penetapan daerah tertinggal dalam rpjmn · pdf filedi dalam perpres nomor 7 tahun 2005 ......

Download PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL DALAM RPJMN · PDF fileDi dalam Perpres Nomor 7 Tahun 2005 ... Persentase jumlah desa yang rawan gempa ... Persentase jumlah desa yang terjadi konflik satu

If you can't read please download the document

Upload: buinguyet

Post on 06-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • PENETAPAN DAERAH TERTINGGAL DALAM RPJMN 2010 - 2014

    KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

    A. PendahuluanDalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) disebutkan bahwa: keberpihakan pemerintah ditingkatkan untuk mengembangkan wilayah-wilayah tertinggal dan terpencil sehingga wilayah-wilayah tersebut dapat tumbuh dan berkembang secara lebih cepat dan dapat mengejar ketertinggalan pembangunannya dengan daerah lain. Tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan Nasional telah menghasilkan berbagai kemajuan yang cukup berarti, namun sekaligus juga mewariskan berbagai permasalahan yang mendesak untuk ditangani diantaranya masih terdapatnya kesenjangan antar daerah. Di dalam Perpres Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) Tahun 2004-2009, telah diidentifikasi sebanyak 199 daerah yang dikatagorikan sebagai daerah tertinggal, yaitu daerah kabupaten yang masyarakat serta wilayahnya relatif kurang berkembang dibandingkan daerah lain dalam skala nasional. Pada awal penetapannya, sebaran wilayahnya sebanyak 123 kabupaten atau (62%) kawasan tertinggal berada di Kawasan Timur Indonesia, 58 Kabupaten (29%) berada di Pulau Sumatera, dan 18 Kabupaten (9%) berada di Pulau Jawa dan Bali. Dari 33 Provinsi yang ada, hanya Provinsi DKI Jakarta yang tidak memiliki daerah tertinggal. Papua merupakan Provinsi dengan jumlah kabupaten tertinggal paling banyak yaitu sebesar 19 Kabupaten. Disusul oleh NAD, setelah terjadinya bencana Tsunami akhir tahun 2004 menyebabkan 16 Kabupatennya tertinggal. Dan Provinsi NTT menempati urutan ketiga dengan 15 Kabupaten Tertinggal. Secara umum perbandingan gambaran sebaran wilayah berdasarkan pembagian wilayah regional adalah sebagai berikut:

    Tabel 1. Sebaran Daerah Tertinggal berdasarkan Pembagian Wilayah Regional

    No Regional 2004-2009%

    1 Sumatera 58 29

    2 Jawa & Bali 18 9

    3 Kalimantan 21 11

    4 Sulawesi 41 21

    5 Nusa Tenggara 22

    11

    6 Maluku 13 7

    1

  • Sehubungan Dalam rangka pelaksanaan RPJM Nasional 2010-2014, diperlukan penetapan wilayah/kabupaten kota yang diprioritaskan penanganannya sebagai acuan bagi Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, serta dunia usaha.

    B. Pendekatan Penetapan Daerah TertinggalPengertian Daerah tertinggal adalah suatu kabupaten yang masyarakat dan wilayahnya relatif kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional. Pendekatan dilakukan melalui analisa data seluruh kabupaten yang telah ditetapkan menjadi daerah tertinggal berdasarkan ketersediaan data terakhir. Dalam penetapan daerah tertinggal tahun 2010-2014 berdasarkan pada 6 (enam) kriteria yaitu:a. perekonomian masyarakat; b. sumberdaya manusia; c. prasarana (infrastruktur); d. kemampuan keuangan lokal (celah fiskal); e. aksesibilitas; f. karakteristik daerah.

    Adapun Sub-Kriteria dan Indikator dapat dijelaskan berikut;

    1. Kriteria Kondisi Perekonomian, terdiri dari (1) Persentase Penduduk Miskin dan (2) Indeks Kedalaman Kemiskinan.

    a. Persentase Penduduk Miskin adalah rasio penduduk miskin suatu kabupaten terhadap jumlah total penduduk kabupaten. Seorang dikatakan miskin apabila mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumsi dasar, termasuk komponen makanan dan bukan makanan. Kebutuhan konsumsi dasar tersebut dikonseptualitaskan dengan garis kemiskinan, yaitu suatu standar minimum yang diperlukan seorang untuk memenuhi kebutuhan makanan dan minuman.

    b. Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) adalah suatu indeks yang menyatakan seberapa jauh seseorang jatuh di bawah garis kemiskinan apabila mereka termasuk kategori miskin. Indeks kedalaman kemiskinan dinyatakan dalam persentase terhadap garis kemiskinan.

    2. Kriteria sumber daya manusia, diukur berdasarkan; (1) Tenaga kerja, (2) Kesehatan, dan (3) Pendidikan.

    a. Tenaga Kerja adalah Indikator tenaga kerja yang dipakai adalah persentase jumlah penduduk yang menganggur di suatu

    7 Papua 26 13

    Jumlah 199100

    2

  • kabupaten, yaitu jumlah penduduk penganggur dibandingkan dengan jumlah total penduduk.

    b. Kesehatan, diukur dari ;1. Angka Harapan Hidup adalah jumlah rata-rata tahun penduduk

    suatu kabupaten diharapkan hidup.2. Jumlah prasarana kesehatan per 1000 penduduk adalah jumlah

    rumah sakit, rumah sakit bersalin, poliklinik/balai pengobatan, puskesmas, dan puskesmas pembantu per 1000 penduduk

    3. Jumlah dokter per 1000 penduduk4. Rata-rata jarak pelayanan prasarana kesehatan di suatu

    kabupaten adalah rata-rata jarak dari desa ke prasarana kesehatan apabila prasarana tersebut tidak terdapat di desa tersebut.

    a. Pendidikan, diukur dari;1. Angka melek huruf adalah persentase jumlah penduduk yang

    bisa baca tulis terhadap jumlah penduduk di suatu kabupaten.2. Jumlah SD dan SMP per 1000 penduduk3. Rata-rata jarak tanpa SD dan SMP adalah rata-rata jarak ke SD

    dan SMP apabila tidak ada SD dan SMP di kabupaten tersebut.

    3. Kriteria infrastruktur, terdiri dari ;

    a. Transportasi. Indikator yang dipakai dalam infrastruktur transportasi adalah persentase jumlah desa di suatu kabupaten dengan jenis permukaan jalan terluas. Jenis permukaan jalan tersebut adalah;1. Jalan aspal/beton,2. Jalan diperkeras,3. Jalan tanah, dan 4. Jalan lainnya. Keterangan: Satu desa hanya akan dapat dikategorikan pada salah satu dari empat kategori tersebut.

    b. Persentase Rumah Tangga Pengguna Listrikc. Persentase Rumah Tangga Pengguna Telepond. Jumlah Bank Umume. Jumlah Bank Perkreditan Rakyatf. Jumlah Desa yang mempunyai pasar tanpa bangunan

    permanen

    4. Kriteria kelembagaan/keuangan lokal adalah Celah Fiskal, yaitu

    Selisih Penerimaan Keuangan Daerah dengan Belanja Pegawai. Dalam APBD, pos Penerimaan Keuangan Daerah terdiri dari ;

    a.Pendapatan Asli Daerah (PAD), b.Dana perimbangan (Dana bagi hasil, DAU, & DAK)c.Penerimaan Lain-lain yang sah, d.Pinjaman Daerah, e.Sisa Anggaran Tahun Lalu.

    3

  • Namun, pos Penerimaan Keuangan Daerah yang dipakai dalam perhitungan kriteria daerah tertinggal hanya pada pos Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, DAU, dan Penerimaan Lain-lain yang sah. Celah Fiskal disini adalah Penerimaan Keuangan Daerah (diluar DAK, Pinjaman Daerah & Sisa Anggaran Tahun lalu) dikurangi dengan Belanja Pegawai. Artinya bahwa celah fiskal untuk melihat berapa dana yang tersisa bagi pemerintah daerah untuk melakukan pembangunan setelah dikurang biaya tetap, yaitu biaya yang harus dikeluarkan yaitu belanja pegawai.

    5. Kriteria aksesibilitas. Indikator yang dipakai adalah rata-rata jarak dari kantor desa ke ke kabupaten yang membawahinya.

    6. Kriteria karakteristik daerah: Indikator - indikator yang dipakai adalah

    ;

    a. Persentase jumlah desa yang rawan gempa bumib. Persentase jumlah desa yang rawan tanah longsorc. Persentase jumlah desa yang rawan banjird. Persentase jumlah desa yang terjadi konflik satu tahun terakhir.

    C. Perkembangan Status Kabupaten Daerah TertinggalBerdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat diketahui bahwa dalam

    lima tahun terakhir ini jumlah daerah tertinggal telah berkurang 50 kabupaten yang terentaskan dari ketertinggalan dari 199 kabupaten di tahun 2004 sehingga menjadi 149 kabupaten pada tahun 2009.

    Sejak dilaksanakan kegiatan yang bersifat afirmatif terhadap daerah tertinggal terutama dengan melaksanakan koordinasi dan sinkronisasi program dengan K/L terkait serta pelaksanaan instrumen KPDT, maka berdasarkan evaluasi paruh waktu pada Tahun 2007 terdapat 28 Kabupaten Daerah Tertinggal yang lepas dari status ketertinggalannya dan pada akhir Tahun 2008 sebanyak 12 Kabupaten yang kondisinya terus meningkat dan lepas dari ketertinggalan. Sedangkan pada akhir tahun 2009 ini terdapat 10 Kabupaten lagi yang telah keluar dari kategori Kabupaten daerah tertinggal.

    Derajat ketertinggalan 183 kabupaten tersebut dihitung berdasarkan besaran indeks ketertinggalan dan diklasifikasikan menjadi 5 (lima) kelompok yaitu : Tidak Tertinggal/Maju, Agak Tertinggal, Tertinggal, Sangat Tertinggal, dan Sangat Parah. Kategorisasi Daerah Tertinggal adalah sebagai berikut:

    Tabel 2. Nilai Indeks dan Status

    No NILAI INDEKS STATUS

    1 Indeks < 0,000 Maju

    2 0,000 < Indeks < 0,5000 Agak Tertinggal

    4

  • Kabupaten-kabupaten tertinggal yang dikatagorikan Maju merupakan

    kabupaten yang terentaskan dari ketertinggalan, namun untuk menjaga agar status ketertinggalannya stabil dan tidak turun lagi, maka kabupaten yang dikategorikan Maju masih akan tetap dilakukan pembinaan oleh KPDT dan Kementerian/Lembaga lainnya.

    Sedangkan kabupaten yang memiliki status Agak Tertinggal, diharapkan pada tahun 2010-2014 dapat terentaskan dari ketertinggalan. Pada Tahun 2010-2014 diproyeksikan terdapat 50 kabupaten yang terentaskan dari status tertinggal.

    Selanjutnya kabupaten yang dikategorikan sebagai Sangat Parah, Sangat Tertinggal, dan Tertinggal perlu mendapatkan intervensi pada enam kriteria ketertinggalan terutama untuk terpenuhinya pelayanan dasar.

    D. Hasil Penetapan Kabupaten Daerah Tertinggal

    1. Kabupaten Dengan Katagori Tidak Tertinggal/ Maju

    Kabupaten yang terentaskan dari ketertinggalan pada tahun 2009 ini

    berjumlah 50 kabupaten dengan rincian sebagai berikut.

    Tabel 3

    Daftar Daerah Tertinggal Yang Terenstaskan dari Ketertinggalan

    3 0,500 < Indeks < 1,000 Tertinggal

    4 1,000 < Indeks < 2,000 Sangat Tertinggal

    5 Indeks > 2,000 Sangat Parah

    No Nama Kabupaten Provinsi Status

    1 ACEH TENGAH NAD Tidak Tertinggal/ Maju

    2 PIDIE NAD Tidak Tertinggal/ Maju

    3 BIREUEN NAD Tidak Tertinggal/ Maju

    4 ACEH UTARA NAD Tidak Tertinggal/ Maju

    5

  • 5 ACEH TAMIANG NAD Tidak Tertinggal/ Maju