penegertian ruang terbuka hijau

8
URBAN DESIGN “ Ruang Terbuka Hijau (RTH) “ Nama Kelompok :1.Aryudha s.atmadja, 1324011 2.stelah karina hairunisah 1324012 3.tri rachmawati nst 1324022 4.fahrul tunggul 1324029 5.anita purnama usman 1324042

Upload: aryudha-surya-atmadja

Post on 10-Jul-2016

16 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

ewfwe

TRANSCRIPT

Page 1: Penegertian Ruang Terbuka Hijau

URBAN DESIGN

“ Ruang Terbuka Hijau (RTH) “

Nama Kelompok :1.Aryudha s.atmadja, 1324011

2.stelah karina hairunisah 1324012

3.tri rachmawati nst 1324022

4.fahrul tunggul 1324029

5.anita purnama usman 1324042

Page 2: Penegertian Ruang Terbuka Hijau

TINJAUAN PUSTAKA

1. Penegertian Ruang Terbuka Hijau

Ruang Terbuka adalah ruang yang bisa di askes oleh masyarakat baik secara langsung

dalam kurun waktu tervatas maupun secara tidak langsung dalam kurun waktu tudak tertentu.

Ruang terbuka itu sendiri bisa brbetntuk jalan, troroar, ruang terbuka hijau seperti taman kota,

huta dan sebagainnya (Hakim dan Utomo, 2004).

Ruang Terbuka Hijau kota adalah bagian dari ruang-ruang terbuka (open spaces)

suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman, dan vegtasi guna mendukung

manfaat langsung dan tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH dalam kota tersebut yaitu

keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan tersebut (Dep.

Pekerjaan Umum, 2008).

RTH Kota merupakan bagian dari penataan ruang perkotaan yang berfungsi sebagai

kawasan lindung. Kawasan hijau kota terdiri atas pertamanan kota, kawasan hijau kota,

kawasan hijau rekreasi kota, kawasan hijau kegiatan olahraga, kawasan hijau pekarangan.

(Chafid Fandeli, 2004).

RTH adalah area memanjang atau jalur dan atau mengelompok, yang penggunaannya

lebih bersifat terbuka sebagai tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamamiah

ataupun sengaja ditanam. Keberadaan RTH meruapakan salah satu unsur penting dalam

membentuk lingkungan kota yang nyaman dan sehat. (UU no.26 tahun 2007 tentang

Penataan Ruang).

Ruang terbuka tidak hanya berfungsi untuk mengembangkan interaksi sosial dalam

sebuah kawasan, tetapi juga berperan penting dalam menjaga sistem ekologis lingkungan

secara keseluruhan di sampin mendukung terbentuknya unsur estetis lingkungan. (Hidayah,

2012.

RTH merupakan salah satu elemen perkotaan yang sangat penting untuk menunjang

kehidupan dsan aktivitas penduduk, karena pada dasarnya RTH merupakan unsur alamiah

yang berperan dalam mewujudkan kota yang berwawasan lingkungan. (Branch, 1995).

Secara umum ruang terbuka adalah semua tanah dan air yang tidak tertutup

bangunan. (Lynch, 1996)

Ruang terbuka adalah bagina dari permukaan tanah di dalam area permukiman atau di

luar area permukiman. (Rahmi, 1999)

Ruang terbuka menurut Laurie (1979) ada tiga bagian :

1. Ruang terbuka sebagai sumber produksi, seperti perhutan, pertaman, perairan, dan

sebgainya.

2. Ruang terbuka sebagai perlindungan terhadap kekayaan alam dan manusia, misalnya

cagar alam (hutan, laut, daerah budaya, dan sejarah)

3. Ruang terbuka untuk kesempatan, kesejahteraan, dan kenyamanan, antara lain untuk

kepentingan umum bersama.

Page 3: Penegertian Ruang Terbuka Hijau

2. Muatan RTH didalam Kebijakan

Penyediaan dan pemanfaatna RTH dalam RTH dalam RTRW Kota/RDTR Kota/ RTR

Kawasan Strategis Kota/RTR Kawasan Perkotaan, dimaksudkan untuk menjamin

tersediannya ruang yang cukup bagi :

Kawasan konsrvasi untuk kelestarian hidrologis

Kawasan pengendalian aor larian dengan menyediakan kolam retensi

Area pengembangan keanekaragaman hayati

Area penciptaan iklim mikro dan pereduksi polutan di kawasan perkotaan

Tempat rekreasi dan olahraga masyarakat

Tempat pemakaman umum

Pembatas prkembangan kota kearah yang tidak diharapkan

Pengamanan sumber daya baik alam, buatan maupun histroris

Penyediaan RTH yang bersifat privat, melaui pembatasan lepadatan serta kriteria

pemanfataannya

Araa mitigasi/evaluasi bencana, dan

Ruang penempatan pertandaan (signage) sesuai dengan peraturan perundangan dan

tidak menunggu fungsi utama RTH tersebut.

3. Tujuan dan Peranan

Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia mengeluarkan intruksi Menteri

DalamNegeri No 14 Tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di wilayah

perkotaan, dengan tujuan sebagai berikut :

a. Meningkatkan lingkungan hidup perkotaan yang nyaman, segar indah, bersih dan

sebagai sarana pengaman lingkungan perkotaan.

b. Menciptakan keserasian lingkungan alan dan lingkungan binaan yang berguna untuk

kepentingan masyarakat.

(Hakim dan Utomo, 2004)

Peranan RTH bagi perkembangan kota adalah sebagai berikut :

a. Alat pengukur iklim amplitude (klimatologis). Penghijauan memperkecil

amplitude variasi yang lebih besar dari kondisi udara panas ke kondisi udara

sejuk.

b. Penyaring udara kotor (protektif). Penghijauan dapat mencegah terjadinya

pencemaran udara yang berlebihan oleh adanya asap kendaraan, asap buangan

industri dan gas beracun lainnya.

c. Mempertinggi kualitas ruang kehidupan lingkungan. Ditinjau dari sudut

planologi, penghijauan berfungsi sebagai pengikat dan pemersatu elemen-elemen

Page 4: Penegertian Ruang Terbuka Hijau

(bangunan) yang ada disekelilingnya. Dengan demikian, dapat tercipta

lingkungan yang kompak dan serasi.

4. Fungsi dan Manfaat

A. FUNGSI

RTH memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Fungsi utama ( intrinsik) yaitu fungsi ekologis :

- Memberi jaminan pengadaan RTH menjadi bagian dari sistem sirkulasi udara

(paru-paru kota)

- Pengatur iklim mikro agar sistem sikulasi udara dan air secara alami dapat

berlangsung lancar

- Sebagai peneduh

- Produsen oksigen

- Penyerap air hujan

- Penyedia habitat satwa

- Penyerap polutan meda udara, air dan tanah, serta

- Penahan angin

b. Fungsi tabahan (eksrinstik), yaitu :

I. Fungsi sosial dan budaya

Menggambarkan ekspresi budaya lokal.

Merupakan media komunikasi warga kota.

Tempat rekreasi; wadah dan objek pendidikan, penelitian, dan

pelatihan dalam mempelajari alam.

II. Fungsi Ekonomi

Sumber produk yang bisa dijual, seperti tanaman bunga, buah, daun,

sayur mayur.

Bisa menjadi bagian dari usaha pertanian, perkebunan, kehutanan dan

lain-lain.

III. Fungsi Estetika

Meningkatkan kenyaman, memperindah lingkungan kota baik dari

skala mikro; halaman rumah, lingkungan permukiman, maupun

makro; lansekap kota secara keseluruhan.

Menstimulasi kreativitas dan produktivitas warga kota.

Pembentuk faktor keindahan arsitektural.

Mencipatakan suasana serasi dan seimbang antara area terbangun dan

tidak terbangun.

Page 5: Penegertian Ruang Terbuka Hijau

Dalam suatu wilayah perkotaan, empat fungsi utaman ini dapat di kombinasikan

sesuai dengan kebutuhan, kepentingan, dan berkelanjutan kota seperti perlindungan

tata air, keseimbangan ekologi dan konservasi hayati.

B. MANFAAT

Manfaat RTH berdasarkan fungsinya dibagi atas :

I. Manfaat langsung (dalam pengertian cepat dan bersifat tangible), yaitu

membentuk keindahan dan kenyamanan (teduh, segar, sejuk) dan mendapatkan

bahan-bahan untuk dijual (kayu, daun , bunga, buah)

II. Manfaat tidak langsung (berjangka panjang dan bersifat intangible), yaitu

pembersihan udara yang sangat efektif, pemeliharaan akan kelangsungan

persediaan air tanah, pelestarian fungsi lingkungan beserta segala isi flora dan

fauna yang ada (konservasi hayati atau keanekaragaman hayati).

5. Tipologi RTH

Tipologi RTH sebagai berikut :

a. Fisik : RTH dapat dibedakan menjadi RTH alami berupa habitat liar alami, kawasan

lindung dan taman-taman nasional serta RTH non alami atau binaan seperti taman,

lapangan olahraga, pemakaman atau jalur-jalur hijau jalan.

b. Fungsi : RTH dapat berfungsi ekologis, sosial budaya, estetika, dan ekonomi.

c. Struktur Ruang : RTH dapat mengikuti pola ekologis (mengelompok, memanjang,

tersebar), maupun pola planologis yang mengikuti hirarki dan struktur ruang perkotaan.

d. Kepemilikan : RTH dibedakan ke dalam RTH publik dan RTH privat.

6. Penyediaan RTH

Penyedian RTH di kawasan perkotaann dapat didasarkan pada :

a. Luas wilayah

b. Jumlah penduduk

c. Kebutuhan fungsi tertentu

Penyediaan RTH berdasarkan Luas Wilayah

Penyediaan RTH berdasarkan luas wilayah di perkotaan adalah sebagai berikut :

Ruang terbuka hijau di perkotaan trdiri dari RTH Publik dan RTH Privat.

Proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% yang terdiri

dari 20% ruang terbuka publik dan 10% terdiri dari ruang terbuka hijau privat.

Apabila luas RTH baik publik maupun privat di kota yang bersangkutan telah

memiliki total luas lebih besar dari peraturan atau perundangan yang berlaku,

maka proporsi tersebut harus tetap dipertahankan keberadaannya.

Page 6: Penegertian Ruang Terbuka Hijau

Proposi 30% merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan

ekosistem kota, baik keseimbangan sistem hidrologi dan keseimbangan

mikroklimat, maupun sistem ekologis lain yang dapat meningkatkan ketesediaan

udara bersih yang diperlakukan masyarkat, serta sekaligus dapat meningkatkan

nilai estetika kota.

Penyediaan RTH berdasarkan Jumalh Penduduk

Unutuk menentukan luas RTH berdasarkan jumlah penduduk, dilakukan dengan

mengalikan anatara jumlah penduduk yang dilayani dengan standar luas RTH per

kapita sesuai dengan peraturan yang berlaku.

250 jiwa : Taman RT, di tengah lingkungan RT

2500 jiwa : Taman RW, di pusat kegiatan RW

30.000 jiwa : Taman Kelurahan, dikelompokan dengan sekolah/pusat

kelurahan

120.000 jiwa : Tamana kecamatan, dikelompokan dengan sekolah/pusat

kecamatan

480.000 jiwa : Taman kota di pusat kota, hutan kota (didalam/kawasan

pinggiran), dan pemakanan (tersebar)

Penyediaan RTH berdasakan Kebutuhan Fungsi Tertentu

Fungsi RTH pada ketegori ini adalah untuk perlindungan atau pengamanan, sarana

dan prasarana misalnya melindungi kelestarian sumber daya alam, pengaman pejalan

kaki atau membatasi perkembangan penggunaan lahan agar fungsi uatamannya tidak

terganggu.

RTH kategori ini meliputi : Jalur hijau sempadan rel kereta api, jalur hijau jaringan

listrik tegangan tinggi, RTH kawasan perlindungan setempat berupa RTH sempadan

sungai, RTH sempadan pantai, dan RTH pengamatan sumber air baku/mata air.

7. Prosedur Perencanaan

Ketentuan prosedur perencanaan RTH adalah sebagai berikut :

a. Penyediaan RTH harus disesuaikan dengan peruntukan yang telah ditentukan dalam

rencana tata ruang (RTRW Kota/ RTR Kawasan Perkotaan/RDTR Kota/ RTR Kawasan

Strategis Kota/ Rencana Induk RTH) yang ditetapkan oleh pemerintah daerah setempat.

b. Penyediaan dan pemanfaatan RTH publik yang dilaksanakan oleh pemerintah disesuaikan

dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

c. Tahapan penyediaan dan pemanfaatan RTH publik meliputi :

Page 7: Penegertian Ruang Terbuka Hijau

Perencanaan

Pengadaan lahan

Perancangan teknik

Pelaksanaan pembangunan RTH

Pemanfaatan dan pemeliharaan

d. Penyediaan dan pemanfaatan RTH privat yang dilaksankan oleh masyakarakat termasuk

pengembangan disesuaikan dengan ketentuan perijinan pembangunan.

e. Pemanfaatan RTH untuk penggunaan lain seperti pemasangan reklame (billboard) atau

reklame 3 dimensi, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Mengikuti peraturan dan ketentuan yang berlaku pada masing-masing daerah.

Tidak menyebabkan gangguan terhadap pertumbuhan tanaman misalnya

menghalangi penyinaran matahari atau pemangkasan tanaman yang dapat

merusak keutuhan bentuk tajuknya.

Tidak menggangu kualitas visual dari dan ke RTH.

Memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan pengguna RTH.

Tidak menggangu fungsi utama RTH yaitu fungsi sosial, ekologis dan estetis.

Page 8: Penegertian Ruang Terbuka Hijau

REFERENSI

1. Triyono Puspitojati & Ismayadi Samsoedin, April 2015 “Kajian Pengembangan Ruang

Terbuka Hijau Di Kota Bandung”. Volume 12 No 1, April : 55-56

2. Budi Santoso dkk, Mei 2012 “ Pola Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Pada Kawasan

Perkampungan Pleburan Tegal, Ngeglik Sleman”. Volume VIII No 1, Me 2012

3. Diakses, hari Sabtu 09 April 2016, pukul 22.03 wib : www.penataanruang.com/ruang-

terbuka-hijau.html

4. Diakses, Minggu 08 Mei 2016, pukul 21.09 wib :

http://www.bakosurtanal.go.id/assets/download/artikel/BIGRuangTerbukaHijauyangSemakin

Terpinggirkan.pdf

5. Theodorus Brahmantyo, Dr.Ir. Iwan Kustiwan, MT, “Evaluasi Penyediaan Ruang Terbuka

Hijau Sebagai Infrastruktur Hijau di Kota Bogor dan Cirebon”, Jurnal Perencanaan Wilayah

dan Kota A SAPPK V2N1.

6. Ir. Irina Mildawani, MT dkk, “Aplikasi Sitem Informasi Geografis (SIG) dalam Analisis

Pemenfaaatan dan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Kota (RTHK) studi kasusu Kota Depok.