penentuan tarif pemasangan iklan pdf
TRANSCRIPT
1
PENENTUAN TARIF PEMASANGAN IKLAN
Studi Evaluasi pada HARIAN PAGI
“ BERNAS JOGJA”
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
INDAH SURYANDARI
NIM : 991334044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
2
3
4
HALAMAN PERSEMBAHAN
Senantiasa akan ada besok pagi, sebuah awal yang sama sekali baru
Waktu bagi pukulan, yang mendapat nilai sebelum giliran terakhir
Beristirahatlah selagi kau mampu, tetapi jangan berhenti hidup
Berterima kasihlah atas apa yang kau terima, dan bersyukurlah atas apa yang diberikanNya.
(Anne Marion)
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya
(Q.s Al Baqarah :286)
Buah karya sederhana ini kepersembahkan
Sebagai tanda bakti dan sayangku kepada
Ayah, ibu, mas eka, mbak endang, mbak ida
dan orang-orang yang selalu membantuku
5
6
ABSTRAK
PENENTUAN TARIF PEMASANGAN IKLAN
STUDI EVALUASI PADA HARIAN PAGI “BERNAS JOGJA” TAHUN
2007
Indah Suryandari
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2007
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah langkah- langkah
dan besarnya tarif pemasangan iklan pada harian pagi “BERNAS JOGJA” sudah
tepat. Penelitian dilaksanakan pada bulan september sampai dengan oktober 2005.
Data dikumpulkan dengan metode wawancara dan dokumentasi. Untuk
menganalisis data digunakan analisis kuantitatif dengan cara : 1) Mendeskripsikan
langkah-langkah penentuan tarif pemasangan iklan yang diterapkan pada harian
pagi ‘BERNAS JOGJA”, 2) Mendeskripsikan langkah- langkah penentuan tarif
pemasangan iklan menurut kajian teoritis, 3) Membandingkan antara langkah-
langkah penentuan tarif pemasangan iklan yang dilakukan perusahaan dengan
penentuan tarif pemasangan iklan berdasarkan kajian teori, 4) Menguji perbedaan
besarnya tarif pemasangan iklan perusahaan dengan kajian teori menggunakan
batas toleransi 5 %.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah : 1) Tidak cukup informasi untuk
menarik kesimpulan apakah prosedur penentuan tarif pemasangan iklan sudah
tepat. 2) besarnya tarif pemasangan iklan yang ditetapkan pada harian pagi
“BERNAS JOGJA” sudah tepat.
ABSTRACT
7
TARIFF DETERMINATION OF ADVERTISEMENT INSTALLATION An Assessment Study on “BERNAS JOGJA” Morning Daily Newspaper
Indah suryandari
Sanata Dharma University Yogyakarta
2007
The purpose of the research is to know whether the steps to determine the tariff and the amount of it to install the advertisement in “BERNAS JOGJA” Morning Daily Newspaper is proper. This research done from September to October 2005. The techniques of data collection were documentation and questionnaire. The technique of data analysis was quantitative by applying the following steps: 1) descrimbing the steps in determining the amount of tariff to install, the advertisement in “BERNAS JOGJA” Morning Daily Newspaper, 2) describing the steps in determining the amount of tariff to install the advertisement theoretically, 3) comparing between the theory in determining the tariff to install the advertisement in daily newspaper and the steps what “BERNAS JOGJA” done in determining the amount of tariff, 4) testing the difference between the amount of tariff determined by “BERNAS JOGJA” and the theory by applying 5% tplerant limit. The result of this research show that: 1) there isn’t any enough information to draw conclusion whether the procedure to determine the step of tariff in advertisement installation is proper, 2) the amount of tariff determined by “BERNAS JOGJA” in advertisement installation is proper.
8
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas
berkat dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyusun skripsi dengan judul Penentuan Tarif Pemasangan Iklan, studi
evaluasi pada Harian Pagi “BERNAS JOGJA”.
Skripsi ini merupakan salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima
kasih yang tulus dan mendalam kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan atas bimbingan, saran dan
pengarahannya.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Sosial atas bimbingan dan pengarahannya.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi atas pengarahan dan
bimbingannya.
4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd. selaku dosen pembimbing I, yang telah
memberikan waktu, pengarahan dan bimbingan kepada penulis.
5. Ibu Rita Eny purwanti, S.Pd. selaku dosen pembimbing II, yang berkenan
memberikan bimbingan, pengarahan, kritik dan sarannya kepada penulis.
6. Bapak S.Widanarto Prijowuntato,S.Pd.,M,Si. atas saran dan kritiknya.
7. Bapak Ig.Bondan Suratno, S.Pd,.M.Si. atas bimbingan dan masukannya
9
8. Ibu E. Catur Rismiati. S.Pd., MA. atas saran dan kritikannya.
9. Ibu Natalina Premastuti Brataningrum, S.Pd. Atas masukannya.
10. Segenap dosen dan karyawan di Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan bekal ilmu kepada penulis.
11. Bapak Bimo Sukarno, Sudiyarta, Zubaedi, Wisnu Wardaya, dan seluruh
karyawan Harian Pagi “BERNAS JOGJA” yang selalu ramah menerima
penulis dan memberikan data-data yang penulis butuhkan.
12. Petugas perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang selalu kooperatif
sehingga sangat membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.
13. Ayah dan ibu tercinta atas semua dukungan, doa dan cintanya.
14. Mas Eka, mbak Endang, mbak ida dan si kecil “Kaluna” yang telah
memberikan suport dan bantuannya.
15. Dee yang telah mendampingiku dan membantuku sampai skripsi ini selesai.
16. Anak-anak “Loro Sae” Lusi, Tuti, Candra, Mbak Driena, Mbak April, Crayon,
Theo, Crisna, Winnie yang telah menjadi sahabatku.
17. Yani, Iwan, Enjang Pipit, Supri, Juragan, Ari, Andrew, Nana akhirnya aku
lulus.
18. Anak-anak PAK angkatan 99 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
dengan kerendahan hati penulis mohon kerelaan pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang bersifat membangun bagi tercapainya kesempurnaan skripsi
ini. Atas perhatiannya kami ucapkan banyak terima kasih.
( Penulis )
10
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………............. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................…………………………….. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………..... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………………………. v
ABSTRAK …………………………………………………………............. vi
ABSTRACT ……………………………………………………………....... vii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4
C. Batasan Masalah .......................................................................... 4
D. Tujuan Penulisan .......................................................................... 5
E. Manfaat Penulisan ........................................................................ 5
F. Sistematika Penulisan .................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Umum Iklan dan Surat Kabar ..................................... 7
B. Harga Jual ..................................................................................... 10
1. Arti Penting Harga .................................................................. 10
2. Pengertian Harga Jual ............................................................ 11
3. Tujuan Penentuan Harga Jual ................................................. 11
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Jual .................... 13
C. Harga Pokok Produk .................................................................... 13
1. Pengertian Harga Pokok Produk ............................................ 13
2. Penggolongan Biaya ............................................................... 14
3. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produk ........................... 18
4. Metode Penentuan Harga Pokok Produk ................................ 19
11
D. Metode Penentuan Harga Jual ..................................................... 20
1. Penentuan Harga Jual Normal ................................................ 20
2. Penentuan Harga Jual Waktu dan Bahan ............................... 24
3. Penentuan Harga Jual Dalam Cost-Type Contract ................ 24
4. Penentuan Harga Jual Pesanan Khusus ................................. 25
5. Penentuan Harga Jual yang Diatur dengan Peraturan
Pemerintah ............................................................................. 25
E. Implementasi Penentuan Harga atau Tarif Pemasangan Iklan .... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................ 29
B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 29
C. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................... 29
D. Data yang diperlukan .................................................................. 30
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 30
F. Teknik Analisis Data .................................................................. 30
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ...................................... 34
B. Manajemen Perusahaan .............................................................. 43
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ............................................................................. 57
1. Biaya Operasional Perusahaan .............................................. 57
2. Tarif Pemasangan Iklan ......................................................... 61
B. Analisis Data .......................................................................... 63
C. Pembahasan .................................................................................. 69
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................. 73
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 74
C. Saran ............................................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Organisasi adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan perusahaan.
Menurut tujuannya organisasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu, organisasi
berorientasi profit dan organisasi yang berorientasi non profit. Kedua organisasi
tersebut dalam ilmu ekonomi disebut badan usaha. Badan usaha yang bersifat
profit menurut keluaran atau outputnya digolongkan menjadi dua yaitu, output
yang berupa barang dan output yang berupa jasa. Di sini hanya akan membahas
badan usaha yang mencari laba dan outputnya berbentuk jasa.
Menurut Philip Kotler yang dimaksud dengan jasa adalah setiap kegiatan
atau manfaat yang dapat diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lainnya yang
pada dasarnya tidak terwujud ( intangible ) dan tidak pula berakibat pemilikan
sesuatu (Philip Kotler,1981:352). Maka dapat disimpulkan yang dimaksud dengan
badan usaha yang menghasilkan jasa adalah suatu badan usaha yang outputnya
tidak mempunyai bentuk dan wujud tertentu serta tidak dapat disimpan.
Setiap manajemen pasti menginginkan adanya keberhasilan dari usaha
yang dijalankannya. Keberhasilan manajemen dalam mengoperasikan suatu
perusahaan diukur dari laba yang diperoleh perusahaan atau dari penyerahan jasa.
Secara sederhana laba dapat dihitung dengan mengurangkan pendapatan yang
diterima selama periode tertentu dengan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam
13
membentuk pendapatan tersebut dalam periode yang sama. Laba terutama
dipengaruhi tiga faktor yaitu volume penjualan, harga jual produk dan biaya
(Mulyadi, 1992: 149). Biaya menentukan harga jual, harga jual mempengaruhi
volume penjualan, sedangkan volume penjualan langsung mempengaruhi volume
produksi dan volume produksi mempengaruhi biaya. Dengan demikian,
penentuan harga jual memegang peranan yang penting bagi manajemen karena
adanya hubungan yang erat dengan tingkat laba yang dikehendaki.
Sejalan dengan perkembangan perusahaan, manajemen sering kali
dihadapkan pada berbagai masalah pengambilan keputusan yang menyangkut
pemilihan alternatif tindakan. Oleh karena itu manajemen memerlukan data yang
relevan dengan keputusan yang akan diambil. Suatu data dianggap relevan bila
memenuhi dua syarat yaitu akan terjadi di masa yang akan datang dan berbeda
diantara berbagai macam alternatif yang akan dipilih (Gudono, 1993,hal.18).
Pengambilan keputusan untuk memilih alternatif tindakan dan perumusan
kebijaksanaan untuk masa yang akan datang berhadapan dengan masalah
ketidakpastian. Oleh karena itu manajemen diharapkan mampu memanfaatkan
data-data yang relevan dalam pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan dikelompokkan menjadi dua yaitu pengambilan
keputusan yang bersifat rutin dan khusus (Abdul Halim dan Bambang Supomo,
1994, hal. 68). Pengambilan keputusan rutin pada umumnya berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan operasi perusahaan yang bersifat rutin dan teratur. Contoh
keputusan rutin antara lain keputusan pembelian bahan mentah yang dipakai
untuk produksi sehari-hari, penentuan harga jual reguler, pemasangan iklan dan
14
pengiriman barang. Sedang keputusan yang bersifat khusus tidak teratur dan rutin
waktu terjadinya. Contoh keputusan khusus antara lain keputusan membuat
sendiri suatu produk atau membeli dari luar dan pemberian harga khusus pada
pesanan di luar kapasitas produksi reguler, yaitu lebih rendah dari harga produk
yang diproduksi secara reguler.
Penetapan harga untuk perusahaan yang menghasilkan jasa lebih sulit,
karena berhubungan dengan ketidakpastian, harus mempertimbangkan waktu-
waktu tertentu, peramalan biaya dan strateginya. Penentuan harga jual memang
tidak hanya dilihat dari biaya saja, tetapi dalam hal ini biaya yang dipakai sebagai
dasar dalam penentuan harga jual, sehingga perlu pengelolaan yang tepat dan
memadai. Pengelolaan yang tepat dan memadai agar dapat dilakukan maka perlu
adanya data yang relevan. Dalam hal ini akuntansi biaya menyediakan data guna
memenuhi keperluan tersebut yaitu penentuan harga produk, pengendalian biaya,
perencanaan dan pengambilan keputusan.
Surat kabar merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak dalam
bidang informasi. Pada dasarnya surat kabar menjual jasanya kepada produsen
atau pihak yang berkepentingan sebagai mediator untuk menyampaikan iklan
kepada masyarakat luas atau menyampaikan suatu pengumuman atau
pemberitahuan atas suatu hal dari satu pihak pada pihak yang lain. Untuk menarik
minat konsumen agar tetap memasang iklan di surat kabar tersebut maka
perusahaan yang bersangkutan harus biasa memberi fasilitas-fasilitas yang
menarik dengan harga yang cukup bersaing.
15
Keputusan penentuan harga jual menjadi hal yang cukup unik bagi
perusahaan karena sangat berpengaruh baik bagi keberhasilan perusahaan maupun
terhadap daya tarik konsumen. Di samping itu, banyak faktor yang mempengaruhi
penentuan harga jual seperti kondisi perekonomian, permintaan, persaingan,
pemerintah atau politik serta biaya dan tujuan perusahaan. Oleh karena itu
manajer penentu harga jual benar-benar harus dapat dan mampu menentukan
harga jual yang tepat dalam arti dapat menutup biaya yang dikeluarkan dan
menghasilkan laba yang diinginkan serta dapat memuaskan konsumen.
Berdasakan latar belakang di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
dengan judul “ Penentuan Tarif Pemasangan Iklan “ Studi Evaluasi Pada Harian
Pagi “BERNAS JOGJA” Tahun 2005.
B. RUMUSAN MASALAH
Masalah yang akan dikaji dalam penulisan skripsi ini adalah :
1. Apakah langkah- langkah penentuan tarif pemasangan iklan pada Harian
Pagi “BERNAS JOGJA” sudah tepat ?
2. Apakah besarnya tarif dan pemasangan iklan di Harian Pagi “BERNAS
JOGJA” sudah tepat ?
C. BATASAN MASALAH
Pembatasan masalah ini dimaksudkan untuk mempersempit lingkup
permasalahan. Permasalahan yang meluas ke mana-mana dapat menyebabkan
terjadinya kesimpangsiuran pemikiran. Oleh karena itu masalah yang akan diteliti
16
di sini hanya terbatas pada perhitungan harga jual yang dilakukan oleh
perusahaan.
Perusahaan yang akan diteliti adalah perusahaan yang mencari laba dan
outputnya berbentuk jasa yaitu surat kabar. Pengertian-pengertian yang ada lebih
ditekankan pada pengertian dalam ilmu akuntansi, sedangkan penentuan harga
jual dihubungkan dengan kebijakan penentuan harga jual. Metode yang dipakai
untuk menganalisis harga jual adalah penentuan harga normal dengan pendekatan
full costing.
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui langkah-langkah penentuan tarif pada Harian
Pagi”BERNAS JOGJA”.
2. Untuk mengetahui besarnya tarif pada Harian Pagi “BERNAS JOGJA”.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Perusahaan.
Memberikan informasi pada manajemen dalam penentuan tarif
pemasangan iklan.
2. Bagi Penulis.
Menerapkan teori-teori yang diperoleh ke dalam praktek yang
sesungguhnya pada perusahaan.
17
3. Bagi Universitas Sanata Dharma.
Memberikan tambahan pustaka mengenai penentuan tarif pemasangan
iklan.
F. SISTEMATIKA PENULISAN.
BAB I Pendahuluan
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, batasan masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penelitian.
BAB II Tinjauan Pustaka
Bab ini berisis konsep-konsep dan teori-teori yang digunakan
sebagai dasar untuk pengolahan data.
BAB III Metodologi Penelitian
Bab ini menjelaskan jenis penelitian yang dilakukan, tempat dan
waktu penelitian, objek penelitian, data yang dicari, teknik
pengumpulan data dan teknik analisisn data.
BAB IV Gambaran Umum Perusahaan
Bab ini menguraikan sejarah berdirinya perusahaan, struktur
organisasi, kegiatan perusahaan dan lokasi perusahaan.
BAB V Pembahasan
Bab ini membahas metode dan langkah- langkah penentuan tarif serta
besarnya tarif pemasangan iklan.
BAB VI Kesimpulan dan Saran.
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Umum Iklan dan Surat Kabar
Iklan merupakan hal yang sudah lazim dalam masyarakat kita, karena
semua orang telah mengenalnya. Hal ini disebabkan pemasangan iklan saat ini ada
di mana-mana baik pada media cetak, maupun elektronik. Seperti pada surat
kabar, radio, televisi, internet dan sebagainya. Ada pula iklan yang ditempelkan
pada pohon-pohon, dinding-dinding di sepanjang jalan.Semua tempat yang
memungkinkan untuk berkomunikasi dengan masyarakat luas dan dalam waktu
yang relatif singkat dijadikan sasaran pemasangan iklan. Secara sederhana iklan
didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan
kepada masyarakat lewat suatu media (Rhenald K.1992:9).
Pada kenyataannya surat kabar tidak membeda-bedakan jenis iklan secara
khusus, berikut disajikan beberapa pembagian jenis iklan yang berguna sebagai
dasar kerangka berpikir dalam memanfaatkan media ini. Dalam konteks ini, iklan
dapat diklasifikasikan menjadi 3 yaitu :
1. Iklan baris dan Iklan kolom
Iklan baris adalah iklan yang pertama kali dikenal masyarakat.
Umumnya hanya terdiri dari pesan-pesan komersial yang berhubungan
dengan kebutuhan pengiklan, seperti misalnya iklan lowongan
pekerjaan, kehilangan (benda atau sanak keluarga), pindah alamat, jual
19
beli kendaraan bekas, jual perabotan rumah tangga, menawarkan jasa-
jasa tertentu, dan lain- lain. Sedangkan iklan kolom mempunyai ukuran
minimal 43 millimeter x 30 millimeter dan maksimal 43 millimeter x
100 millimeter. Iklan ini biasanya terdiri dari iklan lowongan
pekerjaan, jual beli handphone dan kendaraan, perabotan rumah tangga
dan lain- lain.
2. Iklan display
Iklan jenis ini merupakan iklan yang paling dominan pada surat kabar.
Ukurannya sangat bervariasi, tetapi biasanya minimal 2 kolom, mulai
dari 2 kolom kali 5 sentimeter hingga 1/4, 1/2 , dan 1 halaman penuh
warna. Iklan- iklan ini akan dimuat oleh penerbit sesuai dengan
kebijaksanaan redaksi sepanjang tidak menganggu halaman isi redaksi.
Ada kalanya redaksi memilih halaman sesuai dengan keinginannya
(misalnya iklan yang dimuat secara serial). Untuk itu penerbit biasanya
memungut biaya tambahan yang besarnya antara 200% hingga 400%
dari tarif standar (tergantung lokasinya). Iklan display biasanya juga
dibedakan atas :
a. Iklan display lokal, yakni iklan dipesan oleh pengiklan lokal,
berbagai organisasi atau pribadi tertentu yang memilih tarif yang
paling rendah.
b. Iklan display nasional, dipesan oleh perusahaan-perusahaan
multinasonal, organisasi dan kelompok usaha tertentu, untuk
menekankan kekuatan produknya di pasar atau guna mendukung
20
kampanye pemasaran di daerah tertentu. Pengiklan pada jenis ini
berani membayar tarif yang tinggi (misalnya tarif iklan berwarna).
3. Suplemen
Bentuk suplemen lebih banyak digarap oleh majalah daripada surat
kabar. Di Indonesia bentuk suplemen sebagai lembaran iklan
belum terlalu dikenal (Rhenald.k.1992:106-107).
Salah satu media yang dapat digunakan untuk mengiklankan barang dan
jasa suatu perusahaan tersebut adalah surat kabar. Kebanyakan surat kabar
mengandalkan hidup dari iklan, bahkan kenaikan harga kertas koran sebagai
bahan baku utama surat kabar sering kali tidak mengakibatkan kenaikan harga jual
surat kabar per eksemplar secara proposional. Kehadiran iklan dalam media cetak
telah mampu mensubsidi harga eceran surat kabar. Surat kabar merupakan media
utama yang banyak digunakan dalam periklanan di Indonesia. Hal ini disebabkan
oleh beberapa faktor seperti :
1. Jangkauan distribusi tidak dibatasi
2. Harga satuan surat kabar murah dan dapat dibeli eceran.
Menurut Rhenald Kasali (1992:102) pada umumnya surat kabar terdiri dari
2 jenis :
1. Tabloid terdiri dari lima atau enam kolom yang masing-masing memiliki
lebar sekitar 5 cm dan panjang dari atas ke bawah sekitar 35 cm. Ukuran
ini membuat surat kabar tabloid tampil seperti majalah yang tidak dijilid.
2. Standar (broadsheet) memiliki ukuran dua kali lipat ukuran tabloid dengan
delapan atau sembilan kolom ke samping.
21
B. Harga Jual
Dalam kegiatan ekonomi sekarang, pertukaran atau jual beli dilakukan
dengan menggunakan suatu alat pembayaran atau disebut uang. Penjual
menerima sejumlah uang sebagai hasil usahanya menjual barang atau jasa.
Sedangkan pembeli akan memberikan uang sebesar nilai barang yang
dibelinya yang dinyakan dengan harga.
1. Arti Penting Harga.
Harga merupakan salah satu kekuatan penting dalam perekonomian yang
berorientasi pada pasar, dalam hal ini harga sering menjadi faktor penentu
dalam keputusan pembelian. Harga jual juga merupakan salah satu unsur
dalam menentukan bagian pasar dan tingkat keuntungan perusahaan.
Yoseph P. Guitian dan Gordon W. Paul mengemukakan alasan pentingnya
harga, yaitu (Yoseph P Guiltian dan Gordon W. Paul,1987: 218) :
a. Semua produk atau jasa mempunyai harga meskipun produk atau
jasa tersebut dijual gratis.
b. Keputusan tentang harga dapat dibuat lebih sering daripada
keputusan program lain.
c. Dari sudut pandang anggaran, keputusan tentang harga memiliki
dampak terhadap persentase margin kontribusi.
d. Keputusan tentang harga jual mempunyai implikasi penting bagi
jenis program periklanan, penjualan dan saluran distribusi yang
dipilih.
22
2. Pengertian Harga Jual
Harga jual adalah sejumlah uang (ditambah beberapa barang kalau
mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari
barang beserta pelayanannya (Basu Swasta dan Ibnu Sukotjo,1988: 211).
Sedangkan definisi harga jual menurut Supriyono adalah jumlah moneter
yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan
atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan (Supriyono,1993:332).
Keputusan penentuan harga jual biasanya harus dibuat berulang-
ulang karena harga jual dipengaruhi oleh perubahan lingkungan eksternal
dan internal . Perubahan harga jual bertujuan agar harga jual yang baru
dapat mencerminkan biaya saat ini, biaya masa depan dan faktor lain yang
berhubungan. Dalam jangka panjang harga jual harus dapat menghasilkan
pendapatan yang cukup untuk menutup semua biaya masa depan atau laba
yang diharapkan.
3. Tujuan Penentuan Harga Jual
Dalam menentukan harga jual produk, manajemen perlu menetapkan
tujuan harga jual tersebut. Tujuan ini akan menjadi salah satu pedoman
kerja perusahaan. Pada umumnya penetapan harga jual mempunyai tujuan
(Basu Swastha, 1989: 148) untuk :
a. Mendapatkan laba maksimum
Dalam praktek, terjadinya harga memang ditentukan oleh penjual dan
pembeli. Semakin besar daya beli konsumen, semakin besar pula
kemungkinan bagi penjual untuk menetapkan tingkat harga yang lebih
23
tinggi. Dengan demikian penjual mempunyai harapan untuk
mendapatkan keuntungan maksimal sesuai dengan kondisi yang ada.
b. Mendapatkan investasi yang ditargetkan
Harga yang dapat dicapai dalam penjualan dimaksudkan pula untuk
menutup investasi secara berangsur-angsur. Dana yang dipakai untuk
mengembalikan investasi hanya bisa diambilkan dari laba perusahaan
dan laba hanya bisa diperoleh bilamana harga jual lebih besar dari
jumlah biaya seluruhnya.
c. Mencegah atau mengurangi persaingan
Tujuan mencegah atau mengurangi persaingan dapat dilakukan melalui
kebijaksanaan harga. Hal ini dapat diketahui bilamana para penjual
menawarkan barang-barang dengan harga yang sama, oleh karena itu
persaingan hanya mungkin dilakukan tanpa melalui kebijaksanaan
harga, tetapi dengan service lain. Persaingan seperti itu disebut
persaingan bukan harga ( non-price competition )
d Memperbaiki atau mempertahankan pangsa pasar
Memperbaiki market share hanya mungkin dilakukan bilamana
kemampuan dan kapasitas produksi masih cukup longgar. Di samping
juga kemampuan dibidang lain seperti bidang pemasaran, keuangan
dan sebagainya. Dalam hal ini harga merupakan faktor yang penting
bagi perusahaan kecil yang mempunyai kemampuan sangat terbatas,
biasanya penetapan harga ditujukan untuk sekedar mempertahankan
market share.
24
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Jual
Faktor yang mempengaruhi harga jual menurut Supriyono adalah
(Supriyono, 1989: 333) :
a. Tujuan perusahaan, khususnya mengenai laba yang diinginkan
b. Biaya, khususnya biaya masa depan
c. Pendapatan yang diharapkan
d. Jenis produk atau jasa yang dijual dan jenis industri
e. Citra atau kesan masyarakat dan reaksi pesaing
f. Pengaruh pemerintah, khususnya undang-undang, keputusan
pemerintah dan kebijakan pemerintah
g. Tindakan atau reaksi pesaing.
h. Trend ekonomi
i. Gaya manajemen
j. Tujuan nirlaba
k. Tanggungjawab sosial perusahaan.
B. Harga Pokok Produk
1. Pengertian Harga Pokok Produk
Harga Pokok Produk adalah jumlah yang dapat diukur dalam
satuan uang dalam bentuk kas yang dibayar, atau nilai aktiva lain yang
diserahkan atau dikorbankan, atau nilai jasa yang diserahkan atau
dikorbankan, atau hutang yang timbul, atau tambahan modal dalam rangka
pemilikan barang atau jasa yang diperlukan perusahaan di masa lalu
25
ataupun masa yang akan datang (Supriyono, 1995:16 ). Tetapi jika
pengorbanan tersebut tidak menghasilkan manfaat, maka pengorbanan
tersebut merupakan rugi.
2. Penggolongan Biaya
Penggolongan adalah proses pengelompokan secara sistematis atas
keseluruhan eleman yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang
lebih ringkas,untuk dapat memberikan informasi yang lebih mempunyai
arti atau lebih penting.
Biaya (cost) adalah harga perolehan yang dikorbankan atau
digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan dan dipakai sebagai
pengurang penghasilan ( Mulyadi, 1993: 8 ). Biaya dapat juga diartikan
sebagai kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan
akan menghasilkan keuntungan di masa sekarang atau masa yang akan
datang.
Pada umumnya penggolongan biaya ditentukan atas dasar tujuan
yang hendak dicapai dengan penggolongan tersebut, karena hal tersebut
maka penggolongan tersebut disebut dengan istilah “ different cost for
different purposes “ ( Mulyadi, 1993: 14 ).
Biaya dapat digolongkan menjadi :
1. Menurut fungsi pokoknya
a. Biaya produksi
Adalah biaya yang berhubungan dengan kegiatan pengolahan
bahan baku menjadi produk selesai yang siap untuk dijual. Biaya
26
produksi dapat juga didefinisikan sebagai biaya yang harus
diperhitungkan dalam penentuan harga pokok produk dalam satu
periode akuntansi. Secara garis besar biaya produksi meliputi biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead. Contohnya
adalah biaya bahan pembantu, biaya bahan bakar, biaya
penyusutan peralatan,biaya listrik dan sebagainya.
b. Biaya pemasaran
Adalah biaya yang berhubungan dengan kegiatan penjualan produk
selesai yang siap dijual dengan cara yang memuaskan pembeli dan
dapat memperoleh laba sesuai yang diinginkan perusahaan sampai
dengan penggumpulan kas dari hasil penjualan. Pada intinya biaya
pemasaran yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran
produk.Contohnya adalah biaya promosi, biaya contoh ( sample )
c. Biaya administrasi dan umum
Adalah biaya yang berhubungan dengan fungsi administrasi dan
umum yang terjadi dalam rangka menentukan kebijakan,
pengarahan, pengawasan, kegiatan perusahaan secara keseluruhan.
Contohnya adalah biaya gaji personalia, biaya gaji sekretaris.
Jumlah antara biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum
biasa disebut dengan istilah biaya komersial ( commercial
expenses).
27
2. Menurut Sesuatu yang Dibiayai
a. Biaya langsung ( Direct Cost )
Adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah
karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai
tersebut tidak ada, maka biaya langsung tidak mungkin terjadi.
Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasi
kepada produk ( sesuatu yang dibiayai ). Contohnya adalah biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja.
b. Biaya tidak langsung ( Indirect Cost )
Adalah biaya yang terjadi, yang penyebabnya terjadinya tidak
hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiaya i saja. Biaya ini tidak
mudah untuk diidentifikasikan pada produk tertentu. Contohnya
adalah biaya overhead.
3. Menurut Objek Pengeluaran
a. Biaya yang terkendalikan ( Controllable Cost )
Adalah biaya yang secara langsung dapat dipengaruhi oleh
seorang pimpinan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Contohnya adalah biaya upah.
b. Biaya yang tak terkendalikan ( Uncontrollable Cost )
Adalah biaya yang secara langsung tidak dapat dipengaruhi oleh
seorang pimpinan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
28
4. Menurut Perilaku Dalam Hubungannya Dengan Perubahan
Volume Kegiatan
a. Biaya variabel ( Variable Cost )
Adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan
perubahan volume. Contohnya biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung.
b. Biaya semi variabel ( Semi Variable Cost )
Adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sesuai dengan
perubahan volume kegiatan, sifat perubahannya tidak sebanding.
Contohnya biaya reparasi.
c. Biaya tetap (Fixed Cost )
Adalah biaya yang jumlah totalnya tetap, tidak dipengaruhi oleh
perubahan volume kegiatan sampai dengan kegiatan tertentu. Biaya
tetap ini terbagi menjadi 2 yaitu :
1) Biaya tetap discretionary
Adalah biaya tetap yang besarnya ditentukan oleh manajer
puncak. Contohnya biaya promosi dan biaya riset.
2) Biaya tetap comitted
Adalah biaya yang terjadi dalam rangka mempertahankan
kapasitas atau kemampuan perusahaan beroperasi dalam
kegiatan produksi, pemasaran, administrasi. Contohnya
biaya depresiasi (dengan metode garis lurus), biaya
asuransi.
29
5. Menurut Jangka Waktu Manfaat
a. Pengeluaran modal ( Capital Expenditure )
Adalah biaya yang jumlah pengeluarannya relative tidak kecil,
yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi, yang
akan memberikan manfaat, yang dikeluarkan untuk berupa periode
akuntansi dan dibebankan pada tahun-tahun yang menikmati
manfaat.
b. Pengeluaran pendapatan ( Revenue Expenditure )
Adalah biaya yang jumlahnya relatif kecil, yang akan memberikan
manfaat hanya pada periode akuntansi saat pengeluaran terjadi.
Contohnya biaya iklan dan biaya tenaga kerja (Mulyadi, 1993:17 ).
3. Metode Pengumpulan Harga Pokok Produk
Metode pengumpulan harga pokok produk dapat dibedakan menjadi 2
yaitu :
a. Metode Harga Pokok Pesanan ( Job Order Cost Method )
Metode harga pokok pesanan mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1) Harga pokok produk dihitung untuk setiap produk pesanan
2) Penentuan harga pokok produk tiap pesanan dilakukan setelah
produk selesai dikerjakan. Harga pokok per unit produk pesanan
30
dihitung dengan cara membagi harga pokok pesanan dengan
jumlah unit produk pesanan yang bersangkutan
b. Metode Harga Pokok Proses ( Process Cost Method )
Metode harga pokok proses mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1) Harga pokok produk dihitung berdasarkan periode tertentu
2) Penentuan harga pokok produk dilakukan pada akhir periode
tertentu
3) Harga per unit produk dihitung dengan cara membagi harga pokok
produk selesai periode dengan jumlah unit produk selesai dalam
periode yang bersangkutan ( Mardiasmo, 1994: 27 ).
4. Metode Penentuan Harga Pokok Produk
Adalah cara memperhitungkan pembebanan biaya ke dalam harga
pokok produk, ada 2 pendekatan yang digunakan untuk memperhitungkan
biaya.
Dua metode yang digunakan tersebut adalah metode full costing
dan variable costing ( Mulyadi, 1992:262-280 ).
a. Full Costing / Absorption Costing/ Conventional Costing
Adalah metode yang memperhitungkan semua biaya produksi yang
terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya
overhead baik yang tetap maupun yang variabel ke dalam harga
pokok produk.
b. Variable Costing/ Marginal Costing/ Direct Costing
31
Adalah metode yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang
bersifat variabel ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari
biaya bahan baku , biaya tenaga kerja, biaya overhead variabel.
D. Metode Penentuan Harga Jual
Pada prinsipnya dalam keadaan normal harga jual harus mampu
menutup biaya penuh dan menghasilkan laba yang sepadan dengan
investasinya. Sedangkan pada keadaan khusus, setiap harga jual yang
besarnya di atas biaya variabel, telah memberikan kontribusi dalam
menutup biaya tetap.
Menurut Mulyadi ada lima metode penentuan harga jual produk
yaitu (Mulyadi, 1992: 149) :
1. Penentuan harga jual normal ( normal pricing )
Normal pricing disebut juga cost plus pricing yaitu metode
penentuan harga jual dengan cara menambahkan laba yang
diharapkan di atas biaya penuh masa yang akan datang untuk
memproduksi dan memasarkan produk. Artinya harga jual
ditentukan dengan menambah biaya yang akan datang dengan
suatu persentase mark up atau tambahan di atas jumlah biaya yang
dihitung dengan rumus tertentu. Dalam metode ini harga jual
dihitung berdasarkan rumus :
Harga Jual = Taksiran Biaya Penuh + Laba yang Diharapkan
32
Taksiran biaya penuh dapat dihitung dengan dua pendekatan yaitu
full costing dan variable costing. Unsur-unsur biaya penuh dalam
metode full costing dan variable costing terdiri dari :
1). Full Costing
Jika harga pokok produk dihitung dengan menggunakan
pendekatan full costing, maka biaya penuh dihitung sebesar biaya
produksi ditambah biaya non produksi.
Rumus untuk menghitung penentuan harga jual dengan
menggunakan pendekatan full costing adalah sebagai berikut :
Harga jual = Biaya Produksi + Mark-up
Harga jual produk yang dihitung dengan cost-plus pricing dengan
pendekatan full costing sebagai berikut :
Biaya Bahan Baku xxx
Biaya Tenaga Kerja Langsung xxx
Biaya Overhead Pabrik (Tetap+Variabel) xxx +
Taksiran Total Biaya Produksi xxx
Biaya Administrasi dan Umum xxx
Biaya Pemasaran xxx +
Taksiran Total Biaya Komersial xxx +
Taksiran Biaya Penuh xxx
% Mark-up x Biaya Produksi xxx +
33
Total Harga Jual Produk xxx
Volume Produksi xxx :
Harga Jual Produk Per satuan xxx
Persentase mark-up dicari dengan rumus sebagai berikut :
Laba yang diharapkan + Biaya non produksi %Mark Up =
Biaya Produksi X 100 %
2). Variable Costing
Jika harga pokok produk dihitung dengan menggunakan
pendekatan variable costing, maka biaya penuh merupakan jumlah
biaya variabel dan biaya tetap.
Sedangkan perhitungan harga jual dengan cost-plus pricing
berdasarkan pendekatan variable costing sebagai berikut
(Mulyadi,1993: 358) :
Perhitungan persentase mark-up :
Biaya tetap xxx
Laba yang diharapkan xxx +
Jumlah xxx
Biaya variabel xxx :
Persentase mark-up xxx
Perhitungan harga jual :
Biaya variabel xxx
34
Mark-up xxx +
Jumlah harga jual xxx
Volume produk xxx :
Harga jual per unit xxx
Unsur kedua yang diperhitungkan dalam harga jual adalah
laba yang diharapkan. Laba yang diharapkan dapat dihitung
berdasarkan investasi yang ditanamkan untuk menghasilkan produk
atau jasa. Untuk memperkirakan berapa laba wajar yang diharapkan,
manajer penentu harga jual perlu mempertimbangkan cost of capital
(biaya modal), resiko bisnis dan besarnya capital employed (jumlah
investasi). Jika biaya dipakai sebagai dasar penentuan harga jual baik
dalam pendekatan variable costing maupun full costing, biaya penuh
masa yang akan datang dibagi dua, yaitu biaya yang dipengaruhi
secara langsung oleh volume produk dan biaya yang tidak
dipengaruhi oleh volume produk. Dalam penentuan harga jual,
taksiran biaya penuh yang langsung berhubungan dengan volume
produk dipakai sebagai dasar penentuan harga jual, sedangkan
taksiran biaya penuh yang tidak dipengaruhi oleh volume produk
ditambahkan kepada laba yang diharapkan untuk kepentingan
perhitungan persentase mark-up. Perhitungan harga jual atas dasar
biaya secara umum dapat dinyatakan dengan rumus :
Harga jual per-unit = Biaya produksi + % Mark up
35
Laba yang diharapkan + Biaya tetap %Mark Up =
Biaya Variabel X 100 %
2. Penentuan harga jual waktu dan bahan
Penentuan harga jual waktu dan bahan pada dasarnya merupakan
cost plus pricing. Harga jual ditentukan sebesar biaya penuh ditambah
dengan laba yang diharapkan. Harga jual ditentukan sebesar biaya penuh
ditambah dengan laba yang diharapkan. Metode ini biasanya digunakan
oleh perusahaan bengkel mobil, dok kapal dan perusahaan lain yaang
menjual jasa reparasi dan bahan, suku cadang sebagai pelengkap penjualan
jasa.
3. Penentuan harga jual dalam Cost-Type Contract
Cost-type contract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa di
mana pihak pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa pada harga
yang didasarkan pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh
produsen ditambah dengan laba yang dihitung sebesar persentase tertentu
dari total biaya sesungguhnya tersebut.
Dalam keadaan normal, harga jual produk atau jasa yang akan
dijual pada masa yang akan datang ditentukan dengan metode cost-plus
pricing berdasarkan full costing sebagai dasar pengumpulan harga pokok
produk. Sedangkan dalam metode cost-type contract adalah harga jual
yang dibebankan kepada konsumen dihitung berdasarkan biaya penuh
36
sesungguhnya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi
dan memasarkan produk atau jasa.
4. Penentuan harga jual pesanan khusus ( Special Order Princing )
Pesanan khusus merupakan pesanan yang diterima oleh perusahaan
di luar pesanan reguler perusahaan. Biasanya konsumen yang melakukan
pesanan khusus ini meminta harga di bawah harga jual normal, karena
biasanya pesanan khusus mencakup jumlah yang besar. Dalam
mempertimbangkan penerimaan pesanan khusus, informasi akuntansi
differensial merupakan dasar yang dipakai dalam menentukan harga jual.
5. Penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah.
Produk atau jasa yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan
pokok masyarakat luas seperti; listrik, air, telepon dan telegraf,
transportasi dan jasa pos diatur dengan peraturan pemerintah. Harga jual
produk dan jasa tersebut ditentukan berdasarkan biaya penuh masa yang
akan datang ditambah dengan laba yang diharapkan.Penetapan harga
dengan metode praktis (Basu Swasata dan Irawan, 1981:246).
a. Metode penetapan harga Mark Up
Harga jual ditetapkan dengan menambah sejumlah rupiah pada biaya
per satuan produk
b. Metode penetapan Break Even
37
Penetapan harga jual dipengaruhi oleh hubungan antara harga jual
eceran dengan jumlah produk x yang akan dibeli konsumen. Manajer
dapat memilih kombinasi harga dengan break even yang paling
menguntungkan.
c. Metode penetapan harga Rate of Return
Harga jual ditetapkan dengan menambahkan total biaya dengan return
yang diharapkan dari invetasi, lalu dibagi dengan taksiran kuantitas
penjualan agar diperoleh harga jual per satuan.
d. Metode penetapan harga biaya variabel
Didasarkan pada metode harga pokok variabel dan berdasarkan
anggapan bahwa biaya total tidak harus selalu ditutup dalam
menjalankan kegiatan menguntungkan. Metode harga pokok variabel
biasanya dipakai sebagai harga minimum yang dapat diterima.
e. Metode penetapan harga beban puncak
Didasarkan bahwa harga yang ditetapkan akan berbeda pada saat
beban puncak, misalnya tarif PLN.
E. Implementasi Penentuan Harga atau Tarif Pemasangan Iklan
Penentuan tarif pemasangan iklan dengan menggunakan metode cost plus
pricing dengan pendekatan full costing yaitu sebagai berikut :
a) Menghitung total biaya produksi dan total biaya non produksi untuk
mendapatkan taksiran biaya penuh.
b) Menentukan laba yang diharapkan.
38
c) Menghitung (Rp) mark-up dengan mengalikan % mark-up dengan biaya
produksi.
d) Menghitung tarif pemasangan iklan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
Biaya produksi xxx
Mark-up ( % x biaya produksi ) xxx +
Jumlah harga jual xxx
Volume produksi xxx :
Harga jual/mmk xxx
Contoh :
Perusahaan menerbitkan 250.000 eksemplar surat kabar per hari dengan
biaya sebagai berikut :
Biaya bahan baku : Rp 150.000.000,00
Biaya tenaga kerja langsung : Rp 100.000.000,00
Biaya overhead pabrik : Rp 100.000.000,00
Biaya pemasaran : Rp 50.000.000,00
Biaya administrasi : Rp 100.000.000,00 +
Biaya produksi : Rp 500.000.000,00
Biaya per eksemplar = Rp 500.000.000,00 : 250.000
= Rp 2.000,00 per eksemplar
Biaya produksi dan non produksi Rp 2.000,00 dibebankan kepada pembaca dan
pemasang iklan.
39
Misalkan : 60 % dari surat kabar tersebut dinikmati oleh para pembaca berita dan
40% nya dinikmati oleh para pemasang iklan maka biaya produksi yang
dibebankan kepada pembaca dan pemasang iklan sebagai berikut :
1) Pembaca (60%) = Rp 2.000,00 x 60%
= Rp 1.200,00
2) Pemasang iklan (40%) = Rp 2.000,00 x 40%
= Rp 800,00
Apabila perusahaan memperhitungkan laba 40% dari penjualan maka:
Harga jual iklan = Rp 800,00 : (1 – 0,40)
= Rp 1.333,333
Tarif iklan per mmk setiap kali terbit = Rp 1.333,333 : 28485 milimeter kolom
= Rp 0,047 per milimeter kolom
Total laba yang diharapkan = Rp 1.333,333 x 250.000 x 40%
= Rp 133.333.300
40
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini berupa studi evaluasi penentuan tarif pemasangan
iklan di Harian Pagi “BERNAS JOGJA”. Penelitian ini termasuk studi kasus
artinya hasil penelitian tentang penentuan tarif pemasangan iklan hanya
berlaku pada Harian Pagi “BERNAS JOGJA” dalam periode tahun 2005.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian : Harian Pagi “BERNAS JOGJA”.
Waktu penelitian : Bulan September s/d Oktober 2005
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek penelitian
Subyek yang diteliti adalah pimpinan perusahaan, personalia, staf
administrasi dan keuangan.
2. Objek penelitian
Objek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan di
dalam penelitian, dalam hal ini objek penelitiannya adalah metode
penentuan tarif iklan.
42
D. Data yang Diperlukan
1. Sejarah perusahaan, gambaran umum perusahaan dan periklanan.
2. Data biaya yang dianggarkan.
3. Data jenis dan jumlah produk
4. Tarif pemasangan iklan
5. Langkah- langkah penentuan tarif iklan
E. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya-
jawab langsung untuk memperoleh informasi mengenai sejarah dan
gambaran umum perusahaan dan perkembangannya, biaya yang
dianggarkan, metode penentuan harga jual.
b. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dari sumber catatan atau
arsip perusahaan mengenai sejarah perusahaan dan perkembangannya.
F. Teknik Analisis Data
1. Teknik Analisis Deskriptif
Teknik Analisis ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan data dari hasil
penelitian mengenai elemen-elemen yang berhubungan dengan penentuan
tarif pemasang iklan dan penyajian prosedur penentuan tarif pemasang
iklan.
43
2. Teknik Analisis Komparatif
Teknik Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidak adanya
perbedaan antara prosedur penentuan tarif pemasangan iklan yang
diterapkan dalam Harian Pagi Bernas Jogja dengan menurut teori. Di
samping itu untuk mengetahui apakah besarnya tarif pemasangan iklan
sudah ditentukan dengan tepat.
Adapun langkah- langkah analisis data yang dilakukan :
1. Langkah- langkah penentuan tarif pemasangan iklan.
a. Mendeskripsikan langkah- langkah penentuan tarif pemasangan iklan
yang diterapkan pada Harian Pagi”BERNAS JOGJA”.
b. Mendeskripsikan langkah- langkah penentuan tarif pemasangan iklan
di Harian Pagi “BERNAS JOGJA” menurut kajian teoritis.
c. Melakukan analisis kritis dengan cara membandingkan antara
langkah-langkah penentuan tarif pemasangan iklan yang diterapkan
oleh Harian Pagi “BERNAS JOGJA” dengan langkah- langkah
penentuan tarif pemasangan iklan menurut metode cost-plus pricing
dengan pendekatan full costing. Perbedaan tersebut kemudian akan
dianalisis lebih jauh untuk mengetahui penyebab terjadinya
penyimpangan. Sebab adanya penyimpangan belum tentu
menunjukkan bahwa pihak perusahaan memiliki prosedur penentuan
tarif pemasangan iklan tidak tepat. Dengan demikian akan diketahui
apakah teori yang ada dapat diterapkan di perusahaan. Dalam analisis
kritis akan ditemukan tepat tidaknya langkah-langkah penentuan tarif
44
pemasangan iklan yang diterapkan oleh Harian Pagi “BERNAS
JOGJA” bila dibandingkan dengan langkah penentuan tarif
pemasangan iklan menurut metode cost-plus pricing dengan
pendekatan full costing sebagai bahan untuk menarik kesimpulan.
2. Penetapan tarif pemasangan iklan.
a. Menentukan besarnya tarif pemasangan iklan berdasarkan kajian teori
yang dihitung dengan metode cost-plus pricing dengan pendekatan full
costing, dengan langkah- langkah sebagai berikut :
1) Menghitung total biaya langsung dengan total biaya tidak langsung
untuk mendapatkan taksiran biaya penuh.
2) Menghitung besarnya mark-up dengan rumus :
Mark-up = Laba yang diharapkan + Biaya tidak langsung
Sedangkan persentase Mark Up dihitung dengan rumus :
Laba yang diharapkan + Biaya tidak langsung %Mark Up =
Biaya langsung X 100 %
b. Membandingkan besarnya tarif pemasangan iklan yang ditetapkan
Harian Pagi “BERNAS JOGJA” dengan besarnya tarif pemasangan
iklan menurut metode cost-plus pricing dengan pendekata full costing.
Jika terdapat selisih antara besarnya tarif pemasangan iklan pada
Harian Pagi “BERNAS JOGJA” dengan besarnya tarif pemasangan
iklan menurut metode cost-plus pricing dengan pendekatan full costing
maka selisih tersebut akan dinyatakan dalam persentase.
45
Selanjutnya untuk menilai ketepatan tarif pemasangan iklan pada
Harian Pagi”BERNAS JOGJA”, peneliti akan menetapkan kriteria-
kriteria untuk menarik kesimpulan sebagai berikut :
1) Jika selisih kurang dari 1%, maka kesimpulannya adalah sangat
tepat.
2) Jika selisih antara 1%-5%, maka kesimpulannya adalah tepat.
3) Jika selisihnya lebih dari 5%-10%, maka kesimpulannya adalah
kurang tepat.
4) Jika selisih lebih dari 10%, maka kesimpulannya adalah tidak
tepat.
Peneliti mengambil angka-angka di atas berdasarkan batas-batas
penyimpangan yang lazim dapat diterima. Hasil analisis ini
diharapkan dapat untuk mengetahui sejauh mana teori-teori tentang
penentuan harga jual atau tarif dapat diterapkan dalam menemukan
tarif pemasangan iklan pada surat kabar.
46
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan.
Kepindahan Ibukota Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta
pada tanggal 4 Januari 1946 akibat invasi Belanda, menandai kelahiran
beberapa media baru di kota ini, baik yang berbentuk surat kabar maupun
majalah. Beberapa diantaranya yaitu : Nasional, Kedaulatan Rakyat, Suara
Ummat, Suara Ibukota, Suara Rakyat, Buruh, Massa dan Revolusioner.
Surat kabar Harian Umum Nasional, yang didirikan oleh Mr.
Soemanang, lahir pada tanggal 15 November 1946. Pada awal berdirinya
Nasional diterbitkan oleh BP Nasional dengan alamat di Jalan Tanjung Nomor
21 Yogyakarta. Tokoh-tokoh pers yang duduk dalam jajaran redaksi Harian
Umum Nasional pada saat itu antara lain ; Mashoed Hardjokoesoemo, Bob
Maemun, Drs. Marbangoen, Mohammad Soepadi, Darsyaf Rahman, dan RM
Soetio yang sekaligus juga menjadi Pemimpin Perusahaan.
Mr. Soemanang yang merupakan pendiri Harian Umum Nasional,
selain merupakan tokoh pergerakan dan wartawan senior, juga merupakan
salah seorang pendiri Kantor Berita Antara bersama Adam Malik, Sipahutar,
dan Pandu Kartawiguna. Mr. Soemanang juga pernah menjadi wartawan dan
Pemimpin Redaksi Pemandangan dan Pemimpin Umum Asia Raya. Pada saat
Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA) didirikan, Mr. Soemanang diberi
kepercayaan untuk memegang jabatan sebagai tenaga juru penerangan
47
PUTERA. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus
1945 dikumandangkan, Mr. Soemanang dan Mashoed Hardjokosoemo, dari
Jawa Shimbun Kai, bertekad menerbitkan surat kabar harian. Setelah kertas
dan tinta dipersiapkan dan percetakan sederhana diperoleh, maka diputuskan
untuk segera menerbitkan surat kabar daerah di Yogyakarta. Yogyakarta yang
pada saat itu menjadi Ibukota Pemerintahan Indonesia menjadi tempat
diterbitkan Surat Kabar Harian dengan nama Nasional dan mingguan Revue
Politik.
Pada awal kemerdekaan yang juga dikenal sebagai jaman revolusi,
surat kabar Nasional terbit dengan jumlah halaman yang terbatas dan tidak
menentu, dua atau empat halaman saja. Bahkan tidak jarang terjadi, jika
persediaan kertas habis, Nasional terbit dengan kertas merang. Nasib serupa
juga dialami oleh beberapa penerbit lain pada saat itu yang terpaksa terbit
dengan kertas payung. Sebagai surat kabar harian umum, sejak awal
berdirinya Nasional selalu mengutamakan kepentingan Nasional. Maka
sekalipun pendirinya adalah seorang Nasionalis, anggota Partai Nasional
Indonesia (PNI), namun ada pula wartawan-wartawan yang merupakan
anggota partai-partai lain, misalnya H. Ahmad Basuni dan Bahtiar Ilyas.
Dalam perkembangannya, Harian Nasional juga memuat banyak sekali
tulisan-tulisan dari tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia. Ki Hadjar
Dewantara banyak menulis artikel di Nasional, baik mengenai masalah sosial,
politik, kebudayaan, keseniaan dan pendidikan. Tulisan Ki Hadjar Dewantara
yang pernah dimuat di Nasional antara tahun 1945-1951, terhimpun secara
48
rapi di dalam buku berjudul Pendidikan dan Kebudayaan, yang diterbitkan
oleh Majelis Luhur Taman Siswa.
Sekitar tahun 1958-1961, pada rubrik Ruang Budaya Nasional banyak
seniman dan budayawan yang menyumbangkan tulisan-tulisannya. Antara
lain: Koesnadi, Abas Ali Basyah, Soedarmadji, Soebagio Sastrowardojo,
Wisnu Wardhana, Boedi Darma, M Tahar, Soemargono dan lain- lain. Tidak
ketinggalan tokoh pendidikan seperti Soetedjo Brojonegoro dan Prof. N
Drijarkoro ikut banyak menyumbangkan tulisannya di koran Nasional.
Perkembangan kondisi politik tanah air juga turut berpengaruh
terhadap harian Nasional. Pada tahun 1965 Menteri Penerangan melalui
Keputusan Menpen No.29/SK/M/65 tertanggal 26 Maret 1965, yang kemudian
disempurnakan dengan Surat Keputusan No.112/SK/M/65, memutuskan
bahwa setiap penerbitan harus berafiliasi (mendapat dukungan) dari partai
politik atau organisasi massa anggota Front Nasional atau Pancatunggal.
Kebijaksanaan ini diikuti dengan berafiliasinya harian Nasional dengan Partai
Nasional Indonesia (PNI). Kebijakan ini membawa konsekuensi bergantinya
nama surat kabar Nasional menjadi Suluh Indonesia (Sulindo), edisi
Yogyakarta. Kemudian karena Suluh Indonesia edisi Jakarta (nasional)
berganti nama menjadi Suluh Marhaen, sejak 1 Juni 1966 Suluh Indonesia
edisi Yogyakarta berganti nama menjadi Suluh Marhaen edisi Yogyakarta.
Tragedi Nasional, Peristiwa Penghianatan G-30S/PKI, yang didahului
gegap-gempitanya kompetisi Manipolis anatara tiga kekuatan politik yang
beraliran Nasionalis-Agama-Komunis, mempunyai akibat yang luas dalam
49
perikehidupan politik di Indonesia. Surat Kabar Nasional yang telah berganti
nama menjadi Suluh Marhaen edisi Yogyakarta mendapat ujian yang berat.
Dampak perubahan politik dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia pada saat
itu, juga dialami oleh surat kabar ini. Ada satu hal yang perlu dicatat, dan
menjadi sebuah kesan yang mendalam sekaligus membanggakan bagi
pengasuh penerbitan ini, yaitu Suluh Marhaen edisi Yogyakarta tidak pernah
ikut menyiarkan pembentukan dan susunan Dewan Revolusi. Pemimpin
Redaksi dan segenap staf redaksi menolak dengan tegas perintah untuk
memuat pengumuman Dewan Revolusi yang dipaksakan oleh oknum militer
pengikut G-30S/PKI yang mendatangi secara langsung kantor redaksi di Jalan
Tanjung Nomor 21. Pemimpin Redaksi dan segenap staf redaksi justru
memilih untuk tidak terbit, daripada memuat pengumuman tersebut. Dalam
suasana jatuh bangun, menghadapi berbagai kendala di bidang bisnis surat
kabar, sejak berdirinya Nasional tanggal 15 November 1946 kemudian nama
Sulindo edisi Yogyakarta dan Suluh Marhaen edisi Yogyakarta hanya sehari
saja surat kabar ini tidak terbit.
Dalam perkembangan selanjutnya, dengan adanya SK
No.01/MENPEN/1969 yang mencabut segala ketentuan mengenai perusahaan
pers termasuk mengenai ketentuan afiliasi dengan partai politik, maka Suluh
Marhaen edisi Yogyakarta sejak tahun tersebut berganti nama menjadi Harian
Umum Berita Nasional sampai tahun 1990.
Bernas dan Manajemen Baru
50
Sejak 13 Agustus 1990, Berita Nasional mengadakan kerjasama
dengan Kelompok Kompas Gramedia (KKG) sebuah kelompok usaha
penerbitan media terbesar di tanah air. Dengan manajemen baru, Berita
Nasional mengalami pembaharuan dan mencapai kemajuan sekaligus
menandai kelahiran nama baru untuk koran ini menjadi BERNAS. Sejak
tanggal 10 November 1991, bertepatan dengan hari Pahlawan, secara resmi
koran ini berganti nama menjadi BERNAS yang berarti padat berisi (mentes).
Dengan tetap, menggunakan mottonya Membangun Berdasarkan Pancasila
pergantian ini dilakukan sepenuhnya untuk menyongsong masa depan, dalam
pengertian bahwa, sebagai koran daerah BERNAS harus mampu mendekati
realita. Informasi regional dan lokal akan menjadi titik beratnya. Dengan
teknologi cetak jarak jauh, seluruh koran dari manapun akan bisa dicetak dan
diedarkan pada waktu yang bersamaan termasuk di Yogyakarta. Berita
Nasional berganti nama untuk menunjukan identitas yang baru sebagai koran
daerah yang lengkap sekaligus bervisi nasional. Bernas harus muncul sebagai
koran daerah yang “mentes” banyak isinya sekaligus dapat dipercaya. Bernas
yang muncul dalam manajemen baru menandai pula kehadiran yang lebih
lengkap dengan muatan dan jumlah halaman bertambah dari sebelumnya 8
halaman, sejak itu Bernas mulai terbit dalam 12 halaman.
Re-Inveting Bernas ke Bernas Jogja
Sekian lama menemani pembaca setia, manajemen perlu melakukan
evaluasi terhadap mutu pelayanan yang ada. Sehingga pada tanggal 29
Agustus 2004 koran yang selama ini dikenal dengan nama BERNAS yang
51
semula diterbitkan oleh PT.BERNAS di re- inventing atau dilahirkan kembali
di semua hal oleh manajemen baru yang lebih mandiri yakni PT. MEDIA
BERNAS JOGJA. Tujuannya tak lain untuk eksistensi ke depan dan
memuaskan pembaca koran kebanggaan warga Jogja dan sekitarnya ini.
Adapun hal-hal yang di re- inventing oleh BERNAS JOGJA adalah sebagai
berikut :
1. Mengubah nama dan logo koran ini dari BERNAS menjadi BERNAS
JOGJA. Dengan nama baru ini mudah-mudahan terasa lebih membumi
atau lebih Jogja. Otomatis siapa pun akan tahu ini memang koran
kebanggaan orang Jogja.
2. Jika sebelumnya BERNAS menggunakan kertas 9 kolom, mulai edisi
tanggal 29 Agustus 2004 dan seterusnya BERNAS JOGJA akan hadir
dalam kemasan ukuran 7 kolom. Ukuran koran seperti ini memang sudah
jadi trend di seluruh dunia karena lebih memudahkan orang membacanya,
terutama bila berada ditempat-tempat umum karena tidak memakan
tempat.
3. BERNAS JOGJA tampil lebih berwarna, bila selama ini hanya punya 2
halaman warna kini menjadi 4 halaman. Tampilan koran ini juga akan
menjadi 2 sesi. Sesi pertama disebut koran utama yang memuat berita
umum sedangkan sesi dua atau koran 2, seratus persen menyajikan berita
lokal Jogja dan sekitarnya.
4. Untuk sementara BERNAS JOGJA terbit 16 halaman, dan tidak terlalu
lama akan hadir 20 halaman atau dengan inovasi- inovasi baru dalam
52
rubrikasi. Dengan demikian pembaca akan mendapat informasi yang lebih
banyak, layak dan bermutu.
Pro bisnis akan menjadi sikap BERNAS JOGJA. Artinya koran ini
tetap mengedepankan prinsip-prinsip koran modern dalam lingkup industri
persurat kabaran yang sehat dan bermatabat. BERNAS JOGJA menganut asas
jurnalisme kesetiakawanan. Artinya, akan menyajikan berita-berita, tulisan-
tulisan dan gambar maupun foto yang sejuk, damai dan menyenangkan semua
warga Jogja.
Dengan segala perubahan ini “BERNAS JOGJA” akan dicintai serta
menjadi kebanggaan masyarakat Jogja.
VISI
Menyajikan informasi melalui berita-berita yang aktual dan akurat, baik
peristiwa-peristiwa lokal maupun nasional, sehingga masyarakat dapat
mengetahui peristiwa penting yang terjadi.
MISI
1. Turut mencerdaskan bangsa dan menambah pengetahuan serta wawasan
masyarakat dalam negara demokrasi.
2. Membangun dan mengembangkan kreativitas masyarakat dengan memberi
kesempatan menuangkan ide-ide, gagasan, atau opini secara tertulis
melalui rubrik-rubrik yang terdapat di Harian Pagi “BERNAS JOGJA”.
3. Ikut mendidik, memperdayakan dan menumbuhkan sikap kritis
masyarakat.
53
4. Memberi pelayanan informasi, pendidikan, hiburan sekaligus kritik sosial
secara baik dan benar
Prestasi nasional yang pernah di raih oleh Harian Pagi “BERNAS JOGJA”
adalah penghargaan sebagai surat kabar harian terbaik ke-3 tahun 2004 dari
sisi kinerja jurnalistik versi Dewan Pers. Dewan Pers telah melakukan
penelitian atas 28 surat kabar harian se-Jawa. Terbukti Harian Pagi “BERNAS
JOGJA” tampil sebagai terbaik ke-3 (terbaik pertama harian KOMPAS,
terbaik kedua harian TEMPO) menyisihkan surat kabar lain di Jogja, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Jakarta. Itulah prestasi kerja dan
komitmen wartawan BERNAS JOGJA untuk menyajikan yang terbaik kepada
pembacanya.
Berdasarkan data peredaran surat kabar Harian Pagi “BERNAS JOGJA”
yang bisa kami kumpulkan sampai bulan Mei 2005 tercatat sebanyak 40.370
eksemplar yang beredar dengan kriteria sebagai berikut :
No Keterangan Jumlah
1 Daerah Peredaran : Kodya Jogja Kab. Sleman Kab. Bantul Kab. Gunungkidul Kab. Kulonprogo Klaten dan Solo Magelang dan Purworejo
43,9 % 28,1 % 13,4 % 14,2 % 3,7 % 2,8 % 3,9 %
2 Jenis Kelamin : Pria Wanita
71 % 29 %
3 Pendidikan :
54
Pasca Sarjana Sarjana Diploma SLTA SLTP SD
3 % 36 % 27 % 29 % 5 % 0 %
4 Usia Pembaca : 50 tahun ke atas 45 - 49 41 - 44 36 – 40 31 – 35 26 – 30 21 – 25 16 - 20
4 % 12 % 20 % 19 % 15 % 11 % 9 % 10 %
5 Profesi Pembaca : Pengusaha/ Eksekutif Staf/ Karyawan Wiraswasta Dosen Pejabat Pemerintah Pegawai Negeri Mahasiswa Ibu Rumah Tangga Lain- lain
11 % 14 % 18 % 9 % 9 % 12 % 16 % 5 % 6 %
6 Sosial Ekonomi : Pengeluaran di atas Rp 1.500.000,00/ bulan Pengeluaran Rp 1.000.000,00 – Rp 1.500.000,00/ bulan Pengeluaran Rp 700.000,00 – Rp 1.000.000,00/ bulan Pengeluaran Rp 500.000,00 – Rp 700.000,00/ bulan Pengeluaran Rp 300.000,00 – Rp 500.000,00/ bulan Pengeluaran Kurang dari Rp 300.000,00/ bulan
9 % 18 % 41 % 26 % 5 % 1 %
B. Manajemen Perusahaan
1. Personalia
a. Sumber Daya Pendukung
Jajaran Direksi PT. Media Bernas Jogja (Penerbit)
Direktur Utama : Bimo Sukarno
Direktur : Sudiyarta
55
Jajaran Redaksi BERNAS JOGJA
Pemimpin Redaksi : Bimo Sukarno
Redaktur Senior : Hj. Arie Giyarto, Y.B Margantoro
Redaktur Pelaksana : Sugeng Prayitno, Handoko Adinugroho
Koordinator Liputan : Tri Suparyanto
Redaktur : Herlambang Jati L, Philipus Jehamun, Suhamdani,
A Joviantarto
Staf Redaksi : Umry Effendy, Nila Hastuti, Arief Wijaya, Mukti
Pamungkas, R. Toto Sugiharto, Shanty Hapsari,
Sukendar, Sulistyawan, Sholihul Hadi, Sariyati,
Firstanto Didik A, AP. Sujito, Warjono, Sri
Astuti, Pito Agustin Rudiana, Y. Bagyo Harsono,
Herman Rio Itawan, Sutaryono, Sri Widodo
Magelang : C. Kurniawati
Temanggung : Endri Yarsana
Klaten : Masal Gurusinga
Kebumen : Nanang W Hartono
Purbalingga : Prasetyo
Jakarta : Sumbono
Jajaran Bisnis BERNAS JOGJA
Pemimpin Perusahaan : Bambang Sukoco
Sekretaris Promosi : Tedy Kartyadi
Manajer Iklan : Zubaedi
56
Manajer Sirkulasi : Catur Nugraha
Manajer Umum : Wisnu Wardaya
Manajer Keuangan : Roby Indra Mardany
Iklan Jakarta : Syamhudi
Karyawan tidak tetap kurang lebih jumlahnya 20 karyawan termasuk
yang berprofesi sebagai wartawan.
b. Jam Kerja Karyawan
Pengaturan jam kerja karyawan terbagi dalam 2 shift, yaitu :
1) Shift pertama bekerja setiap hari kecuali hari libur nasional dari
pukul 08.00 – 16.00 WITA.
2) Shift kedua bekerja setiap hari kecuali hari libur nasional dari pukul
16.00 – 23.00 WITA ( kecuali ada kesalahan pengeditan karyawan
bisa bekerja sampai pagi).
c. Sistem Penggajian Karyawan
1) Seluruh karyawan yang berstatus karyawan tetap sistem
penggajiannya bulanan.
2) Seluruh karyawan yang berstatus tidak tetap sistem penggajiannya
berdasarkan absensi.
d. Tunjangan Kesejahteraan Karyawan
Maksud diberikannya fasilitas bagi karyawan adalah agar karyawan
dapat bekerja dengan rasa tanggung-jawab yang tinggi, sehingga lebih
produktif. Fasilitas yang diberikan kepada karyawan meliputi :
1) Tunjangan Kesehatan
57
Setiap karyawan yang sedang dalam perawatan dan tidak dapat
melaksanakan tugasnya disertai surat keterangan dokter yang ditunjuk
perusahaan, maka karyawan itu berhak menerima upah sesuai dengan
apa yang telah ditetapkan dalam peraturan pemerintah no 8 tahun
1981.
2) Tunjangan Hari Raya
Tunjangan hari raya diberikan perusahaan pada karyawan yang sudah
bekerja lebih dari 3 bulan (Tunjangan hari raya diberikan satu bulan
gaji).
3) Tunjangan Dinas Luar Kota
Tunjangan dinas luar kota diberikan kepada karyawan yang melakukan
tugas liputan (reportase) di luar Yogyakarta.
4) Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Semua karyawan sudah masuk jaminan sosial tenaga kerja.
5) Istirahat Tahunan
Setelah karyawan bekerja selama 12 bulan terus menerus, maka ia
berhak atas istirahat tahunan selama 12 hari kerja setelah diijinkan oleh
perusahaan dengan tetap menerima gaji penuh.
6) Kenaikan Pangkat
Setiap karyawan berhak untuk naik tingkat yang lebih tinggi atau
promosi jabatan berdasarkan :
a) Adanya lowongan dalam golongan yang lebih tinggi
b) Kecakapan dan kemampuan kerja serta pengalaman kerja
58
c) Loyalitas terhadap perusahaan
d) Kesadaran bertanggungjawab dalam melakukan pekerjaan
e) Tingkat pendidikan.
2. Produksi
Setiap harinya Bernas Jogja hadir dengan berbagai informasi yang
sekiranya dapat dijadikan acuan dan mudah untuk dipahami seluruh
pembaca. Berita dan informasi tersebut dihadirkan, selain sifatnya yang
beragam, disajikan dalam beberapa halaman dan terbagi dalam koran
utama/Bernas Jogja, koran 2/Metro Jogja
Koran utama (Bernas Jogja)
a. Halaman 1 : Selain berfungsi sebagai etalase yang memuat berita-berita
utama, baik yang bersifat lokal, nasional maupun internasional.
b. Halaman 2 : Halaman Pendidikan, halaman ini khusus menampilkan
informasi seputar dunia pendidikan di Yogyakarta dan sekitarnya.
c. Halaman 3 : Berbagai informasi nasional dan regional yang dipandang
penting bagi pembaca dan belum masuk dalam halaman utama
disajikan pada halaman Jateng Nasional. Informasi yang berasal dari
berbagai daerah dapat dijumpai di sini.
d. Halaman 4 : Halaman wacana selain berisi tajuk rencana, juga
merupakan ruang untuk para penulis, pakar dan pengamat menuangkan
ide-idenya. Bernas Jogja juga memberikan kepada pembaca untuk
menyampaikan gagasan secara terbuka dalam rubrik bebas bicara.
59
Sebagai sebuah media yang salah satu tujuannya untuk mendidik
masyarakat Bernas Jogja memberikan tempat bagi para penulis untuk
menuangkan komentar, tanggapan, analisis dan pemikiran atas kasus
atau masalah yang mencakup bidang sosial, politik, kebudayaan,
agama, ekonomi, pemerintahan, hukum dan lain- lain, dalam sebuah
tulisan yang berbobot, ide, gagasan dan opini masyarakat merupakan
sebuah sumber informasi sekaligus sumber kajian ilmiah yang dapat
menambah pengetahuan pembaca sebuah media.
e. Halaman 5 : Infotainment adalah halaman yang menyajikan pernik-
pernik dunia artis, film, musik, dunia gemerlap/cafe dan kegiatan
budaya lainnya dari tingkat lokal, nasional bahkan internasional.
Jelasnya halaman ini mengakomodir bentuk-bentuk kegiatan hiburan
atau entertaint.
f. Halaman 6 : Internasional, informasi internasional yang dianggap
penting dan belum masuk dalam halaman utama disajikan pada
halaman internasional. Di halaman ini selain sebagai wadah berita
internasional dan cerita bersambung juga merupakan halaman
sambungan berita dari halaman utama.
g. Halaman 7 : Olahraga, halaman ini menyajikan berbagai cabang
olahraga baik yang berskala lokal maupun internasional.
h. Halaman 8 : Bola, meskipun olahraga telah memiliki halaman
tersendiri, namun cabang olahraga atau kegiatan olahraga yang
memakai bola dan khususnya sepak bola tersaji di halaman ini. Bernas
60
Jogja mengakomodir perkembangan informasi sepak bola yang
berskala internasional, nasional dan lokal yang penting dan digemari
pembaca.
Koran Dua (Metro Jogja)
a. Halaman 9 : Halaman Metro Jogja, memiliki karakteristik yang berbeda
dibanding halaman 1 koran utama. Halaman ini sebagai etalase koran
dua yang memuat berita-berita utama berskala lokal atau DIY, juga
memberikan kesempatan kepada pembaca yang punya uneg-uneg
seputar pelayanan publik bisa diungkap melalui SMS 24 jam.
b. Halaman 10 : Halaman kota, segala informasi tentang kota Yogyakarta
dan pelayanan kota dan belum masuk dalam halaman utama baik di
Bernas Jogja maupun Metro Jogja dihadirkan di halaman ini.
c. Halaman 11 : Halaman Sleman, sesuai dengan namanya halaman ini
adalah menyajikan perkembangan informasi secara khusus yang ada di
kabupaten Sleman.
d. Halaman 12 : Halaman Bantul, halaman ini dikhususkan menyajikan
informasi yang penting bagi pembaca yang terjadi dan ada di wilayah
Kabupaten Bantul.
e. Halaman 13 : Secara geografis dan kependudukan di wilayah
Kulonprogo dan Gunungkidul karakteristik serta perkembangan
informasi hampir sama dan sangat berbeda dibandingkan 2 Kabupaten
lainnya, maka hanya mendapat porsi satu halaman dan menjadi satu di
halaman ini dan diberi nama Kulonprogo-Gunungkidul.
61
f. Halaman 14 : Halaman kriminal-hukum berisi semua informasi perihal
peristiwa-peristiwa kriminal dan hukum di seluruh wilayah
Yogyakarta dan kota/daerah lain.
g. Halaman 15 : Halaman ragam yang lebih berorientasi sebagai
pelayanan bisnis, informasi yang disajikan pada halaman ini bersifat
tematik sesuai dengan kepentingan pembaca Bernas Jogja, misalnya :
Perumahan/Property, otomotif, elektronik, dunia perbankan, jasa dan
sebagainya.
h. Halaman 16 : Halaman bisnis, menyajikan berita-berita yang berkaitan
dengan masalah ekonomi dan bisnis terutama yang bersifat lokal atau
kepentingan/kebijakan lokal. Surat kabar ini berusaha konsisten
memberikan berita bisnis secara lengkap.
Lembar Suplemen
Selain sajian utama di atas, harian Pagi Bernas Jogja seminggu
sekali menghadirkan halaman/lembar suplemen yang merupakan inovasi
sebuah rubrikasi guna memberikan nilai lebih kepada pembaca.
Bernas Remaja
Dengan mottonya menyuarakan aspirasi pelajar Jogja, lembar
suplemen dengan jumlah 4 halaman ini adalah mengakomodir berita atau
informasi bagi pelajar SMP dan SMU. Terbagi berita utama di halaman
17. Koran dinding yang merupakan hasil kinerja dan kinarya siswa-siswi
sekolah-an tertentu di halaman 18. Halaman 19 berisi latihan soal ilmu-
ilmu yang sangat berpengaruh untuk melanjutkan ke pendidikan yang
62
lebih tinggi. Halaman 20 album sekolah adalah halaman yang berisi foto-
foto dan berita kegiatan sekolah SMP dan SMU di Yogyakarta.
Komunitas Jogja
Bernas Jogja adalah satu-satunya koran di Jogja yang
mengakomodir dan memberikan porsi tersendiri bagi pemberitaan
komunitas Tionghoa. Dengan motto perekat pembaharuan dan persatuan
masyarakat Jogja, diharapkan suplemen dengan 4 halaman ini dapat
sebagai sarana informasi kegiatan kalangan masyarakat tionghoa yang
berada di Yogyakarta. Isi meliputi : berita utama dan tulisan dari tanah
leluhur yang meliputi sejarah, budi pekerti, ajaran-ajaran kehidupan,
filsafat dan sebagainya. Halaman ke-3 ragam dan halaman ke-4 berisi foto-
foto dan pemberitaan kegiatan.
3. Pemasaran
Harian Pagi “BERNAS JOGJA” menyediakan informasi aktual
untuk segala jenis berita kepada masyarakat yang tujuan akhirnya adalah
ikut berperan serta mencerdaskan bengsa. Untuk mencapai hal itu maka
Bernas Jogja bekerja sama dengan BBC London, Inter News America.
organisasi profesi, instansi pemerintah pemberitaan nasional dan lain- lain.
Dalam hal ini bagian pemasaran dan promosi memegang peranan penting,
usaha-uasaha telah dilakukan antara lain :
a. Cara mendapatkan pelanggan :
1). Selalu mengadakan promosi kepada masyarakat
63
2). Selalu menyampaikan informasi yang aktual mengenai berbagai hal
kepada calon pelanggan.
3). Melalui sales promotion.
b. Sistem penjualan surat kabar
1). Melalui kontrak bulanan langsung dengan produsen, instansi- instansi
lain.
2). Harian.
3). Sesuai kesepakatan.
4. Struktur Organisasi
a. Pembagian Tugas dan wewenang
Pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab di Harian Pagi
“BERNAS JOGJA” adalah sebagai berikut :
1) Pimpinan atau Direktur
a. Bertanggungjawab atas kelancaran seluruh bagian perusahaan
b. Melengkapi peraturan perusahaan
c. Menerima atau memecat karyawan
d. Berhak memberi penilaian atas prestasi karyawan
e. Memimpin rapat pleno perysahaan.
2) Pemimpin Redaksi
a. Menghimpun, mengumpulkan dan menyeleksi bahan-bahan
berita dari sumber-sumber yang tersedia dan terpecaya
64
b. Merencanakan dan menentukan tema pemberitaan melalui sidang
redaksi
c. Memantau pelaksanaan redaksi
d. Melakukan pembagian tugas dan pembinaan staf pada seksi
redaksi.
3) Manajer Personalia
a. Menghimpun materi untuk produksi iklan dan pelayanan
masyarakat
b. Mengontrol pelaksanaan kerja bawahan secara langsung maupun
tidak langsung agar permasalahan yang muncul segera dapat
diatasi secepat mungkin.
4) Manajer Bagian Umum
a. Membuat laporan secara periodik
b. Membuat konsep usulan kebutuhan barang sesuai dengan laporan
untuk diajukan kepada atasan.
5) Manajer Promosi
a. Menjalin hubungan baik dengan para produsen atau pengguna
jasa surat kabar
b. Menjual produk kepada perusahaan pengguna jasa surat kabar
c. Menciptakan pandangan atau citra yang baik mengenai
perusahaan
d. Menjelaskan kepada khalayak tentang kegiatan yang berkaitan
dengan Harian Pagi Bernas Jogja.
65
6) Manajer Sirkulasi
a. Melakukan pencatatan dan pendokumentasian berita
b. Melakukan pembagian tugas dan pembinaan staf.
7) Manajer Iklan
a. Mengatur atau merencanakan pemuatan iklan
b. Menerima order iklan dari pemasang iklan
c. Memasukkan data iklan ke buku database
8) Manajer Keuangan
a. Melaksanakan pengelolaan data akuntansi untuk menghasilkan
laporan keuangan bagi perusahaan
b. Melaksanakan penerimaan, pengeluaran dan penyimpanan uang
perusahaan sesuai dengan otorisasi yang berwenang
c. Meminta informasi dalam rangka tugas yang berhubungan
dengan pengelolaan data akuntansi dari semua kepala bagian
d. Menolak pengeluaran kas yang tidak sesuai dengan prosedur.
9) Redaktur Pelaksana
a. Melakukan pencermatan masalah aktual yang berkembang dari
masyarakat untuk diseleksi
b. Membuat evaluasi dan laporan pelaksanaan berita
c. Merancang dan membuat deskripsi program berita.
10) Manajer Produksi
a. Merencanakan dan menetapkan produksi
b. Melaksanakan produksi sesuai dengan programnya
66
c. Melacak kemajuan hasil produksi yang dikelola.
11) Sekretaris Redaksi
a. Membantu pimpinan redaksi dalam menjalankan tugasnya
b. Mencatat notulen rapat-rapat (rapat direksi maupun rapat pleno
perusahaan)
c. Mencatat agenda kerja dan kegiatan harian pemimpin redaksi.
12) Redaktur Nasional
Mengkoordinir pelaksanaan peliputan berita di luar yogyakarat
(seperti Jakarta, Surabaya, Semarang danlain- lain)
13) Redaktur Opini
Mengkoordinir pelaksanaan peliputan berita atau informasi bagi
pelajar SMP dan SMU.
14) Redaktur Kota
Mengkoordinir pelaksanaan peliputan berita di dalam daerah
Yogyakarta.
15) Redaktur Daerah
Mengkoordinir pelaksanaan peliputan berita di luar daerah
Yogyakarta (seperti Kulonprogo, Gunung kidul, Bantul dan daerah
sekitarnya)
16) Redaktur Bisnis
Mengkoordinir pelaksanaan peliputan berita seperti property,
otomotif, elektronik, dunia perbankan, jasa dan sebagainya.
17) Redaktur Hiburan
67
Mengkoordinir pelaksanaan peliputan berita seperti dunia artis, film,
musik dan lain- lain.
18) Redaktur Olahraga
Mengkoordinir pelaksanaan peliputan berita seperti cabang olahraga
baik yang berskala lokal maupun internasional.
19) Koordinator Pracetak
Mengolah dan melaporkan berita sebelum dicetak.
b. Struktur Organisasi Harian Pagi “BERNAS JOGJA”
Adapun struktur organisasi Harian Pagi “BERNAS JOGJA” dapat
dilihat pada Gambar 4.1
68
69
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Biaya Operasional Perusahaan.
Biaya operasional di Harian Pagi “BERNAS JOGJA” adalah :
a) Biaya bahan baku
Yaitu seluruh biaya pembelian bahan baku (kertas, tinta hitam, tinta
warna, plate, dan com)
b) Biaya tenaga kerja
yaitu biaya untuk membayar gaji seluruh karyawan perusahaan
c) Biaya kesejahteraan karyawan
Yaitu biaya untuk menunjang kesejahteraan karyawan, meliputi
tunjangan hari raya dan tunjangan dinas luar kota.
d) Biaya perbaikan dan pemeliharaan alat
Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan dan pemeliharaan alat.
e) Biaya perbaikan dan pemeliharaan generator
Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan dan pemeliharaan
generator.
f) Biaya rekening listrik
Yaitu untuk membayar rekening listrik.
g) Biaya asuransi
Yaitu biaya yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi.
70
h) Biaya suplies kantor
Yaitu biaya untuk membeli peralatan kantor.
i) Biaya rekening telepon
Yaitu untuk membayar rekening telepon
j) Biaya promosi dan pemasaran
Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk promosi dan pemasaran.
k) Biaya penyusutan dan amortisasi
Yaitu biaya penyusutan gedung, penyusutan alat, dan penyusutan
kendaraan.
l) Biaya langganan koran
Yaitu biaya untuk membayar langganan koran dan majalah.
m) Biaya hadiah
Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membeli hadiah kepada pemenang
acara.
n) Biaya off air
Yaitu biaya untuk kegiatan perusahaan di luar kantor.
o) Biaya bantuan sosial
Yaitu biaya untuk bantuan sosial.
Untuk lebih jelasnya berikut disajikan pada tabel data biaya operasional pada
Harian Pagi “BERNAS JOGJA” pada tahun 2005 .
71
Tabel Biaya Operasional Harian Pagi “Bernas Jogja” tahun 2005
No Pos Biaya Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja
Biaya kesejahteraan karyawan
Biaya perbaikan alat
Biaya perbaikan generator
Biaya rekening listrik
Biaya asuransi
Biaya suplais kantor
Biaya rekening telepon
Biaya langganan koran
Biaya promosi dan pemasaran
Biaya penyusutan dan amortisasi
Biaya hadiah
Biaya bantuan sosial
Biaya off air
Rp 46.000.000.000,00
2.700.000.000,00
900.000.000,00
8.100.000.000,00
5.400.000.000,00
2.480.000.000,00
7.000.000.000,00
5.000.000.000,00
1.900.000.000,00
900.000.000,00
11.000.000.000,00
1.920.000.000,00
750.000.000,00
500.000.000,00
6.750.000.000,00
J u m l a h Rp 133.700.000.000,00 Sumber dari Harian Pagi “BERNAS JOGJA”
2. Tarif Pemasangan Iklan.
72
a. Langkah- langkah penentuan tarif iklan.
Unsur-unsur yang mempengaruhi penentuan tarif pemasangan iklan
pada Harian Pagi “BERNAS JOGJA” adalah sebagai berikut :
1). Rentang harga yang ditentukan oleh perusahaan.
Tarif pemasangan iklan yang dibebankan kepada konsumen
ditentukan oleh manajemen perusahaan.
2). Tarif pemasangan iklan pada perusahaan sejenis.
Hal ini dilakukan agar tidak terdapat kesenjangan atau perbedaan
yang terlalu tinggi dalam menentukan besarnya tarif pemasangan
iklan antara Harian Pagi “BERNAS JOGJA” dengan surat kabar
yang lainnya. Sebab perbedaan yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan jasa yang dijual menjadi tidak laku.
3). Tarif iklan tahun-tahun sebelumnya.
Tarif pemasangan iklan pada tahun-tahun sebelumnya dijadikan
dasar dan sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan besarnya
tarif iklan. Selanjutnya disesuaikan dengan perkembangan harga
dan keadaan perekonomian yang terjadi.
Setelah melihat hal- hal di atas, maka Harian Pagi “BERNAS JOGJA”
menentukan besarnya tarif pemasangan iklan. Tarif tersebut
merupakan tarif umum yang berlaku untuk umum.
73
Adapun langkah- langkah dalam menentukan tarif pemasangan iklan
sebagai berikut :
1). Menghitung semua biaya yang terjadi di Harian Pagi “BERNAS
JOGJA” selama 1 tahun.
2). Menentukan besarnya laba yang diharapkan oleh perusahaan.
3). Menentukan besarnya tarif pemasangan iklan dengan cara
menambah semua biaya yang terjadi selama satu tahun dengan laba
yang diharapkan dibagi dengan jumlah kolom.
Dalam hal ini peneliti tidak dapat menyajikan perhitungan penentuan tarif
pemasangan iklan karena ada beberapa hal yang tidak boleh diketahui oleh
pihak luar yang merupakan rahasia perusahaan.
b. Besarnya Tarif Iklan.
Tarif pemasangan iklan pada Harian Pagi “BERNAS JOGJA” adalah
sebesar Rp. 6.000,00 per milimeter kolom. Tarif tersebut adalah tarif
umum di luar tarif khusus.
Tarif khusus yang dimaksud adalah :
1. Tarif untuk pemasangan iklan dalam jumlah waktu yang cukup lama.
2. Tarif untuk pemasangan iklan yang meminta halaman yang
diinginkannya ( + 25 % ).
74
Tarif yang akan dianalisis dalam penelitian ini yaitu tarif umum yang
besarnya Rp 6.000,00 per milimeter kolom. Untuk tarif khusus tidak
dianalisis karena persentasenya kecil dan besarnya tarif tidak sama.
c. Prosedur Pemasangan Iklan.
Untuk pemuatan iklan kolom tarifnya dihitung berdasarkan kolom
dan baris. Iklan kolom mempunyai ukuran minimal 43 mm x 30 mm dan
maximal 43 mm x 100 mm dengan tarif Rp 6.000,00 per mmk.. Sedangkan
pedoman berdasarkan tarif iklan tahun 2005 sebagai berikut :
1) Display Umum (B/W) Rp 9.000,00/mmk
2) Display Umum (F/C) Rp 18.000,00/mmk
3) Iklan Kolom Rp 6.000,00/mmk
4) Iklan Baris Rp 6.000,00/mmk
5) Iklan Keluarga/Duka cita Rp 5.000,00/mmk
6) Iklan Kuping hal 1 = 4cm x 5cm Rp 15.000.000,00/bln
7) Iklan Kuping hal 9 Rp 10.000.000,00/bln
Secara garis besar prosedur pemasangan iklan di Harian Pagi “BERNAS
JOGJA” adalah sebagai berikut :
75
1. Materi iklan hitam putih (B/W) dalam bentuk positive film
2. Materi iklan berwarna (F/C) separasi warna dan proof print di atas
kertas koran disediakan oleh pemasang.
3. Penyerahan materi iklan B/W atau F/C paling lambat 2 hari sebelum
pemuatan.
4. Pembatalan iklan sekurang-kurangnya 2 hari sebelum pemuatan dan
harus ada pemberitahuan tertulis.
B. Analisis Data
1. Langkah-langkah penentuan tarif pemasangan iklan.
Langkah- langkah penentuan tarif pemasangan iklan pada Harian
Pagi “BERNAS JOGJA” berdasarkan data yang diperoleh tidak
didapatkan informasi tentang langkah-langkah penentuan tarif pemasangan
iklan. Oleh karena itu peneliti tidak dapat melakukan analisis perbedaan
langkah-langkah penentuan tarif pemasangan iklan antara yang dilakukan
oleh Harian Pagi “BERNAS JOGJA” dengan langkah- langkah menurut
teori. Dengan demikian tidak dapat ditarik kesimpulan apakah langkah-
langkah penentuan tarif pemasangan iklan yang dilakukan oleh Harian
Pagi “BERNAS JOGJA” sudah tepat.
2. Untuk menjawab permasalahan kedua yaitu apakah besarnya tarif
pemasangan iklan Harian Pagi “BERNAS JOGJA” sudah tepat
menggunakan analisis kritis.
Metode Full Costing
76
Langkah- langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Menggolongkan data biaya ke dalam biaya produksi dan biaya non
produksi. Data biaya yang diperlukan adalah data biaya operasional
perusahaan selama 1 tahun. Data biaya tersebut lalu kita kelompokkan
menjadi biaya produksi dan biaya non produksi. Biaya produksi terdiri
dari biaya bahan baku (BBB), biaya tenaga kerja langsung (BTKL) dan
biaya overhead pabrik (BOP). Sedangkan biaya non produksi terdiri
dari biaya pemasaran dan biaya administrasi umum.
Biaya produksi yang ada pada Harian Pagi “BERNAS
JOGJA” adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya
kesejahteraan karyawan, biaya perbaikan alat, biaya perbaikan
generator, biaya rekening listrik, biaya asuransi, biaya suplais kantor,
biaya rekening telepon, biaya langganan koran, biaya promosi dan
pemasaran, biaya penyusutan amortisasi, biaya hadiah, biaya bantuan
sosial dan biaya off air.
Dari tabel biaya operasioanl Harian Pagi “BERNAS
JOGJA” tahun 2005 pada bab IV dapat diketahui besarnya biaya
produksi dan biaya non produksi sebagai berikut :
Biaya Produksi
Biaya Bahan Baku Rp 46.000.000.000,-
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja Rp 2.700.000.000,-
Biaya kesejahteraan karyawan Rp 900.000.000,- +
77
Jumlah B T K L Rp 36.000.000.000,-
Biaya Overhead Pabrik
Biaya perbaikan alat Rp 8.100.000.000,-
Biaya perbaikan generator Rp 5.400.000.000,-
Biaya penyusutan dan amortisasi Rp 1.920.000.000,-
Biaya rekening listrik Rp 2.480.000.000,-
Biaya telepon Rp 1.900.000.000,- +
Jumlah B O P Rp 19.800.00.000,- +
Jumlah biaya produksi Rp101.800.000.000,-
Biaya Non Produksi
Biaya administrasi dan umum
Biaya suplais kantor Rp 5.000.000.000,-
Biaya langganan koran Rp 900.000.000,- +
Jumlah biaya administrasi & umum Rp 5.900.000.000,-
Biaya Pemasaran
Biaya asuransi Rp 7.000.000.000,-
Biaya promosi Rp11.000.000.000,-
Biaya hadiah Rp 750.000.000,-
Biaya bantuan sosial Rp 500.000.000,-
Biaya off air Rp 6.750.000.000,- +
Jumlah biaya pemasaran Rp 26.000.000.000,-
Jumlah biaya non produksi Rp 31.000.000.000,-
Jumlah total biaya Rp 133.700.000.000,-
Besarnya laba yang diharapkan oleh perusahaan Harian Pagi “BERNAS JOGJA”
adalah 20% dari total aktiva penuh yaitu Rp 150.000.000.000,00, satuan unitnya
per milimeter kolom.
2. Menentukan Mark up.
78
Biaya administrasi dan umum Rp 5.900.000.000,-
Biaya pemasaran Rp 26.000.000.000,-
Laba yang diharapkan (20% x Rp.150.000.000.000,-)Rp 30.000.000.000,- +
Jumlah Rp 61.900.000.000,-
Biaya produksi Rp101.800.000.000,- :
Persentase Mark up Rp 60,81%
3. Menentukan Harga Jual
Biaya produksi dibebankan ke biaya iklan :
Rp 101.800.000.000,- x 25 % = Rp25.450.000.000,-
Beban per milimeter kolom :
= Rp 25.450.000.000,- : (4.600 mm x 43 mmx 365 hari x 9 % )
= Rp 3.916,75
Mark up = 60,81 % x Rp 3.916,75
= Rp 2.381,77
Harga jual per milimeter kolom = Rp 2.381,77 + Rp 3.916,75
= Rp 6.298,53
Keterangan: 75% dari surat kabar dinikmati oleh para pembaca berita dan
25% dinikmati oleh para pemasang iklan.
Prosentase tarif iklan tahun 2005
1. Display umum (B/W) 2 %
2. Display umum (F/C) 2 %
3. Iklan Kolom 9 %
4. Iklan Baris 9 %
5. Iklan Keluarga 1 %
6. Iklan Kuping hal 1 1 %
7. Iklan Kuping hal 9 1 %
Dari perhitungan diatas maka besarnya tarif pemasang iklan adalah
sebesar Rp 6.298,53, sedangkan yang ditentukan oleh Harian Pagi
79
Bernas Jogja adalah sebesar Rp 6.000,00. Jadi terdapat selisih sebesar
Rp 298,53
Selanjutnya untuk mengetahui tepat tidaknya besarnya tarif
pemasangan iklan yang ditetapkan oleh Harian Pagi Bernas Jogja,
maka perlu ditetapkan suatu ukuran atau kriteria tertentu berdasarkan
batas-batas penyimpangan yang lazim dapat diterima yaitu dalam
bentuk prosentase.
Berdasarkan kriteria yang telah dirumuskan di atas, maka
dapat diketahui tepat atau tidaknya tarif pemasangan iklan menurut
kajian teori. Hal tersebut berfungsi apakah perbedaan perhitungan atau
selisih besarnya tarif yang dibuat perusahaan dengan perhitungan
penulis cukup signifikan. Selisih perbedaan perhitungan dinyatakan
dalam persentase, caranya dengan membandingkan selisih yang di
dapat dengan besarnya tarif yang dihitung dengan kajian teori. Untuk
lebih jelasnya lihatlah perhitungan dengan metode full costing dibawah
ini :
Tarif Pemasangan Iklan pada Harian Pagi Bernas Jogja Rp 6.000,00
Tarif Pemasangan Iklan hasil perhitungan peneliti Rp 6.298,53 –
Selisih Perhitungan Rp 298,53
Besarnya prosentase dihitung dengan rumus adalah :
= ( Selisih : Tarif hasil perhitungan peneliti ) X 100 %
= ( Rp 298,53 : Rp 6.298,53 ) X 100 %
= 4,74 %
80
Angka 4,74 % masuk dalam kriteria tepat, sebab angka tersebut berada
diantara 1 % sampai 5 %.
C. Pembahasan
Berdasarkan analisis data mengenai langkah- langkah penentuan tarif
pemasangan iklan pada Harian Pagi ”BERNAS JOGJA” tidak dapat ditarik
kesimpulan karena peneliti tidak memperoleh data atau cara penentuan langkah-
81
langkah pemasangan tarif iklan yang lengkap maka menyebabkan kurang
akuratnya dalam menganalisis sehingga terjadi perbedaan cara menentukan
langkah-langkah pemasangan tarif iklan pada Harian Pagi “BERNAS JOGJA”
dengan yang penulis kemukakan.
Penentuan tarif pemasangan iklan jika dihitung dengan Full Costing
sebesar Rp 6.298,53 yaitu hasil penjumlahan dari total biaya produksi dan laba
yang diharapkan perusahaan yaitu sebesar 20 % dari Rp 150.000.000.000,-.
Sedangkan pada kenyataannya Harian Pagi “BERNAS JOGJA” memasang tarif
Rp 6.000,00 per milimeter kolom, di sini ada selisih sebesar Rp 298,53 antara tarif
yang ditentukan perusahaan dan tarif yang dihitung oleh penulis. Meskipun
demikian selisih tarif pemasang iklan sebesar Rp 298,53 atau kalau dinyatakan
dalam persentase adalah 4,74 persen masih masuk dalam kriteria tepat. Dengan
kata lain meskipun metode yang dipakai untuk menghitung tarif pemasangan iklan
antara perusahaan dengan penulis berbeda tetapi hasilnya tidak jauh berbeda atau
selisihnya sedikit. Oleh karena itu metode penentuan tarif pemasangan iklan
dengan metode Full Costing dapat digunakan oleh Harian Pagi “BERNAS
JOGJA”. Harian Pagi “BERNAS JOGJA” juga memperhitungkan tarif
pemasangan iklan tahun sebelumnya lalu disesuaikan dengan kondisi
perekonomian saat ini.
Untuk memudahkan Harian Pagi “BERNAS JOGJA” dalam menentukan
tarif pemasangan iklan, perusahaan dapat menggunakan prosedur perhitungan
dibawah ini :
1. Formulir Pengumpulan Biaya
82
Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja ............... Biaya kesejahteraan karyawan ............... +
Jumlah ............... Biaya Overhead Pabrik
Biaya perbaikan alat ............... Biaya perbaikan generator ............... Biaya penyusutan dan amortisasi ............... Biaya rekening listrik ............... Biaya telepon ............... + Jumlah ...............
Biaya administrasi dan umum Biaya suplais kantor ............... Biaya langganan koran ............... + Jumlah ...............
Biaya Pemasaran Biaya asuransi ............... Biaya promosi ............... Biaya hadiah ............... Biaya bantuan sosial ............... Biaya off air ............... + Jumlah ............... + Jumlah seluruh biaya ...............
2. Formulir Perhitungan Tarif Iklan
a. Perhitungan Mark up
Biaya administrasi dan umum ...............
Biaya pemasaran ...............
86
Laba yang diharapkan ............... +
Jumlah ............... %
Biaya produksi ( BBB, BTKL, BOP ) ............... :
Presentase mark up ............... %
b. Perhitungan Tarif Iklan
Biaya produksi ( BBB,BTKL,BOP ) ...............
Markup ( % x biaya produksi ) ............... +
Jumlah harga jual ...............
Volume produksi ( BBB,BTKL,BOP ) ............... :
Tarif pemasangan iklan per mmk ...............
87
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Langkah-langkah penentuan tarif pemasangan iklan di Harian Pagi
“BERNAS JOGJA” berdasarkan data yang diperoleh tidak didapatkan
informasi tentang langkah-langkah penentuan tarif pemasangan iklan.
Oleh karena itu peneliti tidak dapat melakukan analisis perbedaan langkah-
langkah penentuan tarif pemasangan iklan antara yang dilakukan oleh
Harian Pagi “BERNAS JOGJA” dengan langkah- langkah menurut teori,
dengan demikian tidak dapat ditarik kesimpulan apakah langkah- langkah
penentuan tarif pemasangan iklan yang dilakukan oleh Harian Pagi
“BERNAS JOGJA” sudah tepat.
2. Besarnya tarif pemasangan iklan di Harian Pagi “BERNAS JOGJA” sudah
tepat.
Besarnya tarif pemasangan iklan dengan metode full costing
sebesar Rp 6.298,53, sedangkan Harian Pagi “BERNAS JOGJA”
menetapkan sebesar Rp 6.000,00. Dari perhitungan penulis dan perusahaan
terdapat selisih Rp 298,53. Hal ini terjadi karena metode perhitungan yang
dipakai berbeda, penulis menggunakan pendekatan biaya sedangkan
perusahaan tidak mempunyai metode yang pasti, hanya berdasarkan
88
pengalaman masa lalu dan kondisi perekonomian saja. Karena tidak
memakai metode yang pasti, maka perhitungannya kurang teliti sehingga
terjadi selisih meskipun kecil. Tetapi perbedaan tersebut masih dapat
diterima atau masih signifikan, karena jumlahnya hanya Rp 298,53 atau
kalau dalam prosentase sebesar 4,74 %. Jumlah tersebut masuk dalam
kriteria tepat atau masih dalam batas penyimpangan yang lazim diterima.
B. Keterbatasan Penelitian.
Masih merupakan data yang kasar atau merupakan garis besar saja
karena data tidak tertulis secara sistematis. Data diperoleh dengan melihat
arsip perusahaan dan wawancara langsung dengan pimpinan perusahaan,
namun wawancara kurang lengkap karena kesibukan pimpinan perusahaan.
Keterbatasan-keterbatasan tersebut memungkinkan terjadinya hasil penelitian
yang kurang lengkap.
C. Saran
1. Dalam menentukan besarnya tarif pemasangan iklan sebaiknya Harian Pagi
“BERNAS JOGJA” menggunakan pendekatan biaya dengan metode full
costing.
2. Harian Pagi “BERNAS JOGJA” sebaiknya mempertimbangkan penerimaan
pesanan tarif khusus mengingat kapasitas produki atau volume produksi
yang dimiliki perusahaan masih tersedia.
89
3. Sebaiknya Harian Pagi “BERNAS JOGJA“ memperbanyak sarana promosi,
seperti memasang iklan di radio dan memperbanyak acara off air dengan
memanfaatkan event-event tertentu.
90
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim dan Bambang Supomo, Akuntansi Manajemen, Edisi 1, Yogyakarta, BPFE UGM, 1994.
Basu Swastha, Azas-Azas Marketing, Edisi 3, Yogyakarta, Liberty, 1989. Basu Swastha dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi 2, Yogyakarta,
BPLM, AMP YKPN, 1981. Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo, Pengantar Bisnis Modern, Edisi 2, Yogyakarta,
Liberty, 1988. Gilarso T, Pengantar Ilmu Ekonomi Bagian Makro, Yogyakarta, Penerbit
Kanisius, 1992. Gudono, Akuntansi Manajemen, Jakarta, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama,
1993. Mas'ud Machfoedz, Akuntansi Manajemen,Jakarta, Penerbit PT. Gramedia
Pustaka Utama,1993. Mulyadi, Akuntansi Manajemen : Konsep Manfaat dan Rekayasa, Edisi 1,
Yogyakarta, BP STIE YKPN, 1992. Mulyadi, Akuntansi Biaya, Edisi 5, Yogyakarta, BP STIE YKPN, 1992. Philip Kottler, Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi 2, Jakarta, CV. Intermedia, 1981. Pedoman Penulisan Skripsi.(1998). Yogyakarta : USD Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan : Konsep dan Aplikasinya di Indonesia,
Jakarta, Penerbit PT. Pustaka Utama Grafiti, 1992. .Supriyono, R.A, Akuntansi Manajemen 1 : Konsep Dasar Akuntansi Manajemen
dan Proses Peencanaan, Yogyakarta, BPFE UGM, 1987. Supriyono, Akuntansi Manajemen 3: Proses Pengendalian Manajemen,
Yogyakarta, BPFE UGM,1989. Yoseph P. Guiltian dan Gordon W. Paul, Strategi dan Program Pemasaran, Edisi
3, Jakarta, Erlangga, 1987.
91
PEDOMAN WAWANCARA
Daftar Pertanyaan :
1. Sejarah dan perkembangan Perusahaan.
a. Kapan perusahaan berdiri ?
b. Siapakah yang mendirikan dan bagaimana kepemilikannya ?
c. Apa alasan yang mendorong berdirinya perusahaan ?
d. Dimanakah lokasi perusahaan dan alasan pemilihan lokasi tersebut ?
e. Bagaimana perkembangan perusahaan, khususnya bidang usaha dari saat
berdiri sampai sekarang ?
2. Apakah tujuan perusahaan ?
3. Struktur Organisasi Perusahaan.
a. Bagaimana struktur organisasi perusahaan ?
b. Siapa saja yang menjabat dalam struktur organisasi ?
c. Apa tugas masing-masing jabatan ?
4. Personalia.
a. Berapakah jumlah karyawan seluruhnya ?
b. Bagaimana sistem penggajian karyawan ?
c. Apakah ada tunjangan diluar gaji karyawan ? Kalau ada berupa apa ?
5. Produksi.
a. Produk layanan apa saja yang dihasilkan perusahaan ?
b. Berapa kapasitas waktu per hari untuk menghasilkan iklan ?
92
6. Pemasaran.
a. Bagaimana perusahaan mendapatkan pelanggan ?
b. Bagaimana perkembangan hasil penjualan ?
c. Bagaimana sistem penjualan yang diterapkan ?
7. Akuntansi.
a. Bagaimana perusahaan menentukan tarif pemasangan iklan ?
b. Biaya apakah yang dikeluarkan perusahaan untuk produksi ?
c. Berapa target penjualan iklan perusahaan dalam satu tahun ?
d. Berapa persen laba yang diharapkan perusahaan ?
e. Berapa tarif pemasangan iklan per kata ?
93
PEDOMAN DOKUMENTASI
1. Kapan perusahaan didirikan ( tempat, tanggal, bulan, tahun ), dan
siapakah pendirinya ?
2. Bagaimanakah perkembangan perusahaan dari saat berdiri sampai
sekarang ?
3. Bagaimana struktur organisasi perusahaan ?
4. Biaya apa saja yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk produksi ?
5. Berapakah besarnya biaya tersebut untuk masing-masing pos biaya
dalam kurun waktu satu tahun ?
6. Apakah ada perubahan biaya dari tahun ke tahun ?
7. Bagaimana perkembangan hasil penjualan ?
94