penerapan model pembelajaran blended learning dalam mata ... · dalam mata pelajaran sejarah (studi...

24
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH (Studi Kasus pada Kelas XI SMAN 1 Salatiga) Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer Peneliti: Novita Felicia (702011127) Adriyanto Juliastomo Gundo, S.Si., M.Pd. Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga November 2015

Upload: others

Post on 28-Oct-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning dalam Mata ... · DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH (Studi Kasus pada Kelas XI SMAN 1 Salatiga) Artikel Ilmiah . Diajukan kepada . Fakultas

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BLENDED

LEARNING DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

(Studi Kasus pada Kelas XI SMAN 1 Salatiga)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Peneliti:

Novita Felicia (702011127)

Adriyanto Juliastomo Gundo, S.Si., M.Pd.

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

November 2015

Page 2: Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning dalam Mata ... · DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH (Studi Kasus pada Kelas XI SMAN 1 Salatiga) Artikel Ilmiah . Diajukan kepada . Fakultas
Page 3: Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning dalam Mata ... · DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH (Studi Kasus pada Kelas XI SMAN 1 Salatiga) Artikel Ilmiah . Diajukan kepada . Fakultas
Page 4: Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning dalam Mata ... · DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH (Studi Kasus pada Kelas XI SMAN 1 Salatiga) Artikel Ilmiah . Diajukan kepada . Fakultas
Page 5: Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning dalam Mata ... · DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH (Studi Kasus pada Kelas XI SMAN 1 Salatiga) Artikel Ilmiah . Diajukan kepada . Fakultas
Page 6: Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning dalam Mata ... · DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH (Studi Kasus pada Kelas XI SMAN 1 Salatiga) Artikel Ilmiah . Diajukan kepada . Fakultas
Page 7: Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning dalam Mata ... · DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH (Studi Kasus pada Kelas XI SMAN 1 Salatiga) Artikel Ilmiah . Diajukan kepada . Fakultas

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BLENDED

LEARNING DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH

(Studi Kasus pada Kelas XI SMAN 1 Salatiga)

1)Novita Felicia,

2)Adriyanto Juliastomo Gundo, S.Si., M.Pd.

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)

[email protected], 2)

[email protected]

Abstract

The problem in this study is the number of materials in the subjects of history that

can not be solved in the classroom. The learning method used is conventional in which

the teacher as lecturer and students as listeners. The research objective to be achieved,

namely to determine the effect the implementation of learning blended learning model.

This study uses a quasi-experimental design with non-equivalent control group design.

Results of research have shown that the application of learning models of blended

learning on the subjects of history may impact the students' learning process.

Keywords: Blended learning, students' learning process.

Abstrak

Masalah dalam penelitian ini adalah banyaknya materi dalam mata pelajaran

Sejarah sehingga tidak bisa diselesaikan dikelas.Metode pembelajaran yang biasa

digunakan adalah konvensional dimana guru sebagai penceramah dan siswa sebagai

pendengar. Tujuan penelitian yang ingin dicapai, yaitu untuk mengetahui pengaruh

penerapan model pembelajaran blended learning. Penelitian ini menggunakan metode

quasi eksperimental Design dengan desain kelompok kontrol non setara. Hasil penelitian

yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran

blended learningpada mata pelajaran Sejarah dapat memberikan pengaruh terhadap

proses belajar siswa.

Kata kunci : Blended learning, proses belajar siswa

1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatika dan

Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2)

Staf Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Page 8: Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning dalam Mata ... · DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH (Studi Kasus pada Kelas XI SMAN 1 Salatiga) Artikel Ilmiah . Diajukan kepada . Fakultas

1. Pendahuluan

Pelajaran Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang bertujuan untuk

menumbuhkan karakter individu yang lebih baik. Dalam proses pembelajarannya

lebih menekankan pada kemampuan dan ketrampilan peserta didik untuk

memahami serta menanamkan nilai-nilai bersosial yang baik. Pemanfaatan

teknologi informasi dan komunikasi sebagai proses pembelajaran disekolah sudah

banyak. Hal ini juga dilakukan oleh pihak SMA Negeri 1 Salatiga. Guru dan

siswa sudah banyak yang menggunakan kecanggihan teknologi informasi dan

komunikasi sebagai proses belajar. Manfaat teknologi yang ada tidak akan sia-sia

dan dapat digunakan dengan semaksimal mungkin supaya dapat membantu atau

memberikan kemudahan siswa dan guru dalam proses pembelajaran baik di kelas

maupun di luar kelas.

Hasil wawancara yang telah dilakukan di SMA Negeri 1 Salatiga pada

tanggal 9, 10 dan 11 Juli 2015, yaitu terlalu banyaknya materi pelajaran sejarah

sehingga waktu yang ada tidak memungkinkan untuk dapat menyelesaikannya di

kelas. Dalam arti butuh tambahan waktu untuk dapat belajar di luar jam pelajaran.

Untuk mengatasi hal tersebut, guru harus selalu berinovasi dalam proses

pembelajaran dengan cara menggunakan metode dan media pembelajaran yang

dapat mempermudah siswa untuk belajar. Penggunaan metode pembelajaran dan

media pembelajaran yang menarik merupakan wujud nyata dari kreatifitas guru

agar siswa tidak merasa jenuh dan bosan dalam pembelajaran juga mempermudah

siswa dalam belajar, mendorong siswa untuk dapat memanfaatkan fasilitas yang

tersedia dengan sebaik-baiknya. Untuk mempermudah siswa dalam belajar

Sejarah sehingga diusulkan untuk menggunakan blended learning yang

mengakomodasi pembelajaran di kelas dan di luar kelas dengan bantuan

quipperschool.

Penggunaan model pembelajaran blended learning pada mata pelajaran

Sejarah Indonesia kelas XI belum dilakukan, maka dilakukan penelitian tentang

penerapan blended learning berbantuan quipperschool. Penelitian ini dilakukan

sejalan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, yaitu untuk mengetahui

pengaruh model pembelajaran blended learning pada mata pelajaran Sejarah

dalam proses belajar.

2. Tinjauan Pustaka

Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rizki Rahmawati,

Sudiyanto, Sri Sumaryati. [2015] KEEFEKTIFAN PENERAPAN E-LEARNING-

QUIPPERSCHOOL PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSIDI SMA NEGERI

2 SURAKARTA. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) terdapat keefektifan

penerapan e-learning- Quipper School pada pembelajaran akuntansi di SMA

Negeri 2 Surakarta, berdasarkan T-Test atau uji t dua pihak dihasilkan t hitung =

2,825 > ttabel = 2,00 pada taraf signifikansi 5%, (2) Faktor-faktor yang

mendukung keefektifan penerapan e-learning Quipper School yaitu tersedianya

teknologi komunikasi yang semakin canggih dan dapat dimanfaatkan untuk

menunjang proses pembelajaran, efektif dari segi waktu, membuat siswa merasa

Page 9: Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning dalam Mata ... · DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH (Studi Kasus pada Kelas XI SMAN 1 Salatiga) Artikel Ilmiah . Diajukan kepada . Fakultas

senang, penyajian materi pelajaran yang menarik serta mudah dipahami,

penguasaan teknologi informasi siswa yang sudah sangat bagus, dan

ketersediaan laptop dan telepon seluler yang memadai. Faktor-faktor yang

menghambat keefektifan penerapan e-learning-Quipper School yaitu ketersediaan

internet yang belum memadai dan belum menjangkau semua kelas, tidak semua

materi pelajaran cocok untuk diajarkan menggunakan e-learning, dan

ketersediaan laboratorium komputer yang belum memadai [1].

Selanjutnya, hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ferry Dwi

Cahyadi, Suciati, Riezky Maya Probosari. [2011] PENERAPAN BLENDED

LEARNING DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI

IPA 4 PUTRA SMA RSBI PONDOK PESANTREN MODERN ISLAM

ASSALAAM SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Hasil penelitian

menunjukan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata persentase

aspek berpikir kritis dari tes esai, seperti siklus 1 56,82%, siklus 261,93%, siklus 3

68,94% dan siklus 4 75,75%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa 1)

blended learning dapat diterapkan dalam proses pembelajaran biologi, 2)

dicampur pembelajaran bisa digunakan untuk meningkatkan berpikir kritis [2].

Berdasarkan penelitian dan jurnal yang berkaitan, penelitian ini akan

menerapkan pembelajaran blended learning dengan berbantuan media berbasis

online yaitu quipperschool. Diharapkan dengan diterapkannya blended learning

berbantuan quipperschool dapat memberikan pengaruh pada mata pelajaran

Sejarah, memberikan kemudahan dalam proses belajar mengajar guru dan siswa.

Untuk membedakan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang, penelitian

sekarang menerapkan model blended learning dengan media bantu quipperschool

sebagai sarana bantu dalam proses belajar siswa dan guru. Penelitian sekarang

model blended learning diterapkan pada mata pelajaran Sejarah Indonesia untuk

siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Salatiga. Quipperschool sebagai media sarana

membantu memudahkan guru dan siswa, media ini termasuk di dalam e-learning.

E-learning mampu meningkatkan pengalaman belajar sebab siswa dapat belajar

dimanapun dan dalam kondisi apapun selama dirinya terhubung dengan internet

tanpa harus mengikuti pembelajaran tatap muka (face to face learning) [3].

Model blended learning merupakan pencampuran antara online dan

pertemuan tatap muka (face to face meeting) dalam satu aktivitas pembelajaran

[4]. Blended learning juga berarti menggunakan sebuah variasi metode yang

mengombinasikan pertemuan tatap muka langsung di kelas tradisional dan

pengajaran online, memiliki kelebihan yaitu siswa memiliki banyak waktu belajar

dibawah bimbingan oleh guru [5]. Dari pendapat yang ada, dapat disimpulkan

bahwa model blended learning mendukung keuntungan e-learning termasuk

pengurangan biaya, efisiensi waktu, dan kenyamanan tempat untuk siswa dapat

memahami pribadi dalam masalah penting dan dapat memberi motivasi ketika

pembelajaran tatap muka. Pembelajaran blended mengkombinasikan metode

pendidikan konvensional (tatap muka) dengan pembelajaran yang ditunjang

dengan adanya teknologi [6]. Kelebihan model blended learning: (1) Siswa

leluasa untuk mempelajari materi pembelajaran secara mandiri dengan

memanfaatkan materi-materi yang tersedia secara online, (2) Siswa dapat

Page 10: Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning dalam Mata ... · DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH (Studi Kasus pada Kelas XI SMAN 1 Salatiga) Artikel Ilmiah . Diajukan kepada . Fakultas

melakukan diskusi dengan guru maupun siswa begitu juga sebaliknya diluar jam

tatap muka, (3) Guru dapat menambahkan materi maupun meminta siswa untuk

membaca materi atau mengerjakan tes yang dilakukan sebelum pembelajaran, (4)

Guru dapat menyelenggarakan kuis, serta memberikan balikan [7]. Tahapan dalam

merancang dan menyelenggarakan blended learning agar hasilnya optimal, yaitu:

(1) Tetapkan macam dan materi bahan ajar, (2) Tetapkan rancangan dari blended

learning yang digunakan, (3) Tetapkan format dari online learning, misalnya pdf,

atau link yang digunakan, (4) Lakukan uji coba terhadap rancangan yang dibuat,

(5) Menyelenggarakan blended learning dengan baik, (6) Menyiapkan kriteria

untuk melakukan evaluasi pelaksanaan blended learning [7].

Media Pembelajaran adalah alat atau komponen sumber belajar yang

mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang

siswa untuk belajar, menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran

[8]. Media pembelajaran adalah alat atau bentuk stimulus yang berfungsi untuk

menyampaikan pesan pembelajaran. Definisi lain mengenai media pembelajaran

adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan dapat merangsang

pikiran, perasaan dan kemauan untuk terjadinya proses belajar [9]. Media

pembelajaran juga dapat didefinisikan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang

pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sehingga proses

belajar dapat terjadi [10].

QuipperSchool merupakan salah satu media belajar yang dapat

memudahkan siswa dalam belajar dan berbasis online, yang bertujuan

memadukan dan memberdayakan guru dengan siswa secara online, menambah

ilmu pengetahuan, memberikan kemudahan serta pengaruh positif. Banyak konten

dalam quipperschool yang sudah disediakan dan akan digunakan sebagai

pembelajaran sesuai yang diinginkan. Tujuannya adalah untuk menambah

wawasan yang lebih dalam, belajar menjadi lebih menarik karena fitur

quipperschool designya seperti games. QuipperSchool banyak menyediakan

materi pelajaran dan soal yang terdiri atas ribuan topik untuk semua mata

pelajaran kelas X, XI, XII. Setiap kelas dalam quipperschool dapat menampung

hingga 60 siswa dan guru dapat membuat kelas sebanyak yang dibutuhkan.

Melalui quipperschool, seorang pendidik juga dapat: 1) Memantau kegiatan

belajar para siswa (nilai tugas/ PR siswa), 2) Melihat analisa data/grafik

perkembangan diri siswa, 3) Melihat analisa topik mana yang sudah atau belum

dikuasai oleh siswa, 4) Mengirimkan pesan pribadi atau menanggapi pertanyaan

siswa, 5) Membuat pengumuman untuk siswa. Keuntungan menggunakan

quipperschool yaitu bisa diakses dimanapun dan kapanpun, tidak perlu berbayar,

layanan ini gratis, pembelajaran dengan diterapkannya blended learning dibantu

dengan quipperschool menjadi lebih menarik dan mempermudah siswa dalam

belajar [11].

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kombinasi

(mixed methods) dengan model concurrent embedded (campuran tidak

berimbang). Metode kombinasi model concurrent embedded (campuran tidak

Page 11: Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning dalam Mata ... · DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH (Studi Kasus pada Kelas XI SMAN 1 Salatiga) Artikel Ilmiah . Diajukan kepada . Fakultas

berimbang) adalah metode penelitian yang menggabungkan antara metode

penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan cara mencampur kedua metode

tersebut secara tidak seimbang”, dimana metode kuantitatif adalah sebagai metode

primer, sedangkan metode kualitatif sebagai metode sekunder [12]. Rancangan

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimental

Design dengan desain Nonequivalent Control group design yaitu penelitian

eksperimen yang dilaksanakan dilihat perbedaan pencapaian antara kelompok

eksperimen dengan pencapaian kelompok kontrol atau kelompok pembanding.

Bentuk desain penelitian dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Pola Rancangan Penelitian [13]

Keter

angan

:

O1

=pretest kelas eksperimen

O2 =posttest kelas eksperimen

O3 =pretest kelas kontrol

O4

=post

test kelas kontrol

X =perlakuan atau treatment

- =tidak ada perlakuan

Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI

SMA Negeri 1 Salatiga tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah dua kelas dengan

jumlah siswa 64. Sampel yang digunakan adalah kelas XI MIA 5 dan XI MIA 6

yang berjumlah masing-masing 32 siswa. Dalam penelitian ini kelas eksperimen

dan kontrol (kelas MIA 5 dan MIA 6) adalah kelas dengan kegiatan pembelajaran

yang menggunakan metode blended learning berbantuan quipperschool. Kelas

kontrol adalah kelas yang dijadikan pembanding atau diterapkan konvensional.

Penelitian ini terdapat variabel penelitian, variabel penelitian adalah suatu

atribut atau sifat, nilai dari orang lain, obyek atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik

kesimpulannya [14]. Adapun variabel yang digunakan ada dua macam yaitu: 1)

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi faktor penyebab perubahan pada

variabel lain. 2) Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas [15].

Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu (1) Tahap persiapan, (2)

Tahap pelaksanaan, (3) Tahap pengolahan dan analisis data [16].

Tabel 2 Tahapan Penelitian

No. Tahapan Penelitian Keterangan

1. Tahap Persiapan -Menyusun daftar pertanyaan wawancara pra

penelitian

-Wawancara sebelum penelitian

-Studi Literature

-Menentukan populasi dan sampel

-Menyusun wawancara setelah penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan

(treatment)

Posttest

Eksperimen O1 X O2

Kontrol O3 - O4

Page 12: Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning dalam Mata ... · DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH (Studi Kasus pada Kelas XI SMAN 1 Salatiga) Artikel Ilmiah . Diajukan kepada . Fakultas

-Menyusun angket

-Menyiapkan materi dan RPP

-Menyiapkan media (quipperschool)

-Menyusun soal tes

2. Tahap Pelaksanaan -Memberikan tes awal (pretest) kelas kontrol

dan eksperimen

-Memberikan treatment atau perlakuan

-Memberikan tes akhir (posttest) kelas kontrol

dan eksperimen

-Memberikan angket siswa

-Wawancara setelah penelitian

3. Tahap Pengolahan dan

analisis data

-Mengolah hasil pretest

-Mengolah hasil posttest

-Mengolah hasil angket dan wawancara

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi penyusunan

daftar pertanyaan untuk wawancara pra penelitian. Wawancara pra penelitian

dilakukan dengan guru sejarah kelas XI MIA 5, XI MIA 6 dan salah satu siswa.

Studi Literature untuk mengumpulkan referensi mengenai permasalahan yang

akan diteliti. Menentukan populasi dan sampel penelitian yang nantinya akan

diterapkan model pembelajaran blended learning dengan bantuan quipperschool.

Membuat instrument penelitian berupa wawancara setelah penelitian, serta

menyusun angket. Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa materi yang akan

dibahas atau diajarkan dalam penelitian serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP). Menyiapkan media yang akan dipakai guna membantu proses penelitian

yaitu quipperschool serta mendesain supaya cocok dengan tujuan yang

diharapkan. Membuat instrument penelitian berupa tes, tes digunakan untuk

mengukur kemampuan siswa dalam artian evaluasi atau tugas setelah siswa

membaca atau mempelajari materi.

Pada tahap pelaksanaan, siswa diberikan pretest untuk kelas eksperimen

dan kontrol, guna melihat kemampuan siswa atau evaluasi sebelum diberi

perlakuan. Setelah diberi pretest, kemudian diberikan treatment atau perlakuan

pada kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran blended learning

berbantuan quipperschool. Treatment atau perlakuan guna melihat nilai belajar

siswa setelah diberi perlakuan yaitu diberikan posttest. Memberikan angket

kepada siswa yang berisi tanggapan atau respon siswa terhadap model

pembelajaran blended learning yang diterapkan. Melakukan wawancara setelah

penelitian, kemudian merekap atau mengolah skor angket untuk mengetahui

tanggapan siswa dan guru terhadap model pembelajaran yang diterapkan.

Tahapan yang terakhir adalah tahap pengolahan dan analisis data,

mengolah data pretest dan posttest kelas eksperimen dan kontrol, mengolah data

hasil angket, merekap wawancara. Hasil dari tugas atau evaluasi akan

dibandingkan antara sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan

untuk melihat dan menentukan apakah terdapat pengaruh model blended learning

pada mata pelajaran sejarah terhadap peningkatan nilai tugas pada proses belajar

siswa setelah menggunakan model pembelajaran blended learning berbantuan

aplikasi quipperschool sebagai media evaluasi. Langkah selanjutnya menghitung

hasil perhitungan semua data yang dianalisa kemudian diambil kesimpulan

Page 13: Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning dalam Mata ... · DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH (Studi Kasus pada Kelas XI SMAN 1 Salatiga) Artikel Ilmiah . Diajukan kepada . Fakultas

berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data. Pembuatan laporan

penelitian atau penarikan kesimpulan dibuat berdasarkan hasil yang diperoleh

selama penelitian.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara

lain: (1) Metode wawancara digunakan untuk mengetahui informasi mengenai

keadaan awal dan akhir penelitian. Wawancara sebelum penelitian digunakan

untuk mengetahui informasi dari guru mengenai model pembelajaran blended

learning. Wawancara setelah penelitian digunakan untuk mengetahui keadaan

atau hasil setelah diterapkan model pembelajaran blended learning. (2) Metode

test bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa baik pretest dan posttest atau

baik sebelum diberi perlakuan maupun sesudah diberi perlakuan. (3) Metode

angket digunakan untuk dapat mengumpulkan data dari siswa-siswi yang berisi

tanggapan atau respon siswa terhadap model pembelajaran blended learning

berbantuan quipperschool. Adapun Desain pembelajaran blended learning dapat

dilihat pada tabel 3 di bawah ini:

Tabel 1 Desain pembelajaran blended learning (dimodifikasi dari Soekartawi, 2005)

[17].

No. Tahap-tahap

prosespembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan siswa

1 Tahap penetapan materi bahan

ajar

1. Guru menetapkan macam dan materi

bahan ajar, materi dalam wujud buku

cetak panduan maupun LKS

1. Siswa mempersiapkan buku

cetak masing-masing maupun

LKS

2 Tahap menetapkan rancangan

dari blended learning yang

digunakan

2. Rancangan dari blended learning yang

digunakan kerja kelompok

a. Guru menampilkan film pendidikan

terkait dengan tokoh nasionalisme

b. Guru memberikan waktu untuk siswa

berdiskusi

c. Guru menampilkan gambar tokoh-tokoh

nasionalisme dari berbagai Negara

d. Guru mendorong siswa untuk bertanya

hal-hal yang terkait dengan gambar

yang diamati.

e. Guru menampilkan gambar tokoh

Nasionalisme di Indonesia.

f. Guru mendorong siswa untuk bertanya

hal-hal yang terkait dengan gambar

yang diamati.

g. Guru menegaskan kembali topik

Pembelajaran yang akan dibahas pada

hari ini.

h. Guru memberikan pengantar tentang

munculnya nasionalisme di Indonesia

i. Memberi waktu kepada peserta didik

untuk berdiskusi.

Kelompok I mendiskusikan dan

membuat rumusan tentang : Organisasi

Budi Utomo

Kelompok II mendiskusikan dan

2. Siswa diminta untuk

membentuk kelompok

a. Siswa memperhatikan film

pendidikan yang ditayangkan

b. Siswa diberi waktu untuk

berdiskusi menceritakan

kembali apa yang ada dalam

film tersebut

c. Siswa memperhatikan

gambar tokoh-tokoh

nasionalisme yang

ditampilkan

d. Siswa diminta untuk

mengamati gambar tokoh

nasionalisme di Indonesia

e. Siswa diminta untuk

berdiskusi mengenai topik

yang ditentukan

f. Siswa bertanya mengenai hal-

hal yang terkait yang sedang

dibahas

g. Siswa memperhatikan guru

menjelaskan topik yang akan

dibahas

h. Siswa memperhatikan guru

menyampaikan pengantar

materi akar-akar

Page 14: Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning dalam Mata ... · DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH (Studi Kasus pada Kelas XI SMAN 1 Salatiga) Artikel Ilmiah . Diajukan kepada . Fakultas

membuat rumusan Organisasi Sarekat

Islam

Kelompok III mendiskusikan dan

membuat rumusan tentang organisasi

Indische Partij

j. Guru meminta siswa mempresentasikan

hasil diskusi masing-masing kelompok

atau perwakilan

k. Kelompok lain menanggapi dan bertanya

nasionalisme.

i. Siswa berdiskusi secara

berkelompok membahas

topik yang akan dibahas.

j. Siswa mempresentasikan

hasil dari diskusi masing-

masing kelompok

k. Siswa dari kelompok lain

memberikan pertanyaan atau

menanggapi.

3. Tahap penetapan format dari

on-line learning apakah bahan

ajar tersedia dalam format

html (sehingga mudah di cut

dan paste) atau dalam format

PDF (tidak bisa dicut

and paste).

a. Guru memberikan informasi mengenai

alamat website atau link yang akan

dipelajari selanjutnya yaitu

www.quipperschool.com

3. Siswa mendapat informasi

untuk mengakses alamat

website yang akan digunakan

dalam pembelajaran

selanjutnya yaitu

www.quipperschool.com

4 Tahap uji coba terhadap

rancangan yang dibuat

a. Guru meminta siswa untuk mengakses

nya dan mencoba-coba masuk dalam

alamat website nya

4. Siswa mencoba-coba

mengakses dan mempelajari

quipperschool

5 Tahap Menyelenggarakan

blended learning dengan baik

sambil juga menugaskan

instruktur khusus (guru)

5. Mendaftar sebagai akun

a. Guru wajib menjawab ataupun

mengajari siswa yang bertanya

mengenai bagaimana cara membuat

akun quipperschool yang akan dipakai.

b. Guru memberikan pengarahan terhadap

pemakaian website yang digunakan

c. Guru memastikan semua akun siswa

sudah jadi dan dilakukan pengecekan

atau penerimaan kode kelas,dll.

5. Siswa belajar bagaimana cara

membuat akun yang akan

digunakan dalam

pembelajaran selanjutnya,

mengecek atau mendaftar

bagi yang belum mempunyai

akunnya, mengecek bagi yang

sudah pernah log in

sebelumnya.

6. Tahapan persiapan kriteria

untuk melakukan evaluasi

pelaksanaan blended learning

a. Setiap guru mempunyai kriteria

bagaimana blended learning yang

digunakan bisa dikatakan berhasil

b. Semua sudah di desain, materi, soal

evaluasi untuk siswa.

c. Guru meminta siswa untuk melakukan

evaluasi dengan cara mengakses

dalam quipperschool.

6. Siswa diminta untuk mulai

mengerjakan soal evaluasi

yang sudah disediakan di

dalam quipperschool.

Teknik analisis data dalam penelitian ini antara lain : (1) Reduksi data.

(2) Penyajian data. (3) Penarikan kesimpulan. Selain itu juga menggunakan teknik

analisis data Trianggulasi.

4. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan lembar wawancara yang telah dilakukan, kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran blended learning

dilaksanakan selama empat pertemuan. Tahapan dari blended learning ini

memiliki 6 tahapan yang akan dibahas dibawah ini meliputi menetapkan materi

dan bahan ajar, menetapkan rancangan blended learning yang digunakan,

menetapkan format dari online learning, melakukan uji coba terhadap rancangan

Page 15: Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning dalam Mata ... · DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH (Studi Kasus pada Kelas XI SMAN 1 Salatiga) Artikel Ilmiah . Diajukan kepada . Fakultas

yang dibuat, menyelenggarakan blended learning dengan baik, menyiapkan

kriteria untuk melakukan evaluasi pelaksanaan blended learning. Adapun hasil

dari tahapan tersebut mendapat kendala dan solusi. Sebelum masuk ke dalam

penjelasan tahapan, disini ada penjelasan mengenai model blended learning

terlebih dahulu.

Blended learning adalah model pembelajaran yang menggabungkan ciri-

ciri terbaik dari pembelajaran di kelas tatap muka dan ciri-ciri terbaik

pembelajaran online. Ada dua kategori utama dalam blended learning, antara

lain : (1) Peningkatan bentuk aktivitas tatap muka (face to face). Dalam hal ini

blended learning merujuk pada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi

dalam aktivitas tatap muka, baik dengan jejaring (web) misalnya yang tidak

mengubah model aktivitas, (2) pembelajaran campuran (hybrid learning)

pembelajaran model ini mengurangi aktivitas tatap muka tapi tidak

menghilangkannya. Tujuan penerapan blended learning adalah untuk

mendapatkan pembelajaran yang baik dimana metode konvensional

memungkinkan untuk melakukan pembelajaran, sedangkan metode online dapat

memberikan materi secara online tanpa batasan ruang dan waktu sehingga dapat

dicapai pembelajaran yang maksimal. Blended learning menjadi sangat penting

dan dibutuhkan pada saat: (a) Proses belajar mengajar tidak hanya tatap muka,

namun menambah waktu pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi dunia

maya, (b) mempermudah dan mempercepat proses komunikasi non-stop antara

pengajar dan siswa, (c) siswa dan pengajar dapat diposisikan sebagai pihak yang

belajar, (d) membantu proses percepatan pengajaran. Alasan dalam pemilihan

blended learning adalah (1) Siswa leluasa untuk mempelajari materi

pembelajaran secara mandiri dengan memanfaatkan materi-materi yang tersedia

secara online, (2) Siswa dapat melakukan diskusi dengan guru maupun sebaiknya

diluar jam tatap muka, (3) Guru dapat menambahkan materi maupun meminta

siswa untuk membaca materi atau mengerjakan tes yang dilakukan sebelum

pembelajaran, (4) Guru dapat menyelenggarakan kuis, dan memberikan balikan.

Tahapan dari blended learning ini memiliki 6 tahapan, meliputi

menetapkan materi dan bahan ajar, menetapkan rancangan blended learning yang

digunakan, menetapkan format dari online learning, melakukan uji coba terhadap

rancangan yang dibuat, menyelenggarakan blended learning dengan baik,

menyiapkan kriteria untuk melakukan evaluasi pelaksanaan blended learning.

Adapun hasil dari tahapan tersebut mendapat kendala dan solusi.

Tahapan yang pertama adalah Menerapkan materi bahan ajar, guru

menentukan bahan ajar yang dapat dipelajari sendiri oleh siswa, bahan ajar yang

dapat dipelajari dengan berinteraksi melalui tatap muka. Dalam pertemuan

pertama guru dan siswa melakukan pembelajaran dengan menggunakan bahan

ajar secara tatap muka di kelas. Materi dan bahan ajar yang digunakan yaitu LKS,

buku materi sejarah, dan sumber lain dari internet yang sudah guru persiapkan

untuk siswa. Bahan ajar yang dapat dipelajari oleh siswa yaitu, guru memberikan

pengumuman untuk belajar atau mempelajari materi selanjutnya dirumah sebelum

dibahas atau sebelum guru menjelaskan. Kendala yang dialami pada tahapan

pertama, yaitu siswa bermalas-malasan mendengarkan penjelasan materi yang

disampaikan guru melalui buku materi sejarah. Untuk mengatasi hal tersebut,

Page 16: Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning dalam Mata ... · DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH (Studi Kasus pada Kelas XI SMAN 1 Salatiga) Artikel Ilmiah . Diajukan kepada . Fakultas

guru melakukan variasi melewati cerita-cerita humor supaya siswa semangat

belajar lagi, siswa menyimak cerita guru, begitu cerita selesai, guru mengajak

untuk kembali ke materi yang tadi disampaikan.

Tahapan kedua, Menetapkan rancangan blended learning yang digunakan.

Pada tahapan ini guru meminta siswa untuk berdiskusi dengan kelompok. Dalam

membentuk kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5-7 siswa. Guru menampilkan

gambar-gambar tokoh nasionalisme dan film dokumenter nasionalisme. Guru

meminta siswa untuk berdiskusi menganalisis atau menceritakan kembali film

yang mereka tonton. Kendala yang dialami pada tahapan ini yaitu, masih ada

siswa yang mengobrol atau cerita diluar konten yang sedang di diskusikan. Untuk

mengatasi hal ini, siswa diberi waktu yang minim atau siswa yang mengobrol

diluar konten ditunjuk untuk maju menyampaikan analisis yang dikerjakan atau

menyampaikan hasil dari diskusi kelompoknya.

Tahapan ketiga, Menetapkan format dari pembelajaran online- apakah

bahan ajar tersedia dalam format HTML (sehingga mudah di cut dan paste) atau

dalam format PDF (tidak bisa di cut atau paste). Karena pembelajaran online yang

digunakan menggunakan jaringan internet, guru meminta siswa untuk

mengaksesnya di rumah supaya bisa dicoba dulu sebelum guru menjelaskan di

kelas. Guru meminta siswa untuk membuat akun quipperschool yang akan dipakai

dalam evaluasi pembelajaran.

Tahapan ke empat, Melakukan uji coba pada rancangan yang dibuat, guru

mengecek apakah akun yang dibuat serta materi atau soal yang sudah dirancang

bisa diakses dan tidak ada gangguan. Tahapan kelima, Menyelenggarakan

blended learning dengan baik, siswa banyak yang bertanya bagaimana melakukan

pendaftaran sebagai peserta, bagaimana siswa melakukan akses terhadap bahan

ajar. Guru menjelaskan apa yang ditanyakan siswa dan melakukan praktik guna

siswa mengerti bagaimana caranya login, serta mengakses materi dan tugas yang

diberikan oleh guru. Dalam pertemuan ini, guru meminta siswa untuk membaca

materi yang sudah guru upload di dalam quipperschool. Dengan cara siswa masuk

terlebih dahulu lewat akun yang sudah dibuat. Kendala yang ditemui yaitu tidak

semua siswa mempunyai koneksi internet di rumah. Untuk mengatasi hal tersebut,

perwakilan siswa dilaksanakan minimal satu siswa mengakses mewakili

kelompok.

Tahapan keenam, Menyiapkan kriteria evaluasi pelaksanaan blended

learning. Kriteria disini guru menyiapkan isi materi yang sesuai dengan kualitas

pembelajaran dalam arti tidak keluar dari konten pembelajaran. Guru memandu

siswa untuk mengakses quipperschool dan siswa melakukan evaluasi secara

berkelompok atau mengerjakan tugas sesuai dengan apa yang ada dan

diperintahkan disitu. Alasan menggunakan quipperschool adalah untuk

mempermudah siswa dalam belajar.

Menurut salah satu siswa tahapan evaluasi ini cukup menyenangkan karena

berhubungan dengan komputer dan internet. Melihat fitur nuansa pedesaan seperti

tampilan games membuat siswa semangat dalam belajar dengan mengguakan

quipperschool. Quipperschool merupakan salah satu media belajar yang

memudahkan siswa yang berbasis online, yang bertujuan memadukan dan

memberdayakan guru dengan siswa secara online, memberikan kemudahan dalam

Page 17: Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning dalam Mata ... · DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH (Studi Kasus pada Kelas XI SMAN 1 Salatiga) Artikel Ilmiah . Diajukan kepada . Fakultas

belajar. Pembelajaran yang dilakukan dengan memadukan sistem online dan tatap

muka. Proporsi substansi konten menggunakan online, kadang menggunakan

diskusi dan kadang menggunakan pertemuan tatap muka yaitu 30 sampai 79%

diskusi dan face to face dan 30% kontennya disampaikan online [20]. Adapun

desain pembelajaran dengan quipperschool:

Gambar 1 Tampilan soal

Pada gambar 1 menunjukkan tampilan soal yang dirancang oleh guru dalam

quipperschool. Soal terdiri dari 25 nomor. Siswa diberi waktu untuk mengerjakan

soal, soal ini guna untuk evaluasi siswa setelah mengalami proses belajar. Soal

dikerjakan secara berdiskusi dalam kelompok dan salah satu mengaksesnya untuk

mewakili kelompok. Di dalam soal sudah tersedia pilihan ganda, supaya

mempermudah siswa menemukan jawabannya. Karena pilihan jawaban yang

disediakan a-e saja, jadi tidak keluar dari pilihan yang tersedia.

Gambar 2 Tampilan materi

Pada gambar 2 menunjukkan tampilan materi yang guru upload untuk siswa

bertujuan siswa dapat mandiri membacanya. Materi disediakan dalam format ppt,

pdf, juga doc. Tinggal membaca dan mempelajarinya.

Page 18: Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning dalam Mata ... · DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH (Studi Kasus pada Kelas XI SMAN 1 Salatiga) Artikel Ilmiah . Diajukan kepada . Fakultas

Gambar 3 Grade perkembangan siswa

Pada gambar 3, guru juga dapat melihat perkembangan siswanya. Melalui

grade dan ada tanda bintang kuning yang mengatakan terkuasai topik yang

dikerjakan bila nilainya mendapat 100.

Gambar 4 Guru melihat siswa atau memantau topik yang dikuasai

Pada gambar 4, selain guru dapat melihat perkembangan siswanya, guru

juga dapat memantau topik mana yang sudah dikuasai atau belum oleh siswanya.

Gambar 5 Tampilan grup

Pada gambar 5, guru juga bisa membuat grup di dalam quipperschool untuk

memasukkan anggotanya yaitu siswanya. Di dalam grup disitu tempat untuk

sharing siswa dengan guru begitu juga sebaliknya. Tujuan dibuat grup yaitu

supaya siswa mudah dalam melakukan diskusi dengan guru tanpa harus bertatap

muka langsung.

Gambar 6 Tampilan guru memberikan pengumuman

Pada gambar 6, guru juga dapat memberikan pengumuman kepada siswanya

tanpa bertemu langsung atau bertatap muka. Tujuan dari pengumuman adalah

guru dapat menginformasikan pengumuman mengenai tugas atau sub bab materi

yang harus dipelajari siswa dirumah.

Page 19: Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning dalam Mata ... · DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH (Studi Kasus pada Kelas XI SMAN 1 Salatiga) Artikel Ilmiah . Diajukan kepada . Fakultas

Gambar 7 Tampilan pesan pribadi guru dan siswa

Pada gambar 7, guru dan siswa juga dapat melakukan pengiriman pesan

secara pribadi baik mengingatkan tugas yang belum terkumpul ataupun mengenai

hal yang bisa diwakilkan kepada salah satu ketua kelas. Misalnya pengumuman

untuk satu kelas hanya ketua kelas yang diberitahu untuk menyampaikannya

kepada teman sekelas. Kendala yang ditemukan pada saat diterapkannya model

pembelajaran blended learning di kelas antara lain, siswa masih butuh waktu

selama proses berdiskusi karena siswa begitu aktif dalam memanfaatkan waktu.

Siswa banyak mengajukan pertanyaan ketika proses diskusi berlangsung. Siswa

juga membutuhkan pendapat dari kelompok lain juga dari guru dalam proses

belajar selama dikelas. Cara mengatasi kendala yang ditemui, misalnya dengan

penambahan waktu diluar jam pelajaran supaya siswa dan guru bisa dengan

leluasa dalam bertukar pendapat dan saling berdiskusi antara siswa dan guru

ataupun sebaliknya untuk mendapatkan umpan balik. Berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan, data yang dibutuhkan akan diproses dan dikumpulkan untuk

menjawab permasalahan penelitian yang telah dikemukakan.

Dengan tahapan metode blended learning yang diterapkan terhadap

penggunaan media quipperschool diharapkan dapat berpengaruh terhadap nilai

belajar siswa. Dalam hal ini, tahapan-tahapan blended learning dapat membantu

dalam proses belajar siswa dalam memahami dan memanfaatkan aplikasi

quipperschool dalam pembelajaran. Dengan pemilihan blended learning, siswa

lebih leluasa untuk mempelajari materi secara tatap muka maupun secara online,

sehingga dalam penelitian ini diterapkan quipperschool, karena quipperschool

bisa diakses dimanapun, kapanpun dan dalam kondisi apapun, layanan ini tidak

perlu berbayar, dan juga gratis. Dari penjelasan yang telah dikemukakan, dalam

hal ini blended learning diintegrasikan dengan quipperschool karena blended

learning menggabungkan ciri-ciri terbaik pembelajaran online untuk

meningkatkan pelajaran mandiri secara aktif oleh peserta didik dan mengurangi

jumlah waktu tatap muka di kelas.

Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan test

hasil tugas atau evaluasi tugas siswa diperoleh dari soal pilihan ganda dan analisis

film sebanyak 25 soal. Hasil penelitian eksperimen yang dilakukan telah

menyelesaikan masalah nilai belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah Indonesia

di SMA N 1 Salatiga. Untuk melihat nilai belajar siswa sebelum dan sesudah

diberi perlakuan (treatment), maka perlu dilakukan pengolahan dan analisis data

terhadap nilai pretest dan posttest. Diperoleh pada nilai pretest kelas eksperimen

sebesar 56.88 dan kelas kontrol sebesar 51.18, sedangkan untuk hasil posttest

Page 20: Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning dalam Mata ... · DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH (Studi Kasus pada Kelas XI SMAN 1 Salatiga) Artikel Ilmiah . Diajukan kepada . Fakultas

kelas eksperimen sebesar 91.56 dan kelas kontrol sebesar 78.59. Dari data tersebut

terlihat bahwa terdapat peningkatan nilai belajar siswa pada kelas ekperimen dan

kontrol. Berikut dapat dilihat perbedaan dalam grafik dibawah ini:

Grafik 1 Perbedaan hasil nilai pretest-posttest pada kelas kontrol dan eksperimen

Pembelajaran dengan menerapkan model blended learning berbantuan

quipperschool dapat dijadikan salah satu alternatif guru dalam pembelajaran

sehingga siswa dapat aktif dan meraih nilai yang diinginkan. Selain dari nilai rata-

rata pretest posttest siswa, untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran yang

telah diberikan, digunakan pula analisis ketuntasan belajar. Secara individual,

siswa dinyatakan tuntas apabila nilai belajar siswa melebihi KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan sekolah yaitu 75. Tingkat ketuntasan

siswa pada kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada grafik 2.

Grafik 2 Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa

Dari grafik 2 terlihat bahwa pada kelas eksperimen sebanyak 32 siswa

dinyatakan tuntas belajar atau memenuhi KKM yaitu sebesar 100%. Sedangkan

pada kelas kontrol sebanyak 27 siswa dinyatakan tuntas belajar atau memenuhi

KKM yaitu sebesar 84,38%, sehingga dapat disimpulkan bahwa setelah proses

pembelajaran dilaksanakan dengan memberi perlakuan (treatment) berupa

penerapan model blended learning berbantuan quipperschool pada kelas

eksperimen dan penggunaan metode pembelajaran konvensional pada kelas

kontrol, tingkat ketuntasan belajar pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada

kelas kontrol. Rata-rata nilai belajar siswa yang meningkat berpengaruh terhadap

naiknya tingkat ketuntasan belajar siswa di kelas eksperimen.

Page 21: Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning dalam Mata ... · DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH (Studi Kasus pada Kelas XI SMAN 1 Salatiga) Artikel Ilmiah . Diajukan kepada . Fakultas

Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan

angket/kuesioner yang diberikan terhadap responden siswa.

Hasil yang diperoleh dari respon atau tanggapan siswa terhadap

pembelajaran yang menggunakan model blended learning berbantuan

quipperschool yaitu: Tanggapan siswa terhadap model pembelajaran blended

learning, pada rerata prosentase siswa yang setuju dan siswa yang sangat setuju

memperoleh 74.36% atau sebesar 24 siswa dari 32 siswa. Dapat disimpulkan dari

24 siswa menyenangi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

blended learning berbantuan quipperschool. Sebesar 25.47% dari 32 siswa, yaitu

sebesar 8 siswa yang tidak setuju dan sangat tidak setuju dengan pembelajaran

menggunakan model blended learning berbantuan quipperschool. Dengan

perbedaan yang ada, siswa tidak setuju dan tidak menyenangi dengan penerapan

model blended learning dengan alasan jika hanya berdiskusi tanpa variasi lain,

menurut siswa adalah hal yang biasa. Dengan model blended learning, siswa

sangat menyukai berkreativitas dengan teknologi baru seperti online learning. Hal

ini diketahui siswa masih asing terhadap model pembelajaran blended learning.

Prosentase siswa yang setuju dan sangat setuju masih lebih tinggi dari pada

prosentase siswa yang sangat tidak setuju, maupun tidak setuju. Hal ini

membuktikan bahwa banyak siswa yang menyenangi pembelajaran yang

menggunakan model pembelajaran blended learning.

Adapun tanggapan guru TIK kelas XI dari wawancara yang telah

dilakukan, bahwa model pembelajaran blended learning berbantuan

quipperschool sebagai media sarana membantu dalam proses belajar siswa. Dalam

hal ini, model pembelajaran yang mampu mengajarkan siswa belajar mandiri

secara berkreativitas memunculkan ide baru, berkelompok serta mengeluarkan

pendapat sehingga dapat memanajemen waktu dengan baik untuk mempelajari

materi Sejarah kelas XI. Daalm hal ini, sejalan dengan tanggapan siswa bahwa

lebih menyenangkan dan lebih mudah dalam belajar maupun memahami materi

pelajaran dengan model pembelajaran blended learning berbantuan quipperschool

sebagai media sarana membantu proses belajar siswa tanpa harus bertatap muka

dengan guru, siswa bisa mempelajari materi di dalam quipperschool tetapi tidak

meghilangkan unsur tatap muka.

Setuju dan

sangat

setuju

Tidak

setuju dan

sangat tidak

setuju

74.36 %

(24 siswa)

25.47%

(8 siswa)

Page 22: Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning dalam Mata ... · DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH (Studi Kasus pada Kelas XI SMAN 1 Salatiga) Artikel Ilmiah . Diajukan kepada . Fakultas

Terkait dengan tanggapan terhadap model pembelajaran blended

learning, guru mengatakan bahwa siswa menjadi lebih semangat dalam

mengikuti pembelajaran sejarah, aktif dalam berdiskusi kelompok maupun

bertukar pendapat dalam mempelajari materi. Hal tersebut sejalan dengan

tanggapan siswa bahwa mereka menjadi lebih aktif dan berani menyampaikan

pendapat dalam berdiskusi. Dalam kegiatan diskusi kelompok di kelas tatap muka

maupun dalam mempelajari materi secara mandiri untuk evaluasi setelah

membaca materi yang diberikan guru atau sudah disediakan guru di dalam

quipperschool.

Mengenai ketertarikan terhadap model pembelajaran, guru mengatakan

bahwa siswa tertarik dan antusias terhadap model pembelajaran blended learning

berbantuan quipperschool, karena siswa menjadi senang dalam berargumen

mengeluarkan pendapat mereka dengan anggota kelompok secara langsung

maupun melalui quipperschool tanpa harus guru memancing siswa dengan

menunjuk maupun melemparkan pertanyaan. Hal ini sejalan dengan tanggapan

siswa bahwa belajar berbantu quipperschool merupakan kegiatan pembelajaran

yang menarik karena mereka dapat berdiskusi kelompok secara langsung dan bisa

bertukar pendapat melalui fitur yang sudah ada dalam quipperschool. Terkait

dengan rasa senang, guru mengakui bahwa siswa terlibat dalam diskusi dan

antusias dalam proses pembelajaran yang dilakukan tidak hanya berpusat pada

guru, tetapi siswa dapat berlatih mempelajari materi atau mengerjakan tugas

dengan mandiri maupun berkelompok dengan santai dan tidak ada tekanan akibat

banyaknya materi yang belum sempat masuk dalam kepala. Hal ini sejalan dengan

tanggapan siswa yang merasa senang, nyaman dan tidak membosankan.

5. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan

bahwa melalui penerapan model blended learning berbantuan quipperschool pada

mata pelajaran sejarah dapat memberikan pengaruh terhadap proses belajar untuk

kelas XI SMAN 1 Salatiga. Dengan masalah yang ada dalam penelitian, yaitu

banyaknya materi pelajaran sejarah sehingga tidak memungkinkan untuk

diselesaikan di kelas, kemudian dicari solusi yaitu dengan menerapkan model

pembelajaran blended learning berbantu quipperschool dapat mengatasi masalah

yang ada dalam penelitian.

6. Saran

Untuk menyempurnakan penelitian ini, disarankan agar dapat dipergunakan

pelaksanaan model pembelajaran blended learning berbantuan quipperschool

pada mata pelajaran lain supaya dapat dilanjutkan sebagai program untuk

meningkatkan hasil belajar dan dan menambah variasi pada proses pembelajaran

yang dilakukan. Bagi penelitian yang akan datang, disarankan untuk

memanfaatkan teknologi baru guna memperbaiki mutu pendidikan.

Page 23: Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning dalam Mata ... · DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH (Studi Kasus pada Kelas XI SMAN 1 Salatiga) Artikel Ilmiah . Diajukan kepada . Fakultas

7. Daftar Pustaka

[1] Rizki Rahmawati, Sudiyanto, Sri Sumaryati. (2015). KEEFEKTIFAN

PENERAPAN E-LEARNING-QUIPPER SCHOOL PADA

PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMA NEGERI 2 SURAKARTA. Jurnal

“Tata Arta” UNS, Vol. 1, No. 1, hlm. 1-12. Surakarta : FKIP Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

[2] Ferry Dwi Cahyadi. (2011). PENERAPAN BLENDED LEARNING

DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI IPA 4 PUTRA

SMA RSBI PONDOK PESANTREN MODERN ISLAM ASSALAAM

SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Jurnal Volume 4, Nomor

1, halaman 15-22. Surakarta : FKIP UNS.

[3] Castle, SR. & McGuire, CJ. 2010. An analysis of student self

assessment of online, blended, and face to face learning environments:

implication for sustainable education delivery. (Versi elektronik). Journal

of International Education Studies., vol 3 no 3, 36.

[4] Mujiyanto. 2012. Pengaruh Model Blended Learning terhadap Pemahaman

Konsep Ditinjau dari Penalaran Formal Siswa Kelas X SMA Negeri 1

Balikpapan. Thesis tidak diterbitkan, Malang: PPs UM.

[5] Rahayu, E.S., & Nuryata, I.M. 2010. Pembelajaran Masa Kini. Jakarta:

Sekarmita Training publishing.

[6] Uzun, A. & Senturk, A. 2010. Blending Makes the difference: Comparison

of Blended and Traditional Instruction on Students Performance and

Attitudes in Computer Literacy. Contemporary Educational

Technology,(Online), 1 (3): 196-207,

(http://cedtech.net/articles/13/131.pdf), diakses tanggal 2 Januari 2012.

[7] Soekartawi. 2005. Issues e-Learning/Web-BasedLearning/Distance

Learning dan Kemungkinan Pelaksanaannya di Indonesia. Seminar

Nasional Pendidikan, Universitas Islam Sumatera Utara, Medan, 2 April

2005. Mengambil dalam

https://www.academia.edu/5612646/BLENDED_LEARNING_EKOLOGI

[8] Arsyad,Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada

[9] Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung:

ALFABETA

[10] Musfiqon, (2012). Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran.

Jakarta: Prestasi Pustaka.

[11] http://www.quipperschool.com/id/signup.html

[12] Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung

: Alfabeta.

[13] Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Page 24: Penerapan Model Pembelajaran Blended Learning dalam Mata ... · DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH (Studi Kasus pada Kelas XI SMAN 1 Salatiga) Artikel Ilmiah . Diajukan kepada . Fakultas

[14] Widoyoko, Eko, Putro. (2013). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

[15] Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

[16] Munari. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW)

Berbantu Fan Page (Facebook) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar

Siswa Mata Pelajaran TIK Kelas IX SMPN 1 Tengaran. Salatiga :

Universitas Kristen Satya Wacana.

[17] Soekartawi. 2005. Issues e-Learning/Web-BasedLearning/Distance

Learning dan Kemungkinan Pelaksanaannya di Indonesia. Seminar

Nasional Pendidikan, Universitas Islam Sumatera Utara, Medan, 2 April

2005. Mengambil dalam

https://www.academia.edu/5612646/BLENDED_LEARNING_EKOLOGI