pengaruh asupan makanan undur

3
PENGARUH ASUPAN MAKANAN UNDUR-UNDUR LAUT TERHADAP KANDUNGAN OMEGA 3 PADA TELUR ITIK EFFECT OF MOLE CRAB AS FOOD ALLOWANCE ON OMEGA 3 CONTENT IN DUCK EGGS Elina Hartono1, Endang Sri Rejeki2, Anissa Ayu Puspitasari3 1,2,3Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi Jl. Let. Jend. Sutoyo, Mojosongo, Surakarta 57127 ABSTRAK Omega 3 adalah asam lemak tak jenuh ganda dengan ikatan rangkap banyak, essensial dan terdiri dari EPA, DHA, dan linolenat. Undur-undur laut merupakan sumber omega 3 dan protein. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asupan makanan undur-undur laut terhadap kandungan omega 3 pada telur itik. Undurundur laut yang didapat kemudian sesuai dengan penimbangan untuk ransum diberikan selama 10 hari dengan 3 perlakuan yaitu pemberian ransum undur-undur laut 25%, 50%, dan 75%. Kandungan omega 3 dianalisis dengan metode Park and Goins (1994) menggunakan kromatografi gas. Kadar omega 3 dihitung berdasarkan % absolut dan dianalisis uji ANOVA satu jalan dengan taraf kepercayaan 95%, untuk mengetahui perbedaan nyata antara kadar omega 3 dengan variasi jumlah ransum undur-undur laut dilanjutkan uji SNK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan makanan undur-undur laut terhadap kandungan omega 3 pada telur itik memberikan pengaruh nyata. Uji ANOVA satu jalan dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan nilai signifikasi 0,000 dimana lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis nol ditolak. Kadar omega 3 pada pemberian ransum undur-undur laut 25% adalah (4,3633 ± 0,0707) mg/g, 50% adalah (5,9604 ± 0,3254) mg/g, dan 75% adalah (6,7969 ± 0,3451) mg/g. Kata kunci : omega 3, asam lemak, undur-undur laut, telur itik PENDAHULUAN Telur merupakan salah satu bahan makanan yang banyak memegang peranan di dalam membantu mencukupi kebutuhan gizi. Sebutir telur mengandung zat-zat gizi yang lengkap antara lain protein, lemak, hidrat arang, air, vitamin A, B, D, dan K. Telur yang diperdagangkan di pasaran antara lain telur ayam kampung, telur ayam lehorn, telur itik (bebek), dan telur puyuh. Telur itik mengandung protein 13,1% dan lemak 14,3% – 17,0%. Kondisi tersebut menyebabkan para peneliti banyak mengembangkan penelitian di bidang nutrisi ternak untuk meningkatkan kualitas telur salah satunya melalui makanan. Telur dengan kandungan omega 3 dan omega 6 merupakan salah satu kriteria kualitas telur yang menarik bagi konsumen pada saat ini (Setyono 2005). Kuning telur banyak mengandung asam lemak termasuk omega 3. Asam lemak omega 3 merupakan asam lemak tak jenuh ganda yang sangat baik bagi tubuh. Asam lemak

Upload: nery-azni-ch

Post on 06-Jul-2015

432 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh asupan makanan undur

PENGARUH ASUPAN MAKANAN UNDUR-UNDUR LAUT TERHADAPKANDUNGAN OMEGA 3 PADA TELUR ITIK

EFFECT OF MOLE CRAB AS FOOD ALLOWANCE ON OMEGA 3 CONTENTIN DUCK EGGS

Elina Hartono1, Endang Sri Rejeki2, Anissa Ayu Puspitasari31,2,3Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi

Jl. Let. Jend. Sutoyo, Mojosongo, Surakarta 57127

ABSTRAK

Omega 3 adalah asam lemak tak jenuh ganda dengan ikatan rangkap banyak, essensial dan terdiri dari EPA, DHA, dan linolenat. Undur-undur laut merupakan sumber omega 3 dan protein. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asupan makanan undur-undur laut terhadap kandungan omega 3 pada telur itik. Undurundur laut yang didapat kemudian sesuai dengan penimbangan untuk ransum diberikan selama 10 hari dengan 3 perlakuan yaitu pemberian ransum undur-undur laut 25%, 50%, dan 75%. Kandungan omega 3 dianalisis dengan metode Park and Goins (1994) menggunakan kromatografi gas. Kadar omega 3 dihitung berdasarkan % absolut dan dianalisis uji ANOVA satu jalan dengan taraf kepercayaan 95%, untuk mengetahui perbedaan nyata antara kadar omega 3 dengan variasi jumlah ransum undur-undur laut dilanjutkan uji SNK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan makanan undur-undur laut terhadap kandungan omega 3 pada telur itik memberikan pengaruh nyata. UjiANOVA satu jalan dengan taraf kepercayaan 95% menunjukkan nilai signifikasi 0,000 dimana lebih kecil dari 0,05 sehingga hipotesis nol ditolak. Kadar omega 3 pada pemberian ransum undur-undur laut 25% adalah (4,3633 ± 0,0707) mg/g, 50% adalah (5,9604 ± 0,3254) mg/g, dan 75% adalah (6,7969 ± 0,3451) mg/g.

Kata kunci : omega 3, asam lemak, undur-undur laut, telur itik

PENDAHULUAN

Telur merupakan salah satu bahan makanan yang banyak memegang peranan di dalam membantu mencukupi kebutuhan gizi. Sebutir telur mengandung zat-zat gizi yang lengkap antara lain protein, lemak, hidrat arang, air, vitamin A, B, D, dan K. Telur yang diperdagangkan di pasaran antara lain telur ayam kampung, telur ayam lehorn, telur itik (bebek), dan telur puyuh. Telur itik mengandung protein 13,1% dan lemak 14,3% – 17,0%. Kondisi tersebut menyebabkan para peneliti banyak mengembangkan penelitian di bidang nutrisi ternak untuk meningkatkan kualitas telur salah satunya melalui makanan. Telur dengan kandungan omega 3 dan omega 6 merupakan salah satu kriteria kualitas telur yang menarik bagi konsumen pada saat ini (Setyono 2005).

Kuning telur banyak mengandung asam lemak termasuk omega 3. Asam lemak omega 3 merupakan asam lemak tak jenuh ganda yang sangat baik bagi tubuh. Asam lemak

Page 2: Pengaruh asupan makanan undur

omega 3 digolongkan menjadi asam lemak α-linolenat, eikosapentanoat (EPA), dokosaheksanoat (DHA) yang merupakan asam lemak esensial dan sangat dibutuhkan tubuh untuk membantu metabolisme. Asam lemak esensial tidak dapat disintesis dalam tubuh sehingga harus dipasok melalui makanan. Asam lemak omega 3 berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan otak, pembentukan sel-sel pembuluh darah dan jantung pada janin, dan pada orang dewasa berfungsi menyehatkan darah dan pembuluhnya serta membantu mekanisme sirkulasi darah (Titiek 2007).

Hasil penelitian tahun 1994 memberikan gambaran bahwa secara umum jumlah atau besarnya polyunsaturated fatty acid rantai panjang (PUFA = asam lemak yang memiliki ikatan rangkap banyak) yang termasuk DHA di dalam kuning telur merupakan refleksi dari jumlah pakan. Kandungan EPA dan DHA dalam kuning telur meningkat apabila jumlah minyak ikan yang kaya akan EPA dan DHA yang diberikan dalam ransum ditingkatkan (Setyono 2005).

Itik membutuhkan nutrisi yang cukup untuk produksi telurnya. Protein merupakan kebutuhan terpenting bagi itik selain kebutuhan lain seperti karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan unsur lainnya. Kebutuhan protein untuk itik yang sudah bertelur sekitar 15% – 17% (Marhijanto 1993).

Undur-undur laut sebagai kelompok dari crustaceae dimana sebagian besarhewan laut (termasuk crusteceae) menghasilkan minyak alami dari produk alkitol omega3 yang tersusun dari trigliserida asam lemak tertentu (Mursyidin et al 2003). Undurundur laut (Emerita sp.) mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi dimana merupakan biota laut dengan kandungan lemak kasar sebesar 3,57% dan protein kasar 32,32%. Undur-undur laut juga mengandung asam lemak omega 3 sebesar 12,49% (Anonim 2007). Penggunaan undur-undur laut (Emerita sp.) dalam ransum itik diharapkan mampu meningkatkan kualitas asam lemak di dalam kuning telur yang dihasilkan.

Analisa omega 3 dalam telur yang merupakan suatu asam lemak dapat dilakukan dengan kromatografi gas. Penggunaan kromatografi gas memiliki banyak keunggulan, antara lain kecepatan, sensitif, spesifik. Kromatografi gas dapat digunakan untuk analisa kualitatif maupun kuantitatif terhadap mikro sampel berupa gas, zat padat atau cair. Resolusi dan pemisahannya sempurna, waktu analisisnya pendek, jumlah sampel yang dibutuhkan untuk analisa relatif kecil dan kepekaannya tinggi. Alat GLC relatif sangat mudah dioperasikan dan dapat dipakai dalam waktu yang lama dan berulang ulang (Mc Nair 1988).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asupan makanan undurundur laut terhadap kandungan omega 3 pada telur itik.

METODE PENELITIANBahan:

Telur itik yang diberikan asupan undur-undur laut pada berbagai tingkatan konsentrasi, metanol p.a, metilen klorida, NaOH 0,5 N, BF3 14%, heksana p.a dan gas nitrogen.

Alat:Alat yang digunakan : labu takar 10,0 ml; 25,0 ml, pipet volume 1,0 ml, Beaker glass 100 ml, neraca analitik Adventurer-Pro Ohaus, kromatografi gas Shimadzu GC-9 AM, Detektor Ionisasi Nyala (FID), Pemroses data Shimadzu class C-R6A, kolom stainless steel yang diisi

Page 3: Pengaruh asupan makanan undur

DEGS 15%, panjang kolom 3 m, Gas N2 sebagai gas pembawa (fase gerak), jarum suntik HP 10 μl yang ujungnya runcing.

Tahapan penelitian1. Pengambilan sampel undur-undur laut dan pemberian asupan undur-undur laut ke

dalam makanan itik Sampel undur-undur laut diambil dari pantai Glagah, Kulon Progo dan dapat dibeli dari nelayan disekitar pantai Glagah, Kulon Progo. Undur-undur laut segar dibersihkan dari pasir yang menempel kemudian dipotong-potong untuk memperkecil ukuran. Potongan tersebut ditimbang sesuai dengan jumlah konsentrasi yang akan dilakukan dalam penelitian yaitu 25% (perlakuan A), 50% (perlakuan B), dan 75% (perlakuan C) dari total pakan itik dengan campuran bekatul dan sayuran hijau, dimana setiap ekor itik membutuhkan asupan makanan 200 gram tiap hari. Pemberian asupan diberikan selama 10 hari dimana untuk itik yang tidak diberikan ransum undur-undur laut digunakan sebagai kontrol.

2. Analisis kandungan asam lemak omega 3Analisis kandungan asam lemak omega 3 dilakukan dengan metode menurut Park and Goins 1994 diacu dalam Mursyidin DH et al (2003) dan berdasarkan dari laboratorium Kimia dan Biokimia PAU Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM yaitu : Kuning telur sebanyak 0,2 gram dimasukkan ke dalam tabung reaksi berpulir kemudian ditambahkan 100 μl metilen klorida dan 1,0 ml NaOH 0,5 N dalam metanol. Setelah diberi gas nitrogen dan ditutup, tabung reaksi dipanaskan dalam penangas air pada suhu 90 0C selama 10 menit. Tabung reaksi didinginkan dan ditambah 1,0 ml BF3 14% dalam metanol. Setelah diberi gas nitrogen, pemanasan dilanjutkan pada suhu 90 0C selama 10 menit. Tabung reaksi didinginkan pada suhu ruang dan ditambah 1,0 ml aquadest serta 400 μl heksana. Campuran tersebut divortek selama 1 menit untuk mengekstrak etil ester asam lemak. Setelah disentrifugasi, lapisan atas siap untuk dianalisa menggunakan kromatografi gas dengan volume penyuntikan 0,2 μl. Kondisi analisa alat GC yang digunakan seperti yang dilakukan untuk analisis asam lemak di laboratorium Kimia dan Biokimia PAU Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada yaitu sebagai berikut :1. GC Shimadzu 9 AM dengan Detektor Ionisasi Nyala (FID)2. Pemroses data Shimadzu class C-R6A3. Kolom stainless steel berisi DEGS 15% dengan panjang 3 m4. Gas pembawa N2 dengan tekanan 2 kg/cm2 dan kecepatan 120 ml/mnt5. Suhu kolom 190 o – 210 oC kenaikan 8 oC/mnt dengan suhu detektor dan injector 250oC.

3. Sampel perlakuan kontrolItik kelompok kontrol tanpa pemberian ransum undur-undur laut selama 10 hari, diambil bagian kuning telurnya, kemudian dianalisis kandungan omega 3 dengan menggunakan alat GC.

4. Sampel perlakuan A, B, dan C Itik kelompok A, B, dan C setelah pemberian ransum undur-undur laut selama 10 hari, diambil masing-masing kuning telurnya, kemudian dianalisis kandungan omega 3 dengan menggunakan alat GC.