penerapan pembelajaran contextual teaching learning dengan...

23
i Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching Learning Dengan Memanfaatkan Media Video Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIIIA Studi Kasus di SMP Pangudi Luhur Salatiga Artikel Ilmiah Diajukan Kepada Fakultas Teknologi Informasi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer Disusun oleh : Herkulanus Riki (702010099) Adriyanto Juliastomo Gundo, S.Si., M.Pd. Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Upload: dinhphuc

Post on 30-Apr-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10687/2/T1_702010099_Full... · documentation. The sample used in this study

i

Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching Learning Dengan Memanfaatkan Media

Video Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIIIA

Studi Kasus di SMP Pangudi Luhur Salatiga

Artikel Ilmiah

Diajukan Kepada

Fakultas Teknologi Informasi

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Disusun oleh :

Herkulanus Riki (702010099)

Adriyanto Juliastomo Gundo, S.Si., M.Pd.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Page 2: Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10687/2/T1_702010099_Full... · documentation. The sample used in this study

ii

Page 3: Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10687/2/T1_702010099_Full... · documentation. The sample used in this study

iii

Page 4: Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10687/2/T1_702010099_Full... · documentation. The sample used in this study

iv

Page 5: Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10687/2/T1_702010099_Full... · documentation. The sample used in this study

v

Page 6: Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10687/2/T1_702010099_Full... · documentation. The sample used in this study

vi

Page 7: Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10687/2/T1_702010099_Full... · documentation. The sample used in this study

vii

Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching Learning Dengan Memanfaatkan

Media Video Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas VIIIA Studi Kasus

di SMP Pangudi Luhur Salatiga

1)

Herkulanus Riki, 2)

Adriyanto Juliastomo Gundo

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email : 1)

[email protected],2)

[email protected],

Abstract

This study was undertaken to implement learning model contextual teaching and

learning by using video media which aims to improve students' motivation. The method used

was classroom action research. The instrument used in this study a sheet of observation and

documentation. The sample used in this study VIIIA grade students of SMP Pangudi Luhur

Salatiga with a total sample of 14 students. Based on the results of the study showed that

students' motivation to apply the learning contextual teaching and learning by using video

media over increased from learning that uses konvensioal previous models. This can be

evidenced by the differences in the percentage of students motivation in the first cycle and

the second cycle.

Keywords: Media Video, Contextual Learning Model of Teaching and Learning, classroom

action research, learning motivation

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk menerapkan model pembelajaran contextual teaching

and learningdengan memanfaatkanmedia video yang bertujuan meningkatkan motivasi

belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi dan dokumentasi. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini siswa kelas VIIIA SMP Pangudi Luhur Salatiga dengan total

sampel 14 siswa. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi belajar siswa

yang menerapkan pembelajaran contextual teaching and learning dengan memanfaatkan

media video lebih meningkat dari pembelajaran yang menggunakan model konvensioal

sebelumnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan perbedaan persentase motivasi belajar siswa

pada siklus I dan Siklus II.

Kata Kunci : Media Video, Model Pembelajaran Contextual Teaching and

Learning,Penelitian Tindakan Kelas, Motivasi belajar 1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Pendidikan Teknik Informatika

dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.2)

Staff Pengajar Fakultas

Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Page 8: Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10687/2/T1_702010099_Full... · documentation. The sample used in this study

1

1. Pendahuluan

Berhasilnya sebuah proses pembelajaran dapat dilihat dari beberapa faktor-faktor

yang menunjang seperti; tenaga pendidik yang berkompeten, metode belajar yang variatif,

kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien, meningkatnya pemahaman, wawasan,

keterampilan siswa terhadap materi yang diajarkan, dan meningkatnyamotivasi belajar siswa.

Banyak kendala/ Masalah yang dihadapi guru didalam proses pembelajaran saat melakukan

pengamatan di SMP Pangudi luhur Salatigaseperti halnya; siswa mudah bosan menerima

materi pelajaran, tidak ada gairah dan minat belajar, tidak bersemangat, terlihat pasif, malas

mengerjakan tugas-tugas, mudah menyerah dan terkesan masa bodoh dengan nilai-nilai

ulangan. Faktor yang menyebabkan masalah tersebut adalah metode pembelajaran yang tidak

variatif dan rendahnya motivasi belajar siswa. Metode pembelajaran yang sering digunakan

adalah metode ceramah. Gaya belajar yang konvensional ini menjadikan pembelajaran hanya

berpusat pada guru dan terkesan monoton. Hal ini memicu suatu masalah yang dialami dalam

proses pembelajaran karena siswa lambat untuk memahami materi,sulit untuk menerapkan

materi, tidak dapat mengembangkan pengetahuan dan keterampilan bahkan tidak berminat

mengikuti pembelajaran. Kondisi ini diperkuat dengan adanya lembar hasil observasi berupa

kuesoiner yang bertujuan mengukur sejauh mana motivasi belajar siswa kelas VIIIA.

Berdasarkan hasil lembar kuesoiner, menunjukkan dari 29 jumlahsiswa kelas VIIIA masih

ditemukan 14 siswa yang yang memiliki motivasi belajar rendah. Kasus ini menimbulkan

masalah bahwa penggunaan metode konvensional menyebabkan motivasi belajar siswa

rendah. solusi untuk mengatasi masalah ini adalah bagaimana menerapkan metode

pembelajaran Contextual teaching and learning dengan memanfaatkan media video untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIIIA.

Rumusan Masalah : Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana menerapkan metode pembelajaran

contextual teaching and learning dengan memanfaatkan media video?”

Tujuan Penelitian :Sesuai dengan rumusan masah yang diteliti, adapun tujuan dari

penelitian ini adalah “Menerapkan model pembelajaran contextual teaching and learning

dengan memanfaatkan media video untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIIIA.

Manfaat Penelitian :Berdasarkan rumusan dan tujuan penelitian ini diharapkan mampu

menambah wawasan dan pengetahuan dalam penelitian tindakan kelas mengenai penerapan

pembelajaran Contextual Teaching and Learningdi SMP Pangudi Luhur Salatiga.

Berdasarkan yang telah diuraikan, maka dilakukan penelitian tindakan kelas pada siswa

kelas VIIIA di SMP Pangudi Luhur dengan judul “Penerapan pembelajaran contextual

teaching and learning dengan memanfaatkan media video untuk meningkatkanmotivasi

belajar siswa Kelas VIIIA di SMP Pangudi Luhur Salatiga Semester I Tahun Pelajaran

2014/2015”

2. Tinjauan Pustaka Penelitian Tasrif Rantenai yang berjudul “Peningkatan prestasi belajar siswa pada

pelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching

Learning) dalam kurikulum berbasis kompetensi pada siswa XI IPS SMA Negeri 5 palu”.

Hasil penelitian ini adalah model pembelajaran berbasis CTL dalam kurikulum berbasis

kompetensi (KBK) dapat meningkatkan antusias belajar siswa, keterampilan guru dalam

pengembangan model berbasis CTL, serta pengalaman belajar siswa. [1]

Penelitian Eswantini yang berjudul, “Upaya meningkatkan motivasi dan prestasi

belajar IPS materi sejarah melalui model matriks ingatan pada siswa kelas VIIsemester II di

SMP3 Sewon tahun ajaran 2009/2010”. Berdasarkan hasil penelitiannya yang menunjukkan

bahwa dengan menggunakan model matriks ingatan pada IPS materi sejarah di SMP 3 Sewon

Page 9: Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10687/2/T1_702010099_Full... · documentation. The sample used in this study

2

mendapatkan perolehan motivasi rata-rata kelas VIIB pada siklus I sebelum tindakan adalah

sebesar 74,46 %, sedangkan motivasi setelah tindakan Iadalah sebesar 76,33 % . Pada siklus

II rata-rata motivasi siswa kelas VIIB sebelum tindakan adalah sebesar75,48 %, sedangkan

setelah tindakan adalah sebesar 76,42 %, dan pada siklus III rata-rata motivasi siswa kelas

VIIB sebelum tindakan adalah sebesar 75,60 %, sedangkan motivasi setelah tindakan adalah

sebesar 83,35 %. [2]

Persamaan penelitian ini sama sama menggunakan metode Pembelajaran contextual

teaching learning dan sama-sama meneliti motivasi maupun hasil belajar siswa. Sedangkan

perbedaaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu dapat dibedakan oleh

beberapa hal misalnya, masalah yang melatar belakangi penelitian, subjek penelitian, media

pembelajaran, materi pembelajaran, waktu dan tempat penelitian, dan tentunya hasil

penelitian yang diperoleh.

Pendapat Para Ahli Tentang Contextual Tecahing and Learning :

Menurut Sanjaya dalam Sukarto, Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah

suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara

penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi

kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan

meraka. [5]

Menurut Ahmad Sudrajad, pembelajaran berbasis contextual teaching learning (CTL)

melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran yaitu; Konstruktivisme (constructivism),

bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community),

pemodelan (modeling), refleksi (reflection) dan penilaian sebenarnya (authentic assessment),

Konstruktivisme (constructivism) adalah proses membangun dan menyusun pengetahuan baru

dalam struktur kognitif siswa berdasar pengalaman. Pengetahuan terbentuk bukan hanya dari

obyek semata, akan tetapi juga dari kemampuan individu sebagai subyek yang menangkap

setiap objek yang diamatinya. Kontruktivisme memandang bahwa pengetahuan itu berasal

dari luar akan tetapi dikontruksi dari dalam diri seseorang. Karena itu pengetahuan terbentuk

oleh objek yang menjadi bahan pengamatan dan kemampuan subjek untuk

menginterprestasikan objek tersebut. Inkuiri (inquiry), artinya proses pembelajaran

didasarkan pada pencapaian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis. Secara

umum proses inkuiri dapat dilakukuan melalui beberapa langkah, yaitu: merumuskan

masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, membuat

kesimpulan. Penerapan asas inkuiri pada Contextual Teaching Learning (CTL) dimulai

dengan adanya masalah yang jelas yang ingin dipecahkan, dengan cara mendorong siswa

untuk menemukan masalah sampai merumuskan kesimpulan. Asas menemukan dan berfikir

sistematis akan dapat menumbuhan sikap ilmiah, rasional, sebagai dasar pembentukan

kreatifitas. Bertanya (questioning) adalah bagian inti belajar dan menemukan pengetahuan.

Dengan adanya keingintahuanlah pengetahuan selalu dapatberkembang. Dalam

pembelajaran model contextual teaching learning (CTL) guru tidak menyampaikan informasi

begitu saja, tetapi memancing siswa dengan bertanya agar siswa dapat menemukan

jawabannya sendiri. Dengan demikian pengembangan keterampilan guru dalam bertanya

sangat diperlukan. Hal ini penting karena pertanyaan guru menjadikan pembelajaran lebih

produktif yaitu berguna untuk menggali informasi tentang kemampuan siswa dalam

penguasaan pelajaran, meningkatkan motivasi siswa untuk belajar, merangsang

keingintahuan siswa terhadap sesuatu, memfokuskan siswa pada sesuatu yang didinginkan,

membimbing siswa untuk menemukan atau menyimpulkan sesuatu.Masyarakat Belajar

(learning community) didasarkan pada pendapat Vygotsky dalam Sugianto, bahwa

“pengetahuan dan pengalaman anak banyak dibentuk oleh komunikasi dengan orang lain”.

Permasalahan tidak mungkin dipecahkan sendirian, tetapi membutuhkan bantuan orang lain

untuk saling membutuhkan. Dalam model contextual teaching learning (CTL) hasil belajar

Page 10: Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10687/2/T1_702010099_Full... · documentation. The sample used in this study

3

dapat diperoleh dari hasil sharing dengan orang lain, teman, antar kelompok, sumber lain dan

bukan hanya guru. Dengan demikian asas masyarakat belajar dapat diterapkan dalam

kelompok, dan sumber-sumber lain dari luar yang dianggap tahu tentang sesuatau yang

menjadi fokus pembelajaran. Pemodelan (modeling) adalah proses pembelajaran dengan

memperagakan sesuatu contoh yang dapat ditiru oleh siswa. Sebagai contoh, membaca berita,

membaca lafal bahasa, mengoperasikan instrument memerlukan cotoh agar siswa dapat

mengerjakan dengan benar. Dengan demikian modeling merupakan asas penting dalam

pembelajaran melalui Contextual Teaching Learning (CTL), karena melalui Contextual

Teaching Learning (CTL) siswa dapat terhindar dari verbalisme atau pengetahuan yang

bersifat teoritis-abstrak. Refleksi (reflection) adalah proses pengendapan pengalaman yang

telah dipelajari dengan cara mengurutkan dan mengevaluasi kembali kejadian atau peristiwa

pembelajaran telah dilaluinya untuk mendapatkan pemahaman yang dicapai baik yang

bernilai positif atau bernilai negatif. Melalui refleksi siswa akan dapat memperbaharui

pengetahuan yang telah dibentuknya serta menambah khazanah pengetahuannya. Penilaian

nyata(authentic assessment) adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan

informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan untuk

mengetahui apakah siswa benar-benar belajar atau tidak. Penilaian ini berguna untuk

mengetahui apakah pengalaman belajar mempunyai pengaruh positif terhadap perkembangan

siswa baik intelektual, mental maupun psikomotorik.Pembelajaran CTL lebih menekankan

pada proses belajar daripada sekedar hasil belajar. Apabila data yang dikumpulkan guru

mengidentifikasi bahwa siswa mengalami kemacetan dalam belajar, maka guru segera bisa

mengambil tindakan yang tepat agar siswa terbebas dari kemacetan belajar. Karena

assessment menekankan pada proses pembelajaran, maka assessment tidak dilakukan di akhir

periode (semester) pembelajaran seperti pada kegiatan evaluasi hasil belajar tetapi dilakukan

bersama-sama secara terintegrasi atau tidak terpisah dari kegiatan pembelajaran.[9]

Menurut Anonim, terdapat lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran yang

menggunakan model pembelajaran CTL, yaitu: Pembelajaran merupakan proses pengaktifan

pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge), Pembelajaran untuk memperoleh dan

menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge), Pemahaman pengetahuan

(understanding knowledge), Mempraktikan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying

knowledge), Melakukan refleksi (reflecting knowledge). [10]

Perbedaan Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning Dengan Model

Pembelajaran Konvensional : Ahmad Sudrajad, mengemukakan empat belas perbedaan antara model pembelajaran CTL

dengan model pembelajaran konvensional, yaitu:

No Model Pembelajaran CTL Model Pembelajaran Konvensioanl

1 Menyandarkan pada pemahaman dan

makna

Menyandarkan pada hafalan

2 Pemilihan informasi berdasarkan

kebutuhan siswa

Pemilihan informasi lebih banyak

ditentukan oleh guru

3 Siswa terlihat aktif dalam setiap

proses pembelajaran

Siswa secara pasif menerima

informasi, khususnya dari guru

4 Pembelajaran dikaitkan dengan

kehidupan nyata / masalah yang

disimulasikan

Pembelajaran sangat abstrak dan

teoritis. Tidak bersandar pada realitas

kehidupan

5 Selalu mengkaitkan informasi

dengan pengetahuan yang telah

dimiliki siswa

Memberikan tumpukan informasi pada

siswa sampai saatnya diperlukan

6 Cenderung mengintegrasi beberapa Cenderung terfokus pada satu bidang

Page 11: Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10687/2/T1_702010099_Full... · documentation. The sample used in this study

4

bidang (disiplin) tertentu

7 Siswa menggunakan waktu

belajarnya untuk menemukan,

menggali, berdiskusi, berpikir kritis,

atau mengerjakan proyek dan

pemecahan masalah (melalui kerja

kelompok)

Waktu belajar siswa sebagian besar

digunakan mengerjakan buku tugas,

mendegar ceramah, dan mengisi

latihan (kerja individual)

8 Perilaku dibangun atas kesadaran

sendiri

Perilaku dibangun atas kebiasaan

9 Keterampilan dikembangkan atas

dasar pemahaman

Keterampilan dikembangkan atas

dasar latihan

10 Hadiah dari perilaku adalah

kepuasan diri yang bersifat subjekif

Hadiah atau perilaku baik adalah

pujian dan nilai rapor

11 Siswa tidak melakukan hal yang

buruk karena karena hal tersebut

merugikan

Siswa tidak melakukan hal buruk

karena takut hukuman

12 Perilaku baik berdasarkan motivasi

intrinsik

Perilaku baik bedasarkan motivasi

entrinsik

13 Pembelajaran terjadi diberbagai

tempat, konteks dan setting

Pembelajaran terjadi hanya dalam

ruang kelas

14 Hasil belajar diukur melalui

penerapan penilaian autentik

Hasil belajar diukur melalui kegiatan

akademik dalam bentuk tes/ ujian

ulangan.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa perbedaan model

pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dengan model pembelajaran

konvensional adalah peran siswa dalam pembelajaran pada pembelajaran Contextual

Teaching Learning (CTL) adalah sebagai pencari informasi sedangkan pada pembelajaran

konvensional siswa sebagai penerima informasi. [11]

Mengapa Memilih Contextual Teaching and Learning (CTL) :

Menurut Muslich, Pembelajaran CTL dianggap perlu dilaksanakan di dalam sebuah

sistem pendidikan karena sebagai besar siswa tidak mampu menghubungkan apa

yangdipelajari dengan bagiamana mengaplikasikannya ke dalam kehidupan nyata. Hal

tersebut karena konsep akademik yang masih bersifat abstrak. Pembelajaran yang selama ini

mereka terima hanyalah penonjolan tingkat hafalan dan sekian banyaknya topik

pembelajaran, tetapi tidak diikuti dengan pemahaman yang mendalam yang bisa

diterapkan,ketika mereka berhadapan dengan situasi baru dalam kehidupannya.Permasalahan

yang telah mengakar di dalam pendidikan tradisional, berupa pembelajaran yang hanya

menekankan pada kuantitas dan bukan pada kualitas. Para pengajar terlalu sibuk mengajar di

kelas sepanjang hari untuk mengejar materi dengan waktu yang terbatas, sehingga siswa tidak

punya waktu untuk bertanya, diskusi, mencari tahu, berfikir kritis atau terlibat dalam proyek

kerja nyata dan pemecahan masalah. Waktu siswa hanya dihabiskan untuk mengerjakan

tugas, menerima materi dan, menyelesaikan soal-soal latihan. Alih-alih mengikuti ujian yang

bisa mengungkapkan pemahaman siswa, mereka hanya mengikuti ujian yang mengukur

kemampuan siswa menghafal . [12]

Pembelajaran CTL mampu mengembalikan pembelajaran yang alamiah, dimana

siswa dapat menerapkan apa yang dia pelajari kedalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran

kontekstual (CTL) dianggap berhasil karena sistem ini meminta siswa bertindak dengan cara

yang alami bagi manusia. Semua orang memiliki dorongan dari dalam dirinya untuk

menemukan makna dalam kehidupan mereka. Ketika siswa menemukan makna di dalam

Page 12: Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10687/2/T1_702010099_Full... · documentation. The sample used in this study

5

pelajaran mereka, mereka akan belajar dan ingat apa yang mereka peajari. CTL membuat

siswa mampu menghubungkan isi dari subjek-subjek dengan konteks kehidupan keseharian

mereka untuk menemukan makna. Pemberian pengalaman-pengalaman baru yang

merangsang otak membuat hubungan-hubungan baru, dapat membantu mereka menemukan

makna baru. Jhonson [13]

Media Video :Menurut Azhar Arsyad, bahwa video merupakan gambar gambar dalam

frame, di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis

sehingga pada layar terlihat gambar hidup. Dari beberapa pengertian dapat disimpulkan,

bahwa video merupakan salah satu jenis media audio-visual yang dapat menggambarkan

suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau suara yang sesuai.

Kemampuan video melukiskan gambar hidup dan suara memberikan daya tarik tersendiri.

Video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep konsep yang

rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, dan

mempengaruhi sikap. [14]

Berdasarkan pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa video merupakan salah satu jenis media

audio-visual dan dapat menggambarkan suatu objek yang bergerak bersama-sama dengan

suara alamiah atau suara yang sesuai. Video menyajikan informasi, memaparkan proses,

menjelaskan konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau

memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap.

Motivasi :Menurut Sardiman, motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non

intelektual.Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasasenang dan

semangat untuk belajar.Banyak peserta didik yang tidak berkembang dalam belajar karena

kurangnya motivasi yang dapat mendorong semangat peserta didik dalam belajar. Martinis,

juga berpendapat bahwa motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri

seseorang untuk dapat melakukankegiatan belajar dan menambah keterampilan, dan

pengalaman. [17]

Agus Suprijono, menjelaskan motivasi belajar adalah proses yang memberi semangat

belajar, arah, dan kegigihan perilaku.Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang

penuh energi, terarah dan bertahan lama.

Indikator Motivasi Belajar : Orang termotivasi dapat dilihat dari ciri-ciri yang ada pada diri

orang tersebut. Ciri-ciri orang termotivasi antara lain tidak mudah putus asa dalam

menyelesaikan suatu pekerjaan, selalu merasa ingin membuat prestasinya semakin

meningkat. Nana Sudjana, berpendapat motivasi siswa dapat dilihat dari beberapa hal, antara

lain : “Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran, Semangat siswa untuk melakukan

tugas-tugas belajarnya, Tanggungjawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya,

Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru, Rasa senang dan puas

dalam mengerjakan tugas yang diberikan”. [18]

Kerangka fikir : faktor utama hasil belajar pada siswa adalah rendahnya motivasi belajar

siswa. Rendahnya motivasi belajar siswa terlihat dari siswa yang merasa bosan ketika

menerima materi pelajaran, pasif, dan tidak fokus pada pembelajaran. Membantu siswa dalam

meningkatkan motivasi belajar secara positif, berarti membantu meningkatkan rasa

tanggungjawab, kemandirian, dan kemampuan untuk mengembangkan diri secara positif.

Penerapan pembelajaran contextual teaching and learning dalam berbagai cara yang kreatif,

guru dapat membantu siswa dalam meningkatkan motivasi belajar.

Page 13: Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10687/2/T1_702010099_Full... · documentation. The sample used in this study

6

3. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas jenis kualitatif untuk menentukan cara

mencari, mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data hasil penemuan tersebut.

Penelitian kualitatif ini dapat digunakan untuk memahami interaksi sosial misalnya

wawancara mendalam sehingga ditemukan pola-pola yang jelas. Penelitian ini menggunakan

metode penelitian tindakan kelas jenis kualitatif dengan deskriptif, yaitu penelitian yang

memberi gambaran secara cermat mengenai individu dan kelompok tertentu dengan keadaan

dan gejala yang terjadi, Koentjaraningrat.[19]

Data yang diperlukan pada penelitian ini yaitu mengenai perkembangan motivasi belajar

siswa selama proses pembelajaran. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sesuai dengan bentuk pendekatan penelitian kualitatif, maka teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah dengan observasi dan dokumentasi. Observasi

pada penelitian ini dilakukan oleh peneliti untuk melakukan pengamatan terhadap

keterlaksanaan pembelajaran dengan metode contextual teaching learninguntuk

meningkatkan motivasi belajar siswa.

Desain Pembelajaran :

CTL Guru Siswa Keterangan

Konstruktif Membangun

pengetahuan siswa

dalam memahami

materi TIK dengan

memanfaatkan media

video

Memahami materi

TIK dengan

berdasarkan

pengalaman

dengan menyimak

video

Siswa

menggabungkan

pengalaman

tentang materi

yang sudah

dimiliki dengan

materi yang akan

diterima

Bertanya Memberikan

pertanyaan

pemahaman siswa

terhadap materi ms.

Word 2007 setelah

menyimak video

Menjawabpertanya

an guru setelah

memahami materi

materi ms. word

dan menyimak

video

Pertanyaan

pemahaman

tentang materi ms

word 2007 dan

kontribusinya

Menemukan Membimbing siswa

untuk menemukan

sebuah kreatifitas

setelah mempelajari

materi ms. word

dengan

memanfaatkan video

Memikirkan

sebuah kreatifitas

setelah

mempelajari materi

ms. word dengan

menyimak video

Masyarakat

Belajar

Mengajak siswa

berdiskusi, bertukar

pendapat dengan

teman sekelas tentang

mata pelajaran

ms.word 2007

Berdiskusi,bertukar

pendapat dengan

teman sekelas dan

memecahkan

masalah dalam

pembelajaran ms,

word

siswa

mendiskusikan,

bertukar pendapat

untuk

membuatketerampi

lan setelah

mempelajari ms

word.

Page 14: Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10687/2/T1_702010099_Full... · documentation. The sample used in this study

7

Pemodelan Mengajak siswa

untuk membuat suatu

kreatifitas setelah

menyimak video

tentang ms. word

Menerapkan

pembelajaran ms

word 2007 setelah

menyimak video

Membuat cover

majalah, brousur

dan kartu nama

menggunakan ms

word 2007

Refleksi

Penilaian

Mengevaluasi

pembelajaran yang

disampaikan dengan

memanfaatkan media

video

Memberikan

penilaian terhadap

pemahaman siswa

berupa tes

Melakukan refleksi

dan pembaharuan

setelah

menerapkan materi

ms word.

Mengerjakan soal

soal tes dan

eskuioner

Tahapan Penelitian, Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menerapkan

pembelajaran contextual teaching and learning dengan memanfaatkan media video untuk

meningkatkan motivasi belajar pada siswa kelas VIIIA SMP Pangudi Luhur Salatiga.

Penelitian ini menggunakan 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan

refleksi :

Tahap Perencanaan; Pada tahap ini PTK siklus I dan II dimulai dari menyiapkan RPP,

materi/bahan ajar, menerapkan pembelajaran CTL dan memanfaatkan media video,

menyiapkan lembar observasi dan soal-soal latihan. Pada tahap ini perlu juga diperhitungkan

segala kendala yang mungkin timbul pada saat tahap implementasi berlangsung. Dengan

melakukan antisipasi lebih dari diharapkan pelaksanaan PTK dapat berlangsung dengan baik

sesuai dengan hipotesis yang telah ditentukan

Tahap Pelaksanaan; Pada tahap ini merupakan implementasi ( pelaksanaan) dari semua

rencana yang telah dibuat. Tahap ini, yang berlangsung di dalam kelas. Langkah-langkah

yang dilakukan guru adalah menerapkan pembelajaran CTL ke dalam materi TIK microsoft

word 2007 word dengan memanfaatkan media video untuk membantu proses pembelajaran.

setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan bertanya, berdiskusi, memecahkan topik

permasalahan dalam materi, memikirkan kegiatan dan keterampilan, dan menerapkan materi

yang sudah dilaksanakan. Dalam proses rini segala pengalaman, pengetahuan, dan teori

pembelajaran yang dikuasai dan relevan.

Tahap Observasi; Pada tahap ini, kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan

pelaksanaan penerapan CTL. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang

pelaksanaan tindakan dan rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan

hasil intruksional yang dikumpulkan dengan alat bantu instrumen pengamatan yang

dikembangkan oleh guru. Tahap ini guru mengamati proses pembelajaran dengan melakukan

kegiatan pemodelan dalam komponen CTL yaitu untuk menerapkan materi yang dapahami

siswa, menggabungkan pengetahuan siswa dengan keterampilan yang mereka miliki.

Pengamatan dilakukan dengan menggunakan instrumen lembar observasi berupa kuesioner

dan soal soal latihan yang bertujuan mengukur sejauh mana tingkat pemahaman , kreatifitas

dan motivasi siswa dalam belajar.

Tahap Refleksi ; Pada tahap ini, merupakan tahapuntuk memproses data yang didapat saat

dilakukan pengamatan. Pada tahap refleksi ini segala pengalaman, pengetahuan, dan teori

instruksional yang dikuasai dan relevan dengan tindakan kelas yang dilaksanakan pada

penerapan CTL disetiap disiklusnya, tahap ini menjadi bahan pertimbangan dan

perbandingan sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. Proses refleksi ini memegang peran

yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan PTK siklus I ke siklus I . hasil refleksi

Page 15: Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10687/2/T1_702010099_Full... · documentation. The sample used in this study

8

dari siklus I menentukan langkah untuk PTK siklus II. Apabila Siklus II belum menunjukkan

peningkatan maka akan dilanjutkan dengan Siklus III.

Gambar 1. prosedur penelitian Arikunto [20]

Penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus yang disesuaikan dengan alokasi waktu dan topik

yang dipilih. Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan memulai siklus I

dengan pertemuan ke I melalui empat langkah; perencanaan, pelaksanaan, observasi dan

refleksi kemudian dilanjutkan dengan siklus II dengan pertemuan ke II melalui empat

langkah yang sama. Keempat langkah ini berjalan sesuai alur yang sudah ditentukan. Apabila

siklus I dan siklus II sudah berhasil berjalan dengan baik serta mengalami peningkatan pada

motivasi belajar siswa maka penelitian cukup dihentikan pada siklus II saja. Jika pada siklus

Ke II Masih belum berhasil dan tidak terjadi perubahan maka perlu di lakukan PTK siklus III

seperti yang terlihat pada gambar (1)

Data observasi motivasi belajar siswa kemudian dinilai menggunakan ketentuan penskoran

sebagai berikut :

Skor 4 : jika aspek tersebut berkembang sangat baik (BSB)

Skor 3 : jika aspek tersebut berkembang sesuai harapan (BSH)

Skor 2 : jika aspek tersebut mulai berkembang (MB)

Skor 1 : jika aspek tersebut belum berkembang (BB)

Untuk mengetahui jumlah persentase motivasi belajar dilakukan perhitungan menggunakan

persamaan berikut :

Keterangan:

P: Persentase

F: Frekuens

N: Jumlah sampel yang diambil

Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

tantan

Refleksi

Perencanaan

Perencanaan

Siklus II Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi

Perencanaan

?

Page 16: Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10687/2/T1_702010099_Full... · documentation. The sample used in this study

9

Tabel 2. Kisi- Kisi Lembar Observasi motivasi siswa

Materi : TIK

Hari / Tanggal : 13 - 15 agustus 2015

Petunjuk :

Isilah lembar observasi ini berdasarkan data yang dikumpulkan dalam setiap mengamati

kegiatan belajar siswa. Berilah skor antara 4 sampai dengan 1 yang menunjukkan motivasi

yang dilakukan siswa.

Individu:

Indikator Deskripsi

Minat

Semangat

Tanggungjawab

4). Siswa mengikuti pembelajaran atas minat sendiri

dengan penuh perhatian

3). Siswa mengikuti pembelajaran dengan arahan guru

2). Siswa mengikuti pembelajaran atas minat sendiri

1). Siswa tidak berminat mengikuti pembelajaran

4).Siswa semangat mengikuti pembelajaran sendiri serta

mengerjakan tugas

3).Siswa semangat mengikuti pembelajaran dengan

arahan guru dan mengerjakan tugas

2).Siswa semangat mengikuti pembelajaran dan tidak

mengerjakan tugas

1).Siswa tidak semangat mengikuti pembelajaran dan

tidak mengerjakan tugas

4).Siswa bertanggungjawab mengikuti pembelajaran atas

minat dan semangat sendiri

3).Siswa bertanggungjawab mengikuti pembelajaran

dengan arahan guru

2).Siswa bertanggungjawab mengikuti pembelajaran dan

tidak berminat

1).Siswa tidak bertanggungjawab mengikuti pembelajaran

dan tidak bersemangat

Sudjana Nana [21]

Tabel 3. Deskripsi Observasi Motivasi belajar siswa

No Deskripsi Pengamatan Skor (Persentase)

1 Berkembang Sangat Baik 4 (76% -100%)

2 Berkembang Sesuai Harapan 3 (51% -75%)

3 Mulai Berkembang 2 (26% -50%)

4 Belum Berkembang 1 (0% -25 %)

Acep yonny [22]

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada kelas VIIIA di SMP Pangudi Luhur Salatiga.

Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk melakukan penenilitan terbilang cukup lengkap

untuk mendukung proses pembelajaran diantaranya Lab Komputer, buku buku,dan internet

yang dapat menunjang kebutuhan belajar siswa.

Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIIIA SMP Pangudi Luhur kelas

yang berjumlah 14 orang siswa yang terdiri dari 9 orang siswa laki-laki dan 5 orang siswa

perempuan. Guru memilih 14 siswa kelas VIIIA dikarenakan hasil observasi terhadap

Page 17: Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10687/2/T1_702010099_Full... · documentation. The sample used in this study

10

motivasi belajar siswa menggunakan instrumen lembar observasi menemukan masih ada 14

siswa kelas VIIIA yang motivasi belajarnya rendah.

Penerapan CTL & Media Video Dalam Penelitian Tindakan Kelas

Pembelajaran CTL perlu dilaksanakan di dalam sebuah sistem pendidikan karena sebagian

besar siswa tidak mampu menghubungkan apa yang mereka pelajari dengan bagiamana

mengaplikasikannya ke dalam kehidupan nyata. Hal tersebut karena konsep akademik yang

masih bersifat abstrak. Pembelajaran yang selama ini mereka terima hanyalah penonjolan

tingkat hafalan dan sekian banyaknya topik pembelajaran, tetapi tidak diikuti dengan

pemahaman yang mendalam yang bisa diterapkan, ketika mereka berhadapan dengan situasi

baru dalam kehidupannya Muslich. [24]

Penerapan CTL & Media Video Dalam PTK siklus I :

Penerapaan pembelajaran CTL dalam PTK dilaksanakan mulai pada siklus I yang memiliki 4

tahapan yaitu; perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Ke empat tahapan ini

lakukan sesuai alur dan mengacu pada komponen pembelajaran CTL.

Perencanaan pada tahap ini menentukan langkah-langkah pengembangan seperti menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), absensi kelas, jurnal kelas, kuesioner,menyiapkan

mapel TIK tentang mirosoft word 2007, menyiapkan media video pembelajaran, menetapkan

bahwa dalam kegiatan pembelajaran ini menggunakan metode pembelajaran CTL,

menyiapkan lembar observasi motivasi siswa, menyiapkan lembar penilaian motivasi belajar.

Pelaksanaan : pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dengan

dengan menggunakan komponen pembelajaran CTL yang pertama yaitu, mengkonstruksi

(constructivism). Pada tahap ini gurumenyampaikan singkat mata pelajaran TIK tentang

materi microsoft word 2007. Selama proses pembelajaran belangsung siswa dibantu dengan

media video. Media video berisi tentang informasi, pengetahuan, wawasan, dan keterampilan

dalam mengoperasikan dan memanfaatkan microsoft word 2007. Media video juga berfungsi

untuk membangun pengetahuan siswa, merangsang minat dan semangat siswa,

tanggungjawab belajar siswa, dan motivasi siswa untuk mengetahui pentingnya mempelajari

microsoft word 2007 dalam perlajaran TIK.

Pada tahap Pelaksanaan juga digunakan kompoenCTL yang kedua yaitu , d bertanya

(questioning), selama pembelajaran berlangsung guru mengarahkan siswa untuk mengaitkan

materi pelajaran yang sudah didapatkan. Siswa diberikan kebebasan untuk membangun

pengetahuan tentang mircosoft word 2007, menggali informasi seputar materi yang dipelajari,

menghubungkan materi dengan kehidupan nyata sehari-hari yang ada disekitar, bertukar

pendapat dengan teman sekelas, siswa menjawab petanyaan yang diberikan guru tentang

pemahaman materi ms. word dan menyimak video, berdiskusi, dan membahas hasil

diskusidengan teman sekelas, mencari solusi untuk memecahkan masalah. Pada tahap ini

siswa mampu berdiskusi dan memecahkan masalah yang diarahkan oleh guru untuk

memahami dan menerapkan materi yang telah diterima. pada tahap bertanya siswa mampu

melaksanakan dengan baik.

Observasi : Pada tahap ini, guru menggunakan komponen pembelajaran CTL yaitu

menemukan dan masyarakat belajar. pada tahap ini penerapan pembelajaran contextual

teaching learning dilakukan dengan memanfaatkan media video yang membantu siswa

memahami materi pelajaran dan menghubungkan pengetahuan mereka dalam kehidupan

sehari hari, saling bertukar pemahaman dengan teman sekelas, dan membahas hasil

pembahasan melalui pendapat teman sekelas, serta memikirkan kegiatan yang dilakukan, dan

pemahaman yang diperoleh dengan mampu menanggapi dan membuat sebuah kesimpulan.

Penerapan metode CTL juga dibantu dengan pendekatan memanfaatkan media video yang

berkatian dengan materi TIK yang sangat membantu memudahkan siswa mencerna materi

dengan suguhan audio visual dan mengaitkan materi yang diterima kedalam kehidupan

situasi nyata. Komponen CTL pemodelan belajar berjalan seiring dengan tahapan PTK yaitu

Page 18: Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10687/2/T1_702010099_Full... · documentation. The sample used in this study

11

observasi ataupun mengamati pembelajaran yang telah dilaksanakan. Sebelum melanjutkan

ke tahap refleksi guru meyakinkan siswa agar dapat memahami pembelajaran dan

menerapkannya dengan baik.

Refleksi : Pada tahap refleksi, guru menggunakan komponen pembelajaran CTL yang

terakhir yaitu refleksi dan penilaian. Pada tahap ini, Refleksi pada PTK dan CTL berjalan

seiring untuk menerapkan pembelajaran CTL dengan materi TIK microsoft word, setelah

diberikan tindakan dengan menerapkan metode pembelajaran contextual teaching learning

dengan memanfaatkan media video kemudian siswa diberikan refleksi terhadap pembelajaran

evaluasi pembelajaran berupa lembar kuesioner dan soal soal latihan untuk mengukur sejauh

mana motivasi belajar siswa. Kuesioner dan Soal-soal evaluasi berisi pertanyaan seputar mata

pelajaran TIK yang telah disampaikan dengan menerapkan metode CTL dengan

memanfaatkan media video. Hasil refleksi dan penilaian pembelajaran CTL dalam PTK

siklus I telah menunjukan bahwa minat, semangat, dan tanggungjawab siswa dalam belajar

mengalami perubahan yang baik dengan kategori berkembang sesuai harapan sebesar 57%

namun belum sesuai dengan target yang diharapkan. Maka akan dilanjutkan dengan PTK

siklus kedua (II).

Penerapan CTL & Media Video Dalam PTK Siklus II :

Berdasarkan hasil refleksi siklus I, masih belum ditemukan motivasi belajar siswa

yang berkembang sangat baik, sehingga diperlukan untuk melanjutkan pada tahap siklus II,

dimana metode yang diberikan masih sama yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran

CTL dengan memanfaatkan media video, pada disiklus II strategi pembelajaran CTL lebih

ditingkatkan lagi, media video kembali berperan seperti pada siklus I untuk membantu proses

pembelajaran,dan mendongkrak motivasi belajar siswa.

Perencanaan pada tahap ini, dilakukan penelitian tindakan kelas Siklus II. Berdasarkan hasil

refleksi pada siklus I adalah, pada tahap ini guru mengevaluasi materi pembelajaran dan

lembar observasi siklus I yang menunjukan perkembangan motivasi belajar siswa belum

berkembang sangat baik. Hasil daripada siklus I dijadikan sebagai dasar untuk menyusun

perbaikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada mapel TIK tentang microsoft word

2007. perbedaan antara siklus I dengan siklus II adalah, siklus II lebih intensif lagi dalam

menerapkan metode pembelajaran CTL dengan memanfaatkan media videountuk

meningkatkan motivasi belajar siswa. Perbaikan ini dilakukan guna menyempurnakan hasil

dari siklus I yang belum memuaskan.

Pelaksanaan : Pada tahap ini, pada tahap ini, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran

CTL dalam PTK siklus II. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan

komponen-komponenCTL sama seperti siklus I dengan memanfaatkan media video untuk

mendukung proses pembelajaran, selama proses pembelajaran media video dimanfaatkan

kembali untuk membantu menggali informasi, membangun pengetahuan siswa untuk

menemukan keterampilan, strategi yang diterapkan pada CTL adalah melakukan pendekatan.

dengan media video akan memicu motivasi siswa untuk memahami dan menerapkan materi

ke dalam situasi nyata yang mereka alami setelah mempelajari materi pelajaran lanjutan TIK

yaitu Mircosoft word 2007 yang baru saja dipelajari. Setelah siswa memahami materi,

kemudian siswa diberikan kebebasan berdiskusi, berfikir, bertanya , memecahkan masalah

dan mencari solusi atas atas apa yang mereka alami, untuk menerapkan apa yang mereka

dapatkan kedalam kehidupan nyata sehari-hari. siswa diajak untuk menemukan, menggali,

dan membangun kreatifitas dengan menyaksikan video-video tutorial membuat keterampilan

dengan microsoft word 2007, video-video yang berkatian dengan seputar mata pelajaran TIK.

Siswa diarahkan untuk mengakses internet di laboratorium agar menemukan sumber sumber

belajar yang menarik ,dan memicu motivasi mereka

Observasi : Pada tahap ini, guru melakukan observasi terhadap pemebelajaran CTLdalam

PTK siklus II, setelah menerapkan metode pembelajaran contextual teaching learning dengan

Page 19: Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10687/2/T1_702010099_Full... · documentation. The sample used in this study

12

memanfaatkan media video untuk mengetahui motivasi belajar siswa. Pada tahap ini guru

melakukan penilaian motivasibelajar siswa dilakukan dengan menggunakan soal-soal latihan

dan lembar observasi siswa. Lembar observasi yang digunakan bertujuan mengukur sejauh

mana peningkatan motivasi belajar siswa. Selama proses pembelajaran berlangsung guru juga

mendokumentasikan kegiatan pembelajaran. dokumentasi menggunakan kamera foto yang

bertujuan sebagai salah satu bukti penelitian.

Refleksi : pada tahap ini, guru melakukan refleksi pembelajaran CTL dalam PTK siklus II

yang telah dilaksanakan. setelah hasil observasi dan penilaian dianalisis, kemudian dilakukan

refleksi terhadap penelitian tindakan kelas siklus II dari pembelajaran CTL. Pada tahap ini,

guru berusaha untuk mengajak siswa untuk melakukan refleksi terhadap apa yang baru saja

mereka pelajari. Kemudian guru memberikan kuesioner motivasi belajar siswa sebagai

refleksi setelah proses pembelajaran. Proses ini sebagai evaluasi pengendapan pemahaman

yang sudah dilakukan terhadap materi ms word 2007. Hasil refleksi penerapan CTL dalam

PTK siklus II menunjukan motivasi belajar siswa mengalami peningkatan sangat baik dengan

kategori berkembang sangat baik (BSB) sebesar 79% atau 11 siswa. Hal ini dikarenakan

adanya suatu kondisi dimana adanya sebuah penerapan pemeblajaran CTL yang mengubah

gaya belajar dari pembelajaran konvensional sebelumnya. Penelitian Tindakan Kelas Siklus I

dan Siklus II telah dilaksanakan sesuai tahapan pada PTK yang mengacu pada komponen

pembelajaran CTL telah selesai dilaksanakan dan terbukti mampu meningkatkan motivasi

belajar siswa kelas VIII di SMP Pangudi Luhur Salatiga.

Tabel 4. Rekapitulasi Data Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I Dan Siklus II

Aspek yang dinilai

Kriteria /

skor

Pra

Siklus

Siklus 1 Siklus II

Frekuensi/

Persentase

Frekuensi

/

Persentase

Frekuensi

/

Persentase

Minat BSB (4) 0/0% 0/0% 10/71%

BSH( 3) 10/71% 1071% 4/29%

MB (3) 4/29% 4/29% 0/0%

BB (1) 0/0% 0/0% 0/0%

Semangat BSB(4) 0/0% 0/0% 10/71%

BSH(3) 12/86% 12/86% 3/21%

MB(2) 2/14% 2/14% 1/7%

BB(1) 0/0% 0/0% 0/0%

Tanggungjawab

BSB(4) 2/14% 2/14% 11/79%

BSH(3) 10/71% 10/71% 3/21%

MB(2) 2/14% 2/14% 0/0%

BB(1) 0/0% 0/0% 0/0%

Total

Persentase

BSB/ 4 0/0% 5/36% 11/79%

BSH/3 0/0% 8/57% 2/14%

MB/2 13/93% 1/7% 1/7%

BB/1 1/7% 0/0% 0/0%

Keterangan tabel :

Aspek yang dinilai : Minat, Semangat, dan Tanggungjawab

Kriteria / kategori pemberian skor :

4 = BSB (jika aspek minat, semangat, dan tanggungjawab berkembang sangat baik)

3 = BSH (jika aspek minat, semangat, dan tanggungjawab berkembang sesuai harapan)

2 = MB (jika aspek minat, semangat, dan tanggungjawab mulai berkembang)

1 = BB (jika aspek minat, semangat, dan tanggungjawab belum berkembang)

Page 20: Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10687/2/T1_702010099_Full... · documentation. The sample used in this study

13

Berdasarkan tabel rekapitulasi data motivasi belajar siswa pada tahap pra siklus yang

dilakukan dengan mengobservasi kondisi awal motivasi belajar siswa pada kriteria MB

(mulai berkembang) 93% dan kriteria BSB (berkembang sangat baik) 0%. Rendahnya

motivasi belajar siswa yang ditunjukan dari hasil pengamatan lapangan pada tahap pra siklus

maka akan dilanjutkan penelitian tindakan kelas siklus I. Pada tahap siklus I kriteria BSB

(berkembang sangat baik) 36%, BSB (berkembang sangat baik)57%, MB (mulai

berkembang)7%, namun pada kriteria BB (belum berkembang) 0%. Penelitian tindakan

siklus I telah menunjukan perubahan yang sudah baik namum belum mencapai target yang

diharapkan ,Maka akan dilakukan penelitian tindakan kelas siklus II. Pada siklus II kriteria

BSB (berkembang sangat baik) telah meningkat dengan persentase 79%, BSH (berkembang

sesuai harapan) 14%, MB(mulai berkembang) 7%, dan BB (belum berkembang) 0%.

Perubahan yang signifikan dari siklus I ke siklus II menunjukan bahwa motivasi belajar siswa

meningkat sesuai target yang diharapkan.

Tabel 5 Rekapitulasi Data Deskripsi Pengamatan Motivasi Belajar siswa Pra Siklus, Siklus

I, dan Siklus II

Kriteria Pra Siklus

Frekuensi

/Persentase

Siklus I

Frekuensi

/Persentase

Siklus II

Frekuensi

/Persentase

Berkembang

Sangat Baik

Berkembang

Sesuai Harapan

Mulai

Berkembang

Belum

Berkembang

0 / (0%)

0 / (0%)

13 / (93%)

1 / (7%)

5 / (36%)

8 / (57%)

1 / (7 %)

0 / (0%)

11 / (79%)

2 / (14%)

1 / (7%)

0 / (0%)

Berdasarkan tabel rekapitulasi data deskripsi pengamatan motivasi dilihat bahwa

motivasi belajar siswa pada siklus I yang memiliki kriteria berkembang sangat baik sebanyak

5 siswa dengan presentase 36%, kemudian pada kriteria berkembang sesuai harapan sebanyak

8 siswa dengan presentase 57%. Sementara itu pada kriteria mulai berkembang sebanyak 1

siswa dengan presentase 7%, dan pada hasil pelaksanaan Siklus I sudah tidak ada siswa yang

berada pada kriteria rendah. Pada siklus II yang memiliki kriteria berkembang sangat baik

sudah sesuai target yang diharapkan yaitu sebanyak 11 siswa dengan presentase 79%,

kemudian pada kriteria berkembang sesuai harapan sebanyak 2 siswa dengan presentase 14%.

Sementara itu pada kriteria mulai berkembangsebanyak 1 siswa dengan presentase 7%, dan

pada hasil pelaksanaan Siklus II sudah tidak ada siswa yang berada pada kriteria rendah.

Terlihat pada grafik rekapitulasi data motivasi belajar siswa.

Penerapan metode pembelajaran CTL dengan memanfaatkan media video memiliki

andil besar dalam mengubah sistem pembelajaran yang ada di sekolah terkhusus untuk

penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur Salatiga untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa dengan indikator keberhasilan sebesar 79% (11) siswa

dari jumlah keseluruhan siswa yaitu 14 orang siswa yang bermasalah.

Berdasarkan hasil penelitian, terkait dengan menerapkan metode pembelajaran

Contextual teaching and learning (CTL) dengan menerapkan media video untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa menunjukkan hasil sesuai sangat baik. Penelitian

tindakan kelas pada pembelajaran CTL, khususnya dalam meningkatkan motivasi belajar

siswa menunjukkan hasil seperti pada observasi siklus I (36%), dan siklus II diperoleh (79%).

Page 21: Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10687/2/T1_702010099_Full... · documentation. The sample used in this study

14

Berdasarkan dari hasil yang telah dicapai maka penelitian ini dianggap berhasil

karena terlihat pada setiap siklus motivasi belajar siswa meningkat setalah menerapkan

metode pembelajaran Contextual teaching and learning (CTL) dengan memanfaatkan media

video. Dengan melihat pencapaian hasil ini, maka hipotesis penelitian tindakan kelas yang

menyatakan: “Penerapan pembelajaran contextual teaching learning dengan memanfaatkan

media video untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIIIA di SMP Pangudi Luhur

Salatiga, sangat baik, dapat diterapkan, dan berhasil”.

5. Simpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa masalah motivasi belajar siswa di kelas VIIIA SMP Pangudi Luhur

meningkat melalui pembelajaran contextual teaching learning dengan memanfaatkan media

video dan mampu mencapai target yang telah ditentukan, yaitu 79% ( 11 ). Siswa telah

memiliki motivasi belajar, dengan rincian pada observasi awal 93% (14 orang) siswa

menduduki posisi mulai berkembang, pada siklus I setelah tindakan mengalami peningkatan

yaitu 36% atau (5 orang) siswa menduduki posisi berkembang sangat baik, pada siklus II

mencapai hasil 79% atau (11 orang) siswa menduduki posisi berkembang sangat baik. Tujuan

penerapan pembelajaran contextual teaching learning dengan memanfaatkan media video

untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIIIA di SMP Pangudi Luhur Salatiga.

penelitian tindakan kelas tentang motivasi belajar siswa sudah dilaksanakan sangat baik, dan

dapat terlihat jelas bahwa hasil penelitian motivasi belajar siswa meningkat sesuai target

yang diharapkan.

Saran :Bagi penelitian selanjutnya, untuk meningkatkan motivasi belajar siswa sebaiknya

terlebih dahulu mengetahui penyebab dari masalah yang timbul dari proses belajar mengajar.

Kemudian sebaiknya mencari solusi dengan menerapkan metode pembelajaran yang

disarankan yaitu pembelajaran Contextual teaching and learning (CTL) dengan

memanfaatkan media video agar pembelajaran lebih variatif , aktif , tidak membosankan dan

siswa termotivasi untuk belajar.

Page 22: Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10687/2/T1_702010099_Full... · documentation. The sample used in this study

15

DAFTAR PUSTAKA

(1). Dharma Kesuma dkk, Op.cit h. 58 Elaine B.Johnson, CTL Contextual Teaching and

Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar-MengajarMengasyikkan dan Bermakna (Bandung:

Kaifa, 2011) h. 19

(2). Moh.Rudiyanto, “The Implementation of Contextual Teaching and Learning (CTL) in

English Class” Jurnal OKARA , Volume II, Nomor 4 (Nopember, 2009), 232.

(3). Moeloeng, Lexi J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:Remaja Rosda

Karya

(5). Johnson, Elaine. 2007. Contextual Teaching and Learning: what it is and why it's here to

stay (terj.)Bandung:Penerbit MLC

(6). Arikunto. (2006). “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta: Rineka

Cipta.

(7). Rasyad Aminuddin 2003. Teori Belajar dan Pembelajaran.Cet.Ke-3. Uhamka Press,

Jakarta

(8). Dimyanti dan Mudjiono. 2011 Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Dirjen Dikti.

(8). Ahmad Sudrajad. 2008. Pembelajaran Kontekstual.Jakarta.

(9). Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran.

(10). Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta:PT Raja Grafindo

Persada, 2007)

(11). Suryabarata. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: PT Grafindo Persada

(12).Arikunto.2006.“Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta:Rineka Cipta.

(13). Hamalik. 1983, Strategi Belajar dan Pembelajaran, Jakarta ; Sinar Utama.

(14). Ani Widayati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jurnal Pendidikan Akuntansi

Indonesia. Vol. VI. No. 1. Tahun 2008.

(15). Sukanti. 2008. Meningkatkan Kompetensi Guru Melalui Pelaksanaan Penelitian

Tindakan Kelas. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. VI. No. 1. Tahun 2008.

(16).Acep Yonny, S.S, dkk. 2010. Menyusun Penelitian Tindakan Kelas.Yogyakarta:

Familia.

(17).Rasyad, Aminuddin 2003. Teori Belajar dan Pembelajaran. Cet. Ke-3. Uhamka Press,

Jakarta

(18).Jhonson, B Elaine. (2011). CTL Contextual Teaching & Learning. Menjadikan.

(19). Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

(20). Sadirman, A,M. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta :Rajawali

(21). Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito

(22). Sudjana, Nana. 2002 Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung Remaja

Rosdakarya.

(23). Purwanto, Ngalim. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Page 23: Penerapan Pembelajaran Contextual Teaching Learning dengan ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10687/2/T1_702010099_Full... · documentation. The sample used in this study

16