penelitian deskriptif _1 variabel

43
GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN POST LUKA BAKAR ERUPSI GUNUNG MERAPI TAHUN 2010 DI PROVINSI YOGYAKARTA Proposal Penelitian OLEH : YOGYAKARTA

Upload: shiwi-puji-mirranti

Post on 25-Jul-2015

137 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penelitian deskriptif _1 variabel

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN POST LUKA BAKAR ERUPSI

GUNUNG MERAPI TAHUN 2010 DI PROVINSI YOGYAKARTA

Proposal Penelitian

OLEH :

YOGYAKARTA

2011

Page 2: Penelitian deskriptif _1 variabel

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bencana adalah kejadian yang disebabkan oleh perbuatan manusia ataupun

perubahan alam yang mengakibatkan kerusakan dan kehancuran sehingga perlu bantuan

orang lain untuk memperbaikinya. Bencana akan selalu menimbulkan kerugian dan

penderitaan serta mempengaruhi aspek-aspek kehidupan seseorang, keluarga, kelompok,

maupun masyarakat secara umum sehingga diperlukan cara-cara khusus untuk mencegah

dan mengelolanya (Kementrian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI,

2005). Salah satu bencana yang terjadi akhir-akhir ini adalah erupsi gunung Merapi pada

bulan Oktober-November 2010 di Yogyakarta, yang merupakan bencana alam

mengakibatkab banyak kerugian materi dan jiwa. Kerugian materi berupa rusaknya areal

pemukiman, sawah, ladang, hutan lindung dan sarana fisik. Adapun kerugian jiwa berupa

korban luka bakar dan gangguan kesehatan akibat hujan abu vulkanik. Menurut Badan

Nasional Penanggulangan bencana (BNBP) jumlah luka bakar erupsi merapi di Yogyakarta

pada tanggal 5 Maret 2011 sebanyak 66 orang dan 89 orang korban meninggal.Korban luka

bakar erupsi merapi tersebut dirawat dibeberapa rumah sakit di Yogyakarta.

Pasien post luka bakar akan mengalami penurunan kualitas hidup dalam aktivitas

sehari-hari. Kualitas hidup bukan hanya dilihat dari kesejahteraan secara ekonomi tetapi

juga dilihat dari kesejahteraan psikologi dan sosial. Spitzer (1980) mendefinisikan kualitas

hidup meliputi fungsi fisik, sosial, emosi atau status mental, beban keluhan dan penerimaan

tentang rasa nyaman atau sehat. Kualitas hidup ini dipandang dalam beberapa dimensi

termasuk keinginan positif, orang-orang yang memberikan dukungan dan tidak adanya rasa

stress karena fungsi fisik atau psikologis.

Kualitas hidup merupakan indikator penting untuk menilai keberhasilan intervensi

pelayanan kesehatan, baik dari segi pencegahan maupun pengobatan. Dimensi dari kualitas

Page 3: Penelitian deskriptif _1 variabel

hidup tidak hanya mencakup dimensi fisik saja, namun juga mencakup kinerja dalam

memainkan peran sosial, keadaan emosional, fungsi-fungsi intelektual dan kognitif serta

perasaan sehat dan kepuasan hidup (Croog & Levine,1988). Dengan demikian maka

kondisi seseorang dapat dilihat secara komprehensif (Murti, 1997).

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian tentang

kualitas hidup pada pasien post luka bakar erupsi Gunung Merapi di Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana kualitas hidup pasien post luka bakar erupsi Gunung Merapi tahun 2010 di

Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

Mengetahui kualitas hidup pasien post luka bakar erupsi Gunung Merapi tahun 2010 di

Yogyakarta

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Dinas Kesehatan Yogyakarta

Memberi gambaran kualitas hidup pasien post luka bakar erupsi

merapi supaya dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan untuk

menentukan kebijakan kesehatan dan perencanaan program

penanganan korban fraktur pasca bencana.

2. Bagi Perawat Komunitas Puskesmas Cangkringan

Memberi gambaran mengenai kualitas hidup pasien post luka bakar

erupsi merapi yang merupakan wilayah kerjanya, sebagai

pertimbangan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat di wilayah kerjanya.

3. Bagi Profesi Perawat

Page 4: Penelitian deskriptif _1 variabel

Sebagai bahan evaluasi dan pertimbangan dalam menentukan

program penanganan pasien post luka bakar.

Page 5: Penelitian deskriptif _1 variabel

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kualitas Hidup

1. Pengertian

Spitzer (1980) mendefinisikan kualitas hidup meliputi fungsi fisik, sosial, emosi

atau status mental, beban keluhan dan penerimaan tentang rasa nyaman atau sehat.

Kualitas hidup ini dipandang dalam beberapa dimensi termasuk keinginan positif, orang-

orang yang memberikan dukungan dan tidak adanya rasa stress karena fungsi fisik atau

psikologis. Dalam ilmu sosial yang dimaksud kualitas hidup meliputi tingkat

keselamatan, ingkat kebebasan, kesempatan serta kesehatan. Semakin tinggi

tingkat kesejahteraan seseorang akan menunjukkan semakin besar kualitas hidupnya

(Mc Dowell & Newell, 1996).

Park (2002) mendefinisikan kualitas hidup sebagai ukuran

gabungan yang terdiri dari fungsi fisik, mental dan sosial yang

ditunjukkan oleh masing-masing individu atau sekelompok individu

yang menyatakan kegembiraan, kepuasan dan keberhasilan yang

dialami dalam hidup dan menekankan pada kesehatan, perkawinan,

pekerjaan, keluarga, kondisi keuangan, kesempatan pendidikan,

harga diri, kreativitas, rasa memiliki dan kepercayaan terhadap orang

lain.

2. Kerangka Konsep Kualitas Hidup

a. Kerangka konseptual Dubos

Kerangka konseptual yang dikemukakan oleh Dubos (Dubos cit Croog & Levine,

1988) berangkat dari konsep yang bersifat nisbi yaitu kesehatan, namun dengan

memberikan perhatian besar terhadap peran kinerja. Ia menekankan bahwa pada

Page 6: Penelitian deskriptif _1 variabel

kenyataannya orang jarang benar-benar bebas dari penyakit dan kecacatan, sehingga

kurang tepat jika mengkonseptualisasikan kesehatan dalam ukuran itu. Kesehatan

dipahami sebagai kemampuan orang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan dan

melakukan aktivitas-aktivitas yang diinginkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, komponen utama kualitas hidup seharusnya adalah kemampuan

individu untuk menampilkan peran sosialnya yang utama dan yang diinginkannya,

disamping sejauh mana individu mendapatkan kepuasan dari penampilan peran

tersebut. Peran-peran sosial tersebut mencakup peran sebagai pasangan, orangtua,

teman, pekerja dan warga.

b. Konsep lima dimensi Croog dan Levine

Menurut Croog dan Levine (1988), untuk mengukur kualitas hidup ada empat

dimensi inti yang ditambahkan pada dimensi kinerja peran Dubos. Lima dimensi

tersebut hendaknya diukur baik dengan mengkombinasikan beberapa ataupun

menggunakan semua. Kelima dimensi tersebut yaitu: kinerja dalam memainkan peran

sosial, keadaan fisilogis individu, fungsi intelektual dan kognitif individu dan

perasaan sehat serta kepuasan hidup. Seorang dapat dinilai memiliki kualitas hidup

yang lebih tinggi jika ia dapat berperan serta dalam kehidupan komunitasnya dan

berpartisipasi dalam berbagai interaksi sosial (Croog & Levine, 1988).

c. Konsep kualitas hidup Spitzer

Dimensi kualitas hidup adalah keinginan yang positif, hubungan yang mendukung

dan ketiadaan gangguan fisik ataupun psikologis (Spitzer,1980). Kualitas hidup

mempunyai banyak dimensi dan perspektif, hal ini menimbulkan problem yang

kompleks dalam hal konseptualisasi dan pengukuran. Namun demikian, riset tentang

kualitas hidup setidak-tidaknya mencakup dimensi penampilan peran sosial, fungsi

fisik, emosional, fungsi intelektif, kepuasan hidup dan perasaan sehat.

Operasionalisasi dimensi itu perlu memperhatikan faktor-faktor kontekstual seperti

Page 7: Penelitian deskriptif _1 variabel

tingkat keparahan dan perjalanan penyakit, faktor-faktor sosio demografis individu

dan konteks sosio kultural individu (Murti,1997).

d. Konsep Kualitas Hidup menurut WHO

Secara tradisional, definisi kualitas hidup diambil dari definisi sehat WHO, yaitu A

state of complete physical, mental, and social wellbeing and not merely the absence

of disease or infirmity (WHO, 1958). Dalam bahasa indonesia berarti sehat adalah

keadaan baik atau sejahtera yang lengkap secara fisik, mental, dan sosial dan bukan

semata–mata terbebas dari penyakit dan kecatatan. Ada tiga dimensi yang diukur,

yaitu fisik, mental dan sosial.

3. Pengukuran kualitas hidup dengan Short Form 36

Short Form 36 atau SF-36 merupakan kuesioner dari the Medical Outcomes Study

berisi 36 item yang didesain sebagai alat ukur kualitas hidup secara generik yang

digunakan untuk survei populasi dan studi evaluasi kebijakan kesehatan. Short Form-36

dapat pula sebagai alat ukur kualitas hidup yang ditambahkan pada pengukuran spesifik

penyakit sebagai hasil praktek klinis dan penelitian.

Sebagai alat ukur generik, Short Form-36 didesain untuk dapat diterapkan secara

luas menurut jenis dan beratnya suatu kondisi penyakit. Instrumen gererik ini dipakai

untuk memonitor pasien dengan kondisi yang beragam, untuk membandingkan status

kesehatan pasien dengan kondisi berbeda, dan untuk membandingkan kondisi pasien

dengan populasi umum. Ware (1990) menyatakan bahwa pengukuran generik harus

menjangkau konsep fisik dan mental dan mengukur tiap konsep dengan jalan yang

berbeda.

Short Form-36 terdiri dari delapan dimensi dengan 36 item, yaitu :

1). Physical Functioning (PF) / fungsi fisik, 10 item, pertanyaan nomer 3a-j (lihat

lampiran). Hal ini untuk mengukur kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-

hari, meliputi:

Page 8: Penelitian deskriptif _1 variabel

a) Kemampuan melakukan aktivitas berat seperti mengangkat beban berat,

melakukan olah raga berat (main sepakbola, bola volley, lari-lari pagi)

b) Kemampuan melakukan aktivitas sedang seperti memindahkan meja, memasak,

menyeterika, mencuci, menyapu.

c) Kemampuan mengangkat/membawa belanjaan harian.

d) Kemampuan menaiki beberapa anak tangga

e) Kemampuan menaiki satu anak tangga.

f) Kemampuan menekuk tubuh, membungkuk atau bersujud.

g) Kemampuan berjalan lebih dari 1,5 km.

h) Kemampuan berjalan jarak 50 rumah (500 meter).

i) Kemampuan berjalan jarak 10 rumah (100 meter).

j) Kemampuan melakukan mandi atau berpakaian sendiri.

2). Role Limitation due to Physical Health Problems (RP) / keterbatasan peran

disebabkan oleh masalah kesehatan fisik, 4 item, pertanyaan nomer 4a-d (lihat

lampiran 4), meliputi:

a) Pengurangan waktu yang digunakan untuk bekerja atau aktivitas lain sebagai

akibat dari kondisi post faktur.

b) Hanya dapat mengerjakan pekerjaan lebih sedikit dari yang seharusnya

dilakukan.

c) Keterbatasan jenis pekerjaan atau aktivitas yang dapat dilakukan.

d) Kesulitan dalam melakukan pekerjaan atau aktivitas lain (contohnya:

memerlukan usaha yang sangat besar dalam melakukan pekerjaan).

3). Bodily pain (BP) /nyeri tubuh, 2 item, pertanyaan nomer 7-8 (lihat lampiran).

Meliputi pertanyaan tentang:

a) Frekuensi nyeri.

b) Seberapa besar nyeri mempengaruhi atau mengganggu pekerjaan sehari-hari.

4). Social Functioning (SF) / fungsi sosial, 2 item, pertanyaan nomer 6 dan 10 (lihat

lampiran ). Menanyakan tentang:

a) Pengaruh kondisi fisik terhadap aktivitas sosial.

b) Pengaruh masalah emosi terhadap aktivitas sosial.

Page 9: Penelitian deskriptif _1 variabel

5). General Mental Health (MH) / kesehatan mental umum, 5 item, pertanyaan nomer

9b, c, d, f, h (lihat lampiran ). Menanyakan tentang perasaan responden akhir-akhir

ini terkait dengan kondisi kesehatannya, yaitu:

a) Apakah responden merasa sangat gugup?

b) Apakah responden merasa sangat sedih?

c) Apakah responden merasa tenang dan damai?

d) Apakah responden merasa bimbang?

e) Apakah responden merasa bahagia?

6). Role Limitations due to Emotional Problems (RE) / keterbatasan peran disebabkan oleh

masalah emosi, 3 item, pertanyaan nomer 5 a, b, c (lihat lampiran 4). Menanyakan

apakah responden mengalami masalah dengan pekerjaan atau aktivitas sehari-hari

sebagai akibat dari perasaan tertekan atau cemas, meliputi:

a) Apakah waktu yang digunakan untuk bekerja menjadi lebih sedikit.

b) Apakah pekerjaan yang dikerjakan lebih sedikit dari yang seharusnya dikerjakan.

c) Apakah dapat melakukan pekerjaan sebaik biasanya.

7). Vitality (VT) / vitalitas, 4 item, pertanyaan nomer 9a, e, g, i (lihat lampiran 4).

Menanyakan tentang bagaimana perasaan responden dan bagaimana hal itu dirasakan

oleh responden akhir-akhir ini. Pertanyaannya terdiri dari:

a) Apakah responden merasa sangat bersemangat.

b) Apakah responden merasa penuh energi.

c) Apakah responden merasa jenuh dan bosan

d) Apakah responden merasa lelah.

8). General Health Perception (GH) / persepsi sehat umum, 5 item, nomer 1 dan 11a-d

(lihat lampiran ). Responden diminta mengisi hal yang paling sesuai dengan kondisinya

saat ini mengenai:

a) Responden merasa lebih mudah sakit dibanding orang lain.

b) Responden merasa sehat seperti orang lain.

c) Responden mengira kesehatannya akan memburuk.

d) Responden merasa kesehatannya baik sekali.

Page 10: Penelitian deskriptif _1 variabel

Keuntungan memakai alat ukur generik SF 36 adalah dapat digunakan pada berbagai

kondisi penyakit secara luas, dapat untuk memebandingkan status kesehatan pada kondisi

yang berbeda (penyakit yang berbeda), dapat membandingkan penderita dengan populasi

normal. Kerugiannya adalah tidak dapat mengukur status fungsional atau aspek yang

berhubungan dengan penyakit secara mendalam.

B. Luka Bakar

1. Pengertian

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang

disebabkan oleh kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik,

dan radiasi (Marzoeki, 1991)

Luka bakar disebabkan karena pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada

tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar

dapat dikelompokkan menjadi luka bakar termal, radiasi dan kimia. Destruksi jaringan

terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein dan ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran

napas atas merupakan lokasi destruksi jaringan. Jaringan yang dalam, termasuk organ

visera, dapat mengalami kerusakan karena karena luka bakar elektrik atau kontak yang

lama dengan agen penyebab (burning agen). Nekrosis atau kegagalan organ dapat

terjadi. Dalamnya luka bakar tergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan

lamanya kontak dengan agen penyebab luka bakar tersebut. Suhu yang kurang dari 400C

dapat ditoleransi dalam periode waktu yang lama tanpa menyebabkan luka bakar.

2. Fase Luka Bakar

a) Fase Akut.

Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan

mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), brething (mekanisme bernafas),

dan circulation (sirkulasi). Gnagguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau

beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi saluran

pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi

adalah penyebab kematian utama penderiat pada fase akut. Pada fase akut sering

Page 11: Penelitian deskriptif _1 variabel

terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat cedera termal yang

berdampak sistemik (Perdanakusuma, 2006).

b) Fase Sub Akut.

Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah

kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak denga sumber panas. Luka yang

terjadi menyebabkan:

1. Proses inflamasi dan infeksi.

2. Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada luka telanjang atau tidak

berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau organ – organ fungsional.

3. Keadaan hipermetabolisme.

c) Fase lanjut.

Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka

dan pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini

adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, kleoid, gangguan pigmentasi,

deformitas dan kontraktur (Perdanakusuma, 2006).

3. Derjat Luka Bakar

Derajat luka bakar dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu (Noer, 2006 ; Brunner &

Suddart, 2002)

a) Luka bakar derajat I

Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (surperficial), kulit hipermik berupa eritem,

tidak dijumpai bullae, terasa nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.

Penyembuhan terjadi secara spontan tanpa pengobatan khusus.

b) Luka bakar derajat II

Page 12: Penelitian deskriptif _1 variabel

Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai

proses eksudasi. Terdapat bullae, nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi.

Dibedakan atas 2 (dua) bagian :

1) Derajat II dangkal/superficial (IIA)

Kerusakan mengenai bagian epidermis dan lapisan atas dari corium/dermis. Organ –

organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebecea masih banyak. Semua ini

merupakan benih-benih epitel. Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 10-

14 hari tanpa terbentuk cicatrik.

2)Derajat II dalam / deep (IIB)

Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis dan sisa – sisa jaringan epitel

tinggal sedikit. Organ – organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar

sebacea tinggal sedikit. Penyembuhan terjadi lebih lama dan disertai parut hipertrofi.

Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan.

c) Luka bakar derajat III

Kerusakan meliputi seluruh tebal kulit dan lapisan yang lebih dalam sampai

mencapai jaringan subkutan, otot dan tulang. Organ kulit mengalami kerusakan, tidak ada

lagi sisa elemen epitel. Tidak dijumpai bullae, kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan

lebih pucat sampai berwarna hitam kering. Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan

dermis yang dikenal sebagai esker. Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi karena

ujung – ujung sensorik rusak. Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi epitelisasi

spontan.

Page 13: Penelitian deskriptif _1 variabel

C. Kerangka Teori

Pasien Post Luka Bakar

Masalah Fisik :

- Nyeri- Kehilangan fungsi-

Masalah Psikologi:

- Stres- Perubahan gaya hidup- Perubahan harga diri- Perubahan gambaran diri- Perubahan Peran diri- Perubahan interaksi

sosial

Faktor-Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup:

- Umur- Jenis Kelamin- Status nutrisi- Dukungan sosial- Terapi

Kualitas Hidup:

- Fungsi Fisik- Keterbatasan peran

(masalah fisik)- Nyeri tubuh- Fungsi Sosial- Kesehatan Mental- Keterbatasan peran

(masalah emosi)- Vitalitas- Persepsi sehat umum

Page 14: Penelitian deskriptif _1 variabel

Keterangan : ………………………

Lingkup Penelitian

Gambar 1. Kerangka Teori

Pasien dengan rerata nilai domain kualitas hidup di bawah rata-rata atau di atas rata-rata

Page 15: Penelitian deskriptif _1 variabel

D. Kerangka Penelitian

Gambar 2. Kerangka Penelitian

E. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana kualitas hidup pasien post luka bakar erupsi merapi tahun 2010

di Yogyakarta?

Pasien Post Luka BakarErupsi Merapi 2010

Kualitas HidupPengukuran Kualitas Hidup

Short Form – 36 Helath Survey

Pasien dengan rerata nilai domain kualitas hidup di bawah rata-rata atau di atas rata-rata

Page 16: Penelitian deskriptif _1 variabel

BAB III METODE DAN CARA PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan rancangan penelitian cross sectional dengan metode deskriptif

dan pendekatan kuantitatif untuk mengetahui kualitas hidup pasien post luka bakar erupsi

gunung merapi tahun 2010 di Yogyakarta.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien post luka bakar yang berdomisili di kecamatan

Cangkringan kab. Sleman Yogyakarta. Beradasarkan data dari……..total populasi

sebanyak……………..

Adapun sampel dalam penelitian ini adalah responden yang masih bertempat tinggal di wilayah

kecamatan Cangkringan pada saat dilakuaknnya penelitian.

Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah

a. Responden mengalami luka bakar post erupsi gunung Merapi tahun 2010

b. Responden bersedia menjadi objek penelitian

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan dilakukan di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman Privinsi

Yogyakarta. Penelitian ini akan dilakukan selama bulan April 2011.

D. Variabel Penelitian

Penelitian ini memiliki satu variabel tunggal, yaitu kualitas hidup pada korban luka bakar post

erupsi Gunung Merapi di Yogyakarta.

E. Definisi Operasional 1. Kualitas hidup

Page 17: Penelitian deskriptif _1 variabel

Kualitas hidup adalah perasaan subjektif responden terhadap kondisinya yang dinilai dari

fungsi fisik, keterbatasan peran akibat masalah fisik, nyeri tubuh, fungsi sosial, kesehatan

mental umum, keterbatasan peran akibat masalah emosi, vitalitas, dan persepsi sehat secara

umum. Kualitas hidup diukur dengan kuesioner Short Form-36.

a) Fungsi fisik adalah derajat dalam hal keterbatasan kesehatan untuk aktivitas fisik, termasuk

rawat diri, berjalan, naik tangga, membungkuk, mengangkat beban, dan pekerjaan sedang

atau berat.

b) Keterbatasan peran akibat masalah fisik adalah derajat dalam hal keterbatasan kesehatan

yang mengganggu kerja atau aktivitas keseharian termasuk menyelasaikan pekerjaan lebih

sedikit dari yang dikehendaki, keterbatasan dalam berbagai macam aktivitas, atau kesulitan

dalam melakukan aktivitas.

c) Fungsi sosial adalah derajat dalam hal keterbatasan kesehatan atau masalah emosi yang

mengganggu aktivitas sosial normal.

d) Nyeri tubuh adalah intensitas nyeri dan pengaruh nyeri terhadap kerja normal, di dalam

atau di luar rumah.

e) Persepsi kesehatan umum adalah evaluasi pribadi terhadap kesehatan sekarang, pandangan

kesehatan, dan ketahanan terhadap sakit.

f) Keterbatasan peran akibat masalah emosi adalah derajat dalam hal masalah emosi yang

mengganggu kerja atau aktivitas harian, termasuk mengurangi waktu untuk beraktivitas

menyelesaikan pekerjaan lebih sedikit dari biasanya, dan tidak bekerja secara teliti seperti

biasanya.

g) Vitality adalah perasaan berenergi dan penuh gairah melawan perasaan lelah dan tidak

bertenaga.

h) Kesehatan mental umum adalah kesehatan mental termasuk depresi, kecemasan, kontrol

emosi, tingkah laku, afek positif secara umum.

2. Pasien post luka bakar

Adalah pasien yang mengalami luka bakar korban post erupsi Gunung Merapi Tahun 2010 di

Yogyakarta.

F. Instrumen Penelitian

Page 18: Penelitian deskriptif _1 variabel

Pengukuran kualitas hidup dengan menggunakan Short Form-36 dari Ware (1990) yang

ditejemahkan oleh Rahmawan (2004). Short Form 36 merupakan kuesioner dari The Medical

Outcomes Study berisi 36 item yang didesain sebagai alat ukur kualitas hidup secara generik

yang digunakan untuk survei populasi dan studi evaluasi kebijakan kesehatan.

Short Form-36 terdiri dari dimensi dengan 36 pertanyaan untuk mengkaji kualitas hidup.

Variabel ini berupa skor kualitas hidup dengan skala Likert. Skor distandarisasikan dari nilai

terendah yaitu 0 dan nilai tertinggi 100. Untuk lebih lengkap, bisa dilihat pada lampiran.

Tabel 1. Kisi-kisi instrumen untuk mengukur kualitas hidup Variabel penelitian

Domain Nomor pertanyaan Jumlah pertanyaan

Kualitas hidup Jumlah

Fungsi Fisik (PF) Keterbatasan peran karena masalah fisik (RP) Nyeri tubuh (BP) Kesehatan Umum (GH) Vitalitas (VT) Fungsi Sosial (SF) Keterbatasan peran karena masalah emosi (RE) Kesehatan Mental (MH)

3a+3b+3c+3d+3e+ 3f+3g+3h+3i+3j 4a+4b+4c+4d 7+8 1+11a+11b+11c+11d 9a+9e+ 9g+9i 6+10 5a+ 5b+ 5c 9b+9c+9d+9f+9h

10 4 2 5 4 2 3 5 35

Sumber: Ware, 1990

Pertanyaan nomor 2 tidak dimasukkan dalam 8 kategori domain kualitas hidup untuk pengukuran

saat ini karena pertanyaan nomor 2 ini dikhususkan untuk mengukur perubahan kesehatan

responden 1 tahun setelah kuesioner yang terdiri dari 8 domain ini diberikan pada responden

yang sama. Jadi, pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini ada 35 nomor.

Page 19: Penelitian deskriptif _1 variabel

G. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Pada penelitian ini tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas karena instrumen yang dipakai

sudah teruji. Uji reliabilitas Short Form-36 telah dilakukan oleh Brazier et al. dari University of

Sheffield Medical School, Inggris menghasilkan Cronbach’s α 0,85, koefisien reliabilitas > 0,75

untuk semua domain kecuali domain fungsi sosial. Di Indonesia telah dilakukan uji reliabilitas

dan validitas Short Form-36 oleh Rahmawan (2004) dengan nilai Cronbach’s α untuk

keseluruhan item adalah 0,9426 (>0,5) sehingga seluruh item mempunyai konsistensi internal

yang baik.

. H. Analisis Data

Dari kuesioner yang sudah diisi dengan lengkap dilakukan skoring secara manual berdasarkan

Medical Oucomes Trust (seperti yang tertulis pada lampiran ). Skoring tersebut khusus untuk

survei kesehatan dengan kuesioner Short Form-36. Jumlah skor tiap domain untuk tiap

responden ditransformasikan dengan rumus:

Transformasi Skor = (Skor baris aktual – skor baris terendah yang mungkin ) x 100

Selisih skor tertinggi dan terendah

Hasil akhir yang diperoleh adalah berupa nilai skor yang telah ditransformasikan yaitu antara 0

sampai 100. Semakin tinggi ialah skor maka semakin tinggi kualitas hidup responden.

Tabel 2. Konsep dan interpretasi kelompok dengan nilai dibawah rata-ratadan kelompok dengan nilai diatas rata-rata

Konsep Interpretasi Kelompok dengan nilai dibawah

rata-rata Kelompok dengan nilai diatas

rata-rata Fungsi fisik (PF) Keterbatasan yang banyak dalam

melakukan keseluruhan aktivitas fisik

Dapat melakukan semua jenis aktivitas fisik tanpa keterbatasan yang disebabkan oleh kesehatan

Keterbatasan peran akibat masalah fisik (RP)

Bermasalah dalam bekerja atau aktivitas keseharian lainnya sebagai aibat kesehatan fisik

Tidak ada masalah dalam bekerja atau aktivitas keseharian lainnya sebagai akibat kesehatan fisik

Page 20: Penelitian deskriptif _1 variabel

Fungsi sosial (SF) Kendala yang ekstrim dan frekuen dalam aktivitas sosial normal yang disebabkan masalh emosi dan fisik

Dapat melakukan aktivitas sosial normal tanpa kendala yang disebabkan masalah fisik dan emosi

Nyeri tubuh (BP) Keterbatasan akibat nyeri yang sangat berat dan ekstrim

Tidak ada keterbatasan akibat nyeri

Kesehatan mental (MH)

Merasa tegang dan depresi Merasa damai, bahagia, dan tenang

Keterbatasan peran akibat masalah emosi (RE)

Bermasalah dalam bekerja atau aktivitas keseharian sebagai akibat masalah emosi

Tidak ada masalah dalam bekerja atau aktivitas keseharian sebagai akibat masalah emosi

Vitalitas (VT) Merasa lelah dan tidak bertenaga Merasa penuh gairah dan energik

Persepsi sehat umum (GH)

Kepercayaan terhadap kesehatan pribadi jelek dan akan memburuk

Kepercayaan terhadap kesehatan pribadi amat baik

Sumber: Ware, 1992 Hasil penelitian yang berupa skor dari kuesioner Short Form-36 tersebut dianalisis dengan

statistik deskriptif, yaitu dengan menghitung rerata dari tiap domain kualitas hidup. Interpretasi

skor menunjukkan kualitas hidup dibawah

Page 21: Penelitian deskriptif _1 variabel

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Croog, S. H, Levine, S. 1988. Quality of Life and Health Care Interventions, In: Handbook of Medical Sociology (Freeman, H. E, Levine, S., ed). 4 th edition. pp 508-528. Prentice Hall: New Jersey.]

Marzoeki. 1991. Pegelolaan luka Luka Bakar. Surabaya: Airlangga University Press.

Mc Dowell, I., Newell C. 1996. Measuring Health: A Guide to Rating Scales and Questioneres. 2nd edition. Oxford University Press: New York.

Murti, B. 1997. Kualitas Hidup, Isu Konseptual dan Pengukuran. Medika No. 6 th. XXIII: 473-476.

Noer, Sjaifudin. 2006. Penanganan Luka Bakar. Surabaya: Airlangga University Press.

Park, K. 2002. Park’s Textbook of Preventive and Social Medicine. 17th edition. Banarsidas Bhanot Publisher: Jabalpur.

Perdanakusuma, David S. 2006. Penanganan Luka bakar. Surabaya: Airlangga University Press.

Rahmawan, A. 2004. Kualitas Hidup Penderita Karsinoma Nasofaring Pasca Terapi: Perbandingan antara yang Mendapat Radioterapi dengan Kombinasi Radioterapi ditambah Kemoterapi.. Tesis, Bag. Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta. Tidak dipublikasikan

Spitzer, W. O. 1980. The Quality of Life Index, In: Measuring Health: A Guide to Rating Scales and Questioneres (Mc Dowell I, Newell c). 2nd edition.pp 405-409. Oxford University Press: New York .

Ware, J.E., Sherbourne, C.D., 1992. The MOS 36 Item Short Form Health Survey (SF-36).I Conceptual Framework & Item Selection. Med Care; 30: 473-83

World Health Organization. 1958. The First Ten Years of the World Health Organization. Genewa: WHO.

Page 22: Penelitian deskriptif _1 variabel

Lampiran 1KUESIONER PENELITIAN

Petunjuk: Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini menanyakan tentang kesehatan Anda. Informasi yang

diharapkan adalah bagaimana perasaan Anda dan bagaimana Anda melakukan kegiatan setiap

harinya. Mohon setiap pertanyaan Anda jawab dengan melingkari nomor jawaban yang sesuai

dengan keadaan Anda.

1. Dapatkah Anda menerangkan tentang kondisi Anda saat ini ? 1. Amat sangat baik 2. Baik sekali 3. Baik 4. biasa-biasa saja 5. Buruk

3. Pernyataan di bawah ini tentang aktivitas yang biasa Anda lakukan sehari-hari. Apakah aktivitas Anda menjadi terbatas atau terganggu karena kondisi kesehatan Anda saat ini ?

Ya, Sangat terbatas

Ya, agak terbatas

Tidak terbatas

sama sekali

(a) Aktivitas berat seperti mengangkat beban berat, melakukan olah raga berat (main sepakbola, bola volley, lari-lari pagi)

1 2 3

(b) Aktivitas sedang seperti memindahkan meja, memasak, menyeterika, mencuci, menyapu.

1 2 3

(c) Mengangkat/ membawa belanjaan harian 1 2 3 (d) Menaiki beberapa anak tangga 1 2 3 (e) Menaiki satu anak tangga 1 2 3 (f) Menekuk tubuh, membungkuk atau

bersujud 1 2 3

(g) Berjalan lebih dari 1,5 km 1 2 3 (h) Berjalan jarak 50 rumah (500 meter) 1 2 3 (i) Berjalan jarak 10 rumah (100 meter) 1 2 3 (j) Mandi atau berpakaian sendiri 1 2 3

Page 23: Penelitian deskriptif _1 variabel

4. Dalam 4 minggu terakhir ini apakah Anda pernah mengalami beberapa masalah dengan pekerjaan Anda atau aktivitas sehari-hari lainnya sebagai akibat dari kesehatan Anda ?

Ya Ya Tidak(a) Mengurangi waktu yang Anda gunakan untuk bekerja atau aktivitas

lain 1 2

(b) Hanya dapat mengerjakan pekerjaan lebih sedikit dari yang seharusnya Anda lakukan

1 2

(c) Mengalami keterbatasan jenis pekerjaan atau aktivitas yang dapat dilakukan

1 2

(d) Mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaan atau aktivitas lain (contohnya: memerlukan usaha yang sangat besar dalam melakukan pekerjaan)

1 2

5. Dalam 4 minggu terakhir ini apakah Anda pernah mengalami beberapa masalah dengan pekerjaan atau aktivitas sehari-hari lainnya sebagai akibat perasaan atau emosi ? (seperti perasaan tertekan atau cemas)

Ya Tidak(a) Mengurangi waktu yang Anda gunakan untuk bekerja atau aktivitas lain 1 2 (b) Hanya dapat mengerjakan pekerjaan lebih sedikit dari yang seharusnya

Anda lakukan 1 2

(c) Tidak dapat melakukan aktivitas sebaik/ seteliti biasanya 1 2

6. Dalam 4 minggu terakhir ini seberapa jauh kondisi kesehatan fisik dan masalah emosi /perasaan Anda mempengaruhi aktivitas sosial Anda dengan keluarga, tetangga atau kelompok ? (contohnya pergi rekreasi, arisan, pengajian, rapat, dll).

1. Tidak berpengaruh sama sekali 2. Sedikit berpengaruh 3. Sedang-sedang saja 4. Banyak berpengaruh 5. Benar-benar berpengaruh

7. Seberapa berat nyeri tubuh (seperti sakit kepala, sakit leher, kemeng, gringgingen, dll) yang Anda alami selama 4 minggu terakhir ini ?

1. Tidak pernah 2. Sangat ringan 3. Ringan 4. Sedang 5. Berat 6. Sangat berat

Page 24: Penelitian deskriptif _1 variabel

8. Selama 4 minggu terakhir ini, seberapa berat nyeri tubuh tersebut (seperti sakit kepala, sakit leher, kemeng, gringgingen, dll) mempengaruhi pekerjaan atau aktivitas Anda ?

1. Tidak berpengaruh sama sekali 2. Sedikit berpengaruh 3. Sedang-sedang saja 4. Banyak berpengaruh 5. Sangat banyak berpengaruh

9. Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini tentang bagaimana perasaan Anda dan bagaimana hal tersebut Anda rasakan selama 4 minggu terakhir ini. Untuk setiap pertanyaan, harap berikan satu jawaban yang paling mendekati dengan yang Anda rasakan dan seberapa sering hal itu terjadi dalam 4 minggu terakhir ini.

Setiap waktu

sangat sering sering kadang-kadang jarang Tidak pernah

(a) Apakah Anda merasa sangat bersemangat ?

1 2 3 4 5 6

(b) Apakah Anda merasa sangat gugup ?

1 2 3 4 5 6

(c) Apakah Anda merasa sangat sedih sehingga tidak ada yang menghibur ?

1 2 3 4 5 6

(d) Apakah Anda merasa tenang dan damai ?

1 2 3 4 5 6

(e) Apakah Anda merasa penuh energi ?

1 2 3 4 5 6

(f) Apakah Anda merasa bimbang ?

1 2 3 4 5 6

(g) Apakah Anda merasa jenuh dan bosan ?

1 2 3 4 5 6

(h) Apakah Anda merasa bahagia ?

1 2 3 4 5 6

(i) Apakah Anda merasa lelah ?

1 2 3 4 5 6

Page 25: Penelitian deskriptif _1 variabel

10. Dalam 4 minggu terakhir ini, seberapa sering masalah kesehatan fisik dan masalah emosi/ perasaan Anda mempengaruhi aktivitas sosial Anda (seperti mengunjungi teman, pergi arisan, pengajian, rapat, kondangan, dll).

1. Setiap waktu 2. Sering 3. Kadang-kadang 4. Jarang 5. Tidak

11. Apakah pernyataan-pernyataan ini BETUL atau SALAH.

Sangat Betul betul Tidak tahu

salah Sangat Salah

(a) Saya merasa lebih mudah sakit dibandingkan orang lain

1 2 3 4 5

(b) Saya merasa sehat seperti orang lain 1 2 3 4 5 (c) Saya mengira kesehatan saya akan

memburuk 1 2 3 4 5

(d) Kesehatan saya baik sekali 1 2 3 4 5

Lampiran 2

Page 26: Penelitian deskriptif _1 variabel

SKORING KUESIONER PENELITIAN

Tabel di bawah ini adalah sistem skoring Short Form-36 secara manual didasarkan pada Medical

Outcomes Trust. How to Score the Short Form-36 Health Survey. Boston: Medical Outcomes

Trust, 1993; Apendix 211-225.

A. Fungsi Fisik (Physical Functioning atau PF)

No Item Pilihan Respon Kode Nilai

Nilai Akhir

3a. 3b. 3c. 3d. 3e. 3f. 3g. 3h. 3i. 3j.

Aktivitas berat Aktivitas sedang Mengangkat/membawa belanjaan harian Menaiki babarapa anak tangga Menaiki 1 anak tangga Menekuk tubuh, membungkuk, berlutut/sujud Berjalan lebih dari 1,5 km Berjalan jarak 50 rumah (500 meter) Berjalan jarak 10 rumah (100 meter) Mandi dan berpakaian sendiri

Ya, sangat terbatas Ya, sedikit terbatas Tidak terbatas sama sekali

1 2 3

1 2 3

B. Keterbatasan Peran karena Masalah Fisik ( Role Limitation due to Physical Problem atau RP)

No Item Pilihan Respon

Kode Nilai

Nilai Akhir

4a. 4b. 4c. 4d.

Mengurangi waktu yang Anda gunakan untuk bekerja atau aktivitas lain Hanya dapat mengerjakan pekerjaan lebih sedikit dari yang seharusnya dapat Anda lakukan Mengalami keterbatasan jenis pekerjaan atau aktivitas yang dapat dilakukan Mengalami kesulitan dalam melakukan pekerjaan atau aktivitas lain (contohnya: memerluka usaha yang sangat besar dalam melakukan pekerjaan)

Ya Tidak

1 2

1 2

C. Nyeri Tubuh ( Bodily Pain atau BP)

Page 27: Penelitian deskriptif _1 variabel

No Item Pilihan Respon

Kode Nilai

Nilai Akhir

7. Seberapa berat nyeri tubuh ( seperti pegal-pegal, keju-keju, sakit kepala, sakit boyok, kemeng, gringgingen, dll) yang Anda alami selama 4 minggu ini ?

Tidak pernah Sangat ringan Ringan Sedang-sedang Berat Sangat berat

1 2 3 4 5 6

6,0 5,4 4,2 3,1 2,2 1,0

No Item Pilihan Respon Kode Nilai

Nilai Akhir

8. Selama 4 minggu terakhir ini, seberapa berat nyeri tubuh tersebut (seperti sakit kepala, sakit leher, kemeng, gringgingen, dll) mempengaruhi pekerjaan atau aktivitas Anda ?

Tidak berpengaruh Sedikit berpengaruh Sedang-sedang saja Banyak berpengaruh Sangat banyak berpengaruh

1 2 3 4 5

6,0 4,75 3,5 2,25 1,0

D. Kesehatan Umum ( General Health atau GH)

No Item Pilihan Respon Kode Nilai

Nilai Akhir

1. Dapatkah Anda menerangkan tentang kondisi Anda saat ini ?

Amat sangat baik Baik sekali Baik Biasa-biasa saja Buruk

1 2 3 4 5

5,0 4,4 3,4 2,0 1,0

No Item Pilihan Respon

Kode Nilai

Nilai Akhir

11a. 11c.

Saya merasa lebih mudah sakit dibandingkan orang lain Saya mengira kesehatan saya akan memburuk

Sangat betul Betul Tidak tahu Salah Sangat salah

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

88

Page 28: Penelitian deskriptif _1 variabel

No Item Pilihan Respon Kode Nilai Nilai Akhir

11b. 11d.

Saya merasa sehat seperti orang lain Kesehatan saya baik sekali

Sangat betul Betul Tidak tahu Salah Sangat salah

1 2 3 4 5

5 4 3 2 1

E. Vitalitas (Vitality atau VT) No Item Pilihan Respon Kode Nilai Nilai Akhir

9a. 9e.

Apakah Anda merasa sangat bersemangat? Apakah Anda merasa penuh energi ?

Setiap waktu Sangat sering Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

1 2 3 4 5 6

6 5 4 3 2 1

No Item Pilihan Respon Kode Nilai Nilai Akhir

9g. 9i.

Apakah Anda merasa jenuh dan bosan ? Apakah Anda merasa lelah ?

Setiap waktu Sangat sering Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

1 2 3 4 5 6

1 2 3 4 5 6

F. Fungsi Sosial ( Social Functioning atau SF)

No Item Pilihan Respon Kode Nilai

Nilai Akhir

6. Dalam 4 minggu terakhir ini seberapa jauh kondisi kesehatan fisik dan masalah emosi/perasaan Anda mempengaruhi aktivitas sosial Anda dengan keluarga, tetangga atau kelompok ?

Tidak berpengaruh sama sekali Sedikit berpengaruh Sedang-sedang saja Banyak berpengaruh Benar-benar berpengaruh

1 2 3 4 5

5 4 3 2 1

No Item Pilihan Respon

Kode Nilai

Nilai Akhir

Page 29: Penelitian deskriptif _1 variabel

10. Dalam 4 minggu terakhir ini, seberapa sering masalah kesehatan fisik dan masalah emosi/ perasaan Anda mempengaruhi aktivitas sosial Anda

Setiap waktu Sangat sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5

G. Keterbatasan Peran karena Masalah Emosi ( Role Limitation due to Emotional Problem atau RE)

No Item Pilihan Respon

Kode Nilai

Nilai Akhir

5a. 5b. 5c.

Mengurangi waktu yang Anda gunakan untuk bekerja atau aktivitas lain Hanya dapat mengerjakan pekerjaan lebih sedikit dari yang seharusnya Anda lakukan Tidak dapat melakukan aktivitas sebaik/ seteliti biasanya

Ya Tidak

1 2

1 2

H. Kesehatan Mental secara Umum ( General Mental Health atau MH)

No Item Pilihan Respon Kode Nilai

Nilai Akhir

9b. 9c. 9f.

Apakah Anda merasa sangat gugup ? Apakah Anda merasa sangat sedih sehingga tidak ada yang menghibur ? Apakah Anda merasa bimbang ?

Setiap waktu Sangat sering Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

1 2 3 4 5 6

6 5 4 3 2 1

No Item Pilihan Respon Kode Nilai Nilai Akhir

9d. 9h.

Apakah Anda merasa tenang dan damai ? Apakah Anda merasa bahagia ?

Setiap waktu Sangat sering Sering Kadang-kadang Jarang Tidak pernah

1 2 3 4 5 6

6 5 4 3 2 1

Page 30: Penelitian deskriptif _1 variabel

FORMULA UNTUK SKORING DAN SKALA TRANSFORMASI

Skala Jumlah Nilai Item Akhir (menurut kode nilai item pada

tabel)

Skor baris terendah dan tertinggi yang

mungkin

Rentang skor baris yang mungkin

Fungsi Fisik (PF) 3a+3b+3c+3d+3e+ 3f+3g+3h+3i+3j

10,30 20

Keterbatasan peran karena masalah fisik (RP)

4a+4b+4c+4d 4,8 4

Nyeri tubuh (BP) 7+8 2,12 10 Kesehatan Umum (GH)

1+11a+11b+11c+11d 5,25 20

Vitalitas (VT) 9a+9e+ 9g+9i 4,24 20 Fungsi Sosial (SF) 6+ 10 2,10 8 Keterbatasan peran karena masalah emosi (RE)

5a+ 5b+ 5c 3,6 3

Kesehatan Mental (MH)

9b+9c+9d+9f+9h 5,30 25

Transformasi skor = (skor baris aktual – skor baris terendah yang mungkin) X 100

selisih skor tertinggi dan terendah

Page 31: Penelitian deskriptif _1 variabel