pengajaran agama islam bagi narapidana wanita di...

114
PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN NEGARA (RUTAN) KELAS II A PONDOK BAMBU JAKARTA TIMUR Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) Oleh : Dian Hayati 1110011000073 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Upload: hanhu

Post on 16-Mar-2019

254 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA

WANITA DI RUMAH TAHANAN NEGARA (RUTAN)

KELAS II A PONDOK BAMBU JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

Oleh :

Dian Hayati

1110011000073

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

LEMBAR PEN GESAHAN SI(RIPS I

PENGAJARAN AGAMA ISLAN{ BAGI NARAPIDANA \YANITA DI

RUNTAH TAHANAN NEGARA (RUTAN) KELAS II A PONDOK BANIBU

JAKARTA TIMUR

Skripsi ini Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk

Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Serjana Pendidikan (S.pd.l)

Oleh:

Dian Hayati

NIM: 1110011000073

Menyetujui,

Fembimbing

NIP. 1

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

JAKARTA

2015

307 199803 tA02

Page 3: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

LEMBAR PENGBSAHAN

Skripsi berjudul 'oPengajaran Agama Islam Bagi Narapidana Wanita DiRumah Tahanan Negara (RUTAN) Kelas II A Pondok Bambu JakartaTimur " disusun oleh Dian Hayati Nomor Induk Mahasiswa 1110011000073,diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan I(eguruan UIN Syarif HidayatullahJakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 26Januari 2015 di hadapan dewan pengrrji. I(arena itu, penulis berhak memperolehgelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agarra Islam.

Jakarta, 9 Februari 2015

Panitia Ujian Munaqasah

I(etua Panitia (I(etua Jurusan PAI)

Dr.H.Abd@NIP. 19580707 198703 | 005

S ekretaris (S ekretarisJurusan,PAI)

Marhamah Saleh. Lc. MANiP. 197203i3 200801 2 0t0

Penguji I

Dr.H. M. Suparta. MANIP. 19540107 t98402 | 001

Penguji II

Heni Narendrani Hidayati. M. PdNIP. 19710512 t99603 2 002

Tanggal

,*r,, mt'l tl,rC/Agltlo,,U-

s 4r,,1-14f2

I

)

t4lq I eo i

NrP. 195504

Page 4: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

NIM

Jurusan

Alamat Kayu Tinggi RT 003/011 NO 110 Cakung Timur, JakartaTimur

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Pengajaran Agama rslam Bagi Narapidana

Wanita Kelas II A Pondok Bambu Jakarta Timur adalah benar hasil karya

sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama Pembimbing : Bahrissalim M.Ag

NIP : 19680307 199803 I002

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya

sendiri.

Jakarta, 16 Januari 2015

Dian Hayati

1 1 1001 1000073

Pendidikan Agama Islam

Yang Menyatakan

Page 5: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

i

ABSTRAK

Dian Hayati (NIM: 1110011000073). Pengajaran Agama Islam Bagi

Narapidana Wanita Di Rumah Tahanan Negara (RUTAN) Kelas II A

Pondok Bambu Jakarta Timur.

Meningkatnya angka kriminalitas yang terjadi di Indonesia, maka mendorong

peneliti untuk melakukan penelitian tentang pengajaran agama Islam bagi orang

yang melakukan tindak kriminal. Penelitian ini dilakukan di Rumah Tahanan

Negara (RUTAN) Kelas II A Pondok Bambu Jakarta Timur untuk mengetahui

bagaimana pengajaran agama Islam yang akan diberikan untuk narapidana wanita

dan bagaimana program pengajaran agama Islam di RUTAN. Dalam penelitian ini

peneliti mengamati upaya RUTAN memberikan pengajaran agama Islam bagi

narapidana yang terdiri dari pengajar, materi dan pelaksanaannya. Dari hasil

pengamatan/ observasi dapat diketahui bahwa pelaksanaan pengajaran agama

Islam bagi narapidana wanita di RUTAN diberikan oleh tim pengajar, dan segala

bentuk pelaksanaanya ditentukan oleh masing-masing tim pengajar. RUTAN

hanya memberikan sarana dan prasarana serta mengawasi selama pelaksanaannya

yaitu oleh Staf Bimker Kerohanian Islam. pelaksanaan pengajaran agama Islam

terlaksana dengan baik. Meskipun dari masing-masing tim pengajar berbeda

materi dan strategi dinilai banyak memberikan kesadaran beragama bagi

narapidana dan meningkatkan keimanannya untuk tobat. Dari hasil pelaksanaan

pengajaran agama Islam dilihat dari perubahan akhlak narapidana yang berubah,

baik melaksanakan peribadatan di RUTAN dan keseriusan untuk mengikuti

pengajaran agama Islam.selain dari observasi peneliti juga melakukan wawancara

kepada narapidana wanita tentang presepsi tim pengajar dalam melakukan proses

pengajaran agama Islam, baik dalam materinya dan pelaksanaannya. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa persepsi tim pengajar dalam pelaksanaan pengajaran

agama Islam terhadap narapidana wanita adalah baik.

Page 6: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

ii

ABSTRACT

Dian Hayati (NIM: 1110011000073). Teaching Islam For Women In Prison

Inmates State (Rutan) Class II A Pondok Bambu, East Jakarta.

Rising crime that occurred in Indonesia, it encourages researchers to conduct

research on the teaching of Islam for people who commit crimes. This research

was conducted at the State Prison (Rutan) Class II A Pondok Bambu, East

Jakarta to find out how Islamic religious instruction to be given to female inmates

and how to program the teaching of Islam in the crease. In this study, researchers

looked at the efforts crease provide Islamic religious instruction for inmates

which consists of teachers, materials and execution. From the observation /

observation can be seen that the implementation of the teaching of Islam for

women inmates at the detention center by the teaching team, and all forms of

implementation are determined by each teaching team. Rutan only provide

infrastructure and supervise over its implementation, namely by staff Bimker

Islamic Spirituality. implementation of Islamic teachings performing well.

Although from each team is different teaching materials and strategies assessed

much give religious awareness for prisoners and increase the faith to repent.

From the results of the implementation of Islamic teaching visits of inmates has

changed character change, either carry out worship in the crease and seriousness

to follow religious instruction Islam.selain of observations researchers also

conducted interviews to female inmates about the perception of the teaching team

in the process of teaching the Islamic religion, both in material and

implementation. It can be concluded that the perception of the teaching team in

the implementation of Islamic teachings against female inmates is good

Page 7: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

iii

Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam yang telah memberikan

beribu-ribu nikmat kehidupan, yang menjadi satu-satunya tempat bersandar bagi

hamba penghapus segala lara dan penyempurna kebahagiaan. Ya Allah.. hamba

bersujud kepada Mu telah menghantarkan nikmat perjalanan kuliah ini sampai

akhir kuliah ini, sungguh takkan pernah terjadi jika tanpa izin dan keridhoan yang

Engkau berikan.

Shalawat serta salam kepada sang revolusioner yang memberikan banyak

perubahan sebagai panutan untuk selalu menghidupkan kehidupan ini dengan

perjuangan yang tak kenal kata lelah yaitu Baginda Nabi Muhammad SAW

tercinta beserta keluarga, para sahabat, dan pengikutnya sampai akhir zaman.

Selama penulisan skripsi yang berjudul “Pengajaran Agama Islam Bagi

Narapidana Wanita Di Rumah Tahanan Negara (RUTAN) Kelas II A Pondok

Bambu Jakarta Timur” peneliti sangat menyadari tidak sedikit kesulitan dan

hambatan yang terjadi, semua dilaksanakan harus dengan perjuangan yang selalu

dimotivasikan dengan kata-kata keep fighting by fighter dan militansi tanpa batas

dan perjalanan skripsi ini tidak akan terjadi tanpa keridhoan Allah SWT, do`a

Orang tua, orang tercinta, para sahabat, dan keikhlasan para dosen khususnya

dosen pembimbing dan obyek penelitian skripsi ini. Oleh karena itu peneliti

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua tercinta Drs. H. Madroji dan Dra Hj Hasnawati yang tak

pernah putus mendo`akan – siang dan malam, keridhoannya dan

keikhlasannya membesarkan putrinya dan memberikan arti kehidupan. ya

Allah berikanlah kebahagiaan dunia dan akhirat untuk keduanya,

sayangilah mereka yang menyangiku sepanjang masa.

2. Prof. Dr. Dede Rosada, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 8: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

iv

3. Nurlena Rifa`I, MA, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Drs. H. Abdul Majid Khon. M.Ag. Ketua Jurusan Pendidikan Agma Islam

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Marhamah Saleh Lc. MA. Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bahrissalim. MA. Dosen pembimbing yang penuh keikhlasan dalam

membimbing, membagi waktu, pikiran, dan tenaga. Kesabaran dalam

mengarahkan proses skripsi ini dengan sebaik-baiknya dan saya sangat

berterima kasih beliau selalu tepat waktu dan komitmen

7. Sri Sulastri, Bc. I. P., S.H., M. Si. Kepala Rutan Kelas II A Jakarta Timur

yang telah memberikan izin peneliti untuk melakukan penelitian di

RUTAN.

8. Muhammad Solihin selaku koordinator kerohanian Islam di RUTAN yang

selama proses penelitian selalu membimbing pelaksanaan penelitian ini

dan membantu proses penelitian skripsi peneliti.

9. Staf Bimker kerohanian Islam dan tim pengajar kerohanian Islam yang

sangat terbuka kepada peneliti selama proses penelitian ini.

10. Para Narapidana wanita yang memberikan banyak motivasi untuk selalu

belajar dan sabar, dan keterbukaan sebagai obyek observasi dan

wawancara.

11. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Umum UIN Jakarta dan Perpustakaan

Tarbiyah dan Keguruan serta Perpustakaan Universitas Terbuka yang telah

memberikan fasilitas berupa kemudahan meminjam buku referensi skripsi.

12. Laki-lakiku motivator skripsi ini Rifki Arsilan yang memperjuangkan

menghalalkan wanitanya dan totalitas perjuangan judul, permohanan izin

skripsi, wawasan, dan fasilitas wawancara serta waktu yang telah

diberikan, semoga selalu diberikan kesabaran dan kebahagiaan di bahtera

keluarga kita.

13. Helena Marin, kakak kamar yang telah ikhlas memberikan sarana skripsi

peneliti, dan banyak memberikan motivasi skripsi peniliti.

Page 9: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

v

14. Sahabat-sahabatku “WP” khususnya Serli, Winda, Ade, dan Untung

terima kasih atas kebersamaan yang telah diberikan, semangat, dan

dukungannya.

15. Keluarga KM UIN Jakarta yang memberikan banyak arti segala

perjuangan kehidupan menjadi mahasiswa “berani punya cita-cita berani

menderita”.

16. Sahabat-sahabat pejuangan PAI B, terima kasih atas kebersamaan,

dukungan, bantuan dan motivasi. Semua akan jadi kenangan indah.

17. Kahfi Motivator School yang memberikan motivasi-motivasi kehidupan

dan ilmu yang bermanfaat.

18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan yang sangat bermanfaat selama saya menjadi

mahasiswi dan skripsi ini.

Tiada ucapan yang dapat penulis haturkan kecuali “Jazakumullah

Ahsanal Jazaa”. Semoga Allah melimpahkan pahala dan amal baiknya

diterima oleh Allah SWT.

Semoga skripsi ini dapat membawa manfaar bagi pembaca/ pengkaji dan bagi

penulis sendiri.

Amiin Ya Rabbal `Alamin.

Page 10: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii

DAFTAR ISI ……….. .............................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 6

D. Perumusan Masalah ................................................................................ 7

E. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian .................................................................................. 8

BAB II KAJIAN TEORI ....................................................................................... 9

A. Deskripsi Teoritik .................................................................................... 9

1. Pengajaran Agama Islam ................................................................... 9

a. Pengertian Pengajaran ................................................................... 9

b. Pengertian Agama Islam ................................................................ 11

c. Tujuan Pengajaran Agama Islam ................................................... 13

d. Strategi Pengajaran ....................................................................... 14

e. Ruang Lingkup Pengajaran Agama .............................................. 15

f. Evaluasi Pengajaran ...................................................................... 20

2. Agama Bagi Manusia ........................................................................ 20

a. Kebutuhan Manusia Terhadap Agama ......................................... 20

b. Peran dan Fungsi Agama .............................................................. 21

c. Unsur – Unsur Keagamaan ........................................................... 22

3. Narapidana ......................................................................................... 23

a. Pengertian Narapidana .................................................................. 23

Page 11: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

vii

b. Hukum Pidana .............................................................................. 23

c. Jenis Sanksi Pidana ...................................................................... 25

d. Pidana Menurut Agama Islam ...................................................... 27

e. Hak dan Kewajiban Narapidana ................................................... 28

f. Efektivitas Pidana Penjara ............................................................ 29

B. Hasil Penelitian yang Relevan................................................................. 29

C. Kerangka Berpikir ................................................................................... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 33

A. Latar Penelitian ...................................................................................... 33

B. Metode Penelitian .................................................................................... 33

C. Unit Analisis ............................................................................................ 34

D. Instrumen Penelitian ............................................................................... 35

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 37

F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 38

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 39

A. Temuan Penelitian.. ................................................................................. 39

B. Pembahasan terhadap Temuan Penelitian ............................................... 52

BAB V KESIMPUAN, IMPLIKASI DAN SARAN .............................................. 64

A. Kesimpulan ……………......................................................................... 64

B. Implikasai ............................................................................................... 65

C. Saran ........................................................................................................ 65

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................

LAMPIRAN

Page 12: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam lingkungan sosial pada zaman modern era globalisasi kemajuan

teknologi sangat bertumbuh pesat, kemajuan teknologi itu memberikan sisi positif

yang menjadikan kemajuan hidup lebih efektif dan efisien dalam memenuhi

kebutuhan, namun memberikan sisi negatif yang memberikan efek yang

berkepanjangan bagi masyarakat. Salah satu dampaknya adalah angka kriminalitas

meningkat dengan keberagaman aksi kekerasan di dalamnya baik dari perbuatan

individu maupun perbuatan kelompok yang mengakibatkan kerugian untuk orang

lain.

Angka kriminalitas yang meningkat, menyebabkan Lembaga Pemasyarakatan

atau Rumah Tahanan Negara sangat harus produktif dalam membina para

narapidana. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Hukum dan HAM

merubah pemaknaan narapidana sebagai warga binaan. Perubahan istilah warga

binaan tersebut dilakukan guna mensejajarkan hak setiap warga Negara Indonesia

baik yang hidup diluar lingkungan penjara maupun didalam wilayah

binaan/penjara, khususnya hak untuk memperoleh pendidikan dan ketrampilan

dengan harapan para pelaku kriminalitas itu dapat berinteraksi dengan masyarakat

serta merubah perilaku negatif setelah usai menjalani masa hukuman di Lembaga

Pemasyarakatan (LAPAS) atau Rumah Tahanan Negara (RUTAN).

Mungkin, tidak pernah dalam benak kita terlintas mengenai hiruk pikuknya

kehidupan di suatu lembaga pemasyrakatan atau rumah tahanan, bahkan tidak

terlintas dalam benak kita untuk memikirkan dan membayangkannya. Termasuk

bukan suatu kesalahan dengan ketidaktahuan masyarakat bahwa adanya

pendidikan di dalam Penjara atau Rumah Tahanan Negara, dan bagaimana

pelaksanaan pengajarannya dalam membina narapidana. Karena banyak opini

masyarakat yang mengatakan narapidana adalah orang-orang yang jauh dari

agama yang mengakibatkan dirinya menjadi narapidana dengan kasus yang

Page 13: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

2

diperbuatnya, seperti koruptor, pencemaran nama baik, penipuan, pelecehan

seksual dan sebagainya.

Tingginya angka kriminalitas itulah yang menyebabkan Penjara atau Rumah

Tahanan Negara diberbagai wilayah mengalami peningkatan jumlah narapidana

(napi). Seperti yang terjadi di Rumah Tahanan Pondok Bambu melebihi kapasitas

hunian 619 orang menjadi 1011 orang pada data tanggal 14/11/2014. Saat melihat

keadaan Narapidana di RUTAN dan mengetahui keadaan Narapidana dari

bincangan awal penelitian dengan Koordinator Kerohanian Islam menurut

peneliti, dari beberapa kasus kriminalitas tersebut tidak hanya diakibatkan karena

kondisi kemiskinan dari aspek struktural, namun aspek kultural mempunyai

pengaruh jauh lebih tinggi. Rendahnya pengetahuan dan pemahaman tentang

agama (aspek kultural) mempunyai andil besar dalam memicu tingginya

kriminalitas. 1

Dengan sendirinya, sebagai sebuah lembaga pembinaan yang dikonstruksi

secara sosial, penjara memiliki tanggung jawab yang tidak ringan dalam

menormalisasi kehidupan narapidana. Melalui penerapan mekanisme

pendisiplinan, Penjara atau Rumah dapat merubah narapidana menjadi manusia

(tubuh) patuh dan berguna. Sebab itu, disamping program pembinaan yang

mengarah pada pendisiplinan dan ketrampilan. Program pembinaan agama `mau

tidak mau` perlu diperhatikan, bahkan harus diutamakan. Pembinaan agama yang

dimaksud adalah program pemberian pemahaman agama yang dapat membentuk

pribadi narapidana sebagai manusia yang lebih baik dan berkualitas, serta mampu

mengimplementasikan nilai-nilai agama pada kehidupan pasca penjara.

Pembentukan agama untuk narapidana menjadi pondasi yang memberikan

mental dalam bermasyarakat agar narapidana dapat beradaptasi dengan

masyarakat setelah keluar dari penjara dengan akhlak yang lebih baik dari

sebelumnya. Bagi ajaran agama Islam masalah akhlak merupakan masalah yang

1 Wawancara dengan Koordinator Kerohanian Islam (Bapak Solihin) Jum`at 23 Agustus 2014,

pukul 09:30, di Masjid Al-Ikhlas RUTAN.

Page 14: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

3

penting setiap individu membutuhkan bekal pengajaran agama Islam yang

menjadikannya berakhalakul karimah.

Pengajaran agama Islam dilihat dari segi penanaman suatu pelajaran,

sebenarnya agama Islam bukan suatu mata pelajaran. Islam itu adalah suatu

agama diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW yang berisi ajaran

agama tentang tata hidup dan pedoman pokok yang mengatur hubungan manusia

dengan Tuhannya (Allah SWT) dengan dirinya sendiri, dengan manusia

sesamanya, dengan makhluk bernyawa yang lain, dengan benda mati dan alam

semesta lainnya. Dengan demikian ruang lingkup pengajaran agama Islam itu luas

sekali meliputi seluruh aspek kehidupan.2 Tidak keterbatasan ruang lingkup

termasuk di Rumah Tahanan.

Pengajaran agama Islam memberikan kontribusi yang sangat besar untuk

memberikan motivasi hidup lebih baik dengan akhlakul karimah. Karena secara

arti pada hakikinya manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang sempurna,

yang mempunyai akal pikiran untuk selalu bergerak dinamis dalam menjalani

proses setiap perjalanan hidupnya di dunia demi mencapai kebahagiaan dan

kesempurnaan hakiki di akhirat, sehingga menjadikan manusia bersifat sosial.

Manusia sosial yang baik dimiliki yaitu bermanfaat bagi manusia lainnya dengan

potensinya agar bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungannya. Untuk mencapai

kebutuhan itu semua dapat diwujudkan dalam bentuk pengajaran yang

menekankan pada penguasaan wawasan agama pada penanaman jiwa atau sikap

keagamaan sehingga banyak tentang agama diketahui dan dipahami yang

mewarnai tingkah lakunya.

Pencapaian kebutuhan tersebut tidak hanya diwujudkan dengan pengajaran

tetapi juga dengan pendidikan, pendidikanpun tidak mempunyai persyaratan

tertentu dan tidak ada keterbatasan umur, usia pendidikan adalah seumur hidup

manusia. Pendidikan moral yang terpenting menjadikan manusia itu sendiri

menjadi beretika dalam hidupnya. Dalam pelaksanaan pendidikannya pun tidak

2 Zakiyah Darajat, Dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Bumi Aksara,

2008), Cet. 4, hlm 59.

Page 15: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

4

mempunyai keterbatasan ruang lingkup. Seperti, pelaksanaan pendidikan

berlangsung dalam keluarga sebagai pendidikan informal, di sekolah sebagai

pendidikan formal, dan dimasyarakat sebagai pendidikan nonformal serta

berlangsung seumur hidup. Oleh karena itu, pendidikan adalah proses

memanusiakan manusia secara manusiawi3. Dan pendidikan juga sebagai bentuk

pengajaran di lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan negara yang

mengajarkan tentang segala prilaku keagamaan, nilai kehidupan, dan mengajarkan

kematangan mental narapidana.

Oleh karena itu pendidikan di Rumah Tahanan Negara sangat tidak bisa

dipisahkan dengan masalah akhlak, kondisi tersebut menjadi Persoalan terpenting

yang harus dilihat oleh para pengajar sebagai mentransfer ilmu adalah prinsip

bahwa penggunaan metode dalam proses kependidikan Islam harus mampu

membimbing, mengarahkan dan membina anak didik menjadi manusia yang

matang atau dewasa dalam sikap dan kepribadiaanya, sehingga tergambar dalam

dirinya tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai Islam4.

Pemicu pendidikan agama Islam mempunyai tuntutan bagi narapidana di

dalamnya. Untuk efektif dan efisen dalam pelaksanaan pengajarannya dibutuhkan

pengajar yang tepat untuk menghantarkan kegiatan pendidikan yang bermoral

kearah tujuan yang di cita-citakannya. Pendidikan pengajaran agama Islam itu

tidak akan berarti apa-apa manakala tidak memiliki cara yang tepat untuk

mentransformasikannya kepada yang diajarkan. Ketidaktepatan dalam penerapan

metode secara praktis akan menghambat proses belajar mengajar yang akan

berakibat membuang waktu dan tenaga secara percuma5.

Upaya pengajaran agama Islam di Rumah Tahanan Negara bagi Narapidana

untuk membina narapidan menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya dan

dapat diterima kembali oleh masyarakat pasca penjara yaitu bukan hanya

3 Ary H. Gunawan, kebijakan-kebijakan Pendidikan di Indonesia, (Jakarta:Bina Aksara,1986),

hal 1.

4 Al-Rasyidin, Samsul Nizar, Filsafar Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Ciputat Press, 2005),

Cet.2, hlm 71.

5 Ibid, hlm 65.

Page 16: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

5

pemberian hukuman, penanaman bakat dan ketrampilan, tetapi juga terdapat

pembinaan moral dan pengajaran kerohanian berupa pembinaan kesadaran

beragama guna menunjang jiwa keagamaan narapidana. Kegiatan pengajaran

agama para narapidana misalnya, kegiatan pengajian setiap harinya selalu

membaca Al-Qur`an yang dibimbing oleh pengajar yaitu beberapa ustad dan

ustadzah, serta diberikan tausiah-tausiah keagamaan yang berguna dan beberapa

program keagamaan yang berguna untuk menambah pengetahuan ilmu agama dan

memahaminya, setiap bulannya terdapat program-program keagamaan seperti,

khataman Al-Qur`an, hafalan Qur`an, pengajian kitab, dan sebagainya.

Pengajaran agama tersebut menjadi kontrol agama dalam dirinya yang

berperan dalam setiap tindakannya setelah selesai masa hukumannya, karena

upaya pengajaran agama di Rumah Tahanan sangat mengharapkan narapidana

dapat memahami berbagai teori ibadah dan tata cara pelaksanaanya. Dengan teori

tersebut narapidana secara sadar mampu melaksanakan ibadah secara baik, benar,

dan bagus, serta beretika dalam bermasyarakat. Walaupun terkadang masih ada

saja narapidana yang telah mendapatkan pengajaran agama Islam di Rumah

Tahanan Negara ketika bebas hukuman dan kembali di masyarakat, tidak

melaksanakan kewajiban agamanya seperti yang biasa dilakukan di rumah

tahanan Negara sebelumnya. Maka dari itu, pengajaran agama yang telah didapat

menjadi kontrolnya.

Seperti yang telah dipaparkan diatas, penulis menilai bahwa pengajaran

agama Islam sangat penting untuk diterapkan sebagai basis penguatan moralitas

individu setiap manusia baik dalam pendidikan formal maupun non-formal,

terlebih pada menggaris bawahi esensi dari diterapkannya hukuman bagi

masyarakat yang melanggar peraturan perundang-undangan untuk mengurangi

angka kriminalitas di Indonesia. Sebagai bentuk pengajaran agama Islam yang

dilakukan bagi narapidana di Rumah Tahanan Negara adalah dengan memberikan

pengajaran keagamaan bagi narapidana. Karena walaupun narapidana adalah

pelanggar hukum, narapidana tetap mendapatkan haknya seperti yang ada di UU

No.12 Thn 1995-Pemasyarakatan Pasal (14) pada point (a), (b), dan (c) yaitu :

Page 17: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

6

Narapidana Berhak:

a. Melakukan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya,

b. Mendapat perawatan, baik perawatan rohani maupun jasmani,

c. Mendapatkan pendidikan dan pengajaran.6

Dengan pengajaran agama tersebut, diharapkan para narapidana sadar akan

perbuatannya dan bertobat sehingga kembali pada jalan yang benar dan tegar

dalam menjalani kehidupan pasca penjara.

Ada beberapa hal yang mendorong mengapa wanita yang diteliti dalam hal ini,

bahwa yang menarik perhatian peneliti adalah kenyataan yang tak dapat

dipungkiri yaitu terdapat perbedaan antara wanita dan kaum laki-laki yang nyata

adalah secara bentuk fisik maupun dalam hal lemah lembut(sensistif). Namun

dalam kenyataan bahwa kejahatan yang dilakukan wanita sering terjadi walaupun

lebih besar kriminalitas dilakukan oleh laki-laki.

Berdasarkan pemaparan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

di Rumah Tahanan Negara Kelas II A Pondok Bambu Jakarta Timur. Rumah

Tahanan Negara ini memiliki peranan yang sama seperti lembaga – lembaga

pemasyarakatan atau Rumah Tahanan Negara lainnya yang ada di Indonesia, yang

berkaitan dengan pengajaran agama Islam bagi narapidana wanita di Rumah

Tahanan Negara. Maka penulis mengambil judul skripsi sebagai berikut

“Pengajaran Agama Islam Bagi Narapidana Wanita di Rumah Tahanan Negara

(RUTAN) Kelas II A Pondok Bambu Jakarta Timur”

B. Identifikasi Masalah

Sejalan dengan judul penelitian ini berdasarkan latar belakang masalah di

atas, maka penulis menyajikan permasalahan yang muncul sehingga dapat

diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Tindak kejahatan sering terjadi di masyarakat..

6 Undang – Undang Pemasyarakatan. (Bandung: Fokusindo Mandiri, 2014), h. 9

Page 18: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

7

2. Pelaksanaan pengajaran agama Islam pada masyarakat dipertanyakan

karena meningkatnya angka kriminalitas.

3. Kurang memahami teori keagamaan dan menanamkan nilai-nilai agama

sehingga melakukan tindak pidana yang mengakibatkan menjadi

narapidana.

4. Efektifitas Rumah Tahanan kelas IIA Pondok Bambu Jakarta Timur

meningkatkan pengajaran agama Islam sehingga berpengaruh bagi

narapidana wanita dalam kesadaran beragama.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan dan untuk lebih terarahnya penelitian ini,

maka penulis membatasi masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Pengajaran agama Islam yang dimaksud adalah materi agama Islam untuk

menanamkan nilai-nilai agama Islam bagi Narapidana Wanita yang ada di

Rumah Tahanan Negara Kelas II A Pondok Bambu Jakarta Timur.

2. Pengajaran agama Islam bagi narapidana wanita yang dimaksud adalah

presentase pengajaran agama Islam memberikan efek jera bagi narapidana

wanita dan menjadi controlling untuk masyarakat yang dapat mengurangi

kriminalitas, dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin

tinggi efektifitasnya.

3. Narapidana wanita yang dimaksud adalah narapidana wanita yang

mengikuti pengajaran agama Islam di Rumah Tahanan Negara (RUTAN)

kelas IIA Pondok Bambu Jakarta Timur yang berjumlah 1011 narapidana

wanita, sedang yang menjadi subyek penelitian berjumlah 3 narapidana

karena rekomendasi yang diizinkan diteliti oleh Sub.Sie Keamanan dan

narapidana yang dipilih sebagai subyek penelitian oleh Koordinator

Kerohanian Islam

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah diatas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

Page 19: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

8

1. Bagaimana materi pengajaran agama Islam bagi narapidana wanita di

Rumah Tahanan Negara (RUTAN) kelas IIA Pondok Bambu Jakarta

Timur?.

2. Bagaimana pelaksanaan pengajaran agama Islam bagi narapidana wanita

di Rumah Tahanan Negara (RUTAN) kelas IIA Pondok Bambu Jakarta

Timur?.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana program pengajaran agama Islam di Rumah

Tahanan Negara (RUTAN) kelas IIA Pondok Bambu Jakarta Timur.

2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pengajaran agama Islam bagi

Narapidana Wanita di Rumah Tahanan Negara (RUTAN) Kelas II A

Pondok Bambu Jakarta Timur

F. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun

praktis, sebagai berikut :

1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam menambah ilmu

pengetahuan tentang program pengajaran agama Islam di Rumah Tahanan

Negara (RUTAN) kelas II A Pondok Bambu Jakarta Timur.

2. Penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pengajaran agama

Islam bagi narapidana wanita di Rumah Tahanan Negara (RUTAN) kelas

II A Pondok Bambu Jakarta Timur.

3. Manfaat penelitian ini secara teoritis adalah untuk mengembangkan ilmu

pengajaran agama Islam terutama pada kesadaran beragama untuk

masyarakat dan narapidana.

Page 20: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik

1. Pengajaran Agama Islam

a. Pengertian Pengajaran

Dalam bahasa Indonesia, kata pendidikan berasal dari kata didik yang

mendapatkan awal pen dan akhiran an. Kata tersebut sebagaimana dijelaskan

dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah perbuatan (hal, cara, dan sebagainya)

mendidik. Pengertian ini memberi kesan bahwa kata pendidikan dalam bahasa

Indonesia terdapat pula kata pengajaran. Kata ini sebagaimana dijelaskan

Poerwardaminta adalah cara (perbuatan dan sebagainya) mengajar atau

mengajarkan. Kata yang lain serumpun dengan kata tersebut adalah mengajar

yang berarti memberi pengatahuan atau pelajaran.

Jika pengertian secara semantik, (kebahasaan) dari kata pendidikan,

pengajaran (education atau teaching) sebagaimana disebutkan diatas diperhatikan

secara seksama nampak bahwa kata – kata tersebut menunjukan pada suatu

kegiatan atau proses yang berhubungan dengan pembinaan yang dilakukan

seseorang kepada orang lain. Pengertian tersebut menunjukkan adanya program,

sistem, dan metode yang lazimnya digunakan dalam melakukan pendidikan atau

pengajaran.1

Pengertian kata pengajaran selanjutnya adalah suatu aktivitas (proses) belajar

mengajar. Yang merupakan pepaduan dua aktivitas, yaitu : aktivitas mengajar dan

aktivitas belajar. Di dalamnya ada dua subjek yaitu guru dan peserta didik.

Aktivitas mengajar menyangkut peranan seorang guru dalam konteks

mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara mengajar itu

sendiri dengan belajar. Jalinan komunikasi yang harmonis inilah menjadi

indikator suatu aktivitas atau proses pengajaran itu akan berjalan baik.2

1 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam Edisi Baru, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005),

h. 4-5.

2 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran,(Jakarta: PT Rineka Cipta Jakarta, 2004), h. 1 dan

4.

Page 21: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

10

Pengajaran sering diartikan dengan kegiatan mengajar. Dalam arti yang lain

pengajaran diartikan telah terjadinya interaksi belajar mengajar antara komponen

– komponen pengajaran khususnya antara guru dengan siswa antara siswa dengan

siswa, dan antara guru dan siswa dengan komponen lainnya. Oleh karena itu

pengajaran juga sering diartikan sama dengan kegiatan pendidikan.

Suatu pengajaran akan disebut berjalan dan berhasil secara baik, manakala ia

mampu mengubah peserta didik dalam arti luas serta mampu menumbuh

kembangkan kesadaran peserta didik untuk belajar, sehingga pengalaman yang

diperoleh peserta didik selama ia terlibat di dalam proses pengajaran itu, dapat

dirasakan manfaatnya secara langsung bagi perkembangannya.3 Selain itu ukuran

keberhasilan pengajaran adalah tercapainya komunikasi yang harmonis antara

guru dengan siswa. Indikator keberhasilan pengajaran lainnya adalah terjadinya

perubahan prilaku pada diri siswa, serta tertanamnya dalam diri siswa tentang

kebutuhan akan belajar serta manfaat belajar. 4

Berdasarkan pengertian diatas, maka anak didik dapat dicirikan sebagai orang

yang tengah memerlukan pengetahuan atau ilmu, bimbingan, dan pengarahan.

Dalam pandangan Islam, hakikat ilmu berasal dari Allah. Sedangkan proses

memperolehnya dilakukan melalui belajar kepada guru. Karena ilmu dari Allah,

maka membawa konsekuensi perlunya anak didik mendekatkan diri kepada Allah

atau menghiasi diri dengan akhlak yang mulia yang disukai Allah, dan sedapat

mungkin menjauhi perbuatan yang tidak disukai Allah. Dalam hubungan ini.

Munculah aturan normatif tentang perlunya kesucian jiwa bagi seseorang yang

sedang menuntut ilmu, karena ia sedang mengharapkan ilmu yang merupakan

anugerah Allah. Hal ini dapat dipahami dari ucapan Imam Syafi`I sebagai berikut:

3 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran,(Jakarta: PT Rineka Cipta Jakarta, 2004), h. 4.

4 Darwyn Syah, dkk., Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan agama Islam,(Jakarta:

Gaung Pesada Press,2007), h. 19.

Page 22: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

11

Aku mengadukan masalah kepada guruku bernama Waki`, karena kesulitan

dalam mendapatkan Ilmu (sulit menghafal). Guruku menasehatiku agar menjauhi

perbuatan maksiat. Ia lebih lanjut mengatakan bahwa ilmu itu cahaya, dan

cahaya Allah itu tidak akan diberikan kepada orang yang maksiat.5

b. Pengertian Agama Islam

Agama Islam adalah agama yang bersifat universal dan menjadi rahmat bagi

seluruh alam (Rahmatan lil`alamin). Islam tidak hanya mengatur hubungan

manusia dengan Tuhannya, tetapi juga memberikan tuntutan bagaimana manusia

behubungan dengan sesamanya, dan bagaimana kedudukan manusia di tengah –

tengah alam semesta (QS 3:112).6

“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka

(berpegang) pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia.

Mereka mendapat murka dari Allah dan (selalu) diliputi kesengsaraan. Yang

demikian itu karena mereka mengingkari ayat – ayat Allah dan membunuh para

Nabi, tanpa hak (alasan yang benar). Yang demikian itu karena mereka durhaka

dan melampui batas. (QS. Al – Imran: 112)7

Agama Islam adalah satu – satunya agama yang diturunkan Allah kepada

umat manusia. Allah Berfirman:

5 Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam Edisi Baru, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005),

h. 132.

6 Kaelany HD, Islam Agama Universal, (Jakarta: Midada Rahmah Press, 2006), h. 37.

7 Departemen Agama RI, Mushaf Al-Quran Terjemah, (Jakarta: Pena, 2008), Cet.3, h. 64.

Page 23: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

12

“Sesungguhnya agama disisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang –

orang yang telah diberi kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena

kedengkian diantara mereka. Barang siapa ingkar terhadap ayat – ayat Allah,

maka sungguh, Allah sangat cepat perhintungan –Nya” (QS. Al – Imran: 19)8

“Maka mengapa mereka mencari agama yang lain selain agama Allah,

padahal apa yang di langit dan di bumi berserah diri kepada – Nya (baik) dengan

suka maupun terpaksa, dan hanya kepada – Nya mereka dikembalikan (83).

Katakanlah (Muhammad), “kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang

diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishak,

Ya`kub, dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa, Isa dan para

nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda – bedakan seorangun diantara

mereka dan hanya kepada – Nya kami berserah diri” (84). Dan barang siapa

mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk

orang yang rugi (85). (QS: Al – Imran 83 – 85)9

Secara estafet melalui para Nabi dan Rasul – Nya sehingga sampai kepada

Nabi terakhir, Muhammad SAW sebagai penyempurna ajaran Islam

sebelumnya10

. Seperti yang di dalam firman Allah:

8 Departemen Agama RI, Mushaf Al-Quran Terjemah, (Jakarta: Pena, 2008), Cet.3, h. 52.

9 Ibid.,h 61.

10

Kaelany HD, Islam Agama Universal, (Jakarta: Midada Rahmah Press, 2006), h. 41.

Page 24: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

13

“Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang diantara kamu, tetapi dia

adalah utusan Allah dan penutup para Nabi. Dan Allah mengetahui segala

sesuatu” (QS Al – Ahzab: 40).11

Dari beberapa pengertian pengajaran dan agama Islam tersebut penulis dapat

menyimpulkan bahwa pengajaran agama Islam adalah suatu kegiatan, proses, dan

interaksi yang dibekali pengetahuan atau ilmu serta pembekalan akhlak mulia

yang secara sadar diberikan oleh pendidik kepada peserta didik guna menjadi

menghiasi dirinya dengan akhlak yang mulia, menjadi kekuatan spiritual

keagamaan, dan bermanfaat dengan ketrampilan yang berguna bagi Nusa dan

Bangsa.

c. Tujuan Pengajaran Agama Islam

Sebenarnya tujuan cakupannya amat luas. Di dalam tujuan tercakup berbagai

masalah, yaitu mencakup keinginan, proses, ramalan, dan maksud. Dengan

terbinanya seluruh potensi manusia secara sempurna diharapkan dapat

melaksanakan fungsi dan pengabdiannya sebagai khalifah di muka bumi. Quraish

Sihab berpendapat bahwa kita dapat berkata bahwa tujuan pendidikan Al-Qur`an

(Islam) adalah membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga mampu

menjelaskan fungsinya sebagai hamba dan khalifah – Nya, guna membangun

dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah, atau dengan kata yang

lebih singkat dan sering digunakan oleh Al – Qur`an, untuk bertaqwa kepada –

Nya.12

11 Departemen Agama RI, Mushaf Al-Quran Terjemah, (Jakarta: Pena, 2008), Cet.3, h. 423.

12

Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam Edisi Baru, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005),

h. 104.

Page 25: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

14

Tujuan tersebut memiliki ciri – ciri sebagai berikut:

1) Mengarahkan manusia agar menjadi khalifah Tuhan di muka bumi dengan

sebaik – baiknya, yaitu melaksanakan tugas – tugas memakmurkan dan

mengolah bumi sesuai dengan kehendak Tuhan.

2) Mengarahkan manusia agar seluruh pelaksanaan tugas kekhalifahannya di

muka bumi dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada Allah, sehingga

tugas tersebut terasa ringan dilaksanakan,

3) Mengarahkan manusia agar berakhlak mulia, sehinggga ia tidak

menyalahgunakan fungsi kekhalifahannya.

4) Membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa, dan jasmaninya, sehingga ia

memiliki ilmu, akhlak, dan ketrampilan semua ini dapat digunakan guna

mendukung tugas pengabdian dan kekhalifahannya.

5) Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan

akhirat.

Ciri – ciri diatas secara umum adalah manusia yang baik. Atas dasar ini, dapat

dikatakan bahwa pada hakikatnya sependapat bahwa tujuan umumnya ialah

terbentuknya manusia yang baik, yaitu manusia yang beribadah kepada Allah

dalam rangka pelaksanaan fungsi kekhalifahannya di muka bumi.13

d. Strategi Pengajaran

Strategi pengajaran merupakan penerjamahan filsafat atau teori mengajar

menjadi rumusan tentang cara mengajar yang harus ditempuh dalam situasi –

situasi khusus atau dalam keadaan tertentu yang spesifik. Secara teoritik, ada juga

pandangan mengenai proses belajar mengajar, yang saling bertentangan antara

yang satu dengan yang lainnya.

1) Belajar penerimaan (reception learning). Pendukung utama pandangan itu

adalah Ausabel dan beberapa penganut behavioristik lainnya.

13 Ibid., h. 106.

Page 26: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

15

2) Belajar penemuan (discovery learning). Pendukung utama pendekatan itu

adalah Piaget dan Bruner dan para penganut psikologi kognitif dan humanistik

lainnya.14

Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative mantap berkat latihan

dan pengalaman. Belajar sesungguhnya adalah ciri khas manusia dan dan yang

membedakannya dengan binatang. Belajar yang dilakukan oleh manusia adalah

merupakan bagian dari hidupnya, berlangsung seumur hidup, kapan saja dan dan

dimana saja15

, sehingga menjadi sebuah kewajiban seperti yang ada di dalam kitab

Ta`lim Muta`lim tentang kewajiban belajar yaitu:

Ketahuilah, bahwa tidak diharuskan bagi setiap muslim menuntut segala

ilmu, tetapi yang diharuskan adalah menuntut ilmu Hal, sebagaimana dinyatakan

“ilmu paling utama adalah ilmu Hal”, dan perbuatan paling utama adalah

memelihara al -Hal”16

e. Ruang Lingkup Pengajaran Agama

Dilihat dari sudut ruang lingkup pembahasan pengajaran agama Islam yang

umum dilaksanakan sudah menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri,

pembahasan dan pengelompokannya menjadi bidang – bidang studi yang

mungkin semakin banyak. Tetapi prinsip pokok dan sumber tidak akan

mengalami perubahan, karena wahyu dan sabda Rasulullah tidak akan bertambah

14 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2005), cet ke4, h. 183.

15

Ibid., h. 154.

16

Ilmul-hal (= ilmu tingkah laku, ilmu keadaan / kondisi ) yang dimaksud disini adalah ilmu

pengetahuan yang selalu diperlukan dalam melaksanakan agama, yaitu ilmu Ushuluddin dan ilmu

Fiqih. Dua macam ilmu inilah tidak dapat diabaikan oleh setiap muslim/muslimah, karena ilmu

yang pertama akan membimbing kehidupan iman dan ruhaninya, sedang yang kedua akan

membimbing perbuatan jasmani dalam menunaikan tugas amanat agamanya (syaikh Ibrahim bin

Ismail, Syarah Ta`lim Muta`allim, hal4)

Page 27: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

16

lagi. Pengajaran agama Islam yang umum dilaksanakan terdiri dari sejumlah mata

pelajaran; dua belas diantaranya akan dikemukakan berikut ini:

1) Pengajaran Keimanan

Iman berarti peracaya. Pengajaran keimanan berarti proses belajar – mengajar

tentang berbagai aspek kepercayaan. Ilmu tentang keimanan ini disebut juga

“Tauhid” (tauhid = keesaan). Dalam ilmu ini dibicarakan aqidah Islam, maka ilmu

ini disebut juga “Ilmu Aqidah” atau “Aqaid” (aqidah, jamaknya aqaid). Karena

yang dibicarakan dalam ilmu ini ialah masalah kepercayaan, keimanan kepada

wujud dan keesaan Allah, para ulama menganggap bahwa yang dibicarakan itu

merupakan prinsip agama – agama Islam. Tanpa beriman, orang tidak dapat

dianggap beragama. Karena itu, ilmu ini disebut juga “Ilmu Ushuluddin”

(Ushuluddin = pokok agama)17

.

2) Pengajaran Akhlak

Pengajaran akhlak berarti pengajaran tentang bentuk seseorang yang kelihatan

pada tindak-tanduknya (tingkah lakunya). Dalam pelaksanannya, pengajaran ini

berarti proses kegiatan belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang

diajar berakhlak baik. Artinya orang atau anak yang diajar itu memiliki bentuk

batin yang baik menurut ukuran nilai ajaran agama Islam; dan bentuk batin ini

hendaknya kelihatan dalam tindak-tanduknya sehari – hari. Dalam bentuk yang

sederhana dapat dikatakan: supaya orang atau anak berakhlak baik atau terpuji

menurut ajaran agama Islam. Dengan demikian bidang studi ini dinamai

studi“Aqidah–Akhlak”18

.

3) Pengajaran Ibadat

Dalam pengajaran ibadat, ibadat pokok yang merupakan rukun Islam Tadilah

yang harus diajarkan. Pengajaran ibadat ini termasuk salah satu bagian dari

pelajaran Fiqih. Dibicarakan berbagai aspek ibadat itu, seperti bentuknya,

macamnya, caranya, waktunya, hukumnya, fadhilah atau hukumnya, dan

sebagainya. Dalam ruang lingkup pengajaran agama merupakan inti agama dan

17 Zakiyah Darajat, Dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

2008), cet4, h. 64 – 65.

18

Ibid., h. 70 dan 73.

Page 28: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

17

diantaranya yang wajib dikerjakan setiap hari. Pekerjaan harian ini merupakan

cermin dari rasa keagamaan seseorang19

.

4) Pengajaran Fiqih

Dilihat dari segi pengamalan ajaran Islam, yang jelas pengajaran Fiqih ini

adalah pengajaran yang bersifat amaliah, harus mengandung unsur teori dan

praktek. Belajar Fiqih untuk diamalkan, bila berisi suruhan atau perintah, harus

dilaksanakan, bila berisi larangan, harus dapat ditinggalkan atau dijauhi. Bukan

sekedar teori yang berarti ilmu untuk ilmu. Lebih ekstrim lagi dikatakan ilmu

Fiqih untul diketahui, diamalkan dan sekaligus menjadi pedoman atau pegangan

hidup. Untuk itu, tentu saja materi yang praktis diamlkan sehari-hari didahulukan

dalam pelaksanaannya, mulai dari pengajaran rendah20

.

5) Pengajaran Ushul Fiqih

Ushul Fiqih itu ialah suatu ilmu yang sangat berguna dalam pengembangan

syari`at (ajaran) Islam. Dengan mempelajari Ushul Fiqih, orang mengetahui

bagaimana hukum Fiqih diformulasikan dari sumbernya. Dengan itu, orang juga

dapat memahami apa formulasi itu masih dapat dipertahankan dalam mengikuti

perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan sekarang, atau apakah ada

kemungkinan untuk direformulasika. Dengan demikian orang juga dapat

merumuskan hukum atau penilaian terhadap kenyataan yang ditemuinya sehari-

hari dengan ajaran Islam yang bersifat universal itu. 21

6) Pengajaran Qiraat Qur`an

Yang paling penting dalam pengajaran Qiraat Al-Qur`an ini ialah

keterampilan membaca Al Qur`an dengan baik sesuai dengan kaidah yang disusun

dalam Ilmu Tajwid. Untuk dapat membaca dengan baik, tentu harus dapat

memahami bermacam irama yang dibicarakan dalam Ilmu Nagham. Sebelum itu

hendaknya sudah memahami dan dapat menggunakan berbagai tanda-tanda baca,

disamping sudah dapat membunyikan simbol-simbol huruf dan kata sesuai dengan

19 Ibid., h,74 dan 77.

20

Zakiyah Darajat, Dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

2008), cet4, h.85

21

Ibid., h.88.

Page 29: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

18

bunyi yang diucapkan oleh orang Arab. Kita mencontoh bunyi yang diucapkan

oleh orang Arab karena bahasa Al Qur`an itu adalah bahasa mereka.

7) Pengajaran Tafsir

Pengajaran tafsir ini bukan bukan berarti pengajaran “bagaimana menafsir”

tetapi apa dan bagaimana tafsirnya. Karena itu pengajaran ini bahannya ialah

kitab-kitab tafsir, atau buku-buku tafsir yang ditulis oleh pengarang yang

bermacam-macam yang disesuaikan dengan keperluan atau kurikulum suatu

sekolah. Pengajaran Tafsir ini seharusnya berisi tafsir dari keseluruhan ayat Al

Qur`an. Tetapi karaena banyaknya bahan, meliputi keseluruhan dari ayat Al

Qur`an, mulai dari surat Al Qur`an, mulai dari surat Al Fatihah sampai dengan

surat An Naas menurut urutan Mushhaf Utsmani, sulit untuk diajarkan dalam satu

tingkatan sekolah. Apalagi kalau mengikuti tafsir yang ditulis oleh para

mufassirin besar, ada yang sampai lebih dari 30 jilid, dalam bahasa Arab lagi, sulit

untuk diajarkan dalam satu tingkatan sekolah.22

8) Pengajaran Ilmu Tafsir

Pengajaran Ilmu Tafsir berarti proses kegiataan belajar-mengajar yang berisi

bahan Ilmu Tafsir. Dalam pengajaran ini dibicarakan sejumlah teori atau ilmu

yang berhubungan dengan berbagai petunjuk dan ketentuan untuk menafsirkan Al

Qur`an. Dengan memahami pengetahuan ini diharapkan agar orang dapat

menafsir Al Qur`an, sekurang-kurangnya mengerti akan cara para mufassirin

menafsirkan akan Al Qur`an setelah membaca buku-buku tafsir yang ada. Bahan

atau alat apa saja yang digunakan oleh para mufassirin dalam menafsirkan Al

Qur`an, dapat difahami.23

9) Pengajaran Hadis

Ruang l;ingkup pengajaran hadis ini sebenarnya bergantung pada tujuan

pengajarannya pada suatu tingkat perguruan yang dimuat. Yang jelas, semuanya

adalah pelajaran tentang teks dan pengertiannya, baik teks itu berasal dari ucapan

Nabi, atau ucapan para sahabat tentang Nabi. Isinya tentu ucapan Nabi, kehidupan

22 Zakiyah Darajat, Dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

2008), cet4, h.94.

23

. Ibid., h 97.

Page 30: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

19

Nabi Muhammad SAW. Sejauh mana teks itu dibicarakan atau dibahs, bergantung

tentang tujuan pengajaran dan tingkatan perguruannya.24

10) Pengajaran Ilmu Hadis

Ilmu Hadis ialah sekelompok teori (ilmu) yang dapat digunakan untuk

mempelajari Hadis, baik dari segi wurudnya, dari segi matan dan maknanya, dari

segi riwayat dan riyahnya, dari segi sejarah dan tokoh-tokohnya, dari segi dapat

dianggap menjadi dalil atau tidaknya, dan dari istilah-istilah yang digunakan

dalam menilainya, ataupun dari segi syarat-syarat dan berbagai ketentuan dalam

memahaminya.25

Pengajaran ilmu Hadis artinya proses belajar-mengajar yang materinya beriisi

bagaimana menilai sesuatu teks Hadis untuk dijadikan sember hukum dalam

ajaran Islam. Apakah Hadis ini kuat dan memunahi syarat syarat untuk dijadikan

hujjah, baik dari segi matannya, maknanya, wurudnya, dalalahnya, atau tidak

dapak dijadikan hujja, baik karena lemahnya atau palsunya. 26

11) Pengajaran Tarikh Islam

Tarikh Islam disebut juga Sejarah Islam. Pengajaran Tarikh islam sebenarnya

pengajaran sejarah, yaitu sejarah yang berhubungan dengan pertumbuhan dan

perkembangan umat Islam. Sejarah ini merupakan salah satu aspek dari agama

Islam. Islam lahir dan terus berkembang melalui garis lintas sejarah. Islam hadir

dalam kehidupan di gelanggang sejarah sejak orang pertama mulai menganut

ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Dilihat dari segi

kenyataannya, setiap peristiwa yang terjadi, tidak mungkin peristiwa itu terpisah

dari lingkungan yang melatarbelakanginya, tentu saja termasuk peristiwa

sejarah.27

12) Pengajaran Tarikh Tasyri`

24 Ibid., h. 103.

25

Zakiyah Darajat, Dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

2008), cet4, h.. 104.

26

Ibid., h. 107.

27

Ibid., h 109.

Page 31: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

20

Ruang lingkup Tarikh Tasyri` itu meliputi pemunculan dan pengukuhan

berlakunya ajaran (hukum) Islam dalam masyarakat. Dengan kata lain, sejarah

membentuk, mengembangkan dan memasyarakatkan ajaran Islam. Masanya

dimulai sejak Al Qur`an pertama kali diturunkan di Gua Hira`, sampai saat ini.

Tujuannya ialah agar setelah mempelajarinya, orang mengerti, memahami asal-

usul Syaria`at Islam, bagaimana perkembangannya, sejauh mana pasang surutnya,

mengapa sampai umat Islam itu terpecah menjadi golongan-golongan politik,

aliran-aliran mazhab yang fanatik. Kapan Ilmu Agama Islam itu disusun dan

untuk apa kaidah-kaidah ilmu agama itu disusun.28

f. Evaluasi Pengajaran

Program pengajaran agama dapat dipandang sebagai suatu usaha mengubah

tingkah laku dengan menggunakan pengajaran agama. Tingkah laku yang

diharapkan itu terjadi setelah mempelajari pelajaran agama dan dinamakan hasil

belajar dalam bidang pengajaran agama. Hasil belajar atau bentuk perubahan

tingkah laku yang diharapkan meliputi tiga aspek, yaitu: pertama, aspek kognitif,

meliputi perubahan-perubahan dalam segi penguasaan pengetahuan dan

perkembangan ketrampilan atau kemampuan yang diuperlukan untuk

menggunakan pengetahuan tersebut. Kedua, aspek afetif, meliputi bahan

perubahan-perubahan dalam segi sikap mental, perasaan dan kesadaran. Ketiga,

aspek psikomotor, meliputi perubahan-perubahan dalam bentuk-bentuk tindakan

motorik.29

Jadi dari pengajaran Agama Islam bagi Narapidana memberikan hasil

belajar yaitu perubahan tingkah laku dari sebelumnya, bertambahnya ilmu agama

sehingga memberikan mental yang baik, kesadaran agama yang baik sehingga

menjadikan Narapidana berakhlakul karimah setelah keluar dari Rumah Tahanan

Negara (RUTAN).

28 Zakiyah Darajat, Dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

2008), cet4, h 116.

29

. Ibid., h.196-197

Page 32: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

21

2. Agama Bagi Manusia

a. Kebutuhan Manusia Terhadap Agama

Agama sebagai sumber nilai, sumber etika, dan pandangan hidup yang dapat

diperankan dalam kehidupan bermasyrakat dan berbangsa. Pemikiran ini

didasarkan pada alasan karena agama mengandung beberapa faktor, yaitu:

1) Faktor kreatif, yaitu ajaran agama dapat mendorong manusia melakukan kerja

produktif.

2) Faktor inovatif, yaitu ajaran agama dapat melandasi cita-cita dan amal

perbuatan manusia dalam seluruh aspek kehidupan.

3) Faktor sublimatif, yaitu ajaran agama dapat meningkatkan dan mengkuduskan

fenomena kegiatan manusia, tidak hanya hal keagamaan, tapi juga berdimensi

keduniaan.

4) Faktor integratif, yaitu ajaran agama dapat mempersatukan sikap dan

pandangan manusia serta aktivitasnya baik secara individual maupun kolektif

dalam berbagai tantangan hidup.

Manusia butuh terhadap agama, selain karena agama menyediakan berbagai

faktor tersebut, juga karena keyakinan keagamaan menyebabkan pengaruh-

pengaruh positif yang luar biasa dipandang dari kemampuannya, mampu

menciptakan kebahagiaan atau memperbaiki hubungan-hubungan sosial atau

mengurangi, bahkan menghapuskan sama sekali kesulitan-kesulitan yang

sebelumnya tak terhindarkan di dalam sistem dunia ini. 30

b. Peran dan Fungsi Agama

Kebutuhan manusia terhadap agama semakin diperlukan dalam menjalani

kehidupan , mana kala manusia tersebut menghadapi masalah, kehilangan jati diri

dan dan arahan kehidupan, mendewakan materi yang tidak bisa sepenuhnya dapat

diatasainya seperti: kemerosotan moral, konflik sosial, stress, cemas, gelisah

gangguan keamanan, dan berbagai gejala penyakit sosial dan kejiwaan yang akan

30 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam Dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2010), cet 2, h, 37-38.

Page 33: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

22

mempengaruhi pikiran dan perasaannya. Jelas tidak dapat diatasi dengan materi,

melainkan dengan kembali ke ajaran agama .

Peran dan fungsi agama, sebagaimana tersebut diatas, dijumpai pada semua

agama, baik agama yang diturunkan oleh Allah SWT. (agama samawi) maupun

agama – agama yang tergolong agama hasil renungan intiuisi manusia biasanya

disebut agama wadh`I (agama budaya). Dalam Islam, misalnya, agama berperan

sebagai hudan yakni pebimbing dan pemberi petunjuk; li yukhrijakum min al –

dzulumat ila al-nur (mengeluarkan manusia dari kegelapan jiwa kepada

pencerahan dan ketenangan jiwa) syifa (sebagai obat penawar jiwa yang tegang,

gelisah, dan cemas); rahmat (sebagai kasih sayang Tuhan atas keterbatasan

manusia); al-burhan (sebagai bukti kekuasaan Tuhan); basyiran (pemberi kabar

gembira), nadzira (sebagai pemberi peringatan), darn al-furqan (yang

memisahkan antara yang hak dan yang bathil), dan masih banyak lagi.31

Dengan demikian, semakin jelas bahwa peran dan fungsi agama terkait erat

dengan peran dan fungsi memberikan landasan normatif (norma erat hubungannya

dengan akhlak, yaitu serangkaian perbuatan yang dinilai baik dan buruk oleh

Tuhan yang kemudian mempengaruhi tingkah laku manusia32

). Sehingga kita

sudah mengetahui bagaimana peran dan fungsi agama yang menjadi rambu-rambu

kehidupan manusia seperti bagaimana menjalankan perintahNya dan menjauhi

laranganNya dan itu membentuk bagaimana hubungan dengan TuhanNya, prilaku

kepada sesamanya dan kepada makhluk lainNya. Semua itu akan menjadi

tanggung jawab apa yang diperbuat dan akan dinilai oleh Tuhan yang

menciptakan manusia.

c. Unsur – Unsur Keagamaan

Dalam proses pencarian ajaran untuk dianut manusia yang berkembang

menjadi suatu kepercayaan atau agama. Ada yang timbul dan dianut oleh

sejumlah besar manusia, tetapi ada pula yang muncul dalam masa tertentu lalu

lenyap tanpa penganut.

31 Ibid., h, 39- 40.

32

Ibid., h, 41.

Page 34: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

23

Contoh : pencarian Tuhan oleh manusia yang digambarkan pada kisah Nabi

Ibrahim As. mulanya ia melihat bintang-bintang dan mengira Tuhan adalah

bintang, kemudian bulan karena ia lihat lebih besar dan dahsyat (QS 6:74-79)

tetapi dengan kecerdasannya Ibrahim menyanggah pikirannya sendiri (QS 6:78).

Akhirnya ia berucap:

“sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan Yang Menciptakan

langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benara, dan aku bukanlah

termasuk orang – orang yang mempersukutukan Tuhan” (QS Al – An`am :79).

Dalam proses pencarian itu kita perhatiakan segala keperacayaan itu selalu

mengandung unsur-unsur antara lain:

1) Adanya kepercayaan bahwa di luar kekuatan manusia ada kekuatan yang lebih

perkasa yaitu kekuatan ghaib. Manusia merasa dirinya lemah dan berhajat pada

kekuatan ghaib itu sebagai tempat memohon pertolongan. Manusia merasa

harus mengadakan hubungan baik dengan kekuatan Ghaib tersebut dengan

mematuhi perintah – Nya dan menjauhi laranganNya.

2) Keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di dunia dan kebahagiaan

hidupnya di akhirat tergantung pada adanya hubungan baik dengan kekuatan

Ghaib tersebut. Tanpa adanya hubungan baik itu, manusia akan sengsara

hidupnya di dunia dan di akhirat.

3) Adanya respon yang bersifat emosional dari manusia, baik dalam bentuk

perasaan takut atau perasaan cinta. Selanjutnya respon itu mengambil bentuk

pemujaan atau penyembahan dan tatacara hidup tertentu bagi masyrakat yang

bersangkutan.

4) Paham adanya kudus (the sacred) dan suci, seperti Tuhan, Nabi, kitab suci,

tempat – tempat suci, tempat ibadah dan sebagainya. 33

33 Kaelany HD, Islam Agama Universal, (Jakarta: Midada Rahmah Press, 2006), h, 34-36.

Page 35: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

24

3. Narapidana

a. Pengertian Narapidana

Istilah narapidana secara terminologi berarti orang yang sedang menjalani

pidana hilang kemerdekaan di lembaga pemasyarakatan34

. Arti dari pidana itu

sendiri secara terminologi adalah hukuman yang dijatuhkan terhadap orang yang

terbukti bersalah melakukan delik berdasarkan putusan yang berkekuatan hukum

yang tetap35

. Dan pidana penjara (KUHP, 10) yaitu pidana yang berupa hilang

kemerdekaan seumur hidup atau sementara waktu yang harus dijalani narapidana

di lembaga pemasyarakatan.36

b. Hukum Pidana

Hukum pidana ialah peraturan-peraturan hukum yang berisi tentang kejahatan

dan pelanggaran yang digantungkan pada kepentingan umum . tujuan hukum

pidana ialah:

1) Untuk menakut-nakuti setiap orang agar mereka tidak melakukan tindak

pidana (delict) baik berupa kejahatan maupun pelanggaran. Fungsi ini disebut

fungsi preventif (pencegahan).

2) Untuk mendidik orang yang telah melakukan tindak pidana (delict) baik

berupa kejahatan maupun pelanggaran, agar setelah keluar dari lembaga

pemasyarakatan, dia menjadi orang yang baik berguna bagi masyarakat dan

Negara. Fungsi ini disebut fungsi represif (perbaikan).37

Tindak pidana pada hakikatnya adalah perbuatan yang melawan hukum, baik

secara formal maupun secara material. Untuk lebih jelas, berikut ini dikutipkan

beberapa ketentuan di dalam konsep (edisi Maret 1993)

Pasal 14: Tindak Pidana ialah perbuatan melakukan atau tidak melakukan sesuatu

yang oleh peraturan perundang – undangan dinyatakan sebagai perbuatan yang

dilarang dan diancam dengan pidana.

34

Andi Hamzah, Terminologi Hukum Pidana, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), cet 2, h, 107.

35

Ibid., 119.

36

Ibid., h, 121.

37

Hasanuddin AF, Pengantar Ilmu Hukum, (Ciputat: UIN Jakarta Press, 2003), h, 272.

Page 36: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

25

Pasal 15: Perbuatan yang dituduhkan harus merupakan perbuatan yang dilarang

dan diancam dengan pidana oleh suatu peraturan perundangan – perundangan.

Agar perbuatan tersebut dapat dijatuhi pidana, perbuatan harus juga bertentangan

dengan hukum.

Pasal 16: Setiap tindak pidana dianggap selalu bertentangan dengan hukum,

kecuali ada alasan pembenar yang dijatuhkan oleh pembuat.

Pasal 17: Hakim harus selalu mengkaji apakah perbuatan yang dituduhkan itu

bertentangan dengan hukum dalam arti kesadaran hukum rakyat. Hasil

pengkajiannya harus dikemukakan sebagai bahan pertimbangan dalam

putusannya.

Pasal 14 s/d 17 Konsep 1993 itu, dalam konsep 2004-2008 dirangkum dalam

pasal 11 sebagai berikut:

(1) Tindak pidana adalah perbuatan melakukan atau tidak melakukan sesuatu

yang oleh peraturan perundang – undang dinyatakan sebagai perbuatan yang

dilarang dan diancam dengan pidana.

(2) Untuk dinyatakan sebagai tindak pidana, selain perbuatan tersebut dilarang

dan diancam pidana oleh peraturan perundang – undangan, harus juga bersifat

melawan hukum – hukum yang hidup dalam masyarakat.

(3) Setiap tindak pidana selalu dipandang bersifat melawan hukum, kecuali ada

alasan pembenar. 38

c. Jenis Sanksi Pidana

Jenis sanksi yang digunakan dalam konsep KUHP, terdiri dari jenis “pidana”

dan “tindakan”. Masing-masing jenis sanksi ini terdiri dari:

1) Pidana:

a) Pidana Pokok

(1) Pidana penjara.

(2) Pidana tutupan.

(3) Pidana pengawasan.

38 Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana (Perkembangan

Penyusunan Konsep KUHP Baru), (Jakarta: Kencana, 2011), cet, 3, h. 83-84.

Page 37: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

26

(4) Pidana denda.

(5) Pidana Kerja sosial.

b) Pidana Tambahan

(1) Pencabutan hak – hak tertentu.

(2) Perampasan barang – barang tertentu dan tagihan.

(3) Pengumuman putusan hakim.

(4) Pembayaran ganti kerugian.

(5) Pemenuhan kewajiban ada.

2) Tindakan:

a) Untuk orang yang tidak atau kurang mampu bertanggung jawab (“tindakan”

dijatuhkan tanpa pidana) :

(1) Perawatan di rumah sakit jiwa.

(2) Penyerahan kepada pemerintah.

(3) Penyerahan kepada seseorang.

b) Untuk orang pada umumnya yang mampu bertanggung jawab (dijatuhkan

bersama-sama dengan pidana) :

(1) Pencabutan surat izin mengemudi.

(2) Perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana.

(3) Perbaikan akibat – akibat tindak pidana.

(4) Latihan kerja.

(5) Rehabilitasi.

(6) Perawatan di dalam suatu lembaga. 39

Menurut konsep hanya ada tiga kategori pengelompokan tindak pidana, yaitu:

a) Yang hanya diancam pidana denda (untuk delik yang bobotnya dinilai

kurang dari 1 tahun penjara).

b) Yang diancam pidana penjara atau denda secara alternatif (untuk delik yang

diancam dengan pidana penjara 1 – 7 tahun).

c) Yang hanya diancam dengan pidana penjara (untuk delik yang diancam

dengan pidana penjara lebih dari 7 tahun).

39 Ibid., h. 152 – 153.

Page 38: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

27

No. BOBOT DELIK JENIS

PIDANA

KETERANGAN

1. Sangat Ringan Denda - Perumusan tunggal

- Denda ringan (kategori 1 atau 2).

2. Berat Penjaran dan

Denda

-Perumusan alternative

- Penjara berkisar 1 s/d 7 tahun

-Denda lebih berat (Kategori III – IV )

3. Sangat Serius -Penjara saja

-mati/penjara

-Perumusan tunggal atau alternatif.

-Dapat dikumulasikan dengan denda.

Namun demikian perlu dicatat, bahwa tetap dimungkinkan ada

“penyimpanan” dari pola tersebut, antara lain:

1) Untuk beberapa tindak pidana yang dipandang meresahkan masyrakat

ancaman pidananya akan ditingkatkan secara khusus dan sebaliknya dengan

alasan khusus dapat diturunkan ancaman pidananya.

2) Untuk beberapa tindak pidana yang dipandang dapat menimbulkan

keuntungan ekonomis / keuangan yang cukup tinggi, pidana penjara yang

diancamkan dapat dialternatifkan dan dikumulasikan dengan pidana denda.

3) Untuk beberapa tindak pidana yang dipandang dapat menimbulkan

“disparitas pidana” dan “meresahkan masyarakat” akan diancam dengan

pidana minimum khusus.40

d. Pidana Menurut Agama Islam

Pengertian pidana menurut agama Islam yaitu larangan-larangan agama yang

diancam dengan hukuman – hukuman had (yang telah ditentukan hukumannya).

40 Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana (Perkembangan

Penyusunan Konsep KUHP Baru), (Jakarta: Kencana, 2011), cet, 3, h. 155-156.

Page 39: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

28

Adapun larangan-larangan adakalanya mengerjakan sesuatu perbuatan yang

dilarang atau meninggalkan perbuatan yang diperintahkan agama.

Suatu hukuman yang diancamkan kepada seorang pembuat pidana ialah agar

supaya orang banyak tidak melakukan sesuatu tindak pidana (jarimah), sebab

larangan atau perintah-perintah semata – mata tidak akan cukup. Meskipun

hukuman itu sendiri bukanlah merupakan suatu kebaikan, bahkan suatu

pengrusakan bagi sipembuat pidana itu sendiri, akan tetapi meskipun demikian

hukuman tersebut sangat diperlukan, oleh karena hal itu dapat membawa

keuntungan bagi masyarakat.

Disamping itu agama Islam menentukan pula bagi perbuatan – perbuatan

pidana suatu hukuman dunia, sehingga oleh karenanya diharapkan oleh agama

Islam kedua macam hukuman itu dapatlah hendaknya saling bekerja sama dalam

menumpas dan mencegah terjadinya suatu kejahatan atau pelanggaran ; dengan

cara menggunakan pencegahan secara agama dan kekuasaan, yakni dengan

ancaman dan hukuman.41

e. Hak dan Kewajiban Narapidana

Dalam Undang-Undang (UU) No.12 Tahun 1995 – Pemasyarakatan BAB III

(Warga Binaan Pemasyarakatan – Narapidana) Pasal 14 dan Pasal 15 , berbunyi:

Pasal 14 – Narapidana Berhak:

1) Melakukan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya;

2) Mendapat perawatan, baik perawatan rohani maupun jasmani;

3) Mendapatkan pendidikan dan pengajaran;

4) Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak;

5) Menyampaikan keluhan;

6) Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya

yang tidak dilarang;

7) Mendapatkan upah atau premi atas pekerjaan yang dilakukan;

41 Badan Pembina Hukum Nasional (J.C.T Simorangkir, SH). Simposium Pengaruh

Kebudayaan / Agama Terhadap Hukum Pidana, (Bali: Binacipta, 1975), h. 60-61.

Page 40: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

29

8) Menerima kunjungan keluarga, penasihat hukum, atau orang tertentu

lainnya;

9) Mendapatkan pengurangan masa pidana (remisi);

10) Mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk cuti mengunjungi

keluarga;

11) Mendapatkan pembebasan bersyarat;

12) Mendapatkan cuti menjelang bebas;

13) Mendapatkan hak – hak lain sesuai dengan peraturan perundang –

undangan yang berlaku.

Pasal 15 – Narapidana Wajib :

(1) Narapidana wakib mengikuti secara tertib program pembinaan dan

kegiatan tertentu.

(2) Ketentuan mengenai program pembinaan sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. 42

f. Efektivitas Pidana Penjara

Efektivitas pidana penjara dilihat dari aspek perlindungan masyarakat dlihat

dari aspek perlindungan / kepentingan masyrakat, maka suatu pidana dikatakan

efektif apabila pidana itu sejauh mungkin dapat mencegah atau mengurangi

kejahatan. Jadi, kriteria efektivitas dilihat dari seberapa jauh frekuensi kejahatan

dapat ditekan. Dengan kata lain, kriterianya terletak pada seberapa jauh efek

“pencegahan umum” (general prevention) dari pidana penjara dalam mencegah

warga masyarakat pada umumnya untuk tidak melakukan kejahatan43

.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

1. Berdasarkan penelitian yang ditulis oleh Sri Hesti Hardiyati dengan judul

“Peranan Pembimbing Rohani Islam Dalam Membina Akhlakul Karimah Di

Panti Sosial Bina Remaja Bambu Apus Jakarta”, menyimpulkan bahwa tugas

pembing dalam membina akhlakul karimah remaja di Panti Sosial Bina Remaja

yaitu memberikan contoh dan teladan kepada anak bimbing, memberikan

42 Undang – Undang Pemasyarakatan (Bandung: Fokusindo Mandiri, 2014), h. 9 – 10.

43

Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana (Perkembangan

Penyusunan Konsep KUHP Baru), (Jakarta: Kencana, 2011), cet, 3, h.. 214.

Page 41: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

30

pencerahan, pembimbing bertindak sebagai orang tua asuh yang mengawasi

anak – anak selama ada dalam panti, sebagai pendidik dan pengajr, serta menjadi

tempat bertanya dan pemberi nasihat.

Harapan masyrakat pada pembinaan akhlakul karimah ini agar bisa menjadi

orang yang berakhlakul karimah, mengamalkan ajaran-ajaran agama dalam

kehidupan sehari-harinya.

Harapan masyarakat di sekitar Panti Sosial Bina Remaja tentang tugas

pembimbing rohani Islam dalam membina akhlakul karimah remaja sesuai

dengan tugas pembimbing rohani yang ada di Panti Sosial Bina Remaja Bambu

Apus Jakarta menurut masyrakat di sekitar Panti Sosial Bina Remaja.

Persamaan dalam penelitian peneliti adalah bimbingan rohani kepada warga

binaan agar menjadi berakhlakul karimah yang membedakan adalah prosesnya

jika di penjara sebagai bentuk hukuman tindakan yang dilakukan untuk

menyadarkan warga binaan untuk kembali ke jalan yang benar dan diterima oleh

masyrakat sebagai pribadi yang berakhlak mulia.

2. Berdasarkan penelitian yang ditulis oleh Novalian Kusumasari dengan judul

penelitian “Pengaruh Pembinaan Kerohanian Islam Terhadap Kesadaran

Beragama Narapidana (studi kasus di lembaga pemasyarakatan kelas II A

wanita, Tanggerang)” yaitu pelaksanaan pembinaan kerohanian Islam

Tanggerang terbentuk program pengajaran, pelatihan, dan pembinaan.

Terdapat pengaruh yang sangat signitifkan antara pembinaan kerohanian

Islam terhadap kesadaran beragama dikarenakan adanya pengaruh positif

pembinaan kerohanian Islam terhadap kesadaran beragama Narapidana,

materi sudah baik dan struktur sudah jelas. Namun yang perlu ditingkatkan

adalah penyadaran keagamaan bukan hanya sekedar pemberian materi, tetapi

demi meningkatkan kesadaran beragama Narapidana dalam melaksanakan

tugasnya sebagi hamba, maka perlu ditingkatkan dengan memberi

kesempatan Narapidana berbagi pengalaman spritualnya ataupun memberikan

kesempatan untuk memimpin sebuah pengajian.

Page 42: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

31

Persamaan pada penelitian ini memberikan kerohanian islam untuk kesadaran

beragama narapidana dan memberi materi yang memberikan pengaruh positif

pada narapidana dengan program pengajaran, pelatihan dan pembinaan.

C. Kerangka Berfikir

Uraian diatas memberikan penjelasan bahwa pengajaran agama Islam sangat

berperan penting dalam kehidupan manusia untuk menjalani proses semasa

hidupanya, sebagai pembekalan hidup menjadi manusia yang selalu mengingat

bahwa dunia hanya sementara. Sehingga mengawasi koneksi antara hubungannya

dengan Tuhannya, hubungan sesamanya, serta kepada makhluk lainnya. Semua

itu karena agama Islam yang diberikan Allah SWT, yang didalamnya talah tertata

rapi ajaran yang beriisikan aturan – aturan dalam menjalani kehidupan.

Sehingga mengarahkan manusia yang menjalani sesuai agama akan menjadi

manusia yang berakhlak mulia dan sebaliknya, manusia yang tidak menjalani

sesuai ajaran agama Islam maka dia akan terjerat hukuman, baik di dunia dan di

akhirat. Sebagaimana hukuman yang ada di dunia yaitu hukum pidana bagi orang

– orang yang melanggar norma – norma yang berlaku di dunia dan tidak kasat

mata seperti korupsi, narkoba, menipu, dan sebagainya akan ditindak lanjuti

sebagai narapidana. Itu menunjukan adanya hukuman yang berlaku didunia,

sedangkan yang kasat mata hubungan dengan Tuhannya seperti tidak beriman,

munafik, dan tidak menjalani ibadah, maka hukuman tersebut akan didapatkan di

akhirat sesuai ganjarannya di yaumul kiyamah.

Hukuman tersebut sangat menekankan pada proses pengajaran agama Islam

yang mengarahkan selalu tertanam untuk bertaubat, kembali menjalankan

kewajiban sebagai makhluk ciptaan Tuhan, serta menjadi suri tauladan seperti

Nabi Muhammad SAW. Proses kemudian itulah menjadikan patokan pembinaan

bagi yang melanggar aturan – aturan di Rumah Tahanan Negara (RUTAN) atau

Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS). Yang di dalamnya harus memberikan

pengajaran agama Islam bagi narapidananya dengan memberikan ilmu yang

positif supaya binaan menyadarkan kewajiban seorang hamba kepada Tuhannya

agar selalu bertakwa, sehingga dapat meningkatkan kesadaran beragama bagi

Page 43: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

32

narapidana, dan tak mengulangi kesalahan yang sama sehingga kembali kejalan

yang benar.

Oleh karena itu pengajaran agama Islam sangat menjadi ujung tombak untuk

kesadaran beragama, yang seharusnya menurunkan angka kriminalitas, minimnya

perbuatan buruk, serta mengkaji pedoman – pedoman kehidupan seperti Al –

Qur`an dan hadist sehingga akan menjadi pembiasaan ummat beragama dan

bertakwa. Namun masih banyak yang manusia yang terperangkap akan bujukan

syaithan, sehingga kita harus selalu membenahi diri untuk selalu menjadi pribadi

yang baik. Maka dari itu Pengajaran agama Islam bagi narapidana sangat penting

sebagai pembekalan hidupnya agar diterima masyarakat setelah dari binaannya.

Page 44: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Latar Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat peneliti ini dilaksanakan di Rumah Tahanan Negara (RUTAN) Kelas II

A Pondok Bambu Jakarta Timur, Jl Pondok Bambu Duri 1, Kelurahan: Pondok

Bambu, Kecamata: Duren Sawit, Kota Jakarta Timur 13430. Merupakan salah satu

fasilitas penahanan kota atau Negara bagian bagi mereka yang salah.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dimulai sejak bulan Juli sampai bulan Agustus 2014

melakukan penyerahan surat penelitian dari KEMENHUMHAM dan persutujuan

kepala RUTAN mahasiswa penelitian skripsi, panjajakan lapangan, serta mentor

untuk peneliti. Bulan selanjutnya merupakan waktu peneliti melakukan penelitian

lanjutan, yaitu menggali data dan mengenai program yang diangkat.

B. Metode Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, metode penelitian yang digunakan

adalah metode deskriptif. Yaitu, penelitian yang benar-benar hanya memaparkan apa

yang terdapat atau terjadi dalam sebuah kancah, lapangan, atau wilayah tertentu. Data

yang terkumpul diklasifikasikan atau dikelompok-kelompokkan menurut jenis, sifat, atau

kondisinya. Sesudah datanya lengkap, kemudian dibuat kesimpulan.1 Penelitian ini

tentang pengajaran agama Islam bagi Narapidana di Rumah Tahanan Negara kelas IIA

Pondok Bambu Jakarta Timur, oleh peneliti dipaparkan luar daerah, keadaan geografis,

banyaknya pegawai, banyaknya narapidana dan kegiatan narapidana, tim pengajar

kerohanian Islam, dan materi kerohanian Islam. Semua data dipaparkan secara lugas-apa

adanya, selanjutnya disusun laporan penelitiannya. Dari laporan tersebut, ada koordinator

1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,

2013), cet15, h.3.

Page 45: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

34

kerohanian Islam, Sub.Sie bimbingan kegiatan, dan tim pengajar kerohanian Islam yang

telah membuat sesuatu dalam pengajaran agama Islam bagi Narapidana dalam rangka

meningkatkan akhlakul karimah. Penelitian deskriptif ini dimaksudkan untuk

mengumpulkan data sebanyak-banyaknya.2

Secara teknis, penulisan yang dipakai untuk menyusun skripsi ini merujuk pada buku

Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam

Negeri Jakarta 2013.

C. Unit Analisis

Nonprobability Sampling

Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih

menjadi sampel.3 Subyek yang diteliti adalah narapidana yang berjumlah 3 orang

narapidana, dan obyek yang diteliti kegiatan pengajaran agama Islam. Sedangkan

yang dijadikan informan dalam penelitian adalah koordinator kerohanian Islam Rumah

Tahanan Negara (RUTAN) Kelas II APondok Bambu Jakarta Timur dan tim pengajar

agama Islam untuk mendapatkan informasi.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu

metode. Secara minimal alat bantu tersebut berupa ancer-ancer pertanyaan yang akan

ditanyakan sebagai catatan, serta alat tulis untuk menuliskan jawaban yang diterima, ini

disebut pedoman wawancara. 4Berikut ini pedoman observasi dan pedoman wawancara

penelitian pengajaran agama Islam bagi Narapidana di Rumah Tahanan Negara kelas II A

Pondok Bambu Jakarta Timur.

2 Suharisimi Arikunto, Prosedur Penelitian…, h. 4.

3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Alfabeta, 2011), cet ke12, h. 120

4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,

2013), cet15, h.192.

Page 46: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

35

Pedoman Observasi

No Obyek Observasi

1. Keadaan lingkungan Rumah Tahanan Negara

2. Fasilitas Rumah Tahanan Negara

3. Struktur Organisasi

4. Keadaan para Narapidana wanita di Rumah Tahanan Negara

5. Jenis – Jenis Kegiatan Narapidana

Pedoman Wawancara

NO Obyek

Wawancara

Indikator Wawancara

1. Kasubsi 1. Bagaimana sejarah RUTAN kelas II A?

2. Bagaimana struktur organisasi di RUTAN?

3. Apa saja sarana prasarana dan fasilitas yang dimiliki

RUTAN Kelas II A?

4. Bagaimana keadaan narapidana wanita di RUTAN?

5. Apa saja bentuk kegiatan yang diberikan bagi narapidana

di RUTAN?

2. Koordinator

Kerohanian

Islam

1. Mengapa RUTAN memberikan pengajaran agama Islam

bagi narapidana wanita? Apa tujuan dan manfaatnya

bagi narapida wanita?

2. Siapa saja yang berwenang memberikan pengajaran

agama Islam di RUTAN?

Page 47: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

36

3. Apa saja sarana dan prasarana yang tersedia dalam

menunjang pengajaran agama Islam di RUTAN?

4. Apa Saja Program Pengajaran Agama Islam yang

Diberikan?

5. Apa Kesulitan dalam Pelaksanaan Program Pengajaran

Agama Islam? Bagaimana cara mengatasinya?

3. Pengajar

Agama

Islam

1. Apa saja materi yang diberikan dalam pengajaran agama

Islam di RUTAN? Mengapa materi itu diberikan?

2. Apa saja aspek yang ditekankan dalam pengajaran agama

Islam di RUTAN?

3. Bagaimana pelaksanaan pengajaran agama Islam di

RUTAN?

4. Pendekatan apa yang dipakai ketika proses pengajaran

berlangsung? Mengapa pendekatan tersebut digunakan?

5. Bagaimana interaksi antara pengajar dan narapidana

selama proses belajar mengajar berlangsung?

6. Apa saja kesulitan dan dalam pengajaran agama Islam?

mengapa hal tersebut muncul?

7. Bagaimana cara yang ditempuh dalam mengatasi

kesulitan dan hambatan tersebut?

1. Narapidana 1. Mengapa anda mengikuti pengajaran agama Islam?

2. Bagaimana menurut pendapat anda terhadap pengajaran

agama Islam yang diberikan oleh pengajar?

Page 48: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

37

3. Bagaimana pendapat anda tentang materi yang diberikan

oleh pengajar?

4. Materi apa yang paling anda mengerti (faham) dan apa

yang paling anda sukai? Mengapa materi itu yang anda

fahami dan yang anda sukai?

5. Apa saja yang anda rasakan sebelum dan sesudah

mendapatkan pengajaran Agama Islam di RUTAN?

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara dengan dua macam

pedoman wawancara yaitu:

1. Pedoman wawancara tidak terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya

memuat garis besar yang ditanyakan.

2. Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara

terperinci sehingga menyerupai check-list.

Peneliti menggunakan wawancara dengan bentu “semi structured” dengan mengawali

pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam lebih lanjut.

Sehingga jawaban diperoleh lebih lengkap dan mendalam. 5Wawancara ini dilakukan

dengan pihak yang telah ditentukan seperti Sub.Sie Pengelolaan, Sub.Sie Kegiatan,

Koordinator kerohanian Islam, tim pengajar agama Islam, dan Narapidana

.

5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,

2013), cet15, h.270.

Page 49: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

38

F. Teknis Analisis Data

Data hasil wawancara yang peneliti peroleh akan dianalisis dengan data deskriptif,

yaitu mengungkapkan keadaan atau karakteristik data sampel secara sistematis, actual

dan akurat mengenai fakta-fakta yang diteliti yang bersifat eksploratif dan mengambil

kesimpulan. 6

6 Suharsimi Arikunto…, h. 282.

Page 50: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Gambaran Umum Obyek Penelitan

a. Sejarah Rumah Tahanan Negara (RUTAN) Kelas II A Jakarta Timur

Rutan Jakarta Timur berlokasi di Jalan Pahlawan Revolusi No. 38. Pondok

Bambu Jakarta Timur. Rumah Tahanan ini didirikan pada tahun 1974 oleh

Pemerintah Daerah (PEMDA) DKI Jakarta. Pada awal didirikannya Rumah

Tahanan ini ditujukan bagi para pelanggar Peraturan Daerah (PERDA) seperti tuna

susila, tuna wisma, gelandangan, dan pengemis.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor : M.04.PR.07.03 tahun

1985 tanggal 20 September 1985 bangunan tersebut dialih fungsikan sebagai

Rumah Tahanan Negara Klas IIA yang fungsinya adalah rumah tahanan negara

yang diperuntukkan untuk tahanan yang diduga melakukan pelanggaran hukum.

Pada awal berdirinya Rutan Jakarta Timur memiliki kapasitas penghuni berkisar

kurang lebih 504 orang.

b. Struktur Organisasi Rumah Tahanan Negara kelas II A Jakarta Timur

Struktur Organisasi

RUTAN Kelas IIA Jakarta Timur

KEP. MEN. 10.M.04.PR.07.03 Tahun 1985

1) Kepala RUTAN

Sri Susularti, Bc.I.P, SH.M.Si

NIP. 196807241991032001

2) Kesatuan Pengamanan Rutan

Yuliana. Amd.IP,SH

NIP. 197907072000122001

Page 51: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

40

3) Sub Sie. Pelayanan Tahanan

Ari Budiningsih, Amd.IP,SH

NIP. 197501221997032001

4) Sub Sie. Bimbingan Kegiatan

Yeyen, Amd.IP,SH.MH

NIP. 197701211999022001

5) Sub.Sie Pengelolaan

Sigiyati, SH.M.Si.

NIP. 196409301991032001

PETUGAS PENGAMANAN

Regu : A

Regu : B

Regu : C

Regu : D

Sesuai dengan surat Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor : 12 Tahun 1995

tentang pemasyarakatan, Rutan Klas IIA Jakarta Timur mempunyai tugas pokok

memberikan pelayanan dibidang penahanan untuk kepentingan penyidikan dan

pemeriksaan di sidang Pengadilan.

1) Ruang Lingkup :

a) Penerimaan, Pendaftaran dan Penempatan

b) Perawatan Kesejahteraan

c) Bantuan Hukum dan Penyuluhan

d) Bimbingan Kegiatan

e) Kamtib

Page 52: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

41

Rumah Tahanan Klas IIA Jakarta Timur dipimpin oleh seorang Kepala Rutan

yang membawahi sebagai beberapa Sub.Sie yaitu :

2) Sub.Sie Pengelolaan, terdiri dari :

a) Unit Kepegawaian

b) Unit Keuangan

c) Unit Perlengkapan

d) Unit Bangunan

3) Sub.Sie Keamanan, terdiri dari :

a) Keamanan

b) P2U

c) Regu Jaga

4) Sub.Sie Pelayanan Tahanan, terdiri dari :

a) Unit Registrasi

b) Poliklinik

c) Bantuan Hukum

d) Perawatan Makanan atau Dapur

5) Sub.Sie Bimbingan Kerja, terdiri dari :

a) Unit Bimbingan Rohani

b) Unit Bimbingan Jasmani

c) Kegiatan Keterampilan

d) Perpustakaan

KEADAAN PEGAWAI Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin

NO PENDIDIKAN JENIS KELAMIN JUMLAH

LAKI-LAKI PEREMPUAN

1 S2 1 5 6

2 S1 19 29 48

3 D3 0 6 6

4 SLTA 63 83 146

5 SLTP 1 0 1

J U M L A H 84 123 207

Page 53: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

42

Berdasarkan Golongan Ruang

NO GOLONGAN JENIS KELAMIN JUMLAH

LAKI-LAKI PEREMPUAN

1 IV 0 2 2

2 III 46 68 114

3 II 38 53 91

4 I 0 2 0

J U M L A H 84 125 207 Berdasarkan Pembagian Tugas Pegawai

NO BIDANG USAHA JUMLAH

11. TATA USAHA 3

22. SUB SEKSI PENGELOLAAN 28

33. SUB SEKSI BIMBINGAN KEGIATAN 25

44. SUB SEKSI PELAYANAN TAHANAN 38

55. KESATUAN PENGAMANAN RUTAN 113

J U M L A H 207

c. Sarana dan Prasarana Rumah Tahanan Negara Kelas II A Jakarta Timur

Rumah Tahanan Negara Klas IIA Jakarta Timur memiliki sarana dan prasarana

pendukung dalam melaksanakan tugas-tugas baik tugas perkantoran maupun tugas

pelayanan dan pembinaan baik kepada masyarakat dan warga binaan

pemasyarakatan. Rumah Tahanan Klas IIA Jakarta Timur memiliki bangunan

dengan tingkat pengamanan ,Maksimum security di antaranya :

1) Bangunan Perkantoran

2) Paviliun hunian

3) Bangunan tempat ibadah

4) Bangunan poliklinik

5) Bangunan dapur

6) Pos Menara

7) Halaman parkir

Page 54: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

43

Rutan Klas IIA Jakarta Timur berdiri di atas tanah seluas ± 14.586 m2 yang

berstatus hak pinjam pakai dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta yang terdiri dari

Gedung perkantoran, perumahan dinas, garasi kendaraan, 5 (lima) paviliun hunian, 1

(satu) Paviliun Karantina, dan 1 (satu) paviliun isolasi.

Paviliun hunian terdiri dari :

a) Paviliun Anggrek : merupakan paviliun bagi penghuni wanita dengan kasus

pidana kriminal. Dengan luas bangunan 794 m2 (1 lantai) dengan kapasitas 18

kamar dan tiap-tiap kamar memiliki kapasitas 8 (delapan) orang.

b) Paviliun Bogenvile : merupakan paviliun bagi penghuni warga binaan yang

berusia lanjut dan warga binaan yang dipilih untuk membantu pekerjaan kantor

Rutan ( Tamping).

c) Paviliun Cendana dan Dahlia : Paviliun Cendana, merupakan paviliun bagi

penghuni Narkotika/Psikotropika dan paviliun Dahlia merupakan paviliun bagi

penghuni kriminal umum dengan luas bangunan 508 m2 (2 lantai) dengan

kapasitas paviliun Cendana sebanyak 13 ( tiga belas ) kamar dan kapasitas

paviliun Dahlia sebanyak 15 (lima belas) kamar. Kamar 1 s/d kamar 12 tiap-tiap

kamar memiliki kapasitas 10 (sepuluh) orang dan kamar 13 s/d 15 tiap-tiap

kamar memiliki kapasitas 2 (dua) orang.

d) Paviliun Edelweis : merupakan paviliun bagi penghuni kasus pidana khusus

(Narkotika/psikotropika). luas bangunan 439 m2 (2 lantai) dengan kapasitas

kamar 27 (dua puluh tujuh) kamar, tiap-tiap kamar memiliki kapasitas 10

(sepuluh) orang.

e) Paviliun Kenanga, merupakan paviliun bagi penghuni warga binaan yang dipilih

untuk membantu pekerjaan kantor Rutan (tamping) . Luas bangunan 100 m2 (1

lantai) dan memiliki 4 (empat) kamar. Tiap-tiap kamar memiliki kapasitas 6

(enam) orang.

f) Paviliun Isolasi, diperuntukan bagi penghuni yang melakukan pelanggaran tata

tertib dengan luas 36 m2 (1 lantai) memiliki 5 (lima) kamar. Tiap-tiap kamar

memiliki kapasitas 3 (tiga) orang.

Rutan Jakarta Timur sedang melakukakan pembangunan baik gedung

perkantoran maupun gedung hunian yang dilaksanakan dengan bekerjasama dengan

Page 55: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

44

Pemerintah Daerah DKI Jakarta yang direncanakan akan selesai pada tahun

2007/2008. Akan tetapi proyek tersebut tidak dapat dilanjutkan/dihentikan dengan

adanya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang.

Pemerintahan Daerah pasal 155 ayat (1) dan Ayat (2) yang menegaskan bahwa

penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah didanai dari

dan atas beban APBD dan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan pemerintah di daerah didanai dari dan atas beban APBN.

“Berdasarkan hasil wawancara dengan Sub. Sie Pengelolaan Pak Sugianto Sarana

Prasarana ada perkantoran dan warga binaan pidanaan. Kalau kantor meliputi

meja, kursi, komputer, ATK. Sedangkan warga binaan yaitu blok, kamar mandi,

tv, kipas angin, pembuangan air (wc), matras. Dan jika ada yang rusak RUTAN

yang menangani sendiri. Sarana semua rata tidak ada kelas-kelas kamar mandi

hanya 1 disetiap kamar, kalau yang ada diberitakan itu terlalu berlebih-lebihan

mengatakan ada yang berbeda kamarnya.

Kalau untuk sarana prasarana kantor ada barang milik Negara yang harus

dilaporkan setiap semester atau tahun. Barang habis pakai seperti persediaan

kantor, sabun, sapu itu ada di kantor dan WBP disediakan. Bahkan kalau belum

ada anggaran kita sisihkan untuk WBP yang perlu odol dan sabun, seragam yang

khusussnya dipekerjakan disini yaitu para tamping diberikan seragam dan

perlengkapan sendiri. Semua ini dibawah tugas pengelolaan.” 1

1 Wawancara dengan Unit Perlengkapan (Bapak Sugianto), Jum`at, 14 November 2014, pukul

10:13 di Kantor Sub. Sie Pengelolaan

Page 56: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

45

d. Keadaan Narapidana Wanita di Rumah Tahanan Negara Kelas II Jakarta

Timur

Hari / Tanggal : Jumat, 14/11/2014

Kapasitas Hunian : 619 Orang

Jumlah Isi : 1011 Orang

NARAPIDANA TAHANAN LAIN-LAIN TAHANAN/NAPI

WILAYAH

B I: 570 Orang A I: 37 Orang Anak Negara: 0

Orang

Jakarta Barat: 299

Orang

B IIA: 310 Orang A II: 94 Orang Anak Sipil: 0

Orang

Jakarta Pusat: 265

Orang

B IIB: 0 Orang A III: 254 Orang C: 0 orang Jakarta Selatan: 139

Orang

B III: 1 Orang A IV: 13 Orang Anak Bawaan:

11 Orang

Jakarta Timur: 87

Orang

Hukuman Mati : 0

Orang

A V: 8 Orang Jakarta Utara: 119

Orang

Hukuman Seumur

Hidup: 2 Orang

Tahanan Militer :

1 Orang

Lain-lain :102 Orang

Tahanan Anak:

1 Orang

Anak Didik

Pemasyarakatan:

0 Orang

Jumlah: 604 Orang Jumlah: 407

Orang

Jumlah: 11

Orang

Jumlah: 1011 Orang

Page 57: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

46

JENIS

KEJAHATAN

NARAPIDANA TAHANANAN MUTASI

Mata Uang 3 Orang 6 Orang Tahananan /

Napi baru

0 Orang

Perjudian 4 Orang 20 Orang Pindah ke

Lapas lain

0 Orang

Pembunuhan 3 Orang 3 Orang Bebas Demi

Hukum

0 Orang

Pencurian 17 Orang 36 Orang Bebas dari

Tuntutan

0 Orang

Perampokan 1 Orang 1 Orang Bebas Biasa 0 Orang

Penipuan 31 Orang 41 Orang Cuti

Bersyarat

1 Orang

Narkotika 459 Orang 230 Orang Penetapan

Hakim

0 Orang

Korupsi 6 Orang 15 Orang Penangguhan

Penahanan

76 Orang

Kepabeanan 1 Orang 0 orang Penahanan

Rumah /

Kota

27 Orang

KUHP/ Pidana/

Kriminal

(Umum)

0 Orang 0 Orang Dipinjam dari

Instansi lain

0 Orang

Teroris 0 Orang 0 Orang RS di luar

LAPAS

4 Orang

Perlindungan

Anak

5 Orang 4 Orang Pembebasan

Bersyarat

0 Orang

Kehutanan 0 Orang 0 Orang Cuti

Menjelang

Bebas

0 Orang

Page 58: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

47

Hak Cipta 0 Orang 0 Orang Asimilasi 1 Orang

Kekerasan

dalam Rumah

Tangga

2 Orang 1 Orang Meninggal

Dunia

0 Orang

Senjata Tajam/

Senjata Api/

Bahan Peledak

0 Orang 0 Orang Melarikan

Diri

0 Orang

Subversi 0 Orang 0 Orang

Migas 0 Orang 0 Orang

Senjata Tajam/

Senjata Api/

Bahan Peledak

0 Orang 0 Orang

Hunman

Traficking

5 Orang 6 Orang

Perlindungan

Konsumen

0 Orang 0 Orang

Dalam Jabatan 0 Orang 0 Orang

Penggelapan 49 Orang 28 Orang

Penadahan 0 Orang 2 Orang

Psikotropika 1 Orang 0 Orang

Pembalakan

Liar

1 Orang 0 Orang

Penggandaan 0 Orang 0 Orang

Keimigrasian 0 Orang 0 Orang

Pelanggaran

Lalu Lintas

0 Orang 0 Orang

Memeras /

Mengancam

0 Orang 0 Orang

Perbankan 1 Orang 0 Orang

Kenakalan 0 Orang 0 Orang

Page 59: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

48

Kekerasan

Terhadap

Wanita dan

Anak

0 Orang 0 Orang

Perikanan 0 Orang 0 Orang

Pencucian

Uang

1 Orang 0 Orang

Kesehatan 1 Orang 0 Orang

Cukai 4 Orang 0 Orang

Lain- lain 9 Orang 14 Orang

KEWARGANEGARAAN JENIS KELAMIN JENIS UMUR

WNI 995 Orang Laki-Laki 0 Orang Anak-Anak 6 Orang

WNA 15 Orang Perempuan 1010 Dewasa 994 Orang

Lansia 10 Orang

e. Jenis Kegiatan Narapidana Wanita di Rumah Tahanan Negara Kelas II A

Jakarta Timur

Kegiatan Narapidana wanita dibawah tanggung jawab oleh Sub. Sie Bimbingan

Kegiatan. Yaitu:

1) Pembinaan Kepribadian

Pembinaan kerohanian yang terdiri dari :

a) Agama Islam

b) Agama Kristen

c) Agama Budha

2) Pembinaan Pendidikan dan Perpustakaan

Yang terdiri dari:

a) Latihan Bahasa Inggris

b) Olah Raga

c) Senam rutin yang diadakan setiap hari Senin, Rabu dan Jumat

d) Senam BL yang diadakan setiap hari Senin sampai hari Kamis

Page 60: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

49

e) Bulu Tangkis

f) Bola Volley

g) Tenis Meja

h) Kesenian

i) Vocal Group

j) Tarian

3) Pembinaan Kemandirian

Yang terdiri dari:

a) Mote

b) Salon

c) Melukis kaca

d) Kreasi tas

“ Berdasarkan hasil wawancara dengan Sub.Sie Bimbingan Bu Yeyen,

Kegiatan Pembinaan kepribadian menyangkut mengenai pendidikan warga

binaan yang ada di RUTAN tapi di sini sangat fokus pada pembinaan

kerohanian yaitu pembinaan kepribadian. Pendidikan saat ini, dulu ada anak –

anak dirutan tapi sudah di pindahkan ke LAPAS Salemba. Jadi, sementara ini

kita isi hanya membaca buku-buku yang ada di perpustakaan jadi dialahkan

kesana, lalu ada penyuluhan, pelatihan-pelatihan dan bekerja sama dengan

pihak luar. Jadi masalah pendidikan, diarahkan ke kegiatan disana.

Pelatihan kerja yang diharapkan warga binaan saat keluar bisa mandiri tidak

kembali kemasa lalunya dan punya keahliaan sehingga saat keluara bisa

dipraktekkan dan usaha buat yang bersangkutan. Pembinaan kemandirian ini

lebih ke arah produksi Seperti: salon, mute, jahit, dan kerajinan tangan.”2

2 Wawancara dengan Ketua Sub. Sie. Bimbingan Kegiatan (Ibu Yeyen), Jum`at 14 November

2014, pukul 10:48, di Kantor Sub. Sie Bimbingan Kegiatan.

Page 61: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

50

2. Rumah Tahanan Negara (RUTAN) Kelas II A Dalam Memberikan Pengajaran

Agama Islam Bagi Narapidana Wanita

Rumah Tahanan Negara (RUTAN) Kelas II A Jakarta Timur memberikan

pengajaran agama Islam itu karena sudah ada program dari RUTAN. Program

pengajaran RUTAN Pondok Bambu itupun sudah diketahui dari mulai Dirjen, Dirokrat

Pemasyarakatan, dan Kantor Wilayah artinya bahwa setiap narapidana berhak

mendapatkan suatu pengajaran diantaranya adalah kerohanian Islam. dan kegiatan

Pengajaran Agama Islam di RUTAN diberikan pada setiap hari senin – jum`at yang

dimulai dari pukul 9:20- 11:30 kemudian shalat dzuhur dan dilanjutkan 13:30-15:00.

a. Tujuan dan manfaat Bagi Narapidana Wanita

Tujuan pengajaran agama Islam yaitu terbinanya seluruh potensi manusia secara

sempurna diharapkan dapat melaksanakan fungsi dan pengabdiannya sebagai

khalifah di muka bumi. RUTAN memberikan pengajaran agama Islam untuk

menumbuhkan kembali ketakwaan kepada Allah SWT, meningkatkan keimanan dan

serta menjadikan berakhlakuk karimah agar kelak dapat diterima dimasyarakat dan

bermanfaat.

“Pernyataan diatas berdasarkan hasil wawancara oleh Koordinator Kerohanian

Islam Bapak Solihin: adanya kerohanian Islam ini mereka akan segera sadar

dan tidak akan mengulangi perbuatan yang di masa lalu. Tujuan dan

manfaatnya yaitu yang tadinya mungkin diluar yang ibadahnya mungkin tidak

sepenuhnya (full) sekarang lebih konsentrasi dan mereka lebih banyak

mendekatkan diri dengan Maha Pencipta jadi diharapkan demikian mereka tidak

menimbulkan rasa suatu tekanan bathin di RUTAN. Lalu Kalau orang yang

beragama mereka akan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta yaitu Allah

SWT.”3

b. Pengajar Agama Islam di RUTAN

Kegiatan pengajaran agama Islam di RUTAN diberikan oleh pengajar yang

tidak bisa diajarkan oleh pengajar yang tidak berdasarkan prosedur, sampai saat ini

3 Wawancara dengan Koordinator Kerohanian Islam (Bapak Solihin), Jum`at, 21 November

2014, 11:14, di Masjid Al-Ikhlas RUTAN.

Page 62: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

51

sudah ada Sembilan pengajar yang sudah terpercaya dan berpengalaman dalam

pengajaran agama Islam dan pembinaan bagi narapidana.

Pernyataan diatas berdasarkan peneliti melakukan observasi dengan mengikuti

pengajian setiap hari senin dan jum`at. Serta berdasarkan hasil wawancara dengan

Bapak Solihin sebagai Koordinator Kerohanian Islam: Secara prosedurnya bukan

kita yang meminta walaupun ada peraturan setiap narapidana berhak mendapatkan

ketrampilan, pengajaran agama contohnya dari KEMENAG atau yayasan lain.

Mereka mempunyai program dari kesatuannya untuk memberikan pengajaran

Agama Islam. Jadi mereka datang ke RUTAN dan membawa proposal serta tujuan

dari kegiatan mereka yang akan diberikan untuk narapidana yaitu tentang

pengajaran agama Islam. sekarang sudah ada 9 (Sembilan tim) yaitu: Kementrian

Agama (KEMENAG) RI, Korps Dakwah Islam (KODI), ESQ, Masjid Al-Azhar,

Istiqlal, Dewan Muklimat Dakwah, Thoifah, Nurul Iman, dan Asiyah Jakarta.”4

c. Sarana dan Prasarana Pengajaran Agama Islam di RUTAN

Sarana dan Prasarana bisa menunjang saat berlangsung kegiatan pengajaran

agama Islam, di RUTAN ini sarana prasarana yang diberikan untuk kerohanian

agama Islam yaitu Masjid. Kegiatan yang menyangkut ajaran agama Islam selalu

diaksanakan di Masjid.

d. Program Pengajaran Agama Islam Bagi Narapidana Wanita

Program dalam pelaksanaan pengajaran agama Islam sangat memberikan

pelaksanaan pengajaran agama lebih efektif dan efisien. Dan meningkatkan inovasi

pengajaran agama Islam sehingga di RUTAN pun sangat memberikan manfaat

pengajaran agama Islam bagi narapidana yang sangat membutuhkan bimbingan

ajaran agama Islam untuk mengarahkan mereka ke jalan yang lebih baik. Dan ini

program-program pengajaran agama Islam berdasarkan hasil observasi dan

wawancara dengan kordinator korihanian agama Islam Bapak Sholihin

4 Wawancara dengan Koordinator Kerohanian Islam (Bapak Solihin), Jum`at, 21 November

2014, 11:18, di Masjid Al-Ikhlas RUTAN

Page 63: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

52

1) Rutinitasnya programnya yaitu pada hari senin sampai jumat yang dimulai dari

jam 9.20 – 11.30 dan dilanjutkan 13:20 – 15:00. Setiap hari kamis malam

jum`at ada Yasinan dan Tahlil dan penceramah dari luar RUTAN.

2) Acara santunan anak yatim sudah 2x dalam 2 priode pimpinan KA RUTAN

dengan sponsor dari yayasan dan para petugas-petugas RUTAN.

3) Pada bulan Ramadhan yaitu lomba Asmaul Husna yang diselenggarakan oleh

Tim Pengajar ESQ.

4) Pesantren Kilat serta pelatihan ilmu Fiqih (tata cara mengurusi mayat) yang

diselenggarakan oleh Kementrian Agama (KEMENAG)

.- Pengajian privat masing-masing oleh pengajar. Karena tidak semua mempunyai

dasar cara baca Al-Qur`an dengan baik, pendidikan agama yang baik. Jadi

dikategorikan oleh tim pengajar mempunyai catatan sendiri, dan WBP

membaca Iqra` kepada WBP yang menjadi tamping dengan tujuan bisa

efektif.”

B. Pembahasan

Pelaksanaan Pengajaran Agama Islam bagi Narapidana Wanita

Pelaksanaan pengajaran agama Islam merupakan kewajiban yang harus

diberikan oleh Rumah Tahanan Negara atau Lembaga Pemasyarakatan kepada

narapidana yang ada di dalamnya karena itu adalah hak narapidana seperti yang ada

di pasal 14 poin C “Narapidana berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran”,

selain itu pengajaran agama Islam juga menanamkan nilai – nilai agama Islam yang

menjadi pedoman hidupnya sehingga dapat mengurangi angka kriminalitas serta

efek jera.

Pada bagian ini, peneliti menjelaskan dan menjawab apa yang sudah peneliti

temukan dengan data yang telah diperoleh baik dari wawancara, observasi dan

dokumentasi yang peneliti lakukan.

Peneliti menemukan bahwa pengajaran agama Islam di RUTAN untuk

narapidana sangat ditentukan oleh tim pengajar. Seperti materi dan tujuan materi itu

diberikan, pelaksanaan pengajaran dan pendekatan, serta program pengajaran agama

Page 64: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

53

Islam. karena RUTAN-pun sangat terbuka dengan tim pengajar, sehingga tim

pengajar sangat berperan penting untuk tercapainya tujuan pengajaran agama Islam

di RUTAN. Tim pengajar juga berperan aktif dalam memberikan pengajarannya,

pelaksanaan pengajaran agama Islam yang dilakukan oleh tim pengajar dilakukan

atas pengabdian dan tanpa dibayar sepeserpun. seperti yang dikatakan koordinator

kerohanian Islam Bapak Solihin saat wawancara yaitu

“Kami sangat terbuka kepada tim pengajar untuk kepentingan narapidana agar

mereka keluar dari sini dapat diterima oleh masyrakat dan menjadi orang yang

baik. Mereka pengajar atas pengabdian tidak dipungut biaya sepeserpun untuk

RUTAN, bahkan mereka suka menyumbang buka bacaan keagamaan dan hal-

hal lain yang bersifat untuk membantu, mempermudah mereka mengajar

pengajaran kepada Narapidana”5

Selain itu, bentuk kontribusi tim pengajar lainnya yaitu membuat strategi program

pengajaran untuk meningkatkan ajaran agama Islam dan dapat meningkat keimanan

Narapidana. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pemaparan data dibawah ini:

1. Materi Pengajaran Agama Islam Bagi Narapidana

Pengajaran agama Islam yang umum dilaksanakan pada setiap pembahasan dan

pengelompokkannya menjadi bidang-bidang studi yang mungkin semakin banyak.

Tetapi pada prinsip pokok dan sumber tidak akan mengalami perubahan, karena

wahyu dan sabda Rasulullah tidak akan bertambah lagi. Materi pengajaran agama

Islam umumnya dari sejumlah mata pelajaran terdiri dua belas, diantaranya:

a. Pengajaran Keimanan

b. Pengajaran Akhlak

c. Pengajraran Ibadat

d. Pengajaran Fiqih

e. Pengajaran Ushul Fiqih

f. Pengajaran Qiraat Qur`an

g. Pengajaran Tafsir

h. Pengajaran Ilmu Tafsir

5 Wawancara dengan Koordinator Kerohanian Islam (Bapak Solihin), Jum`at, 21 November 2014,

11:14, di Masjid Al-Ikhlas RUTAN

Page 65: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

54

i. Pengajaran Hadist

j. Pengajaran Ilmu Hadist

k. Pengajaran Tarikh Islam

l. Pengajaran Tarikh Tasyri`

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan dengan mengikuti

pengajaran agama Islam di Masjid RUTAN setiap hari senin dan hari jum`at, yaitu

masing – masing tim pengajar berbeda-beda dalam memberikan materi pengajaran,

jadi beda tim pengajar maka beda pula materinya, dan tidak menggunakan silabus

sebagai rencana pembelajaran pada suatu kelompok materi. Biasanya pengajar

melakukan koordinasi dengan tim kesatuannya lalu memberikan materi secara

flexible. Dalam pembuatan silabus juga menjadi kesulitan atau hambatan tim

pengajar dari Kementrian Agama (KEMENAG) karena RUTAN hanya menjadi

transit para narapidana saja, bukan tempat yang bisa dibuat materi dengan silabus

dan rincikan secara level tertentu.

Penelitian obeservasi ini juga diperkuat dengan hasil wawancara pada tanggal 24

November 2014 dengan tim pengajar KEMENAG bapak Ruspendi Effendi

“Kesulitan yang kita alami yaitu karena ini RUTAN, para tahanannya sifatnya

sementara saja di RUTAN. Jadi jika dibuat materi secara utuh persemester

apalagi 1 (satu) tahun, itu peserta didiknya bisa ganti-ganti berbeda dengan

yang ada di LAPAS mereka sudah divonis dan paling minimal 1(satu) tahun

jadi membuat perencanaannya lebih leluasa diprogramkan beberapa level

kedepan jadi mendapatkan target belajarnya yang dicapai, kalau disini hanya

transit saja jadi ketika membuat perencanaan pembelajaran tidak bisa dibuat

materi dalam beberapa level pengajaran”.6

Dari yang materi yang rinci oleh tim pengajar KEMENAG yaitu:

1) Akidah dan Akhlak

2) Fiqih

3) Sejarah para nabi

6 Wawancara dengan Ketua Kelompok Kerja Penyuluhan Agama Jakarta Timur (Bapak

Ruspendi Effendi), Senin, 24 November 2014, Pukul 11:08, di Masjid Al-Ikhlas RUTAN.

Page 66: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

55

4) Al-Qur`an (bagi yang belum bisa membaca Iqra` dilakukan secara private

dan klasikal secara bersama-sama membaca Al-Qur`an).

Penjelasan dalam wawancara tersebut, alasannya kenapa diberikan materi

tersebut, karena Aqidah tentu masalah pokok keyakinan jadi untuk menguatkan

mereka dalam hal berkeyakinan kepada Allah SWT. Terkait dengan ketetapan

Allah salah satunya kenapa mereka ada di sini, sehingga mereka harus meyakini

bahwa itu ketentuan Allah kemudian mereka mengambil hikmahnya dari

ketetapan Allah untuk menyadarkan mereka bahwa ketentuan Allah itu

kelihatannya tidak enak tapi boleh jadi sesuatu yang tidak enak itu baik. Hanya

kadang-kadang kita tidak tahu hikmah dibalik itu.

Sehingga aspek yang sangat ditekankan bagi narapidana yang diberikan tim

pengajar KEMENAG yaitu adanya perubahan akhlak dan mental untuk selalu

meyakini adanya ketetapan Allah, sehingga menambah keimanannya. Dari hal ini

pula tim KEMENAG sangat mengharapkan setelah bebas dari RUTAN atau

dipindahkan ketempat lain, narapidana bisa selalu untuk sadar bahwa ternyata

hidup ini bukan hanya materi (Harta) saja yang dicari tapi ada sesuatu yang lebih

berharga dari pada materi. Walaupun nanti mereka keluar tetap berusaha

mendapatkan materi itu tapi dia meyakini ada sesuatu lagi yang lebih dari

padanya, yakni kepuasan hati, bathin dan itu diperoleh dari keyakinan agama,

keyakinan kepada Allah SWT. Begitulah kesimpulan pemaparan dari bapak

Rusfendi selaku tim pengajar KEMENAG.

Sedangkan tim pengajar ESQ (Emotional Spritual Quetient) dalam

memberikan materi pengajaran, ada satu materi yang sangat diutamakan yaitu

dzikir Asmaul – Husna.

Menurut Ibu Eva sebagai Tim Pengajar ESQ materi ini diberikan karena

“kembali lagi segala permasalahan hidup kita ini bertopangnya kepada

Allah SWT. Sedangkan diAsmaul Husna adalah nama-nama Allah yang

Maha Segalanya jadi dari kitapun minta tolong kepada Allah ada “

”, Maha Kasih ada “ ”, Maha Sayang ada “ ”. Semua

Page 67: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

56

sudah tertumpu nama-nama indah Allah ada didalamnya. Jadi kita kembali

lagi untuk menenangkan hati mereka. Kita sangat menganjurkan agar selalu

berdzikir Asmaul Husna. InsyaAllah dengan menyebut nama Allah yang

Maha Segalanya, yang Maha Indah tersebut apa yang kita inginkan atau

hajat kita InsyaAllah lancar.”7

Rincian materi yang diberikan setiap minggu sebagai berikut:

Minggu pertama : tentang ESQ yang dipadukan dengan Al-Qur`an yang

dipondasikan dengan Islam, Iman dan Ihsan.

Minggu kedua : berkaitan dengan masalah kesehatan

Minggu ketiga : berkaitan dengan Fiqih, Akhlak, dan Tauhid.

Dan aspek yang ditekankan untuk pengajaran agama Islam ini bagi narapidana

adalah dzikir Asmaul Husna.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka tim pengajar sebagai badan pemberi

kerohanian Islam yang paling utama dan ujung tombak pengajaran agama Islam di

RUTAN sangat memilki arti, bahwa tim pengajar dipandang sebagai tim inti

pengajaran agama Islam yang dapat menumbuhkan kesadaran beragama sehingga

tim pengajar harus pula mengupayakan untuk merumuskan tujuan dan sasaran

materi yang akan dicapai oleh narapidana, sampai dengan menetapkan cara atau

strategi yang akan ditempuh untuk mencapainya yang berupa materi, program dan

pelaksanaanya akan dirasakan manfaatnya oleh narapidana.

Pada kesempatan yang sama, peneliti mewawancarai tiga narapidana untuk

memberikan pendapat materi yang paling dimengerti (difahami) sebagai hasil

pengajaran yang diberikan oleh tim pengajar:

a) Eka Fridayanti (47 tahun) = Materi yang sangat saya fahami dan saya sukai

yaitu prinsip dasar Islam tapi yang ummnya saja yang dipakai pemerintah

seperti NU, karena bingung banyak perbedaan-perbedaan tentang Islamnya.

Menurut saya prinsip dasar Islam sangat bagus dan bermanfaat sekali, saya jadi

tahu mengapa Islam memerintahkan untuk menutup aurat bagi perempuan, saya

7 Wawancara dengan Pengajar dari ESQ KORDA JAKTIM (Ibu Eva Fachriani), Jum`at, 21

November 2014, pukul 10:52, di Masjid Al-Ikhlas RUTAN.

Page 68: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

57

juga sangat senang pada hari jum`at yaitu materi yang diberikan ESQ banyak

sekali motivasi-motivasi yang diberikan.

b) Puja (37 tahun) = saya mualaf baru 1 tahun sebelum masuk ke RUTAN, disini

materi yang menurut saya untuk menambah ilmu tentang Islam, saya sangat

suka belajr dari tim pengajar KEMENAG cara membaca Al-Qur`an sekarang

sudah Iqra 6. Motivasi-motivasi yang saya sangat sukai bersyukur dalam

menerima yang diberikan oleh Allah SWT. Kadang-kadang saya juga bingung

dalam pemberian materinya suka berbeda-beda mengajarkan shalat atau tata

cara Islam.

c) Ibu Imelda (48 Tahun) = Materi yang saya sangat fahami dan saya sukai adalah

tentang akidah seperti sabar dan taubat, saya senang sekali mendapatkan materi

ini karena seperti charger untuk kehidupan saya. Karena saya WNA dahulunya

jadi banyak menambah ilmu yang bermanfaat bagi saya baik disini maupun saat

saya sudah keluar nanti.8

Dalam wawancara narapidana tersebut, peneliti menemukan masalah dalam tim

pengajar yaitu ketika memberikan materi, tim pengajar memberikan faham-faham

yang dianutnya dan didalam materi tersebut diberikan, dan yang diajarkan membuat

narapidana bingung karena yang diajarkan tidak pada umumnya. Hal tersebut

peneliti mewawancari permasalahan pemberian materi kepada koordinator

kerohanian Islam RUTAN yaitu bapak Solihin, beliau memberikan keterangan

tersebut :

“Memang hal ini pernah terjadi, karena itu kami membicarakan kepada tim

pengajar bahwa kita sama-sama memberikan arahan bukan memberikan

banyak faham-faham yang membuat mereka menjadi bingung. Kita hanya

meluruskan dalam ibadahnya, lalu kita mengolah kembali jangan hal tersebut

membuat bingung. Hal ini kita lakukan agar narapidana juga tidak menyalahi

tim pengajar dan tim pengajar pun kita berikan masukan kalau disini hanya

punya tugas membina bukan membuat bingung.”

8 Wawancara dengan Narapidana, Jum`at, 21 November 2014, pukul 11:35, di Masjid Al-Ikhlas

RUTAN.

Page 69: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

58

Jadi hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan, menyatakan

keberadaan tim pengajar ini sangat berarti sekali bagi RUTAN dalam kegiatan

pengajaran agama Islam, materi-materi yang akan disampaikan oleh tim pengajar

juga harus dikonsultasikan serta dikontrol oleh koordinator kerohanian Islam,

agar dapat memberikan materi sesuai kebutuhan narapidana sehingga mereka dapat

memahami dengan baik dan mengamalkan apa yang telah dipelajarinya sehingga

dapat menumbuhkan kesadaran beragama dan keimanannya.

2. Strategi Pengajaran Agama Islam

Dalam pengajaran agama Islam ini sangat dibutuhkan strategi yaitu bagaimana

tentang cara mengajar yang harus ditempuh dalam situasi-situasi khusus atau dalam

keadaan tertentu yang spesfik. Dan ini sangat dibutuhkan karena pengajaran agama

Islam di RUTAN yang dimana peserta didiknya mempunyai masalah sehingga

harus belajar didalam RUTAN, keadaan psikologisnya sangat rentan. Dan hal

tersebut situasi-situasi yang harus dilakukan banyak pendekatan dari tim pengajar

dan para narapidana agar mereka dapat menerima pengajaran tersebut. Oleh karena

itu tim pengajar kerohanian Islam banyak strategi yang dilakukan untuk

pendekatan kepada narapidana.

Pada observasi kehadiran peniliti saat pengajaran agama Islam, peneliti melihat

strategi yang digunakan kebanyakan menguunakan metode ceramah, tartil Al-

Qur`an dan shalawat bersama sebelum memulai pengajaran tersebut. Setelah itu

sebelum tutup pengajaran biasanya pengajar menggunakan untuk tanya jawab

dengan narapidana.

Dalam hasil wawancara dengan tim pengajar KEMENAG Bapak Rusfendi

menjelaskan pendekatan yang dipakai ketika proses pengajaran berlangsung yang

menjadi interaksi antara pengajar dan narapidana selama proses belajar mengajar

belangsung

“Kami lebih terbuka kepada WBP sampai ada yang kalau sedang mengaji

private ada yang sharing masalah pribadinya, sehingga kita menyampiakannya

secara private juga. Kalau dikelas kami melakukan metode ceramah kelas

(klasikal) memang pendekatannya sentuhan-sentuhan hati saja, walaupun yang

Page 70: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

59

disampaikan adalah materi fiqih, kita kemas agar tidak hanya teori saja tetapi

betul-betul fahami dan dilaksanakan, direnungkan seperti perintah shalat

(memahami sebagai perintah syariat) syarat dan rukunnya juga meyakini

bahwa perintah Allah itu adalah Maha Agung. kita lebih melakukan

pendekatan kesana, sehingga faham shalat dengan perintah dari Maha Agung

diharapkan melakukankannya dengan niat sendiri bukan karena pakasaan.

Karena mereka sudah faham perintah shalat bukan sembarang perintah. Jadi

pendekatan hanya lebih upaya penyadaran perintah Allah bukan beban semata

tetapi itu kebutuhan rohani kita

Selama interaksinya kita melakukan forum tanya jawab tetapi lebih banyak

satu arah tapi jika masalah tertentu yang perlu dipertanyakan ada juga. Kita

memberikan tanya jawab yang terbuka, bahkan menawarkan yang diluar

bahasan jika ada yang harus disampaikan, kita beri kesempatan untuk bertanya.

Ada juga yang mereka tidak faham mereka langsung bertanya.”9

Dan yang dilakukan oleh tim pengajar ESQ tidak jauh beda yang dilakukan

dengan tim pengajar KEMENAG dalam pemaparannya saat wawancara yaitu “kami

Melakukan sharing dengan WBP, kita tidak pernah menjudge WBP orang yang

bersalah tetapi mereka sedang berusaha di dalam pesantren disini. Kita datang kesini

ini untuk memberikan ketenangan, ketentraman, serta tidak menjudge mereka. Jadi

lebih mendekatkan dengan kekeluargaan, terbuka menerima sharing dari mereka.

Kita tidak ingin membedakan mereka orang yang tidak merdeka, tidak pernah ada

perbedaan karena kita sama dengan mereka satu Iman.”

Pendekatan yang dilakukan oleh ESQ menurutnya banyak didapatkan feed back

dari narapidana, sehingga setiap hari jum`at narapidana lebih banyak mengikuti

kegiatan pengajaran agama Islam dibandingkan saat hari yang lain, Seperti

pemaparannya saat wawancara:

“Mereka lebih aktif mengikuti pengajaran agama Islam. Boleh jadi hari jum`at

mereka banyak yang mengaji dan penuh masjidnya kadang juga sampai 250

WBP, menurut saya itu adalah feed back dari mereka seperti itu. Karena

9 Wawancara dengan Ketua Kelompok Kerja Penyuluhan Agama Jakarta Timur (Bapak

Ruspendi Effendi), Senin, 24 November 2014, Pukul 11:08, di Masjid Al-Ikhlas RUTAN.

Page 71: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

60

mereka merasa mendapatkan sesuatu saat datang dihari jum`at, seperti

mendapatkan ketenangan karena dzikir Asmaul Husna lebih dekat lagi.”10

Peneliti melakukan wawancara kepada 3 narapidana untuk memberikan opini

bagaimana tentang pendekatan pengajaran agama yang diberikan oleh tim pengajar

a. Eka Fridayanti (47 Tahun) = Kalau dalam pemberian materi itu saya tidak pernah

bosan, walaupun ceramah, karena bermanfaat menghilangkan jenuh dari pada

diam saja di keong (sel)

b. Puja (37 Tahun) = Saya suka mengambil inti sarinya kalau lagi dijelaskan karena

ceramahnya banyak hikmahnya dan jadi banyak pengetahuan tentang Islam,

sehingga saya tidak merasa bosan.

c. Imelda (48 Tahun) = Saya paling nyaman saat mengikuti pengajian karena bagus,

tidak membuat bosan tapi kalau didalam keong saya pasti merasa bosan dan tidak

ada manfaatnya jadi saya hampir setiap hari pasti mengikuti pengajian, dalam

ceramahnya juga bagus-bagus, apalagi shalawatan itu membuat saya nyaman

berada disini11

.

Jadi observasi dan wawancara peneliti lakukan, strategi pengajaran sangat

menentukan penyampaian materi pengajar kepada narapidana, sehingga itu jadi

membuat para narapidana juga rajin untuk mengikuti pengajaran agama Islam,

karena menurut peneliti barisan narapidana tidak selalu sama, ada saatnya para

narapidana itu banyak sekali yang datang tetapi juga hanya 2 barisan saja.

Alasannya ada yang lebih nyaman dengan pengajar nya atau sedang tidak shalat

jadi tidak kemasjid.

3. Evaluasi Pengajaran Agama Islam

Pengajaran agama Islam dipandang sebagai suatu usaha mengubah tingkah

laku, yang diharapkan setelah mempelajari pelajaran agama Islam adanya

perubahan tingkah laku yang diharapkan meliputi tiga aspek, yaitu aspek kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Begitu pula yang pengajaran agama Islam sangat

berharap sekali pengajaran agama Islam memberikan perubahan yang lebih baik

10 Wawancara dengan Pengajar dari ESQ KORDA JAKTIM (Ibu Eva Fachriani), Jum`at, 21

November 2014, pukul 10:52, di Masjid Al-Ikhlas RUTAN.

11

Wawancara dengan Narapidana, Jum`at, 21 November 2014, pukul 11:35, di Masjid Al-

Ikhlas RUTAN.

Page 72: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

61

kepada narapidana, yang dapat dilihat bagaimana sikap narapidana saat pertama

kali mempunyai masalah tersebut dan jauh dari agama sampai bisa mengikuti

pengajaran agama Islam di RUTAN sehingga menumbuhkan kembali nilai-nilai

Islam didalam dirinya dan terus mengikuti pengajaran agama Islam untuk

memotivasi agar selalu lebih baik dan bermanfaat, sehingga saat keluar dari

RUTAN bisa kembali diterima dimasyarakat dan mengamalkan apa yang sudah

diajarkan ajaran Islam di RUTAN.

Data untuk mengetahui bahwa ada perubahan dari naripadana peneliti melihat

narapidana ada yang sudah bisa membaca Al-Qur`an yang awalnya narapidana

tersebut tidak mengaji, lalu ada narapidana yang sharing saat pertama kali masuk

RUTAN selalu menangis dan tidak bisa menerima keputusan untuk mendapatkan

hukuman didalam RUTAN sampai akhirnya sudah bisa menerima keadaannya

sekarang dan itu merupakan motivasi-motivasi yang dilakukan. Data ini peneliti

dapatkan dengan saksi teman sejawat peneliti yaitu Serli widya wati.

Lalu peneliti melakukan wawancara ke 3 narapidana mengenai perubahan sebelum

dan sesudah mendapatkan pengajaran agama Islam sebagai berikut:

a. Eka Fridiyanti (47 Tahun) = Dahulu saya adalah pecandu narkoba dari umur 28

tahun yang sama sekali tidak tahu bagaimana ajaran agama Islam dan jauh dari

agama, ini adalah teguran dari Alhamdulillah ini hukuman ada di Dunia dan

membuat saya tobat, banyak yang saya dapatkan dimasjid ini sehingga banyak

perubahan yang saya rasakan seperti saya sudah termotivasi untuk puasa

sunnah, selalu shalat lima waktu, mengaji huruf hijaiyah dan Alhamdulillah

saya sudah mengaji Al-Qur`an pada awalnya saya tidak bisa dan belajar Iqra

saya sangat bersyukur.

b. Puja (37 Tahun) = Saya merasakan sekarang ini sudah lebih tenang di sini

karena sebelumnya saya tidak terima karena saya disini terjebak dibisnis karena

katanya saya ini banyak hutang saham dan saya tidak mengerti, kenapa tidak

bos saya yang terkena kasus ini. Tapi mungkin ini adalah rencana Allah, saya

mendapatkan motivasi untuk lebih sabar atas kasus saya, dan menganggap

disini adalah Pondok Pesantrenjadi saya berfikir seperti itu saja sehingga lebih

tenang keadaan saya dan menerima semuanya. Saya juga sudah Iqra 6 yang tadi

Page 73: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

62

nya saya non muslim, saya bersyukur sekarang bisa mengaji. Nanti saat keluar

bisa saya ajarkan ke anak-anak saya. Rencana Allah Itu lebih Indah.

c. Imelda (48 Tahun) = Saat pertama kali masuk ke RUTAN ini saya selalu

mengamuk dan sangat tidak terima karena kasus yang saya alami adalah hutang

bisnis dengan orang luar Negara 20milyar,saya sudah membayar 17milyar sisa

3 milyar, tapi orang tersebut tetap memasukan saya kesini. Saya diberikan

pengarahan oleh jaksa untuk menerima saja. Akhirnya saya menangis-nangis

selalu disini dan rasanya ingin kabur dari sini, tapi setelah sering mengikuti

pengajian di Masjid saya merasa lebih tenang, saya rutinitas setiap hari selalu

mengaji ibaratnya masjid dan ajara-ajaran agama Islam seperti bengkel hati

saya, saya rusak harus dibetulkan didalam sini, saya harus lebih sabar dan sadar

ini adalah ketetapan Allah SWT. 12

4. Kesulitan dalam Pengajaran Agama Islam di RUTAN

Setiap proses pengajaran agama Islam tidak pernah terlepas dari kesulitan baik

itu materi, strategi atau pelaksanaannya. Berikut ini adalah pemaparan hasil

wawancara dengan tim pengajar mengenai kesulitan dan bagaimana cara mengatasi

hal tersebut pengajar dari KEMENAG bapak Rusfendi:

“Kesulitan yang kita alami yaitu karena ini RUTAN, para tahanannya sifatnya

sementara saja di RUTAN. Jadi jika dibuat materi secara utuh persemester

apalagi 1 (satu) tahun, itu peserta didiknya bisa ganti-ganti berbeda dengan

yang ada di Lapas mereka sudah divonis dan paling minimal 1(satu) tahun jadi

membuat perencanaannya lebih leluasa diprogramkan beberapa level kedepan

jadi mendapatkan target belajarnya yang dicapai, kalau disini hanya transit saja

jadi ketika membuat perencanaan pembelajaran tidak bisa yang dalam materi

tidak bisa dibuat bebera level pengajaran sehingga kita melakukan pengajaran

secara flexible atau model instant.

Dalam mengatasi maslah tersebut akhirnya kita membuat materi yang

lebih bersifat memberikan motivasi saja selama disini supaya memanfaatkan

12 Wawancara dengan Narapidana, Jum`at, 21 November 2014, pukul 11:35, di Masjid Al-

Ikhlas RUTAN.

Page 74: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

63

waktu luang mereka sehingga bersifat motivasi ini walaupun ada materi yang

disampat tapi kita usahakan pada saat pindah dari sini kalau sudah termotivasi

pasti akan mencari karena sudah termotivasi untuk belajar jadi lebih banyak

motivasi untuk mereka ibadah, belajar. Tidak hanya disini apa nanti akan

dipindah ke Lapas Tanggerang ata bebas dari sini mereka tetap mau belajar.” 13

Berbeda lagi dengan tim pengajar dari ESQ, berikut ini pemaparan dari Ibu Eva

selaku pengajar dari ESQ

“Kesulitan atau hambatan muncul karena disini kita sosial, kadang-kadang kita

ingin memberikan ilmu dengan bungkus yang beda tapi terbentur dengan

masalah dana karena kita selama ini berjalan sendiri. Tidak ada sepeser dari

RUTAN atau pun ESQnya, kita kesini karena Lilahi Ta`ala, seperti foto copy

itu dari uang sendiri. karena ini bidang sosial pengajarnya pun yang datang itu

Lillahi Taala banyak upah dari Allah, Agar ilmu kita bermanfaat. Masalah

dana saat kita ingin mengadakan lomba kita juga mengumpulkan dana sosial

sendiri.

Kalau masalah pemberian materi kita harus sering melakukan review materi

yang minggu lalu agar WBP yang baru masuk mendapatkan ilmunya. Jadi itu

bisa teratasi. Inovasi ini agar mereka bisa menghafal dzikir-dzikir, do`a dan

shalawat, jadi kita mengatasi hal ini dengan berlapang dada dan ikhlas langkah

kita kesini hanya bisa berbagi. Karena ini titipan Allah SWT. Semoga ilmu ini

menjadi bermanfaat dan memberikan inovasi”14

Jadi dari hasil wawancara, peneliti menyimpulkan setiap permasalahan

pengajaran ini harus lebih diperhatikan untuk menimalisir kesulitan pengajaran

agama Islam. Dan harus diberikan dukungan untuk tim pengajar sebagai inti

pemberi materi pengajaran agama Islam.

13 Wawancara dengan Ketua Kelompok Kerja Penyuluhan Agama Jakarta Timur (Bapak

Ruspendi Effendi), Senin, 24 November 2014, Pukul 11:08, di Masjid Al-Ikhlas RUTAN.

14

Wawancara dengan Pengajar dari ESQ KORDA JAKTIM (Ibu Eva Fachriani), Jum`at, 21

November 2014, pukul 10:52, di Masjid Al-Ikhlas RUTAN.

Page 75: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

64

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Program pelaksanaan pengajaran agama Islam bagi narapidana wanita di

Rumah Tahanan Negara (RUTAN) Pondok Bambu Kelas II A Jakarta Timur

mendapatakan pengajaran agama Islam dalam kegiatan kerohanian Islam selama

menjalani masa hukuman. Tim pengajar sangat berperan penting adanya program

pengajaran agama Islam di RUTAN yang memberikan kebutuhan pribadi

narapidana, sehingga secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian dan kecerdasan

akhlak mulia yang akan bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat. Jadi, narapidana

yang tinggal di balik jeruji besi tak hanya diam dan sekedar menghitung hari-

harinya disana. Tetapi, narapidana diberi bekal untuk mempersiapkan kehidupan

selepas keluar dari rumah tahanan Negara. Mereka dididik dan diberi kesempatan

untuk menyalurkan kemampuan dan bakat masing-masing, serta narapidana

dibekali pengajaran agama Islam guna menumbuhkan kesadaran beragama dan

motivasi-motivasi untuk selalu hidup yang bermanfaat. Pengajaran agama Islam

juga membuat narapidana bersyukur dan menerima ketetapan dari Allah SWT atas

yang mereka alami untuk didalamnya.

2. Pelaksanaan pengajaran agama Islam bagi narapidana wanita di Rumah

Tahanan Negara (RUTAN) Kelas II A Pondok Bambu Jakarta Timur yaitu

diberikan setiap hari senin-jumat dimulai pukul 09:20 – 11:30 kemudian shalat

dzuhur berjamaah dan dilanjutkan 13:30 – 15:00. Semua kegiatan yang di

RUTAN sudah diatur oleh struktur organisasi dalam RUTAN termasuk

pengajaran agama Islam diatur oleh Sub. Sie Bimbingan Kegiatan, dan selama

kegiatan berlangsung selalu diawasi oleh Koordinator kerohanian Islam, serta

pemberi materi didalamnya adalah tim pengajar yang sudah berpengalaman dan

profesional. Pelaksanaan pengajaran agama Islam dilakukan di Masjid. Semua

kegiatan agama Islam tergantung tim pengajar. Sehingga tim pengajar yang paling

utama dalam pelaksanaan pengajaran agama Islam di RUTAN.

Page 76: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

65

B. Implikasi

Seperti dalam kesimpulan peneliti menyingung masalah kegiatan kerohanian

Islam bagi narapidana, yang sangat berpengaruh dari tim pengajar yang akan

memberikan materi tersebut, sangat disayangkan jika ada tim pengajar yang tidak

memberikan sesuai kebutuhan beragama. Karena bagi narapidana pengajaran

agama Islam di dalam RUTAN memberikan manfaat yang banyak untuknya, baik

itu menambah kegiatan di dalam RUTAN mereka juga menambah pengetahuan

agama Islam dan menanamkan nilai-nilai agama pada dirinya sehingga perlu

adanya sistematik pengajaran agama Islam misalnya rapat antar tim pengajar

supaya tidak ada faham-faham agama Islam yang berbeda-beda, dan memberikan

materi yang sesuai ruang lingkup pengajaran agama Islam secara umumnya.

Tim pengajar juga harus banyak memberikan inovasi dalam strategi

pengajaran agama Islam. menjadikan narapidana tidak hanya selalu dengan

ceramah tapi bisa dengan diskusi kelompok, dan dalam BTQ (Baca Tulis Al-

Qur`an) narapidana tidak hanya bisa membaca Al-Qur`an tapi juga diberikan

pengetahuan menulis bahasa Arab, meningkatkan cara membaca Al-Qur`an

dengan tajwid cara membaca Al-Quran yang baik dan benar.

Maka implikasinya harus ditanamkan pengajaran agama Islam bagi

narapidana dengan baik dan benar sesuai kebutuhan beragama mereka dan

tersistematik dalam memberikan materi pengajaran agama Islam. Perlu adanya

kordinasi antar tim pengajar untuk mengatur strategi pengajaran agama Islam dan

materi yang diberikan untuk narapidana.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi diatas, maka peneliti memberikan saran

antara lain:

1. Kepada Koordinator kerohanian Islam dan Unit kegiatan narapidana sudah sangat

bagus untuk memberikan pengajaran agama Islam sebagai membentuk

keperibadian narapidana yang perlu ditekankan adalah pengawasan saat

memberikan materi yang diberikan, dan narapidana yang tidak mengikuti

Page 77: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

66

pengajian. Tidak hanya ramai dihari tertentu saja tapi diusahakan setiap hari bisa

mengikuti pengajaran agama Islam

2. Kepada tim Pengajar bagi narapidana di RUTAN sudah baik yang perlu

tingkatkan kembali adalah materi yang diberikan dan strategi yang digunakan.

Perlunya kordinasi antar tim pengajar agar sistematik dalam memberikan

pengajaran agama Islam serta bisa menambah program agama Islam untuk

narapidana.

3. Kepada narapidana wanita di Rumah Tahanan Negara kelas II Jakarta Timur

agar senantiasa meningkatkan keaktifan mengikuti pengajaran agama Islam yang

telah dijadwalkan. Karena dengan kegiatan pengajaran agama Islam dalam

memberikan banyak manfaat dan membantu untuk kesadaran agama sehingga

menjadikan kita manusia yang berakhlakul karimah.

4. Kepada Masyarakat pada umumnya, tidak menganggap penghuni RUTAN

atau LAPAS adalah orang yang pasti jahat dan tidak akan berubah. Jangan pernah

menjauhi orang yang menjadi narapidana. Mereka hanya kehilangan kemerdekaan

di dalam RUTAN dan sudah diberikan kegiatan kerohanian Islam untuk

menanamkan nilai – nilai agama. Setelah pasca dari RUTAN terimalah dengan

baik dan tidak memandang sebelah mata.

Page 78: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

67

DAFTAR PUSTAKA

Af, Hasanudin. Pengantar Ilmu Hukum. Ciputat: UIN Jakarta Press, 2003.

Al-Rasyidin. dan Syamsul Nizar. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat

Press. Cet. 2, 2005.

Arif, Barda Nawawi. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana (Penyusunan

Konsep KUHP Baru). Jakarta: Kencana. Cet. 3., 2011.

Badan Pembina Hukum Nasional (JT Simorangkir S.H). Simposium Pengaruh

Kebudayaan Agama Terhadap Hukum Pidana. Bali: Bina Cipta, 1975.

Darajat, Zakiyah. Metodik Khusus Pengajaran Agma Islam. Jakarta: Bumi

Aksara. Cet. 4, 2008.

Departemen Agama RI. Mushaf Al-Qur`an Tarjamah. Jakarta: Pena, 2008

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN JKT. Pedoman Penulisan Skripsi.

Jakarta, 2013.

Gunawan, Ary H. Kebijakan –Kebijakan Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bina

Aksara, 1986.

Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.

Jakarta: Bumi Aksara. Cet. 4, 2005.

Hamzah, Andy. Terminologi Hukum Pidana. Jakarta: Sinar Grafika. Cet. 2, 2009.

HD, Kaelany. Islam Agama Universal. Jakarta: Midada Rahmah Press, 2006.

Nata, Abuddin. Filsafat Pendidikan Islam Edisi Baru. Jakarta: Gaya Medika

Pratama, 2005.

. Ilmu Pendidikan Islam Dengan Pendekatan Multi Displiner.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Cet. 2, 2010.

Noo, Juliansyah. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kenacana Prenada Media

Group. Cet. 1, 2011.

Rohani, Ahmad. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT Reneka Cipta Jakarta,

2004.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Alfabeta. Cet.12, 2011.

Page 79: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

68

Syah, Darwyn. Perencanaan Sistem Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Gedung

Persada Press, 2007.

Undang-Undang Pemasyarakatan. Bandung: Fokusinda Mandiri, 2014.

Page 80: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

Nama

NIN{

Jurusan

Judul Skripsi

NO.

Lembar Ujian Referensi

: Dian Hayati

:1110011000073

: Pendidikan Agama Islam

: Pengajaran Agama Islam Bagi Narapidana wanita Di Rurnah

Tahanan Negara (RUTAN) Kelas Ii A Pondok Bambu Jakana

Timur

Judul Buku / Referensi Paraf Pembirnbing

BAB I

Ary H.

Halaman

Gunalan, Kebil akan-Kebij akan

1.

2.

Pendidikan Di Indonesia, (lakarta: Bina

Aksara, 1986), h. 1.

7^k y

Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:

Aksala, 2008). Cet.4, h. 59.

P endidikan Is I am, (Jaka.rta: Ciputat

2005). Cet2,h.7l.

Bumi

___lI

Press,

Undang-Undang P emasYrakatan.

(Bandung: Fokusindo Mandiri, 2014), h.

BAB II

9.

5.

@aidikanlslamEdisi Baru, (Jakarta: GaYa Medika

Pratama, 2005), h, 4-5.

9

6.

Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengaj aran,

(Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), h' 1 dan

4.

9

'7. Ibid., h. 4. 10 I

Page 81: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

8.

Danvyn Syah, dkk., Perencanaan Sistem

P engaj aran P endi dikan agama

Is I am,(J akarta: pGaung Pesada

Press,2007), h. 19.

10

9.Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan IslamEdisi Baru, (Jakarta: Gaya MedikaPratama, 2005), h.132.

11

10.Kaelany HD, Islam Agama Universal,(Jakarta: Ivlidada Rahmah Press, 2006), h.

37.

ll

11.Departemen A gama Rl, llus h af Al - Qur anTerjemah, (jakarta: Pena, 2008), Cet.3, h.

64.

lt

t2. Ibid., h. 52. l2

t3 Ibid.,h 61. 12

14.Kaelany HD, Islam Agama Universal,(Jakarta: Midada Rahmah Press, 2006), h.

41.

12

i

15.

Departemen Agatna P.I, Mushaf Al-QuranTerjemah, (Jakarta: Pena, 2008), Cet.3, h.

423.t3

16.

Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan IslamEdisi Baru, (Jakarta: Gaya Media Pratama,

2005), h. 104.l3

17. ibid., h. 106. 14

18.Oemar Hamalik, Perencanaan Pengaj aranBerdasarkan Pendekntan Sistem, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2005), cet ke4. h. 183"

15

19. Ibid., h. 154 15

20.

Zakiyah Darajat, D\<k, l[etodik KhususPengajaran Agama Islam, (Jakarta: BumiAksara, 2008), cet4, h. 64 - 65.

l6

21. Ibid., h. 70 dan73. 16

22. Ibid., h,74 dan7l. 16

23. Ibid., h.85 t7

24. ibid., h.88. t7

Page 82: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

25 Ibid., h. 94 -103. 18

26. Ibid., h. 104-109. 19/

21. Ibid., h. 116.20

28. Ibid., h. 196-197. 20

29.

Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan IslamDengan Pendekatan Multidisipliner,(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010),

cet 2. h. 37-38.

21

30. Ibid., h, 39-41 22

31.Kaelany HD, Islam Agama Universal,(Jakarta: Midada Rahmah Press, 2006), h,

34-36.

23

32.Ancii Hamzah, Terminologi HukwnPiduru, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), cet

2.h.101-tzl

23\lIII

33. Hasanuddin AF, Pengantar llmu Hukum

lCiputat: UIN Jakarta Ptess,2003), h,272..AL+

34.

Barda Nawawi Arief, Bunga RamPai

Kebij akan Hukutr, Pidana (P erkembangan

Penyusunan Konsep KUHP Bart),(Jakarta: Kencana, 2011), cet, 3, h. 83-84

25

I

I

35 Ibid., h. 152 - 153 26

36 Ibid., h. 155-156. 27

3t.

Badan Pembina Hukum Nasional (J.C.T

Simorangkir, SH). Simposium PenganitKebudayaan i Agama TerhadaP Hukum

Pidana, (Bali: Binaeipta, l9l5), h.60-61.

28

39.

Undang Undang PemasYarakatan

(Bandung: Fokusindo Mandiri, 2011), h- I- 10.

29!

I

I

!

40.

Barda Nawawi Arief, Bunga RamPai

Kebij akan Hukum Pidana (Perkembangan

Penyusunan Konsep KUI{P Bant),(Jakarta: Kencana, 2011), cet, 3. h..214.

29I

BAB III I

4r.Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian.(Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2011), cet1, h.34.

]J

42. Ibtd, tr:3J4 34

Page 83: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

43.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,(Jakarta: Alfabeta, 2011), cet ke12, h. 308-

30934

44.Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UINJKT, Pedoman Perutlisan Skripsi. (Jakarta,

2013). h. 67 .

34

45.Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,(Jakarta: Alfabeta, 2011), cet ke12, h. 134. 35

46. Ibid., h.317 35

47. Ibid., h. 22,24, dan 28. 36

.18. Ibid., h. 329.33A, dan 368.

49. Ibid., h. 396,370-3'71, dan 373. J6

50. Ibid., h, 373 - 374 39 I5i.

Fakultas llmu Tarbiyah dan KeguruanUIN JKT, Pedoman Penulisan Skriltsi.Jakarta.2013.

39

52 Ibid., h. 377,374 -378,337 dan 338. 40

53. Ibid., h. 341 dan345. 41 l(>

Page 84: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

Transkip Wawancara

Obyek wawancara:

Nama : Pak Sugianto

Bagian : Unit Perlengkapan

1. Bagaimana sejarah RUTAN Kelas II A?

Sejarah singkatnya Dahulu disini adalah tempat penampungan tuna susila. Karena ini

bangunan punya Pemerintahan Daerah (PEMDA) DKI, beberapa tahun kemudian

diserahkan ke KEMENHUMHAM di Pondok Bambu pada tahun 1974 maka jadilah

Rumah Tahanan Negara (RUTAN) Pondok Bambu. Sudah lama sekali sampai

sekarangpun tanah gedung punya PEMDA DKI. Untuk Rutan Sendiri bernama RUTAN

kelas II A Jakarta Timur.

2. Bagaimana struktur organisasi di RUTAN Kelas II A?

Strukturnya Kepala RUTAN selon IV membawahi 3 Ka. Sub. Sie. Satu diantaranya

adalah Ka. Sub. Sie Pengelolaan. Sementara ini dijabat oleh Ibu Sigiyati. Bagian

pengelolaan menmbawahi unit perlengkapan, keuangan, dan kepegawaian kemudian

dari Sub. Sie pengelolaan yaitu

1. Sub. Sie bimbingan kegiatan yang diketuai oleh Ibu Yeyen. Bimbingan kegiatan

terbagi beberapa unit yaitu, unit kerohanian, unit kependidikan, unit perpustakaan

dan laporan, ketrampilan (menyalon, menjahit, mute, olahraga, dan kesehatan).

2. Sub Sie Pelayanan Tahanan yang diketuai oleh Ibu Ari. Yang meliputi unit

perawatan, bantuan hukum, pelayanan register, pelayanan admin, dan klinik.

3. Kesatuan Pengamanan RUTAN yang diketuai oleh Ibu Yuli. Ada penjagaan 4 regu

(A,B,C,D) . keamanan 2 regu. Masing-masiang ada keamanan dan tandanya. P2U

(Portir) tali kurnya merah (petugas pintu)

Page 85: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

4. Pengelolaan yang diketuai oleh Ibu Sigiyati. Yaitu unit perlengkapan rumah tangga

RUTAN, melayani sarana dan prasaran (SAPRAS), keuangan mengurusi keuangan

pegawai seperti gaji, tunjangan, dsb, dan Urusan Pegawaian (UP) seperta

mengurusi kantor, karyawan baik naik pangkat, cuti, dsb.

3. Apa saja sarana prasaran dan fasilitas yang dimiliki RUTAN kelas II A?

Sarana Prasarana ada perkantoran dan warga binaan pidanaan. Kalau kantor

meliputi meja, kursi, komputer, ATK. Sedangkan warga binaan yaitu blok, kamar

mandi, tv, kipas angin, pembuangan air (wc), matras. Dan jika ada yang rusak

RUTAN yang menangani sendiri. Sarana semua rata tidak ada kelas-kelas kamar

mandi 1, kalau yang ada diberitakan itu terlalu berlebih-lebihan mengatakan ada

yang berbeda kamarnya.

Kalau untuk sarana prasarana kantor ada barang milik Negara yang harus dilaporkan

setiap semester atau tahun. Barang habis pakai seperti persediaan kantor, sabun,

sapu itu ada di kantor dan WBP disediakan. Bahkan kalau belum ada anggaran kita

sisihkan untuk WBP yang perlu odol dan sabun, seragam yang khusussnya

dipekerjakan disini yaitu para tamping diberikan seragam dan perlengkapan sendiri.

Semua ini dibawah tugas pengelolaan.

Dan sarana prasarana lainnya adalah:

- Bangunan Perkantoran

- Paviliun hunian

- Bangunan tempat ibadah

- Bangunan poliklinik

- Bangunan dapur

- Pos Menara

- Halaman parkir.

Page 86: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

Transkip Wawancara

Obyek wawancara:

Nama : Ibu Eva Fachriani

Bagian : Pengajar dari ESQ KORDA JAK-TIM

1. Apa Saja Materi yang diberikan Dalam pengajaran Agama Islam

Bagi Narapidana? Mengapa Materi itu diberikan?

Materi yang paling diutamakan adalah dzikir, yaitu dzikir Asmaul Husna yang

paling ditekankan. Materi ini diberikan karena kembali lagi segala permasalahan

hidup kita ini bertopangnya kepada Allah SWT. Sedangkan diAsmaul Husna

adalah nama-nama Allah yang Maha Segalanya jadi dari kitapun minta tolongpun

ada “Allahu Shomad”, Maha Kasih ada “ARRohman”, Maha Sayang ada

“ARRahiim”. Semua sudah tertumpu nama-nama indah Allah ada didalamnya.

Jadi kita kembali lagi untuk menenangkan hati mereka. Kita sangat menganjurkan

agar selalu berdzikir Asmaul Husna. InsyaAllah dengan menyebut nama Allah

yang Maha Segalanya, yang Maha Indah tersebut apa yang kita inginkan atau

hajat kita InsyaAllah lancar.

Ada juga materi bidang kesehatan, materi tersebut yang berkaitan dengan Al -

Qur`an. Misalnya penciptaan manusia, dalam tubuh kita mengalir darah kemudian

jantung kita semua itu ada kaitannya didalam AlQur`an jadi selalu memberikan

materi segala hal yang berhubungan dengan kesehatan yang ada kaitannya dengan

Al-Qur`an.

Ada juga materi fiqih seperti tatacara shalat, tentang ibadah dan lain-lain. Hari ini

juga ada penjelasan tentang Tauhid. Jadi kita masing-masing setiap minggunya

materi diberikan tergantung pengajar (penceramah).

Page 87: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

Rincian materinya:

Minggu pertama : tentang ESQ yang dipadukan dengan Al-Qur`an dan tidak akan

keluar dari jalur Islam, Iman dan Ihsan. Ini adalah pondasinya.

Minggu kedua : berkaitan dengan masalah kesehatan

Minggu ketiga : berkaitan dengan Fiqih, Akhlak, dan Tauhid.

Tapi semua materi ini menekankan dzikir Asmaul Husna. Jadi itulah pokok

materinya.

2. Apa Saja Aspek yang ditekankan dalam Pengajaran Agama Islam

bagi Narapidana di RUTAN?

Aspek yang kami tekankan adalah Dzikir Asmaul Husna yang telah kami

paparkan pada pertanyaan awal.

3. Bagaimana pelaksanaan pengajaran agama Islam di RUTAN?

Selain dalam setiap minggu kami mengajar dengan metode ceramah, kami

mengadakan pelaksanaan Training ESQ, yaitu training motivasi dan ini salah satu

program ESQ yang dinamakan peduli RUTAN. Kami laksanakan ini dengan

gratis tidak dipungut biaya dan mendapatkan membernya.

4. Pendekatan apa yang dipakai ketika proses pengajaran agama Islam

berlangsung? Mengapa pendekatan tersebut digunakan?

Melakukan sharing dengan WBP, kita tidak pernah menjudge WBP orang yang

bersalah tetapi mereka sedang berusaha di dalam pesantren disini. Kita datang

kesini ini untuk memberikan ketenangan, ketentraman, serta tidak menjudge

mereka. Jadi lebih mendekatkan dengan kekeluargaan, terbuka menerima sharing

dari mereka. Kita tidak ingin membedakan mereka orang yang tidak merdeka,

tidak pernah ada perbedaan karena kita sama dengan mereka satu Iman.

Page 88: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

5. Bagaimana interaksi antara pengajar dan narapidana selama proses

belajar mengajar berlangsung?

Mereka lebih aktif. Boleh jadi hari jum`at mereka banyak yang mengaji dan penuh

masjidnya kadang juga sampai 250 WBP, menurut saya itu adalah feed back dari

mereka seperti itu. Karena mereka merasa mendapatkan sesuatu saat datang dihari

jum`at, seperti mendapatkan ketenangan karena dzikir Asmaul Husna lebih dekat

lagi.

6. Apa saja kesulitan dalam pengajaran agama Islam? Mengapa hal

tersebut muncul?

Kesulitan atau hambatan muncul karena disini kita sosial, kadang-kadang kita

ingin memberikan ilmu dengan bungkus yang beda tapi terbentur dengan masalah

dana karena kita selama ini berjalan sendiri. Tidak ada sepeser dari RUTAN atau

pun ESQnya kita kesini karena Lilahi Ta`ala, seperti foto copy itu dari uang

sendiri. karena ini bidang sosial pengajarnya pun yang datang itu Lillahi Taala

banyak upah dari Allah, Agar ilmu kita bermanfaat. Masalah dana saat kita ingin

mengadakan lomba kita juga mengumpulkan dana sosial sendiri.

Kalau masalah pemberian materi kita harus sering melakukan review materi yang

minggu lalu agar WBP yang baru masuk mendapatkan ilmunya. Jadi itu bisa

teratasi.

7. Bagaimana cara yang ditempuh dalam mengatasi kesulitan dan

hambatan tersebut?

Inovasi ini agar mereka bisa menghafal dzikir-dzikir, do`a dan shalawat, jadi kita

berlapang dada dan ikhlas langkah kita kesini hanya bisa berbagi. Karena ini

titipan Allah SWT. Semoga ilmu ini menjadi bermanfaat dan memberikan inovasi.

Page 89: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

Transkip Wawancara

Obyek wawancara:

Nama : Bapak Rusfendi Effendi

Bagian : Ketua Kelompok Kerja Penyuluh Agama Jakarta Timur

1. Apa saja materi yang diberikan dalam pengajaran agama Islam bagi

Narapidana di RUTAN? Mengapa materi itu diberikan?

Beberapa materi yang diberikan yaitu:

- Akidah dan Akhlak

- Fiqih

- Sejarah para nabi

- Al-Qur`an (bagi yang belum bisa membaca Iqra` dilakukan secara private

dan klasikal secara bersama-sama membaca Al-Qur`an)

Alasannya kenapa diberikan materi tersebut, karena Aqidah tentu masalah pokok

keyakinan jadi untuk menguatkan mereka dalam hal berkeyakinan kepada Allah

SWT. Terkait dengan ketetapan Allah salah satunya kenapa mereka ada di sini,

sehingga mereka harus meyakini bahwa itu ketentuan Allah kemudian mereka

mengambil hikmahnya dari ketetapan Allah untuk menyadarkan mereka bahwa

ketentuan Allah itu kelihatannya tidak enak tapi boleh jadi sesuatu yang tidak

enak itu baik. Hanya kadang-kadang kita tidak tahu hikmah dibalik itu.

2. Apa saja aspek yang ditekankan dalam pengajaran agama Islam bagi

narapidana di RUTAN?

Adanya perubahan mental atau akhlak dari sesuatu mereka dulunya nge-blank

terhadap agama karena banyak diluar sebelum masuk RUTAN mereka masa

Page 90: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

bodoh dengan agama, jadi kita sangat menekankan adanya perubahan akhlak.

Minimal selesai dari sini ada kesadaran bahwa ternyata hidup ini bukan hanya

materi saja yang dicari tapi ada sesuatu yang lebih berharga dari pada materi, itu

yang kita tekankan. Walaupun nanti mereka keluar tetap berusaha mendapatkan

materi itu tapi dia meyakini ada sesuatu lagi yang lebih dari padanya, yakni

kepuasan hati, bathinm dan itu diperoleh dari keyakinan agama, keyakinan kepada

Allah SWT. Jadi sehingga lebih banyak konseling para WBP-nya dalam hal ini.

3. Bagaimana pelaksanaan pengajaran agama Islam di RUTAN?

Jadwal yang diberikan pada hari senin sampai kamis, kami ada tim kerja penyuluh

jadi masing-masing dihari tugas dalam hari dan materi walaupun belum ada

bakunya dan tertata rapi materinya dari manajemen pengajaran sangat kurang,

sehingga masih banyak yang harus diperbaiki kedepannya. Apa lagi latar

belakangnya banyak dari dakwah untuk pembekalan pengajaran banyak yang

harus diperbaiki.

4. Pendekatan apa yang dipakai ketika proses pengajaran agama Islam

berlangsung? Mengapa pendekatan tersebut digunakan?

Kami lebih terbuka kepada WBP sampai ada yang kalau sedang mengaji private

ada yang sharing masalah pribadinya, sehingga kita menyampiakannya secara

private juga. Kalau dikelas kami melakukan metode ceramah kelas (klasikal)

memang pendekatannya sentuhan-sentuhan hati saja, walaupun yang disampaikan

adalah materi fiqih, kita kemas agar tidak hanya teori saja tetapi betul-betul

fahami dan dilaksanakan, direnungkan seperti perintah shalat (memahami sebagai

perintah syariat) syarat dan rukunnya juga meyakini bahwa perintah Allah itu

adalah Maha Agung. kita lebih melakukan pendekatan kesana, sehingga faham

shalat dengan perintah dari Maha Agung diharapkan melakukankannya dengan

niat sendiri bukan karena pakasaan. Karena mereka sudah faham perintah shalat

bukan sembarang perintah. Jadi pendekatan hanya lebih upaya penyadaran

perintah Allah bukan beban semata tetapi itu kebutuhan rohani kita.

Page 91: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

5. Bagaimana interaksi perintah antara pengajar dan narapidana

selama proses belajar mengajar berlangsung?

Selama interaksinya kita melakukan forum tanya jawab tetapi lebih banyak satu

arah tapi jika masalah tertentu yang perlu dipertanyakan ada juga. Kita

memberikan tanya jawab yang terbuka, bahkan menawarkan yang diluar bahasan

jika ada yang harus disampaikan, kita beri kesempatan untuk bertanya. Ada juga

yang mereka tidak faham mereka langsung bertanya.

6. Apa saja kesulitan dalam pengajaran agama Islam? mengapa hal

tersebut muncul?

Kesulitan yang kita alami yaitu karena ini RUTAN, para tahanannya sifatnya

sementara saja di RUTAN. Jadi jika dibuat materi secara utuh persemester apalagi

1 (satu) tahun, itu peserta didiknya bisa ganti-ganti berbeda dengan yang ada di

Lapas mereka sudah divonis dan paling minimal 1(satu) tahun jadi membuat

perencanaannya lebih leluasa diprogramkan beberapa level kedepan jadi

mendapatkan target belajarnya yang dicapai, kalau disini hanya transit saja jadi

ketika membuat perencanaan pembelajaran tidak bisa yang dalam materi tidak

bisa dibuat bebera level pengajaran sehingga kita melakukan pengajaran secara

flexible atau model instant.

7. Bagaimana cara yang ditempuh dalam mengatasi kesulitan dan

hambatan tersebut?

Dalam mengatasi maslah tersebut akhirnya kita membuat materi yang lebih

bersifat memberikan motivasi saja selama disini supaya memanfaatkan waktu

luang mereka sehingga bersifat motivasi ini walaupun ada materi yang disampat

tapi kita usahakan pada saat pindah dari sini kalau sudah termotivasi pasti akan

mencari karena sudah termotivasi untuk belajar jadi lebih banyak motivasi untuk

mereka ibadah, belajar. Tidak hanya disini apa nanti akan dipindah ke Lapas

Tanggerang ata bebas dari sini mereka tetap mau belajar.

Page 92: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA

RUTAN KELAS II A JAKARTA TIMUR JL. PAHLAWAN REVOLUSI PONDOK BAMBU JAK-TIM 13430

Telp (021) 8612004 Fax (021) 8615061

Hari/Tanggal : Jumat, 14/11/2014

Kapasitas Hunian: 619 orang Jumlah Isi : 1011 orang

NARAPIDANA

TAHANAN

LAIN-LAIN

TAHANAN/NAPI WILAYAH

B I : 570

orang A I :

37 orang

Anak Negara

: 0 orang

Jakarta Barat : 299 orang

B II A : 31

orang A II :

94 orang

Anak Sipil

: 0 orang

Jakarta Pusat : 265 orang

B II B : 0 orang

A III : 254

orang C : 0 orang

Jakarta Selatan

: 139 orang

B III : 1 orang

A IV : 13

orang Anak Bawaan

: 11

orang Jakarta Timur : 87 orang

Hukuman Mati : 0 orang

A V : 8 orang

Jakarta Utara : 119 orang

Hukuman Seumur Hidup

: 2 orang

Tahanan Militer

: 1 orang

Lain-lain : 102 orang

Tahanan Anak

: 0 orang

Anak Didik Pemasyarakatan

: 0 orang

Jumlah : 604

orang Jumlah :

407 orang

Jumlah : 11

orang Jumlah :

1011 orang

JENIS KEJAHATAN Narapidana Tahanan MUTASI

Mata Uang

: 3 Orang : 6 Orang Tahanan / napi baru : 0 orang

Perjudian

: 4 Orang : 20 Orang Pindah ke Lapas lain : 0 orang

Pembunuhan

: 3 Orang : 3 Orang Bebas Demi Hukum : 0 orang

Pencurian

: 17 Orang : 36 Orang Bebas dari tuntutan : 0 orang

Perampokan

: 1 Orang : 1 Orang Bebas Biasa : 0 orang

Penipuan

: 31 Orang : 41 Orang Cuti Bersyarat : 1 orang

Narkotika

: 459 Orang : 230 Orang Penetapan Hakim : 0 orang

Korupsi

: 6 Orang : 15 Orang Penangguhan Penahanan : 76 orang

Kepabeanan

: 1 Orang : 0 Orang Penahanan Rumah/Kota : 27 orang

KUHP/ Pidana/ Kriminal (umum)

: 0 Orang : 0 Orang Dipinjam dari Instansi lain : 0 orang

Teroris

: 0 Orang : 0 Orang RS di luar LAPAS : 4 orang

Perlindungan Anak

: 5 Orang : 4 Orang Pembebasan Bersyarat : 0 orang

Kehutanan

: 0 Orang : 0 Orang Cuti Menjelang Bebas : 0 orang

Hak Cipta

: 0 Orang : 0 Orang Asimilasi : 1 orang

Kekerasan dalam Rumah Tangga

: 2 Orang : 1 Orang Meninggal Dunia : 0 orang

Senjata Tajam/ Senjata Api/ Bahan Peledak

: 0 Orang : 0 Orang Melarikan Diri : 0 orang

Subversi

: 0 Orang : 0 Orang

Migas

: 0 Orang : 0 Orang

Senjata Tajam/ Senjata Api/ Bahan Peledak

: 0 Orang : 0 Orang

Human Traficking

: 5 Orang : 6 Orang

Perlindungan Konsumen

: 0 Orang : 0 Orang

Dalam Jabatan

: 0 Orang : 0 Orang

Penggelapan

: 49 Orang : 28 Orang

Penadahan

: 0 Orang : 2 Orang

Psikotropika

: 1 Orang : 0 Orang

Pembalakan Liar

: 1 Orang : 0 Orang

Page 93: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

Penggandaan

: 0 Orang : 0 Orang

Keimigrasian

: 0 Orang : 0 Orang

Pelanggaran Lalu Lintas

: 0 Orang : 0 Orang

Memeras / Mengancam

: 0 Orang : 0 Orang

Perbankan

: 1 Orang : 0 Orang

Kenakalan

: 0 Orang : 0 Orang

Kekerasan terhadap Wanita & Anak

: 0 Orang : 0 Orang

Perikanan

: 0 Orang : 0 Orang

Pencucian Uang

: 1 Orang : 0 Orang

Kesehatan

: 1 Orang : 0 Orang

Cukai

: 4 Orang : 0 Orang

KUHP/ Pidana/ Kriminal (umum)

: 0 Orang : 0 Orang

Lain-lain

: 9 Orang : 14 Orang

KEWARGANEGARAAN

JENIS KELAMIN

JENIS UMUR

WNI : 995 orang

LAKI-LAKI : 0 orang

ANAK-ANAK

: 6 orang

WNA : 15 orang

PEREMPUAN : 1010

orang DEWASA : 994 orang

LANSIA : 10 orang

(SRI SUSILARTI, Bc. IP, SH, M.Si) NIP. 196807241991032001

Page 94: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

SELAYANG PANDANG RUTAN KLAS IIA JAKARTA TIMUR

A. B.

Sejarah Singkat Rutan Jakarta Timur berlokasi di Jalan Pahlawan Revolusi No. 38. Pondok Bambu Jakarta Timur. Rumah Tahanan ini didirikan pada tahun 1974 oleh Pemerintah Daerah (PEMDA) DKI Jakarta. Pada awal didirikannya Rumah Tahanan ini ditujukan bagi para pelanggar Peraturan Daerah (PERDA) seperti tuna susila, tuna wisma, gelandangan, dan pengemis. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor : M.04.PR.07.03 tahun 1985 tanggal 20 September 1985 bangunan tersebut dialih fungsikan sebagai Rumah Tahanan Negara Klas IIA yang fungsinya adalah rumah tahanan negara yang diperuntukkan untuk tahanan yang diduga melakukan pelanggaran hukum. Pada awal berdirinya Rutan Jakarta Timur memiliki kapasitas penghuni berkisar kurang lebih 504 orang Gambaran Keadaan Sekarang Rutan Klas IIA Jakarta Timur berdiri di atas tanah seluas ± 14.586 m2 yang berstatus hak pinjam pakai dari Pemerintah Daerah DKI Jakarta yang terdiri dari Gedung perkantoran, perumahan dinas, garasi kendaraan, 5 (lima) paviliun hunian, 1 (satu) Paviliun Karantina, dan 1 (satu) paviliun isolasi. Paviliun hunian terdiri dari :

•Paviliun Anggrek : merupakan paviliun bagi penghuni wanita dengan kasus pidana kriminal. Dengan luas bangunan 794 m2 (1 lantai) dengan kapasitas 18 kamar dan tiap-tiap kamar memiliki kapasitas 8 (delapan) orang.

• Paviliun Bogenvile : merupakan paviliun bagi penghuni warga binaan yang berusia lanjut dan warga binaan yang dipilih untuk membantu pekerjaan kantor Rutan ( Tamping).

• Paviliun Cendana dan Dahlia : Paviliun Cendana, merupakan paviliun bagi penghuni Narkotika/Psikotropika dan paviliun Dahlia merupakan paviliun bagi penghuni kriminal umum dengan luas bangunan 508 m2 (2 lantai) dengan kapasitas paviliun Cendana sebanyak 13 ( tiga belas ) kamar dan kapasitas paviliun Dahlia sebanyak 15 (lima belas) kamar. Kamar 1 s/d kamar 12 tiap-tiap kamar memiliki kapasitas 10 (sepuluh) orang dan kamar 13 s/d 15 tiap-tiap kamar memiliki

Page 95: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

kapasitas 2 (dua) orang. • Paviliun Edelweis : merupakan paviliun bagi penghuni kasus pidana khusus (Narkotika/psikotropika). luas bangunan 439 m2 (2 lantai) dengan kapasitas kamar 27 (dua puluh tujuh) kamar, tiap-tiap kamar memiliki kapasitas 10 (sepuluh) orang.

• Paviliun Kenanga, merupakan paviliun bagi penghuni warga binaan yang dipilih untuk membantu pekerjaan kantor Rutan (tamping) . Luas bangunan 100 m2 (1 lantai) dan memiliki 4 (empat) kamar. Tiap-tiap kamar memiliki kapasitas 6 (enam) orang.

• Paviliun Isolasi, diperuntukan bagi penghuni yang melakukan pelanggaran tata tertib dengan luas 36 m2 (1 lantai) memiliki 5 (lima) kamar. Tiap-tiap kamar memiliki kapasitas 3 (tiga) orang.

Rutan Jakarta Timur sedang melakukakan pembangunan baik gedung perkantoran maupun gedung hunian yang dilaksanakan dengan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah DKI Jakarta yang direncanakan akan selesai pada tahun 2007/2008. Akan tetapi proyek tersebut tidak dapat dilanjutkan/dihentikan dengan adanya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang. Pemerintahan Daerah pasal 155 ayat (1) dan Ayat (2) yang menegaskan bahwa penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah didanai dari dan atas beban APBD dan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah di daerah didanai dari dan atas beban APBN.

STRUKTUR ORGANISASI

RUTAN KLAS IIA JAKARTA TIMUR KEP. MEN. 10.M.04.PR.07.03 Tahun 1985

KEPALA RUTAN Sri Susularti, Bc.I.P, SH.M.Si NIP. 196807241991032001

Page 96: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

Kesatuan Pengamanan Rutan Yuliana. Amd.IP,SH

NIP. 197907072000122001

Sub Sie. Pelayanan Tahanan Ari Budiningsih, Amd.IP,SH NIP. 197501221997032001

Sub Sie. Bimbingan Kegiatan

Yeyen, Amd.IP,SH.MH

NIP. 197701211999022001

PETUGAS PENGAMANAN

Regu : A Regu : B Regu : C Regu : D

Sub.Sie Pengelolaan

Sigiyati, SH.M.Si. NIP.

196409301991032001 Sesuai dengan surat Keputusan Menteri Kehakoman RI Nomor : 12

Tahun 1995 tentang pemasyarakatan, Rutan Klas IIA Jakarta Tomur

mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan dibidang penahanan

untuk kepentingan penyidikan dan pemeriksaan di sidang Pengadilan.

Ruang Lingkup :

• Penerimaan, Pendaftaran dam Penempatan

• Perawatan Kesejahteraan

• Bantuan Hukum dan Pemyuluhan

Page 97: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

• Bimbingan Kegiatan

• Kamtib

Rumah Tahanan Klas IIA Jakarta Timur dipimpin oleh seorang Kepala

Rutan yang membawahi sebagai beberapa Sub.Sie yaitu :

• Sub.Sie Pengelolaan, terdiri dari :

• Unit Kepegawaian

• Unit Keuangan

• Unit Perlengkapan

• Unit Bangunan

• Sub.Sie Keamanan, terdiri dari :

• Keamanan

• P2U

• Regu Jaga

• Sub.Sie Pelayanan Tahanan, terdiri dari :

• Unit Registrasi

• Poliklinik

• Bantuan Hukum

• Perawatan Makanan atau Dapur

• Sub.Sie Bimbingan Kerja, terdiri dari :

• Unit Bimbingan Rohani

• Unit Bimbingan Jasmani

• Kegiatan Keterampilan

• Perpustakaan

Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam

struktur organisasi tersebut adalah sebagai berikut :

• Kepala Rutan

• Tugas :

Mengkoordinasikan pembinaan kegiatan kerja, administrasi

keamanan dan tata tertib serta pengelolaan meliputi urusan

kepegawaian, keuangan dan rumah tangga Rutan sesuai

Page 98: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

peraturan yang berlaku.

• Fungsi ;

• Pembinaan warga binaan

• Pemberian bimbingan perawatan kesehatan bagi warga

binaan

• Pembinaan bimbingan kegiatan kerja pengelolaan hasil

kerja dan sarana kerja bagi warga binaan

• Pemeliharaan keamanan dan ketertiban Rutan Klas IIA

Jakarta Timur

• Pengurusan tata usaha dan rumah tangga Rutan Klas IIA

Jakarta Timur

• Uraian Tugas :

• Menyusun rencana kerja Rutan

• Melakukan pembinaan bagi warga binaan dengan

mengkoordinasikan tugas bimbingan kegiatan kerja dan

administrasi keamanan dan tata tertib Rutan Klas IIA

Jakarta Timur.

• Melakukan pengawasan terhadap setiap kegiatan Rutan

Klas IIA Jakarta Timur.

• Menilai dan mengesahkan DP3 seluruh pegawai Rutan

Klas IIA Jakarta Timur

• Melakukan pengawasan melekat (Waskat) gedung pada

Rutan sesuai dengan peraturan yang berlaku

• Menetapkan administrasi pembebasan WBP

• Menetapkan usulan mutasi WBP

• Mengkoordinasikan pengelolaan anggaran perawatan

gedung pada Rutan sesuai dengan peraturan yang berlaku

• Melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada kantor

Wilayah

• Membantu pembentukan Pokja dengan Instansi terkait

• Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala Kantor

Wilayah

• Menerima, meneliti dan menempatkan calon pegawai

sesuai dengan pormasi pegawai

• Menyiapkan, Mengkoordinasikan dan menyampaikan

laporan bulanan dan laporan triwulan Rutan Klas IIA

Jakarta Timur.

Page 99: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

• Kepala Sub.Sie. Pengelolaan

• Mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mengurus

masalah kepegawaian, keuangan,perlengkapan dan

pemeliharaan gedung dan kantor, administrasi Rutan Klas IIA

Jakarta Timur.

• Uraian Tugas :

• Menyusun rencana kegiatan tahunan Rutan Klas IIA

Jakarta Timur

• Melaksanakan, mengkoordinasikan dengan para sub.Sie di

lingkungan Rutan Klas IIA Jakarta Timur.

• Menindaklanjuti disposisi surat dari Kepala Rutan Klas IIA

Jakarta Timur

• Menyiapkan kebutuhan ATK untuk keperluan administrasi

dan rumah tangga Rutan Klas iIIA Jakarta Timur.

• Membuat laporan dan melaksanakan tugas bulanan,

Triwulan dan Tahunan Rutan Klas IIA Jakarta Timur.

• Menetapkan usulan RKKL

• Melaksanakan konsultasi dengan Kepala Rutan Klas IIA

Jakarta Timur

• Melaksanakan teknis pendistribusian tunjangan kerja

pegawai Rutan Klas IIA Jakarta Timur

• Melaksanakan penertiban absensi pegawai Rutan Klas IIA

Jakarta Timur

• Kepala Sub.Sie Keamanan

• Tugas :

Mengatur keamanan dan ketertiban Rutan Klas IIA Jakarta

Timur.

• Mengatur rencana Sub.Sek.Sie Keamanan

• Mengatur pelayanan kunjungan di ruatan Klas IIA Jakarta

Timur

• Mengatur Jadwal Tugas Penjagaan

• Melakukan pengawasan dan pengurusan surat

perlengkapan keamanan

• Meminta instruksi dari Kepala Rutan tentang ada atau tidak

perubahan tugas penjagaan

• Menyusun laporan meliputi laporan bulanan persediaan

Page 100: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

senjata api dan alat-alat keamanan Ritan

• Mengawasi penerimaan, penempatan, dan pengeluaran

warga binaan

• Mengkoordinasikan pemeliharaan keamanan dan ketertiban

di rutan

• Mengawasi penggeledahan barang-barang bawaan warga

binaan Rutan

• Melakukan pemeriksaan pelanggaran keamanan dan

ketertiban Rutan

• Mengajukan berita acara pemeriksaan kepada kepala

Rutan untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut

• Melaksanakan tindak lanjut pelanggaran keamanan dan

ketertiban warga binaan sesuai petunjuk kepala Rutan

• Melakukan pembinaan pegawai bawahan

• Menyusun laporan kesatuan pengamanan dan

menyampaikan laporan kepada atasan.

Selain pejabat struktural, pelaksanaan tugas kepala keamanan di

bantuoleh :

• Petugas pintu gerbang portir (P2U)

• Petugas pos penjaga menara

• Petugas regu jaga

• Petugas pelayanan kunjungan

• Petugas satgas kamtib keamanan

• Kepala Sub.Sie Pelayanan Tahanan

Tugas :

Melakukan pendataan, menyusun dan membuat statistic dan

dokumentasi dan dokumentasi warga binaan pemasyarakatan

Rumah Tahanan Negara Klas iIA Jakarta Timur sesuai dengan

ketentuan yang berlaku dalam rangga kelancaran pelaksanaan

tugas.

• Uraian Tugas :

• Menyusun rencana kerja Sub.Sie Pelayanan tahanann

• Menjelaskan rencana kerja Sub.Sie pelayanan tahanan kepad

aKepala Rutan

Page 101: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

• Meneliti dan mencocokan sah tidaknya surat

perintah/penetapan penahanan (dari penyidik, penuntut umum

atau hakim ) tentang :

• Nomor dan tanggal penahanan

• Nama dan tanda tangan pihak yang menahan

• Cap instansi yang menahan.

• Menyerahkan tahanan baru kepada Bagian Poliklinik untuk

dilakukan pemeriksaan secara fisik sebagai salah satu syarat

pemerimaan tahanan baru.

• Semua hasil penelitian dan pencocokan dituangkan dalam

berita acara penerimaan tahanan, dan setelah ditanda tangani

oleh petugas penerimaan tahanan baru atas nama Kepala

Rutan serta pengawal , selanjutnya lembar pertma diserahkan

kepada pengawal dan diberitahukan bahwa pengawal dapat

meninggalkan Rutan

• Memerintahkan kepada anggota staff pendaftaran registrasi

untuk :

• Mencatat data surat perintah/penetapan penahanan pada

daftar (buku pendaftaran) sesuai dengan golongan tahanan

yang bersangkutan

• Mengolah data tahanan berbasis system database

pemasyarakatan (SDP), meliputi :

• Pencatatan surat perintah/penetapan penahanan

• Pengambilan 10 (sepulu) sidik jari tangan

• Pengambilan foto

• Membuat usulan remisi,PB,CB, CMB bagi narapidana sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

• Mengoreksi dan memparaf surat lepas rangkap 2 (dua) untuk

diberikan kepada narapidana yang bebas dan sebagai arsip

registrasi

• Melaksanakan pencatatan narapidana dan tahanan yang akan

dibebaskan, mencata ke dalam registraasi D dalam hal

pengeluaran uang, barang berharga, dan perhiasana milik

tahanan maupun tahanan dengan tanda bukti penerimaan

titipan.

• Memberikan penilaian pelaksanaan pekerjaan bawahan.

• Menyusun laporan kerja Sub.Sie yang dilaporkan kepada

Kepala Rutan.

Page 102: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

LAYANAN PERAWATAN KESEHATAN

• Pelayanan kesehatan terhadap penghuni yang dilaksanakan oleh

pelayanan kesehatan (Yankes) Rutan Klas IIA Jakarta Timur.

• Memberikan pelayanan pengobatan setiap hari bagi WBP

• Tim Yankes secara periodic melaksanakan pemeriksaan

kesehatan ke kamar hunian (blok), untuk menghindari adanya

wwarga binaan yang sakit dan enggan berobat karena alasan

tertentu.

• Memberikan penyuluhan kesehatan dasar, penyuluhan HIV dan

AIDS, TB, IMS, bahaya penyalahgunaan narkoba, serta universal

precaution (Kewaspadaan universal) bagi warga binaan.

• Memberikan pelayanan kesehatan yang lebih insentif terhadap

penyakit yang berkaitan dengan HIV/AIDS dan TB serta IMS.

• Melaksanakan program dukungan sebaya bagi ODHA

• Melaksanakan konseling dan terapi psikologis bagi warga binaan

yang terkait kasus narkoba.

• Melaksanakan program PTRM bagi pengguna Narkoba jenis

opiate.

• Melaksanakan program rehabilitasi berupa TC, konseling adiksi

bagi warga binaan berlatar belakang narkoba.

• Meningkatkan pemenuhan fasilitas kesehatan dan

mempertahankan kebersihan dan kenyamanan poliklinik sebagai

ruang pengobatan.

• Meningkatkan pelayanan dengan menjalin kerjasama dengan

Kemenkes, Sudinkes Jakarta Timur, Dinas Kesehatan. RS

Pemerintah (RSKO, RS. POLRI, RSCM, RS. Pengayoman),

Yayasan KELIMA, Yayasan PARTISAN, KPA, Yayasan

KHARISMA)

• Melaksanakan pelayanan kesehatan 1 x 24 jam

• Menyediakan obat-abatan di klinik

• Memberikan jadwal berobat setiap harinya bagi WBP

• Melaksanakan pelayanan VCT, PITC, dan PMTCT bagi WBP yang

terindikasi HIV/AIDS.

Page 103: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

LAYANAN BANTUAN HUKUM

Kegiatan penyuluhan hukum meliputi :

• Mengadakan kerjasama dengan lembaga hukum yang

mengadakan penyuluhan hukum antara lain dengan pihak :

• L B H

• Mawar Saron

• B N N

• Davidson

• Mendata WBP yang akan mengikuti penyuluhan hukun

• Mengadakan penyuluhan hukum secara berkala untuk WBP

• Membuat daftar hadir peserta penyuluhan

• Menerima WBP yang akan konsultasi tentang hukum, baik hukum

yang sedang dijalani maupun meminta untuk ganti/dicarikan

pengacara

• Membuat pledoi, pembelaan kasasi bagi WBP yang membutuhkan

• Menerima pengacara/penyidik/jaksa/pihak Bapas yang akan

menemui kliennya

• Menerima uang hasil sidakan dari pelayanan tahanan (letter D)

• Untuk dimasukkan ke dalam buku kas tabungan

• Mengeluarkan uang tidak sesuai tagihan pembelanjaan WBP di

kantin kepada pengurus kantin

• Membukukan setiap WBP yang uangnya tersidak ke dalam buku

kas tabungan

• Membuat jadwal kegiatan/penyuluhan

• Membuat rencana anggaran penyuluhan dan membuat laporan

penggunaan anggaran

• Kepala Sub.Sie. Bimbingan Kegiatan

• Tugas

Memberikan bimbingan latihan kerja dan mengelola hasil kerja

sesuai prosedur yang berlaku dalam rangka pembinaan

keterampilan narapidana/tahanan dalam lingkungan Rumah

Tahanan Negara Klas IIA Jakarta Timur.

• Uraian Tugas

• Menyusun rencana kerja sub seksi bimbingan kegiatan dan

Page 104: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

pengelolaan hasil kerja warga binaan pemasyarakatan dan

mengajukan kepada atasan.

• Melaksanakan instruksi atasan dan memberikan bimbingan

kerja kepada warga binaan pemasyarakatan rumah

tahanan nr\egara Klas IIA Jakarta Timur.

• Melaksanakan bimbingan kegiatan sesuai dengan tugas

pokok yaitu : Pembinaan kepribadian yang terdiri dari

pembinaan rohani dan mental, pendidikan dan perpustakan

juga olah raga /kesenian. Pembinaan kemandirian yang

terdiri dari keterampilan hasil karya dari mote, salon,

melukis kaca, pembuatan tas dan sandal.

• Menugaskan kepada petugas untuk menyiapkan peralatan

dan bahan produksi untuk hasil karya warga binaan

pemasyarakatan

• Mengawasi pelaksanaan bimbingan kegiatan warga binaan

pemasyarakatan di Rumah Tahanan Negara Klas IIA

Jakarta Timur.

• Menampung dan menginvetarisir hasil kerja karya warga

binaan pemasyarakatan di Rumah Tahanan Negara Klas

IIA Jakarta Timur.

• Memasarkan hasil kerja karya warga binaan

pemasyarakatan dan menerima pesanan.

• Membuat penjualan dengan pembelian barang hasil karya

warga binaan

• Menyetorkan hasil penjualan karya warga binaan

pemasyarakatan kepada bendaharawan dengan menerima

tanda bukti setoran.

• Memberikan upah hasil kerja warga binaan

pemasyarakatan sesuai dengan prosedur dan peraturan

yang ada, serta mencatatnya dalam buku daftar upah hasil

karya warga binaan pemasyarakatan .

• Mengawasi dan mengevaluasi seluruh bimbingan kegiantan

dalam hal pembuatan hasil karya warga binaan

permasyarakatan.

• Menyeleksi dengan cermat bagi warga binaan

pemasyarakatan yang memiliki bakat serta minat

keterampilan untuk dijadikan sebagai instruksi atau pelatih

buat warga binaan lainnya dalam hal pembuatan hasil

karya di Rumah Tahanan Negara Klas IIA Jakarta Timur.

Page 105: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

• Memberikan penilaian terhadap hasil pekerjaan jabatan

fungsional umum atau staff bimbingan kegiatan berupa DP3

dan menandatanganinya.

• Memberikan tanggapan keberatan yang diajukan oleh

fungsional umum atau staf bimbingan kegiatan terhadap

penilaian DP3.

• Menyampaikan DP3 kepada atasan untuk mendapatkan

pengesahan

• Memberikan petunjuk dan arahan yang sesuai dengan

tugas pokok dari sub seksi bimbingan kegiatan terhadap

pekerjaan jabatan fungsional umum atau staff bimbingan

kegiatan.

• Menegakkan disiplin dalam lingkungan sub seksi bi,bingan

kegiatan

• Mengusulkan punishment dan reward bagi jabatan

fungsional umum atau staf bimbingan kegiatan

• Mengusulkan promosi jabatan dalam rangka

pengembangan karier jabatan fungsional umum atau staff

bimbingan kegiatan agar lebih maju lagi

• Memberikan semangat untuk meningkatkan mutu

pengetahuan, keterampilan dalam rangka kelancaran tugas

• Melaksanakan pencatatan surat masuk dan keluar, serta

mengarsipkan segala surat dan dokumentasi yang terkait

dengan sub seksi bi,bingan kegiatan

• Membuat konsep surat sesuai dengan arahan dari atasan

yaitu kepala Rumah Tahanan Klas IIA Jakarta Timur

• Menyampaikan laporan mengenai hasil kegiatan pada sub

seksi bimbingan kegiatan kepada atasan yaitu kepala

Rumah Tahanana Klas IIA Jakarta Timur

• KEGIATAN PADA SUB SIE BIMBINGAN KEGIATAN

• Pembinaan kepribadian

• Pembinaan kerohanian yang terdiri dari :

• Agama Islam

• Agama Kristen

• Agama Budha

• Pembinaan Pendidikan dan Perpustakaan

•Latihan Bahasa Inggris

• Olah Raga

Page 106: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

• Senam rutin yang diadakan setiap hari Senin, Rabu

dan Jumat

• Senam BL yang diadakan setiap hari Senin sampai

hari Kamis

• Bulu Tangkis

• Bola Volley

• Tenis Meja

• Kesenian

• Vocal Group

• Tarian

• Pembinaan kemandirian

• Mote

• Salon

• Melukis kaca

• Kreasi tas

KEADAAN PEGAWAI Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin NO PENDIDIKAN JENIS KELAMIN JUMLAH

LAKI-LAKI PEREMPUAN

1 S2 1 5 6

2 S1 19 29 48

3 D3 0 6 6

4 SLTA 63 83 146

5 SLTP 1 0 1

J U M L A H 84 123 207

Berdasarkan Golongan Ruang NO GOLONGAN JENIS KELAMIN JUMLAH

LAKI-LAKI PEREMPUAN

Page 107: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

1 IV 0 2 2

2 III 46 68 114

3 II 38 53 91

4 I 0 2 0

J U M L A H 84 123 207

Berdasarkan Pembagian Tugas Pegawai NO BIDANG USAHA JUMLAH

1 TATA USAHA 3

2 SUB SEKSI PENGELOLAAN 28

3 SUB SEKSI BIMBINGAN KEGIATAN 25

4 SUB SEKSI PELAYANAN TAHANAN 38

5 KESATUAN PENGAMANAN RUTAN 113

207

SARANA DAN PRASARANA

Rumah Tahanan Negara Klas IIA Jakarta Timur memiliki sarana dan prasarana

pendukung dalam melaksanakan tugas-tugas baik tugas perkantoran maupun tugas

pelayanan dan pembinaan baik kepada masyarakat dan warga binaan

pemasyarakatan. Dengan luar lahan kurang lebih 2.077 m2 Rumah Tahanan Klas IIA

Jakarta Timur memiliki bangunan dengan tingkat pengamanan ,Maksimum security di

antaranya :

• Bangunan Perkantoran

• Paviliun hunian

• Bangunan tempat ibadah

• Bangunan poliklinik

• Bangunan dapur

• Pos Menara

• Halaman parkir

Rencana perbaikan/Renovasi Pihak Rutan berencana akan mengadakan renovasi di semua blok hunian yang ada, karena beberapa bagian dari blok hunian, sarana dan prasarana telah mengalami kerusakan yang cukup parah, karena keterbatasan dana yang ada di Rutan Klas IIA Jakarta Timur, maka dana untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan tersebut didapat

Page 108: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

atau berasal dari bantuan Yayasan yang ingin menyumbang dalam bentuk hibah, yaitu berbentuk material.

KENDALA YANG DIHADAPI

Rumah Tahanan Negara Klas IIA Jakarta Timur dalam melaksanakan program baik

dalam perkantoran maupun pembinaan WBP mengalami kendala-kendala yang

dihadapi diantaranya adalah :

• Over kapasitas

• Kekurangan pegawai/Sumber daya manusia (SDM)

• Minimnya Anggaran

• Masih belum memilik lahan sendiri (lahan Pemda)

• Listrik selalu naik turun dikarenakan daya listrik yang tidak memadai

• Akibat dari arus listrik yang tidak stabil, pompa – pompa yang berada di

semua blok hunian dan perkantoran selalu mengalami kerusakan

• Kondisi air di dalam blok hunian dan perkantoran yang tidak sehat (tidak

layak untuk keperluan mandi)

• Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai

• Belum adanya tempat penyimpanan barang – barang Milik Negara yang

sudah rusak /tidak layak pakai

LANGKAH-LANGKAH YANG DILAKUKAN DAN USULAN UNTUK

MENGOPTIMALKAN KINERJA YANG AKAN DATANG

• Penanggulangan over kapasitas, melalui mutasi narapidana ke Lapas wanita

di luar Jakarta sesuai dengan persetujuan Direktorat Jenderal

• Peningkatan pemberian program remisi dan program pembinaan CMB, PB

dan CB

• Penanggulangan pegawai pada tahun 2013 melalui koordinasi Kantor

Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta Rumah Tahanan

Negara Klas IIA mendapatkan bantuan Pegawai sebanyak 12 (dua belas)

orang, untuk menambah kekuatan di bidang keamanan.

• Penanggulangan anggaran pihak Rutan telah melakukan revisi anggaran

yang ada dalam rangka melakukan kegiatan yang ada dapat berjalan

dengan baik.

• Mengusulkan kepemilikan tanah dan gedung kepada Pimpinan Pusat untuk

menjadi hak milik Rutan Klas IIA Jakarta Timur

• Mengusulkan anggaran untuk menambah daya listrik

• Mengusulkan pengadaan stabilizer listrik

Page 109: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

• Mengusulkan pengadaan filter air

• Menambah atau memperbaiki sarana dan prasarana yang ada

• Menyediakan tempat penyimpanan barang-barang Milik Negara yang sudah

rusak/tidak layak pakai.

Page 110: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

Foto di depan gerbang RUTAN saat observasi

Foto saat kegiatan pengajaran Agama Islam di Masjid Al-Ikhlas RUTAN

Page 111: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

Foto Saat Kegiata Program Pemberdayaan Warga Binaan Narapidana

Wanita

Training of Trainer “Batik

Girl”

Page 112: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

Narapidana sedang

berkreatifitas

Hasil Karya Narapidana

Foto Observasi dan Wawancara

Page 113: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

Saat Observasi dengan Sub Sie Pelayanan Tahanan (Ibu Ari Budiningsih,

Amd. IP, SH

Saat Observasi dan Wawancara dengan Pak Aginto (Unit Pengelolaan)

Observasi dan Wawancara dengan Sub. Sie Bimbingan Kegiatan (Ibu

Yeyen, Amd. IP, SH.MH)

Sa

Page 114: PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26956/1/Dian... · PENGAJARAN AGAMA ISLAM BAGI NARAPIDANA WANITA DI RUMAH TAHANAN

Wawancara dengan Koordinator Kerohanian Islam (Bapak Solihin)

Wawancara dengan Tim Pengajar ESQ (Ibu Eva)

Wawancara dengan Tim Pengajar Kementrian Agama (Bapak Rusfendi)