pengaruh besaran premi, kualitas pelayanan dan …repository.uinjambi.ac.id › 1769 › 1 ›...
TRANSCRIPT
-
PENGARUH BESARAN PREMI, KUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT
SKRIPSI
Oleh:
SITI HAMIAH
NIM: SES. 141523
PEMBIMBING:
Dr. Arsa, M.HI
G.W.I. Awal Habibah, M.E.Sy.
KONSENTRASI MANAJEMEN PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019 M/1440 H
KEPERCAYAAN TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH BERASURANSI DI ASURANSI TAKAFUL SYARIAH JAMBI
-
MOTTO
Artinya
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar (Q.S. An-Nisa (9).
-
PERSEMBAHAN
Segala puji bagi Mu ya Allah,
Alhamdulillah…Alhamdulillah.. Alhamdulillahirobbil’alamin..
Sujud syukur ku kupersembahka kepada Allah SWT yang Maha pengasih lagi
Maha penyayang, atas takdir Mu telah kau jadikanku manusia yang senantiasa
berfikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam menjalani kehidupan ini. Semoga
keberhasilan ini menjadi satu langkah awal bagi ku untuk meraih cita-cita
besarku.
Terima kasih telah memberi amanah kepada dua malaikat mu yang setiap waktu
ikhlas menjagaku, mendidikku, membimbingku dalam keadaan apapun susah
maupun senang saya selalu dikasihi dan disayangi dengan baik. Ya Allah engkau
berikanlah syurga firdaus dan jauhilah kedua orang tua saya dari siksaan pedihnya
api neraka. Amiin Yaa Robal alamin.
Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga ku
persembahkan karya kecil ini
Untukmu Ayahku ( H. Ambo lau’), ibundaku ( Hj. Zam-zam ) yang telah
memberikan kasih sayang yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat ku balas
hanya selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan.semoga ini
menjadi langkah awal untuk membat ayah dan ibu bahagia.
Buat abang ku Ambo irik dan Mulyadi dan adikku Ambo Senang yang selalu
bertanya kapan wisuda, hal itu yang membuat saya semangat untuk melangkah
kedepanya ,dan buat penyemangat ku Roma Wandi terimah kasih sudah bersedia
mendengar keluh kesahku selama ini, serta sahabat-sahabat seperjuangan Ulyah,
Nurhamida, Adiba Mardiah, Ummi Mayaddah, Ramlah, Hendri Saputra,
Syawaluddin dan Yogi Ramadhan dan semua yang tidak bisa ditulis satu persatu
yang cantik- cantik dan yang ganteng-ganteng, terimakasih sudah membantu dan
memberikan motivasi kepada penulis, semoga pertemuan ini tetap ada selamanya,
serta bisa wisuda bareng-bareng.
Amiin Yaa Robbal Alamin…
Kemudian buat teman-teman Ekonomi Islam 2014, khususnya teman-teman
seperjuangan Manajemen Perbankan C. Terima kasih atas bantuan, Doa nasehat,
hiburan dan semangat yang kalian berikan selama kita bersama, saya tidak akan
melupakan kebaikan kalian buat saya. Saya hanya bisa berdoa semoga Allah
membalas semua kebaikan teman teman.
Amiin Yaa Robbal Alamin…
ABSTRAK
-
Penelitian ini dilatar belakangi oleh faktor-faktor pengambilan keputusan
dari nasabah dalam menggunakan asuransi syariah demi keberlangsungan dan
eksisnya lembaga tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
deskriptif dengan populasi nasabah asuransi takaful syariah cabang jambi 2017
sebanyak 262 orang. Teknik pengumpulan data di lapangan dengan menggunakan
kuesioner. Berdasarkan olah data hasil penelitian diperoleh hasil yang signifikan
secara silmutan (serentak) antara besaran premi, kualitas pelayanan dan tingkat
kepercayaan terhadap keputusan untuk menjadi nasabah di Asuransi Takaful
Syariah Jambi. Karena tingkat F sig lebih kecil dari α, yakni 0,000 < 0,005.
Selanjutnya, secara parsial terdapat variable yang siginifikan dan ada yang tidak
signifikan. Dari hasil uji t atas variable besaran premi dan kualitas pelayanan
menunjukkan nilai t sig < α, yakni sama-sama bernilai 0,000 yang lebih kecil dari
0,005 sehingga dinyatakan ada pengaruh keputusan nasabah. Sedangkan untuk
variable tingkat kepercayaan diperoleh hasil yang tidak signifikan, dimana tingkat
t sig lebih besar dari nila α (0,078 > 0,005), artinya tidak ada pengaruh nyata
terhadap keputusan nasabah. Adapun hasil persamaan regresi berganda, diketahui
persamaannya, sebagai berikut: KN = 5,196 + 1,382 BP + 1,528 KP -0,755 TK,
yang dari persamaan ini diketahui bahwa variabel yang memiliki pengaruh paling
besar adalah variabel Kualitas Pelayanan dengan tingkat koefesien (𝛽) sebesar 1,528, kemudian diikuti berturut-turut oleh Besaran Premi dan Tingkat
Kepercayaan masing-masing dengan tingkat koefesien sebesar 1,382 dan -0,755.
Dan terakhir berdasarkan perhitungan koefisien determinasi, maka secara
bersamaan ketiga variable independent (besaran premi, kualitas pelayanan dan
tingkat kepercayaan) yang diteliti mampu menjelaskan variable keputusan
nasabah dalam memilih jasa Asuransi Takaful Syariah sebanyak 55%, dan sisanya
sebesar 45% dijelaskan oleh variable independent lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
Kata kunci: Besaran Premi, Kualitas Pelayanan, Tingkat Kepercayaan,
Keputusan Nasabah
-
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah
Subhanahu Wata’ala yang mana dalam penyelesaian ini penulis selalu diberikan
kesehatan dan kekuatan, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Disamping itu, tidak lupa pula iringan shalawat serta salam penulis sampaikan
kepada junjungan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Skripsi ini
diberi judul “Pengaruh Besaran Premi, Kualitas Pelayanan Dan Tingkat
Kepercayaan Terhadap Keputusan Nasabah Berasuransi Di Asuransi
Takaful Syariah Jambi” merupakan suatu kajian ekonomi khususnya pada
masyarakat (nasabah). Penelitian ini merupakan suatu upaya penulis dalam
melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari bahwa dalam
penulisan skripsi ini masih jauh dari kata kesempurnaan, karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat penulis butuhkan agar dapat memperbaiki.
Tidaksedikit hambatan dan rintangan yang penulis temui, baik dalam
mengumpulkan data maupun dalam penyusunannya, berkat adanya bantuan dari
berbagai pihak, hingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Sehubungan
dengan selesainya skripsi ini maka penulis menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama sekali
kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. Subhan, M. Ag. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Dr. Rafidah M.E.I, selaku Wakil Dekan I, Bapak Dr. Novi Mubyarto,
M.E. Selaku Wakil Dekan II, dan Ibu Dr. Halimah Dja’far, M. Fil.I. selaku
-
Wakil Dekan III dilingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Dr. Sucipto, MA dan Ibu G.W.I. Awal Habibah, M.E. Sy. Selaku
ketua program studi Ekonomi dan Sekretaris program studi Ekonomi
Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Dr. Arsa, M.HI selaku dosen pembimbing I dan Ibu G.W.I. Awal
Habibah, M.E.Sy selaku pembimbing II atas kesabaran dan petunjuk yang
diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu dosen, asisten dosen, seluruh karyawan dan karyawati
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
7. Kedua orang tuaku dan kakakku yang telah memberi semangat sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi.
Semoga skripsi ini bermamfaat bagi semua pihak yang membutuhkanya.
Kepada Allah Subhanahu Wata’ala kita memohon ampunan-Nya, dan kepada
manusia kita meminta maaf. Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh
Allah Subhanahu Wata’ala. Amin.
Jambi, Maret 2019
Penulis,
SITI HAMIAH
NIM: SES. 141523
-
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ ii
NOTA DINAS ................................................................................................. iii
MOTTO .......................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN .......................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1 B. Batasan Masalah............................................................................. 6 C. Rumusan Penelitian ....................................................................... 6 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................. 7 E. Kerangka Teori............................................................................... 8
1. Asuransi Syariah ......................................................................... 8 2. Hadist ......................................................................................... 12 3. Karakteristik Asuransi Syariah ................................................... 13 4. Jenis-Jenis Asuransi Syariah ....................................................... 16 5. Perilaku Konsumen ..................................................................... 17 6. Premi ......................................................................................... 21 7. Teori Premi Asuransi Syariah ..................................................... 22 8. Pelayanan .................................................................................... 24 9. Kepercayaan Konsumen ............................................................. 29
F. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 32 G. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 34 H. Hipotesis ......................................................................................... 34
BAB II METODE PENELITIAN ................................................................. 37 A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 37
B. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 37
C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 38
D. Uji Coba Statistik .......................................................................... 40
E. Instrument Pengumpulan Data ...................................................... 42
F. Operasionalisasi Variabel Penelitian ............................................. 43
G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 44
H. Jadwal Penelitian ........................................................................... 47
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .......................... 48
A. Manajemen Asuransi Takaful Syariah ........................................... 48
B. Metode ............................................................................................ 54
C. Struktur Dewan Perusahaan Asuransi Takaful Syariah ................. 55
-
D. Gambaran Variabel Penelitian ..................................................... 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 57
A. Deskripsi Karakteristik Responden ................................................ 57
B. Hasil Penelitian .............................................................................. 61
C. Pembahasan .................................................................................... 71
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 74
A. Kesimpulan .......................................................................................... 74
B. Saran ..................................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURICULUMVITAGE
-
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Konsumen dan Omset Penjualan ............................................... 4
Tabel 2. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 33
Tabel 3. Skala Likert Instrumen Penelitian ...................................................... 43
Tabel 4. Definisi Operasional .......................................................................... 43
Tabel 5. Jadwal Penlitian ................................................................................. 48
Tabel 6. Usia Responden.................................................................................. 57
Tabel 7. Jenis Kelamin Responden .................................................................. 58
Tabel 8. Tingkat Pendidikan Terakhir Responden ........................................... 58
Tabel 9. Pekerjaan Responden ......................................................................... 59
Tabel 10. Pendapatan Responden .................................................................... 59
Tabel 11. Penggunaan Jasa .............................................................................. 60
Tabel 12. Sumber Informasi ............................................................................. 60
Tabel 13. Hasil Uji Validitas Variabel Besaran Premi .................................... 61
Tabel 14. Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan ............................. 62
Tabel 15. Hasil Uji Validitas Variabel Tingkat Kpercayaan ........................... 62
Tabel 16. Hasil Uji Validitas Variabel Faktor Keputusan Menjadi Nasabah .. 62
Tabel 17. Hasil Pengujian Uji Realibilitas Besaran Premi (X1) ...................... 63
Tabel 18. Hasil Pengujian Uji Realibilitas Variabel Kualitas Pelayanan ........ 64
Tabel 19. Hasil Pengujian Uji Realibilitas Variabel Tingkat Kepercayaan ..... 64
Tabel 20. Hasil Pengujian Uji Realibilitas Variabel Faktor Keputusan
Nasabah ........................................................................................... 65
Tabel 21. Hasil Pengujian Uji F ....................................................................... 66
Tabel 22. Hasil Pengujian Uji T ....................................................................... 67
Tabel 23. Hasil Pengujian Analisis Regresi Berganda..................................... 69
Tabel 24. Hasil Uji Determinasi Koefesien (R2) .............................................. 70
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Paradigma Berpikir ........................................................................ 35
Gambar 2 Hasil Uji Normalitas ...................................................................... 65
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam menjalani kehidupan, segala sesuatunya memiliki resiko dan
penuh ketidakpastian. Resiko dapat sewaktu-waktu muncul seperti penyakit,
kecelakaan, kematian, dan segala bentuk kerugian dapat menimbulkan biaya
yang tidak sedikit. Maka dari itu manusia sangat membutuhkan media untuk
meminimalisir risiko yang dihadapinya, dan lembaga asuransi menjadi pihak
yang berani mengusung jasa dengan konsep berbagi risiko tersebut. Dengan
adanya asuransi, manusia dapat memindahkan risiko-risiko yang ada kepada
perusahaan asuransi sebagai upaya untuk memperkecil dampak risiko yang
akan timbul.
Menurut Bilah, asuransi didirikan untuk membangun kerjasama antara
pihak dimana satu pihak menawarkan perlindungan pada pihak lain dari segala
resiko yang tidak diharapkan. 1 Menurut Robert I Mehr dalam Syakir
menyebutkan asuransi sebagai suatu alat untuk mengurangi risiko dengan
menggabungkan sejumlah unit-unit yang berisiko agar kerugian individu secara
kolektif dapat diprediksi.2 Kerugian yang dapat diprediksi tersebut kemudian
dibagi dan didistribusikan secara porposional diantara semua unit-unit dalam
gabungan tersebut.
1 Mohd. Billah Ma’sum, Kontekstual Asuransi Takaful dalam Asuransi Modern: tinjauan
hukum dan praktek, (Selangor: Sweet & Maxwell, 2010), hlm. 10 2 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (life and General) (Jakarta:Gema Insani,
2004), hlm. 26
-
2
Besaran premi yang harus dibayarkan nasabah dapat mempengaruhi
minat nasabah dalam berasuransi syariah, namun tidak hanya besaran yang
menjadi pertimbangan, bagaimana pengelolaan dana premi tersebut juga
menjadi faktor penentu bagi keputusan calon nasabah dalam memilih produk
asuransi, apakah pengelolaan dana premi menerapkan prinsip syariah atau
hanya mengecar laba/keuntungan dengan menggunakan unsur riba.3
Kualitas pelayanan merupakan suatu bentuk penilaian konsumen
terhadap tingkat pelayanan yang diterima (perceived service) dengan tingkat
layanan yang diharapkan (expected service). Kualitas layanan dalam bidang
jasa (termasuk asuransi) merupakan elemen penting dan poin penentu dalam
menumbuh kembangkan perusahaan agar tetap eksis sekaligus mampu
menghadapi persaingan ketat antara asuransi konvensional ataupun sesama
asuransi syariah. Perusahaan asuransi merupakan industri jasa yang sangat
membutuhkan faktor kepercayaan. Karena produk dari asuransi bukan barang
yang bisa dibawa pulang, produk asuransi merupakan jasa yang memengang
prinsip kepercayaan dalam pelaksanaannya.4
Manusia pasti menginginkan hidupnya tenang meskipun kelak akan
terjadi risiko. Untuk mengatasi hal tersebut mereka melakukan usaha dan
upaya, salah satunya dengan cara melimpahkannya kepada pihak lain. Maka
pilihan yang paling tepat terdapat pada institusi yang bernama asuransi. Salah
satu risiko yang banyak ditakuti oleh manusia adalah risiko kematian. Hal ini
terjadi karena adanya kekhawatiran terhadap orang terkasih yang telah
3 Soemitra, Andri. Bank & Lembaga Keuangan Syariah. (Jakarta: Kencana, 2010) hlm 22 4 Ibid hlm 2
-
3
ditinggalkan. Karena hal itu, dari jenis asuransi yang ada mereka lebih memilih
asuransi jiwa.5
Namun, tingkat kesadaran masyarakat Indonesia dalam berasuransi
masih tergolong sangat kurang jika dibandingkan dengan kesadaran
berasuransi di Negara lain. Padahal asuransi sangat di butuhkan untuk
kehidupan yang akan datang apabila terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.
Salah satu hal yang mendasar karena ketidakpercayaan masyarakat akan
asuransi. Hampir sebagian nasabah asuransi merasa ditipu akan janji yang
ditawarkan oleh pihak jasa asuransi, karena kenyataannya tidak sesuai dengan
yang diharapkan. Untuk hal itulah ada nasabah asuransi salah satunya dari
pelanggan asuransi jiwa lebih memilih jasa asuransi syariah yang dinilainya
aman, terpecaya dan ekonomis bila di bandingkan dengan asuransi yang
konvensional 6 . Oleh sebab itu faktor-faktor pengambilan keputusan dari
nasabah dalam menggunakan asuransi syariah sangat penting diperhatikan
demi kelangsungan dan tetap eksisnya lembaga tersebut.
Salah satu asuransi syariah yang sedang berkembang di Kota Jambi
adalah Asuransi Takaful syariah yang lebih dikenal dengan nama Asuransi
Takaful Keluarga yang berlokasi di Jalan Matahari I RT.10 Kelurahan Selamat
Kecamatan Danau Sipin Kota Jambi Kode Pos 36124. Asuransi Takaful
Keluarga adalah pelopor perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia, mulai
beroperasi sejak tahun 1994 secara nasional dan pada tahun 2002 telah
mengembangkan produknya di Provinsi Jambi dengan membuka Cabang Jambi
5 Sula, Muhammad Syakir. Asuransi Syariah. (Jakarta: Gema Insani,2010) hlm 45 6 Ibid, hlm 3
-
4
yang merupakan Cabang ke 11 di Indonesia, Asuransi Takaful Keluarga
mengembangkan berbagai produk untuk memenuhi kebutuhan berasuransi
sesuai syariah meliputi perlindungan jiwa, perlindungan kesehatan,
perencanaan pendidikan anak, perencanaan hari tua, serta menjadi rekan
terbaik dalam perencanaan investasi.7
Keberadaan Asuransi Takaful Syariah Cabang Jambi telah memberikan
alternatif pilihan bagi masyarakat Jambi dalam berasuransi, dengan
menerapkan prinsip syariah telah membuat masyarakat antusias untuk
menggunakan produk pada Asuransi Takaful syariah Cabang Jambi, tingginya
antusias masyarakat menggunakan produk Asuransi Takaful syariah Cabang
Jambi terlihat dari peningkatan jumlah nasabah setiap tahunnya, hal ini
sebagaimana terlihat pada tabel berikut:
Tabel 1.
Perkembangan Nasabah Asuransi Takaful Syariah Cabang Jambi
No
Asuransi Takaful Syariah Jambi
Tahun Target Jumlah
Nasabah
Realisasi Jumlah
Nasabah
% Pencapaian
target
1 2013 500 111 22,2%
2 2014 1000 164 16,4%
3 2015 1500 189 12,6%
4 2016 2000 231 11,55%
5 2017 2500 262 10,48%
Sumber : Asuransi Takaful Syariah Cabang Jambi 2018
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa terjadi peningkatkan jumlah
nasabah Asuransi Takaful Syariah Jambi setiap tahunnya, dimana realisasi
terbesar terjadi pada tahun 2013 yang mencapai 22,2% jika dibandingkan tahun
sesudahnya (2014), sedangkan realisasi terendah terjadi pada tahun 2017 yang
7 Asuransi Takaful Syariah Jambi 2018
-
5
hanya sebesar 10,48 %, namun jika disandingkan dengan target yang telah
ditetapkan perusahaan maka dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan
pencapaian target, dimana kinerja karyawan hanya dapat memenuhi target pada
tahun 2013 awal, sedangkan pada tahun-tahun berikutnya realisasi selalu
dibawah target yang telah ditetapkan perusahaan.8
Berdasarkan wawancara awal peneliti dengan salah seorang nasabah
Asuransi Takaful syariah Cabang Jambi diketahui bahwa:9
1. Besarnya premi yang harus dibayarkan menyebabkan minat masyarakat menggunakan Asuransi Takaful Syariah mulai menurun, diperparah
semenjak pemerintah menggalangkan program BPJS, hal ini
dikarenakan premi yang dibayarkan kepada BPJS jauh lebih rendah jika
dibandingkan dengan asuransi syariah, selain itu pembayarannya pun
menggunakan sistem bulanan, triwulan, semesteran, dan tahunan
sehingga memberatkan bagi nasabah. Hanya saja pada Asuransi
Takaful premi yang harus dibayarkan nantinya bisa kembali setelah
masa pembayaran premi berakhir. Selain itu Dana Premi dikelola
dengan transparan serta menjauhi hal-hal ketidak jelasan dan riba.
2. Kualitas pelayanan yang diberikan Asuransi Takaful Syariah belum baik, hal ini terlihat dari cara klaim asuransi syariah yang lebih ribet
jika dibandingkan dengan BPJS, jika asuransi syariah proses klaim
merupakan pergantian biaya yang kita keluarkan dengan melampirkan
dokumen pribadi dan kuitansi pembayaran serta bukti lainnya sebagai
pendukung, sedangkan BPJS pembayaran langsung dilakukan oleh
BPJS.
3. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Asuransi Takaful Syariah sudah baik, hal ini dibuktikan dengan pertumbuhan nasabah setiap
tahunnya, hanya saja tingkat kepercayaan tersebut tidak dibarengi
dengan kualitas pelayanan prima yang diberikan perusahaan.
Berdasarkan latar belakang di atas, sangat perlu dicari jawaban yang
mendalam mengenai minat berasuransi syariah, secara spesifik akan dilakukan
dalam sebuah penelitian berjudul “Pengaruh Besaran Premi, Kualitas
8 Ibid, hlm ~. 3 9 Wawancara dengan Ibu Neri Putri, selaku Nasabah Asuransi Takaful Syariah Jambi,
(pada tanggal 21 Februari 2018)
-
6
Pelayanan dan Tingkat Kepercayaan Terhadap Keputusan Nasabah
Berasuransi di Asuransi Takaful Syariah Jambi”
B. Batasan Masalah
Agar peneliti ini lebih terarah, maka perlu diadakan pembatasan masalah
yang akan diteliti. Penelitian ini dibatasi pada Perwakilan Asuransi Takaful
Syariah Cabang Jambi yang beralamat di Jalan. Matahari I RT 10 Kelurahan.
Selamat, Kecamatan Danau Sipin Kota Jambi Kode Pos 36124, Kota Jambi
dengan nasabah yang menjadi subjek penelitian adalah nasabah yang tahun
2015-2017 sedangkan fokus penelitian pada variabel pengaruh besaran premi,
kualitas pelayanan dan tingkat kepercayaan terhadap keputusan nasabah
berasuransi di Asuransi Takaful Syariah Jambi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dan latar belakang masalah
yang dikemukakan diatas dapat dirumuskan permasalahan, yakni:
1. Apakah ada pengaruh dari besaran premi, kualitas pelayanan dan tingkat
kepercayaan terhadap keputusan nasabah berasuransi di asuransi takaful
syariah jambi secara stimulan?
2. Apakah ada pengaruh secara parsial dari variabel besaran premi, kualiatas
pelayanan dan tingkat kepercayaan terhadap keputusan nasabah
berasuransi syariah pada nasabah Asuransi Takaful Syariah Jambi?
-
7
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan dari besaran premi,
kualitas pelayanan dan tingkat kepercayaan keputusan nasabah
berasuransi syariah pada nasabah Asuransi Takaful Syariah Jambi.
b. Untuk mengetahui pengaruh parsial variabel besaran premi terhadap
keputusan nasabah berasuransi syariah pada nasabah Asuransi Takaful
Syariah Jambi.
c. Untuk mengetahui pengaruh parsial variabel kualitas pelayanan
terhadap keputusan nasabah berasuransi syariah pada nasabah
Asuransi Takaful Syariah Jambi
d. Untuk mengetahui pengaruh parsial variabel tingkat kepercayaan
terhadap keputusan nasabah berasuransi syariah pada nasabah
Asuransi Takaful Syariah Jambi
2. Kegunaan Penelitian
a. Untuk perluasan khasanah teori dan referensi bagi penelitian
selanjutnya yang berhubungan dengan manajemen lembaga keuangan
syariah.
b. Menambah pengalaman penulis dalam menerapkan teori-teori yang
berhubungan dengan lembaga keuangan syariah.
c. Dapat digunakan untuk bahan pertimbangan dalam mengembangkan
asuransi syariah dan dapat mengetahui bagaimana variabel besaran
premi, kualitas pelayanan dan ingkat kepercayaan pada asuransi
-
8
syariah sehingga pihak asuransi syariah dapat meningkatkan
pelayanan dan perkembangan asuransi syariah di Indonesia semakin
pesat.
E. Kerangka Teori
1. Asuransi Syariah
a. Pengertian Asuransi Syariah
Kata asuransi berasal dari bahasa Inggris, yaitu insurance, yang dalam
bahasa Indonesia telah menjadi bahasa popular dan diadopsi dalam kamus
besar bahasa Indonesia dengan padanan kata ‘pertanggungan’. Dalam
bahasa Belanda biasa disebut dengan istilah assurantie (Asuransi) dan
verzekering (Pertanggungan). 10 Asuransi syariah adalah pengaturan
pengelolaan risiko yang memenuhi ketentuan syariah, tolong menolong
secara mutual yang melibatkan peserta dan operator. Syariah berasal dari
ketentuan-ketentuan di dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. 11 Dalam
perspektif ekonomi Islam, asuransi dikenal dengan istilah Asuransi
Takaful yang berasal dari bahasa arab taka fala yataka fulu Asuransi
Takaful yang berarti saling menanggung atau saling menjamin. Asuransi
dapat diartikan sebagai perjanjian yang berkaitan dengan pertanggungan
atau penjaminan atas resiko kerugian tertentu.12
10 Hasan Ali AM., Asuransi Dalam Perspektif Hukum Islam, (Jakarta:Kencana, 2004), hlm.
57. 11 Iqbal Muhaimin, Asuransi Umum Syariah dalam Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press,
2005), hlm. 2. 12 Hendi Suhendi dan Deni K Yusuf, Asuransi Asuransi Takaful dari Teoritis Ke Praktik,
(Bandung: Mimbar Pustaka, 2005), hlm. 1.
-
9
Dari beberapa pengertian di atas, dapat kita ambil kesimpulan
bahwasannya Asuransi Takaful merupakan pihak yang tertanggung
penjamin atas segala risiko kerugian, kerusakan, kehilangan, atau kematian
yang dialami oleh nasabah (pihak tertanggung). Dalam hal ini, si
tertanggung mengikat perjanjian (penjaminan resiko) dengan si
penanggung atas barang atau harta, jiwa dan sebagainya berdasarkan
prinsip bagi hasil yang mana kerugian dan keuntungan disepakati oleh
kedua belah pihak. 13 Asuransi merupakan cara atau metode untuk
memelihara manusia dalam menghindari resiko (ancaman) bahaya yang
beragam yang akan terjadi dalam hidupnya, dalam perjalanan kegiatan
hidupnya atau dalam aktivitas ekonominya.14
Dalam ensiklopedi hukum Islam telah disebutkan bahwa asuransi
adalah transaksi perjanjian antara dua pihak, dimana pihak yang satu
berkewajiban membayar iuran dan pihak yang lain berkewajiban
memberikan jaminan sepenuhnya kepada pembayar iuran jika terjadi
sesuatu yang menimpa pihak pertama sesuai dengan perjanjian yang
dibuat. Abbas Salim berpendapat, bahwa asuransi adalah suatu kemauan
untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti
sebagai pengganti (subsitusi) kerugian-kerugian yang belum pasti.15
Dalam pengertian asuransi di atas, menunjukkan bahwa asuransi
mempunyai unsur-unsur sebagai berikut :
13 Ibid, hlm. 3-4. 14 Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah, (Jakarta: Gema Insani, 2004), hlm. 28. 15 Abbas Salim, Dasar-dasar Asuransi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), hlm. 1
-
10
1) Adanya pihak tertanggung
2) Adanya pihak penanggung
3) Adanya perjanjian asuransi
4) Adanya pembayaran premi
5) Adanya kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan (yang
diderita tertanggung)
6) Adanya suatu peristiwa yang tidak pasti terjadinya.16
Jadi asuransi syariah adalah suatu pengaturan pengelolaan risiko yang
memenuhi ketentuan syariah, tolong-menolong secara mutual yang
melibatkan peserta dan perusahaan asuransi.17
b. Peraturan Perundang-undangan Asuransi Syariah
Dasar hukum Asuransi syariah adalah sumber dari pengambilan
hukum praktik asuransi syariah. Karena sejak awal asuransi syariah
dimaknai sebagai wujud dari bisnis pertanggungan yang didasarkan pada
nilai-nilai yang ada dalam ajaran Islam, yaitu al-Qur’an dan Sunnah Rasul,
serta yang mana di Indonesia tertuang pada fatwa Majelis Ulama Indonesia
(MUI) atau Fuqaha yang tertuang dalam karya-karyanya18.
1) Undang-undang No. 40 tahun 2014 tentang peransuransian Pasal 1
ayat (2) dan (3)
16 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 11 17 Muhaimin Iqbal, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2006),
hlm. 2 18 Ibid
-
11
2) Al-Qur’an
Ayat al-Qur’an yang mempunyai nilai praktik asuransi, antara
lain :
a) Perintah Allah SWT untuk saling tolong-menolong dan
bekerjasama Terdapat dalam Surat Al-Maidah ayat 2
Artinya :“Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong
dalam perbuatan dosa dan pelanggaran. Bertaqwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksa-
Nya.19
Ayat al-Maidah ini memuat perintah tolong-menolong antar
sesama manusia. Dalam bisnis asuransi, ini terlihat dalam praktik
kerelaan anggota (nasabah) perusahaan asuransi untuk
menyisihkan dananya agar digunakan sebagai dana sosial
(tabarru’).
b) Perintah Allah untuk mempersiapkan hari depan Surat Al-Hasyr
(59) : 18
Artinya :“Wahai Orang-orang yang beriman! Bertaqwalah
kepada Allah dan hendaklah setiap orang
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
19 Al-maidah (5) : 2
-
12
esok (akhirat). Dan bertaqwalah kepada Allah.Sungguh
Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.20
c) Perintah Allah untuk saling melindungi dalam keadaan susah
Surat Quraisy ayat 4
Artinya : “Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk
menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari
rasa ketakutan”.21
2. Hadist
a) Hadits tentang anjuran menghilangkan kesulitan seseorang.
Artinya : “Diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, Nabi Muhammad
bersabda: Barangsiapa yang menghilangkan kesulitan
duniawinya seorang mukmin, maka Allah SWT akan
menghilangkan kesulitanya pada hari kiamat.
Barangsiapa yang mempermudah kesulitan seseorang,
maka Allah SWT akan mempermudah urusannya di
dunia dan di akhirat”.22
3. Karakteristik Asuransi Syariah
Prinsip utama dalam asuransi syaiah adalah ta’awunu ‘ala al birr wa
altaqwa (tolong menolonglah kamu sekalian dalam kebaikan dan takwa)
20 Al Hasyr (59) :18 21 Quraisy (106) : 4 22 Muslim ibn al-Hajjaj al-Naisaburi, Shahih Muslim (Libanon: Dar al-Kutub al Islamiyah,
2000), hlm. 2
-
13
dan al- ta’min (rasa aman).23 Prinsip ini menjadikan para anggota atau
peserta asuransi sebagai sebuah keluarga besar yang satu dengan lainnya
saling menjamin dan menanggung risiko. Hal ini disebabkan transaksi
yang dibuat dalam asuransi syariah adalah akad Asuransi Takafuli (saling
menanggung), bukan akad tabaduli (saling menukar) yang selama ini
digunakan oleh asuransi konvensional, yaitu pertukaran pembayaran premi
dengan uang pertanggungan. Prinsip dasar asuransi syariah adalah:24
a. Tauhid (Unity)
Prinsip tauhid (unity) adalah dasar utama dari setiap bentuk bangunan
yang ada dalam syariat Islam. Setiap Bangunan dan aktivitas kehidupan
manusia harus didasarkan pada nilai-nilai tauhid. Artinya bahwa dalam
setiap gerak langkah serta bangunan hukum harus mencerminkan nilai-
nilai ketuhanan.
b. Keadilan (justice)
Prinsip kedua dalam beransuransi adalah terpenuhinya nilai-nilai
keadilan (justice) antara pihak-pihak yang terikat dengan akad asuransi.
Keadilan dalam hal ini dipahami sebagai upaya dalam menempatkan hak
dan kewajiban antara nasabah dan perusahaan asuransi.
c. Tolong-menolong (ta’awun)
Prinsip dasar yang lain dalam melaksanakan kegiatan berasuransi
harus didasari dengan semangat tolong-menolong (ta’awun) antara
23 H. A. Dzajuli dan Yadi Jazwari, Lembaga-lembaga Perekonomian Umat (Sebuah
Pengenalan), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 1 24 Ibid, 125-135.
-
14
anggota. Seseorang yang masuk asuransi, sejak awal harus mempunyai
niat dan motivasi untuk membantu dan meringankan beban temannya yang
pada suatu ketika mendapatkan musibah atau kerugian.25
d. Kerja sama (cooperation)
Prinsip kerja sama merupakan prinsip universal yang selalu ada dalam
literatur ekonomi Islam. Manusia sebagai makhluk yang mendapatkan
mandat dari Khaliq-nya untuk mewujudkan perdamaian dan kemakmuran
di muka bumi mempunyai dua wajah yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lainnya, yaitu sebagai makhluk individu dan sebagai makhluk sosial.
e. Amanah (trustworthy)
Prinsip amanah dalam organisasi perusahaan dapat terwujud dalam
nilai-nilai akuntabilitas (pertanggung jawaban) perusahaan melalui
penyajian laporan keuangan tiap periode. Dalam hal ini perusahaan
asuransi harus memberi kesempatan yang besar bagi nasabah untuk
mengakses laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan yang
dikeluarkan oleh perusahaan asuransi harus mencerminkan nilai-nilai
kebenaran dan keadilan dalam bermuamalah dan melalui auditor public.26
f. Kerelaan (al-ridha)
Dalam bisnis asuransi, kerelaan dapat diterapkan pada setiap anggota
(nasabah) asuransi agar mempunyai motivasi dari awal untuk merelakan
sejumlah dana (premi) yang disetorkan keperusahaan asuransi, yang
difungsikan sebagai dana sosial. Dan dana sosial memang betul-betul
25 Sula, Muhammad Syakir. Asuransi Syariah. (Jakarta: Gema Insani,2004). 26 Ibid.
-
15
digunakan untuk tujuan membantu anggota (nasabah) asuransi yang lain
jika mengalami bencana kerugian.27
g. Larangan riba
Ada beberapa bagian dalam al-Qur’an yang melarang pengayaan diri
dengan cara yang tidak dibenarkan. Islam menghalalkan perniagaan dan
melarang riba.
h. Larangan maisir (judi)
Syafi’i Antonio mengatakan bahwa unsur maisi
-
16
kecelakaan atas diri peserta asuransi takaful. Dalam musibah atau
kematian, yang menerima santunan sesuai perjanjian adalah keluarga/ahli
waris peserta, atau orang yang ditunjuk apabila tidak ada ahli waris. Dalam
hal musibah yang tidak menyebabkan kematian, santunan diberikan
langsung kepada peserta. Jenis takaful keluarga meliputi takaful dengan
unsur tabungan dan takaful tanpa unsur tabungan. Produk asuransi takaful
keluarga meliputi :29
1. Takaful berencana
2. Takaful pembiayaan
3. Takaful pendidikan
4. Takaful dana haji
5. Takaful berjangka
6. Takaful kecelakaan siswa
7. Takaful kecelakaan diri
8. Takaful khairat keluarga
b. Takaful Umum (asuransi Kerugian) adalah bentuk asuransi syariah yang
memberikan perlindungan finansial dalam menghadapi bencana atau
kecelakaan atas harta benda milik peserta takaful.
5. Perilaku Konsumen
a. Pengertian Perilaku Konsumen
Mengenali perilaku konsumen tidaklah mudah, kadang mereka terus
terang menyatakan kebutuhan dan keinginannya, namun sering pula
29 Gemala Dewi, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah Di Indonesia, (Jakarta : Kencana, 2004), hlm 138-139.
-
17
mereka bertindak sebaliknya. Mungkin mereka tidak memahami motivasi
mereka lebih mendalam, sehingga menit-menit terakhir sebelum akhirnya
melakukan keputusan pembelian.30
Perilaku pembelian konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan
konsumen dalam memilih dan memutuskan beberapa alternatif produk
barang atau jasa untuk selanjutnya dibeli dan dimiliki.31
b. Perilaku Konsumen dalam Perspektif Islam
Perilaku konsumen dalam perspektif islam adalah perilaku yang
berkomitmen dengan kaidah-kaidah dan hukum-hukum yang disampaikan
dalam syariat untuk mengatur konsumsi agar mencapai kemanfaatan
konsumsi seoptimal mungkin, dan mencegah penyelewengan dari jalan
kebenaran dan dampak madharatnya, baik bagi konsumen sendiri maupun
yang selainnya.32 Teori perilaku konsumen dalam perspektif dibangun atas
dasar syariah Islam, yang ternyata memiliki perbedaan mendasar dengan
teori konvensional. Perbedaan ini menyangkut nilai dasar yang menjadi
fondasi teori, motif dan tujuan konsumsi, hingga teknik.
Pilihan dan alokasi anggaran untuk berkonsumsi. Terdapat tiga prinsip
dasar yang menjadi fondasi bagi teori perilaku konsumsi, yaitu: keyakinan
akan hari kiamat dan kehidupan akhirat, konsep sukses, serta fungsi dan
kedudukan harta.
30 Ekawati Rahayu Ningsih, Perilaku Konsumen (Pengembangan Konsep dan Praktik
Dalam Pemasaran), (Kudus: Nora Media Enterprise, 2010) 31 A. A Anwar Prabu Mangkunegara, Perilaku Konsumen, (Bandung: Eresco Anggota
IKAPI, 2002), hlm. 3 32 Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi, Fikih Ekonomi Umar Bin Al-Khathab, Jakarta: Pustaka
Al-kautsar, 2014 hlm. 141
-
18
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen untuk melakukan pembelian dipengaruhi oleh
lingkungan yang meliputi: faktor budaya, faktor kelas sosial, faktor
pengaruh pribadi, faktor keluarga, dan faktor situasi.33
1) Faktor budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada
perilaku konsumen. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari
keinginan dan perilaku seseorang.
2) Faktor kelas sosial
Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu kelompok yang terdiri
dari sejumlah orang yang mempunyai kedudukan yang seimbang
dalam masyarakat. Kelas sosial berbeda dengan status sosial walaupun
sering kedua istilah ini diartikan sama. Sebenarnya kedua istilah
tersebut merupakan dua konsep yang berbeda. Contohnya, walaupun
seorang konsumen berada pada kelas sosial yang sama,
memungkinkan status sosialnya berbeda, atau yang satu lebih tinggi
status sosialnya dari pada yang lainnya.34
3) Faktor pengaruh pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi
ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi
33 Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran, edisi millenium, (Jakarta: Prehallindo,2000), hlm
30 34 A. A Anwar Prabu Mangkunegara, hlm. 44
-
19
tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. Pekerjaan
mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha
mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di
atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu. Situasi ekonomi
seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi
seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya,
stabilitas, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk persentase
yang mudah dijadikan uang).
Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara keseluruhan”
yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan
sesuatu di balik kelas sosial seseorang. Kepribadian dapat merupakan
suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisis perilaku
konsumen.35
4) Faktor keluarga
Keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu unit masyarakat yang
terkecil yang perilakunya sangat mempengaruhi dan menentukan
dalam pengambilan keputusan membeli. Anggota keluarga merupakan
kelompok acuan primer yang saling berpengaruh. Kita bisa
membedakan dua keluarga dalam kehidupan pembeli. Keluarga
orientasi (family of orientation) terdiri dari orang tua seseorang. Dari
orang tua, seseorang memperoleh orientasi terhadap agama, politik,
dan ekonomi serta pemahaman atas ambisi pribadi, penghargaan
35 Ibid, hlm 25
-
20
pribadi, dan cinta. Bahkan jika pembeli sudah tidak lagi terlalu sering
berinteraksi dengan orang tuanya, pengaruh orang tua terhadap
perilaku pembeli tersebut bisa saja tetap signifikan. Di negera-negara
di mana orang tua hidup bersama anak-anak mereka yang sudah
dewasa, pengaruh mereka dapat saja bersifat substansial.36
5) Faktor situasi
Menurut Russell W. Belk (1974) yang dikutip Engel, Blackwell
& Miniard (1995) pengertian pengaruh situasi adalah sebagai
pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat
yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik
objek.37
6. Premi
Berdasarkan Fatwa DSN-MUI No. 21/DSN-MUI/X/2001, premi
adalah kewajiban peserta untuk memberikan sejumlah dana kepada
perusahaan sesuai dengan kesepakatan dalam akad. 38 Premi adalah:
“Sejumlah uang yang dibayarkan oleh seseorang pemegang polis kepada
perusahaan asuransi sehubungan dengan adanya perjanjian
pertanggungan yang dituangkan dalam polis asuransi”.39
36 Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran, edisi millenium, (Jakarta: Prehallindo,2000)
hlm. 35
37 Danang Sunyoto, hlm. 39 38 Fatwa DSN-MUI No. 21/DSN-MUI/X/2001. 39 A. Hasyim Ali, Drs., Agustinus Subekti, Drs., Wardana, Drs., Kamus Asuransi, Jakarta,
Bumi Aksara, 1996, hlm. 248
-
21
Premi asuransi jiwa yang dibayarkan pihak nasabah (tertanggung)
kepada pihak asuransi (penanggung) besarnya berbeda-beda tergantung
berbagai faktor. Pada asuransi jiwa, harga premi dipengaruhi faktor
internal dan eksternal.40
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang datangnya dari pihak
penanggung (perusahaan asuransi jiwa) bukan dari pihak tertanggung
(nasabah asuransi jiwa). Faktor tersebut antara lain:
1) Hasil investasi perusahaan
2) Biaya yang diperhitungkan atas pengeluaran, pajak, dan laba.
3) Manfaat perlindungan premi.
b. Faktor Eksternal
Selain faktor internal perusahaan, harga premi asuransi jiwa murni
juga ditentukan oleh faktor yang bersumber dari pihak tertanggung.
Beberapa faktor eksternal adalah:
1) Umur
2) Jenis Kelamin
3) Pekerjaan
4) Kesehatan
7. Premi Asuransi Syariah
Premi pada asuransi syariah adalah: “Sejumlah dana yang
dibayarkan oleh peserta yang terdiri atas dana tabungan dan dana
40 Sertifikasi Keagenan Asuransi Jiwa Produk Unit Link – Asosiasi Asuransi Jiwa
Indonesia (AAJI)
-
22
tabarru”.41 Pengertian premi dalam asuransi atau pertanggungan adalah
kewajiban tertanggung, di mana hasil dari kewajiban tertanggung akan
digunakan oleh penanggun untuk mengganti kerugian yang diderita
tertanggung. Premi biasanya ditentukan dalam suatu presentase dari
jumlah pertanggungan, di mana dalam presentase menggambarkan
penilaian penanggung terhadap resiko yang ditanggungnya, penilaian
penanggung berbeda-beda, akan tetapi hal ini dipengaruhi oleh hukum
permintaan dan penawaran.42
Jadi berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
premi merupakan pembayaran sejumlah uang yang dilakukan pihak
tertanggung kepada penanggung untuk mengganti suatu kerugian,
kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan akibat timbulnya
perjanjian atas pemindahan risiko dari tertanggung kepada penanggung.
Unsur premi pada asuransi syariah terdiri dari:
a. Unsur tabarru’ dan tabungan (untuk asuransi jiwa)
b. Unsur tabarru’ saja (untuk asuransi kerugian dan term insurance)
Unsur tabarru’ pada jiwa, perhitungannya diambil dari tabel
mortalitas (harapan hidup), yang besarnya tergantung usia dan masa
perjanjian. Semakin tinggi usia dan semakin panjang masa perjanjiannya,
maka semakin besar pula nilai tabarru’nya. Besarnya premi asuransi jiwa
(tabarru’) berada pada kisaran 0,75 sampai 12 persen.
41 M Syakir Sula, op.cit., hlm. 311 42 Pangaribuan Simanjuntak, Hukum Pertanggungan.., hlm. 41.
-
23
Beberapa pakar asuransi syariah seperti M. Billah menyebut premi
ini dengan istilah kontribusi (contribution). Billah menghindari istilah
tabarru’ karena dalam praktiknya, pada produk term insurance di asuransi
jiwa dan semua produk pada asuransi kerugian terdapat bagi hasil
(muddarabah) apabila tidak terjadi klaim, sedangkan tabarru’ menurut
sebagaian pakar syariah tidak dibenarkan adanya harapan pengembalian.
Premi pada asuransi syariah disebut juga net premium karena hanya
terdiri dari mortalitas (harapan hidup), dan di dalamnya tidak terdapat
unsur loading (komisi agen, biaya administrasi, dan lain-lain). Juga tidak
mengandung unsur bunga sebagaimana pada asuransi konvensional.
Abbas Salim mengatakan bahwa premi yang dibayar oleh pembeli
asuransi tergantung kepada sifat kontrak yang telah dibuat antara
perusahaan asuransi dengan tertanggung.
1) Premi meningkat (natural premium - increasing premium)
Premi meningkat (natural premium - increasing premium) adalah
pembayaran premi yang semakin lama semakin bertambah besar. Pada
waktu tahun permulaan, premi asuransi yang dibayar rendah, tetapi
setelah itu, semakin lama semakin bertambah tinggi dari tahun ke
tahunnya. Pembayaran premi meningkat setiap tahunnya karena:
a) Umur pemegang polis bertambah lama bertambah naik
(tua), berarti resiko meningkat pula.
b) Kemungkinan untuk meninggal dunia lebih cepat.
2) Premi merata (level premium)
-
24
Premi merata (level premium)pada level premium besarnya premi
yang dilunasi oleh pemegang polis untuk setiap tahunnya sama (merata).
Sesungguhnya pada tahun-tahun permulaan, pembayaran preminya lebih
besar dari pada natural premium, sedangkan pada tahun-tahun
berikutnya, pembayaran preminya lebih rendah bila dibandingkan dengan
increasing premium.43
8. Pelayanan
a. Pengertian Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan pada dasarnya merupakan pelayanan yang
diberikan perusahaan kepada pelanggannya yang disertai dengan upaya
yang professional untuk menyiapkan layanan untuk memuaskan
pelanggan. Pelayanan yang baik adalah pelayanan yang dilakukan secara
ramah tamah, adil, cepat, tepat dan dengan etika yang baik sehingga
memenuhi kebutuhan dan kepuasan bagi yang menerima. Pelanggan
memiliki berbagai keinginan dan kebutuhan yang harus dapat dipenuhi
oleh perusahaan, salah satunya adalah dengan kualitas pelayanan yang
diberikan. 44
Kualitas pelayanan menurut Tjiptono adalah upaya pemenuhan
kebutuhan dan keinginan pelanggan, serta ketepatan penyampaiannya
untuk mengimbangi harapan pelanggan. Konsumen yang menilai
pelayanan yang diberikan apabila kualitas pelayanan yang dihasilkan baik,
maka konsumen akan memperoleh kepuasan atas produk dan cenderung
43 Ibid, hlm. 27 44 Ilham, Prisgunanto. Komunikasi Pemasaran Strategi dan Taktik, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2006) hlm. 99
-
25
melakukan pembelian ulang produk yang sama. Perusahaan yang tidak
memperhatikan kualitas pelayanan dari produk yang ditawarkan akan
mengakibatkan resiko tidak loyalnya pelanggan.45
b. Indikator Kualitas Pelayanan
Menurut Tjiptono mengemukakan bahwa terdapat lima indikator
kualitas pelayanan (service quality). Diantara indikator kualitas pelayanan
adalah sebagai berkut:46
1) Reliabilitas / Kehandalan (Reliability)
Reliabilitas yaitu kemampuan memberikan layanan yang
dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan. Setiap pelayanan
memerlukan bentuk pelayanan yang handal, artinya dalam
memberikan pelayanan, setiap pegawai diharapkan memiliki
kemampuan dalam pengetahuan, keahlian, kemandirian, penguasaan
dan profesionalisme kerja yang tinggi, sehingga aktivitas kerja yang
dikerjakan menghasilkan bentuk pelayanan yang memuaskan, tanpa
ada keluhan dan kesan yang berlebihan atas pelayanan yang diterima
oleh masyarakat.47
Sunyoto (2004:16) kehandalan dari suatu individu organisasi
dalam memberikan pelayanan sangat diperlukan untuk menghadapi
gerak dinamika kerja yang terus bergulir menuntut kualitas layanan
45 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Edisi 3, (Yogyakarta: ANDI, 2017), hlm. 27 46 Ibid, hlm. 32 47 A, Parasuraman. The Behaviorial Consequenses of Serfice Quality. (Jurnal of Marketing.
Vol 60: 2001),hlm. 52
-
26
yang tinggi sesuai kehandalan individu pegawai. Kehandalan dari
seorang pegawai yang berprestasi, dapat dilihat dari48:
a. Kehandalan dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan
tingkat pengetahuan terhadap uraian kerjanya.
b. Kehandalan dalam memberikan pelayanan yang terampil sesuai
dengan tingkat keterampilan kerja yang dimilikinya dalam
menjalankan aktivitas pelayanan yang efisien dan efektif.
c. Kehandalan dalam memberikan pelayanan yang sesuai dengan
pengalaman kerja yang dimilikinya, sehingga penguasaan tentang
uraian kerja dapat dilakukan secara cepat, tepat, mudah dan
berkualitas sesuai pengalamannya.
2) Daya Tanggap (Responsiveness).
Responsivitas yaitu keinginan para staf untuk membantu para
pelanggan dan memberikan layanan dengan tanggap. Setiap pegawai
dalam memberikan bentuk-bentuk pelayanan, mengutamakan aspek
pelayanan yang sangat mempengaruhi perilaku orang yang mendapat
pelayanan, sehingga diperlukan kemampuan daya tanggap dari
pegawai untuk melayani masyarakat sesuai dengan tingkat
penyerapan, pengertian, ketidaksesuaian atas berbagai hal bentuk
pelayanan yang tidak diketahuinya. Hal ini memerlukan adanya
penjelasan yang bijaksana, mendetail, membina, mengarahkan dan
membujuk agar menyikapi segala bentuk-bentuk prosedur dan
48 Sunyoto, Hamingpraja. Jaminan Kualitas Pelayanan Konsumen. (Penerbit Liberty,
Yogyakarta, 2004) hlm 77
-
27
mekanisme kerja yang berlaku dalam suatu organisasi, sehingga
bentuk pelayanan mendapat respon positif 49
3) Jaminan (Assurance)
Jaminan yaitu mencakup pengetahuan, kompetensi, kesopanan
dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staff, bebas dari bahaya,
resiko dan keragu-raguan. Setiap bentuk pelayanan memerlukan
adanya kepastian atas pelayanan yang diberikan. Bentuk kepastian
dari suatu pelayanan sangat ditentukan oleh jaminan dari pegawai
yang memberikan pelayanan, sehingga orang yang menerima
pelayanan merasa puas dan yakin bahwa segala bentuk urusan
pelayanan yang dilakukan atas tuntas dan selesai sesuai dengan
kecepatan, ketepatan, kemudahan, kelancaran dan kualitas layanan
yang diberikan.50
4) Empathy (Empati)
Empati meliputi kemudahan dalam menjalin relasi, komunikasi
yang baik, perhatian pribadi dan pemahaman atas kebutuhan
individual para pelanggan. Setiap kegiatan atau aktivitas pelayanan
memerlukan adanya pemahaman dan pengertian dalam kebersamaan
asumsi atau kepentingan terhadap suatu hal yang berkaitan dengan
pelayanan. Pelayanan akan berjalan dengan lancar dan berkualitas
apabila setiap pihak yang berkepentingan dengan pelayanan memiliki
49 Ibid 43 50 Ibid. hlm 69
-
28
adanya rasa empati (empathy) dalam menyelesaikan atau mengurus
atau memiliki komitmen yang sama terhadap pelayanan.51
5) Bukti fisik atau wujud (Tangibles)
Wujud meliputi penampilan fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai
dan sarana komunikasi. Pengertian bukti fisik dalam kualitas layanan
adalah bentuk aktualisasi nyata secara fisik dapat terlihat atau
digunakan oleh pegawai sesuai dengan penggunaan dan
pemanfaatannya yang dapat dirasakan membantu pelayanan yang
diterima oleh orang yang menginginkan pelayanan, sehingga puas atas
pelayanan yang dirasakan, yang sekaligus menunjukkan prestasi kerja
atas pemberian pelayanan yang diberikan. Berarti dalam memberikan
pelayanan, setiap orang yang menginginkan pelayanan dapat
merasakan pentingnya bukti fisik yang ditunjukkan oleh pengembang
pelayanan, sehingga pelayanan yang diberikan memberikan
kepuasan.Bentuk pelayanan bukti fisik biasanya berupa sarana dan
prasarana pelayanan yang tersedia, teknologi pelayanan yang
digunakan, performance pemberi pelayanan yang sesuai dengan
karakteristik pelayanan yang diberikan dalam menunjukkan prestasi
kerja yang dapat diberikan dalam bentuk pelayanan fisik yang dapat
dilihat.52
51 Ibid.hlm 40 52 Ibid.hlm 32
-
29
9. Kepercayaan Konsumen
a. Pengertian Kepercayaan
Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai
suatu objek, atributnya, dan manfaatnya. Berdasarkan konsep tersebut,
maka pengetahuan konsumen sangat terkait dengan pembahasan sikap
karena pengetahuan konsumen adalah kepercayaan konsumen. 53
Kepercayaan konsumen atau pengetahuan konsumen menyangkut
kepercayaan bahwa suatu produk memiliki berbagai atribut, dan manfaat
dari berbagai atribut tersebut.54
Menurut Mowen dan Minor terdapat tiga jenis kepercayaan yaitu55:
1) Kepercayaan atribut produk
Pengetahuan tentang sebuah objek memiliki sebuat atribut khusus
yang disebut kepercayaan atribut objek. Kepercayaan atribut-objek
menghubungkan sebuah atribut dengan objek, seperti seseorang,
barang atau jasa. Melalui kepercayaan atribut objek, konsumen
menyatakan apa yang diketahui tentang sesuatu dalam hal variasi
atributnya.
2) Kepercayaan manfaat atribut
Kepercayaan manfaat atribut merupakan persepsi konsumen
tentang seberapa jauh atribut tertentu menghasilkan atau memberikan
53 Ibid 41 54 Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran,
(Ghalia Indonesia, Bogor, 2011) hlm. 165-166 55 Nurul Widyawati, “Pengaruh Kepercayaan dan Komitmen Serta Bauran Pemasaran Jasa
terhadap Loyalitas Konsumen di Hotel Zakiyah Medan”, Jurnal Ekitas, Vol. 12, 2008.
-
30
manfaat tertentu. 56 Seseorang mencari produk dan jasa yang akan
menyelesaikan masalah-masalah dan memenuhi kebutuhannya dengan
kata lain memiliki atribut yang akan memberikan manfaat yang dapat
dikenal. Hubungan antara atribut dan manfaat ini menggambarkan
jenis kepercayaan kedua.
3) Kepercayaan manfaat objek
Jenis kepercayaan ketiga dibentuk dengan menghubungkan objek
dan manfaatnya. Kepercayaan manfaat objek merupakan persepsi
konsumen tentang seberapa jauh produk, orang atau jasa tertentu yang
akan memberikan manfaat tertentu.
b. Kepercayaan dalam Pandangan Islam
Imam Al-Qusairi mengatakan bahwa kata shadiq ‘orang yang jujur’
berasal dari kata shidq ‘kejujuran’. Kata shiddiq adalah bentuk penekanan
(mubalaghah) dari shadiq dan berarti orang yang endominasi kejujuran.
Dengan demikian, di dalam jiwa seseorang yang jujur itu terdapat
komponen nilai ruhani yang memantulkan berbagai sikap yang berpihak
kepada kebenaran dan sikap moral yang terpuji.57
Perilaku yang jujur adalah perilaku yang diikuti oleh sikap tanggung
jawab atas apa yang diperbuatnya tersebut atau integritas. Kejujuran dan
integritas bagaikan dua sisi mata uang. Seseorang tidak cukup hanya
memiliki keikhlasan dan kejujuran, tetapi dibutuhkan juga nilai pendorong
56 Etta Mamang Sangadji dan Sopiah, Perilaku Konsumen Pendekatan Praktis Disertai
Himpunan Jurnal Penelitian, (Yogyakarta: Andi Offset, 2013), hlm 204 57 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002)
hlm. 80.
-
31
lainnya, yaitu integritas. Akibatnya, mereka siap menghadapi risiko dan
seluruh akibatnya dia hadapi dengan gagah berani, kebanggaan, dan penuh
suka cita, dan tidak pernah terpikirkan untuk melemparkan tanggung
jawabnya kepada orang lain.58
c. Indikator (Komponen) Tingkat Kepercayaan
Kepercayaan didefinisikan sebagai keinginan untuk
menggantungkan diri pada mitra bertukar yang dipercayai.
Green yang dikutip oleh Fasochah menyatakan bahwa komponen-
komponen kepercayaan adalah:59
1) Kredibilitas
Kredibilitas berarti bahwa karyawan jujur dan katakatanya dapat
dipercaya. Kredibilitas harus dilakukan dengan kata-kata, “saya dapat
mempercayai apa yang dikatakannya mengenai ....” bentuk lain yang
berhubungan adalah believability dan truthfulness.
2) Reliabilitas
Reliabilitas berarti sesuatu yang bersifat reliable atau dapat
dihandalkan. Ini bearti berhubungan dengan kualitas
individu/organisasi. Reliabilitas harus dilakukan dengan tindakan,
“saya dapat memercayai apa yang akan dilakukannya ....”. bentuk lain
yang berhubungan adalah predictability dan familiarity.
3) Intimacy
58 Ibid., hlm. 81 59 Fasochah, Analisis Pengaruh Kepercayaan dan Kualitas Layanan terhadap Loyalitas
Pelanggan dengan Kepuasan Konsumen sebagai variabel Mediasi (Studi Pada RS Darul
Istiqomah Kaliwungu Kendal), (Jurnal Ekonomi Manajemen Akuntansi, No. 13, 2013) hlm. 1-22.
-
32
Dalam menghadapi kondisi pasar yang kompetitif, perusahaan
perlu memberikan nilai kepada konsumen dengan memiliki hubungan
yang intim dengan pelanggan untuk meningkatkan loyalitas mereka.60
Kata yang berhubungan adalah integritas yang berarti karyawan
memiliki kualitas sebagai karyawan yang memiliki prinsip moral yang
kuat. Integritas menunjukkan adanya internal consistency, ada
kesesuaian antara apa yang dikatakan dan dilakukan, ada konsistensi
antara pikiran dan tindakan. Selain itu integritas menunjukkan adanya
ketulusan.
F. Tinjauan Pustaka
Penelitian yang diajukan ini adalah sebuah penelitian yang akan
mengungkap Pengaruh Besaran Premi, Kualitas Pelayan dan Tingkat
Kepercayaan terhadap Keputusan Nasabah Berasuransi di Asuransi Takaful
Syariah Jambi. Penelitian terdahulu bermakna bahwa topik penelitian yang
akan dilaksanakan bersifat asli, otentik, berbeda dengan penelitian sebelumnya,
atau bisa juga bersifat melengkapi penelitian yang sudah dilakukan. Berikut
penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan diteliti
peneliti.
Tabel. 2
Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti,
Tahun, Sumber
Judul Hasil Penelitian
1 Dessy Arum
Kusumawati, 2017.
Pengaruh Produk,
Pelayanan dan
Dari hasil uji t terlihat
bahwa produk
60 Li, ―The Customer Value Strategy in the Competitiveness of Companies‖, International
Journal of Business and Management”, Vol 4 (2009),
-
33
No Nama Peneliti,
Tahun, Sumber
Judul Hasil Penelitian
Jurusan Perbankan
Syariah. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis
Islam. IAIN
Surakarta
Premi Asuransi
Mitra Mabrur
Terhadap
Preferensi Nasabah
AJB Bumiputera
1912 Syariah
Cabang Surakarta.
berpengaruh positif
signifikan terhadap
preferensi nasabah,
pelayanan berpengaruh
positif signifikan
terhadap preferensi
nasabah, dan premi
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
preferensi nasabah61
2 Cahya
Minatiningsih. 2016.
Jurusan Manajemen
Dakwah Fakultas
Dakwah dan
Komunikasi UIN
Sunan Kalijaga
Pengaruh Premi
Asuransi dan
Kualitas Pelayanan
Terhadap Minat
Menjadi Nasabah
Asuransi Jiwa
Bersama (AJB)
Bumiputera 1912
Syari’ah Kantor
Cabang
Purwokerto
Hasil uji simultan (Uji F)
menunjukkan nilai
signifikansi 0,000 < 0,05
artinya premi asuransi
dan kualitas pelayanan
berpengaruh positif dan
signifikan secara
simultan terhadap minat
menjadi nasabah
Asuransi Jiwa Bersama
(AJB) Bumiputera 1912
syari’ah kantor cabang
Purwokerto.62
3 Intan Hidayatillah,
2013. Jurusan Ilmu
Administrasi Bisnis
Universitas
Diponegoro
Pengaruh Kualitas
Pelayanan,
Reputasi, dan
Harga Premi
Asuransi Terhadap
Keputusan
Pemegang Polis
dalam Memilih
Asuransi
Bumiputera 1912
(Studi Kasus Pada
Asuransi Jiwa
Bersama
Bumiputera 1912
Kantor Cabang
Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa
kualitas pelayanan,
reputasi dan harga premi
secara parsial maupun
simultan mempengaruhi
keputusan pembelian.
Variabel kualitas
pelayanan, reputasi dan
harga premi
mengakibatkan semakin
tinggi keputusan
pembelian asuransi
kumpulan AJB
Bumiputera 1912. Hal ini
61 Dessy Arum Kusumawati, Pengaruh Produk, Pelayanan dan Premi Asuransi Mitra
Mabrur Terhadap Preferensi Nasabah AJB Bumiputera 1912 Syariah Cabang Surakarta, (Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam : IAIN Surakarta, 2017) 62 Cahaya Minatiningsih. Pengaruh Premi Asuransi dan Kualitas Pelayanan Terhadap Minat
Menjadi Na23sabah Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Syari’ah Kantor Cabang
Purwokerto, (Fakultas Dakwah dan Komunikasi: UIN Sunan Kalijaga,2016)
-
34
No Nama Peneliti,
Tahun, Sumber
Judul Hasil Penelitian
Askum Semarang). dapat dilihat dari uji
koefisien determinasi
kualitas pelayanan,
reputasi dan harga premi
terhadap keputusan
pembelian sebesar 0,704
atau 70,4%. 63 Sumber : Penelitian Terdahulu, diolah. 2019
Perbedaan dengan penelitian sebelumnya terletak pada objek
penelitian dan variabel penelitian, dimana dalam penelitian ini objek
penelitian merupakan Asuransi Syariah Asuransi Takaful Cabang Jambi
yang merupakan asuransi syariah murni (bukan unit layanan). Sedangkan
variabel dalam penelitian ini lebih kompleks karena terdiri dari 3 variabel
independent, yaitu besaran premi, kualitas pelayanan dan tingkat
kepercayaan.
G. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan uraian latar belakang, kerangka teori, dan hasil penelitian
terdahulu,yang telah dikemukakan sebelumnya, maka secara sederhana
kerangka berpikir dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
63 Intan Hidayatillah, Pengaruh Kualitas Pelayanan, Reputasi, dan Harga Premi Asuransi
Terhadap Keputusan Pemegang Polis dalam Memilih Asuransi Bumiputera 1912 (Studi Kasus
Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kantor Cabang Askum Semarang). (Universitas
Diponegoro: Semarang, 2013)
-
35
Gambar 1 Paradigma Berpikir
Dari gambar tersebut, peneliti membentuk suatu ikatan antara variabel
terikat (y) dengan variabel-variabel bebas (x) penelitian, yang dirumuskan
dengan persamaan fungsi sebagai berikut:
H. Hipotesis
Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1: Secara simultan terdapat pengaruh besaran premi, kualitas pelayanan
dan tingkat kepercayaan terhadap keputusan nasabah berasuransi di
Asuransi Takaful Syariah Jambi.
H2: Secara parsial, terdapat pengaruh besaran premi terhadap keputusan
nasabah berasuransi di Asuransi Takaful Syariah Jambi.
H3: Secara parsial, terdapat pengaruh kualitas pelayanan terhadap
keputusan nasabah berasuransi pada Asuransi Takaful Syariah Jambi.
H4: Secara parsial, terdapat pengaruh tingkat kepercayaan terhadap
keputusan nasabah berasuransi pada Asuransi Takaful Syariah Jambi
Y
Keputusan
Nasabah
(KN)
X1
Besaran Premi
(BP)
X3
Tingkat Kepercayaan
(TK)
X2
Kualitas Pelayanan
(KP)
KN=f (BP,KP,TK)
-
36
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, karena penelitian ini disajikan
dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto yang
mengemukakan penelitian kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang
banyak dituntut mengunakan angka, mulai dari pengumpulan data,
penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya.64 Penelitian
deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk
menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan
untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan
sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan
dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji.
B. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh melalui hasil kuesioner
yang disebarkan kepada sejumlah nasabah yang menjadi sampel atau
responden dalam penelitian ini. Sedangkan data sekunder yaitu data
pendukung yang diperoleh dari dokumen Asuransi Takaful Syariah Jambi
dan literatur, seperti data tentang nasabah, struktur organisasi, buku-buku,
64 Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta,
2006), hlm 12
-
37
majalah dan lain sejenisnya yang dianggap relevan dengan topik
penelitian.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sekumpulan karakteristik dan orang, binatang,
tanaman, atau suatu benda yang akan di observasi. (Nazir) mengatakan
bahwa, “populasi adalah berkenaan dengan data, bukan orang atau
bendanya.” Populasi adalah wilayah generalistis yang terdiri atas obyek
atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan .
Popolasi pada penelitian ini adalah nasabah asuransi takaful syariah
cabang Jambi pada tahun 2017 yakni sebanyak 262 nasabah yang
merupakan realisasi jumlah nasabah Asuransi Takaful Syari’ah..
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari poulasi yang sengaja dipilih secara
reprenstatif (mewakili). Menurut Arikunto65, Sampel adalah sebagian
atau wakil populasi yang diteliti. Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimilki oleh pupolasi tersebut. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu. Maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang di ambil dari populasi itu. Sampel yang akan
diambil adalah 72 nasabah.
65 Arikunto, S. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
(2013)., hlm 22
-
38
Penentuan besaran sampel didasarkan pada pendapat yang dikemukakan
oleh Suharismi Arikunto “apabila subjeknya kurang dari 100 maka lebih
baik diambil semua sehingga penelitiannya menjadi penelitian populasi,
selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih besar dari 100 maka dapat diambil
antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.66
Untuk menentukan besarnya sampel dari populasi di gunakana rumus
slovin sebagai berikut :
n =
N
1+N(e)2
Keterangan
N = jumlah sampel
n = jumlah populasi
e = nilai kritis atau batas penelitian yang diinginkan (10%)
hasil yang diperoleh:
n = 262
1+262 (0,1)2
262
1+262 (0,01)
262
3,62
= 72
66 ibid
-
39
jadi sampel yang diambil dari nasabah yang beransuransi di Asuransi
Tafakul Syariah adalah 72 orang.
Dalam menentukkan jumlah sampel awal menggunakan nulai kritis
sebesar 5% dan didapatkan jumlah sampel sebanyak 75 responden, namun
saat penyebaraan kuisoner yang bersedia untuk mengisi kuisoner tersebut
hanya 72 responden. Jadi nilai kritis yang digunakan peneliti menjadi 10%
melihat dari ketersediaan responden mengisi kuisoner.
D. Uji Coba Statistik
Uji coba instrumen perlu dilakukan sebelum melakukan penelitian.
Hal ini dimaksudkan agar instrumen yang akan digunakan dalam
mengukur variabel memiliki validitas dan reliabilitas sesuai dengan
ketentuan. Instrument dikatakan valid apabila instrumen tersebut telah
melalui uji reliabilitas.
1. Uji validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut. Jadi, validitas ingin mengukur apakah
pertanyaan dalam kuesioner yang sudah di buat betul-betul dapat
mengukur apa yang hendak diukur.67
67 Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi. Keempat,
(Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2009), hlm. 117
-
40
Pengambilan keputusanya bahwa setiap indikator valid apabila
nilai r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel atau r hitung berada
dibawah 0,05. Untuk menentukan nilai r hitung, dibantu dengan
progam SPSS yang dinyatakan dengan nilai correted item total
correlation. Dapat pula digunakan rumus teknik korelasi product
moment:68
r = koefisien korelasi
n = jumlah obsevasi/responden
X = skor pertanyaan
Y = skor total
2. Uji Reabilitas
Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrument cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena
instrumen sudah baik.69 Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu
instrument dapat memberi hasil. Pengukuran yang konsisten apabila
pengukuran dilakukan berulang-ulang terhadap gejala yang sama
dengan alat pengukuran yang sama. Uji reliabilitas ini hanya
dilakukan pada data yang dinyatakan valid. Untuk menguji reliabilitas
68 Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis, (Jakarta: Rajawali, 2013),
hlm. 275 69 Ibid 62
-
41
digunakan teknik croancbach alpha > 0,60, Dimana pada pengujian ini
menggunakan bantuan komputer progam SPSS. Rumus croanbach
alpha adalah sebagai berikut:
Keterangan :
r11 = reliabilitas
k = banyaknya butir pertanyaan
ab2 = jumlah varian butir
αt2 = varian total
E. Instrumen Pengumpulan Data
Istilah instrument dalam penelitian tidak terlepas dari metode
pengumpulan data. Artinya instrument berkaitan dengan metode
pengumpulan data. Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan
peneliti untuk mengumpulkan data penelitian, seperti wawancara,
kuisoner, observasi, analisis data. Sedangkan instrumren penelitian adalah
alat yang digunakan peneliti agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya
lebih baik.70
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuisioner. Kuesioner
adalah sejumlah daftar pertanyaan yang diajukan oleh peneliti untuk
70 Widoyoko, E.P. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian, (Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
2012), hlm. 11
-
42
mendapatkan informasi yang mendasar dari laporan tentang diri sendiri
(self report) atau pada pengetahuan atau keyakinan pribadi subyek atau
informasi yang diteliti.71 Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh
data tersebut digunakan kuesioner ynag bersifat tertutup yaitu pertanyaan
yang dibuat sedemikian rupa sehingga responden dibatasi dalam
memberikan jawaban kepada beberapa alternatif saja atau pada satu
jawaban saja. Sedangkan penyusunan skala pengukuran digunakan metode
likert summated ratings (LSR).
Dengan alternatif pilihan 1 sampai dengan 5 jawaban pertanyaan
dengan ketentuan sebagai berikut:
Tabel 3. Skala Likert Instrumrn Penelitian
Pilihan 5 4 3 2 1
Interpretasi Sangat
Setuju Setuju
Ragu-
Ragu
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju
Dalam penelitian ini metode pengumpulan datanya yang dipakai
adalah angket (kuesioner). Angket (kuisioner) akan ditujukan kepada
Nasabah Asuransi Takaful Syariah Jambi.
Skala yang digunakan pada penelitian ini adlaah skala interval. Skala
interval adalah suatu pemberian angka kepada set dari objek yang
mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal dan ditambah sifat lainnya, yaitu
jarak yang sama pada pengukuran interval memperlihatkan jarak yang
sama dari ciri atau objek yang di ukur. Ciri skala interval adalah
71 Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen, (Alfabeta, Bandung, 2015), hlm. 214
-
43
mempunyai tingkatan atau jarak dan memiliki nol tidak absolut,
maksudnya adalah tidak semua harus dimulai dari nol. Sebagai contoh,
terperatur 0 derajat dalam celcius sama dengan 32 derajat dalam reamur,
tingkat kepuasan dimulai dari anga 1 sampai 10 (tidak harus dimulai dai
nol) dan sebagainya. Dalam penelitian sosial skala sifat biasanya di
asumsikan berskala interval.72
F. Teknis Analisa Data
Berdasarkan hipotesis dan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka
digunakan metode analisis sebagai berikut:
1. Analisis descriptive yakni suatu analisis untuk melihat gambaran
besaran premi, kualitas pelayanan, tingkat kepercayaan dan keputusan
nasabah berasuransi di Asuransi Takaful Syariah Jambi.
2. Uji validitas digunakan untuk menguji keabsahan butir instrument
penelitian, sebab suatu instrumen penelitian yang valid mempengaruhi
validitas tinggi, sebaliknya suatu instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas rendah.
3. Uji reliabilitas digunakan untuk menguji keandalan butir instrument
penelitian, pengujian reliabilitas terhadap butir instrument penelitian
yang reliabel jika nilai cronbach alpha di atas 0,60.
4. Uji Serempak (Uji F) uji ini digunakan untuk mengetahui apakah
seluruh variabel bebasnya secara bersama-sama mempunyai pengaruh
yang bermakna terhadap variabel terikat. Pengujian dilakukan dengan
72 Yamin, Sofyan & Kurniawan, Heri. SPSS COMPLETE Teknik Analisis Statistik
Terlengkap dengan Software SPSS. Salemba Infote: Jakarta, 2009. Hlm 23
-
44
membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel pada derajat kesalahan 5%
dalam arti (α = 0.05). Apabila nilai Fhitung ≥ dari nilai Ftabel, maka
berarti variabel bebasnya secara bersama-sama memberikan pengaruh
yang bermakna terhadap variabel terikat atau hipotesis pertama
diterima.73 Dengan rumus:
Ho : β1, β2, β3 = 0, variabel independen tidak berpangaruh secara
bersama-sama terhadap variabel.
H1 : β1, β2, β3 ≠ 0, variabel independen berpangaruh secara bersama-
sama terhadap variabel dependen
5. Uji Parsial (Uji t) uji ini adalah untuk mengetahui apakah pengaruh
masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat apakah
bermakna atau tidak. Pengujian dilakukan dengan membandingkan
antara nilai thitung masing-masing variabel bebas dengan nilai ttabel
dengan derajat kesalahan 5% dalam arti (α = 0.05). Apabila nilai thitung
≥ ttabel, maka variabel bebasnya memberikan pengaruh bermakna
terhadap variabel terikat.74 Dengan rumus:
6. Analisis regresi linear berganda, suatu analisis untuk menguji
signifikansi pengaruh besaran premi, kualitas pelayanan, tingkat
73 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Cet ke- 24, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm 84 74 Ibid., hlm. 85
-
45
kepercayaan terhadap keputusan nasabah berasuransi di Asuransi
Takaful Syariah Jambi dengan menggunakan rumus yang dikutip dari
Riduan dan Akdom yang diolah dengan menggunakan sistem
komputerisasi program SPSS yaitu sebagai berikut:75
Y = b0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Dimana :
Y = keputusan menjadi nasabah asuransi syariah (KN)
X1 = besaran premi (BP)
X2 = kualitas pelayanan (KP)
X3 = tingkat kepercayaan (TK)
bo = Konstanta
β 1 – β 3 = Koefisien regresi
e = Standart error
7. Koefisien Determinasi (R2)
R2 = 0 < R2 < 1
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar
kontribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Jika Koefisien
Determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin
baik kemampuan variabel X menerangkan variabel Y dimana 0 < R2 < 1.
Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat
dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel
75 Riduan dan Akdon, Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika cetakan ke-2. (Bandung.
Alfabeta, 2007), hlm. 142
-
46
terikat. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk
menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel
terikat.76
G. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Definisi operasional dari variabel penelitian dimaksudkan untuk
memberikan kesimpulan yang dapat memperjelas batasan, pengertian, dan
ruang lingkup penelitian yang akan digunakan sebagai acuan dalam
penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
Tabel 4. Definisi Operasional
No Nama
Variabel Defenisi Operasional
Skala
Pengukuran
1 Besaran
Premi
Suatu manfaat atau porsi (nisbah)
bagi hasil yang didapat oleh
nasabah, serta beban yang harus
dibayar oleh nasabah
Ordinal
2 Kualitas
Pelayanan
Segala sesuatu yang diberikan
perusahaan kepada nasabahnya
secara keseluruhan
Ordinal
3 Tingkat
Keprcayaan
Kepercayaan konsumen atau
pengetahuan konsumen
menyangkut kepercayaan bahwa
suatu produk memiliki berbagai
atribut, dan manfaat dari berbagai
atribut tersebut
Ordinal
4 Keputusan
Nasabah
suatu pilihan yang berhubungan
dengan rencana atau alasan
nasabah untuk menabung
Ordinal
76 Ibid.,
-
47
BAB III
GAMBARAN LOKASI PENELITIAN
A. Manajamen Asuransi Takaful Syariah Jambi
Takaful Keluarga adalah pelopor perusahaan asuransi jiwa syariah di
Indonesia. Mulai beroperasi sejak tahun 1994, Takaful Keluarga
mengembangkan berbagai produk untuk memenuhi kebutuhan berasuransi
sesuai syariah meliputi perlindungan jiwa, perlindungan kesehatan,
perencanaan pendidikan anak, perencanaan hari tua, serta menjadi rekan
terbaik dalam perencanaan investasi.
Dijambi Asuransi Takaful Syariah terdapat 1 kantor yang telah berdiri
sejak tahun 2002. Motivasi dalam penegakkan Kantor Asuransi Takaful
Syariah adalah sebagai system baru yang dikenal saat itu, tujuan Utama
adalah Menjadi Takaful sebagai Asuransi Pertama yang beroperasi dengan
system Syariah, sekaligus mengajak ummat untuk bertransaksi dengan system
Syariah.77
Takaful Keluarga telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2008 sebagai
standar internasional mutakhir untuk sistem manajemen mutu dan saat ini
sedang dalam proses untuk memperoleh sertifikasi ISO 9001: 2015. Takaful
Keluarga terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta
memiliki tenaga pemasaran yang terlisensi oleh Asosiasi Asuransi Jiwa
Indonesia (AAJI) dan Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI). Kinerja
positif Takaful Keluarga dari tahun ke tahun dibuktikan dengan diraihnya
penghargaan- penghargaan prestisius yang diberikan oleh berbagai institusi.78
Berawal dari sebuah kepedulian yang tulus, beberapa pihak bersepakat
untuk membangun perekonomian syariah di Indonesia. Atas prakarsa Ikatan
77 Wawancara dengan Bapak Herm