penelitian tentang hubungan antara pola makan dengan berat badan
DESCRIPTION
http://roelcup.wordpress.com ------------------PENELITIAN TENTANG HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN BERAT BADANFAK / JUR :SAINS & TEKNOLOGI / MATEMATIKAhttp://roelcup.wordpress.comUNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH JAKARTA TIMUR2010BAB I PENDAHULUANI. Latar BelakangDengan pola makan yang sehat, kondisi fisik tubuh akan lebih terjamin sehingga tubuh akan dapat melakukan aktifitasnya dengan baik pula. Dengan tubuh yang sehat, orang akan lebih bersemangat untuk bekerja, berpikir dan akan lebih produktif. Begitu pula halnya dengan anTRANSCRIPT
PENELITIAN TENTANG HUBUNGAN ANTARA
POLA MAKAN DENGAN BERAT BADAN
FAK / JUR : SAINS & TEKNOLOGI / MATEMATIKA
http://roelcup.wordpress.com
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
JAKARTA TIMUR
2010
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Dengan pola makan yang sehat, kondisi fisik tubuh akan lebih terjamin sehingga
tubuh akan dapat melakukan aktifitasnya dengan baik pula. Dengan tubuh yang sehat,
orang akan lebih bersemangat untuk bekerja, berpikir dan akan lebih produktif. Begitu
pula halnya dengan anak-anak. Anak yang sehat akan tampak lebih lincah, kreatif dan
bersemangat belajar. Hal ini karena kebutuhan tubuh dapat dipenuhi dengan baik
sehingga organ-organ tubuh akan melakukan fungsinya dengan baik pula. Jika pola
makan yang berlebihan maka akan menimbulkan dampak yang tidak baik juga.
Misalnya saja dapat menimbulkan obesitas yang akan dijelaskan sebagai berikut.
Obesitas atau kegemukan adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai
kelebihan berat badan sebanyak lebih dari 20 % dari berat badan idealnya. Hal ini
dapat menimbulkan dilema yang dapat mencuatkan rasa minder atau kurang percaya
diri, terlebih lagi bagi kaum wanita obesitas merupakan momok yang paling
menakutkan bahkan kadang menimbukan kegelisahan tersendiri, karena kegemukan
lebih banyak memberikan masalah daripada manfaat.
Disamping dapat mengurangi keindahan dan daya tarik, kegemukan juga
menimbulkan banyak penyakit seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung,
kelebihan asam urat, penyakit gula (diabetes melitus). Obesitas juga bisa
mengakibatkan berbagai masalah ortopedik termasuk nyeri punggung bawah,
memburuknya osteoartritis terutama di pinggul, lutut, dan pergelangan kaki. Kelainan
kulit sering terjadi. Penderita obesitas mempunyai perbandingan luas tubuh yang kecil
dibandingkan dengan beratnya, sehingga mereka tidak dapat membuang panas tubuh
secara efisien dan berkeringat lebih banyak dibandingkan orang kurus. Pembengkakan
kaki dan pergelangannya disebabkan akumulasi sejumlah cairan merupakan hal yang
sering terjadi.
II. Identifikasi Masalah
Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor:
Faktor genetik.
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik.
Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan
kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit
untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru
menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33%
terhadap berat badan seseorang.
Faktor lingkungan.
Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi
lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini
termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali
seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat
mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan
aktivitasnya.
Faktor psikis.
Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa mempengaruhi kebiasaan
makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan
makan.
Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif. Gangguan ini
merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita
obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang
kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial.
Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan
dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma makan
pada malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan
kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam
jumlah sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan
memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang
dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma makan pada malam hari, adalah
berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan,
agitasi dan insomnia pada malam hari.
Faktor kesehatan.
Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya:
o Hipotiroidisme
o Sindroma Cushing
o Sindroma Prader-Willi
o Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak makan.
Obat-obatan.
Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa
menyebabkan penambahan berat badan.
Faktor perkembangan.
Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan
bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas,
terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak
sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya
normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat
badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam
setiap sel.
Aktivitas fisik.
Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama
dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur.
Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang
cenderung mengkonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas
fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas.
III. Rumusan Masalah
Faktor apa yang menyebabkan obesitas? Pola makan yang seperti apa yang
menurut anda sehat sehingga tidak akan menyebabkan obesitas sebagai dampak
terburuk? Pola makan yang seperti apa yang biasa orang-orang lakukan?
IV. Tujuan Masalah
Penelitian yang saya lakukan ini apakah obesitas dapat dipengaruhi oleh pola
makan atau pengaruh lainnya. Dan sampai sejauh mana pola makan dapat
mempengaruhi penyakit ini. Sehingga orang-orang dapat menggunakan hasil
penelitian ini untuk sadar diri dan dapat menghindari pola makan yang kurang
sehat. Dan juga ingin mengetahui pola makan seperti apa orang-orang yang saya
ambil datanya sehingga juga dapat mengetahui persentase orang yang pola
makannya baik dan tidak baik.
BAB II
Landasan Teori
Dalam penelitian ini saya akan menggunakan analisis regresi untuk menghitung
apakah ada hubungannya antara obesitas dengan pola makan dan pengaruh lainnya.
Sehingga dapat diketahui berapa persen pola makan dan yang lainnya dapat
mempengaruhi obesitas.
BAB III
Metodologi Penelitian
Untuk mengetahui hubungan ini kita akan menggunakan kuesioner tertutup
yang akan saya tanyakan kepada para calon responden. Sehingga akan lebih mudah
saya menganalisisnya dalam analisis regresi dan akan mudah pula mengetahui
hubungannya.