pengaruh belanja modal dan jumlah penduduk terhadap …
TRANSCRIPT
PENGARUH BELANJA MODAL DAN JUMLAH PENDUDUK
TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI
SUMATERA SELATAN MELALUI PERTUMBUHAN
EKONOMI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
Oleh:
Nadya Aprilina
NIM : 1656200166
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Fatah
Palembang Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi (S.E)
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemiskinan merupakan masalah yang sangat penting dan mendasar yang
terjadi di negara berkembang khususnya di Indonesia. Di tengah kepadatan
penduduk di Indonesia tingkat kemiskinan masih tergolong tinggi baik di
perkotaan maupun di pedesaan. Kemiskinan merupakan kondisi absolut dan
relatif yang menyebabkan seseorang atau kelompok masyarakat dalam suatu
wilayah tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya
sesuai tata nilai atau norma tertentu yang berlaku di dalam masyarakat kerena
sebab-sebab natural, kultural, maupun struktural. Pandangan ini
memperlihatkan luasnya cakupan tentang dimensi kemiskinan. Permasalahan
kemiskinan yang begitu kompleks dan bersifat multidimensional, mendorong
berbagai upaya pengentasan kemiskinan dilakukan secara komprehensif,
mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara
terpadu1.
Kondisi kemiskinan di Indonesia merupakan salah satu tugas pemerintah
pusat maupun daerah dalam upaya penanggulangannya karena sangat
menghambat perkembangan pembangunan di Indonesia juga mempengaruhi
meningkatnya kemiskinan di masing-masing kabupaten / kota khususnya di
Provinsi Sumatera Selatan. Kondisi kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan
1Ezra Kaligis, dkk “Pengaruh Belanja Modal Terhadap Kemiskinan di Minahasa Utara
melalui Pertumbuhan Ekonomi Sebagai Variabel Intervening”, Jurnal Berkala Ilmiah Efensiasi
Vol.17 N0.02, 2017, hlm 95.
masih tergolong cukup besar, hal ini dipengaruhi karena pendapatan
masyarakat yang masih relatif rendah, kurangnya modal, baik dalam bentuk
uang maupun pengetahuan, serta sulitnya mencari pekerjaan akibat masih
terbatasnya anggaran dan lapangan pekerjaan.
Jumlah penduduk miskin Provinsi Sumatera Selatan pada tiga tahun
terakhir terhitung dari tahun 2016 hingga tahun 2018 mengalami angka
penurunan dan hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1.
Tabel 1.1
Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2016-2018 (Ribu Jiwa)
Tahun Jumlah Penduduk Miskin
(Ribu Jiwa)
2016 1101,19
2017 1086,92
2018 1068,27
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan 2020
Jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Selatan pada kurun waktu
tiga tahun terakhir mengalami penurunan yaitu pada tahun 2016 sebesar
1101,19 ribu jiwa, turun pada tahun 2017 sebesar 1086,92 ribu jiwa dan terus
turun pada tahun 2018 sebesar 1068,27 ribu jiwa. Tingkat kemiskinan di
Provinsi Sumatera Selatan masih tergolong tinggi dan perlu diatasi dengan
berbagai macam upaya, kinerja dan kerjasama baik antar pemerintah pusat dan
daerah maupun antar pemerintah dan masyarakat yang ada.
Salah satu faktor penentu ketimpangan dan kemiskinan adalah tingkat
pertumbuhan ekonomi dan rasio ketergantungan penduduk. Pertumbuhan
ekonomi menunjukan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan
tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Karena pada
dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu peroses penggunaan faktor-
faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya
akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang
dimiliki oleh masyarakat. Adanya pertumbuhan ekonomi maka di harapkan
pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan
meningkat2.
Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya, pertumbuhan ekonomi
merupakan perkembangan fisikal produksi barang dan jasa yang berlaku di
sebuah daerah, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri,
perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan
produksi barang dan jasa3.
Perkembangan angka pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan
yang dilihat berdasarkan laju pertumbuhan PDRB mengalami peningkatan
dari tahun 2016 hingga tahun 2018. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.2.
2Dara Resmi Asbiantari Dkk, “Pengaruh Ekspor Impor terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Indonesia” (Bandung, IPB, 2016 ) Vol 5, No 2,..
3Sadono Sukirno, MakroEkonomi, Teori Pengantar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2006), hlm 421.
Tabel 1.2
Laju Pertumbuhan PDRB di Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2016-2018 (Juta Rupiah)
Tahun Pertumbuhan PDRB
(Persen)
2016 5.03 %
2017 5.51 %
2018 6.04 %
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan 2020
Pertumbuhan PDRB Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2016 sebesar
5.03 % meningkat secara signifikan pada tahun 2017 sebesar 5.51% dan pada
tahun 2018 sebesar 6.04%. Ada tiga komponen utama dalam pertumbuhan
ekonomi. Pertama, akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis
investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik dan modal manusia
atau sumber daya manusia. Kedua, pertumbuhan penduduk yang selanjutnya
akan menambah jumlah angkatan kerja. Ketiga, kemajuan teknologi yaitu
berupa cara-cara baru atau perbaikan atas cara-cara lama dalam menangani
suatu pekerjaan4.
Akumulasi modal terjadi apabila sebagian dari pendapatan di investasikan
kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan di kemudian hari.
Investasi yang dilakukan pemerintah daerah adalah dengan mengalokasikan
dana untuk berbagai proyek pembangunan untuk membangun sarana dan
prasarana umum. Investasi pemerintah daerah tersebut dirinci dalam belanja
4Santi Nurmainah, “Analisis Pengaruh Belanja Modal Pemerintah Daerah, Tenaga Kerja
Terserap dan Indeks Pembangunan Manusia terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan”,
Juernal Bisnis dan Ekonomi Vol.20 No.2, 2013, hlm 132.
modal pemerintah daerah5. Belanja modal Provinsi Sumatera Selatan dapat di
lihat pada tabel 1.3.
Tabel 1.3
Belanja Modal Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2016-2018 (Milyar)
Tahun Belanja Modal (Milyar)
2016 607,7
2017 1.377,4
2018 1.537,3
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan 2019
Belanja modal Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2016 sebesar 607,7
milyar rupiah sedangkan pada tahun 2017 meningkat sebesar 1.377,4 milyar
rupiah dan pada tahun 2018 kembali meningkat sebesar 1.537,3 milyar
rupiah.
Pemanfaatan belanja hendaknya dialokasikan untuk hal-hal produktif,
misal untuk melakukan aktifitas pembangunan6. Oleh karena itu penerimaan
pemerintah hendaknya lebih banyak untuk program-program layanan publik.
Pernyataan tersebut menyiratkan pentingnya mengalokasikan belanja untuk
berbagai kepentingan publik7.
Selain pertumbuhan ekonomi, rasio ketergantungan penduduk juga
merupakan faktor penentu kemiskinan. Faktor penyebab munculnya rasio
ketergantungan adalah adanya tingkat kelahiran (fertilitas) yang tinggi.
Penyebab kemiskinan adalah adanya ledakan penduduk (population growth)
5 Ibid 6Mawarni, dkk “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum Terhadap
Belanja Modal serta Dampaknya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah”, Jurnal Akuntansi
Vol. 2 No. 2 Mei 2013, hlm 83. 7Ibid
yang tidak terkendali karena hal itu akan menyebabkan rasio ketergantungan
yang tinggi8.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi dan kemudian berdampak pada tingkat kemiskinan. Di
sisi lain, pertumbuhan penduduk yang tinggi juga berpengaruh untuk
meningkatkan produksi daerah dalam nilai universal. Penduduk merupakan
pelaku dan sasaran pembangunan sekaligus yang menikmati hasil
pembangunan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan
merupakan kondisi utama atau suatu keharusan bagi kelangsungan
pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Jumlah penduduk
bertambah setiap tahun, sehingga dengan sendirinya kebutuhan konsumsi
sehari-hari juga bertambah setiap tahun, maka dibutuhkan penambahan
pendapatan setiap tahun9.
Tabel 1.3
Jumlah Penduduk di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016-2018
(Jiwa)
Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)
2016 8.160.901
2017 8.266.983
2018 8.391.489
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan 2019
8Amir Machmud, Perekonomian Indonesia Pasca Reformasi, (Jakarta: Erlangga, 2016), hlm.
283. 9Novri Silastri, “Pengaruh Jumlah Penduduk dan Penadapatan Domestik Regional Bruto
(PDRB) Terhadap Kemiskinan di Kabupaten Kuantan Singingi” , Jurnal Ekonomi Vol.4 No.1,
2017, hlm 106.
Pada tabel 1.3 diatas, jumlah penduduk di Provinsi Sumatera Selatan
mengalami peningkatan dari tahun 2016 sebesar 8.160.901 jiwa menjadi
8.266.983 jiwa pada tahun 2017 dan terus meningkat menjadi 8.391.489 jiwa
pada tahun 2018. Pertumbuhan jumlah penduduk tersebut tidak lepas dari
beberapa faktor. Menurut BPS ada 3 komponen faktor penentu pertumbuhan
penduduk yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan migrasi10
.
Dengan adanya tingkat penurunan kematian yang cepat dan tetap tingginya
kelahiran serta kurang efektifnya migrasi, maka pertumbuhan penduduk akan
cepat dan mengakibatkan terjadinya ledakan penduduk di Provinsi Sumatera
Selatan.
Berdasarkan penelitian terdahulu mengidentifikasi adanya research gap
dari variabel independen ke variabel dependen yaitu sebagai berikut.
Tabel 1. 4
Research Gap Belanja Modal Terhadap Tingkat Kemiskinan
Pengaruh Belanja
Modal Terhadap
Tingkat Kemiskinan
Hasil Penelitian Peneliti
Belanja modal berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap tingkat kemiskinan
Levenia
Kotambunan, dkk
(2016)
Belanja modal berpengaruh
negatif terhadap tingkat
kemiskinan
Ezra Kaligis, dkk
(2017)
Sumber : dikumpulkan dari berbagai sumber, 2020.
10 Amir Machmud, Perekonomian Indonesia Pasca Reformasi..., hlm 243.
Pengaruh belanja modal terhadap tingkat kemiskinan yang diteliti oleh
Levenia Kotambunan dkk11
menunjukkan bahwa belanja modal berpengaruh
positif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan. Hal ini bertentangan
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ezra Kaligis dkk12
yang
menunjukkan bawa belanja modal berpengaruh negatif terhadap tingkat
kemiskinan.
Tabel 1. 5
Research Gap Jumlah Penduduk Terhadap Tingkat Kemiskinan
Pengaruh Jumlah
Penduduk Terhadap
Tingkat Kemiskinan
Hasil Penelitian Peneliti
Jumlah penduduk
berpengaruh positif
tetapi tidak signifikan
terhadap tingkat
kemiskinan
A.A. Gde Alit
Wiradyatmika dan I
Ketut Sudiana (2013)
Jumlah penduduk
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap
tingkat kemiskinan
Novri Silastri (2017)
Sumber : dikumpulkan dari berbagai sumber, 2020.
11Levenia Kotambunan, “Analisis Pengaruh Belanja Modal dan Indeks Pembangunan
Masyarakat (IPM) Terhadap Kemiskinan di Provinsi Sulawesi Utara” , Jurnal Berkala Ilmiah
Efisiensi Vol.16 No.1, 2016. 12
Ezra Kaligis dkk, Pengaruh Belanja Modal Terhadap Kemiskinan...
Pengaruh jumlah penduduk terhadap tingkat kemiskinan yang diteliti oleh
A.A. Gde Alit Wiradyatmika13
menunjukkan bahwa jumlah penduduk
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan. Hal
ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Novri Silastri14
yang menunjukkan bahwa jumlah penduduk berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap tingkat kemiskinan.
Tabel 1. 6
Research Gap Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Pengaruh Belanja
Modal Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi
Hasil Penelitian Peneliti
Belanja modal
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi
1. Santi Nurmainah
(2013)
2. Ezra Kaligis, dkk
(2017)
Belanja modal
berpengaruh negatif
terhadap pertumbuhan
ekonomi
1. Prima Rosita Arini
(2016)
2. Agung Priambodo
(2015)
Sumber : dikumpulkan dari berbagai sumber, 2020.
Pengaruh belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi yang diteliti oleh
Santi Nurmainah15
dan Ezra Kaligis dkk16
menunjukkan bahwa belanja modal
13
A.A. Gde Alit Wiradyatmika dan I Ketut Sudiana, “Pengaruh Jumlah Penduduk, Jumlah
Penyerapan Tenaga Kerja dan Pengangguran Terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten
Buleleng” , Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana Vol.2 No.7, Juli 2013. 14 Novri Silastri, Pengaruh Jumlah Penduduk dan Penadapatan Domestik Regional Bruto... 15 Santi Nurmainah, Analisis Pengaruh Belanja Modal Pemerintah Daerah...
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini
bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prima Rosita Arini17
dan Agung Priambodo18
yang menunjukkan bahwa belanja modal
berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Tabel 1. 7
Research Gap Jumlah Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Pengaruh Jumlah
Penduduk Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi
Hasil Penelitian Peneliti
Jumlah penduduk
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi
1. Novi Sri Handayani
dkk (2016)
2. Christiawan Eka
Arianto (2015)
Jumlah penduduk
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi
Windy Ayu Astuti
dkk (2017)
Sumber : dikumpulkan dari berbagai sumber, 2020.
Pengaruh jumlah penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi yang diteliti
oleh Novi Sri Handayani dkk19
dan Christiawan Eka Arianto20
menunjukkan
16
Ezra Kaligis dkk, Pengaruh Belanja Modal Terhadap Kemiskinan... 17
Prima Rosita Arini S, “Pengaruh Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan
Kesejahteraan Masyarakat di Pulau Kalimantan”, Jurnal UMB Yogyakarta Vol.2 No.2,
November 2016. 18
Agung Priambodo, “Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Belanja Modal, Tenaga
Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi”, Economics Development Analysis Journal Vol.4 No.1,
2015. 19
Novi Sri Handayani, “Pengaruh Jumlah Penduduk, Angka Harapan Hidup, Rata-Rata
Lama Sekolah Dan Pdrb Per Kapita Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Bali”, E-Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Vol.5 No.10, 2016.
bahwa jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Windy Ayu Astuti dkk21
yang menunjukkan bahwa jumlah
penduduk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
Tabel 1. 8
Research Gap Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Kemiskinan
Pengaruh Pertumbuhan
Ekonomi Terhadap
Tingkat Kemiskinan
Hasil Penelitian Peneliti
Pertumbuhan ekonomi
berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap
tingkat kemiskinan
1. Chairul Nizar dkk
(2013)
2. Ni Nyoman Ayu
3. Sudewi dan I.G.A.P.
Wirathi (2013)
Pertumbuhan ekonomi
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
tingkat kemiskinan
Santi Nurmainah
(2013)
Sumber : dikumpulkan dari berbagai sumber, 2020.
20Christiawan Eka Arianto, “Pengaruh Jumlah Penduduk dan Angka Pengangguran
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Jember”, Jurnal ISEI Jember Vol.5 No.1, April
2015. 21
Windy Ayu Astuti, dkk, “Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Penduduk
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Pelalawan”, Jurnal Akuntansi dan Ekonomika
Vol.7 No.2, Desember 2017.
Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan yang diteliti
oleh Chairul Nizar dkk22
dan Ni Nyoman Ayu Sudewi dkk23
menunjukkan
bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
tingkat kemiskinan. Sedangkan dari hasil penelitian Santi Nurmainah24
menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh signifikan
terhadap tingkat kemiskinan.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pertumbuhan
ekonomi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti belanja modal dan
jumlah penduduk yang kemudian berdampak pada tingkat kemiskinan. Oleh
karena itu, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam dan meneliti mengenai
“Pengaruh Belanja Modal dan Jumlah Penduduk terhadap Tingkat
Kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan melalui Pertumbuhan
Ekonomi sebagai Variabel Intervening”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut :
1. Apakah belanja modal berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan di
Provinsi Sumatera Selatan ?
22
Chairul Nizar dkk, “Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Serta Hubungannya Terhadap Tingkat Kemiskinan di Indonesia”, Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Vol.1 No.2, Mei 2013. 23
Ni Nyoman Ayu Sudewi dan I.G.A.P Wirathi, “Pengaruh Desentralisasi Fiskal dan
Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kemiskinan Provinsi Bali”, Jurnal EP Unud Vol.2 No.3, Maret
2013. 24 Santi Nurmainah, Analisis Pengaruh Belanja Modal Pemerintah Daerah...
2. Apakah jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap tingkat kemiskinan
di Provinsi Sumatera Selatan ?
3. Apakah belanja modal berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi
di Provinsi Sumatera Selatan ?
4. Apakah jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan ?
5. Apakah pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif terhadap tingkat
kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan ?
6. Apakah belanja modal berpengaruh secara tidak langsung terhadap tingkat
kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan melalui pertumbuhan ekonomi
sebagai variabel intervening ?
7. Apakah jumlah penduduk berpengaruh secara tidak langsung terhadap
tingkat kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan melalui pertumbuhan
ekonomi sebagai variabel intervening ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah belanja modal berpengaruh negatif terhadap
tingkat kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan.
2. Untuk mengetahui apakah jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap
tingkat kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan.
3. Untuk mengetahui apakah belanja modal berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan.
4. Untuk mengetahui apakah jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan.
5. Untuk mengetahui apakah pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif
terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan .
6. Untuk mengetahui apakah belanja modal berpengaruh secara tidak
langsung terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan
melalui pertumbuhan ekonomi sebagai variabel intervening .
7. Untuk mengetahui apakah jumlah penduduk berpengaruh secara tidak
langsung terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan
melalui pertumbuhan ekonomi sebagai variabel intervening .
D. Manfaat Penelitian
Kegunaan dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat
yaitu sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang perekonomian, khususnya
mengenai pengaruh belanja modal dan jumlah penduduk terhadap tingkat
kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan melalui pertumbuhan ekonomi
sebagai variabel intervening.
2. Manfaat Pragmatis
a. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai catatan atau
koreksi serta acuan untuk mengambil kebijakan dan keputusan dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga dapat mengurangi
tingkat kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan.
b. Bagi Pihak Lain
Penelitian dan keterbatasan yang dikemukakan dalam penelitian ini
dapat menjadi saran acuan (referensi) bagi peneliti lain, untuk
mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai masalah yang
berhubungan dengan tema penelitian ini.
E. Sistematika Penelitian
Sistematika ini berguna untuk memberikan gambaran secara jelas dan
tidak menyimpang dari pokok permasalahan. Adapun sistematika tersebut
adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini mengkaji teori-teori yang mendasari pembahasan secara detail
yang digunakan dalam penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini dipaparkan tentang metode penelitian yang meliputi jenis dan
sumber data, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, variabel
penelitian, dan teknik analisis.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini terdiri dari gambaran umum tentang objek penelitian, data
deskriptif, hasil analisis data, hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil
penelitian
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir dimana keberhasilan tujuan dari
penelitian. Simpulan juga menunjukkan hipotesis mana yang didukung dan
mana yang tidak didukung oleh data. Saran-saran yang berisi keterbatasan dari
penelitian yang telah dilakukan dan saran bagi penelitian yang akan datang.