penerapan teknik skrambel untuk meningkatkan filesiswa kelas iv sd negeri i giriharjo kecamatan...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN TEKNIK SKRAMBEL UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS IV SD
NEGERI I GIRIHARJO KECAMATAN PUHPELEM KABUPATEN
WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Disusun oleh:FITRIANNA PUSPITASARI
NIM K7108147
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Fitrianna Puspitasari
NIM : K7108147
Jurusan/Program Studi : IP/PGSD
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENERAPAN TEKNIK SKRAMBEL
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENULIS NARASI PADA
SISWA KELAS IV SD NEGERI I GIRIHARJO KECAMATAN PUHPELEM
KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juni 2012
Yang membuat pernyataan
Fitrianna Puspitasari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENERAPAN TEKNIK SKRAMBEL UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I
GIRIHARJO KECAMATAN PUHPELEM KABUPATEN WONOGIRI
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh:
FITRIANNA PUSPITASARI
K7108147
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Juni 2012
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. Suharno, M.Pd.NIP. 19521129 198003 1 001
Drs. M. Ismail Sriyanto, M.Pd.NIP. 195806227 198603 1 004
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi:
Nama Terang Tanda tangan
Ketua : Drs. Kartono, M. Pd __________
Sekretaris : Drs. Sukarno, M. Pd __________
Anggota I : Dr. Suharno, M.Pd. __________
Anggota II : Drs. M. Ismail Sriyanto, M.Pd. __________
Disahkan oleh
Fakultas dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Fitrianna Puspitasari. K7108147. PENERAPAN TEKNIK SKRAMBEL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I GIRIHARJO KECAMATAN PUHPELEM KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar menulis narasi dengan penerapan teknik Skrambel pada siswa kelas IV SD Negeri I Giriharjo Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012. Variabel penelitian ini adalah teknik skrambel dan hasil belajar menulis narasi.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus yaitu empat kali pertemuan. Subjek yang digunakan dalam penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri I Giriharjo Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012 sebanyak 25 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi. Validitas data yang digunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang mempunyai empat buah komponen yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan teknik skrambel dapat meningkatkan hasil belajar menulis narasi siswa dari prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I ada peningkatan hasil belajar menulis narasi dari rata-rata 64 menjadi 69, pada siklus II ada peningkatan hasil belajar menulis narasi dari rata-rata 69 menjadi 77. Sebelum dilaksanakan penelitian siswa yangmemperoleh nilai ≥ 70 sebanyak 10 siswa (40%), pada siklus I menjadi 15 siswa (60%), dan pada siklus II meningkat menjadi 23 siwa (92%).
Simpulan penelitian ini adalah penerapan teknik skrambel dapat meningkatkan hasil belajar menulis narasi pada siswa kelas IV SD Negeri I Giriharjo Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.
Kata Kunci: model Kooperatif teknik Skrambel, hasil belajar menulis narasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Fitrianna Puspitasari. K7108147. THE IMPLEMENTATION OF SCRAMBLE TECHNIQUE TO IMPROVE THE STUDENTS’ LEARNING RESULT OF WRITING NARRATIVE ON THE FOURTH GRADE STUDENTS OF SD NEGERI I GIRIHARJO SUB DISTRICT PUHPELEM DISTRICT WONOGIRI IN THE ACADEMIC YEAR OF 2011/2012. Undergraduate Thesis. Education and Teacher Training Faculty of Sebelas Maret University. June 2012.
The objective of this research is to improve the learning result of writing narrative using scramble technique on the fourth grade students of SD Negeri I Giriharjo Subdistrict Puhpelem district Wonogiri in the academic year of 2011/2012. The variables of this research are scramble technique and the learning result of writing narrative.
This research is a classroom action research (CAR) with two cycles or four meetings. The subject of this research was the fourth grade students of SD Negeri I Giriharjo sub district Puhpelem district Wonogiri in the academic year of 2011/2012. They were 25 students, 15 boys and 10 girls. The procedures of this research consisted of four steps such as planning, actions, observation, and reflection. The technique of collecting the data used was interview, observation, test, and documentations. The data validity used was source triangulation and technical triangulation. The technique of analyzing the data used was interactive model analysis which consisted of four components such as data collection, data reduction, data presentation, and making conclusion.
The result of the research showed that the implementation of scramble technique could improve the students learning result of writing narrative from the pre-cycle to cycle I and cycle I to cycle II. In the cycle I, there was improvement on the learning result of writing narrative from the mean score 64 into 69, moreover, in the cycle II, there was improvement on the learning result of writing narrative from the mean score 69 into 77. Before the research was done, the students who got score ≥ 70 were 10 students (40%); in the cycle I, it became 15 students (60%) and it improved to be 23 students (92%) in the cycle II.
The conclusion of this research was the implementation of scramble technique could improve the students’ learning result of writing narrative on the fourth grade students of SD Negeri I Giriharjo Subdistrict Puhpelem district Wonogiri in the academic year of 2011/2012.
Key words: Cooperative model Scramble technique, learning result of writing narrative
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
Penulis tidak pernah dilahirkan, tetapi dia diciptakan. Bakat menulis tidak selalu
dibawa sejak lahir, tetapi tumbuh oleh satu motivasi dan gagasan (Bambang
Trimansyah)
Mulailah dengan menuliskan hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman
dan perasaanmu sendiri (J.K. Rowling)
Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya sederhana ini untuk:
Bapak dan Ibuku tercinta (Bapak Suyatno dan Ibu Ramini), yang selalu
memberikan dukungan semangat, motivasi, dan doa.
Sahabat-sahabatku yang selalu mendoakan dan memberikan motivasi.
Teman-teman mahasiswa S1 PGSD angkatan 2008 atas kebersamaan yang kuat,
kerjasama dan selalu memberikan inspirasi.
Universitas Sebelas Maret yang selalu kubanggakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan berkah, rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Penerapan Teknik Skrambel untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menulis Narasi
pada Siswa Kelas IV SD Negeri I Giriharjo Kecamatan Puhpelem Kabupaten
Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012”. Penulisan skripsi ini untuk memenuhi tugas
akhir guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada program PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam
penulisan skripsi ini tentunya melibatkan bantuan maupun kerjasama dari berbagai
pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuannya. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surkarta.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Dr. Suharno, M. Pd. selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Drs. M. Ismail Sriyanto, M. Pd. selaku dosen pembimbing II, yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Parjo, S. Pd. selaku kepala sekolah SD Negeri I Giriharjo Kecamatan Puhpelem
Kabupaten Wonogiri, yang telah memberi izin kepada peneliti untuk melakukan
penelitian di SD Negeri I Giriharjo Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri.
8. Suyatno, S. Pd. selaku guru kelas IV SD Negeri I Giriharjo Kecamatan Puhpelem
Kabupaten Wonogiri yang telah bersedia membantu penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
9. Siswa-siswi kelas IV SD Negeri I Giriharjo Kecamatan Puhpelem Kabupaten
Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 yang telah meluangkan waktunya untuk
belajar bersama dengan penulis.
10. Semua pihak-pihak yang telah ikut membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhirnya, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
yang membangun guna penyempurnaan tugas ini. Penulis tetap berharap laporan
hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti sendiri khususnya serta
pembaca pada umumnya.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
ABSTRACT........................................................................................................ vii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 7
1. Hakikat Teknik Skrambel..................................................... 7
2. Hakikat Hasil Belajar ........................................................... 14
3. Hakikat Menulis Narasi........................................................ 16
B. Penelitian yang Relevan.............................................................. 24
C. Kerangka Berpikir ...................................................................... 25
D. Hipotesis Tindakan...................................................................... 27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 28
B. Subjek dan Objek Penelitian ....................................................... 28
C. Bentuk dan Strategi Penelitian .................................................... 29
D. Sumber Data ................................................................................ 29
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 30
F. Validitas Data .............................................................................. 31
G. Teknik Analisis Data ................................................................... 31
H. Indikator Kinerja ......................................................................... 33
I. Prosedur Penelitian...................................................................... 33
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Awal............................................................................... 39
B. Deskripsi Hasil Tindakan ............................................................ 42
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus ................................ 76
D. Pembahasan Hasil Penelitian....................................................... 78
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan...................................................................................... 81
B. Implikasi ..................................................................................... 81
C. Saran ........................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 84
LAMPIRAN........................................................................................................ 86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Data Nilai Menulis Narasi Siswa pada Tindakan Prasiklus ........................... 40
2. Data Frekuensi Nilai Menulis Narasi Siswa pada Tindakan Prasiklus .......... 41
3. Lembar Observasi Kegiatan Siswa pada Pertemuan I Siklus I ...................... 54
4. Lembar Observasi Kegiatan Siswa pada Pertemuan II Siklus I ..................... 56
5. Data Frekuensi Hasil Belajar Menulis Narasi Siklus I................................... 58
6. Lembar Observasi Kegiatan Siswa pada Pertemuan I Siklus II ..................... 71
7. Lembar Observasi Kegiatan Siswa pada Pertemuan II Siklus II.................... 73
8. Data Frekuensi Hasil Belajar Menulis Narasi Siklus II ................................. 75
9. Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Tindakan Prasiklus, Siklus I, Siklus
II ..................................................................................................................... 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Bagan Kerangka Berpikir ............................................................................ 27
2. Bagan Siklus Analisis Interaktif Miles Huberman...................................... 32
3. Rancangan Penelitian .................................................................................. 34
4. Data Frekuensi Nilai Menulis Narasi Siswa pada Tindakan Prasiklus ....... 41
5. Histogram Data Hasil Belajar Menulis Narasi Siklus I............................... 59
6. Histogram Data Hasil Belajar Menulis Narasi Siklus II ............................. 75
7. Histogram Nilai Rata-rata Hasil Belajar Menulis Narasi dari Tindakan
Prasiklus Hingga Siklus II ........................................................................... 77
8. Histogram Persentase Siswa Belajar Tuntas ............................................... 77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Jadwal Penelitian....................................................................................... 86
2. Pedoman Wawancara Kepala Sekolah Sebelum Diterapkan Teknik Skrambel
................................................................................................................... 87
3. Hasil Wawancara Kepala Sekolah Sebelum Diterapkan Teknik Skrambel
................................................................................................................... 89
4. Pedoman Wawancara Kepala Sekolah Setelah Diterapkan Teknik Skrambel
................................................................................................................... 91
5. Hasil Wawancara Kepala Sekolah Setelah Diterapkan Teknik Skrambel93
6. Pedoman Wawancara Guru Sebelum Diterapkan Teknik Skrambel ........ 95
7. Hasil Wawancara Guru Sebelum Diterapkan Teknik Skrambel.............. 97
8. Pedoman Wawancara Guru Setelah Diterapkan Teknik Skrambel .......... 100
9. Hasil Wawancara Guru Setelah Ditertapkan Teknik Skrambel................ 102
10. Format Angket Siswa Sebelum Diterapkan Teknik Skrambel ................. 104
11. Hasil Jawaban Angket Siswa Sebelum Diterapkan Teknik Skrambel...... 106
12. Format Angket Siswa Setelah Diterapkan Teknik Skrambel.................... 107
13. Hasil Jawaban Angket Siswa Setelah Diterapkan Teknik Skrambel........ 109
14. Silabus....................................................................................................... 110
15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ................................. 113
16. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II................................ 122
17. Format Lembar Observasi Kinerja Guru .................................................. 131
18. Pedoman Penilaian Lembar Observasi Kinerja Guru ............................... 133
19. Data Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus I .................................... 136
20. Data Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus II ................................... 138
21. Format Lembar Observasi Kegiatan Siswa............................................... 140
22. Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus I Pertemuan I ............ 142
23. Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus I Pertemuan II ........... 144
24. Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus II Pertemuan I ........... 146
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
25. Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Siklus II Pertemuan II.......... 148
26. Soal Tes Prasiklus ..................................................................................... 150
27. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa pada Tindakan Prasiklus.......................... 151
28. Data Nilai Siswa Pada Tindakan Prasiklus ............................................... 152
29. Lembar Kerja Kelompok Siklus I Pertemuan I......................................... 153
30. Lembar Kerja Kelompok Siklus I Pertemuan II ....................................... 155
31. Lembar Kerja Kelompok Siklus II Pertemuan I ....................................... 157
32. Lembar Kerja Kelompok Siklus II Pertemuan II ...................................... 159
33. Contoh Hasil Pekerjaan Kelompok Siswa pada Siklus I Pertemuan I...... 161
34. Contoh Hasil Pekerjaan Kelompok Siswa pada Siklus I Pertemuan II..... 162
35. Contoh Hasil Pekerjaan Kelompok Siswa pada Siklus II Pertemuan I..... 163
36. Contoh Hasil Pekerjaan Kelompok Siswa pada Siklus II Pertemuan II ... 164
37. Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan I ........................................................... 165
38. Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan II.......................................................... 167
39. Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan I.......................................................... 169
40. Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan II ........................................................ 171
41. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa pada Siklus I Pertemuan I........................ 173
42. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa pada Siklus I Pertemuan II ...................... 174
43. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa pada Siklus II Pertemuan I ...................... 175
44. Contoh Hasil Pekerjaan Siswa pada Siklus II Pertemuan II ..................... 176
45. Format Penilaian Menulis Narasi Aspek Kognitif.................................... 177
46. Kriteria Penilaian Menulis Narasi Aspek Kognitif ................................... 178
47. Data Nilai Kognitif pada Siklus I Pertemuan I ......................................... 181
48. Data Nilai Kognitif pada Siklus I Pertemuan II........................................ 183
49. Data Nilai Kognitif pada Siklus II Pertemuan I........................................ 185
50. Data Nilai Kognitif pada Siklus II Pertemuan II....................................... 187
51. Format Penilaian Menulis Narasi Aspek Afektif...................................... 189
52. Data Nilai Afektif pada Siklus I Pertemuan I ........................................... 191
53. Data Nilai Afektif pada Siklus I Pertemuan II.......................................... 194
54. Data Nilai Afektif pada Siklus II Pertemuan I.......................................... 197
55. Data Nilai Afektif pada Siklus II Pertemuan II......................................... 200
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
56. Format Penilaian Menulis Narasi Aspek Psikomotor ............................... 203
57. Data Nilai Psikomotor pada Siklus I Pertemuan I .................................... 205
58. Data Nilai Psikomotor pada Siklus I Pertemuan II ................................... 208
59. Data Nilai Psikomotor pada Siklus II Pertemuan I ................................... 211
60. Data Nilai Psikomotor pada Siklus II Pertemuan II.................................. 214
61. Data Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus I............................................ 217
62. Data Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus II .......................................... 219
63. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Tindakan Prasiklus, Siklus I,
dan Siklus II .............................................................................................. 221
64. Daftar Kehadiran Siswa ............................................................................ 223
65. Dokumentasi ............................................................................................. 225
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan.
Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan nasional yang diharapkan dapat menaikkan
harkat dan martabat manusia Indonesia. Sistem pendidikan nasional mempunyai
tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, sehat jasmani, dan rohani, berkepribadian yang mantap, dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Undang-
undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003). Pendidikan nasional akan mampu
mewujudkan manusia yang cerdas dan bertaqwa yang mampu membangun
dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan
nasional. Berbagai upaya telah dilakukan Kementrian Pendidikan Nasional untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional khususnya pendidikan dasar dan
menengah pada setiap jenjang satuan pendidikan, antara lain melalui berbagai
pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan sarana dan prasarana
pendidikan serta peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun, pada
kenyataannya mutu pendidikan di Indonesia sampai saat ini masih belum sesuai
dengan apa yang diharapkan pemerintah dan masyarakat karena kurang sadarnya
guru akan pentingnya menggunakan cara pengajaran yang inovatif dan masih
digunakannya cara-cara konvensional dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Konsep peningkatan mutu pendidikan merupakan titik pusat manajemen
peningkatan mutu berbasis sekolah. Konsep peningkatan mutu berbasis sekolah
ini menekankan kemandirian dan kreativitas sekolah. Adapun peningkatan mutu
ini tidak hanya dilihat dari hasil yang dicapai oleh siswa saja, tetapi dimulai dari
proses pembelajarannya. Proses dan hasil pendidikan itu saling berhubungan. Kita
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
tidak dapat menghasilkan mutu pendidikan kalau tidak disertai dengan upaya
peningkatan proses pembelajaran. Jadi, proses pembelajaran mendapat penekanan
yang lebih besar daripada hasil pembelajaran. Ini berlaku untuk semua mata
pelajaran, termasuk pelajaran Bahasa Indonesia.
Pembelajaran Bahasa Indonesia membutuhkan metode dan teknik
pendekatan yang khas sejalan dengan karakteristiknya sendiri. Kurangnya
penguasaan terhadap metode dan teknik pembelajaran mengakibatkan produk
pembelajaran tidak memadai, bahkan cenderung rendah. Dalam materi menulis
narasi guru biasanya hanya menjelaskan apa itu arti menulis narasi, memberi
contoh, kemudian meminta siswa untuk menulis lagi tulisan narasi sesuai apa
yang sudah dicontohkan oleh guru. Namun, kegiatan ini tidak membuahkan hasil
efektif. Sebagian siswa masih banyak yang tidak mampu untuk menuangkan apa
yang ada dipikirannya dalam sebuah tulisan dikarenakan siswa kurang tertarik
dengan teknik pembelajaran yang demikian atau mereka merasa bosan dengan
teknik pembelajaran yang masih terkesan konvensional, sehingga kemampuan
menulis narasi selama ini masih menemukan kendala. Guru menyelesaikan materi
dalam waktu singkat, tetapi siswa kurang berpartisipasi, keadaan ini menjadikan
siswa kurang tertarik mengikuti pelajaran sehingga suasana pembelajaran terasa
membosankan yang pada akhirnya berdampak pada prestasi belajar siswa.
Menulis merupakan suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi)
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya (Suparno dan M
Yunus, 2010: 1.3). Suatu tulisan secara umum mengandung dua hal, yaitu isi dan
cara pengungkapannya atau penyajiannya. Substansi sebuah tulisan dan tujuan
penulisan akan menentukan cara pengungkapan apakah bersifat formal maupun
informal. Begitupun ragam wacana yang akan digunakan. Ragam tulisan dapat
dibedakan menjadi: deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Namun, dalam pembahasan ini akan menitik beratkan pada kegiatan menulis
narasi yang artinya adalah ragam wacana yang menceritakan proses kejadian
suatu peristiwa.
Dewasa ini para guru diharapkan dapat melaksakan pembelajaran yang
inovatif. Perkembangan dalam dunia pendidikan menuntut guru menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
model dan teknik pembelajaran yang sesuai dalam menyampaikan kompetensi
tertentu sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi siswa yang pada akhirnya
dapat meningkatkan hasil belajarnya. Kemampuan menulis siswa perlu
ditingkatkan karena apabila siswa sudah mampu menguasai kegiatan menulis
maka siswa akan mampu mengembangkan dirinya dalam kegiatan yang lebih
tinggi tingkatannya yaitu kegiatan mengarang atau menulis karangan. Hal ini akan
menambah kreatifitas dan daya imajinasi siswa. Namun hal ini tidak berjalan
dengan baik bagi siswa kelas IV SD Negeri I Giriharjo dan beberapa SD di
Kecamatan Puhpelem tahun pelajaran 2011/2012, terbukti dengan adanya hasil
wawancara terhadap beberapa guru kelas IV SD di Kecamatan Puhpelem yang
menyatakan bahwa hasil belajar menulis narasi siswa masih rendah. Hal ini
dikarenakan selama ini guru kurang memberi porsi pembelajaran untuk menulis
karangan narasi yang memadai. Hal tersebut membuat siswa jarang untuk berlatih
dan tugas untuk membuat karangan narasi juga jarang diberikan. Selain itu, guru
juga kurang mampu menggunakan media dan teknik-teknik pembelajaran yang
bervariasi dan menarik. Sehingga siswa mengalami kejenuhan dalam
pembelajaran. Akibatnya ide atau gagasan yang ada dalam pikiran siswa kurang
mampu terlukiskan dengan mudah melalui bentuk tulisan. Padahal dengan teknik
pembelajaran yang bervariasi, siswa akan lebih tertarik mengikuti pembelajaran
daripada hanya dijelaskan secara lisan. Rendahnya hasil menulis narasi siswa
dapat dilihat juga dari nilai tes prasiklus menulis narasi siswa kelas IV di SD
Negeri I Giriharjo yaitu dari 25 siswa, siswa yang mendapat nilai 8 ada 5 siswa,
nilai 7 ada 5 siswa, nilai 6 ada 5 siswa, nilai dibawah 6 ada 10 siswa. Data
tersebut menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang mendapat nilai di bawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Guna mengatasi kesulitan siswa dalam mengikuti pembelajaran, seorang
guru harus selalu mencoba beberapa teknik pembelajaran sesuai dengan pokok
bahasannya masing-masing, serta hubungan kemanfaatannya dalam kehidupan
sehari-hari. Untuk itulah, penulis mencari alternatif lain guna meningkatkan
kemampuan menulis siswa, khususnya menulis narasi di kelas IV. Masalah
tersebut di atas menunjukkan bahwa tugas guru dalam pembelajaran tidak hanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
mentransfer materi di depan kelas sampai materi itu selesai. Akan tetapi yang
tidak kalah pentingnya adalah mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran
agar pemahaman siswa lebih berkesan. Selain itu peningkatan kemampuan siswa
tidak hanya dipengaruhi oleh proses pembelajaran yang efektif tetapi juga
pemilihan teknik pembelajaran yang tepat. Teknik pembelajaran dapat diartikan
sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode
secara spesifik. Dalam pembelajaran, teknik yang tepat sangat diperlukan untuk
penyampaian suatu materi agar siswa lebih tertarik dan tidak cepat bosan dalam
mengikuti pembelajaran sehingga memperoleh hasil pembelajaran yang optimal.
Untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi, teknik pembelajaran yang
digunakan saat ini hanyalah menggunakan teknik-teknik yang masih bersifat
konvensional. Sedangkan hal tersebut belum mampu memupuk kreativitas anak.
Salah satu teknik yang dapat memupuk kreativitas anak adalah teknik Skrambel.
Skrambel adalah teknik pembelajaran yang biasanya dipakai oleh anak-anak
sebagai permainan yang pada dasarnya merupakan latihan pengembangan dan
peningkatan wawasan pemilikan kosakata-kosakata dan huruf-huruf yang tersedia.
Teknik permainan ini pada prinsipnya menghendaki siswa supaya melakukan
penyusunan atau pengurutan suatu struktur bahasa yang sebelumnya dengan
sengaja telah dikacaukan penyusunannya. Untuk kegiatan ini yang dikacaukan
penyusunannya adalah kalimat-kalimat dalam suatu paragraf atau disebut juga
Skrambel wacana. Skrambel wacana yakni sebuah permainan menyusun wacana
logis berdasarkan kalimat atau paragraf acak. Hasil penyusunan wacana dalam
permainan Skrambel adalah logis dan bermakna (Budinuryanto, 1997: 11).
Caranya sederhana yaitu dengan membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok
yang beranggotakan 3-4 orang, kemudian setiap kelompok berdiskusi mengenai
susunan kartu paragraf yang sudah dibagikan oleh guru, siswa mempresentasikan
hasil diskusi di depan kelas, setelah itu guru membenarkan kesalahan-kesalahan
dari pekerjaan siswa dan kemudian membacakan teks paragraf yang asli. Pada
akhir kegiatan, beberapa siswa diminta untuk menceritakan kembali isi teks
dengan kata-kata sendiri. Jenis permainan ini umumnya mengajak mereka untuk
berpikir kritis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Pemilihan teknik Skrambel ini dikarenakan mengingat usia siswa SD
yang masih tergolong ke dalam masa anak-anak yang berlangsung antara usia 6
sampai 12 tahun, pada usia ini anak-anak cenderung suka bermain dan mulai
mengenal lingkungan yang lebih luas misalnya sekolah, lingkungan tempat
tinggal, dan mulai mengenal permainan yang begitu banyak model dan ragamnya.
Dengan bermain, siswa akan memperoleh kegembiraan atau kesenangan, selain
itu keterampilan tertentu akan diperolehnya dengan tidak sengaja. Dalam setiap
pemainan terdapat unsur rintangan dan tantangan yang harus dihadapi dan
dipecahkan. Secara tidak langsung permainan juga dapat memupuk sifat yang
positif, yaitu: solidaritas, sportivitas, kreativitas, dan rasa percaya diri. Untuk
kemudian dapat meningkatkan prestasi belajar, khususnya dalam kemampuan
menulis narasi.
Dari pemaparan di atas dapat diidentifikasi beberapa masalah antara lain,
rendahnya kemampuan menulis narasi siswa dikarenakan guru masih
menggunakan teknik pembelajaran yang kurang bervariasi. Siswa cenderung
merasa bosan dengan pembelajaran yang bersifat monoton dan kurang adanya
variasi dalam pembelajaran. Sehingga penelitian ini dilakukan dalam upaya untuk
meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa dengan menggunakan teknik
pembelajaran Skrambel. Tujuan digunakan teknik Skrambel ini adalah untuk
memudahkan siswa dalam menangkap dan memahami materi pelajaran dalam
suasana bermain agar siswa tidak merasa jenuh dalam proses belajar mengajar
sehingga siswa tertarik dalam mengikuti pelajaran dan hasil belajar siswa akan
meningkat. Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan judul ”Penerapan Teknik Skrambel Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Menulis Narasi pada Siswa Kelas IV SD Negeri I Giriharjo
Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan permasalahan dalam
penelitian ini adalah: “Apakah penerapan teknik Skrambel dapat meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
hasil belajar menulis narasi pada siswa kelas IV SD Negeri I Giriharjo Kecamatan
Puhpelem Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012?”.
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar menulis narasi
dengan penerapan teknik Skrambel pada siswa kelas IV SD Negeri I Giriharjo
Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2011/2012.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
perkembangan ilmu pengetahuan di dunia pendidikan dan dapat memberikan
pengetahuan kepada guru tentang teknik pembelajaran Skrambel dan
penggunaannya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna karena
menggunakan teknik pembelajaran yang menarik dan dapat
mengembangkan potensi yang dimiliki siswa baik dalam segi kognitif,
afektif, maupun psikomotorik.
2) Memberikan motivasi terhadap siswa agar lebih tertarik dalam
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Bagi Guru
1) Memperluas pengalaman guru dalam pembelajaran di kelas.
2) Menambah kreativitas guru dalam menerapkan teknik-teknik
pembelajaran yang bervariasi.
c. Bagi Sekolah
1) Memperbaiki proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
1) Hakikat Teknik Skrambel
a. Pengertian Teknik
Menurut T. Raka Joni (1993) teknik menunjuk kepada ragam
khas penerapan suatu metode dengan latar penerapan tertentu, seperti
kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan peralatan, kesiapan siswa
dan sebagainya (Soli Abimanyu, Mappasoro, Sulo Lipu, 2008: 2-5).
Sedangkan menurut Wina Sanjaya, “Teknik dan taktik mengajar
merupakan penjabaran dari metode pembelajaran. Teknik adalah cara yang
dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode”
(2009: 127). Misalnya, cara yang bagaimana yang harus dilakukan agar
metode ceramah yang dilakukan berjalan efektif dan efisien? Dengan
demikian, sebelum seseorang melakukan proses ceramah sebaiknya
memperhatikan kondisi dan situasi. Misalnya, berceramah pada siang hari
dengan jumlah siswa yang banyak tentu saja akan berbeda jika ceramah itu
dilakukan pada pagi hari dengan jumlah siswa yang terbatas. Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa teknik merupakan suatu
prosedur atau langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu metode
pembelajaran tertentu agar proses belajar mengajar berlangsung secara
efektif dan efisien.
b. Manfaat Teknik Pembelajaran
Guru keterampilan berbahasa hendaknya jangan sampai
tenggelam dalam penyakit lama yakni mengajar secara rutin, monoton,
tanpa variasi. Selain kuat dalam penguasaan materi pelajaran guru juga
harus kaya pengalaman dengan beraneka ragam, metode pembelajaran
atau teknik pembelajaran. Guru keterampilan berbahasa harus kaya
pengalaman dengan teknik pembelajaran keterampilan berbahasa. Guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
keterampilan yang mengetahui aneka ragam teknik pembelajaran
keterampilan berbahasa dan mempraktekkannya sangat membantu yang
bersangkutan dalam mengajarkan keterampilan berbahasa. Menurut Djago
Tarigan dan H.G. Tarigan, keuntungan-keuntungan tersebut dapat
diperinci sebagai berikut: 1) Guru dapat membuat pembelajaran lebih
bervariasi, lebih menarik; 2) Bermacam masalah seperti jumlah siswa yang
terlalu banyak, perbedaan kemampuan individu dalam kelas, materi yang
kurang menarik, lingkungan belajar yang kurang menarik dapat
dipecahkan; 3) Seorang guru keterampilan berbahasa akan lebih percaya
diri sendiri sehingga lebih mampu serta meyakinkan dalam mengajarkan
keterampilan berbahasa; 4) Seorang guru menyimak dapat menggalakkan
cara belajar siswa aktif; 5) Guru dapat menyampaikan materi pembelajaran
lebih tepat; 6) Penggunaan teknik pembelajaran yang tepat menghidupkan
suasana belajar dan mengajar dalam kelas; 7) Menyebabkan siswa senang
belajar dan guru senang mengajar; 8) Pembelajaran keterampilan
berbahasa berhasil baik; 9) Memancing pemusatan pikiran siswa kepada
pelajaran (1987: 39-40).
Pemilihan dan penggunaan teknik pembelajaran yang tepat,
termasuk pembelajaran keterampilan berbahasa, memberikan keuntungan
bagi pelaksanaan proses belajar mengajar. Suasana yang menarik,
merangsang, menimbulkan gairah belajar yang tinggi. Gairah belajar yang
tinggi pada gilirannya menimbulkan prestasi belajar yang tinggi pula.
c. Macam-macam Teknik Pembelajaran Menulis
Menurut Djago Tarigan dan H.G. Tarigan, aneka teknik
pembelajaran menulis antara lain: menyusun kalimat, memperkenalkan
karangan, meniru model, karangan bersama, mengisi, menyusun kembali
(Skrambel), menyelesaikan cerita, menjawab pertanyaan, meringkas isi
bacaan, parafrase, reka cerita gambar, memerikan, mengembangkan kata
kunci, mengembangkan kalimat topik, mengembangkan judul,
mengembangkan peribahasa, menulis surat, menyusun dialog, menyusun
wacana (1987: 187-229).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Dari berbagai macam teknik pembelajaran menulis di atas,
penulis meneliti tentang teknik menyusun kembali atau biasa disebut
dengan istilah teknik Skrambel. Teknik ini digunakan dalam pembelajaran
menulis khususnya menulis narasi.
d. Teknik Skrambel
1) Pengertian Skrambel
Istilah Skrambel berasal dari bahasa Inggris yang dapat di
terjemahkan dalam bahasa Indonesia yang artinya perebutan,
pertarungan, perjuangan. Teknik Skrambel biasanya dipakai oleh
anak-anak sebagai permainan yang pada dasarnya merupakan latihan
pengembangan dan peningkatan wawasan pemilikan kosakata-
kosakata dan huruf-huruf yang tersedia. Teknik permainan ini pada
prinsipnya menghendaki siswa supaya melakukan penyusunan atau
mengurutkan suatu struktur bahasa yang sebelumnya dengan sengaja
telah dikacaukan susunannya. Teknik Skrambel menurut Suparno
didefinisikan sebagai berikut:
Skrambel adalah salah satu permainan bahasa pada hakikatnya permainan bahasa merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan. Dengan bermain siswa akan memperoleh kegembiraan atau kesenangan, selain itu keterampilan tertentu akan diperolehnya dengan tidak sengaja (1998: 60).
Menurut Fodor (1992) “The phenomenon of Scrambling is
particularly fit to provide psycholinguistic evidence that may help to
contrast different theories of grammar” (Irina A. Sekerina, 2003: 1).
Menurut Fodor teknik Skrambel sangat cocok digunakan dalam
keterampilan berbahasa karena teknik ini merupakan teknik yang
berbeda dari teknik-teknik yang lainnya. Teknik Skrambel merupakan
teknik yang tepat bagi siswa usia Sekolah Dasar karena teknik ini
merupakan suatu teknik yang menerapkan prinsip permainan dalam
bahasa, sehingga dengan teknik Skrambel siswa dapat belajar sambil
bermain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
Skrambel adalah suatu permainan bahasa yang digunakan dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan cara mengurutkan kalimat-
kalimat acak dalam suatu paragraf menjadi wacana yang utuh dan
logis untuk meningkatkan keaktifan, kreativitas dan keterampilan
siswa.
2) Macam-macam Skrambel
Berdasarkan sifat jawabannya Skrambel terdiri atas
bermacam-macam bentuk sebagaimana dinyatakan oleh Budinuryanto
antara lain: Skrambel kata, Skrambel kalimat, Skrambel wacana
(1997: 11).
a) Skrambel kata, yakni sebuah permainan yang menyusun kata-kata
dari huruf-huruf yang telah dikacaukan letak huruf-hurufnya
sehingga membentuk suatu kata tertentu yang bermakna. Misalnya
huruf-huruf:
lewerkala ------- kelelawar
opmketru ------- komputer
b) Skrambel kalimat, yakni sebuah permainan menyusun kalimat dari
kata-kata acak. Bentukan kalimat dimaksud hendaknya logis,
bermakna, tepat, dan benar.
c) Skrambel wacana, yakni sebuah permainan menyusun wacana
logis berdasarkan kalimat atau paragraf acak. Hasil susunan
wacana dalam permainan Skrambel hendaknya logis dan
bermakna.
3) Kelebihan dan Kelemahan Permainan Bahasa
Kelebihan dan kelemahan permainan bahasa menurut
Suparno antara lain:
a) Kelebihan permainan bahasa antara lain: (1) Permainan bahasa
merupakan media pembelajaran bahasa yang cocok untuk
penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Aktivitas yang
dilakukan siswa dalam permainan bahasa ini bukan saja aktivitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
fisik, tetapi juga aktivitas mental; (2) Permainan bahasa dapat
dipakai untuk membangkitkan kembali kegairahan belajar siswa
yang sudah mulai lesu; (3) Sifat kompetitif yang ada dalam
permainan dapat mendorong siswa berlomba-lomba maju; (4)
Selain untuk menimbulkan kegembiraan dan melatih keterampilan
tertentu permainan bahasa juga dapat memupuk rasa solidaritas
(terutama untuk permainan beregu); (5) Materi yang
dikomunikasikan lewat permainan bahasa biasanya mengesan
sehingga sukar dilupakan.
b) Kelemahan permainan bahasa antara lain: (1) Pada umumnya
jumlah siswa dalam satu kelas terlalu besar. Hal tersebut akan
menimbulkan kesulitan untuk melibatkan seluruh siswa dalam
permainan. Siswa yang tidak terlibat itu justru mengganggu
permainan yang sedang berlangsung; (2) Tidak semua materi
pelajaran dapat dikomunikasikan lewat media permainan; (3)
Permainan bahasa biasanya menimbulkan suara gaduh. Hal
tersebut jelas akan mengganggu kelas yang berdekatan; (4) Banyak
yang memperlakukan permainan bahasa sebagai kegiatan untuk
mengisi waktu kosong saja; (5) Permainan bahasa banyak
mengandung unsur spekulasi. Siswa yang menang dalam suatu
permainan belum dapat dijadikan ukuran bahwa siswa tersebut
lebih pandai daripada siswa lain (1988: 64-65).
4) Kegiatan dalam Teknik Skrambel
Menurut Akhmad Sudrajat secara umum rambu-rambu
pembelajaran dengan teknik Skrambel ini terbagi dalam tiga kegiatan,
antara lain:
a) Persiapan
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam persiapan ini yakni:
(1) Menyiapkan teks bacaan, kemudian keluarkan paragraf ke
dalam kartu paragraf, kegiatan ini termasuk kegiatan menulis
tahap pramenulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
(2) Setiap kartu hanya mengandung satu paragraf.
(3) Kartu-kartu paragraf diberi nomor urut yang susunan
pengurutannya sengaja dikacaukan.
(4) Membagi siswa dalam kelompok-kelompok yang
beranggotakan 3 sampai 4 orang siswa dalam satu kelompok.
(5) Mengatur posisi tempat duduk agar kelompok yang satu
dengan kelompok yang lain tidak saling mengganggu, dan
tidak saling terganggu. Bila memungkinkan kegiatan ini
dilakukan di luar kelas, hal ini akan memberi dampak yang
lebih baik karena anak-anak akan berada dalam suasana
bermain yang sebenarnya.
(6) Merencanakan langkah-langkah kegiatan serta menentukan
jatah waktu yang dibutuhkan untuk setiap fase kegiatan yang
akan dilalui dalam kegiatan inti.
b) Kegiatan Inti
Beberapa kegiatan yang harus dilalui anak dalam kegiatan inti:
(1) Setiap kelompok siswa siap dengan perangkat kartu paragraf
yang telah dibagikan guru untuk didiskusikan dalam
kelompoknya masing-masing, kegiatan ini termasuk ke dalam
kegiatan menulis yaitu tahap penulisan.
(2) Setiap kelompok siswa melakukan diskusi kecil dalam
kelompoknya untuk mencari susunan kartu-kartu paragraf yang
dianggap baik dan logis oleh kelompok yang bersangkutan,
kegiatan ini termasuk ke dalam kegiatan menulis tahap editing.
(3) Guru memimpin diskusi kelompok besar untuk menganalisis
dan mendengarkan pertanggung jawaban setiap kelompok kecil
atas hasil kerja masing-masing kelompok yang telah disepakati
dalam kelompok.
(4) Setelah seluruh kelompok tampil, dilanjutkan perbincangan
tentang pendapat dan komentar perseorangan dipimpin guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
(5) Setelah diskusi kelompok besar menghasilkan kesepakatan
bersama tentang susunan teks yang dianggap paling logis,
kemudian guru menunjukkan teks aslinya.
(6) Satu orang diminta untuk membacakan teks asli tersebut secara
bergantian. Selanjutnya, melalui kegiatan diskusi kelompok
besar siswa membandingkan, mengkaji, menilai dan
memutuskan susunan teks mana yang paling baik dan logis,
kegiatan ini termasuk kedalam kegiatan menulis tahap revisi.
(7) Pada akhir kegiatan inti, satu dua orang siswa diminta untuk
menceritakan kembali isi teks dengan kata-kata sendiri.
Kegiatan ini termasuk ke dalam kegiatan menulis tahap
publikasi.
c) Kegiatan Akhir
Kegiatan akhir tergantung hasil belajar siswa. Contoh
kegiatan akhir yang dapat dilakukan antara lain:
(1) Kegiatan pengayaan berupa pemberian tugas serupa dengan
bahan yang berbeda.
(2) Kegiatan menyempurnakan susunan teks asli, jika terdapat
susunan yang tidak memperlihatkan kelogisan.
(3) Kegiatan mengubah materi bacaan (memparafrase atau
menyederhanakan bacaan).
(4) Mencari makna kosakata baru di dalam kamus dan
mengaplikasikan dalam pemakaian kalimat.
(5) Membetulkan kesalahan-kesalahan tata bahasa yang mungkin
ditemukan dalam teks wacana latihan. Satu hal yang penting
dalam teknik ini, siswa tidak sekedar berlatih memahami dan
menemukan susunan teks yang baik dan logis, melainkan juga
dilatih untuk berpikir kritis-analitis. Hal-hal yang berkenaan
dengan aspek kebahasaan, kebenaran, ketepatan struktur
kalimat, tanda baca, diksi dapat menjadi perhatian dan
perbincangan siswa (2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2) Hakikat Hasil Belajar
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari kegiatan
belajar. Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat
dari pengalaman dan latihan. Perubahan yang terjadi dalam diri individu
banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap
perubahan dalam diri individu merupakan perubahan dalam arti belajar.
Perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kematangan, pertumbuhan, dan
perkembangan tidak termasuk dalam pengertian belajar. Secara psikologis,
belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku seseorang sebagai
hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan dinyatakan dalam seluruh
aspek tingkah laku.
Menurut Slameto “Taksonomi belajar dibagi menjadi tiga lapangan
(domain), kognitif, afektif, dan psikomotor” (1991: 57). Lapangan kognitif
meliputi tujuan-tujuan yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui, dan
memecahkan masalah. Lapangan afektif mencakup tujuan-tujuan yang
berkaitan dengan sikap, nilai, minat, dan apresiasi. Lapangan psikomotor
meliputi tujuan-tujuan yang berhubungan dengan keteramilan manual dan
motorik.
Menurut Syaiful “Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik” (2011: 13). Sedangkan
menurut Purwanto “Belajar adalah proses untuk membuat perubahan dalam
diri mahasiswa dengan cara berinteraksi dengan lingkungan untuk
mendapatkan perubahan dalam aspek aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik” (2010: 43). Pada teori belajar perilaku, proses belajar cukup
dilakukan dengan mengikatkan antara stimulus dan respons secara berulang,
sedang pada teori kognitif, proses belajar membutuhkan pengertian dan
pemahaman. Menurut Slameto “Belajar didefinisikan sebagai suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungan” (1991: 78).
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang
sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang
pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan
pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa.
Proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif,
afektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut
bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju daripada
keadaan sebelumnya. Menurut Wittig (1981) proses belajar selalu
berlangsung dalam tahapan-tahapan yang mencakup: Acquisition (tahap
perolehan/penerimaan informasi), Storage (tahap penyimpanan informasi),
Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi) (Muhibbin, 2010: 111-
112). Pada tingkatan acquisition seorang siswa mulai menerima informasi
sebagai stimulus dan melakukan respons terhadapnya, sehingga menimbulkan
pemahaman dan perilaku baru. Pada tingkatan storage seorang siswa secara
otomatis akan mengalami proses penyimpanan pemahaman dan perilaku baru
yang ia peroleh ketika menjalani proses acquisition. Pada tingkatan retrieval
seorang siswa akan mengaktifkan kembali fungsi-fungsi sistem memorinya,
misalnya ketika ia menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah.
Oemar Hamalik menyatakan bukti “Bahwa seseorang telah belajar
ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari
tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti” (2004:
30). Tingkah laku memiliki insur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif
adalah unsur rohaniah sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah.
Bahwa seseorang sedang berfikir dapat dilihat dari raut mukanya, sikapnya
dalam rohaniahnya tidak bisa kita lihat.
Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan
tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Aspek-aspek itu
adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi,
emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap. Kalau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
seseorang telah melakukan perbuatan belajar maka akan terlihat terjadinya
perubahan dalam salah satu atau beberapa aspek tingkah laku tersebut.
Menurut Purwanto “Hasil belajar adalah perubahan perilaku mahasiswa
akibat belajar” (2010: 46). Perubahan perilaku disebabkan karena dia
mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses
belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif,
afektif, maupun psikomotorik.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu proses yang diperoleh seorang individu dari pengalaman-pengalaman
langsung untuk memperoleh perubahan dalam aspek kognitif, afektif, maupun
psikomotorik. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
bergantung pada proses belajar yang dialami siswa.
3) Hakikat Menulis Narasi
a. Pengertian Menulis
Suparno dan M. Yunus menyatakan bahwa “Menulis dapat
didefinisikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi)
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya” (2010:
1.3). Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan.
Tulisan merupakan sebuah simbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat
dan disepakati pemakainya. Dengan demikian dalam komunikasi tulis
paling tidak terdapat empat unsur yang terlibat: penulis sebagai penyampai
pesan, pesan atau isi tulisan, saluran atau media berupa tulisan, dan
pembaca sebagai penerima pesan. Sedangkan menurut Puji Santosa, dkk
“Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
menghasilkan sebuah tulisan” (2011: 6.14). Menulis dapat dilihat sebagai
proses ataupun suatu hasil. Menulis sebagai suatu proses artinya
kegiatannya dapat dimulai dari menggerakkan pensil atau pena di atas
kertas sampai terwujud sebuah karangan atau tulisan. Kegiatan menulis
dapat juga berupa aktivitas menuangkan ide yang datang tiba-tiba,
mencoret-coretkannya di atas kertas buram dan setelah melalui proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
perbaikan dituliskannya kembali ke dalam tulisan yang rapi dan layak
baca. Sedangkan Chaedar dan Senny menyatakan bahwa:
Menulis pada dasarnya bukan hanya sekedar menuangkan bahasa ujaran ke dalam sebuah tulisan, tapi merupakan mekanisme curahan ide, gagasan atau ilmu yang dituliskan dengan struktur yang benar, berkoherensi dengan baik antar paragraf dan bebas dari kesalahan-kesalahan mekanik seperti ejaan dan tanda baca (2007: 43).
Menulis adalah sebuah kemampuan, kemahiran dan kepiawaian
seseorang dalam menyampaikan gagasannya ke dalam sebuah wacana agar
dapat diterima oleh pembaca yang heterogen baik secara intelektual
maupun sosial. H G Tarigan mengemukakan bahwa “Menulis merupakan
suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomuniasi
secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain” (1986:
3-4). Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Dalam kegiatan menulis ini maka sang penulis haruslah terampil
memanfaatkan grafonologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan
menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui
latihan dan praktek yang banyak dan teratur. Demikian juga Lado
mengemukakan pengertian “Menulis ialah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-
lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran
grafik itu” (H G Tarigan, 1986: 21). Gambar atau lukisan mungkin dapat
menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-
kesatuan bahasa. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari
kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.
Menulis adalah sesuatu yang tidak mudah bagi siswa, karena
untuk dapat menulis diperlukan suatu keterampilan yang dapat menunjang
misalnya kemampuan berbahasa, pengetahuan, keinginan untuk menulis
dan lain sebagainya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Byrne (1988)
yang menyatakan bahwa “Writing is difficult because of psychological,
linguistic and cognitive problems that students undergo” (Abdul Rashid,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2008:8). Byrne berpendapat bahwa menulis adalah sesuatu hal yang sulit
dikarenakan menulis merupakan suatu hal yang memerlukan penjiwaan,
keterampilan berbahasa, dan pengetahuan, sedangkan siswa masih merasa
kesulitan untuk mengembangkan segala aspek tersebut.
Dari pendapat beberapa ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa menulis merupakan suatu aktifitas penyampaian pesan dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya dan dipergunakan
untuk berkomuniasi secara tidak langsung. Dalam menulis diperlukan
berbagai aspek yang meliputi penjiwaan, keterampilan berbahasa, dan
pengetahuan.
b. Tahap Menulis
Menurut St. Y. Slamet sebagai proses, menulis merupakan
serangkaian aktivitas (kegiatan) yang terjadi dan melibatkan beberapa fase
(tahap) yaitu: pramenulis (persiapan), penullisan (pengembangan isi
karangan), pascapenulisan (telaah dan revisi atau penyempurnaan tulisan)
(2008: 97) .
1) Pramenulis (persiapan)
Dalam tahap prapenulisan ditentukan hal-hal pokok yang akan
mengarahkan penulis dalam seluruh kegiatan penulisan itu.
2) Penulisan (pengembangan isi karangan)
Dalam tahap penulisan dilakukan apa yang telah ditentukan, yaitu
mengembangkan gagasan dalam kalimat-kalimat, suatu paragraf, bab
atau bagian, sehingga selesai buram (draf) yang pertama.
3) Pascapenulisan (telaah dan revisi atau penyempurnaan tulisan)
Dalam tahap revisi yang dilakukan adalah membaca atau menilai apa
yang sudah ditulis, memperbaiki, mengubah, bahkan jika perlu
menambahkan sesuatu atau memperluas tulisan tadi.
c. Komponen-komponen Menulis
Menurut St. Y. Slamet komponen-komponen yang mengacu pada
keterampilan menulis meliputi: isi, organisasi isi, gramatika, diksi, dan
ejaan (2008: 120).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
1) Isi, yang meliputi relevansi, tesis yang dikembangkan, keeksplisitan
analisis, dan ketepatan simpulan.
2) Organisasi isi, yang meliputi keutuhan, perpautan, pengembangan
gagasan atau pokok pikiran paragraf, dan organisasi keseluruhan
karangan.
3) Gramatika atau tata bahasa, yang meliputi ketepatan bentukan kata dan
keefektifan kalimat.
4) Diksi, yang meliputi ketepatan penggunaan kata yang berkenaan
dengan gagasan yang dikemukakan, kesesuaian penggunaan kata
dengan konteks, dan kebakuan kata.
5) Ejaan, yang meliputi penulisan huruf, kata, dan tanda baca.
d. Unsur-unsur Menulis
Menulis memang merupakan suatu bentuk berpikir, tetapi ia
adalah berpikir untuk penanggap tertentu dan untuk situasi tertentu pula.
Salah satu tugas penting seorang penulis adalah menguasai unsur-unsur
pokok menulis dan berpikir yang akan banyak membantu dalam usaha
mencapai suatu tujuan. Menurut Fachruddin unsur-unsur yang paling
penting dalam menulis adalah: penemuan, penataan, dan gaya (1988: 7).
1) Penemuan, yang dimaksud dengan penemuan dalam hal ini adalah
proses didapatkannya ide yang akan dibicarakan atau didapatkannya
atau ditulis.
2) Penataan, dengan penataan dimaksudkan proses penemuan dasar-dasar
pengaturan yang memungkinkan diorganisasikannya ide-ide
sedemikian rupa sehingga mudah dipahami dan dipercayai oleh
pembaca.
3) Gaya, gaya ialah proses penentuan pilihan mengenai struktur kalimat
dan diksi yang akan dipakai dalam tulisan yang hendak disusun.
Ketiganya merupakan bagian dari suatu kesatuan proses mental
yang berlangsung serentak, yang dalam kenyataan sesungguhnya sulit
untuk dipisahkan yang satu dari yang lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
e. Tujuan Menulis
Peck dan Schulz (1969: 67) mengemukakan beberapa tujuan
menulis bagi siswa antara lain: 1) Membantu para siswa memahami
bagaimana caranya ekspresi tulis dapat melayani mereka, dengan jalan
menciptakan situasi-situasi di dalam kelas yang jelas memerlukan karya
tulis dan kegiatan menulis; 2) Mendorong para siswa mengekspresikan diri
mereka secara bebas dalam tulisan; 3) Mengajar para siswa menggunakan
bentuk yang tepat dan serasi dalam ekspresi tulis; 4) Mengembangkan
pertumbuhan bertahap dalam menulis dengan cara membantu para siswa
menulis sejumlah maksud dengan sejumlah cara dengan penuh keyakinan
pada diri sendiri secara bebas (H G Tarigan, 1986: 9). Sedangkan menurut
Hugo Hartig tujuan penulisan suatu tulisan adalah: assignment purpose,
altruistic purpose, persuasive purpose, informational purpose, self-
expressive purpose, creative purpose, problem-solving purpose (H G
Tarigan, 1986: 24-25).
1) Assignment purpose (tujuan penugasan)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali.
Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan
sendiri.
2) Altruistic purpose (tujuan altruistik)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan
kedukaan para pembaca, ingin menolong para pembaca memahami,
menghargai perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para
pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.
3) Persuasive purpose (tujuan persuasif)
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran
gagasan yang diutarakan.
4) Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan)
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan
kepada para pembaca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
5) Self-expressive purpose (tujuan pernyataan diri)
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang
pengarang kepada para pembaca.
6) Creative purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi
keinginan kreatif di sini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan
dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik, atau seni yang
ideal, seni idaman. Tulisan yang bertuuan mencapai nilai-nilai artistik,
nilai-nilai kesenian.
7) Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)
Dalam tulisan seperti ini sang penulis ingin memecahkan masalah
yang dihadapi. Sang penulis ingin menjelaskan, menjernihkan serta
menjelajahi serta meneliti secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-
gagasan sendiri agar dapat dimengerti dan diterima oleh para pembaca.
f. Manfaat Menulis
Menurut Suparno dan M. Yunus banyak manfaat yang dapat
dipetik dari menulis, antara lain: meningkatkan kecerdasan,
mengembangkan daya inisiatif dan kreativitas, menumbuhkan keberanian,
dan mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi
(2010: 1.4). Sedangkan Ismail Kusmayadi mengemukakan manfaat
menulis adalah sebagai berikut: 1) Berusaha mencari sumber informasi
tentang topik yang akan ditulis. Wawasan kita tentang topik yang akan
dibahas semakin bertambah; 2) Berusaha belajar, berpikir, dan bernalar
tentang sesuatu. Kita berusaha menjaring informasi, menghubung-
hubungkan, dan menarik kesimpulan; 3) Menyusun gagasan secara tertib
dan sistematis; 4) Menuangkan gagasan ke atas kertas. Gagasan yang
ditulis memungkinkan untuk direvisi; 5) Dipaksa belajar secara aktif; 6)
Terbiasa berpikir secara tertib dan sistematis (2011: 39).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
g. Ragam Wacana
Menurut Suparno dan M. Yunus tulisan atau karangan dapat
disajikan dalam lima bentuk atau ragam wacana, diantaranya: deskripsi,
narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi (2010: 1.11-1.13).
1) Deskripsi (Pemerian)
Deskripsi adalah ragam wacana yang melukiskan atau
menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan-kesan dari pengamatan,
pengalaman dan perasaan penulisnya. Sasarannya adalah menciptakan
atau memungkinkan terciptanya imajinasi (daya khayal) pembaca
sehingga dia seolah-olah melihat, mengalami, dan merasakan sendiri
apa yang dialami penulisnya,
2) Narasi (Penceritaan atau Pengisahan)
Narasi adalah ragam wacana yang menceritakan proses
kejadian suatu peristiwa. Sasarannya adalah memberikan gambaran
yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan,
atau rangkaian terjadinya sesuatu hal.
3) Eksposisi (Paparan)
Eksposisi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk
menerangkan, menyampaikan atau menguraikan sesuatu hal yang
dapat memperluas atau menambah pengetahuan atau pandangan
pembacanya. Sasarannya adalah menginformasikan sesuatu tanpa ada
maksud mempengaruhi pikiran, perasaan, dan sikap pembacanya.
4) Argumentasi (Pembahasan atau Pembuktian)
Argumentasi adalah ragam wacana yang dimaksudkan untuk
meyakinkan pembaca mengenai kebenaran yang disampaikan oleh
penulisnya. Karena tujuannya meyakinkan pendapat atau pemikiran
pembaca, maka penulis akan menyajikan secara logis, kritis, dan
sistematis bukti-bukti yang dapat memperkuat keobjektifan dan
kebenaran yang disampaikan sehingga dapat menghapus konflik dan
keraguan pembaca terhadap pendapat penulis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
5) Persuasi
Persuasi adalah ragam wacana yang ditujukan untuk
mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai sesuatu hal
yang disampaikan penulisnya.
h. Menulis Narasi
Menurut Chaedar dan Senny, “Narasi berasal dari kata to narrate,
yaitu bercerita. Cerita adalah rangkaian peristiwa atau kejadian secara
kronologis, baik fakta maupun rekaan atau fiksi” (2007: 119). Walau
demikian, narasi bisa saja dimulai dari peristiwa di tengah atau paling
belakang, sehingga memunculkan flashback. Narasi bisa bergaya kisahan
orang pertama sehingga terasa subjektivitas pengarangnya, atau orang
ketiga sehingga terdengar lebih objektif. Sedangkan menurut Gorys Keraf,
“Narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan
suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca
melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu” (2003: 135-136). Sebab itu,
unsur yang paling penting pada sebuah narasi adalah unsur perbuatan dan
tindakan. Narasi juga dapat dibatasi sebagai suatu bentuk wacana yang
sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan
menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Atau
dapat juga dirumuskan dengan cara lain, narasi adalah suatu bentuk
wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada
pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.
Suparno dan M. Yunus mengemukakan bahwa, “Narasi adalah
ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu peristiwa.
Sasarannya adalah memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya kepada
pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya sesuatu
hal” (2010: 1.11). Bentuk karangan ini dapat kita temukan misalnya pada
karya prosa atau drama, biografi atau autobiografi, laporan peristiwa, serta
resep atau cara membuat dan melakukan sesuatu hal.
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa narasi
adalah salah satu ragam wacana yang menceritakan proses kejadian suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
peristiwa sehingga pembaca dapat seolah-olah melihat atau mengalami
sendiri peristiwa itu sehingga memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya
kepada pembaca mengenai fase, langkah, urutan, atau rangkaian terjadinya
sesuatu kejadian.
i. Langkah-langkah Menulis Narasi
Dalam menulis ada langkah-langkah yang perlu diketahui, begitu
juga dalam menulis karangan narasi. Langkah-langkah Mengarang
menurut Masnur Muslich (2007) bahwa “Langkah menyusun narasi,
dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide”. Cerita dirangkai
dengan menggunakan rumus 5 W dan 1 H, antara lain setting atau lokasi
cerita, pelaku dalam cerita, isi cerita, waktu peristiwa-peristiwa
berlangsung, mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan bagaimana cerita
itu dipaparkan. Sedangkan prosedur pelaksanaan menulis narasi dengan
teknik Skrambel menurut Suyatno (2007: 45) adalah sebagai berikut: 1)
Guru menjelaskan tujuan dan kegiatan belajar yang akan dilakukan siswa;
2) Siswa diberi kesempatan menanyakan hal-hal yang kurang jelas
(menggali ide); 3) Kegiatan menyusun dan mencocokkan paragraf
dilombakan; 4) Kelompok/siswa yang paling cepat dan benar mendapat
skor tertinggi; 5) Setelah diberi aba-aba, siswa mulai mengurutkan
paragraf demi paragraf secara logis dan runtut dengan cara memberikan
nomor di buku tulis dengan penanda kalimat awal dalam paragraf
(mencari); 6) Setelah semua siswa/kelompok selesai, maka langkah
selanjutnya adalah mencocokkan jawaban siswa/hasil kerja siswa dengan
kunci paragraf yang benar (menemukan); 7) Guru merefleksikan kegiatan
belajar yang telah dilakukan.
Dalam penulisan karangan narasi ada hal lain yang hendak
diperhatikan antara lain: menentukan tema dan amanat; menetapkan
sasaran pembaca; merancang peristiwa-peristiwa utama yang akan
ditampilkan dalam bentuk skema alur; membagi peristiwa utama tersebut
ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita; merinci peristiwa-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita;
dan menyusun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang cerita.
B. PENELITIAN YANG RELEVAN
Peneliti mengacu pada penelitian terdahulu yang relevan yaitu :
Penelitian RM Indriani Widiyati (2005) yang berjudul Peningkatan
Keterampilan Membaca Pemahaman dengan Teknik Skrambel Pada Siswa
Kelas IV SD PL Bernardus Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005,
menyimpulkan bahwa dengan digunakannya teknik Skrambel dapat
meningkatkan ketrampilan membaca pemahaman siswa. Hal itu terlihat dari
hasil tes awal, tes akhir siklus I dan tes akhir siklus II, seluruhnya
menunjukkan ada kenaikan. Hasil tes awal dan tes akhir sikllus I diperoleh t =
7,547 lebih besar dari taraf signifikansi 5 %. Hasil tes akhir siklus I dan tes
akhir siklus II diperoleh t = 8,018 lebih besar dari taraf signifikansi 5%.
Dengan demikian, hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan teknik
Skrambel dapat meningkatkan hasil belajar membaca pemahaman siswa kelas
IV SD PL Bernardus Semarang.
Penelitian Tetra Fajar Kurniati (2010) yang berjudul Meningkatkan
Kemampuan Menulis Narasi Melalui Media Gambar Seri Pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Panularan
No.06 Laweyan, Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010, menyimpulkan bahwa
dengan digunakannya media gambar seri dapat meningkatkan kemampuan
menulis narasi siswa. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan
kemampuan menulis narasi pada setiap siklusnya yaitu pada tindakan
prasiklus nilai rata-rata kemampuan menulis narasi siswa 60, siklus I nilai
rata-rata kemampuan menulis narasi siswa 62,58, dan siklus II nilai rata-rata
kemampuan menulis narasi siswa 67,52. Tingkat ketuntasan belajar siswa
pada prasiklus sebanyak 13 siswa atau 38,23%. Pada siklus I sebanyak 22
siswa atau 64,70%. Sedangkan pada siklus II sebanyak 29 siswa atau 85,29%.
Hal ini menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 20,59%.
Sedangkan peningkatan ketuntasan dari prasiklus sampai siklus II sebesar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
47,06%. Dengan demikian, hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan
media gambar seri dapat meningkatkan hasil belajar menulis narasi siswa
kelas IV SD Negeri Panularan No.06 Laweyan Surakarta.
C. KERANGKA BERPIKIR
Kondisi awal menunjukkan bahwa hasil belajar menulis narasi siswa
kelas IV SD Negeri I Giriharjo Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri tahun
pelajaran 2011/2012 rendah. Hal ini disebabkan guru belum menggunakan metode
dan teknik pembelajaran yang bervariasi dalam pembelajaran menulis narasi.
Guru biasanya menjelaskan apa itu arti menulis narasi, memberi contoh,
kemudian meminta siswa untuk menulis lagi tulisan narasi sesuai apa yang sudah
dicontohkan oleh guru. Namun, kegiatan ini tidak membuahkan hasil efektif.
Sebagian siswa masih banyak yang tidak mampu untuk menuangkan apa yang ada
dipikirannya dalam sebuah tulisan dikarenakan siswa kurang tertarik dalam proses
pembelajaran karena mereka merasa bosan dan kurang memperhatikan apa yang
dijelaskan oleh guru.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu dilakukan tindakan melalui
kegiatan pembelajaran yang bersiklus. Kegiatan pembelajaran yang bersiklus
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan menulis narasi. Pada kegiatan
pembelajaran tersebut, peneliti menerapkan teknik Skrambel. Teknik Skrambel ini
merupakan teknik yang menarik yaitu berpusat pada siswa karena siswa
menemukan sendiri pengalaman belajarnya dan teknik yang digunakan juga
menunjang untuk meningkatkan motivasi siswa dan meningkatkan semangat
siswa dalam proses pembelajaran sehingga pada akhirnya berujung pada
peningkatan hasil belajar siswa khususnya dalam menulis narasi mata pelajaran
Bahasa Indonesia.
Dengan digunakannya teknik Skrambel diduga dapat meningkatkan
perhatian siswa dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa
meningkat sesuai dengan yang diharapkan. Kerangka berpikir ini dapat dijelaskan
pada gambar 2.1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berfikir
D. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir di atas, dapat
dikemukakan hipotesis sebagai berikut:
Teknik Skrambel dapat meningkatkan hasil belajar menulis narasi siswa kelas IV
SD Negeri I Giriharjo Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri tahun 2012.
Kondisi awal
Pembelajaran yang bersifat konvensional
Hasil belajar menulis narasi
rendah
Dengan menerapkan teknik Skrambel hasil belajar
menulis narasi meningkatKondisi
akhir
Penerapan teknik Skrambel
Tindakan
Siklus IIRefleksi dari siklus I dan
Pembelajaran dilakukan
dengan teknik Skrambel
Siklus IPembelajaran
dilakukan dengan teknik
Skrambel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini sudah dilaksanakan di SD Negeri I Giriharjo
Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri. SD Negeri I Giriharjo memiliki 6
ruang kelas, sedangkan yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini
adalah siswa kelas IV.
Alasan pemilihan sekolah ini sebagai lokasi penelitian adalah karena
waktu, biaya, dan tempat penenelitian dapat dijangkau dengan mudah oleh
peneliti. Kemudian sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai obyek
penelitian yang sejenis dan berdasarkan observasi peneliti di lapangan,
terdapat permasalahan dalam menulis narasi pada siswa kelas IV SD Negeri I
Giriharjo Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran
2011/2012 selama enam bulan yaitu mulai bulan Februari sampai bulan Juli
2012. Dengan rincian waktu dan jenis kegiatan penelitian dapat dilihat pada
lampiran 1 halaman 86.
B. SUBJEK DAN OBJEK PENELITIAN
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri I Giriharjo
Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012 semester
genap sebanyak 25 siswa, yang terdiri dari siswa laki-laki berjumlah 15 dan siswa
perempuan berjumlah 10 siswa. Siswa kelas IV sebagai subjek yang kegiatan
pembelajarannya diamati dan dikenai tindakan. Selain siswa, guru juga menjadi
subjek penelitian berkaitan dengan kegiatan guru saat mengajar. Sedangkan objek
penelitian ini adalah mata pelajaran Bahasa Indonesia pada materi menulis narasi
dengan menggunakan teknik Skrambel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
C. BENTUK DAN STRATEGI PENELITIAN
1. Bentuk Penelitian
Berdasarkan dari masalah-masalah yang diajukan dalam penelitian
ini, maka bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian ini, tindakan yang dimunculkan berupa penerapan teknik
Skrambel guna meningkatkan hasil belajar menulis narasi pada siswa kelas
IV SD Negeri I Giriharjo Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri.
Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, oleh guru bersama-sama dengan
peserta didik, atau oleh peserta didik di bawah bimbingan dan arahan guru,
dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran
(Mulyasa, 2010: 11).
Dengan menggunakan bentuk penelitian tindakan kelas ini mampu
menyerap informasi-informasi untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar
yang lebih profesional dan optimal.
2. Strategi Penelitian
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini berupa tindakan
(action) yang menggunakan model siklus. Langkah-langkah pelaksanaan
PTK dilakukan melalui empat tahap, yaitu perencanaan (planning), tindakan
(acting), pengamatan (observasing), dan refleksi (reflecting). Siklus-siklus
tersebut dijelaskan dalam Mulyasa (2010: 70-73) sebagai berikut.
D. SUMBER DATA
Keberhasilan suatu penelitian didukung oleh sumber data. Data atau
informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji diperoleh sebagai
data kualitatif. Informasi tersebut digali dari beragam sumber data dan jenis data
yang dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi:
1. Nara sumber, yang terdiri dari Kepala Sekolah, Guru, dan Siswa.
2. Arsip nilai kelas IV.
3. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran menulis narasi di SD Negeri I
Giriharjo Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Wawancara
Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan terhadap guru kelas IV
SD Negeri I Giriharjo Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri pada awal
penelitian untuk memperoleh informasi tentang proses pembelajaran bahasa
Indonesia khususnya menulis narasi.
2. Observasi
Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
terstruktur, yaitu observasi yang telah dirancang secara sistematis, tentang
subjek yang akan diamati, waktu dan tempatnya. Observasi dilakukan
terhadap guru kelas dan siswa di SD Negeri I Giriharjo Kecamatan Puhpelem
Kabupaten Wonogiri tahun pelejaran 2011/2012.
Observasi ini bertujuan untuk mengamati kegiatan yang dilakukan
guru dan siswa di dalam kelas. Peran peneliti dalam kegiatan ini adalah
melaksanakan pembelajaran. Peneliti juga berkolaborasi dengan guru kelas
yang akan berperan sebagai observer. Guru kelas mengamati jalannya
pembelajaran di kelas sambil mencatat segala sesuatu yang terjadi selama
proses pembelajaran berlangsung. Selain mengamati proses pembelajaran di
kelas juga mengamati kerja peneliti dalam mengelola kelas dan dalam
menerapkan teknik Skrambel. Observasi siswa difokuskan pada hasil belajar
menulis narasi selama pembelajaran berlangsung. Sedangkan observasi
terhadap guru difokuskan pada kemampuan guru dalam menerapkan teknik
Skrambel.
3. Tes
Dua jenis tes yang sering dipergunakan sebagai alat pengukur adalah
tes lisan dan tes tertulis. Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes
tertulis. Tes tersebut dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
menulis narasi siswa di SD Negeri I Giriharjo Kecamatan Puhpelem
Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
4. Dokumentasi
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dalam penelitian ini menggunakan dokumen
tertulis. Catatan dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini berupa :
a. Buku laporan guru pada wali murid untuk mengetahui prestasi belajar
siswa.
b. Data pribadi siswa untuk mengetahui data dan kemampuan dasar yang
dimiliki oleh siswa.
c. Data ulangan harian mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa yang
merupakan subyek penelitian.
F. VALIDITAS DATA
Data yang telah berhasil dikumpulkan dalam penelitian harus diusahakan
kemantapan dan kebenarannya. Guna menjamin dan mengembangkan validitas
data yang biasa digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu teknik trianggulasi.
Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Trianggulasi Sumber
Melalui trianggulasi sumber, dapat diarahkan pengumpulan data
melalui berbagai sumber data yang berbeda. Dalam hal ini data yang sama
atau sejenis akan lebih akurat jika digali dari beberapa sumber data yang
berbeda. Data yang diperoleh berasal dari kepala sekolah, guru, dan siswa SD
Negeri I Giriharjo Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri tahun pelajaran
2011/1012. Data yang diperoleh berupa data hasil wawancara terhadap guru
dan kepala sekolah serta data angket dan hasil observasi siswa.
2. Trianggulasi Teknik
Jenis trianggulasi ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data
sejenis tetapi menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang
berbeda. Di sini lebih ditekankan pada pengumpulan data dengan teknik atau
metode pengumpulan data yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan
wawancara terhadap guru SD Negeri I Giriharjo Kecamatan Puhpelem
Kabupaten Wonogiri, lalu dicek dengan observasi dan dokumentasi. Apabila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
hasil data yang diperoleh dengan tiga metode tersebut berbeda, maka
dilakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan untuk
memastikan data mana yang dianggap benar.
G. TEKNIK ANALISIS DATA
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain
sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada
orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,
menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
yang akan diceritakan kepada orang lain.
Agar hasil penelitian dapat terwujud sesuai dengan tujuan yang
diharapkan, maka dalam menganalisis data penelitian ini menggunakan analisis
model interaktif Milles dan Huberman yaitu data reduction, data display, dan
conclusion drawing/verification (Sugiyono, 2009: 338-345). Analisis model
interaktif Milles dan Huberman tersebut dapat dijelaskan dalam gambar 3.1.
Gambar 3.1 Bagan Siklus Analisis Interaktif Miles Huberman dalam Sugiyono
Pengumpulan Data(Data Collection)
Reduksi Data(Data Reduction)
Penyajian Data(Data Display)
Kesimpulan-kesimpulanPenarikan / Verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Dari bagan tersebut di atas, langkah yang ditempuh dalam penelitian ini
adalah :
1. Melakukan analisis awal, bila data yang didapatkan di kelas sudah cukup data
yang dikumpulkan. Data dalam penelitian ini data diperoleh dari dokumentasi
guru dan siswa kelas IV SD Negeri I Giriharjo Kecamatan Puhpelem
Kabupaten Wonogiri tahun 2011/2012.
2. Mengembangkan bentuk sajian data dengan menyusun coding dan matrik
yang berguna untuk penelitian selanjutnya. Yang dimaksudkan dalam tahap
ini adalah menentukan alternatif untuk mengadakan penelitian.
3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matrik antar unsur.
Yang dimaksudkan dalam langkah ini adalah dengan menerapkan alternatif
yang telah dipilih di dalam kelas tersebut.
4. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian. Yang dimaksudkan
dalam langkah ini adalah menentukan kesimpulan dari penelitian alternatif
yang dipilih. Kesimpulan ini didapatkan dari beberapa pertimbangan data
yang diperoleh setelah tes dan observasi selama pembelajaran berlangsung.
5. Merumuskan kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran dalam
laporan akhir penelitian. Yang dimaksudkan dalam langkah ini adalah dengan
mengembangkan saran dalam laporan akhir penelitian.
H. INDIKATOR KINERJA
Penelitian ini dapat dikatakan berhasil apabila hasil belajar menulis
narasi pada siswa kelas IV SD Negeri I Giriharjo dapat meningkat. Peningkatan
hasil belajar menulis narasi memperoleh nilai 70 lebih dari 80%.
I. PROSEDUR PENELITIAN
Proses penelitian pembelajaran ini dilakukan dalam dua siklus yang
masing-masing terdiri atas empat tahapan, yaitu : 1) perencanaan (planning), 2)
Pelaksanaan tindakan (action), 3) Pengamatan (observation), dan 4) Refleksi
(reflection).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Rancangan siklus penelitian tindakan kelas tersebut dapat dilihat pada
gambar 3.2.
Gambar 3.2 Rancangan Penelitian
1. Siklus I
Penulis berencana melakukan tindakan peningkatan hasil belajar
siklus I dengan fokus menerapkan teknik Skrambel.
a. Perencanaan (Planning)
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri I
Giriharjo, Kecamatan Puhpelem, Kabupaten Wonogiri. Fokus dari
penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil balajar
menulis narasi. Tindakan yang dilakukan berupa penerapan teknik
Skrambel.
4. Refleksi 2. Tindakan
3. Observasi
1. Rencana
SIKLUS I
SIKLUS II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Adapun perencanaan itu sebagai berikut :
1) Meminta izin kepala sekolah untuk mengadakan kegiatan
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar menulis narasi siklus
I.
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas IV dengan standar kompensi (SK),
kompetensi dasar (KD) dan indikator tentang menulis narasi.
3) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan.
4) Menyiapkan soal tes dan lembar observasi setelah dilaksanakan
pembelajaran.
5) Menyiapkan lembar penilaian.
b. Pelaksanaan (Action)
Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai RPP yang
telah dibuat. Tindakan perbaikan Siklus I ini dilakukan melalui tahap :
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir dengan menerapkan
teknik Skrambel.
1) Kegiatan Awal
a) Menyampaikan apersepsi serta motivasi
b) Menyampaikan tujuan pembelajaran
2) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
Kegiatan ini, terdapat interaksi antara guru dengan siswa. Siswa
menggali informasi sebanyak-banyaknya tentang kemampuan yang
dimilkinya berkaitan dengan materi yang akan diajarkan. Dalam
hal ini siswa menggali kemampuannya dalam keterampilan
menulis. Guru meminta siswa menuliskan suatu kalimat di papan
tulis untuk mengetahui kemampuan menulis siswa.
b) Elaborasi
Dalam kegiatan ini, guru melaksanakan pembelajaran
menggunakan teknik Skrambel. Dengan membagi siswa menjadi
kelompok-kelompok dan setiap kelompok beranggotakan 3 sampai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
4 siswa. Dalam teknik Skrambel, siswa saling bekerjasama dengan
temannya untuk mengerjakan tugas dari guru yaitu mengurutkan
kalimat-kalimat dalam satu paragraf yang sudah diacak letaknya
menjadi sebuah wacana yang utuh dan logis, sedangkan guru
memfasilitasi kegiatan belajar mengajar di kelas. Dengan begitu,
akan tercipta interaksi antara siswa dengan siswa dan guru dengan
siswa. Setiap siswa harus bisa mempertanggungjawabkan hasil
pekerjaan/diskusinya dengan temannya. Sehingga materi harus
benar-benar dikuasai oleh siswa.
c) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru meluruskan hasil pekerjaan siswa
yang kurang tepat dengan memberikan teks wacana asli dan
memberi pemantapan materi yang sudah dipelajari.
3) Kegiatan Akhir/Penutup
Guru bersama siswa mengambil simpulan secara keseluruhan tentang
materi yang telah disampaikan dan mengadakan evaluasi, untuk
mengetahui seberapa jauh tujuan pembelajaran tercapai. Guru juga
memberikan penguatan/ motivasi kepada siswa, pemberian PR dan
menyampaikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
c. Pengamatan (Observation)
Tahap observasi ini dilakukan untuk mengamati keadaan dan
tingkah laku siswa ketika pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan
teknik Skrambel. Observasi juga dilakukan pada kinerja guru ketika
menerapkan teknik Skrambel. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui
apakah keadaan dan tingkah laku siswa dan kinerja guru sudah sesuai
dengan apa yang tercantum dalam lembar observasi atau tidak. Sehingga
hasil observasi dapat diperbaiki pada siklus berikutnya.
Indikator yang ingin dicapai guru dalam pembelajaran yaitu
sebagai berikut:
1) Cara guru menerapkan teknik Skrambel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
2) Cara guru menggunakan media yang relevan dengan materi
pembelajaran.
3) Cara guru mengadakan penilaian dalam akhir kegiatan.
Sedangkan indikator–indikator keberhasilan siswa adalah sebagai
berikut:
1) Minat dan perhatian siswa mengikuti pembelajaran.
2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran.
3) Peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
khususnya dalam materi menulis narasi.
4) Kemampuan memecahkan masalah.
5) Ketepatan dan kecepatan dalam mengerjakan tugas dari guru.
6) Kerjasama dalam kelompok.
d. Refleksi (Reflection)
Dalam kegiatan refleksi ini, peneliti melakukan diskusi dengan
guru untuk melihat kendala yang dialami siswa dalam pembelajaran
tersebut, dan mencari solusi bagaimana cara yang tepat untuk mengatasi
kendala tersebut. Yang terpenting, dalam refleksi ini peneliti melakukan
evaluasi terhadap apa yang telah dilakukan, apakah telah sesuai dengan
rancangan skenario yang telah dibuat. Jika ternyata belum sesuai dengan
yang diharapkan maka perlu adanya rancangan ulang berupa perbaikan,
modifikiasi dan atau jika dirasakan sangat perlu, maka akan disusun
skenario baru untuk melakukan siklus berikutnya.
2. Siklus II
Berdasarkan hasil temuan pada siklus I, peneliti berencana
melakukan tindakan perbaikan pembelajaran siklus II dengan fokus perbaikan
pembelajaran dengan mengoptimalkan penerapkan teknik Skrambel.
a. Tahap Perencanaan
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Identifikasi masalah pada siklus I dan penetapan alternatif
pemecahan masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas IV dengan standar kompensi (SK),
kompetensi dasar (KD) dan indikator tentang materi menulis narasi.
3) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan.
4) Menyiapkan soal tes dan lembar observasi setelah dilaksanakan
pembelajaran.
5) Menyiapkan lembar penilaian.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan pada silkus II ini harus berdasarkan
refklesi dari Siklus I. Jadi dalam pelaksanaan tindakan siklus II ini adalah
dengan:
1) Melakukan tindakan perbaikan skenario pembelajaran pada siklus I.
2) Guru tetap menerapkan teknik Skrambel dalam pembelajaran.
3) Siswa melaksanakan pembelajaran berdasarkan langkah-langkah
teknik Skrambel.
4) Guru memantau jalannya pelaksanaan pembelajaran dan mamantau
hasil belajar Bahasa Indonesia siswa khususnya pada materi menulis
narasi.
c. Tahap Observasi
Tahap observasi disini sama dengan pada siklus 1 yaitu
melakukan pengamatan pada aktivitas dan tingkah laku siswa dan guru
selama proses pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran yang
dimaksudkan disini adalah dengan proses pembelajaran dengan teknik
Skrambel diterapkan.
d. Tahap Refleksi
Dalam tahap ini yang dilakukan peneliti adalah merefleksi dan
mengevaluasi tahap observasi pada siklus II. Tahap refleksi ini
menentukan apakah target yang telah ditentukan yaitu hasil belajar
menulis narasi sudah sesuai dengan target apa belum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
BAB IV
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. KONDISI AWAL
Kondisi awal pembelajaran menulis narasi siswa kelas IV SD Negeri I
Giriharjo Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri diperoleh dari wawancara
dengan guru kelas dan data nilai pada tindakan prasiklus. Berdasarkan wawancara
dengan guru kelas diperoleh keterangan bahwa selama ini pembelajaran Bahasa
Indonesia khususnya menulis narasi berlangsung lancar. Siswa memahami materi
yang disampaikan guru, namun siswa belum sepenuhnya mampu untuk
menuangkan ide dan gagasannya dalam sebuah tulisan dengan baik.
Siswa mudah merasa bosan karena pembelajaran yang kurang menarik.
Guru hanya menyuruh siswa mengerjakan tugas membuat karangan, menceritakan
pengalaman siswa yang berkesan, seperti pengalaman berlibur, pergi ke rumah
nenek, dan sebagainya. Guru tidak menggunakan media dan teknik pembelajaran
yang tepat sehingga siswa merasa bosan dan kurang tertarik terhadap
pembelajaran.
Pembelajaran menulis kurang terlalu diperhatikan oleh guru. Dari 16 kali
pertemuan yang setiap pertemuannya ada 35 menit dalam satu semester, guru
hanya mengalokasikan 3 x 35 menit untuk kegiatan menulis. Sehingga hasil
belajar menulis siswa kurang maksimal. Peneliti melakukan tindakan prasiklus
untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar menulis narasi siswa. Tindakan
prasiklus dilakukan dengan meminta siswa untuk membuat karangan mengenai
pengalaman berkesan yang pernah dialami siswa. Sehingga diperoleh data awal
nilai menulis narasi dari penelitian ini. Berikut daftar nilai menulis narasi siswa
pada tindakan prasiklus yang disajikan dalam bentuk tabel 4.1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Tabel 4.1 Data Nilai Menulis Narasi Siswa pada Tindakan Prasiklus
Nomor Induk
SiswaNilai
Nomor Induk
SiswaNilai
2670 46 2693 52
2679 35 2694 53
2681 47 2695 82
2682 86 2696 84
2683 61 2697 61
2684 47 2698 85
2685 77 2699 65
2686 71 2700 87
2687 59 2701 76
2688 65 2717 55
2689 46 2759 62
2690 56
2691 71 Jumlah Nilai 1600
2692 71 Nilai Rata-rata 64
Berdasarkan tabel 4.1, maka dapat dibuat tabel distribusi frekuensi nilai
menulis siswa seperti terlihat pada tabel 4.2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
0
1
2
3
4
5
6
35-43 44-52 53-61 62-70 71-79 80-88
4%
20%
24%
12%
20% 20%
Frekuensi Hasil Belajar Menulis Narasi Tindakan Prasiklus
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Menulis Narasi Siswa pada Tindakan
Prasiklus
No. Interval Nilai Frekuensi Persentase
1.
2.
3.
4.
5.
6.
35-43
44-52
53-61
62-70
71-79
80-88
1
5
6
3
5
5
4%
20%
24%
12%
20%
20%
Jumlah 25 100%
Nilai Tertinggi 87
Nilai Terendah 35
Nilai Rata-rata 1600 : 25 = 64
Siswa Belajar Tuntas (10 : 25) X 100% = 40%
Distribusi frekuensi nilai menulis narasi siswa pada tindakan prasiklus
yang terlihat pada tabel 4.2 dapat disajikan pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Menulis Narasi Siswa pada Tindakan Prasiklus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa setelah melaksanakan tindakan
prasiklus, siswa yang memperoleh nilai 35-44 sebanyak 1 siswa atau 4%, siswa
yang memperoleh nilai 45-54 sebanyak 6 siswa atau 24%, siswa yang
memperoleh nilai 55-64 sebanyak 6 siswa atau 24%, siswa yang memperoleh nilai
65-74 sebanyak 5 siswa atau 20%, siswa yang memperoleh nilai 75-84 sebanyak 4
siswa atau 16%, siswa yang memperoleh nilai 85-94 sebanyak 3 siswa atau 12%.
Sementara itu, pembelajaran dikatakan berhasil apabila kemampuan
menulis siswa mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70.
Berdasarkan data tersebut, siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yaitu ≥ 70 sebanyak 10 siswa atau 40%. Sehingga pembelajaran menulis
siswa kelas IV SD Negeri I Giriharjo Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri
perlu dilakukan tahap pelaksanaan tindakan perbaikan.
B. DESKRIPSI HASIL TINDAKAN
Penelitian tindakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi terkait
dengan pembelajaran menulis narasi ini dilakukan dalam dua siklus yang setiap
siklus meliputi dua kali pertemuan. Setiap pertemuan mengalokasikan waktu 3 X
35 menit. Setiap siklus yang dilakukan terdiri dari empat tahap, yaitu: 1)
perencanaan tindakan; 2) pelaksanaan tindakan; 3) observasi tindakan; dan 4)
analisis dan refleksi.
Adapun rincian hasil pelaksanaan tindakan setiap siklus adalah sebagai
berikut:
1. Deskripsi Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Kondisi awal dan nilai menulis narasi siswa pada hasil tindakan
prasiklus menunjukkan bahwa kualitas belajar dan hasil belajar menulis
narasi siswa masih rendah. Proses pembelajaran belum berjalan secara
optimal, hal ini dilihat dari hasil tindakan prasiklus yang dilakukan.
Pada siklus pertama, tahap perencanaan tindakan dilakukan pada
hari Senin, 2 April 2012. Peneliti mengawali penelitian dengan melakukan
perencanan tindakan yang mencakup kegiatan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
1) Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
menulis narasi. Kegiatan ini mencakup kegiatan menyusun silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menulis narasi untuk dua
kali pertemuan 2 X (3 X 35 menit) untuk selanjutnya dikonsultasikan
dengan guru kelas.
2) Perancangan skenario pembelajaran menulis narasi. Skenario
pembelajaran dengan teknik Skrambel ini meliputi langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Guru membuka pelajaran dan memberikan apersepsi dengan
menggali pengetahuan siswa mengenai macam-macam bentuk
karangan.
b) Guru memberikan penjelasan materi tentang karangan narasi dan
penggunaan ejaan serta tanda baca.
c) Guru memberikan penjelasan tentang langkah-langkah menulis
karangan narasi.
d) Guru memberi contoh pilihan kata atau diksi yang biasa digunakan
untuk membuat karangan narasi misalnya pada suatu hari,
kemudian, lalu, dan lain sebagainya.
e) Guru memberikan penjelasan mengenai macam-macam contoh
karangan narasi.
f) Guru memberikan contoh cerita anak sederhana “Semut dan
Kepompong” yang sudah dikacaukan urutannya paragrafnya.
g) Siswa diminta untuk mendiskusikan karangan acak menjadi
karangan yang utuh bersama anggota kelompoknya.
h) Perwakilan siswa maju untuk membacakan hasil diskusi mereka.
i) Guru memberikan teks karangan asli yang sudah diurutkan
paragrafnya untuk membandingkannya dengan hasil pekerjaan
siswa.
j) Guru menugasi siswa untuk menulis kembali cerita anak “Semut
dan Kepompong” dengan menggunakan bahasa sendiri dan
memperhatikan penggunaan ejaan dan tanda baca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
k) Beberapa siswa diminta untuk membacakan hasil pekerjaannya di
depan kelas.
l) Guru membenarkan kesalahan-kesalahan tulisan dari pekerjaan
siswa yang dibaca di depan kelas.
m) Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari hasil belajar menulis
narasi.
n) Guru melakukan refleksi dan menutup pelajaran.
3) Peneliti merefleksi kembali aspek bahasa yang akan disunting dan
simbol yang digunakan untuk menandai letak kesalahan dalam tulisan
narasi. Berdasarkan hasil refleksi ini ditetapkan bahwa aspek bahasa
yang akan disunting didasarkan pada kondisi karangan siswa dan
diskusi yang telah dihasilkan bersama siswa.
4) Perancangan karangan acak yang akan dibagikan kepada siswa sebagai
tugas kelompok.
5) Persiapan media karangan narasi yang akan dipasang di depan kelas.
6) Penyusunan instrumen penelitian bersama observer. Instrumen
penelitian ini berupa tes dan nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil
pekerjaan siswa dalam menulis narasi. Sedangkan instrumen nontes
dinilai berdasarkan pedoman observasi dengan mengamati keaktifan
dan sikap siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan yang berupa pembelajaran menulis
narasi dengan teknik Skrambel dilakukan dalam dua kali pertemuan.
Sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya, tindakan siklus I
dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pada hari Rabu, 11 April
2012 dan hari Kamis, 12 April 2012 di ruang kelas IV SD Negeri I
Giriharjo Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri. Masing-masing
pertemuan berlangsung selama tiga jam pelajaran (3 X 35 menit). Dalam
pelaksanaan tindakan I ini, peneliti bertindak sebagai penyampai materi
dalam pembelajaran menulis narasi di dalam kelas dan observer untuk
melakukan observasi terhadap proses pembelajaran. Dalam hal ini,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
observer dilaksanakan oleh guru kelas yang bertindak sebagai pengamat
dengan posisi berada di belakang ruang kelas untuk mengamati jalannya
pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
Rabu, 11 April 2012 selama 3 jam pelajaran yaitu pukul 09.15-11.00 WIB
(jam ke-4, 5 dan 6). Di ruang kelas IV SD Negeri I Giriharjo Kecamatan
Puhpelem Kabupaten Wonogiri tersebut telah dipersiapkan instrumen-
instrumen yang akan digunakan sebagai sarana pendukung pembelajaran
menulis narasi. Sarana pendukung tersebut adalah berupa Laser Compact
Disk (LCD) sebagai penayang materi yang hendak disampaikan, karangan
narasi, lembar kerja yang digunakan siswa sebagai lembar untuk menulis,
dan karangan narasi dalam bentuk acak. Secara rinci urutan pelaksanaan
tindakan siklus I pada pertemuan pertama ini meliputi langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa sebelum pelajaran
dimulai, kemudian guru melakukan presensi untuk mengetahui
kehadiran siswa dilanjutkan dengan melaksanakan apersepsi.
Pemberian apersepsi ini dilakukan guru untuk menggali pengetahuan
awal siswa dengan menanyakan tentang macam-macam bentuk
karangan.
2) Guru bertanya jawab dengan siswa mengenai materi yang hendak
disampaikan kemudian guru memberikan penjelasan materi tentang
karangan narasi yang meliputi: pengertian karangan narasi, perbedaan
karangan narasi dengan jenis karangan yang lain, penggunaan ejaan
dan tanda baca, dan langkah-langkah menulis narasi. Pemberian materi
disampaikan dengan metode tanya jawab kemudian guru menguatkan
materi yang belum dipahami siswa.
3) Setelah siswa memahami materi tentang karangan narasi, kemudian
guru memberikan contoh karangan narasi “Semut dan Kepompong”
dalam bentuk paragraf acak untuk kemudian guru meminta siswa
bersama anggota kelompoknya agar mengurutkan paragraf acak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
tersebut menjadi karangan yang utuh dan mempunyai makna. Dalam
karangan tersebut sengaja dibuat terdapat beberapa kesalahan
bahasanya. Contoh karangan dalam bentuk acak tersebut adalah
sebagai berikut:
Semut Dan Kepompong
Tiba-tiba dari dalam tanah muncul seekor semut. Si semut
terlindung dari badai karena ia bisa masuk ke sarangnya didalam tanah.
Ketika sedang berjalan, ia melihat seekor kepompong yang tergeletak
di dahan daun yang patah. Si semut bergumam, "Hmm, alangkah tidak
enaknya menjadi kepompong, terkurung dan tidak bisa kemana-mana".
"Menjadi kepompong memang memalukan!". "Coba lihat aku, bisa
pergi ke mana saja ku mau", ejek semut pada kepompong. Semut terus
mengulang perkataannya pada setiap hewan yang berhasil ditemuinya.
beberapa hari kemudian, semut berjalan di jalan yang
berlumpur. Ia tidak menyadari kalau lumpur yang diinjaknya bisa
menghisap dirinya semakin dalam. "Aduh, sulit sekali berjalan di
tempat becek seperti ini," keluh semut. Semakin lama, si semut
semakin tenggelam dalam lumpur. "Tolong! tolong," teriak si semut.
Akhirnya kupu-kupu menolong semut yang terjebak dalam
lumpur penghisap. tidak berapa lama, semut terbebas dari lumpur
penghisap tersebut. Setelah terbebas, semut mengucapkan terima kasih
pada kupu-kupu. "Tidak apa-apa, memang sudah kewajiban kita untuk
menolong yang sedang kesusahan bukan?, karenanya kamu jangan
mengejek hewan lain lagi ya?" Karena setiap makhluk pasti di berikan
kelebihan dan kekurangan oleh yang Maha Pencipta. Sejak saat itu,
semut dan kepompong menjadi sahabat karib.
Di suatu hutan yang rindang, hidup berbagai binatang buas dan
jinak. ada kelinci, burung, kucing, capung, kupu-kupu dan yang
lainnya. Pada suatu hari, hutan dilanda badai yang sangat dahsyat.
Angin bertiup sangat kencang, menerpa pohon dan daun-daun. Kraak!
terdengar bunyi dahan-dahan berpatahan. Banyak hewan yang tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
dapat menyelamatkan dirinya, kecuali si semut yang berlindung
didalam tanah. Badai baru berhenti ketika pagi menjelang. Matahari
kembali bersinar hangatnya.
"Wah, sepertinya kamu sedang kesulitan ya?" Si semut terheran
mendengar suara itu. Ia memandang kesekelilingnya mencari sumber
suara. Dilihatnya seekor kupu kupu yang indah terbang mendekatinya.
"Hai, semut aku adalah kepompong yang dahulu engkau ejek.
Sekarang aku sudah menjadi kupu-kupu. aku bisa pergi ke mana saja
dengan sayapku. Lihat! sekarang kau tidak bisa berjalan di lumpur itu
kan?" "Yah, aku sadar. Aku mohon maaf karena telah mengejekmu.
Maukah kau menolongku sekarang?" kata si semut pada kupukupu.
4) Beberapa siswa diminta untuk membacakan hasil diskusi di depan
kelas, kemudian barulah guru memberikan karangan asli dalam bentuk
bacaan utuh di depan kelas dengan menggunakan Laser Compact Disk
(LCD) untuk dibandingkan dengan hasil pekerjaan dari kelompok
siswa. Setelah itu barulah guru bersama-sama siswa mencocokkan
bagian-bagian dari karangan yang penulisannya masih belum tepat
seperti contoh berikut:
Semut Dan Kepompong
Di suatu hutan yang rindang, hidup berbagai binatang buas dan
jinak. ada kelinci, burung, kucing, capung, kupu-kupu dan yang
lainnya. Pada suatu hari, hutan dilanda badai yang sangat dahsyat.
Angin bertiup sangat kencang, menerpa pohon dan daun-daun. Kraak!
terdengar bunyi dahan-dahan berpatahan. Banyak hewan yang tidak
dapat menyelamatkan dirinya, kecuali si semut yang berlindung
didalam tanah. Badai baru berhenti ketika pagi menjelang. Matahari
kembali bersinar hangatnya.
Tiba-tiba dari dalam tanah muncul seekor semut. Si semut
terlindung dari badai karena ia bisa masuk ke sarangnya didalam tanah.
Ketika sedang berjalan, ia melihat seekor kepompong yang tergeletak
di dahan daun yang patah. Si semut bergumam, "Hmm, alangkah tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
enaknya menjadi kepompong, terkurung dan tidak bisa kemana-mana".
"Menjadi kepompong memang memalukan!". "Coba lihat aku, bisa
pergi ke mana saja ku mau", ejek semut pada kepompong. Semut terus
mengulang perkataannya pada setiap hewan yang berhasil ditemuinya.
beberapa hari kemudian, semut berjalan di jalan yang
berlumpur. Ia tidak menyadari kalau lumpur yang diinjaknya bisa
menghisap dirinya semakin dalam. "Aduh, sulit sekali berjalan di
tempat becek seperti ini," keluh semut. Semakin lama, si semut
semakin tenggelam dalam lumpur. "Tolong! tolong," teriak si semut.
"Wah, sepertinya kamu sedang kesulitan ya?" Si semut terheran
mendengar suara itu. Ia memandang kesekelilingnya mencari sumber
suara. Dilihatnya seekor kupu kupu yang indah terbang mendekatinya.
"Hai, semut aku adalah kepompong yang dahulu engkau ejek.
Sekarang aku sudah menjadi kupu-kupu. aku bisa pergi ke mana saja
dengan sayapku. Lihat! sekarang kau tidak bisa berjalan di lumpur itu
kan?" "Yah, aku sadar. Aku mohon maaf karena telah mengejekmu.
Maukah kau menolongku sekarang?" kata si semut pada kupukupu.
Akhirnya kupu-kupu menolong semut yang terjebak dalam
lumpur penghisap. tidak berapa lama, semut terbebas dari lumpur
penghisap tersebut. Setelah terbebas, semut mengucapkan terima kasih
pada kupu-kupu. "Tidak apa-apa, memang sudah kewajiban kita untuk
menolong yang sedang kesusahan bukan?, karenanya kamu jangan
mengejek hewan lain lagi ya?" Karena setiap makhluk pasti di berikan
kelebihan dan kekurangan oleh yang Maha Pencipta. Sejak saat itu,
semut dan kepompong menjadi sahabat karib.
5) Setelah siswa benar-benar paham mengenai hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menulis karangan narasi kemudian guru
membagikan lembar kerja kepada siswa dan meminta siswa menulis
kembali karangan “Semut dan Kepompong” dengan bahasa mereka
sendiri dengan memperhatikan penggunaan ejaan dan tanda bacanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
6) Sebagian dari siswa diminta untuk membacakan hasil pekerjaannya di
depan kelas kemudian guru memberikan tanggapan dari hasil
pekerjaan siswa tersebut.
7) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil karangan yang telah
dibuat.
Pembelajaran menulis karangan narasi dilanjutkan pada
pertemuan kedua. Pelaksanaan tindakan untuk siklus I pertemuan kedua
tersebut dilaksanakan pada hari Kamis, 12 April 2012 selama tiga jam
pelajaran yaitu pukul 09.15-11.00 WIB (jam ke-4, 5, dan 6). Seperti pada
pertemuan sebelumnya, di ruang kelas IV SD Negeri I Giriharjo
Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri tersebut telah dipersiapkan
instrumen yang digunakan sebagai sarana pendukung pembelajaran
menulis narasi. Sarana pendukung tesebut berupa Laser Compact Disk
(LCD) sebagai penayang materi yang hendak disampaikan, karangan
narasi, lembar kerja yang digunakan siswa sebagai lembar untuk menulis,
dan karangan narasi dalam bentuk acak. Seperti pertemuan sebelumnya,
pada kesempatan ini teknik yang digunakan masih sama yaitu dengan
teknik Skrambel namun berbeda dengan pertemuan sebelumnya siswa
diminta untuk menulis karangan narasi berdasar pada pengalaman siswa
sendiri. Adapun urutan pelaksanaan tindakan I pada pertemuan kedua ini
meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa sebelum pelajaran
dimulai, kemudian guru melakukan presensi untuk mengetahui
kehadiran siswa dilanjutkan dengan melaksanakan apersepsi.
Apersepsi berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang sudah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
2) Guru mengulang kembali materi lalu yang masih belum dimengerti
siswa dan membenarkan kesalahan-kesalahan penulisan yang
dilakukan siswa melalui tugas menulis karangan pada pertemuan
sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
3) Setelah siswa memahami kesalahan-kesalahan penulisan pada hasil
pekerjaan pada pertemuan yang lalu dan diberikan pembenaran oleh
guru kemudian guru memberikan contoh karangan narasi “Jatuh di
Tempat Makan Kuda” dalam bentuk paragraf acak untuk kemudian
guru meminta siswa bersama anggota kelompoknya agar mengurutkan
paragraf acak tersebut menjadi karangan yang utuh dan mempunyai
makna. Dalam karangan tersebut sengaja dibuat terdapat beberapa
kesalahan bahasanya. Contoh karangan dalam bentuk acak tersebut
adalah sebagai berikut:
Jatuh di Tempat makan Kuda
waktu itu aku ikut pamannya ibuku, rumahnya merangkap
sebagai warung kelontong. Rumahnya dipinggir jalan dipertigaan
jalan. Kendaraan yang dominan saat itu adalah delman. Di jalan sekitar
warung itu merupakan tempat dokar parkir menunggu penumpang.
Biasanya jika sudah “narik” saat mangkal kuda di beri minum dan
makan. Makanan kuda adalah rumput yang sudah dipotong kecil-kecil
(dicacah) dicampur dedak dan diberi air. Makanan kuda tersebut
ditaruh di dalam ember.
Cerita ini terjadi saat aku masih sekolah TK. Hari itu hari
Minggu jadi tidak kesekolah. Masih pagi sekitar jam 8.00 aku sudah
mengambil layangan dan coba menaikkan layangan. Pagi itu udara
masih tenang belum ada angin bertiup. Tapi namanya anak kecil tidak
berpikir ada angin atau tidak, yang penting main layangan. disuruh
makanpun bilang nanti saja.
Saat mundur terus itu tiba-tiba “gubrak” aku tersandung benda
yang ada di belakangku. Benda itu tak lain ember tempat makanan
kuda. Akupun jatuh terduduk di ember tempat makan kuda alias
komboran itu. Sakitnya tidak seberapa tapi saat aku terduduk diember
itu kepala kuda berada di atas kepalaku dengan giginya yang besar-
besar. Aku takut kalau digigit, maka aku menangis keras keras.
Kemudian ditolong oleh pak Kusir dan dibawa masuk kerumah. Celana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
belepotan dedak dan rumput. Untungnya kuda tadi tidak kaget. Kalau
kaget dan terus lari bisa-bisa aku Tertabrak dan terlindas dokarnya.
Sejak itu aku tidak boleh lagi main layangan di jalanan.
Aku bermain didepan rumah dan sekitarnya. Karena belum lihai
dan tidak ada angin maka layangan pun tidak naik-naik. Namun begitu
aku terus saja mencoba. Kalau kurang angin, main layangan biasanya
menaikkannya sambil mundur-mundur. Demikian juga aku terus
mencoba dengan manarik narik benang layangan dan sambil mundur.
Kalau sudah begitu tidak lagi memperhatikan sekitar, yang dilihat
adalah layangan yang tidak naik-naik.
4) Beberapa siswa diminta untuk membacakan hasil diskusi di depan
kelas, kemudian barulah guru memberikan karangan asli dalam bentuk
bacaan utuh di depan kelas dengan menggunakan Laser Compact Disk
(LCD) untuk dibandingkan dengan hasil pekerjaan dari kelompok
siswa. Setelah itu barulah guru bersama-sama siswa mencocokkan
bagian-bagian dari karangan yang penulisannya masih belum tepat
seperti contoh berikut:
Jatuh di Tempat makan Kuda
Cerita ini terjadi saat aku masih sekolah TK. Hari itu hari
Minggu jadi tidak kesekolah. Masih pagi sekitar jam 8.00 aku sudah
mengambil layangan dan coba menaikkan layangan. Pagi itu udara
masih tenang belum ada angin bertiup. Tapi namanya anak kecil tidak
berpikir ada angin atau tidak, yang penting main layangan. disuruh
makanpun bilang nanti saja.
waktu itu aku ikut pamannya ibuku, rumahnya merangkap
sebagai warung kelontong. Rumahnya dipinggir jalan dipertigaan
jalan. Kendaraan yang dominan saat itu adalah delman. Di jalan sekitar
warung itu merupakan tempat dokar parkir menunggu penumpang.
Biasanya jika sudah “narik” saat mangkal kuda di beri minum dan
makan. Makanan kuda adalah rumput yang sudah dipotong kecil-kecil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
(dicacah) dicampur dedak dan diberi air. Makanan kuda tersebut
ditaruh di dalam ember.
Aku bermain didepan rumah dan sekitarnya. Karena belum lihai
dan tidak ada angin maka layangan pun tidak naik-naik. Namun begitu
aku terus saja mencoba. Kalau kurang angin, main layangan biasanya
menaikkannya sambil mundur-mundur. Demikian juga aku terus
mencoba dengan manarik narik benang layangan dan sambil mundur.
Kalau sudah begitu tidak lagi memperhatikan sekitar, yang dilihat
adalah layangan yang tidak naik-naik.
Saat mundur terus itu tiba-tiba “gubrak” aku tersandung benda
yang ada di belakangku. Benda itu tak lain ember tempat makanan
kuda. Akupun jatuh terduduk di ember tempat makan kuda alias
komboran itu. Sakitnya tidak seberapa tapi saat aku terduduk diember
itu kepala kuda berada di atas kepalaku dengan giginya yang besart-
besar. Aku takut kalau digigit, maka aku menangis keras keras.
Kemudian ditolong oleh pak Kusir dan dibawa masuk kerumah. Celana
belepotan dedak dan rumput. Untungnya kuda tadi tidak kaget. Kalau
kaget dan terus lari bisa-bisa aku Tertabrak dan terlindas dokarnya.
Sejak itu aku tidak boleh lagi main layangan di jalanan.
5) Setelah siswa benar-benar paham mengenai hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menulis karangan narasi kemudian guru
membagikan lembar kerja kepada siswa dan meminta siswa menulis
karangan dari pengalaman siswa yang paling berkesan sesuai dengan
contoh dengan memperhatikan penggunaan ejaan dan tanda bacanya.
6) Sebagian dari siswa diminta untuk membacakan hasil pekerjaannya di
depan kelas kemudian guru memberikan tanggapan dari hasil
pekerjaan siswa tersebut.
7) Setelah serangkaian aktivitas tersebut, guru meminta siswa untuk
mengumpulkan hasil karangan yang telah dibuat siswa.
8) Guru melakukan refleksi berupa pemberian penguatan dan simpulan
mengenai materi pelajaran tentang menulis narasi yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
dilaksanakan selama dua kali pertemuan dan menutup pelajaran
dengan salam di akhir pelajaran.
c. Observasi Tindakan
Pengamatan tindakan dilakukan oleh observer pada saat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran menulis narasi dengan
menggunakan teknik Skrambel. Pengamatan ini difokuskan pada
pelaksanaan kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan yang dilakukan guru
dan siswa selama proes pembelajaran berlangsung yang dilakasanakan
dengan alat bantu berupa lembar observasi. Observasi ini dilakukan untuk
memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran menulis
narasi dengan menggunakan teknik Skrambel dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun serta untuk
mengetahui seberapa besar pembelajaran dengan menggunakan teknik
Skrambel yang dilaksanakan menghasilkan perubahan pada kemampuan
menulis narasi siswa kelas IV SD Negeri I Giriharjo Kecamatan Puhpelem
Kabupaten Wonogiri.
Dalam penelitian ini, guru kelas IV bertindak sebagai observer.
Observer mengamati jalannya pembelajaran dengan pedoman observasi
yang telah dibuat. Observer sebagai partisipan pasif berada di bangku
paling belakang untuk mengamati jalannya pembelajaran. Pengamatan
tidak hanya ditujukan pada kegiatan atau partisipasi dalam pembelajaran,
namun juga pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran
termasuk suasana kelas pada setiap pertemuan. Hasil observasi terhadap
kegiatan siswa dalam pelaksanaan tindakan siklus II adalah sebagai
berikut:
Pertemuan I
1) Kegiatan Siswa
Obseravasi kegiatan siswa dalam pembelajaran pada
pertemuan I siklus II dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Tabel 4.3 Lembar Observasi Kegiatan Siswa pada Pertemuan I Siklus I
No. Aspek yang DinilaiHasil Pengamatan
KetSB B C K
1. Siswa tekun mengikuti pembelajaran Bahasa
Indonesia khususnya materi menulis narasi.√ 3
2. Siswa aktif dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia khususnya materi menulis narasi.√ 3
3. Siswa memberikan respon positif pada
Bahasa Indonesia khususnya materi menulis
narasi.
√ 2
3. Siswa berani mengajukan pertanyaan pada
guru.√ 2
4. Siswa mampu menjawab pertanyaan guru. √ 3
5. Siswa memahami penjelasan materi yang
disampaikan oleh guru.√ 2
6. Siswa mampu mengerjakan tugas yang
berikan guru yang meliputi :
a. Tugas Individu √ 3
b. Tugas kelompok √ 3
Jumlah Skor 21
Rata-rata 2,63
Berdasar tabel di atas dapat dilihat bahwa: a) Ketekunan siswa
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sudah baik; b) keaktifan siswa
dalam kegiatan pembelajaran juga sudah baik; c) respon positif siswa
terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi menulis
narasi masih cukup; d) siswa belum berani mengajukan pertanyaan
pada guru; e) kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan guru
sudah baik; f) penyampaian materi oleh guru cukup dipahami oleh
siswa; g) siswa sudah mampu mengerjakan tugas individu maupun
kelompok dengan baik. Dari hasil observasi kegiatan siswa tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
didapatkan skor rata-rata 2,63 yang artinya sudah baik namun perlu
ditingkatkan.
2) Kinerja Guru (lampiran 19 hal 136)
Obseravasi kinerja guru dalam pembelajaran pada pertemuan
I siklus I adalah sebagai berikut: a) guru memulai kegiatan
pembelajaran dengan baik; b) dalam melaksanakan jenis kegiatan
yang sesuai dengan tujuan, siswa, situasi dan lingkungan masih
cukup; c) guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam urutan
yang sangat logis; d) kemampuan guru dalam menerapkan teknik
Skrambel sudah baik; e) guru juga menggunakan alat bantu (media)
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan; f) guru dalam memberikan
petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran
sudah cukup; g) dalam melakukan penilaian di akhir pembelajaran
sudah sangat baik; h) kemampuan guru dalam memicu dan
memelihara keterlibatan siswa sudah cukup; i) keefektifan proses
pembelajaran sudah baik. Dari hasil observasi kinerja guru tersebut
didapatkan skor rata-rata 2,89 yang artinya sudah baik namun perlu
ditingkatkan.
Pertemuan II
1) Kegiatan Siswa
Obseravasi kegiatan siswa dalam pembelajaran pada
pertemuan II siklus I dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel 4.4 Lembar Observasi Kegiatan Siswa pada Pertemuan II Siklus I
No. Aspek yang DinilaiHasil Pengamatan
KetSB B C K
1. Siswa tekun mengikuti pembelajaran Bahasa
Indonesia khususnya materi menulis narasi.√ 4
2. Siswa aktif dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia khususnya materi menulis narasi.√ 3
3. Siswa memberikan respon positif pada
Bahasa Indonesia khususnya materi menulis
narasi.
√ 3
4. Siswa berani mengajukan pertanyaan pada
guru.√ 3
5. Siswa mampu menjawab pertanyaan guru. √ 3
6. Siswa memahami penjelasan materi yang
disampaikan oleh guru.√ 3
7. Siswa mampu mengerjakan tugas yang
berikan guru yang meliputi :
a. Tugas Individu √ 3
b. Tugas kelompok √ 3
Jumlah Skor 25
Rata-rata 3,13
Berdasar tabel di atas dapat dilihat bahwa: a) Ketekunan siswa
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sudah sangat baik
dibandingkan dengan pertemuan pertama; b) keaktifan siswa dalam
kegiatan pembelajaran masih sama dengan pertemuan pertama yang
juga sudah baik; c) respon positif siswa terhadap mata pelajaran Bahasa
Indonesia khususnya materi menulis narasi sudah baik; d) siswa sudah
mulai berani mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran pada
guru; e) kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan guru sudah
baik; f) siswa sudah memahami dengan baik apa yang disampaikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
guru; g) siswa sudah mampu mengerjakan tugas individu maupun
kelompok dengan baik. Dari hasil observasi kegiatan siswa tersebut
didapatkan skor rata-rata 3,13 yang artinya sudah baik dan meningkat
dari pertemuan pertama.
2) Kinerja Guru (lampiran 19 hal 136)
Obseravasi kinerja guru dalam pembelajaran pada pertemuan
II siklus I adalah sebagai berikut: a) guru memulai kegiatan
pembelajaran dengan baik; b) dalam melaksanakan jenis kegiatan
yang sesuai dengan tujuan, siswa, situasi dan lingkungan sudah baik;
c) guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam urutan yang
sangat logis; d) kemampuan guru dalam menerapkan teknik Skrambel
sudah baik; e) guru juga menggunakan alat bantu (media)
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan; f) guru dalam memberikan
petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pembelajaran
sudah baik; g) dalam melakukan penilaian di akhir pembelajaran
sudah sangat baik; h) kemampuan guru dalam memicu dan
memelihara keterlibatan siswa sudah baik; i) keefektifan proses
pembelajaran sudah baik. Dari hasil observasi kinerja guru tersebut
didapatkan skor rata-rata 3,22 yang artinya sudah baik dan mengalami
peningkatan dari pertemuan yang pertama.
Hasil observasi kegiatan siswa di atas menunjukkan adanya
peningkatan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Sedangakan
kinerja guru juga sudah mengalami peningkatan dari 2,89 menjadi 3,22.
Namun begitu hal ini harus lebih ditingkatan di siklus II untuk
memperoleh hasil yang maksimal.
d. Analisis dan Refleksi
Hasil observasi menunjukkan bahwa indikator penelitian ini
belum tercapai, peneliti berupaya mencari faktor penyebab hal tersebut
kemudian melakukan analisis dan refleksi. Berikut hasil analisis data
terhadap pelaksanaan pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
teknik Skrambel pada tindakan siklus 1 yang disajikan pada lampiran 53
hal 203.
Berdasarkan lampiran nilai menulis narasi siswa dapat dibuat
tabel data frekuensi hasil belajar menulis narasi siswa pada tindakan siklus
I dengan menggunakan teknik Skrambel seperti tertera pada tabel 4.5
berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Menulis Narasi Siklus I
No. Interval Nilai Frekuensi Persentase
1.
2.
3.
4.
5.
6.
42-49
50-57
58-65
66-73
74-82
83-90
1
1
2
17
2
2
4%
4%
8%
68%
8%
8%
Jumlah 25 100%
Nilai Tertinggi 87
Nilai Terendah 42
Nilai Rata-rata 1728 : 25 69
Siswa Belajar Tuntas (15 : 25) X 100% 60%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
36-45 46-55 56-65 66-75 76-85 86-95
4% 4%
16%
40%
16%20%
Hasil Belajar Menulis Narasi Siklus I
Dari tabel frekuensi di atas dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.2 Histogram Data Hasil Belajar Menulis Narasi Siklus I
Dari hasil siklus I di atas, rata-rata hasil belajar menulis narasi
siswa pada siklus I meningkat dari 64 menjadi 69. Sedangkan siswa yang
tuntas belajar meningkat dari 40% menjadi 60%. Meskipun begitu, masih
ada beberapa siswa yang hasil belajarnya di bawah KKM yaitu di bawah
70, hal ini disebabkan karena ada beberapa materi yang belum dipahami
oleh siswa. Untuk itu penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus II dengan
target siswa yang mendapat nilai di atas KKM meningkat menjadi
sebanyak 80%.
2. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka peneliti membuat
perencanaan untuk meningkatkan hasil belajar menulis narasi siklus II
dengan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang indikatornya
sama tetapi dalam kegiatan pembelajarannya ditambahkan media
pembelajaran yang lebih relevan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti menyusun skenario
pembelajaran dengan memperhatikan perolehan hasil tindakan yang telah
dilaksanakan pada siklus I yang kemudian tetap dikonsultasikan dengan
guru kelas. Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran pada siklus II ini
sama seperti langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan pada siklus
I. Pada siklus II ini terdapat tambahan prosedur pembelajaran sebagai
upaya perbaikan dari pelaksanaan tindakan pada siklus I. Langkah-langkah
pembelajaran pada tahap ini meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
menulis narasi. Kegiatan ini mencakup kegiatan menyusun silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menulis narasi untuk dua
kali pertemuan 2 X (3 X 35 menit) untuk selanjutnya dikonsultasikan
dengan guru kelas.
2) Perancangan skenario pembelajaran menulis narasi. Skenario
pembelajaran dengan teknik Skrambel ini meliputi langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Guru membuka pelajaran dan memberikan apersepsi dengan
menggali pengetahuan siswa mengenai macam-macam contoh
bentuk karangan narasi.
b) Guru mengulas sedikit materi yang telah diberikan sebelumnya
mengenai karangan narasi dan penggunaan ejaan dan tanda baca.
c) Guru memberi contoh cara membetulkan kesalahan bahasa yang
telah ditulis beberapa siswa pada pertemuan sebelumnya.
d) Guru memberikan contoh cerita rakyat “Asal Mula Guntur” yang
sudah dikacaukan urutannya.
e) Siswa diminta untuk mendiskusikan karangan acak menjadi
karangan yang utuh bersama anggota kelompoknya.
f) Perwakilan siswa maju untuk membacakan hasil diskusi mereka.
g) Guru memberikan teks karangan asli yang sudah diurutkan
paragrafnya untuk membandingkannya dengan hasil pekerjaan
siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
h) Guru menugasi siswa untuk menulis kembali cerita rakyat “Asal
Mula Guntur” dengan menggunakan bahasa sendiri dan
memperhatikan penggunaan ejaan dan tanda baca.
i) Beberapa siswa diminta untuk membacakan hasil pekerjaannya di
depan kelas.
j) Guru membenarkan kesalahan-kesalahan tulisan dari pekerjaan
siswa yang dibaca di depan kelas.
k) Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari hasil belajar menulis
narasi.
l) Guru melakukan refleksi dan menutup pelajaran.
3) Perancangan karangan acak yang akan dibagikan kepada siswa sebagai
tugas kelompok.
4) Persiapan media karangan narasi yang akan ditampilkan di depan kelas
melalui layar Laser Compact Disk (LCD).
5) Penyusunan instrumen penelitian bersama observer. Instrumen
penelitian ini berupa tes dan nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil
pekerjaan siswa dalam menulis narasi. Sedangkan instrumen nontes
dinilai berdasarkan pedoman observasi dengan mengamati keaktifan
dan sikap siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan yang berupa pembelajaran menulis
narasi dengan teknik Skrambel dilakukan dalam dua kali pertemuan yaitu
pada hari Rabu, 18 April 2012 dan hari Kamis, 19 April 2012 di ruang
kelas IV SD Negeri I Giriharjo Kecamatan Puhpelem Kabupaten
Wonogiri. Masing-masing pertemuan berlangsung selama tiga jam
pelajaran (3 X 35 menit). Pelaksanaan tindakan I pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari Rabu, 18 April 2012 selama 3 jam pelajaran yaitu
pukul 09.15-11.00 WIB (jam ke-4, 5 dan 6). Di ruang kelas IV SD Negeri
I Giriharjo Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri tersebut telah
dipersiapkan instrumen-instrumen yang akan digunakan sebagai sarana
pendukung pembelajaran menulis narasi. Sarana pendukung tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
adalah berupa Laser Compact Disk (LCD) sebagai penayang materi yang
hendak disampaikan, karangan narasi, lembar kerja yang digunakan siswa
sebagai lembar untuk menulis, dan karangan narasi dalam bentuk acak.
Secara rinci urutan pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan pertama
ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa sebelum pelajaran
dimulai, kemudian guru melakukan presensi untuk mengetahui
kehadiran siswa dilanjutkan dengan melaksanakan apersepsi.
Pemberian apersepsi ini dilakukan guru untuk menggali pengetahuan
awal siswa dengan menanyakan tentang contoh-contoh karangan narasi
yang siswa ketahui.
2) Guru mengulas kembali materi tentang karangan narasi yang telah
diberikan pada pertemuan sebelumnya. Untuk mengingatkan kembali,
guru menanyakan kepada siswa tentang apa yang telah diajarkannya
tentang karangan narasi.
3) Guru memberi contoh cara penulisan karangan dengan membetulkan
kesalahan bahasa yang dituliskan beberapa siswa pada hasil karangan
sebelumnya.
4) Setelah siswa memahami materi tentang karangan narasi dan cara
penulisannya, kemudian guru memberikan contoh karangan narasi
berupa cerita rakyat “Asal Mula Guntur” dalam bentuk paragraf acak
untuk kemudian guru meminta siswa bersama anggota kelompoknya
agar mengurutkan paragraf acak tersebut menjadi karangan yang utuh
dan mempunyai makna. Dalam karangan tersebut sengaja dibuat
terdapat beberapa kesalahan bahasanya. Contoh karangan dalam
bentuk acak tersebut adalah sebagai berikut:
Asal mula Guntur
Suatu hari Guru Shie memanggil mereka dan berkata, “Besok,
berikan padaku secawan penuh air embun. Siapa yang lebih cepat
mendapatkannya, beruntunglah dia. Embun itu akan kuubah menjadi
permata, yang bisa mengabulkan permintaan apapun”. Mekhala dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Ramasaur tertegun. Terbayang oleh ramasaur ia akan meminta harta
dan kemewahan. Sehingga ia bisa menjadi orang terkaya di negerinya.
Namun Mekhala malah berpikir keras. Mendapatkan secawan air
embun tentu tidak mudah, gumam Mekhala di dalam hati. Esoknya
pagi-pagi sekali kedua murid itu telah berada dihutan. Ramasaur
dengan ceroboh mencabuti rumput dan tanaman kecil lainnya. Tetapi
hasilnya sangat mengecewakan. air embun selalu tumpah sebelum
dituang ke cawan.
dahulu kala peri dan manusia hidup berdampingan dengan
rukun. Mekhala, si peri cantik dan pandai, berguru pada Shie, seorang
pertapa sakti. Selain Mekhala, Guru Shie juga mempunyai murid laki
laki bernama Ramasaur. Murid laki-laki ini selalu iri pada Mekhala
karena kalah pandai. Namun Guru Shie tetap menyayangi kedua
muridnya. Dan tidak pernah membedakan mereka.
Sebaliknya, Mekhala dengan hati-hati menyerap embun
dengan sehelai kain lunak. Perlahan di perasnya lalu dimasukan ke
cawan. Hasilnya sangat menggembirakan. Tak lama kemudian
cawannya telah penuh. Mekhala segera menemui Guru shie dan
memberikan hasil pekerjaannya. Guru Shie menerimanya dengan
gembira. Mekhala memang murid yang cerdik. Seperti janjinya, Guru
Shie mengubah embun itu menjadi sebuah permata sebesar ibu jari. “
Jika kau menginginkan sesuatu, angkatlah permata ini sejajar dengan
keningmu. Lalu ucapkan keinginanmu,” ujar Guru Shie.
ramasaur segera melemparkan kapak itu ke arah Mekhala.
Tahu ada bahaya mengancam, Mekhala menangkis kapak itu dengan
permatanya. Akibatnya terjadilah benturan dahsyat dan cahaya yang
sangat menyilaukan. Benturan itu terus terjadi hingga saat ini, berupa
gelegar yang memekakkan telinga. Orang-orang menyebutnya“
guntur”.
Mekhala mengerjakan apa yang diajarkan gurunya, lalu
menyebut keinginannya. Dalam sekejap Mekhala telah berada dilangit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
biru. Melayang-layang seperti Rajawali. Indah sekali. Sementara itu,
baru pada senja hari Ramasaur berhasil mendapat secawan embun.
Hasilnya pun tidak sejernih yang didapat Mekhala. tergopoh-gopoh
Ramasaur menyerahkannya pada Guru Shie. “Meskipun kalah cepat
dari Mekhala, kau akan tetap mendapat hadiah atas jerih payahmu,”
kata Guru Shie sambil menyerahkan sebuah kapak sakti. Kapak itu
terbuat dari perak. Digunakan untuk membela diri bila dalam bahaya.
Bila kapak itu dilemparkan ke sasaran, gunung pun bisa hancur.
Ternyata Ramasaur menyalahgunakan hadiah itu. Ia iri melihat
Mekhala yang bisa melayang-layang di angkasa.
5) Beberapa siswa diminta untuk membacakan hasil diskusi di depan
kelas, kemudian barulah guru memberikan karangan asli dalam bentuk
bacaan utuh di depan kelas dengan menggunakan Laser Compact Disk
(LCD) untuk dibandingkan dengan hasil pekerjaan dari kelompok
siswa. Setelah itu barulah guru bersama-sama siswa mencocokkan
bagian-bagian dari karangan yang penulisannya masih belum tepat
seperti contoh berikut:
Asal mula Guntur
dahulu kala peri dan manusia hidup berdampingan dengan
rukun. Mekhala, si peri cantik dan pandai, berguru pada Shie, seorang
pertapa sakti. Selain Mekhala, Guru Shie juga mempunyai murid laki
laki bernama Ramasaur. Murid laki-laki ini selalu iri pada Mekhala
karena kalah pandai. Namun Guru Shie tetap menyayangi kedua
muridnya. Dan tidak pernah membedakan mereka.
Suatu hari Guru Shie memanggil mereka dan berkata, “Besok,
berikan padaku secawan penuh air embun. Siapa yang lebih cepat
mendapatkannya, beruntunglah dia. Embun itu akan kuubah menjadi
permata, yang bisa mengabulkan permintaan apapun”. Mekhala dan
Ramasaur tertegun. Terbayang oleh ramasaur ia akan meminta harta
dan kemewahan. Sehingga ia bisa menjadi orang terkaya di negerinya.
Namun Mekhala malah berpikir keras. Mendapatkan secawan air
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
embun tentu tidak mudah, gumam Mekhala di dalam hati. Esoknya
pagi-pagi sekali kedua murid itu telah berada dihutan. Ramasaur
dengan ceroboh mencabuti rumput dan tanaman kecil lainnya. Tetapi
hasilnya sangat mengecewakan. air embun selalu tumpah sebelum
dituang ke cawan.
Sebaliknya, Mekhala dengan hati-hati menyerap embun dengan
sehelai kain lunak. Perlahan di perasnya lalu dimasukan ke cawan.
Hasilnya sangat menggembirakan. Tak lama kemudian cawannya
telah penuh. Mekhala segera menemui Guru shie dan memberikan
hasil pekerjaannya. Guru Shie menerimanya dengan gembira.
Mekhala memang murid yang cerdik. Seperti janjinya, Guru Shie
mengubah embun itu menjadi sebuah permata sebesar ibu jari. “ Jika
kau menginginkan sesuatu, angkatlah permata ini sejajar dengan
keningmu. Lalu ucapkan keinginanmu,” ujar Guru Shie.
Mekhala mengerjakan apa yang diajarkan gurunya, lalu
menyebut keinginannya. Dalam sekejap Mekhala telah berada dilangit
biru. Melayang-layang seperti Rajawali. Indah sekali. Sementara itu,
baru pada senja hari Ramasaur berhasil mendapat secawan embun.
Hasilnya pun tidak sejernih yang didapat Mekhala. tergopoh-gopoh
Ramasaur menyerahkannya pada Guru Shie. “Meskipun kalah cepat
dari Mekhala, kau akan tetap mendapat hadiah atas jerih payahmu,”
kata Guru Shie sambil menyerahkan sebuah kapak sakti. Kapak itu
terbuat dari perak. Digunakan untuk membela diri bila dalam bahaya.
Bila kapak itu dilemparkan ke sasaran, gunung pun bisa hancur.
Ternyata Ramasaur menyalahgunakan hadiah itu. Ia iri melihat
Mekhala yang bisa melayang-layang di angkasa.
ramasaur segera melemparkan kapak itu ke arah Mekhala. Tahu
ada bahaya mengancam, Mekhala menangkis kapak itu dengan
permatanya. Akibatnya terjadilah benturan dahsyat dan cahaya yang
sangat menyilaukan. Benturan itu terus terjadi hingga saat ini, berupa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
gelegar yang memekakkan telinga. Orang-orang menyebutnya“
guntur”.
6) Setelah siswa benar-benar paham mengenai hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menulis karangan narasi kemudian guru
membagikan lembar kerja kepada siswa dan meminta siswa menulis
kembali karangan “Asal Mula Guntur” dengan bahasa mereka sendiri
dengan memperhatikan penggunaan ejaan dan tanda bacanya.
7) Sebagian dari siswa diminta untuk membacakan hasil pekerjaannya di
depan kelas kemudian guru memberikan tanggapan dari hasil
pekerjaan siswa tersebut.
8) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil karangan yang telah
dibuat.
Pembelajaran menulis karangan narasi dilanjutkan pada
pertemuan kedua. Pelaksanaan tindakan untuk siklus II pertemuan kedua
tersebut dilaksanakan pada hari Kamis, 19 April 2012 selama tiga jam
pelajaran yaitu pukul 09.15-11.00 WIB (jam ke-4, 5, dan 6). Seperti pada
pertemuan sebelumnya, di ruang kelas IV SD Negeri I Giriharjo
Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri tersebut telah dipersiapkan
instrumen yang digunakan sebagai sarana pendukung pembelajaran
menulis narasi. Sarana pendukung tesebut berupa Laser Compact Disk
(LCD) sebagai penayang materi yang hendak disampaikan, karangan
narasi, lembar kerja yang digunakan siswa sebagai lembar untuk menulis,
dan karangan narasi dalam bentuk acak. Seperti pertemuan sebelumnya,
pada kesempatan ini teknik yang digunakan masih sama yaitu dengan
teknik Skrambel namun berbeda dengan pertemuan sebelumnya siswa
diminta untuk menulis karangan narasi berdasar pada pengalaman siswa
sendiri. Adapun urutan pelaksanaan tindakan II pada pertemuan kedua ini
meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan berdoa sebelum pelajaran
dimulai, kemudian guru melakukan presensi untuk mengetahui
kehadiran siswa dilanjutkan dengan melaksanakan apersepsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Apersepsi berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang sudah
dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
2) Guru mengulang kembali materi lalu yang masih belum dimengerti
siswa dan membenarkan kesalahan-kesalahan penulisan yang
dilakukan siswa melalui tugas menulis karangan pada pertemuan
sebelumnya.
3) Setelah siswa memahami kesalahan-kesalahan penulisan pada hasil
pekerjaan pada pertemuan yang lalu dan diberikan pembenaran oleh
guru kemudian guru memberikan contoh karangan narasi “Pengalaman
Liburan Sekolah” dalam bentuk paragraf acak untuk kemudian guru
meminta siswa bersama anggota kelompoknya agar mengurutkan
paragraf acak tersebut menjadi karangan yang utuh dan mempunyai
makna. Dalam karangan tersebut sengaja dibuat terdapat beberapa
kesalahan bahasanya. Contoh karangan dalam bentuk acak tersebut
adalah sebagai berikut:
Pengalaman Liburan Sekolah
Bebas dari semua pelajaran adalah kata pertama yang muncul
di benakku. Hampir tiga minggu lebih aku menghabiskan waktuku di
rumah. kesempatan ini tidak mungkin aku sia siakan. Aku
menghabiskan waktu liburanku dengan berbagai hal yang pastinya
sangat berguna bagi kesehatan otakku.
Aku pergi ke rumah siska dan Ratih. Di sana kami bermain
bersama mencoba untuk melupakan pelajaran sejenak. Ratih adalah
tipe orang yang bisa membuat orang tertawa dengan berbagai
candaanya. Pada saat aku dan Siska berada di rumahnya, kami semua
selalu tertawa di buatnya. Selain itu aku pergi ke warnet untuk
memeriksa email ku yang belum lama ini aku buat bersama teman-
temanku. Menurutku cara ini sangat efektif untuk menambah teman
dan wawasan yang sangat berguna bagiku.
waktu liburan aku juga cukup banyak menghabiskan waktuku
di rumah. Di rumah aku membereskan semua buku-buku yang sudah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
tidak aku pakai lagi dan mengemasi buku yang masih berguna untuk
kelas VI nanti. Aku cukup sibuk pada saat harus menyiapkan
peralatan sekolah. Aku, mama, dan adikku pergi ke toko buku dan
toko seragam. Dirumah kebanyakan aku hanya bermain bersama
adikku.
Liburan ini sangat aku manfaatkan untuk menenangkan otakku
yang sudah selama setahun di pacu untuk selalu belajar. Tapi ini
semua aku lakukan juga untuk persiapan masuk sekolah nanti. O iya,
aku juga pergi ke rumah saudaraku. Di sana aku bersama adikku
menginap untuk beberapa hari. Aku sangat senang sekali di sana
karena aku diajak berbelanja. pastinya aku tidak akan menyia-nyiakan
kesempatan ini aku membeli semua barang yang aku inginkan.
Tanteku memang sangat menyayangi kami. Dan begitu sebaliknya
kami juga sangat sayang sekali pada tante.
Akhirnya kegiatan belajar sebentar lagi akan mulai. dengan
persiapan yang sudah kami siapkan kami semua sudah tidak
kelabakan lagi. Akhirnya aku akan kembali dengan kegiatan seperti
semula, belajar dikelas VI. Kelas dimana menjadi penetuan lulus
tidaknya aku. Tapi aku akan berusaha dengan baik agar tidak
mengecewakan kedua orang tuaku.
4) Beberapa siswa diminta untuk membacakan hasil diskusi di depan
kelas, kemudian barulah guru memberikan karangan asli dalam bentuk
bacaan utuh di depan kelas dengan menggunakan Laser Compact Disk
(LCD) untuk dibandingkan dengan hasil pekerjaan dari kelompok
siswa. Setelah itu barulah guru bersama-sama siswa mencocokkan
bagian-bagian dari karangan yang penulisannya masih belum tepat
seperti contoh berikut:
Pengalaman Liburan Sekolah
Bebas dari semua pelajaran adalah kata pertama yang muncul di
benakku. Hampir tiga minggu lebih aku menghabiskan waktuku di
rumah. kesempatan ini tidak mungkin aku sia siakan. Aku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
menghabiskan waktu liburanku dengan berbagai hal yang pastinya
sangat berguna bagi kesehatan otakku.
Aku pergi ke rumah siska dan Ratih. Di sana kami bermain
bersama mencoba untuk melupakan pelajaran sejenak. Ratih adalah
tipe orang yang bisa membuat orang tertawa dengan berbagai
candaanya. Pada saat aku dan Siska berada di rumahnya, kami semua
selalu tertawa di buatnya. Selain itu aku pergi ke warnet untuk
memeriksa email ku yang belum lama ini aku buat bersama teman-
temanku. Menurutku cara ini sangat efektif untuk menambah teman
dan wawasan yang sangat berguna bagiku.
waktu liburan aku juga cukup banyak menghabiskan waktuku di
rumah. Dirumah aku membereskan semua buku-buku yang sudah tidak
aku pakai lagi dan mengemasi buku yang masih berguna untuk kelas
VI nanti. Aku cukup sibuk pada saat harus menyiapkan peralatan
sekolah. Aku, mama, dan adikku pergi ke toko buku dan toko seragam.
Di rumah kebanyakan aku hanya bermain bersama adikku.
Liburan ini sangat aku manfaatkan untuk menenangkan otakku
yang sudah selama setahun di pacu untuk selalu belajar. Tapi ini semua
aku lakukan juga untuk persiapan masuk sekolah nanti. O iya, aku juga
pergi ke rumah saudaraku. Di sana aku bersama adikku menginap
untuk beberapa hari. Aku sangat senang sekali di sana karena aku
diajak berbelanja. pastinya aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan
ini aku membeli semua barang yang aku inginkan. Tanteku memang
sangat menyayangi kami. Dan begitu sebaliknya kami juga sangat
sayang sekali pada tante.
Akhirnya kegiatan belajar sebentar lagi akan mulai. dengan
persiapan yang sudah kami siapkan kami semua sudah tidak kelabakan
lagi. Akhirnya aku akan kembali dengan kegiatan seperti semula,
belajar dikelas VI. Kelas dimana menjadi penetuan lulus tidaknya aku.
Tapi aku akan berusaha dengan baik agar tidak mengecewakan kedua
orang tuaku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
5) Setelah siswa benar-benar paham mengenai hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menulis karangan narasi kemudian guru
membagikan lembar kerja kepada siswa dan meminta siswa menulis
karangan dari pengalaman siswa ketika berlibur sesuai dengan contoh
dengan memperhatikan penggunaan ejaan dan tanda bacanya.
6) Sebagian dari siswa diminta untuk membacakan hasil pekerjaannya di
depan kelas kemudian guru memberikan tanggapan dari hasil
pekerjaan siswa tersebut.
7) Setelah serangkaian aktivitas tersebut, guru meminta siswa untuk
mengumpulkan hasil karangan yang telah dibuat siswa.
8) Guru melakukan refleksi berupa pemberian penguatan dan simpulan
mengenai materi pelajaran tentang menulis narasi yang telah
dilaksanakan selama dua kali pertemuan dan menutup pelajaran
dengan salam di akhir pelajaran.
c. Observasi Tindakan
Pengamatan tindakan dilakukan oleh observer pada saat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran menulis narasi dengan
menggunakan teknik Skrambel. Pengamatan ini difokuskan pada
pelaksanaan kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan yang dilakukan guru
dan siswa selama proes pembelajaran berlangsung yang dilakasanakan
dengan alat bantu berupa lembar observasi. Observasi ini dilakukan untuk
memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran menulis
narasi dengan menggunakan teknik Skrambel dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun serta untuk
mengetahui seberapa besar pembelajaran dengan menggunakan teknik
Skrambel yang dilaksanakan menghasilkan perubahan pada kemampuan
menulis narasi siswa kelas IV SD Negeri I Giriharjo Kecamatan Puhpelem
Kabupaten Wonogiri.
Dalam penelitian ini, guru kelas IV bertindak sebagai observer.
Observer mengamati jalannya pembelajaran dengan pedoman observasi
yang telah dibuat. Observer sebagai partisipan pasif berada di bangku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
paling belakang untuk mengamati jalannya pembelajaran. Pengamatan
tidak hanya ditujukan pada kegiatan atau partisipasi dalam pembelajaran,
namun juga pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran
termasuk suasana kelas pada setiap pertemuan. Hasil observasi terhadap
kegiatan siswa dalam pelaksanaan tindakan siklus I adalah sebagai berikut:
Pertemuan I
1) Kegiatan Siswa
Obseravasi kegiatan siswa dalam pembelajaran pada
pertemuan I siklus II dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Lembar Observasi Kegiatan Siswa pada Pertemuan I Siklus II
No. Aspek yang DinilaiHasil Pengamatan
KetSB B C K
1. Siswa tekun mengikuti pembelajaran Bahasa
Indonesia khususnya materi menulis narasi.√ 4
2. Siswa aktif dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia khususnya materi menulis narasi.√ 4
3. Siswa memberikan respon positif pada
Bahasa Indonesia khususnya materi menulis
narasi.
√ 3
4. Siswa berani mengajukan pertanyaan pada
guru.√ 3
5. Siswa mampu menjawab pertanyaan guru. √ 3
6. Siswa memahami penjelasan materi yang
disampaikan oleh guru.√ 3
7. Siswa mampu mengerjakan tugas yang
berikan guru yang meliputi :
c. Tugas Individu √ 3
d. Tugas kelompok √ 4
Jumlah Skor 27
Rata-rata 3,38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Berdasar tabel di atas dapat dilihat bahwa: a) perkembangan
ketekunan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sudah sangat
baik; b) keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran juga sudah sangat
baik; c) respon positif siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia
khususnya materi menulis narasi sudah baik; d) siswa sudah tidak
takut/malu lagi mengajukan pertanyaan pada guru; e) kemampuan siswa
dalam menjawab pertanyaan guru sudah baik; f) penyampaian materi
oleh guru dipahami oleh siswa dengan baik; g) siswa sudah mampu
mengerjakan tugas individu dengan baik dan dalam mengerjakan tugas
kelompok terdapat peningkatan yang sangat baik. Dari hasil observasi
kegiatan siswa tersebut didapatkan skor rata-rata 3,38 yang artinya
sudah sangat baik.
2) Kinerja guru (lampiran 20 hal 138)
a) guru memulai kegiatan pembelajaran dengan baik; b) dalam
melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai dengan tujuan, siswa, situasi
dan lingkungan sudah baik; c) guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran dalam urutan yang sangat logis; d) kemampuan guru
dalam menerapkan teknik Skrambel sudah sangat baik; e) guru juga
menggunakan alat bantu (media) pembelajaran yang sangat sesuai
dengan tujuan; f) guru dalam memberikan petunjuk dan penjelasan
yang berkaitan dengan isi pembelajaran sudah baik; g) dalam
melakukan penilaian di akhir pembelajaran sudah sangat baik; h)
kemampuan guru dalam memicu dan memelihara keterlibatan siswa
sudah baik; i) keefektifan proses pembelajaran sudah baik. Dari hasil
observasi kinerja guru tersebut didapatkan skor rata-rata 3,44 yang
artinya sudah baik namun perlu ditingkatkan.
Pertemuan II
1) Kegiatan Siswa
Obseravasi kegiatan siswa dalam pembelajaran pada
pertemuan II siklus II dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Tabel 4.7 Lembar Observasi Kegiatan Siswa pada Pertemuan II Siklus II
No. Aspek yang DinilaiHasil Pengamatan
KetSB B C K
1. Siswa tekun mengikuti pembelajaran Bahasa
Indonesia khususnya materi menulis narasi.√ 4
2. Siswa aktif dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia khususnya materi menulis narasi.√ 4
3. Siswa memberikan respon positif pada
Bahasa Indonesia khususnya materi menulis
narasi.
√ 3
4. Siswa berani mengajukan pertanyaan pada
guru.√ 3
5. Siswa mampu menjawab pertanyaan guru. √ 4
6. Siswa memahami penjelasan materi yang
disampaikan oleh guru.√ 3
7. Siswa mampu mengerjakan tugas yang
berikan guru yang meliputi :
e. Tugas Individu √ 4
f. Tugas kelompok √ 4
Jumlah Skor 29
Rata-rata 3,63
Berdasar tabel di atas dapat dilihat bahwa a) Ketekunan siswa
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sudah sangat baik; b)
keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran meningkat menjadi
sangat baik; c) respon positif siswa terhadap mata pelajaran Bahasa
Indonesia khususnya materi menulis narasi sudah baik; d) siswa sudah
tidak ragu-ragu mengajukan pertanyaan tentang materi pelajaran pada
guru; e) kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan guru sudah
sangat baik; f) siswa sudah memahami dengan baik apa yang
disampaikan guru; g) siswa sudah mampu mengerjakan tugas individu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
maupun kelompok dengan sangat baik. Dari hasil observasi kegiatan
siswa tersebut didapatkan skor rata-rata 3,63 yang artinya sudah baik
dan meningkat dari pertemuan pertama.
2) Kegiatan guru (lampiran 20 hal 138)
a) guru memulai kegiatan pembelajaran dengan baik; b) dalam
melaksanakan jenis kegiatan yang sesuai dengan tujuan, siswa, situasi
dan lingkungan sudah baik; c) guru melaksanakan kegiatan
pembelajaran dalam urutan yang sangat logis; d) kemampuan guru
dalam menerapkan teknik Skrambel sudah sangat baik; e) guru juga
menggunakan alat bantu (media) pembelajaran yang sangat sesuai
dengan tujuan; f) guru dalam memberikan petunjuk dan penjelasan
yang berkaitan dengan isi pembelajaran sudah baik; g) dalam
melakukan penilaian di akhir pembelajaran sudah sangat baik; h)
kemampuan guru dalam memicu dan memelihara keterlibatan siswa
sudah sangat baik; i) keefektifan proses pembelajaran sudah sangat
baik. Dari hasil observasi kinerja guru tersebut didapatkan skor rata-
rata 3,67 yang artinya sudah sangat baik dan mengalami peningkatan
dari pertemuan yang pertama siklus II maupun siklus I.
Hasil observasi kegiatan siswa di atas menunjukkan adanya
peningkatan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran, yaitu dari
3,38 menjadi 3,63. Sedangkan kinerja guru juga mengalami
peningkatan dari 3,44 menjadi 3,67. Dengan adanya peningkatan
keterlibatan siswa maupun kinerja guru ini diharapkan hasil belajar
siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi
menulis narasi juga meningkat.
d. Analisis dan Refleksi
Hasil analisis data terhadap pelaksanaan pembelajaran Bahasa
Indonesia khususnya materi menulis narasi dengan menerapkan teknik
Skrambel pada siklus II secara umum telah mengalami peningkatan. Hal
ini dapat dilihat dari hasil observasi kinerja guru, keterlibatan siswa serta
hasil belajar siswa yang meningkat. Adapun data hasil belajar siswa materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
0
2
4
6
8
10
37-46 47-56 57-66 67-76 77-86 87-96
4% 4%
16%
40%
20%
16%
Hasil Belajar Menulis Narasi Siklus II
menulis narasi pada siklus II yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8 Data Frekuensi Hasil Belajar Menulis Narasi Siklus II
No. Interval Nilai Frekuensi Persentase
1. 50-57 1 4%
2. 58-65 0 0%
3. 66-73 8 32%
4. 74-81 10 40%
5. 82-89 5 20%
6. 90-97 1 4%
Jumlah 25 100%
Nilai Tertinggi 96
Nilai Terendah 50
Nilai Rata-rata 1927 : 25 77
Siswa Belajar Tuntas (23 : 25) X 100% 92%
Dari tabel frekuensi di atas dapat dibuat grafik sebagai berikut:
Gambar 4.3. Histogram Data Hasil Belajar Menulis Narasi Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Dari hasil siklus II di atas, rata-rata hasil belajar menulis narasi
siswa meningkat dari 69 menjadi 77. Sedangkan siswa yang tuntas belajar
meningkat dari 60% menjadi 92%. Ini berarti target pencapaian siswa
belajar tuntas telah berhasil dicapai dari target siswa belajar tuntas
sebanyak 80%.
C. PERBANDINGAN HASIL TINDAKAN ANTAR SIKLUS
Perbandingan hasil belajar sebelum tindakan, siklus I dan siklus II dapat
disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Belajar Siswa pada Tindakan Prasiklus,
Siklus I, dan Siklus II
No. NilaiPrasiklus Siklus I Siklus II
Frek. % Frek. % Frek. %
1. 35-43 1 4% 1 4% 0 0%
2. 44-52 5 20% 0 0% 1 4%
3. 53-61 5 20% 2 8% 0 0%
4. 62-70 4 16% 10 40% 4 16%
5. 71-79 5 20% 9 36% 14 56%
6. 80-88 5 20% 3 12% 4 16%
7. 89-97 0 0% 0 0% 2 8%
Jumlah 25 100% 25 100% 25 100%
Nilai Terendah 35 42 50
Nilai Tertinggi 87 87 96
Rata-rata 64 69 77
Siswa Belajar
Tuntas40% 60% 92%
Dari tabel di atas, nilai rata-rata hasil belajar siswa dapat digambarkan
dalam bentuk histogram berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Gambar 4.8 Histogram Nilai Rata-rata Hasil Belajar Menulis Narasi dari Tindakan
Prasiklus Hingga Siklus II
Sedangkan persentase siswa belajar tuntas dapat digambarkan dalam
bentuk histogram berikut ini:
Gambar 4.9 Histogram Persentase Siswa Belajar Tuntas
0
20
40
60
80
Prasiklus Siklus ISiklus II
64 6977
Nil
ai R
ata-
rata
Tindakan
Nilai Rata-rata Hasil Belajar dari Tindakan Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Prasiklus siklus ISiklus II
40%
69%
92%
Per
sen
tase
Tindakan
Persentase Siswa Belajar Tuntas dari Tindakan Prasiklus hingga Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil
belajar menulis narasi dari tindakan prasiklus rata-ratanya 64 meningkat menjadi
69 pada siklus I dan 77 pada siklus II. Selain itu persentase siswa belajar tuntas
juga meningkat dari tindakan prasiklus sebesar 40% meningkat menjadi 60% pada
siklus I dan 92% pada siklus II, maka target siswa belajar tuntas sebanyak
minimal 80% dari jumlah seluruh siswa telah tercapai. Untuk itu penelitian ini
dihentikan.
D. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
1. Pembahasan Hasil Penelitian
a. Kondisi Awal
Pada kondisi awal, kegiatan pembelajaran masih berpusat pada
guru. Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa belum memuaskan. Nilai
rata-rata hasil belajar siswa yaitu 64 dengan persentase siswa belajar tuntas
sebesar 40%. Hasil tersebut belum sesuai dengan yang diharapkan pihak
sekolah yang menetapkan standar nilai minimal 70 dan persentase siswa
belajar tuntas minimal harus mencapai 80%. Untuk itu dilakukan
peningkatan hasil belajar menulis narasi dengan menerapkan teknik
Skrambel. Pada kondisi awal ini guru juga tidak memperhitungkan aspek
afektif maupun psikomotor siswa.
b. Siklus I
Pada siklus I ini guru menerapkan teknik Skrambel dalam
pembelajaran menulis narasi, penilaian yang dilakukan meliputi tiga aspek
yaitu penilaian dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil rata-
rata belajar pada siklus I mengalami peningkatan dari semula 64 menjadi
69 dengan persentase siswa belajar tuntas menjadi sebesar 60% dari
persentase ketuntasan awal yaitu 40%. Masih tersisa 40% siswa belum
tuntas belajar, maka penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan target siswa
belajar tuntas mencapai 80%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
c. Siklus II
Kegiatan pembelajaran pada siklus II masih sama dengan siklus I
yaitu dengan menggunakan teknik Skrambel namun pada siklus II ini
kegiatan pembelajarannya merefleksi dari hasil belajar yang telah
dilakukan pada siklus I. Diketahui dari hasil belajar pada siklus I masih
ada siswa yang belum memahami mengenai penulisan ejaan dan tanda
baca, sehingga pembelajaran menulis narasi pada siklus II ini lebih
ditekankan pada penulisan ejaan dan tanda baca agar pemahaman siswa
tentang menulis secara keseluruhan dapat diperoleh hasil yang optimal.
Pada siklus II ini penilaiannya juga meliputi tiga aspek seperti pada siklus
I yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Pada siklus II ini terjadi
peningkatan dengan rata-rata hasil belajar siswa menjadi 77 dari siklus I
yang rata-rata hasil belajarnya 69. Persentase siswa belajar tuntas juga
mengalami peningkatan dari 60% menjadi 92%. Karena pada siklus II ini
persentase siswa belajar tuntas sudah mencapai target yang ditentukan
yaitu siswa belajar tuntas sebanyak 80%, maka penelitian ini dihentikan.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebanyak dua siklus
dapat dinyatakan bahwa teknik Skrambel dapat meningkatkan hasil belajar
menulis narasi pada siswa kelas IV SD Negeri I Giriharjo Kecamatan
Puhpelem Kabupaten Wonogiri. Teknik Skrambel sangat cocok digunakan
dalam keterampilan berbahasa karena teknik ini merupakan teknik yang
berbeda dari teknik-teknik yang lainnya. Teknik Skrambel merupakan teknik
yang tepat bagi siswa usia Sekolah Dasar karena teknik ini merupakan suatu
teknik yang menerapkan prinsip permainan dalam bahasa, sehingga dengan
teknik Skrambel siswa dapat belajar sambil bermain (Fodor, lihat bab II hal 9).
Siswa akan lebih tertarik dalam pembelajaran karena permainan bahasa dapat
dipakai untuk membangkitkan kembali kegairahan belajar siswa yang sudah
mulai lesu, sehingga materi pelajaran pun akan mudah terserap oleh siswa.
Selain itu, siswa juga akan lebih aktif dan kompetitif dalam pembelajaran
sehingga kreatifitas siswa akan meningkat lebih baik. Materi yang
dikomunikasikan lewat permainan bahasa biasanya mengesan sehingga sukar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
dilupakan (Suparno, lihat bab II hal 10). Dengan begitu hasil belajar siswa
yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor akan mengalami
peningkatan secara optimal sesuai dengan apa yang diharapkan.
Dalam penelitian ini perkembangan hasil belajar siswa yang meliputi
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor mengalami perkembangan yaitu dari
keadaan awal sebelum dilakukan pembelajaran dengan menerapkan teknik
Skrambel siswa yang tuntas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) hanya 40%
dari jumlah 25 siswa. Pada siklus I dilaksanakan pembelajaran dengan teknik
Skrambel, siswa yang nilainya tuntas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
meningkat menjadi 60%. Setelah dilakukan tindak lanjut kembali dalam siklus
II, siswa yang tuntas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) meningkat menjadi
92%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada
materi menulis narasi telah meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan
dalam dua siklus dengan menggunakan teknik Skrambel dalam pembelajaran
menulis narasi pada siswa kelas IV SD Negeri I Giriharjo Kecamatan Puhpelem
Kabupaten Wonogiri dapat ditarik simpulan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan teknik Skrambel dapat meningkatkan hasil belajar menulis narasi
pada siswa kelas IV SD Negeri I Giriharjo Kecamatan Puhpelem Kabupaten
Wonogiri. Peningkatan hasil belajar menulis narasi tersebut dapat dibuktikan
dengan meningkatnya nilai hasil belajar menulis narasi pada setiap siklusnya yaitu
pada tindakan prasiklus nilai rata-rata hasil belajar menulis narasi siswa 64, nilai
rata-rata hasil belajar menulis narasi siswa pada siklus I 69, dan nilai rata-rata
hasil belajar menulis narasi siswa pada siklus II 77. Tingkat ketuntasan belajar
siswa pada tindakan prasiklus sebanyak 10 siswa atau 40%. Pada siklus I
sebanyak 15 siswa atau 60%. Sedangkan pada siklus II sebanyak 23 siswa atau
92%. Hal ini menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 32%.
Sedangkan peningkatan ketuntasan dari tindakan prasiklus sampai siklus II
sebesar 52%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penelitian ini dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
B. IMPLIKASI
Berdasarkan hasil penelitian, pembelajaran dengan menerapkan teknik
Skrambel dapat meningkatkan hasil belajar menulis narasi pada siswa kelas IV SD
Negeri I Giriharjo Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri. Penelitian ini
memberikan gambaran nyata keberhasilan proses dan hasil belajar dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari guru maupun siswa.
Selain itu juga dipengaruhi oleh media dan teknik pembelajaran yang digunakan.
Faktor dari guru meliputi kemampuan guru dalam mengembangkan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
menyampaikan materi, keterampilan guru dalam mengelola kelas, penggunaan
media sebagai sarana dalam menyampaikan materi, dan penggunaan teknik
pembelajaran yang tepat. Sedangkan faktor dari siswa meliputi keaktifan siswa
mengikuti proses pembelajaran.
Maka berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dibuat implikasi:
1. Penerapan teknik Skrambel harus dibiasakan pada setiap guru Bahasa
Indonesia dalam mengajarkan materi menulis narasi pada siswa kelas IV
Sekolah Dasar.
2. Pembelajaran melalui teknik Skrambel harus dilaksanakan dengan sebaik
mungkin supaya siswa merasa senang dan dihadapkan pada lingkungan
bermain sehingga siswa tidak merasa bosan dan memiliki gambaran alur
karangan narasi yang akan ditulis sehingga hasil belajar menulis narasi siswa
meningkat.
C. SARAN
Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian mengenai
penerapan teknik Skrambel pada siswa kelas IV SD Negeri I Giriharjo Kecamatan
Puhpelem Kabupaten Wonogiri, maka dapat disampaikan saran atau sumbangan
pemikiran untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia pada
materi menulis narasi khususnya, yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam melaksanakan
pembelajaran khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia untuk menggunakan
teknik Skrambel pada materi pembelajaran menulis narasi sehingga
pembelajaran menjadi lebih optimal dan hasil belajar menjadi meningkat
lebih baik.
2. Bagi Guru
a. Sebaiknya guru menggunakan media dan teknik pembelajaran yang
bervariasi, misalnya teknik Skrambel dalam pembelajaran menulis narasi
sehingga siswa tidak merasa jenuh dalam pembelajaran di kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
b. Dalam proses belajar mengajar hendaknya guru melibatkan siswa secara
aktif agar siswa mempunyai pengalaman langsung dalam proses
belajarnya sehingga kreatifitas dan keaktifan siswa dapat diasah dan dapat
meningkat.
c. Dalam pembelajaran hendaknya guru berperan sebagai fasilitator dan
motifator yang mampu menyediakan pengalaman belajar bagi siswa agar
siswa mampu mengembangkan dirinya dalam proses belajar.
d. Dalam proses pembelajaran hendaknya siswa diberi kesempatan untuk
mengungkapkan pendapat, bertanya maupun menjawab pertanyaan untuk
meningkatkan rasa percaya diri siswa sehingga siswa dapat berperan aktif
dalam pembelajaran.
e. Guru hendaknya mengaktifkan proses belajar dengan menggunakan
metode yang tepat misalnya diskusi kelompok, sehingga pembelajaran
akan lebih aktif dan siswa tidak cepat bosan.
3. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya dapat menggali informasi secara aktif mengenai materi
pembelajaran yang hendak dipelajari melalui berbagai sumber.
b. Siswa hendaknya berani bertanya mengenai materi yang belum dipahami
agar pembelajaran lebih hidup dan rasa percaya diri siswa dapat terbentuk.
c. Siswa hendaknya tidak hanya belajar di sekolah, tetapi mereka juga harus
aktif mencari pengetahuan di luar jam sekolah.
4. Bagi Peneliti Lain
a. Diharapkan ada peneliti lain yang melanjutkan penelitian mengenai hasil
belajar menulis narasi sehingga semua siswa dapat tuntas secara maksimal
dalam pembelajaran menulis narasi.