pengalaman caregiver dalam merawat...

129
PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT PASIEN PASCA STROKE DI RUMAH PADA WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDA BARU KOTA TANGERANG SELATAN SKRIPSI Ditujukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Oleh: ERYTHRINA JULIANTI 109104000022 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

Upload: buituong

Post on 26-Mar-2018

240 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT

PASIEN PASCA STROKE DI RUMAH PADA WILAYAH

KERJA PUSKESMAS BENDA BARU KOTA

TANGERANG SELATAN

SKRIPSI

Ditujukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Oleh:

ERYTHRINA JULIANTI

109104000022

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 2: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Erythrina Julianti

NIM : 109104000022

Judul Skripsi : Pengalaman Caregiver dalam Merawat Pasien Pasca

Stroke di Rumah pada Wilayah Kerja Puskesmas Benda

Baru Kota Tangerang Selatan

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa semua pernyataan dalam skripsi ini:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, September 2013

Erythrina Julianti

Page 3: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

iii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul

PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT PASIEN

PASCA STROKE DI RUMAH PADA WILAYAH KERJA

PUSKESMAS BENDA BARU KOTA TANGERANG SELATAN

Telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing skripsi

Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

DISUSUN OLEH

ERYTHRINA JULIANTI

109104000022

Pembimbing I Pembimbing II

Uswatun Khasanah, S.Kep, Ns, MNS Maftuhah, M.Kep, Ph.D

NIP: 197704012009122003 NIP: 196808082006042001

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 4: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

iv

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT PASIEN PASCA

STROKE DI RUMAH PADA WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDA

BARU KOTA TANGERANG SELATAN

Telah disusun dan dipertahankan dihadapan tim penguji oleh :

Senin, 23 September 2013

Erythrina Julianti

NIM: 109104000022

Pembimbing I Pembimbing II

Uswatun Khasanah, S.Kep, Ns, MNS Maftuhah, M.Kep, Ph.D NIP: 197704012009122003 NIP: 196808082006042001

Penguji I Penguji II

Uswatun Khasanah, S.Kep, Ns, MNS Maftuhah, M.Kep, Ph.D NIP: 197704012009122003 NIP: 196808082006042001

Penguji III

Ernawati, S.Kp., M.Kep., Sp.KMB

NIP: 197311062005012003

Page 5: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

v

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul

PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT PASIEN PASCA

STROKE DI RUMAH PADA WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDA

BARU KOTA TANGERANG SELATAN

Disusun Oleh:

ERYTHRINA JULIANTI

109104000022

Jakarta, September 2013

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep., MKM

NIP: 197905202009011012

Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Prof. Dr (Hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp.And

Page 6: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Erythrina Julianti

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Juli 1991

Status Pernikahan : Belum menikah

Alamat : Pamulang Permai 2 Blok E 60 no.9, RT 002 RW 012.

Benda Baru - Tangerang Selatan 15416

Telepon : 021-74635037 / 0856-917-96-805

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri Serua X [1997-2003]

2. SMP Negeri 2 Pamulang/SMP Negeri 9 Kota Tangerang Selatan [2003-2006]

3. SMA Negeri 1 Cisauk/ SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan [2006-2009]

Riwayat Organisasi

1. PRAMUKA [2001-2003]

2. PASKIBRA SMPN 2 Pamulang [2003-2005]

3. Sekretaris Umum OSIS SMPN 2 Pamulang [2005-2006]

4. Bendahara ROHIS SMPN 2 Pamulang [2005-2006]

5. Pecinta Alam SMAN 1 Cisauk (Ketua Divisi Rimba Gunung) [2007-2009]

6. BEM Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan [2010-2012]

Page 7: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

vii

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka apabila telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sesungguh-sungguh (urusan) yang lain dan

hanya kepada Tuhanlah hendaknya kamu berharap (Q.S. Al-Insyirah 7,9)

SKRIPSI INI PENULIS PERSEMBAHANKAN UNTUK... IBUNDA TERCINTA IR. HJ. SITI JAMILAH M.MPD Mama, Do’a mu menjadikanku bersemangat, kasih sayangmu yang membuat diriku semakin kuat. Hingga aku selalu bersabar melalui berbagai rintangan dalam mengejar cita-cita hingga kini cita-cita dan harapan tersebut telah ku gapai. AYAHANDA TERCINTA IR.PAUL KHASANUDDIN (ALM) Papa, akhirnya anakmu kini telah menyelesaikan pendidikan hingga jenjang sarjana, semoga anakmu ini dapat menjadi anak yang berguna bagi bangsa, agama dan keluarga. KELUARGA BESAR H. KARMAN ABBAS SULAIMAN SAHABATKU TERSAYANG.. Yang telah memberikanku support, semangat dikala aku lelah maupun jatuh, serta membantu dalam penelitian serta kesulitan dalam penyusunan skripsi ini... Rosita Juhriati Aisyah Land- J (Fidinia, Novia, Nurul, Geisandra, NurQom, Tami, Nining) L-Family , E.L.F Wifeu~ dan semua teman yang telah memberi support.

Page 8: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

viii

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi, September 2013

Erythrina Julianti, NIM: 109104000022

Pengalaman Caregiver Dalam Merawat Pasien Pasca Stroke di Rumah pada

Wilayah Kerja Puskesmas Benda Baru Kota Tangerang Selatan

xviii + 100 halaman + 7 lampiran

ABSTRAK

Caregiver utama yang sebagian besar adalah keluarga, sangat membutuhkan dukungan

emosional, informasi, pengetahuan dan keterampilan selama merawat pasien pasca

stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman caregiver dalam merawat

pasien pasca stroke di rumah dan bagaimana caregiver memaknai pengalaman tersebut.

Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi

deskriptif, untuk pengambilan data penelitian dilakukan dengan wawancara mendalam.

Informan dipilih dengan tehnik purposive sampling. Informan pada penelitian ini adalah

caregiver yang bertugas merawat pasien pasca stroke di rumah. Data dianalisis

menggunakan tehnik Burns & Grove. Penelitian ini mengidentifikasi 9 tema, yaitu (1)

caregiver yang berperan dalam merawat pasien di rumah, (2) perawatan yang sudah

dilakukan oleh caregiver untuk pasien di rumah, (3) Kebutuhan informasi perawatan (4)

Hambatan dalam perawatan (5) Sumber dana pengobatan (6) Pengalaman menarik yang

dialami caregiver (7) Perubahan yang terjadi pada caregiver (8) Kekohesifan hubungan

keluarga dan (9) Harapan caregiver untuk pasien. Hasil penelitian menunjukan bahwa

caregiver yang merawat pasien pasca stroke di rumah sebagian besar dilakukan oleh

pasangan dari pasien. Perawatan yang dilakukan di rumah oleh caregiver meliputi

bantuan pemenuhan kebutuhan sehari-hari, bantuan latihan aktivitas, pemenuhan

spiritual, mengatur program pengobatan, serta membantu dalam sosialisasi dengan

lingkungan. Dalam melakukan perawatan di rumah, caregiver mengalami beberapa

pengalaman baik pengalaman positif seperti bertambah dekatnya pasien dengan keluarga,

caregiver dapat mendekatkan diri kepada sang pencipta maupun pengalaman negatif

seperti terdapatnya perubahan emosional dan perilaku pada pasien yang membuat

perasaan caregiver menjadi sedih serta perubahan dalam keluarga. Pengalaman

perawatan tersebut menimbulkan perubahan pada caregiver berupa perubahan psikologis,

fisik, sosial dan spiritual pada caregiver keluarga dan berdampak pada kemampuan

caregiver dalam merawat pasien. Pelayanan kesehatan seharusnya memberikan informasi

yang lengkap terkait perawatan di rumah pasien pasca stroke dan melakukan home visit

untuk mengetahui sejauh mana peran caregiver dalam merawat pasien pasca stroke.

Selain itu perlu ditingkatkan bantuan dana dari pemerintah untuk menunjang pengobatan

maupun rehabilitasi pasien pasca stroke.

Kata kunci: pengalaman, caregiver, pasca stroke

Daftar bacaan 62 (2000-2013)

Page 9: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

ix

FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCE

NURSING SCIENCE PROGRAM

STATE ISLAMIC UNIVERSITY OF JAKARTA

Undergraduate Thesis, September 2013

Erythrina Julianti, NIM: 109104000022

Caregiver Experience in Taking Care of Post Stroke Patient at Home in the Work

Area Puskesmas Benda Baru in South Tangerang City

xviii + 100 pages + 7 appendix

ABSTRACT

Primary caregivers who are mostly family, needs emotional support, information,

knowledge, and skills to address the challenges during taking care of stroke patients. This

study aims to determine the family caregiver experience in treating post-stroke patients

and how to interpret the experience of the family caregiver. The method which is used a

qualitative study with descriptive phenomenological approach, for data retrieval research

conducted by in-depth interviews. Informants were selected by purposive sampling

technique. Informants in this study are the caregiver in charge of caring for post-stroke

patients at home. Data were analyzed using the techniques of Burns & Grove. This study

identified 9 themes, are (1) the caregiver role in caring for patients at home, (2)

treatments that have been performed by the caregiver for the patient at home, (3) Needed

of the treatment information (4) Barriers in treatment (5) The source of funding for

treatment (6) interesting experience experienced caregiver (7) The changes that occur in

caregiver (8) cohesiveness and family relationships (9) The expectations of patient’s

caregiver. The results showed that caregivers who were taking care for post-stroke

patients at home are mostly done by a mate of patients. The treatment is done at home by

a caregiver support includes day-to-day needs, support training activities, spiritual

fulfillment, set up treatment programs, as well as assist in the socialization with the

environment. In doing home care, caregiver had some interesting experiences both

positive experiences such as the family get closer with patients, caregivers can get closer

to the almighty or negative experiences such as the presence of emotional and behavioral

changes in the patient's caregiver that makes sense to be sad as well as changes in the

family . The treatment experience raises the variety of changes in the form of changes in

caregiver psychological, physical, social and spiritual caregiver and family caregiver

impact to the ability of the family in caring for patients post-stroke at home. Health care

services should provide comprehensive information related to homecare patients with

post-stroke and home visit to determine how far the role of caregiver. In addition to

enhanced help of government funding to support the treatment and rehabilitation of post

stroke patients.

Keywords: experience, caregiver, post-stroke

Reading lists 62 (2000-2013)

Page 10: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat, taufiq dan hidayat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

proposal skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan

Nabi Muhammad SAW, pembawa syari’ah-Nya yang universal bagi semua manusia

dalam setiap waktu dan tempat sampai akhir zaman. Atas nikmat-Nya dan karunia-

Nya Yang Maha Besar sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengalaman Caregiver Dalam Merawat Pasien Pasca Stroke Di Rumah

Pada Wilayah Kerja Puskesmas Benda Baru Kota Tangerang Selatan”.

Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang

peneliti jumpai namun syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan hidayah-Nya,

kesungguhan dan kerja keras disertai dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik

langsung maupun tidak langsung, segala kesulitan dapat diatasi dengan sebaik-

baiknya yang pada akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan.

Oleh sebab itu, pada kesempatan kali ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih

dan penghargaan yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr (Hc). dr. M.K. Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Waras Budi Utomo S.Kep, Ns, MKM selaku Ketua Program Studi

Ilmu Keperawatan dan Ibu Eni Nuraini Agustini, S.Kep, MSN selaku

sekretaris Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep, MNS dan Ibu Maftuhah M.Kep, Ph.D

selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan fikiran

selama membimbing peneliti dan banyak sekali memberikan masukan dan

bimbingan pada peneliti.

Page 11: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

xi

4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen atau Staf Pengajar Program Studi Ilmu

Keperawatan yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada peneliti

selama duduk pada bangku kuliah serta staff akademik Bapak Azib Rosyidi,

S.Psi dan Ibu Syamsiyah yang telah membantu urusan di kampus.

5. Kepala serta segenap Staf Puskesmas Benda Baru yang memberikan

informasi serta data dalam studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti.

6. Orang Tua peneliti yaitu Ir. Paul Khasanuddin (Alm.) dan Ir. Hj. Siti

Jamilah, M.MPd yang selalu memberikan kasih sayang tak terhingga kepada

anaknya, mendoakan serta memberikan dorongan dan masukan baik materiil

maupun non materiil.

7. Keluarga besar peneliti yang selalu memberikan dukungan baik mateiil

maupun non materiil.

8. Seluruh teman-teman angkatan 2009 yang selalu saya sayangi, memberikan

makna kebersamaan, motivasi, dan membantu saya dalam melaksanakan

tugas.

Penulis sangat menyadari bahwa pada penyusunan skripsi ini, masih

terdapat banyak kekurangan dan belum sempurna karena keterbatasan yang peneliti

miliki, karena sesungguhnya kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Peneliti

mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga peneliti dapat

memperbaiki skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi pembaca yang mempergunakannya

terutama untuk proses kemajuan pendidikan selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Ciputat, September 2013

Erythrina Julianti

Page 12: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

xii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL .................................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ....................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................ vi

LEMBAR PERSEMBAHAN .................................................................................. vii

ABSTRAK ................................................................................................................ viii

ABSTRACT .............................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR .............................................................................................. xi

DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL .................................................................................................... xv

DAFTAR BAGAN .................................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6

C. Pertanyaan Penelitian ..................................................................................... 7

D. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7

1. Tujuan ..................................................................................................... 7

E. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 7

1. Manfaat Bagi Akademis ........................................................................... 7

Page 13: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

xiii

2. Manfaat Bagi Pelayanan Kesehatan ......................................................... 7

3. Manfaat Bagi Peneliti ............................................................................... 8

4. Manfaat bagi Pasien dan Keluarga ........................................................... 8

F. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 9

A. Pengalaman .................................................................................................... 9

B. Caregiver ....................................................................................................... 9

1. Fungsi Caregiver ...................................................................................... 10

2. Beban pada Caregiver .............................................................................. 10

C. Keluarga sebagai Caregiver ........................................................................... 11

1. Definisi Keluarga ..................................................................................... 11

2. Fungsi Keluarga dalam Perawatan Kesehatan ......................................... 11

3. Peran Keluarga sebagai Pemberi Perawatan (caregiver) ......................... 12

D. Stroke ............................................................................................................. 15

1. Definisi Stroke ......................................................................................... 15

2. Manifestasi Klinis Stroke ......................................................................... 17

3. Komplikasi Stroke .................................................................................... 19

4. Penatalaksanaan Klien dengan Stroke ..................................................... 20

E. Perawatan di Rumah Klien Pasca Stroke ....................................................... 23

F. Kerangka Teori............................................................................................... 31

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH .............................. 32

A. Kerangka Konsep ........................................................................................... 32

Page 14: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

xiv

B. Definisi Istilah ................................................................................................ 33

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 34

A. Desain Penelitian ............................................................................................ 34

B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ........................................................ 36

C. Instrumen Penelitian....................................................................................... 36

D. Informan Penelitian ........................................................................................ 37

E. Teknik Pengambilan Informan ....................................................................... 38

F. Tahapan Pengambilan Data ........................................................................... 39

G. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 40

H. Validasi Data .................................................................................................. 41

I. Etika Penelitian .............................................................................................. 43

BAB V HASIL PENELITIAN .............................................................................. 44

A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian ............................................................ 44

B. Analisa Tematik Hasil Penelitian ................................................................... 44

BAB VI PEMBAHASAN ....................................................................................... 71

A. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................................... 71

B. Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 94

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 95

A. Kesimpulan .................................................................................................... 95

B. Saran ............................................................................................................... 97

1. Pelayanan Keperawatan Komunitas ......................................................... 97

Page 15: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

xv

2. Bagi penelitian selanjutnya ...................................................................... 97

3. Bagi Pemerintah ....................................................................................... 98

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

xvi

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

Tabel 2.1 Nursing Care Plan untuk Peran Keluarga sebagai pemberi perawatan

(caregiver) ..................................................................................... 13

Tabel 2.2 Penelitian Terkait .......................................................................... 27

Tabel 5.1 Karateristik Informan Utama ......................................................... 45

Tabel 5.2 Tabulasi Hasil Penelitian ............................................................... 71

Page 17: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

xvii

DAFTAR BAGAN

Nomor Bagan Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Teori .................................................................................31

Bagan 3.1 Kerangka Konseptual ........................................................................32

Bagan 4.1 Teknik Analisis Data.........................................................................40

Bagan 5.1. Skema Tema 2...................................................................................53

Bagan 5.2. Skema Tema 3...................................................................................55

Bagan 5.3. Skema Tema 4...................................................................................57

Bagan 5.4. Skema Tema 5...................................................................................59

Bagan 5.5. Skema Tema 6...................................................................................61

Bagan 5.6. Skema Tema 7...................................................................................67

Bagan 5.7. Skema Tema 8...................................................................................68

Bagan 5.8. Skema Tema 9...................................................................................70

Page 18: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Izin Studi Pendahuluan di PKM Benda Baru

Lampiran 2 Pemberian Izin Studi Pendahuluan dari Dinas Kesehatan Tangerang

Selatan

Lampiran 3 Permohonan Izin Penelitian di Kelurahan Benda Baru

Lampiran 4 Pemberian Izin Penelitian dari Kelurahan Benda Baru

Lampiran 5 Lembar Perizinan Peneliti untuk melakukan wawancara

Lampiran 6 Lembar Persetujuan Informan

Lampiran 7 Pedoman Wawancara Informan Utama

Page 19: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita stroke terbesar

di Asia, dan menempati urutan ketiga penyebab kematian setelah penyakit

jantung dan kanker (Yayasan Stroke Indonesia, 2009). Stroke merupakan

suatu keadaan di mana terdapat suatu gangguan aliran darah ke otak, baik

berupa penyumbatan maupun perdarahan. Penyakit stroke sering dianggap

sebagai penyakit yang menjangkit para orang tua, namun sekarang ini ada

kecenderungan juga bahwa penyakit stroke ini diderita oleh pasien di bawah

40 tahun (WHO, 2004). Hal ini dapat terjadi karena perubahan pola hidup

yang mencontoh masyarakat modern, seperti mengonsumsi fast food,

kurangnya olahraga, kebiasaan merokok dan faktor-faktor lainnya

(Mangoenprasodjo, 2005).

Setiap tujuh orang yang meninggal di Indonesia, satu diantaranya

karena stroke. Angka kejadian stroke meningkat dengan tajam di Indonesia.

Bahkan, menurut survey tahun 2004, stroke merupakan pembunuh nomor

satu di rumah sakit pemerintah di seluruh penjuru Indonesia (Yayasan Stroke

Indonesia, 2009). Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan

bahwa di perkotaan, kematian akibat stroke pada kelompok usia 45-54 tahun

sebesar 15,9%, sedangkan di pedesaan sebesar 11,5% sedangkan di DKI

Jakarta sendiri memiliki prevalensi 12,5% dan menduduki peringkat ketiga di

Indonesia (Riskesdas, 2007). Prevalensi stroke di provinsi Banten adalah

Page 20: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

2

7,3%, sedangkan menurut kabupaten/kota prevalensi stroke berkisar antara

2,3-8,9% (Riskesdas, 2007).

Tangerang Selatan yang dulunya sebagai kabupaten Tangerang

merupakan daerah jenis sub-urban dan merupakan daerah perluasan dari

Jakarta Selatan dan kota Tangerang, kasus penyakit seperti stroke sudah

mulai banyak berkembang, yaitu terlihat dari persentase penderita stroke di

kabupaten Tangerang sebesar 5,9% yang didiagnosis oleh tenaga kesehatan

dan 7,0% yang didiagnosis oleh tenaga kesehatan disertai dengan gejala

(Dinas kesehatan kota Tangerang, 2010). Pada usia > 60 tahun didapatkan

presentase sebesar 1,71% dan penyakit stroke ini menempati penyakit ke-13

yang sering dialami oleh masyarakat kota Tangerang dengan peringkat

pertama ditempati oleh Hipertensi yaitu dengan presentase sebesar 12,44%

dimana hypertensi merupakan salah satu faktor resiko terjadinya serangan

stroke (Dinas Kesehatan kota Tangerang, 2010).

Walaupun di Indonesia sudah dicanangkan beberapa program untuk

membantu rehabilitasi stroke seperti homecare dan kunjungan rumah untuk

pasien stroke di rumah, tingkat penyembuhan stroke masih rendah, sebanyak

15-30%. Sekitar 25% dari pasien stroke meninggal dalam tahun pertama

setelah serangan stroke dan 14-15% mengalami stroke kedua dalam tahun

yang sama setelah mengalami stroke pertama (Sustrani, et.al 2003). Berbagai

masalah yang mungkin dialami pasien stroke antara lain:

kelumpuhan/kelemahan, gangguan keseimbangan, gangguan berbicara atau

berkomunikasi, gangguan menelan dan gangguan memori sehingga pasien

Page 21: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

3

tersebut memerlukan bantuan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-harinya

(Mulyatsih, 2008).

Keluarga memiliki fungsi untuk menjaga serta memelihara kesehatan

(health care function) bagi anggota keluarga yang menderita suatu penyakit.

Keluarga dapat menjalankan sebuah peran pendukung yang penting selama

periode pemulihan dan rehabilitasi klien. Jika dukungan ini tidak tersedia,

keberhasilan pemulihan dan rehabilitasi menurun secara signifikan. Penelitian

di bidang kesehatan keluarga secara jelas menunjukkan bahwa keluarga

berpengaruh besar pada kesehatan fisik anggota keluarganya (Campbell, 2000

dalam Friedman, 2003).

Dukungan dari keluarga dan pemberian perawatan jangka panjang

yang tepat membuat penderita stroke dapat memperoleh kembali kualitas

hidup mereka, sehingga ketergantungan pasien stroke terhadap orang lain

dapat diminimalkan serta proses penyembuhan pada pasien tersebut dapat

ditingkatkan. Perawatan pasca stroke di rumah yang dapat dilakukan oleh

keluarga meliputi seperti membantu aktivitas fisik, menangani kebersihan diri

(personal hygiene), membantu dalam pemberian nutrisi (makan dan minum),

kepatuhan pengobatan, mengatasi masalah emosional dan kognitif,

pencegahan terjadinya cedera atau jatuh, dan membantu pasien memenuhi

kebutuhan spiritual nya (Sustrani, et. al 2003).

Hasil penelitian Agustina dkk (2009) tentang Kajian Kebutuhan

Perawatan di Rumah bagi Klien dengan Stroke dalam aspek fisik melaporkan

adanya bantuan dari pihak lain untuk pemenuhan kebutuhan dari mulai

pengaturan nutrisi, eliminasi, pergerakan tubuh, perawatan diri. Untuk aspek

Page 22: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

4

emosional, adanya dukungan dari orang terdekat dalam hal ini keluarga yang

sangat berperan dalam proses pemulihan kondisi klien. Selain motivasi,

perawatan yang diberikan keluarga untuk klien juga dianggap sebagai

kebutuhan yang sangat penting (Agustina, et. al 2009). Penelitian lain

mengatakan bahwa 75% pasien stroke yang dilakukan penelitian (jumlah

sample adalah 40) bahwa mereka yang tinggal dengan keluarga memiliki

kemampuan merawat diri dan memiliki tingkat mobilisasi yang lebih maju/

lebih cepat dibandingkan dengan yang tidak dirawat oleh keluarga. Hal ini

terlihat karena besarnya dukungan dari keluarga yang membantu kesembuhan

serta emosional dari penderita itu sendiri (Mak, et. al 2006).

Dalam merawat pasien dengan keadaan pasca stroke, keluarga juga

memiliki hambatan dalam melakukan perawatan tersebut, serta banyak pula

efek yang ditimbulkan ketika dalam merawat pasien dengan pasca stroke.

Seperti dalam jurnal penelitian tentang stroke yang dilakukan menunjukkan

hasil penelitian bahwa perawatan di rumah pada pasien pasca stroke itu berat,

serta pada keluarga yang merawat (family caregiver) kebanyakan dari mereka

mengalami kelelahan serta stress dan sekitar 40% dari family caregiver

mengalami gejala somatik / mengalami gangguan kesehatan juga dikarenakan

stress itu sendiri dan daya tahan tubuh yang lemah ( Sit, et. al 2004).

Peneliti William E. Haley dari University of South Florida,

mengatakan, "Stres yang tinggi dapat menjadi kronis serta tak terkendali dan

merawat pasangan cacat dapat meningkatkan risiko stroke pengasuh keluarga

sebesar 23%” (www.caringnews.com, 2013). Untuk mengatasi hambatan

tersebut sebagian keluarga dapat mencari tahu sendiri tentang perawatan serta

Page 23: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

5

mendatangi pusat perkumpulan penderita pasca stroke untuk berbagi

pengalaman dan menyelesaikan masalah yang terdapat dalam pelaksanaan

perawatan pada pasien pasca stroke (Mak, et.al 2006).

Untuk menjelaskan fenomena perawatan stroke oleh keluarga, peneliti

melakukan beberapa studi pendahuluan yaitu wawancara pada pasien pasca

stroke di wilayah Pamulang, yaitu dua keluarga yang terdapat penderita pasca

stroke dan anggota keluarga yang merawat pasien pasca stroke yang sudah

sembuh. Responden bernama ibu Z dan ibu M, dan penderita pasca stroke

berinisial Tn. E dan Tn. N. Mereka menyatakan bahwa dukungan dan peran

keluarga sangat penting untuk pemulihan stroke bahkan mempercepat

pemulihan penderita sehingga dapat memenuhi kebutuhan serta melakukan

aktivitas seperti sedia kala, dari pernyataan diatas bahwa peningkatan

kesehatan pada pasien pasca stroke dapat dicapai lebih cepat dengan bantuan

dan partisipasi dari keluarga. Keluarga Tn.E dan Ny.Z mempunyai hambatan

berupa keterbatasan ekonomi dalam melakukan perawatan dan anggota

keluarga yang merawat yaitu Ny.Z mengalami sedikit perubahan mental

selama merawat Tn.E, yaitu merasa sedikit depresi namun Ny.Z dapat

mengatasi nya dengan tetap optimis dan meminta bantuan dengan anggota

keluarga lain, serta sering berdoa dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.

Kondisi Tn.E sekarang sudah mulai membaik, namun seringkali terlihat

murung dan sering menyendiri ketika waktu senggang, tetapi ketika keluarga

berkumpul,Tn.E sangat senang dan semangat melakukan aktivitas.

Sedangkan keluarga Ny.M dan Tn.N dengan keadaan ekonomi yang

cukup baik dan anggota keluarga yang merawat tidak mengalami perubahan

Page 24: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

6

emosional maupun mental, karena sudah kuat dan menerima semua yang

terjadi, serta anak mereka seorang mahasiswi keperawatan, sehingga untuk

informasi dan cara perawatan sudah mulai terlaksana dengan baik, dan

keadaan dari Tn.N sendiri pun terlihat optimis walau semua aktivitas masih

dilakukan dengan bantuan minimal.

B. Rumusan Masalah

Perawatan pasien pasca stroke biasanya membutuhkan perawat

maupun fisioterapis yang membantu dalam perawatan tersebut, namun

sebenarnya pelaksanaan dengan bantuan keluarga sangatlah penting proses

pemulihan pasien stroke. Keluarga sebagai caregiver utama, sangat

membutuhkan dukungan emosional, informasi, pengetahuan dan

keterampilan untuk mengatasi ketidakpastian dan tantangan yang datang

selama merawat pasien stroke. Hasil penelitian Sit et. al (2004) menunjukkan

bahwa perawatan di rumah pada pasien pasca stroke itu berat, serta pada

keluarga yang merawat (family caregiver) kebanyakan dari mereka

mengalami kelelahan serta stress. Permasalahan yang telah diuraikan

sebelumnya, memacu penulis untuk mempelajari lebih lanjut tentang

pengalaman keluarga merawat pasien pasca stroke di rumah. Untuk

memahami bagaimana perasaan dan pengalaman keluarga merawat anggota

keluarga pasca stroke di rumah, maka rumusan masalah dalam studi ini

adalah “Bagaimana pengalaman caregiver keluarga dalam merawat pasien

pasca stroke di rumah pada wilayah kerja Puskesmas Benda Baru kota

Tangerang Selatan ?”.

Page 25: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

7

C. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana pengalaman keluarga selama dalam merawat pasien pasca stroke

di rumah?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan

Untuk mengetahui pengalaman caregiver keluarga dalam merawat

pasien pasca stroke di rumah pada wilayah kerja Puskesmas Benda Baru

kota Tangerang Selatan.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Akademis

Secara akademis penelitian ini berguna untuk menambah informasi

dan pengetahuan tentang pengalaman caregiver keluarga dalam dalam

merawat pasien pasca stroke di rumah sehingga membantu dalam proses

penyembuhan dan pemulihan pasien pasca stroke.

2. Manfaat Bagi Pelayanan Kesehatan

Memberikan kontribusi pada pelayanan kesehatan di komunitas

maupun di rumah sakit. Dapat meningkatkan informasi dan kunjungan

rumah (home visit) bagi keluarga pasien pasca stroke untuk melakukan

perawatan di rumah guna membantu proses pemulihan pada pasien pasca

stroke tersebut.

Page 26: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

8

3. Manfaat bagi Peneliti

Hasil Penelitian ini akan memperlihatkan pengalaman caregiver

keluarga dalam merawat pasien pasca stroke di rumah. Peneliti juga akan

mendapatkan informasi baru dalam perawatan pasien stroke di rumah

serta dapat mengetahui pengalaman caregiver keluarga masing-masing

dalam merawat pasien pasca stroke di rumah sehingga dapat dijadikan

sebagai bahan penelitian lebih lanjut dalam pengembangan ilmu

keperawatan.

4. Manfaat bagi Pasien dan Keluarga

Untuk menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi pasien dan

khususnya keluarga dalam melakukan perawatan di rumah secara baik

guna membantu proses pemulihan pasien pasca stroke tersebut dan juga

membantu keluarga dalam meningkatkan koping untuk menuju kualitas

hidup menjadi baik dan sejahtera.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa PSIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta untuk mengetahui Gambaran peran keluarga dalam

perawatan di rumah pasca stroke di daerah Tangerang Selatan dikarenakan

belum pernah dilakukan penelitian tentang hal tersebut di daerah ini dan

merupakan daerah perluasan baru yang merupakan sub-urban sehingga dapat

dilihat pelaksanaan perawatan di daerah yang peralihan antara desa dan kota

tersebut.

Page 27: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengalaman

Pengalaman adalah pengetahuan dan hasil observasi terhadap sesuatu

benda atau kejadian. Pengalaman tidak hanya memahami, tetapi merupakan

proses aktif dari penemuan dan perubahan dalam memahami situasi nyata

(Benner & Wrubel, 1982 dalam Tomey, 2006). Menurut Heidger dan

Gadamer (1970, dalam Tomey, 2006), pengalaman adalah hasil dari

perubahan yang terjadi pada situasi nyata yang dialami seseorang. Dari teori

tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pengalaman adalah perubahan aktif

yang dialami seseorang pada situasi nyata dari hasil observasi terhadap

kejadian atau mengalami langsung.

Pengalaman terdiri dari immediacy of experience yang diartikan

sebagai pengalaman baru yang dialami seseorang terhadap suatu kejadian dan

subjective experience merupakan persepsi yang dibentuk dari hasil interaksi

yang lama dengan kejadian atau situasi kejadian (Emerson, 2009). Dalam hal

ini pengalaman caregiver keluarga merupakan pengalaman berdasarkan hasil

interaksi yang lama dengan situasi kejadian.

B. Caregiver

Caregiver adalah seseorang yang memberikan bantuan kepada

orang yang mengalami ketidakmampuan dan memerlukan bantuan karena

penyakit dan keterbatasannya (Sukmarini, 2009). Caregiver dibagi menjadi

caregiver informal dan caregiver formal. Caregiver informal adalah seorang

Page 28: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

10

individu (anggota keluarga, teman, atau tetangga) yang memberikan

perawatan secara keseluruhan, paruh waktu , tinggal bersama maupun

terpisah dengan orang yang dirawat, sedangkan caregiver formal adalah

caregiver yang merupakan bagian dari system pelayanan baik diberi

pembayaran maupun sukarelawan (Sukmarini, 2009).

1. Fungsi caregiver

Fungsi dari caregiver adalah merawat klien yang menderita

suatu penyakit termasuk juga menyediaan makanan, membawa klien ke

pelayanan kesehatan, dan memberikan dukungan emosional, kasih sayang

dan perhatian (Tantono et.al, 2006). Caregiver juga membantu klien

dalam mengambil keputusan atau pada stadium akhir penyakitnya, justru

caregiver ini yang bertugas membuat keputusan untuk kliennya. Keluarga

caregiver merupakan penasihat yang sangat penting dan diperlukan oleh

klien (Tantono et.al, 2006)

2. Beban pada caregiver

Beban caregiver didefinisikan sebagai tekanan-tekanan mental

atau beban yang muncul pada orang yang merawat lansia, penyakit kronis,

anggota keluarga atau orang lain yang cacat. Beban caregiver dibagi atas

dua yaitu beban subjektif dan beban objektif. Beban subjektif caregiver

adalah respon psikologis yang dialami caregiver sebagai akibat perannya

dalam merawat klien dengan penyakit. Sedangkan beban objektif

caregiver yaitu masalah praktis yang dialami oleh caregiver, seperti

masalah keuangan, gangguan pada kesehatan fisik, masalah dalam

pekerjaan, dan aktivitas sosial (Sukmarini, 2009). Ada 3 faktor beban

Page 29: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

11

caregiver yaitu efek dalam kehidupan pribadi dan sosial caregiver, beban

psikologis dan perasaan bersalah. Caregiver harus memberikan sejumlah

waktu energi dan uang. Tugas ini seringkali dirasakan tidak

menyenangkan, menyebabkan stress psikologis dan melelahkan secara

fisik. Beban psikologis yang dirasakan oleh caregiver antara lain rasa malu,

marah, tegang, tertekan, lelah, dan tidak pasti (Louw Anneke, 2009).

C. Keluarga sebagai Caregiver

1. Definisi keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena

hubungan darah, perkawinan atau adopsi yang hidup dalam satu rumah

tangga, berinteraksi satu sama lain dalam perannya untuk menciptakan dan

mempertahankan kebudayaannya (Suprajitno, 2004). Menurut Burgess

(1963 dalam Friedman, 2003), definisi keluarga diantaranya adalah:

1. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan

perkawinan, darah dan ikatan adopsi.

2. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam

satu rumah tangga.

3. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain

dalam peran-peran sosial keluarga seperti suami-istri, ayah dan ibu,

anak laki-laki dan anak perempuan serta saudara (Friedman, 2003).

2. Fungsi keluarga dalam perawatan kesehatan

Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga, keluarga sebagai

individu (klien) tetap berperan dalam melakukan peran sebagai anggota

Page 30: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

12

keluarga. Keluarga mempunyai tugas di bidang perawatan kesehatan yang

perlu dipahami dan dilakukan, meliputi:

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga.

b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga.

c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.

d. Memodifikasi lingkungan untuk menjamin kesehatan keluarga.

e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di sekitarnya (Suprajitno,

2004).

3. Peran keluarga sebagai pemberi perawatan (Caregiver)

Bila salah satu anggota keluarga menderita gangguan kesehatan,

satu atau lebih anggota keluarga mengemban peran sebagai pemberi

asuhan/caregiver (Friedman, Bowden, dan Jones, 2010). Pemberi

perawatan/caregiver adalah seseorang yang secara langsung terlibat dalam

perawatan. Di dalam keluarga peran caregiver ini merupakan sebuah peran

informal. Peran caregiver adalah membantu memberikan perawatan pada

anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Caregiver

berfungsi untuk menjaga keseimbangan /homeostasis atau stabilitas dari

keluarga (Friedman, Bowden, dan Jones, 2010). Menurut Wahit Mubarak

pemberi perawatan terbesar adalah seorang wanita, wanita lebih kepada

mengerjakan perawatan yang lebih sulit seperti buang air, mandi,

berpakaian, sedangkan laki-laki lebih kepada kebutuhan finansial,

perencanaan perawatan (Mubarak, 2006).

Page 31: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

13

Tabel 2.1 Nursing Care Plan untuk Peran keluarga sebagai pemberi perawatan (Caregiver)

Diagnosa NANDA NIC NOC

Ketegangan peran

pemberi asuhan /

Caregiver Role

Strain

Definisi :

Kesulitan dalam

melakukan peran

sebagai caregiver.

Berhubungan

dengan:

Status kesehatan

penerima asuhan dan

pemberi asuhan,

Caregiver Support (7040)

Activities:

1) Determine caregiver’s level of knowledge

2) Determine caregiver’s acceptance of role

3) Accept expressions or negative emotion

4) Acknowledge difficulties of caregiving role

5) Explore with the caregiver strength and weaknesses

6) Acknowledge dependancy of patient on caregiver, as

appropriate

7) Make positive statements about caregiver’s efforts

8) Encourage caregiver to asssume responbility, as

appropriate.

9) Provide support for decisions made by caregiver

10) Encourage the acceptance of interdependency among

family members

11) Monitor family interaction problems related to care of

Caregiver Home Care Readiness (2202)

Indicators:

1) Willingness to assume caregiving role.

2) Participation in desicions about home

care.

3) Knowledge about caregiving role.

4) Demonstration of positive regard for

care recipient.

5) Knowledge of care recipient’s disease

process

6) Knowledge of recommended treatment

regimen

7) Knowledge of prescribed activity

8) Knowledge of follow up care

9) Knowledge of financial resources

10) Financial resources for caregiving

Page 32: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

14

sumber daya, dan

sosioekonomi .

patient

12) Monitor for indicators of stress

13) Explore with caregiver how she/he is coping

14) Teach caregiver stress management techniques

15) Encourage caregiver participation in support groups

16) Inform caregiver of health care and community resources

17) Discuss caregiver limits with patient

18) Support caregiver in setting limits and taking care of self.

11) Knowledge of when to contact health

professional.

12) Perceived social support for caregiving

13) Confidence in ability to manage care at

home.

14) Willingness to involve care recipient in

planning care.

15) Evidence of plans for caregiver backup

16) Participation in discharge planning.

Measurement Scale

1: Not Adequate

2: Slightly Adequate

3: Moderately adequate

4: Substantially adequate

5: Totally adequate

Page 33: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

15

D. Stroke

1. Definisi Stroke

a. Pengertian

WHO mendefinisikan stroke sebagai sindroma klinis dengan

gejala gangguan fungsi otak secara fokal dan atau global yang

berlangsung 24 jam atau lebih yang dapat mengakibatkan kematian

atau kecacatan yang menetap tanpa ada penyebab lain selain gangguan

pembuluh darah otak ( WHO dalam Truelsen, et. al 2006). Stroke atau

serangan otak adalah kondisi abnormal dari pembuluh darah otak,

dikarenakan adanya perdarahan pada otak atau adanya pembentukan

embolus atau thrombus yang menghambat aliran darah dalam

pembuluh darah arteri (Smeltzer & Bare, 2002).

Kondisi ini menyebabkan terjadinya iskemia jaringan otak yang

seharusnya secara normal diperdarahi oleh pembuluh darah yang telah

rusak tersebut (Christenseen & Kockrow, 2005). Stroke mengacu

kepada setiap gangguan neurologi mendadak yang terjadi akibat

pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui suplai arteri otak.

(Price & Wilson, 2006).

Jadi dapat disimpulkan bahwa stroke adalah gangguan aliran

suplai darah ke otak yang terjadi secara mendadak yang dapat

menimbulkan kecacatan menetap atau bahkan kematian.

b. Etiologi

Penyebab terjadinya serangan stroke seperti terlihat dari

pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa hal ini disebabkan oleh

Page 34: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

16

dua jenis gangguan vaskuler, yaitu : iskemia (pasokan darah yang

kurang) atau hemoragik (bocornya darah dari pembuluh darah intra

cranial). Keadaan ini dapat terjadi bersamaan atau secara mandiri.

Pada keadaan hemoragik akan menyebabkan peningkatan volume otak

yang memicu terjadinya peningkatan tekanan intracranial, sehingga

membuat daerah otak tertentu menjadi iskemia. Begitu juga

sebaliknya, iskemia yang dikarenakan adanya thrombus atau embolus

dapat memicu terjadinya perdarahan.

Sebuah thrombus dimulai dengan adanya kerusakan lapisan

endothelial pada pembuluh darah dan aterosklerosis merupakan

penyebab utama (Anne Alexandrov dalam Williams, 2010). Penyebab

hampir 70 persen kasus stroke hemoragik terjadi pada klien hipertensi.

Kejadian stroke yang lainnya dapat disebabkan karena spasme arteri

serebral yang dipicu oleh adanya iritasi, sehingga aliran darah ke otak

menurun karena terjadi vasokonstriksi (Smeltzer & Bare, 2002).

c. Patofisiologi

Patofisiologi atau proses perjalanan penyakit stroke menurut

(Black dan Hawk, 2009), dilandasi oleh sifat otak yang sangat

sensitive terhadap kehilangan suplai darah, dimana otak tidak dapat

melakukan metabolisme anaerob dalam keadaan kurang oksigen dan

nutrisi. Kondisi hipoksia otak memicu terjadinya iskemia otak.

Iskemia pada jaringan bagian distal termasuk otak yang mendapatkan

suplai darah dari arteri terkait disebabkan oleh adanya oklusi

pembuluh darah otak. Dampak dari oklusi ini juga terjadi

Page 35: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

17

menyebabkan edema disekitar jaringan. Iskemia inilah yang dapat

mengganggu metabolisme jaringan otak, karena minimnya suplai

oksigen dan nutrisi. Iskemia dalam waktu singkat memicu terjadinya

deficit neurologi atau TIA (Transient Iscemic Attact) dan jika aliran

darah ke otak ini tidak segera tergantikan maka jaringan otak akan

mengalami kerusakan yang irreversible atau infark dalam hitungan

menit. Kondisi iskemia yang mengganggu metabolisme otak, sel mati

dan terjadi perubahan yang permanent dalam 3- 10 menit (Black &

Hawk, 2009).

2. Manifestasi klinik stroke

Manifestasi klinik klien yang terkena serangan stroke menurut

(Black & Hawk, 2009), bervariasi tergantung pada penyebabnya, luas

area neuron yang rusak, lokasi neuron yang terkena serangan, dan

kondisi pembuluh darah kolateral di serebral. Manifestasi dari stroke

iskemik termasuk hemiparesis sementara, kehilangan fungsi wicara dan

hilangnya hemisensori (Black & Hawk, 2009).

Stroke dapat dihubungkan dengan area kerusakan neuron otak

maupun defisit neurologi, menurut Smeltzer dan Bare (2002) manifestasi

klinis dari stroke meliputi:

a. Kehilangan Motorik. Stroke adalah penyakit motor neuron atas dan

mengakibatkan kehilangan kontrol volunter terhadap gerakan motorik.

Disfungsi motor yang paling umum adalah Hemiparesis (kelemahan)

dan hemiplegia (paralisis pada satu sisi tubuh) sering terjadi setelah

stroke, yang biasanya desebabkan karena stroke pada bagian anterior

Page 36: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

18

atau bagian tengah arteri serebral, sehingga memicu terjadinya infark

bagian motorik dari kortek frontal.

b. Aphasia, klien mengalami defisit dalam kemampuan berkomunikasi,

termasuk berbicara, membaca, menulis dan memahami bahasa lisan.

Terjadi jika pusat bahasa primer yang terletak di hemisfer yang

terletak di hemisfer kiri serebelum tidak mendapatkan aliran darah

dari arteri serebral tengah karena mengalami stroke, ini terkait erat

dengan area wernick dan brocca.

c. Disatria, dimana klien mampu memahami percakapan tetapi sulit

untuk mengucapkannya, sehingga bicara sulit dimengerti. Hal ini

disebabkan oleh terjadinya paralisis otot yang bertanggung jawab

untuk menghasilkan bicara.

d. Apraksia yaitu ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang

dipelajari sebelumnya, seperti terlihat ketika klien mengambil sisir

dan berusaha untuk menyisir rambutnya.

e. Disfagia, dimana klien mengalami kesulitan dalam menelan karena

stroke pada arteri vertebrobasiler yang mepengaruhi saraf yang

mengatur proses menelan, yaitu N V (trigeminus), N VII (facialis), N

IX (glossofarengeus) dan N XII (hipoglosus).

f. Pada klien stroke juga mengalami perubahan dalam penglihatan

seperti diplopia.

g. Horner’s syndrome, hal ini disebabkan oleh paralisis nervus simpatis

pada mata sehingga bola mata seperti tenggelam, ptosis pada kelopak

Page 37: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

19

mata atas, kelopak mata bawah agak naik keatas, kontriksi pupil dan

berkurangnya air mata.

h. Unilateral neglected merupakan ketidak mampuan merespon stimulus

dari sisi kontralateral infark serebral, sehingga mereka sering

mengabaikan salah satu sisinya

i. Defisit sensori disebabkan oleh stroke pada bagian sensorik dari lobus

parietal yang disuplai oleh arteri serebral bagian anterior dan medial.

j. Perubahan perilaku, terjadi jika arteri yang terkena stroke bagian otak

yang mengatur perilaku dan emosi mempunyai porsi yang bervariasi,

yaitu bagian kortek serebral, area temporal, limbik, hipotalamus,

kelenjar pituitari yang mempengarui korteks motorik dan area bahasa.

k. Inkontinensia baik bowel ataupun kandung kemih merupakan salah

satu bentuk neurogenic blader atau ketidakmampuan kandung kemih,

yang kadang terjadi setelah stroke. Saraf mengirimkan pesan ke otak

tentang pengisian kandung kemih tetapi otak tidak dapat

menginterpretasikan secara benar pesan tersebut dan tidak

mentransmisikan pesan ke kandung kemih untuk tidak mengeluarkan

urin. Ini yang menyebabkan terjadinya frekuensi urgensi dan

inkontinensia.

(Black & Hawk, 2009) dan (Smeltzer & Bare, 2002)

3. Komplikasi Stroke

Komplikasi stroke meliputi Hipoksia Serebral, penurunan aliran

darah serebral, dan luasnya area cedera.

Page 38: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

20

a. Hipoksia serebral diminimalkan dengan pemberian oksigenasi darah

adekuat ke otak.

b. Aliran darah serebral bergantung pada tekanan darah, curah jantung,

dan integritas pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat (pemberian

intarvena) harus menjamin penurunn viskositas darah dan

memperbaiki aliran darah serebral.

c. Embolisme serebral dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi

atrium atau dapat berasal dari katup jantung prostetik.

(Smeltzer & Bare, 2002)

4. Penatalaksanaan Klien dengan Stroke

Penanganan klien stroke merupakan tanggung jawab dari semua

pihak, baik dari tenaga kesehatan, klien dan juga keluarga.

a. Penatalaksanaan Medis.

Manajemen medis pada klien stroke adalah sejak awal dilakukan

diagnosis sesegera mungkin. Menurut Black dan Hawk (2009) tujuan

yang lainnya adalah mempertahankan oksigenasi, mencegah

komplikasi dan kekambuhan, serta merehabilitasi klien stroke dapat

dijabarkan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi stroke sejak awal.

2. Mempertahankan oksigenasi serebral untuk mencegah hipoksia

dan mencegah peningkatan iskemia serebral.

3. Memulihkan aliran darah serebral.

4. Mencegah komplikasi, misalnya perdarahan, edema serebral,

stroke berulang.

Page 39: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

21

5. Rehabilitasi setelah stroke. Intervensi ditujukan pada

memaksimalkan pemulihan fisik dan kognitif sejak awal serangan

stroke (Black & Hawk, 2009). Pada klien dewasa yang

mengalami injuri otak dan mengalami kerusakan saraf, dengan

dilakukan pembelajaran ulang (relearning) segera dapat

menggantikan kemampuan yang telah hilang.

b. Penatalaksanaan Keperawatan.

Perawat memiliki peran yang sangat penting

dalam penatalaksanaan klien stroke secara umum Menurut

Hickey (2003), diantaranya:

1) Pencegahan primer dan sekunder terjadinya stroke merupakan

tindakan preventif, dalam mengidentifikasi faktor resiko dan

bekerja sama dengan klien tidak hanya memodifikasi faktor resiko

tersebut tapi juga dalam mengembangkan pola hidup lebih sehat.

2) Manajemen penanganan klien pada fase akut,sehingga kondisi

klien menjadi stabil dan melindungi klien dari kerusakan otak lebih

lanjut karena iskemia.

3) Early focus rehabilitation. Rehabilitation dimulai segera setekah

klien kondisinya stabil dan perawat perlu bekerjasama dengan tim

yang lain untuk mengembangkan rencana perawatan klien..

4) Discharge planning dan perawatan berkelanjutan bagi klien harus

sudah direncanakan program rehabilitasi.

5) Pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga,ini membutuhkan

tempat dan waktu yang tepat. Pendidikan kesehatan harus

Page 40: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

22

dilakukan secara berkelanjutan setelah klien pulang oleh pemberi

layanan kesehatan dikomunitas.

c. Program rehabilitasi untuk klien pasca stroke.

Program rehabilitasi yang sudah dicanangkan yaitu adanya

program homecare yang dilakukan oleh perawat maupun oleh

fisioterapi untuk mengembalikan fungsi tubuh dari klien dengan

stroke. Program rehabilitasi tahap paska akut dimulai dengan

mengevaluasi tingkat ketidakmampuan dan kemampuan yang masih

tersisa. Proses evaluasi ini meliputi pemeriksaan neurologis

menyeluruh untuk menentukan defisit neurologis yang terjadi,

mencari faktor resiko yang dapat menghalangi proses pemulihan, serta

mengevaluasi psiko-sosiologik klien dan keluarga. Apabila hal

tersebut telah diketahui, maka proses pemulihan dapat dimulai dengan

melakukan latihan aktif dan pasif. Latihan mobilisasi pasif dan aktif

ini dilakukan dengan menggerakan semua sendi pada anggota gerak

yang lumpuh. Apabila terjadi paralisis, maka latihan ROM pasif dapat

dilakukan oleh perawat, fisiotherapis atau keluarga klien. Tindakan

selanjutnya yaitu melakukan aktivitas elevasi dengan cara

meninggikan letak kepala secara bertahap untuk kemudian dicapai

posisi setengah duduk dan pada akhirnya posisi duduk. Apabila klien

sudah dapat duduk secara aktif, maka latihan berdiri dan berjalan

dapat dimulai.

Peran keluarga sangat diperlukan dalam latihan berdiri dan

berjalan ini untuk meningkatkan keyakinan diri klien mengenai

Page 41: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

23

kemampuan mereka. Selain itu klien mulai diperkenalkan program

Activity of Daily Living/ADL untuk mengetahui kegiatan sehari-hari

yang bisa dilakukan oleh klien dan untuk mengukur tingkat disabilitas

klien dapat menggunakan The Barthel Index yang dapat digunakan

juga untuk mengetahui sejauh mana ketergantungan pasien.

Sedangkan di Puskesmas sendiri sekarang sudah mulai dicanangkan

program kunjungan rumah bagi klien dengan stroke, dalam kunjungan

rumah tersebut klien pasca stroke dan keluarga diberikan informasi

terkait perawatan di rumah, serta kunjungan rumah tersebut juga dapat

bekerja sama dengan pihak rumah sakit.

E. Perawatan di rumah klien pasca stroke

Perawatan di rumah sangat bermanfaat dalam masa transisi setelah

klien pulang dari perawatan di rumah sakit rehabilitasi. Perawatan di rumah

diperlukan oleh penderita stroke yang memasuki fase subakut atau fase

pemulihan serta penderita stroke pada fase lanjut atau kronis. Fase sub

akut/pemulihan umumnya berlangsung mulai dari 2 minggu sampai dengan 6

bulan pasca stroke, ditandai oleh adanya pemulihan dan organisasi pada

system saraf (Sismadi, 2005). Fase ini merupakan fase penting untuk

pemulihan fungsional. Perawatan di rumah seringkali dihubungkan dengan

perawat ataupun fisioterapis,namun pada hakikatnya keluarga lah yang dapat

merawat secara penuh bagi klien. Menurut Mulyatsih (2008) bahwa

perawatan klien pasca stroke di rumah mencakup beberapa hal, diantaranya :

1. Membantu dalam beraktivitas dan mengatasi kelumpuhan/kelemahan.

Page 42: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

24

Apabila sewaktu pulang ke rumah klien belum mampu bergerak

sendiri, aturlah klien senyaman mungkin, tidur terlentang atau miring ke

salah satu sisi, dengan memberikan perhatian pada bagian lengan atau

kaki yang mengalami kelumpuhan/lemah. Posisi lengan atau kaki

diganjal bantal untuk memperlancar arus balikdarah ke jantung agar

mencegah terjadinya edema. Keluarga juga dapat mencegah terjadinya

kekakuan pada tangan dan kaki yang lemah dengan latihan gerak sendi

minimal dua hari sekali.

2. Mengaktifkan sisi ekstremitas yang lemah.

Pada klien yang masih mengalami kelemahan pada anggota

gerak atas, beri dukungan kepada klien untuk mengaktifkan tangan yang

lemah tersebut. Anjurkan klien makan, minum, mandi atau kegiatan

harian lain menggunakan tangan yang masih lemah dibawah pengawasan

dari keluarga. Dengan hal tersebut sel-sel otak akan terstimulasi untuk

berlatih kembali aktivitas yang dipelajari sebelum sakit.

3. Menciptakan lingkungan yang aman bagi klien.

Keluarga hendaknya menjauhkan atau menghindarkan barang

atau keadaaan yang dapat membahayakan keselamatan klien, misalnya:

nyala api, benda tajam dan benda berbahaya lainnya. Keluarga juga harus

menyediakan sesuatu yang dibutuhkan oleh klien dengan menaruhnya di

tempat yang mudah dijangkau oleh klien. Kamar mandi juga selalu

disediakan keset agar tidak licin, serta penerangan di ruangan pun jangan

terlalu silau maupun redup. Tempat tidur disesuaikan dan hendaknya

lebih rendah sehingga mencegah jatuh pada klien.

Page 43: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

25

4. Membantu dalam keseimbangan dan mencegah terjadinya jatuh.

Untuk melatih keseimbangan berdiri, keluarga dapat membantu

dengan melatih berjalan dan jika memungkinkan biarkan klien berusaha

sendiri, dengan keluarga menemani disamping sisi klien yang lemah.

5. Membantu dalam eliminasi (buang air kecil dan besar)

Keluarga dapat menyediakan urinal terutama di malam hari

untuk mencegah klien mengompol, dan untuk membantu klien agar tidak

mengalami konstipasi yaitu dengan cara memotivasi klien untuk bergerak

aktif, mengkonsumsi makanan tinggi serat, minum air putih minimal 8

gelas perhari dan membiasakan duduk di kloset secara teratur.

6. Membantu dalam personal hygiene dan grooming bagi klien.

7. Membantu dalam mengatasai gangguan menelan pada klien.

Dalam hal ini yang harus dilakukan keluarga adalah pada saat

makan klien duduk di kursi atau makan di tempat tidur dengan duduk

tegak 60-90 derajat, ketika klien menelan anjurkan klien untuk memutar

kepala ke sisi yang lemah dan menekuk leher dan kepala untuk

mempermudah menutupnya jalan nafas ketika klien menelan.

8. Membantu dalam hal berkomunikasi.

Pada saat berbicara dengan klien usahakan wajah kita

menghadap lurus ke arah klien agar klien bisa melihat gerak bibir dan

ekspresi wajah kita. Usahakan berbicara perlahan, tenang, dengan

intonasi suara normal jangan berteriak. Anjurkan dan berikan kesempatan

kepada klien untuk berkomunikasi secara total, yaitu dengan

Page 44: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

26

menggunakan ekspresi wajah dan gerakan tubuh, jangan cemas apabila

klien memberikan jawaban yang kurang jelas.

9. Membantu dalam bersosialisasi dengan lingkungan.

Klien harus bersosialisasi agar tidak merasa jenuh dan rendah diri.

10. Membantu dalam proses berfikir/kognitif klien.

Keluarga dapat mengorientasikan kembali pemahaman klien

terhadap tempat, waktu dan orang. Hal lain yang bisa dilakukan dengan

mengajak klien untuk mebicarakan masa lalu yang menyenangkan.

11. Memenuhi kebutuhan spiritual dan psikososial klien.

Keluarga dapat memberikan support mental dan selalu

mengorientasikan klien kepada realita yang terjadi. Keluarga harus

bersifat optimis, bahwa klien akan mengalai kemajuan. Selalu berkumpul

dengan keluarga dan melakukan ibadah secara bersamaan/ berjamaah

untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta.

12. Mengatasi gangguan seksual pada klien.

Dengan cara konsultasi dengan tim kesehatan dan mempererat

hubungan dengan pasangan, sehingga tercipta hubungan yang harmonis.

13. Membantu dalam mengisi waktu luang dan hobi yang dimiliki klien.

(Mulyatsih, 2008 dan Sismadi, 2005)

Berdasarkan dengan topik penelitian yang akan dilakukan, terdapat

beberapa penelitian yang terkait dengan perawatan di rumah pada klien pasca

stroke, keadaan keluarga yang merawat klien pasca stroke, hambatan yang

terjadi selama perawatan, hingga perubahan yang terjadi selama pelaksanaan

perawatan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di berikut ini.

Page 45: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

27

Tabel 2.2

Penelitian Terkait

Judul Penelitian Penulis Variabel

Penelitian

Metode Penelitian Hasil Penelitian

Hubungan antara

pengetahuan dan

sikap keluarga

dengan perilaku

dalam

meningkatkan

kapasitas

fungsional klien

pasca stroke

Irdawati dan

Winarsih Nur

Ambarwati

Pengetahuan

dan Sikap

keluarga

Kapasitas

fungsional

klien pasca

stroke

Analitik Observasional

dengan menggunakan

desain Cross Sectional.

Selain pengetahuan, sikap dan perilaku faktor

yang penting dalam perawatan klien pasca

stroke adalah dukungan keluarga

Penderita stroke dapat melakukan aktivitasnya

sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain,

jika hal tersebut di dukung motivasi dari

keluarga penderita.

Kajian kebutuhan

perawatan di

rumah bagi klien

dengan stroke di

Rumah Sakit

Hana Agustina

Rismadewi, Ayu

Prawesti

Priambodo dan

Irman Somantri

Kebutuhan

perawatan

klien yang

menderita

stroke di

Metode Explanatory

Descriptive.

Dalam aspek fisik, adanya bantuan dari pihak

lain untuk pemenuhan kebutuhan dari mulai

pengaturan nutrisi, bantuan eliminasi,

pergerakan tubuh, perawatan diri.

Dalam aspek emosional, adanya dukungan dari

Page 46: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

28

Umum Daerah

Cianjur

rumah. orang terdekat dalam hal ini keluarga

merupakan kebutuhan yang dianggap sangat

berperan dalam proses pemulihan kondisi klien

Changing needs of

Chinese family

caregivers of

stroke survivors

Annie KM.

Mak , Ann

Mackenzieand

May H. Lui

Perubahan

kebutuhan

Caregiver

klien stroke.

Deskriptif Korelasional

dengan desain within-

subjects design

75% klien stroke yang dilakukan penelitian

(jumlah sample adalah 40) bahwa mereka yang

tinggal dengan keluarga memiliki kemampuan

merawat diri dan memiliki tingkat mobilisasi

yang lebih maju/ lebih cepat dibandingkan

dengan yang tidak dirawat oleh keluarga

Dalam mengatasi hambatan sebagian keluarga

mencari tahu tentang perawatan serta

mendatangi pusat perkumpulan penderita pasca

stroke untuk berbagi pengalaman dan

menyelesaikan masalah perawatan pada klien

pasca stroke.

Stroke care in the

home : the impact

of social support

Janet WH.Sit,

Thomas KS

Wong, Michael

Kesehatan

umum

caregiver klien

Desain cross-sectional

deskriptif

Dalam merawat klien stroke, Caregiver

mengalami kelelahan serta stress dan sekitar 40%

dari family caregivers mengalami gejala somatik /

Page 47: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

29

on the general

health of family

caregivers

Clinton,

Leonard SW.,

and Yee-man.

stroke mengalami gangguan kesehatan juga dikarenakan

stress itu sendiri dan daya tahan tubuh yang lemah

Satisfaction with

care as a quality-

of-life predictor for

stroke

patients and their

caregivers

Jane M. Cramm,

Mathilde M. H.

Strating and

Anna P. Nieboer

Kualitas hidup

klien stroke

dan keluarga.

Desain Cross-sectional Kepuasan yang lebih tinggi dikaitkan dengan

hasil kualitas hidup yang lebih tinggi untuk klien

maupun keluarga.

Tenaga proffesional harus menyediakan

pelayanan suportif yang memadai dan informasi

tentang stroke untuk mencegah penurunan

kepuasan

Seeking harmony

in the provision of

care to the stroke-

impaired: views of

Chinese family

caregivers

Regina LT.Lee

and Esther SB.

Mok.

Kesesuaian

kebutuhan

perawatan

klien stroke

Grounded Theory Untuk harmonisasi kebutuhan proses perawatan

ada 5 tahap, yaitu:

Hidup dengan seimbang

Memonitor progress pemulihan

Menerima hambatan yang ada

Pertemuan keluarga untuk mengatasi masalah

Konsultasi kembali dengan serasi.

Page 48: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

30

F. Kerangka Teori

Perawatan klien pasca stroke di rumah adalah sebagai bagian dari

proses pemulihan klien sehingga klien dapat mencapai kondisi yang optimal,

tidak terjadi kekambuhan dan komplikasi (Ignatavicius & Workman, 2010).

Sebagaimana Strauss dan Corbin membagi menjadi komponen fisik yaitu

klien/ yang menderita suatu penyakit dan organisasi kerja yang terdiri dari

pelayanan kesehatan dan keluarga (Tomey, 2006). Perawatan pasca stroke di

rumah dapat diinformasikan oleh perawat dari rumah sakit, namun

pelaksanaan nya dapat dibantu oleh keluarga di rumah. Sebagaimana fungsi

keluarga sendiri meliputi fungsi perawatan kesehatan yang tujuannya untuk

menjaga, membantu serta merawat anggota keluarga yang sakit. Peran serta

dukungan keluarga akan mempengaruhi dalam perawatan anggota keluarga

yang sakit ( Friedman, Jones & Bowden, 2003).

Dengan pengalaman klien selama sakit dapat mempengaruhi

pandangan klien terhadap dirinya sendiri dan pandangan terhadap keluarga

klien. Hal tersebut akan mempengaruhi dari konsep diri dan interaksi klien

dengan orang lain. Perawatan di rumah yang dibantu oleh keluarga, maka

anggota keluarga yang sakit akan merasa lebih tenang dan nyaman karena

dikelilingi oleh orang yang disayanginya. Peran dari pelayanan kesehatan,

dalam memberikan informasi, klien itu sendiri, peran keluarga dan

lingkungan rumah yang dianggap sebagai lingkungan yang nyaman bagi klien,

turut serta dalam peningkatan kesehatan bagi keluarga serta pemulihan dari

anggota keluarga yang sakit tersebut dan mencapai kesehatan / kesembuhan

yang optimal dan dapat menjalani aktivitas sehari-hari seperti sedia kala.

Page 49: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

31

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Sumber : (Theory of Trajectory for Chronic Illness by Strauss & Corbin (1988)

dalam Tomey,2006 dan Social Support System Theory dalam Friedman,2003)

Mempengaruhi

Mempengaruhi

Physical Component of Disease Total Organization of Work

Pengalaman klien

selama sakit stroke

Who Suffer the

Illness (Patient)

Fungsi perawatan keluarga

Peran sebagai caregiver

Managemen

penyebab penyakit

stroke.

Managemen

pengaruh hidup

dengan sakit stroke

Managemen

gangguan koping

pada klien yang

menderita stroke

Pengalaman merawat anggota

keluarga dengan stroke (Klien) :

Anggota keluarga yang merawat

Peran keluarga terhadap perawatan

Hambatan yang terjadi selama

perawatan dan cara keluarga

mengatasi hambatan tersebut

Perasaan keluarga selama

melakukan perawatan di rumah

Harapan keluarga terhadap pasien

Healthcare

Proffesional

(Nursing)

Family

Pandangan

terhadap

kelemahan

pada diri

sendiri

Hubungan

emosional

dengan

keluarga

setelah

menderita

stroke.

Konsep diri klien dan Interaksi

klien dengan orang lain setelah

mengalami stroke

Perubahan status kesehatan Klien

dan keluarga

Perawatan di Rumah

pada klien pasca

stroke

Faktor Eksternal

Family Support

Kemampuan Finansial

Kualitas Health Care Provider

Theory of Trajectory for Chronic

Illness by Strauss & Corbin (1988)

Page 50: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

34

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI ISTILAH

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian, maka kerangka konsep dalam

penelitian ini adalah ingin mengekplorasi dan mengidentifikasi lebih

mendalam tentang pengalaman keluarga dalam merawat pasien pasca stroke

di rumah, beserta caregiver yang berperan, hambatan keluarga, cara keluarga

dalam mengatasi hambatan, pengetahuan yang dimiliki oleh keluarga tersebut

terhadap perawatan di rumah, dan perasaan serta pengalaman positif dan

negatif selama merawat klien. Dibawah ini dijelaskan mengenai kerangka

konsep yang akan dilakukan oleh peneliti.

Bagan 3.1 Kerangka Konseptual

Sumber (Caplan, 1976, dalam Friedman, Bowden & Jones, 2003)

Pengalaman keluarga dalam

merawat anggota keluarga pasca

stroke

Caregiver yang bertindak dalam

merawat pasien pasca stroke.

Pengetahuan keluarga terhadap

perawatan pasca stroke

Peran keluarga terhadap perawatan

pasca stroke

Hambatan serta perubahan yang

terjadi dan cara keluarga mengatasi

hambatan yang ada

Perasaan keluarga selama melakukan

perawatan (Pengalaman positif

Pengalaman negatif yang dialami)

Page 51: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

35

B. Definisi Istilah

1. Pengalaman

Perubahan aktif yang dialami seseorang pada situasi nyata dari hasil

observasi terhadap kejadian atau mengalami langsung (Tomey, 2006).

2. Perawatan di Rumah

Suatu aktivitas yang dilakukan oleh keluarga atau pengasuh di rumah untuk

mengembalikan fungsi normal, memberikan kenyamanan dan ketenangan

bagi klien yang menderita sakit sehingga dapat terpenuhi kebutuhannya

serta menjalani aktivitas kembali seperti sedia kala (Mulyatsih, 2008).

3. Pasca Stroke

Kondisi individu setelah terserang stroke (brain attack) sehingga

mengakibatkan kelumpuhan pada individu dan pada umumnya akan

berdampak pada fisik dan psikologis individu (Smeltzer & Bare, 2002).

4. Caregiver Keluarga

Caregiver keluarga didefinisikan sebagai individu yang memberikan

asuhan keperawatan berkelanjutan secara sungguh-sungguh setiap hari bagi

anggota keluarganya yang menderita penyakit kronis (Pfeiffer EA dalam

Tantono, 2006)

5. Pengalaman Keluarga

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami oleh individu baik

dari dalam dirinya ataupun dari lingkungannya. Pada dasarnya pengalaman

mungkin saja menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi individu yang

melekat menjadi pengetahuan pada individu secara subjektif.

Page 52: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

34

BAB IV

METODE PENELITIAN

Di dalam bab ini akan dijelaskan mengenai desain penelitian, lokasi

penelitian dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel,

instrumen penelitian, tahapan pengambilan data, tahapan pengolahan dan analisis

data dan etika penelitian yang digunakan. Metode penelitian ini sesuai dengan

tujuan penelitian dan untuk menjawab topik yang akan diteliti.

A. Desain penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dimana penelitian ini

merupakan metode penyelidikan untuk mencari jawaban atas suatu

pertanyaan, dilakukan secara sistematik menggunakan prosedur untuk

menjawab pertanyaan, menghasilkan suatu temuan yang dapat dipakai

melebihi batasan-batasan penelitian yang terdapat pada penelitian kuantitatif

(Saryono & Mekar, 2010). Desain yang digunakan adalah deskriptif dimana

penelitian deskriptif ini dapat dikatakan observasi klinis dan dapat mengarah

ke studi eksplorasi (Polit & Beck, 2004).

Pada penelitian ini pendekatan desain deskriptif yang digunakan adalah

pendekatan Deskriptif Fenomenologi. Deskriptif Fenomenologi merupakan

pendekatan yang menjelaskan fakta-fakta atau fenomena tersebut dan

berusaha memahami tingkah laku manusia berdasarkan perspektif informan.

Penelitian ini berfokus kepada penyelidikan fenomena, kemudian

pengalaman yang seperti apakah yang terlihat pada fenomena (Polit & Beck

2004). Peneliti menggunakan penelitian kualitatif fenomenologi ini untuk

Page 53: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

35

menggambarkan riwayat hidup seseorang dengan cara menguraikan arti dan

makna hidup serta informan akan menceritakan pengalaman mengenai suatu

peristiwa yang dialaminya. Spigelberg (1975 dalam Streubert & Carpenter,

2003) mengemukakan ada tiga tahapan dalam studi fenomenologi deskriptif,

yaitu:

1. Tahap intuiting, peneliti mengumpulkan data dengan cara

mengeksplorasi pengalaman informan tentang fenomena yang diteliti

(Struebert & Carpenter, 2003). Peneliti menggali data lebih dalam

dengan menerapkan batas-batas penelitian, mengumpulkan informasi

melalui pengamatan, wawancara, dokumen, bahan-bahan visual serta

menerapkan aturan untuk mencatat informasi.

2. Tahap kedua yaitu analyzing, dimana peneliti akan mengidentifikasi

pengalaman yang akan diteliti. peneliti menyatukan diri dengan hasil

pendataan dengan cara mendengarkan deskripsi individu tentang

pengalamannya kemudian mempelajari data yang telah ditranskripkan

dan ditelaah berulang-ulang. Peneliti mengidentifikasi esensi dari

fenomena yang diteliti berdasarkan data yang didapat. Peneliti kemudian

mengeksplorasi hubungan dan keterkaitan antara elemen-elemen tertentu

dengan fenomena tersebut. Peneliti mengidentifikasi tema-tema arti dan

makna tentang pengalaman keluarga berdasarkan data yang diperoleh

dari transkrip wawancara dengan informan guna menjamin keakuratan

dan kemurnian hasil penelitian.

3. Tahap ketiga yaitu describing, merupakan tahap ketiga, dimana peneliti

menuliskan laporan data yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk

Page 54: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

36

mengkomunikasikan hasil penelitian fenomenologi deskriptif kepada

pembaca. Peneliti mengkomunikasikan dan memberikan gambaran

tertulis dari elemen kritikal yang didasarkan pada pengklarifikasian dan

pengelompokan fenomena (Streubert & Carpenter, 2003).

B. Lokasi penelitian dan Waktu penelitian

Lokasi penelitian yang dilakukan peneliti adalah di wilayah kerja

Puskesmas Benda Baru kota Tangerang Selatan. Tempat tersebut dipilih

dikarenakan belum pernah ada dilakukan penelitian tentang hal tersebut di

daerah ini dan daerah Tangerang Selatan ini merupakan daerah perluasan

baru yang merupakan sub-urban sehingga dapat dilihat pelaksanaan

perawatan rumah di daerah yang peralihan antara desa dan kota tersebut

dimana informasi mengenai perawatan di daerah perkotaan lebih lengkap dan

memadai terhadap pasien pasca stroke dibandingkan dengan informasi yang

didapatkan di daerah pedesaan.

Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap, yaitu tahap persiapan,

penelitian dan penyusunan laporan lengkap. Untuk tahap persiapan dimulai

pada bulan Februari 2013 sampai Mei 2013. Pada tahap persiapan ini peneliti

melakukan penyusunan proposal penelitian serta studi pendahuluan dan studi

kepustakaan. Tahap pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Mei – Juni

2013. Selanjutnya setelah proses pengumpulan data penelitian selesai maka

dilanjutkan dengan tahap analisis data serta penyusunan laporan lengkap yang

dilakukan bulan Juli 2013.

C. Instrumen penelitian

Menurut Moleong (2010) pada penelitian kualitatif instrumen utama

Page 55: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

37

dalam pengumpulan data yaitu peneliti itu sendiri. Sedangkan instrumen

pelengkap yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Panduan wawancara mendalam (indepth interview) dengan bantuan alat

tulis dan tape recorder, di mana instrumen ini digunakan untuk menggali

informasi yang dibutuhkan dalam mengetahui pengalaman keluarga

dalam merawat pasien pasca stroke di rumah.

2. Selain menggunakan panduan wawancara mendalam, peneliti juga

menggunakan catatan lapangan sebagai alat bantu dalam studi

dokumentasi dan format observasi untuk pengumpulan data sekunder,

dimana catatan lapangan ini menunjukkan ekspresi nonverbal dari

informan.

3. Peneliti juga menggunakan Barthel Index sebagai alat bantu dalam

mengetahui disabilitas dari pasien pasca stroke (Moleong, 2010).

D. Informan Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi yang ciri-cirinya diselidiki atau

diukur (Sabri & Hastono, 2006). Sampel dalam penelitian ini disebut

Informan adalah keluarga dengan anggota keluarga mengalami pasca stroke

dan sudah menjalani perawatan di rumah (rehabilitasi) di wilayah kerja

Puskesmas Benda Baru kelurahan Benda Baru.

1. Informan Utama

Keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan pasien pasca

stroke. Setelah melakukan studi pendahuluan ke Puskesmas Benda Baru

didapatkan pasien dengan pasca stroke berjumlah tujuh pasien pasca

Page 56: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

38

stroke dan caregiver dari masing-masing keluarga akan dijadikan

informan. Sedangkan untuk uji coba wawancara dilakukan pada dua

caregiver keluarga dengan memiliki anggota keluarga pasca stroke di

wilayah kerja Puskesmas Pamulang.

Informan yang peneliti ambil sesuai dengan kriteria inklusi yang telah

ditetapkan yaitu :

1. Bersedia menjadi informan

2. Memiliki anggota keluarga dengan penyakit stroke dan dalam tahap

pemulihan (rehabilitasi) /pasca stroke.

3. Informan merupakan caregiver / yang merawat pasien pasca stroke di

rumah.

E. Teknik pengambilan informan

Metode pengambilan informan yang digunakan oleh peneliti untuk

penelitian ini adalah non-probability sampling dimana tiap anggota populasi

tidak mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan informan. Teknik

yang digunakan peneliti adalah non-probability sampling teknik purposive

sampling yang digunakan jika penetapan sampel didasarkan atas kriteria-

kriteria tertentu. Alasan peneliti menggunakan teknik purposive sampling ini

adalah agar informasi yang didapatkan diperoleh secara maksimal.

Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang telah

ditentukan sebelumnya oleh peneliti sesuai dengan kriteria yang diinginkan

oleh peneliti. Dimana keluarga yang merawat pasien dengan pasca stroke di

wilayah tersebut dan memenuhi kriteria yang ditetapkan dapat dijadikan

Page 57: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

39

sampel penelitian. Pengambilan sampel dilakukan sesuai dengan kriteria

inklusi yang telah ditetapkan (Djam’an dan Aan, 2010).

F. Tahapan pengambilan data

Dalam proses pengumpulan data , ada beberapa metode yang dapat

dilakukan oleh peneliti dan disesuaikan dengan kaidah penelitian kualitatif

yaitu dengan cara mengumpulkan data primer dan sekunder.

1. Data Primer

Dalam memperoleh data primer, peneliti melakukan wawancara

mendalam kepada informan. Wawancara tersebut dilakukan dengan

cara menanyakan sesuatu kepada informan dan bercakap-cakap secara

langsung (face to face). Berikut adalah tahapan pengambilan data

yang akan dilakukan peneliti:

a. Peneliti melakukan wawancara mendalam dengan informan

minimal selama 30 menit dan maksimal 60 menit untuk

mengetahui pengalaman yang dialami informan secara spesifik dan

informan akan menceritakan semua pengalamannya dengan jelas

dan lengkap.

b. Wawancara yang dilakukan akan direkam dengan tape recorder

agar semua pembicaraan akan terekam dan tidak ada yang terlewat.

c. Peneliti akan melakukan wawancara dengan bantuan seorang

teman yang bertugas untuk membuat hasil wawancara secara

tertulis dan sudah diberikan izin oleh informan untuk pengambilan

data dengan menyertai orang lain selain peneliti.

Page 58: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

40

2. Data Sekunder

Peneliti membuat catatan lapangan / field note untuk

mencatat ekspresi, mimik, maupun respon informan dengan hal

tersebut peneliti akan mengetahui bagaimana perasaan informan

ketika wawancara.

G. Teknik analisis data

Data yang diperoleh pada penelitian kualitatif diolah secara

kualitatif naratif. Menurut Burns & Grove (2004) tahapan analisa data yang

dilakukan meliputi :

Hasil wawancara dibuat ke dalam

transkrip wawancara

Membaca kembali transkrip wawancara

hingga memahami isi wawancara

Reduksi data / proses memilih data

kasar atau data fokus

Analisis Data

Coding : mencari data spesifik dan

diberikan nama kategori

Reflective remarks

Marginal remarks

Memoing

Mengembangkan hipotesa tentang

hubungan yang dapat diformulasikan

dalam proporsi sementara

Display Data

Cognitive Mapping

Drawing and Verifying Conclusions

Counting: Memaparkan data yang

seringkali diucapkan dan merupakan

pokok dari data

Deskripsi lengkap laporan hasil data

Deskripsi yang detail dari informan,

setting, dan pengamatan dan pengalaman

lingkungan dimana data dikumpulkan.

Bagan 4.1

Teknik Analisis Data

Page 59: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

41

H. Validasi Data

Penemuan penelitian harus ditunjukkan dengan adanya nilai

kepercayaan yang kuat dan setiap penelitian harus mempunyai dokumen yang

sudah dibuktikan kebenarannya. Pada penelitian kualitatif pengukuran nilai

kepercayaan disebut “trustworthiness” (Graneheim,2004.). Untuk

meningkatkan kekuatan kepercayaan / trustworthiness tersebut ada beberapa

cara yaitu seperti credibility, confirmability, transferability dan auditability

(Guba dan Lincoln, 1981 dalam Graneheim, 2004; Wood, 2006; Polit dan

Hungler, 2004). Peneliti akan melakukan pengukuran nilai kepercayaan/

truthworthiness dengan cara credibility seperti yang dijelaskan berikut ini:

a. Credibility

Credibility dihubungkan dengan fokus penelitian dan mengenai

kepercayaan tentang bagaimana proses dari analisis data tersebut dapat

berfokus pada data yang diharapkan (Polit dan Hungler, 2004). Dalam

menentukan kredibilitas ini ada beberapa cara yang dilakukan namun yang

peneliti lakukan untuk uji kredibilitas adalah Member Check, yaitu Proses

pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan

member cek untuk mengetahui sejauh mana data yang diperoleh sesuai apa

yang diberikan pemberi data.

Dalam uji kredibilitas member cek ini harus diperhatikan hal

seperti pengalaman yang disampaikan oleh informan benar-benar diakui

sebagai miliknya, uji yang akan dilakukan yaitu dengan cara

mengembalikan hasil dari analisis data kepada informan untuk konfirmasi

penemuan yang ada, kemudian waktu yang digunakan peneliti untuk

Page 60: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

42

melakukan wawancara mendalam pada penelitian harus benar-benar

adekuat sehingga peneliti dapat memahami fenomena yang terjadi di

kehidupan informan dan informan dapat terbuka dan menyampaikan

informasi yang disampaikan lengkap dan tidak disembunyikan atau dibuat-

buat. (Wood dan Haber,2006).

Dalam melakukan uji validitas ini, peneliti melakukan kunjungan

ulang kepada informan dengan tujuan untuk melakukan cek apa data yang

diolah dan dipaparkan oleh peneliti sesuai dengan yang disampaikan, dan

setelah dilakukan hal tersebut kepada informan, informan memberikan

konfirmasibahwa data yang telah tersedia sesuai dengan yang dikatakan

oleh informan dan dialami oleh informan, sehingga data yang ada

merupakan data yang nyata dan tidak dibuat-buat.

I. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, terdapat etika penelitian yang peneliti

gunakan sebagai berikut :

1. Lembar persetujuan menjadi Informan ( Informed Consent)

Lembar persetujuan yang diberikan kepada informan yang akan

diteliti untuk menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan

dilakukan. Jika informan bersedia untuk dilakukan wawancara dan

menggunakan alat perekam, maka harus mentandatangani lembar

persetujuan. Jika Informan menolak untuk diteliti maka peneliti tidak

akan memaksa dan menghargai haknya.

2. Anonimity ( Tanpa Nama)

Page 61: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

43

Untuk menjaga kerahasiaan informan, maka peneliti tidak akan

mencantumkan identittas lengkap maupun nama asli informan pada

lembar pedoman wawancara melainkan menggunakan inisial dan apabila

hendak mengambil dokumentasi foto, harus seizin informan.

3. Veracity

Proyek penelitian yang dilakuakan hendaknya dijelaskan secara

jujur tentang manfaat, efeknya, dan apa yang akan didapat informan yang

terlibat di dalamnya karena informan berhak mengetahui maksud dari

penelitian.

4. Beneficence

Penelitian yang dilakukan dimana melibatkan pasien sebagai

informan diharapkan juga mengandung prinsip untuk kebaikan informan,

guna mendapatkan suatu metode atau konsep yang baru untuk kebaikan

informan dan pasien lainnya .

5. Confidentiality

Peneliti wajib merahasiakan data-data yang sudah dikumpulkan.

Sangat dianjurkan untuk tidak menyebutkan identitas informan dan

mengekspos jawaban dari informan. Hal ini dimaksudkan agar informan

tidak dirugikan karena dirinya merasa terekspos untuk khalayak ramai.

Apabila diperlukan untuk mengekspos identitas pasien maka peneliti

harus mendapatkan persetujuan dari informan dan peneliti harus

menghargai hak-hak dari informan. Informasi hanya digunakan untuk

kepentingan penelitian dan file disimpan dengan password yang hanya

diketahui oleh peneliti (Hidayat, 2008).

Page 62: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

44

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Kelurahan Benda Baru merupakan satu dari delapan kelurahan yang

berada di kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan yang mempunyai

luas wilayah 2.88 km2

. Batas wilayah kelurahan Benda Baru adalah Sebelah

Utara berbatasan dengan Kelurahan Serua (Kec. Ciputat), sebelah selatan

berbatasan dengan Kelurahan Pondok Benda, sebelah barat berbatasan

dengan Kelurahan Pondok Benda, sebelah timur berbatasan dengan

Kelurahan Pamulang Barat. Puskesmas Benda Baru mempunyai daerah

cakupan kerja meliputi Kelurahan Benda Baru, Kelurahan Kedaung dan

Kelurahan Serua. Pada tahun 2012 di Kota Tangerang Selatan terdapat

penderita pasca stroke yang terdapat di Puskesmas Benda Baru sebanyak 7

jiwa, jumlah ini tak terlalu banyak karena penderita lebih cenderung untuk

berobat di rumah sakit sehingga tidak terdata di Puskesmas Benda Baru (Data

Puskesmas Benda Baru tahun 2012).

B. Analisa Tematik Hasil Penelitian

Gambaran hasil penelitian Pengalaman Caregiver Dalam Merawat

Pasien Pasca Stroke Di Rumah Pada Wilayah Kerja Puskesmas Benda Baru

Kota Tangerang Selatan secara rinci menjelaskan uraian sembilan tema yang

teridentifikasi dari hasil wawancara, tema-tema tersebut meliputi: (1)

caregiver yang berperan dalam merawat pasien di rumah, (2) perawatan yang

sudah dilakukan oleh caregiver untuk pasien di rumah, (3) Kebutuhan

informasi perawatan (4) Hambatan dalam perawatan (5) Sumber dana

Page 63: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

45

pengobatan (6) Pengalaman menarik yang dialami caregiver (7) Perubahan

yang terjadi pada caregiver (8) Kekohesifan hubungan keluarga dan (9)

Harapan caregiver untuk pasien.

1. Karakteristik Informan

Gambaran karakteristik informan meliputi umur, jenis kelamin,

menjadi caregiver di rumah pada pasien pasca stroke, dapat berkomunikasi

dengan baik. Informan dalam penelitian ini adalah caregiver utama yang

merawat pasien pasca stroke di rumah yang terdiri dari tujuh informan

yang juga merupakan anggota keluarga dari pasien pasca stroke itu sendiri

dengan persentase 85,72% dengan jenis kelamin perempuan dan 14,28%

dengan jenis kelamiin laki-laki. Rentang usia informan penelilian yaitu 50-

65 tahun.

Tabel 5.1 Karateristik Informan Utama

No Nama

Inisial

Usia Hubungan Tingkat

Ketegantungan pasien

Kode

1 Ny. As 61 th Istri 90/100 P1

2 Ny. Am 65 th Istri 65/100 P2

3 Ny. Mh 52 th Istri 25/100 P3

4 Ny. Rs 60 th Istri 90/100 P4

5 Ny. Zt 60 th Istri 75/100 P5

6 Tn. Dr 57 th Suami 90/100 P6

7 Ny. Eu 50 th Istri 90/100 P7

*Tingkat ketergantungan diukur mengunakan Barthel Index

Page 64: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

46

2. Pengalaman Caregiver Dalam Merawat Pasien Pasca Stroke di Rumah

Berdasarkan 7 tema yang ditemukan pada saat wawancara, berikut

adalah uraian dari masing-masing tema yang ditemukan, meliputi:

a. Caregiver adalah anggota keluarga

Dari hasil wawancara pada informan diketahui bahwa yang

bertindak sebagai caregiver dalam merawat pasien pasca stroke ketika

di rumah adalah anggota keluarga dari pasien itu sendiri dan mereka

adalah pasangan (istri/suami) dari para pasien pasca stroke tersebut

namun ada beberapa juga yang menggunakan bantuan anak pasien

dalam merawat klien maupun orang lain seperti tenaga ahli yaitu

perawat pada pelayanan homecare stroke walaupun bantuan dari

yayasan tersebut hanya sementara dan anggota keluarga pula yang

menjadi caregiver pada pasien . Berikut pernyataan informan, yaitu:

“Yang rawat ibu, haha yah kadang sama-sama yah siape aje

dah yang lagi ada di rumah” (P1)

“Saya semua yang rawat, terus terang aja anak mah ga bantu

yah anak perempuan pada jauh semua, kalo mantu juga ga enak

nyuruhnya” (P2)

“Sekarang yang merawat saya terus, dulu ada yang bantuin

dari yayasan ,orang yayasan itu ada cuma setahun” (P3)

“Ya saya yang ngerawat, semuanya saya emang” (P4)

“Ya saya yang merawat, tapi kalau mandiin yah anak saya yang

perempuan”(P5)

“Saya yang ngerawat semua, ya gitu aja rawat-rawatnya” (P6)

Page 65: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

47

“Ibu sendiri yah namanya anak-anak kan pada sekolah kalo

yang gede kerja”(P7)

b. Perawatan di rumah yang diberikan oleh caregiver.

Perawatan pasca stroke di rumah meliputi memenuhi

pemenuhan kebutuhan sehari-hari , proses penyembuhan pada pasien

dan juga membantu pasien dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Informan menceritakan bahwa banyak yang dilakukan untuk membantu

perawatan di rumah pada pasien pasca stroke, diantaranya membantu

dalam kebutuhan sehari-hari seperti membantu makan, minum, buang

air besar, buang air kecil, dll), mengaktifkan sisi lemah tubuh pasien,

pemenuhan kebutuhan spiritual pasien, membantu sosialisasi pasien

dengan lingkungan sampai mengantar pengobatan rawat jalan maupun

pengobatan alternatif. Hal tersebut mencakup beberapa uraian sub tema

yang berupa:

1) Pemenuhan kebutuhan sehari hari.

Kebutuhan sehari hari pasien pasca stroke akan terganggu

karena keterbatasan yang dimiliki oleh pasien itu sendiri, informan

mengatakan bahwa sebagian besar informan sebagai caregiver

membantu dalam pemenuhan kebutuhan pasien, mulai dari makan,

eliminasi, personal hygiene dan grooming pada pasien berikut

pernyataan 5 informan:

“Bantu makannya, minumnya mandinya, buang air besarnya,

buang air kecilnya, jalan-jalannya” (P2)

Page 66: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

48

“Pagi mandiin, buatin sarapan, buang air besar buang air

kecil, waktu ada pembantu dulu pembantu yang mandiin tapi

makan tetap saya yang kasih, siapin air untuk mandi dan sikat

gigi, nyiapin pakaian dia, buka pampers nya” (P3)

“...mau buang air besar, dicebokin dimandiin dielapin,biasa

gitu pake baju,kan belon bisa makan sendiri yah disuapin” (P1)

“Masalah makan, ke kamar mandi, yah namanya ngerawat” (P6)

“Ya biasa aja pakein baju gitu kan, sampe sekarang kalo pake

baju juga kadang kadang kalo ga bisa ya ga bisa tapi kadang

kadang bisa...,.... kalo makan namanya kita sebagai istri biasalah

kita suapin”(P7)

Sedangkan ada dua informan yang tidak membantu dalam hal

pemenuhan makan, eliminasi dan personal hygiene dikarenakan

pasien mengalami kelemahan di sisi bagian kiri sehingga masih

bisa melakukan aktivitas dengan biasa, hanya dibantu sedikit oleh

informan, berikut pernyataan dua informan:

“Kalo makan udah bisa sendiri, ke kamar mandi juga, paling

Cuma saya kasihin air tapi dia yang cebok sendiri, kalo ambil air

sembahyang itu saya yang ambilin” (P4)

“Udah bisa jalan, bisa makan sendiri tapi kalo mandiin sama

bantu kencing sih sama anak saya yang perempuan cuma elap

sama pegangin aja” (P5)

2) Membantu latihan aktifitas untuk mengaktifkan sisi ektremitas

yang lemah.

Page 67: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

49

Beberapa informan melakukan beberapa terapi untuk pasien

agar sisi yang lemah tidak kaku dan dapat kembali dengan normal.

Terapi yang dilakukan oleh informan berupa miring kanan miring

kiri, jalan pagi sambil memegang batu dan tangan dikepalkan,

mengajarkan pasien menggunakan tongkat dari mulai kaki

limasampai satu kaki. Berikut adalah pernyataan lima informan

yang melakukan terapi untuk mengatasi sisi pasien yang lemah:

“Saya coba di rumah setiap jam 4 saya miring kanan- miring

kiri bantu tangannya di gerak-gerakkan biar tak kaku” (P3)

“Saya komando dia jalan di depan saya jalan dibelakang.

Latihan pake batu, di depan halaman ada batu, dipegang sambil

diangkat, kalo jalan pagi sambil pegang batu dan digerakkin

tangannya” (P4)

“Udah bisa jalan tapi belum lancar masih kita tuntun tapi

lama lama bisa,makanya setiap pagi muter RT latihan jalan”

(P5)

“Kan ga bisa jalan ibu tuntun biar bisa jalan, ajarin pake

tongkat dari yang kaki lima, kaki dua sampe yang satu, itu latih

latih aja sama saya tangannya ditekuk, terus pegang pegang bola

biar tangannya lentur” (P6)

“Jalan pagi biasanya dianter sama ibu kadang sendiri aja biar

dari ujung keujung, suka latih sendiri gerak gerakin disini suka

olahraga tekukin tangan”(P7)

Page 68: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

50

Terdapat satu informan yang membuat modifikasi untuk

terapi pada pasien pasca stroke di rumah yaitu modifikasi roll

barbel, alat tersebut menggunakan tali dengan roll dan diberi beban

sesuai dengan kebutuhan pasien.. Informan membuat modifikasi

alat tersebut, hal ini dilakukan informan karena latihan ini bagus

untuk melatih kekuatan otot pasien dan melatih tangan agar tidak

kaku namun untuk membeli alat seperti itu membutuhkan biaya

yang cukup mahal, maka dari itu informan membuat modifikasi

roll barbel dengan geretan burung yang diberi beban tempat

minyak yang diisi air untuk melatih kekuatan otot pasien, berikut

pernyataan dari satu informan:

“Di rumah saya buat tempat minyak 5 liter pertama sedikit

cairannya terus pake geretan burung, ditarik gitu, diturunin lagi,

dari air sedikit sampe setengah, ibu tungguin berapa hitungan”

(P4)

3) Pemenuhan kebutuhan spiritual pasien.

Kebutuhan spiritual pada pasien pasca stroke sangatlah

penting, kebutuhan spiritual tersebut diantaranya seperti shalat,

mengaji, dzikir. Dalam melakukan shalat informan menyatakan

tidak ada perubahan dan pasien tetap shalat seperti biasa, namun

terdapat dua informan yang mengatakan melakukan pemenuhan

kebutuhan spiritual dengan pasien dengan mengajarkan mengaji

karena sebelumnya pasien jarang mengaji, berikut pernyataannya:

Page 69: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

51

“Dulu saya suka ngajarin baca juz amma sama iqro, tapi saya

sekarang sibuk jadi sempat terus jadinya sudah tidak ngajarin

lagi” (P3)

“Pertama saya ajarin dulu iqro, juz amma, sampe sekarang dia

sudah hatam qur‟an” (P4)

4) Membantu dalam mengatur program pengobatan atau rawat jalan

( kontrol)

Beberapa informan masih membantu pasien dalam

melakukan kontrol ke dokter saraf maupun fisioterapis di rumah

sakit atau puskesmas namun untuk beberapa pasien yang

mempunyai masalah dalam biaya pengobatan, mereka membawa

pasien untuk ke pengobatan lain, misalnya akupuntur, pijat urut dan

bekam, karena menurut mereka pengobatan tersebut dalam

mempercepat kesembuhan dan biaya tak terlalu besar, berikut

pernyataan dari informan:

”Kalo sekarang-sekarang ini nggak, udah bisa jalan sendiri,

paling sekarang cuma minta anterin mau urut begitu” (P1)

“Berobat jalan di rumah, manggil, nelpon, yang bisa didatengin

dari depok, terakhir tuh di pondok gede terapi tusuk jarum” (P2)

“Sekarang saya fokus ke fisioterapi aja, seminggu tiga kali saya

bawa ke fisioterapi, tapi sekarang saya lagi panggil tukang urut

di rumah karena bapak ada masalah di punggung dan dia susah

duduk.” (P3)

Page 70: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

52

“Kontrol kalo lagi tekanan darah tinggi aja, sama hindarin

bapak supaya nggak kecapean aja biar ga kambuh” (P4)

“Yang penting jangan kecapean, jangan banyak kerjaan,kalo

ada duit sih pengen kontrol ke dokter saraf lagi” (P5)

“Suka berobat suka kontrol dokternya kesini,kan udah gabisa

jalan bapaknya” (P6)

“Waktu itu dia ikut terapi di cijantung sama ade, tapi dia ga ini

mungkin ga cocok atau gimana terus diurut, dia minta diurut aja

yaudah diurut tapi alhamdulillah agak berubah gitu” (P7)

5) Membantu dalam bersosialisasi dengan lingkungan

Bagi pasien sangat penting untuk bersosialisasi agar pasien

tidak merasa jenuh dan rendah diri, semenjak mengalami penyakit

stroke informan menyatakan pasien berdiam diri di rumah karena

belum bisa melakukan aktivitas, namun ada satu informan

menceritakan bahwa dirinya membantu pasien dalam mengerjakan

sesuatu yang pasien inginkan untuk mengangkat harga diri pasien

dan juga agar pasien tidak jenuh dan tetap melakukan hobi seperti

sedia kala, berikut pernyataan dari satu informan tersebut:

“Kita tuh ngangkatnya begini kalo dia kerja atau apa jangan

ngomong „jangan pak‟ kemauan dia sendiri, malah kita yang

minta tolong jadinya dia merasa dianggap dan senang, kalo kita

tolah dia jadi minder dan gak bisa ngerjain apa-apa, kalo dia

mau nyapu ngepel makanya kita biarin aja dan dia sudah bisa

Page 71: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

53

main pingpong sama bapak-bapak di komplek, sudah bisa

bergaul sekarang tapi asal jangan terlalu cape aja” (P4)

Tema tentang perawatan yang diberikan oleh caregiver dapat

dilihat dalam skema berikut ini :

KATEGORI SUBTEMA TEMA

c. Kebutuhan informasi perawatan.

Informasi tentang perawatan sangat dibutuhkan untuk merawat

pasien di rumah, beberapa informan mengatakan bahwa informasi

Perawatan di rumah yang diberikan oleh

caregiver

Pemenuhan kebutuhan sehari-hari

Eliminasi (BAB-BAK)

Kebutuhan makan minum

Bantuan latihan aktifitas

Miring Kanan-Kiri

Menuntun Jalan

Meremas Bola Tangan

Tarik angkat beban

Pemenuhan Spiritual

Mengaji

Shalat Jamaah

Mengatur program Pengobatan

Pijat Urut

Fisioterapi

Akupunktur /Terapi tusuk Jarum

Membantu Sosialisasi dengan

lingkungan

Biarkan beraktivitas

Bergaul dengan teman/tetangga

Bagan 5.1. Skema Tema 2

Page 72: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

54

tentang merawat pasien di rumah diperoleh dari rumah sakit sewaktu

pasien dirawat, ada pula yang dapat informasi dari tetangga, berita

maupun dari rekan-rekan informan dan juga tetangga di sekitar rumah

informan , namun untuk pasien yang tidak dibawa ke rumah sakit

mereka mendapatkan informasi seadanya dari rekan rekan karena tidak

ada informasi apapun dari rumah sakit maupun pelayanan kesehatan,

berikut pernyataan informan tentang hal tersebut:

“Nggak dikasih tau ngerawat kan nggak kerumah sakit, jadi

denger kata tetangga sini aja sama sebisanya saya” (P1)

“Saya ikutin aja apa orang orang pada ngomong, saya juga

bikin jamu sendiri dari kebon”(P2)

“Paling dokter kasih tau kalo makan yang seperti ini, fisioterapi

juga ajarin kalo bangunin harus begini, tangan harus digerakkin

di miring kanan miring kiri”(P3)

“Di satu tempat saya refleksi, diajarin suruh beli bola dan

disuruh latihan pake batu, emang yang saya lihat dan diajarin di

rumah sakit itu ibu tuh praktekkan di rumah, waktu pergi ke

rehab medik juga diajarin” (P4)

“Kalo saya dulu kan juga pernah ngalamin gini sama istri yang

dulu (almarhumah) jadinya saya ngerawat kayak waktu itu”(P5)

“Tadinya kan terapi nya di rumah sakit, tapi pas di rumah

suruh diterusin sama saya yang terusin kayak begitu”(P6)

Page 73: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

55

“Nggak, nggak pernah belajar ya cuma kita sehari hari buat

dirumah aja kita tau sendiri gitu jadi skrg giniin sendiri aja jaga

pantangan makanan garem aja” (P7)

Tema tentang kebutuhan informasi perawatan dapat dilihat

dalam skema berikut ini :

KATEGORI SUBTEMA TEMA

d. Hambatan dalam perawatan.

Dalam merawat pasien dengan pasca stroke di rumah sering

terdapat beberapa hambatan dalam melakukan perawatan di rumah.

Informan mengatakan sejauh ini tidak terdapat hambatan dalam

menjalani perawatan dan menjadi perawat bagi keluarga nya sendiri,

berikut adalah pernyataan dari informan:

“Nggak ada sih, alhamdulillah gitu lancar aja” (P1)

“Nggak ada kesulitan nyantai-nyantai aja” (P2)

“Nggak ada sih” (P3)

“Kalo hambatan ga ada, saya nikmatin aja” (P4)

Kebutuhan Informasi perawatan

Informasi dari Rekan-rekan

Membuat Ramuan

Melatih Jalan

Mengurangi makanan pantangan

Informasi dari rumah sakit/ fisioterapi

Latihan Miring Kanan-Kiri

Latihan Remas Bola

Latihan tarik beban

Bagan 5.2. Skema Tema 3

Page 74: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

56

“Kalo hambatan sih nggak ada yah, masalah kerepotan yah itu

kan masalah kewajiban suami, dulu saya juga ngurus kayak begini

juga, yak udah takdir saya bilang namanya udah kewajiban

merawat” (P5)

“Nggak sih, nggak ada kesulitan, ibu sih ngerawat ngerawat aja”

(P6)

“Kesulitan nggak ada sih istilahnya alhamdulillah sih masih bisa

jadi nggak ini lah” (P7)

Namun ada beberapa informan yang mengalami kesulitan

dalam merawat yang diakibatkan dengan perubahan emosional dari

pasien itu sendiri jadi menghambat informan untuk merawat, perubahan

pada pasien seperti kebiasaan buruk tetap mengkonsumsi makanan

yang dilarang seperti makanan yang ada santannya, masih

mengkonsumsi, pasien juga terkadang menjerit apabila keinginannya

tidak dipenuhi, ada juga pasien yang tidak mau meminum obat yang

dianjurkan serta kesibukan informan dalam kerja dan masuk pagi,

kurang pengetahuan dari informan yang mengakibatkan kesulitan dalam

perawatan di rumah, berikut pernyataannya:

“Makannya juga maunya santen, rokok ga berhenti itu kali yah

yang buat sekarang makin gabisa jalan, kan dia udah tiga kali

kambuh ini mungkin karena ga dijaga yah, jadi gini harusnya

mah dia yang nurut sama yg ngurusin tapi ini saya harus yang

nurut sama dia, harusnya makan rebus rebusan tapi dia gamau,

abis mau diapain daripada jerit-jerit,” (P6)

Page 75: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

57

“Karena saya kan kerja masuk pagi, dan setiap saya mau pergi

ngajar pasti selalu minta macem-macem apa gitu makanya saya

suka telat” (P3)

“Cuma sekarang tinggal bingungnya aja, istilahnya kita kan

tadinya mau berobat ke dokter tapi ini kadang-kadang kalo ada

rezeki eh dianya gak mau, maunya beli obat yang ini yah kita

nurutin.” (P7)

Tema tentang hambatan dalam perawatan dapat dilihat dalam

skema berikut ini :

KATEGORI SUBTEMA TEMA

e. Sumber dana pengobatan.

Dalam hal ini informan banyak menceritakan bahwa sebagian

besar mereka mendapatkan uang pensiun untuk melakukan perawatan

bagi pasien, ada informan yang mendapatkan sumber finansial dari

usaha sendiri dan beberapa informan mendapatkan bantuan dari sanak

keluarga maupun tetangga sekitar untuk berobat. Bantuan dari

Hambatan dalam perawatan

Hambatan dari pasien

Makanan yang tidak boleh di konsumsi

Kebiasaan Buruk

Penolakan Pengobatan

Hambatan Caregiver Kerja pada pagi hari

Kurang Pengetahuan

Bagan 5.3. Skema Tema 4

Page 76: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

58

pemerintah berupa jamkesda pun didapat oleh sebagian pasien, namun

karena tak lancar nya bantuan jamkesda tersebut sehingga pasien

beralih berobat pada pengobatan gratis, berikut pernyataan dari

informan:

“Dapet uang darimana aja, ada aja yang ngasih gitu,dari anak-

anak aja buat kehidupan sehari hari, terus kalo punya duit yah buat

berobat kalo nggak yah stop” (P1)

“Kalo biaya mah ga ada kesulitan, kalo keuangan mah ada aja

kalo mau pergi berobat biayanya dateng dari mana aja,

penghasilannya satu satunya kontrakan buat nambah nambah

kebutuhan sehari-hari sama pengobatan” (P2)

“Dapet uang pensiun nya aja, kalo pengobatan ada asuransi

dari kantor” (P3)

“Waktu itu kan bapak masih kerja, jadi masih ada asuransi dari

kantor buat berobat” (P4)

“Kalo ekonomi sih alhamdulillah yah nggak ada kesulitan,

jemaah majelis ta‟lim, tetangga pada baik kalo dalam hal ekonomi

banyak yang pada bantuin” (P5)

“Sekarang pake biaya sendiri, dulu pake asuransi, dari anak-

anak aja tapi berobatnya yang murah murah aja soalnya duitnya ga

ada” (P6)

“Sekarang aja kalo mau bikin jamkesda aja gaboleh katanya

kalo nggak langsung dirawat, jadi kalo kita berobat jalan itu nggak

mungkin dananya yah kan berobatnya harus rutin, biayanya takut

Page 77: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

59

gede namanya klo kita punya rezeki yah duitnya buat sekolah jadi

paling dana dari anak anak aja, kalo cukup yah buat berobat” (P7)

Tema tentang sumber dana pengobatan dapat dilihat dalam

skema berikut ini :

KATEGORI SUBTEMA TEMA

f. Pengalaman menarik yang dialami oleh caregiver

Ketika dilakukan wawancara, informan menceritakan tentang

pengalaman baru dan menarik yang dialami oleh informan sebagai

caregiver yang terlihat pada sub tema berikut ini:

1) Pengalaman positif yang dialami caregiver

Dalam merawat pasien di rumah banyak hal positif yang

dialami oleh caregiver, beberapa informan menceritakan bahwa

banyak hikmah positif yang terjadi pada dirinya seperti lebih sabar,

lebih dekat dengan pasangan, pasien sakit lebih mendekatkan diri

kepada Sang Pencipta dengan memperbanyak ibadah seperti

mengaji dan shalat dhuha , serta informan yang selalu mengingat

Allah dan mengambil hikmah dari kejadian tersebut, berikut

pernyataan informan:

Sumber dana pengobatan

Bantuan Dana Tunai

Bantuan dari orang lain

Bantuan dari keluarga

Bantuan dari perusahaan

Bantuan Program

Program Jamkesda

Pengobatan gratis

Bagan 5.4. Skema Tema 5

Page 78: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

60

“Nggak ada pengalaman menarik sih tapi keluarga sih biasa

aja pada perhatian” (P1)

“Kemauan dia semuanya saya penuhi lah ga pernah saya tolak,

apapun yang dia mau saya turutin, kesenengan dia saya turutin”

(P2)

“Tapi ada hikmahnya buat saya, dia jadi bisa baca qur‟an ,

jadi kalo menurut orang orang kan sakit tuh musibah ya, tapi dia

jadi sholat dhuha, alhamdulillah nya jadi qur‟an tuh bisa

kepegang gitu yah yang selama ini dia biasa sibuk di kantor,

alhamdulillah deh ya”(P4)

“Hikmah nya jadi saya mikir apa lagi yang mau kasih apa lagi

buat saya, bukan yang jelek-jelek tapi apa hadiah yang mau

dikasih ke saya, sampe dicoba seperti ini, anak saya juga

ngomongin mau ke mekkah terus, mau naik haji apa nanti setelah

kejadian ini itu yang akan dikasih sama Allah, insyaAllah sih ga

lepas dari doa” (P5)

“Gimana yah, ibunya jadi lebih sabar jadi banyakan ngalahnya

jadinya sekarang”(P6)

2) Pengalaman negatif yang dialami caregiver

Dalam merawat pasien di rumah tidak sedikit pula hal

negatif yang dialami oleh caregiver, beberapa informan

menceritakan bahwa banyak terjadi hal negatif yang terjadi selama

merawat pasien seperti sering dimarahi, dipukul oleh pasien, dan

Page 79: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

61

juga informan yang tidak terbiasa membantu eliminasi pasien, dan

penambahan biaya kehidupan, berikut pernyataan informan:

“Kalo ngobrol sama bapak pas dia emosinya tinggi , kalo kita

terusin kita malah ribut berantem kita, ngatasinnya yah diemin

aja, kalo lagi emosi dia suka mukul kita” (P2)

“Sampe tiga kali kontrol sampe naik angkot sama saya cari

taksi, abis naik motor gabisa, gabisa jalan jadinya harus nyewa

taksi, tapi ya itu susahnya mah pas buang-buang kotoran

aja”(P5)

“Sekarang lebih manja, ga mau saya tinggalin terus kalo saya

pergi atau nggak diturutin kemauannya suka ngamuk-ngamuk”

(P6)

“Dulu orangnya paling sabar orangnya, yang namanya marah

marah itu jarang dulu orangnya sabar pas dia sakit kadang-

kadang emosi” (P7)

Tema tentang pengalaman menarik yang dialami caregiver

dapat dilihat dalam skema berikut ini :

KATEGORI SUBTEMA TEMA

Pengalaman Menarik yang dialami

caregiver

Pengalaman Positif

Dapat memenuhi keinginan klien.

Banyak hikmah yang diberikan Allah

Pengalaman Negatif

Perubahan emosi pasien

Perubahan kondisi pasien

Bagan 5.5. Skema Tema 6

Page 80: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

62

g. Perubahan yang terjadi pada caregiver.

Selama merawat pasien pasca stroke di rumah, terdapat

beberapa perubahan yang dialami oleh informan mulai dari perubahan

psikologis, perubahan kesehatan pada tubuh caregiver, perubahan sosial,

maupun perubahan aktivitas caregiver sehari-hari, namun ada pula

informan yang tidak mengalami perubahan apapun, hal ini terlihat

dalam uraian sub tema seperti berikut:

1) Perubahan Psikologis

Perubahan psikologis yang terjadi pada caregiver selama

merawat pasien pasca stroke di rumah meliputi perasaan jenuh,

sedih, dan kesal merupakan respon yang sering terjadi pada

caregiver, seperti halnya akan diuraikan berikut ini:

Perasaan jenuh juga dirasakan oleh caregiver, berikut

pernyataannya:

“Hehe jenuh, tapi kasian juga” (P3)

Sedangkan ada caregiver yang merasakan perasaan sedih

selama merawat pasien di rumah, berikut pernyataannya:

“Yah sedih lah, yah sedih juga yah nangis sendiri kalo dipikirin

yah stress kali ya, tapi suka mikir, ya Allah kenapa jadi begini”

(P1)

“Pikiran sedih batin sih udah biasa mah saya” (P2)

“Hehe sedih...” (P3)

Page 81: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

63

“Kadang berfikir begitu sedih juga” (P5)

Disisi lain perasaan kesal pun timbul pada caregiver yang

bertugas merawat pasien di rumah, dan berbagai faktor seperti

keluarga, perilaku pasien dan hal lain yang mengakibatkan rasa

kesal itu timbul, berikut pernyataannya:

“Oh kesal ada lah pasti, kesal tapi setelah kesal minta maaf

lagi, gimana mengungkapkannya ya? (P3)

“Keselnya sih cuma sama keluarga, saya minta tolong untuk

gantiin tapi ga ada yang dateng akhirnya yaudah kita sendiri

aja yang rawat”(P5)

“Sering kesel ibu sering emosi, banyak deh sering karena

dianya begitu, itu ngata-ngatain saya”(P6)

“Yah mungkin sebagai manusia mungkin ada rasa kesal” (P7)

2) Perubahan Fisik

Dalam hal fisik, ada dua informan yang jarang terkena sakit dan

ketika merawat pasien juga tidak ada perubahan dan tetap sehat,

berikut pernyataannya:

“Ibu alhamdulillah sehat terus selama ngurus bapak gitu ga ada

keluhan apa-apa”(P1)

“Alhamdulillah sih baik-baik aja ga ada keluhan” (P4)

Sedangkan informan berikut ini mengalami kondisi tubuh

mudah lelah dan terdapat kesulitan dalam tidur sehingga terkadang

merasa pusing dan kurang tidur, berikut pernyataannya:

“Sekarang jadi gampang lelah”(P3)

Page 82: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

64

“Kita mah ya rasa rasa capek juga sebenernya yah, tapi ya

gimana, kita ikhlasin aja” (P4)

Keluhan sakit dan susah tidur cukup dirasakan oleh

beberapa caregiver, berikut pernyataannya:

“Saya mah tidurnya kurang, suka gaenak badan pusing,

bdan pada lemes yah ada aja tapi saya ga rasain Cuma mikir

paling masuk angin” (P2)

“Kadang kalo tengah malem suka bangun minta mandi terus

bilang mau kerja” (P6)

“Alhamdulillah sih ga berat lah kalo misalnya sakit kan

kayak masuk angin, batuk, pilek” (P7)

3) Perubahan Sosial

Dalam hal aktivitas ada informan yang tidak mengalami perubahan

seperti pernyataan berikut ini:

“Ga ada perubahan sehari-hari di rumah cuma nyuci nyapu

ngepel biasa ibu rumah tangga, paling keluar cuma ngaji

seminggu sekali sama ke masjid dan kalo hari sabtu di balai”(P1)

“Karena saya awalnya emang ibu rumah tangga jadi ga ada

perubahan sih dalam sehari-hari emang karena emang biasa

ngurusi bapak, dan bapaknya juga mandiri jadi tidak terlalu

repot”(P4)

Page 83: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

65

“Alhamdulillah lah kalo misalnya sakit kan kayak masuk angin,

batuk, pilek, kalo bisa saya kerjain lah kerjain kalo nggak yah

tumpuk tumpukan gitu kerjaan” (P7)

Tetapi ada pula yang mengalami perubahan dalam

melakukan aktifitas sehari hari nya, mengurus anak jadi sedikit

berkurang karena harus mengurus suami, sedangkan ada pula

informan yang tidak bisa melakukan aktivitas di luar rumah lagi

karena harus mengurus pasien dan pasien juga tidak mau apabila

ditinggal oleh informan,berikut adalah pernyataan informan:

“Di rumah mah cuma ngurusin rumah, ngurusin bapak, ngaji

udah gabisa” (P2)

“Pengaruhnya buat anak jadi gabisa ngurusin anak, biasanya

pagi ngurus anak ini harus ngurus suami dulu”(P3)

“Saya gaboleh kemana-mana, jadi gabisa kemana mana ruang

gerak dibatasin, diawasin tiap hari” (P6)

4) Perubahan Spiritual

Perubahan spiritual yang terjadi pada caregiver merupakan

hal yang terjadi pada caregiver apabila terdapat suatu masalah,

biasanya caregiver mengalami perubahan spiritual seperti lebih

mendekatkan diri kepada Allah, pasrah kepada Allah atas semua

yang terjadi, dan berbakti kepada pasangan hidup kendati pasangan

hidup tersebut mengalami keterbatasan atau masalah. Hal tersebut

dapat dilihat dalam uraian berikut ini:

Page 84: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

66

Salah satunya cara untuk caregiver dalam menenangkan

diri mereka adalah dengan mendekatkan diri pada Allah, seperti

penyataan informan berikut ini:

“Ya saya lebih sabar, menambah ukhuwah menambah iman

kita jadi harus terima apa yang dikasih, tapi alhamdulillah lah

masih ada bisa itu aja kita masih bersyukur lah” (P7)

“Paling paling yah berdoa apa yang dilakuin yah cuma

berdoa...” (P1)

Disisi lain perawatan, caregiver juga berserah atau pasrah

kepada Allah untuk semua cobaan yang terjadi pada dirinya, berikut

pernyataannya:

“Terima aja dah namanya nasib, pasrah aja” (P1)

“Tapi saya mah ngurusin dia dengan ikhlas hati saya senang

saya rela pasrah, apa yg saya lakukan tolongin dia saya ikhlas

aja” (P2)

“Yak udah takdir saya bilang...”(P5)

Karena sebagian besar caregiver adalah pasangan hidup penderita,

maka dari itu caregiver harus berbakti pada pasangan untuk

menunjukkan bahwa pasangan berkewajiban untuk merawat

pasangan hidupnya, berikut pernyataannya:

“Ya saya sih yah sabar aja kan suami, selagi saya masih sehat

panjang umur yah saya lah yang ngerawat,kalo sekarang mah saya

kebanyakan kasiannya sama dia” (P6)

Page 85: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

67

“Namanya udah kewajiban merawat, putus asa sih nggak tetep

berusaha, saya usaha sendiri sesuai tenaga saya apa adanya”

(P5)

Tema tentang perubahan pada caregiver dapat dilihat dalam

skema berikut ini :

KATEGORI SUBTEMA TEMA

i. Kekohesifan hubungan keluarga / kedekatan antar keluarga

Selama pasien sakit dan selama perawatan pasien di rumah

hubungan keluarga mengalami perubahan, dan sesuai dengan yang

didapat bahwa hubungan keluarga semakin dekat seperti halnya sering

berkumpul dengan pasien, selalu bersama dengan pasien, dan keinginan

pasien selalu dituruti oleh keluarga, berikut pernyataan informan:

Perubahan pada Caregiver

Perubahan Psikologis

Jenuh

Sedih

Kesal

Perubahan Fisik

Capek/Lelah

Keluhan sakit

Perubahan Sosial

Perubahan aktifitas dan perubahan peran

Tidak ikut Kegiatan

Perubahan Spiritual

Mendekatkan diri pada Allah

Pasrah kepada Allah

Berbakti pada pasangan hidup

Bagan 5.6. Skema Tema 7

Page 86: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

68

“Kalo siang malem selalu bareng ga ada bedanya sama sekali, dia

sehat sampe dia sakit ga pernah pisah” (P2)

“Iya semakin sayang, anak juga semakin sayang bahkan pulang

langsung nyamperin ayahnya padahal masih pake helm” (P3)

“Palingan kalo lagi diem saya selalu tanya „ada apa‟ biar masalah

nya tuntas nggak ada yang terpendam” (P4)

“bapaknya jadi ada waktu di rumah kalo pas kerja kan pulangnya

jam 12 malem waktu masih sehat, sekarang jadinya bisa ngumpul”

(P6)

Tema tentang kekohesifan hubungan keluarga dapat dilihat

dalam skema berikut ini :

KATEGORI SUBTEMA TEMA

j. Harapan caregiver untuk pasien.

Beberapa informan mengungkapkan harapan ke depannya

untuk pasien, agar pasien sehat seperti semula, dapat melanjutkan

pengobatan kembali hingga pulih dan kehidupan kembali seperti sedia

kala, berikut pernyataannya:

Kekohesifan hubungan keluarga

Makin harmonis

Pasangan perhatian

Selalu bersama pasien

Keluarga Berkumpul

Anak lebih sering berkumpul

Ada waktu bersama di rumah

Bagan 5.7. Skema Tema 8

Page 87: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

69

“Ada sih ada, harapan ibu mah mudah-mudahan sembuh kayak

dulu lagi kayak semula, dan kalo ada duit mah mau lanjutin berobat

lagi” (P1)

“Pasrahin aja ke Allah aja namanya orang lagi sakit, yah

begimana yah, saya mah kalo dia sehat Alhamdulillah tenang hati

kita kalo Allah emang jalannya kesitu, klo Allah jalannya lain saya

mah terima aja, kalo ditinggal suami pas sekarang juga terima aja

asal jalannya baik, kita percaya sama allah serahkan diri kita, sehat

sakit kita gatau, kalo emang Allah menghendaki bapak ada umur

semoga sehat.” (P2)

“Saya fikir yah biar dia sehat aja, dia sehat aja saya udah seneng

banget, kita kan mengharapkan tetep sehat,, sebenernya sih kalo ada

rezeki masih pengen ke dokter saraf lagi” (P5)

“Kepinginnya sih bapak sehat, pinginnya, mungkin kalo

berobatnya ke tempat yang dulu lagi mungkin sehat, ini kan ga

dibawa lagi ke tempat yang dulu” (P6)

“Yah maunya sih mudah mudahan sehat, maunya kita sih berobat

seperti orang tapi yah gimana yah uangnya, terbentur dengan biaya”

(P7)

Page 88: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

70

Tema tentang harapan caregiver pada pasien dapat dilihat

dalam skema berikut ini :

KATEGORI SUBTEMA TEMA

Harapan caregiver terhadap pasien

Sesuai kuasa Tuhan

Pasrah terhadap yang terjadi

Berdoa dengan sungguh-sungguh

Melanjutkan pengobatan

Mendapat dana berobat

Berusaha berobat

Bagan 5.8. Skema Tema 9

Page 89: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

71

BAB VI

PEMBAHASAN

Pada bagian ini peneliti akan menjelaskan tentang interpretasi

hasil penelitian, keterbatasan penelitian dan implikasinya bagi keperawatan.

Interpretasi hasil penelitian dilakukan dengan membandingkan berbagai

temuan dalam hasil penelitian dengan hasil – hasil penelitian sebelumnya

maupun teori yang terkait dengan hasil penelitian ini juga melengkapi

pembahasan interpretasi hasil penelitian ini. Keterbatasan penelitian akan

dibahas dengan membandingkan proses penelitian yang telah dilalui dengan

kondisi ideal yang seharusnya dicapai. Sementara implikasi penelitian akan

diuraikan dengan mempertimbangkan pengembangan lebih lanjut bagi

pelayanan, pendidikan dan penelitian keperawatan khususnya keperawatan

komunitas.

A. Pembahasan Hasil Penelitian

Peneliti telah mengidentifikasi sembilan tema yang merupakan hasil

dari penelitian ini. Tema – tema tersebut teridentifikasi berdasarkan tujuan

penelitian. Caregiver yang terlibat dalam merawat pasien pasien pasca stroke

dirumah dapat digambarkan dengan tema pertama caregiver adalah anggota

keluarga. Perawatan di rumah yang sudah dilakukan oleh caregiver untuk

pasien pasca stroke dapat digambarkan dengan tema kedua perawatan di

rumah yang diberikan oleh caregiver. Informasi yang diperoleh caregiver

dalam merawat pasien di rumah dapat digambarkan dengan tema ketiga

Page 90: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

72

kebutuhan informasi perawatan. Hambatan yang terjadi selama merawat

pasien dapat digambarkan dengan tema keempat hambatan dalam perawatan.

Sumber dana yang dibutuhkan dalam merawat pasien dapat digambarkan

dengan tema kelima sumber dana pengobatan. Pengalaman positif dan negatif

yang dialami oleh caregiver selama merawat pasien di rumah dapat

digambarkan dengan tema keenam pengalaman menarik yang dialami oleh

caregiver dan tema ketujuh perubahan yang terjadi pada caregiver. Hubungan

keluarga selama merawat pasien pasca stroke di rumah dapat digambarkan

dengan tema ke delapan kekohesifan hubungan keluarga / kedekatan antar

keluarga. Harapan ke depan untuk pasien dapat digambarkan dengan tema

kesembilan harapan caregiver untuk pasien.

1. Caregiver adalah anggota keluarga

Penelitian ini menghasilkan tema pertama yaitu caregiver adalah

anggota keluarga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yang

bertindak sebagai caregiver dalam merawat pasien pasca stroke ketika di

rumah adalah anggota keluarga dari pasien itu sendiri dan mereka adalah

pasangan (istri/suami) dari para pasien pasca stroke tersebut namun ada

beberapa juga yang menggunakan bantuan anak perempuan pasien dalam

merawat klien. Caregiver yang bertindak adalah keluarga dalam

penelitian ini sesuai dengan teori Friedman yang menyatakan bahwa bila

salah satu anggota keluarga menderita gangguan kesehatan, satu atau

lebih anggota keluarga mengemban peran sebagai pemberi

asuhan/caregiver (Friedman, Bowden, dan Jones, 2010). Pendapat yang

mendukung dari hasil penelitian adalah pendapat menurut Sukmarini

Page 91: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

73

yang menyatakan caregiver informal adalah seorang individu (anggota

keluarga, teman, atau tetangga) yang memberikan perawatan secara

keseluruhan, paruh waktu , tinggal bersama maupun terpisah dengan

orang yang dirawat (Sukmarini, 2009). Sedangkan menurut Family

Caregiving Alliance (2008), caregiver wanita jelas menanggung beban

pengasuhan informal pada masyarakat, dengan persentase 59% -75%

dari pengasuh adalah perempuan.

Sukmarini menyatakan bahwa terdapat caregiver formal yang

dimana adalah caregiver yang merupakan bagian dari system pelayanan

baik diberi pembayaran maupun sukarelawan (Sukmarini, 2009). Hal ini

sesuai dengan hasil penelitian dimana salah satu informan (P3)

menggunakan bantuan dari yayasan untuk merawat pasien pasca stroke di

rumah.

2. Perawatan di rumah yang diberikan oleh caregiver.

Penelitian ini menghasilkan tema kedua yaitu Perawatan di

rumah yang diberikan oleh caregiver. Perawatan di rumah seringkali

dihubungkan dengan perawat ataupun fisioterapis, namun pada

hakikatnya keluarga lah yang dapat merawat secara penuh bagi klien.

Bantuan dari pihak lain untuk pemenuhan kebutuhan dari mulai

pengaturan nutrisi, eliminasi, pergerakan tubuh, perawatan diri sampai

pengobatan (Agustina, 2009). Hasil penelitian dari Pyun Sungbom

menyatakan bahwa program di rumah menawarkan keuntungan umum

dari efek latihan karena latihan di rumah dapat familiar, lingkungan lebih

nyata, dengan memperkaya lingkungan terapi dan dukungan emosional

Page 92: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

74

dari anggota keluarga (Sungbom et.al, 2008). Menurut Mulyatsih (2008)

bahwa perawatan klien pasca stroke di rumah mencakup beberapa hal,

hasil penelitian yang ditemukan bahwa caregiver telah melakukan

sebagian hal dari perawatan pasien pasca stroke di rumah yang dijelaskan

ke dalam sub tema berikut ini:

a) Pemenuhan kebutuhan sehari hari.

Menurut Agustina (2009) bahwa bantuan dari pihak lain

untuk pemenuhan kebutuhan dari mulai pengaturan nutrisi (makan),

eliminasi (buang air besar dan kecil), dan perawatan diri (seperti

grooming dan personal hygiene). Pemenuhan kebutuhan sehari hari

bagi pasien pasca stroke sangat diperlukan agar pasien teta bisa

menjalankan aktifitas sehari-hari nya seperti sedia kala. Menurut

Saban dan Hogan (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa

caregiver diidentifikasi secara terus menerus dan mengemukakan

peran caregiver dalam kebutuhan penderita stroke adalah untuk

membantu pasien dengan kebutuhan fisik, termasuk mobilitas, buang

hajat dan kebersihan (Saban & Hogan, 2012).

Teori dan temuan diatas mendukung hasil penelitian yang

ditemukan peneliti yang menunjukkan bahwa lima informan

menyatakan membantu dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari

seperti memandikan pasien, membantu dalam memakai baju

dikarenakan pasien mengalami kelemahan dan tidak dapat melakukan

hal tersebut sendiri, dan pada empat informan tersebut tingkat

ketergantungan pasien sedang yaitu skor 25-75 dalam melakukan

Page 93: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

75

aktivitas sehingga dibutuhkan bantuan parsial oleh caregiver. Untuk

bantuan eliminasi yang dilakukan oleh caregiver adalah dalam

membantu buang air kecil, membersihkan setelah buang air besar

maupun kecil, serta ada satu informan yang juga membantu

membersihkan pampers yang digunakan oleh pasien, dikarenakan

pasien belum bisa pergi ke kamar mandi untuk buang air besar.

Sebagian besar informan mengeluhkan kesulitan ketika membantu

dalam membantu buang air besar dan membersihkan setelah buang air

besar tersebut, karena untuk urusan eliminasi tersebut informan

menyatakan sangat kerepotan dan terkadang rasa buang air besar

pasien yang tidak bisa ditahan sehingga harus segera dibantu oleh

caregiver. Wanita dilaporkan secara signifikan berbeda dari laki-laki,

misalnya perempuan memiliki hampir dua kali kemungkinan

memberikan dukungan terkait dengan toileting bantuan daripada pria

(Brazil et. al, 2009).

Menurut Mulyatsih (2008) peran keluarga dalam membantu

dalam eliminasi (buang air kecil dan besar) yaitu dengan cara keluarga

dapat menyediakan urinal terutama di malam hari untuk mencegah

klien mengompol, dan untuk membantu klien agar tidak mengalami

konstipasi yaitu dengan cara memotivasi klien untuk bergerak aktif,

mengkonsumsi makanan tinggi serat, minum air putih minimal 8 gelas

perhari dan membiasakan duduk di kloset secara teratur. Berdasarkan

teori diatas, beberapa informan telah melakukan hal seperti

menyediakan urinal di dekat pasien sehingga ketika pasien ingin

Page 94: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

76

buang air kecil bisa dengan segera, dan informan juga membiasakan

untuk duduk di kloset agar pasien terbiasa buang air besar dengan

lancar dan tidak terjadi konstipasi. Sedangkan ada dua informan yang

hanya membantu sedikit pasien dalam eliminasi seperti hanya

membantu mengambilkan air saja, atau hanya menyiapkan makanan

namun pasien dapat makan dan minum sendiri. Hal tersebut

dikarenakan tingkat ketergantungan pasien tidak terlalu tinggi yaitu

dengan skor 90-100 dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

b) Membantu latihan aktifitas untuk mengaktifkan sisi ekstremitas yang

lemah

Menurut Mulyatsih (2008) pada klien yang masih mengalami

kelemahan pada anggota gerak atas, keluarga/caregiver beri dukungan

kepada klien untuk mengaktifkan tangan yang lemah tersebut.

Anjurkan klien makan, minum, mandi atau kegiatan harian lain

menggunakan tangan yang masih lemah dibawah pengawasan dari

keluarga. Dari hasil penelitian terdapat lima informan yang melakukan

perawatan mengaktifkan sisi ekstremitas yang lemah dan memberikan

dukungan agar pasien melakukan aktifitas dengan mandiri sehingga

tingkat ketergantungan pasien berkurang dan pasien dapat

menjalankan aktivitas seperti sedia kala. Bantuan yang diberikan oleh

caregiver untuk pasien seperti membantu dalam memiringkan badan

ke kanan dan kiri, menggerakkan dan menekuk tangan agar tidak

terjadi kekakuan, membantu pasien untuk meremas bola dengan

tangannya agar lentur. Menurut Suprajitno (2004) fungsi keluarga

Page 95: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

77

dalam perawatan kesehatan salah satunya adalah memodifikasi

lingkungan untuk menjamin kesehatan keluarga (Suprajitno, 2004).

Berdasarkan teori tersebut mendukung hasil penelitian yang

menujukkan satu informan yang melakukan modifikasi dalam

perawatan, hal ini ditunjukkan dengan membuat angkat beban seperti

yang dicontohkan oleh fisioterapi di rumah sakit, hal tersebut

dilakukan agar kekuatan otot pasien menjadi meningkat sehingga bisa

stimulasi otot yang lemah agar bisa bekerja kembali seperti semula.

Dukungan dari keluarga dan pemberian perawatan jangka

panjang yang tepat membuat penderita stroke dapat memperoleh

kembali kualitas hidup mereka hal yang dapat dilakukan seperti

pencegahan terjadinya cedera atau jatuh (Sustrani, et. al 2003). Hasil

penelitian menunjukkan dua dari lima informan yang melakukan

perawatan mengaktifkan sisi ekstremitas yang lemah dengan cara

menemani dan menuntun pasien untuk jalan pagi serta mengajarkan

pasien untuk berjalan dengan menggunakan tongkat dari yang kaki

lima sampai tidak memakai tongkat, hal tersebut dilakukan agar

mencegah terjadinya jatuh pada pasien.

c) Pemenuhan kebutuhan spiritual klien

Menurut Sustrani (2003) perawatan pasien pasca stroke di

rumah yang dapat dilakukan oleh keluarga seperti membantu pasien

memenuhi kebutuhan spiritual nya (Sustrani, et. al 2003). Memenuhi

kebutuhan spiritual pasien dapat dilakukan dengan cara selalu

Page 96: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

78

berkumpul dengan keluarga dan melakukan ibadah secara bersamaan/

berjamaah untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta (Mulyatsih,

2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua informan yang

berperan sebagai caregiver melakukan perawatan sesuai dengan teori

tersebut, yang dilakukan oleh informan adalah mengajarkan pasien

untuk membaca al-qur’an dari awal iqro sampe pasien dapat hatam

dan rutin dalam membaca al-qur’an yang sebelumnya jarang

dilakukan oleh pasien sebelum pasien sakit. Hal tersebut menunjukkan

informan membantu pasien dalam mendekatkan diri kepada sang

pencipta dan menuntun pasien untuk menjadi insan yang lebih baik

lagi dari sebelumnya. Selain itu informan juga membiasakan untuk

shalat berjamaah dengan pasien agar pasien selalu bersama dengan

keluarga, merasa didukung dan termotivasi lebih besar untuk sembuh

seperti sedia kala.

d) Membantu dalam mengatur program pengobatan atau rawat jalan

Perawatan pasca stroke di rumah salah satunya yang dapat

dilakukan oleh keluarga termasuk caregiver seperti kepatuhan

pengobatan, mengantar rawat jalan, serta membantu untuk mencari

pengobatan / akses pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh pasien

(Sustrani, et. al 2003). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua

informan membantu pasien dalam mengakses pelayanan kesehatan

dan memperoleh pengobatan yang dibutuhkan oleh pasien, tetapi

untuk sebagian informan yaitu dua informan melakukan pengobatan

dengan cara menghindari faktor yang dapat memperburuk keadaan

Page 97: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

79

dan lebih kepada kontrol kesehatan pasien saja. Di sisi lain lima

informan melakukan pengobatan berupa pengobatan alternatif seperti

akupunktur dan urut untuk membatu pasien dapat berjalan seperti

sedia kala, dan satu diantara lima informan tersebut masih

mengantarkan pasien untuk fisioterapi ke rumah sakit sebagai rawat

jalan pasien tersebut.

e) Membantu dalam bersosialisasi dengan lingkungan

Menurut Mulyatsih (2008) caregiver dapat membantu pasien

dalam bersosialisasi dengan lingkungan agar klien tidak merasa jenuh

dan rendah diri karena keadaannya yang sekarang (Mulyatsih, 2008).

Sosialisasi yang dilakukan oleh caregiver seperti memoerkenalkan

pasien dengan lingkungan sekitar setelah pasien lama tidak

beraktifitas atau berdiam diri di rumah, bagi pasien yang tingkat

ketergantungannya sudah baik bisa diajarkan sosialisasi seperti

melakukan aktifitas yang biasa dilakukan atau melakukan hobi dari

pasien, sedangkan untuk pasien yang tingkat ketergantungannya masih

kurang stabil dapat dilakukan sosialisasi seperti mengajak jalan-jalan

pasien ke tempat yang disenangi maupun di sekitar rumah dan

berkumpul dengan tetangga sekitar rumah. Sesuai dengan teori berikut,

hasil penelitian menunjukkan bahwa ada satu informan yang

melalukan hal seperti itu dengan cara membiarkan pasien untuk

melakukan aktivitas atau pekerjaan yang disenanginya tanpa melarang

pasien untuk melakukannya, hal tersebut dilakukan untuk mengangkat

harga diri pasien dan meyakinkan bahwa pasien masih berguna dan

Page 98: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

80

dapat melakukan aktivitas dengan mandiri. Informan juga

membiarkan pasien untuk berkumpul dengan tetangga maupun

rekannya agar pasien tidak jenuh dan tetap bersosialisasi dengan

lingkungan seperti biasa.

3. Informasi perawatan yang dibutuhkan caregiver.

Informasi perawatan di rumah maupun pendidikan kesehatan

pada klien dan keluarga, ini membutuhkan tempat dan waktu yang tepat.

Pendidikan kesehatan harus dilakukan secara berkelanjutan setelah klien

pulang oleh pemberi layanan kesehatan di komunitas (Hickey, 2003).

Dari hasil penelitian menyatakan bahwa informan yang membawa pasien

ke rumah sakit, mendapatkan informasi dan pendidikan kesehatan untuk

perawatan pasien di rumah dan program rehabilitasi yang dilakukan oleh

keluarga untuk pasien di rumah juga diajarkan.

Disisi lain keluarga yang tidak membawa pasien ke rumah sakit

dan hanya mengunjungi pelayanan kesehatan terdekat, sangatlah minim

informasi dan hanya tahu informasi dari rekan dan sanak saudara saja,

sedangkan menurut Hickey (2003) setelah pasien pulang ke rumah,

pelayanan kesehatan di komunitas harus memberikan informasi terkait

perawatan dan rehabilitasi di rumah pula guna membantu pasien untuk

kembali ke fungsi nya semula. Tenaga proffesional harus menyediakan

pelayanan suportif yang memadai dan informasi tentang stroke untuk

mencegah penurunan kepuasan dari keluarga dan pasien (Cramm, et. al

2012). Namun pada hasil penelitian hal tersebut tidak sesuai teori yang

ada, karena menurut informan ketika mereka membawa pasien ke

Page 99: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

81

pelayanan kesehatan terdekat, tidak diberikan informasi apapun terkait

perawatan di rumah pasien, sehingga informan sangat minim informasi

dari pelayanan kesehatan yang seharusnya memberikan informasi guna

meningkatkan kesembuhan pasien. Sementara itu di pelayanan kesehatan

tersebut sudah mulai dicanangkan program home visit / kunjungan

rumah yang sangat penting bagi pasien rehabilitasi stroke, namun

pelaksanaannya kurang berjalan baik sehingga tidak berpengaruh pada

peningkatan pengetahuan informasi caregiver ketika membawa pasien ke

pelayanan kesehatan tersebut.

4. Hambatan dalam perawatan

Pentingnya tingkat kepatuhan pasien dalam menjalankan

rehabilitasi bagi pasien pasca stroke. Semakin teratur pasien stroke dalam

melakukan rehabilitasi maka resiko kompikasi yang ditimbulkan dapat

dicegah dan pengembalian fungsi dengan cepat, sebaliknya jika

rehabilitasi tidak dijalani dengan sungguh-sungguh dan teratur maka

dapat mempercepat terjadi kelumpuhan permanen pada anggota tubuh

yang pernah mengalami kelumpuhan, dan salah satu yang mempengaruhi

kepatuhan klien ini adalah peran keluarga (Selamiharja, 2005). Saat ini

ketidakpatuhan klien menjadi isu dan masalah keseriusan dikalangan

profesional kesehatan. Pengembangan riset atau program di bidang

kesehatan tidak akan ada artinya jika tidak diikuti oleh kepatuhan klien

terhadap riset atau program bagi mereka. Dari penelitian-penelitian

tentang kepatuhan klien terhadap pengobatan, ketidakpatuhan banyak

ditemukan pada klien dengan penyakit kronis (Niven, 2002).

Page 100: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

82

Berdasarkan teori diatas bahwa kepatuhan pengobatan

sangatlah penting bagi kesembuhan pasien, serta peran dan dukungan

dari keluarga yang membantu untuk meningkatkan kepatuhan

pengobatan pada pasien. Hasil penelitian yang diperoleh peneliti

didukung oleh penelitian penelitian yang diungkapkan pada teori tersebut,

bahwa sebagian dari pasien yaitu dua pasien mengalami ketidakpatuhan

dalam pengobatan, dimana informan (P6) menyatakan bahwa pasien

tidak mau berhenti untuk mengonsumsi rokok dan kopi, sehingga

semakin hari kondisi pasien menjadi lemah dan kelumpuhan bertambah

parah, dan informan juga mengatakan apabila keinginan pasien tidak

dituruti akan berakibat pasien mengamuk dan membuat informan

mengalami hal buruk, maka dari itu informan tidak bisa melarang pasien

untuk melakukan hal tersebut. Sedangkan pada informan (P7) sudah

mendukung dan membantu untuk mengakses pengobatan untuk pasien,

namun pasien tidak mau atau malas untuk berobat, hal tersebut yang

mengakibatkan tidak ada kenaikan dari status kesehatan pasien. Dalam

hal tersebut muncul lah diagnosa ketegangan peran pemberi asuhan /

caregiver role strain yaitu kesulitan dalam melakukan peran sebagai

caregiver dikarenakan status kesehatan pasien yang semakin memburuk

diakibatkan oleh ketidakpatuhan daripasien dalam pengobatan.

Sedangkan pada informan (P3) menyatakan bahwa diri dia sangat

kerepotan untuk merawat pasien dikarenakan dia kerja dan masuk pagi,

sehingga perawatan pasien tidak maksimal pada pagi hari, hal tersebut

juga dapat mempengaruhi kepatuhan pasien dalam berobat. Untuk

Page 101: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

83

informan (P3) ini diagnosa ketegangan peran pemberi asuhan/caregiver

role strain juga muncul karena sumber daya tenaga caregiver yang

terbatas sehingga pengobatan tidak maksiman damn membuat tekanan

pada caregiver itu sendiri.

5. Sumber dana pengobatan

Sangat diharapkan bahwa caregiver yang merupakan keluarga

dapat membantu pemulihan penderita stroke. Untuk itu terlebih dahulu

diperlukan sikap saling pengertian antara dokter, perawat, fisioterapist,

tim rehabilitasi lainnya dengan keluarga perihal keadaan penderita. Tidak

jarang terjadi keadaan buntu yang mengakibatkan pulang paksa atau

pemberhentian pengobatan, keadaan ini disebabkan oleh beberapa faktor.

Yang sering terjadi adalah dana yang kurang untuk membiayai

pengobatan. Biasanya hal ini berakhir pada hak sepenuhnya pada

penderita atau keluarga (Harsono, 2000).

Teori yang dikemukakan diatas mendukung hasil penelitian

yang didapatkan oleh peneliti, seluruh informan menyatakan bahwa dana

sangat penting bagi pengobatan pasien. Untuk melakukan pengobatan

tidak mudah dan memerlukan sumber dana yang cukup untuk

melanjutkan pengobatan tersebut.

Sebagian informan mendapatkan bantuan sumber dana dari

perusahaan tempat pasien bekerja sehingga biaya pengobatan ditanggung

oleh pihak asuransi, sebagian informan lainnya mendapatkan sumber

dana berasal dari keluarga yaitu anak-anak dari pasien yang sudah

bekerja dan bantuan dari tetangga sekitar yang terkadang ikut membantu

Page 102: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

84

dalam biaya pengobatan namun apabila dana tersebut tidak ada maka

informan menyatakan bahwa pengobatan dihentikan sementara sampai

ada dana untuk berobat kembali.

Upaya-upaya untuk dapat memenuhi jaminan kesehatan untuk

mencakup semua penduduk (universal coverage) telah banyak

diusahakan Jaminan kesehatan diselenggarakan secara nasional untuk

memenuhi jaminan kesehatan yang bisa dinikmati di seluruh wilayah

Indonesia. Untuk informan (P1) dan (P7) mengatakan bahwa mereka

mendapatkan bantuan program biaya pengobatan dari jamkesda, namun

alokasi dana yang turun untuk berobat tidak seperti yang diharapkan serta

pelayanan yang diberikan ketika menggunakan jamkesda tidak sesuai

ketentuan, program bantuan dana jamkesmas telah diterima oleh keluarga

yang salah satu anggota keluarganya mengalami stroke namun ternyata

bantuan dana tersebut hanya dapat membantu untuk pembiayaan rawat

inap saja. Biaya rawat jalan maupun obat luar dari rumah sakit harus

dibebankan kepada keluarga. Hal inilah yang masih dirasakan

memberatkan keluarga, karena harus mengeluarkan biaya tambahan

walaupun sudah mendapat bantuan dari pemerintah sehingga

menyebabkan kedua informan merasa kecewa dan tidak melanjutkan

pengobatan kembali dan memilih untuk mengikuti pengobatan gratis

yang sering diselenggarakan oleh instansi atau organisasi tertentu.

Diagnosa ketegangan peran pemberi asuhan / caregiver role strain pun

muncul juga pada tema ini, dimana caregiver mengalami tekanan yang

Page 103: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

85

berkaitan dengan keadaan sosioekonomi yang mempengaruhi dalam

pengobatan dan kesehatan pasien.

6. Pengalaman menarik yang dialami caregiver

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami oleh

individu baik dari dalam dirinya ataupun dari lingkungannya (Tomey,

2006). Dalam hal ini pengalaman caregiver keluarga merupakan

subjective experience yang dapat diartikan sebagai persepsi yang

dibentuk dari hasil interaksi yang lama dengan kejadian atau situasi

kejadian berdasarkan hasil interaksi yang lama dengan situasi kejadian

(Emerson, 2009). Pada dasarnya pengalaman mungkin saja

menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi individu yang melekat

menjadi pengetahuan pada individu secara subjektif (Emerson, 2009).

Dasar teori diatas mendukung hasil penelitian yang didapatkan

oleh peneliti, dimana pada informan ditemukan pengalaman yang

menurut mereka pengalaman positif dan pengalaman negatif. Lima

informan menyatakan bahwa banyak hikmah positif yang terjadi pada

dirinya maupun pada pasien, seperti yang dikemukakan oleh informan

(P1) bahwa keluarga yang sebelumnya sibuk namun sekarang perhatian

kepada pasien, pada informan (P2) menyatakan bahwa lebih dekat

dengan pasien dan keinginan pasien dipenuhi oleh informan semata-mata

untuk menyenangkan hati pasangan hidupnya tersebut, dan untuk

informan (P6) menyatakan bahwa dirinya lebih banyak mengalah untuk

pasien, karena sebelumnya informan tersebut sedikit keras dan menuntut

namun sekarang sudah lebih banyak mengalah.

Page 104: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

86

Selain pengalaman positif hasil penelitian juga menunjukkan

adanya pengalaman negatif yang muncul. Menurut penelitian Saban dan

Hogan (2012) menyatakan bahwa caregiver mengungkapkan kesulitan

mereka mengatasi perubahan mendadak dalam kepribadian pasien stroke.

Caregiver terdorong harus belajar untuk mengatasi dan beradaptasi

dengan kehidupan baru mereka secara waktu ke waktu (Saban & Hogan,

2012). Sesuai penelitian tersebut, hasil penelitian yang didapatkan

peneliti sesuai dengan penelitian sebelumnya, diamana partisipan juga

mulai membiasakan diri dan mengatasi hal tersebut dengan koping

masing-masing. Pernyataan yang dikemukakan oleh informan, adanya

perubahan emosi dan sifat pada pasien pasca stroke merupakan hal utama

yang menyebabkan pengalaman negatif terjadi pada informan yang

merawat pasien di rumah. Seperti hal nya yang dialami oleh ketiga

informan yang mengeluh perubahan pada pasien tersebut membuat

dirinya sedikit sedih dan marah, seperti yang dikemukakan oleh informan

(P2) menyatakan bahwa dirinya seringkali dipukul apabila pasien sedang

emosi lalu informan menegur pasien, maka dariitu informan akan

mendiamkan saja apabila pasien sedang emosi agar menghidari

pertikaian. Informan (P6) mengatakan bahwa pasien seringkali

mengamuk apabila keinginannya tidak dipenuhi, hal tersebut seringkali

membuat informan kesal dan lebih memenuhi semua keinginan dari

pasien walaupun keinginannya itu terkadang tidak masuk diakal.

Informan (P7) menyatakan kesedihannya karena perubahan yang terjadi

pada pasien membuat pasien lebih sering emosi, padahal sebelumnya

Page 105: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

87

pasien adalah orang yang paling sabar di keluarga namun sekarang

seringkali pasien emosi, walau emosi yang ditimbulkan tidak terlalu

besar.

Perubahan kondisi kesehatan pasien dapat juga mempengaruhi

kebiasaan yang sudah dilakukan sehari-hari, seperi hal nya yang

diungkapkan oleh informan (P5) yang menyatakan merasa sedikit

menagalami kesulitan ketika merawat pasien terutama pada bantuan

eliminasi, dan untuk pengobatan pun karena kondisi pasien yang tidak

memungkinkan dan kondisi keluarga yang kurang serta akses untuk

berobat sulit karena tidak mempunyai kendaraan pribadi kecuali sepeda

motor, maka informan harus menyewa mobil atau naik taksi untuk

pengobatan, sehingga hal tersebut memakan biaya yang lebih besar lagi.

7. Perubahan yang terjadi pada caregiver

Respon psikologis caregiver yang lebih sering ditemukan dapat

digambarkan sebagai stress ( termasuk beban caregiver dan ketegangan

caregiver mencakup 58% dari studi), mood ( 30% dari studi) , tanda

tanda depresi ( 16 % dari studi) dan koping (13% dari studi). variabel

psikologis yang lebih jarang diukur adalah kelelahan, penyesuaian

pengasuh, kesedihan, dan kepuasan dengan pengasuhan (Saban et.al,

2010). Beban caregiver didefinisikan sebagai tekanan-tekanan mental

atau beban yang muncul pada orang yang merawat lansia, penyakit

kronis, anggota keluarga atau orang lain yang cacat. Beban caregiver

dibagi atas dua yaitu beban subjektif dan beban objektif. Beban subjektif

caregiver adalah respon psikologis yang dialami caregiver sebagai akibat

Page 106: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

88

perannya dalam merawat klien dengan penyakit. Sedangkan beban

objektif caregiver yaitu masalah praktis yang dialami oleh caregiver,

seperti masalah keuangan, gangguan pada kesehatan fisik, masalah dalam

pekerjaan, dan aktivitas sosial (Sukmarini, 2009).

Tema hasil analisis adalah perubahan pada caregiver. Perubahan

yang terjadi pada informan dalam penelitian ini adalah : perubahan fisik,

psikologis, sosial, dan spiritual. Perubahan fisik yang terjadi pada

caregiver adalah kelelahan, sakit kepala/pusing, masuk angin sehingga

badan jadi sakit, dan kurang tidur. Perubahan fisik yang dikeluhkan

caregiver sesuai dengan penyataan dari Family Caregiver Alliance

(2008) yang menyebutkan adanya dampak pada fisik caregiver yaitu

adanya nyeri badan. Penelitian Beandlands et. al (2005) semakin

menguatkan hasil penelitian ini bahwa adanya dampak pada caregiver

pada aspek fisik yaitu adanya keluhan kelelahan.

Caregiver dalam melaksanakan perannya memenuhi kebutuhan

anggota keluarga yang mengalami kelumpuhan karena pasca stroke akan

mengakibatkan kelelahan karena penurunan daya tahan tubuhnya

menjadi berkurang. Namun hasil penelitian ini ternyata ada perbedaan

dengan perubahan pada caregiver yang telah diteliti oleh Beandlands et.

al (2005). Perubahan psikologis yang terjadi pada caregiver pada

penelitian ini adalah adanya jenuh, sedih dan kesal. Menurut Beandlands

et al (2005), perubahan psikologis yang terjadi pada caregiver adalah

marah, ketakutan, kesal, kecewa, dan depresi. Ada beberapa persamaan

yang muncul dari perubahan psikologi ini, yaitu adanya rasa marah dan

Page 107: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

89

kesal. Perilaku tersebut muncul karena caregiver menginginkan pasien

mengikuti apa yang disarankannya atau apa yang sudah dilakukannya

untuk merawat pasien, namun ternyata pasien menolak karena adanya

keinginan dalam memenuhi kebutuhan fisiologisnya ataupun karena

adanya perubahan emosi dari pasien itu sendiri. Solusi lain untuk

menghindari perilaku marah atau kesal adalah dengan menyiapkan

caregiver pendamping (Carter, 2004). Hal tersebut mendukung penyataan

dari informan (P5) yang memerlukan caregiver pendamping, dan ketika

tidak ada siapapun yang membantu, rasa kesal itu timbul pada informan

(P5). Menurut Carter (2004), caregiver merupakan pekerjaan yang sangat

keras dan penting, dan selalu mendengarkan keluhan dan permintaan

pasiennya. Namun pada saat tertentu caregiver akan mengalami

kejenuhan serta membutuhkan perhatian (Carter, 2004). Hal tersebut juga

dirasakan oleh informan (P3) yang merasa jenuh selama merawat pasien,

sehingga membutuhkan bantuan dari orang lain dan perhatian dari

keluarga agar rasa marah, kesal dan jenuh dapat berkurang.

Perubahan fisik menurut hasil penelitian Beandlands et al (2005),

menyebutkan adanya arthritis, hipertensi, penyakit jantung, insomnia,

sakit otot, dan kelelahan. Perubahan fisik yang terjadi pada caregiver

adalah kelelahan, masuk angin sehingga nyeri badan, flu, dan kepala

pusing. Perubahan fisik yang dikeluhkan caregiver sesuai dengan hasil

penelitian dari Family Caregiver Alliance (2008) yang menyebutkan

adanya dampak pada fisik caregiver yaitu adanya nyeri badan. Hal ini

diperkuat dengan penelitian yang menyatakan bahwa caregiver

Page 108: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

90

mengalami kelelahan serta stress dan sekitar 40% dari family caregivers

mengalami gejala somatik / mengalami gangguan kesehatan juga

dikarenakan stress itu sendiri dan daya tahan tubuh yang lemah ( Sit, et.

al 2004). Namun pada hasil penelitian ditemukan juga informan yang

tidak mengalami perubahan fisik, yaitu pada informan (P1) dan informan

(P4) yang mengatakan bahwa selama merawat pasien tidak ada keluhan

penyakit apa-apa dan selalu dalam keadaan sehat. Faktor seperti jenis

makanan dan minuman yang dikonsumsi, tingkat kecemasan/tingkat

stress serta kelelahan caregiver akan sangat menentukan ada tidaknya

perubahan setelah memberikan perawatan.

Perubahan sosial yang terjadi pada caregiver dalam penelitian

ini adalah terdapat perubahan aktifitas, peran dan tidak dapat mengikuti

kegiatan. Terdapat persamaan dengan hasil penelitian. Beandlands et al

(2005), yaitu adanya perubahan dalam mengikuti kegiatan sosial karena

terbatasnya pergaulan. Caregiver tidak dapat mengikuti kegiatan di

lingkungan sekitarnya seperti arisan, pengajian, kumpul bersama teman

teman sekolah. Semua aktifitas tersebut menjadi sangat terbatas karena

caregiver harus banyak membantu dan menemani pasien dengan pasca

stroke. pengasuh juga mengutip kehilangan waktu pribadi sebagai

masalah konstan yang mereka hadapi setelah stroke. Tuntutan

pengasuhan saat tanggung jawab tambahan sebagai pengurus pasien,

meninggalkan sedikit waktu pribadi untuk caregiver (Saban & Hogan,

2012). Merawat anggota keluarga dengan pasca stroke dapat

menyebabkan gangguan peran sosial. Teori tersebut mendukung hasil

Page 109: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

91

penelitian, seperti yang dikemukakan oleh informan (P2) dan informan

(P3) bahwa caregiver menjadi terbatas aktivitasnya karena kelemahan

fisik selama mengurus pasien, sehingga lebih banyak berdiam diri di

rumah. Akibatnya caregiver tidak dapat menjalankan peran di keluarga

dan masyarakat sekitarnya. Caregiver seharusnya berperan sesuai dengan

struktur dalam keluarga dan sosialnya. Sementara pada informan (P6)

tidak dapat menjalankan aktivitas sehari- hari dan sosialisasi dengan

lingkungan diakibatkan karena permintaan pasien itu sendiri yang tidak

ingin ditinggal dan ingin selalu caregiver ada di dekatnya.

Perubahan spiritual terjadi pada caregiver dalam penelitian ini

caregiver menjadi lebih mendekatkan diri pada Tuhannya, lebih giat

melaksanakan ibadahnya, pasrah kepada Tuhannya, banyak bersyukur

serta meyakini bahwa yang dilakukannya bernilai ibadah. Pada penelitian

ini didapatkan hasil bahwa hampir semua partisipan mengatakan lebih

mendekatkan pada Allah dibanding sebelumnya. Mendekatkan diri

kepada Tuhannya dilakukan oleh partisipan dengan menjalankan ibadah

seperti ikut pengajian, sholat, berdoa, dan sikap pasrah terhadap

ketentuan Allah. Rasa bersyukur partisipan diwujudkan dengan lebih

mendekatkan diri kepada Tuhannya. Merawat pasien dengan pasca stroke

ternyata dapat mendekatkan dengan sang pencipta dan merasakan Tuhan

sayang padanya, karena masih diberikan kesempatan untuk beribadah.

Potter dan Perry (2009) menyatakan seseorang akan memperoleh manfat

lebih besar ketika seseorang menggunakan kepercayaannya sebagai

kekuatan yang dapat memberikan dukungan pada kesehatannya.

Page 110: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

92

Kepasrahan dan keyakinan adanya kasih sayang Allah telah menjadikan

caregiver tetap bertahan untuk tetap memberikan perawatan pada pasien

pasien pasca stroke. Selain mendekatkan diri kepada Allah, caregiver

menyatakan ini adlaah saatnya untuk membalas kebaikan yang sudah

pasangan berikan untuk caregiver, segabai pasangan hidup harus bersama

di dalam suka maupun duka, sehingga dalam keadaan sakit seperti ini

pun caregiver harus berbakti kepada pasangan hidupnya.

Berdasarkan diagnosa Caregiver Role Strain / ketegangan peran

pemberi asuhan bahwa ketegangan dalam merawat pasien pasca stroke di

rumah akan mengakibatkan banyaknya perubahan yang terjadi pada

caregiver itu sendiri, maka dari itu sesuai dengan intervensi secara tidak

langsung yang dilakukan kepada caregiver oleh peneliti yaitu sesuai

dengan rujukan NIC Caregiver Support, bahwa peneliti telah

mengajarkan teknik manajemen stres pada caregiver seperti untuk selalu

berdoa dan menerima dengan ikhlas apa yang terjadi, apabila ada

masalah peneliti menganjurkan caregiver untuk berbagi cerita kepada

sanak saudara maupun orang yang dipercaya agar mendapat solusi dan

tidak memberatkan bagi caregiver itu sendiri.

Selain itu peneliti juga mendorong caregiver untuk

berpartisipasi dalam kelompok dukungan caregiver di masyarakat agar

saling berbagi pengalaman sesama pemberi asuhan pada pasien pasca

stroke. Peneliti juga menginformasikan caregiver perawatan kesehatan

dan sumber daya masyarakat yang dapat dikunjungi atau didatangi oleh

Page 111: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

93

caregiver apabila pasien maupun caregiver itu sendiri membutuhkan

bantuan.

8. Kekohesifan hubungan keluarga

Perawatan selama sakit yang diberikan oleh caregiver kepada pasien

sangatlah berharga, dan karena penyembuhan pasien pasca stroke

tersebut tidak cepat, maka dari itu hubungan yang kuat dan dekat dari

keluarga sangat mempengaruhi penyembuhan dari pasien. Penelitian

mengatakan bahwa 75% pasien stroke yang dilakukan penelitian (jumlah

sample adalah 40) bahwa mereka yang tinggal dengan keluarga memiliki

kemampuan merawat diri dan memiliki tingkat mobilisasi yang lebih

maju/ lebih cepat dibandingkan dengan yang tidak dirawat oleh keluarga.

Hal ini terlihat karena besarnya dukungan dari keluarga yang membantu

kesembuhan serta emosional dari penderita itu sendiri (Mak, et. al 2006).

Teori tersebut mendukung dengan hasil penelitian yang didapatkan, yaitu

terdapat empat informan yang lebih mejaga hubungan harmonis dengan

pasien dan juga keluarga yang selalu berkumpul bersama dengan pasien

semenjak pasien sakit, hal tersebut menyebabkan peningkatan rasa kasih

sayang antar keluarga kepada pasien dan sebaliknya, dan rasa sayang

tersebut akan menimbulkan adanya dukungan sosial yang kuat antar

keluarga dan pasien agar kondisi pasien menjadi lebih baik lagi, dan

cepat pulih seperti semula.

9. Harapan caregiver untuk pasien

Page 112: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

94

Harapan keluarga terhadap pihak pihak terkait merupakan

gambaran keinginan yang dimiliki oleh keluarga. Harapan keluarga

dalam penelitian ini berkaitan dengan fungsi, sumber dan bentuk

dukungan. Keluarga hendaknya memberikan dukungan kepada caregiver

selama merawat pasien hemodialisa. Hal ini sesuai dengan yang

diungkapkan Friedman, Bowden, dan Jones (2003), keluarga harus

melaksanakan fungsi afektif dan koping dengan memberikan

kenyamanan emosional anggota, membantu anggota keluarga dalam

bentuk mempertahankan saat terjadi stress pada keluarga. Harapan yang

dikemukakan caregiver yang merawat pasangan hidupnya sama dengan

harapan caregiver yang merawat anaknya serta merawat orangtuanya.

Keinginan yang paling utama adalah kesehatan bagi diri caregiver dan

kesembuhan anggota keluarga yang dirawatnya. Doa yang dipanjatkan

keluarga berupa adanya mukjizat atau keajaiban dari Tuhan merupakan

keinginan seorang makhluk terhadap Penciptanya. Adanya bantuan dari

pemerintah selalu menjadi harapan keluarga karena beban biaya yang

sangat besar.

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti masih memiliki keterbatasan

yaitu :

1. Penelitian ini merupakan pengalaman pertama peneliti, sehingga peneliti

masih menghadapi banyak kesulitan untuk mendengarkan dan

memperhatikan semua yang diungkapkan informan, sehingga peneliti

Page 113: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

95

belum mampu untuk berfikir cepat dan merespon pernyataan dari

informan. Kurangnya pengalaman dalam melakukan analisis data

kualitatif sehingga menyebabkan peneliti mengalami kesulitan terutama

dalam menentukan tema dan sub tema dari hasil wawancara yang telah

dilakukan, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk

melakukan data analisis. Pengelolaan waktu juga mempengaruhi dalam

melakukan analisis deskripsi dan pembahasan yang dirasakan masih

belum mendalam.

Page 114: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

95

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang simpulan yang mencerminkan

refleksi dari temuan penelitian dan saran yang merupakan tindak lanjut dari

penelitian ini.

A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran dan

pemahaman secara mendalam mengenai pengalaman caregiver dalam

merawat pasien pasca stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas Benda

Baru kota Tangerang Selatan. Berdasarkan tema-tema yang teridentifikasi

pada hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa merawat pasien pasca stroke di

rumah sebagian besar dilakukan oleh pasangan dari pasien tersebut baik

suami maupun istri.

2. Perawatan yang dilakukan di rumah oleh caregiver meliputi bantuan

pemenuhan kebutuhan sehari-hari, bantuan latihan aktivitas, pemenuhan

spiritual, mengatur program pengobatan, serta membantu dalam

sosialisasi dengan lingkungan. Paling banyak yang dikeluhkan oleh

caregiver adalah ketika membantu dalam eliminasi ( buang air besar) dan

dianggap paling berat karena harus segera.

3. Kesulitan yang dihadapi caregiver ddalam merawat meliputi

ketidakpatuhan pasien terhadap terapi yang diberikan dan perubahan

emosional dari pasien yang menghambat perawatan di rumah pada pasien

pasca stroke.

Page 115: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

96

4. Dalam melakukan perawatan di rumah, caregiver mengalami beberapa

pengalaman yang menarik baik pengalaman positif maupun negatif.

Pengalaman perawatan tersebut menimbulkan berbagai perubahan pada

caregiver berupa perubahan psikologis, fisik, sosial dan spiritual pada

caregiver keluarga dan berdampak pada kemampuan caregiver keluarga

dalam merawat pasien pasca stroke di rumah.

5. Diagnosa Ketegangan Pemberi Asuhan ( Caregiver role strain ) muncul

di dalam hasil penelitian ini dan enam dari tujuh informan mengalami

ketegangan tersebut sehingga menimbulkan berbagai perubahan pada

caregiver itu sendiri, hal ini berarti perawatan apsien pasca stroke

tidaklah mudah dan menyebabkan munculnya ketegangan pada pemberi

asuhan.

6. Hasil penelitian menunjukkan kurang nya pemberian informasi terkait

perawatan di rumah. Dengan pemberian informasi, edukasi dan

perencanaan pulang yang terstruktur, caregiver keluarga dapat

menghadapi tantangan yang ada selama merawat pasien stroke.

7. Selain informasi juga dibutuhkan bantuan dana untuk membantu

pengobataan lanjutan bagi pasien, dan bantuan yang telah didapat oleh

pasien dan keluarga belum mencukupi untuk biaya pengobatan sehingga

sebagian pasien tak melanjutkan pengobatannya.

B. Saran

Saran yang dapat disampaikan kepada pihak-pihak yang terkait dengan hasil

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 116: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

97

1. Pelayanan Keperawatan Komunitas

a) Perawat pelaksana di rumah sakit perlu memberikan informasi yang

dibutuhkan pasien terkait dengan perawatan pasien pasca stroke di

rumah seperti pengendalian faktor resiko kekambuhan, latihan-latihan

fisik kepada pasien dan keluarga sehingga dapat melakukan perawatan

di rumah dengan baik.

b) Pelayanan kesehatan komunitas maupun perawat komunitas perlu

meningkatkan perannya sebagai peran edukasi untuk mengembangkan

discharge planning, memberikan informasi seperti dengan melakukan

promosi kesehatan atau kunjungan rumah (home visit) dapat dilakukan

untuk mengetahui sejauh mana caregiver melaksanakan peran dan

fungsinya serta mengetahui keadaan kesehatan pada pasien pasca

stroke tersebut.

2. Bagi penelitian selanjutnya

Perlu diadakan penelitian yang lebih mendalam lagi tentang

pengalaman caregiver dalam merawat pasien pasca stroke di rumah dalam

waktu yang lebih lama dan karakteristik partisipan yang lebih beragam.

Hal ini perlu dilakukan agar dapat diketahui makna merawat, bukan hanya

pada wanita, tetapi pada pria, hasil penelitian tersebut akan lebih

menunjukan kebutuhan akan informasi dan edukasi yang diperlukan.

3. Bagi pemerintah

Perawatan pasien stroke memerlukan waktu yang lama dan

biaya yang besar. Kebijakan pemerintah untuk menyediakan biaya

perawatan yang terjangkau sangat diharapkan oleh seluruh pasien dan

Page 117: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

98

caregiver agar dapat memberikan pelayanan yang optimal. Untuk rumah

sakit sendiri, dapat dibuat kerjasama dan kebijakan mengenai sistem

asuransi kesehatan yang mudah dan terjangkau bagi semua lapisan

masyarakat.

Page 118: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Hana Rismadewi., Ayu Prawesti Priambodo., Irman Somantri. Kajian

Kebutuhan Perawatan di Rumah bagi Klien dengan Stroke di Rumah Sakit

Umum Daerah Cianjur. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2012 dari

http://pustaka.unpad.ac.id pukul 12.15. 2009.

Basrowi dan Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

2008.

Beandlands et. Al. Caregiving by Family and Friends of Adults Receiving

Dialysis. Nephrology Nursing Journal. Vol. 32. 2005.

Bowman, Liza. Management of Clients with Stroke. In: Black, Joyce M. dan Jane

Hokanson Hawks. 2009. Medical-surgical Nursing: Clinical Management for

Positive Outcomes (8th Ed., pp. 1843-1871). Philadelphia: Elsevier Health

Science Division. 2009.

Brazil, K., Thabane, L. Foster and Bedard M. Gender difference among Canadian

spousal caregivers at the ends of life. Health & Social Care in the Comunity.

17(2), 159-166. DOI: 10.1111/j.1365-2524.2008.00813.x. 2009.

Bulechek, Gloria M., Howard K. Butcher, Joanne Dotchterman. Nursing

Interventions Classification (NIC) 5th

ed. USA: Mosby Elsevier. 2008.

Burns, Nancy and Susan K. Grove. The Practice of Nursing Research: Conduct,

Critique, and Utilization 5th

ed . Missouri: Elsevier Saunders. 2005

Carter, P. A. Caregivers Descriptions of Sleep Changes and Depressive

Symptoms . Oncology Nursing Forum , 29 , 1277 – 1283. 2002

Christensen, Barbara Lauritsen and Elaine Oden Kockrow. Adult Health Nursing

5th

ed. USA: Mosby. 2006.

Cramm, Jane M., Mathilde M. H. Strating and Anna P. Nieboer. Satisfaction with

care as a quality-of-life predictor for stroke patients and their caregivers.

Qual Life Res 2012 21:1719–1725 doi: 10.1007/s11136-011-0107-1. 2012.

Data Puskesmas Benda Baru. Jumlah penderita pasca stroke. 2012

Djam'an, Satori dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Alfabeta. 2010.

Emerson, Ralph Waldo. Experience. In: Emerson, Ralph Waldo. Essays. USA:

Accessible Publishing Systems. 2009.

Handayani, Dyah Yulistika dan Dinarsari Eka Dewi. Analisis Kualitas Hidup

Penderita dan Keluarga Pasca Serangan Stroke (Dengan Gejala Sisa). Psycho

Idea, Tahun 7 No.1. Diakses pada tanggal 13 Desember 2012 dari

http://jurnal.ump.ac.id/index.php/psikologi/article/view/4/4 pukul 19.25. 2009.

Friedman, Marilyn.M., Bowden, V.R., & Jones, Elain G. Buku Ajar Keperawatan

Keluarga: Riset, Teori dan Praktek. Alih Bahasa: Achir Yani S. Hamid et al.

Edisi 4. Jakarta : EGC. 2003.

Friedman, Marilyn.M., Bowden, V.R., & Jones, Elain G. Keperawatan Keluarga:

Riset, Teori dan Praktek. Alih Bahasa : Hamid,AY., Sutama A., Subekti,N.B.,

Yulianti D. Dan Herdina N. Edisi 5. Jakarta: EGC. 2010.

Ginsberg, Lionel. Lecture notes: neurologi. Alih bahasa: Indah Retno Wardhani.

Jakarta: Erlangga. 2007.

Graneheim, U.H. and B. Lundman. Qualitative content analysis in nursing

research: concepts, procedures and measures to achieve truthworthiness.

Page 119: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

Elsevier Nurse Education Today 24, 105-112 doi: 10.1016/j.nedt.2003.10.001.

2004.

Hickey, JV. The Clinical Practice of Neurological and Neurosurgical Nursing 5th

ed. Philadelphia: Williams & Wilkins. 2003

Hidayat, A. Aziz Alimul. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis

Data. Jakarta: Salemba Medika. 2008.

Igtanavicius, D.D., and Workman, M.L. Medical surgical nursing: Patient-

centered collaborative care 6th ed. St.Louis, Missouri: Elsevier Saunders.

2010.

Irdawati dan Winarsih Nur Ambarwati. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap

Keluarga dengan Perilaku dalam Meningkatkan Kapasitas Fungsional

Pasien Pasca Stroke di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura. Berita Ilmu

Keperawatan ISSN 1979-2697, Vol . 2 No.2, Juni 2009 : 63-68. Diakses pada

tanggal 11 Oktober 2012 dari http://publikasiilmiah.ums.ac.id.

Lumbantobing, S.M. Stroke : Bencana Peredaran Darah di Otak. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI. 2007.

Louw Anneke, Endawati R. Tesis Penentuan Validitas dan Reliabilitas The Zarit

Burden Interview untuk Menilai Beban Caregiver dalam Merawat Usia

Lanjut dengan Disabilitas. Jakarta: FKUI. 2009.

Mak, Annie KM., Ann Mackenzie, May HL. Lui. Changing needs of Chinese

family caregivers of stroke survivors. Journal of Clinical Nursing, 16, 971-

979. 2006.

Mangoenprasodjo A.Setiono. Stroke. Yogyakarta: Thinkfresh. 2005.

Moleong, Lexy Dr. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. 2004.

Moorhead, Sue., Marison Johnson, Meridean L.Maas, Elizabeth Swanson.

Nursing Outcomes Classification 4th

ed. USA: Mosby Elsevier. 2008

Mubarak, Wahit Iqbal. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: Sagung Seto.

2006.

Mulyatsih, Enny. Stroke : Petunjuk Perawatan Pasien Pasca Stroke di Rumah.

Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2008.

Niven, Neil. Psikologi Kesehatan. Jakarta: EGC. 2002

Polit, D.F. and Cheryl Tatano Beck. Nursing Research: Generating and Assesing

Evidence for Nursing Practice 8th Ed. Philadelpia: Lippincot Williams &

Wilkins. 2004.

Polit, D.F. and Cheryl Tatano Beck. Nursing Research: Principles and Methods.

Philadelpia: Lippincot Williams & Wilkins. 2004.

Potter, P.A., dan A.G. Perry. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,

Proses, dan Praktik edisi 4. Jakarta: EGC. 2009

Rasyid, Al. dan Lyna Soertidewi. Unit Stroke : Manajemen Stroke Secara

Komprehensif. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2007.

Riskesdas 2007. Diakses dari http://labmandat.litbang.depkes.go.id/menu-

download Pada tanggal 13 Oktober 2012 pukul 14.57. 2007.

Saban, Karen L., Paula R. Sherwood, Holli A. Devon, and Denise M. Hynes.

Measures of Psychological Stress and Physical Health in Family Caregivers

of Stroke Survivors: A Literature Review. Journal of Neuroscience Nursing.

American Association of Neuroscience Nurses. 2010.

Page 120: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

Saban, Karen L., Nancy S. Hogan. Female Caregivers of Stroke Survivors:

Coping and Adapting to a Life That Once Was. Journal of Neuroscience

Nursing. American Association of Neuroscience Nurses, DOI:

10.1097/JNN.0b013e31823ae4f9. 2012.

Sungbom, Pyun., Yang Heeseung, Lee Sangil, Yook Jinsook, Kwon Jaesung, and

Byun Eunmi. A Home Programme For Patients With Cognitive Dysfunction:

A Pilot Study. Brain Injury, 23(7-8): 686-692. Informa Heathcare. 2009.

Saryono dan Mekar. Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Bidang Kesehatan.

Yogyakarta: Nuha Medika. 2010.

Shenton, Andrew K. Strategies for ensuring truthworthiness in qualitative

research projects. Education for Information 2004, 22, 63–75. IOS Press.

Sismadi, Sukmiasi dr. Lupus & Stroke. Jakarta: Sisma DigiMedia. 2005.

Sit, Janet WH., Thomas KS Wong, Michael Clinton, Leonard SW., Yee-man.

Stroke care in the home : the impact of social support on the general health of

family caregivers. Journal of Clinical Nursing, 13, 816-824. 2004.

Smeltzer, Suzanne C. dan Brenda G. Bare. Buku Ajar Keperawatan Medikal –

Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8. Vol 3. Jakarta : EGC. 2002.

Struebert, Helen J. And Dona R. Carpenter. Qualitative Research in Nursing:

Advancing the Humanistic Imperative. Philadelphia: Lippincot. 2003.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. 2009.

Sukmarini, Natalingrum. Optimalisasi Peran Caregiver Dalam Penatalaksanaan

Skizofrenia. Bandung: Majalah Psikiatri XLII(1): 58-61. 2009.

Suprajitno. Asuhan Keperawatan Keluarga: Aplikasi dalam praktik. Jakarta: EGC.

2004.

Sustrani,Lanny., Syamsir Alam, Iwan Hadibroto. Stroke. Jakarta : Gramedia. 2003.

Swanson, Kristen M. Processes Related to Qualitative Research. In: Wood, Geri

Lobiondo and Judith Haber. 2006. Nursing Research Methods and Critical

Apprisal for Evidence-Based Practice, 6th

ed. USA: Mosby Elsevier. 2006.

Tantono, Siregar H., Siregar IMP, Hassan Z. Beban Caregiver Lanjut Usia Suatu

Survey Terhadap Caregiver Lanjut Usia di Beberapa Tempat Sekitar Kota

Bandung. Bandung: Majalah Psikiatri XL(4): 32-33. 2006

Taylor, S.E., Peplau, L. A., Sears, D.O. Social Psychology, 12th

ed. Prentice Hall:

New Jersey. 2006.

Tomey, Ann Marriner and Martha Raile Alligood. Nursing Theories and Their

Work. USA: Mosby Elsevier. 2006

Truelsen,Thomas, Stephen Begg and Colin Mathers. The Global burden of

Cerebrovaskular Disease. Diakses dari

www.who.int/healthinfo/statistics/bod_cerebrovasculardiseasestroke.pdf

pada tanggal 15 Oktober 2012 pukul 14.01. 2006.

Wiener, Carolyn.L and Marylinn J. Dodd. Theory of Illness Trajectory. In: Tomey,

Ann Marriner and Martha Raile Alligood. Nursing Theorist and Their Work .

USA: Mosby Elsevier. 2006.

Valery, Feigin. Stroke Panduan Bergambar Tentang Pencegahan Dan Pemulihan

Stroke. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia. 2006.

Williams, Jane., Lin Perry., Caroline Watkins. Acute Stroke Nursing. United

Kingdom: Wiley-Blackwell. 2010.

Wood, G. Lobiondo and Haber. Nursing Research: Methods and Critical

Appraisal for Evidence Based Practice. St. Louis: Mosby. 2006.

Page 121: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

World Health Organization 2004. The Impact of Chronic Disease in Indonesia.

Diakses dari

www.who.int/entity/chp/chronic_disease_report/media/impact/indonesia.pdf

pada tanggal 13 Oktober 2012 pukul 15.46.

Yastroki 2009. Indonesia tempati urutan pertama didunia dalam jumlah

terbanyak penderita stroke. Diakses dari

http://www.yastroki.or.id/read.php?id=341 Pada tanggal 14 Oktober 2012

pukul 13.15.

________. Stroke Caregivers Face Their Own Health Challenges. Diakses dari

http://www.caringnews.com/pub.59/issue.1550/article.6487/ tanggal 15 Maret

2013 pukul 13.20 WIB. 2013.

________. Family Caregiver Alliance: Women and Caregiving: Facts and

Figures diakses dari

http://www.caregiver.org/caregiver/isp/contenbtnode.isp?nodeid=1822

tanggal 16 Mei 2013. 2003.

Page 122: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

KEMBNTERIAN AGAMAuNryERsrTAS rsLAM NEGBRT ( UrN )SYARIF HIDAYATT]LLAH JAKARTA

FAKT]LTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESBHATANTelp. : (62-21)74716'718 Fax : (62-21) 740198s

Jl. Kertamukri No. 5 Pisangan Ciputat 15419 Wibsire : www.uinjkt.ac.id; E-maii: fkik'@uinllr.ac.ia

Ciputat, 27 Desember 2012Nomor : Un.01/Fl0/KM.0l.2lZz9g. 12012Lampiran : -Hal : Permohonan Izin Studi Pendahuluan

Kepada YangTerhormat,Kepala Puskesmas Benda Bar".rPerumahan Villa Dago Kelurahan Benda Barudi

Tangerang Selatan

Assalamu'alaikum Wr. Wb-

Dalam rangka penyelesaian tugas akhir perkuliahan mahasiswadiperlukari penyusunan Skripsi yang berjudul "Gambaran Peran KeluargaDalam Pelaksanaan Perawatan di Rumah Pada Pasien Pasca stroke diWilayah Kerja Puskesmas BenrJa Baru"

sehubungan dengan itu kami mohon diberikan izin melaksanakan studipendahuluarr atas nama :

Nama

NIMSemester

Program Studi

Fakultas

Erythrina Julianti

109104000022

VIIIlmu Keperawatan

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN SyarifHidayatullah Jakarta

Demikian atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan terimakasih.

lVassalamu'alaikum Wr. Wb.

A.n. Dekan

fauhari Widjajakusumah, AIF., PFKTembusan:Dekan FKIK

Pembantu Dekan

Page 123: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

PEMBRINTAH KOTA TANGERANG SELATAN

DINAS KESEHIffANJl. Witana Harja Komp. Sasmita jaya No. 27

Telp. 021 -7M1557,Fax.021 -7441236 - Pamulang

Nomor

Lampiran

Perihal

Tembusan:Ythl. Ibu Wali kota Tangerang Selataq (sebagai laporan) ;

2- Kepala UPT Puskesmas Benda Baru di Kota T'angerang Selatan;3. Yang Bersangkutan,

Schubungan dengan adanya surat dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarra Fakultas

Kcdokteran dan Ilmu Kesehalan, Nomor : Un.0li FI0/KM0l.2/ /2012, perihal :

Permohonan lzin Studi Pendahuluan atas nama :

: 800 cpcu.r / Dinkes I Xll I 2012

: Pemberian lzin Studi Pendahuluan

Nama

NIM

Program Studi

Tema

Pamulang, 18 Desember 2012

Kepada Yth,

Dekan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Fakultas Kedokteran dan fimu Kesehatan

di-TEII{PAT

Erythrina Julianti

109104000022

llmu Keperawatan

"Gambaran Peran Keluarga dalam Pelaksanaan Pcrawatan di

Rumah pada Pasien Pasca Stroke di Wilayah Kerja Puskesmas

Benda Baru"

Pada dasarnya kami tidak keberatan untuk memberikan Izin Stud Pendahuluan

lang dilakukan oleh Mahasiswa LjIN Syarif Hidayatullah Jakarta, adapun dalam hal

pelaksanaannya harap untuk berkoordinasi kepada Kepala UPT Puskesrnas yang akan

dikunjungi.

Demikian atas perhatian dan kerja sanuuya terima kasih

DIN S KESEHATANNG S]OLATAN

-fr'

KLP,TL* lorilAs l(

"-{ 1

fz\

NIP. 19690204 1990031 006

Page 124: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

KEMENTERIAN AGAI\,TATINTyERSTTAS rSLAM NEGERT ( UrN )SYARIF HIDAYATT]LLAH JAKARTA

FAKT]LTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAIY

Jl. Kertamukti No. 5 Pisangan Ciputat 15419

Telp. : (62-21) 74716718 Ftx : (62-21) 740498sWebsite : www.uinjkt.ac.id; E-mail : [email protected]

Ciputa! ll Juni20l3Nomor : Un.01/Fl0/Ktn.01.21799'U2013l^ampiran : -Hal : Permohonan Izin Penelitian

Kepada Yang Tertormat,Kepala Kelurahan Benda BaruJI. H. Rean No.17 Rt 02 Rw ClKecamatan Pamulang Kota Tangseldi

Tangerang Selatan- I 54 I 6

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Dalam Engka penyelesajan tugas ali-hir perkuliahan mahasiswadiperlukarr penyusunan Skripsi yang berjudul "Pengalaman Caregiver DalamMerawat Pasien Pasca Stroke di Rumah Pada Wilayah Kerja PuskesmasBsnda Baru Kota Tangerang Selatan "

Sehubungan dengan itu kami mohon diberikan izin melaksanakanpenelitian atas nama :

Nama

NIMSemester

Program Studi

Fakultas

Erythrina Julianti

109104000022

VMIlmu Keperawatan

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

Demikian atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan terimakasih.

Widjajakusumah, AIF., PFKTembusan:Dekan FKIK

Page 125: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATANKECAMAfrAN PAMULANG

KELURAHAN BENDA BARUJl. H. Rean No.17 Rt.005 Rw.02 Kelui'ahan Benda Baru, Kecamatan Pamulang

Kode Pos 15416. Kota Tangerang Selatan, Telp.02l-7400838

Yang bertanda1 angerar-rg Selatan den

Nama

NIM

Semester

Progran-r Studi

Fakultas

SURAT I(BTERANGANNonror : t+o(f/e tKel.Bd Br / VIl I z}t3

tangan dibawah ini. Lurah Benda Baru Kecamatan pamulang Kotagar-r ir-ri menerangkan bahr,va:

FRYTI-IRINA JIJLIANTI

109104000022

VIiI

Ilmu Keperawatan

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatuilah -Iakarta.

Bahwa benar )'ang bersangkutan telali melakr-rkan penelitian pada 'rvilhyah kerja

Puskesrrias Keluraltan Berrcla Baru se.iak Tanggal l5.lurni sanipai dengan Tanggal 05 Juli 2013

Dengan baik dan sungguh sunggulr.

Demikianlah surat keterangan ini buat dengan sebenarnya, kepacla yang berkepentingandapat mempergunakan sebagaimana rnestinya.

, l0 .luli 201 3

h Benda BaruffioF,t \

Page 126: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

ffilrrr-lllrltlllhL'iG

PROGRAM STTIDI II,MII KNPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN DAI\ ILMU KESETIATAN

UIN SYARIF HIDAYATTJLLAH JAKARTA

Kepada Yth, Benda Baru, 3 Jmi 2013

Bapak/Ibur Saudara/Saudari

Di Tempat

Assalamu'alaykum, Wr. Wb

Bapak/Ibu/Saudara/Saudari yang sarva hormati,

Sehubungan dengan tugas akhir dalam penyelesaian studi untuk mendapatkan

gelar sarjana (S.Kep), saya sebagai peneliti:

Nama

NIM

:'Erythrina Julianti

: 109104000022

Jurusan : Program Studi Iknu Keperawatan (PSIK) FKIK UIN Syarif

Hidayafirllah Jakarta

Kontak :085691796805

Mohon kiranya Bapak/Ibu/Saudara/Saudari dapat meqiadi informan dalam

pe,nelitian saya de,ngan judul '?engalaman Caregiver Dalam Merawat Pasien

Pasca Stroke Di krmah Pada Wilayah Kerja Puskesmas Benda Banr Kota

Tangerang Selatan". Dimana informan akan dilakukan wawancara selama 45{0

menit. Informasi yang Bapak/Ibu/Saudara/Saudari berikan sebagai infomnn

sangat berharga dalam penelitian ini. Jika ada pertanyaan berkaitan penelitian ini

Bapak/Ibu/Saudara/Saudari dapat menghubungi peneliti.

Atas perhatian dan partisipasi BapaMbu/Saudara/Saudari, peneliti

mengucapkan terima kasih. Wassalamu'alaikum, Wr. Wb.

Benda Baru,3 Juni 2013

Hormat Saya,

-e-

Erythrina Julianti

Page 127: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

aIrrr-l

ll,rlrrlhbh

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKUTTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKAP.TA

LEMBAR PERSETUJUAN INFORMAN

Saya telah diminta dan memberikan izin untuk terlibat dalam penelitian ini

dan berperan serta sebegai responden dalam penelitian yang berjudul

"Pengalaman Caregiver Dalam Merawat Pasien Pasca Stroke Di Rumah Pada

Wilayah Kerja Puskesmas Benda Baru Kota Tangerang Selatan" yang dilakukan

oleh peneliti. Peneliti telah menjelaskan teriang penelitian yang aka-n

dilakasanakan. Saya mengetahui bahrva tujuan penelitian ini dapat meningkdtkan

kualitas pelayanan kesehatan.

Saya mengerii bahwa catatan mengenai penelitian ini akan dirahasiakan.

Kerahasiaan ini dijamin selegal mungkin. Sernua berkas yang mencantumkan

identitas subyek peneliti hanya akan digunakan untuk keperluan pengelolaan data

penelitian dan bila sudah tidak digunakan lagi akan dihapus. Hanya peneliti yang

dapat mengetahui kerahasiaan data.

Demikian dengan sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun,

saya berperan sebagai infonnan dalam penelitian ini.

BendaBarq I Juni20l3

Informan

Page 128: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

INFORMAN UTAMA

A. Petunjuk Umum

1. Tahap Perkenalan

2. Tahap Pencarian

3. Jelaskan maksud dan tujuan wawancara mendalam

B. Petunjuk Wawancara Mendalam

1. Wawancara mendalam dilakukan oleh peneliti dan didampingi oleh

seorang pencatat.

2. Anggota keluarga (caregivers) mempunyai kebebasan untuk

menyampaikan pendapat, pengalaman, saran, dan komentar.

3. Pendapat, pengalaman, saran, dan komentar dari anggota keluarga

(caregivers) tidak ada yang salah/benar.

4. Jawaban untuk kepentingan penelitian dan tidak mempengaruhi tugas

dari anggota keluarga (caregivers).

5. Semua pendapat, pengalaman, saran, dan komentar akan dijamin

kerahasiaannya.

6. Izin untuk direkam oleh tape recorder selama 30-45 menit untuk

membantu pencatatan agar tidak ada pernyataan yang terlewatkan akan

dimintakan dari setiap partisipan.

7. Partisipan dapat menarik informasi yang diberikan kapan saja tanpa

sanksi apapun.

C. Identitas Informan

1. Nama :

2. Usia :

3. Tanggal :

Page 129: PENGALAMAN CAREGIVER DALAM MERAWAT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25548/1... · program studi ilmu keperawatan. ... stroke di rumah pada wilayah kerja puskesmas

4. Waktu :

5. Tempat :

D. Panduan Wawancara

1. Pertanyaan mengenai caregiver yang berperan dalam merawat.

a) Siapakah yang biasanya merawat klien di rumah?

b) Apa hubungan antara ibu/bapak/mbak/mas dengan klien?

2. Pertanyaan mengenai hambatan yang terjadi dalam perawatan.

a) Dapatkah anda menceritakan hambatan atau kesulitan yang terjadi

dalam melakukan perawatan di rumah ? (probe: kalau ada apa saja

hambatan yang dialami oleh keluarga?)

b) Darimanakah anda mendapat dana sumber untuk pengobatan?

3. Pertanyaan mengenai pengalaman selama melakukan perawatan

pada klien.

a) Dapatkah anda menceritakan bagaimana pengalaman

bapak/ibu/mbak/mas selama merawat klien? (probe: adakah

pengalaman yang menarik bagi anda?)

b) Dapatkah anda menceritakan pengalaman menyenangkan selama

merawat pasien?

c) Dapatkah anda menceritakan pengalaman yang tidak

menyenangkan selama merawat pasien?

d) Bagaimana perasaan bapak/ibu/mbak/mas menjadi perawat bagi

keluarga anda sendiri??

4. Apakah ada perubahan dalam tubuh maupun keseharian anda

selama merawat pasien?

5. Apa harapan anda terhadap pasien?