studi pelayanan publik di kecamatan puhpelem kab …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf ·...

138
S DI KECAMATA PASCA PE UNI STUDI PELAYANAN PUBLIK AN PUHPELEM KABUPATEN W EMEKARAN WILAYAH TAHUN SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Universitas Negeri Semarang oleh Fajar Tri Kuncoro 3211409006 JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL IVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 WONOGIRI N 2002 G

Upload: truongnhan

Post on 08-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB

PASCA PEMEKARAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB UPATEN WONOGIRI

PASCA PEMEKARAN WILAYAH TAHUN 2002

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada Universitas Negeri Semarang

oleh

Fajar Tri Kuncoro

3211409006

JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2013

WONOGIRI TAHUN 2002

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Page 2: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB

PASCA PEMEKARAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

i

STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB UPATEN WONOGIRI

PASCA PEMEKARAN WILAYAH TAHUN 2002

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada Universitas Negeri Semarang

oleh

Fajar Tri Kuncoro

3211409006

JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2013

i

WONOGIRI TAHUN 2002

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Page 3: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

ii

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia

Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Rahma Hayati, S.Si., M.Si. Ariyani Indrayati, S.Si., M.Sc. NIP. 197206241998032003 NIP. 197806132005012005

Mengetahui, Ketua Jurusan Geografi

Drs. Apik Budi Santoso, M.Si. NIP. 196209041989011001

Page 4: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

iii

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:

Hari :

Tanggal :

Penguji Utama

Drs. Saptono Putro, M.Si. NIP. 196209281990031002

Penguji I Penguji II

Rahma Hayati, S.Si., M.Si. Ariyani Indrayati, S.Si, M.Sc. NIP. 197206241998032003 NIP. 197806132005012005

Mengetahui, Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Dr. Subagyo, M.Pd. NIP. 195108081980031003

Page 5: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

iv

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau

seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini

dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Agustus 2013

Fajar Tri Kuncoro NIM. 3211409006

Page 6: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

v

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Lihatlah pada proses, bukan pada hasilnya (Penulis)

Semakin kita berkeringat banyak di masa damai, semakin kita berdarah sedikit di

masa perang (Mario Teguh)

Man Jadda Wa Jada - Siapa yang bersungguh-sungguh, maka akan berhasil

(Peribahasa Arab)

Teruntuk Orangtuaku,

Kakak-kakakku,

Generasi penerusku.

Page 7: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

vi

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat

juga tuntunan-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Studi Pelayanan Publik di Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri Pasca

Pemekaran Wilayah Tahun 2002”. Doa, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak

membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. Oleh karenanya, penulis

mengucapkan terima kasih kepada sebagai berikut.

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum. selaku Rektor Universitas Negeri

Semarang.

2. Dr. Subagyo, M.Pd. sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

3. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si. sebagai Ketua Jurusan Geografi.

4. Drs. Saptono Putro, M.Si. sebagai penguji utama, terimakasih atas saran dan

bimbingannya yang telah diberikan.

5. Rahma Hayati, S.Si., M.Si. sebagai dosen pembimbing I yang telah

membimbing dan meluangkan waktu sampai terselesaikannya skripsi ini.

6. Ariyani Indrayati, S.Si., M.Sc. sebagai dosen pembimbing II yang telah

membimbing dan meluangkan waktu sampai terselesaikannya skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu dosen, terima kasih atas segala ilmu yang telah diberikan

selama ini.

8. Seluruh pihak yang berada pada jajaran pemerintahan kecamatan maupun

desa/kelurahan se-Kecamatan Puhpelem yang telah bersedia meluangkan

waktunya dalam pengumpulan data penelitian.

Page 8: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

vii

vii

9. Masyarakat pengguna pelayanan KK/KTP yang telah membantu dalam

pengumpulan data penelitian.

10. Teman-teman yang membantu proses penelitian, Adimas dan Yopi yang telah

sudi menemani selama di lapangan.

11. Bapak Padmono, Ibu Sukati, Mbak Wuri, Mas Nug dan partner spesial yang

selalu mencurahkan kasih sayang dan doa dukungannya yang tak henti-

hentinya.

12. Teman-teman geografi 2009 (khususnya Doli, Indah, Luqman, Pepi, Puji,

Rima, dan Vina), adik-adik angkatan, dan teman-teman Kos Rimba yang

selalu memberikan motivasi, bantuan, dan kebersamaannya.

13. Semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah membantu penyusunan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini memberikan

manfaat dan kontribusi dalam bidang geografi pada khusunya dan semua pihak

pada umumnya.

Semarang, Agustus 2013

Penulis

Page 9: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

viii

viii

SARI

Kuncoro, Fajar Tri . 2013. Studi Pelayanan Publik di Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri Pasca Pemekaran Wilayah Tahun 2002. Skripsi, Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Rahma Hayati, S.Si., M.Si., Pembimbing II: Ariyani Indrayati, S.Si., M.Sc. Kata kunci: aksesibilitas wilayah; indeks kepuasan masyarakat; kinerja pelayanan KK/KTP; pelayanan KK/KTP

Pelayanan publik termasuk pula pelayanan KK/KTP yang prima, merupakan ekspektasi masyarakat pelanggan pelayanan tersebut, terlebih pada daerah otonom baru hasil pemekaran wilayah. Namun, masih dijumpai permasalahan kualitas pelayanan publik yang masih rendah. Sistem dan prosedur yang berbelit-belit serta kelambanan sumberdaya manusia dalam melayani masyarakat menjadi sorotan tersendiri terhadap pemerintahan daerah otonom baru. Penelitian ini bertujuan: (1) mengetahui tingkat aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan publik berupa pelayanan KK/KTP pasca pemekaran wilayah, (2) mengetahui tingkat kinerja pelayanan KK/KTP pasca pemekaran wilayah, dan (3) mengetahui indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan KK/KTP pasca pemekaran tersebut.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat dengan umur lebih dari 17 tahun yang pernah mengurus KK/KTP di Kecamatan Puhpelem. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik acak sederhana sejumlah 150 responden. Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu, dan biaya tempuh untuk menuju daerah induk dan daerah otonom baru. Penilaian kinerja pelayanan dilakukan dengan metode silang responden yaitu penilaian antar teman sejawat untuk selanjutnya dianalisis dengan analisis domain dan analisis Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Data diambil dengan melakukan pengukuran fisik dan menggunakan kuesioner panduan wawancara dan angket.

Hasil penelitian menunjukkan tingkat aksesibilitas terhadap pelayanan KK/KTP mengalami penghematan baik dari segi jarak, waktu, maupun biaya tempuh. Itu artinya tujuan pemekaran untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat tercapai. Tingkat kinerja pelayanan menunjukkan hal yang positif di mana secara umum menunjukkan kinerja yang baik. Indeks kepuasan masyarakat menunjukkan nilai IKM sebesar 73,5 yang artinya memiliki mutu pelayanan dengan nilai B dan kinerja pelayanan yang baik. Diharapkan, dari segi akses terhadap pelayanan publik, pemda setempat melakukan fasilitasi perbaikan infrastruktur jalan yang sudah mulai rusak. Kinerja pelayanan yang sudah baik untuk dipertahankan, dan yang masih kurang seyogyanya dilakukan peningkatan kualitas pelayanannya. Masyarakat setempat sebagai pengguna pelayanan jika ada keluhan dan kritikan untuk tidak sungkan melaporkannya demi kualitas pelayanan yang lebih baik.

Page 10: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

ix

ix

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar ........................................................................................... vi

Sari .............................................................................................................. viii

Daftar Isi...................................................................................................... ix

Daftar Tabel ................................................................................................ xi

Daftar Gambar ............................................................................................. xii

Daftar Lampiran .......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ............................................................................ 5

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6

1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7

1.5. Batasan Operasional Penelitian ........................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 9

2.1. Konsep Aksesibilitas ........................................................................... 9

2.2. Konsep Kinerja .................................................................................... 12

2.3. Penilaian dan Pengukuran Kinerja ...................................................... 15

2.4. Konsep Pelayanan Publik .................................................................... 18

2.5. Indeks Kepuasan Masyarakat .............................................................. 23

2.6. Diagram Alir Penelitian ...................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 29

3.1. Pendekatan Penelitian ......................................................................... 29

3.2. Obyek dan Lokasi Penelitian .............................................................. 29

3.3. Variabel Penelitian .............................................................................. 29

3.4. Sumber Data Penelitian ....................................................................... 32

3.5. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 32

3.6. Penentuan Sampel Penelitian .............................................................. 34

Page 11: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

x

x

3.7. Teknik Analisis Data ........................................................................... 36

3.8. Sistematika Penulisan ......................................................................... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 45

4.1. Hasil Penelitian ................................................................................... 45

4.1.1. Gambaran Umum Wilayah .............................................................. 45

4.1.1.1. Sejarah Terbentuknya Kecamatan Puhpelem ............................... 45

4.1.1.2. Kondisi Geografis ........................................................................ 51

4.1.1.3. Kondisi Demografi ....................................................................... 54

4.1.1.4. Kondisi Sosial .............................................................................. 57

4.1.1.5. Kondisi Pemerintahan .................................................................. 60

4.1.1.6. Kondisi Infrastruktur Jalan ........................................................... 61

4.1.2. Profil Responden Pelanggan Pelayanan KK/KTP ........................... 66

4.1.3. Pengukuran Aksesibilitas ................................................................. 69

4.1.4. Kinerja Pelayanan Administrasi Dasar KK/KTP ............................. 72

4.1.5. Penilaian Masyarakat Terhadap Pelayanan KK/KTP ...................... 83

4.2. Pembahasan ........................................................................................ 88

4.2.1. Tingkat Aksesibilitas Masyarakat Terhadap Pelayanan KK/KTP

Pasca Pemekaran Wilayah ............................................................. 88

4.2.2. Tingkat Kinerja Pelayanan KK/KTP Pasca Pemekaran Wilayah .... 91

4.2.3. Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan KK/KTP .......... 93

BAB V PENUTUP .................................................................................... 96

5.1. Simpulan ............................................................................................. 96

5.2. Saran .................................................................................................... 96

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 98

LAMPIRAN .............................................................................................. 99

Page 12: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

xi

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Nilai Persepsi, Interval IKM, Interval Konversi IKM, Mutu Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan ............................................... 41 3.2. Tujuan Penelitian, Variabel, Teknik Perolehan Data, Sumber Data dan Teknik Analisis Data ................................................................... 43 4.1. Luas Wilayah dan Ketinggian Tiap Desa/Kelurahan .......................... 53 4.2. Luas Wilayah Menurut Jenis Penggunaan Lahan ............................... 53 4.3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tiap Desa/Kelurahan ....... 54 4.4. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian .................................... 55 4.5. Kepadatan Penduduk per Km² Tiap Desa/Kelurahan ......................... 56 4.6. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ................................. 57 4.7. Jumlah Sekolah, Murid, dan Guru Menurut Jenjang Pendidikan ....... 58 4.8. Jumlah Fasilitas Kesehatan dan Tenaga Kesehatan ............................ 59 4.9. Jumlah Pegawai di Kecamatan Puhpelem Berdasarkan Jenis Kelamin 61 4.10. Jumlah Responden Pelanggan Pelayanan KK/KTP Menurut Kelompok Umur ............................................................................... 66 4.11. Jumlah Responden Pelanggan Pelayanan KK/KTP Menurut Jenis Kelamin .................................................................................... 67 4.12. Jumlah Responden Pelanggan Pelayanan KK/KTP Menurut Pendidikannya .................................................................................. 67 4.13. Jumlah Responden Pelanggan Pelayanan KK/KTP Menurut Mata Pencahariannya ........................................................................ 68 4.14. Aksesibilitas Desa-desa ke Kantor Kecamatan Bulukerto ................ 70 4.15. Aksesibilitas Desa-desa ke Kantor Kecamatan Puhpelem ................ 71 4.16. Penghematan Jarak, Waktu, Biaya Tempuh Menuju Kantor Kecamatan Bulukerto-Kecamatan Puhpelem ................................... 72 4.17. Analisis Domain Kinerja Pelayanan KK/KTP .................................. 78 4.18. Jumlah Responden Tiap Desa/Kelurahan ......................................... 84 4.19. Penilaian Masyarakat Terhadap Kinerja Pelayanan KK/KTP .......... 86

Page 13: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

xii

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Dimensi Kinerja .................................................................................. 13 2.2. Diagram Alir Penelitian ...................................................................... 28 4.1. Peta Wilayah Daerah Induk Pra Pemekaran Wilayah ......................... 47 4.2. Peta Wilayah Daerah Otonom Baru Pasca Pemekaran Wilayah ........ 49 4.3. Struktur Organisasi Kantor Kecamatan Puhpelem ............................. 50 4.4. Kenampakan Daerah Perbukitan dan Berbukit ................................... 52 4.5. Infrastruktur Jalan Aspal ..................................................................... 62 4.6. Infrastruktur Jalan Beton ..................................................................... 63 4.7. Infrastruktur Jalan Makadam .............................................................. 63 4.8. Infrastruktur Jalan Campuran Beton dan Makadam ........................... 64 4.9. Infrastruktur Jalan Rusak .................................................................... 65 4.10. Pengukuran Jarak, Waktu, dan Biaya Tempuh ................................. 69 4.11. Loket Pendaftaran Pengurusan KK/KTP .......................................... 73 4.12. Informasi Prosedur Pengurusan KTP ................................................ 74 4.13. Informasi Prosedur Pengurusan KK .................................................. 75 4.14. Proses Wawancara Dengan Petugas Pelayanan KK/KTP ................. 76 4.15. Proses Penitipan Angket ................................................................... 85

Page 14: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

xiii

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Penelitian .............................................................................. 99 2. Rekapitulasi Data Profil Responden ...................................................... 107 3. Pengolahan Data Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) ........................ 112 4. Daftar Responden Indeks Kepuasan Masyarakat .................................. 117 5. Perda No. 3/2002 Tentang Pembentukan Kecamatan Dalam

Kabupaten Wonogiri ............................................................................. 121 6. Berkas Surat Ijin Penelitian ................................................................... 144 7. Dokumentasi Lapangan ......................................................................... 149

Page 15: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pemekaran wilayah terjadi pada suatu wilayah administratif yang disebut

dengan daerah induk yang mengalami pemekaran sehingga menghasilkan daerah

otonom baru. Dorongan akan terjadinya pemekaran tersebut dapat mengemuka

salah satunya karena jauhnya pusat pelayanan publik oleh masyarakat setempat.

Sehingga, jika hal itu permasalahannya maka tindakan untuk memekarkan suatu

wilayah berpotensi untuk dilakukan. Namun, apakah tujuan dari pemekaran

wilayah itu sendiri untuk mendekatkan pelayanan publik ke tengah-tengah

masyarakat dapat tercapai?

Konsep pemekaran wilayah di dalam UU RI No. 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, pemekaran wilayah merupakan suatu proses membagi satu

daerah administratif (daerah otonom) yang sudah ada menjadi dua atau lebih

daerah otonom baru, di mana landasan pelaksanaannya didasarkan pada PP No.

129 Tahun 2000. Dalam UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,

disebutkan bahwa Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah

otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan Daerah Otonom, selanjutnya disebut daerah adalah kesatuan

masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang

mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat

Page 16: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

2

setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada tahun 2008, BAPPENAS (Badan Perencanaan Pembangunan

Nasional) mengeluarkan sebuah hasil riset yang dilangsir atas kerjasamanya

dengan United Nations Development Programme (UNDP) tentang “Studi

Evaluasi Dampak Pemekaran Daerah” bahwa hampir menyeluruh kawasan

pemekaran secara administratif di Indonesia, kecuali di Pulau Jawa dalam kurun

waktu 5 tahun, Daerah Otonom Baru (DOB) secara kinerja pelayanan publik

masih berada di bawah daerah Induk dan daerah Kontrol (Tarigan, 2010: 25).

Rilis terbaru “Evaluasi Kinerja Penyelenggara Pemerintahan Daerah”

(EKPPD), Kemendagri, disebutkan ada 6 daerah otonom yang kinerjanya rendah.

Permasalahannya terletak pada pengelolaan keuangan daerah yang bermasalah,

aparatur daerah yang kurang berkualitas, tata kelola pemerintahan yang tidak

transparan dan akuntabel, serta salah satunya kualitas pelayanan publik yang

rendah (INA, 25 April 2012: 2).

Rendahnya kualitas pelayanan publik menjadi hal yang menjadi sorotan

yang ranahnya ditujukan bagi pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat, terlebih dalam hal ini adalah pemerintah daerah otonom baru

hasil dari suatu pemekaran wilayah. Restorasi pelayanan publik merupakan

harapan seluruh masyarakat, yang nyata-nyatanya tidak mengalami perubahan

yang signifikan. Berbagai jenis pelayanan publik cenderung mengalami

kemunduran dengan ditandai adanya penyimpangan pelayanan publik di tengah-

tengah masyarakat. Hal-hal yang sering disoroti adalah sistem dan prosedur

Page 17: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

3

pelayanan yang berbelit-belit dan kelambanan sumber daya manusia dalam

melayani pelayanan publik tersebut.

Pelayanan publik merupakan hal yang paling mudah untuk mengukur

suatu kinerja pemerintah daerah dalam melaksanakan fungsi-fungsinya. Semua itu

bisa dilihat dari penilaian masyarakat yang dituangkan dalam tingkat kepuasan

masyarakat terhadap pelayanan publik dari pemerintah setempat. Terlebih, ketika

adanya keengganan dari masyarakat untuk berhubungan langsung dengan

pemerintah daerah kaitannya dengan urusan pelayanan publik menjadi indikator

bahwa kinerja pelayanan publik pemerintah daerah tersebut dapat dikatakan

rendah. Menurut Safroni (2012: 15), dalam bidang pelayanan publik, upaya-upaya

telah dilakukan dengan menetapkan standar pelayanan publik untuk mewujudkan

pelayanan yang cepat, tepat, murah, dan transparan. Namun pada kenyataannya

upaya tersebut belum banyak dinikmati masyarakat. Hal tersebut terkait dengan

pelaksanaan sistem dan prosedur pelayanan yang kurang efektif, berbelit-belit,

lamban, tidak merespon kepentingan pelanggan, dan lain-lain.

Lain daripada itu, seperti apa yang telah dikemukakan di awal, satu hal

yang menjadi agenda akbar dalam setiap adanya pemekaran wilayah adalah untuk

mendekatkan pelayanan publik kepada masyarakat, sehingga masyarakat semakin

mudah dan praktis untuk mendapatkan pelayanan publik. Disini bisa dijelaskan

bahwa ada aspek keterjangkauan (aksesibilitas) di setiap adanya pemekaran

dikaitkan dengan kemudahan akses terhadap pelayanan publik. Aspek

keterjangkauan terhadap pelayanan publik tersebut dapat diukur dengan ukuran

jarak, waktu, dan biaya tempuh untuk menuju pusat pelayanan publik tersebut.

Page 18: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

4

Logikanya, dengan adanya pemekaran wilayah, maka akses terhadap pelayanan

publik menjadi mudah mengingat didekatkannya pusat pelayanan publik tersebut.

Dalam ilmu geografi, yang menjadi obyek kajiannya adalah atmosfer,

hidrosfer, litosfer/pedosfer, biosfer, dan antroposfer. Fenomena geosfer tersebut

selanjutnya dilakukan analisis dengan salah satu maupun lebih pendekatan

geografi. Pendekatan geografi ini adalah sebagai cara atau metode untuk

memecahkan atau menjawab permasalahan atas fenomena-fenomena geosfer

tersebut. Di dalam ilmu geografi dikenal dengan 3 pendekatan geografi, yaitu

pendekatan keruangan (spatial approach), pendekatan kelingkungan (ecological

approach), dan pendekatan kompleks wilayah (regional approach).

Pendekatan keruangan akan mencari pola hubungan, distribusi, maupun

penyebarannya dalam suatu ruang. Pendekatan kelingkungan memasukkan aspek

lingkungan sebagai tempat tinggal manusia dimana di dalamnya terdapat interaksi

antar keduanya. Sedangkan, pendekatan kompleks wilayah memiliki ruang

lingkup yang lebih luas di mana memasukkan aspek keruangan dan interaksi

antara manusia dan lingkungannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan

geografi secara keruangan (spatial approach) dan aspek aksesibilitas

(keterjangkauan) terhadap lokasi pelayanan publik termasuk dalam pendekatan

tersebut.

Kecamatan Puhpelem merupakan daerah otonom baru hasil pemekaran

wilayah dari Kecamatan Bulukerto, terbentuk pada tahun 2002 dengan Perda No.

3/2002 tentang Pembentukan Kecamatan Dalam Kabupaten Wonogiri (lihat di

lampiran 5). Tentunya, dari terbentuknya daerah otonom baru ini dapat dilakukan

Page 19: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

5

tinjauan secara keruangan terhadap keterjangkauan (aksesibilitas) suatu pelayanan

publik dengan menitikberatkan pada kemudahan akses pelayanan publik. Selain

itu, juga muncul pertanyaan bagaimana kinerja pemerintah daerah setempat dalam

melayani pelanggannya, dalam hal ini masyarakat setempat. Sederet penilaian dan

tanggapan dari masyarakat mengenai sistem, kualitas, prosedur pelayanan, dan

lain sebagainya menjadi salah satu tolok ukur untuk menilai kinerja pemerintah

daerah dimana salah satu fungsinya sebagai pelayan publik (public service). Dari

paparan di atas, sehingga memunculkan sebuah judul skripsi: Studi Pelayanan

Publik di Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri Pasca Pemekaran Wilayah

Tahun 2002.

1.2. Perumusan Masalah

Mendasar pada latar belakang di atas, dipaparkan bahwa pemekaran

wilayah menjadi suatu agenda yang bisa memberikan ekspektasi bagi masyarakat

yang pada akhirnya dapat mendekatkan pelayanan publik kepada masyarakat.

Akan tetapi, di lapangan terkadang ekspektasi tersebut kaitannya dengan

pelayanan, baik dari kinerja pemerintah otonom baru maupun dari penilaian

publik masih belum seperti apa yang diharapkan walaupun akses terhadap

pelayanan publik tersebut sudah didekatkan ke tengah-tengah publik.

Berpijak dari hal-hal tersebut, muncul pertanyaan atas suatu problematik

penelitian, di mana peneliti merumuskan masalah penelitian yakni kaitannya

dengan aksesibilitas, kinerja, dan penilaian publik terhadap pelayanan publik

sebagai berikut.

Page 20: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

6

1. Seberapakah tingkat aksesibilitas masyarakat terhadap lokasi pelayanan

publik untuk pelayanan administrasi dasar di Kecamatan Puhpelem pra dan

pasca pemekaran wilayah tahun 2002?

2. Bagaimanakah kinerja pelayanan publik untuk pelayanan administrasi dasar

pada tahun 2012 di daerah tersebut pasca pemekaran?

3. Seberapakah tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pelayanan publik

untuk pelayanan administrasi dasar di daerah tersebut semenjak adanya

pemekaran tersebut?

1.3. Tujuan Penelitian

Setelah dirumuskannya masalah penelitian, tentu saja ada hal yang akan

dicapai atas problematik penelitan, ada jawaban yang diharapkan, untuk

selanjutnya dapat didapatkan suatu simpulan atas problematik penelitian tersebut.

Hal yang akan dicapai atau diharapkan tersebut tertuang dalam tujuan penelitian

yang beranjak dari suatu problematik penelitian yang nantinya dapat disinkronkan

untuk mendapatkan sebuah jawaban atas pertanyaan problematik penelitian.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian dapat dijelaskan

sebagai berikut.

1. Mengetahui tingkat aksesibilitas masyarakat terhadap lokasi pelayanan publik

untuk pelayanan administrasi dasar di Kecamatan Puhpelem jika

dibandingkan dengan daerah Induk pra dan pasca pemekaran wilayah tahun

2002.

2. Mengetahui tingkat kinerja pelayanan publik untuk pelayanan administrasi

dasar pada tahun 2012 di daerah tersebut pasca pemekaran tersebut.

Page 21: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

7

3. Mengetahui indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik untuk

pelayanan administrasi dasar di daerah tersebut pasca pemekaran tersebut.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat atau kegunaan penelitian merupakan rumusan atas kelanjutan

suatu tujuan penelitian. Harapannya setelah selesai diadakannya penelitian dan

diperoleh hasil yang dicapai, seorang peneliti dapat menyumbangkan hasil itu

khususnya kepada bidang pengetahuan yang digeluti demi kemajuan ilmu

pengetahuan. Dengan diketahui tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian

dapat dikategorikan menjadi 2 manfaat, yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis

sebagai berikut.

1. Manfaat secara teoritis, dapat dijadikan sebagai salah satu wahana dalam

pengembangan ilmu pengetahuan geografi dalam bidang pengembangan

wilayah, khususnya pemekaran wilayah.

2. Manfaat secara praktis, dapat dijadikan sebagai teknik evaluasi pemekaran

wilayah dilihat dari tingkat aksesibilitasnya, kinerja pemerintah daerahnya,

dan penilaian kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik atas daerah

otonom baru.

1.5. Batasan Operasional Penelitian

Batasan operasional penelitian merupakan bagian dari penelitian yang

digunakan untuk menjadikan fokus penelitian seorang peneliti dalam

memecahkan problematik penelitian. Batasan operasional dalam penelitian ini

dapat dijelaskan sebagai berikut.

Page 22: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

8

1. Dalam hal aksesibilitas pelayanan publik, yang dimaksud adalah tingkat

kemudahan akses menuju lokasi pelayanan publik (Kantor Kecamatan

Puhpelem) untuk pelayanan administrasi dasar pasca pemekaran dilihat dari

aspek jarak, waktu, dan biaya tempuh jika dibandingkan sebelum terjadi

pemekaran.

2. Kinerja adalah kinerja pelayanan publik sebagai suatu output, yang berarti

hasil kerja yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah otonom baru dalam

menjalankan tugasnya sebagai public service pasca terjadinya pemekaran

wilayah tahun 2002 dengan melakukan penelitian tersebut pada tahun 2012.

3. Pelayanan publik adalah pelayanan administrasi dasar yang diberikan kepada

masyarakat berupa pelayanan KK dan KTP.

4. Dalam pengukuran indeks kepuasan masyarakat, masyarakat yang dimaksud

adalah masyarakat dengan umur ≥ 17 tahun, pernah mendapatkan pelayanan

administrasi dasar yakni pengurusan surat KK dan KTP.

Page 23: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka atau dapat disebut kajian literatur merupakan bagian dari

kegiatan penelitian sebagai sebuah proses mencari berbagai literatur yang

berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian pustaka dapat

menjadi pintu yang dapat membantu untuk memecahkan atas problematik

penelitian. Selain itu, dapat juga dijadikan dasar dalam memunculkan

argumentasi, perkiraan ataupun dugaan sementara tentang hasil suatu penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil pustaka atau literatur mengenai

konsep aksesibilitas, kinerja, pelayanan publik, dan indeks kepuasan masyarakat

sebagai berikut.

2.1. Konsep Aksesibilitas

Konsep aksesibilitas dapat dikatakan sebagai suatu keterjangkauan

terhadap suatu lokasi jika dilihat dari tingkat kemudahannya pada suatu wilayah.

Sehingga, suatu aksesibilitas erat kaitannya dengan kemudahan terhadap akses.

Menurut Black (1981) dalam Miro (2005: 18), mendefinisikan aksesibilitas

sebagai berikut.

1. Aksesibilitas merupakan suatu konsep yang menggabungkan

(mengkombinasikan) sistem tata guna lahan secara geografis dengan sistem

jaringan transportasi yang menghubungkannya, dimana perubahan tata guna

lahan yang menimbulkan zona-zona dan jarak geografis di suatu wilayah atau

Page 24: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

10

kota, akan mudah dihubungkan oleh penyediaan prasarana atau sarana

angkutan.

2. Aksesibilitas dihubungkan dengan mudahnya suatu lokasi dihubungkan

dengan lokasi lainnya lewat jaringan transportasi yang ada, berupa prasarana

jalan dan alat angkut yang bergerak di atasnya.

Pandangan lain mengenai konsep aksesibilitas oleh Tamin (1997) dalam

Miro (2005: 18), dikemukakan bahwa aksesibilitas merupakan suatu ukuran

kemudahan dan kenyamaman mengenai cara lokasi petak (tata) guna lahan yang

saling berpencar, dapat berinteraksi (berhubungan) satu sama lain. Mudah atau

sulitnya lokasi-lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan transportasinya,

merupakan hal yang sangat subyektif, kualitatif, dan relatif sifatnya, yang artinya

yang mudah bagi seseorang belum tentu mudah bagi orang lain. Selain itu,

aksesibilitas juga memiliki makna sebagai kemudahan atau kesulitan dalam

memperoleh/mencapai fasilitas layanan sosial, ekonomi, transportasi, dan

lainnya/kebutuhan dasar (Oktaviana, Sulistio, dan Wicaksono, 2011: 182).

Tingkat aksesibilitas dikatakan rendah ataupun tinggi dapat dilihat dari

beberapa faktor, dimana faktor-faktor tersebut sifatnya adalah kuantitatif.

Mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat aksesibilitas tersebut, Miro

(2005: 19 – 20) mengemukakan sebagai berikut.

1. Faktor jarak tempuh, merupakan jarak fisik dua tata guna lahan (dalam

kilometer). Jika kedua tata guna lahan mempunyai jarak yang berjauhan secara

fisik, maka aksesnya dikatakan rendah, demikian pula sebaliknya. Tetapi,

Page 25: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

11

faktor ini juga memperhatikan ada/tidaknya sarana dan prasarana transportasi

yang melayaninya untuk melihat tingkat aksesibilitasnya.

2. Faktor waktu tempuh, dimana faktor ini sangat ditentukan oleh ketersediaan

prasarana transportasi dan sarana transportasi yang dapat dihandalkan

(reliable transportation system).

3. Faktor biaya/ongkos perjalanan, ikut berperan dalam menentukan mudah

tidaknya antar dua tempat tujuan untuk dicapai yang dihubungkan dengan

sarana dan prasarana transportasi.

4. Faktor intensitas (kepadatan) guna lahan, memiliki makna bahwa padatnya

kegiatan pada suatu petak lahan yang telah diisi dengan berbagai macam

kegiatan, akan berpengaruh pada dekatnya jarak tempuh berbagai kegiatan

tersebut, dan secara tidak langsung, hal tersebut ikut mempertinggi tingkat

kemudahan pencapaian tujuan.

5. Faktor pendapatan orang yang melakukan perjalanan, artinya orang akan

mudah melakukan perjalanan jika ia didukung oleh kondisi ekonomi yang

mapan, walaupun jarak perjalanan secara fisik jauh.

Sederet makna dari konsep aksesibilitas di atas, jika digeneralisasikan

dapat berarti suatu kemudahan akses bagi individu dalam suatu wilayah untuk

menuju suatu titik (point) lokasi dengan memanfaatkan sarana dan prasarana

transportasi yang ada. Dalam hal pelayanan publik, aksesibilitas dapat dikatakan

suatu kemudahan akses terhadap lokasi pelayanan publik berada untuk dijangkau

masyarakat.

Page 26: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

12

2.2. Konsep Kinerja

Konsep kinerja berdasarkan terminologinya memiliki macam-macam

pengertian. Pengertian tersebut tergantung di mana hal tersebut ditempatkan.

Menurut LAN, 1992 (dalam Amins 2012: 41), kinerja yang diterjemahkan dari

Kosakata Bahasa Inggris performance, juga berarti prestasi kerja, pelaksanaan

kerja, pencapaian kerja, hasil kerja, unjuk kerja, atau penampilan kerja. Pengertian

tentang kinerja lainnya menurut para ahli dalam Amins (2012: 41 – 42) adalah

sebagai berikut.

1. Menurut Gibson et. al. (1997), dikatakan bahwa kinerja adalah tingkat

keberhasilan dalam melaksanakan tugas dan kemampuan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Batasan tersebut mengandung makna bahwa

kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai

dengan baik.

2. Menurut Rivai dan Basri (2005), bahwa kinerja adalah hasil atau tingkat

keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam

melaksanakan tugas dibandingkan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil

kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu

telah disepakati bersama.

3. Menurut Wittaker (1997), kinerja juga merupakan alat ukur manajemen yang

digunakan untuk menilai tingkat pertanggungjawaban seseorang dalam

melakukan tugasnya.

4. Sedangkan menurut Harsey dan Blanchard (1988), menyatakan bahwa kinerja

merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan.

Page 27: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

13

Sementara menurut Robbins dalam Rivai dan Basri (2005),

mengemukakan tentang dimensi kinerja sebagai fungsi interaksi kemampuan atau

ability (A), motivasi atau motivation (M), dan kesempatan atau opportunity (O),

dan secara matematis dinyatakan Kinerja = f (A x M x O), yang artinya kinerja

merupakan fungsi dari kemampuan, motivasi, dan kesempatan (Amins, 2012: 42).

Ability (A) adalah kemampuan untuk menetapkan dan atau melaksanakan suatu

sistem pemanfaatan sumber daya dan teknologi secara efektif dan efisien guna

mencapai hasil yang optimal. Motivation (M) adalah keinginan dan kesungguhan

seorang pekerja untuk mengerjakan pekerjaan dengan baik serta berdisiplin untuk

mencapai prestasi kerja yang maksimal. Opportunity (O) adalah kesempatan yang

dimiliki oleh karyawan secara individu dalam mengerjakan, memanfaatkan waktu

dan peluang untuk mencapai hasil tertentu.

Gambar 2.1. Dimensi Kinerja (Rivai dan Basri (2005) dalam Amins, 2012: 43)

Suatu kinerja juga berhubungan dengan kepuasan kerja dan tingkat

imbalan, namun juga dipengaruhi keterampilan, kemampuan, dan sifat-sifat

individu. Ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Gibson et. al., 1995

KEMAMPUAN

MOTIVASI

KINERJA

PELUANG

Page 28: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

14

(dalam Amins, 2012: 44 – 45) dengan model partner-lawyernya. Bahwa suatu

kinerja individu pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor: 1) harapan

mengenai imbalan; 2) dorongan; 3) kemampuan, kebutuhan dan sifat; 4) persepsi

terhadap tugas; 5) imbalan internal dan eksternal; (6) persepsi terhadap tingkat

imbalan dan kepuasan kerja. Dengan demikian, kinerja pada dasarnya ditentukan

tiga hal, yaitu: (1) kemampuan, (2) keinginan, dan (3) lingkungan. Dikaitkan

dengan peran individu dalam organisasi, kinerja adalah serangkaian perilaku atau

kegiatan individu yang sesuai dengan harapan atau keinginan organisasi tempat ia

bekerja (Arnold dan Feldman, 1986 dalam Amins, 2012: 45).

Menurut Amins (2012: 47), berdasarkan uraian tersebut dapat dinyatakan

kinerja adalah sebagai ekspresi potensi berupa perilaku atau cara seseorang atau

kelompok orang dalam melaksanakan suatu kegiatan atau tugas sehingga

menghasilkan suatu produk yang merupakan wujud dari semua tugas dan

tanggungjawab pekerjaan yang diberikan kepadanya. Oleh sebab itu, kinerja dapat

diukur berdasarkan tiga aspek, yaitu perilaku dalam melaksanakan tugas, kegiatan

atau cara untuk menghasilkan suatu hasil kerja, dan hasil kerja itu sendiri. Dengan

kata lain, dapat dikatakan kinerja merupakan hasil, baik kuantitas maupun kualitas

yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang menjadi

tanggungjawabnya.

Dari banyaknya definisi tentang konsep kinerja di atas, dapat ditarik

simpulan bahwa kinerja adalah suatu capaian yang dapat dijadikan sebagai ukuran

atas suatu keberhasilan pelaksanaan tugas didasarkan oleh tujuan dan sasaran

kerja yang telah ditentukan di awal.

Page 29: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

15

2.3. Penilaian dan Pengukuran Kinerja

Penilaian kinerja (performance appraisal) merupakan suatu proses yang

dilakukan secara sistematis terhadap kinerja pegawai atau sumberdaya manusia

berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan atau dibebankan kepada mereka.

Termasuk di dalamnya mencakup penilaian terhadap seluruh kegiatan program

dan proyek yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah dalam kurun waktu

tertentu. Dengan demikian, penilaian kinerja pada dasarnya merupakan salah satu

faktor penting guna mengembangkan organisasi secara efektif dan efisien, karena

adanya kebijakan atau program penilaian prestasi kerja (Amins, 2012: 91).

Menurut Ivancevich, 2007 (dalam Amins, 2012: 91), penilaian kinerja

merupakan aktivitas yang digunakan untuk menentukan pada tingkat mana

seorang pekerja (dalam hal ini aparatur pemerintah) menyelesaikan pekerjaannya

secara efektif (performance evaluation is the activity used to determine the extent

to which an employee performs work activity). Implikasinya adalah penilaian

kinerja terhadap pekerjaan pegawai diperlukan agar perilaku mereka dapat

diarahkan guna melakukan pekerjaan dengan baik sehingga tercapailah tujuan

organisasi.

Kaitannya dengan penilaian kinerja, Hayness, 1984 (dalam Amins, 2012:

95), menyatakan bahwa penilaian kinerja seseorang harus ditujukan pada empat

komponen dasar, yaitu kuantitas, kualitas, biaya, dan waktu. Pendapat lain

mengenai hal itu, masih dalam Amins (2012: 95), menyatakan bahwa sistem

penilaian kinerja yang didesain dengan baik mempunyai lima karakteristik dasar,

yaitu:

Page 30: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

16

1. berkaitan langsung dengan tugas orang tersebut dan mengukur

kemampuannya dalam melaksanakan tugas;

2. lengkap, karena mengukur semua aspek yang penting;

3. bersifat obyektif, karena benar-benar mengukur kinerja tugasnya;

4. berdasarkan standar kinerja yang diinginkan;

5. didesain untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan seseorang dan

selanjutnya menjelaskan mengapa hal tersebut terjadi dan bagaimana

mengatasinya.

Sedangkan menurut Hodgetts dan Kuratko, 1988 (dalam Amins, 2012:

96), menyatakan bahwa dimensi untuk melakukan penilaian kinerja pegawai

adalah kuantitas pekerjaan (quantity of work), kualitas pekerjaan (quality of work),

pengetahuan kerja (job knowledge), kreativitas (creativeness), kerjasama

(cooperation), kemandirian (dependability), inisiatif (initiative), dan kualitas

pribadi (personal qualities). Untuk selanjutnya, dimensi-dimensi tersebut

dijelaskan sebagai berikut.

a) Quantity of work adalah jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode

waktu yang ditentukan.

b) Quality of work adalah kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat

kesesuaian dan kesiapan, yang mencakup akurasi kualitas pekerjaan (accuracy

quality of work), kemampuan untuk mengkoordinir (ability to coordinate),

kemampuan untuk menganalisis (ability to analyze), dan kemampuan untuk

mengevaluasi (ability to evaluate).

Page 31: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

17

c) Job knowledge adalah kejelasan pemahaman atau luasnya pengetahuan

karyawan yang berhubungan dengan pekerjaan dan keterampilan.

d) Creativeness adalah keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan

tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.

e) Cooperation adalah kesediaan pegawai untuk melakukan kerjasama dengan

orang lain atau sesama anggota dari organisasi.

f) Dependability adalah kesadaran yang dapat dipercaya pegawai dalam hak

kehadiran, kesungguhan, kebersamaan dalam penyelesaian pekerjaan.

g) Initiative adalah semangat pegawai untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan

dalam memperbesar tanggungjawabnya.

h) Personal qualities adalah menyangkut kepribadian, keramahtamahan,

kepemimpinan, dan integrasi pribadi.

Dalam suatu studi kinerja dibutuhkan pula suatu pengukuran kinerja,

sebagai tolok ukur atas berhasil tidaknya suatu kegiatan mengacu pada tujuan dan

sasaran kegiatan yang tertuang pada visi misi suatu pemerintahan. Pengukuran

kinerja merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan pada

kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa indikator-indikator masukan,

keluaran, hasil, manfaat, dan dampak (Amins, 2012: 97). Sedangkan dalam Nasir

et. al. (2003: 9), pengukuran kinerja adalah suatu alat manajemen untuk

meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Dengan

demikian, dalam penerapannya akan membutuhkan suatu artikulasi yang jelas

mengenai misi, tujuan dan sasaran yang dapat diukur, dan berhubungan dengan

hasil program.

Page 32: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

18

Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja

kegiatan yang dilakukan dengan memanfaatkan data kinerja yang diperoleh

melalui data internal yang ditetapkan oleh instansi maupun data eksternal yang

berasal dari luar instansi. Pengukuran kinerja mencakup kinerja kegiatan yang

merupakan tingkat pencapaian target (rencana tingkat capaian) dari masing-

masing kelompok indikator-indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam

dokumen rencana kerja. Pengukuran tingkat pencapaian sasaran didasarkan pada

data hasil pengukuran kinerja kegiatan (Amins, 2012: 98).

2.4. Konsep Pelayanan Publik

Pengertian pelayanan publik menurut UU No. 25 Tahun 2009 tentang

Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan

administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Sedangkan

menurut KEPMEN No. KEP/25/M. PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum

Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah,

pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh

penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima

pelayanan, maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-

undangan. Untuk selanjutnya unit pelayanan publik adalah unit kerja/kantor

pelayanan pada instansi pemerintahan termasuk BUMN/BUMD dan BHMN, yang

secara langsung maupun tidak langsung maupun tidak langsung memberikan

pelayanan kepada penerima pelayanan. Pemberi pelayanan publik adalah pegawai

Page 33: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

19

instansi pemerintah yang melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan publik sesuai

dengan peraturan perundang-undangan. Penerima pelayanan publik adalah orang,

masyarakat, lembaga instansi pemerintah dan dunia usaha, yang menerima

pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik.

Definisi pelayanan publik lainnya menurut KEPMENPAN No. 63 Tahun

2003 (dalam Safroni, 2012: 51), bahwa pelayanan publik diselenggarakan untuk

pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Hakikat pelayanan publik adalah pemberian

pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban

aparatur pemerintahan sebagai abdi masyarakat. Pelayanan publik prima dapat

dinilai dari proses dan produk layanannya. Aspek proses meliputi SDM aparatur,

mekanisme serta sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses. Sedangkan

aspek produk layanan menyangkut jenis, kualitas, dan kuantitas produk layanan

(Safroni, 2012: 50 – 51).

Suatu sistem kinerja pelayanan publik yang berkualitas merupakan

menjadi hal yang utama dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat,

sehingga ada kepuasan pelanggan (masyarakat) yang dicapai. Safroni (2012: 69)

mengatakan bahwa pelayanan publik yang berkualitas didefinisikan sebagai

sebuah kerangka yang memiliki ciri-ciri: 1) pelayanan yang bersifat anti

birokratis; 2) distribusi pelayanan; 3) desentralisasi dan berorientasi kepada klien.

Jenis-jenis pelayanan publik menurut KEPMENPAN No.

63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan

Publik dikategorikan sebagai berikut.

Page 34: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

20

1. Jenis Pelayanan Administratif, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai

bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya status

kewarganegaraan, sertifikat kompetensi, kepemilikan atau penguasaan

terhadap suatu barang dan sebagainya. Dokumen-dokumen ini antara lain

Kartu Tanda Penduduk (KTP), Akte Pernikahan, Akte Kelahiran, Akte

Kematian, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), Surat Izin

Mengemudi (SIM), Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (STNK), Ijin

Mendirikan Bangunan (IMB), Paspor, Sertifikat Kepemilikan/Penguasaan

Tanah, dan sebagainya.

2. Jenis Pelayanan Barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai

bentuk/jenis barang yang digunakan oleh publik, misalnya jaringan telepon,

penyediaan tenaga listrik, air bersih, dan sebagainya.

3. Jenis Pelayanan Jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa

yang dibutuhkan oleh publik, misalnya pendidikan, pemeliharaan kesehatan,

penyelenggaraan transportasi, pos, dan sebagainya.

Pada penelitian ini fokus pada pelayanan publik berupa jenis pelayanan

administratif yaitu pelayanan KK/KTP, karena hakikat dari tujuan pemekaran

wilayah yang melahirkan daerah otonom baru menurut UU No. 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah pada Pasal 2 Ayat 3 adalah salah satunya

peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Konsekuensi logisnya, salah satunya

adalah mendekatkan pelayanan kepada masyarakat pengguna pelayanan tersebut.

Page 35: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

21

Selain jenis pelayanan publik, terdapat pula asas pelayanan publik,

prinsip pelayanan publik, dan standar pelayanan publik berdasarkan

KEPMENPAN No. 63/KEP/M.PAN/7/2003. Asas pelayanan publik tersebut

adalah sebagai berikut:

a) transparansi, yaitu bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua

pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah

dimengerti;

b) akuntabilitas, yaitu dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

c) kondisional, yaitu sesuai dengan kemampuan pemberi dan penerima

pelayanan dengan tahap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektivitas;

d) partisipatif, yaitu mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan

pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan

masyarakat;

e) keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu pemberi dan penerima pelayanan

publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.

f) kesamaan hak, yaitu tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku,

ras, agama, golongan, gender, dan status ekonomi;

Prinsip pelayanan publik dapat dijabarkan sebagai berikut:

a) kesederhaan, yaitu prosedur publik yang tidak berbelit-belit, mudah dipahami,

dan mudah dilaksanakan;

Page 36: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

22

b) kejelasan, yaitu meliputi kejelasan persyaratan teknis dan administrasi

pelayanan publik, unit kerja/pejabat publik, dan rincian biaya pelayanan

publik dan tata cara pembayarannya;

c) kepastian waktu, yaitu pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam

kurun waktu yang telah ditentukan;

d) akurasi, yaitu produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah;

e) keamanan, yaitu proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman

dan kepastian hukum;

f) tanggungjawab, yaitu pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat

yang ditunjuk bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan

penyelesaian keluhan/persoalan dalam melaksanakan pelayanan publik;

g) kelengkapan sarana dan prasarana, yaitu tersedianya sarana dan prasarana

kerja, peralatan kerja pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan

sarana teknologi telekmounikasi dan informatika (telematika);

h) kemudahan akses, yaitu tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang

memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan

teknologi telekomunikasi dan informatika;

i) kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan, yaitu pemberi pelayanan harus

bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan yang

ikhlas;

j) kenyamanan, yaitu lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan

ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat,

Page 37: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

23

serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet,

tempat ibadah, dan lain-lain.

Sedangkan standar pelayanan publik dapat dijabarkan sebagai berikut:

a) prosedur pelayanan, yaitu prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi

dan penerima pelayanan termasuk pengaduan;

b) waktu penyelesaian, yaitu waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat

pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk

pengaduan;

c) biaya pelayanan, yaitu biaya/tarif termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam

proses pemberian pelayanan;

d) produk pelayanan, yaitu hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan;

e) sarana dan prasarana, yaitu penyediaan sarana dan prasarana yang memadai

oleh penyelenggara pelayanan publik;

f) kompetensi petugas pemberi pelayanan, yaitu kompetensi petugas pemberi

pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan, keahlian,

keterampilan, sikap, dan perilaku yang dibutuhkan.

2.5. Indeks Kepuasan Masyarakat

Definisi Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) menurut KEPMENPAN

No. KEP/25/M. PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks

Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah adalah data dan

informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil

pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam

Page 38: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

24

memperoleh pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan

kebutuhannya. Untuk selanjutnya dijelaskan bahwa kepuasan pelanggan

(masyarakat) adalah hasil pendapat dan penilaian masyarakat terhadap kinerja

pelayanan yang diberikan oleh aparatur penyelenggara pelayanan publik.

Di dalam IKM terdapat unsur-unsur pelayanan publik dimana sebagai

faktor atau aspek yang terdapat dalam penyelenggaraan pelayanan kepada

masyarakat sebagai variabel penyusunan indeks kepuasan masyarakat untuk

mengetahui kinerja unit pelayanan. Unsur-unsur tersebut sebagaiamana tertuang

dalam KEPMENPAN No. 25/KEP/M. PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum

Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah,

adalah sebagai berikut:

a) prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan

kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan;

b) persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administrasi yang

diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya;

c) kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang

memberikan pelayanan (nama, jabatan, serta kewenangan dan

tanggungjawabnya);

d) kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam

memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai

ketentuan yang berlaku;

e) tanggungjawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan

tanggungjawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan;

Page 39: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

25

f) kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan keterampilan yang

dimiliki petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada

masyarakat;

g) kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam

waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan;

h) keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak

membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani;

i) kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta

saling menghargai dan menghormati;

j) kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap

besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan;

k) kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan

dengan biaya yang telah ditetapkan;

l) kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan;

m) kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang

bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada

penerima pelayanan;

n) keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit

penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga

masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-

resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.

Page 40: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

26

2.6. Diagram Alir Penelitian

Diagram alir penelitian merupakan alur atau langkah-langkah dalam

penelitian yang berisi simbol-simbol sebagai kerangka penelitian yang

menggambarkan bagaimana penelitian tersebut akan dilakukan/dilaksanakan.

Dalam penelitian yang bertemakan studi pelayanan publik pasca pemekaran di

Kecamatan Puhpelem ini, terdapat 3 hal yang akan diteliti, yakni mengenai

tingkat aksesibilitas terhadap pusat pelayanan publik untuk pelayanan administrasi

dasar, kinerja pelayanan publik untuk pelayanan tersebut, dan tingkat kepuasan

masyarakat terhadap pelayanan tersebut.

Dalam diagram alir penelitian ini dijelaskan terdapat 3 variabel

penelitian, yakni variabel aksesibilitas, kinerja pelayanan, dan kepuasan

masyarakat. Variabel aksesibilitas memiliki varian yang terdiri dari: jarak, waktu,

dan biaya. Variabel kinerja pelayanan memiliki varian untuk pelayanan

administrasi dasar berupa: pelayanan KK dan KTP meliputi kedisplinan,

tanggungjawab, keterampilan, etos kerja, keterbukaan, sikap, keadilan, kesediaan

untuk dikritik, dan kesediaan menerima keluhan. Sedangkan untuk variabel

kepuasan masyarakat memiliki varian yakni mulai dari prosedur pelayanan

sampai keamanan pelayanan. Masing-masing variabel tersebut untuk selanjutnya

dilakukan analisis, yaitu variabel aksesibilitas dilakukan analisis dengan teknis

matriks, variabel kinerja pelayanan dengan teknik analisis reduksi, dan variabel

kepuasan masyarakat dengan teknik analisis Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).

Setelah diadakannya analisis terhadap ketiga variabel tersebut maka dilakukanlah

Page 41: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

27

penarikan simpulan dengan metode logika deduktif. Berikut ini adalah diagram

alir yang disajikan dalam penelitian ini (halaman 28).

Page 42: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

28

Keterangan : = alur pemikiran

= teknik analisis

= penarikan simpulan

Gambar 2.2. Diagram Alir Penelitian

Matrik

Variabel Kepuasan Masyarakat

Pelayanan Publik

Variabel Aksesibilitas Variabel Kinerja Pelayanan Adm. Dasar

a. Jarak tempuh (range) (km)

b. Waktu tempuh (time) (jam)

c. Biaya tempuh (cost) (rupiah)

a. Kedisiplinan b. Tanggungjawab c. Keterampilan d. Etos kerja e. Keterbukaan f. Sikap g. Keadilan h. Kesediaan

dikritik i. Kesediaan

menerima keluhan

a. Prosedur pelayanan b. Persyaratan pelayanan c. Kejelasan petugas

pelayanan d. Kedisiplinan petugas

pelayanan e. Tanggungjawab petugas

pelayanan f. Kemampuan petugas

pelayanan g. Kecepatan pelayanan h. Keadilan mendapatkan

pelayanan i. Kesopanan dan

keramahan petugas j. Kewajaran biaya

pelayanan k. Kepastian biaya

pelayanan l. Kepastian jadwal

pelayanan m. Kenyamanan lingkungan n. Keamanan pelayanan

Analisis Domain

Analisis IKM

Logika Deduktif

Simpulan

Page 43: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode

survei. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan data berupa angka, untuk selanjutnya dilakukan olah data dan

dianalisis guna untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah di balik angka-angka

tersebut (Martono, 2011: 20). Sedangkan, metode survei adalah metode penelitian

yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa variabel, unit

atau individu dalam waktu yang bersamaan. Variabel yang dikumpulkan dapat

bersifat fisik maupun sosial (Tika, 2005: 6).

3.2. Obyek dan Lokasi Penelitian

Obyek pada penelitian ini adalah aksesibilitas pelayanan publik, kinerja

pelayanan publik pada pemerintahan otonom baru, dan pelanggan (masyarakat)

yang dilayaninya. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kecamatan Puhpelem, yang

menjadi daerah otonom baru atas pemekaran wilayah Induk Kecamatan

Bulukerto.

3.3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian menurut Sutrisno Hadi dalam Arikunto, 2006: 116

adalah sebagai gejala yang bervariasi, gejala tersebut adalah obyek penelitian.

Pengertian lain tentang konsep variabel penelitian didefinisikan sebagai konsep

yang memiliki variasi atau memiliki lebih dari satu nilai (Martono, 2011: 55).

Page 44: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

30

Pada penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemudahan

akses (aksesibilitas) pelayanan publik, tingkat kinerja pelayanan publik pada

daerah otonom baru dari tingkat pelayananannya yang telah diberikan kepada

pelanggan (masyarakat) dan melakukan analisis indeks kepuasan masyarakat atas

pelayanan daerah otonom baru setempat yang telah diterima pelanggan

(masyarakat).

1. Variabel analisis tingkat aksesibilitas pelayanan publik

a) Jarak tempuh (range) (km)

b) Waktu tempuh (time) (jam)

c) Biaya tempuh (cost) (rupiah)

2. Variabel analisis tingkat kinerja pelayanan publik

Variabel kinerja pelayanan publik dalam penelitian ini adalah pelayanan

administrasi dasar oleh daerah otonom baru berupa pelayanan KK dan KTP.

Unsur-unsur dalam variabel kinerja pelayanan publik untuk pelayanan

administrasi dasar adalah sebagai berikut.

1) Kedisiplinan

2) Tanggungjawab

3) Keterampilan

4) Etos kerja

5) Keterbukaan

6) Sikap

7) Keadilan

8) Kesediaan untuk dikritik

9) Kesediaan menerima keluhan

Page 45: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

31

3. Variabel Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam

KEPMENPAN No. 25/KEP/M. PAN/2/2004, yang kemudian dikembangkan

menjadi 14 unsur yang relevan, valid, dan reliabel, sebagai unsur minimal yang

harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat adalah sebagai

berikut.

1) Prosedur pelayanan

2) Persyaratan pelayanan

3) Kejelasan petugas pelayanan

4) Kedisiplinan petugas pelayanan

5) Tanggungjawab petugas pelayanan

6) Kemampuan petugas pelayanan

7) Kecepatan pelayanan

8) Keadilan mendapatkan pelayanan

9) Kesopanan dan keramahan petugas

10) Kewajaran biaya pelayanan

11) Kepastian biaya pelayanan

12) Kepastian jadwal pelayanan

13) Kenyamanan lingkungan

14) Keamanan pelayanan

Page 46: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

32

3.4. Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian adalah subyek dari mana obyek dapat diperoleh.

Sumber data dalam penelitian ini diklasifikasikan dalam dua kategori sebagai

berikut.

1. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan langsung dari obyek penelitian,

baik melalui observasi lapangan maupun kuesioner/angket atau wawancara

langsung dengan responden dalam hal ini adalah Pemda sebagai pihak

pemberi pelayanan dan pelanggan (masyarakat) setempat sebagai pihak yang

dilayani yang berkaitan dengan pelayanan publik di Kecamatan Puhpelem.

2. Data sekunder, yaitu data-data yang diperoleh dari dokumen-dokumen atau

literatur yang dipublikasikan dalam lingkup Pemda setempat.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Salah satu bagian yang penting dalam penelitian adalah diperoleh data

akurat, sehingga menghasilkan penelitian yang baik dan ilmiah. Metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Observasi

Teknik observasi dilakukan terhadap fenomena di lapangan yang bersifat

non-intervensi. Pertimbangan digunakannya teknik ini adalah bahwa apa yang

dikatakan sering kali berbeda dengan apa yang dilakukan. Sehingga perlu

dilakukan pengecekan lapangan (terrestrial) secara langsung untuk memperoleh

data. Teknik pengumpulan data dengan metode observasi ini ditujukan untuk

memperoleh data pendukung untuk mencapai tujuan penelitian tentang tingkat

Page 47: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

33

aksesibilitas pelayanan publik. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data

tentang jarak, waktu, dan biaya.

2. Wawancara (Interview)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data

ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau

setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi (Sugiyono, 2009:

137 – 138). Teknik pengumpulan data dengan metode wawancara ini digunakan

untuk memperoleh data pendukung untuk mencapai tujuan penelitian tentang

kinerja pelayanan publik. Wawancara dilakukan kepada petugas pelayanan

KK/KTP dan camat setempat di Kecamatan Puhpelem.

3. Angket

Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya. Angket merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila

peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

diharapkan dari responden. Selain itu, angket juga cocok digunakan bila jumlah

responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Angket dapat berupa

pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada responden

secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet (Sugiyono, 2009: 142).

Teknik pemgumpulan data dengan metode angket ini digunakan untuk

Page 48: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

34

memperoleh data pendukung untuk mencapai tujuan penelitian tentang tingkat

kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang diterimanya.

4. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan metode dokumentasi tak kalah

pentingnya dalam upaya pengumpulan data penelitian. Pada teknik pengumpulan

data ini dilakukan pencarian data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan,

transkrip, buku, notulen, agenda, dan sebagainya. Teknik pemgumpulan data

dengan metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data pendukung

dalam penelitian tentang studi pelayanan publik secara menyeluruh.

3.6. Penentuan Sampel Penelitian

Penentuan sampel pada penelitian ini hanya berlaku untuk analisis indeks

kepuasaan masyarakat dimana ditentukan jumlah responden yang representatif

terhadap populasinya. Populasi termaksud adalah masyarakat dengan umur ≥ 17

tahun yang pernah diberikan pelayanan administrasi dasar berupa pelayanan KK

dan KTP. Pada penelitian tentang tingkat aksesibilitas pelayanan publik dilakukan

dengan observasi langsung di lapangan, sedangkan pada tingkat kinerja pelayanan

publik sifatnya adalah menilai variabel-variabel yang telah ditentukan dalam

penelitian ini untuk selanjutnya dilakukan interview ke pemerintah daerah otonom

baru mengenai kinerja pelayanan publik untuk pelayanan administrasi dasar

dengan menggunakan instrumen yang telah ditentukan indikator dan

parameternya. Instrumen tersebut untuk selanjutnya ditujukan kepada petugas-

petugas pelayanan untuk saling menilai sesama teman sejawat dan pimpinan

pemerintah daerah setempat juga melakukan penilaian secara komprehensif

Page 49: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

35

terhadap petugas pelayanan tersebut sebagai suatu bentuk cross check di

Kecamatan Puhpelem yang berada di unit pelayanan KK dan KTP. Pengambilan

sampelnya bersifat sampel jenuh, dimana semua populasi yang berada pada unit

pelayanan tersebut dijadikan sampel.

Untuk analisis indeks kepuasan masyarakat, teknik pengambilan

sampelnya menggunakan teknik probability sampling dengan menggunakan

metode simple random sampling. Teknik probability sampling adalah teknik

sampling yang memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur

atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sedangkan metode

simple random sampling adalah metode penentuan sampel dengan mengambil

anggota sampel dari populasi secara acak tanpa memperhatikan adanya strata.

Peneliti menggunakan metode tersebut dikarenakan 2 alasan, yakni keterbatasan

data dan bertumpu pada filosofi pelayanan publik di mana semua orang berhak

mendapatkan pelayanan tersebut.

Populasi pada analisis indeks kepuasan masyarakat ini berjumlah 6070

subyek sesuai dengan data arsip pengurusan KK/KTP di Kantor Kecamatan

Puhpelem selama kurun waktu tahun 2012. Pengambilan sampel di sini dilakukan

dengan cara mengundi calon anggota sampel dari sejumlah populasi yang diambil

dari masyarakat yang pernah mengurus surat KK dan atau KTP tersebut. Jadi,

dalam penelitian tentang indeks kepuasan masyarakat ini diambil responden yang

telah pernah mendapatkan dan/atau melakukan hal untuk dilayani pelayanan

publik untuk pelayanan administrasi dasar berupa KK dan KTP dari Pemda

Kecamatan Puhpelem. Sampel yang dijadikan responden pada penelitian ini

Page 50: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

36

adalah sebanyak 150 responden dari keseluruhan jumlah populasi, mengacu pada

KEPMEN No. 25/KEP/M. PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan

Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah. Dasar

perhitungan jumlah responden tersebut adalah sebagai berikut.

(Jumlah unsur pelayanan + 1) x 10 = jumlah responden

(14 +1) x 10 = 150 responden

3.7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini terdapat 3 tahapan teknik analisis,

yakni teknik analisis terhadap tingkat aksesibilitas pelayanan publik, tingkat

kinerja pelayanan publik dan teknik analisis indeks kepuasan masyarakat.

1. Teknik analisis tingkat aksesibilitas pelayanan publik untuk pelayanan

administrasi dasar

Teknik analisis pada tingkat aksesibilitas pelayanan publik ini, yakni

dengan menggunakan observasi langsung mengenai jarak tempuh, waktu tempuh,

dan biaya tempuhnya menuju pusat pelayanan publik untuk pelayanan

administrasi dasar (ibukota kecamatan). Selanjutnya, variabel-variabel tersebut

dimasukkan dalam matriks untuk dilakukan analisis dengan membandingkan

tingkat aksesibilitas pada ibukotanya terdahulu (daerah Induk).

Page 51: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

37

2. Teknik analisis tingkat kinerja pelayanan publik untuk pelayanan administrasi

dasar

Teknik analisis yang digunakan dalam analisis kinerja pelayanan

administrasi dasar (pelayanan KK/KTP) adalah memakai salah satu model

analisis dari Spradley yaitu analisis domain. Dalam Prastowo (2011: 253),

dijelaskan bahwa analisis domain adalah langkah analisis yang dilakukan setelah

melalui suatu proses dari terjun ke obyek penelitian yang berupa situasi sosial

(place, actor, dan activity), kemudian pelaksanaan observasi partisipan,

pencatatan hasil observasi dan wawancara, serta melakukan observasi deskriptif.

Analisis ini adalah untuk memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh

tentang situasi sosial (obyek penelitian) yang diteliti.

Teknik tersebut jika diperlakukan dalam menganalisis kinerja pelayanan

yaitu dengan melakukan kategorisasi terhadap ketiga unsur domain yang terdiri

dari: cover term, included terms, dan semantic relationship. Cover term di sini

adalah nama suatu variabel kinerja pelayanan; included terms adalah nama-nama

suatu yang lebih rinci dari variabel yang dinilai; dan yang terakhir adalah mencari

hubungan semantik antar variabel tersebut. Mencari hubungan ini merupakan hal

yang penting untuk menemukan simpulan secara umum dari berbagai domain

tersebut, dalam hal ini adalah variabel kinerja pelayanan KK/KTP).

3. Teknik analisis indeks kepuasan masyarakat (IKM)

Langkah-langkah penyusunan analisis kinerja pelayanan publik untuk

pelayanan administrasi dasar KK/KTP dengan analisis IKM adalah sebagai

berikut.

Page 52: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

38

3.1. Tahap Persiapan

a. Penetapan Pelaksanaan

Dalam hal ini penyusunan “Analisis Kinerja Pelayanan Publik Untuk

Pelayanan KK/KTP di Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri melalui

pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).

b. Penyiapan Bahan

1. Angket

Dalam penyusunan IKM digunakan angket sebagai alat bantu

pengumpulan data kepuasan masyarakat penerima pelayanan. Angket disusun

berdasarkan tujuan survei terhadap tingkat kepuasan masyarakat. Bentuk angket

sebagaimana terlampir.

2. Bagian Dari Angket

Bagian-bagian dalam angket telah ditentukan seperti dalam Keputusan

Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004, dimana

angket dibagi menjadi 2 (dua) bagian sebagai berikut.

Bagian I : Identitas responden, yang meliputi nomor responden, usia, jenis

kelamin, pendidikan terakhir dan pekerjaan utama.

Bagian II : Mutu pelayanan publik adalah pendapat penerima pelayanan yang

memuat kesimpulan atau pendapat responden terhadap unsur-unsur pelayanan

yang dinilai.

3. Bentuk Jawaban.

Bentuk jawaban pertanyaan dari setiap unsur pelayanan secara umum

mencerminkan tingkat kualitas pelayanan, yaitu :

Page 53: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

39

a) kategori tidak baik, diberi nilai 1;

b) kategori kurang baik, diberi nilai 2;

c) kategori baik, diberi nilai 3; dan

d) kategori sangat baik, diberi nilai 4;

3.2. Penetapan Responden.

Responden dipilih secara acak sederhana yang ditentukan berdasarkan

penerima pelayanan dalam cakupan wilayah unit pelayanan. Untuk memenuhi

akurasi hasil penyusunan indeks, responden terpilih ditetapkan minimal 150 orang

dari jumlah populasi penerima layanan, dengan dasar (“Jumlah unsur” + 1) x 10 =

jumlah responden (14 +1) x 10 = 150 responden.

3.3. Tahap Pelaksanaan Pengumpulan Data

a. Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat dan obyektif, perlu ditanyakan

kepada masyarakat terhadap 14 unsur pelayanan yang telah ditetapkan.

b. Pengisian Angket

Dilakukan dengan menyebar angket ke wilayah masyarakat responden

dengan menitipkan angket di lingkup tiap-tiap desa/kelurahan melalui kepala

desa/lurah.

3.4. Tahap Pengolahan Data

a. Metode Pengolahan Data

Mengacu pada KEPMEN No. 25/KEP/M. PAN/2/2004 tentang Pedoman

Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi

Pemerintah, nilai IKM dihitung dengan menggunakan “nilai rata-rata tertimbang”

Page 54: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

40

masing-masing unsur pelayanan. Dalam penghitungan indeks kepuasan

masyarakat terhadap 14 unsur pelayanan yang dikaji, setiap unsur pelayanan

memiliki penimbang yang sama dengan rumus sebagai berikut.

Bobot nilai rata-rata tertimbang = Jumlah bobot/Jumlah unsur

= 1 / 14 = 0,071

Untuk memperoleh nilai IKM unit pelayanan digunakan pendekatan nilai

rata-rata tertimbang dengan rumus sebagai berikut.

IKM = (Total dari nilai persepsi per unsur / Total unsur yang terisi)

x Nilai penimbang

Untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaian IKM yaitu antara 25

– 100 maka hasil penilaian tersebut di atas dikonversikan dengan nilai dasar 25,

dengan rumus sebagai berikut.

IKM Unit Pelayanan x 25

Page 55: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

41

Tabel 3.1. Nilai Persepsi, Interval IKM, Interval Konversi IKM, Mutu

Pelayanan dan Kinerja Unit Pelayanan

Nilai Persepsi

Nilai Interval

IKM

Nilai Interval Konversi IKM

Mutu Pelayanan

Kinerja Unit Pelayanan

1 1,00 – 1,75 25 – 43,75 D Tidak baik 2 1,76 – 2,50 43,76 – 62,50 C Kurang baik 3 2,51 – 3,25 62,51 – 81,25 B Baik 4 3,26 – 4,00 81,26 – 100,00 A Sangat baik

Sumber : KEPMEN No. 25/KEP/M. PAN/2/2004

b. Perangkat Pengolahan

Data entri dan penghitungan indeks dilakukan dengan program

komputer/sistem database. Data Isian angket dari setiap responden dimasukkan ke

dalam formulir mulai dari unsur 1 ( U1) sampai dengan unsur 14 (U14). Langkah

selanjutnya untuk mendapatkan nilai rata-rata per unsur pelayanan dan nilai

indeks unit pelayanan adalah sebagai berikut.

1. Nilai rata-rata per unsur pelayanan

Nilai masing-masing unsur pelayanan dijumlahkan (kebawah) sesuai

dengan jumlah kuesioner yang diisi oleh responden, kemudian untuk

mendapatkan nilai rata-rata per unsur pelayanan, jumlah nilai masing-masing

unsur pelayanan dibagi dengan jumlah responden yang mengisi. Untuk

mendapatkan nilai rata-rata tertimbang per unsur pelayanan, jumlah nilai rata-rata

per unsur pelayanan dikalikan dengan 0,071 sebagai nilai bobot rata-rata

tertimbang.

2. Nilai indeks pelayanan

Untuk mendapatklan nilai indeks unit pelayanan, dengan cara

menjumlahkan 14 unsur dari nilai rata-rata tertimbang.

Page 56: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

42

3.5. Pengujian Kualitas Data.

Data pendapat masyarakat yang telah dimasukkan dalam masing-masing

angket, disusun dengan mengkompilasikan data responden yang dihimpun

berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir dan pekerjaan

utama. Informasi ini dapat digunakan untuk mengetahui profil responden dan

kecenderungan jawaban yang diberikan sebagai bahan analisa obyektivitas.

3.6. Laporan Hasil Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat.

Hasil akhir kegiatan penyusunan IKM pelayanan KK/KTP di Kecamatan

Puhpelem ini disusun dengan materi utama sebagai berikut.

a. Indeks Per Unsur Pelayanan.

Berdasarkan hasil penghitungan IKM, jumlah nilai dari setiap unit

pelayanan diperoleh dari jumlah nilai rata-rata setiap unsur pelayanan. Sedangkan

nilai indeks komposit (gabungan) untuk setiap unit pelayanan, merupakan jumlah

nilai rata-rata dari setiap unsur pelayanan, merupakan jumlah nilai rata-rata dari

setiap unsur pelayanan dikalikan dengan penimbang yang sama yaitu 0,071.

b. Prioritas Peningkatan Kualitas Pelayanan.

Dalam peningkatan kualitas pelayanan, diprioritaskan pada unsur yang

mempunyai nilai paling rendah, sedangkan unsur yang mempunyai nilai cukup

tinggi harus tetap dipertahankan.

Page 57: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

43

Tabel 3.2. Tujuan Penelitian, Variabel, Teknik Perolehan Data, Sumber Data, dan Teknik Analisis Data

Tujuan penelitian

Variabel Teknik perolehan data

Sumber data Teknik analisis data

1. Mengetahui tingkat aksesibilitas

Jarak tempuh (km) Waktu tempuh (jam) Biaya tempuh (rupiah)

Observasi lapangan (pengukuran)

Data lapangan (terrestrial)

Matrik jarak Matrik waktu Matrik biaya

2. Mengetahui tingkat kinerja pelayanan publik

Pelayanan administrasi dasar, meliputi pelayanan KK dan KTP (kesetiaan, prestasi kerja, tanggungjawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, dan prakarsa)

Wawancara Petugas pelayanan dan Camat

Reduksi

3. Tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik

Prosedur pelayanan, Persyaratan pelayanan, Kejelasan petugas pelayanan, Kedisiplinan petugas pelayanan, Tanggungjawab petugas pelayanan, Kemampuan petugas pelayanan, Kecepatan pelayanan, Keadilan mendapatkan pelayanan, Kesopanan dan keramahan petugas, Kewajaran biaya pelayanan, Kepastian biaya pelayanan, Kepastian jadwal pelayanan, Kenyamanan lingkungan, Keamanan pelayanan

Angket Pelanggan/konsumen pelayanan administrasi dasar, dalam hal ini masyarakat Kecamatan Puhpelem

Analisis Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

Page 58: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

44

3.8. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dimaksudkan memberikan gambaran mengenai isi

skripsi yang akan disusun. Isi tersebut terdiri dari 5 bagian sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan batasan operasional

penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA meliputi konsep aksesibilitas, konsep kinerja,

penilaian dan pengukuran kinerja, konsep pelayanan publik, dan

indeks kepuasan masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN meliputi pendekatan penelitian, obyek dan

lokasi penelitian, variabel penelitian, sumber data penelitian, teknik

pengumpulan data, teknik analisis data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN berisi deskripsi hasil penelitian.

BAB V PENUTUP meliputi saran-saran dan simpulan.

Page 59: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

45

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Pada bagian sub-bab hasil penelitian ini berisikan informasi temuan

lapangan yang dikumpulkan baik dari data primer maupun data sekunder.

Selanjutnya, informasi-informasi tersebut disajikan dalam bentuk angka-angka,

gambar, maupun tabel untuk dilakukan pembahasan lebih lanjut.

4.1.1. Gambaran Umum Wilayah

Gambaran umum wilayah di sini adalah gambaran kondisi wilayah di

Kecamatan Puhpelem baik secara fisik maupun sosial budayanya berdasarkan

temuan di lapangan. Kondisi tersebut meliputi sejarah terbentuknya kecamatan,

kondisi geografis, kondisi demografi, kondisi sosial, kondisi pemerintahan, dan

kondisi infrastruktur jalan.

4.1.1.1. Sejarah Terbentuknya Kecamatan Puhpelem

Kecamatan Puhpelem merupakan daerah otonom baru hasil pemekaran

dari daerah induknya yakni Kecamatan Bulukerto. Kata “Puhpelem” berdasarkan

informasi camat setempat diambil dari nama pohon mangga (dalam Jawa disebut

pelem) yang namanya poh. Pohon mangga tersebut dikatakan sebagai khasnya

daerah tersebut yang berbentuk besar, rasanya masam dan pada waktu itu

merupakan sebagai tempat istirahat atau bersantai oleh masyarakat sekitar.

Dengan mengambil kata poh dan pelem tersebut, maka terbentuklah nama

Kecamatan Puhpelem.

Page 60: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

46

Saat sebelum terjadinya pemekaran wilayah, Kecamatan Puhpelem telah

menjadi kecamatan pembantu Bulukerto, artinya pada saat itu sudah terdapat

kantor pemerintahannya. Pembahasan soal usulan akan dibentuknya kecamatan

baru melalui pemekaran wilayah ini menurut Bapak Agung Rahmat salah satu

pegawai kantor Kecamatan Puhpelem saat diwawancarai mengatakan, bahwa hal

tersebut sudah mengemuka sejak tahun 1980. Usulan tersebut berakar dari aspirasi

masyarakat yang merasa adanya jarak yang jauh untuk menuju pusat pelayanan

publik.

Dalam wawancaranya dengan Bapak Edy Cahyono (pegawai pelayanan

KK/KTP) mengenai adanya usulan pembentukan kecamatan baru mengatakan,

bahwa pihak pemerintah pusat pun mengamini hal tersebut melihat luasnya daerah

induk pada saat itu yaitu Kecamatan Bulukerto. Kala itu, secara administratif

daerah induk memiliki 16 desa/kelurahan dan ini dinilai terlalu sulit dalam

pengelolaannya. Di samping karena wilayah yang terlalu luas, pengelolaan yang

sulit, juga hal kondisi medan/morfologi daerah tersebut yang kasar. Maka untuk

mencapai pusat pelayanan publik aksesnya tidak mudah. Selengkapnya, secara

keruangan kondisi administrasi daerah induk saat sebelum adanya pemekaran

wilayah tersebut digambarkan pada Gambar 4.1., (halaman 46). Pada Gambar 4.1.

tersebut adalah peta wilayah daerah induk yang merupakan Kecamatan Bulukerto,

ditunjukkan bahwa saat itu secara administratif memiliki 16 desa/kelurahan.

Keenambelas desa/kelurahan tersebut adalah Desa Bulurejo, Desa Conto, Desa

Domas, Desa Geneng, Kelurahan Bulukerto, Kelurahan Giriharjo, Desa

Krandegan, Desa Nadi, Desa Ngaglik, Desa Nguneng, Desa Puhpelem, Desa

Sugihan, Desa Sukorejo, Desa Tanjung, dan Desa Tengger.

Page 61: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

Gambar 4.1. Peta Wilayah Daerah Induk Pra Pemekaran Wilayah

Gambar 4.1. Peta Wilayah Daerah Induk Pra Pemekaran Wilayah

48

47

Page 62: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

48

Sementara itu, Camat Puhpelem, Bapak Agus Hendradi mengatakan,

bahwa dengan melihat jauhnya akses ke pusat pelayanan publik ditambah adanya

aspek pendukung seperti terdapatnya kantor pemerintahan, jumlah penduduk yang

cukup, luas wilayah yang cukup luas, adanya pasar untuk aktivitas perekonomian,

dan ketersediaan sarana dan prasarana, maka pembentukan kecamatan baru

sebagai daerah otonom baru hasil dari pemekaran wilayah memang tepat untuk

diusulkan pada saat itu. Untuk selanjutnya dilakukan pembahasan mengenai

adanya pemekaran wilayah ini di tingkat DPRD.

Dasar hukum mengenai pembentukan Kecamatan Puhpelem adalah

Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kecamatan Dalam

Kabupaten Wonogiri (lihat di lampiran 5). Di dalam inkrah Perda tersebut

diinformasikan bahwa terdapat penambahan kecamatan di Kabupaten Wonogiri

yakni Kecamatan Puhpelem yang sebelumnya menjadi Kantor Pembantu

Bulukerto (Pasal 2). Perda tersebut disahkan dan berlaku pada tanggal 27 Maret

2002. Tetapi, peresmian terbentuknya Kecamatan Puhpelem yaitu pada tanggal 2

Juni 2002.

Page 63: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

49

Gambar 4.2. Peta Wilayah Daerah Otonom Baru Pasca Pemekaran Wilayah

47

49

Page 64: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

50

Pada Gambar 4.2. di atas adalah peta wilayah daerah otonom baru yakni

Kecamatan Puhpelem yang terbentuk pada tahun 2002 hasil dari pemekaran

daerah induk Kecamatan Bulukerto. Pasca terjadinya pemekaran wilayah,

Kecamatan Bulukerto secara administratif memiliki 10 desa/kelurahan dan

Kecamatan Puhpelem memiliki 6 desa/kelurahan. Keenam desa/kelurahan

tersebut adalah Desa Golo, Desa Sukorejo, Desa Tengger, Desa Nguneng,

Kelurahan Giriharjo, dan Desa Puhpelem.

Sumber: Dokumentasi Lapangan, 26 Juni 2013

Gambar 4.3. Struktur Organisasi Kantor Kecamatan Puhpelem

Gambar 4.3. di atas adalah struktur organisasi kantor Kecamatan

Puhpelem yang diambil melalui dokumentasi lapangan pada tanggal 26 Juni 2013.

Secara struktural, kantor Kecamatan Puhpelem dipimpin oleh seorang camat yaitu

Bapak Agus Hendradi yang dibantu oleh Bapak Bahari selaku sekretaris camat.

Dalam menjalankan roda pemerintahan, kantor ini memiliki 4 seksi yaitu seksi

tata pemerintahan, ketentraman dan ketertiban umum, pemberdayaan masyarakat

dan desa, dan seksi kesejahteraan rakyat.

CAMAT

SEKCAM

KASUBAG KASUBAG KASUBAG

KASI KASI KASI KASI FUNGSIONAL

Page 65: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

51

4.1.1.2. Kondisi Geografis

Kecamatan Puhpelem merupakan daerah otonom baru atas pemekaran

wilayah daerah induk yaitu Kecamatan Bulukerto. Wilayah ini berada pada 07º42’

LS - 07º48’ LS dan 111º10’ BT - 111º15’ BT (dalam google maps). Dalam

Kecamatan Bulukerto Dalam Angka 2012, Kecamatan Bulukerto merupakan

daerah yang terletak di daerah pegunungan dan bebatuan yang memiliki luas

daerah 4125,32 Ha. Secara administrasi, kecamatan induk ini memiliki 10

desa/kelurahan pasca terjadinya pemekaran wilayah. Kecamatan Bulukerto

memiliki batas-batas wilayah, yaitu di sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten

Magetan (Propinsi Jawa Timur), sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan

Purwantoro, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Slogohimo, dan di

sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Puhpelem.

Kecamatan Puhpelem merupakan salah satu kecamatan dari 25

kecamatan di Kabupaten Wonogiri. Secara geografis, wilayah ini berada pada

koordinat 07º43’ LS - 07º48’ LS dan 111º12’ BT - 111º18’ BT (lihat di gambar

4.2.). Kecamatan Puhpelem terletak di ujung timur laut Kabupaten Wonogiri

dengan kenampakan pegunungan dan berbukit-bukit dan bertanah subur yang

cocok untuk pertanian baik lahan sawah maupun lahan tegalnya. Sebagian

wilayahnya merupakan daerah yang berbatu dan hutan negara. Kecamatan

Puhpelem memiliki batas wilayah sebagai berikut:

sebelah utara : Kabupaten Magetan Provinsi Jawa Timur;

sebelah selatan : Kecamatan Purwantoro;

sebelah barat : Kecamatan Bulukerto; dan

sebelah timur : Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa Timur.

Page 66: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

52

Sumber: Dokumentasi Lapangan, 21 Juni 2013

Gambar 4.4. Kenampakan Daerah Pertanian dan Berbukit di Kecamatan

Puhpelem

Gambar 4.4. di atas menunjukkan salah satu daerah di Kecamatan

Puhpelem yang memiliki kenampakan berbukit dan diselimuti jenis penggunaan

lahan pertanian. Kecamatan Puhpelem memiliki 6 desa/kelurahan dengan dengan

luas wilayah 3.161,55 Ha. Desa terluas adalah Desa Golo dengan luas 657,53 Ha

dan desa terkecil adalah Kelurahan Giriharjo dengan luas hanya 386,29 Ha.

Sedangkan desa tertinggi adalah Desa Golo yang memiliki ketinggian 688 mdpl

dan desa terendah adalah Desa Puhpelem dengan ketinggian 433 mdpl

(Kecamatan Puhpelem Dalam Angka 2012, 2012: 1). Selengkapnya, data tentang

ketinggian dapat dilihat pada Tabel 4.1., halaman 53.

Page 67: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

53

Tabel 4.1. Luas Wilayah dan Ketinggian Tiap Desa/Kelurahan

No. Desa/Kelurahan Luas Wilayah (Ha)

Ketinggian (mdpl)

1 Puhpelem 402,55 433 2 Giriharjo 386,29 485 3 Nguneng 588,15 556 4 Sukorejo 549,03 572 5 Tengger 578 514 6 Golo 657,53 688

Sumber: Statistik Daerah Kecamatan Puhpelem 2012

Sedangkan jenis penggunaan lahan di Kecamatan Puhpelem sebagian

besar adalah bangunan/pekarangan, dengan luas penggunaan lahan tanah sawah

363,95 Ha, tanah tegalan 825,96 Ha, bangunan dan pekarangan 1.515,32 Ha,

hutan 213,95 Ha, dan lainnya 242,37 Ha. Informasi tersebut selanjutnya disajikan

dalam Tabel 4.2. sebagai berikut.

Tabel 4.2. Luas Wilayah Menurut Jenis Penggunaan Lahan

No. Desa/Kelurahan Luas (Ha) % 1 Sawah 363,95 11,51 2 Bangunan/pekarangan 1.515,32 47,93 3 Tegalan 825,96 26,13 4 Hutan 213,95 6,77 5 Lainnya 242,37 7,67

Jumlah 3.161,55 100 Sumber: Kecamatan Puhpelem Dalam Angka 2012

Dari Tabel 4.2. di atas menunjukkan bahwa hampir separuh jenis

penggunaan lahan di Kecamatan Puhpelem adalah bangunan/pekarangan dan yang

memiliki prosentase paling sedikit adalah jenis penggunaan lahan hutan. Jenis

penggunaan lahan hutan dengan luas sedikit ini dapat disebabkan karena adanya

kegiatan masyarakat di bidang pertanian yang cukup signifikan. Itu ditunjukkan

dengan luas jenis penggunaan lahan sawah dan tegalan sejumlah hampir 38%.

Page 68: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

54

Berdasarkan data statistik daerah tahun 2012, sektor paling dominan di

Kecamatan Puhpelem ini memang berada pada sektor pertanian.

4.1.1.3. Kondisi Demografi

Kondisi demografi merupakan keadaan kependudukan suatu daerah

mengenai jumlah, kepadatan, sex ratio, angka ketergantungan, dan sebagainya.

Berdasarkan data Kecamatan Dalam Angka Tahun 2012, penduduk di Kecamatan

Puhpelem berjumlah 23.311 jiwa dengan penduduk laki-lakinya 11.528 jiwa dan

penduduk perempuannya 11.783 jiwa. Selengkapnya data tentang kondisi

penduduk setempat dapat dilihat pada Tabel 4.3. sebagai berikut.

Tabel 4.3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Tiap Desa/Kelurahan

No. Desa/Kelurahan Laki-laki Perempuan L+P 1 Puhpelem 1.989 2.012 4.001 2 Giriharjo 1.529 1.609 3.138 3 Nguneng 1.936 1.792 3.728 4 Sukorejo 1.656 1.682 3.338 5 Tengger 2.352 2.412 4.764 6 Golo 2.066 2.276 4.342

Jumlah 11.528 11.783 23.311 Sumber: Kecamatan Puhpelem Dalam Angka 2012

Dari Tabel 4.3. di atas dapat diketahui perbandingan antara jumlah

penduduk laki-laki dan perempuan yaitu dengan konsep sex ratio. Sex ratio

merupakan ukuran perbandingan antara penduduk laki-laki dengan penduduk

perempuan tiap 100 penduduk perempuan. Nilai sex ratio tersebut menunjukkan

angka 98, yang artinya tiap 100 penduduk perempuan terdapat 98 penduduk laki-

laki.

Page 69: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

55

Selanjutnya, untuk mengetahui bagaimana kondisi demografi di

Kecamatan Puhpelem ini dapat ditunjukkan dengan kondisi mata pencaharian

yang digeluti masyarakat setempat. Mata pencaharian tersebut dapat meliputi

petani, buruh tani, wiraswasta, PNS/TNI/Polri, pedagang, dan lain-lain. Secara

rinci kondisi tersebut dapat ditunjukkan sebagai berikut.

Tabel 4.4. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No. Mata Pencaharian Jumlah % 1 Petani 5636 53,98 2 Buruh petani/industri/bangunan 2504 23,98 3 PNS/TNI/Polri 170 1,63 4 Wiraswasta 492 4,71 5 Pedagang 667 6,39 6 Jasa transportasi 81 0,78 7 Lain-lain 891 8,53

Jumlah 10441 100 Sumber: Kecamatan Puhpelem Dalam Angka 2012

Informasi kondisi mata pencaharian dalam Tabel 4.4. di atas berdasarkan

penduduk umur di atas 10 tahun. Dalam tabel tersebut terlihat bahwa mata

pencaharian paling dominan adalah petani dengan proporsi melebihi separuh

bagian, artinya lebih dari setengahnya penduduk Kecamatan Puhpelem yang

bekerja, berada pada pekerjaan sebagai petani. Ini berbanding lurus dengan luas

lahan baik sawah maupun tegalan yang ditunjukkan pada tabel 4.3. di atas dengan

prosentase paling besar setelah bangunan/pekarangan sebesar 37,64%. Sedangkan

mata pencaharian paling sedikit adalah jasa transportasi dengan prosentase 0,78%.

Ini dapat disebabkan karena sudah banyak masyarakat yang memiliki kendaraan

pribadi sebagai alat transportasi dan berdasarkan observasi lapangan memang

begitu adanya.

Page 70: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

56

Selain sub-sub kondisi demografis di atas, dalam suatu wilayah tentu

memperlihatkan bagaimana persebaran penduduknya. Kondisi ini dikenal dengan

kondisi kepadatan penduduk di mana jumlah penduduk akan dibagi luas

wilayahnya. Sehingga akan diketahui persebaran penduduknya per kilometer,

maka dari itu pula dapat ditunjukkan seberapa padatnya penduduk dalam suatu

wilayah. Untuk lebih jelasnya seberapa kepadatan penduduk di Kecamatan

Puhpelem adalah sebagai berikut dalam Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Kepadatan Penduduk per Km² Tiap Desa/Kelurahan

No. Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk

Luas Wilayah (Km²)

Kepadatan Penduduk

1 Puhpelem 4.001 4,03 994 2 Giriharjo 3.138 3,86 812 3 Nguneng 3.728 5,88 634 4 Sukorejo 3.338 5,49 608 5 Tengger 4.764 5,78 824 6 Golo 4.342 6,58 660

Jumlah 23.311 31,62 737 Sumber: Kecamatan Puhpelem Dalam Angka 2012

Dari Tabel 4.5. di atas yang menampilkan gambaran kepadatan penduduk

di Kecamatan Puhpelem, terlihat bahwa angka kepadatan penduduknya

mengatakan 737, yang artinya tiap 1 (satu) kilometer persegi di wilayah

Kecamatan Puhpelem terdapat sejumlah 737 penduduk yang menempatinya. Desa

yang memiliki kepadatan paling tinggi adalah Desa Puhpelem dengan angka 994

dan desa paling rendah kepadatan penduduknya adalah Desa Sukorejo dengan

angka 608.

Page 71: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

57

4.1.1.4. Kondisi Sosial

Kondisi sosial suatu wilayah menunjukkan keberadaan fungsi

kesejahteraan masyarakatnya dan juga menjadi indikator atas kualitas

masyarakatnya. Kondisi seperti itu dapat dilihat dari aspek pendidikan dan

kesehatannya. Aspek pendidikan dan kesehatan tersebut dapat dijelaskan dalam

kuantitas dan kualitasnya. Dengan mengetahui keberadaan gambaran mengenai

informasi tersebut, dapat dijadikan pihak yang terkait sebagai pedoman dalam

menyusun kebijakan di masa mendatang. Ekspektasi masyarakat terhadap kedua

bidang ini (pendidikan dan kesehatan) tidak lain adalah keterjangkauan untuk

mendapatkan pelayanan tersebut dengan mudah dan murah demi sumberdaya

manusia yang memiliki daya saing.

1. Pendidikan

Perkembangan kondisi di Kecamatan Puhpelem tersebut dapat diketahui

dari capaian, ketersediaan fasilitas dan segala pendukungnya. Informasi kondisi

pendidikan secara rinci digambarkan dalam tabel sebagai berikut. Tabel tersebut

memberi informasi tentang tingkat pendidikan penduduknya berdasarkan jenjang

pendidikannya.

Tabel 4.6. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan No. Desa/Kelurahan Tidak

Tamat SD SD SLTP SLTA PT

1 Puhpelem 235 1086 565 217 43 2 Giriharjo 286 1532 377 231 47 3 Nguneng 236 1485 549 94 24 4 Sukorejo 425 2165 584 146 36 5 Tengger 851 2109 994 181 34 6 Golo 986 1486 315 51 22

Jumlah 3019 9863 3384 920 206 Prosentase (%) 17,36 56,71 19,46 5,29 1,18

Sumber: Kecamatan Puhpelem Dalam Angka 2012

Page 72: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

58

Melihat Tabel 4.6. di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan

penduduk Kecamatan Puhpelem sebagian besar dan lebih dari setengahnya

merupakan tamatan SD dengan prosentase sebesar 57%. Tingkat pendidikan

penduduk paling rendah adalah tamatan perguruan tinggi (1%). Realita tersebut

memiliki makna bahwa tingkat partisipasi penduduk Kecamatan Puhpelem masih

rendah. Hal tersebut diperkuat dengan adanya penduduk tidak tamat SD sebesar

17%. Dapat dikatakan, sumberdaya manusia di Kecamatan ini masih rendah. Ini

dapat disebabkan karena biaya pendidikan yang tidak terjangkau oleh masyarakat

setempat.

Tabel 4.7. Jumlah Sekolah, Murid, dan Guru Menurut Jenjang Pendidikan

Tahun SD SLTP

Gedung Guru Murid Gedung Guru Murid 2007 14 88 1734 2 45 690 2008 14 88 1666 2 55 716

2009 14 150 1683 2 50 716 2010 14 147 1661 2 48 720

2011 14 146 1573 2 49 720 Sumber: Statistik Daerah Kecamatan Puhpelem 2012

Berpijak dari Tabel 4.7. di atas dapat diambil informasi mengenai rasio

jumlah murid terhadap guru di mana menggambarkan beban guru dalam mengajar

sejumlah murid. Pada tahun 2011, rasio murid-guru SD adalah sebesar 9,28 yang

artinya 1 orang guru SD rata-rata mengajar 9 murid orang murid. Pada jenjang

pendidikan SLTP, rasio murid-gurunya sebesar 6,81 yang artinya 1 orang guru

SMP rata-rata mengajar 7 orang murid. Dalam hal ketersediaan fasilitas dari tahun

2007 sampai 2011 tidak ada perubahan baik penambahan gedung maupun

pengurangan gedung. Untuk jenjang SLTA di Kecamatan Puhpelem belum

tersedia. Membandingkan dengan kondisi tingkat pendidikan yang masih rendah

Page 73: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

59

yang telah disajikan dalam uraian sebelumnya, harapannya semakin baiknya

sarana dan prasarana pendidikan di Kecamatan Puhpelem akan mampu

menghasilkan sumberdaya manusia yang semakin baik pula.

2. Kesehatan

Selain pendidikan, tidak kalah pentingnya mengenai kondisi kesehatan

suatu wilayah. Ini dapat menjadi salah satu indikator kesejahteran masyarakat

suatu wilayah. Semakin sejahtera taraf hidup masyarakat maka semakin kondisi

kesehatan dalam suatu wilayah sangat diperhatikan. Tentu hal tersebut didukung

dengan ketersediaan infrastruktur yang memadai dan sumberdaya manusia yang

berkualitas pula. Peningkatan kesehatan masyarakat merupakan hal yang

diperhatikan dewasa ini, mulai dari pembangunan fasilitas kesehatan, penambahan

jumlah tenaga kesehatan, sampai pemberian pelayanan kesehatan gratis bagi

rakyat miskin. Untuk melihat seperti apa kondisi kesehatan di Kecamatan

Puhpelem secara detil adalah sebagai berikut.

Tabel 4.8. Jumlah Fasilitas Kesehatan dan Tenaga Kesehatan

No. Uraian 2010 2011 FASILITAS KESEHATAN

1 Puskesmas 1 1 2 PKD 5 5 3 Pustu 5 5 4 Posyandu 29 29 5 Praktek dokter 1 1

TENAGA KESEHATAN 1 Dokter 2 2 2 Bidan 9 9 3 Mantri 4 4 4 Dukun bayi 24 24

Sumber: Statistik Daerah Kecamatan Puhpelem 2012

Page 74: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

60

Dari Tabel 4.8. di atas bahwa dari tahun 2010 – 2011 tidak terjadi

perubahan infrastruktur kesehatan. Kecamatan Puhpelem memiliki 1 puskesmas, 5

PKD, 5 pustu, 29 posyandu, dan 1 praktek dokter. Sedangkan untuk tenaga

kesehatannya didominasi oleh dukun bayi. Ini menunjukkan tenaga dukun bayi

masih kental digunakan di Kecamatan ini dibanding tenaga kesehatan yang

lainnya. Hal tersebut bisa terjadi jika taraf hidup masyarakat yang rendah dan

kemungkinan lainnya adalah karena masalah biaya yang kurang terjangkau.

4.1.1.5. Kondisi Pemerintahan

Kecamatan merupakan pembagian wilayah administratif di Indonesia di

bawah Kabupaten/Kota yang terdiri atas desa dan kelurahan. Dalam hal otonomi

daerah, kecamatan merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Kabupaten/Kota yang mempunyai wilayah kerja tertentu di bawah pimpinan

Camat. Secara administratif Kecamatan Puhpelem terbagi menjadi 6

desa/kelurahan terdiri dari 5 desa dan 1 kelurahan yang terbagi lagi menjadi

beberapa dusun/limgkungan, Rukun Warga (RW), dan Rukun Tetangga (RT).

Masing-masing terbagi dalam 26 dusun/lingkungan, 38 RW, dan 139 RT.

Sedangkan secara kepegawaian, jumlah pegawai di semua dinas/instansi di

Kecamatan Puhpelem adalah sebanyak 53 pegawai terdiri dari 37 pegawai laki-

laki dan 16 perempuan. Secara rinci informasi tentang kepegawaian tersebut

ditunjukkan pada Tabel 4.9. sebagai berikut.

Page 75: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

61

Tabel 4.9. Jumlah Pegawai di Kecamatan Puhpelem Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Dinas/Instansi L P Jumlah 1 Kecamatan 8 - 8 2 KCD Pendidikan 5 1 6 3 BPS - 1 1 4 Puskesmas 7 12 19 5 PKPLKB 2 - 2 6 BRI - - - 7 BPR - - - 8 Perhutani 1 - 1 9 Pengairan 1 - 1 10 KCD Pertanian 4 - 4 11 KUA 4 2 6 12 Pasar 1 - 1 13 Pos dan Giro - - - 14 Petugas Sosial Kec. 2 - 2 15 DPU 1 - 1 16 Peternakan 1 - 1

Jumlah 37 16 53

Sumber: Statistik Daerah Kecamatan Puhpelem 2012

Dari Tabel 4.9. di atas tentang jumlah pegawai tergambar bahwa pegawai

yang berada di Kecamatan Puhpelem bagian instansi kecamatan berjumlah 8

dengan jumlah laki-laki 8 dan jumlah perempuan tidak ada (nol). Tetapi,

berdasarkan hasil observasi di lapangan menunjukkan bahwa terdapat sejumlah 2

pegawai perempuan yang statusnya honorer. Sedangkan, berdasarkan pembagian

tugasnya, jumlah pegawai yang berada pada pintu pelayanan publik untuk

pelayanan administrasi dasar KK/KTP berjumlah 3 petugas pelayanan.

4.1.1.6. Kondisi Insfrastruktur Jalan

Kecamatan Puhpelem sebagai daerah otonom baru hasil pemekaran

daerah salah satunya adalah untuk mendekatkan pelayanan publik ke tengah-

tengah masyarakat. Tentu hal itu mudah keterjangkauannya seiring dengan

kondisi infrastruktur jalan yang memadai sebagai prasarana menuju tempat

Page 76: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

62

pelayanan publik. Dengan morfologi yang berbukit, Kecamatan Puhpelem

memiliki medan yang terjal untuk transportasi dari desa-desa menuju pusat

pelayanan publik. Berdasarkan observasi lapangan bahwa sebagian besar

masyarakat menuju pusat pelayanan publik menggunakan alat transportasi pribadi

seperti kendaraan bermotor, di samping juga ada yang menggunakan jasa ojek

setempat.

Kondisi infrastruktur jalan di daerah ini berdasarkan pengamatan

lapangan menunjukkan bahwa secara umum memiliki jalan yang bagus secara

fisik. Jenis jalan yang ada di Kecamatan Puhpelem beragam mulai dari jalan aspal

yang sebagian juga merupakan penghubung antar provinsi, jalan beton, dan jalan

makadam (jalan berlapis batuan keras). Infrastruktur jalan tersebut

menghubungkan antar desa-desa di Kecamatan Puhpelem sekaligus sebagai

konektivitas antar wilayah di sekitarnya. Dengan konektivitas yang memadai

tersebut maka pusat pelayanan publik yang berada di ibukota dapat dijangkau oleh

masyarakat.

Sumber: Dokumentasi Lapangan, 28 Juni 2013

Gambar 4.5. Infrastruktur Jalan Aspal

Page 77: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

63

Gambar 4.5. di atas merupakan kondisi jalan di Kecamatan Puhpelem

secara fisik yang juga merupakan jalan antar provinsi. Jalan ini menghubungkan

antara Provinsi Jawa Tengah dengan Jawa Timur menuju Kabupaten Magetan.

Sumber: Dokumentasi Lapangan, 28 Juni 2013

Gambar 4.6. Infrastruktur Jalan Beton

Gambar 4.6. di atas menunjukkan kenampakan lapangan jalan beton yang

ada di Kecamatan Puhpelem yang merupakan sebagai prasarana jalan menuju

pusat pelayanan publik. Selain itu juga terdapat jalan berjenis makadam maupun

campuran antara makadam dan beton. Lebih jelasnya ditunjukkan sebagai berikut.

Sumber: Dokumentasi Lapangan, 28 Juni 2013

Gambar 4.7. Infrastruktur Jalan Makadam

Page 78: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

64

Gambar 4.7. di atas merupakan gambaran di lapangan mengenai kondisi

jalan makadam, yaitu jalan dengan tatanan bebatuan keras yang tepatnya berada di

Desa Tengger sebagai penghubung menuju lokasi pusat-pusat pelayanan publik.

Prasarana jalan sebagai koneksi menuju lokasi pelayanan publik akan

berpengaruh terhadap tingkat aksesibilitas suatu wilayah. Itu dapat terjadi karena

secara langsung mempengaruhi daya jangkau waktu dan biaya tempuhnya.

Semakin memadainya prasarana jalannya, maka akan semakin mudah dan

terjangkau daya akses untuk menuju suatu tempat, begitu juga sebaliknya.

Sumber: Dokumentasi Lapangan, 28 Juni 2013

Gambar 4.8. Infrastruktur Jalan Campuran Beton dan Makadam

Gambar 4.8. di atas merupakan jalan campuran antara jalan beton yang

berbahan dasar semen dan jalan makadam dengan tatanan bebatuan. Jalan tersebut

tepatnya berada di Desa Golo yang menghubungkan daerah terjauh dari

kecamatan ini menuju pusat-pusat pelayanan publik. Tetapi, membahas soal

infrastruktur jalan di Kecamatan Puhpelem, juga terdapat kenampakan fisiknya

Page 79: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

65

yang rusak. Hal tersebut dapat dikarenakan adanya beban muatan yang dibawa

kendaraan yang tidak dapat ditopang kuat oleh jalan maupun karena memang

pengaruh cuaca (hujan) yang menimbulkan adanya pengelupasan material jalan.

Kenampakan di lapangan ditunjukkan dalam gambar 4.7. (halaman 64).

Sumber: Dokumentasi Lapangan, 28 Juni 2013

Gambar 4.9. Infrastruktur Jalan Rusak

Gambar 4.9. di atas merupakan kenampakan jalan yang mengalami

kerusakan berupa pengelupasan material jalan. Kenampakan tersebut diambil

secara langsung di lapangan pada jalur jalan menuju Desa Sukorejo, salah satu

Desa dengan penduduk paling sedikit setelah Kelurahan Giriharjo dan memiliki

medan yang sedang sampai terjal.

Page 80: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

66

4.1.2. Profil Responden Pelanggan Pelayanan KK/KTP

Profil responden pelanggan pelayanan KK/KTP merupakan identitas

responden yang diambil dari sejumlah 150 responden meliputi identitas kelompok

umur responden, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan responden. Informasi

tersebut sebagai bahan analisis obyektivitas atas jawaban responden mengenai

kepuasannya sebagai konsumen/pelanggan pelayanan KK/KTP di Kecamatan

Puhpelem. Profil responden tersebut digambarkan dalam tabel sebagai berikut.

Tabel 4.10. Jumlah Responden Pelanggan Pelayanan KK/KTP Menurut Kelompok Umur

No. Kelompok Umur Jumlah %

1 17 – 24 17 11,3

2 25 - 32 36 24,0

3 33 - 40 26 17,3

4 41 - 48 22 14,7

5 49 - 56 26 17,3

6 57 - 64 17 11,3

7 65 - 72 3 2,0

8 73 - 80 3 2,0

Jumlah 150 100 Sumber: Analisis Data Angket, Lampiran 2

Dari Tabel 4.10. di atas tentang jumlah responden pelanggan pelayanan

KK/KTP di Kecamatan Puhpelem menggambarkan persebaran masyarakat

sebagai pelanggan pelayanan menurut kelompok umur. Hasilnya, bahwa

responden sebagai pengguna pelayanan sebagian besar berada pada kelompok

umur relatif muda yaitu antara umur 25 – 32 atau 24% dari jumlah keseluruhan

responden. Sedangkan, responden pengguna pelayanan paling sedikit berada pada

kelompok umur relatif tua yaitu antara umur 65 – 72 dan umur 73 – 80 atau

Page 81: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

67

masing-masing memiliki prosentase sebesar 2% dari jumlah keseluruhan

responden.

Tabel 4.11. Jumlah Responden Pelanggan Pelayanan KK/KTP Menurut Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah %

1 Laki-laki 93 62

2 Perempuan 57 38

Jumlah 150 100

Sumber: Analisis Data Angket, Lampiran 2

Pada Tabel 4.11. di atas menyangkut informasi profil responden dilihat

dari jenis kelaminnya, bahwa sebaran responden sebagian besar adalah responden

dengan jenis kelamin laki-laki sejumlah 93 responden atau 62% dari jumlah

keseluruhan responden. Sedangkan, responden dengan jenis kelamin perempuan

berjumlah 57 responden atau 38% dari jumlah keseluruhan responden.

Tabel 4.12. Jumlah Responden Pelanggan Pelayanan KK/KTP Menurut Pendidikannya

No. Pendidikan Jumlah % 1 SD ke bawah 67 44,7

2 SLTP 56 37,3

3 SLTA 20 13,3

4 S1 2 1,3

5 S2 ke atas 5 3,3

Jumlah 150 100 Sumber: Analisis Data Angket, Lampiran 2

Profil responden selanjutnya yang digambarkan pada Tabel 4.12. di atas

adalah mengenai profil responden menurut pendidikan terakhirnya. Informasi

tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran umum kondisi sumberdaya manusia

Page 82: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

68

dan tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan yang dimiliki Kecamatan

Puhpelem. Dalam Tabel 4.12. tersebut menunjukkan bahwa mayoritas tingkat

pendidikan berada pada tingkat SD ke bawah dengan prosentase 67%, yang

artinya kondisi sumberdaya manusia dapat dikatakan masih rendah. Senada

dengan pernyataan tersebut, kondisi tingkat partisipasi masyarakat terhadap

pendidikan begitu rendah pula. Tetapi, berdasarkan data tersebut terdapat juga

masyarakat dengan tingkat pendidikan sampai perguruan tinggi yaitu sebesar

hampir 5%.

Tabel 4.13. Jumlah Responden Pelanggan Pelayanan KK/KTP Menurut Mata Pencahariannya

No. Mata Pencaharian Jumlah %

1 PNS/TNI/Polri 4 2,7

2 Pegawai swasta 10 6,7

3 Wiraswasta 31 20,7

4 Pelajar/Mahasiswa 3 2,0

5 Petani 102 68,0

Jumlah 150 100 Sumber: Analisis Data Angket, Lampiran 2

Selanjutnya, informasi profil responden yang terakhir adalah tentang

kondisi responden dilihat dari mata pencahariannya yang ditunjukkan pada Tabel

4.13. di atas. Informasi lain yang diperoleh menunjukkan bahwa, sebaran

responden mayoritas mata pencahariannya adalah sebagai petani yang mencapai

68% dari jumlah keseluruhan. Informasi ini senada pula dengan gambaran umum

kondisi demografi berdasarkan data Kecamatan Dalam Angka yang telah

disajikan dalam sub-bab gambaran umum wilayah sebelumnya.

Page 83: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

69

4.1.3. Pengukuran Aksesibilitas

Aksesibilitas merupakan kemudahan akses terhadap titik tertentu pada

suatu wilayah. Apakah suatu titik tertentu tersebut dikatakan mudah aksesnya atau

tidak, dapat ditilik dari aspek jarak, waktu, dan biaya tempuhnya. Dalam melihat

hal tersebut aspek topografi/medan suatu daerah juga menjadi bahan

pertimbangan tersendiri dalam memahami mudah/tidaknya akses terhadap suatu

titik yang menjadi tujuan.

Sumber: Dokumentasi Lapangan, 26 Juni 2013

Gambar 4.10. Pengukuran Jarak, Waktu, dan Biaya Tempuh

Gambar 4.10. di atas adalah prosesi pengukuran jarak, waktu, dan biaya

tempuh yang merupakan ukuran aksesibilitas di lapangan. Pengukuran dilakukan

dengan menggunakan alat bantu berupa GPS mobile yang dipadukan dengan

ukuran speedometer juga serta alat bantu stopwatch. Untuk ukuran biaya tempuh

diperoleh dari informasi dari standar biaya ojek untuk menuju lokasi masing-

masing kecamatan.

Page 84: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

70

Dalam penelitian ini, yang menjadi fokus adalah aksesibilitas masyarakat

terhadap kantor kecamatan dalam urusannya dengan pelayanan KK/KTP pasca

terjadinya pemekaran wilayah dari kecamatan induknya. Tentu, untuk menilai

mudah atau tidaknya akses tersebut perlu adanya perlakuan perbandingan dengan

kecamatan induknya yang saat itu masih dalam satu wilayah administratif. Dalam

hal ini, harapan masyarakat adalah didekatkannya pelayanan publik di tengah-

tengah masyarakat.

Penilaian tersebut diukur dari masing-masing desa/kelurahan di daerah

otonom baru (Kecamatan Puhpelem) menuju lokasi Kecamatan Puhpelem dan

lokasi Kecamatan Induk (Kecamatan Bulukerto). Hal tersebut, pengukurannya

dilihat dari jarak, waktu, dan biaya tempuhnya. Hasil pengukuran lapangan

tentang aksesibilitas tersebut digambarkan sebagai berikut.

Tabel 4.14. Aksesibilitas Desa-desa ke Kantor Kecamatan Bulukerto

No Desa Daya Jangkau

Jarak Waktu Biaya (Km) (Menit) (Rp.)

1 Golo 16,7 26’05,35” 25.000

2 Tengger 11,4 16’58,14” 20.000

3 Sukorejo 10,4 19’18,40” 25.000

4 Nguneng 7,4 11’45,22” 20.000

5 Giriharjo 5,4 08’49,32” 15.000

6 Puhpelem 6,4 10’03,63” 15.000 Sumber: Pengukuran Lapangan

Pada Tabel 4.14. di atas menunjukkan daya jangkau terhadap lokasi

kantor Kecamatan Bulukerto yang merupakan Kecamatan Induk dari tiap

desa/kelurahan di Kecamatan Puhpelem (Daerah Otonom Baru). Daya jangkau

Page 85: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

71

atau aksesibilitas terdiri dari ukuran jarak, waktu, dan biaya tempuh yang akan

menggambarkan besaran keterjangkauannya. Informasi yang diperoleh

menunjukkan bahwa, daya jangkau paling rendah berada di Desa Golo. Ini benar

adanya, karena desa ini berada di medan yang kasar atau terjal.

Tabel 4.15. Aksesibilitas Desa-desa ke Kantor Kecamatan Puhpelem

No Desa

Daya Jangkau

Jarak Waktu Biaya

(Km) (Menit) (Rp.)

1 Golo 14,2 24’42,45” 20.000

2 Tengger 8,2 12’20,30” 15.000

3 Sukorejo 7,9 14’29,52” 20.000

4 Nguneng 5,3 09’01,61” 15.000

5 Giriharjo 2,7 03’50,73” 10.000

6 Puhpelem 0,6 01’37,57” 0 - 10.000 Sumber: Pengukuran Lapangan

Dari Tabel 4.15. di atas jika dibandingkan dengan Tabel 4.14.

sebelumnya, terdapat selisih atas unsur jarak, waktu, dan biaya tempuh untuk

menuju ke masing-masing lokasi kantor kecamatan. Maka dapat ditarik gambaran

awal bahwa, terjadi penghematan aksesibilitas dengan melihat selisih yang ada

tersebut. Informasi yang diperoleh tersebut, merupakan gambaran aksesibilitas

terhadap lokasi masing-masing kecamatan yang dilakukan dengan pengukuran di

lapangan. Setelah diketahui daya jangkaunya masing-masing, maka dapat dicari

apakah terdapat besaran penghematan daya jangkau untuk menggambarkan

apakah pelayanan publiknya memang benar-benar semakin dekat/terjangkau baik

dari jarak, waktu, dan biaya tempuhnya. Selengkapnya, dapat digambarkan

sebagai berikut pada Tabel 4.16. (halaman 72).

Page 86: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

72

Tabel 4.16. Penghematan Jarak, Waktu, dan Biaya Tempuh Menuju Lokasi Kantor Kecamatan Bulukerto – Kecamatan Puhpelem

No Desa Efisiensi Daya Jangkau

Jarak Waktu Biaya (Km) (Menit) (Rp.)

1 Golo +2,5 +02’37,10” +5.000 2 Tengger +3,2 +04’37,84” +5.000 3 Sukorejo +2,5 +04’48,90” +5.000 4 Nguneng +2,1 +02’43,61” +5.000 5 Giriharjo +2,7 +04’58,59” +5.000 6 Puhpelem +5,8 +08’26,06” +0 - 5.000

Sumber: Analisis Data Primer, Tabel 4.14. dan Tabel 4.15.

Dari Tabel 4.16. di atas menunjukkan bahwa terjadi penghematan daya

jangkau baik dari unsur jarak, waktu, dan biaya tempuh untuk menuju lokasi

kecamatan baru hasil dari pemekaran wilayah. Itu artinya akses untuk menuju

lokasi tersebut semakin dekat setelah terbentuknya daerah otonom baru hasil dari

pemekaran wilayah. Penghematan yang terlihat mencolok adalah di Desa

Puhpelem, oleh karena lokasi kantor kecamatan baru (Kecamatan Puhpelem)

berada di desa ini. Di desa tersebut untuk menuju kantor kecamatan dapat

dilakukan tanpa biaya atau cukup dengan jalan kaki saja.

4.1.4. Kinerja Pelayanan Administrasi Dasar KK/KTP

Safroni (2012) mengatakan, bahwa pelayanan publik pada hakikatnya

adalah mewujudkan pelayanan yang prima yang diberikan kepada masyarakat

sebagai bagian dari kewajiban seorang aparatur pemerintah (abdi masyarakat).

Pelayanan prima tersebut dapat dilihat dari proses dan produk layanannya. Dalam

kinerja pelayanan KK/KTP di sini, hal tersebut dapat dinilai dari mekanisme dan

sarana prasarana yang digunakan untuk membantu jalannya proses pelayanan

Page 87: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

73

KK/KTP di Kecamatan Puhpelem. Informasi yang diperoleh di lapangan

menggambarkan, bahwa upaya untuk menunjukkan capaian pelayanan prima

tersebut telah dilakukan oleh Kecamatan Puhpelem. Informasi-informasi

mengenai mekanisme dan proses pengurusan KK/KTP secara jelas telah

dipublikasikan melalui alur prosedural di kecamatan ini. Selengkapnya, informasi

tersebut ditunjukkan pada Gambar 4.8. – Gambar 4.10. sebagai berikut.

Sumber: Dokumentasi Lapangan, 21 Juni 2013

Gambar 4.11. Loket Pendaftaran Pengurusan KK/KTP

Gambar 4.11. di atas merupakan sebagai pintu awal pengurusan KK/KTP

di dalam kantor Kecamatan Puhpelem yang menggunakan slogan “Prima Dalam

Pelayanan, Terdepan Dalam Pemerintahan”. Slogan ini dapat juga diartikan

bahwa di kantor Kecamatan Puhpelem memiliki komitmen untuk menjadi public

service yang prima, siap jadi pelayan masyarakat yang salah satunya soal urusan

Page 88: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

74

KK/KTP. Pada pintu awal ini terdapat loket pelayanan KK/KTP sebagai prosedur

awal dalam pengurusan KK/KTP yaitu melakukan pendaftaran identitas. Selain

hal prosedur tersebut, untuk menunjang pelayanan prima, di kantor ini juga

terdapat pula informasi mengenai syarat-syarat dan tahapan-tahapan pengurusan

KK/KTP secara menyeluruh yang ditempel di loket pelayanan tersebut.

Selengkapnya informasi tersebut ditunjukkan pada Gambar 4.9. dan Gambar 4.10.

di bawah ini.

Sumber: Dokumentasi Lapangan, 26 Juni 2013

Gambar 4.12. Informasi Prosedur Pengurusan KTP

Gambar 4.12. di atas adalah informasi tentang tahapan untuk

mendapatkan pelayanan KTP di Kecamatan Puhpelem. Tahapan tersebut diawali

dari pemohon pelayanan KTP menuju kantor desa/kelurahan untuk mendapatkan

surat pengantar, selanjutnya menuju ke kantor kecamatan bagian pelayanan

KK/KTP untuk dilakukan pendaftaran identitas pada loket pelayanan, dan

PEMOHON DESA/KELURAHAN

KECAMATAN/PETUGAS PELAYANAN KTP/KASIR

VERIFIKATOR

OPERATOR KTP

Page 89: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

75

dilakukan tindakan verifikator oleh petugas pelayanan, serta yang terakhir adalah

pembuatan KTP oleh petugas operator KTP.

Sumber: Dokumentasi Lapangan, 26 Juni 2013

Gambar 4.13. Informasi Prosedur Pengurusan KK

Pada Gambar 4.13. di atas ditunjukkan daripada pentahapan dalam

pengurusan surat KK di Kecamatan Puhpelem. Bahwa hal yang menjadi

prosedurnya adalah pemohon melakukan permohonan surat pengantar ke kantor

desa/kelurahan setempat. Kemudian, pemohon menuju kantor kecamatan untuk

melakukan pendaftaran identitas di bagian pelayanan KK/KTP dan dilakukan

tindakan verifiikasi oleh petugas verifikator. Setelah dilakukan verifikasi, petugas

operator KK siap untuk membuat surat dan menerbitkannya serta dikirim ke

bagian Disdukcapil (Dinas Penduduk dan Catatan Sipil) Kabupaten Wonogiri

untuk mendapatkan pengesahan.

PEMOHON DESA/KELURAHAN

KECAMATAN/PETUGAS PELAYANAN KTP/KASIR

VERIFIKATOR

OPERATOR KTP

DISDUKCAPIL

Page 90: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

76

Kinerja pelayanan administrasi dasar berupa pelayanan KK/KTP di sini

adalah kinerja petugas pelayanan KK/KTP yang berada pada lingkup Kecamatan

Puhpelem. Hal tersebut dilakukan penilaian terhadap kinerja pada masing-masing

petugas pelayanan melalui metode wawancara mendalam (indepth interview)

beserta camat setempat sebagai pihak kontrolnya (member check). Bahwa, petugas

pelayanan yang berada pada bidang administrasi dasar KK/KTP adalah sebanyak

3 petugas.

Wawancara tersebut dilakukan secara personal dengan melakukan

kegiatan wawancaranya secara parsial baik waktu dan tempatnya. Itu artinya

wawancara dilakukan dengan waktu dan tempat yang berbeda. Hal ini dilakukan

supaya perilaku yang subyektif dapat dihindari dan data/informasi yang diperoleh

akurat. Bahwasanya, penilaian tersebut dilakukan dengan metode silang

responden, artinya penilaian dilakukan antar teman sejawat dalam lingkup

pelayanan KK/KTP.

Sumber: Dokumentasi Lapangan, 28 Juni 2013

Gambar 4.14. Proses Wawancara Dengan Petugas Pelayanan KK/KTP

Page 91: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

77

Gambar 4.14. di atas merupakan kegiatan wawancara mendalam bersama

salah satu petugas pelayanan KK/KTP untuk melakukan penilaian sesama teman

sejawat dalam kaitannya dengan masing-masing kinerja tiap petugas pelayanan

KK/KTP. Kegiatan wawancara tersebut dilakukan pada tanggal 28 Juni 2013 yang

melibatkan 3 petugas pelayanan KK/KTP dan camat setempat sebagai pihak yang

menilai kinerja petugas pelayanan secara menyeluruh.

Hasil lapangan atas wawancara tersebut akan disajikan secara

kategorisasi ke dalam domain-domain (cover term) dan ke dalam hal yang lebih

rinci (included terms), untuk selanjutnya dapat dilakukan generalisasi dengan

mencari hubungan-hubungan antar domain tersebut. Sehingga pada akhirnya,

dapat diketahui bagaimana tingkat kinerja pelayanan KK/KTP di Kecamatan

Puhpelem pasca terjadinya pemekaran wilayah. Penilain kinerja pelayanan ini

sebagai bahan perbandingan atas penilaian masyarakat dalam kerangka kepuasan

masyarakat sebagai pelanggan/konsumen pelayanan KK/KTP. Selengkapnya,

hasil penilaian tersebut ditunjukkan dalam Tabel 4.17., (halaman 77).

Page 92: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

78

Tabel 4.17. Analisis Domain Kinerja Pelayanan KK/KTP

Sumber: Analisis Hasil Wawancara

No. Domain (Cover Term) Rincian Domain (Included Terms) Penilaian Silang Responden

Penilaian 1 Penilaian 2 Penilaian 3 Penilaian 4

1 Kedisiplinan

Waktu kerja dalam melayani masyarakat sesuai aturan yang berlaku Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai

Ketepatan waktu petugas datang ke kantor Tepat waktu Tepat waktu Kadang tidak Tepat waktu

2 Tanggungjawab Menyelesaikan berkas pelayanan dengan tepat sesuai target Tepat waktu Tepat waktu Tepat waktu Tepat waktu

3 Keterampilan Kemampuan petugas memberikan/menyelesaikan pelayanan Cakap/baik Cakap/baik Cakap/baik Semakin baik

4 Kegigihan/etos kerja Kecepatan petugas menyelesaikan pelayanan sesuai target Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai

5 Keterbukaan

Keteraturan pemberian alur pelayanan Ya, dijelaskan

Ya, dijelaskan Ya, dijelaskan Ya, dijelaskan

Kesesuaian pemberian persyaratan pelayanan Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai

Kewenangan yang diemban sesuai dengan jabatan Sesuai Sesuai Tidak/merangkap Masih merangkap

Kepastian petugas dalam menetapkan biaya pelayanan Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai

6 Sikap Sikap ramah dan sopan dalam melayani Kurang Sopan,ramah Sopan,ramah Sopan,ramah

7 Keadilan Menampung semua kebutuhan/keluhan pelayanan Ya Ya Ya Ya

8 Kesediaan dikritik Mau menerima kritik dari masyarakat Menerima Menerima Menerima Menerima

9 Kesediaan menerima keluhan Mau menerima keluhan masyarakat soal pelayanan Menerima Menerima Menerima Membantu

Page 93: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

Dalam Tabel 4.17. di atas dijelaskan mengenai tingkat kinerja pelayanan

KK/KTP di Kecamatan Puhpelem dengan teknik analisis domain. Dalam tabel

analisis tersebut terdapat 9 domain terkait dengan kinerja pelayanan KK/KTP,

yaitu kedisiplinan, tanggungjawab, keterampilan, kegigihan/etos kerja,

keterbukaan, sikap, keadilan, kesediaan untuk dikritik, dan kesediaan menerima

keluhan. Informasi dari 9 domain tersebut disertai rincian domainnya berdasarkan

hasil wawancara terhadap petugas pelayanan dengan metode silang informan.

Penilaian-penilaian tersebut merupakan penilaian yang mendasarkan pada

penilaian antar teman sejawat petugas pelayanan KK/KTP. Selanjutnya, dicari

hubungan-hubungan antar domain tersebut sebagai bahan analisis generalisasi

tingkat kinerja pelayanan KK/KTP di Kecamatan Puhpelem.

Pada domain pertama yaitu terdiri atas waktu kerja dan ketepatan petugas

datang ke kantor menunjukkan hal yang positif. Waktu kerja petugas pelayanan

sesuai dengan aturan yang berlaku, sedangkan pada ketepatan petugas datang ke

kantor 3 penilaian mengatakan tepat waktu. Tetapi satu penilaian mengatakan

kadang tidak tepat waktu. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Edy selaku petugas

pelayanan KK/KTP setempat saat diwawancarai, bahwa jarak rumah dan kantor

kecamatan yang jauh juga lalu-lintas yang padat membuat ketepatan waktu untuk

datang ke kantor terkadang kurang tepat.

“Tepat waktu, tapi terkadang kurang tepat. Hal itu karena beliau (petugas pelayanan) bisa dibilang penglaju dari kota Wonogiri yang jarak tempuhnya jauh,” ujar Bapak Edy saat menilai teman sejawatnya itu.

Page 94: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

80

Domain kedua yaitu tentang ketepatan waktu petugas dalam penyelesaian

berkas pelayanan menunjukkan hal yang positif. Penyelesaian berkas pelayanan

sesuai target yang ditentukan yaitu dua hari. Tetapi, terkadang hal tersebut

mundur dari waktu yang ditentukan dikarenakan sistem koneksi internet yang

kurang baik.

“Bukan karena petugasnya (man) tapi sistem seperti internet yang lemot sehingga pengurusan berkas pelayanan tersebut menjadi mundur,” ujar Bapak Edy lagi. Domain ketiga yaitu kemampuan/keterampilan petugas pelayanan

KK/KTP dalam melayani masyarakat dilihat dari kecakapannya. Dalam penilaian

dikatakan hal yang positif pula, bahwa petugas pelayanan cakap/baik dalam

melayani masyarakatnya.

“Ya, semakin baik. Karena sudah menguasai aplikasi, juga tata dalam pemerintahan,” ujar camat setempat. Domain keempat yaitu kecepatan petugas menyelesaikan pelayanan

sesuai target sebagai wujud etos kerja petugas pelayanan. Dalam analisis domain

tersebut menunjukkan kecepatan dalam menyelesaikan sesuai target waktu

penyelesaian. Sehingga, hal tersebut menggambarkan hal positif kaitannya dengan

etos kerja yang dimiliki petugas pelayanan.

Domain kelima yaitu terdiri atas keteraturan pemberian alur pelayanan,

kesesuain pemberian persyaratan pelayanan, kewenangan yang diemban sesuai

dengan jabatan, dan kepastian petugas dalam menetapkan biaya sesuai aturan.

Dalam penilaian menunjukkan bahwa pentahapan alur pelayanan dijelaskan oleh

petugas pelayanan kepada masyarakat yang akan melakukan pengurusan

KK/KTP.

Page 95: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

81

“Kalo belum tahu, dijelaskan. Misalnya dalam hal verifikasi dari desa secara struktural,” ujar Bapak Rahmat Agung petugas pelayanan KK/KTP setempat. Dalam hal kesesuaian pemberian persyaratan pelayanan, juga

menunjukkan hal yang positif yakni petugas memberikan apa saja syarat

administrasi yang perlu dipersiapkan masyarakat sesuai dengan aturan. Begitu

juga dalam hal penetapan biaya pelayanan oleh petugas juga menunjukkan hal

yang positif.

“Ya, sesuai aturan yang diberikan oleh petugas kepada masyarakat. Bahwa hal itu mengacu pada Perda No. 1 Tahun 2012, dimana pengurusan KTP dikenakan biaya 7.000 rupiah, sedangkan pengurusan KK sebesar 10.000 rupiah.” ujar Bapak Rahmat Agung lagi. Namun, dalam hal kewenangan yang diemban petugas pelayanan

berdasarkan tabel 4.17. analisis domain tersebut terdapat satu petugas pelayanan

yang masih merangkap jabatannya yaitu berada pada bidang tata pemerintahan

dan pelayanan KK/KTP.

“Masih merangkap dan dibantu tenaga kontrak. Hal itu karena kurangnya personalia,” ujar camat setempat. Domain keenam yaitu sikap petugas pelayanan dalam melayanai

masyarakat, bahwa dalam penilaian tersebut menunjukkan hal yang positif,

walaupun pada penilaian I mengatakan kurang sopan dan ramah. Tetapi, petugas

tersebut berada di bagian teknis, sehingga tidak langsung berhadapan dengan

masyarakat.

“Dalam menerima masyarakat kurang baik. Tapi hal itu dapat dibackup petugas lain yang berada di depan yang bersinggungan langsung dengan masyarakat dalam mengurus KK/KTP,” ujar Bapak Edy.

Page 96: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

82

Domain ketujuh adalah perlakuan petugas pelayanan terhadap

masyarakat tanpa diskriminasi. Penilaian menunjukkan bahwa petugas pelayanan

melayani masyarakat yang ingin mengurus KK/KTP tanpa diskriminasi/tanpa

membedakan golongan atau status sosial masyarakatnya.

Domain kedelapan yaitu tentang petugas pelayanan yang mau dikritik

oleh masyarakat menyoal masukan masyarakat yang dilimpahkan kepada petugas

atas pelayanannnya. Dalam penilaian tersebut menunjukkan bahwa petugas

pelayanan mau dan menerima segala kritik yang ditujukan padanya.

“Mau, baik itu secara lisan maupun tertulis. Dan diharapkan memang ada kritik yang ditujukan pada petugas pelayanan. Kami bahkan juga menyediakan kotak saran dan kritik di sana,” ujar camat setempat saat diwawancarai. Dan domain yang terakhir adalah mengenai petugas pelayanan untuk

menerima keluhan dari masyarakat soal pelayanan KK/KTP. Penilaian yang ada

menunjukkan bahwa petugas menerima semua keluhan dari masyarakat tentang

pelayanan KK/KTP yang ada di tempat tersebut.

“Ya, diterima ketika ada keluhan tersebut. Sifatnya membantu, sepanjang itu normatif,” ujar camat setempat lagi. Dari hasil pembahasan di atas yang didasarkan pada penilaian silang

informan dan dengan analisis domain, dimana unsur cover term (domain) dan

included terms (rincian domain) telah dipaparkan, maka dapat dilakukan

generalisasi atas hubungan antar domain tersebut, sehingga dapat ditunjukkan

seperti apa tingkat kinerja pelayanan KK/KTP di Kecamatan Puhpelem pasca

terjadinya pemekaran wilayah. Rincian domain pertama adalah menggambarkan

kedisiplinan petugas pelayanan, selanjutnya secara urut adalah tanggungjawab

Page 97: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

83

petugas, keterampilan petugas, kegigihan/etos kerja petugas, keterbukaan petugas,

sikap petugas, keadilan petugas, kesediaan petugas untuk dikritik, dan kesediaan

petugas menerima keluhan.

4.1.5. Penilaian Masyarakat Terhadap Pelayanan KK/KTP

Penilaian/tanggapan terhadap pelayanan KK/KTP ini dilakukan oleh

masyarakat yang notabene sebagai pelanggan/konsumen atas pelayanan publik

tersebut di Kecamatan Puhpelem. Dalam hal ini, masyarakat diminta untuk

melakukan serangkaian penilaian terhadap petugas pelayananan dalam kaitannya

dengan kinerjanya dalam melayani masyarakat. Dalam menilai tersebut,

masyarakat dipersilahkan untuk mengisi jawaban yang telah disajikan dalam

sejumlah pertanyaan berupa angket. Masyarakat yang menilai tersebut adalah

masyarakat yang pernah melakukan pengurusan KK/KTP pasca terbentuknya

kecamatan baru ini atas adanya pemekaran wilayah. Data masyarakat tersebut

diperoleh dari arsip pengurusan KK/KTP yang dilakukan masyarakat setempat di

kantor Kecamatan Puhpelem.

Data masyarakat tersebut kemudian dilakukan sampling acak sederhana

untuk diambil 150 responden sesuai teknik analisis yang digunakan dalam metode

penelitian yang akan mewakili masyarakat di Kecamatan Puhpelem untuk

melakukan penilaian terhadap kinerja pelayanan KK/KTP. Setelah dilakukan

pengambilan sampel tersebut, kemudian tahap selanjutnya adalah melakukan

penyebaran angket kepada masyarakat responden yang telah ditentukan. Langkah

tersebut ditempuh dengan cara menitipkan angket pada tiap-tiap desa/kelurahan

melalui kantor balai desa/kelurahan masing-masing untuk disebarkan ke

Page 98: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

84

masyarakat responden. Informasi daftar responden tersebut dapat dilihat dalam

Tabel 4.18. sebagai berikut.

Tabel 4.18. Jumlah Responden Tiap Desa/Kelurahan

Desa Jumlah

Desa Golo 35 responden

Desa Tengger 28 responden

Desa Sukorejo 16 responden

Desa Nguneng 28 responden

Kelurahan Giriharjo 20 responden

Desa Puhpelem 23 responden

Jumlah 150 responden

Sumber: Analisis Data Sekunder, Lampiran 4

Pada Tabel 4.18. tersebut memuat informasi sebaran responden kepuasan

masyarakat terhadap pelayanan KK/KTP berdasarkan tiap-tiap desa/kelurahan.

Pengambilan sampel responden tersebut adalah dengan menggunakan metode

acak sederhana. Dengan menggunakan acak sederhana, maka diperoleh informasi

bahwa responden paling banyak berada di Desa Golo yang notabene merupakan

desa dengan jarak terjauh dari kecamatan dan memiliki jumlah penduduk paling

banyak setelah Desa Tengger.

Page 99: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

85

Sumber: Dokumentasi Lapangan, 21 Mei 2013

Gambar 4.15. Proses Penitipan Angket

Gambar 4.15. di atas adalah proses penitipan angket kepuasan

masyarakat melalui 6 kantor desa/kelurahan di Kecamatan Puhpelem untuk

disebarkan kepada responden yang telah ditentukan. Proses penitipan sampai

terkumpulnya kembali angket tersebut memakan waktu hingga 3 minggu setelah

angket tersebut diisi oleh responden. Selanjutnya, penilaian yang telah dilakukan

oleh responden tersebut kemudian dianalisis ke dalam Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM). Indeks tersebut menggambarkan kepuasan masyarakat

terhadap kinerja pelayanan publik berupa pelayanan KK/KTP di Kecamatan

Puhpelem. Serangkaian kegiatan rekapitulasi dan tabulasi dilakukan setelah data

angket penilaian terhadap kinerja tersebut terkumpul. Hasil penilaian tersebut

dapat digambarkan pada tabel 4.19. sebagai berikut.

Page 100: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

86

Tabel 4.19. Penilaian Masyarakat Terhadap Kinerja Pelayanan KK/KTP

No. Unsur Pelayanan Jumlah

Skor

Jumlah Angket Yang Terisi

Nilai rata-rata (NRR)

{(3)/(4)}

NRR tertimbang

{(5)x0,071}

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Prosedur pelayanan 421 149 2,83 0,20

2 Persyaratan pelayanan 435 149 2,92 0,21

3 Kejelasan petugas pelayanan 444 150 2,96 0,21

4 Kedisiplinan petugas pelayanan 423 148 2,86 0,20

5 Tanggungjawab petugas pelayanan

442 147 3,01 0,21

6 Kemampuan petugas pelayanan 444 149 2,98 0,21

7 Kecepatan pelayanan 431 150 2,87 0,20

8 Keadilan mendapatkan pelayanan 441 148 2,98 0,21

9 Kesopanan dan keramahan petugas

430 145 2,97 0,21

10 Kewajaran biaya pelayanan 443 148 2,99 0,21

11 Kepastian biaya pelayanan 464 148 3,14 0,22

12 Kepastian jadwal pelayanan 430 147 2,93 0,21

13 Kenyamanan lingkungan 436 148 2,95 0,21

14 Keamanan pelayanan 450 148 3,04 0,22

Jumlah 2,94

IKM Pelayanan KK/KTP

( x25 ) 73,5

Mutu Pelayanan B

Kinerja Pelayanan KK/KTP Baik

Sumber: Analisis Data Angket, Lampiran 3

Pada tabel 4.19. di atas ditunjukkan hasil rekapitulasi penilaian

masyarakat terhadap pelayanan KK/KTP di Kecamatan Puhpelem yang terdiri

atas jumlah skor, jumlah angket yang terisi, nilai rata-rata (NRR), dan NRR

tertimbang. Jika ingin mengetahui nilai indeks pelayanan kinerja secara

Page 101: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

87

keseluruhan dapat dihitung secara manual berdasarkan tabel 4.19. di atas sebagai

berikut.

Nilai Indeks Pelayanan = Nilai per unsur X Nilai penimbang

Dimana tiap unsur pelayanan memiliki nilai penimbang yang sama

sebagai berikut.

Bobot nilai rata-rata tertimbang = Jumlah bobot/Jumlah unsur

= 1 / 14 = 0,071

Sehingga Nilai Indeks Pelayanan KK/KTP di Kecamatan Puhpelem

dapat dihitung sebagai berikut.

Nilai Indeks Pelayanan = (2,83 x 0,071) + (2,92 x 0,071) + (2,96 x 0,071) +

(2,86 x 0,071) + (3,01 x 0,071) + (2,98 x 0,071) + (2,87 x 0,071) + (2,98 x 0,071)

+ (2,97 x 0,071) + (2,99 x 0,071) + (3,14 x 0,071) + (2,93 x 0,071) + (2,95 x

0,071) + (3,04 x0,071) = 2,94

Dengan demikian nilai indeks unit pelayanan hasilnya dapat disimpulkan

sebagai berikut.

1. Nilai IKM setelah dikonversi = Nilai Indeks Pelayanan X Nilai Dasar = 2,94

X 25 = 73,5

2. Mutu pelayanan B.

3. Kinerja unit pelayanan Baik.

Page 102: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

88

Dengan mendasarkan pada Tabel 3.1. tentang nilai persepsi, interval

IKM, interval konversi IKM, mutu pelayanan dan kinerja unit pelayanan, maka

dengan nilai indeks untuk pelayanan KK/KTP di Kecamatan Puhpelem sebesar

2,94, nilai ini dapat dikonversikan dengan nilai dasar 25 yang hasilnya adalah

73,5. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dikatakan bahwa mutu pelayanan di

unit pelayanan KK/KTP tersebut adalah B, yang artinya tingkat kinerja pelayanan

KK/KTP di Kecamatan Puhpelem adalah baik.

4.2. Pembahasan

Pada bagian sub-bab ini berisikan pembahasan terhadap hasil penelitian

berdasarkan temuan di lapangan sebagai jawaban atas tujuan penelitian yang

hendak dicapai. Pembahasan tersebut meliputi tingkat aksesibilitas masyarakat

terhadap pelayanan KK/KTP pasca pemekaran wilayah, kinerja pelayanan

KK/KTP, dan indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan KK/KTP. Perlu

diketahui, bahwa berdasarkan UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah,

tujuan dari pemekaran wilayah itu sendiri yang melahirkan daerah otonom baru

adalah untuk meningkatkan pelayanan umum, dan pelayanan KK/KTP termasuk

dalam pelayanan tersebut. Konsekuensi logisnya menjadikan pelayanan tersebut

dekat dengan masyarakat pengguna/konsumen pelayanan itu.

4.2.1. Tingkat Aksesibilitas Masyarakat Terhadap Pelayanan KK/KTP

Pasca Pemekaran Wilayah

Kecamatan Puhpelem merupakan produk dari pemekaran wilayah dari

daerah induknya yaitu Kecamatan Bulukerto. Tindakan untuk memekarkan atau

membagi wilayah administratif ini salah satunya adalah untuk mendekatkan

Page 103: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

89

pelayanan publik kepada masyarakat dan salah satunya di sana terdapat pelayanan

publik untuk adminitrasi dasar berupa pelayanan KK/KTP. Mengenai semakin

dekatnya pelayanan tersebut merupakan harapan masyarakat yang artinya dengan

adanya pemekaran wilayah ini, pelayanan KK/KTP ini mudah untuk dijangkau

oleh masyarakat.

Dalam penelitian ini, hal tersebut dapat digambarkan ke dalam kerangka

tingkat aksesibilitas dengan membandingkan ukuran aksesibilitas yang terdiri

dari: jarak, waktu, dan biaya tempuhnya untuk dibandingkan setelah adanya

pemekaran wilayah dan dengan sebelumnya yang masih menjadi satu wilayah

administrasi bersama kecamatan induknya.

Membahas tingkat aksesibilitas terhadap pelayanan KK/KTP tersebut,

berdasarkan hasil penelitian yang digambarkan dalam Tabel 4.16. tentang

perbandingan jarak, waktu, dan biaya tempuh untuk menuju lokasi Kecamatan

Bulukerto-Puhpelem, menunjukkan adanya penghematan tempuh dari ketiga

ukuran aksesibilitas tersebut. Penghematan di sini dimaksudkan sebagai istilah

untuk mendeksripsikan bahwa ukuran aksesibilitas tersebut mengalami daya

jangkau yang semakin terjangkau. Hal ini dapat dilihat dari Tabel 4.16. tersebut,

bahwa masing-masing ketiga ukuran aksesibilitas mengalami selisih daya

jangkau, artinya tingkat aksesibilitas untuk menuju pusat di Kecamatan Puhpelem

pasca menjadi daerah otonom baru semakin mudah aksesnya.

Berdasarkan analasis di dalam Tabel 4.16. tersebut menunjukkan

penghematan dari tiap desa/kelurahan sebagai berikut: (1) Desa Golo dengan

penghematan jarak sebesar 2,5 km, (2) Desa Tengger dengan penghematan jarak

Page 104: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

90

3,2 km, (3) Desa Sukorejo dengan penghematan jarak 2,5 km, (4) Desa Nguneng

dengan penghematan jarak 2,1 km, (5) Kelurahan Giriharjo dengan penghematan

jarak 2,7 km, dan (6) Desa Puhpelem dengan penghematan jarak tempuh sebesar

5,8 km. Untuk waktu tempuh, masing-masing penghematannya adalah sebagai

berikut: (1) Desa Golo dengan penghematan waktu tempuh sebesar 2 menit 37

detik, (2) Desa Tengger dengan penghematan waktu 4 menit 37 detik, (3) Desa

Sukorejo dengan penghematan waktu 4 menit 48 detik, (4) Desa Nguneng dengan

penghematan waktu 2 menit 43 detik, (5) Kelurahan Giriharjo dengan

penghematan waktu 4 menit 58 detik, dan (6) Desa Puhpelem dengan

penghematan waktu tempuh sebesar 8 menit 26 detik. Sedangkan, untuk ukuran

aksesibilitas biaya tempuh rata-rata seluruh desa/kelurahan menunjukkan angka

penghematan biaya tempuh sebesar 5.000 rupiah. Khusus untuk Desa Puhpelem,

sebagian daya jangkau biaya tempuhnya tidak memerlukan biaya (0 rupiah),

dikarenakan kantor Kecamatan Puhpelem berada di Desa Puhpelem sendiri.

Dari paparan di atas, yang membahas mengenai gambaran perbandingan

daya jangkau untuk menuju lokasi kedua kecamatan tersebut terdapat selisih

penghematan dari masing-masing ukuran aksesibilitas terhadap pelayanan publik

berupa pelayanan KK/KTP. Pernyataan tersebut memiliki makna bahwa tingkat

aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan KK/KTP di Kecamatan Puhpelem

semakin mudah dan dekat pasca terjadinya pemekaran wilayah di daerah ini.

Mudahnya suatu lokasi dihubungkan dengan lokasi lainnya lewat jaringan

transportasi yang ada, berupa prasarana dan sarana angkut yang bergerak di

atasnya. Di sisi lain yaitu dari faktor medan di Kecamatan Puhpelem yang

Page 105: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

91

sebagian besar memiliki medan yang terjal tentu akan berpengaruh terhadap

kemudahan akses menuju lokasi pelayanan KK/KTP. Hal tersebut dapat dijawab

dengan melihat memadainya prasarana untuk menuju lokasi tersebut berupa jalan-

jalan mulai dari jalan makadam sampai jalan aspal yang telah terbangun di daerah

ini, sehingga koneksi antar ruangnya terjalin dengan jangkauan yang baik.

Sarana transportasi yang digunakan masih memanfaatkan jasa ojek dan

sebagian besarnya menggunakan alat transportasi pribadi berupa sepeda motor. Ini

dapat diketahui dari data Kecamatan Puhpelem Dalam Angka, bahwa ketersediaan

transportasi bus/bus mini dari tahun 2008 tidak ada, namun hal itu dapat diganti

dengan jasa layanan ojek. Untuk transportasi pribadi berupa sepeda motor sendiri

mengalami pertambahan yang signifikan pada tahun 2011 sebesar 24% dari angka

856 kendaraan pada tahun 2008 menjadi 3542 kendaraan pada tahun 2011.

Dengan adanya sarana dan prasarana tersebut maka membantu akses terhadap

pelayanan publik semakin mudah, karena pada prinsipnya faktor-faktor

aksesibilitas berupa jarak, waktu, dan biaya tempuh memperhatikan sarana dan

prasarana yang ada untuk melihat tingkat aksesibiltas suatu wilayah.

4.2.2. Tingkat Kinerja Pelayanan KK/KTP Pasca Pemekaran Wilayah

Aktivitas pelayanan publik di Kecamatan Puhpelem pasca terbentuknya

kecamatan ini pada tahun 2002, tentu telah menjadi hak otonom daerah ini untuk

mengatur daerahnya sendiri, termasuk dalam hal pelayanan KK/KTP untuk

diberikan pelayanannya kepada masyarakat. Tentu saja pula, setelah menjadi

kecamatan baru hasil dari pemekaran wilayah ini, dapat dinilai kinerja

pelayanannya dengan melihat kinerja petugas pelayanannya. Hasil dari kinerja

Page 106: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

92

pelayanan akan menjadi bahan acuan dan pertimbangan sebagai kontrol atas

penilaian masyarakat terhadap pelayanan KK/KTP yang diwujudkan dalam

kepuasan masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian, secara umum diperoleh hal yang positif dari

tiap-tiap rincian domain dengan penilaian secara silang informan. Maka dapat

digeneralisasikan melalui telaah hubungan antar domain-domain tersebut, bahwa

tingkat kinerja pelayanan publik untuk administrasi dasar berupa pelayanan

KK/KTP secara umum adalah baik. Terdapatnya beberapa kekurangan, seperti

pada domain pertama dan keenam yaitu kedisiplinan dan sikap petugas pelayanan,

maka hal tersebut akan menjadi sebuah koreksi yang diwadahi di dalam porsi

saran yang ditujukan terhadap pelayanan tersebut.

Kinerja pelayanan yang baik tersebut dapat dimasukkan ke dalam

kerangka dimensi kinerja seperti apa yang dikatakan oleh Robbins (dalam Amins

2012: 42) yang terdiri dari interaksi antara kemampuan (ability), motivasi

(motivation), dan kesempatan (opportunity). Ability merupakan kemampuan untuk

menetapkan dan atau melaksanakan suatu sistem pemanfaatan sumberdaya dan

teknologi secara efektif dan efisien guna mencapai hasil yang optimal. Motivation

adalah keinginan dan kesungguhan seorang pegawai untuk mengerjakan pekerjaan

dengan baik serta berdisplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal.

Opportunity adalah kesempatan yang dimiliki oleh pegawai secara individu dalam

mengerjakan, memanfaatkan waktu dan peluang untuk mencapai hasil tertentu.

Jika dihubungkan dengan kinerja petugas pelayanan KK/KTP di

Kecamatan Puhpelem berdasarkan hasil penelitian, kemampuan sumberdaya

Page 107: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

93

manusianya sudah dapat memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk membantu

proses pengerjaan tugasnya dengan baik, tetapi hanya saja terkadang sistem

jaringan dari teknologi tersebut yang masih kurang maksimal. Keinginan dan

kesungguhan petugas pelayanan dalam menyelelesaikan pekerjaannya seperti

penyeleseaian berkas pelayanan telah diupayakan cepat dan tepat waktu. Petugas

pelayanan juga telah memaksimalkan kesempatan pengerjaan secara optimal,

memanfaatkan waktu sesuai dengan target yang telah berlaku seperti pengurusan

KK/KTP dari masyarakat pengguna pelayanan. Interaksi dari ketiga dimensi

kinerja tersebut terbangun dengan baik sesuai fungsinya masing-masing.

Implikasinya adalah hasil kinerja baik hasil kuantitas dan kualitas yang

dicapai dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai public service

memberikan suatu produk yang memuaskan kepada masyarakat. Harapan

pelayanan publik yang prima dapat terwujud sebagai sebuah perwujudan kinerja

petugas pelayanan abdi masyarakat. Tujuan pemekaran wilayah untuk

mendekatkan pelayanan yang prima, tak berbelit-belit, dan terjangkau kepada

masyarakat telah tercapai.

4.2.3. Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan KK/KTP

Kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik merupakan wujud dari

penilaian/tanggapan masyarakat itu sendiri di mana mereka sebagai

pelanggan/konsumen pelayanan publik di daerah administrasinya. Penilaian

tersebut dapat menggambarkan bagaimana tingkat kinerja suatu unit pelayanan,

termasuk pelayanan KK/KTP. Hal ini dapat digunakan untuk melihat seperti apa

harapan masyarakat dan kebutuhan apa yang perlu diperbaiki oleh tiap unit

Page 108: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

94

penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. Mengetahui

kepuasan masyarakat terhadap suatu pelayanan publik, juga dapat sebagai bahan

untuk menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan tadi.

Penjelasan di atas dapat dituangkan dan diukur ke dalam Indeks

Kepuasan Masyarakat (IKM). Bagi masyarakat, hal ini dapat digunakan sebagai

gambaran tentang kinerja pelayanan KK/KTP di Kecamatan Puhpelem pasca

pemekaran wilayah. Berdasarkan hasil penelitian, ditunjukkan pada Tabel 4.19.

tentang penilaian masyarakat terhadap kinerja pelayanan KK/KTP, nilai indeks

untuk pelayanan KK/KTP di Kecamatan Puhpelem sebesar 2,94, nilai ini dapat

dikonversikan dengan nilai dasar 25 yang hasilnya adalah 73,5. Sehingga dapat

diketahui bahwa secara mutu pelayanan memiliki nilai B dan itu bermakna kinerja

pada unit pelayanan KK/KTP tersebut baik. Suatu kinerja pelayanan publik yang

memiliki kualitas yang baik merupakan hal yang pokok dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat, sehingga ada kepuasan pelanggan pelayanan yang

dicapai.

Dengan nilai IKM yang bermakna kinerja pelayanan yang baik ini,

masyarakat berarti merasa puas terhadap pelayanan KK/KTP di Kecamatan

Puhpelem. Kinerja pelayanan yang diberikan oleh aparatur penyelenggara

pelayanan publik ini dapat dikatakan prima, yang artinya proses dan produk

layanannya baik. Sehingga, dengan masyarakat yang merasakan kepuasan atas

pelayanan publik ini, menjadi indikasi bahwa keberhasilan pemekaran wilayah

untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat tercapai. Semakin dekatnya

pelayanan dan dirasakannya kinerja pelayanan yang baik, maka tak ada lagi

Page 109: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

95

keengganan masyarakat untuk berhubungan langsung dengan pelayanan publik

yang ada, terlebih juga tingkat aksesibilitas wilayahnya memiliki akses yang

mudah untuk menuju ke lokasi tersebut.

Page 110: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

96

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai studi pelayanan

publik untuk pelayanan administrasi dasar berupa pelayanan KK/KTP di

Kecamatan Puhpelem pasca pemekaran wilayah pada tahun 2002, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut.

1. Aksesibilitas wilayah terkait lokasi pelayanan KK/KTP di Kecamatan

Puhpelem semakin dekat, jika dibandingkan sebelum terjadinya pemekaran

wilayah (masih satu administratif dengan kecamatan induk).

2. Kinerja pelayanan KK/KTP di Kecamatan Puhpelem pasca pemekaran wilayah

secara umum memiliki tingkat kinerja yang baik.

3. Kepuasan masyarakat terhadap pelayanan KK/KTP melalui penilaian kinerja

pelayanan KK/KTP dengan analisis Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang

didasarkan pada Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

25 Tahun 2004 dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan publik

menunjukkan hasil nilai indeks yang positif yaitu 73,5 yang artinya kinerja

pelayanannya baik.

5.2. Saran

1. Bagi Pemerintah Daerah Kecamatan Puhpelem, dalam hal ini dipimpin oleh

camat setempat bisa dilakukan fasilitasi perbaikan infrastruktur jalan yang

rusak, terutama yang letaknya berada di perbukitan. Berdasarkan pengamatan

di lapangan, terdapat jalan yang rusak dan perlu perbaikan. Juga untuk

Page 111: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

97

permasalahan sarana angkutan umum yang belum tersedia untuk menjadi

perhatian pemerintahan setempat. Hal ini dikarenakan berkaitan langsung

dengan akses masyarakat untuk menuju lokasi kecamatan setempat dalam

pengurusan pelayanan publik. Selain itu, supaya permasalahan kecepatan

penyelesaian berkas pelayanan, sistem internet sebagai sarana untuk

menerbitkan berkas pelayanan untuk diperbaiki teknisnya.

2. Bagi petugas pelayanan KK/KTP, unsur pelayanan yang memiliki penilaian

yang sudah baik supaya dipertahankan dan unsur pelayanan yang masih kurang

seperti kedisiplinan petugas untuk lebih ditingkatkan. Hal itu semata-mata

dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik tersebut kepada

masyarakat.

3. Bagi masyarakat sebagai pelanggan/konsumen pelayanan, untuk tidak sungkan

jika memang diperlukan adanya saran maupun kritikan, juga keluhan kaitannya

dengan pelayanan KK/KTP karena kecamatan setempat pada prinsipnya

menerima hal tersebut. Hal ini juga demi untuk perbaikan dan peningkatan

kualitas pelayanannya.

Page 112: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

98

DAFTAR PUSTAKA

Amins, A. 2012. Manajemen Kinerja Pemerintahan Daerah. Yogyakarta : LaksBang PRESSindo

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik (Ed. Revisi VI). Jakarta : Rineka Cipta

Darmawan et. al. 2008. Studi Evaluasi Dampak Pemekaran Daerah 2001-2007. Dokumen BAPPENAS

INA. (24 April 2012) “Enam Daerah Berkinerja Rendah,” Kompas

Martono, N. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif : Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder (Ed. Revisi). Jakarta : RajaGrafindo Persada

Miro, F. 2004. Perencanaan Transportasi : Untuk Mahasiswa, Perencana, dan Praktisi. Jakarta : Erlangga

Nasir, et. al. 2003. Pengukuran Kinerja Pemerintahan Daerah. Prosiding Seminar Nasional. Yogyakarta

Oktaviana, M.G., H. Sulistio, A. Wicaksono. 2011. Strategi pengembangan transportasi antar wilayah di Provinsi Papua Barat. Jurnal Rekayasa Sipil. 5/3: 182

Prastowo, A. 2011. Metode Penelitian Kualitatif: Dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Safroni, L. 2012. Manajemen dan Reformasi Pelayanan Publik Dalam Konteks Birokrasi Indonesia : Teori, Kebijakan, dan Implementasi. Yogyakarta : Aditya Media Publishing

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Tarigan, A. 2010. ‘Dampak Pemekaran Wilayah’. Dalam Majalah Perencanaan Pembangunan Edisi 01/Tahun XVI/2010 Hal. 25

Tika, Pabundu M., 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Aksara

UU RI No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

KEPMENPAN No. 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik

KEPMENPAN No. 25/KEP/M. PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah

Page 113: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

99

LAMPIRAN

Page 114: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

100

LAMPIRAN I:

INSTRUMEN PENELITIAN

Page 115: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

99

Instrumen Aksesibilitas Desa-desa ke Lokasi

Kecamatan Bulukerto

No Desa

Daya Jangkau/Tempuh

Jarak Waktu Biaya

(Km) (Menit) (Rp.)

1 Golo

2 Tengger

3 Sukorejo

4 Nguneng

5 Giriharjo

6 Puhpelem

Page 116: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

100

Instrumen Aksesibilitas Desa-desa ke Lokasi

Kecamatan Puhpelem

No Desa

Daya Jangkau/Tempuh

Jarak Waktu Biaya

(Km) (Menit) (Rp.)

1 Golo

2 Tengger

3 Sukorejo

4 Nguneng

5 Giriharjo

6 Puhpelem

Page 117: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

101

KISI-KISI INSTRUMEN KINERJA PELAYANAN KK/KTP

Domain Rincian Domain 1. Kedisiplinan

- Waktu kerja dalam melayani masyarakat sesuai

ketentuan yang berlaku - Ketepatan waktu petugas datang ke kantor

2. Tanggungjawab - Menyelesaikan berkas pelayanan dengan tepat

3. Keterampilan - Kemampuan petugas memberikan/menyelesaikan pelayanan

4. Kegigihan/etos kerja - Kecepatan petugas menyelesaikan pelayanan sesuai target

5. Keterbukaan - Keteraturan pemberian alur pelayanan - Kesesuaian pemberian persyaratan pelayanan - Kewenangan yang diemban sesuai dengan jabatan - Kepastian petugas dalam menetapkan biaya pelayanan

sesuai aturan

6. Sikap - Sikap ramah dan sopan dalam melayani

7. Keadilan - Menampung semua kebutuhan/keluhan pelayanan tanpa diskriminasi

8. Kesediaan untuk dikritik - Mau menerima kritik dari masyarakat 9. Kesediaan menerima keluhan - Mau menerima keluhan masyarakat soal pelayanan

untuk diselesaikan

Page 118: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

102

ANGKET PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN KK/KTP DI KECAMATAN

PUHPELEM KABUPATEN WONOGIRI PASCA PEMEKARAN TAHUN 2002

Disusun guna untuk menyelesaikan skripsi pada Universitas Negeri Semarang

oleh Fajar Tri Kuncoro

JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013

Page 119: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

103

ANGKET PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT

JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PUBLI K

Bapak/Ibu/Saudara yang terhormat,

Survei ini dimaksudkan untuk mengetahui kepuasan masyarakat sebagai pelanggan/konsumen terhadap pelayanan publik untuk pelayanan administrasi dasar, yakni berupa pelayanan KK dan KTP di Kecamatan Puhpelem pasca pemekaran tahun 2002 silam. Mengenai tingkat kepuasan masyarakat tersebut, dapat diperoleh dari perhitungan INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT. Indeks tersebut diperoleh berdasarkan pendapat masyarakat yang dikumpulkan melalui SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP UNIT PELAYANAN PUBLIK.

Survei ini MENANYAKAN PENDAPAT masyarakat mengenai pengalaman dalam memperoleh pelayanan instansi pemerintah atas penyelenggaraan pelayanan.

PERTANYAAN SENGAJA DIRANCANG SESEDERHANA MUNGKIN, untuk tidak mengambil waktu Bapak/Ibu/Saudara yang sangat berharga. Pendapat Bapak/Ibu/Saudara akan sangat membantu keberhasilan survei ini sebagai dasar penyusunan indeks kepuasan masyarakat dalam upaya peningkatan mutu pelayanan publik.

Jawaban hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian.

Atas perhatian dan partisipasinya, saya mengucapkan terima kasih.

(Fajar Tri Kuncoro)

Page 120: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

104

JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PUBLI K

BIDANG : Administrasi Dasar UNIT PELAYANAN : KK/KTP ALAMAT : Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri

( Wonogiri, …… Mei 2013 )

1. Tujuan survei ini adalah untuk memperoleh gambaran secara obyektif mengenai kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik (KK/KTP).

2. Nilai yang diberikan oleh masyarakat diharapkan sebagai nilai yang dapat dipertanggungjawabkan.

3. Hasil survei ini akan digunakan untuk bahan penyusunan indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik yang sangat bermanfaat sebagai data pendukung penelitian.

4. Keterangan nilai yang diberikan bersifat terbuka dan tidak dirahasiakan. 5. Survei ini tidak ada hubungannya dengan pajak ataupun politik .

I. DATA MASYARAKAT (RESPONDEN) Diisi peneliti

(Lingkari kode angka sesuai jawaban masyarakat/responden)

Nama responden ……………………………………….

Umur ……………………………………….

Jenis kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan

Pendidikan terakhir 1. SD ke bawah 4. Diploma 2. SMP 5. S1 3. SMA 6. S2 ke atas Pekerjaan utama 1. PNS/TNI/Polri 4. Pelajar/Mahasiswa 2. Pegawai Swasta 5. Petani 3. Wiraswasta/Usahawan

Page 121: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

105

II. PENDAPAT RESPONDEN TENTANG PELAYANAN PUBLIK (Lingkari kode huruf sesuai jawaban masyarakat/responden)

1. Bagaimana pendapat Saudara tentang kemudahan P*) prosedur/tahapan pelayanan di unit ini? (Dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan) a. Tidak mudah 1 b. Kurang mudah 2 c. Mudah 3 d. Sangat mudah 4

2. Bagaimana pendapat Saudara tentang kesesuaian persyaratan

pelayanan dengan jenis pelayanan? (Dilihat dari persyaratan yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan) a. Tidak sesuai 1 b. Kurang sesuai 2 c. Sesuai 3 d. Sangat sesuai 4

3. Bagaimana pendapat Saudara tentang kejelasan dan kepastian petugas yang melayani? (Dilihat dari nama, jabatan, serta kewenangan dan tanggungjawabnya) a. Tidak jelas 1 b. Kurang jelas 2 c. Jelas 3 d. Sangat jelas 4

4. Bagaimana pendapat Saudara tentang kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan? (Dilihat dari waktu kerja dalam melayani masyarakat sesuai ketentuan yang berlaku) a. Tidak disiplin 1 b. Kurang disiplin 2 c. Disiplin 3 d. Sangat disiplin 4

5. Bagaimana pendapat Saudara tentang tanggungjawab petugas dalam memberikan pelayanan? a. Tidak bertanggungjawab 1 b. Kurang bertanggungjawab 2 c. Bertanggungjawab 3 d. Sangat bertanggungjawab 4

6. Bagaimana pendapat Saudara tentang kemampuan petugas

dalam memberikan pelayanan? (Dilihat dari keahlian dan ketrampilan petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan) a. Tidak mampu 1 b. Kurang mampu 2 c. Mampu 3 d. Sangat mampu 4

7. Bagaimana pendapat Saudara tentang kecepatan pelayanan di unit ini? (Dilihat dari target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan) a. Tidak cepat 1 b. Kurang tepat 2 c. Tepat 3 d. Sangat tepat 4

8. Bagaimana pendapat Saudara tentang keadilan untuk P*) mendapatkan pelayanan di unit ini? (Dilihat daripelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golongan/status masyarakat) a. Tidak adil 1 b. Kurang adil 2 c. Adil 3 d. Sangat adil 4

9. Bagaimana pendapat Saudara tentang kesopanan dan keramahan petugas dalam memberikan pelayanan? a. Tidak sopan dan tidak ramah 1 b. Kurang sopan dan kurang ramah 2 c. Sopan dan ramah 3 d. Sangat sopan dan sangat ramah 4

10. Bagaimana pendapat Saudara tentang kewajaran biaya untuk mendapatkan pelayanan? (Dilihat dari biaya untuk mendapatkan pelayanan yang murah/terjangkau atau terlalu mahal) a. Tidak wajar 1 b. Kurang wajar 2 c. Wajar 3 d. Sangat wajar 4

11. Bagaimana pendapat Saudara tentang kesesuaian biayaantara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan? (Misalnya biaya telah ditetapkan lewat tulisan yang ditempel di kantor sebesar sekian rupiah) a. Selalu tidak sesuai 1 b. Kadang-kadang sesuai 2 c. Banyak sesuainya 3 d. Selalu sesuai 4

12. Bagaimana pendapat Saudara tentang ketepatan pelaksanaan terhadap jadwal waktu pelayanan? (Misalnya pelayanan dibuka mulai pukul 07.00-15.00 WIB) a. Selalu tidak tepat 1 b. Kadang-kadang tepat 2 c. Banyak tepatnya 3 d. Selalu tepat 4

13. Bagaimana pendapat Saudara tentang kenyamanan di lingkungan unit pelayanan? (Dilihat dari kebersihan, kerapian, dan teraturnya sarana dan prasarana yang ada)

a. Tidak nyaman 1 b. Kurang nyaman 2 c. Nyaman 3 d. Sangat nyaman 4

14. Bagaimana pendapat Saudara tentang keamanan pelayanan di unit ini?

a. Tidak aman 1 b. Kurang aman 2 c. Aman 3 d. Sangat aman 4

Page 122: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

106

LAMPIRAN II:

REKAPITULASI DATA PROFIL RESPONDEN

Page 123: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

106

PROFIL RESPONDEN MASYARAKAT PELANGGAN PELAYANAN KK/KTP

DI KECAMATAN PUHPELEM

No. Resp.

Umur Jenis Kelamin

Pendidikan Pekerjaan

1 23 1 2 5 2 60 2 1 5 3 51 2 1 5 4 38 2 2 5 5 40 2 2 5 6 27 1 2 5 7 28 2 2 5 8 24 1 2 3 9 28 1 3 3 10 49 1 1 5 11 45 2 2 5 12 52 2 1 5 13 51 1 1 5 14 55 1 1 5 15 35 2 2 5 16 28 2 3 5 17 45 1 1 5 18 50 1 2 5 19 55 1 1 2 20 60 2 1 5 21 37 1 2 2 22 25 1 2 3 23 28 1 2 5 24 40 1 2 5 25 19 2 3 4 26 28 1 3 2 27 42 1 1 5 28 57 1 3 3 29 41 2 2 3 30 29 1 2 3 31 41 1 1 5 32 30 1 2 3 33 58 1 1 5 34 21 2 2 5 35 38 1 2 5

Page 124: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

107

36 55 1 1 5 37 20 1 3 3 38 28 1 5 1 39 26 2 2 5 40 30 1 2 5 41 30 1 1 2 42 40 1 1 5 43 70 2 1 5 44 35 1 2 3 45 48 1 5 1 46 18 2 2 4 47 31 1 4 3 48 40 2 2 5 49 40 1 2 5 50 32 2 2 3 51 45 1 1 5 52 65 2 1 5 53 24 1 3 2 54 56 1 1 5 55 22 2 3 3 56 41 2 2 5 57 26 1 2 5 58 31 2 2 5 59 39 1 3 2 60 63 1 1 5 61 45 2 1 5 62 52 2 1 5 63 23 1 3 4 64 28 2 2 5 65 38 2 3 5 66 21 1 2 5 67 56 2 1 5 68 28 2 2 5 69 30 1 1 3 70 33 2 4 3 71 38 1 2 3 72 30 2 3 3 73 50 1 2 5 74 25 1 3 3 75 46 2 1 5 76 31 2 2 5 77 32 2 2 3

Page 125: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

108

78 60 1 1 5 79 38 2 2 3 80 54 1 1 5 81 32 2 2 3 82 50 1 1 5 83 25 2 3 3 84 45 2 1 5 85 28 1 1 5 86 25 1 2 3 87 45 1 2 3 88 70 2 1 5 89 63 1 1 5 90 47 2 1 5 91 41 2 1 2 92 25 2 5 2 93 61 1 1 5 94 52 1 1 5 95 41 2 1 5 96 50 2 1 5 97 47 1 1 5 98 38 2 2 5 99 49 2 1 5 100 51 1 1 5 101 35 1 3 3 102 35 1 1 5 103 35 1 2 5 104 23 1 2 5 105 30 1 2 5 106 30 1 2 5 107 45 1 1 5 108 53 1 2 2 109 41 2 1 5 110 48 1 5 1 111 76 1 1 5 112 61 1 1 5 113 54 1 5 1 114 52 1 1 5 115 75 2 1 2 116 49 1 1 5 117 24 1 2 3 118 35 1 1 5 119 56 2 1 5

Page 126: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

109

120 80 1 1 5 121 60 1 1 3 122 35 1 2 5 123 59 2 1 5 124 60 2 1 5 125 61 2 1 5 126 56 1 1 5 127 25 1 3 5 128 56 1 1 5 129 30 1 2 5 130 38 1 2 3 131 25 1 3 5 132 35 1 2 5 133 17 1 2 5 134 40 2 1 5 135 40 2 2 5 136 60 1 1 5 137 21 2 2 5 138 22 2 2 3 139 40 1 3 5 140 60 1 1 5 141 31 1 2 5 142 27 1 2 3 143 23 2 3 3 144 24 1 3 5 145 45 2 1 5 146 41 1 1 5 147 44 1 1 5 148 62 1 1 5 149 54 1 1 3 150 57 1 1 5

Page 127: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

110

LAMPIRAN III:

PENGOLAHAN DATA INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM)

Page 128: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

111

PENGOLAHAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT PER RESPONDEN DAN PER UNSUR PELAYANAN

UNIT PELAYANAN: KK/KTP

ALAMAT: KEC. PUHPELEM KAB. WONOGIRI

No. Urut NILAI PER UNSUR PELAYANAN

Responden U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9 U10 U11 U12 U13 U14

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3

2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

6 2 3 4 2 3 3 2 4 3 3 4 2 2 3

7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

8 4 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3

9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

10 3 3 3 3 3 3 3 3 - 3 4 3 2 3

11 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4

12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

13 - 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3

14 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3

15 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3

16 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 2 2 2 2

17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

18 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4

19 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4

20 1 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3

21 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

22 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3

23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

25 1 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3

26 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4

27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3

28 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

29 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2

30 1 2 1 1 2 - 2 2 3 1 2 2 3 3

31 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

32 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2

33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

34 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3

35 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3

36 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4

Page 129: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

112

37 1 1 2 2 2 3 1 - - - - - - -

38 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

39 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

40 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4

41 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 4

42 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

43 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3

44 2 2 1 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3

45 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3

46 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3

47 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

48 3 3 3 - 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4

49 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4

50 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2

51 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3

52 3 3 3 3 - 3 3 3 3 3 3 3 3 3

53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

54 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

55 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3

56 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

57 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

58 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

59 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4

60 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3

61 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

62 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

63 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

64 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

65 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

66 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

67 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

68 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

69 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3

70 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2

71 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2

72 1 2 2 2 2 3 2 - - - - - - -

73 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3

74 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3

75 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

76 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

77 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2

78 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4

79 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2

Page 130: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

113

80 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

81 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

82 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4

83 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3

84 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

85 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

86 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2

87 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3

88 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

89 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3

90 3 3 3 3 - 3 3 3 3 3 4 3 2 3

91 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3

92 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3

93 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3

94 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3

95 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

96 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

97 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

98 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

99 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

100 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

101 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

102 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

103 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

104 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

105 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4

106 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

107 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

108 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4

109 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

110 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

111 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

112 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

113 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3

114 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

115 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3

116 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

117 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

118 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

119 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3

120 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

121 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 4 1 3 3

122 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Page 131: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

114

123 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3

124 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

125 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3

126 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3

127 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3

128 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3

129 3 3 3 4 3 3 3 3 - 3 3 3 3 3

130 2 3 3 2 3 2 3 1 2 2 2 2 3 3

131 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3

132 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

133 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 - 3 3

134 3 4 3 3 - 4 3 3 4 3 3 3 3 3

135 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 2 2 2 2

136 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3

137 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

138 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

139 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

140 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

141 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

142 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

143 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2

144 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

145 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

146 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

147 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3

148 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3

149 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

150 3 - 4 - 3 3 3 3 - 4 3 3 4 3

Jumlah nilai

421 435 444 423 442 444 431 441 430 443 464 430 436 450 per unsur

NRR per unsur=

Jml nilai per unsur/ 2,83 2,92 2,96 2,86 3,01 2,98 2,87 2,98 2,97 2,99 3,14 2,93 2,95 3,04

Jml kusioner yg terisi

NRR tertimbang 0,20 0,21 0,21 0,20 0,21 0,21 0,20 0,21 0,21 0,21 0,22 0,21 0,21 0,22 2,94

per unsur = NRR per

unsur x 0,071

IKM unit pelayanan

73,5

Keterangan :

U1-U14 = Unsur pelayanan

NRR

= Nilai rata-rata

IKM

= Indeks kepuasan masyarakat

*)

= Jml NRR IKM tertimbang

**)

= IKM unit pelayanan x 25

Page 132: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

115

LAMPIRAN IV:

DAFTAR RESPONDEN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT

Page 133: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

116

DAFTAR RESPONDEN KEPUASAN MASYARAKAT KECAMATAN PUHPELEM

NO. NAMA ALAMAT

NO. NAMA ALAMAT

RESP. RESP.

1 Didik Nurwanto Golo 31 Suratno Tengger

2 Wagi Puhpelem 32 Parno Nguneng

3 Sarinem Tengger 33 Partarejo Tengger

4 Parti Tengger 34 Yuyun Sukorejo

5 Sri Lestari Sukorejo 35 Parni Sukorejo

6 Sriwiyadi Golo 36 Suwarno Puhpelem

7 Wiwik Widianingsih Tengger 37 Topik Nguneng

8 Waris Golo 38 Robingan Pendem, Nguneng

9 Juwanto Tengger 39 Fitriana Tengger

10 Muhadi Golo 40 Suratno Golo

11 Sarniati Puhpelem 41 Sri Rahayu Golo

12 Lanjar Sukorejo 42 Rakiman Golo

13 Sumaryono Golo 43 Yatmi Giriharjo

14 Sumarno Sukorejo 44 Jarwo Nguneng

15 Marni Golo 45 Katno Giriharjo

16 Lastri Nguneng 46 Ike Diastuti Giriharjo

17 Suroso Tengger 47 Heri Setyawan Giriharjo

18 Samino Puhpelem 48 Lamini Puhpelem

19 Warsono Warso Golo 49 Karimun Puhpelem

20 Wagiyem Golo 50 Sudarti Sumber, Nguneng

21 Prianto Nguneng 51 Harto Golo

22 Sugeng Riyadi Nguneng 52 Wiji Golo

23 Suyitno Tengger 53 Sarji Sempon, Golo

24 Sukamto Golo 54 Suwarno Krapyak, Tengger

25 Desi Puspitasari Giriharjo 55 Lilis S. Nguneng

26 Triyas Puhpelem 56 Maya Indriyatik Growong, Giriharjo

27 Wiratno Giriharjo 57 Edi Listiyanto Tengger

28 Sutrisno Giriharjo 58 Fitriyani Sayutan, Sukorejo

29 Rakiyem Nguneng 59 Miskun Puhpelem

30 Lanjar Nguneng 60 Parto Diman Growong, Giriharjo

Page 134: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

117

NO. NAMA ALAMAT

NO. NAMA ALAMAT

RESP. RESP.

61 Martini Genengrejo, Sukorejo 93 Martono Giriharjo

62 Katiyem Sukorejo 94 Parni Golo

63 Eko Prasetyo Sukorejo 95 Giharsi Tengger

64 Purwati Sukorejo 96 Minem Golo

65 Rusmini Sukorejo 97 Paimin Golo

66 Agus Mustofa Sukorejo 98 Kastini Tengger

67 Painah Sukorejo 99 Marsi Tengger

68 Wijayanti Eka P. R. Sukorejo 100 Parni Tengger

69 Sarsono Sarmi Nguneng 101 Sriyanto Golo

70 Endang S. Nguneng 102 Narmin Tengger

71 Murti Nguneng 103 Sarni Golo

72 Ana Nguneng 104 Heru Dianto Tengger

73 Didik Sulityanto Nguneng 105 Paryono Golo

74 Kadiran Nguneng 106 Jarwanto Tengger

75 Sujiyem Tengger 107 Tukimun Giriharjo

76 Partun Golo 108 Ramlan Puhpelem

77 Puryani Nguneng 109 Murniati Giriharjo

78 Yahman Puhpelem 110 Suyatno Giriharjo

79 Saryono Nguneng 111 Sakiman Giriharjo

80 Warni Sukorejo 112 Suwarno Tengger

81 Sunarti Nguneng 113 Kasdi Giriharjo

82 Sardi Puhpelem 114 Tiran Giriharjo

83 Winarsih Nguneng 115 Suparmi Giriharjo

84 Sunarsi Tengger 116 Marno Tengger

85 Yato Tengger 117 Hariyanto Tengger

86 Pepi Nguneng 118 Tarnianto Tengger

87 Marijo Nguneng 119 Tariyem Giriharjo

88 Sarijem Golo 120 Kariyo Jepun Giriharjo

89 Karso Wiyono Golo 121 Yanto Giriharjo

90 Surip Golo 122 Darori Puhpelem

91 Wahyuni Golo 123 Misisnem Puhpelem

92 Nurul Khotimah Nguneng 124 Kelip Puhpelem

Page 135: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

118

NO. NAMA ALAMAT

RESP.

125 Wagiyem Puhpelem

126 Sakat Golo

127 Agus Triyanto Puhpelem

128 Karmanto Puhpelem

129 Tarni-Ardiansyah Puhpelem

130 Watiyo Nguneng

131 Agus Rudianto Golo

132 Paino Golo

133 Riri Aris Kurniawan Puhpelem

134 Marni Puhpelem

135 Rusmini Nguneng

136 Suyat Golo

137 Lika Nurhayati Puhpelem

138 Fitri Tengger

139 Riyanto Wibowo Golo

140 Wiranto Golo

141 Sugeng Riyanto Golo

142 Yoko Nguneng

143 Endah Nguneng

144 Purwanto Budiyanto Golo

145 Karsi Tengger

146 Yardi Tengger

147 Wakiran Golo

148 Karmin Puhpelem

149 Taryono Tarmin Sukorejo

150 Warno Puhpelem

Page 136: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

119

LAMPIRAN V:

DOKUMENTASI LAPANGAN

Page 137: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

120

Halaman pendopo Kecamatan Puhpelem

Halaman depan kantor pengurusan KK/KTP

Page 138: STUDI PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN PUHPELEM KAB …lib.unnes.ac.id/19953/1/3211409006.pdf · 2014-04-16 · Pengukuran aksesibilitas dilakukan dengan membandingkan unsur jarak, waktu

121

Ruang komputer pengurusan KK/KTP

Petugas Didukcapil sedang mengerjakan pengurusan KK/KTP