penelitian

Upload: zaky-alfathu

Post on 29-Feb-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

obgyn

TRANSCRIPT

PENELITIAN Endokrinologi Reproduksi dan Infertilitas

PENELITIANwww.AJOG.org

ENDOKRINOLOGI REPRODUKSI DAN INFERTILITASPengetahuan pasien infertilitas mengenai pengaruh obesitas pada kesehatan reproduksi Eden R.Cardozo, MD; Lisas M. Neff, MD, MS; Maureen E, Brocks, BA; Geralding E. Ekpo, MD; Tanaka J. Dune, MD; Randall B. Barnes, MD; Erica E. Marsh, MD, MSCCI

TUJUAN: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai pengetahuan pasien infertilitas mengenai kesehatan reproduksi yang dipengaruhi obesitas.BENTUK PENELITIAN: Penelitian in merupakan survei prospektif dari 150 perempuan pasien infertilitas di pusat akademi kedokteran. Subjek penelitian diberikan formulir pendek-Estimasi Cepat mengenai Pengetahuan Orang dewasa di bidang Medis dan kuisioner mengenai risiko kesehatan terhadap obesitas, dan peneliti mengumpulkan ukuran tinggi badan dan berat badan.HASIL: Usia subyek penelitian berkisar dari 21 sampai 45 tahun (rata-rata 34.8 4.94 SD) dan indeks massa tubuh berkisar dari 17,9 sampai 62.9 kg/m2 (rata-rata 26.5 7.54 SD). Persentase berikut mengenai wanita yang menyadari bahwa obesitas meningkatkan risiko infertilitas (82,7%), periode menstruasi yang tidak beraturan (70.0%), keguguran (60.7%), seksio sesaria (48,7%) kanker payudara (38,7%), lahir cacat (29,3%), lahir mati (22.7%) dan kanker endometrium (20.7%).KESIMPULAN: Diantara para wanita dengan infertilitas, kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi yang dipengaruhi oleh obesitas. Pendidikan masyarakat diperlukan untuk meningkatakan kesadaran. Para wanita yang sedang menjalani pengobatan infertilitas dimotivasi agar mencapai keberhasilan reproduksi dan dapat diberikan pendidikan mengenai obesitas secara unik dan intervensi untuk menurunkan berat badan.Kata kunci: indeks massa tubuh, pengetahuan kesehatan, infertilitas, obesitas, kesehatan reproduksi.Tulis artikel ini dengan: Cardozo ER, Neff LM, Brocks ME, et al. Pengetahuan pasien infertilitas mengenai pengaruh obesitas pada kesehatan reproduksi. Am J Obstet Gynecol 2012; 207:509.e1-10

PENELITIAN Endokrinologi Reproduksi dan Infertilitaswww.AJOG.ORG

1

3

Obesitas merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia dengan proporsi epidemi di Amerika Serikat. Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization, WHO) mendefinisikan berat badan normal dengan indeks massa tubuh (IMT) 18.5-24.9 kg/m2, berat badan lebih dengan IMT 25-29.9 kg/m2 dan obesitas dengan IMT 30 kg/m2 atau lebih.1,2 Pada tahun 2008, diperkirakan bahwa hampir 10% dari seluruh pengeluaran kesehatan di Amerika Serikat ($147 milliar) ditujukan untuk beban kesehatan pada obesitas.3 Diperkirakan pada tahun 2030, akan ada 65 juta orang dewasa dengan obesitas di Amerika Serikat dan biaya kesehatan yang dikeluarkan akan meningkat mencapai $48 miliar hingga $66 miliar tiap tahunnya.4Obesitas secara khusus merupakan hal penting yang perlu diperhatikan pada kesehatan wanita karena 64.1% wanita di Amerika Serikat memiliki berat badan berlebih atau obesitas.5 Hubungan antara meningkatnya berat badan dan penyakit kardiometabolik disadari secara luas, namun obesitas juga memiliki peran penting dalam perkembangan gangguan reproduksi dengan meningkatkan risiko infertilitas,6-11 kanker payudara,12 dan kanker endometrium.13,14Obesitas juga dihubungkan dengan beberapa komplikasi kehamilan mencakup keguguran,8,15 lahir mati,16 lahir cacat,17 dan seksio sesaria.18 Akibat dari obesitas maternal meluas tidak hanya pada saaat kehamilan karena banyaknya bukti-bukti mengenai hubungan antara obesitas selama kehamilan terhadap obesitas pada masa kanak-kanak, secara keturunan.19 Menargetkan intervensi obesitas maternal menghasilkan kesempatan yang unik untuk mengurangi risiko obesitas dan kekacauan metabolik yang berhubungan pada generasi di masa mendatang. Populasi wanita yang mencari pengobatan di klinik infertilitas biasanya dengan kebutuhan tertentu karena pada umumnya mereka mencari pengobatan medis prakonsepsi dan motivasi yang tinggi. Lebih lanjut lagi, intervensi terhadap obesitas diharapkan akan memberikan pengaruh yang baik pada pasien-pasien ini untuk dapat hamil dan meningkatkan hasil kandungan mereka. Kesadaran penyedia fertilitas meningkat mengenai kesehatan reproduksi yang buruk dihubungkan dengan obesitas dan potensi intervensi prakonsepsi, menyebabkan perdebatan mengenai akses pengobatan fertilitas harus lebih ketat pada pasien dengan IMT diatas nilai tertentu.20-22 Dampak sosial yang mungkin terjadi dari intervensi menurunkan berat badan sebelum kehamilan cukup signifikan menurut Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit, 146,244 bantuan siklus teknologi reproduksi dipertunjukkan di Amerika Serikat selama 2009, dengan hasil lahir hidup dari 60.190 janin.23 Walaupun tersedia banyak informasi di masyarakat mengenai pengaruh berat badan berlebih dan obesitas terhadap kardiometabolik dan kesehatan reproduksi, hanya sedikit penelitian yang dipublikasikan yang menilai pengetahuan pasisen dan kesadaran terhadap risiko-risiko tersebut, khususnya yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi wanita. Sedangkan beberapa penelitian mendemonstrasikan terbatasnya pengetahuan mayarakat mengenai obesitas dikaitkan dengan risiko kanker dan kesehatan obstetri,24-26 kami menemukan tidak ada penelitian yang dipublikasikan mengenai pengetahuan pasien-pasien infertilitas mengenai hubungan antara obesitas dengan kesehatan reproduksi.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai pengetahuan mengenai IMT dan kesehatan secara umum dan resiko kesehatan reproduksi dihubungkan dengan obesitas pada kelompok wanita yang mencari pengobatan infertilitas. Kami membuat hipotesa bahwa para wanita sadar apabila berat badan berlebih meningkatkan risiko penyakit kardiometabolik seperti diabetes dan hipertensi namun pada pengaruh kelebihan berat badan dengan kesehatan reproduksi seperti infertilitas, keguguran, dan kanker endometrium dan kanker payudara tingkat kesadaran para wanita kurang.Materi dan MetodeSubjekSampel didapat dengan mudah dari wanita yang mencari perawatan di Klinik Endokrinologi Reproduksi dan Infertilitas di Rumah Sakit Northwestern Memorial diikutsertakan. Pendekatan dilakukan pada saat para wanita mendaftar dan ditawarkan kartu yang menjelaskan penelitian ini. Semua peserta yang memenuhi syarat dilakukan pendekatan secara berturut-turut sesuai kedatangan pasien ke klinik selama 13 bulan penelitian, subject to investigator availability. Total dari 211 wanita yang diberi pendekatan untuk mengikuti penelitian, 150 setuju untuk berpartisipasi (71.1% data yang diambil). Peserta dikelompokkan menjadi bisa berbicara bahasa inggris, para wanita tidak hamil dengan umur antara 18 sampai 45 tahun, dengan atau tanpa tambahan kriteria IMT.SURVEIPara peserta menyelesaikan formulir pendek-Estimasi Cepat mengenai Pengetahuan Orang dewasa di bidang Medis (Rapid Estimate of Adult Literacy in Medicine atau REALM-SF), 7 kata yang disahkan dalam tes yang disetujui untuk menilai pengetahuan pasien mengenai kesehatan.27 REALM-SF diberikan kepada para peserta secara verbal oleh seorang peneliti dengan suasana privat. Nilai REALM-SF tertinggi yang paling mungkin adalah 7, yaitu sama dengan tingkat nilai kemampuan membaca di sekolah menengah atas dan menunjuukkan bahwa wanita akan lebih dapat membaca dan mengerti materi pendidikan pada kebanyakan pasien. Nilai REALM-SF 4-6 sama dengan kemampuan membaca anak sekolah kelas 7 sampai 8 dan menunjukkan bawah wanita mungkin kesulitan dengan materi pendidikan kebanyakan pasien.Subjek kemudian menyelesaikan kuisioner mengenai risiko kesehatan karena berkembangnya obesitas yang diberikan oleh peneliti berdasarkan literatur terbaru dan formulir terminologi dari WHO. Kuisioner dalam bentuk cetak (appendiks, gambar tambahan) didistribusikan secara langsung kepada pasien yang setuju untuk berpartisipasi. Faktor demografi meliputi umur, ras, tingkat pendidikan, dan pendapatan rumah tangga pertahun di kumpulkan. Kuisioner tersebut menilai 3 komponen utama: persepsi pribadi mengenai tinggi badan dan berat badan; pengetahuan mengenai IMT; dan pengetahuan mengenai pengaruh obesitas secara umum, kardiometabolik, dan kesehatan reproduksi.Pengetahuan peserta mengenai hubungan antara berat badan berlebih dan beberapa masalah kesehatan di nilai dengan menanyakan Apakah berat badan berlebih (lebih dari yang berat badan normal anda seharusnya) meningkatkan risiko terhadap kondisi-kondisi yang disebutkan dibawah ini? Pilihan jawaban meliputi ya, tidak, dan tidak yakin. Kondisi-kondisi yang tidak berhubungan dengan obesitas, seperti eksim, toleransi glukosa, dan tuberkulosis, ditambahkan sebagai pengalihan. Para peserta yang menjawab ya (kelebihan berat badan meningkatkan resiko terhadap kondisi-kondisi tersebut) dianggap memiliki pengetahuan bahwa obesitas berhubungan dengan meningkatkan risiko-risiko kondisi tersebut. Hasil survei dimasukkan ke dalam bank data. Penyalinan data dikonfirmasi dengan peninjauan secara acak dari 20% survey yang ada oleh salah satu investigator (M.E.B)Pengukuran KlinisTinggi badan diukur dalam inchi dengan skala stadiometer yang terpasang. Berat badan diukur dalam pon dengan skala balok yang seimbang. Tinggi badan dan berat badan yang sudah diukur dikonversi ke dalam unit metrik dan digunakan untuk mengkalkulasi IMT peserta. IMT dari tiap peserta dikalkulasi dari tinggi badan dan berat badan yang sudah diukur juga dari tinggi badan hal yang sama juga dilakukan pada tinggi dan berat badan yang dilaporkan sendiri. Para peserta dikategorikan ke dalam kelompok IMT berdasarkan klasifikasi WHO1 menggunakan ukuran IMT WHO. Tinggi badan, berat badan, dan IMT yang dilaporkan sendiri dibandingkan dengan nilai-nilai yang sudah diukur.Status Badan Dewan PeninjauPenelitian prospektif sudah ditinjau dan disetujui oleh Badan Dewan Peninjau Universitas Northwestern. Persetujuan tindakan tertulis dibutuhkan dan diperoleh dari seluruh peserta penelitian.Analisa StatisSampel dari 96 survei dikalkulasi agar mencukupi sehingga hasil respon survei mencapai 95% dengan jarak keyakinan 10%. Seluruh demografi dan penilaian klinis dilaporkan sebagai rata-rata SD. Uji X2 digunakan untuk menentukan interaksi antara variabel demografi dan pengetahuan pasien tehadap pengaruh obesitas pada kondisi-kondisi khusus seperti halnya juga dengan interaksi antara klasifikasi IMT pasien dan variabel demografi. Korelasi Pearson digunakan untuk menentukan hubungan antara tinggi badan dan berat badan sebenarnya dengan tinggi badan dan berat banda yang dilaporkan sendiri. P < .05 dipertimbangkan memuaskan secara signifikan. Seluruh analisa statistik dilakukan dengan perangkat lunak (SPSS Inc, Chicago.IL) SPSS (PASW versi 18).HASILDemografiJumlah 150 wanita (71.1% dari 211 yang secara awal dilakukan pendekatan) yang mengikuti penelitian sampai selesai. Data demografi yang rinci dirangkum dalam Tabel. Populasi penelitian berkisar antara usia 21 sampai 45 tahun (rata-rata 34.8 4.94 tahun ), dan 54.7% dari peserta penelitian mengindentifikasi diri mereka sebagasi ras kulit putih dan 26.7% sebagai ras kulit hitam. Kebanyakan dari para peserta (86.6%) pernah menjalani pendidikan perkuliahan selama paling tidak 4 tahun dan 54% peserta dilaporkan memiliki pendapatan rumah tangga setiap tahunnya lebih dari $100,000. Hampir dari seluruh peserta (96.0%) memiliki niali REALM-SF 7. Nilai IMT para peseta yang diteleti berkisar antara 17.9 sampai 62.9 kg/m2 (rata-rata 26.5 7.54 kg/m2). Lima puluh empat persen dari subjek penelitian memiliki nilai IMT normal, 19.3% berat badan berlebih, dan 24% obesitas.Hubungan antara klasifikasi IMT dengan demografiTerdapat hubungan signifikan secara statistik antara berat badan berlebih dan ras (P = .031) dan antara obesitas dan ras (P = .029), dengan subjek ras putih lebih sedikit memiliki kecenderungan memiliki berat badan berlebih atau menjadi obesitas. Korelasi signifikan secara statistik ditemukan antara berat badan berlebih dengan pendapatan (P = .003) dan antara obesitas dan pendapatan (P < .001), dengan subjek yang diteliti memiliki pendapatan total tahunan lebih dari $100,000 memiliki kecenderungan lebih sedikit memiliki berat badan berlebih atau obesitas. Korelasi signifikan secara statistik ditemukan diantara obesitas dan pendidikan (P = .003), subjek yang pernah menjalani perkuliahan selama paling tidak 4 tahun memiliki kecenderungan lebih sedikit menjadi obesitas.Pengetahuan mengenai IMTKetika ditanya, Berapa besar persentase wanita di Amerika Serikat menurut anda yang memiliki berat badan lebih dari yang seharusnya mereka miliki? hanya 36.2% dari subjek yang dapat mengidentifikasi dengan benar yaitu berkisar antara 60-80% (Gambar 1,A). Dari 150 peserta, 145 (96.7%) pernah mendengar istilah IMT. Dari 150 peserta, 42 (29%) mengira mereka tahu nilai IMT mereka, dan 17 (40.4%) dari para wanita mengetahui nilai IMT mereka dengan tepat dengan selisih 1kg/m2 (Gambar 1,B). Dengan begitu, hanya 11.3% dari seluruh peserta yang benar-benar mengetahui nilai IMT mereka. Ketika ditanya Berapakah kisaran nilai IMT normal? hanya 47.3% yang dapat mengidentifikasi kisaran yang benar 18.5-24.9 kg/m2 (Gambar 1, C)Kebenaran mengenai laporan pribadiKami meminta kepada para peserta untuk melaporkan tinggi badan saat ini (dalam inchi) dan berat badan saat ini (dalam pon), setelah itu tinggi badan dan berat badan diukur oleh personil penelitian. Terdapat korelasi yang tinggi antara laporan pribadi dan berat badan sebenarnya (R2 = 0.99 dan P < .0001; Gambar 2, A) dan tinggi badan (R2 = 0.91 dan P < .0001; Gambar 2, B)

Penilaian pribadi dengan berat badan saat iniKami bertanya, Ketika memikirkan mengenai berat badan anda saat ini, apakah menurut anda, anda memiliki berat badan kurang, berat badan normal, berat badan berlebih, atau berat badan sangat berlebih? Diantara mereka yang sebenarnya memiliki berat badan kurang (n = 4), 2 (50%) mengidentifikasi diri mereka dengan berat badan kurang dan 2 (50%) dengan berat badan normal. Dari mereka yang benar-benar memiliki berat badan berlebih (n = 16), 14 orang (87,5%) mengetahui mereka memiliki berat badan berlebih dan 2 orang (12,5%) menyadari berat badan mereka sangat berlebih. Dari mereka yang benar-benar obesitas (n = 20), 14 orang (70%) mengetahui berat badan mereka sangat berlebih dan 6 orang (30%) mengetahui mereka kelebihan berat badan.

Pengetahuan mengenai dampak obesitas pada kesehatan secara umum, kardiometabolik dan hasil reproduksiGambar 3 menunjukkan presentase perempuan yang menyadari bahwa obesitas meningkatkan risiko berikut: tekanan darah tinggi (94,7%); diabetes (93,3%); penyakit jantung (92,7%); kadar kolesterol tinggi (92.0%); dan arthritis (49.3%). Gambar 3 juga menunjukkan persentase perempuan yang menyadari bahwa obesitas meningkatkan risiko berikut: infertilitas (82,7%); periode menstruasi yang tidak teratur (70,0%); keguguran (60.7%); seksio sesaria (48,7%); kanker payudara (38,7%); lahir cacat (29,3%); lahir mati (22,7%); dan kanker endometrium (20,7%). Para wanita memiliki pemikiran yang tidak tepat bahwa obesitas meningkatkan risiko berikut: menopause dini (37,6%); osteoporosis (35,8%); anemia defisiensi besi (19,3%); eksim (12,8%); fibrosis kistik (12,2%); intoleransi laktosa (10,8%); dan tuberkulosis (6,0%).

Hubungan antara demografi dan IMT dengan pengetahuan mengenai pengaruh obesitas terhadap kesehatanKami menemukan hubungan yang berarti secara statistik antara pendidikan dan pengetahuan dengan pengaruh obesitas terhadap risiko diabetes (P = .039), hipertensi (P = .019), infertilitas (P= .003), dan kanker payudara (P = .017), lebih tingginya tingkat pendidikan berhubungan dengan respon yang benar. Tidak ditemukan hubungan yang berarti secara statistik antara ras atau pendapatan dan pengetahuan terhadap pengaruh obesitas dengan kesehatan seseorang.Kami tidak menemukan hubungan yang berarti secara statistik antara berat badan berlebih atau obesitas dan memiliki pengetahuan tentang salah satu keadaan kesehatan (secara umum, kardiometabolik, atau reproduksi) yang dipengaruhi oleh obesitas.

KOMENTARTujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai pengetahuan IMT dan pengaruh obesitas pada kesehatan reproduksi di kalangan perempuan di klinik infertilitas. Penelitian kami unik karena secara langsung membandingkan pengetahuan tentang risiko kardiometabolik, risiko kesehatan umum, dan risiko reproduksi, termasuk kehamilan dan kanker. Kami menemukan bahwa bahkan di antara populasi wanita yang berpendidikan tinggi, berpenghasilan tinggi, memiliki pengetahuan kesehatan, terdapat pengetahuan yang sedikit mengenai pengaruh obesitas pada kesehatan reproduksi daripada terhadap kesehatan kardiometabolik dan pengetahuan yang terbatas mengenai pengaruh obesitas pada kesehatan reproduksi termasuk lahir cacat, lahir mati, dan kanker payudara dan endometrium.Seperti yang diperkirakan, sebagian besar perempuan menyadari akan risiko obesitas terhadap kesehatan kardiometabolik namun sebagian besar tidak menyadari konsekwensinya terhadap kesehatan reproduksi. Kebanyakan wanita secara tepat mengetahui tinggi dan berat badan mereka dan dapat mengidentifikasi diri mereka dengan benar apakah memiliki berat badan yang normal, berat badan berlebih, atau obesitas. Namun, meskipun sebagian besar telah mendengar tentang istilah IMT, hanya sedikit yang mengetahui status IMT mereka sendiri (dalam skala+ 1 kg/m2). Oleh karena itu, meskipun banyak wanita mengetahui tinggi dan berat badan mereka, hanya sedikit yang memiliki pemahaman mengenai bagaimana 2 ukuran tersebut berhubungan dengan IMT.Yang kami temukan sejalan dengan penelitian sebelumnya24,26 yang menunjukkan bahwa masyarakat jauh lebih menyadari akan risiko kardiometabolik dibandingkan dengan risiko kesehatan lain yang berkaitan dengan obesitas, termasuk kanker.Hal ini memprihatinkan, mengingat bahwa obesitas mengakibatkan 2 sampai 5 kali lipat risiko relatif dari berkembangnya kanker endometrium13,14,28 dan peningkatan berat badan dapat mengakibatkan peningkatan risiko kanker payudara paskamenopause hingga 1,45 kali.12Temuan ini menekankan bahwa pendidikan masyarakat mengenai berbagai risiko kesehatan karena obesitas masih kurang, bahkan dalam populasi yang sangat berpendidikan, dan yang sangat berpengetahuan dalam kesehatan.

Sebuah survei mengenai wanita hamil di Australia oleh Dekker Nitert et al25 menunjukkan bahwa lebih dari 70% menyadari bahwa obesitas meningkatkan komplikasi kehamilan, kesadaran yang jauh lebih tinggi mengenai komplikasi obesitas yang terhadap kehamilan daripada yang ditemukan dalam populasi penelitian kami, yang mungkin berarti bahwa Australia telah lebih sukses dari Amerika Serikat dalam mendidik masyarakat mengenai risiko kesehatan reproduksi yang disebabkan obesitas.Dalam populasi penelitian kami, tingkat pendidikan berhubungan hanya dengan pengetahuan bahwa obesitas meningkatkan risiko diabetes, hipertensi, infertilitas, dan kanker payudara.Hal ini mirip dengan temuan Soliman et al,26 yang menemukan bahwa wanita dengan pendidikan tinggi dan pendapatan rumah tangga yang lebih tinggi lebih mungkin untuk menyadari hubungan antara obesitas dan kanker payudara tapi bukan mengenai hubungan antara obesitas dengan risiko kanker endometrium.Di sisi lain, sebuah survei di Australia menemukan bahwa status pendidikan sangat terkait dengan pengetahuan yang lebih baik mengenai risiko obesitas pada kehamilan.25 Sekali lagi, ini mungkin menunjukkan perlunya pendidikan kesehatan masyarakat yang lebih baik di Amerika Serikat, bahkan di antara populasi yang berpendidikan tinggi.Kami tidak menemukan hubungan yang berarti secara statistik antara klasifikasi IMT (berat badan berlebih atau obesitas) dengan pengetahuan mengenai salah satu status kesehatan yang berhubungan dengan obesitas.Idealnya, wanita dengan berat badan berlebih dan obesitas akan lebih sadar akan risiko obesitas pada kesehatan secara umum dan kesehatan reproduksi karena mereka secara pribadi dipengaruhi oleh risiko tersebut; Namun, data kami menunjukkan bahwa pasien dengan berat badan berlebih dan obesitas tidak diberikan pendidikan yang lebih mengenai risiko obesitas pada kesehatan.Mengingat dampak negatif terhadap obesitas maternal terhadap sang ibu dan janin,29 sebuah opini komite padas tahun 2008 oleh American College of Obstetrics and Gynecology menekankan pentingnya konseling prakonsepsi mengenai risiko kehamilan pada ibu obesitas dan janinnya.30Populasi infertilitas menampilkan kesempatan yang unik untuk pendidikan karena mereka sama-sama hadir untuk konsultasi prakonsepsi dan perawatan medis. Hal ini penting bahwa dokter menyadari kesempatan ini untuk melakukan intervensi, menghitung IMT ketika pasien datang untuk perawatan infertilitas, dan mendidik pasien mengenai risiko obesitas pada kesehatan reproduksi mereka.Variasi skor REALM-SF kami tidak memadai untuk menghubungkan pengetahuan kesehatan dengan pengetahuan mengenai risiko obesitas pada setiap kondisi kesehatan. Namun, populasi penelitian kami jelas populasi yang sangat mengerti mengenai kesehatan, yang selanjutnya menekankan bahwa kurangnya pengetahuan bukanlah hasil ketidaktahuan terhadap kesehatan tetapi pendidikan yang tidak memadai dari individu penyedia jasa medis, dari komunitas medis, dan pemerintah.Penelitian kami menemukan hubugan yang sangat tinggi antara pasien yang memberikan laporan mengenai tinggi dan berat badan mereka dan yang diukur tinggi dan berat badannya. Penelitian sebelumnya menilai kesahan mengenai tinggi dan berat badan yang dilaporkan oleh pasien, menunjukkan kecenderungan wanita melaporkan tinggi badan yang dilebihkan dan berat badan yang dikurangi.31 Keakuratanlaporan diberikan sendiri dalam populasi kami dapat mewakili populasi wanita yang sangat sadar mengenai kesehatan karena mereka aktif mengusahakan kehamilan. Para peserta juga mungkin sudah memiliki pemeriksaan sendiri yang lebih akurat karena mereka diberitahukan setelah pendaftaran bahwa tinggi dan berat badan akan diukur.Meskipun idealnya dalam penelitian dilakukan pengukuran tinggi dan berat badan, temuan bahwa pemeriksaan yang dilakukan sendiri mengenai tinggi dan berat badan pada populasi ini akurat merupakan hal penting karena pada penelitian di masa depan mungkin dapat menghemat waktu dan sumber daya dengan tidak membutuhkan personil penelitian untuk mengukur tinggi dan berat badan untuk mendapatkan hasil yang akurat.Penelitian ini memiliki hasil baru yang membahas masalah penting dan umum, mengenai pengetahuan pasien mengenai risiko reproduksi terhadap obesitas, yang belum pernah digali dalam populasi infertilitas. Penilaian akan pengetahuan kesehatan secara keseluruhan dengan REALM-SF memungkinkan kita untuk memperkirakan bahwa kurangnya pengetahuan ini bukan hanya sekedar karena rendahnya pengetahuan kesehatan. Kekuatan lain dari penelitian kami adalah tinggi dan berat badan yang diukur tidak hanya melalui pemeriksaan sendiri oleh pasien.

Keterbatasan penelitian kami adalah fakta bahwa demografi kami tidak mewakili demografi perempuan di Amerika Serikat, dan dengan demikian, hasilnya mungkin tidak dapat digeneralisasi untuk populasi secara keseluruhan. Namun, demografi kami konsisten dengan populasi perempuan yang mencari pengobatan infertilitas di Amerika Serikat karena kebanyakan dari mereka berasal dari ras putih, berpendidikan tinggi, dan dari status sosial ekonomi yang lebih tinggi.32 Oleh karena itu, hasil ini mungkin dapat digeneralisasikan untuk populasi perempuan yang mencari pengobatan infertilitas, meskipun harus dipertimbangkan bahwa pengetahuan mengenai pengaruh obesitas pada hasil reproduksi dapat berbeda menurut wilayah negara dan perkotaan dibanding pedesaan. Penelitian tambahan yang dilakukan di lokasi yang beragam secara nasional akan diperlukan untuk memperjelas hal ini.Keterbatasan lain muncul dari fakta bahwa sebagian besar peserta direkrut pada kunjungan klinik pertama mereka. Oleh karena itu, mungkin beberapa konseling oleh penyedia jasa medis sebelumnya mempengaruhi pengetahuan peserta tentang risiko obesitas pada kesehatan reproduksi. Akhirnya, mengingat tingkat pendidikan dan kesadaran kesehatan yang tinggi, serta fakta bahwa mereka yang berpartisipasi secara aktif mengusahakan kehamilan, peserta kami mungkin diharapkan untuk memiliki tingkat pengetahuan yang lebih tinggi mengenai hubungan antara obesitas dan kesehatan reproduksi daripada populasi umum lainnya.Kurangnya pengetahuan dalam populasi infertilitas terletak pada kesempatan yang unik untuk melakukan intervensi terhadap obesitas. Penelitian telah menunjukkan bahwa perempuan yang mengusahakan kehamilan bersedia untuk menerapkan kebiasaan sehat berdasarkan informasi kesehatan klinis dan umum untuk meningkatkan kesehatan kehamilan.33 Hal ini bisa lebih dikapitalisasi pada populasi wanita yang mencari perawatan di klinik infertilitas karena perawatan medis prakonsepsi merupakan persyaratan perawatan dan mereka sangat termotivasi untuk mencapai hasil reproduksi yang sukses.Intervensi terhadap obesitas diharapkan akan memiliki dampak positif pada kemampuan pasien untuk mencapai kehamilan dan meningkatkan kesehatan kandungan mereka, sebuah tujuan yang penting, mengingat jumlah wanita yang menjalani perawatan fertilitas cukup besar dan terus meningkat setiap tahunnya.23 Selanjutnya, dampak dari obesitas pada ibu yang mengandung terhadap obesitas pada anak-anak kelak,19 penanganan berat badan pada populasi ini bisa berdampak jangka panjang pada kesehatan generasi mendatang.Sebagai kesimpulan, kami menemukan bahwa pasien infertilitas di lembaga kami kurang menyadari pengaruh obesitas pada kesehatan reproduksi dibandingkan konsekuensi kardiometabolik. Hal ini sangat memprihatinkan, mengingat profil demografi peserta penelitian kami. Mengetahui manfaat dari menurunkan berat badan pada tingkat kesuburan dan kehamilan dan tingginya motivasi perempuan yang menjalani perawatan kesuburan, populasi ini dapat memberikan kesempatan yang unik untuk dilakukannya intervensi pendidikan mengenai obesitas.