penerapan model pembelajaran kooperatif tipe -...
TRANSCRIPT
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM
PENGAPIAN KONVENSIONAL
Skripsi
Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Nama : Awaludin Ahmad
NIM : 5201409057
Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin S1
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ii
ABSTRAK
Awaludin Ahmad. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Teams Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Sistem Pengapian Konvensional. Skripsi. Pendidikan Teknik Mesin.
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
Kata kunci: model, STAD, siswa, hasil belajar, sistem pengapian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) bagaimanakah desain model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (2) penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD (3) peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini terdiri atas dua siklus, tiap siklus terdiri atas
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil siklus pertama menunjukkan
bahwa proses pembelajaran kooperatif tipe STAD masih belum maksimal antara
lain: (a) keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran masih kurang (b) siswa
masih kurang terfokus dalam kegiatan diskusi kelompok (c) rata-rata hasil belajar
siswa belum memenuhi KKM 75. Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe
STAD pada siklus II sudah sangat baik yaitu: (a) keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran sudah meningkat menjadi dari 52,5% menjadi 88% (b) siswa sudah
mulai terfokus dengan kegiatan diskusi kelompok yaitu menjadi dari 25,9%
menjadi 86,1% (c) rata-rata hasil belajar siswa telah memenuhi KKM dari 69,97
menjadi 81,05. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang pada materi sistem
pengapian konvensional sehingga setelah penelitian ini sebaiknya guru dapat
menerapkan model pembelajaran tersebut.
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh :
Nama : Awaludin Ahmad
NIM : 5201409057
Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin
Judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams
Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Sistem Pengapian Konvensional
Telah dipertahankan di depan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Teknik
Mesin, S1, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.
Panitia Ujian,
Ketua : Dr. Muhammad Khumaedi, M.Pd (........................)
NIP. 196209131991021001
Sekretaris : Wahyudi, S.Pd, M.Eng (........................)
NIP. 198003192005011001
Dewan Penguji,
Pembimbing I : Dr. Dwi Widjanarko, MT (........................)
NIP. 196901061994031003
Pembimbing II : Hadromi, S.Pd, MT (........................)
NIP. 196908071994031004
Penguji Utama : Drs. Abdurrahman, MPd (........................)
NIP. 196009031985031002
Penguji pendamping I : Dr. Dwi Widjanarko, MT (........................)
NIP. 196901061994031003
Penguji pendamping II : Hadromi, S.Pd, MT (........................)
NIP. 196908071994031004
Ditetapkan di Semarang
Tanggal :
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Teknik
Drs. Muhammad Harlanu, M.Pd
NIP. 196602151991021001
iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang
berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams
Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Sistem Pengapian Konvensional” disusun berdasarkan hasil penelitian saya
dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum
pernah diajukan untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan
tinggi manapun.
Semarang, 2013
Awaludin Ahmad
NIM. 5201409057
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Selalu berusaha, berdoa dan terus bersyukur adalah kunci sukses dunia
akhirat.
2. Kendalikan dirimu dan nikmati suksesmu.
PERSEMBAHAN
1. Ibu dan Bapak Tercinta
2. Adik-adiku Tersayang
3. Teman-teman PTM „09
4. Teman-teman HIMRO TM&CRC
5. Teman-teman kos H2O Patemon
6. Semua pihak yang telah membantu dan meluangkan waktu sehingga dapat
terselesaikannya skripsi ini
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem
Pengapian Konvensional”.
Berkat bimbingan, dorongan serta arahan dari berbagai pihak, akhirnya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan
studi di Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Muhammad Harlanu, M. Pd, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan ijin penelitian dalam memperlancar
penyelesaian skripsi ini.
3. Dr. Muhammad Khumaedi, M.Pd, Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakkultas
Tenik Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kemudahan
administrasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
vii
4. Dr. Dwi Widjanarko, M.T, Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
waktu, bimbingan, dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.
waktu, bimbingan, dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Hadromi, S.Pd, MT, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan waktu,
bimbingan, dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Drs. Abdurrahman, M.Pd., Dosen Penguji yang telah memberikan waktu,
kritik dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Semua pihak yang telah membantu sehingga terselesaikannya skripsi ini.
Penulis juga menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak
kekurangannya, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dalam perbaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini berguna bagi pembaca umumnya dan penulis pada khususnya.
Semarang, 2013
Awaludin Ahmad
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... ii
PENGESAHAN ............................................................................................... iii
ABSTRAK ....................................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ..................................................... 5
1. Pembatasan Masalah ...................................................................... 5
2. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
C. Penegasan Istilah .................................................................................. 6
D. Tujuan dan Manfaat ............................................................................. 7
1. Tujuan ............................................................................................ 7
2. Manfaat .......................................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 9
A. Landasan Teori ..................................................................................... 9
1. Hakikat Belajar............................................................................... 9
2. Hasil Belajar ................................................................................... 9
3. Pembelajaran Kooperatif ................................................................ 10
4. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement
Division (STAD) ............................................................................ 10
5. Sistem Pengapian Konvensional .................................................... 12
6. Kelas X SMK Negeri 4 Semarang ................................................. 19
B. Kerangka Berfikir................................................................................. 19
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 22
ix
A. Subjek Penelitian .................................................................................. 22
B. Desain Penelitian .................................................................................. 22
C. Variabel Penelitian ............................................................................... 27
D. Pengumpulan Data ............................................................................... 28
1. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 28
2. Instrumen Penelitian....................................................................... 28
3. Uji Coba Instrumen Penelitian ....................................................... 30
E. Analisis Data ........................................................................................ 34
1. Data Hasil Tes ................................................................................ 34
2. Data Hasil Observasi ...................................................................... 35
3. Indikator Keberhasilan ................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 36
A. Pra Penelitian ....................................................................................... 36
B. Hasil Penelitian .................................................................................... 37
1. Desain Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD .................... 37
2. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ............... 39
3. Data Hasil Belajar Siswa ada Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD ..................................................................................... 52
C. Pembahasan .......................................................................................... 58
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 70
A. Simpulan............................................................................................... 70
B. Saran ..................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 72
LAMPIRAN ..................................................................................................... 74
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jadwal penelitian tindakan kelas .......................................................... 36
2. Ringkasan permasalahan dalam penelitian siklus I .............................. 45
3. Ringkasan refleksi silus II .................................................................... 52
4. Hasil tes kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang pada siklus I ........ 53
5. Hasil observasi kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang
pada siklus I ......................................................................................... 54
6. Hasil tes kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang pada siklus II ....... 56
7. Hasil observasi kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang
pada siklus II ........................................................................................ 57
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Sistem pengapian batere ....................................................................... 12
2. Bagian-bagian dari baterai ................................................................... 13
3. Penampang dan hubungan ignition coil ............................................... 14
4. Konstruksi breaker point dan nok (camlobe) ...................................... 15
5. Konstruksi kondensor .......................................................................... 15
6. Konstruksi governor advancer ............................................................. 16
7. Konstruksi vacum advancer ................................................................. 16
8. Bagian-bagian busi ............................................................................... 17
9. Komponen-komponen sistem pengapian baterai ................................. 18
10. Kerangka berfikir ................................................................................. 20
11. Diagram alur penelitian ........................................................................ 24
12. Desain model pembelajaran kooperatif tipe STAD ............................. 37
13. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD ................................... 39
14. Peningkatan rata-rata hasil tes siklus I dan siklus II ............................ 62
15. Peningkatan ketuntasan belajar siklus I dan siklus II .......................... 63
16. Peningkatan rata-rata hasil tes keseluruhan ......................................... 64
17. Ketuntasan belajar siswa keseluruhan .................................................. 65
18. Peningkatan hasil observasi belajar siklus I dan siklus II .................... 66
19. Rata-rata hasil observasi keseluruhan siklus I dan siklus II ................. 67
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Daftar siswa kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang ....................... 74
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) penelitian ......................... 75
3. Kisi-kisi instrumen soal uji coba sistem pengapian konvensional ....... 79
4. Soal tes ujicoba instrumen ................................................................... 80
5. Tabel analisis soal instrumen ............................................................... 87
6. Perhitungan validitas soal instrumen ................................................... 88
7. Perhitungan realibilitas soal instrumen ................................................ 89
8. Perhitungan tingkat kesukaran soal instrumen ..................................... 90
9. Kisi-kisi instrumen soal siklus I ........................................................... 91
10. Soal siklus I .......................................................................................... 92
11. Kisi-kisi instrumen soal siklus II ......................................................... 98
12. Soal siklus II ......................................................................................... 99
13. Lembar observasi penelitian siklus I dan siklus II ............................... 105
14. Daftar nilai kemampuan awal siswa .................................................... 106
15. Daftar nilai siklus I ............................................................................... 107
16. Daftar nilai siklus II ............................................................................. 108
17. Hasil observasi siklus I ........................................................................ 109
18. Hasil observasi siklus II ....................................................................... 110
19. Foto dokumentasi penelitian di SMK Negeri 4 Semarang .................. 111
20. Surat-surat penelitian ........................................................................... 115
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rendahnya mutu pendidikan di Indonesia telah banyak disadari
oleh berbagai pihak, terutama oleh para pemerhati pendidikan di
Indonesia. Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah
dilakukan oleh pemerintah antara lain dengan jalan melengkapi sarana dan
prasarana, meningkatkan kualitas tenaga pengajar, serta menyempurnakan
kurikulum yang menekankan pada pengembangan aspek-aspek yang
bermuara pada peningkatan dan pengembangan kecakapan hidup (Life
Skill) yang diwujudkan melalui pencapaian kompetensi peserta didik untuk
dapat menyesuaikan diri, dan berhasil di masa yang akan datang.
Sekolah menengah kejuruan (SMK) merupakan pendidikan
kejuruan tingkat menengah atas yang disediakan pemerintah dalam rangka
menyiapkan tenaga kerja siap pakai. Hal ini sesuai dengan tujuan
instruksional pendidikan menengah kejuruan yaitu siswa diharapkan
menjadi tenaga profesional yang memiliki keterampilan yang memadai,
produktif, kreatif dan mampu berwirausaha. Untuk itu perlu kiranya siswa
SMK dibekali dengan kemampuan dasar dan keterampilan teknik yang
memadai.
2
Namun dalam kenyataannya proses belajar mengajar yang
berlangsung di sekolah khususnya SMK saat ini masih belum seluruhnya
berpusat pada siswa. Hal ini terbukti dengan masih seringnya digunakan
model ceramah atau konvensional yang hampir pada semua mata pelajaran
yang termasuk mata pelajaran kelistrikan otomotif. Padahal tidak semua
materi kelistrikan otomotif harus diajarkan dengan model ceramah atau
konvensional. Kenyataan pengajaran yang seperti ini menunjukkan bahwa
pemilihan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pokok
sangatlah penting. Untuk itu salah satu model yang dapat mengarahkan
kepada siswa untuk memberikan pengalaman belajar secara langsung
adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif ini
didasarkan atas pandangan konstruktivis yang menyatakan bahwa anak
secara aktif membentuk konsep, prinsip dan teori yang disajikan
kepadanya. Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) sesuai
dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan
dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama,
pembagian tugas, dan rasa senasib (Suyanto, 2009:51).
Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa tipe pembelajaran
yaitu: STAD (Student Teams Achievement Division), TAI (Team Assisted
Individualization), TGT (Teams Games Tournament), Jigsaw, penelitian
kelompok (Group Investigation). Dalam penelitian ini dipilih model
pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai objek model pembelajaran.
Alasan dipilih pembahasan pembelajaran kooperatif tipe STAD karena
3
model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana. Selain itu, dapat digunakan untuk
memberikan pemahaman materi yang sulit kepada siswa dimana materi
tersebut telah dipersiapkan oleh guru melalui lembar kerja atau perangkat
pembelajaran yang lain.
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata
pelajaran kelistrikan otomotif diharapkan dapat tercipta suasana belajar
siswa aktif yang saling berkomunikasi, saling mendengar, saling berbagi,
saling memberi dan menerima, yang mana keadaan tersebut selain dapat
meningkatkan pemahaman terhadap materi juga meningkatkan interaksi
sosial siswa, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan mandiri yang dilakukan pada
saat PPL di SMK Negeri 4 Semarang, dapat dikatakan sebagian besar
siswa kelas X TKR khususnya dalam mata pelajaran produktif masih
terlihat kurang tertarik terhadap materi yang diajarkan oleh gurunya
sehingga kecenderungan siswa tersebut untuk berbicara sendiri dengan
teman sebelahnya dan tidak memperhatikan apa yang sedang dijelaskan
oleh gurunya, tetapi juga ada sebagian siswa yang benar-benar
memperhatikan dan sering mengajukan pertanyaan kepada gurunya. Nilai
ulangan dari salah satu kelas dengan jumlah 36 siswa, yang sudah
memenuhi standar kelulusan baru 22 siswa, sedangkan 14 siswa belum
mencapai ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata kelas sebesar 70,00
serta presentase kelulusannya hanya 55,27%. Keadaan ini masih jauh
4
standar ketuntasan belajar yang telah ditetapkan yaitu 75 untuk rata-rata
kelas dan 75% untuk presentase kelulusan kelas.
Kegiatan pembelajaran di SMK Negeri 4 Semarang sudah cukup
baik, tetapi masih diperlukan suatu metode baru sehingga guru tidak
terlalu cenderung menggunakan pembelajaran konvensional. Penerapan
sistem pembelajaran konvensional secara terus-menerus tanpa variasi
tersebut dapat menjadi kendala dalam pembentukan pengetahuan secara
aktif khususnya dalam mata pelajaran kelistrikan otomotif, maka
diperlukan variasi dan kreativitas dalam model pembelajaran. Salah
satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD pada mata pelajaran kelistrikan otomotif yang dalam penerapannya
di dalam kelas akan tercipta suasana belajar siswa aktif yang saling
komunikatif, saling mendengar, saling berbagi, saling memberi dan
menerima, yang mana keadaan tersebut selain dapat meningkatkan
pemahaman terhadap materi juga meningkatkan interaksi sosial siswa,
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata
pelajaran kelistrikan otomotif. Dalam Jurnal Penelitian Tindakan Kelas
Decentralized Basic Education 3 menyebutkan bahwa:
Pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan
mampu mengatasi kelemahan pembelajaran kelompok yang
selama ini digunakan. Dalam pembelajaran ini, jumlah
anggota dalam kelompok diupayakan kecil dan posisi duduk
mereka saat bekerja diupayakan saling berhadap-hadapan
sehingga interaksi siswa di dalam kelompok menjadi lebih
intensif. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran
ini memungkinkan munculnya aktivitas positif siswa dalam
proses pembelajaran. Aktivitas siswa yang makin meningkat
5
dapat meningkatkan kualitas proses belajar siswa (Nurfaidah
dkk, 2011:34).
Pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD jika
dibandingkan dengan tipe model pembelajaran kooperatif lainnya apabila
dikaitkan dengan jurusan dan mata pelajaran yang diteliti yaitu jurusan
TKR dan mata pelajaran kelistrikan otomotif merupakan alternatif terbaik
serta memiliki potensi keberhasilan yang cukup besar baik karena faktor
kesederhanaan dan kemudahan dalam praktiknya. Hal ini yang mendorong
untuk dipilihnya pembelajaran kooperatif tipe STAD di dalam melakukan
penelitian.
Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian yang
diharapkan nantinya dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement
Division).
B. Pembatasan Dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah pada penelitian ini meliputi :
a) Materi kegiatan pembelajaran yang diteliti terbatas pada satu
pokok bahasan, yaitu sistem pengapian konvensional, karena
sebelumnya telah di sepakati dengan guru pengampu mata
pelajaran kelistrikan otomotif.
b) Model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD),
6
karena merupakan model pembelajaran kooperatif yang cukup
mudah untuk diterapkan.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka timbul permasalahan
yaitu :
a. Bagaimana desain model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada
sistem pengapian konvensional?
b. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
di SMK Negeri 4 Semarang?
c. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
C. Penegasan Istilah
Untuk menghindari salah pengertian dalam pemakaian istilah-
istilah yang berkaiatan dengan judul skripsi ini, maka perlu adanya
penegasan istilah-istilah yang digunakan. Adapun istilah-istilah yang perlu
diberi penegasan adalah:
1. Model pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan
cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu
mengkonstruksi konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri
(Suyanto, 2009:51).
2. STAD (Student Teams Achievement Divisions) adalah metode
pembelajaran kooperatif untuk pengelompokan kemampuan campuran
7
yang melibatkan pengakuan tim dan tanggung jawab kelompok untuk
pembelajaran individu anggota. Keanggotaan campuran menurut
tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku (Suyanto, 2009:52).
3. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta
didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek
perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh
peserta didik (Rifa‟i dan Anni, 2010:85).
4. Sistem pengapian berfungsi untuk menghasilkan tegangan yang tinggi
untuk mengadakan bunga api di antara elektroda busi sehingga
campuran bahan bakar udara dibakar sempurna walaupun kecepatan
berubah-ubah, pada mobil pada umumnya digunakan sistem pengapian
dengan baterai (Daryanto, 1991:107).
D. Tujuan Dan Manfaat
1. Tujuan
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah:
a. Mengetahui desain model pembelajaran kooperatif tipe STAD
pada sistem pengapian konvensional.
b. Mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
di SMK Negeri 4 Semarang.
c. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
8
2. Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
bagi pendidik, peserta didik, penulis, dan semua pihak yang terkait
dengan dunia pendidikan, adapun manfaatnya adalah:
a. Bagi Guru Mata pelajaran kelistrikan otomotif
Penelitian ini dapat memberikan masukan-masukan kepada
guru agar dapat menerapkan strategi pembelajaran selain ceramah
yang lebih bervariasi sehingga mampu meningkatkan kualitas
pembelajaran dalam rangka meningkatkan motivasi siswa dalam
kegiatan belajar mengajar.
b. Bagi Siswa SMK Negeri 4 Semarang
Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi siswa agar
tercipta kebiasaan-kebiasaan positif seperti kebiasaan bekerja sama
dalam kelompok, aktif dalam kegiatan belajar mengajar,
bersosialisasi, mengemukakan pendapat, dan sebagainya.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi peneliti
karena peneliti akan lebih mengetahui permasalahan-permasalahan
yang timbul dalam kegiatan belajar mengajar khususnya dalam
model pembelajaran kooperatif dan sebagai bekal bagi peneliti
untuk menjadi tenaga pendidik di masa yang akan datang.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Hakikat Belajar
Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya
perubahan pada diri seseorang, oleh karena itu belajar merupakan
suatu proses untuk mendapatkan hasil perubahan pada diri sendiri.
Menurut Rifa‟i dan Anni (2010:82), belajar merupakan proses penting
bagi perubahan perilaku setiap orang dan belajar itu mencangkup
segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-
aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari
oleh peserta didik (Rifa‟i dan Anni, 2010:85).
Menurut Hamalik (2004:36), menerangkan proses belajar dan
hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola,
struktur, dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan
oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka.
Dengan demikian untuk memperoleh hasil belajar siswa yang lebih
baik tidak hanya dipengaruhi oleh aspek-aspekdari sekolah, pola,
10
struktur dan kurikulum saja, tetapi seorang guru atau pembimbing
harus memiliki kompetensi yang baik pula.
3. Pembelajaran Kooperatif
Suyanto (2009:51), Menurut teori dan
pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-
partisifatif), tiap anggota kelompok terdiri atas 4-5 orang,
siswa heterogen (kemampuan, gender, karakter), ada
kontrol dan fasilitas, dan meminta tanggung jawab hasil
kelompok berupa laporan atau presentasi. Langkah
pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
a. Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa.
b. Menyampaikan informasi.
c. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok
belajar.
d. Membimbing kelompok belajar dan bekerja.
e. Evaluasi.
f. Memberikan penghargaan.
Metode pembelajaran kooperatif mempunyai
beberapa tipe dengan langkah yang berbeda-beda.
4. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement
Division (STAD)
Menurut Slavin (2005:143), STAD merupakan salah satu
metode pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan
merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi para guru
yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.
Menurut Suyanto (2009:52), ciri-ciri
pembelajaran tipe STAD, yaitu kelas terbagi dalam
kelompok-kelompok kecil. Tiap kelompok terdiri 4-5
anggota yang heterogen, dan belajar dengan metode
pembelajaran kooperatif dan prosedur kuis. STAD
adalah salah satu model pembelajaran kooperatif dengan
langkah-langkah berikut :
a. Mengarahkan siswa untuk bergabung ke dalam
kelompok.
b. Membuat kelompok heterogen (4 -5 orang).
11
c. Mendiskusikan bahan belajar-LKS-Modul secara
kolaboratif.
d. Mempresentasikan hasil kerja kelompok sehingga terjadi
diskusi kelas.
e. Mengadakan kuis individual dan buat skor
perkembangan tiap siswa atau kelompok.
f. Mengumumkan rekor tim dan individual.
g. Memberikan penghargaan.
Secara ringkas sintak pembelajaran tipe STAD,
yaitu : (1) mengajar, (2) belajar dalam tim, (3) tes, dan
(4) penghargaan tim.
Dalam Jurnal Guru Membangun menyebutkan bahwa :
Kebaikan model STAD
1. Siswa dapat belajar dari siswa lainnya yang telah
mengerti, sehingga rasa malu untuk bertanya terhadap
materi yang belum dimengerti siswa dapat berkurang.
2. Siswa dapat saling aktif dalam memecahkan masalah
yang diberikan oleh guru.
3. Siswa menjadi harus merasa siap, karena akan
mendapatkan tes secara acak oleh guru bidang studi.
4. Di dalam penelitian, guru dapat melihat kemampuan dari
masing-masing individu siswa terhadap pemahaman
materi.
Kelemahan model STAD
1. Bagi siswa yang belum dapat bekerja sama dengan
kelompoknya dan tidak dapat mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru, maka siswa tersebut akan tertinggal
dari siswa yang lainnya.
2. Apabila di dalam kelompok tersebut tidak terdapat siswa
yang mengerti akan soal atau materi yang telah diberikan
oleh guru, maka seluruh anggota kelompok tersebut akan
mendapat kesulitan dalam memecahkan masalah.
3. Di dalam penggunaan pembelajaran kooperatif model
STAD ini akan menggunakan waktu yang lama, karena
dalam model ini siswa diminta untuk membentuk
kelompok, menata ruang kelas, dan guru juga harus
membimbing semua kelompok yang terdapat di dalam
kelas tersebut (Zulhartati, 2011:7).
12
5. Sistem Pengapian Konvensional
a. Fungsi Sistem Pengapian
Sistem pengapian ini hanya terdapat pada mesin/motor
bensin saja, berfungsi untuk menghasilkan tegangan yang tinggi
untuk mengadakan bunga api di antara elektroda busi sehingga
campuran bahan bakar udara dibakar sempurna walaupun
kecepatan berubah-ubah, pada mobil pada umumnya digunakan
sistem pengapian dengan baterai (Daryanto, 1991:107). Sistem
pengapian konvensional tidak hanya terdapat pada mesin/motor
yang berbahan bakar bensin saja, tetapi dalam perkembangannya
sistem pengapian konvensional juga terdapat pada mesin/motor
yang berbahan bakar gas.
Suratman (2001:101), sistem pengapian pada mesin bensin
berfungsi membakar campuran udara dan bensin di ruang bakar
pada akhir langkah kompresi, sehingga dihasilkan daya mekanik
akibat pembakaran tersebut. Berikut gambar 1. menunjukkan
sistem pengapian konvensional.
Gambar 1. Sistem pengapian batere
(Suratman,2001:102)
13
b. Komponen-komponen sistem pengapian
1. Baterai
Sebagai penyedia arus listrik tegangan rendah (12V) untuk coil.
Berikut gambar 2. menunjukkan bagian-bagian dari baterai.
Gambar 2. Bagian-bagian dari baterai
(Daryanto, 1991:121)
2. Kunci kontak
Pada sistem pengapian, kunci kontak berfungsi
menghubungkan dan memutuskan aliran listrik dari baterai ke
ignition coil.
3. Ignition Coil
Ignition coil berfungsi menaikkan tegangan listrik yang
diterima dari baterai menjadi tegangan tinggi (10.000-20.000
14
volt) yang diperlukan untuk pengapian. Berikut gambar 3.
menunjukkan penampang dan hubungan ignition coil.
Gambar 3. Penampang dan hubungan ignition coil
(Suratman, 2001:104)
4. Distributor
Secara umum distributor berfungsi membagi-bagikan arus
yang bertegangan tinggi dari ignition coil ke busi-busi yang
terdapat pada setiap silinder. Bagian distributor adalah sebagai
berikut.
a. Breaker point, berfungsi memutuskan arus listrik dan
menghubungkannya dari kumparan primer coil ke massa
agar terjadi induksi pada kumparan sekunder coil.
b. Nok (comlobe), berfungsi mengungkit breaker point agar
dapat memutus dan menghubungkan arus listrik pada
15
kumparan primer coil. Berikut gambar 4. menunjukkan
konstruksi breaker point dan nok (camlobe).
Gambar 4. Konstruksi breaker point dan nok (camlobe)
(Suratman, 2001:105)
c. Kondensor, berfungsi menghilangkan atau mencegah
terjadinya loncatan bunga api listrik pada breaker point.
Berikut gambar 5. menunjukkan konstruksi kondensor.
Gambar 5. Konstruksi kondensor
(Suratman, 2001:105)
d. Tutup distributor dan rotor, berfungsi membagi-bagikan
arus tegangan tinggi yang dihasilkan oleh kumparan
sekunder pada ignition coil ke busi pada tiap-tiap silinder.
16
e. Governor advancer, berfungsi memajukan saat pengapian
sesuai dengan pertambahan putaran mesin. Berikut gambar
6. menunjukkan konstruksi governor advancer.
Gambar 6. Konstruksi governor advancer
(Suratman, 2001:106)
f. Vacum advancer, berfungsi memundurkan atau
memajukan saat pengapian ketika beban mesin bertambah
atau berkurang. Berikut gambar 7. menunjukkan konstruksi
Vacum advancer.
Gambar 7. Konstruksi vacum advancer
(Suratman, 2001:106)
17
5. Busi
Busi berfungsi menghasilkan bunga api listrik antara kedua
elektrodanya untuk membakar campuran gas pada ruang bakar.
Berikut gambar 8. menunjukkan bagian-bagian busi.
Gambar 8. Bagian-bagian busi
(Suratman, 2001:107)
c. Cara Kerja Sistem Pengapian
1. Saat platina tertutup
Pada saat kunci kontak posisi on dan platina masih pada posisi
menutup, arus mengalir dari terminal positif baterai kemudian
menuju terminal B kunci kontak kemudian terminal IG kunci
kontak dan diteruskan ke terminal positif koil kumparan primer
dan diteruskan keterminal negatif koil kemudian menuju
platina dan ke massa, sehingga menyebabkan terjadinya
kemagnetan pada koil pengapian.
18
2. Saat platina terbuka
Pada saat kunci kontak pada posisi start kemudian nok
distributor berputar menekan tumit platina sehingga platina
membuka dan akibatnya arus primer yang mengalir terputus
sehingga kemagnetan di koil pengapian hilang. Hilangnya
kemagnetan menyebabkan terjadinya induksi tegangan tinggi di
kumparan primer dan sekunder koil. Induksi kumparan primer
kurang lebih 300-400 volt diserap oleh kondensor, sedangkan
induksi kumparan sekunder kurang lebih 10.000-15.000 volt
dialirkan ke kabel tegangan tinggi kemudian menuju rotor dan
kabel busi kemudian ke busi dan menuju massa, sehingga
terjadi percikan bunga api di busi.
Gambar 9. Komponen-komponen sistem pengapian batere
19
6. Kelas X TKR SMK Negeri 4 Semarang
Yang dimaksud kelas X TKR disini adalah mereka yang
menempuh pendidikan jenjang tingkat X, sebagaimana tercatat pada
buku induk siswa program keahlian Teknik Kendaraan Ringan.
Sasaran dalam penelitian ini adalah siswa kelas X program keahlian
Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 4 Semarang. Sedangkan SMK
Negeri 4 Semarang adalah lembaga pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan yang telah berstandar ISO dan merupakan SMK RSBI
(Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) yang beralamatkan di Jalan
Pandanaran II/7 Semarang.
B. Kerangka Berfikir
Model pembelajaran kooperatif memberi kesempatan kepada siswa
bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan atau
memecahkan suatu masalah secara bersama. Selain itu pembelajaran
kooperatif dapat membantu siswa dalam memahami mata pelajaran
kelistrikan otomotif. Siswa secara individu dapat membangun kepercayaan
diri terhadap kemampuannya untuk memahami materi kelistrikan
otomotif, sehingga akan mengurangi dan menghilangkan rasa cemas
terhadap materi tersebut yang dialami banyak siswa. Pembelajaran
kooperatif tipe STAD memberi kesempatan kepada siswa untuk
berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan
ide, siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan
20
pengetahuan dan kemampuan dalam kelompoknya. Ketika siswa
melakukan kegiatan diskusi dengan kelompoknya, maka dengan
sendirinya akan mendorong potensi siswa untuk melakukan kegiatan yang
mengasah kemampuan tentang materi yang diberikan kepada siswa ke
tingkat berpikir yang lebih tinggi sehingga pada akhirnya akan
berpengaruh pada pencapaian hasil belajar siswa yang meningkat.
Untuk mempermudah keterangan dari pemikiran pada kerangka
berfikir, maka digambarkan dengan model skema dibawah ini.
Gambar tersebut menjelaskan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD. Dimana dari permasalahan yang di dapat dari
sekolah, kemudian di ambil pemecahan masalahnya yang berupa
Gambar 10. Kerangka berfikir
Masalah di sekolah :
1. Pembelajaran berpusat pada
guru
2. Rata-rata hasil belajar belum
mencapai KKM 75
Pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan mampu
memecahkan masalah
Teknik STAD :
1. Mengajar
2. Belajar dalam tim
3. Tes evaluasi
4. Pemberian nilai
Hasil belajar siswa
meningkat
21
perbaikan model pembelajaran dari pembelajaran yang dulunya berpusat
pada guru kemudian di ubah dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Untuk proses STAD diantaranya adalah guru memberikan materi
pembelajaran secara singkat, kemudian siswa diarahkan untuk
berkelompok dan saling berdiskusi dengan temanya dan akan membangun
pemikiranya sendiri. Pemikiran yang timbul dari diri sendiri akan lebih
berkesan dan mudah diingat dibandingkan yang didapat dari orang lain.
Kemudian pemikiran Siswa diperjelas dengan berdiskusi dengan guru.
Oleh karena itu terjadi peningkatan pemahaman pada diri siswa sehingga
hasil belajar siswa dapat meningkat.
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X TKR 1 yang
berjumlah 36 siswa di SMK Negeri 4 Semarang. Pengambilan kelas X
TKR 1 sebagai subjek dalam penelitian ini berdasarkan hasil observasi dan
kesepakatan dengan guru kelas yang telah dirundingkan terlebih dahulu
sebelum dilakukan penelitian di kelas tersebut.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilakukan secara kolaboratif dengan guru kelas X TKR SMK Negeri 4
Semarang, artinya dilakukan kerja sama dengan guru kelas X TKR SMK
Negeri 4 Semarang.
Penelitian tindakan kelas (classroom action research), yaitu
penelitian yang dilakukan oleh guru ke kelas atau di sekolah tempat ia
mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses
dan praksis pembelajaran (Arikunto, 2010:135).
Pada tahap awal dilakukan diskusi dengan guru tentang
permasalahan penelitian dan menentukan rencana tindakan. Rencana
tindakan yang telah disusun bersama kemudian dipraktikkan oleh guru
23
saat melakukan pembelajaran dikelas. Pada saat guru melakukan
pembelajaran, dilakukan pencatatan segala sesuatu yang terjadi pada saat
pembelajaran yang berhubungan dengan materi pengapian konvensional
pada mobil.
Penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan terdiri dari dua
siklus, setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin
dicapai sesuai dengan apa yang telah didesain dalam faktor yang akan
diselidiki untuk dapat melihat peningkatan hasil belajar setelah tes.
Prosedur penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan sebagai
berikut:
1. Perencanaan (Planning)
2. Pelaksanaan tindakan kelas (Action)
3. Pengamatan (Observation)
4. Refleksi (Reflection)
24
Gambar 11. Diagram alur penelitian
Ya Tidak
Selesai
Mulai
Membuat instrumen non tes Menyusun RPP
Pembagian kelompok Uji coba instrumen tes
Menyampaikan Materi
Mengarahkan siswa
kedalam kelompok
Diskusi kelompok
Observasi/
pengamatan
Tes evaluasi
Kesimpulan
Menyampaikan Materi
Mengarahkan siswa kedalam kelompok
Diskusi kelompok
Tes evaluasi
Siklus berikutnya
Siklus I Siklus II
Memberikan Skor/Nilai
Analisis pada siklus I
Memberikan Skor/Nilai
Analisis pada siklus II
Membuat instrumen tes
KKM ≥ 75
Perencanaan ulang Valid
Tidak Ya
Tidak
KKM ≥ 75
Ya
Tindakan
Refleksi
Perencanaan
Tindakan
Refleksi
25
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan dengan dua siklus,
yaitu siklus I dan siklus II yang akan diuraikan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan yang dilakukan adalah merencanakan
persiapan pembelajaran sistem pengapian konvensional dengan
menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD, diantaranya (1)
berkoordinasi dengan guru kelas X SMK Negeri 4 Semarang
tentang penelitian yang akan dilakukan, (2) membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sistem pengapian dengan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD (3) membuat instrumen
penilaian, yang terdiri dari instrumen tes yang berupa soal pilihan
ganda dan instrumen non tes yang berupa lembar observasi (4)
pembagian kelompok belajar secara heterogen yang terdiri dari 4-5
orang peserta didik.
b. Tindakan (action)
Pada tahap pelaksanaan, guru melaksanakan rencana
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Student Teams
Achievement Divisions (STAD) sesuai dengan yang telah
direncanakan. Selama proses pembelajaran berlangsung, guru
mengajar sesuai dengan RPP yang sudah dibuat, yaitu
pembelajaran kelistrikan otomotif menggunakan model
pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada
26
materi sistem pengapian konvensional. Yang langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut.
1. Guru menyampaikan materi pengapian konvensional secara
singkat.
2. Guru mengarahkan siswa kedalam kelompok yang telah
ditentukan.
3. Guru mengarahkan siswa dalam kelompoknya untuk
melakaukan diskusi kelompok dengan topik yang telah
ditentukan.
4. Guru melaksanakan tes evaluasi dari materi yang telah
diajarkan kepada siswa.
c. Pengamatan (Observation)
Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran
berlangsung, yaitu saat guru menyampaikan materi sistem
pengapian konvensional hingga pelaksanaan tes evaluasi dengan
menggunakan lembar observasi untuk mengetahui tingkat keaktifan
siswa.
d. Refleksi (reflection)
Sumber data dikumpulkan adalah berupa hasil tes dan
observasi pada siklus I ini selanjutnya dianalisis. Data-data yang
diperoleh selanjutnya dikumpulkan untuk mengetahui sejauh mana
siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.
27
Selanjutnya hasil refleksi digunakan sebagai acuan untuk kegiatan
pembelajaran tahap II.
2. Siklus II
Pelaksanaan siklus II ini didasari dari hasil refleksi pada siklus
I. Masalah-masalah yang timbul pada siklus I ditetapkan alternatif
pemecahan masalahnya dengan harapan tidak terulang pada siklus II
nantinya. Apabila hasil refleksi pada siklus II menunjukkan belum
tercapainya indikator ketercapaian pembelajaran maka siklus akan
dilanjutkan, dan sebaliknya apabila refleksi pada siklus II telah
menunjukkan tercapainya indikator ketercapaian pembelajaran maka
siklus akan dihentikan.
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu karakteristik dari suatu objek yang harganya
untuk tiap objek bervariasi dapat diamati atau dibilang, atau diukur
(Sukestiyarno dan Wardono, 2009:4). Dalam penelitian ini ada dua
variabel yang digunakan yaitu :
1. Variabel Bebas
Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD).
28
2. Variabel Terikat
Variabel terikat yaitu varibel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah hasil belajar siswa dalam materi sistem pengapian
konvensional pada kelas X TKR di SMK Negeri 4 Semarang.
D. Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan
metode observasi, dimana dilakukan observasi tentang jalannya
pengelolaan kelas dan aktivitas siswa saat pembelajaran berlangsung
yang dilakukan oleh guru. Selanjutnya dengan metode tes berupa soal
pilihan ganda dimana untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD).
2. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam
mengumpulkan data penelitian (Arikunto, 2010:262). Pada penelitian
tindakan kelas ini instrumen yang digunakan adalah instrumen tes dan
nontes. Instrumen tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang
hasil belajar siswa secara klasikal, sedangkan instrumen non tes berupa
lembar-lembar pengamatan siswa dan pengajar saat pembelajaran
sedang berlangsung.
29
a. Instrumen Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes pilihan
ganda. Tes diberikan kepada subjek penelitian sesudah pelaksanaan
tindakan kelas. Dalam pembuatan instrumen penelitian ini
mengacu kepada indikator soal. Indikator soal ini merupakan
pokok bahasan atau materi yang telah disampaikan. Untuk
indikator soal yang digunakan adalah :
1. Prinsip kerja sistem pengapian.
2. Komponen-komponen sistem pengapian dan fungsinya.
3. Mengidentifikasi gangguan sistem pengapian.
b. Instrumen Nontes
Pengumpulan data dengan instrumen nontes menggunakan
metode observasi, karena dalam penelitian ini observasi mampu
mendiskripsikan tentang banyak hal, diantaranya tentang penilaian
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Indikator
yang digunakan dalam penilaian siswa ini adalah :
1. Proses STAD
2. Keaktifan siswa
3. Perhatian siswa
4. Kedisiplinan siswa
5. Penugasan
6. Tolak ukur keberhasilan pembelajaran
30
3. Uji Coba Instrumen Penelitian
a. Validitas Soal
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto,
2010:211). Rumus untuk menghitung validasi menggunakan
korelasi point biserial. Rumus korelasi antara dua variabel, dalam
penelitian ini digunakan untuk mencari korelasi antara item
dengan seluruh tes atau validasi item. Adapun rumus korelasi
point biserial yaitu:
(Arikunto, 2006:283)
Keterangan :
= Koefisien korelasi point biserial
Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab betul item
yang dicari korelasinya dengan tes
Mean skor total (skor rata-rata dari seluruh pengikut tes)
Standar deviasi skor total.
Proposi subjek yang menjawab betul item tersebut.
1-p
31
Setelah didapat nilai kemudian disesuaikan dengan
nilai rtabel korelasi product-moment. Apabila > r tabel
korelasi product-moment maka soal dikatakan valid, tetapi jika
Apabila < r tabel korelasi product-moment maka soal
dikatakan tidak valid. Harga kritik dari r product-moment pada N=
34 adalah 0,339 (Arikunto, 2006:359).
Dalam penelitian ini melakukan uji validitas terhadap 35
soal. Dari 35 soal tersebut didapatkan 5 soal diantaranya tidak
valid. Dalam hal ini memutuskan untuk membuang/tidak
menggunakan soal yang tidak valid tersebut, hal itu dikarenakan
pembuatan soal tersebut didasarkan pada indikator kompetensi
dasar yang terdiri dari beberapa soal sesuai dengan indikator
tersebut. Jadi jika salah satu soal saja yang tidak digunakan pada
indikator tersebut, maka masih dapat terwakili oleh soal yang lain.
Jadi setelah melakukan uji validitas, dari data diatas mendapatkan
30 soal yang valid dari 35 soal. Soal yang tidak valid tersebut
adalah soal no 15, 20, 21, 26, 31.
b. Reliabilitas Soal
Reliabilitas menunjukan pada satu pengertian bahwa
sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan
32
responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu (Arikunto,
2010: 221).
Untuk mengetahui tingkat reliabilitas penelitian dapat
menggunakan uji reliabilitas internal dapat ditentukan dengan
rumus K-R.21. Rumus ini digunakan untuk tes item yang dibuat
sistematikanya menggunakan pilihan ganda dan memberikan
harga yang lebih rendah dari rumus K-R 20. Adapun kebaikan K-
R 21 ialah, bahwa proses perhitungannya relatif lebih sederhana
atau lebih mudah, sedangkan kelemahannya ialah, bahwa hasil
perhitungannya kurang teliti (Sudijono 2006:253).
(Arikunto, 2010:232)
Keterangan :
r11 = Reliabilitas Instrumen
k = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan
M = Skor rata-rata
Vt = Varians total Jika r11 hitung > r tabel product-moment
maka perangkat soal tersebut reliabel dan jika sebaliknya yaitu r11
hitung < r tabel product-moment maka soal tidak reliabel.
33
Berdasarkan hasil uji realibilitas terhadap instrumen
menggunakan rumus tersebut diperoleh hasil sebesar 0,755. Harga
kritik dari r product-moment pada N= 34 adalah 0,339 (Arikunto,
2010:402). Karena koefisien reliabilitas tersebut lebih besar dari
nilai r tabel dapat dinyatakan bahwa instrument tersebut reliabel dan
dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.
c. Taraf Kesukaran
Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal dapat diketahui
dengan menghitung indeks kesukaran pada tiap butir soal dengan
menggunakan rumus :
P = JS
B
(Sukestiyarno dan Wardono, 2009:62)
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut.
0 ≤ 0,30 adalah soal sukar,
0,30 ≤ 0,70 adalah soal sedang,
0,70 ≤ 1,00 adalah soal mudah.
34
Dari perhitungan diperoleh butir soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25,
27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35 adalah butir soal kategori sedang dan
butir soal nomor 26, 31 adalah kategori sukar. Butir-butir item tes
hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik,
apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula
terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran item itu adalah
sedang atau cukup (Sudijono, 2006:370).
E. Analisis Data
1. Data Hasil Tes
Data hasil belajar siswa meliputi hasil tes siklus 1 dan siklus
berikutnya. Hasil tes ditentukan berdasarkan pedoman penilaian yang
telah dibuat, kemudian dihitung nilai rata-rata dari masing-masing tes.
Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa,
langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menghitung nilai rata-rata
hasil tes pada tiap siklus dengan rumus:
(Sudjana, 2005:70)
Keterangan :
= Mean atau nilai rata-rata
fi = Frekuensi kelas
xi = tanda kelas interval
2X
35
2. Data Hasil Observasi
Data yang diperoleh dari hasil lembar observasi kemudian
dilakukan analisis data untuk mengetahui hambatan-hambatan yang
dirasakan siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe Student Teams
Achievement Division (STAD).
3. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila memenuhi indikator
keberhasilan sebagai berikut:
a. Nilai rata-rata kelas dalam pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions
(STAD) ≥75,00 dari tes.
b. Presentase keaktifan siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe
Student Teams Achievement Divisions (STAD) 75% (siswa aktif
dalam kegiatan belajar mengajar) dari lembar observasi.
c. Apabila 75% dari jumlah siswa berkategori tuntas belajar (sudah
mencapai KKM) dari hasil tes.
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pra Penelitian
Berdasarkan kesepakatan dengan guru mata pelajaran kelistrikan
otomotif, pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dilakukan selama dua siklus dan apabila hasil
penelitian sudah mencapai indikator keberhasilan maka siklus dihentikan.
Materi yang dipelajari adalah sistem sistem pengapian konvensional.
Siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 20 Mei 2013, sedangkan
siklus II dilaksanakan pada hari senin tanggal 27 Mei 2013.
Dalam hal ini juga disepakati bahwa saat penelitian guru sebagai
pelaksana kegiatan pembelajaran tipe STAD dan nantinya dilakukan juga
pengamatan terhadap aktifitas belajar siswa dalam penelitian ini dengan
lembar observasi. Adapun jadwal penelitian tindakan kelas yang dilakukan
dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut.
Tabel 1. Jadwal penelitian tindakan kelas
Siklus Hari Tanggal Jam Keterangan
I Senin 20 Mei 2013 08.30-13.00 Jam ke 2-8
II Senin 27 Mei 2013 08.30-13.00 Jam ke 2-8
37
B. Hasil Penelitian
1. Desain Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Berdasarkan pada landasaan teori pada BAB II maka langkah-
langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diterapkan
dalam penelitian ini memperoleh hasil pada gambar 12 sebagai
berikut.
Gambar 12. Desain model pembelajaran kooperatif tipe
STAD
Gambar diatas menunjukkan desain model pembelajaran
kooperatif tipe STAD yang yang diterapkan dalam penelitian ini yang
terdiri dari : 1) guru menyampaikan materi pembelajaran sistem
pengapian konvensional kels X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang
Guru mengarahkan siswa untuk
berdiskusi kelompok
Guru menyampaikan materi sistem
pengapian konvensional
Guru mengarahkan siswa kedalam
kelompok
Guru mengadakan tes evaluasi
sistem sistem pengapian
konvensional
Guru memberikan nilai dari hasil
tes sistem sistem pengapian
konvensional
38
secara singkat. 2) setelah guru menyampaikan materi, kemudian guru
mengarahkan siswa kedalam kelompok, yang terdiri dari 9 kelompok
dan setiap kelompok terdiri dari 4 orang siswa. 3) setelah dilakukan
pembagian kelompok, masing masing kelompok diberikan persoalan
yang berupa materi sistem pengapian konvensional yang terdiri dari
pengertian, komponen dan cara kerja sistem sistem pengapian
konvensional dan diwajibkan setiap kelompok bertanggung jawab
kepada setiap anggota kelompok untuk bisa menguasai dan mengerti
materi yang di diskusikan masing-masing kelompok. 4) guru
mengadakan evaluasi terhadap materi yang telah diajarkan dan disini
dilakukan tes yang berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 30 soal.
5) guru memberikan nilai dari hasil tes yang telah dilakukan pada
pertemuan berikutnya. Desain pembelajaran kooperatif tipe STAD
cukup mudah diterapkan dan dapat melatih siswa untuk melakukan
kegiatan diskusi kelompok. Hal ini sejalan dengan penelitian
kooperatif tipe STAD yang dilakukan oleh Nugroho dkk, (2009:112)
dalam Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 yang penelitiannya
menyebutkan bahwa:
Kelebihan penerapan metode kooperatif tipe
STAD berorientasi keterampilan proses adalah siswa
berusaha mencari pengetahuannya sendiri dengan
keterampilan proses yang dimiliki dan melatih siswa
melaksanakan praktikum sehingga siswa mampu bekerja
dan berdiskusi kelompok serta belajar merumuskan
pengetahuan yang diperoleh sehingga pembelajaran
terpusat pada siswa.
39
2. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada
materi sistem sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK
Negeri 4 Semarang dalam penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus yang
setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan
refleksi. Masing-masing siklus dalam penelitian ini menghasilkan data
yang berupa hasil belajar siswa dan tingkat keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD dan dapat dilihat pada
gambar 13 sebagai berikut.
Gambar 13. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD
Dari gambar diatas dapat diuraikan penjelasan setiap siklusnya
sebagai berikut.
Observasi I
Observasi II
Siklus I
Siklus II
Mulai
Perencanaan I
Tindakan I
Refleksi I
Perencanaan II
Tindakan II
Refleksi II
Selesai
40
a. Siklus I
1) Perencanaan siklus I
Perencanaan dalam penelitian ini yang dilakukan adalah
a) berkoordinasi dengan guru kelas X SMK Negeri 4 Semarang
tentang penelitian yang akan dilakukan, b) membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sistem sistem pengapian
konvensional dengan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD, c) membuat instrumen penilaian, yang terdiri dari
instrumen tes yang berupa soal pilihan ganda yang berjumlah
30 soal dan instrumen non tes yang berupa lembar observasi
yang terdiri dari beberapa indikator diantaranya proses STAD,
keaktifan siswa, perhatian siswa, kedisiplinan, penugasan dan
tolak ukur keberhasilan pembelajaran , d) pembagian kelompok
belajar secara heterogen yang terdiri dari 9 kelompok yang
terdiri dari 4 siswa pada masing-masing kelompok.
2) Tindakan dan observasi siklus I
Pelaksanaan tindakan dalam siklus I ini dilakukan
bersamaan dengan kegiatan observasi terhadap siswa selama
siswa mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
menggunakan lembar observasi. Pelaksanaan kegiatan
pembelajaran dalam penelitian ini menggunakana model
pembelajaran kooperatif tipe STAD yang terdiri dari 1)
41
penyampaian materi sistem pengapian konvensional oleh guru
mata pelajaran kelistrikan otomotif kelas X TKR 1 SMK
Negeri 4 Semarang secara singkat, 2) mengarahkan siswa
kedalam kelompok yang telah ditetapkan pada tahap
perencanaan sebelumnya, 3) mengarahkan siswa untuk
melakukan kegiatan diskusi kelompok terhadap materi sistem
sistem pengapian konvensional, 4) mengadakan tes evaluasi
setelah kegiatan diskusi kelompok yang berupa soal pilihan
ganda yang berjumlah 30 soal dan siswa dilarang membuka
buku atau catatan serta tidak boleh saling mencontek untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang
telah di diskusikan, 5) guru menutup kegiatan pembelajaran
pada siklus I. Setelah kegiatan belajar siklus I selesai maka
diperoleh hasil dari tes dan hasil dari observasi siswa. Adapun
rata-rata hasil tes pada materi sistem sistem pengapian
konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang secara
umum adalah 69,97 dan ketuntasan belajar disini diperoleh
30,55% dari seluruh siswa yaitu 11 siswa yang tuntas dari 36
siswa. Sedangkan pada hasil tes terdahulu pada materi sistem
pengapian konvensional didapatkan hasil tes rata-rata siswa
adalah 67,7 dan ketuntasan belajar siswa diperoleh 27,77% dari
seluruh siswa yaitu 10 siswa yang tuntas dari 36 siswa. Dari
hasil tes dengan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar yang
42
diperoleh diatas dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar
belum memenuhi batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM),
yaitu 75. Sedangkan observasi dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana keterlaksanaan pembelajaran kooperatif tipe
STAD yang dilakukan pada materi sistem sistem pengapian
konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang dan
didapat hasil rata-rata kegiatan observasi pembelajaran
kooperatif tipe STAD yang dilakukan kepada siswa sebesar
52,5%, hasil ini masih kurang seperti yang diharapkan untuk
memenuhi indikator keberhasilan pada tingkat keaktifan siswa
dengan presentase standar 75%. Kurang maksimalnya nilai tes
dan aktifitas pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi
sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4
Semarang pada siklus I ini kemungkinan disebabkan faktor
keaktifan siswa yang masih banyak kekurangan, selain itu
siswa belum sepenuhnya bisa menerima model pembelajaran
yang diterapkan yaitu dengan model pembelajaran tipe STAD.
3) Refleksi siklus I
Berdasarkan hasil penelitian siklus I dapat diketahui
bahwa hasil belajar siswa pada materi sistem sistem pengapian
konvensional belum memuaskan, baik dari segi tes maupun
non tes. Hasil rata-rata belajar pada materi sistem pengapian
konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang
43
mencapai 69,97. Hasil ini belum baik, karena masih belum
memenuhi KKM. Sedangkan untuk ketuntasan belajar masih
30,55% yaitu sebanyak 11 siswa yang sudah tuntas dari 36
siswa.
Hasil non tes yang berupa lembar observasi diperoleh
hasil rata-rata proses pembelajaran kooperatif tipe STAD
52,5%. Selain itu masih banyak permasalahan yang didapat
saat proses pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa
kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang, diantaranya sebagai
berikut.
a) Keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD masih kurang
dan masih banyak siswa yang belum bisa menyesuaikan
diri dengan kegiatan pembelajaran tersebut. Sehingga guru
perlu memberikan gambaran lagi mengenai pembelajaran
dengan model ini dan diupayakan memberikan pertanyaan
yang lebih menarik sehingga nantinya diharapkan siswa
lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
kooperatif tipe STAD ini.
b) Perhatian siswa kepada guru saat memberikan penjelasan
tentang materi yang diberikan masih kurang diperhatikan,
sehingga siswa menjadi kurang paham tentang materi yang
44
disampaikan oleh guru. Disamping itu masih banyak siswa
yang belum bisa terfokus untuk melakukan kegiatan diskusi
kelompok mengenai materi sistem pengapian konvensional.
Dalam hal ini pada siklus berikutnya guru berusaha
memberikan pertanyaan secara acak kepada siswa agar dari
masing-masing siswa siap untuk menjawab apabila
nantinya diberikan pertanyaan oleh guru. Selain itu pula
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang dijelaskan mana yang siswa masih
kurang paham. Sehingga nanti pada saat dilakukan kegiatan
diskusi kelompok siswa tiap kelompok bisa lebih terfokus
pada materi yang sedang di diskusikan.
c) Tolak ukur keberhasilan pembelajaran yang berupa KKM
yang belum mencapai standar yaitu 75, dimana terdapat
banyak sekali kekurangan dalam hal ini siswa masih
banyak yang kurang memahami materi yang telah
diajarkan, pada saat guru bertanya kepada siswa dan siswa
tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
tersebut. Selain itu juga siswa yang mau bertanya kepada
guru masih sedikit sekali. Dengan demikian guru harus bisa
lebih terbuka, tidak membatasi diri atau akrab dengan siswa
serta pemberian reward atau hadiah kepada siswa yang mau
bertanya yang hadiah tersebut berupa penambahan nilai.
45
Hal yang terpenting pada pembelajaran kooperatif tipe
STAD disini adalah proses diskusi siswa pada tiap-tiap
kelompok yang masih banyak kekurangan, dimana hanya
sebagian kecil siswa yang mau atau melakukan kegiatan
diskusi kelompok. Hali ini dapat dilihat dari masih
banyakknya siswa yang sering berbicara sendiri atau sering
mengganggu kelompok lain. Dalam hal ini guru harus
sering berkeliling pada setiap kelompok dan memberikan
arahan kepada masing-masing kelompok agar dapat
melakukan kegiatan diskusi dengan baik. Berikut adalah
tabel 2 ringkasan dari permasalahan yang didapat dari
refleksi siklus 1.
Tabel 2. Ringkasan permasalahan dalam penelitian siklus I
No Permasalahan dalam siklus I
1. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
kooperatif tipe STAD masih kurang
2. Siswa masih kurang terfokus dalam kegiatan diskusi
kelompok
3. Rata-rata hasil belajar siswa belum memenuhi KKM
75
Berdasarkan ringkasan permasalahan pada tabel 2
diatas dapat diketahui bahwa, terdapat beberapa
permasalahan pada siklus I yang nantinya perlu dilakukan
perbaikan pada perencanaan siklus II.
46
b. Siklus II
1) Perencanaan II
Pada perencanaan siklus II ini hanya dilakukan
persiapan seperti halnya siklus I tetapi lebih ditekannya pada
upaya yang dilakukan dalam perbaikan dari permasalahan yang
didapat pada siklus I dalam proses pembelajaran kooperatif tipe
STAD pada siswa kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang,
diantaranya sebagai berikut.
a. Sebelum guru memberikan materi tentang sistem sistem
pengapian konvensional guru memberikan gambaran lagi
mengenai pembelajaran kooperatif tipe STAD ini dan guru
berupaya memberikan pertanyaan yang lebih menarik
sehingga nantinya siswa lebih aktif dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD ini. Dan guru
selalu memberikan motifasi kepada siswa agar dapat
mengikuti kegiatan pembelajaran ini secara lebih maksimal
lagi dan siswa menjadi lebih tertarik lagi dengan model
pembelajran kooperatif tipe STAD yang diterapkan.
b. Dalam siklus ini guru berusaha memberikan pertanyaan
secara acak kepada siswa agar dari masing-masing siswa
siap untuk menjawab apabila diberikan pertanyaan oleh
guru. Selain itu pula guru memberikan kesempatan kepada
47
siswa untuk bertanya tentang materi yang dijelaskan mana
yang siswa masih kurang paham. Hal ini merupakan upaya
agar perhatian siswa bisa lebih terfokus pada materi yang
sedang diajarkan.
c. Kemudian guru harus lebih terbuka, tidak membatasi diri
atau akrab dengan siswa serta pemberian reward atau
hadiah kepada siswa yang mau bertanya yang hadiah
tersebut berupa penambahan nilai. Selain itu saat
pembelajaran kooperatif tipe STAD pada proses diskusi
siswa di tiap-tiap kelompok guru selalu memantau setiap
kelompok dan memberikan arahan kepada masing-masing
kelompok sehingga setiap siswa dapat melakukan kegiatan
diskusi dengan baik.
2) Tindakan dan observasi siklus II
Pelaksanaan tindakan dalam siklus II ini dilakukan
bersamaan dengan kegiatan observasi terhadap siswa selama
siswa mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
menggunakan lembar observasi seperti halnya siklus I. Tetapi
dalam siklus II ini pelaksanaan tindakan lebih ditekankan pada
kegiatan yang dalam refleksi siklus I terdapat beberapa
kendala, diantaranya adalah : 1) sebelum penyampaian materi
sistem pengapian konvensional oleh guru mata pelajaran
48
kelistrikan otomotif kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang
guru kembali memberikan gambaran lagi mengenai
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan guru memberikan
pertanyaan kepada siswa yang lebih menarik lagi serta lebih
memberikan motifasi-motifasi yang dapat membangkitkan
gairah belajar siswa sehingga siswa menjadi semangat untuk
mengikuti kegiatan kegiatan pembelajaran kooperatif tipe
STAD 2) guru kembali mengarahkan siswa kedalam kelompok
yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan sebelumnya,
yang terdiri dari 9 kelompok yang masing-masing kelompok
terdiri dari 4 siswa 3) mengarahkan siswa untuk melakukan
kegiatan diskusi kelompok terhadap materi sistem sistem
pengapian konvensional dan guru lebih sering berkeliling untuk
mengecek sejauh mana tiap kelompok melakukan kegiatan
diskusi serta memberikan arahan-arahan terhadap materi sistem
pengapian konvensional yang sedang di diskusikan, dengan
demikian setiap siswa dalam kelompok tersebut bertanggung
jawab untuk paham dan menguasai materi sistem sistem
pengapian konvensional yang sedang di diskusikan, selain itu
masing-masing siswa tiap kelompok juga bertanggung jawab
atas teman lain dalam kelompoknya untuk saling menjelaskan
materi yang kiranya masih kurang dipahami 4) sebelum
mengadakan tes evaluasi setelah kegiatan diskusi kelompok
49
yang berupa soal pilihan ganda yang berjumlah 30 soal guru
kembali memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan
dengan materi sistem pengapian konvensional dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya lagi serta siswa
dilarang membuka buku atau catatan dan tidak boleh saling
mencontek untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang telah di diskusikan, kemudian guru
berkeliling untuk memastikan siswa sejauh mana mereka
mengerjakan soal tersebut. Hal ini ditujukan untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam menjawab soal tes dari siklus I dan
diharapkan hasilnya akan lebih baik lagi 5) guru menutup
kegiatan pembelajaran pada siklus II dan sedikit mengulas
kembali materi sistem pengapian konvensional yang telah
dijelaskan tadi, serta memberikan lagi kesempatan bertanya
kepada siswa yang masih kurang jelas terhadap materi sistem
pengapian konvensional. Setelah kegiatan belajar siklus II
selesai maka diperoleh hasil dari tes dan hasil dari observasi
siswa. Adapun hasil tes pembelajaran kooperatif tipe STAD
pada siklus II menunjukkan bahwa rata-rata hasil tes pada
materi sistem sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1
SMK Negeri 4 Semarang pada siklus II dengan menggunakan
metode pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh rata-rata
yang cukup meningkat dari siklus I yaitu sebesar 81,05 untuk
50
ketuntasan belajar disini juga meningkat yaitu 86,11% dari
seluruh siswa yaitu 31 siswa yang tuntas dari 36 siswa. Dari
hasil tes dengan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar yang
diperoleh diatas dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar
sudah memenuhi batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM),
yaitu 75. Hal ini disebabkan karena dilakukan perbaikan-
perbaikan dari refleksi siklus I sehingga kelemahan yang ada
pada siklus II dapat diminimalisir dengan baik. Pada siklus II
ini diperoleh hasil observasi yang sudah cukup meningkat
daripada siklus sebelumnya. Hal ini juga dapat diketahui untuk
rata-rata keseluruhan observasi pembelajaran kooperatif tipe
STAD yaitu 88%. Dalam siklus II ini para siswa sudah dapat
mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD yang telah
diterapkan dan cukup antusias untuk mengikuti pembelajaran
kooperatif tipe STAD yang telah diterapkan. Hal ini dapat
dibuktikan sesuai dengah hasil peningkatan rata-rata hasil
observasi dari pada siklus yang sebelumnya.
3) Refleksi siklus II
Berdasarkan hasil penelitian siklus I dapat diketahui
bahwa hasil belajar siswa pada materi sistem sistem pengapian
konvensional belum memuaskan, baik dari segi tes maupun
non tes. Serta perbaikan dari permasalahan yang didapat pada
siklus I telah dilaksanakan dengan baik sehingga
51
permasalahan-permasalahan yang ada pada siklus I dapat
diminimalisir pada siklus II dan perbaikan-perbaikan dari
beberapa permasalahan tersebut telah dijelaskan pada
perencanaan siklus II. Hasil rata-rata belajar pada materi sistem
pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4
Semarang mencapai 69,96%. Hasil ini belum baik, karena
masih belum memenuhi KKM. Sedangkan untuk ketuntasan
belajar masih 30,55% yaitu sebanyak 11 siswa yang sudah
tuntas dari 36 siswa. Hasil belajar pada siklus I tersebut
kemudian diperbaiki dengan pembelajaran siklus II yang
mendapatkan hasil positif yaitu dengan meningkatnya hasil
rata-rata belajar menjadi 81,05 sedangkan untuk ketuntasan
belajar juga meningkat menjadi 86,11% yaitu 31 siswa yang
sudah tuntas dari 36 siswa. Hasil dari pembelajaran kooperatif
tipe STAD pada siklus II ini telah masuk dalam kategori baik
yang merupakan target penelitian. Hasil dari siklus II juga
sudah memenuhi batas KKM yaitu 75.
Demikian pula dengan hasil non tes yang berupa lembar
observasi diperoleh hasil rata-rata proses pembelajaran
kooperatif tipe STAD cukup meningkat dari siklus I dari 52,5%
menjadi 88%. Hal itu disebabkan karena permasalahan yang
terdapat pada siklus I telah berkurang setelah dilaksanakan
52
upaya perbaikan dari permasalah yang di dapat pada siklus I.
Berikut tabel 3 ringkasan refleksi siklus II.
Tabel 3. Ringkasan refleksi siklus II
No Hasil refleksi siklus II
1. Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran
kooperatif tipe STAD meningkat dari 52,5% menjadi
88%
2. Siswa masih kurang terfokus dalam kegiatan diskusi
kelompok sudah mulai berkurang dari 25,9% menjadi
86,1%
3. Rata-rata hasil belajar siswa telah memenuhi KKM
yaitu dari 69,97 menjadi 81,05
3. Data Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD
Dalam penelitian ini diperoleh data hasil belajar yang berupa
data hasil tes dan data hasil observasi, dimana data tersebut digunakan
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa
selama mengikuti kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada
materi sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4
Semarang. data hasil belajar pada penelitian ini akan di uraikan sebagai
berikut.
a. Hasil tes siklus I
Rata-rata hasil tes siklus I pada materi sistem pengapian
konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang dengan
53
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD secara
umum dapat digambarkan seperti tabel 4.
Tabel 4. Hasil tes kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang pada
siklus I
Siklus I Hasil
Rata-rata 69,97
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 46
Ketuntasan belajar 30,55%
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata hasil tes
pada materi sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK
Negeri 4 Semarang pada siklus I dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh rata-rata 69,97 dari
36 siswa, dan nilai tertinggi 90 serta nilai terendah 46. Untuk
ketuntasan belajar disini diperoleh 30,55% dari seluruh siswa yaitu
11 siswa yang tuntas dari 36 siswa. Dari hasil tes dengan nilai rata-
rata dan ketuntasan belajar yang diperoleh diatas dapat diketahui
bahwa ketuntasan belajar belum memenuhi batas Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 75.
b. Hasil observasi siklus I
Observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
keterlaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan
pada materi sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK
54
Negeri 4 Semarang berdasarkan beberapa indikator yang dapat
mengambarkan setiap proses pembelajaran kooperatif tipe STAD
pada setiap siklus yang di ikuti oleh siswa. Hal ini juga dapat
dilihat dari tabel 5 hasil observasi pembelajaran kooperatif tipe
STAD.
Tabel 5. Hasil observasi kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang
pada siklus I
Hasil dari tabel observasi siklus I dapat dilihat aktifitas
siswa juga mempengaruhi dari kurangnya nilai hasil siklus I, yang
terinci sebagai berikut: 1) siswa mengikuti pembelajaran STAD
51,9%, 2) keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
24,1%, 3) perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
25%, 4) kedisiplinan siswa 100%, 5) penugasan yang didapat oleh
siswa 88%, 6) Tolak ukur keberhasilan pembelajaran yang telah
diikuti oleh siswa 25,9%.Sedangkan untuk rata-rata keseluruhan
No Hal yang diamati Siklus I
Jumlah Rata-rata
1. Proses STAD
a. Memperhatikan guru 28%
51,9% b. Belajar dalam tim 36%
c. Mengerjakan tes 92%
2. Keaktifan
siswa
a. Siswa aktif mencatat materi 56%
24,1% b. Siswa aktif bertanya 11%
c. Siswa aktif mengajukan ide 5,6%
3. Perhatian
siswa
a. Diam dan tenang 31%
25% b. Terfokus pada materi 5,6%
c. Antusias 39%
4. Kedisiplinan
a. Kehadiran /absensi 100%
100% b. Datang tepat waktu 100%
c. Pulang tepat waktu 100%
5. Penugasan
a. Mengerjakan semua tugas 92%
88% b. Ketepatan mengumpulkan tugas 72%
c. Mengerjakan sesuai perintah 100%
6.
Tolak ukur
keberhasilan
pembelajaran
a. Pemahaman terhadap materi 25%
25,9% b. Bertanya kepada guru 14%
c. Berdiskusi dengan kelompoknya 39%
55
observasi pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu 52,5%. Kurang
maksimalnya nilai tes pada materi sistem pengapian konvensional
kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang pada siklus I ini
kemungkinan disebabkan faktor keaktifan siswa yang dapat dilihat
pada tabel observasi siklus I, menjadikan siswa memperoleh nilai
yang kurang. Selain itu siswa belum sepenuhnya bisa menerima
model pembelajaran yang diterapkan yaitu dengan model
pembelajaran tipe STAD.
a. Hasil tes siklus II
Hasil tes siklus II pada materi sistem pengapian
konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
berdasarkan apa yang telah dilakukan perbaikan mengenai apa saja
kekurangan yang terdapat pada siklus I telah mengalami
peningkatan. Adapun hasil tes pembelajaran kooperatif tipe STAD
diuraikan pada tabel 6 sebagai berikut.
Tabel 6. Hasil tes kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang pada
siklus II
Siklus II Hasil
Rata-rata 81,05
Nilai tertinggi 96
Nilai terendah 70
Ketuntasan belajar 86,11%
56
Dari tabel 6 hasil tes siklus II diatas menunjukkan bahwa
rata-rata hasil tes pada materi sistem sistem pengapian
konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang pada siklus
II dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe
STAD diperoleh rata-rata yang cukup meningkat dari siklus I yaitu
sebesar 81,05 dari 36 siswa, dan nilai tertinggi mencapai 96 serta
nilai terendah 70. Untuk ketuntasan belajar disini juga meningkat
yaitu 86,11% dari seluruh siswa yaitu 31 siswa yang tuntas dari 36
siswa. Dari hasil tes dengan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar
yang diperoleh diatas dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar
sudah memenuhi batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu
75. Hal ini disebabkan karena dilakukan perbaikan-perbaikan pada
siklus I sehingga kelemahan yang ada pada siklus II dapat
diminimalisir dengan baik.
b. Hasil observasi siklus II
Pada siklus II ini diperoleh hasil observasi yang sudah
cukup meningkat dari pada siklus sebelumnya. Hal ini juga dapat
dilihat dari tabel 7 hasil observasi pembelajaran kooperatif tipe
STAD.
57
Tabel 7. Hasil observasi kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang
pada siklus II
Dari hasil tabel diatas dapat dilihat aktifitas siswa sudah
cukup baik dari pada siklus I, yang terinci sebagai berikut: 1) siswa
mengikuti pembelajaran STAD 86,1%, 2) keaktifan siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran 75,9%, 3) perhatian siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran 79,6%, 4) kedisiplinan siswa
100%, 5) penugasan yang didapat oleh siswa 100%, 6) Tolak ukur
keberhasilan pembelajaran yang telah diikuti oleh siswa
86,1%.Sedangkan untuk rata-rata keseluruhan observasi
pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu 88%. Dalam siklus II ini
para siswa sudah dapat mengikuti model pembelajaran kooperatif
tipe STAD yang telah diterapkan dan cukup antusias untuk
mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD yang telah
No Hal yang diamati Siklus II
Jumlah Rata-rata
1. Proses STAD
a. Memperhatikan guru 81%
86,1% b. Belajar dalam tim 78%
c. Mengerjakan tes 100%
2. Keaktifan
siswa
a. Siswa aktif mencatat materi 97%
75,9% b. Siswa aktif bertanya 78%
c. Siswa aktif mengajukan ide 53%
3. Perhatian
siswa
a. Diam dan tenang 75%
79,6% b. Terfokus pada materi 89%
c. Antusias 75%
4. Kedisiplinan
a. Kehadiran /absensi 100%
100% b. Datang tepat waktu 100%
c. Pulang tepat waktu 100%
5. Penugasan
a. Mengerjakan semua tugas 100%
100% b. Ketepatan mengumpulkan tugas 100%
c. Mengerjakan sesuai perintah 100%
6.
Tolak ukur
keberhasilan
pembelajaran
a. Pemahaman terhadap materi 92%
86,1% b. Bertanya kepada guru 86%
c. Berdiskusi dengan kelompoknya 81%
58
diterapkan. Hal ini dapat dibuktikan sesuai dengah hasil
peningkatan rata-rata hasil observasi dari pada siklus yang
sebelumnya.
C. Pembahasan
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian yang telah diuraikan
sebelumnya, dapat diketahui bahwa untuk desain penelitian pembelajaran
kooperatif tipe STAD yang di terapkan pada siswa kelas X TKR 1 SMK
Negeri 4 Semarang telah berjalan baik sesuai dengan hasil penelitian, hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Karimah (2013:85), dalam
jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika FKIP Universitas Pekalongan yang
menyatakan bahwa:
Skenario pembelajaran model kooperatif tipe STAD
materi Trigonometri yang operasional adalah skenario
pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar peserta didik kelas XI IPA yang disusun dalam
bentuk RPP yang memuat langkah-langkah proses
pembelajaran yang mencirikan pembelajaran kooperatif tipe
STAD.
Dengan demikian desain model pembelajaran kooperatif tipe
STAD merupakan model pembelajaran yang sederhana dan mudah
diterapkan. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada
materi sistem pengapian konvensional kelas X SMK Negeri 4 Semarang
terdiri dari 2 siklus yang masing-masing siklus telah dijabarkan dalam
hasil penelitian sebelumnya. Dalam perencanaan siklus I dilakukan
59
beberapa persiapan diantaranya 1) berkoordinasi dengan guru kelas X
SMK Negeri 4 Semarang tentang penelitian yang akan dilakukan, 2)
membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sistem pengapian
konvensional dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD 3)
membuat instrumen penilaian, yang terdiri dari instrumen tes yang berupa
soal pilihan ganda yang berjumlah 30 soal dan instrumen non tes yang
berupa lembar observasi yang terdiri dari beberapa indikator diantaranya
proses STAD, keaktifan siswa, perhatian siswa, kedisiplinan, penugasan
dan tolak ukur keberhasilan pembelajaran 4) pembagian kelompok belajar
secara heterogen yang terdiri dari 9 kelompok yang terdiri dari 4 siswa
pada masing-masing kelompok. Kemudian untuk siklus II kegiatan
perencanaan prinsipnya sama dengan perencanaan siklus I hanya saja
ditambahkan dengan perbaikan yang didapat pada refleksi siklus I dimana
sebelumnya pada siklus I terdapat beberapa persoalan yang sedikit
mengganggu kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD, oleh karena itu
dilakukan perbaikan pada perencanaan siklus II diantaranya adalah : 1)
sebelum guru memberikan materi tentang sistem pengapian konvensional
guru memberikan gambaran lagi mengenai pembelajaran kooperatif tipe
STAD ini dan guru berupaya memberikan pertanyaan yang lebih menarik
sehingga nantinya siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran kooperatif tipe STAD ini, 2) guru selalu memberikan
motifasi kepada siswa agar dapat mengikuti kegiatan pembelajaran ini
secara lebih maksimal lagi dan siswa menjadi lebih tertarik lagi dengan
60
model pembelajran kooperatif tipe STAD yang diterapkan. Dalam siklus
ini guru berusaha memberikan pertanyaan secara acak kepada siswa agar
dari masing-masing siswa siap untuk menjawab apabila diberikan
pertanyaan oleh guru. Selain itu pula guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang dijelaskan mana yang
siswa masih kurang paham. Hal ini merupakan upaya agar perhatian siswa
bisa lebih terfokus pada materi yang sedang diajarkan, 3) kemudian guru
harus lebih terbuka, tidak membatasi diri atau akrab dengan siswa serta
pemberian reward atau hadiah kepada siswa yang mau bertanya yang
hadiah tersebut berupa penambahan nilai. Selain itu saat pembelajaran
kooperatif tipe STAD pada proses diskusi siswa di tiap-tiap kelompok
guru selalu berkeliling pada setiap kelompok dan memberikan arahan
kepada masing-masing kelompok sehingga setiap siswa dapat melakukan
kegiatan diskusi dengan baik. Dengan demikian kegiatan pembelajaran
kooperatif tipe STAD pada materi sistem pengapian konvensional kelas X
TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang dapat meningkatkan siswa untuk
melakukan kegiatan diskusi sehingga siswa lebih mengerti tentang materi
yang di sampaikan guru dan siswa cenderung lebih aktif untuk melakukan
kegiatan diskusi. Seperti pada penelitian Siregar (2013:52), dalam Jurnal
Penelitian Tindakan Kelas menyatakan bahwa, penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD yang digunakan dalam pembelajaran
kimia dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
61
Berdasarkan analisa hasil tes siklus I dan siklus II hasil belajar
siswa mengalami peningkatan hasil belajar. Pada pembelajaran siklus I
diperoleh nilai rata-rata 69,97 yang belum memenuhi KKM. Hasil tersebut
mengalami peningkatan setelah dilakukan pembelajaran siklus II yang
mana diperoleh nilai rata-rata 81,05 dan telah memenuhi KKM yaitu
75,00. Sedangkan untuk ketuntasan hasil belajar siswa yang dalam siklus I
mencapai 30,55% dari jumlah keseluruhan siswa yang berarti 11 siswa
berkategori tuntas dan 25 siswa berkategori belum tuntas pada siklus II
menjadi 86,11% dari jumlah keseluruhan siswa yang berarti 31 siswa
berkategori tuntas dan 5 siswa berkategori belum tuntas. Perolehan
peningkatan ini juga bisa dilihat dari hasil observasi pembelajaran
kooperatif tipe STAD pada siklus I dan siklus II yang terinci sebagai
berikut: 1) siswa mengikuti pembelajaran STAD 51,9% menjadi sebesar
86,1%, 2) keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran 24,1%
menjadi sebesar 75,9%, 3) perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran 25% menjadi sebesar 79,6%, 4) kedisiplinan siswa 100%
tetap bertahan pada 100%, 5) penugasan yang didapat oleh siswa 88%
menjadi sebesar 100%, 6) Tolak ukur keberhasilan pembelajaran yang
telah diikuti oleh siswa 25,9% menjadi sebesar 86,1%. Sedangkan untuk
rata-rata keseluruhan observasi pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu
52,5% meningkat sebesar 88%.
Peningkatan hasil belajar dengan metode pembelajaran kooperatif
tipe STAD pada materi sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1
62
SMK Negeri 4 Semarang dari siklus I ke siklus II dapat dilihat dalam
gambar 14 dibawah ini.
Gambar 14. Peningkatan rata-rata hasil tes siklus I dan siklus II
Gambar diatas menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa. Dari
diagram tersebut dapat dilihat bahwa dalam pembelajaran siklus I siswa
memperoleh nilai rata-rata 69,97 dan setelah dilakukan perbaikan dalam
pembelajaran, pada siklus II diperoleh nilai rata-rata yang meningkat yaitu
81,05 dengan besar peningkatan 11,08. Hal ini diperkuat berdasarkan hasil
penelitian Scott dalam Wahyudi dkk, (2012:62) menyatakan bahwa:
Penerapan model STAD dapat membuat siswa yang
bekerja dalam kelompok (masyarakat belajar) lebih mudah
belajar dan bekerja dengan siswa lain sehingga dapat lebih
mudah mempelajari dan mengingat materi yang disampaikan
oleh guru. Perkembangan learning community siswa yang baik
ini membawa dampak positif pada nilai kognitif, afektif, dan
psikomotorik dimana tiap-tiap siklus mengalami peningkatan
Kemudian untuk ketuntasan siswa pada pembelajaran siklus I dan
siklus II dapat dilihat pada gambar 15 dibawah ini.
60
65
70
75
80
85
Siklus I Siklus II
Rata-rata hasil tes
Rata-rata69,97
81,05
63
Gambar 15. Peningkatan ketuntasan belajar siklus I dan siklus II
Gambar diatas menunjukkan hasil ketuntasan belajar siswa. Dari
gambar tersebut dapat dilihat bahwa dalam pembelajaran siklus I
ketuntasan siswa mencapai 30,55% yang berarti 11 siswa yang tuntas
belajar dari 36 siswa dan setelah dilakukan perbaikan dalam pembelajaran,
pada siklus II diperoleh ketuntasan siswa 86,11% yang berarti 31 siswa
yang tuntas belajar dari 36 siswa, dan peningkatan ketuntasan belajar
siswa dari siklus I ke siklus II mencapai 55,56%, hal ini sejalan dengan
penelitian yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
yang dilakukan oleh Rahmanika dkk, (2011:87) dalam Jurnal Wahana-Bio
menyatakan bahwa:
Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dan
mencapai ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yaitu ≥
85%. Pada siklus 1 dari ketuntasan klasikal yang diperoleh dari
hasil pretes sebesar 68,9 % menjadi 89,6 % pada postes, dan
siklus 2 dari 78,4 % pada prestes menjadi 89,2 % pada postes.
Hasil selama proses pembelajaran yang termasuk kategori
cukup baik menjadi baik.
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
Siklus I Siklus II
Ketuntasan belajar siswa
Ketuntasan belajar30,55%
86,11%
64
Dari hasil tes rata-rata siklus I dan siklus II juga dapat
dibandingkan dengan hasil tes rata-rata yang diperoleh dari kegiatan tes
yang dilakukan oleh guru sebelum melakukan penelitian, yang dapat
dilihat pada gambar 16 dibawah ini.
Gambar 16. Peningkatan rata-rata hasil tes keseluruhan
Dari hasil peningkatan rata-rata tes keseluruhan yang dilakukan oleh guru
sebelum penelitian dan kemudian dilakukan tes pada penelitian siklus I dan siklus
II dapat dijelaskan bahwa hasil tes rata-rata siswa sebelum diberikan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD sebesar 66,7 hal ini masih jauh dari KKM
yang ditentukan yaitu 75. Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan dilakukan tes pada siklus I didapat
hasil tes rata-rata siswa sebesar 69,97 dan belum mencapai KKM yang ditentukan.
Kemudian pada refleksi siklus I didapat permasalahan-permasalahan yang
0102030405060708090
Kemampuan Awal
Siklus I Siklus II
Peningkatan rata-rata hasil tes keseluruhan
Rata-rata hasil tes
66,7 69,97 81,05
65
kemudian pada perencanaan siklus II dilakukan perbaikan-perbaikan sehingga
dapat diminimalisir permasalah tersebut pada siklus II yang menghasilkan nilai tes
rata-rata siswa menjadi meningkat dan telah memenuhi KKM yaitu sebesar 81,05.
Kemudian untuk ketuntasa belajar siswa secara keseluruhan dapat dilihat pada
gambar 17 dibawah ini.
Gambar 17. Peningkatan ketuntasan belajar siswa keseluruhan
Gambar 17 menunjukkan hasil ketuntasan belajar siswa. Dari gambar
tersebut dapat dilihat bahwa dalam pembelajaran pada kemampuan awal siswa
sebelum mendapatkan pembelajaran kooperatif tipe STAD mencapai 27,77%
dengan 10 siswa yang tuntas belajar. Setelah dilakukan penelitian dengan
menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siklus I
ketuntasan siswa mencapai 30,55% yang berarti 11 siswa yang tuntas belajar dari
36 siswa dan setelah dilakukan perbaikan dalam pembelajaran, pada siklus II
0.00%
20.00%
40.00%
60.00%
80.00%
100.00%
Kemampuan Awal
Siklus I Siklus II
Ketuntasan belajar siswa keseluruhan
Ketuntasan belajar
27,77%
86,11%
30,55%
66
diperoleh ketuntasan siswa 86,11% yang berarti 31 siswa yang tuntas belajar dari
36 siswa, dan peningkatan ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II
mencapai 55,56% dan dari kemampuan awal siswa ke siklus II menjadi 58,41%.
Sedangkan perolehan tingkat keaktifan siswa dari hasil observasi pada
pembelajaran siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 18 di bawah ini.
Gambar 18. Peningkatan hasil observasi belajar siklus I dan siklus II
Dari gambar 18 dapat diketahui bahawa hasil observasi antara
siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Beberapa indikator hasil
observasi diatas dapat dijabarkan sebagai berikut : 1) siswa mengikuti
pembelajaran STAD 51,9% menjadi sebesar 86,1%, 2) keaktifan siswa
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran 24,1% menjadi sebesar 75,9%, 3)
perhatian siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran 25% menjadi
sebesar 79,6%, 4) kedisiplinan siswa 100% tetap bertahan pada 100%, 5)
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
100.00%
Siklus I siklus II
Proses STAD
Keaktifan siswa
Perhatian siswa
Kedisiplinan
Penugasan
Tolak ukur keberhasilan pembelajaran
51
,9%
24
,1%
25
%
10
0%
88
%
25
,9%
86
,1%
7
5,9
%
79
,6%
10
0%
1
00
% 86
,1%
67
penugasan yang didapat oleh siswa 88% menjadi sebesar 100%, 6) Tolak
ukur keberhasilan pembelajaran yang telah diikuti oleh siswa 25,9%
menjadi sebesar 86,1%. Sedangkan untuk rata-rata keseluruhan observasi
pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu 52,5% meningkat sebesar 88%,
untuk besar peningkatan hasil observasi dari siklus I ke siklus II sebesar
35,5% dan dapat dilihat dari gambar 19 dibawah ini.
Gambar 19. Rata-rata hasil observasi keseluruhan siklus I dan siklus II
Peningkatan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD pada materi sistem pengapian konvensional pada
kels X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang dari siklus I ke siklus II dapat
disebabkan oleh kelebihan-kelebihan yang ada pada model pembelajaran
tersebut. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
menjadi solusi agar pembelajaran lebih menarik dan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa melalui proses pembelajaran kooperatif tipe STAD
tersebut. Penelitian ini terdapat indikator keberhasilan penelitian, dimana
penelitian ini dikatakan berhasil apabila telah memenuhi beberapa
0.00%
50.00%
100.00%
Siklus I Siklus II
Rata-rata hasil observasi
Rata-rata hasil observasi
52,5%
88%
68
indikator keberhasilan yang ada. Hasil dari penelitian ini diperoleh dari
hasil akhir penelitian sebagai berikut.
a. Rata-rata kelas dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD mencapai
81,05 dan untuk batas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah
75,00 dari hasil tes. Sehingga dari hasil penelitian ini bahwa hasil rata-
rata tes telah memenuhi batas KKM yaitu 81,05.
b. Presentase keaktifan siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD
pada siklus II rata-rata 88% siswa yang aktif dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran tersebut. Sedangkan untuk batas keberhasilan
presentase keaktifan siswa dalam kegiatan observasi adalah 75%.
Sehingga dari hasil penelitian ini bahwa hasil observasi dari keaktifan
siswa selama mengikuti proses pembelajaran kooperatif tipe STAD
sudah berhasil dan telah memenuhi batas keberhasilan yaitu 88%.
c. Jumlah siswa yang berkategori tuntas setelah penelitian ini selesai
adalah 86,11% pada siklus II, yang berarti 31 siswa telah berhasil
memenuhi KKM yang ada dari 36 siswa dalam kelas X TKR 1 SMK
Negeri 4 Semarang. Sedangkan batas untuk ketuntasan belajar disini
adalah 75% dari jumlah keseluruhan siswa. Berarti dengan demikian
kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD maka
sebesar 86,11% atau sejumlah 31 siswa telah memenuhi kriteria
ketuntasan belajar dari 36 siswa.
69
Dari beberapa indikator keberhasilan penelitian diatas, dapat
diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi sistem pengapian
konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang. Oleh karena itu,
tidak perlu dilakukan ke siklus selanjutnya.
70
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
1. Desain model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada penelitian ini
cukup sederhana dan di fokuskan kepada siswa untuk melakukan
kegiatan diskusi dalam kelompok, sehingga pembelajaran tidak lagi
berpusat pada guru, tetapi berpusat pada siswa untuk melakukan
kegiatan diskusi, sedangkan guru hanya mengawasi serta mengarahkan
siswa dalam kegiatan diskusi.
2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi
sistem pengapian konvensional pada siklus I masih didapat beberapa
kendala yang menyebabkan hasil belajar siswa belum mencapai KKM
75 salah satunya adalah aktifitas belajar siswa yang masih kurang.
Pada siklus II hasil belajar siswa dapat meningkat dikarenakan
perbaikan terhadap aktifitas belajar siswa sehingga pembelajaran
kooperatif tipe STAD dapat berjalan dengan baik.
3. Rata-rata hasil belajar siklus I 69,97 dan siklus II 81,05, jadi
peningkatan rata-rata hasil belajar 11,08. Ketuntasan belajar siswa
71
siklus I 30,55% dan siklus II 86,11%, jadi peningkatan ketuntasan
belajar siswa 55,56% dan rata-rata hasil observasi siswa keseluruhan
siklus I 52,5% dan siklus II 88%, jadi peningkatan rata-rata hasil
observasi keseluruhan 35,5%.
B. Saran
Setelah diperoleh hasil penelitian maka dapat diberikan saran
sebagai berikut.
1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan sebaiknya guru setelah penelitian
ini dapat menerapkan model pembelajaran tersebut untuk melakukan
kegiatan belajar mengajar pada materi sistem pengapian konvensional.
2. Sebaiknya guru lebih sering memantau diskusi kelompok yang
dilakukan oleh siswa sehingga siswa dalam masing-masing kelompok
lebih aktif untuk melakukan kegiatan diskusi kelompok.
3. Hasil belajar siswa pada materi sistem pengapian konvensional dalam
penelitian ini dapat ditingkatkan lagi dengan cara memperbaiki
kekurangan-kekurangan terutama keaktifan siswa dalam melakukan
kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kegiatan diskusi
kelompok, yang akan memungkinkan peningkatan hasil belajar siswa
karena siswa lebih menguasai materi sistem pengapian konvensional
setelah proses diskusi kelompok.
72
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta
. 2010. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta
Daryanto. 1991. Teknik Servis Mobil. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Hamalik, Oemar. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.
Jakarta: Bumi Aksara
Karimah, Sayyidatul 2013. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams
Achievement Division) dalam Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar.
Delta Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika FKI Univesritas Pekalongan.
Vol 1, No.1:76-86
Nugroho, Hartono, dan Edi. 2009. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Berorientasi Keterampilan Proses. Jurnal Pendidikan Fisika
Indonesia 5:108-112
Nurfaidah, Rahmawati, dan Nurhayati. 2011. Peningkatan Aktivitas dan Hasil
Belajar IPA Melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Student Teams
Achievement Division (STAD). Jurnal Penelitian Tindakan Kelas
Decentralized Basic Education 3. Vol Khusus, No.1: 33-39
Rahmanika, Tuti, Noor Ichsan Hayani, dan Kaspul. 2011. Peningkatan
Pemahaman Konsep Ekosistem Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD pada Siswa Kelas VIIC SMP Negeri 19 Banjarmasin Tahun
Pelajaran 2008/2009. Jurnal Wahana-Bio. Vol V,69-89
Rifa‟i, Achmad dan Catharina Tri Anni. 2010. Psikologi Pendidikan. Semarang :
UNNES PRESS
Siregar, Haroan. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
untuk Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar siswa kelas X-1 SMA
Negeri 1 Tanjungpura pada Pelajaran Kimia. Jurnal Penelitian Tindakan
Kelas. Vol 2, No.1:40-52
Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung :
Penerbit Nusa Media
73
Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Rajagrafindo
Persada
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : Tarsito.
Sukestiyarno dan Wardono. 2009. Statistika. Semarang : UNNES PRESS
Suratman, Maman. 2001. Servis dan Reparasi Auto Mobil. Bandung : CV Pustaka
Grafika
Suyanto. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo : Masmedia Buana
Pustaka
Wahyudi, Yulianti, dan Putra. 2012. Upaya Mengembangkan Learning
Community Siswa Kelas X SMA Melalui Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD Berbasis CTL pada Pembelajaran Fisika. Jurnal
Pendidikan IPA Indonesia. Vol 1, No.1:57-62
Zulhartati,Sri. 2011. Pembelajaran Kooperatif Model STAD Pada Mata Pelajaran
IPS. Jurnal Guru Membangun. Vol 26, No.2:1-8
74
Lampiran 1. Daftar siswa kelas X TKR 1 SMK Negeri 4 Semarang
DAFTAR SISWA KELAS X TKR 1 SMK NEGERI 4 SEMARANG
NO NAMA
URUT NIS
1 16653 ADITYA YOGA PRATAMA
2 16654 ADJI KURNIAWAN
3 16655 AFIF YUDHA PRATAMA
4 16656 ANDIKA BASKORO ADJI
5 16657 ARIF ROFIUDIN
6 16658 BAGUS SETIAWAN
7 16659 BONDAN PRASETYO
8 16660 ERFAN ARIANTORO W
9 16661 FAKHRI RIFQI ALDI
10 16662 FELIQ ANGGRIAWAN
11 16663 GALIH ALFRIANDY
12 16664 HIMAWAN SETYO W
13 16665 IRVAN JODY OKTAFIANTO
14 16666 JADUG BAHUREKSO
15 16667 JAKA BUDI UTAMA
16 16668 LIKA JANUAR ROSTA N
17 16669 MARZUQI YASID MAR I
18 16670 M FARDAN MUGIAR
19 16671 NAUFAL FADLURRAHMAN
20 16672 NICO AZNEN AZIZ
21 16673 OKY BAMA ANUGERAH
22 16674 RANDY CAHYA KURNIANTO
23 16675 RIYAN DWI SETYADI
24 16676 RIZAL DWI SETYAWAN
25 16677 RIZQI OKTAVIAN A
26 16678 SATRYA BAGUS PRAKOSO
27 16679 SHARIZAN SANTOSO
28 16680 VICKI SURYA PRADANA
29 16681 YEYEN YULIAWAN
30 16682 YOPI RISTYAWAN
31 16683 YOSIE SETYAWAN
32 16684 YUSUF SURYANA
33 16095 UNGGUN SATRIA JATI
34 16099 ADI PUJI L
35 16115 GHOFUR LELONO N
36 16143 AYU DANING S
75
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penelitian
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
PROGRAM KEAHLIAN : TEKNIK KENDARAAN RINGAN
SMK Negeri 4 Semarang
Mata Pelajaran : Produktif Teknik Kendaraan Ringan
Kelas/Semester : X /Genap
Pertemuan Ke- : 1-2 (6 jam /minggu)
Alokasi Waktu : 12 x 45 Menit
Standar Kompetensi : Memperbaiki sistem pengapian
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasikan sistem pengapian dan komponen
Indikator: Pengidentifikasian sistem pengapian dilaksanakan tanpa
menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau
sistem lainnya
Seluruh kegiatan pengidentifikasian dilaksanakan
berdasarkan SOP
1. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat mengidentifikasi system pengapian tanpa mentebabkan kerusakan
terhadap komponen atau system lain
2. Siswa dapat melakukan seluruh pengidentifikasian berdasarkan SOP
2. MATERI PEMBELAJARAN
1. Prinsip kerja sistem pengapian
2. Komponen-komponen sistem pengapian dan fungsinya.
3. Mengidentifikasi jenis sistem pengapian
3. METODE PEMBELAJARAN
1. Kooperatif tipe STAD
76
4. LANGKAH PEMBELAJARAN
a. Siklus I
Langkah-
Langkah
Pembelajaran
Aktifitas Guru Aktifitas Siswa Waktu
Pendahuluan
1. Memberi salam
2. Berdoa dan absensi
3. Memberikan apersepsi yang
berhubungan dengan pengapian
konvensional.
1. Menjawab salam
2. Berdoa dan
mempersiapkan diri
menerima Pelajaran
3. Menyimak apa yang
disampaikan oleh guru
10 menit
Kegiatan Inti
1. Menyampaikan sintak STAD
2. Meminta kepada siswa untuk
membentuk kelompok kecil secara
heterogen
3. Menjelaskan materi pembelajaran
secara singkat
4. Memberikan permasalahan kepada
setiap kelompok untuk didiskusikan.
5. Meminta kepada salah satu anggota
kelompok yang telah selesai
memecahkan masalah yang diberikan
kepada anggota kelompok lain.
6. Memberikan kuis kepada seluruh
siswa
1. Menyimak
2. Membentuk kelompok
3. Menyimak
4. Membahas
permasalahan serta
mengerjakannya
5. Menjelaskan kepada
anggota lain.
6. Menjawab soal Quis
45 menit
90 menit
45 menit
77
Penutup
1. Meminta kepada salah satu siswa
untuk menyimpulkan materi yang
telah dipelajari
2. Memberikan penguatan terhadap
materi yang telah didiskusikan.
3. Menyampaikan materi yang akan
dibahas pada pertemuan selanjutnya
4. Memberi salam
1. Menyimpulkan
2. Menyimak
3. Menyimak
4. Menjawab salam
45 menit
b. Siklus II
Langkah-
Langkah
Pembelajaran
Aktifitas Guru Aktifitas Siswa Waktu
Pendahuluan
1. Memberi salam
2. Berdoa dan absensi
3. Menyampaikan permasalahan pada
pembelajaran sebelumnya
1. Menjawab salam
2. Berdoa dan
mempersiapkan diri
menerima Pelajaran
3. Menyimak apa yang
disampaikan oleh guru
10 menit
Kegiatan Inti
1. Menyampaikan sintak STAD.
2. Meminta kepada siswa untuk
membentuk kelompok kecil secara
heterogen
3. Menjelaskan materi pembelajaran
secara singkat dan kegiatan tanya
jawab
4. Memberikan permasalahan kepada
setiap kelompok untuk didiskusikan
serta selalu mamantau kegiatan
diskusi siswa
5. Meminta kepada salah satu anggota
kelompok yang telah selesai
1. Menyimak
2. Membentuk kelompok
3. Menyimak dan
melakukan kegiatan
tanya jawab
4. Membahas serta
mengerjakannya
5. Menjelaskan kepada
anggota lain.
45 menit
90 menit
78
memecahkan masalah yang diberikan
kepada anggota kelompok lain.
6. Memberikan kuis kepada seluruh
siswa dan memantau siswa
6. Menjawab soal Quis
45 menit
Penutup
1. Meminta kepada salah satu siswa
untuk menyimpulkan materi yang
telah dipelajari
2. Memberikan penguatan terhadap
materi yang telah didiskusikan.
3. Menyampaikan materi yang akan
dibahas pada pertemuan selanjutnya
4. Memberi pertanyaan dan salam
1. Menyimpulkan
2. Menyimak
3. Menyimak
4. Menjawab pertanyaan
dan salam
45 menit
5. ALAT / BAHAN / SUMBER BELAJAR
a. Alat Sarana
Papan tulis dan perlengkapannya
LCD dan laptop
b. Bahan
Engine stand lengkap atau unit mobil praktek konvensional
c. Sumber Bahan Ajar
Modul
Buku NEW STEP 1
6. PENILAIAN
a. Tes tertulis
b. Observasi/pengamatan
Semarang, Mei 2012
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Setiyawan, S.Pd Awaludin Ahmad
79
KISI – KISI INSTRUMEN SOAL UJI COBA SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Indikator Sub. Indikator Nomor Soal Jumlah %
Memperbaiki
sistem
pengapian
Mengidentifikasi
sistem pengapian
dan komponennya
Prinsip kerja sistem
pengapian
Pengertian pengapian
konvensional
Cara kerja pengapian saat
platina terbuka
Cara kerja pengapian saat
platina tertutup
1, 2, 3
4,
5
5 15%
Komponen – komponen
sistem pengapian dan
fungsinya
Baterai
Kunci kontak
Koil pengapian
Distributor
Kabel tegangan tinggi
Busi
6, 7, 8
9, 10
11, 12, 13, 14, 15
16, 17, 18, 19, 20, 21, 22
23, 24
25, 26, 27
22 62%
Mengidentifikasi
gangguan sistem
pengapian
Analisis pengapian
konvensional baterai
28, 29, 30, 31, 32, 33, 34,
35,
8 23%
Jumlah 35 100
%
Lam
piran
3. K
isi-kisi in
strum
en so
al ujico
ba sistem
pen
gap
ian k
onven
sion
al
79
80
Lampiran 4. Soal tes uji coba instrumen
SOAL TES UJI COBA
SMK Negeri 4 Semarang
Mata Pelajaran : Kelistrikan Otomotif Nama : ........................
Kelas / Semester : XI TKR / Genap No : ........................
Waktu : 45 Menit Tanda tangan : ........................
Petunjuk Umum
1. Baca dengan cermat perintah soalnya dan kerjakan soal yang mudah terlebih dahulu.
2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar.
3. Jika terjadi perbaikan dilakukan dengan cara mencoret jawaban yang salah dengan
dua garis dan menuliskan perbaikan jawabannya diatas jawaban yang diperbaiki.
1. Di bawah ini yang merupakan pengertian dari sistem pengapian adalah ...
a. Sistem yang digunakan untuk mengubah bunga api menjadi listrik
b. Sistem yang digunakan untuk pembakaran pada motor diesel
c. Sistem yang digunakan untuk mengubah tegangan baterai dari 12 Volt
menjadi 10 KV atau lebih dan digunakan pada proses pembakaran
d. Sistem yang digunakan untuk mengubah tegangan baterai dari 10 KV
menjadi 12 Volt dan digunakan pada proses pembakaran
2. Di bawah ini yang merupakan pengertian saat pengapian adalah ...
a. Saat busi meloncatkan bunga api untuk mulai pembakaran
b. Saat kunci kontak diarahkan ke posisi start untuk menghidupkan mesin
c. Saat platina mulai menutup
81
d. Saat dimana pedal gas diakselerasikan untuk menaikkan putaran mesin
3. Pada sistem pengapian konvensional yang ditingkatkan adalah ...
a. Arus listrik
b. Tegangan listrik
c. Kemagnetan
d. Percikan listrik
4. Urutan proses pengapian saat platina tertutup yang benar adalah ...
a. Arus mengalir dari (+) Baterai – (B) Kunci Kontak – (IG) Kunci Kontak –
(+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Platina – Massa
b. Arus mengalir dari (-) Baterai – (B) Kunci Kontak – (IG) Kunci Kontak –
(+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Platina – Massa
c. Arus mengalir dari (+) Baterai – (IG) Kunci Kontak – (B) Kunci Kontak –
(+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Platina – Massa
d. Arus mengalir dari (+) Baterai – (B) Kunci Kontak – (IG) Kunci Kontak –
(+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Massa – Platina
5. Urutan proses pengapian saat platina terbuka yang benar adalah ...
a. Arus primer terputus – Induksi Kumparan Sekunder – Baterai – Kabel
Tegangan Tinggi – Busi – Massa – Terjadi percikan bunga api pada busi
b. Arus primer terputus – Induksi Kumparan Sekunder – Distributor – Kabel
Tegangan Tinggi – Massa– Busi – Terjadi percikan bunga api pada busi
c. Arus primer terputus – Induksi Kumparan Sekunder – Kabel Tegangan
Tinggi – Busi – Distributor– Massa – Terjadi percikan bunga api pada busi
d. Arus primer terputus -Induksi Kumparan Sekunder – Distributor – Kabel
Tegangan Tinggi – Busi – Massa – Terjadi percikan bunga api pada busi
6. Sumber arus listrik utama pada kendaraan untuk membantu proses pengapian
adalah ...
a. Baterai
b. Distributor
c. Motor Stater
d. Semua jawaban benar
7. Jenis baterai yang digunakan pada kendaraan bermotor adalah ...
a. Baterai ABC & Baterai charger
b. Baterai Kering & Baterai Basah
c. Baterai Kering & Baterai Charger
82
d. Baterai Charger & Baterai Basah
8. Komponen baterai terdiri dari ...
a. Elemen baterai, Elektrolit baterai dan Arus
b. Elemen baterai, Elektrolit baterai dan Kotak baterai
c. Elemen baterai, Arus dan Kotak baterai
d. Tegangan, Elektrolit baterai dan Kotak baterai
9. Gambar dibawah ini merupakan gambar ...
a. Platina
b. Kunci Kontak
c. Busi
d. Kondensor
10. Kunci kontak pada sistem pengapian berfungsi untuk ...
a. Memutus dan menghubungkan arus listrik dari baterai menuju koil
pengapian
b. Memutus dan menghubungkan arus listrik dari alternator menuju koil
pengapian
c. Menyediakan sumber arus dari baterai menuju koil pengapian
d. Menyediakan sumber arus dari sekering menuju koil pengapian
11. Didalam koil pengapian terdapat dua buah kumparan yaitu ...
a. Primer dan resistor
b. Sekunder dan resistor
c. Seri dan paralel
d. Primer dan sekunder
12. Fungsi kumparan primer koil adalah ...
a. Memercikkan bunga api
b. Menimbulkan tegangan induksi yang tinggi
c. Membangkitkan induksi elektromagnet
d. Membagi pengapian pada busi
13. Fungsi kumparan sekunder koil adalah ...
a. Memercikkan bunga api
83
b. Menimbulkan tegangan induksi yang tinggi
c. Membangkitkan induksi elektromagnet
d. Membagi pengapian pada busi
14. Proses naiknya tegangan di dalam koil pengapian sering disebut dengan proses ...
a. Elektrik
b. Elektrodinamik
c. Induksi elektromagnet
d. Induksi elektrodinamik
15. Pada gambar di bawah ini yang berfungsi untuk merubah induksi menjadi
tegangan tinggi adalah no …..
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
16. Berikut ini yang berfungsi untuk memutuskan arus listrik dan menghubungkannya
dari kumparan primer koil ke massa agar terjadi induksi pada kumparan sekunder
koil adalah ...
a. Breaker point
b. Breaker plate
c. Vacum advancer
d. Governor advancer
17. Berikut ini komponen distributor yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian
sesuai dengan pertambahan putaran mesin adalah ...
a. Governor advancer
b. Vacum advancer
c. Governor spring
d. Advancer rod
18. Untuk memajukan atau memundurkan saat pengapian pada saat beban mesin
bertambah atau berkurang berdasarkan kevakuman yang terjadi di dalam intake
manifold adalah fungsi dari…..
a. Dwell angel
b. Governor advancer
c. Octane selector
84
d. Vacuum advancer
19. Sudut putaran cam distributor saat breaker point menutup pada putaran idle
adalah ...
a. Dwell angel
b. Governor advancer
c. Octane selector
d. Vacuum advancer
20. Akibat yang ditimbulkan apabila sudut dwell/dwell angel terlalu besar adalah ...
a. Koil menjadi panas
b. Pengapian terlalu cepat
c. Pengapian terlalu lama
d. Percikan di platina terlalu besar
21. Akibat yang ditimbulkan apabila sudut dwell terlalu kecil adalah ...
a. Pengapian terlalu lama
b. Pengapian terlalu cepat
c. Menimbulkan pembakaran yang jelek
d. Percikan di platina terlalu besar
22. Apabila celah breaker point besar, maka sudut dwell/dwell angel ...
a. Besar
b. Kecil
c. Tetap
d. Berubah
23. Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik
tegangan tinggi dari koil pengapian ke busi adalah ...
a. Distributor cap
b. Rotor
c. Kabel tegangan tinggi
d. Kondensor
24. Salah satu komponen dari sistem pengapian yang berfungsi menghasilkan bunga
api dengan menggunakan tegangan tinggi yang dihasilkan koil pengapian adalah
...
a. Baterai
b. Resistor
85
c. Busi
d. Distributor
25. Kemampuan untuk meradiasikan sejumlah panas oleh busi adalah ...
a. Nilai panas busi
b. Nilai didih busi
c. Nilai percikan busi
d. Nilai bakar busi
26. Busi dibagi menjadi dua macam yaitu ...
a. Busi dingin dan busi pijar
b. Busi panas dan busi pijar
c. Busi pijar dan busi racing
d. Busi panas dan busi dingin
27. Salah satu bagian dari busi yamg berfungsi untuk mencegah bocornya arus listrik
tegangan tinggi adalah ...
a. Konduktor
b. Regulator
c. Komutator
d. Isolator
28. Urutan rangkaian sistem pengapian pada gambar di bawah yang benar adalah …..
a. 2 – 3 – 4 – 6 – 8 – 11 – 7 – 9 – 10 – 1
b. 2 – 4 – 5 – 6 – 8 – 11 – 7 – 9 – 10 – 1
c. 2 – 5 – 4 – 6 – 8 – 11 – 7 – 9 – 10 – 1
d. 2 – 5 – 4 – 6 – 8 – 11 – 7 – 10 – 9 – 1
29. Di bawah ini urutan firing order pada sistem pengapian 4 silinder yang benar
adalah...
a. 1-2-3-4
b. 1-3-2-4
c. 1-4-3-2
d. 1-3-4-2
30. Besarnya sudut dwell/dwell angel dapat dicari dengan rumus ...
86
a. 100% x 360/n (n=jumlah silinder)
b. 75% x 360/n (n=jumlah silinder)
c. 60% x 360/n (n=jumlah silinder)
d. 50% x 360/n (n=jumlah silinder)
31. Bila waktu pengapian terlalu maju, maka penyetelan waktu pengapian yang tepat
dilakukan dengan cara ….
a. merapatkan celah katup
b. merenggangkan celah katup
c. memutar bodi distributor searah putaran rotor
d. memutar bodi distributor berlawanan arah dengan putaran rotor
32. Penyetelan celah platina yang tepat adalah ...
a. 0,2-0,3 mm
b. 0,4-0,5 mm
c. 0,6-0,7 mm
d. 0,8-1 mm
33. Gambar di bawah ini merupakan gambar pemeriksaan ...
a. Kumparan primer koil
b. Kumparan sekunder koil
c. Ballast resistor
d. Kabel tegangan tinggi
34. Penyebab busi yang cepat kotor adalah ...
a. Campuran bahan bakar dan udara yang miskin
b. Terjadi percikan di koil pengapian
c. Percikan bunga api yang besar
d. Kabel busi yang putus
35. Pada umumnya, saat pengapian putaran idle seperti gambar di bawah ini disetel
pada …..
a. < 200 sebelum TMA
b. > 200 sesudah TMA
c. 50 – 10
0 sebelum TMA
d. 50 – 10
0 sesudahTMA
87
TABEL ANALISIS SOAL INSTRUMEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 UC-01 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 27 729
2 UC-02 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 27 729
3 UC-03 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 27 729
4 UC-04 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 14 196
5 UC-05 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 24 576
6 UC-06 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 25 625
7 UC-07 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 14 196
8 UC-08 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 18 324
9 UC-09 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 27 729
10 UC-10 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 18 324
11 UC-11 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 14 196
12 UC-12 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 27 729
13 UC-13 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 10 100
14 UC-14 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 25 625
15 UC-15 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 25 625
16 UC-16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 27 729
17 UC-17 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 25 625
18 UC-18 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 25 625
19 UC-19 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 18 324
20 UC-20 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 27 729
21 UC-21 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 23 529
22 UC-22 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 21 441
23 UC-23 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 25 625
24 UC-24 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 19 361
25 UC-25 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 15 225
26 UC-26 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 24 576
27 UC-27 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 13 169
28 UC-28 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 25 625
29 UC-29 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 15 225
30 UC-30 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 13 169
31 UC-31 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 24 576
32 UC-32 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 12 144
33 UC-33 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 14 196
34 UC-34 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 13 169
23 23 20 23 21 23 23 23 23 22 23 22 21 23 15 22 21 22 23 12 11 16 23 23 18 10 22 23 17 17 8 23 19 22 20 700 15494
p 0,6765 0,6765 0,5882 0,6765 0,6176 0,6765 0,6765 0,6765 0,6765 0,6471 0,6765 0,6471 0,6176 0,6765 0,4412 0,6471 0,6176 0,6471 0,6765 0,3529 0,3235 0,4706 0,6765 0,6765 0,5294 0,2941 0,6471 0,6765 0,5 0,5 0,2353 0,6765 0,5588 0,6471 0,5882
q 0,3235 0,3235 0,4118 0,3235 0,3824 0,3235 0,3235 0,3235 0,3235 0,3529 0,3235 0,3529 0,3824 0,3235 0,5588 0,3529 0,3824 0,3529 0,3235 0,6471 0,6765 0,5294 0,3235 0,3235 0,4706 0,7059 0,3529 0,3235 0,5 0,5 0,7647 0,3235 0,4412 0,3529 0,4118
Mp 21,957 22,087 22,2 23,522 22,381 23,13 22 22,304 22,174 22,182 21,957 22,5 22,095 23,13 17,6 23,182 22,143 23,045 23,565 16,5 16,182 22,813 22,739 22,478 22,389 16,2 23,318 23,739 22,647 22,529 14,75 23,522 22,421 22,182 22,35
Mt 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588 20,588
SDt 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418 5,6418
rbis 0,3507 0,3841 0,3415 0,7519 0,4039 0,6516 0,3618 0,4398 0,4064 0,3824 0,3507 0,4588 0,3395 0,6516 -0,471 0,6224 0,3502 0,5897 0,763 -0,535 -0,54 0,3717 0,5513 0,4844 0,3385 -0,502 0,6552 0,8076 0,3649 0,3441 -0,574 0,7519 0,3656 0,3824 0,3732
No Kode
Butir Soal
x x²
Jumlah
Lam
piran
5. T
abel an
alisis soal in
strum
en
88
PERHITUNGAN VALIDITAS SOAL INSTRUMEN Lam
piran
6. P
erhitu
ngan
valid
itas soal in
strum
en
89
Lampiran 7. Perhitungan realibilitas soal instrumen
PERHITUNGAN REALIBILITAS SOAL INSTRUMEN
Perhitungan Realibilitas Instrumen
Rumus
Keterangan
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir soal atau butir pertanyaan
M = Skor rata-rata
Vt = Varians total
Kriteria
Apabila r11 >rtabel, maka instrumen valid
Perhitungan
Vt = ∑x2
- (∑x )2
N
N
Vt = 15494
- 700
34
34
Vt = 15494 - 14412
34
Vt = 31,83
r11 = k
x 1- M (K - M)
k-1 KVt
r11 = 35
x 1- 20,588 x 14,412
34 1114,065744
r11 = 0,7631
rtabel = 0,329
Hasil = Reliabel
90
Lampiran 8. Perhitungan tingkat kesukaran soal instrumen
PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN SOAL INSTRUMEN
Perhitungan taraf kesukaran soal
No Kode
Butir
Soal
Rumus =
1
1 UC-01 1
2 UC-02 1
3 UC-03 1
4 UC-04 1
5 UC-05 0
6 UC-06 1
7 UC-07 1
8 UC-08 0
9 UC-09 1
10 UC-10 1
11 UC-11 1
12 UC-12 1
13 UC-13 0
14 UC-14 1
15 UC-15 1
16 UC-16 1
17 UC-17 1
18 UC-18 1
19 UC-19 1
I = B
20 UC-20 1
JS
21 UC-21 0
I = 23
22 UC-22 0
34
23 UC-23 1 I = 0,676471
24 UC-24 0
25 UC-25 0
Keterangan= Termasuk soal kategori sedang
26 UC-26 1
27 UC-27 1
28 UC-28 1
29 UC-29 0
30 UC-30 1
31 UC-31 0
32 UC-32 0
33 UC-33 0
34 UC-34 1
Jumlah 23
91
KISI – KISI INSTRUMEN SIKLUS I SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Sub. Indikator Nomor Soal Jumlah %
Memperbaiki
sistem
pengapian
Mengidentifikasi
sistem pengapian
dan komponennya
Prinsip kerja sistem
pengapian
Pengertian pengapian
konvensional
Cara kerja pengapian saat
platina terbuka
Cara kerja pengapian saat
platina tertutup
2, 11, 13
5
8
5 17%
Komponen –
komponen sistem
pengapian dan
fungsinya
Baterai
Kunci kontak
Koil pengapian
Distributor
Kabel tegangan tinggi
Busi
1, 24
4, 18
6, 21, 25, 28, 29,30
9, 23, 27,
12
14, 17, 20, 26
18 60%
Mengidentifikasi
gangguan sistem
pengapian
Analisis pengapian
konvensional baterai
3, 7, 10, 15, 16, 19, 22 7 23%
Jumlah 30 100%
Lam
piran
9. K
isi-kisi so
al instru
men
siklu
s I
91
92
Lampiran 10. Soal siklus I
SOAL EVALUASI SIKLUS I
SMK Negeri 4 Semarang
Mata Pelajaran : Kelistrikan Otomotif Nama : ........................
Kelas / Semester : X TKR I / Genap No : ........................
Waktu : 45 Menit Tanda tangan : ........................
Petunjuk Umum
1. Baca dengan cermat perintah soalnya dan kerjakan soal yang mudah terlebih dahulu.
2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar.
3. Jika terjadi perbaikan dilakukan dengan cara mencoret jawaban yang salah dengan
dua garis dan menuliskan perbaikan jawabannya diatas jawaban yang diperbaiki.
1. Sumber arus listrik utama pada kendaraan untuk membantu proses pengapian
adalah ...
a. Baterai
b. Distributor
c. Motor Stater
d. Semua jawaban benar
2. Di bawah ini yang merupakan pengertian dari sistem pengapian adalah ...
a. Sistem yang digunakan untuk mengubah bunga api menjadi listrik
b. Sistem yang digunakan untuk pembakaran pada motor diesel
c. Sistem yang digunakan untuk mengubah tegangan baterai dari 12 Volt
menjadi 10 KV atau lebih dan digunakan pada proses pembakaran
d. Sistem yang digunakan untuk mengubah tegangan baterai dari 10 KV
menjadi 12 Volt dan digunakan pada proses pembakaran
93
3. Urutan rangkaian sistem pengapian pada gambar di bawah yang benar adalah …..
a. 2 – 3 – 4 – 6 – 8 – 11 – 7 – 9 – 10 – 1
b. 2 – 4 – 5 – 6 – 8 – 11 – 7 – 9 – 10 – 1
c. 2 – 5 – 4 – 6 – 8 – 11 – 7 – 9 – 10 – 1
d. 2 – 5 – 4 – 6 – 8 – 11 – 7 – 10 – 9 – 1
4. Gambar dibawah ini merupakan gambar ...
a. Platina
b. Kunci Kontak
c. Busi
d. Kondensor
5. Urutan proses pengapian saat platina tertutup yang benar adalah ...
a. Arus mengalir dari (+) Baterai – (B) Kunci Kontak – (IG) Kunci Kontak –
(+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Platina – Massa
b. Arus mengalir dari (-) Baterai – (B) Kunci Kontak – (IG) Kunci Kontak –
(+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Platina – Massa
c. Arus mengalir dari (+) Baterai – (IG) Kunci Kontak – (B) Kunci Kontak –
(+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Platina – Massa
d. Arus mengalir dari (+) Baterai – (B) Kunci Kontak – (IG) Kunci Kontak –
(+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Massa – Platina
6. Didalam koil pengapian terdapat dua buah kumparan yaitu ...
a. Primer dan resistor
b. Sekunder dan resistor
c. Seri dan paralel
d. Primer dan sekunder
7. Di bawah ini urutan firing order pada sistem pengapian 4 silinder yang benar
adalah...
a. 1-2-3-4
b. 1-3-2-4
94
c. 1-4-3-2
d. 1-3-4-2
8. Urutan proses pengapian saat platina terbuka yang benar adalah ...
a. Arus primer terputus – Induksi Kumparan Sekunder – Baterai – Kabel
Tegangan Tinggi – Busi – Massa – Terjadi percikan bunga api pada busi
b. Arus primer terputus – Induksi Kumparan Sekunder – Distributor – Kabel
Tegangan Tinggi – Massa– Busi – Terjadi percikan bunga api pada busi
c. Arus primer terputus – Induksi Kumparan Sekunder – Kabel Tegangan
Tinggi – Busi – Distributor– Massa – Terjadi percikan bunga api pada busi
d. Arus primer terputus -Induksi Kumparan Sekunder – Distributor – Kabel
Tegangan Tinggi – Busi – Massa – Terjadi percikan bunga api pada busi
9. Berikut ini yang berfungsi untuk memutuskan arus listrik dan menghubungkannya
dari kumparan primer koil ke massa agar terjadi induksi pada kumparan sekunder
koil adalah ...
a. Breaker point
b. Breaker plate
c. Vacum advancer
d. Governor advancer
10. Besarnya sudut dwell/dwell angel dapat dicari dengan rumus ...
a. 100% x 360/n (n=jumlah silinder)
b. 75% x 360/n (n=jumlah silinder)
c. 60% x 360/n (n=jumlah silinder)
d. 50% x 360/n (n=jumlah silinder)
11. Di bawah ini yang merupakan pengertian saat pengapian adalah ...
a. Saat busi meloncatkan bunga api untuk mulai pembakaran
b. Saat kunci kontak diarahkan ke posisi start untuk menghidupkan mesin
c. Saat platina mulai menutup
d. Saat dimana pedal gas diakselerasikan untuk menaikkan putaran mesin
12. Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik
tegangan tinggi dari koil pengapian ke busi adalah ...
a. Distributor cap
b. Rotor
c. Kabel tegangan tinggi
d. Kondensor
95
13. Pada sistem pengapian konvensional yang ditingkatkan adalah ...
a. Arus listrik
b. Tegangan listrik
c. Kemagnetan
d. Percikan listrik
14. Kemampuan untuk meradiasikan sejumlah panas oleh busi adalah ...
a. Nilai panas busi
b. Nilai didih busi
c. Nilai percikan busi
d. Nilai bakar busi
15. Penyetelan celah platina yang tepat adalah ...
a. 0,2-0,3 mm
b. 0,4-0,5 mm
c. 0,6-0,7 mm
d. 0,8-1 mm
16. Gambar di bawah ini merupakan gambar pemeriksaan ...
a. Kumparan primer koil
b. Kumparan sekunder koil
c. Ballast resistor
d. Kabel tegangan tinggi
17. Busi dibagi menjadi dua macam yaitu ...
a. Busi dingin dan busi pijar
b. Busi panas dan busi pijar
c. Busi pijar dan busi racing
d. Busi panas dan busi dingin
18. Kunci kontak pada sistem pengapian berfungsi untuk ...
a. Memutus dan menghubungkan arus listrik dari baterai menuju koil
pengapian
b. Memutus dan menghubungkan arus listrik dari alternator menuju koil
pengapian
c. Menyediakan sumber arus dari baterai menuju koil pengapian
d. Menyediakan sumber arus dari sekering menuju koil pengapian
19. Penyebab busi yang cepat kotor adalah ...
96
a. Campuran bahan bakar dan udara yang miskin
b. Terjadi percikan di koil pengapian
c. Percikan bunga api yang besar
d. Kabel busi yang putus
20. Salah satu komponen dari sistem pengapian yang berfungsi menghasilkan bunga
api dengan menggunakan tegangan tinggi yang dihasilkan koil pengapian adalah
...
a. Baterai
b. Resistor
c. Busi
d. Distributor
21. Fungsi kumparan primer koil adalah ...
a. Memercikkan bunga api
b. Menimbulkan tegangan induksi yang tinggi
c. Membangkitkan induksi elektromagnet
d. Membagi pengapian pada busi
22. Pada umumnya, saat pengapian putaran idle seperti gambar di bawah ini disetel
pada …..
a. < 200 sebelum TMA
b. > 200 sesudah TMA
c. 50 – 10
0 sebelum TMA
d. 50 – 10
0 sesudahTMA
23. Berikut ini komponen distributor yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian
sesuai dengan pertambahan putaran mesin adalah ...
a. Governor advancer
b. Vacum advancer
c. Governor spring
d. Advancer rod
24. Komponen baterai terdiri dari ...
a. Elemen baterai, Elektrolit baterai dan Arus
b. Elemen baterai, Elektrolit baterai dan Kotak baterai
c. Elemen baterai, Arus dan Kotak baterai
d. Tegangan, Elektrolit baterai dan Kotak baterai
97
25. Fungsi kumparan sekunder koil adalah ...
a. Memercikkan bunga api
b. Menimbulkan tegangan induksi yang tinggi
c. Membangkitkan induksi elektromagnet
d. Membagi pengapian pada busi
26. Salah satu bagian dari busi yang berfungsi untuk mencegah bocornya arus listrik
tegangan tinggi adalah ...
a. Konduktor
b. Regulator
c. Komutator
d. Isolator
27. Untuk memajukan atau memundurkan saat pengapian pada saat beban mesin
bertambah atau berkurang berdasarkan kevakuman yang terjadi di dalam intake
manifold adalah fungsi dari…..
a. Dwell angel
b. Governor advancer
c. Octane selector
d. Vacuum advancer
28. Proses naiknya tegangan di dalam koil pengapian sering disebut dengan proses ...
a. Elektrik
b. Elektrodinamik
c. Induksi elektromagnet
d. Induksi elektrodinamik
29. Sudut putaran cam distributor saat breaker point menutup pada putaran idle
adalah ...
a. Dwell angel
b. Governor advancer
c. Octane selector
d. Vacuum advancer
30. Apabila celah breaker point besar, maka sudut dwell/dwell angel ...
a. Besar
b. Kecil
c. Tetap
d. Berubah
98
KISI – KISI INSTRUMEN SIKLUS II SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Sub. Indikator Nomor Soal Jumlah %
Memperbaiki
sistem
pengapian
Mengidentifikasi
sistem pengapian
dan komponennya
Prinsip kerja sistem
pengapian
Pengertian pengapian
konvensional
Cara kerja pengapian
saat platina terbuka
Cara kerja pengapian
saat platina tertutup
10, 11, 12,
2
1
5 17%
Komponen –
komponen sistem
pengapian dan
fungsinya
Baterai
Kunci kontak
Koil pengapian
Distributor
Kabel tegangan tinggi
Busi
13, 14
15, 16
17, 18, 19, 20
21, 22, 23, 24, 25
26
27, 28, 29, 30
18 60%
Mengidentifikasi
gangguan sistem
pengapian
Analisis pengapian
konvensional baterai
3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 7 23%
Jumlah 30 100%
Lam
piran
11. K
isi-kisi in
strum
en sik
lus II
98
99
Lampiran 12. Soal siklus II
SOAL EVALUASI SIKLUS II
SMK Negeri 4 Semarang
Mata Pelajaran : Kelistrikan Otomotif Nama : ........................
Kelas / Semester : X TKR 1 / Genap No : ........................
Waktu : 45 Menit Tanda tangan : ........................
Petunjuk Umum
1. Baca dengan cermat perintah soalnya dan kerjakan soal yang mudah terlebih dahulu.
2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar.
3. Jika terjadi perbaikan dilakukan dengan cara mencoret jawaban yang salah dengan
dua garis dan menuliskan perbaikan jawabannya diatas jawaban yang diperbaiki.
1. Urutan proses pengapian saat platina tertutup yang benar adalah ...
a. Arus mengalir dari (+) Baterai – (B) Kunci Kontak – (IG) Kunci Kontak –
(+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Platina – Massa
b. Arus mengalir dari (-) Baterai – (B) Kunci Kontak – (IG) Kunci Kontak –
(+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Platina – Massa
c. Arus mengalir dari (+) Baterai – (IG) Kunci Kontak – (B) Kunci Kontak –
(+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Platina – Massa
d. Arus mengalir dari (+) Baterai – (B) Kunci Kontak – (IG) Kunci Kontak –
(+) Koil Kumparan Primer – (-) Koil – Massa – Platina
2. Urutan proses pengapian saat platina terbuka yang benar adalah ...
a. Arus primer terputus – Induksi Kumparan Sekunder – Baterai – Kabel
Tegangan Tinggi – Busi – Massa – Terjadi percikan bunga api pada busi
100
b. Arus primer terputus – Induksi Kumparan Sekunder – Distributor – Kabel
Tegangan Tinggi – Massa– Busi – Terjadi percikan bunga api pada busi
c. Arus primer terputus – Induksi Kumparan Sekunder – Kabel Tegangan
Tinggi – Busi – Distributor– Massa – Terjadi percikan bunga api pada busi
d. Arus primer terputus -Induksi Kumparan Sekunder – Distributor – Kabel
Tegangan Tinggi – Busi – Massa – Terjadi percikan bunga api pada busi
3. Urutan rangkaian sistem pengapian pada gambar di bawah yang benar adalah …..
a. 2 – 3 – 4 – 6 – 8 – 11 – 7 – 9 – 10 – 1
b. 2 – 4 – 5 – 6 – 8 – 11 – 7 – 9 – 10 – 1
c. 2 – 5 – 4 – 6 – 8 – 11 – 7 – 9 – 10 – 1
d. 2 – 5 – 4 – 6 – 8 – 11 – 7 – 10 – 9 – 1
4. Di bawah ini urutan firing order pada sistem pengapian 4 silinder yang benar
adalah...
a. 1-2-3-4
b. 1-3-2-4
c. 1-4-3-2
d. 1-3-4-2
5. Besarnya sudut dwell/dwell angel dapat dicari dengan rumus ...
a. 100% x 360/n (n=jumlah silinder)
b. 75% x 360/n (n=jumlah silinder)
c. 60% x 360/n (n=jumlah silinder)
d. 50% x 360/n (n=jumlah silinder)
6. Gambar di bawah ini merupakan gambar pemeriksaan ...
a. Kumparan primer koil
b. Kumparan sekunder koil
c. Ballast resistor
d. Kabel tegangan tingg
7. Penyebab busi yang cepat kotor adalah ...
a. Campuran bahan bakar dan udara yang miskin
b. Terjadi percikan di koil pengapian
c. Percikan bunga api yang besar
d. Kabel busi yang putus
101
8. Pada umumnya, saat pengapian putaran idle seperti gambar di bawah ini disetel
pada …..
a. < 200 sebelum TMA
b. > 200 sesudah TMA
c. 50 – 10
0 sebelum TMA
d. 50 – 10
0 sesudahTMA
9. Penyetelan celah platina yang tepat adalah ...
a. 0,2-0,3 mm
b. 0,4-0,5 mm
c. 0,6-0,7 mm
d. 0,8-1 mm
10. Di bawah ini yang merupakan pengertian dari sistem pengapian adalah ...
a. Sistem yang digunakan untuk mengubah bunga api menjadi listrik
b. Sistem yang digunakan untuk pembakaran pada motor diesel
c. Sistem yang digunakan untuk mengubah tegangan baterai dari 12 Volt
menjadi 10 KV atau lebih dan digunakan pada proses pembakaran
d. Sistem yang digunakan untuk mengubah tegangan baterai dari 10 KV
menjadi 12 Volt dan digunakan pada proses pembakaran
11. Di bawah ini yang merupakan pengertian saat pengapian adalah ...
a. Saat busi meloncatkan bunga api untuk mulai pembakaran
b. Saat kunci kontak diarahkan ke posisi start untuk menghidupkan mesin
c. Saat platina mulai menutup
d. Saat dimana pedal gas diakselerasikan untuk menaikkan putaran mesin
12. Pada sistem pengapian konvensional yang ditingkatkan adalah ...
a. Arus listrik
b. Tegangan listrik
c. Kemagnetan
d. Percikan listrik
13. Sumber arus listrik utama pada kendaraan untuk membantu proses pengapian
adalah ...
a. Baterai
b. Distributor
c. Motor Stater
d. Semua jawaban benar
102
14. Komponen baterai terdiri dari ...
a. Elemen baterai, Elektrolit baterai dan Arus
b. Elemen baterai, Elektrolit baterai dan Kotak baterai
c. Elemen baterai, Arus dan Kotak baterai
d. Tegangan, Elektrolit baterai dan Kotak baterai
15. Gambar dibawah ini merupakan gambar ...
a. Platina
b. Kunci Kontak
c. Busi
d. Kondensor
16. Kunci kontak pada sistem pengapian berfungsi untuk ...
a. Memutus dan menghubungkan arus listrik dari baterai menuju koil
pengapian
b. Memutus dan menghubungkan arus listrik dari alternator menuju koil
pengapian
c. Menyediakan sumber arus dari baterai menuju koil pengapian
d. Menyediakan sumber arus dari sekering menuju koil pengapian
17. Didalam koil pengapian terdapat dua buah kumparan yaitu ...
a. Primer dan resistor
b. Sekunder dan resistor
c. Seri dan paralel
d. Primer dan sekunder
18. Fungsi kumparan primer koil adalah ...
a. Memercikkan bunga api
b. Menimbulkan tegangan induksi yang tinggi
c. Membangkitkan induksi elektromagnet
d. Membagi pengapian pada busi
19. Fungsi kumparan sekunder koil adalah ...
a. Memercikkan bunga api
b. Menimbulkan tegangan induksi yang tinggi
103
c. Membangkitkan induksi elektromagnet
d. Membagi pengapian pada busi
20. Proses naiknya tegangan di dalam koil pengapian sering disebut dengan proses ...
a. Elektrik
b. Elektrodinamik
c. Induksi elektromagnet
d. Induksi elektrodinamik
21. Berikut ini yang berfungsi untuk memutuskan arus listrik dan menghubungkannya
dari kumparan primer koil ke massa agar terjadi induksi pada kumparan sekunder
koil adalah ...
a. Breaker point
b. Breaker plate
c. Vacum advancer
d. Governor advancer
22. Berikut ini komponen distributor yang berfungsi untuk memajukan saat pengapian
sesuai dengan pertambahan putaran mesin adalah ...
a. Governor advancer
b. Vacum advancer
c. Governor spring
d. Advancer rod
23. Untuk memajukan atau memundurkan saat pengapian pada saat beban mesin
bertambah atau berkurang berdasarkan kevakuman yang terjadi di dalam intake
manifold adalah fungsi dari…..
a. Dwell angel
b. Governor advancer
c. Octane selector
d. Vacuum advancer
24. Sudut putaran cam distributor saat breaker point menutup pada putaran idle
adalah ...
a. Dwell angel
b. Governor advancer
c. Octane selector
d. Vacuum advancer
25. Apabila celah breaker point besar, maka sudut dwell/dwell angel ...
104
a. Besar
b. Kecil
c. Tetap
d. Berubah
26. Komponen sistem pengapian yang berfungsi untuk mengalirkan arus listrik
tegangan tinggi dari koil pengapian ke busi adalah ...
a. Distributor cap
b. Rotor
c. Kabel tegangan tinggi
d. Kondensor
27. Salah satu komponen dari sistem pengapian yang berfungsi menghasilkan bunga
api dengan menggunakan tegangan tinggi yang dihasilkan koil pengapian adalah
...
a. Baterai
b. Resistor
c. Busi
d. Distributor
28. Kemampuan untuk meradiasikan sejumlah panas oleh busi adalah ...
a. Nilai panas busi
b. Nilai didih busi
c. Nilai percikan busi
d. Nilai bakar busi
29. Busi dibagi menjadi dua macam yaitu ...
a. Busi dingin dan busi pijar
b. Busi panas dan busi pijar
c. Busi pijar dan busi racing
d. Busi panas dan busi dingin
30. Salah satu bagian dari busi yamg berfungsi untuk mencegah bocornya arus listrik
tegangan tinggi adalah ...
a. Konduktor
b. Regulator
c. Komutator
d. Isolator
105
Lampiran 13. Lembar observasi penelitian siklus I dan siklus II
Lembar Observasi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
A. Petunjuk pengisian lembar observasi
1. Isilah dengan kode skor pada kolom skor
2. Untuk keterangan skor adalah :
4 : Sangat baik (SB)
3 : Baik (B)
2 : Cukup (C)
1 : Kurang (K)
B. Tabel pengamatan
C. Saran/Catatan
Tuliskan komentar/saran/catatan :
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Semarang, Mei 2013
Pengamat/Peneliti
...................................
No Hal yang diamati
Skor Siswa
1. Proses STAD
a. Memperhatikan guru
b. Belajar dalam tim
c. Mengerjakan tes
2. Keaktifan
siswa
a. Siswa aktif mencatat materi
b. Siswa aktif bertanya
c. Siswa aktif mengajukan ide
3. Perhatian
siswa
a. Diam dan tenang
b. Terfokus pada materi
c. Antusias
4. Kedisiplinan
a. Kehadiran /absensi
b. Datang tepat waktu
c. Pulang tepat waktu
5. Penugasan
a. Mengerjakan semua tugas
b. Ketepatan mengumpulkan tugas
c. Mengerjakan sesuai perintah
6.
Tolak ukur
keberhasilan
pembelajaran
c. Pemahaman terhadap materi
d. Bertanya kepada guru
e. Berdiskusi dengan kelompoknya
106
Lampiran 14. Daftar nilai kemampuan awal siswa
HASIL TES EVALUASI SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
MATA PELAJARAN :Kelistrikan Otomotif
KOMPETENSI :Teknik Kendaraan Ringan
KELAS / SEMESTER : XO1/Genap
SATUAN PENDIDIKAN : SMK (Kelompok Teknologi Industri)
JUMLAH SOAL :10 butir Tanggal Evaluasi :13 Mei 2013
JUMLAH PESERTA : 36 sisw a Tahun Pelajaran : 2013/2014
TI-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 DAK
1 16653 ADITYA YOGA PRATAMA 0,0 1,0 1,0 0,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 7,0 70,00 √
2 16654 ADJI KURNIAWAN 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 0,0 0,0 7,0 70,00 √
3 16655 AFIF YUDHA PRATAMA 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 0,0 1,0 0,0 7,0 70,00 √
4 16656 ANDIKA BASKORO AJI 0,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 8,0 80,00 √
5 16657 ARIF ROFIUDIN 1,0 1,0 0,0 1,0 0,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 7,0 70,00 √
6 16658 BAGUS SETIAWAN 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 1,0 1,0 0,0 1,0 0,0 7,0 70,00 √
7 16659 BONDAN PRASETYO 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 10,0 100,00 √
8 16660 ERFAN ARIANTORO WICAKSONO 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 0,0 0,0 7,0 70,00 √
9 16661 FAKHRI RIQI ALDI 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 9,0 90,00 √
10 16662 FELIQ ANGGRIAWAN 1,0 1,0 1,0 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 7,0 70,00 √
11 16663 GALIH ALFRIANDY 1,0 1,0 1,0 0,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 9,0 90,00 √
12 16664 HIMAWAN SETYO WIBISONO 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 0,0 1,0 0,0 0,0 1,0 6,0 60,00 √
13 16665 IRVAN JODY OKTAFIANTO 0,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 8,0 80,00 √
14 16666 JADUG BAHUREKSO 0,0 0,0 1,0 0,0 1,0 1,0 0,0 0,0 1,0 0,0 4,0 40,00 √
15 16667 JAKA BUDI UTAMA 1,0 0,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 0,0 1,0 0,0 6,0 60,00 √
16 16668 LIKA JANUAR ROSTA NUGRAHA 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 0,0 0,0 7,0 70,00 √
17 16669 MARZUQI YASID MAR I 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 1,0 0,0 0,1 1,0 0,1 2,2 22,00 √
18 16670 MUCH FARDAN MUGIAR 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 1,0 0,0 1,0 1,0 8,0 80,00 √
19 16671 NAUFAL FADLURRAHMAN 0,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 1,0 1,0 0,0 0,0 6,0 60,00 √
20 16672 NICO AZNEN AZIZ 1,0 0,0 0,0 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 5,0 50,00 √
21 16673 OKY BAMA ANUGERAH 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 9,0 90,00 √
22 16674 RANDY CAHYA KURNIANTO 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 8,0 80,00 √
23 16675 RIYAN DWI SETYADI 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 10,0 100,00 √
24 16676 RIZAL DWI SETYAWAN 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 1,0 1,0 0,0 1,0 0,0 7,0 70,00 √
25 16677 RIZQI OKTAVIAN ARDIANSYAH 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 0,0 1,0 1,0 0,0 0,0 6,0 60,00 √
26 16678 SATRYA BAGUS PRAKOSO 1,0 1,0 1,0 0,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 8,0 80,00 √
27 16679 SHARIZAN SANTOSO 1,0 0,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 1,0 0,0 7,0 70,00 √
28 16680 VICKI SURYA PRADANA 1,0 0,0 0,0 1,0 0,0 1,0 0,0 0,0 1,0 0,0 4,0 40,00 √
29 16681 YEYEN YULIAWAN 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 0,0 1,0 0,0 7,0 70,00 √
30 16682 YOPI RISTYAWAN 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 1,0 0,0 0,0 0,0 6,0 60,00 √
31 16683 YOSIE SETYAWAN 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 0,0 1,0 0,0 0,0 0,0 4,0 40,00 √
32 16684 YUSUF SURYANA 0,0 1,0 1,0 0,0 1,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 7,0 70,00 √
33 16095 UNGGUL SATRIA JATI** 0,0 0,0 1,0 1,0 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 0,0 5,0 50,00 √
34 16099 ADI PUJI L** 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 4,0 40,00 √
35 16115 GHOFUR LELONO N** 0,0 1,0 1,0 1,0 0,0 0,0 0,0 0,0 1,0 0,0 4,0 40,00 √
36 16143 AYU DANING S** 1,0 1,0 1,0 1,0 0,0 0,0 1,0 1,0 1,0 0,0 7,0 70,00 √
JUMLAH SKOR 25 27 31 27 22 27 29 19 28 5 240 2402 10 26
JUMLAH SKOR MAKSIMUM (IDEAL) 0,7 0,8 0,9 0,8 0,6 0,8 0,8 0,5 0,8 0,1 6,7 66,7
KETERCAPAIAN 1,9 2,1 2,4 2,1 1,7 2,1 2,2 1,5 2,2 0,4 18,5
ANALISIS HASIL EVALUASI
No NIS
SKOR YANG DIPEROLEH JML
SKOR
%
KETER
CAPAI
AN
TUNTAS
YANAMA SISWA Nomor Soal
Sumber: hasil tes evaluasi sistem pengapian konvensional kelas X TKR 1 SMK Negeri 4
Semarang 2013
107
Lampiran 15. Daftar nilai siklus I
URUT NIS
1 16653 ADITYA YOGA PRATAMA 70 Tidak Tuntas
2 16654 ADJI KURNIAWAN 66 Tidak Tuntas
3 16655 AFIF YUDHA PRATAMA 86 Tuntas
4 16656 ANDIKA BASKORO ADJI 90 Tuntas
5 16657 ARIF ROFIUDIN 76 Tuntas
6 16658 BAGUS SETIAWAN 66 Tidak Tuntas
7 16659 BONDAN PRASETYO 70 Tidak Tuntas
8 16660 ERFAN ARIANTORO W 66 Tidak Tuntas
9 16661 FAKHRI RIFQI ALDI 63 Tidak Tuntas
10 16662 FELIQ ANGGRIAWAN 70 Tidak Tuntas
11 16663 GALIH ALFRIANDY 83 Tuntas
12 16664 HIMAWAN SETYO W 70 Tidak Tuntas
13 16665 IRVAN JODY OKTAFIANTO 83 Tuntas
14 16666 JADUG BAHUREKSO 70 Tidak Tuntas
15 16667 JAKA BUDI UTAMA 70 Tidak Tuntas
16 16668 LIKA JANUAR ROSTA N 70 Tidak Tuntas
17 16669 MARZUQI YASID MAR I 83 Tuntas
18 16670 M FARDAN MUGIAR 66 Tidak Tuntas
19 16671 NAUFAL FADLURRAHMAN 66 Tidak Tuntas
20 16672 NICO AZNEN AZIZ 63 Tidak Tuntas
21 16673 OKY BAMA ANUGERAH 66 Tidak Tuntas
22 16674 RANDY CAHYA KURNIANTO 76 Tuntas
23 16675 RIYAN DWI SETYADI 80 Tuntas
24 16676 RIZAL DWI SETYAWAN 56 Tidak Tuntas
25 16677 RIZQI OKTAVIAN A 60 Tidak Tuntas
26 16678 SATRYA BAGUS PRAKOSO 90 Tuntas
27 16679 SHARIZAN SANTOSO 83 Tuntas
28 16680 VICKI SURYA PRADANA 60 Tidak Tuntas
29 16681 YEYEN YULIAWAN 80 Tuntas
30 16682 YOPI RISTYAWAN 56 Tidak Tuntas
31 16683 YOSIE SETYAWAN 63 Tidak Tuntas
32 16684 YUSUF SURYANA 60 Tidak Tuntas
33 16095 UNGGUN SATRIA JATI 46 Tidak Tuntas
34 16099 ADI PUJI L 70 Tidak Tuntas
35 16115 GHOFUR LELONO N 66 Tidak Tuntas
36 16143 AYU DANING S 60 Tidak Tuntas
Total Nilai 2519
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 46
Rata-rata 69,97
Ketuntasan siswa 30,55%
NONAMA Tes Siklus 1 Ketuntasan
DAFTAR NILAI SISWA SIKLUS I
108
Lampiran 16. Daftar nilai siklus II
URUT NIS
1 16653 ADITYA YOGA PRATAMA 83 Tuntas
2 16654 ADJI KURNIAWAN 70 Tidak Tuntas
3 16655 AFIF YUDHA PRATAMA 73 Tidak Tuntas
4 16656 ANDIKA BASKORO ADJI 83 Tuntas
5 16657 ARIF ROFIUDIN 76 Tuntas
6 16658 BAGUS SETIAWAN 83 Tuntas
7 16659 BONDAN PRASETYO 90 Tuntas
8 16660 ERFAN ARIANTORO W 70 Tidak Tuntas
9 16661 FAKHRI RIFQI ALDI 76 Tuntas
10 16662 FELIQ ANGGRIAWAN 80 Tuntas
11 16663 GALIH ALFRIANDY 96 Tuntas
12 16664 HIMAWAN SETYO W 86 Tuntas
13 16665 IRVAN JODY OKTAFIANTO 90 Tuntas
14 16666 JADUG BAHUREKSO 86 Tuntas
15 16667 JAKA BUDI UTAMA 76 Tuntas
16 16668 LIKA JANUAR ROSTA N 73 Tidak Tuntas
17 16669 MARZUQI YASID MAR I 76 Tuntas
18 16670 M FARDAN MUGIAR 73 Tidak Tuntas
19 16671 NAUFAL FADLURRAHMAN 80 Tuntas
20 16672 NICO AZNEN AZIZ 86 Tuntas
21 16673 OKY BAMA ANUGERAH 86 Tuntas
22 16674 RANDY CAHYA KURNIANTO 76 Tuntas
23 16675 RIYAN DWI SETYADI 76 Tuntas
24 16676 RIZAL DWI SETYAWAN 76 Tuntas
25 16677 RIZQI OKTAVIAN A 86 Tuntas
26 16678 SATRYA BAGUS PRAKOSO 86 Tuntas
27 16679 SHARIZAN SANTOSO 76 Tuntas
28 16680 VICKI SURYA PRADANA 83 Tuntas
29 16681 YEYEN YULIAWAN 76 Tuntas
30 16682 YOPI RISTYAWAN 80 Tuntas
31 16683 YOSIE SETYAWAN 83 Tuntas
32 16684 YUSUF SURYANA 86 Tuntas
33 16095 UNGGUN SATRIA JATI 83 Tuntas
34 16099 ADI PUJI L 86 Tuntas
35 16115 GHOFUR LELONO N 90 Tuntas
36 16143 AYU DANING S 83 Tuntas
Total Nilai 2918
Nilai Tertinggi 96
Nilai Terendah 70
Rata-rata 81,05
Ketuntasan siswa 86,11%
DAFTAR NILAI SISWA SIKLUS II
NONAMA Tes Siklus 2 Ketuntasan
109
HASIL OBSERVASI SIKLUS I
URUT NIS a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c
1 16653 Aditya Yoga Pratama B B C C C C C B C B B B B C B K K B 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1
2 16654 Adji Kurniawan C K C B C K C C C B B B B C B K C K 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0
3 16655 Afif Yudha Pratama C B B B K K C K C B B B B B B K K K 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
4 16656 Andika Baskoro Adji C SB B B K C K K C B B B B B B K SB SB 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
5 16657 Arif Rofiudin C B B C C K K K C B B B B C B K K B 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1
6 16658 Bagus Setiawan C K B C C K K C K B B B B B B K C K 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
7 16659 Bondan Prasetyo C C B B K C K C K B B B B C B K K K 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0
8 16660 Erfan Ariantoro W K K B C C C C C C B B B B B B K K K 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
9 16661 Fakhri Rifqi Aldi C K B B K C K C K B B B C C B K C B 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1
10 16662 Feliq Anggriawan C K B C C C K C C B B B B B B B K K 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
11 16663 Galih Alfriandy B SB B B SB C B C SB B B B B SB B K K SB 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
12 16664 Himawan Setyo W C K B C K K K K B B B B B B B B K B 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
13 16665 Irvan Jody Oktafianto B B B B K C B B B B B B B SB B K K SB 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
14 16666 Jadug Bahurekso C C B B C K K K C B B B B C B C K B 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1
15 16667 Jaka Budi Utama B C B K K C B K B B B B B B B C K C 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
16 16668 Lika Januar Rosta N C K B B K C C C K B B B C C B C K C 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0
17 16669 Marzuqi Yasid Mar I B B B B SB B SB K B B B B B SB B B K K 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
18 16670 M Fardan Mugiar C K B C C C B C B B B B B B B C K B 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
19 16671 Naufal Fadlurrahman C C B B K K K C B B B B B C B B K K 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0
20 16672 Nico Aznen Aziz C C B B K B B C SB B B B B B B K B SB 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
21 16673 Oky Bama Anugerah C C B K K K SB C B B B B B B B B K B 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
22 16674 Randy Cahya Kurnianto C K B K K C C K C B B B C B B K B K 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0
23 16675 Riyan Dwi Setyadi B C B B C K K K C B B B B B B B K C 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
24 16676 Rizal Dwi Setyawan K K B K C C C C B B B B B C B C K K 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0
25 16677 Rizqi Oktavian A C K B B K K B C C B B B B B B B K C 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
26 16678 Satrya Bagus Prakoso SB SB B SB K K SB C SB B B B B B B K SB SB 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
27 16679 Sharizan Santoso B B B B SB C K C SB B B B B B B B SB B 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
28 16680 Vicki Surya Pradana C K B B K C B C C B B B B B B K K C 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
29 16681 Yeyen Yuliawan C SB B K B C K K SB B B B B B B B K SB 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
30 16682 Yopi Ristyawan B B B B K C SB K SB B B B B B B K C K 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
31 16683 Yosie Setyawan C K B K C K C C K B B B B B B K K C 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
32 16684 Yusuf Suryana B B B K K C K K C B B B B C B C K K 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0
33 16095 Unggun Satria Jati K K C C K K K K K B B B B B B C K K 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
34 16099 Adi Puji L K C B B C K K K C B B B B B B C K C 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
35 16115 Ghofur Lelono N K B B C K C C K K B B B B B B K K K 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
36 16143 Ayu Daning S K C B B C K K K K B B B B B B K K K 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0
10 13 33 20 4 2 11 2 14 36 36 36 33 26 36 9 5 14
28 36 92 56 11 5,6 31 5,6 39 100 100 100 92 72 100 25 14 39
6
Jumlah
%
Rata-rata 51,85185185 24,07407407 25 100 87,96296296 25,92592593
6 1 2 3 4 5
LEMBAR HASIL O BSERVASI SIKLUS I
NONAMA
Skor huruf Skor ketuntasan
1 2 3 4 5
Lam
piran
17. H
asil observ
asi siklu
s I
109
110
HASIL OBSERVASI SIKLUS II
URUT NIS a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c a b c
1 16653 Aditya Yoga Pratama B B B B B B B B C B B B B B B B B B 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 16654 Adji Kurniawan B B B B B B B C B B B B B B B B C B 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
3 16655 Afif Yudha Pratama B B B B K B C B B B B B B B B B B B 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 16656 Andika Baskoro Adji B SB B B B SB B B B B B B B B B B SB SB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 16657 Arif Rofiudin C B B B B B B B B B B B B B B B B B 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 16658 Bagus Setiawan B B B B B B B B B B B B B B B B C B 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
7 16659 Bondan Prasetyo C C B B B C B B B B B B B B B B B B 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 16660 Erfan Ariantoro W B C B B B C C B C B B B B B B B B B 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 16661 Fakhri Rifqi Aldi B B B B K C B B B B B B B B B B C B 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
10 16662 Feliq Anggriawan C B B B B C B B C B B B B B B B B B 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 16663 Galih Alfriandy B SB B B SB C B B SB B B B B B B B B SB 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 16664 Himawan Setyo W C B B C B B B B B B B B B B B B B B 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
13 16665 Irvan Jody Oktafianto B SB B B K C B B B B B B B B B B B SB 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
14 16666 Jadug Bahurekso B B B B B B B B B B B B B B B B B B 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
15 16667 Jaka Budi Utama B SB B B K C B B B B B B B B B C B C 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
16 16668 Lika Januar Rosta N B B B B K C C C B B B B B B B C B C 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
17 16669 Marzuqi Yasid Mar I B B B B SB B SB B B B B B B B B B B B 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 16670 M Fardan Mugiar C B B B B C B B B B B B B B B B B B 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19 16671 Naufal Fadlurrahman B SB B B B B K B B B B B B B B B B B 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20 16672 Nico Aznen Aziz B SB B B B B B B SB B B B B B B B B SB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
21 16673 Oky Bama Anugerah B B B B B B SB B B B B B B B B B B B 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22 16674 Randy Cahya Kurnianto B C B B B C C B B B B B B B B B B B 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
23 16675 Riyan Dwi Setyadi B C B B B B B B C B B B B B B B K C 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0
24 16676 Rizal Dwi Setyawan B C B B B C C C B B B B B B B C B B 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
25 16677 Rizqi Oktavian A B B B B B B B B C B B B B B B B B C 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
26 16678 Satrya Bagus Prakoso SB SB B B K B SB B SB B B B B B B B SB SB 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27 16679 Sharizan Santoso B B B B SB C B B SB B B B B B B B SB B 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
28 16680 Vicki Surya Pradana C B B B B C B B C B B B B B B B B C 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
29 16681 Yeyen Yuliawan B SB B B B C B B SB B B B B B B B B SB 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30 16682 Yopi Ristyawan B B B B B C SB B SB B B B B B B B C B 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
31 16683 Yosie Setyawan B C B B B B C C C B B B B B B B B C 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
32 16684 Yusuf Suryana B B B B K C B B B B B B B B B B B B 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
33 16095 Unggun Satria Jati B B B B K B K B K B B B B B B B B B 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
34 16099 Adi Puji L C C B B B B B B C B B B B B B B B C 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
35 16115 Ghofur Lelono N B B B B B C C B B B B B B B B B B B 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
36 16143 Ayu Daning S B C B B B B B B B B B B B B B B B B 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
29 28 36 35 28 19 27 32 27 36 36 36 36 36 36 33 31 29
81 78 100 97 78 53 75 89 75 100 100 100 100 100 100 92 86 81
6
Jumlah
%
Rata-rata 86,11111111 75,92592593 79,62962963 100 100 86,11111111
6 1 2 3 4 5
LEMBAR HASIL O BSERVASI SIKLUS II
NONAMA
Skor Skor ketuntasan
1 2 3 4 5
Lam
piran
18. H
asil observ
asi siklu
s II
110
111
Lampiran 19. Foto dokumentasi penelitian di SMK Negeri 4 Semarang
Foto Dokumentasi Penelitian
1. Penjelasan model pembelajaran kooperatif tipe STAD oleh guru
2. Penjelasan materi sistem pengapian konvensional oleh guru
112
3. Kegiatan diskusi kelompok yang dilakukan oleh siswa
4. Siswa menjelaskan persoalan yang diberikan oleh guru
113
5. Guru memantau kegiatan diskusi siswa
6. Kegiatan pengamatan terhadap siswa oleh peneliti
114
7. Siswa mengerjakan soal evaluasi
8. Guru menjelaskan kembali materi yang di diskusikan oleh siswa secara singkat