penelitian in vitro mengenai efektivitas irigan in trac anal terhadap candida albicans

Upload: veronica-silvie

Post on 05-Apr-2018

219 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 7/31/2019 Penelitian in Vitro Mengenai Efektivitas Irigan In Trac Anal Terhadap Candida Albicans

    1/8

    PENELITIAN IN VITRO MENGENAI EFEKTIVITAS IRIGAN INTRACANAL

    TERHADAP CANDIDA ALBICANS

    RINGKASAN

    Pendahuluan. Patogen yang sering terisolasi pada gigi dengan nekrosis pulpa termasuk

    dalam berbagai macam bakteri enterik (Klebsiella, Enterobacter), fungi (terutama Candida spp.)

    dan enterococci (Enterococcus faecalis). Candida albicans adalah spesies yang paling sering

    terisolasi. Fungi dapat ditemukan terutama pada gigi yang terinfeksi dan pada gigi yang gagal

    dilakukan perawatan endodontik.

    Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi efektivitas in vitro dari beberapa irigan

    intracanal yang digunakan untuk mengeliminasi Candida albicans.

    Bahan dan Metode. Penelitian klinis yang digunakan adalah mengisolasi Candida

    albicans dari saluran akar yang terinfeksi.

    Efektivitas dari irigan endodontik berikut yang diteliti: 17% EDTA, 2% CHX

    (chlorhexidine), 6% NaOCl (sodium hypochlorite), 3% NaOCl dan 3% H2O2 (hydrogen

    peroxide).

    Penelitian menggunakan metode difusi agar : kavitas dibuat dalam agar-agar dan

    kemudian diisi dengan medikamen yang diteliti.

    Data dimasukkan dan diproses menggunakan statistika SPSS 15.0.1. Tingkat signifikan

    untuk menolak hipotesis nol telah ditentukan pada p

  • 7/31/2019 Penelitian in Vitro Mengenai Efektivitas Irigan In Trac Anal Terhadap Candida Albicans

    2/8

    PENDAHULUAN

    Patogen berikut sering terisolasi pada gigi dengan nekrosis pulpa: bakteri enteric

    (Klebsiella, Enterobacter), fungi (terutama Candida spp.) dan enterococci (Enterococcus

    faecalis).

    Candida spp. adalah ragi gram positif seperti fungi; bermacam-macam penelitian telah

    dilaporkan untuk mengisolasi mereka dari infeksi endodontik utama. Fungi ini berbentuk oval

    atau bulat. Mereka berkembang secara optimal pada suhu 37oC dan pada medium yang sedikit

    asam pH 6-6,5.

    Candida albicans adalah jenis yang paling sering terisolasi. Yang terisolasi lainnya

    termasuk: C. glabrata, C. guilliermondii, C. inconspicua, C. krusei, C. parapsilosis, C. tropicalis,

    C. crusei. Mereka juga termasuk bagian dari mikroflora normal mulut. Mereka dapat diisolasi

    dari plak, caries, subgingival microflora, dan kavitas periodontal aktif. Mereka masuk saluran

    akar dari kavitas oral karena berada di dekat yang sebelumnya dalam kasus ini endodontium

    yang terbuka secara patologis, kesalahan dalam mengisolasi daerah operasi, atau ketika

    penutupan endodontium memberikan jalan antar kunjungan ke dokter gigi selama perawatan

    yang panjang.

    Baumgarthner dkk menemukan Candida albicans dalam 21% dari sampel yang diambil

    dari saluran akar yang terinfeksi dengan menggunakan metode PCR (Polymerase Chain

    Reaction). Kubo dkk melaporkan kehadiran Candida albicans 11.36% ketika Waltimo dkk telah

    mengisolasi 48 jenis fungi dari saluran akar yang terinfeksi dengan periodontitis apikalis.

    Dalam penelitian sebelumnya, kita mengisolasi Candida albicans dalam hubungannya dengan

    mikroorganisme lain dalam 37.5% kasus periodontitis periapikal infeksius kronis dan open

    endodont.

    Fungi dapat juga ditemukan pada gigi yang menjalani perawatan endodontik yang tidak

    berhasil. Siqueira dkk telah mengisolasi Candida albicans dalam 2 dari 24 saluran dimana

    perawatan endodontik telah gagal. Molander dkk telah menemukan Candida albicans dalam 3

    saluran dari 68 sampel gigi yang telah menjalani perawatan yang tidak berhasil dan dengan lesi

    periapikal kronis.

    Laporan ini menunjukkan bahwa fungi merupakan mikroorganisme yang paling resisten

    terhadap perawatan. Fakta ini juga menunjukkan ketahanan Candida albicans untuk medikamen

    tertentu dengan standar penggunaan dalam endodontik, termasuk calcium hydroxide yang

    bercampur dengan bahan inert.

    Banyak penelitian eksperimental menunjukkan terdapat usaha yang konstan untuk

    menemukan medikamen yang lebih efektif dan kombinasi untuk mengeliminasi fungus tersebut.

  • 7/31/2019 Penelitian in Vitro Mengenai Efektivitas Irigan In Trac Anal Terhadap Candida Albicans

    3/8

    TUJUAN

    Tujuan dari penelitian ini untuk menilai efektivitas in vitro pada beberapa irigan

    intracanal yang digunakan untuk mengeliminasi Candida albicans.

    BAHAN DAN METODOLOGI

    Penelitian menggunakan isolasi klinis Candida albicans dari saluran akar yang terinfeksi

    (Periodontitis acuta sicca, Periodontitis chronica gr. diff). Lihat gambar 1.

    Aktivitas anti mikrobial irigan endodontik di bawah ini yang diteliti:

    1. 17% EDTA

    2. 2% CHX (chlorhexidine)

    3. 6% NaOCl (sodium hypochlorite), Vista Dental, USA

    4. 3% NaOCl (sodium hypochlorite), Vista Dental, USA

    5. 3% H2O2 (hydrogen peroxide)

    Penelitian menggunakan metode difusi agar, sedikit kavitas ditusuk pada agar dan diisi

    dengan medikamen yang diteliti.

    Agar menggunakan Mueller-Hinton, dengan 5% defibrinasi darah domba (Bul Bio,

    National Centerof Infectious and Parasitic Diseases Sofia). Petri dish diinokulasi dengan

    suspensi dari masing-masing strain Candida albicans, dipersiapkan pada larutan fisiologis steril

    dari 0,5 berat jenis McFarland.

    Dalam tiap petri dish, tiga kavitas diisi dengan medikamen banyaknya yang digunakan

    untuk tiap kavitas adalah 5L.

    Preinkubasi petri dish selama 30 menit pada suhu ruangan, dan kemudian diinkubasi 37oC

    selama 24-48 jam.

    Untuk membaca hasilnya pada 24-48 jam dan menentukan aktivitas antimikrobial dari

    bahan yang diteliti, daerah inhibisi di sekitar medikamen pada kavitas diukur dalam milimeter.

  • 7/31/2019 Penelitian in Vitro Mengenai Efektivitas Irigan In Trac Anal Terhadap Candida Albicans

    4/8

    Gambar 1. Dentin pada saluran akar yang terinfeksi dengan Candida albicans

    (perbesaran x 2420)

    Gambar 1. menunjukkan koloni dari C. albicans dengan beberapa sel, yang mana telah

    diobservasi pada SEM.

    Data dimasukkan dan diproses menggunakan paket statistik software SPSS 15.0.1.

    Tingkat signifikan untuk menolak hipotesis nol ditetapkan pada p

  • 7/31/2019 Penelitian in Vitro Mengenai Efektivitas Irigan In Trac Anal Terhadap Candida Albicans

    5/8

    Tabel 1: Analisis Perbandingan diameter daerah inhibisi dari pertumbuhan bakteri sesuai

    dengan irigan yang digunakan.

    Irigans N X * SD Min Max

    17% EDTA 8 24,50a 2,45 22,00 30,00

    2% CHX 8 17,75b 1,75 14,00 20,00

    6% NaOCl 8 25,88a 2,17 23,00 28,003% NaOCl 8 14,00c 0,76 13,00 15,00

    3% H2O2 8 5,38d 0,74 4,00 6,00

    * - Huruf yang sama menunjukkan kurangnya perbedaan yang signifikan dan huruf yang

    berbeda menunjukkan adanya perbedaan.

    (p < 0,05).

    N Jumlah strain mikroba

    X Mean arithmetic diameter daerah aktivitas

    SD Standard deviasi

    Min Minimal diameter dari daerah dalam millimeters

    Max Maximum diameter dari daerah dalam millimeters

    Gambar 2. Daerah penekanan pertumbuhan bakteri

    1-Atas: 17% EDTA

    2-Kiri: 2% CHX

    3-Kanan: 6% NaOCl

  • 7/31/2019 Penelitian in Vitro Mengenai Efektivitas Irigan In Trac Anal Terhadap Candida Albicans

    6/8

    Gambar 3. Daerah penekanan pertumbuhan bakteri

    4-Atas: 3% NaOCl

    5-Bawah: 3% H2O2

    Gambar 4.Nilaimean arithmetic dari diameter daerah aktivitas menurut irigan yang

    digunakan

    DISKUSI

    Sebagian besar penelitian yang berkaitan dengan infeksi pada sistem saluran akar,

    berfokus pada anaerob yang tepat, karena terjadi pada gigi yang belum diobati dengan nekrotik

    pulpa. Kehadirannya terkait dengan kondisi lingkungan di saluran akar, pemberian makanan,

    oksigenasi yang rendah, potensial reduksi, pH, suhu, dan interaksi bakteri yang penting untuk

    pertumbuhan bakteri. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa obligat anaerob lebih mudah

    untuk dieliminasi melalui prosedur endodontik daripada fakultatif anaerob (diisolasi dalam 19%

    - 22% dari kasus); bukti yang terakhir lebih resisten pada prosedur kimia-mekanis.

    Mikroorganisme yang tahan terhadap prosedur kimia-mekanis dan aplikasi dari medikamen

    saluran akar adalah enterococci, streptococci, lactobacilli dan beberapa fungi seperti Candida

    albicans.

  • 7/31/2019 Penelitian in Vitro Mengenai Efektivitas Irigan In Trac Anal Terhadap Candida Albicans

    7/8

    Menurut Siqueira, kolonisasi dentin akar oleh 5 jenis fungi: Candida albicans, C. glabrata,

    C. guilliermondii, C. parapsilosis dan Saccharomyces cerevisiae. Analisis SEM menunjukkan

    bahwa Candida albicans membangun koloni di sekitar dentin pada saluran akar dan berpenetrasi

    pada tubuli dentin; hal ini menunjukkan bahwa candida albicans sebagai suatu mikroorganisme

    dentinophile dibandingkan dengan spesies lain. Hal ini sebagai fakta bahwa Candida albicans

    yang terisolasi lebih sering pada saluran akar yang terinfeksi.

    Infeksi endodontik adalah polymikrobial dan tidak semua medikamen sama-sama efektif

    pada semua mikroorganisme dalam saluran akar yang terinfeksi.

    Efektivitas dari NaOCl telah diperkuat dengan berbagai penelitian. Sodium hypochlorite

    adalah irigan endodontik yang utama. Digunakan untuk mengobati saluran akar, daerah

    dibersihkan dengan NaOCl antara pemakaian instrumen yang berbeda. Irigan ini melarutkan

    jaringan organik dan komponen organik pada lapisan yang terinfeksi. Irigan masuk bereaksi

    dengan protein dari jaringan organik untuk memberikan chloramine, yang mana merupakan

    agen anti bakteri yang penting.

    Sodium hypochlorite merusak mikroorganisme patogen yang menempel di biofilm dan

    pada tubuli dentin. Sodium hypochlorite memiliki pH alkaloid (11-12). Pada penelitian baru-

    baru ini, kita menggunakan 3% dan 6% NaOCl; pada kasus dari 6% NaOCl daerah inhibisi

    pertumbuhan bakteri Candida albicans 25.88 mm sebagian besar telah dibandingkan dengan

    larutan lain yang diuji. Pada kasus 3% NaOCl adalah 14.00 mm. Hasilnya menunjukkan

    penurunan konsentrasi secara signifikan yang mengurangi efektivitas NaOCl melawan Candida

    albicans.

    Chlorhexidine adalah antiseptik yang kuat. Chlorhexidine memiliki daya tarik menarik

    dengan dentin, bentuk depot dan memiliki aktivitas antimikrobial yang lebih lama.

    Chlorhexidine digunakan sebagai irigan terakhir tapi tidak dapat digunakan sebagai irigan

    utama karena tidak dapat melarutkan jaringan nekrotik. Aktivitas antimikrobial dari CHX

    adalah bergantung pH, dengan pH optimum antara 5.5 dan 7.0. Ketika pH meningkat, aktivitas

    antimikrobial dari substansi secara signifikan menurun. Biasanya 2% larutan chlorhexidine

    digunakan dalam endodontik. Konsentrasi ini digunakan dalam penelitian kita juga. Larutan ini

    menjadi peringkat ketiga dalam efektivitas dibandingkan dengan irigan yang lain, dengan 17.75

    mm daerah inhibisi pertumbuhan bakteri. Chlorhexidine menunjukkan aktivitas yang lebih

    tinggi daripada 3% NaOCl 14.00 mm. Ketika dikombinasikan dengan Ca(OH)2, aktivitasnya

    menurun hingga 13.63 mm, yang masih lebih tinggi daripada aktivitas dari Ca(OH)2 yang

    digunakan sendiri 11.00 mm. Peneliti yang lain melaporkan hasil yang sama.

  • 7/31/2019 Penelitian in Vitro Mengenai Efektivitas Irigan In Trac Anal Terhadap Candida Albicans

    8/8

    Dua irigan endodontik ini tidak dapat mempengaruhi komponen inorganik dari lapisan

    yang terinfeksi. EDTA (pH -7.3 ethylene diamine tetraacetic acid) dan citric acid digunakan

    untuk demineralisasi (chelators).

    Chelators memiliki kemampuan untuk menempel pada Ca- ions dentin dan untuk

    demineralisasi lapisan permukaan dentin saluran akar. Dengan demikian penggunaan medikasi

    yang lebih efektif menjadi hal yang mungkin dan adhesi yang lebih baik antara filler saluran

    akar dan dentin dapat dicapai. Satu kekurangan utama EDTA adalah erosi signifikan dari inter-

    dan perikanalikular dentin. Sekali saliva masuk ke dalam kanal dentin yang terbuka, hal ini

    dapat menyebabkan infeksi kembali. Dalam penelitian ini, 17% larutan EDTA menunjukkan

    daerah aktivitas dari 24.50 mm, yang merupakan peringkat kedua dalam efektivitas.

    Ketika digunakan berturut-turut, dua larutan NaOCl dan EDTA lebih efektif dalam

    menurunkan flora bakteri pada sistem saluran akar daripada NaOCl sendiri.

    Aksi antiseptik dari hydrogen peroxide (H2O2) adalah karena atom oksigen yang

    dilepaskan dalam kasus yang berkontak dengan jaringan. Penggunaannya juga membantu

    pembuangan serpihan dentin dan jaringan sisa. Candida albicans adalah yang paling tidak dapat

    dipengaruhi oleh 3% H2O2 5.38 mm.

    Perawatan mekanis pada saluran akar, serta irigasi dengan berbagai larutan antiseptik

    selama dan setelahnya tidak dapat menghilangkan semua mikroba; inilah sebabnya mengapa

    menyisipkannya dengan berbagai medikamen yang ditempatkan dalam saluran akar di antara

    kunjungan.

    KESIMPULAN

    Ketika menggunakan berbagai irigan endodontik dan medikamen intrakanal, salah satu

    yang harus diingat adalah pada saluran akar yang terinfeksi terdapat mikroorganisme yang

    cukup resisten terhadap prosedur kimia dan mekanik (Candida albicans, E.faecalis).

    Di antara larutan yang digunakan untuk irigasi saluran akar, 6% NaOCl adalah yang

    paling efektif, kemudian diikuti oleh 17% EDTA.

    Penurunan konsentrasi secara signifikan akan mengurangi efektivitas dari NaOCl

    melawan Candida albicans.

    2% Chlorhexidine lebih efektif daripada 3% NaOCl dalam mengeliminasi Candida

    albicans.