penerapan strategi pembelajaran aktifetheses.iainponorogo.ac.id/9503/1/skripsi_destia nara...ipa...
TRANSCRIPT
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF
TEAM QUIZ DIKOLABORASIKAN DENGAN SMALL
GROUP DISCUSSION UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN SISWA KELAS V MATA PELAJARAN
IPA DI SD TARBIYATUL ISLAM KERTOSARI
PONOROGO
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
OLEH
DESTIA NARA OKTASIWI
NIM : 210616205
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH
IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
APRIL 2020
i
ABSTRAK
Oktasiwi, Destia Nara. 2020. Penerapan Strategi
Pembelajaran Aktif Team Quiz Dikolaborasikan
Dengan Small Group Discussion Untuk
Meningkatkan Keaktifan Siswa Kelas V Mata
Pelajaran IPA Di SD Tarbiyatul Islam Kertosari
Ponorogo Tahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi.
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo.
Pembimbing, Hanin Niswatul Fauziah, M. Si.
Kata Kunci: Team Quiz Dikolaborasikan Dengan Small
Group Discussion, Keaktifan Siswa
Penelitian ini dilatar belakangi oleh
rendahnya tingkat keaktifan siswa kelas V SD
Tarbiyatul Islam Kertosari Ponorogo mengenai
mata pelajaran IPA. Hal ini disebabkan karena
kurang efektifnya penggunaan strategi aktif pada
proses pembelajaran mata peelajaran IPA.
Penelitian ini bertujuan (1) Untuk
mendeskripsikan penerapan strategi pembelajaran
aktif team quiz dikolaborasikan dengan small group
discussion pada mata pelajaran IPA kelas V di SD
Tarbiyatul Islam Kertosari Ponorogo. (2) Untuk
mendeskripsikan peningkatan keaktifan siswa
menggunakan strategi pembelajaran aktif team quiz
dikolaborasikan dengan small group discussion
pada mata pelajaran IPA kelas V di SD Tarbiyatul
Islam Kertosari Ponorogo.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yaitu penelitian yang berupa
pengkajian masalah-masalah pembelajaran di
ii
dalam kelas yang tidak di-setiing untuk
kepentingan penelitian secara khusus, akan tetapi
PTK berlangsung dalam keadaan situasi dan
kondisi yang riil tanpa direkayasa. Adapun subjek
penelitian adalah siswa-siswi kelas V SD
Tarbiyatul Islam Kertosari Ponorogo yang
berjumlah 28 siswa. Sedangkan objek penelitiannya
adalah keaktifan siswa. Pengumpulan data
menggunakan teknik observasi dan tes.
Dari analisis data ditemukan (1) Penerapan
strategi team quiz dikolaborasikan dengan small
group discussion dimulai dari tahap pertama yaitu
Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok sesuai
dengan topik pokok bahasan. Kedua, siswa
berdiskusi secara berkelompok sesuai dengan topik
yang telah ditentukan oleh guru. Ketiga, kelompok
A memyampaikan hasil diskusi malaui presentasi.
Keempat, kelompok A memberikan pertayaan
kepada kelompok B, apabila kelompok B tidak bisa
menjawab bisa dilemparkan kepada kelompok lain,
dan seterusnya. Kelima, kelompok yang menjawab
dengan tepat akan diberi skor.
(2) Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
IPA materi sistem pencernaan mengalami
peningkatan. Dari hasil analisis, pada prasiklus
diperoleh nilai sebesar 30,88% dengan keterangan
sangat tidak aktif, siklus I diporeleh nilai sebaesar
67,64% dengan keterangan cukup aktif, dan siklus
II diperoleh nilai sebesar 86,02% dengan
keterangan aktif
Berdasarkan data tersebut, peneliti menyimpulkan
bahwa secara umum terjadi peningkatan keaktifan
siswa.
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi atas nama saudari:
Nama : Destia Nara Oktasiwi
NIM : 210616205
Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Fakultas : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul : Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Team
Quiz Dikolaborasikan Dengan Small Group
Discussion Untuk Meningkatkan Keaktifan
Siswa Kelas V Mata Pelajaran IPA Di SD
Tarbiyatul Islam Kertosari Ponorogo Tahun
Pelajaran 2019/2020
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji dalam ujian
munaqasah
Ponorogo, 22 April 2020
Pembimbing
Hanin Niswatul Fauziah, M.Si
NIP. 198704022015032003
iv
v
vi
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari
program pendidikan yang berisi rancangan
pembelajaran yang termuat dalam sebuah sistem
kurikulum. Kurikulum yang berlaku di Indonesia yaitu
“Kurikulum 2013 (K13)”. Kurikulum 2013
mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan
karakter pada siswa. Kurikulum tersebut dikemas
melalui sebuah tema yang disebut dengan pembelajaran
tematik terpadu.1
1Ichsan Anshory, Setiya Yunus Saputra, Delora Jantung
Amelia, Pembelajaran Tematik Integratif Pada Kurikulum 2013 Di
Kelas Rendah SD Muhammadiyah 07 Wajak, Jurnal (FKIP Universitas
Muhammadiyah Malang, 2018, Vol 4, No 1), 36. Diakses pada tanggal
25 Desember 2019, Pukul 09.00 WIB.
2
Pembelajaran Tematik merupakan salah satu
model dalam pembelajaran terpadu (intregated
instruction). Model pembelajaran tematik adalah model
pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan
tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk
memberikan pengalaman bermakana pada siswa.2
Implementasi pembelajaran tematik terpadu bersifat
empirik serta konstektual yang dapat menumbuhkan
pengetahuan siswa di sekolah dasar serta menghindari
sistem hafalan dalam belajar. Karena pada dasarnya
sistem pembelajaran tematik terpadu tidak hanya
menekankan pada kemampuan kognitif saja melainkan
kemampuan akeftif dan psikomotorik.
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
merupakan salah satu mata pelajaran yang masuk dalam
pembelajaran tematik terpadu di tingkat sekolah dasar.
2Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru, (Jakarta: Rajagrafindo Persada,2013), 254
3
Ilmu Pengetahuan Alam yang sering disebut juga
dengan istilah pendidikan sains, disingkat menjadi IPA.
IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam
kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada
jenjang sekolah dasar. Mata pelajaran IPA merupakan
mata pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh
sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang sekolah
dasar sampai sekolah menengah. 3
Berdasarkan observasi di lapangan pada tanggal
24 Februari 2020, memperlihatkan bahwa selama ini
proses pembelajaran IPA di sekolah dasar sangat
membosankan. Para guru sering menggunakan metode
ceramah yang bersifat teoritis sehingga siswa kurang
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Pada
proses pembelajaran guru belum menggunakan
berbagai pendekatan, model, dan strategi pembelajaran
3Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah
Dasar, (Jakarta : Prenadamrdia group, 2015), 165
4
yang beragam dan menarik berdasarkan karakter materi
pelajaran. Pelaksanaan proses pembelajaran yang
berlangsung di kelas hanya diarahkan untuk menghafal
materi, peserta didik dipaksa untuk mengingat berbagai
informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi
yang diporeleh serta diharapkan mampu untuk
menghubungkannya dengan situasi kehidupan sehari
hari. Untuk mencapai kegiatan pembelajaran IPA yang
menarik diperlukan serangkaian strategi sebagai
penunjang terwujudnya pembelajaran aktif dan efisien.
Strategi Pembelajaran merupakan cara
pengorganisasian isi pelajaran, penyampaian pelajaran
dan pengelolaan kegiatan belajar dengan menggunakan
berbagai sumber belajar yang dapat dilakukan guru
5
untuk mendukung terciptanya efektivitas dan efiiensi
proses pembelajaran4
Pada kenyataannya keekfektifan strategi
pembelajaran aktif dalam kegiatan belajar mengajar
kurikulum K13 masih rendah. Peserta didik seharusnya
dapat menggali pengetahuan secara aktif dan dapat
menghubungkan dengan situasi di kehidupan sehari-
hari. Salah satunya di SD Tarbiatul Islam Kertosari
Ponorogo sudah menerapkan kurikulum K13 sesuai
dengan aturan pemerintah. Berdasarkan hasil
wawancara dengan guru mata pelajaran IPA kelas V
sekaligus sebagai guru kelas V, menyatakan bahwa
pembelajaran IPA masih dominan menggunakan
metode ceramah, serta masih rendahnya tingkat
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran IPA. Ketika
guru memberikan pertanyaan mengenai materi yang
4 Darmansyah, Strategi Pembelajaran Menyenagkan dengan
Humor, (Jakarta : Bumi Aksara , 2011) hal 17
6
dipelajari, siswa justru hanya diam dan tidak terjadi
pembelajaran yang interaktif di kelas
Adapun permasalahan yang ada di sekolah
tersebut rendahnya keaktifan siswa pada mata pelajaran
IPA siswa kelas V di SD Tarbiyatul Islam Kertosari
Ponorogo. Pada saat guru memberikan pertanyaan
kepada siswa di tengah pembelajaran ataupun pada saat
review materi siswa hanya diam. Sebagian siswa yang
bisa menjawab tidak berani menyampaikan
pendapatnya karena siswa merasa ragu dengan jawaban
yang akan disampaikan itu salah. Sehingga siswa hanya
berbicara dengan teman sebangkunya diluar materi
yang diajarkan.
Untuk meningkatkan keaktifan siswa di kelas V
pada pelajaran IPA. seorang guru harus mampu
memilih strategi pembelajaran yang menarik dan
kreatif. Menentukan strategi pembelajaran aktif juga
7
harus memperhatikan dengan karakteristik isi materi
yang akan disampaikan. Adapun penelitian yang akan
dilakukan kali ini adalah dengan menggunakan strategi
aktif yang dapat meningkatkan keaktifan pada siswa.
Dengan demikian strategi yang dipilih untuk proses
pembelajaran pada mata pelajaran IPA yaitu strategi
pembelajaran aktif team quiz yang akan dikolaborasikan
dengan small group discussion. Team Quiz merupakan
suatu kegiatan tanya jawab antar kelompok. Dalam
kegiatan pembelajaran ini akan terjadi proses belajar
yang tidak membosankan karena adanya komunikasi
dan diskusi dari satu kelompok ke kelompok lain. 5
Sedangkan small group discussion merupakan suatu
proses pembelajaran yang melibatkan 3-5 siswa dalam
satu kelompok, yang memiliki tujuan untuk berdiskusi
5Ayu Lovenidiana. Kemampuan Komunikasi Siswa pada
Penerapan Pembelajaran Aktif. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
Unesa. 2014 Vol.3, No.3.
8
mengenai informasi atau pengetahuan masing-masing
anggota kelompok.6
Berdasarkan latar belakang diatas yang telah
dipaparkan di atas, maka perlu diadakan suatu
penelitian tindakan kelas (PTK) yang sesuai dengan
latar belakang yang berjudul: “Penerapan Strategi
Pembelajaran Aktif Team Quiz Dikolaborasikan
Dengan Small Group Discussion Untuk Meningkatkan
Keaktifan Siswa Kelas V Mata Pelajaran IPA di SD
Tarbiyatul Islam Kertosari Ponorogo Tahun Pelajaran
2019/2020”
6Fathia Niken Saraswati, Implementasi Metode Pembelajaran
Small Group Discussion Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Pada
Kompetensi Dasar Jurnal Penyesuaian Siswa Kelas X Akuntansi SMK
Muhammadiyah Kretek Tahun Ajaran 2017/2018, (Jurnal Pendidikan
Akuntansi Indonesia, 2018, Vol. XVI, No. 2)
9
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat
diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya strategi pembelajaran aktif pada mata
pelajaran IPA
2. Kurangnya minat belajar siswa terhadap mata
pelajaran IPA.
3. Kurangnya keaktifan siswa pada mata pelajaran IPA.
4. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA yang
kurang memuaskan.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Bagaimana penerapan strategi pembelajaran aktif
Team Quiz dikolaborasikan dengan Small Grup
10
Discussion dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran IPA di SD Tarbiyatul Islam Kertosari
Ponorogo Tahun Pelajaran 2019/2020?
2. Apakah penerapan strategi pembelajaran aktif Team
Quiz dikolaborasikan dengan Small Grup
Discussion dapat meningkatkan keaktifan belajar
siswa kelas V di SD Tarbiyatul Islam Kertosari
Ponorogo Tahun Pelajaran 2019/2020?
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka
tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah :
1. Mengetahui penerapan strategi pembelajaran aktif
Team Quiz dikolaborasikan dengan Small Grup
Discussion dalam pelaksanaan kegiatan
pembelajaran IPA di SD Tarbiyatul Islam
Kertosari Ponorogo Tahun Pelajaran 2019/2020
11
2. Meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran
IPA kelas V melalui penerapan strategi
pembelajaran aktif Team Quiz dikolaborasikan
dengan Small Grup Discussion di SD Tarbiyatul
Islam Kertosari Ponorogo Tahun Pelajaran
2019/2020
E. KONTRIBUSI HASIL PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Dari hasil penelitian yang dilakukan diharapkan
dapat memberikan informasi atau solusi terhadap
pengembangan ilmu pengetahuan dalam dunia
pendidikan yang berkaitan dengan tingkat keaktifan
siswa di kelas V mata pelajaran IPA khususnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
12
Siswa dapat meningkatkan keaktifan pada
mata pelajaran IPA melalui penerapan strategi
aktif Team Quiz dikolaborasikan dengan Small
Group Discussion
b. Bagi Guru
Guru diharapkan dapat meningkatkan
kreatifitas dan inovasi dalam proses
pembelajaran. Serta dapat menambah wawasan
dan informasi guru akan pentingnya penggunaan
strategi yang menarik sehingga terwujudnya
proses pembelajaran yang efektif.
c. Bagi Sekolah
Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
sekolah tersebut dalam mengambil langkah baik,
tindakan, dan sikap untuk meningkatkan keaktifan
siswa pada mata pelajaran IPA.
13
d. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini diharapkan
sarana pengembangan pengetahuan serta
pengalaman dalam menganalisis permasalahan
khususnya di bidang pendidikan. Mengetahui
sikap profesional yang baik dari guru, sehingga
kelak menjadi pendidik bisa mengaplikasikan
sikap tersebut dalam kegiatan pembelajaran siswa
di kelas.
F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Bab I, berisi tentang pendahuluan yang meliputi
latar belakang masalah, identifikasi masalah,
identifikasi dan pembatasan masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian. Bab pertama ini
dimaksudkan untuk memudahkan dalam memaparkan
data.
14
Bab II, berisi tentang kajian teori yang berisi
tentang telaah penelitiaan terdahulu kerangka berfikir,
hipotesis penelitian. Bab ini dimaksudkan untuk
memudahkan penelitian dalam menjawab hipotesis.
Bab III, berisi tentang model penelitian, yang
meliputi objek PTK, setting PTK, variable yang
diamati, prosedur PTK (Perencanaan, Pelaksanaan,
Obserfasi, dan Refleksi)
Bab IV, berisi tentang hasil penelitian tindakan
kelas yang meliputi: gambaran singkat lokasi penelitian,
penjelasan per-siklus, proses analisis dan data per-
siklus, pembahasan.
Bab V, berisi tentang bab terakhir dalam laporan
ini berisi tentang penutup meliputi: kesimpulan dan
saran. Bab ini dimaksudkan supaya pembaca dan
penulis mudah dalam melihat inti hasil penelitian.
16
BAB II
TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU,
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu
Telaah hasil penelitian terdahulu digunakan
untuk mendapatkan gambaran hubungan topik yang
akan diteliti dengan penelitian yang sejenis yang
pernah dilakukan oleh peneliti lain sebelumnya,
sehingga tidak ada pengulangan materi secara mutlak.
Rujukan penelitian terdahulu pada peneltian ini yaitu :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Putri Neti Auliani
tahun 2018 dengan judul “Pengaruh Strategi
Pembelajaran Aktif Quiz Team Terhadap
Motivasi Belajar Matematika Kelas V MI Kota
Jawa Bandar Lampung” dengan hasil penelitian
17
sebagai berikut : Penerapan strategi pembelajaran
aktif Quiz Team dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran matematika, hal
ini dibuktikan dengan didapatkan hasil dari uji t
independent dengan taraf signifikasi 0,05
diperoleh hasil thitung ttabel yaitu 2,491 2,035,
dengan demikian artinya Ho ditolak. Sehingga ada
pengaruh strategi pembelajaran aktif Quiz Team
terhadap motivasi belajar matematika kelas V MI
Kota Jawa Bandar Lampung.7 Persamaan dari
penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu sama-
sama meneliti strategi pembelajaran aktif Quiz
Team di kelas V. Untuk perbedaan dengan
penelitian sebelumnya, ini menggunakan
penelitian tindakan kelas dan penelitian
7Neti Auliani, Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Quiz
Team Terhadap Motivasi Belajar Matematika Kelas V MI Kota Jawa
Bandar Lampung, (SKRIPSI, Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung, 2018), ii.
18
eksperimen yang melibatkan dua kelas yaitu kelas
kontrol dan kelas eksperimen. Sedangkan pada
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti
menggunakan penelitian tindakan kelas untuk
mengetahui tingkat keaktifan siswa kelas V mata
pelajaran IPA menggunakan strategi aktif Team
Quiz dikolaborasikan dengan Small Group
Discussion.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ari
Christiani tahun 2014 dengan judul “Penerapan
Metode Small Group Discussion Dengan Model
Cooperative Learning Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Di Sekolah Dasar” dengan hasil
penelitian sebagai berikut : Penerapan Small
Group Discussion dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, hal ini dibuktikan dengan secara
klasikal hasil belajar siswa mengalami
19
peningkatan dengan persentase nilai yang
diperoleh pada siklus I persentase yang diperoleh
sebesar 62,96% dan siklus II sebesar 81,48%.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa penerapan
model Metode Small Group Discussion dengan
Model Cooperative Learning dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA.8
Persamaan dari penelitian yang akan peneliti
lakukan yaitu sama-sama meneliti Small Group
Discussion pada mata pelajaran IPA
menggunakan penelitian tindakan kelas. Untuk
perbedaan dengan penelitian sebelumnya, ini
hanya menggunakan Small Group Discussion.
Sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan
oleh peneliti menggunakan strategi aktif Team
8Ari Christiani,dkk, Penerapan Metode Small Group
Discussion Dengan Model Cooperative Learning Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Di Sekolah Dasar, (JPGSD, 2014, Vol. 02 No. 02),
1.
20
Quiz dikolaborasikan dengan Small Group
Discussion untuk mengetahui tingkat keaktifan
siswa kelas V mata pelajaran IPA.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Anita Retnowati
tahun 2012 dengan judul “Upaya Meningkatkan
Keaktifan Melalui Strategi Team Quiz
Dikolaborasikan Dengan Strategi Small Group
Discussion Dalam Proses Pembelajaran PKn
Pada Siswa Kelas VII G SMP Negeri 5
Karangayar Kabupaten Karngayar Tahun Ajaran
2011/2012”. dengan hasil penelitian sebagai
berikut : Penerapan strategi Team Quiz
dikolaborasikan dengan Strategi Small Group
Discussion dapat meningkatkan keaktifan
pembelajaran PKn pada siswa kelas VII G SMP
Negeri 5 Karangayar Kabupaten Karngayar
Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini dibuktikan
21
diperoleh hasil yaitu pada siklus I meningkat
menjadi 19 siswa (59,37%). Setelah dilakukan
tindakan yang direvisi pada siklus II yaitu melalui
penerapan strategi Team Quiz dikolaborasikan
dengan strategi Small Group Discussion
meningkat menjadi 26 siswa (81,25%). Hasil
penelitian ini sudah memenuhi indikator kinerja
yaitu 75%.9 Persamaan dari penelitian yang akan
peneliti lakukan yaitu sama-sama meneliti strategi
Team Quiz dikolaborasikan dengan Strategi Small
Group Discussion untuk meningkatkan keaktifan.
Untuk perbedaan dengan penelitian sebelumnya,
yaitu objek penelitian ini siswa SMP kelas VII.
Sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan
9Anita Retnowati, Upaya Meningkatkan Keaktifan Melalui
Strategi Team Quiz Dikolaborasikan Dengan Strategi Small Group
Discussion Dalam Proses Pembelajaran PKn Pada Siswa Kelas VII G
SMP Negeri 5 Karangayar Kabupaten Karngayar Tahun Ajaran
2011/2012, (SKRIPSI : Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012),
xviii.
22
oleh peneliti, penerapan strategi Team Quiz
dikolaborasikan dengan Strategi Small Group
Discussion untuk meningkatkan keaktifan pada
siswa kelas V SD Tarbiyatul Islam Kertosari
Ponorogo.
4. Penelitian yang Makhbubudin tahun 2012 dengan
judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif
Tipe Quiz Team Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Dan Aktifitas Siswa Pada Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial Di Kelas VII SMP Ar-
Rohman Krangkeng Kabupaten Indramayu”
dengan hasil penelitian sebagai berikut:
Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Quiz
Team Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan
Aktifitas Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial Di Kelas VII SMP Ar-
Rohman Krangkeng Kabupaten Indramayu. Hal
23
ini dibuktikan Aktivitas siswa pada siklus-I baik
(74,98%), siklus ke-II aktivitas siswa mengalami
peningkatan menjadi (83,75%) yaitu aktivitas
sangat baik, sedangkan pada siklus ketiga
aktivitas siswa mengalami peningkatan
yangsignifikan menjadi (89,71%) artinya aktivitas
siswa pada siklus ke-III ini sangat baik. Rerata
hasil belajar siswa selama pembelajaran aktif tipe
Quiz Team pada siklus I dan siklus II masih
berada dibawah KKM yaitu 5,59 pada siklus I dan
6,56 pada siklus II. Pada siklus III, Rerata hasil
belajar siswa mengalami peningkatan menjadi
7,04 diatas KKM yang ditentukan.10 Persamaan
dari penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu
10 Makhbubudin, Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe
Quiz Team Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktifitas Siswa Pada
Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Di Kelas VII SMP Ar-Rohman
Krangkeng Kabupaten Indramayu, (SKRIPSI : IAIN Syekh Nurjati
Cirebon, 2012).
24
sama-sama meneliti strategi Team Quiz dengan
menggunkan penelitian tindakan kelas. Adapun
perbedaannya dengan penelitian sebelumnya,
yaitu hanya meneliti strategi aktif Team Quiz
dengan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari
III siklus, sedangkan pada penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti, penerapan strategi Team
Quiz dikolaborasikan dengan Strategi Small
Group Discussion dengan penelitian tindakan
kelas yang terdiri dari II siklus.
5. Peneltian ini dilakukan oleh Didik Supriyanto
tahun 2017 dengan judul “Penerapan Model
Pembelajaran Small Group Discussion Terhadap
Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Materi Dunia
Tumbuhan Dan Dunia Hewan” dengan hasil
penelitian sebagai berikut : Penerapan Model
Pembelajaran Small Group Discussion Terhadap
25
Hasil Belajar Kognitif Siswa, hal ini dibuktikan
hasil uji t berpasangan (paired t-test) bahwa nilai
signifikansi (p) 0,000 < α 0,05.11 Persamaan dari
penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu sama-
sama meneliti Small Group Discussion pada mata
pelajaran IPA. Untuk perbedaan dengan
penelitian sebelumnya, ini hanya menggunakan
Small Group Discussion. Sedangkan pada
penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti
menggunakan strategi aktif Team Quiz
dikolaborasikan dengan Small Group Discussion
mata pelajaran IPA.
11 Didik Supriyanto, Penerapan Model Pembelajaran Small
Group Discussion Terhadap Hasil Belajar Kognitif Siswa Pada Materi
Dunia Tumbuhan Dan Dunia Hewan, (SKRIPSI : UM Palembang,
2017).
26
B. Landasan Teori
1. Strategi Pembelajaran
a. Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan cara
pengorganisasian isi pelajaran, penyampaian
pelajaran dan pengelolaan kegiatan belajar dengan
menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat
dilakukan guru untuk mendukung terciptanya
efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran.
Sedangkan dalam kurikulum 2004 berbasis
kompetisi, dijelaskan bahwa untuk mencapai
pembelajaran yang efektif, guru perlu
mempertimbangkan beberapa strategi. Strategi
pembelajaran efektif tersebut diuraikan oleh
Depdiknas dengan jelas yaitu:
1) bagaimana mengaktifkan siswa.
2) bagaimana siswa membangun peta konsep.
27
3) bagaimana mengumpulkan informasi dengan
stimulus pertanyaan yang efektif.
4) bagaiman menggali informasi dari media
cetak.
5) Bagaimana membandingkan dan mensitesis-
kan informasi
6) bagaimana mengamati (mengawasi) kerja
siswa secara aktif
7) bagamana cara menganalisis dengan peta
akibat atau roda masa depan, serta
8) bagaimana melakukan kerja praktik.12
Strategi Pembelajaran dapat diartikan sebagai
perencanaan yang berisi tentang rangkaian
kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Strategi merupakan usaha
untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan
12 Darmansyah, Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan
Humor, (Jakarta : Bumi Aksara , 2011), 17-24
28
dalam mencapai tujuan. Strategi pembelajaran
merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan
berbagai sumber daya atau kekuatan dalam
pembelajaran yang disusun untuk mencapai
tujuan tertentu, yakni tujuan pembelajaran.13
b. Variabel strategi pembelajaran
1) Strategi pengorganisasian merupakan cara
untuk menata isi suatu bidang studi, dan
kegiatan ini berhubungan dengan tindakan
pemilihan isi/ materi, penataan isi, pembuatan
diagram, format, dan sejenisnya.
2) Strategi Penyampaian adalah cara untuk
menyampaiakn pembelajaran pada siswa dan
atau untuk menerima serta merespons masukan
dari siswa.
13 Abdul Majid, Strategi Pembelajaan, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2016), 7
29
3) Strategi Pengelolaan adalah cara untuk menata
interaksi antara siswa dan variabel strategi
pembelajaran lainnya (variabel strategi
pengorganisasian dan strategi penyampaian).
4) Strategi pengelolaan pembelajaran
berhubungan dengan pemilihan strategi
pengorganisasian dan strategi penyampaian
yang digunakan selama prosespembelajaran
berlangsung.14
Jadi, dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran merupakan perencanaan yang
berisi tentang serangkaian kegiatan yang disusun
secara sistematis dan didesain untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu yang memiliki tiga
14 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer
Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, (Jakarta : Bumi Aksara,
2010), 5-6
30
variabel yaitu, pengorganisasian, penyampaian,
pengelolaan.
2. Team Quiz
a. Pengertian Team Quiz
Team Quiz merupakan suatu kegiatan
tanya jawab antar kelompok. Dalam kegiatan
pembelajaran ini akan terjadi proses
belajar yang tidak membosankan karena adanya
komunikasi dan diskusi dari satu kelompok ke
kelompok lain15
b. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Team
Quiz
1) Pilihlah topik yang dapat dipresentasikan
dalam tiga bagian
15 Ayu Lovenidiana, Kemampuan Komunikasi Siswa pada
Penerapan Pembelajaran Aktif, (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika
Unesa, 2014, Vol.3, No.3).
31
2) Bagilah peserta didik menjadi 3 tim A, B,
dan C.
3) Sampaikan kepada peserta didik format
pembelajaran yang anda sampaikan,
kemudian mulailah presentasi. Batasi
presentasi maksimal 10 menit.
4) Setelah presentasi, mintalah kelompok A
menyiapkan pertanyaan-pertanyaan
berkaitan dengan materi yang baru saja
disampaikan, kelompok B dan C
menggunakan waktu ini untuk melihat lagi
catatan mereka.
5) Minta kelompok A untuk memberi
pertanyaan kepada kelompok B. jika
kelompok B tidak dapat menjawab
pertanyaan, lemparkan pertanyaan tersebut
kepada kelompok C.
32
6) Kelompok A memberikan pertanyaan
kepada kelompok C, jika kelompok C tidak
bisa menjawab, lemparkan kepada
kelompok B
7) Jika tanya jawab ini selesai, lanjutkan
pembelajaran kedua, dan tunjuk kelompok
B untuk menjadi kelompok penanya,
lakukan seperti proses untuk kelompok A
8) Setelah kelompok B selesai dengan
pertanyaannya, lanjutkan pembelajaran
ketiga, dan kemudian tunjuk kelompok C
sebagai penanya
9) Akhiri pembelajaran dengan menyimpulkan
tanya jawab.
c. Kelebihan Strategi Pembelajaran Team Quiz
1) Menumbuhkan rasa tanggung jawab siswa
dan rasa
33
berkompetensi secara sehat.
2) Dapat meningkatkan keseriusan.
3) Dapat menghilangkan kebosanan dalam
lingkungan belajar.
4) Mengajak siswa untuk terlibat penuh.
5) Membangun kreatifitas diri.
6) Memfokuskan siswa sebagai subjek belajar.
7) Menambah semangat dan minat belajar
siswa.
d. Kelemahan Strategi Pembelajaran Team Quiz
1) Cara menerangkan materi yang disampaikan
oleh perwakilan kelompok yang hanya
menerangkan materi secara lisan tapi tidak
memahami apa yang dia terangkan pada
kelompok lain.
2) Pembagian materi untuk setiap kelompok
yang berbeda juga membuat pemahaman
34
materi hanya pada siswa-siswa pada
kelompok tersebut.
3) Dalam sesi tanya jawab hanya siswa yang
aktif dan bersemangat untuk memenangkan
quiz yang menjawab, siswa yang lain ada
yang memperhatikan pertanyaan dari
kelompok lain tapi tidak pernah mau
menjawab karena takut salah dan ada juga
yang memang tidak tau jawabannya karena
tidak mendengarkan saat penyampaian
materi oleh kelompok lain.
4) Pertanyaan yang diajukan oleh kelompok
lain ada kalanya membuat pertanyaan yang
keluar dari materi, sehingga disini perlunya
tugas guru untuk mengontrol jalannya quiz.
35
Disamping itu keributan dalam quiz menjadi
kendala yang sangat berarti untuk guru.16
3. Small Group Discussion
a. Pengertian Small Group Discussion
Small Group Discussion merupakan
salah satu jenis dari metode diskusi. Small
Group Discussion (diskusi kelompok kecil)
adalah suatu proses yang teratur yang
melibatkan sekelompok individu terdiri dari
3-7 siswa dalam suatu interaksi tatap muka
secara kooperatif.
b. Langkah-langkah Small Group Discussion
1) Guru mengemukakan masalah yang akan
didiskusikan dan memberikan pengarahan
seperlunya mengenai cara–cara
16Imas Layung Purnama,dkk, Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa Ditinjau Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Complete Sentence Dan Team Quiz, (Jurnal Pendidikan Matematika,
Volume 10, Nomor 1, 2016), 31-41.
36
pemecahannya. Dapat pula pokok masalah
yang akan didiskusikan itu ditentukan
bersama–sama oleh guru dan siswa.
2) Dengan bimbingan guru para siswa
membentuk kelompok-kelompok diskusi,
memilih pimpinan diskusi (ketua, sekretaris,
pelapor, mengatur tempat duduk, ruangan,
sarana, dan sebagainya).
3) Para siswa berdiskusi di dalam kelompoknya
masing–masing, sedangkan guru berkeliling
dari kelompok satu ke kelompok yang lain
menjaga ketertiban serta memberikan
dorongan dan bantuan setiap anggota
kelompok berpartisipasi aktif agar diskusi
berjalan lancar.
4) Kemudian tiap kelompok melaporkan hasil
diskusinya.
37
c. Kelebihan Small Group Discussion
1) Menciptakan kerjasama mahasiswa.
2) Dengan diskusi kelompok mahasiswa lebih
aktif dalam memecahkan masalah.
3) Aktif dalam menyelesaikan tugas.
4) Aktivitas mahasiswa cenderung meningkat
dari aktif dalam mengajukan pertanyaan
untuk memberikan pendapat.17
d. Kekurangan Small Group Discussion
1. Sistem pembelajaran ini guru perlu membuat
media yang menarik untuk memudahkan
siswa dalam memahami materi pelajaran,
guru harus mencari variasi model
pembelajaran yang dikombinasikan
17 Ari Christiani,dkk, Penerapan Metode Small Group
Discussion Dengan Model Cooperative Learning Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Di Sekolah Dasar, (JPGSD. Volume 02 Nomor 02
Tahun 2014),
38
2. Dibutuhkan ruangan kelas yang memadai
agar pembelajaran dapat berjalan dengan
lancar.
3. Dibutuhkan pengeloaan kelas yang baik demi
tercapainya tujuan yang diharapkan.18
4. Keaktifan
a) Pengertian Keaktifan
Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat
fisik maupun mental, yaitu berbuat dan
berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak
dapat dipisahkan. Macam aktifitas siswa
dalam proses pembelajaran terbagi menjadi
dua bagian, bagian pertama adalah aktifitas
fisik dan yang kedua adalah aktifitas psikis.
Aktifitas fisik adalah gerakan yang dilakukan
siswa melalui gerakan anggota badan,
18Ahmad Nasir Ari Wibowo, Cerita Cinta Belajar Mengajar,
(Yogyakarta : Deepublish, 2015) , 168
39
gerakan membuat sesuatu, bermain maupun
bekerja yang dilakukan oleh siswa di dalam
kelas. Siswa melakukan aktifitas psikis jika
daya jiwanya kerja sebanyak-banyaknya atau
banyak berfungsi dalam rangka
pembelajaran.19
Keaktifan belajar siswa merupakan
unsur dasar yang penting bagi keberhasilan
dalam pembelajaran. Keaktifan belajar
merupakan suatu proses kegiatan belajar
mengajar yang subjek didiknya terlibat secara
intelektual dan emosional sehingga siswa
betul-betul berperan dan berpartisipasi aktif
dalam melakukan kegiatan belajar20
19Nugroho Wibowo, Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa
Melalui Pembelajaran Berdasarkan Gaya Belajar di SMK Negeri 1
Saptosari, (Jurnal Electronics, Informatics, and Vocacional Edcation
ELINVO, 2016, Vol. 1 No. 2).
40
Dapat disimpulkan bahwa keaktifan
merupakan kegiatan belajar yang bersifat
fisik maupun psikis yang berpartisipasi aktif
dalam menyampaikan gagasan dan ide dalam
proses pembelajaran.
b) Aspek-aspek keaktifan
Menurut Sadirman (2012) keaktifan siswa
dalam belajar dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
1) Visual Activity
Membaca, melihat gambar-gambar,
mengamati eksperimen, demonstrasi, dan
mengamati orang lain bekerja.
2) Oral Activity
20Agustiana Novitasari Pour, dkk, Pengaruh Model
Pembelajaran Talking Stick terhadap Keaktifan Bealajar Siswa, (Jurnal
Penelitian dan Pengkajian Ilmu Pendidikan : e-Saintika, 2018, Vol. 2 No
1).
41
Mengemukakan suatu fakta atau prinsip,
menghubungkan suatu kejadian,
mengajukan pertanyaan, memberi saran,
mengemukakan pendapat, wawancara,
diskusi, dan interupsi
3) Listening activity
Mendengarkan penyajian bahan,
mendengarkan percakapan atau diskusi
kelompok, mendengarkan musik, pidato.
4) Writting activity
Menulis cerita, menulis laporan,
karangan, angket, menyalin.
5) Drawing Activity
Menggambar, membuat grafik, diagram,
peta.
6) Motor activity
42
Melakukan percobaan, memilih alat-alat,
melaksanakan pameran, membuat model,
menyelenggarakan permainan, menari,
dan berkebun,
7) Mental activity
Merenung, mengingat, memecahkan
masalah, menganalisis faktor-faktor,
melihat hubungan, dan membuat
keputusan.
8) Emotional activity
Minat, membedakan, berani, tenang, dan
lain-lain.21
5. Pembelajaran IPA
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu Pengetahuan Alam, yang sering
disebut juga dengan istilah pendidikan sains,
21 Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Megajar, (Jakarta:Rajawali
Pers,2012),101.
43
disingkat menjadi IPA. IPA merupakan salah
satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum
pendidikan di Indonesia, termasuk pada
jenjang sekolah dasar. Mata pelajaran IPA
merupakan mata pelajaran yang selama ini
dianggap sulit oleh sebagian besar peserta
didik, mulai dari jenjang sekolah dasar
sampai sekolah menengah.
b. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
1) IPA merupakan kumpulan konsep,
prinsip, hukum, dan teori
2) Proses ilmiah dapat berupa fisik dan
mental, serta mencermati fenomena
alam, termasuk juga penerapannya.
3) Sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan
ketekunan dalam menyingkap rahasia
alam
44
4) IPA tidak dapat membuktikan semua
akan tetapi hanya sebagian atau beberapa
saja.
5) Keberanian IPA bersifat subjektif dan
bukan kebenaran yang bersifat objektif.
c. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
1) Memperoleh keyakinan terhadap
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan
keteraturan alam ciptaanNya
2) Mengembangkan pengetahuan dan
pemahaman konsep konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap
positif dan kesadran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi
45
antara IPA, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat.
4) Mengembangkan ketrampilan proses
untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat
keputusan
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan
serta dalam memelihara, menjaga, dan
melestarikan lingkungan alam.
6) Meningkatkan kesadaran untuk
menghargai alam dan segala
keteraturaanya sebagai salah satu ciptaan
Tuhan.
46
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep,
dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SMP.22
C. Kerangka Berfikir
Rendahnya keaktifan siswa menjadi kendala
dalam proses pembelajaran yang berlangsung di dalam
kelas. Hal tersebut dikarenakan kurang tepatnya
pemilihan strategi pembelajaran yang menarik serta
sebagian guru masih menggunakan strategi yang
konvensional. Rendahnya keaktifan siswa sangat
berpengaruh besar terhadap keefektifan pembelajaran.
Dalam pelajaran IPA guru diharapkan mampu
memberikan strategi pembelajaran yang sesuai dengan
22Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah
Dasar, (Jakarta : Prenadamrdia group, 2015) , 165-172
47
karakteristik siswa dan materi yang akan disampaikan
demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Upaya untuk melakukan perbaikan dalam proses
pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai cara
salah satunya adalah dengan perbaikan strategi
pembelajaran yang digunakan guru saat mengajar.
Salah satu cara yaitu dengan menerapkan strategi
pembelajaran team quiz dikolaborasikan dengan small
group disscussion. Pendekatan pembelajaran ini dapat
meningkatkan keaktifan siswa terhadap proses
pembelajaran. Peserta didik diajak untuk berdiskusi
secara kelompok, menyampaikan hasil diskusi melalui
presentasi, kemudian mampu memberi pertanyaan serta
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh kelompok
lain. Setelah itu untuk mengevaluasi pembelajaran guru
memberikan pertanyaan “tebak kuis” dengan
memberikan poin kepada siswa yang mampu menjawab
48
dengan cepat dan tepat. Pada akhirnya strategi ini dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam mata pelajaran
IPA. Berdasarakan uraian diatas, maka kerangka
berfikir pada penelitian tindakan kelas ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Kerangka Berfikir
Pembelajaran IPA dengan
strategi pembelajaran yang
berpusat pada guru
Penerapan strategi
pembelajaran team quiz
dikolaborasikan small
group discussion
Rendahnya tingkat
keaktifan siswa
Peningkatan Keaktifan Siswa
Guru mata pelajaran
IPA
49
D. Pengajuan Hipotesis Tindakan
Berangkat dari penelitian di atas, peneliti
mengajukan hipotesis sebagai berikut: “Penerapan
strategi pembelajran aktif Team Quiz dikolaborasikan
dengan Small Group Discussion diterapkan dengan
baik, maka akan meningkatkan keaktifan siswa kelas V
SD Tarbiyatul Islam Kertosari Ponorogo Tahun
Pelajaran 2019/2020.
50
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Tindakan Kelas
Objek yang dipilih pada penelitian yaitu pada
mata pelajaran IPA khususnya materi pokok sistem
pencernaan dengan menggunakan strategi pembelajaran
aktif team quiz dikolaborasikan dengan small group
discussion.
B. Setting Subjek Penelitian Tindakan Kelas
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD
Tarbiyatul Islam Kerosari Kecamatan Babadan
Kabupaten Ponorogo tahun ajaran 2019/2020 yaitu
dengan jumlah 28 siswa yang terdiri dari 14 suswa laki-
laki dan 14 siswa perempuan.
51
C. Variabel yang Diamati
Dalam penelitian tindakan kelas ini variable
yang diamati ada dua yaitu:
1. Variabel input yaitu yang berkaitan dengan siswa,
guru, sarana pelajaran, lingkungan, bahan ajar,
media pembelajaran, mata pelajaran, dan sebagainya.
Variabel input dalam penelitian ini yaitu mata
pelajaran IPA dengan strategi pembelajaran aktif
team quiz dikolaborasikan dengan small group
discussion.
2. Variable proses meliputi: penerapan strategi
pembelajaran aktif Team Quiz dikolaborasikan
dengan Small Group Discussion diterapkan dengan
baik, maka akan meningkatkan keaktifan siswa kelas
V SD Tarbiyatul Islam Kertosari Ponorogo Tahun
Pelajaran 2019/2020
52
3. Variable output meliputi: peningkatan keaktifan
siswa dengan menerapkan strategi pembelajaran
aktif Team Quiz dikolaborasikan dengan Small
Group Discussion diterapkan dengan baik, maka
akan meningkatkan keaktifan siswa kelas V SD
Tarbiyatul Islam Kertosari Ponorogo Tahun
Pelajaran 2019/2020
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitan tindakan
kelas (PTK). PTK (penelitian tindakan kelas) dapat
diartikan sebagai suatu proses penyelidikan ilmiah
dalam bentuk refleksi diri yang melibatkan guru dalam
situasi pendidikan tertentu dengan tujuan memperbaiki
pemahaman dan keadilan tentang situasi atau praktik
pendidikan, memahami tentang praktik yang dilakukan,
dan situasi situasi dimana praktik itu dilaksanakan.
53
Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, PTK
dilaksanakan dalam bentuk siklus yang terdiri dari
empat tahapan, yaitu planning, action,
observation/evaluation, reflection.23
Pada penelitian ini pelaksanaan tindakan kelas
(siklus) menggunakan model PTK yang dikembangkan
oleh Kemmis & Mc Tagart yang meliputi perencanaan,
tindakandan observasi, serta refleksi yang mengacu
pada alur dari Kemmis & Mc Tagart. Secara umum
PTK model Kemmis & Mc Tagart dapat digambarkan
sebagai berikut:
23Zainul Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma
Baru, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2014), 98
54
Gambar 3.2 Diagram Alur PTK Model Kemmis & Mc Tagart24
Berdasarkan gambar PTK model tersebut,
prosedur dalam penelitian ini melalui beberapa tahap
yakni:
PRA-SIKLUS
Pada tahap ini peneliti mengamati guru
menyampaikan materi pokok bahasan sistem
pencernaan. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran
dimulai dari kegiatan awal, inti, dan penutup. Guru
menggunakan strategi konvensional dengan media buku
siswa. Peneliti mengamati aspek-aspek keaktifan siswa
24 Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2013), 132.
55
serta pemhaman materi pada saat pembelajaran
berlangsung. Tahap selanjutnya yatu mencatat dan
mengevaluasi hasil observasi, serta mencatat
kelemahan-kelemahan pembelajaran yang digunakan
untuk siklus selanjutnya.
SIKLUS I
1. Menyusun perencanaan (planning). Pada tahap ini,
kegiatan yang harus dilakukan adalah membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
mempersiapkan fasilitas dari sarana pendukung
yang dilakukan di kelas dan mempersiapkan
instrumen untuk merekam dan menganalisis data
mengenai proses dan hasil tindakan.
2. Melaksanakan tindakan (acting). Pada tahap ini
peneliti melaksanakan tindakan yang telah
dirumuskan pada RPP dalam situasi yang aktual,
56
yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan penutup.
3. Melaksanakan pengamatan (observing). Pada tahap
ini, yang harus dilakukan peneliti adalah
mengamati perilaku siswa dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran, memantau kegiatan
diskusi/kerjasama antar siswa/kelompok dan
mengamati pemahaman masing-masing anak
terhadap penguasaan materi pembelajaran.
4. Melakukan refleksi (reflecting). Pada tahap ini,
yang harus dilakukan peneliti adalah mencatat hasil
observasi, mengevaluasi hasil observasi,
menganalis hasil pembelajaran, dan mencatat
kelemahan-kelemahan pembelajaran untuk
dijadikan bahan perbaikan siklus berikutnya.25
25Buku Pedoman Penulisan Skripsi (Ponorogo: Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan IAIN Ponorogo, 2019), 59-60.
57
SIKLUS II
1. Menyusun perencanaan ulang (planning). Pada tahap ini,
kegiatan yang harus dilakukan adalah membuat rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) pokok bahasan system
pencernaan manusia dan gangguan pada sistem
pencernaan.
2. Melaksanakan tindakan (acting). Pada tahap ini peneliti
melaksanakan tindakan yang telah dirumuskan pada RPP
dimulai dari kegiatan awal, inti, penutup dengan
menggunakan strategipembelajaran yang sama pada
siklus I team quiz dikolaborasikan dengan small group
discussion
3. Melaksanakan pengamatan (observing). Pada tahap ini,
peneliti harus mengamati aspek aspek keaktifan siswa
dalam pembelajaran.
4. Melakukan refleksi (reflecting). Pada tahap ini, yang
harus dilakukan peneliti adalah mencatat hasil observasi,
58
mengevaluasi hasil observasi serta menganalis hasil
pembelajaran.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan sebuah alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi
yang bermanfaat untuk menjawab permasalahan
penelitian. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
instrument penelitian yaitu:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi adalah cara pengumpulan
data dengan pengamatan langsung dan pencatatan
secara sistematis terhadap obyek yang diteliti.
Observasi dilakukan dengan cara pengamatan
mengenai pelaksanan pembelajaran di kelas.
Observasi dapat melihat sejauh mana tingkat
keaktifan dalam pembelajaran. Sedangkan untuk
guru digunakan untuk mengukur sejauh mana guru
59
telah mempersiapkan proses pembelajaran. Adapun
lembar observasi dalam penelitian ini adalah:
Tabel 3.1
Lembar Observasi Aktifitas Guru
Kegiatan
Pembelajaran
Aspek Yang
Diamati
Kriteria
1 2 3 4
Pendahuluan Mengarahkan
pembagian kelompok
dengan tepat.
Melakukan apersepsi
dalam pembelajaran
Inti Mengarahkan siswa
melakukan
pengamatan dan
menggali informasi
Mengarahkan siswa
untuk mengajukan
pertanyaan
Menyediakan media
pembelajaran yang
sesuai dengan
pembelajaran dan
60
bersifat empirik.
Penutup Melakukan penilaian
secara nyata
Guru bersama siswa
menyimpulkan materi
pokok organ organ
pencernakan hewan
dan manusia
Jumlah
Persentase
Keterangan
Keterangan: (1) kurang, (2) cukup, (3) baik, (4) baik
sekali
61
Tabel 3.2
Lembar Observasi Keaktifan Siswa
No Aspek Yang Diamati Kriteria
1 2 3 4
1 Visual Activity
a. Siswa terlibat aktif dalam mengamati
organ organ sistem pencernaan.
b.Siswa membaca materi dengan cermat
yang terdapat pada buku siswa
2 Listening Activity
a.Siswa mendengarkan penyajian materi
yang disampaikan oleh guru
b.Siswa mendengarkan materi yang
dibahas dalam diskusi kelompok
c.Siswa mendengarkan hasil diskusi
melalui presentasi dalam kelompok
3 Writing Activity
a.Siswa menulis materi diskusi kelompok
mengenai sistem pencernaan hewan
dan manusia.
b.Siswa menulis hasil presentasi melalui
diskusi dari masing- masing kelompok.
4 Drawing Activity
a.Siswa memberi nama gambar organ-
organ sistem pencernaan
b. Siswa membuat urutan perjalanan
makanan yang dicerna oleh sistem
pencernaan dengan tanda panah
5 Motoric Activity
a.Siswa terlibat aktif dalam permainan di
proses pembelajaran
6 Oral Activity
62
Keterangan: (1) kurang, (2) cukup, (3) baik, (4) baik sekali
2. Soal Tes
Soal tes digunakan setiap akhir siklus,
bertujuan untuk mengetahui hasil belajar ranah
kognitif pada mata pelajaran IPA setelah
menggunakan strategi team quiz dikolaborasikan
dengan small group discussion. Adapun kisi-kisi soal
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
a.Siswa mengajukan pertanyaan kepada
kelompok lain pada saat diskusi
b.Siswa menyampaikan hasil diskusi
materi sistem pencernaan hewan
melalui presentasi
c.Siswa mampu menyimpulkan materi.
7 Mental Activity
a.Siswa menganalisis proses sistem
pencernaan hewan.
b.Siswa mengingat materi yang telah
dipelajari mengenai sistem pencernaan
hewan dan manusia
8 Emotional Activity
a.Minat siswa dalam mengikuti
pembelajaran IPA secara aktif
b.Siswa berani menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh kelompok lain
Jumlah
Persentase
Keterangan
63
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Tes Ranah Kognitif Siklus I
Kompetensi Dasar Indikator Ranah
Berpikir
Strategi Assesment
Metode Nomor
3.3.Menjelaskan organ
pencernaan dan
fungsinya pada
hewan dan
manusia serta
cara memelihara
kesehatan
organ pencernaan
manusia.
1. Menjelaskan pengertian ruminansia. C2 Tes Tulis 1
2. Menyebutkan hewan yang termasuk
ruminansia
C1 Tes Tulis 2
3. Menjelaskan fungsi gigi geraham C2 Tes Tulis 3
4. Mengurutkan organ organ pencernaan
pada hewan ruminansia
C3 Tes Tulis 4
5. Menyebutkan bagian-bagian lambung
dari hewan ruminansia
C2 Tes Tulis 5
6. Menjelaskan proses
pencernaan yang
terjadi di usus halus hewan ruminansia
C2 Tes Tulis 6
7. Menjelaskan proses pencernaan yang C2 Tes Tulis 7
64
terjadi pada rumenc2
hewan ruminansiac2
8. Menjelaskan proses
pencernaan yang
terjadi pada retikulum hewan ruminansia
C2 Tes Tulis 8
9. Menjelaskan proses
pencernaan yang
terjadi pada omasum hewan ruminansia
C2 Tes Tulis 9
10. Menjelaskan proses
pencernaan yang
terjadi pada abomasum hewan ruminansia
C2 Tes Tulis 10
65
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Tes Ranah Kognitif Siklus II
Kompetensi Dasar Indikator Ranah
Berfikir
Strategi Assesmen
Metode Nomor
.3.3 Menjelaskan organ
pencernaan dan fungsinya
pada hewan dan manusia
serta cara memelihara
kesehatan organ
pencernaan manusia.
1. Menjelaskan fungsi mulut pada
organ pencernaan manusia
C2 Tes Tulis 1
2. Menganalisis tempat terjadinya
proses penyerapan sari makanan
C4 Tes Tulis 2
3. Menyebutkan nama organ sistem
pencernaan yang
menghubungkan rongga mulut
dan lambung
C1 Tes Tulis 3
4. Menjelaskan proses pencernaan
di lambung
C2 Tes Tulis 4
5. Menjelaskan fungsi usus besar C2 Tes Tulis 5
66
6. Menyebutkan nama-nama enzim
di lambung
C1 Tes Tulis 6
7. Menjelaskan urutan proses
pencernaan manusia.
C2 Tes Tulis 7
8. Mencontohkan penyakit pada
sistem pencernaan mausia
C2 Tes Tulis 8
9. Menjelaskan pengertian kolik C2 Tes Tulis 9
10. Menganalisis penyebab penyakit
tifus.
C4 Tes Tulis 10
F. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Tarbiyatul Islam Kertosari Ponorogo pada semester genap
antara bulan Desember 2019 sampai bulan Maret 2020 dengan menyesuaikan jam mata
pelajaran kelas V.
67
Tabel 3.5
Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
No. Kegiatan Desember Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan judul √
2. Penyusunan proposal √ √
3. Ujian proposal √
4. Revisi proposal √
5. Persiapan penelitian
Mempersiapkan:
RPP
Lembar observasi
Lembar kuisioner
Media promak
6. Prasiklus (26-02-2020)
Materi:
Pengertian system
√
68
No. Kegiatan Desember Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
pencernaan
Evaluasi
7. Pelaksanaan Siklus I √
Pertemuan ke I (04-03-2020)
Materi:
Pengertian sistem
pencernaan hewan
ruminansia
Organ yang berperan pada
sistem pencernaan hewan
ruminansia
Evaluasi
√
8. Pelaksanaan Siklus II √
Pertemuan ke I (11-03-2020)
Materi:
Pengertian sistem
√
69
No. Kegiatan Desember Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
pencernaan manusia
Organ yang berperan pada
sistem pencernaan manusia
Evaluasi
Pertemuan ke II (11-03-2020)
Materi:
Pengertian penyakit pada
sistem pencernaan manusia
Macam-macam penyakit
pada sistem pencernaan
manusia
Evaluasi
√
9. Pengolahan data √
10. Analisis hasil tiap siklus √ √ √
11. Penyusunan laporan √ √ √ √ √ √
70
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Singkat Setting Lokasi Penelitian
1. Latar Belakang SD Tarbiyatul Islam Kertosari
Ponorogo
Cikal bakal berdirinya SD Tarbiyatul
Islam Kertosari ialah Madrasah Diniyah yang
bertempat di Masjid Kyai Ageng Besari Kertosari
yang dikelola oleh Bpk.K.H.Masruri Sahar,
Bapak Tomo, dan Bapak Bukhori. Seiring
dengan perkembangan zaman yang semakin maju
dan kesadaran terhadap pentingnya kebutuhan
pendidikan, maka banyak berdiri lembaga
pendidikan formal. Pendirian SD ini merupakan
perwujudan dari partisipasi aktif dari masyarakat
dibidang pendidikan dalam turut serta membantu
71
pemerintah dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Sekolah Dasar Tarbiyatul Islam
Kertosari ini berdiri tahun 1959, dan dibangun
diatas tanah seluas 1.649 m, yang merupakan
tanah wakaf dari seorang tokoh masyarakat yaitu
K.H. Masruri Sahar. Sekolah Dasar ini di bawah
naungan Yayasan Tarbiyatul Islam dengan akte
notaris nomor 19 tanggal 20 Agustus 1964. Pada
awal berdirinya SD Tarbiyatul Islam telah
memperoleh siswa sebanyak 30 anak yang
berasal dari desa Kertosari dan desa sekitarnya
antara lain, mangunsuman, patihan wetan,
ronowijayan, dan sekitarnya.
Dari ke-31 Sekolah Dasar yang ada di
kecamatan babadan sekolah dasar ini merupakan
72
salah satu sekolah dasar yang berstatus swasta
dengan izin operasional perpanjangan nomor
421.2/18/405.43.03/SD/2004 terhitung mulai
tanggal 30 Agustus tahun 2014.
Sejak berdiri sampai sekarang ini telah
mengalami 7 kali pergantian kepala sekolah, yaitu:
a. Bpk.K.H. Masruri Sahar
b. Bpk. Moh. Hamid
c. Bpk. Suyitno
d. Bpk. Moch. Syamsudin
e. Bpk. Drs. Subakir
f. Bpk. Im. Sujitno. S, S.Pd
g. Ketut Nooryantoro, S.Pd., M.Pd
Berbagai upaya telah dilakukan oleh
ke-7 kepala sekolah tersebut untuk
mengadakan perubahan kearah perbaikan
sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada
73
pada masanya. Perjalanan ke-7 kepala sekolah
tersebut merupakan mata rantai sejarah yang
tidak dapat dipisahkan, satu sama lainya saling
terkait.
2. Visi, Misi, dan Tujuan SD Tarbiyatul Islam
Kertosari Ponorogo
a. Visi
Terwujudnya sumber daya manusia
yang berkualitas dan berkepribadian yang
luhur beriman, dan bertaqwa serta mampu
menghadapi tantangan di masa depan.
b. Misi
Berdasarkan visi di atas, maka misi
sekolah adalah sebagai berikut:
74
1) Meningkatkan mutu pendidikan sesuai
dengan perkembangan IPTEK dan
tuntutan masyarakat
2) Menyelenggarakan program-program
pendidikan yang senantiasa berakar pada
sistem nilai agama dan perkembangan
dunia luar
3) Meningkatkan mutu pendidikan dan
prestasi kegiatan ekstra kurikuler sesuai
dengan kemampuan dan potensi yang
dimiliki
4) Mengadakan kerjasama dengan unsur
pendukung sekolah (komite sekolah, wali
murid, dan masyarakat)
c. Tujuan
Mengacu pada visi dan misi
sekolah, serta tujuan umum pendidikan
75
dasar, tujuan sekolah dalam
mengembangkan pendidikan ini adalah
sebagai berikut:
1) Mengembangkan budaya sekolah yang
religius melalui kegiatan keagaamaan.
2) Semua kelas melaksanakan pendekatan
pembelajaran aktif pada semua mata
pelajaran.
3) Mengembangkan berbagai kegiatan
dalam proses belajar di kelas berbasis
pendidikan karakter bangsa.
4) Menyelenggarakan berbagai kegiatan
sosial yang menjadi bagian dari
pendidikan karakter bangsa.
5) Menjalin kerja sama dengan lembaga
lain dalam merealisasikan program
sekolah.
76
6) Memanfaatkan dan memelihara fasilitas
mendukung proses pembelajaran
berbasis TIK.
3. Profil Singkat Sekolah/Madrasah
1) Identitas Sekolah
Nama : SD Tarbiyatul Islam
Alamat Sekolah : Jl. Barong No. 8 Kertosari
Kec. Babadan Kab.
Ponorogo
Provinsi : Jawa Timur
No. Telp : (0352) 488 528
Yayasan : Kyai Ageng Besari
Alamat Yayasan : Jl. Barong No. 13 Kertosari
Kec. Ponorogo Kab.
Ponorogo
Status Sekolah : Swasta
SK Kelembagaan : 36674/104/PP/2000
77
NSS/NIS/NPSN : 102051118001/100310/2051
0059
Tahun didirikan/
Beroperasi
: 1959
Status Tanah : Hak Mili/Sertifikat
Luas Tanah : 825 m2
Kepala Sekolah : Ketut Nooryantoro, S.Pd.,
M.Pd
NIY : 012009011
Pangkat/golongan : -
Masa Kerja
Kepala Sekolah
: 8 tahun
2) Data Guru
Guru merupakan salah satu faktor
utama bagi terciptanya generasi penerus
bangsa yang berkualitas, tidak hanya dari
sisi intelektualitas saja, melainkan juga
dari tata cara berperilaku dalam
masyarakat. Dengan demikian tugas dan
78
fungsi guru tidak hanya terbatas didalam
kelas saja, melainkan jauh lebih kompleks
dan dalam makna yang lebih luas. Dalam
hal ini, tugas guru yang tidak hanya
sebagai pendidik tetapi juga sebagai
pengajar di sekolah. Kualitas guru sangat
mempengaruhi keadaan siswa baik secara
akademisi atau moral. Adapun data guru
terdapat pada table berikut:
Tabel 4.1
Data Guru SD Tarbiyatul Islam Kertosari
No Nama NIY Jabatan
1 Ketut Nooryantoro,
S.Pd,M.Pd
012009011 Kep Sek
2 Sholikah, S.Pd.I 011997007 Guru
3 Nur Hasanah,S.Pd 012008010 Guru
4 Merizka
Listyaningrum,S.Pd
.
012012012 Guru
5 Dwi Nur Fitasari, 012014015 Guru
79
No Nama NIY Jabatan
S.Pd
6 Mira Jefrika H,
S.Pd
012013013 Guru
7 Anny Khairunnisa,
S.Pd
012013014 Guru
8 Putri Kurniawati,
S.Pd.I
012016019 Guru
9 Massuminar
Sarinastiti, S.Pd
- Guru
10 Dania Ramadani
Arifin, S.Pd
- Guru
11 Moh. Muttaqin
Januardani,S.Pd.I
012014016 Guru
12 Nova Pristiyawan,
S.Pd
012015017 Guru
13 Asep Saputro, S.Pd 012015018 Guru
14 Anissa Ayu Fauzia,
S.Pd
- Guru
15 Sugeng Riyadi 011993003 Penjaga
3) Data Pegawai
Pegawai adalah seseorang yang
melakukan penghidupanya dengan
80
bekerja dalam kesatuan organisasi, baik
kesatuan kerja pemerintah maupun
kesatuan kerja swasta. Sedangkan di SD
Tarbiyatul islam terdiri dari 1 pegawai
sekolah yaitu terdapat 1 penjaga sekolah
Tabel 4.2
Pegawai SD Tarbiyatul Islam
No.
Nama
Petugas
PTY PTT Jumlah
1.
Tata Usaha - - -
2.
Pembantu
Pelaksana
- - -
3. Penjaga
Sekolah
1 - 1
Jumlah 1 - 1.
81
4) Siswa
Siswa merupakan pelajar yang
duduk dimeja belajar setrata sekolah dasar
(SD), sekolah menengah pertama (SMP),
sekolah menengah keatas (SMA). Siswa-
siswa tersebut belajar untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan dan untuk mencapai
pemahaman ilmu yang telah didapat di
dunia pendidikan. Mereka yang secara
khusus diserahkan oleh kedua orang
tuanya untuk mengikuti pembelajaran di
sekolah, dengan tujuan untuk menjadi
manusia yang berilmu pengetahuan,
berketerampilan, berpengalaman,
berkepribadian, berakhlak mulia, dan
mandiri.
82
Penyerahan siswa dari orang tua ke
sekolah dimulai dengan melakukan
pendaftaran. Pendaftaran siswa baru disini
sangat penting untuk dilakukan agar
sekolah bisa memonitor siswa-siswa yang
daftar dan selanjutnya dikalkulasi lagi
oleh pihak sekolah untuk dan
memanajemen program sekolah.
Proses PPDB di SD Tarbiyatul
Islam Kertosari Babadan Ponorogo
melalui jalur Offline. Jumlah siswa SD
Tarbiyatul Islam Kertosari Babadan
Ponorogo seluruhnya ada 183 siswa,
terdiri dari 92 siswa lakilaki dan 89 siswa
perempuan. Dengan rincian sesuai jenjang
kelas yaitu:
83
1. Kelas I dengan jumlah 40 siswa, untuk
kelas I dibagi menjadi 2 kelas yaitu kelas
I Amanah dan kelas I Tabligh.
2. Kelas II dengan jumlah 28 siswa
3. Kelas III dengan jumlah 11 siswa
4. Kelas IV dengan jumlah 25 siswa
5. Kelas V dengan jumlah 46 siswa, untuk
kelas V dibagi menjadi 2 kelas yaitu
kelas V amanah dan kelas V siddiq
6. Kelas VI dengan jumlah 32 siswa
5) Sarana dan Prasarana
Sarana prasarana di SD Tarbiyatul
Islam Kertosari Ponorogo antara lain adalah
ruang kelas, perpustakaan, kantin, ruang
guru, toilet siswa, toilet guru, dan lain
sebagainya
84
Tabel 4.3
Sarana dan Prasarana
No. Sarana Prasarana Jumlah
1. Ruang kelas 12
2. Perputakaan 1
3. Ketrampilan -
4. Ruang Guru 1
5. Ruang Kepala Sekolah 1
6. Toilet 2
7. Kantin 1
8. Gudang 1
B. Penjelasan Data Per-Siklus
1. Prasiklus (Rabu, 26 Februari 2020)
Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas
menggunakan strategi pembelajatan team quiz
dikolaborasikan dengan small group discussion,
peneliti mengamati kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan guru seperti biasaya. Pada saat proses
85
pembelajaran guru menjelaskan materi di depan
kelas tanpa menggunakan media, siswa merasa
bosan dalam kegiatan belajar. Banyak siswa lebih
memilih untuk bermain dan bersendau gurau dengan
teman sebangku untuk menghilangkan kebosanan.
Ketika menjelaskan materi, guru sesekali
memberikan pertanyaan kepada siswa untuk melihat
pemahaman siswa mengenai materi yang telah
dijelaskan, tetapi hanya sedikit siswa yang
mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan
yang telah diberikan guru. Siswa yang lain hanya
pasif dalam proses pembelajaran dan beberapa
siswa bahkan tidak mengetahui pertanyaan yang
diberikan oleh guru. Pada proses pembelajaran ini
berpusat pada teacher center sehingga kegiatan
tanya jawab ataupun diskusi kelompok belum
berlangsung. Hal tersebut sangat mempengaruhi
86
rendahnya keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini setelah
guru menyampaikan materi, siswa diberikan soal
sebagai evaluasi proses pembelajran yang telah
berlangsung. Berikut ini adalah tingkat keaktifan dan
hasil belajar siswa pada prasiklus:
Tabel 4.4
Keaktifan Siswa Prasiklus
No Aspek Yang Diamati Kriteria
1 2 3 4
1 Visual Activity
a. Siswa terlibat aktif dalam
mengamati organ organ sistem
pencernaan.
v
b.Siswa membaca materi dengan
cermat yang terdapat pada buku
siswa
v
2 Listening Activity
a.Siswa mendengarkan penyajian
materi yang disampaikan oleh
guru
v
b.Siswa mendengarkan materi
yang dibahas dalam diskusi
kelompok
v
c.Siswa mendengarkan hasil
diskusi melalui presentasi
dalam kelompok
v
87
3 Writing Activity
a.Siswa menulis materi diskusi
kelompok mengenai sistem
pencernaan hewan dan manusia.
v
b.Siswa menulis hasil presentasi
melalui diskusi dari masing
masing kelompok.
v
4 Drawing Activity
a.Siswa memberi nama gambar
organ-organ sistem
pencernakan
v
b. Siswa membuat urutan
perjalanan makanan yang
dicerna oleh sistem pencernaan
dengan tanda panah
v
5 Motoric Activity
a.Siswa terlibat aktif dalam
permainan di proses pembelajaran
v
6 Oral Activity
a.Siswa mengajukan pertanyaan
kepada kelompok lain pada saat
diskusi
V
b.Siswa menyampaikan hasil
diskusi materi sistem
pencernaan hewan melalui
presentasi.
v
c.Siswa mampu menyimpulkan
materi.
v
7 Mental Activity
a.Siswa menganalisis perbedaan
proses sistem pencernaan pada
hewan dan manusia.
v
b.Siswa mengingat materi yang
telah dipelajari mengenai
v
88
Menurut Pamungkas,dkk (2018) tingkat
penguasaan keaktifan siswa dikelompokkan menjadi
5, tingkat keaktifan tersebut disajikan pada tabel
dibawah ini
Tabel 4.5
Tingkat Penguasaan Keaktifan Siswa26
Tingkat Penguasaan
Kompetensi
Kategori
90%-100% Sangat aktif
80%-89% Aktif
26Andika Dinar Pamungkas,dkk, Meningkatkan Keaktifan dan
Hasiil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) pada siswa kelas 4 SD, (Jurnal Kajian Penelitian
Pendidikan dan Pembelajaran : Naturalistic, 2018, Vol. 3 No 1).
sistem pencernaan.
8 Emotional Activity
a.Minat siswa dalam mengikuti
pembelajaran IPA secara aktif
v
b.Siswa berani menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh
kelompok lain
v
Jumlah 21
Persentase 𝟐𝟏
𝟔𝟖 x 100% =
30,88%
Keterangan Sangat tidak
aktif
89
65%-79% Cukup Aktif
55%-64% Tidak Aktif
55% Sangat tidak aktif
Berdasarkan hasil observasi tingkat keaktifan
siswa pada tahap pra siklus diperoleh data sebesar
30,88% dengan keterangan sangat tidak aktif. Hal ini
dikarenakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru masih menggunakan cara yang
konvensional. Siswa terlihat pasif hanya
mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru.
Selain itu hanya sebagian siswa yang menulis materi
pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pada
tahap prasiklus ini setiap aspek keaktifan diperoleh
data sebagai berikut:
Tabel 4.6
Data Aspek Keaktifan Siswa Siklus I
Aspek Keaktifan Nilai (%) Keterangan
Visual Activity 37,50% Sangat tidak aktif
90
Listening Activity 33,33% Sangat tidak aktif
Writing Activity 25,00% Sangat tidak aktif
Drawing Activity 25,00% Sangat tidak aktif
Motoric Activity 25,00% Sangat tidak aktif
Oral Activity 33,33% Sangat tidak aktif
Mental Activity 37,50% Sangat tidak aktif
Emotional Activity 25,00% Sangat tidak aktif
Berdasarkan hasil observasi pada setiap
aspek keaktifan di tahap prasiklus diperoleh data dari
yang terendah hingga tertinggi yaitu aspek visual
activity sebesar 37,50%, mental activity sebesar
37,50%, listening activity sebesar 33,33%, oral
activity sebesar 33,33%, writting activity sebesar
25,00%, drawing activity sebesar 25,00%, motoric
activity sebesar 25,00%, dan emotional activity
sebesar 25,00%. Dari semua aspek keaktifan yang
diperoleh pada tahap prasiklus dinyatakan dengan
keterangan sangat tidak aktif. Menurut Pamungkas
91
dkk (2018) menyatakan bahwa tingkat penguasaan
kompetensi aspek keaktifan 55% dinyatakan dalam
kategori sangat tidak aktif.
Tabel 4.7
Hasil Perolehan Nilai Siswa Prasiklus
No. Nama KKM Skor Keterangan
1. Jovi Muhammad S 77 60 Belum
Tuntas
2. M. Rizky Nur 77 78 Belum
Tuntas
3. Annisa Rohmatu 77 72 Belum
Tuntas
4. Ardelia Putri C. 77 76 Belum
Tuntas
5. Devita Anggun M. 77 61 Belum
Tuntas
6. Edo Rahmadoni 77 63 Belum
Tuntas
7. Egried Ines A. 77 65 Belum
Tuntas
8. Faad Anhaf A. 77 70 Belum
Tuntas
9. Ipang Prasetyo 77 60 Belum
Tuntas
92
10. Imroatus Soleha 77 64 Belum
Tuntas
11. Kirana Velia A. 77 70 Belum
Tuntas
12. Lenia Puspita G. 77 79 Tuntas
13. Maya Rahma Y. 77 79 Tuntas
14. M. Wildan Z. H. 77 70 Belum
Tuntas
15. M. Budi Arifin 77 78 Tuntas
16. M. Fardan R. M. 77 62 Belum
Tuntas
17. M. Felischiano A. 77 68 Belum
Tuntas
18. Rallin Esa N. 77 79 Tuntas
19. Rizky Akbar 77 80 Tuntas
20. S. Yumna Kamilia 77 81 Tuntas
21. S. Adya Fahma P. 77 72 Belum
Tuntas
22. Valevi A.F 77 69 Belum
Tuntas
23. M. Zaki Mubarok 77 73 Belum
Tuntas
24. Nadiana Fransiska 77 80 Tuntas
25. M. Davie F. A. 77 81 Tuntas
26. Adtya Dewa S. 77 62 Belum
Tuntas
93
27. Syahda Rahma 77 80 Tuntas
28. Aril 77 62 Belum
Tuntas
Jumlah 1994
Rata-rata 71,21
Presentase Nilai KKM 32,1
%
Berdasarkan nilai hasil belajar IPA pada
prasiklus diketahui bahwa masih banyak siswa yang
belum mencapai nilai ketuntasan. Dari semua siswa
kelas V SD Tarbiyatul Islam Kertosari Ponorogo
yang berjumlah 28 siswa, hanya 9 siswa saja yang
bisa mencapai nilai ketuntasan sebesar 32,1%,
sedangkan siswa yang belum tuntas ada 19 siswa
67,8% sebesar (Tabel 4.7). Oleh karena itu bisa
dikatakan kegiatan pembelajaran belum bisa
dikatakan sepenuhnya berhasil karena masih banyak
siswa yang belum mencapai KKM, yaitu nilai rata-
rata sebesar 55,31. Menurut Suwarni pembelajaran
94
dikatakan berhasil jika minimal 75% siswa di dalam
kelas mencapai KKM27. Hal ini terjadi karena
kegiatan pembelajaran yang dilakukan masih
menggunakan metode konvensional dan media yang
digunakan hanya terbatas pada buku dan papan tulis
saja. Dampak dari metode tersebut siswa yang hanya
disuruh untuk mendengarkan akan cepat bosan dan
mencari perhatian yang lain. siswa cenderung pasif
dan akhirnya tidak dapat memahami materi yang
disampaikan guru.
Tabel 4.8
Presentase Pencapaian KKM Prasiklus
Jumlah
siswa
Keterangan Presentase(%)
9 Tuntas 32,1%
19 Tidak tuntas 67,8%
27Diah Indah Suwarni,dkk, Penerapan Model Pembelajaran
Think-Talk-Write (TWT) dan Dokumentasi Reciprocal Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Ekosistem Siswa SMP PGRI Suryakencana
CileungsiKabupaten Bogor, (Skripsi:Universitas Pakuan, Vol 3, No. 8)
95
2. Siklus I
a) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyiapkan
keperluan yang digunakan untuk menunjang
kegiatan penelitian yang akan dilakukan yaitu
siklus I. Persiapan yang dilakukan oleh peneliti
adalah, menyiapkan Rencana Perangkat
Pembelajaran (RPP) dengan menyesuaikan
strategi pembelajaran team quiz dikolaborasikan
dengan small group discussion, outline materi
sistem pencernakan pada hewan dan manusia,
media pembelajaran (spidol, kertas HVS, dan
gambar), kisi-kisi instrumen pemahaman siswa,
lembar tes pemahaman siswa (soal tes), lembar
observasi aktifitas guru, dan lembar observasi
keaktifan siswa.
96
b) Tahap Pelaksanaan
1) Pertemuan ke 1 (Rabu, 04-03-2020)
Pertemuan pertama dilaksanakan
selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Dalam
tahap ini peneliti bertindak sebagai guru dan
guru kelas bertindak sebagai observer yang
mengamati aktivitas guru dan siswa selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Materi
yang akan dibahas pada pertemuan ini adalah
sistem pencernaan pada hewan ruminansia,
organ organ yang berperan dalam sistem
pencernakan hewan ruminansia.
Proses kegiatan pembelajaran diawali
dengan guru memberi salam, mengajak siswa
untuk berdoa dan mengecek absensi siswa.
Kemudian guru melakukan apersepsi terkait
materi yang akan disampaikan. Setelah itu
97
guru memberikan penjelasan materi yang akan
dibahas dengan media gambar yang telah
ditempel pada papan tulis. Guru menjelaskan
sedikit materi sesuai keterangan yang ada pada
gambar. Selanjutnya guru membagikan outline
materi sistem pencernaan pada hewan
ruminansia, organ organ yang berperan dalam
sistem pencernaan hewan ruminansia.
Pada tahap pertama ini guru membagi
siwa menjadi 5 kelompok dengan masing-
masing kelompok terdiri dari 5 sampai 6 siswa.
Kemudian guru membagikan outline materi
kepada masiing masing siswa di dalam
kelompok. Guru meminta siswa untuk
memperhatikan outline materi yang berisi
tentang sistem pencernaan pada hewan
ruminansia, organ-organ yang berperan dalam
98
sistem pencernaan hewan ruminansia yang
telah dibagikan kepada mereka masing-
masing, kemudian guru meminta siswa untuk
menandai dan menuliskan bagian-bagian
pokok materi yang akan di diskusikan dalam
kelompok sesuai dengan topik yang telah
dibagikan guru pada antar kelompok.
Pada tahap selanjutnya siswa diminta
untuk berdiskusi terkait materi sistem
pencernaan hewan ruminansia serta organ
organ yang terlibat pada sistem pencernaan
hewan ruminansia. Guru mengawasi diskusi
kelompok dengan peran fasilitator berkeliling
diantara beberapa kelompok tersebut. Setelah
berdiskusi siswa diminta mempresentasikan
hasil diskusinya mengenai sistem pencernaan
hewan ruminanisa. Masing-masing kelompok
99
hanya diberi waktu 5 menit untuk menjelaskan
hasil diskusi. Setelah itu kelompok A memberi
pertanyaan kepada kelompok B, apabila
kelompok B tidak bisa menjawab bisa
dilemparkan kepada kelompok lain yaitu
kelompok C, D, atau E dan seterusnya. Aturan
menjawab pertanyaan yang diberikan tetap
sama.
Dan tahap terakhir adalah test, untuk
mengetahui tingkat keaktifan siswa melalui
pemahaman siswa mengenai materi sistem
pencernaan hewan ruminansia. Setelah semua
tahap selesai dilakukan guru memberikan
kesimpulan dari materi mulai dari pengertian,
urutan sistem pencernaan hewan ruminansia,
serta organ-organ yang terlibat pada sistem
100
pencernaan hewan ruminansia telah
disampaikan.
c) Tahap Pengamatan
Pada tahap ini setiap kegiatan guru
ketika pembelajaran berlangsung diamati oleh
guru kelas yang bertindak sebagai observer.
Pengamatan diperlukan guna mengetahui
kegiatan guru selama pembelajaran
berlangsung.
1) Aktivitas Guru
Dari pengamatan yang dilakukan dapat
diketahui bahwa guru telah melakukan semua
komponen dengan baik dan hasil yang
diperoleh menunjukkan keterangan baik. Data
aktivitas guru yang diperoleh pada siklus I
sebesar 80,95% dengan keterangan baik.
101
Penilaian data tersebut menggunakan rumus
sebagai berikut:
NP= 𝑅
𝑆𝑀𝑥100%28
Keterangan:
NP : Nilai persen yang dicari atau
diharapkan
R : Skor mentah yang diperoleh
SM : Skor maksimum
100% : Bilangan tetap
Tabel 4.9
Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I
Kegiatan
Pembelajaran
Aspek Yang
Diamati
Kriteria
1 2 3 4
Pendahuluan Guru dapat mengatur
siswa agar siap
menerima pelajaran
v
Guru melakukan
apersepsi dalam
v
28M.Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), 103.
102
Kegiatan
Pembelajaran
Aspek Yang
Diamati
Kriteria
1 2 3 4
Pembelajaran
Inti Guru mengarahkan
siswa
untuk membentuk
kelompok
diskusi dalam proses
pembelajran.
v
Guru mengarahkan
siswa
melakukan diskusi
dan
menggali informasi.
v
Guru mengarahkan
siswa untuk
mengajukan
pertanyaan kepada
kelompok lain.
v
Penutup Guru melakukan
penilaian secara nyata
v
Guru bersama siswa
menyimpulkan materi
pokok organ organ
pencernakan hewan
dan manusia.
v
103
Kegiatan
Pembelajaran
Aspek Yang
Diamati
Kriteria
1 2 3 4
Jumlah 17
Persentase 𝟏𝟕
𝟐𝟏 x 100%
= 80,95%
Keterangan Baik
2) Keaktifan Siswa
Berdasarkan hasil observasi dapat
diketahui bahwa keaktifan siswa dengan
strategi pembelajran aktif team quiz kolaborasi
dengan small group discussion dilakukan
dengan baik. Aktivitas siswa dengan strategi
pembelajaran aktif team quiz kolaborasi
dengan small group discussion lebih baik
dibanding dengan pembelajaran konvesional
yang sebelumnya telah dilakukan. Data
aktivitas siswa yang diperoleh pada siklus I
sebesar 67,64% dengan keterangan cukup
104
aktif. Penilaian data tersebut menggunakan
rumus sebagai berikut:
NP= 𝑅
𝑆𝑀𝑥100%29
Keterangan:
NP : Nilai persen yang dicari atau
diharapkan
R : Skor mentah yang diperoleh
SM : Skor maksimum
100% : Bilangan tetap
Tabel 4.10
Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus I
29M.Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), 103.
No Aspek Yang Diamati Kriteria
1 2 3 4
1 Visual Activity
a. Siswa terlibat aktif dalam
mengamati organ organ sistem
pencernaan.
v
b.Siswa membaca materi dengan
cermat yang terdapat pada buku
v
105
siswa
2 Listening Activity
a.Siswa mendengarkan penyajian
materi yang disampaikan oleh
guru
v
b.Siswa mendengarkan materi
yang dibahas dalam diskusi
kelompok
v
c.Siswa mendengarkan hasil
diskusi melalui presentasi dalam
kelompok
v
3 Writing Activity
a.Siswa menulis materi diskusi
kelompok mengenai sistem
pencernaan hewan dan manusia.
v
b.Siswa menulis hasil presentasi
melalui diskusi dari masing
masing kelompok.
v
4 Drawing Activity
a.Siswa memberi nama gambar
organ-organ sistem pencernakan
v
b. Siswa membuat urutan
perjalanan makanan yang
dicerna oleh sistem pencernaan
dengan tanda panah
v
5 Motoric Activity
a.Siswa terlibat aktif dalam
permainan di proses pembelajaran
v
6 Oral Activity
a.Siswa mengajukan pertanyaan
kepada kelompok lain pada saat
diskusi
v
b.Siswa menyampaikan hasil
diskusi materi sistem pencernaan
v
106
hewan melalui presentasi.
c.Siswa mampu menyimpulkan
materi.
v
7 Mental Activity
a.Siswa menganalisis perbedaan
proses sistem pencernaan pada
hewan dan manusia.
v
b.Siswa mengingat materi yang
telah dipelajari mengenai sistem
pencernaan.
v
8 Emotional Activity
a.Minat siswa dalam mengikuti
pembelajaran IPA secara aktif
v
b.Siswa berani menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh
kelompok lain
v
Jumlah 46
Persentase 𝟒𝟔
𝟔𝟖 x 100%
= 67,64%
Keterangan Cukup
aktif
107
Berdasarkan hasil observasi pada setiap
aspek keaktifan di tahap prasiklus diperoleh data dari
yang terendah hingga tertinggi yaitu aspek writting
activity sebesar 50% dengan kategori sangat tidak
aktif, motoric activity sebesar 50% dengan kategori
sangat tidak aktif, mental activity sebesar 62,50%
dengan kategori tidak aktif, listening activity sebesar
66,66% dengan kategori cukup aktif, visual activity
sebesar 75% dengan kategori cukup aktif, drawing
activity sebesar 75% dengan kategori cukup aktif,
oral activity sebesar 75% dengan kategori cukup
aktif, dan emotional activity sebesar 75% dengan
kategori cukup aktif.
Tabel 4.11
Data Aspek Keaktifan Siswa Siklus I
Aspek Keaktifan Nilai (%) Keterangan
Visual Activity 75% Cukup aktif
Listening Activity 66,66% Cukup aktif
Writing Activity 50%% Sangat tidak aktif
108
Drawing Activity 75% Cukup aktif
Motoric Activity 50% Sangat tidak aktif
Oral Activity 75% Cukup aktif
Mental Activity 62,50% Tidak aktif
Emotional Activity 75 % Cukup aktif
3) Nilai Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan
pada siklus I, diketahui bahwa jumlah siswa
yang mencapai nilai KKM ada 17 siswa
sedangkan yang tidak mencapai KKM ada 11
siswa (Tabel 4.13). Persentase pencapaian nilai
KKM di kelas tersebut sebesar 60,71%.
Menurut Suwarni pembelajaran dikatakan
berhasil jika minimal 75% siswa di dalam
kelas mencapai KKM. Sehingga siklus I belum
berhasil.
109
Tabel 4.12
Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
No. Nama KKM Skor Keterangan
1. Jovi M.S 77 75 Belum
Tuntas
2. M. Rizky
Nur
77 75 Belum
Tuntas
3. Annisa
Rohmatu
77 80 Tuntas
4. Ardelia
Putri C.
77 80 Tuntas
5. Devita
Anggun M
77 75 Belum
Tuntas
6. Edo R. 77 75 Belum
Tuntas
7. Egried Ines
A.
77 75 Belum
Tuntas
8. Faad
Anhaf A.
77 80 Tuntas
9. Ipang
Prasetyo
77 70 Belum
Tuntas
10. Imroatus
Soleha
77 75 Belum
Tuntas
11. Kirana
Velia A.
77 70 Belum
Tuntas
12. Lenia 77 90 Tuntas
110
No. Nama KKM Skor Keterangan
Puspita G.
13. Maya
Rahma Y.
77 90 Tuntas
14. M. Wildan
Z. H.
77 85 Tuntas
15. M.Budi
Arifin
77 85 Tuntas
16. M. Fardan
R. M.
77 80 Tuntas
17. M.Felischo
A.
77 85 Tuntas
18. Rallin Esa
N.
77 90 Tuntas
19. Rizky
Akbar
77 90 Tuntas
20. S. Yumna
Kamilia
77 85 Tuntas
21. S. Adya
Fahma P.
77 80 Tuntas
22. Valevi A.F 77 75 Belum
Tuntas
23. M. Zaki
Mubarok
77 80 Tuntas
24. Nadiana
Fransiska
77 90 Tuntas
111
No. Nama KKM Skor Keterangan
25. M. Davie
F. A.
77 90 Tuntas
26. Adtya
Dewa S.
77 75 Belum
Tuntas
27. Syahda
Rahma
77 85 Tuntas
28. Aril 77 75 Belum
Tuntas
Jumlah 2260
Rata-rata 80,71
Presentase Nilai
KKM
60,71
%
d) Tahap Refleksi
Setelah melakukan kegiatan
pembelajaran menggunakan strategi
pembelajaran aktif team quiz dikolaborasikan
dengan small group discussion hasil
pembelajaran pada siklus I dapat berjalan lebih
baik dibandingkan dengan pembelajaran
112
sebelumnya yang masih menggunakan metode
pembelajaran konvensional. Dengan
menggunakan strategi pembelajaran aktif team
quiz dikolaborasikan dengan small group
discussion ini siswa lebih aktif saat menerima
pembelajaran. Siswa mulai sedikit aktif dalam
kegiatan diskusi, presentasi, serta memberi dan
menjawab pertanyaan kepada antar kelompok,
namun belum maksimal karena baru pertama
kali diterapkan dalam pembelajaran sehingga
sebagian siswa masih berperan pasif dalam
pembelajaran hanya mendengarkan temannya
saja. Kelemahan pada siklus I yaitu, guru
masih kurang dapat mengkondisikan siswa
yang ramai terutama dalam pembagian
kelompok, hal ini terlihat pada proses
pembelajaran berlangsung sebagian siswa
113
masih kurang kondusif dalam tugasnya di
kelompok. Kemudian guru masih sulit
membujuk siswa untuk fokus dalam
memahami materi, serta kurang
membangkitkan minat siswa agar aktif
bertanya dan menjawab pertanyaan yang telah
diberikan pada kelompok lain, hal ini terlihat
pada kegiatan masing-masing kelompok harus
memberi pertanyaan kepada kelompok lain,
siswa masih saling menunjuk untuk
menyampiakan pertanyaannya. Hal ini juga
dapat dilihat dalam menjawab pertanyaan
siswa masih kurang aktif dan tidak saling
berebut untuk menjawab pertanyaan yang telah
diberikan. Pada siklus I presentase pencapaian
nilai keaktifan sebesar 67,64% dengan
keterangan cukup aktif. Menurut
114
Pamungkas,dkk (2018) menyatakan bahwa
tingkat penguasaan kompetensi dengan rentang
90%-100% dinyatakan dalam kategori sangat
aktif, sedangkan 55% dinyatakan kategori
sangat tidak aktif30. Dari nilai yang diperoleh
dapat disimpulkan jika kegiatan pembelajaran
IPA pokok bahasan sistem pencernaan hewan
dan manusia menggunakan strategi
pembelajaran aktif team quiz dikolaborasikan
dengan small group discussion belum berhasil
sehingga masih perlu dilakukan siklus
selanjutnya. Pada siklus II perbaikan yang
perlu dilakukan adalah guru harus mencari cara
supaya memotivasi siswa lebih aktif dalam
proses pembelajaran berlangsung.
30Andika Dinar Pamungkas,dkk, Meningkatkan Keaktifan dan
Hasiil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) pada siswa kelas 4 SD, (Jurnal Kajian Penelitian
Pendidikan dan Pembelajaran : Naturalistic, 2018, Vol. 3 No 1).
115
3. Siklus II
a) Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menyiapkan
keperluan yang digunakan untuk menunjang
kegiatan penelitian yang akan dilakukan yaitu
siklus I. Persiapan yang dilakukan oleh peneliti
adalah, menyiapkan Rencana Perangkat
Pembelajaran (RPP) dengan menyesuaikan
strategi pembelajaran team quiz dikolaborasikan
enga small group discussion, outline materi
sistem pencernaan pada hewan dan manusia,
media pembelajaran (spidol, kertas HVS, dan
gambar), kisi-kisi instrumen pemahaman siswa,
lembar tes pemahaman siswa (soal tes), lembar
observasi aktifitas guru, dan lembar observasi
keaktifan siswa. Guru membagi kelompok dengan
116
sistem berhitung, selain itu melakukan apersepsi
materi dengan permainan “tebak kuis”.
b) Tahap Pengamatan
1) Pertemuan ke 2 (Rabu, 11-03-2020)
Pertemuan kedua dilaksanakan selama
2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Dalam tahap ini
peneliti bertindak sebagai guru dan guru kelas
bertindak sebagai kolaborator (observer) yang
mengamati aktivitas guru dan siswa selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Selain itu
peneliti juga mengajak dua teman sebagai
observer untuk mengamati aktifitas guru dan
tingkat keaktifan siswa di selama proses
pembelajaran berlangsung dengan masing
masing siswa telah dipasang “papan nama”
untuk memudahkan dalam penilaian. Materi
yang akan dibahas adalah sistem pencernaan
117
pada manusia dan organ-organ yang berperan
dalam sistem pencernaan manusia.
Proses kegiatan pembelajaran diawali
dengan guru memberi salam, mengajak siswa
untuk berdoa dan mengecek absensi siswa.
Kemudian guru melakukan apersepsi terkait
materi yang telah disampaiakan sebelumnya
tentang sistem pencernaan pada hewan
ruminansia dengan menggunakan permainan
“tebak kuis”. Guru memberikan pertanyaan
singkat kemudian masing–masing siswa aktif
menjawab pertanyaan yang diberikan. Mereka
saling berebut menjjawab pertanyaan, hal ini
menunjukkan peningkatan keaktifan siswa
dengan pemahaman materi yang diperoleh.
Setelah itu guru mengkaitkan materi
sebelumnya dengan materi yang akan
118
dipelajari. Guru memberikan penjelasan materi
yang akan dibahas dengan media gambar yang
telah ditempel pada papan tulis. Guru
menjelaskan sedikit materi sesuai keterangan
yang ada pada gambar. Selanjutnya guru
membagikan outline materi sistem pencernaan
pada hewan ruminansia, organ-organ yang
berperan dalam sistem pencernakan hewan
ruminansia serta siswa diminta menggunakan
buku siswa sebagai media pembelajaran..
Pada tahap pertama ini guru membagi
siwa menjadi 5 kelompok dengan masing–
masing kelompok terdiri dari 5 sampai 6 siswa.
Pada siklus I guru membagi kelompok sesuai
dengan pilihan dari masing-masing siswa.
Namun pada siklus II ini guru membagi
kelompok dengan menggunakan aturan
119
berhitung agar lebih efektif. Kemudian guru
membagikan outline materi kepada masiing
masing siswa di dalam kelompok. Guru
meminta siswa untuk memperhatikan outline
materi yang berisi tentang sistem pencernaan
pada manusia, organ-organ yang berperan
dalam sistem pencernaan manusia yang telah
dibagikan kepada mereka masing-masing,
kemudian guru meminta siswa untuk menandai
dan menuliskan bagian-bagian pokok materi
yang akan didiskusikan dalam kelompok
sesuai dengan topik yang telah dibagikan guru
pada antar kelompok.
Pada tahap selanjutnya siswa diminta
untuk berdiskusi terkati materi sistem
pencernaan manusia serta organ organ yang
terlibat pada sistem pencernaan manusia. Guru
120
mengawasi diskusi kelompok dengan peran
fasilitator berkeliling diantara beberapa
kelompok tersebut. Setelah berdiskusi siswa
diminta mempresentasikan hasil diskusinya
mengenai sistem pencernaan hewan
ruminanisa. Masing masing kelompok hanya
diberi waktu 5 menit untuk menjelaskan hasil
diskusi. Setelah itu kelompok A memberi
pertanyaan kepada kelompok B, apabila
kelompok B tidak bisa menjawab bisa
dilemparkan kepada kelompok lain yaitu
kelompok C,D, atau E, dan seterusmya. Aturan
menjawab pertanyaan yang diberikan tetap
sama. Dalam menjawab pertanyaan yang
diberikan antar kelompok, guru memberi skor
dari hasil jawaban kelompok yang menjawab
121
di papan tulis sehingga siswa saling berebut
menjawab pertanyaan.
Tahap terakhir adalah test, untuk
mengetahui tingkat keaktifan siswa melalui
pemahaman siswa mengenai materi sistem
pencernakan manusia. Siswa menjawab
pertanyaan singkat dari soal-soal yang telah
diberikan oleh guru. Setelah semua tahap
selesai dilakukan guru memberikan
kesimpulan dari materi mulai dari pengertian,
urutan sistem pencernaan manusia, serta organ-
organ yang terlibat pada sistem pencernaan
manusia yang telah disampaikan.
2) Pertemuan ke 3 (Rabu, 11-03-2020)
Pertemuan kedua dilaksanakan selama
2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Dalam tahap ini
peneliti bertindak sebagai guru dan guru kelas
122
bertindak sebagai kolaborator (observer) yang
mengamati aktivitas guru dan siswa selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Selain itu
peneliti juga mengajak dua teman sebagai
observer untuk mengamati aktifitas guru dan
tingkat keaktifan siswa di selama proses
pembelajaran berlangsung dengan masing
masing siswa telah dipasang “papan nama”
untuk memudahkan dalam penilaian. Materi
yang akan dibahas adalah macam–macam
penyakit yang menyerang pada sistem
pencernaan manusia.
Proses kegiatan pembelajaran diawali
dengan guru memberi salam, mengajak siswa
untuk berdoa dan mengecek absensi siswa.
Kemudian guru melakukan apersepsi terkait
materi yang telah disampaiakan sebelumnya
123
tentang sistem pencernakan pada hewan
ruminansia dengan menggunakan permainan
“tebak kuis”. Guru memberikan pertanyaan
singkat kemudian masing-masing siswa aktif
menjawab pertanyaan yang diberikan. Mereka
saling berebut menjawab pertanyaan, hal ini
menunjukkan peningkatan keaktifan siswa
dengan pemahaman materi yang diperoleh.
Setelah itu guru mengkaitkan materi
sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari. Guru memberikan penjelasan materi
yang akan dibahas dengan media gambar yang
telah ditempel pada papan tulis. Guru
menjelaskan sedikit materi sesuai keterangan
yang ada pada gambar. Selanjutnya guru
membagikan outline materi tentang macam–
124
macam penyakit yang menyerang pada sistem
pencernaan manusia.
Pada tahap pertama ini guru membagi
siswa menjadi 5 kelompok dengan masing–
masing kelompok terdiri dari 5 sampai 6 siswa.
Pada siklus II pertemuan ke dua guru tetap
membagi kelompok dengan menggunakan
aturan berhitung agar lebih efektif. Kemudian
guru membagikan outline materi kepada
masiing-masing siswa di dalam kelompok.
Guru meminta siswa untuk memperhatikan
outline materi yang berisi tentang macam–
macam penyakit yang menyerang pada sistem
pencernaan manusia yang telah dibagikan
kepada mereka masing-masing, kemudian guru
meminta siswa untuk menandai dan
menuliskan bagian-bagian pokok materi yang
125
akan di diskusikan dalam kelompok sesuai
dengan topik yang telah dibagikan guru pada
antar kelompok.
Pada tahap selanjutnya siswa diminta
untuk berdiskusi terkati materi macam–macam
penyakit yang menyerang pada sistem
pencernaan manusia. Guru mengawasi diskusi
kelompok dengan peran fasilitator berkeliling
diantara beberapa kelompok tersebut. Setelah
berdiskusi siswa diminta mempresentasikan
hasil diskusinya mengenai sistem macam–
macam penyakit yang menyerang pada sistem
pencernaan manusia. Masing masing
kelompok hanya diberi waktu 5 menit untuk
menjelaskan hasil diskusi. Setelah itu
kelompok A memberi pertanyaan kepada
kelompok B, apabila kelompok B tidak bisa
126
menjawab bisa dilemparkan kepada kelompok
lain yaitu kelompok C,D, atau E, dan
seterusnya. Aturan menjawab pertanyaan yang
diberikan tetap sama. Dalam menjawab
pertanyaan yang diberikan antar kelompok,
guru memberi skor dari hasil jawaban
kelompok yang menjawab di papan tulis
sehingga siswa saling berebut menjawab
pertanyaan.
Tahap terakhir adalah test, untuk
mengetahui tingkat keaktifan siswa melalui
pemahaman siswa mengenai materi sistem
pencernakan manusia. Siswa menjawab
pertanyaan singkat dari soal-soal yang telah
diberikan oleh guru. Setelah semua tahap
selesai dilakukan guru memberikan
kesimpulan dari materi macam–macam
127
penyakit yang menyerang pada sistem
pencernaan manusia.yang telah disampaikan.
Pada pertemuan ketiga guru
memberikan lembar evaluasi kepada siswa
guna mengetahui keaktifan siswa dari hasil
pemahaman materi setelah menerima
pembelajaran menggunakan . Soal tes berupa
soal uraian yang terdiri dari 10 nomor. Guru
berkeliling untuk mengawasi kegiatan evaluasi
hingga siswa selesai mengerjakan.
c) Tahap Pengamatan
Pada tahap ini setiap kegiatan guru ketika
pembelajaran berlangsung diamati oleh guru kelas
yang bertindak sebagai observer. Pengamatan
diperlukan guna mengetahui kegiatan guru selama
pembelajaran berlangsung.
1) Aktivitas Guru
128
Dari pengamatan yang dilakukan dapat
diketahui bahwa guru telah melakukan semua
komponen pembelajaran menggunakan strategi
aktif team quiz dikolaborasikan dengan small
group discussion dengan baik dan hasil yang
diperoleh lebih baik dibanding dengan
pembelajaran konvesional yang sebelumnya
telah dilakukan. Data aktivitas guru yang
diperoleh pada siklus II yaitu, pada pertemuan
2 diperoleh sebesar 80,95% dan pada
pertemuan 3 diperoleh sebesar 96,46% dengan
rata-rata 92,85% dengan keterangan sangat
baik.
Tabel 4.13
Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II
Kegiatan
Pembelajaran
Aspek Yang
Diamati
Pertemuan
2
Pertemuan
3
1 2 3 4 1 2 3 4
Pembuka Guru dapat
mengatur
v v
129
siswa
agar siap
menerima
pelajaran
Guru
melakukan
apersepsi
dalam
pembelajaran
v v
Inti Guru
mengarahkan
siswa untuk
Membentuk
kelompok
diskusi dalam
proses
pembelajran.
v v
Guru
mengarahkan
siswa
melakukan
diskusi dan
menggali
informasi.
v v
Guru
mengarahkan
siswa untuk
mengajukan
pertanyaan
kepada
kelompok lain.
v v
Penutup Guru
melakukan
penilaian
secara
v v
130
Nyata
Guru bersama
siswa
menyimpulkan
materi pokok
organ organ
pencernakan
hewan dan
manusia.
v v
Jumlah 25 27
Presentase 𝟐𝟓
𝟐𝟖 x 100% =
89,28%
𝟐𝟕
𝟐𝟖 x 100% =
96,42%
Rata-rata 92, 85 %
Keterangan sangat baik
2) Keaktifan Siswa
Berdasarkan hasil observasi diketahui
bahwa siswa dapat melakukan semua
komponen strategi pembelajaran aktif
dikolaborasikan dengan small group discussion
dengan baik. Aktivitas keaktifan siswa dengan
strategi pembelajaran aktif dikolaborasikan
dengan small group discussion lebih baik
dibanding dengan pembelajaran pada siklus I
131
yang sebelumnya telah dilakukan. Data
keaktifan siswa yang diperoleh pada siklus II
yaitu, pada pertemuan 2 diperoleh sebesar
82,35% dan pada pertemuan 3 diperoleh
sebesar 89,70% dengan rata-rata sebesar
86,02% dengan keterangan aktif (Tabel 4.14).
Tabel 4.14
Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus II
No. Aspek Keaktifan Pertemuan
2
Pertemuan
3
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Visual Activity
a. Siswa terlibat
aktif dalam
mengamati
organ organ
pencernaan
hewan dan
manusia.
√ √
b. Siswa membaca
materi dengan
cermat yang
√ √
132
terdapat pada
outline materi
dan buku siswa.
2 Listening Activity
a. Siswa
mendengarkan
penyajian
materi yang
disampaikan
oleh guru
√ √
b. Siswa
mendengarkan
materi yang
dibahas dalam
diskusi
kelompok
√ √
c. Siswa
mendengarkan
hasil diskusi
melalui
presentasi
dalam
kelompok
√ √
3 Writing Activity
a. Siswa menulis
materi diskusi
√ √
133
kelompok
mengenai
system
pencernaan
hewan dan
manusia.
b. Siswa menulis
hasil
presentasi
melalui diskusi
dari masing
masing
kelompok.
√ √
4. Drawing Activity
a. Siswa memberi
nama gambar
organ–organ
system
pencernaan
hewan dan
manusia dengan
sistematis.
√ √
b. Siswa membuat
urutan
perjalanan
makanan yang
dicerna oleh
√ √
134
system
pencernaan
hewan dan
manusia dengan
tanda panah
5. Motoric Activity
a. Siswa terlibat
aktif dalam
permainan
tebak kuis di
proses
pembelajaran
√ √
6. Oral Activity
a. Siswa
mengajukan
pertanyaan
kepada
kelompok lain
pada saat
diskusi
√ √
b. Siswa
menyampaikan
hasil diskusi
materi sistem
pencernaan
hewan dan
manusia
√ √
135
melalui
presentasi
c. Siswa mampu
menyimpulkan
materi.
√ √
7. Mental Activity
a. Siswa
menganalisis
perbedaan
system
pencernaan
hewan dan
manusia
√ √
b. Siswa
mengingat
materi yang
telah dipelajari
mengenai
sistem
pencernaan
hewan dan
manusia
√ √
8. Emotional Activity
a. Minat siswa
dalam
mengikuti
√ √
136
Aspek keaktifan siswa pada siklus II
mengalami peningkatan dari siklus I. Dapat
dilihat diperoleh presentase rata-rata nilai yaitu
aspek writting activity sebesar 68,75% dengan
keterangan cukup aktif, listening activity sebesar
83,33% dengan keterangan aktif, visual activity
sebesar 87,50% dengan keterangan aktif,
pembelajaran
IPA secara aktif
b. Siswa berani
menjawab
pertanyaan
yang diberikan
oleh kelompok
lain
√ √
Jumlah 56 61
Persentase 𝟓𝟔
𝟔𝟖 x
100% =
82,35%
𝟔𝟏
𝟔𝟖 x
100% =
89,70%
Rata-rata 86,02%
Keterangan Aktif
137
drawing activity sebesar 87,50% dengan
keterangan aktif, motosebesarric activity sebesar
87,50% dengan keterangan aktif, mental activity
87,50% dengan keterangan aktif, emotional
activity sebesar 87,50% dengan keterangan aktif,
dan aspek oral activity sebesar 91,66% dengan
keterangan aktif.
Tabel 4.15
Data Aspek Keaktifan Siswa Siklus II
Aspek
Keaktifan
Nilai % Rata-
rata
Ketera
ngan Pertemuan
I1
Pertemuan
I11
Visual
Activity
87,50% 87,50% 87,50% Aktif
Listening
Activity
75% 91,66% 83,33% Aktif
Writing
Activity
62.50% 75% 68,75% Cukup
aktif
Drawing
Activity
87,50% 87,50% 87,50% Aktif
Motoric
Activity
75% 100% 87,50% Aktif
138
Aspek
Keaktifan
Nilai % Rata-
rata
Ketera
ngan Pertemuan
I1
Pertemuan
I11
Oral Activity 83,33% 100% 91,66% Sangat
aktif
Mental
Activity
87,50% 87,50% 87,50% Aktif
Emotional
Activity
87,50%% 87,50% 87,50% Aktif
3) Nilai Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan
pada siklus II, diketahui bahwa jumlah
siswa yang mencapai nilai KKM ada 26
siswa sedangkan yang tidak mencapai KKM
ada 2 siswa (Tabel 4.16). Presentase
pencapaian nilai KKM sebesar 92,85%.
Menurut Diah Indah Suwarni pembelajaran
dikatakan berhasil jika minimal 75% siswa
di dalam kelas mencapai KKM. Sehingga
139
siklus II sudah berhasil. Penilaian data
tersebut menggunakan rumus sebagai
berikut:
Persentase=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑒𝑟𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑥100%31
Tabel 4.16
Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. Nama KKM Skor Keterangan
1. Jovi Muhammad
S
77 75 Belum
Tuntas
2. M. Rizky Nur 77 90 Tuntas
3. Annisa Rohmatu 77 90 Tuntas
4. Ardelia Putri C. 77 95 Tuntas
5. Devita Anggun
M.
77 85 Tuntas
6. Edo Rahmadoni 77 95 Tuntas
7. Egried Ines A. 77 90 Tuntas
8. Faad Anhaf A. 77 95 Tuntas
9. Ipang Prasetyo 77 80 Tuntas
10. Imroatus Soleha 77 95 Tuntas
11. Kirana Velia A. 77 90 Tuntas
31M.Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), 103.
140
No. Nama KKM Skor Keterangan
12. Lenia Puspita G. 77 90 Tuntas
13. Maya Rahma Y. 77 90 Tuntas
14. M. Wildan Z. H. 77 80 Tuntas
15. M. Budi Arifin 77 90 Tuntas
16. M. Fardan R. M. 77 90 Tuntas
17. M. Felischiano A. 77 95 Tuntas
18. Rallin Esa N. 77 85 Tuntas
19. Rizky Akbar 77 95 Tuntas
20. S. YumnaKamilia 77 95 Tuntas
21. S. Adya Fahma P. 77 95 Tuntas
22. Valevi A.F 77 90 Tuntas
23. M. Zaki Mubarok 77 90 Tuntas
24. Nadiana Fransiska 77 90 Tuntas
25. M. Davie F. A. 77 90 Tuntas
26. Adtya Dewa S. 77 75 Belum
Tuntas
27. Syahda Rahma 77 95 Tuntas
28. Aril 77 95 Tuntas
Jumlah 2510
Rata-rata 89,64
Presentase Nilai KKM 92,85
%
141
d) Tahap Refleksi
Setelah melakukan kegiatan pembelajaran
menggunakan strategi pembelajaran aktif team
quiz dikolaborasikan dengan small group
discussion hasil pembelajaran pada siklus II dapat
berjalan lebih baik dibandingkan dengan
pembelajaran pada siklus I. Pada siklus II ini
siswa dapat menerima pembelajaran dengan
sangat baik, keaktifan siswa lebih meningkat pada
saat proses pembelajaran. Hal ini dibuktikan
dengan hasil nilai rata-rata aktivitas keaktifan
siswa diperoleh sebesar 86,02% dengan
keterangan aktif, nilai rata-rata aktivitas guru
diperoleh sebesar 92,85% dengan keterangan
sangat baik. Pada siklus II presentase pencapaian
nilai KKM sebesar 92,85%. Menurut Diah Indah
Suwarni pembelajaran dikatakan berhasil jika
142
minimal 75% siswa di dalam kelas mencapai
KKM. Dari data yang telah diperoleh dapat
diketahui jika kegiatan pembelajaran IPA pokok
bahasan sistem pencernaan hewan dan manusia
dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif
team quiz dikolaborasikan dengan small group
discussion mendapatkan hasil sangat baik
sehingga siklus selanjunya tidak perlu diadakan.
C. Proses Analisis Data Per-Siklus
1. Siklus I
Hasil pengamatan yang telah dilakukan pada
tahap siklus I menunjukkan bahwa dalam proses
pembelajaran guru telah melakukan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan strategi pembelajaran
aktif team quiz dikolaborasikan dengan small group
discussion dan telah melakukan semua langkah-
143
langkah kegiatan pembelajaran sesuai Rencana
Perangkat Pembelajaran (RPP). Berdasarkan data
yang didapat terjadi peningkatan aktivitas guru
dalam setiap pertemuannya, pertemuan pertama nilai
aktivitas guru sebesar 80,95% keterangan baik.
Peningkatan aktivitas guru pada pertemuan
pertama terlihat ketika guru membantu siswa untuk
mengarahkan pembagian kelompok diskusi,
mengarahkan siswa untuk mengajukan dan
menjawab pertanyaan pada proses pembelajaran,
serta mampu menyimpulkan materi yang telah
dipelajari bersama siswa dengan baik.
Hasil pengamatan yang telah dilakukan pada
tahap siklus I menunjukkan bahwa siswa telah
melakukan kegiatan pembelajaran yang
menununjukkan tingkat keaktifan siswa sesuai
dengan komponen strategi pembelajaran aktif team
144
quiz dikolaborasikan dengan small group discussion.
Berdasarkan data yang didapat terjadi peningkatan
aktivitas siswa dalam setiap pertemuannya,
pertemuan pertama nilai keaktifan siswa sebesar
67,64% dengan keterangan cukup aktif.
Peningkatan aktivitas keaktifan siswa pada
pertemuan pertama dalam proses pembelajaran mulai
terlihat. Hal ini dibuktikan ketika siswa melakukan
diskusi kelompok sesuai pokok bahasan materi.
Siswa menulis hasil diskusi. Siswa mampu
menyampaikan hasil diskusi melalui presentasi dan
semua anggota kelompok yang lain mendengarkan.
Selain itu siswa merespon pertanyaan dari guru.
Hasil belajar siswa pada siklus I mencapai
rata-rata 80,71 dengan nilai keberhasilan atau
ketuntasan sebesar 60,71% yang diperoleh dari 17
siswa mencapai KKM dan masih ada 11 siswa yang
145
belum mencapai KKM dengan nilai keberhasilan
atau ketuntasan sebesar 39,28%. Jadi dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar pada siklus I belum
mencapai ketuntasan dan masih dilanjutkan pada
siklus II.
Tabel 4.17
Hasil Analisis Pencapaian Nilai KKM Siklus I
Jumlah Siswa Keterangan Presentase (%)
17 Tuntas 60,71%
11 Tidak tuntas 39,28%
2. Siklus II
Hasil pengamatan yang telah dilakukan pada
tahap siklus II menunjukkan bahwa guru telah
melakukan strategi pembelajaran aktif team quiz
dikolaborasikan dengan small group discussion dan
telah melakukan semua langkah-langkah kegiatan
pembelajaran sesuai Rencana Perangkat
Pembelajaran (RPP). Berdasarkan data yang didapat
146
terjadi peningkatan aktivitas guru dalam setiap
pertemuannya, pertemuan kedua nilai aktivitas guru
sebesar 89,28% dan pertemuan keempat nilai
aktivitas guru sebesar 96,42% dengan rata-rata yang
diperoleh sebesar 92,85% dengan keterangan sangat
baik.
Peningkatan aktivitas guru pada siklus II
terlihat ketika guru mengubah konsep dalam
pembagian kelompok menggunakan cara berhitung.
Hal ini dilakukan supaya setiap anggota kelompok
heterogen serta siswa mampu berdisukusi dengan
efektif dan kondusif dalam pembelajaran.
Selanjutnya untuk meningktan keaktifan siswa dalam
mengarahkan mengajukan pertanyaan ataupun
menjawab pertanyaan, guru memberi skor kelompok
yang ditulis di papan tulis .
147
Hasil pengamatan yang telah dilakukan pada
tahap siklus II menunjukkan bahwa siswa telah
melakukan strategi pembelajaran aktif team quiz
dikolaborasikan dengan small group discussion dan
telah melakukan semua langkah-langkah kegiatan
pembelajaran sesuai Rencana Perangkat
Pembelajaran (RPP). Berdasarkan data yang didapat
terjadi peningkatan keaktifan siswa dalam setiap
pertemuannya. Pada pertemuan kedua nilai keaktifan
siswa sebesar 82,35% dan pada pertemuan ketiga
nilai aktivitas keaktifan siswa sebesar 89,70%
dengan rata-rata yang diperoleh sebesar 86,02%
dengan keterangan aktif.
Peningkatan aktivitas keaktifan siswa pada
siklus II terlihat saat siswa mulai mempersiapkan
alat yang akan digunakan untuk belajar, saat siswa
fokus mendengarkan perintah dari guru,
148
mendengarkan dengan fokus penyampaian hasil
disukusi kelompok. Selain itu siswa juga menulis
materi penting ataupun menulis jawaban dari soal
yang diberikan. Siswa juga lebih berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran, dibuktikan dengan siswa
dengan berani mempresentasikan hsil diskusi
kelompok, saling berebut untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan antar kelompok ataupun
dari guru.
Hasil belajar siswa pada siklus II mencapai
rata-rata 89,64 dengan nilai keberhasilan/ketuntasan
sebesar 92,85% yang diperoleh dari 26 siswa
mencapai nilai KKM dan ada 2 siswa yang belum
mencapai KKM dengan nilai
keberhasilan/ketuntasan sebesar 7,14%. Jadi dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar pada siklus II sudah
149
mencapai ketuntasan dan tidak diperlukan siklus
selanjutnya.
Tabel 4.18
Hasil Analisis Pencapaian Nilai KKM Siklus II
D. Pembahasan
Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti
di SD Tarbiyatul Islam Kertosari Ponorogo
ditemukan beberapa masalah dalam kegiatan belajar
mengajar. Masalah yang ditemui peneliti yaitu
tingkat keaktifan siswa kelas V SD Tarbiyatul Islam
Kertosari Ponorogo pada mata pelajaran IPA pokok
bahasan sistem pencernaan hewan dan manusia
masih rendah. Hal ini disebabkan salah satunya
karena guru menggunakan strategi pembelajaran
Jumlah Siswa Keterangan Presentase (%)
28 Tuntas 92,85%
2 Tidak tuntas 7,14%
150
yang kurang menarik, metode pembelajaran
konvensional yaitu ceramah, dan hanya
menggunakan media buku dan papan tulis. Dampak
dari kurangnya strategi menarik yang digunakan
guru tersebut siswa menjadi bosan dalam proses
pembelajaran yang ditandai dengan tidak
memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan
materi di depan kelas, bersendau gurau bersama
temannya dan kurang berpartisipasi aktif dalam
kegiatan bertanya atapun menjawab pertanyaan
ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Setelah peneliti mengetahui masalah tersebut, maka
peneliti menggunakan strategi pembelajaran aktif
team quiz dikolaborasikan dengan small group
discussion pada mata pelajaran IPA pokok bahasan
sistem pencernaan hewan dan manusia.
151
Untuk melanjutkan kegiatan penelitian, pada
tahap prasiklus peneliti melakukan observasi
terhadap keaktifan siswa pada saat proses
pembelajaran. Dari hasil obsevasi nilai keaktifan
siswa pokok bahasan sistem pencernaan. Dari hasil
observasi diperoleh nilai keaktifan siswa sebesar
30,88%. Menurut Pamungkas dkk (2018)
menyatakan bahwa tingkat penguasaan kompetensi
keaktifan dengan rentang 90%-100% dinyatakan
dalam kategori sangat aktif, sedangkan 55%
dinyatakan dalam kategori sangat tidak aktif.32 Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa keaktifan
siswa masih rendah dan diperlukan tindakan
penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan
keaktifan siswa memalui pemahaman siswa kelas V
32Andika Dinar Pamungkas,dkk, Meningkatkan Keaktifan dan
Hasiil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) pada siswa kelas 4 SD, (Jurnal Kajian Penelitian
Pendidikan dan Pembelajaran : Naturalistic, 2018, Vol. 3 No 1).
152
terhadap materi mata pelajaran IPA pokok bahasan
sistem pencernaan dengan menggunakan strategi
pembelajaran team quiz dikolaborasikan dengan
small group discussion.
Penelitian ini dilakukan dua siklus, pada
siklus I terdiri dari satu pertemuan dan siklus II
terdiri dari dua pertemuan. Setiap pertemuannya
diupayakan dapat meningkatkan keaktifan siswa.
Hasil pengamatan yang dilakukan sebelum
penelitian dimulai, diketahui guru masih
menggunakan strategi pembelajjaran yang kurang
menarik. Kemudian pada siklus I dan siklus II guru
menggunakan strategi pembelajaran team quiz
dikolaborasikan dengan small group discussion dan
guru berusaha untuk melakukan setiap tahapannya
dengan efektif. Setelah guru menggunakan strategi
pembelajaran team quiz dikolaborasikan dengan
153
small group discussion dapat diketahui perbandingan
hasil penelitian aktivitas guru setiap siklus yaitu
sebagai berikut:
Gambar 4.1 Perbandingan Aktivitas Guru Tiap Siklus
Dari gambar di atas (Gambar 4.1) dapat
kita ketahui bahwa aktivtas guru mengalami
peningkatan pada tiap siklusnya. Pada siklus I guru
telah melakukan setiap langkah-langkah yang ada
dalam Rencana Perangkat Pembelajaran (RPP) dan
74
76
78
80
82
84
86
88
90
92
94
Siklus I Siklus II
Pro
sen
tase
Akt
ivit
as G
uru
(%
)
154
guru telah melakukan setiap tahapan secara
sistematis yang ada dalam strategi pembelajaran
team quiz dikolaborasikan dengan small group
discussion namun hasil belum maksimal karena guru
belum maksimal dalam hal pendampingan kepada
siswa dengan diperoleh nilai rata-rata sebesar
80,95% dengan keterangan baik (Tabel 4.19). Pada
siklus II guru sudah melakukan setiap tahapan yang
ada dalam Rencana Perangkat Pembelajaran dan
setiap tahapan yang ada dalam strategi pembelajaran
team quiz dikolaborasikan dengan small group
discussion dengan diperoleh nilai rata-rata sebesar
92,85%. Dengan keterangan sangat baik (Tabel
4.19).
155
Tabel 4.19
Analisis Lembar Observasi Aktivitas Guru33
Tingkat
Penguasaan
Nilai
Huruf
Bobot Predikat
86-100% A 4 Sangat
Baik
76-85% B 3 Baik
60-75% C 2 Cukup
55-59% D 1 Kurang
≤ 54% TL 0 Kurang
Sekali
Peningkatan aktivitas guru dari siklus I ke
siklus II dapat dilihat dari setiap kegiatan yang
dilakukan di dalam kelas ketika guru mendampingi
siswa untuk melewati setiap tahap kegiatan
pembelajaran mulai dari mengarahkan pembagian
kelompok sampai mengarahkan untuk memberi
pertanyaan dan menjawab pertanyaan.
33M Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), 103.
156
Peningkatan aktivitas guru juga terlihat saat
guru mengajak siswa untuk fokus kembali ketika
siswa sudah mulai tidak efektif yaitu dengan cara
memberi pertanyaan singkat dan memberi skor
kepada kelompok yang menjawabya. Selain itu guru
juga memberi reward dari kelompok dengan
partisipasi paling aktif yang dibuktikan dengan
perolehan skor tertinggi dalam tebak kuis.
Penilaian selanjutnya yaitu pengamatan pada
aktivitas keaktifan siswa. Setelah guru menggunakan
strategi pembelajran team quiz dikolaborasikan
dengan small group discussion siswa dapat terlibat
aktif pada saat pembelajaran berlangsung. Hasil
penilaian keaktifan siswa dapat diketahui sebagai
berikut:
157
Gambar 4.2 Perbandingan Keaktifan Siswa pada Tiap Siklus
Gambar 4.3 Perbandingan Keaktifan Siswa pada Tiap Siklus
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Pro
sen
tase
Asp
ek K
eakt
ifan
Sis
wa
(%)
Siklus I
Siklus II
0
20
40
60
80
100
Siklus I Siklus II
Pro
sen
tase
Akt
ivit
as
Ke
akti
fan
Sis
wa
(%)
158
Berdasarkan gambar di atas (Gambar 4.2)
diketahui bahwa keaktifan siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung, mengalami peningkatan
yang cukup signifikan. Pada siklus I nilai keaktifan
siswa diperoleh sebesar 67,64% dengan keterangan
cukup aktif. Dan pada siklus II nilai keaktifan siswa
diperoleh sebesar 86,02% dengan keterangan sangat
aktif. Peningkatan keaktifan siswa pada siklus I
menunjukkan bahwa siswa telah melakukan setiap
komponen dalam Rencana Perangkat Pembelajaran.
Siswa juga berperan aktif yaitu dengan mengikuti
setiap tahapan strategi pembelajaran team quiz
dikolaborasikan dengan small group discussion yang
digunakan. Namun aktivitas yang menunjukkan
keaktifan siswa belum sepenuhnya baik karena siswa
belum terbiasa menggunakan staretegi tersebut. Agar
siswa lebih berpartisipasi aktif dalam kegiatan
159
pembelajaran ketika pembelajaran berlangsung, guru
mengadakan tebak kuis dan setiap kelompok harus
menjawab untuk memperoleh skor. Skor akan
dituliskan guru di papan tulis sehingga
membangkitkan keaktifan masing-masing siswa.
Pada siklus II nilai aktivitas siswa mengalami
peningkatan sebesar 86,02% dengan keterangan
sangat baik. Pada siklus II siswa sudah mulai
terbiasa dengan strategi pembelajaran yang
digunakan. Pada saat guru memberikan perintah
penyampaian materi ataupun pertanyaan siswa
terlihat lebih fokus. Penyampaian hasil diskusi
melalui presentasi juga disampikan secara urut dan
lengkap. Pada saat guru memberikan pertanyaan
siswa berebut untuk menjawabnya dan mendapatkan
skor terbaik di kelompoknya. Setiap kegiatan yang
dapat meningkatkan keaktifan sisswa selalu diberi
160
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Siklus I Siklus II
Pro
sen
tase
Has
il B
elaj
ar (
%)
Tuntas
Belum Tuntas
skor yang ditulis di papan tulis dan akan mendapat
reward untuk skor yang tertinggi. Seiring dengan
meningkatnya keaktifan siswa juga diperoleh hasil
belajar yang baik. Hasil belajar siswa dapat diketahui
pada gambar berikut:
Gambar 4.4 Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus
Strategi pembelajaran team quiz
dikolaborasikan dengan small group discussion
161
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut
dapat diketahui dari hasil tes yang dilakukan setiap
akhir siklus. Pada siklus I hasil belajar siswa sebesar
60,71% (17 siswa) mencapai nilai KKM dan sebesar
39,28% (11 siswa) belum mencapai nilai KKM.
Siswa yang mendapat nilai di bawah KKM
dikarenakan siswa belum terbiasa menggunakan
strategi pembelajaran team quiz dikolaborasikan
dengan small group discussion sehingga masih
bingung dalam memahami materi. Kemudian pada
siklus II diperoleh nilai hasil belajar siswa sebesar
92,5% (26 siswa) sudah mencapai nilai KKM dan
sebesar 7,14% (2 siswa) belum mencapai nilai
KKM. Dua siswa yang belum biasa mencapai nilai
KKM, dikarenakan siswa sulit diajak untuk aktif dan
sulit untuk konsentrasi saat pembelajaran
berlangsung. Selain salah satu dari siswa tersebut
162
kurang memperhatikan perintah guru terutama dala
hal menulis. Rifai menyatakan bahwa faktor-faktor
yang memberikan kontribusi terhadap proses dan
hasil belajar adalah kondisi internal dan eksternal
peserta didik. Kondisi internal mencakup kondisi
fisik seperti kesehatan, psikis, kemampuan
intelektual, emosional, dan kondisi sosial seperti
kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan.
Kemudian eksternal meliputi variasi dan tingkat
kesulitan materi belajar, tempat belajar, iklim,
suasana lingkungan, dan budaya belajar masyarakat
akan mempengaruhi kesiapan, proses dan hasil
belajar siswa.34 Data perbandingan kedua siklus
disajikan pada tabel berikut:
34 Rifai dkk, Psikologi Pendidikan, (Semarang: UNNES
PRESS, 2009), 97.
163
Tabel 4.20
Perbandingan siklus I dan siklus II
Aktivitas Guru Siklus I 80,95%
Siklus II 92,85%
Keaktifan Siswa Siklus I 67,64%
Siklus II 86.02%
Hasil Belajar
Siswa
Siklus I 60.71%
Siklus II 92.85%
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui
bahwa aktivitas guru, aktivitas keaktifan siswa dan
hasil belajar siswa mengalami peningkatan
signifikan setiap siklusnya. Hal ini karena siswa ikut
berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran
sehingga keaktifan siswa dapat meningkat. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
berapa peneliti yang telah melakukan penelitian
menggunakan strategi pembelajaran team quiz
dikolaborasikan dengan small group discussion
seperti penelitian yang dilakukan seperti Anita
164
Retnowati (2012) menyatakan bahwa pada siklus I
meningkat menjadi 19 siswa (59,37%). Setelah
dilakukan tindakan yang direvisi pada siklus II yaitu
melalui penerapan strategi Team Quiz
dikolaborasikan dengan Small Group Discussion
meningkat menjadi 26 siswa (81,25%).35
Pembelajaran menggunakan strategi Team Quiz
dikolaborasikan dengan Small Group Discussion
dapat meningkatkan keaktifan siswa, siswa diajak
untuk berpartisipasi aktif dan berpikir kritis, dan
guru berupaya untuk membuat kelas menjadi
menyenangkan dan nyaman bagi siswa.
Dari penelitian yang telah dilakukan sudah
menunjukkan hasil yang baik untuk setiap siklusnya.
35Anita Retnowati, Upaya Meningkatkan Keaktifan Melalui
Strategi Team Quiz Dikolaborasikan Dengan Strategi Small Group
Discussion Dalam Proses Pembelajaran PKn Pada Siswa Kelas VII G
SMP Negeri 5 Karangayar Kabupaten Karngayar Tahun Ajaran
2011/2012, (SKRIPSI : Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2012),
xviii.
165
Sehingga dapat disimpulkan jika strategi Team Quiz
dikolaborasikan dengan Small Group Discussion
dapat meningkatkan keaktifan siswa.
162
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan seluruh tahapan penelitian tindakan
kelas yang dilakukan di SD Tarbiyatul Islam Kertosari
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan strategi team quiz dikolaborasikan dengan
small group discussion dimulai dari tahap pertama
yaitu Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok
sesuai dengan topik pokok bahasan. Kedua, siswa
berdiskusi secara berkelompok sesuai dengan topik
yang telah ditentukan oleh guru. Ketiga, kelompok A
memyampaikan hasil diskusi malaui presentasi.
Keempat, kelompok A memberikan pertayaan
kepada kelompok B, apabila kelompok B tidak bisa
menjawab bisa dilemparkan kepada kelompok lain,
163
dan seterusnya. Kelima, kelompok yang menjawab
dengan tepat akan diberi skor.
2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan
strategi pembelajaran team quiz dikolaborasikan
dengan small group discussion dapat meningkatkan
keaktifan siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil
observasi pada prasiklus diperoleh nilai sebesar
30,88% dengan keterangan sangat tidak aktif, siklus
I diporeleh nilai sebaesar 67,64% dengan keterangan
cukup aktif, dan siklus II diperoleh nilai sebesar
86,02% dengan keterangan aktif. Dengan demikian
strategi pembelajaran team quiz dikolaborasikan
dengan small group discussion dapat meningkatkan
keaktifan siswa.kelas V pada mata pelajaran IPA
pokok bahasan sistem pencernaan di SD Tarbiyatul
Islam Kertosari Ponorogo.
164
B. Saran
Agar pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan
strategi pembelajaran aktif team quiz dikolaborasikan
dengan small group discussion mencapai hasil yang
optimal maka terdapat beberapa hal pentimg yang
harus diperhatikan, yaitu :
1. Sekolah
Sekolah diharapkan bersedia memberikan
dukungan dan pengarahan terhadap guru agar
meningkatkan kualitas dalam pembelajaran di kelas
sehingga dapat meningkatkan keaktifan siswa.
2. Guru
Dalam melaksanakan pembelajaran guru
dapat menggunakan strategi pembelajaran yang tepat
dan sesuai dengan materi agar proses pembelajaran
lebih aktif, efektif, dan menyenangkan. Guru
sebaiknya mengembangkan bentuk reward yang
165
diberikan kepada siswa, walaupun hanya sekedar
pujian atau dengan menggunakan poin prestasi
sehinmgga peserta didik termotivasi dalam kegiatan
pembelajaran.
3. Siswa
Siswa seharusnya berperan aktif dalam
kegiatan pembelajaran agar proses belajar mengajar
lebih interaktif dan berjalan dengan efektif,
sehiingga mendapatkan tujuan pembelajaran yang
optimal
4. Peneliti Berikutnya
Penelitian ini hanya terbatas pada upaya guru
dalam mengatasi rendahnya keaktifan siswa kelas V
mata pelajaran IPA, oleh karena itu diperlukan
penelitian lebih lanjut pada mata pelajaran yang lain
dan kelas yang berbeda.penelitian selanjutnya
diharapkan ditunjang pula dengan wawancara yang
166
lebih mendalam dengan guru kelas ataupun guru
mata pelajaran supaya lebih mengetahui karakteristik
siswa. Selain itu, peneliti selanjutnya diharapkan
dapat mengatur siswa agar berpartisipasi aktif dalam
kegiatan bertanya ataupun menjawab pertanyaan
yang telah diberikan.
168
DAFTAR PUSTAKA
Anshory, Ichsan, Setiya Yunus Saputra, Delora Jantung
Amelia. Pembelajaran Tematik Integratif Pada
Kurikulum 2013 Di Kelas Rendah SD
Muhammadiyah 07 Wajak. Jurnal FKIP Universitas
Muhammadiyah Malang. 2018. Vol 4, No 1.
Arifin, Zainul. Penelitian Pendidikan Metode dan
Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
2014.
Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta. 2013.
Auliani, Neti. Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Quiz
Team Terhadap Motivasi Belajar Matematika Kelas
V MI Kota Jawa Bandar Lampung. SKRIPSI:
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
2018.
Christiani, Ari,dkk. Penerapan Metode Small Group
Discussion Dengan Model Cooperative Learning
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Sekolah
Dasar. JPGSD. 2014. Vol. 02 No. 02.
Darmansyah. Strategi Pembelajaran Menyenagkan dengan
Humor. Jakarta : Bumi Aksara . 2011.
Lovenidiana, Ayu. Kemampuan Komunikasi Siswa Pada
Penerapan Pembelajaran Aktif. Ilmiah Pendidikan
Matematika Unesa. 2014. Vol.3, No.3.
169
Makhbubudin. Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe
Quiz Team Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan
Aktifitas Siswa Pada Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial Di Kelas VII SMP Ar-Rohman
Krangkeng Kabupaten Indramayu. SKRIPSI : IAIN
Syekh Nurjati Cirebon. 2012.
Pamungkas, Andika Dinar,dkk. Meningkatkan Keaktifan
dan Hasiil Belajar Siswa Melalui Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada
siswa kelas 4 SD. Jurnal Kajian Penelitian
Pendidikan dan Pembelajaran: Naturalistic. 2018.
Vol. 3 No 1.
Pour, Agustiana Novitasari,dkk. Pengaruh Model
Pembelajaran Talking Stick terhadap Keaktifan
Bealajar Siswa. Jurnal Penelitian dan Pengkajian
Ilmu Pendidikan : e-Saintika. 2018. Vol. 2 No 1.
Retnowati, Anita. Upaya Meningkatkan Keaktifan Melalui
Strategi Team Quiz Dikolaborasikan Dengan
Strategi Small Group Discussion Dalam Proses
Pembelajaran PKn Pada Siswa Kelas VII G SMP
Negeri 5 KarangayarKabupaten Karngayar Tahun
Ajaran 2011/2012. SKRIPSI:Universitas
Muhammadiyah Surakart. 2012. Rusman. Model-
model Pembelajaran Mengembangkan
Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajagrafindo
Persada. 2013.
Sadirman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta:Rajawali Pers, 2012.
170
Saraswati, Fathia Niken. Implementasi Metode
Pembelajaran Small Group Discussion Untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar Pada Kompetensi
Dasar Jurnal Penyesuaian Siswa Kelas X Akuntansi
Smk Muhammadiyah Kretek Tahun Ajaran
2017/2018. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia.
2018. Vol. XVI, No. 2.
Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di
Sekolah Dasar. Jakarta:Prenadamedia group. 2015.
Supriyanto, Didik. Penerapan Model Pembelajaran Small
Group Discussion Terhadap Hasil Belajar Kognitif
Siswa Pada Materi Dunia Tumbuhan Dan Dunia
Hewan. SKRIPSI : UM Palembang. 2017.
Suwarni, Diah Indah,dkk. Penerapan Model Pembelajaran
Think-Talk-Write (TWT) dan Dokumentasi
Reciprocal Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Ekosistem Siswa SMP PGRI Suryakencana
CileungsiKabupaten Bogor, Skripsi:Universitas
Pakuan. Vol 3, No. 8.
Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer
Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta :
Bumi Aksara. 2010.
Wibowo, Ahmad Nasir Ari. Cerita Cinta Belajar Mengajar.
Yogyakarta Deepublish, 2015.
Wibowo, Nugroho. Upaya Peningkatan Keaktifan Siswa
Melalui Pembelajaran Berdasarkan Gaya Belajar di
SMK Negeri 1 Saptosari. Jurnal Electronics,
Informatics, and Vocacional Edcation ELINVO.
2016. Vol. 1 No. 2
170