penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan terbimbing pada pembelajaran...

194
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK TRIGONOMETRI DI SMA NEGERI 1 SEMENDE DARAT LAUT Skripsi Oleh : IKBAL SIMAMORA Nomor Induk Mahasiswa 2006121180 Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA 1

Upload: putri-lenggogeni

Post on 26-Dec-2015

56 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE

PENEMUAN TERBIMBING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MATERI POKOK TRIGONOMETRI DI SMA NEGERI 1 SEMENDE DARAT

LAUT

Skripsi Oleh :

IKBAL SIMAMORA

Nomor Induk Mahasiswa 2006121180

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

PALEMBANG

2011

1

Page 2: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

ENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE

PENEMUAN TERBIMBING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MATERI POKOK TRIGONOMETRI DI SMA NEGERI 1 SEMENDE DARAT

LAUT

Skripsi Oleh :

IKBAL SIMAMORA

Nomor Induk Mahasiswa 2006121180

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

PALEMBANG

2011

Disetujui Oleh :

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dra. Andina Sari, M.M Dra. Hj. Rosma Chaidir

Disahkan oleh

a.n. Dekan FKIP Univ-PGRI Palembang

Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dra. Misdalina, M.Pd

2

Page 3: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE

PENEMUAN TERBIMBING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

MATERI POKOK TRIGONOMETRI DI SMA NEGERI 1 SEMENDE DARAT

LAUT

IKBAL SIMAMORA

Nomor Induk Mahasiswa 2006121180

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan MIPA

Telah diuji dan Lulus Pada :

Hari : Jum’at

Tanggal : 15 Maret 2011

Tim Penguji

1. Ketua : Dra.Andinasari, M.M (______________)

2. Anggota : Dra.Hj. Rosma Chaidir (______________)

3. Anggota : Rohana, S. Si, M. Pd (______________)

4. Anggota : Dra. Lusiana, M. Pd (______________)

Palembang, Maret 2011Dekan FKIP Univ.PGRI Palembang

Drs. H. Bukman Lian, M.M.,M.SiNIY. 910102

3

Page 4: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Motto :

Setetes Keringatmu = 1.000 Langkah

Kuharus Maju

Skripsi ini kupersembahan Kepada :

Ayahanda dan Ibunda yang senantiasa mendoakanku

Kakandaku Hotman Simamora dan Apriadi Simamora, Ayundaku Alm. Maylena Simamora A.Md dan Siti Fatimah Simamora, A.Mkeb, Saudara-saudara iparku,dan keponakanku Rizky Hamoraon Simamora dan Fitri Zaakiyah Khoirunnisa

Dosen Pembimbingku yang selalu sabar dalam memberikan ilmu, arahan, dan bimbingan

Dosen Pembimbing Akademik yang selalu membantuku dalam urusan akademik

Teman-temanku, ABBO (ii’, Rama, Dwi’, Uwi’), D’secret (Daus, Munir, Edo, Ijal, Anton, Marilan, Syarif), Feni, Ce’, Anes, Dian, dkk

Seseorang yang terlalu manis untuk aku lupakan (n_n)

Rekan-rekan Seperjuanganku Mahasiswa/i Program Studi Pendidikan Matematika Angkatan 2006

Almamaterku

4

Page 5: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini Saya menyatakan bahwa skripsi Saya yang berjudul:

“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN

METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA PEMBELAJARAN

MATEMATIKA MATERI POKOK TRIGONOMETRI DI SMA NEGERI 1

SEMENDE DARAT LAUT” adalah hasil karya sendiri. Apabila ternyata terbukti

bukan merupakan hasil kerja saya, saya bersedia diberikan sanksi sesuai dengan pasal

70, Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang ”Sistem Pendidikan Nasional” yang

berbunyi ”Lulusan karya ilmiah yang digunakan untuk mendapat gelar akademik,

profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud pasal 25 ayat 2 terbukti merupakan jiplakan

dipidana penjara paling lama dua tahun atau denda paling banyak Rp. 200.000.000 (Dua

ratus juta rupiah)”.

Demikianlah surat pernyataan ini Saya buat untuk digunakan sebagaimana

mestinya.

Palembang, Maret 2011

Ikbal Simamora

2006121180

5

Page 6: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Serta salawat dan

salam atas junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW. karena berkat rahmat dan

hidayah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menempuh ujian guna

mencapai gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Palembang.

Dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dra.

Andina Sari, M.M. dan Dra.Hj. Rosma Chaidir, selaku pembimbing, yang telah

memberikan bimbingan selama penulisan skripsi ini.

Penulis, juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. H. Syarwani Ahmad,

M.M., Rektor Universitas PGRI Palembang, Dekan FKIP PGRI Palembang Drs. H.

Bukman Lian, M.M, M.Si., ketua Jurusan Pendidikan MIPA Dra. Misdalina, M.Pd,

Ketua Program Studi pendidikan Matematika Ety Septiati, S.Si.M.T, yang telah

memberi kemudahan dalam penggurusan administrasi penulisan Skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Drs. Subhan selaku Kepala

SMA Negeri 1 Semende Darat Laut, Yudi Gunadi, S.Pd selaku guru mata pelajaran

matematika dan para guru SMA Negeri 1 Semende Darat Laut yang telah memberikan

kemudahan dalam mengumpulkan data, serta pihak lain yang memberikan bantuan

sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.

Mudah - mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengajaran bagi bidang

studi Matematika dan juga bidang studi lainnya di seluruh jenjang pendidikan.

6

Page 7: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Palembang, Maret 2011

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................................ii

SURAT PERNYATAAN ...............................................................................................iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................................iv

SURAT PERNYATAAN.................................................................................................v

KATA PENGANTAR.....................................................................................................vi

DAFTAR ISI..................................................................................................................vii

DAFTAR TABEL...........................................................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................x

ABSTRAK.......................................................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................................1

1.2 Masalah Penelitian......................................................................................................4

1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................................5

1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................................6

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Belajar dan Pembelajaran Matematika...................................................................... 7

2.2 Model Pembelajaran Kooperatif...............................................................................10

2.3 Metode Penemuan Terbimbing.................................................................................12

2.4 Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing...............18

2.5 Hasil Belajar..............................................................................................................19

7

Page 8: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

2.6 Sikap.........................................................................................................................20

2.7 Kajian Materi Pokok Pembelajaran..........................................................................21

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian....................................................................................................23

3.2 Definisi Operasional Variabel...................................................................................23

3.3 Populasi dan Sampel.................................................................................................24

3.4 Metode Penelitian .....................................................................................................25

3.5 Teknik Pengumpulan Data........................................................................................26

3.6 Teknik Analisis Data.................................................................................................27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian.........................................................................................................30

4.2 Pembahasan...............................................................................................................76

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan...................................................................................................................79

5.2 Saran.........................................................................................................................79

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

8

Page 9: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

DAFTAR TABEL

TABEL 1 : Populasi Penelitian....................................................................................24

TABEL 2 : Kategori Hasil Belajar..............................................................................28

TABEL 3 : Kategori Sikap Siswa Untuk 10 Butir Pernyataan.....................................29

TABEL 4 : Nilai Rata-rata Hasil Tes siswa Setiap Pertemuan...................................70

TABEL 5 : Analisis Hasil Angket Siswa untuk Pernyataan Positif.............................72

TABEL 6 : Analisis Hasil Angket Siswa untuk Pernyataan Negatif............................74

TABEL 7 : Data Sikap Siswa Terhadap Angket..........................................................75

9

Page 10: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Nama Kelompok Belajar...............................................................82

Lampiran 2 : RPP............................................................................................................83

Lampiran 3 : LKS I, II, III.............................................................................................90

Lampiran 4 : Jawaban LKS I, II, III...............................................................................97

Lampiran 5 : Soal Tes Pertemuan I, II, III, Akhir.........................................................103

Lampiran 6 : Kunci Jawaban Tes Pertemuan I, II,III, Akhir......................................107

Lampiran 7 : Daftar Nilai Tes Pertemuan I, II, III, Akhir............................................119

Lampiran 8 : Angket....................................................................................................123

Lampiran 9 : Daftar skor angket siswa.......................................................................125

Lampiran 10 : Lembar jawaban siswa dan angket siswa..............................................127

Lampiran 11 : Usul Judul Skripsi...............................................................................157

Lampiran 12 : Halaman Pengesahan Proposal............................................................158

Lampiran 13 : Lembar Pertanyaan Seminar Usul Judul...............................................159

Lampiran 14 : Surat Permohonan Izin Penelitian dari Dekan.....................................160

Lampiran 15 : Surat Izin Penelitian dari DIKNAS....................................................161

Lampiran 16 : Surat Keterangan Penelitian dari SMA Negeri 1 SDL.......................162

Lampiran 17 : Kartu Bimbingan Skripsi.......................................................................163

Lampiran 18 : Blanko Perbaikan Skripsi....................................................................170

Lampiran 18 : Riwayat Hidup.....................................................................................171

10

Page 11: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

ABSTRAK

Ikbal Simamora, 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika Materi Pokok Trigonometri Di SMA Negeri 1 Semende Darat Laut. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas PGRI Palembang. Pembimbing Utama Dra. Andina Sari, M.M dan pembimbing Pendamping Dra. Hj. Rosma Chaidir

Pembelajaran di SMA Negeri 1 Semende Darat Laut masih berpusat pada guru

yang mengakibatkan kurangnya keterlibatan siswa pada saat mengikuti proses

pembelajaran. Hal tersebut menyebabkan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi

yang diajarkan terutama pada saat pembelajaran materi trigonometri karena kebanyakan

siswa hanya menerima dan menghafal rumus-rumus yang diajarkan, tanpa tahu

bagaimana proses dari penemuan rumus-rumus tersebut. Permasalahan tersebut

menyebabkan nilai siswa pada materi trigonometri belum mencapai KKM yang telah

ditetapkan. Untuk mengatasi masalah ini, maka salah satu pembelajaran yang dapat

dilakukan adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan metode

penemuan terbimbing. Metode ini merupakan metode mengajar dimana siswa didorong

untuk berpikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan

yang difasilitasi oleh guru. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil belajar

siswa setelah diterapkan dan untuk mengetahui sikap siswa terhadap penerapan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu kategori

one short casy study, variabel dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dan sikap

siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan

terbimbing, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes dan angket.

Dari analisis data hasil belajar siswa untuk setiap pertemuan didapatkan rata-rata

hasil belajar siswa yaitu sebesar 75,46 dan pada tes akhir rata-rata hasil belajar siswa

sebesar 83,80, dikategorikan baik. Dari data angket sikap siswa didapatkan rata-rata

skor siswa yaitu sebesar 43,82, dikategorikan sangat positif. Jadi dari penerapan

pembelajaran ini diperoleh hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran

kooperatif dengan metode penemuan terbimbing tergolong baik dengan sikap sangat

positif.

11

Page 12: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan, berbagai upaya telah dilakukan

oleh pemerintah di Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dirasakan secara nasional

adalah perubahan kurikulum. Sejak tahun 1980 hingga tahun 2000, Indonesia

setidaknya tiga kali telah mengalami perubahan kurikulum. Namun, patut diakui bahwa

hasil-hasil pendidikan di Indonesia masih jauh dari harapan. Lulusan sekolah di

Indonesia masih sangat rendah tingkat kompetisi dan relevansinya. Rendahnya tingkat

kompetisi dan relevansi lulusan tersebut dapat digunakan alternatif refleksi bahwa

tingkat kompetisi dan relevansi pembelajaran juga patut dipikirkan. Kompetensi peserta

didik sebagai produk pembelajaran sangat menentukan tingkat kehidupannya kelak

setelah mereka menjalani hidup di dunia nyata. Atas dasar pemikiran tersebut, di

Indonesia mulai tahun 2006 secara serentak telah diimplementasikan Kurikulum Satuan

Tingkat Pendidikan (KTSP) yang merupakan penyempurnaan Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK) tahun 2004.

Perubahan kurikulum yang dilakukan oleh Depdiknas mulai dari KBK,

kemudian KTSP untuk mengantisipasi perubahan dan tuntutan masa depan yang akan

dihadapi siswa sebagai generasi penerus bangsa. Langkah ini dilakukan setelah

diketahui bahwa kurikulum yang telah diterapkan selama ini, mayoritas masih berbasis

materi. Di samping itu, penjabaran materi antarkelas tidak dapat dilihat dengan jelas

12

Page 13: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

kesinambungannya. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan,

dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dengan memperhatikan standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP). Menurut Goreti, (2006:1), Ciri-ciri KTSP yaitu sebagai berikut :

1) KTSP memberi kebebasan kepada tiap-tiap sekolah untuk menyelenggarakan program pendidikan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah, kemampuan peserta didik, sumber daya yang tersedia dan kekhasan daerah.

2) Orang tua dan masyarakat dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. 3) Guru harus mandiri dan kreatif. 4) Guru diberi kebebasan untuk memanfaatkan berbagai metode pembelajaran..

Berdasarkan KTSP tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan

kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tidak lepas dari tujuan tersebut,

matematika yang merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan pada pendidikan

menengah atas mempunyai tujuan meningkatkan kecerdasan dalam berpikir logis,

pengetahuan tentang matematika, keterampilan dalam berhitung dan syarat untuk

mengikuti pendidikan lebih lanjut. Tujuan tersebut menjadikan perlunya pelajaran

matematika pada jenjang-jenjang pendidikan (Darmadi, 2007:1).

Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai

dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis,

sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Oleh karena itu, maka

dalam membelajarkan matematika kepada siswa hendaklah guru harus bisa memilih

berbagai variasi model, metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan

pembelajaran yang direncanakan dapat tercapai (Markaban, 2006:1). Namun, hal

tersebut sangat bertolak belakang dengan apa yang terjadi di kebanyakan sekolah saat

ini. Dikebanyakan sekolah saat ini, guru hanya menggunakan satu metode mengajar saja

dalam proses pembelajaran matematika. Pembelajaran masih berpusat pada guru yang

13

Page 14: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

mengakibatkan kurangnya keterlibatan siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran.

Hal tersebut menyebabkan hasil belajar matematika siswa belum memuaskan.

Berdasarkan informasi dari beberapa guru mata pelajaran matematika di SMA

Negeri 1 Semende Darat Laut, bahwa masih banyak siswa kelas X yang kurang

pemahamannya mengenai materi pokok trigonometri. Materi trigonometri dianggap

sebagai materi yang sulit untuk dipahami, sehingga pada saat pembelajaran materi

pokok trigonometri tersebut, kebanyakan siswa hanya menerima dan menghafal konsep-

konsep dan rumus-rumus yang diajarkan, tanpa tahu bagaimana proses dari penemuan

konsep-konsep dan rumus dari materi trigonometri tersebut. Hal tersebut menyebabkan

kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dan rumus dari materi

trigonometri. Kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep-konsep dan rumus materi

trigongometri mengakibatkan hasil belajar siswa belum mencapai nilai KKM, yaitu

hanya sekitar 60 % siswa yang mencapai nilai KKM yang seharusnya 85 % siswa di

setiap kelas X untuk bisa dikategorikan tuntas secara klasikal. Adapun kriteria

ketuntasan minimal untuk mata pelajaran matematika pada materi trigonometri di kelas

X SMA Negei 1 Semende Darat Laut adalah 60. Karena hasil belajar matematika siswa

kelas X SMA Negeri 1 Semende Darat Laut kurang memuaskan maka guru perlu

mengubah model pembelajaran dan menggunakan variasi model pembelajaran lain yang

lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada materi

trigonometri.

Salah satu variasi model, metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam

proses pembelajaran matematika adalah dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif dengan metode penemuan terbimbing. Menurut Setiawan (2010:32), metode

penemuan terbimbing sebagai metode mengajar dimana siswa didorong untuk berpikir

sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan yang difasilitasi

14

Page 15: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

oleh guru. Metode penemuan ini digabung dengan model pembelajaran kooperatif

berdasar pada teori bahwa, siswa akan lebih mudah memahami konsep-konsep sulit bila

menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan ini.

Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang

“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan

Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika Materi Pokok Trigonometri di SMA

Negeri 1 Semende Darat Laut”.

1.2 Masalah Penelitian

1.2.1 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Bagaimanakah hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran

kooperatif dengan metode penemuan terbimbing pada pembelajaran matematika

materi pokok trigonometri di SMA Negeri 1 Semende Darat Laut ?

2) Bagaimana sikap siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif dengan

metode penemuan terbimbing pada pembelajaran matematika materi pokok

trigonometri di SMA Negeri 1 Semende Darat Laut ?

1.2.2 Batasan Masalah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran masalah penelitian ini,

maka perlu diberikan batasan masalah. Adapun batasan masalah yang dimaksud yaitu

sebagai berikut:

1) Penerapan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran

yang menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan

terbimbing pada pembelajaran matematika materi pokok trigonometri di SMA

Negeri 1 Semende Darat Laut.

15

Page 16: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

2) Model pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan terbimbing dalam

penelitian ini adalah suatu bentuk pembelajaran dimana siswa dibimbing belajar dan

bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang yang heterogen

untuk melakukan penemuan terhadap rumus-rumus dari materi trigonometri melalui

LKS.

3) Lembar kerja siswa (LKS) yang dimaksud dalam penelitian ini adalah alat bantu

untuk membimbing siswa dalam proses penemuan terhadap rumus-rumus dari

materi trigonometri.

4) Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan nilai tes yang diperoleh

siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif dengan metode

penemuan terbimbing pada pembelajaran matematika materi pokok trigonometri.

5) Sikap siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tanggapan atau respon siswa

setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan

terbimbing

6) Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

trigonometri dengan sub materi pokok aturan sinus, kosinus dan

luas daerah segitiga.

7) Subjek yang diteliti disini adalah siswa kelas X di SMA Negeri 1 Semende Darat

Laut.

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka yang

menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran

kooperatif dengan metode penemuan terbimbing pada pembelajaran matematika

materi pokok trigonometri di SMA Negeri 1 Semende Darat Laut.

16

Page 17: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

2) Untuk mengetahui sikap siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif

dengan metode penemuan terbimbing pada pembelajaran matematika materi pokok

trigonometri di SMA Negeri 1 Semende Darat Laut.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Bagi guru, yaitu :

Sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam peroses

pembelajaran matematika pakailah model pembelajaran kooperatif dengan metode

penemuan terbimbing.

2) Bagi kepala sekolah, yaitu :

Sebagai bahan pertimbangan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan

metode penemuan terbimbing untuk menentukan kebijakan dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan.

17

Page 18: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Belajar dan Pembelajaran Matematika

Menurut Pribadi (2009:6), belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh sesorang

agar memiliki kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan.

Berbicara mengenai belajar, menurut Robert M. Gagne dalam (Pribadi, 2009:6) belajar

dapat diartikan sebagai “A natural process that leads to changes in what we know, what

we can do, and how we behave.” Belajar juga dipandang sebagai proses alami yang

dapat membawa perubahan pada pengetahuan, tindakan, dan prilaku seseoarang.

Sedangkan menurut Robert Heinich dkk dalam (Pribadi, 2009:6) belajar merupakan

sebuah proses pengembangan pengetahuan keterampilan dan sikap yang terjadi

manakala seseorang melakukan interaksi secara intensif dengan sumber- sumber belajar.

Terkait dengan pengertian belajar, Menurut Soemanto (2006:103), banyak orang

yang beranggapan bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah mencari ilmu atau

menuntut ilmu. Ada lagi yang secara lebih khusus mengartikan belajar adalah menyerap

pengetahuan. Ini berarti, bahwa orang mesti mengumpulkan fakta-fakta sebanyak-

banyaknya. Perbedaan pendapat orang tentang arti belajar disebabkan karena adanya

kenyataan, bahwa perbuatan belajar itu sendiri bermacam-macam. Banyak jenis

kegiatan yang oleh kebanyakan orang dapat disepakati sebagai perbuatan belajar

misalnya menirukan ucapan kalimat, mengumpulkan pembendaharaan kata,

mengumpulkan fakta-fakta, menghafalkan lagu, menghitung, mengerjakan soal-soal

18

Page 19: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

metematik, dan sebagainya. Tidak semua kegiatan dapat tergolong sebagai kegiatan

belajar misalnya melamun, marah, menjiplak, dan menikmati hiburan.

Dari uraian di atas dapat disumpulkan bahwa belajar adalah proses kegiatan

yang dilakukan oleh seseorang dalam mencapai pengetahuan atau menyerap ilmu

pengetahuan dari sumber-sumber belajar.

Istilah pembelajaran didefinisikan oleh Gagne dalam (Pribadi, 2009:9) sebagai

“a set of event embedded in purposeful activities that facilitate learning.” Pembelajaran

adalah aktivitas yang sengaja diciptakan dengan maksud untuk memudahkan terjadinya

proses pembelajaran. Sedangkan menurut Patricia L. Smith dan Tillman J. Ragan dalam

(Pribadi, 2009:9), pembelajaran adalah pengembangan dan penyampaian informasi dan

kegiatan yang diciptakan untuk memfasilitasi pencapaian tujuan yang spesifik.

Terkait dengan pembelajaran, menurut Isjoni (2009:14), pembelajaran adalah

sesuatu yang dilakukan oleh siswa bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada

dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan

kegiatan belajar.

Dari uraian mengenai pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan pendidik dalam membantu

peserta didik melakukan kegiatan belajar.

Salah satu mata pelajaran yang diberikan disekolah dari tingkat SD sampai

tingkat SMA adalah matematika. Matematika berasal dari bahasa latin Manthanein atau

Mathema yang berarti belajar atau hal yang dipeserta didiki. Matematika dalam bahasa

Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan

penalaran. Adapun tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya kemampuan

bernalar pada diri siswa yang tercermin melalui kemampuan berpikir kritis, logis,

sistematis, dan memiliki sifat objektif, jujur, disiplin dalam memecahkan suatu

19

Page 20: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

permasalahan baik dalam bidang matematika, bidang lain, maupun dalam kehidupan

sehari-hari (Widdiharto, 2004:1)

Menurut Sumardyono (2004:28), matematika sering dideskripsikan dengan cara

yang berbeda-beda tergantung dari sudut pandang yang dipakai. Adapun deskripsi

matematika yang dipakai dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1) Matematika sebagai cara bernalar (the way of thinking)

Matematika dapat pula dipandang sebagai cara bernalar, paling tidak karena

beberapa hal, seperti matematika memuat cara pembuktian yang sahih (valid),

rumus-rumus atau aturan yang umum, dan sifat penalaran matematika yang

sisitematis.

2) Matematika sebagai alat

Matematika juga sering dipandang sebagai alat dalam mencari solusi berbagai

masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Di dalam setiap pandangan terhadap matematika, terdapat beberapa ciri

matematika yang secara umum telah disepakati bersama. Menurut Sumardyono

(2004:30), salah satu ciri matematika tersebut yaitu sebagai berikut :

1) Memiliki objek kajian yang abstrak

Matematika memiliki objek kajian yang abstrak, walaupun tidak setiap objek

abstrak adalah matematika. Sementara beberapa matematikawan menganggap

objek matematika itu “kongkret” dalam pemikiran mereka, maka kita dapat

menyebut objek matematika secara lebih tepat sebagai objek mental atau

pikiran.

Ada empat objek kajian matematika yaitu sebagai berikut :

a. Fakta

20

Page 21: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Fakta adalah pemufakatan atau konvensi dalam matematika yang biasanya

diungkapkan lewat simbol tertentu.

b. Konsep.

Konsep adalah idea abstrak yang dapat dugunakan untuk menggolongkan

atau mengkategorikan sebagai objek, apakah objek tertentu merupakan

contoh konsep atau bukan.

c. Operasi dan Relasi.

Operasi adalah pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar dan pengerjaan

lainnya. Sementara relasi adalah hubungan antara dua atau lebih elemen.

d. Prinsip.

Prinsip adalah objek matematika yang komplek, yang terdiri atas beberapa

fakta, beberapa konsep yang dikaitkan oleh suatu relasi ataupun operasi.

Secara sederhana dapat lah disimpulkan bahwa, prinsip adalah hubungan

antara objek dasar matematika. Prinsip dapat berupa aksioma, teorema, sifat

dan sebagainya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah

suatu proses yang diselengarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa guna

memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan matematika. Suatu proses

pembelajaran yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk

menciptakan situasi agar siswa belajar dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif dengan metode penemuan terbimbing.

2.2 Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Joice dan Weil (dalam Isjoni, 2009: 73), model pembelajaran adalah

suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk

21

Page 22: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran, dan memberi petunjuk kepada

pengajar dikelasnya.

Terkait dengan model pembelajaran, Ismail (dalam Widdiharto, 2003:3)

mengemukakan bahwa model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus. Ciri khusus

tersebut antara lain sebagai berikut :

1) Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya.

2) Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model pembelajaran tersebut

berhasil.

4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran

tercapai.

Dari pendapat dan ciri-ciri khusus model pembelajaran di atas, penulis

menyimpulkan bahwa model pembelajaran adalah pola atau bentuk pembelajaran yang

tergambar dari awal sampai akhir pembelajaran yang disajikan secara khas oleh guru

dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Salah satu model pembelajaran yang berkembang saat ini adalah model

pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif bukanlah hal yang baru dalam

dunia pendidikan khususnya pada mata pelajaran matematika. Model pembelajaran

kooperatif ini adalah suatu perubahan bentuk pembelajaran yang selama ini monoton

berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Menurut Slavin

(dalam Isjoni, 2009:15) pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran

dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang anggotanya 4-6

orang dengan struktur kelompok yang heterogen. Selanjutnya, Jhonson & Jhonson

(dalam Isjoni, 2009: 63) mengemukakan pembelajaran kooperatif adalah mengerjakan

22

Page 23: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

sesuatu bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu tim

untuk mencapai tujuan bersama.

Dari kedua pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa model pembelajaran

kooperatif adalah suatu bentuk atau model yang mengelompokkan siswa kedalam suatu

kelompok yang heterogen terdiri dari 4-6 orang untuk besama-sama mendiskusikan atau

menyelesaikan suatu tugas atau bahan pembelajaran yang diberikan untuk mencapai

tujuan bersama.

Menurut Ibrahim (dalam Isjoni, 2009: 39) pada dasarnya model pembelajaran

kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran

yang penting, yaitu :

1) Hasil belajar akademik, pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.

2) Penerimaan terhadap perbedaan individu, model pembelajaran kooperatif bertujuan untuk penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda-beda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, ketidakkemampuannya.

3) Pengembangan keterampilan sosial, model pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerjasama dan kolaborasi.

Adapun tujuan utama dalam penerapan model belajar mengajar pembelajaran

kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama dengan

teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan

kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat

mereka secara berkelompok. (Isjoni, 2009:33)

2.3 Metode Penemuan Terbimbing

Menurut Suryosubroto (2009:140), metode adalah cara, yang dalam fungsinya

merupakan alat untuk mencapai tujuan. Metode pembelajaran merupakan proses atau

prosedur yang digunakan oleh guru atau instruktur untuk mencapai tujuan atau

kompetensi (Pribadi, 2009:42).

23

Page 24: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Terkait dengan metode pembelajaran, menurut Setiawan (2010:4), metode mengajar

adalah cara mengajar secara umum yang dapat ditetapkan pada semua mata pelajaran.

Sedangkan menurut Surakhmad dalam Suryosubroto (2009:140), metode pengajaran

adalah cara-cara pelaksanaan daripada proses pengajaran, atau soal bagaimana

teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada murid-murid disekolah.

Dari uraian di atas disimpulkan bahwa, metode pembelajaran adalah cara yang

digunakan oleh guru dalam membelajarkan suatu materi kepada siswa di kelasnya untuk

mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut.

Pemilihan metode pembelajaran perlu didasarkan pada kesesuaian dengan tugas dan

tujuan pembelajaran yang akan ditempuh oleh siswa. Pemilihan metode pembelajaran

yang tepat akan membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan.

Ada beberapa metode pembelajaran yang dapat dipilih untuk digunakan dalam

pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Menurut Pribadi (2009:42), setiap metode memiliki

ciri khas tersendiri yang penggunaannya perlu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai. Ragam metode pembelajaran yang dapat digunakan salah satunya

adalah metode penemuan.

Penemuan adalah terjemahan dari discovery. Menurut Sund dalam (Suryosubroto, 2009:179),

discovery adalah proses mental dimana siswa mengasimilasikan sesuatu konsep atau

sesuatu prinsip. Proses mental itu misalnya : mengamati, menggolong-golongkan,

membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya.

Sedangakan menurut Jerome Bruner (dalam Markaban, 2008:9), penemuan

adalah suatu proses. Proses penemuan dapat menjadi kemampuan umum melalui latihan

pemecahan masalah, praktek membentuk dan menguji hipotesis. Dengan demikian

didalam pandangan Bruner, belajar dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan,

24

Page 25: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

dimana seorang siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang tampaknya

ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan.

Menurut Setiawan (2010:32), di dalam metode penemuan ini, ada dua macam

yakni metode penemuan murni dan metode penemuan terbimbing. Pada metode

penemuan murni, masalah yang akan ditemukan semata-mata ditentukan oleh siswa.

Begitu pula jalannya penemuan. Jelas bahwa metode ini kurang tepat untuk siswa

sekolah lanjutan/menengah, karena jika setiap konsep atau prinsip dalam materi dari

hasil pengembangan silabus harus dipelajari dengan cara ini, kita kekurangan waktu dan

tidak banyak matematika yang dapat dipelajari siswa.

Mengingat hal-hal di atas, muncullah metode mengajar yang kita kenal dengan

nama metode penemuan terbimbing. Menurut Setiawan (2010:32), metode penemuan

terbimbing sebagai suatu metode mengajar yang bermanfaat untuk pembelajaran

matematika. Didalam metode ini siswa didorong untuk berpikir sendiri sehingga dapat

menemukan prinsip umum, berdasarkan bahan yang difasilitasi oleh guru. Sampai

seberapa jauh siswa dibimbing, tergantung pada kemampuannya dan pada materi yang

dipelajari.

Adapun peranan siswa dan guru di dalam metode penemuan menurut Setiawan

(2010:33) adalah sebagai berikut :

Metode Peranan Guru Peranan Siswa

Penemuan Murni - Sebagai sumber

- Tidak berbuat

Mendefinisikan, memecahkan

masalah

Sedikit Bimbingan Menyatakan persoalan Menemukan pemecahan

Banyak Bimbingan - Menyatakan persoalan

- Memberikan bimbngan

Mengikuti petunjuk

Menemukan penyelesaian

25

Page 26: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Dari uraian di atas disimpulkan bahwa, metode penemuan terbimbing adalah

suatu metode pembelajaran yang dalam pelaksanaannya guru memperkenankan

siswanya untuk berpikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum yang

diinginkan dengan bimbingan dan petunjuk dari guru.

Salah satu bahan, berupa fasilitas oleh guru yang akan membimbing siswa dalam

proses penemuan terhadap konsep-konsep, rumus dari materi yang diajarkan adalah

lembar kerja siswa (LKS).

Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa (2002:656), lembar kerja siswa

(LKS) adalah bagian pokok dari suatu modul yang berisi tujuan umum topik yang

dibahas dan disertai soal latihan atau instruksi praktik bagi siswa. LKS digunakan untuk

menuntun siswa belajar mandiri dan dapat menarik kesimpulan pokok bahasan yang

diajarkan. Penyajian bahan pelajaran umumnya dapat mendorong siswa

mengembangkan kreativitas dalam belajar. Dengan demikian mampu mendorong siswa

secara aktif mengembangkan dan menerapkan kemampuannya.

Adapun tujuan dan manfaat menggunakan media belajar LKS adalah sebagai

berikut :

1) Mengaktifkan peserta didik dalam mengembangkan konsep.

2) Mengaktifkan peseta didik dalam proses belajar mengajar.

3) Melatih peserta didik untuk menemukan dan mengembangkan ketrampilan

proses.

4) Membantu guru dalam menyusun rencana pembelajaran.

5) Sebagai pedoman guru dan peserta didik untuk menambah informasi tentang

konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.

6) Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari

melalui kegiatan belajar mengajar.

26

Page 27: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

7) Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang

dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.

Dengan menggunakan lembar kerja siswa (LKS) ini, diharapkan siswa akan

terbimbing dalam proses penemuan terhadap konsep-konsep, rumus dari materi yang

diajarkan.

Terkait dengan metode penemuan terbimbing, menurut Setiawan (2010:34),

pada penerapan metode ini dalam pembelajaran matematika, ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan. Adapun hal-hal yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1) Siswa memerlukan tambahan bimbingan bila penemuan sama sekali baru bagi

mereka. Yang perlu ditekankan ialah bagaimana “mereka tidak sangat

tergantung” pada guru.

2) Gunakan pertanyaan pengarahan yang baik, bila anda menemui konjektur salah.

Jangan sekedar “Tidak!” “Bukan itu!” “Salah!”.

3) Siapkan tugas lanjutan bagi yang terdahulu menemukan, sehingga ia

(kelompoknya) tidak melupakan penemuan, atau tidak membantu kelompok

lain.

4) Yakinkan bahwa induksi tidak terjamin 100% kebenaran konjektur.

5) Verbalisasi penemuan serahkan kepada siswa.

6) Seringkali penemuan terbimbing dikaitkan dengan lembar kerja siswa, namun

ini bukan suatu keharusan. Dan bila menggunakan lembar kegiatan siswa harus

dirancang agar mengarah ketujuan.

2.3.1 Kelebihan dan Kekurangan Metode Penemuan Terbimbing

Metode penemuan terbimbing sebagai metode mengajar yang bermanfaat untuk

pembelajaran matematika memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Widdiharto

27

Page 28: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

(2004:6), kelebihan dan kekurangan metode penemuan terbimbing adalah sebagai

berikut :

1) Kelebihan

a. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan.

b. Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencari-temukan)

c. Mendukung kemampuan problem solving siswa.

d. Memberikan wahana interaksi anatara siswa, maupun siswa dengan guru,

dengan demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia

yang baik dan benar.

e. Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan

tahan lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukannya.

2) Kekurangan

a. Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama.

b. Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Di lapangan,

beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan metode ceramah.

c. Tidak semua topik cocok disampaikan dengan metode ini. Umumnya topik-

topik yang berhubungan dengan prinsip dapat dikembangakan dengan

metode penemuan terbimbing.

2.3.2 Langkah-langkah pembelajaran matematika menggunakan metode penemuan

terbimbing

Menurut Setiawan (2010:33), urutan langkah-langkah didalam pembelajaran

matematika dengan pendekatan penemuan terbimbing adalah sebagai berikut :

28

Page 29: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

1) Guru merumuskan masalah yang akan dihadapkan kepada siswa, dengan data

secukupnya. Perumusan harus jelas, dalam arti tidak menimbulkan salah tafsir,

sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah.

2) Dari data yang diberikan, siswa menyusun, memproses, mengorganisasikan dan

menganalisis data tersebut. Dalam hal ini bimbingan guru dapat diberikan sejauh

yang diperlukan saja. Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk

melangkah ke arah yang tepat. Misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan atau

LKS. Kuranglah tepat bila guru memberi infofrmasi sebanyak-banyaknya

sekaliigus.

3) Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang dilakukannya.

4) Bila perlu konjektur di atas diperiksa oleh guru. Ini perlu dilakukan untuk

meyakinkan kebenaran prakiraan siswa.

5) Bila telah diperoleh kepastian kebenaran konjektur tersebut, maka verbalisasi

konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk menyusunnya. Sesudah

siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal tambahan

untuk memeriksa apakah hasil penemuan itu benar.

2.4 Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing

Berdasarkan uraian-uraian mengenai model pembelajaran kooperatif dan metode

penemuan terbimbing yang telah diuraikan sebelumnya, disimpulkan bahawa variasi

model pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan terbimbing yang dimaksud

adalah suatu bentuk pembelajaran, dimana guru mengelompokkan siswa terdiri dari 4-6

orang kedalam beberapa kelompok belajar yang heterogen guna melakukan penemuan

mengenai rumus-rumus dari materi yang diajarkan. Penemuan tersebut akan dibimbing

melalui lembar kerja siswa yang disediakan oleh guru.

29

Page 30: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Adapun langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran

kooperatif dengan metode penemuan terbimbing yaitu sebagaio berikut :

1) Guru menginformasikan materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran.

2) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok belajar yang heterogen terdiri dari

4-6 orang.

3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan

berdasarkan bimbingan dari LKS yang telah disediakan.

4) Guru memilih secara acak perwakilan dari kelompok untuk mempresentasekan hasil

temuannya di depan kelas.

5) Guru mempersilakan siswa untuk menanggapi hasil temuan yang dipresentasekan.

6) Guru menanggapi dan menyimpulkan hasil penemuan siswa

7) Guru memberikan contoh soal dan latihan

2.5 Hasil Belajar

Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan/ketrampilan yang dikembangkan

oleh mata pelajaran yang biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang

diberikan guru. (Lestari, 2006:14)

Hasil belajar yang telah dicapai oleh para siswa dapat dijadikan salah satu

ukuran dari keberhasilan proses belajar mengajar. Hasil tersebut nampak dalam hal

perubahan intelektual terutama mengenai pemahaman konsep, prinsip, hukum, teori

yang ada dalam bidang studi yang dipelajarinya, kemampuan memecahkan masalah

berdasarkan prinsip-prinsip pengetahuan ilmiah, kemampuan menganalisis

permasalahan yang dihadapinya dan kemampuan memberikan pertimbangan terhadap

suatu gejala, masalah, objek, dan lain-lain atas dasar kaidah-kaidah dan nilai-nilai

tertentu.

30

Page 31: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Dari segi guru, penilaian hasil belajar akan memberikan gambaran mengenai

keefektifan mengajarnya, apakah model, metode dan alat bantu pembelajaran yang

digunakan mampu membantu siswa mencapai tujuan belajar yang ditetapkan

(ketuntasan belajar). Tes hasil belajar yang dilakukan pada siswa dapat memberikan

informasi sampai dimana penguasaan dan kemampuan yang telah dicapai siswa dalam

mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Jadi, hasil belajar merupakan hal yang penting

yang akan dijadikan sebagai tolak ukur keberhasilan siswa dalam belajar dan sejauh

mana sistem pembelajaran yang diberikan guru berhasil atau tidak. Suatu proses belajar

mengajar dikatakan berhasil apabila kompetensi dasar yang diinginkan tercapai.

Untuk mengetahui tercapai tidaknya kompetensi tersebut, guru mengadakan tes

setelah selesai menyajikan materi pokok kepada siswa. Dari hasil tes ini diketahui

sejauh mana keberhasilan siswa dalam belajar. Hasil belajar dalam periode tertentu

dapat dinilai dari nilai raport, yang secara nyata dapat dilihat dalam bentuk angka-

angka. Siswa yang belajar dengan baik akan mendapatkan hasil yang lebih baik

dibanding siswa yang cara belajarnya asal-asalan atau tidak secara teratur.

Dari uraian di atas mengenai hasil belajar, disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah nilai tes yang diberikan oleh guru pada akhir materi pokok untuk mengetahui

pemahaman siswa terhadap materi pokok yang diajarkan.

2.6 Sikap

Menurut Nurhasan (2001:113), sikap dapat diartikan sebagai kegiatan berbuat

yang tertuju pada objek tertentu. Seperti terhadap lembaga atau objek sosial. Sedangkan

menurut Pribadi (2009:13), sikap atau attitude yaitu kondisi internal yang dapat

mempengaruhi pilihan individu dalam melakukan suatu tindakan.

31

Page 32: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Pengukuran sikap mengungkapkan kecenderungan seseorang dalam menetapkan

pelihannya dalam sebuah rentang pilihan, sangat suka-sangat tidak suka terhadap suatu

objek.

Dari uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa sikap adalah respon yang

berupa tanggapan seseorang terhadap pernyataan-pernyataan dalam sebuah rentang

pilihan, sangat suka-sangat tidak suka terhadap suatu objek.

Begitu juga dengan sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran menggunakan

model pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan terbimbing. Sikap yang

dimaksud adalah respon siswa yang berupa tanggapan dari pernyataan-pernyataan yang

meliputi respon terhadap materi, model dan metode pembelajaran, serta keinginan siswa

dengan pelajaran yang serupa, yang diukur melalui lembar angket sikap siswa dengan

pola respon terentang dalam lima alternatif pilihan jawaban, yaitu : sangat setuju, setuju,

netral, tidak setuju, sangat tidak setuju. dengan pemberian skor setiap kategori

pernyataan yang direspon oleh responden disesuaikan dengan alternatif pilihan jawaban,

yaitu :

a) Untuk pernyataan yang positif, pemberian skor pada setiap alternatif jawaban

yaitu : 5, 4, 3, 2, 1. jadi untuk alternatif pilihan sangat setuju diberi skor 5, setuju

diberi skor 4, netral diberi skor 3, tidak setuju diberi skor 2, dan sangat tidak

setuju diberi skor 1.

b) Untuk pernyataan yang negatif, pemberian bobot skor pada setiap alternatif

pilihan jawaban, dengan urutan yaitu : 1, 2, 3, 4, 5. untuk alternatif pilihan

jawaban sangat setuju diberi skor 1, setuju diberi skor 2, netral diberi skor 3,

tidak setuju diberi skor 4, dan sangat tidak setuju diberi skor 5.

2.7 Kajian Materi Pokok Pembelajaran

2.7.1 Trigonometri

32

Page 33: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

1) Definisi Trigonometri

Dalam kamus Matematika, kata Trigonometri berasal dari

Yunani yang berarti ukuran segitiga yang terdiri dari sub pokok

bahasan perbandingan Trigonometri, perbandingan Trigonometri

sudut berelasi, grafik fungsi Trigonometri dan persamaan

Trigonometri serta aturan sinus, kosinus dan luas daerah segitiga.

2) Aturan sinus

C

b a

A c BJika a, b, dan c masing-masing menyatakan panjang sisi segitiga sebarang ABC,

maka berlaku rumus yang disebut “aturan sinus”, yaitu :

3) Aturan kosinus

CE

A D B

Jika pada diketahui . Dan

panjang sisi AB = c, BC= a, dan AC = b, Serta garis CD dan BE adalah garis tinggi dari

33

Page 34: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

masing-masing titik sudut C dan B. Maka berlaku rumus yang disebut ”aturan kosinus”,

yaitu :

4) Luas daerah segitiga

Dalam sebarang ΔABC berlaku rumus luas daerah segitiga (L).

L ΔABC = ab sin C = ac sin B = bc sin A

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

3.1 Variabel Penelitian

Adapun variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Hasil belajar matematika siswa setelah diterapkannya model pembelajaran

koperatif dengan metode penemuan terbimbing pada pembelajaran matematika

materi pokok trigonometri di SMA Negeri 1 Semende Darat Laut.

2) Sikap siswa di SMA Negeri 1 Semende Darat Laut terhadap penerapan model

pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan terbimbing pada

pembelajaran matematika materi pokok trigonometri di SMA Negeri 1 Semende

Darat Laut.

3.2 Definisi Operasional Variabel

Agar pengertian variabel dalam penelitian ini lebih jelas, maka perlu

didefinisikan sebagai berikut:

34

Page 35: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

1) Hasil belajar matematika siswa setelah diterapkannya model pembelajaran

kooperatif dengan metode penemuan terbimbing pada pembelajaran matematika

materi pokok trigonometri di SMA Negeri 1 Semende Darat Laut merupakan

hasil belajar siswa yang diperoleh melalui tes, tes ini dilakukan dengan

memberikan 3 soal essay pada akhir materi pokok trigongometri, dengan tujuan

untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran

kooperatif dengan metode penemuan terbimbing pada pembelajaran matematika

materi pokok trigonometri di SMA Negeri 1 Semende Darat Laut.

2) Sikap siswa di SMA Negeri 1 Semende Darat Laut terhadap penerpan model

pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan terbimbing pada

pembelajaran matematika materi pokok trigonometri di SMA Negeri 1 Semende

Darat Laut merupakan respon yang berupa tanggapan siswa terhadap penerapan

model pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan terbimbing yang

diukur melalui hasil angket sikap siswa dengan pola respon terentang dalam

lima alternative pilihan jawaban, yaitu: sangat setuju, setuju, tiada pendapat,

tidak setuju, sangat tidak setuju, dengan pemberian skor pada setiap kategori

pernyataan yang direspon oleh responden disesuaikan dengan alternatif pilihan

jawaban.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA

Negeri 1 Semende Darat Laut Tahun Pelajaran 2010/2011 yang terdiri atas 4 kelas

dengan jumlah siswa sebanyak 147 siswa, dengan rincian sebagai berikut :

TABEL I

POPULASI PENELITIAN

35

Page 36: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

X. I 7 21 28

X. II 10 20 30

X. III 9 19 28

X. IV 9 22 31

Jumlah 35 82 117

Sumber : Tata Usaha SMA negeri 1 Semende Darat Laut tahun pelajaran 2010/2011

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Adapun teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple random

sampling. Penggunaan teknik simple random sampling ini dilakukan setelah

memperhatikan ciri-ciri antara lain siswa mendapat materi beradasarkan kurikulum

yang sama, siswa yang dijadikan objek duduk dikelas yang sama yaitu kelas X, dan

pembagian kelas X di SMA Negeri Satu Semende Darat Laut tidak berdasarkan

peringkat melainkan disebar secara merata disetiap kelas sehingga tidak terdapat kelas

unggulan.

Dengan menggunakan teknik simple random sampling, maka dipilih kelas X.I

sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 28 siswa, yang terdiri dari 7 siswa laki-laki

dan 21 siswa perempuan.

3.4 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu

kategori one shot case study karena dilaksanakan tanpa adanya kelompok pembanding

dan juga tes awal, dengan metode ini peneliti ingin mengetahui efek dari perlakuan yang

diberikan tanpa mempengaruhi faktor lain.

36

Page 37: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Dalam penelitian ini, kegiatan pembelajaran dilaksanakan sebanyak 3 kali

kegiatan pembelajaran dengan pemberian tes pada setiap akhir pembelajaran dan 1 kali

pertemuan berupa tes akhir belajar siswa. adapun persiapan-persiapan yang dilakukan

sebelum melaksanakan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Persiapan

a. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

b. Menyiapkan lembar kerja siswa.

c. Menyiapkan lembar angket sikap siswa.

d. Menyiapkan media pembelajaran berupa buku paket matematika

kelas X.

e. Menyiapkan soal-soal yang akan diujikan, kunci jawaban, dan

pedoman penskoran.

2. Pelaksanaan

a. Peneliti menginformasikan materi pembelajaran dan tujuan

pembelajaran.

b. Peneliti menginformasikan model dan metode pembelajaran yang

akan digunakan.

c. Peneliti membagi siswa dalam beberapa kelompok belajar.

d. Peneliti memberikan kesempatan kepada kelompok untuk

melakukan penemuan yang akan dibimbing melalui lembar kerja siswa yang

telah disediakan oleh peneliti.

e. Peneliti memilih secara acak perwakilan dari masing-masing

kelompok untuk menyampaikan hasil penemuannya di depan kelas.

f. Peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menanggapi hasil penemuan yang disampaikan di depan kelas.

37

Page 38: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

g. Peneliti memberikan contoh soal.

h. Peneliti bersama siswa bersama-sama membahas contoh soal.

i. Peneliti memberikan tes.

Susunan pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan ke-1, ke-2, ke-3 tergambar

sama. Pada pertemuan ke-4, peneliti memberikan tes akhir dan lembar angket siswa.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan pekerjaan yang paling penting dalam penelitian,

Adapun Metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu

metode tes, angket.

3.5.1 Metode Tes

Setelah semua materi pelajaran diberikan pada siswa, maka langkah berikutnya

adalah pemberian tes berupa soal essay berbentuk uraian. Metode tes digunakan untuk

mengevaluasi hasil belajar matematika siswa pada materi pokok trigonometri.

Instrumen yang digunakan terdiri atas 3 butir soal dengan alokasi waktu 2 x 40

menit. Hasil tes tersebut digunakan sebagai data akhir untuk mengukur hasil belajar

siswa setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan

terbimbing pada pembelajaran matematika mateir pokok trigongometri di SMA Negeri

1 Smende Darat Laut.

3.5.2 Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk informasi dari

responden dalam arti laporan tentang priubadinya atau hal-hal yang diketahuinya

(Arikunto, 2002:128).

Tujuan pemberian angket pada penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap

siswa yang merupakan respon terhadap materi, model pembelajaran kooperatif dan

metode penemuan terbimbing, serta keinginan pelajaran yang serupa.

38

Page 39: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Adapun jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket

tertutup yang terdiri dari 10 pertanyaan yang berbentuk pernyataan.

3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Analisis Data Tes

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskiptif yang

digunakan untuk menggambarkan hasil belajar siswa setelah digunakan model

pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan terbimbing pada pembelajaran

matematika materi pokok trigonometri di SMA Negeri 1 Semende Darat Laut.

Adapun langkah langkah yang dilakukan untuk menganalisis data terhadap hasil

belajar siswa pada mata pelajaran matematika adalah :

1. Membuat kunci jawaban

2. Membuat pedoman penskoran

3. Memeriksa jawaban siswa

4. Memberikan skor hasil jawaban siswa sesuai dengan pedoman penskoran

5. menghitung rata-rata dengan menggunakan rumus

(Sudjana, 2002:67)

Keterangan :

= Nilai rata-rata

= Jumlah nilai keseluruhan

n = Banyak data

Selanjutnya rata-rata nilai siswa yang didapat dikonversikan kedalam data

kualitatif untuk menentukan kategori hasil belajar siswa, sebagai berkut :

TABEL 2

KATEGORI HASIL BELAJAR

39

Page 40: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Rata-rata nilai siswa Kategori hasil belajar

86 – 100

71 – 85

56 – 70

41 – 55

< 40

Sangat baik

Baik

Cukup

Kurang

Gagal

( Depdiknas, 2007:32)

3.6.2 Analisis Data Angket

Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengetahui data hasil angket yaitu

menggunakan alat ukur sikap yang dianalisis dengan skala likert. Menurut Sugiyono

(2009:87), skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam skala likert,

instrumen penelitian dapat dibuat dalam bentuk checklist yang dinilai oleh responden

dengan pilihan jawaban sebagai berikut sangat setuju, setuju, tidak punya

pendapat/netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Penetapan skor dari instrumen

angket adalah sebagai berikut :

Pernyataan Positif

Sangat setuju = 5

Setuju = 4

Netral = 3

Tidak setuju = 2

Sangat tidak setuju = 1

Pernyataan negatif

Sangat setuju = 1

Setuju = 2

Netral = 3

Tidak setuju = 4

Sangat tidak setuju =5

Skor paling tinggi yaitu 5 dan skor paling rendah yaitu 1. Jadi skor tertinggi

adalah 10 soal x 5 = 50 dan skor terendah 10 soal x 1 = 10. Jumlah skor paling tinggi

pada setiap soal adalah jumlah skor tertinggi pada jawaban dikali banyaknya siswa.

40

Page 41: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Karena jumlah sampel pada penelitian ini adalah 28 siswa, maka jumlah skor paling

tinggi pada setiap soal adalah , sehingga skor siswa pada penelitian ini dapat

dihitung dengan : x 50, kemudian dikategorikan sesuai dengan tabel

kategori sikap.

TABEL 3

KATEGORI SIKAP SISWA UNTUK 10 BUTIR PERNYATAAN

No. Skor Siswa Kategori sikap

1. Sama atau lebih besar dari 40 Sangat Positif

2 30 sampai 39 Positif

3. 20 sampai 29 Negatif

4. Kurang dari 20 Sangat negatif

(Depdiknas, 2004 : 24)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini berjudul penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode

penemuan terbimbing pada pembelajaran matematika materi pokok trigonometri di

SMA Negeri 1 Semende Darat laut.

Sampel dalam penelitian ini adalah kelas X.I sebagai kelas yang diberi perlakuan

penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan terbimbing.

Penelitian ini dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan, dengan 3 kali kegiatan

41

Page 42: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

pembelajaran dan 1 kali tes akhir. Setiap pertemuan berlangsung selama 2x40 menit.

Penelitian ini menggunakan tes hasil belajar dan angket sikap siswa.

Sebelum penelitian, peneliti melakukan survei kesekolah yaitu pada tanggal 11

Oktober 2010, untuk menyampaikan bahwa peneliti akan mengajar dengan cara

penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan terbimbing.

Peneliti membagi siswa dalam beberapa kelompok belajar dan meminta siswa untuk

membawa alat dan bahan yang dibutuhkan dan harus di bawa siswa.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 2010, materi aturan

sinus dengan indikator : 1). Siswa dapat menemukan aturan sinus pada segitiga siku-

siku, 2) siswa dapat menggunakan aturan sinus dalam penyelesaian soal. Sebelum

dilakukan pengajaran, peneliti menyampaikan kepada siswa tentang tujuan

pembelajaran.

Pelaksanaan penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan

terbimbing pada pembelajaran matematika materi pokok trigonometri.

Peneliti : “Anak-anak hari ini kita akan belajar tentang aturan sinus, tujuan

pembelajaran ini agar kalian dapat menemukan aturan sinus pada segitiga

siku-siku dan dapat menggunakannya dalam penyelesaian soal.”

Siswa : “Ya pak”.

Peneliti : “Kemaren pak telah membagi kalian dalam kelompok, sekarang silakan

kalian bergabung dengan kelompok belajar masing-masing. (Daftar nama

kelompok belajar terlampir)

Apersepsi

Peneliti : Anak- anak apakah kalian masih ingat pembelajaran pada perbandingan

trigonometri?

Siswa : Masih pak.

42

Page 43: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Peneliti : Lindah, apa yang kamu ingat pada perbandingan trigonometri?

Lindah : sinus, cosinus, tangen, secan, cosecan, dan cotan.

Peneliti : Ya benar. Febri, coba kamu jelaskan definisi sinus ?

Febri : Sinus adalah panjang sisi depan sudut dibagi panjang sisi miring.

Peneliti : Ya benar. Sekarang, coba winda kamu jelaskan definisi Cosinus ?

Winda : Cosinus adalah panjang sisi seletak/sisi apit bagian sudut dibagi panjang sisi

miring.

Peneliti : Ya benar. itu tadi untuk definisi sinus dan definisi cosinus.

Motivasi

Peneliti : Anak-anak, pelajaran ini kita pelajari supaya kalian bisa menemukan aturan

sinus pada segitiga dan dapat menerapkannya dalam penyelesaian soal, yaitu

menghitung panjang sisi segitiga dan menghitung besar sudut. Dengan

menemukan aturan sinus tersebut, kalian akan selalu mengingatnya didalam

otak kalian.

Peneliti : Baiklah anak-anak, kita lanjutkan pembelajaran kita yaitu menemukan

aturan sinus.

Kegiatan Inti

Peneliti : Anak-anak kita lanjutkan pembelajaran kita yaitu menemukan aturan sinus.

Dimana, aturan sinus tersebut adalah . Tugas kalian

yaitu membuktikan aturan sinus tersebut melalui LKS berikut ini.

(Peneliti membagikan LKS kepada masing-masing kelompok dan

mempersilakan siswa mengerjakan LKS. Setelah selesai, peneliti memilih

secara acak perwakilan dari kelompok untuk mempresentasekan hasil

kerjanya ke depan).

43

Page 44: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Peneliti : Coba untuk kelompok 2 dan kelompok 6, kalian tuliskan hasil penemuan

kalian ke depan.

44

Page 45: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

45

Page 46: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

46

Page 47: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

47

Page 48: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Peneliti : Baiklah anak-anak, ini hasil pekerjaan dari kelompok 2 dan kelompok 6

Sekarang, silakan untuk kelompok yang lain untuk menanggapi hasil kerja

tersebut. Kita mulai dari hasil kerja kelompok 2.

Siti : Menurut kami, hasil kerja dari kelompok 2 masih belum tepat.

Peneliti : Coba kalian jelaskan mana yang belum tepat dari hasil kerja kelompok 2?

Siti : Pada persamaan (1). menurut kami, jika sin A = .

Begitu juga dengan persamaan (2), persamaan (4), dan persamaan (5).

Peneliti : Kelompok 5, bagaimana menurut kalian pada persamaan (1) ?

Misi : Kami sependapat dengan tanggapan dari kelompok 1.

48

Page 49: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Jika Sin A = . Jadi menurut kami, hasil kerja dari

kelompok 2 salah.

Peneliti : Perhatikan anak-anak, pada persamaan (1), jawaban dari kelompok 2 masih

salah. Kelompok 2 salah pada saat memindahkan BD dari ruas kanan

keruan kiri. Baiklah, sekarang bagaimana untuk persamaan (2) ?

Eka : Pada persamaan (2), sin C = . Jadi menurut kami,

kelompok 2 hasil kerjanya salah.

Peneliti : Ya, jawaban dari kelompok 2 salah. Jadi pada persamaan (2) konsepnya

sama seperti pada persamaan (1). Karena salah pada persamaan (1) dan

Persamaan (2), maka pada persamaan (3) juga salah. Baiklah, sekarang

coba kalian perhatikan pada persamaan (4) dan (5), silakan kalian tanggapi.

ssRiza : Menurut kami, jawaban dari kelompok 2 salah. Jika , maka

Peneliti : Bagaimana untuk persamaan (5) ?

Riza : Untuk persamaan (5), .

Peneliti : Ya, jawaban dari kelompok 2 salah pada persamaan (4) dan (5). Kesalahan

sama pada persamaan (1) dan (2). Kelompok 2, belum bisa menukar

variabel dari ruas kanan ke ruas kiri. Karena salah pada persamaan (4) dan

(5), maka pada persamaan (6) jawaban dari kelompok 2 salah. Karena salah

semuanya, maka kesimpulan yang didapatkan juga salah.

Peneliti : Baiklah anak-anak, sekarang kita lanjutkan ke hasil kerja dari kelompok 6.

Coba kalian jelaskan mana yang salah dari hasil kerja kelompok 6?

49

Page 50: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

wulan : Pada persamaan (1) pada , sin A = bukan sin A = , karena

sisi a bukan bagian dari . Begitu juga dengan persamaan-persamaan

selanjutnya.

Peneliti : Ya, jawaban dari kelompok 6 pada persamaan (1) salah. Kelompok 6 salah

dalam membaca gambar yang diketahui, kalau kalian perhatikan, sisi a

bukan sisi miring dari . Coba sekarang kalian perhatikan jawaban

pada persamaan (3), silakan kalian tanggapi.

Septi : Menurut kami salah pak. jawabannya yaitu :

Peneliti : Ya, pada pesamaan (3) juga salah. Karena pada persamaan (1) dan (2)

salah, maka pada persamaan (3), juga salah.

Baiklah, sekarang kita lanjutkan pada persamaan (4) dan (5), silakan kalian

tanggapi.

Eka : Pada persamaan (4), menurut kami, , bukan .

Sedangkan pada persamaan (5), .

Peneliti : Kelompok 5, bagaimana menurut kalian ?

Sapriadi : Menurut kami, jawaban dari kelompok 6 salah. Untuk persamaan (4), jelas

jika kita perhatikan gambar, c bukan bagian dari , dan untuk

persamaan (5), sisi b bukan bagian dari .

Peneliti : Ya. Sekarang kalian perhatikan. Anak-anak, pada persamaan (4) dan (5),

jawaban dari kelompok 6 salah. Kelompok 6, salah dalam membaca

gambar yang diketahui, sisi c bukan bagian dari , melainkan bagian

dari .

50

Page 51: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Peneliti : Baiklah anak-anak, itu tadi tanggapan tanggapan dari taman-teman kalian.

Dari tanggapan-tanggapan tadi, kalian pasti telah mengetahui kesalahan-

kesalahan pada jawaban dari masing-msing kelompok kalian. Baiklah,

sekarang pak persilakan kalian untuk memperbaiki jawaban yang salah dari

LKS tadi.

(Peneliti mempersilakan siswa untuk memperbaiki ulang LKS yang telah didiskusikan

tadi. Setelah selesai dikumpul, peneliti melanjutkan pembelajaran selanjutnya)

Peneliti : Baiklah, anak-anak, berikut pak akan menjelaskan LKS yang telah kita

diskusikan tadi.

Untuk persamaan (1) pada , yang didapat dari definisi

sinus yang telah kita pelajari, dimana definisi sinus adalah

Sinus a = .

Karena . Untuk persamaan (2) pada ,

sama seperti persamaan (1), jadi .Dari

persamaan (1) dan (2) tersebut akan diperoleh persamaan (3) yaitu

atau . Selanjutnya, untuk persamaan (4)

pada , . Karena . Untuk

persamaan (5) pada , . Dari

persamaan (4) dan (5) tersebut akan diperoleh persamaan (6) yaitu

atau .

51

Page 52: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Dari persamaan (3) dan (6), diperoleh : dan

atau . Sehingga disimpulkan bahwa terbukti aturan

sinus pada adalah: .

Peneliti : Baiklah anak-anak, apakah kalian sudah mengerti ?

Siswa : Mengerti pak.

Peneliti : Baiklah, dari pembelajaran tadi kalian dapat menyimpulkan bahwa aturan

sinus pada segitiga yang didapat adalah .

Baiklah, sekarang kalau kalian sudah mengerti semua, kita akan lanjutkan

pembelajaran kita pada contoh soal.

Peneliti memberikan contoh soal kepada siswa.

Peneliti : Baik anak-anak, ini ada contoh soal. berikut kita akan membahasnya.

Perhatikan segitiga di bawah ini.

C c

a = 20 cm

a b

Diketahui , , dan a = 20 cm.

Hitunglah ?

Jawab

52

Page 53: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Dalam , Jumlah sudutnya adalah .

Jadi,

= 0105 . Jadi besar

b

. Jadi, panjang b = cm

Peneliti : Anak-anak itu tadi contoh soal yang pertama. Dari contoh soal tersebut,

apakah kalian sudah mengerti ?

Siswa : Mengerti pak.

Peneliti : Baiklah anak-anak, kalau kalian sudah mengerti, sekarang kita lanjutkan ke

contoh soal yang kedua. Silakan kalian coba kerjakan contoh soal berikut

ini.

Perhatikan gambar kerangka besi di bawah ini.

D C

35

A 6 cm B

Hitunglah panjang sisi-sisi dan besar sudut yang belum diketahui.(

).

(Peneliti berkeliling, mengamati siswa yang sedang mengerjakan contoh soal. Setelah

selesai, peneliti bersama siswa membahas contoh soal berikut)

53

Page 54: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Peneliti : Anak-anak, pada gambar tersebut terdiri dari 2 buah segitiga, yaitu

dan . Sekarang coba kalian perhatikan .

Dalam , jumlah besar sudutnya

Jadi,

Jadi besar adalah 120 . Sekarang bagaimana dengan ? Berapa

besar ? Zahriko, coba kamu jawab.

Zahriko : Dalam , jumlah besar sudutnya

Jadi,

Jadi besar sudut D adalah .

Peneliti : Ya benar jawaban dari Zahriko. Sekarang panjang BD pada

cm. Jadi panjang sisi BD = 6 cm.

Sekarang coba eka kamu cari untuk panjang AD.

Eka :

. Jadi panjang sisi AD = 10,3 cm.

Peneliti : Ya, benar. Sekarang panjang CD dan panjang BC pada . Siapa

yang mau mengerjakan?

Lindah :

54

Page 55: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

cm.

Jadi panjang sisi CD adalah cm.

Peneliti : Ya benar jawaban dari lindah. Anak-anak, Dari contoh soal tersebut,

apakah ada yang ingi kalian tanyakan ?

Siswa : Tidak ada pak.

Peneliti : Baiklah, kalau tidak ada pertanyaan berarti kalian sudah mengerti.

Sekarang kita lanjutkan pembelajaan kita selanjutnya yaitu latihan soal.

Penutup

Peneliti : Anak-anak, ini ada 2 soal yang harus kalian kerjakan secara individu.

Silakan kalian kerjakan soal tersebut.

(Peneliti mempersilakan siswa mengerjakan soal tes yang berhubungan dengan materi

yang telah dipelajari. Setelah selesai, jawaban siswa dikumpul kemudian peneliti

menginformasikan materi selanjutnya yaitu aturan kosinus. Peneliti mengucapkan salam

penutup).

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2010 dengan materi

aturan kosinus. Dengan indikator : 1) siswa dapat menemukan aturan kosinus, 2) siswa

dapat menggunakan aturan kosinus dalam penyelesaian soal. Pelaksanaan pembelajaran

pada pertemuan kedua sama perlakuannya dengan perlakuan pertemuan pertama yaitu

dengan penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan

terbimbing.

Peneliti : Anak-anak, hari ini kita akan belajar mengenai aturan cosinus. Dimana,

aturan cosinus tersebut adalah

55

Page 56: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

, ,

. Tugas kalian yaitu menemukan aturan cosinus

tersebut melalui LKS berikut ini.

(Peneliti membagikan LKS kepada masing-masing kelompok dan mempersilakan siswa

mengerjakan LKS. Setelah selesai, peneliti memilih secara acak perwakilan dari

kelompok untuk mempresentasekan hasil kerjanya ke depan).

Peneliti : Coba untuk kelompok 1 dan kelompok 3, kalian jelaskan ke depan hasil

penemuan dari kelompok kalian.

56

Page 57: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

57

Page 58: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

58

Page 59: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

59

Page 60: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

60

Page 61: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

61

Page 62: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Peneliti : Anak-anak, ini hasil pekerjaan dari kelompok 1 dan kelompok 3. Sekarang

kita perhatikan terlebih dahulu hasil kerja dari kelompok 1.

Untuk persamaan (1), apakah benar jawaban dari kelompok (1) ?

Misi : Menurut kami salah pak.

Peneliti : Coba kalian jelaskan mana yang salah?

62

Page 63: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Misi : Menurut kami, pada , , Bukan , karena a

bukan bagian dari .

Peneliti : Kelompok 2, bagaimana menurut kalian ?

Nopra : Kami sependapat dengan kelompok 5 pak, kelompok 1 salah pada

persamaan (1). Definisi cosinus adalah panjang sisi seletak/sisi apit bagian

sudut dibagi panjang sisi miring. Jadi, .

Peneliti : Perhatikan anak-anak, untuk persamaan (1), jawaban dari kelompok 1

salah. Kelompok 1, salah dalam membaca gambar segitiga yang diketahui.

a bukan bagian dari melainkan b yang merupakan sisi miring dari

.

Peneliti : Baiklah anak-anak, itu tadi untuk persamaan (1). Sekarang coba kalian

perhatikan persamaan (6) yang didapat oleh kelompok 1. Kelompok 6,

bagaimana menurut kalian ?

Yulia : Menurut kami, salah. Karena pada persamaan (1) yang didapat salah, maka

pada persamaan (6) juga salah.

Peneliti : Ya, untuk persamaan (6) jelas salah. Kesalahan diakibatkan oleh persamaan

(1) yang didapat salah.

Baiklah, sekarang kalian perhatikan persamaan (7). Bagaimana menurut

kalian jawaban dari kelompok 1?

Simhara : Untuk persamaan (7), jawaban dari kelompok 1 salah.

Peneliti : Coba kalian jelaskan.

Simhara : Pada kita gunakan definisi cosinus, dimana definisi cosinus

adalah panjang sisi seletak/sisi apit bagian sudut dibagi panjang sisi miring.

Jadi .

63

Page 64: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Peneliti : Kelompok 7, bagaimana menurut kalian ?

Winda : Kami sependapat dengan kelompok 5. Dengan menggunakan definisi

kosinus maka didapat .

Peneliti : Perhatikan anak-anak. Utnuk persamaan (7), jawaban dari kelompok 1

salah. Kesalahan sama pada persamaan (1) tadi, yaitu kesalahan membaca

gambar segitiga yang diketahui, b bukan bagian dari melainkan a

yang merupakan sisi miring dari .

Anak-anak itu tadi untuk persamaan (7). Sekarang coba kalian perhatikan

persamaan (8). Kelompok 2, bagaimana untuk persamaan (8) ?

Eka : Untuk persamaan (8), Dengan menggunakan hukum phytagoras pada

, maka . Jadi kelompok 1 salah.

Peneliti : Kelompok 5, bagaimana menurut kalian ?

Sapriadi : Menurut kami, pada persamaan (8), jawaban dari kelompok 1 salah,

karena AD bukan bagian dari .

Peneliti : Perhatikan, untuk persamaan (8), jawaban dari kelompok 1 jelas salah.

Kesalahan terjadi karena kelompok 1 salah membaca gambar yang

diketahui. AD bukan bagian dari , tetapi CD yang merupakan

bagian dari .

Peneliti : Sekarang, bagaimana untuk persamaan (12)?

Eka : Karena pada persamaan (7) kelompok 1 salah, maka pada persamaan (12)

kelompok 1 juga salah. Seharusnya yang didapat untuk persamaan (12)

yaitu: .

Peneliti : Ya, jadi pada persamaan (12), jawaban kelompok 1 jelas salah. Kesalahan

diakibatkan karena jawaban pada persamaan (7) salah.

64

Page 65: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Peneliti : Baiklah anak-anak, itu tadi untuk persamaan (12). Sekarang coba

kalian perhatikan persamaan (13) sampai (18), dari persamaan tersebut

silakan kalian tangggapi mana yang belum tepat ?

Zahriko : Menurut kami, pada persamaan (13) kelompok 1 salah.

Pada , . Karena pada persamaan (13)

salah, maka pada persamaan (18) kelompok 1 juga salah.

Misi : Kami sependapat dengan kelompok 6.

Pada , itu untuk persamaan (13),

untuk persamaan (18), .

Raila : Persamaan (13), kelompok 1 salah. Selanjutnya persamaan (14), (15),(16)

dan (17) hasil kerja dari kelompok 1 sudah benar. Untuk persamaan (18)

salah, karena pada persamaan (13) kelompok 1 salah.

Peneliti : Baiklah anak-anak. Untuk persamaan (13), kelompok 1 salah. Kesalahan

sama seperti pada persamaan (1) dan (7), yaitu kesalahan membaca gambar.

Karena pada persamaan (13) salah, maka pada persamaan (18) jawaban dari

kelompok 1 juga salah.

Peneliti : Baiklah anak-anak, itu tadi hasil kerja dari kelompok 1. Sekarang kita

perhatikan hasil kerja dari kelompok 3. Coba sekarang kalian periksa mana

yang salah dari hasil kerja dari kelompok 3 ?

Eka : Menurut kami, kelompok 3 salah pada persamaan (11)

Peneliti : Coba kalian jelaskan.

Eka : Pada persamaan (11) .

Peneliti : Kelompok 6, bagaimana menurut kalian ?

65

Page 66: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Linda : Ya pak, menurut kami kelompok 3 belum tepat pada persamaan ke (11).

Jadi, . Karena pada persamaan

(11) kelompok 3 salah, maka pada persamaan (12), hasil yang didapatkan

juga salah.

Peneliti : Ya, pada persamaan (11), jawaban dari kelompok 3 salah. Kesalahan yaitu

pada saat menukar dengan dari ruas kanan ke ruas kiri. Karena pada

persamaan (11) salah, maka pada persamaan (12) juga salah. Bagaimana

kelompok lainnya, apakah masih ada yang salah dari kelompok 3?

Misi : Pada persamaan (17), kelompok 3 salah.

Karena pada persamaan (17) salah, maka pada persamaan (18), kelompok 3

juga salah.

Peneliti : Ya. Pada persamaan (17), jawaban dari kelompok 3 juga salah. Kesalahan

sama seperti pada persamaan (11) yaitu pada saat menukar dengan

dari ruas kanan ke ruas kiri. Karena salah pada persamaan (17), maka

jawaban untuk persamaan (18) juga salah. Bagaimana dengan persamaan-

persamaan yang lainnya ?

Heti : Untuk persamaan-persamaan yang lainnya menurut kami kelompok 3

sudah benar.

Baiklah anak-anak, itu tadi tangapan dari teman-teman kalian.

Sekarang coba kalian perbaiki kesalahan-kesalahan dari hasil kerja yang

telah kita diskusikan tadi, nanti pak akan nilai.

(Peneliti mempersilakan siswa memperbaiki jawaban-jawaban yang salah pada LKS

yang telah didiskusikan. Setelah selesai, peneliti melanjutkan pembelajaran

selanjutnya).

66

Page 67: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Peneliti : Baiklah, sekarang kita lanjutkan pembelajaran kita ke contoh soal.

Pada segitiga ABC, diketahui . Hitunglah

panjang sisi a dan besar ?

Jawab.

Diketahui :

Ditanya : panjang sisi a dan besar

Penyelesaian.

a

Jadi panjang sisi a adalah 14 cm

Jadi besar adalah

Peneliti : Anak-anak itu tadi contoh soal yang pertama. Dari contoh soal tersebut,

apakah kalian sudah mengerti ?

67

Page 68: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Siswa : Mengerti pak.

Peneliti : Baiklah anak-anak, kalau kalian sudah mengerti, sekarang kita lanjutkan ke

contoh soal yang kedua. Silakan kalian coba kerjakan contoh soal berikut

ini.

Perhatikan gambar berikut.

D C

13 cm 5 cm

A 11 cm BHitunglah besar sudut B ?

Jawab

Peneliti : Anak-anak, kalian diperintahkan untuk mencari besar sudut B. Jadi, aturan

cosinus yang kita gunakan yaitu .

Azhari, coba kamu tulis jawaban kamu di depan.

Azhari : Diketahui : AB = 11 cm, BC = 5 cm, AC = 13 cm.

Ditanya : ?

Jawab

.

Peneliti : Bagaimana anak-anak, apakah benar jawaban dari azhari ?

Siswa : Salah pak.

Peneliti : Eka, bagaimana menurut kamu ?

Eka : Menurut saya, jawaban dari azhari belum tepat.

Peneliti : Coba kamu tulis jawaban kamu

68

Page 69: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Eka :

. Jadi besar .

Peneliti : Anak-anak, ini ada jawaban dari Azhari dan Eka. Sekarang pak akan

menjelaskannya.

Anak-anak, jawaban dari Azhari tadi salah. Kesalahannya yaitu pada saat

menjumlahkan . Anak-anak, seharusnya yang

dijumlahkan hanya , bagian tidak dijumlahkan.

Jadi anak-anak, jawaban yang benar yaitu jawaban dari Eka.

Peneliti : Baiklah anak-anak, Apakah sampai disini sudah bisa dimengerti?

Siswa : Mengerti pak.

Peneliti : Baiklah, kalau kalian sudah mengerti. Sekarang kita lanjutkan pembelajaan

kita selanjutnya yaitu latihan soal.

Penutup

Peneliti : Anak-anak, ini ada 2 soal yang harus kalian kerjakan secara individu.

Silakan kalian kerjakan soal tersebut.

(Peneliti mempersilakan siswa mengerjakan soal tes yang berhubungan dengan materi

yang telah dipelajari. Setelah selesai, jawaban siswa dikumpul kemudian peneliti

menginformasikan materi selanjutnya yaitu luas segitiga. Peneliti mengucapkan salam

penutup).

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 14 Oktober 2010 dengan materi

Luas Segitiga. Dengan indikator : 1) siswa dapat menemukan luas segitiga , 2) siswa

69

Page 70: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

dapat menggunakan luas segitiga dalam penyelesaian soal. Pelaksanaan pembelajaran

pada pertemuan ketiga sama perlakuannya dengan perlakuan pertemuan sebelumnya

yaitu dengan penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan

terbimbing.

Peneliti : Anak-anak, hari ini kita akan belajar mengenai luas segitiga. Pada waktu

SMP, kalian telah belajar mengenai segitiga. Siapa yang masih ingat rumus

luas segitiga ?

Azhari : Luas = alas x tinggi

Peneliti : Ya, benar. Anak-anak, rumus tersebut kalian gunakan apabila pada segitiga

diketahui panjang ke-2 sisinya. Nah sekarang kita akan belajar mengenai

Luas segitiga, rumus ini digunakan apabila pada segitiga tersebut diketahui

ke-2 sisi dan 1 sudut.

Adapun, rumus luas segitiga yang pak maksud yaitu :

Tugas kalian yaitu menemukan luas segitiga tersebut melalui LKS berikut

ini.

(Peneliti membagikan LKS kepada masing-masing kelompok dan mempersilakan

siswa mengerjakan LKS. Setelah selesai, peneliti memilih secara acak perwakilan dari

kelompok untuk mempresentasekan hasil kerjanya ke depan).

Peneliti : Coba untuk kelompok 3, kelompok 5, kalian tuliskan hasil penemuan

kalian ke depan.

70

Page 71: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

71

Page 72: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

72

Page 73: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

73

Page 74: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

74

Page 75: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Peneliti : Baiklah anak-anak, ini hasil pekerjaan dari kelompok 3 dan kelompok 5.

Sekarang, silakan untuk kelompok yang lain untuk menanggapi hasil kerja

tersebut. Kita mulai dari hasil kerja kelompok 3.

Siti : Menurut kami hasil kerja dari kelompok 3 belum tepat.

Peneliti : Coba kalian jelaskan mana yang belum tepat ?

Siti : Untuk persamaan (1), definisi sinus adalah panjang sisi depan dibagi

panjang sisi miring, jadi pada . Setelah

didapat nilai t, disubtitusikan ke rumus luas segitiga. Sehingga didapat

. Begitu juga dengan persamaan berikutnya.

Peneliti : Kelompok 4, bagaimana tanggapan kalian ?

75

Page 76: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Septi : Menurut kami, kelompok 3 hasil kerjanya salah. Kami sependapat

dengan kelompok 1. Untuk persamaan (1), jadi pada

.

Peneliti : Selain pada persamaan (1), menurut kalian persamaan mana lagi yang salah

dari kelompok 3 ?

Ita : Pada persamaan (3), jawaban dari kelompok 3 juga salah. Pada ,

Peneliti : Kelompok 6, bagaimana menurut kalian ?

Yulia : Kami sependapat dengan kelompok 1 dan kelompok 4. jadi hasil kerja

dari kelompok 3 belum tepat.

Peneliti : Baiklah, itu tadi tanggapan dari teman-teman kalian. Berikut pak akan

menjelaskannya. Untuk persamaan (1), jawaban dari kelompok 3 salah.

Kelompok 3, salah dalam membaca gambar, sehingga jawaban dari

kelompok (3) salah untuk persamaan (1), persamaan (3). Karena pada

persamaan (1) salah, maka pada persamaan (2) dan persamaan (4) juga salah.

Baiklah, sekarang coba perhatikan persamaan (6) ?

Zahriko : Pada persamaan (6) jawaban dari kelompok 3 salah. Karena pada

persamaan (2) yang didapatkan oleh kelompok 3 salah. Pada persamaan (2)

yaitu , untuk persamaan (5) yaitu :

, selanjutnya di subtitusikan ke persamaan

(2), sehingga didapat ,itu untuk persamaan (6).

76

Page 77: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Peneliti : Ya, untuk persamaan (6) juga salah, karena pada persamaan (2) jawaban dari

kelompok 3 salah. Baiklah anak-anak, sekarang kita lanjutkan ke hasil kerja

dari kelompok 5. Silakan kalian tanggapi ?

Eka : Menurut kami, hasil kerja dari kelompok 5 belum tepat.

Peneliti : Coba kalian jelaskan kesalahan dari kelompok 5 ?

Eka : Kesalahan terjadi pada persamaan 5. aturan sinus pada adalah

.

Selanjutnya. Persamaan (5) tersebut, disubtitusikan ke persamaan (2).

Sehingga didapatkan .

Peneliti : Kelompok 4, bagaimana menurut kalian ?

Azhari : Ya pak, kami sependapat dengan kelompok 2. Hasil kerja dari kelompok

5 sudah hampir benar, kesalahan terjadi pada persamaan (5).

Peneliti : Kelompok 6, bagaimana tanggapan kalian ?

Siswa : Kelompok 5 salah pada persamaan (5) yaitu :

. Karena salah pada

persamaan (5), maka pada persamaan (6) yang didapatkan juga salah.

Peneliti : Ya, jawaban dari kelompok 5 untuk persamaan (5) salah. Kesalahan dalam

menukar dari ruas kanan ke ruas kiri. Baiklah anak-anak, sekarang

kita lanjutkan ke hasil kerja dari kelompok 7. Bagaimana pendapat kalian ?

Zahriko : Menurut kami, hasil kerja dari kelompok 7 salah. Pada persamaan (1),

. Pada persamaan (3), .

Peneliti : Kelompok 1, bagaimana menurut kalian ?

77

Page 78: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Febrian : Menurut kami, hasil kerja kelompok 7 belum tepat. Kesalahan terjadi pada

persamaan (1) dan (3), yang mengakibatkan kesalahan pada persamaan (2)

dan (4).

Peneliti : Bagaimana dengan persamaan (5)?

Ita : Hasil kerja dari kelompok 7 pada persamaan (5) juga belum tepat. Pada

persamaan (5), .

Peneliti : Bagaimana, apakah masih ada yang ingin menanggapi ?

Siswa : Tidak ada pak.

Peneliti : Baiklah anak-anak, itu tadi tangapan dari teman-teman kalian.

Sekarang coba kalian perbaiki kesalahan-kesalahan dari hasil kerja yang

telah kita diskusikan tadi, nanti pak akan nilai.

(Peneliti mempersilakan siswa memperbaiki jawaban-jawaban yang salah pada LKS

yang telah didiskusikan. Setelah selesai, peneliti melanjutkan pembelajaran

selanjutnya).

Peneliti : Baiklah anak-anak, sekarang kita lanjutkan pembelajaran kita ke contoh

soal.

Dalam , diketahui panjang sisi a = 4 cm, sisi b = 6 cm, dan besar

. Hitunglah luas tersebut ?

Jawab

C

6 4

A B

78

Page 79: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Jadi, luas tersebut adalah .

Peneliti : Bagaimana anak-anak, apakah ada yang belum mengerti ?

Siswa : Mengerti pak.

Peneliti : Baiklah, sekarang kita lanjutkan ke contoh soal yang ke-2.

Perhatikan gambar jajar genjang ABCD berikut.

D C

6

A B8

Hitunglah luas jajar genjang ABCD tersebut, jika besar ?

Peneliti : Anak-anak, untuk menjawab soal trersebut, kalian harus mengetahui luas

ke-2 segitiga tersebut.

Sekarang coba kalian cari luas segitiga ABD ?

Peneliti : Misi, coba kamu tulis jawaban kamu di depan.

Misi :

Peneliti : Bagaimana, apakah benar jawaban dari misi ?

Siswa : Benar pak

79

Page 80: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Peneliti : Ya, jawaban dari misi benar. Anak-anak, sekarang bagaimana dengan luas

segitiga BCD? Siapa yang bisa ?

Siswa : Tidak bisa pak.

Peneliti : Pernakah kalian mendengar segitiga kongruen (sama atau sebangun) ?

Siswa : lupa pak.

Peneliti : Jadi anak-anak, kongruen (sama atau sebangun) dengan .

Maka, luas = luas = .

Luas jajar genjang ABCD = luas + luas

=

=

Jadi luas jajar genjang ABCD adalah .

Peneliti : Baiklah, sampai disini apakah ada yang ingin ditanyakan ?

Siswa : Tidak ada pak.

Peneliti : Baiklah, jika tidak ada pertanyaan kita lamjutkan pembelajaran kita ke

latihan soal.

Penutup

Peneliti : Anak-anak, ini ada 2 soal yang harus kalian kerjakan secara individu.

Silakan kalian kerjakan soal tersebut.

(Peneliti mempersilakan siswa mengerjakan soal tes yang berhubungan dengan materi

yang telah dipelajari. Setelah selesai, jawaban siswa dikumpul kemudian peneliti

menginformasikan akan melakukan tes evaluasi pada pertemuan selanjutnya. Peneliti

mengucapkan salam penutup).

Pertemuan ke-4 dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2010. Siswa diberikan tes

evaluasi yang tujuannya untuk mengetahui nilai tes akhir hasil belajar siswa setelah

mengikuti seluruh pembelajaran pada sub materi pokok trigonometri dan lembar angket

80

Page 81: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

sikap siswa yang tujuannya untuk mengetahui sikap siswa terhadap penerapan model

pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan terbimbing pada pembelajaran

matematika materi pokok trigonometri.

4.1.2 Deskripsi Data

4.1.2.1 Deskripsi Data Tes Hasil Belajar

Dalam penelitian ini siswa diberikan tes pada setiap pertemuan dan diberikan tes

akhir setelah keseluruhan proses pembelajaran. Pada setiap pertemuan diberikan

sebanyak 2 soal dan tes akhir diberikan sebanyak 3 soal berbentuk essay. (Soal, kunci

jawaban terlampir)

4.1.2.2 Deskripsi Data Angket

Angket diberikan setelah keseluruhan proses pembelajaran. Jumlah soal angket

yang diberikan sebanyak 10 soal, terdiri dari 5 soal positif dan 5 soal negatif dengan

pilihan jawaban sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, sangat tidak setuju. Untuk

mempermudah analisisi soal pernyatan positif bernomor ganjil 1,3,5,7 dan 9, dan

pernyataan negatif bernomor genap 2,4,6,8,10. (Soal angket terlampir)

4.1.3 Analisis Data

4.1.3.1 Analisiss Data Tes Hasil Belajar

4.1.3.1.1 Analisis Data Tes Hasil Belajar Setiap Pertemuan

Data hasil tes siswa setiap pertemuan pada pembelajaran materi trigonometri di

kelas X.I SMA Negeri I Semende Darat Laut yang diberikan setiap akhir pembelajaran

dapat dilihat pada lampiran 7. Nilai rata-rata tes setiap pertemuan dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

TABEL 4

NILAI RATA-RATA TES SISWA SETIAP PERTEMUAN

81

Page 82: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

PertemuanRata-rata

1 2 3

68.29 76.53 81.57 75,46

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa :

1. Nilai rata-rata siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif dengan

metode penemuan terbimbing pada setiap pertemuan mengalami peningkatan.

2. Pada pertemuan I, Nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 68.29. Nilai siswa

tersebut masih rendah dikarenakan siswa belum terbiasa belajar dengan model

pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan terbimbing.

3. Pada pertemuan II, Nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 76.53.

4. Pada pertemuan III, Nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 81.57,

hal ini terjadi karena siswa dapat dengan mudah memahami materi yang

diajarkan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode

penemuan terbimbing.

5. Nilai rata-rata hasil belajar siswa dari 3 kali pertemuan tersebut sebesar 75,46,

jadi hasil belajar siswa secara keseluruhan termasuk kategori baik.

4.1.3.1.2 Analisis Data Tes Akhir

Dari tes yang diberikan pada pertemuan akhir setelah dianalisis peneliti

mendapatkan data hasil belajar siswa, dimana jumlah nilai keseluruhan yang didapat

yaitu sebesar 2346,42 pada 28 sampel yang diteliti. Dari data tersebut, kemudian

dihitung rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan rumus :

Rata-rata , sehingga diperoleh hasil belajar siswa setelah diterapkan model

pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan terbimbing pada materi pokok

82

Page 83: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

trigonometri dengan rata-rata adalah = 83,80. Jadi rata-rata hasil

belajar siswa dikategorikan baik.(Daftar nilai siswa terlampir)

4.1.3.2 Analisis Data Angket

Data diperoleh dari hasil penyebaran angket kepada 28 siswa setelah diterapkan

model pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan terbimbing pada

pembelajaran matematika materi pokok triginometri. Data angket kemudian dianalisis

mengunakan skala likert, dengan memberikan skor pada setiap pilihan jawaban.

Analisis data angket siswa untuk pernyataan positif dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

TABEL 5

ANALISIS DATA ANGKET UNTUK PERNYATAAN POSITIF

NO 1 3 5 7 9

Pilih

anJaw

aban

SS

S NTS

STS

SS

S NTS

STS

SS

S NTS

STS

SS

S NTS

STS

SS

S NTS

STS

Sk

orS

oal 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

Frek

uen

si

20 8 0 0 0

19 6 0 3 0

10

16 0 2 0

13 8 7 0 0

17 8 1 2

20

100

32 0 0 0

95

24 0 6 0

50

64 0 4 0

65

32

21 0 0

85

32 3 4

100

∑ S

kor

Soal 132 125 118 118 124

Sk

or S

isw 47,14 44,64 42,14 42,14 44,28

Kategori

Sangat positif Sangat Positif Sangat Positif Sangat Positif sangat positif

83

Page 84: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Dari tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa :

1. Skor siswa pada angket nomor 1 yang didapat yaitu sebesar 47,14, dikategorikan

sikap siswa sangat positif positif. Hal ini berarti bahwa lembar kerja siswa telah

membantu siswa dalam menemukan rumus-rumus pada materi trigonometri,

sehingga siswa dapat memahami materi yang diajarkan.

2. Pada angket nomor 3, skor siswa yang didapat yaitu sebesar 44,64, dikategorikan

sikap siswa sangat positif. Hal ini berarti bahwa, dengan menemukan sendiri

rumus-rumus dari trigonometri maka siswa akan selalu memahami rumus-rumus

tersebut sampai kapanpun.

3. Pada angket nomor 5, menyatakan sikap siswa sangat positif, terlihat dari skor

siswa yang didapat yaitu sebesar 42,14. Hal ini berarti bahwa, siswa merasa mudah

dalam menemukan rumus-rumus pada materi trigonometri jika dilakukan dengan

cara berkelompok daripada perorangan.

4. Pada angket nomor 7, skor siswa yang didapat yaitu sebesar 42,14, dikategorikan

sikap siswa sangat positif. Hal ini berarti bahwa, dengan menemukan rumus-rumus

pada materi trigonometri siswa dapat menyelesaikan soal-soal dengan mudah.

5. Pada angket nomor 9, skor siswa yang didapat yaitu sebesar 44,28, dikategorikan

sangat positif. Hal ini berarti bahwa siswa setuju jika model pembelajaran

84

Page 85: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

kooperatif dengan metode penemuan terbimbing dapat diterapkan untuk

pembelajaran pada materi yang lainnya.

6. Rata-rata keseluruhan skor siswa untuk pernyataan positif yaitu :

dan dikategorikan sangat positif.

Analisa data angket sikap siswa untuk pernyataan negatif, dapat dilihat pada

tabel berikut ini.

TABEL 6

ANALISIS DATA ANGKET SISWA UNTUK PERNYATAAN NEGATIF

NO 2 4 6 8 10

Pilih

anJaw

aban

SS

S NTS

STS

SS

S NTS

STS

SS

S NTS

STS

SS

S NTS

STS

SS

S NTS

STS

Sk

orS

oal 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Frek

uen

si

0 2 016

10

0 1 0 720

0 2 0 818

0 1 217

8 0 3 011

14

0 4 064

50

0 2 028

100

0 4 032

90

0 2 668

40

0 6 044

70

∑ S

kor

Soal 118 130 126 116 120

Sk

or S

isw 42,14 46,42 45 41,42 42,85

Kategori

Sangat positif Sangat Positif Sangat Positif Sangat Positif sangat positif

85

Page 86: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Dari tabel diatas, dapat dijelaskan bahwa :

1. Skor siswa pada angket nomor 2 yang didapat yaitu 42,14, dikategorikan sikap

siswa sangat positif. Hal ini berarti bahwa siswa tidak merasa susah dalam

memahami materi yang diajarkan dengan cara menemukan rumus terlebih dahulu.

2. Pada angket nomor 4, skor siswa yang didapat yaitu sebesar 46,42, dikategorikan

sangat positif. Hal ini berarti bahwa siswa dapat memahami rumus-rumus yang

diajarkan karena siswa telah menemukan sendiri rumus tersebut.

3. Skor siswa pada angket nomor 6 yang didapat yaitu sebesar 45, dikategorikan

sikap siswa sangat positif. Hal ini berarti bahwa cara berkelompok tidak membuat

siswa susah saat menemukan rumus-rumus dari materi yang diajarkan.

4. Pada angket nomor 8, skor siswa yang didapat yaitu sebesar 41,42, dikategorikan

sikap siswa sangat positif. Hal ini berarti bahwa siswa dapat menyelesaikan soal-

soal karena siswa sudah memahami rumus-rumus yang diajarkan.

5. Skor siswa pada angket nomor 10 yang didapat yaitu sebesar 42,85, dikategorikan

sikap siswa sangat positif. Hal ini berarti bahwa model pembelajaran kooperatif

dengan metode penemuan terbimbing perlu diterapkan pada materi yang lainnya.

86

Page 87: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

6. Rata-rata keseluruhan skor siswa untuk pernyataan negatif yaitu

43,57, sikap siswa terhadap pernyataan

negatif dikategorikan sangat positif.

Dari tabel 5 dan tabel 6 diatas, dapat disimpulkan bahwa rata-rata keseluruhan

skor siswa pada angket adalah 43,82, dan dikategorikan sangat positif.

Adapun rincian hasil data sikap siswa yang berupa respon atau tanggapan siswa

terhadap materi, pembelajaran, serta keinginnan palajaran yang serupa dapat dilihat

pada tabel dibawah ini.

TABEL 7

DATA SIKAP SISWA TERHADAP ANGKET

Sikap ( Respon ) No. Soal Rata-rata

Respon terhadap materi 1,3,4,8 44,90 (sangat positif)

Respon terhadap pembelajaran 2,5,6,7 42,85 (sangat positif)

Respon terhadap pelajaran serupa 9,10 43,56 (sangat positif)

Dari nilai rata-rata tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap siswa terhadap

penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan terbimbing pada

pembelajaran matematika materi trigonometri dikategorikan sangat positif. (Daftar skor

angket siswa terlampir)

4.2. Pembahasan

Dari pembelajaran yang dilaksanakan di kelas X.I dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan terbimbing pada pembelajaran

matematika materi pokok trigonometri diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa untuk

pertemuan pertama sebesar 68,29, pertemuan kedua sebesar 76,53 dan pada pertemuan

87

Page 88: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

ketiga tes evaluasi sebesar 81,57. Nilai rata-rata siswa pada tiap pertemuan mengalami

peningkatan, sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dikategorikan baik.

Dilihat dari angket sikap siswa terhadap penerapan model pembelajaran

kooperatif dengan metode penemuan terbimbing didapatkan rata-rata sikap siswa yaitu

untuk pernyataan positif sebesar 44,07 sedangkan untuk pernyataan negatif yaitu

sebesar 43,57, dan untuk keseluruhan dari angket sikap siswa didapatkan rata-rata sikap

siswa sebesar 43,82. Hal ini berarti bahwa sikap siswa terhadap penerapan model

pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan terbimbing dikategorikan sangat

positif.

Peningkatan hasil belajar siswa setiap pertemuan terlihat jelas pada nilai setiap

siswa, meskipun kenyataannya masih ada nilai siswa yang tergolong rendah.

Peningkatan hasil belajar ini diantaranya dapat kita lihat pada nilai Heti Purnama Sari,

Lindah, Tina. Pada pertemuan pertama, nilai yang didapatkan oleh Heti yaitu 63,91,

Lindah yaitu 59,79, dan Tina yaitu 59,79. Nilai siswa tersebut tergolong masih rendah.

Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa belajar dengan cara yang diterapkan

oleh peneliti. Pada pertemuan kedua, nilai siswa mengalami peningkatan. Untuk nilai

Heti yaitu 72,44, Nilai lindah yaitu 76,53, dan untuk nilai Tina yaitu 79,59. Peningkatan

hasil belajar siswa tersebut disebabkan karena siswa sudah mulai termotivasi dan mulai

menyukai cara mengajar yang diterapkan oleh peneliti. Pada pertemuan ketiga, nilai

siswa juga mengalami peningkatan. Untuk nilai Heti yaitu 94,73, untuk nilai Lindah

82,45, dan untuk nilai Tina juga mengalami peningkatan menjadi 82,45. Peningkatan

hasil belajar siswa tersebut disebabkan karena siswa dapat memahami dengan jelas

materi yang diajarkan setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif dengan metode

penemuan terbimbing. Peningkatan hasil belajar siswa tersebut sangat didukung oleh

nilai rata-rata sikap siswa terhadap penerapan ini. Kenyataan ini dilihat pada rata-rata

88

Page 89: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

skor sikap siswa yang didapatkan. Untuk Heti, rata-rata skor angket yang didapat yaitu

88%, tergolong sangat posistif. Untuk Lindah, rata-rata skor angket yang didapat yaitu

94%, tergolong sangat posistif dan untuk Tina, rata-rata skor angket yang didapat yaitu

94%, tergolong sangat posistif.

Dari angket yang diberikan dapat dijelaskan bahwa siswa menyukai lembar kerja

siswa, sehingga siswa dapat memahami materi yang diajarkan. Selain itu dengan

menemukan sendiri rumus-rumus dari materi yang diajarkan, siswa dapat

menyelesaikan soal-soal dengan mudah. Kesukaan siswa dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan terbimbing dapat juga dilihat pada

angket nomor 9, dimana rata-rata skor yang didapat yatu sebesar 44,28, yang berarti

bahwa siswa sangat setuju jika model pembelajaran kooperatif dengan metode

penemuan terbimbing ini diterapkan pada materi yang lainnya. Kenyataan tersebut

berarti, siswa menanggapi pembelajaran ini dengan sikap sangat positif. Data sikap

siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan

terbimbing pada pembelajaran matematika materi pokok trigonometri pada pernyataan

positif dan negatif dengan skor 43,82, menyatakan bahwa sikap siswa sangat positif.

Jadi hasil angket secara keseluruhan sikap siswa terhadap pembelajaran ini sangat

positif.

Dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa pada tes akhir yang didapat sebesar

83,80 dari nilai rata-rata yang didapat tersebut menunjukan bahwa penerapan model

pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan terbimbing tergolong baik. Hal ini

dikarenakan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan

terbimbing akan membuat siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan sehinga

hasil belajar siswa dapat meningkat.

89

Page 90: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Hasil belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif dengan

metode penemuan terbimbing di SMA Negeri 1 Semende Darat Laut

dikategorikan baik dengan rata-rata 83,80.

90

Page 91: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

2. Sikap siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode

penemuan terbimbing pada pembelajaran matematika materi pokok trigonometri

di SMA Negeri 1 Semende Darat Laut tergolong sangat positif yang dapat

dilihat dari rata-rata skor sikap siswa sebesar 43,82.

5.2 Saran

1. Bagi guru matematika, hendaknya menerapkan model pembelajaran kooperatif

dengan metode penemuan terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi kepala sekolah, hendaknya dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya pada mata pelajaran matematika.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Darmadi, Dwi. 2006. Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) Pada Pembelajaran Matematika Sub Materi Pokok Trigonometri Kelas X SMA Negeri 8 Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi. Semarang : UNNES.

Depdiknas. 2004. Hakikat Kurikulum Pengembangan Silabus dan Rencana Pembelajaran. Depdiknas : ______

91

Page 92: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Depdiknas. 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar. Jakarta : Depdiknas.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdassan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Markaban. 2006. Model Pembelajaran Matamatika Dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing. Yogyakarta: Departemen Pendidikam Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika Yogyakarta.

Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani Prinsip-Prinsip dan Penerapannya. Departemen Pendidikan Nasional Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Bekerjasama dengan Ditjen Olahraga.

Pribadi, Benny Agus. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat.

Setiawan. 2004. Pembelajaran Trigonometri Berorientasi PAKEM di SMA. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika Yogyakarta.

.2010. Strategi Pembelajaran Matematika. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika

Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R dan D. Bandung : Alfabeta

Sumardyono. 2004. Karakteristik Matematika dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika Yogyakarta

Sunardi, dkk. 2008. Matematika 1 SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara.

Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Widdiharto, Rachmadi. 2004. Model-Model Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta: Widyaiswara PPG Matematika Yogyakarta.

92

Page 93: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Lampiran 1

DAFTAR NAMA KELOMPOK BELAJAR

SISWA KELAS X.I SMA NEGERI 1 SEMENDE DARAT LAUT

Kelompok 1 Kelompok II Kelompok III

Siti Fatimahtulhasanah Raila Tina Mei Wulan Janati

Winda Pratiwi Heltifia Herminaini

M. Febrian Nopra Wahyudi Riza Apriani

Elvina Elensyah Putri Eka Yuliastuti Faisal

93

Page 94: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Kelompok IV Kelompok V Kelompok VI

Eka Triandari Simhara Lindah

Ita Novita Sari Sapriadi Laili Mardia

M. Azhari Misi Puspaliani Yulia Riska

Septi Rotina Hapsari Yanti Zahriko

Kelompok VII

Winda Pratiwi

Husnaini

Heti Purnama Sari

M. Relevan Yudha

Lampiran 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Semende Darat laut

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : X / Genap

Alokasi Waktu : 6 x 40 menit

94

Page 95: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

A. Standar Kompetensi

Menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan, dan identitas trigonometri

dalam pemecahan masalah.

B. Kompetensi Dasar

Menggunakan sifat dan aturan tentang fungsi trigonometri, rumus sinus, dan

rumus kosinus dalam pemecahan masalah.

C. Indikator

1. Menemukan aturan sinus pada segitiga dan menerapkannya

dalam penyelesaian soal

2. Menemukan aturan cosinus pada segitiga dan menerapkannya

dalam penyelesaian soal

3. Menemukan luas segitiga dan menerapkannya dalam

penyelesaian soal

D. Tujuan pembelajaran

1. Siswa dapat menemukan aturan sinus pada segitiga dan menerapkannya dalam

penyelesaian soal.

2. Siswa dapat menemukan aturan cosinus pada segitiga dan menerapkannya dalam

penyelesaian soal

3. Siswa dapat menemukan luas segitiga dan menerapkannya dalam penyelesaian

soal

D. Materi Pokok

Trigonometri sub materi aturan sinus, aturan kosinus, luas daerah segitiga.

E. Strategi Pembelajaran

Model Pembelajaran : Model pembelajaran kooperatif

Metode pembelajaran : Metode Penemuan terbimbing

95

Page 96: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

F. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan I

1. Pendahuluan

a. Guru menginformasikan materi pembelajaran serta tujuan

pembelajaran.

b. Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan

digunakan yaitu model pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan

terbimbing.

c. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran kooperatif dengan

metode penemuan terbimbing.

d. Guru mengingatkan siswa mengenai definisi-definisi perbandingan

trigonometri pada segitiga, hukum Phytagoras, luas segitiga.

e. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok belajar kooperatif

2. Kegiatan Inti

a. Guru membagikan LKS Pembelajaran kepada tiap anggota kelompok

b. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok mengerjakan LKS yang

telah diberikan.

c. Guru memilih secara acak perwakilan dari masing-masing kelompok untuk

menyampaikan/mempresentasekan hasil temuannya ke depan kelas.

d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanggapi hasil temuan

yang disampaikan di depan kelas.

e. Guru menanggapi hasil temuan siswa.

f. Guru memberikan contoh soal.

Contoh soal

Perhatikan segitiga di bawah ini.

96

Page 97: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

C c

a = 20 cm

a b A B

Diketahui , , dan a = 20 cm. Hitunglah ?

g. Guru bersama siswa membahas contoh soal.

Jawab

Dalam , Jumlah sudutnya adalah .

Jadi,

=0105 . Jadi besar

b

Jadi, panjang b = cm

h. Guru mempersilakan siswa untuk bertanya mengenai contoh soal yang

pertama.

i. Guru memberikan tes berupa soal essay kepada siswa.

Pertemuan II

a.Guru menginformasikan materi pembelajaran serta tujuan pembelajaran.

b. Guru mempersilakan siswa bergabung dalam kelompok belajar yang sudah

dibagi.

97

Page 98: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

c.Guru membagikan LKS Pembelajaran kepada tiap anggota kelompok

d. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok mengerjakan LKS yang

telah diberikan.

e.Guru memilih secara acak perwakilan dari masing-masing kelompok untuk

menyampaikan/mempresentasekan hasil temuannya ke depan kelas.

f. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanggapi hasil temuan

yang disampaikan di depan kelas.

g. Guru menanggapi hasil temuan siswa.

h. Guru memberikan contoh soal.

Contoh Soal

Pada segitiga ABC, diketahui . Hitunglah

panjang sisi a dan besar ?

i. Guru bersama siswa membahas contoh soal

Diketahui :

Ditanya : panjang sisi a dan besar

Penyelesaian.

a

Jadi panjang sisi a adalah 14 cm

98

Page 99: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Jadi besar adalah

j. Guru mempersilakan siswa untuk bertanya mengenai contoh soal.

k. Guru memberikan soal tes

Pertemuan III

a. Guru menginformasikan materi pembelajaran serta tujuan pembelajaran.

b. Guru mempersilakan siswa bergabung dalam kelompok belajar yang sudah

dibagi.

c. Guru membagikan LKS Pembelajaran kepada setiap kelompok

d. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok mengerjakan LKS yang

telah diberikan.

e. Guru memilih secara acak perwakilan dari masing-masing kelompok untuk

menyampaikan/mempresentasekan hasil temuannya ke depan kelas.

f. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanggapi hasil temuan

yang disampaikan di depan kelas.

g. Guru menanggapi hasil temuan siswa.

h. Guru memberikan contoh soal.

Contoh soal

99

Page 100: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Dalam , diketahui panjang sisi a = 4 cm, sisi b = 6 cm, dan besar

. Hitunglah luas tersebut ?

i. Guru bersama siswa membahas contoh soal

Jawab

C

6 4

A B

Jadi, luas tersebut adalah .

j. Guru mempersilakan siswa untuk bertanya mengenai contoh soal.

k. Guru memberikan soal tes

G. Alat dan Sumber

Buku paket matematika Kelas X

Lembar Kerja Siswa yang didesain oleh guru

H. Penilaian

Teknik : Tugas Individu

Bentuk Instrumen : Uraian Singkat

100

Page 101: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Lampiran 3

LKS IIndikator : Menemukan Aturan Sinus

Kelompok :Nama : 1. 3.

2. 4.

Melalui gambar segitiga dibawah ini, temukanlah aturan sinus yang berlaku pada setiap

segitiga ABC.

B

bc E a

101

Page 102: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

a c A D C

b

Pada , Sin A =.................... BD =..................................................... (1)

Pada , Sin C = ................... BD =..................................................... (2)

Dari persamaan (1) = (2), diperoleh : .................. = ................. atau

(3)

Pada , Sin C =.................... AE =.................................................... (4)

Pada , Sin B = .................. AE =.................................................... (5)

Dari persamaan (4) = (5), diperoleh : .................. = ................. atau

(6)

Persamaan (3) = (6), diperoleh :

=

=

Kesimpulan:

102

Page 103: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

LKS IIIndikator : Menemukan Aturan Kosinus

Kelompok :Nama : 1. 3.

3. 4.

Perhatikan gambar segitiga di bawah ini !

C

E cb a

a b

103

Page 104: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

A D B

c

Melalui gambar segitiga di atas, temukanlah aturan kosinus dengan mengikuti langkah-

langkah di bawah ini.

Pada , …………….. ……………………………… (1)

Dengan menggunakan hukum phytagoras pada , maka :

............................................................................................................... (2)

Pada , ……………subtitusi ke pers (2), maka :

...............................................................................................................

.............................................................................................................. (3)

Pada , …………….. ………………………………..... (4)

Masukan nilai BD dari persamaan (4) ke persamaan (3).

……………………………………………………………………….

……………………………………………………………………….

………………………………………………………………………. (5)

Masukan nilai AD dari persamaan (1) ke persamaan (5)

……………………………………………………………………….... (6)

Pada , …………….. ……………………………… (7)

Dengan menggunakan hukum phytagoras pada , maka :

……………………………………………………………………….... (8)

Pada , ……………subtitusi ke pers (8) , maka :

……………………………………………………………………….... (9)

Pada , …………….. ………………………………..... (10)

Masukan nilai BD dari persamaan (10) ke persamaan (9).

………………………………………………………………………....

104

Page 105: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

………………………………………………………………………....

………………………………………………………………………....

……………………………………………………………………….... (11)

Masukan nilai BD dari persamaan (7) ke persamaan (11)

……………………………………………………………………….... (12)

Pada , …………….. ……………………………….. (13)

Pada , ……………………………………………………......... (14)

Pada , ……………subtitusi ke pers (14), maka:

………………………………………………………………………... (15)

Pada , …………….. ………………………………..... (16)

Masukan nilai AE dari pers (16) ke pers (15)

……………………………………………………………………….

……………………………………………………………………….

……………………………………………………………………….

………………………………………………………………………. (17)

Masukan nilai CE dari persamaan (13) ke persamaan (17)

………………………………………………………………………. (18)

Kesimpulan:

105

Page 106: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

LKS IIIIndikator : Menemukan luas segitiga

Kelompok :Nama : 1. 3.

4. 4.

Perhatikan gambar di bawah ini !

A

c t b

B D C

a

106

Page 107: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Melalui gambar tersebut, temukanlah rumus luas daerah segitiga dengan mengikuti

petunjuk berikut.

1. Pada .

............................ ................................................... (1)

2. Subtitusi pers (1) ke , maka :

.............................................................................................. (2)

3. Pada .

............................ ................................................... (3)

4. Subtitusi pers (3) ke , maka :

................................................................................................ (4)

5. Aturan sinus pada adalah

....................................................... (5)

6. Subtitusi pers (5) ke pers (2).

..............................................................................................

.............................................................................................. (6)

Kesimpulan :

107

Page 108: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Lampiran 4

JAWABAN LKS IIndikator : Menemukan Aturan Sinus

Melalui gambar segitiga dibawah ini, temukanlah aturan sinus yang berlaku pada setiap

segitiga ABC.

B

bc E a

a c A D C

108

Page 109: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

b

Pada , Sin A = BD = (1)

Pada , Sin C = BD = (2)

Dari persamaan (1) = (2), diperoleh : = atau

(3)

Pada , Sin C = AE = (4)

Pada , Sin B = AE = (5)

Dari persamaan (4) = (5), diperoleh : = atau

(6)Persamaan (3) = (6), diperoleh :

=

Kesimpulan:

Aturan sinus yang ditemukan adalah

109

Page 110: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

JAWABAN LKS IIIndikator : Menemukan Aturan Kosinus

Perhatikan gambar segitiga di bawah ini !

C

E cb a

a b A D B

c

Melalui gambar segitiga di atas, temukanlah aturan kosinus dengan mengikuti langkah-

langkah di bawah ini.

Pada , (1)

Dengan menggunakan hukum phytagoras pada , maka :

110

Page 111: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

(2)

Pada , , subtitusi ke pers (2), maka :

(3)

Pada AD+BD c - AD (4)

Masukan nilai BD dari persamaan (4) ke persamaan (3).

22222 2 ADADADccba

(5)

Masukan nilai AD dari persamaan (1) ke persamaan (5)

(6)

Pada , (7)

Dengan menggunakan hukum phytagoras pada , maka :

(8)

Pada , 222 ADbCD , subtitusi ke pers (8) , maka :

(9)

Pada , (10)

Masukan nilai BD dari persamaan (10) ke persamaan (9).

(11)

Masukan nilai BD dari persamaan (7) ke persamaan (11)

(12)

Pada , (13)

Pada , (14)

Pada , , subtitusi ke pers (14), maka:

(15)

Pada , b - CE (16)

Masukan nilai AE dari pers (16) ke pers (15)

111

Page 112: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

(17)

Masukan nilai CE dari persamaan (13) ke persamaan (17)

(18)

Kesimpulan :

Aturan kosinus yang ditemukan adalah

JAWABAN LKS IIIIndikator : Menemukan luas segitiga

Perhatikan gambar di bawah ini !

A

c t b

B D C

a

Melalui gambar tersebut, temukanlah rumus luas daerah segitiga dengan mengikuti

petunjuk berikut.

7. Pada .

(1)

8. Subtitusi pers (1) ke , maka :

112

Page 113: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

(2)

9. Pada .

(3)

10. Subtitusi pers (3) ke , maka :

(4)

11. Aturan sinus pada adalah

(5)

12. Subtitusi pers (5) ke pers (2).

= (6)

Kesimpulan :

Rumus luas segitiga yang ditemukan adalah

113

Page 114: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Lampiran 5

SOAL TES PERTEMUAN I

1. Hitunglah unsur-unsur segitiga yang lain jika unsur-unsur segitiga yang diketahui

seperti dibawah ini!

dan

2. Perhatikan gambar di bawah ini.

D 60 C

85

67

60

A 4 B

Hitunglah panjang semua batang dan besar sudut-sudut pada kerangka ABCD ?

114

Page 115: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

SOAL TES PERTEMUAN II

1. Diketahui , dan . Hitunglah unsur-unsur

yang belum diketahui !

2. Sebuah kerangka PQRS dengan PQ = 12 cm, QR = 8 cm, PS = 6 cm, RS = 10 cm

. Apabila ditarik garis dari titik P ke titik R, hitunglah panjang

sisi PR dan besar sudut Q dan R pada kerangka PQRS?

115

Page 116: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

SOAL TES PERTEMUAN III

1. Diketahui L ΔADB , L ΔBCD , AD = 32 cm, BC = 34 cm, BD = 42 cm.

Hitunglah besar ADB dan CBD ?

2. Diketahui kerangka ABCD, AB = 12 cm, AD = 5 cm, CD = 10 cm,

, . Hitunglah panjang BD dan luas segiempat ABCD

116

Page 117: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

SOAL TES AKHIR

1. Dalam diketahui besar , dan panjang sisi c = 16 cm.

hitunglah besar sudut dan panjang sisi yang belum diketahui !

2. Dalam , diketahui panjang sisi a = 7 cm, b = 8 cm dan besar .

hitunglah besar sudut dan panjang sisi yang belum diketahui !

3. Perhatikan gambar dibawah ini.

T S

OU R

8 8

P Q

Gambar di atas merupakan segienam PQRSTU beraturan. Segienam beraturan itu

dilukis pada lingkaran yang berjari-jari 8 cm dan berpusat di O.

a. Hitunglah luas .

b. Hitunglah luas segienam PQRSTU

117

Page 118: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Lampiran 6

KUNCI JAWABAN TES PERTEMUAN 1

No Jawaban dan skor1 Diketahui : dan (1)

C

30

(2)

A 20 B

Ditanya :a. =....b. =....

(1)c. BC =....

Penyelesaiana. =....

(1)

(2)

(2)

(2)

(3)

118

Page 119: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

(2)Jadi besar (1)

b.(1)(2)(3)

Jadi besar (1)

c. BC=....

(1)

(2)

(2)

(2)

(3)

Jadi panjang cm (1)

Jumlah Skor = 352 Diketahui : Kerangka besi ABCD,

, (1)

D 60 C

85

(2) 67

60

A 4 B

Ditanya :1. Pada

a. BD=...b. =... (1)c. AD=...

2. Pada a. CD=....b. =...c. BC=....

Penyelesaian

119

Page 120: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

1. Pada a. BD =...

(1)(2)

(2)

(2)

(3)

Jadi panjang BD= 4 m (1)

b.(1)(2)(3)

Jadi besar pada adalah (1)

c. AD =....

(1)(2)

(2)

(2)

(3)

Jadi panjang AD= 4 m (1)

2.Pada a. CD =...

(1)(2)

(2)

120

Page 121: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

(2)

(3)

Jadi panjang (1)

b. (1)(2)(3)

Jadi besar pada adalah (1)

c. BC =....

(1)

(2)

(2)

(2)

(3)

Jadi panjang m (1)

Jumlah Skor = 62Jumlah Skor Maksimum = 97

121

Page 122: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

KUNCI JAWABAN TES PERTEMUAN II

No Jawaban1 Diketahui : , dan . (1)

M

(2)8 5

K 5,2 L

Ditanya : Unsur-unsur yang belum diketahui ?a.b. (1)c.

Penyelesaian

a. (1)(2)

(2)

(2)

(3)

(2)Jadi besar sudut K adalah (1)

122

Page 123: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

b. (1)(2)

(2)

(2)

(3)

(2)Jadi besar sudut L adalah 0 (1)

c. (1)(2)(3)

Jadi besar sudut M = 39,40 (1)

Jumlah skor = 372 Diketahui : Kerangka PQRS,

PQ = 12 cm, QR = 8 cm, PS = 6 cm, RS = 10 cm (1)

RS 10

6 8 (2)

P 12 Q

Ditanya : a. PRb. (1)c.

Penyelesaiana. PR

(1)(2)(3)

(2)Jadi panjang PR = 14,4 cm (1)

123

Page 124: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

b. pada (1)(2)

(2)

(2)

(3)

(2)Jadi besar sudut P = 33,70 (1)

pada (1) (2)

(2)

(2)

(3)

(2)Jadi besar sudut P = 39,90 (1)

pada PQRS = pada + pada (1)= 33,70 + 39,90 = 73,60 (2)

Jadi besar pada kerangka PQRS = 76,60 (1)

b. pada (1)(2)(3)

Jadi besar pada adalah 56,30 (1)

pada (1)(2)(3)

Jadi besar pada = 19,10 (1)

pada PQRS = pada + pada (1)= 56,40 + 19,50 = 75,90 (2)

Jadi besar pada kerangka PQRS = 75,90 (1)

Jumlah Skor = 61Jumlah Skor Maksimum = 98

124

Page 125: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

KUNCI JAWABAN TES PERTEMUAN III

No Jawaban1 Diketahui : L ΔADB , L ΔBCD ,

AD = 32 cm, BC = 34 cm, BD = 42cm. (1)

D C

32 42 34 (2)

A BDitanya : 1. besar ADB

2. besar CBD (1)

Jawab

1. (1)

(2)

(3)

(2)Jadi besar (1)

2. (1)

(2)

(3)

(2)Jadi, besar (1)

125

Page 126: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Jumlah skor = 222 Diketahui : AB = 12 cm, AD = 5 cm, CD = 10 cm, (1)

,Ditanya : a. BDb. Luas ABCD (1)

10D C

(2)5

A B12

Penyelesaiana. BD

(1)(2)(3)(2)

Jadi panjang BD adalah 13 cm (1)

b. Luas ABCDLuas ABCD = (1)

(1)

(2)

(3)Jadi luas segitiga ABD adalah 30 (1)

(1)

(2)(3)

Jadi luas segitiga BCD adalah 57,3 (1)

Luas ABCD = (1)(2)(3)

Jadi luas segiempat ABCD adalah 87,3 (1)

126

Page 127: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

Jumlah Skor = 35Jumlah Skor Maksimum = 57

KUNCI JAWABAN TES AKHIR

No Jawaban1 Diketahui : , AB = 16 cm, (1)

C

(2)

500 690

A B16 cm

Ditanya : a. b. AC (1) c. BC

Jawab.a.

(1)(2)

(3)Jadi besar adalah 610 (1)

b. AC

(1)

(2)

(2)

(2)

(3)

Jadi panjang AC = 16,8 cm (1)

c. BC

(1)

(2)

127

Page 128: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

(2)

(2)

(3)

Jadi panjang BC = 14,01 cm (1)

Jumlah skor = 332 Diketahui : , a = 7, b = 8, (1)

C

8 cm 73,40 7 cm (2)

A BDitanya :a. cb. (1)c. BJawaba. c

(1)(2)

(3)(2)

Jadi panjang c = 9 cm (1)

b. (1)(2)

(2)

(2)

(3)

(2)Jadi besar (1)

c. B(1)(2)(3)

Jadi besar B = 58,40 (1)

Jumlah skor = 33

128

Page 129: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

3 Diketahui : segienam PQRSTU, OP = 8 cm, OR = 8 cm (1)

T S

OU R (2)

8 8

P Q

Ditanya : a. Luas b. Luas PQRSTU

(1)Jawaba. Luas

(1)

(2)

(2)

(3)

Jadi luas = cm2 (1)

b. Luas PQRSTUL = 6 X luas (1)

(2)(1)

Jadi luas segienam PQRSTU = cm2 (1)

Jumlah skor = 18Jumlah skor maksimum = 84

Lampiran 7

129

Page 130: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

DAFTAR NILAI SISWA TES PERTEMUAN I

No NamaNo. Soal

Jumlah Nilai Kategori1 2

1 Eka Triaiandari 31 35 66 68,04 Cukup

2 Eka Yuliastuti 28 29 57 58,76 Cukup

3 Elvina Elensya putri 31 45 76 78,35 Baik

4 Faizal 26 36 62 63,91 Cukup

5 Hapsari Yanti 34 29 63 64,94 Cukup

6 Harinaini 32 36 68 70,10 Cukup

7 Heltifia 33 35 68 70,10 Cukup

8 Heti Purnama Sari 33 29 62 63,91 Cukup

9 Husnaini 28 35 63 64,94 Cukup

10 Ita Novita Sari 35 33 68 70,10 Cukup

11 Laili Mardia 32 36 68 70,10 Cukup

12 Lindah 32 26 58 59,79 Cukup

13 Mei Wulan Janati 32 42 74 76,28 Baik

14 Misi Puspaliani 33 51 84 86,59 Sangat Baik

15 M. Azhari 31 42 73 75,25 Baik

16 M. Febrian 33 36 69 71,13 Baik

17 M. Relovan Yudha 22 36 58 59,79 Cukup

18 Mustika Nurislami 23 36 59 60,82 Cukup

19 Nopra Wahyudi 22 37 59 60,82 Cukup

20 Raila Tina 32 26 58 59,79 Cukup

21 Riza Apriani 34 36 70 72,16 Baik

22 Sapriadi 33 46 79 81,44 Baik

23 Septi Rottina 33 28 61 62,88 Cukup

24 Simhara 22 36 58 59,79 Cukup

25 Siti Fatimahtulhasanah 32 42 74 76,28 Baik

26 Winda Pratiwi 33 27 60 61,85 Cukup

27 Yulia Riska 28 42 70 72,16 Baik

28 Zahriko 28 42 70 72,16 Baik

Jumlah 1912,37

Rata-rata 68,29 Cukup

DAFTAR NILAI SISWA TES PERTEMUAN II

130

Page 131: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

No NamaNo. Soal

Jumlah Nilai Kategori1 2

1 Eka Triaiandari 39 49 88 89,79 Sangat Baik

2 Eka Yuliastuti 29 29 58 59,18 Cukup

3 Elvina Elensya putri 33 51 84 85.71 Baik

4 Faizal 37 34 71 72,44 Baik

5 Hapsari Yanti 31 33 64 65,30 Cukup

6 Harinaini 34 33 67 68,36 Cukup

7 Heltifia 29 32 61 62,24 Cukup

8 Heti Purnama Sari 35 36 71 72,44 Baik

9 Husnaini 36 38 74 75,51 Baik

10 Ita Novita Sari 32 49 81 82,65 Baik

11 Laili Mardia 36 45 81 82,65 Baik

12 Lindah 37 38 75 76,53 Baik

13 Mei Wulan Janati 36 39 75 76,53 Baik

14 Misi Puspaliani 37 53 90 91,83 Sangat Baik

15 M. Azhari 36 57 93 94,89 Sangat Baik

16 M. Febrian 31 33 64 65,30 Cukup

17 M. Relovan Yudha 34 36 70 71,42 Baik

18 Mustika Nurislami 37 53 90 91,83 Sangat Baik

19 Nopra Wahyudi 31 33 64 65,30 Cukup

20 Raila Tina 36 42 78 79,59 Baik

21 Riza Apriani 35 36 71 72,44 Baik

22 Sapriadi 34 37 71 72,44 Baik

23 Septi Rottina 32 53 85 86,73 Sangat Baik

24 Simhara 28 31 59 60,20 Cukup

25 Siti Fatimahtulhasanah 35 48 83 84,69 Baik

26 Winda Pratiwi 35 45 80 81,63 Baik

27 Yulia Riska 36 45 81 82,65 Baik

28 Zahriko 35 36 71 72,44 Baik

Jumlah 2142,85

Rata-rata 76,53 Baik

DAFTAR NILAI SISWA TES PERTEMUAN III

131

Page 132: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

No NamaNo. Soal

Jumlah Nilai Kategori1 2

1 Eka Triaiandari 20 30 50 87,71 Sangat Baik

2 Eka Yuliastuti 20 30 50 87,71 Sangat Baik

3 Elvina Elensya putri 23 27 50 87,71 Sangat Baik

4 Faizal 20 25 45 78,94 Baik

5 Hapsari Yanti 22 25 47 82,45 Baik

6 Harinaini 21 22 43 75,43 Baik

7 Heltifia 18 25 43 75,43 Baik

8 Heti Purnama Sari 27 27 54 94,73 Sangat Baik

9 Husnaini 22 25 47 82,45 Baik

10 Ita Novita Sari 22 29 51 89,47 Sangat Baik

11 Laili Mardia 18 22 40 70,17 Cukup

12 Lindah 20 27 47 82,45 Baik

13 Mei Wulan Janati 21 23 44 77,19 Baik

14 Misi Puspaliani 20 25 45 78,94 Baik

15 M. Azhari 20 27 47 82,45 Baik

16 M. Febrian 21 26 47 82,45 Baik

17 M. Relovan Yudha 18 26 44 77,19 Baik

18 Mustika Nurislami 20 31 51 89,47 Sangat Baik

19 Nopra Wahyudi 18 22 40 70,17 Cukup

20 Raila Tina 20 27 47 82,45 Baik

21 Riza Apriani 20 26 46 80,70 Baik

22 Sapriadi 21 27 48 84,21 Baik

23 Septi Rottina 21 29 50 87,71 Sangat Baik

24 Simhara 18 23 41 71,92 Baik

25 Siti Fatimahtulhasanah 20 27 47 82,45 Baik

26 Winda Pratiwi 18 25 43 75,43 Baik

27 Yulia Riska 22 27 49 85,96 Baik

28 Zahriko 20 26 46 80,70 Baik

Jumlah 2284,21

Rata-rata 81,57 Baik

DAFTAR NILAI SISWA TES AKHIR

132

Page 133: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

No NamaNo. Soal

Jumlah Nilai Kategori1 2 3

1 Eka Triaiandari 24 28 15 67 79,76 Baik

2 Eka Yuliastuti 30 28 15 73 86,90 Sangat Baik

3 Elvina Elensya putri 29 26 13 68 80,95 Baik

4 Faizal 31 30 13 74 88,09 Sangat Baik

5 Hapsari Yanti 31 28 15 74 88,09 Sangat Baik

6 Harinaini 26 14 15 55 65,47 Cukup

7 Heltifia 30 28 17 75 89,28 Sangat Baik

8 Heti Purnama Sari 30 28 13 71 84,52 Baik

9 Husnaini 29 28 13 70 83,33 Baik

10 Ita Novita Sari 30 30 15 75 89,28 Sangat Baik

11 Laili Mardia 25 30 14 69 82,14 Baik

12 Lindah 32 29 13 74 88,09 Sangat Baik

13 Mei Wulan Janati 29 30 13 72 85,71 Baik

14 Misi Puspaliani 30 29 15 74 88,09 Sangat Baik

15 M. Azhari 30 30 15 75 89,28 Sangat Baik

16 M. Febrian 30 28 15 73 86,90 Sangat Baik

17 M. Relovan Yudha 25 30 16 71 84,52 Baik

18 Mustika Nurislami 30 13 15 58 69,04 Cukup

19 Nopra Wahyudi 30 21 16 67 79,76 Baik

20 Raila Tina 29 30 15 74 88,09 Sangat Baik

21 Riza Apriani 30 30 17 77 91,66 Sangat Baik

22 Sapriadi 29 28 15 72 85,71 Baik

23 Septi Rottina 25 26 14 65 77,38 Baik

24 Simhara 27 30 15 72 85,71 Baik

25 Siti Fatimahtulhasanah 30 30 13 73 86,90 Sangat Baik

26 Winda Pratiwi 29 28 14 71 84,52 Baik

27 Yulia Riska 30 29 14 73 86,90 Sangat Baik

28 Zahriko 29 30 13 72 85,71 Baik

Jumlah 2346,42

Rata-rata 83,80 Baik

Lampiran 8

133

Page 134: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

ANGKET SIKAP SISWA TERHADAP KEGIATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK TRIGONOMETRI

MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING

Nama : ....................................Kelas : ....................................

Petunjuk:1. Berikan pendapat dengan sejujur-jujurnya dan sebenar-benarnya.2. Berikan tanda (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pernyataan yang

diberikan.

Keterangan:SS : Sangat SetujuS : SetujuN : NetralTS : Tidak SetujuSTS : Sangat Tidak Setuju

No PernyataanJawaban

SS S N TS STS1 Lembar kerja siswa telah membantu kamu dalam

menemukan rumus-rumus pada materi trigonometri, sehingga kamu dapat memahami materi trigonometri dengan jelas.

2 Kamu merasa susah dalam memahami materi yang diajarkan dengan cara menemukan rumus terlebih dahulu.

3 Jika kamu menemukan sendiri rumus-rumus dari trigonometri, maka kamu akan selalu memahami rumus-rumus tersebut sampai kapanpun.

4 Kamu tidak bisa memahami rumus-rumus yang diajarkan meskipun kamu telah menemukan sendiri rumus tersebut.

5 Kamu merasa mudah dalam menemukan rumus-rumus pada materi trigonometri jika dilakukan dengan cara berkelompok daripada perorangan

6 Cara berkelompok membuat kamu merasa susah saat menemukan rumus-rumus pada materi yang diajarkan.

7 Dengan menemukan rumus-rumus pada materi trigonometri, kamu dapat menyelesaikan soal-soal dengan mudah

8 Kamu tidak dapat menyelesaikan soal-soal meskipun kamu sudah memahami rumus-rumus yang telah ditemukan.

9 Kamu setuju jika model pembelajaran kooperatif dengan metode penemuan terbimbing dapat diterapkan untuk pembelajaran pada materi yang

134

Page 135: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

lainnya10 Model pembelajaran kooperatif dengan metode

penemuan terbimbing tidak usah diterapkan pada materi yang lainnya.

Demikian, saya mengisi angket ini dengan sebenar-benarnya.

Lampiran 9

DAFTAR SKOR ANGKET SISWA

135

Page 136: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika

No NamaNomor Angket

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 Eka Triaiandari 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5

2 Eka Yuliastuti 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5

3 Elvina Elensya putri 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5

4 Faizal 5 4 4 4 4 5 3 4 4 5

5 Hapsari Yanti 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4

6 Harminaini 5 4 4 4 4 5 3 4 4 4

7 Heltifia 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4

8 Heti Purnama Sari 4 5 5 5 4 5 3 4 5 4

9 Husnaini 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4

10 Ita Novita Sari 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5

11 Laili Mardia 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4

12 Lindah 5 4 5 5 4 4 3 4 4 5

13 Mei Wulan Janati 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4

14 Misi Puspaliani 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4

15 M. Azhari 4 2 2 5 5 2 3 3 2 2

16 M. Febrian 4 4 2 5 2 2 4 3 3 2

17 M. Relovan Yudha 5 4 5 5 4 5 3 5 5 4

18 Mustika Nurislami 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5

19 Nopra Wahyudi 4 2 2 2 2 4 3 2 2 2

20 Raila Tina 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5

21 Riza Apriani 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5

22 Sapriadi 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5

23 Septi Rotina 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5

24 Simhara 5 5 4 5 5 4 5 4 5 4

25 Siti Fatimahtulhasanah 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4

26 Winda Pratiwi 5 4 5 5 4 4 4 5 4 5

27 Yulia Riska 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5

28 Zahriko 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5

Jumlah 132 118 125 130 118 126 118 116 124 120

Rata-rata

136