penerapan kebijakan keberlanjutan kelapa sawit musim mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya....

43
1 Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas Laporan Diagnostik Verifikasi Musim Mas di Provinsi Sumatera Selatan – Indonesia 2017 RA-Cert Division Headquarters 65 Millet St. Suite 201 Richmond, VT 05477 USA Tel: 802-434-5491 Fax: 802-434-3116 www.rainforest-alliance.org Contact Person: Lita Natasastra Email: [email protected] Tanggal Final Laporan : 6 February 2018 Disiapkan oleh : Tim Assurance Rainforest Alliance

Upload: trankhue

Post on 11-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

1

Penerapan Kebijakan Keberlanjutan

Kelapa Sawit Musim Mas

Laporan Diagnostik Verifikasi Musim Mas di

Provinsi Sumatera Selatan – Indonesia 2017

RA-Cert Division Headquarters 65 Millet St. Suite 201

Richmond, VT 05477 USA Tel: 802-434-5491 Fax: 802-434-3116

www.rainforest-alliance.org

Contact Person: Lita Natasastra

Email: [email protected]

Tanggal Final Laporan : 6 February 2018

Disiapkan oleh : Tim Assurance Rainforest Alliance

Page 2: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

2

Pendahuluan

Laporan ini menyajikan hasil evaluasi auditor Rainforest Alliance yang telah mengevaluasi sistem

dan kinerja perusahaan di wilayah Sumatera Selatan terhadap standar yang berlaku.

Rainforest Alliance mendirikan program SmartWood sebelumnya pada tahun 1989 untuk

mengesahkan praktik kehutanan yang bertanggung jawab, dan telah berkembang dengan

menyediakan berbagai layanan auditing. Layanan sertifikasi dan audit Rainforest Alliance

dikelola dan dilaksanakan di dalam Divisi RA-Cert-nya. Semua personil terkait yang bertanggung

jawab atas keputusan evaluasi, evaluasi, dan sertifikasi / verifikasi / validasi berada di bawah

Divisi RA-Cert, yang selanjutnya disebut Rainforest Alliance atau RA.

Resolusi perselisihan: Jika klien Rainforest Alliance bertemu dengan organisasi atau individu

yang memiliki kekhawatiran atau komentar tentang Rainforest Alliance dan layanannya, pihak-

pihak ini sangat dianjurkan untuk menghubungi kantor pusat Rainforest Alliance secara

langsung. Keluhan formal atau pertimbangan lain terkait dengan keluhan harus dikirim secara

tertulis.

Untuk laporan ini, kontak Anda adalah:

Lita Natasastra

[email protected]

Page 3: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

3

Ringkasan Eksekutif

Musim Mas (MM) mengumumkan Kebijakan Keberlanjutan (Sustainability Palm Oil Policy) pada

bulan Desember 2014 dengan komitmen untuk membawa manfaat bagi masyarakat,

mempromosikan dampak lingkungan yang positif, dan sepenuhnya mematuhi hukum lokal,

nasional dan Internasional, serta kemamputelusuran bahan baku sampai pada tingkat pabrik

kelapa sawit dan perkebunan. Sejak diluncurkannya, Kebijakan tersebut segera berlaku untuk

seluruh operasi MM maupun semua pemasok pihak ketiga. Musim Mas meminta pabrik

pemasok dan pemasok TBS mereka untuk memenuhi komitmen kebijakan keberlanjutan kelapa

sawit MM, namun mengakui bahwa kepatuhan akan memerlukan proses keterlibatan yang

konstruktif dengan pabrik dan perusahaan induknya. Komponen penting dari keterlibatan ini

adalah memberikan program verifikasi tingkat pabrik.

Musim Mas menugaskan Rainforest Alliance untuk melaksanakan program verifikasi tingkat

pabrik. Program verifikasi menilai kinerja pabrik yang berisiko tinggi, terhadap komitmen

kebijakan Musim Mas, baik untuk menyoroti area di mana perbaikan diperlukan untuk

menutup kesenjangan kepatuhan, dan untuk menginformasikan strategi keterlibatan di tingkat

perusahaan pemasok. Tujuan lain dari verifikasi ini adalah untuk membantu mengidentifikasi

tantangan untuk menuju prinsip-prinsip berkelanjutan yang menginformasikan perencanaan

intervensi yang akan dilakukan oleh Musim Mas di seluruh lanskap yang diprioritaskan.

Musim Mas menargetkan sepuluh verifikasi di Indonesia pada tahun 2017, yang berlokasi di

kabupaten prioritas di provinsi Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan, Indonesia, namun

sebagian besar berlokasi di Provinsi Sumatera Selatan.Tujuh dari verifikasi telah selesai sampai

saat ini, dengan tiga lagi direncanakan di awal tahun 2018. Kabupaten prioritas di Provinsi

Sumatera Selatan untuk Musim Mas tahun 2017 ini adalah: Musi Banyuasin, Banyuasin dan

Musirawas yang dipilih berdasarkan resiko lingkungan dan volume sumber Tandan Buah Segar

(TBS). Laporan diagnostik ini mencakup enam pabrik yang berlokasi di kabupaten prioritas di

provinsi Sumatera Selatan.

Laporan diagnostik ini memberikan masukan yang akan memungkinkan Musim Mas untuk

mengembangkan pendekatan strategis untuk mengatasi masalah yang diangkat pada tingkat

lanskap. Laporan ini bertujuan untuk menggabungkan observasi dari verifikasi lapangan dengan

pengetahuan tentang prakarsa pelengkap di provinsi Sumatera Selatan, sebagai dasar untuk

merencanakan intervensi. Diagnostik disajikan dalam tiga bagian:

1. Analisis kesesuaian performa Pabrik Kelapa Sawit (PKS) terhadap indikator Kebijakan

Keberlanjutan Musim Mas melalui program verifikasi oleh Rainforest Alliance, untuk

enam PKS.

2. Analisis terhadap tantangan yang dihadapi oleh PKS di tingkat lanskap yang

diidentifikasi melalui desktop review.

3. Tinjauan singkat terhadap prakarsa atau program yang ada di provinsi Sumatera

Selatan yang dianggap relevan untuk menangani tantangan yang telah teridentifikasi.

Pelaksanaan verifikasi telah berjalan seperti yang direncanakan di Sumatera Selatan, dengan

tujuan meninjau komitmen pemasok terhadap Kebijakan Keberlanjutan Musim Mas. Hasil

verifikasi lapangan terhadap keenam PKS menunjukan bahwa PKS yang dikunjungi belum

familiar dengan Kebijakan Keberlanjutan Musim Mas dan belum mengadopsi ke dalam

Page 4: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

4

kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode komunikasi untuk

menyampaikan Kebijakan Keberlanjutan Musim Mas dengan langsung berkomunikasi dengan

staf pemasok Musim Mas yang bertanggungjawab terhadap implementasi Kebijakan

Keberlanjutan sehingga mereka dapat memahami prinsip-prinsip Keberlanjutan untuk

mengembangkan program-program yang dapat mendukung pemenuhan kesesuaian standar

Keberlanjutan termasuk namun tidak terbatas Kebijakan Keberlanjutan Musim Mas.

Laporan diagnostik ini memberikan dasar yang solid untuk keterlibatan Musim Mas dengan

pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018 dan seterusnya mengenai penerapan

persyaratan kritis akan keberlanjutan , yang disajikan secara berurutan mulai dari persentase

ketidaksesuaian yang paling tinggi ke yang paling rendah terhadap delapan prinsip Kebijakan

Keberlanjutan Musim Mas yaitu; (1) emisi GRK, (2) deforestasi, (3) pengelolaan dampak

lingkungan, (4) kepemilikan lahan dan legislasi, (5) kepatuhan sosial, (6) ketertelusuran TBS, (7)

pengelolaan lahan gambut dan (8) penggunaan api. Tiga prinsip dengan tingkat

ketidaksesuaian tertinggi adalah emisi GRK, deforestasi, dan pengelolaan dampak lingkungan,

bahkan performa ketiga prinsip tersebut di lingkup rantai pasok menunjukan zero compliance

(diagram 02, halaman 16). Tidak ditemukan ketiaksesuaian major pada pengelolaan lahan

gambut atau penggunaan api.

Laporan diagnostik ini juga menampilkan rekomendasi-rekomendasi dari Rainforest Alliance

terkait isu-isu ketidaksesuaian major dan tantangan terkait isu keberlanjutan yang lebih luas

pada tingkat lanskap. Rekomendasi tersebut nantinya dapat digunakan oleh Musim Mas

sebagai pertimbangan untuk memutuskan rekomendasi mana yang dapat dijalankan Musim

Mas dan rekomendasi yang dapat dijalankan melalui kolaborasi bersama organisasi

kemasyarakatan atau pemerintah Indonesia atas prakarsa yang ada pada tingkat lanskap yang

telah diidentifikasi.

Deforestasi, Kepemilikan Lahan dan Legislasi dan Rantai Pasokan

Sebagian besar tutupan lahan di kedua Kabupaten prioritas Musim Mas di Provinsi Sumatera

Selatan merupakan kawasan hutan, dan tidak kurang dari 45% merupakan kawasan konservasi

(hutan lindung, taman nasional, suaka margasatwa). Hal ini diperoleh dengan hasil verifikasi

keenam PKS yang menunjukan performa rantai pasokan untuk prinsip deforestasi mencapai

ketidaksesuaian Major 58% dan sisanya 42% merupakan ketidaksesuaian minor (diagram 02,

halaman 16). Selanjutnya, ketidaksesuaian major pada indicator kepemilikan lahan dan legislasi

adalah sebesar 29%; dan ketidaksesuaian minor sebesar 48% (diagram 02, halaman 16).

Berdasakan temuan ini, identifikasi area SKT dan NKT dan monitoring serta pengelolaannya

sebaiknya menjadi prioritas untuk memastikan semua kebun yang dikelola setiap PKS

mendapatkan hak guna usaha (HGU) dan petani pemasok mendapatkan sertifikat kepemilikan

untuk membuktikan legalitas lahannya.

Hasil Analisa atas basis pasokan keenam PKS di Sumatera Selatan menunjukan bahwa sebagian

besar pemasok TBS sangat tergantung oleh pemasok atau pedagang TBS (30.2% atau hampir

sepertiga dari pasokan TBS), dimana hal ini mengindikasikan bahwa basis pasokan TBS memiliki

resiko besar dalam ketidaksesuaian pada indikator ketelusuran (lihat bagian 2.3). Temuan ini

didukung oleh hasil verifikasi performa keenam PKS terkait indikator rantai pasokan yang

menunjukkan 23% major dan 47% kesesuaian minor (diagram 01, halaman 15). Terkait dengan

resiko tinggi keterlusuran pada profil lanskap dari kabupaten prioritas di Sumatera Selatan,

maka pemenuhan persyaratan pada prinsip deforestasi, kepemilikan lahan dan legislasi dan

rantai pasokan menjadi prioritas:

Page 5: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

5

1. Perlunya mengembangkan teknik yang secara praktis dapat diterapkan oleh pemasok

pihak ketiga baik oleh petani besar ataupun petani kecil untuk melakukan identifikasi area

HCS, area HCV, dan identifikasi dampak sosial dan lingkungan.

2. Perlunya mengembangkan basis data yang memberikan informasi tingkat resiko kebun

sumber TBS terkait deforestasi, kawasan konservasi, kebakaran, dan gambut per wilayah

administratif seperti desa atau kecamatan. Basis data ini diharapkan dapat digunakan

secara praktis oleh PKS pemasok Musim Mas untuk mengidentifikasi tingkat resiko

pemasok TBS pihak ketiga mereka dan menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan

atau menerima pemasok TBS pihak ketiga. Jika kegiatan ini direplikasi di beberapa wilayah

lainnya, akan terbentuk profil pada masing-masing wilayah.

3. Perlunya mengembangkan mekanisme yang dapat diterapkan oleh PKS untuk memastikan

pemasok TBS pihak ketiga menerapkan komitmen mereka terkait larangan TBS ilegal.

Emisi Gas Rumah Kaca dan Pengelolaan Dampak Lingkungan

Ketidaksesuaian operasional pabrik dan pengelolaan rantai pasok terhadap prinsip emisi gas

rumah kaca paling tinggi, pada lingkup operasional pabrik ketidaksesuaian Major emisi GRK

adalah 42% (diagram 01, halaman 15) sementara pada lingkup pengelolaan rantai pasokan

persentase ketidaksesuaian Major mencapai 92% (diagram 02, halaman 16). Ketidaksesuaian

terhadap prinsip pengelolaan dampak lingkungan terlihat tinggi untuk performa rantai pasok,

dengan ketidaksesuaian Major adalah 33% dan ketidaksesuaian minor 67% (diagram 02,

halaman 16). Hasil verifikasi di lapangan menunjukkan bahwa pemenuhan terhadap prinsip ini

belum menjadi prioritas dan beberapa PKS belum memiliki kapasitas dan pengetahuan yang

cukup.

4. Memfasilitasi upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia pemasok Musim Mas

untuk dapat menjalankan pengelolaan yang sejalan dengan prinsip-prinsip Keberlanjutan

dalam pengelolaan kebun kelapa sawit dan Kebijakan Keberlanjutan Musim Mas secara

spesifik. Lebih jauh lagi peningkatan kapasitas dapat mengikutsertakan pemasok TBS pihak

ketiga sampai pada tingkat petani, dengan mengadakan loka karya di beberapa wilayah

prioritas. Loka karya kepada petani kecil dapat dikemas secara spesifik mengenai tata

kelola perkebunan sawit rakyat berbasis aspek keberlanjutan.

Kesesuaian Sosial

Beberapa PKS telah mengembangkan program sosial berdasarkan hasil kajian dampak sosial

yang dilakukan di desa dekat PKS. Namun sebagian besar PKS membuat program sosial

berdasarkan permintaan atau proposal dari kepala desa setempat, dimana tidak ada pengkajian

atau komunikasi partisipatori dengan pejabat desa dan komunitas setempat dalam membuat

program sosial tersebut. Persentase ketidaksesuaian major pada operasional PKS adalah sebesar

15% (diagram 01, halaman 15), dimana dalam rantai pasokan, ketidaksesuaian major mencapai

25% (diagram 02, halaman 16). Hasil verifikasi di lapangan menunjukkan kesesuaian terkait

proses Persetujuan Atas Dasar Informasi Awal Tanpa Paksaan (padiatapa), peningkatan

ketenagakerjaan, dan pelaksanaan keselamat dan kesehatan kerja.

5. Membagi pengalaman dalam proses pengembangan kebijakan-kebijakan sosial dan

dukungan manajemen dan rencana monitoring.

Rekomendasi dalam prioritas intervensi dan gambaran singkat prakarsa di tingkat lanskap di

Provinsi Sumatera Selatan yang didiskusikan dalam laporan diagnostic ini bertujuan untuk

mendukung kerjasama Musim Mas dengan pemasok pihak ketiganya dan berkontribusi dalam

rencana intervensi yang akan dilakukan dalam lanskap prioritas. Musim Mas sebaiknya

Page 6: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

6

mengindetifikasi prakarsa di tingkat lanskap yand dimana Musim Mas dapat berkontribusi aktif

terkait tantangan keberlanjutan (sustainability) yand diulas dalam laporan ini. Laporan ini

mengidentifikasi dua spesifik prakarsa yang perlu dipertimbangkan, yakni Lingkar Temu

Kabupaten Lestari (LKTL) yang diinisiasi oleh Madani Berkelanjutan, Perkumpulan Sawit Lestari

(PSL), Rainforest Alliance, dan beberapa pihak terkait lainnya termasuk Pemerintah Kabupaten

Musi Banyuasin, dan Standard Operating Procedure (SOP) perkebunan kelapa sawit rakyat

bebas deforestasi oleh Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) dan Greenpeace Indonesia.

Page 7: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

Daftar Isi

Pendahuluan ------------------------------------------------------------------------------------- 2

Ringkasan Eksekutif ---------------------------------------------------------------------------- 3

1. Pengantar ------------------------------------------------------------------------------------ 8

1.1 Latar Belakang ------------------------------------------------------------------------------------------ 8

1.2 Tujuan dan perkembangan sampai saat ini ----------------------------------------------------- 8

2. Metodologi ---------------------------------------------------------------------------------- 9

2.1 Penilaian resiko ----------------------------------------------------------------------------------------- 9

2.2 Pemilihan Pabrik Kelapa Sawit untuk verifikasi ------------------------------------------------- 9

2.3 Gambaran pasokan TBS ke pabrik --------------------------------------------------------------- 10

2.4 Site Verification Process ---------------------------------------------------------------------------- 11

2.5 Kategori hasil verifikasi ----------------------------------------------------------------------------- 12

2.6 Pemetaan prakarsa atau program tingkat kabupaten--------------------------------------- 13

3. Diagnostik ---------------------------------------------------------------------------------- 14

3.1 Ringkasan Hasil Verifikasi -------------------------------------------------------------------------- 14

3.2 Permasalahan di tingkat lanskap yang teridentifikasi -------------------------------------- 22

3.3 Prakarsa tingkat lanskap yang diketahui ------------------------------------------------------- 28

3.4 Rekomendasi untuk prioritas intervensi Musim Mas --------------------------------------- 33

Lampiran A: Rincian Observasi Verifikasi ---------------------------------------------- 37

Lampiran B: Rekomendasi Konsolidasi dari Enam Verifikasi Pabrik Kelapa Sawit --------------------------------------------------------------------------------------------- 41

Page 8: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

8

1. Pengantar

Rainforest Alliance telah mendukung Musim Mas untuk melakukan verifikasi sejak awal tahun

2016, pada saat itu Rainforest Alliance masih bergabung bersama Consortium of Resource Experts

(CORE). Laporan diagnostik yang diterbitkan tahun lalu memberikan gambaran Provinsi Riau,

sedangkan laporan diagnostik tahun ini berfokus kepada Provinsi Sumatera Selatan. Laporan

diagnostik ini memberikan masukan yang memungkinkan Musim Mas untuk mengembangkan

pendekatan strategis untuk mengatasi masalah yang teridentifikasi pada tingkat lanskap

berdasarkan hasil verifikasi Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang dilakukan oleh Rainforest Alliance

selama tahun 2017.

1.1 Latar Belakang

Musim Mas mengumumkan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit (Sustainability Palm Oil Policy)

pada bulan Desember 2014, sejak diluncurkannya, Kebijakan tersebut segera berlaku untuk

seluruh operasi MM sendiri maupun semua pemasok pihak ketiga. Kebijakan tersebut berdasarkan

website Musim Mas terdiri dari lima komitmen utama:

1. Membawa manfaat bagi masyarakat sekitar

2. Tidak ada deforestasi di area dengan Nilai Konservasi Tinggi (HCV) dan hutan yang

memiliki Stok Karbon Tinggi (HCS).

3. Tidak ada pengembangan lahan gambut dengan kedalaman tertentu

4. Sepenuhnya mematuhi hukum lokal, nasional dan internasional

5. Membentuk rantai pasokan yang dapat dilacak /telusuri

Musim Mas meminta PKS pemasok dan pemasok TBS mereka untuk memenuhi komitmen

kebijakan Musim Mas, namun Musim Mas menyadari bahwa kesesuaian terhadap prinsip-prinsip

keberlanjutan Musim Mas akan memerlukan proses keterlibatan yang konstruktif dengan PKS dan

perusahaan induk mereka. Komponen penting dari keterlibatan ini adalah memberikan program

verifikasi di tingkat pabrik.

Hal kritis terhadap strategi implementasi kebijakan Musim Mas adalah melakukan transformasi

dengan pendekatan di tingkat lanskap terhadap pelaksanaan dan upaya untuk fokus di lokasi-

lokasi di mana dampak dapat tercapai.

1.2 Tujuan dan perkembangan sampai saat ini

Program verifikasi telah menilai kinerja PKS berisiko tinggi yang diidentifikasi melalui penilaian

risiko terkait isu lingkungan terhadap komitmen Kebijakan Keberlanjutan Musim Mas, baik untuk

menyoroti area di mana perbaikan diperlukan untuk menutup kesenjangan kesesuaian, maupun

untuk menginformasikan strategi keterlibatan di tingkat perusahaan pemasok. Tujuan tersier dari

Page 9: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

9

verifikasi tersebut adalah untuk membantu mengidentifikasi tantangan demi menuju prinsip-

prinsip berkelanjutan dengan menginformasikan masukan bagi intervensi yang dapat dilakukan

oleh Musim Mas di seluruh lanskap yang diprioritaskan. Rainforest Alliance telah menyelesaikan

verifikasi terhadap tujuh dari sepuluh PKS yang direncanakan pada tahun 2017, lima dari tujuh

PKS yang telah dikunjungi berlokasi di Provinsi Sumatera Selatan, sementara dua PKS lainnya

berlokasi di Kalimantan Tengah.

Laporan diagnostik ini memberikan masukan yang memungkinkan Musim Mas untuk

mengembangkan pendekatan strategis untuk mengatasi masalah yang diangkat pada tingkat

lanskap. Laporan ini bertujuan untuk menggabungkan diagnostik dari verifikasi dengan

pengetahuan tentang prakarsa atau program Keberlanjutan (Sustainability) yang sudah ada di

provinsi Sumatera Selatan, sebagai dasar untuk merencanakan intervensi. Sebagai langkah awal,

laporan ini menyajikan analisis temuan di Provinsi Sumatera Selatan; satu verifikasi yang

dilakukan pada tahun 2016 dan lima verifikasi yang dilakukan pada tahun 2017. Disertai dengan

pemahaman yang lebih luas mengenai tantangan dan kesadaran tingkat lanskap terhadap

prakarsa atau program terkait lainnya di Provinsi Sumatera Selatan.

2. Metodologi

2.1 Penilaian resiko

Penilaian risiko merupakan elemen penting dalam metodologi keterlibatan pemasok, karena

variasi pemahaman dalam faktor risiko dapat (a) mengidentifikasi kabupaten dimana kelompok

prioritas dikelompokkan untuk keterlibatan dalam mencapai transformasi lanskap; (b)

menginformasikan seleksi PKS untuk dimasukkan sebagai bagian dari program verifikasi; dan (c)

memungkinkan visibilitas profil tingkat kelompok dan pemantauan kemajuan. Secara khusus, PKS

dalam setiap kelompok perusahaan utama telah dikelompokkan ke dalam kategori risiko, dan atas

dasar ini Musim Mas telah mengidentifikasi PKS yang akan disertakan sebagai bagian dari program

verifikasi.

2.2 Pemilihan Pabrik Kelapa Sawit untuk verifikasi

Pemilihan PKS dilakukan oleh tim Musim Mas dengan pendekatan fokus kepada:

• Keterlibatan dengan kelompok PKS di lanskap prioritas, dengan penekanan awal pada

kabupaten di provinsi Sumatera Selatan

• Memprioritaskan PKS yang dimiliki oleh kelompok perusahaan perkebunan yang

merupakan pemasok utama untuk Musim Mas, berdasarkan total volume & kemitraan

komersial yang strategis.

Page 10: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

10

Atas dasar ini, daftar PKS yang dipilih Musim Mas untuk verifikasi berikut dengan tanggal verifikasi

dan lokasi, adalah:

No Tanggal verifikasi Kabupaten ID PKS

1 21-24 February 2017 Musi Banyuasin PKS A

2 12-16 June 2017 Musi Banyuasin PKS B

3 21-23 August 2017 Banyuasin

PKS C

4 4-8 September 2017 Musirawas PKS D

5 12-14 September 2017 Musirawas PKS E

6 17-19 October 2017 Banyuasin PKS F

Untuk melengkapi laporan diagnostik ini, Rainforest Alliance telah melakukan verifikasi enam

lokasi pabrik mulai 21 February sampai 19 October 2017, pabrik yang dikunjungi berada di

Provinsi Sumatera Selatan.

2.3 Gambaran pasokan TBS ke pabrik

Basis pasokan PKS bervariasi: pasokan TBS berasal dari perkebunan sendiri; plasma; perkebunan

perusahaan lain; petani mandiri yang bergabung dalam kelompok tani maupun individual;

koperasi; dan agen atau pedagang TBS. Tabel proporsi basis pasokan PKS di bawah ini menyajikan

risiko ketertelusuran per kategori pemasok mulai dari risiko paling rendah (Perkebunan sendiri)

menuju ke risiko yang paling tinggi (Agen). Hasil analisa basis pasokan untuk enam PKS di

Sumatera Selatan menunjukkan basis pasokan paling tinggi berasal dari Perkebunan Sendiri

(31.64%), diikuti dengan pasokan TBS dari pemasok agen TBS atau pedagang (30.20%); pasokan

TBS dari Perusahaan Perkebunan (17.23%); pasokan TBS dari plasma (10.46%); pasokan TBS dari

Petani Mandiri (6.14%) dan pasokan TBS dari Koperasi (4.33%). Sepertiga pasokan TBS berasal dari

Agen, hal ini menunjukan basis pasokan TBS di enam PKS memiliki risiko ketertelusuran yang

tinggi. Setiap PKS memiliki strategi yang berbeda untuk mempertahankan basis pasokannya dan

untuk mempertahankan tingkat persediaan TBS yang dapat diterima. Berikut adalah gambaran

pasokan TBS:

Page 11: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

11

PKS

Proporsi Total Basis Pasokan (%)

Perkebunan

sendiri Plasma

Perusahaan

perkebunan

Petani

Mandiri Koperasi Agen

A 47.80% 19.45% 32.75%

B 25.73% 22.57% 26.44% 25.26%

C 0.28% 96.95% 0.21% 2.56%

D 82.62% 0.58% 8.74% 0.12% 7.94%

E 1.39% 25.37% 73.24%

F 2.49% 12.80% 46.99% 37.72%

Persentase* 31.64% 10.46% 17.23% 6.14% 4.33% 30.20%

Note: *Persentase yang disajikan adalah persentase masing-masing jenis basis pasokan terhadap total volume TBS dari ke-enam PKS Tingkat ketertelusuran pada setiap kategori pasokan dari resiko yang terendah hingga yang tertinggi:

1. Perkebunan sendiri, TBS berasal dari Perkebunan yang dikelola sendiri oleh organisasi. 2. Plasma, TBS berasal dari petani kecil yang memiliki kesepakatan dengan organisasi dalam hal program

perawatan dan / atau penanaman kembali Perkebunan. 3. Perusahaan perkebunan, TBS berasal dari perusahaan lain yang memiliki Perkebunan. 4. Petani mandiri, TBS berasal dari perkebunan besar atau petani kecil (yang tidak memiliki izin usaha

sebagai perusahaan). 5. Koperasi, TBS berasal dari sekelompok petani yang tergabung dalam asosiasi rakyat otonom yang bersatu

secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial dan budaya mereka. 6. Agen, TBS berasal dari perantara yang membeli TBS dari sumber yang berbeda misal petani, koperasi

atau perkebunan lainnya dan mengantarkan TBS ke pabriknya.

2.4 Site Verification Process

Verifikasi tingkat pabrik adalah penilaian berbasis lokasi terhadap kinerja pabrik kelapa sawit dan

basis pasokan TBS-nya terhadap satu set indikator. Proses verifikasi pihak ketiga dapat diringkas

dalam diagram di bawah ini:

Proses awal: • Melengkapi data

profil PKS

• Kajian dokumen

awal

• Jadwal Kunjungan

Kunjungan lapangan: • Rapat pembukaan

• Kajian dokumen

• Wawancara

• Observasi lapangan

• Rapat penutupan

Pelaporan: • Penyusunan laporan

• Pengkajian laporan

• Rencana perbaikan berkelanjutan

dan rekomendasi

Page 12: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

12

Tujuan verifikasi adalah untuk mendokumentasikan kesesuaian dengan persyaratan Kebijakan

Keberlanjutan Musim Mas oleh PKS. Kegiatan ini bukan audit ataupun penilaian dengan hasil lulus

atau gagal. Sebaliknya, kegiatan ini bertujuan untuk menyediakan rekomendasi untuk perbaikan

guna menutup ketidaksesuaian dan mencapai tingkat kinerja yang lebih baik.

Proses verifikasi dimulai dengan proses awal dimana PKS memberikan informasi tentang profil

dan operasi pabrik. Informasi ini dikaji dan diperiksa oleh tim verifikasi sebelum kunjungan

lapangan. Kunjungan lapangan dimulai dengan sebuah rapat pembukaan dan diakhiri dengan

rapat penutupan di lokasi PKS; semua personil terkait dan perwakilan manajemen diharapkan

menghadiri kedua rapat tersebut. Tim verifikasi menggunakan tiga pendekatan yang berbeda

untuk mengkonfirmasi pengamatan mereka: tinjauan dokumen, wawancara dan observasi

lapangan. Hasil observasi awal dipresentasikan dan didiskusikan dalam rapat penutup. Tim

verifikasi kemudian menyiapkan laporan verifikasi yang menyajikan hasil observasi dan rencana

tindakan yang direkomendasikan untuk perbaikan.

Indikator untuk verifikasi telah dikembangkan dari komitmen Keberlanjutan Musim Mas yang

dibagi ke dalam delapan prinsip berikut:

No Prinsip Indikator

1 Kepemilikan lahan dan legislasi 7 indikator

2 Deforestasi 6 indikator

3 Pembangunan di lahan gambut 3 indikator

4 Penggunaan api 1 indikator

5 Pengelolaan dampak lingkungan 3 indikator

6 Emisi gas rumah kaca (GRK) 2 indikator

7 Kepatuhan sosial 14 indikator

8 Rantai pasokan 5 indikator

TOTAL 41 indikator

2.5 Kategori hasil verifikasi

Hasil awal dari verifikasi adalah laporan yang mencakup semua observasi dari kunjungan

verifikasi. Proses verifikasi lapangan tingkat pabrik menghasilkan serangkaian observasi, yang

mengkategorikan kesesuaian dengan masing-masing indikator dengan menggunakan sistem

klasifikasi hasil berikut:

Page 13: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

13

Compliance • Kesesuaian dengan indikator.

Minor non-

compliance

• Memiliki potensi untuk menurunkan performa terkait dengan persyaratan yang disebutkan dalam indikator; dan/atau

• Ketidaksesuaian yang berulang dalam batas rendah yang dapat memberikan dampak atau kemungkinan memberikan dampak terhadap performa PKS dan pemasok secara keseluruhan; dan/atau

• Dapat diselesaikan segera.

Major non-

compliance

• Ketidaksesuaian terhadap persyaratan legal; dan/atau

• Ketidaksesuaian yang sistemik dan berulang di batasan yang cukup tinggi dan memberikan dampak atau kemungkinan memberikan dampak terhadap performa PKS dan pemasok secara keseluruhan; dan/atau

• Berbahaya terhadap kehidupan dan kesehatan secara langsung.

2.6 Pemetaan prakarsa atau program tingkat kabupaten

Di samping program verifikasi yang dijelaskan di atas, Rainforest Alliance juga melakukan tinjauan

berbasis desktop mengenai prakarsa atau program baik yang sedang berlangsung maupun yang

direncanakan di tiga kabupaten prioritas Musim Mas di Musi Banyuasin, Banyuasin dan

Musirawas. Tinjauan berbasis desktop ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi yang

tersedia dari sumber-sumber domain publik; informasi dari LSM; pencarian Google; dan masukan

dari Musim Mas.

Pendekatan ini menawarkan indikasi awal peluang kolaborasi, namun sebaiknya tidak dipandang

sebagai daftar lengkap semua kemungkinan peluang kolaborasi di lapangan, karena ada beberapa

prakarsa atau program lokal lainnya yang tidak teridentifikasi di sini. Indikasi awal peluang

kolaborasi ini juga perlu ditelusuri lebih lanjut oleh Musim Mas apakah memang mencakup

program yang sesuai dengan kebutuhan Musim Mas.

Page 14: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

14

3. Diagnostik

Diagnostik disajikan dalam tiga bagian:

1. Analisis kesesuaian performa Pabrik Kelapa Sawit (PKS) terhadap indikator Kebijakan

Keberlanjutan Musim Mas melalui program verifikasi oleh Rainforest Alliance, untuk

enam PKS.

2. Analisis terhadap tantangan yang dihadapi oleh PKS di tingkat lanskap yang

diidentifikasi melalui desktop review.

3. Tinjauan singkat terhadap prakarsa atau program yang ada di provinsi Sumatera

Selatan yang dianggap relevan untuk menangani tantangan yang telah teridentifikasi.

Ketiga analisa tersebut kemudian digabungkan dalam lampiran B, untuk mengidentifikasi

rekomendasi untuk kegiatan implementasi kebijakan, untuk pertimbangan lebih lanjut oleh

Musim Mas.

3.1 Ringkasan Hasil Verifikasi

Ringkasan hasil verifikasi ini didapat dari analisa hasil observasi terhadap kunjungan ke-enam PKS

yang dilakukan oleh tim Rainforest Alliance. Analisa dilakukan melalui dua pendekatan:

Pendekatan pertama, analisa berdasarkan ketidaksesuaian terhadap indikator yang dikelompokan

menjadi delapan prinsip. Penilaian performa PKS dilakukan dengan membagi dalam dua ruang

lingkup operasional, yakni operasional pabrik kelapa sawit dan operasional pengelolaan basis

pasokan (di dalamnya termasuk kebun inti dan pemasok pihak ketiga).

Diagram berikutnya menyajikan ringkasan kesesuaian terhadap delapan prinsip dalam daftar

periksa verifikasi. Karena jumlah indikator bervariasi di bawah setiap prinsip, angka kesesuaian /

ketidaksesuaian diubah menjadi persentase untuk memudahkan perbandingan antara prinsip.

Perhitungan rinci disajikan pada Lampiran B. Hal ini menunjukkan tingkat kesesuaian gabungan

dari enam PKS, di dalam setiap prinsip. Beberapa ketidaksesuaian yang teridentifikasi dapat

ditangani di tingkat PKS, sementara ketidaksesuaian yang lain sebaiknya menggunakan

pendekatan pada tingkat lanskap yang lebih luas.

Page 15: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

15

Diagram 01. Analisa per bagian untuk performa Pabrik

Diagram di atas adalah analisa kesesuaian performa operasional pabrik terhadap indikator yang

dikelompokan per prinsip. Terlihat semua indikator pada prinsip 2 (deforestasi), prinsip 3

(pembangunan di lahan gambut) dan prinsip 4 (penggunaan api) tidak dapat diterapkan pada

operasional pabrik kelapa sawit.

Secara keseluruhan kesesuaian performa operasional pabrik kelapa sawit terhadap kepemilikan

lahan dan legislasi (prinsip 1), kepatuhan sosial (prinsip 7), serta pengelolaan dampak lingkungan

(prinsip 5) cukup tinggi, yang perlu menjadi perhatian adalah kesesuaian performa operasional

pabrik kelapa sawit terhadap emisi gas rumah kaca (prinsip 6) dan rantai pasokan (prinsip 8) yang

rendah. Secara rinci, ketidaksesuaian pada masing masing prinsip akan dibahas lebih lanjut pada

akhir poin 3.1.

Page 16: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

16

Diagram 02. Analisa per bagian untuk performa Rantai Pasokan

Diagram di atas adalah analisa kesesuaian performa pengelolaan rantai pasokan, termasuk di

dalamnya adalah pasokan dari kebun inti, plasma maupun pemasok pihak ketiga lainnya, seperti

koperasi, perusahaan perkebunan dan agen. Terlihat semua indikator pada prinsip 8 (rantai

pasokan) tidak dapat diterapkan pada ruang lingkup pengelolaan rantai pasokan ini, karena

pengelolaan rantai pasokan menjadi tanggung jawab dari PKS. Indikator yang terkait dengan

gambut terlihat menunjukan persentase lebih dari 50% tidak dapat diterapkan, karena 50% dari

PKS yang dikunjungi tidak berlokasi di area gambut.

Kesesuaian rantai pasokan pada ke-enam PKS terlihat paling tinggi pada prinsip 4 (penggunaan

api), namun secara keseluruhan hampir semua prinsip lainnya dalam daftar periksa lapangan

Musim Mas menjadi kritis, terutama prinsip yang terkait dengan faktor lingkungan, seperti yang

dijelaskan secara berurutan sesuai dengan prosentase ketidaksesuaiannya yaitu: prinsip 6 (emisi

gas rumah kaca), prinsip 2 (deforestasi), prinsip 5 (pengelolaan dampak lingkungan). Prinsip 1

(kepemilikan lahan dan legislasi) juga menjadi faktor yang perlu diperhatikan, sementara prinsip 7

(kepatuhan sosial) mengikuti dengan persentase 25%.

Pendekatan kedua, analisa berdasarkan observasi ketidaksesuaian untuk setiap PKS yang

dikelompokan berdasarkan kategori temuan. Diagram di bawah ini menunjukkan hasil relatif

untuk kesesuaian dan ketidaksesuaian Major dan minor terhadap setiap indikator untuk setiap

PKS yang dinilai atas delapan prinsip daftar periksa verifikasi Musim Mas. Hal ini memungkinkan

perbandingan yang jelas terhadap kinerja PKS secara keseluruhan pada masing-masing

operasional PKS, untuk menyoroti PKS mana yang prioritas untuk mendapatkan perhatian dan

dukungan segera dari Musim Mas.

Page 17: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

17

Analisa kedua ini menilai performa PKS secara keseluruhan berdasarkan indikator yang dapat

diterapkan, dengan mengacu pada hasil pendekatan pertama di atas, ruang lingkup Analisa dibagi

menjadi:

1. Performa PKS terkait operasional pabrik kelapa sawit dengan mengeluarkan indikator yang

termasuk ke dalam prinsip 2 (deforestasi), prinsip 3 (pembangunan di lahan gambut) dan

prinsip 4 (penggunaan api)

2. Performa PKS terkait pengelolaan rantai pasokan dengan mengeluarkan indikator yang

termasuk ke dalam prinsip 8 (rantai pasokan)

Diagram 03. Performa PKS terkait dengan operasional Pabrik

Diagram di atas menunjukan bahwa kesesuaian PKS C paling rendah dibandingkan dengan PKS

lainnya, yaitu sekitar 23%, diikuti dengan PKS E dengan persentase kesesuaian sekitar 32%.

Sementara PKS A dan PKS B memiliki kesesuaian yang sama, yakni 42%, dan PKS D dengan

persentase 48% menunjukan ketidaksesuaian Major yang sangat rendah sekitar 3%, diikuti dengan

kesesuaian PKS B dengan prosentase kesesuaian paling tinggi sekitar 71%, dengan nilai

ketidaksesuaian sebesar 10%.

Hasil keseluruhan ini menunjukkan bahwa PKS C dan PKS E merupakan prioritas utama untuk

keterlibatan dan dukungan dalam rencana tindakan untuk memperbaiki ketidaksesuaian.

Meskipun ketidaksesuaian Major kedua PKS tersebut bukanlah yang paling tinggi, namun

ketidaksesuaian minor berpotensi untuk meningkat menjadi Major jika tidak dilakukan tindakan

untuk rencana perbaikan. Sebagian besar PKS yang dikunjungi sudah mengikuti program sertifikasi

ISPO meskipun belum menyelesaikan proses sertifikasi secara sepenuhnya, ada PKS yang sudah

Page 18: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

18

melewati tahap satu sertifikasi ISPO dan masih dalam proses untuk tahap dua dan ada yang sudah

menyelesaikan tahap dua ISPO namun belum mendapatkan keputusan dari komite ISPO.

Diagram 04. Performa PKS terkait pengelolaan basis pasokan TBS

Sementara performa PKS terkait dengan pengelolaan basis pasokan TBS, PKS F merupakan

prioritas utama, terlihat dari rendahnya persentase kesesuaian, diikuti dengan PKS A dan PKS C.

Namun secara keseluruhan pengelolaan basis pasokan pada masing-masing PKS perlu dikaji

dengan pendekatan yang berbeda, karena beberapa PKS bergantung pada pemasok pihak ketiga

untuk pasokan TBS, sehingga bagaimana PKS membangun sistem kerjasama dengan pemasok

pihak ketiga menjadi aspek yang penting untuk diperhatikan.

Sebagian kecil PKS memiliki kebun inti sehingga jaminan pasokan TBS dapat dikendalikan oleh

manajemen PKS yang memiliki posisi negosiasi yang lebih baik dibandingkan dengan PKS yang

pasokan TBSnya sangat bergantung dari pemasok pihak ketiga. Di sisi lain, keberadaan kebun

plasma yang secara mekanisme operasionalnya dapat dikendalikan oleh manajemen PKS dapat

dijadikan alternatif untuk mengamankan pasokan TBS.

Analisa secara terpisah, baik lingkup pengelolaan pabrik dan lingkup rantai pasokan teridentifikasi

ketidaksesuaian tertinggi ditemukan terhadap emisi gas rumah kaca (bagian prinsip 6). Dan

ketidaksesuaian tertinggi kedua dan ketiga pada lingkup pengelolaan pabrik adalah rantai pasokan

(prinsip 8) serta kepemilikan lahan dan legislasi (bagian prinsip 1). Sementara lingkup pengelolaan

rantai pasokan teridentifikasi ketidaksesuaian tertinggi kedua dan ketiga pada deforestasi (prinsip

2) dan pengelolaan dampak lingkungan (prinsip 5).

Page 19: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

19

Berdasarkan verifikasi yang dilakukan terhadap 6 PKS, isu tematik utama yang diidentifikasi di

masing-masing dari delapan prinsip adalah sebagai berikut:

(i) Emisi gas rumah kaca (GRK) – prinsip 6

Ketidaksesuaian operasional pabrik dan pengelolaan rantai pasok terhadap indikator

emisi gas rumah kaca paling tinggi, pada lingkup operasional pabrik ketidaksesuaian

emisi GRK adalah 42% sementara pada lingkup pengelolaan rantai pasokan persentase

ketidaksesuaian mencapai 92%. Presentase ketidaksesuaian yang hampir mencapai

100% tersebut disebabkan karena semua pemasok pihak ketiga belum melakukan

identifikasi emisi GRK, sementara hanya sebagian PKS yang memiliki kebun inti telah

melakukan identifikasi emisi GRK. Hasil verifikasi di lapangan menunjukkan bahwa

pemenuhan kesesuaian terhadap emisi GRK belum menjadi perhatian bagi manajemen

PKS terlebih bagi rantai pasok TBS, baik kebun inti maupun kebun pihak ketiga. Sebagian

besar PKS menganggap pemenuhan terhadap indikator emisi GRK ini bukan menjadi

prioritas dan beberapa PKS belum memiliki pengetahuan yang cukup untuk melakukan

identifikasi dan perhitungan emisi GRK dan membuat rencana tindakan untuk

mengurangi emisi gas rumah kaca pada perkebunan dan operasional.

(ii) Deforestasi – prinsip 2

Indikator yang termasuk dalam kelompok deforestasi tidak dapat diterapkan pada

lingkup operasional pabrik, penilaian dan observasi hanya dilakukan pada lingkup

pengelolaan rantai pasok, termasuk di dalamnya adalah pengelolaan kebun inti oleh

manajemen PKS dan pemasok pihak ketiga. Ketidaksesuaian terhadap indikator

deforestasi terkait dengan belum dilakukannya identifikasi maupun penilaian

terhadap area dengan nilai konservasi tinggi (HCV) dan area dengan nilai karbon tinggi

(HCS). Terdapat beberapa PKS yang masih belum melakukan identifikasi HCV dan HCS

pada kebun inti PKS dan perusahaan Perkebunan, akan tetapi hal tersebut akan

dipenuhi pada saat mereka mengambil program sertifikasi. Sedangkan untuk pemasok

pihak ketiga lainnya belum ada keperluan mendesak untuk melakukan identifikasi HCV

dan HCS. Ketidaksesuaian terhadap indikator deforestasi sebagian besar diidentifikasi

pada tingkat petani kecil, baik yang tergabung dalam koperasi, gabungan kelompok

tani maupun petani kecil mandiri. Keterbatasan pengetahuan dan sumber daya

menjadi tantangan yang dihadapi oleh pemasok pihak ketiga pada tingkat tersebut.

Keterbatasan tersebut mengakibatkan penanaman yang dilakukan tidak

mempertimbangkan poin-poin penting yang dipersyaratkan dalam indikator

deforestasi.

PKS yang sudah melakukan identifikasi HCV, ada yang belum melakukan pengelolaan

dan pemantauan HCV di lapangan untuk dapat melindungi area HCV yang sudah

ditetapkan. Pada salah satu PKS, di dalam penilaian HCV diindikasikan areal PKS

terletak dalam wilayah atau home range dari Harimau (Panthera tigris Sumaterae).

Page 20: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

20

PKS yang telah melakukan penanaman baru, tidak menerapkan New Planting

Procedure RSPO, karena ke-enam PKS belum mengambil sertifikasi RSPO.

(iii) Pengelolaan dampak lingkungan – prinsip 5

Ketidaksesuaian PKS terhadap pengelolaan dampak lingkungan dalam lingkup

operasional pabrik antara lain yaitu laporan semester UKL-UPL PKS belum mencakup

seluruh komponen ekologi maupun social dalam rencana pengelolaan ataupun

pemantauan dampak lingkungan dan ada beberapa PKS belum menerapkan

pengelolaan limbah sesuai dengan SOP-nya ataupun peraturan pemerintah secara

konsisten. Sementara, pemasok pihak ketiga belum memprioritaskan pengelolaan

dampak lingkungan. Keterbatasan pengetahuan dan sumber daya menjadi tantangan

yang dihadapi oleh baik PKS maupun pemasok pihak ketiga.

(iv) Kepemilikan lahan dan legislasi – prinsip 1

Keenam PKS yang dikunjungi belum familiar dengan Kebijakan Keberlanjutan Musim

Mas dan belum mengadopsi ke dalam kebijakan perusahaannya, misalnya belum

memasukan komitmen terhadap P&C RSPO dan etika bisnis. Beberapa PKS belum

memiliki rencana tindakan untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam

komitmen kebijakan perusahaannya.

Secara umum kepemilikan lahan dan legislasi PKS telah memenuhi persyaratan

indikator, kepatuhan PKS terhadap hukum dan regulasi lokal maupun nasional sudah

baik meskipun ada beberapa PKS yang belum dapat memenuhi kesesuaian indikator

ini sepenuhnya. Pada lingkup rantai pasokan, beberapa Perkebunan yang dikelola oleh

manajemen PKS (Kebun Inti) belum memperoleh Hak Guna Usaha untuk sejumlah

luasan kebun, namun kegiatan operasional kebun kelapa sawit sudah dilakukan pada

areal tersebut. Pada pemasok pihak ketiga sebagian besar pemasok tingkat petani

kecil tidak memiliki sertifikat hak milik, surat tanah yang mereka miliki adalah Surat

Keterangan Ganti Rugi Tanah ataupun Surat Keterangan Tanah yang dikeluarkan oleh

Kelurahan ataupun Kecamatan. Ketidaksesuaian pada indikator kepemilikan lahan dan

legislasi juga terkait dengan lemahnya ketertelusuran rantai pasokan, karena tidak

dapat teridentifikasi asal usul Tandan Buah Segar (TBS), maka resiko ketidaksesuaian

legalitas lahan menjadi tinggi.

(v) Kepatuhan sosial – prinsip 7

Beberapa PKS membuat program sosial berdasarkan penilaian dampak sosial yang

dilakukan dalam lingkup desa yang bersinggungan langsung dengan lokasi PKS, namun

sebagian besar PKS memberikan bantuan sosial berdasarkan pada permintaan

ataupun proposal dari kepala desa setempat, karena belum adanya penilaian dampak

sosial dan tidak adanya komunikasi yang partisipatif dengan pejabat desa dan

komunitas sekitar dalam penyusunan program sosial.

Page 21: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

21

Sebagian besar PKS belum menerapkan prinsip-prinsip padiatapa (Persetujuan Atas

Dasar Informasi di Awal Tanpa Paksaan) secara menyeluruh, meskipun beberapa PKS

sudah mencantumkan prinsip-prinsip padiatapa dalam kebijakan perusahaan dan

melakukan penilaian terhadap implementasinya. PKS yang mengalami peralihan

kepemilikan tidak memiliki dokumentasi yang lengkap untuk proses penyelesaian

konflik lahan.

Beberapa PKS masih perlu melakukan perbaikan di aspek ketanagakerjaan, terkait

dengan pemenuhan hak pekerja yang perlu dikaji kembali, termasuk di dalamnya

adalah jam kerja yang tidak sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan dan untuk

pekerja harian tidak tetap yang mendapatkan upah harian dibawah upah minimum

karena perhitungan upah harian tidak mengikuti peraturan menteri nomor PER-01/

MEN /1999. Beberapa PKS belum memiliki Peraturan Perusahaan yang memuat

syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan (UU No. 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan)

PKS tidak menerapkan SOP terkait dengan kesehatan dan keselamatan kerja serta

peraturan pemerintah secara konsisten, antara lain penggunaan APD, pemberian

pelatihan, penugasan ahli K3, penyediaan fasilitas K3, dan penyediaan APD (ada satu

PKS yang membebankan biaya APD kepada pekerja dengan sistem pemotongan biaya

dari upah pekerja).

(vi) Rantai pasokan – prinsip 8

Semua PKS belum memiliki sistem ketertelusuran TBS yang dapat menjangkau asal

sumber TBS sampai kepada pemasok pihak ketiga tingkat petani kecil. Ketertelusuran

TBS dilakukan hanya sampai pada pemasok yang terdaftar dalam sistem PKS, yaitu

pemasok yang memiliki DO. Sebagian besar PKS mendapatkan TBS dari pemasok pihak

ketiga kategori agen yang memiliki resiko paling tinggi untuk ketertelusurannya, PKS

belum memiliki mekanisme untuk memastikan pemasok pihak ketiga menerapkan

larangan pembelian TBS ilegal. Hampir semua PKS belum memiliki program untuk

mendukung petani kecil dalam mematuhi persyaratan prinsip-prinsip keberlanjutan.

(vii) Pembangunan di lahan gambut – prinsip 3

Sebagian besar PKS yang dikunjungi tidak terletak pada area gambut, ada dua PKS

yang berlokasi di area gambut dan memiliki area gambut di dalam Perkebunan Inti

PKS. Kedua PKS tersebut belum melakukan kajian yang lebih mendalam terhadap area

gambut di dalam kebun inti perusahaan. Sehingga belum diketahui informasi

kedalaman gambut, tingkat kematangan gambut, dan kandungan bahan organik.

Kedua manajemen PKS menerapkan sistem tata kelola air melalui kanal dengan sistem

buka tutup, namun belum ada prosedur tertulis yang khusus dibuat untuk tanaman

pada lahan gambut terkait dengan tata kelola air. Ketidaksesuaian pada indikator ini

juga terkait dengan lemahnya ketertelusuran rantai pasokan, karena tidak dapat

Page 22: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

22

teridentifikasi asal usul Tandan Buah Segar (TBS), maka resiko ketidaksesuaian

pembangunan di lahan gambut menjadi tinggi.

(viii) Penggunaan api – prinsip 4

Observasi indikator penggunaan api hanya diterapkan pada lingkup pengelolaan rantai

pasokan. Tingkat kesesuaian indikator penggunaan api cukup tinggi, karena pengelola

kebun, baik kebun inti maupun kebun pemasok pihak ketiga memahami adanya

larangan penggunaan api oleh pemerintah daerah yang tertuang dalam peraturan

daerah provinsi Sumatera Selatan No. 8 tahun 2016 tentang Pengendalian Kebakaran

Hutan dan/atau Lahan, dimana pelanggaran akan dikenakan sanksi dengan pidana

kurungan paling lama 6 bulan atau pidana denda paling banyak Rp. 50.000.000, -.

Tingkat komitmen terhadap keberlanjutan bergantung pada apakah PKS memiliki komitmen untuk

mengikuti program sertifikasi dengan prinsip-prinsip keberlanjutan seperti ISPO atau RSPO.

Dengan adanya keharusan sertifikasi ISPO untuk semua PKS di Indonesia, manajemen PKS perlu

menunjukan komitmennya dengan pengadaan dan/ atau peningkatan kapasitas sumber daya

manusia serta investasi dalam membuat kebijakan dan membangun program-program untuk

dapat menjalankan pengelolaan yang sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam

pengelolaan kebun kelapa sawit.

3.2 Permasalahan di tingkat lanskap yang teridentifikasi

3.2.1 Profil Kabupaten

Profil Kabupaten dibawah ini adalah hasil dari kajian dokumen terhadap Kabupaten prioritas

Musim Mas tahun ini. Kajian dokumen diperoleh melalui pengumpulan informasi yang tersedia

dari sumber-sumber domain publik; informasi dari LSM dan pencarian dari Google. Tujuan dari

penyajian profil Kabupaten ini adalah memberikan gambaran ringkas profil Kabupaten Musi

Banyuasin, Banyuasin dan Musi Rawas1.

Kabupaten Musi Banyuasin

“Kabupaten Musi Banyuasin memiliki luas wilayah administrasi ± 14.295,96 km2 atau ±

1.426.596 ha. Dari luasan tersebut ± 50,3 % merupakan kawasan hutan, yaitu Hutan

Konservasi 49.793 ha, Hutan Lindung 19.229 ha, Hutan Produksi (HP)Terbatas 98.897 ha,

HP Tetap 418.177 ha, HP Konversi 127.585 ha (Dishut Muba 2013). Dari total luas kawasan

hutan tersebut diatas lebih dari 90 % merupakan kawasan Hutan Produksi dengan kondisi

pemanfaatan saat ini sebagai Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Tanaman

Industri (IUPHHK-HTI), IUPHHK-HA, IUPHHK-HD, Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPHHK)

1 Biodiversity and Climate Change project (BIOCLIME) Maret 2016 by Haki (Hutan Kita Institute)

https://id.123dok.com/document/zgxxdv6q-final-report-haki-funding-mechanism.html

Page 23: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

23

Migas dan Ekplorasi Batubara dan sebagian kecil merupakan Areal Tertentu yang belum

dibebani izin (free area).

Selama ini potensi kawasan hutan yang sangat luas ini belum dikelola secara baik dengan

memperhatikan dan mempertimbangkan semua aspek kepentingan, melainkan lebih

mengedepankan pertimbangan ekonomis sehinga berimplikasi pada deforestasi dan

degradasi dengan laju yang cukup tinggi, yaitu mencapai 49.468 ha/tahun dari total

kawasan hutan (HaKI, 2015). Degradasi dan deforestasi yang terjadi diakibatkan oleh

konversi lahan untuk HTI, illegal logging, perambahan dan kebakaran hutan. Kondisi ini

juga berbanding lurus dengan kondisi kemiskinan bagi masyarakat yang berada di dalam

dan sekitar kawasan hutan itu sendiri. Selain itu, Musi Banyuasin juga banyak terjadi kasus

tumpang tindih izin yaitu antara IUPHHK dengan HGU sebesar 7.662 ha dan dengan

kawasan lindung dan fungsi kawasan lainnya sebesar 36.072 Hektar. Angka kemiskinan

pada tahun 2013, menurut BPS adalah 18.02% dari total populasi sebesar 592.400 Jiwa

(BPS 2014) atau sekitar 106.632 Jiwa.”2

Kabupaten Banyuasin

“Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu wilayah di Provinsi Sumatera Selatan, yang

secara Geografis terletak pada posisi antara 1,30° - 4,0° Lintang Selatan dan 104° 00’ -

105° 35’ Bujur Timur yang terbentang mulai bagian tengah Provinsi Sumatera Selatan

sampai dengan bagian Timur dengan total luas wilayah seluruhnya mencapai ± 1, 2 Juta

ha. Letak Geografis Kabupaten Banyuasin yang demikian menempatkan Kabupaten

Banyuasin pada posisi potensial dan strategis dalam hal perdagangan dan industri,

maupun pertumbuhan sektor-sektor pertumbuhan baru. Kondisi dan posisi Kabupaten

Banyuasin dengan ibukota Pangkalan Balai terletak di Jalur Lintas Timur. Selain itu

Kabupaten Banyuasin merupakan daerah penyelenggara pertumbuhan Kota Palembang

terutama untuk sektor industri. Di sisi lain bila dikaitkan dengan rencana Kawasan Industri

dan pelabuhan Tanjung Api-api Kabupaten Banyuasin sangat besar peranannya bagi

kabupaten di sekitarnya sebagai pusat industri hilir, jasa distribusi produk sumber daya

alam baik pertanian, kehutanan, perikanan dan kelautan, serta pertambangan.

Perkembangan tingkat kemiskinan dan jumlah penduduk miskin di kabupaten Banyuasin

mengalami penurunan dari tahun 2009 sebesar 13,72% menjadi 11,27% pada tahun 2012.

Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri Kehutanan No. 866 tahun 2014 tentang

kawasan hutan dan konservasi perairan provinsi Sumatera Selatan, bahwa wilayah

kabupaten Banyuasin memiliki luasan kawasan hutan mencapai ± 445.750 ha (37% dari

total luas wilayah), bukan kawasan hutan atau APL mencapai ± 749.800 ha (62% dari total

luas wilayah) dan tubuh air yang luasnya ± 6.550 ha (1% dari total luas wilayah). Khusus

kawasan hutan yang ada di kabupaten Banyuasin sebagian besar atau 48% dari total

2 Biodiversity and Climate Change project (BIOCLIME) Maret 2016 by Haki (Hutan Kita Institute)

https://id.123dok.com/document/zgxxdv6q-final-report-haki-funding-mechanism.html

Page 24: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

24

kawasan hutannya (± 217.820 ha) adalah Taman Nasional Sembilang (TNS), 14% (63.900

ha) adalah Hutan Lindung (HL), 20% (89.805 ha) adalah Hutan Produksi (HP) & Hutan

Produksi Konversi (HPK), dan 16% (74.225 ha) adalah Suaka Margasatwa (SM).”3

Kabupaten Musi Rawas

“Kabupaten Musi Rawas termasuk ke dalam Wilayah Pengembangan Provinsi Sumatera

Selatan Bagian Barat yang berfungsi sebagai lumbung pangan, pengembangan sektor

perkebunan, pengembangan sektor energi dan sebagai daerah penyangga Provinsi

Sumatera Selatan karena di wilayah ini terdapat Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).

Luas Wilayah Kabupaten Musi Rawas secara keseluruhan adalah 1.236.582,66 ha, tempat

bertemunya hulu Sungai Musi dengan aliran Sungai Rawas. Secara geografis, dan terletak

pada posisi 102°07'00" - 103°40'00" BT dan 2°20'00" - 3°38'00" LS. Letak Kabupaten Musi

Rawas sangat strategis karena di lalui jalur lintas tengah Sumatera, yaitu jalur darat yang

menghubungkan Bakaheuni di Lampung dan Banda Aceh, serta jalan lintas antar Provinsi

yang menghubungkan Kota Palembang dengan Bengkulu, baik melalui Sekayu maupun

Lahat. Dengan letak geografis seperti ini menyebabkan Kabupaten Musi Rawas menjadi

tempat tumbuhnya sentra-sentra perekonomian terutama di kota-kota kecamatan yang

berada di sisi jalan utama lintas Sumatera.”4

3.2.2 Ketidaksesuaian PKS Terkait dengan Isu Lanskap

Banyak isu ketidaksesuaian yang teridentifikasi melalui analisa hasil penilaian verifikasi PKS dan

kajian dokumen per Kabupaten. Tantangan yang dihadapi oleh masing-masing PKS, dapat

tercermin juga dari kajian dokumen di tingkat lanskap. Beberapa tema makro yang ditemukan di

seluruh verifikasi pabrik, dikombinasikan dengan verifikasi terhadap basis pasokan dan

pengetahuan tim yang lebih luas dapat dirangkum sebagai berikut:

(i) Ekologi Sebagian besar ketidaksesuaian dalam hal terkait ekologi telah teridentifikasi diantara

petani, termasuk petani yang bergabung dengan koperasi, kelompok tani, dan lembaga

operasional swadaya. Berdasarkan observasi lapangan, beberapa area produksi petani

berada dalam lahan gambut yang terlihat dari bangunan kanal dalam area produksi. Karena

terbatasnya sumber daya yang dimiliki petani, pengelolaan lahan gambut dalam area

produksi hanya melalui sistim konvensional. PKS dan pemasoknya yang telah melakukan

penanaman baru tidak menjalankan prosedur penanaman baru RSPO karena mereka tidak

familiar dengan prosedur tersebut.

3 Biodiversity and Climate Change project (BIOCLIME) Maret 2016 by Haki (Hutan Kita Institute)

https://id.123dok.com/document/zgxxdv6q-final-report-haki-funding-mechanism.html

4 Biodiversity and Climate Change project (BIOCLIME) Maret 2016 by Haki (Hutan Kita Institute)

https://id.123dok.com/document/zgxxdv6q-final-report-haki-funding-mechanism.html

Page 25: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

25

Satu PKS telah mengidentifikasi NKTnya; PKS lainya belum melakukan pengelolaan dan

monitoring NKT di lapangan untuk menjaga area NKT. Dalam kajian NKT salah satu PKS

terindikasi berada di dalam kawasan habitat harimau (Pantera tigris Sumatrae).

• Permasalahan, potensi, dan peluang yang ada di lanskap mangrove, gambut, hutan

dataran rendah dan hutan dataran tinggi atau berbukit sebenarnya merepresentasikan

persoalan, potensi dan peluang konservasi ekosistem hutan dan keragaman hayati

yang ada di Indonesia. Permasalahan utama konservasi hutan dan keragaman hayati di

Sumatera Selatan sangat kompleks menyangkut konversi hutan/ lahan, illegal logging,

kebakaran hutan, perizinan tumpang tindih izin dan konflik lahan.

Melihat berbagai kepentingan terhadap sumber daya hutan dan ekosistemnya di

lanskap tersebut, maka banyak stakeholder memiliki minat yang berbeda, perlu

diselaraskan agar kesinambungan dan ketahanan ekosistem terjaga. Sementara itu,

berbagai program internasional dan nasional dan tren dari komitmen perusahaan

cukup tinggi terhadap konservasi terhadap keempat ekosistem tersebut karena

tekanan pasar, untuk meningkatkan kualitas dan ketahanan ekosistem serta

pembangunan hijau5.

• Tutupan lahan di Provinsi Sumatera Selatan yang sebagian besar merupakah kawasan

hutan, dan tidak kurang dari 45% merupakan kawasan konservasi (hutan lindung,

taman nasional, suaka margasatwa). Area tersebut memiliki nilai konservasi tinggi

(HCV) dan nilai karbon tinggi (HCS), sehingga identifikasi HCV dan HCS menjadi sangat

penting sebagai persyaratan pembukaan lahan untuk perkebunan baik kelapa sawit

maupun komoditas lainnya. Selanjutnya pengelolaan dan pemantauan area HCV dan

HCS juga sangat penting untuk menjaga kualitas dan ketahananan ekosistem.

• Hutan gambut di Musi Banyuasin dan Banyuasin juga merupakan hutan gambut tersisa

di Propinsi Sumatera Selatan dan merupakan kawasan penting bagi habitat yang

hampir punah seperti Buaya Senyulong dan Harimau Sumatera. Sejak tahun 2011,

pemerintah Indonesia telah menerbitkan Peta Indikatif Penundaan Pemberian Izin Baru

(PIPPIB) yang diperbarui setiap enam bulan.

Sejak diterbitkan Inpres Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata

Kelola Hutan Primer dan Lahan Gambut, sudah tiga kali inpres itu direvisi. Pertama,

Inpres No 6/2013; kedua, Inpres No 8/2015; dan terakhir adalah Inpres No 6/2017.

Sebagai tindak lanjut dari Inpres No 6/2017, pada tanggal 31 Juli 2017, Menteri

Lingkungan Hidup dan Kehutanan menerbitkan surat keputusan tentang PIPPIB Revisi

XII6. Dengan adanya inpres dan PIPPIB tersebut, semua gubernur dan bupati/wali kota

diminta berpedoman pada lampiran PIPPIB Revisi XII jika akan menerbitkan

rekomendasi dan penerbitan izin lokasi baru. Berikut ini moratorium gambut terkini:

5 Biodiversity and Climate Change project (BIOCLIME) Maret 2016 by Haki (page 6)

6 http://webgis.dephut.go.id:8080/kemenhut/index.php/id/peta/pippib/61-pippib/324-peta-indikatif-penundaan-

pemberian-izin-baru-revisi-xii

Page 26: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

26

PIPPIB Musi Banyuasin dan Banyuasin

PIPPIB Musi Rawas

(ii) Kepemilikan lahan dan legislasi Sebagian besar petani pemasok tidak memiliki sertifikat kepemilikan namun memegang

surat keterangan ganti rugi tanah atau sertifikat tanah yang dikeluarkan oleh desa atau

kabupaten. Ketidaksesuaian terkait indikator kepemilikan lahan dan legislasi berkaitan

dengan lemahnya ketelusuran rantai pasokan karena TBS tidak bisa teridentifikasi, jadi

resiko ketidaksesuaian dalam legalitas lahan adalah besar.

Page 27: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

27

• Pada umumnya, sertifikat tanah yang dimiliki oleh petani kecil adalah SKGR dan SKT,

sebagian besar lahan yang mereka miliki didapatkan dari program transmigrasi

pemerintah beberapa puluh tahun yang lalu dan mereka melakukan perluasan

perkebunan dengan membeli lahan dari sesama petani transmigran.

• Dalam beberapa penilaiaian PKS dikonfirmasi bahwa konflik PKS dengan masyarakat

dinilai tidak signifikan, meskipun ada beberapa area yang tumpang tindih antara ijin

HGU dengan area transmigran. Hal ini sejalan dengan profil kawasan Provinsi

Sumatera Selatan, Kabupaten Musi Banyuasin pada khususnya dengan potensi

kawasan hutan yang sangat luas dan belum dikelola secara baik dengan

memperhatikan dan mempertimbangkan semua aspek kepentingan, potensi terjadi

kasus tumpang tindih ijin antara IUPHHK dengan HGU juga tidak jarang terjadi.

Kepastian legalitas lahan sulit untuk dilakukan, sebagian besar petani di Sumatera

Selatan sudah memiliki lahan tersebut sejak mereka mengikuti program transmigrasi,

namun dengan ditemukannya beberapa kasus tumpang tindih lahan dengan kawasan

hutan, hal ini menyulitkan petani dalam pembuatan sertifikat.

• Beberapa PKS sudah memiliki persyaratan legalitas yang dikomunikasikan kepada

pemasok mereka namun PKS tidak memiliki kapasitas dan metode untuk

memverifikasi legalitas lahan lokasi asal TBS. Pemasok sangat berpengalaman dalam

memenuhi persyaratan kualitas namun mereka baru diperkenalkan pada persyaratan

legalitas lahan dan tidak ada deforestasi. PKS yang berlokasi di dekat kawasan lindung

memiliki risiko asal usul TBS yang sangat tinggi dikarenakan ketertelusuran di tingkat

petani sangat rendah.

(iii) Sosial Beberapa PKS telah mengembangkan program sosial berdasarkan hasil kajian dampak

sosial yang dilakukan di desa dekat PKS. Namun sebagian besar PKS membuat program

sosial berdasarkan permintaan atau proposal dari kepala desa setempat, dimana tidak ada

pengkajian atau komunikasi partisipatori dengan pejabat desa dan komunitas setempat

dalam membuat program sosial tersebut. Hasil verifikasi di lapangan menunjukkan

kesesuaian dalam aspek sosial terkait padiatapa.

• Pembangunan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Sumatera Selatan pada umumnya,

di kabupaten Musi Banyuasin, Banyuasin dan Musi Rawas pada khususnya memberikan

dampak positif bagi masyarakat sekitar PKS. Hal ini terlihat dari informasi tingkat

kemiskinan dan jumlah penduduk miskin yang dijelaskan pada profile Kabupaten di

atas. Namun pertumbuhan ekonomi ini perlu diikuti dengan peningkatan pengetahuan

masyarakat akan pentingnya poin-poin keberlanjutan, sehingga operasional

pengelolaan kebun di tingkat petani kecil akan terus berkelanjutan tanpa harus

mengabaikan produktifitas.

• Program-program sosial dari PKS yang dikemas melalui program CSR perlu ditinjau

sesuai masing-masing kebutuhan komunitas. Beberapa CSR yang berjalan masih

Page 28: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

28

berdasarkan pada permintaan komunitas bukan kebutuhan komunitas. Sehingga

program yang sudah berjalan terkadang tidak tepat sasaran.

(iv) Ketertelusuran

• PKS yang dikaji tidak bisa menunjukkan sistem penelusuran TBS yang menelusuri asal

TBS sampai ke petani pemasok pihak ketiga. Ketertelusuran TBS hanya sampai pada

pemasok yang terdaftar dalam sistim PKS. Sebagian besar PKS mendapat TBS dari

pemasok pihak ketiga dari agen TBS yang merupakan resiko terbesar terkait

ketidaksesuaian ketertelusuran TBS. PKS tidak memiliki sebuah mekanisme untuk

menjamin pemasok pihak ketiga memberlakukan larangan pembelian illegal TBS.

• Tingkat ketertelusuran pada dasarnya tergantung pada jenis basis pasokan yang

mengantarkan TBS ke PKS. Beberapa PKS yang mendapatkan TBS dari perkebunan

sendiri, plasma, perkebunan perusahaan lain dan gabungan kelompok tani (gapoktan)

mudah untuk ditelusuri sampai pada blok kebun atau petaninya. Namun untuk PKS

mandiri yang mengandalkan pasokan TBS sepenuhnya dari pihak ketiga yang

independen, seperti koperasi, agen atau pedagang TBS, ketertelusuran hanya sampai

kepada pemasok yang terdaftar di sistem PKS, yang bisa menjadi pedagang, kolektor

atau petani kecil. Dalam hal ini, diperlukan lebih banyak usaha untuk melacak

ketertelusuran dari agen atau pedagang ke petani asal TBS.

3.3 Prakarsa tingkat lanskap yang diketahui

Dari hasil kajian desktop melalui informasi yang tersedia di public domain, diketahui beberapa

prakarsa di tingkat lanskap yang cocok untuk menangani beberapa tantangan yang dijelaskan di

atas. Ikhtisar singkat diberikan di bawah ini.

Prakarsa di tingkat lanskap pertama dan yang paling sesuai, yang dapat dipertimbangkan adalah

Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL). Program ini mendefinisikan kabupaten berkelanjutan dan

indikator kunci untuk mengukur performa kabupaten. Program ini akan memberikan dukungan

pada Kabupaten Musi Banyuasin untuk mengidentifikasi factor kunci untuk meningkatkan

pendapatan, mengurangi kemiskinan, dan mengurangi deforestasi.

Proyek lainnya yang dapat menjadi bahan pertimbangan adalah SOP Perkebunan Kelapa Sawit

Rakyat Bebas Deforestasi oleh Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), sebuah organisasi yang

mengakomodir minat petani, menginisiasi pembuatan SOP Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Bebas

Deforestasi untuk kebun kelapa sawit berbasis komunitas bersama dengan Greenpeace Indonesia,

sebagai panduan untuk meningkatkan pengelolaan pengembangan kebun petani dan

mengeluarkan deforestasi dari dimensi pembangunan kebun yang berkelanjutan. Praktik-Praktik

perkebunan yang berkelanjutan dijelaskan secara rinci dalam SOP SPKS secara sederhana dan

teknis, sehingga metode untuk mengembangkan perkebunan yang berkelanjutan bebas

deforestasi dapat dipahami dengan mudah dan dijalankan oleh petani.

Page 29: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

29

Team pengkaji merekomendasikan kajian lanjutan terutama terkait Kabupaten Musi Rawas untuk

mendapatkan gambaran yang lebih luas mengenai prakarsa lanskap dalam wilayah ini.

Profil dari prakarsa-prakarsa atau program-program yang diidentifikasi dalam laporan diagnostic

ini dirangkum dalam tabel di bawah ini:

Proyek Mitra Tujuan dan Perkembangan

Sustainable

Districts

Platform

Lingkar Temu

Kabupaten

Lestari (LKTL)7

Pemerintah: Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin dan instansi pemerintah di Musi Banyuasin

Komunitas /CSO8: Rainforest Alliance, Madani Berkelanjutan, Perkumpulan Sawit Lestari.

Forum komunikasi anggota tahunan yang dituan rumahi kabupaten

terpilih. Forum ini merupakan wadah untuk menukar pengalaman

dan menunjukkan keberhasilan dan pelajaran. Kegiatan lokakarya

Compass diadakan di kabupaten Musi Banyuasin (MUBA) pada

tanggal 16 Agustus 2017. Lokakarya ini diadakan dengan tujuan

untuk menyusun Road Map dan Action Plan bagi kabupaten MUBA

yang berkisar pada thema “Pembangunan Daerah yang berkelanjutan

guna meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) dan menurunkan

angka kemiskinan melalui penurunan laju Deforestasi”. Forum reguler

ini bertujuan untuk memperluas jaringan dukungan bagi kabupaten

yang bekerja dalam penggunaan lahan yang berkelanjutan. Donor,

multi lateral, calon pemodal dan mitra dapat diundang.

Mitra jejaring dan operasional LKTL akan menjamin semua kabupaten

terhubung melalui wadah yang terintegrasi pada tingkat kabupaten

dan nasional.

Program ini akan berlanjut untuk memberikan dukungan kepada

Kabupaten Musi Banyuasin untuk memenuhi faktor kunci keberhasilan

agar dapat mencapai kesuksesan untuk meningkatkan PAD, mengurangi

tingkat kemiskinan dan menekan laju deforestasi.

7 Sumber: Rainforest Alliance - Landscape and Livelihood division

8 Civil society organization

Page 30: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

30

SOP

Perkebunan

Kelapa Sawit

Rakyat Bebas

Deforestasi9

Lembaga Swadaya

Masyarakat: SPKS

(Serikat Petani

Kelapa Sawit),

Greenpeace

Indonesia

Tata kelola perkebunan sawit rakyat ke depan diharapkan dapat

memperhatikan aspek keberlanjutan yang membutuhkan keterlibatan

secara langsung petani sawit. Agar harapan tersebut dapat

terimplementasi maka dibutuhkan dorongan dari pemerintah, swasta

serta stakeholder lainnya untuk memotivasi dan diberikan insentif

kepada petani sawit agar dapat menerapkan praktik-praktik

keberlanjutan tersebut. Dengan begitu, peningkatan produksi dan

produktivitas kelapa sawit dapat dicapai sesuai target pemerintah meski

dari lahan yang sudah ada.

Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) sebagai organisasi yang

mengakomodir kepentingan para petani kelapa sawit

bersama Greenpeace Indonesia menginisiasi penyusunan SOP

Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat Bebas Deforestasi, sebagai panduan

dalam memperbaiki tata kelola kebun rakyat menuju pembangunan

perkebunan yang bebas deforestasi sebagai bagian dari dimensi

pembangunan perkebunan berkelanjutan.

Pada dasarnya melalui SOP ini, praktik perkebunan berkelanjutan telah

dijabarkan secara rinci guna memberi informasi dan pengetahuan yang

baru dan secara sederhana dan bersifat teknis. Sehingga, inti daripada

pembangunan perkebunan berkelanjutan dan bebas deforestasi mudah

dipahami dan diterapkan oleh para petani sawit.

Peremajaan

kebun kelapa

sawit seluas

4.400 hektare10

Pemerintah: Bupati

Musi Banyuasin,

Menteri

Koordinator Bidang

Perekonomian

Donor: Badan

Pengelola Dana

Perkebunan

(BPDP) sawit.

Program peremajaan kelapa sawit ini diresmikan bulan Oktober 2017

oleh presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

Presiden menargetkan kebun kelapa sawit rakyat memproduksi hingga

delapan ton/hektare/tahun11. Pemerintah akan memberikan bantuan

dana sebesar 25 juta per hectare12 dan benih unggul kelapa sawit

kepada petani, serta benih jagung untuk memberikan hasil sementara

tanaman sawit masih dalam pertumbuhan dan belum berproduksi.

Selain itu, untuk legalitas lahan Joko Widodo memerintahkan

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) agar kebun milik

petani yang masuk dalam kawasan hutan dikeluarkan dari kawasan

hutan dan harus segera diberi sertifikat secara gratis, bantuan berupa

sertifikat dalam peremajaan kelapa sawit di Sumsel dilakukan untuk

lahan seluas 2.834 hektare untuk 1.308 kepala keluarga13.

9 Perkebunan kelapa sawit bebas deforestasi: http://www.spks-nasional.org/aktivitas/perlindungan-gambut-dan-

hutan/ini-sop-perkebunan-sawit-rakyat-bebas-deforestasi/

10 Luas 4000 hektar, Presiden Jokowi Awali Peremajaan Kebun Kelapa Sawit di Musi Banyuasin

Page 31: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

31

Survey

perkebunan

rakyat14

Lembaga Swadaya

Masyarakat: SPKS

(Serikat Petani

Kelapa Sawit,

sahabat Muba, IDH

SPKS telah melakukan survey perkebunan rakyat di kecamatan Lalan

Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) Provinsi Sumatera Selatan pada

tahun 2016. Survey tersebut dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

praktek perkebunan rakyat di kecamatan Lalan. Hal- hal yang ingin

diketahui dari survey ini terkait dengan aspek lahan, pendanaan, sarana

produksi, penjualan hingga aspek lingkungan. Dalam survey ini terdapat

80 pertanyaan dan 1724 petani yang di survey di 9 desa.

IDH Green

Growth Plan15

Lembaga Swadaya Masyarakat: IDH, ICRAF

IDH telah menyusun rencana pertumbuhan hijau di tingkat provinsi

dengan melibatkan koalisi multipihak yang mendorong

pelaksanaannya. ICRAF akan mengembangkan rencana tersebut

dalam pendekatan multi-pihak. Pekerjaan ICRAF dimulai dengan

pemodelan skenario pengembangan yang berbeda dari sektor

berbasis lahan dan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan mereka

yang ex-ante. Ini akan melalui proses konsultasi dan negosiasi

multipihak, diterjemahkan ke dalam rencana penggunaan lahan

secara spasial eksplisit dengan fokus rinci pada kabupaten Musi

Banyuasin dan Banyuasin.

Rencananya kemudian akan mendukung pemangku kepentingan

untuk mengembangkan area prioritas untuk tindakan, sasaran dan

sasaran intervensi yang berkontribusi terhadap pertumbuhan hijau,

serta perubahan kebijakan yang mungkin diperlukan.

http://setkab.go.id/luas-4-000-hektar-presiden-jokowi-awali-peremajaan-kebun-kelapa-sawit-di-musi-banyuasin/

11 Jokowi Remajakan 4400 ha Kebun Kelapa Sawit

http://www.beritasatu.com/nasional/457908-jokowi-remajakan-4400-ha-kebun-kelapa-sawit.html

12 Jokowi resmikan peremajaan sawit rakyat di Musi Banyuasin

https://nasional.tempo.co/read/1024517/jokowi-resmikan-peremajaan-sawit-rakyat-di-musi-banyuasin

13 Presiden Keluarkan Kebun Sawit Petani dari Status Kawasan Hutan

http://www.tribunnews.com/bisnis/2017/10/15/presiden-keluarkan-kebun-sawit-petani-dari-status-kawasan-hutan

14 SPKS Dukung Pemberdayaan Petani Kelapa Sawit di Musi Banyuasin

https://www.spksnasional.or.id/pendataan-petani/spks-dukung-pemberdayaan-petani-kelapa-sawit-di-musi-banyuasin/

15 Green Growth Plan South Sumatra

https://www.idhsustainabletrade.com/project/green-growth-plan-south-sumatra/

Page 32: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

32

IDH Landscape

Program -

South

Sumatra16

Perusahaan: IDH The Sustainable Trade Initiative

Melindungi hutan yang tersisa melalui peningkatan produksi dan

rehabilitasi lahan terdegradasi, mengurangi emisi dengan mencegah

kebakaran hutan gambut dan hutan, dan memperbaiki mata

pencaharian petani kecil dengan mengintensifkan produksi komoditas

dan memperbaiki praktik pertanian.

Provinsi Sumatera Selatan memiliki luas hampir sembilan juta hektar,

merupakan rumah bagi spesies langka seperti harimau sumatera,

sementara juga menjadi area produksi penting untuk komoditas yang

diperdagangkan secara global seperti kelapa sawit, kayu, pulp dan

karet.

Program cagar

biosfer di

Taman

Nasional

Sembilang dan

Suaka

Margasatwa

Dangku17

Pemerintah:

Pengelolaan Taman

Nasional Wilayah 2

CSO: The Zoological

Society of London,

the UK Climate

Change Unit, the

Norwegian

International

Climate and Forest

Initiative, Inisiatif

Dagang Hijau,

Yayasan Belantara

Program cagar biosfer mengevaluasi nilai bentang alam sebagai dasar

investasi dalam perlindungan hutan dengan mengaitkan nilai dari

sumber daya alam dengan evaluasi potensi dan risiko. Menurut Nasrun,

Sumatra Selatan menjadi provinsi pertama di Indonesia yang dipilih

untuk menerapkan model tersebut. Program tersebut dapat menjadi

suatu kerangka kerja yang menggambarkan peran ekonomi, sosial, dan

lingkungan yang berkelanjutan dari suatu bentang alam. Lebih jauh,

model tersebut bisa dijadikan sebagai salah satu acuan dalam

pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perencanaan dan

pengelolaan bentang alam.

Taman Nasional Sembilang dan Suaka Margasatwa Dangku memang

kaya dengan keanekaragaman hayatinya. Puluhan jenis flora dan fauna

dilindungi di kawasan ini, misalnya: buaya, penyu, dan siamang.

Harimau Sumatra adalah yang paling terkenal.

16 South Sumatra

https://www.idhsustainabletrade.com/landscapes/south-sumatra/

17 Taman Nasional Sembilang Diajukan jadi Cagar Biosfer UNESCO

https://daerah.sindonews.com/read/1164851/190/taman-nasional-sembilang-diajukan-jadi-cagar-biosfer-unesco-

1482352435

Page 33: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

33

Financing

Sustainable

Smallholder

Replanting18

Perusahaan: Wilmar International Ltd.

Membiayai penanaman kembali petani kecil yang berkelanjutan

dengan tujuan (i) meningkatkan hasil panen, (ii) mendukung praktik

yang berkelanjutan, (iii) meningkatkan pendapatan bagi petani kecil,

dan (iv) mengurangi tekanan pada deforestasi.

Banyak petani kecil cenderung menunda penanaman kembali,

terutama petani kecil mandiri, karena melibatkan modal intensif. Bagi

petani kecil yang bersertifikat RSPO, proses penanaman kembali

pertama kali sebagai entitas yang bersertifikat merupakan masa yang

sulit, karena standar RSPO mencakup penerapan praktik terbaik

dalam penanaman kembali untuk menghindari dampak lingkungan

dan sosial.

Kolaborasi

Inisiatif

Pembangunan

Berkelanjutan19

Pemerintah: Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan

Lembaga Swadaya Masyarakat: Yayasan Belantara, ZSL

Perusahaan: APP/ Yayasan APP

Pada bulan Mei 2016, Asia Pulp & Paper Group (APP) dan Yayasan

Belantara menandatangani Memorandum of Understanding (MOU)

dengan pemerintah provinsi Sumatera Selatan, untuk mendukung

pemerintah provinsi dalam lanskap berkelanjutan untuk mencapai

pertumbuhan hijau di wilayah Sumatera Selatan. Kesepakatan dengan

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan akan berlangsung sampai 30

Oktober 2018 dan berfokus pada pengembangan pengelolaan lanskap

berkelanjutan, dengan fokus khusus pada pencegahan dan

pencegahan kebakaran hutan di lahan gambut. Baik Yayasan APP

maupun Belantara juga berkomitmen untuk menjadi bagian dari

komite donor untuk mendanai proyek lanskap di Sumatera Selatan,

yang dikelola oleh Partnership for Landscape Management (KELOLA)

yang dipimpin oleh Gubernur Sumatera Selatan dan didukung oleh

Zoological Society of London (ZSL).

3.4 Rekomendasi untuk prioritas intervensi Musim Mas

Pelaksanaan verifikasi telah berjalan seperti yang direncanakan di Sumatera Selatan, dengan

tujuan meninjau komitmen pemasok terhadap Kebijakan Keberlanjutan Musim Mas. Hasil

18 Wilmar Financing Sustainable Smallholder Replanting 2016

https://www.tfa2020.org/wp-content/uploads/2016/11/Wilmar-Financing-Sustainable-Smallholder-Replanting-2016.pdf

19 APP Berkolaborasi dengan Pemerintah Kalimantan barat dan Sumatera Selatan dalam Mendorong Pembangunan

Berkelanjutan

http://asiapulppaper.com/id/news-media/press-releases/app-berkolaborasi-dengan-pemerintah-kalimantan-barat-dan-

sumatera-selatan-dalam-mendorong-pembangunan-berkelanjutan

Page 34: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

34

verifikasi lapangan terhadap keenam PKS menunjukan bahwa Kebijakan Keberlanjutan Musim

Mas telah didistribusikan ke kantor pusat manajemen PKS berupa kuesioner dan dokumen

Kebijakan Keberlanjutan Musim Mas, akan tetapi pada umumnya policy tersebut baru

didistribusikan oleh kantor pusat PKS ke kantor PKS di lapangan menjelang verifikasi lapangan.

Keenam PKS yang dikunjungi belum familiar dengan Kebijakan Keberlanjutan Musim Mas dan

belum mengadopsi ke dalam kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode

komunikasi untuk menyampaikan Kebijakan Keberlanjutan Musim Mas dengan langsung

berkomunikasi dengan staf pemasok Musim Mas yang bertanggungjawab terhadap implementasi

Kebijakan Keberlanjutan sehingga mereka dapat memahami prinsip-prinsip keberlanjutan untuk

mengembangkan program-program yang dapat mendukung pemenuhan kesesuaian standar

keberlanjutan termasuk namun tidak terbatas pada Kebijakan Keberlanjutan Musim Mas.

Komunikasi sebaiknya berjalan dua arah dengan membuka kesempatan kepada staf Sustainability

pemasok Musim Mas untuk belajar dari pengalaman Musim Mas terkait dengan penerapan

program-program keberlanjutan.

Laporan diagnostik ini memberikan dasar yang solid untuk keterlibatan Musim Mas dengan

pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018 dan seterusnya mengenai penerapan persyaratan

kritis akan keberlanjutan, yang disajikan secara berurutan mulai dari persentase ketidaksesuaian

yang paling tinggi ke yang paling rendah terhadap delapan prinsip Kebijakan Keberlanjutan Musim

Mas yaitu; (1) emisi GRK, (2) deforestasi, (3) pengelolaan dampak lingkungan, (4) kepemilikan

lahan dan legislasi, (5) kepatuhan sosial, (6) ketertelusuran TBS, (7) pengelolaan lahan gambut dan

(8) penggunaan api. Tiga prinsip dengan tingkat ketidaksesuaian tertinggi adalah emisi GRK,

deforestasi, dan pengelolaan dampak lingkungan, bahkan performa ketiga prinsip tersebut di

lingkup rantai pasok menunjukan zero compliance (diagram 02). Untuk mengatasi

ketidaksesuaian major dan tantangan yang lebih luas pada tingkat lanskap, Rainforest Alliance

memberikan rekomendasi kunci bagi Musim Mas. Musim Mas sendiri yang akan

mempertimbangkan rekomendasi mana yang paling tepat untuk dijalankan sendiri atau

berkolaborasi dengan prakarsa di tingkat lanskap yang dijalankan oleh lembaga swadaya

masyarakat atau pemerintah Indonesia.

1. Mengembangkan teknik yang secara praktis dapat diterapkan oleh pemasok pihak ketiga baik

oleh petani besar ataupun petani kecil untuk melakukan identifikasi area HCS, area HCV, dan

identifikasi dampak sosial dan lingkungan. Melalui program loka karya, identifikasi area HCS,

area HCV dan identifikasi dampak sosial dapat menjadi bagian dari materi yang disampaikan

kepada petani pemasok TBS.

2. Mengembangkan basis data yang memberikan informasi tingkat resiko kebun sumber TBS

terkait deforestasi, kawasan konservasi, kebakaran, dan gambut per wilayah administratif

seperti desa atau kecamatan. Basis data ini diharapkan dapat digunakan secara praktis oleh

PKS pemasok Musim Mas untuk mengidentifikasi tingkat resiko pemasok TBS pihak ketiga

mereka dan menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan atau menerima pemasok TBS

pihak ketiga. Kegiatan ini memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk dan tidak

terbatas pada pemerintah setempat untuk dapat memberikan keleluasaan dalam ruang

lingkup, lembaga swadaya masyarakat (LSM) lokal yang dapat menggunakan pendekatan

Page 35: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

35

secara personal dan berbagai pemangku kepentingan seperti PKS dan komunitas yang berada

di lokasi tersebut. Data yang telah diperoleh dari Survey Perkebunan Rakyat, dilakukan oleh

Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) yang dijelaskan dalam bagian 3.3 laporan ini dapat dijadikan

poin awal untuk dapat dikembangkan menjadi basis data per wilayah. Jika kegiatan ini

direplikasi di beberapa wilayah lainnya, akan terbentuk profil pada masing-masing wilayah.

3. Mengembangkan mekanisme yang dapat diterapkan oleh PKS untuk memastikan pemasok TBS

pihak ketiga menerapkan komitmen mereka terkait kemampuan telusur sumber TBS.

4. Memfasilitasi upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia pemasok Musim Mas untuk

dapat menjalankan pengelolaan yang sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam

pengelolaan kebun kelapa sawit dan Kebijakan Keberlanjutan Musim Mas secara spesifik. Lebih

jauh lagi peningkatan kapasitas dapat mengikutsertakan pemasok TBS pihak ketiga sampai

pada tingkat petani, dengan mengadakan loka karya di beberapa wilayah prioritas. Loka karya

kepada petani kecil dapat dikemas secara spesifik mengenai tata kelola perkebunan sawit

rakyat berbasis aspek keberlanjutan. Mengacu pada prakarsa atau program yang sudah ada,

Musim Mas dapat bekerjasama dengan SPKS dan Greenpeace dengan mengadopsi SOP

Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat sebagai materi loka karya dan menyertakan mekanisme yang

sudah dikembangkan oleh Musim Mas (seperti pada poin 1 – 3 di atas) untuk disampaikan

kepada pemasok TBS.

5. Membagi pengalaman dalam proses pengembangan kebijakan-kebijakan sosial dan

mendukung rencana pengelolaan dan monitoring.

6. Program-program yang dikembangkan oleh Musim Mas bersama dengan rekanannya (baik

pemerintah, konsultan maupun pemangku kepentingan lain) hanya sebatas memberikan alat

untuk dapat diterapkan sendiri oleh PKS dan pemasok TBS. Pada proses penerapannya, tentu

harus dipersiapkan sistem untuk memantau performa ataupun perkembangan masing-masing

PKS dan pemasok TBS. Sistem penilaian performa PKS dapat dilakukan melalui melalui self-

assessment. Dalam proses ini faktor kepercayaan sangat penting, meskipun perlu adanya

random sampling untuk verifikasi hasil self-assessment ke lapangan. Hal ini bertujuan untuk

memastikan semua pihak di dalam rantai pasok Musim Mas menjaga komitmen keberlanjutan

yang kuat.

7. Membuat daftar peraturan lokal, nasional dan internasional yang menjadi acuan perusahaan

terkait dengan praktek budidaya sawit, sosial, ketenagakerjaan dan lingkungan. Daftar

peraturan ini penting untuk disediakan dan dipelajari karena berkaitan dengan pemenuhan

terhadap aspek legalitas menyangkut hukum dan peraturan yang berlaku, baik di tingkat lokal,

nasional maupun internasional. Diharapkan dengan adanya daftar tersebut, memudahkan PKS

dalam memenuhi persyaratan prinsip-prinsip keberlanjutan.

8. Mengidentifikasi prakarsa di tingkat lanskap yang dapat Musim Mas kontribusi dan mengatasi

tantangan keberlanjutan yang diulas dalam laporan ini. Aporan ini mengidentifikasi dua spesifik

prakarsa yang dapat menjadi perhatian khusus: Wadah kabupaten beberlanjutan dan Standard

Operating Procedure (SOP) perkebunan kelapa sawit rakyat bebas deforestasi.

Page 36: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

36

Rekomendasi rinci yang lebih teknis untuk kegiatan implementasi kebijakan Musim Mas pada

tahun 2018 dan seterusnya dapat dilihat pada lampiran B.

Page 37: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

37

Lampiran A: Rincian Observasi Verifikasi

(i) Data rinci hasil Analisa kesesuaian performa operasional pabrik terhadap indikator yang

dikelompokan per prinsip.

Prinsip Kesesuaian Total

N/A Major minor Complies Indikator

1 Kepemilikan lahan dan legislasi

8 12 22 42

2 Deforestasi 36

36

3 Pembangunan di lahan gambut 18

18

4 Penggunaan api 6

6 5 Pengelolaan dampak lingkungan

2 8 8 18

6 Emisi gas rumah kaca (GRK)

5 5 2 12

7 Kepatuhan sosial

13 32 39 84

8 Rantai pasokan

7 14 9 30

Grand Total 60 35 71 80 246

Page 38: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

38

(ii) Data rinci hasil Analisa kesesuaian performa pengelolaan rantai pasokan terhadap indikator

yang dikelompokan per prinsip.

Prinsip Kesesuaian Total

N/A Major Minor Complies Indikator

1 Kepemilikan lahan dan legislasi 1 12 20 9 42

2 Deforestasi

21 15

36

3 Pembangunan di lahan gambut 10

5 3 18

4 Penggunaan api

2 4 6 5 Pengelolaan dampak lingkungan

6 12

18

6 Emisi gas rumah kaca (GRK)

11 1

12

7 Kepatuhan sosial 1 21 40 22 84

8 Rantai pasokan 30

30

Grand Total 42 71 95 38 246

Page 39: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

39

(iii) Data rinci hasil Analisa Performa PKS terkait operasional pabrik kelapa sawit dengan

mengeluarkan indikator yang termasuk ke dalam prinsip 2 (deforestasi), prinsip 3

(pembangunan di lahan gambut) dan prinsip 4 (penggunaan api)

ID PKS Kesesuaian Total

Major minor Complies Indikator

PKS A 8 10 13 31

PKS B 3 6 22 31

PKS C 6 18 7 31

PKS D 1 15 15 31

PKS E 8 13 10 31

PKS F 9 9 13 31

Grand Total 35 71 80 186

Page 40: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

40

(iv) Data rinci hasil Analisa Performa PKS terkait pengelolaan rantai pasokan dengan

mengeluarkan indikator yang termasuk ke dalam prinsip 8 (rantai pasokan)

ID PKS Kesesuaian Total

N/A Major minor Complies Indikator

PKS A 0 9 21 6 36

PKS B 3 17 9 7 36

PKS C 1 11 18 6 36

PKS D 3 10 16 7 36

PKS E 2 4 21 9 36

PKS F 3 20 10 3 36

Grand Total 12 71 95 38 216

Page 41: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

41 Musim Mas’s mill verification – 2017

Lampiran B: Rekomendasi Konsolidasi dari Enam Verifikasi Pabrik Kelapa Sawit

Rekomendasi konsolidasi dari enam verifikasi PKS ini untuk melengkapi “rekomendasi untuk prioritas intervensi Musim Mas” yang disajikan pada bagian 3.4

laporan ini, karena rekomendasi pada bagian 3.4 hanya mencakup rekomendasi di tingkat lanskap. Sedangkan rekomendasi dibagian ini dikembangkan untuk

menangani isu tematik di tingkat PKS yang menjadi tanggung jawab manajemen PKS untuk melakukan perbaikan. Akan tetapi rekomendasi ini disajikan untuk

menjadi masukan dan pertimbangan bagi Musim Mas apabila Musim Mas akan menyusun program intervensi ke tingkat PKS.

Rekomendasi untuk PKS pada tabel di bawah ini diklasifikasikan sebagai tindakan jangka pendek (dengan tulisan yang ditebalkan) dan tindakan jangka panjang.

Tujuannya adalah agar pabrik dapat fokus pada tindakan segera yang dapat dilakukan dalam jangka pendek sambil mengembangkan langkah-langkah untuk

tindakan jangka panjang.

Page 42: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

42 Pro

Musim Mas’s mill verification – 2017

Prinsip/Bagian Tindakan Perbaikan PKS

Kepemilikan lahan dan

legislasi

Beberapa PKS masih belum menyelesaikan ijin HGU dan masih memiliki beberapa area di dalam HGU yang tumpang tindih dengan area

masyarakat, untuk itu direkomendasikan kepada PKS:

• Menyusun rencana dan menyelesaikan proses pengurusan HGU dengan menjalin komunikasi yang lebih intensif dengan BPN untuk

mendapatkan informasi yang memadai dan valid terkait dengan pengurusan izin HGU.

• Menyelesaikan konflik lahan dengan mengikuti proses FPIC.

• Membuat kronologi atas terjadinya konflik dan mendokumentasikan langkah-langkah penanganan dan hasilnya.

Beberapa PKS yang belum memiliki atau dalam proses sertifikasi ISPO atau RSPO direkomendasikan untuk:

• Mempelajari kebijakan yang disyaratkan secara spesifik dalam Musim Mas Kebijakan Keberlanjutan untuk dapat dipadukan dengan

kebijakan yang telah dimiliki PKS.

• Memastikan bahwa kebijakan tersebut dikomunikasikan, dipahami dan diterapkan oleh para pemangku kepentingan termasuk pemasok TBS

mitra bisnis PKS.

HCV & deforestasi Beberapa PKS yang belum melakukan penilaian HCV perlu melakukan beberapa langkah sebagai berikut:

• Melakukan penilaian HCV di kebun inti dan kebun plasma dan secara bertahap di areal sumber TBS PKS sesuai dengan HCV Toolkit terbaru.

• Identifikasi HCV sebaiknya dilakukan oleh pihak independen dengan menggunakan panduan dari High Conservation Value Resource

Network (HCV RN). Saat ini HCV RN sedang mengembangkan panduan integrasi antara identifikasi HCV dan HCS.

• Melakukan analisis perubahan penutupan lahan sejak tahun 2005 di kebun inti dan kebun plasma dan secara bertahap di areal sumber TBS

PKS.

Beberapa PKS yang belum melakukan penilaian HCS perlu melakukan beberapa langkah sebagai berikut:

• Melakukan penilaian HCS di kebun inti dan kebun plasma dan secara bertahap di areal sumber TBS PKS sesuai dengan HCS Approach.

• Identifikasi HCS sebaiknya dilakukan oleh pihak independen dengan menggunakan panduan dari High Conservation Value Resource

Network (HCV RN). Saat ini HCV RN sedang mengembangkan panduan integrasi antara identifikasi HCV dan HCS.

Page 43: Penerapan Kebijakan Keberlanjutan Kelapa Sawit Musim Mas rantai... · 4 kebijakan perusahaannya. Musim Mas perlu meningkatkan metode ... pemasoknya secara lebih aktif pada tahun 2018

43 Pro

Musim Mas’s mill verification – 2017

Pembangunan di lahan gambut Untuk beberapa PKS yang memiliki area gambut dalam operasional kebunnya:

• Perlu melakukan studi kelayakan secara detail terkait dengan penanaman di areal yang terindikasi lahan gambut sebelum dilakukannya

proses pembukaan lahan

• Kajian yang detail mengenai proses identifikasi lahan gambut yang disajikan dalam bentuk peta lengkap dengan waktu pengamatan,

personel dan metode yang digunakan.

Penggunaan api

• Memberikan pemahaman kepada pemasok terutama pemasok pihak ketiga mengenai persiapan lahan tanpa menggunakan api.

• Melakukan serangkaian pertemuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran pemasok pihak ketiga akan kebijakan tanpa pembakaran

dalam persiapan lahan dan operasional kebun.

Pengelolaan dampak lingkungan • Menyusun dan melaksanakan program dan kegiatan untuk memitigasi dampak negatif pabrik, kebun inti dan kebun plasma terhadap

lingkungan.

• Memenuhi semua persyaratan perijinan terkait pengelolaan lingkungan sesuai peraturan pemerintah termasuk namun tidak terbatas pada

perijinan untuk penggunaan air sungai, pembuangan limbah cair dan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Gudang Limbah B3.

Emisi gas rumah kaca (GRK) • Melakukan identifikasi dan menghitung emisi GRK yang dihasilkan oleh PKS dengan menggunakan kalkulator GRK baik yang dikembangkan

oleh ISPO ataupun RSPO.

• Melakukan identifikasi dan menghitung emisi GRK yang dihasilkan dari kegiatan perubahan lahan dan pengelolaan lahan untuk seluruh

pemasok TBS dengan menggunakan kalkulator GRK baik yang dikembangkan oleh ISPO ataupun RSPO.

• Menyusun laporan dan rencana tindakan untuk mengurangi gas rumah kaca, baik di kebun maupun di pabrik.

Kepatuhan sosial • Melakukan monitoring yang efektif terkait dengan aspek K3.

• Melakukan perbaikan di aspek ketenagakerjaan, terkait dengan pemenuhan hak pekerja yang terkait dengan upah minimum dan jam kerja.

Membuat Peraturan Perusahaan yang memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan.

• Melakukan konsultasi dengan masyarakat sekitar perusahaan yang menerima program sosial/CSR dari perusahaan. Konsultasi dengan

masyarakat diperlukan untuk dapat menjaring saran dan masukan dari masyarakat terkait dengan program sosial yang dibutuhkan oleh

masyarakat.

Rantai pasokan • Memastikan semua pemasok pihak ketiga memiliki kontrak dengan PKS dan memasukan persyaratan keberlanjutan ke dalam kontrak.

• Membuat mekanisme untuk melakukan verifikasi asal TBS sesuai dengan yang dipersyaratkan di dalam kontrak

• Membangun sistem ketertelusuran untuk TBS yang diperoleh dari pemasok pihak ketiga.

• Membuat mekanisme untuk melakukan verifikasi asal TBS sesuai dengan yang dipersyaratkan di dalam kontrak

• Membuat program yang mendukung plasma dan pemasok pihak ketiga.