pengaruh air terhadap tingkah laku ikan

17
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan media bagi usaha budidaya ikan, maka pengelolaan air yang baik merupakan langkah awal dalam pencapaian keberhasilan budidaya ikan. Secara umum pengelolaan kualitas air dibagi kedalam tiga bagian, yaitu secara biologi, kimia dan fisika. Keberhasilan suatu organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksi mencerminkan keseluruhan toleransinya terhadap seluruh kumpulan variabel lingkungan yang dihadapi organisme tersebut (Campbell. 2004; 288). Artinya bahwa setiap organisme harus mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungannya. Adaptasi tersebut berupa respon morfologi, fisiologis dan tingkah laku. Pada lingkungan perairan, faktor fisik, kimiawi dan biologis berperan dalam pengaturan homeostatis yang diperlukan bagi pertumbuhan dan reproduksi biota perairan (Tunas. 2005;16). Suhu merupakan faktor penting dalam ekosistem perairan (Ewusie. 1990; 180). Kenaikan suhu air dapat akan menimbulkan kehidupan ikan dan hewan air lainnya terganggu (Kanisius. 1992; 22). Menurut Soetjipta (1993; 71), Air memiliki beberapa sifat termal yang unik, sehingga perubahan suhu dalam air berjalan lebih lambat dari pada udara. Selanjutnya Soetjipta menambahkan bahwa walaupun suhu kurang mudah berubah di dalam air daripada

Upload: samidaryanto

Post on 24-Oct-2015

188 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

PEngaruh air terhadap tingkah laku ikan

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Air Terhadap Tingkah Laku Ikan

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air merupakan media bagi usaha budidaya ikan, maka pengelolaan air yang

baik merupakan langkah awal dalam pencapaian keberhasilan budidaya ikan. Secara

umum pengelolaan kualitas air dibagi kedalam tiga bagian, yaitu secara biologi, kimia

dan fisika.

  Keberhasilan suatu organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksi

mencerminkan keseluruhan toleransinya terhadap seluruh kumpulan variabel

lingkungan yang dihadapi organisme tersebut (Campbell. 2004; 288). Artinya bahwa

setiap organisme harus mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungannya.

Adaptasi tersebut berupa respon morfologi, fisiologis dan tingkah laku. Pada

lingkungan perairan, faktor fisik, kimiawi dan biologis berperan dalam pengaturan

homeostatis yang diperlukan bagi pertumbuhan dan reproduksi biota perairan (Tunas.

2005;16).

     Suhu merupakan faktor penting dalam ekosistem perairan (Ewusie. 1990;

180). Kenaikan suhu air dapat akan menimbulkan kehidupan ikan dan hewan air

lainnya terganggu (Kanisius. 1992; 22). Menurut Soetjipta (1993; 71), Air memiliki

beberapa sifat termal yang unik, sehingga perubahan suhu dalam air berjalan lebih

lambat dari pada udara. Selanjutnya Soetjipta menambahkan bahwa walaupun suhu

kurang mudah berubah di dalam air daripada di udara, namun suhu merupakan faktor

pembatas utama, oleh karena itu mahluk akuatik sering memiliki toleransi yang

sempit.

     Ikan merupakan hewan ektotermik yang berarti tidak menghasilkan panas

tubuh, sehingga suhu tubuhnya tergantung atau menyesuaikan suhu lingkungan

sekelilingnya (Hoole et al, dalam Tunas. 2005; 16). Sebagai hewan air, ikan memiliki

beberapa mekanisme fisiologis yang tidak dimiliki oleh hewan darat. Perbedaan

habitat menyebabkan perkembangan organ-organ ikan disesuaikan dengan kondisi

lingkungan (Yushinta. 2004: 14). Secara kesuluruhan ikan lebih toleran terhadap

perubahan suhu air, beberapa spesies mampu hidup pada suhu air mencapai 290C,

sedangkan jenis lain dapat hidup pada suhu air yang sangat dingin, akan tetapi kisaran

toleransi individual terhadap suhu umumnya terbatas(Sukiya. 2005; 9)

Page 2: Pengaruh Air Terhadap Tingkah Laku Ikan

     Ikan yang hidup di dalam air yang mempunyai suhu relatif tinggi akan

mengalami kenaikan kecepatan respirasi (Kanisius. 1992; 23). Hal tersebut dapat

diamati dari perubahan gerakan operculum ikan. Kisaran toleransi suhu antara spesies

ikan satu dengan lainnya berbeda, misalnya pada ikan salmonid suhu terendah yang

dapat menyebabkan kematian berada tepat diatas titik beku, sedangkan suhu tinggi

dapat menyebabkan gangguan fisiologis ikan (Tunas. 2005; 16-17).

Lima syarat utama kualitas air bagi kehidupan ikan adalah:

Rendah kadar amonia dan nitrit

Bersih secara kimiawi 

Memiliki pH, kesadahan, dan temperatur yang sesuai

Rendah kadar cemaran organik, dan 

Stabil

Apabila persyaratan tersebut diatas dapat dijaga dan dipelihara dengan baik,

maka ikan yang dipelihara akan mampu mememilhara dirinya sendiri, terbebas dari

berbagai penyakit, dan dapat berkembang biak dengan baik.

B. Tujuan

Mengamati perubahan sifat air terhadap tingkah laku orgnisme yang dibudidayakan

Page 3: Pengaruh Air Terhadap Tingkah Laku Ikan

METODOLOGI

A. Waktu dan tempat

Hari : selasa

Waktu : pukul 08.00-10 am

Tempat : lab. Basah Politeknik Pertanian Nageri Pangkep

B. Alat dan bahan

Ikan mas (stenohaline)

Ikan nila (eurhaline)

Air tawar

Air laut

Lumpur

Garam

Handrefrktometer

DO meter

pH meter

H2S

Aquarium

C. Prosedur kerja

Suhu

1. Siapkan alat dan bahan

2. Isi akuarium dengan tanah dasar ± 5-10 cm

3. Mmasukkan air tawar kedalam akuarium secukupnya

4. Masukkan ikan ke dalam akuarium

5. Kemudian atur suhunya menjadi 200c dengan menambahkannya es

batu

6. Ukur suhu, pH, oksigen serta kadar H2S yang terdapat pada

akurium denghan menggunakan DO meter dan pH meter.

7. Amati perubahan tingkah laku ikan

8. Kemudian naikkan suhunya menjadi 250c dengan menambahkan

air panas,

Page 4: Pengaruh Air Terhadap Tingkah Laku Ikan

9. Ulangi langkah diatas untuk menaikkan suhunya menjadi 300c dan

350c.

Salinitas

1. Siapkan alat dan bahan

2. Isi akuarium dengan tanah dasar ± 5-10 cm

3. Masukkan air tawar kedalam akuarium secukupnya

4. Masukkan ikan ke dalam akuarium

5. Ukur salinitas akuarium menjadi 10 ppm dengan menggunakan

handrefraktometer.

6. Ukur salinitas, pH, O2 serta kadar H2S yang terdapat dalam

akuarium

7. Amati tingkah laku ikan

8. Naikkan salinitas hingga mencapai 20 ppm dengan

menambahkannya air laut atau air yang telah dilarutkan garam

9. Ulangi langkah diatas untuk salinitas 30 dan 40 ppm.

Page 5: Pengaruh Air Terhadap Tingkah Laku Ikan

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Ikan nila

Suhu

No Suhu ( 0c ) pH O2 H2S Keterangan

1 23.6 7,37 4,50 12 Normal

2 28 7,31 4,00 6 Normal

3 30 7,38 3,82 10 pergerakan overkulum

lambat

4 34 7,44 3,3 4 pergerakan overkulum

lambat

ikan mulai stress

sirip punggungnya merapat

pergerakannya cepat

5 45 7,35 2,6 - gelisah, pergerakannya

cepat

sesekali berenang ke

permukaan

oleng/ miring

tenggelam di dasar

mati

salinitas

No Salinitas

( 0/00 )

Ph O2 H2S Keterangan

1 10 7,35 4,50 12 overkulum lambat

2 20 7,38 3,35 12 overkulum lambat

3 30 7,39 3,11 12 pergerakan overkulum

semakin cepat

4 40 7,37 4,91 12 aktif

selalu berada di permukaan

Page 6: Pengaruh Air Terhadap Tingkah Laku Ikan

perairan

pergerkn overkulum

semakin cept

5 55 7,29 5,1 12 oleng/ miring

overkulum semakin lambat

berubah warna menjadi

pucat dan kusam

matanya berubah warna

menjadi abu-abu

terapung, mati dalam

jangka waktu 7 menit.

Ikan Mas

Suhu

No Suhu ( 0c ) pH O2 H2S Keterangan

1 28 7,41 3,51 6 Normal

`2 35 7,66 3,00 10 Pergerakannya lambat

Pergerakn overkulum

lambat

3 38 7,47 3,55 14 pergerakan overkulum

lambat

4 40 7,88 2,70 12 ikan berusaha mencari

tempat yang baik

gelisah

5 45 8,01 2,29 16 ikan mati

salinitas

No Salinitas

( 0/00 )

pH O2 H2S Keterangan

1 0 7,38 2,70 normal

2 5 7,82 3,82 overkulum sangat cepat

Page 7: Pengaruh Air Terhadap Tingkah Laku Ikan

ikan berada di permukaan

pergerakannya lambat

ikan berjalan mundur

3 10 7,41 3,85 pergerakannya semakin

cepat

berusaha ke permukaan

overkulum melambat

4 15 7,36 3,45 pergerakan ikan diam

kurang agresif

5. 30 - 7,42 - ikan mati selang beberapa

menit

B. Pembahasan

Pada praktikum Pengaruh Lingkungan terhadap Ikan dengan analisis

Anova one way telah menunjukkan bahwa kenaikan maupun penurunan suhu

air tidak mempengaruhi gerakan operkulum ikan dengan nyata. Pada uji coba

yang kami lakukan terbukti bahwa perubahan suhu air memberikan respon

yang tidak berarti bagi ikan. Melihat grafik yang ditunjukkan diatas dapat

dianalisis bahwa jumlah gerakan operkulum ikan tidak berbanding lurus

dengan meningkatnya suhu. 

Suhu kontrol awal pada iakn nila yakni 280c, didapat pH sebanyak

7,37 dan kandungan o2 sebanyak 4,50 kandungan H2S yang terkandung

sebanyak 12 sedangkan pada ikan mas didapat pH sebanyak 7,41 dan

kandungan o2 sebanyak 3,5 kandungan H2S yang terkandung sebanyak 6.

Setelah suhu dinaikan sebesar 380c terjadi penurunan dari pH, o2 dan H2S.

jika diamati maka, maka terjadi fluktuasi antara setiap aspek yang diamati.dan

juga setiap ikan mempunyai tingkat toleransi suhu yang bebrbeda. sepert Ikan

Mas secara normal dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 24oC -30oC.

Perubahan suhu air sebesar 1oC dapat dirasakan oleh Ikan (Campbell. 2002;

294). Perubahan suhu air sebesar 5oC, membuat respon fisiologis dan tingkah

laku Ikan mas Komet dapat diamati dengan jelas. 

Page 8: Pengaruh Air Terhadap Tingkah Laku Ikan

       Perubahan suhu yang besar dan mendadak jelas dengan nyata

mempengaruhi adaptasi Ikan, Ikan yang diaklimasikan ke suhu yang dingin

akan berenang lebih cepat (Campbell. 2002; 294). Pada perlakuan ini ada

korelasi bahwa semakin rendah suhu maka semakin cepat gerakan renang Ikan

dan semakin cepat pula gerakan operkulum sebagai respon suhu rendah,

dimana korelasi ini tidak kami temui pada perlakuan pada suhu panas. 

Ikan yang hidup di dalam air yang mempunyai suhu relatif tinggi akan

mengalami kenaikan kecepatan respirasi (Kanisius. 1992; 23). Hal tersebut

dapat diamati dari perubahan gerakan operculum ikan. Kisaran toleransi suhu

antara spesies ikan satu dengan lainnya berbeda, misalnya pada ikan salmonid

suhu terendah yang dapat menyebabkan kematian berada tepat diatas titik

beku, sedangkan suhu tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis ikan

(Tunas. 2005; 16-17).

Selain itu semakin tinngi suhu makan semakinrendah kada oksigen

terlarut yang terdapat dalam air.

Nilai salinitas dalam suatu perairan terutama pada perairan tawar (nilai

salinitas 0-5 ppt), harus memiliki batas optimum untuk pemeliharaan ikan.

Menurut Boyd (1982) dalam Ghufran dkk (2007), salinitas ditentukan

berdasarkan banyaknya garam-garam yang larut dalam air. Parameter kimia

tersebut dipengaruhi oleh curah hujan dan penguapan (evaporasi) yang terjadi

suatu daerah. Berdasarkan kemampuan ikan menyesuaikan diri pada salinitas

tertentu, dapat digolongkan menjadi Ikan yang mempunyai toleransi salinitas

yang kecil (Ctenohaline) dan Ikan yang mempunyai toleransi salinitas yang

lebar (Euryhaline).

Dalam pengamatn ikan nila masih mampu bergerak dengan normal

hingga mencapai salinitas 40 ppt karena ikan nila termasuk kedalam

euryhaline, hal ini bebrbeda dengan ikan mas yang tidak dapat lagi bergerak

normal bahkan mati pada salinitas 25 ppt karena ikan mas termasuk ke dalam

stenohline atau berada pada toleransi salinitas yang sempit.

Kandungan kadar garam dalam suatu media berhubungan erat dengan

sistem (mekanisme) osmoregulasi pada organism air tawar. Affandi (2001)

berpendapat bahwa organism akuatik mempunnyai tekanan osmotik yang

berbeda-beda dengan lingkungannya. Oleh karena itu ikan harus mencegah

Page 9: Pengaruh Air Terhadap Tingkah Laku Ikan

kelebihan air atau kekurangan air agar proses-proses fisiologis di dalam

tubuhnya berlangsung normal. Dalam pengaturan tekanan osmotik pada setiap

ikan, termasuk ikan mas melibatkan peran beberapa organ. Hal ini sesuai

dengan pendapat Affandi (2001) bahwa organ osmoregulasi pada ikan

meliputi ginjal, insang, kulit dan saluran pencernaan.

PENUTUP

Page 10: Pengaruh Air Terhadap Tingkah Laku Ikan

A. Kesimpulan

Suhu merupakan faktor pembatas bagi kehidupan Ikan, suhu yang tinggi menurunkan

kelarutan gas oksigen dalam air sedangkan suhu yang rendah menaikkan kelarutan

gas oksigen dalam air. 

Kenaikkan suhu akan menurunkan oksigen terlarut sedangkan penurunan suhu

meningkatkan oksigen terlarut. Respon ikan terhadap pengaruh suhu dapat diamati

dari perubahan fisiologis dan tingkah laku ikan. 

Setiap jenis ikan memiliki kisaran toleransi suhu air yang berbeda.

Setiap jenis ikan memiliki kisaran toleransi salinitas air yang berbeda.

Kualitas air sangat mempengaruhi kehidupan dan kesehatan ikan.

B. Saran

Prasarana yang digunakan dalam kegiatan praktikum harus tersedia sesuai

dengan kebutuhan dan agar kiranya praktikum bias berjalan sesuai dengan jadwal

yang telah di tetapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: Pengaruh Air Terhadap Tingkah Laku Ikan

Affandi. 2001. Fisiologi Hewan Air. Unri, Press : Riau

Gufhran dkk. 2007. Pengelolaan Kualitas Air Dalam Budidaya Perairan. Rineka Cipta

: Jakarta

Fujaya, Yushinta. 2004. Fisisologi Ikan. Jakarta. Penerbit P.T Rineka Cipta 

Kanisius. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogjakarta. Penerbis Kanisius 

Koesbiono, 1980. Biologi Laut. Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. 

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH : KUALITAS AIIR

Page 12: Pengaruh Air Terhadap Tingkah Laku Ikan

MODUL : SIFAT-SIFAT AIR

OLEH :

KELOMPOK A.4 :

NURFITRI RAHIM

RISKI NUR AWALIAH

NURUL SAKIAH

SYAHRUL

BUDIDAYA PERIKANAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

PANGKEP

2011