penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007...

120
PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL TERHADAP KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.) Oleh: Puti Shakina Nurachmah NIM: 1113048000055 KONSENTRASI HUKUM BISNIS PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2018 M

Upload: nguyennhan

Post on 14-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007

TENTANG PENANAMAN MODAL TERHADAP KEBIJAKAN

PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

DI KOTA DEPOK

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H.)

Oleh:

Puti Shakina Nurachmah

NIM: 1113048000055

KONSENTRASI HUKUM BISNIS

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1439 H/2018 M

Page 2: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman
Page 3: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman
Page 4: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

v

ABSTRAK

Puti Shakina Nurachmah. NIM 1113048000055. “PENERAPAN UNDANG-

UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

TERHADAP KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU

SATU PINTU DI KOTA DEPOK”. Konsentrasi Hukum Bisnis, Program Studi

Ilmu Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta,1439 H/2018.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk penerapan dari amanah Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal terhadap kebijakan

penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang diselenggarakan oleh

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota

Depok, serta kendala yang dihadapi dalam berjalannya kebijakan tersebut.

Penelitian ini dilakukan dengan metode pendekatan penelitian empiris dengan

menggunakan metode analisis evaluatif guna membandingkan bentuk penerapan

dengan amanah peraturan perundang-undangan sebagai indikator Pelayanan Terpadu

Satu Pintu. Data sendiri berupa dokumen laporan kinerja DPMPTSP Kota Depok

Tahun 2017 langsung dari pihak DPMPTSP Kota Depok.

Hasil penelitian menunjukkan Kota Depok melalui DPMTPSP setidaknya telah

menyelenggarakan kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu sebesar 80% dari apa

yang telah diamanahkan peraturan perundang-undangan. Namun, masih ada beberapa

amanah dari peraturan perundang-undangan terkait kebijakan tersebut yang belum

dilaksanakan. Beberapa yang sudah diterapkanpun juga belum berjalan maksimal.

Kendala sendiri yang dihadapi DPMPTSP Kota Depok dalam menyelenggarakan

antara lain fasilitas sarana dan prasarana seperti pelayanan system online, sarana

ketersediaan untuk unit kerja, terbatasnya sumber daya petugas lapangan, hingga

koordinasi antar bidang yang belum berjalan maksimal. Meskipun begitu, DPMPTSP

Kota Depok tetap terus berupaya untuk meningkatkan kualitas kinerja pelayanannya

melalui kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang baru diterapkan kurang lebih

selama satu tahun .

Kata Kunci : Penerapan, Penanaman Modal, PTSP, DPMPTSP Kota Depok.

Pembimbing : 1. Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.H., MH., M.A

2. Irfan Khairul Umam, S.HI, LLM

Daftar Pustaka : 1984 sampai 2017

Page 5: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

vi

KATA PENGANTAR

حيم حمان الر بسم هللا الر

Segala puji serta syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang

senantiasa selalu melimpahkan rahmat dan rizki Nya, hingga menuntun peneliti

menyelesaikan skripsi berjudul “PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25

TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL TERHADAP KEBIJAKAN

PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI KOTA

DEPOK”. Shalawat serta salam tak lupa peneliti curahkan kepada Nabi Muhammad

SAW yang merangkul kita untuk terus berada di jalan yang diridhai Allah SWT.

Selain kerja keras dan doa, selama masa penyusunannya, banyak sekali pihak

yang terus berpengaruh bagi peneliti untuk menyelesaikan penelitian ini. Selanjutnya,

dalam kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepad yng terhormat:

1. Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Asep Syarifuddin Hidayat, S.H., M.H., Ketua Prodi Ilmu Hukum Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

beserta Drs. Abu Tamrin, S.H., M.Hum., Sekretaris Prodi Ilmu Hukum

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, yang senantiasa memahami dan memberi perhatian pada peneliti

sebagai mahasiswa dari banyak pengurusan pemberkasan terkait maupun

diluar skripsi.

3. Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.H., M.H., M.A., dan Irfan Khairul Umam,

S.HI., L.L.M., selaku dosen pembimbing skripsi yang senantiasa memberikan

dan berbagi ilmu dan waktunya untuk terus membimbing peneliti

menyelesaikan skripsinya dengan segera.

4. Nanda Yuda Manggala Muin, S.E., selaku ketua seksi perencanaan

pembangunan promosi dan kerjasama penanaman modal di bidang penanaman

Page 6: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

vii

modal dan pegawai terkait lainnya pada Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu, serta Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik

Kota Depok, yang bersedia melayani dan menyediakan waktu untuk peneliti

guna memenuhi data yang diperlukan dalam skripsi.

5. Pimpinan perpustakaan yang telah memberi fasilitas untuk mengadakan studii

kepustakaan.

6. Pihak-pihak lain yang telah memberi kontribusi kepada peneliti alam

penyelesaian karya tulisnya.

Depok, 5 Januari 2018

Puti Shakina Nurachmah

Page 7: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...........................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI........................................iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS..........................................................iv

ABTRAK......................................................................................................................v

KATA PENGANTAR................................................................................................vi

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................1

A. Latar Belakang...................................................................................................1

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah...........................................5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian..........................................................................7

D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu.................................................................8

E. Metode Penelitian..............................................................................................9

F. Teknik Penulisan.............................................................................................11

G. Sistematika Penulisan......................................................................................11

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN PENANAMAN MODAL TERHADAP

KEBIJAKAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU......................................13

A. Konsep Penanaman Modal..............................................................................13

B. Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dalam Penanaman Modal..............21

BAB III GAMBARAN UMUM DINAS PENANAMAN MODAL DAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (DPMPTSP) KOTA DEPOK............31

A. Sejarah Singkat................................................................................................31

B. Visi dan Misi....................................................................................................32

Page 8: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

ix

C. Susunan Organisasi..........................................................................................32

D. Tugas dan Fungsi.............................................................................................32

BAB IV ANALISIS PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN

2007 TENTANG PENANAMAN MODAL TERHADAP KEBIJAKAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI KOTA DEPOK.............................37

A. Bentuk Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal Terhadap Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di

Kota Depok......................................................................................................37

B. Kendala DPMPTSP Dalam Menyelenggarakan Kebijakan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu.........................................................................................................61

BAB V PENUTUP.....................................................................................................62

A. Kesimpulan......................................................................................................62

B. Saran................................................................................................................63

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................64

LAMPIRAN

Page 9: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tujuan dari arah pembangunan nasional ialah berusaha mewujudkan

suatu masyarakat yang adil dan makmur, dimana untuk mencapai makna adil dan

makmur yang hakiki itu dapat diwujudkan melalui pembangunan di berbagai

bidang, salah satunya di bidang ekonomi. Beberapa sektor di dalamnya yang

dapat dibangun dan dikembangkan diantaranya melalui sektor pertanian,

kehutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, perdagangan, serta

perumahan/hotel dan jasa.1Pembangunan ekonomi nasional serta kebijakan

penanaman modal yang berlandaskan demokrasi ekonomi seyogyanya selalu

menjadi dasar ekonomi kerakyatan dengan melibatkan pelaku usaha mikro,

kecil, menengah dan koperasi. Selain itu dapat mempercepat pembangunan

ekonomi dengan mengolah potensi yang ada menjadi kekuatan pembangunan

ekonomi. Salah satu sumber dana dalam pembangunan ekonomi nasional dengan

mengundang investor (penanam modal) agar bersedia menanamkan modalnya.2

Secara konstitusional, Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 telah menentukan bahwa perekonomian nasional

dan kesejahteraan sosial bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan umum.

Dalam upaya mencapai hal tersebut pemerintah berusaha melakukan peningkatan

investasi. Upaya yang dilakukanm antara lain dengan penyederhanaan prosedur

perizinan investasi, menciptakan kepastian hukum, mengurangi tumpang tindih

kebijakan antara pusat dan daerah serta penyempurnaan kelembagaan investasi

yang efisien, transparan, tidak diskriminatif serta sederhana.3

1 Aminuddin Ilmar, Hukum Penanaman Modal di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2010), h.1.

2 Lusiana, Usaha Penanaman Modal di Indonesia, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012),

h.1

3 Lusiana, Usaha Penanaman Modal di Indonesia, ... h. 3.

Page 10: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

2

Penanaman modal harus menjadi bagian dari penyelenggaraan

perekonomian nasional.Penanaman modal dijadikan upaya meningkatkan

pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi nasional, menciptakan

lapangan kerja, serta mensejahterakan rakyat. Kebijakan penanaman modal

selayaknya mendasari ekonomi kerakyatan berdasarkan asas kekeluargaan dan

berlandaskan demokrasi ekonomi. Hal ini bertujuan untuk mencapai

kemakmuran dan kesejahteraan rakyat sebagaimana ketentuan Pasal 33 Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan prinsip

kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,

kemandirian, serta menjaga kesatuan ekonomi nasional.4

Penanaman modal yang semakin berperan penting bagi pembangunan

ekonomi nasional dewasa ini mengarahkan diundang-undangkannya Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal agar lebih menjamin

kepastian hukum terkait kebijakan penanaman modal, dimana hal ini membuat

Undang-Undang terdahulu terkait penanaman modal dinyatakan tidak berlaku

lagi, sesuai yang dijelaskan pada Pasal 38 Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2007 tentang Penanaman Modal. Artinya undang-undang tersebut telah

mengakhiri dualisme pengaturan mengenai penanaman modal sebelumnya

melalui Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing

dan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Dalam

Negeri.

Supancana, seperti yang dikutip oleh Lusiana pada buku Usaha

Penanaman Modal di Indonesia, mengemukakan bahwa bagi calon investor

adanya transparansi dalam proses dan tata cara penanaman modal akan

menciptakan suatu kepastian hukum serta menjadikan segala sesuatunya mudah

diperkirakan (predictable). Tranparansi dan kepastian hukum mencakup pula

aspek efektivitas sistem hukum dan peradilan yang adil, termasuk aspek

4Lusiana, Usaha Penanaman Modal di Indonesia, ... h. 4.

Page 11: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

3

penegakan hukum atas putusan pengadilan, arbitrase, atau lembaga penyelesaian

lain. Tranparansi dalam kaitan dengan substansi hukum dimulai sejak suatu

aturan dirancang, dirumuskan, diberlakukan, diimplementasikan, diubah, dicabut,

disempurnakan, dan seterusnya.5Indonesia yang menerapkan otonomi daerah

dimana urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke daerah didasarkan

pada prinsip akuntabilitas, efisiensi, dan eksternalitas, serta kepentingan strategis

nasional, juga turut mengarahkan daerah-daerahnya berperan aktif dalam

meningkatkan investasi di daerahnya dalam rangka pembangunan ekonomi

nasional. Salah satunya Kota Depok, Jawa Barat, dengan dimilikinya Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (selanjutnya disebut

DPMPTSP).

Sebagai Kota yang berbatasan langsung dengan Ibukota, Kota Depok,

Jawa Barat, menghadapi berbagai permasalahan perkotaan.Salah satunya adalah

masalah kependudukan. Sebagai salah satu daerah penyangga Ibukota Jakarta,

Kota Depok mendapatkan tekanan migrasi penduduk yang cukup tinggi, sebagai

akibat dari meningkatnya jumlah kawasan permukiman, pendidikan,

perdagangan dan layanan jasa. Hal ini menjadi salah satu aspek yang membuat

Kota Depok termasuk dalam lahan menggiurkan untuk menjadi proyeksi

penanaman modal di bidang ekonomi.

Keberhasilan Kota Depok dalam hal investasi dapat dilihat dengan

diraihnya penghargaan Indonesia’s Attractiveness Award 2016 pada 23 September

2016. Penghargaan yang digagas oleh Tempo Media Group dan Frontier

Consulting Group ini diperoleh berdasar pada empat kriteria penilaian, yaitu

investasi, infrastruktur, pelayanan publik, dan pariwisata. Penghargaan yang

5Lusiana, Usaha Penanaman Modal di Indonesia, ... h. 8.

Page 12: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

4

diterima Kota Depok adalah kategori kota/kabupaten terbaik dengan total indeks

keseluruhan.6

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(DPMPTSP) yang merupakan bentuk perubahan dari Badan Penanaman Modal

dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T), diharapkan membawa angin segar

dalam pelayanan perizinan di Kota Depok. Perubahan itu diharapkan akan

membuat pelayanan semakin efektif.Hal ini karena regulasi yang diyakini

semakin memberi kemudahan untuk para investor berinvestasi. Perubahan

Susunan Organisasi Tata Kerja (SOTK) tersebut didasarkan Peraturan Walikota

Depok Nomor 77 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas

dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu yang mulai berlaku pada akhir tahun 2016. Seperti yang dikutip dari

laman resmi DPMPTSP Kota Depok, perubahan Susunan Organisasi Tata Kerja

ini ialah upaya yang dilakukan Kota Depok dalam rangka meningkatkan

investasi sebagai bentuk arahan Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal.7

Dari laman Merdeka.com, yang dikutip dari liputan Harwanto Bimo

Pratomo, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas

Trikasih Lembong, memaparkan lima keluhan utama investor yang berinvestasi

di Indonesia dalam acara "Investment Outlook" terkait perkembangan kawasan

industri terintegasi di Jakarta, Selasa, 10 Oktober 2017. Ia mengatakan keluhan

utama para investor adalah regulasi yang kerap berubah. Kedua, mengenai pajak.

Ketiga ialah mengenai izin kerja terutama bagi warga negara asing. Selanjutnya

permasalahan lahan yang proses pembuatan perizinannya memakan waktu lama

6 “Depok Raih Indonesia’s Attractiveness Award 2016” diakses pukul 09.17 WIB pada 3

Oktober 2016 dari http://www.depokpos.com/arsip/2016/09/depok-raih-indonesias-attractiveness-

award-2016/

7 “Perubahan SOTK BPMP2T Menjadi DPMPTSP” diakses pukul 13.23 WIB pada 23 Juli

2017 dari http://dpmptsp.depok.go.id/2017/01/04/perubahan-sotk-bpmp2t-menjadi-dpmptsp/

Page 13: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

5

juga menjadi keluhan lainnya. Dikatakan di banyak pemerintahan daerah,

pengurusan pembuatan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) itu bisa memakan

waktu bertahun-tahun. Keluhan terakhir yakni soal infrastruktur yang dikeluhkan

terlalu banyak digarap BUMN (Badan Usaha Milik Pemerintah) yang belakangan

ini mulai berkembang.8

Hukum selalu melekat pada manusia dalam bermasyarakat. Dengan

banyaknya peran hukum, hukum itu berfungsi untuk menertibkan dan mengatur

masyarakat serta menyelesaikan masalah-masalah yang timbul.9 Diterapkannya

kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu oleh DPMPTSP Kota Depok

diharapkan dapat menyelesaikani persoalan durasi pengurusan persyaratan

penanaman modal dengan menghadirkan proses atau prosedur perizinan dan

terkait penanaman modal lainnya secara lebih efektif dan cepat. Persoalan

tersebut akan peneliti bahasa dan paparkan melalui penelitian skripsi dengan

judul “PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007

TENTANG PENANAMAN MODAL TERHADAP KEBIJAKAN

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI KOTA DEPOK”.

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah

Identifikasi, pembatasan, dan perumusan masalah diuraikan sebagai

berikut:

1. Identifikasi Masalah

Masalah yang dapat diidentifikasi peneliti dari uraian latar belakang

ialah sebagai berikut:

a. Realisasi penanaman modal oleh Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) terhadap laju investasi di

Kota Depok.

8 “5 Keluhan Investor Pada Iklim Investasi Indonesia, Salah Satunya Aturan Capai 43.000”

diakses pukul 14.23 pada 13 Februari 2018 dari https://www.merdeka.com/uang/5-keluhan-investor-

pada-iklim-investasi-indonesia-salah-satunya-aturan-capai-43000.html

9 R. Soeroso, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, cet. 15, 2015)., h. 53.

Page 14: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

6

b. Kendala yang dihadapi Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dalam meningkatkan laju investasi di

Kota Depok.

c. Bentuk penyelenggaraan kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu oleh

Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(DPMPTSP) di Kota Depok.

d. Pengaruh Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

(DPMPTSP) terhadap Pendapatan Daerah Kota Depok.

e. Pengaturan pajak pada kegiatan penanaman modal Kota Depok.

f. Pengaturan kemudahan pengurusan persyaratan penanaman modal di

Kota Depok.

g. Pengaturan tenaga kerja asing pada usaha penanaman modal di Kota

Depok.

h. Pengaturan tentang dominasi keterkaitan BUMN terhadap penggarapan

infrastruktur.

2. Pembatasan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang diidentifikasi sebelumnya, peneliti

akan membatasi cakupan penelitian terhadap persoalan pengurusan

persyaratan penanaman modal di Kota Depok dengan membahas bentuk

penerapan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal dan kendala yang dihadapi DPMPTSP dalam menyelenggarakan

kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Kota Depok, dalam kurun waktu

tahun 2017.

3. Perumusan Masalah

Atas dasar latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan

pembatasan yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini ialah:

Page 15: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

7

a. Apa bentuk pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007

tentang Penanaman Modal terhadap kebijakan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu di Kota Depok?

b. Apa saja kendala yang dihadapi DPMPTSP dalam menyelenggarakan

kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Kota Depok?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dan manfaat penelitian dari penelitian ini ialah:

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang hendak dicapai ini ialah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui bentuk pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2007 tentang Penanaman Modal terhadap kebijakan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu di Kota Depok.

b. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi DPMPTSP dalam

menyelenggarakan kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Kota

Depok.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dari karya tulis ini ialah sebagai berikut:

a. Manfaat Teoretis

Hasil dari penelitian ini diharap dapat memberikan manfaat

dan menambah pengetahuan kepada para akademisi bagi perkembangan

ilmu hukum, terutama pada bidang penanaman modal, lebih spesifik

pada penerapannya terhadap kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

b. Manfaat Praktis

Hasil dari penelitian ini diharap dapat digunakan sebagai bahan

pembelajaran atau evaluasi bagi penyelenggaraan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu di Kota Depok, dan untuk daerah atau kota lainnya .

Page 16: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

8

D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Penelitian peneliti yang berjudul “PENERAPAN UNDANG-

UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL

TERHADAP KEBIJAKAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI

KOTA DEPOK”, bertujuan untuk mengetahui bentuk penerapan Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal terhadap

penyelenggaran Pelayanan Terpadu Satu Pintu oleh DPMPTSP di Kota Depok

dengan membahas bentuk pelaksanaannya dan kendala yang dihadapi, sehingga

diharap dapat menjadi solusi dari persoalan dari pengurusan persyaratan

penanaman modal yang dikeluhkan cukup memakan waktu di Kota Depok.

Penelitian yang peneliti temukan memiliki kemiripan dengan tema

yang peneliti tulis ialah berjudul Perlindungan Hukum Terhadap Penanaman

Modal Pada Bidang Usaha Perkebunan Indonesia, skripsi milik Andi Firdaus,

mahasiswa Ilmu Hukum peminatan Hukum Bisnis, Fakultas Syariah dan Hukum,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakrta. Kemiripan yang ada ialah

sama-sama membahas mengenai aspek penanaman modal. Namun, pada

penelitian karya tulis Andi Firdaus lebih membahas mengenai perlindungan

hukum bagi penanam modal asing dan daam negeri, sedangkan peneliti

membahas penyelenggaraan kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu oleh

DPMPTSP Kota Depok sebagai penerapannya dari Undang-Undang Penanaman

Modal. Hal ini terlihat dari tujuan karya tulis Andi Firdaus, yakni untuk

memahami subtansi hukum penanaman modal asing dan dalam negeri,

perlindungan hukum bagi penanam modal asing dan dalam negeri, dan faktor

penghambatnya.

Selanjutnya skripsi Persepsi Masyarakat Terhadap Kualitas

Pelayanan Perizinan SIUP dan IMB di BPMP2T Kota Depok, skripsi karya

Mar’atun Isnaeni dan Sri Susilih dari Program Studi Ilmu Administrasi Negara,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Meski dengan

obyek penelitian yang lebih kurang sama, tapi tujuan dari penelitian karya

Page 17: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

9

Mar’atun Isnaeni dan Sri Susilih ialah terfokus untuk mengetahui dan memahami

indikator persepsi masyarakat terhadap pelayanan kinerja BPMP2T, dimana hal

ini berbeda dengan tujuan penelitian peneliti, yakni untuk memahami bagaimana

penerapan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal

terhadap penyelenggaran Pelayanan Terpadu Satu Pintu oleh DPMPTSP di Kota

Depok dengan membahas bentuk penyelenggarannya dan kendala yang dihadapi.

Skripsi lainnya ialah karya Abdul Ghani Pramono dengan judul Peran

Badan Penanaman Modal Daerah Dalam Meningkatkan Investasi Di

Provinsi Lampung, dari Fakultas Hukum Universitas Lampung. Pada

penelitiannya, memiliki persamaan membahasan peran dan wujud implementasi,

namun pada penelitian milik peneliti ditambahkan kendala. Pembeda lainnya dari

segi objek, ialah badan tersebut belum menerapkan kibijakan pelayanan terpadu

satu pintu seperti DPMPTSP Kota Depok, hingga perbedaaan lokasi penelitian.

Selain skripisi, ada salah satu buku yang menjadi referensi utama

penulis. Buku ini membahas mengenai penanaman modal dengan judul Usaha

Penanaman Modal di Indonesia, karya Lusiana, Dra., S.H., M.H.,. Buku ini di

dalamnya membahas antara lain tinjauan umum tentang penanaman modal,

hukum investasi asing di Indonesia, kepastian hukum penanaman modal di

Indonesia, dan arbitrase.

E. Metode Penelitian

Penelitian menurut Soerjono Soekanto ialah kegiatan ilmiah yang

berkaitan dengan analisis yang dilakukan dengan metodelogis, sistematis dan

konsisten.10

Penelitian hukum sendiri ialah kegiatan ilmiah yang didasarkan pada

metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari

suatu gejala hukum dengan perlu dianalisa.11

Pada sub bab ini, peneliti akan

10Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1984), h.

42.

11

Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: RajaGrafindo, 1997), h.39.

Page 18: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

10

memaparkan metode pendekatan penelitian, metode analisis, serta jenis data,

sumber data, dan metode pengumpulan data.

1. Metode Pendekatan Penelitian

Metode pendekatan penelitian yang peneliti gunakan ialah penelitian

hukum empiris, mengingat dalam penulisannya peneliti tidak hanya

mengkaji peraturan perundang-undangan terkait Penanam Modal terhadap

aturannya tentang Pelayanan Terpadu satu Pintu yang dipayungi mulai dari

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal beserta

turunannya, peneliti juga turut memaparkan bagaimana aturan-aturan

tersebut diterapkan oleh subyek yang menyelenggarakan kebijakan tersebut,

dimana dalam karya tulis ini ialah DPMPTSP Kota Depok.

2. Jenis, Sumber Data, dan Metode Pengumpulannya

Perihal jenis data yang peneliti gunakan untuk mengerjakan penelitian

ini ialah data primer, yakni data utama berupa dokumen Laporan Kinerja

DPMPTSP Kota Depok untuk periode tahun 2017. Untuk sumber data

sendiri, data diatas yang peneliti gunakan diperoleh langsung dari dinas

pemerintahan terkait, dalam hal ini DPMPTSP di bidang penanaman modal.

Artinya sumber data dalam penelitian ini ialah sumber data primer, karena

diperoleh langsung dari DPMPTSP Kota Depok, selaku subyek penelitian.

Dalam mengumpulkan data tersebut, metode pengumpulan data yang

peneliti gunakan ialah studi dokumen untuk mengetahui kegiatan yang telah

dilakukan dari Laporan Akuntabilitas Kinerja DPMPTSP Kota Depok Tahun

2017.

3. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penulisan skripsi ini ialah

metode analisis evaluatif. Artinya, dalam penulisan ini peneliti akan

mencoba menilai apakah amanat yang terdapat pada Undang-Undang Nomor

25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal terhadap penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu sudah dilaksanakan oleh DPMPTSP Kota

Page 19: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

11

Depok selaku Penyelenggara. Metode analisis evaluatif sendiri ialah analisis

yang menggunakan adanya kriteria, indikator, atau standar yang digunakan

sebagai pembanding bagi data yang diperoleh, setelah data tersebut diolah

dan merupakan kondisi nyata penelitian. Metode analisis evaluatif disini

guna mengumpulkan data tentang implementasi suatu kebijakan.12

F. Teknik Penulisan

Teknik penulisan yang digunakan berpedoman dengan buku

“Pedoman Penelitian Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Uinversitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2017”.

G. Sistematika Penulisan

Bab Pertama.Pada penelitian skripsi ini akan dimulai dengan bab

pendahuluan. Pada bab ini memuat latar belakang permasalahan, identifikasi

permasalahan, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

tinjauan (review) kajian terdahulu, metode penelitian dan sistematika

penulisannya.

Bab Kedua. Pada bab ini akan membahas tentang pemahaman dasar

terkait pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) yang berkaitan dengan hukum

penanaman modal. Bab kajian pustaka ini menyajikan pijakan dasar hukum yang

peneliti gunakan yang akan digambarkan melalui tabel indikator amanah dari tiap

perundang-undangan yang digunakan terkait penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu dalam penelitian ini.

Bab Ketiga. Bab ini akan mengambarkan informasi dasar DPMPTSP

Kota Depok terkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu, seperti pemaparan sejarah

singkat, visi dan misi, struktur organisasi, serta tugas dan fungsi yang ada

didalamnya.

Bab Keempat. Pada bab ini akan memuat pembahasan tentang hasil

analisis dari bahan data yang telah dikumpulkan dan dikaitkan satu sama lain

12

Suharsimi Arikunto, Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta; PT. Rineka Cipta, 2010), h. 38.

Page 20: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

12

guna menggambarkan wujud penerapan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007

Penanaman Modal terhadap keberlangsungan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di

Kota Depok, dengan membandingkan tabel indikator kebijakan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu dari bab kedua dengan temuan hasil penelitian, serta kendala

yang dihadapi DPMPTSP Kota Depok dalam menyelenggarakan kebijakan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu..

Bab Kelima. Pada bab ini berisikan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil

temuan penelitian ini.

Page 21: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

13

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN PENANAMAN MODAL TERHADAP

KEBIJAKAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

A. Konsep Penanaman Modal

Pada dasarnya, negara-negara berkembang sangat membutuhkan

investasi, terutama investasi asing. Tujuan investasi itu sendiri ialah

mempercepat laju pembangunan di negara tersebut. Pada umumnya Negara yang

memiliki modal atau investasi adalah negara-negara maju. Negara berkembang

lah yang menjadi host country. Pertanyaan yang ada selanjutnya ialah mengapa

negara-negara maju menanamkan investasinya di negara berkembang.

Wewenang pemerintah daerah yang berdasarkan asas desentralisasi

dalam pemberian izin penanaman modal disamping memperhatikan peraturan

terkait yang lebih tinggi, juga harus memperhatikan asas pokok negara hukum

yang berarti ditaatinya peraturan hukum lainnya dalam segenap aktivitasnya.

Konsekuensi dari prinsip negara hukum ini pun ialah sikap serta kebijakan dan

perilaku alat negara dan warganya yang harus berdasarkan hukum.1 Izin atau

vergunning (dalam Bahasa Belanda) menurut Utrecht ialah bilamana pembuat

peraturan tidak umumnya melarang suatu perbuatan, tetapi masih juga

memperkenankannya asal saja diadakan secara yang ditentukan untuk masing-

masing hal konkret, maka perbuatan administrasi negara yang memperkenankan

perbuatan tersebut bersifat suatu izin (vergunnig).2

Untuk mendorong adanya investasi ke Indonesia faktor keamanan,

kepastian hukum, dan stabilitas politik menjadi salah satu hal yang paling

diperhatikan investor.3 Bagi seorang investor, terutama investor asing, hukum

1 Lusiana, Usaha Penanaman Modal di Indonesia, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 201) h.

13.

2 Adrian Sutedi, Hukum Perizinan Dalam Sektor Pelayan Publik, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011,

Cet. Kedua), h., 167.

3 Safri Nurmantu, Pengantar Perpajakan, (Jakarta: Jakarta Granit, 2005), h. 42.

Page 22: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

14

dan undang-undang menjadi salah satu tolak ukur untuk menentukan kondusif

atau tidaknya iklim investasi di suatu negara. Infrastruktur hukum bagi investor

menjadi instrumen penting dalam menjamin investasi mereka. Semakin baik

kondisi dan hukum yang melindungi mereka, semakin dianggap kondusif iklim

investasi dari negara tersebut karena keamanan, certainty, dan predictability atas

investasi mereka. 4 Kepastian hukum ialah adanya jaminan bahwa hukum yang

berlaku benar-benar dilaksanakan melalui lembaga yang berwenang untuk itu.5

Dalam rangka penyelenggaraan penanaman modal, Pemerintah

melalui Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal memaparkan bahwa penanaman modal harus diselenggarakan

berdasarkan asas kepastian hukum, keterbukaan, akuntabilitas, perlakuan yang

sama dan tidak membedakan asal negara, kebersamaan, efisiensi, berkeadilan,

berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, dan keseimbangan

kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional, dengan tujuan yang dipaparkan dalam

ayat (2) untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, menciptakan

lapangan kerja, meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan,

meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional, meningkatkan

kapasitas dan kemampuan teknologi nasional, mendorong pengembangan

ekonomi kerakyatan, mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil

dengan menggunakan dana yang berasal baik dari dalam negeri maupun dari luar

negeri, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Investasi dan penanaman modal merupakan istilah yang dikenal baik

dalam kegiatan bisnis maupun bahasa perundang-undangan. Investasi merupakan

istilah populer dalam dunia usaha, sedangkan istilah penanaman modal lebih

banyak digunakan dalam istilah perundang-undangan. Kedua istilah tersebut

terjemahan Bahasa Inggris dari kata invest yang berarti menanam atau

4 Lusiana, Usaha Penanaman Modal di Indonesia, … h. 13.

5 Munir Fuady, Aliran Hukum Kritis (Paradigma Ketidakberdayaan Hukum), (Jakarta: Citra

Aditya Bakti, 2003), h.2.

Page 23: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

15

menginvestasikan uang atau modal.6 Untuk mengetahui perbedaan makna antara

penanaman modal dan investasi, berikut beberapa pengertian dari kedua istilah

tersebut:

a. Dalam kamus istilah keuangan dan investasi, investment (investasi) artinya

penggunaaan modal untuk menciptakan uang. Investasi dapat menunjuk ke

suatu investasi keuangan atau menunjuk investasi usaha atau waktu

seseorang yang ingin memetik keuntungan keberhasilan pekerjaannya.

b. Dalam ensiklopedia ekonomi perdagangan, investment atau investasi adalah

penanaman modal; penggunaan atau pemakaian sumber-sumber ekonomi

untuk produksi barang-barang produsen atau barang-barang konsumen.

c. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, investasi adalah penanaman uang

atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh

keuntungan.

d. Di dalam undang-undang, penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan

menanam modal, baik modal dalam negeri maupun penanaman modal asing

untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia.

e. Menurut Sornarajah, investasi adalah penanaman modal yang biasanya

berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa

yang akan datang.7

f. Kamus Ekonomi mengemukakan, invesment (investasi) mempunyai 2 makna

yakni :

“Pertama, investasi berarti pembelian saham, obligasi dan benda-

benda tidak bergerak, setelah dilakukan analisa akan menjamin yang

dilekatkan dan memberikan hasil yang memuaskan. Faktor-faktor

tersebut yang membedakan investasi dengan spekulasi. Kedua, dalam

teori ekonomi investasi berarti pembelian alat produksi (termasuk di

dalamnya benda-benda untuk dijual) dengan modal berupa uang.”8

6 Lusiana, Usaha Penanaman Modal di Indonesia,… h. 34

7 Lusiana, Usaha Penanaman Modal di Indonesia, ... h. 37-38.

8 Hendrik Budi Untung, Hukum Investasi, Jakarta: Sinar Grafika, 2010, h. 3.

Page 24: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

16

Merujuk berbagai pengertian di atas, tidak ada perbedaan prinsipil

mengenai pengertian antara investasi dan penanaman modal. Makna investasi

atau penanaman modal adalah kegiatan yang dilakukan seseorang atau badan

hukum, menyisihkan sebagian pendapatannya agar dapat digunakan untuk

melakukan suatu usaha dengan harapan akan mendapakan keuntungan.9 Dalam

ekonomi Islam, anjuran investasi dapat diperoleh dari Alquran. Terdapat

beberapa ayat yang menganjurkan seseorang untuk menafkahkan harta bendanya.

Di antara ayat Alquran yang menganjurkan investasi adalah QS Al-Baqarah:261

yang berbunyi:

“Perumpamaan orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah seperti

sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus

biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah

Mahaluas, Maha Mengetahui”

“Sabilillah” dalam ayat diatas diartikan semua jalan/perbuatan terkait dengan

harta yang dapat mendatangkan ridha Allah SWT dan sesuai dengan hukum

Allah SWT. Nabi Muhammad SAW sendiri bersabda bahwa bekerja untuk

menafkahi diri dan keluarganya juga termasuk “sabilillah”. Nabi Muhammad

SAW juga mengatakan bahwa bekerja untuk diri sendiri sehingga terhindar dari

meminta-minta juga merupakan “sabilillah”. Dengan demikian, artinya

“sabilillah” dalam ayat di atas dapat diartikan sebagai semua tindakan terkait

pembelanjaan harta untuk kepentingan yang sesuai dengan ajaran Allah SWT

9 Lusiana, Usaha Penanaman Modal di Indonesia, ... h. 39.

Page 25: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

17

dan untuk mencapai ridha-Nya. Termasuk di dalamnya adalah investasi islami

sebagaimana telah diuraikan sebelumnya. Dengan investasi yang islami, investor

artinya membelanjakan hartanya sehingga dapat diambil manfaatnya oleh orang

lain. Investor juga terhindar dari perbuatan menumpuk-numpuk harta untuk

kesenangan duniawi. Ayat di atas menggunakan perumpamaan biji yang ditanam

dan selanjutnya menumbuhkan tujuh tangkai, dimana setiap tangkai tumbuh

menjadi seratus biji. Hal yang sama juga berlaku dalam investasi. Dalam

berinvestasi, sering digunakan kata “tanam” atau “menanam”, misalnya: “Bapak

Zaid menanamkan modalnya di perusahaan yang baru dibentuk”. Pemilihan kata

“tanam/menanam” dalam investasi yang ternyata sangat sesuai dengan QS Al-

Baqarah: 261 di atas tentu memiliki tujuan dan hikmah tersendiri.10

1. Jenis Penanaman Modal

Investasi berdasarkan bentuknya diklasifikasikan dalam dua jenis,

yaitu penanaman modal secara langsung (direct investment) dan investasi

tidak langsung (indirect investment) atau disebut juga portofolio

investment.11

Sedangkan, investasi dapat juga digolongkan berdasarkan

sumber pembiayaan dan bentuknya. Investasi berdasarkan sumber

pembiayaannya dibagi menjadi dua macam, yaitu:

a. Pertama, investasi yang bersumber dari modal asing, atau penanaman

modal asing, yaitu investasi yang bersumber dari pembiayaan luar

negeri. Penanaman modal asing ialah suatu kegiatan penanaman modal

yang didalamnya terdapat unsur asing (foreign element) seperti dari

kewarganegaraan dan asal modalnya.12

Modal asing ialah alat

pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan

devisa Indonesia, dan bahan-bahan yang dimasukkan dari luar ke dalam

10 “Investasi Islami” diakses pukul 15.08 WIB pada 24 Oktober 2017 dari

http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/150-artikel-keuangan-umum/21451-investasi-islami 11

I Gede AB Wiranata, Perkembangan Hukum Penanaman Modal Di Indonesia, Bandar Lampung: Universitas Lampung, 2009, h. 52.

12 Hulman Panjaitan, Hukum Penanaman Modal Asing, Jakarta: IND-HILL CO, 2003, h. 28.

Page 26: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

18

wilayah Indonesia, yang dengan persetujuan Pemerintah digunakan

untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia.13

Suatu negara mengundang

modal asing ialah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi guna

memperluas lapangan kerja. Baru kemudian setelah masuknya modal

asing, tujuan lain yang ingin dicapai ialah alih teknologi, membangun

prasarana, hingga mengembangkan daerah tertinggal.14

b. Kedua ialah penanaman modal dalam negeri, yaitu investasi yang

bersumber dari modal dalam negeri ialah.15

2. Bidang Usaha Penanaman Modal

Pasal 12 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal menyebutkan semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi

kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang

dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan. Pemerintah menetapkan

bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan berdasarkan kriteria

kepentingan nasional, yaitu perlindungan sumber daya alam, perlindungan,

pengembangan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi, pengawasan

produksi dan distribusi, peningkatan kapasitas teknologi, partisipasi modal

dalam negeri, serta kerja sama dengan badan usaha yang ditunjuk

Pemerintah. Bidang usaha yang tertutup merupakan bidang usaha tertentu

yang dilarang diusahakan sebagai kegiatan penanaman modal. Bidang usaha

yang tertutup bagi penanam modal asing adalah produksi senjata, mesiu, alat

peledak, dan peralatan perang serta bidang usaha yang secara eksplisit

dinyatakan tertutup berdasarkan undang-undang.16

13 I. G. Rai Widjaya, Penanaman Modal, Jakarta: PT Pradnya Paramita, 2005, h. 25.

14

Erman Rajagukguk, Hukum Investasi Di Indonesia, Depok: Universitas Indonesia, 2005, h.19

15 Salim dan Budi Sutrisno, Hukum Investasi di Indonesia, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2008, h. 38

16 Salim dan Budi Sutrisno,., h. 46.

Page 27: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

19

3. Ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal

Secara umum, setidaknya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007

tentang Penanaman Modal memuat ketentuan antara lain sebagai berikut:

a. Penanaman modal harus diselenggarakan berdasarkan asas kepastian

hukum, keterbukaan, akuntabilitas, perlakuan yang sama dan tidak

membedakan asal negara, kebersamaan, efisiensi, berkeadilan,

berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, dan keseimbangan

kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. (Pasal 3 ayat (1))

b. Pemerintah menetapkan kebijakan penanaman modal dalam bentuk

Rencana Umum Penanaman Modal. (Pasal 4 ayat (3))

c. Penanam modal asing wajib berbentuk perseroan terbatas berdasarkan

hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah negara Republik

Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang. (Pasal 5 (ayat2))

d. Pemerintah memberikan perlakuan yang sama kepada semua penanam

modal yang berasal dari negara mana pun yang melakukan kegiatan

penanaman modal di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan. (Pasal 6 ayat (1))

e. Perusahaan penanaman modal dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja

harus mengutamakan tenaga kerja warga negara Indonesia. Namun tetap

berhak menggunakan tenaga kerja asing sesuai peraturan perundang-

undangan. (Pasal 10 ayat (1) dan (2))

f. Perusahaan penanaman modal wajib meningkatkan kompetensi tenaga

kerja warga negara Indonesia melalui pelatihan kerja sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan. (Pasal10 ayat (3))

g. Perusahaan penanaman modal yang mempekerjakan tenaga kerja asing

diwajibkan menyelenggarakan pelatihan dan melakukan alih teknologi

kepada tenaga kerja warga negara Indonesia sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. (Pasal 10 ayat (4))

Page 28: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

20

h. Pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden menetapkan bidang usaha

yang tertutup untuk penanaman modal, baik asing maupun dalam negeri,

dengan berdasarkan kriteria kesehatan, moral, kebudayaan, lingkungan

hidup, pertahanan dan keamanan nasional, serta kepentingan nasional

lainnya. (Pasal 12 ayat (3))

i. Pemerintah wajib menetapkan bidang usaha yang dicadangkan untuk

usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi serta bidang usaha yang

terbuka untuk usaha besar dengan syarat harus bekerja sama dengan

usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi. (Pasal 13 ayat (1))

j. Pemberian fasilitas fiskal kepada penanam modal diatur dengan

Peraturan Menteri Keuangan. (Pasal 18 ayat (7))

k. Fasilitas terkait kebijakan industrial diatur oleh Pemerintah. (Pasal 19)

l. Perusahaan penanaman modal yang akan melakukan kegiatan usaha

wajib memperoleh izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan dari instansi yang memiliki kewenangan, kecuali ditentukan

lain dalam undang-undang. Dimana izin tersebut diperoleh melalui

pelayanan terpadu satu pintu. (Pasal 25 ayat (4) dan (5))

m. Ketentuan mengenai tata cara dan pelaksanaan pelayanan terpadu satu

pintu diatur dengan Peraturan Presiden. (Pasal 26 ayat (3))

n. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya serta pelayanan terpadu satu

pintu, Badan Koordinasi Penanaman Modal harus melibatkan

perwakilan secara langsung dari setiap sektor dan daerah terkait dengan

pejabat yang mempunyai kompetensi dan kewenangan. (Pasal 29)

o. Ketentuan mengenai pembagian urusan pemerintahan di bidang

penanaman modal diatur lebih lanjut denganPeraturan Pemerintah.

(Pasal 30 ayat (9)

p. Ketentuan mengenai kawasan ekonomi khusus diatur dengan undang-

undang. (Pasal 31 ayat (3)

Page 29: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

21

B. Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dalam Penanaman Modal

Tujuan dari penanaman modal dijadikan acuan dalam kebijakan

penanaman modal oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal, dinas terkait, dan

pemerintah daerah. Kebijakan tersebut guna mendorong terciptanya iklim usaha

nasional yang kondusif bagi penanaman modal untuk penguatan daya saing

perekonomian nasional dan mempercepat peningkatan penanaman modal.

Terdapat lima keluhan utama investor berinvestasi di Indonesia yang telah

dibahas pada bab kesatu sebelumnya. Pertama adalah persoalan regulasi yang

kerap berubah. Kedua ialah persoalan pajak. Selanjutnya mengenai permasalahan

izin kerja, terutama bagi warga negara asing. Keempat adalah permasalahan

lahan yang perizinannya memakan waktu lama seperti di banyak pemerintahan

daerah, IMB (Izin Mendirikan Bangunan) itu bisa bertahun-tahun. Terakhir yakni

soal infrastruktur yang dikeluhkan terlalu banyak digarap BUMN. Pada

penelitian ini, peneliti akan terfokus pada permasalahan durasi proses pengurusan

persyaratan penanaman modal seperti perizinan dan lainnya, melalui

penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Dijelaskan dalam Undang-Undang Penanaman Modal Nomor 25

Tahun 2007 tentang Penanam Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah

kegiatan penyelenggaraan suatu perizinan dan nonperizinan yang mendapat

pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi yang

memiliki kewenangan perizinan dan nonperizinan yang proses pengelolaannya

dimulai dari tahap permohonan sampai dengan tahap terbitnya dokumen yang

dilakukan dalam satu tempat. Undang-undang penanaman modal mengatur

masalah PTSP secara khusus pada Pasal 26 yang menyebutkan bahwa tujuan dari

PTSP ialah untuk membantu penanam modal dalam memperoleh kemudahan

pelayanan, fasilitas, dan informasi penanaman modal. Lebih lanjut, PTSP

dilakukan oleh lembaga atau instansi yang berwenang di bidang penanaman

modal yang mendapat pendelegasian dari lembaga atau instansi yang memiliki

kewenangan perizinan dan nonperizinan di provinsi atau kabupaten/kota. Uraian

Page 30: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

22

ini menegaskan bahwa PTSP bukan merupakan badan yang berdiri sendiri dalam

menjalankan fungsi pemberian perizinan maupun nonperizinan hingga

investasi.17

Kota Depok sendiri sebelum diselenggarkannya Pelayanan Terpadu

Satu Pintu, perihal pengurusan prosedur untuk perizinan penanam modal

memerlukan waktu tidak singkat. Hal ini pemohon karena harus menemui dinas-

dinas lain terkait satu persatu untuk mendapat rekomendasi perizinannya.

Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu sendiri turut memaparkan tujuan dari Pelayanan Terpadu

Satu Pintu. Tujuan kebijakan ini ialah memberikan perlindungan dan kepastian

hukum kepada masyarakat, memperpendek proses pelayanan, mewujudkan

proses pelayanan yang cepat, mudah, murah, transparan, pasti, dan terjangkau;

serta mendekatkan dan memberikan pelayanan yang lebih luas kepada

masyarakat.

Implementasi kebijakan menurut Dwijowijoto, seperti yang dikutip

oleh David Kairupan dari buku Aspek Hukum Penanaman Modal Asing di

Indonesia, ialah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Masih

dari sumber yang sama, Winarno mengatakan implementasi tersebut merupakan

alat administrasi hukum yang saling berkaitan, bekerja bersama dalam rangka

mencapai tujuannya, sehingga memiliki legitimasi hukumnya. Seperti keterkaitan

Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ini. Dengan memberi keluasan

wewenang tersebut kepada daerah, tentunya memerlukan kesiapan daerah itu

sendiri, antara lain dengan mempertegas konsep dasar dan strategi

pengembangan penanaman modal daerah, database investasi, sumber daya

pelaksana yang kompeten dan profesional, kerangka hukum penanaman modal

yang meliputi aspek teknis kewajiban penanaman modal seperti kontribusi,

17 David Kairupan, Aspek Hukum Penanaman Modal Asing di Indonesia, (Jakarta: Kencana,

2013), h. 45.

Page 31: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

23

perizinan, bidang usaha, tata cara evaluasi dalam rangka pengawasan,

pengendalian dan jenis sanksi yang dijatuhkan.18

Karena itu, sangat diharapkan bahwa implementasi atau penerapan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu di pusat dan di daerah dapat menciptakan

penyederhanaan perizinan dan percepatan penyelesaiannya. Selain pelayanan

penanaman modal di daerah, Badan Koordinasi Penanaman Modal diberi tugas

mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan penanaman modal. Untuk lebih

memahami penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang merupakan

salah satu amanah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal, dimana dalam hal ini diselenggarakan oleh daerah Kota Depok yang juga

memiliki pertauran terkait hal tersebut, berikut peneliti paparkan beberapa

indikator terkait Pelayanan Terpadu Satu Pintu dengan landasan hukumnya ke

dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel Indikator Pelaksanaan Kebijakan Pelayanan Satu Pintu

No. Indikator Landasan Hukum

1 Perusahaan penanaman modal yang

akan melakukan kegiatan usaha

wajib memperoleh izin sesuai

dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan dari instansi

yang memiliki kewenangan, kecuali

ditentukan lain dalam undang-

undang. Dimana izin tersebut

diperoleh melalui Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

Pasal 25 ayat (4) dan (5) Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2007

tentang Penanaman Modal.

2 Pelayanan Terpadu Satu Pintu Pasal 26 ayat (2) Undang-Undang

18 Lusiana, Usaha Penanaman Modal di Indonesia, ... h. 80.

Page 32: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

24

dilakukan oleh lembaga atau

instansi yang berwenang di

bidang penanaman modal yang

mendapat pendelegasian atau

pelimpahan wewenang dari

lembaga atau instansi yang

memiliki kewenangan perizinan

dan nonperizinan di tingkat pusat

atau lembaga atau instansi yang

berwenang mengeluarkan perizinan

dan nonperizinan di provins atau

kabupaten/kota.

Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal.

3 Ketentuan mengenai tata cara dan

pelaksanaan pelayanan terpadu satu

pintu diatur dengan Peraturan

Presiden.

Pasal 26 ayat (3) Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal.

4 Pemberian kemudahan dalam

penanaman modal dalam bentuk

percepatan proses perizinan

dilakukan dengan penyelengaraan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Pasal 4 Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 45

Tahun 2008 Tentang Pedoman

Pemberian Insentif dan Pemberian

Kemudahan Penanaman Modal di

Daerah

5 Pelayanan Terpadu Satu Pintu

dilaksanakan dengan prinsip

keterpaduan, ekonomis, koordinasi,

pendelegasian atau pelimpahan

wewenang, akuntabilitas, dan

Pasal 3 Peraturan Presiden Nomor

97 Tahun 2014 tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

Page 33: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

25

aksesibilitas.

6 Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu oleh pemerintah

kabupaten/kota mencakup urusan

pemerintahan kabupaten/kota

dalam penyelenggaraan perizinan

dan nonperizinan yang

diselenggarakan dalam Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

Pasal 11 Ayat (1) Peraturan

Presiden Nomor 97 Tahun 2014

tentang Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

7 Penyelenggaraan PTSP oleh

pemerintah kabupaten/kota

dilaksanakan oleh Badan

Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kabupaten/

Kota (BPMPTSP) Kabupaten/

Kota.

Pasal 11 Ayat (3) Peraturan

Presiden Nomor 97 Tahun 2014

tentang Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

8 Dalam menyelenggarakan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu oleh

kabupaten/kota, Bupati/Walikota

memberikan pendelegasian

wewenang perizinan dan

nonperizinan yang menjadi urusan

pemerintah kabupaten/kota kepada

Kepala BPMPTSP Kabupaten/

Kota.

Pasal 11 Ayat (4) Peraturan

Presiden Nomor 97 Tahun 2014

tentang Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

9 Penyelenggara Pelayanan Terpadu Pasal 14 Peraturan Presiden

Page 34: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

26

Satu Pintu wajib menyusun standar

pelayanan publik sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-

undangan di bidang pelayanan

publik.

Nomor 97 Tahun 2014 tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

10 Jangka waktu pelayanan PTSP

ditetapkan paling lama 7 (tujuh)

hari kerja terhitung sejak

diterimanya dokumen perizinan dan

nonperizinan secara lengkap dan

benar, kecuali yang diatur

waktunya dalam undang-undang

atau peraturan pemerintah.

Pasal 15 Peraturan Presiden

Nomor 97 Tahun 2014 tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

11 Penyelenggaraan perizinan dan non

perizinan oleh Pelayanan Terpadu

Satu Pintu wajib menggunakan

Penyelenggaraan Sistem Informasi

(PSE).

Pasal 17 Peraturan Presiden

Nomor 97 Tahun 2014 tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

12 PSE untuk perizinan dan

nonperizinan di bidang Penanaman

Modal dilakukan melalui Sistem

Pelayanan Informasi dan Perizinan

Investasi Secara Elektronik

(SPIPISE).

Pasal 20 Peraturan Presiden

Nomor 97 Tahun 2014 tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

13 Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Pasal 5 Peraturan Menteri Dalam

Negeri Republik Indonesia Nomor

Page 35: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

27

(DPMPTSP) dapat membentuk

Unit Pelaksana Teknis Daerah dan

bentuk layanan lainnya sesuai

dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

138 Tahun 2017 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Daerah.

14 Dalam menyelenggarakan

pelayanan perizinan dan

nonperizinan, Gubernur atau

Bupati/WaliKota mendelegasikan

kewenangannya kepada Kepala

DPMPTSP.

Pasal 6 Peraturan Menteri Dalam

Negeri Republik Indonesia Nomor

138 Tahun 2017 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Daerah.

15 Pemerintah Daerah dalam

menyelenggarakan pelayanan

perizinan dan nonperizinan wajib

membentuk Maklumat Pelayanan

Perizinan (MPP) Perizinan dan

Nonperizinan yang dipublikasikan

pada masyarakat.

Pasal 11 ayat (1) daan (3)

Peraturan Menteri Dalam Negeri

Republik Indonesia Nomor 138

Tahun 2017 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Daerah.

16 Dalam menyelenggarakan

pelayanan perizinan dan

nonperizinan, DPMPTSP wajib

menerapkan manajemen Pelayanan

Terpadu Satu Pintu berupa

pelaksanaan pelayanan,pengelolaan

pengaduan masyarakat,pengelolaan

informasi, pengawasan internal,

penyuluhan kepada masyarakat,

Pasal 15 Peraturan Menteri Dalam

Negeri Republik Indonesia Nomor

138 Tahun 2017 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Daerah.

Page 36: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

28

dan pelayanan konsultasi..

17 Ruang lingkup PTSP-elektronik

terdiri atas subsistem pelayanan

informasi, subsistem pelayanan

Perizinan dan Nonperizinan, dan

subsistem pendukung.

Pasal 36 Peraturan Menteri Dalam

Negeri Republik Indonesia Nomor

138 Tahun 2017 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Daerah.

18 Sarana dan prasarana

penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu, paling sedikit

meliputi kantor depan/front office,

kantor belakang/back office, ruang

pendukung, dan alat/fasilitas

pendukung.

Pasal 42 Peraturan Menteri Dalam

Negeri Republik Indonesia Nomor

138 Tahun 2017 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Daerah.

19 Pemenuhan kebutuhan sumber daya

manusia penyelenggara fungsi

Pelayanan Terpadu Satu Pintu pada

DPMPTSP dilakukan secara

proporsional untuk mencapai tujuan

dan sasaran Pelayanan Terpadu

Satu Pintu.

Pasal 44 Peraturan Menteri Dalam

Negeri Republik Indonesia Nomor

138 Tahun 2017 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Daerah.

20 Pelayanan Terpadu Satu Pintu

wajib melakukan Survei Kepuasan

Masyarakat untuk mengukur mutu

dan kualitas pelayanan kepada

masyarakat.

Pasal 44 Peraturan Menteri Dalam

Negeri Republik Indonesia Nomor

138 Tahun 2017 Tentang

Penyelenggaraan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Daerah.

Page 37: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

29

21 Dibentuknya DPMPTSP untuk

menyelenggarakan urusan

pemerintahan wajib di bidang

penanaman modal. Ketentuan lebih

lanjut mengenai Kedudukan,

Susunan Organisasi, Tugas dan

Fungsi, serta tata kerja Perangkat

Daerah serta Unit Kerja di

bawahnya ditetapkan lebih lanjut

dengan Peraturan Walikota.

Pasal 2 dan 4 Peraturan Daerah

Kota Depok Nomor 10 Tahun

2016 tentang Pembentukan dan

Susunan Perangkat Daerah Kota

Depok.

22 Dinas menyelenggarakan fungsi

perumusan Kebijakan Teknis

bidang Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu,

pelaksanaan Kebijakan Teknis

bidang Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu,

pelaksanaan evaluasi dan pelaporan

sesuai dengan lingkup tugasnya,

pelaksanaan Administrasi Dinas,

dan pelaksanaan fungsi lain yang

diberikan oleh Walikota terkait

dengan tugas dan fungsinya.

Pasal 2 ayat (4) Peraturan

Walikota Depok Nomor 77 Tahun

2016 tentang Kedudukan,

Susunan Organisasi, Tugas dan

Fungsi serta Tata Kerja Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu.

23 Terdapat struktur organisasi Pasal 3 Peraturan Walikota Depok

Nomor 77 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi,

Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja

Page 38: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

30

Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

24 Wali Kota mendelegasikan

kewenangan penyelenggaraan

pelayanan perizinan dan

nonperizinan kepada Kepala

DPMPTSP.

Pasal 4 ayat (1) Peraturan Wali

Kota Depok Nomor 128 Tahun

2016 Tentang Pendelegasian

Wewenang Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu

25 Pendelegasian Kewenangan

merupakan pelimpahan

kewenangan dengan penyerahan

tugas, hak, kewajiban, dan

pertanggungjawaban perizinan dan

nonperizinan, termasuk

penandatanganannya atas nama

Kepala DPMPTSP.

Pasal 4 ayat (2) Peraturan Wali

Kota Depok Nomor 128 Tahun

2016 Tentang Pendelegasian

Wewenang Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Selain dari peraturan-perundang-undangan, Badan Koordinasi

Penanaman Modal juga mengeluarkan peraturan terkait Pelayanan Terpadu Satu

Pintu melalui Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 11

Tahun 2009 Tentang Tata Cara Pelaksanaan, Pembinaan, dan Pelaporan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang Penanaman Modal. Isinya kurang lebih

sama memuat dari peraturan perundang-undangan yang telah ada. Bentuk

diterapkannya peraturan tersebut oleh DPMPTSP Kota Depok akan dipaparkan

lebih lanjut dalam bab empat dengan acuan tabel indikator di atas.

Page 39: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

31

BAB III

GAMBARAN UMUM DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN

TERPADU SATU PINTU (DPMPTSP) KOTA DEPOK

A. Sejarah Singkat

Seperti yang dikutip dari laman resmi di dpmptsp.depok.go.id terkait

sejarah singkat, DPMPTSP Kota Depok lahir setelah disahkannya Peraturan

Walikota Depok Nomor 77 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan

Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dimana menggantikan nama lamanya, yakni

BPMP2T. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Pasal 212 yang menyebutkan adanya Pembentukan dan susunan Perangkat

Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Setelah itu menurun

melahirkan Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 10 Tahun 2016 tentang

Pembentukan Susunan Perangkat Kota Depok, dimana ketentuan kedudukan,

susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata kerja perangkat daerah serta unit

kerjanya, ditetapkan lebih lanjut melalui Peraturan Walikota. Untuk urusan

pemerintahan di bidang penanaman modal inilah, di Kota Depok melalui

disahkannnya Peraturan Walikota Depok Nomor 77 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, lahirlah DPMPTSP.

Dengan lahirnya Peraturan Walikota yang diundangkan pada 29 November 2016

ini, Peraturan Walikota Depok Nomor 33 Tahun 2014 tentang Tugas Pokok,

Fungsi dan Uraian Tugas Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu,

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Berikut selanjutnya gambaran singkat

tentang DPMPTSP Kota Depok yang diperoileh dari isi Peraturan Walikota

Depok Nomor 77 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas

dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu melalui sub selanjutnya.

Page 40: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

32

B. Visi dan Misi

“Visi DPMPTSP Kota Depok ialah “Terwujudnya Pelayanan

Perizinan Prima dan Kota Depok yang Ramah Investasi. Untuk mewujudkan

visi tersebut, diuraikanlah misi dari DPMPTSP Kota Depok sebagai berikut:

1. Mewujudkan pelayanan perizinan terpadu berbasis teknologi informasi;

2. Menciptakan iklmim investasi ekslusif.

3. Mewujudkan tata kelolacembaga berdasarkan prinsip pemerintahan

yang baik.”1

C. Susunan Organisasi

Susunan Organisasi Dinas, terdiri dari kepala dinas yang membawahi

bidang-bidang di bawahnya, seperti yang terlampir.

D. Tugas dan Fungsi

1. Bidang Penanaman Modal

Pasal 10 Peraturan Walikota Depok Nomor 77 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu memaparkan bidang

penanaman modal mempunyai tugas melaksanakan kebijakan program

penanaman modal. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, Bidang

Penanaman Modal menyelenggarakan fungsi berikut.

“Fungsi:

a. “penyusunan rencana progam kegiatan dan pelayanan penanaman

modal;

b. pelaksanaan koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang

penanaman odal;

c. pelaksanaan koordinasi pelayanan, kerjasama dan promosi

penanaman modal;

d. pelaksanaan pengawasan, evaluasi pengendalian dan pembinaan

serta pelaporan penyelenggaraan penanman modal;

e. pelaksanaan kajian dan pengusulan kebijakan penanaman modal;

f. pelaksanaan pembuatan peta penanaman modal;

g. pengembangan peluang dan potensi penanaman modal dalam negeri

dan modal asing;

h. pelaksanaan promosi penanaman modal kota dan fasilitasi

kerjasama penanaman modal;

1 Laporan Akuntabilitas Kinerja DPMPTSP Kota Depok Tahun 2017

Page 41: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

33

i. pelaksanaan pemberian fasilitasi penanaman modal dalam negeri

dan penanaman modal asing dan;

j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan walikota sesuai dengan

bidang tugasnya.”

Bidang penanaman modal yang terdiri dari dua seksi, yakni seksi

perencanaan, pengembangan, promosi dan kerjasama penanaman modal

serta seksi bimbingan dan pengendalian pelaksanaan penanaman modal, juga

memiliki tugas dan fungsi masing masing. Seksi perencanaan,

pengembangan, promosi dan kerjasama penanaman modal memiliki tugas

melaksanakan perencanaan, pengembangan dan Promosi dan Kerjasama

Penanaman Modal. Untuk melaksanakan tugas tersebut, melalui Pasal 12

Peraturan Walikota Depok Nomor 77 Tahun 2016 tentang Kedudukan,

Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, seksi perencanaan,

pengembangan, promosi dan kerjasama penanaman modal

menyelenggarakan fungsi berikut.

“Fungsi:

a. penyusunan rencana kerja seksi perencanaan, pengembangan dan

promosi penanaman modal mengacu pada rencana kerja bidang;

b. pelaksanaan kebijakan teknis perencanaan, pengembangan dan

promosi penanaman modal;

c. pelaksanaan koordinasi pelayanan dan kerjasama promosi

penanaman modal;

d. penyusunan kajian dan usulan kebijakan pelayanan penanaman

modal;

e. penyusunan pembuatan peta penanaman modal;

f. pelaksanaan pengembangan peluang dan potensi penanaman modal

dalam negeri dan modal asing;

g. pelaksanaan promosi penanaman modal kota dan fasilitasi

kerjasama penanaman modal;

h. pelaksanaan pemberian fasilitas penanam modal dalam negeri dan

penanaman modal asing; dan

i. pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh pimpinan

sesuai dengan bidang tugasnya.”

Page 42: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

34

Selanjutnya pada Pasal 13 Peraturan Walikota Depok Nomor 77

Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi

serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu, dijelaskan tentang seksi bimbingan dan pengendalian pelaksanaan

penanaman modal yang mempunyai tugas melaksanakan bimbingan dan

pengendalian terhadap pelaksanaan Modal. Untuk menjalankan tugas

tersebut, seksi bimbingan dan pengendalian pelaksanaan penanaman modal

menyelenggarakan fungsi berikut:

“Fungsi:

a. penyusunan rencana kerja seksi bimbingan dan pengendalian

pelaksanaan penanaman modal mengacu pada rencana kerja bidang;

b. pelaksanaan kebijakan teknis bimbingan dan pengendalian

pelaksanaan penanaman modal;

c. pelaksanaan pengawasan, evaluasi, pengendalian dan pembinaan

serta pelaporan pelaksanaan penanaman modal;

d. penyusunan kajian dan usulan kebijakan pemberian bimbingan dan

pengendalian pelaksanaan penanaman modal;

e. penyusunan laporan pelaksanaan penanaman modal;

f. pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh pimpinan

sesuai dengan bidang tugasnya.”

2. Bidang Pelayanan

Bidang pelayanan dipaparkan dalam Pasal 14 Peraturan Walikota

Depok Nomor 77 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,

Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu, yakni mempunyai tugas melaksanakan pelayanan data

dan informasi terhadap permohonan perizinan dan non perizinan serta

koordinasi lapangan dan penelitian perizinan. Untuk melaksanakan tugas

tersebut, bidang pelayanan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut.

“Fungsi:

a. penyusunan rencana kegiatan dan pelayanan data dan informasi

terhadap permohonan perizinan dan non perizinan serta koordinasi

lapangan dan penelitian perizinan;

b. penyelenggaraan pengumpulan data, informasi, permasalahan,

peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan teknis yang

Page 43: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

35

berkaitan dengan pelayanan data dan informasi terhadap

permohonan perizinan dan non perizinan serta koordinasi lapangan

dan penelitian perizinan;

c. penyelenggaraan upaya pemecahan masalah yang berkaitan dengan

pelayanan data dan informasi terhadap permohonan perizinan dan

non perizinan serta koordinasi lapangan dan penelitian perizinan;

d. penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi,

pelaporan kegiatan dan anggaran bidang;

e. pengkoordinasian penyelenggaraan pelayanan data dan

f. informasi terhadap permohonan perizinan dan non perizinan serta

koordinasi lapangan dan penelitian perizinan;

g. pengkoordinasian penyelenggaraan penelitian lapangan dan

permasalahan di lapangan;

h. penyelenggaraan pengelolaan dan pengembangan system informasi

perizinan;

i. penyelenggaraan analisis dan pengembangan kinerja bidang;

j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan

bidang tugasnya.”

3. Bidang Perizinan dan Non Perizinan

Pasal 18 Peraturan Walikota Depok Nomor 77 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu memaparkan tentang

Bidang Perizinan dan Non Perizinan yang mempunyai tugas melaksanakan

pengolahan proses Perizinan dan non Perizinan. Untuk menyelenggarakan

tugas tersebut, Bidang Perizinan dan Non Perizinan menyelenggarakan

fungsi sebagai berikut.

“Fungsi:

a. penyusunan rencana kegiatan bidang perizinan dan non perizinan

mengacu pada renstra dinas;

b. penyelenggaraan pengumpulan data, informasi, permasalahan,

peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan teknis yang

berkaitan dengan proses penerbitan perizinan dan non perizinan;

c. penyelenggaraan upaya pemecahan masalah yang berkaitan dengan

proses penerbitan perizinan dan non perizinan;

d. penyelenggaraan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi,

pelaporan kegiatan dan anggaran bidang;

e. pengkoordinasian penyelenggaraan penerbiatan perizinan dan non

perizinan;

Page 44: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

36

f. penyelenggaraan analisis dan pengembangan kinerja bidang;

g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan

bidang tugasnya.”

4. Bidang Pengawasan dan Pengaduan

Bidang Pengawasan dan Pengaduan dipaparkan pada Pasal 22

Peraturan Walikota Depok Nomor 77 Tahun 2016 tentang Kedudukan,

Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, dimana mempunyai tugas

melaksanakan Pengawasan dan penanganan pengaduan Perizinan. Untuk

menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut, Bidang Pengawasan dan

Pengaduan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut.

“Fungsi:

a. penyusunan rencana kegiatan Bidang Pengawasan dan Pengaduan

mengacu pada renstra dinas;

b. penyelenggaraan pengumpulan Data, Informasi, permasalahan,

Peraturan Perundang-undangan dan Kebijaksanaan Teknis yang

berkaitan dengan Pengawasan dan pengaduan Perizinan

c. penyelenggaraan Perencanaan, pelaksanaan, pengendalian,

Evaluasi, pelaporan Kegiatan dan Anggaran Bidang;

d. penyelenggaraan upaya pemecahan masalah yang berkaitan dengan

Pengawasan dan Pengaduan Perizinan;

e. penyelenggaraan Pengelolaan Pengawasan dan Pengaduan

perizinan;

f. penyelenggaraan Koordinasi hasil Pengawasan dan pengaduan

Perizinan;

g. penyelenggaraan Analisis pengembangan Kinerja Bidang;

h. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan Pimpinan sesuai dengan

bidang tugasnya.”

Page 45: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

37

BAB IV

ANALISIS PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007

TENTANG PENANAMAN MODAL TERHADAP KEBIJAKAN PELAYANAN

TERPADU SATU PINTU DI KOTA DEPOK

Pada bab ini, peneliti akan membahas hasil analisis dari penerapan Undang-

Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal Terhadap Kebijakan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di Kota Depok dengan menyajikan dua sub bab. Sub

bab pertama akan membahas bentuk pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2007 Tentang Penanaman Modal Terhadap Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

di Kota Depok dimana akan dipaparkan bersamaan dengan tabel indikator terkait

bentuk pelaksanaan kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Kota Depok beserta

landasan hukumnya yang telah dipaparkan sebelumnya pada bab kedua. Sub

selanjutnya peneliti akan memaparkan kendala yang Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Depok sebagai penyelenggara

kebijakan tersebut, dalam menyelenggarakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Kota

Depok.

A. Bentuk Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang

Penanaman Modal Terhadap Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di

Kota Depok

Fokus iklim berinvestasi Kota Depok dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Seperti situasi keamanan dan ketertiban masyarakat, kenyamanan investor

dalam mengurus proses perijinan termasuk bea pajak dan retribusi yang

dikenakan, akses terhadap bahan baku serta potensi pasar lokal dalam menyerap

hasil produksi. Pengurusan proses perizinan yang cukup lama juga telah menjadi

salah satu kendala utama dalam iklim investasi di Indonesia secara umum. Dalam

upaya peningkatan mutu pelayanan dan percepatan proses perizinan kepada

masyarakat dan dunia usaha terkait perizinan, Pemerintah Kota Depok telah

Page 46: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

38

membentuk Unit Pelayanan Satu Pintu melalui BPMP2T yang kini bernama

DPMPTSP dengan Susunan Organisasi Tata Kerja (SOTK) barunya.1

Strategi percepatan pertumbuhan ekonomi dapat dilakukan melalui

berbagai terobosan dalam rangka peningkatan daya saing daerah. Daya saing

ditentukan oleh kemampuan ekonomi daerah, infrastruktur, sumber daya

manusia, dan utamanya iklim berinvestasi. Iklim investasi terkait dengan kualitas

pelayanan publik khususnya perizinan, regulasi yang mendukung usaha,

stabilitas daerah serta tingkat kriminalitas. Hambatan investasi dan berusaha

karena biaya ekonomi tinggi, banyaknya regulasi yang memberatkan, serta

keamanan dan ketertiban daerah, perlu ditekan atau ditiadakan agar Kota Depok

menjadi kota yang ramah untuk investasi. Indeks integritas pelayanan publik

Kota Depok yang relatif rendah harus menjadi pemicu bagi perbaikan daya saing

Kota Depok ke depan.2 Pemerintah Kota Depok melalui DPMPTSP Kota Depok

dalam rangka penerapan Pelayanan Terpadu Satu Pintu setidaknya telah

melakukan hal-hal sebagai berikut di tahun 2017 seperti yang dipaparkan dalam

Laporan Kegiatan DPMPTSP Kota Depok yang terlampir3:

1. DPMPTSP Kota Depok telah berperan aktif untuk mempromosikan

potensi investasi di Kota Depok melalui:

a. media massa,

b. video profil investasi,

c. banner dan pamflet.

2. Berpartisipasi pada berbagai pameran investasi seperti:

a. Pekan Raya Jakarta,

b. De Syukron (acara hari ulang tahun Jawa Barat, tepatnya di

Bandung)

c. West Java Expo di Batam,

1 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Depok Tahun 2016-2021

2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Depok Tahun 2016-2021

3 Laporan Kegiatan DPMPTSP Kota Depok, terlampir.

Page 47: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

39

d. Pameran Investasi Daerah di Yogyakarta,

e. West Java Investment Forum di Bandung,

f. Pesona Manado,

g. Negeri Sejuta Pelangi Fair di Belitung Timur,

h. Investrade Expo di Surabaya,

i. Bali Investment, Trade, and Tourism Expo di Bali.

3. DPMPTSP Kota Depok telah melakukan intermediasi dalam rangka

menarik penanam modal untuk berinvestasi pada:

a. PT. Nusantara Infrastructure dengan PDAM Tirta Asasta Kota

Depok,

b. Sino – Indonesia Investment, Ltd. (Singapore) dengan Rumah

Potong Hewan Tapos.

4. Bentuk percepatan proses perizinan di Kota Depok, dimana DPMPTSP

Kota Depok telah melaksanakan berbagai kegiatan dan menyediakan

informasi bagi para atau calon penanam modal yakni:

a. Perubahan Susunan Organisasi Tata Kerja menjadi DPMPTSP

melalui terbitnya Peraturan Walikota Depok Nomor 77 Tahun

2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi

serta Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu.

b. Telah dimilikinya Susunan Organisasi Tata Kerja mulai dari

susunan organisasi, tugas dan fungsi yang menyeseuaikan

keperluan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (terlampir)

c. Pelayanan dan rekomendasi perizinan dari dinas terkait sudah

dalam wilayah satu gedung dan satu loket. Beberapa rekomendasi

yang masih perlu berkoordinasi dengan dinas lain antara lain

adalah Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) terkait

Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Dinas

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang terkait rekomandasi peil

Page 48: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

40

banjir, Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) terkait proteksi

kebakaran, dan Dinas Perhubungan terkait rekomendasi lalu

lintas. Jadi semisal pengembang mengurus AMDAL, nanti

pemohon daftar ke loket, baru nanti DPMPTSP akan mengurus

ke dinas teknisnya.

d. Telah diterapkannya pelayanan perizinan online di

dpmptsp.depok.go.id

e. Fasilitasi promosi investasi di Kota Depok;

f. Penyusunan kajian insentif dan disinsentif penanaman modal.

g. Peningkatan data investasi berbasis spasial;

h. Penyusunan draft rancangan peraturan walikota tentang Rencana

Umum Penanaman Modal (RUPM);

i. Koordinasi pelaku usaha di Kota Depok,

j. Fasilitasi kerjasama Usaha Mikro; Kecil, dan Menengah

(UMKM),

k. Bimbingan dan pengendalian pelaksanaan penanaman modal.

Salah satu bentuk bimbingan dan pengendalian

pelaksanaan penanaman modal yang telah dilakukan DPMPTSP

Kota Depok ialah dengan melaksanakan bimbingan dan

pengendalian secara langsung ke beberapa perusahaan di Kota

Depok tahun 2017, diantaranya kepada:

1) PT. Bayer Indonesia,

2) PT. Givaudan Indonesai,

3) PT. Lasalle Food Indonesisa,

4) PT. San Miguel Pure Food Indonesia,

5) PT. Indo Lysaght,

6) PT. Sanyo Components Indonesia,

7) PT. Triple Ace Indonesia,

8) PT. Energizer Indonesia,

Page 49: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

41

9) Perusahaan lainnya melalui in house training dengan

mengundang penanam modal asing dan dalam negeri di

Kota Depok serta narasumber dari Badan Koordinasi

Penanaman Modal (BKPM), maupun stakeholder

ekonomi lainnya.

DPMPTSP Kota Depok telah berkoordinasi aktif

dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam

pengembangan peluang dan potensi, sistem informasi perizinan

dan non perizinan, pendataan, perumusan dan sosialisasi

peraturan dan kebijakan, promosi, bimbingan, kerjasama, serta

pengendalian penanaman modal.

5. Atas peran aktif dalam updating data, koordinasi, serta pelatihan-peatihan

yang diikuti, DPMPTSP Kota Depok mendapatkan bantuan:

a. 1 (satu) unit kendaraan operasional (Mitsubishi Kuda 500 cc

tahun pembuatan 2002),

b. 3 (tiga) unit komputer (HP Compaq 4000 Pro SFF Core Duo 18,5

inch),

c. 1 (satu) unit printer (HP Laserjet 1536dbf MFP)

6. DPMPTSP Kota Depok juga telah menjalankan Sistem Pelayanan

Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) serta

Laporan Kegiatan Penanaman (LKPM) online untuk melayani para atau

calon penanam modal dalam negeri maupun asing di Kota Depok.

7. DPMPTSP Kota Depok juga telah menyediakan fasilitas sarana dan

prasarana untuk masyarakat berupa:

a. SMS Konsultasi dan pengaduam perizinan ke nomor 0822-1112-

1244;

b. SMS gateway untuk mengetahui status proses pengurusan

perizinan dengan cara ketik cek#nomor pendaftaran kirim ke noor

0811-9593-477;

Page 50: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

42

c. website perizinan di dpmptsp.go.id;

d. alamat email di [email protected]; dan

e. kotak saran.

Dengan telah dimilikinya Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 7

Tahun 2015 tentang Penanaman Modal Kota Depok serta penyusunan draft

Peraturan Walikota tentang Rencana Umum Penanaman Modal Kota Depok

Tahun 2015-2025 turut menjadi gambaran lain bentuk upaya DPMPTSP Kota

Depok dalam rangka meningkatkan laju investasi di Kota Depok. Bentuk

pelaksanaan kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang diselenggarakan oleh

DPMPTSP Kota Depok dimana informasinya berdasarkan Laporan

Akuntabilitas Kinerja DPMPTSP Kota Depok 2017, akan peneliti paparkan

bersamaan pada tabel indikator pelaksanaan kebijakan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu yang sebelumnya telah dipaparkan pada bab kedua. Tabel tersebut peneliti

paparkan sebagai berikut:

Tabel Indikator Pelaksanaan Kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Kota Depok

No. Indikator Landasan Hukum Hasil Keterangan

1 Perusahaan

penanaman modal

yang akan

melakukan

kegiatan usaha

wajib memperoleh

izin sesuai dengan

ketentuan peraturan

perundang-

undangan dari

Pasal 25 ayat (4)

dan (5) Undang-

Undang Nomor 25

Tahun 2007

tentang Penanaman

Modal.

Sudah Segala bentuk

pelayanan terkait

penanaman

modal, termasuk

perizinan, telah

diselenggarakan

oleh DPMPTSP

Kota Depok yang

telah memiliki

SOTK Pelayanan

Page 51: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

43

instansi yang

memiliki

kewenangan,

kecuali ditentukan

lain dalam undang-

undang. Dimana

izin tersebut

diperoleh melalui

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu.

Terpadu Satu

Pintu, seperti

dimuat pada

profilnya di

laman resmi

Badan

Koordinasi

Penanaman

Modal.

2 Pelayanan

Terpadu Satu Pintu

dilakukan oleh

lembaga atau

instansi yang

berwenang di

bidang penanaman

modal yang

mendapat

pendelegasian atau

pelimpahan

wewenang dari

lembaga atau

instansi yang

memiliki

kewenangan

perizinan dan

nonperizinan di

Pasal 26 ayat (2)

Undang-Undang

Nomor 25 Tahun

2007 tentang

Penanaman Modal.

Sudah Penyelenggaraan

Pelayanan

Terpadu Satu

Pintu

diselenggarakan

oleh DPMPTSP

Kota Depok,

selaku dinas yang

berwenang di

bidang

penanaman

modal.

Page 52: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

44

tingkat pusat atau

lembaga atau

instansi yang

berwenang

mengeluarkan

perizinan dan

nonperizinan di

provinsi atau

kabupaten/kota.

3 Ketentuan

mengenai tata cara

dan pelaksanaan

pelayanan terpadu

satu pintu diatur

dengan Peraturan

Presiden.

Pasal 26 ayat (3)

Undang-Undang

Nomor 25 Tahun

2007 tentang

Penanaman Modal.

Sudah Sudah diundang-

undangkannya

Peraturan

Presiden Nomor

97 Tahun 2014

tentang

Penyelenggaraan

Pelayanan

Terpadu Satu

Pintu.

4 Pemberian

kemudahan dalam

penanaman modal

dalam bentuk

percepatan proses

perizinan dilakukan

dengan

penyelengaraan

Pasal 4 Peraturan

Pemerintah

Republik Indonesia

Nomor 45 Tahun

2008 Tentang

Pedoman

Pemberian Insentif

dan Pemberian

Sudah Meski sudah

diterapkan,

namun dari hasil

laporan kinerja

terkait proses

perizinan sebagai

berikut:

a. Indeks

Page 53: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

45

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu.

Kemudahan

Penanaman Modal

di Daerah

Kepuasan

Masyarakat

(IKM)

(tercapai)

b. Persentase

permohonan

perizinan

yang

diterbitkan

sesuai SOP

(tidak

tercapai)

c. Persentase

pengaduan

yang

ditindaklanjuti

(tercapai)

d. Rata-rata

waktu

penyelesaian

izin (tidak

tercapai)

(Halaman 15)

5 Pelayanan Terpadu

Satu Pintu

dilaksanakan

dengan prinsip

keterpaduan,

Pasal 3 Peraturan

Presiden Nomor 97

Tahun 2014

tentang

Penyelenggaraan

Sudah Namun, Masih

didapati kurang

koordinasi antar

bidang dalam

proses pelayanan

Page 54: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

46

ekonomis,

koordinasi,

pendelegasian atau

pelimpahan

wewenang,

akuntabilitas, dan

aksesibilitas.

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu.

perizinan.

Persentase

permohonan

perizinan yang

diterbitkan sesuai

SOP dengan

target 100%

sedangkan

realisasi

pencapaian

sebesar 81.93 %,

dan indikator

kinerja rata rata

waktu

penyelesaian izin

dengan terget

100% sedangkan

realisasi 81,25%,

dalam arti kata

belum tercapai.

(Halaman 38)

6 Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu oleh

pemerintah

kabupaten/kota

mencakup urusan

pemerintahan

Pasal 11 Ayat (1)

Peraturan Presiden

Nomor 97 Tahun

2014 tentang

Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu

Sudah Kota Depok telah

menyelenggara-

kan Pelayanan

Terpadu Satu

Pintu. Namun

pada praktiknya

masih terdapat

Page 55: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

47

kabupaten/kota

dalam

penyelenggaraan

Perizinan dan Non

perizinan yang

diselenggarakan

dalam Pelayanan

Terpadu Satu

Pintu.

Satu Pintu. kendala-kendala

yang dihadapi

seerti yang

dipaparkan pada

laporan

akuntabilitas

kinerja sendiri,

terutama pada

koordinasi antar

bidang yang

masih kurang dan

jenis pelayanan

online yang

belum cukup

banyak (masih 3

pelayanan)

(Halaman 6 dan

20)

7 Penyelenggaraan

PTSP oleh

pemerintah

kabupaten/kota

dilaksanakan oleh

Badan Penanaman

Modal dan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu

Kabupaten/ Kota

Pasal 11 Ayat (3)

Peraturan Presiden

Nomor 97 Tahun

2014 tentang

Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu.

Sudah Ini terlihat dari

BPMP2T (Badan

Penanaman

Modal dan

Pelayanan

Perizinan

Terpadu) Kota

Depok yang telah

berganti nama

menjadi

Page 56: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

48

(BPMPTSP)

Kabupaten/ Kota.

DPMPTSP sejak

Desember 2016.

8 Dalam

menyelenggarakan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu oleh

kabupaten/kota,

Bupati/Walikota

memberikan

pendelegasian

wewenang

Perizinan dan Non

perizinan yang

menjadi urusan

pemerintah

kabupaten/kota

kepada Kepala

BPMPTSP

Kabupaten/ Kota.

Pasal 11 Ayat (4)

Peraturan Presiden

Nomor 97 Tahun

2014 tentang

Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu.

Sudah Dengan telah

dimilikinya

Peraturan Wali

Kota Depok

Nomor 128

Tahun 2016

Tentang

Pendelegasian

Wewenang

Penyelenggaraan

Pelayanan

Terpadu Satu

Pintu

9 Penyelenggara

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu wajib

menyusun standar

pelayanan publik

sesuai dengan

ketentuan peraturan

perundang-

Pasal 14 Peraturan

Presiden Nomor 97

Tahun 2014

tentang

Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu.

Sudah Telah dimilikinya

standar pelayanan

publik yang

memuat dasar

hukum,

persyaratan,

sistem,

mekanisme dan

Page 57: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

49

undangan di bidang

pelayanan publik.

prosedur/Standar

Operasional

Prosedur, Jangka

waktu

penyelesaian,

biaya/ tarif,

produk

pelayanan,

prasarana dan

Sarana,

kompetensi

pelaksana,

pengawasan

internal,

penanganan

pengaduan, saran

dan masukan,

jumlah pelaksana,

jaminan

pelayanan,

jaminan

keamanan dan

keselamatan

pelayanan, dan

evaluasi kinerja

pelaksana.

Namun beberapa

diantaranya

Page 58: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

50

belumberjalan

maksimal seperti

stnadar sumber

daya manusia,

sarana dan

prasarana yang

belum cukup

maksimal.

(Halaman 20)

10 Jangka waktu

pelayanan PTSP

ditetapkan paling

lama 7 (tujuh) hari

kerja terhitung

sejak diterimanya

dokumen Perizinan

dan Nonperizinan

secara lengkap dan

benar, kecuali yang

diatur waktunya

dalam undang-

undang atau

peraturan

pemerintah.

Pasal 15 Peraturan

Presiden Nomor 97

Tahun 2014

tentang

Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu.

Belum Jangka waktu

pelayanan masih

memakan waktu

rata-rata 19 hari.

(Halaman 17)

11 Penyelenggaraan

Perizinan dan Non

perizinan oleh

Pasal 17 Peraturan

Presiden Nomor 97

Tahun 2014

Sudah Namun Belum

maksimalnya

pelayanan

Page 59: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

51

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu wajib

menggunakan

Penyelenggaraan

Sistem Informasi

(PSE).

tentang

Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu.

berbasis online.

Jenis pelayanan

yang diterapkan

secara online

baru 3. Lalu

informasi tentang

prosedur untuk

persyaratan

permohonan

bebagai jenis

iziun belum

dimuat cukuyp

baik di olaman

resmi DPMPTSP

Kota Depok.

(Halaman 30)

12 PSE untuk

Perizinan dan

Nonperizinan di

bidang Penanaman

Modal dilakukan

melalui Sistem

Pelayanan

Informasi dan

Perizinan Investasi

Secara Elektronik

(SPIPISE).

Pasal 20 Peraturan

Presiden Nomor 97

Tahun 2014

tentang

Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu.

Sudah Namun, yang

harus

diperhatikan pada

saat ini adalah

ditambahnya

layanan berbasis

online karena saat

ini baru 3

pelayanan yang

berbasis online

yaitu SIUP, TDP

dan Reklame.

Page 60: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

52

(Halaman 30)

13 DPMPTSP dapat

membentuk Unit

Pelaksana Teknis

Daerah dan bentuk

layanan lainnya

sesuai dengan

ketentuan peraturan

perundang-

undangan.

Pasal 5 Peraturan

Menteri Dalam

Negeri Republik

Indonesia Nomor

138 Tahun 2017

Tentang

Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Daerah.

Sudah Namun, untuk

layanan gerai

layanan atau

outlet, layanan

keliling, dan

layanan antar

jemput, belum

terdapat.

14 Dalam

menyelenggarakan

pelayanan

Perizinan dan

Nonperizinan,

Gubernur atau

Bupati/WaliKota

mendelegasikan

kewenangannya

kepada Kepala

DPMPTSP.

Pasal 6 Peraturan

Menteri Dalam

Negeri Republik

Indonesia Nomor

138 Tahun 2017

Tentang

Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Daerah.

Sudah Dengan telah

dimilikinya

Peraturan Wali

Kota Depok

Nomor 128

Tahun 2016

Tentang

Pendelegasian

Wewenang

Penyelenggaraan

Pelayanan

Terpadu Satu

Pintu

15 Pemerintah Daerah

dalam

menyelenggarakan

pelayanan

Pasal 11 ayat (1)

daan (3) Peraturan

Menteri Dalam

Negeri Republik

Belum Belum terdapat

publikasi

Maklumat

Pelayanan Publik

Page 61: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

53

Perizinan dan

Nonperizinan wajib

membentuk

Maklumat

Pelayanan

Perizinan (MPP)

Perizinan dan

Nonperizinan yang

dipublikasikan

pada masyarakat.

Indonesia Nomor

138 Tahun 2017

Tentang

Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Daerah.

di laman resmi

DPMPTSP Kota

Depok, seperti di

beberapa kota

lain.

16 Dalam

menyelenggarakan

pelayanan

Perizinan dan Non

perizinan,

DPMPTSP wajib

menerapkan

manajemen

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu berupa

pelaksanaan

pelayanan,pengelol

aan pengaduan

masyarakat,pengel

olaan informasi,

pengawasan

internal,

penyuluhan kepada

Pasal 15 Peraturan

Menteri Dalam

Negeri Republik

Indonesia Nomor

138 Tahun 2017

Tentang

Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Daerah.

Sudah Diantaramya

Sistem prosedur

pengelolaan

pengaduan

pengguna

layanan di

DPMPTSP telah

memiliki : Loket

pengaduan dan

petugas khusus

yang menangani

pengelolaan

pengaduan.

DPMPTSP juga

menyediakan

pelayanan

pengaduan

melalui SMS,

Page 62: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

54

masyarakat, dan

pelayanan

konsultasi..

email dan form

pengaduan.

Tahun 2017

DPMPTSP

menangani 1.817

pengaduan dan

telah diselesaikan

seluruhnya

( 100%);

(Halaman 17)

17 Ruang lingkup

PTSP-elektronik

terdiri atas

subsistem

pelayanan

informasi,

subsistem

pelayanan

Perizinan dan

Nonperizinan, dan

subsistem

pendukung.

Pasal 36 Peraturan

Menteri Dalam

Negeri Republik

Indonesia Nomor

138 Tahun 2017

Tentang

Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Daerah.

Belum Masih terdapat

dualisme link

dengan jenis

badan

sebelumnya.

Untuk pelayanan

di laman terkini

belum cukup

memadai untuk

segala jenis

pelayanan

perizinan, masih

memaparkan 5

jenis perizinan

saja. Infomasi

terkait laporan-

laporan perihal

penanaman

Page 63: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

55

modal di Kota

Depok tidak

update.

18 Sarana dan

prasarana

penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu, paling

sedikit meliputi

kantor depan/front

office, kantor

belakang/back

office, ruang

pendukung, dan

alat/fasilitas

pendukung.

Pasal 42 Peraturan

Menteri Dalam

Negeri Republik

Indonesia Nomor

138 Tahun 2017

Tentang

Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Daerah.

Sudah Khusus untuk

pelayanan

perizinan sarana

dan prasarana

telah mumpuni,

yang harus

diperhatikan pada

saat ini adalah

ditambahnya

layanan berbasis

online karena saat

ini baru 3

pelayanan yang

berbasis online

yaitu SIUP, TDP

dan Reklame,

serta perlu

adanya ruangan

untuk Tim Teknis

(Seksi Koordinasi

Lapangan),

karena masih

menggunakan

ruang rapat kerja.

(Halaman 20)

Page 64: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

56

19 Pemenuhan

kebutuhan sumber

daya manusia

penyelenggara

fungsi Pelayanan

Terpadu Satu Pintu

pada DPMPTSP

dilakukan secara

proporsional untuk

mencapai tujuan

dan sasaran

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu.

Pasal 44 Peraturan

Menteri Dalam

Negeri Republik

Indonesia Nomor

138 Tahun 2017

Tentang

Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Daerah.

Sudah Sumber Daya

Manusia (SDM)

yakni jumlah

(kuantitas)

pegawai yang

kurang, tetapi

tetap membuat

kinerja

DPMPTSP

berjalan baik.

Jumlah Sumber

Daya Manusia

(Pegawai) di

DPMPTSP PNS

sebanyak 74

orang dan

Outsourcing

sebanyak 22

orang yang telah

memiliki sikap

dan perilaku,

keterampilan,

kepekaan dan

kedisiplinan

dalam

memberikan

pelayanan kepada

masyarakat atau

Page 65: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

57

pengguna

layanan; bahkan

meningkat.

(Halaman 24)

20 Pelayanan Terpadu

Satu Pintu wajib

melakukan Survei

Kepuasan

Masyarakat untuk

mengukur mutu

dan kualitas

pelayanan kepada

masyarakat.

Pasal 44 Peraturan

Menteri Dalam

Negeri Republik

Indonesia Nomor

138 Tahun 2017

Tentang

Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Daerah.

Sudah Tahun 2017

Indeks Kepuasan

Masyarakat

terhadap

pelayanan

perizinan terpadu

pada DPMPTSP

Kota depok

sebesar 82,54%

atau kategori

“Baik”.

(Halaman 21)

21 Dibentuknya

DPMPTSP untuk

menyelenggarakan

urusan

pemerintahan wajib

di bidang

penanaman modal.

Ketentuan lebih

lanjut mengenai

Kedudukan,

Susunan

Pasal 2 dan 4

Peraturan Daerah

Kota Depok Nomor

10 Tahun 2016

tentang

Pembentukan dan

Susunan Perangkat

Daerah Kota

Depok.

Sudah Telah dimilikinya

Peraturan

Walikota Depok

Nomor 77 Tahun

2016 tentang

Kedudukan,

Susunan

Organisasi, Tugas

dan Fungsi serta

Tata Kerja Dinas

Penanaman

Page 66: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

58

Organisasi, Tugas

dan Fungsi, serta

tata kerja Perangkat

Daerah serta Unit

Kerja di bawahnya

ditetapkan lebih

lanjut dengan

Peraturan

Walikota.

Modal dan

Pelayanan

Terpadu Satu

Pintu

22 Dinas

menyelenggarakan

fungsi perumusan

Kebijakan Teknis

bidang Penanaman

Modal dan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu,

pelaksanaan

Kebijakan Teknis

bidang Penanaman

Modal dan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu,

pelaksanaan

Evaluasi dan

Pelaporan sesuai

dengan lingkup

tugasnya,

Pasal 2 ayat (4)

Peraturan Walikota

Depok Nomor 77

Tahun 2016

tentang

Kedudukan,

Susunan

Organisasi, Tugas

dan Fungsi serta

Tata Kerja Dinas

Penanaman Modal

dan Pelayanan

Terpadu Satu

Pintu.

Sudah Telah dimilikan

Rencana Umum

Penanaman

Modal (RUPM)

sebagai wadah

kebijakan-

kebijakan

tersebut. Namun,

belum

tersedianya info

grafik pada

prosedur

pelayanan secara

komprehensif,

sehingga

menyulitkan

masyarakat

dalam memahami

tahapan prosedur

pelayanan.

Page 67: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

59

pelaksanaan

Administrasi

Dinas, dan

pelaksanaan fungsi

lain yang diberikan

oleh Walikota

terkait dengan

tugas dan

fungsinya.

23 Terdapat struktur

organisasi

Pasal 3 Peraturan

Walikota Depok

Nomor 77 Tahun

2016 tentang

Kedudukan,

Susunan

Organisasi, Tugas

dan Fungsi serta

Tata Kerja Dinas

Penanaman Modal

dan Pelayanan

Terpadu Satu

Pintu.

Sudah Terlampir

24 Wali Kota

mendelegasikan

kewenangan

penyelenggaraan

pelayanan

Pasal 4 ayat (1)

Peraturan Wali

Kota Depok Nomor

128 Tahun 2016

Tentang

Sudah Dengan telah

dimilikinya

Peraturan Wali

Kota Depok

Nomor 128

Tahun 2016

Tentang

Page 68: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

60

Perizinan dan

Nonperizinan

kepada Kepala

DPMPTSP.

Pendelegasian

Wewenang

Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu

Pendelegasian

Wewenang

Penyelenggaraan

Pelayanan

Terpadu Satu

Pintu.

25 Pendelegasian

Kewenangan

merupakan

pelimpahan

kewenangan

dengan penyerahan

tugas, hak,

kewajiban, dan per-

tanggungjawaban

Perizinan dan

Nonperizinan,

termasuk

penandatanganan-

nya atas nama

Kepala DPMPTSP.

Pasal 4 ayat (2)

Peraturan Wali

Kota Depok Nomor

128 Tahun 2016

Tentang

Pendelegasian

Wewenang

Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu

Satu Pintu

Sudah Kinerja atas

pendelegasian

tersebut masih

memiliki beberpa

catatan, karena

terlihat

persentase

permohonan

perizinan yang

diterbitkan sesuai

SOP dengan

target 100%

sedangkan

realisasi

pencapaian

sebesar 81.93 %

(Halaman 17)

Dari tabel indikator pelaksanaan Kebijakan Pealyanan Terpadu Satu Pintu

di Kota Depok tersebut, 3 indikator diselenggarakannya kebijakan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu belum dijalankan oleh DPMPTSP Kota Depok. Indikator lain

sudah dijalankan cukup baik. Meskipun begitu, beberapa diantaranya masih

memiliki catatan kecil atau dalam arti lain belum berjalan maksimal. Beberapa

Page 69: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

61

yang telah terlaksana belum mampu mencapai target di tahun 2017. Hal ini perlu

menjadi perhatian, meskipun kebijakan ini baru berjalan 1 tahun.

B. Kendala DPMPTSP Dalam Menyelenggarakan Kebijakan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu di Kota Depok

Kendala yang dihadapi antara lain, dalam hal situs resmi penanaman

modal Kota Depok masih terdapat dualisme. Situs BPMP2T masih terdapat,

meskipun akan merujuk ke situs DPMPTSP. Namun situs DPMPTSP sendiri

juga kurang komunikatif karena tidak memuat informasi dengan lengkap seperti

pemaparan prosedur, pelayanan, biaya, realisasi penanaman modal, bahkan

informasi dasar tentang DPMPTSP seperti susunan organisasi dan lainnya. Selain

itu masih terbatasnya sarana dan prasarana untuk mendukung pelayanan

perizinan, belum maksimalnya pelayanan berbasis online, belum optimalnya

kualitas pelayanan perizinan sehingga perizinan masih berlangsung lama.

Lebih lanjut, pada laporan akuntabilitas kinerja DPMPTSP Kota

Depok tahun 2017 terdapat pemaparan lain terkait kendala lain seperti

terbatasnya petugas survey lapangan dan terbatasnya sumber daya aparatur secara

kuantitas, sehingga proses pelayanan belum dapat dilakukan secara lebih efektif.

Lalu terkait sarana dan prasarana, terbatasnya jumlah kursi pada ruang tunggu

sehingga mengganggu kenyamanan pengguna layanan. Selain itu, belum

tersedianya info grafik pada prosedur pelayanan secara komprehensif, sehingga

menyulitkan masyarakat dalam memahami tahapan prosedur pelayanan. Sarana

pelayanan perizinan berbasis online juga masih berjalan 3 layanan izin, lainnya

masih dipersiapkan. Untuk sarana tempat kerja tim teknis juga belum memadai,

masih menggunakan ruang rapat DPMPTSP, hingga kurangnya fasilitas kursi

tunggu bagi pemohon. Namun begitu, DPMPTSP Kota Depok tidak berhenti

dan terus meningkatkan kinerjanya guna melayani masyarakat terkait penanaman

modal, melalui kebijakan Pelayan Terpadu Satu Pintu yang baru berjalan kurang

lebih 1 tahun.

Page 70: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kota Depok telah menerapkan beberapa indikator pelaksanaan

kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu sesuai arahan dari Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Penerapan terkait pelayanan

terpadu diterapkan dalam rangka percepatan proses perizinan untuk memudahkan

para calon penanam modal mengurus perizinan. Untuk beberapa hal yang

ditentukan dari peraturan perundang-undangan terkait Pelayanan Terpadu Satu

Pintu masih belum ada yang diterapkan DPMPTSP Kota Depok. Namun

setidaknya dari tabel indikator pelaksanaan kebijakan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu yang dipaparkan pada bab keempat, dapat dikatakan setidaknya sudah 80%

DPMPTSP Kota Depok menerapkan kebijakan tersebut, meskipun masih ada

beberapa diantaranya yang belum diterapkan secara maksimal.

Kendala-kendala DPMTSP Kota Depok dalam menerapkan kebijakan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tersebut juga masih ditemui, seperti terbatasnya

petugas survey lapangan dan terbatasnya sumber daya aparatur secara kuantitas,

sehingga proses pelayanan belum dapat dilakukan secara lebih efektif. Lalu

terkait sarana dan prasarana, terbatasnya jumlah kursi pada ruang tunggu

sehingga mengganggu kenyamanan pengguna layanan, hingga ruang kerja untuk

tim teknis yang masih menggunakan ruang rapat DPMPTSP Kota Depok. Selain

itu, belum tersedianya info grafik pada prosedur pelayanan secara komprehensif,

sehingga menyulitkan masyarakat dalam memahami tahapan prosedur pelayanan.

Kendala-kendala tersebut menjadi alarm bagi DPMPTSP untuk terus

meningkatkan kinerjanya dengan tidak melakukan pembiaran, namun dengan

bertindak.

Page 71: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

63

B. Rekomendasi

DPMPTSP Kota Depok telah cukup baik menerapkan kebijakan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu dalam bidang penanaman modal meskipun

kebijakan tersebut baru berjalan satu tahun. Namun begitu diantaranya masih

belum berjalan maksimal. Diharapkan DPMPTSP Kota Depok dapat mampu

segera menyelenggarakan indikator lainnya agar proses perizinan di Kota Depok

berjalan efektif. Hal ini akan mampu mengayomi kebutuhan masyarakat,

terlebih para pemohon atau penanam modal lebih baik. Lainnya, diharapkan

fasilitas bagi masyarakat agar dapat segera dijalankan dengan maksimal, baik

dari segi layanan online, maupun sarana dan prasarana yang terdapat langsung di

Kantor DPMPTSP Kota Depok agar segera ditingkatkan.

Page 72: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

64

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Ali, Zainuddin , Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2011.

Arikunto, Suharsimi Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta; PT. Rineka Cipta,,

2010.

Dayanto, Peraturan Daerah Responsif: Fondasi Teoritik dan Pedoman

Pembentukkannya, Yogyakarta: Deepublish, 2015.

Fuady , Munir, Aliran Hukum Kritis (Paradigma Ketidakberdayaan

Hukum), Jakarta: Citra Aditya Bakti, 2003.

Ilmar, Aminuddin, Hukum Penanaman Modal di Indonesia, Jakarta:

Kencana, 2010.

Kairupan, David, Aspek Hukum Penanaman Modal Asing di Indonesia,

Jakarta: Kencana, 2013.

Lusiana, Usaha Penanaman Modal di Indonesia, Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2012

Mamuji, Sri, Teknik Menyusun Karya Ilmiah, Jakarta: UI Press, 2006

Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum, cet. VI, Jakarta: Kencana,

2010.

Muhammad, Abdulkadi, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung: PT. Citra

Aditya Bakri, 2004

Nurmantu , Safri , Pengantar Perpajakan, Jakarta: Jakarta Granit, 2005.

Raco, J. R., Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT Gramedia Widiarsana

Indonesia, 2010.

Rajagukguk, Erman, Hukum Investasi Di Indonesia, Depok: Universitas

Indonesia, 2005.

Salim dan Sutrisno, Budi, Hukum Investasi di Indonesia, Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2008.

Page 73: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

65

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas

Indonesia, 1984.

Sunggono, Bambang Metode Penelitian Hukum, Jakarta: RajaGrafindo,

1997.

Sunggono, Bambang, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: PT Rajawali Pers,

2013.

Untung, Hendrik Budi, Hukum Investasi, Jakarta: Sinar Grafika, 2010.

Widjaya, I. G. Rai, Penanaman Modal, Jakarta: PT Pradnya Paramita,

2005.

Wiranata, I Gede AB, Perkembangan Hukum Penanaman Modal Di

Indonesia, Bandar Lampung: Universitas Lampung, 2009.

B. Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2008 Tentang

Pedoman Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal

di Daerah.

Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 138 Tahun 2017

Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Daerah.

Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan

dan Susunan Perangkat Daerah Kota Depok.

Page 74: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

66

Peraturan Walikota Depok Nomor 77 Tahun 2016 tentang Kedudukan,

Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

Peraturan Wali Kota Depok Nomor 128 Tahun 2016 Tentang Pendelegasian

Wewenang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

C. Lain-lain

Laporan Kinerja DPMPTSP Kota Depok Tahun 2017

Booklet Sosialisasi Kebijakan Penanaman Modal Kota Depok.

“Depok Raih Indonesia’s Attractiveness Award 2016”, diakses Pukul 09.17

WIB pada 3 Oktober 2016 dari

http://www.depokpos.com/arsip/2016/09/depok-raih-indonesia-

sattractiveness-award-2016/

“SOTK Baru, Perizinan di Depok Makin Mudah”, diakses pukul 13. 23 pada

23 Juli 2017dari.https://www.depok.go.id/03/01/2017/01-berita-

depok/sotk-baru-perizinan-di-depok-makin-mudah

“Perizinan Satu Pintu di DPMPTSP” diakses pukul 13.34 wib pada 23 Juli

2017 dari http://dpmptsp.depok.go.id/2017/02/22/perizinan-satu-

pintu-di-dpmptsp/

“Investasi Islami”, diakses pukul 15.08 WIB pada 24 Oktober 2017 dari

http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/150-artikel-

keuangan-umum/21451-investasi-islami

Page 75: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peraturan Presiden No 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah mengarahkan bahwa pelaksanaan

pemerintahan harus berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung

jawab. Pelaksanaan lebih lanjut didasarkan atas Peraturan Menteri

Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia

Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian, Pelaporan

Kinerja dan Tata Cara Reviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan

Perjanjian Kinerja.

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan

kewajiban suatu Instansi Pemerintah untuk mempertangungjawabkan

keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan visi dan misi organisasi dalam

mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat

pertanggungjawaban secara periodik.

Untuk mencapai Akuntabilitas Instansi Pemerintah yang baik, Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Depok selaku

unsur pembantu Pemerintah dituntut selalu melakukan pembenahan

pembenahan kinerja. Pembenahan pembenahan diharapkan mampu

meningkatkan peran serta fungsi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kota Depok sebagai sub sistem dari sistem

pemerintahah yang berupaya memenuhi aspirasi masyarakat.

Dalam perencanaan pembangunan daerah Kota Depok, capaian,

tujuan dan sasaran pembangunan yang dilakukan tidak hanya

mempertimbangkan visi dan misi daerah, melainkan kondisitasnya dengan

tujuan dan sasaran yang ingin dicapai pada lingkup Pemerintah Kota,

Provinsi dan Nasional.

Terwujudnya suatu tata pemerintahan yang baik dan akuntabel

merupakan harapan semua pihak. Berkenaan harapan tersebut diperlukan

pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat,

Page 76: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

2

jelas dan terukur dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan

dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna,

besih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan

nepotisme (KKN). Sejalan dengan pelaksanaan Undang – undang

Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan

Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, maka diterbitkan Peraturan

Presiden No 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntablitas Kinerja Instansi

Pemerintah . Dalam salah satu pasal dalam Undang – Undang tersebut

menyatakan bahwa azas azaz umum penyelenggaraan negara meliputi

kepastian hukum, azas tertib penyelenggaraan negara, azas kepentingan

umum, azas keterbukaan, azas proporsionalitas dan profesionalitas serta

akuntabilitas. Azas akuntabilitas adalah setiap kegiatan dan hasil akhir

dari kegiatan penyelenggaraan negara harus dipertanggung jawabkan

kepada LAKIP Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Kota Depok.

1.2 Dasar Hukum

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja instansi Pemerintah (LAKIP)

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Depok

Tahun 2017 berdasarkan kepada :

a. Undang-undang Nomor 15 tentang Pembentukan Kotamdya Daerah

Tingkat II Depok dan Kotamdaya Daerah Tingkat II Cilegon (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 49, Tambahan Lembaran

Negara Republik Infonesia Nomor 3828):

b. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

(Lembar negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan

Lambaran Ngara Republik Idonesia Nomor 3851);

c. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perancangan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 104 );

d. Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Idonesia Tahun 2004 Nomor 125,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 )

sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun

Page 77: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

3

2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang

undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang undang Nomor

32 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

e. Peraturan Poresiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemeritah;

f. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

g. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanan Rencana

Pembangunan Daerah’

h. Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor

PER/09/M/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja

Utama;

i. Peraturan Menteri Pemberdayaan paratur Negar Nomor

PER/M.PAN/11/2008 tentang Petunjuk Penyusunan Indikator Utama;

j. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang

Pelaksanan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanan

Rencana Pembangunan Daerah’

k. Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi (Lembaran Daerah Kota Depok Tahun 2008 Nomor 08)

sebagimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan

Daerah Kota Depok Nomor 17 Tahun 2013 tentang Perubahan Keempat

atas Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 08 Tahun 2008 tentang

Organisasi Perangkat Daerah Kota Depok Nomor 08 Tahun 2012);

l. Peraturan Daerah Kota Depok Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD ) Kota Depok Tahun

2016-2021;

m. Peraturan walikota Depok Nomor 77 Tahun 2016 tentang Kedudukan,

Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanana Terpadu Satu Pintu Kota Depok.

Page 78: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

4

1.3 Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Walikota Depok Nomor 77 Tahun 2016 tentang

Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Depok memiliki

tugas pokok melaksanakaan urusan pemerintahan daerah dan tugas

pembantuan bidang penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu pintu.

Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kota Depok menjalankan tugas sebagai berikut :

a. Perumusan kebijakan teknis Bidang Penanaman Modal dan PTSP;

b. Pelaksanaan kebijakan Teknis bidang Penanaman Modal dan PTSP;

c. Pelaksanaan Evaluasi dan Pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;

d. Pelaksanaan administrasi dinas;

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan

tugas dan fungsinya.

Susunan Organisasi DPMPTSP Kota Depok terdiri dari :

a. Kepala Dinas membawahi :

1. Sekretariat membawahi 3 (tiga) Sub Bagian terdiri dari :

a. Sub Bagian Umum;

b. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;

c. Sub Bagian Keuangan.

2. Bidang Penanaman Modal membawahi 2 (dua) Seksi terdiri dri :

a. Seksi Perencanaan, Pengembangan, Promosi dan Kerjasama

Penanaman Modal;

b. Seksi Bimbingan dan Pengendalian Pelaksanaan Penanaman

Modal.

3. Bidang Pelayanan membawahi 2 (dua) Seksi terdiri dari :

a. Seksi Data dan Informasi;

b. Seksi Koordinasi Lapangan dan Peenelitian.

4. Bidang Perizinan dan Non Perizinan membawahi 2 (dua) Seksi, terdiri

dari :

a. Seksi Perizinan dan Non Perizinan Usaha, Sosial Budaya;

b. Seksi Perizinan dan Non Perizinan Bangunan.

Page 79: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

5

5. Bidang Pengawasan dan Pengaduan membawahi 2 (dua) Seksi,

terdiri dari :

a. Seksi Pengawasan Perizinan;

b. Seksi Pengaduan dan Regulasi

6. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

7. Kelompok Jabatan Fungsional

Page 80: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

6

1.4 Permasalahan Utama Organisasi

Dalam mencapai target kinerja, permasalahan yang masih

dihadapi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Depok pada tahun

2017 adalah sebagai berikut :

1. Belum optimalnya kualitas pelayanan perizinan sehingga

proses perizinan masih berlangsung lama;

2. Masih didapati kurang koordinasi antar bidang dalam proses

pelayanan perizinan.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Laporan Akuntabulitas Kinerja Instansi

Pemerintah Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Kota Depok tahun 2017 adalah sebagai berikut :

Ikhitisar Eksekutif

Menguraikan tentang sistem akuntabilitas kinerja dan pencapaian

kinerja

BAB I Pendahuluan

Menjelaskan dan menjabarkan latar belakang, dasar hukum,

tugas pokok dan fungsi, permasalahan yang dihadapi dan

sistematika penulisan LAKIP Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Depok.

BAB II Perencanaan Kinerja

Dalam bab ini diikhtisarkan beberapa hal penting dalam

perencanaan yang menjabarkan visi, misi, tujuan, sasaran,

indikator kinerja sasaran, kebijakan dan program. Dokumen

Penetapan Kinerja tahun 2017 yang menggambarkan tentang

sasaran dan indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan serta

program dan kegiatan yang harus dilaksanakan.

Page 81: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

7

BAB III Akuntabilitas Kinerja

Dalam bab ini menggambarkan akuntabilitas kinerja yang terdiri

dari capaian kinerja organisasi dan realisasi anggaran yang

mendukung pencapaian kinerja.

BAB IV Penutup

Dalam bab ini diuraikan keberhasilan dan kegagalan, kendala dan

hambatan dalam pencapaian kinerja serta langkah antisipatif dan

strategi pemecahan masalah.

Lampiran

Dalam lampiran menampilkan Pengukuran Kinerja Tahun 2017

dan lampiran lain yang diperlukan.

Page 82: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

8

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

2.1 Rencana Strategis

Rencana Strategis merupakan suatu proses yang

berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1

(satu) sampai dengan 5 (lima) tahun secara sistematis dan

berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang

dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Proses ini

menghasilkan suatu Rencana Strategis yang setidaknya memuat

Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Kinerja, Strategi, Kebijakan,

Program dan Kegiatan. Penyusunan Renstra Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Depok Tahun

2016-2021 merupakan amanat dari Undang-undang Nomor 25

Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

Renstra Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Kota Depok disusun dari hasil penyelarasan dengan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota

Depok Tahun 2016-2021 dan telah disesuaikan dengan tugas dan

fungsi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan terpadu Satu Pintu

Kota Depok.

2.2 Perjanjian Kinerja

Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014

tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan

Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah,

Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan

penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada

pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan

Page 83: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

9

program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui

perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan

kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja

terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta

sumber daya yang tersedia.Kinerja yang disepakati tidak dibatasi

pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan,

tetapi termasuk kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud

akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya.Dengan demikian target

kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang

dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya,sehingga

terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya. Dokumen

Perjanjian Kinerja disusun oleh setiap pimpinan instansi

pemerintah dengan tujuan sebagai berikut:

1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi

amanah untuk meningkatkan integritas, akuntabiltas,

transparansi, dan kinerja aparatur;

2. Menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja

aparatur;

3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian

tujuan dan sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian

penghargaan dan sanksi;

4. Sebagai dasar bagi pemberi amanah untuk melakukan

monitoring, evaluasi dan supervisi atas

perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah;

5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.

Dokumen Penetapan Kinerja Perubahan Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Depok Tahun 2017

adalah sebagai berikut:

Page 84: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

10

PENETAPAN KINERJA PERUBAHAN

TAHUN 2017

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

(1) (2) (3) (4)

1. Meningkatnya kualitas

manajemen

pemerintahan yang

akuntabel

Nilai evaluasi SAKIP B

2. Meningkatnya kualitas

pelayanan perizinan

1. Indikator Kepuasan

Masyarakat (IKM)

76.09%

2. 2. Presentase

3. permohonan

4. perizinan yang

5. diterbitkan sesuai

6. SOP

100%

3. Presentaase

pengaduan yang

ditindaklanjuti

100%

4. Rata – rata waktu

penyelesaian izin

16 Hari Kerja

3 Meningkatnya kualitas

iklim usaha dan investasi

Realisasi nilai investasi

(PMA dan PMDN) di

Kota Depok ( dalam

milyar rupiah)

5.317,36

No Program Anggaran Keterangan

1. Peningkatan Sistem

Pelaporan Capaian

Kinerja dan Kuangan

63.646.000 Mendukung misi ke 1

dan sasaran strategis

ke 1

Page 85: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

11

2. Kualitas Perencanan

Pembangunan

116.875.000 Mendukung misi ke 1

dan sasaran strategis

ke 1

3. Peningkatan Administrasi

Perkantoran

1.029.678.800 Mendukung misi ke 1

dan sasaran strategis

ke 2

4. Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur

628.609.000 Mendukung misi ke 1

dan sasaran strategis

ke 2

5. Peningkatan

Standarisasi Pelayanan

Publik

88.800.000 Mendukung misi ke 1

dan sasaran strategis

ke 2

6. Pembentukan, Penataan

Produk Hukum dan

Kesadaran Hukum

&HAM

93.500.000 Mendukung misi ke 1

dan sasaran strategis

ke 2

7. Pengembangan

Keterbukaan Informasi

Publik

136.250.000 Mendukung misi ke 1

dan sasaran strategis

ke 2

8. Pengembangan Layanan

Teknologi Informatika

234.900.000 Mendukung misi ke 1

dan sasaran strategis

ke 2

9. Peningkatan dan

Pengembangan

Pelayanan Terpadu

1.414.144.800 Mendukung misi ke 1

dan sasaran strategis

ke 2

10. Peningkatan Kompetensi

SDM Perizinan

254.628.000 Mendukung misi ke 1

dan sasaran strategis

ke 2

Page 86: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

12

11. Peningkatan

Pengembangan,

Pengawasan dan

Pengendalian Investasi

306.035.000 Mendukung misi ke 3

dan sasaran strategis

ke 3

12 Pengembangan Potensi

Investasi Daerah

650.032.000 Mendukung misi ke 3

dan sasaran strategis

ke 3

Jumlah Anggaran 5.016.916.600

Page 87: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

13

Dari Dokumen Perjanjian Kinerja di atas dapat dilihat bahwa

pada tahun 2017 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Kota Depok telah menetapkan 3 sasaran strategis,

6 indikator kinerja sasaran berikut target kinerja yang akan dicapai

melalui 12 program dan 26 kegiatan dengan alokasi anggaran sebesar

Rp. 16.385.023.982 terdiri dari Belanja Tidak Langsung

Rp. 11.368.107.382 dan Belanja Langsung Rp. 5.016.916.600.

Page 88: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

14

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi

Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu

instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

keberhasilan/ kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam

mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah

ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik.

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu (DPMPTSP) Kota Depok melaksanakan akuntabilitas kinerja

melalui penyajian laporan kinerja, yang disusun sesuai

Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang

Petujuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata

Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan ini memberikan gambaran mengenai tingkat

pencapaian sasaran strategis dengan membandingkan realisasi

indikator kinerja sasaran strategis terhadap target yang telah

ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja DPMPTSP Kota Depok Tahun

2017. Perjanjian Kinerja yang digunakan sebagai dasar

pengukuran kinerja tahun 2017 adalah Perjanjian Kinerja Tahun

2017 DPMPTSP Kota Depok setelah reviu oleh Kementerian PAN

dan RB.

Pada Tahun 2017, pengukuran kinerja dilakukan terhadap

3 (tiga) sasaran strategis dengan menggunakan 6 (enam)

indicator kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen

Perjanjian Kinerja Tahun 2017. Dari 6 (enam) indikator terdapat

3 (tiga) Indikator Kinerja ( 50%) mencapai bahkan melampaui

Page 89: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

15

target, 2 (dua) Indikator Kinerja (33,33%) tidak mencapai

target dan 1 (satu) Indikator Kinerja belum dapat dihitung

karena belum ada penilaian SAKIP.

Tahun 2017 merupakan tahun awal dari Rencana

Strategis DPMPTSP Kota Depok Tahun 2016-2021. Berikut

diuraikan hasil pengukuran dan analisis pencapaian sasaran

strategis DPMPTSP Kota Depok Tahun 2017, sebagai berikut:

3.1. Membandingkan Antara Target dan Realisasi Kinerja

Tahun 2017

Tabel 3.1 Tingkat Pencapaian Sasaran

No Sasaran Jumlah

Indikator

Sasaran

Tingkat Pencapaian Sasaran

Melampaui target

(> 100%)

Sesuai target

(100%)

Belum mencapai

target

(< 100%)

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Sasaran

1 1 - - - - - -

2 Sasaran

2 4 1 25 1 25 2 50

3 Sasaran

3 1 1 100 - - - -

Jumlah 6 2 33,3

3 1

16,

67 2

33,

33

Tabel 3.2

Capaian Realisasi Indikator Kinerja Utama

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Tahun 2017

Target Realisasi Capaian

Kinerja (%)

1 Meningkatnya kualitas manajemen

pemerintahan yang akuntabel

Nilai evaluasi SAKIP

B - Belum ada penilaian

2 Meningkatnya kualitas

pelayanan perizinan

Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM)

76,09% 82,54% 108,48 (tercapai)

Page 90: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

16

Persentase permohonan perizinan

yang diterbitkan sesuai SOP

100% 81,93% 81,93 (belum

tercapai)

Persentase pengaduan

yang ditindaklanjuti

100% 100% 100 (tercapai)

Rata-rata

waktu penyelesaian izin

16 hari

kerja

19 hari

kerja

81,25

(belum tercapai)

3 Meningkatnya kualitas iklim

usaha dan investasi

Realisasi nilai investasi

(PMA dan PMDN) di Kota Depok

(dalam Milyar rupiah)

Rp. 5.317.36

Rp. 37.193.46

699,47 (tercapai)

Note : N/A = Not Available

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 3

(tiga) Indikator Kinerja Utama (50%) telah mencapai atau

melampaui target, sebanyak 2 (dua) Indikator Kinerja Utama

(33,33%) tidak mencapai target dan sebanyak 1 (satu)

Indikator Kinerja Utama belum ada penilaian yaitu nilai evaluasi

SAKIP 2017.

3.2. Membandingkan antara Realisasi Kinerja Serta Capaian

Kinerja Tahun 2017 dengan Tahun 2016

Adapun perbandingan realisasi kinerja tersebut disajikan

dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.3 Perbandingan Capaian Kinerja

No Sasaran

Strategis

Indikator

Kinerja

Realisasi

2016

Tahun 2017

Target Realisasi Capaian Kinerja

(%)

1 Meningkatnya kualitas

manajemen pemerintahan

yang akuntabel

Nilai evaluasi SAKIP

B B - Belum ada

penilaian

Page 91: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

17

2 Meningkatnya kualitas pelayanan

perizinan

Indeks Kepuasan Masyarakat

(IKM)

72,81% 76,09% 82,54% 108,48 (tercapai)

Persentase permohonan

perizinan yang

diterbitkan sesuai SOP

N/A 100% 81,93% 81,93 (belum

tercapai)

Persentase

pengaduan yang ditindaklanjuti

100% 100% 100% 100

(tercapai)

Rata-rata waktu

penyelesaian izin

N/A 16 hari kerja

19 hari kerja

81,25 (belum

tercapai)

3 Meningkatnya

kualitas iklim usaha dan investasi

Realisasi nilai

investasi (PMA dan PMDN) di

Kota Depok (dalam Milyar

rupiah)

Rp.

6.078.63

Rp.

5.317.36

Rp.

37.193.46

699,47

(tercapai)

Note : N/A = Not Available

Page 92: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

18

Dari tabel di atas dapat kita simpulkan:

- Di Tahun 2016, DPMPTSP berhasil mendapat nilai B untuk

indikator kinerja LAKIP pada Meningkatnya kualitas manajemen

pemerintahan yang akuntabel, sedangkan untuk tahun ini belum

ada penilaian dari Inspektorat Kota Depok. Dari table diatas

dapat dilihat pula ada 2 indikator yang mengalami kenaikan

yaitu Indeks Kepuasan Masyarakat dan Realisasi Nilai Investasi.

- Tahun 2016 DPMPTSP mengalami kenaikan Realisasi Nilai

Investasi pada sasaran strategis Meningkatnya kualitas iklim

usaha dan investasi sebesar 699,47%

(Rp. 37.193.468.363.728) dari target Rp. 5.317.360.000.000.

Dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar

Rp. 6.078.632.134.439 tahun ini realisasi investasi sangat

mengalami kenaikan dikarenakan terdapat satu proyek atas

nama PT. PP Properti, Tbk sebesar Rp. 32 Triliyun.

- Setelah reviu oleh Kemenpan dan RB, Dinas Penanaman Modal

dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Depok

ditetapkan 6 (enam) indikator kinerja utama untuk mengukur

kemajuan dan keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran

strategis DPMPTSP Kota Depok. Dari hasil pengukuran kinerja,

sebanyak 3 (tiga) Indikator Kinerja Utama (50%) telah

mencapai atau melampaui target, sebanyak 2 (dua) Indikator

Kinerja Utama (33,33%) tidak mencapai target dan sebanyak 1

(satu) Indikator Kinerja Utama belum ada penilaian yaitu nilai

evaluasi SAKIP 2017

Page 93: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

19

3.3. Membandingkan Realisasi Kinerja Sampai Dengan Tahun

2017 dengan Taregt Jangka Menengah yang Terdapat

Dalam Dokumen RENSTRA

Strategi dan arah kebijakan merupakan sesuatu yang

harus direncanakan dengan sempurna karena terkait dengan

tujuan yang harus kita capai. Untuk meningkatkan pencapaian

kinerja DPMPTSP telah merevisi RENSTRA DPMPTSP sesuai

dengan arahan Kementerian PAN dan RB pada pertengahan

tahun 2017. Adapun Standar dan target pelayanan dan kinerja

yang dilaksanakan oleh DPMPTSP adalah berdasarkan RENSTRA

2016-2021 dapat kita lihat pada Tabel 3.2 di atas.

3.4. Membandingkan Realisasi Kinerja Tahun 2017 dengan

Standart Nasional

DPMPTSP Kota Depok mengambil standar pelayanan

berdasarkan RENSTRA DPMPTSP. Standar Nasional untuk

pelayanan publik diambil berdasarkan PERMENPAN – RB

Nomor 38 Tahun 2012 tentang Pedoman Penilaian Kinerja

Unit Pelayanan. Adapun realisasi kinerja DPMPTSP yang telah

mengikuti/ memenuhi standar nasional sebagai berikut :

Visi berdasarkan RENSTRA DPMPTSP : “TERWUJUDNYA

PELAYANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN YANG

RAMAH INVESTASI”;

Page 94: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

20

Misi : Mewujudkan pelayanan perizinan dan non

perizinan berbasiss informasi, Menciptakan iklim investasi

yang kondusif, Mewujudkan tata kelola lembaga

berdasarkan prinsip kepemerintahan yang baik;

Moto Pelayanan : “Hari ini harus lebih baik dari

kemaren”;

Sistem, mekanisme, dan prosedur pelayanan :

Tahapan pengurusan pelayanan perizinan pada DPMPTSP

dapat kita lihat pada SOP berdasarkan Sistem Manajemen

Mutu - SMM (ISO 9001:2008) serta Web site DPMPTSP;

Sumber Daya Manusia : Jumlah Sumber Daya Manusia

( Pegawai ) di DPMPTSP PNS sebanyak 74 orang dan

Outsourcing sebanyak 22 orang yang telah memiliki sikap

dan perilaku, keterampilan, kepekaan dan kedisiplinan

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat atau

pengguna layanan;

Sarana dan Prasarana Pelayanan : khusus untuk

pelayanan perizinan sarana dan prasarana telah

mumpuni, yang harus diperhatikan pada saat ini adalah

ditambahnya layanan berbasis online karena saat ini baru

3 pelayanan yang berbasis online yaitu SIUP, TDP dan

Reklame, serta perlu adanya ruangan untuk Tim Teknis

(Seksi Koordinasi Lapangan)

Penanganan Pengaduan : Sistem prosedur

pengelolaan pengaduan pengguna layanan di DPMPTSP

Page 95: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

21

telah memiliki : Loket pengaduan dan petugas khusus

yang menangani pengelolaan pengaduan. DPMPTSP juga

menyediakan pelayanan pengaduan melalui SMS, email

dan form pengaduan. Tahun 2017 DPMPTSP menangani

1.817 pengaduan dan telah diselesaikan seluruhnya

( 100%);

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM):

Target tahun 2017 IKM terhadap pelayanan perizinan

terpadu pada DPMPTSP Kota depok sebesar 82,54% atau

kategori “Baik”. Adapun hasil survey kepuasan secara

keseluruhan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4 Hasil Survey IKM Tahun 2017

No Unsur Pelayanan Nilai

1 Prosedur pelayanan 36,667

2 Persyaratan pelayanan 37,689

3 Kejelasan petugas pelayanan 36,767

4 Kedisiplinan petugas

pelayanan

37,778

5 Tanggung jawab petugas

pelayanan

37,022

6 Kemampuan petugas

pelayanan

37,522

7 Kecepatan pelayanan 35,478

8 Keadilan mendapatkan

pelayanan

37,422

9 Kesopanan dan keramahan 37,544

Page 96: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

22

petugas

10 Kewajaran biaya pelayanan 37,367

11 Kepastian biaya pelayanan 35,844

12 Kepastian jadwal pelayanan 36,967

13 Kenyamanan lingkungan, dan 36,500

14 Keamanan pelayanan 37,544

Rata-Rata Nilai IKM 82,54

Dari table diatas terlihat bahwa kepuasan masyarakat

terhadap layanan perizinan DPMPTSP Kota Depok adalah

Baik. Kepuasan masyarakat tertinggi adalah dalam hal

kedisiplinan petugas pelayanan sedangkan terendah pada

hal kecepatan pelayanan.

Sistem informasi pelayanan Publik : Pengelolaan

Sistem informasi pelayanan berbasis electronik yang ada

di DPMPTSP untuk mendukung kinerjanya adalah : adanya

SIMPADU (Sistem Pelayanan Terpadu) dengan aplikasi

PHP Frame Work yang akan diganti menjadi SI MPOK ,

Mesin Antrian, Mesin Anjungan, Web Site DPMPTSP, E-

mail. Sedangkan melalui media masa melalui :Billboard,

Leaflet, Banner;

Page 97: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

23

3.5. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan atau

Peningkatan/Penurunan Kinerja Serta Alternatif Solusi

yang telah dilakukan.

Pencapaian kinerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kota Depok telah dilakukan evaluasi dan

analisis kinerja untuk mengetahui penyebab keberhasilan /

kegagalan atau peningkatan / penurunan kinerja serta solusi

yang dilakukan. Adapun evaluasi dan analisis tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Aplikasi teknologi informasi dan komunikasi yang semakin

memadai SI MPOK dan “SIMPADU” Sistem Pelayanan

Terpadu dengan memakai aplikasi PHP Frame Work;

2. Fasilitas sarana dan prasarana loket pelayanan yang sudah

mendukung seperti adanya: Loket Informasi & Pengaduan,

Kotak saran & pengaduan, mesin nomor antrian, Mesin

Anjungan, Standing Banner, Ruang Tunggu, running text

dan tempat air minum (dispenser);

3. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam hal ini Pegawai

DPMPTSP semakin menyadari hakekat dari pelayanan

kepada masyarakat.

Sebaliknya pencapaian kinerja DPMPTSP yang mengalami

kegagalan atau penurunan target dipengaruhi oleh

permasalahan – permasalahan yang dihadapi oleh DPMPTSP

Page 98: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

24

Kota Depok sebagaimana telah di uraikan pada BAB IV

Permasalahan dan Kendala Utama yang dihadapi Organisasi.

3.6. Analisis atas efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya pada Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu selama

tahun 2017 dijelaskan sebagai berikut:

Sumber Daya Manusia (SDM) yakni jumlah (kuantitas)

pegawai yang kurang, tetapi tetap membuat kinerja DPMPTSP

berjalan baik bahkan meningkat,

Sarana dan prasarana yaitu ruangan untuk Tim Teknis (Seksi

Koordinasi Lapangan) karena hingga saat ini masih

menggunakan ruang rapat Dinas PMPTSP dan masih

kurangnya kursi tunggu pemohon.

Keuangan/ anggaran yang dipergunakan sebagaimana

diuraikan dan jelaskan pada tabel berikut ini :

Page 99: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

25

Tabel 3.5 Alokasi dan Realisasi Anggaran DPMPTSP Tahun 2017

NO URAIAN

ANGGARAN REALISASI % PROGRAM KEGIATAN

Urusan Penanaman Modal

1 Peningkatan Standarisasi Pelayanan Publik

Sertifikasi ISO 88,800,000 87,650,000 98.70

2 Peningkatan Kualitas

Perencanaan Pembangunan

Pelaksanaan Forum OPD dan

Penyusunan Renja

70,125,000 68,475,000 97.65

Penyusunan Revisi Renstra 2016-

2021

46,750,000 44,210,000 94.57

3 Pembentukan, Penataan

Produk Hukum dan

Kesadaran Hukum dan HAM

Penyusunan Naskah Akademis

SOP Perizinan dan Non Perizinan

93,500,000 61,550,925

65.83

4 Pengembangan Keterbukaan

Informasi Publik

Penanganan Pengaduan/

Permasalahan Perizinan

136,250,000 136,250,000 100.00

5 Pengembangan Layanan

Teknologi Informasi

Pemeliharaan dan Pengembangan

Sistem Pelayanan Perizinan

234,900,000 234,396,000 99.79

6 Peningkatan dan

Pengembangan Pelayanan

Terpadu

Pengawasan, Pengendalian dan

Pengolahan Data Perizinan

1,174,194,800 991,239,509 84.42

Pengembangan Sistem Integrasi

Pelayanan Perizinan

53,700,000 53,420,000 99.48

Pengadaan dan Pemeliharaan

Billboard Sosialisasi Pelayanan

Perizinan

186,250,000 185,050,000

99.36

Page 100: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

26

7 Peningkatan Pengembangan,

Pengawasan dan

Pengendalian Investasi

Pengendalian dan Pengawasan

Pelaksanaan Penanaman Modal

81,185,000 26,580,000 32.74

Penyusunan Profil Investasi 185,000,000 0 0.00

Sosialisasi Kebijakan Penanaman

Modal

39,850,000 39,250,000 98.49

8 Peningkatan Kompetensi

SDM Perijinan

Bimtek Pelayanan Prima Lanjutan 254,628,000 248,208,000 97.48

9 Pengembangan Potensi Investasi Daerah

Forum Kemitraan UMKM dan Usaha Besar

48,750,000 48,025,000 98.51

Promosi Investasi Kota Depok 601,282,000 378,994,750 63.03

Pendukung (Urusan Non Pelayanan Dasar)

1 Peningkatan Administrasi

Perkantoran

Penyediaan Alat Tulis Kantor 187,004,000 182,608,000 97.65

Penyediaan Barang Cetakan dan

Penggandaan

221,657,200 219,819,725 99.17

Penyediaan Komponen Instalasi

Listrik /Penerangan Bangunan

Kantor

18,698,000 18,698,000

100.00

Penyediaan Peralatan Rumah Tangga

18,688,000 18,688,000 100.00

Penyediaan Makanan dan

Minuman

231,825,000 231,735,000 99.96

Rapat-Rapat Koordinasi dan

Konsultasi Dalam dan Luar Daerah

300,711,000 298,318,747 99.20

Penyediaan Sarana Informasi

51,095,600 41,446,626 81.12

Page 101: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

27

2 Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur

Pemeliharaan Rutin/ Berkala

Kendaraan Bermotor

93,500,000 91,745,442 98.12

Pemeliharaan Rutin/ Berkala

Perlengkapan Gedung Kantor

46,749,000 46,738,000 99.98

Penyediaan Peralatan dan

Perlengkapan Kantor

488,360,000 459,504,210 94.09

3 Peningkatan Sistem

Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Penyusunan Pelaporan Keuangan

dan Capaian Kinerja

63,464,000 63,430,000

99.95

Total Anggaran 5,016,916,600 4,276,030,934 85.23

Page 102: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

28

3.7. Analisis program/ kegiatan yang menunjang

keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja.

Pada Tahun 2017 DPMPTSP Kota Depok telah

melaksanakan 12 (dua belas) program dan 26 ( dua puluh

enam) kegiatan dalam rangka mencapai Visi Kota Depok

yaitu Kota Depok yang Unggul, Nyaman dan Religius.

Evaluasi dan analisis atas capaian kinerja sasaran

strategis DPMPTSP Kota Depok dengan indikator kinerja

sasaran dijabarkan sebagai berikut :

Misi Pertama: “Meningkatkan kualitas pelayanan

public yang professional dan transparan”, dengan

Sasaran Strategis Pertama:

1) Meningkatnya kualitas manajemen pemerintahan yang

akuntabel

Sasaran Strategis pertama Misi I ini belum dapat diukur

karena belum ada penilaian SAKIP dari Inspektorat Kota

Depok

Page 103: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

29

Misi Pertama : “Meningkatkan kualitas pelayanan

public yang professional dan transparan”, dengan

Sasaran Strategis Kedua :

1) Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan

Sasaran Strategis kedua Misi I ini, terdapat 2 indikator

kinerja yang mencapai target yaitu Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM) sebesar 82,54% dan Persentase

pengaduan yang ditindaklanjuti yaitu 100%. Dan terdapat 2

indikator kinerja yang belum mencapai target yaitu

persentase permohonan perizinan yang diterbitkan sesuai

SOP dan rata-rata waktu

penyelesaian izin. Adapun untuk data dimaksud dapat dilihat di

table dibawah ini :

Tabel 3.6

Capaian Indikator Kinerja, target dari sasaran strategis 2 :

No Sasaran Strategis

Indikator Kinerja

Tahun 2017

Target Realisasi Capaian

Kinerja (%)

1 Meningkatnya kualitas pelayanan

perizinan

Indeks Kepuasan Masyarakat

(IKM)

76,09% 82,54% 108,48 (tercapai)

Persentase

permohonan perizinan yang

diterbitkan sesuai SOP

100% 81,93% 81,93

(belum tercapai)

Persentase

pengaduan yang

ditindaklanjuti

100% 100% 100

(tercapai)

Rata-rata waktu

penyelesaian izin

16 hari kerja 19 hari kerja 81,25 (belum tercapai)

Page 104: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

30

Analisis pencapaian kinerja :

Analisis terhadap indikator kedua dari misi I ini, belum seluruhnya

mencapai target kinerja, hal ini disebabkan oleh :

a. Kesadaran masyarakat untuk mengurus perizinan yang

relative rendah (sering menggunakan jasa orang lain);

b. Lamanya proses penyelesaian perizinan;

c. Terbatasnya petugas survey lapangan dan terbatasnya

sumber daya aparatur secara kuantitas, sehingga proses

pelayanan belum dapat dilakukan secara lebih efektif;

d. Terbatasnya jumlah kursi pada ruang tunggu sehingga

mengganggu kenyamanan pengguna layanan;

e. Belum tersedianya info grafik pada prosedur pelayanan

secara komprehensif, sehingga menyulitkan masyarakat

dalam memahami tahapan prosedur pelayanan;

Misi Ketiga: “Mengembangkan ekonomi yang mandiri,

kokoh dan berkeadilan”, dengan Sasaran Strategis Ketiga :

Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan

Sasaran Strategis Misi Ketiga telah melebihi target yaitu sebesar

699,47%. Hal ini dapat kita lihat pada Indikator kinerja, target,

dan realisasinya dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 105: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

31

Tabel 3.7

Capaian Indikator kinerja, target dari sasaran strategis 3

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Tahun 2017

Target Realisasi Capaian

Kinerja (%)

1 Meningkatnya kualitas iklim usaha dan investasi

Realisasi nilai investasi

(PMA dan PMDN) di

Kota Depok (dalam Milyar

rupiah)

Rp. 5.317.36

Rp. 37.193.46

699,47 (tercapai)

Analisis pencapaian kinerja :

Pada Tahun 2017 ini mengalami kenaikan yang signifikan

dikarenakan adanya satu proyek PT. PP Properti, Tbk sebesar Rp.

32 Trilyun. Tercapainya target tersebut didukung oleh :

a. Adanya penambahan variabel data yang dihitung oleh

BKPPMD yaitu SIUP;

b. Telah terselenggaranya sosialisasi kebijakan penanaman

modal ;

c. Telah tersusunnya perda penanaman modal;

d. Promosi investasi yang sudah efektif dilaksanakan.

3.8 Realisasi Anggaran

Adapun anggaran pendukung masing – masing sasaran strategis yang

ditetapkan sebagai berikut :

Page 106: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

32

Tabel 3.8 Anggaran Pendukung Sasaran Strategis

No Sasaran Strategis

Indikator Sasaran

Target Program / Kegiatan Target Pagu Anggaran

(Rp)

(1) ( 2 ) (3) (4) (5) ( 6 ) (7)

1 Meningkatnya

kualitas manajemen

pemerintahan

yang akuntabel

Nilai evaluasi

SAKIP

B Peningkatan sistem

pelaporan capaian kinerja dan keuangan

63,464,000

1 Penyusunan pelaporan

keuangan dan capaian kinerja

18 dok

63,464,000

Kualitas perencanaan

pembangunan

116,875,000

1 Pelaksanaan forum OPD dan

penyusunan renja

3 dok

70,125,000

2 Penyusunan revisi renstra

2016-2021

1 dok

46,750,000

2 Meningkatnya

kualitas

pelayanan perizinan

Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM)

76,09% Peningkatan administrasi

perkantoran

1,029,678,800

Persentase

permohonan perizinan yang

diterbitkan sesuai

SOP

100% 1 Penyediaan alat tulis kantor 73 Jenis

187,004,000

Page 107: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

33

Persentase

pengaduan yang

ditindaklanjuti

100% 2 Penyediaan barang cetakan

dan penggandaan

72 Jenis

221,657,200

Rata-rata waktu penyelesaian izin

16 Hari Kerja

3 Penyediaan komponen instalasi listrik/ penerangan

bangunan kantor

5 Jenis (358 item)

18,698,000

4 Penyediaan peralatan rumah tangga

15 Jenis (655 item)

18,688,000

5 Penyediaan makanan dan

minuman

3785 snack, 990

nasi, 1080 air galon, 209 dus

air mineral gelas,

176 dus air mineral botol,

220 kue saji, 44

keranjang buah saji

231,825,000

6 Rapat-rapat koordinasi dan

konsultasi dalam dan luar

daerah

228 hari

300,711,000

7 Penyediaan sarana informasi 6 jenis ( 339

item)

51,095,600

Peningkatan sarana dan prasarana aparatur

628,609,000

1 Pemeliharaan rutin/ berkala

kendaraan bermotor

6 unit

93,500,000

Page 108: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

34

2 Pemeliharaan rutin/ berkala

perlengkapan gedung kantor

9 jenis

46,749,000

3 Penyediaan peralatan dan

perlengkapan kantor

10 jenis

488,360,000

Peningkatan standarisasi

pelayanan publik

88,800,000

1 Setifikasi ISO 2 layanan

88,800,000

Pembentukan, penataan

produk hukum dan kesadaran

hukum dan HAM

93,500,000

1 Penyusunan naskah

akademis SOP perizinan dan

non perizinan

1 dok

93,500,000

Pengembangan keterbukaan

informasi publik

136,250,000

1 Penanganan pengaduan/

permasalahan perizinan

100%

136,250,000

Pengembangan layanan

teknologi informatika

234,900,000

1 Pemeliharaan dan

pengembangan sistem

pelayanan perizinan

1 sistem

234,900,000

Peningkatan dan pengembangan pelayanan

1,414,144,800

Page 109: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

35

terpadu

1 Pengawasan, pengendalian

dan pengolahan data perizinan

16000 surat izin

1,174,194,800

2 Pengembangan sistem

integrasi pelayanan perizinan

1 sistem

pelayanan

53,700,000

3 Pengadaan dan

pemeliharaan billboard sosialisasi pelayanan

perizinan

11 titik

186,250,000

Peningkatan kompetensi SDM

perizinan

254,628,000

1 Bimtek pelayanan prima

lanjutan

140 peserta

254,628,000

3 Meningkatnya kualitas iklim

usaha dan

investasi

Realisasi nilai investasi (PMA dan

PMDN) di Kota

Depok (dalam milyar rupiah)

Rp. 5.317.36

Peningkatan pengembangan, pengawasan dan

pengendalian investasi

306,035,000

1 Pengendalian dan

pengawasan pelaksanaan

penanaman modal

12 pengawasan

dan 15 LKPM

81,185,000

2 Penyusunan profil investasi 1 dok profil

investasi, 1 video

investasi dan 70 peserta rapat

185,000,000

Page 110: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

36

3 Sosialisasi kebijakan

penanaman modal

50 pelaku usaha

39,850,000

Pengembangan potensi

investasi daerah

650,032,000

1 Forum kemitraan UMKM dan

usaha besar

70 peserta

48,750,000

2 Promosi investasi Kota

Depok

5 kali pameran

601,282,000

Total Anggaran 5.016.916.600

Page 111: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

37

Page 112: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

38

BAB IV

PENUTUP

4.1 Keberhasilan Dan Kegagalan Kinerja

Dalam rangka mencapai kinerja sasaran Tahun 2017 Dinas

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Depok telah

melaksanakan Program dan Kegiatan untuk mencapai Visi dan Misinya.

Berdasarkan hasil evaluasi kinerja dan analisisnya diperoleh gambaran

mengenai capaian kinerja secara keseluruhan dari 3 (tiga ) sasaran

strategis dan 6 (enam) indikator kinerja Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Depok Tahun 2017, 2 (dua) sasaran

strategis dan 2 (dua) indikator kinerja mencapai lebih dari 100%, 1 (satu)

indikator kinerja mencapai 100%, sedangkan 2 (dua) indikator kinerja

strategis tidak mencapai target yang telah ditetapkan indikator kinerja

yakni : Persentase permohonan perizinan yang diterbitkan sesuai SOP

dengan target 100% sedangkan realisasi pencapaian sebesar 81.93 %, dan

indikator kinerja rata rata waktu penyelesaian izin dengan terget 100%

sedangkan realisasi 81,25%, dan 1 (satu) indikator kinerja terkait nilai

LAKIP masih menunggu penilaian untuk tahun 2017. Pencapaian kinerja

sasaran tersebut diatas didukung oleh 12 (dua belas) program dan 26 (dua

puluh enam) kegiatan yang dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2017.

4.2 Tantangan dan Kendala dalam Pencapaian Kinerja

Pada Tahun 2017 terdapat kendala dan hambatan yang dihadapi dalam

upaya pencapaian sasaran strategis Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Depok meliputi :

1. Belum optimalnya laporan LKPM oleh pelaku usaha (perusahaan);

2. Masih terbatasnya sarana dan prasarana untuk mendukung pelayanan

perizinan;

3. Belum maksimalnya pelayanan berbasis online;

4. Belum optimalnya kualitas pelayanan perizinan sehingga perizinan

masih berlangsung lama.

Page 113: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Tahun 2017

39

4.3 Strategi Pemecahan Masalah

Dalam menghadapi kendala dan hambatan yang ada, Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Depok memerlukan langkah-

langkah taktis dan kaidah pelaksanaan sebagai berikut :

1. Perlu adanya sosialisasi kepada pelaku usaha (perusahaan) terkait

pelaporan LKPM;

2. Meningkatkan secara bertahap sarana dan prasarana yang dibutuhkan;

3. Meningkatkan pelayanan berbasis online, dimana seluruh perizinan yang

tidak memerlukan pemeriksaan lapangan utuk diselenggarakan secara

online;

4. Meningkatkan pelayanan perizinan secara bertahap dan

berkesinambungan.

Page 114: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman
Page 115: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman
Page 116: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman
Page 117: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman
Page 118: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman
Page 119: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman
Page 120: PENERAPAN UNDANG-UNDANG NOMOR 25 TAHUN 2007 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41798/1/PUTI... · penerapan undang-undang nomor 25 tahun 2007 . tentang penanaman