penerapan pembelajaran kooperatif tipe tgt dengan...
TRANSCRIPT
i
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MEDIA PHYSICS HEARTS
CARD PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS
Oleh,
Lilis Sugiyarni
NIM: 192009016
TUGAS AKHIR
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika
guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2014
ii
iii
iv
v
PESAN
“ Sahabat adalah Cinta , tiada Kata Seindah Persahabatan”
So Remember Me I Will Remember You
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat
dan hidayahNya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Skripsi ini ditulis dan disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Fisika di Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga.
Penulis menyadari penuh, bahwa keberhasilan yang dicapai untuk
menyelesaikan tugas akhir ini tidak lepas dari dukungan serta bantuan dari berbagai
pihak disekitar penulis yang sangat penulis hormati, kasihi dan sayangi. Untuk itu, pada
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Keluarga tercinta Bapak, Ibuk dan semua saudaraku yang sangat penulis cintai.
Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku dan keluarga. Terima kasih
atas semua dukungan dan doanya.
2. Ibu Marmi Sudarmi selaku pembimbing I dan Ibu Debora Natalia Sujidto selaku
pembimbing II yang penulis hormati yang sudah bersedia menyediakan waktu,
tenaga, membimbing, memotivasi penulis dengan penuh kesabaran dalam
penyusunan skripsi sampai selesai, serta maaf jika saat bimbingan membuat
kesal Ibu.
3. Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan Ibu Aidat selaku guru bidang studi
fisika yang penulis hormati yang sudah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk mengambil sampel untuk penelitian.
4. Siswa kelas XI IPA I SMA Islam Sudirman Ambarawa yang sudah mau menjadi
sampel dan terimakasih atas kerjasamanya selama penelitian.
5. Segenap Dosen Pengajar Pogram Studi Pendidikan Fisika, terima kasih atas
semuanya yang penulis dapatkan selama perkuliahan.
6. Laboran Fisika UKSW. Mas Tri, Pak Tafip dan Mas Sigit terima kasih untuk
bantuannya selama ini.
7. Sahabat yang selalu berada disamping penulis untuk selalu menolong dan
mendukung penulis, Erma, Tiyas, Devi, Yanti, Marta, Sahidah, Septri, Shinta,
Riska. Terima kasih untuk segalanya, kau sahabat terbaik yang selalu ada
untukku saat suka dan duka.
8. Teman-teman pendidikan fisika angkatan 2009. Terima kasih atas
kebersamaannya dan kerja samanya selama 4 tahun ini.
9. Adik-adik dan kakak angkatan Pendidikan Fisika yang tidak dapat saya sebutkan
satu persatu namanya terima kasih atas dukungan dan bantuannya.
10. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu namanya yang
turut dan terlibat dalam penyusunan tugas akhir ini.
vii
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik
dan saran yang membangun penulis harapkan dari pembaca untuk hasil yang lebih baik
lagi di masa yang akan datang. Apabila ada kata-kata yang kurang berkenan, penulis
minta maaf.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan dan semoga
kita semua selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.
Salatiga, Januari 2014
Penulis
1
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MEDIA PHYSICS HEARTS
CARD PADA MATERI MOMENTUM DAN IMPULS
Lilis Sugiyarni, Marmi Sudarmi, Debora Natalia Sudjito
Program studi Pendidikan Fisika
Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana
Jln. Diponegoro 52 – 60 Telp.(0298)7100396 Salatiga 50711 Salatiga Jawa Tengah
Email : [email protected]
ABSTRAK
Dalam kegiatan belajar mengajar, penggunaan metode ceramah di sekolah-sekolah saat ini
masih mendominasi. Selain itu penerapan sistem rangking yang masih diterapkan disekolah
memunculkan sikap individual dan kompetisi negatif diantara siswa tanpa adanya kerja sama.
Mengingat pentingnya sikap kerja sama, menciptakan pembelajaran kreatif dan menyengankan
maka dibutuhkan metode pembelajaran yang mencangkup hal tersebut. Penelitian ini bertujuan
untuk mengatasi hal tersebut yaitu dengan menerapan Pembelajaran Kooperatif tipe TGT dengan
media physics hearts card untuk meningkatkan kerjasama dan hasil belajar siswa dengan
mengembangkan permainan physics hearts card pada bagian konsolidasi. Metode penelitian
yang dipakai adalah PTK. Sampel yang digunakan siswa SMA kelas XI, dengan materi momentum
dan impuls. Penelitian ini diawali dengan pembelajaran sesuai RPP kemudian pada tahap
konsolidasi siswa melakukan tournament menggunakan permainan physics hearts card. Dalam
permainan semua siswa berpasangan mengerjakan soal dengan berdiskusi antar pasangana dan
berdiskusi dengan pasangan lain saat membacakan jawabannya dalam satu tim. Pada akhir
pembelajaran guru memberika tes evaluasi kepada semua siswa untuk mengetahui hasil belajar
siswa dan kuisioner untuk mengetahui tanggapan siswa tentang metode pembelajaran yang
diberikan. Hasil penelitian didapatkan 94 % siswa mendapat nilai 7 untuk tes. Selain itu pada
aspek afektif kelas mencapai batas kriteria yang ditentukan yaitu 70% siswa melakukan kegiatan
kerjasama dengan baik.
Kata kunci : Cooperative learning, TGT, Hearts card.
I. PENDAHULUAN
Dalam kegiatan belajar mengajar, penggunaan metode ceramah di sekolah-
sekolah saat ini masih mendominasi. Menurut Muhibbin Syah (2000), metode ceramah
yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan
secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif.
Penggunaan metode ceramah yang terlalu lama saat proses pembelajaran
mengakibatkan siswa menjadi bosan dan tidak ada kerjasama atau interaksi yang terjalin
antar siswa. Menurut Sriyono (1992), guru hendaknya menciptakan suasana kerjasama
antar siswa sehingga pelajalan yang diberikan lebih efektif dan efisien. Selain itu
penerapan sistem rangking yang masih diterapkan disekolah memunculkan sikap
individual dan kompetisi negatif diantara siswa tanpa adanya kerja sama. Hal tersebut
mengakibatkan rendahnya kemampuan siswa saat bersosialisasi di lingkungan
2
masyarakat. Mengingat pentingnya sikap kerja sama dan menciptakan suasana belajar
yang menyengankan maka dibutuhkan metode pembelajaran yang mencangkup hal
tersebut. Metode tersebut adalah cooperative learning. Guru dapat menggunakandan
dan mengembangkan metode cooperatif learning yang telah ditemukan oleh para ahli,
tetapi masalahnya guru kesulitan dalam mengembangkan metode cooperatif learning
dan membuat RPPnya. RPP model cooperative learning sudah banyak dikembangkan
oleh beberapa mahasiswa pendidikan fisika UKSW diantaranya model Group
Investigation oleh Sahidah, model TGT (Teams Game Tournament) oleh Rahayu. Untuk
melengkapi RPP cooperative learning yang telah dibuat. Dalam penelitian ini dibuat RPP
metode Cooperative Learning (CL) tipe Team Games Tournament (TGT) dengan media
Physics Hearts Card agar siswa dapat bekerja sama dalam sebuah permainan untuk
memecahkan masalah mengenai materi momentum dan impuls. Tujuan dari penelitian
ini adalah membuat desain cooperative learning tipe TGT dengan media Physics Hearts
Card yang dapat memberikan pengaruh dalam menumbuhkan sikap kerja sama antar
siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa. Manfaat penelitian ini bagi guru adalah
membantu mengembangkan metode yang sudah ada serta memberikan contoh
penerapan metode Cooperative Learning (CL) tipe TGT dengan media Physic Hearst Card
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada materi momentum dan impuls.
Sedangkan manfaat bagi siswa adalah menumbuhkan sikap kerja sama antar siswa
dalam belajar dan minat belajar untuk berfikir kreatif.
II. BAHAN DAN METODE
a. Cooperative Learning (CL) tipe Teams Games Tournament (TGT)
Cooperatif Learning (CL) adalah motode pembelajaran dimana siswa belajar
bersama dalam kelompok. Dimana didalam kelompok akan tumbuh rasa saling
membantu, toleransi, tanggung jawab, menghargai pendapat satu sama lain. Metode CL
membantu peserta didik dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya dalam
bermasyarakat. Guru didalam CL sebagai moderator dan fasiitator. Salah satu tipe
metode CL adalah Teams Games Tournament (TGT) dimana didalam TGT terdiri 5
komponen utama, yaitu: presentasi didepan kelas, belajar dengan tim, permainan,
pertandingan dan penghargaan kelompok.
b. Permainan kartu remi (hearts card) sebagai media pembelajaran
Permainan kartu remi (hearts card) adalah permainan yang dimainkan empat
orang. Permainan hearts dapat ditemukan di dalam komputer. Dalam penelitian ini
mengadopsi permainan kartu remi pada umumnya, namun terdapat beberapa
modifikasi untuk kepentingan pembelajaran yaitu dalam setiap selesai satu babak
permainan semua pemain mengerjakan soal. Perangkat permainan ini diantaranya satu
set kartu remi, kartu soal, dan kartu jawaban. Kartu soal berisi soal-soal fisika yang
sesuaikan dengan pokok bahasan atau kompetensi yang akan dipelajari, sedangkan
kartu jawaban berisi serangkaian kunci jawaban sesuai dengan kartu soal yang tersedia.
3
c. Metode Pembelajaran Kooperatif Physics Hearts Card Game
‘Physics Hearts Card Game” merupakan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT dengan menggunakan media permainan satu set kartu remi yang dimodifikasi
sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Langkah–langkah pembelajaran secara umum :
1. Melakukan pembelajaran sesuai RPP dengan metode discovery.
2. Pada bagian konsolidasi siswa melakukan tournament mengunakan physics
hearts card. Guru membentuk siswa menjadi 4 kelompok dan menunjuk 2 siswa
sebagai juri, lihat gambar 1.
Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Juri
Gambar1. Posisi siswa saat dalam kelompok
3. Setiap kelompok mengirimkan 2 anggotanya ke tim 1 dan tim 2 untuk mengikuti
pertandingan, lihat gambar 2.
Gambar 2. Posisi siswa saat pertandingan.
Langkah Permainan
Perhatikan Tim 1:
a. Juri mengocok satu set kartu remi dan membagikan kepada pasangan pemain A1A2,
B1B2, C1C2 dan D1D2 sampai kartu habis, sehingga setiap pasang pemain mendapat
13 kartu remi.
b. Pasangan pemain yang memiliki kartu keriting angka 2 misalnya A1A2, meletakkan
kartu tersebut di meja permainan.
c. Pemain disebelah kirinya mengeluarkan kartu keriting dengan angka yang berbeda,
apabila tidak memiliki kartu keriting boleh mengeluarkan kartu lain. Sampai
pasangan keempat yang mengeluarkan kartu.
d. Juri menentukan pasangan pemain yang berhak mengambil keempat kartu yang ada
di meja permainan (pemain yang mengambil kartu tersebut mendapat bonus
tambahan 5 poin). Caranya pasang pemain yang mempunyai kartu paling besar di
meja meja permainan. Keempat kartu tersebut tidak dapat digunakan lagi dalam
permainan.
e. Juri memberikan soal yang sama kepada A1A2, B1B2, C1C2 dan D1D2.
- A1A2, B1B2, C1C2 dan D1D2 berdiskusi mengerjakan soal dalam waktu 1-3
menit.
- Setelah semua selesai mengerjakan soal, setiap pasangan pemain membacakan
jawabannya.
A1A2
A3A4
A3
B1B2
B3B4
A3
C1C2
C3C4
A3
D1D2
D3D4
A3
E1
E2
A3
4
- A1A2, B1B2, C1C2 dan D1D2 berhak menyanggah atau menyetujui jawaban
masing –masing pasangan dan juri bertindak sebagai hakim saat jalannya diskusi.
- Jika jawaban keempat pasangan pemain salah atau dalam waktu 1-3 menit tidak
bisa menjawab soal maka juri akan menjelaskan jawabannya sesuai kunci
jawaban yang diberikan oleh guru.
- Juri mencatat poin yang didapat setiap pasangan. Jawaban benar mendapat 20
poin dan jawaban salah o poin.
f. Pasangan pemain yang menyimpan keempat kartu memulai permainan baru dengan
meletakkan kartu sembarang di meja permainan.
g. Juri memberikan soal yang sama kepada A1A2, B1B2, C1C2 dan D1D2. Demikian
seterusnya sampai 13 kartu yang dimiliki setiap pasangan pemain habis.
h. Permainan yang sama berlaku untuk tim 2.
i. Juri merekap poin yang didapat tiap kelompok misalnya untuk kelompok 1 poin yang
didapat A1A2 dengan A3A4 dijumlahkan.
j. Kelompok yang mendapat poin tertinggi sebagai pemenang dan mendapat hadiah.
d. Penelitian tindakan kelas (PTK)
Metode penelitian yang dipakai adalah PTK guru sebagai peneliti. Penelitian
Tindakan Kelas memiliki peranan penting untuk meningkatkan mutu pendidikan. Tujuan
keberhasilan PTK dilaksanakan dalam empat tahapan yaitu planing, action, observation
dan reflection. Manfaat dari hasil PTK adalah sebagai inovasi pendidikan yang tumbuh
dari bawah dan pengembangan kurikulum [6].
e. Momentum dan Impuls
Momentum dan impuls merupakan besaran vektor.
F v1 v2
Δt
Gambar 3. Benda bermassa m dipukul dengan gaya F . Dalam selang waktu singkat
t , kecepatan benda berubah dari 1v menjadi 2v .
Sesuai dengan Hukum II Newton:
Jika, t
va Jadi
t
vmF .
pI
vmtF ..
ItF . (Impuls).
pvm. (Perubahan Momentum).
5
Keterangan:
F = gaya (Newton),
m = massa (kg),
a = percepatan (m/ s2),
v = kecepatan ( m/s),
t = waktu (sekon),
I = impuls (N.s),
p =perubahan momentum (kg m/s).
f. Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah PTK. Sampel yang
digunakan adalah siswa kelas XI SMA yang berjumlah 18 siswa. Materi semester yang
dipilih adalah momentum dan impuls. Alat pengumpul data yang digunakan yaitu : (1)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode discovery CL
tipe TGt, (2) Perangkat permainan Physics Hearts Card Game, (3) Lembar penilaian
afektif siswa sebagai komponen CL, (4) Soal evaluasi (Post Test) yang diberikan pada
akhir pembelajaran, (5) Kuesioner untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap metode
pembelajaran yang digunakan. Data yang dikumpulkan terdiri dari: (1) Isian lembar
penilaian afektif siswa, (2) Jawaban post test siswa, (3) Hasil isian lembar kuesioner
siswa. Penelitian ini memiliki 3 prosedur, yaitu : Tahap Perencanaan, perangkat –
perangkat pembelajaran yang disiapkan adalah RPP materi momentum dan impuls,
permainan physics hearts card game beserta kartu soal dan kunci jawaban, lembar
penilaian afektif siswa, lembar evaluasi (post test), dan lembar kuesioner. Tahap
Pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai RPP, permainan physics hearts
card dilaksanakan di bagian konsolidasi dan diamati oleh observer yang bertugas
mengisi lembar penilaian afektif tiap siswa. Setelah pembelajaran berakhir, guru
memberikan lembar evaluasi (post test) kepada setiap siswa untuk mengukur
keberhasilan pemahaman siswa pada materi yang telah diterima saat proses
pembelajaran. Pada akhir pertemuan, guru memberikan kuesioner kepada siswa guna
mengetahui tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran yang digunakan. Tahap
Refleksi, hasil evaluasi (post test) dijadikan patokan tingkat keberhasilan pembelajaran.
Jika 70% siswa sudah memenuhi standar nilai minimal 70, maka pembelajaran
dinyatakan berhasil. Untuk hasil penilaian afektif, jika rata-rata keaktifan kelas mencapai
minimal 70% siswa melakukan aspek afektif, maka penelitian ini dihentikan. Untuk hasil
kuisioner, bila 70% siswa menjawab dengan respon positif, maka metode CL dinyatakan
berhasil. Jika kriteria keberhasilan penelitian belum tercapai, maka penelitian diulang
sampai kriteria yang ditentukan tercapai.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2013, di SMA Islam Sudirman
Ambarawa. Sampel penelitian adalah 18 siswa kelas XI. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang dilampirkan pada paper ini menggunakan metode discovery
6
dan Cooperative Learning tipe TGT (teams game tournament) dengan media Physics
Hearts Card.
a. Kegiatan awal
Pelaksanaan pembelajaran diawali dengan guru membentuk siswa menjadi 4
kelompok (lihat gambar 1). Guru memberikan motivasi dengan memberi pertanyaan
kepada siswa “pernahkah kalian melihat kecelakaan di mana mobil bertabrakan dengan
motor?”, semua siswa menjawab (pernah). Kemudian guru bertanya “mana yang lebih
parah?” semua siswa menjawab (motor). Guru menginformasikan kepada siswa, ketika
mobil dan motor bergerak, keduanya memiliki momentum. Saat mobil dan motor
bertabrakan, masing-masing mendapat impuls. Kemudian guru memunculkan masalah
yaitu “bagaimana hubungan momentum dan impuls?”. Beberapa siswa memberikan
hipotesanya. Hal ini menunjukkan bahwa ada beberapa siswa yang mengerti maksud
dari perumusan masalah yang diberikan. Jadi disimpulkan bahwa pemberian motivasi,
perumusan masalah, dan hipotesa, membuat siswa terlibat secara aktif.
b. Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti dilakukan pembelajaran kooperatif. Guru menulis di papan
tulis (lihat gambar 3). Guru menugaskan setiap kelompok berdiskusi menemukan
hubungan momentum dan impuls dengan menurunkan persamaan Hukum 2 Newton.
Semua siswa dalam kelompok terlibat aktif berdiskusi untuk menemukan kesimpulan
dari perumusan masalah yang diberikan oleh guru. Perwakilan setiap kelompok untuk
membacakan hasil diskusinya. Dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dapat
dilihat bahwa siswa lebih tertarik mengikuti pembelajaran secara berkelompok.
c. Kegiatan Akhir
Setelah kegiatan pembelajaran materi momentum dan impuls selesai, di bagian
konsolidasi, siswa mengikuti tournament dalam bentuk permainan physics heart card
yang berisi soal-soal tentang materi momentum dan impuls. Pembelajaran diakhiri
dengan evaluasi (post test) dan pemberian lembar kuesioner.
d. Konsolodasi ( Permainan Physics Hearts Card)
Pada bagian konsolidasi dilakukan pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan
media physics hearts card. Tiap kelompok mengirimkan 2 anggotanya ke tim 1 dan tim 2
untuk mengikuti pertandingan (lihat gambar 2). Permainan dilakukan sesuai aturan
physics hearts card yang telah dijelaskan oleh guru saat siswa duduk berkelompok. Juri
mengocok kartu remi dan membagi kepada keempat pasangan pemain. Pasangan
pemain yang mempunyai kartu keriting angka 2 meletakkan kartu di atas meja, ketiga
pasang yang lain mengeluarkan kartu keriting dengan angka yang berbeda. Apabila tidak
punya kartu keriting, boleh mengeluarkan kartu lain. Juri membagikan soal yang sama
kepada 4 pasang pemain. Soal dikerjakan dengan cara berdiskusi dengan pasangan
masing – masing dalam batasan waktu tertentu. Setelah selesai mengerjakan soal, setiap
pasangan pemain membacakan jawaban mereka. Pasangan lain dalam satu tim berhak
7
menyetujui atau menyanggah jika tidak sependapat. Juri bertugas memandu kegiatan
permainan, menjelaskan jawaban sesuai kunci jawaban yang diberikan guru, mengoreksi
jawaban, dan mencatat poin tiap pasang pemain. Poin yang diperoleh tiap pasangan
dalam tim 1 akan dijumlah dengan poin yang didapat pasangan dalam tim 2 sesuai
kelompoknya. Kelompok dengan perolehan poin tertinggi yang keluar sebagai
pemenang. Perolehan point tiap pasang dalam tim dan kelompok dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Perolehan skor tiap pasangan dalam tim dan kelompok
Berdasarkan tabel, dapat dilihat bahwa yang menjadi pemenang adalah
kelompok 3 yang terdiri dari siswa C1C2 dan C3C4. Penentu kemenangan permainan
physics hearts card adalah menjawab semua soal dengan benar. Soal no 1, 4, 5, dan 6
adalah jenis soal hafalan; soal no 1, 2, 7 dan 8 adalah jenis soal prediksi; soal no 9 dan 10
adalah jenis soal terapan; dan soal no 11, 12, dan 13 jenis soal analisa. Kebanyakan
pasangan pemain mendapat 0 poin saat menyelesaikan soal no 2, 7, 8 dan 10.
Kebanyakan pasangan pemain menjawab salah soal jenis konsep dan prediksi daripada
jenis analisa. Hal ini menjadi catatan untuk lebih memperhatikan semua siswa saat guru
menjelaskan materi yang berhubungan dengan terapan dan prediksi sehingga siswa
dapat memahami konsep dengan benar. Semua pasang pemain terlihat sangat kompak
dengan pasangannya masing-masing dalam mengatur strategi bermain untuk mendapat
poin bonus. Dapat dilihat tabel 1 kolom bonus, poin yang didapat masing-masing
pemain tidak terlampau jauh. Selama permainan berlangsung, guru berkeliling untuk
memantau jalannya permainan dan membantu juri apabila kesuitan menjelaskan kunci
No Soal TIM 1 TIM 2
A1A2 B1B2 C1C2 D1D2 A3A4 B3B4 C3C4 D3D4
1 20 20 20 20 20 20 20 20
2 0 20 0 20 0 0 0 0
3 20 20 20 20 20 20 20 20
4 20 20 20 20 20 20 20 20
5 20 20 20 20 20 20 20 20
6 20 20 20 20 20 20 20 20
7 0 0 20 0 0 0 20 0
8 0 20 0 20 0 20 20 20
9 20 20 20 20 20 20 20 20
10 0 0 20 20 20 20 20 20
11 20 20 20 20 20 20 20 20
12 20 20 20 20 20 20 20 20
13 20 20 20 20 20 20 20 20
Jumlah 180 220 220 240 200 220 240 220
Bonus Point 25 15 15 10 20 10 20 15
POIN AKHIR 205 235 235 250 220 230 260 235
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4
A1A2 A3A4 B1B2 B3B4 C1C2 C3C4 D1D2 D3D4
205 220 235 230 235 260 250 235
TOTAL POIN 425 465 495 485
PEMENANG KELOMPOK 3
8
jawaban kepada 4 pasang pemain dalam satu tim serta mengendalikan suasana kelas
supaya tetap tenang dan kondusif. Ada 2 observer yang membantu guru untuk penilaian
afektif tiap siswa. Berikut adalah hasil penilaian afektif dari masing-masing tim dan
pembahasannya.
Tabel 2. Hasil Penilaian Afektif
Kegiatan No Jenis Aktivitas
TIM 1 TIM 2 Siswa yg
mengiku
ti
aktivitas
(%)
A1 A2 B1 B2 C1 C2 D1 D2 Juri A3 A4 B3 B4 C3 C4 D3 D4 Juri
Diskusi
Pasangan
1
Saling berdiskusi
mengatur strategi
dalam bermain
100
2
Mengemukakan
pendapat kepada
pasangan tentang
soal yang
didapatkan
100
3
Bertanya kepada
pasangan jika tidak
mengerti tentang
soal yang
didapatkan
- 88
4
Menanggapi
pasangan yang
menyampaikan
pendapat tentang
soal yang
didapatkan
100
5
Menjelaskan kepada
pasangan yang
bertanya tentang
soal yang
didapatkan
100
Diskusi
Kelompok
6
Menjelaskan
jawaban soal
setelah diskusi
pasangan kepada
pasangan lain dlm
kelompok.
100
7
Menanggapi
penjelasan jawaban
soal dari pasangan
lain dalam kelompok
- - - - 75
8
Bertanya tentang
jawaban soal yang
dijelaskan oleh
pasangan lain
- - - - - - 63
9
Menjawab
pertanyaan dari
pasangan lain
- - - - 75
Juri
1 Mengatur jalannya
permainan
100
2 Memimpin jalannya
diskusi
- 50
3 Menjelaskan
jawaban soal yang
100
9
benar sesuai kunci
4
Bersikap adil dalam
mengatur
permainan dan
memberi skor
100
Jumlah aktivitas yang diikuti individu 8 7 6 7 9 9 7 8 3 7 7 9 9 9 9 9 9 4
Prosentase keaktifan individu (%) 89 78 67 78 100 100 78 89 75 78 78 100 100 100 100 100 100 100
Prosentase keaktifan pasangan (%) 84 73 100 84 78 100 100 100
Prosentase keaktifan tim (%) 83 96
Prosentase keaktifan kelas (%) 89
Data aktivitas setiap tim dapat dianalisa sebagai berikut :
Dalam Diskusi Pasangan :
1. Saling berdiskusi mengatur strategi dalam bermain.
Semua pasang pemain di tim 1 dan tim 2 melakukan “diskusi mengatur stategi
dalam bermain”. Hal tersebut dikarenakan dalam aturan permainan physics hearts
card disebutkan bahwa bagi pemain yang mengeluarkan kartu dengan angka paling
besar di antara pemain lain saat permainan berlangsung mendapat bonus poin.
2. Mengemukakan pendapat kepada pasangan tentang soal yang didapat.
Semua siswa melakukan diskusi “mengemukakan pendapat kepada pasangan
tentang soal yang didapatkan”. Dapat disimpulkan bahwa setiap pasang pemain
kedua tim saling berkeja sama dan berdiskusi saat menyelesaikan soal.
3. Inisiatif bertanya kepada pasangan jika tidak mengerti tentang soal yang didapat.
Siswa A2 tidak melakukan “inisiatif bertanya kepada pasangan jika tidak mengerti
tentang soal yang didapat”. Karena siswa A2 sudah paham tentang maksud dari
soal tersebut sehingga tidak bertanya kepada A1. Sedangkan siswa A1 yang
bertanya kepada siswa A2. Siswa A2 dapat menjelaskan soal tersebut dengan jelas
kepada siswa A1 (siswa yang sudah paham menjelaskan siswa yang belum paham
tentang soal yang didapat). Jadi dapat disimpulkan ke 2 tim sudah melakukan
kegiatan diskusi dengan baik.
4. Menanggapi pasangan yang menyampaikan pendapat tentang soal yang didapat.
Semua pasang pemain di tim 1 dan tim 2 melakukan diskusi “menanggapi pasangan
yang menyampaikan pendapat tentang soal yang didapat”. Pendapat-pendapat
didiskusikan bersama untuk memecahkan soal sehingga saat menjawab soal tidak
mengalami kesulitan.
5. Kemauan menjelaskan kepada pasangan yang bertanya tentang soal yang didapat.
Semua siswa melakukan diskusi “kemauan menjelaskan kepada pasangan yang
bertanya tentang soal yang didapat”. Siswa yang sudah paham maksud soal
menjelaskan kepada siswa yang belum mengerti tentang soal yang didapat. Karena
setiap siswa harus dapat menjelaskan jawaban soal kepada pasang pemain lain,
maka dapat disimpulkan bahwa semua siswa dapat berkerja sama dengan baik
bersama pasangan masing-masing.
Dalam Diskusi Kelompok :
1. Aktif menjelaskan jawaban soal setelah diskusi pasangan kepada pasangan lain dan
juri dalam tim.
10
Semua siswa melakukan diskusi “aktif menjelaskan soal setelah diskusi pasangan
kepada pasangan lain dan juri dalam tim” dengan baik. Karena saat mereka selesai
mengerjakan soal dalam aturan permainan physics hearts card tiap pasang pemain
wajib menjelaskan jawaban soal kepada pasangan lain.
2. Aktif menanggapi penjelasan jawaban soal dari pasangan lain dalam kelompok.
Siswa A1, B1, D1, dan D2 tidak melakukan diskusi “aktif menanggapi penjelasan
jawaban soal dari pasangan lain dalam kelompok”. Siswa tersebut mempunyai
akademik yang sedang sehingga mungkin merasa kurang percaya diri tentang
pendapatnya dan takut salah apabila menanggapi penjelasan dari siswa lain. Siswa
tersebut hanya berani menanggapi jawaban atau pendapat saat diskusi dengan
pasangannya.
3. Inisiatif bertanya tentang soal yang dijelaskan oleh pasangan lain.
Siswa A2, A3, A4, B1, B2, dan D1 tidak melakukan diskusi “inisiatif bertanya
tentang soal yang dijelaskan pasangan lain”. Karena siswa tersebut mungkin sudah
paham atau mengerti maksud soal yang didapat, sehingga tidak melakukan
kegiatan tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua siswa aktif melakukan
kegiatan diskusi.
4. Kemauan menjawab pertanyaan dari pasangan lain.
Siswa A3, A4, B1 dan B2 tidak melakukan kegiatan diskusi “kemauan menjawab
pertanyaan dari pasangan lain”. Walaupun siswa A3, A4, B1, dan B2 tidak
melakukan kegiatan diskusi tersebut tetapi mereka melakukan kegiatan diskusi
pasangan yang lain dengan baik. Hal tersebut menunjukkan mereka sudah bisa
bekerja sama dengan temannya tetapi harus ditingkatkan lagi.
JURI :
E2 dapat memimpin jalannya diskusi dengan baik dan komunikatif karena
melakukan semua kegiatan afektif yang diamati, sehingga dapat memimpin jalannya
pertandingan dan menjelaskan jawaban soal dengan baik. Jadi pertandingan di tim 2
berjalan dengan baik dan tercipta interaksi yang komunikatif antar pasangan pemain.
Berbeda dengan juri tim 1 yaitu siswa E1. Siswa E1 kurang tegas saat memimpin jalannya
pertandingan sehingga belum melaksanakan “aktivitas memimpin jalannya diskusi”
dengan baik. Walaupun E1 belum tegas saat memimpin jalannya permainan tapi saat
permainan berlangsung keempat pasangan pemain di tim 1 melakukan diskusi pasangan
dan kelompok dengan baik. Jadi dapat disimpulkan siswa E1 sudah melakukan kegiatan
afektif dengan baik tetapi harus ditingkatkan lagi.
Efektivitas keaktifan kelompok dikategorikan sebagai berikut:
Tabel 3. Kategori keaktifan tim
% Keaktifan Keaktifan Tim 1 Tim 2
≤ 60 Kurang
aktif
- -
61-80 Aktif √ -
81-100 Sangat
Aktif
- √
11
Berdasarkan Tabel 3, dapat disimpulkan bahwa masing-masing tim memiliki
keaktifan yang tinggi. Hal ini menunjukkan kegiatan pembelajaran dengan media
permainan yang digunakan dapat membuat siswa saling bekerja sama dengan teman-
temannya, sehingga dari keaktifan siswa dalam berpasangan maupun berkelompok
untuk tim 1 dan tim 2 mendapatkan prosentase keaktifan kelas diatas 75%. Hal ini
menunjukkan bahwa penerapan metode Pembelajaran Kooperatif tipe TGT dengan
media Physics Hearts Card berhasil membuat siswa aktif bekerja sama.
e. Hasil dan Pembahasan Evaluasi :
Untuk mengukur pemahaman masing-masing siswa terhadap materi yang
dipelajari, dilakukan evaluasi (post test) tertulis secara individu.
Tabel 4. Distribusi Penilaian Evaluasi
Batas Ketuntasan Minimal = 70 % siswa mendapat nilai diatas 70.
Berdasarkan Tabel 4, prosentase keberhasilan dari siswa yang memahami materi
diperoleh sebesar 94 %. Hal ini menunjukkan kegiatan kerja sama pada permainan yang
dilakukan siswa telah berhasil membuat siswa memahami materi cukup baik. Kesalahan
pada saat mengerjakan soal evaluasi hampir sama dengan kesalahan ketika
mengerjakan soal pada permainan. Beberapa siswa kurang teliti dalam mengerjakan
jenis terapan dan prediksi.
f. Hasil Kuesioner
Untuk mengetahui penilaian siswa terhadap metode pembelajaran yang
digunakan, pengumpulan data dilakukan dengan memberikan pertanyaan kuesioner
kepada 18 orang siswa (sampel yang dipakai). Mayoritas siswa memberi respon positif
terhadap pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media physics hearts card.
Alasannya siswa tertarik dengan metode pembelajaran tersebut karena hal baru bagi
mereka. Biasanya siswa hanya mendengarkan guru berbicara di depan dalam
penyampaian materi saja, namun saat itu bisa belajar sambil bermain dan belajar
berkelompok memudahkan memahami materi daripada belajar sendiri. Hal ini
menunjukkan 18 siswa mendapat pengalaman belajar baru dan memudahkan proses
belajar dengan bekerjasama bersama teman. Sebagai guru kita harus kreatif dengan
No Nama Siswa Nilai No Nama siswa Nilai
1 Abdul 90 11 Novita 70
2 Aldi 70 12 Noviya 95
3 Aprida 60 13 Puspita 90
4 Dani Ahmad 90 14 Shintya Dewi 90
5 Ema Amalia 95 15 Siska 85
6 Endah 85 16 Tri Anisa 90
7 Erwinda 90 17 Tri Mukti 90
8 Eti 90 18 Vivi Septri 85
9 Kharis 80 Nilai rata – rata 85
10 Meia Setyo 85
12
memanfaatkan dan mengembangkan metode yang sudah ada untuk penunjang proses
belajar mengajar dengan tujuan memudahkan siswa memahami materi yang kita
sampaikan.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan
pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media Physics Herats Card dalam
pembelajaran fisika berhasil dan dapat memberikan pengaruh dalam pengembangan
sikap afektif siswa di antaranya muncul sikap kerjasama satu sama lain yang dapat
dilihat di penilaian tabel afektif, juga membuat suasana belajar yang menyenangkan.
Yang dapat dilihat di jawaban kuisioner. Secara kognitif siswa dapat memahami materi
mengenai momentum dan impuls dengan baik karena 94% siswa dapat menjawab post
test dengan benar. Penelitian ini dihentikan karena pada aspek afektif kelas mencapai
batas kriteria yang ditentukan yaitu 70% siswa sudah melakukan kegiatan kerjasama
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Hewitt, P. G. 1985. Conceptual Physics. Boston: Brown and Company.
[2] Ismail, Andang. 2010. Education Games. Yogyakarta: Pilar Media.
[3] Ilahi, M. T. 2012. Pembelajaran Discovery Strategy dan Mental Vocational Skill.
Jogjakarta: Diva Press.
[4] Kunandar. 2001. PTK Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
[5] Rohman, Agus. 2013. Model Kooperatif Tipe TGT.
[Online]http://mahirbelajar.wordpress.com/2013/04/23/model-kooperatif-tipe-tgt-
teams-games-tournament-2/.
[6] Wiraatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
[7] Young, H. D. dan Freedman, R. A. 2002. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid Satu.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
13
L
A
M
P
I
R
A
N
14
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Nama Sekolah : SMA
Kelas / Semester : X1/1
Mata Pelajaran : Fisika
Jumlah Pertemuan : 1 x Pertemuan
A. Standar Kompetensi
Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk
menyelesaikan masalah tumbukan.
B. Kompetensi Dasar
Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk
menyelesaikan masalah tumbukan.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
Siswa mampu :
1. Memformulasikan konsep impuls dan momentum, keterkaitan antar
keduanya, serta aplikasinya dalam kehidupan
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
1. Memformulasikan konsep impuls dan momentum, keterkaitan antar
keduanya, serta aplikasinya dalam kehidupan.
E. Nilai PBKB
1. Jujur
2. Kreatif
3. Komunikatif
F. Materi Pembelajaran
Momentum dan Impuls
G. Metode Pembelajaran
Discovery
H. Kegiatan Pembelajaran
15
EKSPLORASI
Motivasi
Guru bertanya kepada siswa. Pernahkah kalian melihat kecelakaan di TV
dimana mobil bertabrakan dengan motor? (pernah). Mana yang lebih
parah/hancur keadaannya ? (motor)
Info ”ketika mobil dan motor bergerak, mobil dan motor memiliki
momentum. Ketika kedua kendaraan tersebut bertabrakan mendapat
implus”.
Perumusan masalah 1
Bagaimana hubungan momentum dan implus ?
Hipotesa
..........................
Diskusi
Guru mengawali pebelajaran dengan diskusi. Sebuah benda bermassa m
kita pukul dengan gaya . Pukulan kita berlangsung dalam selang waktu
singkat , mengubah kecepatan benda dari v1 menjadi v2 seperti
ditunjukkan gambar dibawah ini :
Sesuai dengan Hukum II Newton:
t
vaJika ,
Info:
I (Impuls)
artinya jika kita memberi gaya kepada suatu benda yang
massanya m dalam waktu tertentu maka benda tersebut akan
mengalami perubahan momentum.
16
Keterangan :
I = Impuls (N.s)
= perubahan momentum (kg m/s)
= momentum (kg m/s)
F = gaya (N)
= selang waktu (s)
m = massa benda (kg)
a = percepatan benda(m/s2)
v = kecepatan benda (m/s)
Dari contoh-contoh berikut mana yang memiliki momentum lebih
besar.
1. Anjing besar atau anjing kecil yang sedang berlari dengan
kecepatan yang sama.
2. Sebuah truk berat yang sedang diam atau anak kecil yang sedang
bergerak dengan sepatu roda.
3. Sebuah sepeda motor atau sebuah mobil xenia yang melaju
dengan kecepatan yang sama.
4. Seekor ikan yang berenang dengan cepat atau seekor kepiting
yang sedang diam.
Kegiatan Menunjukkan Adanya Momentum
Keterangan :
1. Dari kejadian kedua kendaraan tersebut yang mempunyai momentum besar
dapat dilihat dari kerusakan tembok yang ditimbulkan oleh kendaraan
tersebut.
Dari kejadian kedua kendaraan tersebut mana yang mengakibatkan tembok
rusak parah?(Truk).
2. Jadi momentum truk > momentum sepeda.
Sebuah sepeda dan truk menabrak
tembok, kedua kendaraan tersebut
sedang bergerak dengan sangat
kencang dengan kecepatannya sama
besar.
17
18
Kesimpulan :
a. Suatu benda yang mengalami perubahan momentum jika benda diberi impuls
dalam waktu yang pendek menghasilkan gaya besar.
b. Suatu benda yang mengalami perubahan momentum jika benda diberi impuls
dalam waktu yang panjang menghasilkan gaya kecil.
KONFIRMASI
Terapan momentum dan Implus dalam kehidupan sehari-hari:
1. Petinju mengenakan sarung tinju dengan spon yang tebal supaya waktu kontaknya
lebih lama saat memukul lawan sehingga menghasilkan gaya yang kecil dan tidak
membahayakan lawan.
2. Helm pengendara motor diberi lapisan lunak di dalamnya dengan tujuan
memperpanjang waktu kontak ketika terjadi tabrakan. Sehingga saat terjadi
kecelakaan pengendara motor tidak mengalami luka parah.
KONSOLIDASI
Physics Hearts Card Game
1. Pada bagian konsolidasi dilakukan kegiatan permainan Physics Hearts Card:
- Guru membentuk siswa menjadi 4 kelompok dan menunjuk 2 siswa
sebagai juri seperti gambar dibawah ini:
Kel. 1 Kel. 2 Kel. 3 Kel. 4 Juri
- Setiap kelompok mengirimkan 2 anggotanya ke tim 1 dan tim 2
untuk mengikuti pertandingan seperti gambar dibawah ini :
A1 A2
A3 A4
B1 B2
B3 B4
C1 C2
C3 C4
D1 D2
D3 D4
E1
E2
19
PERHATIKAN TIM 1 :
1. Juri mengocok kartu remi dan membagikan kepada pasangan A1A2, B1B2, C1C2
dan D1D2 sampai kartu habis, sehingga setiap pasang pemain mendapat 13
kartu remi.
2. Pasangan pemain yang memilki kartu keriting angka 2 misalnya A1A2,
meletakkan kartu tersebut di meja permainan.
3. Pemain disebelah kirinya mengeluarkan kartu keriting dengan angka yang
berbeda, apabila tidak memiliki kartu keriting boleh mengeluarkan kartu lain.
Sampai pasangan keempat yang mengeluarkan kartu.
4. Juri menentukan pasangan yang berhak mengambil keempat kartu yang ada di
meja permainan (pemain yang mengambil kartu tersebut mendapat bonus
tambahan 5 poin). Caranya pasangan yang kartu keriting yang dikeluarkan
dengan angka paling besar berhak menyimpan kartu tersebut dan keempat
kartu tersebut tidak boleh digunakan lagi dalam permainan.
5. Juri memberikan soal yang sama kepada A1A2, B1B2, C1C2 dan D1D2.
a. A1A2, B1B2, C1C2 dan D1D2 berdiskusi mengerjakan soal dalam waktu
1-3 menit.
b. Setelah semua selesai mengerjakan soal, tiap pasangan pemain
membacakan jawabannya.
c. A1A2, B1B2, C1C2 dan D1D2 berhak menyanggah atau menyetujui
jawaban masing –masing pasangan dan juri bertindak sebagai hakim
saat jalannya diskusi.
d. Jika jawaban keempat pasangan salah atau dalam waktu 1-3 menit tidak
bisa menjawab soal maka juri menjelaskan jawabannya sesuai kunci
jawaban yang diberikan oleh guru.
e. Juri mencatat poin yang didapat setiap pasangan. Jawaban benar
mendapat 20 poin dan jawaban salah o poin.
6. Pasangan pemain yang menyimpan keempat kartu memulai permainan baru
dengan meletakkan kartu sembarang di meja permainan.
7. Juri memberikan soal yang sama kepada A1A2, B1B2, C1C2 dan D1D2. Demikian
seterusnya sampai 13 kartu yang dimiliki setiap pasangan pemain habis.
8. Permainan sama berlaku untuk tim 2.
9. Juri merekap poin yang didapat setiap kelompok misalnya untuk kelompok 1
poin yang didapat A1A2 dengan A3A4 dijumlahkan.
10. Kelompok yang mendapat poin tertinggi sebagai pemenang dan mendapat
hadiah.
11. Saat permainan Physics Hearts berlangsung siswa diamati oleh observer untuk
mengisi lembar afektif siswa.
12. Setelah kegiatan permainan Physics Hearts selesai semua siswa mengerjakan tes
evaluasi dan mengisi lembar kuisioner.
20
SOAL PERMAINAN
1. Momentun dan impuls termasuk besaran vektor, jelaskan!
2. Apakah tubuh yang bergerak memiliki impuls, jelaskan!
3. Apakah tubuh yang bergerak memiliki momentum, jelaskan!
4. Mana yang memiliki momentum lebih besar: Sebuah truk berat yang sedang
diam atau anak kecil yang sedang bergerak dengan sepatu roda.
5. Mana yang memiliki momentum lebih besar : Anjing besar atau anjing kecil yang
sedang berlari dengan kecepatan sama.
6. Bola kasti dipukul menggunakan pemukul kayu.
a. Benda mana yang mengalami perubahan momentum?
b. Pada peristiwa mana yang menunjukkan impuls?
7. Dengan impuls yang sama, Toro menendang sebuah bola sepak dan sebuah
bongkahan batu. Mengapa kaki Toro merasa sakit ketika menendang bongkahan
batu daripada saat menendang bola sepak?
8. Apa yang terjadi jika sabuk pengaman pada mobil terbuat dari bahan yang kaku
(tidak elastis)?
9. Mengapa atlit tinju diberi sarung tinju saat pertandingan?
10. Mengapa helm pengendara motor diberi lapisan lunak didalamnya?
11. Berapa besarnya momentum dari 10000 kg truk dengan laju 20 m/s?
12. Sebuah bola dipukul dengan gaya 50 Newton dengan waktu 0,1 sekon. Berapa
besar Impus pada bola tersebut?
13. Sebuah bola sepak massanya 4 kg menggelinding ke arah timur dengan kelajuan
2 m/s, ditendang dalam waktu 0,1 sekon. Sehingga kecepatannya bertambah
menjadi 8 m/s pada arah yang sama. Tentukan gaya yang diberikan kaki
penendang terhadap bola.
21
SOAL EVALUASI
1. Mana yang memiliki momentum lebih besar : Sebuah truk berat yang sedang
diam atau anak kecil yang sedang bergerak dengan sepatu roda.
2. Mengapa helm pengendara motor diberi lapisan lunak didalamnya?
3. Apa yang terjadi jika sabuk pengaman pada mobil dibuat dari bahan yang kaku
(tidak elastis)?
4. Berapa besarnya momentum dari 500 kg sepeda motor dengan laju 20 m/s.
5. Sebuah benda bermassa 3 kg diberi gaya konstan 12 N sehingga kecepatannya
bertambah dari 10 m/s menjadi 18 m/s. Hitung impuls yang bekerja pada benda.
22
FOTO PROSES PEMBELAJARAN