pengaruh aset tetap tak berwujud...

24
PENGARUH ASET TETAP TAK BERWUJUD TERHADAP FINANCIAL DISTRESS (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014) MAIHAFNI 120462201027 Jurusan Akuntansi - Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, 2016 ABSTRAK Skripsi ini meneliti tentang pengaruh aset tetap tak berwujud terhadap financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014, dengan total observasi sebanyak 304 perusahaan. Penelitian ini menggunakan model Altman Z-score untuk mengindentifikasi kondisi financial distress pada suatu perusahaan. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa aset tetap tak berwujud bepengaruh terhadap financial distress dan perusahaan yang memiliki aset tetap tak berwujud lebih tinggi nilai rata-rata Z-score dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki aset tetap tak berwujud. Sehingga menyebabkan perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang memiliki aset tetap tak berwujud dan perusahaan yang tidak memiliki aset tetap tak berwujud. Kata Kunci : Aset Tetap Tak Berwujud, Financial Distress, Altman Z-score

Upload: truongphuc

Post on 06-Mar-2019

238 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH ASET TETAP TAK BERWUJUD TERHADAPjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Skripsi ini meneliti tentang pengaruh aset tetap tak berwujud terhadap

PENGARUH ASET TETAP TAK BERWUJUD TERHADAP

FINANCIAL DISTRESS

(Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Periode 2011-2014)

MAIHAFNI

120462201027

Jurusan Akuntansi - Fakultas Ekonomi

Universitas Maritim Raja Ali Haji

Tanjungpinang, 2016

ABSTRAK

Skripsi ini meneliti tentang pengaruh aset tetap tak berwujud terhadap

financial distress pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2011-2014, dengan total observasi sebanyak 304 perusahaan.

Penelitian ini menggunakan model Altman Z-score untuk mengindentifikasi kondisi

financial distress pada suatu perusahaan.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa aset tetap tak berwujud bepengaruh

terhadap financial distress dan perusahaan yang memiliki aset tetap tak berwujud

lebih tinggi nilai rata-rata Z-score dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki aset

tetap tak berwujud. Sehingga menyebabkan perbedaan yang signifikan antara

perusahaan yang memiliki aset tetap tak berwujud dan perusahaan yang tidak

memiliki aset tetap tak berwujud.

Kata Kunci : Aset Tetap Tak Berwujud, Financial Distress, Altman Z-score

Page 2: PENGARUH ASET TETAP TAK BERWUJUD TERHADAPjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Skripsi ini meneliti tentang pengaruh aset tetap tak berwujud terhadap

I. PENDAHULUAN

Kondisi ekonomi yang selalu mengalami perubahan telah mempengaruhi

kegiatan dan kinerja perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar

sehingga banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan. Kesehatan suatu

perusahaan akan mencerminkan kemampuan dalam menjalankan usahanya, distribusi

aset, keefektivitas penggunaan aset, hasil usaha yang telah di capai dan kewajiban

yang harus di lunasi.

Sehingga investor sebagai pihak yang berada di luar perusahaan, investor

dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang kebangkrutan sehingga keputusan yang

diambil tidak akan salah. Salah satu indikator yang bisa dipakai untuk mengetahui

tingkat kebangkrutan perusahaan adalah indikator keuangan. Kebanyakan penyebab

kebangkrutan dimulai dariadanya kesulitan keuangan. Financial distress atau

kesulitan keuangan memiliki hubungan yang erat dengan kebangkrutan pada suatu

perusahaan. Financial distress merupakan tahap dimana kondisi keuangan

perusahaan mengalami penurunan sebelum terjadinya kebangkrutan.

Salah satu aspek dalam mengukur kondisi financial distress yaitu melalui aset

tetap tak berwujud atau intangible assets. Aset tetap tak berwujud sangat penting bagi

suatu perusahaan karena sumber daya yang cerdas dan hak atas kekayaan intelektual

menjadi aset yang lebih penting dari pada aset fisik ataupun aset financial

Pada penelitian yang dilakukan oleh Rachmawati (2011) dengan

menggunakan metode pengukuran Altman Z-score menunjukkan bahwa perusahaan

Page 3: PENGARUH ASET TETAP TAK BERWUJUD TERHADAPjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Skripsi ini meneliti tentang pengaruh aset tetap tak berwujud terhadap

yang tidak memiliki intangible assets memiliki nilai Z-score yang lebih kecil dari

pada perusahaan yang memiliki intangible asset.

Terbatasnya penelitian yang menggunakan aset tetap tak berwujud atau

intangible assets sebagai variabel independent dari financial distress , maka peneliti

mereplikasi penelitian yang sebelumnya telah dilakukan oleh Rachmawati (2011),

peneliti ingin meneliti lebih lanjut mengenai aset tetap tak berwujud terhadap

financial distress . maka judul dari penelitian ini yaitu “Pengaruh Aset Tetap Tak

Berwujud Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014”.

Tujuan dari penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui perusahaan yang memiliki aset tetap tak berwujud memiliki

nilai rata-rata Z-score yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang tidak

memiliki aset tetap tak berwujud pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014.

2. Untuk mengetahui pengaruh aset tetap tak berwujud terhadap financial distress

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-

2014.

3. Untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata Z-score antara perusahaan yang

memiliki aset tetap tak berwujud dan perusahaan yang tidak memiliki ase tetap tak

berwujud pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek Indonesia

periode 2011-2014.

Page 4: PENGARUH ASET TETAP TAK BERWUJUD TERHADAPjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Skripsi ini meneliti tentang pengaruh aset tetap tak berwujud terhadap

II. KAJIAN PUSTKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Financial Distress

Financial distress atau Kesulitan keuangan dapat diartikan sebagai

ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban keuangan pada saat jatuh

tempo yang menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Menurut Foster (1989) dalam

Darsono dan Ashari (2005:101) kesulitan keuangan menunjukkan adanya masalah

likuiditas yang parah yang tidak dapat dipecahkan tanpa melalui penjadwalan

kembali secara besar-besaran terhadap operasi dan struktur perusahaan.

Permasalahan dalam Financial Distress

Darsono dan Ashari (2005:104) menjelaskan bahwa masalah Financial

distress yang dialami oleh perusahaan harus diatasi dengan pembaruan baik struktur

keuangan maupun organisasi perusahaan. Berkaitan dengan permasalahan keuangan

perusahaan, permasalahan keuangan bisa digolongkan ke dalam empat kategori yaitu:

1. Perusahaan yang mengalami masalah keuangan baik dalam jangka pendek

maupun jangka panjang, sehingga mengalami kebangkrutan.

2. Perusahaan yang mengalami financial distress jangka pendek namun bisa

mengatasi, sehingga tidak menyebabkan kebangkrutan.

3. Perusahaan yang tidak mengalami financial distress jangka pendek tapi

mengalami financial distress jangka panjang, sehingga ada kemungkinan

mengalami kebangkrutan.

Page 5: PENGARUH ASET TETAP TAK BERWUJUD TERHADAPjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Skripsi ini meneliti tentang pengaruh aset tetap tak berwujud terhadap

4. Perusahaan yang tidak mengalami financial distress dalam jangka pendek yang

berupa kesulitan likuiditas ataupun financial distress jangka panjang

Metode Altman Z-score

Prediksi kebangkrutan usaha berfungsi untuk memberikan panduan bagi

pihak- pihak tentang kinerja keuangan perusahaan apakah akan mengalami

fianancial distresssatau tidak di masa mendatang. Seorang Profesor di New York

University, Edward Altman, melakukan penelitian terhadap kinerja keuangan

perusahaan yang mengalami kebnagkrutan dengan kinerja keuangan perusahaan yang

sehat. Hasil penelitiannya dirumuskan dalam suatu rumus matematis yang disebut

dengan rumus Altman Z-score. Rumus ini menggunakan komponen dalam laporan

keuangan sebagai alat prediksi terhadap kemungkinan bangkrut tidaknya perusahaan.

Secara matematis persamaan Alman Z-score ini bisa dirumuskan sebagai berikut :

Z = 1,2 WCTA + 1,4 RETA + 3,3 EBITTA + 0,6 MVEBVL + 0,999 STA

Dimana :

WCTA : Working Capital to Total Asset (Modal kerja dibagi total aset)

RETA : Retained Earning to Total Asset (Laba ditahan dibagi total aset)

EBITTA : Earning Before Interest and Taxes to Total Asset (Laba sebelum

pajak dan bunga dibagi total aset)

MVEBVL : Market Value of Equity to Book Value of Liability (Nilai pasar

ekuitas dibagi dengan nilai buku hutang)

STA : Sales to Total Assets (Penjualan dibagi total aset)

Page 6: PENGARUH ASET TETAP TAK BERWUJUD TERHADAPjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Skripsi ini meneliti tentang pengaruh aset tetap tak berwujud terhadap

Hasil perhitungan nilai Z-score bisa dijelaskan dengan tabel sebagai berikut :

Tabel 2.1

Interpretasi Nilai Z-score

Nilai Z-score Interprestasi

Z > 2.99 Tidak mengalami financial distress

1.81 < Z < 2.99 Gray area

Z < 1.8 Mengalami financial distress

Sumber : Altman (1968)

Aset Tetap Tak Berwujud

Ada beberapa definisi yang dijelaskan tentang aset tetap tak berwujud yaitu

sebagai berikut :

1. Soemarso (2002:59), Aset tetap tak berwujud adalah aktiva tetap perusahaan

yang secara fisik tidak dapat dinyatakan. Aktiva tetap tak berwujud dapat

diperoleh melalui pembelian atau dikembangkan sendiri oleh perusahaan.

2. Surya, (2012:201), Aset tetap tak berwujud adalah aset nonmoneter yang tidak

memiliki wujud fisik, tetapi dapat diidentifikasi dan dikendalikan oleh suatu

entitas.

Page 7: PENGARUH ASET TETAP TAK BERWUJUD TERHADAPjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Skripsi ini meneliti tentang pengaruh aset tetap tak berwujud terhadap

Jenis-jenis Aset Tetap Tak Berwujud

Jenis-jenis aset tetap tak berwujud menurut Rachmawati (2011) :

1. Patent adalah hak khusus yang diterima oleh mereka yang mendapatkan

penemuan-penemuan baru, apakah dalam produk, sistem, pola ataupun

formula-formula lainnya.

2. Copyright adalah hak khusus yuang diberikan kepada pengarang, pencipta,

komponis, untuk mempublikasikan, menjual karamgan-karangannya. Sejak

tahun 1990 Indonesia sudah memiliki UU Hak Cipta.

3. Trade Mark/Trade Name adalah pengakuan (perlindungan hukum) dari

pemerintah terhadap penjual, cap label ataupun tanda-tanda lain dari

perusahaan maupun produknya. Pengakuan ini biasanya diberikan selama

perusahaan menggunakannya. Untuk menetukan umur penggunaan hak ini

lebih banyak ditentukan oleh perusahaan/pemilik Trademark tersebut.

Biasanya nama-nama (merek) terkenal dapat dijual kepada pihak lain tetapi

dengan diikuti pembayaran royalty yang biasanya didasarkan pada pendapatan

penjualan.

4. Franchise, hak ini diberikan kepada seseorang atau perusahaan untuk

melakukan kegiatan usaha seperti memasarkan suatu produk dan jasa

memakai merk perusahaan lain pada suatu daerah tertentu dan dalam waktu

tertentu.

5. Goodwill, perusahaan yang memiliki keistimewaan-keistimewaan tertentu,

kelebihan-kelebihan, maupun keuntungan lebih lainnya disebut memiliki

Page 8: PENGARUH ASET TETAP TAK BERWUJUD TERHADAPjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Skripsi ini meneliti tentang pengaruh aset tetap tak berwujud terhadap

goodwill. Kelebihan-kelebihan ini disebabkan oleh karena kemampuan,

kulaitas produk, letak yang strategis, dukungan pemerintah,

kemampuan/reputasi maanjemen, mauoun yang lain-lain, walaupun suatu

perusahaan memiliki goodwill belum tentu harus dibuat perkiraan goodwill.

Goodwill hanya boleh dicatat apabila terjadi transaksi, misalnya melalui

pembelian, masuk/keluar sekutu, merger akuisisi dan lain-lain.

Karangka Pemikiran

Variabel Independent Variabel Dependent

Pengembangan Hipotesis

Menurut Soemarso (2002), Aset tetap tak berwujud adalah aset tetap

perusahaan yang secara fisik tidak dapat dinyatakan. Aset tetap tak berwujud dapat

diperoleh melalui pembelian atau dikembangkan sendiri oleh perusahaan. Aset tetap

tak berwujud atau intangible assets memiliki kekuatan yang besar dampaknya dalam

membawa arah perusahaan menuju kemajuan. Apabila suatu perusahaan memperkuat

intangible assets, maka dalam hal ini perusahaan dapat memperkuat nilai perusahaan

dimasa depan dan menjauhkan nilai perusahaan dari financial distress. Hal ini sejalan

dengan hasil penelitian yang dilakukan Rachmawati (2011) yang menyimpulkan

bahwa intangible assets berpengaruh terhadap financial distress dengan metode

pengukuran Altman Z-score sebagai pengukurannya. Dimana perusahaan yang tidak

Aktiva Tetap Tak

Berwujud Financial Distress

Page 9: PENGARUH ASET TETAP TAK BERWUJUD TERHADAPjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Skripsi ini meneliti tentang pengaruh aset tetap tak berwujud terhadap

memiliki intangible assets memiliki nilai Z-score yang lebih kecil dari pada

perusahaan yang memiliki intangible assets.

Hipotesis

Dari pengembangan hipotesis tersebut maka hipotesis dari penelitian ini adalah :

H1 : Diduga perusahaan yang memiliki aset tetap tak berwujud memiliki nilai rata-

rata Z-score yang lebih tinggi dibandingakan perusahaan yang tidak memiliki

aset tetap tak berwujud.

H2 : Diduga aset tetap tak berwujud berpengaruh terhadap financial distress

H3 : Diduga adanya perbedaan nilai rata-rata Z-score antara perusahaan yang

memiliki aset tetap tak berwujud dengan perusahaan yang tidak memiliki aset

tetap tak berwujud

III. METODELOGI PENELITIAN

Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Objek dan ruang lingkup dalam penelitian ini adalah Perusahaan Manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014. Perusahaan ini bergerak di

sektor industry dan kimia, aneka industry, dan industry barang konsumsi.

Laporan keuangan perusahaan dalam penelitian dapat didownload di website

resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Waktu yang akan diteliti dalam

penelitian adalah periode 2011, 2012,2013 dan 2014.

Page 10: PENGARUH ASET TETAP TAK BERWUJUD TERHADAPjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Skripsi ini meneliti tentang pengaruh aset tetap tak berwujud terhadap

Definisi Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Dependen

Variable Dependen (Y) adalah Variabel terikat atau variabel utama dari

penelitian. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah financial distress.

Menurut Darsono & Ashari(2005:101), financial distress atau kesulita

keuangan adalah ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajiban keuangan

pada saat jatuh tempo yang menyebabkan kebangkrutan perusahaan.

Rumus yang digunakan untuk menghitung variabel Y mengikuti pengukuran

yang dilakukan oleh Altman (1968) dan Rachmawati (2011).

Variabel Independen

Variabel Independen (X) adalah Variabel bebas atau variabel yang

mempengaruhi variabel terikat atau variabel dependen. Variabel Independen dalam

penelitian ini adalah Aset Tetap Tak Berrwujud.

Menurut Soemarso (2002:59), aset tetap tak berwujud adalah aset tetap

perusahaan yang secara fisik tidak dapat dinyatakan. Aset tetap tak berwujud dapat

diperoleh melalui pembelian atau dikembangkan sendiri oleh perusahaan. Penelitian

ini menggunakan Variabel Dummy sebagai parameter pengukuran kepimilikan aset

tetap tak berwujud. Untuk perusahaan yang memiliki aset tetap tak berwujudakan

Financial distress (Y) = 1,2WCTA+1,4RETA+3,3EBITTA+0,6VEBVL+0,999 STA

Page 11: PENGARUH ASET TETAP TAK BERWUJUD TERHADAPjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Skripsi ini meneliti tentang pengaruh aset tetap tak berwujud terhadap

diberi nilai 1 (satu) dan untuk perusahaan yang tidak memiliki aset tetap tak

berwujud akan diberi nilai 0 (nol).

Populasi

Populasi dari penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011-2014 sejumlah 144 perusahaan.

Sampel

Teknik pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu

penentuan sampel di mana peneliti memilih sampel secara subjektif. Tujuan dari

penggunaan metode ini adalah untuk mendapatkan sampel yang sesuai atau

memenuhi karakteristik-karakteristik yang telah ditentukan penulis.

Adapun kriteria sampel yang ditetapkan adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara

berturut-turut periode 2011-2014.

2. Perusahaan maufaktur yang memlliki laporan keuangan perusahaan yang telah

diaudit berturut-turut periode 2011-2014

3. Perusahaan manufaktur yang melaporkan laporan keuangannya dalam mata

uang rupiah.

4. Perusahaan manufaktur yang konsisten memaparkan aset tetap tak berwujud

atau tidak memaparkan aset tetap tak berwujud pada laporan keuangan

berturut-turut periode 2011-2014

Page 12: PENGARUH ASET TETAP TAK BERWUJUD TERHADAPjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Skripsi ini meneliti tentang pengaruh aset tetap tak berwujud terhadap

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian

Uji Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif Perusahaan yang Memiliki Aset Tetap Tak Berwujud

Sumber : Hasil output IBM SPSS. V.21

Statistik Deskriptif Perusahaan yang Tidak Memiliki Aset Tetap Tak

Berwujud

Sumber : Hasil output IBM SPSS. V.21

Perusahaan yang memiliki aset tetap tak berwujud memiliki nilai rata-

rata Z-score yang lebih tinggi yaitu sebesar 2.2475, dibandingkan dengan rata-

rata nilai Z-score pada perusahaan yang tidak memiliki aset tetap tal berwujud

yaitu sebesar 1.7158. Dan dengan standar deviasi perusahaan yang memiliki

aset tetap tak berwujud sebesar 1.39563 dan perusahaan yang tidak memiliki

aset tetap tak berwujud sebesar 1.45475.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

INTANGIBLE 72 1 1 1.00 .000

ZSCORE 72 -.06 7.01 2.2475 1.39563

Valid N (listwise) 72

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

INTANGIBLE 219 0 0 .00 .000

ZSCORE 219 -2.91 5.91 1.7158 1.45475

Valid N (listwise) 219

Page 13: PENGARUH ASET TETAP TAK BERWUJUD TERHADAPjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Skripsi ini meneliti tentang pengaruh aset tetap tak berwujud terhadap

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji Normalitas Sebelum Outlier

Sumber : Hasil output IBM SPSS. V.21

Dikarenakan data awal sejumlah 304 observasi tidak berdistribusi

normal (nilai sig = 0.000) maka dilakukan pembuangan outlier dengan standar

deviasi diatas 3, maka total yang dibuang adalah 13 observasi.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 304

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation 2.14986045

Most Extreme Differences

Absolute .122

Positive .114

Negative -.122

Kolmogorov-Smirnov Z 2.119

Asymp. Sig. (2-tailed) .000

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 14: PENGARUH ASET TETAP TAK BERWUJUD TERHADAPjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Skripsi ini meneliti tentang pengaruh aset tetap tak berwujud terhadap

Uji Normalitas Setelah Outlier

Sumber : Hasil output IBM SPSS. V.21

Uji normalitas data pada tabel 4.4 diatas menggunakan One-Sample

Kolmogorov-Smirnov Test , dimana data yang diuji adalah data residual. Berdasarkan

uji normalitas residual pada tabel diatas menunjukkan nilai Asymp Sig (2-tailed)

sebesar 0.496, nilai tersebut lebih besar dari nilai signinifikan 0.05. Maka dapat

dikatakan uji normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test diatas berdistribusi

normal.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 291

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation 1.43796569

Most Extreme Differences

Absolute .049

Positive .048

Negative -.049

Kolmogorov-Smirnov Z .830

Asymp. Sig. (2-tailed) .496

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 15: PENGARUH ASET TETAP TAK BERWUJUD TERHADAPjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Skripsi ini meneliti tentang pengaruh aset tetap tak berwujud terhadap

Uji Autokorelasi

Uji Autokorealasi Durbin-Watson

Uji autokorelasi menggunakan metode Durbin-Watson dam output yang

dihasilkan menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1.980, hal ini

menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi karena nilai Durbin-Watson berada

diantara du < d < 4 - du (1.814 < 1.980 < 2.186), dengan demikian maka dalam

model regresi ini tidak terjadi autokorelasi.

Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Hasil output IBM SPSS. V.21

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-Watson

1 .158a .025 .022 1.44045 1.980

a. Predictors: (Constant), INTANGIBLE

b. Dependent Variable: ZSCORE

Sumber : Hasil output IBM SPSS. V.21

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.113 .063 17.524 .000

INTANGIBLE -.103 .128 -.047 -.804 .422

a. Dependent Variable: abs

Page 16: PENGARUH ASET TETAP TAK BERWUJUD TERHADAPjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Skripsi ini meneliti tentang pengaruh aset tetap tak berwujud terhadap

Dari tabel diaats dapat dilihat bahwa variabel Aset tetap tak berwujud atau

intangible assets mempunyai nilai signifikan diatas 0.05, dengan demikian

dismpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas

Analisis Regresi Linear Sederhana

Analsisis Regresi Linear Sederhana

Sumber : Hasil output IBM SPSS. V.21

Y = 1.716 + 0.532 X

Persamaan regresi diatas mengandung arti sebagai berikut :

1. Nilai Konstanta (a) = 1.716

Nilai ini menunjukkan bahwa jika tidak ada nilai aset tetap tak berwujud

(intangible assets) maka nilai financial distress sebesar 1.716.

2. Koefisien Regresi Aset tetap tak berwujud (b) = 0.532

Koefisien regresi b menunjukkan bahwa apabila Aset tetap tak berwujud

mengalami kenaikan 1 maka financial distress akan mengalami peningkatan

sebesar 0.532.

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.716 .097 17.628 .000

INTANGIBLE .532 .196 .158 2.717 .007

a. Dependent Variable: ZSCORE

Page 17: PENGARUH ASET TETAP TAK BERWUJUD TERHADAPjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Skripsi ini meneliti tentang pengaruh aset tetap tak berwujud terhadap

Uji Hipotesis

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi

Sumber : Hasil output IBM SPSS. V.21

Nilai koefisien determinasi (Adjusted R-Square) adalah sebesar 0.022 atau

2.2%. Hal ini menunjukkan bahwa 2.2% financial distress dapat dijelaskan oleh aset

tetap tal berwujud. Dan sisanya 97.8% dapat dipengaruhi atau dijelaskan oleh

variabel lain diluar dari variabel penelitian ini.

Uji Parsial (Uji –t)

Uji Parsial (Uji t)

Sumber : Hasil output IBM SPSS. V.21

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .158a .025 .022 1.44045

a. Predictors: (Constant), INTANGIBLE

b. Dependent Variable: ZSCORE

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.716 .097 17.628 .000

INTANGIBLE .532 .196 .158 2.718 .007

a. Dependent Variable: ZSCORE

Page 18: PENGARUH ASET TETAP TAK BERWUJUD TERHADAPjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Skripsi ini meneliti tentang pengaruh aset tetap tak berwujud terhadap

Berdasarkan hasil uji parsial diatas maka dapat disimpulkan pengaruh aset

tetap tak berwujud terhadap financial distress diperoleh nilai t hitung > t tabel (2.718

> 1.968) dan p-value < signifikansi yang ditentukan (0.007 < 0.05). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa aset

tetap tak berwujud berpengaruh terhadap financial distress

Uji Beda T-Test

Uji Beda Independen

Independent Samples Test

Levene's Test

for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

Std.

Error

Differe

nce

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

ZSCORE

Equal

variances

assumed

.073 .787 2.622 289 .009 .55110 .21021 .13737 .96484

Equal

variances

not

assumed

2.631 90.196 .010 .55110 .20946 .13499 .96722

Sumber : Hasil output IBM SPSS. V.21

Pada tabel 4.10 menunjukkan hasil pengujian independent sample t-test

menunjukkan nila F hitung levence’s test sebesar 0.673 dan nilai signifikan sebesar

0.787 karena probabilitas > 0.05 maka memiliki variance yang sama. Sehingga

Page 19: PENGARUH ASET TETAP TAK BERWUJUD TERHADAPjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Skripsi ini meneliti tentang pengaruh aset tetap tak berwujud terhadap

analisis uji beda t-test menggunakan asumsi equal variance assumed sebesar 2.622

dan nilai signifikan (2-tailed) sebesar 0.009 lebih kecil dari nilai signifikan (0.009 <

0.05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata nilai

Z-score antara perusahaan yang memiliki aset tetap tak berwujud dan perusahaan

yang tidak memiliki aset tetap tak berwujud.

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalissi secara statistik, temuan hasil

penelitian dibahas pada bagian dibawah ini :

Perusahaan yang Memiliki Aset tetap Tak Berwujud Memiliki Nilai Rata-rata

Z-score yang Lebih Tinggi Dibandingakan Perusahaan yang Tidak Memiliki

Aset Tetap Tak Berwujud

Hasil uji hipotesis dengan uji statistik deskriptif menunjukkan bahwa nilai

rata-rata Z-score perusahaan yang memiliki aset tetap tak berwujud sebesar 2.2475

sedangkan nilai rata-rata Z-score perusahaan yang tidak memiliki aset tetap tak

berwujud sebesar 1.7158 Sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang

memiliki aset tetap tak berwujud memiliki nilai Z-score yang lebih tinggi

dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki aset tetap tak berwujud. Hal ini

membuktikan bahwa perusahaan yang tidak memiliki aset tetap tak berwujud akan

lebih cenderung mengalami financial distress dibandingkan perusahaan yang

memiliki aset tetap tak berwujud.

Page 20: PENGARUH ASET TETAP TAK BERWUJUD TERHADAPjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Skripsi ini meneliti tentang pengaruh aset tetap tak berwujud terhadap

Pengaruh Aset Tetap Tak Berwujud Terhadap Financial Distress

Hasil pengujian regresi aset tetap tak berwujud terhadap financial distress

diperoleh nilai t hitung > t tabel (2.718 >1 .968) dan p-value < signifikansi yang

ditentukan (0.007 < 0.05). Hal ini menunjukkan adanya pengaruh aset tetap tak

berwujud terhadap financial distress, karena aset tetap tak berwujud memiliki

kekuatan yang besar dampaknya dalam membawa arah perusahaan menuju kemajuan,

dan menjauhkan perusahaan dari terjadinya financial distress. Karena semakin suatu

perusahaan memiliki aset tetap tak berwujud maka semakin kecil juga resiko

perusahaan mengalami financial distress. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian yang dilakukan Rachmawati (2011) yang menyimpulkan bahwa aset tetap

tak berwujud berpengaruh terhadap financial distress dengan metode pengukuran

Altman Z-score sebagai pengukurannya.

Perbedaan Nilai Rata-rata Z-Score Antara Perusahaan Yang Memiliki Aset

Tetap Tak Berwujud Dengan Perusahaan Yang Tidak Memiliki Aset Tetap Tak

Berwujud

Hasil pengujian independent sample t-test menunjukkan nila F hitung

levence’s test sebesar 0.673 dan nilai signifikan sebesar 0.787 karena probabilitas >

0.05 maka memiliki variance yang sama. Sehingga analisis uji beda t-test

menggunakan asumsi equal variance assumed sebesar 2.622 dan nilai signifikan (2-

tailed) sebesar 0.009 lebih kecil dari nilai signifikan (0.009 < 0.05). Maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata Z-score antara perusahaan yang

Page 21: PENGARUH ASET TETAP TAK BERWUJUD TERHADAPjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Skripsi ini meneliti tentang pengaruh aset tetap tak berwujud terhadap

memiliki aset tetap tak berwujud dan perusahaan yang tidak memiliki aset tetap tak

berwujud.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil uji hipotesis dengan Uji Statistik Deskriptif menunjukkan bahwa nilai

rata-rata Zscore perusahaan yang memiliki aset tetap tak berwujud lebih tinggi

dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki aset tetap tak berwujud.

2. Hasil uji hipotesis dengan Uji Parsial (Uji t) menunjukkan bahwa aset tetap tak

berwujud berpengaruh signifikan terhadap financial distress.

3. Hasil uji hipotesis dengan Uji Independen T-test menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan nilai rata-rata Z-score antara perusahaan yang memiliki aset tetap tak

berwujud dcengan perusahaan yang tidak memiliki aset tetap tak berwujud.

Saran

Saran-saran yang dapat disampaikan terkait penelitian ini adalah :

1. Bagi Investor sebaiknya sebelum berinvestasi dapat melihat variabel aset tetap

tak berwujud, karena berdasarkan hasil penelitian ini dan diperkuat denganh

penelitian sebelumnya yang memberikan hasil yang sama bahwa aset tetap tak

berwujud berpengaruh terhadap financial distress.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang lebih lanjut

dapat menambah periode waktu penelitian.

Page 22: PENGARUH ASET TETAP TAK BERWUJUD TERHADAPjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Skripsi ini meneliti tentang pengaruh aset tetap tak berwujud terhadap

DAFTAR PUSTAKA

Altman, Edward I. (1968). Financial Ratios, Discriminant Analysis and the

Prediction of Corporate. The Journal of Finance, Vol. 23, No. 4 , 589-609.

Darsono, & Ashari. (2005). Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan.

Yogyakarta: Andi.

Dyckman, Thocmas R, Dukes, Roland E, & Davis, Charles J. (2000).

Akuntansi Intermediate Jilid II Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program

IBM SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Liana, Deny, & Sutrisno. (2014). Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi

Kondisi Financial Distress Perusahaan Manufaktur. Jurnal Studi Manajemen

Dan Bisnis Vol.1 No.2 , 52-62.

Purnajaya, K. D., & Merkusiwati, N. K. (2014). Analisis Komparasi Potensi

Kebangkrutan Dengan Metode Z-score Altman, Springate, Dan Zmijewski

Pda industri Kosmetik yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. ISSN: 2302-

8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana , 48-63.

Rachmawati, Adelita Shantri. (2011). Pengaruh Aktiva Tetap Tak Berwujud

(Intangible Assets) Terhadap Financial Distress (Studi pada: Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010).

Skripsi

Salatin, Aswinda, Darminto, & Sudjana, Nengah. (2013). Penerapan Model

Altman (Z-score) untuk Memprediksi Kebangkrutan pada Industri Tekstil

dan Produk Tekstil yang Terdaftar di BEI Periode 2009-2011. Jurnal

Administrasi Bisnis (JAB) Vol.6 No.2 Desember 2013 .

Sanagdji, Etta Mamang, & Sopiah. (2010). Metodologi Penelitian. Yogyakarta:

Andi.

Sarwono, Jonathan. (2006). Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS.

Yogyakarta: Andi.

Soemarso. (2002). Akuntansi Suatu Pengantar Buku Kedua Edisi Keempat. Jakarta:

Page 23: PENGARUH ASET TETAP TAK BERWUJUD TERHADAPjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Skripsi ini meneliti tentang pengaruh aset tetap tak berwujud terhadap

Rineka Cipta.

Sriram, Ram S. (2008). Relevance of Intangible Assets to Evaluate Financial Health.

Journal of Intellectual Capital, Vol 9 Iss 3 , 351-366.

Surya, Raja Adri Setiawan. (2012). Akuntansi Keuangan Versi IFRS+. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Widarjo, Wahyu, & Setiawan, Doddy. (2009). Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap

Kondisi Financial Distress Perusahaan Otomotif. Jurnal Bisnis dan Akuntansi

Vol 11, No 2 , 1007-119.

Www.finace.yahoo.com

Www.idx.co.id

Page 24: PENGARUH ASET TETAP TAK BERWUJUD TERHADAPjurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Skripsi ini meneliti tentang pengaruh aset tetap tak berwujud terhadap