pengantar sosiologi

19
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan tercipta karena adanya kebutuhan manusia untuk menguasai alam semesta dalam rangka mempertahankan kehidupannya. Sesuaia dengan perkembangan kebutuhan manusia, ilmu pengetahuan pun berkembang dengan sangat pesatnya. Ilmu pengetahuan tidak selalu membua manusia menjadi lebih beradab ddan mencapai keempurnaan hidup, tetapi ilmu pengetahuan juga dapat enjadi bencana bagi manusia dan lingkungannya jika dikelola oleh manusia yang tidak memiliki moral kemanusiaan. Meskipun secara umum ilmu pengetahuan lebih banyak manfaatnya bagi kehidupan manusia, tetapi perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri bukannya tanpa kritik. Kalangan postmodernisme mengkritik ilmu pengetahuan mdern yang dianggap mereka telah gagal membentuk kepribadian manusia secara utuh. Ilmu pengetahuan modern pada sisi lain telah membuat pribadi manusia terpecah belah oleh kepentingan-kepentingan bisnis, sehingga manusia tidak lagi memiliki jiwa yang independen. Ilmu pengetahuan berkembang karena ada kebutuhan manusia untuk dapat mempertahankan diri. Untuk dapat bertahan, manusia harus dapat menguasai alam semesta. Penguasaan terhadap alam semesta itu dilakukan dengan tidak merusak tatanan alam itu sendiri. Kerusakan terhadap tatanan alam akan berdampak pada 1

Upload: kurniawan-edy

Post on 25-Oct-2015

58 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PENGANTAR SOSIOLOGI

TRANSCRIPT

Page 1: PENGANTAR SOSIOLOGI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan tercipta karena adanya kebutuhan manusia untuk menguasai alam

semesta dalam rangka mempertahankan kehidupannya. Sesuaia dengan perkembangan

kebutuhan manusia, ilmu pengetahuan pun berkembang dengan sangat pesatnya.

Ilmu pengetahuan tidak selalu membua manusia menjadi lebih beradab ddan mencapai

keempurnaan hidup, tetapi ilmu pengetahuan juga dapat enjadi bencana bagi manusia dan

lingkungannya jika dikelola oleh manusia yang tidak memiliki moral kemanusiaan.

Meskipun secara umum ilmu pengetahuan lebih banyak manfaatnya bagi kehidupan

manusia, tetapi perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri bukannya tanpa kritik.

Kalangan postmodernisme mengkritik ilmu pengetahuan mdern yang dianggap mereka

telah gagal membentuk kepribadian manusia secara utuh. Ilmu pengetahuan modern pada sisi

lain telah membuat pribadi manusia terpecah belah oleh kepentingan-kepentingan bisnis,

sehingga manusia tidak lagi memiliki jiwa yang independen.

Ilmu pengetahuan berkembang karena ada kebutuhan manusia untuk dapat

mempertahankan diri. Untuk dapat bertahan, manusia harus dapat menguasai alam semesta.

Penguasaan terhadap alam semesta itu dilakukan dengan tidak merusak tatanan alam itu sendiri.

Kerusakan terhadap tatanan alam akan berdampak pada kehidupan umat manusia. Agar

penguasaan alam semesta tidak berdampak pada perusakan, maka penguasaan terhadap ilmu

pengetahuan perlu dibaringi dengan norma dan etika.

Ilmuwan harus mempunyai norma dan etika. Tanpa nora dan etika, ilmu pengetahuan

dapat dimanfaatkan untuk memenuhi keserakahan orang-orang tetentu yang lebih kuat. Tujuan

ilmu pengetahuan adalah untuk menciptakan kesejahteraan umat manusia dengan tetap

mempertimbangkan harmoni antar kehidupan umat manusia dan alam sekitarnya.

Berbicara tentang manusia maka satu ertanyaan klasik yang sampai saat ini belum

memperoleh jawaban yang memuaskan adalah petanyaan tentang siapakah manusia itu? Banyak

teori telah dikemukakakn, diantaranya adalah pemikiran dari aliran materialisme, idealisme,

realisme klasik, dan teologis.

1

Page 2: PENGANTAR SOSIOLOGI

Aliran materialisme mempunyai pemikiran bahwa materi atau zat erupakan satu-satunya

kenyataan dan semua peristiwa terjadi karena material ini, sementara manusia juga dianggap dan

ditentukan oeh proses-proses material ini.

Sedangkan aliran idealisme beranggapan bahwa jiwa adalah kenyataan yang sebenarnya.

Manusia lebih dipandang sebagai mahluk kejiwaan atau kerohanian. Aliran realisme klasik

beranggapan bahwa jiwa adalah kenyataan yang sebenarnya. Manusia lebih dipandang sebagai

mahluk kejiwaan atau kerohanian, dan aliran tologis membedakan manusia dari mahluk lain

karena hubungannya dengan tuhan.

Di samping itu, beberapa ahli telah berusaha merekonstruksikan kedudukan manusia

diantara makhluk lainnya. Juga berusaha membandingkan manusia dengan mahluk lainya. Dari

hasil perbandingan tersebut diteukan bahwa semua mahluk mempunyai dorongan yang bersifat

naluriah yang termuat dalam gen mereka. Sementara yang membedakan manusia dari makhluk

lainya adalah kemampuan manusia dalam hal pengetahuan dan perasaan. Pengetahuan manusia

jauh lebih berkembang daripada pengetahuan makhluk lainya, sementara melalui perasaan

manusia mengembangkan eksistensi kemanusiaannya.

B. Tujuan

Bebrapa hal yang menjadi tujuan penulisan laporan ini antara lain:

1. Memahami sosiologi sebagai ilmu pengetahuan social

2. Memahami kedudukan sosiologi di antara ilmu-ilmu social

3. Mengetahui hubungan antara sosiologi dengan disiplin ilmu social yang lain

C. Manfaat

Manfaat yang tersirat dalam laporan ini adalah:

1. Mampu menjelaskan pengertian dan sejarah lahirnya sosiologi

2. Mampu menjelaskan kedudukan sosiologi dalam ilmu-ilmu social

3. Dapat menjelaskan hubungan antara sosiologi dengan ilmu social yang lain

2

Page 3: PENGANTAR SOSIOLOGI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sosiologi merupakan ilmu yang masih muda usianya, walaupun telah mengalami

perkembangan yang cuku lama. Sejak manusia mengenal kebudayaan dan peradaban,

masyarakat manusia sebagai proses pergaulan hidup telah enarik perhatian. Awal mulanya

orang-orang meninjau masyarakat hanya tertarik pada masalah-masalah yang menarik perhatian

umum, seperti kejahatan, perang, kekuasaan golongan yang berkuasa, keagamaan dan

sebagainya. Dari pemikiran serta penilaian yang demikian itu, orang kemudian meningkat pada

filsafat kemasyarakatan, diaman orang menguraikan harapan-harapan tentang susunan serta

kehidupan masyarakat yang diinginkan. Dengan demikian, timbullah nilai-nilai dan kaedah-

kaedah yang seharusnya ditaati oleh setiap manusia dalam hubungannya dengan manusia lain

dalam suatu masyarakat. Nilai-nilai dan kaedah-kaedah yang dimaksudkan untuk menciptakan

kehidupan yang bahagia dan damai bagi semua manusia selama hidupnya.

Kelahiran sosiologi lazimnya dihubungkan dengan seorang ilmuwan Perancis bernama

Auguste Comte (1798-1857) yang dengan kreatif telah menyusun sintesa berbagai macam aliran

pemikiran, kemudian mengusulkan mendirikan sebuah ilmu tentang masyarakat dengan dasar

falsafat empirik yang kuat. Ilmu tentang masyarakat ini ada awalnya oleh Auguste Comte diberi

nama Social Physic (Fisika Sosial), kemudian dirubahnya sendiri menjadi sociology karena

istilah fisika sosial tersebut dalam waktu yang hampir bersamaan ternyata dipergunakan oleh

seorang ahli statistic sosial berasal dari Belgia bernama Adophe Quetelet. Dengan upayanya

mendirikan sebuah disiplin ilmu tentang masyarakat ini yang disebut sosiolgi, akhirnya Auguste

Comte dikenal sebagai bapak sosiologi.

Dalam banyak literatur, istilah sosiologi biasanya didefinisikan hany dengan rumusan

kalimat yang pendek, sehingga kurang mudah dimengerti bagi orang yang baru mempelajarinya.

Terdapat beberapa rumusan pengertian tentang sosiologi yang telah dikemukakan oleh para ahli,

sebagai berikut:

1. Horton and Hunt (1972) merumuskan definisi sosiologi sebagai kajian ilmiah tentang

men’s sosial life (kehidupan sosial).

3

Page 4: PENGANTAR SOSIOLOGI

2. Caplow (1971) meruuskan sosiologi sebagai kajian ilmiah tentang human

relationships and their consequences (hubungan antar orang dan konsekuensi-

konsekuensinya).

3. Roberton (1977) merumuskan definisi sosiologi sebagai kajian ilmiah tentang social

behavior (perilaku sosial).

4. Patirin Sorokin (1928) merumuskan definisi sosiologi sebagai kajian ilmiah tentang:

(a) hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial,

seperti gejala ekonoi dengan agama, kelurga dengan moral, huum dengan ekonomi,

gerak masyarakat dengan politik dan sebagainya. (b) hubungan dan pengaruh timbal

balik antara gejala sosial dengan gejala-gejala non sosial seperti geografis, biologs

dan sebagainya. (c) ciri-ciri umum dari semua jenisjenis gejala sosial.

5. Roucek and Warren (1962) meruuskan definisi sosiologi sebagai kajian ilmiah

tentang hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.

6. William F. Ogburn and Meyer F. Nimkoff merumukan definisi sosiologi sebagai

kajian ilmiah tentang interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial.

7. J.A.A. Van Doom and C.J Lammers (1964) merumuskan definisi sosiologi sebagai

kajian ilmiah tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang

bersifat stabil.

8. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan pengertian sosiologi sebagai

ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, terutama perubahan-

perubahan sosial.

Dari defnisi-definisi di atas terasa kurang jelas karena masih sukar membedakan

sosiologi dengan disiplin-disiplin tertentu, seperti antropologi, psikologi atau studi komunikasi.

Salah satu definisi yang tergolong jelas dan mudah dicerna adalah yang dikemukakan

oleh Waters and Crook (1990) yang menyatakan sociology is the systematic analysis of the

structure of social behavior (sosiologi adalah analisis yang sistematis tentang struktur perilaku

sosial). Dalam definisi semacam ini paling tidak terendap empat elemen penting.

Pertama, perilaku yang dikaji adalah dalam karakter sosial (bukan individu). Perilaku

sosial berarti perilaku yang ditujukan untuk orang lain (bukan bagi dirinya sendiri), mempunyai

konsekuensi bagi orang lain atau merupakan konsekuensi dari perilaku orang lain (pada

hubungan timbal balik). Definisi sosiologi hanya menyebut suatu studi mengenai kelompok

4

Page 5: PENGANTAR SOSIOLOGI

sosial atau masyarakat kurang akurat karena dalam kelompok sosial atau masyarakat sebenarnya

ada bermacam-macam aspek perilaku.

Kedua, perilaku sosial yang dipelajari oleh soiologi tersebut adalah berstruktur. Struktur

di sini berarti pola atau regulasi tertentu. Dalam konteks ini, sosiologi bukanlah semata-mata

hanya sebuah penjelasan deskriptif tetapi berusaha memahami kaitan antara elemen-elemen

perilaku sosial.

Ketiga, penjelasan sosiologi bersifat analitis. Ini berarti bahwa menjelaskan perilaku

sosial berlandaskan prinsip-prinsip metodologi penelitian tertentu berdasarkan konsensus-

konsensus yang khusus.

Keempat, penjelasan sosiologi adalah sistematis, artinya dalam memehami perilaku sosial

sosiologi menempatkan dirinya sebagai suatu disiplin yang mengikuti aturan-aturan yang dapat

dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

5

Page 6: PENGANTAR SOSIOLOGI

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Kedudukan Sosiologi Dalam Ilmu-Ilmu Sosial

Berikut ini akan diuraikan klarifikasi hubugan antara sosiologi dengan disiplin-disiplin

lain seperti antropologi, psikologi, ekonomi dan politik. Dari klarifikasi seperti ini diharapkan

dapat diterangkan perbedaan sosiologi dengan ilmu-ilmu sosiaal tersebut, sehingga menjadi

semakin jelas bahwa sosiologi mempunyai ciri-ciri tersendiri dalam menerangkan fenomena

social yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Dari klarifikasi seperti itu juga

diharapkan dapat diketahui bahwa persfektif-persfektif yang berkembang dalam sosiologi

bukanlah semata-mata hanya buah dari akal sehat atau common sense semata. Tetapi benar-

benar suatu pemikiran berdasarkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan. Seperti telah diutarakan

dalam uraian terdahulu, sebagaimana ilmu social lannya, sosiologi dalam kprahnya dia tidak

haya sebatas membuat deskripsi tetapi juga berusaha melakukuan evaluasi dan prediksi.

Sosiologi jelas merupakan ilmu social yang objeknya adalah masyarakat. Sosiologi

merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri oleh karena telah memenuhi segenap unsure-

unsur ilmu pengetahuan, yang cirri-ciri uatamanya adalah:

1. Sosiologi bersifat empiric yang berarti bahwa ilmu pengetahuan tersebut berdasarkan

pada observasi terhadap kenyataan dan akal sehat serta hasilnya tidak bersifat

spekulatif.

2. Sosiologi bersifat teoritik, yaitu ilmu pengethaun itu selalu berusah untuk menyusn

abstarksi dari hasil observasi. Abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsure-

unsur tersusun secara logis serta bertujuan untuk menjelaskan hubungan-hunumgan

sebab akibat, sehingga menjadi teori.

3. Sosiologi berifat akumulatif yang berarti bahwa teori-teori sosiologi dibentuk atas

dasr teori-teori yang sudah ada dalam arti memperbaiki, memperluas serta

memperhalus teori-teori yang lama.

4. Bersifat non etis, yakni yang dipersoalkan bukanlah baik buruknya fakta tertentu,

akan tetapi tujuannya adalah untuk menjelaskan fakta tersebut secara analisis.

Namun yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana untuk membedakan sosiologi dengan

disiplin-disiplin lainnya yang tergabung dalam disiplin ilmu social mengenai persoalan tersebut

6

Page 7: PENGANTAR SOSIOLOGI

masih bayak kesimpangsiuran oleh karena perbedaannya tidak tegas dan bukan hanya

menyangkut perbedaan dalam isi atau objek penyelidikan akan tetapi juga menyangkut

perbedaan tekanan pada unsure-unsur objek yang sama atau lebih jelasnya pendekatan yang

berbeda terhadap objek yang sama. Secara singkat dapat dikemukakan bahwa sosiologi

mempelajari masyarakat dalam keseluruhannya dan hubungan-hubungan antara orang-orang

dalam masyarakat.

B. Hubungan Sosiologi Dengan Ilmu-Ilmu Sosial

1. Hubungan Sosiologi Dengan Ilmu Antropologi

Salah satu cabang ilmu social yang selama ini dianggap amat dekat dengan sosiologi

adalah antropologi (terutama antropologi social). Sebagaimana sosiologi, antropologi social juga

melihat perilaku social yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Selain itu, antropologi

social juga mengidentifikasi factor-faktor yang dominan membingkai eksistensi perilaku social.

Dalam berbagai literature, disebutkan paling tidak ada dua hal yang menonjol yang

membedakan dua disiplin ini, yaitu: (1) sasaran yang dipilih sebagai objek studinya, (b) metode

yang dipilih untuk mengidentifikasi permasalahannya. Studi antropologi (terutama yang

dilakukan oleh ahli-ahli antropologi) lebih banyak dilakukan dikalangan masyarakat primitive,

terisolir dan masih sedikit menerima pengaruh dari luar. Perilaku social yang terdapat dalam

kehidupan yang semacam ini banyak memiliki keunikan, adat istiadat, tradisional dijaga relative

ketat, dan tidak mengadopsi teknologi modern maka perubahan social dan diferensiasi structural

berjalan agak lamban. Sementara itu, studi-studi sosiologi lebih banyak dilakukan di kalangan

masyarakat yang sudah terbuka atau di kalangan masyarakat yang telah memiliki apa yang lazim

disebut dengan istilah more advanced civilizations.

Studi antropologi juga cenderung membahas semua aspek yang terdapat di dalam

masyarakat secara keseluruhan. Kalaupun berkonsentrasi pada aspek-aspek tertentu, biasanya

lebih banyak berkaitan dengan masalah kebudayaan atau kurang banyak bersentuhan dengan

masalah struktur social dan kepribadian. Itulah sebabnya metode penelitian yang sering digunakan

adalah lebih banyak bersifat kualtatif, kemudian tehnik pengupulan data yang dominan adalah

wawncara mendalam dan observasi langsung atau tinggal agak lama bersama-sama dengan

masyarakat yang sedang diteliti. Sementara itu studi sosiologi pada umumnya membahas bagian

dari masyarakat, jadi bukan studi masyarakat secara keseluruhan. Studi sosiologi, memfokuskan

7

Page 8: PENGANTAR SOSIOLOGI

studnya pada lembaga-lembaga social seperti keluarga, agama, pendidikan, dan sebagainya, atau

dapat pula memfokuskan pada kajian tentang proses-proses seperti mobilitas social, baik yang

bersifat vertical maupun horizontal. Teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam studi

sosiologi adalah daftar pertanyaan.

2. Hubungan Sosiologi Dengan Ilmu Psikologi

Disiplin lain yang lebih dekat dengan sosiologi adalah psikologi (terutama psikologi

social). Psikologi sering kali didefinisikan sebagai ilmu tentang isi hati atau proses mental.

Psikologi banyak memperhatikan tentang kapasitas pikiran dalam menerima perasaan,

menangkap makna yang di baliknya, kemudian meresponnya. Dengan demikian psikologi lebih

banyak memperhatikan proses mental seperti persepsi, kesadaran, dan hal-hal yang berkaitan

dengan pengetahuan dalam perkembangannya, psikologi juga banyak menaruh perhatian pada

perasaan, emosi dan motivasi. Apa yang diperhatikan oleh psikologi dengan demikian lebih

banyak hal-hal yang melekat pada individu atau pada wilayah kepribadian. Dalam psikologi,

perilaku dilihat sebagai tindakan yang terorganisir dalam kepribadian individual dan ditentukan

oleh kombinasi dari kondisi kejiwaannya, kondisi pikirannya serta pengalaan persnalnya yang

unik. Sebaliknya, dalam sosiologi seperti di awal telah diterangkan, perilaku dilihat sebagai

tindakan yang terorganisir sebagai masyarakat. Artinya berkaitan dengan kebudayaan

masyarakat tempat afiliasinya, situasi objektifnya serta organisasi social yang dominan tumbuh

dalam lingkungan pergaulannya.

3. Hubungan Sosiologi Dengan Ilmu Ekonomi

Studi sosiologi di Negara-negara berkembang akhir-akhir ini semakjn banyak menaruh

perhatian pada masalah-masalah yang muncul berkaitan dengan pesatnya pembangunan

ekonomi, terutama dampak industrialisasi. Apa yang dibahas oleh sosiologi dalam konteks ini

bukanlah semata-mata hanya deskripsi manfaat industrialisasi dalam memacu pertumbuhan

ekonomi, dan bukan pula hanya kaitan antara investasi, perkembangan teknologi dan

peningkatan sumberdaya manusia dalam proses industrialisasi itu sendiri. Tetapi lebih dari itu

adalah telaah kritis tentang masalah-masalah krusial yang berkembang dalam masyarakat sebagai

konsekuensi dari proses industrialisasi, terutama yang riil yang dihadapi oleh para pengambil

keputusan atau para praktisi. Bagi Negara sedang berkembang industrialisasi berarti suatu dari

masyarakat yang secara ekonomi bercirikan dominan agraris ke arah manufacturing. Proses

8

Page 9: PENGANTAR SOSIOLOGI

semacam itu member simulan terjadinya perubahan social dan meningkatnya diferensiasi

struktur social.

4. Hubungan Sosiologi Dengan Ilmu Politik

Disiplin lain yang juga dekat dengan sosiolohi adalah ilmu politik. Paling tidak ada dua

hal pokok yang banyak dibahas dalam ilmu politik yaitu teori politik dan administrasi

pemerintahan. Teori-teori politik antara lain membahas ide-ide tentang pemerintahan, mulai dari

Plato, Machievelli, Rousseau sampai Karl Marx. Pokok pembahasan administrasi npemerintahan

terutama pada masalah-masalah struktur formal dan fungsi organisasi pemerintahan. Dalam

membahas persoalan-persoalan tersebut, ilmu politik lazimnya memfokuskan perhatiannya pada

kekuasaan yang melekat pada organisasi-organisasi formal, atau pada administrasi public dan

kemudian bagaimana organisasi-organisasi pemerintahasn tersebut dapat berjalan efektif dan

efisien. Diskusi sosiologi mengenai aspek politik agak berbeda. Sosiologi lebih banyak

memfokuskan perhatiannya pada masalah eksistensi birokrasinya sendiri, dalam arti perilaku

social yang berkembang, baik dalam member respons maupun sebagai konsekuensi dari system

birokrasi.

5. Hubungan Sosiologi Dengan Ilmu Sejarah

Sosiologi juga dekat dengan sejarah. Tatkala sosiologi melakukan studi perbandingan

perilaku social dalam suatu kurun waktu tertentu lainnya, hasil penelitian sejarah sangat

dibutuhkan sekali. Topic-topik studi semacam itu bias dalam masalah social, politik atau eknomi.

Misalnya, (1) perbandingan konflik dan integrasi social yang berkembang dalam kehidupan

masyarakat kita pada saat menjelang proklamasi kemerdekaan, manajemen demokrasi terpimpin,

dan masa awal orde baru, (2) perbandingan struktur kekuasaan local antara sebelum dan sesudah

peerintahan menerapkan strategi politi massa mengabang, dan (3) perbandingan etos kerja

pebagian kerja seksual atau pola penyerapan tenaga kerja di sector pertanian sebelum dan

sesudah implementasi proyek-proyek pertanian padi atau tebu rakyat intensifikasi. Di lain pihak,

para ahli sejarah juga banyak memanfaatkan hasil-hasil penelitian sosiologi, terutama tatkala

berusaha mengidentifikasi system social, struktur social dan lembaga social yang berkembang

dalam suatu masyarakat. Dengan demikian, dua disiplin ilmu tersebut dalam usahanya membaca

fenomena social yang terjadi dalam masyarakat adalah saling membutuhkan dan saling mengisi

satu sama lain.

9

Page 10: PENGANTAR SOSIOLOGI

6. Hubungan Sosiologi Dengan Ilmu Filsafat

Disiplin lain yang berkaitan dengan sosiologi adalah filsafa. Apabila ditelusuri

kelahirannya, sosiologi sebenarnya merupakan produk ambisi besar sejumlah pemikir yang

secara filosofis berusaha memperhitungkan perjalanan hidup dan kehidupan menerangkan

terjadinya krisis social (terutama yang mencuat sebagai akibat dari revolusi industry di Eropa),

serta mencari jalan sekaligus mempersiapkan doltrin yang diharapkan dapat menjadi pereda

krisis social tersebut.dalam memahami fenomena social yang timbul dan berkembang dalam

masyarakat, para pemikir tersebut bertolak dari asumsi dasar yang berbeda-beda. Karena itu

mudah dimengerti apabila kemudian terlihat dalam sosiologi berkembang beberapa perspektif,

teori dan metodologi. Perspektif, teori dan metodologi tersebut memang bias saling mengisi.

Tetapi karena asumsi dasrnya berbeda, maka penentuan variable-variabel yang diperhitungkan

untuk membangun konstruksi piker serta penentuan indicator-indikator untuk membaca gejala

social yang dikembangkan oleh pemikr-pemikir tersebut juga berbeda. Perbedaan semacam itu

kemudian membuat sosiologi berparadiga ganda, yang pada gilirannya sangat besar

kontribusinya bagi perkembangan filsafat. Ddi lain pihak, karena pokok persoalan yang dikaji

sosiolosgi adalah perilaku social yang sangat erat kaitanny dengan pengetahuan, nilai-nilai social

dan norma-norma social, maka sosiologi dapat memanfaatkan hasil-hasil filsafat.

10

Page 11: PENGANTAR SOSIOLOGI

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sosiologi mempunyai hubungan yang erat dengan disiplin-disiplin lain seperti

antropologi, psikologi, ekonomi dan politik. Dari klarifikasi diharapkan dapat diterangkan

perbedaan sosiologi dengan ilmu-ilmu sosial tersebut, sehingga menjadi semakin jelas bahwa

sosiologi mempunyai ciri-ciri tersendiri dalam menerangkan fenomena social yang tumbuh dan

berkembang dalam masyarakat. Dari klarifikasi seperti itu juga diharapkan dapat diketahui

bahwa persfektif-persfektif yang berkembang dalam sosiologi bukanlah semata-mata hanya buah

dari akal sehat atau common sense semata. Tetapi benar-benar suatu pemikiran berdasarkan

prinsip-prinsip ilmu pengetahuan. Seperti telah diutarakan dalam uraian terdahulu, sebagaimana

ilmu social lannya, sosiologi dalam kprahnya dia tidak haya sebatas membuat deskripsi tetapi

juga berusaha melakukuan evaluasi dan prediksi.

B. Saran

Tiada manusia yang sepurna namun hal ini justru memotivasi manusia untuk selalu

berusaha mencapai kesepurnaan itu, meskipun itu adalah hal yang mustahil tapi kita bukanlah

manusia yang tergolong pasrah dengan keadaan. Kehadiran orang lain kadang dapat menjadi

kawan bagi kita dalam berjuang menuju kesempurnaan yang abstrak itu.

11

Page 12: PENGANTAR SOSIOLOGI

Daftar Pustaka

Maddatuang, M.Si. 2011. Mata Kuliah Pengantar Sosiologi. Makassar: Jurusan Geografi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar.

Tim Dosen Ilmu Sosial Budaya Dasar. 2010. Modul Ilmu Sosial Ilmu Budaya Dasar.

Makassar: Universitas Negeri Makassar.

12