penerapan pembelajaran kooperatif tipe...

198
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VII SMP ISLAMIYAH CIPUTAT (Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islamiyah Ciputat) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : Prabu Eko Prasetyo NIM. 108015000110 JURUSAN PENDIDIKAN IPS FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Upload: vodien

Post on 30-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP

INVESTIGATION (GI) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

IPS SISWA KELAS VII SMP ISLAMIYAH CIPUTAT

(Penelitian Tindakan Kelas di SMP Islamiyah Ciputat)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi

Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

Prabu Eko Prasetyo

NIM. 108015000110

JURUSAN PENDIDIKAN IPS

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP
Page 3: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP
Page 4: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP
Page 5: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

i

ABSTRAK

Prabu Eko Prasetyo NIM 108015000110. Jurusan Pendidikan IPS

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Penerapan Pembelajaran Kooperatif

tipe Group Investigation (Investigasi Kelompok) Dalam Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa IPS Kelas VII SMP Islamiyah Ciputat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan Metode

Pembelajaran Kooperatif dengan tipe Group Investigation dapat meningkatkan

hasil belajar IPS siswa di SMP Islamiyah Ciputat. Metode penelitian ini

menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari dua

siklus dan setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan

refleksi. Siklus berhenti ketika indikator keberhasilan mencapai 100%. Instrumen

pengumpul data yang digunakan yaitu: Lembar tes hasil belajar, Lembar observasi

guru, Wawancara dengan guru dan siswa, dan Catatan lapangan.

Dari hasil observasi pada saat proses pembelajaran, siswa memberikan

respon yang positif terhadap metode pembelajaran kooperatif dengan tipe Group

Investigation yang diterapkan. Dengan penerapan metode ini siswa dapat saling

membantu dalam memahami materi. Siswa juga merasa senang karena dengan

metode ini dapat memudahkan siswa dalam menyerap materi yang diajarkan.

Metode pembelajaran ini juga dapat menumbuhkan solidaritas dan tanggung

jawab siswa. Setelah belajar dengan Group Investigation siswa menjadi lebih aktif

dan menyenangkan dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan

adanya peningkatan hasil belajar pada setiap siklus. Ditunjukkan dengan nilai

rata-rata N-Gain pada siklus I sebesar 0,59 dan terjadi peningkatan pada siklus II

menjadi 0,61. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan

metode pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SMP Islamiyah

Ciputat.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Metode Group Investigation, IPS

Page 6: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

ii

ABSTRACT

Prabu Eko Prasetyo NIM 108015000110. Social Science Education

Department Faculty of Tarbiyah and Teacher’s Training. The Application of

Cooperative Learning with Group Investigation (GI) Type to Improve The

Learning Outcome Social Studies at SMP Islamiyah Ciputat. (Classroom

Action Research in SMP Islamiyah Ciputat).

This study aims to determinate the role of Cooperative Learning Methods

with Group Investigation type that can improve the student learning outcome in

social studies at SMP Islamiyah Ciputat. This study method using the method of

Classroom Action Research (CAR) which consist of two cycles and each cycle

includes planning, execution, observation, and reflection. The cyclestops when the

indicator of success has achived 100%. The instruments of data collection used

are: The test sheet of learning outcomees, the teacher observation sheet, interview

with teacher and students, and the daily study report.

From the result of observation during the learning process, student

respond positevely to the methods of cooperative learning with Group

Investigation type are applied to the student it can make they help and teach to

their friends each otherin understanding the material. The student also feels happy

because with this methods, it can facilitate students in absorbing the material that

being tought. This learning method can also foster solidarity and responsibility of

students. The result of this study shows that there is an increased of learning

outcomes in each cycle. Indicated by the average value of N-Gain on first cycle is

0,59 and being increase on second cycle become 0,61. The result of this study can

be concluded that with the implementaion of cooperative learning method with

Group Investigation type can improve student learning outcomes in social studies

at SMP Islamiyah Ciputat.

Keywords: Learning Outcome, Group Investigation method, Social Studies

Page 7: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Segala puji dan syukur atas kehadirat ALLAH SWT, Tuhan Semesta

Alam yang Tiada Tuhan Selain-Nya yang telah memberikan rahmat, taufik dan

hidayah serta karunia-Nya kepada penulis selama menjalani proses pembuatan

skripsi ini. Dan tak lupa Shalawat dan salam kita curahkan kepada baginda

Rasulullah Muhammad SAW beserta seluruh keluarganya, para sahabatnya dan

kepada seluruh umatnya yang insya allah akan mendapatkan syafaat beliau di

akhirat nanti. Amien..

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih

kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya sehingga

penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu penulis ingin

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dra.Nurlena Rifa’i MA, Ph.D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

2. Dr. Iwan Purwanto M. Pd Kepala Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

yang juga menjadi dosen pembimbing yang dengan tulus ikhlas telah dan sabar

memberikan bimbingan dan bantuannya.

3. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan sumbangan wawasan keilmuan

dan membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Sarmuji, S.Pd selaku Kepala SMP Islamiyah Ciputat dan Bapak Achmad

Djuanda selaku Guru Pembimbing serta segenap pengajar dan karyawan SMP

Islamiyah Ciputat penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih atas

kesempatan yang telah diberikan sehingga penulis dapat melakukan penelitian

di sekolah.

5. Kedua Orangtua Tercinta, Yaitu ayahanda Sayyidun dan ibunda Kaswati yang

senantiasa memberikan doa, motivasi, dukungan, kasih sayang dan perhatian

yang tulus, serta dengan sabar membimbing ananda. Terima kasih atas semua

Page 8: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

iv

yang telah diberikan dalam hidupku. Semoga ananda menjadi orang yang

bahagia dan sukses serta dapat membahagiakan kalian.

6. Teman-teman Seperjuangan, Rani Adha Bakti, Deni Sopian, Khairul Anwar,

Nurliza Novianti, Rino Anggara, Wina Arnita, Yulinah Diatul, Fitri Wijayanti

serta teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu yang

telah memberikan motivasi, dukungan dan doa sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

7. My Sweet Heart yang telah mendampingi hidupku selama lebih dari 5 tahun

yang senantiasa memberikan dukungan, semangat dan doa sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya penulisan dan penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan,

tentunya segala kebaikan tersebut tidak dapat penulis balas dengan balasan yang

melebihi balasan Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi lembaga

pendidikan, teman-teman mahasiswa serta penulis khususnya.

Jazakumullah Khairan Katsiro ….

Jakarta, Oktober 2013

Penulis

Prabu Eko Prasetyo

Page 9: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASAH

ABSTRAK ................................................................................................ i

ABSTRACT ................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ................................................................................ iii

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii

DAFTAR GRAFIK .................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ………………………………......... 5

C. Pembatasan Fokus Penelitian………………………........ 5

D. Perumusan Masalah ……………………………….. ....... 5

E. Tujuan Penelitian .............................................................. 6

F. Manfaat Penelitian ............................................................ 6

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR

DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Deskripsi Teoritis

1. Teori Belajar

a. Hakikat Belajar ...................................................... 8

b. Prinsip-Prinsip Belajar ............................................ 10

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar .............. 15

d. Pengertian Hasil Belajar ............................................ 15

Page 10: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

vi

2. Metode Pembelajaran Kooperatif

a. Metode Pembelajaran ………………………………. 19

b. Hakikat Pembelajaran Kooperatif ............................ 20

b. Manfaat Pembelajaran Kooperatif ............................. 23

c. Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation ..... 23

d. Kelebihan dan Kekurangan Tipe Group Investigation .. 37

3. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial

a. Pengertian IPS .......................................................... 38

b. Tujuan Pendidikan IPS ............................................ 49

c. Pengembangan IPS Terpadu di SMP ..................... 50

B. Penelitian yang Relevan .............................................. 54

C. Kerangka Berpikir ......................................................... 55

D. Hipotesis Tindakan ........................................................ 55

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................... 56

B. Metode dan Desain Penelitian ....................................... 56

C. Subjek/Partisipasi Yang Terlibat Dalam Penelitian ....... 59

D. Peran dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian ................... 59

E. Tahapan Intervensi Tindakan ........................................ 59

F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan ................. 63

G. Data dan Sumber Data ................................................... 63

H. Instrumen Penelitian ...................................................... 63

I. Teknik Pengumpulan Data ............................................ 65

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi ................... 65

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis ................ 69

L. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan .................. 69

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Page 11: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

vii

1. Sejarah Berdirinya SMP Islamiyah Ciputat ............. 71

2. Visi dan Misi Sekolah .............................................. 72

3. Sarana dan Fasilitas Sekolah .................................... 72

4. Jenis Ekstrakurikuler ................................................ 73

5. Struktur Organisasi Sekolah .................................... 74

B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Atau Hasil Intervensi

Tindakan Siklus 1 .......................................................... 75

C. Instrumen Data ............................................................. 78

D. Analisis Data .................................................................. 79

E. Interpretasi Hasil Analisis .............................................. 88

F. Pembahasan Temuan Penelitian .................................... 98

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................... 102

B. Saran .............................................................................. 103

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahap 1 Group Investigation

Tabel 2.2 Tahap 2 Group Investigation

Tabel 2.3 Tahap 3 Group Investigation

Tabel 2.4 Tahap 4 Group Investigation

Tabel 2.5 Tahap 5 Group Investigation

Tabel 2.6 Tahap 6 Group Investigation

Tabel 4.1 Sarana dan Fasilitas SMP Islamiyah Ciputat

Tabel 4.2 Jenis Ekstrakurikuler

Tabel 4.3 Struktur Organisasi Sekolah

Tabel 4.4 Hasil Belajar Siklus 1

Tabel 4.5 Hasil Belajar Siklus 2

Tabel 4.6 Hasil Wawancara Dengan Siswa Setelah Tindakan

Tabel 4.7 PBM Siklus 1

Tabel 4.8 Aktivitas Guru

Tabel 4.9 Kegiatan Pembelajaran

Tabel 4.10 PBM Siklus 2

Tabel 4.11 Aktivitas Guru

Tabel 4.12 Kegiatan Pembelajaran

Page 13: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

ix

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 N-Gain Siklus 1

Grafik 4.2 N-Gain Siklus 2

Grafik 4.3 Perbandingan N-Gain Siklus 1 dan Siklus 2

Page 14: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 1

Lampiran 2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus 1

Lampiran 3 Instrumen Tes Hasil belajar Siklus 1

Lampiran 4 Hasil Belajar Siswa Siklus 1

Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 2

Lampiran 6 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus 2

Lampiran 7 Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus 2

Lampiran 8 Hasil Belajar Siswa Siklus 2

Lampiran 9 Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus 1

Lampiran 10 Observasi Kegiatan Pembelajaran Siklus 2

Lampiran 11 Observasi Pra Penelitian

Lampiran 12 Wawancara Siswa Sebelum Pembelajaran Group Investigation

Lampiran 13 Wawancara dengan Guru IPS sebelum Pembelajaran Group

Investigation

Lampiran 14 Wawancara Siswa Setelah Pembelajaran Group Investigation

Lampiran 15 Wawancara dengan Guru IPS setelah Pembelajaran Group

Investigation

Lampiran 16 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1

Lampiran 17 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2

Lampiran 18 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus 1

Lampiran 19 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus 2

Lampiran 20 Catatan Lapangan Siklus 1

Lampiran 21 Catatan Lapangan Siklus 2

Lampiran 22 Daftar Nama Kelompok

Lampiran 23 Tugas Diskusi Kelompok Siklus 1

Lampiran 24 Tugas Diskusi Kelompok Siklus 2

Lampiran 25 Materi Pelajaran

Page 15: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, salah satu

tujuan yang hendak dicapai dari pembangunan adalah mencerdaskan

kehidupan bangsa, hal ini mengandung pengertian yang luas bahwa bangsa

yang cerdas dan berkompetensi, yang ditandai dengan adanya kemampuan

berfikir, kepribadian yang bagus dan memiliki ketrampilan menjadi tujuan

dari pembangunan tersebut. Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa

kemudian ditegaskan melalui berbagai kebijakan.

Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk

membangun manusia agar memiliki kecerdasan dan akhlak mulia. Tidak

hanya itu, pendidikan juga dapat mempermudah kita dalam bersosialisasi

dengan orang lain serta memperoleh keterampilan yang berguna bagi diri

sendiri maupun masyarakat sekitar. Oleh karena itu dunia pendidikan dituntut

mampu menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berprestasi.

Berbicara tentang proses pendidikan sudah tentu tak dapat dipisahkan

dengan semua upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumber

daya manusia yang berkualitas, sedangkan manusia yang berkualitas itu,

dilihat dari segi pendidikan, telah terkandung secara jelas dalam tujuan

pendidikan. Salah satu tujuan pendidikan adalah menjadikan manusia yang

berilmu, beriman, dan bertaqwa.

Sejalan dengan itu perbaikan dan penyesuaian kurikulum nasional

terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan jaman. Terlebih lagi sistem

Page 16: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

2

pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan

pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen

pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan

kehidupan lokal, nasional dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan

pendidikan secara terencana, terarah dan berkesinambungan1.

Dinamika pendidikan dewasa ini ditandai dengan suatu pembaharuan

dan transformasi pemikiran tentang hakekat pembelajaran sebagai suatu

proses yang aktif, interaktif dan konstruktif. Titik sentral setiap peristiwa

pembelajaran terletak pada keberhasilan siswa dalam mengorganisasikan

pengalamannya, mengembangkan berfikir dan mengimplementasikan

ilmunya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam konteks pendidikan ilmu pengetahuan sosial (IPS), seharusnya

proses pembelajaran menghasilkan siswa yang mampu berfikir kritis, analitis,

dan kreatif. Indikator keberhasilan IPS ditandai dengan bertambahnya

pengetahuan, ketrampilan dan perubahan perilaku siswa. Sehingga kelak

kemudian hari siswa mampu mengatasi masalahnya sendiri dan dapat menjalin

hubungan sinergis antara manusia dengan lingkungan alam dan sosial.

Menghadapi keseriusan pemerintah, tentu kita patut berbesar hati.

Mengingat dewasa ini masih banyak masalah-masalah sosial yang perlu segera

diatasi. Jumlah pengangguran makin bertambah eksplorasi alam yang

berlebihan, kerusakan dan permusuhan antar kelompok, ini menunjukkan

belum berhasilnya pendidikan IPS di sekolah karena rendahnya kualitas

pembelajaran IPS dan belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat.

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang

ilmu-ilmu sosial dan merupakan suatu mata pelajaran yang mengkaji

kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada kajian sejarah, geografi,

antropologi, dan tata negara. IPS merupakan pelajaran yang sangat penting

dipelajari oleh seorang peserta didik karena IPS membahas hubungan

seseorang dengan orang lain, dan membahas seseorang dengan sekitarnya.

1 Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Page 17: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

3

Dengan pelajaran IPS seseorang dapat memahami kehidupannya dan apa yang

harus dilakukan dalam hidupnya.

Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, siswa seringkali dijadikan

sebagai objek pendidikan sehingga guru selalu mendominasi proses belajar

mengajar. Dalam pelaksanaan pembelajaran seperti ini, siswa menjadi pasif di

kelas yaitu hanya datang, duduk, mendengar, dan melihat tanpa mengerti

dengan materi yang telah diajarkan oleh guru. Padahal prestasi belajar siswa

dapat mencapai suatu hasil yang baik jika siswa tersebut memiliki tingkat

penguasaan pemahaman yang baik mengenai konsep dari pokok-pokok

bahasan yang diberikan.

Pada dasarnya setiap siswa berbeda yang satu dengan yang lainnya,

baik dalam hal kemampuan maupun belajarnya. Itu berarti setiap siswa

mempunyai ciri–ciri yang khusus. Kondisi seperti ini melatarbelakangi adanya

perbedaan kebutuhan pada setiap anak. Dalam pembelajaran klasikal

perbedaan individu jarang mendapat perhatian, semua siswa dalam satu kelas

dianggap mempunyai kemampuan dan kecepatan yang sama karena itu

diperlakukan cara yang sama yang mengakibatkan pembelajaran IPS di kelas

masih monoton.

Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik

untuk mewujudkan hidupnya secara optimal. Minat, bakat, kemampuan, dan

potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara

optimal tanpa bantuan guru. “Dalam kaitan ini, guru perlu memperhatikan

peserta didik secara individual, karena antara satu peserta didik dengan yang

lain memiliki perbedaan yang mendasar”.2

Banyak guru yang masih menggunakan metode bersifat konvensional

yang mengakibatkan belum ada kolaborasi antara guru dan siswa yang bisa

tercipta proses pembelajaran yang bagus. Metode pembelajaran yang selama

ini digunakan guru adalah metode ceramah, yang jarang melibatkan siswa

secara langsung di kelas. Dalam hal ini fungsi dan peranan guru menjadi

2 Mulyasa, Edi. Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, hal 35.

Page 18: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

4

sangat dominan, sedangkan di lain pihak siswa hanya menyimak dan

mendengarkan informasi serta pengetahuan yang diberikan oleh guru.

Hasil observasi yang ditemui peneliti di dalam kelas adalah kelas

terlihat pasif karena siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran,

motivasi siswa untuk belajar rendah, kurangnya variasi model pembelajaran

dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dan menyebabkan hasil belajar

siswa rendah. Ini terlihat ketika peneliti melihat hasil belajar siswa banyak

yang dibawah KKM 65 (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu dengan nilai rata-

rata 45,33 dari tes hasil belajar siklus 1 (satu)3.

Oleh karena itu untuk menjawab permasalahan ini, perlu diterapkan

suatu metode agar siswa dapat mudah mencari dan memahami bagian penting

dari suatu teks bacaan dan meningkatkan kemampuan siswa memahami

konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam ingatan mereka, maka

guru harus menerapkan suatu metode yang dapat mengembangkan

pengetahuan awal siswa, mengembangkan ingatan siswa dan proses berfikir

siswa dalam memecahkan masalah. Metode pembelajaran yang dipilih juga

harus tepat, efektif, dan metode yang dapat memberi kesempatan bagi siswa

untuk dapat terlibat secara fisik dan mental semaksimal mungkin dengan kata

lain pelajaran IPS hendaknya disampaikan dengan berbagai variasi yang

memungkinkan siswa belajar secara aktif. Sehingga menyebabkan hasil

belajar siswa menjadi tinggi atau di atas KKM yang telah ditentukan sekolah.

Dalam usaha meningkatkan prestasi belajar dan kualitas

pendidikan, perbedaan individu perlu mendapat perhatian yang lebih serius.

Titik sentralnya tindakan guru pada proses pembelajaran. Salah satu tindakan

guru dalam pembelajaran yang berorientasi pada sikap menghargai perbedaan

individu adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan

strategi alternatif untuk mencapai tujuan IPS yaitu berupa untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kritis, inkuiri, memecahkan masalah,

keterampilan sosial, meningkatkan kemampuan bekerja sama dan

berkompetensi dalam mesyarakat yang majemuk.

3 Sumber data dari tes hasil belajar siklus 1 yaitu pretest di halaman 76-78

Page 19: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

5

Melihat kondisi di dalam kelas yang ada di lingkungan SMP Islamiyah

Ciputat, dalam hal sarana belajar mengajar sudah masuk katagori memadai,

tetapi meskipun hasil belajarnya cukup maksimal tetapi keadaan siswa kurang

antusias dalam mengikuti proses pembelajaran IPS. Selama melakukan

pengamatan dan penelitian dalam pelajaran IPS di sekolah tersebut, tampak

bahwa para siswa memang kurang antusias dalam belajar IPS, akibatnya

mereka kurang mampu untuk memecahkan soal-soal materi IPS.

Dalam metode kooperatif group Investigation, kehadiran dan

partisipasi tiap anggota harus di berdayakan atau dimanfaatkan, di mana pada

setiap siswa ada tanggung jawab, ada pembagian tugas, harus ada interaksi

dan komunikasi antar siswa, ada hubungan yang saling menguntungkan di

antara anggota kelompok. Selain itu, ketika siswa belajar bersama dalam

kelompok kecil, mereka saling membantu dan pada saat yang sama,

mengembangkan arah dan tanggung jawab pribadi atas pembelajaran mereka.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa perlu melakukan

penelitian dengan judul skripsi “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe

Group Investigation (GI) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa

Kelas VII SMP Islamiyah Ciputat.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka masalah

yang diidentifikasi adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran IPS di kelas masih berjalan monoton.

2. Belum ditemukan strategi pembelajaran yang tepat.

3. Belum ada kerjasama yang baik antara guru dan siswa.

4. Metode yang digunakan bersifat konvensional.

5. Rendahnya kualitas pembelajaran IPS.

6. Banyak siswa yang hasil belajar IPS rendah.

Page 20: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

6

C. Pembatasan Fokus Penelitian

Berdasarkan penjelasan identifikasi di atas, maka penelitian skripsi ini

dibatasi pada “Group Investigation” untuk meningkatkan hasil belajar siswa

pada pelajaran IPS.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, dirumuskan

masalahnya sebagai berikut:

“Apakah Penerapan Pembelajaraan Kooperatif tipe Group Investigation (GI)

dapat meningkatkan hasil belajar siswa IPS kelas VII SMP Islamiyah Ciputat

tahun 2012-2013?.”

E. Tujuan Penelitian

Tujuan umum perbaikan pembelajaran yang ingin dicapai adalah dengan

Penerapan Pembelajaraan Kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa IPS kelas VII SMP Islamiyah Ciputat

Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan dan

pembelajaran pendidikan IPS baik secara teoritis maupun praktis.

1) Secara Teoritis

Apabila terbukti bahwa Cooperative Learning tipe Investigasi Kelompok

dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran IPS maka :

a) Hasil penelitian ini dapat memberikan kejelasan teoritis dan

pemahaman yang mendalam tentang model pendekatan ini. Sehingga

dapat memperkaya khasanah ilmu khususnya disiplin ilmu

pendidikan.

b) Hasil penelitian ini dapat memberikan wawasan dan berpikir ilmiah

Page 21: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

7

2) Secara Praktis

Apabila terbukti bahwa Cooperative Learning tipe Investigasi Kelompok

mampu meningkatkan kualitas pembelajaran dan prestasi belajar siswa

pada mata pelajaran IPS, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

a) Guru

Yakni membantu mengatasi permasalahan dan pembelajaran IPS.

Memberikan wawasan, keterampilan, dan pemahaman metodologis

pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

b) Siswa

Siswa dapat memperoleh pengalaman belajar pendidikan IPS yang lebih

bermakna. Berangkat dari sini diharapkan prestasi belajar IPS siswa akan

meningkat. Di samping itu dengan menerapkan metode pembelajaran

Cooperative Learning diharapkan dapat memberikan keputusan bagi

siswa memperoleh nilai – nilai kehidupan yang sangat bermanfaat bagi

dirinya.

c) Sekolah

Sebagai masukan dalam meningkatkan intensitas, efektivitas dan

supervisi kepada guru kedalam meningkatkan kualitas pembelajaran

IPS, hasil belajar IPS dan kualitas sekolah yang dikelola.

Page 22: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

8

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR

DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Deskripsi Teoritis

1. Teori Belajar

a. Hakikat Belajar

Dalam perspektif psikologi, belajar merupakan suatu proses

perubahan, yaitu perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari

lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hamalik (1992)

menyatakan “Belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari

persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku, misalnya

pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi secara lebih lengkap1.

Reber (1989) membatasi belajar dengan dua macam definisi.

Pertama, belajar adalah proses memperoleh pengetahuan (the

process of acquiring knowledge). Kedua, Belajar adalah suatu

perubahan kekampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai

hasil latihan yang diperkuat (A relatively permanent change in

respons potentiality which occurs as a result of reinforced

practice)2.

Belajar juga dapat didefinisikan, “suatu usaha atau kegiatan

yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup

1 Syarifan Nurjan, dkk., Psikologi Belajar, Amanah Pustaka, Surabaya, 2009 hal. 2-11

2 Ibid., hal. 2-11

Page 23: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

9

perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan,

dan sebagainya3.

“Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman (learning is defined as the modification or strenghthening of

behavior through experiencing)”4. Belajar merupakan suatu proses, suatu

kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat,

akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu

penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.

Belajar pada dasarnya adalah suatu proses aktivitas seseorang

dalam berinteraksi dengan lingkungannya sehingga menghasilkan

perubahan tingkah laku yang bersifat positif baik perubahan dalam aspek

pengetahuan, maupun sikap. Dengan belajar seseorang akan semakin

dewasa, belajar membuat seseorang mengetahui apa yang harus dilakukan

sehingga dia akan mengalami perubahan sikapnya.

William Burton, mengemukakan bahwa: A good learning

situation consist of a rich and varied series of learning experiences unified

around a vigorous purpose and carried on interaction with a rich, varied

and propoactive environment. Dari pengertian tersebut dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

a. Situasi belajar harus bertujuan dan tujuan itu diterima baik oleh

masyarakat.

b. Tujuan dan maksud belajar timbul dari kehidupan anak sendiri.

c. Di dalam mencapai tujuan itu, murid senantiasa akan menemui

kesulitan, rintangan, dan situasi yang tidak menyenangkan.

d. Hasil belajar yang utama ialah pola tingkah laku yang bulat.

e. Proses belajar terutama mengerjakan hal-hal yang sebenarnya.

f. Kegiatan dan hasil belajar dipersatukan dan dihubungkan dengan tujuan

dalam situasi belajar.

g. Murid memberikan reaksi secara keseluruhan.

3 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2007, hal. 49

4 Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2001, hal. 27

Page 24: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

10

h. Murid mereaksi sesuatu aspek dari lingkungan yang bermakna baginya.

i. Murid diarahkan dan dibantu oleh orang-orang yang berada dalam

lingkungan itu.

j. Murid dibawa/diarahkan ke tujuan lain, baik yang berhubungan maupun

yang tidak berhubungan dengan tujuan utama dalam situasi belajar5.

Secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar di pandang

sebagai proses validasi (pengabsahan) terhadap penguasaan siswa/siswi atas

materi-materi yang telah dipelajari. Bukti institusional yang menunjukan

siswa telah belajar dapat diketahui sesuai proses mengajar. Ukurannya,

semakin baik mutu guru mengajar akan semakin baik pula mutu perolehan

siswa yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor.Sementara secara

kualitatif (tinjauan mutu) ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-

pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa/siswi6.

Proses pembelajaran yang dilakukan dalam kelas merupakan

aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Pembelajaran yang dilakukan berpusat pada siswa, sehingga siswa ikut

berpartisipasi dalam proses pembelajaran, dapat mengembangkan cara-cara

belajar mandiri, berperan dalam perencanaan, pelaksanaan, penilaian proses

belajar itu sendiri, maka disini pengalaman siswa lebih diutamakan dalam

memutuskan titik tolak kegiatan7.

b. Prinsip-Prinsip Belajar

Prinsip-prinsip belajar ada 5 aspek yang harus diperhatikan

dalam mengembangkan kemampuan peserta didik yaitu:

1. Kematangan Jasmani dan Rohani

Salah satu prinsip utama belajar adalah harus mencapai

kematangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan yang

dipelajarinya.

5 Ibid., hal. 28-29

6 Syarifan Nurjan, dkk., Psikologi Belajar, Amanah Pustaka, Surabaya, 2009 hal. 2-11

7 Yamin, Martinis, Kiat Membelajarkan Siswa, Gaung Persada Press, Jakarta, 2010, hal. 75

Page 25: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

11

Kematangan jasmani yaitu telah sampai pada batas minimal

umur serta kondisi fisiknya telah cukup kuat untuk melakukan kegiatan

belajar. Kematangan rohani artinya telah memiliki kemampuan secara

psikologis untuk melakukan kegiatan belajar, misalnya kemampuan

berpikir, ingatan, fantasi, dan sebagainya.

2. Memiliki Kesiapan

Setiap orang hendaknya melakukan kegiatan belajar harus

memiliki kesiapan yakni dengan kemampuan yang cukup baik fisik,

mental maupun perlengkapan belajar. Kesiapan fisik berarti memiliki

tenaga cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental,

memiliki minat dan motivasi cukup untuk melakukan kegiatan belajar.

Belajar tanpa kesiapan fisik, mental dan perlengkapan akan banyak

mengalami kesulitan, akibatnya tidak memperoleh hasil belajar yang

baik.

3. Memahami Tujuan

Setiap orang yang belajar harus memahami apa tujuannya,

ke mana arah tujuan itu dan apa manfaat bagi dirinya. prinsip ini sangat

penting dimiliki oleh orang belajar agar proses yang dilakukannya dapat

dengan cepat selesai dan berhasil. Belajar tanpa memahami tujuan dapat

menimbulkan kebingungan pada orangnya, hilangnya kegairahan, tidak

sistematis, atau asal ada saja.

4. Memiliki Kesungguhan

Orang yang belajar harus memiliki kesungguhan untuk

melaksanakannya. Belajar tanpa kesungguhan akan memperoleh hasil

yang kurang memuaskan. Selain itu akan banyak waktu dan tenaga

terbuang percuma. Prinsip kesungguhan sangat penting. Biarpun

seseorang itu sudah memiliki kematangan, kesiapan serta mempunyai

tujuan yang kongkret dalam melakukan kegiatan belajarnya, tetapi

Page 26: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

12

kalau saja tidak bersungguh-sungguh, belajar asal ada saja, bermalas-

malas, akibatnya tidak memperoleh hasil yang memuaskan8.

5. Ulangan dan Latihan

Prinsip yang tak kalah pentingnya adalah ulangan dan latihan. Sesuatu

yang dipelajari perlu diulang agar meresap dalam otak, sehingga

dikuasai sepenuhnya dan sukar dilupakan. Sebaliknya belajar tanpa

diulang hasilnya akan kurang memuaskan.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa

faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu faktor internal

dan eksternal. Di bawah ini dikemukakan faktor-faktor yang menentukan

pencapaian hasil belajar.

1. Faktor Internal (Yang berasal dari dalam diri)

a. Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap

kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala,

demam, pilek, batuk dan sebagainya, dapat mengakibatkan tidak

bergairah untuk belajar. Demikian pula jika kesehatan rohani (jiwa)

kurang baik, misalnya mengalami gangguan pikiran, perasaan

kecewa karena konflik dengan pacar,orangtua atau karena sebab

lainnya ini dapat menganggu atau mengurangi semangat belajar.

Karena itu pemeliharaan kesehatan sangat penting bagi setiap orang

agar badan tetap kuat,pikiran selalu segar dan bersemangat dalam

melaksanakan kegiatan belajar.

b. Inteligensi dan Bakat

Seseorang yang memiliki inteligensi baik (IQ-nya tinggi) umumnya

mudah belajar dan hasilnya cenderung baik. Sebaliknya, bila orang

inteligensinya rendah cenderung mengalami kesukaran dalam

belajar, lambat berpikir sehingga prestasi belajarnya pun rendah.

8 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan,Rineka Cipta, Jakarta, 2007, hal. 54

Page 27: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

13

Bakat, juga besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan

belajar. Bila seseorang memiliki inteligensi tinggi dan bakatnya

sudah ada dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya

akan lancer dan sukses dibandingkan dengan yang memiliki bakat

saja tetapi inteligensinya rendah.

c. Minat dan Motivasi

Minat dapat timbul karena daya tarik luar dan juga datang dari hati.

Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar

artinya untuk mencapai/memperoleh benda/tujuan yang diminati

itu.Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai hal, antara lain

karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau untuk

memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan

bahagia. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi

yang tinggi sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan

prestasi yang rendah.

Motivasi berbeda dengan minat. “Motivasi adalah daya penggerak

atau pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan”9. Motivasi

yang berasal dari dalam diri (intrinsik) yaitu dorongan yang datang

dari hati, umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu.

Motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik) yaitu dorongan yang

datang dari luar diri (lingkungan), misalnya dari orang tua, guru,

teman-teman dan anggota masyarakat. Seseorang yang belajar

dengan motivasi kuat, akan melaksanakan semua kegiatan

belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah atau semangat.

Belajar dengan motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau

mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran.

Kuat lemahnya motivasi belejar seseorang turut mempengaruhi

keberhasilannya. Karena itu motivasi belajar perlu diusahakan

terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara senantiasa

9 Ibid., hal. 57

Page 28: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

14

memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi

untuk mencapay cita-cita. Senantiasa memasang tekad bulat dan

selalu optimis bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar.

d. Cara Belajar

Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil

belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan teknik dan factor

fisiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan akan memperoleh hasil

yang kurang memuaskan. Teknik-teknik belajar perlu

diperhatikan, bagaimana caranya membaca, mencatat,

menggarisbawahi, membuat ringkasan dan sebagainya. Perlu juga

diperhatikan waktu belajar, tenpat, fasilitas, penggunaan media

pengajaran dan penyesuaian bahan pelajaran.

2. Faktor Eksternal (Yang berasal dari luar diri)10

e. Keluarga

Faktor orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan

anak dalam belajar. Tinggi rendahnya pendidikan orangtua, besar

kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan

orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya

hubungan orangtua dengan anak-anak, tenang atau tidaknya situasi

dalam rumah, semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian hasil

belajar anak. Di samping itu, faktor keadaan rumah juga turut

mempengaruhi keberhasilan belajar. Besar kecilnya rumah, ada

atau tidaknya peralatan/media belajar seperti papan tulis, gambar,

peta, ada atau tidak kamar atau meja belajar, dan sebagainya juga

turut menentukan keberhasilan belajar seseorang.

f. Sekolah

Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat

keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya,

kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas

10

Ibid., hal. 67

Page 29: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

15

di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanaan

tata tertib sekolah, dan sebagainya semua ini turut mempengaruhi

keberhasilan belajar anak. Bila suatu sekolah kurang

memperhatikan tata tertib (disiplin), maka murid-muridnya kurang

mematuhi perintah para guru dan akibatnya mereka tidak mau

belajar sungguh-sungguh di sekolah maupun di rumah. Hal ini

mengakibatkan prestasi belajar anak menjadi rendah.

g. Masyarakat

Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila

disekitar tempat tinggal keadaan masyarakatnya terdiri dari orang-

orang yang berpendidikan, terutama anak-anaknya rata-rata

bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak

lebih giat belajar. Sebaliknya, bila tinggal di lingkungan yang

banyak anak-anak nakal, tidak bersekolah dan pengangguran, hal

ini akan mengurangi semangat belajar atau dapat dikatakan tidak

menunjang sehingga motivasi belajar kurang.

h. Lingkungan Sekitar

Keadaan lingkungan tempat tinggal juga sangat penting dalam

mempengaruhi prestasi belajar. Misalnya, bila bangunan penduduk

sangat rapat, akan mengganggu belajar. Keadaan lalu lintas yang

membisingkan, suara hiruk pikuk orang disekitar, suara pabrik,

polusi udara, iklim yang terlalu panas, semuanya ini akan

mempengaruhi kegairahan belajar. Sebaliknya, tempat yang sepi

dengan iklim yang sejuk, ini akan menunjang proses belajar11

.

d. Pengertian Hasil Belajar

Keberhasilan dari suatu kegiatan belajar dapat dilihat dari hasil

belajar setelah mengikuti usaha belajar, hasil belajar merupakan dasar

yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa menguasai

11

Ibid., hal. 59

Page 30: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

16

suatu materi pelajaran. Manusia melakukan kegiatan belajar dengan

bermacam cara, sesuai dengan keadaan. Bila seseorang telah melakukan

kegiatan belajar, maka dalam dirinya akan terjadi perubahan-perubahan

yang merupakan pernyataan perbuatan belajar. Perubahan tersebut

disebut hasil belajar.

Setiap proses belajar mengajar keberhasilan diukur dari seberapa

jauh hasil belajar yang dicapai siswa. Hasil belajar berasal dari dua kata

yaitu hasil dan belajar, istilah hasil dapat diartikan sebagai sebuah

prestasi dari apa yang telah dilakukan.

Kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol disebut

dengan kegiatan pembelajaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu oleh

guru, Jadi anak yang berhasil dalam belajar akan mencapai tujuan-tujuan

pembelajaran.

Indramunawar mengemukakan bahwa “Hasil belajar dalam

kamus umum bahasa Indonesia adalah hasil yang telah dicapai dari yang

telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya”12

.

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak dari suatu

interaksi dalam proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan

hasil akhir pengambilan keputusan mengenai tinggi rendahnya

nilai yang diperoleh siswa selama meng-ikuti proses

pembelajaran. Hasil belajar dikatakan tinggi apabila tingkat

kemampuan siswa bertambah dari hasil sebelumnya”13

.

Seorang guru akan kecewa bila hasil belajar yang dicapai oleh peserta

didiknya tidak sesuai dengan target kurikulum. Hasil belajar bermakna

pada keberhasilan seseorang dalam belajar atau aktivitas lainnya. Hasil

itu merupakan perwujudan dari bakat dan profesionalisme, hasil yang

menonjol pada salah satu bidang mencerminkan bakat yang unggul

dalam bidang tersebut.

12

Indramunawar, hasil belajar pengertian dan definisi, artikel di akses pada Senin 29 April 2013 dari: http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi. 13

Akhmadsudrajat, penilaian hasil belajar, artikel di akses pada Senin 29 April 2013 dari: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/01/penilaian-hasil-belajar/.

Page 31: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

17

Keberhasilan seorang Guru dari proses belajar mengajar adalah

ketika siswanya mengerti dan memahami atas apa yang telah

disampaikannya. Hal itu menunjukkan bahwa siswa mengalami

peningkatan dalam belajar. Oleh karena itu, kegiatan belajar akan lebih

terarah dan sistematis jika disertai dengan proses pembelajaran. Belajar

dengan proses pembelajaran akan lebih efektif, karena ada guru, bahan

ajar, metode, serta ada lingkungan yang kondusif yang sengaja

diciptakan, selain itu keberhasilan seorang guru dari proses belajar

mengajar adalah ketika siswanya mengerti dan memahami atas apa yang

disampaikannya. Hal itu menunjukkan bahwa siswa mengalami

peningkatan dalam hasil belajar.

Seseorang yang telah mengalami proses belajar akan nampak

pada perubahan tingkah lakunya. Perubahan ini meliputi tingkah

laku secara keseluruhan yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Di

sekolah biasanya hasil belajar siswa dinyatakan dengan angka,

hasil belajar terhadap pengetahuan, kemampuan, kebiasaan,

keterampilan dan sikap siswa selama mengikuti proses belajar dalam

jangka waktu tertentu.

“Hasil Belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak

belajar dan tindak mengajar”14

. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri

dengan penilaian hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar

merupakan berakhirnya penggal dan puncak belajar.

Berkaitan dengan hasil belajar yang diperoleh sebagai hasil

belajar, terdapat tiga tipe hasil belajar yaitu (1) tipe hasil belajar bidang

kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis sintetis

dan evaluasi (2) tipe hasil belajar bidang afektif meliputi penerimaan,

jawaban, penilaian, organisasi dan karakteristik nilai (3) tipe hasil belajar

bidang psikomotor meliputi tingkatan keterampilan.

Hasil belajar dapat mengantarkan siswa menguasai konsep-

konsep IPS dan keterkaitannya untuk dapat memecahkan masalah

14

Arifin, Zaenal, Evaluasi Pembelajaran,PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hal. 298

Page 32: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

18

dalam kehidupan sehari-hari. Menguasai disini yaitu harus menjadikan

siswa tidak sekedar tahu dan hafal tentang konsep-konsep IPS, melainkan

harus menjadikan siswa untuk mengerti dan memahami konsep-konsep

tersebut. Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa

setelah mereka menjalani proses pembelajaran..

Standar penilaian pendidikan terdiri atas penilaian hasil belajar

oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan

penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Penilaian hasil belajar tingkat

nasional dilakukan oleh pemerintah untuk menilai pencapaian

kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam

kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, dan dilakukan

dalam bentuk ujian nasional. Ujian Nasional (UN) merupakan kebijakan

pemerintah dalam bidang pendidikan untuk menentukan standar mutu

pendidikan.

Penilaian hasil belajar tingkat sekolah atau satuan pendidikan

bertujuan menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua

mata pelajaran. Penilaian hasil belajar satuan pendidikan dilakukan pada

akhir program pendidikan. Bahan-bahan yang diujikan meliputi seluruh

materi standar, standar kompetensi, dan kompetensi dasar yang telah

diberikan. Hasil penilaian ini terutama digunakan untuk menentukan

kelulusan bagi setiap peserta didik, dan layak tidaknya untuk

melanjutkan pendidikan pada tingkat di atasnya.

Penilaian hasil belajar tingkat kelas menurut Mulyasa adalah

penilaian yang dilakukan oleh guru atau pendidik secara langsung15

.

Penilaian hasil belajar pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan

untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi pada diri peserta

didik. Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa yang menjadi

ukuran hasil belajar siswa adalah ranah kognitif, afektif dan ranah

15

http://tamanrumputilalang.blogspot.com/2013/12/upaya-meningkatkan-hasil-belajar-siswa.html

Page 33: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

19

psikomotor. Semakin tinggi taraf tingkat yang dicapai maka akan

menjadi baik pula kualitas hasil belajar yang didapatkan.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah suatu faktor penentu penguasaan siswa terhadap apa-apa yang

disampaikan kepadanya dalam kegiatan belajar, dimana penguasaan itu

dapat berupa pengetahuan, sikap maupun keterampilan.

2. Metode Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

a. Metode Pembelajaran

Metode Pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang

dilakukan oleh para pendidik agar proses belajar-mengajar pada siswa

tercapai sesuai dengan tujuan. Metode pembelajaran ini sangat penting di

lakukan agar proses belajar mengajar tersebut nampak menyenangkan dan

tidak membuat para siswa tersebut suntuk, dan juga para siswa tersebut

dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah16

.

Ada beberapa macam metode pembelajaran, diantaranya:

1. Metode ceramah

Metode ceramah adalah metode belajar mengajar secara

tradisional, sebab metode pembelajaran ini telah gunakan sebagai

alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi

edukatif sejak dari dahulu.

2. Metode eksperimen

Metode eksperimen ini memberikan kesempatan kepada para

anak didik secara individu atau pun berkelompok untuk dilatih

dalam melakukan suatu proses atau percobaan-percobaan. Metode

ini bertujuan agar para anak didik tersebut berpikir kreatif,

mandiri dan inovatif.

16

http://seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/06/pengertian-metode-pembelajaran.html.

Artikel ini diakses pada tanggal 17 Februari 2015.

Page 34: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

20

3. Metode pemberian tugas

Metode pemberian tugas di maksudkan para pendidik

memberikan penjelasan dalam suatu bahasan lalu para pendidik

tersebut memberikan tugas kepada para siswa untuk

mengembangkan pembahasan yang telah di bahas, hal tersebut

bertujuan agar para siswa berpikir dan memiliki wawasan yang

luas.

4. Metode diskusi

Metode ini adalah suatu alternatif dalam mengamati dan mencari

jalan keluar dari suatu masalah melalui gagasan-gagasan yang di

berikan para siswa, metode ini bertujuan untuk melatih para siswa

agar berani dalam menyampaikan pendapat atau pun saran dan

untuk mengembangkan pemikiran mereka.

5. Metode latihan

Metode latihan atau metode training yaitu metode yang

menanamkan tentang kebiasaan-kesbiasaan tertentu dan untuk

memelihara kebiasaan-kebiasaan baik terhadap anak. Metode

latihan ini bertujuan untuk membentuk kebiasaan serta ketepatan

dan kecepatan dalam pelaksanaan.

6. Metode proyek

Metode ini menggunakan cara mengajar dengan memberikan

kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan hal-hal yang

ada di kehidupan sehari-hari sebagai bahan pendidikan. Metode

ini bertujuan agar anak didik tertarik untuk terus belajar dan juga

untuk membentuk pola pikir anak menjadi luas.

b. Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning)

Banyak guru telah melaksanakan metode belajar berkelompok,

dengan membagi para siswa dan memberikan tugas kelompok. Namun hasil

kegiatannya tidak seperti yang diharapkan. Siswa tidak memanfaatkan kegiatan

tersebut dengan baik dan kreatif untuk meningkatkan kemampuan dan

pengetahuan mereka.

Page 35: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

21

Para siswa tidak dapat bekerja sama secara efektif dalam

kelompok, memboroskan waktu dengan bermain, bergurau, duduk diam,

bahkan ada kalanya siswa memanfaatkan kesempatan ini untuk mengerjakan

tugas mata pelajaran yang lainnya. Pada waktu yang sama ada beberapa siswa

mendominasi kelompoknya.

Keinginan para guru untuk mengaktifkan siswa sangat baik, untuk

itu guru dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif atau cooperative

learning yang tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok.

Pelaksanaan prosedur cooperative learning dengan benar akan meningkatkan

guru mengelola kelas dengan efektif. Inti dari pembelajaran kooperatif yaitu

adanya suatu kerja sama kelompok yang saling menunjang untuk keberhasilan

individu dan kelompoknya. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran

kooperatif didorong untuk bekerja sama pada tugas dan mereka

mengkoordinasikan usaha untuk menyelesaikan tugasnya. Dalam penerapan

setiap siswa saling tergantung satu sama lain untuk mencapai penghargaan

bersama.

Metode kooperatif didefinisikan sebagai suatu proses belajar mengajar

di mana murid bekerja sama satu sama lain dalam kumpulan belajar yang kecil

untuk memenuhi kehendak tugasnya individu atau kumpulan yang diberikan

oleh guru. Metode kooperatif adalah sangat sesuai di dalam sebuah kelas yang

mengandung murid-murid yang mempunyai tahap kecerdasan yang berbeda-

beda. Metode kooperatif memerlukan berbagai kemahiran sosial dalam

penggunaan dan arahan yang penting untuk menyelesaikan tugas dengan baik.

Menurut Slavina “metode kooperatif adalah menciptakan situasi

dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan

kelompoknya”17

.

Menurut Vigotsky “ metode kooperatif ialah bahwa fase mental yang

lebih tinggi pada umumnya muncul pada percakapan atau kerjasama antara

17

Syarif, Tujuan pembelajaran kooperatif, artikel di akses pada Senin 29 April 2013 dari: http://www.syafir.com/tujuan-pembelajaran-kooperatif

Page 36: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

22

individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi terserap dalam individu

tersebut”18

.

Metode pembelajaran kooperatif menyediakan alternatif untuk

pertanyaan dan menawarkan berbagai cara untuk meningkatkan partisipasi

aktif siswa dalam proses pembelajaran.Belajar aktif itu sangat diperlukan oleh

peserta didik untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum19

.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

metode kooperatif adalah peranan guru di kelas haruslah jelas tampak.

Misalnya, dalam menjalin terlaksananya metode kooperatif seyogyanya guru

harus bisa membantu siswa memahami dinamika dalam bekerjasama dalam

kelompok, membantu siswa agar dapat memahami bahwa mereka menghadapi

kepentingan serta tujuan yang sama, terampil untuk berpartisipasi/berbagi

tugas, bertanggung jawab dan saling menghargai dalam metode kooperatif.

Dalam metode kooperatif, kehadiran dan partisipasi tiap anggota harus

di berdayakan atau dimanfaatkan, di mana pada setiap siswa ada tanggung

jawab, ada pembagian tugas, harus ada interaksi dan komunikasi antar siswa,

ada hubungan yang saling menguntungkan di antara anggota kelompok.

Komunikasi dan interaksi memungkinkan terjadinya pertukaran

informasi yang membantu meningkatkan pemikiran serta memberikan

gagasan-gagasan baru dalam diri siswa. Hal ini memang dapat terjadi karena

dalam kelompok kecil yang dibentuk itu terdiri dari siswa-siswa yang latar

belakang kemampuan berbeda-beda. Dalam hal ini agar proses metode

kooperatif dapat berlangsung dari siswa diperlukan adanya will dan skill,

yaitu kemauan dan keterampilan untuk bekerja sama.

Beberapa metode pembelajaran kooperatif memerlukan pengarahan

guru yang lebih baik dibandingkan dengan metode lainnya, tetapi semua itu

memungkinkan siswa untuk berinteraksi dan mengungkap apa yang mereka

18

Muhammad Faiq Dzaki, pembelajaran kooperatif, artikel di akses pada Senin 29 April 2013 dari: http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/pembelajaran-kooperatif-cooperative.html 19

Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, Pustaka Insan Madani, Yohyakarta, 2008, hal.

xiv

Page 37: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

23

pikirkan, mereka ketahui dan rasakan mengenai apa yang mereka

pelajari.Selain itu, ketika siswa belajar bersama dalam kelompok kecil, mereka

saling membantu dan pada saat yang sama, mengembangkan arah dan

tanggung jawab pribadi atas pembelajaran mereka.

Penyelidikan kelompok berasal dari filsafat pendidikan John Dewey.

Dewey percaya bahwa pembelajaran yang bermakna bisa dihasilkan melalui

tahap-tahap penelitian ilmiah, dimana pengalaman tentang pengetahuan siswa

diperoleh. Dalam pandangan Dewey,”penyelidikan terhadap banyak subjek

bisa menghasilkan fitur penting dari metode ilmiah dan oleh karenanya bisa

mendidik siswa dalam semangat dan metode penelitian ilmiah”20

. Para guru

dan siswa memberikan pengakuan atas gagasan ini ketika mereka melaporkan

investigasi kelompok membantu siswa “mempelajari cara belajar”.

3. Manfaat Pembelajaran Kooperatif

Jacobsen mengatakan Metode kooperatif mempunyai manfaat-

manfaat yang positif apabila diterapkan di ruang kelas. Antara lain:

1. Mengajarkan siswa menjadi percaya pada guru

2. Kemampuan untuk berpikir, mencari informasi dari sumber lain dan belajar

dari siswa lain

3. Mendorong siswa untuk mengungkapkan idenya secara verbal dan mem-

bandingkan dengan ide temannya

4. Membantu siswa belajar menghormati siswa yang pintar dan siswa yang

lemah, juga menerima perbedaan ini21

.

Jadi dapat disimpulkan bahwa manfaat metode kooperatif ini sangat baik jika

di terapkan pada saat proses belajar mengajar berlangsung karena metode ini

dapat membanggakan sifat gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat.

4. Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI)

Karakter unik Investigasi Kelompok ada pada integrasi dari empat fitur dasar

seperti investigasi, interaksi, penafsiran, dan motivasi intrinsik.

20

Sharan, Shlomo, The Handbook of Cooperatife Learning, Familia, Jakarta, 2012, hal. 168 21

Jacobsen, pembelajaran kooperatif, artikel di akses pada senin 12 Februari 2013 dari: http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_kooperatif.

Page 38: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

24

a. Investigasi

Investigasi dimulai ketika guru memberikan masalah yang menantang dan

rumit kepada kelas. Di tengah-tengah berlangsungnya penelitian mereka

untuk menjawab masalah,siswa membangun pengetahuan yang mereka

peroleh,bukannya menerima dari guru mereka. Proses investigasi

menekankan inisiatif siswa, dibuktikan dengan pertanyaan-pertanyaan yang

mereka ajukan, dengan sumber-sumber yang mereka temukan, dan dengan

jawaban yang mereka rumuskan. Siswa mencari informasi dan gagasan

dengan bekerjasama dengan rekan mereka dan menggabungkannya bersama

pendapat, informasi, gagasan, ketertarikan, dan pengalaman yang masing-

masing mereka bawa untuk mengerjakan tugas. Bersama-sama mereka

menempa informasi dan gagasan ke dalam pengetahuan baru melalui proses

penafsiran.

b. Interaksi

Interaktif di antara siswa penting bagi Investigasi Kelompok. Ini adalah

kendaraan yang dengannya siswa saling memberikan dorongan, saling

memberikan gagasan, saling membantu untuk memfokuskan perhatian

mereka terhadap tugas dan bahkan saling mempertentangkan gagasan

dengan menggunakan sudut pandang yang berseberangan. Interaksi social

dan intelektual merupakan cara yang digunakan siswa untuk mengolah lagi

pengetahuan personal mereka di hadapan pengetahuan baru yang didapatkan

oleh kelompok selama berlangsunganya penyelidikan.

c. Penafsiran

Pada saat siswa menjalankan penelitian mereka secara individual

berpasangan dan dalam kelompok kecil, mereka mengumpulkan banyak

sekali informasi dari berbagai sumber yang berbeda. Secara berkala mereka

bertemu dengan anggota kelompok mereka untuk bertukar informai dam

gagasan. Penafsiran atas temuan yang telah mereka gabung merupakan

proses negosiasi antara tiap-tiap pengetahuan pribadi siswa dengan

pengetahuan baru yang dihasilkan dan antara tiap-tiap siswa dengan gagasan

dan informasi yang diberikan oleh anggota lain dalam kelompok itu.

Page 39: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

25

Investigasi kelompok memberi siswa kesempatan untuk berinteraksi dengan

sesamanya yang meneliti aspek-aspek berbeda dari tema umum yang sama,

dan yang memberikan sudut pandang berbeda atas tema itu.Penafsiran

informasi kooperatif yang dikumpulkan oleh anggota kelompok ini

meningkatkan kemampuan mereka untuk menyusun, menegaskan, dan

mengkonsolidasikan temuan-temuan mereka dan dengan demikian

membuatnya bermakna.

d. Motivasi Intrinsik

Investigasi kelompok memotivasi siswa untuk berperan aktif menentukan

apa yang mereka pelajari dan bagaimana cara mereka belajar. Dengan

mengundang siswa menghubungkan masalah-masalah yang akan mereka

selidiki berdasarkan keingintahuan,pengetahuan, dan perasaan

mereka,Investigasi Kelompok mempertinggi minat pribadi mereka mencari

informasi yang mereka perlukan. Penyelidikan mereka mendatangkan

motivasi kuat lain yang muncul dari interaksi mereka dengan orang lain.

Banyak metode pembelajaran kooperatif didasarkan pada tanggung jawab

bersama dan interaksi di antara anggota kelompok. Investigasi kelompok

meningkatkan kesempatan untuk memperbesar interdepedensi positif yang

berkembang ketika siswa belajar bersama.

Keempat unsur dari Investigasi Kelompok digabungkan dalam model enam tahap:

1. Tahap 1: Kelas menentukan subtema dan menyusunnya dalam penelitian

kelompok.

a) Memberikan Masalah Umum

Guru memberi siswa suatu masalah yang besar dan rumit yang

tidak memiliki satu jawaban benar. Masalah itu seringkali merupakan

bagian dari kurikulum, meskipun bisa berupa sempalan dari isu-isu yang

ada atau berasal dari ketertarikan siswa terhadap tema tertentu. Faktor lain

yang perlu diperhatikan ketika memilih masalah adalah relevansinya bagi

kehidupan siswa di dalam dan di luar sekolah. Secara langsung maupun

Page 40: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

26

tidak langsung, penelitian itu bisa meningkatkan kemampuan siswa untuk

memahami dunia disekitar mereka.

b) Berbagai Sumber Pelajaran

Menghadirkan masalah umum tidaklah semata-mata mendorong

minat siswa dalam penelitian. Selama satu atau dua minggu sebelum

dimulainya penelitian, guru mengundang kelas untuk menyelidikinya.

Buku, majalah, gambar, peta, katalok, rekaman video, dan Koran

merupakan sumber materi yang bisa digunakan. Setiap siswa harus mampu

menemukan materi yang tepat untuk minat mereka, tingkat kemampuan

membaca mereka, dan model pembelajaran yang mereka pilih. Beragam

materi itu juga dimaksudkan untuk membantu siswa agar bisa melihat apa

yang dekat dengan mereka dari masalah itu dan juga apa yang mereka

ketahui.

c) Membuat Pertanyaan

Setelah melakukan penelusuran, siswa siap untuk merumuskan dan

memilih berbagai pertanyaan yang bisa menunjang penelitian.

Guru menulis persoalan umum di papan tulis dan mengundang

siswa untuk mengungkapkan apa yang ingin mereka selidiki agar bisa

memahaminya lebih baik22

.

a. Secara individu: Setiap siswa menuliskan pertanyaan yang ingin

mereka selidiki. Setelah sepuluh atau lima belas menit, guru

mengundang siswa untuk memberitahukannya kepada teman sekelas

apa yang mereka tulis dan menulis setiap saran di papan tulis.

b. Kelompok bercakap-cakap: Siswa bertemu dalam kelompok

beranggotakan empat atau lima orang dan bergiliran mengungkapkan

gagasan mereka tentang apa yang akan mereka selidiki. Petugas

pencatat dalam kelompok itu mencatat semua pertanyaan dan kemudian

menyampaikannya kepada kelas, dengan menuliskan di papan tulis atau

dengan menyerahkan daftar itu kepada guru.

22

Ibid., hal. 174-175

Page 41: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

27

c. Perseorangan, berpasangan, berempat: Prosedur ini memungkinkan

tiap-tiap siswa untuk berpikir sendiri dan juga mendapatkan keuntungan

dari bertukar gagasan dengan teman. Pada tiap-tiap tahap, siswa

membandingkan daftar pertanyaan mereka dan menusun satu daftar

keseluruhan. Daftar terakhir diserahkan kepada guru.

d) Menentukan Subtema

Langkah selanjutnya dalam tahap ini adalah membuat semua

pertanyaan itu bisa diketahui seluruh kelas. Pertanyaan bisa di temple di

dinding. difotocopy dan diberikan kepada setiap siswa, atau ditulis di

papan tulis. Sekarang siswa mengelompokan pertanyaan itu ke dalam

kategori-kategori. Kategori yang ditentukan kelas itu menjadi subtema

bagi kelompok-kelompok untuk melakukan penelitian.

e) Membentuk Kelompok Minat

Judul subtema diperlihatkan di depan kelas dan menyajikan bukti

yang nyata tentang perencanaan mereka. Kelompok-kelompok terbentuk

berdasarkan pada basis minat yang sama terhadap sub tema tertentu. Jika

penelitian berikutnya mencerminkan minat dan kemampuan bersama dari

semua anggota kelompok, maka tiap-tiap kelompok menghasilkan produk

yang unik.

Proses pembelajaran dan peran guru dalam tahap 1 diringkas

sebagai berikut23

:

Tabel 2.1

Tahap 1 Group Investigation

Proses Pembelajaran Peran Guru

1. Memeriksa pilihan: Dalam tahap ini guru memeriksa

pilihan yang akan diambil oleh

masing-masing kelompok apakah

sesuai dengan pembelajaran yang

dilakukan.

2. Mengaitkan pengetahuan

pribadi dengan masalah: Dalam tahap ini guru dapat

1. Memimpin diskusi penelitian:

Dalam tahap ini guru menjadi

fasilitator dan membimbing

jalannya diskusi kelompok agar

sesuai dengan tujuan dari

pembelajaran.

2. Menyediakan materi dasar:

Dalam tahap ini guru sudah

harus menyiapkan materi-materi

23

Ibid., hal. 176

Page 42: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

28

mengaitkan masalah yang akan

dibahas sesuai dengan pengetahuan

pribadi siswa masing-masing.

3. Memilih pertanyaan-pertanyaan:

Dalam tahap ini guru memilih

pertanyaan yang akan diajukan

kepada masing-masing kelompok.

4. Menentukan subtema penelitian:

Dalam tahap ini guru mengajukan

pertanyaan yang telah dipilih oleh

kelompok dan bersama guru

menjadikan pertanyaan itu menjadi

subtema.

dasar yang akan digunakan

dalam pembelajaran.

3. Memfasilitasi kepedulian

terhadap masalah:

Dalam tahap ini guru menjadi

fasilitator yang menjawab setiap

permasalahan yang terjadi

dalam diskusi kelompok.

4. Mengkoordinasi penyusunan

Subtema pilihan untuk

diselidiki:

Dalam tahap ini guru menyusun

subtema dari masing-masing

kelompok dan membimbing

setiap kelompok agar mengikuti

dari subtema yang telah dipilih

masing-masing kelompok.

2. Tahap 2: Kelompok merencanakan penelitian mereka.

Siswa menggabungkan masing-masing kelompok penelitian mereka

dan memfokuskan perhatian mereka pada perencanaan kooperatif atas

pertanyaan yang akan mereka cari jawabannya. Para anggota kelompok

memiliki tiga tanggung jawab utama:

o Memilih pertanyaan yang akan mereka cari jawabannya

o Menentukan sumber-sumber yang mereka perlukan

o Membagi pekerjaan dan menentukan peran-peran

Para anggota kelompok mendiskusikan gagasan, minat dan pandangan

mereka tentang cakupan penelitian bersama mereka. Mereka menggunakan

daftar pertanyaan yang dihasilkan kelas sebagai dasarnya dan memilih

pertanyaan-pertanyaan yang mereka rasakan paling mencerminkan minat

spesifik mereka dalam subtema itu. Setelah perencanaan berhasil, mereka

menambahkan beberapa pertanyaan dan membuang beberapa pertanyaan,

semua itu sambil mengklarifikasi apa yang mereka teliti.

Guru berkeliling di antara kelompok siswa dan menawarkan bantuan

kepada yang membutuhkan. Para anggota dari salah satu kelompok mungkin

tidak senang dengan rencana awal mereka. Alih-alih memaksa mereka agar

Page 43: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

29

mengikuti rencana itu, guru mendiskusikan alternatifnya dan membantu

menentukan ulang tujuan mereka.

Guru juga bertanggung jawab untuk membantu kelompok memilih

sumber-sumber yang tepat. Bantuan guru dalam memilih materi sangatlah

diperlukan bagi siswa yang berkemampuan rendah dan bagi siswa yang

berbahasa Inggris sebagai bahasa kedua.

Interaksi di antara siswa pada tahap ini menentukan pilihan dan

keputusan yang membentuk penelitian mereka. Semakin terlatih siswa dalam

merencanakan penelitian, minat unik dan pilihan anggota kelompok akan lebih

terlihat24

.

Proses pembelajaran dalam tahap 2 bisa diringkas sebagai berikut:

Tabel 2.2

Tahap 2 Group Investigation

Proses Pembelajaran Peran Guru

1. Perencanaan kooperatif:

Dalam tahap ini guru dan setiap

kelompok harus sesuai dengan

perencanaan kooperatif yang

sudah dibuat.

2. Membuat pertanyaan:

Dalam tahap guru menyiapkan

pertanyaan tambahan apabila ada

kelompok yang tidak senang

dengan pilihan awal mereka.

3. Menjelaskan pemikiran kepada

teman sekelompok:

Dalam tahap ini guru menjelaskan

pembelajaran kepada setiap

kelompok agar mengerti dalam

diskusinya.

4. Mengantisipasi apa yang akan

mereka pelajari:

Dalam tahap ini guru sudah dapat

mengantisipasi hal-hal apa yang

akan melenceng dari diskusi

setiap kelompok.

5. Memilih sumber-sumber yang

relevan:

1. Membantu kelompok-kelompok

merumuskan rencana realistis:

Dalam tahap ini guru membantu

setiap kelompok dalam

merumuskan rencana pembelajaran

serta jalannya diskusi secara

realistis dan sesudai dengan

rencana pembelajaran.

2. Membantu menjaga norma

kooperatif:

Dalam tahap ini guru mengawasi

dan menjaga jalannya diskusi

setiap kelompok agar sesuai

dengan norma kooperatif.

3. Membantu kelompok menemu-

kan sumber-sumber yang tepat:

Dalam tahap ini guru membantu

kelompok dalam menentukan

sumber-sumber yang tepat agar

diskusi setiap kelompok tidak

mengalami kesulitan.

24

Ibid., hal. 178

Page 44: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

30

Dalam tahap ini guru menentukan

dan memilih sumber-sumber yang

sesuai dengan materi serta diskusi

setiap kelompok.

6. Memutuskan apa yang perlu

diteliti:

Dalam tahap ini setiap kelompok

sudah memilih pertanyaan yang

akan didiskusikan.

7. Menentukan peran-peran:

Dalam tahap ini guru menjadi

fasilitator dan membimbing

jalannya diskusi sementara

masing-masing siswa sudah tahu

apa tugasnya dalam kelompok.

3. Tahap 3: Kelompok melakukan penelitian.

Dalam tahap ini, yang mungkin berlangsung sampai beberapa periode

kelas, tiap-tiap kelompok menjalankan rencana mereka. Secara sendiri-sendiri

atau berpasangan, para anggota kelompok:

• Menemukan informasi dari berbagai sumber

• Menyusun dan mencatat data

• Melaporkan temuan-temuan mereka kepada teman sekelompok

• Mendiskusikan dan menganalisis temuan-temuan mereka

• Memutuskan apakah mereka memerlukan informasi lain

• Menafsirkan dan menyatukan temuan-temuan mereka25

Siswa didorong untuk menemukan informasi yang mereka perlukan

dari berbagai macam sumber: buku, teks, percobaan, buku referensi, pamflet,

peta, film dan materi lainnya. Pada awal atau akhir pelajaran, kelompok

berkumpul untuk memeriksa pekerjaan mereka yang sedang berlangsung dan

mencoba membuat penafsiran atas temuan mereka. Ketika mereka

mendiskusikan temuan-temuan mereka, para siswa memperjelas, memperluas,

dan mengubah gagasan dan informasi baru dan memeriksa makna afektif dan

kognitif mereka.

25

Ibid., hal. 179

Page 45: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

31

Seringkali selama diskusi ini berjalan, siswa menjadi tahu dengan

ketidaksesuaian di antara cara penafsiran materi mereka atau bahkan di antara

sumber-sumber yang ada. Pada saat-saat seperti itu, mereka perlu memperluas

pemeriksaan atas sumber-sumber yang ada dan mencari cara memecahkan

dilema itu. Ketika penelitian itu selesai, petugas pencatat mencatat kesimpulan

kelompok mereka, terutama yang di tingkat awal, mungkin sekedar

menggabungkan jawaban pertanyaan tiap-tiap anggota yang ia teliti.

Proses pembelajaran dan peran guru dalam tahap tiga diringkas

sebagai berikut:

Tabel 2.3

Tahap 3 Group Investigation

Proses Pembelajaran Peran Guru

1. Menemukan informasi dari

beragam sumber:

Dalam tahap ini siswa dapat

menemukan informasi baru dari

sumber yang telah didapatkannya.

2. Membandingkan dan meng-

evaluasi sumber:

Dalam tahap ini guru

membandingkan dan mengevaluasi

sumber yang dijadikan bahan diskusi

setiap kelompok agar sesuai dengan

pembelajaran.

3. Menjelaskan, memperluas, dan

menyaring pengetahuan dan

membuat informasi:

Dalam tahap ini setiap kelompok

dapat sudah memiliki pengetahuan

dan informasi dari sumber yang

didapatkan sehingga dapat

menjelaskan pada diskusi kelompok.

4. Merumuskan jawaban

pertanyaan:

Dalam tahap ini setiap kelompok

sudah bisa merumuskan jawaban

dari hasil diskusinya.

1. Membantu dengan

keterampilan meneliti:

Dalam tahap ini guru dapat

membantu setiap kelompok

dalam meneliti hasil jawaban dari

diskusi.

2. Membantu memeriksa sumber-

sumber:

Dalam tahap ini guru dapat

membantu kelompok memeriksa

sumber-sumber yang mereka

dapatkan selain dari sumber yang

diberikan guru.

3. Membantu menemukan

hubung-an baru di antara

sumber-sumber:

Dalam tahap ini guru bisa

membantu kelompok dalam

menemukan hubungan baru

(informasi baru) ketika

memeriksa sumber-sumber.

4. Membantu menjaga norma-

norma interaksi kooperatif:

Dalam tahap ini guru mengawasi

jalannya pembelajaran di kelas

agar sesuai dengan norma

interaksi kooperatif.

Page 46: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

32

4. Tahap 4: Kelompok merencanakan presentasi.

Dalam tahap ini, kelompok-kelompok harus memutuskan mana

temuan mereka yang akan di bagi bersama kelas dan bagaimana menyajikan

temuan-temuan mereka itu kepada teman sekelas. Tujuan utama dari presentasi

itu adalah untuk menunjukkan kepada teman sekelas bahwa apa yang

diperhatikan kelompok itu bisa menjadi gagasan utama dari temuan itu.

Untuk melakukan itu, para anggota kelompok mengintegrasikan

semua bagian dari penelitian mereka dan merencanakan presentasi yang akan

menjadi instruktif dan menarik bagi teman-teman sekelas yang lain.

Guru, yang secara terus menerus mengamati kelompok-kelompok

yang sedang bekerja, akan tahu kelompok mana yang memerlukan bantuan

untuk menentukan gagasan utama dari penelitian mereka. Setelah mereka

menentukan yang akan dipresentasikan kepada teman sekelas, kelompok-

kelompok itu memikirkan bagaimana cara mempresentasikan gagasan mereka

itu.

Ketika guru mencatat bahwa kelompok-kelompok hampir

menyelesaikan penelitian mereka, ia melakukan rapat pertemuan yang anggota-

anggotanya telah dipilih dalam tahap 2. Dengan bimbingan guru, para anggota

komite memastikan bahwa gagasan untuk presentasi itu beragam dan jelas serta

bisa dijalankan.

“Guru menuliskan persyaratan materi khusus dari tiap-tiap kelompok

dan menyusun jadwal waktu untuk melakukan presentasi”26

. Dalam tahap ini,

proses pembelajaran dan peran guru adalah sebagai berikut:

Tabel 2.4

Tahap 4 Group Investigation

Proses Pembelajaran Peran Guru

1. Menentukan gagasan utama dari

temuan-temuan yang ada:

Dalam tahap ini setiap kelompok

sudah menentukan ide atau

gagasan utama dari temuan mereka

1. Menyusun rencana kelompok:

Dalam tahap ini guru sudah

menyusun langkah-langkah

semua kelompok dalam

melakukan diskusi.

26

Ibid., hal. 184

Page 47: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

33

pada saat diskusi.

2. Menjelaskan, membandingkan,

mengevaluasi temuan-temuan:

Dalam tahap ini setiap kelompok

sudah dapat menjelaskan,

membandingkan dan mengevaluasi

hasil temuan mereka pada saat

diskusi.

3. Menghubungkan temuan dengan

masalah umum:

Dalam tahap ini siswa dalam

masing-masing kelompok

menghubungkan temuan mereka

dengan masalah umum yang

dibahas dan didiskusikan di dalam

kelompoknya.

4. Memutuskan bagaimana

menyaji-kan temuan:

Dalam tahap ini setiap kelompok

mendiskusikan dan memutuskan

bagaimana menyajikan temuan

mereka didepan kelas.

2. Bertemu dengan komite

pelaksana:

Dalam tahap ini guru bertemu

dengan perwakilan setiap

kelompok dan membimbing agar

setiap kelompok dapat

menyajikan gagasan yang

beragam.

3. Membantu memperoleh materi:

Dalam tahap ini guru membantu

masing-masing kelompok

memperoleh materi yang sesuai

dengan pembahasan setiap

kelompok.

4. Memastikan bahwa semua

anggota kelompok

berpartisipasi:

Dalam tahap ini guru harus

memastikan bahwa semua

anggota kelompok ikut

berpartisipasi dalam jalannya

diskusi.

5. Tahap 5: Kelompok melakukan presentasi.

Guru memasang jadwal presentasi sehingga masing-masing kelompok

tahu kapan giliran mereka. Selama presentasi berlangsung, yang biasanya

memerlukan dua jam pelajaran, kelas berkumpul kembali seperti “kumpulan

kelompok-kelompok”, dan tiap-tiap kelompok memberikan perhatian khusus

pada yang dibahas di kelas. Sementara satu kelompok menyajikan esensi

temuan-temuannya, kelompok yang lain menjadi pendengar.

Sebelum presentasi dimulai, guru dan siswa bersama-sama

menyiapkan lembar evaluasi, yang diisi siswa ketika presentasi berlangsung.

Presentasi di hadapan audiens bisa menyebabkan beberapa siswa merasa malu

dan tidak nyaman. Guru harus memastikan bahwa penyaji merasa nyaman

dengan peran mereka sebagai “guru” dan bahwa siswa yang berperan sebagai

pendengar tidak menjadi terlalu kritis. Untuk menyimpulkan presentasi, guru

harus membiarkan kelas berdiskusi tentang bagaimana tema itu digabungkan

untuk menjelaskan masalah umum yang telah diatasi dikelas. Komentar-

Page 48: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

34

komentar siswa selama diskusi berlangsung akan menunjukkan tingkat

kemampuan antara yang mereka dengar dan yang mereka lihat dengan sub

tema mereka27

. Proses pembelajaran dan peran guru dalam tahap 5 adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.5

Tahap 5 Group Investigation

Proses Pembelajaran Peran Guru

1. Menunjukkan manfaat

pengetahu-an:

Dalam tahap ini guru menunjukkan

manfaat pengetahuan dari hasil

diskusi setiap kelompok.

2. Mengevaluasi kejelasan, daya

tarik, dan relevansi presentasi:

Dalam tahap ini guru bisa

mengevaluasi kejelasan, daya tarik

dan relevansi presentasi setiap

kelompok ketika menyajikan

presentasi di depan kelas.

3. Membuat hubungan baru di

antara subtema:

Dalam tahap ini guru dapat

membuat hubungan baru diantara

subtema masing-masing kelompok.

1. Mengkoordinasi presentasi

setiap kelompok:

Dalam tahap ini guru membuat

jadwal dan mengkoordinasikan

presentasi setiap kelompok untuk

maju di depan kelas dan setiap

kelompok diberikan gilirannya.

2. Mengarahkan komentar diskusi

siswa:

Dalam tahap ini guru

mengarahkan diskusi siswa agar

sesuai dengan proses

pembelajaran dan komentar dari

diskusi para siswa sesuai dengan

pembelajaran.

3. Membuat aturan-aturan untuk

membuat komentar:

Dalam tahap ini guru membuat

aturan untuk membuat komentar

agar setiap siswa ketika

melakukan komentar harus sesuai

dengan presentasi yang disajikan.

4. Mengarahkan penyimpulan

hasil diskusi:

Dalam tahap ini guru

mengarahkan hasil diskusi dari

setiap kelompok untuk dijadikan

kesimpulan dalam pembelajaran.

5. Menunjukkan hubungan di

antara subtema:

Dalam tahap ini guru dapat

menunjukkan hubungan diantara

subtema untuk dijadikan tujuan

akhir pembelajaran.

27

Ibid., hal. 186

Page 49: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

35

6. Tahap 6: Guru dan siswa mengevaluasi proyek mereka.

Evaluasi difokuskan pada pengetahuan yang diperoleh selama

berlangsungnya proyek itu, dan juga pengalaman investigasi perseorangan atau

kelompok. Siswa dan guru bisa bekerjasama dalam penyusunan ujian yang

digunakan untuk menilai pemahaman siswa atas gagasan utama dari temuan-

temuan mereka dan juga pengetahuan faktual yang baru saja mereka peroleh.

Salah satu cara untuk melakukan itu adalah dengan meminta dengan tiap-tiap

kelompok menyerahkan dua atau tiga pertanyaan berdasarkan pada gagasan

utama dari hasil penelitian itu.

Guru bisa menambah pertanyaan untuk menilai ingatan dan

pemahaman atas fakta dan istilah tertentu yang berhubungan dengan masalah

umumnya. Guru juga harus mengevaluasi bagaimana siswa menyatukan semua

informasi yang mereka temukan ketika mencari jawaban. Siswa juga harus

diminta menunjukkan kemampuan mereka dalam menarik kesimpulan

penelitian mereka dan dalam menerapkan pengetahuan baru mereka kerika

menceritakan masalah beserta situasinya. Disamping penelitian, guru memiliki

banyak kesempatan mengamati prestasi akademik siswa, sikap kooperatif, dan

besarnya motivasi. Guru selalu ada untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan,

untuk mengakui dan mendorong upaya-upaya yang dilakukan siswa, dan untuk

mengingatkan mereka tentang norma-norma sikap kooperatif.

Proses pembelajaran dalam tahap 6 mendukung keterampilan yang

diperlihatkan siswa dalam semua tahap sebelumnya. Mereka berlanjut dengan

membuat keputusan tentang pembelajaran mereka28

.

Secara spesifik, proses pembelajaran dan peran guru dalam tahap 6

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.6

Tahap 6 Group Investigation

28

Ibid., hal. 188

Page 50: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

36

Proses Pembelajaran Peran Guru

1. Mengevaluasi gagasan hasil

penelitian:

Dari hasil diskusi setiap kelompok

baik guru dan siswa mengevaluasi

gagasan utama dari hasil diskusi

pembelajaran.

2. Mengevaluasi pengetahuan:

Dalam tahap ini proses

pembelajaran yang telah

berlangsung harus sesuai dengan

materi pembelajaran.

3. Menggabungkan semua temuan

kelompok:

Dalam tahap ini masing-masing

kelompok sudah mendapatkan hasil

temuan mereka dan

menyerahkannya kepada guru

untuk dibahas pada saat akhir

pembelajaran.

4. Memperlihatkan prestasi sebagai

peneliti dan sebagai anggota

kelompok:

Dalam tahap ini baik guru maupun

murid sudah melakukan masing-

masing tugas dengan baik sehingga

proses pembelajaran sesuai dengan

rencana awal.

1. Mengevaluasi pemahaman atas

gagasan utama:

Dalam tahap ini guru

mengevaluasi pemahaman siswa

terhadap gagasan utama dari

proses pembelajaran yang telah

dilakukan.

2. Mengevaluasi pengetahuan atas

fakta dan istilah baru:

Dalam tahap ini guru dapat

menjelaskan terhadap fakta dan

istilah baru yang terjadi dalam

proses pembelajaran.

3. Mengevaluasi penggabungan

semua temuan kelompok:

Dalam tahap ini guru memeriksa

dan mengevaluasi hasil temuan

diskusi dari setiap kelompok.

4. Memfasilitasi refleksi siswa

tentang proses dan isi

penelitian:

Dalam tahap ini guru bisa

memfasilitasi pemahaman siswa

terhadap proses dan isi dari

diskusi yang telah mereka

lakukan.

Biasanya, guru adalah yang memprakarsai proyek Investigasi

Kelompok, menentukan jangka waktunya, dan menyediakan sumber materi.

Selama berlangsungnya investigasi, guru mengatur dan memfasilitasi proses

pembelajaran juga proses sosialnya. Ia membimbing siswa dalam menjalankan

semua fase penelitian dan pada saat yang sama, mengukur seberapa besar

bantuan yang diperlukan tiap-tiap kelompok untuk menjaga interaksi efektif

diantara para anggotanya. Perencanaan yang baik untuk peran komplek ini

termasuk hal-hal berikut:

• Menilai kemampuan siswa ketika ia merancang dan belajar bersama

• Memilih masalah untuk diselidiki

• Berpikir melalui pertanyaan tentang masalah ini

Page 51: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

37

• Mencari sumber materi29

6. Kelebihan dan Kekurangan Tipe Group Investigation

Setiap metode atau model pembelajaran pasti mempunyai ciri khas sendiri,

mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dan berikut ini

beberapa kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation (GI).

Kelebihan :

Pembelajaran kooperatif ini terbukti lebih unggul dalam meningkatkan hasil

belajar siswa dibandingkan dengan model-model pembelajaran individual yang

digunakan selama ini. Keunggulan itu dapat dilihat pada kenyataan sebagai

berikut :

1. Peningkatan belajar terjadi tidak tergantung pada usia siswa, mata pelajaran,

dan aktivitas belajar.

3. Pembelajaran kooperatif dapat menyebabkan unsur-unsur psikologis siswa

menjadi terangsang dan lebih aktif. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa

kebersamaan dalam kelompok, sehingga mereka dengan mudah dapat

berkomunikasi dengan bahasa yang lebih sederhana.

3. Pada saat berdiskusi fungsi ingatan dari siswa menjadi lebih aktif, lebih

bersemangat dan berani mengemukakan pendapat.

4. Pembelajaran kooperatif juga dapat meningkatkan kerja keras siswa, lebih

giat dan lebih termotivasi.

5. Penerapan pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa mengaktifkan

kemampuan latar belakang mereka dan belajar dari pengetahuan latar

belakang teman sekelas mereka.

6. Siswa dapat belajar dalam kelompok dan menerapkannya dalam

menyelesaikan tugas-tugas kompleks, serta dapat meningkatkan kecakapan

individu maupun kelompok dalam memecahkan masalah, meningkatkan

komitmen, dapat menghilangkan prasangka buruk terhadap teman

sebayanya dan siswa yang berprestasi dalam pembelajaran kooperatif

29

Ibid., hal. 189

Page 52: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

38

ternyata lebih mementingkan orang lain, tidak bersifat kompetitif, dan tidak

memiliki rasa dendam.

7. Dapat menimbulkan motivasi siswa karena adanya tuntutan untuk

menyelesaikan tugas.

Kekurangan :

1. Pembelajaran dengan model kooperatif tipe Group Investigation (GI)

hanya sesuai untuk diterapkan di kelas tinggi, hal ini disebabkan karena

tipe Group Investigation (GI) memerlukan tingkatan kognitif yang lebih

tinggi.

2. Kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang dan siswa yang

memiliki prestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan, hal ini

disebabkan oleh peran anggota kelompok yang pandai lebih dominan.

4. Adanya pertentangan antar kelompok yang memiliki nilai yang lebih tinggi

dengan kelompok yang memiliki nilai rendah.

7. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial

a. Pengertian IPS

Ide IPS berasal dari literatur pendidikan Amerika Serikat. Nama

asli IPS di Amerika Serikat adalah social studies. Istilah tersebut pertama

kali digunakan sebagai nama sebuah lembaga yang diberi nama committee

of social studies. Lembaga ini merupakan himpunan tenaga ahli yang

berminat pada kurikulum ilmu-ilmu sosial di tingkat sekolah dan ahli-ahli

ilmu sosial yang mempunyai minat yang sama. Nama lembaga ini kemudian

dipergunakan untuk nama kurikulum yang mereka hasilkan, yakni

kurikulum social studies. Nama social studies makin terkenal ketika

pemerintah mulai memberikan dana untuk mengembangkan kurikulum

tersebut. “Kurikulum tersebut ahirnya dikembangkan dengan nama

kurikulum social studies”30

.

30

Artikel ini diakses pada selasa 30 April 2013 dari: http://massofa.wordpress.com/2010/12/09/latar-belakang-lahirnya-ips-di-indonesia/

Page 53: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

39

Para pakar kemasyarakatan dan pendidikan mencari pola baru

untuk menjadikan sistem pendidikan yang menghormati keberadaan multi-

etnis di Amerika Serikat, salah satu cara yang ditempuh adalah memasukan

social studies kedalam kurikulum sekolah di Negara bagian Wisconsin

pada tahun 1892. Pada awal abad ke–20 sebuah Komite Nasional dari The

National Education Association memberikan rekomendasi tentang perlunya

social studies dimasukan ke dalam kurikulum sekolah dasar dan sekolah

menengah di Amerika Serikat, adapun komponen formula awal social

studies ketika awal kelahirannya di Amerika Serikat terdiri dari mata

pelajaran sejarah, geografi dan civics (kewarganegaraan).

Di Indonesia social studies dikenal dengan nama studi sosial.

Dalam Kurikulum 1975, pendidikan ilmu sosial kemudian ditetapkan

dengan nama Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS merupakan sebuah mata

pelajaran yang dipelajari dari tingkat pendidikan dasar sampai dengan

pendidikan tinggi pada jurusan atau program studi tertentu. Istilah

pendidikan IPS dalam menyelenggarakan pendidikan di Indonesia masih

relatif baru digunakan. Pendidikan IPS merupakan padanan dari social

studies dalam konteks kurikulum di Amerika Serikat. Istilah tersebut

pertama kali digunakan di AS pada tahun 1913 mengadopsi nama lembaga

social studies yang mengembangkan kurikulum di AS.

Social studies dalam istilah Indonesia disebut Pendidikan IPS

(Ilmu Pengetahuan Sosial), dalam proses eksistensinya terdapat dalam “The

National Herbart Society papers of 1896 – 1897” menegaskan, bahwa

social studies sebagai delimiting the social sciences for pedagogical use

(upaya membatasi ilmu-ilmu sosial untuk kepentingan

pedagogik/mendidik). Dengan hadirnya social studies masuk pada

kurikulum di sekolah, ada juga di beberapa negara bagian di Amerika

Serikat dan di Inggris untuk mengembangkan program pendidikan ilmu-

ilmu sosial di tingkat sekolah. Pengertian ini juga dipakai sebagai dasar

Page 54: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

40

dalam dokumen “Statement of the Chairman of Commite on Social Studies”

yang dikeluarkan oleh Comittee on Social Studies (CSS) tahun 191331

.

Dalam dokumen tersebut dinyatakan bahwa social studies

sebagai specific field to utilization of social sciences data as a force in the

improvement of human welfare (bidang khusus dalam pemanfaatan data

ilmu-ilmu sosial sebagai tenaga dalam memperbaiki kesejahteraan umat

manusia). Upaya untuk melestarikan program social studies dalam

kurikulum sekolah, maka beberapa pakar yang memiliki kepedulian

terhadap pendidikan ilmu-ilmu sosial di tingkat sekolah mengembangkan

social studies bisa diaplikasikan di tingkat sekolah dengan membentuk

organisasi profesi social studies, akhirnya pada tahun 1921 berdirilah

“National Council for the Social Studies “ atau disingkat ( NCSS ), sebuah

organisasi professional yang secara khusus membina dan mengembangkan

social studies pada tingkat pendidikan dasar dan menengah, serta

kaitannya dengan disiplin ilmu – ilmu sosial dan disiplin ilmu pendidikan

sebagai program pendidikan sintetik.

Martoella (1987) mengatakan bahwa “pembelajaran Pendidikan

IPS lebih menekankan pada aspek pendidikan daripada transfer konsep”32

.

Karena dalam pembelajaran IPS siswa duharapkan memperoleh pemahaman

terhadap sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih sikap, nilai,

moral, dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya.

Dengan demikian, pembelajaran pendidikan IPS harus diformulasikannya

pada aspek kependidikannya. Pola pembelajaran pendidikan IPS

menekankan unsur pendidikan dan pembekalan pada siswa. Penekanan

pembelajarannya bukan sebatas pada upaya mencecoki atau menjejali siswa

dengan sejumlah konsep bersifat hafalan belaka, melainkan terletak pada

upaya agar mereka mampu menjadikan apa yang telah dipelajarinya sebagai

bekal dalam memahami dan ikut serta dalam melakoni kehidupan

31

Mad Yani, Kurikulum Pendidikan IPS. diakses pada Selasa 30 April 2013 dari: http://adlilfirdaus.blogspot.com/2013/01/makalah-kurikulum-pendidikan-ips.html 32

Trianto,Model Pembelajaran Terpadu, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2010, hal 172

Page 55: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

41

masyarakat lingkungannya, serta sebagai bekal bagi dirinya untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Sejalan dengan hal itu ada beberapa pengertian mengenai Ilmu

Pengetahuan Sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah bidang studi yang

mempelajari, menelaah, menganalisis gejala dan masalah social

dimasyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek bebagai kehidupan atau

satu terpaduan. Dalam kurikulum 2004 disebutkan bahwa “Pengetahuan

Sosial merupakan perangkat fakta, peristiwa konsep dan generalisasi yang

berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan“.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari

berbagai cabang ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,

politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar

realitas dari fenomena sosial yang mewujudkan satu pendidikan

interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmunya. “Ilmu Pengetahuan

Sosial merupakan cabang dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi

materi cabang-cabang ilmu sosial”33

.

Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang

memiliki keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan

kebulatan wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah, sedangkan

sejarah memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari

berbagai periode. Antropologi meliputi studi-studi komparatif yang

berkenaan dengan nilai-nilai, kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-aktivitas

ekonomi, organisasi politik, ekspresi-ekspresi dan spiritual, teknologi, dan

benda-benda budaya. Ilmu politik dan ekonomi tergolong ke dalam ilmu-

ilmu tentang kebijakan pada aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan

pembuatan keputusan. Sosiologi dan psikologi sosial merupakan ilmu-ilmu

tentang perilaku seperti konsep peran, kelompok, institusi, proses interaksi

dan kontrol sosial. Secara intensif konsep-konsep seperti ini digunakan

ilmu-ilmu sosial dan studi-studi sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial juga

33

Ibid., hal. 171

Page 56: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

42

membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan

masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagian dari

masyarakat, dihadapkan pada berbagai masalah yang ada dan terjadi di

lingkungan sekitarnya.

Dari pengertian ini, secara implisit nampak kandungan materi

IPS yang perlu diberikan kepada siswa, yaitu segala sesuatu yang berkenaan

dengan manusia, termasuk didalamnya cara – cara manusia memanfaatkan

alam untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Dalam Kurikulum 2004

menyebutkan empat tujuan yang akan dicapai dalam Pendidikan IPS yaitu :

1). Mengajarkan konsep – konsep dasar sosiologi, geografi,ekonomi,sejarah,

dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis.

2). Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inquiri,

memecahkan masalah , dan ketrampilan social.

3). Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai – nilai social dan

kemanusiaan.

4). Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam

masyarakat yang majemuk baik secara nasional maupun global.

Gambar 1.1 Keterpaduan Cabang Ilmu Pengetahuan Sosial34

Ada 10 Konsep social studies dari National Council of Sosial Service, yaitu:

1. Culture

34

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, hal 172

Sejarah

Geografi

Sosiologi

Antropologi

Ilmu

Pengetahuan

Sosial

Ilmu Politik

Ekonomi

Psikologi

Sosial

Filsafat

Page 57: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

43

Human beings create, learn, share, and adapt to culture.

Students come to understand that human cultures exhibit both

similarities and differences, and they learn to see themselves

both as individuals and as members of a particular culture that

shares similarities with other cultural groups, but is also

distinctive. Through experience, observation, and reflection,

students will identify elements of culture as well as similarities

and differences among cultural groups across time and place.

(Manusia menciptakan, belajar, berbagi, dan beradaptasi dengan budaya

Siswa datang untuk memahami bahwa budaya manusia menunjukkan

kesamaan dan perbedaan, dan mereka belajar untuk melihat diri mereka

baik sebagai individu maupun sebagai anggota suatu budaya tertentu

yang berbagi kesamaan dengan kelompok budaya lain, namun juga

memiliki ciri khas. Dalam multikultural, masyarakat yang demokratis

dan yang terhubung secara dunia global, siswa perlu memahami

berbagai perspektif yang berasal dari titik pandang budaya yang

berbeda. Melalui pengalaman, pengamatan, dan refleksi, siswa akan

mengidentifikasi unsur budaya serta persamaan dan perbedaan antara

kelompok-kelompok budaya di waktu dan tempat tertentu).

2. Time, continuity and change

Knowledge and understanding of the past enable us to

analyze the causes and consequences of events and

developments, and to place these in the context of the

institutions, values and beliefs of the periods in which they

took place. Study of the past makes us aware of the ways in

which human beings have viewed themselves, their societies

and the wider world at different periods of time.

(Pengetahuan dan pemahaman tentang masa lalu memungkinkan kita

untuk menganalisis penyebab dan konsekuensi dari peristiwa dan

perkembangan, dan untuk menempatkan ini dalam konteks institusi,

nilai dan keyakinan dari periode di mana mereka terjadi. Studi masa

lalu membuat kita menyadari cara di mana manusia telah melihat

sendiri, masyarakat dan dunia yang lebih luas pada periode waktu yang

berbeda).

Page 58: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

44

3. People,place and environment

The study of people, places, and environments enables us to

understand the relationship between human populations and

the physical world. Students learn where people and places

are located and why they are there. They examine the

influence of physical systems, such as climate, weather and

seasons, and natural resources, such as land and water, on

human populations.

(Studi tentang orang, tempat, dan lingkungan memungkinkan kita untuk

memahami hubungan antara populasi manusia dan dunia fisik. Siswa

belajar di mana orang-orang dan tempat-tempat berada dan mengapa

mereka ada. Mereka menguji pengaruh sistem fisik, seperti iklim, cuaca

dan musim, dan sumber daya alam, seperti tanah dan air, pada populasi

manusia).

4. Individual, development and identity

Personal identity is shaped by an individual’s culture, by

groups, by institutional influences, and by lived experiences

shared with people inside and outside the individual’s own

culture throughout her or his development .Given the nature

of individual development in a social and cultural context,

students need to be aware of the processes of learning,

growth, and interaction at every level of their own school

experiences. The examination of various forms of human

behavior enhances an understanding of the relationships

between social norms and emerging personal identities, the

social processes that influence identity formation, and the

ethical principles underlying individual action.

(Identitas pribadi dibentuk oleh budaya individu, kelompok, oleh

pengaruh institusional, dan oleh pengalaman hidup bersama dengan

orang-orang di dalam dan di luar budaya individu itu sendiri di seluruh

nya atau perkembangannya. Mengingat sifat perkembangan individu

dalam konteks sosial dan budaya, siswa harus sadar akan proses

pembelajaran, pertumbuhan, dan interaksi pada setiap tingkat

pengalaman sekolah mereka sendiri. Pemeriksaan berbagai bentuk

perilaku manusia meningkatkan pemahaman tentang hubungan antara

norma-norma sosial dan identitas pribadi yang muncul, proses-proses

Page 59: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

45

sosial yang mempengaruhi pembentukan identitas, dan prinsip-prinsip

etika yang mendasari tindakan individu).

5. Individual, group and institutions

Institutions are the formal and informal political, economic,

and social organizations that help us carry out, organize, and

manage our daily affairs. It is important that students know

how institutions are formed, what controls and influences

them, how they control and influence individuals and culture,

and how institutions can be maintained or changed.

(Lembaga adalah organisasi formal dan informal politik, ekonomi, dan

sosial yang membantu kita melaksanakan, mengatur, dan mengelola

urusan sehari-hari. Adalah penting bahwa siswa tahu bagaimana

lembaga-lembaga terbentuk, apa yang mengontrol dan mempengaruhi

mereka, bagaimana mereka mengontrol dan individu pengaruh dan

budaya, dan bagaimana lembaga dapat dipertahankan atau diubah).

6. Power, Authority and govermance

The development of civic competence requires an understanding

of the foundations of political thought, and the historical

development of various structures of power, authority, and

governance. It also requires knowledge of the evolving functions

of these structures in contemporary U.S. society, as well as in

other parts of the world. Through study of the dynamic

relationships between individual rights and responsibilities, the

needs of social groups, and concepts of a just society, learners

become more effective problem-solvers and decision-makers

when addressing the persistent issues and social problems

encountered in public life. By applying concepts and methods of

political science and law, students learn how people work to

promote positive societal change.

(Pengembangan kompetensi kewarganegaraan membutuhkan

pemahaman tentang dasar-dasar pemikiran politik, dan sejarah

perkembangan berbagai struktur kekuasaan, otoritas, dan tata kelola.

Hal ini juga membutuhkan pengetahuan tentang fungsi berkembang

dari struktur dalam masyarakat kontemporer AS, serta di bagian lain

Page 60: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

46

dunia. Melalui studi tentang hubungan dinamis antara hak-hak individu

dan tanggung jawab, kebutuhan kelompok-kelompok sosial, dan konsep

dari masyarakat yang adil, peserta didik menjadi lebih efektif dalam

memecahkan masalah dan mengambil keputusan saat mengatasi

masalah yang terus-menerus dan masalah sosial yang dihadapi dalam

kehidupan publik. Dengan menerapkan konsep dan metode ilmu politik

dan hukum, siswa belajar bagaimana orang bekerja untuk

mempromosikan perubahan sosial yang positif.)

7. Productions, distributions and consumption

People have wants that often exceed the limited resources

available to them. The unequal distribution of resources

necessitates systems of exchange, including trade, to improve

the well-being of the economy, while the role of government

in economic policy-making varies over time and from place

to place. Students will gather and analyze data, as well as

use critical thinking skills to determine how best to deal with

scarcity of resources. The economic way of thinking will also

be an important tool for students as they analyze complex

aspects of the economy.

(Orang-orang memiliki keinginan yang sering melebihi sumber daya

yang terbatas yang tersedia bagi mereka. Distribusi yang tidak merata

dari sumber daya memerlukan sistem pertukaran, termasuk

perdagangan, untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi, sedangkan

peran pemerintah dalam pembuatan kebijakan ekonomi bervariasi dari

waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat. Siswa akan mengumpulkan

dan menganalisis data, serta menggunakan keterampilan berpikir kritis

untuk menentukan cara terbaik untuk menangani kelangkaan sumber

daya. Cara berpikir ekonomi juga akan menjadi alat penting bagi siswa

karena mereka menganalisis aspek kompleks ekonomi).

8. Science, technology and society

Science, and its practical application, technology, have had a

major influence on social and cultural change, and on the ways

people interact with the world. Scientific advances and

technology have influenced life over the centuries, and modern

Page 61: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

47

life, as we know it, would be impossible without technology and

the science that supports it. This theme appears in units or

courses dealing with history, geography, economics, and civics

and government. It draws upon several scholarly fields from the

natural and physical sciences, social sciences, and the

humanities for specific examples of issues as well as the

knowledge base for considering responses to the societal issues

related to science and technology.

(Sains, dan aplikasi praktis, teknologi, memiliki pengaruh besar pada

perubahan sosial dan budaya, dan pada cara-cara orang berinteraksi

dengan dunia. Kemajuan ilmiah dan teknologi telah mempengaruhi

hidup selama berabad-abad, dan kehidupan modern, seperti yang kita

tahu, tidak mungkin terjadi tanpa teknologi dan ilmu yang

mendukungnya. Tema ini muncul dalam unit atau program yang

berhubungan dengan sejarah, geografi, ekonomi, dan kewarganegaraan

dan pemerintah. Ini mengacu pada beberapa bidang ilmiah dari ilmu-

ilmu alam dan fisik, ilmu sosial, dan humaniora untuk contoh-contoh

spesifik dari masalah serta basis pengetahuan untuk mempertimbangkan

tanggapan terhadap isu-isu sosial yang berkaitan dengan ilmu

pengetahuan dan teknologi).

9. Global connections

Global connections have intensified and accelerated the

changes faced at the local, national, and international levels.

The effects are evident in rapidly changing social, economic,

and political institutions and systems. Connections among

nations and regions of the world provide opportunities as well

as uncertainties. The realities of global interdependence require

deeper understanding of the increasing and diverse global

connections among world societies and regions. Analyses of the

costs and benefits of increased global connections, and

evaluations of the tensions between national interests and global

priorities, contribute to the development of possible solutions to

persistent and emerging global issues. By interpreting the

patterns and relationships of increased global interdependence,

and its implications for different societies, cultures and

institutions, students learn to examine policy alternatives that

have both national and global implications.

Page 62: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

48

(Hubungan global telah meningkat dan mempercepat perubahan yang

dihadapi di tingkat lokal, nasional, dan internasional. Efek yang jelas

dalam berubah dengan cepat lembaga dan sistem sosial, ekonomi, dan

politik. Hubungan antar negara dan wilayah di dunia memberikan

peluang serta ketidakpastian. Realitas saling ketergantungan global

membutuhkan pemahaman yang lebih dalam agar hubungan global kian

meningkat dan beragam di antara masyarakat dunia dan wilayah.

Analisis biaya dan manfaat dari peningkatan hubungan global, dan

evaluasi dari ketegangan antara kepentingan nasional dan prioritas

global, memberikan kontribusi pada pengembangan solusi yang

mungkin untuk isu-isu global yang terus-menerus dan muncul. Dengan

menafsirkan pola dan hubungan peningkatan saling ketergantungan

global, dan implikasinya terhadap masyarakat yang berbeda, budaya

dan lembaga, siswa belajar untuk menguji alternatif kebijakan yang

memiliki implikasi baik nasional dan global)

10. Civic Ideals and practice35

An understanding of civic ideals and practices is critical to full

participation in society and is an essential component of

education for citizenship, which is the central purpose of social

studies. All people have a stake in examining civic ideals and

practices across time and in different societies. Learning how to

apply civic ideals as part of citizen action is essential to the

exercise of democratic freedoms and the pursuit of the common

good. Learning how to apply civic ideals as part of citizen

action is essential to the exercise of democratic freedoms and

the pursuit of the common good.

(Pemahaman tentang cita-cita dan praktek rakyat sangat penting untuk

partisipasi penuh dalam masyarakat dan merupakan komponen penting

dari pendidikan kewarganegaraan, yang merupakan tujuan utama dari

ilmu sosial. Semua orang memiliki kepentingan dalam memeriksa cita-

cita rakyat dan praktek sepanjang waktu dan dalam masyarakat yang

berbeda. Belajar bagaimana menerapkan cita-cita rakyat sebagai bagian

dari aksi warga sangat penting untuk pelaksanaan kebebasan

35

http://www.socialstudies.org/standards/strands

Page 63: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

49

demokratis dan mengejar kebaikan bersama. Belajar bagaimana

menerapkan cita-cita rakyat sebagai bagian dari aksi warga sangat

penting untuk pelaksanaan kebebasan demokratis dan mengejar

kebaikan bersama).

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai IPS diatas maka dapat

disimpul-kan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang

mempelajari tentang geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, tata negara,

dan sejarah yang berkaitan dengan masa lampau, dapat dimaknai untuk

masa kini dan dapat diantisipasi untuk masa yang akan datang baik secara

regional, nasional maupun global.

b. Tujuan Pendidikan IPS

Tujuan belajar merupakan hasil yang diharapkan setelah proses

pembelajaran berlangsung, dengan adanya pembelajaran IPS diharapkan

akan mempengaruhi hasil belajar siswa, semakin baik maka siswa akan

semakin berprestasi. Tujuan ini juga tentu tidak secara langsung tercipta

tanpa campur tangan seorang guru dalam membentuk karakter tersebut.

Guru sangat berpengaruh mengembangkan kemampuan berfikir siswa, sikap

dan nilai diri siswa.

Maka guru dituntut untuk dapat mengetahui perkembangan

siswanya, sejauh mana hasil belajar tersebut dapat terlihat dalam kehidupan

sehari-hari siswa.

Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik

dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan

diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya, serta

berbagai bekal siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih

tinggi36

.

Tujuan kurikuler IPS yang harus dicapai sekurang-kurangnya

meliputi hal-hal sebagai berikut:

• Membekali peserta didik dengan pengetahuan social yang berguna

36

Ibid., hal. 174

Page 64: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

50

dalam kehidupan masyarakat;

• Membekali peserta didik dengan kemampuan mengidentifikasi,

menganalisa dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang

terjadi dalam kehidupan di masyarakat;

• Membekali peserta didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan

sesama warga masyarakat dan dengan berbagai bidang keilmuan

serta berbagai keahlian;

• Membekali peserta didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif,

dan keterampilan terhadap lingkungan hidup yang menjadi bagian

kehidupannya yang tidak terpisahkan; dan

• Membekali peserta didik dengan kemampuan mengembangkan

pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan,

perkembangan masyarakat, dan perkembangan ilmu dan teknologi.

Berdasarkan pengertian dan tujuan dari pendidikan IPS, tampaknya

dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang mampu menjembatani tercapainya

tujuan tersebut. Kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan

menggunakan berbagai model, metode dan strategi pembelajaran senantiasa

harus ditingkatkan.

c. Pengembangan IPS Terpadu di SMP

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), meliputi bahan kajian

sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi. Bahan kajian itu menjadi mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Mata pelajaran IPS bertujuan

mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial

yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan

segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi masalah yang terjadi

sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa

kehidupan masyarakat.

Page 65: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

51

Dalam implementasinya, perlu dilakukan berbagai studi yang

mengarah pada peningkatan efisiensi dan efektivitas layanan dan

pengembangan sebagai konsekuensi dari suatu inovasi pendidikan. Salah satu

bentuk efisiensi dan efektivitas implementasi kurikulum, perlu dikembangkan

berbagai model pembelajaran kurikulum37

.

“Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model

impelementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua

jenjang pendidikan, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD/MI) sampai dengan

Sekolah Menengah Atas (SMA/MA). Model pembelajaran terpadu pada

hakikatnya merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang memungkinkan

peserta didik, baik secara individual maupun kelompok aktif mencari,

menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistic dan otentik”38

.

Melalui pembelajaran terpadu peserta didik dapat memperoleh

pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima,

menyimpan, dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang

dipelajarinya. Dengan demikian, peserta didik terlatih untuk menemukan

sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara holistik, bermakna, otentik,

dan aktif.

Atas dasar pemikiran di atas, maka dalam rangka implementasi

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar serta untuk memenuhi

ketercapaian pembelajaran, maka diperlukan pedoman pelaksanaan model

pembelajaran IPS Terpadu pada tingkat SMP/MTs.

Hal ini penting, untuk memberikan gambaran tentang pembelajaran

yang dapat menjadi acuan dan contoh kongkret dalam kerangka implementasi

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.

Adapun ruang lingkup penyusunan model pembelajaran IPS terpadu

antara lain mencakup hal-hal berikut: pemetaan kompetensi yang dapat

dipadukan dari masing-masing Kompetensi Dasar yang sudah ditetapkan

dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk IPS tingkat SMP/MTs;

37

Ibid., hal. 193 38

Ibid., hal. 194

Page 66: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

52

Pengembangan strategi model pembelajaran IPS Terpadu pada tingkat

SMP/MTs; pengembangan nilai model pembelajaran IPS Terpadu pada

tingkat SMP/MTs; pengembangan contoh model pembelajaran pada tingkat

SMP/MTs untuk kelas VII,VIII, dan IX39

.

Pada pendekatan pembelajaran terpadu, program pembelajaran

disusun dari berbagai cabang ilmu dalam rumpun ilmu social. Pengembangan

pembelajaran terpadu, dalam hal ini, dapat mengambil topic dari suatu topic

dari cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas, diperluas, dan

diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang lain. Topik/tema dapat

dikembangkan dari isu, peristiwa, dan permasalahan yang berkembang. Bisa

membentuk permasalahan yang dapat dilihat dan dipecahkan dari berbagai

sudut pandang, contohnya banjir, pemukiman kumuh, potensi parawisata,

IPTEK, mobilitas sosial, modernisasi, revolusi yang dibahas dari berbagai

disiplin ilmu-ilmu sosial.

Skema berikut memberikan gambaran keterkaitan suatu topic/tema

dengan berbagai disiplin ilmu.

Sejarah Geografi

Kegiatan Ekonomi

Penduduk

Sosiologi Ekonomi

39

Trianto,Model Pembelajaran Terpadu, hal. 196

No KD: 5.1

5.2 5.3

No KD:6.1

No KD:2.3 2.4

No KD: 6.2

6.3 6.4

Page 67: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

53

Gambar 1.2 Model Integrasi IPS berdasarkan Topik/Tema40

Potensi objek wisata Memupuk aspirasi kesenian

Perkembangan masyarakat setempat Asas manfaat terhadap kesejahteraan penduduk

Gambar 1.3 Model Integrasi IPS Berdasarkan Potensi Utama

Gambar 1.4 Model Integrasi IPS Berdasarkan Permasalahan41

40

Ibid., hal. 197 41

Ibid., hal. 198

Geografi (No KD:

1.1, 4.1, 4.2,4.3)

Sosiologi (No KD:2.1)

BALI SEBAGAI

DAERAH TUJUAN

WISATA

Sejarah(No KD: 5.1) Ekonomi(No

KD:6.1,6.2,6.3,6.4)

Faktor Geografi

(No KD: 1.1)

Faktor Ekonomi

(No KD: 4.2)

TKW

Faktor Sosiologis (No

KD: 3.1,3.2) Faktor Historis

(No KD: 2.2)

Page 68: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

54

Mata pelajaran IPS di SMP/MTS memiliki beberapa karakteristik

antara lain sebagai berikut:

a. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur geografi,

sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan

juga bidang humaniora, pendidikan, dan agama.

b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari struktur

Keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas

sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan atau topik (tema)

tertentu.

c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai

masalah social yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan

multidisipliner.

d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa

dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat,

kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan

masalah social serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti

pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan42

.

B. Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian sebelumnya oleh Iyoh

Maspiroh (106016100561) Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan

Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010 yang berjudul

“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Investigasi Kelompok

(Group Investigation) terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem

ekskresi pada manusia (Kuasi Eksperimen di kelas IX SMP Negeri 1 Menes)

dan oleh Sugiyanto (262010731) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya

Wacana Salatiga 2012 yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika

Menggunakan Model Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas V

SD NEGERI 3 Rejosari (Penelitian Tindakan kelas).

42

Ibid., hal. 174

Page 69: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

55

C. Kerangka Berpikir

Usaha peningkatan hasil belajar siswa bagi guru merupakan suatu

kewajiban dan wujud keprofesionalan guru. Untuk itu guru harus kreatif

menampilkan model – model pembelajaran yang inovatif yang dapat merangsang

kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam sekolah maupun masyarakat

sehingga siswa aktif. Model pembelajaran Kooperatif yaitu adanya suatu kerja

sama kelompok yang saling menunjang untuk keberhasilan individu dan

kelompoknya.

Berdasarkan kerangka berfikir ini maka pembelajaran kooperatif

dipandang mampu memecahkan permasalahan tentang rendahnya hasil belajar

IPS khususnya siswa kelas VII SMP Islamiyah Ciputat Kecamatan Ciputat Kota

Tangerang Selatan.

Langkah Pemecahannya adalah sebagai berikut :

Gambar 1.5 Proses-Proses Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Pembelajaran IPS terpadu yang dilakukan dengan menggunakan cooperatif

learning tipe Group Investigation akan lebih meningkatkan hasil belajar siswa

pada kelas VII SMP Islamiyah Ciputat.

KONDISI AWAL

1. Pembelajaran belum menggunakan tipe

Group Investigation

2. Nilai Siswa rendah

3. Respon siswa rendah

TINDAKAN

Proses tindakan / pembelajaran menggunakan

tipe Group Investigation

KONDISI AKHIR

Dalam Pembelajaran tipe Group Investigation

1.Kemampuan siswa meningkat

2.Siswa antusias 3. Belajar menjadi menyenangkan

Page 70: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

56

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Islamiyah Ciputat

Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2012/2013 selama 1

bulan mulai minggu ketiga April 2013 sampai dengan minggu ketiga bulan Mei.

Penelitian dilaksanakan sebanyak 2 siklus, dengan masing masing siklus

satu kali pertemuan ( 2 X 40 menit ) yang rencana dilaksanakan pada minggu ke

3 bulan April 2013 sampai dengan minggu ke 3 bulan Mei 2013. Selama

penelitian untuk mengamati proses pembelajaran dan membantu pengumpulan

data peneliti dibantu oleh 1 observer teman guru di SMP Islamiyah Ciputat

Kecamatan Ciputat Kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2012/2013.

B. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

atau yang lebih dikenal dengan Classroom Action Research. Dengan

menggunakan PTK diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan

profesionalisme pendidik dalam menangani proses pembelajaran sehingga proses

pembelajaran semakin meningkat kualitasnya.

Page 71: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

57

Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan penelitian

ilmiah yang dilakukan secara rasional, sistematis dan empiris reflektif

terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru dan dosen, kolaborasi

yang sekaligus peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian

terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-

mengajar, untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi pembelajaran yang

dilakukan1.

Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra

penelitian) dan akan dilanjutkan dengan pelaksanaan penelitian dengan

beberapa siklus. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan siklus adalah satu

putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula, dimana tiap-tiap

siklus terdiri dari empat tahapan, yatiu: Perencanaan, Pelaksanaan,

Pengamatan, dan Observasi. Siklus akan berhenti apabila kriteria

keberhasilan telah tercapai.

a. Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Peneliti membuat rencana dan skenario pembelajaran

yang akan disajikan dalam materi penelitian. Selain itu pada tahap ini juga

peneliti menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi,

lembar wawancara untuk guru dan siswa, dan soal yang harus dikerjakan oleh

siswa.

b. Tindakan (Acting)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan

rencana dan skenario pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.

c. Pengamatan (Observing)

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan untuk memperoleh data yang akurat. Observasi

dimaksudkan sebagai kegiatan mengamati, menggali, dan

mendokumentasikan semua gejala indikator yang terjadi selama proses

1 Iskandar, Penelitian Tindakan Kelas, Gaung Persada Press, Jakarta, 2009, hal. 21

Page 72: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

58

penelitian. Dalam penelitian ini peneliti dibantu oleh guru kelas yang

berperan sebagai kolaborator. Sebagai kolaborator guru membantu peneliti

untuk mengamati dan menilai dalam proses pembelajaran IPS.

d. Refleksi (Reflecting)

Tahap ini merupakan kegiatan mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan, hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan

dianalisis bersama oleh peneliti dan kolaborator. Sehingga dapat diketahui

apakah kegiatan yang dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau

masih perlu adanya perbaikan. Hasil analisis tersebut juga akan digunakan

sebagai acuan untuk merencanakan tindakan selanjutnya.

Gambar 3.1 Model Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)2

2 Ibid., hal. 49

Identifikasi

Masalah

Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS I Refleksi

Pengamatan

Permasalahan Baru

Hasil Refleksi

Perbaikan Perencanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Dilanjutkan Ke Siklus

Berikut?

Refleksi Pelaksanaan

Page 73: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

59

C. Subjek/Partisipasi Yang Terlibat Dalam Penelitian

Subyek penelitian ini adalah sebagai berikut

a. Siswa Kelas VII SMP Islamiyah Ciputat Kecamatan Ciputat Kota Tangerang

Selatan tahun pelajaran 2012/2013.

b. Guru mata pelajaran IPS kelas VII sekaligus sebagai observer di SMP

Islamiyah Ciputat.

D. Peran Dan Posisi Peneliti Dalam Penelitian

Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaku penelitian.

Peneliti bekerjasama dengan guru sebagai kolaborator. Sebagai kolaborator yaitu

peneliti bekerjasama dengan guru dalam hal membuat rancangan pembelajaran,

melakukan refleksi dan menentukan tindakan-tindakan pada siklus selanjutnya.

Sebagai observer yaitu memberi penilaian terhadap peneliti dalam

mengajar dengan menerapakan model pembelajaran kooperatif dengan teknik

Group Investigation dan mengamati aktivitas belajar IPS siswa selama proses

pembelajaran.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Tahapan penelitian tindakan ini diawali dengan dilakukannya penelitian

pendahuluan (pra penelitian) dan akan dilanjutkan dengan tindakan pertama

dalam siklus I. Siklus ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan,

observasi dan analisis serta evaluasi dan refleksi. Setelah melakukan analisis,

evaluasi, dan refleksi pada siklus I, apabila terdapat indikator keberhasilan belum

tercapai maka penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II. Jika masih

memerlukan penyempurnaan akan dilanjutkan kembali pada siklus III, dan

seterusnya. Adapun uraian dari tahap-tahap penelitian di atas adalah sebagai

berikut:

1. Penelitian Pendahuluan

a) Observasi kegiatan belajar mengajar

Pada kegiatan ini peneliti mengadakan pengamatan awal terhadap

Page 74: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

60

proses pembelajaran IPS pada kelas VII SMP Islamiyah Ciputat. Kegiatan

ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana proses

pembelajaran dan aktivitas di dalam kelas pada mata pelajaran IPS.

b) Wawancara dengan guru dan siswa

Wawancara dilaksanakan terhadap siswa dan guru kelas untuk

mengetahui minat siswa terhadap pelajaran IPS, aktivitas belajar siswa,

dan permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran IPS di kelas

VII.

2. Kegiatan Penelitian (Siklus I)

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti telah mempersiapkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) dan instrumen-instrumen penelitian, yaitu lembar

observasi guru pada KBM, lembar observasi siswa, pedoman wawancara

untuk guru dan siswa, membuat media/alat pembelajaran, serta soal untuk

tes pada akhir siklus I.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan dilakukan minimal dalam dua siklus kegiatan. Masing-

masing siklus terdiri dari 2 x tatap muka, dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Pertemuan I

a. Guru mengelola dan mengorganisir kelas persiapan proses pem-

belajaran.

b. Guru mengabsensi kehadiran murid.

c. Guru menanyakan kesiapan belajar murid.

d. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran sesuai kompetensi yang

diajarkan.

e. Guru menjelaskan pembelajaran Group Investigation, sehingga

siswa memahami apa yang harus dilakukan setelah proses belajar

berakhir.

f. Melakukan tes awal (pretes), tujuannya untuk mengukur seberapa

jauh siswa telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang

akan di pelajari.

Page 75: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

61

g. Guru menjelaskan/ menguraikan materi pelajaran IPS

h. Guru memberikan contoh-contoh terkait dengan pelajaran yang

diajarkan

i. Guru memberikan kesempatan kepada murid untuk mengajukan

pertanyaan jika materi yang dijelaskan belum dipahami

j. Guru melakukan umpan balik materi pelajaran kepada murid

k. Guru memberikan penguatan kepada murid

l. Guru mempersiapkan kelas/ murid untuk mensimulasikan Group

Investigation

m. Guru membagi kelompok yang terdiri dari 1 kelompok 4-5 orang

n. Masing-masing kelompok menentukan masalah apa yang akan jadi

bahan penelitian mereka.

o. Guru memperlihatkan berbagai sumber yang dapat digunakan siswa

untuk mempermudah penelitian yang mereka kerjakan.

p. Guru menjelaskan bahwa Group Investigation akan dilaksanakan

pada pertemuan berikutnya

q. Guru menutup pelajaran

2) Pertemuan II

a. Mempersiapkan murid menerima materi pelajaran

b. Menjelaskan kembali materi pelajaran pertemuan I

c. Guru memberikan contoh-contoh terkait dengan pelajaran yang

diajarkan

d. Murid melaksanakan Group Investigation

e. Peneliti mengisi lembar observasi selama kegiatan Group

Investigation berjalan

f. Guru memberikan keterangan pada siswa tentang waktu yang

digunakan dalam menyelesaikan penelitian yang dilanjutkan

dengan presentasi masing-masing kelompok.

g. Guru menggunakan lembar kegiatan untuk melihat sejauh mana

kemampuan siswa dalam menjalankan Group Investigation.

Page 76: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

62

h. Guru dan siswa berdiskusi merumuskan hasil dari pembelajaran

yang telah dilakukan.

i. Melakukan tes akhir atau postes di akhir siklus, tujuannya adalah

untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kompetensi tertentu

seperti yang di rumuskan indikator hasil belajar.

3) Observasi

Observasi dilakukan oleh peneliti selama kegiatan

pembelajaran berjalan, utamanya saat permainan Group Investigation

terlaksana. Adapun aspek-aspek yang dinilai dalam observasi ini

meliputi :

1. Situasi kegiatan belajar mengajar

2. Keaktifan siswa dalam kelompok

3. Kemampuan siswa dalam diskusi kelompok

4. Sumber referensi yang digunakan

4) Refleksi

Guru menganalisis proses belajar mengajar yang sudah

dilaksanakan sehingga dapat diketahui sejauh mana tingkat

ketercapaian tujuan pembelajaran dengan menggunakan metode

Group Investigation, dalam hal ini meningkatnya hasil belajar IPS

murid kelas VII di SMP Islamiyah Ciputat. Refleksi yang dilakukan

pada siklus I menjadi acuan untuk melaksanakan tindakan dalam

siklus II. Hanya saja, pada siklus dua tindakan yang dilakukan

merupakan revisi atau tindakan perbaikan pelaksanaan pembelajaran

sehingga siswa dapat lebih memahami pelajaran IPS secara maksimal,

dalam hal ini pembelajaran Group Investigations berhasil

meningkatkan hasil belajar IPS itu sendiri.

Page 77: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

63

F. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan

Dengan melakukan penelitian tindakan kelas dalam penerapan model

pembelajaran kooperatif dengan teknik Group Investigation diharapakan dapat

meningkatnya hasil belajar IPS siswa. Adapun ketuntasan belajar yang

diharapkan mencapai 100% dengan nilai KKM 70.

G. Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini ada dua macam data, yaitu data kualitatif dan data

kuantitatif:

1. Data kualitatif : Hasil observasi guru pada KBM, hasil observasi aktivitas

belajar IPS siswa, hasil observasi aktifitas diskusi kelompok dan hasil

wawancara guru dan siswa.

2. Data kuantitatif : Nilai tes siswa pada setiap awal dan akhir siklus. Sumber

data dalam penelitian ini adalah guru kelas, siswa dan peneliti.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis yaitu :

A. Instrumen Tes

Tes tertulis ini berupa tes awal (pretest) dan tes akhir (postest). Tes

awal (pretest) adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran

diberikan kepada peserta didik sedangkan postest adalah tes yang

dilaksanakan setelah proses pembelajaran dilaksanakan diberikan kepada

peserta didik .

Pretest yaitu tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai dan

bertujuan untuk mengetahui sampai dimana pengusaan siswa terhadap bahan

pengajaran yang akan diajarkan. Sedangkan posttest yaitu tes yang diberikan

pada setiap akhir program satuan pengajaran, tujuan posttest ialah untuk

mengetahui sampai dimana pencapaian siswa terhadap bahan pengajaran

setelah mengalami suatu kegiatan pembelajaran.

Page 78: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

64

B. Instrumen Non Tes

Dalam instrumen non tes yang digunakan adalah sebagai berikut:

• Lembar Observasi

“Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan secara

sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik

dalam situasi sebenarnya maupun situasi buatan untuk mencapai tujuan

tertentu”3.

Pengumpulan data dengan observasi dilakukan melalui

pengamatan secara cermat dan teliti. Pengertian lain observasi adalah

pengamatan atau penginderaan secara khusus dengan penuh perhatian dan

keuletan, sehingga objek yang tanpa observasi tidak bisa terungkap

datanya menjadi terungkap datanya4.

Lembar observasi digunakan untuk observasi selama kegiatan

pelajaran berlangsung. Lembar observasi digunakan untuk mengevaluasi

kegiatan mengajar peneliti selama tindakan kelas dan juga untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPS.

Lembar observasi ini terdiri dari dua yaitu lembar observasi guru

dalam belajar mengajar dan lembar observasi aktivitas siswa dalam

pembelajaran. Lembar observasi guru dalam belajar mengajar digunakan

untuk mengetahui proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode

Group Investigation, apakah terlaksana dengan baik atau tidak. Lembar

observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran digunakan untuk

mengatasi pembelajaran di kelas.

• Catatan Lapangan

Catatan lapangan ini berisikan tentang kegiatan-kegiatan yang

terjadi ketika pembelajaran berlangsung di lapangan. Catatan lapangan

digunakan untuk mengamati seluruh kegiatan dalam proses pembelajaran

berlangsung. Berbagai hasil pengamatan tentang aspek pembelajaran di

3 Arifin, Zaenal, Evaluasi Pembelajaran,PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hal. 153

4 Ali, Mohammad, Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan, Pustaka Cendekia Utama, 2010,

hal. 286

Page 79: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

65

kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa dan

aspek lainnya yang perlu dicatat.

• Lembar Wawancara

Wawancara dilakukan baik dengan siswa maupun dengan guru

mata pelajaran IPS sebelum maupun setelah proses pembelajaran

berakhir. Wawancara pada saat observasi dilakukan untuk mengetahui

kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai

pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di kelas.

Instrumen wawancara berisikan tentang tanggapan dan kendala yang

dialami ketika proses pembelajaran terjadi dengan Model Pembelajaran

Kooperatif dengan Teknik Group Investigation. Wawancara tindakan

dilakukan untuk mengetahui penggunaan metode Group Investigation

terhadap hasil belajar siswa.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

melakukan observasi terhadap proses pembelajaran, melakukan wawancara,

membuat catatan lapangan, dokumentasi, dan merekapitulasi nilai hasil belajar

yang diperoleh siswa dari tes pada setiap akhir siklus. Setelah semua data

terkumpul penelitian bersama kolaborator (guru mata pelajaran) melakukan

analisis dan evaluasi data untuk membuat kesimpulan mengenai peningkatan

hasil siswa serta kelebihan dan kekurangan penelitian tindakan kelas yang telah

dilaksanakan.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan (trustworthiness) Studi

Untuk memperoleh data yang valid, yaitu objektif, sahih dan handal,

maka dalam penelitian ini penulis menganalisis data yang diuji cobakan,

penelitian ini mengadakan beberapa tahap diantaranya:

1. Uji Validitas

Karakteristik instrumen yang baik sebagai alat evaluasi hendaklah

memenuhi pra syaratan tes, yakni memiliki validitas dan realibilitas yang

baik.

Page 80: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

66

Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes

telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas juga bermakna suatu

ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan suatu instrument. Untuk

mengetahui validitas instrumen soal maka digunakan rumus korelasi point

Biserial5.

rpbis = m p - m t p

SDt q

Keterangan:

rpbis = Koefisien korelasi biserial

Mp = Rerata skor pada subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari

validitasnya

Mt = Mean Skor total yang berhasil dicapai oleh peserta tes

SDt = Standar Deviasi dari skor total

p = Proporsi peserta tes yang menjawab betul

q = Proporsi peserta tes yang menjawab betul

r>r tabel maka butir soal tersebut valid

r<r tabel maka butir soal tersebut tidak valid

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketepatan alat tersebut dalam mengukur apa yang

dinilainya. Analisis reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah soal yang

disusun dapat memberikan hasil yang tepat atau tidak. Hal ini berarti

apabila soal dikenakan untuk sejumlah subjek yang sama dalam waktu

tertentu, maka hasil akan tetap sama. Instrumen disebut reliabel

mengandung arti bahwa instrument tersebut cukup baik sehingga mampu

mengungkap data yang bisa dipercaya. Untuk mengetahui reliabilitas

instrumen tes hasil belajar siswa Kuder-Richardson (K-R 20) dengan rumus

sebagai berikut6:

r11 = n S2 _ ∑ pq

n-1 s2

5 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010),

Cet. II, h. 79. 6 Ibid., hal. 100

Page 81: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

67

Keterangan:

11 r = reliabilitas tes secara keseluruhan

n = jumlah butir soal dalam perangkat tes

S = standar deviasi skor-skor tes

p = proporsi subjek yang menjawab item benar

q = Proporsi subjek yang menjawa item salah

pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

Adapun kriteria pengujiannya adalah :

r11 = 0,00-0,20 = Reliabilitas kecil

r11 = 0,20-0,40 = Reliabilitas rendah

r11 = 0,40-0,70 = Reliabilitas sedang

r11 = 0,70-0,90 = Reliabilitas tinggi

r11 = 0,90-1,00 = Reliabilitas sangat tinggi

r>r tabel instrument hasil belajar reliable

r<r tabel instrument hasil belajar tidak reliable

3. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran merupakan suatu proporsi atau perbandingan

antara keseluruhan siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa

yang mengikuti tes. Indeks kesukaran rentangnya dari 0,0 sampai 1,0.

Semakin besar indeks kesukarannya menunjukkan semakin mudah butir soal

sebaliknya semakin rendah indeks kesukaran menunjukkan semakin sulit

butir soal.

Jadi, rumus umum indeks kesukaran soal itu adalah7:

P = B

T

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

T = Jumlah seluruh siswa peserta tes

7 Suryabrata, Sumadi, Pengembangan Tes Hasil Belajar, PT. Raha Grafindo Persada, Jakarta,

1997, hal. 12

Page 82: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

68

Kriteria tingkat kesukaran :

0,00 - 0,30 = Sukar

0,30 – 0,70 = Sedang

0,70 – 1,00 = Mudah

4. Daya Pembeda

Menentukan daya pembeda (DP) digunakan rumus sebagai berikut.

Dimana:

J = Jumlah peserta tes

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan

benar

= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Dengan interprestasi DP sebagaimana terdapat dalam Tabel berikut.

Daya Pembeda (DP) Interprestasi atau penafsiran DP

DP ≥ 0,70 Baik sekali (digunakan)

0,40 ≤ DP < 0,70 Baik (digunakan)

0,20 ≤ DP < 0,40 Cukup

DP < 0,20 Jelek

Setelah data skor hasil uji coba diperoleh, diurutkan dari yang terbesar sampai

terkecil. Kemudian dari mulai urutan teratas diambil 27% sebagai kelompok

atas dan dari urutan paling bawah diambil 27% sebagai kelompok bawah.

Sehingga banyak siswa kelompok atas = banyaknya siswa kelompok bawah

yaitu na = nb = 5 siswa.

Page 83: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

69

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

Setelah data terkumpul maka dilakukan teknik analisis data, yaitu

peneliti memberi uraian mengenai hasil penelitian. Menganalisis data merupakan

suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar

dapat dipahami bukan hanya orang yang meneliti, tetapi juga orang lain yang

ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil belajar siswa

pada ranah kognitif, lembar observasi kegiatan siswa dan guru pada proses

pembelajaran , catatan lapangan, dan respon siswa terhadap metode pembelajaran

Group Investigation.

Pengujian teknik análisis data menggunakan analisis deskriptif dari

tiap siklus dan dengan menggunakan N-Gain untuk melihat selisih antara pretest

dan posttest pada setiap siklus, untuk melihat perbedaan hasil belajar pada setiap

siklus. Gain adalah selisih antara nilai pretest dan posttest, gain menunjukan

peningkatan atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh

guru.

Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan Normalized Gain:

N-Gain = Skor PostTest - Skor Pretest

Skor Maksimal - Skor Pretest

Dengan kategorisasi perolehan:

g-tinggi : nilai (g>) 0,70

g-sedang : nilai 0,70 (<g>) 0,30

g-rendah : nilai (<g) 0,30

L. Tindak Lanjut/ Pengembangan Perencanaan Tindakan

Tahapan penelitian tindakan ini diawali dengan dilakukannya penelitian

pendahuluan (pra penelitian) dan akan dilanjutkan dengan tindakan pertama

dalam siklus I. Siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan,

observasi serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada

siklus I, jika hasil yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yang

Page 84: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

70

ditentukan, maka akan ditindak lanjuti dalam siklus II dengan perencanaan

pembelajaran yang telah diperbaiki sebelumnya. Jika hasil penelitian telah

mencukupi indikator keberhasilan maka dicukupkan dan dianggap penelitian

tindakan kelas berhasil.

Page 85: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

71

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Sejarah Berdirinya SMP Islamiyah Ciputat

Berdirinya Yayasan Islamiyah Ciputat diawali dengan berdirinya

PGA Islamiyah yang diprakarsai oleh para pemuda wilayah Ciputat dan

sekitarnya dengan tujuan untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan di

wilayah Ciputat dan sekitarnya, selain itu lembaga pendidikan menengah

pada saat itu masih jarang, sehingga masyarakat yang mampu saja yang

dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan menengah yang

terdapat di wilayah Jakarta. Tanggal 25 Mei 1764 lembaga pendidikan

PGA Islamiyah didirikan dan mendapat sambutan yang cukup apresiatif

dari tokoh-tokoh ahlu al sunnah wa al jamaah wilayah Ciputat dan

sekitarnya. PGA Islamiyah terdiri atas Pendidikan Guru Agama Pertama

(PGAP) dengan masa belajar empat tahun dan Pendidikan Guru Agama

Atas (PGAA), dengan masa belajar dua tahun. Pada tahun 1966 didirikan

Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama (SKKP) oleh masyarakat Ciputat

dan sekitarnya dengan Surat Keputusan Lembaga Pendidikan Maarif.

Karena itulah, sekolah ini disebut SKKPNU.

Page 86: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

72

Pada tahun 1968 sekolah ini diubah menjadi Sekolah Menengah

Pertama (SMP) yang pada saat sekarang ini menjadi SMP Islamiyah.

Pendirian SMP ini didasari atas pemikiran bahwa Sekolah Menengah

Pertama masih sangat jarang, baik negeri maupun swasta. Berdasarkan

Surat Keputusan nomor 326/I.02.4/R.1983 tentang Pengukuhan Pendirian

SMP Islamiyah Ciputat, sekolah ini dikukuhkan pada 10 Maret 1983,

setelah memenuhi persyaratan untuk mendirikan sekolah.

B. Visi dan Misi Sekolah

Visi

Terdepan dalam Imtaq dan Iptek

Misi

1) Mewujudkan manusia yang memiliki IPTEK.

2) Mewujudkan manusia yang beriman dan bertakwa.

3) Mewujudkan manusia yang bermoral dan berdisiplin tinggi.

4) Mewujudkan manusia yang berkompetitif.

2. Sarana dan Fasilitas SMP Islamiyah Ciputat

Tabel 4.1

Sarana dan Fasilitas SMP Islamiyah Ciputat

No Nama Jenis Prasarana Kondisi

1 Kelas IX.1 Ruang Kelas Baik

2 Kelas IX.2 Ruang Kelas Baik

3 Kelas IX.3 Ruang Kelas Baik

4 Kelas IX.4 Ruang Kelas Baik

5 Kelas IX.5 Ruang Kelas Baik

6 Kelas VII.1 dan VIII.1 Ruang Kelas Baik

7 Kelas VII.2 dan VIII.2 Ruang Kelas Baik

8 Kelas VII.3 dan VIII.3 Ruang Kelas Baik

Page 87: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

73

9 Kelas VII.4 dan VIII.4 Ruang Kelas Baik

10 Kelas VII.5 dan VIII.5 Ruang Kelas Baik

11 Kelas VII.6 dan VIII.6 Ruang Kelas Baik

12 Kelas VII.7 dan VIII.7 Ruang Kelas Baik

13 Lab. Komputer Laboratorium Komputer Baik

14 Hall Mini Lapangan Baik

15 Lapangan Futsal Lapangan Futsal Baik

16 Musholla Tempat Beribadah Baik

17 Ruang TU Ruang Tata Usaha Baik

18 Ruang Guru Ruang Guru Baik

19 Ruang Kepala sekolah Ruang Kepala Sekolah Baik

20 Ruang Yayasan Ruang Yayasan Baik

21 Ruang Osis Ruang Osis Baik

22 Ruang PMR Ruang PMR Baik

23 Ruang Perpustakaan Ruang Perpustakaan Baik

24 Toilet Guru Toilet Baik

25 Toilet Siswa Toilet Baik

3. Jenis Ekstrakurikuler

Tabel 4.2

Jenis Ekstrakulikuler

No Jenis Kegiatan Keterangan

1 Marawis Baik

2 Pramuka Baik

3 PMR Baik

4 Modern Dance Baik

5 Futsal Baik

6 Basket Baik

Page 88: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

74

4. Struktur Organisasi Sekolah

Pada saat ini SMP Islamiyah memiliki struktur organisasi seperti

yang tercantum dalam Tabel 4.3

======

====

====

Keterangan:

== : Garis Konsultasi

: Garis Komando

Tabel 4.3

Ketua Yayasan Islamiyah

Drs. Yakub Sofyan

Komite Sekolah Kepala SMP Islamiyah

Sarmuji, S.Pd

Tata Usaha

Ahmadi

Ida Farida

Wakasek Kurikulum

Sumarja, S.S

Wakasek Kesiswaan

Dra. Wiwin Alawiyah

Pembina Osis

Subhan Prakarsa, S.Pd

Pembina Olahraga

Bagus Hartono, S.Pd

Guru

1. Sarmuji, S.Pd 11. Wiwi Tarwiyah, S.E 21. Mudalih, S.Ag

2. Sumarja, S.S 12. Husen Sakilin, S.Pd 22. Rozikin, S.Pd

3. Dra. Wiwin Alawiyah 13. Hasan Basri, M.Kom 23. Amrullah, S.E

4. Saan Saputra, S.Pd 14. Lina Muzaimah, S.Pd 24. Yuliani, S.Pd

5. Faiz Fiqri, S.Ag 15. Euis Nurmalasari, S.Pd 25. Muawanah,S.Pd

6. Ade Laily, S.Ag 16. Subhan Prakarsa, S.Pd 26. Sri Nurhayati,S.Pd

7. Sri Heriawati, S.Pd 17. Nurwahdah, S.Ag 27. Nining, S.Pd

8. Drs. M.Amim 18. Umi Solikah, S.Pd 28. Sevi Adhianti, S.Pd

9.Ahmad Juanda, S.E 19. Andi Supendi, S.Pd 29. Sohril, S.Pd

10. Drs. Nana Supriatna 20. Dedi Wahyudi, S.Pd 30. Resi Ayu, S.Pd

Siswa

Page 89: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

75

B. Deskripsi Data Hasil Pengamatan atau Hasil Intervensi Tindakan Siklus I

Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa SMP Islamiyah Ciputat

kelas VII.4 sebanyak 45 orang. Berdasarkan hasil observasi baik melalui

pengamatan langsung maupun hasil wawancara dengan siswa kelas VII.4,

peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran ekonomi di kelas VII.4 SMP

Islamiyah Ciputat masih menganut model pembelajaran konvensional yaitu

proses pembelajaran yang berpusat pada guru sehingga kemampuan siswa

untuk aktif dalam proses pembelajaran dan kemandirian dalam belajar tidak

nampak. Pembelajaran juga cenderung hanya lebih banyak menempatkan siswa

pada aktivitas mengisi LKS (Lembar kerja siswa). Pembelajaran konvensional

menganggap guru adalah satu-satunya sumber belajar yang dianggap serba

tahu. Hal ini di perkuat oleh hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti

sebelum melakukan penelitian., dan terbukti saat pelajaran dimulai terdapat

siswa yang tidur, ngobrol bahkan berlari-lari di kelas dan kelihatan sekali

mereka merasa bosan dengan metode yang dilakukan oleh guru mata pelajaran

IPS. Dan diperkuat lagi oleh keterangan beberapa siswa dari hasil wawancara

bahwa mereka merasa kesulitan dalam belajar, jenuh, tidak bergairah dan bosan

mengikuti pelajaran, terlebih lagi guru hanya memberikan tugas kepada siswa

untuk mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa), padahal materi tersebut belum

sepenuhnya disampaikan. Hal ini di duga akan mempengaruhi aktivitas belajar

siswa di dalam kelas sehingga siswa tidak aktif dan hasil belajar juga rendah.

Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka peneliti

mencoba menerapkan metode yang belum pernah digunakan oleh guru mata

pelajaran IPS, yakni metode Group Investigation.Group Investigation

merupakan metode pembelajaran yang menggunakan diskusi kelompok,

Sehingga dapat men-dorong peserta didik untuk aktif dan berani

mengemukakan pendapat. Dengan pembelajaran seperti ini siswa dapat

melakasanakan pembelajaran dengan serius tapi juga menggembirakan serta

tidak ada siswa yang merasa jenuh dan tidur serta mengobrol pada saat

pembelajaran dimulai karena dalam pembelajaran ini seluruh siswa dituntut

Page 90: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

76

untuk aktif dan berani mengemukakan jawaban hasil diskusi dari pembahasan

yang diajukan oleh guru.

Oleh sebab itu, objek penelitian tindakan ini adalah pembelajaran

kooperatif metode Group Investigation, hasil belajar, materi IPS,serta aktivitas

dan sikap siswa. Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus, masing-masing

siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi atau

pengamatan, dan refleksi. dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi

atau pengamatan dan refleksi. Pada tahap perencanaan, peneliti selaku guru IPS

mengembangkan rencana tindakan berdasarkan hasil pengamatan awal

terhadap proses pembelajaran secara kritis, tujuannya adalah untuk mem-

perbaiki proses pembelajaran IPS Terpadu dan meningkatkan hasil belajar

siswa. Sebelum melakukan tindakan, pada tahap ini peneliti dan guru mata

pelajaran IPS Terpadu membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

membuat hand out terkait dengan materi yang akan diajarkan sebagai media

pembelajaran siswa, menyiapkan instrumen (tes hasil belajar , lembar observasi

aktifitas siswa, aktifitas guru, kegiatan pembelajaran, catatan lapangan, lembar

wawancara dan lembar angket), dan melakukan uji instrumen.

Pada siklus pertama diawali pertemuan, proses pembelajaran diawali

dengan melaksanakan pre-test selama 15 menit, tujuannya adalah untuk

mengukur seberapa jauh siswa telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal

yang akan dipelajari. Kemudian guru menyampaikan materi IPS Terpadu

tentang Ekonomi, lalu guru membagi siswa dalam 8 kelompok, proses

pembuatan kelompok ini dilakukan dengan cara menyenangkan, setelah

terbentuk sebuah kelompok-kelompok belajar kemudian setiap kelompok

mendiskusikan bersama-sama, kemudian setiap kelompok membuat

kesimpulan, selanjutnya setiap kelompok harus mengirim 1 orang untuk

menjelaskan hasil diskusinya di depan kepada seluruh siswa di kelas. Terakhir

adalah tahap analisis dan refleksi, di mana peneliti bersama guru IPS Terpadu

yang bertugas sebagai observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses

pembelajaran pada siklus I, tindakan yang diberikan sesuai atau belum dengan

konsep penelitian. Kemudian hasil penelitian siklus I dibandingkan dengan

Page 91: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

77

indikator keberhasilan. Tahap refleksi tujuannya untuk memperbaiki dan

menyempurnakan tindakan yang diberikan di siklus berikutnya. Melalui

refleksi, berbagai kendala yang muncul saat proses pembelajaran didiskusikan

untuk mencari solusi yang dapat memperbaiki mutu pembelajaran IPS Terpadu.

Kendala yang muncul pada saat proses pembelajaran di antaranya adalah

beberapa siswa belum berperan aktif dalam kerja kelompok, sebagian

kelompok tidak fokus dalam melakukan tugas sehingga tanggung jawab setiap

kelompok kurang.

Berdasarkan penjelasan di atas mengenai hasil penelitian di siklus I,

peneliti merasa penelitiannya harus dilanjutkan ke siklus II karena dirasakan

belum berhasil menerapkan pembelajaran kooperatif metode Group

Investigation pada pelajaran IPS Terpadu, selain itu hasil belajar siswa pun

masih perlu ditingkatkan. Meski demikian, sebagian besar siswa terlihat senang

dan semangat ketika belajar IPS Terpadu dengan menggunakan pembelajaran

kooperatif metode Group Investigation.

Pada siklus kedua, peneliti melaksanakan tindakan berdasarkan

perencanaan yang telah dikembangkan setelah melakukan refleksi pada siklus

I. Tahap awal adalah perencanaan, di mana peneliti dan guru mata pelajaran

yang menjadi kolaborator dan observer, mengembangkan rencana tindakan

berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Sebelum melakukan tindakan, pada

tahap ini peneliti dan guru mata pelajaran IPS Terpadu membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat handout terkait dengan materi

yang akan diajarkan sebagai media pembelajaran siswa. Pada siklus II ini

proses pembelajaran diawali dengan pretes selama 15 menit, tujuannya seperti

tertulis pada siklus I adalah untuk mengukur seberapa jauh siswa telah

memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan dipelajari. Kemudian guru

menjelaskan mengenai materi pokok yang akan dipelajari disertai dengan

contoh-contoh terkait dengan pelajaran yang diajarkan. Selanjutnya siswa

membahas permasalahan yang diajukan guru melalui diskusi kelompok.

Permasalahan yang dibahas dalam kelompok tidak menyimpang dari materi

Page 92: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

78

yang diajarkan. Proses pembelajaran ini berlangsung 40 menit. Kemudian

siswa mempersentasikan hasil diskusi ke depan kelas. Diakhiri oleh pos-test

untuk pemahaman siswa setelah melakukan pembelajaran metode group

investigation.

Tahap terakhir adalah analisis dan refleksi, di mana peneliti bersama

guru pendamping menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran

pada sisklus II, tindakan yang telah diberikan sudah sesuai atau belum dengan

konsep penelitian. Kemudian hasil penelitian siklus II dibandingkan dengan

indikator keberhasilan. Proses pembelajaran kooperatif dengan memakai

metode Group Investigation sudah berjalan dengan baik meskipun belum

mencapai kesempurnaan, akan tetapi guru dianggap sudah berhasil. Hal

tersebut sudah dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar IPS siswa.

Peneliti merasa tindakannya sudah mencapai indikator keberhasilan, sehingga

penelitian dihentikan di siklus II.

C. Instrumen Data

Instrumen yang digunakan untuk menguji hasil belajar IPS siswa pada

masing-masing siklus yaitu siklus I berjumlah 14 soal, yang berasal dari 20

soal dan siklus II berjumlah 16 soal yang berasal dari 20 soal, yang diujikan

terlebih dahulu melalui validitas, reliabilitas dan tingkat kesukaran. Proses

pengambilan data hasil belajar IPS pada masing-masing instrumen melalui

pretes dan postes yang diambil setelah dua kali pertemuan dalam tiap siklus.

Peneliti menguji cobakan soal yang telah dibuat pada kelas yang telah

mempelajari materi yang akan diajarkan oleh peneliti pada saat penelitian,

yaitu dengan menggunakan rumus validitas “Point Biserial”. Pada siklus I

didapatkan 14 soal yang valid yakni nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13,

14, 15, dan 20. Sedangkan pada siklus II didapatkan 16 soal yang valid yakni

nomor 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 34, 36, 37, 39 dan 40.

Kedua instrumen tersebut juga diujikan reliabilitasnya berdasarkan

rumus Kuder-Richardson (K-R 20). Reliabilitas soal pada siklus I adalah 0,67

(kriteria tinggi), sedangkan soal pada siklus II reliabilitasnya adalah 0,67

Page 93: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

79

(kriteria tinggi). Reliabilitas pada sikus I dan siklus II menunjukkan pada satu

pengertian bahwa instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen yang sudah dapat dipercaya akan

menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar

sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil akan tetap sama.

D. Analisis Data

1. Hasil Belajar Siswa

Pembelajaran IPS dengan menggunakan pembelajaran kooperatif

tipe group investigation pada materi ekonomi bertujuan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil belajar (pre-test dan pos-test)

pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.4

Hasil Belajar Siklus 1

No Nama Pre-Test Post-Test N-gain Keterangan

1 Abril M. Farhan 64 71 0,19 Rendah

2 Aditia Saputra 64 85 0,53 Sedang

3 Ajeng Prihatini 50 64 0,28 Rendah

4 Aldi Gunawan 42 71 0,50 Sedang

5 Alfira Amelia 35 64 0,44 Sedang

6 Alina Nur Azizah 64 71 0,19 Rendah

7 Alisa Purnama 42 57 0,25 Rendah

8 Alvan Maulana 64 71 0,19 Rendah

9 Alvin Andriansyah 57 64 0,19 Rendah

10 Alvis Nhovrado F 57 71 0,32 Sedang

11 Ananda Aulia R 42 64 0,37 Sedang

12 Aurelia Serahayu 50 64 0,28 Rendah

13 Ayu Pratiwi 50 71 0,42 Sedang

14 Bagas Wardoyo 42 71 0,50 Sedang

Page 94: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

80

15 Bagus Saputra 57 71 0,32 Sedang

16 Chintya Febriyanti S 57 78 0,48 Sedang

17 Dimas Bagus M 57 85 0,65 Sedang

18 Dwi Ayuni 71 78 0,24 Rendah

19 Haris Fil Ardhi 42 71 0,50 Sedang

20 Herlina 50 71 0,42 Sedang

21 Jimmy Ardian 64 71 0,19 Rendah

22 Larraduta 50 71 0,42 Sedang

23 Lia Apriliani 42 64 0,37 Sedang

24 M. Albani 42 64 0,37 Sedang

25 Mareta Aditia 57 64 0,16 Rendah

26 Maulidina Megawati 64 71 0,19 Rendah

27 Mayestika Ibrhim 57 85 0,65 Sedang

28 Muhamad Faizal 42 71 0,50 Sedang

29 Muhamad Yunus 57 71 0,32 Sedang

30 Muhammad Fahrizal 57 78 0,48 Sedang

31 Rafli Ramadan 50 78 0,56 Sedang

32 Rico Saputra 50 78 0,56 Sedang

33 Rifa Erfanda Saputra 50 74 0,48 Sedang

34 Rizul Rusliyansah 50 64 0,28 Rendah

35 Rohana 57 85 0,65 Sedang

36 Salwa Eka Putri 57 85 0,65 Sedang

37 Septianti Vita A 35 64 0,44 Sedang

38 Shella Ismi Aulia 42 71 0,50 Sedang

39 Siti Yulianti 50 64 0,28 Sedang

40 Tendi Mukhlis F 35 64 0,44 Sedang

41 Tuti Nuraliyah 35 57 0,33 Sedang

42 Wahyu Dwi Saputra 71 78 0,24 Rendah

43 Wahyu Maulana 64 92 0,77 Tinggi

44 Winda Astri Yani 50 71 0,42 Sedang

Page 95: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

81

45 Yana Heryana 64 71 0,19 Rendah

Jumlah 2040 3219 20,76

Rata-rata 45,33 71,53 0,59

Rendah 31,11 %

Sedang 66,67 %

Tinggi 2,22 %

Berdasarkan Tabel 4.4 agar lebih jelas hasil belajar IPS yang di peroleh

siswa, dapat dilihat dalam grafik di bawah ini.

Grafik 4.1

N-Gain Siklus 1

0

10

20

30

40

50

60

70

Rendah Sedang Tinggi

Hasil Belajar

Hasil belajar pada siklus 1 masih harus ditingkatkan karena masih banyak

nilai siswa yang berada di bawah rata-rata. 14 Siswa N-Gainnya tergolong

rendah dengan presentasi 31,11%, 30 siswa N-Gainnya tergolong sedang

dengan presentasi 66,67% dan 1 orang N-Gainnya tergolong tinggi dengan

Page 96: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

82

presentasi 2,22%. Dalam siklus ini siswa yang mendapatkan nilai di bawah

KKM 65 dengan presentasi 31,11% dan siswa yang mendapatkan nilai di atas

KKM 65 dengan presentasi 68,89%. Selain itu dapat dijelaskan mengenai rata-

rata nilai pretes yaitu 45,33 dan rata-rata nilai postes 71,53. Proses pembelajaran

metode Group Investigation dilanjutkan ke siklus 2 dengan tujuan

meningkatkan hasil belajar IPS siswa karena masih banyak siswa yang

mendapatkan nilai rendah.

Tabel 4.5

Hasil Belajar Siklus 2

No Nama Pre-Test Post-Test N-gain Keterangan

1 Abril M. Farhan 50 87 0,74 Tinggi

2 Aditia Saputra 56 81 0,56 Sedang

3 Ajeng Prihatini 25 81 0,74 Tinggi

4 Aldi Gunawan 31 75 0,63 Sedang

5 Alfira Amelia 43 75 0,56 Sedang

6 Alina Nur Azizah 75 81 0,24 Rendah

7 Alisa Purnama 25 75 0,67 Sedang

8 Alvan Maulana 25 75 0,67 Sedang

9 Alvin Andriansyah 68 75 0,58 Sedang

10 Alvis Nhovrado F 37 81 0,69 Sedang

11 Ananda Aulia R 25 75 0,67 Sedang

12 Aurelia Serahayu 62 75 0,34 Sedang

13 Ayu Pratiwi 68 81 0,40 Sedang

14 Bagas Wardoyo 37 81 0,69 Sedang

15 Bagus Saputra 25 75 0,67 Sedang

16 Chintya Febriyanti S 43 87 0,77 Tinggi

17 Dimas Bagus M 50 81 0,62 Sedang

18 Dwi Ayuni 75 87 0,48 Sedang

Page 97: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

83

19 Haris Fil Ardhi 31 81 0,72 Tinggi

20 Herlina 50 81 0,62 Sedang

21 Jimmy Ardian 62 81 0,50 Sedang

22 Larraduta 56 87 0,70 Sedang

23 Lia Apriliani 25 75 0,67 Sedang

24 M. Albani 56 87 0,70 Sedang

25 Mareta Aditia 56 81 0,56 Sedang

26 Maulidina Megawati 37 81 0,69 Sedang

27 Mayestika Ibrhim 75 93 0,72 Tinggi

28 Muhamad Faizal 56 75 0,43 Sedang

29 Muhamad Yunus 56 81 0,56 Sedang

30 Muhammad Fahrizal 62 87 0,65 Sedang

31 Rafli Ramadan 50 81 0,62 Sedang

32 Rico Saputra 56 75 0,43 Sedang

33 Rifa Erfanda Saputra 37 75 0,60 Sedang

34 Rizul Rusliyansah 43 75 0,56 Sedang

35 Rohana 62 87 0,65 Sedang

36 Salwa Eka Putri 68 93 0,78 Tinggi

37 Septianti Vita A 68 87 0,60 Sedang

38 Shella Ismi Aulia 56 87 0,70 Sedang

39 Siti Yulianti 25 81 0,74 Tinggi

40 Tendi Mukhlis F 25 75 0,67 Sedang

41 Tuti Nuraliyah 68 87 0,59 Sedang

42 Wahyu Dwi Saputra 56 87 0,70 Sedang

43 Wahyu Maulana 50 75 0,50 Sedang

44 Winda Astri Yani 31 81 0,72 Tinggi

45 Yana Heryana 56 87 0,70 Sedang

Jumlah 2193 3645 27,8

Rata-rata 48,73 81 0,61

Rendah 2,22%

Page 98: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

84

Sedang 80%

Tinggi 17,78%

Grafik 4.2

N-Gain Siklus 2

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Rendah Sedang Tinggi

Hasil Belajar

Hasil belajar ekonomi siswa siklus 2 mengalami peningkatan dari siklus

1, hal ini dapat dibuktikan dengan berkurangnya siswa yang mendapatkan nilai

di bawah rata-rata yaitu 1 siswa N-Gainnya rendah dengan persentase 2,22%, 36

siswa N-Gainnya sedang dengan persentase 80% dan 8 siswa N-Gainnya tinggi

dengan persentase 17,78%. Dalam siklus ini siswa yang mendapatkan nilai di

bawah KKM 65 dengan presentasi 2,2% dan siswa yang mendapatkan nilai di

atas KKM 65 dengan presentasi 97,78%. Rata-rata nilai pretes 48,73 dan nilai

rata-rata postes 81.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada

siklus II mengalami peningkatan. Berdasarkan tabel pada siklus 1 dan siklus 2

dapat dilihat perbedaan yang nyata antara nilai rata-rata pretes 1 dengan pretes

2, rata-rata postes 1 dengan rata-rata postes 1. Perincian nilai rata-rata adalah

Page 99: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

85

sebagai berikut pretes 1 rata-ratanya 45,33 sedangkan pretes 2 rata-ratanya

48,73. Postes 1 rata-ratanya 71,52 sedangkan postes 2 81. Peningkatan hasil

belajar dapat dilihat dari nilai normal gain, yakni N-gain 1 0,59 dan N-gain 2

0,61.

Grafik 4.3

Perbandingan N-Gain Siklus 1 dan Siklus 2

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Rendah Sedang Tinggi

Siklus 1

Siklus 2

Bila dilihat dari Grafik 4.8 di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif Tipe Investigasi Kelompok dapat meningkatkan hasil

belajar siswa terutama pada siklus 2 yang dimana N-Gain rendah berkurang dan

terjadi peningkatan dalam N-Gain Sedang dan N-Gain Tinggi.

2. Hasil Wawancara dengan Siswa Setelah Tindakan

Wawancara dilakukan pada hari Sabtu, 28 Mei 2013 tepatnya akhir

penelitian yaitu pada siklus II. Setelah diberikan tindakan pembelajaran dengan

metode Group Investigation. Siswa terlebih dahulu dikelompokkan menjadi

kriteria rendah, sedang dan tinggi berdasarkan tes hasil belajar di setiap akhir

siklus.

Page 100: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

86

Tabel 4.6

Hasil Wawancara Dengan Siswa Setelah Tindakan

Siswa Dengan Hasil Belajar Tinggi

Peneliti: Apakah anda suka dengan mata pelajaran IPS?

Siswa: “Suka, karena dengan belajar IPS saya dapat mengetahui segala sesuatu

yang berkaitan dengan pengetahuan maupun mengenai masyarakat

dalam sehari-hari.”

Peneliti: Bagaimana menurut anda tentang pelajaran IPS yang telah diikuti?

Siswa: “Seru dan menyenangkan karena dapat menambah wawasan saya.”

Peneliti: Apakah anda merasa senang diajar dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif metode Group Investigation?

Siswa:” Senang karena dapat berdiskusi dan bekerjasama dalam kelompok

dengan teman-teman.”

Peneliti: Bagaimana dengan diskusi kelompok yang anda lakukan?

Siswa:” kompak tapi terkadang ada satu anak yang tidak mau diajak

bekerja sama, sehingga menyulitkan proses belajar terutma ketika

berdiskusi.”

Peneliti: Apakah anda menyukai jika guru membimbing jalannya

pelajaran melalui belajar berkelompok?

Siswa: ” Sangat Suka karena bila ada yang kesulitan dalam diskusi bisa

bertanya kepada guru.”

Peneliti: Apakah anda memahami materi yang diajarkan (Distribusi) dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif ?

Siswa:” Paham dan bisa dimengerti, bisa dilihat dari nilai saya yang baik.”

Siswa Dengan Hasil Belajar Sedang

Peneliti: Apakah anda suka dengan mata pelajaran IPS?

Siswa: “suka karena mudah dimengerti”

Peneliti: Bagaimana menurut anda tentang pelajaran IPS yang telah diikuti?

Siswa: “sangat seneng, selain metodenya asyik materinya juga lebih mudah

Page 101: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

87

dipahami”

Peneliti: Apakah anda merasa senang diajar dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif metode Group Investigation?

Siswa: “Senang, belajarnya jadi nggak ngebosenin”

Peneliti: Bagaimana dengan diskusi kelompok yang anda lakukan?

Siswa: “kompak dan saling membantu”

Peneliti: Apakah anda menyukai jika guru membimbing jalannya

pelajaran melalui belajar berkelompok?

Siswa: “suka kalau tidak ada guru jadi bingung apa yang harus

dikerjakan”

Peneliti: Apakah anda memahami materi yang diajarkan (Distribusi) dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif ?

Siswa: “Paham dan saya menyukai belajar seperti ini karena membuat

nilai saya naik”

Siswa Dengan Hasil Belajar Rendah

Peneliti: Apakah anda suka dengan mata pelajaran IPS?

Siswa: “Saya sangat senang pak.”

Peneliti: Bagaimana menurut anda tentang pelajaran IPS yang telah diikuti?

Siswa: “Menarik karena saya dapat menambah pengetahuan seputar

pelajarannya.”

Peneliti: Apakah anda merasa senang diajar dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif metode Group Investigation?

Siswa: “Senang karena seru dan mengasikkan.”

Peneliti: Bagaimana dengan diskusi kelompok yang anda lakukan?

Siswa: “kompak dan suka karena rame dan jadi menjawab soal ya bisa bareng-

bareng.”

Peneliti: Apakah anda menyukai jika guru membimbing jalannya

pelajaran melalui belajar berkelompok?

Siswa: “Suka, karena kalau tidak dibimbing nanti mau tanya sama siapa.”

Page 102: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

88

Peneliti: Apakah anda memahami materi yang diajarkan (Distribusi) dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif ?

Siswa: “Saya paham dan nilai saya Alhamdulillah naik”

Berdasarkan hasil wawancara tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation lebih disukai siswa dalam memahami materi-materi IPS

Terpadu dan siswa dengan lebih mudah dalam memahami pelajaran. Hasil

belajar IPS siswa pun mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2. Hal itu

menunjukkan bahwa penelitian tindakan dengan menggunakan tipe Group

Investigation telah berhasil dilaksanakan oleh peneliti, karena implikasinya

positif terhadap proses pembelajaran IPS dan hasil belajar siswa.

E. Interpretasi Hasil Analisis

Hasil penelitian diuraikan dalam beberapa tahapan yang berupa siklus-

siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas.

Dalam penelitian ini pembelajaran dikelas dilakukan dalam dua siklus. Berikut

adalah pemaparannya..

a) Siklus I

Siklus ini terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan,

observasi, dan refleksi seperti berikut ini.

1. Perencanaan

Pada perencanaan siklus I, sebelum penelitian dilakukan pada

titik yang sebenarnya, penelitian ini memiliki rencana untuk

memperbaiki efektifitas kinerja proses belajar mengajar di dalam kelas,

yang siswanya memiliki kemampuan yang heterogen. Sebelum

pembelajaran dilaksanakan penelitian ini dimulai dari beberapa tahapan

persiapan, yaitu:

a. Peneliti dan kolaborator (guru mata pelajaran) membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b. Membuat handout mengenai materi Produksi dan Konsumsi

Page 103: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

89

c. Menyiapkan instrumen (tes hasil belajar, lembar observasi, catatan

lapangan, lembar wawancara dan angket)

d. Melakukan uji coba instrument

b. Pelaksanaan

Satu siklus terdiri dari dua kali pertemuan pada pertemuan

pertama pelaksanaan pembelajaran belum sesuai dengan rencana. Hal

ini disebabkan:

1. Siswa belum bisa melakukan kerja kelompok dengan baik, disebabkan

masih ada anggota-anggota kelompok yang belum bertanggung jawab

dengan pembagian tugasnya masing-masing.

2. Siswa belum mengetahui secara baik langkah-langkah pembelajaran

dengan tipe Group Investigation.

3. Ketika membuat hasil diskusinya masih kebingungan untuk membuat

intisarinya.

Masalah tersebut harus segera diatasi oleh peneliti yang

bertindak sebagai guru, karena tujuan dari penerapan pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation adalah untuk meningkatkan hasil

belajar IPS siswa. Maka dari itu, peneliti melakukan berbagai upaya

untuk mengatasi masalah tersebut, yakni dengan cara:

a. Memberikan penjelasan mengenai pembelajaran dengan menggunakan

tipe Group Investigation.

b. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan

tipe Group Investigation.

c. Menjelaskan langkah-langkah pembuatan intisari atau kesimpulan dari

hasil diskusi kelompok yang akan dilakukan.

Pada pertemuan kedua, siswa mulai terbiasa belajar dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Hal itu

terlihat dengan meningkatnya aktivitas siswa dengan mudah mendapat

pemahaman konsep-konsep IPS yang sedang dipelajarinya.

3. Observasi

Page 104: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

90

a. Hasil observasi aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar selama

siklus I dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7

PBM Siklus 1

No Aktivitas Siswa Ya Tidak Jumlah

1 Melaksanakan tes awal (pre-test) √ 45

2 Mendengarkan penjelasan materi

yang disampaikan oleh guru

3 Semangat dan antusias mengikuti

kegiatan belajar mengajar

4 Komunikasi dan kerjasama sangat

baik dan sempurna pada masing-

masing siswa

5 Membuat kelompok belajar √

6 Melakukan diskusi kelompok √

7 Mempersentasikan hasil diskusi √

8 Aktif dan bertanggung jawab dalam

kerja kelompok

9 Membuat laporan akhir √

10 Melaksanakan tes akhir √ 45

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa aktivitas siswa

pada pembelajaran ekonomi masih perlu ditingkatkan karena masih

terdapat siswa yang tidak semangat dan antusias mengikuti kegiatan

belajar mengajar walaupun mereka masih mendengarkan penjelasan dari

guru, komunikasi dan kerjasama antar siswa masih kurang, dan dalam

aktif serta bertanggungjawab dalam kerja kelompok belajar masih sangat

kurang.

2. Hasil observasi siklus I mengenai aktivitas guru dalam proses belajar

mengajar.

Page 105: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

91

Tabel 4.8

Aktivitas Guru

No Aspek Yang di Observasi Nilai

SB B C K

1

Mengkondisikan situasi pembelajaran dan

kesiapan siswa untuk mengikuti proses

pembelajaran

2 Apersepsi √

3 Membangkitkan minat atau rasa ingin

tahu siswa (motivasi)

4 Menyampaikan tujuan dan indikator

yang ingin dicapai

5 Penggunaan media atau alat pembelajaran yang

sesuai dengan indikator bahan ajar

6 Pemusatan perhatian siswa terhadap

proses pembelajaran

7 Teknik menjelaskan/menyampaikan

Materi

8 Pengelolaan kegiatan pembelajaran √

9 Pemberian kesempatan kepada siswa

untuk berfikir

10 Pemberian kesempatan kepada siswa untuk

bertanya dan mengungkapkan jawaban

11 Antusias siswa terhadap proses

Pembelajaran

12 Mengamati kesulitan dan kemajuan belajar

siswa

13

Kemampuan memberikan evaluasi

pembelajaran yang sesuai dengan indikator

yang ingin dicapai

Hasil observasi guru dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus I

masih rendah. Hal ini terjadi karena guru kurang memperhatikan jalannya

diskusi kelompok dan cenderung memperhatikan kelompok putri, kurang

memberikan pengarahan tentang jalannya pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation akhirnya siswa merasa kesusahan dalam menulis

akhir diskusi.

3. Hasil evaluasi siklus I mengenai penguasaan konsep siswa terhadap

materi pembelajaran.

Page 106: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

92

Tabel 4.9

Kegiatan Pembelajaran

No Aspek Yang di Observasi Nilai

SB B C K

1 Guru menyampaikan materi yang akan

diajarkan

2 Guru melakukan tanya jawab √

3 Guru menyiapkan tipe Group Investigation

dengan membentuk kelompok.

4

Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk membaca dan mempelajari materi pada

pegangannya/paketnya

5

Setelah selesai membaca buku dan

mempelajarinya guru mempersilahkan siswa

untuk menutup bukunya.

6 Guru membentuk beberapa kelompok √

7 Guru Membagi Materi yang akan di bahas

dalam kelompok

8

Guru menyuruh maju perwakilan dari

kelompok siswa untuk mempersentasikan hasil

diskusi

9

Setelah semua mendapat giliran

mempersentasikan hasil diskusi. Guru dan

siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.

10

Guru memberikan tugas kepada masing-masing

kelompok siswa mencari bahan untuk dijadikan

sumber buat diskusi pertemuan selanjutnya

Aktifitas siswa pada siklus satu pembelajaran kooperatif tipe

Group Investigation ini belum memuaskan karena masih kurang bisa

membawa siswa untuk aktif berdiskusi dan masih banyak siswa yang

belum mengerti tentang metode pembelajaran Group Investigation yang

sedang mereka jalani.

Penguasaan konsep siswa terhadap materi pembelajaran masih

tergolong rendah. Dari skor ideal hasil belajar 100% skor perolehan rata-

rata pre-test hanya 45,33 dan saat pos-test 71,53, N-Gain siklus I hanya

0,59.

Page 107: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

93

d. Refleksi

Pada siklus I ini, masih banyak kekurangan yang harus

diperbaiki ketika memberi tindakan di siklus II. Adapun kegagalan yang

terjadi pada siklus I adalah sebagai berikut:

1. Guru belum terbiasa menciptakan suasana pembelajaran yang

mengarah pada pendekatan pembelajaran dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.

2. Suasana belajar masih kurang tertib dengan adanya siswa yang belum

melakukan pembelajaran kelompok dengan baik.

3. Siswa kurang serius untuk mengikuti proses pembelajaran kooperatif

dengan tipe Group Investigation.

4. Penguasaan konsep siswa mengenai materi pembelajaran masih

rendah.

5. Pemusatan perhatian belajar siswa harus lebih ditingkatkan.

Berdasarkan hasil observasi, masih banyak yang harus

diperbaiki dalam pemberian tindakan guru kepada siswa. Untuk

memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang telah

dicapai pada siklus I, maka pada pelaksanaan siklus II perlu dibuat

pengembangan perencanaan tindakan berdasarkan hasil refleksi dari

siklus I.

2. Siklus II

Seperti pada siklus I, siklus ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,

observasi dan refleksi.

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1, maka perencanaan di siklus

2 ini lebih dikembangkan agar indikator keberhasilannya tercapai

perencanaannya adalah sebagai berikut:

1. Membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

2. Meningkatkan aktivitas pengajaran yang mengarah kepada pembelajaran

Page 108: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

94

kooperatif dengan tipe Group Investigation

3. Memberi motivasi kepada siswa baik secara individu maupun kelompok

agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran.

4. Lebih intensif dalam memberikan bimbingan kepada setiap kelompok,

tujuannya agar seluruh siswa mudah untuk memahami materi sehingga

dapat membuat hasil diskusinya dengan baik.

5. Mengamati kesulitan belajar agar siswa mudah memahami materi

pembelajaran, dengan begitu pemahaman konsep siswa pun akan

meningkat.

b. Pelaksanaan

1. Suasana pelaksanaan sudah lebih mengarah kepada pembelajaran

kooperatif dengan tipe Group Investigation. Siswa lebih antusias,

aktif, dan kerja sama kelompoknya mulai membaik sehingga tanggung

jawab setiap anak tumbuh dan pemahaman terhadap materi semakin

baik.

2. Suasana pembelajaran yang kooperatif dan efektif sudah mulai terlihat.

3. Sebagian besar siswa merasa termotivasi belajar dengan pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation

c. Observasi

1. Hasil observasi aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar selama

siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10

PBM Siklus 2

No Aktivitas Siswa Ya Tidak Jumlah

1 Melaksanakan tes awal (pre-test) √ 45

2 Mendengarkan penjelasan materi

yang disampaikan oleh guru

3 Semangat dan antusias mengikuti

kegiatan belajar mengajar

4 Komunikasi dan kerjasama sangat

baik dan sempurna pada masing-

masing siswa

Page 109: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

95

5 Membuat kelompok belajar √

6 Melakukan diskusi kelompok √

7 Mempersentasikan hasil diskusi √

8 Aktif dan bertanggung jawab dalam

kerja kelompok

9 Membuat laporan akhir √

10 Melaksanakan tes akhir √ 45

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar

siswa semakin meningkat dibandingkan dengan aktivitas siswa pada

pembelajaran IPS di siklus 1.

2. Hasil observasi siklus II mengenai aktivitas guru dalam proses belajar

mengajar.

Tabel 4.11

Aktivitas Guru

No Aspek Yang di Observasi Nilai

SB B C K

1

Mengkondisikan situasi pembelajaran dan

kesiapan siswa untuk mengikuti proses

pembelajaran

2 Apersepsi √

3 Membangkitkan minat atau rasa ingin tahu

siswa (motivasi)

4 Menyampaikan tujuan dan indicator yang ingin

dicapai

5 Penggunaan media atau alat pembelajaran yang

sesuai dengan indikator bahan ajar

6 Pemusatan perhatian siswa terhadap proses

pembelajaran

7 Teknik menjelaskan/menyampaikan materi √

8 Pengelolaan kegiatan pembelajaran √

9 Pemberian kesempatan kepada siswa untuk

berfikir

10 Pemberian kesempatan kepada siswa untuk

bertanya dan mengungkapkan jawaban

11 Antusias siswa terhadap proses pembelajaran √

12 Mengamati kesulitan dan kemajuan belajar

siswa

Page 110: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

96

13

Kemampuan memberikan evaluasi

pembelajaran yang sesuai dengan indikator

yang ingin dicapai

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas

guru semakin meningkat dibandingkan dengan aktivitas guru pada

pembelajaran IPS di siklus I.

3. Hasil evaluasi siklus II mengenai penguasaan konsep siswa terhadap

materi pembelajaran.

Tabel 4.12

Kegiatan Pembelajaran

No Aspek Yang di Observasi Nilai

SB B C K

1 Guru menyampaikan materi yang akan

diajarkan

2 Guru melakukan tanya jawab √

3 Guru menyiapkan tipe Group Investigation

dengan membentuk kelompok.

4

Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk membaca dan mempelajari materi pada

pegangannya/paketnya

5

Setelah selesai membaca buku dan

mempelajarinya guru mempersilahkan siswa

untuk menutup bukunya.

6 Guru membentuk beberapa kelompok √

7 Guru Membagi Materi yang akan di bahas

dalam kelompok

8

Guru menyuruh maju perwakilan dari

kelompok siswa untuk mempersentasikan hasil

diskusi

9

Setelah semua mendapat giliran

mempersentasikan hasil diskusi. Guru dan

siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.

10

Guru memberikan tugas kepada masing-masing

kelompok siswa mencari bahan untuk dijadikan

sumber buat diskusi pertemuan selanjutnya

Page 111: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

97

Aktifitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan

pembelajaraan kooperatif tipe Group Investigation sudah baik dan sudah

optimal,ditandai dengan sudah banyak siswa yang mengerti tentang materi

yang di ajarkan.

d. Refleksi

Berdasarkan observasi pada saat proses pembelajaran maka dapat

disimpulkan keberhasilan yang dicapai pada siklus II adalah sebagai

berikut:

a. Aktivitas guru semakin meningkat dan mampu mempertahankan

serta lebih meningkatkan suasana belajar yang tenang, efektif dan

menyenangkan.

b. Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan tipe Group

Investigation sudah meningkat karena semua siswa sudah aktif

berbicara, mengemukakan pendapat, bertanya, dan menjawab

pertanyaan dari guru.

c. Meningkatnya nilai N-Gain siklus 1 yaitu 0,59 meningkat pada siklus 2

menjadi 0,61.

d. Hasil belajar ekonomi siswa siklus II mengalami peningkatan dari

siklus I, hal ini dapat dibuktikan dengan berkurangnya siswa yang

mendapatkan nilai di bawah rata-rata yaitu 1 siswa N-Gainnya rendah

dengan persentase 2,22%, 36 siswa N-Gainnya sedang dengan

persentase 80% dan 8 siswa N-Gainnya tinggi dengan persentase

17,78%. Rata-rata nilai pretes 48,73 dan nilai rata-rata postes 81.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran pada

siklus 2 mengalami peningkatan.

F. Pemeriksaan Keabsahan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah lembar observasi,

wawancara, catatan lapangan, dan tes hasil belajar. Hasil lembar observasi

didiskusikan dengan guru kolaborator. Pengecekan terhadap hasil observasi

dilakukan secara berulang oleh peneliti. Selain itu peneliti membandingkan

Page 112: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

98

hasil lembar observasi dengan hasil catatan lapangan peneliti. Setiap akhir

siklus 1 dan 2 dilakukan akumulasi hasil lembar observasi, peneliti

membandingkan serta menganalisis hasil lembar observasi siklus 1 dan

siklus 2.

Hasil wawancara ditulis secara rinci sehingga memudahkan peneliti

dalam menganalisis hasil wawancara. Hasil wawancara dibaca secara berulang

oleh peneliti untuk menghindari kesalahan dalam menganalisis hasil

wawancara. Hasil wawancara dibandingkan dengan hasil observasi dan

catatan lapangan peneliti untuk memperkuat data. Peneliti mendiskusikan

hasil wawancara dengan guru kolaborator. Tes hasil belajar yang digunakan

peneliti sudah diuji validitas dan realibilitasnya, dimana tes hasil belajar

digunakan peneliti untuk pretest dan posttest terhadap siswa untuk melihat

perkembangan yang terjadi antara sebelum dan sesudah model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation digunakan.

G. Pembahasan Temuan Penelitian

Proses Pembelajaran yang dilakukan penelitian ini adalah siswa

kelas VII-4 SMP Islamiyah Ciputat adalah menggunakan model pembelajaran

kooperatif dengan tipe Group Investigation. Sebelum dilakukan tindakan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation,

proses pembelajaran IPS lebih didominasi oleh guru. Sehingga siswa kurang

aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, faktor penyebab

rendahnya hasil belajar siswa adalah kurangnya kreatifnya guru dalam

menggunakan model pembelajaran yang variatif.

Model pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation

adalah penelitian yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau

meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif

dengan tipe Group Investigation terdiri dari beberapa tahap yaitu: Perencanaan

(Planning), Tindakan (Acting), Pengamatan (Observing), dan Refleksi

(Reflecting).

Page 113: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

99

Hasil pengamatan melalui lembar observasi dan hasil wawancara

dengan guru dan siswa pada penelitian ini menunjukan bahwa siswa

menyenangi proses pembelajaran IPS dengan menggunakan pembelajaran

kooperatif dengan tipe Group Investigation. Model Pembelajaran Kooperatif

dengan tipe Group Investigation dapat meningkatkan keaktifan siswa.

Berdasarkan pengamatan selama berlangsungnya pembelajaran dengan

menggunakan menggunakan teknik ini siswa menjadi lebih aktif karena

diharuskan berdiskusi dengan anggota kelompoknya untuk membahas soal

yang diberikan oleh peneliti. Siswa juga dapat bertukar pikiran dengan

kelompok lain. Sehingga Model Pembelajaran Kooperatif dengan tipe Group

Investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ini berbeda dengan

observasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada saat pengamatan. Banyak

siswa dalam mengikuti pembelajaran masih banyak yang ramai, kurang

memperhatikan penjelasan dari guru, dan siswa belum mengerti terhadap

pembelajaran yang dilakukan karena belum terbiasa dan siswa banyak

bercanda, bercerita dengan teman lain.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara peneliti serta angket

dan tes hasil belajar, maka ditemukan berbagai masalah dalam pembelajaran

IPS siswa diantaranya adalah suasana kelas yang gaduh sehingga mengurangi

daya konsentrasi siswa, metode pembelajaran yang digunakan membosankan

sehingga siswa merasa jenuh dan mengalihkan perhatiannya seperti

mengobrol, tidur, bahkan sampai ada yang berlari-lari di kelas, siswa masih

merasa kesulitan dan kebingungan dalam memahami IPS.

Masalah-masalah tersebut diatas akan menghambat siswa dalam

mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Pada akhirnya hasil belajar

ekonomi yang diperoleh pun tidak sesuai dengan keinginan dalam arti tidak

memuaskan.

Pada siklus I, mayoritas siswa belum memahami langkah-langkah

pembelajaran tipe Group Investigation, sehingga siswa kurang percaya diri

dan kurang berani dalam menjawab pertanyaan dari guru, dengan demikian

pembelajaran menjadi kurang efektif. Hal ini dapat dilihat bahwa sebagian

Page 114: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

100

besar siswa yang bisa menjawab pertanyaan guru adalah mereka yang

memiliki prestasi di kelas, sedangkan mereka yang berprestasi rendah

cenderung pasif. Hal ini mungkin siswa belum terbiasa dengan metode

pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti.

Berdasarkan hasil perhitungan N-Gain adanya perbandingan

peningkatan yaitu berkurangnya siswa yang N-Gainnya rendah yaitu pada

siklus 1 dari 14 siswa dengan persentase 31,11% sedangkan pada siklus 2

menjadi 1 siswa dengan presentase 2,22%. Meningkatnya siswa yang N-

Gainnya sedang yaitu pada siklus 1 dari 30 siswa dengan persentase 66,67%

sedangkan pada siklus 2 menjadi menjadi 36 siswa dengan persentase 80%.

Meningkatnya siswa yang N-Gainnya tinggi yaitu pada siklus 1 dari 1 siswa

dengan persentase 2,22% sedangkan pada siklus 2 menjadi 8 siswa dengan

persentase 17,78%. Selain itu terdapat peningkatan rata-rata pretes siklus 1

dan postes siklus 2 yaitu rata-rata pretes siklus 1 45,33, sedangkan rata-rata

pretes siklus 2 48,73 dan rata-rata postes siklus 1 71,52, sedangkan rata-rata

postes siklus 2 81. Sedangkan peningkatan rata-rata N-Gain siklus 1 yaitu 0,59

meningkat pada siklus 2 menjadi 0,61.

Siswa memberikan respon yang positif terhadap model pembelajaran

kooperatif dengan tipe Group Investigation yang diterapkan karena siswa

dapat saling membantu dan mengajarkan dalam memahami materi yang

diajarkan. Siswa juga merasa senang dengan model pembelajaran kooperatif

dengan tipe Group Investigation karena dapat memudahkan siswa dalam

menyerap materi yang diajarkan. Model pembelajaran kooperatif dengan tipe

Group Investigation dapat menumbuhkan solidaritas dan tanggung jawab

siswa.

Hasil wawancara dengan siswa setelah tindakan juga menunjukkan

bahwa pembelajaran dengan menggunakan tipe Group Investigation lebih

memudahkan pemahaman materi IPS dan membangkitkan semangat belajar

siswa karena setiap siswa memiliki kewajiban untuk menjawab pertanyaan

dari guru.

Page 115: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

101

Hal ini dibuktikan dengan dengan adanya peningkatan penguasaan

konsep siswa yang dapat dilihat dari hasil belajar IPS siswa dan keaktifan

siswa di kelompok kelas pada saat proses pembelajaran. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran tipe Group Investigation dapat

meningkatkan hasil belajar IPS siswa dan motivasi belajar siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran IPS.

Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian sebelumnya oleh

Iyoh Maspiroh (106016100561) Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan

Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010 yang berjudul

“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Investigasi Kelompok

(Group Investigation) terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem

ekskresi pada manusia (Kuasi Eksperimen di kelas IX SMP Negeri 1 Menes)

dan oleh Sugiyanto (262010731) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya

Wacana Salatiga 2012 yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika

Menggunakan Model Pembelajaran Group Investigation Pada Siswa Kelas V

SD Negeri 3 Rejosari (Penelitian Tindakan kelas).

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dan pengujian statistik

yang dilakukan memberikan kesimpulan bahwa model pembelajaran

kooperatif tipe Group Investigation dapat mempengaruhi siswa yang terlihat

aktif dalam belajar dan dapat mempengaruhi hasil belajar.

Page 116: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

102

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan

bahwa Penerapan Pembelajaraan Kooperatif tipe Group Investigation (GI)

dapat meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran IPS kelas VII SMP

Islamiyah Ciputat dengan nilai KKM 65. Dalam siklus 1 masih banyak siswa

yang mendapatkan nilai di bawah KKM 65 dengan presentasi 31,11%

sebanyak 14 orang dan siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM 65 dengan

presentasi 68,89% sebanyak 31 orang. Dalam siklus 2 terjadi peningkatan

yang dilihat dari berkurangnya siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM

65 dengan presentasi 2,22% sebanyak 1 orang dan meningkatnya siswa yang

mendapatkan nilai di atas KKM 65 dengan presentasi 97,78% sebanyak 44

orang. Hal ini juga berdasarkan hasil perhitungan dari siklus 1 (satu) yang

nilai postestnya 71,53 meningkat pada siklus 2 (dua) nilai posttestnya yaitu

81. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Group

Investigation mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dalam

belajar IPS, sehingga siswa mampu mencapai hasil yang terbaik. Metode

pembelajaran kooperatif dengan Tipe Group Investigation juga dapat

menumbuhkan solidaritas dan tanggung jawab siswa.

Page 117: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

103

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka penulis mengajukan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Guru diharapkan mempunyai keyakinan bahwa setiap siswa

dapat belajar dan dapat mencapai hasil yang baik sehingga dapat

meningkatkan pemahaman terhadap konsep/materi pelajaran.

2. Pihak sekolah hendaknya memberikan dukungan pada

pengembangan Metode Pembelajaran Kooperatif dengan Tipe Group

Investigation sehingga proses pembelajaran IPS dapat berjalan secara

efektif.

3. Diharapkan bagi para pendidik dapat memilih metode atau cara

mengajar yang tepat, agar dapat memicu semangat dalam kegiatan

proses belajar mengajar dapat menumbuhkan minat dan motivasi

dalam mengikuti pelajaran, sehingga pada akhirnya dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Metode pembelajaran kooperastif tipe Group Investigation tidak

hanya dapat digunakan pada mata pelajaran IPS namun mata pelajaran

lain karena metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

sesuai untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa.

Page 118: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku:

Ali, Mohammad, Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan, Pustaka Cendekia

Utama, 2010, hal. 286.

Arifin, Zaenal, Evaluasi Pembelajaran,PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hal.

298.

Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2001, hal. 27.

Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, Pustaka Insan Madani, Yogyakarta,

2008, hal. xiv.

Iskandar, Penelitian Tindakan Kelas, Gaung Persada Press, Jakarta, 2009, hal. 21.

Mulyasa, Edi, Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005,

hal 35.

M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2007, hal. 49.

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2010), Cet. II, h. 79.

Suryabrata, Sumadi, Pengembangan Tes Hasil Belajar, PT. Raha Grafindo Persada,

Jakarta, 1997, hal. 12.

Sharan, Shlomo, The Handbook of Cooperatife Learning, Familia, Jakarta, 2012, hal.

168.

Syarifan Nurjan, dkk., Psikologi Belajar, Amanah Pustaka, Surabaya, 2009 hal.2-11.

Trianto,Model Pembelajaran Terpadu, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2010, hal 172.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Yamin, Martinis, Kiat Membelajarkan Siswa, Gaung Persada Press, Jakarta, 2010,

hal. 75.

Referensi Internet:

Akhmad sudrajat, penilaian hasil belajar, artikel di akses pada Senin 29 April 2013

dari: http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/05/01/penilaian-

hasil-belajar/.

Feri Hidayat, Upaya meningkatkan hasil belajar siswa di sekolah dari

http://tamanrumputilalang.blogspot.com/2013/12/upaya-

meningkatkan-hasil-belajar-siswa.html. Artikel di akses pada Senin

29 April 2013.

Page 119: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Hidayat Huang, uji tingkat kesukaran soal dan daya pembeda, artikel di akses pada

Jum’at 13 Februari 2015 dari: http://www.globalstatistik.com/uji-

tingkat-kesukaran-soal-dan-daya-pembeda

Indra munawar, hasil belajar pengertian dan definisi, artikel di akses pada Senin 29

April 2013 dari: http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-

belajar-pengertian-dan-definisi.

Jacobsen, pembelajaran kooperatif, artikel di akses pada senin 12 Februari 2013 dari:

http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_kooperatif.

Mad Yani, Kurikulum Pendidikan IPS. diakses pada Selasa 30 April 2013 dari:

http://adlilfirdaus.blogspot.com/2013/01/makalah-kurikulum-

pendidikan-ips.html.

Massofa, latar belakang lahirnya ips di indonesia dari

http://massofa.wordpress.com/2010/12/09/latar-belakang-lahirnya-

ips-di-indonesia/. Artikel ini diakses pada selasa 30 April 2013.

Muhammad Faiq Dzaki, pembelajaran kooperatif, dari:

http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/pembelajaran-

kooperatif-cooperative.html. artikel di akses pada Senin 29 April

2013

Social Studies, Artikel ini diakses pada Selasa 30 April 2013 dari:

http://www.socialstudies.org/standards/strands.

Syarif, Tujuan pembelajaran kooperatif, artikel di akses pada Senin 29 April 2013

dari: http://www.syafir.com/tujuan-pembelajaran-kooperatif.

http://seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/06/pengertian-metode-

pembelajaran.html. Artikel ini diakses pada tanggal 17 Februari

2015.

Page 120: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP
Page 121: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP
Page 122: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP
Page 123: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Lampiran 2

RPP Pertemuan Pertama Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP Islamiyah Ciputat

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Kelas/Semester : VII/2

Alokasi Waktu : 2X40 menit

Siklus : 1 (Satu)

Standar Kompetensi : Memahami kegiatan ekonomi masyarakat

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan kegiatan pokok ekonomi yang

meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi

barang/jasa

Indikator : 1 . M e ndefinisikan pengertian kegiatan ekonomi

2. Mengidentifikasikan 3 kegiatan pokok ekonomi

3. Mendefinisikan pengertian konsumsi

4. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi

konsumsi

5. Mengidentifikasi aspek-aspek positif dan negatif

perilaku konsumtif

6. Menjelaskan macam- macam kegiatan konsumsi

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat mendefinisikan pengertian kegiatan ekonomi

2. Siswa dapat mengidentifikasikan 3 kegiatan pokok ekonomi

3. Siswa dapat mendefinisikan pengertian konsumsi

4. Siswa dapat mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi

5. Siswa dapat mengidentifikasi aspek-aspek positif dan negatif perilaku

konsumtif

6. Siswa dapat Menjelaskan macam-macam kegiatan konsumsi

Page 124: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Karakter siswa yang diharapkan :

Disiplin, Mandiri, kreatif, rasa ingin tahu, rasa hormat dan perhatian,

tekun, toleransi, tanggung jawab, dan ketelitian

B. Materi Pokok

Kegiatan pokok ekonomi dalam kegiatan sehari-hari

C. Metode Pembelajaran

Ceramah, Eksplorasi, Diskusi, Penugasan,Tanya jawab, dan model

pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation

D. Langkah-Langkah Pembelajaran

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Karakter

1 Pendahuluan

a. Apersepsi

Guru mempersiapkan kelas dan menanyakan

kepada para siswa beberapa pertanyaan yang

berhubungan dengan ekonomi.

b. Memotivasi

Tanya jawab tentang tempat – tempat kegiatan

ekonomi yang ada di sekitar sekolah

c. Rambu-rambu belajar

Siswa memperhatikan kegiatan ekonomi

masyarakat yang akan dipelajari oleh para siswa.

5 menit

Disiplin

2 Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

a. Melakukan tes awal (Pretest)

b.Guru menjelaskan/ menguraikan materi ekonomi

c.Guru memberikan contoh terkait dengan pelajaran

yang akan diajarkan .(nilai yang ditanamkan:

rasa ingin tahu, semangat, dan tanggung

jawab.);

60 menit

Mandiri,

Page 125: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

d.Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya apabila ada materi yang belum

dimengerti .(nilai yang ditanamkan: Toleransi,

rasa ingin tahu, , tanggung jawab.);

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

e. Guru melaksanakan metode group investigation

f. Guru membagi siswa ke dalam 10 kelompok

yang terdiri dari 4-5 orang. (nilai yang

ditanamkan: Toleransi, rasa ingin tahu,,

tanggung Jawab.)

g. Guru memaparkan beberapa tugas yang akan

didiskusikan kepada kelompok

h. Setiap kelompok memilih satu tugas yang akan

didiskusikan

i. Guru memberikan sumber-sumber yang

diperlukan untuk membantu kelompok

memecahkan dan mendiskusikan tugas yang

telah dipilih

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:

a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum

diketahui. (nilai yang ditanamkan: Toleransi,

demokratis, Rasa ingin tahu)

b. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum

diketahui. (nilai yang ditanamkan: Toleransi,

demokratis, tanggung jawab.)

kreatif,

dan

ketelitian

Rasa ingin

tahu,

kreatif

dan

mandiri.

3 Kegiatan Akhir

a. Guru bersama siswa membuat kesimpulan

mengenai pelajaran yang telah diajarkan

b. Memberikan umpan balik terhadap proses dan

hasil pembelajaran

c. Guru menutup Pelajaran

5 menit

Page 126: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

E. Sumber dan Media Pembelajaran

Sumber Belajar : - Buku Ekonomi untuk SLTP kelas I, penerbit Yudhistira.

- Buku lain yang relevan

Media :-Papan tulis

-Spidol

- Alat-alat tulis

- Lembar soal

F. Penilaian

1. Teknik Penilaian

Tes tertulis Pre test dan post test (Terlampir).

2. Bentuk Instrumen

Tes Tertulis pilihan ganda.

3. Penilaian Diskusi kelompok.

LEMBAR OBSERVASI DISKUSI KELOMPOK

No Nama Siswa Aspek Yang Dinilai

Skor/Jumlah 1 2 3 4 5 6

Keterangan: Rentang skor : 1—5

A. Aktivitas dalam kelompok 24-30 = Sangat baik

B. Tanggung jawab individu 18-23 = Baik

C. Pemikiran 12-17 = Cukup

D. Keberanian berpendapat 6-11 = Kurang

E. Keberanian tampil

F. Kemampuan menggunakan bahasa yang baik.

Page 127: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Jakarta, 13 Mei 2013

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Achmad Djuanda, S.E Prabu Eko Prasetyo

NIP

Page 128: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

RPP Pertemuan Kedua Siklus I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP Islamiyah Ciputat

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Kelas/Semester : VII/2

Alokasi Waktu : 2X40 menit

Siklus : 1 (Satu)

Standar Kompetensi : Memahami kegiatan ekonomi masyarakat

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan kegiatan pokok ekonomi yang

meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi

barang/jasa

Indikator : 1 . Mendefinisikan pengertian kegiatan ekonomi

2. Mengidentifikasikan 3 kegiatan pokok ekonomi

3. Mendefinisikan pengertian konsumsi

4. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi

konsumsi

5. Mengidentifikasi aspek-aspek positif dan negatif

perilaku konsumtif

6. Menjelaskan macam- macam kegiatan konsumsi

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat mendefinisikan pengertian kegiatan ekonomi

2. Siswa dapat mengidentifikasikan 3 kegiatan pokok ekonomi

3. Siswa dapat mendefinisikan pengertian konsumsi

4. Siswa dapat mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi

5. Siswa dapat mengidentifikasi aspek-aspek positif dan negatif perilaku

konsumtif

6. Siswa dapat Menjelaskan macam-macam kegiatan konsumsi

Page 129: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Karakter siswa yang diharapkan :

Disiplin, Mandiri, kreatif, rasa ingin tahu, rasa hormat dan perhatian,

tekun, toleransi, tanggung jawab, dan ketelitian

B. Materi Pokok

Kegiatan pokok ekonomi dalam kegiatan sehari-hari

C. Metode Pembelajaran

Ceramah, Eksplorasi, Diskusi, Penugasan,Tanya jawab, dan model

pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation

D. Langkah-Langkah Pembelajaran

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Karakter

1 Pendahuluan

a. Apersepsi

Guru mempersiapkan kelas dan menanyakan

kepada para siswa beberapa pertanyaan yang

berhubungan dengan ekonomi.

b. Memotivasi

Tanya jawab tentang tempat – tempat kegiatan

ekonomi yang ada di sekitar sekolah

c. Rambu-rambu belajar

Siswa memperhatikan kegiatan ekonomi

masyarakat yang akan dipelajari oleh para siswa.

5 menit

Disiplin

2 Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

a.Guru menjelaskan/ menguraikan kembali materi

ekonomi yang telah dijelaskan di pertemuan

pertama.

Page 130: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

c.Guru memberikan contoh terkait dengan pelajaran

yang akan diajarkan .(nilai yang ditanamkan:

rasa ingin tahu, semangat, dan tanggung

jawab.);

d.Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya apabila ada materi yang belum

dimengerti .(nilai yang ditanamkan: Toleransi,

rasa ingin tahu, , tanggung jawab.);

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

e. Guru melaksanakan metode group investigation

f. Guru mempersiapkan dan menempatkan

kelompok yang pada pertemuan pertama sudah

di bentuk agar proses pembelajaran berlangsung

dengan baik(nilai yang ditanamkan: Toleransi,

rasa ingin tahu, tanggung Jawab.)

g. Siswa melanjutkan proses diskusi yang belum

selesai di pertemuan pertama.

h. Guru membimbing masing-masing kelompok

dan memberikan kesempatan siswa untuk

bertanya apabila ada kesulitan dalam proses

diskusi.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:

a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum

diketahui. (nilai yang ditanamkan: Toleransi,

demokratis, Rasa ingin tahu)

b. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum

diketahui. (nilai yang ditanamkan: Toleransi,

demokratis, tanggung jawab.)

c. Setiap kelompok mempresentasikan hasil

diskusinya di kelas

45 menit

Mandiri,

kreatif,

dan

ketelitian

Rasa ingin

tahu,

kreatif

dan

mandiri.

3 Kegiatan Akhir

Page 131: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

a. Guru bersama siswa membuat kesimpulan

mengenai pelajaran yang telah diajarkan

b. Memberikan umpan balik terhadap proses dan

hasil pembelajaran

c. Guru Melakukan Post-Test untuk mengukur

sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi

yang telah di ajarkan.

20 menit

E. Sumber dan Media Pembelajaran

Sumber Belajar : - Buku Ekonomi untuk SLTP kelas I, penerbit Yudhistira.

- Buku lain yang relevan

Media :-Papan tulis

-Spidol

- Alat-alat tulis

- Lembar soal

F. Penilaian

1. Teknik Penilaian

Tes tertulis Pre test dan post test (Terlampir).

2. Bentuk Instrumen

Tes Tertulis pilihan ganda.

3. Penilaian Diskusi kelompok.

LEMBAR OBSERVASI DISKUSI KELOMPOK

No Nama Siswa Aspek Yang Dinilai

Skor/Jumlah 1 2 3 4 5 6

Page 132: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Keterangan: Rentang skor : 1—5

A. Aktivitas dalam kelompok 24-30 = Sangat baik

B. Tanggung jawab individu 18-23 = Baik

C. Pemikiran 12-17 = Cukup

D. Keberanian berpendapat 6-11 = Kurang

E. Keberanian tampil

F. Kemampuan menggunakan bahasa yang baik.

Jakarta, 13 Mei 2013

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Achmad Djuanda, S.E Prabu Eko Prasetyo

NIP

Page 133: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Lampiran 25

MATERI POKOK KEGIATAN EKONOMI SIKLUS 1

A. Kegiatan Pokok Ekonomi

Amatilah buku IPS yang ada di tanganmu. Dari manakah kamu

memperolehnya? Mungkin kamu membelinya di toko buku. Dari manakah

toko buku mendapat buku itu? Dari penerbit. Dari mana penerbit

mendapatkan buku itu? Dari percetakan. Dari mana penerbit memperoleh

naskah buku itu? Dari penulis. Panjang, bukan, perjalanan buku itu untuk

sampai ke tangan kamu.

Mengingat panjangnya rangkaian suatu kegiatan ekonomi seperti

yang dicontohkan, kita dapat mengelompokkannya menjadi tiga kegiatan

pokok ekonomi yaitu kegiatan konsumsi, kegiatan produksi, dan kegiatan

distribusi,. Dari contoh di atas, kamu sebagai pemakai buku dinamakan

konsumen, toko buku merupakan distributor, dan penerbit merupakan

produsen.

Kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhannya pada dasarnya

merupakan kegiatan ekonomi. Setiap kegiatan ekonomi yang dilakukan

didorong oleh motif ekonomi tertentu, serta menuntut penerapan prinsip

ekonomi.

Pada dasarnya kegiatan ekonomi dilakukan oleh para pelaku

ekonomi. Adapun para pelaku ekonomi itu sendiri terdiri atas rumah tangga

produsen yang memproduksi barang, rumah tangga konsumen yang

mengonsumsi barang, rumah tangga pemerintah yang mengeluarkan kebijakan

ekonomi, dan rumah tangga luar negeri yang turut serta dalam kegiatan

ekonomi berupa ekspor impor. Keempat pelaku ekonomi tersebut akan saling

berhubungan dengan cara melakukan berbagai transaksi sehingga terciptalah

apa yang disebut dengan arus barang dan arus uang.

Page 134: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

B. Konsumsi

1. Pengertian Konsumsi

Konsumsi adalah kegiatan menggunakan atau menghabiskan nilai

guna suatu barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya, baik secara

perorangan maupun bersama-sama.

Pihak atau orang yang melakukan kegiatan konsumsi disebut

konsumen. Kegiatan konsumsi dapat dikelompokkan menjadi dua macam,

yaitu konsumsi barang dan konsumsi jasa.

Dalam kehidupan sehari-hari, istilah konsumsi biasa dihubungkan

dengan makanan dan minuman yang diperlukan dalam kegiatan tertentu.

Contohnya untuk menyelenggarakan kegiatan seminar biasa diadakan seksi

konsumsi yang mengurus makanan dan minuman.

2. Tujuan Kegiatan Konsumsi

Untuk mempertahankan hidupnya, setiap orang pasti tidak akan

terlepas dari kegiatan konsumsi. Dengan demikian, tujuan kegiatan

konsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia secara

langsung agar ia dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Setiap penggunaan barang yang bukan untuk tujuan konsumsi tidak

dikategorikan sebagai kegiatan konsumsi. Misalnya, kita membeli komputer

tetapi untuk direntalkan kepada orang lain, maka itu bukan termasuk

kegiatan dan barang konsumsi. Akan tetapi, jika digunakan untuk memenuhi

kebutuhan hidup sendiri, komputer tersebut merupakan barang konsumsi.

Kemudian, dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, setiap orang akan

berusaha untuk mencapai kepuasan yang maksimal dan untuk mencapainya,

maka setiap orang akan mencari kombinasi atau gabungan terbaik dari

barang dan jasa yang akan dikonsumsinya.

Tingkat kepuasan seseorang dalam memenuhi kebutuhannya

berbeda-beda bergantung pada berbagai faktor, seperti jenis kelamin,

pendidikan, usia, dan pendapatannya. Perbedaan pemenuhan kebutuhan

konsumsi seseorang disebut pola perilaku konsumsi.

Page 135: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

3. Aspek Positif dan Negatif Kegiatan Konsumsi

Dalam melakukan tindakan ekonomi termasuk di dalamnya

kegiatan konsumsi. Setiap orang biasanya dikamusi oleh prinsip ekonomi

dan motif ekonomi. Misalnya, ketika seseorang membeli suatu barang pasti

ingin barang kualitas baik dan harganya murah. Di samping itu, biasanya

orang akan melakukan kegiatan konsumsi kalau kebutuhan terhadap barang

tersebut tidak bisa ditunda.

Perilaku konsumsi seseorang akan memiliki aspek positif dan aspek negatif,

sebagai berikut:

1) Aspek positif perilaku konsumtif

a) Menjaga keberlangsungan siklus ekonomi, baik bagi konsumen

maupun produsen.

Bagi produsen terdorong untuk membuat produk yang lebih banyak

dan lebih baik, sedangkan bagi konsumen dapat memenuhi kebutuhan

dan kelangsungan hidupnya.

b) Menyebabkan kegiatan perekonomian menjadi lebih maju dengan

adanya sikap konsumtif yang dilakukan oleh konsumen. Sikap

tersebut mendatangkan permintaan yang mendorong pertumbuhan

kegiatan perekonomian.

c) Arus perputaran barang dan jasa menjadi lebih cepat sebagai

akibat adanya tindakan konsumsi yang berkelanjutan.

2) Aspek negatif perilaku konsumtif

a) Dapat menyebabkan seseorang bersikap tidak hemat.

b) Sikap tidak hemat dapat menyebabkan terjebak utang dan biasanya

menjadi kebiasaan jelek yang sulit disembuhkan.

c) Menurunkan motivasi seseorang untuk menabung, lebih lanjutnya

sumber dana untuk investasi yang biasanya bersumber dari tabungan

masyarakat di Bank menurun.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Konsumsi

Kegiatan menggunakan atau menghabiskan nilai guna suatu barang dan jasa

untuk memenuhi kebutuhannya baik secara perorangan maupun bersama-

Page 136: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

sama dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut di antaranya

sebagai berikut:

1) Pendapatan

Pendapatan biasanya menjadi faktor yang menjadi ukuran kemampuan

seseorang dalam mendapatkan berbagai kebutuhan hidupnya. Artinya,

semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin besar pula kemampuan

orang tersebut untuk mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, semakin rendah tingkat

pendapatan seseorang, semakin kecil kemampuan orang tersebut untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Singkatnya bahwa semakin besar

pendapatan, semakin besar kemampuan konsumsi seseorang dan

sebaliknya.

2) Harga barang

Harga barang biasanya merupakan faktor yang paling berpengaruh

terhadap perilaku konsumsi seseorang. Dalam hukum permintaan

disebutkan bahwa harga dengan permintaan yang mencerminkan tingkat

konsumsi seseorang berpengaruh secara negatif. Artinya, semakin tinggi

harga, semakin kecil konsumsi, serta sebaliknya jika harga suatu barang

murah, konsumsi akan tinggi.Ketentuan di atas biasanya tidak berlaku

untuk barang-barang mewah dan untuk orang kaya. Untuk barang mewah

dan orang kaya biasanya, terdapat faktor gengsi atau prestise sehingga

semakin tinggi harga justru akan diikuti oleh tingginya minat konsumsi.

3) Kebiasaan dan gaya hidup

Kebiasaan dan gaya hidup seseorang akan berpengaruh terhadap tingkat

konsumsi seseorang. Contohnya orang yang tinggal di kota dengan yang

tinggal di pedesaan akan memiliki kebiasaan dan gaya hidup yang

berbeda sehingga tingkat konsumsinya pun akan mengalami perbedaan.

4) Selera

Faktor selera menentukan pilihan dan tingkat konsumsi seseorang.

Contohnya, Dian memiliki selera makan buah-buahan yang tinggi

sehingga konsumsi atau permintaannya terhadap buah-buahan akan

semakin tinggi pula, dan sebaliknya.

5. Macam-Macam Kegiatan Konsumsi

Page 137: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Dalam sebuah keluarga biasanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak

atau kalian sebagai siswa.

Ketiga individu yang ada dalam suatu keluarga biasanya memiliki

kebutuhan konsumsi yang berbeda-berbeda, baik dari segi jenis maupun

jumlahnya. Perbedaan kegiatan konsumsi tersebut di antaranya disebabkan

oleh adanya perbedaan jenis kelamin, usia, latar belakang pendidikan

maupun gaya hidup atau kebiasaan. Sebagai contoh kegiatan konsumsi ayah

akan berbeda dengan konsumsi kalian sebagai siswa, baik dari segi jenis

maupun jumlahnya.

Contohnya, sebagai seorang guru dan sekaligus sebagai kepala

keluarga ayah memerlukan sepatu dan perlengkapan kerja lainnya,

sedangkan kalian sebagai siswa memerlukan buku, tas, alat tulis, dan

Lembar Kerja Siswa (LKS). Adapun ibu kalian tentunya memerlukan

barang atau jasa yang lain seperti alat kecantikan, kerudung, dan sebagainya.

Keluarga merupakan bagian dari rumah tangga ekonomi terkecil yang

menciptakan permintaan sejumlah barang atau jasa untuk dikonsumsi.

Permintaan tersebut menjadi peluang bagi rumah tangga ekonomi lainya

seperti rumah tangga p rodusen yang mendorong kegiatan produksi.

Cara berkonsumsi orang cenderung berbeda-beda satu sama lain.

Perhatikan pola konsumsi orang-orang di sekitar kalian. Mungkin kalian

melihat orang yang dalam berkonsumsi selalu berusaha memenuhi

kebutuhan tertentu saja hingga pemenuhan kebutuhan itu mencapai

kepuasan yang tinggi, sedangkan pemenuhan kebutuhan yang lainnya

terabaikan.

Lihat saja keluarga Pak Tohar yang suka makan-makan enak.

Kalau belanja makanan selalu banyak, kualitas super dan serba mahal,

sehingga dalam berkonsumsi makanan selalu dicapai tingkat kepuasan yang

tinggi. Sementara itu kalau berpakaian selalu apa adanya; naik kendaraan

juga apa adanya; kebutuhan hiburan jarang terpenuhi. Keluarga Pak Tohar

tidak begitu mempedulikan konsumsi selain makanan ini, sehingga tingkat

kepuasannya cenderung rendah. Cara berkonsumsi keluarga Pak Tohar yang

demikian itu dikatakan bersifat vertikal.

Page 138: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Berbeda dengan cara berkonsumsinya keluarga Pak Tohar,

keluarga Pak Herman selalu berusaha memenuhi berbagai macam

kebutuhannya secara merata/seimbang, tidak ada yang terlalu ditonjolkan.

Kebutuhan makan, kebutuhan pakaian, kebutuhan kendaraan, kebutuhan

hiburan dan kebutuhan yang lainnya dipenuhi secara seimbang. Cara

berkonsumsi keluarga Pak Herman yang demikian itu dikatakan bersifat

horisontal. Secara ekonomi, cara berkonsumsi yang bersifat horisontal ini

dikatakan lebih rasional, dan cenderung dilakukan oleh banyak

orang/masyarakat.

Dalam ilmu ekonomi, semua benda yang digunakan oleh

konsumen untuk memenuhi kebutuhannya disebut benda konsumsi.

Dikonsumsi artinya digunakan secara langsung untuk memenuhi kebutuhan.

Ketika kamu membeli buku tulis dan menggunakannya sampai habis, kamu

merupakan konsumen akhir. Pak Amin juga membeli buku tulis dalam

jumlah yang besar. Namun, buku tulis itu dijual kembali oleh Pak Amin.

Dalam kasus ini, Pak Amin bukanlah konsumen industri.

Perhatikan contoh berikut.

(1) Pengusaha tempe/tahu yang membeli kacang kedelai untuk diolah

menjadi tempe untuk dijual kembali.

(2) Petani membeli bibit dan pupuk untuk digunakan dalam kegiatan usaha

taninya.

(3) Perusahaan kue membeli terigu, gula, dan telor untuk digunakan dalam

pembuatan kue.

Ketiga contoh di atas menggambarkan bahwa pembeli membeli

barang untuk diolah kembali menjadi barang lain. Jadi, tidak habis

dikonsumsi sendiri. Konsumen seperti ini merupakan konsumen industri

karena menghasilkan barang baru untuk dijual kembali.

Page 139: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Lampiran 2

Kisi-kisi

Instrumen Hasil Belajar Ekonomi Siklus I

SK KD Indikator No. Soal Jumlah

Memahami

kegiatan

ekonomi

masyarakat

1.Mendeskripsikan

kegiatan pokok

ekonomi yang

meliputi kegiatan

konsumsi,

produksi, dan

distribusi.

1. Mengidentifikasi

pengertian kegiatan

ekonomi

2. Mengidentifikasi 3

Kegiatan pokok

ekonomi

3. Mendefinisikan

Pengertian

konsumsi

4. Mendeskripsikan

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

konsumsi

5. Mengidentifikasi

aspek- aspek positif

dan negatif perilaku

konsumtif

6. Menjelaskan macam-

macam kegiatan

konsumsi

1

2, 3 dan

4

5 dan 6

7, 8, 9

dan 10

11, 12

dan 13

14 dan

15

1

3

2

4

3

2

Page 140: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Lampiran 3

INSTRUMEN TES SIKLUS 1

(Pretest dan Postest)

Nama :

Kelas :

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang tepat.

1. Kegiatan yang dilakukan manusia sebagai upaya untuk memenuhi berbagai

kebutuhannya disebut?

a. Motif ekonomi c. Kegiatan ekonomi

b. Kegiatan konsumsI d. Kegiatan produksi

2. Sebutkan 3 pokok kegiatan ekonomi, kecuali?

a. Produksi b. Konsumsi c. Distribusi d. Agen

3. Orang atau badan yang menghasilkan produk disebut ....

a. Importir b. Eksportir c. Produser d. Produsen

4. Kegiatan menghabiskan atau mengurangi nilai guna suatu barang/jasa disebut?

a. Produksi b. Distribusi c. Konsumsi d. Konsumen

5. Yang termasuk dalam kegiatan konsumsi adalah?

a. Membuat kue c. Minum kopi

b. Mengantarkan barang d. Mendirikan rumah

6. Contoh di bawah ini yang merupakan konsumsi yang mengurangi nilai guna

suatu barang adalah ....

a. Nasi b. Sabun Cuci c. Mie d. Alat Elektronik

7. Pola konsumsi seseorang akan berubah-ubah sesuai dengan naik turunnya?

a. Keinginan b. Gaya Hidup c. Pendapatan d. Keluarga

8. Dengan kegiatan produksi kita berusaha?

a. Menghabiskan kegunaan suatu barang/jasa

b. Mengurangi kegunaan suatu barang/jasa

c. Memanfaatkan kegunaan suatu barang/jasa

d. Menambah kegunaan barang/jasa

9. Berikut ini adalah faktor intern yang mempengaruhi konsumsi, kecuali?

Page 141: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

a. Motivasi b. Sikap hidup c. Pendapatan d. Keluarga

10. Berikut ini adalah aspek yang mempengaruhi perilaku konsumtif yaitu?

a. Timbul rasa puas c. Merugikan diri sendiri

b. Menambah pengalaman d. A dan B benar

11. Dengan melakukan kegiatan konsumsi berarti kita?

a. Mengubah bentuk barang dan jasa

b. Menciptakan dan menambah manfaat barang/ jasa

c. Menyampaikan barang dari produsen ke konsumen

d. Menghabiskan kegunaan barang/jasa

12. Karena barang dan jasa yang ingin dibeli banyak, sedangkan anggaran untuk

mengkonsumsi terbatas, maka orang perlu?

a. Tidak membeli apapun c. Memborong apa yang ada

b. Menetapkan prioritas d. Minta-minta pada teman

13. Berikut ini merupakan motif ekonomi, kecuali ....

a. memperoleh keuntungan

b. dengan pengorbanan yang minimal mendapatkan hasil maksimal

c. memperoleh kedudukan

d. membantu sesama manusia

14. Keinginan yang menjadi pendorong manusia melakukan kegiatan ekonomi

ialah ....

a. prinsip ekonomi c. sistem ekonomi

b. motif ekonomi d. hukum ekonomi

Page 142: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

JAWABAN

INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR SIKLUS I

1. C

2. D

3. D

4. C

5. C

6. D

7. C

8. D

9. D

10. D

11. D

12. B

13. B

14. B

Page 143: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Lampiran 4

Hasil Belajar Siklus 1

No Nama Pre-Test Post-Test N-gain Keterangan

1 Abril M. Farhan 64 71 0,19 Rendah

2 Aditia Saputra 64 85 0,53 Sedang

3 Ajeng Prihatini 50 64 0,28 Rendah

4 Aldi Gunawan 42 71 0,50 Sedang

5 Alfira Amelia 35 64 0,44 Sedang

6 Alina Nur Azizah 64 71 0,19 Rendah

7 Alisa Purnama 42 57 0,25 Rendah

8 Alvan Maulana 64 71 0,19 Rendah

9 Alvin Andriansyah 57 64 0,19 Rendah

10 Alvis Nhovrado F 57 71 0,32 Sedang

11 Ananda Aulia R 42 64 0,37 Sedang

12 Aurelia Serahayu 50 64 0,28 Rendah

13 Ayu Pratiwi 50 71 0,42 Sedang

14 Bagas Wardoyo 42 71 0,50 Sedang

15 Bagus Saputra 57 71 0,32 Sedang

16 Chintya Febriyanti S 57 78 0,48 Sedang

17 Dimas Bagus M 57 85 0,65 Sedang

18 Dwi Ayuni 71 78 0,24 Rendah

19 Haris Fil Ardhi 42 71 0,50 Sedang

20 Herlina 50 71 0,42 Sedang

21 Jimmy Ardian 64 71 0,19 Rendah

22 Larraduta 50 71 0,42 Sedang

23 Lia Apriliani 42 64 0,37 Sedang

24 M. Albani 42 64 0,37 Sedang

25 Mareta Aditia 57 64 0,16 Rendah

26 Maulidina Megawati 64 71 0,19 Rendah

27 Mayestika Ibrahim 57 85 0,65 Sedang

Page 144: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

28 Muhamad Faizal 42 71 0,50 Sedang

29 Muhamad Yunus 57 71 0,32 Sedang

30 Muhammad Fahrizal 57 78 0,48 Sedang

31 Rafli Ramadan 50 78 0,56 Sedang

32 Rico Saputra 50 78 0,56 Sedang

33 Rifa Erfanda Saputra 50 74 0,48 Sedang

34 Rizul Rusliyansah 50 64 0,28 Rendah

35 Rohana 57 85 0,65 Sedang

36 Salwa Eka Putri 57 85 0,65 Sedang

37 Septianti Vita A 35 64 0,44 Sedang

38 Shella Ismi Aulia 42 71 0,50 Sedang

39 Siti Yulianti 50 64 0,28 Sedang

40 Tendi Mukhlis F 35 64 0,44 Sedang

41 Tuti Nuraliyah 35 57 0,33 Sedang

42 Wahyu Dwi Saputra 71 78 0,24 Rendah

43 Wahyu Maulana 64 92 0,77 Tinggi

44 Winda Astri Yani 50 71 0,42 Sedang

45 Yana Heryana 64 71 0,19 Rendah

Jumlah 2040 3219 20,76

Rata-rata 45,33 71,53 0,59

Rendah 31,11 %

Sedang 66,67 %

Tinggi 2,22 %

Page 145: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Lampiran 6

Rpp pertemuan pertama Siklus 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP Islamiyah Ciputat

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Kelas/Semester : VII/2

Alokasi Waktu : 2X40 menit

Siklus : 2 (Dua)

Standar Kompetensi : Memahami kegiatan ekonomi masyarakat

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan kegiatan pokok ekonomi yang

meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi

barang/jasa

Indikator :1. Mendefinisikan pengertian poduksi

2. Mengidentifikasi faktor-faktor produksi

3. Mengidentifikasi dampak produksi terhadap

lingkungan

4. Mendefinisikan pengertian distribusi

5. Mengidentifikasi badan-badan distribusi

6. Mendeskripsikan etika ekonomi dalam distribusi

barang/jasa

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat mendefinisikan pengertian poduksi

2. Siswa dapat mengidentifikasi faktor-faktor produksi

3. Siswa dapat mengidentifikasi dampak produksi terhadap lingkungan

4. Siswa dapat mendefinisikan pengertian distribusi

5. Siswa dapat mengidentifikasi badan-badan distribusi

6. Siswa dapat mendeskripsikan etika ekonomi dalam distribusi barang/jasa

Karakter siswa yang diharapkan :

Disiplin, Mandiri, kreatif, rasa ingin tahu, rasa hormat dan perhatian,

tekun, toleransi, tanggung jawab, dan ketelitian

Page 146: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

B. Materi Pokok

Kegiatan pokok ekonomi dalam kegiatan sehari-hari

C. Metode Pembelajaran

Ceramah, Eksplorasi, Diskusi, Penugasan,Tanya jawab, dan model

pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation

D. Langkah-Langkah Pembelajaran

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Karakter

1 Pendahuluan

a. Apersepsi

Guru mempersiapkan kelas dan menanyakan

kepada para siswa beberapa pertanyaan yang

berhubungan dengan ekonomi.

b. Memotivasi

Tanya jawab tentang tempat – tempat kegiatan

ekonomi yang ada di sekitar sekolah

c. Rambu-rambu belajar

Siswa memperhatikan kegiatan ekonomi

masyarakat yang akan dipelajari oleh para siswa.

5 menit

Disiplin

2 Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

a. Melakukan tes awal (Pretest)

b.Guru menjelaskan/ menguraikan materi ekonomi

c.Guru memberikan contoh terkait dengan pelajaran

yang akan diajarkan .(nilai yang ditanamkan:

rasa ingin tahu, semangat, dan tanggung

jawab.);

d.Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya apabila ada materi yang belum

dimengerti .(nilai yang ditanamkan: Toleransi,

60 menit

Mandiri,

kreatif,

dan

ketelitian

Page 147: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

rasa ingin tahu, , tanggung jawab.);

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

e. Guru melaksanakan metode group investigation

f. Guru memaparkan beberapa tugas yang akan

didiskusikan kepada kelompok

g. Setiap kelompok memilih satu tugas yang akan

didiskusikan

h. Guru memberikan sumber-sumber yang

diperlukan untuk membantu kelompok

memecahkan dan mendiskusikan tugas yang

telah dipilih

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:

a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum

diketahui. (nilai yang ditanamkan: Toleransi,

demokratis, Rasa ingin tahu)

b. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum

diketahui. (nilai yang ditanamkan: Toleransi,

demokratis, tanggung jawab.)

Rasa ingin

tahu,

kreatif

dan

mandiri.

3 Kegiatan Akhir

a. Guru bersama siswa membuat kesimpulan

mengenai pelajaran yang telah diajarkan

b. Memberikan umpan balik terhadap proses dan

hasil pembelajaran

c. Guru menutup Pelajaran

5 menit

E. Sumber dan Media Pembelajaran

Sumber Belajar : - Buku Ekonomi untuk kelas I, penerbit Yudhistira.

- Buku lain yang relevan

Media :-Papan tulis

-Spidol

Page 148: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

- Alat-alat tulis

- Lembar soal

F. Penilaian

1. Teknik Penilaian

Tes tertulis Pre test dan post test (Terlampir).

2. Bentuk Instrumen

Tes Tertulis pilihan ganda.

3. Penilaian Diskusi kelompok.

LEMBAR OBSERVASI DISKUSI KELOMPOK

No Nama Siswa Aspek Yang Dinilai

Skor/Jumlah 1 2 3 4 5 6

Keterangan: Rentang skor : 1—5

A. Aktivitas dalam kelompok 24-30 = Sangat baik

B. Tanggung jawab individu 18-23 = Baik

C. Pemikiran 12-17 = Cukup

D. Keberanian berpendapat 6-11 = Kurang

E. Keberanian tampil

F. Kemampuan menggunakan bahasa yang baik.

Jakarta, 13 Mei 2013

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Achmad Djuanda, S.E Prabu Eko Prasetyo

Page 149: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

RPP pertemuan kedua Siklus 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Sekolah : SMP Islamiyah Ciputat

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Kelas/Semester : VII/2

Alokasi Waktu : 2X40 menit

Siklus : 2 (Dua)

Standar Kompetensi : Memahami kegiatan ekonomi masyarakat

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan kegiatan pokok ekonomi yang

meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi

barang/jasa

Indikator :1. Mendefinisikan pengertian poduksi

2. Mengidentifikasi faktor-faktor produksi

3. Mengidentifikasi dampak produksi terhadap

lingkungan

4. Mendefinisikan pengertian distribusi

5. Mengidentifikasi badan-badan distribusi

6. Mendeskripsikan etika ekonomi dalam distribusi

barang/jasa

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat mendefinisikan pengertian poduksi

2. Siswa dapat mengidentifikasi faktor-faktor produksi

3. Siswa dapat mengidentifikasi dampak produksi terhadap lingkungan

4. Siswa dapat mendefinisikan pengertian distribusi

5. Siswa dapat mengidentifikasi badan-badan distribusi

6. Siswa dapat mendeskripsikan etika ekonomi dalam distribusi barang/jasa

Karakter siswa yang diharapkan :

Disiplin, Mandiri, kreatif, rasa ingin tahu, rasa hormat dan perhatian,

tekun, toleransi, tanggung jawab, dan ketelitian

Page 150: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

B. Materi Pokok

Kegiatan pokok ekonomi dalam kegiatan sehari-hari

C. Metode Pembelajaran

Ceramah, Eksplorasi, Diskusi, Penugasan,Tanya jawab, dan model

pembelajaran kooperatif dengan tipe Group Investigation

D. Langkah-Langkah Pembelajaran

No Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Karakter

1 Pendahuluan

d. Apersepsi

Guru mempersiapkan kelas dan menanyakan

kepada para siswa beberapa pertanyaan yang

berhubungan dengan ekonomi.

e. Memotivasi

Tanya jawab tentang tempat – tempat kegiatan

ekonomi yang ada di sekitar sekolah

f. Rambu-rambu belajar

Siswa memperhatikan kegiatan ekonomi

masyarakat yang akan dipelajari oleh para siswa.

5 menit

Disiplin

2 Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

a.Guru menjelaskan/ menguraikan kembali materi

ekonomi yang telah dijelaskan di pertemuan

pertama.

c.Guru memberikan contoh terkait dengan pelajaran

yang akan diajarkan .(nilai yang ditanamkan:

rasa ingin tahu, semangat, dan tanggung

jawab.);

d.Guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk bertanya apabila ada materi yang belum

45 menit

Mandiri,

kreatif,

dan

ketelitian

Page 151: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

dimengerti .(nilai yang ditanamkan: Toleransi,

rasa ingin tahu, , tanggung jawab.);

Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi, guru:

e. Guru melaksanakan metode group investigation

f. Guru mempersiapkan dan menempatkan

kelompok yang pada pertemuan pertama sudah

di bentuk agar proses pembelajaran berlangsung

dengan baik(nilai yang ditanamkan: Toleransi,

rasa ingin tahu, tanggung Jawab.)

g. Siswa melanjutkan proses diskusi yang belum

selesai di pertemuan pertama.

h. Guru membimbing masing-masing kelompok

dan memberikan kesempatan siswa untuk

bertanya apabila ada kesulitan dalam proses

diskusi.

Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi, Siswa:

a. Menyimpulkan tentang hal-hal yang belum

diketahui. (nilai yang ditanamkan: Toleransi,

demokratis, Rasa ingin tahu)

b. Menjelaskan tentang hal-hal yang belum

diketahui. (nilai yang ditanamkan: Toleransi,

demokratis, tanggung jawab.)

c. Setiap kelompok mempresentasikan hasil

diskusinya di kelas

Rasa ingin

tahu,

kreatif

dan

mandiri.

3 Kegiatan Akhir

a. Guru bersama siswa membuat kesimpulan

mengenai pelajaran yang telah diajarkan

b. Memberikan umpan balik terhadap proses dan

hasil pembelajaran

c. Guru Melakukan Post-Test untuk mengukur

sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi

20 menit

Page 152: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

yang telah di ajarkan.

E. Sumber dan Media Pembelajaran

Sumber Belajar : - Buku Ekonomi untuk SLTP kelas I, penerbit Yudhistira.

- Buku lain yang relevan

Media :-Papan tulis

-Spidol

- Alat-alat tulis

- Lembar soal

F. Penilaian

1. Teknik Penilaian

Tes tertulis Pre test dan post test (Terlampir).

2. Bentuk Instrumen

Tes Tertulis pilihan ganda.

3. Penilaian Diskusi kelompok.

LEMBAR OBSERVASI DISKUSI KELOMPOK

No Nama Siswa Aspek Yang Dinilai

Skor/Jumlah 1 2 3 4 5 6

Keterangan: Rentang skor : 1—5

A. Aktivitas dalam kelompok 24-30 = Sangat baik

B. Tanggung jawab individu 18-23 = Baik

C. Pemikiran 12-17 = Cukup

D. Keberanian berpendapat 6-11 = Kurang

E. Keberanian tampil

F. Kemampuan menggunakan bahasa yang baik.

Page 153: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Jakarta, 13 Mei 2013

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran Peneliti

Achmad Djuanda, S.E Prabu Eko Prasetyo

NIP

Page 154: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Lampiran 6

Kisi-kisi

Instrumen Tes Hasil Belajar Ekonomi Siklus 2

SK KD Indikator No.

Soal Jumlah

Memahami

kegiatan

ekonomi

masyarakat

1.Mendeskripsikan

kegiatan pokok

ekonomi yang

meliputi kegiatan

konsumsi,

produksi, dan

distribusi.

1. Mendefinisikan

pengertian Poduksi

2. Mengidentifikasi

faktor-faktor Produksi

3. Mengidentifikasi

dampak produksi

terhadap lingkungan

4. Mendefinisikan

pengertian Distribusi

5. Mengidentifikasi

Badan-badan

Distribusi

6. Mendeskripsikan etika

ekonomi dalam

distribusi barang/jasa

1

2, 3

dan 4

5 dan

6

7, 8, 9

dan 10

11, 12

dan 13

14, 15

dan 16

1

3

2

4

3

3

Page 155: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

JAWABAN

INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR SIKLUS II

1. B

2. C

3. D

4. C

5. D

6. A

7. C

8. C

9. D

10. A

11. D

12. D

13. D

14. B

15. C

16. D

Page 156: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

MATERI POKOK KEGIATAN EKONOMI SIKLUS 2

A. Kegiatan Pokok Ekonomi

Amatilah buku IPS yang ada di tanganmu. Dari manakah kamu

memperolehnya? Mungkin kamu membelinya di toko buku. Dari manakah

toko buku mendapat buku itu? Dari penerbit. Dari mana penerbit

mendapatkan buku itu? Dari percetakan. Dari mana penerbit memperoleh

naskah buku itu? Dari penulis. Panjang, bukan, perjalanan buku itu untuk

sampai ke tangan kamu.

Mengingat panjangnya rangkaian suatu kegiatan ekonomi seperti

yang dicontohkan, kita dapat mengelompokkannya menjadi tiga kegiatan

pokok ekonomi yaitu kegiatan konsumsi, kegiatan produksi, dan kegiatan

distribusi,. Dari contoh di atas, kamu sebagai pemakai buku dinamakan

konsumen, toko buku merupakan distributor, dan penerbit merupakan

produsen.

Kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhannya pada dasarnya

merupakan kegiatan ekonomi. Setiap kegiatan ekonomi yang dilakukan

didorong oleh motif ekonomi tertentu, serta menuntut penerapan prinsip

ekonomi.

Pada dasarnya kegiatan ekonomi dilakukan oleh para pelaku

ekonomi. Adapun para pelaku ekonomi itu sendiri terdiri atas rumah tangga

produsen yang memproduksi barang, rumah tangga konsumen yang

mengonsumsi barang, rumah tangga pemerintah yang mengeluarkan kebijakan

ekonomi, dan rumah tangga luar negeri yang turut serta dalam kegiatan

ekonomi berupa ekspor impor. Keempat pelaku ekonomi tersebut akan saling

berhubungan dengan cara melakukan berbagai transaksi sehingga terciptalah

apa yang disebut dengan arus barang dan arus uang.

Page 157: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

A. Kegiatan Produksi

1. Pengertian Kegiatan Produksi

Produksi adalah suatu kegiatan ekonomi untuk menghasilkan atau

menambah nilai guna suatu barang atau jasa. Kegiatan produksi merupakan

kegiatan ekonomi yang memadukan berbagai faktor produksi melalui suatu

proses tertentu yang dilakukan secara terus-menerus oleh suatu perusahaan.

Faktor produksi yang dipadukan dalam proses produksi terdiri dari empat

hal: Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia, Modal, dan Keterampilan

(Skill).

Hasil dari kegiatan produksi dibedakan menjadi dua macam, yaitu

barang dan jasa. Barang yang dihasilkan berupa barang konsumsi dan

barang produksi. Yang dimaksud dengan barang konsumsi adalah barang

yang dapat langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup,

sedangkan barang produksi adalah semua barang yang digunakan untuk

menghasilkan barang lain atau untuk menambah nilai guna suatu barang.

2.Unsur-Unsur Produksi

Terdapat tiga unsur produksi yaitu input, proses, dan out put yang

bisa digambarkan sebagai berikut:

Input adalah segala sesuatu yang akan diolah, sedangkan proses

produksi adalah kegiatan yang mengubah atau mengolah input menjadi

output, adapun output adalah hasil dari proses pengolahan.

3. Faktor-Faktor Produksi

Faktor produksi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor

produksi asli yang terdiri dari Sumber Daya Alam (SDA) dan tenaga kerja

atau Sumber Daya Manusia (SDM), dan faktor produksi turunan yang

terdiri dari modal dan jiwa kewirausahaan atau keterampilan (Skill).

Keempat faktor produksi di atas akan diuraikan dalam penjelasan

sebagai berikut:

Input Proses Produksi

Output

Page 158: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

1) Sumber Daya Alam (SDA)

Faktor produksi alam adalah semua bahan di alam yang

diperlukan dalam proses produksi. Faktor alam atau SDA biasanya

berupa bahan mentah atau bahan baku,tanah tempat berlangsungnya

proses produksi, barang tambang ataupun yang lainnya.

2) Sumber Daya Manusia (SDM)

SDM adalah sumber daya berupa tenaga kerja yang dapat

melakukan suatu kegiatan, baik bersifat rohani maupun jasmani dan

ditujukan untuk semua kegiatan produksi. SDM merupakan salah satu

faktor produksi yang penting bagi kelangsungan produksi karena sumber

daya manusia atau tenaga kerja merupakan penentu terlaksana atau

tidaknya suatu kegiatan produksi. Tanpa tenaga kerja, kegiatan produksi

tidak akan berjalan, apalagi proses produksi yang belum banyak

menggunakan teknologi mesin.

Terdapat beberapa jenis tenaga kerja sebagai berikut.

a) Tenaga kerja terdidik, yaitu tenaga kerja yang mendapatkan

pengetahuan dan ilmunya melalui proses pendidikan. Contoh tenaga

kerja terdidik di antaranya guru dan dokter.

b) Tenaga kerja terlatih, yaitu tenaga kerja yang mendapatkan

pengetahuan dan keterampilannya melalui proses latihan-latihan

tertentu. Contoh tenaga kerja terlatih adalah tukang jahit dan montir

mobil.

c) Tenaga kerja yang tidak terdidik dan tidak terlatih yaitu tenaga kerja

yang memperoleh pengetahuannya tanpa melalui proses pendidikan

ataupun latihan. Contoh kuli bangunan dan tukang sapu.

3) Modal

Modal merupakan faktor produksi yang digunakan untuk

memperlancar kegiatan produksi selanjutnya. Faktor modal ini dapat

berupa uang, ataupun barang modal seperti mesin-mesin, kendaraan, dan

bangunan gedung. Barang-barang modal yang digunakan dalam proses

produksi dapat dibedakan menjadi berikut ini.

a) Modal tetap yaitu barang modal yang dapat digunakan lebih dari satu

kali, seperti mesin-mesin dan kendaraan.

Page 159: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

b) Modal lancar yaitu barang-barang modal yang penggunaannya habis

dalam satu kali kegiatan produksi, seperti bahan mentah, bahan

baku, dan uang.

4) Kewirausahaan dan Keterampilan (Skill)

Kewirausahaan (entrepreneurship) merupakan suatu sikap

mental. Adapun orang yang memiliki sifat ini disebut wirausaha atau

entrepreneur. Wirausaha berasal dari dua kata, yakni wira yang

artinya berani, gagah, teladan, dan usaha yang artinya suatu kegiatan

atau aktivitas untuk menghasilkan sesuatu. Kewirausahaan atau sering

diistilahkan dengan entrepreneurship adalah suatu kemampuan dalam

berpikir kreatif dan berperilaku inovatif. Ada juga yang mengartikan

penerapan dari kreativitas dan keinovasian. Kreativitas diartikan

sebagai kemampuan berpikir tentang sesuatu yang baru. Adapun

keinovasian diartikan sebagai kemampuan bertindak tentang sesuatu

yang baru.

4. Nilai Guna Produksi

Produksi dilakukan untuk menghasilkan dan atau menambah nilai

guna barang. Setiap barang hasil produksi memiliki nilai yang berbeda-

beda. Sepotong roti tawar akan berbeda nilainya dengan sepotong

blackforest walaupun bahan dasarnya sama, terigu. Sebotol air mineral di

halte bus akan berbeda harganya jika dibeli di hotel berbintang. Nilai guna

suatu barang dan jasa dipengaruhi oleh faktor pelayanan, bentuk, tempat,

waktu, dan pemilikan serta nilai guna dasar. Banyak kegiatan produksi

yang dilakukan oleh seseorang bukan hanya menciptakan satu nilai guna

saja, tetapi dapat mencakup beberapa nilai guna. Misalnya, seorang petani

menanam padi, menggiling padi menjadi beras, dan menjualnya ke

pedagang beras. Nilai guna yang ditimbulkan adalah nilai guna dasar

(menanam bibit padi menjadi padi), nilai guna bentuk (dari padi diproses

menjadi beras), nilai guna tempat (dari tempat petani ke tempat pedagang

beras), dan nilai guna pelayanan (pengiriman beras dari tempat petani ke

tempat pedagang beras).

Terdapat 6 (enam) nilai guna produksi, yaitu:

a. Nilai Guna Bentuk (Form Utility)

Page 160: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Kain menjadi pakaian, kain menjadi selimut, kedelai menjadi tempe

dan tanah liat menjadi batu bata, merupakan contoh lain dari nilai guna

bentuk (form utility). Jadi, nilai suatu barang akan bertambah jika

bentuknya berubah.

b. Nilai Guna Dasar (Elementary Utility)

Jagung, beras, dan susu sapi segar memiliki nilai guna dasar

(Elementary Utility) karena dari tidak ada menjadi ada. Dulunya belum

ada jagung, lalu dengan usaha pertanian dihasilkan jagung. Selain itu,

jagung mengandung bahan dasar untuk terciptanya produk lain misal

jagung rebus, minyak jagung, makanan ternak, margarin, jagung kaleng,

dan sebagainya.

c. Nilai Guna Tempat (Place Utility)

Bagaimana dengan es? Tentu lebih berguna ketika kita berada di

pantai dibandingkan ketika di gunung. Pasir akan lebih bermanfaat ketika

sudah berada di toko bahan bangunan daripada ketika masih berada di

pantai. Dalam hal ini, es dan pasir memiliki guna yang tinggi ketika

sudah berada di tempat yang baru.

d. Nilai Guna Waktu (Time Utility)

Kapan kalian membutuhkan payung? Tentu pada saat hujan

artinya payung lebih berguna pada waktu hujan. Lampu juga lebih

berguna pada saat malam hari dibanding siang hari. Payung dan lampu

adalah dua barang yang memiliki manfaat karena liki nilai guna waktu

(Time Utility). Nilai guna suatu barang akan bertambah tinggi jika barang

tersebut ada pada waktu dibutuhkan.

e. Nilai Guna Kepemilikan (Own Utility)

Banyak barang menjadi lebih bermanfaat ketika sudah berpindah

kepemilikan. Traktor bermanfaat lebih tinggi ketika dimiliki oleh petani

dibanding ketika masih dimiliki pemilik toko bahan pertanian. Bahan

makanan akan lebih bermanfaat ketika sudah dimiliki oleh sebuah

keluarga daripada ketika dimiliki oleh supermarket. Hal ini disebut nilai

guna kepemilikan (Own Utility).

Page 161: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

f. Nilai Guna Jasa (Service Utility)

Sering kita jumpai bahwa barang tertentu baru bisa bermanfaat

jika ada manusia yang mengoperasikannya atau membuatnya berfungsi.

Misalnya radio harus disertai jasa siaran, dan stetoscope dengan jasa

dokter. Maka barang seperti ini memiliki nilai guna jasa (Service

Utility).

5. Kegiatan Produksi

Di masyarakat, ada begitu banyak kegiatan produksi. Untuk memudahkan,

kegiatan produksi itu dikelompokkan atas:

(1) produksi sektor primer (mengolah sumber alam seperti kegiatan

pertanian, peternakan, perikanan), sekunder (mengolah hasil sektor

primer seperti pabrik tempe, perusahaan mebel), dan tersier

(menyediakan jasa seperti sekolah, bank);

(2) produksi sektor publik (milik pemerintah seperti PLN, KIA) dan swasta

(perorangan maupun kelompok); serta

(3) produksi sektor konsumsi ( hasilnya langsung dapat memenuhi

Kebutuhan manusia seperti praktek dokter, tukang pisang goreng) dan

Investasi ( hasilnya dibutuhkan oleh sektor konsumsi seperti mesin-

mesin).

6. Upaya Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Produksi

Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia terhadap

hasil-hasil produksi akan terus bertambah, baik secara kuantitas maupun

kualitasnya. Dengan demikian, peningkatan mutu dan jumlah produksi

harus selalu ditingkatkan dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Ada

beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan

kuantitas produksi, yaitu sebagai berikut.:

1) Intensifikasi

Intensifikasi yaitu suatu upaya untuk meningkatkan hasil produksi, baik

dari segi kuantitas maupun kualitasnya dengan cara memperbaiki

metode kerja dan meningkatkan produktivitas faktor produksi yang

digunakan. Contohnya dalam bidang pertanian. Untuk meningkatkan

Page 162: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

hasil produksi dapat dilakukan dengan menerapkan program panca

usaha tani seperti memilih bibit unggul, penggunaan pupuk yang tepat,

pemberantasan hama, pengairan yang cukup, menggunakan mesin-mesin

pertanian serta penggunaan teknologi tepat guna.

2) Ekstensifikasi

Ekstensifikasi yaitu suatu upaya untuk meningkatkan kualitas dan

kuantitas produksi dengan cara menambah faktor-faktor produksi.

Contohnya dalam bidang industritekstil. Untuk menambah hasil industri,

dilakukan upaya penambahan tenaga kerja, penambahan bahan baku

atau penggantian mesin-mesin produksi dengan mesin yang lebih

mutakhir.

3) Diversifikasi

Diversifikasi yaitu suatu upaya untuk meningkatkan kualitas dan

kuantitas hasil produksi dengan cara mengembangkan atau menambah

keanekaragaman jenis hasil produksi. Contohnya dalam bidang industri

minuman. Asalnya hanya menghasilkan satu rasa, dalam rangka

meningkatkan kuantitas produksi ditambah menjadi lima rasa sehingga

terdapat lima pilihan bagi konsumen untuk menikmatinya.

4) Rasionalisasi

Rasionalisasi yaitu suatu upaya untuk meningkatkan kualitas dan

kuantitas hasil produksi dengan cara menerapkan sistem manajemen

yang lebih efektif dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Contohnya untuk menghemat tenaga manusia, digunakan mesin-mesin

baru.

B. Kegiatan Distribusi

Kegiatan distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang cukup penting

karena melalui kegiatan distribusi konsumen dapat menikmati barang-barang

hasil produksi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan

distribusi dapat diartikan sebagai semua kegiatan ekonomi untuk menyalurkan

barang hasil produksi dari produsen kepada konsumen dengan tujuan:

a. membantu menyalurkan barang dan jasa hasil produksi dari produsen ke

konsumen;

b. mempermudah konsumen untuk mendapatkan barang kebutuhannya;

Page 163: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

c. membantu produsen untuk menjualkan barangnya;

d. membantu meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.

Sasaran produsen dalam memproduksi suatu barang ialah barang itu sampai

ke tangan konsumen. Barang yang dihasilkan tidak akan berguna jika tidak

disalurkan atau didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Kegiatan produsen menyalurkan produksinya kepada konsumen merupakan

kegiatan distribusi. Orang yang melakukan penyaluran hasil produksi disebut

distributor. Distributor membantu baik produsen maupun konsumen. Jadi,

distributor merupakan jembatan antara produsen dan konsumen.

1. Sistem dan Saluran Distribusi

Sistem saluran distribusi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu saluran

distribusi langsung (cara pendek) dan tidak langsung (cara panjang). Ada

beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan saluran distribusi

di antaranya sebagai berikut.

1) Sifat barang hasil produksi, artinya jika barang tersebut mudah rusak,

jalur distribusinya harus langsung.

2) Keadaan konsumen, artinya jika konsumen yang menggunakan produk

hasil produksi tersebar di wilayah tertentu, harus menggunakan jalur

distribusi tidak langsung atau jalur panjang.

Kedua saluran distribusi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Saluran distribusi langsung

Saluran distribusi langsung adalah saluran distribusi yang dalam proses

penyaluran barang dari produsennya dilakukan secara langsung ke

konsumen. Contohnya seorang petani menjual barang hasil pertaniannya

secara langsung kepada konsumen atau dengan cara mendirikan warung

pinggir jalan milik sendiri sehingga harganya lebih murah.

b) Saluran distribusi tidak langsung

Saluran distribusi tidak langsung adalah saluran distribusi yang dalam

proses penyaluran barang dari produsen kepada konsumen dilakukan

dengan terlebih dahulu melalui suatu lembaga distribusi seperti

distributor, pedagang besar, agen, dan pedagang eceran. Setiap tahapan

saluran distribusi akan menimbulkan biaya sehingga pelaksanaan

distribusi cara panjang ini akan menyebabkan harga barang dan jasa

Page 164: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

menjadi lebih mahal. Semakin panjang jalur distribusi suatu barang,

harga barang tersebut akan semakin mahal.

Kegiatan distribusi tidak langsung tidak terlepas dari peranan lembaga

distribusi. Fungsinya ialah untuk menyalurkan barang dan jasa hasil

produksi kepada konsumen.

Lembaga distribusi di antaranya sebagai berikut:

1) Pedagang

Pedagang dapat dikelompokkan menjadi pedagang besar dan pedagang

kecil. Pedagang besar (wholesaler) adalah pedagang yang

memperjualbelikan barang dalam jumlah besar. Pedagang besar biasanya

berupa grosir yang membeli barang langsung kepada produsen dan

menjualnya kepada pedagang yang lebih kecil. Adapun pedagang kecil

(retailer) adalah pedagang yang memperjualbelikan barang dalam jumlah

kecil. Biasanya, berupa toko eceran yang langsung menjual barangnya

kepada konsumen untuk dikonsumsi.

2) Perantara khusus

Perantara khusus adalah perantara perdagangan yang memperjualbelikan

barang dari produsen kepada konsumen dengan tujuan untuk mencari

keuntungan. Perantara khusus terdiri dari agen, makelar, dan komisioner.

Agen adalah perantara khusus dalam perdagangan yang

memperjualbelikan barang milik orang lain atau produsen atas nama

produsen yang memberikan tanggung jawab. Contoh agen air mineral.

Adapun makelar adalah perantara khusus dalam perdagangan yang

melakukan transaksi pembelian atau penjualan barang orang lain atas

nama orang yang memberikan kuasa sehingga makelar tidak memiliki

tanggung jawab untuk penyerahan dan pembayaran barang. Keuntungan

yang diperoleh makelar berupa provisi. Adapun komisioner adalah

perantara khusus dalam perdagangan yang melakukan transaksi penjualan

atau pembelian barang orang lain atas nama dirinya sendiri karena

mendapat tanggung jawab dari pemberi kuasa. Keuntungan yang

diperoleh komisioner adalah berupa komisi.

Page 165: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

2. Etika Ekonomi dalam Kegiatan Distribusi

Dalam kegiatan distribusi, para penyalur barang distribusi, baik

berupa pedagang maupun perantara khusus harus memerhatikan etika

ekonomi. Etika ekonomi dalam kegiatan distribusi sangat diperlukan dalam

rangka menyalurkan barang dan jasa sampai ke tangan konsumen dengan

tidak merugikan sebagian pihak serta lebih adil dan merata. Misalnya, dalam

penyaluran barang kebutuhan pokok tidak hanya terpusat di daerah

perkotaan, tetapi juga harus disalurkan ke daerah pedesaan, bahkan ke

daerah yang terpencil sekalipun. Atau, untuk penyaluran barang-barang

yang menggunakan kemasan seperti makanan dan minuman instan harus

dicantumkan tanggal kedaluarsanya sehingga orang yang menggunakan

dapat memanfaatkan sebaik mungkin tanpa merasa takut terjadi sesuatu

akibat ulah sebagian distributor yang tidak memerhatikan etika ekonomi.

Page 166: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Lampiran 7

INSTRUMEN TES SIKLUS 2

(Pretest dan Postest)

Nama :

Kelas :

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang tepat.

1. Kegiatan menambah atau menciptakan nilai guna suatu barang/jasa agar

lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan manusia disebut?

a. Kegiatan konsumsi c. Kegiatan distribusi

b. Kegiatan produksi d. Kegiatan distributor

2. Untuk mempermudah konsumen dalam memperoleh barang/jasa diperlukan

kegiatan penyaluran batang/jasa disebut?

a. Produsen b. Konsumsi c. Distribusi d. Agen

3. Kemampuan untuk menggabungkan semua faktor-faktor produksi yang ada

dengan sebaik-baiknya adalah?

a. Kegiatan ekonomi b. Kegiatan distribusi c. Produsen d. Kewirausahaan

4. Orang yang mempunyai kemampuan untuk menggabungkan faktor-faktor

produksi disebut?

a. Sumber daya manusia b. Tenaga kerja c. Wirausahawan d. Hartawan

5. Berikut ini yang termasuk dampak positif dari kegiatan produksi, kecuali?

a. Mengurangi jumlah pengangguran

b. Meningkatkan pendapatan masyarakat

c. Membantu pemerintahan dalam percepatan pembangunan

d. Turunnya kesehatan penduduk akibat polusi atau limbah

6. Kegiatan yang ada hubungannya dengan usaha menyampaikan barang/jasa

dari produsen ke konsumen yang membutuhkan disebut?

a. Kegiatan distribusi c. Kegiatan distributor

b. Kegiatan produksi d. Kegiatan konsumsi

7. Orang atau badan yang bertugas sebagai penghubung atau menyampaikan

barang/jasa dari produsen ke konsumen yang membutuhkan disebut?

Page 167: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

a. Distribusi b. Produsen c. Distributor d. Konsumen

8. Dengan melakukan kegiatan distribusi berarti kita?

a. Mengubah bentuk barang dan jasa

b. Menciptakan atau menambah manfaat barang atau jasa

c. Menyampaikan barang dari produsen ke konsumen

d. Menghabiskan atau mengurangi kegunaan barang/jasa

9. Kegiatan distribusi harus dilakukan secara?

a. Teratur b. Cepat c. Tepat d. Semua benar

10. Orang-orang, badan-badan yang terlibat dalam kegiatan distribusi disebut?

a. Badan distribusi b. Agen c. Grosir d. Eksportir/Importir

11. Seseorang atau badan yang bertindak sebagai perantara yang kegiatannya

menjual dan membeli barang dagangan bukan atas namanya disebut?

a. Importir b. Eksportir c. Agen d. Makelar

12. Berikut ini beberapa badan yang terlibat dalam kegiatan distribusi

a. Agen b. Makelar c. Komisioner d. Semua Benar

13. Berikut ini etika ekonomi dalam pendistribusian barang/jasa meliputi hal-hal

sebagai berikut?

a. Barang/jasa yang ditawarkan merupakan barang-barang yang dibutuhkan

atau diminati

b. Barang jenis makanan harus ditetapkan kadaluarsanya

c. Pemberian jaminan resiko atas barang yang ditawarkan

d. Semua benar

14. Barang-barang yang disalurkan melalui jalur distribusi tidak langsung akan

menyebabkan harga menjadi .....

a. Murah b. Mahal c. Turun d. Naik

15. Perantara yang bertindak atas namanya sendiri dan bertanggung jawab atas

tindakan yang dilakukan dalam mengadakan perjanjian jual beli dengan

menerima balas jasa yang disebut komisi adalah ....

a. Agen b. Makelar c. Komisioner d. Eksportir

16. Mendatangkan barang dari luar negeri kemudian menjual barang tersebut di

dalam negeri disebut ....

a. Makelar b. Komisioner c. Eksportir d. Importir

Page 168: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

JAWABAN

INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR SIKLUS II

1. B

2. C

3. C

4. C

5. D

6. A

7. C

8. C

9. D

10.A

11.C

12.A

13.A

14.B

15.C

16.D

Page 169: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Lampiran 8

Hasil Belajar Siklus 2

No Nama Pre-Test Post-Test N-gain Keterangan

1 Abril M. Farhan 50 87 0,74 Tinggi

2 Aditia Saputra 56 81 0,56 Sedang

3 Ajeng Prihatini 25 81 0,74 Tinggi

4 Aldi Gunawan 31 75 0,63 Sedang

5 Alfira Amelia 43 75 0,56 Sedang

6 Alina Nur Azizah 75 81 0,24 Rendah

7 Alisa Purnama 25 75 0,67 Sedang

8 Alvan Maulana 25 75 0,67 Sedang

9 Alvin Andriansyah 68 75 0,58 Sedang

10 Alvis Nhovrado F 37 81 0,69 Sedang

11 Ananda Aulia R 25 75 0,67 Sedang

12 Aurelia Serahayu 62 75 0,34 Sedang

13 Ayu Pratiwi 68 81 0,40 Sedang

14 Bagas Wardoyo 37 81 0,69 Sedang

15 Bagus Saputra 25 75 0,67 Sedang

16 Chintya Febriyanti S 43 87 0,77 Tinggi

17 Dimas Bagus M 50 81 0,62 Sedang

18 Dwi Ayuni 75 87 0,48 Sedang

19 Haris Fil Ardhi 31 81 0,72 Tinggi

20 Herlina 50 81 0,62 Sedang

21 Jimmy Ardian 62 81 0,50 Sedang

22 Larraduta 56 87 0,70 Sedang

23 Lia Apriliani 25 75 0,67 Sedang

24 M. Albani 56 87 0,70 Sedang

25 Mareta Aditia 56 81 0,56 Sedang

26 Maulidina Megawati 37 81 0,69 Sedang

27 Mayestika Ibrhim 75 93 0,72 Tinggi

Page 170: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

28 Muhamad Faizal 56 75 0,43 Sedang

29 Muhamad Yunus 56 81 0,56 Sedang

30 Muhammad Fahrizal 62 87 0,65 Sedang

31 Rafli Ramadan 50 81 0,62 Sedang

32 Rico Saputra 56 75 0,43 Sedang

33 Rifa Erfanda Saputra 37 75 0,60 Sedang

34 Rizul Rusliyansah 43 75 0,56 Sedang

35 Rohana 62 87 0,65 Sedang

36 Salwa Eka Putri 68 93 0,78 Tinggi

37 Septianti Vita A 68 87 0,60 Sedang

38 Shella Ismi Aulia 56 87 0,70 Sedang

39 Siti Yulianti 25 81 0,74 Tinggi

40 Tendi Mukhlis F 25 75 0,67 Sedang

41 Tuti Nuraliyah 68 87 0,59 Sedang

42 Wahyu Dwi Saputra 56 87 0,70 Sedang

43 Wahyu Maulana 50 75 0,50 Sedang

44 Winda Astri Yani 31 81 0,72 Tinggi

45 Yana Heryana 56 87 0,70 Sedang

Jumlah 2193 3645 27,8

Rata-rata 48,73 81 0,61

Rendah 2,22%

Sedang 80%

Tinggi 17,78%

Page 171: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Lampiran 16

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

Kegiatan Pembelajaran IPS dengan menerapkan

Metode Pembelajaran Group Investigation

Nama Sekolah : SMP Islamiyah Ciputat

Tahun Pelajaran : 2012/2013

Kelas/Semester : VII.4/2

Materi Pokok : Kegiatan Pokok Ekonomi dalam kegiatan sehari-hari

Siklus : Satu

Observer : Achmad Djuanda,S.E dan Prabu Eko Prasetyo

Hari, Tanggal : 18 Mei 2013

Berilah tanda check list (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda !!!

SB : Sangat Baik

B : Baik

C : Cukup

K : Kurang

SK : Sangat Kurang

No Aspek yang

diobservasi

Ket Nilai Jml

Ada Tidak SB B C K SK

1. Melaksanakan tes

awal (Pre-Test)

√ √

2. Mendengarkan

penjelasan materi yang

disampaikan oleh guru

√ √

3. Semangat dan antusias

mengikuti kegiatan

belajar mengajar

√ √

4. Membaca dan

mempelajari kembali

materi yang diajarkan

√ √

Page 172: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

5. Komunikasi dan

kerjasama sangat baik

dan sempurna pada

masing-masing siswa

√ √

6. Murid melaksanakan

kegiatan Group

Investigation

√ √

7. Aktif mengajukan

pertanyaan

√ √

8. Aktif mengungkapkan

pendapat √ √

9. Menjawab pertanyaan

dari guru

√ √

10. Melaksanakan tes

akhir

(post-test)

√ √

Page 173: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Lampiran 18

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU

Kegiatan Pembelajaran IPS dengan menerapkan

Metode Pembelajaran Group Investigation

Nama Sekolah : SMP Islamiyah Ciputat

Tahun Pelajaran : 2012/2013

Kelas/Semester : VII.4/2

Materi Pokok : Kegiatan Pokok Ekonomi dalam kegiatan sehari-hari

Siklus : Satu

Observer : Achmad Djuanda,S.E dan Prabu Eko Prasetyo

Hari, Tanggal : 18 Mei 2011

Berilah tanda check list (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda !!!

SB : Sangat Baik

B : Baik

C : Cukup

K : Kurang

SK : Sangat Kurang

No Aspek yang

diobservasi

Ket Nilai Jml

Ada Tidak SB B C K SK

1. Mengkondisikan

situasi pembelajaran

dan kesiapan siswa

untuk mengikuti

proses pembelajaran

√ √

2. Apersepsi √ √

3. Membangkitkan

semangat dan

motivasi siswa

√ √

4. Menyampaikan tujuan

dan indikator yang

ingin dicapai

√ √

5. Penggunaan media

atau alat pembelajaran

√ √

Page 174: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

yang sesuai dengan

indikator bahan ajar

6. Penjelasan metode

pembelajaran Group

Investigation

√ √

7. Pemusatan perhatian

siswa terhadap proses

pembelajaran

√ √

8. Teknik menjelaskan

/menyampaikan

materi

√ √

9. Guru memberikan

contoh-contoh terkait

dengan pelajaran yang

diajarkan

√ √

10. Pengelolaan kegiatan

pembelajaran dengan

metode pembelajaran

Group Investigation

√ √

11. Memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk membaca

dan mempelajari

materi pada

pegangan/paketnya

√ √

12. Pemberian

kesempatan kepada

siswa untuk bertanya

dan mengungkapkan

pendapat

√ √

13. Mengamati kesulitan

dan kemajuan belajar

siswa

√ √

14. Keterampilan

menerangkan kembali

atau menyimpulkan

materi yang

disampaikan

√ √

15. Kemampuan

memberikan evaluasi

pembelajaran yang

sesuai dengan

indikator yang ingin

dicapai

√ √

Page 175: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Lampiran 9

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Pembelajaran IPS dengan menerapkan

Metode Pembelajaran Group Investigation

Nama Sekolah : SMP Islamiyah Ciputat

Tahun Pelajaran : 2012/2013

Kelas/Semester : VII.4/2

Materi Pokok : Kegiatan Pokok Ekonomi dalam kegiatan sehari-hari

Siklus : Satu

Observer : Achmad Djuanda,S.E dan Prabu Eko Prasetyo

Hari, Tanggal : 18 Mei 2011

Berilah tanda check list (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda !!!

SB : Sangat Baik

B : Baik

C : Cukup

K : Kurang

SK : Sangat Kurang

No Aspek yang

diobservasi

Ket Nilai

Ada Tidak SB B C K SK

1. Guru menyampaikan

materi yang akan

diajarkan

√ √

2. Guru melakukan tanya

jawab

√ √

3. Guru menyiapkan

metode Group

Investigation dengan

membentuk kelompok

√ √

4. Guru memberikan

kesempatan kepada siswa

untuk membaca dan

mempelajari materi pada

pegangannya/paketnya

√ √

5. Setelah selesai membaca √ √

Page 176: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

buku dan

mempelajarinya guru

mempersilahkan siswa

untuk menutup bukunya.

6. Guru membentuk

beberapa kelompok

√ √

7. Guru menyuruh maju

siswa untuk

mempersentasikan

hasil diskusi

√ √

8. Setelah semua

mendapat giliran

mempersentasikan

hasil diskusi. Guru dan

siswa menyimpulkan

hasil pembelajaran.

√ √

Page 177: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Lampiran 11

LEMBAR OBSERVASI PRA PENELITIAN

Kegiatan Proses Pembelajaran Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Nama Sekolah : SMP Islamiyah Ciputat

Tahun Pelajaran : 2012/2013

Kelas/Semester : VII/2

Hari, Tanggal : 18 Mei 2012

Berilah tanda check list (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda !!!

SB : Sangat Baik

B : Baik

C : Cukup

K : Kurang

SK : Sangat Kurang

No Aspek yang

diobservasi

Ket Nilai Jml

Ada Tidak SB B C K SK

1. Mengkondisikan

situasi pembelajaran

dan kesiapan siswa

untuk mengikuti

proses pembelajaran

√ √

2. Apersepsi √

3. Membangkitkan

semangat dan

motivasi siswa

√ √

4. Menyampaikan tujuan

dan indikator yang

ingin dicapai

√ √

5. Penggunaan media

atau alat pembelajaran

yang sesuai dengan

indikator bahan ajar

√ √

6. Pemusatan perhatian

siswa terhadap proses

pembelajaran

√ √

7. Teknik menjelaskan

/menyampaikan

√ √

Page 178: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

materi

8. Guru memberikan

contoh-contoh terkait

dengan pelajaran yang

diajarkan

√ √

9. Memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk membaca

dan mempelajari

materi pada

pegangan/paketnya

√ √

10. Pemberian

kesempatan kepada

siswa untuk bertanya

dan mengungkapkan

pendapat

√ √

13. Mengamati kesulitan

dan kemajuan belajar

siswa

√ √

14. Keterampilan

menerangkan kembali

atau menyimpulkan

materi yang

disampaikan

√ √

15. Kemampuan

memberikan evaluasi

pembelajaran yang

sesuai dengan

indikator yang ingin

dicapai

√ √

Page 179: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Lampiran 20

Catatan Lapangan

Penelitian Tindakan Kelas

Tempat Penelitian/Sekolah : SMP Islamiyah Ciputat

Hari/Tanggal : Rabu, 11 Mei 2011

Kegiatan : Pembelajaran IPS

Siklus : Satu

Pembelajaran ke- : 1

Perhatikan: catatan yang penting saja!

Proses Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi kemudian dilanjutkan dengan

melaksanakan pre-test. Jumlah soalnya sebanyak 14 jenis soal pilihan ganda. Tes

berlangsung 20 menit yang diikuti 45 siswa kelas VII SMP Islamiyah Ciputat

Aktivitas Guru

Sebelum pembelajaran dimulai, guru menjelaskan/menguraikan materi pelajaran

IPS tentang Kegiatan Pokok Ekonomi dalam kehidupan sehari-hari dan

memberikan contoh-contoh terkait dengan pelajaran yang diajarkan. Kemudian

guru mempersiapkan murid untuk melaksanakan metode Group Investigation dan

sebelumnya guru menjelaskan langkah-langkah metode Group Investigation ini

Aktivitas Siswa

Siswa belum terbiasa belajar dengan menggunakan metode pembelajaran Group

Investigation, sehingga masih banyak siswa yang belum memahami langkah-

langkah pembelajaran dengan menggunakan metode Group Investigation.

Aktivitas siswa dalam menjawab pertanyaan masih kurang. Masih banyak pula

siswa yang pasif yakni malu untuk maju ke depan kelas dalam mempersentasikan

hasil diskusinya.

Page 180: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Lampiran 17

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA

Kegiatan Pembelajaran IPS dengan menerapkan

Metode Pembelajaran Group Investigation

Nama Sekolah : SMP Islamiyah Ciputat

Tahun Pelajaran : 2012/2013

Kelas/Semester : VII.4/2

Materi Pokok : Kegiatan Pokok Ekonomi dalam kegiatan sehari-hari

Siklus : Dua

Observer : Achmad Djuanda,S.E dan Prabu Eko Prasetyo

Hari, Tanggal : 18 Mei 2013

Berilah tanda check list (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda !!!

SB : Sangat Baik

B : Baik

C : Cukup

K : Kurang

SK : Sangat Kurang

No Aspek yang

diobservasi

Ket Nilai Jml

Ada Tidak SB B C K SK

1. Melaksanakan tes

awal (Pre-Test)

√ √

2. Mendengarkan

penjelasan materi yang

disampaikan oleh guru

√ √

3. Semangat dan antusias

mengikuti kegiatan

belajar mengajar

√ √

4. Membaca dan √ √

Page 181: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

mempelajari kembali

materi yang diajarkan

5. Komunikasi dan

kerjasama sangat baik

dan sempurna pada

masing-masing siswa

√ √

6. Murid melaksanakan

kegiatan Group

Investigation

√ √

7. Aktif mengajukan

pertanyaan

√ √

8. Aktif mengungkapkan

pendapat

√ √

9. Menjawab pertanyaan

dari guru

√ √

10. Melaksanakan tes

akhir

(post-test)

√ √

Page 182: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Lampiran 19

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU

Kegiatan Pembelajaran IPS dengan menerapkan

Metode Pembelajaran Group Investigation

Nama Sekolah : SMP Islamiyah Ciputat

Tahun Pelajaran : 2012/2013

Kelas/Semester : VII.4/2

Materi Pokok : Kegiatan Pokok Ekonomi dalam kegiatan sehari-hari

Siklus : Dua

Observer : Achmad Djuanda,S.E dan Prabu Eko Prasetyo

Hari, Tanggal : 18 Mei 2011

Berilah tanda check list (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda !!!

SB : Sangat Baik

B : Baik

C : Cukup

K : Kurang

SK : Sangat Kurang

No Aspek yang

diobservasi

Ket Nilai Jml

Ada Tidak SB B C K SK

1. Mengkondisikan

situasi pembelajaran

dan kesiapan siswa

untuk mengikuti

proses pembelajaran

√ √

2. Apersepsi √ √

3. Membangkitkan

semangat dan

motivasi siswa

√ √

4. Menyampaikan tujuan √ √

Page 183: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

dan indikator yang

ingin dicapai

5. Penggunaan media

atau alat pembelajaran

yang sesuai dengan

indikator bahan ajar

√ √

6. Penjelasan metode

pembelajaran Group

Investigation

√ √

7. Pemusatan perhatian

siswa terhadap proses

pembelajaran

√ √

8. Teknik menjelaskan

/menyampaikan

materi

√ √

9. Guru memberikan

contoh-contoh terkait

dengan pelajaran yang

diajarkan

√ √

10. Pengelolaan kegiatan

pembelajaran dengan

metode pembelajaran

Group Investigation

√ √

11. Memberikan

kesempatan kepada

siswa untuk membaca

dan mempelajari

materi pada

pegangan/paketnya

√ √

12. Pemberian

kesempatan kepada

siswa untuk bertanya

dan mengungkapkan

√ √

Page 184: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Pendapat

13. Mengamati kesulitan

dan kemajuan belajar

siswa

√ √

14. Keterampilan

menerangkan kembali

atau menyimpulkan

materi yang

disampaikan

√ √

15. Kemampuan

memberikan evaluasi

pembelajaran yang

sesuai dengan

indikator yang ingin

dicapai

√ √

Page 185: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Lampiran 10

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Pembelajaran IPS dengan menerapkan

Metode Pembelajaran Group Investigation

Nama Sekolah : SMP Islamiyah Ciputat

Tahun Pelajaran : 2012/2013

Kelas/Semester : VII.4/2

Materi Pokok : Kegiatan Pokok Ekonomi dalam kegiatan sehari-hari

Siklus : Dua

Observer : Achmad Djuanda,S.E dan Prabu Eko Prasetyo

Hari, Tanggal : 18 Mei 2011

Berilah tanda check list (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda !!!

SB : Sangat Baik

B : Baik

C : Cukup

K : Kurang

SK : Sangat Kurang

No Aspek yang

diobservasi

Ket Nilai

Ada Tidak SB B C K SK

1. Guru menyampaikan

materi yang akan

diajarkan

√ √

2. Guru melakukan tanya

jawab

√ √

3. Guru menyiapkan

metode Group

Investigation dengan

membentuk kelompok

√ √

4. Guru memberikan √ √

Page 186: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

kesempatan kepada siswa

untuk membaca dan

mempelajari materi pada

pegangannya/paketnya

5. Setelah selesai membaca

buku dan

mempelajarinya guru

mempersilahkan siswa

untuk menutup bukunya.

√ √

6. Guru membentuk

beberapa kelompok

√ √

7. Guru menyuruh maju

siswa untuk

mempersentasikan

hasil diskusi

√ √

8. Setelah semua

mendapat giliran

mempersentasikan

hasil diskusi. Guru dan

siswa menyimpulkan

hasil pembelajaran.

√ √

Page 187: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Lampiran 21

Catatan Lapangan

Penelitian Tindakan Kelas

Tempat Penelitian/Sekolah : SMP Islamiyah Ciputat

Hari/Tanggal : Rabu, 11 Mei 2011

Kegiatan : Pembelajaran IPS

Siklus : Dua

Pembelajaran ke- : 1

Perhatikan: catatan yang penting saja!

Proses Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi kemudian dilanjutkan dengan

melaksanakan pre-test. Jumlah soalnya sebanyak 14 jenis soal pilihan ganda. Tes

berlangsung 20 menit yang diikuti 45 siswa kelas VII SMP Islamiyah Ciputat

Aktivitas Guru

Sebelum pembelajaran dimulai guru terlebih dahulu memotivasi siswa agar lebih

aktif lagi dalam pembelajaran. Setelah itu guru memberikan contoh-contoh yang

menarik yang sesuai dengan pokok materi (kegiatan pokok ekonomi) dengan

menampilkan gambar-gambar terkait dengan materi yang akan diajarkan,

sehingga siswa tidak kebingungan tentang pelajaran yang akan dipelajarinya.

Setelah itu guru menjelaskan/menguraikan materi pelajaran IPS dengan materi

kegiatan pokok ekonomi dalam kegiatan sehari-hari. Kemudian guru

mempersiapkan murid untuk melaksanakan Group Investigation.

Aktivitas Siswa

Suasana pembelajaran sudah efektif, hal ini terbukti dengan siswa sangat antusias

mengikuti kegiatan belajar mengajar, terbukti ketika peneliti memberi kesempatan

untuk mengajukan pertanyaan, dengan serentak para siswa berebut bertanya, dan

mengeluarkan pendapat. Siswa juga aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru.

Dan hanya beberapa siswa yang terlihat pasif.

Page 188: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Lampiran 14

Hasil Wawancara Responden Siswa

Setelah Tindakan

Siswa Dengan Hasil Belajar Tinggi

Peneliti: Apakah anda suka dengan mata pelajaran IPS?

Siswa: ―Suka, karena dengan belajar IPS saya dapat mengetahui segala sesuatu

yang berkaitan dengan pengetahuan maupun mengenai masyarakat

dalam sehari-hari.‖

Peneliti: Bagaimana menurut anda tentang pelajaran IPS yang telah diikuti?

Siswa: ―Seru dan menyenangkan karena dapat menambah wawasan saya.‖

Peneliti: Apakah anda merasa senang diajar dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif metode Group Investigation?

Siswa:‖ Senang karena dapat berdiskusi dan bekerjasama dalam kelompok

dengan teman-teman.‖

Peneliti: Bagaimana dengan diskusi kelompok yang anda lakukan?

Siswa:‖ kompak tapi terkadang ada satu anak yang tidak mau diajak

bekerja sama, sehingga menyulitkan proses belajar terutma ketika

berdiskusi.‖

Peneliti: Apakah anda menyukai jika guru membimbing jalannya

pelajaran melalui belajar berkelompok?

Siswa: ‖ Sangat Suka karena bila ada yang kesulitan dalam diskusi bisa

bertanya kepada guru.‖

Peneliti: Apakah anda memahami materi yang diajarkan (Distribusi) dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif ?

Siswa:‖ Paham dan bisa dimengerti, bisa dilihat dari nilai saya yang baik.‖

Siswa Dengan Hasil Belajar Sedang

Peneliti: Apakah anda suka dengan mata pelajaran IPS?

Siswa: ―suka karena mudah dimengerti‖

Peneliti: Bagaimana menurut anda tentang pelajaran IPS yang telah diikuti?

Siswa: ―sangat seneng, selain metodenya asyik materinya juga lebih mudah

dipahami‖

Page 189: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Peneliti: Apakah anda merasa senang diajar dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif metode Group Investigation?

Siswa: ―Senang, belajarnya jadi nggak ngebosenin‖

Peneliti: Bagaimana dengan diskusi kelompok yang anda lakukan?

Siswa: ―kompak dan saling membantu‖

Peneliti: Apakah anda menyukai jika guru membimbing jalannya

pelajaran melalui belajar berkelompok?

Siswa: ―suka kalau tidak ada guru jadi bingung apa yang harus

dikerjakan‖

Peneliti: Apakah anda memahami materi yang diajarkan (Distribusi) dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif ?

Siswa: ―Paham dan saya menyukai belajar seperti ini karena membuat

nilai saya naik‖

Siswa Dengan Hasil Belajar Rendah

Peneliti: Apakah anda suka dengan mata pelajaran IPS?

Siswa: ―Saya sangat senang pak.‖

Peneliti: Bagaimana menurut anda tentang pelajaran IPS yang telah diikuti?

Siswa: ―Menarik karena saya dapat menambah pengetahuan seputar

pelajarannya.‖

Peneliti: Apakah anda merasa senang diajar dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif metode Group Investigation?

Siswa: ―Senang karena seru dan mengasikkan.‖

Peneliti: Bagaimana dengan diskusi kelompok yang anda lakukan?

Siswa: ―kompak dan suka karena rame dan jadi menjawab soal ya bisa bareng-

bareng.‖

Peneliti: Apakah anda menyukai jika guru membimbing jalannya

pelajaran melalui belajar berkelompok?

Siswa: ―Suka, karena kalau tidak dibimbing nanti mau tanya sama siapa.‖

Peneliti: Apakah anda memahami materi yang diajarkan (Distribusi) dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif ?

Siswa: ―Saya paham dan nilai saya Alhamdulillah naik‖

Page 190: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Lampiran 13

Wawancara dengan Guru IPS

(Pra-Penelitian)

1. Sudah berapa lama Bapak mengajar di SMP Islamiyah Ciputat?

Jawab: Saya sudah mengajar di SMP Islamiyah ini baru 3 tahun karena

sebelumnya saya di Ruang TU.

2. Berapa kelas yang bapak ajarkan?

Jawab: Ada 4 kelas yaitu kelas VII.1 sampai kelas VII.4

3. Metode atau pendekatan apa yang bapak gunakan untuk mengajar?

Jawaban:

Biasanya saya menggunakan metode ceramah dan penugasan.

4. Apakah metode yang bapak gunakan pada mata pelajaran IPS dapat

meningkatkan hasil belajar siswa?

Jawaban: Walaupun hanya metode ceramah tapi hasil belajar siswa masuk

KKM 70.

5. Bagaimana perhatian siswa pada saat bapak mengajar?

Jawaban: Alhamdulillah baik, tapi kadang-kadang ada juga siswa yang

ngobrol dan ribut sendiri.

6. Kendala apa saja yang bapak alami selama mengajar sosiologi?

Jawaban: Kendalanya yaitu daya tangkap siswa kurang sehingga mereka

kurang memahami apa yang dijelaskan guru, siswa kurang dalam wawasan

karena kurang dalam membaca, kegaduhan dikelas membuat kurangnya

konsentrasi saat belajar.

7. Sebagai seorang guru bidang studi IPS, usaha apa yang telah ibu lakukan

untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa?

Jawaban: Memotivasi siswa supaya nilainya meningkat dan memotivasi

siswa untuk mandiri.

8. Apakah dalam pelaksanaan pembelajaran bapak menggunakan pretes dan

postes?

Jawaban:

Tidak menggunakan hanya penugasan saja dari LKS.

Page 191: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

9. Apakah hasil belajar siswa memenuhi KKM?

Jawaban:

Tidak semua siswa yang mencapai KKM masih banyak juga siswa yang

belum mencapai nilai KKM.

10. Apakah siswa aktif dalam proses pembelajaran yang dilakukan dikelas ?

Jawaban :

Kurang aktif, biasanya beberapa siswa saja yang aktif. Kebanyakan dari

mereka Cuma diam saja. Mungkin masih malu-malau.

11. Menurut bapak apakah siswa memahami konsep yang diajarkan?

Jawaban :

Ketika saya tanya mereka paham Cuma ketika mengerjakan ulangan selalu

mendapat nilai dibawah KKM.

12. Apakah siswa selalu mencatat apa yang bapak jelaskan atau tulis dipapan

tulis?

Jawaban :

Merka mencatat tetapi biasanya anak laki-laki malas untuk mencatat.

Kebanyakan Cuma diam saja.

13. Apakah kerja sama siswa dengan kelompoknya cukup baik?

Jawaban :

Kurang, biasanya yang mengerjakan hanya satu atau dua orang saja

Page 192: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Lampiran 12

Wawancara Siswa

(Observasi Awal)

Wawancara dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : Jum’at, 18 Mei 2012

Responden : Maulidina Megawati

Tempat : SMP Islamiyah Ciputat/ Kelas VII.4

Pokok pembicaraan : Perhatian siswa

Tujuan Wawancara : Mengidentifikasi kondisi awal siswa dalam belajar

IPS

Daftar Pertanyaan Wawancara Siswa Sebelum Tindakan

1. Hal-hal apa saja yang kamu lakukan saat guru menjelaskan mata pelajaran IPS?

Jawaban: Sering memperhatikan ketika guru menjelaskan namun kadang-

kadang saya juga ngobrol dengan teman sebangku saya.

2. Hal-hal apa saja yang menyebabkan kamu senang atau tidak senang terhadap

mata pelajaran sosiologi?

Jawaban: Senang, karena gurunya seru. Tidak senang, kalau di kasih tugas

terlalu sering. hehe...

3. Apakah guru IPS kamu pernah menerapkan metode pembelajaran selain

ceramah?

Jawaban: Belum pernah.

4. Apabila ada materi yang kurang kamu mengerti, apa yang kamu lakukan?

Jawaban: Bertanya kepada teman sebangku namun saya juga tanya kepada

guru.

5. Apabila guru memberi pertanyaan, bagaimana respon kamu terhadap

pertanyaan guru tersebut?

Jawaban: Jika mengerti saya akan menjawab tapi kalau tidak mengerti saya

tidak menjawab.

6. Jika kamu mendapat nilai yang kurang bagus pada pelajaran IPS bagaimana

usaha-usaha yang kamu lakukan?

Jawaban: Berusaha memperbaiki dan terus belajar lebih giat lagi.

Page 193: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

8. Pembelajaran seperti apa yang kamu inginkan dalam belajar IPS?

Jawaban: Metode pembelajaran yang baru. Agar tidak membosankan bagi

para siswa dan bisa menangkap ilmu-ilmu yang dipelajari dengan mudah.

Karena kami mudah bosan dengan metode ceramah saja.

9. Menurut kamu metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru IPS sudah

cukup baik dan cukup membuat kamu memahami materi ajar?

Jawaban: Cukup.

Page 194: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Lampiran 15

Wawancara dengan Guru setelah Proses Pembelajaran dengan

menggunakan Group Investigation

1. Apakah pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif dengan Group Investigation menarik menurut Bapak ?

Ternyata dengan menggunakan metode ini pembelajaran IPS menjadi menarik.

Siswa menjadi lebih aktif dan jadi menyukai pelajaran IPS.

2. Bagaimana kesan bapak setelah mengamati Model Pembelajaran Kooperatif

dengan Teknik Group Investigation?

Saya tertarik dengan model pembelajaran ini, insyaallah saya akan

menggunakan model pembelajaran ini, dengan begitu siswa diharapkan

menjadi senang dalam belajar dan tentu meningkatkan nilai mereka.

3. Apakah Model Pembelajaran Kooperatif dengan Group Investigation ini dapat

meningkatkan hasil belajar siswa?

Ternyata model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa,

banyak siswa yang mendapatkan nilai yang memenuhi nilai KKM.

4. Kendala apa yang bapak temukan ketika mengamati Model Pembelajaran

Kooperatif dengan Group Investigation?

Model pembelajaran ini cukup memerlukan waktu sehingga sebagai guru

harus pintar mengatur waktu jika ingin menggunakan model ini.

5. Apa yang akan bapak lakukan setelah mengetahui Model Pembelajaran

Kooperatif dengan Group Investigation?

Saya akan menggunakan model pembelajaran ini pada mata pelajaran IPS

dan berusaha menggunakan metode lain yang bisa meningkatkan hasil belajar

siswa.

Page 195: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Lampiran 22

DAFTAR NAMA KELOMPOK

METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF

DENGAN TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3

Ayu Pratiwi Larra Duta Alfira

Rohana Mayestika Alina

Septianti Dwi Ayuni Ajeng

Lia Apriliani Maulidina Salwa

Tuti Siti Yulianti

Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6

Ananda Aulia Aditia S Yunus

Aurelia Bagus S Alvis

Herlina Jimmy Abril

Winda Astri M. Albani Faizal

Tendi

Kelompok 7 Kelompok 8 Kelompok 9

Aldi G Rafli Alisa

Wahyu Rizul Mareta

Alvan Wahyu Chintya

Bagas Haris Shela

Kelompok 10

Dimas

Rifa

Fahrizal

Yana

Rico

Page 196: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Lampiran 23

TUGAS DISKUSI KELOMPOK SIKLUS 1

1. Mengapa banyak orang yang lebih memilih berbelanja di supermarket

daripada ke pasar?

2. Mengapa perilaku konsumtif dapat menimbulkan gejala sosial?

Page 197: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

Lampiran 24

TUGAS DISKUSI KELOMPOK SIKLUS 2

1. Saat ini banyak produsen yang saling bersaing satu sama lain misalnya

perang tarif operator telpon seluler, penawaran diskon yang besar di antara

toko-toko, dan lain-lain. Apa pendapatmu tentang hal ini jika kalian adalah

produsen? Konsumen? Distributor?

Page 198: PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUPrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29818/1/PRABU... · DALAM M. ENINGKATKAN HASIL. BELAJAR . IPS . SISWA. KELAS VII SMP

BIODATA PENULIS

Prabu Eko Prasetyo, S.Pd. Anak Pertama dari dua

bersaudara. Anak dari pasangan Sayyidun dan Kaswati yang

dilahirkan di Tangerang pada tanggal 31 Januari 1990.

Bertempat tinggal di Jl. Raya Serpong km.7 Rt 02/01 No 86

Kp. Kamurang atas Kelurahan Pakualam Kecamatan

Serpong Utara Kota Tangerang Selatan.

Email:[email protected].

Riwayat Pendidikan:

Mulai pendidikan di SD. Islamic Village di Karawaci pada tahun 1996-2002

kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 4 Tangerang pada tahun 2002-

2005. Setelah SMP melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 9 Tangerang pada

tahun 2005-2008. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan ke Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Program Studi Ekonomi lewat

jalur SNMPTN.

Pengalaman Organisasi:

Sewaktu SMA pernah menjabat jadi anggota OSIS anggota Sekbid Tiga pada

tahun 2006 dan pernah menjadi Sekretaris Osis pada tahun 2007 dan menjadi

wakil ketua MPK pada tahun 2008.

.