penerapan radioisotop pada bidang hidrologi

4
Penerapan Radioisotop pada Bidang Hidrologi Natrium-24 (Na-24) untuk mendeteksi Kebocoran pada Pipa Bawah Tanah Oleh : Putri Ika Wardani (J1D111012) Tugas : Fisika Radiasi Dosen : Prihatin Oktivasari, M.Si FMIPA UNLAM Salah satu aplikasi penggunaan radioisotop adalah sebagai perunut dalam studi hidrologi. Teknik perunut merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk mendapatkan informasi perilaku suatu sistem dengan cara menandai sistem dengan bahan tertentu, seperti misalnya radioisotop. Dengan menggunakan perunut radioisotop, berbagai masalah dalam bidang hidrologi akan dapat dipecahkan dengan cara langsung yang jauh lebih cepat dari cara konvensional. Dalam bidang hidrologi, teknik perunutan dilakukan dengan cara memantau radiasi yang dipancarkan oleh perunut radioisotop, atau yang lebih dikenal sebagai radiotracer. Dalam studi hidrologi, radiotracer yang digunakan dilepaskan langsung ke lingkungan. Untuk dapat digunakan sebagai tracer, radioisotop harus memenuhi persyaratan : 1. Tidak berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup di sekelilingnya 2. Jumlah radioisotop yang dilepaskan ke lingkungan harus benar-benar diperhitungkan sehingga tidak terjadi pelepasan zat radioaktif yang berlebihan ke lingkungan. 3. Radioisotop yang digunakan harus larut dalam air

Upload: putri-ika-wardani

Post on 20-Oct-2015

168 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Penerapan Radioisotop pada Bidang Hidrologi

Natrium-24 (Na-24) untuk mendeteksi Kebocoran pada Pipa Bawah Tanah

Oleh : Putri Ika Wardani (J1D111012)

Tugas : Fisika Radiasi

Dosen : Prihatin Oktivasari, M.Si

FMIPA UNLAM

Salah satu aplikasi penggunaan radioisotop adalah sebagai perunut dalam studi hidrologi. Teknik perunut merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk mendapatkan informasi perilaku suatu sistem dengan cara menandai sistem dengan bahan tertentu, seperti misalnya radioisotop. Dengan menggunakan perunut radioisotop, berbagai masalah dalam bidang hidrologi akan dapat dipecahkan dengan cara langsung yang jauh lebih cepat dari cara konvensional. Dalam bidang hidrologi, teknik perunutan dilakukan dengan cara memantau radiasi yang dipancarkan oleh perunut radioisotop, atau yang lebih dikenal sebagairadiotracer. Dalam studi hidrologi, radiotracer yang digunakan dilepaskan langsung ke lingkungan. Untuk dapat digunakan sebagai tracer, radioisotop harus memenuhi persyaratan :

1. Tidak berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup di sekelilingnya

2. Jumlah radioisotop yang dilepaskan ke lingkungan harus benar-benar diperhitungkan sehingga tidak terjadi pelepasan zat radioaktif yang berlebihan ke lingkungan.

3. Radioisotop yang digunakan harus larut dalam air

4. Radioisotop tidak akan diserap oleh tanah, tanaman maupun organisme hidup lainnya

Tidak dapat dipungkiri, sudah banyak manfaat yang diperoleh karena menggunakan radiotracer sebagai perunut dalam huidrologi. Selain itu radiotracer juga dapat dipakai sebagai pendukung metode non-nuklir lainnya yang telah ada. Meski tidak semua persoalan hidrologi dapat diselesaikan dengan teknik nuklir ini, namun penggunaan radiotracer seringkali merupakan satu-satunya metode yang dapat menyelesaikan persoalan.

Gambar 1. Pipa air bawah tanahMencari kebocoran dan sumbatan pipa di bawah tanah merupakan pekerjaan besar dan tidak sederhana. Dengan teknik perunut radioisotop, pekerjaan yang membutuhkan tenaga besar tersebut ternyata dapat disederhanakan. Pemeriksaan kebocoran pipa di bawah tanah dengan perunut radioisotop dapat dilakukan langsung dari permukaan tanah di atas pipa, tanpa perlu dilakukan penggalian. Metode pemeriksaan yang dilakukan adalah dengan menginjeksikan perunut radioisotop ke dalam aliran. Pergerakan radioisotop tersebut di dalam pipa dapat diikuti dari atas tanah menggunakan pemantau radiasi. Tempat yang memberikan hasil cacahan radiasi yang tinggi mengindikasikan telah terjadi kebocoran di tempat tersebut. Untuk menenukan letak sumbatan dalam pipa, sebuahpolipigberisi radioisotop dimasukkan ke dalam pipa. Arah pergerakan polipig tersebut dapat diikuti dengan pemantau radiasi dari luar pipa. Polipig akan berhenti di tempat terjadinya sumbatan.

Dalam bidang hidrologi, radioisotop digunakan untuk mendeteksi kebocoran pipa penyalur air dan pipa penyalur minyak yang berada di dalam tanah. Cara mendeteksi adalah dengan melarutkan sejumlah kecil radioisotop Na-24 ke dalam pipa. Dengan menggunakan pencacah Geiger lalu diadakan pengamatan terhadap pipa tersebut. Jika ditemukan suatu tempat yang intensitas radiasinya tidak normal, dapat dicurigai di tempat itu terjadi kebocoran. Dengan demikian, untuk memperbaiki pipa tidak perlu menggali semua tanah di jalur pipa, cukup menggali bagian pipa yang terdeteksi mengalami kebocoran oleh pencacah Geiger saja.Teknik perunut radioisotop juga dapat digunakan untuk menentukan letak kebocoran atau rembesan suatu bendungan atau dam. Teknik penentuan dilakukan dengan cara melepaskan radioisotop pada tempat tertentu di ireservoir (air dam) yang dicurigai sebagai lokasi kebocoran/rembesan. Radioisotop akan larut dan bercampur dengan ait sehingga apabila terjadi kebocoran pada bendungan, air yang telah bercampur dengan radioisotop akan masuk dan bergerak mengikuti arah perembesan. Dengan melakukan pengukuran tingkat radioaktivitas air yang keluar melalui mata air maupun sumur-sumur pengamatan di daerah rembesan, maka adanya rembesan beserta arahnya dapat diketahui.Sumber Referensi:

http://www.batan.go.id/kip/documents/Bidang%20Hidrologi.pdfhttp://www.infonuklir.com/read/detail/126/radioisotop-untuk-hidrologihttp://keradioaktifan.tripod.com/kegunaan_bahan_radioaktif.htm