penerapan coopertif learning model inside - outside - circle dengan mengunakan lks dalam bentuk...

16
J u d u l : PENERAPAN COOPERTIF LEARNING MODEL INSIDE - OUTSIDE - CIRCLE DENGAN MENGUNAKAN LKS DALAM BENTUK GAMBAR BERSTRUKTUR DALAM IPS. SEJARAH (Tulisan ini akan dijadikan sebagai Classroom Action research pada SMP Model terpadu Madani Palu) Nama Penulis : MUH. YUSUF Alamat Unit : Prum. BTN Palupi PUSKUD C2 No 3 Palu Karya Tulis ini diangkat dengan judul tersebut di atas dengan latarbelakang bagaimana pentingnya peran guru dalam merancang pembelajaran dengan tujuan meningkatkan daya tarik dan minat belajar siswa dalam suatu mata pelajaran, tujuan secara umum meningkatkan kualitas pendidikan dengan obyek siswa yang berbeda baik kemampuan kognitifnya maupun kemampuan memiliki sumber pelajaran. Untuk itu pembelajaran dengan menggunakan media LKS Gambar berstruktur dalam proses Cooperatif Learning model Inside- Outside-Circle. Oleh karena itu IPS. Sejarah khususnya dipandang sebagai suatu sistem, maka diutamakan disini adalah proses dalam pembelajaran, ini sangat relevan dengan Pembelajaran Kontekstual (CTL). Implementasi dari pendekatan ini memberikan indikasi bertambahnya minat belajar, membuka wawasan siswa jauh ke depan bagaimana pentingnya belajar sejarah. Dalam hal ini pelaksanaan karya tulis pada SMP Model Madani Palu Inyaalah akan memberikan kostribusi pengembangan sekolah tersebut wabilkhusus dalam proses pemeblajaran Sejarah yang dipandang kebanyak orang atau oleh siswa itu sendiri sebagai mata pelajaran yang kurang penting..

Upload: muh-yusuf-manguluang

Post on 04-Jan-2016

175 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan Coopertif Learning Model Inside - Outside - Circle Dengan Mengunakan Lks Dalam Bentuk Gambar Berstruktur Dalam Ips. Sejarah

J u d u l : PENERAPAN COOPERTIF LEARNING MODEL INSIDE - OUTSIDE - CIRCLE DENGAN MENGUNAKAN LKS DALAM BENTUK GAMBAR BERSTRUKTUR DALAM IPS. SEJARAH(Tulisan ini akan dijadikan sebagai Classroom Action research pada SMP Model terpadu Madani Palu)

Nama Penulis : MUH. YUSUF

Alamat Unit : Prum. BTN Palupi PUSKUD C2 No 3 Palu

Karya Tulis ini diangkat dengan judul tersebut di atas dengan latarbelakang bagaimana

pentingnya peran guru dalam merancang pembelajaran dengan tujuan meningkatkan daya tarik

dan minat belajar siswa dalam suatu mata pelajaran, tujuan secara umum meningkatkan kualitas

pendidikan dengan obyek siswa yang berbeda baik kemampuan kognitifnya maupun kemampuan

memiliki sumber pelajaran. Untuk itu pembelajaran dengan menggunakan media LKS Gambar

berstruktur dalam proses Cooperatif Learning model Inside-Outside-Circle. Oleh karena itu IPS.

Sejarah khususnya dipandang sebagai suatu sistem, maka diutamakan disini adalah proses dalam

pembelajaran, ini sangat relevan dengan Pembelajaran Kontekstual (CTL). Implementasi dari

pendekatan ini memberikan indikasi bertambahnya minat belajar, membuka wawasan siswa jauh

ke depan bagaimana pentingnya belajar sejarah. Dalam hal ini pelaksanaan karya tulis pada SMP

Model Madani Palu Inyaalah akan memberikan kostribusi pengembangan sekolah tersebut

wabilkhusus dalam proses pemeblajaran Sejarah yang dipandang kebanyak orang atau oleh siswa

itu sendiri sebagai mata pelajaran yang kurang penting.. Pendidikan yang berorientasi pada

Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu menfungsikan pendidikan sesuai dengan

fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi manusiawi siswa untuk menghadapi perannya di masa

datang. Secara khusus pendidikan yang berorientasi pada wawasan kompetensi dan paling tidak

kalah pentingnya dalam Pembelajaran Sejarah tidak konvensional tetapi membelajarkan sejarah

secara rasional bukan menghafal fakta. Sejarah harus selalu memandang Tri dimensinya yaitu

masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang maka dalam pembelajarannya bagaimana

membelajarkan siswa dengan melihat kenyataan sejarah masa lalu untuk dipelajari masa kini

demi kehidupannya masa yang akan datang. “Historia Magistrata Vitae” artinya Sejarah

adalah guru besar dalam kehidupan ummat manusiai.

Page 2: Penerapan Coopertif Learning Model Inside - Outside - Circle Dengan Mengunakan Lks Dalam Bentuk Gambar Berstruktur Dalam Ips. Sejarah

I . PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan yang mengarah pada pencapaian tujuan

pendidikan nasional, tentu tidak terlepas dari berbagai potensi atau beberepa komponen

pendidikan yang saling berkaitan dan memerlukan pengamatan terhadap semua tatanan

komponen pendidikan, guru yang diduga memiliki konstribusi signifikan terhadap mutu

pendidikan di Indonesia.dan siswa harus memainkan peranan serta ada dalam hubungan

social tertentu, jenis kegiatan, dan fasilitas yang cukup.

Dari pengamatan potensi yang ada, maka yang amat penting adalah kemampuan guru

mengelolah proses pembelajaran secara baik dalam mencapai tujuan pendidikan yang

terkonsep dalam kurikulum yang telah disusun oleh pemerintah, adalah potensi yang amat

integral terhadap upaya peningkatan mutu pendidikan. Dan guru sebagai dinamisator

kurikulum dan bahan ajar dan penggunaan fasilitas yang ada.

Kemampuan guru yang dimaksud adalah segenap wawasan, inovatif, dan

keterampilan menata dan mengelolah segala elemen yang berhubungan dengan proses

pembelajaran termasuk keterampilan menggunakan media pembelajaran secara optimal dan

bahkan guru harus mampu berinovatif yang menunjang tercapai tujuan tersebut.

Berdasarkan paparan diatas, jelaslah bahwa untuk meningkatkan minat belajar peserta didik,

guna mencapai tujuan belajar yang maksimal, maka guru dituntut untuk berkreatif,

berinovatif, seperti memperkenalkan media-media yang baru dan dan sangat dituntut untuk

menciptakan media. Oleh karena itu, salah satu alternatif yang ditempuh dalam

meningkatkan mutu pendidikan khususnya terhadap perolehan nilai belajar siswa untuk mata

pelajaran IPS Sejarah di SMP Model Madani adalah penggunaan media/alat berupa LKS

gambar (Chart) berstruktur dalam proses belajar mengajar bahkan akan dibentuk sebuah

wahana dalam bentuk Musium Mini sebagai tempat proses pembelajaran, karena

kemampuan siswa menerima materi pelajaran memiliki tipe belajar siswa yang berbeda,

yakni tipe belajar visual, auditif, tipe psikomotor, dan tipe campuran.

Selain dari itu pemerintah selalu berusaha bagaimana meningkatkan kemampuan guru

dengan mengadakan, baik yang istilah penataran di masa Orde Baru sampai sekarang dengan

disebut pelatihan guru Terintegrasi Berbasis Kompetensi yang dirancang berdasarkan

kompetensi yang seharusnya dikuasai oleh guru. Adapun unsur pokok dalam program

Page 3: Penerapan Coopertif Learning Model Inside - Outside - Circle Dengan Mengunakan Lks Dalam Bentuk Gambar Berstruktur Dalam Ips. Sejarah

tersebut adalah terintegrasinya bidang-bidang ilmu dan aspek-aspek yang membentuk

kompetensi guru yang di dalamnya terdapat berbagai Strategi pembelajaran seperti yang

dikenal sekarang Pembelajaran Kontextual Teaching And Learning (CTL) dan senapas

dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang sekarang sudah melahirkan KTSP yang akan

menciptakan Kecakapan Hidup (Life Skill Education).

Kata Media berasal dari kata Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’,

‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam Bahasa Arab, media adalah perantara (لءاسو).(Azhar

Arsyad 2002:3)

Heinich, dkk (1982) Mengemukakan istilah Medium sebagai perantara yang

mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi, film, foto radio, rekaman

audio, gambar yang diprokyeksikan , bahan-bahan cetakan dan sejenisnya adalah media

komunikasi. Dan apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan

instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media

pembelajaran. (Azhar Arsyad 2002:4)

Istilah media pendidikan mengandung pengertian sebagai konsep integrative approat

atau pendekatan terpadu dalam desain instruksional. Ini berati bahwa tanpa penggunaan

media, maka penyampaian materi akan mengalami hambatan. Dapat dirasakan pula bahwa

pembelajaran yang memanfaatkan media akan lebih banyak memberikan motivasi belajar

bagi siswa di kelas. Oleh karena itu media tidak dapat dipisahkan dalam proses pemebelajarn

di kelas.

Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dapat

dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, gambar atau illustrasi, sketsa/gambar

garis, gerafik, bagan, Chart, dan gabungan dari dua bentuk atau lebih. Foto menghadirkan

illustrasi melalui gambar yang hampir menyamai kenyataan dari suatu obyek atau situasi, hal

ini sangat relevan dengan pembelajaran Contextual Teacing and Learning dimana siswa

didekatkan pada pemebelajaran dalam kaitannya dengan kenyataan.

Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah Konsep Belajar yang

membantu Guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa

dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

(Depdiknas, Dirjen Pend. Dasar Menegah,2003:1)

Page 4: Penerapan Coopertif Learning Model Inside - Outside - Circle Dengan Mengunakan Lks Dalam Bentuk Gambar Berstruktur Dalam Ips. Sejarah

CTL dengan melibatkan 7 komponen utama pembelajaran, yakni :

1. Konstrutivisme

2. Bertanya ( Questioning)

3. Menemukan (Inquiri)

4. Masyarakat Belajar (Learning Commonity)

5. Permodelan (Modeling)

6. Refleksi Reflektion)

7. Penilaian Sebenarnya Autentic Asessmen).

(Depdiknas, Dirjen Pend. Dasar Menengah,2003:10)

Dalam penerapan Cooperatif Learning dipilih satu model pembelajaran dari berbagai

model-model pembelajaran seperti Model Jigsaw dan Numberel Heads Together, dan Insise

– Outside – circle harus disesuaikan dengan materi yang akandisampaikan, maka yang akan

dipilih untuk dalam penulisan ini adalah Inside-outside-circle uantuk menarik minat dan

peningkata pemahaman pembelajran Sejarah.

Melalui penerapan Media LKS Gambar Brstruktur dengan Coopertvi Learng model

Inside – Outside - Cirle siswa dapat memperluas wawasan penganlisaan melalui gambar dan

saling membantu, saling tukar menukar pengalaman atau pemikiran untuk memperdalam

pengetahuan dengan saling mengiformasikan pengetahuan dan saling menghargai pendapat

diantara sesama teman temannya.

Penggunaan media pendidikan hendaknya bukan hanya sekedar dianggap sebagai

upaya membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran, tetapi lebih dari itu dapat

membantu siswa dalam proses belajar baik sebagai individu maupun kelompok, dengan

demikain guru harus menyadari dirinya, profesinya secara jelas dan mendalam sehingga

kompetensi dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi kualitas maupun kuantitas dalam

upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Bedasarkan hala-hal tersebut diatas maka penerapan Media LKS Gambar Brstruktur

dengan Coopertvi Learng model Inside-Outside-Circle dinilai menjadi salah pilihan yang

efektif untuk mangatasi masalah yang umum menilai pembelajaran Sejarah sebagai suatu

bidang ilmu yang tidak penting yang secarah mutlak nilai pemblajaran Ilmu sosial khususnya

Sejarah rendah. Melalui penerapan ini dengan bersumber pada media dapat dilihat secara

langsung dengan pengamatan dan saling tukar informasi, saling harga menghargai jauh lebih

Page 5: Penerapan Coopertif Learning Model Inside - Outside - Circle Dengan Mengunakan Lks Dalam Bentuk Gambar Berstruktur Dalam Ips. Sejarah

bermakna dari pada pembelajaran yang secara kompensional secara monoton metode retorika

ceramh.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka diidentifikasi beberapa masalah

yang dapat menghambat proses belajar mengajar, dengan rumusan sebagi berikut :

1. Apakah dengan penerapan Media LKS Gambar Brstruktur dengan Coopertvi Learng

model Inside Outside-Circle dinilai menjadi salah pilihan yang dapat meningkatkan daya

tarik atau minat belajar siswa terhadap Mata IPS Sejarah

2. Apakah dengan penerapan Media LKS Gambar Brstruktur dengan Coopertvi Learng

model Inside-Outside-Circle dinilai menjadi salah pilihan yang dapat meningkatkan Daya

serap dan perolehan nilai terhadap mutu pelajaran PS Sejarah

3. Bagaimana kemampuan guru menggunakan media dalam proses belajar mengajar PS

Sejarah.

C. Hipótesis Tindakan

Berdasarkan rumusan permasalan diatas, maka penulis memperoleh gambaran bahwa

pembelajaran yang diterapkan dalam penulisan ini merupakan salah satu aletrnatif dalam

upaya meningkatkan daya tarik/minat belajar siswa untuk mebuka wawasan siswa

bagaimana pentingnya belajar sejarah uantuk dimasa depan yang akan mempengaruhi

peningkat proleha nilai bajar siswa.

D. Tujuan Penelitian

Dengan berbagai permasalahan dalam pendidikan khususnya pembelajaran IPS

Sejarah, mengakibatkan rendahnya pencapaian ketuntasan belajar atau daya serap siswa tidak

maksimal. Oleh karena itu kepada guru sebagai pengelolah kegiatan belajar perlu mencari

solusi atau alternatif pemecahan masalah.

Melalui penulisan ini diharapkan dapat membantu untuk memecahkan masalah yang

dihadapi oleh guru dalam upaya peningkatan mutu hasil belajar. Dengan demikian melalui

tulisan ini tujuan yang diharapkan adalah :

Page 6: Penerapan Coopertif Learning Model Inside - Outside - Circle Dengan Mengunakan Lks Dalam Bentuk Gambar Berstruktur Dalam Ips. Sejarah

1. Mengetahui penggunaan media LKS gambar berstruktur dapat/tidak meningkatkan daya

tarik atau minat belajar IPS Sejarah.

2. Mengetahui pengaruh penggunaan media/ alat Bantu gambar terhadap usaha peningkatan

mutu pendidikan di SMP Model Terpadu palu

3. Memberikan motivasi kepada guru untuk dapat berinovatif atau dapat menciptakan

nuansa baru dalam kegiatan proses belajar mengajar

E. Manfaat Penelitian

Pelaksanaan penulisan ini akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan berarti

bagi perorangan dan istitusi berikut :

1. Bagi guru :

Yakni guru dapat mengetahui strategi pembelajaran dengan menggunakan media

LKS Gambar Berstruktur model Inside-Outside-Circle sebagai langkah dalam

Pembelajaran.

2. Bagi siswa :

Yakni dapat meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran IPS Sejarah

setelah digunakan media tersebut sebagai alat Bantu untuk dapat menganlisa dan

mebuka wawasan dan saling menghargai

3. Bagi SMP Model Madani

Yakni akan memberikan sumbangan yang baik dalam rangka meningkatkan hasil

belajar mata pelajaran IPS Sejarah.

Page 7: Penerapan Coopertif Learning Model Inside - Outside - Circle Dengan Mengunakan Lks Dalam Bentuk Gambar Berstruktur Dalam Ips. Sejarah

II. KAJIAN PUSTAKA

1. Pembelajaran Sejarah sebagai wahana wawasan pemikiran kedepan dengan Learnig Commoniti yang lebih dikenal Coopertive Learning.

Banyak kalangan yang menilai pelajaran Sejarah hanya merupakan megingatkan

masa lalu yang tidak sebagian kecil bahkan melahirkan suatu dendam komoniti terhadap

sesuatu atau individu, masa, atau komnitas lainnya yang secara mutlak akan melahirkan

kompik yang berkepanjangan. Wabilkhusus kalangan siswa atau generasi muda kita yang

kita hadapi sebagai seorang guru menganggab Pelajaran Sejarah hanya sebuah cerita masa

lalu yang menjadi beban hapalan yang tidak mempunyai arti sehingga muncul dalam sebuah

promosi Permen di media elektronik yaitu Poertanyaan oleh serang Guru Sejarah ” Anak-

anak kenapa Pattimura dapat tertangkap” dijawabnya dengan nada spontanitas dan rasa

malu-malu ataukah sinis ”takdir pak” . Dan lebih mengurangi minat belajar siswa dengan

adanya kebijakan pemerintah dalam merancang pendidikan dengan hanya 3 mata pelajaran

dalam Ujian Nasional meberikan dapak kurang termotivasi siswa terhadap pelajaran diluar

Ujian Nasonal karena menjadi kebanyakan siswa meniali Belajar itu hanya sebagai persiapan

untuk menghadai Ujian, pada hal pada hakekatnya belajar adalah untuk dibutuhan dalam

kehidupan di masa yang akan datang, maka disinilah letaknya peranan Mata Pelajaran

Sejarah.

I Gde Widja dalam Idrus (PTK)(2005 : 6) mengemukakan bahwa kalau dicermati

praktek-praktek pengajaran Sejarah di Sekolah, sering memunculkan kesan tidak menarik

bahkan cendrugan membosankan, karena guru Sejarah hanya hanya memberikan fakta-fakta

kering berupa urutan tahun dan peristiwa belaka. Pelajaran Sejarah hanya pengulangan

Page 8: Penerapan Coopertif Learning Model Inside - Outside - Circle Dengan Mengunakan Lks Dalam Bentuk Gambar Berstruktur Dalam Ips. Sejarah

pelajaran sejak dari SD sampai Perguruan Tinggi, model dan teknik pengajarannya hanya

monoton atau tidak pernah berubah, sehingga lahirlah kesan bahwa mengajar sejarah itu

sangat mudah.

Sanusi dalam Idrus (2005 : 6) berkesimpulan bahwa para siswa umumnya

mempelajari sejarah hanya karena akan diujikan dan semata-mata untuk memperoleh nilai

yang baik. Oleh karena itu sangat dituntut seorang guru lebih banyak berinovati dalam

rangka ememksimalkan hasil pembelajaran. Guru sejarah khususnya harus mempunayai

kompetensi yang tinggi untuk dapat memahami bagaimana pembelajaran seharusnya,

memahami sejarah itu dalam rangaka megambil hikmanya apa yang seharusnya yang

dilakukan kedepan (Historia Magistrata Vitae). Sejarah adala Guru besar dalam kehidupan

manusia.

Untuk menarik minat belajar siswa guru sejarah harus meningkatkan cara

mengajanya dengan menggunakan berbagai startegi dan lebih memahami dimensi sejarah itu

sendiri. Penerapan strategi atau model-model yang tepat sesuai dengan materi atau

situasinalnya akan memberikan dampak yang maksimal terhadap hasil pembalajaran,

sehingga Sartono Kartodirjo dalam I Gde Widja dalam Idrus PTK (2005 ; 7) berpendapat

bahwa sejarah dapat berfungsi dalam pendidikan apabila menyesuaikan dengan situasi sosial

dewasa ini, dan jika Studi sejarah terbatas pada pengetahuan fakta-fakta maka akan manjdi

steril dan mematiakan minat terhadap sejarah. Seiring dengan pola pikir tersebut, I Gde

Widja dalm Idru PTK (2005 : 7) menganalisis lebih lanjut bahwa bahwa dalam prosfektif

baru, pendidikan sejarah itu harus progresif dan berwawasan tegas ke masa depan. Eksistensi

palajaran sejarah hanya sebuah pelajaran yang menjadi beban siswa untuk menghapal pakta

menajdi pile-pile menberatkan memori kan menjadi errol, ketika guru tidak membuka alam

pikiran siswa dengan melihat kenyataan sejarah sebagai pembelajaran di masa yang akan

datang. Dimensi Sejarah yang dikenal Tri dimensi Sejarah yaitu belajar dari masa lalu

penerapan masa kini merai prestasi dalam rangka mencapai prestise masa akan datang.

Muslimin Ibrahim (2000 : 15) Pengalaman memberikan banyak sumbangan

terhadap apa yang dipelajari seseorang.

Dalam pembelajaran sejarah harus melibatkan siswa secara keseluruhan dengan

tidak hanya berdasarkan satu pendekatan pembelajaran tetapi menerapkan berbagai model

pembelajaran. Untuk melibatkan siswa secara maksimal tepat menggunakan Coperatif

Page 9: Penerapan Coopertif Learning Model Inside - Outside - Circle Dengan Mengunakan Lks Dalam Bentuk Gambar Berstruktur Dalam Ips. Sejarah

Learnig. Sebagaimana dikemukakan Muslimin Ibrahim (2000 : 15) Salah satu efek penting

model pembelajaran koopertif ialah penerimaan yang luas terhadap orangyang berbeda

menurut ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, mapun ketidak mapuan.

2. Model Inside-outside-Circle dalam Pembelajaran Coopertive learning sebuah solusi

untuk menarik minat belajar siswa.

Kata Minat dalam kamus besar bahasa Indonesia yaitu kecendrungan hati yang

tinggi terhadap sesuatu ; gairah; keinginan.

Sesuatu yang sangat dinginkan memungkinkan seseorang untuk melakukan usaha yang

keras untuk mencapainya dan ketercapain itu pasti yang diharapkan adalah hasil yang

maksimal.

Sardiman (2005 : 21) yang dimaksudkan Belajar adalah berubah. Dalam hal ini yang

dimaksudkan belajar berati usaha nengubah tingka laku. Perubahan tidak hanya berkaitan

dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi berbentuk kecakapan , sikap, pengertian,

harga diri, minat, watak penyesuaian diri.

Beberapa rumusan tentang belajar dikemukakan oleh Rusyam, dkk (1992 : 7-9)

a. Belajar adalah suatu proses perubahan tingka laku.

b. Belajar adalah motivasi atau mempertegas kelakuan melalui pengalaman.

c. Belajar dalam arti yang luas adalah proses perubahan tingka laku yang

dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengembangan dan penilaian terhadap

atau mengenai sikap dan nilai-nilai, pengetahuandan kecakapan dasar yang

terdapat dalam berbagai bidang studi, lebih luas lagi dalam berbagai aspek

kehidupan.

Mianat Belajar adalah sesuatu yang dinginkan terjadi suatu perubahan yang

maksimal, maka untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut menjadi yakin dapat

memaksimalkan minat dengan menerapkan Model Inside-outside-circle dalam

Pembelajaran Coopertive learning.

Penulisan ini mengambil Pembelajaran Coopertive learning karena memiliki dampak

positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa sebagai mana Tanewy Gerson Ratumanan .

Inside- Outside-Circle

Page 10: Penerapan Coopertif Learning Model Inside - Outside - Circle Dengan Mengunakan Lks Dalam Bentuk Gambar Berstruktur Dalam Ips. Sejarah

Model Inside-Outside-Circle yang biasa disebut Lingkaran kecil lingkaran besar

atau kelompok lingkaran dalam dan kelompok lingkaran luar adalah sala satu model

pembelajaran dari 14 model dikembangkan dalam Anita Lie (2004 : 55 – 71). Model

Inside-Outside-Circle di kembangkan oleh Spenser Kagang dalam Anita Lie (2004 : 65)

Untuk memberikan kesmpatan pada siswa agar saling berbagi informasi pada saat yang

bersamaan. Pendekatan ini bisa digunakan dalam berbagai mata pelajaran, seperti ilmu

pengetahuan sosial, Agama, Matematika, dan bahasa. Bahan pelajaran yang paling cocok

digunakan dengan tekhnik ini adalah bahan yang membutuhkan pertukaran pikiran dan

infomasi antar siswa.

Anita Lie (2004 : 65) Salah satu keunggulan teknik adalah adanya struktur yang

jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan

singkat dan teratur. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong

royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengeloh informasi dan meningkatkan

keterampilan berkomonikasi.

Langka-langka penerapan model Inside-Outside-Circle menurut Anita Lie 92004 :

65) sebagai berikut :

Lingkaran Individu

1. Separuh kelas (atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak) berdiri

membentuk lingkaran kecil. Mereka berdiri melingkar dan menghadap keluar.

2. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran yang pertama.

Dengan kata lain, mereka berdiri menghadap ke dalam dan berpasangan dengan

siswa yang berada di lingkaran dalam.

3. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan lingkaran besar berbagi

informasi. Siswa yang berada di lingkaran kecil yang memulai. Pertukaran

informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam waktu yang bersamaan.

4. Kemudian, siswa yang berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara

siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah

perputaran jarum jam. Dengan cara ini, masing-masing siswa mendapatka

pasangan yang baru untuk berbagi.

5. Sekarang giliran siswa yang berada di lingkaran besar yang membagikan

informasi. Demikian seterusnya.

Page 11: Penerapan Coopertif Learning Model Inside - Outside - Circle Dengan Mengunakan Lks Dalam Bentuk Gambar Berstruktur Dalam Ips. Sejarah

Lingkaran Kelompok

1. Satu kelompok berdiri di lingkaran kecil menghadap ke luar. Kelompok yang

lain berdiri di lingkaran besar.

2. Kelompok berputar seperti prosedur Lingkaran Individu yang di jelaskan di atas

dan saling berbagi.