pengambilan dan preparasi sampel mikrobiologi

10
PENGAMBILAN DAN PREPARASI SAMPEL MIKROBIOLOGI I. PENDAHULUAN Pengertian sampel adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati. Haisl sustu pemeriksaan mikrobiologi pada umum hanya menunjang diagnostic klinik. Namun apabila hasil pemeriksaan mikrobiologi negatif, hal tersebut tidak berarti bahwa terjadi kesalahan dalam diagnoa klinik. Kesalahan dalam pengambilan mikroba penyebab penyakit dapat disebabkan oleh berbagai macam factor. Pada laboratorium, kegagalan tersebut dapat disebabkan oleh teknik atau cara kerja yang salah. Bagi seorang pekerja laboratorium yang berpengalaman, kejasian demikian jarang sekali terjadi. Kegagalan pemriksaan mikrobiologi lebih banyak terjadi karena cara pengambilan dan pengiriman bahan pemeriksaan yang slah. Dalam hal ini, penting sekali kerja sam anatar dokter, perawat dan analis kesehatan laboratorium, untuk mendapatka hasil pemeriksaan mikrobiologi yang akurat dan dapat dipercaya (Herawati, 2013) 57

Upload: lusy-diana-puteri-ldp

Post on 26-Nov-2015

589 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

mikroniologi

TRANSCRIPT

PENGAMBILAN DAN PREPARASI SAMPEL MIKROBIOLOGI

I. PENDAHULUANPengertian sampel adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati. Haisl sustu pemeriksaan mikrobiologi pada umum hanya menunjang diagnostic klinik. Namun apabila hasil pemeriksaan mikrobiologi negatif, hal tersebut tidak berarti bahwa terjadi kesalahan dalam diagnoa klinik. Kesalahan dalam pengambilan mikroba penyebab penyakit dapat disebabkan oleh berbagai macam factor. Pada laboratorium, kegagalan tersebut dapat disebabkan oleh teknik atau cara kerja yang salah. Bagi seorang pekerja laboratorium yang berpengalaman, kejasian demikian jarang sekali terjadi. Kegagalan pemriksaan mikrobiologi lebih banyak terjadi karena cara pengambilan dan pengiriman bahan pemeriksaan yang slah. Dalam hal ini, penting sekali kerja sam anatar dokter, perawat dan analis kesehatan laboratorium, untuk mendapatka hasil pemeriksaan mikrobiologi yang akurat dan dapat dipercaya (Herawati, 2013)

II. TUJUANUntuk memudahkan dlam pengambilan dan preparasi sampel untuk pemeriksaan mikrobiologi.

III. PENGAMILAN DAN PREPARASI SAMPEL MIKROBIOLOGI1. Sampel dari pemeriksaan darahDarah dalam keadaan normal tidak mengandung mikroba. Biasanya mikroba yang ditemukan di dalam darah berasal dari luar tubuh atau dari bagian bagian tubuh lain. Pencemaran mikroba dalam darah terutama berasal dari kulit, karena itu pengambilan bahan pemeriksaan harus didahului dengan membersihkan kulit dengan baik.Prosedur pengambilan darah unruk pemriksaan mikrobiologi :1) Periksa terlebih dahulu vena yang kan diambil darahnya.2) Bersihkan kulit dengan alcohol 70%3) Bersihkan kulit dengan iodine 3.5% (dapat dibersihkan lagi dengan alcohol 70%), jangan melakukan palpasi lagi untuk mencari vena setelah kulit dibersihkan.4) Ambil darah, jumlah darah yang diambil bergantung pada jenis pemeriksaan dan pada jenis mikroba yang diduga ada dalam darah tersebut.Misalnya pada infeksi Staphylococcus, tipus abdo,inalis atau pada bakterimia akut yang disebabkan oleh Pneumococcus atau Meningococcus jumlah bakteri tersebut per ml darah cukup banyak, sehingga jumlah darah yang diambil tidak perlu tertalu banyak. Sebaliknya, jumlah bakteri Gram negatif didalam darah sangat jarang, sehingga diperlukan jumlah darah yang cukup banyak untuk dapat mengisolasi bakteri tersebut.5) Bila darah diperlukan untuk dikirim ke laboratorium, darah di masukan kedalam tabung steril bersama antikoagulannya atau dimasukan kedalam media transport. Pemeriksaan sampel darah harus segera mungkin dilakukan karena mikroba dalam darah akan terpengaruh oleh sel-sel darah tersebut, maupun oleh zat-zat lain yang terdapat didalam darah tersebut, misalnya pengaruh antibiotik. Bahan pemeriksaan darah yang akan diisolasi dengan cara dituang pada lempeng agar, maka harus dicampur dengan suatu antikoagulasi juga. Biasanya antikoagulasi yang dapat digunakan adalah larutan natrium sitrat 2% sebanyak 3 ml, heparin 1mg atau polianetol sulfonat. Untuk mencegah hasil pemeriksaan false positif dengan mengisolasi mikroba yang sebenarnya namun ternyata merupakan mikroba hasil pencemaran/kontaminasi dari sampel pemeriksaan darah, maka perlu diperhatikan cara-car pengiriman sampel pemriksaan tersebut (Gandasubrata, 2004)

2. Sampel pemeriksaan air kemihAir kemih merupakan sampel pemeriksaan yang paling sering digunakan di dalam laboratorium. Cara pengambilan dan pengiriman sampel pemeriksaan ini bergantung pada kondisi pasien dan penyakit yang diderita. Infeksi pada pangkal saluran kemih akan menghasilkan pertumbuhan mikroba di dalam kandung kemih. Untuk mendapatkan sampel dari kandung kemih dapat dilakukan dengan menggunakan kateter. Selain itu dapat pula ditampung air kemih yang akan dijadikan sampel di dalam tabung steril. Bila sampel pemeriksaan air kemih yang diambil dengan menggunakan tabung atau botol steril, maka sebaiknya air kemih yang diambil adalah porsi pertengahan dari proses pengeluaran air tersebut. Misalnya, bila air kemih ditampung ke dalam 3 tabung, maka yang diperiksan terlebih dahulu bahwa penderita sekurang-kurangnya belum berkemih 3 jam terakhir. Bila hasil biakan air kemih menunjukan 100.000 mikroba atau lebih per ml maka ini menndakan adanya infeksi pada saluran kemih. Sampel air kemih harus diperiksa di laoratorium dalam waktu 30 menit (Herawati, 2013)

3. Sampel pemeriksaan dari selaput lenderBahan pemeriksaan yang digunakan untuk memeriksa mikroba dari selaput lender umunya diperoleh dengan menggunakan pungusap (swab). Cara ini digunakan untuk pengambilan eksudat dan cairan-cairan dari hidung, tenggorokan, mata, telinga, lubang-lubang urogenital, rectum, luka-luka dan bekas operasi. Untuk mengambil bahan dari tekak hidung, pengusap yang digunakan sebaiknya terbuat dari kawat halus. Dengan demikian pengusap (swab) tersebut dapat dengan mudah mencapai tekak hidung melalui hidung atau mulut (herawati, 2013)

4. Sampel pemeriksaan dari usap tenggorokanUntuk mendapatkan spsimen usap tenggorok yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan baktriologik. Waktu pengambilan setiap saat terutama pada phase akut , sebaiknya sebelum pemberian antimokroba. Peralatan dan bahan meliputi :Alat : Spatula lidah, Bahan: Lidi kapas steril Media transport (Amies/stuart Media) Media isolasi (Agar darah, Agar Cystin Tellurite, Agar Loeffler)Pewarna gram dan NeisserProsedur pengambilan:1) Penderita duduk ( kalau anak-anak dipangku)2) Penderita diminta membuka mulut3) Lidah ditekan dengan spatel lidah4) Masukkan lidi kapas yang sudah dibasahi dengan saline steril hingga menyentuh dinding belakang faring5) Usap kekiri dan kanan dinding belakang faring dan tonsil lalu tarik keluar dengan hati-hati, tanpa menyentuh bagian mulut yang lain.6) Masukkan lidi kapas ke dalam media transport atau langsung tanam pada media isolasi (Agar darah, Agar Cystin Telluritee, Agar Loeffler) dan di buat sediaan (gandasubrata, 2004)

5. Sampel pemeriksaan dahakPenjelasan prosedur pengambilan sampel.Persiapan pasien : Jelaskan pada pasien apa yang dimaksud dengan sputum agar yang dibatukkan benar-benar merupakan sputum, bukan air liur/saliva ataupun campuran antara sputum dan saliva. Selanjutnya, jelaskan cara mengeluarkan sputum. Persiapan Alat :a. Sputum pot (tempat ludah) yang bertutupb. Botol bersih dengan penutupc. Hand scoond. Formulir dan etikete. Perlakf. Pengalasg. Bengkokh. TissueProsedur pengambilan :a. Sebelum mengambil spesimen, pasien diminta untuk berkumur dengan air. Bila memakai gigi palsu, sebaiknya dilepas. b. Pasien berdiri tegak atau duduk tegak. c. Pasien diminta untuk menarik nafas dalam, 2-3 kali kemudian keluarkan nafas bersamaan dengan batuk yang kuat dan berulang kali sampai sputum keluar. Sputum yang dikeluarkan ditampung langsung di dalam wadah, dengan cara mendekatkan wadah ke mulut. Amati keadaan sputum. Sputum yang berkualitas baik akan tampak kental purulen dengan volume cukup 3-5 ml (Gandasubrata, 2004)Pemeriksaan sampel dahak bergantung pada penyakit dan keadaan pasien/penderita. Apabila dahak yang terbentuk banyak, maka dahak pengambilan pertama tersebut sudah cukup untuk dijadikan sampel pemriksaan. Pada pemeriksaan tuberkulosa, diketahui jumlah mikroba dalam dahak tidak banyak dan pencemaran mikroba lain pun tidak memenagruhi, maka dapat dilakukan pengumpulan dahak untk waktu 12 jam sam 2 jam. Di dalam laboratorium dahak demikian akan diolah lagi dengan cara homogenisassi atau konsentrasi. Untuk melakukan isolasi mikroba yang tumbuh cepat, dahak harus diambil pada pagi hari. Pengambilan dahak dapat pula dilakukan dengan cara langsung dengan melakukan aspirasi menggunakan jarumsuntik, dibawah dagu atau lidah kedalam batang tenggorokan. Ada juga yang mengambil bahan pemeriksaan dengan menggunakan bronkoskop. Terutama untuk bahan pemeriksaan tuberkulosa dan jamur. Namun, dengan cara ini masih ada pula kemungkinan terkontaminasi oleh mikroba lain yang berasal dari mulut. Namun, apabila tidak mungkin untuk segera dilakukan pemriksaan, sampel dahak dapat dimasukkan ke lemari es dahulu untuk 1 sampai 3 jam (Herawati, 2013)

6. Sampel pemeriksaan dari kulitBahan pemeriksaan mikrobiologi dari kulit diambil dengan cara mengusap (swab). Hal ini terutama untuk mikroba pada permukaan kulit. Untuk pemeriksaan mikroba di dalam jaringan-jaringan kulit yang lebih dalam. Pengambilannya harus dilakukan oleh dokter sendiri dengan bekerja sama bersama ahli laboratorium (herawati, 20013)

7. Sampel pemriksaan tinjaPada umumnya isolasi mikroba, termasuk virus dari sampel tinja dapat berasal dari tinja penderita yang dikeluarkan secara alamiah atau usapan poros usus penderita (rectal swab). Hasilyang diperoleh dari kedua proses pengambilan sampel ini umunya sama. Untuk mendapatkan hasil yang baik dalam isolasi mikroba pathogen tinja, sebaiknya dipilih bagian tinja yang berlendir. Pembiakan bahan pemriksaan dilakuakn pada medium selektif (Herawati, 2013)

IV. DAFTAR PUSTAKAGandasubrata, R. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: DianRakyat. 2004Herawati, Iis. Dkk. Modul penuntun prkatikum mikrobiologi II (edisi kedua). Stikes Jenderal Achmad Yani Cimahi. 201363