penelitian mandiri - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. penelitian mandiri_bp... ·...

43
PENELITIAN MANDIRI JUDUL PENELITIAN ASPEK HUKUM PIDANA BERKAITAN DENGAN MALPRAKTEK NOTARIS Dr. Anang Shophan Tornado, S.H., M.H., M.Kn. NIDN: 0002107901 UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS HUKUM APRIL 2019

Upload: others

Post on 29-Oct-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

PENELITIAN MANDIRI

JUDUL PENELITIAN

ASPEK HUKUM PIDANA BERKAITAN DENGAN MALPRAKTEK

NOTARIS

Dr. Anang Shophan Tornado, S.H., M.H., M.Kn.

NIDN: 0002107901

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS HUKUM

APRIL 2019

Page 2: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

i

HALAMAN PENGESAHAN

PENELITIAN MANDIRI

Page 3: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 10

C. Tujuan Dan Kegunaan ............................................................................. 10

D. Metode Penelitian .................................................................................... 11

E. Sistematika Penulisan .............................................................................. 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 13

A. Pengertian Hukum Pidana, Jenis Pidana dan Pemidanaan ...................... 13

B. Pengaturan Hukum Notaris ..................................................................... 15

C. Pengertian Notaris ................................................................................... 16

D. Kode Etik Notaris (KEN) ........................................................................ 19

E. Asas – Asas Pelaksanaan Tugas Jabatan Notaris Yang Baik .................. 21

F. Pengertian Malpraktek ............................................................................ 24

BAB III ANALISIS MASALAH ............................................................................ 25

A. Kriteria Tindakan Notaris Sebagai Malpraktek ...................................... 25

B. Pertanggungjawaban Pidana Apabila Notaris Melakukan Malpraktek ... 32

BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 38

A. Kesimpulan.............................................................................................. 38

B. Saran ........................................................................................................ 38

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 39

Page 4: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan hakikatnya adalah upaya mewujudkan tujuan nasional

bangsa Indonesia yang maju, mandiri, sejahtera, berkeadilan, berdasarkan iman

dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Sesuai tujuan yang tercantum

dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa hakikat

pembangunan nasional adalah: mencerdaskan kehidupan bangsa, menciptakan

kesejahteraan umum, melindungi seluruh tumpah darah Indonesia, dan

membantu melaksanakan ketertiban dunia dan perdamaian abadi, Sebagai suatu

bangsa yang mengikatkan diri dalam bentuk negara kesatuan Republik

Indonesia, maka tujuan nasional perlu diwujudkan oleh seluruh lapisan bangsa

tanpa kecuali. Pemerintah sebagai penyelenggara negara adalah penggerak

(fasilitator dan dinamisator) perwujudan tujuan nasional itu. Dalam

penyelenggaraan pembangunan, pemerintah bertindak mewakili kepentingan

seluruh lapisan bangsa.

Hakekat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia

seutuhnya meliputi pembangunan materiel dan spirituil. Dalam pembangunan

sprituil termasuk pula pembanguan moral yang akan sangat berpengaruh pada

kehidupan berbangsa dan bernegara. Bentuk pembangunan spiritual yang lain

misalnya didalam pembangunan hukum nasional.

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 menentukan

secara tegas, bahwa Negara Republik Indonesia adalah negara hukum. Prinsip

negara hukum menjamin kepastian, ketertiban dan perlindungan hukum

menuntut adanya alat bukti yang menentukan dengan jelas hak dan kewajiban

seseorang sebagai subjek hukum dalam masyarakat.

Munculnya lembaga Notaris bertujuan agar menjamin kepastian,

ketertiban dan perlindungan hak dan kewajiban subyek hukum,dan juga

dilandasi kebutuhan akan suatu alat bukti yang mengikat selain alat bukti saksi.

Page 5: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

2

Pertanyaan dari mana asalnya notariat dahulu, adapun sejarahnya, awal mula

profesi notaris sudah ada sejak masa penjajahan, untuk kepentingan pembuat

akta-akta pada masa itu, semula jabatan notaris merangkap sebagai pegawai

VOC, dan hal ini berlangsung sampai tahun 1632. Setelah VOC tidak berkuasa,

profesi notaris menjadi lebih terbuka. Perundang-undangan yang membahas

tentang notaris masih dipertahankan secara mutatis mutandis dari perundang-

undangan jaman penjajahan yaitu Reglement op het Notarisambt (Stbl. 1860

No.3) yang dikenal dengan Perturan Jabatan Notaris (PJN). Menurut PJN 1860

bahwa jabatan notaris adalah jabatan resmi untuk membuat akte otentik,

sepanjang tidak ada peratuan yang memberi wewenang serupa kepada pejabat

lain.1 dalam banyak literatur juga seringkali dicatat, bahwa ketika Kaisar

Yustisianus (Romawi) berkuasa, mulai difikirkan tentang adanya alat bukti lain

yang mengikat, mengingat alat bukti saksi kurang memadai lagi sebab sesuai

dengan perkembangan masyarakat, perjanjian-perjanjian yang dilaksanakan

anggota masyarakat semakin rumit dan kompleks. Bisa saja suatu perjanjian

dibuat dengan waktu yang sangat panjang dan melebihi umur pihak (manusia)

yang melakukan perjanjian. Untuk menutupi kelemahan alat bukti saksi ini maka

diadakanlah suatu alat bukti tertulis.2 Akta otentik sebagai alat bukti tertulis

yang terkuat mempunyai peranan penting dalam setiap hubungan hukum dalam

kehidupan masyarakat. Dalam berbagai hubungan bisnis kegiatan di bidang

perbankan, pertanahan, kegiatan sosial dan lain-lain. Kebutuhan akan

pembuktian tertulis berupa akta otentik makin meningkat sejalan dengan

perkembangnya tuntutan akan kepastian hukum dalam berbagai hubungan

ekonomi dan sosial, baik pada tingkat regional, nasional maupun global. Melalui

akta otentik yang menentukan secara jelas hak dan kewajiban, menjamin

kepastian hukum dan sekaligus diharapkan pula dapat menghindari terjadinya

sengketa. Walaupun sengketa tersebut tidak dapat dihindari dalam proses

penyelesaian sengketa tersebut akta otentik yang merupakan alat bukti tertulis

1 Usman, Suparman, 2008. Etika Dan Tanggung jawab Profesi Hukum di Indonesia, Jakarta:

Gaya Media Pratama. Hlm 4. 2 Abdul Ghofur Anshori. 2009. Lembaga Kenotariatan Indonesia (Perspektif Hukum dan

Etika). Yogyakarta : UII Press. Hlm. 7.

Page 6: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

3

terkuat memberi sumbangan nyata bagi penyelesaian perkara secara murah dan

cepat.

Untuk Saat ini undang-undang yang mengatur tentang Notaris adalah

UU No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, Notaris dalam menjalankan

jabatannya harus berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang

Jabatan Notaris yang berlaku sekarang.

Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta

otentik sejauh pembuatan akta otentik tertentu tidak dikhususkan bagi pejabat

umum lainnya. Pembuatan akta otentik ada yang diharuskan oleh peraturan

perundang-undangan dalam rangka menciptakan kepastian, ketertiban dan

perlindungan hukum. Selain akta otentik yang dibuat oleh atau dihadapan

notaris, bukan saja karena diharuskan oleh peraturan perundang-undangan tetapi

juga karena dikehendaki oleh para pihak yang berkepentingan untuk memastikan

hak dan kewajiban para pihak demi kepastian, ketertiban dan perlindungan

hukum, baik pihak yang berkepentingan sekaligus bagi masyarakat secara

keseluruhan.

Oleh karena itu semakin kuat pula tuntutan masyarakat akan pelayanan

yang diberikan oleh notaris. Pelayanan yang diberikan oleh notaris hanya

sekedar dilakukan oleh mereka yang dididik dan menamatkan pelajarannya

di pendidikan notariat serta menyelesaikan segara persyaratan pelatihan untuk

diangkat menjadi seorang notaris, tetapi tidak bisa lepas dari para notaris

tersebut memiliki kemampuan profesional dalam menjalankan tugas jabatannya

untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan jasanya.

Apabila berbicara mengenai kemampuan profesional para notaris, mau

tidak mau hal tersebut akan berbicara mengenai masalah pelayanan jasa hukum

yang diberikan oleh notaris kepada masyarakat. Semakin meningkatnya

kemampuan profesional para notaris dalam melaksanakan tugasnya sebagai

pejabat umum yang mempunyai fungsi mengatur hubungan hukum di antara

pihak secara tertulis dan otentik, akan semakin baik pula pelayanan jasa hukum

yang akan diterima oleh masyarakat. Kemampuan profesional seseorang

menunjukan pada keahliannya yang didukung oleh penguasaan ilmu pengalaman

dan keterampilan yang tinggi. Walaupun seorang notaris dalam menjalankan

Page 7: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

4

jabatannya telah memiliki kemampuan profesional yang tinggi, namun demikian

apabila dalam melaksanakan jabatannya tidak dilandasi integritas moral,

keluhuran martabat dan etika profesi, maka notaris tersebut bukan saja

merugikan kepentingan masyarakat luas tetapi juga akan merusak nama baik

Ikatan Notaris Indonesia (INI) sebagai organisasi profesinya.

Notaris harus menepati beberapa kewajiban, antara lain:

1. Bertindak jujur

2. Saksama

3. Mandiri

4. Tidak Berpihak

5. Menjaga kepentingan pihaj yang terkait dalam pembuatan hukum (Pasal 16

(1) huruf a).

Dan beberapa larangan yang berlaku bagi Notaris adalah:

1. Menjalankan Jabatan di luar daerah jabatannya

2. Meninggalkan daerah jabatanya lebih dari 7 (tujuh) hari kerja berturut

3. turut tanpa alasan yang sah.

4. Merangkap sebagai pegawai negeri.

5. Merangkap jabatan sebagai pejabat negara.

6. Merangkap jabatan sebagai Advokat.

7. Merangkap jabatan sebagai pemimpin atau pegawai badan usaha milik

negara, badan usaha milik daerah, badan usaha milik swasta.

8. Merangkap jabatan sebagai pejabat pembuat akte tanah diluar wilayah

jabatan Notaris.

9. Menjadi Notaris pengganti.

10. Melakukan pekerjaan lain yang berkaitan dengan norma agama,

kesusilaan,atau kepatutan yang dapat mempengaruhi kehormatan dan

martabat Jabatan Notaris.

Bahwasanya orang yang profesional itu, lebih-lebih bagi yang

menjalankan jabatan notaris harus mempunyai tanggung jawab :

1. Kepada klien dan masyarakat;

2. Kepada sesama yang seprofesi dan kelompok profesinya atau organisasi

perkumpulannya; dan

Page 8: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

5

3. Kepada pemerintah dan negara atau secara hukum.

Sering dengan perkembangan zaman era globalisasi semakin meningkat

pula kesadaran hukum warga masyarakat. Oleh karena itu perlu diikuti dengan

penegakan disiplin dan penegakan hukum di lingkungan profesi. Hal demikian

disebabkan karena stigma sosial terhadap profesi tidak hanya merugikan

organisasi profesi, tetapi juga masyarakat, negara dan pihak-pihak yang

bersangkutan. Dalam hubungan ini peranan, fungsi dan tanggung jawab aparat

hukum serta penyandang profesi dibidang hukum teramat besar dan penting

guna menjaga dan menegakan citra negara hukum.

Notaris sebagai pejabat umum yang tugasnya melayani masyarakat

diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan hukum nasional

dituntut untuk memiliki moral yang tinggi. Oleh karena, dengan adanya moral

yang tinggi tersebut notaris tidak akan menyalahgunakan wewenang yang ada

padanya, notaris akan dapat menjaga martabatnya sebagai seorang pejabat

umum yang ikut melaksanakan kewibawaan pemerintah. Sebagaimana harapan

Komar Andasasmita, agar setiap notaris mempunyai pengetahuan yang cukup

luas dan mendalam serta keterampilan sehingga merupakan andalan masyarakat

dalam merancang, menyusun dan membuat berbagai akta otentik, sehingga

susunan bahasa, teknis yuridisnya rapi, baik dan benar, karena disamping

keahlian tersebut diperlukan pula kejujuran atau ketulusan dan sifat atau

pandangan yang objektifnya.

Guna memberikan landasan hukum dan ketaatan pada asas hukum dalam

pembangunan nasional, maka para notaris memegang peranan yang sangat

penting. Pada, umumnya para pencari jasa notaris kurang memahami hukum dan

mereka, menyerahkan sepenuhnya kepada notaris untuk merumuskan keinginan

antara mereka, yang tentunya diharapkan dibuat sesuai dengan hukum. Adanya

arus modernisasi dan era globalisasi yang telah merambah ke negara kita

membawa dampak bagi perkembangan lembaga-lembaga hukum baru dibidang

perekonomian dan perdagangan, sehingga para notaris diharapkan dapat

mengantisipasi situasi dan kondisi dari perkembangan tersebut serta mampu

untuk membuat akta-akta yang memenuhi atau mengikuti kebutuhan dan

perkembangan yang terjadi di masyarakat. Diharapkan dalam menjalankan

Page 9: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

6

tugasnya para notaris selalu berpegang teguh dan menjunjung tinggi martabat

dan keluhuran profesinya sebagai jabatan kepercayaan dan terhormat. Sebagai

pejabat umum yang terpercaya, akta-aktanya harus menjadi alat bukti yang kuat

apabila terjadi sengketa hukum dikemudian hari di pengadilan. Sangatlah

disayangkan bilamana terdapat akta-akta notaris yang isinya dipermasalahkan,

diragukan kebenarannya, dianggap bertentangan dengan hukum dan keadilan

serta dirasakan merugikan kliennya, akibat ulah oknum-oknum notaris yang

kurang bertanggungjawab, karena ketidaksengajaan atau karena kurang

menguasainya dalam melaksanakan tugas jabatannya dan bertentangan dengan

etika profesi notaris di mana hal ini dapat menjurus kepada tindakan malpraktek

yang dilakukan oleh notaris. Tindakan malpraktek yang dilakukan oleh notaris

dapat beberapa bentuk-bentuk pengingkaran atau penyimpangan atau kurangnya

kemampuan dari menjalankan tugas dan tanggungjawab notaris, baik karena

kesalahan dan kelalaian yang dapat dipertanggjawabkan kepada mereka untuk

melakukan kewajiban-kewajiban profesinya yang didasarkan atas kepercayaan

yang diberikan kepada mereka.

Sistem ialah istilah dari bahsa latin systema atau Yunani systema, artinya

suatu yang terorganisir, keseluruhan kompleks; dari kata itu pula dikenal istilah

synistanai, artinya digabungkan, dikombinasikan. Arti sekarang ialah kombinasi

hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk bagian kompleks atau kesatuan

serta keseluruhan, misalnya sistem pegunungan, sungai-sungai atau terusan-

terusan, asas-asas atau doktrin dalam bidang ilmu pengetahuan khusus, seperti

filsafat suatu metoda yang berkordinasi,atau suatu kompleks atau rencana

prosedur,seperti sistem pemerintahan dan lain-lain.3 Dalam kaitan dengan

masalah ini, sistem dapat dapat disingkat artinya menjadi susunan wewenang

notaris dan jika menyalahi maka akan diancam dengan pidana.

Kode Etik Notaris merupakan suatu kaidah moral yang ditentukan oleh

perkumpulan Ikatan Notaris Indonesia berdasarkan Keputusan Kongres

Perkumpulan dan/atau yang ditentukan dan diatur dalam peraturan perundang-

3 Andi Hamzah. 1993. Sistem Pidana Dan Pemidanaan Indonesia. Jakarta : Pradnya

Paramita. Hlm 20.

Page 10: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

7

undangan yang mengatur tentang hal itu dan yang berlaku bagi serta wajib

ditaati oleh setiap dan semua anggota perkumpulan dan semua orang yang

menjalankan tugas dan jabatan sebagai Notaris, Pasal 83 ayat (1) Undang-

Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris menyatakan bahwa

“Organisasi Notaris menetapkan dan menegakkan Kode Etik Notaris”.

Ketentuan tersebut diatas ditindaklanjuti dengan ketentuan Pasal 13 ayat (1)

Anggaran Dasar Ikatan Notaris Indonesia yang menyatakan :“Untuk menjaga

kehormatan dan keluhuran martabat jabatan notaries, Perkumpulan mempunyai

Kode Etik Notaris yang ditetapkan oleh Kongres dan merupakan kaidah moral

yang wajib ditaati oleh setiap anggota Perkumpulan”. Sehingga dalam

memberikan pelayanannya kepada masyarakat senantiasa berpedoman kepada

kode etik profesi dan berdasarkan Undang-undang tentang Jabatan Notaris, yaitu

Undang-undang Nomor 30 Tahun 2004. Sejak berlaku Undang-undang Jabatan

Notaris yang baru ini, melahirkan perkembangan hukum yang berkaitan

langsung dengan dunia kenotariatan saat ini. Pertama, adanya “perluasan

kewenangan Notaris”, yaitu kewenangan yang dinyatakan dalam Pasal 15 ayat

(2) butir f, yakni: “kewenangan membuat akta yang berkaitan dengan

pertanahan”. Kewenangan selanjutnya adalah kewenangan untuk membuat akta

risalah lelang. Akta risalah lelang ini sebelum lahirnya Undang- undang tentang

Jabatan Notaris menjadi kewenangan juru lelang dalam Badan Urusan Utang

Piutang dan Lelang Negara (BUPLN) berdasarkan Undang-undang Nomor 49

Prp tahun 1960. Kewenangan lainnya adalah memberikan kewenangan lainnya

yang diatur dalam peraturan-perundang-undangan. Kewenangan lainnya yang

diatur dalam peraturan-perundang-undangan ini merupakan kewenangan yang

perlu dicermati, dicari dan diketemukan oleh Notaris, karena kewenangan ini

bisa jadi sudah ada dalam dalam peraturan-perundang-undangan, dan juga

kewenangan yang baru akan lahir setelah lahirnya peraturan-perundang-

undangan yang baru.

Kewenangan yang demikian luas ini tentunya harus didukung pula oleh

peningkatan kemampuan untuk melaksanakannya, sehingga program kegiatan

yang bertujuan untuk mengevaluasi dan meningkatkan kemampuan notaris

merupakan sebuah tuntutan yang merupakan sebuah keharusan. Namun karena

Page 11: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

8

sedemikian luasnya kewenangan yang didapat oleh notaris,itu menjadi sebuah

„lahan basah“ untuk melakukan penyelewengan terhadap kode etik notaris,

sebagai contoh yang menjadi indikator ketidak sesuaian antara Das Sollen

dengan Das Sein seorang notaris ialah Sepanjang tahun 2005 hingga 2008 para

notaris, termasuk notaris „nakal‟, bisa bernafas lega. Sebab, selama periode

tersebut baik Ikatan Notaris Indonesia (INI) maupun Majelis Pengawas Notaris

(MPN) tidak pernah menjatuhkan sanksi pemecatan terhadap notaris „nakal‟.

Padahal saat kongres INI XX di Surabaya berlangsung, mencuat banyak dugaan

pelanggaran yang dilakukan notaris. Mulai dari pelanggaran UU No. 30/2004

tentang Jabatan Notaris, penggelapaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

Bangunan (BPHTB) yang dibayarkan klien, hingga membuat akta meski berada

di balik jeruji besi.4

Berkaitan dengan permasalahan malpraktek ada beberapa hal yang

pernah terjadi dalam praktek kenotarisan di Indonesia antara lain :

1. Tuduhan pemalsuan Surat yang dilakukan oleh notaris. Notaris dalam praktek

sidang pengadilan didakwa Jaksa Penuntut Umum berdasarkan Pasal 263

KUHP tentang pemalsuan surat pada umumnya.

2. Notaris dalam praktek di sidang pengadilan yang dijadikan tergugat. Hal ini

tidak hanya disebabkan oleh kesalahan yang secara sengaja dilakukan oleh

notaris, tetapi juga karena kelalaiannya dalam menjalankan tugas

jabatannya.

Menurut Kapolda Sumatera Utara Irjen Nurudin Usman, kasus tindak

pidana yang melibatkan notaris, sejak tahun 2005 sampai 2007 di Direktorat

Reskrim dan satuan wilayah di jajaran Poldasu, sebanyak 153 kasus. Dimana 10

orang sebagai tersangka dan sebanyak 143 orang jadi saksi. "Pada umumnya

mereka terlibat dalam kasus pelanggaran pasal 231 KUHP, pasal 263 KUHP,

pasal 231 KUHP, pasal 263 KUHP, pasal 266 KUHP serta pasal 372 dan pasal

378 KUHP," kata Nurudin Usman dalam sambutan diwakili AKBP Teguh dalam

seminar "Pemeriksaan dan Penyidikan oleh Polri terhadap Notaris/PPAT sebagai

4hukumonline.http://www.hukumonline.com/index2.php?option=com_content&do_word=1

&id=6025. diakses tanggal 20 januari 2011.

Page 12: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

9

Saksi atau Tersangka atas Dugaan Perbuatan Tindak Pidana" di Hotel Danau

Toba Medan.5

Seharusnya notaris dalam melaksanakan tugasnya lebih cermat, objektif

dan benar serta selalu mengingatkan sumpah jabatan dan etika profesinya, selalu

bertindak sesuai dengan keluhuran profesinya yang merupakan jabatan

terhormat dan jabatan kepercayaan serta sebagai profesi yang mandiri harus

dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.

Jabatan dan profesi notaris untuk memberikan jasa pelayanan hukum kepada

masyarakat yang memerlukan, jelas tidak terlepas dari peranan dan tanggung

jawab yang besar. Seorang notaris harus senantiasa berusaha terus mendalami

dan mengikuti perkembangan hukum yang berlaku di masyarakat, sehingga

mampu mengamalkan profesi dengan dilandasi oleh Undang-Undang Jabatan

Notaris dan Kode Etik Notaris dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu

masyarakat menganggap profesi notaris dapat menyelesaikan segala masalah

hukum.

Dalam kaitannya notaris sebagai pejabat umum oleh negara, bekerja

bukan untuk kepentingan diri notaris sendiri akan tetapi untuk kepentingan

masyarakat yang dilayani. Oleh karena itu undang-undang memberikan

kepercayaan yang begitu besar kepada notaris dan secara umum dapat dikatakan,

bahwa setiap pemberian kepercayaan kepada seseorang meletakkan tanggung

jawab dibahunya baik itu berdasarkan hukum maupun berdasarkan moral. Oleh

karena itu tugas yang diemban notaris adalah tugas yang seharusnya merupakan

tugas pemerintah dan kiranya dapat dikatakan, bahwa tugas notaris adalah

menjalankan pelayanan publik (public service) di bidang pelayanan pembuatan

akta dan tugas lain yang dibebankan padanya yang melekat dengan predikat

sebagai pejabat umum ruang lingkup bidang jasa notaris.

Fungsi notaris bukan hanya sekedar mencatat dan membuat alat

pembuktian mengenai perbuatan hukum para pihak tertentu saja, melainkan juga

mengupayakan agar urusan yang dipercayakan kepadanya dapat berjalan sesuai

dengan hukum yang berlaku. Walaupun dalam satu dan lain hal dapat saja

5Kabaronline.http://www.waspada.co.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=60

25. diakses tanggal 29 Juli 2010.

Page 13: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

10

dijumpai adanya seorang notaris yang melakukan suatu pelanggaran di dalam

menjalankan tugas profesinya. Oleh karena itu seorang notaris dituntut untuk

selalu memelihara martabat dan kehormatannya, melaksanakan kode etik notaris

yang telah ditetapkan dalam menjalankan tugas jabatan sehari-hari, selalu

meningkatkan jasa pelayanan kenotariatan. Terkadang seorang notaris lupa,

bahwa jabatan yang diembannya adalah jabatan profesi yang berbeda dengan

pekerjaan profesi lainnya, karena disamping diatur oleh peraturan perundang-

undangan notaris juga menjalankan standar etika profesinya.

Oleh karena itu pekerjaan notaris tidaklah gampang, bahkan sekarang

dalam prakteknya banyak kita dengar notaris pun banyak yang digugat oleh

kliennya. Gejala ini sebenarnya sudah menyalahi aturan yang berlaku, karena

notaris dalam pekerjaannya masuk daam hukum perdata, namun sering ditarik

permasalahan hukum pidana. Akibat dari tindakan-tindakan tersebut sangat

merugikan terhadap diri notaris dalam kaitannya dengan tugasnya sebagai

pejabat umum. Oleh karenanya perlu dijamin adanya rasa aman dan tenang bagi

notaris dalam menjalankan profesinya. Hukum sebagai payung perlindungan

seyogyanya memberikan perlindungan terhadap notaris selaku pejabat umum

dalam menjalankan tugasnya sehari-hari.

Sehubungan dengan uraian permasalahan tersebut diatas, penulis merasa

perlu kiranya malpraktek di kalangan profesi notaris untuk diteliti dan dibahas

dalam sebuah penelitian dengan judul : ”ASPEK HUKUM PIDANA

BERKAITAN DENGAN MALPRAKTEK NOTARIS”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini ada

beberapa masalah yang dirumuskan dan dicarikan penyelesaiannya. Beberapa

masalah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah kriteria tindakan notaris sebagai malpraktek ?

2. Bagaimanakah pertanggung jawaban pidana apabila notaris melakukan

malpraktek ?

C. Tujuan Dan Kegunaan

1. Tujuan

Page 14: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

11

a. Untuk mengkaji tentang kriteria tindakan notaris sebagai malpraktek.

b. Untuk mengkaji pertanggungjawaban pidana apabila notaris melakukan

malpraktek.

2. Kegunaan

a. Sebagai salah satu sumbangan pikiran akademik tentang bagaimana aspek

hukum pidana terhadap kinerja notaris yang melakukan malpraktek.

b. Memberi bahan masukan bagi upaya untuk solusi penegakan hukum yang

lebih responsif dan memenuhi rasa keadilan.

D. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian yang penulis gunakan adalah jenis penelitian

hukum Normatif, yaitu penelitian yang memperoleh bahan hukum dengan

cara mengumpulkan dan menganalisa bahan-bahan hukum yang berhubungan

dengan masalah yang akan di bahas.

2. Sifat Penelitian

Sifat penelitian dalam penulisan skripsi di sini adalah sifat penelitian

deskriptif, yaitu menggambarkan jawaban atas permasalahan melalui hasil

dari penelitian penulis.

3. Sumber Bahan Hukum

Sumber bahan hukum dalam penelitian ini meliputi :

a. Bahan Hukum Primer berupa peraturan perundang-undangan yakni

sebagai berikut :

1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

2) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) atau Undang-

Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981.

3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2004 tentang

Jabatan Notaris.

b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu berupa buku-buku/literatur, artikel,

majalah, tulisan para ahli hukum, pendapat para ahli hukum, serta karya-

karya ilmiah yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

Page 15: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

12

4. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

a. Peraturan Perundang-undangan

Peraturan Perundang-undangan dikumpulkan dengan cara melakukan

inventarisasi terhadap peraturan perundang-undangan yang berhubungan

dengan saksi dalam peradilan pidana.

b. Data Kepustakaan

Data kepustakaan dikumpulkan melalui studi kepustakaan yang disusun

berdasarkan pokok permasalahannya.

E. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini akan terdiri dari 4 (empat) bab yang masing-masing

bab terdiri atas beberapa sub-sub bab yang berhubungan satu sama yang lainnya

sehingga membentuk suatu uraian yang sistematis dalam satu kesatuan sebagai

berikut :

Di dalam Bab I tentang pendahuluan, di dalam bab ini akan diuraikan

tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan

penelitian, metode penelitian serta sistematika penulisan.

Di dalam Bab II merupakan bab yang berisikan landasan teoritis

pengertian dan dasar hukum mengenai pidana, notaris dan malpraktek notaris.

Di dalam Bab III merupakan bab yang berisikan hasil penelitian dan

pembahasan mengenai penentuan kriteria tindakan notaris sebagai malpraktek

dan pertanggungjawaban pidana apabila notaris melakukan malpraktek.

Di dalam Bab IV merupakan bab terakhir dari pembahasan yang berisikan

beberapa kesimpulan dan saran terhadap pokok permasalahan.

Page 16: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Hukum Pidana, Jenis Pidana dan Pemidanaan

Sistem peradilan Pidana Indonesia menganut konsep bahwa kasus pidana

adalah sengketa antara individu dengan masyarakat (publik) dan sengketa itu

akan diselesaikan oleh negara (pemerintah) sebagai wakil dari publik.6

Penanggulangan kejahatan dengan menggunakan (hukum) pidana merupakan

cara yang paling tua, setua peradaban manusia itu sendiri. Ada pula yang

menyebutnya sebagai “older philosophy of crime control”7. Dilihat sebagai

suatu masalah kebijakan, maka ada yang mempermasalahkan apakah perlu

kejahatan ditanggulangi, dicegah atau dikendalikan, dengan menggunakan

sanksi pidana. Untuk dapat menjalankan hukum pidana (substantif) perlu hukum

yang dapat menjalankan ketentuan-ketentuan yang ada dalam hukum pidana

(substantif) yaitu hukum formil atau hukum acara pidana. Hukum pidana sendiri

dalam arti luas meliputi juga hukum subtantif/materiil dan hukum formil.

Pengertian perbuatan pidana yang mengandung unsur-unsur apa sajakah

yang dapat dikualifikasikan perbuatan seseorang sebagai perbuatan pidana atau

tidak, para ahli hukum memiliki pandangan yang berbeda-beda. Berikut akan

diuraikan pendapat beberapa ahli hukum tersebut.

Moeljatno mendefinisikan perbuatan pidana sebagai perbuatan yang

dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan mana disertai ancaman (sanksi) yang

berupa pidana tertentu bagi barang siapa melanggar larangan tersebut. Larangan

ditujukan kepada perbuatan (suatu keadaan atau kejadian yang ditimbulkan oleh

kelakuan orang), sedangkan ancaman pidana ditujukan kepada orang yang

menimbulkan kejadian itu.8

6 Luhut MP Pangaribuan. 2008. Hukum Acara Pidana (Surat-Surat Resmi oleh Advokat).

Jakarta : Djambatan. Hlm. 1. 7 Muladi dan Barda Nawawi Arief. 1984. Teori-Teori dan Kebijakan Pidana. Bandung :

Alumni. Hlm. 149. 8 Moeljatno. 1984. Asas-Asas Hukum Pidana. Cet. II. Jakarta : Bina Aksara. Hal. 54.

Page 17: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

14

Mengingat pentingnya pemidanaan sebagai sarana untuk mencapai tujuan

yang lebih besar yaitu perlindungan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat

maka perlu diperhatikan juga teori-teori penjatuhan pidana dalam ilmu

pengetahuan yakni :

1. Teori absolute atau teori pembalasan

Menurut teori ini pidana dijatuhkan semata-mata karena orang telah

melakukan suatu kejahatan atau tindak pidana, oleh karenanya pidana

merupakan akibat mutlak yang harus ada sebagai suatu pembalasan kepada

orang yang melakukan kejahatan. Jadi dasar pembenar pidana terletak pada

adanya atau terjadinya kejahatan itu sendiri.

2. Teori relative atau teori tujuan

Menurut teori ini memidana bukanlah untuk memuaskan tuntutan absolute

dari keadilan. Pembalasan itu sendiri tidak mempunyai nilai, tetapi hanya

sebagai sarana untuk melindungi kepentingan masyarakat. Pidana bukanlah

sekedar untuk melakukan pembalasan atau pengimbalan kepada orang yang

telah melakukan suatu tindak pidana, tetapi mempunyai tujuan-tujuan yang

bermanfaat, oleh karena itu teori ini sering juga disebut teori tujuan.

Sedangkan mengenai sanksi pidana, dalam pasal 10 KUHP, diatur

mengenai jenis-jenis pidana yang terbagi menjadi dua jenis :

1. Pidana Pokok yaitu :

a. pidana mati;

b. pidana penjara;

c. pidana kurungan;

d. pidana denda

e. pidana tutupan (berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 1946)

2. Pidana tambahan, yaitu:

a. Pencabutan hak-hak tertentu;

b. Perampasan barang-barang tertentu;

c. Pengumuman putusan hakim;

Page 18: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

15

B. Pengaturan Hukum Notaris

Pengaturan Jabatan Notaris di Indonesia sebelum berlakunya undang

undang nomor 30 tahun 2004 tentang jabatan notaris di atur dalam Reglement

Op Het Notaris ambt in Indonesie (Stb. 1860:3) sebagaimana telah diubah

terakhir dalam lembaran Negara tahun 1954 Nomort 101; Ordonantie 16

Sepetember 1931 tentang Honorarium Notaris; Undang-undang Nomor 33

Tahun 1954 tentang Wakil Notaris dan Wakil Notaris Sementara Lembaran

Negara Tahun 1954 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Nomor 700);

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 34, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4379); dan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1949

Tentang Sumpah/Janji Jabatan Notaris.9

Sejak tanggal 14 september 2004 pengaturan mengenai Notaris diatur

dalam peraturan tersendiri yaitu dalam undang undang nomor 30 tahun 2004

tentang jabatan Notaris (UUJN) yang merupakan dasar yang baru dan juga

bahan hukum untuk mengembangkan hukum Notaris di Indonesia.

Undang-undang tentang Jabatan Notaris merupakan penyempurnaan

Undang-undang peninggalan jaman kolonial dan unifikasi sebagian besar

Undang-undang yang mengatur mengenai kenotarisan yang sudah tidak sesuai

lagi dengan perkembangan hukum dan kebutuhan masyarakat. Didalam Undang

undang jabatan notaris (UUJN) terdiri dari 92 pasal yang terbagi dalam 13 bab

yaitu ;

1. Bab 1 tentang ketentuan umum ( pasal 1 )

2. Bab II tentang pengangkatan dan pemberhentian Notaris (pasal 2 –

pasal 14)

3. Bab III tentang kewenangan, kewajiban dan larangan ( pasal 15 –

pasal 17)

9 Anonim.apa sih Notaris itu??.http://www.forumbebas.com/thread-153390.html. diakses

pada tanggal 14/01/2011.

Page 19: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

16

4. Bab IV tentang tempat kedudukan, formasi dan wilayah jabatan

Notaris (pasal 18 – pasal 24 )

5. Bab V tentang cuti Notaris dan Notaris pengganti (pasal 25- pasal 35)

6. Bab VI tentang honorarium (pasal 36 – pasal )

7. Bab VII tentang akta Notaris ( pasal 38 – pasal 65 )

8. Bab VIII tentang pengambilan minuta akta dan pemanggilan notaris

(pasal 66)

9. Bab IX tentang pengawasan (pasal 67 – pasal 81)

10. Bab X tentang organisasi notaris (pasal 82 – pasal 83 )

11. Bab XI tentang ketentuan sanksi ( pasal 84 – pasal 85 )

12. Bab XII tentang ketentuan peralihan ( pasal 86 – pasal 90 )

13. Bab XIII tentang ketentuan penutup (pasal 91 – pasal 92 )

C. Pengertian Notaris

Untuk dapat lebih memahami segala sesuatu yang ada kaitannya dengan

tugas dan kewenangan notaris maka akan diuraikan dan dijelaskan terlebih dahulu

secara singkat tentang sosok notaris sebagai pejabat yang berwenang, membuat akta-

akta otentik serta berbagai macam surat lainnya atas permintaan pihak yang

berkepentingan.

Notaris sebagai Pejabat Umum ditegaskan dalam bab I pasal 1 Peraturan

Jabatan Notaris Di Indonesia (Ord. Stbl. 1860 no. 3, mulai berlaku tanggal 1 Juli

1860), yang menyebutkan : Notaris adalah pejabat umum yang satu-satunya

berwenang untuk membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian dan

penetapan yang diharuskan oleh suatu peraturan umum atau oleh yang

berkepentingan dikehendaki untuk dinyatakan dalam suatu akta otentik, menjamin

kepastian tanggalnya, menyimpan aktanya dan memberikan grosse, salinan dan

kutipannya, semuanya sepanjang pembuatan akta itu oleh suatu peraturan umum

tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat atau orang lain.10

10

Anonim.apa sih Notaris itu??.http://www.forumbebas.com/thread-153390.html. diakses

pada tanggal 14/01/2011.

Page 20: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

17

Sedangkan pengertian Notaris dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No. 30

Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris (disingkat UUJN), yaitu ”notaris adalah pejabat

umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya

sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini”. Dari pasal tersebut dapat

diketahui bahwa notaris adalah pejabat umum yang berwenang membuat akta

otentik. Pengertian akta otentik menurut pasal 1868 KUH Perdata adalah : ”suatu

akta otentik adalah akta yang dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang

dibuat oleh atau dihadapan pejabat umum yang berwenang untuk itu, di tempat

dimana akta itu dibuat.”

Menurut Abdul Ghofur Anshori pengertian notaris sebagai pejabat umum

satu-satunya yang berwenang membuat akta dalam rumusan Peraturan Jabatan

Notaris (PJN) digunakan untuk memberikan penegasan bahwa notaris adalah satu-

satunya yang mempunyai wewenang umum itu, tidak turut pejabat lain.11

Ketentuan pasal 1868 KUHPerdata tersebut hanya menjelaskan tentang apa

yang disebut akta otentik, sedangkan apa yang disebut pejabat umum tidak dijelaskan

dan untuk melaksanakan ketentuan dari pasal 1868 KUH Perdata itulah pembuat

undang-undang harus membuat peraturan perundang-undangan yang menunjuk

pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik itu, sebagaimana

ketentuan yang terdapat dalam pasal 1 ayat (1) UUJN yang merupakan pelaksanaan

dari ketentuan pasal 1868 KUH Perdata tersebut.

Mengingat notaris diangkat oleh Menteri Hukum dan HAM dalam jabatan

kepercayaan (vertrouwensambt) untuk kepentingan masyarakat demi tercapainya

kepastian hukum dan bukan untuk kepentingan notaris yang bersangkutan, maka

orang bersedia menyerahkan suatu kepercayaan kepadanya. Sebagai seorang

kepercayaan (vertrouwenspersoon), notaris wajib merahasiakan segala sesuatu yang

diberitahukan kepadanya. Kewajiban merahasiakan itu selain sudah ditentukan dalam

Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Jabatan Notaris dan Pasal 322 KUHPidana juga

demi kepentingan notaris itu sendiri.

Seperti pengacara, dokter dan pejabat agama, notaris pun sebagai jabatan

kepercayaan dengan sendirinya melahirkan kewajiban untuk merahasiakan sesuatu

11

Abdul Ghofur Anshori. Op. Cit. Hal. 14.

Page 21: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

18

yang disampaikan kepadanya. Kewajiban itu ada, terlepas dari mereka yang

menyampaikan masalah itu membebankan ataupun tidak.

Hal ini sejalan dengan ketentuan Pasal 1909 KUH Perdata, notaris diberi hak

untuk mengundurkan diri sebagai ahli oleh karena jabatannya atau perkerjaannya

harus merahasiakan, mempunyai hak ingkar artinya bisa minta dibebaskan

memberikan kesaksian di depan hakim. Sikap untuk tidak berbicara di depan

persidangan sebagai saksi yang dilakukan oleh seorang Notaris, sejalan dengan apa

yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang Jabatan Notaris, khususnya

sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (2) dan Pasal 54 UUJN, notaris mempunyai

kewajiban, hak dan wewenang untuk mempertahankan sumpah dan jabatan, menjaga

isi akta serapat-rapatnya, sehingga notaris merasa mempunyai hak ingkar terhadap

segala akta dan apa yang tercantum dalam isi akta-aktanya itu dan bila membuka

rahasia jabatan selain terancam sanksi dalam ketentuan UUJN dan dapat pula

dikenakan sanksi pidana kurungan penjara 9 bulan demikian ketentuan dalam Pasal

322 KUHP.

Pasal 15 ayat 1 UUJN menegaskan bahwa salah satu kewenangan, yaitu

membuat akta secara umum, dengan batasan sepanjang :

a. Tidak dikecualikan kepada pejabat lain yang ditetapkan oleh Undang-

Undang.

b. Menyangkut akta yang harus dibuat atau berwenang membuat akta otentik

mengenai semua perbuatan, perjanjian dan ketetapan yang diharuskan oleh

aturan hukum atau dihendaki oleh yang bersangkutan.

c. Mengenai subjek hukum (orang atau badan hukum) untuk kepentingan siapa

akta itu dibuat atau dikehendaki oleh yang berkepentingan.

d. Berwenang mengenai tempat, di mana akta itu dibuat, hal ini sesuai dengan

tempat kedudukan dan wilayah jabatan notaris.

e. Mengenai waktu pembuatan akta, dalam hal ini Notaris harus menjamin

kepastian waktu menghadap parac penghadap yang tercantum dalam akta.12

Dengan memperhatikan beberapa pasal dari beberapa peraturan perundang-

undangan yang melegitimasikan keberadaan Notaris sebagai Pejabat Umum, dan

12

Habib Adjie. 2009. Sekilas Dunia Notaris & PPAT Indonesia. Bandung : CV. Mandar

Maju. Hlm. 42-43.

Page 22: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

19

melihat tugas dan pekerjaan notaries memberikan pelayanan publik (pelayanan pada

masyarakat) untuk membuat akta-akta otentik, Notaris juga ditugaskan untuk

melakukan pendaftaran dan mensyahkan (waarmerken dan legaliseren) surat-surat/

akta-akta yang dibuat di bawah tangan (L.N. 1916-46 jo. 43). Notaris juga

memberikan nasihat dan penjelasan mengenai undang-undang kepada pihak-pihak

yang bersangkutan, serta pengangkatan dan pemberhentian seorang Notaris yang

dilakukan oleh Pemerintah dalam hal ini Menteri yang bidang tugas dan tanggung

jawabnya meliputi bidang kenotariatan, maka persyaratan Pejabat Umum adalah

seorang yang diangkat oleh Pemerintah dengan tugas kewenangan memberikan

pelayanan publik di bidang tertentu, terpenuhi oleh Jabatan Notaris.13

D. Kode Etik Notaris (KEN)

Kode Etik dalam arti materiil adalah norma atau peraturan yang praktis baik

tertulis maupun tidak tertulis mengenai etika berkaitan dengan sikap serta

pengambilan putusan hal-hal fundamental dari nilai dan standar perilaku orang yang

dinilai baik atau buruk dalam menjalankan profesinya yang secara mandiri

dirumuskan, ditetapkan dan ditegakkan oleh organisasi profesi.14

Sebagai suatu jabatan kepercayaan yang menjalankan sebagian wewenang

pemerintah, maka dari diri seorang notaris dituntut adanya sikap dan watak yang

tidak tercela dengan suatu ukuran yang lebih daripada yang berlaku pada para

anggota masyarakat pada umumnya. Mengenai hal ini tentunya diperlukan suatu

tolak ukur yang utama bagi sikap dan watak dari seorang notaris dan tolak ukur

tersebut termuat dalam Kode Etik Notaris Indonesia.

Kode etik adalah suatu tuntutan, bimbingan atau pedoman moral atau

kesusilaan untuk suatu profesi tertentu. Dengan demikian Kode Etik Notaris adalah

tuntutan, bimbingan atau pedoman moral/kesusilaan notaris baik selaku pribadi

maupun pejabat umum yang diangkat oleh pemerintah dalam rangka pelayanan

umum, khususnya dalam bidang pembuatan akta.

13

Anonim.apa sih Notaris itu??.http://www.forumbebas.com/thread-153390.html. diakses

pada tanggal 14/01/2011. 14

Abdul Ghofur Anshori. Op. Cit. Hal.161-162.

Page 23: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

20

Kode Etik ini umumnya memberikan petunjuk-petunjuk kepada para

anggotanya untuk berpraktek dalam profesi, khususnya menyangkut bidang-bidang

sebagai berikut :

a. Hubungan klien dan tenaga ahli dalam profesi;

b. Pengukuran dan standar evaluasi yang dipakai dalam profesi;

c. Penelitian dan publikasi/penerbitan profesi;

d. Konsultasi dan praktek pribadi;

e. Administrasi personalia;

f. Standar-standar untuk pelatihan.

Namun demikian diutarakan, bahwa prinsip-prinsip yang umum dirumuskan

dalam suatu profesi akan berbeda-beda satu sama lain. Hal ini dapat terjadi

disebabkan perbedaan tugas dan peranan profesi tersebut dalam menjalankan

profesinya di masyarakat.

Ikatan Notaris Indoneisa (INI) merupakan suatu organisasi profesi, dalam

kongresnya yang ke IX di Surabaya dari tanggal 13 sampai dengan 16 Nopember

1974 telah mengambil keputusan untuk menetapkan dan mengesahkan Kode Etik

Notaris, kemudian diubah dan disusun kembali dalam kongres INI ke XIII di

Bandung tahun 1987 dan kongres INI XIV di Denpasar Bali tahun 1990. Sejak tahun

1987 oleh Departemen Kehakiman sekarang Departemen Hukum dan HAM

disyaratkan, bahwa seorang untuk dapat diangkat sebagai notaris selain harus

memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam pasal 3 Undang-Undang No. 30

Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris harus dapat membuktikan pula bahwa ia telah

lulus ujian kode etik yang diselenggarakan oleh INI berdasarkan wewenang yang

diberikan oleh Departemen Hukum dan HAM kepada INI.

Kode etik adalah norma-norma atau peraturan-peraturan mengenai etika baik

tertulis maupun tidak tertulis. Khusus bagi para notaris tentang etika telah diatur

dalam UUJN, namun untuk mengetahui ketentuan mana yang ada dalam UUJN yang

termasuk dalam ruang lingkup kode etik kiranya perlu ada penafsiran tersebut, agar

dapat diketahui dengan jelas hukuman-hukuman dalam arti tehnis dari KUHP yang

merupakan hukuman pidana dan merupakan hukuman disiplinair dari ketentuan

Pasal 84 dan Pasal 85 UUJN.

Page 24: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

21

E. Asas – Asas Pelaksanaan Tugas Jabatan Notaris Yang Baik

Menurut Philipus M Hadjon dalam asas-asas pemerintahan yang baik

(AUPB) dikenal asas-asas sebagai berikut:15

a. Asas persamaan

b. Asas kepercayaan

c. Asas kepastian hukum

d. Asas kecermatan

e. Asas pemberian alasan

f. Larangan penyalah gunaan wewenang

g. Larangan bertindak sewenang-wenang

Untuk kepentingan pelaksanaan tugas jabatan Notaris ditambah dengan Asas

Proporsionalitas dan Asas Profesionalitas, Asas tersebut ddapat diadopsi sebagai

asas-asas yang harus notaris,sebagai asas pelaksanaan tugas dan jabatan notaris yang

baik, dengan substansi dan pengertian untuk kepentingan notaris sebagai berikut :16

I. Asas persamaan

Sesuai dengan perkembangan zaman, institusi notaris telah menjadi bagian

dari masyarakat Indonesia, dan dengan lahirnya UUJN semakin meneguhkan

institusi notaris, dalam memberikan pelayanan pelayanan kepada masyarakat

tidak membeda-bedakan satu dengan yang lainnya berdasarkan keadaan

sosial-ekonomi atau alasan lainya,alasan alasan seperti ini tidak dibenarkan

untuk dilakukan oleh notaris dalam melayani masyarakat,hanya alasan hukum

yang dapat dijadikan dasar bahwa notaris dapat tidak memberikan jasa

kepada yang menghadap notaris, bahkan berdasarkan pasal 37 UUJN dalam

keadaan tertentu Notaris wajib memberikan jasa hukum dibidang

kenotariatan secara cuma-cuma kepada yang tidak mampu.

II. Asas kepecayaan

Jabatan Notaris merupakan jabatan kepercayaan yang harus selaras dengan

mereka yang menjalankan tugas jabatan Notaris sebagai orang yang dapat

15

Habib adjie.2009.sekilas dunia notaries da PPAT diindonesia.Surabaya:mandar

maju.hlm.75.

16

Ibid.hlm 76 - 81

Page 25: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

22

dipercaya, Notaris sebagai jabatan kepercayaan tidak berarti apa-apa, jika

ternyata mereka yang menjalankan tugas jabatan sebagai notaris yang tidak

dapat dipercaya,sehingga hal tersebut, antara jabatan notaris dan pejabatnya

(yang menjalankan tugas jabatan notaris) harus sejalan.

Salah satu bentuk dari notaris sebagai jabatan kepercayaan, maka notaris

mempunyai kewajiban untuk merahasiakan segala sesuatu mengenai akta

yang dibuatnya dan segala keterangan yang diperoleh guna pembuatan akta

sesuai sumpah atau janji jabatan, kecuali undang-undang menentukan lain

(pasal 16 ayat (1) huruf f UUJN ) berkaitan dengan pasal 16 ayat ( 1 ) huruf f

UUJN merupakan kelengkapan kepada notaris dalam menjalankan tugas

jabatannya sebagai kewajiban ingkar (verschoningsplicht).

III. Asas kepastian hukum

Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya wajib melaporkan wajib

berpedoman secara normatif kepada aturan hukum yang berkaitan dengan

segala tindakan yang akan diambil untuk kemudian dituangkan dalam akta,

bertindak berdasarkan aturan hukum yang berlaku akan memberikan

kepastian kepada para pihak,bahwa akta yang dibuat dihadapan atau oleh

notaris telah sesuai dengan aturan hukum yang berlaku sehingga jika teerjadi

permasalahan, akta notaris dapat dijadikan pedoman oleh para pihak.

IV. Asas kecermatan

Notaris dalam mengambil suatu tindakan harus dipersiapkan dan didasarkan

pada aturan huku yang berlaku meneliti semua bukti yang diperlihatkan

kepada notaris dan mendengarkan keterangan atau pernyataan para pihak

wajib dilakukan sebagai bahan dasar untuk dituagkan dalam akta, asas

kecermatan ini merupakan penerapan dari pasal 16 ayat (1) huruf a, antara

lain dalam menjalankan wajib bertindak seksama.

V. Asas pemberian alasan

Setiap akta yang dibuat atau dihadapan atau oleh notaris harus mempunyai

alasan dan fakta mendukung untuk akta yang bersangkutan atau ada

pertimbangan hukum yang harus dijelaskan kepada para pihak atau

penghadap.

Page 26: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

23

VI. Larangan penyalahgunaan wewenang

Pasal 15 UUJN merupakan batas kewenangan Notaris dalam menjalankan

tugas jabatannya. Penyalahgunaan wewenang yaitu suatu tindakan yang

dilakukan oleh Notaris diluar dari wewenang yang telah ditentukan, maka

tindakan Notaris dapat disebut sebagai tindakan penyalahgunaan wewenang.

Jika tindakan seperti merugikan para pihak, maka para pihak yang merasa

dirugikan dapat menuntut Notaris yang bersangkutan dengan kualifikasi

sebagai suatu tindakan hukum yang merugikan para pihak. Para pihak yang

menderita kerugian untuk menuntut penggantian biaya, ganti rugi dan bunga

kepada Notaris.

VII. Larangan bertindak sewenang-wenang

Notaris dalam menjalankan tugas jabatannya dapat menentukan, tindakan

para pihak dapat dituangkan dalam bentuk akta Notaris atau tidak. Sebelum

sampai pada keputusan seperti itu, Notaris harus mempertimbangkan dan

melihat semua dokumen yang diperlihatkan kepada Notaris. Dalam hal ini

Notaris mempunyai peranan untuk menentukan suatu tindakan dapat

dituangkan dalam bentuk akta atau tidak, dan keputusan yang diambil harus

didasarkan pada alasan hukum yang harus dijelaskan kepada para pihak.

VIII. Asas proporsionalitas

Dalam pasal 16 ayat ( 1 ) huruf a, notaris dalam menjalankan tugas

jabatannya wajib bertindak dan menjaga kepentingan para pihak yang terkait

dalam perbuatan hukum atau dalam menjalankan tugas jabatan notaris, wajib

mengutamakan adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban para pihak

yang menghadap notaris.

Notaris dituntut untuk senantiasa mendengar dan mempertimbangkan

keinginan para pihak agar tindakannya dituangkan dalam akta notaris,

sehingga kepentingan para pihak terjaga secara proporsional yang kemudian

dituangkan kedalam bentuk akta Notaris.

IX. Asas Profesionalitas

dalam pasal 16 ayat ( 1 ) huruf d, Notaris wajib memberikan pelayanan sesuai

dengan ketentuan dalam UUJN, kecuali ada alasan untuk menolaknya, asas

ini mengutamakan keahlian (keilmuan) Notaris dalam menjalankan tugas

Page 27: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

24

jabatannya, berdasarkan UUJN dan kode etik jabatan Notaris, tindakan

profesional Notaris dalam dalam menjalankan tugas jabatannya diwujudkan

dalam melayani masyarakat dan akta yang dibuat dihadapan atau oleh notaris.

F. Pengertian Malpraktek

Malpraktek merupakan istilah yang sangat umum sifatnya dan tidak selalu

berkonotasi yuridis. Secara harfiah “mal” mempunyai arti “salah” sedangkan

“praktek” mempunyai arti “pelaksanaan” atau “tindakan”, sehingga malpraktek

berarti “pelaksanaan atau tindakan yang salah”. Meskipun arti harfiahnya demikian

tetapi kebanyakan istilah tersebut dipergunakan untuk menyatakan adanya tindakan

yang salah dalam rangka pelaksanaan suatu profesi.

Malpraktek yang dilakukan oleh notaris baik di dalam UUJN maupun Kode

Etik Notaris, tidaklah diberikan penjelasan atau pengertian secara jelas. Namun

ruang lingkup malpraktek yang dilakukan oleh notaris mencakup bentuk-bentuk

pengingkaran atau penyimpangan atau kurangnya kemampuan dari tugas dan

tanggung jawab notaris, baik karena kesalahan atau kelalaian yang dapat

dipertanggungjawabkan kepada mereka untuk melakukan kewajiban-kewajiban

profesional atau didasarkan kepada kepercayaan.17

Lebih jauh mengenai malpraktek ini bila dikaitkan dengan perbuatan

melanggar hukum, maka dapat dikemukakan bahwa para notaris menurut Pasal 37,

54, 84 dan 85 UUJN diwajibkan mengganti kerugian yang diderita oleh pihak yang

berkepentingan sebagai akibat kekeliruan notaris dalam pembuatan akta-akta notaris,

selain membayar atau mengganti kerugian para notaris juga diwajibkan membayar

denda, bahkan dapat terancam pemecatan dari jabatan bila pelanggaran yang

dilakukan terjadi secara berulang.

Kelalaian terhadap tugas profesi seperti secara alfa dapat menyalahgunakan

kewenangannya antara lain dengan cara menyelenggarakan industri akta di mana

menurut Pasal 44 UUJN setiap akta notaris harus dibacakan oleh notaris sendiri. Hal

ini cenderung menumbuhkan terjadinya tindakan malpraktek notaris, karena hal

tersebut tidak mungkin dapat dikendalikan oleh kualitas standar profesi.

17

Liliana Tedjosaputro. 1991. Malpraktek Notaris dan Hukum Pidana. Semarang : CV.

Agung. Hal. 1.

Page 28: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

25

BAB III

ANALISIS MASALAH

A. Kriteria Tindakan Notaris Sebagai Malpraktek

Dalam menjalankan profesinya sebagai pejabat umum, notaris mempunyai

rambu-rambu yang harus dia taati dalam menjalankan profesinya tersebut.

Berbeda dengan orang umum, notaris mempunyai rambu-rambu yang ekstra yang

harus dia taati yakni :

1. Rambu hukum perdata

2. Rambu hukum pidana

3. Undang-Undang Jabatan Notaris ( Undang-Undang No.30 tahun 2004)

4. Kode Etik Notaris.18

Rambu hukum perdata disini dapat dijabarkan mengenai apa saja yang harus

diperhatikan notaris dalam menjalankan tugasnya yaitu harus sesuai dengan

Undang-Undang, kepatutan, kesusilaan dan tidak merugikan hak orang lain.

Rambu hukum pidana yaitu terdiri atas perbuatan, Undang-Undang, perbuatan

yang melawan hukum. Kemudian rambu mengenai UUJN yaitu mengatur

mengenai kesalahan, kerugian, bunga dari pihak yang dirugikan oleh notaris.

Sedangkan yang terakhir adalah mengenai kode etik yang merupakan

konsekwensi notaris sebagai profesi yang mana mempunyai lembaga yang

mengayominya, adalah kode etik yang akan menjaga keluhuran dan martabat

profesi notaris itu.

Namun dalam menajalankan tugasnya notaris seringkali dihadapkan dengan

tantangan dari aspek sosiologis di masyarakat yang membutuhkan jasa notaris

tersebut. Perkembangan dunia bisnis sangat mempengaruhi juga bagaimana

seorang notaris dalam menjalankan tugasnya, seringkali notaris mendapatkan

godaan untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan 4 (empat) macam

rambu diatas, yakni rambu hukum perdata, pidana, UUJN dan kode etik.

18

Abdul Ghofur Anshori. 2009. Lembaga Kenotariatan Indonesia Prespektif Hukum dan

Etika. Yogyakarta : UII Press. Hlm. 34.

Page 29: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

26

Dalam perjalanan seorang notaris harus bisa memenuhi tuntutan klien

mereka dalam hal pembuatan akta, pembuatan akta ini kalau kita lihat dalam

UUJN harus melalui proses pembacaan bagi para pihak yang mana harus

disaksikan oleh minimal dua orang saksi, hal ini seringkali tidak dilaksanakan

oleh seorang notaris karena ingin menghemat waktu operasional mereka tetapi

mengorbankan asas kehati-hatian.

Dengan tidak meratanya formasi/pembagian wilayah tugas notaris yang

mempunyai kecenderungan memilih tempat yang ramai seperti halnya di kota-

kota besar mengakibatkan tingkat persaingan diantara notaris semakin panas, yang

mana prinsip ekonomi sangat berperanan disini yakni karena banyaknya

penawaran berimbas kepada turunnya harga komoditas dalam hal ini adalah

sebuah akta. Sehingga dapat dimaklumi akan terjadi perang harga diantara para

notaris dalam hal menjaring para klien mereka, persaingan ini tentunya tidak sehat

mengingat notaris adalah pejabat umum yang diberi wewenang oleh negara untuk

menjamin kepastian hukum bagi masyarakat, bukan untuk berdagang akta.

Rendahnya aspek moral dari seorang notaris merupakan salah satu sebab

yang memicu terjadinya malpraktek, karena tuntutan ekonomi seorang notaris

yang memiliki keluarga dan tanggungan yang banyak mengakibatkan mereka

kadangkala harus mengorbankan aspek moral dalam menjalankan tugasnya seperti

memihak atau menguntungkan salah satu pihak, karena pihak yang bersangkutan

memberikan imbalan ataupun suap kepada notaris tersebut agar tujuan dia

terpenuhi atau tercapai. Selain itu juga untuk menjadi seorang notaris dibutuhkan

perjuangan yang tidak sedikit yakni dari biaya kuliah sampai dengan mengurus

segala perizinan praktek yang tentunya memakan biaya yang tidak sedikit,

sehingga ada kesan seorang notaris harus cepat mengembalikan modal yang telah

dia keluarkan dengan apapun caranya termasuk mengorbankan aspek moral dari

notaris itu sendiri.

Dalam UUJN dan kode etik notaris masalah aspek moral dari seorang

notaris ini sangat menjadi perhatian. Dalam UUJN Pasal 67 pengawasan notaris

langsung dilakukan oleh Menteri Hukum dan HAM melalui lembaga pengawas

notaris yakni MPD, MPW dan MPP, yang mana pada pokoknya tugas lembaga

pengawas ini adalam sebagai control sehingga notaris dalam menjalankan

Page 30: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

27

tugasnya baik itu dari segi moral dan hukum tetap dalam koridornya. Sedangkan

organisasi profesi notaris yaitu INI, Ikatan Notaris Indonesia merupakan

organisasi profesi yang menaungi notaris, yang mana organisasi ini mempunyai

aturan berupa kode etik yang mengikat para anggotanya dalam hal ini adalah

seorang notaris dalam menjaga aspek moral dan kredibilitas notaris, lembaga INI

mempunyai sanksi sebagai alam untuk menjaga wibawanya, yaitu sanksi teguran

dan pemberhentian sementara seorang notaris.

Secara umum disebut Malpraktek/maladministrasi bila mengandung kriteria

sebagai berikut19

:

1. Bersifat Memihak

2. Kelalaian / Kecerobohan

3. Kurang hati-hati

4. Kelambatan Penyelesaian

5. Tidak berkompeten

6. Tidak mampu menyelesaikan

7. Kesewenang-wenangan

8. Kurang teliti.

Ada beberapa hal yang sering terjadi dalam praktek di kantor notaris yang

dapat dikategorikan malpraktek yaitu :

1. tidak membacakan akta.

2. tidak bertandatangan di hadapan notaris.

3. penurunan tarif.

4. industri akta.

5. berada di luar wilayah kerjanya.

6. menggunakan jasa perantara (calo).

7. membuka kantor cabang.

8. Menggunakan media masa untuk berpromosi.

19

Muhammad Abduh yang mengutip pendapat Mr. Crossman (Inggris), Modul Kumpulan

Bahan Kuliah S2 Ilmu Hukum, Konsentrasi HAN, Capita Selecta dan Perbandingan Hukum

Administrasi Negara, Program Studi Ilmu Hukum Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera

Utara,Medan, 2003, hal. 37.

Page 31: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

28

Berikut adalah kutipan dimana seorang klien notaris yang kecewa dengan

kinerja Notaris yang telah melakukan kelalaian diakses dari situs internet

Balipos20

:

Pada tanggal 17 Januari 2005, seorang notaris, berkedudukan di Badung,

Bali, yang ditunjuk oleh pihak bank selaku pemberi kredit pinjaman, telah

meminta pihak kami selaku pembeli dalam transaksi jual beli unit rumah

susun Bali Gardenia Resort Taman Mumbul untuk melakukan penyetoran

pajak BPHTB. Setelah pajak disetor, notaris tersebut menyatakan tidak

sanggup untuk melakukan penandatanganan akte jual beli berhubung

dokumen tidak lengkap. Padahal sudah merupakan kewajiban notaris

untuk memeriksa kelengkapan semua dokumen sebelum menyarankan

kami untuk melakukan penyetoran pajak. Pada akhirnya notaris tersebut

menyatakan sendiri kepada pihak kami mengenai kelalaiannya dalam

memeriksa kelengkapan dokumen karena banyaknya pekerjaannya. Atas

kelalaian tersebut, kami mengalami kerugian atas pajak yang telah kami

setor. Kami telah meminta notaris tersebut untuk mengganti kerugian yang

diakibatkan oleh kelalaiannya, namun malah meminta kami untuk

menandatangani surat kuasa baginya untuk mengurus pengembalian pajak

yang kami setor. Kami sangat keberatan untuk menandatangani surat kuasa

tersebut kecuali pihak kami telah mendapatkan ganti rugi atas kelalaian

notaris tersebut. Kami telah kehilangan kepercayaan sama sekali atas

kredibilitas dan profesionalitas notaris tersebut selaku notaris/PPAT. Pihak

bank pun tidak memberikan tanggapan yang memuaskan atas pengaduan

kami. Pihak bank seharusnya menunjuk notaris yang professional dan

kredibel.

Dimaksud dengan tidak membacakan akta adalah suatu tindakan dari notaris

yang melanggar ketentuan dalam UUJN dimana notaris wajib membacakan isi

akta kepada para penghadapnya serta menjelaskan apa yang ditulis dalam akta itu

berikut konsekwensi hukum yang akan terjadi apabila akta itu telah mereka

tandatangani. Kasus notaris tidak membacakan akta yang dibuatnya ini

20

http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/3/15/s5.htm. Diakses tanggal 20 Juli 2011.

Page 32: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

29

disebabkan karena notaris tersebut kejar target dalam hal pembuatan akta, faktor

penyebabkan adalah aspek ekonomi yang menyebabkan notaris ingin

mengefiesienkan waktu kerja mereka agar dapat melayani banyak klien yang

berimbas kepada melonjaknya pendapatan secara ekonomi ke diri notaris itu

tersebut, tetapi melanggar aturan yang telah ditetapkan dalam UUJN.

Bersifat memihak dapat dijelaskan adalah yang dimaksud bersifat memihak

adalah bahwa menguntungkan salah satu pihak sehingga pihak lain mendapatkan

kerugian dari tindakan notaris tersebut. Kelalaian dan kecerobohan adalah

mengenai tindakan yang tidak hati-hati dari notaris sehingga akta yang dibuatnya

cacat hukum.

Penurunan tarif notaris, kerap terjadi disebabkan oleh tingkat persaingan

antar notaris yang begitu ketat, sehingga para notaris berupaya semaksimal

mungkin untuk menggaet klien diantaranya dengan cara yang melanggar rambu-

rambu yang melekat padanya. Penurunan tarif ini dimaksudkan agar calon klien

dan klien yang sudah menjadi langganan notaris tersebut tetap memakai jasanya,

walaupun hal ini telah diinsyafi oleh notaris tersebut dapat merugikan rekan-

rekannya sesama notaris yang tergabung dalam organisasi profesi notaris INI.

Industri akta, merupakan penomena dalam era postmodern sekarang ini,

yang mana tugas notaris seringkali berubah menjadi sebuah „mesin penghasil

akta‟, dimana akta yang dibuat berjumlah massal tidak mengindahkan asas kehati-

hatian dalam membuatnya, yang dipentingkan adalah bagaimana akta tersebut

terbit dan pemasukan secara ekonomi bertambah kepada notaris tersebut.

Berada di luar wilayah kerjanya, seorang notaris sudah ditempatkan oleh

Kementerian Hukum dan HAM untuk wilayah kerjanya, namun bisa sesekali

bekerja diluar wilayahnya tetapi tidak berkelanjutan, apabila seorang notaris

berkelanjutan terus berada di luar wilayah kerjanya, ini akan berakibat

ketidakharmonisan di antara sesama notaris itu sendiri, dimana wilayah tugas

yang telah ditetapkan oleh Kementerian Hukum dan HAM sudah melalui

pertimbangan yang matang sesuai dengan tingkat kepadatan penduduk dan lalu

lintas hukum yang terjadi dalam satu wilayah.

Menggunakan jasa perantara (calo), merupakan salah satu perbuatan

malpraktek yang dilakukan notaris yang mana sejatinya tugas seorang notaris

Page 33: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

30

yang diamanatkan dalam UUJN dalam bersifat fasif (menunggu klien yang

datang), jadi dalam UUJN tidak diperkenankan seorng notaris itu

memperdagangkan profesinya sebagai notaris layaknya barang, barang seringkali

ketika ingin dijual harus melalui jasa perantara atau calo, dalam dunia

perdagangan hal ini sah-sah saja, tetapi tidak dalam profesi notaris mengingat

notaris adalah sebuah profesi yang luhur yang mempunyai harkat dan martabat

yang tinggi sehingga sangat tidak layak jasanya ini diperdagangkan seperti barang

terlebih lagi memakai jasa perantara.

Membuka kantor cabang diatur dalam pasal 19 UUJN, seorang notaris yang

membuka kantor cabang dilarang dalam UUJN dimana seorang notaris hanya

boleh mempunyai kantor satu saja sesuai dengan wilayah hukum yang telah

ditetapkan kementerian Hukum dan HAM. Apabila kegiatan membuka kantor

cabang ini terjadi maka akan terjadi persaingan yang tidak sehat sesama notaris.

Menggunakan media massa dalam berpromosi, seorang notaris dan UUJN

dan kode etik dilarang untuk menggunakan media massa untuk melakukan

promosi, namun hal ini sering juga dilakukan oleh seorang notaris dikarenakan

faktor sosiologis yang berkembang sekarang ini menuju era postmodern dimana

semua aspek kehidupan masyarakat sangat mendewakan yang namanya materi,

sehingga berpengaruh juga terhadap jiwa seorang notaris yang juga manusia.

Langkah notaris dalam beriklan dan berpromosi di luar ini adalah untuk

memperbanyak klien yang akan datang kepadanya padahal secara filosofis

menurut Abdul Ghofur Anshori, sebagai pejabat umum, notaris hendaknya

berjiwa pancasila, taat kepada hukum, sumpah jabatan, kode etik notaris dan

berbahasa indonesia yang baik. Sebagai profesional notaris hendaknya memiliki

prilaku profesional, ikut serta pembangunan nasional di bidang hukum, dan

menjunjung tinggi kehormatan dan martabat notaris.21

Notaris hadir sebagai

pejabat publik yang melaksanakan tugas mulia untuk menjamin kepastian hukum

bagi masyarakat. Adanya beberapa larangan dalam kode etik notaris mengenai

tugas notaris yang beriklan atau berpromosi dimedia tidak lain untuk tetap

menjaga harkat dan martabat jabatan notaris itu sendiri.

21

Ibid. Hlm. 119.

Page 34: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

31

Menurut Prof. Abdul Ghofur Anshori mengenai ketentuan pidana tidak

diatur di dalam UUJN namun tanggung jawab notaris secara pidana dikenakan

apabila notaris melakukan perbuatan pidana. UUJN hanya mengatur sanksi atas

pelanggaran yang dilakukan oleh notaris terhadap UUJN sanksi tersebut dapat

berupa akta yang dibuat oleh notaris tidak memiliki kekuatan otentik atau hanya

mempunyai kekuatan akta dibawah tangan. Terhadap notarisnya sendiri dapat

diberikan sanksi yang berupa teguran hingga pemberhentian dengan tidak

hormat.22

Dalam pernyataan diatas dapat ditangkap bahwa perbuatan notaris yang

mempunyai aspek pidana setelah perbuatannya itu telah bersinggungan dengan

perbuatan pidana yang diatur dalam KUHP.

Kembali menurut Prof. Abdul Ghofur Anshori berdasarkan pengertian dari

tindak pidana maka konsekwensi dari perbuatan pidana dapat melahirkan

pertanggungjawaban pidana. Pertanggungjawaban pidana ada apabila subjek

hukum melakukan kesalahan, kerenanya dikenal adanya pameo yang mengatakan

geen straf zonder schuld atau tiada pidana tanpa kesalahan. Kesalahan dapat

berupa kesengajaan (dolus) maupun kealpaan (culpa). Rumusan Kitab Undang-

Undang Pidana mengenai tindakan yang erat kaitannya dengan notaris adalah

perbuatan pidana yang berkaitan dengan pemalsuan surat (pasal 263), rahasia

jabatan (Pasal 322 ayat 1) dan pemalsuan yang dilakukan oleh pejabat (Pasal

416).23

Atas pendapat diatas penulis beraanggapan bahwa sudah semestinya

intrumen hukum pidana diterapkan dalam hal malpraktek terhadap notaris,

alasannya adalah hanya melalui instrumen hukum pidana saja yang dapat

mempunyai kekuatan memaksa seorang notaris untuk mempertanggungjawabkan

perbuatannya secara tegas yakni melalui hukuman badan (penjara), tetapi tentunya

melalui suatu mekanisme pembuktian terlebih dahulu di pengadilan yang

membuktikan notaris itu bersalah sampai mencapai suatu putusan pengadilan yang

mempunyai kekuatan hukum yang tetap (inkracht van gewishde).

Penulis berkesimpulan bahwa kategori notaris melakukan malpraktek adalah

bilamana notaris telah melanggar 4 (empat) aspek yang merupakan rambu yang

harus ditaati seorang notaris, yakni : aspek hukum perdata, aspek hukum pidana,

22

Ibid. Hlm.38. 23

Ibid.Hlm. 40.

Page 35: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

32

UUJN dan Kode Etik Notaris. Dapat penulis simpulkan bahwa pedoman tugas

notaris harus bedasarkan kepada peraturan jabatan notaris dan kode etik yang

mana peraturan jabatan notaris itu mengatur hubungan antara notaris dengan

masyarakat sedangkan kode etik mengatur hubungan antara notaris dengan

organisasi profesinya.

B. Pertanggungjawaban Pidana Apabila Notaris Melakukan Malpraktek

Pemaparan diatas telah disebutkan bahwa notaris dalam menjalankan

profesi sehari-hari sebagai pejabat umum mempunyai rambu-rambu yang

ditaatinya, yang berbeda dari masyarakat biasa. Ada 4 (empat) rambu yang hurus

mereka taati yaitu : rambu hukum perdata, rambu hukum pidana, rambu dalam

UUJN dan rambu yang ada dalam Kode Etik Notaris. Dari keempat rambu

tersebut yang paling mempunyai kekuatan memaksa adalah rambu hukum

pidana karena dapat menjatuhkan sanksi kurangan badan bagi notaris yang

dinyatakan bersalah melakukan perbuatan pidana dengan mekanisme

pembuktian di sidang pengadilan dan mempunyai kekuatan hukum yang tetap

(inkracht van gewishde).

Penulis mengamati dalam pasal-pasal UUJN tidak ada yang

mencantumkan ketentuan sanksi pidana dalam mengatur pelanggaran yang

dilakukan notaris. Ketentuan pidana yang erat kaitan dengan pekerjaan notaris

penulis temukan dalam KUHP, hal ini selaras dengan yang disampaikan Abdul

Ghofur Anshori, yakni rumusan kitab Undang-Undang hukum pidana mengenai

tindak pidana yang erat kaitannya dengan profesi notaris adalah perbuatan

pidana yang berkaitan dengan pemalsuan surat (263), rahasia jabatan (pasal 322

ayat 1), dan pemalsuan yang dilakukan oleh pejabat (Pasal 416).24

Sebelum kita lebih jauh menelaah mengenai pasal-pasal dalam KUHP yang

erat hubungannya dengan profesi Notaris, alangkah baiknya kita menengok

dahulu mengenai apa yang dimaksud dengan perbuatan pidana, sehingga akan

lebih mudah dalam menganalisi bagaimana nantinya notaris dapat

dipertanggungjawabkan perbuatannya secara pidana.

24

Op. Cit. Hlm.40.

Page 36: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

33

Menurut Prof. Moeljatno, perbuatan yang oleh hukum pidna dilarang dan

diancam dengan pidana (kepada barang siapa yang melanggar larangan tersebut),

untuk singkatnya kita namakan perbuatan pidana atau delik, yang dalam sistem

hukum KUHP sekarang :

1. Terbagi dalam dua jenis yang menurut anggapan pembuat undang-

undangnya di nederland dahulu 1880 masing-masing berlainan sifatnya

secara kwalitatif, yaitu kejahatan (misdrijven) misalnya pencurian (pasal

362 KUHP) penggelapan (pasal 372) penganiayaan (Pasal 351) dan

pembunuhan )Pasal 338) dan pelanggaran (overtredingen) misalnya :

kenakalan (Pasal 489), pengemisan (504) dan penggelandangan (Pasal 505).

2. Mengingat hal ini, maka dalam seminar hukum nasional I tahun 1963,

disarankan agar dalam KUHP nasional kita nanti dicantumkan tujuan

hukum pidana Indonesia sebagai demikian : “untuk mencegah

penghambatan atau penghalang-penghalang datangnya masyarakat yang

dicita-citakan oleh bangsa Indonesia, yaitu dengan jalan penentuan

perbuatan-perbuatan manakah yang pantang dan tidak boleh dilakukan, serta

pidana apakah yang diancamkan kepada mereka yang melanggar larangan-

larangan itu.”25

Sanksi dalam hukum pidana diterapkan untuk menegakkan dan menjaga

wibawa hukum itu sendiri. Ketika hukum pidana kita pertemukan dengan kegiatan

profesi notaris yang mempunyai kapasitas berbeda dengan warga negara lainnya

yang mana seorang notaris itu dapat dikatakan extraordinary person, mengapa

demikian ? karena notaris mempunyai beberapa rambu yang harus dia taati yakni,

rambu hukum perdata, pidana, UUJN dan Kode Etik profesi notaris.

Bagaimanakah ketika notaris harus bersentuhan dengan pasal-pasal dalam KUHP,

disini penulis akan menganalisisnya.

Rumusan Pasal 263 ayat (1) Barangsiapa membuat surat palsu atau

memalsukan surat yang dapat menimbulkan suatu hak, perikatan atau pembebasan

hutang, atau yang diperuntukan sebagai bukti daripada suatu hal dengan maksud

untuk memakai atau menyuruh orang lain memakai surat tersebut seolah-olah

25

Moeljatno. 2008. Asas-Asas Hukum Pidana Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta. Hlm. 2 -

3.

Page 37: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

34

isinya benar dan tidak dipalsukan, diancam jika pemakaian tersebut dapat

menimbulkan kerugian, karena pemalsuan surat, dengan pidana penjara paling

lama enam tahun. Ayat (2) Diancam dengan pidana yang sama, barangsiapa

dengan sengaja memakai surat palsu atau yang dipalsukan seolah-olah sejati jika

pemakaian surat tersebut dapat menimbulkan kerugian. Pasal ini menurut Abdul

Ghofur Anshori, perlu dipahami bahwa sebenarnya bukan suratnya an sich yang

menerbitkan hak atau pun kewajiban, namun yang menimbulkan hak dan

kewajiban adalah suatu perjanjian (overeenkomst) antara dua pihak yang termuat

dalam surat yang bersangkutan (akta). Tepat kiranya bila akta merupakan

pembatasan dari yang dimaksud pada rumusan Pasal 263 tersebut karena akta

memiliki kekuatan pembuktian (bewijskracht).26

Menurut Soegeng Santoso Dalam pasal 263 KUHP tersebut ada dua

macam pemalsuan surat yaitu:27

1. Membuat surat palsu (Valsheid in geschrift) yaitu perbuatan membuat

surat yang isinya bukan semestinya atau isinya tidak benar. Dalam hal ini

dibuat suatu surat yang isinya tidak benar namun suratnya sendiri asli atau

sering disebut aspal (asli tapi palsu) karena tidak ada sesuatu yang

dirubah, ditambah ataupun dikurangi.

2. Memalsukan surat (Vervalsen) yaitu memalsukan surat-surat dengan cara

merubah, menambah, mengurangi atau menghapus sebagian tulisan yang

ada dalam suatu surat. Jadi suratnya sudah ada tetapi surat itu kemudian

dilakukan perubahan sehingga bunyi dan maksudnya berbeda dari aslinya.

3. Sedangkan pasal 264 KUHP hanyalah merupakan pemberatan dari tindak

pidana yang diatur dalam pasal 263 KUHP.

Menanggapi dua pendapat diatas penulis setuju apa yang dinyatakan Abdul

Ghofur Anshori dan Soegeng Santoso bahwa sesungguhnya yang terpenting

subtansi isi perjanjian yang dibuat notaris tersebut yang dapat memenuhi unsur

pidana Pasal 263.

26

Ibid. Hlm.41. 27

Soegeng Santosa dkk. 2005. Aspek Pidana dalam Pelaksanaan Tugas Notaris, Renvoi No.

22, Maret, th, 02/, Hlm 30.

Page 38: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

35

Pasal 322 ayat (1) Barangsiapa dengan sengaja membuka rahasia yang wajib

disimpannya karena jabatan atau pencahariannya, baik yang sekarang maupun

yang dahulu, diancam dengan pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah.

Menurut Wirjono Prodjodikoro, Pasal 322 KUHP berisi mengenai rahasia

berwujud apa saja yang dipercayakan kepada orang, dalam hal ini notaris, karena

jabatan atau pekerjaannya (beroep), baik sekarang yang masih dipegangnya,

maupun yang dahulu, jadi sekarang telah ditinggalkan. Perbuatan ini harus

dilakukan dengan sengaja dan apabila kejahatan ini mengenai seorang tertentu

maka tuntutannya digantungkan kepada pengaduan orang yang dirugikan. Pasal

322 KUHP tidak menyebutkan secara spesifik suatu pekerjaan tertentu namun

dalam hal ini Pasal 322 mencakup pula pekerjaan bagi seorang notaris.28

R Sugandhi menjelaskan yang diancam dalam pasal ini ialah orang yang

dengan sengaja membuka sesuatu rahasia yang wajib ia simpan karena jabatan

atau pekerjaannya, baik yang sekarang maupun yang dahulu. Agar dapat dituntut

menurut pasal ini, maka harus dapat dibuktikan unsur-unsur seperti di bawah ini :

1. yang diberitahukan (dibuka) itu harus suatu rahasia.

2. orang benar-benar mengetahui bahwa ia wajib dan diwajibkan menyimpan

rahasi tersebut.

3. Bahwa kewajiban untuk menyimpan rahasia itu adalah karena jabatan atau

pekerjaan yang sekarang maupun yang dahulu pernah ia pegang.

4. Tindakan membuka rahasia itu dilakukan dengan sengaja.

Yang dimaksud dengan “rahasia” ialah sesuatu yang hanya boleh diketahui

oleh yang berkepentingan. Siapa yang diwajibkan menyimpan rahasia, tiap-tiap

peristiwa harus ditinjau sendiri-sendiri oleh hakim. Orang itu misalnya : seorang

dokter harus menyimpan rahasia penyakit pasiennya, seorang pastur harus

menyimpan rahasia dari orang yang melakukan “pengakuan dosa” di hadapannya,

seorang penyimpan arsip rahasia harus menyimpan kerahasiaan surat-surat yang

dipertanggungjawabkan kepadanya. Dalam lembaran negara 1854 No.18 antara

28

Wirjono Prodjodikoro. 2003. Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia. Bandung :

Refika Aditama. Hlm. 107-108.

Page 39: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

36

lain dilarang untuk memperlihatkan, memberi salinan atau petikan dari surat-surat

dinas kepada orang yang tidak berpentingan.29

Hubungan Notaris-klien sangat dibutuhkan adanya kejujuran. Nilai

kejujuran klien merupakan nilai yang paling mendasar dalam mendukung

keberhasilan kinerja Notaris dalam pembuatan akta yang dipercayakan kepadanya.

Kepercayaan mengandung unsur kejujuran, keadilan dan kebenaran. Suatu konsep

yang berhubungan dengan konsep kewajiban hukum adalah konsep tanggung

jawab hukum, dalam arti bertanggung jawab atas sanksi yang dikenakan atas

perbuatannya yang bertentangan dengan hukum.

Penulis berpendapat adalah sangat tepat sekali apabila seorang notaris yang

membuka rahasia kliennya dikenakan Pasal 322 KUHP mengingat informasi yang

dia dapatkan dari kliennya adalah sangat rahasia, yang mana apabila diketahui

oleh pihak lain maka akan merugikan diri klien.

Pasal 416 KUHP : seorang pejabat atau orang lain yang diberi tugas

menjalankan suatu jabatan umum terus menerus atau untuk sementara waktu,

yang sengaja membuat secara palsu atau memalsu buku-buku atau daftar-daftar

yang khusus untuk pemeriksaan administrasi, diancam dengan pidana penjara

paling lama 4 tahun. R. Sugandhi menjelaskan mengenai siapa orang yang

diwajibkan sementara atau terus menerus menjalankan jabatan umum. Lazimnya,

pemalsuan surat-surat diancam hukuman dalam pasal 263 dan pasal-pasal

berikutnya. Pasal 416 ini khusus mengancam hukuman pada pemalsuan hanya

terhadap “buku atau daftar yang semata-mata untuk pemeriksaan tata-usaha

(kontrol)”, misalnya buku agenda, buku kas, buku kejahatan dan pelanggaran serta

lain-lainnya.30

Penulis berpendapat bahwa Pasal 416 KUHP ini mencoba menegaskan

kepada pejabat dalam hal ini notaris agar tidak memalsukan akta yang dibuatnya

dengan acaman hukuman yang cukup tinggi yakni maksimal 4 (empat) tahun.

Sedangkan mengenai pasal 266 KUHP ayat (1) Barangsiapa menyuruh

memasukkan keterangan palsu ke dalam surat pembukti resmi (akte) tentang hal

yang kebenarannya harus dinyatakan oleh akta itu, dengan maksud untuk

29

R. Sugandhi. 1981. KUHP dan Penjelasannya. Surabaya : Usaha Nasional. Hlm. 342-343. 30

Ibid. Hlm. 435.

Page 40: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

37

memakai atau menyuruh orang lain memakai akte itu, seolah-olah keterangannya

itu sesuai dengan kebenaran, jika hal memakai akte itu dapat mendatangkan

kerugian, dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya tujuh tahun. Ayat (2)

dipidana dengan pidana itu juga barangsiapa dengan sengaja memakai akte itu

seolah-olah isinya sesuai dengan kebenaran, jika hal memakai akte itu dapat

mendatangkan kerugian.

Dalam menjalankan profesinya sehari-hari seorang notaris selalu didatangi

oleh para klien dengan bermacam ragam kepentingan dan niat. Diantara mereka

yang datang itu kadangkala tidak semuanya berperilaku jujur, seringkali mereka

yang datang juga mengatakan hal yang tidak sebenarnya, dengan lain si klien

memberika keterangan palsu kepada notaris, disini timbul pertanyaan apakah

notaris juga dapat dikatakan sebagai bagian dari perbuatan pidana yang dilakukan

klien tersebut dalam hal pemalsuan keterangan.

Penulis berpendapat notaris tidak dapat dikatakan melakukan tindak pidana

seperti yang diutarakan diatas atau unsur pasal 266 KUHP, karena notaris hanya

sebagai pejabat yang mencatat semua informasi yang diberikan klien sesuai

dengan kebenaran formil yang diterangkan klien di ruangan kantor notaris.

Pendapat penulis ini selaras dengan pemikiran Abdul Ghofur Anshori yang

menyatakan bahwa berkaitan dengan pasal 266 KUHP ini maka notaris secara

materil tidak dapat dituduh sebagai pihak yang turut serta atas terjadinya suatu

tindak pidana. Kebenaran materiil atas suatu akta pada dasarnya merupakan

tanggung jawab dari para pihak sedangkan kebenaran formil dari akta tersebut

menjadi tanggung jawab notaris yang bersangkutan. Bila hnedak menerapkan

Pasal 266 KUHP maka semestinya terdapat keterkaitan antara materi akta dengan

notaris yang bersangkutan. Oleh karenanya secara teoritis dapat dikatakan bahwa

notaris dapat terlepas dari tuntutan pidana kecuali dapat dibuktikan sebaliknya.31

31

Abdul Ghofur Anshori. Op.cit. Hlm. 43.

Page 41: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

38

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kriteria notaris melakukan malpraktek adalah apabila notaris itu telah

melanggar 4 (empat) rambu yang mengaturnya, yakni rambu hukum perdata,

rambu hukum pidana, Undang-Undang Jabatan Notaris dan Kode Etik

Notaris.

2. didalam undang undang nomor 30 tahun 2004 tantang undang undang jabatan

notaris ( UUJN ) tidak dirumuskan tentang sanksi pidana yang bisa

diterapkan bagi Notaris malpraktek, namun dalam beberapa kasus yang

pernah terjadi apabila Notaris melakukan malpraktek dalam pelaksanaan

tugas notaris dapat diterapkan sanksi pidana yang ada pada KUHP dengan

dasar hukum pasal 263, 322 dan 416 KUHP tentang pemalsuan surat.

B. Saran

1. Diharapkan dalam UUJN nantinya dibuat dengan jelas mengenai ketentuan

pidana apabila melakukan malpraktek dan merupakan lex specialis dari

ketentuan dalam KUHP.

2. Disarankan kepada semua pihak yang berkaitan dengan penerbitan akta

otentik seperti pihak penghadap dan notaris, agar berhati-hati dan waspada

dalam segala hal yang berhubungan dengan pembuatan akta, disamping itu

juga diharapkan kepada pihak yang berkompeten seperti Majelis Pengawas

Daerah, pihak kepolisian,dan pengadilan harus lebih selektif dalam

melakukan pemeriksaan terhadap notaris.

Page 42: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

39

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Abdul Ghofur Anshori. 2009. Lembaga Kenotariatan Indonesia Prespektif Hukum

dan Etika. Yogyakarta : UII Press.

Andi Hamzah. 1993. Sistem Pidana Dan Pemidanaan Indonesia. Jakarta : Pradnya

Paramita.

Habib Adjie. 2009. Sekilas Dunia Notaris & PPAT Indonesia. Bandung : CV.

Mandar Maju.

Liliana Tedjosaputro. 1991. Malpraktek Notaris dan Hukum Pidana. Semarang : CV.

Agung.

Luhut MP Pangaribuan. 2008. Hukum Acara Pidana (Surat-Surat Resmi oleh

Advokat). Jakarta : Djambatan.

Moeljatno. 1984. Asas-Asas Hukum Pidana. Cet. II. Jakarta : Bina Aksara.

Moeljatno. 2008. Asas-Asas Hukum Pidana Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Muhammad Abduh yang mengutip pendapat Mr. Crossman (Inggris), Modul

Kumpulan Bahan Kuliah S2 Ilmu Hukum, Konsentrasi HAN, Capita Selecta

dan Perbandingan Hukum Administrasi Negara, Program Studi Ilmu Hukum

Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara,Medan, 2003.

Muladi dan Barda Nawawi Arief. 1984. Teori-Teori dan Kebijakan Pidana.

Bandung: Alumni.

R. Sugandhi. 1981. KUHP dan Penjelasannya. Surabaya : Usaha Nasional.

Soegeng Santosa dkk. 2005. Aspek Pidana dalam Pelaksanaan Tugas Notaris,

Renvoi No. 22, Maret, 2002.

Usman, Suparman, 2008. Etika Dan Tanggung jawab Profesi Hukum di Indonesia,

Jakarta: Gaya Media Pratama.

Wirjono Prodjodikoro. 2003. Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia. Bandung

: Refika Aditama.

Page 43: PENELITIAN MANDIRI - eprints.ulm.ac.ideprints.ulm.ac.id/6332/7/8. PENELITIAN MANDIRI_Bp... · penelitian mandiri judul penelitian aspek hukum pidana berkaitan dengan malpraktek notaris

40

INTERNET

Anonim.apa sih Notaris itu??.http://www.forumbebas.com/thread-153390.html.

diakses pada tanggal 14/01/2011.

Anonim.apa sih Notaris itu??.http://www.forumbebas.com/thread-153390.html.

diakses pada tanggal 14/01/2011.

Anonim.apa sih Notaris itu??.http://www.forumbebas.com/thread-153390.html.

diakses pada tanggal 14/01/2011.

hukumonline.http://www.hukumonline.com/index2.php?option=com_content&do_w

ord=1&id=6025.diakses tanggal 20 januari 2011.

http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/3/15/s5.htm. Diakses tanggal 20 Juli

2011.

Kabaronline.http://www.waspada.co.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1

&id=6025.diakses tanggal 29 Juli 2010.

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) atau Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981.

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945

UU No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris