah.
Studi Empirik
1. Estika Intan Annisa :
Analisis factor-
faktor
yangmempengaruhi
risiko likuiditas dan
kinerja pada
perbankan syariah
di Indonesia.
2. Shopy Nadia :
Analisis factor-
faktor
yangmempengaruhi
likuiditas bank
syariah.
Rumusan Masalah
1. Apakah CAR, ROA dan NPL
memiliki pengaruh terhadap
risko likuiditas bank syariah
mandiri Makassar.
2. Apakah CAR, ROA, dan NPL
secara simultan berpengaruh
terhadap risiko likuiditas
bank syariah mandiri
Makassar.
Hipotesis
1. Diduga CAR, ROA dan NPL memiliki pengaruh positif terhadap
risiko likuiditas.
2. Diduga CAR, ROA dan NPL secara simultan/bersamaan memiliki
pengaruh terhadap risiko likuiditas.
Analisis Kuantitatif
Regresi Berganda
1. Pengembangan Ilmu
2. Manfaat Karya Ilmiah
3. Motivasi Penelitian
Lanjutan
35
C. Kerangka Konseptual
Ha1
Ha2
Ha3
Ha4
D. Hipotesis
Ha1 :Diduga Capital adequacy ratio memiliki pengaruh
terhadap risiko likuiditas
Ha2 :Diduga Return on asset memiliki pengaruh terhadap
risiko likuiditas
Ha3 :Diduga Non-performing loansmemiliki pengaruh
terhadap risiko likuiditas
Ha4 :Diduga CAR, ROA, dan NPL secara bersamaan/simultan
memiliki pengaruh terhadap risiko likuiditas.
Capital Adequacy Ratio
(X1)
Return On
Assets (X2)
Non-Performing
Loans (X3)
Risiko likuiditas
(Y)
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis pendekatan
penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu peneliti yang menjelaskan pengaruh
antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis
terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.
Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan
model-model matematis dan teori-teori dan hipotesis yang berkaitan
dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral
dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang
fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dan
hubungan-hubungan kuantitatif.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bank Syariah Mandiri yang berlokasi di
Bank Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar. Lokasi tersebut
menjadi Objek penelitian karena lokasinya mudah di jangkau oleh penulis
karena istansinya langsung dari kampus UNISMUH dan sudah bekerja
sama dengan pihak kampus. Waktu penelitian selama 2 (dua) bulan, di
Bank Syariah Mandiri Universitas Muhammadiyah Makassar.
36
37
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel dependen dan tiga
variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
likuiditas, sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah
capital adequacy ratio, return on asset, dan non-performing loans (NPL).
Definisi dari variabel dependen dan independen dalam penelitian ini akan
dijelaskan sebagai berikut :
D. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Risiko Likuiditas. Likuiditas perbankan adalah suatu
kemampuan suatu lembaga dalam hal ini adalah lembaga
perbankan khususnya bank umum dalam memenuhi segala
kewajiban-kewajiban yang segera jatuh tempo dan mampu
memenuhi permintaan kredit para nasabah bank tanpa adanya
penundaan. Salah satu cara untuk menghitung tingkat likuiditas
perbankan adalah dengan mengetahui risiko likuiditasnya. Cara
menghitung risiko likuiditas seperti yang digunakan dalam penelitian
adalah:29
29
Ahmed, Neveed., et al. Risk Management Practices and Islamic Banks: An Empirical
Investigation from Pakistan. Interdisciplinary Journal of Research in Business, (2011) ,hal 50-57.
38
2. Variabel Independen
a) Capital Adequecy Ratio (X1)
Capital Adequency Ratio (CAR) menunjukkan kemampuan
dari modal untuk menutup kemungkinan kerugian atas kredit yang
diberikan beserta kerugian pada investasi surat-surat berharga.
CAR menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP
tanggal 14 Desember 2001 dan menurut penelitian-penelitian
sebelumnya dapat dirumuskan sebagai berikut:
b) Return on Assets (X2)
Rasio ini digunakan untuk mengukur manajemen bank dalam
memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar
ROA semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank
tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi
penggunaan aset. ROA menurut Surat Edaran Bank Indonesia
Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 dan menurut
penelitian-penelitian sebelumnya dapat dirumuskan sebagai berikut:
c) Non-Performing Loans (X3)
Non-Performing Loans (NPL) merupakan rasio dari jumlah
kredit bermasalah (dengan kriteria kurang lancar, diragukan dan
macet) terhadap total kredit yang diberikan. NPL mencerminkan
39
risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang
ditanggung pihak bank. Untuk itu NPL harus ditekan serendah
mungkin. NPL menurut surat Edaran Bank Indonesia Nomor
3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 dan menurut penelitian-
penelitian sebelumnya dapat dirumuskan sebagai berikut :
E. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang
diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara
(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data tersebut tidak dihasilkan
sendiri oleh peneliti. Data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan data runtut waktu (time series) yang berasal dari laporan
keuangan tahunan bank yang telah terpilih menjadi sampel penelitian.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik
observasi, wawancara dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang
sedang dilakukan.Pada waktu melakukan observasi, analis system
dapat ikut juga berpartisipasi atau hanya mengamati saja orang-orang
yang sedang melakukan suatu kegiatan tertentu yang diobservasi.
40
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk
menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang
akurat pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari karangan atau
tulisan, wasiat, buku, undang-undang, dan sebagainya. Dalam artian
umum dokumentasi merupakan sebuah pencarian, penyelidika,
pengumpulan, pengawetan, penguasaan, pemakai dan penyediaan
dokumen. Dokumentasi ini digunakan untuk mendapat keterangan dan
penerangan pengetahuan dan bukti. Dalam hal ini termasuk kegunaan
dari arsip perpustakaan dan kepustakaan. Dokumen biasanya juga
digunakan dalam sebuah laporan pertanggung jawaban dari sebuah
acara.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi berganda, untuk melihat hubungan antara satu variable terikat
dengan lebih satu variable bebas. Dimana dalam penelitian ini, teknik
analisis regresi berganda untuk mengukur pengaruh capital adequacy
ratio (CAR), non performing loan (NPL), dan return on assets (ROA)
terhadap risiko likuiditas.
41
1. Uji Asumsi Klasik
a) Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
30regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.Kalau asumsi ini
dilanggar maka uji statistikmenjadi tidak valid untuk jumlah sampel
kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik.
b) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam
31model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Apabila terjadi korelasi, maka dinamakan ada
problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang
bebas dari autokorelasi. Autokorelasi muncul karena
observasiyang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama
lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan
30
Ghozali.Uji Normalitas Data. (2005). h. 110 31
Ghazali.Uji Autokorelasi.(2005). h. 95
42
pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya.32
c) Uji Heteroskedastisitas
Cara melihay regresi terbebas atau tidaknya dari asumsi
heterokedastisitas dapat dilihat melalui beberapa cara diantaranya
adalah melalui penyebaran scatterplot sebagai berikut : pada
scatterplot dibawa ini menunjukkan bahwa :
1) Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar
angka 0.
2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah
saja.
3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh pola bergelombang
melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
4) Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola
d) Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model33
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
32
Wahid Sulaiman, Analisis Regresi Menggunakan SPSS, Contoh Kasus dan
Pemecahannya (Yogyakarta: Andi, 2004), h. 89 33
Ghozali.Uji Multikolinieritas.(2005).h. 91
43
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi
antar sesama variabel independen sama dengan nol.
2. Uji Hipotesis
Analisis regresi berganda adalah hubungan secara linier antara
dua atau lebih variabel independen (X1, X2,…,Xn) dengan variabel
dependen (Y). analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen apakah masing-masing
variabel independen berhubugan positif atau negatif dan untuk
memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai varabel
independen mengalami kenaikan atau penurunan.34
Persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Keterangan :35
Y = Risiko Likuiditas (Variabel dependen)
a = Konstanta (nilai Y apabila X1, X2,…..Xn =0)
b = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
X1 = Capital Adequacy Ratio (Variabel independen)
X2 = Return On Assets (Variabel independen)
X3 = Non-Performing Loans (Variabel independen)
34
Wahid Sulaiman. Analisis regresi Menggunakan SPSS, Contoh Kasus dan
Pemecahannya. Yogyakarta.(2004).h. 169 35
Agus Widarjono. Analisis Statistika Multivariat Terapan (Yogyakarta: UPP STIM
YKPN,2010), h. 9
Y= a +b1X1 + b2X2 + b3X3
44
a) Uji t
Uji statistik untuk menerima atau menolak hipotesis melalui36
koefisien korelasi regresi pada umumnya menggunakan distribusi
student t atau uji t dengan tingkat keyakinan sebesar 95%.Apabila
uji t statistik lebih besar dari nilai t yang berada pada tabel (critical
value A), maka hipotesis ditolak sebagai konsekuensinya hipotesis
alternatif diterima. Nilai kritis untuk sampel yang besar dengan
tingkat signifikansi 5% adalah t = 1,96. Pada umumnya, apabila uji
t sama dengan atau lebih besar dari dua, maka tidak ada alasan
untuk menerima hipotesis.
b) Uji F
Sebelum ditentukan hipotesis 0 diterima atau ditolak, maka
ditentukan dahulu F hitung dan F tabel. Kriteria keputusan adalah
H0 ditolak jika F hitung > F tabel (Fa,V1,V2).37 V1 adalah
banyaknya variabel independen dalam persamaan regresi liner, V2
adalah derajat kebebasan yang diperoleh dengan cara
mengurangi banyaknya data dengan V1 dan 1 atau n- V1. H0
ditolak berarti paling tidak ada salah satu Xn yang mempengaruhi
terhadap variabel Y. Demikian pula H0 diterima jika F hitung < F
tabel berarti variabel independen tidak berarti atau tidak memiliki
pengaruh terhadap variabel dependen, sehingga cukup bukti
untuk menyatakan model tersebut tidak berarti.
36Nachrowi.Menguji Signifikansi Koefisien Korelasi (uji t).(2002).h. 25
37Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS (Semarang: Bandan
Penerbit Universita Diponegoro, 2006), h. 30
45
c) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasidigunakan untuk memeriksa apakah38
model regresi yang terestimasi cukup baik atau tidak. Ukuran yang
digunakan adalah goodness of fit(R2).Ukuran ini mencerminkan
seberapa besar variasi dari regresan (Y) dapat diterangkanoleh
regressor (X). bila R2= 0, artinya variasi Y tidak dapat diterangkan
oleh X sama sekali. Sementara bila R2= 1, artinya variasi Y 100%
dapat diterangkan oleh X. R2dapat didefinisikan sebagai berikut:
Beberapa variabel apabila menggunakan model regresi,
kemungkinan mempunyai hubungan atau korelasi yang sangat kuat,
tetapi tidak mempunyai hubungan sebab akibat.Korelasi ini disebut
sebagai spurious correlation.
38
Wahid Sulaiman, Analisis Regresi Menggunakan SPSS Contoh Kasus dan Pemecahannya
(Yogyakarta: Andi, 2004), h. 86
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Bank Syariah Mandiri (BSM)
Bank syariah mandiri merupakan lembaga perbankan di
Indonesia. Bank ini berdiri pada tahun 1973 dengan nama bank susila
bakti (dimiliki YKP, BDN, dan Mahkota). Pada tahun 1999, bank ini
terpengaruh krisis moneter. Bersamaan itu pula Bank Datang Negara,
Bank Pembangunan Indonesia, Bank Bumi Daya, dan Bank Ekspor
Impor Indonesia melakukan merger dan terbentuklah Bank Mandiri.
Bank ini diambil alih oleh Bank Mandiri menjadi Bank Syariah. Pada
tanggal 19 mei 1999, menjadi Bank syariah Sakinah Mandiri, dan pada
tanggal 8 september 1999 menjadi Bank Syariah Mandiri. Bank Syariah
Mandiri resmi menjadi Bank Syariah pada tanggal 1 November 1999.
Pada tahun 2002 mendapat status Bank Devisa.
Bank Syariah Mandiri didirikan dengan aturan perjanjian
berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain. Kedekatan
nasabah akan diimbangi dengan keterbukaan dalam layanan produk
BSM sesuai syariah, modern, dan universal.
Meski sudah menjadi bank syariah terbesar dengan jaringan
terluas di Tanah Air, BSM masih terus berupaya mewujudkan visi untuk
menjadi bank syariah terpercaya pilihan mitra usaha. Layanan
46
47
perbankan yang real time dan online di 91 kantor cabang yang tersebar
di 19 provinsi di Indonesia hanya menjadi salah satu upaya untuk
meraih predikat sebagai bank syariah terpercaya.
Presiden direktur BSM Nurdin Hasibuan menjelaskan bahwa BSM
telah memiliki Sembilan produk berteknologi. Diantaranya adalah SMS
banking, sistem Komputerisasi haji terpadu (Siskohat) yang online
dengan Departemen Agama RI, dan intercity clearing atau kliring local,
serta Real Time Grosssettlement (RTGS). Direktur BSM Muhammad
Haryoko menambahkan, BSM juga memiliki training master plan yang
selalu menempa sumber daya manusia dengan latihan-latihan intensif
agar siap sedia. Agar tidak tertinggal dengan bank-bank konvensional
maka Bank Syariah Mandiri akan selalu mem-provide produk-produk di
bank konvensional.
Bank Syariah Mandiri didirikan dengan dasar antara perjanjian
berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain. Terutama
berkaitan dengan penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan
usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai dengan syariah.
Sejumlah prestasi pernah diraih oleh bank yang menganut prinsip
keadilan, kesederajatan, dan ketentraman ini. Diantaranya mendapat
predikat bank sehat dari Bank Indonesia, bank sangat bagus selama
tiga tahun berturut-turut versi Infobank Award, sepuluh bank terbaik
kategori asset 1 hingga 10 triliun versi Majalah Investor. Selain itu, BSM
pernah ditetapkan sebagai bank syariah dengan pertumbuhan paling
48
cepat serta The Best Customer Satisfaction Karim Business Consulting,
hasil survey Majalah Modal dan Karim Business Consulting.
Beberapa nasabah BSM yang sering menggunakan layanan
RTGS mengaku dana yang mereka transferkan dapat diterima oleh
partner bisnisnya dalam beberapa menit. Hal tersebut sangat
memudahkan mereka. Kondisi seperti ini layak terjadi. Sebab, RTGC
yang dimiliki BSM didukung dengan 1800 ATM bank Mandiri dan Bank
Syariah Mandiri diseluruh Indonesia. Selain itu, dalam mencari
nasabah, BSM menerapkan persamaan atau tidak membedakan
seseorang berdasarkan suku, agama, golongan, dan ras. Terbukti
sejumlah nasabah BSM adalah dari kalangan nonmuslim.
Nurdin Hasibuan selaku presiden direktur Bank Syariah Mandiri
berharap visi sebagai bank syariah terpercaya piihan mitra usaha dapat
tercapai pada 2008. Sehingga kedekatan BSM kepada seluruh
masyarakat cukup baik. Kedekatan itu akan diimbangi dengan
keterbukaan dalam setiap layanan produk BSM sesuai syariah,
modern, dan universal (www.syariahmandiri.co.id).
PT Bank Syariah mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank
yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani,
yang melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme
usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan
Bank Syariah Mandiri dalam kiprahnya diperbankan Indonesia. BSM
49
hadir untuk bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang
lebih baik.
2. Visi dan Misi
a. Visi
Bank syariah terdepan dan modern
1.) Untuk nasabah
BSM merupakan bank pilihan yang memberikan manfaat,
menentramkan dan memakmurkan.
2.) Untuk pegawai
BSM merupakan bank yang menyediakan kesempatan untuk
beramanah sekaligus berkarir professional.
3.) Untuk investor
Institusi keuangan syariah Indonesia yang terpercaya yang
terus memberikan value berkesinambungan.
b. Misi
1.) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata
industry yang berkesinambungan.
2.) Meningkatkan kualitas produk dan layanan berbasis teknologi
yang melampaui harapan nasabah.
3.) Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran
pembiayaan pada segmen ritel.
4.) Mengembangkan bisnis atas dasar nilai syariah universal.
50
5.) Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang
sehat.
6.) Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan
3. Struktur organisasi Bank Syariah Mandiri
B. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Untuk mendeteksi normalitas adalah dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik. Dasar
pengambilan keputusan adalah:
1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
pada diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
51
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Dari hasil pengolahan data, dapat dilihat
pada output berikut ini :
Gambar 4.1 Uji Normalitas
P-plot
Berdasarkan hasil dari output spss pada grafik normalitas P-
plot gambar 4.1 diketahui bahwa data bersifat normal .dari grafik
normal plot terlihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal, menunjukkan pola distribusi
normal. Maka dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam
penelitian ini memenuhi asumsi normalitas.
52
b. Uji Autokorelasi
Salah satu asumsi dari model regresi linear klasik ialah bahwa
tidak ada autokorelasi atau korelasi serial (autocorrelation or serial
correlation).
Ketentuan ada/tidaknya autokorelasi adalah :
Jika DW < DL maka terdapat autokorelasi positif,
Jika DW >DU maka tidak terdapat autokerelasi positif,
Jika DL < DW < DU maka pengujian tidak meyakinkan
Tabel 4.1 Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
Change Statistics
R Square Change F Change df1
1 .978
a .956 .948 182784.5913 .956 117.212 3
Model Summaryb
Model
Change Statistics
df2 Sig. F Change Durbin- Watson
1 16 .000 1.327
a. Predictors: (Constant), NPL, ROA, CAR
b. Dependent Variable: LIKUIDITAS
Berdasarkan tabel durbin watson, jumlah data (n)=20, jumlah
variabel (k)=4, maka batas bawah durbin watson (dL)=0,684 dan
batas atas durbin watson (dU)=1.567 sementara berdasarkan nilai
olah data SPSS, diperoleh nilai DW=1.327.Hasil olah data ini lebih
tinggi daripada nilai batas bawah (dL) pada tabel DW. sehingga
53
kesimpulan yang dapat diambil adalahdata dalam penelitian ini tidak
terdapat autokorelasi.
c. Uji Heterokedastisitas
Untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu
model dapat dilihat dari pola gambar scatterplot model tersebut.
Tidak terdapat heteroskedastisitas jika :
1. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola
2. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar
angka 0
3. Titik-titik data tidak mengumpul hanya d atas atau di bawah
saja
Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas
Scatter Plot
Berdasarkan gambar 4.2 di atas tidak terlihat titik-titik pada
gambar scatterplot membentuk pola tertentu. Atau bias dikatakan
bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu
54
Y. Pada tabel 4.1 terlihat bahwa dari ketiga variable independen
CAR, ROA dan NPL diperoleh hasil sig > 5%. Karena nilai sig, >5%
maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat heterokedastisitas.
d. Uji Multikolinieritas
berikut ini adalah hasil uji multikolinieritas variabel independen
Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA), dan Non-
Performing Loans (NPL).
Tabel 4.2 Uji Multikolonieritas
Nilai Tolerance dan VIF
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
CAR .415 2.409
ROA .739 1.353
NPL .365 2.742
a. Dependent Variable: LIKUIDITAS
Dari tabel di atas, nilai tolerance masing-masing variable
mendekati 1 dan nilai VIF masing-masingvariable kurang dari 10, hal
ini membuktikan bahwa masing-masing variabel yang terdapat dalam
model tidak memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati
sempurna, artinya tidak terdapat masalah multikolonieritas dalam
penelitian ini. Sehingga hasil uji dapat digunakan untuk pengujian
regresi.
2. Analisis Hipotesis
Uji regresi dilakukan untuk menguji hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen .
55
Tabel 4.3 Hasil Regresi
Nilai coefficients, t dan sig
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance
1 (Constant) 3220.173 534735.809 .006 .995
CAR .088 .007 .965 11.920 .000 .415
ROA -.005 .045 -.006 -.103 .919 .739
NPL -.528 2.469 -.018 -.214 .833 .365
a. Dependent Variable: LIKUIDITAS Hubungan masing-masing variabel independen terhadap
variabel dependen dapat dirumuskan sebagai berikut :
Y=0,3220+ 0,088X1- 0,005X2- 0,528X3+e
Persamaannya dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Koefisien regresi perubahan CAR sebesar 0,088 menyatakan
bahwa setiap kenaikan 1% perubahan CAR akan menaikkan
perubahan risiko likuiditas sebesar 0,88%.
b. Koefisien regresi perubahan ROA sebesar -0,005 menyatakan
bahwa setiap kenaikan 1% perubahan ROA akan menurunkan
perubahan risiko likuiditas sebesar 0,5 %.
c. Koefisien regresi perubahan NPL sebesar -0,528 menyatakan
bahwa setiap kenaikan 1% perubahan NPL akan menurunkan
perubahan risiko likuiditas sebesar 5,28%.
Untuk uji hipotesis diperoleh dari hasil olah data dengan
menggunakan program SPSS. Hasil pengujian hipotesis dilihat dari
tingkat signifikansinya. Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji
56
t, uji F,dan Uji Koefisien Determinasi (R2). bentuk pengujiannya
adalah :
a. Uji t
Pengujian parsial terhadap koefisien regresi secara parsial
menggunakan uji t pada tingkat kesalahan dalam analisa (α)
5%.Untuk pengujian dengan uji t dapat dilakukan dengan kriteria
sebagai berikut:
1. Jika Thitung< Ttabel maka H0 diterima, hal ini berarti tidak ada
pengaruh CAR, ROA dan NPL terhadap Risiko Likuiditas.
2. Jika Thitung> Ttabel maka H0 ditolak Ha diterima, hal ini berarti ada
pengaruh CAR, ROA dan NPL terhadap Risiko Likuiditas.
Tabel 4.4 Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance
1 (Constant) 3220.173 534735.809 .006 .995
CAR .088 .007 .965 11.920 .000 .415
ROA -.005 .045 -.006 -.103 .919 .739
NPL -.528 2.469 -.018 -.214 .833 .365
a. Dependent Variable: LIKUIDITAS Pembahasan mengenai hasil pengujian hipotesis adalah sebagai
berikut :
1) Uji t CAR
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa variabel CAR
mempunyai nilai thitung sebesar 11.920 sementara ttabel 1,724.
Jadi Thitung> Ttabel atau 11,920>1.724 yang berarti H0 ditolak dan
57
Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel CAR
memiliki pengaruh positif terhadap risiko likuiditas.
2) Uji t ROA
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa variabel ROA
mempunyai nilai thitung sebesar -0,103 sementara ttabel 1,724. Jadi
Thitung< Ttabel atau -0,103<1.724 ini berarti H0 diterima dan Ha
ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel ROA tidak
memiliki pengaruh terhadap risiko likuiditas.
3) Uji NPL
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa variabel NPL
mempunyai nilai thitung sebesar -0,214 sementara ttabel 1,724. Jadi
Thitung< Ttabel atau-0,214<1.724 ini berarti H0 diterima dan Ha
ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel NPL tidak
memiliki pengaruh terhadap risiko likuiditas.
b. Uji F
Table 4.5 Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 11748225606114.346
3 3916075202038
.115 117.212 .000
b
Residual 534563309136.599
16 33410206821.0
37
Total 12282788915250.945
19
a. Dependent Variable: LIKUIDITAS
b. Predictors: (Constant), NPL, ROA, CAR
58
Dari tabel ANOVA diperoleh Fhitung sebesar 117.212 dengan
nilai probabilitas (sig) sebesar 0.000. Nilai Fhitung (117.212) > Ftabel
(3,10), dan nilai sig (0.000) < 0.05, maka H0 ditolak dan Ha diterima,
hal ini berarti menunjukkan bahwa CAR, ROA dan NPL berpengaruh
secara simultan terhadap risiko Likuiditas.
c. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui X1 dan X2
terhadap Y. Nilai koefisien determinasi diantara 0 sampai 1, dimana
semakin mendekati angka 1 nilai koefisisen determinasi maka
pengaruh X1 dan X2 terhadap Y semakin kuat. Dan sebaliknya
semakin mendekati angka 0 nilai koefisien determinasi maka
pengaruh X1 dan X2 terhadap Y lemah.
Table 4.6 Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
Change Statistics
R Square Change F Change df1
1 .978a .956 .948 182784.5913 .956 117.212 3
a. Predictors: (Constant), NPL, ROA, CAR b. Dependent Variable: LIKUIDITAS
Sumber : data diolah (2018)
Dari tabel juga dapat dilihat bahwa R square = 0.956. hal ini
menunjukkan bahwa pengaruh X1 (CAR), X2 (ROA) dan X3 (NPL)
cukup kuat. Ini ditunjukkan bahwa CAR, ROA dan NPL secara
bersama-sama mempengaruhi likuiditas sebesar 95,6% sedangkan
sisanya sebesar 4,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti
dalam penelitian ini.
59
C. Pembahasan
1. CAR dan Pengaruhnya Terhadap Risiko Likuiditas
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa variabel CAR mempunyai
nilai thitung sebesar 11.920 sementara ttabel 1,724. Jadi Thitung> Ttabel
atau 11,920>1.724 yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel CAR memiliki pengaruh positif
terhadap risiko likuiditas.
CAR merupakan indicator terhadap kemampuan bank untuk
menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian bank
yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko. Hal ini berarti semakin
tinggi nilai CAR suatu bank maka semakin tinggi pula tingkat
likuiditas bank tersebut. Dengan thitung yang positif menunjukkan
bahwa bank memiliki kemampuan dalam mempertahankan
modalnya dan dapat mengontrol resiko-resiko yang dapat
mempengaruhi besarnya modal bank dan likuiditas bank.
2. ROA dan Pengaruhnya Terhadap Risiko Likuiditas
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa variabel ROA mempunyai
nilai thitung sebesar -0,103 sementara ttabel 1,724. Jadi Thitung< Ttabel
atau -0,103<1.724 ini berarti H0 diterima dan Ha ditolak sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel ROA tidak memiliki pengaruh
terhadap risiko likuiditas.
Tujuan dalam manajemen dana bank syariah adalah untuk
memperoleh profit yang optimal. Hal itu dapat direalisasi dengan
60
memberikan pembiayaan yang sebesar-besarnya. Namun di sisi lain,
bank harus menyediakan dana kas untuk memenuhi kewajiban yang
harus segera dibayar. Dengan banyaknya pemberian pembiayaan
tersebut, maka risiko likuiditas akan meningkat. Dikarenakan
kemungkinan nasabah akan gagal bayar.
3. NPL dan Pengaruhnya Terhadap Risiko Likuiditas
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa variabel NPL mempunyai
nilai thitung sebesar -0,214 sementara ttabel 1,724. Jadi Thitung< Ttabel
atau-0,214<1.724 ini berarti H0 diterima dan Ha ditolak sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel NPL tidak memiliki pengaruh
terhadap risiko likuiditas.
Di dalam penelitian prasnanugraha tentang pengaruh rasio-
rasio keuangan terhadap konerja bank umum di Indonesia
mengatakan bahwa besarnya NPL perusahaan perbankan dapat
diartikan bahwa perusahaan memiliki risiko kredit macet yang besar
dari pencairan kreditnya, diharapkan dengan adanya pencairan
kredit yang besar dapat menghasilkan laba yang besar pula bagi
perusahaan. Besarnya laba akan mempengaruhi besarnya modal
sehingga akan mempengaruhi tingkat likuiditas perbankan karena
risiko likuiditas pada penelitian ini diukur dengan modal dibagi total
asset. NPL tidak mengakibatkan penurunan likuiditas karena rata-
rata NPL perbankan di Indonesia sebesar 2,19% masih dibawah
batas maksimal yang disyaratkan Bank Indonesia yaitu 5%.
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dikemukakan oleh penulis, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah :
1. Hasil uji regresi ternyata menunjukkan Capital Adequacy Ratio
(CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Risiko Likuiditas
Bank Syariah Mandiri Makassar.
2. Hasil uji regresi ternyata menunjukkan Return On Asset (ROA)
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Risiko Likuiditas Bank
Syariah Mandiri Makassar.
3. Hasil uji regresi menunjukkan Non Performing Loans (NPL)
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Risiko Likuiditas Bank
Syariah Mandiri Makassar.
4. Hasil uji regresi menunjukkan CAR, ROA dan NPL berpengaruh
secara simultan dan signifikan terhadap Risiko Likuiditas Bank
Syariah Mandiri Makassar.
B. Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya :
1. Bagi bank syariah, sebaiknya meningkatkan jumlah pengguna
utang atau sumber dana yang tidak berbiaya, karena hal ini justru
dapat meningkatkan posisi likuiditas dan menurunkan risiko
61
62
likuiditas tanpa harus kehilangan kesempatan untuk meningkatkan
profitabilitas.
2. Penelitian ini menggunakan variabel CAR, ROA dan NPL. Dengan
demikian penelitian yang akan datang diharapkan dapat menguji
variabel-variabel lain yang juga berpengaruh terhadap risiko
likuiditas, misalnya ROE, BOPO, FDR dan lain-lain.
3. Penelitian ini selanjutnya diharapkan dapat melakukan pengujian
pada bank lain, seperti BUMN, bank swasta, bank asing, maupun
BPR dan BPR syariah yang ada di Indonesia.
63
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Q.S Al.Baqarah (2):282 Buku Ali, Mashyud. Manajemen Risiko: Strategi Perbankan Dan Dunia Usaha
Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada
Ahmed, Neveed., et al. 2011. Risk Management Practices and Islamic
Banks: An Empirical Investigation from Pakistan. Interdisciplinary Journal of Research in Business, 1(6), 50-57.
Akhtar, et al. 2011. Liquidity Risk Management: A Comparative Study
Between Conventional and Islamic Bank of Pakistan. Interdisciplinary Journal of Research in Business, 1 (1), 35-44.
Arifin, Zainul, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah , Jakarta : Pustaka
Alfabet 2005. Darmawi.Risiko Likuiditas dalam Peningkatan Kredit Bermasalah.2011. Darmawi.Rasio Untuk Menguji Kecukupan Modal CAR (capital Aduquacy
Ratio).2011. Dadan Muttaqien dan Fakhruddin Cikman, Penyelesaian Sengketa
Perbankan Syariah. Ctk,1, Yogyakarta: Total Media Dewi Nurul Musjtari, Penyelesaian Sengketa dalam Praktik Perbankan
Syariah Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program
SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang. Hasibuan. Fungsi Bank. Perkembangan Perekonomian Negara.2009
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta:Ekonisia,2008).
Hennie van Greuning dan Sonja Brajovic Bratanovic, Analisis Risiko
Perbankan (Jakarta Salemba Empat,2011)
Ismail. Pengertian Bank. Menghimpun dan Menyalurkan dana.2009
63
64
Ismail.Manajemen Kredit dalam Usaha Bank Yang di Pengaruhi Oleh Keberhasilan Mengelolah Kredit.2009.
Imam Rusyamsi, Asset Liability Management: Strategi Pengelolaan Aktiva
Pasiva Bank, Yogyakarta:UPP AMP YKPN, 1999 Ir. Adiwarman A. Karim, s.E.,M.B.A.,M.A.E.P, Bank Islam Analisis Fiqih
dan Keuangan Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya Edisi Revisi 2014 Muhammad Ghafur W., “Pengaruh Tingkat bagi Hasil, Suku Bunga, dan
Pendapatan terhadap Simpanan Mudarabah di Bank syariah, Studi kasus di BMI,” Jurnal Ekonomi Syariah Muamalah, No.1. Vol:1 (Oktober 2003)
Muhammad, Manajemen bank syariah, Yogyakarta: YKPN, 2005 Slamet Haryono, Analisa Laporan Keuangan Perbankan
Syariah,(Yogyakarta: Pustaka Sayid Sabiq, 2009). Sinungan, Muchdarsyah. 1993, Manajemen Dana Bank, Edisi Kedua,
Jakarta : Bumi Aksara. Santoso, Arif L. dan Tekad S., ”Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Likuiditas Perbankan di Indonesia” Jurnal Manajemen Universitas Sulaiman, Wahid. 2004. Analisis regresi Menggunakan SPSS, Contoh
Kasus dan Pemecahannya. Yogyakarta Triandaru, Sigit dan totok budi santoso. Bank dan Lembaga Keuangan
Lain. Jakarta : Salemba empat.(2008).
Frequencies
Notes
Output Created 02-AUG-2018 12:32:45
Comments Input Active Dataset
DataSet1
Filter <none> Weight <none> Split File <none> N of Rows in Working Data File 20
Missing Value Handling
Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with valid data. Syntax
FREQUENCIES VARIABLES=CAR LIKUIDITAS ROA NPL /STATISTICS=STDDEV VARIANCE MEAN /ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.00
Elapsed Time 00:00:00.03
[DataSet1] Statistics
CAR LIKUIDITAS ROA NPL
N Valid 20 20 20 20
Missing 0 0 0 0
Mean 70000825.450 6149426.950 2942541.800 29381.200 Std. Deviation 8792996.9950 804028.9637 1083748.1030 28124.2166 Variance 77316796154808.170 646462574486.892 1174509950861.747 790971559.747
Frequency Table CAR
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 55479062.0 1 5.0 5.0 5.0
58483564.0 1 5.0 5.0 10.0
61810295.0 1 5.0 5.0 15.0
62786572.0 1 5.0 5.0 20.0
63009396.0 1 5.0 5.0 25.0
63965361.0 1 5.0 5.0 30.0
65368281.0 1 5.0 5.0 35.0
66942422.0 1 5.0 5.0 40.0
66963689.0 1 5.0 5.0 45.0
67120476.0 1 5.0 5.0 50.0
67151521.0 1 5.0 5.0 55.0
70369709.0 1 5.0 5.0 60.0
71548944.0 1 5.0 5.0 65.0
72002855.0 1 5.0 5.0 70.0
74241902.0 1 5.0 5.0 75.0
78831722.0 1 5.0 5.0 80.0
80012307.0 1 5.0 5.0 85.0
81901309.0 1 5.0 5.0 90.0
84087348.0 1 5.0 5.0 95.0
87939774.0 1 5.0 5.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
ROA
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 976379.0 1 5.0 5.0 5.0
1135178.0 1 5.0 5.0 10.0
1290490.0 2 10.0 10.0 20.0
1987715.0 1 5.0 5.0 25.0
2595360.0 1 5.0 5.0 30.0
2722183.0 1 5.0 5.0 35.0
3052821.0 1 5.0 5.0 40.0
3088932.0 1 5.0 5.0 45.0
3197836.0 1 5.0 5.0 50.0
3373423.0 1 5.0 5.0 55.0
3445201.0 1 5.0 5.0 60.0
3523569.0 1 5.0 5.0 65.0
3540543.0 1 5.0 5.0 70.0
3573925.0 1 5.0 5.0 75.0
3606798.0 1 5.0 5.0 80.0
3642902.0 1 5.0 5.0 85.0
3648580.0 1 5.0 5.0 90.0
4243724.0 1 5.0 5.0 95.0
4914787.0 1 5.0 5.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
NPL
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1759.0 1 5.0 5.0 5.0
2321.0 1 5.0 5.0 10.0
2791.0 1 5.0 5.0 15.0
5313.0 1 5.0 5.0 20.0
5952.0 1 5.0 5.0 25.0
6292.0 1 5.0 5.0 30.0
6440.0 1 5.0 5.0 35.0
6592.0 1 5.0 5.0 40.0
6771.0 1 5.0 5.0 45.0
7074.0 1 5.0 5.0 50.0
7484.0 1 5.0 5.0 55.0
45700.0 1 5.0 5.0 60.0
45967.0 1 5.0 5.0 65.0
48842.0 1 5.0 5.0 70.0
58002.0 1 5.0 5.0 75.0
59659.0 1 5.0 5.0 80.0
62620.0 1 5.0 5.0 85.0
62862.0 1 5.0 5.0 90.0
69867.0 1 5.0 5.0 95.0
75316.0 1 5.0 5.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
LIKUIDITAS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 5103068.0 1 5.0 5.0 5.0
5184899.0 1 5.0 5.0 10.0
5244343.0 1 5.0 5.0 15.0
5344901.0 1 5.0 5.0 20.0
5622091.0 1 5.0 5.0 25.0
5630393.0 1 5.0 5.0 30.0
5714548.0 1 5.0 5.0 35.0
5716541.0 1 5.0 5.0 40.0
5762532.0 1 5.0 5.0 45.0
5762877.0 1 5.0 5.0 50.0
5771609.0 1 5.0 5.0 55.0
6187390.0 1 5.0 5.0 60.0
6408992.0 1 5.0 5.0 65.0
6513627.0 1 5.0 5.0 70.0
6559349.0 1 5.0 5.0 75.0
6942002.0 1 5.0 5.0 80.0
7075474.0 1 5.0 5.0 85.0
7229755.0 1 5.0 5.0 90.0
7330023.0 1 5.0 5.0 95.0
7884125.0 1 5.0 5.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
Correlations Notes
Output Created 02-AUG-2018 12:33:11 Comments Input Active Dataset DataSet1
Filter <none> Weight <none> Split File <none> N of Rows in Working Data File
20
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.
Cases Used Statistics for each pair of variables are based on all the cases with valid data for that pair.
Syntax CORRELATIONS /VARIABLES=CAR LIKUIDITAS ROA NPL /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
Resources Processor Time 00:00:00.02
Elapsed Time 00:00:00.06
Correlations
CAR LIKUIDITAS ROA NPL
CAR Pearson Correlation 1 .978** .014 -.712
**
Sig. (2-tailed) .000 .955 .000
N 20 20 20 20
LIKUIDITAS Pearson Correlation .978** 1 .000 -.707
**
Sig. (2-tailed) .000 .999 .000
N 20 20 20 20
ROA Pearson Correlation .014 .000 1 .349
Sig. (2-tailed) .955 .999 .132
N 20 20 20 20
NPL Pearson Correlation -.712** -.707
** .349 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .132 N 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Notes
Output Created 02-AUG-2018 12:33:47 Comments Input Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none> Split File <none> N of Rows in Working Data File
20
Matrix Input Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing. Cases Used Statistics are based on all cases with
valid data for all variables in the procedure.
Syntax RELIABILITY /VARIABLES=CAR LIKUIDITAS ROA NPL /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=CORR ANOVA /SUMMARY=COV.
Resources Processor Time 00:00:00.02
Elapsed Time 00:00:00.01
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
a N of Items
.197 -.054 4
a. The value is negative due to a negative average covariance among items. This violates reliability model assumptions. You may want to check item codings.
Inter-Item Correlation Matrix
CAR LIKUIDITAS ROA NPL
CAR 1.000 .978 .014 -.712 LIKUIDITAS .978 1.000 .000 -.707 ROA .014 .000 1.000 .349
NPL -.712 -.707 .349 1.000
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Inter-Item Covariances
1143618221236.720 -176027563853.358 6913218399715.526 7089245963568.885
Summary Item Statistics
Maximum / Minimum Variance N of Items
Inter-Item Covariances -39.273 7271553449027256000000000.000 4
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig
Between People 441094396956143.900 19 23215494576639.152 Within People Between Items
67630215419746448.000 3 22543405139915480.
000 1209.344 .000
Residual 1062538236426459.000 57 18641021691692.273 Total
68692753656172904.000 60 1144879227602881.0
00
Total 69133848053129048.000 79
875112000672519.600
Grand Mean = 19780543.850
Regression Notes
Output Created 02-AUG-2018 12:35:15 Comments Input Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none> Split File <none> N of Rows in Working Data File 20
Missing Value Handling
Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing. Cases Used Statistics are based on cases with no missing values
for any variable used. Syntax REGRESSION
/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N /MISSING LISTWISE /STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL CHANGE /CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10) /NOORIGIN /DEPENDENT LIKUIDITAS /METHOD=ENTER CAR ROA NPL /SCATTERPLOT=(*ZPRED ,*SRESID) /RESIDUALS DURBIN HISTOGRAM(ZRESID) /SAVE RESID.
Resources Processor Time 00:00:00.81 Elapsed Time 00:00:01.50 Memory Required 3552 bytes
Additional Memory Required for Residual Plots
320 bytes
Variables Created or Modified
RES_1 Unstandardized Residual
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
LIKUIDITAS 6149426.950 804028.9637 20 CAR 70000825.450 8792996.9950 20 ROA 2942541.800 1083748.1030 20
NPL 29381.200 28124.2166 20
Correlations
LIKUIDITAS CAR ROA NPL
Pearson Correlation LIKUIDITAS 1.000 .978 .000 -.707
CAR .978 1.000 .014 -.712
ROA .000 .014 1.000 .349
NPL -.707 -.712 .349 1.000
Sig. (1-tailed) LIKUIDITAS . .000 .499 .000
CAR .000 . .477 .000
ROA .499 .477 . .066
NPL .000 .000 .066 .
N LIKUIDITAS 20 20 20 20
CAR 20 20 20 20
ROA 20 20 20 20
NPL 20 20 20 20
Variables Entered/Removed
a
Model Variables Entered
Variables Removed Method
1 NPL, ROA, CAR
b
. Enter
a. Dependent Variable: LIKUIDITAS b. All requested variables entered.
Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
Change Statistics
R Square Change F Change df1
1 .978a .956 .948 182784.5913 .956 117.212 3
Model Summary
b
Model
Change Statistics
df2 Sig. F Change Durbin- Watson
1 16 .000 1.327
a. Predictors: (Constant), NPL, ROA, CAR
b. Dependent Variable: LIKUIDITAS
ANOVA
a
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 11748225606114.346 3 3916075202038.115 117.212 .000b
Residual 534563309136.599 16 33410206821.037 Total 12282788915250.945 19
a. Dependent Variable: LIKUIDITAS b. Predictors: (Constant), NPL, ROA, CAR
Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance
1 (Constant) 3220.173 534735.809 .006 .995 CAR .088 .007 .965 11.920 .000 .415
ROA -.005 .045 -.006 -.103 .919 .739
NPL -.528 2.469 -.018 -.214 .833 .365
Coefficients
a
Model
Collinearity Statistics
VIF
1 (Constant) CAR 2.409
ROA 1.353
NPL 2.742
a. Dependent Variable: LIKUIDITAS
CollinearityDiagnostics
a
Model Dimension Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) CAR ROA NPL
1 1 3.531 1.000 .00 .00 .01 .01
2 .398 2.978 .00 .00 .00 .33
3 .068 7.202 .01 .01 .89 .07
4 .003 34.367 .99 .99 .10 .59
a. Dependent Variable: LIKUIDITAS
Residuals Statistics
a
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 4860733.000 7737425.500 6149426.950 786338.1356 20 Std. Predicted Value -1.639 2.019 .000 1.000 20 Standard Error of Predicted Value
57500.820 121580.352 80053.607 16966.264 20
Adjusted Predicted Value 4785925.500 7621018.000 6143952.296 781153.1152 20
Residual -279263.3750 257085.4219 .0000 167734.6446 20
Std. Residual -1.528 1.406 .000 .918 20
Stud. Residual -1.706 1.580 .012 1.017 20 Deleted Residual -348325.6875 324265.9063 5474.6543 207375.1987 20
Stud. Deleted Residual -1.827 1.665 .011 1.051 20
Mahal. Distance .930 7.456 2.850 1.648 20 Cook's Distance .000 .229 .060 .071 20 Centered Leverage Value .049 .392 .150 .087 20
a. Dependent Variable: LIKUIDITAS
Charts
RIWAYAT HIDUP
St Fatimah, Polman, 04 Februari 1995, putri ke 7 dari
pasangan Slamet dan Dariem, riwayat pendidikan SDN
006 Sidodadi mulai tahun 2003 s/d tahun 2008, SMP
Negeri 1 Wonomulyo mulai tahun 2009 s/d 2011 dan
SMA Negeri 1 Wonomulyo mulai tahun 2012 s/d 2014,
kemudian studi di program Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar mulai tahun 2014, pengalaman kerja di
PengadilanTinggi Agama Makassar, pengalaman berorganisasi di Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ),
dan Hizbul Watan, Hobi main bulutangkis, menari, dan menggambar.