penentuan cepat tiamin

Upload: bayuandrian

Post on 10-Oct-2015

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Penentuan Cepat Tiamin, Riboflavin, Piridoksin, dan Niasin dalam Susu Formula Bayi secara Kromatografi CairDAVID C.WOOLLARD

Latar BelakangSecara sederhana, simulasi penentuan vitamin B1, B2, B3, dan B6 dalam formula susu bayi dikembangkan dari ekstrak sampel tunggal deproteinized, dengan analisis mengunakan kromatografi fase terbalik pasangan ion dengan metanol dan fase geraknya yaitu air. Penukar ion dioctyl sulfosuccinate memiliki retensi yang unik dari vitamin berbasis piridin (niasinamida dan piridoksin) dan memungkinkan untuk pengukuran secara bersamaan dari kedua piridoksal dan riboflavin 5-phosphate komponen endogen dari susu. Selain mengalami identifikasi vitamin memiliki makna analitis minimal. Deteksi UV digunakan untuk niacinamide, dan deteksi fluoresensi diprogram digunakan untuk riboflavin dan vitamin B6. Tiamin rutin ditentukan secara berurutan dalam kondisi elusi dimodifikasi.Ekstraksi merupakan faktor penting yang mempengaruhi kemampuan analitik untuk memperkiraan secara komprehensif kandungan vitamin B, dan mengingat banyaknya intruksi yang digunakan, mungkin secara signifikan dapat berkontribusi untuk mengakibatkan ketidakpastian pengukuran. Umumnya, kombinasi antara hidrolisis asam dan pencernaan enzimatik digunakan untuk melepaskan endogen protein yang terikat dan vitamin B-kompleks yang terfosforilasi. Sebagai analit bebas dan dalam minimal berbntuk molekul, kemudian dapat dikumpulkan dengan vitamin tambahan selama intruksi pengujian berikutnya. Namun, isi dari susu formula untuk bayi diketahui bahwa vitamin ditambahkan selama pembuatan, sehingga menyederhanakan intruksi proses ekstraksi diperlukan dan meminimalkan bentuk vitamin itu sendiri yang akan ditentukan. Secara khusus, susu formula yang mengandung vitamin B1, B2, B3, dan B6 dilengkapi dengan hidroklorida tiamin, riboflavin (Riboflavin Mononukleotida (FMN), niacinamide, dan pyridoxine dihidroklorida. Bahan penyusun tersebut ditambahkan dengan tujuan untuk menyerupai ASI manusia. Interuksi pengukuran secara tradisional yang didasarkan pada mikrobiologi assay sensitif dan tersedianya satu bakteri lactobacilli yang spesifik terhadap aktivitas biologis melalui respon semua vitamin yang digabungkan. Namun, seperti metode yang panjang, manipulatif, dan umumnya memiliki sedikit presisi. Pengukuran alternative lainya ialah spektrofotometri atau metode kimia fluorimetric meskipun dari keduanya mempunyai potensi adanya gangguan matriks, sedangkan gas yang tersedia pada teknik kromatografi belum secara umum dapat digunakan.Prosedur yang cepat, dapat digunakan, dan nyaman diperlukan untuk kontrol rutin terhadap kepatuhan dan pelabelan pada makanan. Prosedur kromatografi cair secara umum, telah digantikan dengan metodologi alternative, seperti teknik untuk kelompok vitamin B dalam nonfortified dan makanan yang diperkaya didasarkan pada prosedur ekstraksi diikuti dengan adanya interaksi antara ion atau pasangan ion fase terbalik kromatografi cair. Metode ini secara komprehensif tedapat ulasan dalam literatur. Metode ini relatif mudah untuk membangun keseragaman berbagai analit keromatografi cair atau teknik elektroforesis kapiler untuk menentukan Vitamin B kompleks dalam obat-obatan dan vitamin untuk daya tahan tubuh. Namun, kompleksitas dari makanan dan tingkat analit yang rendah membatasi beragaman atau simultan penentuan vitamin yang ditambahkan ke analit lebih sedikit. Dengan demikian, berbagai kombinasi tiamin, riboflavin, niacinamide, dan pyridoxine telah berhasil ditentukan pada tambahan makanan dan prosedur tersebut telah secara komprehensif atau sudah dilaporkan. Aplikasi untuk analisi untuk susu formula semakin mengandalkan perubahan sederhana protein dengan pengendapan kimia, yang diikuti oleh kromatography cair fase terbalik.

Metodologi KerjaVitamin B1, B2, B3, dan B6 dipisahkan menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Prinsip kerjanya yaitu didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen komponen vitamin yang di ujikan dalam dua fasa yaitu fase gerak dan fase cair. Dalam alatnya menggunakan detector UV yang mengukur berdasarkan panjang gelombang yang ada di dalam sampel. dan menggunakan pompa sebagai penghantar fase gerak agar melakukan proses penghantaran berlangsung secara cepat. Sistem LC. Terdiri dari pompa, autosampler, dan detector UV yang di program dan fluoresensi, software (Shimadzu, Tokyo, Jepang). Sebuah 5m endcapped, polimer C18 Luna Prodigy ODS (3) kolom (150 '4,6 mm, kadar karbon 15,5%) dan kolom penjaga (Phenomenex, Torrance, CA).Sampel di siapkan dengan menyiapkan standar vitamin Tiamin dalam HCl, riboflavin, FMN, niasinamida, piridoksin dalam HCl, dan piridoksal dalam HCl.-USP grade; Sigma (St. Louis, MO). Dikeringkan di atas fosfor pentaoksida (4 jam pada suhu 85C) dan disimpan dalam keadaan kering tanpa terkena cahaya. Kadar air juga ditentukan oleh Karl Fisher dengan cara titrasiLarutan kerja yang dikombinasi. Dipipet sebanyak 5.0mL riboflavin, 2.0mL FMN, 5.0mL niasinamida, 1,0mL piridoksin, dan 5.0mL larutan stok piridoksine ke dalam labu 100 mL, menambahkan ca 40 mL 0,6 m TCA dan menipiskan volume dengan air. Sebuah larutan kerja tiamin disiapkan dengan mengencerkan 5.0 mL dengan Ca 90 mL 0,6 m TCA dan dilarutkan dalam 200 mL air. Kedua larutan kerja tersebut diencerkan (1: 2 dan 01:20), dilakukan sebanyak 3 kali ulangan.

Hasil dan PembahasanFMN dan Piridoksal berkontribusi dalam vitamin B2 dan B6 yang terdapat dalam susu sapi, serta merupakan komponen utama didalam susu formula, oleh karena itu dilakukan analisis secara bersamaan. Niasinamida tidak secara alami berada dalam susu atau zat yang ditambahkan dalam susu formula, sehingga puncak yang dihasilkan tidak sempurna atau berada dibawah kondisi yang sebenarnya. Analisis dari vitamin B-kompleks pada tingkat endogen dalam makanan alami memerlukan proses ekstraksi untuk memisahkan, fosforilasi, dan untuk mengikat protein. Proses tersebut, umumnya menggabungkan kedua asam dan proses enzimatik. ). Namun, untuk bahan tambahan makanan, teknik yang komprehensif mungkin kurang dianjurkan, serta persiapan sampel menggabungkan protein yang telah terdenaturasi diduga telah mengurangi nilai gizi vitamin dalam susu formula bayi. Metode tersebut, protein didenaturasi dengan trikloroasetat, perklorat, tungtat, sulfosalisilat, atau pemicu protein asam mineral, meskipun timbal asetat juga telah dianjurkan. Penelitian ini dipilih asam trikloroasetat, karena efektif dalam menghilangkan protein susu dan tidak mempengaruhi puncak kromatografi.Meskipun penukar ion telah berhasil dalam aplikasi farmasi yang sederhana, ketidaksamaan struktural vitamin B-kompleks yang umumnya mengharuskan penggunaan teknik pasangan ion untuk analisis matriks makanan yang lebih kompleks. Kationik P-alkilsulfonat telah dianjurkan, meskipun selektivitas pemisahan tersebut menghasilkan waktu retensi yang rendah untuk niasinamida dan piridoksin, dan retensi tinggi untuk riboflavin. Namun, penentuan selektifitas dan sensitifitas dari niasinamida pada awal elusi menghasilkan matriks (gangguan) sulit dideteksi, karena hanya UV tersedia untuk memantau vitamin ini.Garam natrium dari dioktilsulfosuksinat belum umum digubakan sebagai penukar ion dengan kondisi fase terbalik. Dibandingkan dengan metode konvensional alkylsulfonates, waktu retensi yang diberikan meningkat untuk struktur nitrogen. Kondisi eluen asam, niasinamida mengalami terprotonasi dan piridoksin secara selektif dipertahankan, sehingga memudahkan dalam penentuan menggunakan deteksi UV untuk niasinamida. Dengan demikian, waktu retensi riboflavin sebagian besar relatif hidrofobik yang merupakan fungsi dari eluen polaritas, dan meskipun elusi dilakukan diwal, sifat fluoresensi spesifik dari kedua riboflavin dan FMN memungkinkan untuk dideteksi.Setiap vitamin yang secara kuantitatif dengan teknik standar eksternal dianalisis berdasarkan regresi linier dan interpolasi. FMN mungkin dilakukan dan diukur dengan baik terhadap FMN seperti yang dijelaskan, atau terhadap standar riboflavin, berdasarkan hasil yang didaptkan setara fluoresensi, meskipun spektrofotometri (444 nm) dapat digunakan untuk mengukur vitamin B2, fluoresensi lebih banyak digunakan karena resolusinya tinggi dan waktu yang retensi yang cepat dalam mendeteksi vitamin B2. Metode kolom konvensional menggunakan berbagai macam C18 menghasilkan selektivitas yang sebanding untuk B2, B3, dan B6, meskipun pH yang digunakan relatif rendah dan eluen dengan kandungan air yan tinggi.

Temuan PentingKandungan susu formula mengandung vitamin B1, B2, B3, dan B6, dilengkapi dengan tiamin hidroklorida riboflavin, yang dimaksdukan untuk meniru ASI manusia. Analisis vitamin B1, B2, B3 dan B6 dalam susu formula bayi digunakan kromatografi pasangan ion dengan fase gerak air, dan methanol yang di asamkan. Metode ini menghasilkan waktu retensi dari vitamin yang memungkinkan pengukuran secara bersamaan, dengan waktu retensi yang lebih cepat.

RESUME JURNAL 1Kelompok 2Bayu Andrian J3L212017Diaz Handika PJ3L112178Insi Khoerul MJ3L112067Nailah HakimahJ3L112159Rudy Mei LanaJ3L112067