pengarah · 2020. 1. 17. · seluruh pemangku kepentingan di satuan pendidikan yang meliputi kepala...
TRANSCRIPT
PENGARAH
Moch. Salim Somad, S.Kom., M.Pd.
PENANGGUNG JAWAB
Upi Purnamasari, S.Si.
PENYUSUN
Sri Sulastri, S.Si., M.Pd.
Drs. Udit, M.M.
Agustina Kurniati, M.Pd.
PENYUNTING
Yudono Yanuar A.
Yulie Apsari, S.Si., M.Pd.
Sodiyah, S.Pd.
© 2019, LPMP DKI Jakarta
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas tersusunnya Buku Hasil Analis Peta Mutu dan
Rekomendasi Peningkatan Mutu Pendidikan Provinsi DKI Jakarta. Buku ini memberikan gambaran
tentang capaian mutu terhadap delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) di tingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
Melalui hasil analisis ini diperoleh gambaran mengenai aspek-aspek yang perlu ditingkatkan untuk
mencapai dan melampui SNP. Lebih jauh, rekomendasi peningkatan mutu ini diharapkan menjadi
masukan bagi Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta dan Suku Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di DKI
Jakarta, serta pemangku kepentingan pendidikan lainnya dalam menyusun program peningkatan
mutu pendidikan pada masa yang akan datang.
Akhirnya kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
tersusunnya buku ini.
Jakarta, Desember 2019
Kepala LPMP DKI Jakarta
Moch. Salim Somad, S.Kom, M.Pd
NIP. 197410062003121001
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................. 1
1.2 Dasar Hukum ................................................................................................................................ 2
1.3 Tujuan .......................................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ....................................................................................................................................... 2
BAB II SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (SPMP) DASAR DAN MENENGAH ......................... 3
2.1 Pengertian SPMP .......................................................................................................................... 3
2.2 Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) .................................................................................... 3
2.3 Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) ................................................................................ 4
2.4 Pemetaan Mutu Pendidikan ......................................................................................................... 6
2.5 Analisis Peta Mutu Pendidikan ..................................................................................................... 8
BAB III ANALISIS ................................................................................................................................... 13
3.1 Capaian Standar Nasional Pendidikan Provinsi DKI Jakarta ..................................................... 13
a. Rerata Capaian SNP 2016-2018 .......................................................................................... 13
b. 10 sekolah di Provinsi DKI Jakarta dengan capaian SNP tahun 2018 tertinggi.................... 13
c. 10 sekolah di Provinsi DKI Jakarta dengan capaian SNP tahun 2018 terendah .................. 14
3.2 Capaian per Standar Provinsi DKI Jakarta .................................................................................. 15
a. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) ...................................................................................... 15
b. Standar Isi ............................................................................................................................ 17
c. Standar Proses ..................................................................................................................... 19
d. Standar Penilaian Pendidikan .............................................................................................. 21
e. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan ...................................................................... 23
f. Standar Sarana dan Prasarana ............................................................................................. 26
g. Standar Pengelolaan ............................................................................................................ 27
h. Standar Pembiayaan ............................................................................................................ 29
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................................ 31
4.1 Simpulan..................................................................................................................................... 31
4.2 Rekomendasi .............................................................................................................................. 32
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyatakan bahwa Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan
yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu
mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia
Indonesia. Selanjutnya dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah diamanatkan bahwa pendidikan merupakan urusan pelayanan
dasar yang wajib dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. Untuk melaksanakan urusan
pendidikan ini, dalam lampiran undang-undang tersebut tertera pembagian kewenangan
antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun 2016 Tentang
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah, ditegaskan bahwa satuan
pendidikan harus menjalankan budaya mutu pendidikan. Untuk melaksanakan hal tersebut,
satuan pendidikan akan disiapkan dan dibimbing oleh Dinas Pendidikan, LPMP, dan lembaga
terkait lainnya. Dinas Pendidikan adalah lembaga yang memiliki tanggung jawab terhadap
peningkatan mutu pendidikan di wilayah sesuai kewenangan masing-masing. Oleh karena itu,
dibutuhkan suatu sistem dan mekanisme implementasi penjaminan mutu pendidikan untuk
memberikan arahan/pedoman bagi semua pemangku kepentingan dalam menjalankan
penjaminan mutu pendidikan.
Pemberlakuan regulasi tentang otonomi daerah melalui Undang-undang tentang
Pemerintahan Daerah (terakhir Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014) berdampak terhadap
pengelolaan pendidikan di daerah. Kebijakan otonomi pendidikan sangat berpengaruh positif
terhadap berkembangnya satuan pendidikan sebagai lembaga pendidikan yang berbasis
kepada kebutuhan dan tantangan yang dihadapi daerah. Keragaman potensi sumber daya
pendidikan di daerah menyebabkan mutu lulusan satuan pendidikan sangat bervariasi.
Keberadaan satuan pendidikan baik secara jenjang dan jenis yang tersebar di seluruh Negara
Kesatuan Republik Indonesia memiliki keragaman kebutuhan masyarakat, layanan proses
pendidikan, sarana dan prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, serta mutunya.
Penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan dasar dan menengah merupakan
tanggung jawab satuan pendidikan yang harus didukung oleh pemerintah daerah Provinsi dan
Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangan masing-masing serta peran serta masyarakat.
Pada level Pemerintah Pusat penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan dasar dan
menengah dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Agama, dan Kementerian Dalam
Negeri serta instansi terkait lainnya. Pada level Pemerintah Provinsi dilaksanakan oleh Dinas
Pendidikan Provinsi, LPMP dan Kantor Wilayah Kementerian Agama, sedangkan pada level
pemerintah Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/ Kota.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan Nomor 28 Tahun 2016,
satuan pendidikan harus menjalankan penjaminan mutu pendidikan. Guna mencapai
terjadinya budaya mutu di satuan pendidikan, satuan pendidikan akan disiapkan dan
2
dibimbing oleh Dinas Pendidikan dan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) di
wilayah provinsi. Guna menjamin terlaksananya penjaminan mutu pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah di satuan pendidikan, maka perlu disusun rekomendasi
peningkatan mutu berdasarkan hasil analisis rapor mutu untuk mewujudkan budaya mutu
pendidikan.
1.2 Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 yang diperbaharui dengan PP Nomor 32
tahun 2013 dan perbaharuan kedua melalui PP Nomor 13 tahun 2015 menyatakan
kewajiban setiap satuan pendidikan melaksanakan penjaminan mutu pendidikan untuk
memenuhi ataupun melampaui Standar Nasional Pendidikan (SNP).
3. Peratuan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 28 tahun 2016 tentang Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah (SPMPDM) menyatakan bahwa
pemetaan mutu sebagai tahapan pertama dalam SistemPenjaminan Mutu Internal dan
Sistem Penjaminan Mutu Ekesternal.
1.3 Tujuan
Tujuan disusunnya buku ini adalah untuk mengetahui gambaran ketercapaian mutu
pendidikan di provinsi DKI Jakarta dan Kabupaten /Kota serta analisisnya dan untuk menyusun
laporan rekomendasi strategi peningkatan mutu pendidikan berdasarkan pemetaan mutu
pendidikan dengan harapan dapat mendorong satuan pendidikan maupun pemerintah
daerah mengimplementasikan SPMP dengan baik dan berkelanjutan.
1.4 Manfaat
Pada akhirnya hasil analisis peta capaian mutu Standar Nasional Pendidikan (SNP) ini
diharapkan dapat menjadi salah satu sumber data dalam pelaksanaan Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan (SPMP) sebagai elemen yang penting dalam peningkatan mutu pendidikan
sehingga SPMP dapat terlaksana dengan tepat, baik dan berkelanjutan.
3
BAB II SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN (SPMP) DASAR DAN MENENGAH
2.1 Pengertian SPMP
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) Dasar dan Menengah terdiri atas Sistem
Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME). SPMI
dilaksanakan oleh Satuan Pendidikan. Pada setiap jenjang pendidikan dasar dan menengah
(SD, SMP, SMA, dan SMK) dilaksanakan sistem penjaminan mutu dengan cara yang sama. Hal
yang berbeda adalah substansi kurikulum.
Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) dilaksanakan oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah, Badan/Lembaga Standar Pendidikan, dan Badan/Lembaga Akreditasi.
Kedua sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah tersebut ditunjang oleh
Sistem Informasi Penjaminan Mutu Pendidikan.
Gambar 1 Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah
2.2 Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)
Sistem Penjaminan Mutu Internal merupakan suatu siklus kontinu yang dilaksanakan
oleh Satuan Pendidikan dalam menjamin peningkatan mutu pendidikan berkelanjutan serta
terbangunnya budaya mutu pendidikan di satuan pendidikan. Pelaksanaan penjaminan mutu
pendidikan di setiap satuan pendidikan merupakan upaya terpadu dan sistematis antara
seluruh pemangku kepentingan di satuan pendidikan yang meliputi Kepala Satuan Pendidikan,
Guru, dan Tenaga Kependidikan/Tata Usaha, dan bekerja sama dengan Komite Satuan
Pendidikan.
4
Gambar 2 Sistem Penjaminan Mutu Internal
Sistem penjaminan mutu pendidikan di satuan pendidikan dibagi menjadi lima
tahapan yaitu: i) Pemetaan mutu
ii) Penyusunan rencana peningkatan mutu
iii) Implementasi rencana peningkatan mutu/pelaksanaan
iv) Monitoring evaluasi/audit internal
v) Penetapan strategi mutu pendidikan.
Guna mengetahui capaian satuan pendidikan dalam hal mutu pendidikan pada saat
akan menjalankan SPMI yang pertama kali, langkah pertama yang dilakukan adalah
melakukan pemetaan mutu dengan menggunakan dokumen evaluasi diri yang di dalamnya
termasuk instrumen evaluasi diri dengan mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan (SNP)
sebagai standar minimal dalam penyelenggaraan pendidikan. Hasil pemetaan mutu
selanjutnya dapat dijadikan acuan di dalam menetapkan visi, misi dan kebijakan satuan
pendidikan dalam melakukan peningkatan mutu pendidikan.
2.3 Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME)
Gambar 3 Posisi dan Peran masing-masing Lembaga dalam SPME
Sistem Penjaminan Mutu Eksternal dilakukan oleh Badan/Lembaga Standar
Pendidikan, Badan/Lembaga Akreditasi Satuan Pendidikan, Pemerintah (Direktorat Jenderal
5
Pendidikan Dasar dan Menengah), dan Pemerintah Daerah. Pada Gambar di atas, posisi
lembaga-lembaga tersebut dalam SPME dijelaskan lebih rinci.
Agar tercipta keharmonisan antar lembaga dalam pelaksanaan SPME, disusun
pembagian tugas sebagai berikut. Tugas Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
:
a. Mengharmonisasikan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengembangan
SPMI-Dikdasmen dan SPME-Dikdasmen;
b. Menyusun dan mengembangkan pedoman SPMIDikdasmen;
c. Melakukan pembinaan, pembimbingan, pendampingan, dan supervisi terhadap satuan
pendidikan dalam pengembangan SPMI-Dikdasmen;
d. Melakukan pembinaan, pembimbingan, pendampingan, dan supervisi terhadap SDM
pemerintah daerah dalam pengembangan SPMI dan SPME;
e. Memetakan mutu pendidikan dan pelaksanaan SPMIDikdasmen berdasarkan data dan
informasi dalam sistem informasi mutu pendidikan;
f. Memfasilitasi pemenuhan mutu di seluruh satuan pendidikan sesuai dengan
kewenangannya;
g. Mengembangkan sistem informasi mutu pendidikan dasar dan menengah;
h. dan Menyusun laporan dan rekomendasi strategi peningkatan mutu pendidikan kepada
Menteri berdasarkan hasil pemetaan mutu pendidikan.
Dalam menjalankan peran tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah dibantu oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) yang bertugas:
a. Melakukan pembinaan, pembimbingan, pendampingan, dan supervisi terhadap satuan
pendidikan dalam pengembangan SPMI-Dikdasmen;
b. Memetakan mutu pendidikan dan pelaksanaan SPMI-Dikdasmen berdasarkan data dan
informasi dalam sistem informasi mutu pendidikan di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota;
c. Melakukan pembinaan, pembimbingan, pendampingan, dan supervisi terhadap SDM
pemerintah daerah dalam pengembangan SPMI dan SPME;
d. Menyusun laporan rekomendasi strategi peningkatan mutu pendidikan di tingkat provinsi
dan kabupaten/ kota kepada Dirjen Dikdasmen berdasarkan pemetaan mutu pendidikan
di tingkat provinsi dan kabupaten/ kota sesuai kewenangan dan wilayahnya;
e. dan Menyusun laporan rekomendasi strategi peningkatan mutu pendidikan di tingkat
provinsi dan kabupaten/ kota kepada Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota.
Tugas dan wewenang Dinas Pendidikan Provinsi dan Suku Dinas Pendidikan Kab/Kota
sebagai representasi Pemerintah Provinsi dalam Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan :
a. Mengharmonisasikan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengembangan
SPMI-Dikdasmen pada satuan pendidikan;
b. Melakukan pembinaan, pembimbingan, pendampingan, pengawasan, dan pengendalian
satuan pendidikan dalam pengembangan SPMIDikdasmen pada satuan pendidikan;
c. Memfasilitasi pemetaan mutu pendidikan dan pelaksanaan SPMI-Dikdasmen pada satuan
pendidikan berdasarkan data dan informasi dalam sistem informasi mutu pendidikan;
d. Melakukan fasilitasi pemenuhan mutu di seluruh satuan pendidikan sesuai dengan
kewenangannya;
6
e. dan Menyusun rencana strategis peningkatan mutu pendidikan berdasarkan hasil
pemetaan pendidikan sesuai kewenangan dan wilayah masing-masing.
2.4 Pemetaan Mutu Pendidikan
Pemetaan Mutu Pendidikan adalah proses terkait kegiatan pengumpulan,
pengolahan, analisis data dan informasi tentang capaian pemenuhan standar nasional
pendidikan dari mulai tingkatsatuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional.
Pemetaan mutu pendidikan dapat memberikan gambaran kepada berbagai pemangku
kepentingan tentang capaian pemenuhan standar nasional pendidikan.
Hal ini perlu dilakukan untuk: 1) Menghasilkan peta mutu pendidikan yang dapat
dimanfaatkan oleh satuan pendidikan, pemerintah daerah, dan pemerintah sebagai acuan
dalam perencanaan, 2) Sebagai salah satu tahapan yang harus dilakukan dalam menjalankan
penjaminan mutu pendidikan baik secara internal maupun eksternal.
Pemetaan Mutu dilakukan dengan cara:
1. Mengacu pada Standar Nasional Pendidikan dengan menggunakan instrumen yang
dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
2. Standar Nasional Pendidikan dijabarkan dalam bentuk indikator mutu dan sub-indikator
mutu. Variabel pertanyaan dalam instrumen dibangun dari sub-indikator mutu dan
diidentifikasi sumber data dan informasi yang mendukung.
3. Berdasarkan sumber data dan informasi, instrumen pemetaan mutu disusun dalam dua
jenis yaitu kuesioner pemetaan mutu dan formulir data pokok pendidikan. Data dan
informasi untuk formulir data pokok pendidikan diambil dari rekam data satuan
pendidikan yang ada pada Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan. Data dan
informasi untuk kuesioner pemetaan mutu perlu dihimpun kembali dari satuan
pendidikan.
4. Satuan pendidikan melakukan kegiatan pemetaan mutu melalui Evaluasi Diri Satuan
Pendidikan (EDS) dan menyampaikan hasil evaluasi tersebut dalam bentuk data dan
informasi sesuai dengan instrumen pemetaan mutu yang dikembangkan oleh Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
5. Data dan informasi dikirim ke sistem informasi mutu pendidikan untuk diolah menjadi
peta mutu yang memuat capaian pemenuhan terhadap standar nasional pendidikan
untuk disampaikan kepada satuan pendidikan, pemerintah daerah dan pemerintah pusat.
6. Peta mutu dianalisa lebih lanjut sehingga dapat digunakan sebagai acuan perencanaan
pendidikan oleh satuan pendidikan, pemerintah daerah dan pusat sehingga upaya
pemenuhan mutu pendidikan berjalan sinergis karena berasal dari sumber data dan
informasi yang sama.
Warga satuan pendidikan yang memberikan data dan informasi pada level satuan
pendidikan yaitu :
1. Kepala satuan pendidikan
2. Siswa minimum 5 orang per tingkat kelas. Untuk SD hanya siswa kelas 4-6 (Total
responden siswa minimum 15 orang/satuan pendidikan)
3. Guru SD minimum 1 guru per tingkat kelas dan minimum 1 guru Agama dan Penjaskes
(Total responden guru SD mininum 8 orang)
4. Guru SMP/SMA/SMK minimum 1 guru per mata pelajaran
7
5. Komite Satuan pendidikan minimal 1 orang perwakilan pimpinan komite dan 2 orang
perwakilan orangtua siswa
6. Pengawas yang merupakan pengawas pembina melakukan proses verifikasi dan validasi
atas data yang akan disampaikan oleh satuan pendidikan.
7. Petugas pemetaan mutu atau operator DAPODIK Tingkat Kecamatan dan tingkat Suku
Dinas yang telah dilatih oleh LPMP DKI Jakarta, dilibatkan untuk menyosialisasikan dan
membantu satuan pendidikan dalam merekam dan mengirimkan data dan informasi
pemetaan mutu melalui aplikasi pengumpulan data yang ada di satuan pendidikan.
8. LPMP DKI Jakarta bekerja sama dengan pemerintah daerah yaitu Pusdatikomdik (UPT
Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta) untuk mengkoordinasi agar seluruh satuan
pendidikan dapat terpetakan mutunya.
Gambar 4 Alur Pengumpulan Data PMP
Pemetaan mutu dilaksanakan di satuan pendidikan melalui kegiatan Evaluasi Diri
Satuan pendidikan. Pemetaan mutu pada level kewilayahan dilakukan oleh pemerintah
daerah dan pusat dengan menghimpun hasil evaluasi diri satuan pendidikan melalui
instrumen pemetaan mutu yang dikembangkan oleh pemerintah pusat dengan bantuan
aplikasi pengumpulan data terpadu berbasis komputer yang ada di satuan pendidikan
(DAPODIK) dan dikirim ke sistem informasi mutu pendidikan. Pengolahan dan penyajian hasil
pemetaan mutu dilakukan oleh sistem informasi milik Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan
8
Gambar 5 Alur Pengiriman Data Peta Mutu
2.5 Analisis Peta Mutu Pendidikan
Hasil pemetaan mutu Pendidikan melalui aplikasi PMP adalah berupa rapor mutu di
tingkat satuan pendidikan dan agregasi rapor mutu satuan pendidikan dapat menjadi peta
mutu pendidikan di tingkat kabupaten/kota, provinsi dan nasional.
Rapor mutu tahun 2018 disajikan dalam dua bentuk, yaitu bentuk radar dan tabel.
Rapor mutu dalam bentuk radar menggambarkan posisi capaian mutu satuan pendidikan
terhadap 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP), selama 3 tahun pengisian PMP sejak 2016,
2017 dan 2018.
Gambar 6 Rapor Mutu dalam bentuk radar
Dalam bentuk tabel, pada rapor mutu satuan pendidikan dapat dilihat capaian mutu satuan
pendidikan yang terdiri atas: capaian 8 Standar (Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi,
Standar Proses, Standar Penilaian Pendidikan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependiidkan,
Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan, Standar Pengelolaan Pendiidkan dan Standar
Pembiayaan. Selain itu juga dapat dilihat capaian per indikator serta sub indikator dari setiap
standar. Capaian mutu dalam rapor mutu digambarkan dengan bintang dan skor capaian
sebagai berikut:
9
Tabel 1 Kategori Capaian Rapor Mutu
Tabel 2 Rapor Mutu Per Standar
Tabel 3 Cuplikan Rapor Mutu per Indikator dan Sub Indikator
Capaian rapor mutu jenjang SD, SMP, SMA dan SMK di DKI Jakarta pada tahun 2016, 2017 dan
2018 adalah sebagai berikut:
Jenjang Capaian Rapor Mutu Tahun
2016 2017 2018
SD 4.87 5.47 5.59
SMP 4.55 5.27 5.51
SMA 4.91 5.27 5.54
SMK 4.42 5.27 5.42 Tabel 4 Capaian Rapor Mutu Tahun 2016 s.d 2018
10
Gambar 7 Capaian Rapor Mutu Tahun 2016 s.d 2018
Data tersebut memperlihatkan, bahwa berdasarkan data rapor mutu pendidikan
tahun 2016 hingga 2018, mutu pendidikan di DKI Jakarta mengalami tren kenaikan pada
seluruh jenjang. Meskipun demikian, perlu terus dilakukan upaya peningkatan mutu yang
berkelanjutan agar capaian mutu pendidikan dapat memenuhi SNP (jika skornya lebih besar
atau sama dengan 7).
Sebaran mutu satuan pendidikan berdasarkan kategori mutu per jenjang dapat
terlihat pada grafik-grafik berikut ini:
Gambar 8 Capaian per Kategori Mutu Jenjang SD
4.87
5.47 5.59
4.55
5.275.51
4.91
5.27
5.54
4.42
5.27
5.42
2016 2017 2018
SD SMP SMA SMK
11
Gambar 9 Capaian per Kategori Mutu Jenjang SMP
Gambar 10 Capaian per Kategori Mutu Jenjang SMA
Gambar 11 Capaian per Kategori Mutu Jenjang SMK
Mutu satuan pendidikan di DKI Jakarta pada periode 2016 hingga 2018 mengalami
pergeseran ke arah kanan (menuju SNP 4) yang signifikan pada seluruh jenjang, tapi upaya
peningkatan mutu harus terus dilanjutkan agar setiap satuan pendidikan dapat memenuhi
SNP seperti yang telah diamanahkan dalam Permendikbud nomor 20 tahun 2016 tentang
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah.
12
Lembaga-lembaga terkait dalam Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME),
berfungsi untuk melakukan fasilitasi pemenuhan mutu di seluruh satuan pendidikan sesuai
dengan kewenangannya dan menyusun rencana strategis peningkatan mutu pendidikan
berdasarkan hasil pemetaan pendidikan sesuai kewenangan dan wilayah masing-masing. Agar
fungsi tersebut dapat terlaksana dengan optimal, maka dilakukan telaah serta analisis
mendalam dan menyeluruh terhadap capaian rapor mutu, baik di tingkat provinsi, kab/kota
maupun satuan pendidikan. Telaah dan analisis tersebut akan menghasilkan berbagai
rekomendasi program peningkatan mutu yang sesuai dengan kebutuhan, dan bermuara pada
peningkatan mutu pendidikan yang berkelanjutan, serta lahirnya budaya mutu pendidikan di
DKI Jakarta.
13
BAB III ANALISIS
3.1 Capaian Standar Nasional Pendidikan Provinsi DKI Jakarta
Analisis capaian Standar Nasional Pendidikan (SNP) jenjang SD di provinsi DKI Jakarta
dilakukan terhadap tiga hal, yaitu:
1. Rerata capaian SNP 2016-2018
2. 10 sekolah dengan capaian SNP tahun 2018 tertinggi
3. 10 sekolah sekolah dengan capaian SNP tahun 2018 terendah.
a. Rerata Capaian SNP 2016-2018
Rerata capaian SNP dalam 3 tahun terakhir yaitu pada tahun 2016, 2017, dan 2018 terus
mengalami peningkatan pada enam standar yaitu kompetensi lulusan, isi, proses,
penilaian pendidikan, pengelolaan, dan pembiayaan.
Standar pendidik dan tenaga kependidikan mengalami peningkatan dari tahun 2016 ke
tahun 2017, namun mengalami penurunan pada tahun 2018. Sedangkan standar sarana
dan prasarana mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Tidak terjadinya peningkatan
dari tahun ke tahun pada dua standar ini dapat disebabkan karena belum optimalnya
pengisian Data Pokok Pendidikan Dasar (Dapodik).
b. 10 sekolah di Provinsi DKI Jakarta dengan capaian SNP tahun 2018 tertinggi
Sepuluh sekolah dasar dengan capaian SNP tahun 2018 tertinggi di Provinsi DKI Jakarta tercatat 3 sekolah di wilayah Jakarta Pusat, 2 di Jakarta Utara, 2 di Jakarta Barat, 2 di Jakarta Selatan, dan 1 sekolah di wilayah Jakarta Timur. Kesepuluh sekolah merupakan sekolah negeri. Tiga sekolah dengan capaian tertinggi masing-masing SDN Bendungan Hilir 01 Jakarta Pusat, SDN Paseban 07 Pagi Jakarta Pusat, dan SDN Kelapa Dua Wetan 02 Pagi Jakarta Timur.
0
1
2
3
4
5
6
7
SKL ISI PROSES PENILAI-AN
PTK SARPRAS PENGE-LOLAAN
PEMBIA-YAAN
2016 5.66 5.06 5.33 4.47 3.89 5.13 4.71 3.94
2017 6.07 5.66 6.45 5.99 4.29 4.22 5.75 5.27
2018 6.35 5.99 6.62 6.18 4.08 4.03 6.01 5.41
Capaian SNP SD DKI 2016-2018
2016 2017 2018
14
Tabel 10 SD di DKI dengan SNP Tertinggi
No NPSN Sekolah
Capaian 2018
1 20100390 SDN Bendungan Hilir 01 Jakpus
6,23
2 20104649 SDN Paseban 07 Pagi Jakpus
6,21
3 20104252 SDN Kelapa Dua Wetan 02 Pagi Jaktim
6,18
4 20104969 SDN Warakas 05 Pagi Jakut
6,15
5 20104653 SDN Pegangsaan 01 Pagi Jakpus
6,14
6 20101932 SDN Kapuk 05 Pagi Jakbar
6,13
7 20106145 SDN Pondok Labu 01 Pagi Jaksel
6,13
8 20104937 SDN Sunter Jaya 01 Pagi Jakut
6,13
9 20101981 SDN Kelapa Dua 06 Pagi Jakbar
6,12
10 20106056 SDN Menteng Atas 05 Pagi Jaksel
6,12
c. 10 sekolah di Provinsi DKI Jakarta dengan capaian SNP tahun 2018 terendah
Berdasarkan capaian SNP tahun 2018 di provinsi DKI Jakarta terdapat sepuluh SD yang memperoleh capaian terendah, yaitu 3 sekolah di wilayah Jakarta Pusat, 2 di Jakarta Utara, 2 di Jakarta Barat, dan 3 di Jakarta Selatan. Di antara sekolah dengan capaian SNP terendah ini, enam adalah sekolah swasta. Sekolah dengan capaian terendah diraih oleh SD Daarul Quran Jakarta Selatan, SD Gemar Belajar Berkarya Bersama Jakarta Pusat, dan SD Islam An Najah Jakarta Selatan
Tabel 10 SD di DKI dengan SNP Terendah
No NPSN Sekolah
Capaian 2018
1 NP996645 SD Daarul Quran Jaksel 1,36
2 69954279
SD Gemar Belajar Berkarya Bersama
Jakpus 1,37
3 20109914 SD Islam An Najah Jaksel 1,63
4 20105040 SDS K. Harapan Mulia Jakut 1,82
5 20105630 SD Bina Insan Mandiri Jakbar 1,89
6 20105118 SDS Tugu Bhakti Jakut 1,92
7 20104524 SDN Duri Pulo 10 Jakpus 1,93
8 20101972 SDN Kedaung Kaliangke 13 Pagi Jakbar 2,03
9 20100535 SDN Kenari 03 Pagi Jakpus 2,04
10 20106069 SDN Pancoran 03 Pagi Jaksel 2,04
15
3.2 Capaian per Standar Provinsi DKI Jakarta
Analisis capaian mutu pendidikan pada setiap standar di provinsi DKI Jakarta, dilakukan pada
4 hal, yaitu:
1. Capaian standar periode 2016-2018;
2. Capaian indikator dan subindikator yang sudah sesuai SNP
3. Capaian indikator dan subindikator yang masih perlu ditingkatkan; dan (4) rekomendasi
Program Peningkatan Mutu.
Capaian indikator dan subindikator yang sudah sesuai dengan SNP adalah indikator dan
subindikator yang mencapai kategori bintang 5 dengan nilai 6,67‒7,00. Capaian indikator dan
subindikator yang masih perlu ditingkatkan karena capaiannya baru menuju SNP 1, menuju
SNP 2, dan menuju SNP 3 adalah indikator dan subindikator yang mendapat bintang 1, 2, dan
3 dengan nilai 0,00‒5,06
a. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Capaian standar kompetensi lulusan provinsi DKI Jakarta dalam 3 tahun terakhir yaitu
tahun 2016, 2017, dan 2018 terus meningkat. Peningkatan capaian standar ini dapat
disebabkan oleh adanya peningkatan capaian di ketujuh standar yang lain. Selain itu
capaian standar kompetensi lulusan juga dapat disebabkan karena semakin optimalnya
pengisian aplikasi penjaminan mutu pendidikan (PMP) dan aplikasi Dapodik.
Grafik Capaian SKL SD Provinsi DKI Jakarta 2016-218
Tabel Indikator dan Subindikator SKL SD Provinsi DKI Jakarta yang Sesuai SNP 2018.
No No Indikator/
Subindikator Indikator/Subindikator
1 1.1. Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi sikap
2 1.1.1. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap beriman dan bertakwa
kepada Tuhan YME
3 1.1.2. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap berkarakter
4 1.1.3. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap disiplin
5.2
5.4
5.6
5.8
6
6.2
6.4
2016 2017 2018
5.66
6.07
6.35
Standar Kompetensi Lulusan
16
5 1.1.4. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap santun
6 1.1.5. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur
7 1.1.6. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap peduli
8 1.1.7. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri
9 1.1.8. Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap bertanggungjawab
10 1.1.9. Memiliki perilaku pembelajar sejati sepanjang hayat
11 1.1.10. Memiliki perilaku sehat jasmani dan rohani
12 1.3.3. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kritis
13 1.3.4. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak mandiri
14 1.3.5. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak kolaboratif
15 1.3.6. Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak komunikatif
Dari 3 indikator pada standar kompetensi lulusan, hanya 1 yang sudah mencapai SNP,
yaitu indikator 1.1 (lulusan memiliki kompetensi pada dimensi sikap). Subindikator yang
sudah mencapai SNP sebanyak 14 dari 17 sub-indikator, yaitu 10 sub-indikator pada
indikator 1.1 dan 4 sub-indikator pada indikator 1.3 (lulusan memiliki kompetensi pada
dimensi keterampilan).
Indikator yang masih perlu ditingkatkan adalah Indikator 1.2 (lulusan memiliki
kompetensi pada dimensi pengetahuan). Sedangkan subindikator pada standar
kompetensi lulusan yang masih perlu ditingkatkan adalah 1.2.1 (memiliki pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif).
Tabel Indikator dan Subindikator SKL SD Provinsi DKI Jakarta di Bawah SNP 2018
No No Indikator/
Subindikator Indikator/Subindikator Nilai Kategori
1 1.2. Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi
pengetahuan
4,64
2 1.2.1. Memiliki pengetahuan faktual, prosedural,
konseptual, metakognitif
4,64
Saran Peningkatan Mutu
Berdasarkan hasil analisis capaian standar kompetensi lulusan dalam 3 tahun terakhir,
maka rekomendasi program peningkatan mutu yang dapat disarankan adalah sebagai
berikut.
1. Satuan pendidikan:
a. In House Training perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran abad
XXI.
b. Implementasi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran abad XXI.
17
c. Supervisi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran abad XXI.
d. Pembimbingan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran abad
XXI.
2. Untuk Kelompok Kerja Guru/ Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKG/KKKS)
a. Program Lesson Study perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran
abad XXI.
3. Untuk Pusat Pengembangan Kompetensi Pendidik, Tenaga Kependidikan dan
Kejuruan (PPKPTKK)
a. Pelatihan peningkatan keterampilan guru dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian pembelajaran abad XXI.
4. Untuk Dinas Pendidikan Provinsi
a. Program pemberdayaan KKG/KKKS dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian pembelajaran abad XXI.
b. Perlombaan penulisan best practice perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
pembelajaran abad XXI
5. Untuk LPMP
a. Workshop perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran abad XXI.
b. Perlombaan penulisan best practice perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
pembelajaran abad XXI
6. Untuk Kemdikbud
a. Penyediaan contoh RPP pembelajaran XXI, video pembelajaran XXI, dan contoh
penilaian abad XXI dari direktorat SD, SMP, SMA, dan SMK.
b. Perlombaan penulisan best practice perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
pembelajaran abad XXI.
b. Standar Isi
Capaian Standar Isi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan capaian
standar ini turut mendukung peningkatan pada standar kompetensi lulusan.
Grafik Capaian Standar Isi SD Provinsi DKI Jakarta 2016-218
Capaian indikator dan subindikator Standar Isi SD Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2018
menunjukkan bahwa tidak ada satu pun di antara 3 indikator yang sudah mencapai SNP.
Capaian sub-indikator yang sudah SNP ada 4 dari 13 buah, yaitu 1 pada indikator 2.2
4.4
4.6
4.8
5
5.2
5.4
5.6
5.8
6
2016 2017 2018
5.06
5.66
5.99
Standar Isi
18
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan sesuai prosedural) dan 3 pada
indikator 2.3 (Sekolah melaksanakan kurikulum sesuai ketentuan).
Tabel Indikator dan Sub-Indikator Standar Isi SD Provinsi DKI yang Mencapai SNP
No Indikator/Subindikator
2.2.2. Mengacu pada kerangka dasar penyusunan
2.3.1. Menyediakan alokasi waktu pembelajaran sesuai struktur kurikulum yang
berlaku
2.3.3. Menyelenggarakan aspek kurikulum pada muatan lokal
2.3.4. Melaksanakan kegiatan pengembangan diri siswa
Capaian sub-indikator pada standar isi yang masih perlu ditingkatkan adalah 2.3.2
(mengatur beban belajar berdasarkan bentuk pendalaman materi) agar semakin
mendukung capaian indikator 2.3 (sekolah melaksanakan kurikulum sesuai ketentuan).
Tabel Capaian Indikator dan Sub-indikator Standar Isi SD Provinsi DKI Jakarta yang Perlu
Ditingkatkan.
No Indikator/Subindikator Nilai Kategori
2.3.2. Mengatur beban belajar berdasarkan bentuk pendalaman
materi
2,32
Saran Peningkatan Mutu
Berdasarkan hasil analisis capaian standar isi dalam 3 tahun terakhir, maka rekomendasi
program peningkatan mutu yang dapat disarankan adalah sebagai berikut.
1. Satuan pendidikan:
a. Monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan kurikulum agar sesuai ketentuan
oleh tim monev sekolah
b. Pendalaman materi dilakukan sedini mungkin di kelas VI agar pengaturan beban
belajar sesuai dengan bentuk pendalaman materi
2. Untuk KKG/KKKS
a. Diskusi pengaturan beban belajar berdasarkan bentuk pendalaman materi
3. Untuk PPKPTKK
a. Pelatihan peningkatan keterampilan dalam merancang, melaksanakan, dan
melakukan monev pelaksanaan kurikulum
4. Untuk Dinas Pendidikan Provinsi
a. Program pemberdayaan KKG/KKKS dalam merancang, melaksanakan, dan
melakukan monev pelaksanaan kurikulum
b. Perlombaan penulisan best practice pelaksanaan kurikulum
5. Untuk LPMP
a. Workshop perancangan, pelaksanaan, dan monev pelaksanaan kurikulum
b. Perlombaan penulisan best practice pelaksanaan kurikulum
6. Untuk Kemdikbud
19
a. Penyediaan contoh perancangan, pelaksanaan, dan monev pelaksanaan
kurikulum
dari direktorat SD, SMP, SMA, dan SMK.
b. Perlombaan penulisan best practice pelaksanaan kurikulum
c. Standar Proses
Capaian standar proses provinsi DKI Jakarta dalam 3 tahun terakhir yaitu tahun 2016,
2017, dan 2018 mengalami kenaikan. Peningkatan capaian standar ini turut mendukung
peningkatan pada standar kompetensi lulusan.
Capaian indikator dan subindikator standar proses SD provinsi DKI Jakarta yang sudah
sesuai SNP pada tahun 2018 ditunjukkan pada tabel berikut.
No Indikator/Subindikator
3.1. Sekolah merencanakan proses pembelajaran sesuai ketentuan
3.1.1. Mengacu pada silabus yang telah dikembangkan
3.1.2. Mengarah pada pencapaian kompetensi
3.1.4. Mendapatkan evaluasi dari kepala sekolah dan pengawas sekolah
3.2. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan tepat
3.2.2. Mengelola kelas sebelum memulai pembelajaran
3.2.3. Mendorong siswa mencari tahu
3.2.4. Mengarahkan pada penggunaan pendekatan ilmiah
3.2.5. Melakukan pembelajaran berbasis kompetensi
3.2.6. Memberikan pembelajaran terpadu
3.2.7. Melaksanakan pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi
dimensi;
3.2.8. Melaksanakan pembelajaran menuju pada keterampilan aplikatif
0
1
2
3
4
5
6
7
2016 2017 2018
5.33
6.45 6.62
Standar Proses
20
3.2.9. Mengutamakan pemberdayaan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat
3.2.10. Menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa,
dan di mana saja adalah kelas.
3.2.11. Mengakui atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa.
3.2.15. Mengelola kelas saat menutup pembelajaran
3.3.6. Menindaklanjuti hasil pengawasan proses pembelajaran
Dari 3 indikator standar proses, 2 indikator sudah mencapai SNP, yaitu indikator 3.1
(sekolah merencanakan proses pembelajaran sesuai ketentuan) dan indikator 3.2 (proses
pembelajaran dilaksanakan dengan tepat). Capaian subindikator yang sudah SNP
ditemukan 15 dari 25 subindikator yang ada, yaitu 3 pada indikator 3.1, 11 pada indikator
3.2, dan 1 pada indikator 3.3 (pengawasan dan penilaian otentik dilakukan dalam proses
pembelajaran).
Capaian indikator dan subindikator standar proses SD provinsi DKI Jakarta yang masih
perlu ditingkatkan sudah tidak ada lagi. Semua indikator dan subindikator pada standar
ini sudah sesuai SNP dan menuju SNP 4. Dengan demikian, walaupun indikator 3.3
berkategori menuju SNP 4 (kategori bintang 4), namun dengan tidak adanya indikator
yang capaiannya di bawahnya, maka pada indikator inilah yang akan direkomendasikan
peningkatannya agar sesuai SNP.
Saran Peningkatan Mutu
Berdasarkan hasil analisis capaian standar proses dalam 3 tahun terakhir, maka
rekomendasi program peningkatan mutu yang dapat disarankan adalah sebagai berikut.
1. Satuan pendidikan:
a. Pelaksanaan penilaian otentik dilakukan dalam proses pembelajaran
b. Pengawasan pelaksanaan penilaian otentik dilakukan dalam proses
pembelajaran
2. Untuk KKG/KKKS
c. Program Lesson Study pada pelaksanaan penilaian otentik yang dilakukan dalam
proses pembelajaran
3. Untuk PPKPTKK
a. Pelatihan peningkatan keterampilan guru dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian pembelajaran abad XXI, dimana di dalamnya terdapat pelaksanaan
penilaian otentik yang dilakukan dalam proses pembelajaran
4. Untuk Dinas Pendidikan Provinsi
a. Program pemberdayaan KKG/KKKS dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian pembelajaran abad XXI
b. Perlombaan penulisan best practice pelaksanaan penilaian otentik dalam proses
pembelajaran.
5. Untuk LPMP
a. Workshop perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran abad XXI.
21
b. Perlombaan penulisan best practice pelaksanaan penilaian otentik dalam proses
pembelajaran.
6. Untuk Kemdikbud
a. Penyediaan contoh RPP pembelajaran XXI, video pembelajaran XXI, dan contoh
penilaian abad XXI dari direktorat SD, SMP, SMA, dan SMK, dimana di dalamnya
terdapat pelaksanaan penilaian otentik yang dilakukan dalam proses
pembelajaran.
d. Perlombaan penulisan best practice pelaksanaan penilaian otentik dalam proses
pembelajaran
d. Standar Penilaian Pendidikan
Capaian standar penilaian pendidikan provinsi DKI Jakarta dalam 3 tahun terakhir yaitu
tahun 2016, 2017, dan 2018 mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan
capaian standar ini turut mendukung peningkatan pada standar kompetensi lulusan.
Capaian indikator dan subindikator standar proses SD provinsi DKI Jakarta yang sudah
sesuai SNP pada tahun 2018 yaitu pada subindikator 4.1.1 Mencakup ranah sikap,
pengetahuan dan keterampilan dan 4.3.1. Menindaklanjuti hasil pelaporan dan penilaian.
Sebanyak 5 indikator pada standar penilaian pendidikan kesemuanya belum mencapai
SNP. Capaian subindikator yang sudah SNP pada standar ini hanya ditemukan 2 dari 12
total subindikator yang ada
Capaian indikator dan subindikator standar penilaian pendidikan SD provinsi DKI Jakarta
yang masih perlu ditingkatkan adalah subindikator 4.5.3. Menentukan kelulusan siswa
berdasarkan pertimbangan yang sesuai mendapat nilai 4,24 dengan tiga bintang.
Saran Peningkatan Mutu
Berdasarkan hasil analisis capaian standar penilaian pendidikan dalam 3 tahun terakhir,
maka rekomendasi program peningkatan mutu yang dapat disarankan adalah sebagai
berikut.
1. Satuan pendidikan:
a. In House Training implementasi penilaian kurikulum 2013
2. Untuk KKG/KKKS
0
1
2
3
4
5
6
7
2016 2017 2018
4.47
5.99 6.18
Standar Penilaian Pendidikan
22
a. Diskusi implementasi penilaian kurikulum 2013
1. Untuk PPKPTKK
a. Pelatihan peningkatan keterampilan guru dalam mengimplementasikan
kurikulum 2013
2. Untuk Dinas Pendidikan Provinsi
b. Program pemberdayaan KKG/KKKS dalam mengimplementasikan kurikulum
2013
c. Perlombaan penulisan best practice implementasi penilaian kurikulum 2013
3. Untuk LPMP
a. Workshop implementasi penilaian kurikulum 2013
a. Perlombaan penulisan best practice implementasi penilaian kurikulum 2013
4. Untuk Kemdikbud
b. Perlombaan penulisan best practice implementasi penilaian kurikulum 2013
e. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Capaian standar kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan provinsi DKI Jakarta pada
2016, 2017, dan 2018 mengalami fluktuasi, yaitu meningkat dari tahun 2016 ke 2017
namun mengalami penurunan dari tahun 2017 ke tahun 2018. Penurunan capaian
standar ini dapat disebabkan karena belum optimalnya pengisian aplikasi DAPODIK.
Adapun capaian yang sudah sesuai SNP pada tahun 2018 hanya pada subindikator 5.1.2
(rasio guru kelas terhadap rombongan belajar seimbang). Sedangkan 5 indikator pada
standar pendidik dan tenaga kependidikan belum ada yang sesuai SNP.
Capaian indikator dan subindikator standar pendidik dan tenaga kependidikan SD
provinsi DKI Jakarta yang masih perlu ditingkatkan ditunjukkan pada tabel berikut.
No No
Indikator/
Subindikator
Indikator/Subindikator Nilai Kategori
1 5.1.4. Bersertifikat pendidik 3,93
2 5.1.5. Berkompetensi pedagogik minimal baik 4,52
3.6
3.7
3.8
3.9
4
4.1
4.2
4.3
2016 2017 2018
3.89
4.29
4.08
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
23
3 5.1.6. Berkompetensi kepribadian minimal baik
4 5.1.8. Berkompetensi sosial minimal baik 0
5 5.2.4. Berpangkat minimal III/c atau setara 4,46
6 5.2.6. Bersertifikat kepala sekolah 4,28
7 5.2.7. Berkompetensi kepribadian minimal baik 3,11
8 5.2.8. Berkompetensi manajerial minimal baik 3,57
9 5.2.9. Berkompetensi kewirausahaan minimal baik 3,46
10 5.2.10. Berkompetensi supervisi minimal baik 2,56
11 5.2.11. Berkompetensi sosial minimal baik 3,4
12 5.3. Ketersediaan dan kompetensi tenaga
administrasi sesuai ketentuan
1,84
13 5.3.1. Tersedia Kepala Tenaga Administrasi 0,17
14 5.3.2. Memiliki Kepala Tenaga Administrasi
berkualifikasi minimal SMK/sederajat
0,09
15 5.3.3. Memiliki Kepala Tenaga Administrasi
bersertifikat
16 5.3.5. Memiliki Tenaga Pelaksana Urusan
Administrasi berpendidikan sesuai ketentuan
4,3
17 5.3.6. Berkompetensi kepribadian minimal baik
18 5.3.7. Berkompetensi sosial minimal baik
19 5.3.8. Berkompetensi teknis minimal baik
20 5.3.9. Berkompetensi manajerial minimal baik
21 5.4. Ketersediaan dan kompetensi laboran sesuai
ketentuan
0,03
22 5.4.1. Tersedia Kepala Tenaga Laboratorium 0,05
23 5.4.2. Memiliki Kepala Tenaga Laboratorium
berkualifikasi sesuai
0,07
24 5.4.3. Memiliki Kepala Tenaga Laboratorium
bersertifikat
25 5.4.4. Tersedia Kepala Tenaga Laboratorium
berpengalaman sesuai
0,09
26 5.4.5. Tersedia Tenaga Teknisi Laboran 0,02
27 5.4.6. Memiliki Tenaga Teknisi Laboran
berpendidikan sesuai ketentuan
28 5.4.7. Tersedia Tenaga Laboran 0,07
29 5.4.8. Memiliki Tenaga Laboran berpendidikan
sesuai ketentuan
30 5.4.9. Berkompetensi kepribadian minimal baik
31 5.4.10. Berkompetensi sosial minimal baik
32 5.4.11. Berkompetensi manajerial minimal baik
33 5.4.12. Berkompetensi profesional minimal baik
24
34 5.5. Ketersediaan dan kompetensi pustakawan
sesuai ketentuan
0,16
35 5.5.1. Tersedia Kepala Tenaga Pustakawan 0,24
36 5.5.2. Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan
berkualifikasi sesuai
0,19
37 5.5.3. Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan
bersertifikat
38 5.5.4. Memiliki Kepala Tenaga Pustakawan
berpengalaman sesuai
0,21
39 5.5.5. Tersedia Tenaga Pustakawan 0
40 5.5.6. Memiliki Tenaga Pustakawan berpendidikan
sesuai ketentuan
0,46
41 5.5.7. Berkompetensi manajerial minimal baik
42 5.5.8. Berkompetensi pengelolaan informasi
minimal baik
43 5.5.9. Berkompetensi kependidikan minimal baik
44 5.5.10. Berkompetensi kepribadian minimal baik
45 5.5.11. Berkompetensi sosial minimal baik
46 5.5.12. Berkompetensi pengembangan profesi
minimal baik
Ada 3 dari 5 indikator pada standar pendidik dan tenaga kependidikan yang masih perlu
ditingkatkan, yaitu indikator 5.3 (ketersediaan dan kompetensi tenaga administrasi
sesuai ketentuan), indikator 5.4 (ketersediaan dan kompetensi laboran sesuai
ketentuan), dan indikator 5.5 (ketersediaan dan kompetensi pustakawan sesuai
ketentuan).
Capaian subindikator yang masih harus ditingkatkan ditemukan sebanyak 43 dari 52
subindikator yang ada, yaitu 4 subindikator pada indikator 5.1 (Ketersediaan dan
kompetensi guru sesuai ketentuan), 7 subindikator pada indikator 5.2 (Ketersediaan dan
kompetensi kepala sekolah sesuai ketentuan), 8 subindikator pada indikator 5.3, 12
subindikator pada indikator 5.4, dan 12 subindikator pada indikator 5.5.
Saran Peningkatan Mutu
Berdasarkan hasil analisis capaian standar pendidik dan tenaga kependidikan dalam 3
tahun terakhir, maka rekomendasi program peningkatan mutu yang dapat disarankan
adalah sebagai berikut.
1. Satuan pendidikan:
a. Mengusulkan ketersediaan tenaga administrasi yang kompeten dan sesuai
ketentuan
b. Mengusulkan ketersediaan laboran yang kompeten dan sesuai ketentuan
c. Mengusulkan ketersediaan pustakawan yang kompeten dan sesuai ketentuan
2. Untuk PPKPTKK
a. Pelatihan peningkatan kompetensi tenaga administrasi
25
b. Pelatihan peningkatan kompetensi laboran
c. Pelatihan peningkatan kompetensi pustakawan
3. Pelatihan Untuk Dinas Pendidikan
a. Rekruitmen tenaga administrasi
b. Rekruitmen laboran
c. Rekruitmen pustakawan
4. Untuk Kemdikbud
a. Pemberian penghargaan bagi daerah yang sudah memenuhi ketersediaan tenaga
administrasi
b. Pemberian penghargaan bagi daerah yang sudah memenuhi ketersediaan tenaga
laboran
c. Pemberian penghargaan bagi daerah yang sudah memenuhi ketersediaan tenaga
pustakawan
f. Standar Sarana dan Prasarana
Capaian Standar Sarana dan Prasarana SD di Provinsi DKI Jakarta dalam 3 tahun terakhir
yaitu tahun 2016, 2017, dan 2018 mengalami penurunan. Penurunan capaian standar ini
dapat disebabkan karena belum optimalnya pengisian aplikasi DAPODIK.
Capaian indikator dan subindikator standar sarana dan prasarana SD provinsi DKI Jakarta
yang sudah sesuai SNP pada tahun 2018 ditunjukkan pada tabel berikut.
No Indikator/Subindikator
6.1.3. Kondisi lahan sekolah memenuhi persyaratan
6.2.13. Kondisi tempat bermain/lapangan layak pakai
6.3.11. Menyediakan kantin yang layak
6.3.20. Kondisi ruang sirkulasi layak pakai
Dari 3 indikator pada standar sarana dan prasarana,, belum ada yang sudah sesuai SNP.
Capaian subindikator yang sudah SNP pada standar ini ditemukan hanya 4 dari 39
subindikator, yaitu subindikator 6.1.3 (kondisi lahan sekolah memenuhi persyaratan),
0
1
2
3
4
5
6
2016 2017 2018
5.13
4.22 4.03
Standar Sarana dan Prasarana
26
6.2.13 (kondisi tempat bermain/lapangan layak pakai), 6.3.11 (menyediakan kantin yang
layak), dan 6.3.20 (kondisi ruang sirkulasi layak pakai).
Capaian indikator dan subindikator standar sarana dan prasarana SD Provinsi DKI Jakarta
yang masih perlu ditingkatkan ditunjukkan pada tabel berikut.
No No Indikator/
Subindikator
Indikator/Subindikator Nilai Kategori
1 6.1. Kapasitas daya tampung sekolah memadai 4,41
2 6.1.1. Memiliki kapasitas rombongan belajar yang
sesuai dan memadai
3 6.1.4. Rasio luas bangunan sesuai dengan jumlah
siswa
3,09
4 6.1.6. Memiliki ragam prasarana sesuai ketentuan 2,29
5 6.2. Sekolah memiliki sarana dan prasarana
pembelajaran yang lengkap dan layak
2,43
6 6.2.2. Memiliki laboratorium IPA sesuai standar 0,54
7 6.2.3. Memiliki ruang perpustakaan sesuai standar 1,81
8 6.2.4. Memiliki tempat bermain/lapangan sesuai
standar
0,01
9 6.2.11. Kondisi laboratorium IPA layak pakai 0,32
10 6.2.12. Kondisi ruang perpustakaan layak pakai 0
11 6.3. Sekolah memiliki sarana dan prasarana
pendukung yang lengkap dan layak
2,58
12 6.3.1. Memiliki ruang pimpinan sesuai standar 1,72
13 6.3.2. Memiliki ruang guru sesuai standar 0,23
14 6.3.3. Memiliki ruang UKS sesuai standar 0,95
15 6.3.4. Memiliki tempat ibadah sesuai standar 0,48
16 6.3.5. Memiliki jamban sesuai standar 3,47
17 6.3.6. Memiliki gudang sesuai standar 0,26
18 6.3.7. Memiliki ruang sirkulasi sesuai standar
19 6.3.14. Kondisi ruang pimpinan layak pakai 3,57
20 6.3.15. Kondisi ruang guru layak pakai 1,46
21 6.3.16. Kondisi ruang UKS layak pakai 3
22 6.3.17. Kondisi tempat ibadah layak pakai 1,62
23 6.3.18. Kondisi jamban sesuai standar 3,93
24 6.3.19. Kondisi gudang layak pakai
Semua indikator pada standar sarana dan prasarana masih perlu ditingkatkan, yaitu
indikator 6.1 (kapasitas daya tampung sekolah memadai), indikator 6.2 (sekolah memiliki
sarana dan prasarana pembelajaran yang lengkap dan layak), dan indikator 6.3 (sekolah
memiliki sarana dan prasarana pendukung yang lengkap dan layak). Capaian subindikator
27
yang masih harus ditingkatkan ditemukan sebanyak 21 dari 39 subindikator yang, yaitu 3
subindikator pada indikator 6.1, 5 subindikator pada indikator 6.2, dan 13 subindikator
pada indikator 6.3.
Saran Peningkatan Mutu
Berdasarkan hasil analisis capaian standar sarana dan prasarana dalam 3 tahun terakhir,
maka rekomendasi program peningkatan mutu yang dapat disarankan adalah sebagai
berikut.
1. Satuan pendidikan:
a. Mengusulkan kapasitas daya tampung sekolah supaya memadai
b. Pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran yang lengkap dan layak
c. Pengadaan sarana dan prasarana pendukung yang lengkap dan layak
2. Untuk Dinas Pendidikan
a. Pembangunan gedung sekolah untuk memenuhi kapasitas daya tampung sekolah
b. Pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran yang lengkap dan layak
c. Pengadaan sarana dan prasarana pendukung yang lengkap dan layak
3. Workshop Untuk Kemdikbud
a. Pemberian penghargaan bagi daerah yang sudah memenuhi kapasitas daya
tampung sekolah
d. Pemberian penghargaan bagi daerah yang sudah memenuhi pengadaan sarana
dan prasarana pembelajaran yang lengkap dan layak
b. Pemberian penghargaan bagi daerah yang sudah memenuhi pengadaan sarana
dan prasarana pendukung yang lengkap dan layak.
g. Standar Pengelolaan
Capaian standar pengelolaan provinsi DKI Jakarta dalam 3 tahun terakhir yaitu tahun
2016, 2017, dan 2018 ditunjukkan pada tabel berikut.
No Standar Nasional Pendidikan Tahun 2016 Tahun
2017
Tahun
2018
7 Standar Pengelolaan Pendidikan 4,71 5,75 6,01
Berdasarkan tabel di atas capaian standar tersebut mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun. Peningkatan capaian standar ini turut mendukung peningkatan pada standar
kompetensi lulusan.
Capaian indikator dan subindikator standar pengelolaan SD provinsi DKI Jakarta yang
sudah sesuai SNP pada tahun 2018 ditunjukkan pada tabel berikut.
7.1.1. Memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas sesuai ketentuan
7.2.2. Menyelenggarakan kegiatan layanan kesiswaan
Berdasarkan tabel di atas, tidak ada satu pun diantara 4 indikator pada standar
pengelolaan yang sudah mencapai SNP. Capaian subindikator yang sudah SNP pada
standar ini ditemukan hanya 2 dari total 16 subindikator yang ada, yaitu subindikator
28
7.1.1 (memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas sesuai ketentuan) dan subindikator 7.2.2
(menyelenggarakan kegiatan layanan kesiswaan).
Capaian indikator dan subindikator standar pengelolaan SD provinsi DKI Jakarta yang
masih perlu ditingkatkan ditunjukkan pada tabel berikut.
No Indikator/Subindikator Nilai Kategori
7.3. Kepala sekolah berkinerja baik dalam melaksanakan tugas
kepemimpinan
2,1
7.3.1. Berkepribadian dan bersosialisasi dengan baik
7.3.3. Mengembangkan sekolah dengan baik 0
7.3.5. Berjiwa kewirausahaan 0
7.3.6. Melakukan supervisi dengan baik 0
Berdasarkan tabel di atas, indikator yang masih perlu ditingkatkan pada standar
pengelolaan adalah indikator 7.3 (kepala sekolah berkinerja baik dalam melaksanakan
tugas kepemimpinan). Capaian subindikator pada standar ini yang masih perlu
ditingkatkan adalah 7.3.1 (berkepribadian dan bersosialisasi dengan baik), 7.3.3
(mengembangkan sekolah dengan baik), 7.3.5 (berjiwa kewirausahaan), dan 7.3.6
(melakukan supervisi dengan baik).
Saran Peningkatan Mutu
Berdasarkan hasil analisis capaian standar pengelolaan dalam 3 tahun terakhir, maka
rekomendasi program peningkatan mutu yang dapat disarankan adalah sebagai berikut.
1. Satuan pendidikan:
a. Program monev pada kinerja kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, dan
peserta didik
b. Pemberian penghargaan pada pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik
yang berkinerja terbaik pada setiap periode
c. Pemasangan penghargaan di lokasi yang strategis untuk memotivasi warga
sekolah agar berkinerja terbaik
2. Untuk KKKS
a. Seminar best practice/penelitian tindakan sekolah
3. Untuk PPKPTKK
a. Pelatihan peningkatan kompetensi kepala sekolah
4. Untuk Dinas Pendidikan Provinsi
a. Pemberdayaan KKKS dalam peningkatan kompetensi kepala sekolah
b. Penghargaan penulisan best practice kinerja kepala sekolah
5. Untuk LPMP
a. Penghargaan penulisan best practice kinerja kepala sekolah
6. Untuk Kemdikbud
a. Penghargaan penulisan best practice kinerja kepala sekolah
29
h. Standar Pembiayaan
Capaian Standar Pembiayaan SD di Provinsi DKI Jakarta dalam 3 tahun terakhir yaitu
tahun 2016, 2017, dan 2018 mengalami peningkatan. Peningkatan capaian standar ini
turut mendukung peningkatan pada standar kompetensi lulusan.
Dari 3 indikator yang terdapat pada standar pembiayaan belum satu pun yang sudah
mencapai SNP. Dari 7 subindikator yang terdapat pada standar ini juga belum ada satu
pun yang mencapai SNP.
Capaian indikator dan subindikator standar pembiayaan SD provinsi DKI Jakarta yang
masih perlu ditingkatkan ditunjukkan pada tabel berikut.
No Indikator/Subindikator Nilai Kategori
8.3. Sekolah melakukan pengelolaan dana dengan baik 4,04
8.3.1. Mengatur alokasi dana yang berasal dari
APBD/APBN/Yayasan/sumber lainnya
0,11
Indikator yang masih perlu ditingkatkan pada standar pembiayaan adalah indikator 8.3
(sekolah melakukan pengelolaan dana dengan baik). Capaian subindikator pada standar
ini yang masih perlu ditingkatkan adalah subindikator 8.3.1 (Mengatur alokasi dana yang
berasal dari APBD/APBN/Yayasan/sumber lainnya).
Saran Peningkatan Mutu
Berdasarkan hasil analisis capaian standar pembiayaan dalam 3 tahun terakhir, maka
rekomendasi program peningkatan mutu yang dapat disarankan adalah sebagai berikut.
1. Satuan pendidikan:
a. Pengelolaan dana yang berasal dari APBD/APBN/Yayasan/sumber lainnya
dengan baik
b. Study banding pengelolaan dana ke sekolah dengan pengalaman terbaik
2. Untuk KKKS
a. Diskusi best practice pengelolaan dana sekolah
3. Untuk PPKPTKK
0
1
2
3
4
5
6
2016 2017 2018
3.94
5.27 5.41
Standar Pembiayaan
30
a. Pelatihan peningkatan kompetensi pengelolaan dana sekolah bagi kepala sekolah
dan bendahara sekolah
4. Untuk Dinas Pendidikan Provinsi
a. Pemberdayaan KKKS dalam pengelolaan dana sekolah
b. Perlombaan penulisan best practice pengelolaan dana sekolah
5. Untuk LPMP
a. Perlombaan penulisan best practice pengelolaan dana sekolah
6. Untuk Kemdikbud
a. Pemberian penghargaan bagi daerah dengan pengelolaan dana sekolah terbaik
b. Perlombaan penulisan best practice pengelolaan dana sekolah
31
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan
Berdasarkan analisis rerata capaian SNP 3 tahun terakhir dan analisis capaian mutu pendidikan
pada setiap standar dengan melihat pada capaian standar dalam 3 tahun terakhir, capaian
indikator dan subindikator yang sudah sesuai SNP, capaian indikator dan subindikator yang
masih perlu ditingkatkan, serta rekomendasi program peningkatan mutu maka simpulan yang
dapat diberikan sebagai berikut.
Dari 8 SNP pada jenjang SD provinsi DKI Jakarta dari tahun 2016, 2017, dan 2018, terdapat 6
standar yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun yaitu standar kompetensi
lulusan, standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pengelolaan, dan
standar pembiayaan.
Standar yang belum mengalami kenaikan di tiap tahunnya adalah standar pendidik dan tenaga
kependidikan serta standar sarana dan prasarana. Standar pendidik dan tenaga kependidikan
mengalami peningkatan dari tahun 2016 ke tahun 2017, namun mengalami penurunan dari
tahun 2017 ke tahun 2018. Standar sarana dan prasarana terus mengalami penurunan dari
tahun ke tahun. Tidak terjadinya peningkatan dari tahun ke tahun pada dua standar ini dapat
disebabkan karena belum optimalnya pengisian data DAPODIK.
Berdasarkan rapor mutu PMP, sekolah dengan tiga capaian SNP tertinggi di tahun 2018 diraih oleh SDN Bendungan Hilir 01 Jakarta Pusat, SDN Paseban 07 Pagi Jakarta Pusat, dan SDN Kelapa Dua Wetan 02 Pagi Jakarta Timur. Sekolah dengan capaian terendah diraih oleh SD Daarul Quran Jakarta Selatan, SD Gemar Belajar Berkarya Bersama Jakarta Pusat, dan SD Islam An Najah Jakarta Selatan. Pada standar kompetensi lulusan, indikator yang sudah memenuhi SNP adalah indikator 1.1
(lulusan memiliki kompetensi pada dimensi sikap). Indikator yang masih memerlukan
peningkatan adalah indikator 1.2 (lulusan memiliki kompetensi pada dimensi pengetahuan).
Capaian subindikator pada standar ini yang masih perlu ditingkatkan adalah subindikator 1.2.1
(memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif).
Pada standar isi, tidak ada satu pun indikator yang sudah mencapai SNP dan tidak ada satu
pun juga indikator yang perlu ditingkatkan. Hal ini disebabkan karena semua indikator bernilai
menuju SNP 4 (kategori bintang 4). Capaian subindikator pada standar ini yang masih perlu
ditingkatkan adalah subindikator 2.3.2 (mengatur beban belajar berdasarkan bentuk
pendalaman materi) agar semakin mendukung capaian indikator 2.3 (sekolah melaksanakan
kurikulum sesuai ketentuan).
Pada standar proses, indikator yang sudah memenuhi SNP adalah indikator 3.1 (sekolah
merencanakan proses pembelajaran sesuai ketentuan) dan indikator 3.2 (proses
pembelajaran dilaksanakan dengan tepat). Pada standar ini ada indikator yang masih
memerlukan peningkatan, yaitu indikator 3.3 (pengawasan dan penilaian otentik dilakukan
dalam proses pembelajaran) walaupun capaiannya sudah menuju SNP 4, karena tidak adanya
indikator dengan capaian di bawah itu.
32
Pada standar penilaian pendidikan, belum ada satu pun indikator yang sudah memenuhi SNP.
Sebagaimana standar proses, standar ini juga ada indikator yang masih memerlukan
peningkatan, yaitu indikator 4.5 (penilaian dilakukan mengikuti prosedur) walaupun
capaiannya sudah menuju SNP 4, karena tidak adanya indikator dengan capaian di bawah itu.
Capaian subindikator pada standar tersebut yang masih perlu ditingkatkan adalah
subindikator 4.5.3 (menentukan kelulusan siswa berdasarkan pertimbangan yang sesuai).
Pada standar pendidik dan tenaga kependidikan, belum ada indikator yang sudah memenuhi
SNP. Indikator yang masih memerlukan peningkatan adalah indikator 5.3 (ketersediaan dan
kompetensi tenaga administrasi sesuai ketentuan), indikator 5.4 (ketersediaan dan
kompetensi laboran sesuai ketentuan), dan indikator 5.5 (ketersediaan dan kompetensi
pustakawan sesuai ketentuan).
Pada standar sarana dan prasarana, belum ada indikator yang sudah memenuhi SNP. Indikator
yang masih memerlukan peningkatan pada standar ini adalah indikator 6.1 (kapasitas daya
tampung sekolah memadai), indikator 6.2 (sekolah memiliki sarana dan prasarana
pembelajaran yang lengkap dan layak), dan indikator 6.3 (sekolah memiliki sarana dan
prasarana pendukung yang lengkap dan layak).
Pada standar pengelolaan, belum ada satu pun indikator yang sudah memenuhi SNP. Indikator
yang masih memerlukan peningkatan pada standar ini adalah indikator 7.3 (kepala sekolah
berkinerja baik dalam melaksanakan tugas kepemimpinan). Capaian subindikator pada
standar tersebut yang masih perlu ditingkatkan adalah subindikator 7.3.1 (berkepribadian dan
bersosialisasi dengan baik), 7.3.3 (mengembangkan sekolah dengan baik), 7.3.5 (berjiwa
kewirausahaan), dan 7.3.6 (melakukan supervisi dengan baik).
Pada standar pembiayaan, belum ada satu pun indikator yang sudah memenuhi SNP. Indikator
yang masih memerlukan peningkatan pada standar ini adalah indikator 8.3 (sekolah
melakukan pengelolaan dana dengan baik). Capaian subindikator pada standar tersebut yang
masih perlu ditingkatkan adalah subindikator 8.3.1 (Mengatur alokasi dana yang berasal dari
APBD/APBN/Yayasan/sumber lainnya).
4.2 Rekomendasi
Berdasarkan simpulan di atas maka rekomendasi yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut.
a. Satuan pendidikan
1) In House Training perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran abad XXI.
2) Implementasi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran abad XXI.
3) Supervisi perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran abad XXI.
4) Pembimbingan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran abad XXI.
5) Monev pelaksanaan kurikulum agar sesuai ketentuan oleh tim monev sekolah.
6) Pendalaman materi dilakukan sedini mungkin di kelas VI agar pengaturan beban
belajar sesuai dengan bentuk pendalaman materi.
7) Pelaksanaan penilaian otentik dilakukan dalam proses pembelajaran.
8) Pengawasan pelaksanaan penilaian otentik dilakukan dalam proses pembelajaran.
9) In House Training implementasi penilaian kurikulum 2013.
33
10) Mengusulkan ketersediaan tenaga administrasi yang kompeten dan sesuai
ketentuan.
11) Mengusulkan ketersediaan laboran yang kompeten dan sesuai ketentuan.
12) Mengusulkan ketersediaan pustakawan yang kompeten dan sesuai ketentuan.
13) Mengusulkan kapasitas daya tampung sekolah supaya memadai.
14) Pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran yang lengkap dan layak.
15) Pengadaan sarana dan prasarana pendukung yang lengkap dan layak.
16) Program monev pada kinerja kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, dan
peserta didik.
17) Pemberian penghargaan pada pendidik, tenaga kependidikan, dan peserta didik
yang berkinerja terbaik pada setiap periode.
18) Pemasangan penghargaan di lokasi yang strategis untuk memotivasi warga sekolah
agar berkinerja terbaik.
19) Pengelolaan dana yang berasal dari APBD/APBN/Yayasan/sumber lainnya dengan
baik
20) Study banding pengelolaan dana ke sekolah dengan pengalaman terbaik.
b. KKG/KKKS
1) Program Lesson Study perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran abad
XXI.
2) Diskusi pengaturan beban belajar berdasarkan bentuk pendalaman materi.
3) Program Lesson Study pada pelaksanaan penilaian otentik yang dilakukan dalam
proses pembelajaran.
4) Diskusi implementasi penilaian kurikulum 2013.
5) Seminar best practice/penelitian tindakan sekolah.
6) Diskusi best practice pengelolaan dana sekolah.
c. PPKPTKK
1) Pelatihan peningkatan keterampilan guru dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian pembelajaran abad XXI.
2) Pelatihan peningkatan keterampilan dalam merancang, melaksanakan, dan
melakukan monev pelaksanaan kurikulum.
3) Pelatihan peningkatan kompetensi tenaga administrasi.
4) Pelatihan peningkatan kompetensi laboran.
5) Pelatihan peningkatan kompetensi pustakawan.
6) Pelatihan peningkatan kompetensi kepala sekolah.
7) Pelatihan peningkatan kompetensi pengelolaan dana sekolah bagi kepala sekolah
dan bendahara sekolah.
d. Dinas pendidikan provinsi
1) Program pemberdayaan KKG/KKKS dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
pembelajaran abad XXI.
2) Perlombaan penulisan best practice perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
pembelajaran abad XXI.
3) Program pemberdayaan KKG/KKKS dalam merancang, melaksanakan, dan
melakukan monev pelaksanaan kurikulum.
4) Perlombaan penulisan best practice pelaksanaan kurikulum.
34
5) Perlombaan penulisan best practice pelaksanaan penilaian otentik dalam proses
pembelajaran.
6) Program pemberdayaan KKG/KKKS dalam mengimplementasikan kurikulum 2013.
7) Perlombaan penulisan best practice implementasi penilaian kurikulum 2013.
8) Rekruitmen tenaga administrasi.
9) Rekruitmen laboran.
10) Rekruitmen pustakawan.
11) Pembangunan gedung sekolah untuk memenuhi kapasitas daya tampung sekolah.
12) Pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran yang lengkap dan layak.
13) Pengadaan sarana dan prasarana pendukung yang lengkap dan layak.
14) Pemberdayaan KKKS dalam peningkatan kompetensi kepala sekolah.
15) Penghargaan penulisan best practice kinerja kepala sekolah.
16) Pemberdayaan KKKS dalam pengelolaan dana sekolah.
17) Perlombaan penulisan best practice pengelolaan dana sekolah.
e. LPMP
1) Workshop perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran abad XXI.
2) Perlombaan penulisan best practice perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
pembelajaran abad XXI.
3) Workshop perancangan, pelaksanaan, dan monev pelaksanaan kurikulum.
4) Perlombaan penulisan best practice pelaksanaan kurikulum.
5) Workshop implementasi penilaian kurikulum 2013.
6) Perlombaan penulisan best practice implementasi penilaian kurikulum 2013.
7) Penghargaan penulisan best practice kinerja kepala sekolah.
8) Perlombaan penulisan best practice pengelolaan dana sekolah.
f. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
1) Penyediaan contoh RPP pembelajaran XXI, video pembelajaran XXI, dan contoh
penilaian abad XXI dari direktorat SD.
2) Perlombaan penulisan best practice perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
pembelajaran abad XXI.
3) Penyediaan contoh perancangan, pelaksanaan, dan monev pelaksanaan kurikulum
dari direktorat SD.
4) Perlombaan penulisan best practice pelaksanaan kurikulum.
5) Perlombaan penulisan best practice implementasi penilaian kurikulum 2013.
6) Pemberian penghargaan bagi daerah yang sudah memenuhi kapasitas daya tampung
sekolah.
7) Pemberian penghargaan bagi daerah yang sudah memenuhi pengadaan sarana dan
prasarana pembelajaran yang lengkap dan layak.
8) Pemberian penghargaan bagi daerah yang sudah memenuhi pengadaan sarana dan
prasarana pendukung yang lengkap dan layak.
9) Penghargaan penulisan best practice kinerja kepala sekolah.
10) Pemberian penghargaan bagi daerah dengan pengelolaan dana sekolah terbaik.
11) Perlombaan penulisan best practice pengelolaan dana sekolah.