pengaruh budaya organisasi dan komunikasi...

201
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Studi Kasus Pada PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pusat Bogor) Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar (S1) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh: Neneng Hardiyanti NIM: 11150810000028 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2019 M

Upload: others

Post on 24-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI ORGANISASI

    TERHADAP KINERJA PEGAWAI

    (Studi Kasus Pada PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pusat Bogor)

    Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar (S1)

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    Oleh:

    Neneng Hardiyanti

    NIM: 11150810000028

    JURUSAN MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1441 H/2019 M

  • i

    PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI

    ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI

    (Studi kasus pada PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pusat Bogor)

    Skripsi

    Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan

    Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)

    Oleh

    NENENG HARDIYANTI

    NIM: 11150810000028

    JURUSAN MANAJEMEN

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1441 H/2019 M

  • ii

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

    Hari ini Senin, 12 Agustus 2019 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

    mahasiswa:

    1. Nama : Neneng Hardiyanti

    2. NIM : 11150810000028

    3. Jurusan : Manajemen (SDM)

    4. Judul Skripsi : Pengaruh Budaya Organisasi dan Komunikasi Organisasi

    Terhadap Kinerja (Studi Kasus Pada Pegawai PT. Pos

    Indonesia (Persero) Kantor Pusat Bogor)

    Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

    bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa

    mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk

    melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

    gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

    Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 12 Agustus 2019

    1. Sri Hidayati, S.Ag., M.Ed

    NIP. 19770608 201101 2 003

    2. Lili Supriyadi, S.Pd., MM

    NIP. 19600505 198903 1 005

  • iii

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

    Hari ini 18 Desember 2019 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa/i:

    1. Nama : Neneng Hardiyanti

    2. NIM : 11150810000028

    3. Jurusan : Manajemen

    4. Judul Skripsi : Pengaruh Budaya Organisasi dan Komunikasi

    Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus

    Pada PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pusat

    Bogor)

    Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

    bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

    di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat

    untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta 18 Desember 2019

    1. Murdiyah Hayati, S.Kom.,M.M

    NIP. 19741003200312201

    2. Bahrul Yaman, S.Sos.,M,Si

    NIP. 196208181986031001

    3. Hemmy Fauzan, S.E.,M.M

    NIP. 197608222007011014

    4. Bahrul Yaman, S.Sos.,M,Si

    NIP. 196208181986031001

  • iv

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

    Nama : Neneng Hardiyanti

    NIM : 11150810000028

    Jurusan : Manajemen

    Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

    Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

    1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

    dan mempertanggungjawabkan

    2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain

    3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber

    asli atau tanpa izin pemilik karya

    4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data

    5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas

    karya ini

    Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

    melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan ternyata memang

    ditemukan bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk

    dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

    Jakarta, 4 November 2019

    Neneng Hardiyanti

    11150810000028

  • v

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Identitas Pribadi

    Nama Lengkap : Neneng Hardiyanti

    Tempat, Tanggal Lahir : Bogor, 28 Mei 1996

    Alamat : Kp. Cimanggu 2 RT 10/06 Kel.

    Cimanggu Kec. Cibungbulang Bogor

    Telepon : 0895367785469

    E-mail : [email protected]

    Pendidikan Formal

    2015 - 2019 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    2012 - 2015 : MAN 2 Bogor (MAN Leuwiliang)

    2009 - 2012 : SMP Bumi Sejahtera Utama Bogor

    2003 - 2009 : SDN Cibatok 01

    Pedidikan Non Formal

    2016 : Pelatihan Akuntansi Jasa di Universitas

    Djuanda Bogor

    2017 : Pelatihan Guru di Ansaindo Islamic

    Book Fair Bogor

    Pengalaman Bekerja

    2015 : Pengajar di MT Nurul Falah

    2019 : PPMB Batch I di PT Pos Indonesia

    (Persero) KP Bogor

    Pengalaman Organisasi

    2016 : Anggota HMJ Manajemen

    2017 : Ketua Lomba MTQ HMJ Manajemen

    mailto:[email protected]

  • vi

    Latar Belakang Keluarga

    Ayah : Nurja Saepulloh

    Tempat, Tgl Lahir : Bogor, 06 Juni 1969

    Ibu : Tati Hartati

    Tempat, Tgl Lahir : Karawang, 08 November 1975

    Alamat : Kp. Cimanggu 2 RT 10/06 Kel.

    Cimanggu Kec. Cibungbulang Bogor

    Telepon : 083815957462

    Anak Ke Dari : 1 dari 2 bersaudara

  • vii

    ABSTRACT

    THE EFFECT OF ORGANIZATIONAL CULTURE AND

    ORGANIZATIONAL COMMUNICATION ON EMPLOYEES

    PERFORMANCE

    (Case Study at Post Indonesia Company (Persero) Bogor)

    This research aims to find and produce an analysis of the influence of

    organizational culture and organizational communication on employee

    performance of PT Pos Indonesia (Persero) Bogor. Respondents in this research

    were employees who work in the PT Pos Indonesia environment, especially in

    Bogor. The number of respondents sampled in this research were 67 people and

    based on the purposive sampling method. This research uses multiple linear

    regression analysis techniques or models with the help of the SPSS 22 software.

    Based on the above method, the results of this research indicate that organizational

    culture and organizational communication have a significant partially and

    simultaneously effect on the employee performance of PT Pos Indonesia Bogor the percentage shows that as much as 57% of employee performance can be explained by organizational culture and organizational communication.

    Keywords: Organizational Cultural, Organizational Communication, Employee

    Performance

  • viii

    ABSTRAK

    PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP

    KINERJA PEGAWAI PADA PT POS INDONESIA (PERSERO)

    KANTOR PUSAT BOGOR

    Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan menghasilkan analisis

    mengenai pengaruh budaya organisasi dan komunikasi organisasi terhadap kinerja

    pegawai PT Pos Indonesia (Persero) Bogor. Responden dalam penelitian ini adalah

    pegawai yang bekerja di lingkungan PT Pos Indonesia (Persero) khususnya pada

    Kantor pusat Bogor. Jumlah responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini

    adalah sebanyak 67 orang dan berdasarkan metode random sampling. Penelitian ini

    menggunakan teknik atau model analisis regresi linear berganda dengan bantuan

    software SPSS 22. Berdasarkan dengan metode di atas, hasil penelitian ini

    menunjukkan bahwa budaya organisasi dan komunikasi organisasi memiliki

    pengaruh yang signifikan secara parsial maupun simultan terhadap kinerja pegawai

    PT Pos Indonesia Bogor dan persentase menunjukkan bahwa sebesar 57% kinerja pegawai dapat dijelaskan oleh budaya organisasi dan komunikasi organisasi.

    Kata kunci: Budaya Organisasi, Komunikasi Organisasi, Kinerja Pegawai

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum Wr.Wb

    Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

    karunia-Nya yang begitu banyak dan tiada henti-Nya mengalir hingga detik ini.

    Sholawat beserta salam kami haturkan kepada Rasul tercinta Muhammad SAW, tak

    lupa juga kepada para sahabatnya, keluarganya serta kita sebagai umatnya sampai

    akhir zaman. Aamiin

    Dengan menyebut asma Allah yang maha pemberi kasih sayang untuk

    setiap makhluknya. Alhamdulillahirabbil a’lamiin atas kesungguhan, kerja keras,

    kesabaran, do’a dan tak luput dari campur tangan Allah yang tidak pernah putus,

    akhirnya pada detik ini penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

    “Pengaruh Budaya Organisasi dan Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja

    Pegawai (Studi Kasus Pada PT Pos Indonesia (Persero) Bogor)”. Skripsi ini dibuat

    dan disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE) di Prodi

    Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatulllah Jakarta.

    Dalam penyusunan skripsi ini, penulis sangat menyadari bahwa dalam

    penyelesaian karya ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan saran dari beberapa pihak

    terkait. Untuk itu dengan segala hormat dan kerendahan hati, penulis mengucapkan

    rasa terima kasih kepada:

    1. Allah SWT yang telah memberikan rizki, kesabaran dan kemudahan

    dalam setiap urusan ku.

    2. Kedua orang tua ku tercinta, Umi (ibu) Tati Hartati dan Ayahanda Nurja

    Saepulloh, terima kasih telah menjadi my support system serta atas

    segala dukungan dan do’a yang tiada hentinya terus diberikan kepada ku

    hingga diriku dapat menempuh pendidikan sampai ke perguruan tinggi

    dan gelar ini ku persembahkan untuk kalian, tak lupa untuk adikku

    tercinta Mauliawati Nur, terima kasih telah menghibur dan membantu

    penulis. Semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan dan

    keterangan hati dalam menuntut ilmu.

  • x

    3. Prof. Dr. Amilin, SE.,Ak.,M.Si.,CA, QIA.,BKP.,CRMP, selaku Dekan

    Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga

    bapak selalu diberikan kesehatan serta kemudahan dalam menjalankan

    tugas untuk membangun Fakultas Ekonomi dan Bisnis menjadi lebih

    unggul.

    4. Ibu Murdiyah Hayati, S.,Kom.,M.M dan Amalia SE.,M.SM, selaku

    Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

    dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga Allah selalu

    memberikan kesehatan serta kemudahan dalam menjalankan tugas

    untuk membangun Jurusan Manajemen menjadi lebih baik lagi.

    5. Bapak Bahrul Yaman, S.Sos.,M.,Si, selaku dosen pembimbing I skripsi

    yang telah banyak sekali meluangkan waktunya dan bersedia untuk

    membimbing saya dengan penuh tanggungjawab dan kesabaran.

    Semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan dan keberkahan.

    6. Bapak dan Ibu Dosen Manajemen, khusunya manajemen sumber daya

    manusia yang tidak bisa saya sebutkan satu persatunya tanpa

    mengurangi rasa hormat. Semoga bapak dan ibu semua senantiasa

    diberikan kesehatan, keberkahan dan kesabaran dalam menyalurkan

    ilmu-ilmu nya kepada mahasiswanya.

    7. Dan kepada seluruh civitas akademika yang telah banyak membantu

    penulis selama perkuliahan dalam hal administrasi dan lain sebagainya.

    Semoga selalu diberikan kesehatan dan keberkahan.

    8. Kepada keluarga bibiku, bibi Rohani terima kasih atas segala dukungan

    materil yang telah diberikan. Semoga Allah senantiasa memberikan

    rizki yang barokah.

    9. Ustadz Ading dan ustadzah Neneng C. Alhabsy. Selaku guru sekaligus

    orang tua kedua ku, terima kasih atas arahan dan do’a yang telah

    diberikan. Semoga Allah senantiasa memberikan kesabaran dan

    keberkahan dalam memberikan ilmu kepada santri-santrinya.

    10. Farid Fauzi Lukamnulhakim S.Pd.i selaku teman dekat yang selalu

    menyemangati, menenangkan dan senantiasa memberikan solusi kepada

  • xi

    penulis. Mudah-mudahan Allah selalu memberikan kesehatan serta

    keberkahan.

    11. Teman-teman manajemen 2015 khususnya manajemen SDM. Terima

    kasih telah menjadi partner yang kompak selama 4 tahun menjalani hari-

    hari kegiatan di kelas.

    12. Teman-teman seperjuangan KKN 098 yang tidak bisa disebutkan satu

    persatu. Terima kasih telah memberikan warna selama menjalankan

    pengabdian dan menjadi tim yang solid.

    13. Sahabat suka dan duka dari semester 1 hingga saai ini yaitu Risna, Fitri,

    Nida dan Yanti. Mudah-mudahan Allah selalu menjaga tali pertemanan

    kita yang tak akan mengenal waktu.

    14. Teman-teman alumni MAN Leuwiliang yang tergabung dalam Ikatan

    Alumni MAN Leuwiliang Regional (ILUMANION) Jakarta. Terima

    kasih telah memberikan informasi dan pelajaran berharga seputar

    kegiatan-kegiatan akademik dan non akademik.

    15. Dan seluruh pegawai PT.Pos Indonesia (Persero) Bogor 16000 yang

    telah banyak membantu penulis mengumpulkan data yang diperlukan

    dan memberikan pengajaran selama pemagangan.

    Penulis sangat menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kata

    sempurna. Untuk itu, penulis membutuhkan kritik dan saran dari pembaca agar hasil

    penelitian skripsi ini menjadi lebih baik dan bermanfaat.

    Wassalamu’alaikum Wr.Wb

    Jakarta, 4 November 2019

    Penulis

  • xii

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ......................................... i

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ...................................... ii

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...................................................... iii

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................. iv

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. v

    ABSTRACT ........................................................................................................ vii

    ABSTRAK ......................................................................................................... viii

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv

    DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................... 11

    C. Tujuan Penelitian..................................................................................... 11

    D. Manfaat Penelitian................................................................................... 12

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori ........................................................................................ 14

  • xiii

    B. Budaya Organisasi................................................................................... 23

    C. Komunikasi ............................................................................................. 40

    D. Kinerja ..................................................................................................... 57

    E. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 69

    F. Kerangka Penelitian ................................................................................ 72

    G. Keterkaitan Antar Variabel ..................................................................... 73

    H. Hipotesis Penelitian ................................................................................. 75

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 76

    B. Populasi Sampel dan Teknik Sampling................................................... 77

    C. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 79

    D. Metode Analisis Data .............................................................................. 81

    E. Definisi Variabel dan Operasional Variabel ........................................... 91

    BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 95

    B. Karakteristik Responden dan Distribusi Jawaban Responden .............. 100

    C. Hasil Analisis dan Pembahasan ............................................................ 114

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ........................................................................................... 139

    B. Saran ...................................................................................................... 140

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 143

    LAMPIRAN ..................................................................................................... 149

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Ongkos Kirim dan Estimasi Waktu Pada Jasa Ekspedisi 2019 ............... 2

    Tabel 1.2 Jasa Pengiriman Terbaik di Indonesia Tahun 2019 ................................. 3

    Tabel 1.3 Standar Nilai Kinerja Pegawai ................................................................. 6

    Tabel 2.1 Peran Manajemen Sumber Daya Manusia ............................................. 17

    Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 69

    Tabel 3.1 Skala Model Likert................................................................................. 81

    Tabel 3.2 Operasional Variabel dan Pengukuran ................................................... 93

    Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian ........................................................................ 100

    Tabel 4.2 Golongan Kepangkatan ........................................................................ 105

    Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Budaya Organisasi ............ 107

    Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Komunikasi Organisasi ..... 110

    Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kinerja Pegawai ................ 111

    Tabel 4.6 Uji Statistik Deskriptif ......................................................................... 115

    Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Budaya Organisasi ................................................ 119

    Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Komunikasi Organisasi ......................................... 120

    Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Kinerja Pegawai .................................................... 121

    Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas .......................................................................... 123

    Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ...................................... 125

    Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................ 126

    Tabel 4.13 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 129

    Tabel 4.14 Hasil Uji t (parsial) ............................................................................ 130

    Tabel 4.15 Hasil Uji F (simultan) ....................................................................... 134

  • xv

    Tabel 4.16 Hasil Regresi Berganda ...................................................................... 136

    Tabel 4.17 Hasil Koefisien Determinasi .............................................................. 138

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Pencapaian Target PT Pos Indonesia Bogor 2018 ............................... 5

    Gambar 2.1 Pembentukan Budaya Organisasi ....................................................... 25

    Gambar 2.2 Model Komunikasi Kotler .................................................................. 41

    Gambar 2.3 Kerangka Penelitian ........................................................................... 72

    Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT Pos Indonesia (Persero) Bogor ..................... 99

    Gambar 4.2 Jenis Kelamin Responden ................................................................ 101

    Gambar 4.3 Usia Responden ................................................................................ 102

    Gambar 4.4 Masa Kerja Responden..................................................................... 103

    Gambar 4.5 Jabatan Responden ........................................................................... 104

    Gambar 4.6 Pendidikan Terakhir Responden ...................................................... 106

    Gambar 4.7 Hasil Uji Normalitas P-plot .............................................................. 124

    Gambar 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 128

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1: Kuesioner Penelitian ........................................................................ 149

    Lampiran 2: Hasil Uji SPSS-Uji Kualitas Data ................................................... 167

    Lampiran 3: Hasil Uji SPSS-Uji Asumsi Klasik ................................................. 178

    Lampiran 4: Hasil Uji SPSS-Uji Hipotesis .......................................................... 182

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Di era digitalisasi ini melahirkan banyaknya perusahaan yang

    bergerak dibidang yang sama, mereka berlomba untuk tetap berdiri tegak

    didalam persaingan yang tidak terhindarkan serta berusaha untuk

    mengoptimalkan segala aspek yang memungkinkan mereka agar tetap

    bertahan dalam persaingan tersebut, persaingan dapat terjadi pada hal

    produk, teknologi dan pelayanan yang diberikan.

    PT Pos Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan

    berbentuk Persero yang berorientasi pada pelayanan pengiriman surat,

    barang dan juga layanan jasa keuangan yang dimiliki oleh Badan Usaha

    Milik Negara (BUMN) yang menjadi sorotan utama masyarakat dalam

    menggunakan jasanya sekaligus perusahaan yang mengalami transformasi

    bisnis sebelum kehilangan penugasan bantuan sosial dari pemerintah dan

    kehilangan keistimewaan sebagai BUMN yang bergerak di bidang jasa

    kurir, logistik dan transaksi keuangan pada tahun 2016. (medcom.id)

    Berdirinya PT Pos Indonesia (Persero) pada tahun 1746, PT Pos

    Indonesia (Persero) dituntut untuk mampu mempertahankan eksistensinya

    dengan segala tantangan yang muncul, baik itu tantangan dari perubahan

    lingkungan kerja dan bisnis, kebijakan perusahaan, maupun selera

    konsumen.

  • 2

    Dewasa ini perkembangan bisnis jasa ekspedisi logistik semakin

    maju, PT Pos Indonesia (Persero) memiliki banyak pesaing yang bergerak

    di bidang yang sama seperti JNE, J&T, Wahana, TIKI, Ninja Express dan

    lain-lain. Pada pesaing baru mereka lebih memanfaatkan kemajuan

    teknologi, harga yang murah dan tepat waktu. PT Pos Indonesia (Persero)

    berusaha untuk menyaingi atau lebih baik dari layanan jasa-jasa pengiriman

    logistik agar meningkatkan pelayanan, memberikan harga terjangkau dan

    tentunya tepat waktu.

    Di bawah ini kita dapat melihat persaingan dari segi tarif pengiriman

    barang beberapa jasa ekspedisi dan estimasi waktu pengiriman dari Bogor

    menuju Bandung tahun 2019.

    Tabel.1.1

    Ongkos Kirim dan Estimasi Waktu Pengiriman pada Ekpedisi 2019

    Sumber: Situs website resmi masing-masing ekspedisi tahun 2019

    Dapat kita lihat pada tabel di atas, bahwa terjadinya persaingan yang

    cukup kuat antar perusahaan jasa pengiriman barang dan mereka bersaing

    No

    Jasa Pengiriman

    Ongkos Kirim 1 Kg

    Bogor-Bandung

    (Tarif Reguler)

    Estimasi Waktu

    Pengiriman

    1. Pos Indonesia Rp 12.000 1-2 hari

    2. JNE Rp 11.000 1- 2 hari

    3. J&T Express Rp 11.000 Tidak Tersedia

    4. Wahana Rp 6.000 Tidak Tersedia

    5. TIKI Rp 11.000 2 hari

    6. Ninja Express Rp 15.000 2-3 hari

    7. Sicepat Rp 11.000 1-2 hari

    8. RPX Rp 12.376 2 hari

    9. Indah Logistic Rp 11.000 Tidak tersedia

    10. JET Express Rp 11.000 2-4 hari

  • 3

    melalui biaya ongkos kirim dan estimasi waktu pengiriman, PT Pos

    Indonesia (Persero) memiliki tarif pengiriman yang sedikit lebih mahal

    daripada jasa pengiriman lainnya. Hal itu menyebabkan PT Pos Indonesia

    (Persero) kalah bersaing dengan yang lain. Selain persaingan di atas, PT Pos

    Indonesia (Persero) yang merupakan perusahaan jasa pengiriman logistik

    tertua di Indonesia harus menyandang perusahaan jasa pengiriman barang

    terbaik di Indonesia versi Top Brand Awards pada urutan ke-4 tahun 2019.

    Tabel 1.2

    Perusahaan Jasa Pengiriman Terbaik di Indonesia Tahun 2019

    No. Nama Jasa Ekspedisi Keterangan

    1 JNE 26.4%

    2 J&T 20.3%

    3 TIKI 12.6%

    4 Pos Indonesia 5.4%

    5 DHL 3.8%

    Sumber: https://www.topbrand-award.com

    Dilihat dari grafik di atas, PT Pos Indonesia (Persero) memiliki

    urutan jasa pengiriman terbaik versi Top Brand Awards ke-4 yang hanya

    sebesar 5.4%, DHL sebesar 3.8%, TIKI sebesar 12,6%, J&T sebesar 20.3%

    dan yang paling tertinggi dimiliki oleh JNE yaitu sebesar 26.4%. Hal

    tersebut telah menunjukkan bahwa PT Pos Indonesia (Persero) kurang

    mampu bersaing dengan jasa pengiriman barang yang lain.

    Dengan adanya permasalahan di atas, PT Pos Indonesia (Persero)

    mencoba untuk tetap mempertahankan eksistensi bisnisnya dengan

    mengeluarkan beberapa produk pelayanan terbarunya. Transformasi bisnis,

    PT Pos Indonesia (Persero) dalam mempertahankan eksistensi bisnisnya

    dengan cara membentuk holding company, revitalisasi bisnis inti dan

  • 4

    mengembangkan bisnis baru serta mulai masuk ke dalam bisnis ritel,

    properti, asuransi, dan jasa keuangan seperti pembayaran listrik, PDAM,

    pajak dan melakukan kerjasama layanan pengiriman uang yaitu western

    union (WU), dan money gram (bumn.go.id/posindonesia/halaman/41).

    Selain bisnis tersebut, PT Pos Indonesia (Persero) kembali meluncurkan

    layanan terbarunya yaitu sameding dan Cash On Delivery (COD).

    Bertambahnya jenis bisnis yang dimiliki oleh PT Pos Indonesia (Persero)

    tentu harus diikuti dengan kompetensi pegawai atau sumber daya

    manusianya yang sesuai dengan nilai-nilai dan norma budaya perusahaan

    agar siap untuk menjalankan bisnis tersebut.

    Seperti kita ketahui bahwa sumber daya manusia merupakan modal

    utama dalam menjalankan segala aktivitas manajemen seperti

    merencanakan, mengelola, mengatur dan mengawasi salah satunya yaitu

    menyediakan pelayanan pengiriman logistik dan jasa keuangan, karena

    melayani masyarakat dengan baik membutuhkan sumber daya manusia

    yang berkualitas agar dapat melakukan kegiatan perusahaan secara optimal.

    Oleh karena itu, sumber daya manusia harus dikelola dengan baik sesuai

    kebutuhan organisasi.

    Menurut Mangkunegara (2015:67) kinerja merupakan hasil kerja

    secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

    melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

    kepadanya. Jadi, hasil kinerja baik atau tidaknya dapat dilihat dari segi

    kuantitatif atau angka pendapatan suatu perusahaan yang mencerminkan

  • 5

    output kinerja pegawai. Berikut ini adalah laporan pencapaian target PT Pos

    Indonesia (Kantor Pusat Bogor) tahun 2018:

    Gambar.1.1

    Pencapaian Target PT Pos Indonesia (Persero) Tahun 2018

    Sumber: Kantor Pos Bogor 2018, data diolah

    Dalam laporan pencapaian target tersebut, menunjukkan bahwa

    adanya penurunan kinerja secara kuantitatif yang terjadi pada PT Pos

    Indonesia (Persero) KP Bogor selama tahun 2018. Pada bulan Juni

    terjadinya penurunan target yang cukup besar, bulan Juli dan Agustus

    berhasil melebihi target yang diinginkan, tetapi pada bulan berikutnya yaitu

    bulan September adanya penurunan kembali dan bulan-bulan berikutnya

    cukup fluktuatif. Penurunan kinerja secara kuantitatif salah satunya

    disebabkan oleh kemampuan pegawai yang kurang inovatif dan sulit untuk

    menerima perubahan. Berikut merupakan standar nilai kinerja pegawai

    menurut PP No.30 tahun 2019:

  • 6

    Tabel 1.3

    Standar Nilai Kinerja Pegawai

    No Nilai (%) Kategori

    1 110 – 120 Sangat Baik

    2 90 – 110 Baik

    3 70 – 90 Cukup

    4 50 – 70 Kurang

    5 < 50 Buruk

    Sumber: Peraturan Pemerintah No.30 Tahun 2019

    Faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai adalah

    budaya organisasi. Hal ini di karenakan kinerja pegawai ditentukan oleh

    kondisi lingkungan internal maupun eksternal organisasi termasuk budaya

    organisasi. (Atmosoeprapto dalam Supartha dkk, 2017:8). Dalam kaitan ini,

    budaya organisasi memiliki peran sebagai perekat sosial yang membantu

    menyatukan organisasi dengan cara menyediakan standar mengenai apa

    yang sebaiknya dikatakan dan dilakukan pegawai (Robbins, 2015:262).

    Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa setiap pegawai di suatu

    organisasi harus mengetahui, memahami dan menerapkan budaya

    organisasi dalam menjalankan segala aktivitas pekerjaan demi tercapainya

    tujuan perusahaan.

    Berdasarkan wawancara pra-penelitian, diperoleh data bahwa belum

    semua pegawai menerapkan budaya yang telah ditetapkan PT Pos Indonesia

    (Persero) KP Bogor meskipun sudah dilakukan sosialisasi mengenai budaya

    perusahaan. Hal tersebut disebabkan oleh perubahan manajemen

    perusahaan atau penggantian direksi kepemimpinan yang berdampak pada

  • 7

    visi misi perusahaan yang ikut berubah yaitu budaya organisasi yang

    mengandung nilai-nilai dan norma untuk membatasi jalannya segala

    aktivitas pekerjaan, perubahaan yang terjadi menyebabkan pegawai sulit

    untuk menyelaraskan aktivitas pekerjaan dengan budaya organisasi yang

    baru yang akan berdampak pada keefektifan kinerja mereka. Misalnya,

    sikap atau perilaku pegawai yang kurang baik terhadap pelanggan, kurang

    inovatif, kurang memiliki jiwa yang kompetitif dan usia perusahaan yang

    telah ratusan tahun menjadikan budaya kerja PT Pos lambat dalam

    merespons kemajuan. Adanya hal itu, diperlukan sumber daya manusia

    yang inovatif.

    Memperhatikan rendahnya kinerja pegawai tersebut, maka

    pimpinan merumuskan kembali budaya organisasi PT Pos Indonesia

    (Persero) yang di singkat dengan kata “CINTAPOS”. Harapan dengan

    adanya budaya perusahaan yang telah ada dapat dijalankan oleh seluruh

    pegawai PT Pos Indonesia (Persero) KP Bogor atas dasar CINTAPOS baik

    kepada pelanggan, rekan kerja, atasan, bawahan, mitra kerja, para agen pos

    serta masyarakat umum. CINTAPOS memiliki makna yaitu:

    1. Customer Orientation & user experience centric: senantiasa melakukan

    perbaikan untuk memberikan pengalaman terbaik bagi pemakai layanan

    perusahaan

    2. Innovative & courageous: berani melakukan perubahan untuk menjadi

    lebih baik serta tidak cepat berpuas diri

  • 8

    3. Network creator & O2 connector: senantiasa membangun kerjasama

    yang baik serta menjadi penghubung bisnis baik offline maupun online

    untuk kepentingan dan kemajuan bersama

    4. Teamwork up & make an impact: saling mendukung untuk memberi

    kemanfaatan yang besar

    5. Accountable & transparant: tanggungjawab, jujur, dan transparan

    berbasis pada data yang benar dan relevan

    6. Professional & discipline: bekerja sesuai dengan tuntunan dan

    profesional serta menjunjung tinggi nilai disiplin

    7. Optimis: terbuka serta rendah hati dalam menerima gagasan baru

    8. Sympathetic & kind: berbudi pekerti, simpatik dan ramah dalam

    melakukan tugas-tugas yang diemban.

    Melalui budaya CINTAPOS tersebut diharapkan membuat seluruh pegawai

    mampu bekerjasama dan berkontribusi penuh secara kooperatif demi

    tercapainya tujuan perusahaan. Dapat disimpulkan bahwa budaya

    perusahaan di PT Pos Indonesia (Persero) KP Bogor merupakan budaya

    yang mengutamakan kerjasama tim. Meskipun budaya CINTAPOS

    merupakan budaya kerjasama dalam tim, tetapi menurut narasumber tidak

    dapat dikatakan bahwa hubungan antar rekan kerja berjalan dengan baik-

    baik saja, masih saja ditemui pegawai yang melimpahkan pekerjaannya

    kepada pegawai yang lain dan ada beberapa pegawai yang memiliki

    perasaan kurang suka dengan rekan kerjanya. Hal tersebut menjadi

    permasalahan budaya organisasi pada point Teamwork up & make an

  • 9

    impact yang belum dijalankan oleh karyawan dengan sepenuhnya.

    Selanjutnya permasalahan mengenai budaya organisasi tidak hanya hal itu

    saja tetapi karyawan juga kurang inovatif dan jiwa kompetisi yang rendah.

    Hal ini berarti point Innovative & courageous dan Network creator & O2

    connector tidak dijalankan dengan baik oleh karyawan.

    Faktor lain yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah komunikasi.

    Hal ini di karenakan komunikasi berfungsi untuk menjelaskan kepada para

    pegawai mengenai apa yang harus mereka lakukan, seberapa baik mereka

    melakukannya, dan bagaimana mereka dapat meningkatkan kinerja mereka

    (Robbins, 2015:224). Adanya hal itu, komunikasi sangat berperan untuk

    menjalankan segala deskripsi pekerjaan yang ada di PT Pos Indonesia

    (Persero) KP Bogor. Sejauh pengamatan dari peneliti, fenomena mengenai

    komunikasi yaitu ditemukan adanya kesenjangan komunikasi yang

    dilakukan oleh manajer dengan pegawainya mengenai prosedur pelayanan

    yang diberikan dan hal ini menunjukkan adanya miss communication

    ataupun keterlambatan penyampaian suatu informasi yang terjadi antara

    atasan dengan pegawai yang berdampak pada kualitas layanan sehingga

    pelanggan (customer) komplain dan hasil review yang kurang baik terhadap

    PT Pos Indonesia (Persero) KP Bogor serta berpengaruh pada kinerja

    pegawai. Selain itu, setiap pekerjaan yang sudah selesai harus dilaporkan

    kepada beberapa pihak untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dalam

    hasil kerja mereka. Selain permasalahan di atas, pegawai juga kurang

  • 10

    dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan dan kebijakan oleh

    pimpinan.

    Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan pengiriman

    logistik dan jasa keuangan, komunikasi yang terjadi di PT Pos Indonesia

    (Persero) KP Bogor tidak hanya secara internal, tetapi secara eksternal yaitu

    dengan pelanggan, mitra kerja dan para agen pos. Selain itu, komunikasi

    diperlukan pula untuk menyampaikan nilai-nilai dan norma yang terdapat

    pada budaya perusahaan kepada seluruh pegawai.

    Berdasarkan fenomena permasalahan yang telah dipaparkan di atas,

    setiap organisasi atau perusahaan harus dapat mempertahankan dan

    menerapkan budaya organisasi dengan baik, dan demi terlaksananya budaya

    perusahaan tersebut harus diimbangi dengan komunikasi antar rekan kerja,

    atasan maupun bawahan dengan baik juga dan sudah seharusnya peran

    perusahaan disini memiliki kemampuan komunikasi yang baik, sebab

    segala aktivitasnya berhubungan langsung dengan pelanggan, mitra kerja

    dan para agen pos yang bervariasi. Oleh karena itu, peneliti memutuskan

    untuk mengambil judul penelitian yaitu “Pengaruh Budaya Organisasi

    dan Komunikasi Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai (Studi Kasus

    Pada PT Pos Indonesia Kantor Pusat Kota Bogor)”.

  • 11

    B. Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti dapat merumuskan

    masalah sebagai berikut:

    1. Apakah terdapat pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai

    PT Pos Indonesia (Persero) pada Kantor pusat Bogor?

    2. Apakah terdapat pengaruh komunikasi organisasi terhadap kinerja

    pegawai PT Pos Indonesia (Persero) pada Kantor pusat Bogor?

    3. Apakah terdapat pengaruh budaya organisasi dan komunikasi organisasi

    secara simultan terhadap kinerja pegawai PT Pos Indonesia (Persero)

    pada Kantor pusat Bogor?

    C. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan penilitian ini dilakukan adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui dan menganalisis budaya organisasi terhadap kinerja

    pegawai PT Pos Indonesia (Persero) pada Kantor pusat Bogor.

    2. Untuk mengetahui dan menganalisis komunikasi organisasi terhadap

    kinerja pegawai PT Pos Indonesia (Persero) pada Kantor pusat Bogor.

    3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh budaya organisasi dan

    komunikasi organisasi secara simultan terhadap kinerja pegawai PT Pos

    Indonesia (Persero) pada Kantor pusat Bogor.

  • 12

    D. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

    berikut:

    1. Bagi Penulis

    Penelitian ini diharapkan untuk berfikir secara akademis dan ilmiah

    mengenai budaya organisasi dan komunikasi terhadap kinerja pegawai

    di suatu perusahaan serta dapat mengkaitkan teori manajemen yang

    telah didapat selama perkuliahan dengan kejadian yang sesungguhnya

    di lapangan.

    2. Bagi Pembaca

    Penelitian ini diharapkan menjadi suatu informasi yang memiliki

    permasalahan yang sama untuk melakukan penelitian yang lebih baik

    serta dapat mengembangkan ilmu manajemen sumber daya manusia

    untuk kedepannya.

    3. Bagi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    Penelitian ini diharapakan menjadi bahan referensi yang mumpuni dan

    hasil penelitian ini dapat didokumentasikan oleh Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis khusunya jurusan manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    mengenai ilmu manajemen sumber daya manusia terkait dengan teori

    budaya organsiasi, komunikasi organisasi dan kinerja.

    4. Bagi Perusahaan

    Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi serta

    pertimbangan terhadap pihak PT Pos Indonesia (Persero) khususnya di

  • 13

    Kantor pusat Bogor mengenai upaya-upaya yang dapat membantu

    meningkatkan kinerja pegawai.

  • 14

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    Sumber daya manusia merupakan aset perusahaan yang sangat

    penting untuk menjalankan aktivitas perusahaan atau organisasi. Adanya hal

    itu, pimpinan perusahaan harus memiliki pengetahuan manajemen sumber

    daya manusia yang luas agar dapat mengatur, mengelola, mengorganisir dan

    mengawasi sumber daya manusia yang dimiliki sehingga tercapai efisiensi

    kerja. Berdasarkan alur pikir tersebut, berikut peneliti akan menjelaskan

    teori dan konsep manajemen sumber daya manusia, utamanya yang terkait

    dengan materi penelitian.

    1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

    Manajemen sumber daya manusia pada hakikatnya adalah

    kegiatan penting dan menyeluruh pada suatu perusahaan yang

    melibatkan hubungan antara perusahaan dengan pegawai didalamnya

    untuk menentukan kinerja organisasi. Adanya hal itu, sudah seharusnya

    pihak perusahaan telah memahami bagaimana memelihara hubungan

    dengan pegawai dan bagaimana cara mengelola pegawai dengan

    berbagai macam perilaku sesuai yang diinginkan bersama.

    Dalam hal itu, untuk mengetahui teori dan definisi manajemen

    sumber daya manusia secara jelas, maka penulis akan memaparkan

    beberapa penjelasan dari para ahli mengenai pengertian manajemen

    sumber daya manusia.

  • 15

    Menurut Gary Dessler (2015:31) manajemen sumber daya manusia

    merupakan”The process of acquiring, training, appraising, and

    compensating employees and of attending to their labor relations,

    health and safety and fairness concerns” yang ditafsirkan bahwa

    manajemen sumber daya manusia merupakan proses untuk

    memperoleh, melatih, menilai, dan mengompensasi karyawan, dan

    untuk mengurus relasi kerja mereka, serta hal-hal yang berhubungan

    dengan keadilan. Hasibuan (2014:10) manajemen sumber daya manusia

    adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar

    lebih efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan,

    karyawan dan masyarakat. Selain itu, menurut Faustino dalam Masram

    & Muah (2017:2) manajemen sumber daya manusia adalah rancangan

    sistem-sistem formal dalam sebuah organisasi untuk memastikan

    penggunaan bakat manusia secara efektif dan efisien guna mencapai

    tujuan-tujuan organisasional. Selain itu, manajemen sumber daya

    manusia dapat didefinisikan sebagai perencanaan, pengorganisasian,

    penggerakan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan,

    kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemutusan hubungan

    kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan

    secara terpadu. Umar dalam Masram & Muah (2017:3). Menurut Flippo

    dalam Hasibuan (2014:11) manajemen sumber daya manusia adalah

    perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, kompensasi,

    pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemberhentian karyawan, dengan

  • 16

    maksud mewujudkan tujuan perusahaan, individu, karyawan, dan

    masyarakat.

    Berdasarkan definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

    manajemen sumber daya manusia merupakan suatu proses untuk

    mengelola dan mendayagunakan aspek manusia agar mencapai tujuan-

    tujuan perusahaan atau organisasi yaitu efisiensi kinerja, sehingga aspek

    sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting bagi

    perusahaan untuk dikelola dengan baik.

    2. Manfaat Manajemen Sumber Daya Manusia

    Adapun manfaat manajemen sumber daya manusia bagi organisasi

    atau perusahaan menurut Nawawi dalam Wibowo (2017:8) adalah sebagai

    berikut:

    a. Organisasi atau perusahaan akan memiliki sistem informasi sumber

    daya manusia akurat.

    b. Organisasi atau perusahaan akan memiliki hasil analisis pekerjaan atau

    jabatan berupa deskripsi dan atau spesifikasi pekerjaan atau jabatan

    yang terkini.

    c. Organisasi atau perusahaan memiliki kemampuan dalam menyusun dan

    menetapkan perencanaan sumber daya manusia yang mendukung

    kegiatan bisnis.

    d. Organisasi atau perusahaan akan mampu meningkatkan efisiensi dan

    efektivitas rekrutmen dan seleksi tenaga kerja.

  • 17

    3. Peran Manajemen Sumber Daya Manusia

    Hal lain yang tidak dapat di pungkiri bahwa manajemen sumber

    daya manusia adalah faktor sentral dalam suatu organisasi oleh karena

    itu apapun bentuk dan tujuannya, kedudukan manusia dalam organisasi

    sangat memegang peran yang strategis. Manajemen sumber daya

    manusia memiliki peran yang berarti bagi organisasi sebagaimana

    terlihat pada tabel berikut ini menurut Wibowo (2017:9):

    Tabel.2.1

    Peran Manajemen Sumber Daya Manusia

    Keterangan Administrasi Operasi Strategi

    Fokus

    Waktu

    Proses

    administrasi dan

    penyimpanan

    data

    Jangka pendek

    (kurang dari 1

    tahun)

    Pendukung

    kegiatan

    Jangka

    menengah (1-

    2 tahun)

    Organisasi luas

    dan global

    Jangka panjang

    (2-5 tahun)

    Jenis

    Kegiatan

    Melakukan

    administrasi

    manfaat tenaga

    kerja baru,

    menafsirkan

    kebijakan dan

    Mengelola

    program

    kompensasi,

    merekrut, dan

    seleksi jabatan

    yang lowong,

    Menilai

    kecenderungan

    permasalahan

    tenaga kerja,

    melakukan

    rencana

  • 18

    prosedur sumber

    daya manusia,

    menyiapkan

    laporan

    pekerjaan yang

    sama

    menjalankan

    pelatihan,

    mengatasi

    keluhan

    tenaga kerja.

    pengembangan,

    membantu

    organisasi dalam

    restrukturisasi

    dan

    perampingan,

    memberi nasihat

    tentang merger

    dan akuisisi,

    merencanakan

    strategi

    kompensasi.

    Sumber: Wibowo (2017:9)

    Peran administrasi sumber daya manusia banyak ditekankan pada

    memproses dan menyimpan catatan, menyimpan arsip tenaga kerja dan

    bank data terkait. Jika seperti ini, maka staf sumber daya manusia hanya

    dilihat sebagai klerikal dan kontributor adminsitrasi tingkat rendah pada

    organisasi. Aktivitas operasional sifatnya taktis sedangkan peran

    strategis sumber daya manusia menekankan bahwa orang-orang di

    organisasi adalah sumber daya terpenting dan investasi organisasi. Agar

    sumber daya manusia dapat memainkan peran strategis, maka harus

    fokus pada masalah dan implikasi sumber daya manusia jangka panjang.

    (Wibowo, 2017:9).

  • 19

    4. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

    Manajemen sumber daya manusia memiliki berbagai macam fungsi

    untuk diketahui oleh pimpinan perusahaan atau organisasi. Fungsi

    manajemen sumber daya manusia bagi organisasi atau perusahaan

    menurut penjelasan dari George R.Terry dalam Samsuddin (2018:18)

    adalah sebagai berikut:

    a. Planning (perencanaan)

    Perencanaan (planning) adalah perencanaan merupakan susunan

    langkah-langkah secara sistematik dan teratur untuk mencapai

    tujuan organisasi atau memecahkan masalah tertentu. Perencanaan

    adalah suatu langkah awal dalam proses manajemen, karena dengan

    merencanakan aktivitas organisasi kedepan, maka segala sumber

    daya dalam organisasi difokuskan pada pencapaian tujuan

    organisasi.

    b. Organizing (pengorganisasian)

    Pengorganisasian merupakan keseluruhan proses memilih orang-

    orang serta mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk

    menunjang tugas orang-orang itu dalam organisasi, serta mengatur

    mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin pencapaian tujuan

    program dan tujuan organisasi. Menurut George Terry tugas

    pengorganisasian adalah mengharmonisasikan kelompok orang

    yang berbeda, mempertemukan macam-macam kepentingan dan

    memanfaatkan seluruh kemampuan kesuatu arah tertentu.

  • 20

    c. Actuating (penggerakan)

    Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila

    tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja organisasi yang bertanggung

    jawab. Untuk itu maka semua sumber daya manusia (SDM) yang

    ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja

    organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja

    yang telah disusun. Setiap pelaku organisasi harus bekerja sesuai

    dengan tugas, fungsi, dan peran, keahlian dan kompetensi masing-

    masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja

    organisasi yang telah ditetapkan. Actuating adalah menggerakan

    semua anggota kelompok untuk bekerja agar mencapai tujuan

    organisasi.

    d. Controlling (pengendalian)

    Controlling merupakan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan

    program dan aktivitas organisasi, sehingga bila perlu dapat

    mengadakan koreksi. Controlling adalah proses memastikan

    pelaksanaan agar sesuai dengan rencana. Agar pekerjaan berjalan

    sesuai dengan tujuan organisasi dan program kerja maka dibutuhkan

    pengontrolan, baik dalam bentuk pengawasan, inspeksi hingga

    audit. Sehingga dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang

    terjadi, baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun

    pengorganisasian. Dengan adanya hal tersebut dapat segera

    dilakukan antisipasi, koreksi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai

  • 21

    dengan situasi, kondisi dan perkembangan lingkungan sekitar

    organisasi.

    5. Perilaku Organisasi

    Salah satu tugas utama manajer sumber daya manusia adalah untuk

    mengelola manusia dengan seefektif mungkin dan dapat memperoleh

    hubungan yang baik antara organisasi dan manusia. Hal ini dikarenakan

    organisasi merupakan suatu unit sosial yang dikoordinasikan secara

    sengaja, yang terdiri dari dua orang atau lebih guna mencapai tujuan

    yang telah ditetapkan. (Alifiulahtin Utaminingsih, 2014:1). Adanya hal

    itu, organisasi harus ada yang menggerakkan yaitu sumber daya

    manusia. Sumber daya manusia inilah yang akan menjalankan dan

    menetapkan tujuan organisasi dengan berbagai macam karakteristik dan

    perilaku manusianya, untuk itu peneliti akan memaparkan berbagai

    pengertian perilaku organisasi dari beberapa para ahli.

    Menurut Robbins (2015:5) perilaku organisasi (organizational

    behavior) merupakan sebuah bidang studi yang menginvestasi pengaruh

    individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku di dalam organisasi,

    untuk tujuan penerapan pengetahuan demi peningkatan efektivitas

    organisasi. Sedangkan menurut Gordon dalam Supartha,dkk (2017:1)

    memberi gambaran bahwa perilaku organisasi ini menyediakan

    serangkaian alat yaitu konsep-konsep dan teori-teori yang dapat

    membantu orang memahami, menganalisis, dan menjelaskan perilaku

    dalam organisasi. Menurut Sudaryono (2014:123) perilaku organisasi

  • 22

    (organizational behavior) merupakan bidang studi yang mengkaji dan

    mempelajari pengaruh yang dimiliki oleh individu, kelompok, dan

    struktur terhadap perilaku dalam organisasi, yang bertujuan menerapkan

    bidang ini agar organisasi menjadi lebih efektif.

    Dalam konteks inilah, aspek manusia merupakan aspek yang unik

    dan kompleks. Untuk itu dibutuhkan berbagai pengetahuan tentang

    perilaku manusia dalam organisasi, salah satu bidang kajiannya adalah

    ilmu perilaku organisasi yang membahas tentang hubungan antara

    individu dengan individu lain, individu dengan kelompok, dan

    kelompok dengan kelompok dalam suatu organisasi.

    6. Manfaat Perilaku Organisasi dengan Kinerja

    Konsep dan teori dalam bidang apapun, membantu kita memahami

    dan memprediksi berbagai kejadian dan peristiwa dalam kehidupan.

    Konsep-konsep perilaku organisasi (PO) dapat membantu dan

    bermanfaat yang dijelaskan menurut Taufiq Amir (2017:8) sebagai

    berikut:

    a. Membantu kita memahami kejadian dan fenomena di organisasi.

    Misalnya konsep motivasi.

    b. Dapat memprediksi perilaku seseorang (misalnya pemberian

    tantangan dalam pekerjaan, akan mendorong orang untuk lebih

    termotivasi).

  • 23

    c. Sekaligus juga, dengan memahami kita bisa mempertanyakan

    keyakinan pribadi, mengadopsi model yang lebih akurat atas

    perilaku kita dan orang lain dalam bekerja.

    B. Budaya Organisasi

    1. Pengertian Budaya Organisasi

    Budaya organisasi adalah suatu sistem berbagi arti yang dilakukan

    oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi

    lainnya. (Robbins, 2015:355). Pendapat Sedarmayanti dalam

    Samsuddin (2018:56) bahwa budaya organisasi adalah sebuah

    keyakinan, sikap dan nilai yang umumnya dimiliki, yang timbul dalam

    organisasi. Menurut Edgar Schein dalam Hairy dkk. (2014:400) bahwa

    budaya organisasi adalah suatu pola dari asumsi dasar yang diciptakan,

    ditemukan, atau dikembangkan oleh kelompok tertentu saat belajar

    menghadapi masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal yang telah

    berjalan cukup baik untuk dianggap valid. Sedangkan menurut Miller

    dalam Fauziah dkk. (2018:58) organizational culture is a group of

    values practiced by company management in managing and organizing

    their companies in order to achieve their goals dengan arti bahwa

    budaya organisasi adalah sekelompok nilai yang dipraktikkan oleh

    manajemen perusahaan dalam mengelola dan mengatur perusahaan

    mereka untuk mencapai tujuan mereka.

  • 24

    Sesuai dengan definisi dari para ahli tersebut dapat disimpulkan

    bahwa budaya organisasi merupakan suatu nilai, norma, sikap, dan

    peraturan yang menjadi pembeda dari organisasi yang lain untuk

    membatasi kegiatan kerja dalam mencapai tujuan organisasi.

    2. Tipe Budaya Organisasi

    Terdapat banyak tipe budaya organisasi yang didefinisikan oleh para

    ahli. Namun, menurut Robert Kreitner da Angelo Kinicki dalam Miftah

    Thoha (2015:169) yang membagi tipe budaya organisasi berdasarkan

    tiga tipe yaitu:

    a. Budaya konstruktif

    Budaya dimana para karyawan didorong untuk berinterkasi dengan

    orang lain dan mengerjakan tugas dan proyeknya dengan cara yang

    akan membantu mereka dalam memuaskan kebutuhannya dan untuk

    tumbuh berkembang. Tipe budaya ini mendukung keyakinan

    normatif (suatu keyakinan dan pemikiran tentang tingkah laku yang

    diharapkan dan cara bertingkah laku) yang berhubungan dengan

    pencapaian tujuan aktualisasi diri, penghargaan yang manusiawi dan

    persatuan.

    b. Budaya pasif-defensif

    Budaya pasif-defensif adalah budaya yang memungkinkan

    karyawan berinteraksi dengan karyawan lain dengan cara yang tidak

    mengancam keamanan kerjanya sendiri. Tipe ini mendorong

  • 25

    keyakinan normatif yang berhubungan dengan persetujuan,

    konvensional, ketergantungan, dan penghindaran.

    c. Budaya agresif-defensif

    Budaya agresif-defensif adalah budaya yang mendorong

    karyawannya untuk mengerjakan tugasnya dengan keras untuk

    melindungi keamanan dan status mereka. Tipe budaya ini lebih

    bercirikan keyakinan normatif yang mencerminkan oposisi,

    kekuasaan, kompetisi dan perfeksionis.

    3. Pembentukan Budaya Organisasi

    Sebuah budaya organisasi tidak keluar begitu saja, melainkan

    terdapat beberapa peran yang menjadi pelopor terbentuknya suatu

    budaya organisasi serta ketika telah terbentuk jarang sekali akan

    memudar. Apakah yang memengaruhi penciptaan suatu budaya dan

    apakah yang memperkuat dan mempertahankannya ketika digantikan.

    Berikut adalah proses pembentukan budaya organisasi dalam Robbins

    (2015:364):

    Gambar 2.1

    Pembentukan Budaya Organisasi

  • 26

    a. Filosofi pendiri

    Bebas dari kebiasaan atau ideologi yang lama, para pendiri memiliki

    sebuah visi mengenai bagaimana organisasi yang seharusnya, serta

    ukuran perusahaan yang kecil membuatnya mudah untuk

    memaksakan visi tersebut terhadap seluruh anggota. Penciptaan

    budaya terjadi dalam tiga cara. Pertama, para pendiri merekrut dan

    mempertahankan hanya para pekerja yang berpendapat dan

    merasakan hal yang sama dengan yang mereka lakukan. Kedua,

    mereka menanamkan dan menyosialisasikan cara mereka dalam

    berpikir dan merasakan terhadap para pekerja. Terakhir, perilaku

    dari para pendiri sendiri mendorong para pekerja untuk

    mengidentifikasi dengan mereka dan menginternalisasikan

    keyakinan, nilai, dan asumsi mereka. Ketika organisasi telah

    berhasil, maka kepribadian dari para pendiri menjadi tertanam dalam

    budaya.

    b. Kriteria pendiri/pemilihan

    Ketika suatu budaya telah berada pada posisinya, maka praktik di

    dalam organisasi mempertahankannya dengan memberikan kepada

    para pekerja suatu rangkaian pengalaman yang sama. Tujuan

    eksplisit dari proses pemilihan adalah untuk mengidentifikasi dan

    merekrut para individu dengan pengetahuan, keahlian, dan

    kemampuan untuk bekerja dengan berhasil. Keputusan final, karena

    secara signifikan dipengaruhi oleh pertimbangan dari para

  • 27

    pengambil keputusan mengenai seberapa baik para kandidat akan

    disesuaikan ke dalam organisasi, mengidentifikasi orang-orang yang

    memiliki nilai yang pada dasarnya konsisten dengan sedikitnya porsi

    organisasi yang baik.

    c. Manajemen puncak

    Tindakan dari manajemen puncak juga memiliki dampak utama

    terhadap budaya organisasi. Melalui kata-kata dan perilaku, para

    senior eksekutif menetapkan norma-norma yang menyaring melalui

    organisasi. Sebagai contoh, apakah pengambilan risiko yang lebih

    diinginkan, seberapa banyak kebebasan yang diberikan para manajer

    bagi para pekerja, apakah pakaian yang sesuai, serta tindakan apakah

    yang memperoleh kenaikan gaji, promosi, dan imbalan lainnya.

    d. Sosialisasi

    Sosilaisasi adalah suatu proses yang menyesuaikan diri para pekerja

    terhadap budaya organisasi. Tidak peduli seberapa baiknya suatu

    pekerjaan yang dilakukan oleh organisasi dalam merekrut dan

    menyeleksi, para pekerja baru memerlukan bantuan dalam

    menyesuaikan diri dengan budaya yang berlaku. Bantuan tersebut

    adalah sosialisasi.

    Dapat disimpulkan bahwa budaya awal berasal dari filosofi

    pendiri dan sangat kuat dalam memengaruhi kriteria perekrutan

    seiring dengan tumbuhnya perusahaan. Tindakan dari para manajer

    puncak menetapkan iklim yang umum, meliputi apakah perilaku

  • 28

    yang dapat diterima dan apa yang tidak. Cara para pekerja dalam

    bersosialisasi akan bergantung pada tingkat keberhasilan yang

    dicapai dalam menyetarakan antara nilai dari para pekerja yang baru

    dengan yang ada pada organisasi dalam proses seleksi dan pilihan

    puncak atas metode sosialisasi.

    4. Fungsi Budaya Organisasi

    Berikut adalah fungsi budaya organisasi menurut Robbins

    (2015:359):

    a. Budaya menciptakan Iklim

    Iklim organisasional (organizational climate) adalah persepsi yang

    tersebar yang dimiliki para anggota organisasi mengenai organisasi

    dan lingkungan kerja mereka.

    Aspek budaya ini seperti semangat tim pada level organisasional.

    Ketika setiap orang memiliki perasaan umum yang sama mengenai

    apa yang terpenting atau seberapa baik bekerjanya suatu hal, maka

    efek dari tingkah laku ini akan menjadi semakin besar daripada

    jumlah dari bagian individu. Puluhan dimensi iklim telah dipelajari,

    meliputi inovasi, kreativitas, komunikasi, kehangatan, dan

    dukungan, keterlibatan, keselamatan, keadilan, keanekaragaman,

    serta layanan konsumen. Iklim juga mempengaruhi tingkah laku

    orang dalam beradaptasi. Jika iklim bagi keselamatan adalah positif,

    maka setiap orang akan mengenakan peralatan keselamatan dan

    mengikuti prosedur keselamatan.

  • 29

    b. Budaya yang Etis

    Iklim kerja yang beretika (etchical work climate) merupakan konsep

    yang tersebar mengenai perilaku yang benar dan salah di tempat

    kerja yang mencerminkan nilai dari organisasi yang sebenarnya dan

    membentuk pengambilan keputusan yang etis bagi para anggotanya.

    Para peneliti telah mengembangkan teori iklim yang beretika. Untuk

    mengukur dimensi dari budaya yang beretika terdapat lima kategori

    yaitu instrumental, kepedulian, independensi, hukum dan kode, serta

    aturan. Masing-masing menjelaskan pola pikir yang umum,

    ekspektasi, serta nilai dari para manajer dan para pekerja dalam

    hubungannya dengan organisasi mereka. Sebagai contoh dalam

    sebuah iklim instrumental yang beretika, maka para manajer akan

    membingkai pengambilan keputusan mereka disekitar asumsi

    bahwa para pekerja dan perusahaan termotivasi oleh kepentingan

    diri sendiri (egoistik). Dalam sebuah iklim kepedulian, sebaliknya,

    para manajer akan beroperasional di bawah ekspektasi bahwa

    keputusan mereka akan memengaruhi secara positif terhadap

    sejumlah besar kemungkinan bagi para pemangku kepentingan

    (pekerja, konsumen, pemasok). Iklim etis independensi bergantung

    pada gagasan modal pribadi masing-masing individu untuk

    menentukan perilaku di tempat kerjanya. Iklim hukum dan kode

    mensyaratkan bagi para manajer dan pekerja untuk menggunakan

    moral yang terstandarisasi secara eksternal yang melingkupi seperti

  • 30

    misalnya kode etik profesional bagi norma, sedangkan iklim aturan

    cenderung untuk mengopersionalkan dengan ekspektasi yang

    terstandarisasi secara internal.

    c. Budaya dan Inovasi

    Sebagian besar perusahaan yang inovatif, sering kali ditandai

    dengan keterbukaan mereka tidak konvensional, kolaboratif,

    berbasis visi, budaya. Perusahaan perintis seringkali memiliki

    budaya yang inovatif karena mereka biasanya kecil, gesit, dan

    menitikberatkan pada pemecahan permasalahan agar dapat bertahan

    hidup dan berkembang.

    d. Budaya sebagai suatu Asset

    Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa budaya organisasi

    dapat menyediakan lingkungan positif yang beretika dan membantu

    perkembangan inovasi. Budaya dapat juga secara signifikan

    memberikan kontribusi pada dasar dari organisasi.

    e. Budaya sebagai sebuah kewajiban

    Budaya dapat mendorong komitmen organisasional dan

    meningkatkan konsistensi perilaku pekerja, serta memberikan

    manfaat bagi organisasi. Budaya juga berharga bagi para pekerja,

    karena menguraikan bagaimana hal-hal dilakukan dan mana yang

    penting. Untuk itu, budaya adalah hal yang wajib bagi suatu

    lingkungan organisasi.

  • 31

    5. Manfaat Budaya Organisasi

    Manfaat budaya organisasi bagi perusahaan atau organisasi yang

    mengimplementasikannya menurut Ismail Nawawi dalam Sudaryono

    (2014:46) adalah sebagai berikut:

    a. Budaya organisasi membantu mengarahkan sumber daya manusia

    pada pencapaian visi, misi, dan tujuan organisasi.

    b. Meningkatkan kekompakan tim antar berbagai departemen, divisi

    atau unit dalam organisasi sehingga mampu menjadi perekat yang

    mengikat orang dalam organisasi bersama-sama.

    c. Budaya organisasi membentuk perilaku staff dengan mendorong

    percampuran core values dan perilaku yang diinginkan, sehingga

    memungkinkan organisasi bekerja dengan lebih efisien dan efektif

    meningkatkan organisasi bekerja dengan lebih efisien dan efektif

    meningkatkan konsisten, menyelesaikan konflik dan memfasilitasi

    koordinasi dan control.

    d. Budaya organisasi akan meningkatkan motivasi staff dengan

    memberi mereka perasaan memiliki, loyalitas, kepercayaan, dan

    nilai-nilai, dan mendorong mereka berpikir positif tentang mereka

    dan organisasi. Dengan demikian, orgnisasi dapat memaksimalkan

    potensi staffnya dan memenangkan kompetisi.

    6. Peran Budaya Organisasi

    Budaya organisasi atau perusahaan memiliki peran yang sangat

    penting bagi organisasi, anggota organisasi, dan mereka yang

  • 32

    berhubungan dengan organisasi. Menurut Wirawan dalam Kaswan

    (2018:166) peran budaya organisasi adalah sebagai berikut:

    a. Identitas organisasi. Budaya organisasi berisi satu set karakteristik

    yang melukiskan organisasi dan membedakannya dengan organisasi

    yang lain. Budaya organisasi menunjukkan identitas organisasi

    kepada orang di luar organisasi.

    b. Menyatukan organisasi. Budaya organisasi merupakan lem normatif

    yang merekatkan unsur-unsur organisasi menjadi satu. Norma, nilai-

    nilai, dan kode etik budaya organisasi menyatukan dan

    mengkoordinasi anggota organisasi. Ketika akan masuk menjadi

    anggota organisasi, para calon anggota organisasi mempunyai latar

    belakang budaya dan karakteristik yang berbeda. Agar dapat

    diterima sebagai anggota organisasi, mereka wajib menerima dan

    menerapkan budaya organisasi.

    c. Reduksi konflik. Budaya organisasi sering dilukiskan sebagai semen

    atau lem yang menyatukan organisasi. Isi budaya mengembangkan

    kohesi sosial anggota organisasi yang mempunyai latar belakang

    berbeda. Pola pikir, asumsi, dan filsafat organisasi yang sama

    memperkecil perbedaan dan terjadinya konflik diantara anggota

    organisasi.

    d. Komitmen kepada organisasi dan kelompok. Budaya organisasi

    tidak hanya menyatukan, tetapi juga memfasilitasi komitmen

    anggota organisasi pada organisasi dan kelompok kerjanya. Budaya

  • 33

    organisasi yang kondusif mengembangkan rasa memiliki dan

    komitmen tinggi terhadap organisasi dan kelompok kerjanya.

    e. Reduksi ketidakpastian. Budaya organisasi mengurangi

    ketidakpastian dan meningkatkan kepastian. Budaya organisasi

    menentukan arah, tujuan yang akan dicapai, dan cara mencapainya.

    Budaya organisasi juga mengembangkan pembelajaran bagi anggota

    baru.

    f. Menciptakan konsistensi. Budaya organisasi menciptakan

    konsistensi berpikir, berperilaku, dan merespons lingkungan

    organisasi. Budaya organisasi memberikan peraturan, panduan,

    prosedur, serta pola beroperasi dan melayani konsumen, atau

    pelanggan organisasi.

    g. Motivasi. Budaya organisasi merupakan kekuatan tidak terlihat di

    belakang faktor-faktor organisasi yang terlihat dan dapat

    diobservasi. Budaya merupakan energi sosial yang membuat

    anggota organisasi untuk bertindak. Budaya organisasi memotivasi

    anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

    h. Kinerja organisasi. Budaya organisasi yang kondusif menciptakan,

    meningkatkan, dan mempertahankan kinerja tinggi. Budaya

    organisasi yang kondusif menciptakan kepuasan kerja, etos kerja,

    dan motivasi kerja karyawan. Semua faktor tersebut merupakan

    indikator kinerja tinggi dari karyawan yang akan menghasilkan

    kinerja organisasi yang juga tinggi.

  • 34

    i. Keselamatan kerja. Budaya organisasi mempunyai pengaruh

    terhadap keselamatan kerja. Berdasarkan penelitian Richard

    L.Gardner, faktor-faktor penyebab kecelakaan industri adalah

    budaya organisasi perusahaan.

    j. Sumber keunggulan kompetitif. Budaya organisasi merupakan salah

    satu sumber keunggulan kompetitif. Budaya organisasi yang kuat

    mendorong motivasi kerja, konsistensi, efektivitas dan efisiensi,

    serta menurunkan ketidakpastian yang memungkinkan kesuksesan

    organisasi dalam pasar dan persaingan. Organisasi yang mapan

    mempunyai semboyan high ethcis profit dan no pain and no gain.

    7. Peran Pemimpin dalam Pembentukan Budaya Organisasi

    Setelah sebuah organisasi berhasil memiliki sumber daya manusia

    yang potensil untuk hidup dan tetap bertahan hidup, maka seorang

    pemimpin menularkan semangat kewirausahaan, kepercayaan diri dan

    nilai-nilai yang dianutnya kepada para bawahannya. Hal ini dapat

    dilakukan dengan tiga cara yaitu:

    a. Ia hanya merekrut orang-orang yang memiliki nilai-nilai, memiliki

    visi, dan pola tingkah laku yang sama dengannya.

    b. Ia mengkomunikasikan, mensosialisasikan, serta melakukan

    indoktrinasi kepada para bawahannya tentang nilai-nilai dan cara

    berpikir dan bertingkah laku yang ia inginkan.

    c. Ia memberikan contoh kepada para bawahannya bagaimana

    seharusnya berpikir dan bertingkah laku, sehingga para bawahannya

  • 35

    akan menjadikannya tokoh panutan dan menginternalisasi nilai-nilai

    yang dianut pemimpinnya. Disini terlihat jelas peran seorang

    pemimpin dalam menciptakan budaya kerja dalam organisasinya.

    Karenanya, konsistensi antara apa yang dikatakan dan diharapkan

    dengan apa yang dilakukan menjadi faktor krusial.

    (lingkarlsm.com/peran-pemimpin-dalam-membangun-budaya-

    organisasi, diakses pada 30 Agustus 2019)

    8. Faktor Pendukung Budaya Organisasi

    Menurut Tika dalam Faidah (2016:20) faktor pendukung

    pembentukan budaya organisasi adalah sebagai berikut:

    a. Asumsi dasar

    Asumsi dasar berfungsi sebagai pedoman bagi anggota maupun

    kelompok dalam organisasi untuk berperilaku.

    b. Keyakinan untuk dianut

    Dalam budaya organisasi terdapat keyakinan yang dianut dan

    dilaksanakan oleh para anggota organisasi. Keyakinan ini

    mengandung nilai-nilai yang dapat berbentuk slogan atau moto,

    asumsi dasar, tujuan umum organisasi/perusahaan, filosofi usaha,

    atau prinsip-prinsip yang menjelaskan usaha.

    c. Pemimpin atau kelompok pencipta pengembangan budaya

    organisasi

  • 36

    Budaya organisasi perlu diciptakan dan dikembangkan oleh

    pemimpin organisasi atau kelompok tertentu dalam organisasi

    tersebut.

    d. Pedoman mengatasi masalah

    Dalam organisasi terdapat dua masalah pokok yang sering muncul,

    yakni masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal. Kedua

    masalah tersebut dapat diatasi dengan asumsi dasar keyakinan yang

    dianut bersama anggota organisasi.

    e. Berbagi nilai (sharing value)

    Dalam budaya organisasi perlu berbagai nilai terhadap apa yang

    paling penting diinginkan atau apa yang lebih baik atau berharga

    bagi seseorang.

    f. Pewarisan (learning process)

    Asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota organisasi

    perlu diwariskan kepada anggota-anggota baru dalam organisasi

    sebagai pedoman untuk bertindak dan berperilaku dalam

    organisasi/perusahaan tersebut.

    g. Penyesuaian atau adaptasi

    Perlu adanya penyesuaian terhadap pelaksanaan peraturan atau

    norma yang berlaku dalam organisasi tersebut, serta penyesuaian

    antara organisasi dengan perubahan lingkungan.

  • 37

    9. Faktor Penghambat Budaya Organisasi

    Faktor yang dapat menghambat terjadinya budaya organisasi

    menurut Robbins (2015:364) adalah sebagai berikut:

    a. Perubahan

    Budaya merupakan sebuah kewajiban ketika nilai yang diberikan

    tidak sesuai dengan mereka yang memajukan efektivitas organisasi.

    Hal ini sangat mungkin ketika lingkungan organisasi menjalani

    perubahan yang cepat, serta budayanya yang telah mengakar tidak

    lagi tepat. Konsistensi perilaku, suatu aset dalam lingkungan yang

    stabil, kemudian akan membebani organisasi dan menyulitkan untuk

    memberikan tanggapan terhadap perubahan.

    b. Keanekaragaman

    Merekrut para pekerja yang baru yang berbeda dari sebuah

    paradoks. Manajemen ingin mendemonstrasikan dukungan bagi

    perubahan dari para pekerja ini yang akan dibawa ke tempat kerja,

    tetapi para pendatang baru yang berharap untuk menyesuaikan harus

    menerima inti nilai budaya dari organisasi.

    c. Akuisisi dan merger

    Secara historis, ketika manjemen melihat pada keputusan akuisisi

    atau merger, faktor utamanya adalah keunggulan finansial dan

    sinergi produk. Pada tahun belakangan ini, kompabilitas budaya

    telah menjadi perhatian utama. Semua hal adalah sama, apakah

  • 38

    akuisisi benar-benar bekerja berhubungan dengan seberapa baik

    penyesuaian dari dua budaya organisasi tersebut.

    10. Dimensi dan Indikator Budaya Organisasi

    Dalam mengukur variabel budaya organisasi, dimana suatu

    perusahaan pasti memiliki suatu budaya perusahaan untuk menjalankan

    kegiatan pekerjaan. Untuk itu, budaya tidak hanya tentang visi misi

    perusahaan saja melainkan terdapat beberapa dimensi untuk

    mengukurnya. Maka untuk itu peneliti menggunakan dimensi menurut

    Robbins (2015:355) sebagai berikut:

    a. Inovasi dan pengambilan risiko

    Tingkat para pekerja didorong untuk menjadi inovatif dan

    mengambil risiko. Indikatornya meliputi:

    Kreativitas

    Pengambilan risiko

    b. Memperhatikan detail

    Tingkat para pekerja diharapkan untuk menunjukkan presisi,

    analisis, dan memperhatikan detail. Indikatornya meliputi:

    Akurat

    Teliti

    c. Orientasi pada hasil

    Tingkat manajemen menitikberatkan pada perolehan atau hasil dan

    bukan pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapainya.

    Indikatornya adalah:

  • 39

    Tujuan perusahaan

    d. Orientasi pada orang

    Tingkat pengambilan keputusan oleh manajemen dengan

    mempertimbangkan efek dari hasil terhadap orang-orang di dalam

    organisasi. Indikatornya meliputi:

    Pengaruh

    Hasil kerja

    e. Orientasi pada tim

    Tingkat aktivitas kerja diorganisir dalam tim daripada individu.

    Indikatornya meliputi:

    Kerjasama

    f. Keagresifan

    Tingkat orang-orang akan menjadi agresif dan kompetitif dan

    bukannya santai. Indikatornya meliputi:

    Persaingan

    g. Stabilitas

    Tingkat aktivitas organisasional menekankan pada mempertahankan

    status quo yang kontras dengan pertumbuhan. Indikatornya

    meliputi:

    Keseimbangan

  • 40

    C. Komunikasi

    1. Pengertian Komunikasi

    Istilah komunikasi berasal dari bahasa Inggris yaitu communication

    yang berasal dari kata Latin, communicatio, dan bersumber dari kata

    communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama

    makna. (Effendy dalam Ruliana, 2014:2). Sama makna berarti membuat

    kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau

    lebih. Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan

    antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan baik secara

    verbal dan nonverbal.

    Menurut (Robbins, 2015:223) komunikasi adalah pemindahan dan

    pemahaman arti. Komunikasi berperan untuk mengendalikan perilaku

    anggota dalam berbagai cara. Namun, menurut Mcshane & Glinow

    dalam Supartha dkk. (2017:79) komunikasi adalah penyampaian atau

    pertukaran informasi dari pengirim kepada penerima baik lisan, tertulis

    maupun menggunakan alat komunikasi. Definisi secara umum

    komunikasi adalah proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan

    pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau diantara

    dua atau lebih dengan tujuan tertentu. (Sinambela, 2018:51).

    Sebelum terjadinya komunikasi, komunikasi memerlukan tujuan

    yaitu suatu pesan yang akan disampaikan melalui proses komunikasi

    (communication process).

  • 41

    Menurut Romli dalam Hairy.dkk (2014:2487) komunikasi organisasi

    adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam

    kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi.

    Proses komunikasi (communication process) adalah tahapan-

    tahapan di antara sumber dengan penerima yang menghasilkan

    pemindahan dan pemahaman makna (Robbins, 2015:224). Berikut

    adalah tahapan dalam proses komunikasi (communication process)

    menurut Kotler dalam Hamali (2018:227):

    Gambar 2.2

    Model Komunikasi menurut Kotler

    a. Pengirim (sender)

    Pengirim adalah orang yang berinisiatif dan menyiapkan pesan untuk

    disampaikan. Komunikator dapat berupa individu yang sedang

    berbicara, menulis, organisasi dan sebagainya. Variabel yang terlibat

    berkenaan dengan keterampilan komunikasi, perhatian dan pengalaman,

    sikap mental, serta persepsi. Seorang komunikator dituntut memiliki

    kredibilitas yang tinggi bagi komunikasinya, memiliki keterampilan

  • 42

    berkomunikasi, mempunyai pengetahuan yang luas dan memiliki daya

    Tarik dalam arti memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan

    sikap/pikiran pada diri komunikan.

    b. Penyandian (Encoding)

    Encoding adalah proses penerjemahan informasi ke dalam simbol-

    simbol tertentu yang akan disampaikan kepada penerima informasi.

    Encoding dilakukan secara relatif otomatis dalam komunikasi lisan

    sehari-hari. Encoding menerjemahkan informasi kedalam simbol-

    simbol yang akan dipahami bersama oleh pengirim dengan penerima.

    Jika pengirim dan penerima mempunyai pemahaman yang berbeda

    terhadap simbol tertentu, komunikasi tidak akan efektif.

    c. Pesan (message)

    Pesan merupakan bentuk fisik hasil proses encoding. Kata merupakan

    pesan dalam komunikasi lisan, sedangkan tulisan merupakan pesan

    dalam komunikasi tertulis. Pesan sering kali juga disampaikan dengan

    gerakan tubuh, raut wajah, ide, pikiran, atau perasaan. Pikiran bisa

    berupa gagasan, ide, opini, dan perasaan bisa berupa keyakinan,

    perhatian, reaksi, kemarahan, keragu-raguan dan sifat-sifat emosional

    lainnya.

    d. Media komunikasi

    Media komunikasi merupakan metode penyampaian informasi dari satu

    pihak ke pihak lain. Jika komunikasi lisan maka udara atau penyampai

  • 43

    pesan merupakan media komunikasi, dan jika komunikasi tertulis, maka

    kertas dan pensil merupakan media komunikasi kata.

    e. Decoding

    Decoding merupakan proses dimana penerima menerjemahkan atau

    mengartikan pesan yang diterima. Penerima akan memahami dan

    kemudian mengartikan pesan tersebut. Proses decoding dipengaruhi

    oleh banyak hal seperti latar belakang penerima, pengharapan penerima,

    dan kesamaan arti dengan pengirim dalam menerjemahkan simbol-

    simbol yang diterima. Jika proses decoding semakin mendekati apa

    yang dimaksud pengirim, maka komunikasi semakin efektif.

    f. Penerima (receiver)

    Penerima merupakan pihak yang menerima dan diharapkan mengerti

    pesan yang disampaikan oleh pengirim. Penerima dapat terdiri atas

    beberapa orang.

    g. Umpan balik (feedback)

    Umpan balik adalah reaksi pihak penerima terhadap komunikasi yang

    dikirimkan oleh pengirim. Umpan balik dengan demikian merupakan

    kebalikan dari proses komunikasi dan dapat dipandang sebagai proses

    komunikasi yang baru yaitu penerima berubah menjadi pengirim dan

    pengirim berubah menjadi penerima. Umpan balik merupakan

    pelengkap dalam proses komunikasi.

  • 44

    h. Gangguan (noise)

    Banyak faktor yang mengganggu penyampaian atau penerimaan pesan

    dari pengirim kepada penerima. Hal ini dapat terjadi pada setiap elemen

    komunikasi.

    2. Fungsi Komunikasi

    Komunikasi melakukan empat fungsi utama di dalam kelompok atau

    organisasi. Menurut Robbins (2015:223) fungsi komunikasi dijelaskan

    sebagai berikut:

    a. Pengendalian

    Komunikasi berperan untuk mengendalikan perilaku anggota dalam

    berbagai cara. Organisasi memiliki otoritas hierarki dan panduan

    formal bagi para pekerja yang dipersyaratkan untuk diikuti. Ketika

    para pegawai mengkomunikasikan pekerja yang terkait dengan

    penyampaian keluhan, mengikuti deskripsi pekerjaan mereka, atau

    mematuhi kebijakan perusahaan. Komunikasi melaksanakan fungsi

    pengendalian.

    b. Motivasi

    Komunikasi membantu meningkatkan motivasi dengan menjelaskan

    kepada para pegawai mengenai apa yang harus mereka lakukan,

    seberapa baik mereka melakukannya, dan bagaimana mereka dapat

    meningkatkan kinerja mereka.

  • 45

    c. Pernyataan emosional

    Kelompok kerja merupakan sumber utama dari interaksi sosial bagi

    banyak pegawai. Komunikasi di dalam kelompok adalah mekanisme

    dasar para anggota yang memperlihatkan kepuasan dan frustasi.

    Oleh karena itu, komunikasi menyediakan pernyataan emosional

    dari perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.

    d. Informasi

    Fungsi terakhir dari komunikasi adalah untuk memfasilitasi

    pengambilan keputusan. Komunikasi memberikan informasi yang

    diperlukan oleh para individu dan kelompok untuk mengambil

    keputusan dengan mengirimkan data yang diperlukan untuk

    mengidentifikasi dan mengevaluasi pilihan.

    3. Faktor Pendukung Komunikasi

    Namun ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar

    komunikasi dapat berhasil dengan baik yaitu menurut Wursanto dalam

    Sri Utaminingsih (2018:4) yang lebih dikenal “The seven c’s

    communication meliputi:

    a. Credibility (kepercayaan) antara komunikator dan komunikan

    b. Context (perhubungan, pertalian) situasi atau kondisi lingkungan

    pada saat berlangsungnya komunikasi.

    c. Content (kepuasan) komunikasi yang dapat menimbulkan kepuasan

    karena adanya reaksi antara kedua belah pihak.

  • 46

    d. Clarity (kejelasan) yang meliputi isi berita/pesan, tujuan maupun

    lambang-lambang yang digunakan.

    e. Continuity and Consistency (kesinambungan dan konsistensi)

    komunikasi yang dilakukan secara terus menerus.

    f. Capability of Audience (kemampuan pihak penerima berita) ada

    kesesuaian kemampuan dan pengetahuan komunikan.

    g. Channels of distribution (saluran pengirim berita) hendaknya

    menggunakan saluran yang umum dan sudah dikenal.

    4. Faktor Penghambat Komunikasi

    Kompleksnya proses komunikasi, maka permasalahan dapat muncul

    pada tingkat individu, kelompok dan organisasi. Berikut adalah faktor

    penghambat komunikasi menurut Supartha dkk. (2017:86):

    a. Menilai sumber

    Memberikan penafsiran atau pemberian arti terhadap suatu pesan

    dipengaruhi oleh orang yang mengirim (komunikator) pesan

    tersebut. Dahulu komunikator berpengaruh terhadap pandangan dan

    reaksi penerima terhadap gagasan, pendapat, saran maupun

    tindakannya. Seseorang yang sudah dicap tidak baik oleh kelompok

    tertentu dalam organisasi, kemudian pada suatu saat ia

    menyampaikan suatu gagasan dengan tulus, tetapi oleh penerima

    tetap mencurigai itikad baik gagasan tersebut.

  • 47

    b. Penyaringan

    Hal ini berkaitan dengan manipulasi informasi, khususnya informasi

    yang negatif. Penyaringan ini pada umumnya terjadi pada

    komunikasi dari bawah ke atas, dimana informasi yang tidak

    menyenangkan atasan dihilangkan.

    c. Tekanan waktu

    Tekanan waktu menciptakan masalah penting dalam proses

    komunikasi. Manajer sering kali tidak punya banyak waktu untuk

    berkomunikasi dengan setiap bawahannya, dan karena mereka

    terlalu sibuk, informasi penting sering kali terlewatkan. Orang yang

    seharusnya masuk dalam saluran komunikasi formal kadang kala

    diabaikan, akibatnya menimbulkan adanya jalan pintas.

    d. Mendengar secara selektif

    Mendengarkan permasalahan secara selektif adalah bagian dari

    permasalahan besar persepsi seleksi, dimana orang cenderung hanya

    mendengarkan bagian tertentu dari informasi dan mengabaikan

    bagian yang lainnya dengan berbagai alasan. Orang hanya

    mendengar apa yang ingin didengarnya dan mengabaikan informasi

    yang tidak diinginkan.

    e. Masalah bahasa

    Seringkali orang berpikir mereka berbicara dalam bahasa dan

    pengertian yang sama, pada hal kata-kata yang diucapkan memiliki

    arti yang berbeda bagi orang lain atau lawan bicara. Komunikasi

  • 48

    merupakan proses simbolis yang sebagian besar tergantung pada

    kata-kata yang dimaksudkan mengandung arti tertentu.

    f. Bahasa kelompok

    Biasanya kelompok profesional mengembangkan istilah-istilah

    teknis yang hanya dapat dimengerti oleh kelompoknya saja. Hal ini

    dilakukan untuk mempercepat dan membuat komunikasi lebih

    efektif, juga dimaksudkan untuk menimbulkan perasaan memiliki,

    kepaduan maupun kebanggan. Penggunaan istilah-istilah teknis

    seperti overhead cost, break event point, convenience goods, dan

    lain sebagainya yang biasanya dipakai oleh para ekonom seringkali

    tidak dipahami oleh kelompok-kelompok lainnya sehingga dapat

    menimbulkan hambatan komunikasi.

    g. Perbedaan kerangka acuan

    Jika diantara mereka yang berkomunikasi tidak memiliki

    pengalaman yang sama maka komunikasi dapat terganggu. Orang-

    orang dalam organisasi dari fungsi atau departemen yang berbeda

    menafsirkan informasi yang sama dengan cara yang berbeda. Bagian

    pemasaran menafsirkan penurunan penjualan karena kualitas produk

    yang rendah, sementara bagian produksi menafsirkan sebagai

    kurang efektifnya kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh bagian

    pemasaran.

  • 49

    h. Beban komunikasi berlebihan

    Jika penerima mendapatkan informasi lebih dari yang

    kemungkinannya dapat mereka tangani maka mereka akan

    mengalami beban komunikasi yang berlebihan. Informasi memang

    sangat diperlukan oleh manajer dalam proses pengambilan

    keputusan. Akan tetapi dengan pesatnya kemajuan di bidang

    teknologi informasi menyebabkan manajer kebanjiran informasi,

    dan akibatnya mereka sulit menanggapi semua informasi yang

    disampaikan kepadanya.

    5. Peran Komunikasi dalam Organisasi

    Peran komunikasi di dalam organisasi begitu penting, demi

    berjalannya kegiatan para pegawai di suatu perusahaan. Disini akan

    dijelaskan peran komunikasi di dalam organisasi menurut Henry

    Mintzberg dalam Poppy Ruliana (2014:27) adalah sebagai berikut:

    a. Peranan antarpersonal

    Wewenang yang formal dari seorang manajer secara langsung akan

    menimbulkan 3 peranan yang meliputi hubungan antarpersonal yang

    mendasar, yaitu sebagai berikut:

    1) Peranan tokoh

    Disebabkan oleh kedudukannya sebagai kepala suatu unit

    organisasi, seorang manajer melakukan tugas yang bersifat

    keupacaraan/seremonial. Karena ia tokoh, maka selain

    memimpin berbagai upacara yang dikantornya sendiri, ia juga

  • 50

    diundang berbagai pihak luar untuk menghadiri berbagai

    upacara, misalnya pembukaan sebuah proyek, ulang tahun suatu

    instansi, pernikahan rekan manajer, dan sebagainya. Jelas bahwa

    dikantor sendiri seorang manajer akan tampil menjadi

    komunikator dan pada kesempatan itu pula ia memberikan

    penerangan, penjelasan, himbauan, ajakan, dan lain-lain.

    2) Peranan pemimpin

    Sebagai pemimpin, seorang manajer bertanggung jawab atas

    lancar tidaknya pekerjaan yang dilakukan bawahannya.

    Beber