penetapan calon terbaik dalam pemilihan …perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/e-jurnal...
TRANSCRIPT
1
PENETAPAN CALON TERBAIK DALAM PEMILIHAN KETUA
KOMISI PENYIARAN INDONESIA DENGAN METODE TOPSIS
Muhammad Alamsyah
1) Sri Setyaningsih
2) Iyan Mulyana
3)
e-mail : [email protected]
Komisi Penyiaran Indonesia Pusat-Jakarta
Program Studi Ilmu Komputer FMIPA Universitas Pakuan
Abstrak Komisi Penyiaran Indonesia atau yang disingkat KPI merupakan lembaga independen yang
kedudukannya setingkat dengan lembaga negara lainnya, berfungsi sebagai regulator penyelenggaraan
penyiaran di Indonesia. KPI didirikan pada pada tahun 2002 berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran. Komisi Penyiaran Indonesia atau KPIterdiri dari dua
lembaga yaitu, Komisi Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat) dan Komisi Penyiaran Indonesia Daerah
(KPID). Secara umum dalam pemilihan dan penetapan sebuah calon terbaik yang akan di ajukan sebagai
ketua KPI Puast, ialah berdasarkan data yang diterima oleh tim seleksi, tim seleksi tersebut ialah tim yang
telah dibentuk oleh Komisi Penyiaran Indonesia Pusat itu sendiri, tim seleksi di bentuk berdasarkan Undang
– Undang Penyiaran dan Undang-Undang KPI, serta sesuai dengan Peraturan KPI No. 01/P/KPI/07/2014
tentang Kelembagaan, dimana dalam peraturan tersebut di jelaskan bahwa setiap masa jabatan ketua akan
berganti selama satu periode yaitu 5 tahun. Penetuan calon yang akan di ajukan sebagai ketua KPI Pusat
harus lolos dalam tahap seleksi, selama proses seleksi pemilihan ketua KPI Pusat terdapat beberapa kriteria
yang digunakan sebagai tolak ukur penilaian, kriteria yang digunakan dalam penyeleksian terdiri dari
Psikotest, Kesehatan, Kepemimpinan, Kejiwaan, Uji Layak dan Kepatutan, serta Uji Debat. Masalah utama
setiap pergantian ketua ialah pada saat proses seleksi yang dilakukan oleh tim,dimana proses tersebut ketika
ada calon yang memiliki nilai yang sama agak sulit untuk menentukan siapakah calon terbaik untuk diajukan
kepada DPRRI sebagai Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Pusat untuk periode selanjutnya. Berdasarkan
permasalahan tersebut dapat disimpulkan bahwa, Komisi Penyiaran Indonesia Pusat atau KPI Pusat masih
sulit untuk menentukan calon terbaik yang akan di ajukan ke DPRRI sebagai ketua Komisi Penyiaran
Indonesia Pusat. Pada penelitian ini untuk memberikan solusi dari permasalah tersebut ialah membuat
sebuah aplikasi dengan penerapan metode dimana metode yang digunakan ialah Metode Topsis.
Kata kunci : Penetapan Calon Terbaik, Pemilihan Ketua, Komisi Penyiaran Indonesia, Metode Topsis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komisi Penyiaran Indonesia atau yang
disingkat KPI merupakan lembaga
independen yang kedudukannya setingkat
dengan lembaga negara lainnya, berfungsi
sebagai regulator penyelenggaraan penyiaran
di Indonesia. KPI didirikan pada pada tahun
2002 berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang
Penyiaran. Komisi Penyiaran Indonesia atau
KPIterdiri dari dua lembaga yaitu, Komisi
Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat) dan
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID).
Secara umum dalam pemilihan dan
penetapan sebuah calon terbaik yang akan di
ajukan sebagai ketua KPI Puast, ialah
berdasarkan data yang diterima oleh tim
seleksi, tim seleksi tersebut ialah tim yang
telah dibentuk oleh Komisi Penyiaran
Indonesia Pusat itu sendiri, tim seleksi di
bentuk berdasarkan Undang – Undang
Penyiaran dan Undang-Undang KPI, serta
sesuai dengan Peraturan KPI No.
01/P/KPI/07/2014 tentang Kelembagaan,
dimana dalam peraturan tersebut di jelaskan
bahwa setiap masa jabatan ketua akan
berganti selama satu periode yaitu 5 tahun.
Penetuan calon yang akan di ajukan
sebagai ketua KPI Pusat harus lolos dalam
tahap seleksi, selama proses seleksi
pemilihan ketua KPI Pusat terdapat beberapa
kriteria yang digunakan sebagai tolak ukur
penilaian, kriteria yang digunakan dalam
penyeleksian terdiri dari Psikotest,
2
Kesehatan, Kepemimpinan, Kejiwaan, Uji
Layak dan Kepatutan, serta Uji Debat.
Masalah utama setiap pergantian ketua ialah
pada saat proses seleksi yang dilakukan oleh
tim,dimana proses tersebut ketika ada calon
yang memiliki nilai yang sama agak sulit
untuk menentukan siapakah calon terbaik
untuk diajukan kepada DPRRI sebagai Ketua
Komisi Penyiaran Indonesia Pusat untuk
periode selanjutnya.
Berdasarkan permasalahan tersebut dapat
disimpulkan bahwa, Komisi Penyiaran
Indonesia Pusat atau KPI Pusat masih sulit
untuk menentukan calon terbaik yang akan di
ajukan ke DPR RI sebagai ketua Komisi
Penyiaran Indonesia Pusat. Pada penelitian
ini untuk memberikan solusi dari permasalah
tersebut ialah membuat sebuah aplikasi
dengan penerapan metode, dimana metode
yang digunakan ialah Metode Topsis.
Metode Topsis merupakan salah satu
metode pengambilan keputusan multikriteria
yang pertama kali diperkenalkan oleh Yoon
dan Hwang tahun 1981. Metode ini didasari
pada konsep dimana alternatif terpilih atau
terbaik tidak hanya mempunyai jarak terdekat
dari solusi ideal positif, namun juga memiliki
jarak terjauh dari solusi ideal negatif, dari
sudut pandang geometris dengan
menggunakan jarak euclidean untuk
menentukan kedekatan relatif dari suatu
alternatif dengan solusi optimal, metode ini
juga sering digunakan para peneliti untuk
menentukan kriteria yang terbaik dari
banyaknya kriteria, pada penelitian Densi
Leha Kurniasih (2013),dkk Sistem
Pendukung Keputusan Pemilihan Laptop
Dengan Metode Topsis yang inti penelitian
tersebut adalah agar pengguna dapat
menentukan pilihan laptop dengan tepat
sesuai dengan keinginan dan anggarannya.
Pada penjabaran secara singkat dapat
diketahui, metode ini sangat cocok bila
digunakan untuk pemilihan yang kriterianya
lebih dari satu, di karenakan metode ini,
mampu memilih alternatif terbaik dari
sejumlah alternatif, maka dari itu pada
penelitian kali ini, penulis mengambil judul
skripsi ini adalah Penetapan Calon Terbaik
Dalam Pemilihan Ketua Komisi Penyiaran
Indonesia Dengan Metode Topsis, dimana
peneliti akan memecahkan solusi dengan
adanya penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI)
merupakan sebuah lembaga independen di
Indonesia yang kedudukannya setingkat
dengan lembaga negara lainnya yang
berfungsi sebagai regulator penyelenggaraan
penyiaran di Indonesia. Komisi ini berdiri
pada tahun 2002 berdasarkan Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2002 Tentang Penyiaran. Secara umum
dalam pemilihan dan penetapan sebuah calon
terbaik yang akan di ajukan sebagai ketua
KPI Puast, ialah berdasarkan data yang
diterima oleh tim seleksi, tim seleksi tersebut
ialah tim yang telah dibentuk oleh Komisi
Penyiaran Indonesia Pusat itu sendiri, tim
seleksi di bentuk berdasarkan Undang –
Undang Penyiaran dan Undang-Undang KPI,
serta sesuai dengan Peraturan KPI No.
01/P/KPI/07/2014 tentang Kelembagaan,
dimana dalam peraturan tersebut di jelaskan
bahwa setiap masa jabatan ketua akan
berganti selama satu periode yaitu 5 tahun.
2.2 Metode TOPSIS
Metode Topsis salah satu metode
pengambilan keputusan multikriteria yang
pertama kali diperkenalkan oleh Yoon dan
Hwang tahun 1981. Metode TOPSIS didasari
pada konsep yang dimana alternatif terpilih
atau terbaik tidak hanya mempunyai jarak
terdekat dari solusi ideal positif, namun juga
memiliki jarak terjauh dari solusi ideal
negatif, dari sudut pandang geometris dengan
menggunakan jarak euclidean untuk
menentukan kedekatan relatif dari suatu
alternatif dengan solusi optimal.
(S,Kusumadewi,2006).
2.2.1 Langkah Kerja Dalam Metode
TOPSIS
Adapun langkah kerja dalam metode
TOPSIS :
1. Menggambarkan alternatif (m) dan krit
eria (n) ke dalam sebuah matriks,
dimana Xij
adalah pengukuran pilihan dari alternati
3
f ke-i dan kriteria ke-j.Matriks ini dapat
dilihat pada persamaan satu.
................ (1)
2. Membuat matriks R yaitu matriks
keputusan ternormalisasi
setiap normalisasi dari nilai rij
dapat dilakukan dengan perhitungan
menggunakan persamaan dua. =
√∑
............................... (2)
3. Membuat pembobotan pada matriks yang
telah dinormalisasi setelah dinormalisasi,
setiap kolom pada matriks R dikalikan
dengan bobot- bobot (wj) untuk
menghasilkan matriks pada persamaan
tiga.
....(3)
4. Menentukan nilai solusi ideal positif dan
solusi ideal negatif. Solusi ideal
dinotasikan A+, sedangkan solusi ideal
negatif dinotasikan A-. Persamaan untuk
menentukan solusi ideal dapat dilihat pada
persamaan empat. {( | )
( | .................(4)
.
5. Menghitung separation measure.
Separation measure ini merupakan
pengukuran jarak dari suatu alternatif ke
solusi ideal positif dan solusi idealnegatif.
Perhitungan solusi ideal positif dapat
dilihat pada persamaan lima :
=√∑ - +)
2............... .(5)
Perhitungan solusi ideal negatif dapat
dilihat pada persamaan enam :
=√∑
- -)
2 .................(6)
dengan i=1,2,3,...,...,...m
6. Menghitung nilai preferensi untuk setia
p alternatif. Untuk menentukan ranking
tiap-tiap alternatif yang ada maka perlu
dihitung terlebih dahulu nilai
preferensi dari tiap alternatif. Perhitung
an nilai preferensi dapat dilihat melalui
persamaan tujuh
+ = + + .................(7)
Setelah didapat nilai Ci+, maka alterna
tif dapat diranking berdasarkan
urutan Ci+. Dari hasil perankingan ini
dapat dilihat alternatif terbaik yaitu
alternatif yang memiliki jarak terpendek
dari solusi ideal dan berjarak terjauh dari
solusi ideal negatif.
2.3 Visual Studio
Microsoft Visual Studio merupakan
sebuah perangkat lunak lengkap yang
dapat digunakan untuk melakukan
pengembangan aplikasi, baik itu aplikasi
bisnis, aplikasi personal, ataupun
komponen aplikasinya, dalam bentuk
aplikasi console, aplikasi Windows,
ataupun aplikasi Web. Visual Studio
mencakup kompiler, SDK, Integrated
Development Environment (IDE), dan
dokumentasi (umumnya berupa MSDN
Library). Kompiler yang dimasukkan ke
dalam paket Visual Studio antara lain
Visual C++, Visual C#, Visual Basic,
Visual Basic .NET, Visual InterDev,
Visual J++, Visual J#, Visual FoxPro, dan
Visual SourceSafe.(Rahmat
Priyanto,2009)
2.4 Database
Database adalah kumpulan informasi
yang disimpan di dalam komputer secara
sistematik sehingga dapat diperiksa
menggunakan suatu program komputer
untuk memperoleh informasi dari basis
data tersebut.(Rahmat Priyanto,2009).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan
dalam mengembangkan aplikasi ini ialah
Metode Pengembangan Perangkat Lunak
Model Waterfall. Gambaran diagram model
waterfall dapat dilihat pada gambar1. ANALIASA KEBUTUHAN
Wawancara
Studi Lapang
Studi Pustaka
DESAIN SISTEM
Pendekatan Secara Terstuktur
Perancangan Sistem Secara Umum
Flowchat Sistem
Perancangan Sistem Secara Detail
PENULISAN KODE PROGRAM
DAN APLIKASI
Penginsatalan Visual Studio 2012
Pembuatan Database
PENGUJIAN PROGRAM
Pengujian Secara Stuktural
Pengujian Secara Fungsional
Pengujian Hitung Manual
PENERAPAN PROGRAM
DAN APLIKASI
Pemeliharaan Program
Gambar 1. Metode Waterfall
(Rahmat Priyanto.2009)
4
3.1.1 Tahap Analisa Kebutuhan
Tahap analisa kebutuhan merupakan
tahap paling pertama dalam metode
pengembangan sistem waterfall, dimana
tahap tersebut membutuhkan data yang akan
dianaliasa, adapun data yang didaptakan
melalui wawancara kepakar, dan studi
pustaka tentang metode Technique
OrderPreference by Similarity To Ideal
Solution (TOPSIS), dan studi pustaka tentang
penetapan bakal calon Ketua Komisi
Penyiaran Indonesia Pusat.
3.1.2 Tahap Desain Aplikasi
Tahap desain aplikasi merupakan tahap
lanjutan dalam metode pengembangan sistem
waterfall, dimana tahap ini menggambarkan
keseluruhan aplikasi, adapun gambaran
mengenai aplikasi yang akan dibuat akan
digambarkan melalui flowchart aplikasi dan
desain layout aplikasi.
3.1.3 Tahap Penulisan Kode Program dan
Aplikasi
Tahap penulisan kode program dan
aplikasi merupakan tahap lanjutan dalam
metode pengembangan sistem waterfall
dimana, aplikasi yang akan dibuat
menggunakan tools visual studio dan bahasa
pemograman visul basic.net dalam
pembuatan aplikasi.
3.1.4 Tahap Pengujian Program
Tahap pengujian program merupakan
tahap lanjutan dalam metode pengembangan
sistem waterfall, dimana tahap ini pengujian
akan dilakukan dalam beberapa tahap yaitu
tahap pengujian secara stuktural, pengujian
secara fungsional, pengujian validasi,
pengujian SUMI, dan pengujian hitungan
metode secara manual.
3.1.5 Tahap Penerapan Program dan
Tahap Pemeliharaan
Tahap ini adalah tahap akhir, apabila
semua tahap sudah dilakukan dengan benar
maka tahap ini bisa dilakukan dengan
pengecekan aplikasi demi pemiliharaan
aplikasi.
3.2 Waktu dan Pelaksaan
Dalam melakukan penelitian ini,
penelitian melakukan studi di Komisi
Penyiaran Indonesia Pusat Jakarta dari mulai
bulan Desember 2014 sampai dengan
February 2015.
3.3 Alat dan Bahan
3.3.1 Alat
Dalam penelitian ini dibutuhkan alat
berupa perangkat lunak (software) dan
perangkat keras (hardware), berikut alat yang
digunakan dalam penelitian ini :
1. Software
Operating System Windows 10 Pro
Technical Preview 32 Bit.
Microsoft Visual Studio 2012.
Microsoft Acces 2013
Microsoft Excel 2013
Cristal Report For Visual Studio
2010-2014.
2. Hardware
Laptop Accer 4349.
Printer Cannon MP 145.
3.3.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah :
a. Jurnal penelitian yang menggunakan
metode TOPSIS
b. Kriteria penetapan calon terbaik oleh KPI
Pusat
BAB IV
PERANCANGAN DAN
IMPLEMENTASI
4.1 Analisa Kebutuhan
4.1.1 Tahap Kebutuhan
Tahap kebutuhan merupakan tahap
pertama dalam metode waterfall, dimana
dalam tahap ini mencari data yang akan di
analisa, adapun tahapan untuk mendapatkan
data ialah :
1. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada pakar
yang berkopeten, adapun yang
diwawancarai diantaranya ialah
sebagai berikut :
Idha Rusanti Selaku Assisten
Ketua Komisi Penyiraan
Indonesia Pusat
2. Studi Literatur
Studi literatur merupakan tahap
mencari data- data yang di perlukan
sebagai refensi dari berbagai sumber
literatur yang berkaitan dengan
penelitian
3. Studi Pustaka
5
Studi pustaka merupakan tahap
mencari data atau sumber data yang
di perlukan sebagai refensi dari
berbagai sumber diantaranya :
internet, buku –buku, dan jurnal
nasional.
4.1.2 Tahap Analisa
Tahap analisa merupakan tahap
identifikasi apa yang dibutuhkan oleh system
berdasarkan data yang telah di kumpulkan,
dimana tahap ini juga menjabarkan alur suatu
system yang berjalan, alur tersebut akan di
gambarkan melalui flowchart atau diagram
alir, untuk gambaran system, atau flowchart
system pada aplikasi dapat dilihat pada
gambar 2. Sedangkan flowchart pada metode
topsis dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 2. Flowchart Sistematika Aplikasi
Gambar 3. Flowchart Metode Topsis
4.1.2.1 Kriteria Penilaian dan Standart
Nilai Kriteria
Kriteria penilaian merupakan
ketentuan yang telah ditetapkan berupa syarat
– syarat yang digunakan sebagai talak ukur
untuk menentukan pilihan terbaik dari
beberapa pilihan yang ada, sedangkan
standart nilai merupakan patokan nilai yang
sudah ditentukan dari suatu kriteria penilaian,
untuk kriteria penilaian dan standart nilai
kriteria dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Tabel Kriteria Penilaian dan
Standart Nilai Kriteria
4.2 Desain Aplikasi Tahap desain aplikasi merupakan tahap
gambaran mengenai aplikasi yang akan
dibuat, dalam tahap ini akan bagi menjadi
beberapa bagian diantaranya :
a. Desain Secara Terstuktur
Desain secara tersuktur digambarkan
mengenai data digunakan yang akan diolah
untuk di jadikan patokan awal dalam
pembuatan sebuah sistem, biasanya desain
secara tersuktur digambarkan melalui
spesifikasi tabel, untuk spesifikasi tabel yang
digunakan dalam pembuatan sistem ini dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3. Tabel Login
6
b. Desain Sistem Secara Umum
Desain secara umum merupakan
gambaran dari sebuah sistem yang akan
dibuat gambaran sistem tersebut dapat
berupa diagram alir atau yang disebut
dengan flowchart sistem, untuk lebih
jelas mengenai flowchart sistem dapat
dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Flowchart Sistem Penetapan
Calon Terbaik Dalam Pemilihan Ketua
Komisi Penyiaran Indonesia Dengan Metode
Topsis
c. Desain Sistem Secara Detail
Sistem yang dikembangkan ini
merupakan sistem yang berbasis deskstop,
oleh karena itu antar muka pengguna dibuat
user friendly (mudah digunakan). Berikut ini
gambaran system secara detail yang dibuat.
Gambar 5. Desain Login Sistem
Gambar 6. Desain Login Sistem
4.3 Penulisan Kode Program dan Aplikasi
Tahap penulisan kode program
merupakan tahap implementasi rancangan
sistem yang telah dibuat sebelumnya, dan
implementasi ini tuangkan kedalam bahasa
pemograman, bahasa pemograman yang
digunakan dalam implementasi pada aplikasi
ini menggunakan bahasa visual basic, untuk
aplikasi pembuatan sistemnya menggunakan
visual studio 2012, dan pengunaan database
pada aplikasi ini menggunakan microsoft
acces 2013, dalam penulisan kode program
dibagi beberapa langkah diantaranya sebagai
berikut,
a. Penginstalan Visual Studio 2012
1. Masukan DVD ke DVD-ROM
(Yang Berisi Visual Studio 2012)
2. Lakukan instalasi dengan meng
klik 2 kali file setup.exe
3. Tunggu sampai selesai lalu pilih
kotak “I agree” lalu pilih next
4. Lalu Pilih software apasaja yang
akan diinstall, kemudian klik tombol install
yang terletak dibagian bawah kanan.
5. Tunggu hingga proses instalasi
selesai, seperti gambar berikut:
Gambar 7. Istalasi Visual Studio
2012
b. Pembuatan Database via access
2013
a.Klik button star pada layar
komputer, lalu pilih access,
kemudian
b.Klik, “ Blank desktop database,
kemudian
c.Lalu berinama berinama
databasenya.
4.4 Pengujian Program
Tahap pengujian merupakan faktor paling
penting dalam daur atau sisklus dari sebuah
perangkat lunak, karena dalam tahap
pengujian akan diketahui apakah setiap menu
atau form pada aplikasi atau sistem yang
dibuat telah berjalan dengan baik atau tidak,
ada beberapa pengujian yang dilakukan pada
tahap ini diantaranya :
a. Uji coba struktural,
b. Uji Coba Fungsional,
c. Uji Coba Validasi,
7
d. Uji Coba SUMI,
e. Uji Coba Perhitungan Manual
Metode Topsis.
4.5 Penerapan dan Pemeliharaan
Penerapan dan pemeliharaan aplikasi
adalah tahap yang telah melewati tahap uji
coba dimana aplikasi telah dilakukan
pengujian secara menyeluruh, dan apabila
tahap tersebut telah dijalani maka tahap ini
dapat dilanjutkan, pada tahap ini adalah tahap
terakhir dalam metode pengembangan
dengan model waterfall.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
Dalam bab ini akan dijelaskan pada
setiap form atau menu pada aplikasi
pemilihan ketua komisi penyiaran indonesia
dengan metode topsis, serta akan di
tampilkan sourcode yang digunakan dalam
pemilihan calon terbaik dengan
menggunakan penerapan metode topsis, dan
juga akan di jabarkan mengenai perhitungan
secara manual metode tersebut.
5.1.1 Menu Login dan Menu Utama
Form Login merupakan form paling
awal sebelum masuk ke menu utama pada
aplikasi, pada menu login harus memasuki
username dan password yang valid,
sedangkan menu utama terdapat menu-menu
: ganti password, menu calon, kriteria, nilai
calon, menu proses, menu ketua panitia dan
menu logout, dimana menu tersebut
merupakan bagian dari sistem, untuk lebih
jelas gambaran mengenai menu login dan
menu utama dapat dilihat pada gambar 8, dan
gambar 9.
Gambar 8. Menu Login Aplikasi
Gambar 9. Menu Utama Aplikasi
5.2 Pembahasan
Suatu sistem yang telah di buat harus
dilakukan tahap uji coba yang dimana tahap
uji coba sistem ini dapat mengtahui letak
kesalahan atau error pada sistem, dalam
pembahasan kali ini tahap uji coba yang
dilakukan diantaranya :
a. Uji Coba Stuktural
Uji coba struktural merupakan uji
coba terhadap struktur atau alur proses
program yang telah dibuat apakah sudah
sesuai dengan rancangan, berikut ini hasil
uji coba struktural pada sistem :
Tabel 9. Tabel Uji Coba Stuktural
b. Uji Coba Fungsional
Uji fungsional dilakukan dengan cara
mencoba setiap menu pada Aplikasi
Pemilihan Ketua Komisi penyiaran Indonesia
Dengan Metode TOPSIS, adapun tentang
hasil uji coba fungsional dapat di lihat dari
tabel berikut :
Tabel 10. Tabel Uji Coba Fungsional
8
c. Uji Coba Validasi
Uji coba validasi merupakan uji coba
yang di lakukan pada hasil implementasi uji
coba validasi mempunyai fungsi apakah
sistem masih memiliki error atau tidak.
Berikut hasil dari uji coba validasi.
Tabel 11. Tabel Uji Coba Validasi
5.3 Uji Coba Software Usability
Measurement Inventory (SUMI)
Uji coba ini dilakukan dengan
menggunkan angket penilaian yang sudah
disediakan pada website (sumi.ucc.ie\en)
yang bertujuan untuk mengevaluasi suatu
aplikasi, kuisioner ini terdiri dari 50
pertanyaan dimana pertanyaan tersebut
mengarah lebih positif terhadap system diberi
nilai 4,2,0 untuk tanggapan setuju, kurang
setuju, dan tidak setuju. Untuk pertayaan
yang mengarah lebih negative terhadap
system maka diberi angka 0,2,4 untuk
tanggapan setuju, kurang setuju dan tidak
tahu. Standart penilaian sumi sendiri harus
melebihi nilai median 50, jika hasil uji coba
sumi mengasilkan nilai diatas 50 maka
system ini sudah layak. Unuk uji coba system
ini dilakukan oleh 5 responden, untuk hasil
dari uji coba sumi ini dapat dilihat pada tabel
12.
Tabel 12. Tabel Uji Coba SUMI
Gambar 10. Diagram Uji Coba SUMI
5.4 Uji Coba Perhitungan Manual Metode
Topsis
Pada proses perhitungan merupakan
tahap penjabaran menggenai perhitungan dari
metode yang digunakan dalam penelitian ini,
berikut penjabaran menggenai proses
perhitungan:
Langkah 1. Mentukan kriteria penilaian,
nilai kepentingan, serta cost/benefit dari
kriteria penilaian yang digunakan dalam
penelitian penetapan calon terbaik dalam
pemilihan ketua KPI dengan metode Topsis,
untuk langkah 1 dapat dilihat pada table 13.
9
Langkah 2. Menetukan alternatif
yang digunakan dalam uji coba perhitungan
yang dimana dalam penelitian ini alternatif
yang digunakan adalah nama-nama calon
ketua KPI, untuk lebih jelas dapat dilihat
pada tabel 14.
Tabel 14. Tabel Langkah 2
Langkah 3. Menentukan nilai pada
masing-masing alternatif pada setiap kriteria
berdasarkan bobot penilaian pada masing-
masing kriteria, untuk lebih jelas dapat dilihat
pada table 15
Tabel 15. Tabel Bobot Penilaian
Langkah 4. Mengambarkan alternatif
(m) dan kriteria (n) kedalam sebuah matrik.
{
}
Langkah 5 . Menghitung nilai
pembagi dari matrik alternatif yang sudah
dibuat, dengan menggunakan rumus :
√
√
√
√
√
√
√
Langkah 6. Menghitung nilai
ternormalisasi dari setiap kriteria pada
setiap calon, dengan menggunakan rumus
:
Alternatif Calon Ketua KPI
A1 Prof.Dr.Andri
A2 Ir.Hj.Rudi
A3 Dra.Ir.Hj.Abni,MM
A4 Ir.Ron.MBA
A5 Dr.Ir.Robi.,MM
Alternatif C1 C2 C3 C4 C5 C6
A1 90 90 88 80 88 90
A2 86 90 99 60 98 88
A3 96 80 90 90 99 99
A4 96 70 99 90 99 98
A5 88 90 90 88 99 66
Kriteria
10
Langkah 7. Menghitung nilai
terbobot dari setiap kriteria pada setiap
calon, dengan megalikan hasil nilai
ternormaliasi dengan nilai kepentingan
dari setiap kriteria penilaian dengan
menggunakan rumus :
Langkah 8. Membuat matriks
keputusan untuk menentukan nilai solusi
ideal positif dan solusi ideal negatif dari
masing-masing kriteria penilaian
B=
{
}
Solusi ideal (positif) dan solusi ideal (negatif)
dari masing – masing kriteria penilaian.
Solusi ideal (positif) dan solusi ideal (negatif)
:
Solusi ideal (positif) dan solusi ideal (negatif)
:
= 0,47
= 0,42
= 0,95
= 0,74
= 1,42
= 1,27
= 1,95
= 1,3
= 2,29
= 2,03
= 2,98
= 1,99
Langkah 9. Menghitung jarak solusi
ideal positif ( dan solusi ideal negatif
( dari masing – masing calon dengan
rumus : √∑
.
0,59
0,87
0,77
0,75
0,26
1,22
0,29
1,2
1,01
0,79 Langkah 10. Menghitung nilai
prefensi untuk setiap calon dimana nilai
prefensi digunakan untuk menentukan
rangking pada setiap calon, dengan
menggunakan rumus :
11
Setelah menghitung nilai prefensi, maka
dapat dilakukan perengkingan pada masing –
masing calon.
Rangking :
Setelah mendapatkan nilai rangking pada
masing – masing calon, maka dapat diketahui
calon yang akan diajukan oleh KPI Pusat dan
untuk lantik menjadi ketua berdasarkan
metode klasifikasi Topsis adalah
.
5.5 Penerapan dan Pemeliharaan
Penerapan dan pemeliharaan
merupakan fase traktir dimana sistem
telah selesai di uji coba baik secara
algortima, secara sistem matika dan
secara uji coba manual, dengan adanya
penerapan dan pemeliharaan sistem maka
sistem dapat berjalan dengan baik dan
sistem terawat dengan sempurna.
BAB VI
KEIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Komisi Penyiaran Indonesia atau
KPI merupakan lembaga independen
Indonesia yang kedudukannya setingkat
dengan lembaga negara lainnya yang
berfungsi sebagai regulator penyelenggaraan
penyiaran di Indonesia. Komisi Penyiaran
Indonesia berdiri pada tahun 2002
berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2002 Tentang
Penyiaran, KPI terdiri atas Lembaga Komisi
Penyiaran Indonesia Pusat (KPI Pusat) dan
Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID)
yang bekerja di wilayah setingkat Provinsi.
Secara umum dalam pemilihan dan
penetapan sebuah calon yang akan di ajukan
sebagai ketua Komisi Penyiaran Indonesia
Pusat, ialah berdasarkan data yang diterima
oleh tim seleksi dimana tim seleksi tersebut
merupakan tim yang telah di buat oleh DPR
RI dimana dalam tim tersebut terdapat orang
yang berkompeten di dalam bidangnya
masing-masing, tim seleksi di buat
berdasarkan Undang – Undang Penyiaran dan
Undang Undang KPI, serta sesuai dengan
Peraturan KPI No. 01/P/KPI/07/2014 tentang
Kelembagaan, dimana dalam peraturan
tersebut di jelaskan bahwa setiap masa
jabatan ketua akan berganti selama satu
periode yaitu 5 tahun.
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti dengan judul
Penetapan Calon Terbaik Dalam Pemilihan
Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Dengan
Metode Topsis yang di lakukan di Komisi
Penyiaran Indonesia Pusat Jakarta dan
penambahan sumber dari website KPI,
peneliti menggambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut diantaranya adalah :
a. Dengan ada-nya sistem ini dapat
memudahkan panitia seleksi
pemilihan ketua Komisi Penyiaran
Indonesia tanpa harus menghitung
secara manual dan dapat
memustuskan secara tepat dan
effisien.
b. Didalam sistem ini input yang
digunakan dalam mengasilkan
keputusan ialah : nama alternatif
calon, dan nilai pada setiap calon.
Dari beberapa kesimpulan, maka
inti dari penelitian ini adalah metode ini
cocok di gunakan sebagai pengambil
keputusan dari multi kriteria yang dimana
dalam kriteria tersebut harus dipilih mana
yang cost atau yang benfit dalam penentuan
kriteria, sehingga mengasilkan keputusan
yang valid seperti penelitian ini.
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas
dan juga sebagai bahan pertimbangan bagi
pembaca dan peneliti yang mempuyai tema
yang sama dalam pembutan tugas akhir
nantinya, disarankan pengabungan metode
keputusan agar bisa mengasilkan keputusan
yang lebih valid lagi, sehingga penggunaan
metode sebagai bahan pertimbangan untuk
keputusan jauh lebih baik.
12
DAFTAR PUSTAKA
Rachmawati,Ema.2008.PendekatanMultistrat
egiPadaRecommenderSystemAkademik.Te
sis.InstitutTeknologiBandung. Bandung.
Turban,Efraim,JayE,AransondanLiang.2005.
SistemPendukungKeputusandanSistemCer
das.AlihBahasa:DwiPrabantini.Andi.Yogy
akarta.
Kusumadewi,dkk.2006.TopsisMetodeMultAtri
buteDecisionMaking(MADM).GrahaIlmu,
Yogyakarta.
Taylor, B.W.(2008), Edisi8, Introduction To
Management Science,
SalembaEmpat.Jakarta.
Dursun M. dan Karsak E.E. (2009), “A Fuzzy
MCDM Approach for Personnel
Selection”,ExpertSystemswith
Applications,
doi:10.1016/j.eswa.2009.11.067.
Kusumadewi, S (2006), Fuzzy Multi-Atribut
Decision Making (Fuzzy MADM), Graha
Ilmu.Yogyakarta.
Guntur Perdana, Guntur dan Tri Widodo.
Sistem Pendukung Keputusan Pemberi
Beasiswa Kepada Peserta Didik Baru
Menggunakan Metode Topsis : Jurnal
Semantik 2013.ISBN :979-26-0266-6.
Leha Kurniasih, Densi. Sistem Pendukung
Keputusan Pemilihan Laptop Dengan
Metode Topsis Vol. III No : 2 , Aplil 2013.
ISSN : 2301-9425.
Shalehah, Ani. ,Penerapan Topsis
(Technique For Order Preference By
Similarity To Ideal Solution) Untuk
Seleksi Penerimaan Beasiswa (Studi
Kasus Pendaftar Beasiswa Dari Fakultas
Mipa Di Universitas Brawijaya) Aplil
2014. ISSN : 4606-9921
Priyanto, Rahmat. 2009. Langsung Bisa
Visual Basic . Net 2008. Bandung : CV.
ANDI OFFSET.