pengaruh belanja modal dan jumlah penduduk terhadap …

17
PENGARUH BELANJA MODAL DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA SELATAN MELALUI PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Oleh: Nadya Aprilina NIM : 1656200166 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Fatah Palembang Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UIN RADEN FATAH PALEMBANG 2020

Upload: others

Post on 01-Dec-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH BELANJA MODAL DAN JUMLAH PENDUDUK

TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI

SUMATERA SELATAN MELALUI PERTUMBUHAN

EKONOMI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

Oleh:

Nadya Aprilina

NIM : 1656200166

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Fatah

Palembang Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Ekonomi (S.E)

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN RADEN FATAH PALEMBANG

2020

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemiskinan merupakan masalah yang sangat penting dan mendasar yang

terjadi di negara berkembang khususnya di Indonesia. Di tengah kepadatan

penduduk di Indonesia tingkat kemiskinan masih tergolong tinggi baik di

perkotaan maupun di pedesaan. Kemiskinan merupakan kondisi absolut dan

relatif yang menyebabkan seseorang atau kelompok masyarakat dalam suatu

wilayah tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya

sesuai tata nilai atau norma tertentu yang berlaku di dalam masyarakat kerena

sebab-sebab natural, kultural, maupun struktural. Pandangan ini

memperlihatkan luasnya cakupan tentang dimensi kemiskinan. Permasalahan

kemiskinan yang begitu kompleks dan bersifat multidimensional, mendorong

berbagai upaya pengentasan kemiskinan dilakukan secara komprehensif,

mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara

terpadu1.

Kondisi kemiskinan di Indonesia merupakan salah satu tugas pemerintah

pusat maupun daerah dalam upaya penanggulangannya karena sangat

menghambat perkembangan pembangunan di Indonesia juga mempengaruhi

meningkatnya kemiskinan di masing-masing kabupaten / kota khususnya di

Provinsi Sumatera Selatan. Kondisi kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan

1Ezra Kaligis, dkk “Pengaruh Belanja Modal Terhadap Kemiskinan di Minahasa Utara

melalui Pertumbuhan Ekonomi Sebagai Variabel Intervening”, Jurnal Berkala Ilmiah Efensiasi

Vol.17 N0.02, 2017, hlm 95.

masih tergolong cukup besar, hal ini dipengaruhi karena pendapatan

masyarakat yang masih relatif rendah, kurangnya modal, baik dalam bentuk

uang maupun pengetahuan, serta sulitnya mencari pekerjaan akibat masih

terbatasnya anggaran dan lapangan pekerjaan.

Jumlah penduduk miskin Provinsi Sumatera Selatan pada tiga tahun

terakhir terhitung dari tahun 2016 hingga tahun 2018 mengalami angka

penurunan dan hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1

Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2016-2018 (Ribu Jiwa)

Tahun Jumlah Penduduk Miskin

(Ribu Jiwa)

2016 1101,19

2017 1086,92

2018 1068,27

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan 2020

Jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Selatan pada kurun waktu

tiga tahun terakhir mengalami penurunan yaitu pada tahun 2016 sebesar

1101,19 ribu jiwa, turun pada tahun 2017 sebesar 1086,92 ribu jiwa dan terus

turun pada tahun 2018 sebesar 1068,27 ribu jiwa. Tingkat kemiskinan di

Provinsi Sumatera Selatan masih tergolong tinggi dan perlu diatasi dengan

berbagai macam upaya, kinerja dan kerjasama baik antar pemerintah pusat dan

daerah maupun antar pemerintah dan masyarakat yang ada.

Salah satu faktor penentu ketimpangan dan kemiskinan adalah tingkat

pertumbuhan ekonomi dan rasio ketergantungan penduduk. Pertumbuhan

ekonomi menunjukan sejauh mana aktivitas perekonomian akan menghasilkan

tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Karena pada

dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu peroses penggunaan faktor-

faktor produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya

akan menghasilkan suatu aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang

dimiliki oleh masyarakat. Adanya pertumbuhan ekonomi maka di harapkan

pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor produksi juga akan

meningkat2.

Dalam kegiatan perekonomian yang sebenarnya, pertumbuhan ekonomi

merupakan perkembangan fisikal produksi barang dan jasa yang berlaku di

sebuah daerah, seperti pertambahan dan jumlah produksi barang industri,

perkembangan infrastruktur, pertambahan jumlah sekolah, pertambahan

produksi barang dan jasa3.

Perkembangan angka pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan

yang dilihat berdasarkan laju pertumbuhan PDRB mengalami peningkatan

dari tahun 2016 hingga tahun 2018. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.2.

2Dara Resmi Asbiantari Dkk, “Pengaruh Ekspor Impor terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

Indonesia” (Bandung, IPB, 2016 ) Vol 5, No 2,..

3Sadono Sukirno, MakroEkonomi, Teori Pengantar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2006), hlm 421.

Tabel 1.2

Laju Pertumbuhan PDRB di Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2016-2018 (Juta Rupiah)

Tahun Pertumbuhan PDRB

(Persen)

2016 5.03 %

2017 5.51 %

2018 6.04 %

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan 2020

Pertumbuhan PDRB Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2016 sebesar

5.03 % meningkat secara signifikan pada tahun 2017 sebesar 5.51% dan pada

tahun 2018 sebesar 6.04%. Ada tiga komponen utama dalam pertumbuhan

ekonomi. Pertama, akumulasi modal, yang meliputi semua bentuk atau jenis

investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik dan modal manusia

atau sumber daya manusia. Kedua, pertumbuhan penduduk yang selanjutnya

akan menambah jumlah angkatan kerja. Ketiga, kemajuan teknologi yaitu

berupa cara-cara baru atau perbaikan atas cara-cara lama dalam menangani

suatu pekerjaan4.

Akumulasi modal terjadi apabila sebagian dari pendapatan di investasikan

kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan di kemudian hari.

Investasi yang dilakukan pemerintah daerah adalah dengan mengalokasikan

dana untuk berbagai proyek pembangunan untuk membangun sarana dan

prasarana umum. Investasi pemerintah daerah tersebut dirinci dalam belanja

4Santi Nurmainah, “Analisis Pengaruh Belanja Modal Pemerintah Daerah, Tenaga Kerja

Terserap dan Indeks Pembangunan Manusia terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Kemiskinan”,

Juernal Bisnis dan Ekonomi Vol.20 No.2, 2013, hlm 132.

modal pemerintah daerah5. Belanja modal Provinsi Sumatera Selatan dapat di

lihat pada tabel 1.3.

Tabel 1.3

Belanja Modal Provinsi Sumatera Selatan

Tahun 2016-2018 (Milyar)

Tahun Belanja Modal (Milyar)

2016 607,7

2017 1.377,4

2018 1.537,3

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan 2019

Belanja modal Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2016 sebesar 607,7

milyar rupiah sedangkan pada tahun 2017 meningkat sebesar 1.377,4 milyar

rupiah dan pada tahun 2018 kembali meningkat sebesar 1.537,3 milyar

rupiah.

Pemanfaatan belanja hendaknya dialokasikan untuk hal-hal produktif,

misal untuk melakukan aktifitas pembangunan6. Oleh karena itu penerimaan

pemerintah hendaknya lebih banyak untuk program-program layanan publik.

Pernyataan tersebut menyiratkan pentingnya mengalokasikan belanja untuk

berbagai kepentingan publik7.

Selain pertumbuhan ekonomi, rasio ketergantungan penduduk juga

merupakan faktor penentu kemiskinan. Faktor penyebab munculnya rasio

ketergantungan adalah adanya tingkat kelahiran (fertilitas) yang tinggi.

Penyebab kemiskinan adalah adanya ledakan penduduk (population growth)

5 Ibid 6Mawarni, dkk “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum Terhadap

Belanja Modal serta Dampaknya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah”, Jurnal Akuntansi

Vol. 2 No. 2 Mei 2013, hlm 83. 7Ibid

yang tidak terkendali karena hal itu akan menyebabkan rasio ketergantungan

yang tinggi8.

Pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat berpengaruh terhadap

pertumbuhan ekonomi dan kemudian berdampak pada tingkat kemiskinan. Di

sisi lain, pertumbuhan penduduk yang tinggi juga berpengaruh untuk

meningkatkan produksi daerah dalam nilai universal. Penduduk merupakan

pelaku dan sasaran pembangunan sekaligus yang menikmati hasil

pembangunan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan

merupakan kondisi utama atau suatu keharusan bagi kelangsungan

pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Jumlah penduduk

bertambah setiap tahun, sehingga dengan sendirinya kebutuhan konsumsi

sehari-hari juga bertambah setiap tahun, maka dibutuhkan penambahan

pendapatan setiap tahun9.

Tabel 1.3

Jumlah Penduduk di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016-2018

(Jiwa)

Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)

2016 8.160.901

2017 8.266.983

2018 8.391.489

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Selatan 2019

8Amir Machmud, Perekonomian Indonesia Pasca Reformasi, (Jakarta: Erlangga, 2016), hlm.

283. 9Novri Silastri, “Pengaruh Jumlah Penduduk dan Penadapatan Domestik Regional Bruto

(PDRB) Terhadap Kemiskinan di Kabupaten Kuantan Singingi” , Jurnal Ekonomi Vol.4 No.1,

2017, hlm 106.

Pada tabel 1.3 diatas, jumlah penduduk di Provinsi Sumatera Selatan

mengalami peningkatan dari tahun 2016 sebesar 8.160.901 jiwa menjadi

8.266.983 jiwa pada tahun 2017 dan terus meningkat menjadi 8.391.489 jiwa

pada tahun 2018. Pertumbuhan jumlah penduduk tersebut tidak lepas dari

beberapa faktor. Menurut BPS ada 3 komponen faktor penentu pertumbuhan

penduduk yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan migrasi10

.

Dengan adanya tingkat penurunan kematian yang cepat dan tetap tingginya

kelahiran serta kurang efektifnya migrasi, maka pertumbuhan penduduk akan

cepat dan mengakibatkan terjadinya ledakan penduduk di Provinsi Sumatera

Selatan.

Berdasarkan penelitian terdahulu mengidentifikasi adanya research gap

dari variabel independen ke variabel dependen yaitu sebagai berikut.

Tabel 1. 4

Research Gap Belanja Modal Terhadap Tingkat Kemiskinan

Pengaruh Belanja

Modal Terhadap

Tingkat Kemiskinan

Hasil Penelitian Peneliti

Belanja modal berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap tingkat kemiskinan

Levenia

Kotambunan, dkk

(2016)

Belanja modal berpengaruh

negatif terhadap tingkat

kemiskinan

Ezra Kaligis, dkk

(2017)

Sumber : dikumpulkan dari berbagai sumber, 2020.

10 Amir Machmud, Perekonomian Indonesia Pasca Reformasi..., hlm 243.

Pengaruh belanja modal terhadap tingkat kemiskinan yang diteliti oleh

Levenia Kotambunan dkk11

menunjukkan bahwa belanja modal berpengaruh

positif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan. Hal ini bertentangan

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ezra Kaligis dkk12

yang

menunjukkan bawa belanja modal berpengaruh negatif terhadap tingkat

kemiskinan.

Tabel 1. 5

Research Gap Jumlah Penduduk Terhadap Tingkat Kemiskinan

Pengaruh Jumlah

Penduduk Terhadap

Tingkat Kemiskinan

Hasil Penelitian Peneliti

Jumlah penduduk

berpengaruh positif

tetapi tidak signifikan

terhadap tingkat

kemiskinan

A.A. Gde Alit

Wiradyatmika dan I

Ketut Sudiana (2013)

Jumlah penduduk

berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap

tingkat kemiskinan

Novri Silastri (2017)

Sumber : dikumpulkan dari berbagai sumber, 2020.

11Levenia Kotambunan, “Analisis Pengaruh Belanja Modal dan Indeks Pembangunan

Masyarakat (IPM) Terhadap Kemiskinan di Provinsi Sulawesi Utara” , Jurnal Berkala Ilmiah

Efisiensi Vol.16 No.1, 2016. 12

Ezra Kaligis dkk, Pengaruh Belanja Modal Terhadap Kemiskinan...

Pengaruh jumlah penduduk terhadap tingkat kemiskinan yang diteliti oleh

A.A. Gde Alit Wiradyatmika13

menunjukkan bahwa jumlah penduduk

berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan. Hal

ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Novri Silastri14

yang menunjukkan bahwa jumlah penduduk berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap tingkat kemiskinan.

Tabel 1. 6

Research Gap Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Pengaruh Belanja

Modal Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi

Hasil Penelitian Peneliti

Belanja modal

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi

1. Santi Nurmainah

(2013)

2. Ezra Kaligis, dkk

(2017)

Belanja modal

berpengaruh negatif

terhadap pertumbuhan

ekonomi

1. Prima Rosita Arini

(2016)

2. Agung Priambodo

(2015)

Sumber : dikumpulkan dari berbagai sumber, 2020.

Pengaruh belanja modal terhadap pertumbuhan ekonomi yang diteliti oleh

Santi Nurmainah15

dan Ezra Kaligis dkk16

menunjukkan bahwa belanja modal

13

A.A. Gde Alit Wiradyatmika dan I Ketut Sudiana, “Pengaruh Jumlah Penduduk, Jumlah

Penyerapan Tenaga Kerja dan Pengangguran Terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten

Buleleng” , Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana Vol.2 No.7, Juli 2013. 14 Novri Silastri, Pengaruh Jumlah Penduduk dan Penadapatan Domestik Regional Bruto... 15 Santi Nurmainah, Analisis Pengaruh Belanja Modal Pemerintah Daerah...

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini

bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Prima Rosita Arini17

dan Agung Priambodo18

yang menunjukkan bahwa belanja modal

berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Tabel 1. 7

Research Gap Jumlah Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Pengaruh Jumlah

Penduduk Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi

Hasil Penelitian Peneliti

Jumlah penduduk

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi

1. Novi Sri Handayani

dkk (2016)

2. Christiawan Eka

Arianto (2015)

Jumlah penduduk

berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi

Windy Ayu Astuti

dkk (2017)

Sumber : dikumpulkan dari berbagai sumber, 2020.

Pengaruh jumlah penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi yang diteliti

oleh Novi Sri Handayani dkk19

dan Christiawan Eka Arianto20

menunjukkan

16

Ezra Kaligis dkk, Pengaruh Belanja Modal Terhadap Kemiskinan... 17

Prima Rosita Arini S, “Pengaruh Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan

Kesejahteraan Masyarakat di Pulau Kalimantan”, Jurnal UMB Yogyakarta Vol.2 No.2,

November 2016. 18

Agung Priambodo, “Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Belanja Modal, Tenaga

Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi”, Economics Development Analysis Journal Vol.4 No.1,

2015. 19

Novi Sri Handayani, “Pengaruh Jumlah Penduduk, Angka Harapan Hidup, Rata-Rata

Lama Sekolah Dan Pdrb Per Kapita Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Bali”, E-Jurnal

Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana Vol.5 No.10, 2016.

bahwa jumlah penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Windy Ayu Astuti dkk21

yang menunjukkan bahwa jumlah

penduduk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Tabel 1. 8

Research Gap Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Kemiskinan

Pengaruh Pertumbuhan

Ekonomi Terhadap

Tingkat Kemiskinan

Hasil Penelitian Peneliti

Pertumbuhan ekonomi

berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap

tingkat kemiskinan

1. Chairul Nizar dkk

(2013)

2. Ni Nyoman Ayu

3. Sudewi dan I.G.A.P.

Wirathi (2013)

Pertumbuhan ekonomi

tidak berpengaruh

signifikan terhadap

tingkat kemiskinan

Santi Nurmainah

(2013)

Sumber : dikumpulkan dari berbagai sumber, 2020.

20Christiawan Eka Arianto, “Pengaruh Jumlah Penduduk dan Angka Pengangguran

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Jember”, Jurnal ISEI Jember Vol.5 No.1, April

2015. 21

Windy Ayu Astuti, dkk, “Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Penduduk

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Pelalawan”, Jurnal Akuntansi dan Ekonomika

Vol.7 No.2, Desember 2017.

Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat kemiskinan yang diteliti

oleh Chairul Nizar dkk22

dan Ni Nyoman Ayu Sudewi dkk23

menunjukkan

bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

tingkat kemiskinan. Sedangkan dari hasil penelitian Santi Nurmainah24

menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh signifikan

terhadap tingkat kemiskinan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pertumbuhan

ekonomi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti belanja modal dan

jumlah penduduk yang kemudian berdampak pada tingkat kemiskinan. Oleh

karena itu, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam dan meneliti mengenai

“Pengaruh Belanja Modal dan Jumlah Penduduk terhadap Tingkat

Kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan melalui Pertumbuhan

Ekonomi sebagai Variabel Intervening”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu sebagai

berikut :

1. Apakah belanja modal berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan di

Provinsi Sumatera Selatan ?

22

Chairul Nizar dkk, “Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Serta Hubungannya Terhadap Tingkat Kemiskinan di Indonesia”, Jurnal Ilmu Ekonomi

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Vol.1 No.2, Mei 2013. 23

Ni Nyoman Ayu Sudewi dan I.G.A.P Wirathi, “Pengaruh Desentralisasi Fiskal dan

Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kemiskinan Provinsi Bali”, Jurnal EP Unud Vol.2 No.3, Maret

2013. 24 Santi Nurmainah, Analisis Pengaruh Belanja Modal Pemerintah Daerah...

2. Apakah jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap tingkat kemiskinan

di Provinsi Sumatera Selatan ?

3. Apakah belanja modal berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi

di Provinsi Sumatera Selatan ?

4. Apakah jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap pertumbuhan

ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan ?

5. Apakah pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif terhadap tingkat

kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan ?

6. Apakah belanja modal berpengaruh secara tidak langsung terhadap tingkat

kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan melalui pertumbuhan ekonomi

sebagai variabel intervening ?

7. Apakah jumlah penduduk berpengaruh secara tidak langsung terhadap

tingkat kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan melalui pertumbuhan

ekonomi sebagai variabel intervening ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah belanja modal berpengaruh negatif terhadap

tingkat kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan.

2. Untuk mengetahui apakah jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap

tingkat kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan.

3. Untuk mengetahui apakah belanja modal berpengaruh positif terhadap

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan.

4. Untuk mengetahui apakah jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan.

5. Untuk mengetahui apakah pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif

terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan .

6. Untuk mengetahui apakah belanja modal berpengaruh secara tidak

langsung terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan

melalui pertumbuhan ekonomi sebagai variabel intervening .

7. Untuk mengetahui apakah jumlah penduduk berpengaruh secara tidak

langsung terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan

melalui pertumbuhan ekonomi sebagai variabel intervening .

D. Manfaat Penelitian

Kegunaan dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat

yaitu sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

pengembangan ilmu pengetahuan di bidang perekonomian, khususnya

mengenai pengaruh belanja modal dan jumlah penduduk terhadap tingkat

kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan melalui pertumbuhan ekonomi

sebagai variabel intervening.

2. Manfaat Pragmatis

a. Bagi Pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai catatan atau

koreksi serta acuan untuk mengambil kebijakan dan keputusan dalam

meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga dapat mengurangi

tingkat kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan.

b. Bagi Pihak Lain

Penelitian dan keterbatasan yang dikemukakan dalam penelitian ini

dapat menjadi saran acuan (referensi) bagi peneliti lain, untuk

mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai masalah yang

berhubungan dengan tema penelitian ini.

E. Sistematika Penelitian

Sistematika ini berguna untuk memberikan gambaran secara jelas dan

tidak menyimpang dari pokok permasalahan. Adapun sistematika tersebut

adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini mengkaji teori-teori yang mendasari pembahasan secara detail

yang digunakan dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan tentang metode penelitian yang meliputi jenis dan

sumber data, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, variabel

penelitian, dan teknik analisis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini terdiri dari gambaran umum tentang objek penelitian, data

deskriptif, hasil analisis data, hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil

penelitian

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir dimana keberhasilan tujuan dari

penelitian. Simpulan juga menunjukkan hipotesis mana yang didukung dan

mana yang tidak didukung oleh data. Saran-saran yang berisi keterbatasan dari

penelitian yang telah dilakukan dan saran bagi penelitian yang akan datang.